100% PERTAMAX BAB I PENDAHULUAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "100% PERTAMAX BAB I PENDAHULUAN"

Transkripsi

1 100% PERTAMAX BAB I PENDAHULUAN Praktikum merupakan bagian dari proses belajar di Perguruan Tinggi, kegiatan praktikum yang dilakukan sangat menunjang proses belajar yang dilakukan di kelas. Dalam bidang teknik mesin, Praktikum Dasar Mesin adalah salah satu mata kuliah wajib di Prodi Teknik Mesin Universitas Lambung Mangkurat, sesuai dengan kurikulum yang berlaku sejak Dengan praktikum ini diharapkan mahasiswa memperoleh dasar-dasar pengetahuan dan keterampilan tentang cara pengambilan data dan cara menganalisanya, khususnya dalam hal pengujian prestasi mesin. Dalam hal ini praktikum yang dilakukan adalah pengujian motor bensin dan motor diesel. Motor bakar adalah mesin atau pesawat yang menggunakan energi termal untuk melakukan kerja mekanik, yaitu dengan cara merubah energi kimia dari bahan bakar menjadi energi panas, dan menggunakan energi tersebut untuk melakukan kerja mekanik. Energi termal diperoleh dari pembakaran bahan bakar pada masin itu sendiri. Jika ditinjau dari cara memperoleh energi termal ini (proses pembakaran bahan bakar), maka motor bakar dapat dibagi menjadi 2 golongan yaitu: motor pembakaran luar dan motor pembakaran dalam. Pada motor pembakaran luar ini, proses pembakaran bahan bakar terjadi di luar mesin itu, sehingga untuk melaksanakan pembakaran digunakan mesin tersendiri. Panas dari hasil pembakaran bahan bakar tidak langsung diubah menjadi tenaga gerak, tetapi terlebih dulu melalui media penghantar, baru kemudian diubah menjadi tenaga mekanik. Misalnya pada ketel uap dan turbin uap.

2 Sedangkan pada motor pembakaran dalam, proses pembakaran bahan bakar terjadi di dalam mesin itu sendiri, sehingga panas dari hasil pembakaran langsung bisa diubah menjadi tenaga mekanik. Misalnya pada turbin gas, motor bakar torak dan mesin propulasi pancar gas.

3 BAB II DASAR TEORI 2.1. Tujuan percobaan Tujuan percobaan ini adalah untuk menguji unjuk kerja motor diesel, yang dirangkai dalam bentuk engine test bed, yang meliputi: 1. Momen puntir sebagai fungsi putaran. 2. Daya output sebagai fungsi putaran. 3. Konsumsi bahan bakar sebagai fungsi putaran. 4. Konsumsi bahan bakar spesifik sebagai fungsi putaran Landasan Teori Mesin diesel adalah sejenis mesin pembakaran dalam; lebih spesifik lagi, sebuah mesin pemicu kompresi, dimana bahan bakar dinyalakan oleh suhu tinggi gas yang dikompresi, dan bukan oleh alat berenergi lain (seperti busi). Seorang penemu/peneliti bernama Street melakukan penelitiannya. Perkembangan motor pembakaran dalam (ICE) pada tahun Hasil dari perkembangan tersebut adalah motor diesel sekarang. Selanjutnya dikembangkan oleh seorang insinyur muda berkewarganegaraan Perancis yang bernama Sadi Carnet pada tahun Idenya dijadikan dasar dalam perkembangan motor diesel. Dia menyatakan bahwa udara murni yang dimampatkan tersebut dengan perbandingan 15:1 akan menghasilkan udara yang panas untuk menyalakan kayu kering. Udara yang digunakan untuk pembakaran motor hendaknya dikompresikan dengan perbandingan yang besar sebelum dinyalakan. Dia juga menyatakan bahwa dinding silinder hendaknya didinginkan, karena panas dari dari pembakaran akan mempengaruhi kinerja motor.

4 Pada tahun 1876 Dr. Nickolas Otto membuat konstruksi motor pembakaran dalam 4 langkah yang menggunakan bahan bakar bensin menggunakan penyalaan api. Pada tahun 1892 seorang insinyur muda berkewarganegaraan German yang bernama Dr. Rudolf Diesel berhasil membuat motor penyalaan kompresi menggunakan bahan bakar serbuk batu bara menggunakan prinsip penyalan bahan bakar dan udara. Dengan perkembangan sistem pompa injeksi bahan bakar yang benar-benar dapat disebut mini oleh seorang penemu yang berkewarganegaraan German bernama Robert Bosch pada tahun 1927 membebaskan motor diesel dari masalah memakan tempat. Sistem injeksi pompa Robert Bosch yang ukurannya mini dari karburator, beratnya ringan dan governor yang menyatu (built-in) sehingga tidak ada lagi sistem pengabutan udara yang banyak makan tempat untuk kompresor, pipapipa dan pengontrol klep. Pompa injeksi motor diesel dapat diatur sesuai pembebanan, sedangkan kondisi kecepatan motor dapat atau lebih baik dari karburator motor bensin. Dengan perkembangan pompa rotari yang lebih kecil penampilannya juga bobotnya yang lebih ringan yang dikembangkan oleh Vernon Rosa pada tahun 1950-an. Motor diesel akhirnya memasuki perkembangan pemakaian dan pemasaran yang lebih luas. Perkembangan lain dari motor diesel adalah dengan penambahan sebuah turbocarjer yaitu alat untuk memasukkan (memompakan) udara ke dalam saluran masuk (intake manifold). Pompa turbocharger ini digerakkan oleh gas buang yang kedalam turbocharger tersebut. Dengan adanya turbocharger ini maka akan menurunkan asap gas buang. Akhirnya motor diesel seperti ini keadaanya sekarang menjadi motor yang benar-benar efisien, ringan dan bebas polusi udara Cara Kerja Mesin Diesel Prinsip kerja motor diesel adalah merubah energi kimia menjadi energi mekanis. Energi kimia didapatkan melalui proses reakasi kimia

5 (pembakaran) dari bahan bakar (solar) dan oksigen (udara) di dalam silinder (ruang bakar). Gambar 2.1. Prinsip kerja motor diesel (double piston) (Sumber: Pada motor diesel ruang bakarnya bisa terdiri dari satu atau lebih tergantung pada penggunaannya dan dalam satu silinder dapat terdiri dari satu atau dua torak. Pada umumnya dalam satu silinder motor diesel hanya memiliki satu torak. Tekanan gas hasil pembakaran bahan bakan dan udara akan mendorong torak yang dihubungkan dengan poros engkol menggunakan batang torak, sehingga torak dapat bergerak bolak-balik (reciprocating). Gerak bolak-balik torak akan diubah menjadi gerak rotasi oleh poros engkol (crankshaft). Dan sebaliknya gerak rotasi poros engkol juga diubah menjadi gerak bolak-balik torak pada langkah kompresi. Berdasarkan cara menganalisa sistim kerjanya, motor diesel dibedakan menjadi dua, yaitu motor diesel yang menggunakan sistim airless injection (solid injection) yang dianalisa dengan siklus dual dan motor diesel yang menggunakan sistem air injection yang dianalisa dengan siklus diesel (sedangkan motor bensin dianalisa dengan siklus otto).

6 Gambar 2.2. Diagram P-V siklus diesel (Sumber: Perbedaan antara motor diesel dan motor bensin yang nyata adalah terletak pada proses pembakaran bahan bakar, pada motor bensin pembakaran bahan bakar terjadi karena adanya loncatan api listrik yang dihasilkan oleh dua elektroda busi (spark plug), sedangkan pada motor diesel pembakaran terjadi karena kenaikan temperatur campuran udara dan bahan bakar akibat kompresi torak hingga mencapai temperatur nyala. Karena prinsip penyalaan bahan bakarnya akibat tekanan maka motor diesel juga disebut compression ignition engine sedangkan motor bensin disebut spark ignition engine. Pada mesin diesel, dibuat ruangan sedemikian rupa sehigga pada ruang itu akan terjadi peningkatan suhu hingga mencapai titik nyala yang sanggup membakar minyak bahan bakar. Pemampatan yang biasanya digunakan hingga mencapai kondisi terbakar itu biasanya 18 hingga 25 kali dari volume ruangan normal. Ketika udara dikompresi suhunya akan meningkat (seperti dinyatakan oleh Hukum Charles), mesin diesel menggunakan sifat ini untuk proses pembakaran. Udara disedot ke dalam ruang bakar mesin diesel dan dikompresi oleh piston yang merapat, jauh lebih tinggi dari rasio kompresi dari mesin bensin. Beberapa saat sebelum piston pada

7 posisi Titik Mati Atas (TMA) atau BTDC (Before Top Dead Center), bahan bakar diesel disuntikkan ke ruang bakar dalam tekanan tinggi melalui nozzle supaya bercampur dengan udara panas yang bertekanan tinggi. Hasil pencampuran ini menyala dan membakar dengan cepat. Penyemprotan bahan bakar ke ruang bakar mulai dilakukan saat piston mendekati (sangat dekat) TMA untuk menghindari detonasi. Penyemprotan bahan bakar yang langsung ke ruang bakar di atas piston dinamakan injeksi langsung (direct injection) sedangkan penyemprotan bahan bakar kedalam ruang khusus yang berhubungan langsung dengan ruang bakar utama dimana piston berada dinamakan injeksi tidak langsung (indirect injection). Gambar 2.3. Pembakaran pada motor diesel (Sumber: Ledakan tertutup ini menyebabkan gas dalam ruang pembakaran mengembang dengan cepat, mendorong piston ke bawah dan menghasilkan tenaga linear. Batang penghubung (connecting rod) menyalurkan gerakan ini ke crankshaft dan oleh crankshaft tenaga linear tadi diubah menjadi tenaga putar. Tenaga putar pada ujung poros crankshaft dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Untuk meningkatkan kemampuan mesin diesel, umumnya ditambahkan komponen :

