JEMAAT GEREJA KATOLIK PAROKI SANTA TERESIA JAMBI SKRIPSI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "JEMAAT GEREJA KATOLIK PAROKI SANTA TERESIA JAMBI SKRIPSI"

Transkripsi

1 JEMAAT GEREJA KATOLIK PAROKI SANTA TERESIA JAMBI SKRIPSI OLEH : LUSYANA CRISTINA MANIHURUK I1A PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS JAMBI 2017

2 ABSTRAK Cristina Lusyana, 2017, Jemaat Gereja Katolik Paroki Santa Teresia Jambi Skripsi, Program Studi Ilmu Sejarah, FIB Universitas Jambi, Pembimbing: (1) Dr. Supian, S.Ag., M.Ag, (2) Apdelmi, S.Pd., M.Pd. Skripsi ini berjudul Jemaat Gereja Katolik Paroki Santa Teresia Jambi Latar belakang penelitian mengenai kajian ini muncul sebagai bentuk ketertarikan penulis terhadap Gereja Katolik dan jemaat yang multikultur. Masalah yang dibahas pada skripsi ini adalah bagaimana Jemaat Katolik baik dalam Lingkup Jemaat maupun diluar Jemaat Katolik Paroki Santa Teresia Jambi?, bagaimana kegiatan jemaat dalam Gereja Katolik Paroki Santa Teresia Jambi?, dan bagaimana keberagaman budaya dalam Gereja Katolik Paroki Santa Teresia Jambi? Kegiatan jemaat Gereja Katolik Paroki Santa Teresia Jambi pada awalnya bisa dikatakan belum begitu banyak, seiring berjalannya waktu kegiatan jemaat semakin bertambah dan organisasi-organisasi pun mulai didirikan untuk memberi wadah dari tiap kegiatan yang jemaat lakukan di Gereja Katolik Paroki Santa Teresia Jambi. Fokus penelitian ini di tekankan pada semua yang berkaitan mengenai jemaat, baik dari kegiatan, organisasi, sosial, dan budaya pada jemaat Gereja Katolik Paroki Santa Teresia Jambi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian sejarah yang menggunakan sumber-sumber primer dan sekunder. Sumber-sumber primer adalah Buku-buku yang berkaitan mengenai Gereja Katolik itu sendiri, wawancara dan foto-foto yang mendokumentasikan peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan penelitian ini. Sementara sumber-sumber sekunder menggunakan jurnal, skripsi, dan internet. Kata-kata Kunci: Jemaat, Gereja, Teresia, Jambi.

3 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berbicara mengenai konteks sejarah agama Katolik, sejarah gereja 1 Katolik bermula dari kedatangan bangsa Portugis ke Kepulauan Maluku yang kaya akan rempah-rempah. Bangsa Portugis yang datang ke Maluku tersebut bukan hanya para saudagar dan serdadu, namun pula para Imam 2 Katolik. Salah satu Imam Katolik itu ialah Santo Fransiskus Xaverius. Pada tahun 1546 hingga 1547, Santo Fransiskus Xaverius mengunjungi pulau Ambon, Saparua, dan Ternate untuk membabtis beberapa ribu penduduk setempat sebagai penganut Katolik. Sebelumnya yakni pada tahun 1534, saudagar Portugis yang bernama Gonzalo Veloso telah membaptis Kolano (kepala kampung Maluku) bersama warganya sebagai penganut Katolik. 3 Fransiskus banyak memberikan perhatian kepada kaum kecil di Maluku, membuka sekolah-sekolah bagi kaum pribumi sehingga banyak penduduk kampung menaruh perhatian, peduli, dan mulai santun padanya. Dari sinilah banyak penduduk yang berkeinginan untuk dibaptis oleh Santo Fransiskus Xaverius. Karya Fransiskus ini kemudian dilanjutkan oleh sejumlah missioner 1 Gereja memiliki dua arti, yaitu sebagai gedung (rumah) tempat berdoa dan melakukan upacara agama Kristen (Katolik dan Protestan) dan sebagai sebuah badan atau organisasi umat Kristen yang memiliki kesamaan kepercayaan, ajaran, dan tata cara dalam peribadatan seperti Islam, Kristen (Katolik dan Protestan), Budha, Hindu dan Konghucu. Dimana masing masing dari kepercayaan tersebut memiliki tempat ibadah sendiri yaitu ; Masjid, Gereja, Vihara, Pura, dan Klenteng. Dapat disimpulkan dari pernyataan tersebut bahwa gereja bukan sekedar tempat untuk berkumpul umat atau sebuah badan organisasi tetapi juga sebagai rumah Tuhan sehingga jemaat dapat melakukan proses peribadatan pada bangunan tersebut (Denny Prabawa, Arsitektur Latarbelakang Penerapan Kompleks Gereja Lama di Kalibawang, Kulon Progo, DIY, Skripsi, (Yogyakarta : FIB UGM), 2015, Hlm 3 2 Imam adalah pemimpin upacara-upacara gereja atau yang mempersembahkan korban Misa; Paus, Uskup, Pastor. 3 Djenar Respati, Sejarah Agama-Agama di Indonesia, Araska, Yogyakarta, 2014, hal

4 lain. Menjelang akhir abad XVI terdapat sekitar umat katolik diantara jumlah penduduk yang diperkirakan sekitar di Maluku. 4 Penyebaran agama Katolik dilakukan oleh orang-orang Portugis, bangsa tersebut sangat giat dalam menyebarluaskan agama Katolik, karena penyebaran Agama Katolik mereka anggap sebagai suatu tugas suci. Pastor maupun Pendeta dikala itu sangat menjaga dan memelihara keselamatan rohani, karena dianggap tugas Pastor atau Pendeta ialah mengemban tugas suci dan menyebarkan Agama Katolik. Gereja Katolik hadir pada abad ke 16 di dua daerah di Sumatera: Aceh di utara dan Bengkulu di tenggara. Ketika orang Portugis menaklukkan Malaka pada tahun 1511, mulai terjadi kontak dagang antara orang-orang Portugis dengan orang-orang Aceh, yang sebelumnya menolak kedatangan mereka. Rupanya hubungan antara orang Portugis dengan orang Aceh tidaklah selalu buruk dan tegang. Suatu ketika orang Aceh mengijinkan orang Portugis memasuki daerah Aceh. Mereka tinggal di daerah pesisir. Kebutuhan rohani orang Portugis itu mengawali berdirinya Gereja dan menghadirkan iman di Sumatera bagian utara. Pada awal tahun 1685 orang lnggris tiba di Sumatera, dan pada tahun 1711 mereka membangun pangkalan di Bantal dan Muko-muko, di bagian utara Bengkulu. Pemimpin orang Inggeris memohon para misionaris dari Imam-imam Theatin datang ke Bengkulu untuk memelihara hidup rohani para pedagang, serdadu, dan para pelaut Inggris di sana. 4 Chrismes Elisabet Manik, Inkulturasi Musik Batak Toba Dalam Ordinarium Pada Perayaan Misa Gereja Katolik Santo Antonius Hayam Wuruk Medan: Analisis Struktur Musikal Dan Tekstual, Universitas Sumatera Utara, Skripsi (Medan : FIB, 2013), Hlm. 27

5 Dengan kehadiran Gereja Katolik di dua daerah itu, mulailah sejarah baru Gereja Katolik di Pulau Sumatera, yang tumbuh dan berkembang sampai saat ini. Sampai pada penghujung abad ke-19, seluruh Nusantara merupakan wilayah misi Ordo Serikat Yesus ( SJ ) di bawah pimpinan Vikariat Apostolik 5 Batavia. Baru pada awal abad ke20, terjadi pembagian wilayah misi di Indonesia. Tahun 1902 Imam-imam menerima tanggung jawab karya misi di bagian timur Nusantara. Menyusul pada tahun 1905, Ordo Kapusin Belanda mengambil alih Borneo (Kalimantan) sebagai daerah misi mereka. Enam tahun kemudian, yakni pada tahun 1911, seluruh Sumatera juga menjadi wilayah misi Ordo Kapusin Belanda. Tanggal 30 Juni 1911, wilayah Sumatera didirikan menjadi Prefektur Apostolik 6 Sumatera, yang berkedudukan di Padang. Pada tahun 1912, Misionaris 7 Kapusin tiba di Sumatera untuk menggantikan para Misionaris Yesuit. Pada tanggal 24 Mei 1912, P. Liberatus Cluts OFM Cap diangkat menjadi Prefek Apostolik 8 Sumatera. Tahun 1921 beliau mangkat secara tiba-tiba di atas kapal, dalam perjalanan dari Padang untuk kunjungan umat menuju Bengkulu. Beliau digantikan oleh Mgr. Mathias Brans sebagai Prefek Apostolik. 5 Vikariat apostolik adalah bentuk yurisdiksi teritorial Gereja Katolik di daerah yang belum dibentuk keuskupan. status wilayah yang lebih berkembang dibandingkan dengan status prefektur apostolik tetapi masih di bawah status keuskupan. 6 Prefektur apostolik adalah daerah misi di mana Gereja Katolik belum berkembang. 7 Misionaris merupakan orang yang dikirim ke suatu tempat untuk menyebarkan agama Kristen atau Katolik. Pada tahun 1941 Jepang telah menghancurkan armada kapal Amerika Serikat dengan membom pelabuhan Pearl Harbour, kemudian kekaisaran Jepang menghancurkan Kekaisaran Belanda di tahun 1942 dengan menguasai kepulaan Indonesia dan seluruh kekayaannya. Sehingga misionaris yang berkebangsaan Belanda ditanah air pada masa penjajahan Jepang banyak yang ditahan dan diasingkan ketempat terpencil. 8 Prefek Apostolik merupakan Seorang Imam Misionaris di daerah misi yang ditunjuk oleh Paus untuk memimpin suatu Prefektur Apostolik.

