BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM"

Transkripsi

1 BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah Ginjal (renal) adalah organ tubuh yang memiliki fungsi utama untuk menyaring dan membuang zat-zat sisa metabolisme tubuh dari darah dan menjaga keseimbangan cairan serta elektrolit (misalnya kalsium, natrium, dan kalium) dalam darah. Kebiasaan buruk yang sering di lakukan seperti hal nya menahan buang air kecil yang cukup sering akan menyebabkan penyakit ginjal. Gejala penyakit ginjal harus diketahui oleh setiap orang, karena memang penyakit ini sulit dideteksi (sering tidak ada tanda-tanda peringatan) namun sangat mengancam kehidupan seseorang. Dan kondisi terburuk pasien penyakit ginjal adalah tidak berfungsinya ginjal dalam tubuh dalam periode bulan atau tahun. Untuk membantu mendeteksi penyakit ginjal secara dini diperlukan suatu sistem pakar. Sistem pakar adalah cabang kecerdasan buatan yang menggunakan pengetahuan/knowledge khusus untuk memecahkan masalah pada level human expert/pakar. Sistem pakar banyak dikembangkan dengan menggunakan berbagai macam metode, salah satu diantaranya adalah metode certainty factor. Certainty factor menyatakan kepercayaan dalam sebuah kejadian (fakta atau hipotesa) berdasar bukti atau penilaian pakar. Dengan menggunakan metode certainty factor dapat memberikan kemudahan bagi pengguna untuk memahami dan mendeteksi penyakit ginjal secara dini. 42

2 43 III.2. Penerapan Metode Certainty Factor Faktor kepastian (certainty factor) menyatakan kepercayaan dalam sebuah kejadian (fakta atau hipotesa) berdasar bukti atau penilaian pakar. Certainty factor menggunakan suatu nilai untuk mengasumsikan derajat keyakinan seorang pakar terhadap suatu data. Adapun gambaran alur sistem (flowchart) dari penerapan metode certainty factor dalam perancangan aplikasi mendeteksi penyakit ginjal secara dini dapat dilihat pada gambar III.1. Start Input nilai CF pakar untuk masing-masing gejala Input nilai bobot user Hitung nilai CF CF[H,E] 1 = CF[H] 1 * CF[E] 1 Mengkombinasikan nilai CF dari masing-masing kaidah CF combine CF[H,E] 1,2 = CF [H,E] 1 + CF[H,E] 2 * [1- CF[H,E] 1 ] Hasil diagnosa penyakit ginjal metode Certainty factor End Gambar III.1. Flowchart Metode Certainty Factor

3 44 Adapun langkah-langkah proses perhitungan metode certainty factor sebagai berikut : CF H, M H, -MD H,...(1) Keterangan : CF(H,E) = certainty factor hipotesa yang dipengaruhi oleh evidence e diketahui dengan pasti. MB(H,E) = measure of belief terhadap hipotesa H, jika diberikan evidence E (antara 0 dan 1). MD(H,E) = measure of disbelief terhadap evidence H, jika diberikan evidence H, jika diberikan evidence E (antara 0 dan 1). Certainty factor untuk kaidah premis tunggal yaitu sebagai berikut : CF H, CF H CF...(2) Certainty factor untuk kaidah dengan kesimpulan yang serupa (similarly concluded rules) : CF combine CF[H,E] 1,2 = CF [H,E] 1 + CF[H,E] 2 * [1-CF[H,E] 1 ] CF combine CF[H,E] old, 3 = CF[H,E] old + CF[H,E] 3 * [1-CF[H,E] old ]...(3)...(4) Basis pengetahuan dalam sistem pakar ini akan digunakan untuk menentukan proses pencarian atau menentukan kesimpulan yang diperoleh dari hasil analisis. Hasil yang diperoleh setelah pengguna melakukan interaksi dengan sistem pakar yaitu dengan menjawab pertanyaan yang diajukan oleh sistem pakar. Basis pengetahuan yang di gunakan didalam sistem pakar ini terdiri dari nama penyakit serta gejala-gejala yang diderita oleh pasien.

4 45 Adapun jenis penyakit ginjal dapat dilihat pada Tabel III.1 Tabel III.1. Tabel Penyakit Ginjal Id Penyakit P001 P002 P003 P004 P005 P006 P007 Nama Penyakit Infeksi Saluran Kemih Batu Ginjal Kanker Ginjal Kista Ginjal Gagal Ginjal Akut Gagal Ginjal Kronik Gagal Ginjal Terminal Tabel gejala penyakit ginjal serta nilai CF yang diberikan oleh pakar terhadap masing-masing gejala dapat dilihat pada Tabel III.2. Tabel III.2. Tabel Gejala Penyakit Ginjal Id MB MD Nilai Nama Gejala Gejala CF G001 Rasa panas atau nyeri ketika buang air kecil ,8 G002 Rasa ingin sering buang air kecil ,6 G003 Kencing terasa sakit, tetapi sedikit-sedikit disertai rasa panas atau nyeri dan muntah ,8 G004 Demam dan menggigil ,4 G005 Ditemukannya kuman E.Coli, Klebsiela, dan Enterobakter atau Proteus ,8 G006 Jumlah koloni bakteri lebih dari atau sama dengan 100,000/ml ,8 G007 Urine berbau busuk, mengandung darah atau nanah, dan terlihat keruh ,6 G008 Rasa sakit yang menetap di perut bagian bawah ,6 G009 Rasa nyeri yang hebat pada pinggang di atas ginjal yang dapat menyebar ke perut bagian bawah, nyeri berlangsung sekitar 1 menit, reda sebentar, kemudian terasa lagi selama beberapa menit ,8 G010 Sering buang air kecil atau dorongan ingin buang air kecil ,6 G011 Nyeri ketika buang air kecil ,8 G012 Darah di dalam urine (hematuria) ,8 G013 Demam dan bengkak pada pinggang menandakan batu ginjal yang disertai dengan infeksi, atau terjadi sumbatan yang membengkak ,8

5 46 G014 Muntah ,6 G015 ada gejala selama batu tersebut diam di tempatnya ,4 G016 Rasa sakit yang menetap pada salah satu daerah pinggang sedikit di bawah tulang rusuk ,8 G017 Berat badan turun ,6 G018 Ada benjolan di ginjal, ditemukan pada waktu dilakukan pemeriksaan ,8 G019 Kelelahan yang tidak diketahui sebabnya ,6 G020 Demam yang berulang ,6 G021 Rasa sakit pada daerah tubuh lainnya di sekitar ginjal, bila sel kanker telah menyebar ,8 G022 Perut terasa kembung akibat terjadinya pembesaran ginjal ,8 G023 Urine keluar dalam jumlah yang banyak, karena ginjal tidak bisa lagi memekatkannya ,8 G024 Adanya gumpalan besar pada bagian kanan atau kiri pinggul ,8 G025 Penurunan jumlah urine ,8 G026 ada urine sama sekali ,8 G027 Peninggian kadar ureum dan kreatinin darah dalam beberapa hari ,8 G028 Pusing, mual, kehilangan nafsu makan, lemas, dan sesak nafas ,6 G029 Penurunan nilai tes klirenkreatinin ,8 G030 Sesak nafas karena penumpukan air di paru-paru ,6 G031 Adanya sumbatan karena batu dan infeksi ,8 G032 Adanya gelembung berisi cairan pada ginjal (ginjal kistik) ,8 G033 Perubahan frekuensi kencing, sering ingin berkemih pada malam hari ,8 G034 Pembengkakan pada pergelangan kaki ,6 G035 Kram otot pada malam hari ,6 G036 Lemah dan lesu, kurang berenergi, nafsu makan turun, mual dan muntah ,8 G037 Sulit tidur ,6 G038 Bengkak seputar mata pada pagi waktu bangun pagi hari atau merah dan berair karena deposit garam kalsium fosfat yang dapat menyebabkan iritasi hebat pada selaput lendir mata ,6 G039 Kulit gatal dan kering ,6

