BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
|
|
- Adi Atmadjaja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jepang adalah negara yang dikenal sebagai negara modern dengan kemajuan teknologi dan pengetahuannya yang pesat. Ada satu hal yang menarik dari Jepang, yakni meski sudah menjadi negara modern dengan kemajuan teknologi dan pengetahuannya yang pesat, Jepang tidak begitu saja meninggalkan budaya lokalnya, justru Jepang terlihat semakin mengembangkan budaya lokalnya. Budaya lokal tersebut dikenal di berbagai negara lainnya, salah satunya dikenal di Indonesia. Jepang dikenal di Indonesia sebenarnya sudah dimulai sejak lama, terutama ketika Jepang menjajah Indonesia. Namun selanjutnya, kedua negara ini membina hubungan persahabatan yang sangat erat yang berlandaskan hubungan kerjasama di berbagai bidang seperti kebudayaan, ekonomi, dan sebagainya. Hubungan persahabatan seperti ini dibangun dengan proses yang cukup panjang. Hubungan Jepang dengan Indonesia sekarang ini, salah satunya ditandai dengan keberadaan orang Jepang di Indonesia dan orang Indonesia di Jepang. Data tentang ini dapat dilihat dari data pada 2015, di mana orang Jepang yang berada di Indonesia sekitar orang. Ada pun orang Indonesia yang berada di Jepang sebanyak orang ( Keberadaan orang Jepang di Indonesia atau orang Indonesia di Jepang terkait beberapa hal, di antaranya bekerja dan belajar bahasa. Dalam hal pekerjaan, Jepang banyak membuka perusahaan di Indonesia dengan memperkerjakan orang Indonesia. Perusahaan-perusahaan Jepang yang beroperasi di Indonesia, banyak memperkerjakan orang Indonesia. Pada 2015, perusahaan Jepang di Indonesia berjumlah lebih dari 1000 perusahaan, di mana pekerjanya adalah orang Indonesia ( Orang Indonesia bukan hanya bekerja di perusahaan Jepang yang ada di Indonesia, tetapi juga di perusahaan Jepang yang ada di Jepang. Tentang hal ini karena memang Jepang sangat membutuhkan tenaga muda dari luar untuk pembangunan negaranya.
2 Dalam hal pembelajaran, banyak orang Jepang yang belajar bahasa Indonesia di beberapa perguruan tinggi di Indonesia. Begitu juga banyak orang Indonesia yang belajar bahasa Jepang, baik di SMA, di perguruan tinggi dan di tempat kursus bahasa Jepang. Jumlah yang mempelajari bahasa Jepang di Indonesia semakin lama semakin meningkat. Sebagai contoh pada 1998, jumlahnya hanya orang, tetapi pada 2003, jumlah tersebut naik menjadi orang dan tahun 2006 menjadi orang ( Perkembangan selanjutnya, pembelajar bahasa Jepang di Indonesia, berdasarkan data Japan Foundation per tahun 2012, jumlahnya mencapai orang. Jumlah ini menempati urutan kedua dunia setelah negara China yang menempati urutan pertama pembelajar bahasa Jepang terbanyak yaitu orang ( Maraknya pembelajaran bahasa Jepang di Indonesia, secara tidak langsung bersamaan dengan masuknya budaya Jepang ke Indonesia. Budaya Jepang di Indonesia tampaknya diterima dengan baik oleh masyarakat di Indonesia terutama kaum mudanya. Hal itu dapat dibuktikan oleh tingginya jumlah pembelajar bahasa Jepang di Indonesia yang menggelar festival-festival Jepang di Indonesia, bahkan berbagai macam komunitas pecinta Jepang pun telah banyak terbentuk di kalangan muda, khususnya pelajar SMA dan mahasiswa. Tak heran jika saat ini banyak pemudapemudi Indonesia yang berpenampilan ala Jepang. Ini merupakan salah satu cara untuk mengekspresikan kecintaan terhadap Jepang. Pencinta Jepang sebagaimana disebutkan di atas, adalah pelajar SMA dan mahasiswa. Menurut data Japan Foundation bila keduanya dibandingkan, kebanyakan yang menyukai Jepang di Indonesia adalah pelajar SMA. Hal itu menjadikan Indonesia sebagai negara yang diprioritaskan untuk diberikan bantuan peningkatan kemampuan Bahasa Jepang, terutama bagi guru-guru lokal ( Sekolah tingkat SMA/se-derajat di Indonesia yang memberikan mata pelajaran bahasa Jepang berjumlah 133 sekolah. Ada pun SMA yang menyediakan kegiatan ekstrakurikuler bahasa Jepang berjumlah ( SMA Negeri 12 Bekasi merupakan salah satu SMA yang memberikan pelajaran bahasa Jepang dan menyediakan kegiatan ekstrakurikuler tentang Jepang.