8 Turbocharger atau supercharger untuk memperbanyak volume udara yang masuk ruang bakar karena udara yang masuk ruang bakar didorong oleh turbin pada turbo/supercharger. Intercooler untuk mendinginkan udara yang akan masuk ruang bakar. Udara yang panas volumenya akan mengembang begitu juga sebaliknya, maka dengan didinginkan bertujuan supaya udara yang menempati ruang bakar bisa lebih banyak. Mesin diesel sulit untuk hidup pada saat mesin dalam kondisi dingin. Beberapa mesin menggunakan pemanas elektronik kecil yang disebut busi menyala (spark/glow plug) di dalam silinder untuk memanaskan ruang bakar sebelum penyalaan mesin. Lainnya menggunakan pemanas "resistive grid" dalam "intake manifold" untuk menghangatkan udara masuk sampai mesin mencapai suhu operasi. Setelah mesin beroperasi pembakaran bahan bakar dalam silinder dengan efektif memanaskan mesin. Dalam cuaca yang sangat dingin, bahan bakar diesel mengental dan meningkatkan viscositas dan membentuk kristal lilin atau gel. Ini dapat mempengaruhi sistem bahan bakar dari tanki sampai nozzle, membuat penyalaan mesin dalam cuaca dingin menjadi sulit. Cara umum yang dipakai adalah untuk memanaskan penyaring bahan bakar dan jalur bahan bakar secara elektronik. Untuk aplikasi generator listrik, komponen penting dari mesin diesel adalah governor, yang mengontrol suplai bahan bakar agar putaran mesin selalu para putaran yang diinginkan. Apabila putaran mesin turun terlalu banyak kualitas listrik yang dikeluarkan akan menurun sehingga peralatan listrik tidak dapat berkerja sebagaimana mestinya, sedangkan apabila putaran mesin terlalu tinggi maka bisa mengakibatkan over voltage yang bisa merusak peralatan listrik. Mesin diesel modern menggunakan pengontrolan elektronik canggih mencapai tujuan ini melalui elektronik kontrol modul (ECM) atau elektronik kontrol unit (ECU) yang merupakan "komputer" dalam mesin. ECM/ECU menerima sinyal kecepatan mesin

9 melalui sensor dan menggunakan algoritma dan mencari tabel kalibrasi yang disimpan dalam ECM/ECU, dia mengontrol jumlah bahan bakar dan waktu melalui aktuator elektronik atau hidrolik untuk mengatur kecepatan mesin Motor Diesel Empat Langkah Pada motor diesel empat langkah prinsip kerjanya untuk menyelesaikan satu siklus atau satu rangkaian proses kerja hingga menghasilkan pembakaran dan satu kali langkah usaha diperlukan empat langkah piston. Langkah pertama adalah langkah pemasukan. Pada langkah ini yang dimasukkan kedalam silinder adalah udara murni. Katup masuk terbuka sedangkan katup buang tertutup. Piston bergerak dari TMA ke TMB. Langkah kedua adalah langkah kompresi. Kedua katup yaitu katup masuk dan katup buang sama-sama tertutup. Piston bergerak dari TMB ke TMA yang dikompresikan adalah udara murni. Perbandingan kompresinya cukup besar yaitu kompresi udara akan menghasilkan panas yang mampu menyalakan bahan bakar yang dimasukkan kedalam silinder pada akhir kompresi. Bahan bakar yang dimasukkan kedalam silinder adalah bahan bakar cair dalam bentuk kabut menggunakan pompa injeksi dan pengabut (nozzle). Setelah penginjeksian bahan bakar terjadilah percampuran udara dan bahan bakar dan disusul pembakaran bahan bakar. Langkah berikutnya adalah langkah usaha. Proses pembakaran dan ekspansi merupakan langkah yang menghasilkan tenaga motor. Kedua katup yaitu katup masuk dan katup buang tertutup semuanya. Karena adanya proses pembakaran didalam silinder terjadilah kenaikan tekanan dan ekspansi dari gas (campuran udara dan bahan bakar). Piston didorong dari TMA ke TMB. Langkah selanjutnya adalah langkah pembuangan. Piston bergerak dari TMB ke TMA. Katup buang terbuka sedangkan katup masuk tetap tertutup. Gas bekas hasil pembakaran

10 didorong keluar oleh piston yang bergerak dari TMB ke TMA. Gas bekas keluar silinder melalui saluran buang (exhaust manifold) Motor Diesel Dua Langkah Pada motor diesel dua langkah untuk menyelesaikan satu siklus proses kerja diperlukan dua langkah piston. Piston bergerak dari TMB ke TMA dan dari TMA ke TMB. Pada langkah pertama terjadi proses pemasukkan dan kompresi. Pada langkah kedua terjadi proses usaha dan pembuangan. Yang dimasukkan ke dalam silinder adalah udara murni. Proses kerja motor diesel dua langkah adalah sebagai berikut. Dimulai dari piston berada di TMB. Udara murni dimasukkan kedalam silinder motor melalui katup masuk. Untuk menghindari bentuk puncak piston pada motor dua langkah dibuat miring, hal tersebut berguna untuk mengarahkan aliran atau gerak dari udara yang baru masuk sekaligus untuk pembilasan ruang siinder dari gas bekas yang tadinya berada di dalam silinder. Selanjutnya piston bergerak dari TMB ke TMA. Lubang masuk belum tertutup oleh piston pemasukkan udara baru masih tetap berlangsung. Setelah lubang pemasukan tertutup oleh piston kemudian disusul pula tertutup lubang buang oleh piston yang bergerak dari TMB ke TMA lalu proses kompresi terjadi. Udara yang dimampatkan atau dikompresikan dengan perbandingan yang cukup besar (15-22). Karena itu pada akhir kompresi dihasilkan panas yang cukup mampu memulai pembakaran bahan bakar. Penginjeksian ini menggunakan pompa injeksi yang dialirkan melalui pengabut (nozzle). Percampuran bahan bakar dengan udara dan disusul terjadinya pembakaran. Proses pembakaran dan ekspansi campuran udara dan bahan bakar menghasilkan tenaga panas dan naiknya tekanan daam silinder motor. Selanjutnya pada langkah kedua terjadi langkah usaha. Hasil proses pembakaran mendorong piston bergerak dari TMA ke TMB. Gerakan piston dari TMA ke TMB akhirnya membuka lubang buang yang berada pada dinding sisi TMB. Lubang buang terbuka maka gas

11 yang bertekanan itu segea keluar melalui lubang buang kesaluran buang (exhaust manifold). Ada kemungkinan masih adanya gas yang tertinggal dalam silinder karena adanya pojok-pojok yang tidak terjangkau oleh udara yang masuk dan membilas ruang silinder. Ketidaksempurnaan pembilasan ini tentunya mengurangi jumlah udara baru yang masuk kedalam silinder. Hal tersebut mengurangi efisiensi volumetrik dari pengisian silinder dengan udara yang baru. Motor bakar yang beroperasi dengan siklus operasi dua langkah digambarkan sebagai berikut : Gambar 2.4.Siklus Motor Diesel 2 Langkah (Sumber: 1. Langkah Pembilasan dan Kompresi Pada awal langkah ini udara masuk silinder melalui lubang masuk pembilasan (port scavenging) yang terdapat di bagian bawah silinder. Lubang ini akan terbuka saat torak bergerak ke bagian bawah mendekati TMB dan akan tertutup saat torak bergerak ke atas meninggalkan TMB. Pada saat lubang pembilasan tertutup oleh torak yang bergerak ke atas menuju TMA dan katup buang juga tertutup maka dimulailah proses kompresi. Gerakan torak ke atas akan menyebabkan tekanan udara dalam silinder meningkat sehingga temperatur udaranya juga naik. Dan

12 beberapa derajat sebelum torak mencapai TMA bahan bakar mulai disemprotkan (dikabutkan) dengan injektor kedalam silinder, karena temperatur udara sangat tinggi sehingga bahan bakar yang dikabutkan tersebut akan terbakar. Proses pembakaran ini akan menyebabkan kenaikan tekanan dan temperatur gas secara drastis, kondisi maksimal akan terjadi beberapa saat setelah torak mulai bergerak ke bawah. Gas bertekanan tinggi ini akan mendorong torak bergerak ke bawah dan melalui batang torak akan memutar poros engkol. 2. Langkah Ekspansi dan Buang Langkah ekspansi dan buang dimulai setelah terjadinya tekanan maksimum di dalam silinder akibat terbakarnya campuran bahan bakar dengan udara. Dan setelah terjadi tekanan maksimum dalam silinder piston akan terdorong menuju TMB dan katup buang mulai terbuka dan gas hasil pembakaran akan terdorong keluar akibat tekanan dalam silinder lebih besar dari pada tekanan udara luar dan juga akibat terdesak oleh udara segar yang dimasukkan dengan paksa melalui lubang pembilasan dengan blower pembilas (turbocharger).pada saat katup buang sudah tertutup proses pemasukkan udara masih berlangsung untuk beberapa saat dengan bantuan kompresor pembilas sampai lubang pembilasan tertutup total oleh torak, hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan kapasitas dan menaikkan tekanan udara pembilas dalam silinder. Demikian kedua proses ini berlangsung terus menerus dan bergantian antara langkah pembilasan dan kompresi dengan langkah ekspansi dan buang oleh karena itu disebut operasi dua langkah. Keunggulan Motor Diesel Setelah melihat berbagai pemakaian dan variasi konstruksi motor diesel di atas, maka dapat diidentifikasi beberapa keunggulan motor diesel dalam memenuhi kebutuhan masyarakat, yaitu:

13 1. Motor diesel mempunyai kehandalan (reliabilitas) kerja yang tinggi. Motor diesel mampu bekerja tidak hanya dalam ukuran jam tapi bisa dalam ukuran bulan, artinya sebuah motor diesel dapat bekerja dalam waktu satu bulan tanpa berhenti. Meskipun demikian motor diesel dapat menghasilkan kinerja yang tetap stabil, bila persyaratan dipenuhi. Seperti keterbatasan kemampuan minyak pelumas, keterbatasan sistem pendingin, dan pesediaan bahan bakar yang diperlukan. Sebagai contoh, motor diesel yang dipergunakan untuk penggerak kapal barang antar negara, yang perjalanannya bisa memakan waktu berbulan-bulan. Motor diesel untuk PLTD juga harus bekerja berhari-hari lamanya. Beban tugas ini tidak mungkin dilakukkan dengan menggunakan motor bensin. 2. Biaya bahan bakar yang rendah. Harga solar yang mendekati harga bensin, sebenarnya merupakan kondisi yang tidak rasional. Hal ini bila dikaitkan dengan ongkos produksi, sebab peringkatnya dalam prosuksi minyak tergolong lebih rendah dibandingkan dengan bensin. Kenapa sekarang harga solar mendekati harga bensin? Penyebabnya bukan karena faktor biaya produksi, dan itu diluar rasional produksi minyak dimanapun. Bila harganya normal maka harga solar akan jauh lebih murah dari bensin. Sehingga bila dikatakan biaya bahan bakar lebih rendah, dilihat dari rasional produksi minyak. 3. Daya yang lebih besar tiap satuan berat mesin. Dilihat dari beratnya, motor diesel jauh lebih berat dari motor bensin. Hal ini karena kuantitas dan kualitas bahan yang dipergunakan pada motor diesel memang lebih baik untuk mendukung operasionalnya. Kekuatan bahan ini, diperlukan untuk mengatasi besarnya tekanan yang dihasilkan proses pembakaran. Tekanan yang lebih besar ini menghasil-kan tenaga yang lebih besar pula.

