BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK FAMILY SCULPTURE UNTUK MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI SISWA DENGAN ANGGOTA KELUARGA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK FAMILY SCULPTURE UNTUK MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI SISWA DENGAN ANGGOTA KELUARGA"

Transkripsi

1 BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK FAMILY SCULPTURE UNTUK MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI SISWA DENGAN ANGGOTA KELUARGA Ayong Lianawati Program Studi Pendidikan Bimbingan Konseling Universitas PGRI Adi Buana Surabaya ABSTRAK Salah satu kegiatan yang menjadi komponen layanan bimbingan dan konseling adalah metode bimbingan kelompok. Bimbingan kelompok dapat dilakukan melalui berbagai teknik, salah satunya adalah dengan latihan (exercise). Oleh karena itu dalam hal ini akan mencoba menerapkan salah satu bentuk bimbingan kelompok dengan latihan gerak (movement) family Sculpture untuk membantu siswa dalam meningkatkan komunikasi secara efektif dengan anggota keluarga untuk meminimalisir terjadinya konflik dalam anggota keluarga. Dalam latihan ini, anggota kelompok berperan sebagai anggota keluarga, diantaranya sebagai ayah, ibu dan anak. Anggota kelompok harus bisa memerankan karakter dari masingmasing anggota keluarga itu sendiri. Tujuan dari latihan ini yaitu agar anggota kelompok bisa merasakan empati dan memahami dari permasalahan keluarga itu sendiri. Skenario yang dibuat yaitu mengenai kehidupan sehari-hari dalam keluarga. Misalnya remaja yang ingin meminta motor kepada orangtua, broken home, anak yang malas belajar, dan lain-lain. Berdasarkan hasil simulasi bimbingan kelompok dengan menggunakan teknik family sculpture diperoleh simpulan bahwa dengan bimbingan kelompok dapat membantu siswa secara aktif terlibat dalam kegiatan pembelajaran dan meningkatkan ketrampilan komunikasinya. Kata kunci: Teknik family Sculpture, Keterampilan komunikasi, Anggota keluarga PENDAHULUAN Masa remaja merupakan masa yang rentan terjadinya suatu konflik, karena pada masa ini terjadi banyak perubahan dalam diri individu pada aspek seperti emosional, perilaku dan sosial dan masa ini dikenal dengan masa pencarian identitas (Hurlock, 1992). Bagi sebagaian remaja yang secara psikis belum siap maka masa ini merupakan situasi yang tidak menyenangkan yang berujung pada terjadinya sebuah konflik, baik konflik interpersonal maupun intrapersonal. Selain dari dalam diri sendiri, konflik biasanya muncul karena lingkungan sosialnya, misalnya dari keluarga. Keluarga merupakan sistem sosialisasi bagi anak, dimana ia mengalami pola disiplin dan tingkah laku afektif. Walaupun seorang anak telah mencapai masa remaja dimana keluarga tidak lagi merupakan pengaruh tunggal bagi perkembangan mereka, keluarga tetap merupakan dukungan yang sangat diperlukan bagi perkembangan kepribadian remaja. Interaksi sosial awal terjadi di dalam 90

2 kelompok keluarga. Sehingga remaja dengan aspek pribadi siswa. Lebih belajar dari orangtua, saudara lanjut Sunaryo (2011) menjelaskan kandung, dan anggota keluarga lain yang dianggap benar dan salah oleh kelompok sosial tersebut. Komunikasi yang kurang baik dalam keluarga akan berdampak pada perilaku sosial anak sehingga memicu terjadinya konflik. bahwa bimbingan mengandung ragam teknik yang bersifat pedagogis untuk memfasilitasi perkembangan konseli dalam upaya mengembangkan perilaku jangka panjang secara sehat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa bimbingan Konflik juga timbul ketika perilaku dan konseling sangat membantu anggota keluarga yang satu individu dalam mengoptimalkan menghambat anggota yang lain dalam potensi individu serta upaya mencapai tujuan yang diinginkan. pencegahan konflik. (Handayani, 2008). Begitu pentingnya Kegiatan yang menjadi peranan komunikasi terbukti pada komponen layanan bimbingan dan kehidupan saat ini dengan adanya teknologi. Teknologi komunikasi sudah konseling adalah metode bimbingan kelompok. Bimbingan kelompok dapat menjadi bagian penting dalam hidup dilakukan melalui berbagai teknik, sehari-hari, semakin menegaskan salah satunya adalah dengan latihan bahwa manusia senantiasa berinteraksi dengan orang lain. Meskipun ditempat tertentu orang duduk sendirian, tetapi (exercise). Oleh karena itu dalam hal ini akan mencoba menerapkan salah satu bentuk bimbingan kelompok dengan dengan media komunikasi yang latihan gerak (movement) gambaran dimilikinya dengan mudah berinteraksi keluarga (family Sculpture) untuk dengan siapapun yang diinginkan membantu siswa dalam meningkatkan (Suranto, 2011). komunikasi secara efektif dengan Salah satu upaya yang dapat digunakan untuk membantu individu anggota keluarga untuk meminimalisir terjadinya konflik dalam keluarga. agar mampu melewati tugas Berdasarkan asumsi di atas perkembangannya dengan baik adalah melalui pendidikan. Menurut Sunaryo maka penulis menyimpulkan bahwa bimbingan kelompok dapat membantu (2011) pendidikan adalah proses siswa dalam mengoptimalkan membawa manusia dari kondisi apa kemampuannya. Oleh karena itu adanya kepada kondisi bagaimana penulis mengambil tema bimbingan seharusnya. Oleh karena itu melalui kelompok dengan tekni family Sculpture pendidikan dimungkinkan dapat untuk mengembangkan komunikasi membantu individu agar siswa dengan anggota keluarga. Dalam mengembangkan kemampuannya hal ini akan dijelaskan mengenai halhal secara optimal. Bimbingan dan yang terkait dengan cara untuk konseling adalah salah satu unsur pendidikan yang memegang peranan membantu siswa dalam berkomunikasi dengan keluarga secara efektif agar strategis karena langsung bersentuhan terhindar dari konflik, mengingat 91

