BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sistem tenaga listrik terdiri atas komponen tenaga listrik yaitu pembangkit, sistem transmisi dan sistem distribusi. Pembangkit-pembangkit tenaga listrik yang lokasinya berjauhan satu dengan lainnya terhubung ke sistem melalui sistem transmisi yang panjang untuk mencatu tenaga listrik pada beban yang tersebar. Sistem ini disebut sebagai sistem interkoneksi. Adanya sistem interkoneksi memberikan keuntungan keandalan sistem yang semakin tinggi, efisiensi pembangkitan tenaga listrik dalam sistem meningkat dan mempermudah penjadwalan pembangkit. Tujuan utama operasi sistem tenaga listrik yaitu memenuhi kebutuhan daya pelanggan dengan biaya yang minimum, sistem harus aman, mempunyai keandalan yang memenuhi standar, kualitas tegangan dan frekuensi yang dijaga sedemikian rupa sehingga tetap pada kisaran yang ditetapkan dan dapat melayani permintaan secara kontinu sepanjang waktu. Berkaitan dengan tujuan tersebut, dua hal yang perlu dilakukan yaitu pertama penjadwalan pembangkitan secara efisien, kedua sistem hendaknya selalu pada kondisi aliran daya optimal (OPF). Dengan OPF biaya total dari suplai (pembangkitan), transmisi dan permintaan (beban) dapat diminimumkan. Berbagai permasalahan pokok yang dihadapi dalam pengoperasian sistem tenaga listrik adalah biaya operasi, keterbatasan saluran (sifat fisik saluran), tegangan sistem, pengaturan frekuensi, gangguan dalam sistem, pemeliharaan peralatan dan perkembangan permintaan. Masalah tegangan sistem disebut juga masalah keamanan operasi sistem yang terkait dengan masalah pembebanan dan rugi-rugi daya. Pembebanan maksimum di saluran transmisi dapat menyebabkan sistem berada dalam kondisi kontingensi yang membahayakan keamanan sistem. Peningkatan 1

2 2 loading margin dengan divais Flexible AC Transmission System () dapat dilakukan untuk menghindari kondisi kontingensi. Kondisi pembebanan maksimum (beban puncak) juga dapat menambah rugi-rugi daya yang menyebabkan gangguan penyaluran daya. Permasalahan tersebut juga dapat diatasi dengan divais (fungsi diantaranya adalah stabilisasi dinamika sistem, pengaturan tegangan dan kendali aliran daya untuk memperoleh aliran daya optimal dimana sasaran pokoknya adalah memperbaiki kemampuan penyaluran daya, keamanan sistem, keandalan, controllability dan kualitas). Permasalahan selanjutnya akibat pembebanan maksimum adalah collapse tegangan yang merupakan masalah keamanan sistem. Collapse tegangan dapat diatasi dengan memaksimumkan margin dari collapse tegangan yaitu dengan cara menurunkan rugi-rugi daya. Fungsi yang telah disebutkan di atas dapat diperoleh dengan menentukan lokasi secara optimal disertai memilih tipe dan menghitung parameter (untuk mencapai keefektifan fungsi kendalinya dan untuk memperoleh biaya investasi yang rendah sebab biaya pembangunan serta kendali dan infrasrtruktur pendukungnya adalah tinggi). Adapa (2005) menjelaskan bahwa adalah sekumpulan teknologi kendali transmisi daya berbasis solid-state elektronika daya dengan daya tinggi. Komponen elektronika daya yang umum digunakan untuk adalah thyristor tradisional Silicon Control Rectifier (SCR) 5000V/5000A dan Gate Turn Off thyristor (GTO) 4500V/2000A. Solid state tegangan tinggi lainnya yang digunakan seperti MOS Controlled Thyristor (MCT) dan Insolated Gate Bipolar Transistor (IGBT) 6500V/1000A. MCT identik dengan GTO dimana sinyal gate lebih sederhana besarannya. Sebelumnya telah digunakan beberapa teknologi tradisional dalam transmisi yaitu reaktor seri berfungsi menahan pembebanan akibat pembatas termal, kapasitor seri berfungsi menaikkan aliran daya, bank kapasitor shunt adalah lower voltage station dan transformator berfungsi meningkatkan aliran daya.

3 3 Teknologi secara umum dapat dibagi ke dalam dua era, yaitu: (i) teknologi tradisional dimana performans dan kecepatan responnya terbatas (terhubung shunt atau seri untuk kendali tegangan dan aliran daya) seperti reaktor terkendali thyristor, reaktor dengan switch thyristor, kapasitor dengan switch thyristor dan Static Var Compensator (SVC); SVC terhubung shunt berfungsi sebagai kendali tegangan bus dan injeksi daya reaktif yang dimodelkan dengan model injeksi daya reaktif, (ii) Teknologi baru (kendali tegangan dan aliran daya tanpa membutuhkan reaktor atau kapasitor bank fisikal) seperti Thyristor Controlled Series Compensation (TCSC) terhubung seri; berfungsi meningkatkan kemampuan pembebanan saluran transmisi yang dimodelkan dengan reaktans seri adjustable, Unified Power Flow Controller (UPFC) maupun Generalized Unified Power Flow Controller (GUPFC) terhubung shunt dan seri; digunakan untuk kendali aliran daya aktif, kendali tegangan bus dan injeksi daya reaktif yang dimodelkan dengan model injeksi daya, STATic Synchronous COMpensator (STATCOM) terhubung shunt; berfungsi seperti SVC, Static Synchronous Series Compensator (SSSC) terhubung seri; berfungsi seperti TCSC, Interline Power Flow Controller (IPFC) terhubung seri; berfungsi meningkatkan aliran daya dan pertukaran daya antara saluran; dimodelkan dengan model injeksi daya. Teknologi UPFC, GUPFC, STATCOM, SSSC, dan IPFC berbasis pada penggunaan teknologi Voltage Source Converter (VSC) yang merupakan blok pembangun dasar dari. Sifat dengan VSC beroperasi bebas dari kekuatan sistem ac yang terhubung dan menggunakan switch solid state gate-turn-off yaitu GTO dan IGBT. UPFC di gardu induk Inez adalah satu contoh penerapan di Amerika Serikat (USA) dalam pengendalian aliran daya untuk memperoleh pengaliran daya yang handal ke Inez dimana dapat meningkatkan transfer daya sebesar 100 MW (Adapa, 2005). ini merupakan proyek American Electric Power - Electric Power Research Institute - Siemens (AEP-EPRI-Siemens) di bagian timur USA. Sistem ini telah berhasil menaikkan transfer daya pada saluran 158 kv dari 600 MW

4 4 ke 700 MW dan mengendalikan tegangan untuk memperbaiki stabilitas sistem (Adapa, 2005). Kasus UPFC di Inez ini adalah contoh dari penerapan yang berhasil menurunkan rugi-rugi sehingga dapat menaikkan transfer daya. Disamping tersebut ada Marcy Convertible Static Compensator (CSC) yaitu proyek NewYork Power Authority - Electric Power Research Institute - Siemens (NYPA- EPRI-Siemens) yang merupakan solusi hybrid dan peralatan konvensional. Marcy CSC ini dibangun guna kebutuhan pengendalian aliran daya, generator dan proteksi (short-term) dan fleksibilitas operasi sistem masa mendatang. CSC merupakan varian dari GUPFC dengan suatu instalasi tunggal pada sistem transmisi NYPA yang dapat dihubungkan sebagai dua VSC berbasis kompensator seri pada dua saluran transmisi dengan common dc-link untuk kompensator. CSC mempunyai kemampuan: 1. Melakukan upstate-to-downstate transfer daya yaitu sebesar 240 MW pada koridor 9000 MW. 2. Dapat direkonfigurasi untuk melayani fungsi yang berbeda, yaitu sebagai STATCOM, SSSC, UPFC dan IPFC. 3. Membebaskan bottleneck transmisi. 4. Mereduksi congestion transmisi. 5. Menaikkan daya lenting dinamis sistem dan memperbaiki kendali tegangan. Perkembangan lain tentang penerapan untuk peningkatan operasi aliran daya dilakukan di Qatar Transmission System (QTS) (El-Sayed et. al., 2010). Penerapan untuk pengendalian aliran daya dinamis pada QTS mencakup sepanjang pantai bagian barat Qatar atau saluran dari utara ke barat. Pembangkit listrik dominan berlokasi di utara dan selatan dengan jarak antara utara dan selatan sejauh 200 km dengan tegangan jaringan 400 kv dan tegangan pusat beban 200 kv. Tujuan utama penerapan tersebut adalah mempertahankan keseimbangan aliran daya dan mensuplai daerah yang lemah serta mendukung keamanan operasi jaringan bila permintaan dalam daerah ini meningkat. Permasalahan yang ada yaitu:

