ANALISIS PENGELOLAAN SPT TAHUNAN PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA BATAM TUGAS AKHIR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS PENGELOLAAN SPT TAHUNAN PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA BATAM TUGAS AKHIR"

Transkripsi

1 ANALISIS PENGELOLAAN SPT TAHUNAN PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA BATAM TUGAS AKHIR Disusun untuk memenuhi syarat kelulusan Program Diploma III Oleh: EVELYN OCTA LINA PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN MANAJEMEN BISNIS POLITEKNIK NEGERI BATAM 2012

2 HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS Tugas Akhir ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar. Nama : Evelyn Octa Lina NIM : Tanda Tangan : Tanggal : 9 Juli 2012 ii

3 LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR ANALISIS PENGELOLAAN SPT TAHUNAN PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA BATAM Oleh: EVELYN OCTA LINA BATAM, 9 Juli 2012 Dosen Pembimbing Arniati, SE., M.Si., Akt Dosen Penguji I Dosen Penguji II M.Zaenuddin, Ssi,.Msc Marihot Nasution S.E iii

4 KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena atas berkat dan pertolongan-nya, penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini yang berjudul ANALISIS PENGELOLAAN SPT TAHUNAN PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA BATAM. Penulisan Tugas Akhir ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Ahli Madya pada Program Studi Akuntansi Politeknik Negeri Batam. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, sulit untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang turut mendukung dalam proses pembuatan dan memberikan saran konstruksif dalam penyempurnaantugas Akhir ini, antara lain kepada: 1. Bapaku yang baik, Tuhan Yesus Kristus, Bapa yang selalu menyertai, memberkati, dan memberikan pertolongan tak habis-habisnya kasih dan rahmatnya pada saya. 2. Keluargaku, Bapak, mamak, kak Riana Marthalisa, adik Ira Yason Pohan yang telah memberikan dukungan doa, materil dan moril. 3. Kekasihku Upar Saut Patio Gultom yang setia menemani dan membantu dalam suka duka proses pengerjaan tugas akhir ini. 4. Sahabatku Ivo Melisa Hutapea dan Jenny Damaris yang telah bersama-sama melewati proses perkuliahan dari awal sampai proses kelulusan ini dengan berbagai cerita, pengalaman dan kasih. 5. Kakak rohaniku Lenny Christina Gultom dan seluruh saudara seiman yang telah memberikan support dan doa. iv

5 6. Dosen pembimbingku Ibu Arniati, SE., M.Si., Akt, yang telah menyediakan waktu, tenaga dan pikiran untuk mengarahkan penulis dalam penyusunan tugas akhir ini. 7. Bapak Irsutami, SE., M. Acc., Akt selaku dosen penguji yang memberikan masukan dan saran pada saat pengujian. 8. Seto Sulaksono A. W, SE., M.Sc selaku dosen penguji yang memberikan masukan dan saran pada saat pengujian. 9. Pegawai KPP Pratama Batam, yang telah banyak membantu dalam usaha memperoleh data yang penulis perlukan. 10. Dan pihak pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Akhir kata, penulis berdoa agar Tuhan Yesus Kristus selalu memberkati dan melimpahkan berkat kepada semua pihak yang telah membantu. Semoga tugas akhir ini membawa manfaat bagi pembaca untuk pengembangan ilmu. Batam, 1 Juni 2012 Penulis Evelyn Octa Lina v

6 HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Sebagai sivitas akademik Politeknik Negeri Batam, saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : Evelyn Octa Lina NIM : Program Studi : Akuntansi Jenis Karya : Tugas Akhir/Skripsi/Karya Ilmiah Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Politeknik Negeri Batam Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalty-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul: Analisis Pengelolaan SPT Tahunan Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Batam Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Noneksklusif ini Politeknik Negeri Batam berhak menyimpan, mengalihmedia/ formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di : Batam Pada tanggal : 9 Juli 2012 Yang Menyatakan (Evelyn Octa Lina) vi

7 Daftar Isi Lembar Judul... i Lembar Pernyataan Orisinalitas... ii Lembar Pengesahan... iii Kata Pengantar... iv Lembar Pernyataan Persetujuan Publikasi... vi Daftar Isi... vii Daftar Tabel... ix Daftar Gambar... xi Daftar Lampiran... xii Abstrak... xiii BAB I PENDAHULUAN Latar belakang Rumusan Masalah Batasan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Sistematika Penulisan... 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dasar Hukum Pengertian-Pengertian Berdasarkan Peraturan Direktur Jendral Pajak Nomor PER-48/PJ/ Formulir SPT Tahunan PPh Orang Pribadi dan Badan Tata Cara Pengisian Dan Penyampaian SPT Cara Penyampaian SPT Tahunan Batas Waktu Penyampaian SPT Tahunan Perpanjangan Jangka Waktu Penyampaian SPT Tahunan Penyampaian SPT Bagi Wajib Pajak yang Menyelanggarakan Pembukuan dengan Bahasa Inggris dan Mata Uang Dolar vii