14 4. Pemakaian bahan bakar yang lebih hemat. Konsumsi bahan bakar pada motor diesel lebih hemat dibandingkan dengan motor bensin. Hal ini karena beberapa faktor yaitu: proses pembakaran yang lebih sempurna, tekanan kompresi yang lebih tinggi, nilai pembakaran bahan bakar yang lebih tinggi, distribusi bahan bakar antar silinder yang lebih merata (untuk motor yang lebih dari satu silinder), proses pembilasan yang lebih sempurna, dan sebagainya. Nilai pembakaran solar cal per gallon sedangkan bensin cal per gallon. Perbandingan campuran bahan bakar udara, motor diesel 40 : 1 (atau lebih), sedangkan motor bensin 18 : Lebih aman dari bahaya kebakaran. Bahaya kebakaran disebabkan karena adanya beberapa penyebab yaitu bahan bakar dan terjadinya percikan bunga api. Bahan bakar yang mudah terbakar diindikasikan dengan tingkat kemampuan berubah menjadi benntuk gas atau menguap. Semakin mudah menguap, maka bahan bakar tersebut akan semakin rendah titik nyalanya. Bensin lebih mudah menguap dan mempunyai titik nyala yang lebih rendah dibandingkan dengan solar. Sementara pada motor bensin lebih banyak kontak-kontak yang menghasilkan percikan bunga api dibandingkan dengan motor diesel. Kedua hal ini dapat menjadi dasar bahwa motor diesel lebih aman dari kebakaran dibandingkan dengan motor bensin. 6. Momen mesin yang lebih tinggi. Momen adalah panjang lengan dikalikan dengan besarnya gaya yang tegak lurus dengan lengan tersebut. Motor diesel cenderung menggunakan sistem long stroke, sementara motor bensin menggunukan sistem over square. Hal ini berarti motor diesel memiliki lengan yang lebih panjang dibandingkan dengan motor bensin.

15 Sehingga akan menghasilkan momen yang berbeda, dimana motor diesel akan menghasilkan momen yang lebih besar dibandingkan dengan motor bensin. Kelemahan/kekurangannya antara lain adalah: 1. Perbandingan tenaga terhadap berat motor masih lebih besar dibandingkan motor bensin. 2. Motor diesel tetap lebih sukar dihidupkan pertama kali dibandingkan motor bensin. 3. Harga inisial (dasar) motor diesel lebih mahal karena motor diesel lebih kompleks dan lebih berat dibandingkan motor bensin. 4. Perawatan dan servis pada umumnya tidak dapat dikerjakan oleh bengkel lokal Peralatan yang Digunakan Peralatan yang digunakan dalam percobaan ini adalah: 1. Mesin diesel 2. Instrumen a. Manometer air, untuk mengukur penurunan tekanan udara yang melewati venturi. b. Venturi, untuk mengukur aliran uadara, dengan ukuran D 1 =50 mm, D 2 =29 mm. c. Tachometer, untuk mengukur putaran mesin. d. Iqnition switch. e. Handle untuk mengatur pembukaan throttle. f. Handle kopling. g. Timbangan, untuk mengukur torsi. h. Gelas ukur, untuk mengukur konsumsi bahan bakar. i. Stopwatch, untuk mengukur waktu konsumsi bahan bakr. 3. Dinamometer, digunakan untuk mengukur torsi yang dihailkan oleh poros mesin. Alat ini menggunakan air sebagai media kerja untuk memberikanan tahanan hidrolis terhadap poros dan mendisipasikan daya menjadi panas.

16 2.4. Prosedur Percobaan a. Pemeriksaan Awal 1. Pemeriksaan bahan bakar di dalam tangki, bilamana perlu tambahkan bahan bakar. 2. Pemeriksaan bahan bakar di dalam gelas ukur. 3. Pemeriksaan fluida ke dalam dynamometer. 4. Periksa air radiator. 5. Periksa aliran yang berasal dari tangki dengan mengatur kran bahan bakar. b. Cara Start 1. Lepaskan kopling. 2. Putar kunci kontak sambil memperbesar throttle sampai mesin hidup, tunggu beberapa saat (5 menit) agar mesin panas. 3. Masukkan kopling hingga dinamometer berputar. 4. Atur pembukaan throttle hingga putaran mesin mencapai 800 rpm selama 2-3 menit. 5. Naikkan putaran mesin hingga 2500 rpm dan tunggu hingga menit. c. Pengambilan Data 1. Pengukuran dimulai dari putaran 4050 rpm. 2. Atur kran bahan bakar agar aliran berasal dari gelas ukur. 3. Catat putaran mesin, bebean dinamometer, sikap manometer dan waktu penurunan bahan bakar di dalam gelas ukur tiap 10 cm. Lakukan masing-masing 3 kali. 4. Turunkan putaran mesin hingga mencapai 4050 rpm dan tunggu kira-kira 5 menit. 5. Lakukan pencatatan seperti langkah Lanjutkan percobaan ini pada putaran masing-masing 4550, 5050, 5550, dan sampai 8550 rpm. 7. Bila telah selesai matikan mesin. 8. Susun data percobaan.

17 BAB III HASIL PENGUJIAN 3.1 Hasil Percobaan Tabel 3.1. Data Hasil Pengujian Mesin Diesel No Putaran (rpm) W (newton) h (m) hg (cc) t (sekon) , , , , , , , , ,5 0, , , , , , ,5 0, , , , , , Analisis Data Perhitungan Besaran-Besaran dan Konstanta Torsi Mesin Torsi mesin dihitung berdasarkan persamaan: T = W.R (Nm)...(3.1) Dengan: W = gaya tangensial pada dinamometer (W = m.g) m = beban terbaca pada timbangan (kg) g = percepatan gravitasi (9,8 m/det 2 ) R = jari-jari dinamometer (m)

18 Daya Mesin Daya mesin dicari dengan persamaan: P = T. ω (watt)...(3.2) Dengan: T = torsi mesin (Nm) ω = kecepatan sudut mesin (rad/det) ω = 2πn / 60 n = putaran mesin (rpm) Kecepatan Aliran Udara Lewat Venturi Kecepatan aliran udara lewat venturi dicari dengan persamaan: v= 2 a.....(3.3) u Dengan: u = massa jenis udara (= 1,1774 kg/m 3 ) a = massa jenis air (= 995,8 kg/m 3 ) = selisih ketinggian air pada manometer (m) Konsumsi Udara Konsumsi udara dicari dengan persamaan: M u = A v v (kg/det)...(3.4) Dengan : A v = luas penampang venturi (6,6052 x 10-4 m 2 ) = massa jenis udara (= 1,1774 kg/m 3 ) Konsumsi Bahan Bakar Konsumsi bahan bakar dicari dengan persamaan: f g A g... (3.5)

19 Dengan : h g = penurunan bahan bakar di dalam gelas ukur diambil 10 cm A g = luas penampang gelas ukur (8,2958 cm 2 ) t =waktu penurunan bahan bakar didalamgelas ukur (detik) Konsumsi Bahan Bakar Spesifik Konsumsi bahan bakar spesifik dicari dengan persamaan: SFC = Q f / P (3.6) Hasil Pengolahan Data Untuk putaran 4000 rpm Torsi mesin: T = W. R T = 12 x 0,235 T = 2,82 Nm Daya mesin: P = T x ω dan ω = 2πn / 60 Sehingga: P = T x ω P = 2,82 x 418,879 = 1181,24 watt Kecepatan aliran udara: v =

20 2 1,1,8, 1 = 5,8 = 0,015 m/s Konsumsi udara: M u =.Av.v M u = 1,1774 x 6, x 0,015 M u = 1, kg/s Konsumsi bahan bakar: f g A g = = 2,381 cm 3 /s Konsumsi bahan bakar spesifik: SFC = Q f / P = 2,381 / 1181,24 = 2, cm 3 /J Perincian perhitungan selanjutnya untuk putaran 4550 rpm hingga 8550 rpm dapat dilihat pada tabel 3.2.