6 47 Tabel III.3 Id Gejala G001 G002 G003 G004 G005 G006 G007 G008 G009 G010 G011 G012 G013 Tabel keputusan untuk gejala-gejala penyakit ginjal dapat dilihat pada Tabel III.3. Tabel Keputusan Untuk Gejala-Gajala Penyakit Ginjal Nama Gejala Rasa panas atau nyeri ketika buang air kecil Rasa ingin sering buang air kecil Kencing terasa sakit, tetapi sedikit-sedikit disertai rasa panas atau nyeri dan muntah Demam dan menggigil Ditemukannya kuman E.Coli, Klebsiela, dan Enterobakter atau Proteus Jumlah koloni bakteri lebih dari atau sama dengan 100,000/ml Urine berbau busuk, mengandung darah atau nanah, dan terlihat keruh Rasa sakit yang menetap di perut bagian bawah Rasa nyeri yang hebat pada pinggang di atas ginjal yang dapat menyebar ke perut bagian bawah, nyeri berlangsung sekitar 1 menit, reda sebentar, kemudian terasa lagi selama beberapa menit Sering buang air kecil atau dorongan ingin buang air kecil Nyeri ketika buang air kecil Darah di dalam urine (hematuria) Demam dan bengkak pada pinggang menandakan batu ginjal yang disertai dengan infeksi, atau terjadi sumbatan yang membengkak Penyakit Infeksi Saluran Kemih Batu Ginjal G014 Muntah G015 ada gejala selama batu tersebut diam di tempatnya G016 Rasa sakit yang menetap pada salah satu daerah pinggang sedikit di bawah tulang rusuk G017 Berat badan turun G012 Darah di dalam urine (hematuria) G018 Ada benjolan di ginjal, ditemukan pada waktu dilakukan Kanker pemeriksaan Ginjal G019 Kelelahan yang tidak diketahui sebabnya G020 Demam yang berulang G021 Rasa sakit pada daerah tubuh lainnya di sekitar ginjal, bila sel kanker telah menyebar G022 Perut terasa kembung akibat terjadinya pembesaran ginjal Kista G023 Urine keluar dalam jumlah yang banyak, karena ginjal tidak Ginjal

7 48 G024 G025 G026 G027 G028 G029 G030 G027 G031 G032 G033 G034 G035 G036 G037 G038 G039 bisa lagi memekatkannya Adanya gumpalan besar pada bagian kanan atau kiri pinggul Penurunan jumlah urine ada urine sama sekali Peninggian kadar ureum dan kreatinin darah dalam beberapa hari Pusing, mual, kehilangan nafsu makan, lemas, dan sesak nafas Penurunan nilai tes kliren kreatinin Sesak nafas karena penumpukan air di paru-paru Peninggian kadar ureum dan kreatinin darah dalam beberapa hari Adanya sumbatan karena batu dan infeksi Adanya gelembung berisi cairan pada ginjal (ginjal kistik) Perubahan frekuensi kencing, sering ingin berkemih pada malam hari Pembengkakan pada pergelangan kaki Kram otot pada malam hari Lemah dan lesu, kurang berenergi, nafsu makan turun, mual dan muntah Sulit tidur Bengkak seputar mata pada pagi waktu bangun pagi hari atau merah dan berair karena deposit garam kalsium fosfat yang dapat menyebabkan iritasi hebat pada selaput lendir mata Kulit gatal dan kering Gagal Ginjal Akut Gagal Ginjal Kronik Gagal Ginjal Terminal Pohon keputusan digunakan sebagai alat pendukung keputusan untuk mengklasifikasikan penyakit berdasarkan serangkaian pertanyaan mengenai gejala penyakit. Adapun pohon keputusan penyakit ginjal berdasarkan gejala-gejala yang ada disimpan dalam bentuk aturan ditunjukkan pada Gambar III.2.

8 G001 G002 G006 G007 G008 G003 G004 G005 G003 G007 G008 G004 G005 G006 G004 G008 G005 G006 G007 G005 G006 G007 G006 G007 G008 G008 G007 G008 G008 P001 G010 G014 G015 G011 G012 G013 G011 G015 G012 G013 G014 G012 G013 G014 G015 G013 G014 G015 G014 G015 G015 P002 G009 G017 G020 G021 G012 G018 G019 G012 G021 G018 G019 G020 G018 G019 G020 G021 G019 G020 G021 G020 G021 G021 P003 G016 G023 G024 G024 P004 G022 G026 G027 G027 P005 G025 G028 G028 G028 G030 G027 G027 P006 G029 G031 G031 G031 G032 G032 G032 G032 G032 G034 G038 G039 G035 G036 G037 G035 G039 G036 G037 G038 G036 G037 G038 G039 G037 G038 G039 G038 G039 G039 P007 G033 Default Gambar III.2. Pohon Keputusan 49

9 50 Contoh Kasus: Berikut ini contoh kasus penerapan metode certainty factor dalam mendeteksi penyakit ginjal. Adapun logika metode certainty factor pada sesi diagnosa sistem, pengguna diagnosa diberi pilihan jawaban yang masing-masing memiliki bobot sebagai berikut : Tabel III.4. Tabel Nilai User No. Keterangan Nilai User 1 Tahu Sedikit kin Cukup kin kin Sangat kin 1 Nilai 0.2 menunjukkan bahwa pengguna diagnosa menginformasikan bahwa penyakit ginjal tidak memiliki gejala seperti apa yang ditanyakan oleh sistem. Semakin pengguna konsultasi yakin bahwa gejala-gejala tersebut ada pada penyakit ginjal, maka semakin tinggi pula hasil presentase keyakinan yang diperoleh. Proses perhitungan presentase keyakinan diawali dengan pemecahan sebuah kaidah yang memiliki premis majemuk, menjadi kaidah-kaidah yang memiliki premis tunggal. Kemudian masing-masing aturan baru dihitung certainty factor nya, sehingga diperoleh nilai certainty factor untuk masing-masing aturan, kemudian nilai certainty factor tersebut dikombinasikan. Sebagai contoh, proses pemberian bobot pada setiap premis (ciri-ciri) hingga perolehan presentase keyakinan untuk penyakit Kista Ginjal. Kaidah-kaidah produksi atau rule yang berkaitan dengan penyakit Kista Ginjal adalah sebagai berikut :

10 51 IF Perut terasa kembung akibat terjadinya pembesaran ginjal AND Urine keluar dalam jumlah yang banyak, karena ginjal tidak bisa lagi memekatkannya AND Adanya gumpalan besar pada bagian kanan atau kiri pinggul THEN Kista Ginjal Langkah pertama, pakar menentukan nilai CF untuk masing-masing gejala sebagai berikut : CF pakar1 = MB[H,E] - MD[H,E] = = 0.8 CF pakar2 = MB[H,E] - MD[H,E] = = 0.8 CF pakar3 = MB[H,E] - MD[H,E] = = 0.8 CF pakar1 (Perut terasa kembung akibat terjadinya pembesaran ginjal) = 0.8 CF pakar2 (Urine keluar dalam jumlah yang banyak, karena ginjal tidak bisa lagi memekatkannya) = 0.8 CF pakar3 (Adanya gumpalan besar pada bagian kanan atau kiri pinggul) = 0.8 Kemudian dilanjutkan dengan penentuan nilai bobot user. Misalkan user memilih jawaban sebagai berikut : Perut terasa kembung akibat terjadinya pembesaran ginjal = kin = 0.8

11 52 Urine keluar dalam jumlah yang banyak, karena ginjal tidak bisa lagi memekatkannya = Cukup kin = 0.6 Adanya gumpalan besar pada bagian kanan atau kiri pinggul = kin = 0.8 Langkah kedua, kaidah-kaidah tersebut kemudian dihitung nilai CF nya dengan mengalikan CF pakar dengan CF user menjadi : CF[H,E] 1 = CF[H] 1 * CF[E] 1 = 0.8 * 0.8 = 0.64 CF[H,E] 2 = CF[H] 2 * CF[E] 2 = 0.8 * 0.6 = 0.48 CF[H,E] 3 = CF[H] 3 * CF[E] 3 = 0.8 * 0.8 = 0.64 Langkah yang terakhir adalah mengkombinasikan nilai CF dari masingmasing kaidah. Berikut adalah kombinasikan CF[H,E] 1 dengan CF[H,E] 2 : CF combine CF[H,E] 1,2 = CF[H,E] 1 + CF[H,E] 2 * (1-CF[H,E] 1 ) = * (1 0.64) = = 0.81 old1 CF combine CF[H,E] old,2 = CF[H,E] old1 + CF[H,E] 3 * (1-CF[H,E] old1 ) = * (1 0.81) =