6 Beranjak dari persebaran Gereja Katolik yang didirikan di wilayah Sumatera, semakin bertambah banyaknya jemaat Katolik di Jambi, maka didirikanlah Gereja Katolik Paroki Santa Teresia Jambi. 9 Gereja Katolik Paroki 10 Santa 11 Teresia 12 Jambi merupakan gereja Katolik pertama yang berada di Jambi. Pada Desember 1932 dilakukanlah pembelian 3 buah rumah di Jalan Taman (sekarang Jalan Sutomo). Rumah panggung yang terbuat dari papan itu dulunya merupakan tempat tinggal para KNIL Belanda. Rumah ini kemudian menjadi pos tetap pelayanan di Jambi sebagai stasi 13 sampai awal tahun Pada tanggal 16 Januari 1935 Jambi resmi menjadi Paroki, 14 dengan Pastor Paroki pertama adalah 9 Gereja Katolik adalah tempat peribadatan jemaat Katolik sejak dulunya, gereja Katolik dijadikan sebagai wadah rohani jemaat Katolik dengan bentuk peribadatan yang dilakukan pada umumnya hari minggu atau sering disebut dengan misa kudus.dengan jemaat yang bertambah banyak, didirikanlah paroki di suatu wilayah. 10 Paroki adalah Komunitas kaum beriman Kristiani tertentu yang dibentuk secara tetap dalam Gereja Partikular yang reksa Pastoralnya dibawah otoritas Uskup dipercayakan kepada Pastor Paroki sebagai gembalanya sendiri. 11 Santa adalah nama Orang Kudus, yang di peruntukkan untuk seorang perempuan, sedangkan untuk laki-laki disebut dengan Santo. 12 Teresia adalah seorang gadis kecil yang menjadi biarawati berkat izin dari Paus. Ia adalah gadis yang sangat sabar dan lemah lembut, ia selalu mengasihi orang lain karena ia menganggap seperti mengasihi Tuhan. Sebelum Teresia meninggal ia mengatakan, bahwa dari surga ia akan berbuat baik bagi dunia, dan ia menepatinya. Semua orang dari seluruh dunia yang memohon bantuan Teresia untuk mendoakan mereka kepada Tuhan memperoleh jawaban atas doa mereka. Nama Teresia dijadikan nama pelindung karena Teresia sangat mengasihi Tuhan dan dianggap orang banyak merupakan gadis yang memiliki cinta kasih begitu besar kepada Tuhan maupun orang lain.(panitia Peringatan 75 Tahun paroki Santa Teresia, Bertolak ke Tempat yang Dalam, Jambi, 2010, hlm 4). 13 Stasi adalah istilah kewilayahan dalam Gereja Katolik. Stasi berada di dalam Paroki, pada stasi tidak selalu terdapat pastor di kapel atau gereja yang terdapat di stasi tersebut. 14 Paroki adalah komunitas kaum beriman kristiani tertentu yang dibentuki secara tetap dalam Gereja partikular, yang reksa pastoralnya, di bawah otoritas Uskup diosesan, dipercayakan kepada Pastor Paroki sebagai gembalanya sendiri.

7 Pastor Van Oort SCJ 15. Pada masa itu, jumlah jemaat Katolik di Jambi sekitar 30 orang. 16 Penduduk di Kota Jambi dikenal dengan penduduk yang agamis. Dengan kata lain berbagai segi kehidupan termasuk sikap dan perilaku penduduk, mencerminkan pandangan masing-masing mengenai keagamaan. Diketahui penduduk di Kota Jambi secara mayoritas ialah memeluk agama Islam, akan tetapi itu semua tidak menyurutkan perkembangan agama Katolik yang semakin pesat pada tiap tahunnya di Kota Jambi. Meskipun memiliki latar belakang agama yang berbeda yang dipercayai oleh beragam suku etnis penduduk di Kota Jambi. Namun kehidupan sosial dan budaya penduduk serta antar agama berjalan dengan baik. Gereja Katolik Paroki Santa Teresia memiliki fungsi serta peranan sendiri di tengah-tengah penduduk Kota Jambi diantaranya adalah pertama, sebagai sarana pelayanan-pelayanan ibadah dan sakramen seperti: ibadah kaum wanita, ibadah kaum bapak, ibadah dewasa muda, ibadah remaja, ibadah sekolah minggu, ibadah raya, kursus pendalaman alkitab dan pendidikan umum menara doa. Kedua, sebagai sarana pembelajaran agama, katekisasi, 17 dan khotbah atau juga pewartaan gambar gembira tentang penderitaan, wafat dan kebangkitan Kristus. 15 SCJ merupakan kepanjangan dari Sacro Corde Jesu. SCJ merupakan gelar bagi seorang Imam di Gereja Katolik. Pater Leo Yohanes Dehon ialah seorang Imam yang pertama kali mendirikan tarekat religius bernama Imam-Imam Hati Kudus Yesus (SCJ), berdiri pada 28 Juni Panitia Peringatan 75 Tahun Paroki Santa Teresia Jambi, Bertolak ke Tempat yang Dalam, Jambi, hlm Katekisasi merupakan kegiatan pengajaran iman yang membimbing seseorang (atau beberapa orang) agar ia (atau mereka) melakukan apa yang diajarkan kepadanya yaitu menentukan pilihan iman yang dipercayai yaitu iman Kristen.Dengan kata lain, katekisasi berfungsi sebagai sarana untuk menumbuhkembangkan iman warga dan calon warga jemaat dalam mengikut Kristus sebagai Juruselamat.

8 Ketiga, sebagai pewartaan tuntunan umat kristus agar bertindak seperti kristus. Keempat, sebagai sarana pelayanan sosial terhadap orang-orang yang membutuhkan. 18 Pada gereja Katolik, jemaat dihadapkan dengan adanya kewajiban yang sudah seharusnya dijalankan sebagai jemaat. Jemaat gereja tidak hanya hadir ketika beribadah setiap hari minggu saja, ada beberapa kewajiban seperti : mengikuti acara-acara yang diselenggarakan oleh gereja (seperti : gotong royong di sekitar gereja, aksi donor darah, bagi pemuda-pemudi Katolik Paroki Santa Teresia diikutsertakan dalam lomba seperti lomba berkhotbah), seminar mengenai kerohanian (seperti seminar dengan tema: Meningkatkan Minat Orang Muda Katolik (OMK) Hidup Menggereja), mengikuti ibadah doa yang ditentukan oleh gereja (seperti : memperingati Doa Bulan Maria yang diadakan tiap bulan Mei dan Oktober) dan sebagainya. Dapat dikatakan dalam kehidupan gereja sehari-harinya cukup banyak jemaat yang ambil bagian dan selalu ini berkecimpung dalam gereja walaupun memiliki banyak kegiatan, akan tetapi jemaat masih dapat meluangkan waktu untuk mengurusi atau memiliki rasa ingin tahu mengenai gerejanya. Jemaat Katolik memiliki bermacam-macam etnis seperti: etnis Tionghoa, Jawa, Batak dan Flores. Keempat etnis tersebut merupakan etnis terbesar di gereja Katolik Santa Teresia, akan tetapi etnis yang lebih dominan adalah etnis Tionghoa. Etnis lainnya yang mendukung adalah etnis Flores, Toraja, Nias, Manado dan sebagainya. Beragamnya etnis jemaat yang ada pada gereja Katolik 18 Yakin Marihot Siregar, Arsitektur Gereja Paroki Santa Teresia di Kota Jambi , Skripsi : Universitas Batanghari, Jambi. 2016

9 Santa Teresia tidak pernah melakukan pembedaan baik dari segi etnis, suku bangsa, pekerjaan maupun sudut pandang lainnya, karena sifat gereja satu atau universal menjadikan jemaat gereja tetap rukun hingga saat ini, dapat juga disebut bahwa jemaat pada Gereja Katolik tidak pernah dan tidak akan pernah terjadi konflik. 19 Jemaat gereja selalu berpatisipasi dengan kegiatan yang dilakukan oleh gereja seperti kegiatan sosial yaitu : mendampingi lansia, melayani keluarga yang sedang sakit maupun yang tidak mampu, melakukan penghijauan bersama Gubernur dan Walikota, bakti sosial berupa (pengobatan yang tidak hanya dilakukan di Kota Jambi melainkan sudah sampai ke banyak Kabupaten), yang biasanya dilakukan dalam rangka hari raya Paskah (Kematian Yesus Kristus), hari raya Natal (Kelahiran Yesus Kristus), perayaan ulang tahun gereja seperti pengobatan orang sakit (pemeriksaan osteoporosis, donor darah, penyuluhan, pengobatan gratis dan sebagainya). Di bidang pendidikan seperti memberikan beasiswa bagi anak-anak kurang mampu, pembinaan remaja putus sekolah, pencanangan gerakan orang tua asuh, dan sebagainya. 20 Gereja Katolik Santa Teresia banyak mendirikan organisasi yang melibatkan jemaatnya, berdasarkan tiap-tiap wilayah yang telah dibagi oleh gereja seperti OMK, 21 Devosi, 22 kelompok Kategorial (Legio Maria, 23 KKMK, Wawancara bersama Bapak Indarin Yohansyah, Ketua Dewan Pastoral (DPP) Paroki Santa Teresia Jambi umur 60 tahun, tanggal 23 Maret 2016 di Gereja Katolik Santa Teresia Jambi, Pukul Wib s.d selesai. 20 Panitia Peringatan 75 Tahun Paroki Santa Teresia Jambi, Bertolak ke Tempat yang Dalam, Jambi, hlm OMK ialah kepanjang dari Orang Muda Katolik, yang mana pada OMK didalamnya adalah jemaat yang belum sekolah.