3 komunikasi adalah hal yang penting dalam kehidupan sehari-hari. komunitas yang lebih luas, menuju kesejahteraan sosial secara umum. Dalam semua keluarga terdapat A. Konsep Dasar Keluarga Keluarga merupakan suatu sistem proses-proses nyata yang sedang terjadi dan memengaruhi kinerja serta kualitas yang terdiri dari sekelompok individu. keluarga tersebut. Etzione dalam Ketika semua individu saling Geldard (2011) menyatakan bahwa berinteraksi maka akan mampu kehidupan keluarga yang kuat dapat membuahkan tanggapan dan pola menciptakan masyarakat yang kuat perilaku, yang pada akhirnya dapat pula. Sehingga dari pernyataan tersebut memengaruhi keluarga secara sangat jelas bahwa peran anggota keseluruhan (Geldard, 2011). Jadi pada keluarga sangatlah memberi arti dasarnya dalam sebuah keluarga selalu terjadi saling interaksi, mereka saling penting dalam kehidupan yang lebih luas. Untuk mencapai hal tersebut, memengaruhi dan dipengaruhi antara dalam keluarga tentunya melalui individu satu dengan individu lain. Setelah kita pahami bahwa keluarga itu terdiri dari sekelompok individu, lebih proses yang tidak begitu mudah. Lebih lanjut Geldard (2011) menyebutkan beberapa proses yang penting dalam spesifik dalam sebuah keluarga keluarga, yakni: 1) Proses kekuasaan terdapat keluarga inti, yakni keluarga yang terdiri dari seorang ibu, ayah, dan anak-anak. Setiap anggota keluarga punya peran masing-masing sesuai dengan tugas perkembangan keluarga. Reise dan Lee (Geldard, 2011) mengemukakan bahwa terdapat empat fungsi sentral kehidupan keluarga, yakni: memberikankeintiman seksual, reproduksi, kerjasama ekonomi dan sosialisasi pada anak. Hal tersebut dan keintiman; 2) Proses penyusunan peran; 3) Proses komunikasi; 4) Proses pemecahan masalah; dan 5) Proses perubahan. Dari kelima proses tersebut, proses komunikasi merupakan bagian proses yang tak kalah penting dari proses lain. Proses komunikasi dapat dilakukan dengan dua cara yakni komunikasi verbal dan komunikasi non-verbal. Dalam setiap keluarga mempunyai adalah sebagian kecil dari fungsi yang bentuk komunikasi yang berbeda. dipenuhi dalam keluarga. Lebih lanjut Terkadang komunikasi itu Geldard (2011) Menjelaskan bahwa disampaikan dengan jelas, terbuka terdapat banyak fungsi yang bisa lengkap sehingga penerima tidak raguragu dimasukkan agar lebih efektif, yakni: 1) terhadap isis pesan yang Sebuah sistem sosial untuk memenuhi kebutuhan para anggotanya; 2) Suatu disampaikan, akan tetapi tidak sedikit juga komunikasi yang disampaikan lingkungan yang cocok untuk dengan tidak jelas, kabur, bahkan reproduksi dan pengasuhan anak; dan ambigu sehingga pesan tidak dapat 3) Suatu media interaksi dengan diterima dengan baik. oleh karena itu salah satu pemicu permasalahan dalam 92

4 keluarga adalah komunikasi yang tidak penyampaian pesan baik berupa ide tersampaikan secara jelas. B. Pengertian Komunikasi Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri, oleh karena itu dalam kehidupannya manusia selalu berinteraksi dengan orang lain. salah satu wujud dari interaksi tersebut adalah terjadinya komunikasi. Dalam kehidupan seharihari manusia akan selalu berkeinginan untuk berbicara dengan orang lain, bertukar pendapat atau gagasan, hingga memberi dan menerima informasi yang ada. Dance dalam Rakhmat (2009) mengemukakan bahwa komunikasi diartikan sebagai usaha menimbulkan respons melalui lambang-lambang verbal, ketika lambang-lambang verbal tersebut bertindak sebagai stimuli. Lebih lanjut Raymond S. Ross dalam Rakhmad (2009) mendefinisikan komunikasi sebagai, a transactional process involving cognitive sorting, selecting, and sharing of symbol in such a way as to help another elicit from his own experiences a meaning or responses similar to that intended by the source. Mengandung maksud bahwa komunikasi adalah suatu proses menyortir, memilih dan mengirimkan simbol-simbol sedemikian rupa sehingga membantu pendengar membangkitkan makna atau respons dari pikirannya yang serupa dengan yangg dimaksudkan oleh komunikator. Dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah suatu proses 93 atau gagasan terhadap orang lain agar terjadi saling merespon dari keduanya. Melalui proses komunikasi maka perasaan dan sikap seseorang akan dapat dipahami. Tidak jarang dalam penyampaian maksud dan tujuan melalui komunikasi mengalami beberapa kendala, hal tersebut terjadi akibat kurang fahamnya individu dalam mengkomunikasikan maksudnya. Oleh karena itu perlu adanya komunikasi secara efektif dalam hal tersebut. Komunikasi yang efektif membantu kita lebih memahami seseorang atau situasi dan memungkinkan kita untuk menyelesaikan perbedaan, membangun kepercayaan dan rasa hormat, dan menciptakan lingkungan di mana ideide kreatif, pemecahan masalah, kasih sayang, dan kepedulian dapat terjalin dengan baik. C. Komunikasi Dalam Keluarga Komunikasi dalam keluarga mungkin sedikit berbeda dengan komunikasi pada umumnya seperti halnya interaksi komunikasi yang dilakukan dengan lingkungan sosial karena setiap keluarga mempunyi pola komunikasi yang berbeda. Penerapan pola komunikasi dalam sebuah keluarga merupakan wujud interaksi dari orang tua terhadap anak maupun interaksi anak terhadap anggota keluarga. Dalam proses komunikasi tersebut maka terjadilah sebuah pembelajaran untuk mengenal diri sendiri maupun anggota keluarga.

5 Dengan berbagai macam latar menghormati minat anggota lain dan belakang keluarga maka setiap keluarga memiliki pola komunikasi yang berbeda. Menurut Wahidah terdapat empat pola komunikasi dalam keluarga, yakni: 1. Komunikasi keluarga dengan pola laissez-faire, ditandai dengan rendahnya komunikasi yang berorientasi konsep, artinya anak tidak diarahkan untuk mengembangkan diri secara mandiri, dan juga rendah dalam komunikasi yang berorientasi sosial. Artinya anak tidak membina keharmonisan hubungan dalam bentuk interaksi dengan orangtua. Anak maupun orangtua kurang atau tidak memahami obyek komunikasi, sehingga dapat menimbulkan komunikasi yang salah. 2. Komunikasi keluarga dengan pola protektif, ditandai dengan rendahnya komunikasi dalam orientasi konsep, tetapi tinggi komunikasinya dalam orientasi sosial. Kepatuhan dan keselarasan sangat dipentingkan. Anak-anak yang berasal dari keluarga yang menggunakan pola protektif dalam berkomunikasi mudah dibujuk, karena mereka tidak belajar bagaimana membela atau mempertahankan pendapat sendiri. 3. Komunikasi keluarga dengan pola pluralistik merupakan bentuk komunikasi keluarga yang menjalankan model komunikasi yang terbuka dalam membahas ideide dengan semua anggota keluarga, 94 saling mendukung. 4. Komunikasi keluarga dengan pola konsensual, ditandai dengan adanya musyawarah mufakat. Bentuk komunikasi keluarga ini menekankan komunikasi berorientasi sosial maupun yang berorientasi konsep. Pola ini mendorong dan memberikan kesempatan untuk tiap anggota keluarga mengemukakan ide dari berbagai sudut pandang, tanpa mengganggu struktur kekuatan keluarga. Keluarga adalah lingkungan yang pertama dan utama dalam proses tumbuh kembang anak. Anak mulai belajar berinteraksi dengan orang lain di luar dirinya, dimulai dari orang tua, saudara adan anggota keluarga yang lain. Keluarga yang harmonis mampu memberikan dampak yang positif terhadap optimalisasi perkembangan anak. Rutinitas kerja dan upaya untuk memenuhi kebutuhan keluarga, terutama yang bersifat material, tidak jarang membuat pasangan melupakan pentingnya memberikan lingkungan yang kondusif bagi perkembangan anak. Pola penyelesaian konflik yang kurang konstruktif, melahirkan konflik yang berkepanjangan, dan tak terselesaikan akan berdampak pada lingkungan keluarga yang kurang sehat untuk tumbuh kembang anak (Handayani, 2008). Ketidaksamaan dalam ide, pendapat serta pemahaman dari setiap individu bisa mengakibatkan terjadinya