5 5 1. Penetapan keberadaan infrastruktur QTS. 2. Perlunya perbaikan dalam QTS untuk mendukung implementasi dan kendalinya serta perlengkapan komunikasi dan analisis biaya. 3. Permasalahan selanjutnya adalah pertimbangan penerapan dalam saluran paralel atau terinterkoneksi yaitu apakah menggunakan sejumlah UPFC atau menggunakan satu GUPFC saja dalam rangka memenuhi kebutuhan kendali aliran daya dan untuk mencapai keamanan yang dikehendaki. 4. Tercapainya Wide Area Control (WAC) berbasis teknologi synchrophasor dapat meningkatkan proses pembuatan keputusan dari operator sistem untuk menaikkan pengaliran daya hingga mencapai limit dinamis saluran transmisi juga merupakan pertimbangan selanjutnya. dalam suatu sistem tenaga mempunyai peran vital dalam memperbaiki performans sistem tenaga baik statis maupun dinamis. Peran vital tersebut adalah memperbaiki stabilitas, meningkatkan keamanan sistem, meningkatkan keandalan pembebanan dan mengurangi rugi-rugi. Selanjutnya pada bagian berikut ini disusun rumusan masalah untuk mengimplementasikan peran vital tersebut Rumusan dan Batasan Masalah Masalah Berdasarkan latar belakang seperti tertera di bagian atas, permasalahan penerapan yang sangat penting dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Penerapan memerlukan penentuan lokasi secara optimal disertai pemilihan tipe dan perhitungan parameter divais untuk memperoleh keefektifan fungsi kendalinya serta biaya investasi yang rendah. 2. Pengembangan teknik ataupun algoritma yang digunakan untuk penentuan lokasi, pemilhan tipe, perhitungan parameter dan biaya investasi untuk penempatan optimal divais dapat meningkatkan loading margin atau menurunkan rugi-rugi daya. Studi tentang berbagai teknik atau algoritma yang

6 6 ada adalah penting karena masing-masing memiliki berbagai kelebihan dan kekurangan. Selanjutnya memilih dan mengembangkan teknik terpilih untuk mencapai tujuan penempatan optimal. 3. Sistem yang stabil belum tentu berada pada daerah operasi yang aman sehingga analisis statis hendaknya didampingi analisis dinamis untuk memperkuat validasi penempatan Batasan masalah 1. Pengaruh antar generator tidak dibahas. 2. Tipe divais yang digunakan adalah SVC, TCSC, UPFC dan. 3. Biaya pembangkitan tenaga listrik tidak dibahas. 4. Biaya investasi dibahas secara singkat. Pembahasan difokuskan pada aspek teknik atau keefektifan fungsi kendali meskipun perbedaan lokasi dan tipe divais juga membutuhkan biaya berbeda. Akan tetapi untuk pasangan antara SVC dengan STATCOM dan TCSC dengan SSSC maka yang dipilih adalah SVC dan TCSC sebab lebih murah dan fungsi kendalinya sama meskipun STATCOM dan SSSC mempunyai kelebihan karena berbasis VSC. 5. Lokasi optimal yang diperoleh tersebut diuji dengan analisis performans statis dan analisis performans dinamis Keaslian Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh teknik penempatan divais pada lokasi optimal dalam jaringan transmisi daya listrik untuk OPF dan keamanan sistem. Pemilihan lokasi dilakukan dengan menerapkan teknik sensitivitas faktor pembebanan sistem dan kriteria kontingensi N-1 berbasis analisis Continuation Power Flow (CPF). Lokasi yang telah diperoleh tersebut diuji dengan analisis statis yaitu dengan algoritma Nonlinear Predictor-Corrector Primal-Dual Interior-Point Algorithm OPF (NLPCPDIPA-OPF) dengan fungsi sasaran jamak yaitu meminimumkan biaya suplai dan permintaan serta memaksimumkan loading margin

7 7 berbasis pelayanan beban. Algoritma ini telah diterapkan oleh Milano (2003), (2004) dan (2005) pada sistem real Italia 129-bus untuk menghitung aliran daya optimal tanpa. Sistem yang digunakan pada penelitian ini adalah sistem Institution of Electrical and Electronics Engineering (IEEE) yang dimodifikasi baik tanpa maupun dengan. Penelitian ini juga disertai penentuan tipe, perhitungan parameter dan biaya investasi. Tipe yang diuji adalah SVC, TCSC, UPFC dan GUPFC. Sistem yang digunakan dalam penempatan optimal ini adalah IEEE 57-bus. Jika SVC, TCSC dan UPFC yang diuji maka digunakan simulasi domain-waktu yang tersedia dalam Power System Analysis Toolbox (PSAT) untuk meninjau performans dinamisnya. Selanjutnya jika GUPFC yang diuji maka digunakan program simulasi model taklinear dinamis untuk studi performans dinamisnya sebagai validasi lokasi terpilih. Penjelasan ringkas tentang penelitian terdahulu diuraikan dalam telaah penelitian terdahulu (tinjauan pustaka) serta Tabel 1.1 yaitu tentang penempatan divais pada lokasi optimal dengan berbagai metodenya. Berikut ini beberapa hal yang umumnya dilakukan pada penelitian terdahulu: 1. Penerapan algoritma yang digunakan umumnya diuji dengan jenis yang tidak bervariasi atau kurang bervariasi. Jumaat et. al. (2013) menggunakan σ- MOPSO pada sistem IEEE 30-bus dan 118-bus untuk penempatan SVC (tetapi hanya menguji SVC). Akan tetapi diketahui kebutuhan sistem terhadap divais kendali tergantung pada karakteristik pembangkit, saluran transmisi dan beban. 2. Fungsi sasaran yang digunakan untuk OPF umumnya masih dalam lingkup: meminumkan rugi-rugi transmisi dan biaya investasi oleh Jumaat et. al. (2013); biaya pembangkitan daya aktif (tanpa penempatan ) oleh Shunmugalatha and Slochanal (2008) dan Duman et. al. (2012); biaya pembangkitan daya aktif dengan penempatan IPFC oleh Naresh Babu and Sivanagaraju (2012).

8 8 3. Alat atau algoritma yang umum digunakan adalah algoritma secara tunggal, parameter sistem yang ditinjau atau diuji oleh alat atau algoritma tersebut hanya satu yaitu sensitivitas sistem atau kontingensi saja. Menggunakan analisis statis saja atau analisis dinamis saja. Dixit and Jhapte (2013) meneliti lokasi optimal dan setting parameter optimal TCSC dengan mempertimbangkan minimisasi rugi-rugi daya aktif (dalam analisis statis) dengan metode berbasis pendekatan sensitivitas pada lokasi TCSC ditempatkan di antara sistem 2-bus dan 2-area dengan jarak saluran 412 km. 4. Literatur yang berfokus pada pemodelan dan penempatan GUPFC masih sedikit. Fardanesh et. al. (2000) memodelkan GUPFC menggunakan tiga konverter dengan model frekuensi dasar dengan Electromagnetic Transient Program (EMTP). El-Sadek et. al. (2009) hanya merumuskan GUPFC dengan model statis injeksi daya aktif dan reaktif dalam sistem IEEE 30-bus tanpa membahas penempatannya. Shah et. al. (2013) memodelkan GUPFC dengan Matlab/Simulink dan menempatkannya pada sistem SMIB dengan strategi kendali Simulated Sine Pulse Width Modulation (SPWM). Vyakaranam and Villaseca (2014) melakukan pemodelan serta analisis dinamis GUPFC tanpa membahas penempatannya. Hal baru dalam penelitian ini adalah: (1) Teknik sensitivitas faktor pembebanan sistem dan kriteria kontingensi N-1 berbasis analisis CPF digunakan untuk menentukan lokasi dalam sistem tenaga listrik. Rumusan matematis teknik sensitivitas faktor pembebanan sistem sebanding dengan persamaan keseimbangan daya aktif dan reaktif terhadap perubahan besaran tegangan maupun sudut fase tegangan pada masing-masing saluran. Bila ditempatkan pada suatu saluran maka tanggapan (aksi kendali) yang ditempatkan sesuai dengan nilai sensitivitas dan nilai kontingensi pada saluran tersebut. (2) Sasaran OPF pada penelitian ini adalah meminimumkan biaya suplai dan permintaan serta memaksimumkan loading margin pada kondisi sebelum dan setelah penempatan