10 Persekutuan Doa, kegiatannya tidak hanya berdoa tetapi didalamnya meliputi : bernyanyi, berdoa, bakti sosial, pendalaman Alkitab, dan sebagainya ). 25 Perekonomian gereja Katolik Santa Teresia atau dana gereja biasanya didapatkan hanya dari umat gereja saja, meliputi dari persembahan gereja, dari acara-acara yang biasanya akan diminta sumbangan pada jemaat, maupun dari iuran rutin yang diberlakukan pada jemaat gereja Katolik Santa Teresia. Dilihat dari jenis pekerjaan pada jemaat sangat beragam, diantaranya wiraswasta, pedagang, guru, dokter, buruh, dan sebagainya. Seperti etnis yang beragam pada gereja Katolik, jenis pekerjaan jemaat pun demikian. Pada perkembangan jemaat dari tahun ke tahun mengalami perkembangan yang cukup pesat, pada awalnya berdiri gereja tahun 1964 hanya berjumlah ratusan hingga tahun 2010 sudah mencapai jemaat, pendataan jemaat dilakukan dengan sensus pada tiap tiap lingkungan yang sudah terdaftar di gereja Katolik Santa Teresia. Sesuai pendataan diperkirakan jumlah jemaat gereja mencapai 12 ribuan, pada 12 Wilayah 26, 49 Lingkungan 27 dan 17 Stasi. 28 Jemaat yang semakin bertambah pada gereja Katolik Paroki Santa Teresia nantinya akan 22 Devosi berasal dari kata latin Devotio yang berarti kebaktian, pengorbanan, penyerahan, sumpah, cinta bakti. Devosi merupakan praktek pengungkapan iman umat atau jemaat yang spontan dan lebih bebas.devosi dapat dibawakan secara pribadi ataupun bersama. 23 Legio Maria adalah organisasi kerasulan awam bagi jemaat Katolik, baik pria maupun wanita, muda maupun tua, yang bertujuan untuk pengudusan diri para anggota-nya melalui doa dan pekerjaan spiritual dalam persatuan dengan Bunda Maria dibawah bimbingan seorang Pastor. 24 KKMK adalah Kelompok Karyawan Muda Katolik, pada KKMK biasanya didalamnya adalah jemaat yang sudah bekerja dan belum memiliki pasangan. 25 Wawancara dengan pak Sugeng, pengurus sekretariat Gereja Katolik Paroki Santa Teresia Jambi umur 59 tahun, tanggal 23 maret 2016 di Gereja Katolik Santa Teresia Jambi, Pukul Wib s.d selesai. 26 Wilayah adalah koordinasi dari sejumlah Lingkungan yang berdekatan. 27 Lingkungan adalah sebagian dari paroki yang dibentuk dari sejumlah keluarga dan warga yang tinggal berdekatan. Lingkungan sebaiknya terdiri dari 20 sampai 40 keluarga. 28 Stasi adalah istilah kewilayahan dalam Gereja Katolik. Stasi berada di dalam Paroki, pada stasi tidak selalu terdapat pastor di kapel atau gereja yang terdapat di stasi tersebut.

11 terjadi pemekaran Paroki, yang mana pembagian akan dilakukan berdasarkan letak geografis. Beranjak dari hal tersebut maka Gereja Katolik Paroki Santa Teresia Jambi tidak semata-mata hanya dipandang sebagai tempat ibadah, namun banyak makna dan nilai historis yang ada di dalamnya. Maka timbul rasa ketertarikan untuk mengangkat Jemaat Gereja Katolik Paroki Santa Teresia Jambi Rumusan Masalah Penelitian ini akan menjawab beberapa pertanyaan yang diharapkan mengarah dan membatasi penelitian. Pertanyaan-pertanyaan itu, seperti yang disajikan di bawah ini: 1) Bagaimana Jemaat Katolik baik dalam Lingkup Jemaat maupun diluar Jemaat Katolik Paroki Santa Teresia Jambi? 2) Bagaimana Kegiatan Jemaat Dalam Gereja Katolik Paroki Santa Teresia Jambi? 3) Bagaimana Bentuk Keberagaman Jemaat Gereja Katolik Paroki Santa Teresia Jambi? Sementara itu, rentang waktu penelitian ini adalah dari tahun 1964 sampai Batasan awal tahun 1964 merupakan tahun dimana diresmikannya gereja Katolik Paroki Santa Teresia menjadi Gereja dengan gedung baru, tepatnya berada di Jalan Raden Mattaher. Tahun 2010 sebagai batasan akhir, dimana pada tahun ini dilakukan pemekaran gereja, yaitu dari Gereja Katolik Paroki Teresia Jambi ke

12 Gereja Katolik Kuasi Paroki Santo Gregorius Agung Jambi yang terletak di Jalan Lingkar Barat KM 10 RT 31, Kelurahan Kenali Asam Bawah Kecamatan Kotabaru, Kota Jambi. Pada pemekaran ini jemaat dibagi berdasarkan letak geografis sehingga memberi sedikit kemudahan akses jalan bagi yang tempat tinggalnya cukup jauh ke Gereja Katolik Paroki Santa Teresia Jambi. 1.3 Ruang Lingkup Jambi dipilih sebagai ruang lingkup spasial karena di daerah ini untuk pertama kalinya didirikan gereja, yaitu gereja Katolik Paroki Santa Teresia Jambi, seiring berjalannya waktu mulai banyak didirikan gereja ke daerah-daerah kecil seperti desa-desa yang berada di luar Jambi, mengingat letak gereja yang jauh jika jemaat berada di luar Jambi. Gereja yang didirikan di Jambi sendiri sudah dalam bentuk paroki, paroki disini dalam arti sebagai kepala atau induk gereja terbesar dan gereja yang didirikan di luar Jambi hanya dalam bentuk stasi, stasi disini adalah anak atau gereja yang di bawah naungan paroki Gereja Katolik Paroki Santa Teresia Jambi. Penelitian di spesifikkan hanya dalam daerah Kota Jambi karena jika mengambil lingkup yang lebih luas dalam data akan terkendala mengingat masih kurangnya data yang akurat mengenai arsip yang ada di gereja. 1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan dari penelitian ini ialah untuk menjawab, pertanyaan-pertanyaan pada permasalahan yang tertuang dalam sub-bab sebelumnya. Tujuan dari adanya pertanyaan tersebut ialah:

13 1) untuk mengetahui bagaimana jemaat Gereja Katolik Paroki Santa Teresia Jambi. 2) untuk melihat dan mempelajari mengenai bagaimana Kegiatan Jemaat dalam Gereja Katolik Paroki Santa Teresia Jambi. 3) Untuk menambah wawasan mengenai Keberagaman Jemaat Gereja Katolik Paroki Santa Teresia Jambi. 1.5 Metode Penelitian Metode dalam penelitian yang digunakan dalam penulisan ini ialah metode sejarah yaitu seperangkat prinsip-prinsip yang sistematis dan aturan-aturan untuk mengumpulkan sumber-sumber sejarah secara efektif, menilainya secara kritis dan menyajikan sistematis dari hasil-hasil keseluruhan prosedur metode sejarah yang dicapai melalui beberapa tahapan yaitu : heuristik, kritik sumber, interpretasi dan historiografi. 29 Sumber yang digunakan dalam penulisan ini berupa arsip lokal, wawancara lisan, dan literatur tertulis. Arsip lokal antara lain arsip dari Gereja berupa buku tulisan Gereja. Buku terbitan gereja ini ditulis langsung oleh panitia pada peringatan ulang tahun Gereja Katolik Paroki Santa Teresia Jambi, buku ini memuat sekilas mengenai perjalanan Gereja selama 75 mulai dari berdirinya hingga ulang tahun ke-75 tahunya. Informasi lain juga didapat dari wawancara lisan terhadap informan yang memiliki hubungan atau terlibat dalam penelitian ini, antara lain Pastor Gereja, Biarawati Gereja, Sekretariat Gereja dan Jemaat Gereja. Selain itu, sumber pendukung mengenai gereja juga didapatkan dari 29 Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah (Yogyakarta Petakan Bentang, 2001), hlm. 63.