12 53 = 0.93 old2 CF[H,E] old3 * 100 % = 0.93 * 100% = 93 % Dengan demikian dapat dikatan bahwa perhitungan certainty factor pada penyakit Kista Ginjal memiliki persentase tingkat keyakinan 93%. III.3. Desain Sistem Tahap ini akan dilakukan perancangan terhadap sistem yang diusulkan. Adapun perancangan dari sistem ini dapat digambarkan dengan Unified Modelling Language (UML) yang meliputi use case diagram, class diagram, activity diagram, dan sequence diagram. III.3.1. Use Case Diagram Diagram yang menggambarkan actor, use case dan relasinya sebagai suatu urutan tindakan yang memberikan nilai terukur untuk actor. Sebuah use case digambarkan sebagai elips horizontal dalam suatu diagram UML use case, dapat dilihat pada gambar III.3.

13 54 Perancangan Aplikasi Mendeteksi Penyakit Ginjal Secara Dini Menggunakan Metode Certainty Factor (Studi Kasus : Rumah Sakit Umum Haji Medan) Login Melakukan Diagnosa/ Konsultasi <<extend>> Mengelola Data Pasien <<include>> Mengelola Data Penyakit Admin User Hasil Diagnosa <<extend>> <<include>> <<include>> Cetak Laporan Hasil Diagnosa Melakukan Setting Rule/Relasi <<include>> Mengelola Data Gejala Mengubah Password Pakar Logout Gambar III.3. Use Case Diagram Perancangan Aplikasi Mendeteksi Penyakit Ginjal Secara Dini Menggunakan Metode Certainty Factor III.3.2. Class Diagram Diagram ini digunakan untuk menggambarkan perbedaan yang mendasar antara class-class, hubungan antar-class, di mana sub-sistem class tersebut. Pada class diagram terdapat nama class, attributes, operations, serta association (hubungan antar-class). Adapun bentuk class diagram yang penulis rancang dapat dilihat pada gambar III.4.

14 55 -username -password -level +masuk +bersih tbllogin tblgejala -id -namagejala -pertanyaan -mb -md -cfg +simpan +edit +hapus * * -idgejala2 -cf +cetak tblnilaicf -idrule -idpenyakit -idgejala -ya -tidak +simpan +edit +hapus tblrule * * * 1 tblpenyakit -id -namapenyakit -keterangan -pengobatan +simpan +edit +hapus * * tblpasien -id -namapasien -jeniskelamin -usia -tanggal -idpenyakit2 +simpan +bersih Gambar III.4. Class Diagram Perancangan Aplikasi Mendeteksi Penyakit Ginjal Secara Dini Menggunakan Metode Certainty Factor III.3.3. Activity Diagram Menggambarkan aktifitas - aktifitas, objek, state, transisi state dan event. Dengan kata lain kegiatan diagram alur kerja menggambarkan perilaku sistem untuk aktivitas, berikut beberapa gambar activity diagram : 1. Activity Diagram Login Activity diagram login menggambarkan aktivitas untuk masuk kedalam menu admin/pakar. Bentuk activity diagram login yang penulis rancang dapat dilihat pada gambar III.5.

15 56 Login Admin/Pakar Admin/Pakar Sistem Buka Aplikasi Tampil Form Menu Utama Pilih Menu Masuk Tampil Form Login Pilih Level Login, Input Username dan Password Cek Validasi Klik Button Login Salah Benar Form Utama Admin/Pakar Gambar III.5. Activity Diagram Login 2. Activity Diagram Data Pasien Activity diagram data pasien menggambarkan aktivitas untuk pengolahan data pasien yang dilakukan oleh admin. Bentuk activity diagram data pasien yang penulis rancang dapat dilihat pada gambar III.6.

16 57 Data Pasien Admin Sistem Pilih Menu Pasien Tampil Form Data Pasien Klik Kanan Data Pasien ng akan Dihapus, Pilih Delete Hapus Hapus Data Pasien Tampil Data Pasien Gambar III.6. Activity Diagram Data Pasien 3. Activity Diagram Data Penyakit Activity diagram data penyakit menggambarkan aktivitas untuk pengolahan data penyakit yang dilakukan oleh admin/pakar. Bentuk activity diagram data penyakit yang penulis rancang dapat dilihat pada gambar III.7.

17 58 Data Penyakit Admin/Pakar Sistem Pilih Menu Penyakit Tampil Form Data Penyakit Input Data Penyakit Simpan Klik Button Save Simpan Data Penyakit Ubah Data Penyakit Edit Klik Button Update Simpan Perubahan Data Penyakit Double Klik Data yang akan Dihapus, Klik Button Delete Hapus Hapus Data Penyakit Tampil Data Penyakit Gambar III.7. Activity Diagram Data Penyakit 4. Activity Diagram Data Gejala Activity diagram data gejala menggambarkan aktivitas untuk pengolahan data gejala penyakit ginjal yang dilakukan oleh admin/pakar. Bentuk activity diagram data gejala yang penulis rancang dapat dilihat pada gambar III.8.

18 59 Data Gejala Admin/Pakar Sistem Pilih Menu Gejala Tampil Form Data Gejala Input Data Gejala Simpan Klik Button Save Simpan Data Gejala Ubah Data Gejala Edit Klik Button Update Simpan Perubahan Data Gejala Double Klik Data Gejala, Lalu Klik Button Delete Hapus Hapus Data Gejala Tampil Data Gejala Gambar III.8. Activity Diagram Data Gejala 5. Activity Diagram Setting Rule Activity diagram setting rule menggambarkan aktivitas untuk pengolahan data basis pengetahuan penyakit ginjal yang dilakukan oleh admin/pakar. Bentuk activity diagram setting rule yang penulis rancang dapat dilihat pada gambar III.9.

19 60 Setting Rule Admin/Pakar Sistem Pilih Menu Setting Rule Tampil Form Setting Rule Pilih Nama Penyakit, Gejala, Jawaban dan Simpan Klik Button Save Simpan Data Rule Ubah Data Rule Edit Klik Button Update Simpan Perubahan Data Rule Double klik data rule yang akan Dihapus, Klik Button Delete Hapus Hapus Data Rule Tampil Data Rule Gambar III.9. Activity Diagram Setting Rule 6. Activity Diagram Ubah Password Activity diagram ubah password menggambarkan aktivitas untuk merubah password yang digunakan untuk login yang dilakukan oleh admin/pakar.

20 61 Bentuk activity diagram ubah password yang penulis rancang dapat dilihat pada gambar III.10. Ubah Password Admin/Pakar Sistem Pilih Menu Ubah Password Tampil Form Ubah Password Masukkan Password Baru Ubah Konfirmasi Password Baru Simpan Password Baru Klik Button Update Gambar III.10. Activity Diagram Ubah Password 7. Activity Diagram Log Out Activity diagram log out menggambarkan aktivitas untuk keluar dari menu admin/pakar. Bentuk activity diagram log out yang penulis rancang dapat dilihat pada gambar III.11.

21 62 Log Out Admin/Pakar Sistem Pilih Menu Keluar Disable Form Admin/Pakar Tampil Form Utama User Gambar III.11. Activity Diagram Log Out 8. Activity Diagram Diagnosa Activity diagram diagnosa menggambarkan aktivitas untuk melakukan proses diagnosa/konsultasi penyakit ginjal yang dilakukan oleh user. Adapun bentuk activity diagram diagnosa yang penulis rancang dapat dilihat pada gambar III.12.