3 Dalam kegiatan ekstrakurikuler di sekolah, selain belajar bahasa Jepang, juga dibentuk klubklub Jepang. Di klub-klub Jepang, sesama penyuka Jepang berkumpul. Dapat dikatakan bahwa klub-klub Jepang ini adalah wadah untuk para pecinta Jepang di sekolah. Dalam klub tersebut mereka banyak belajar tentang budaya Jepang. Budaya Jepang di sekolah akan menimbulkan pengaruh terhadap siswa, baik pengaruh positif maupun pengaruh negatif. Pengaruh positif, di mana mereka dimungkinkan akan mendapat wawasan tentang Jepang yang dikenal dengan kemajuan dalam bidang teknologi dan pengetahuan, sehingga dapat dijadikan sebagai motivasi dalam menempa diri para pelajar untuk maju. Pengaruh negatif, di mana mereka dimungkinkan akan kehilangan rasa nasionalisme karena mengagumi Jepang secara berlebihan. Hal ini karena pengaruh budaya luar tidak selamanya menguntungkan, tergantung bagaimana seseorang memilahnya dengan baik. Selain budaya, pelajaran bahasa Jepang yang diberikan di sekolah pun dapat memberi pengaruh terhadap siswa, baik pengaruh postif maupun negatif. Sebagai contoh dengan menjadikan bahasa Jepang sebagai mata pelajaran wajib. Bagi siswa yang menyukai bahasa Jepang, tentunya dapat membantu untuk melancarkan kemampuan bahasa Jepangnya. Namun demikian, mungkin ada di antara mereka yang tidak menyukainya. Ini membuat siswa yang tidak menyukai bahasa Jepang terpaksa harus mengikuti pelajaran bahasa Jepang, karena akan ada penilaian di buku Rapor. Tentu hal ini terasa kurang menyenangkan bagi mereka yang sama sekali tidak berminat dengan bahasa Jepang. Bukan hal yang tidak mungkin dengan adanya bahasa Jepang sebagai mata pelajaran wajib di sekolah, akan menimbulkan pengaruh negatif terhadap para siswa yang tidak menyukai bahasa Jepang. Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk mengkaji lebih jauh tentang pengaruh pendidikan bahasa dan budaya Jepang di SMA Negeri 12 Bekasi. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis mengidentifikasikan masalah: 1. Beberapa SMA di Indonesia memberikan pembelajaran bahasa Jepang sebagai mata pelajaran yang wajib diikuti.
4 2. Beberapa SMA di Indonesia menyediakan kegiatan ekstrakurikuler dengan membentuk klub Jepang. 3. Klub Jepang merupakan sarana di mana pelajar SMA mengenal budaya Jepang dan mempelajari bahasa Jepang. 4. SMA Negeri 12 Bekasi memberikan pelajaran bahasa Jepang dan menyediakan kegiatan ekstrakurikuler klub Jepang. 5. Pendidikan bahasa dan budaya Jepang di sekolah dapat berpengaruh terhadap siswa SMA Negeri 12 Bekasi. 1.3 Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka penulis membatasi permasalahan sesuai dengan tema penelitian yakni pengaruh pendidikan bahasa dan budaya Jepang terhadap siswa di SMA Negeri 12 Bekasi. 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah di atas, penulis merumuskan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah: 1. Apa tujuan diadakannya pendidikan bahasa dan budaya Jepang di SMA Negeri 12 Bekasi? 2. Bagaimana pengaruh pendidikan bahasa dan budaya Jepang terhadap siswa di SMA Negeri 12 Bekasi? 1.5 Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini untuk mengetahui: 1. Tujuan diadakannya pendidikan bahasa dan budaya Jepang di SMA Negeri 12 Bekasi. 2. Pengaruh pendidikan bahasa dan budaya Jepang terhadap siswa di SMA Negeri 12 Bekasi.