6 sebuah konflik. Salah satu hal yang atau ketrampilan yang diperlukan diperlukan untuk menghindari terjadinya suatu konflik adalah dengan menyesuaikan pemahaman satu dengan yang lain agar tercipta hubungan yang lebih baik. Komunikasi memiliki peran yang besar dalam menajemen konflik. Dari beberapa hasil pengamatan menunjukkan bahwa komunikasi memiliki peranan yang sangat penting karena komunikasi yang buruk selalu menghasilkan kesalahpahaman dan akhirnya menjadi konflik. Oleh karena itu, agar terhindar dari konflik maka individu harus mampu berkomunikasi dengan baik, jelas dan tepat. Dalam berkomunikasi jangan menggunakan kata-kata yang menyakiti perasaan serta menghindari kalimat merendahkan orang lain. D. Bimbingan Kelompok Bimbingan kelompok mengacu pada aktivitas-aktivitas kelompok yang berfokus pada penyediaan informasi atau pengalaman melalui sebuah aktivitas kelompok yang terencana dan terorganisasi. Contoh aktivitas bimbingan kelompok ini adalah kelompok orientasi, kelompok mengeksplorasi karir, hari kunjungan universitas dan bimbingan kelas. (Gibson, 2011) Bimbingan kelompok adalah proses pemberian bantuan kepada individu melalui suasana kelompok (dinamika kelompok) yang memungkinkan setiap anggota untuk berpartisipasi aktif dan berbagai pengalaman dalam upaya pengembangan wawasan, sikap dan 95 dalam upaya mencegah timbulnya masalah atau dalam upaya pengembangan pribadi. Rusmana (2009). Lebih lanjut Sukardi (2008) menjelaskan Bimbingan kelompok merupakan layanan bimbingan yang memungkinkan sejumlah peserta didik secara bersama-sama memperoleh berbagai bahan dari nara sumber tertentu, terutama pembimbing atau konselor yang berguna untuk menunjang kehidupannya sehari-hari baik individu maupun pelajar, anggota keluarga dan masyarakat serta untuk pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Aktivitas bimbingan kelompok dikatakan berhasil apabila dalam kelompok tersebut terjadi dinamika dan interaksi antar anggota kelompok. Dinamika kelompok merupakan media efektif bagi anggota kelompok dalam mengembangkan aspek-aspek positif ketika mengadakan komunikasi antarpribadi dengan orang lain, oleh karena itu dinamika kelompok merupakan hal penting untuk dioptimalkan. Optimalnya dinamika kelompok biasanya ditandai dengan semangat kerjasama antar anggota kelompok demi tujuan yang ingin dicapai. Dalam situasi kelompok, seluruh anggota dapat mengeksplorasikan serta mengembangkan segala kemampuannya demi tujuan bersama. Aktivitas bimbingan kelompok dilakukan melalui beberapa tahapan. Prayitno (2004) mengemukakan empat

7 tahap yang perlu dilalui dalam Tujuan dari latihan ini yaitu agar pelaksanaan bimbingan kelompok yaitu tahap pembentukan, peralihan, kegiatan, dan pengakhiran. Sedangkan Rusmana (2009) Untuk mencapai suatu keberhasilan bimbingan kelompok tentunya ada prosedur atau langkahlangkah yang harus dipahami terlebih dahulu meskipun belum secara paten ada prosedur tentang pelangasanaan bimbingan kelompok. Menurut Gladding (dalam Rusmana, 2009) terdapat empat langkah konseling yang selaras dengan langkah-langkah dinamika kelompok dari Tuckman, yakni forming, storming, norming, performing, dan adjourning. Terkait dengan hal tersebut maka secara lebih singkat terdapat empat klasifikasi tahap bimbingan kelompok, yakni: (1) Tahap awal (beginning a group), (2) tahap transisi (transition stage), (3) tahap kerja (performing stage), (4) tahap terminasi (termination stage) Sesuai dengan tahapan yang ada dalam bimbingan kelompok tersebut, pelaksanaan bimbingan kelompok untuk meminimalisir terjadinya konflik dalam keluarga yakni menggunakan Teknik family Sculpture. Teknik family Sculpture merupakan salah satu teknik yang ada dalam bimbingan kelompok. Teknik ini menuntut siswa untuk menggerakkan seluruh tubuhnya. Dalam latihan ini anggota kelompok berperan sebagai anggota keluarga, diantaranya sebagai ayah, ibu dan anak. Anggota kelompok harus bisa memerankan karakter dari masingmasing anggota keluarga itu sendiri. 96 anggota kelompok bisa merasakan empati dan memahami dari permasalahan keluarga itu sendiri. Skenario yang dibuat yaitu mengenai kehidupan sehari-hari dalam kelurga. Misalnya remaja yang ingin meminta motor kepada orangtua nya, broken home, anaknya malas belajar, dan lainlain. Dengan menggunakan teknik family Sculpture siswa dalam kelompok berperan layaknya anggota keluarga, setiap kelompok diberikan tugas untuk memerankan situasi dalam keluarga sesuai dengan permaslahan yang ada. Dengan teknik ini maka diharapkan siswa mampu meningkatkan komunikasi dengan anggota keluarganya. Hal ini sangat penting, karena komunikasi yang efektif dapat meminimalisir terjadinya suatu konflik. Masalah kecil dapat menjadi besar manakala siswa tidak mampu mengkomunkasikan dengan keluarganya. Atas dasar itulah dilakukan teknik family Sculpture agar siswa mampu berempati dalam keluarga dan memahami permasalahan keluarga. DISKUSI Pelaksanaan bimbingan kelompok dengan teknik family sculpture di ujicobakan pada tiga kelas binaan. Hal tersebut dilakukan guna untuk mengetahui keefektivan teknik ini. Pada kelas A, teknik ini kurang berhasil dilaksanakan, hal tersebut mungkin dikarenakan penjelasan dari konselor yang kurang jelas, pembagian