22 63 Konsultasi User Sistem Buka Aplikasi Tampil Form Utama Pilih Menu Diagnosa Tampil Form Input Data Pasien Input Data Pasien Diagnosa Klik Button Save Tampil Data Pasien Klik Button Lanjut ke Proses Diagnosa Tampil Form Diagnosa Pilih Jawaban untuk Pertanyaan yang Muncul Klik Button Next Tampil Hasil Diagnosa Klik Button Print Cetak Laporan Tampil Laporan Hasil Diagnosa Gambar III.12. Activity Diagram Diagnosa

23 64 III.3.4. Sequence Diagram Sequence diagram menggambarkan perilaku pada sebuah skenario, diagram ini menunjukkan sejumlah contoh objek dan message (pesan) yang diletakkan diantara objek-objek ini di dalam use case. Bentuk sequence diagram yang penulis rancang sebagai berikut : 1. Sequence Diagram Login Sequence diagram login menggambarkan interaksi admin/pakar dengan aplikasi dan database dalam melakukan login. Bentuk sequence diagram login yang penulis rancang dapat dilihat pada Gambar III.13. Admin/Pakar Menu Login Menu Utama Proses tbllogin Pilih Level Login, Input Username dan Password Validasi Login Koneksi Database () Username dan Password Salah Username dan Password Benar Gambar III.13. Sequence Diagram Login 2. Sequence Diagram Data Pasien Sequence diagram data pasien menggambarkan interaksi admin dengan aplikasi dan database dalam mengelola data pasien. Bentuk sequence diagram data pasien yang penulis rancang dapat dilihat pada Gambar III.14.

24 65 Admin Form Data Pasien Proses tblpasien Pilih Menu Pasien Hapus Data Pasien Koneksi Database () Menampilkan Data Pasien Gambar III.14. Sequence Diagram Data Pasien 3. Sequence Diagram Data Penyakit Sequence diagram data penyakit menggambarkan interaksi admin/pakar dengan aplikasi dan database dalam mengelola data penyakit ginjal. Bentuk sequence diagram data penyakit yang penulis rancang dapat dilihat pada Gambar III.15.

25 66 Admin/Pakar Form Data Penyakit Proses tblpenyakit Input Data Penyakit Simpan Data Penyakit Koneksi Database () Menampilkan Data Penyakit Ubah Data Penyakit Edit Data Penyakit Koneksi Database () Menampilkan Data Penyakit Double Klik Data Penyakit Hapus Data Penyakit Koneksi Database () Menampilkan Data Penyakit Gambar III.15. Sequence Diagram Data Penyakit 4. Sequence Diagram Data Gejala Sequence diagram data gejala menggambarkan interaksi admin/pakar dengan aplikasi dan database dalam mengelola data gejala penyakit ginjal. Bentuk sequence diagram data gejala yang penulis rancang dapat dilihat pada Gambar III.16.

26 67 Admin/Pakar Input Data Gejala Form Data Gejala Proses tblgejala Simpan Data Gejala Koneksi Database () Menampilkan Data Gejala Ubah Data Gejala Edit Data Gejala Koneksi Database () Menampilkan Data Gejala Double Klik Data Gejala Hapus Data Gejala Koneksi Database () Menampilkan Data Gejala Gambar III.16. Sequence Diagram Data Gejala 5. Sequence Diagram Setting Rule Sequence diagram setting rule menggambarkan interaksi admin/pakar dengan aplikasi dan database dalam mengelola rule pengetahuan penyakit ginjal. Bentuk sequence diagram setting rule yang penulis rancang dapat dilihat pada Gambar III.17.

27 68 Admin/Pakar Pilih Data untuk Rule Penyakit Form Setting Rule/Relasi Proses tblpenyakit Simpan Data Rule Koneksi Database () Koneksi Database () tblgejala Koneksi Database () tblrule Menampilkan Data Rule Ubah Data Rule Edit Data Rule Koneksi Database () Koneksi Database () Koneksi Database () Menampilkan Data Rule Double Klik Data Rule Hapus Data Rule Koneksi Database () Menampilkan Data Rule Gambar III.17. Sequence Diagram Setting Rule 6. Sequence Diagram Ubah Password Sequence diagram ubah password menggambarkan interaksi admin/pakar dengan aplikasi dan database dalam merubah password yang digunakan untuk login. Bentuk sequence diagram ubah password yang penulis rancang dapat dilihat pada Gambar III.18.

28 69 Admin/Pakar Input Password Baru Form Ubah Password Proses tbllogin Simpan Password Baru Koneksi Database () Gambar III.18. Sequence Diagram Ubah Password 7. Sequence Diagram Diagnosa Sequence diagram diagnosa menggambarkan interaksi user dengan aplikasi dan database dalam melakukan konsultasi untuk mendiagnosa penyakit ginjal. Bentuk sequence diagram diagnosa yang penulis rancang dapat dilihat pada Gambar III.19.

29 70 User Form Diagnosa Penyakit Proses tblpasien tblrule tblnilaicf Input Data Pasien Simpan Data Pasien Koneksi Database () Tampil Pertanyaan Pilih Jawaban Lanjut Pertanyaan Koneksi Database () Koneksi Database () Koneksi Database () Hasil Diagnosa Klik Button Cetak Cetak Laporan Koneksi Database () Koneksi Database () Koneksi Database () Laporan Hasil Diagnosa Gambar III.19. Sequence Diagram Diagnosa III.4. Desain Database Database merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya. Untuk merancangnya diperlukan alat bantu, baik menggambarkan relasinya maupun mengoptimalkan rancangan database. III.4.1. Kamus Data Kamus data merupakan uraian yang menjelaskan tentang tabel data atau entitas serta field-field yang terdapat pada entitas yang ada. Kamus data digunakan sebagai acuan dalam pembangunan suatu database dan sebagai panduan bagi

30 71 pemakai sistem maupun untuk keperluan pengembangan sistem database. Adapun tabel data atau entitas yang dibentuk seperti berikut ini : 1. Kamus Data Tabel Login tbllogin : [@username + password + level] 2. Kamus Data Tabel Gejala tblgejala : [@id + namagejala + pertanyaan + mb + md + cfg] 3. Kamus Data Tabel Nilai CF tblnilaicf : [@@idgejala2 + cf] 4. Kamus Data Tabel Penyakit tblpenyakit : [@id + namapenyakit + keterangan + pengobatan] 5. Kamus Data Tabel Pasien tblpasien : [@id + namapasien + jeniskelamin + usia + tanggal 6. Kamus Data Tabel Rule tblrule : [@idrule + ya + tidak] III.4.2. Normalisasi Normalisasi adalah proses pengelompokkan data ke dalam bentuk tabel atau relasi atau file untuk menyatakan entitas dan hubungan mereka sehingga terwujud satu bentuk database yang mudah untuk dimodifikasi. Bentuk normalisasi yang dilakukan pada rancangan database adalah sebagai berikut : 1. Bentuk Normal (Unnormalized)

31 72 id namapenyakit keterangan pengobatan id namagejala pertanyaan mb md cfg idrule ya tidak P001 Infeksi saluran Infeksi Dokter akan G001 Rasa panas Apakah ada R001 G0 G009 kemih saluran meresepkan atau nyeri rasa panas 02 kemih bisa analgetik ketika buang atau nyeri menjadi awal (obat air kecil ketika buang dari gagal penghilang air kecil? ginjal. sering nyeri akibat terjadi pada wanita infeksi yang terjadi) karena konstruksi saluran kemihnya lebih rawan terkena infeksi. 2. Bentuk Normal Pertama (1NF/First Normal Form) Id namapenyakit keterangan pengobatan P001 Infeksi saluran kemih Infeksi saluran kemih bisa menjadi awal dari gagal ginjal. sering terjadi pada wanita karena konstruksi saluran kemihnya lebih rawan terkena infeksi. Dokter akan meresepkan analgetik (obat penghilang nyeri akibat infeksi yang terjadi) id namagejala pertanyaan mb md cfg idrule ya tidak G001 Rasa panas atau Apakah ada rasa panas R001 G002 G009 nyeri ketika atau nyeri ketika buang air kecil buang air kecil? 3. Bentuk Normal Kedua (2NF) Id namapenyakit keterangan pengobatan P001 Infeksi saluran kemih Infeksi saluran kemih bisa menjadi awal dari gagal ginjal. sering terjadi pada wanita karena konstruksi saluran kemihnya lebih rawan terkena infeksi. Dokter akan meresepkan analgetik (obat penghilang nyeri akibat infeksi yang terjadi) id* namagejala pertanyaan mb md cfg G001 Rasa panas atau nyeri ketika Apakah ada rasa panas atau buang air kecil nyeri ketika buang air kecil? idrule idpenyakit idgejala ya P001 P001 G001 G002 G Bentuk Normal Ketiga (3NF)