5 1.6 Landasan Teori Pada penelitian ini, penulis menggunakan beberapa teori yang berkaitan dengan pendidikan, bahasa, dan budaya Pendidikan Dalam bahasa Inggris, pendidikan disebut Education yang berasal dari kata Educare yang berarti menarik keluar atau drawing out atau memunculkan potensi anak atau mengembangkan potensi anak didik (Aaeni & Nurjaman, 2015: 9). Pendidikan memiliki arti yang sangat luas. Pendidikan tidak hanya diartikan sebagai upaya untuk menyampaikan nilai-nilai dan ilmu pengetahuan yang terintegerasi pada sebuah masyarakat, namun pendidikan juga diartikan sebagai sosialisasi sistem nilai dan pembudayaan (Mubasyira, 2016: 1). Menurut Carter V. Good, pendidikan adalah seni dan proses pengembangan pribadi. Pendidikan sebagai seni artinya pendidikan harus berlangsung sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan masing-masing individu (peserta didik). Pendidikan sebagai proses pengembangan pribadi artinya pendidikan dimaksudkan untuk mengembangkan pribadi peserta didik menjadi orang yang dewasa secara psikologis. Seseorang dikatakan dewasa terutama ditunjukkan dengan kemampuannya untuk membedakan yang baik dan yang buruk, yang benar dan yang salah, yang bermanfaat dan yang merugikan, dan mereka berperilaku sesuai dengan pemahaman tersebut (Ahmadi, 2014 : 33). Menurut Langeveld, pendidikan ialah setiap usaha, pengaruh, perlindungan dan bantuan yang diberikan kepada anak tertuju pada pendewasaan anak itu, atau lebih tepat membantu anak agar cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri. Pengaruh itu datangnya dari orang dewasa (atau yang diciptakan oleh orang dewasa seperti sekolah, buku, putaran hidup sehari-hari, dan sebagainya) dan ditujukan kepada orang yang belum dewasa (Hasbullah, 2015: 2). Menurut Brubacher, pendidikan adalah proses yang mana potensi-potensi manusia yang mudah dipengaruhi oleh kebiasaan-kebiasaan yang baik, oleh alat (media) yang disusun sedemikian rupa, dan dikelola oleh manusia untuk menolong orang lain atau dirinya sendiri dalam mencapai tujuan yang ditetapkan (Ahmadi, 2014: 34).
6 Menurut Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara (Hasbullah, 2015: 4). Berdasarkan uraian di atas, penulis menyimpulkan bahwa yang dimaksud dengan pendidikan adalah pengaruh yang diberikan kepada manusia yang mana potensi-potensi manusia mudah dipengaruhi oleh kebiasaan-kebiasaan yang baik, oleh alat (media) yang disusun sedemikian rupa agar mampu memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara Bahasa Secara sederhana, bahasa dapat diartikan sebagai alat untuk berkomunikasi atau menyampaikan sesuatu yang terlintas di dalam hati. Namun, lebih jauh bahasa adalah alat untuk berinteraksi, dalam arti alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep, atau perasaan (Yanti dkk, 2016: 1). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri (KBBI, 2003: 88). Menurut Gorys Keraf dalam bukunya Komposisi: Pengantar Kemahiran Bahasa, bahasa adalah alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia (Keraf, 1994: 1). Selanjutnya, Martinet (1987: 32) menerangkan bahwa bahasa adalah sebuah alat komunikasi untuk menganalisis pengalaman manusia secara berbeda di dalam setiap masyarakat, dalam satuan-satuan yang mengandung isi semantik dan pengungkapan bunyi (Yanti dkk, 2016: 2). Berdasarkan uraian di atas, penulis menyimpulkan bahwa yang dimaksud dengan bahasa adalah alat komunikasi berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia yang digunakan oleh manusia untuk bekerjasama, berinteraksi, mengidentifikasikan diri dan menyampaikan pikiran atau perasaan.
7 1.6.3 Budaya Budaya (Budhaya) berasal dari bahasa Sansekerta, budhi dan daya. Budhi artinya akal atau pikiran, daya artinya kemampuan. Jadi kata Budaya itu berarti kemampuan akal atau pikiran (Suhendar & Supinah, 1993: 7). JMW Bakker menyatakan bahwa istilah budaya berasal dari istilah abhudaya yang menunjuk pada pengertian hasil baik, kemajuan, kemakmuran yang serba lengkap, bahasia, sejahtera lahir dan batin, jasmani maupun rohani (Weruin, 2014: 27). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, budaya adalah pikiran, akal budi, adat istiadat yang sudah berkembang (beradab, maju) dan sudah menjadi kebiasaan yang sulit diubah (KBBI, 2003: 169). Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sekelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Seseorang yang berusaha berkomunikasi dengan orangorang yang berbeda budaya akan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, dan ini membuktikan bahwa budaya itu dipelajari (Sulasman & Gumilar, 2013: 20). Berdasarkan uraian di atas, penulis menyimpulkan bahwa yang dimaksud dengan budaya adalah pikiran, akal budi, adat istiadat, cara hidup yang berkembang dan menjadi kebiasaan yang sulit diubah serta diwariskan dari generasi ke generasi. 1.7 Metode Penelitian Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode deskriptif analitis yaitu metode yang bertujuan mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap suatu objek penelitian yang diteliti melalui data yang telah terkumpul serta membuat kesimpulan. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu teknik kepustakaan, kuesioner, wawancara dan observasi. Teknik kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan cara membaca buku, jurnal, atau website yang relevan untuk membantu melengkapi data yang dibutuhkan dalam penelitian. Teknik kepustakaan digunakan untuk memperoleh data terkait dengan pendidikan, bahasa, dan budaya Jepang di Indonesia.