9 9. Sasaran OPF ini bertujuan meningkatkan kemanfaatan sosial karena ditinjau dari sisi sosial yaitu meringankan biaya yang harus dibayar konsumen (permintaan) serta biaya yang harus ditanggung suplai (pembangkitan). (3) Hasil penelitian ini adalah tipe, lokasi, parameter dan biaya investasi serta penurunan rugi-rugi dan peningkatan loading margin setelah penerapan. Disamping itu diperoleh perubahan nilai sensitivitas faktor pembebanan sistem dan kriteria kontingensi N-1 yang dapat digunakan sebagai petunjuk derajat keamanan sistem setelah dipasang. Hasil penelitian tersebut ditunjukkan dalam Gambar 1.1 yaitu Fishbone diagram posisi penelitian. Fishbone diagram ini terkait dengan metode jalannya penelitian yang telah dilakukan. Teori Statis (Milano, 2008) dan GUPFC GUPFC CPF Dinamis Statis (2011) (Hadi, 2011) Aliran Daya (Newton Raphson) Statis Data: Awal, Tambahan, Modifikasi Bahan: Jurnal, Proceedings, Teks book Bahan atau Data Teknik Metode OPF Pembahasan Dinamis Sistem OPF (Torres and Quintana 1999) Alat SNB, LIB Kontingensi N-1 (Milano, 2005) Parameter (Sing and Erlich, 2005) CPF Sensitivitas (2012) Komputer Statis: Windows Matlab Aliran daya, OPF (2014), Sensitivitas & Grafik (Profil tegangan) Simulasi Dinamis (2012) PSAT: Aliran Dinamis: Stabilitas daya dan OPF & sinyal kecil dan interface: GAMS Grafik eigenvalue dan Uwpflow (Milano, 2005) PCPDIPA dengan (2013) PSAT Hasil-hasil Matlab Dinamis: membandingkan hasil-hasil dengan teori pada; terpasang Nilai terbaik dari hasil statis pada kondisi tanpa dan dengan Nilai terbaik dari hasil dinamis pada kondisi dipasang Statis: membandingkan hasil-hasil dengan teori pada kondisi tanpa dan dengan Kesimpulan dari pembahasan Tipe Lokasi Parameter Biaya investasi Rugi-Rugi Loading margin Sensitivitas Gambar 1.1. Fishbone diagram posisi penelitian Tabel 1.1 adalah posisi penelitian di antara beberapa penelitian terahulu tentang penempatan dengan berbagai metode dalam berbagai sistem pengujian maupun sistem real. Tabel 1.1 disusun untuk melengkapi penjelasan Gambar 1.1.

10 10 Tabel 1.1 Posisi penelitian tentang penempatan Peneliti Visakha et. al., (2003); India Sadikovic et. al. (2006); Switzerland Donapati and Verma (2008); India Magaji and Mustafa (2009); Malaysia Magaji et. al. (2010); Malaysia Lubis, et al. (2012); Indonesia Lubis, et al. (2012); Indonesia Lubis, et al. (2012); Indonesia Metode dan dengan mempertimbangkan Observasi; kontingensi N-1 dan stabilitas tegangan L-indeks, pada kondisi normal dan kontingensi. Observasi; Analisis sensitivitas dan metode residu Observasi; Sensitivitas parameter pembebanan (λ), pada kondisi kontingensi Observasi; Metode faktor residu, pada kondisi normal dan kontingensi dinamis Observasi; Metode faktor residu, pada kondisi normal dan kontingensi kritis dinamis Observasi; Lokasi diperoleh dengan metode observasi; Pemodelan GUPFC untuk memperoleh OPF Observasi; Teknik sensitivitas faktor pembebanan sistem dan kriteria kontingensi N-1, analisis statis dan dinamis Observasi; Lokasi diperoleh dengan teknik sensitivitas faktor pembebanan sistem dan kriteria kontingensi N-1, analisis dinamis. Tujuan Penempatan Memperbaiki keamanan dan stabilitas sistem Biaya investasi Peningkatan loading margin Meredam osilasi mode inter-area Mereduksi osilasi sistem Sistem dan tipe Sistem real EHV 36-bus India; UPFC Sistem 39-bus; TCSC Sistem 75-bus India, Uttar Pradesh State Power Corporation Network; UPFC Sistem TNB 25- bus Malaysia bagian selatan; TCSC Sistem TNB 25- bus Malaysia bagian selatan; UPFC OPF Sistem IEEE 30- bus; GUPFC OPF dan keamanan operasi sistem. Memperbaiki dan meningkatkan Stabilitas dinamis. Sistem IEEE secara berturut: 30-bus, 57-bus, 118-bus; UPFC dan GUPFC. Sistem IEEE 57- bus; GUPFC. Lokasi Line (36-30) Line (26-29) Line (29-38) Line (8-13) Line (9-10) Line (10-20), (10-17), (10-21), (10-22). UPFC Line (2-5), GUPFC Line (9-10) dan (9-11), UPFC Line (9-10) Line (9-10) dan (9-11).

11 11 Lanjutan Tabel 1.1 Peneliti Lubis, et al. (2013); Indonesia Lubis, et al. (2014); Indonesia Dixit and Jhapte (2013); India Lie and Deng (1996); Singapore Fang and Ngan (1999); Hongkong Lima, et. al. (2002); Brazil Metode dan dengan mempertimbangkan Observasi; Lokasi diperoleh dengan metode sensitivitas, OPF dengan VSC-OPF berbasis pelayanan beban dengan mempertimbangkan kontingensi N-1 Observasi; Lokasi dengan metode sensitivitas, OPF dengan VSC-OPF berbasis pelayanan beban. Observasi; Analisis komparatif, Metode optimasi; Metode decompositioncoordination dan teknik kompensasi jaringan; Meminimumkan biaya operasi Metode optimasi; Peningkatan pengali Lagrange; Sasaran: investasi UPFC dan rugi daya aktif Metode optimasi; Mixed Integer Linear Programming (MILP); Meminimumkan biaya pembangkitan dan memaksimumkan pembebanan sistem Tujuan Penempatan OPF Available Transfer Capability (ATC) Reduksi rugirugi daya performans pembebanan Performans pembebanan Sistem dan tipe Sistem IEEE 14- bus; SVC, TCSC dan UPFC. Sistem IEEE 57-bus, 118-bus; UPFC dan GUPFC Sistem Rourkela- Gardu induk Raipur, India 400 kv, saluran 412 km; TCSC Sistem IEEE 30- bus; Phaseshifter Sistem IEEE 14- bus; UPFC IEEE 24-bus; TCPST Lokasi UPFC pada Line (2-5) 57-bus: UPFC Line-8, GUPFC Line-9, 10, 11, 12, 80; 118-bus UPFC Line-9, GUPFC Line-7, 9 50 km dari bus generator Line (1-3) Line(9-14) dan (10-11) Line (9-12), (10-11), (11-3)

12 12 Lanjutan Tabel 1.1 Peneliti Unsihuay et. al. (2005); Brazil Paterni et. al. (1999); Prancis. Gerbex et. al. (2001); Switzerland. Cai et. al. (2004); Jerman. Baskaran and Palanisamy (2005); India Miguez et. al. (2007); Italia. Metode dan dengan mempertimbangkan Metode optimasi; Linear successive programming dengan metode interior-point Metode heuristic: Algoritma genetic, fungsi sasaran baru adalah perbandingan antara penguatan yang diberikan phase-shifter terhadap biaya investasi total phaseshifter dan biaya tahunan operasi. Metode heuristic: Algoritma genetic, Fungsi sasaran yang digunakan disesuaikan dengan konfigurasi pembebanan saluran transmisi dengan terpasang Metode heuristic: Algoritma genetic, Fungsi sasaran: biaya suplai, permintaan dan biaya investasi Metode heuristic: Algoritma genetic, Fungsi sasaran: biaya pembangkitan, rugi energi dan investasi. Metode heuristic; benders decomposition, mempertimbangkan kontingensi Tujuan Penempatan Menempatkan kompensasi seri optimal untuk mempertahank an margin stabilitas sinyal kecil. pembebanan. pembebanan. Biaya pembangkitan lebih murah. Mengurangi rugi-rugi dan meningkatkan performans. loading margin. Sistem dan tipe Sistem 6-bus; TCSC Sistem jaringan Prancis 400 kv, 200 bus; Phase-shifter. Sistem IEEE 118-bus; TCSC,TCPST, TCVR dan SVC Sistem 10-bus; TCSC Sistem IEEE 30- bus; TCPAR Sistem grid Italia 1228-bus; SVC Lokasi Line (2-5) 2- Phaseshifter pada 45-cabang. TCSC: bus 5-8, 23-14, TCPST: bus 24-72, 71-72, TCVR: bus 80-97, 94-96, SVC: bus 43, 44, 95, 96 Line (4-7) Line (9-6) Bus 313, 240, 241 dan 242.