21 Tabel 3.2. Hasil Perhitungan No Putaran (rpm) W (N) h (m) h g (cc) t (s) R T (Nm) ω (rad/s) P (watt) V (m/s) m u (kg/s) Q f (cm 3 /s) SFC cm 3 /J , ,31 0,235 2, , , , ,57 0,235 3, , , , ,34 0,235 3, , , , ,44 0,235 4, , , ,5 0,018 18,5 23,81 0,235 4, , , , ,63 0,235 4, , , , ,65 0,235 5, , , ,5 0,024 27,5 21,42 0,235 6, , , , ,57 0,235 6, , , , ,83 0,235 6, , ,

22 Konsumsi Bahan Bakar Spesifik T(Nm) 3.3. Grafik Grafik Hubungan Antara Torsi (T) dengan Putaran (n) y = x R² = n (rpm) Gambar 3.1.Grafik Hubungan Antara Torsi (T) dengan Putaran (n)

23 P (watt) Grafik Hubungan Antara Daya (P) dengan Putaran (n) y = x R² = n (rpm) Gambar 3.2. Grafik Hubungan antara Daya (P) dengan Putaran (n)

24 Q f (cm 3 /s Grafik Hubungan Antara Konsumsi Bahan Bakar (Qf) dengan Putaran (n) y = x R² = n (rpm) Gambar 3.3. Grafik Hubungan Antara Konsumsi Bahan Bakar (Q f ) dengan Putaran (n)

25 SFC (x 10-3 cm 3 /J) Grafik Hubungan Konsumsi Bahan Bakar Spesifik Dengan Daya Output y = 5E-08x R² = n (rpm) Gambar 3.4. Grafik Hubungan Antara Konsumsi Bahan Bakar Spesifik (SFC) dengan Putaran (n)

26 BAB IV PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN 4.1. Pembahasan Percobaan kali ini adalah percobaan untuk menguji unjuk kerja motor diesel. Pengujian dilakukan untuk mengetahui konsumsi bahan bakar, konsumsi bahan bakar spesifik, daya output, dan torsi dari mesin diesel. Pengujian dilakukan sebanyak sepuluh kali dari putaran 4000 rpm sampai 8500 rpm. Hasilnya adalah sebagai berikut: Untuk putaran 4000 rpm diperoleh konsumsi bahan bakar (Q f ) sebesar 2,381 cm 3 /s, konsumsi bahan bakar spesifik (SFC) sebesar 2, cm 3 /J, kecepatan aliran udara sebesar 0,0152 m/s, konsumsi udara sebesar 1, kg/s, daya output (P out ) sebesar 1181,24 watt, dan torsi sebesar 2,82 Nm. Untuk putaran 4500 rpm diperoleh konsumsi bahan bakar (Q f ) sebesar 3,527 m 3 /s, konsumsi bahan bakar spesifik (SFC) sebesar 2, cm 3 /J, kecepatan aliran udara sebesar 0,0166 m/s, konsumsi udara sebesar 1, kg/s, daya output (P out ) sebesar 1550,38 watt, dan torsi sebesar 3,29 Nm. Untuk putaran 5000 rpm diperoleh konsumsi bahan bakar (Q f ) sebesar 3,827 cm 3 /s, konsumsi bahan bakar spesifik (SFC) sebesar 1, cm 3 /J, kecepatan aliran udara sebesar 0,018 m/s, konsumsi udara sebesar 1, kg/s, daya output (P out ) sebesar 1968,73 watt, dan torsi sebesar 3,76 Nm.

27 Untuk putaran 5000 rpm diperoleh konsumsi bahan bakar (Q f ) sebesar 4,667 cm 3 /s, konsumsi bahan bakar spesifik (SFC) sebesar 1, cm 3 /J, kecepatan aliran udara sebesar 0,0192 m/s, konsumsi udara sebesar 1, kg/s, daya output (P out ) sebesar 2436,3 watt, dan torsi sebesar 4,23 Nm. Untuk putaran 6000 rpm diperoleh konsumsi bahan bakar (Q f ) sebesar 6,271 cm 3 /s, konsumsi bahan bakar spesifik (SFC) sebesar 2, cm 3 /J, kecepatan aliran udara sebesar 0,0204 m/s, konsumsi udara sebesar 1, kg/s, daya output (P out ) sebesar 2731,61 watt, dan torsi sebesar 4,3475 Nm. Untuk putaran 6500 rpm diperoleh konsumsi bahan bakar (Q f ) sebesar 7,698 cm 3 /s, konsumsi bahan bakar spesifik (SFC) sebesar 2, cm 3 /J, kecepatan aliran udara sebesar 0,0215 m/s, konsumsi udara sebesar 1, kg/s, daya output (P out ) sebesar 3199,19 watt, dan torsi sebesar 4,7 Nm. Untuk putaran 7000 rpm diperoleh konsumsi bahan bakar (Q f ) sebesar 9,196 cm 3 /s, konsumsi bahan bakar spesifik (SFC) sebesar 2, cm 3 /J, kecepatan aliran udara sebesar 0,0225 m/s, konsumsi udara sebesar 1, kg/s, daya output (P out ) sebesar 4306,6 watt, dan torsi sebesar 5,875 Nm. Untuk putaran 7500 rpm diperoleh konsumsi bahan bakar (Q f ) sebesar 10,45 cm 3 /s, konsumsi bahan bakar spesifik (SFC) sebesar 2, cm 3 /J, kecepatan aliran udara sebesar 0,0235 m/s, konsumsi udara sebesar 1, kg/s, daya output (P out ) sebesar 5075,63 watt, dan torsi sebesar 6,4625 Nm. Untuk putaran 8000 rpm diperoleh konsumsi bahan bakar (Q f ) sebesar 12,29 cm 3 /s, konsumsi bahan bakar spesifik (SFC) sebesar 2, cm 3 /J,

28 kecepatan aliran udara sebesar 0,0240 m/s, konsumsi udara sebesar 1, kg/s, daya output (P out ) sebesar 5512,45 watt, dan torsi sebesar 6,58 Nm. Untuk putaran 8500 rpm diperoleh konsumsi bahan bakar (Q f ) sebesar 13,65 cm 3 /s, konsumsi bahan bakar spesifik (SFC) sebesar 2, cm 3 /J, kecepatan aliran udara sebesar 0,025 m/s, konsumsi udara sebesar 1, kg/s, daya output (P out ) sebesar 5856,67 watt, dan torsi sebesar 6,58 Nm. Dari grafik diperoleh untuk grafik hubungan antara torsi motor diesel (T) dengan putaran (n) terlihat bahwa makin besar nilai T maka akan semakin besar pula nilai n, artinya nilai T berbanding lurus dengan nilai n. Walaupun besar peningkatan nilai yang didapat bervariasi antara ke 10 data. Untuk grafik hubungan antara daya output (P) motor diesel dengan putaran (n) terlihat bahwa semakin besar putaran maka akan semakin besar daya yang dihasilkan. Ini membuktikan bahwa prinsip kerja pada engine telah sesuai yaitu engine yang berputar semakin cepat akan menghasilkan daya penggerak yang semakin besar pula. Untuk grafik hubungan antara konsumsi bahan bakar (Q f ) motor diesel dengan putaran (n) terlihat bahwa makin besar nilai Q f maka akan semakin besar pula nilai n, artinya nilai Q f berbanding lurus dengan nilai n. Indikasi putaran yang dihasilhkan tentu sangat berpengaruh pada tingkat konsumsi bahan bakar, jika ingin didapatkan putaran yang lebih cepat tentu konsumsi bahan bakar akan semakin besar diperlukan oleh engine. Untuk grafik hubungan antara konsumsi bahan bakar spesifik (SFC) motor diesel dengan putaran (n) terlihat bahwa pada putaran efisiensi bahan bakar ada yang rendah dan ada yang tinggi artinya besarnya konsumsi bahan bakar spesifik bervariasi pada data yang diperoleh, hal ini dikarenakan kinerja dari engine yang

29 tidak selalu sama pada setiap putarannya. Sesuai dengan rumus yang dipakai yaitu konsumsi bahan bakar spesifik sama dengan besar konsumsi bahan bakar dibagi dengan daya yang diperoleh pada setiap tingkat putaran yang telah ditentukan. Besar daya yang semakin meningkat dan kunsumsi bahan bakar pada data akan mempengaruhi hasil dari konsumsi bahan bakar spesifik bervariasi Kesimpulan Dari percobaan ini dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut. 1. Semakin besar nilai torsi (T) maka akan semakin besar pula nilai putaran (n), artinya nilai torsi (T) berbanding lurus dengan nilai putaran (n) sampai pada batas yang telah dihitung. 2. Semakin besar nilai daya output (P) maka akan semakin besar pula nilai putaran (n), artinya nilai daya output (P) berbanding lurus dengan nilai putaran (n). 3. Semakin besar nilai konsumsi bahan bakar (Q f ) maka akan semakin besar pula nilai putaran (n), artinya nilai Q f berbanding lurus dengan nilai n sampai pada batas yang telah dihitung. 4. Perbandngan antara nilai konsumsi bahan bakar spesifik (SFC) dengan nilai putaran (n) tidak stabil.

30 BAB V PENUTUP 5.1. Saran 1. Sebelum melakukan praktikum sebaiknya praktikan harus menguasai materi praktikum. 2. Sebelum melakukan praktikum sebaiknya alat diperiksa terlebih dahulu. 3. Praktikan harus teliti dalam pengambilan data agar dalam perhitungan diperoleh data yang lebih akurat.

Motor diesel dikategorikan dalam motor bakar torak dan mesin pembakaran dalam merubah energi kimia menjadi energi mekanis.

Motor diesel dikategorikan dalam motor bakar torak dan mesin pembakaran dalam merubah energi kimia menjadi energi mekanis. A. Sebenernya apa sih perbedaan antara mesin diesel dengan mesin bensin?? berikut ulasannya. Motor diesel dikategorikan dalam motor bakar torak dan mesin pembakaran dalam (internal combustion engine) (simplenya

Lebih terperinci

PERENCANAAN MOTOR BAKAR DIESEL PENGGERAK POMPA

PERENCANAAN MOTOR BAKAR DIESEL PENGGERAK POMPA TUGAS AKHIR PERENCANAAN MOTOR BAKAR DIESEL PENGGERAK POMPA Disusun : JOKO BROTO WALUYO NIM : D.200.92.0069 NIRM : 04.6.106.03030.50130 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan teknologi yang terjadi saat ini banyak sekali inovasi baru yang tercipta khususnya di dalam dunia otomotif. Dalam perkembanganya banyak orang yang

Lebih terperinci

Materi. Motor Bakar Turbin Uap Turbin Gas Generator Uap/Gas Siklus Termodinamika

Materi. Motor Bakar Turbin Uap Turbin Gas Generator Uap/Gas Siklus Termodinamika Penggerak Mula Materi Motor Bakar Turbin Uap Turbin Gas Generator Uap/Gas Siklus Termodinamika Motor Bakar (Combustion Engine) Alat yang mengubah energi kimia yang ada pada bahan bakar menjadi energi mekanis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Motor Bakar Motor bakar adalah motor penggerak mula yang pada prinsipnya adalah sebuah alat yang mengubah energi kimia menjadi energi panas dan diubah ke energi

Lebih terperinci

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM).