8 Teknik kuesioner adalah teknik pengumpulan data dengan cara menyebarkan angket berupa daftar pernyataan atau pertanyaan yang harus diisi oleh responden guna mengetahui tanggapan responden terhadap pernyataan atau pertanyaan yang diajukan. Teknik kuesioner digunakan untuk memperoleh data tentang pengaruh adanya pendidikan bahasa dan budaya Jepang terhadap siswa di SMA Negeri 12 Bekasi. Kuesioner disebar kepada 50 siswa SMA Negeri 12 Bekasi pada 27 Januari Teknik wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan cara melakukan wawancara secara langsung oleh pihak yang berhubungan dengan penelitian. Teknik wawancara dilakukan untuk memperoleh data tentang tujuan diadakannya pendidikan bahasa dan budaya Jepang di SMA Negeri 12 Bekasi. Wawancara dilakukan kepada wakil kepala SMA Negeri 12 Bekasi bidang kurikulum pada 17 November 2017, guru bahasa Jepang SMA Negeri 12 Bekasi dan ketua klub Jepang SMA Negeri 12 Bekasi pada 18 November Teknik observasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara melakukan survei lapangan secara langsung oleh penulis. Teknik observasi digunakan, agar penulis dapat mengamati secara langsung kegiatan belajar mengajar bahasa Jepang di kelas serta perkembangan budaya Jepang di SMA Negeri 12 Bekasi. Observasi dilakukan pada November Manfaat Penelitian Untuk penulis dan pembaca : 1. Menambah pengetahuan tentang pengaruh pendidikan bahasa dan budaya Jepang terhadap siswa di SMA Negeri 12 Bekasi. 2. Sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya. Untuk SMA Negeri 12 Bekasi : 1. Sebagai bahan evaluasi dalam memperbaiki sistem pengajaran yang belum optimal. 1.9 Sistematika Penulisan Bab I, merupakan pendahuluan berisi latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, landasan teori, metode penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.
9 Bab II, merupakan pemaparan tentang pendidikan bahasa dan budaya Jepang di SMA Negeri 12 Bekasi. Bab III, merupakan pembahasan tentang pengaruh pendidikan bahasa dan budaya Jepang terhadap siswa di SMA Negeri 12 Bekasi. Bab IV, kesimpulan.
Bab 1. Pendahuluan. Dunia pendidikan mempunyai banyak bidang ilmu yang dapat dipelajari.
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Dunia pendidikan mempunyai banyak bidang ilmu yang dapat dipelajari. Salah satu bidang ilmu tersebut yaitu bidang ilmu linguistik. Linguistik merupakan dasar dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memaknai bahwa kebudayaan itu beragam. Keragamannya berdasarkan norma norma serta
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kebudayaan sebagai warisan leluhur yang dimiliki oleh masyarakat setempat, hal ini memaknai bahwa kebudayaan itu beragam. Keragamannya berdasarkan norma norma serta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kelompok atau lapisan sosial di dalam masyarakat. Kebudayaan ini merupakan suatu cara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia pada dasarnya dilatarbelakangi oleh adanya suatu sejarah kebudayaan yang beragam. Keberagaman yang tercipta merupakan hasil dari adanya berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usia anak-anak merupakan usia yang sangat penting dalam perkembangan psikis seorang manusia. Pada usia anak-anak terjadi pematangan fisik yang siap merespon apa yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era globalisasi telah membuat perubahan yang signifikan, semakin
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era globalisasi telah membuat perubahan yang signifikan, semakin berkembangnya zaman, semakin pasat pula perkembangan manusia yang ingin menuju masa modern dan mengikuti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebagai Negara yang berkembang dengan jumlah penduduk besar, wilayah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Sebagai Negara yang berkembang dengan jumlah penduduk besar, wilayah yang luas dan komplek, Indonesia harus bisa menentukan prioritas atau pilihan pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesenian merupakan salah satu unsur kebudayaan yang tidak terlepas dari segi-segi kehidupan manusia. Kesenian juga merupakan cerminan dari jiwa masyarakat. Negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan hal yang sangat penting untuk menjamin perkembangan serta kelangsungan kehidupan berbangsa dan bernegara. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suatu upaya melalui pendidikan. Pendidikan adalah kompleks perbuatan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Maju mundurnya suatu bangsa ditandai oleh sumber daya manusia yang bermutu. Untuk menciptakan sumber daya manusia yang bermutu, itu diperlukan suatu upaya melalui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkembang melalui penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan (BNSP, 2006: 5).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia dewasa ini lebih berkembang melalui penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). KTSP adalah kurikulum operasional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi,dan mengidentifikasikan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang majemuk, yang terdiri dari
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang majemuk, yang terdiri dari berbagai keragaman sosial, suku bangsa, kelompok etnis, budaya, adat istiadat, bahasa,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dasarnya dari aspek jiwa, manusia memiliki cipta rasa dan karsa sehingga dalam tingkah laku dapat membedakan benar atau salah, baik atau buruk, menerima atau menolak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan keterampilan menjadi kompetensi bekal untuk mempertahankan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu wahana dalam membentuk perkembangan manusia. Melalui pendidikan, kepribadian manusia bisa dibentuk dengan suatu pembelajaran yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dijangkau dengan sangat mudah. Adanya media-media elektronik sebagai alat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Majunya perkembangan IPTEK pada era globalisasi sekarang ini membuat dunia terasa semakin sempit karena segala sesuatunya dapat dijangkau dengan sangat mudah.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dilestarikan dan dikembangkan terus menerus guna meningkatkan ketahanan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara kesatuan yang memiliki beranekaragam kebudayaan. Budaya Indonesia yang beraneka ragam merupakan kekayaan yang perlu dilestarikan dan dikembangkan