13 13 Lanjutan Tabel 1.1 Peneliti Sutha and Kamaraj (2008); India Idris et. al. (2009); Malaysia Jumaat et. al. (2013); Malaysia. Ramesh and Reddy (2013); India. Ongsakul and Jirapong (2009); Thailand. Kalaivani and Kamaraj (2012); India. Metode dan dengan mempertimbangkan Metode heuristic; Contingencys Severity Index (CSI) dihitung untuk lokasi terbaik. Particle Swarm Optimization (PSO) untuk tipe dan biaya instalasi. Metode heuristic; Bees Algorithm (BA), efisiensinya setara dengan optimasi nonlinear integer Metode heuristic: Multi Objective PSO (MOPSO) Metode heuristic: Partial Swarm Optimization (PSO), meminimumkan rugirugi Metode heuristik hybrid; Improved Evolutionary Programming (IEP) tersusun dari Evolutionary Programming (EP) dan Simulated Annealing (SA). Metode heuristic hybrid: PSOGA, optimasi multiobjective. Tujuan Penempatan Mengeliminas i atau meringankan beban lebih saluran. Available Transfer Capability (ATC) sebesar 51,33 MW Meminimumk an rugi-rugi transmisi dan biaya investasi sistem. Memperbaiki keandalan transfer daya dan profil tegangan. Penerapan tipejamak; nilai Total Transaction Capability (TTC) dan efisiensi transmisi. Memperbaiki Stabilitas tegangan. Sistem dan tipe Sistem IEEE 30- bus; SVC dan TCSC sebagai UPFC IEEE 30-bus; SVC dan TCSC Sistem IEEE 30- bus dan IEEE 118-bus: SVC Sistem IEEE 30- bus; SVC dan IPFC I. Sistem IEEE 30-bus, II. Sistem Thailand EGAT 58-bus; SVC, TCSC, TCPS dan UPFC. IEEE 14-bus, 30-bus,57 -bus, 118-bus; SVC Lokasi Line (2-6) SVC: Bus (10-20). TCSC: Line (6-9). 30-bus: bus- 26 dan bus- 29; 118-bus: bus-20 dan bus-53 Bus-7; Line I. SVC (bus- 17), TCSC (Line 10-20), TCPS (Line 12-15), UPFC (Line 4-12); II. SVC (bus- 35), TCSC (Line 37-17), TCPS (Line 21-1), UPFC (Line 38-39). Bus-10, bus- 10, bus-35, bus-95

14 14 Lanjutan Tabel 1.1 Peneliti Bhasaputra and Ongsakul, (2010); Thailand. Metode dan dengan mempertimbangkan Metode heuristik hybrid; Tabu Search (TS) dan Simulated Annealing (SA), meminimumkan biaya bahan bakar generator dan fungsi pelanggaran dalam Multi-Objective Optimal Placement (MOOP) tipe-jamak. Tujuan Penempatan Penerapan tipejamak; Meminimumka n biaya bahan bakar generator Sistem dan tipe Sistem Thailand EGAT 160-bus; SVC, TCSC, TCPS dan UPFC Lokasi SVC (bus- 152), TCSC (Line-87), TCPS (Line-104) dan UPFC (Line-15) 1.4. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah memperoleh metode untuk menentukan lokasi optimal, tipe, parameter dan biaya investasi divais untuk mendapatkan aliran daya optimal dan keamanan operasi sistem Manfaat Penelitian Hasil penelitian memberikan faedah untuk: 1. Hasil utama: Diperolehnya metode (teknik atau algoritma) untuk penempatan divais dalam optimasi sistem tenaga listrik yaitu teknik sensitivitas faktor pembebanan sistem dan kriteria kontingensi N-1 berbasis analisis CPF. Teknik pertama merupakan persamaan keseimbangan daya aktif dan reaktif terhadap perubahan besaran dan sudut fase tegangan pada suatu saluran, teknik kedua yaitu menghitung nilai kontingensi pada suatu saluran. Lokasi terpilh diuji dengan analisis statis yaitu algoritma NLPCPDIPA-OPF dan analisis dinamis. 2. Aplikasi praktis: Simulasi metode perencanaan atau operasi sistem tenaga listrik berupa pemilihan lokasi, tipe, parameter dan biaya investasi divais dengan komputer. 3. Akademis: Pembelajaran pentingnya untuk meningkatkan OPF, keamanan sistem, pembebanan dan aspek ekonomi dalam sistem tenaga.

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan industrialisasi dan pemukiman penduduk mengakibatkan

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan industrialisasi dan pemukiman penduduk mengakibatkan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan industrialisasi dan pemukiman penduduk mengakibatkan peningkatan akan kebutuhan energi listrik. Hal ini menyebabkan cepatnya pertumbuhan sistem tenaga listrik.

Lebih terperinci

1. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

1. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1.1. Latar Belakang 1. BAB I PENDAHULUAN Dalam perkembangan era modern, listrik menjadi salah satu kebutuhan primer untuk menunjang berbagai kebutuhan dan aktivitas masyarakat. Seiring dengan peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini kebutuhan energi listrik meningkat dengan cepat, akan tetapi perkembangan pembangkit dan saluran transmisi dibatasi ketersediaan sumber daya dan masalah

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk menunjang pertumbuhan tersebut memerlukan energi listrik.

1 BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk menunjang pertumbuhan tersebut memerlukan energi listrik. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi, teknologi, dan industri mengakibatkan peningkatan kebutuhan energi listrik, karena di masa ini hampir semua alat bantu pekerjaan manusia untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan meningkatnya aktivitas operasional produksi di suatu industri eksplorasi dan eksploitasi minyak bumi menyebabkan peningkatan kebutuhan daya listrik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. serta dalam pengembangan berbagai sektor ekonomi. Dalam kenyataan ekonomi

BAB 1 PENDAHULUAN. serta dalam pengembangan berbagai sektor ekonomi. Dalam kenyataan ekonomi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Daya listrik memberikan peran sangat penting dalam kehidupan masyarakat serta dalam pengembangan berbagai sektor ekonomi. Dalam kenyataan ekonomi modren sangat tergantung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesatnya perkembangan teknologi saat ini mengakibatkan hampir setiap alat bantu pekerjaan manusia membutuhkan energi listrik. Kebutuhan energi listrik terus meningkat

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Kebutuhan energi listrik di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Untuk

PENDAHULUAN. Kebutuhan energi listrik di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Untuk PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan energi listrik di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Untuk menanggulangi pertumbuhan tersebut, Pemerintah Indonesia mengadakan proyek pembangunan pembangkit

Lebih terperinci

Pengaruh Penempatan Unified Power Flow Controller Terhadap Kestabilan Tegangan Sistem Tenaga Listrik

Pengaruh Penempatan Unified Power Flow Controller Terhadap Kestabilan Tegangan Sistem Tenaga Listrik Pengaruh Penempatan Unified Power Flow Controller Terhadap Kestabilan Tegangan Sistem Tenaga Listrik Lesnanto Multa Putranto Jurusan Teknik Elektro dan Teknologi Informasi, FT UGM Yogyakarta, Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jumlah ketersediaan yang semakin menipis dan semakin mahal, membuat biaya

BAB I PENDAHULUAN. jumlah ketersediaan yang semakin menipis dan semakin mahal, membuat biaya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangkit Listrik di Indonesia pada umumnya merupakan pembangkit listrik thermal. Kebutuhan pembangkit thermal terhadap bahan bakar fosil dengan jumlah ketersediaan

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi, teknologi, dan industri pada zaman modern ini mengakibatkan peningkatan kebutuhan energi listrik. Hampir seluruh peralatan penunjang industri

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Stabilitas Sistem Tenaga Kestabilan sistem tenaga listrik didefinisikan sebagai kemampuan dari sistem untuk menjaga kondisi operasi yang seimbang dan kemampuan sistem tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Listrik dewasa ini menjadi salah satu kebutuhan yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Teknologi dan ilmu pengetahuan yang tidak pernah henti perkembangannya mendorong

Lebih terperinci

1. BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1. BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum sistem tenaga listrik terdiri dari pusat pembangkit, saluran transmisi dan pusat beban. Perkembangan beban sistem saat ini sudah tidak sesuai dengan

Lebih terperinci

1. BAB I PENDAHULUAN

1. BAB I PENDAHULUAN 1 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sistem jaringan transmisi tenaga listrik merupakan salah satu bagian dari sistem ketenagalistrikan. Jaringan transmisi ini akan menyalurkan daya dari sistem pembangkitan

Lebih terperinci

PENEMPATAN FACTS DEVICE UNTUK MENINGKATKAN KESTABILAN TEGANGAN DAN MENURUNKAN LOSESS JARINGAN DENGAN LINE INDICATOR

PENEMPATAN FACTS DEVICE UNTUK MENINGKATKAN KESTABILAN TEGANGAN DAN MENURUNKAN LOSESS JARINGAN DENGAN LINE INDICATOR PENEMPATAN FACTS DEVICE UNTUK MENINGKATKAN KESTABILAN TEGANGAN DAN MENURUNKAN LOSESS JARINGAN DENGAN LINE INDICATOR Chico Hermanu B A 1, Sasongko Pramono Hadi 2, Sarjiya 3 1 Mahasiswa Pascasarjana, Jurusan

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: B-32

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: B-32 JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1 No. 1 (Sept. 2012) ISSN: 2301-9271 B-32 Optimisasi Interline Power Flow Controller (IPFC) menggunakan Imperialist Competitive Algorithm (ICA) Muhammad Siddiq B. Sidaryanto Imam

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR SINGKATAN. Intisari BAB I.

DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR SINGKATAN. Intisari BAB I. DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR SINGKATAN Intisari Abstract i ii iii vii xi xiii xviii xx xxi BAB I. PENDAHULUAN 1 1.1 Latar

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN. waktu. Semakin hari kebutuhan listrik akan semakin bertambah. Sistem tenaga listrik

1 BAB I PENDAHULUAN. waktu. Semakin hari kebutuhan listrik akan semakin bertambah. Sistem tenaga listrik 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN Sistem tenaga listrik merupakan sistem yang selalu berubah seiring berjalannya waktu. Semakin hari kebutuhan listrik akan semakin bertambah. Sistem tenaga listrik

Lebih terperinci

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro, Universitas Lampung dimulai pada bulan Januari 2015 sampai dengan bulan

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro, Universitas Lampung dimulai pada bulan Januari 2015 sampai dengan bulan III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro, Universitas Lampung dimulai pada bulan Januari 2015 sampai dengan bulan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Static VAR Compensator Static VAR Compensator (SVC) pertama kali dipasang pada tahun 1978 di Gardu Induk Shannon, Minnesota Power and Light system dengan rating 40 MVAR. Sejak

Lebih terperinci

STUDI KESTABILAN SISTEM BERDASARKAN PREDIKSI VOLTAGE COLLAPSE PADA SISTEM STANDAR IEEE 14 BUS MENGGUNAKAN MODAL ANALYSIS

STUDI KESTABILAN SISTEM BERDASARKAN PREDIKSI VOLTAGE COLLAPSE PADA SISTEM STANDAR IEEE 14 BUS MENGGUNAKAN MODAL ANALYSIS STUDI KESTABILAN SISTEM BERDASARKAN PREDIKSI VOLTAGE COLLAPSE PADA SISTEM STANDAR IEEE 14 BUS MENGGUNAKAN MODAL ANALYSIS OLEH : PANCAR FRANSCO 2207100019 Dosen Pembimbing I Prof.Dr. Ir. Adi Soeprijanto,

Lebih terperinci

Voltage sag atau yang sering juga disebut. threshold-nya. Sedangkan berdasarkan IEEE Standard Voltage Sag

Voltage sag atau yang sering juga disebut. threshold-nya. Sedangkan berdasarkan IEEE Standard Voltage Sag 2.3. Voltage Sag 2.3.1. Gambaran Umum Voltage sag atau yang sering juga disebut sebagai voltage dip merupakan suatu fenomena penurunan tegangan rms dari nilai nominalnya yang terjadi dalam waktu yang singkat,

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN. mikrohidro (PLTMh) contohnya yang banyak digunakan di suatu daerah terpencil

1 BAB I PENDAHULUAN. mikrohidro (PLTMh) contohnya yang banyak digunakan di suatu daerah terpencil 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Distributed generation (DG) banyak dikembangkan di seluruh dunia sebagai salah satu alternatif untuk mengatasi masalah kelistrikan yang ada di daerah terpencil. Biasanya

Lebih terperinci

PEMODELAN DAN SIMULASI STATIC SYNCHRONOUS SERIES COMPENSATOR (SSSC) MENGGUNAKAN KONTROL PWM UNTUK PENGATURAN ALIRAN DAYA PADA SISTEM TRANSMISI

PEMODELAN DAN SIMULASI STATIC SYNCHRONOUS SERIES COMPENSATOR (SSSC) MENGGUNAKAN KONTROL PWM UNTUK PENGATURAN ALIRAN DAYA PADA SISTEM TRANSMISI PEMODELAN DAN SIMULASI STATIC SYNCHRONOUS SERIES COMPENSATOR (SSSC) MENGGUNAKAN KONTROL PWM UNTUK PENGATURAN ALIRAN DAYA PADA SISTEM TRANSMISI Oleh : Solikhan 2205 100 161 Dosen Pembimbing: Prof. Dr. Ir.Mochamad

Lebih terperinci

SIMULASI TCSC DAN MERS UNTUK KOMPENSASI REAKTIF SALURAN 3 FASE

SIMULASI TCSC DAN MERS UNTUK KOMPENSASI REAKTIF SALURAN 3 FASE SIMULASI TCSC DAN MERS UNTUK KOMPENSASI REAKTIF SALURAN 3 FASE YOHAN FAJAR SIDIK [34014], JOHAN AGUNG IRAWAN [34032] 1. Pendahuluan Saluran transmisi mengandung komponen induktans dan resistans. Komponen

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. utama yaitu pembangkit, penghantar (saluran transmisi), dan beban. Pada sistem

II. TINJAUAN PUSTAKA. utama yaitu pembangkit, penghantar (saluran transmisi), dan beban. Pada sistem II. TINJAUAN PUSTAKA A. Aliran Daya Tiga Fasa Menurut Marsudi, proses penyaluran tenaga listrik terdiri dari tiga komponen utama yaitu pembangkit, penghantar (saluran transmisi), dan beban. Pada sistem

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Listrik pada abad ini sudah merupakan kebutuhan primer yang tidak bisa tergantikan. Karena pentingnya listrik ini, sistem yang menyuplai dan mengalirkan listrik ini

Lebih terperinci

PENEMPATAN LOKASI OPTIMAL STATIC VAR COMPENSATOR (SVC) DENGAN ALGORITMA ARTIFICIAL BEE COLONY

PENEMPATAN LOKASI OPTIMAL STATIC VAR COMPENSATOR (SVC) DENGAN ALGORITMA ARTIFICIAL BEE COLONY PENEMPATAN LOKASI OPTIMAL STATIC VAR COMPENSATOR (SVC) DENGAN ALGORITMA ARTIFICIAL BEE COLONY Hadi Suyono 1, RiniNurHasanah 2, Khairina Noor. A. 3 Jurusan Teknik Elektro, UniversitasBrawijaya Jalan MT.

Lebih terperinci

ANALISA ALIRAN DAYA OPTIMAL PADA SISTEM KELISTRIKAN BALI

ANALISA ALIRAN DAYA OPTIMAL PADA SISTEM KELISTRIKAN BALI ANALISA ALIRAN DAYA OPTIMAL PADA SISTEM KELISTRIKAN BALI E D Meilandari 1, R S Hartati 2, I W Sukerayasa 2 1 Alumni Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Udayana 2 Staff Pengajar Teknik Elektro,

Lebih terperinci

ANALISIS PERBAIKAN PROFIL TEGANGAN MENGGUNAKAN STATIC VAR COMPENSATOR (SVC) PADA SISTEM INTERKONEKSI AREA MALANG SKRIPSI

ANALISIS PERBAIKAN PROFIL TEGANGAN MENGGUNAKAN STATIC VAR COMPENSATOR (SVC) PADA SISTEM INTERKONEKSI AREA MALANG SKRIPSI ANALISIS PERBAIKAN PROFIL TEGANGAN MENGGUNAKAN STATIC VAR COMPENSATOR (SVC) PADA SISTEM INTERKONEKSI AREA MALANG SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Meraih Gelar Sarjana Strata I Teknik Elektro

Lebih terperinci

OPTIMASI RATING SVC DAN TCSC UNTUK MENGURANGI RUGI-RUGI DAYA PADA SISTEM 500 kv JAMALI MENGGUNAKAN METODE PARTICLE SWARM OPTIMIZATION (PSO)

OPTIMASI RATING SVC DAN TCSC UNTUK MENGURANGI RUGI-RUGI DAYA PADA SISTEM 500 kv JAMALI MENGGUNAKAN METODE PARTICLE SWARM OPTIMIZATION (PSO) OPTIMASI RATING SVC DAN TCSC UNTUK MENGURANGI RUGI-RUGI DAYA PADA SISTEM 500 kv JAMALI MENGGUNAKAN METODE PARTICLE SWARM OPTIMIZATION (PSO) Fitria Prasetiawati *), Yuningtyastuti, and Susatyo Handoko Jurusan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Tinjauan Pustaka Semakin pesatnya pertumbuhan suatu wilayah menuntut adanya jaminan ketersediaannya energi listrik serta perbaikan kualitas dari energi listrik, menuntut para

Lebih terperinci

ANALISIS PENGGUNAAN POWER SYSTEM STABILIZER (PSS) DALAM PERBAIKAN STABILITAS TRANSIEN GENERATOR SINKRON

ANALISIS PENGGUNAAN POWER SYSTEM STABILIZER (PSS) DALAM PERBAIKAN STABILITAS TRANSIEN GENERATOR SINKRON ANALISIS PENGGUNAAN POWER SYSTEM STABILIZER (PSS) DALAM PERBAIKAN STABILITAS TRANSIEN GENERATOR SINKRON Indra Adi Permana 1, I Nengah Suweden 2, Wayan Arta Wijaya 3 1,2,3 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas

Lebih terperinci

PENEMPATAN SVC (STATIC VAR COMPENSATOR ) PADA JARINGAN DISTRIBUSI DENGAN ETAP 7.5.0

PENEMPATAN SVC (STATIC VAR COMPENSATOR ) PADA JARINGAN DISTRIBUSI DENGAN ETAP 7.5.0 Jurnal Sains, Teknologi dan Industri, Vol. 12, No. 1, Desember 2014, pp. 1-8 ISSN 1693-2390 print/issn 2407-0939 online PENEMPATAN SVC (STATIC VAR COMPENSATOR ) PADA JARINGAN DISTRIBUSI DENGAN ETAP 7.5.0

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah rectifier, converter, inverter, tanur busur listrik, motor-motor listrik,

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah rectifier, converter, inverter, tanur busur listrik, motor-motor listrik, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini banyak konsumen daya listrik menggunakan beban tidak linier, baik konsumen rumah tangga, perkantoran maupun industri. Contoh beban tidak linier adalah rectifier,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengalami over load, sehingga perlu membangun suatu saluran transmisi