14 perpustakaan Kota Jambi, maupun internet yang banyak memuat mengenai Gereja Katolik. Sumber-sumber yang digunakan tersebut ditinjau dari derajat kualitasnya dapat di klasifikasikan menjadi sumber primer, sumber sekunder dan sumber tersier, dalam hal ini secara kualitatif sumber primer tidak harus banyak, tetapi yang penting dalam sumber primer itu mengandung permasalahan pokok mengenai judul yang diteliti. Semua faktor sejarah yang diperoleh kemudian diberi makna. Selanjutnya dirangkum satu sama lain sehingga menjadi jalinan cerita yang sesuai dengan metode sejarah. Hal ini dilakukan untuk menghasilkan karya sejarah yang baik, yaitu tidak hanya tergantung pada kemapuan meneliti sumber dan menemukan fakta sejarah, melainkan juga kemampuan imajinasi untuk menguraikan peristiwa sejarah secara terperinci. 1.6 Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka dalam suatu kegiatan ataupun penelitian dimaksudkan sebagai telaah pustaka yang berhubungan dengan masalah penelitian.penelusuran pustaka terutama dimaksudkan sebagai langkah awal untuk menyiapkan kerangka penelitian guna memperoleh informasi penelitian yang sejenis, memperdalam kajian teoritis atau memperdalam kajian metodologi. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa tinjauan pustaka dapat berfungsi sebagai pendukung, penguat, maupun pembenaran terhadap data yang ditemukan. Dalam penulisan ini penulis memperoleh buku mengenai Kilas Perjalanan Paroki Santa Teresia Jambi Buku ini ditulis langsung oleh panitia

15 peringatan 75 tahun Paroki Santa Teresia Jambi, yaitu tepatnya pada acara ulang tahun gereja yang ke 75 tahun. Sebagaimana dengan judulnya, buku ini membahas mengenai perjalanan Paroki Santa Teresia Jambi selama 75 tahun. Penelitian lain tentang Arsitektur Gereja Paroki Santa Teresia di Kota Jambi Penelitian ini ditulis oleh salah seorang mahasiswa dari Universitas Batanghari, dengan pembahasan mengenai arsitektur atau bentuk bangunan yang mengalami perkembangan seiring berjalannya waktu. Penelitian ini pada masa kolonial dan di akhiri pada masa kontemporer. Dapat disimpulkan bahwa banyak terjadi perubahan pada bangunan gereja dari mulai dilakukannya pembangunan pada gereja. Ada pula penelitian mengenai Interaksi Umat Gereja Katolik Santo Antonio Padua dengan Umat Islam di Kelurahan Kebondalem Kendal. 31 Dalam tulisan ini membahas mengenai bagaimana interaksi yang terjadi antara umat Gereja Katolik dan Umat Islam di Kelurahan Kebondalem Kendal, penelitian ini dilakukan oleh salah seorang mahasiswa dari Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang. Karya lain mengenai Signifikansi Pandangan Santo dalam Kehidupan Beragama Jemaat Gereja Katolik Kota Baru Yogyakarta. 32 Dalam penelitian ini sangat jelas membahas mengenai pandangan Santo dalam Kehidupan Jemaat 30 Yakin Marihot Sormin, Arsitektur Gereja Paroki Santa Teresia di Kota Jambi (Jambi, 2016). 31 Ilham Pradana, Interaksi Umat Gereja Katolik Santo Antonio Padua dengan Umat Islam di Kelurahan Kebondalem Kendal (Semarang, 2016). 32 Muhammad Malkan Setiawan, Signifikansi Pandangan Santo dalam Kehidupan Beragama Jemaat Gereja Katolik Kota Baru Yogyakarta (Yogyakarta, 2013).

16 Katolik Yogyakarta, yang ditulis oleh salah seorang mahasiswa dari Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian tentang Jemaat Gereja Katolik Paroki Santa Teresia Jambi , pada masa kontemporer belum pernah dilakukan secara serius dan mendalam oleh peneliti mana pun sehingga penulis merasa tertarik untuk membahas lebih dalam mengenai jemaat di Gereja Katolik Santa Teresia Jambi. 1.7 Sistematika Penulisan Penulisan skripsi ini terdiri dari lima bab yang saling berkaitan satu sama lainnya. Bab I sebagai pengarah atau pengantar kajian ke pokok permasalahan dan metode yang digunakan dalam penelitian. Bab II mengenai Gambaran Umum Penelitian, yang akan menjawab pertanyaan mengenai Jemaat Gereja Katolik Paroki Santa Teresia Jambi. Bab III mengenai Kegiatan jemaat dalam Gereja Katolik Paroki Santa Teresia Jambi, dengan melihat bagaimanakah aktivitas maupun kegiatan yang dilakukan oleh jemaat. Bab IV mengenai Keberagaman Jemaat Gereja Katolik Paroki Santa Teresia Jambi. Bab V menjadi penutup dari skripsi ini dan merupakan kesimpulkan, yang berisi data maupun referensi yang banyak sehingga membantu dalam melakukan penelitian tersebut.

17 KESIMPULAN Ada beberapa temuan yang disimpulkan dari skripsi ini. Pertama, dengan didirikannya Gereja Katolik Paroki Santa Teresia sedikit mengobati akan kerinduan untuk ibadah dan berbicara dengan Tuhan melalui Gereja ini. Pendirian bangunan Gereja Katolik untuk pertama kali di Jambi, sangat di tunggu-tunggu oleh jemaat Katolik itu sendiri. Cukup panjang perjalanan untuk mendirikan Gereja Katolik Paroki Santa Teresia Jambi, dengan menunggu adanya misionaris yang akan tiba di Indonesia dan khususnya di Jambi. Berkat motivasi dan dorongan dari Pastor pertama, yaitu Pastor Van Oort Gereja Katolik Paroki Santa Teresia Jambi dapat berdiri hingga kini dan mampu melakukan pemekaran dengan seiring bertambah banyaknya jemaat Gereja. Jemaat Gereja selalu diharapkan berpartisipasi dalam tiap kegiatan maupun aktivitas yang diselenggarakan oleh Gereja. Tidak terlepas dari itu, Pastor pun ikut berparsitipasi bersama jemaat agar Gereja yang menaungi jemaat saat ini dapat terus berkembang dan melahirkan insan yang baru. Jemaat Gereja Katolik Paroki Santa Teresia Jambi yang memiliki keberagaman etnis selalu berusaha berjalan berdampingan dengan jemaat dari etnis lain. Dari wawancara yang sudah dilakukan, tidak pernah terjadi konflik antar jemaat maupun dalam lingkup etnis karena jemaat selalu berpegang teguh, bahwa jemaat Katolik adalah jemaat yang universal (bersifat terbuka) sehingga tidak memberi peluang untuk terjadi konflik dengan keterbukaan jemaat. 5.2 Saran

18 Jemaat Gereja Katolik merupakan salah satu jemaat yang terbesar memiliki keberagaman budaya atau kultur, hendaknya semua jemaat Gereja Katolik yang ada di Indonesia dan terlebih lagi jemaat Gereja Katolik Paroki Santa Teresia Jambi dapat selalu hidup berdampingan walaupun memiliki perbedaan dalam segi budaya, akan tetapi selalu diharapkan saling menjaga satu sama lain. Hingga saat ini jemaat Gereja Katolik dapat dipastikan mampu menjaga perbedaan dan harapan kedepannya agar selalu menjalin Cinta Kasih sampai kapanpun.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perancangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perancangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan Gereja merupakan fasilitas pendukung kebutuhan manusia dalam mendekatkan diri dan beribadah kepada Tuhan. Gereja menjadi komunitas, wadah, dan sarana yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. terbentuknya Prefektur Apostolik Sumatera tahun Prefektur Apostolik

I. PENDAHULUAN. terbentuknya Prefektur Apostolik Sumatera tahun Prefektur Apostolik I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masuk dan berkembangnya Agama Katolik di Paroki Metro tidak terlepas dari terbentuknya Prefektur Apostolik Sumatera tahun 1911-1923. Prefektur Apostolik adalah

Lebih terperinci

BAB III WILAYAH KERJA MISI DI INDONESIA. menguras tenaga dan pikiran para Misionaris Serikat Yesuit yang sudah berkarya

BAB III WILAYAH KERJA MISI DI INDONESIA. menguras tenaga dan pikiran para Misionaris Serikat Yesuit yang sudah berkarya BAB III WILAYAH KERJA MISI DI INDONESIA A. Wilayah Kerja Misi Indonesia sebagai salah satu wilayah misi Katolik yang luas sangat menguras tenaga dan pikiran para Misionaris Serikat Yesuit yang sudah berkarya

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA. 1. Konsep Masuk dan Berkembangnya Agama Katolik

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA. 1. Konsep Masuk dan Berkembangnya Agama Katolik II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA A. Tinjauan Pustaka 1. Konsep Masuk dan Berkembangnya Agama Katolik Masuk dan berkembangnya Agama Katolik di Indonesia dibagi menjadi tiga bagian waktu.

Lebih terperinci

Gereja Katolik Paroki Rasul Barnabas di Tangerang BAB I PENDAHULUAN

Gereja Katolik Paroki Rasul Barnabas di Tangerang BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia merupakan negara yang berke-tuhanan Yang Maha Esa. Hal ini dapat dilihat dari adanya beberapa agama dan kepercayaan yang diakui dan dilindungi oleh

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM ORGANISASI. Yohanes Bosco, yang merupakan bagian dari Paroki Katedral Hati Kudus Yesus.