Lebih terperinciBAB I. Pendahuluan. Bahasa adalah alat komunikasi untuk menyampaikan suatu ide, pikiran, hasrat
BAB I Pendahuluan 1. 1 Latar belakang Bahasa adalah alat komunikasi untuk menyampaikan suatu ide, pikiran, hasrat dan keinginan (Sutedi, 2003: 2). Dengan bahasa manusia melakukan komunikasi guna menjalani
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang kehidupan. Hal ini menuntut adanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Darma Persada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Banyaknya tenaga kerja asing (TKA) di Indonesia tidak lepas dari pesatnya perkembangan investasi asing atau yang biasa disebut dengan Penanaman modal asing
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menghadapi perkembangan ini dan harus berfikiran lebih maju. Ciri-ciri
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Majunya perkembangan IPTEK pada era globalisasi sekarang ini membuat dunia terasa semakin sempit karena segala sesuatunya dapat dijangkau dengan sangat mudah.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yanti Nurhayati, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fenomena yang terdapat dikalangan masyarakat seperti saat ini, telah menunjukan adanya penurunan budaya dan karakter bangsa. Hal ini terlihat dari gaya hidup,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti
1 A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangunan dan perubahan suatu bangsa. Pendidikan yang mampu memfasilitasi perubahan adalah pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi pembawaan baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. anak agar mempunyai sifat dan tabiat sesuai cita-cita pendidik. 1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar yang teratur dan sistematis, yang dilakukan oleh orang-orang yang diserahi tanggung jawab untuk mempengaruhi anak agar mempunyai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal)
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan
Lebih terperinci2014 PENGARUH BUDAYA SEKOLAH TERHADAP EFEKTIVITAS PROSES PEMBELAJARAN DI SMA NEGERI KOTA CIMAHI
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pentingnya Pendidikan dalam membangun sumberdaya manusia yang cerdas pada suatu negara, mejadikan banyak negara di dunia yang mewajibkan rakyatnya untuk mengikuti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan karakter siswa yang diharapkan bangsa
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. individu. Pendidikan merupakan investasi bagi pembangunan sumber daya. aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan mempunyai peranan penting dalam kehidupan dan kemajuan manusia. Pendidikan berfungsi menyiapkan generasi yang terdidik, mandiri dan memiliki keterampilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Zenitha Vega Fauziah, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh anggota masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengindentifikasi diri (KBBI, 2008:
Lebih terperinci2016 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METOD E COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) D ALAM MENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBUAT KALIMAT BAHASA JEPANG
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bahasa merupakan suatu sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerjasama, berinteraksi dan mengidentifikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 1 dijelaskan bahwa:
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 1 dijelaskan bahwa: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesungguhan yang serius dalam mencapainya. Karena itu pendidikan sangatlah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan unsur terpenting dalam kehidupan manusia karena melalui pendidikan manusia dapat mencapai masa depan yang baik. Adapun pendidikan bukanlah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dan informasi dituntut kemampuan ilmu. pengetahuan dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi dan informasi dituntut kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan teknologi yang diharapkan, harus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif. mencakup tingkat SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
Lebih terperinciberbahasa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di SD diarahkan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam berkomunikasi secara lisan maupun tulisan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan setiap manusia yang dilaksanakan seumur hidup. Pendidikan ini harus terus dilaksanakan untuk menjaga keberlangsungan hidup manusia,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pengertian pendidikan menurut Undang-Undang SISDIKNAS No. 20
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia kini telah mengalami banyak perubahan. Perubahan-perubahan itu terjadi karena berbagai usaha pembaharuan dalam pendidikan. Pengertian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan aspek penting bagi perkembangan sumber daya manusia, sebab pendidikan merupakan wahana atau salah satu instrumen yang digunakan bukan saja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Masyarakat Indonesia. dengan laju pembangunannya masih menghadapi masalah pendidikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam suatu Negara, pendidikan memegang peranan yang sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup bangsa dan Negara. Karena pendidkan merupakan saran yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam suku, adat istiadat dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam suku, adat istiadat dan budaya. Hal ini menyebabkan daerah yang satu dengan daerah yang lain memiliki kebudayaan
Lebih terperinciDisusun Oleh : LINA FIRIKAWATI A
PENGARUH KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DAN KEMANDIRIAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. generasi muda agar melanjutkan kehidupan dan cara hidup mereka dalam konteks