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengalami over load, sehingga perlu membangun suatu saluran transmisi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan energi listrik selalu bertambah dari waktu ke waktu. Untuk tetap dapat melayani kebutuhan energi listrik, maka sistem tenaga listrik perlu dikembangkan seirama

Lebih terperinci

PENGATURAN DAYA AKTIF PADA UNIFIED POWER FLOW CONTROLLER (UPFC) BERBASIS DUA KONVERTER SHUNT DAN SEBUAH KAPASITOR SERI

PENGATURAN DAYA AKTIF PADA UNIFIED POWER FLOW CONTROLLER (UPFC) BERBASIS DUA KONVERTER SHUNT DAN SEBUAH KAPASITOR SERI PENGATURAN DAYA AKTIF PADA UNIFIED POWER FLOW CONTROLLER (UPFC) BERBASIS DUA KONVERTER SHUNT DAN SEBUAH KAPASITOR SERI Mochamad Ashari 1) Heri Suryoatmojo 2) Adi Kurniawan 3) 1) Jurusan Teknik Elektro

Lebih terperinci

OPTIMASI PENEMPATAN DAN KAPASITAS SVC DENGAN METODE ARTIFICIAL BEE COLONY ALGORITHM

OPTIMASI PENEMPATAN DAN KAPASITAS SVC DENGAN METODE ARTIFICIAL BEE COLONY ALGORITHM OPTIMASI PENEMPATAN DAN KAPASITAS SVC DENGAN METODE ARTIFICIAL BEE COLONY ALGORITHM Khairina Noor.A. 1, Hadi Suyono, ST., MT., Ph.D. 2, Dr. Rini Nur Hasanah, ST., M.Sc. 3 1 Mahasiswa Teknik Elektro, 2,3

Lebih terperinci

Analisis Dan Pemodalan Static Var Compensator (SVC) Untuk Menaikan Profil Tegangan Pada Outgoing Gardu Induk Probolinggo

Analisis Dan Pemodalan Static Var Compensator (SVC) Untuk Menaikan Profil Tegangan Pada Outgoing Gardu Induk Probolinggo Analisis Dan Pemodalan Static Var Compensator (SVC) Untuk Menaikan Profil Tegangan Pada Outgoing Gardu Induk Probolinggo Taufik Hidayat 1,*, Lauhil Mahfudz Hayusman 1 1 Program Studi Teknik Listrik D-III,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi listrik merupakan salah satu kebutuhan yang paling penting untuk menunjang kehidupan manusia saat ini. Penyaluran energi listrik konvensional dalam memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan jumlah penduduk di Indonesia setiap tahunnya mengalami angka peningkatan, pertumbuhan penduduk mengakibatkan meningkatnya kebutuhan energi listrik. Hal

Lebih terperinci

ABSTRAKSI ANALISIS DISTORSI HARMONIK PADA SISTEM DISTRIBUSI DAN REDUKSINYA MENGGUNAKAN TAPIS HARMONIK DENGAN BANTUAN ETAP POWER STATION 4.

ABSTRAKSI ANALISIS DISTORSI HARMONIK PADA SISTEM DISTRIBUSI DAN REDUKSINYA MENGGUNAKAN TAPIS HARMONIK DENGAN BANTUAN ETAP POWER STATION 4. ABSTRAKSI ANALISIS DISTORSI HARMONIK PADA SISTEM DISTRIBUSI DAN REDUKSINYA MENGGUNAKAN TAPIS HARMONIK DENGAN BANTUAN ETAP POWER STATION 4. 0 TUGAS AKHIR Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Generator merupakan peralatan utama dalam proses pembangkitan tenaga listrik. Poin penting dalam menyuplai daya ke suatu sistem (beban). Proses pembangkitan tenaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam pembangkit tenaga listrik, kestabilan tegangan merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan karena dapat mempengaruhi sistem tegangan. Ketidakstabilan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi listrik sangat erat kaitannya dengan kehidupan manusia. Berbagai teknologi yang telah dikembangkan menghasilkan berbagai peralatan yang menggunakan energi listrik.

Lebih terperinci

APLIKASI SVC (STATIC VAR COMPENSATOR) DALAM PERBAIKAN JATUH TEGANGAN PADA SISTEM KELISTRIKAN KOTA PALU

APLIKASI SVC (STATIC VAR COMPENSATOR) DALAM PERBAIKAN JATUH TEGANGAN PADA SISTEM KELISTRIKAN KOTA PALU APLIKASI SVC (STATIC VAR COMPENSATOR) DALAM PERBAIKAN JATUH TEGANGAN PADA SISTEM KELISTRIKAN KOTA PALU Maryantho Masarrang 1) 1,) Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Elektro, Universitas Tadulako Email: antho.masarrang@gmail.com

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1 (Sept. 2012) ISSN: B-91

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1 (Sept. 2012) ISSN: B-91 JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1 (Sept. 2012) ISSN: 2301-9271 B-91 Desain dan Simulasi Switched Filter Compensation Berbasis Tri Loop Error Driven Weighted Modified Pid Controller untuk Peningkatan Kualitas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dalam melakukan kehidupan sehari-hari. Besar kecilnya beban serta perubahannya

I. PENDAHULUAN. dalam melakukan kehidupan sehari-hari. Besar kecilnya beban serta perubahannya I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada zaman sekarang, kelistrikan sudah menjadi salah satu hal terpenting dalam melakukan kehidupan sehari-hari. Besar kecilnya beban serta perubahannya tergantung pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan energi listrik telah menjadi kebutuhan utama bagi industri hingga kebutuhan rumah tangga. Karena itu diperlukan suatu pembangkit tenaga listrik yang kontinu

Lebih terperinci

Koordinasi Kontroler PID dan Thyristor Controlled Phase Shifter (TCPS) pada Load Frequency Control (LFC) Menggunakan Differential Evolution (DE)

Koordinasi Kontroler PID dan Thyristor Controlled Phase Shifter (TCPS) pada Load Frequency Control (LFC) Menggunakan Differential Evolution (DE) Koordinasi Kontroler PID dan Thyristor Controlled Phase Shifter (TCPS) pada Load Frequency Control (LFC) Menggunakan Differential Evolution (DE) Wendy Kurniawan Kautsar (0700086) Dosen Pembimbing Prof.Dr.

Lebih terperinci

STUDI PENGARUH PEMASANGAN STATIC VAR COMPENSATOR TERHADAP PROFIL TEGANGAN PADA PENYULANG NEUHEN

STUDI PENGARUH PEMASANGAN STATIC VAR COMPENSATOR TERHADAP PROFIL TEGANGAN PADA PENYULANG NEUHEN : 43-49 STUDI PENGARUH PEMASANGAN STATIC VAR COMPENSATOR TERHADAP PROFIL TEGANGAN PADA PENYULANG NEUHEN Alkindi #1, Mahdi Syukri #2, Syahrizal #3 # Jurusan Teknik Elektro dan Komputer, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Energi listrik merupakan suatu element penting dalam masyarakat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Energi listrik merupakan suatu element penting dalam masyarakat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Energi listrik merupakan suatu element penting dalam masyarakat modern saat ini. Pemanfaatannya yang secara tepat guna adalah salah satu cara ampuh untuk dapat mendongkrak

Lebih terperinci

Penentuan MVar Optimal SVC pada Sistem Transmisi Jawa Bali 500 kv Menggunakan Artificial Bee Colony Algorithm

Penentuan MVar Optimal SVC pada Sistem Transmisi Jawa Bali 500 kv Menggunakan Artificial Bee Colony Algorithm Penentuan MVar Optimal SVC pada Sistem Transmisi Jawa Bali 500 kv Menggunakan Artificial Bee Colony Algorithm Oleh : Fajar Galih Indarko NRP : 2207 100 521 Pembimbing : Prof. Dr. Ir. Imam Robandi, MT Abstrak

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN. energi yang memproduksi minyak bumi dan produksi sampingan berupa gas alam

1 BAB I PENDAHULUAN. energi yang memproduksi minyak bumi dan produksi sampingan berupa gas alam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem tenaga listrik merupakan faktor utama yang mendukung sistem produksi dari perusahaan industri, terutama pada industri besar di Indonesia. Khususnya pada perusahaan

Lebih terperinci

BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Energi listrik merupakan kebutuhan berbagai industri hingga kebutuhan rumah tangga. Oleh karena itu diperlukan suatu pembangkit tenaga listrik yang kontiniu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi listrik merupakan salah satu energi primer yang tidak dapat dilepaskan penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari. Peningkatan jumlah penduduk dan pertumbuhan

Lebih terperinci

ANALISIS DAMPAK PEMASANGAN DISTIBUTED GENERATION (DG) TERHADAP PROFIL TEGANGAN DAN RUGI-RUGI DAYA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 18 BUS