8 kelompok yang kurang terorganisir sehingga yang menjadi target pencapaian masih belum terpenuhi. Belajar dari pengalaman di kelas A maka pada pelaksanaan bimbingan kelompok di kelas B dilakukan dengan lebih terorganisir, konselor memberi penjelasan dengan lengkap terkait teknik family sculpture yang akan dilaksanakan. Aktivitas tersebut sudah bisa dilakukan dengan baik, tetapi ada beberapa hal yang kurang dalam pelaksanaan di kelas B, yakni terkait dengan tema permasalahan. Tema permasalahan yang diinstruksikan pada kelas B hanya secara garis besar saja. Misalnya, setting keluarga dengan kondisi anak yang malas belajar, orang tua yang suka bertengkar dan lain sebagainya. Selanjutnya uji coba dilakukan pada kelas C, dengan penjelasan prosedur yang jelas, tema permasalahan yang konkrit sering di alami pada keluarga serta deskripsi dari kondisi keluarga maupun tugas masing-masing siswa dalam kelompok. Dari penjelasan serta tugas yang diberikan secara jelas tersebut maka siswa mampu mensimulasikan teknik family sculpture dengan baik. Refleksi hasil simulasi tersebut disimpulkan secara singkat bahwa siswa merasa lebih ada gambaran atau bayangan ketika harus mengkomunikasikan suatu keinginan dengan keluarganya. Komunikasi bisa dilakukan dengan baik agar tidak terjadi konflik dalam keluarga, hal tersebut yang telah diperoleh siswa dari simulasi teknik family sculpture ini. 97 SIMPULAN Dari hasil simulasi bimbingan kelompok menggunakan teknik family sculpture diperoleh kesimpulan bahwa teknik ini dapat membantu siswa secara aktif terlibat dalam kegiatan pembelajaran. Sehingga tidak ada siswa yang pasif dalam hal ini. Family sculpture merupakan salah satu teknik dalam bimbingan kelompok, dalam hal ini anggota kelompok berperan sebagai anggota keluarga, diantaranya sebagai ayah, ibu dan anak. Anggota kelompok harus bisa memerankan karakter dari masing-masing anggota keluarga itu sendiri. Tujuan dari latihan ini yaitu agar anggota kelompok bisa merasakan empati dan memahami dari permasalahan keluarga itu sendiri. Dengan teknik tersebut akan bisa mengajarkan kepada siswa bagaimana cara komunikasi yang baik dengan orang tua ketika punya keinginan atau permasalahan agar tidak sampai terjadi konflik dengan orang tua ataupun anggota keluarga. DAFTAR PUSTAKA Geldard & Geldard. (2011). Konseling Keluarga. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Gibson L. dan Mitchell. (2011). Bimbingan dan Konseling. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Handayani, dkk (2008). Psikologi keluarga. Surabaya: Fakultas Psikologi Universitas airlangga. Hurlock. (1992). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Penerbit Erlangga.

9 Kartadinata, S. (2011). Menguak Tabir Metode, teknik dan Aplikas. Bimbingan dan Konseling Sebagai Bandung: Rizqi. Upaya Pedagogis. Bandung. Upi Sukardi, D. & Kusmawati, N. (2008). Press. Proses Bimbingan Dan Konseling Rakhmad, J. (2009). Psikologi Di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta. komunikasi. Bandung: Rosda. Suranto. (2011). Komunikasi Rusmana. N. (2009). Bimbingan dan Interpersonal. Yogyakarta: Graha Konseling Kelompok di Sekolah: Ilmu. 98

BAB I PENDAHULUAN. Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN. Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan salah satu masa dalam dalam rentang kehidupan yang dilalui oleh individu. Masa ini merupakan periode kehidupan yang penting dalam perkembangan

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI ANAK MELALUI METODE BERCAKAP CAKAP PADA KELOMPOK B DI RA NURUL HIKMAH RINGINHARJO SRAGEN

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI ANAK MELALUI METODE BERCAKAP CAKAP PADA KELOMPOK B DI RA NURUL HIKMAH RINGINHARJO SRAGEN UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI ANAK MELALUI METODE BERCAKAP CAKAP PADA KELOMPOK B DI RA NURUL HIKMAH RINGINHARJO SRAGEN TAHUN AJARAN 2011 / 2012 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai interaksi antara dirinya dan lingkungannya. Keseluruhan proses

BAB I PENDAHULUAN. sebagai interaksi antara dirinya dan lingkungannya. Keseluruhan proses 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan pembelajaran merupakan proses perubahan dalam perilaku sebagai interaksi antara dirinya dan lingkungannya. Keseluruhan proses pendidikan di sekolah, pembelajaran

Lebih terperinci

Tujuan Instruksional Khusus

Tujuan Instruksional Khusus DASAR KOMUNIKASI Tujuan Instruksional Khusus 1. Menemukan alasan mengapa manusia berkomunikasi 2. Mendefinisikan komunikasi dan Penyuluhan 3. Membedakan komunikasi dan penyuluhan 4. Menjelaskan Fungsi

Lebih terperinci

Psikologi Konseling. Psikologi Konseling. Psikologi Psikologi

Psikologi Konseling. Psikologi Konseling. Psikologi Psikologi MODUL PERKULIAHAN Psikologi Konseling Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Psikologi Psikologi 05 61033 Abstract Dalam perkuliahan ini akan didiskusikan mengenai Ketrampilan Dasar Konseling:

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. keyakinan atas kemampuan diri sendiri, sehingga dalam tindakan-tindakannya

BAB II LANDASAN TEORI. keyakinan atas kemampuan diri sendiri, sehingga dalam tindakan-tindakannya BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kepercayaan Diri 2.1.1 Pengertian Kepercayaan Diri Menurut Lauster (2012) kepercayaan diri merupakan suatu sikap atau keyakinan atas kemampuan diri sendiri, sehingga dalam tindakan-tindakannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sosial tertentu. Proses komunikasi antar pribadilah yang dapat menumbuhkan

BAB I PENDAHULUAN. sosial tertentu. Proses komunikasi antar pribadilah yang dapat menumbuhkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai makhluk sosial setiap individu akan selalu berkeinginan untuk berbicara, saling tukar-menukar pendapat dan informasi ataupun saling berbagi pengalaman dengan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK DISKUSI GORONTALO. Maspa Mardjun, Tuti Wantu, Meiske Puluhulawa

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK DISKUSI GORONTALO. Maspa Mardjun, Tuti Wantu, Meiske Puluhulawa 1 2 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK DISKUSI PADA SISWA KELAS VIII B DI MTS. AL-KHAIRAAT KOTA GORONTALO Maspa Mardjun, Tuti Wantu, Meiske Puluhulawa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Vincentius Wishnu Adhityaputra, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Vincentius Wishnu Adhityaputra, 2015 1 BAB I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan tentang latar belakang penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, asumsi penelitian dan struktur organisasi penelitian. A. Latar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN Bab I ini menguraikan inti dari penelitian yang mencakup latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi. 1.1 Latar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau interaksi dengan orang lain, tentunya dibutuhkan kemampuan individu untuk

BAB I PENDAHULUAN. atau interaksi dengan orang lain, tentunya dibutuhkan kemampuan individu untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah mahluk sosial yang memiliki kebutuhan untuk berinteraksi timbal-balik dengan orang-orang yang ada di sekitarnya. Memulai suatu hubungan atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Komunikasi adalah sebuah kebutuhan naluriah yang ada pada semua makhluk hidup. Tak hanya manusia, binatang juga melakukan proses komunikasi diantara sesamanya, dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk hidup sosial, dalam kesehariannya senantiasa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk hidup sosial, dalam kesehariannya senantiasa 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagai makhluk hidup sosial, dalam kesehariannya senantiasa berhubungan dengan individu lainnya atau dapat dikatakan dengan melakukan komunikasi. Komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dibandingkan pertengahan masa kanak-kanak bagi remaja itu sendiri maupun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dibandingkan pertengahan masa kanak-kanak bagi remaja itu sendiri maupun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja sejak dahulu dianggap sebagai masa pertumbuhan yang sulit, dibandingkan pertengahan masa kanak-kanak bagi remaja itu sendiri maupun orang tua. Masa