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai upaya manusia merupakan aspek dan hasil budaya terbaik yang mampu disediakan setiap generasi manusia untuk kepentingan generasi muda agar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat khususnya generasi muda, yang nantinya akan mengambil alih
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang penting bagi masyarakat, karena pendidikan menentukan bagaimana masyarakat bertahan dan menjalani hidup mereka. Oleh karena itu,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pondasi dasar dari kemajuan suatu bangsa, tidak ada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan pondasi dasar dari kemajuan suatu bangsa, tidak ada bangsa yang maju apabila bangsa tersebut tidak memperhatikan bidang pendidikan. Usaha untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Generasi muda adalah generasi penerus bangsa. Membangun manusia Indonesia diawali dengan membangun kepribadian kaum muda. Sebagai generasi penerus, pemuda harus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengawasan orang tua terhadap kehidupan sosial anak, kondisi lingkungan anak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan sosial yang sering terjadi di masyarakat membuktikan adanya penurunan moralitas, kualitas sikap serta tidak tercapainya penanaman karakter yang berbudi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Allah swt Berfirman. dalam surat Al-Mujadallah ayat 11.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan dunia pendidikan merupakan salah satu sektor terpenting dalam pembangunan nasional. Melalui pendidikan inilah diharapkan akan lahir manusia Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bab 1 memaparkan beberapa cakupan yang dibahas dalam penelitian ini.
BAB I PENDAHULUAN Bab 1 memaparkan beberapa cakupan yang dibahas dalam penelitian ini. Cakupan tersebut antara lain latar belakang masalah, rumasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan penegasan
Lebih terperinci2015 PEMBELAJARAN GITAR DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SMP AL-AZHAR SYIFA BUDI PARAHYANGAN PADALARANG
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pentingnya pendidikan bagi pembinaan sumber daya manusia sangat diharapkan oleh setiap orang, Melalui pendidikan akan tercipta seorang manusia yang cakap,terampil,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. peradaban dunia. Menurut pasal 1 ayat (19) Undang-undang Sistem Pendidikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mulai tahun pelajaran 2013/2014 memberlakukan kurikulum 2013. Kurikulum 2013 dirancang dengan tujuan untuk mempersiapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semakin pesat dapat membawa perubahan kearah yang lebih maju. Untuk itu perlu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi informasi yang semakin pesat dapat membawa perubahan kearah yang lebih maju. Untuk itu perlu disiapkan Sumber Daya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Negara maju dalam persaingan global. Berbagai perbaikan terus dilakukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai Negara berkembang harus mampu bersaing dengan Negara maju dalam persaingan global. Berbagai perbaikan terus dilakukan dimulai dari perombakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Bahasa disebut sebagai alat komunikasi karena bahasa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa sebagai alat komunikasi yang sangat penting dalam perjalanan kehidupan manusia. Bahasa disebut sebagai alat komunikasi karena bahasa berfungsi sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempelajari pengetahuan dan ketrampilan baru sehingga dapat diperoleh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan aspek yang sangat penting bagi perkembangan sumber daya manusia, sebab pendidikan merupakan wahana atau salah satu instrumen yang digunakan
Lebih terperinciANALISIS PENGGUNAAN DIKSI PADA ARTIKEL SURAT KABAR SOLOPOS EDISI APRIL - MEI 2010
ANALISIS PENGGUNAAN DIKSI PADA ARTIKEL SURAT KABAR SOLOPOS EDISI APRIL - MEI 2010 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia,
Lebih terperinciPEMBELAJARAN SENI TARI BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI STIMULUS ALAM SEKITAR DI SDN TERSANA BARU KABUPATEN CIREBON
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu tujuan pendidikan nasional bangsa Indonesia di dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu tujuan pendidikan nasional bangsa Indonesia di dalam pembukaan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 adalah untuk mencerdaskan kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia anak-anak merupakan usia yang sangat penting dalam perkembangan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usia anak-anak merupakan usia yang sangat penting dalam perkembangan psikis seorang manusia. Pada usia tersebut, terjadi pematangan fisik yang siap merespon
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan menurut bentuknya dibedakan menjadi dua, yaitu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi seperti sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan
Lebih terperinci2015 PENCIPTAAN KARAKTER SUPERHERO SEBAGAI SUMBER GAGASAN BERKARYA SENI LUKIS
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Tokoh pahlawan atau superhero Indonesia sepertinya sudah lama sekali hilang di dunia perfilman dan media lainnya di tanah air. Tidak bisa dipungkiri, hal
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah Bangsa yang heterogen, kita menyadari bahwa bangsa
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia adalah Bangsa yang heterogen, kita menyadari bahwa bangsa Indonesia memang sangat majemuk. Oleh karena itu lahir sumpah pemuda, dan semboyan bhineka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan hasil observasi awal dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti di SMA Pasundan 3 Bandung, proses pembelajaran khususnya pada pembelajaran PKn menghadapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut sebenarnya dapat menjadi modal yang kuat apabila diolah dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang majemuk terdiri dari berbagai suku, ras, adat istiadat, bahasa, budaya, agama, dan kepercayaan. Fenomena tersebut sebenarnya
Lebih terperinciWAHYU INDRIANI PUTRI A.