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM). Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM). Pertemuan ke Capaian Pembelajaran Topik (pokok, subpokok bahasan, alokasi waktu) Teks Presentasi Media Ajar Gambar Audio/Video Soal-tugas Web Metode Evaluasi

Lebih terperinci

Gambar 1. Motor Bensin 4 langkah

Gambar 1. Motor Bensin 4 langkah PENGERTIAN SIKLUS OTTO Siklus Otto adalah siklus ideal untuk mesin torak dengan pengapian-nyala bunga api pada mesin pembakaran dengan sistem pengapian-nyala ini, campuran bahan bakar dan udara dibakar

Lebih terperinci

Pendahuluan Motor Diesel Tujuan Rudolf Diesel Kesulitan Rudolf Diesel

Pendahuluan Motor Diesel Tujuan Rudolf Diesel Kesulitan Rudolf Diesel MOTOR DIESEL Pendahuluan Motor Diesel Penemu motor diesel adalah seorang ahli dari Jerman, bernama Rudolf Diesel (1858 1913). Ia mendapat hak paten untuk motor diesel pada tahun 1892, tetapi motor diesel

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN LITERATUR

BAB II TINJAUAN LITERATUR BAB II TINJAUAN LITERATUR Motor bakar merupakan motor penggerak yang banyak digunakan untuk menggerakan kendaraan-kendaraan bermotor di jalan raya. Motor bakar adalah suatu mesin yang mengubah energi panas

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI A. SEJARAH MOTOR DIESEL Pada tahun 1893 Dr. Rudolf Diesel memulai karier mengadakan eksperimen sebuah motor percobaan. Setelah banyak mengalami kegagalan dan kesukaran, mak akhirnya

Lebih terperinci

Denny Haryadhi N Motor Bakar / Tugas 2. Karakteristik Motor 2 Langkah dan 4 Langkah, Motor Wankle, serta Siklus Otto dan Diesel

Denny Haryadhi N Motor Bakar / Tugas 2. Karakteristik Motor 2 Langkah dan 4 Langkah, Motor Wankle, serta Siklus Otto dan Diesel Karakteristik Motor 2 Langkah dan 4 Langkah, Motor Wankle, serta Siklus Otto dan Diesel A. Karakteristik Motor 2 Langkah dan 4 Langkah 1. Prinsip Kerja Motor 2 Langkah dan 4 Langkah a. Prinsip Kerja Motor

Lebih terperinci

FINONDANG JANUARIZKA L SIKLUS OTTO

FINONDANG JANUARIZKA L SIKLUS OTTO FINONDANG JANUARIZKA L 125060700111051 SIKLUS OTTO Siklus Otto adalah siklus thermodinamika yang paling banyak digunakan dalam kehidupan manusia. Mobil dan sepeda motor berbahan bakar bensin (Petrol Fuel)

Lebih terperinci

MOTOR BAKAR TORAK. 3. Langkah Usaha/kerja (power stroke)

MOTOR BAKAR TORAK. 3. Langkah Usaha/kerja (power stroke) MOTOR BAKAR TORAK Motor bakar torak (piston) terdiri dari silinder yang dilengkapi dengan piston. Piston bergerak secara translasi (bolak-balik) kemudian oleh poros engkol dirubah menjadi gerakan berputar.

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI MOTOR DIESEL PERAWATAN MESIN DIESEL 1 SILINDER

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI MOTOR DIESEL PERAWATAN MESIN DIESEL 1 SILINDER LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI MOTOR DIESEL PERAWATAN MESIN DIESEL 1 SILINDER Di susun oleh : Cahya Hurip B.W 11504244016 Pendidikan Teknik Otomotif Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta 2012 Dasar

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. Mesin diesel pertama kali ditemukan pada tahun 1893 oleh seorang berkebangsaan

BAB II TEORI DASAR. Mesin diesel pertama kali ditemukan pada tahun 1893 oleh seorang berkebangsaan BAB II TEORI DASAR 2.1. Sejarah Mesin Diesel Mesin diesel pertama kali ditemukan pada tahun 1893 oleh seorang berkebangsaan Jerman bernama Rudolf Diesel. Mesin diesel sering juga disebut sebagai motor

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori Apabila meninjau mesin apa saja, pada umumnya adalah suatu pesawat yang dapat mengubah bentuk energi tertentu menjadi kerja mekanik. Misalnya mesin listrik,

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Penyusun

KATA PENGANTAR. Penyusun KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat, hidayah serta inayah-nya kepada kita semua terkhusus kepada kami sebagai penyusun, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan

Lebih terperinci

PERFORMANSI MESIN SEPEDA MOTOR SATU SILINDER BERBAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX PLUS DENGAN MODIFIKASI RASIO KOMPRESI

PERFORMANSI MESIN SEPEDA MOTOR SATU SILINDER BERBAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX PLUS DENGAN MODIFIKASI RASIO KOMPRESI PERFORMANSI MESIN SEPEDA MOTOR SATU SILINDER BERBAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX PLUS DENGAN MODIFIKASI RASIO KOMPRESI Robertus Simanungkalit 1,Tulus B. Sitorus 2 1,2, Departemen Teknik Mesin, Fakultas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Heru Setiyanto (2007), meneliti tentang pengaruh modifikasi katup buluh dan variasi bahan bakar terhadap unjuk kerja mesin pada motor bensin dua langkah 110

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Motor Bakar. Motor bakar torak merupakan internal combustion engine, yaitu mesin yang fluida kerjanya dipanaskan dengan pembakaran bahan bakar di ruang mesin tersebut. Fluida

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1. Motor Bensin Penjelasan Umum

BAB II DASAR TEORI 2.1. Motor Bensin Penjelasan Umum 4 BAB II DASAR TEORI 2.1. Motor Bensin 2.1.1. Penjelasan Umum Motor bensin merupakan suatu motor yang menghasilkan tenaga dari proses pembakaran bahan bakar di dalam ruang bakar. Karena pembakaran ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Motor bakar merupakan salah satu jenis penggerak mula. Prinsip kerja

BAB I PENDAHULUAN. Motor bakar merupakan salah satu jenis penggerak mula. Prinsip kerja 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 PENGERTIAN UMUM Motor bakar merupakan salah satu jenis penggerak mula. Prinsip kerja dari motor bakar bensin adalah perubahan dari energi thermal terjadi mekanis. Proses diawali

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Motor Bakar Motor bakar adalah suatu tenaga atau bagian kendaran yang mengubah energi termal menjadi energi mekanis. Energi itu sendiri diperoleh dari proses pembakaran. Pada

Lebih terperinci

PENGARUH FILTER UDARA PADA KARBURATOR TERHADAP UNJUK KERJA MESIN SEPEDA MOTOR

PENGARUH FILTER UDARA PADA KARBURATOR TERHADAP UNJUK KERJA MESIN SEPEDA MOTOR PENGARUH FILTER UDARA PADA KARBURATOR TERHADAP UNJUK KERJA MESIN SEPEDA MOTOR Naif Fuhaid 1) ABSTRAK Sepeda motor merupakan produk otomotif yang banyak diminati saat ini. Salah satu komponennya adalah

Lebih terperinci

BAB 3 PROSES-PROSES MESIN KONVERSI ENERGI

BAB 3 PROSES-PROSES MESIN KONVERSI ENERGI BAB 3 PROSES-PROSES MESIN KONVERSI ENERGI Motor penggerak mula adalah suatu alat yang merubah tenaga primer menjadi tenaga sekunder, yang tidak diwujudkan dalam bentuk aslinya, tetapi diwujudkan dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bahan Bakar Bahan bakar yang dipergunakan motor bakar dapat diklasifikasikan dalam tiga kelompok yakni : berwujud gas, cair dan padat (Surbhakty 1978 : 33) Bahan bakar (fuel)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Defenisi Motor Bakar Mesin Pembakaran Dalam pada umumnya dikenal dengan nama Motor Bakar. Dalam kelompok ini terdapat Motor Bakar Torak dan system turbin gas. Proses pembakaran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Motor Bakar Motor bakar adalah mesin atau peswat tenaga yang merupakan mesin kalor dengan menggunakan energi thermal dan potensial untuk melakukan kerja mekanik dengan

Lebih terperinci

MOTOR OTTO 2 LANGKAH. Carburat or. Crank case MOTOR BAKAR. Ciri-ciri Motor Otto 2 langkah

MOTOR OTTO 2 LANGKAH. Carburat or. Crank case MOTOR BAKAR. Ciri-ciri Motor Otto 2 langkah MOTOR OTTO 2 LANGKAH Ciri-ciri Motor Otto 2 langkah Carburat or Crank case 1.Untuk menghasilkan satu kali usaha deperlukan dua langkah torak atau satu putaran poros engkol 2. Mempunyai dua macam kompresi,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Umum Motor Bensin Motor adalah gabungan dari alat-alat yang bergerak (dinamis) yang bila bekerja dapat menimbulkan tenaga/energi. Sedangkan pengertian motor bakar

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. pemicu kompresi dimana bahan bakar dinyalakan oleh suhu tinggi gas yang dikompresi, dan

BAB II TEORI DASAR. pemicu kompresi dimana bahan bakar dinyalakan oleh suhu tinggi gas yang dikompresi, dan 6 BAB II TEORI DASAR 2.1 Pengertian Mesin Diesel. Mesin diesel adalah sejenis mesin pembakaran dalamlebih spesifik lagi, sebuah mesin pemicu kompresi dimana bahan bakar dinyalakan oleh suhu tinggi gas

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN ALAT PENGHEMAT BAHAN BAKAR BERBASIS ELEKTROMAGNETIK TERHADAP UNJUK KERJA MESIN DIESEL ABSTRAK

PENGARUH PENGGUNAAN ALAT PENGHEMAT BAHAN BAKAR BERBASIS ELEKTROMAGNETIK TERHADAP UNJUK KERJA MESIN DIESEL ABSTRAK PENGARUH PENGGUNAAN ALAT PENGHEMAT BAHAN BAKAR BERBASIS ELEKTROMAGNETIK TERHADAP UNJUK KERJA MESIN DIESEL Didi Eryadi 1), Toni Dwi Putra 2), Indah Dwi Endayani 3) ABSTRAK Seiring dengan pertumbuhan dunia