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK DISKUSI PADA SISWA KELAS V SDN 72 KOTA TIMUR KOTA GORONTALO

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK DISKUSI PADA SISWA KELAS V SDN 72 KOTA TIMUR KOTA GORONTALO 1 MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK DISKUSI PADA SISWA KELAS V SDN 72 KOTA TIMUR KOTA GORONTALO Wenny Hulukati, Murhima A. Kau, Ramlah ABSTRAK Meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terdiri dari ayah, ibu, dan anak. Keluarga merupakan sekumpulan orang yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terdiri dari ayah, ibu, dan anak. Keluarga merupakan sekumpulan orang yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga merupakan unsur penentu pertama dan utama keberhasilan pembinaan anak sebagai generasi penerus. Keluarga inti adalah keluarga yang terdiri dari ayah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencerdasan kehidupan bangsa, serta membentuk generasi yang berpengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. mencerdasan kehidupan bangsa, serta membentuk generasi yang berpengetahuan BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan Nasional merupakan bagian dari sistem pembangunan Nasional Indonesia, karena itu pendidikan mempunyai peran dan tujuan untuk mencerdasan kehidupan

Lebih terperinci

MEMBIMBING MAHASISWA. Agus Taufiq Jurusan PPB FIP UPI 2010

MEMBIMBING MAHASISWA. Agus Taufiq Jurusan PPB FIP UPI 2010 MEMBIMBING MAHASISWA MELALUI STATEGI KELOMPOK Agus Taufiq Jurusan PPB FIP UPI 2010 Hakikat Bimbingan kelompok merupakan suatu proses pemberian bantuan kepada individu melalui suasana kelompok yang memungkinkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian kuantitatif melalui analisis regresi linier. Menurut Sugiyono (2009) Regresi adalah pengukur hubungan

Lebih terperinci

LAYANAN KONSELING KELOMPOK

LAYANAN KONSELING KELOMPOK sugiyatno@uny.co.id LAYANAN KONSELING KELOMPOK Program Studi Bimbingan Konseling FIP Universitas Negeri Yogyakarta 2010 Konseling Proses membantu individu mengatasi hambatan2 perkembangan dirinya dan utk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari dan juga membutuhkan bantuan

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari dan juga membutuhkan bantuan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Penelitian Manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan orang lain dalam berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari dan juga membutuhkan bantuan orang lain, untuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. lain. Menurut Supratiknya (1995:9) berkomunikasi merupakan suatu

I. PENDAHULUAN. lain. Menurut Supratiknya (1995:9) berkomunikasi merupakan suatu I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Hakikat manusia adalah sebagai makhluk sosial, oleh karena itu setiap manusia tidak lepas dari kontak sosialnya dengan masyarakat, dalam pergaulannya

Lebih terperinci

Intervensi Kelompok (pengantar II) Danang Setyo Budi Baskoro, M.Psi

Intervensi Kelompok (pengantar II) Danang Setyo Budi Baskoro, M.Psi Intervensi Kelompok (pengantar II) Danang Setyo Budi Baskoro, M.Psi Konseling Kelompok Salah satu bentuk konseling dengan memanfaatkan kelompok untuk membantu, memberi umpan balik dan pengalaman belajar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Konsep diri adalah berkaitan dengan ide, pikiran, kepercayaan serta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Konsep diri adalah berkaitan dengan ide, pikiran, kepercayaan serta BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Konsep Diri 2.1.1 Pengertian Konsep Diri Konsep diri adalah berkaitan dengan ide, pikiran, kepercayaan serta keyakinan yang diketahui dan dipahami oleh individu tentang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membahas mengenai kualitas komunikasi yang dijabarkan dalam bentuk pengertian kualitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membahas mengenai kualitas komunikasi yang dijabarkan dalam bentuk pengertian kualitas BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini terbagi atas empat sub bab. Sub bab pertama membahas mengenai komunikasi sebagai media pertukaran informasi antara dua orang atau lebih. Sub bab kedua membahas mengenai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 KonteksMasalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 KonteksMasalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 KonteksMasalah Keluarga merupakan sebuah kelompok primer yang pertama kali kita masuki dimana didalamnya kita mendapatkan pembelajaran mengenai norma-norma, agama maupun proses sosial

Lebih terperinci

KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Komunikasi merupakan suatu hal yang sangat mendasar dalam kehidupan manusia. Dan

KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Komunikasi merupakan suatu hal yang sangat mendasar dalam kehidupan manusia. Dan BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Komunikasi Interpersonal a. Pengertian Komunikasi Komunikasi merupakan suatu hal yang sangat mendasar dalam kehidupan manusia. Dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam situasi masyarakat yang selalu berubah, idealnya pendidikan tidak

BAB I PENDAHULUAN. Dalam situasi masyarakat yang selalu berubah, idealnya pendidikan tidak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam situasi masyarakat yang selalu berubah, idealnya pendidikan tidak hanya berorientasi pada masa lalu dan masa kini, tetapi sudah seharusnya merupakan proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sebagai makhluk sosial, manusia tidak akan dapat bertahan hidup sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sebagai makhluk sosial, manusia tidak akan dapat bertahan hidup sendiri. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai makhluk sosial, manusia tidak akan dapat bertahan hidup sendiri. Interaksi dengan lingkungan senantiasa dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhannya. Salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. didik dalam mengembangkan potensinya. Hal ini didasarkan pada UU RI No

BAB I PENDAHULUAN. didik dalam mengembangkan potensinya. Hal ini didasarkan pada UU RI No BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan pada hakikatnya merupakan usaha untuk membantu peserta didik dalam mengembangkan potensinya. Hal ini didasarkan pada UU RI No 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sekolah pada dasarnya merupakan lingkungan sosial yang berfungsi sebagai tempat bertemunya individu satu dengan yang lainnya dengan tujuan dan maksud yang

Lebih terperinci

Pengertian Komunikasi

Pengertian Komunikasi Pengertian Komunikasi Komunikasi berasal dari kata Latin Communicare atau Communis yang berarti sama atau menjadi milik bersama. Komunikasi adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 13 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Motivasi kerja 1. Pengertian motivasi kerja Menurut Anoraga (2009) motivasi kerja adalah sesuatu yang menimbulkan semangat atau dorongan kerja. Oleh sebab itu, motivasi kerja

Lebih terperinci

Definisi keluarga broken home menurut Gerungan (2009:199) adalah:

Definisi keluarga broken home menurut Gerungan (2009:199) adalah: 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bagi seorang anak, keluarga merupakan kelompok sosial pertama dan terutama yang dikenalnya. Pada pendidikan keluarga seorang anak tumbuh dan berkembang. Sumaatmadja

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. membutuhkan kelompok atau masyarakat untuk saling berinteraksi. Hal

BAB 1 PENDAHULUAN. membutuhkan kelompok atau masyarakat untuk saling berinteraksi. Hal BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai makhluk sosial manusia memerlukan orang lain dan membutuhkan kelompok atau masyarakat untuk saling berinteraksi. Hal ini merupakan suatu hakekat bahwa sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sosial di lingkungan sekolah. Dalam melaksanakan fungsi interaksi sosial, remaja

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sosial di lingkungan sekolah. Dalam melaksanakan fungsi interaksi sosial, remaja BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu masalah yang banyak di hadapi oleh remaja adalah interaksi sosial di lingkungan sekolah. Dalam melaksanakan fungsi interaksi sosial, remaja melakukan komunikasi