PENGARUH KEPEMILIKAN BUKU PELAJARAN DAN RUANG BELAJAR DI RUMAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS XI SMA AL-ISLAM 3 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 Usulan Penelitian untuk
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 23 TAHUN 2006 Tentang STANDAR KOMPETENSI KELULUSAN (SKL)
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 23 TAHUN 2006 Tentang STANDAR KOMPETENSI KELULUSAN (SKL) Pengertian Kompetensi adalah kemampuan bersikap, berpikir, dan bertindak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan seloka. Sedangkan novel, cerpen, puisi, dan drama adalah termasuk jenis sastra
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra pada umumnya terdiri atas dua bentuk yaitu bentuk lisan dan bentuk tulisan. Sastra yang berbentuk lisan seperti mantra, bidal, pantun, gurindam, syair,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana tujuan Pendidikan Nasional dalam Undang-Undang No.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pentingnya lulusan pendidikan jenjang menengah atas memiliki posisi yang cukup tinggi. Mutu lulusan yang dimaksud adalah kualitas hasil belajar siswa baik menyangkut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menghawatirkan, baik dari segi penyajian, maupun kesempatan waktu dalam
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fenomena saat ini, keberadaan seni tradisi yang terdapat di daerah mulai menghawatirkan, baik dari segi penyajian, maupun kesempatan waktu dalam penyajian.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan. dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5).
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi semua orang. Pendidikan bersifat umum bagi semua orang dan tidak terlepas dari segala hal yang berhubungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah pondasi utama dalam mengembangkan peradaban manusia. Pendidikan mempunyai pengertian bimbingan atau pertolongan yang diberikan secara sengaja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. karakter yang diimplementasikan dalam institusi pendidikan, diharapkan dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah dan rakyat Indonesia dewasa ini tengah gencar-gencarnya mengimplementasikan pendidikan karakter di institusi pendidikan. Pendidikan karakter yang diimplementasikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan. bahwa dalam proses pendidikan, peserta didik/siswa menjadi sentral
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebudayaan merupakan suatu hal dalam adat istiadat yang menjadi kebiasaan turun temurun yang erat hubungannya dengan masyarakat di setiap negara. Dengan adanya keanekaragaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa sebagai alat penghubung dan pengenal bagi masing-masing. merupakan alat kontrol utama manusia.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia. Keberadaan bahasa dalam kehidupan manusia tidak dapat dianggap berada dalam suatu ruang hampa atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan dan usaha untuk
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan dan usaha untuk mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Moses, 2014 Keraton Ismahayana Landak Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kesenian merupakan sarana yang digunakan untuk mengekspresikan rasa keindahan dari dalam jiwa manusia. Selain itu kesenian juga mempunyai fungsi lain, seperti
Lebih terperinciKarakter di Sekolah, (Jogjakarta: DIVA Press, 2013), hlm Jamal Ma ruf Asmani, Buku Panduan Internalisasi Pendidikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perilaku merupakan cerminan dari seseorang. Seseorang bisa dikatakan baik atau buruk, sopan atau tidak, semua tercermin dari karakter dan tindakan yang dilakukan dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUHAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang harus dikembangkan dan
1 BAB I PENDAHULUHAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang harus dikembangkan dan harus ditanamkan dalam satuan pendidikan, karena pendidikan karakter sebagai dasar pendidikan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia adalah makhluk budaya mengandung pengertian bahwa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk budaya mengandung pengertian bahwa kebudayaan merupakan ukuran dalam hidup dan tingkah laku manusia. Kebudayaan tercakup hal-hal bagaimana tanggapan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengertian pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengertian pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional kabupaten hingga diimplementasikan langsung disekolah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Soft Skills dalam pendidikan adalah suatu hal yang harus dicermati bersama oleh semua pihak mulai dari struktur teratas yakni kementerian pendidikan dan kebudayaan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ada berbagai faktor yang mempengaruhi keberhasilan siswa dalam pembelajaran. Motivasi merupakan hal yang sering dipandang menjadi faktor dominan. Meski demikian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Aturan tersebut dapat kita lihat aplikasinya