BAB II GAMBARAN UMUM ORGANISASI. Yohanes Bosco, yang merupakan bagian dari Paroki Katedral Hati Kudus Yesus. BAB II GAMBARAN UMUM ORGANISASI 2.1 Sejarah Singkat Organisasi Gereja Katolik Redemptor Mundi awalnya dikenal sebagai Wilayah V Yohanes Bosco, yang merupakan bagian dari Paroki Katedral Hati Kudus Yesus.

Lebih terperinci

BAB II KEHADIRAN SERIKAT YESUIT DI NUSANTARA. perdagangan ke pusat rempah-rempah di Asia. Perdagangan Portugis ke Asia

BAB II KEHADIRAN SERIKAT YESUIT DI NUSANTARA. perdagangan ke pusat rempah-rempah di Asia. Perdagangan Portugis ke Asia BAB II KEHADIRAN SERIKAT YESUIT DI NUSANTARA A. Awal Misi di Maluku Misi Katolik di Nusantara dimulai ketika bangsa Portugis melaksanakan perdagangan ke pusat rempah-rempah di Asia. Perdagangan Portugis

Lebih terperinci

Gereja Katolik Kristus Raja di Wasuponda, Luwu Timur, Sulawesi Selatan BAB I PENDAHULUAN

Gereja Katolik Kristus Raja di Wasuponda, Luwu Timur, Sulawesi Selatan BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek Dalam buku Gereja yang Melayani dengan Rendah Hati bersama Mgr Ignatius Suharyo, editor E. Martasudjita menuliskan, Perjanjian Baru selalu berbicara

Lebih terperinci

ARAH DASAR PASTORAL KEUSKUPAN AGUNG JAKARTA

ARAH DASAR PASTORAL KEUSKUPAN AGUNG JAKARTA ARAH DASAR PASTORAL KEUSKUPAN AGUNG JAKARTA Tahun 2011 2015 1 Latar Belakang Ecclesia Semper Reformanda >> gerak pastoral di KAJ >> perlunya pelayanan pastoral yg semakin baik. 1989 1990: Sinode I KAJ

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai mahluk religius (homo religious), manusia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai mahluk religius (homo religious), manusia memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia sebagai mahluk religius (homo religious), manusia memiliki keterbatasan sehingga manusia dapat melakukan ritual - ritual atau kegiatan keagamaan lain

Lebih terperinci

KELUARGA DAN PANGGILAN HIDUP BAKTI 1

KELUARGA DAN PANGGILAN HIDUP BAKTI 1 1 KELUARGA DAN PANGGILAN HIDUP BAKTI 1 Pontianak, 16 Januari 2016 Paul Suparno, S.J 2. Abstrak Keluarga mempunyai peran penting dalam menumbuhkan bibit panggilan, mengembangkan, dan menyertai dalam perjalanan

Lebih terperinci

UJIAN SEMESTER I SEKOLAH BINA NUSANTARA Tahun Ajaran

UJIAN SEMESTER I SEKOLAH BINA NUSANTARA Tahun Ajaran UJIAN SEMESTER I SEKOLAH BINA NUSANTARA Tahun Ajaran 2008 2009 L E M B A R S O A L Mata pelajaran : Pendidikan Agama Katolik Kelas : 8 Hari / tanggal : Waktu : 60 menit PETUNJUK UMUM : 1. Tulislah nama

Lebih terperinci

Gereja Menyediakan Persekutuan

Gereja Menyediakan Persekutuan Gereja Menyediakan Persekutuan Pada suatu Minggu pagi sebelum kebaktian Perjamuan Tuhan, lima orang yang akan diterima sebagaianggota gereja berdiri di depan pendeta dan sekelompok diaken. Salah seorang

Lebih terperinci

BAB I ARTI DAN MAKNA GEREJA

BAB I ARTI DAN MAKNA GEREJA BAB I ARTI DAN MAKNA GEREJA A. KOMPETENSI 1. Standar Kompetensi Memahami karya Yesus Kristus yang mewartakan Kerajaan Allah dan penerusannya oleh Gereja, sehingga dapat mengembangkan hidup bersama dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anastasia Jessica Putri Larasati

BAB I PENDAHULUAN. Anastasia Jessica Putri Larasati BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang Pengadaan Proyek Paus Benediktus XVI dalam pidatonya pada Hari Penutupan Orang Muda Sedunia (World Youth Day) yang diselenggarakan di Sidney pada 20 Juli 2006 mengingatkan

Lebih terperinci

REDESAIN KOMPLEKS GEREJA KATOLIK PAROKI SANTA THERESI BONGSARI SEMARANG

REDESAIN KOMPLEKS GEREJA KATOLIK PAROKI SANTA THERESI BONGSARI SEMARANG LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR (LP3A) REDESAIN KOMPLEKS GEREJA KATOLIK PAROKI SANTA THERESI BONGSARI SEMARANG Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) mengakui adanya lima agama dan satu aliran kepercayaan, yaitu Islam, Katolik, Protestan, Hindu, Budha, dan Kong hu cu. Keenam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang a.) Kelayakan Proyek Pengertian Gereja adalah gedung tempat beribadah para penganut agama Kristen juga merupakan sarana untuk berkomunikasi dengan Tuhan, dan tempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hanna, 2004, p Prapti Nitin, Buku Lustrum ke-25 Panti Wreda Hanna dalam Pendampingan Para Lanjut Usia di Panti Wreda

BAB I PENDAHULUAN. Hanna, 2004, p Prapti Nitin, Buku Lustrum ke-25 Panti Wreda Hanna dalam Pendampingan Para Lanjut Usia di Panti Wreda 1 BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Permasalahan Panti Wreda Hanna yang didirikan oleh Persekutuan Doa Wanita Oikumene Hanna (PDWOH) merupakan sebuah Panti Wreda khusus untuk kaum wanita. Panti Wreda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Agama Katolik masuk ke Indonesia melalui Bangsa Portugis pada tahun 1512 dengan tujuan untuk berdagang di daerah penghasil rempahrempah tepatnya di kepulauan Maluku.

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 PERMASALAHAN Latar Belakang Masalah

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 PERMASALAHAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 PERMASALAHAN 1.1.1 Latar Belakang Masalah Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) adalah Gereja mandiri bagian dari Gereja Protestan Indonesia (GPI) sekaligus anggota Persekutuan Gereja-Gereja

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR PERSEKUTUAN PEMUDA KRISTIYASA GKPB BAB I NAMA, WAKTU DAN KEDUDUKAN

ANGGARAN DASAR PERSEKUTUAN PEMUDA KRISTIYASA GKPB BAB I NAMA, WAKTU DAN KEDUDUKAN ANGGARAN DASAR PERSEKUTUAN PEMUDA KRISTIYASA GKPB PEMBUKAAN Sesungguhnya Allah didalam Yesus Kristus adalah Tuhan dan Juruselamat dunia. Ia adalah sumber kasih, kebenaran, dan hidup, yang dengan kuat kuasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Indonesia merupakan sebuah negara yang pluralis. Salah satu contoh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Indonesia merupakan sebuah negara yang pluralis. Salah satu contoh BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Indonesia merupakan sebuah negara yang pluralis. Salah satu contoh pluralisme tersebut adalah dengan diakuinya enam agama di Indonesia, yaitu: Islam, Katolik, Protestan,

Lebih terperinci

GEREJA PAROKI SANTO YUSUP BATANG Dengan Penekanan Desain Tadao Ando

GEREJA PAROKI SANTO YUSUP BATANG Dengan Penekanan Desain Tadao Ando LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR GEREJA PAROKI SANTO YUSUP BATANG Dengan Penekanan Desain Tadao Ando Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Sejarah Singkat Seminari Menengah Santo Paulus Palembang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Sejarah Singkat Seminari Menengah Santo Paulus Palembang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Sejarah Singkat Seminari Menengah Santo Paulus Palembang Keberadaan Seminari Menengah Santo Paulus diawali oleh empat anak yang setelah lulus Sekolah Rakyat berkeinginan untuk menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan yang kedua, Gereja adalah umat Katolik itu sendiri. Perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan yang kedua, Gereja adalah umat Katolik itu sendiri. Perkembangan BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang I.1.1 Latar belakang penelitian Gereja dalam ajaran agama Katolik memiliki dua pengertian, yang pertama, gereja adalah bangunan untuk melaksanakan ibadah bagi umat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dikenal dengan keanekaragaman Suku, Agama, Ras dan Antar

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dikenal dengan keanekaragaman Suku, Agama, Ras dan Antar 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia dikenal dengan keanekaragaman Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan (SARA). Luasnya wilayah Indonesia yang terdiri atas beribu pulau tersebar dari

Lebih terperinci

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 PENJELASAN ISTILAH

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 PENJELASAN ISTILAH BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 PENJELASAN ISTILAH (1) Tata Gereja GKJ adalah seperangkat peraturan yang dibuat berdasarkan Alkitab sesuai dengan yang dirumuskan di dalam Pokok-pokok Ajaran GKJ dengan tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. imannya itu kepada Kristus dalam doa dan pujian. Doa, pujian dan kegiatan-kegiatan liturgi

BAB I PENDAHULUAN. imannya itu kepada Kristus dalam doa dan pujian. Doa, pujian dan kegiatan-kegiatan liturgi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penulisan Gereja adalah persekutuan umat beriman yang percaya kepada Kristus. Sebagai sebuah persekutuan iman, umat beriman senantiasa mengungkapkan dan mengekspresikan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN. Kecamatan Kedaton terdiri dari 7 kelurahan, yaitu:

IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN. Kecamatan Kedaton terdiri dari 7 kelurahan, yaitu: IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN Kecamatan Kedaton terdiri dari 7 kelurahan, yaitu: (1) Kelurahan Kedaton, (2) Kelurahan Surabaya, (3) Kelurahan Sukamenanti, (4) Kelurahan Sidodadi, (5) Kelurahan Sukamenanti

Lebih terperinci

Daftar Isi PROFIL LINGKUNGAN ST. THEOFILUS 1

Daftar Isi PROFIL LINGKUNGAN ST. THEOFILUS 1 Daftar Isi Daftar Isi Hal. 1 Mengenal Santa Dorothea dan Theopilus. Hal. 2 Peta Wilayah.. Hal. 3 Susunan Pengurus Lingkungan St. Theofilus Hal. 4 Laporan Keuangan.. Hal. 5 Demografi Lingkungan St. Theofilus..