ANALISIS DAMPAK PEMASANGAN DISTIBUTED GENERATION (DG) TERHADAP PROFIL TEGANGAN DAN RUGI-RUGI DAYA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 18 BUS F.10. Analisis dampak pemasangan distributed generation (DG)... (Agus Supardi dan Romdhon Prabowo) ANALISIS DAMPAK PEMASANGAN DISTIBUTED GENERATION (DG) TERHADAP PROFIL TEGANGAN DAN RUGI-RUGI DAYA SISTEM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini membahas garis besar penelitian yang meliputi latar belakang,

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini membahas garis besar penelitian yang meliputi latar belakang, BAB I PENDAHULUAN Bab ini membahas garis besar penelitian yang meliputi latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan penelitian. 1.1.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Tenaga Listrik Sistem ketenagalistrikan secara umum merupakan suatu sistem yang terdiri dari lima sub sistem utama yaitu pembangkit listrik, sistem transmisi, Gardu Induk,

Lebih terperinci

SINKRONISASI DAN PENGAMANAN MODUL GENERATOR LAB-TST BERBASIS PLC (HARDWARE) ABSTRAK

SINKRONISASI DAN PENGAMANAN MODUL GENERATOR LAB-TST BERBASIS PLC (HARDWARE) ABSTRAK SINKRONISASI DAN PENGAMANAN MODUL GENERATOR LAB-TST BERBASIS PLC (HARDWARE) Tri Prasetya F. Ir. Yahya C A, MT. 2 Suhariningsih, S.ST MT. 3 Mahasiswa Jurusan Elektro Industri, Dosen Pembimbing 2 Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

STUDI PENGATURAN TEGANGAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV YANG TERHUBUNG DENGAN DISTRIBUTED GENERATION (STUDI KASUS: PENYULANG TR 5 GI TARUTUNG)

STUDI PENGATURAN TEGANGAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV YANG TERHUBUNG DENGAN DISTRIBUTED GENERATION (STUDI KASUS: PENYULANG TR 5 GI TARUTUNG) STUDI PENGATURAN TEGANGAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV YANG TERHUBUNG DENGAN DISTRIBUTED GENERATION (STUDI KASUS: PENYULANG TR 5 GI TARUTUNG) Andika Handy (1), Zulkarnaen Pane (2) Konsentrasi Teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsumen. Suplai daya listrik dari pusat-pusat pembangkit sampai ke konsumen

BAB I PENDAHULUAN. konsumen. Suplai daya listrik dari pusat-pusat pembangkit sampai ke konsumen BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu sistem tenaga listrik yang besar pada umumnya memiliki beberapa pusat pembangkit yang terdiri dari banyak generator (multimesin). Generator berfungsi untuk mensalurkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penerangan dan juga proses produksi yang melibatkan barang-barang elektronik dan

BAB I PENDAHULUAN. penerangan dan juga proses produksi yang melibatkan barang-barang elektronik dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Listrik adalah bentuk energi sekunder yang paling praktis penggunaanya oleh manusia baik untuk kegiatan industri, kegiatan komersial, maupun dalam kehidupan sehari-hari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN Salah satu permasalahan dalam bidang ketenagaan adalah ketersediaan energi listrik. Beberapa waktu yang lalu penyedia energi listrik di Indonesia melakukan pemadaman bergilir yang berdampak

Lebih terperinci

ANALISIS HUBUNG SINGKAT 3 FASA PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 18 BUS DENGAN ADANYA PEMASANGAN DISTRIBUTED GENERATION (DG)

ANALISIS HUBUNG SINGKAT 3 FASA PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 18 BUS DENGAN ADANYA PEMASANGAN DISTRIBUTED GENERATION (DG) ANALISIS HUBUNG SINGKAT 3 FASA PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 18 BUS DENGAN ADANYA PEMASANGAN DISTRIBUTED GENERATION (DG) Agus Supardi 1, Tulus Wahyu Wibowo 2, Supriyadi 3 1,2,3 Jurusan Teknik Elektro,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) adalah Badan Usaha Milik Negara

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) adalah Badan Usaha Milik Negara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) adalah Badan Usaha Milik Negara yang memproduksi aluminium batangan terletak di Desa Kuala Tanjung, Kecamatan Sei Suka, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. apabila terjadi gangguan di salah satu subsistem, maka daya bisa dipasok dari

BAB I PENDAHULUAN. apabila terjadi gangguan di salah satu subsistem, maka daya bisa dipasok dari 1 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Permintaan energi listrik di Indonesia menunjukkan peningkatan yang cukup pesat dan berbanding lurus dengan pertumbuhan ekonomi dan pertambahan penduduk. Dalam rangka

Lebih terperinci

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN...

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN... DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN... i ABSTRAK... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang

Lebih terperinci

PERBAIKAN REGULASI TEGANGAN

PERBAIKAN REGULASI TEGANGAN JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER PERBAIKAN REGULASI TEGANGAN Distribusi Tenaga Listrik Ahmad Afif Fahmi 2209 100 130 2011 REGULASI TEGANGAN Dalam Penyediaan

Lebih terperinci

ANALISIS KONTINGENSI PADA SISTEM TENAGA LISTRIK DENGAN METODE ALIRAN DAYA

ANALISIS KONTINGENSI PADA SISTEM TENAGA LISTRIK DENGAN METODE ALIRAN DAYA Ahmad Hermawan, Analisis Kontingensi Pada Sistem Tenaga Listrik, Halaman 1 6 ANALISIS KONTINGENSI PADA SISTEM TENAGA LISTRIK DENGAN METODE ALIRAN DAYA Ahmad Hermawan *) Abstrak Masalah yang dibahas terletak

Lebih terperinci

PENEMPATAN DG PADA JARINGAN SISTEM DISTRIBUSI UNTUK MENINGKATKAN STABILITAS TEGANGAN

PENEMPATAN DG PADA JARINGAN SISTEM DISTRIBUSI UNTUK MENINGKATKAN STABILITAS TEGANGAN PENEMPATAN DG PADA JARINGAN SISTEM DISTRIBUSI UNTUK MENINGKATKAN STABILITAS TEGANGAN ABSTRACT Efrita Arfah Z Email:. efrita.zuliari@gmail.com The stability of the voltage on the distribution system is

Lebih terperinci

ANALISIS KESTABILAN TEGANGAN DENGAN MENGGUNAKAN STATIC SYNCHRONOUS COMPENSATOR (STATCOM)

ANALISIS KESTABILAN TEGANGAN DENGAN MENGGUNAKAN STATIC SYNCHRONOUS COMPENSATOR (STATCOM) Vol. 9. No., 01 ANALISIS KESTABILAN TEGANGAN DENGAN MENGGUNAKAN STATIC SYNCHRONOUS COMPENSATOR (STATCOM) Zulfatri Aini Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Suska Riau email: Zulfatri_aini@yahoo.com

Lebih terperinci

ANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT TIGA FASE PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 13 BUS

ANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT TIGA FASE PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 13 BUS NASKAH PUBLIKASI ANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT TIGA FASE PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 13 BUS DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM ETAP POWER STATION 7.0 Diajukan oleh: FAJAR WIDIANTO D 400 100 060 JURUSAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kualitas Daya Listrik Peningkatan terhadap kebutuhan dan konsumsi energi listrik yang baik dari segi kualitas dan kuantitas menjadi salah satu alasan mengapa perusahaan utilitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dan penghematan disegala bidang. Selaras dengan laju

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dan penghematan disegala bidang. Selaras dengan laju 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada saat sekarang ini Indonesia khususnya sedang melaksanakan pembangunan dan penghematan disegala bidang. Selaras dengan laju pertumbuhan pembangunan,

Lebih terperinci

No.33 Vol.1 Thn.XVII April 2010 ISSN :

No.33 Vol.1 Thn.XVII April 2010 ISSN : .33 ol. Thn.XII April 00 ISSN : 0854-847 PERBANDINGAN ANTARA KOMPENSASI DAYA REAKTIF TERPUSAT DENGAN KOMPENSASI DAYA REAKTIF TERDISTRIBUSI BAGI PERBAIKAN KESTABILAN TEGANGAN PADA SISTEM KELISTRIKAN SUMBAR

Lebih terperinci

LAMPIRAN A RANGKAIAN CATU DAYA BEBAN TAK LINIER. Berikut adalah gambar rangkaian catu daya pada lampu hemat energi :

LAMPIRAN A RANGKAIAN CATU DAYA BEBAN TAK LINIER. Berikut adalah gambar rangkaian catu daya pada lampu hemat energi : LAMPIRAN A RANGKAIAN CATU DAYA BEBAN TAK LINIER Berikut adalah gambar rangkaian catu daya pada lampu hemat energi : Gb-A.1. Rangkaian Catu Daya pada Lampu Hemat Energi Gb-A.2. Rangkaian Catu Daya pada

Lebih terperinci

ANALISIS HARMONIK DAN PERANCANGAN SINGLE TUNED FILTER PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 18 BUS DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP POWER STATION 4.