dalam jalur pendidikan formal yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Sebuah bangsa yang maju memang sangat diharapkan oleh setiap Negara di belahan dunia, kemajuan sebuah bangsa tergantung pada warga Negara itu sendiri. Sudah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia dalam masyarakat, baik sebagai pribadi maupun sebagai kolektivitas, senantiasa berhubungan dengan nilai-nilai, norma, dan moral. Kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. No. 20/2003 tentang Sistem pendidikan Nasional Pasal I Ayat I,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu usaha untuk mewujudkan masyarakat yang berkualitas. Peran pendidikan sangat penting untuk menciptakan kehidupan yang cerdas, damai,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan, karena
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan, karena pendidikan menyangkut seluruh aspek kehidupan manusia dan dianggap memiliki peran yang strategis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ini banyak membawa pengaruh positif maupun negatif bagi penggunanya. Apabila
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Komunikasi) dewasa ini banyak membawa pengaruh positif maupun negatif bagi penggunanya. Apabila generasi muda
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. tulisan maupun isyarat) orang akan melakukan suatu komunikasi dan kontak sosial.
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah aspek penting interaksi manusia. Dengan bahasa, (baik itu bahasa lisan, tulisan maupun isyarat) orang akan melakukan suatu komunikasi dan kontak sosial.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. secara adil dan makmur, maka diperlukan suatu pendidikan. Hal ini. ditegaskan pada pembukaan Undang-Undang Dasar Tahun 1945 yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guna mewujudkan cita-cita kehidupan berbangsa seluruh Indonesia secara adil dan makmur, maka diperlukan suatu pendidikan. Hal ini ditegaskan pada pembukaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia (SDM) melalui kegiatan pembelajaran yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan usaha untuk mengembangkan dan membina potensi sumber daya manusia (SDM) melalui kegiatan pembelajaran yang diselenggarakan pada semua jenjang pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pokok dalam memajukan suatu bangsa khususnya generasi muda untuk
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu aspek yang mempunyai peranan pokok dalam memajukan suatu bangsa khususnya generasi muda untuk masa yang akan datang. Maka dari itu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran penting bagi manusia. Menurut Undang-Undang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peran penting bagi manusia. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan pendidikan
Lebih terperinciSINEMATEK TERPADU DI YOGYAKARTA
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR SINEMATEK TERPADU DI YOGYAKARTA Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik diajukan oleh : JF Bina Anggraini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. potensi yang dimilikinya. Pendidikan atau paedagogie berarti bimbingan atau
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk mencetak sumber daya manusia yang diharapkan memiliki kecakapan hidup dan mampu mengoptimalkan segenap potensi yang dimilikinya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari pendidikan nasional tersirat dalam undang-undang sistem pendidikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul Pendidikan adalah bagian dari proses kehidupan bernegara, yang mana visi dari pendidikan nasional tersirat dalam undang-undang sistem pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berdasarkan kebutuhan seseorang, yaitu untuk mengekspresikan diri, untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri dalam
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Setiap anak diberikan berbagai bekal sejak lahir seperti berbagai aspek
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak adalah individu yang berbeda, unik dan memiliki karakteristik yang berbeda sesuai dengan tahap usianya. Pendidikan anak usia dini sangat penting dilaksanakan sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ketertarikan bagi pelaku seni maupun orang yang menikmatinya.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seni merupakan suatu wadah untuk menyalurkan bakat atau kreativitas manusia yang dilakukan dengan tujuan untuk kesenangan, keindahan serta rasa ketertarikan bagi pelaku
Lebih terperinciKEGIATAN PENGAJARAN BAHASA JEPANG DI SMA NEGERI 12 BEKASI
1 Lampiran 1. KEGIATAN PENGAJARAN BAHASA JEPANG DI SMA NEGERI 12 BEKASI Gambar 1. Pengajaran Huruf Katakana Kelas X IPS Gambar 2. Siswa Latihan Memperkenalkan Diri Menggunakan Bahasa Jepang Gambar 3. Penulis
Lebih terperinciBAB 1. Pendahuluan. Dalam kesehariannya, manusia pasti tidak akan pernah lepas dari penggunaan
BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Dalam kesehariannya, manusia pasti tidak akan pernah lepas dari penggunaan bahasa. Oleh karena bahasa merupakan perantara komunikasi yang sangat efektif dan penting
Lebih terperinci