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Pengadaan Proyek BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek Gereja Santo Paulus Pringgolayan merupakan Gereja Paroki Administratif dari Paroki Bintaran. Dengan lokasi bangunan gereja yang

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang. Pekalongan, merupakan sebuah kota yang terletak di pantai

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang. Pekalongan, merupakan sebuah kota yang terletak di pantai BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Pekalongan, merupakan sebuah kota yang terletak di pantai utara provinsi Jawa Tengah. Karesidenan Pekalongan memiliki pelabuhan perikanan terbesar dan sering menjadi tempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah salah satu Negara dengan tingkat perkembangan yang sangat signifikan, perkembangan di Indonesia terjadi secara merata di setiap kota termasuk kota-kota

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jubelando O Tambunan, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jubelando O Tambunan, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara kepulauan yang mempunyai ciri keanekaragaman budaya yang berbeda tetapi tetap satu. Indonesia juga memiliki keanekaragaman agama

Lebih terperinci

BAB 3 LANDASAN TEORI

BAB 3 LANDASAN TEORI BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1. Sistem Ada berbagai macam pengertian tentang sistem. Menurut Eka Iswandy, sistem merupakan kumpulan unsur yang saling melengkapi dalam mencapai suatu tujuan dan sasaran (Iswandy,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN UKDW BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Sakramen berasal dari bahasa Latin; Sacramentum yang memiliki arti perbuatan kudus 1. Dalam bidang hukum dan pengadilan Sacramentum biasanya diartikan sebagai barang

Lebih terperinci

Pilihlah jawaban yang paling benar dengan memberi tanda silang (X) pada lembar jawaban yang telah tersedia!

Pilihlah jawaban yang paling benar dengan memberi tanda silang (X) pada lembar jawaban yang telah tersedia! I Pilihlah jawaban yang paling benar dengan memberi tanda silang (X) pada lembar jawaban yang telah tersedia! 1 Persekutuan orang-orang yang percaya kepada Yesus Kristus di sebut... A Persekutuan D. Ibadah

Lebih terperinci

TANTANGAN RELIGIUS DALAM MEWARTAKAN KABAR GEMBIRA DI ZAMAN GADGET

TANTANGAN RELIGIUS DALAM MEWARTAKAN KABAR GEMBIRA DI ZAMAN GADGET 1 TANTANGAN RELIGIUS DALAM MEWARTAKAN KABAR GEMBIRA DI ZAMAN GADGET Seminar Religius di BKS 2016 Kanisius, 8 September 2016 Paul Suparno, SJ Pendahuluan Tema BKS tahun 2016 ini adalah agar keluarga mewartakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan Dunia dalam berbagai bidang kehidupan mempengaruhi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan Dunia dalam berbagai bidang kehidupan mempengaruhi kehidupan BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kemajuan Dunia dalam berbagai bidang kehidupan mempengaruhi kehidupan dan nilai-nilai rohani masyarakat. Kehidupan rohani menjadi semakin terdesak dari perhatian umat

Lebih terperinci

Selama ini selain bulan Mei, kita mengenal bulan Oktober adalah bulan Maria yang diperingati setiap

Selama ini selain bulan Mei, kita mengenal bulan Oktober adalah bulan Maria yang diperingati setiap Pengantar Selama ini selain bulan Mei, kita mengenal bulan Oktober adalah bulan Maria yang diperingati setiap tahunnya oleh seluruh umat katolik sedunia untuk menghormati Santa Perawan Maria. Bapa Suci

Lebih terperinci

PROGRAM KERJA DEWAN PASTORAL Paroki Ratu Rosari Kesatrian - Malang

PROGRAM KERJA DEWAN PASTORAL Paroki Ratu Rosari Kesatrian - Malang BIDANG KESAKSIAN 1. Kegiatan Umum PROGRAM KERJA DEWAN PASTORAL - 2017 Paroki Ratu Rosari Kesatrian - Malang MAR. - NOV. minggu ke III Menyamakan persepsi dalam pelaksanaan program yang telah ditetapkan

Lebih terperinci

(Dengan Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernakular)

(Dengan Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernakular) TUGAS AKHIR KE 33 LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR REDESAIN GEREJA KRISTEN JAWA (GKJ) SEMARANG TIMUR (Dengan Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernakular) Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

GEREJA PAROKI KRISTUS RAJA UNGARAN

GEREJA PAROKI KRISTUS RAJA UNGARAN LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR GEREJA PAROKI KRISTUS RAJA UNGARAN Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik diajukan oleh : R BUDI SANTOSA

Lebih terperinci

SURAT GEMBALA PRAPASKAH 2018 KELUARGA KATOLIK YANG BERKESADARAN HUKUM DAN MORAL, MENGHARGAI SESAMA ALAM CIPTAAN

SURAT GEMBALA PRAPASKAH 2018 KELUARGA KATOLIK YANG BERKESADARAN HUKUM DAN MORAL, MENGHARGAI SESAMA ALAM CIPTAAN SURAT GEMBALA PRAPASKAH 2018 KELUARGA KATOLIK YANG BERKESADARAN HUKUM DAN MORAL, MENGHARGAI SESAMA ALAM CIPTAAN Disampaikan sebagai pengganti khotbah dalam Perayaan Ekaristi Minggu Biasa VI tanggal 10-11

Lebih terperinci

LITURGI SABDA. Tahun C Minggu Paskah III. Bacaan Pertama Kis. 5:27b b-41. Kami adalah saksi dari segala sesuatu: kami dan Roh Kudus.

LITURGI SABDA. Tahun C Minggu Paskah III. Bacaan Pertama Kis. 5:27b b-41. Kami adalah saksi dari segala sesuatu: kami dan Roh Kudus. 1 Tahun C Minggu Paskah III LITURGI SABDA Bacaan Pertama Kis. 5:27b-32. 40b-41 Kami adalah saksi dari segala sesuatu: kami dan Roh Kudus. Bacaan diambil dari Kisah Para Rasul: Setelah ditangkap oleh pengawal

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN. Kata Pengantar dari Pastor Paroki Santa Theresia (merangkap sebagai Ketua Dewan Paroki)

PETUNJUK PELAKSANAAN. Kata Pengantar dari Pastor Paroki Santa Theresia (merangkap sebagai Ketua Dewan Paroki) PETUNJUK PELAKSANAAN PEMBANGUNAN GEREJA DAN PASTORAN GEREJA KATOLIK SANTA THERESIA BALIKPAPAN KALIMANTAN TIMUR INDONESIA Kata Pengantar dari Pastor Paroki Santa Theresia (merangkap sebagai Ketua Dewan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang mempunyai beragam suku, agama dan budaya, ada

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang mempunyai beragam suku, agama dan budaya, ada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang mempunyai beragam suku, agama dan budaya, ada sekitar 1.340 suku bangsa di Indonesia. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) pada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Barong Tongkok merupakan sebuah Kota kecamatan yang termasuk dalam kawasan Kabupaten Kutai Barat dengan Ibu kota Sendawar yang merupakan pemekaran dari wilayah Kabupaten

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perjamuan kudus merupakan perintah Tuhan sendiri, seperti terdapat dalam Matius 26:26-29, Mar

BAB 1 PENDAHULUAN. Perjamuan kudus merupakan perintah Tuhan sendiri, seperti terdapat dalam Matius 26:26-29, Mar BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam pengajaran gereja sakramen disebut sebagai salah satu alat pemelihara keselamatan bagi umat Kristiani. Menurut gereja-gereja reformasi hanya ada dua sakramen,

Lebih terperinci

PARA PENDETA DAN PARA PELAYAN JEMAAT LAINNYA PELAJARAN 9

PARA PENDETA DAN PARA PELAYAN JEMAAT LAINNYA PELAJARAN 9 PARA PENDETA DAN PARA PELAYAN JEMAAT LAINNYA PELAJARAN 9 PERTANYAAN YANG PERLU DIPIKIRKAN Bagaimanakah orang-orang yang dipilih dalam organisasi GMAHK itu menjalankan wewenangnya? SUATU PELAYANAN YANG

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan Bdk. Pranata Tentang Sakramen dalam Tata dan Pranata GKJW, (Malang: Majelis Agung GKJW, 1996), hlm.