32 73 id* namapenyakit keterangan pengobatan P001 Infeksi saluran kemih Infeksi saluran kemih bisa menjadi awal dari gagal ginjal. sering terjadi pada wanita karena konstruksi saluran kemihnya lebih rawan terkena infeksi. Dokter akan meresepkan analgetik (obat penghilang nyeri akibat infeksi yang terjadi) id* namagejala pertanyaan mb md cfg G001 Rasa panas atau nyeri ketika Apakah ada rasa panas atau buang air kecil nyeri ketika buang air kecil? idrule* idpenyakit** idgejala** ya P001 P001 G001 G002 G006 III.4.3. Desain Tabel Tabel adalah salah satu unsur yang paling penting dalam pembuatan database, karena sebuah database dapat terbentuk dari beberapa tabel yang saling berelasi satu sama lain. Dalam perancangan database aplikasi mendeteksi penyakit ginjal secara dini, data record tersimpan dalam (6) buah tabel dengan arsitektur data sebagai berikut : 1. Tabel Login Nama Database : dbpakarginjal Nama Tabel Primary Key : tbllogin : username Tabel III.5. Tabel Login Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan username(*) varchar 15 username password varchar 15 password level varchar 5 level login 2. Tabel Gejala

33 74 Nama Database : dbpakarginjal Nama Tabel Primary Key : tblgejala : id Tabel III.6. Tabel Gejala Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan id(*) varchar 10 id gejala namagejala text - nama gejala pertanyaan text - pertanyaan mb float - nilai measure of belief md float - measure of disbelief cfg float - nilai cf 3. Tabel Nilai CF Nama Database : dbpakarginjal Nama Tabel Foreign Key : tblnilaicf : idgejala2 Tabel III.7. Tabel Nilai CF Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan idgejala2 varchar 10 id gejala 2 cf float - nilai kepastian 4. Tabel Penyakit Nama Database : dbpakarginjal Nama Tabel Primary Key : tblpenyakit : id Tabel III.8. Tabel Penyakit Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan id(*) varchar 10 id penyakit namapenyakit text - nama penyakit keterangan text - keterangan penyakit

34 75 pengobatan text - solusi pengobatan 5. Tabel Pasien Nama Database : dbpakarginjal Nama Tabel Primary Key Foreign Key : tblpasien : id : idpenyakit2 Tabel III.9. Tabel Pasien Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan id(*) varchar 10 id pasien namapasien varchar 50 nama pasien jeniskelamin varchar 10 jenis kelamin usia varchar 10 usia pasien tanggal date - tanggal diagnosa idpenyakit2 varchar 10 id penyakit 6. Tabel Rule Nama Database : dbpakarginjal Nama Tabel Primary Key Foreign Key : tblrule : idrule : idpenyakit, idgejala Tabel III.10. Tabel Rule Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan idrule(*) varchar 10 id rule idpenyakit varchar 10 id penyakit idgejala varchar 10 id gejala ya varchar 10 ya tidak Varchar 10 tidak III.4.4. Entity Relationship Diagram (ERD)

35 76 Setelah merancang database maka dapat dibuat relasi antar tabel sebagai kebutuhan data. Relasi ini menggambarkan hubungan antara satu tabel dengan tabel yang lain. Apakah hubungan satu dengan satu, satu dengan banyak dan banyak dengan banyak. Adapun relasi antar tabel dibuat dalam bentuk entity relationship diagram (ERD) dapat dilihat pada gambar III.20. username password tbllogin level namagejala id pertanyaan 1 Mengelola M tglgejala mb mb cfg idgejala2 1 M id Mengelola Memiliki M tblnilaicf namapenyakit 1 M cf keterangan tblpenyakit 1 Memiliki M tblrule pengobatan M Memiliki tidak idrule M ya idpenyakit tblpasien idgejala id namapasien jeniskelamin usia tanggal idpenyakit2 Gambar III.20. Entity Relationship Diagram Perancangan Aplikasi Mendeteksi Penyakit Ginjal Secara Dini Menggunakan Metode Certainty Factor III.5. Desain User Interface Pada tahap ini adalah tahap perancangan tampilan sistem yang akan dibangun, yaitu tahap rancangan tampilan secara keseluruhan mulai dari form

36 77 input sampai laporan. Adapun desain user interface dari perancangan aplikasi mendeteksi penyakit ginjal secara dini adalah sebagai berikut : 1. Rancangan Form Login Perancangan form login berfungsi untuk verifikasi pengguna yang berhak mengelola sistem. Adapun rancangan form login dapat dilihat pada gambar III.21. <<<< Login >>>> Level : XXXXXXXXXXXXXX Username : Password : XXXXX XXXXX Login Clear Cancel Gambar III.21. Rancangan Form Login 2. Rancangan Form Utama Rancangan form utama berfungsi untuk menampilkan tampilan awal saat membuka aplikasi. Adapun rancangan form utama dapat dilihat pada gambar III.22.

37 78 - Menu Utama - Data Diagnosa Informasi Log Penyakit Gejala Setting Rule Pasien Gambar RUMAH SAKIT UMUM HAJI MEDAN Alamat : Jl. Rumah Sakit Haji, Kenangan Baru, Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara Telepon : (061) PERANCANGAN APLIKASI MENDETEKSI PENYAKIT GINJAL SECARA DINI MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR Depeloved By : Ayu Masyita Username : Admin level : Admin Date : dd/mm/yyyy Time : 00:00:00 Gambar III.22. Rancangan Form Utama 3. Rancangan Form Ubah Password Rancangan form ubah password digunakan untuk mengubah password yang dilakukan oleh admin/pakar. Adapun rancangan form ubah password dapat dilihat pada gambar III.23.

38 79 - Ubah Password - <<<< Ubah Password >>>> Input Data Username : XXXXXXXXXXXXX Level : Password : Password Baru : Konfirmasi : XXXXXXXXXXXXX XXXXXXXXXXXXX XXXXXXXXXXXXX XXXXXXXXXXXXX Update Clear Gambar III.23. Rancangan Form Ubah Password 4. Rancangan Form Data Pasien Rancangan tampilan form data pasien merupakan tampilan admin untuk melihat data-data pasien yang telah melakukan diagnosa penyakit ginjal. Rancangan form data pasien dapat dilihat pada gambar III.24.

39 80 - Data Pasien - <<<< Data Pasien >>>> * Keterangan : Klik kanan pada data Pasien yang hendak dihapus. ID Pasien Nama Pasien Jenis Kelamin Usia Nama Penyakit XXXX XXXXXXXXXX XXXXXXXXXX XX XXXXXXXXXX XXXX XXXXXXXXXX XXXXXXXXXX XX XXXXXXXXXX XXXX XXXXXXXXXX XXXXXXXXXX XX XXXXXXXXXX XXXX XXXXXXXXXX XXXXXXXXXX XX XXXXXXXXXX XXXX XXXXXXXXXX XXXXXXXXXX XX XXXXXXXXXX XXXX XXXXXXXXXX XXXXXXXXXX XX XXXXXXXXXX Gambar III.24. Rancangan Form Data Pasien 5. Rancangan Form Data Penyakit Rancangan tampilan form data penyakit merupakan tampilan admin/pakar untuk mengelola data penyakit ginjal. Rancangan form data penyakit dapat dilihat pada gambar III.25.