Lebih terperinci

KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KONSELING ( KIP/K ) RURY NARULITA SARI, SST., M.Kes

KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KONSELING ( KIP/K ) RURY NARULITA SARI, SST., M.Kes KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KONSELING ( KIP/K ) RURY NARULITA SARI, SST., M.Kes PENGERTIAN KOMUNIKASI Proses penyampaian pikiran atau perasaan dalam bentuk pendapat/ informasi melalui kata-kata, gerak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Komunikasi Rakhmat (1992) menjelaskan bahwa komunikasi berasal dari bahasa latin communicare, yang berarti berpartisipasi atau memberitahukan. Thoha (1983) selanjutnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. paling dasar. Akan tetapi dalam kehidupan sehari-hari kita sering mengalami

BAB I PENDAHULUAN. paling dasar. Akan tetapi dalam kehidupan sehari-hari kita sering mengalami BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan komunikasi antar pribadi merupakan kegiatan sehari-hari yang paling banyak dilakukan oleh manusia sebagai makhluk sosial. Sejak bangun tidur di pagi hari sampai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk hidup sosial, seorang individu sejak lahir hingga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk hidup sosial, seorang individu sejak lahir hingga 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagai makhluk hidup sosial, seorang individu sejak lahir hingga sepanjang hayat senantiasa berhubungan dengan individu lainnya atau dengan kata lain melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan karakter manusia sebagai makhluk sosial. membutuhkan manusia lainnya untuk berinteraksi.

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan karakter manusia sebagai makhluk sosial. membutuhkan manusia lainnya untuk berinteraksi. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengembangan karakter manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan manusia lainnya untuk berinteraksi. Untuk berhubungan dengan orang lain dibutuhkan komunikasi yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi (Sugiyo, 2005). Komunikasi antar

BAB II KAJIAN TEORI. yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi (Sugiyo, 2005). Komunikasi antar BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Komunikasi 2.1.1 Pengertian komunikasi antar pribadi Komunikasi antar pribadi merupakan proses sosial dimana individu-individu yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi (Sugiyo,

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN ISTRUMEN EVALUASI LAYANAN KONSELING KELOMPOK PENYELENGGARAAN BIMBINGAN DAN KONSELING

PENGEMBANGAN ISTRUMEN EVALUASI LAYANAN KONSELING KELOMPOK PENYELENGGARAAN BIMBINGAN DAN KONSELING PENGEMBANGAN ISTRUMEN EVALUASI LAYANAN KONSELING KELOMPOK PENYELENGGARAAN BIMBINGAN DAN KONSELING Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Instrumen dan Media Bimbingan Konseling Dosen Pengampu:

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KEMATANGAN PEMILIHAN KARIR MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK PROBLEM SOLVING

UPAYA MENINGKATKAN KEMATANGAN PEMILIHAN KARIR MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK PROBLEM SOLVING UPAYA MENINGKATKAN KEMATANGAN PEMILIHAN KARIR MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK PROBLEM SOLVING Novita Agustina 1, Okvantia Nurmaisara 2, Tyas Martika Anggriana 3 1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PENINGKATAN RESILIENSI SISWA

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PENINGKATAN RESILIENSI SISWA PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PENINGKATAN RESILIENSI SISWA Ayunda Mayasari Dewi (10220138) Mahasiswa Pendidikan Bimbingan dan Konseling IKIP Veteran Semarang Abstrak Perumusan Masalah dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan aktivitas sehari-hari yang dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan aktivitas sehari-hari yang dilakukan oleh 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan aktivitas sehari-hari yang dilakukan oleh manusia untuk saling berinteraksi atau berhubungan baik dengan manusia lainnya. Komunikasi sangat erat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah merupakan wadah bagi individu untuk mengembangkan aspek-aspek

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah merupakan wadah bagi individu untuk mengembangkan aspek-aspek 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam Undang- Undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 3, tentang sistem pendidikan, yaitu: Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan besosialisasi manusia sangat dituntut untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan besosialisasi manusia sangat dituntut untuk dapat A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Dalam kehidupan besosialisasi manusia sangat dituntut untuk dapat berkomunikasi dengan masyarakat sekitar, baik lingkungan tempat tinggal maupun lingkungan pendidikan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keterampilan dalam berkomunikasi itu sangat penting untuk kehidupan kita

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keterampilan dalam berkomunikasi itu sangat penting untuk kehidupan kita BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keterampilan dalam berkomunikasi itu sangat penting untuk kehidupan kita sehari-hari, karena dengan berkomunikasi yang baik berarti kita termasuk orang yang berjiwa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. manusia. Sebagai suatu kegiatan yang sadar akan tujuan, maka keberadaan

I. PENDAHULUAN. manusia. Sebagai suatu kegiatan yang sadar akan tujuan, maka keberadaan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas manusia. Sebagai suatu kegiatan yang sadar akan tujuan, maka keberadaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan berfungsinya organ-organ tubuh sebagai bentuk penyesuaian diri terhadap

BAB I PENDAHULUAN. dan berfungsinya organ-organ tubuh sebagai bentuk penyesuaian diri terhadap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Individu sejak dilahirkan akan berhadapan dengan lingkungan yang menuntutnya untuk menyesuaikan diri. Penyesuaian diri yang dilakukan oleh individu diawali dengan penyesuaian

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Kesimpulan Umum Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan baik berdasarkan hasil observasi maupun wawancara secara langsung kepada narasumber, maka dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dijalanan maupun ditempat-tempat umum lainnya (Huraerah, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. dijalanan maupun ditempat-tempat umum lainnya (Huraerah, 2007). 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Anak jalanan di Indonesia mengalami peningkatan pesat dalam beberapa tahun belakangan. Seseorang bisa dikatakan anak jalanan apabila berumur dibawah 18 tahun, yang

Lebih terperinci

PENDAMPINGAN KELOMPOK KONSELOR SEBAYA DI KOTA BATU

PENDAMPINGAN KELOMPOK KONSELOR SEBAYA DI KOTA BATU PENDAMPINGAN KELOMPOK KONSELOR SEBAYA DI KOTA BATU Muhammad Shohib 1, Ari Firmanto 2, Wahyu Andhyka Kusuma 3, Gita Indah Martasari 4 1,2 Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang 3,4 Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berhubungan dengan manusia lainnya dan mempunyai hasrat untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. berhubungan dengan manusia lainnya dan mempunyai hasrat untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pada hakekatnya manusia adalah mahluk sosial yang tidak dapat lepas berhubungan dengan manusia lainnya dan mempunyai hasrat untuk berkomunikasi atau bergaul dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. individu dengan individu yang lain merupakan usaha manusia dalam

BAB I PENDAHULUAN. individu dengan individu yang lain merupakan usaha manusia dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup tanpa manusia lain dan senantiasa berusaha untuk menjalin hubungan dengan orang lain. Hubungan antara individu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membentuk perilaku sosial anak menjadi lebih baik dan berakhlak.