Bab I Pendahuluan Bdk. Pranata Tentang Sakramen dalam Tata dan Pranata GKJW, (Malang: Majelis Agung GKJW, 1996), hlm. Bab I Pendahuluan 1. 1 Latar Belakang Masalah Selama ini di Greja Kristen Jawi Wetan (GKJW) dilakukan Perjamuan Kudus sebanyak empat kali dalam satu tahun. Pelayanan sebanyak empat kali ini dihubungkan

Lebih terperinci

Bergabunglah dengan Saudara yang Lain Bila Berdoa

Bergabunglah dengan Saudara yang Lain Bila Berdoa Bergabunglah dengan Saudara yang Lain Bila Berdoa III Berdoalah dengan Seorang Teman II Berdoalah dengan Keluarga Saudara III Berdoalah dengan Kelompok Doa II Berdoalah dengan Jemaat Pelajaran ini akan

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berbicara akan persoalan Perjamuan Kudus maka ada banyak sekali pemahaman antar jemaat, bahkan antar pendeta pun kadang memiliki dasar pemahaman berbeda walau serupa.

Lebih terperinci

Ordinary Love. Timothy Athanasios

Ordinary Love. Timothy Athanasios Ordinary Love Timothy Athanasios Bab I Gereja dan Pelayanan Konsep menciptakan berhala, hanya rasa ingin tahu yang bisa memahami. (Gregory Nyssa) Jika Kerajaan Allah hendak direalisasikan dalam rupa dua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar. Dengan populasi penduduk

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar. Dengan populasi penduduk BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar. Dengan populasi penduduk melebihi 200 juta penduduk, bangsa Indonesia terdiri dari multi ras, etnis, kultur, dan agama.

Lebih terperinci

Pertanyaan Alkitabiah Pertanyaan Bagaimanakah Orang Yang Percaya Akan Kristus Bisa Bersatu?

Pertanyaan Alkitabiah Pertanyaan Bagaimanakah Orang Yang Percaya Akan Kristus Bisa Bersatu? Pertanyaan Alkitabiah Pertanyaan 21-23 Bagaimanakah Orang Yang Percaya Akan Kristus Bisa Bersatu? Orang-orang yang percaya kepada Kristus terpecah-belah menjadi ratusan gereja. Merek agama Kristen sama

Lebih terperinci

KEGIATAN PASTORAL BLN DESEMBER /1/2014 Senin Labuh Baru Rapat DPP

KEGIATAN PASTORAL BLN DESEMBER /1/2014 Senin Labuh Baru Rapat DPP KEGIATAN PASTORAL BLN DESEMBER 2014 12/1/2014 Senin 19.30 Labuh Baru Rapat DPP 12/2/2014 Selasa 12/3/2014 Rabu Pesta St. Fransiskus Xaverius Pelindung Misi dan Pelindung Serikat Misionaris Xaverian 12/4/2014

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. khususnya dalam kehidupan manusia. Pada masa-masa sekarang musik ini telah

BAB I PENDAHULUAN. khususnya dalam kehidupan manusia. Pada masa-masa sekarang musik ini telah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Upacara adalah aktivitas yang dilakukan diwaktu-waktu tertentu dan dapat dilakukan untuk memperingati sebuah kejaian ataupun penyambutan. Musik dalam Ibadah

Lebih terperinci

Latar Belakang Gereja Waldensis

Latar Belakang Gereja Waldensis Gereja Waldensis Pernahkan Anda mengenal sebutan Gereja Waldensis? Pasti ada yang pernah mendengar dan ada pula yang belum pernah mendengar. Gereja Waldensis ini secara umum merupakan persekutuan dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Semarang dan sebagian masuk wilayah Kabupaten Kendal

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Semarang dan sebagian masuk wilayah Kabupaten Kendal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek Teritorial paroki Bongsari yang terbentang luas masuk wilayah kota Semarang, Kabupaten Semarang dan sebagian masuk wilayah Kabupaten Kendal mengakibatkan kurangnya

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DATA. A. Analisa Makna Pernikahan di Gereja Bethany Nginden Surabaya. untuk menghasilkan keturunan. kedua, sebagai wujud untuk saling

BAB IV ANALISA DATA. A. Analisa Makna Pernikahan di Gereja Bethany Nginden Surabaya. untuk menghasilkan keturunan. kedua, sebagai wujud untuk saling BAB IV ANALISA DATA A. Analisa Makna Pernikahan di Gereja Bethany Nginden Surabaya Makna Pernikahan di Gereja Bethany Nginden Surabaya bisa tergolong memiliki makna, Diantara makna tersebut bisa di bilang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dianutnya. Setiap orang memilih satu agama dengan bermacam-macam alasan, antara

BAB I PENDAHULUAN. dianutnya. Setiap orang memilih satu agama dengan bermacam-macam alasan, antara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap manusia dilahirkan dengan kebebasan untuk memilih agama yang ingin dianutnya. Setiap orang memilih satu agama dengan bermacam-macam alasan, antara lain

Lebih terperinci

12. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

12. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 12. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama

Lebih terperinci

KEADILAN, PERDAMAIAN DAN KEUTUHAN CIPTAAN

KEADILAN, PERDAMAIAN DAN KEUTUHAN CIPTAAN KEADILAN, PERDAMAIAN DAN KEUTUHAN CIPTAAN DALAM KONSTITUSI KITA Kita mengembangkan kesadaran dan kepekaan terhadap masalah-masalah keadilan, damai dan keutuhan ciptaan.para suster didorong untuk aktif

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : SMP-K PERMATA BUNDA CIMANGGIS Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Katolik Kelas/Semester : VIII / 1 Alokasi Waktu : 2 x 40 menit A. Standar Kompetensi : Memahami

Lebih terperinci

IBADAT PEMBERKATAN PERTUNANGAN

IBADAT PEMBERKATAN PERTUNANGAN IBADAT PEMBERKATAN PERTUNANGAN Orang tua Kristiani mempunyai tanggung jawab, yang dipandang juga sebagai bentuk kerasulan khusus, untuk mendidik anak-anak dan membantu anak-anak dapat mempersiapkan diri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kata "agama" berasal dari bahasa Sansekerta, agama yang berarti "tradisi".

BAB I PENDAHULUAN. Kata agama berasal dari bahasa Sansekerta, agama yang berarti tradisi. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi III mengatakan Agama adalah ajaran, sistem yang mengatur tata keimanan ( kepercayaan ) dan peribadatan kepada Tuhan yang

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan BAB 1 PENDAHULUAN

Bab I Pendahuluan BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENGADAAN PROYEK 1.1.1 Tinjauan Umum Gereja Dengan adanya perkembangan zaman dan pertumbuhan penduduk yang semakin cepat, mengakibatkan manusia berlomba-lomba dalam

Lebih terperinci

C. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SMPLB TUNANETRA

C. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SMPLB TUNANETRA - 165 - C. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SMPLB TUNANETRA KELAS VII Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang 1.1.Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Multikulturalisme dan pluralisme adalah esensi Bhineka Tunggal Ika yaitu keragaman dalam kesatuan yang mana memiliki peran besar dalam pembangunan bangsa. Selain itu,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sejarah misi terdahulu di Indonesia yang dikerjakan oleh Zending Belanda, orang

BAB I PENDAHULUAN. sejarah misi terdahulu di Indonesia yang dikerjakan oleh Zending Belanda, orang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberadaan Gereja X Bandung di Wilayah Jawa Barat tidak terlepas dari sejarah misi terdahulu di Indonesia yang dikerjakan oleh Zending Belanda, orang Tionghoa

Lebih terperinci

Pada kurun waktu sekitar tahun 1965 sampai dengan tahun 1980, kami sekelompok etnis dari Flores Timur berjumlah kurang lebih 20 kepala keluarga

Pada kurun waktu sekitar tahun 1965 sampai dengan tahun 1980, kami sekelompok etnis dari Flores Timur berjumlah kurang lebih 20 kepala keluarga Pada kurun waktu sekitar tahun 1965 sampai dengan tahun 1980, kami sekelompok etnis dari Flores Timur berjumlah kurang lebih 20 kepala keluarga Katholik yang berdiam di jl. Kebon Kacang termasuk dalam

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS. A. Faktor-faktor Penghambat

BAB IV ANALISIS. A. Faktor-faktor Penghambat 59 BAB IV ANALISIS A. Faktor-faktor Penghambat Dalam pembahasan sebelum bab ini telah diuraikan tentang sistem pelaksanaan manajemen organisasi remaja Masjid Agung Kendal dan manajemen organisasi Gereja

Lebih terperinci

dibacakan pada hari Sabtu-Minggu, 1-2 Maret 2014

dibacakan pada hari Sabtu-Minggu, 1-2 Maret 2014 SURAT GEMBALA PRAPASKA 2014 KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG dibacakan pada hari Sabtu-Minggu, 1-2 Maret 2014 Allah Peduli dan kita menjadi perpanjangan Tangan Kasih-Nya untuk Melayani Saudari-saudaraku yang terkasih,

Lebih terperinci

LINGKUNGAN ST URSULA WILAYAH X PAROKI ST BONAVENTURA JAKARTA, AGUSTUS 2015

LINGKUNGAN ST URSULA WILAYAH X PAROKI ST BONAVENTURA JAKARTA, AGUSTUS 2015 LINGKUNGAN ST URSULA WILAYAH X PAROKI ST BONAVENTURA JAKARTA, AGUSTUS 2015 SEJARAH LINGKUNGAN Sejarah Lingkungan Santa Ursula tidak terlepas dari sejarah wilayah maupun sejarah Paroki Bonaventura Pulomas,