40 81 - Data Penyakit - <<<< Data Penyakit >>>> Input Data ID Penyakit : XXXXX Nama Penyakit : Keterangan : Pengobatan : XXXXXXXXX XXXXXXX XXXXXXX Save Update Delete Clear Search By : XXXXXXXXXXXXXX XXXXXXXXX ID Penyakit Nama Penyakit Keterangan Pengobatan XXXXX XXXXX XXXXX XXXXX XXXXX XXXXX Gambar III.25. Rancangan Form Data Penyakit 6. Rancangan Form Data Gejala Rancangan form data gejala digunakan untuk mengelola data gejala penyakit ginjal yang dilakukan oleh admin/pakar. Adapun rancangan form data gejala dapat dilihat pada gambar III.26.

41 82 - Data Gejala - <<<< Data Gejala >>>> Input Data ID Gejala : XXXXX Nama Gejala : Pertanyaan : Nilai MB : Nilai MD : Nilai CF : XXXXXXX XXXXXXX XXXXX Measure Of Belief XXXXX Measure Of Disbelief XXXXX Certainty Factor Save Update Delete Clear Search By : XXXXXXXXXXXXXX XXXXXXXXX ID Gejala Nama Gejala Pertanyaan Measure Of Belief XXXXX XXXXX XXXXX XXXXX XXXXX XXXXX XXXXX XXXXX XXXXX XXXXX Gambar III.26. Rancangan Form Data Gejala 7. Rancangan Form Setting Rule Rancangan form setting rule merupakan tampilan admin/pakar untuk melakukan setting rule pengetahuan penyakit ginjal. Adapun rancangan form setting rule dapat dilihat pada gambar III.27.

42 83 - Setting Rule - <<<< Setting Rule / Relasi >>>> Input Data ID Rule : XXXXX Nama Penyakit : Nama Gejala : Jawaban : XXXXXXX XXXXXXX XXXXXXX Save Update Delete Jawaban : XXXXXXX Clear Filter By : XXXXXXXX ID Rule Nama Penyakit Nama Gejala Jawaban Jawaban XXXXX XXXXXXXXXXXX XXXXXXXX XXXXXXXX XXXXX XXXXXXXXXXXX XXXXXXXX XXXXXXXX XXXXX XXXXXXXXXXXX XXXXXXXX XXXXXXXX XXXXX XXXXXXXXXXXX XXXXXXXX XXXXXXXX XXXXX XXXXXXXXXXXX XXXXXXXX XXXXXXXX Gambar III.27. Rancangan Form Setting Rule 8. Rancangan Form Input Data Pasien Rancangan form input data pasien merupakan tampilan user untuk mengisi data pasien sebelum melakukan diagnosa. Adapun rancangan form input data pasien dapat dilihat pada gambar III.28.

43 84 - Input Data Pasien - Input Data <<<< Input Data Pasien >>>> ID Pasien : XXXXX Nama Pasien : XXXXXXXXX Jenis Kelamin : XXX Usia : XX Tahun Save Clear XXXXXXXXXXX Lanjut ke Proses Diagnosa Gambar III.28. Rancangan Form Input Data Pasien 9. Rancangan Form Diagnosa Rancangan form diagnosa merupakan tampilan user untuk melakukan diagnosa penyakit ginjal dengan menjawab pertanyaan yang diajukan oleh sistem. Adapun rancangan form diagnosa dapat dilihat pada gambar III.29.

44 85 - Diagnosa - <<<< Diagnosa / Konsultasi >>>> Kinsultasi Jawablah Pertanyaan di Bawah Ini : XXXXXXXX Nilai Keyakinan : XXXXXXXX Next >> Close Gambar III.29. Rancangan Form Diagnosa 10. Rancangan Form Hasil Diagnosa Rancangan form hasil diagnosa merupakan tampilan pengguna untuk melihat hasil diagnosa penyakit ginjal. Adapun rancangan form hasil diagnosa dapat dilihat pada gambar III.30.

45 86 - Diagnosa - <<<< Diagnosa / Konsultasi >>>> Diagnosa Hasil Diagnosa : Nama Penyakit : XXXX Keterangan : Jenis Gejala : Pengobatan : Persentase Keyakinan : XXXX XXXX XXXX XXXXX Print Close Gambar III.30. Rancangan Form Hasil Diagnosa 11. Rancangan Laporan Hasil Diagnosa Rancangan laporan hasil diagnosa merupakan tampilan user untuk mencetak laporan hasil diagnosa penyakit ginjal. Adapun rancangan laporan hasil diagnosa dapat dilihat pada gambar III.31.

46 87 Logo Rumah Sakit Umum Haji Medan Alamat : Jl. Rumah Sakit H., Kenangan Baru, Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara Telepon : (061) HASIL DIAGNOSA PENYAKIT GINJAL MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR dd/mm/yyyy Nama Pasien : Jenis Kelamin : XXXXXXXXXXX XXXXXXXXX Usia : XX Nama Penyakit : XXXXXXXXXXXXX Keterangan Penyakit : Pengobatan : Diketahui Oleh : (dr. Abdullah Sujono, M.Kes) Gambar III.31. Rancangan Form Laporan Hasil Diagnosa

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Analisa sistem yang dijelaskan pada bab ini adalah sebagai bahan perbandingan dengan sistem yang akan dirancang. Adapun sistem yang sedang berjalan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah Saat ini, banyak orang yang sering menderita penyakit alergi pada kulit seperti gatal-gatal, timbul bintik-bintik merah, atau timbul benjolan pada

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM 25 BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Analisa sistem pada yang berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap sistem pakar mendiagnosa herpes

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah Ovis aries (kambing biri-biri) merupakan herbivora yang merumput. Ovis aries (kambing biri-biri) dipelihara terutama untuk keperluan produksi daging,

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Analisa sistem yang berjalan selama ini masih menggunakan sistem yang manual. Analisa input yang ada pada sistem yang sedang berjalan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Sedang Berjalan Analisa sistem yang sedang berjalan di tempat praktek Drh. Salisah Anggita Ningsih Tandam Hilir masih menggunakan sistem yang

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM. diagnosa penyakit pada Kanker Rahim dengan menggunakan metode certainty

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM. diagnosa penyakit pada Kanker Rahim dengan menggunakan metode certainty BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini penulis akan membahas mengenai perancangan sistem pakar diagnosa penyakit pada Kanker Rahim dengan menggunakan metode certainty Factor yang meliputi analisa

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah Penyakit sifilis atau biasa dikenal dengan penyakit Raja Singa pada priabiasanya banyak diderita oleh kaum pria, akan tetapi saat ini wanita pun

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM 24 BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Analisa sistem pada ng berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap sistem pakar mendiagnosa kanker

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah Saat ini pengolahan dana kas kecil pada Kantor Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) Medan tidak dilakukan dengan baik, sehingga menyebabkan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah PT. Srikandi Inti Lestari adalah sebuah perusahaan penyedia layanan jasa tenaga kerja siap pakai (outsourcing), yang menyediakan berbagai macam

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Sistem yang sedang berjalan saat ini dalam membudidayakan ikan lele belum dilakukan secara baik dan benar. Karena para peternak lele sering menebar

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM. dan perancangan pembuatan Sistem Pakar Sistem Pakar Pengolahan Data Hadits

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM. dan perancangan pembuatan Sistem Pakar Sistem Pakar Pengolahan Data Hadits BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah Pada pembahasan bab ini, akan dilakukan penganalisaan mengenai analisa dan perancangan pembuatan Sistem Pakar Sistem Pakar Pengolahan Data Hadits

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah Apotek Rumah Sakit Islam Malahayati merupakan suatu organisasi bisnis yang berkembang di Indonesia. Apotek Rumah Sakit Islam Malahayati bergerak

Lebih terperinci

Berdasarkan sistem yang sedang berjalan, tahapan-tahapan proses. deteksi adanya viskositas darah dalam tubuh adalah sebagai berikut :

Berdasarkan sistem yang sedang berjalan, tahapan-tahapan proses. deteksi adanya viskositas darah dalam tubuh adalah sebagai berikut : 37 3. Jenis Kelamin Contoh input data jenis kelamin adalah : Jenis Kelamin : Laki-Laki III.1.2. Analisa Proses Berdasarkan sistem yang sedang berjalan, tahapan-tahapan proses deteksi adanya viskositas