ANALISIS HARMONIK DAN PERANCANGAN SINGLE TUNED FILTER PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 18 BUS DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP POWER STATION 4. Jurnal Emitor Vol. 15 No. 02 ISSN 1411-8890 ANALISIS HARMONIK DAN PERANCANGAN SINGLE TUNED FILTER PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 18 BUS DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP POWER STATION 4.0 Novix Jefri

Lebih terperinci

peralatan-peralatan industri maupun rumah tangga seperti pada fan, blower, pumps,

peralatan-peralatan industri maupun rumah tangga seperti pada fan, blower, pumps, 1.1 Latar Belakang Kebutuhan tenaga listrik meningkat mengikuti perkembangan kehidupan manusia dan pertumbuhan di segala sektor industri yang mengarah ke modernisasi. Dalam sebagian besar industri, sekitar

Lebih terperinci

Rekonfigurasi jaring distribusi untuk meningkatkan indeks keandalan dengan mengurangi rugi daya nyata pada sistem distribusi Surabaya.

Rekonfigurasi jaring distribusi untuk meningkatkan indeks keandalan dengan mengurangi rugi daya nyata pada sistem distribusi Surabaya. Rekonfigurasi jaring distribusi untuk meningkatkan indeks keandalan dengan mengurangi rugi daya nyata pada sistem distribusi Surabaya. RIZKIANANTO WARDANA M Misbach Fachri 2207100038 Sistem Tenaga Listrik

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) 2014ISSN: X Yogyakarta,15 November 2014

Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) 2014ISSN: X Yogyakarta,15 November 2014 ANALISIS PERBAIKAN TEGANGAN PADA SUBSISTEM DENGAN PEMASANGAN KAPASITOR BANK DENGAN ETAP VERSI 7.0 Wiwik Handajadi 1 1 Electrical Engineering Dept. of Institute of Sains & Technology AKPRIND Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat seperti publik, bisnis, industri maupun sosial. Hampir disemua sektor,

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat seperti publik, bisnis, industri maupun sosial. Hampir disemua sektor, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekarang ini kebutuhan listrik adalah kebutuhan utama bagi semua lapisan masyarakat seperti publik, bisnis, industri maupun sosial. Hampir disemua sektor, masyarakat

Lebih terperinci

Pengontrolan Sistem Eksiter Untuk Kestabilan Tegangan Di Sistem Single Machine Infinite Bus (SMIB) Menggunakan Metode PID

Pengontrolan Sistem Eksiter Untuk Kestabilan Tegangan Di Sistem Single Machine Infinite Bus (SMIB) Menggunakan Metode PID JURNAL INTAKE---- Vol. 5, Nomor 2, Oktober 2014 Pengontrolan Sistem Eksiter Untuk Kestabilan Tegangan Di Sistem Single Machine Infinite Bus (SMIB) Menggunakan Metode PID Alamsyah Ahmad Teknik Elektro,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi manusia untuk menjalankan aktivitasnya. Kebutuhan akan tenaga listrik

BAB I PENDAHULUAN. bagi manusia untuk menjalankan aktivitasnya. Kebutuhan akan tenaga listrik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era sekarang ini, listrik menjadi sumber energi yang sangat penting bagi manusia untuk menjalankan aktivitasnya. Kebutuhan akan tenaga listrik meliputi rumah tangga,

Lebih terperinci

SIMULASI OPTIMASI PENEMPATAN KAPASITOR MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY DAN ALGORITMA GENETIKA PADA SISTEM TEGANGAN MENENGAH REGION JAWA BARAT

SIMULASI OPTIMASI PENEMPATAN KAPASITOR MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY DAN ALGORITMA GENETIKA PADA SISTEM TEGANGAN MENENGAH REGION JAWA BARAT SIMULASI OPTIMASI PENEMPATAN KAPASITOR MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY DAN ALGORITMA GENETIKA PADA SISTEM TEGANGAN MENENGAH REGION JAWA BARAT Gahara Nur Eka Putra NRP : 1022045 E-mail : bb.201smg@gmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

ANALISIS ALIRAN BEBAN SISTEM DISTRIBUSI MENGGUNAKAN ETAP POWER STATION TUGAS AKHIR. Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik

ANALISIS ALIRAN BEBAN SISTEM DISTRIBUSI MENGGUNAKAN ETAP POWER STATION TUGAS AKHIR. Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik ANALISIS ALIRAN BEBAN SISTEM DISTRIBUSI MENGGUNAKAN ETAP POWER STATION 4. 0. 0 TUGAS AKHIR Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Strata 1 Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik

Lebih terperinci

Rancang Bangun Modul DC DC Converter Dengan Pengendali PI

Rancang Bangun Modul DC DC Converter Dengan Pengendali PI Rancang Bangun Modul DC DC Converter Dengan Pengendali PI Sutedjo ¹, Zaenal Efendi ², Dina Mursyida 3 Dosen Jurusan Teknik Elektro Industri ² Dosen Jurusan Teknik Elektro Industri 3 Mahasiswa D4 Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai peralatan listrik. Berbagai peralatan listrik tersebut dihubungkan satu

BAB I PENDAHULUAN. berbagai peralatan listrik. Berbagai peralatan listrik tersebut dihubungkan satu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk keperluan penyediaan tenaga listrik bagi pelanggan, diperlukan berbagai peralatan listrik. Berbagai peralatan listrik tersebut dihubungkan satu sama lain mempunyai

Lebih terperinci

2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Distribusi Listrik Bagian dari sistem tenaga listrik yang paling dekat dengan pelanggan adalah sistem distribusi. Sistem distribusi juga merupakan bagian yang paling

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Pembangkit Listrik Tenaga Angin Pembangkit Listrik Tenaga Angin memberikan banyak keuntungan seperti bersahabat dengan lingkungan (tidak menghasilkan emisi gas), tersedia dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia saat ini, dimana hampir semua aktivitas manusia berhubungan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia saat ini, dimana hampir semua aktivitas manusia berhubungan BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Listrik merupakan salah satu kebutuhan pokok yang sangat penting dalam kehidupan manusia saat ini, dimana hampir semua aktivitas manusia berhubungan dengan listrik. Tenaga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tegangan pengirim akibat suatu keadaan pembebanan. Hal ini terjadi diakibatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. tegangan pengirim akibat suatu keadaan pembebanan. Hal ini terjadi diakibatkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat terjadi pelepasan beban dari suatu sistem tenaga listrik dapat menimbulkan tegangan lebih transien. Apabila suatu sistem tenaga listrik tidak mampu menyuplai

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH ABSTRAK DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR BAB I PENDAHULUAN

LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH ABSTRAK DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR BAB I PENDAHULUAN DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME KATA PENGANTAR... i UCAPAN TERIMA KASIH... ii ABSTRAK... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii BAB I PENDAHULUAN... 1 A.

Lebih terperinci

Studi Kestabilan Tegangan Jaringan IEEE 9 Bus Menggunakan Indeks Kestabilan Tegangan

Studi Kestabilan Tegangan Jaringan IEEE 9 Bus Menggunakan Indeks Kestabilan Tegangan A-009 Prosiding Conference on Smart-Green Technology in Electrical and Information Systems Studi Kestabilan Tegangan Jaringan IEEE 9 Bus Menggunakan Indeks Kestabilan Tegangan Avrin Nur Widiastuti, Lesnanto

Lebih terperinci

STUDI KEMAMPUAN PEMBEBANAN MAKSIMUM SISTEM INTERKONEKSI SUMBAGSEL

STUDI KEMAMPUAN PEMBEBANAN MAKSIMUM SISTEM INTERKONEKSI SUMBAGSEL STUDI KEMAMPUAN PEMBEBANAN MAKSIMUM SISTEM INTERKONEKSI SUMBAGSEL Asdian, Lukmanul Hakim, Endah Komalasari, Herri Gusmedi Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Lampung Jl. Prof. Soemantri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan permasalahan kualitas daya. Komponen power

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan permasalahan kualitas daya. Komponen power BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Meningkatnya penggunaan power electronic pada sitem tenaga listrik telah menimbulkan permasalahan kualitas daya. Komponen power electronic tersebut seperti dioda, thyristor,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sistem tenaga listrik terdiri dari beberapa sub sistem, yaitu pembangkitan,

BAB I PENDAHULUAN. sistem tenaga listrik terdiri dari beberapa sub sistem, yaitu pembangkitan, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tenaga listrik disuplai ke konsumen melalui sistem tenaga listrik. sistem tenaga listrik terdiri dari beberapa sub sistem, yaitu pembangkitan, transmisi, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat melalui jaringan distribusi. Jaringan distribusi merupakan bagian

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat melalui jaringan distribusi. Jaringan distribusi merupakan bagian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sistem Tenaga Listrik terdiri dari beberapa sub sistem, yaitu Pembangkitan, Transmisi, dan Distribusi. Tenaga listrik disalurkan ke masyarakat melalui jaringan distribusi.

Lebih terperinci

12/4/2010 POWER ELECTRONIC ASNIL ELEKTRO FT - UNP

12/4/2010 POWER ELECTRONIC ASNIL ELEKTRO FT - UNP POWER ELECTRONIC ASNIL ELEKTRO FT - UNP 1 Sinopsis Mata kuliah ini membahas tentang komponen elektronika daya, Rangkaian penyearah (rectifier), DC chopper, Rangkaian Inverter, Pengatur tegangan bolak-balik

Lebih terperinci