Lebih terperinci

Pendidikan Agama Kristen Protestan

Pendidikan Agama Kristen Protestan Pendidikan Agama Kristen Protestan Modul ke: 01Fakultas Psikologi GEREJA DAN HAKIKATNYA Drs. Sugeng Baskoro,M.M. Program Studi Psikologi HAKEKAT GEREJA A.pengertian Gereja Kata Gereja berasal dari bahasa

Lebih terperinci

Pada proyek ini, gereja yang akan mengadaptasi budaya lokal adalah Gereja St. Maria Emaculata di Bandar Lampung. 1.2 Rumusan Masalah Masalah utama yan

Pada proyek ini, gereja yang akan mengadaptasi budaya lokal adalah Gereja St. Maria Emaculata di Bandar Lampung. 1.2 Rumusan Masalah Masalah utama yan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Proyek Gereja merupakan salah satu tempat ibadah yang memiliki nilai-nilai religi yang tinggi dan memiliki standarisasi berdasarkan GIRM (General Instruction

Lebih terperinci

GEREJA HKBP DI SEMARANG

GEREJA HKBP DI SEMARANG LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR GEREJA HKBP DI SEMARANG Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik DIAJUKAN OLEH : JOSUA B. SIHOTANG L2B 005

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gereja Methodist adalah suatu gereja Kristus (yang mengikuti ajaran

BAB I PENDAHULUAN. Gereja Methodist adalah suatu gereja Kristus (yang mengikuti ajaran BAB I PENDAHULUAN 1.2 Latar Belakang Masalah Gereja Methodist adalah suatu gereja Kristus (yang mengikuti ajaran kristus) dimulai dari kesadaran teologis oleh seorang pendeta Inggris bernama John Wesley,

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI DATA PENELITIAN DI KELURAHAN JUWET KENONGO PORONG SIDOARJO

BAB III DESKRIPSI DATA PENELITIAN DI KELURAHAN JUWET KENONGO PORONG SIDOARJO BAB III DESKRIPSI DATA PENELITIAN DI KELURAHAN JUWET KENONGO PORONG SIDOARJO A. Profil Kelurahan Juwet Kenongo Kelurahan Juwet Kenongo memiliki luas 70 H yang terdiri atas sawah dan tanah kering. Kelurahan

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan Latar Belakang. Tugas Akhir 122

Bab I Pendahuluan Latar Belakang. Tugas Akhir 122 Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Wilayah Semarang dan sekitarnya merupakan salah satu pusat perkembangan Agama Katolik ditandai sejak tahun 1808 berawal dari Gereja Paroki pertama di Semarang yakni

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR SINGKATAN 2

DAFTAR ISI DAFTAR SINGKATAN 2 !!! DAFTAR ISI DAFTAR SINGKATAN 2 I. HAKEKAT, TUJUAN, DAN SPIRITUALITAS 3 II. ALASAN DAN DASAR 4 III. MANFAAT 5 IV. KEGIATAN-KEGIATAN POKOK 5 V. KEGIATAN-KEGIATAN LAIN 6 VI. ORGANISASI 6 VII. PENDAFTARAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang dilihat dari letak geografis

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang dilihat dari letak geografis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah salah satu negara yang dilihat dari letak geografis merupakan negara yang kaya dibandingkan dengan negara yang lainnya, hal ini dapat dibuktikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN UKDW BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Jawa Barat merupakan salah satu propinsi yang memiliki agama-agama suku dan kebudayaan-kebudayaan lokal serta masih dipelihara. Salah satu agama suku yang ada di Jawa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kata Methodist adalah banyak atau macam cara dalam tata cara beribadah (tidak

BAB I PENDAHULUAN. kata Methodist adalah banyak atau macam cara dalam tata cara beribadah (tidak BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Kata Methodist berasal dari kata Method yang artinya cara, jadi arti dari kata Methodist adalah banyak atau macam cara dalam tata cara beribadah (tidak monoton).

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Latar Belakang Pengadaan Proyek BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek Pulau Bali dengan keindahan menjadi sebuah pulau tujuan wisata dari wisatawan domestik maupun mancanegara. Tidak sedikit dari

Lebih terperinci

KONTRAK / RENCANA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK (MPK 103 / UNI

KONTRAK / RENCANA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK (MPK 103 / UNI KP hlm. 1 Dosen: KONTRAK / RENCANA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK (MPK 103 / UNI 612103; 3: 3-0) Semester Genap Tahun Akademik 2013-2014 Universitas Lampung http://staff.unila.ac.id/fxsusilo 1)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. E.P. Ginting, Religi Karo: Membaca Religi Karo dengan Mata yang Baru (Kabanjahe: Abdi Karya, 1999), hlm.

BAB I PENDAHULUAN UKDW. E.P. Ginting, Religi Karo: Membaca Religi Karo dengan Mata yang Baru (Kabanjahe: Abdi Karya, 1999), hlm. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Secara umum masyarakat Karo menganggap bahwa agama Hindu-Karo adalah agama Pemena (Agama Pertama/Awal). Dalam agama Pemena, terdapat pencampuran konsep

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekali. Selain membawa kemudahan dan kenyamanan hidup umat manusia.

BAB I PENDAHULUAN. sekali. Selain membawa kemudahan dan kenyamanan hidup umat manusia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era global, plural, multikultural seperti sekarang setiap saat dapat saja terjadi peristiwa-peristiwa yang tidak dapat terbayangkan dan tidak terduga sama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gereja adalah sebuah persekutuan orang-orang percaya, sebagai umat yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gereja adalah sebuah persekutuan orang-orang percaya, sebagai umat yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gereja adalah sebuah persekutuan orang-orang percaya, sebagai umat yang terpanggil dan dihimpun oleh Allah Bapa, keluar dari kegelapan menuju kepada Yesus Kristus

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan. A. Latar belakang permasalahan

BAB I Pendahuluan. A. Latar belakang permasalahan BAB I Pendahuluan A. Latar belakang permasalahan Manusia membutuhkan sarana untuk mengungkapkan setiap pengalaman yang dia rasakan dan dia alami, yang di dalamnya manusia bisa berbagi dengan manusia yang

Lebih terperinci

HOME. Written by Sr. Maria Rufina, P.Karm Published Date. A. Pembentukan Intelektual dan Spiritual Para Imam

HOME. Written by Sr. Maria Rufina, P.Karm Published Date. A. Pembentukan Intelektual dan Spiritual Para Imam A. Pembentukan Intelektual dan Spiritual Para Imam Di masa sekarang ini banyak para novis dan seminaris yang mengabaikan satu atau lebih aspek dari latihan pembentukan mereka untuk menjadi imam. Beberapa

Lebih terperinci

TAHUN SUCI LUAR BIASA KERAHIMAN ALLAH

TAHUN SUCI LUAR BIASA KERAHIMAN ALLAH TAHUN SUCI LUAR BIASA KERAHIMAN ALLAH SOSIALISASI DALAM ARDAS KAJ UNTUK TIM PENGGERAK PAROKI KOMUNITAS DAN TAREKAT DIBAWAKAN OLEH TIM KERJA DKP GERAKAN ROHANI TAHUN KERAHIMAN DALAM ARDAS KAJ tantangan

Lebih terperinci

KELUARGA KATOLIK: SUKACITA INJIL

KELUARGA KATOLIK: SUKACITA INJIL Warta 22 November 2015 Tahun VI - No.47 KELUARGA KATOLIK: SUKACITA INJIL Hasil Sidang Agung Gereja Katolik Indonesia IV (sambungan minggu lalu) Tantangan Keluarga dalam Memperjuangkan Sukacita Anglia 9.

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. jarak dengan ibukota provinsi (pekanbaru)sekitar 200 km. 1) Sebelah utara berbatasan dengan desa sepotong

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. jarak dengan ibukota provinsi (pekanbaru)sekitar 200 km. 1) Sebelah utara berbatasan dengan desa sepotong 18 BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Geografi Desa laksamana merupakan desa yang ada di kecamatan Sabak Auh yang ibu kota nya Kabupaten Siak dengan luas wilayah lebih kurang 918,44 km2. jarak antara

Lebih terperinci

MILIK UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar belakang

MILIK UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar belakang Agama Kristen merupakan salah satu agama yang berkembang di Indonesia. Perkembangan agama Kristen dapat kita lihat dari pertumbuhan gereja-gereja yang semakin banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proyek

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proyek BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proyek Keseimbangan hidup manusia adalah adanya keseimbangan segi jasmani dan rohani. Kehidupan jasmani terpenuhi dengan segala hal yang bersifat duniawi sedangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melepaskan diri dari ketegangan ketegangan yang sedang dialami. Budaya

BAB I PENDAHULUAN. melepaskan diri dari ketegangan ketegangan yang sedang dialami. Budaya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia dan agama adalah pasangan kata yang lazim ditemukan. Agama merupakan hasil dari budaya yang diciptakan manusia itu sendiri untuk melepaskan diri

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Salah satu hal yang paling penting bagi sebuah agama adalah tempat ibadah. Dan tempat ibadah tersebut dapat berupa gedung ataupun bangunan yang lain. Sebuah

Lebih terperinci