BAB I PENDAHULUAN. membentuk perilaku sosial anak menjadi lebih baik dan berakhlak. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tugas dan kewajiban orang tua bukan hanya memberikan kewajiban secara jasmani anak melainkan juga secara rohani yaitu dengan memberikan pendidikan akhlak yang baik,yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nasional pada pasal 1 ayat 6 yang menyatakan bahwa guru pembimbing sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Nasional pada pasal 1 ayat 6 yang menyatakan bahwa guru pembimbing sebagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara legalitas keberadaan bimbingan dan konseling di Indonesia tercantum dalam undang-undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal

Lebih terperinci

A. Komunikasi Massa Komunikasi massa menyiarkan informasi, gagasan dan sikap kepada komunikan yang beragam dalam jumlah yang banyak menggunakan media.

A. Komunikasi Massa Komunikasi massa menyiarkan informasi, gagasan dan sikap kepada komunikan yang beragam dalam jumlah yang banyak menggunakan media. Bentuk Komunikasi A. Komunikasi Massa Komunikasi massa menyiarkan informasi, gagasan dan sikap kepada komunikan yang beragam dalam jumlah yang banyak menggunakan media. 1. Karakteristik komunikasi massa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja dianggap sebagai masa labil yaitu di mana individu berusaha mencari jati dirinya dan mudah sekali menerima informasi dari luar dirinya tanpa ada pemikiran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Di era sekarang perceraian seolah-olah menjadi. langsung oleh Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama Mahkamah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Di era sekarang perceraian seolah-olah menjadi. langsung oleh Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama Mahkamah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perceraian merupakan kata yang umum dan tidak asing lagi di telinga masyarakat. Di era sekarang perceraian seolah-olah menjadi trend, karena untuk menemukan informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal

BAB I PENDAHULUAN. Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi memiliki peran yang sangat penting bagi kehidupan manusia karena komunikasi merupakan alat manusia untuk saling berinteraksi satu sama lain. Manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah sebuah proses yang memegang peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah sebuah proses yang memegang peranan penting dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pendidikan adalah sebuah proses yang memegang peranan penting dalam kehidupan suatu bangsa untuk terus maju dan berkembang karena pendidikan merupakan wahana untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja dapat diartikan sebagai masa perkembangan transisi antara masa anak menuju masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosial-emosional (Hurlock,

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : KHULAIDAH NPM :

SKRIPSI. Oleh : KHULAIDAH NPM : HUBUNGAN KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN SIKAP MANDIRI SISWA KELAS VIII DI MTs MIFTAHUL FALAH REMBANG KECAMATAN REMBANG KABUPATEN REMBANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah

Lebih terperinci

ASSALAMU ALAIKUM WR.WB.

ASSALAMU ALAIKUM WR.WB. ASSALAMU ALAIKUM WR.WB. PENDIDIKAN BERMUTU efektif atau ideal harus mengintegrasikan tiga bidang kegiatan utamanya secara sinergis, yaitu (1) bidang administratif dan kepemimpinan, (2) bidang instruksional

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. laku spesifik yang bekerja secara individu dan bersama sama untuk mengasuh

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. laku spesifik yang bekerja secara individu dan bersama sama untuk mengasuh BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Pola Asuh 1.1 Definisi Pengasuhan adalah kegiatan kompleks yang mencakup berbagai tingkah laku spesifik yang bekerja secara individu dan bersama sama untuk mengasuh anak (Darling,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TERAPI BEHAVIOR DENGAN TEKNIK MODELLING. penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Pada dasarnya komunikasi

BAB IV ANALISIS TERAPI BEHAVIOR DENGAN TEKNIK MODELLING. penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Pada dasarnya komunikasi BAB IV ANALISIS TERAPI BEHAVIOR DENGAN TEKNIK MODELLING Pada bab ke empat ini peneliti akan menguraikan analisis dari data penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Pada dasarnya komunikasi interpersonal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Sebagai makhluk sosial, manusia tentunya perlu berinteraksi dengan sesamanya. Ketika interaksi tersebut berjalan secara terus menerus tanpa menimbulkan suatu

Lebih terperinci

KEDUDUKAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM SITEM PENDIDIKAN NASIONAL BERORIENTASIKAN BUDAYA

KEDUDUKAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM SITEM PENDIDIKAN NASIONAL BERORIENTASIKAN BUDAYA KEDUDUKAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM SITEM PENDIDIKAN NASIONAL BERORIENTASIKAN BUDAYA DI SUSUN OLEH : SURANTO HARIYO H RIAN DWI S YUNITA SETIA U YUYUN DESMITA S FITRA VIDIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Pada bab ini terdapat empat kesimpulan berdasarkan hasil temuan penelitian dan pembahasan. Kesimpulan pertama berkaitan dengan kenyataan yang dialami keluarga,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dorongan dan kebutuhan untuk berhubungan dengan manusia lainnya, hubungan

BAB I PENDAHULUAN. dorongan dan kebutuhan untuk berhubungan dengan manusia lainnya, hubungan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, karena pada diri manusia ada dorongan dan kebutuhan untuk berhubungan dengan manusia lainnya, hubungan dengan manusia lain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menentukan kemana arah hidup dan cita-cita yang ingin masyarakat capai. memerlukan pendidikan demi kemajuan kehidupannya.

BAB I PENDAHULUAN. menentukan kemana arah hidup dan cita-cita yang ingin masyarakat capai. memerlukan pendidikan demi kemajuan kehidupannya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan dalam kehidupan masyarakat, dimana melalui pendidikan mereka mendapatkan pengetahuan, ilmu, wawasan, ketrampilan dan keahlian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan ini pula dapat dipelajari perkembangan ilmu dan teknologi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan ini pula dapat dipelajari perkembangan ilmu dan teknologi yang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan suatu bangsa, melalui pendidikan akan terbentuk manusia yang cerdas. Dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. diantara manusia pada dasarnya terdapat saling ketergantungan, saling

I. PENDAHULUAN. diantara manusia pada dasarnya terdapat saling ketergantungan, saling I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara kodrati manusia adalah makhluk sosial, artinya makhluk yang selalu ingin hidup berdampingan, bergaul dengan sesamanya. Hal ini membuktikkan bahwa diantara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keberadaan orang lain. Setiap manusia akan saling ketergantungan dalam. individu maupun kelompok dalam lingkungannya masing-masing.

BAB I PENDAHULUAN. keberadaan orang lain. Setiap manusia akan saling ketergantungan dalam. individu maupun kelompok dalam lingkungannya masing-masing. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia sebagai homo socius (makhluk sosial) tidak bisa hidup tanpa keberadaan orang lain. Setiap manusia akan saling ketergantungan dalam memenuhi kebutuhannya. Hal

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Manusia dalam perkembangannya memiliki suatu tugas berupa tugas. perkembangan yang harus dilalui sesuai dengan tahap perkembangannya.