Lebih terperinci

Ahmad Rifai, Toni Dwi Putra, Muhammad Agus Sahbana, (2013),PROTON, Vol. 5 No 1 / Hal 6-10

Ahmad Rifai, Toni Dwi Putra, Muhammad Agus Sahbana, (2013),PROTON, Vol. 5 No 1 / Hal 6-10 Ahmad Rifai, Toni Dwi Putra, Muhammad Agus Sahbana, (013),PROTON, Vol. 5 No 1 / Hal 6-10 PENGARUH JUMLAH SEKAT FILTER UDARA SEBAGAI UPAYA PERFORMANCE MESIN DIESEL MENINGKATKAN Ahmad Rifai 1), Toni Dwi

Lebih terperinci

MOTOR BAKAR PENGERTIAN DASAR. Pendahuluan

MOTOR BAKAR PENGERTIAN DASAR. Pendahuluan MOTOR BAKAR PENGERTIAN DASAR Pendahuluan Motor penggerak mula adalah suatu motor yang merubah tenaga primer yang tidak diwujudkan dalam bentuk aslinya, tetapi diwujudkan dalam bentuk tenaga mekanis. Aliran

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II PENDAHULUAN BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Motor Bakar Bensin Motor bakar bensin adalah mesin untuk membangkitkan tenaga. Motor bakar bensin berfungsi untuk mengubah energi kimia yang diperoleh dari

Lebih terperinci

BAB 1 DASAR MOTOR BAKAR

BAB 1 DASAR MOTOR BAKAR BAB 1 DASAR MOTOR BAKAR Motor bakar merupakan salah satu jenis mesin penggerak yang banyak dipakai Dengan memanfaatkan energi kalor dari proses pembakaran menjadi energi mekanik. Motor bakar merupakan

Lebih terperinci

PRINSIP KERJA MOTOR DAN PENGAPIAN

PRINSIP KERJA MOTOR DAN PENGAPIAN PRINSIP KERJA MOTOR DAN PENGAPIAN KOMPETENSI 1. Menjelaskan prinsip kerja motor 2 tak dan motor 4 tak. 2. Menjelaskan proses pembakaran pada motor bensin 3. Menjelaskan dampak saat pengapian yang tidak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Motor Bensin Motor bensin adalah suatu motor yang menggunakan bahan bakar bensin. Sebelum bahan bakar ini masuk ke dalam ruang silinder terlebih dahulu terjadi percampuran bahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.2 Maksud dan Tujuan Untuk mengetahui kriteria dan karakteristik PLTD Dapat merancang PLTD

BAB I PENDAHULUAN. 1.2 Maksud dan Tujuan Untuk mengetahui kriteria dan karakteristik PLTD Dapat merancang PLTD BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan listrik pada elemen masyarakat sangatlah besar baik dari kalangan industri, rumah tanggga, dan kebutuhan-kebutuhan yang lain. Kebutuhan akan listrik

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. dipakai saat ini. Sedangkan mesin kalor adalah mesin yang menggunakan

BAB II DASAR TEORI. dipakai saat ini. Sedangkan mesin kalor adalah mesin yang menggunakan BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Umum Motor Bakar Motor bakar merupakan salah satu jenis mesin kalor yang banyak dipakai saat ini. Sedangkan mesin kalor adalah mesin yang menggunakan energi panas untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hidrogen Hidrogen adalah unsur kimia terkecil karena hanya terdiri dari satu proton dalam intinya. Simbol hidrogen adalah H, dan nomor atom hidrogen adalah 1. Memiliki berat

Lebih terperinci

Mesin Diesel. Mesin Diesel

Mesin Diesel. Mesin Diesel Mesin Diesel Mesin Diesel Mesin diesel menggunakan bahan bakar diesel. Ia membangkitkan tenaga yang tinggi pada kecepatan rendah dan memiliki konstruksi yang solid. Efisiensi bahan bakarnya lebih baik

Lebih terperinci

PENGARUH PEMASANGAN SUPERCHARGER TERHADAP UNJUK KERJA PADA MOTOR BENSIN SATU SILINDER

PENGARUH PEMASANGAN SUPERCHARGER TERHADAP UNJUK KERJA PADA MOTOR BENSIN SATU SILINDER PENGARUH PEMASANGAN SUPERCHARGER TERHADAP UNJUK KERJA PADA MOTOR BENSIN SATU SILINDER Sutarno 1, Nugrah Rekto P 2, Juni Sukoyo 3 Program Studi Teknik Mesin STT Wiworotomo Purwokerto Jl. Sumingkir No. 01

Lebih terperinci

SEJARAH MOTOR BAKAR DALAM/INTERMAL

SEJARAH MOTOR BAKAR DALAM/INTERMAL SEJARAH MOTOR BAKAR DALAM/INTERMAL Sebelum abad 17 penduduk asli Malaysia memeperoleh api dengan cara mengkompresi cepat suatu plunyer dalam tabung bambu Abad 17 Huygens membangkitkan cara diatas pada

Lebih terperinci

Pengaruh Parameter Tekanan Bahan Bakar terhadap Kinerja Mesin Diesel Type 6 D M 51 SS

Pengaruh Parameter Tekanan Bahan Bakar terhadap Kinerja Mesin Diesel Type 6 D M 51 SS Pengaruh Parameter Tekanan Bahan Bakar terhadap Kinerja Mesin Diesel Type 6 D M 51 SS Andi Saidah 1) 1) Jurusan Teknik Mesin Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta Jl. Sunter Permai Raya Sunter Agung Podomoro

Lebih terperinci

PENGARUH MODIFIKASI PENAMBAHAN UKURAN DIAMETER SILINDER PADA SEPEDA MOTOR 4 LANGKAH TERHADAP DAYA YANG DIHASILKAN ABSTRAK Sejalan dengan pesatnya persaingan dibidang otomotif banyak orang berpikir untuk

Lebih terperinci

MAKALAH DASAR-DASAR mesin

MAKALAH DASAR-DASAR mesin MAKALAH DASAR-DASAR mesin Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Pelajaran Teknik Dasar Otomotif Disusun Oleh: B cex KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah swt, karena atas limpahan rahmatnya,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berkaitan dengan judul penelitian yaitu sebagai berikut: performa mesin menggunakan dynotest.pada camshaft standart

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berkaitan dengan judul penelitian yaitu sebagai berikut: performa mesin menggunakan dynotest.pada camshaft standart BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Observasi terhadap analisis pengaruh perubahan profil camshaft terhadap unjuk kerja mesin serta mencari refrensi yang memiliki relevansi terhadap judul penelitian.

Lebih terperinci

BAB I MOTOR PEMBAKARAN

BAB I MOTOR PEMBAKARAN BAB I MOTOR PEMBAKARAN I. Pendahuluan Motor pembakaran dan mesin uap, adalah termasuk dalam golongan pesawat pesawat panas, yang bertujuan untuk mengubah usaha panas menjadi usaha mekanis. Pada perubahan

Lebih terperinci

II. TEORI DASAR. kelompokaan menjadi dua jenis pembakaran yaitu pembakaran dalam (Internal

II. TEORI DASAR. kelompokaan menjadi dua jenis pembakaran yaitu pembakaran dalam (Internal II. TEORI DASAR A. Motor Bakar Motor bakar adalah suatu pesawat kalor yang mengubah energi panas menjadi energi mekanis untuk melakukan kerja. Mesin kalor secara garis besar di kelompokaan menjadi dua

Lebih terperinci

STUDI KARAKTERISTIK TEKANAN INJEKSI DAN WAKTU INJEKSI PADA TWO STROKE GASOLINE DIRECT INJECTION ENGINE

STUDI KARAKTERISTIK TEKANAN INJEKSI DAN WAKTU INJEKSI PADA TWO STROKE GASOLINE DIRECT INJECTION ENGINE STUDI KARAKTERISTIK TEKANAN INJEKSI DAN WAKTU INJEKSI PADA TWO STROKE GASOLINE DIRECT INJECTION ENGINE Darwin R.B Syaka 1*, Ragil Sukarno 1, Mohammad Waritsu 1 1 Program Studi Pendidikan Teknik Mesin,

Lebih terperinci

MESIN DIESEL 2 TAK OLEH: DEKANITA ESTRIE PAKSI MUHAMMAD SAYID D T REIGINA ZHAZHA A

MESIN DIESEL 2 TAK OLEH: DEKANITA ESTRIE PAKSI MUHAMMAD SAYID D T REIGINA ZHAZHA A MESIN DIESEL 2 TAK OLEH: DEKANITA ESTRIE PAKSI 2711100129 MUHAMMAD SAYID D T 2711100132 REIGINA ZHAZHA A 2711100136 PENGERTIAN Mesin dua tak adalah mesin pembakaran dalam yang dalam satu siklus pembakaran

Lebih terperinci

PENGARUH PEMANASAN BAHAN BAKAR DENGAN RADIATOR SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KINERJA MESIN BENSIN

PENGARUH PEMANASAN BAHAN BAKAR DENGAN RADIATOR SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KINERJA MESIN BENSIN PENGARUH PEMANASAN BAHAN BAKAR DENGAN RADIATOR SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KINERJA MESIN BENSIN Agus Suyatno 1) ABSTRAK Proses pembakaran bahan bakar di dalam silinder dipengaruhi oleh: temperatur, kerapatan

Lebih terperinci

BAB II MOTOR BENSIN DAN MOTOR DIESEL

BAB II MOTOR BENSIN DAN MOTOR DIESEL BAB II MOTOR BENSIN DAN MOTOR DIESEL I. Motor Bensin dan Motor Diesel a. Persamaan motor bensin dan motor diesel Motor bensin dan motor diesel sama sama mempergunakan jenis bahan bakar cair untuk pembakaran.

Lebih terperinci

Sumber: Susanto, Lampiran 1 General arrangement Kapal PSP Tangki bahan bakar 10. Rumah ABK dan ruang kemudi

Sumber: Susanto, Lampiran 1 General arrangement Kapal PSP Tangki bahan bakar 10. Rumah ABK dan ruang kemudi LAMPIRAN 66 Lampiran 1 General arrangement Kapal PSP 01 Keterangan: 1. Palkah ikan 7. Kursi pemancing 2. Palkah alat tangkap 8. Drum air tawar 3. Ruang mesin 9. Kotak perbekalan 4. Tangki bahan bakar 10.