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Seseorang yang ingin memeriksa kesehatannya cenderung untuk berkonsultasi ke dokter ahli, namun terkadang hal ini dapat menyulitkan seseorang

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Penyakit Meningitis dapat menyerang siapa saja, namun dalam kenyataannya, kasus terbanyak pada bayi dan anak-anak. Maka diperlukannya seorang

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Analisis merupakan tahap awal yang harus dilakukan untuk memecahkan permasalahan yang sedang dihadapi. Tahap ini sangat penting karena dengan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM 37 BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Analisa sistem pada yang berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap Sistem Pakar Penanggulangan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Saat ini proses sertifikasi guru SD Negeri wilayah 5 kecamatan Percut Sei Tuan dilakukan tidak transparan, diantaranya guru yang usia muda serta

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai Sistem Pakar Mendiagnosa Perkembangan Dan Kesehatan Pada Anak yang meliputi analisa sistem yang sedang berjalan dan desain sistem. III.1

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah Saat ini, dalam melakukan seleksi penerimaan petugas Sensus Ekonomi pada kantor Badan Statistik Aceh Tamiang masih dilakukan dengan tidak terbuka.

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1 Analisa Sistem Kendala-kendala yang dihadapi pada sistem yang sedang berjalan yaitu : 1. Sebagian besar masyarakat tidak perduli akan penyakit yang dideritanya.

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah Perkreditan adalah penyedia uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Analisa sistem pada yang berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap Mendiagnosa Penyakit Akromegali Dengan Metode

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan sistem pakar mendeteksi penyakit rheumatic pada manusia dengan menggunakan metode dempster shafer yang meliputi analisa sistem

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM 33 BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah Saat ini, proses pengendalian biaya persediaan pada PT. Indojaya Agri Nusa masih kurang efektif karena belum dapat mencapai tujuan yang telah

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Sistem yang Berjalan Analisa sistem pada yang berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap diagnosis penyakit Ovarium Dengan

Lebih terperinci

Prosiding Senatkom, Volume1, Hal : Oktober 2015 I SSN :

Prosiding Senatkom, Volume1, Hal : Oktober 2015 I SSN : SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN KOMBINASI METODE CERTAINTY FACTOR DAN METODE FORWARD CHAINING (Studi Kasus Rumah Sakit M. Djamil-Padang) Firdaus,S.Kom, M.Kom, Mutiana Pratiwi, S.Kom,

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Sedang Berjalan Analisa sistem merupakan proses awal yang harus dilaksanakan untuk menentukan permasalahan yang sedang dihadapi. Tahap ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Proses analisa sistem merupakan langkah kedua pada fase pengembangan sistem. Analisa sistem dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Pada saat penulis melakukan penelitian pada Kantor Pemerintahan Provinsi Sumatra Utara Badan Ketahanan Pangan. Penulis mengamati ada beberapa kelemahan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM. identifikasi penyakit pada tanaman buah naga dengan menggunakan metode

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM. identifikasi penyakit pada tanaman buah naga dengan menggunakan metode BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini penulis akan membahas mengenai perancangan sistem pakar identifikasi penyakit pada tanaman buah naga dengan menggunakan metode certainty Factor yang meliputi

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Dalam mencari kepastian terjangkitnya sebuah penyakit, masyarakat harus pergi berkonsultasi ke dokter ahli untuk melakukan pemeriksaan dari gejala

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Proses analisa sistem merupakan langkah kedua pada fase pengembangan sistem. Analisa sistem dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM 39 BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah Balai Pengobatan masih menggunakan Microsoft Word dan juga menggunakan buku besar dalam proses pencatatan dan mendiagnosa penyakit dan masih

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM 40 BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Masalah-masalah yang sering dihadapi oleh RSUD Lukas Nias Selatan adalah kesulitan dalam mengolah data rekam medis akan pasien dan pelayanan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa sistem yang sedang berjalan Analisa sistem yang dijelaskan pada bab ini adalah sebagai bahan perbandingan dengan sistem yang akan dirancang. Adapun sistem

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Pada analisa sistem yang berjalan akan melihat mekanisme input, proses, dan output yang berkaitan dengan perancangan sistem pakar mendiagnosa

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Analisa sistem yang dijelaskan pada bab ini adalah sebagai bahan perbandingan dengan sistem yang akan dirancang. Di sini penulis akan memaparkan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Sistem Analisis sistem merupakan proses awal yang harus dilaksanakan untuk menentukan permasalahan yang sedang dihadapi. Tahap ini bertujuan untuk menjelaskan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Analisa sistem pada yang berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap Mendiagnosa Penyakit Alzheimer Dengan Metode

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah Analisa sistem yang masih digunakan sebelumnya dalam mengidentifikasi penyakit demam berdarah dengue masih menggunakan secara manual. Pasien yang

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Proses analisa sistem merupakan langkah kedua pada fase pengembangan sistem. Analisa sistem dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Analisa sistem pada yang berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Progeria Menggunakan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Kamera merupakan salah satu perangkat Digital yang sangat digemari saat ini. Banyak dari pengguna kamera yang menggunakan kamera tersebut secara

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Analisa sistem pada yang berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap Mendiagnosa Sistem Pakar Menggunakan Metode

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM 4.1 PERANCANGAN SISTEM Untuk memudahkan pembuatan aplikasi sistem pakar berbasis website, maka akan dibuat model menggunakan UML (Unified Modeling Language). Perlu diketahui metode

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Proses analisa sistem merupakan langkah kedua pada fase pengembangan sistem. Analisa sistem dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA MASALAH DAN RANCANGAN SISTEM PAKAR

BAB III ANALISA MASALAH DAN RANCANGAN SISTEM PAKAR BAB III AALISA MASALAH DA RACAGA SISTEM PAKAR 1.1 Sejarah Singkat Puskesmas Kecamatan Kebon Jeruk merupakan sarana kesehatan yang lahir berdasarkan peraturan pemerintah Republik Indonesia nomor 7 tahun

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Hasil Berikut ini akan dijelaskan tentang tampilan hasil program dan pembahasan dari Sistem Pakar Mendiagnosa Penyakit Dalam Dan Penyobatannya Menggunakan Obat

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1 Analisa Sistem yang Sedang Berjalan Analisa sistem dilakukan untuk memahami informasi-informasi yang didapat dan dikeluarkan oleh sistem itu sendiri. Menganalisa

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1.Analisa Masalah Berbagai upaya telah dilakukan oleh perusahaan untuk menanggulangi penyakit seperti gejala-gejala, nilai akurasi di data, namun tanpa peran serta

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Cara yang paling umum dilakukan oleh seorang dokter umum untuk menentukan penyakit seseorang adalah dengan melakukan diagnosis. Fakta-fakta yang

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM 24 BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III. 1. Analisa Sistem ng Berjalan Analisa sistem yang berjalan dilakukan guna mengetahui gambaran umum sistem informasi geografis tempat penjualan oleh-oleh khas

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Proses analisa sistem merupakan langkah kedua pada fase pengembangan sistem. Analisa sistem dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Hal ini tentu menjadi masalah bagi bagian inventory dalam pengolahan persediaan akhir stok ATK, diantaranya sulit memasukan data pembelian dan

Lebih terperinci

ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

ANALISIS DAN DESAIN SISTEM 26 BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem ng Sedang Berjalan Adapun analisa sistem yang sedang berjalan dalam mendiagnosa penyakit saraf tulang belakang pada manusia adalah sebagai berikut

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Proses analisa sistem merupakan langkah kedua pada fase pengembangan sistem. Analisa sistem dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah Pemilihan Jurusan SMK Pada Sekolah Marisi Medan ini merupakan sistem pendukung keputusan untuk membantu siswa siswi dalam memilih jurusan yang sesuai

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai sistem pakar mendiagnosa penyakit paru-paru berbasis client server yang meliputi analisa sistem yang sedang berjalan dan desain sistem.