I. PENDAHULUAN. Manusia dalam perkembangannya memiliki suatu tugas berupa tugas. perkembangan yang harus dilalui sesuai dengan tahap perkembangannya. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Manusia dalam perkembangannya memiliki suatu tugas berupa tugas perkembangan yang harus dilalui sesuai dengan tahap perkembangannya. Siswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebutuhan mencari pasangan hidup untuk melanjutkan keturunan akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebutuhan mencari pasangan hidup untuk melanjutkan keturunan akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebutuhan mencari pasangan hidup untuk melanjutkan keturunan akan menjadi prioritas dalam hidup jika seseorang sudah berada di usia yang cukup matang dan mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kejiwaan. Istilah komunikasi (bahasa Inggris : Communication) berasal dari communis

BAB I PENDAHULUAN. kejiwaan. Istilah komunikasi (bahasa Inggris : Communication) berasal dari communis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan hal yang sangat penting, karena dengan komunikasi manusia mampu memenuhi kebutuhan yang bersifat fisik maupun yang bersifat kejiwaan. Istilah

Lebih terperinci

Dari asal kata common yg bermakna bersama-sama, istilah komunikasi atau communication berasal dari bahasa Latin, yaitu communicatio yg berarti

Dari asal kata common yg bermakna bersama-sama, istilah komunikasi atau communication berasal dari bahasa Latin, yaitu communicatio yg berarti Komunikasi & Konseling dalam Praktik Kebidanan Apa itu Komunikasi? Dari asal kata common yg bermakna bersama-sama, istilah komunikasi atau communication berasal dari bahasa Latin, yaitu communicatio yg

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Pengembangan diri adalah kegiatan yang bertujuan memberikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Pengembangan diri adalah kegiatan yang bertujuan memberikan BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Pengembangan diri adalah kegiatan yang bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan,

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN PERILAKU PRO-SOSIAL MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN METODE SOSIODRAMA. Arni Murnita SMK Negeri 1 Batang, Jawa Tengah

UPAYA MENINGKATKAN PERILAKU PRO-SOSIAL MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN METODE SOSIODRAMA. Arni Murnita SMK Negeri 1 Batang, Jawa Tengah Jurnal Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling Vol. 2, No. 1, Januari 2016 ISSN 2442-9775 UPAYA MENINGKATKAN PERILAKU PRO-SOSIAL MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN METODE SOSIODRAMA Arni Murnita

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. Analisis data merupakan proses pengaturan data penelitian, yakni

BAB IV ANALISIS DATA. Analisis data merupakan proses pengaturan data penelitian, yakni BAB IV ANALISIS DATA Analisis data merupakan proses pengaturan data penelitian, yakni peorganisasin data kedalam pola-pola yang saling berhubungan, serta setiap kategori maupun sistem yang ada. Pada tahap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persiapan untuk kehidupan yang baik dikemudian hari, oleh karena itu banyak orang tua

BAB I PENDAHULUAN. persiapan untuk kehidupan yang baik dikemudian hari, oleh karena itu banyak orang tua BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Manusia merupakan makhluk sosial, oleh karena itu manusia sangat memerlukan orang lain untuk berinteraksi dalam memenuhi kebutuhannya. Sekolah dipandang sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. individu untuk menuju kedewasaan atau kematangan adalah masa remaja

BAB I PENDAHULUAN. individu untuk menuju kedewasaan atau kematangan adalah masa remaja BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu periode perkembangan yang harus dilalui oleh seorang individu untuk menuju kedewasaan atau kematangan adalah masa remaja (Yusuf, 2006). Masa remaja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lainnya khususnya di lingkungannya sendiri. Manusia dalam beraktivitas selalu

BAB I PENDAHULUAN. lainnya khususnya di lingkungannya sendiri. Manusia dalam beraktivitas selalu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak terlepas dari manusia lainnya khususnya di lingkungannya sendiri. Manusia dalam beraktivitas selalu melibatkan orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang Undang RI No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. Undang Undang RI No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan pembelajaran yang aktif seperti yang di kehendaki dalam Undang Undang RI No

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. seseorang karena konsep diri merupakan kerangka acuan (frame of reference) dalam

BAB II KAJIAN TEORI. seseorang karena konsep diri merupakan kerangka acuan (frame of reference) dalam BAB II KAJIAN TEORI A. Konsep diri Konsep diri adalah gambaran tentang diri individu itu sendiri, yang terjadi dari pengetahuan tentang diri individu itu sendiri, yang terdiri dari pengetahuan tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pola Kelekatan Orangtua Tunggal Dengan Konsep Diri Remaja Di Kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pola Kelekatan Orangtua Tunggal Dengan Konsep Diri Remaja Di Kota Bandung BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Idealnya, di dalam sebuah keluarga yang lengkap haruslah ada ayah, ibu dan juga anak. Namun, pada kenyataannya, saat ini banyak sekali orang tua yang menjadi orangtua

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan aktivitas penting serta mendasar dalam kehidupan manusia. Manusia mulai berkomunikasi sejak dia lahir hingga sepanjang hidupnya. Manusia normal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan lembaga formal yang secara khusus di bentuk untuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan lembaga formal yang secara khusus di bentuk untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan lembaga formal yang secara khusus di bentuk untuk menyelenggarakan pendidikan bagi masyarakat. Di sekolah terdapat sejumlah bidang pelayanan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan komunikasi adalah kecemasan komunikasi. masalah-masalah yang banyak terjadi pada remaja maupun dewasa dikarenakan

BAB I PENDAHULUAN. dengan komunikasi adalah kecemasan komunikasi. masalah-masalah yang banyak terjadi pada remaja maupun dewasa dikarenakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia dilahirkan sebagai makhluk individu sekaligus sebagai makhluk sosial. Sebagai sosial, manusia senantiasa berinteraksi dan melakukan kontak sosial dengan manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. karena adanya hubungan darah, perkawinan atau adopsi dan saling berinteraksi satu sama

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. karena adanya hubungan darah, perkawinan atau adopsi dan saling berinteraksi satu sama BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keluarga merupakan dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan atau adopsi dan saling berinteraksi satu sama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional). Masa kanak-kanak adalah masa Golden

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional). Masa kanak-kanak adalah masa Golden BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan Taman Kanak-Kanak merupakan salah satu pendidikan anak usia dini yang berada pada pendidikan formal (UU RI 20 Th. 2003 tentang Sistem Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dengan keadaan yang nyaman dalam perut ibunya. Dalam kondisi ini,

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dengan keadaan yang nyaman dalam perut ibunya. Dalam kondisi ini, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan mahluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri tanpa kehadiran manusia lainnya. Kehidupan menjadi lebih bermakna dan berarti dengan kehadiran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peradaban dan keadaban demi kesejahteraan umat manusia dengan kecerdasan akal.

BAB I PENDAHULUAN. peradaban dan keadaban demi kesejahteraan umat manusia dengan kecerdasan akal. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anugerah Tuhan yang tak ternilai harganya bagi manusia salah satunya adalah kecerdasan. Manusia dapat mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, membangun peradaban

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Komunikasi 1. Definisi Komunikasi Secara etimologis, istilah komunikasi berasal dari bahasa Latin, yaitu communication, yang akar katanya adalah communis, tetapi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan Penelitian Dari hasil penelitian yang dilakukan di Desa Penompo Kecamatan Jetis Mojokerto, pada orang tua yang otoriter terhadap anak kandung dan berdasarkan data-data yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 KONTEKS MASALAH Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia yang tidak akan pernah terlepas dari kehidupan manusia sehari-hari. Kita mengetahui bahwa manusia merupakan makhluk yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sekolah adalah wadah untuk mencari ilmu pengetahuan bagi siswa. Selain

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sekolah adalah wadah untuk mencari ilmu pengetahuan bagi siswa. Selain BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sekolah adalah wadah untuk mencari ilmu pengetahuan bagi siswa. Selain itu, sekolah mempunyai peranan dan tanggung jawab yang sangat penting untuk mengembangkan

Lebih terperinci