Lebih terperinci

Pengaruh Kerenggangan Celah Busi terhadap Konsumsi Bahan Bakar pada Motor Bensin

Pengaruh Kerenggangan Celah Busi terhadap Konsumsi Bahan Bakar pada Motor Bensin Jurnal Kompetensi Teknik Vol. 4, No. 1, November 212 1 Pengaruh Celah Busi terhadap Konsumsi Bahan Bakar pada Motor Bensin Syahril Machmud 1, Untoro Budi Surono 2, Yokie Gendro Irawan 3 1, 2 Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN PERHITUNGAN SERTA ANALISA

BAB III METODE PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN PERHITUNGAN SERTA ANALISA BAB III METODE PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN PERHITUNGAN SERTA ANALISA 3.1 Metode Pengujian 3.1.1 Pengujian Dual Fuel Proses pembakaran di dalam ruang silinder pada motor diesel menggunakan sistem injeksi langsung.

Lebih terperinci

BAB 9 MENGIDENTIFIKASI MESIN PENGGERAK UTAMA

BAB 9 MENGIDENTIFIKASI MESIN PENGGERAK UTAMA BAB 9 MENGIDENTIFIKASI MESIN PENGGERAK UTAMA 9.1. MESIN PENGGERAK UTAMA KAPAL PERIKANAN Mesin penggerak utama harus dalam kondisi yang prima apabila kapal perikanan akan memulai perjalanannya. Konstruksi

Lebih terperinci

Pengaruh Suhu dan Tekanan Udara Masuk Terhadap Kinerja Motor Diesel Tipe 4 JA 1

Pengaruh Suhu dan Tekanan Udara Masuk Terhadap Kinerja Motor Diesel Tipe 4 JA 1 Pengaruh Suhu dan Tekanan Udara Masuk Terhadap Kinerja Motor Diesel Tipe 4 JA 1 (Philip Kristanto) Pengaruh Suhu dan Tekanan Udara Masuk Terhadap Kinerja Motor Diesel Tipe 4 JA 1 Philip Kristanto Dosen

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN TURBOCHARGER TERHADAP UNJUK KERJA MESIN DIESEL TIPE L 300

PENGARUH PENGGUNAAN TURBOCHARGER TERHADAP UNJUK KERJA MESIN DIESEL TIPE L 300 PENGARUH PENGGUNAAN TURBOCHARGER TERHADAP UNJUK KERJA MESIN DIESEL TIPE L 300 Kusnadi Program Studi D III Teknik Mesin Politeknik Harapan Bersama Jln. Mataram No. 09 Tegal Telp/Fax (0283) 352000 ABSTRAK

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. : Motor Bensin 4 langkah, 1 silinder Volume Langkah Torak : 199,6 cm3

III. METODE PENELITIAN. : Motor Bensin 4 langkah, 1 silinder Volume Langkah Torak : 199,6 cm3 III. METODE PENELITIAN A. Alat dan Bahan Dalam pengambilan data untuk laporan ini penulis menggunakan mesin motor baker 4 langkah dengan spesifikasi sebagai berikut : Merek/ Type : Tecumseh TD110 Jenis

Lebih terperinci

Jika diperhatikan lebih jauh terdapat banyak perbedaan antara motor bensin dan motor diesel antara lain:

Jika diperhatikan lebih jauh terdapat banyak perbedaan antara motor bensin dan motor diesel antara lain: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Motor diesel Motor diesel adalah jenis khusus dari mesin pembakaran dalam karakteristik utama pada mesin diesel yang membedakannya dari motor bakar yang lain, terletak pada metode

Lebih terperinci

SEJARAH MOTOR BAKAR : Alphones Beau De Rochas (Perancis) menemukan ide motor 4 tak

SEJARAH MOTOR BAKAR : Alphones Beau De Rochas (Perancis) menemukan ide motor 4 tak SEJARAH MOTOR BAKAR Pada tahun 1629 : Ditemukan turbin uap oleh GIOVANNI BRANCA (Italy) kemudian mengalami perkembangan pada tahun 1864 yaitu oleh Lenoir mengembangkan mesin pembakaran dalam kemudian pada

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. mekanik berupa gerakan translasi piston (connecting rods) menjadi gerak rotasi

BAB II LANDASAN TEORI. mekanik berupa gerakan translasi piston (connecting rods) menjadi gerak rotasi BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Motor Bakar Motor bakar torak merupakan salah satu mesin pembangkit tenaga yang mengubah energi panas (energi termal) menjadi energi mekanik melalui proses pembakaran

Lebih terperinci

Session 4. Diesel Power Plant. 1. Siklus Otto dan Diesel 2. Prinsip PLTD 3. Proses PLTD 4. Komponen PLTD 5. Kelebihan dan Kekurangan PLTD

Session 4. Diesel Power Plant. 1. Siklus Otto dan Diesel 2. Prinsip PLTD 3. Proses PLTD 4. Komponen PLTD 5. Kelebihan dan Kekurangan PLTD Session 4 Diesel Power Plant 1. Siklus Otto dan Diesel 2. Prinsip PLTD 3. Proses PLTD 4. Komponen PLTD 5. Kelebihan dan Kekurangan PLTD Siklus Otto Four-stroke Spark Ignition Engine. Siklus Otto 4 langkah

Lebih terperinci

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM).

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM). Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM). Pertemuan ke Capaian Pembelajaran Topik (pokok, subpokok bahasan, alokasi waktu) Teks Presentasi Media Ajar Gambar Audio/Video Soal-tugas Web Metode Evaluasi

Lebih terperinci

Makalah PENGGERAK MULA Oleh :Derry Esaputra Junaedi FAKULTAS TEKNIK UNNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

Makalah PENGGERAK MULA Oleh :Derry Esaputra Junaedi FAKULTAS TEKNIK UNNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA Makalah PENGGERAK MULA Oleh :Derry Esaputra Junaedi 2008.43.0022 FAKULTAS TEKNIK UNNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA Pengertian Mesin Mesin adalah alat mekanik atau elektrik yang mengirim atau mengubah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Motor Bakar Torak Salah satu jenis penggerak mula yang banyak dipakai adalah mesin kalor, yaitu mesin yang menggunakan energi termal untuk melakukan kerja mekanik atau mengubah

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. I. TUJUAN PEMBELAJARAN Mampu memahami konstruksi motor bakar Mampu menjelaskan prinsip kerja motor bakar

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. I. TUJUAN PEMBELAJARAN Mampu memahami konstruksi motor bakar Mampu menjelaskan prinsip kerja motor bakar RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Mata Pelajaran : Menjelaskan konsep mesin konversi energi Kelas / Semester : X / 1 Pertemuan Ke : 1 Alokasi Waktu : 2 X 45 menit Standar Kompetensi : Menjelaskan konsep

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Sebelum bahan bakar ini terbakar didalam silinder terlebih dahulu dijadikan gas

BAB II LANDASAN TEORI. Sebelum bahan bakar ini terbakar didalam silinder terlebih dahulu dijadikan gas BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Motor Bensin Motor bensin adalah suatu motor yang mengunakan bahan bakar bensin. Sebelum bahan bakar ini terbakar didalam silinder terlebih dahulu dijadikan gas yang kemudian

Lebih terperinci

F. Pusat Listrik Tenaga Diesel (PLTD) 1. Prinsip Kerja

F. Pusat Listrik Tenaga Diesel (PLTD) 1. Prinsip Kerja F. Pusat Listrik Tenaga Diesel (PLTD) 1. Prinsip Kerja PLTD mempunyai ukuran mulai dari 40 kw sampai puluhan MW. Untuk menyalakan listrik di daerah baru umumnya digunakan PLTD oleh PLN.Di lain pihak, jika

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Sebelum bahan bakar ini terbakar didalam silinder terlebih dahulu dijadikan gas

BAB II LANDASAN TEORI. Sebelum bahan bakar ini terbakar didalam silinder terlebih dahulu dijadikan gas BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Motor Bensin Motor bensin adalah suatu motor yang mengunakan bahan bakar bensin. Sebelum bahan bakar ini terbakar didalam silinder terlebih dahulu dijadikan gas yang kemudian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. cara memperoleh energi thermal ini mesin kalor dibagi menjadi dua golongan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. cara memperoleh energi thermal ini mesin kalor dibagi menjadi dua golongan, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Motor Bakar Diesel. Motor bakar diesel adalah jenis khusus dari mesin pembakaran dalam karakteristik utama pada mesin diesel yang membedakannya dari motor bakar

Lebih terperinci

PENGARUH PEMAKAIAN ALAT PEMANAS BAHAN BAKAR TERHADAP PEMAKAIAN BAHAN BAKAR DAN EMISI GAS BUANG MOTOR DIESEL MITSUBISHI MODEL 4D34-2A17 Indartono 1 dan Murni 2 ABSTRAK Efisiensi motor diesel dipengaruhi

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. berdasarkan prosedur yang telah di rencanakan sebelumnya. Dalam pengambilan data

III. METODOLOGI PENELITIAN. berdasarkan prosedur yang telah di rencanakan sebelumnya. Dalam pengambilan data 26 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Instalasi Pengujian Pengujian dengan memanfaatkan penurunan temperatur sisa gas buang pada knalpot di motor bakar dengan pendinginan luar menggunakan beberapa alat dan

Lebih terperinci

MODUL IV B PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA DIESEL

MODUL IV B PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA DIESEL MODUL IV B PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA DIESEL DEFINISI PLTD Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) ialah pembangkit listrik yang menggunakan mesin diesel sebagai penggerak mula (prime mover), yang berfungsi

Lebih terperinci

Studi Eksperimental Kinerja Mesin Kompresi Udara Satu Langkah Dengan Variasi Sudut Pembukaan Selenoid

Studi Eksperimental Kinerja Mesin Kompresi Udara Satu Langkah Dengan Variasi Sudut Pembukaan Selenoid Studi Eksperimental Kinerja Mesin Kompresi Udara Satu Langkah Dengan Variasi Sudut Pembukaan Selenoid Darwin Rio Budi Syaka, Furqon Bastian dan Ahmad Kholil Universitas Negeri Jakarta, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Menurut Wiranto Arismunandar (1988) Energi diperoleh dengan proses