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Analisa sistem yang di jelaskan pada bab ini adalah sebagai bahan perbandingan dengan sistem yang akan dirancang. Penulis akan memaparkan proses

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Dibutuhkannya ketelitian dalam Melihat hasil penjualan minuman pada kedai kopi Uleekareng & Gayo untuk menentukan minuman yang paling diminati

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM 29 BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM III.1. Analisis Masalah Untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi maka sebelumnya harus dilakukan analisa masalah sebagai proses awal yang harus dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah Dinas Kesejahteraan Dan Sosial masih menggunakan Microsoft Word dan juga menggunakan buku besar dalam proses pencatatan dan diagnosa penyakit dan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Proses analisa sistem merupakan langkah kedua pada fase pengembangan sistem. Analisa sistem dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah Sistem yang berjalan saat ini dalam proses penentuan kelayakan penerima kredit usaha rakyat (KUR) pada PT. Mandiri Aek Kanopan menggunakan metode

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan sistem tersebut, maka perlu diketahui bagaimana sistem yang sedang berjalan pada perusahaan.

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Masalah-masalah yang sering dihadapi oleh Dinas Perhubungan Sumatra Utara adalah kesulitan dalam pencatatan serta menentukan banyak setoran pendapatan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Sistem yang Sedang Berjalan Proses analisa sistem merupakan langkah kedua pada pengembangan sistem. Analisa sistem dilakukan untuk memahami informasi-informasi

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah PT. Intraco Agro Industry merupakan perusahaan yang bergerak dibidang pakan ternak. Masalah yang dihadapi PT. Intraco Agro Industry pada saat ini

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Sistem yang saat ini sedang berjalan di Rutan Kelas I Medan dalam hal pengolahan remisi tahanan masih dilakukan menggunakan aplikasi

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai Perancangan Sistem Pakar Mendiagnosa Penyakit Kulit Frambusia Dengan Menggunakan Metode Certainly Factor yang meliputi analisa sistem

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Analisa sistem yang berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap bagaimana seseorang memilih smartphone

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN. sistem yang akan dirancang, evaluasi pada masalah yang ada adalah : informasi lokasi SMU dan SMK di kota medan.

BAB III ANALISA DAN DESAIN. sistem yang akan dirancang, evaluasi pada masalah yang ada adalah : informasi lokasi SMU dan SMK di kota medan. BAB III ANALISA DAN DESAIN III.1. Analisis Masalah Pada tahap analisis ini bertujuan untuk mencari informasi mengenai masalah yang ada guna mendapatkan bahan evaluasi untuk pengembangan pada sistem yang

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN III.1. Analisa Sistem Analisa sistem yang dijelaskan pada bab ini adalah sebagai bahan perbandingan dengan sistem yang lama dengan sistem yang akan dirancang. Penulis akan

Lebih terperinci

SISTEM PAKAR DIAGNOSA AWAL PENYAKIT GINJAL DENGAN METODE FUZZY LOGIC UNTUK PENENTUAN CERTAINTY FACTOR

SISTEM PAKAR DIAGNOSA AWAL PENYAKIT GINJAL DENGAN METODE FUZZY LOGIC UNTUK PENENTUAN CERTAINTY FACTOR SISTEM PAKAR DIAGNOSA AWAL PENYAKIT GINJAL DENGAN METODE FUZZY LOGIC UNTUK PENENTUAN CERTAINTY FACTOR Nurul Azka 1, Andi Farmadi 2, Dwi Kartini 3 123 Prodi Ilmu Komputer FMIPA ULM Jl. A. Yani Km 36 Banjarbaru,

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Banyaknya jenis beras yang berasal dari varietas padi unggulan membuat konsumen bisa memilih jenis, sifat dan mutu beras sesuai yang di kehendaki

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisa Sistem Analisa sistem merupakan tahapan pengidentifikasian masalah yang terjadi pada sistem yang lama sehingga dapat menjadi perbandingan untuk membangun

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Sedang Berjalan Hampir setiap tahunnya SAMSAT Wilayah Medan Selatan Medan melakukan penerimaan pegawai baru untuk dipekerjakan didalam memenuhi

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah Analisa masalah dilakukan guna mengetahui masalah-masalah yang terkait didalam knowledge management system tentang jasa export dan import yang

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM 37 BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem ng Sedang Berjalan Adapun analisa sistem yang sedang berjalan dalam mendiagnosa penyakit pada tanaman jagung adalah sebagai berikut : III.1.1.

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Proses analisa sistem merupakan langkah kedua pada fase pengembangan sistem. Analisa sistem dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Hasil Pada bab ini akan dijelaskan tampilan hasil dari aplikasi yang telah dibuat, yang digunakan untuk memperjelas tentang tampilan-tampilan yang ada pada aplikasi

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Masalah-masalah yang sering dihadapi oleh Kantor SAR Banda Aceh adalah kesulitan dalam mengolah dan mencatat penerimaan dan pengeluaran kas yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA. yang digunakan untuk memperjelas tentang tampilan-tampilan yang ada pada

BAB IV HASIL DAN UJI COBA. yang digunakan untuk memperjelas tentang tampilan-tampilan yang ada pada BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Hasil Pada bab ini akan dijelaskan tampilan hasil dari aplikasi yang telah dibuat, yang digunakan untuk memperjelas tentang tampilan-tampilan yang ada pada aplikasi

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem yang Sedang Berjalan Analisa sistem sangat berguna untuk mengetahui gambaran umum mengenai sistem informasi geografis tempat pelayanan dan rehabilitasi

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN III.1. Analisa Sistem Yang Sedang Berjalan Sebuah sistem pengolahan informasi dapat efektif jika sistem tersebut dapat memberikan gambaran secara detail dari karakteristik

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai sistem pakar kerusakan dinamo listrik dengan metode forward chaining yang meliputi analisa sistem yang sedang berjalan dan desain sistem.

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem ng Berjalan Masalah-masalah yang sering dihadapi dalam pengembangan sumber daya manusia yang ada pada Victory Education Center adalah sistem pencatatan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Proses analisa sistem merupakan langkah kedua pada fase pengembangan sistem. Analisa sistem dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN III. 1. Analisa Sistem ng Berjalan Analisa sistem dilakukan guna mengetahui gambaran umum Sistem informasi geografis letak lokasi rumah sakit di Deli Serdang.kni menganalisis

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai Perancangan Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Bonus Berdasarkan Penilaian Kinerja Karyawan Pada PT. Telkom, Tbk Medan Dengan Metode

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Analisis Untuk menghasilkan sistem pakar penyakit pada lambung antara lain adalah sakit maag (Gastritis), Dispepsia dan Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) yang baik

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJICOBA. pakar mendeteksi penyakit pada Kanker Servik ( Kanker Mulut Rahim).

BAB IV HASIL DAN UJICOBA. pakar mendeteksi penyakit pada Kanker Servik ( Kanker Mulut Rahim). BAB IV HASIL DAN UJICOBA IV.1 Tampilan Hasil Berikut adalah tampilan hasil dan pembahasan dari perancangan sistem pakar mendeteksi penyakit pada Kanker Servik ( Kanker Mulut Rahim). IV.1.1 Tampilan Menu

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Masalah-masalah yang sering dihadapi oleh Balai Latihan Kerja Provinsi Sumatera Utara adalah kesulitan dalam mencatat data diklat pelatihan tenaga

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM. Mengidentifikasi masalah adalah langkah pertama yang dilakukan dalam

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM. Mengidentifikasi masalah adalah langkah pertama yang dilakukan dalam BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Mengidentifikasi masalah adalah langkah pertama yang dilakukan dalam tahap analisa. Masalah dapat diidentifikasikan sebagai suatu pertanyaan yang

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini penulis akan membahas mengenai perancangan sistem pakar identifikasi penyakit pada pohon Pepaya dengan menggunakan metode certainty Factor yang meliputi

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem yang Sedang Berjalan Analisa sistem sangat berguna untuk mengetahui gambaran umum mengenai sistem informasi geografis lokasi supermarket Irian di

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Proses analisa sistem merupakan langkah kedua pada fase pengembangan sistem. Analisa sistem dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan

Lebih terperinci