BAB II DASAR TEORI. Menurut Wiranto Arismunandar (1988) Energi diperoleh dengan proses BAB II DASAR TEORI 2.1. Definisi Motor Bakar Menurut Wiranto Arismunandar (1988) Energi diperoleh dengan proses pembakaran. Ditinjau dari cara memperoleh energi termal ini mesin kalor dibagi menjadi 2

Lebih terperinci

ANALISIS VARIASI TEKANAN PADA INJEKTOR TERHADAP PERFORMANCE (TORSI DAN DAYA ) PADA MOTOR DIESEL

ANALISIS VARIASI TEKANAN PADA INJEKTOR TERHADAP PERFORMANCE (TORSI DAN DAYA ) PADA MOTOR DIESEL ANALISIS VARIASI TEKANAN PADA INJEKTOR TERHADAP PERFORMANCE (TORSI DAN DAYA ) PADA MOTOR DIESEL Dosen Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Janabadra Yogyakarta e-mail : ismanto_ujb@yahoo.com

Lebih terperinci

PENGERTIAN KONVERSI ENERGI

PENGERTIAN KONVERSI ENERGI PENGERTIAN KONVERSI ENERGI Pengantar a. Energi Energi merupakan sesuatu pengertian yang tidak mudah didefinisikan dengan singkat dan tepat. Energi yang bersifat abstrak yang sukar dibuktikan, tetapi dapat

Lebih terperinci

BAB II. LANDASAN TEORI

BAB II. LANDASAN TEORI BAB II. LANDASAN TEORI 2.1. Mengenal Motor Diesel Motor diesel merupakan salah satu tipe dari motor bakar, sedangkan tipe yang lainnya adalah motor bensin. Secara sederhana prinsip pembakaran pada motor

Lebih terperinci

TROUBLE SHOOTING SISTEM INJEKSI MESIN DIESEL MITSUBISHI L300 DAN CARA MENGATASINYA

TROUBLE SHOOTING SISTEM INJEKSI MESIN DIESEL MITSUBISHI L300 DAN CARA MENGATASINYA TROUBLE SHOOTING SISTEM INJEKSI MESIN DIESEL MITSUBISHI L300 DAN CARA MENGATASINYA Suprihadi Agus Program Studi D III Teknik Mesin Politeknik Harapan Bersama Jln. Mataram No. 09 Tegal Telp/Fax (0283) 352000

Lebih terperinci

Mesin Kompresi Udara Untuk Aplikasi Alat Transportasi Ramah Lingkungan Bebas Polusi

Mesin Kompresi Udara Untuk Aplikasi Alat Transportasi Ramah Lingkungan Bebas Polusi Mesin Kompresi Udara Untuk Aplikasi Alat Transportasi Ramah Lingkungan Bebas Polusi Darwin Rio Budi Syaka a *, Umeir Fata Amaly b dan Ahmad Kholil c Jurusan Teknik Mesin. Fakultas Teknik, Universitas Negeri

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Dalam observasi yang dilakukan terhadap sistim Turbocharger dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Dalam observasi yang dilakukan terhadap sistim Turbocharger dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Dalam observasi yang dilakukan terhadap sistim Turbocharger dan mencari refrensi dari beberapa sumber yang halnya berkaitan dengan judul

Lebih terperinci

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM). -Pertemuan ke. Topik. Metode Evaluasi dan Penilaian. Sumber Ajar (pustaka)

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM). -Pertemuan ke. Topik. Metode Evaluasi dan Penilaian. Sumber Ajar (pustaka) Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM). -Pertemuan ke Capaian Pembelajaran Topik (pokok, subpokok bahasan, alokasi waktu) Teks Presentasi Media Ajar Gambar Audio/Video Soal-tugas Web Metode Evaluasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan dalam penelitian ditunjukkan pada gambar berikut :

BAB III METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan dalam penelitian ditunjukkan pada gambar berikut : BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Bahan dan Alat 3.1.1. Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian ditunjukkan pada gambar berikut : a. Yamaha Jupiter MX 135 1) Sepesifikasi Gambar 3.1 Yamaha Jupiter MX 135

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Penelitian Tempat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berada di Motocourse Technology (Mototech) Jl. Ringroad Selatan, Kemasan, Singosaren, Banguntapan,

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Diagram alir metodologi pengujian

Gambar 3.1 Diagram alir metodologi pengujian BAB III METODOLOGI PENGUJIAN 3.1 Diagram Alir Metodologi Pengujian MULAI STUDI PUSTAKA PERSIAPAN MESIN UJI PEMERIKSAAN DAN PENGESETAN MESIN KONDISI MESIN VALIDASI ALAT UKUR PERSIAPAN PENGUJIAN PEMASANGAN

Lebih terperinci

UJI PERFORMANSI MESIN OTTO SATU SILINDER DENGAN BAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX PLUS

UJI PERFORMANSI MESIN OTTO SATU SILINDER DENGAN BAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX PLUS UJI PERFORMANSI MESIN OTTO SATU SILINDER DENGAN BAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX PLUS Rio Arinedo Sembiring 1, Himsar Ambarita 2. Email: rio_gurky@yahoo.com 1,2 Jurusan Teknik Mesin, Universitas Sumatera

Lebih terperinci

PENGARUH VARIASI UKURAN MAIN JET KARBURATOR DAN VARIASI PUTARAN MESIN TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA SEPEDA MOTOR HONDA SUPRA X 125

PENGARUH VARIASI UKURAN MAIN JET KARBURATOR DAN VARIASI PUTARAN MESIN TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA SEPEDA MOTOR HONDA SUPRA X 125 PENGARUH VARIASI UKURAN MAIN JET KARBURATOR DAN VARIASI PUTARAN MESIN TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA SEPEDA MOTOR HONDA SUPRA X 125 Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sultan Fatah

Lebih terperinci

TUGAS. MAKALAH TENTANG Gasoline Direct Injection (GDI) Penyusun : 1. A an fanna fairuz (01) 2. Aji prasetyo utomo (03) 3. Alfian alfansuri (04)

TUGAS. MAKALAH TENTANG Gasoline Direct Injection (GDI) Penyusun : 1. A an fanna fairuz (01) 2. Aji prasetyo utomo (03) 3. Alfian alfansuri (04) TUGAS MAKALAH TENTANG Gasoline Direct Injection (GDI) Penyusun : 1. A an fanna fairuz (01) 2. Aji prasetyo utomo (03) 3. Alfian alfansuri (04) 4. Fajar setyawan (09) 5. M. Nidzar zulmi (20) Kelas : XII

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Observasi terhadap analisis pengaruh jenis bahan bakar terhadap unjuk kerja

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Observasi terhadap analisis pengaruh jenis bahan bakar terhadap unjuk kerja BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Observasi terhadap analisis pengaruh jenis bahan bakar terhadap unjuk kerja mesin serta mencari refrensi yang memiliki relevansi terhadap judul

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Motor Bakar Motor bakar adalah mesin atau pesawat tenaga yang merupakan mesin kalor dengan menggunakan energi termal untuk melakukan kerja mekanik dengan merubah energi kimia

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN ADITIF ABD 01 SOLAR KE DALAM MINYAK SOLAR TERHADAP KINERJA MESIN DIESEL

PENGARUH PENAMBAHAN ADITIF ABD 01 SOLAR KE DALAM MINYAK SOLAR TERHADAP KINERJA MESIN DIESEL PENGARUH PENAMBAHAN ADITIF ABD 01 SOLAR KE DALAM MINYAK SOLAR TERHADAP KINERJA MESIN DIESEL H. Sulaeman, Fardiansyah Jurusan Mesin, Universitas Muhammadiyah Jakarta Abstrak. Semenjak tahun 1990 penggunaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Sumito (2013) melakukan penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Karburator Racing Terhadap Kinerja Motor Bore Up 4-Langkah 150 cc. Dari penelitiannya tersebut

Lebih terperinci

Program Studi DIII Teknik Otomotif JPTM FPTK UPI BAB I PENDAHULUAN

Program Studi DIII Teknik Otomotif JPTM FPTK UPI BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Pengertian Pesawat Tenaga Secara etimologi, pesawat tenaga terdiri dari dua buah suku kata, yakni pesawat dan tenaga. Kata pesawat sudah lazim digunakan dalam kehidupan sehari-hari,

Lebih terperinci

PERENCANAAN BATANG TORAK MOTOR BENSIN 4 LANGKAH 100 CC

PERENCANAAN BATANG TORAK MOTOR BENSIN 4 LANGKAH 100 CC PERENCANAAN BATANG TORAK MOTOR BENSIN 4 LANGKAH 100 CC Sasi Kirono, Ery Diniardi, Ridwan Adha Jurusan Mesin, Universitas Muhammadiyah Jakarta Abstrak. Dalam komponen motor 4 langkah batang torak merupakan

Lebih terperinci

PENGARUH PORTING SALURAN INTAKE DAN EXHAUST TERHADAP KINERJA MOTOR 4 LANGKAH 200 cc BERBAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX

PENGARUH PORTING SALURAN INTAKE DAN EXHAUST TERHADAP KINERJA MOTOR 4 LANGKAH 200 cc BERBAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX PENGARUH PORTING SALURAN INTAKE DAN EXHAUST TERHADAP KINERJA MOTOR 4 LANGKAH 200 cc BERBAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX THE INFLUENCE OF INDUCT PORTING INTAKE AND EXHAUST FOR THE 4 STROKES 200 cc PERFORMANCE

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1 Motor Bakar 3.2 Hukum Utama Termodinamika Penjelasan Umum

BAB II DASAR TEORI 2.1 Motor Bakar 3.2 Hukum Utama Termodinamika Penjelasan Umum 4 BAB II DASAR TEORI 2.1 Motor Bakar Motor bakar adalah sebuah mekanisme yang menstransformasikan energi panas menjadi energi mekanik melalui sebuah konstruksi mesin. Perubahan, energi panas menjadi energi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Nurdianto dan Ansori, (2015), meneliti pengaruh variasi tingkat panas busi terhadap performa mesin dan emisi gas buang sepeda motor 4 tak.

Lebih terperinci