8 2.9 Penerimaan dan Pengolahan SPT Tahunan BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Metodologi Penelitian Objek Penelitian Teknik Pengumpulan Data Metode Analisis Data Gambaran Umum Perusahaan Sejarah perusahaan Visi Dan Misi Perusahaan Struktur Organisasi Perusahaan (Gambar struktur organisasi dan deskripsi pekerjaan) BAB IV PEMBAHASAN Prosedur Pengelolaan SPT Tahunan Prosedur Penerimaan dan Pengelolaan SPT Tahunan Flowchart Tata Cara Penerimaan dan Pengelolaan SPT Tahunan Proses Perekaman SPT Tahunan Analisis Pengelolaan SPT Tahunan Analisis Prosedur Penerimaan Dan Pengolahan SPT Tahunan Analisis Proses Perekaman SPT Tahunan BAB V PENUTUP Kesimpulan Saran Daftar pustaka Lampiran viii

9 Daftar Tabel Tabel 4. 1 Induk SPT Formulir Tabel 4. 2 Identitas SPT Formulir Tabel 4. 3 Penghasilan Neto pada kolom A Tabel 4. 4 Penghasilan kena pajak pada kolom B Tabel 4. 5 PPh terutang pada kolom C Tabel 4. 6 Kredit pajak pada kolom D Tabel 4. 7 PPh Kurang/Lebih Dibayar pada kolom E Tabel 4. 8 Angsuran PPh Pasal 25 Tahun Pajak Berikutnya pada kolom F Tabel 4. 9 Lampiran pada kolom G Tabel Lampiran I Formulir 1770 I (BagianA) Tabel Lampiran I Formulir 1770 I (Bagian B) Tabel Lampiran I Formulir 1770 I (BagianC) Tabel Lampiran I Formulir 1770 I (Bagian D) Tabel Lampiran I Formulir 1770 II Tabel Lampiran I Formulir 1770 III Tabel Lampiran I Formulir 1770 IV Tabel Induk SPT Formulir 1770 S Tabel Identitas SPT Formulir 1770 S Tabel Penghasilan Neto pada kolom A Tabel Penghasilan Kena Pajak pada kolom B Tabel PPh Terutang pada kolom C Tabel Kredit Pajak pada kolom D Tabel PPh Kurang/Lebih Dibayar pada kolom E Tabel Angsuran PPh Pasal 25 Tahun Pajak Berikutnya pada kolom F Tabel Lampiran pada kolom G Tabel Lampiran I Formulir 1770 S I Tabel Lampiran II Formulir 1770 S II Tabel Induk SPT 1770 SS Tabel Identitas SPT 1770 SS Tabel Induk SPT Formulir Tabel Identitas SPT Formulir Tabel Penghasilan Kena Pajak pada kolom A Tabel PPh Terutang pada kolom B Tabel Kredit Pajak pada kolom C Tabel PPh Kurang/Lebih dibayar pada kolom D Tabel Angsuran PPh Pasal 25 Tahun Berjalan pada kolom E Tabel PPh Final dan Penghasilan Bukan Objek Pajak pada kolom F Tabel Pernyataan Transaksi Dalam Hubungan Istimewa pada kolom G ix

10 Tabel Lampiran pada kolom H Tabel Lampiran I Formulir 1771 I Tabel Lampiran II Formulir 1771 II Tabel Lampiran III Formulir 1771 III Tabel Lampiran IV Formulir 1771 IV Tabel Lampiran V Formulir 1771 V Tabel Lampiran VI Formulir 1771 VI Tabel Induk SPT Formulir 1771/$ Tabel Identitas SPT Formulir 1771/$ Tabel Penghasilan Kena Pajak pada kolom A Tabel PPh Terutang pada kolom B Tabel Kredit Pajak pada kolom C Tabel PPh Kurang/Lebih dibayar pada kolom D Tabel Angsuran PPh Pasal 25 Tahun Berjalan pada kolom E Tabel PPh Final dan Penghasilan Bukan Objek Pajak pada kolom F Tabel Pernyataan Transaksi Dalam Hubungan Istimewa pada kolom G Tabel Lampiran pada kolom H Tabel Lampiran I Formulir 1771/$ I Tabel Lampiran II Formulir 1771/$ II Tabel Lampiran III Formulir 1771/$ III Tabel Lampiran IV Formulir 1771/$ IV Tabel Lampiran V Formulir 1771/$ V Tabel Lampiran VI Formulir 1771/$ VI x

11 Daftar Gambar Gambar 3.1 Struktur Organisasi Gambar 4.1 Flowchart Tata Cara Penerimaan dan Pengelolaan SPT Tahunan (1) Gambar 4.2 Flowchart Tata Cara Penerimaan dan Pengelolaan SPT Tahunan (2) Gambar 4.3 Flowchart Tata Cara Penerimaan dan Pengelolaan SPT Tahunan (3) Gambar 4.4 Flowchart Tata Cara Penerimaan dan Pengelolaan SPT Tahunan (4) xi

12 Daftar Lampiran Lampiran 1. Daftar Pertanyaan Lampiran 2. Laporan Magang Lampiran 3. SPT Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi Formulir S xii

13 ABSTRAK Nama : Evelyn Octa Lina Program studi : Akuntansi Judul : Analisis Pengelolaan SPT Tahunan Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Batam Tugas Akhir ini membahas mengenai pengelolaan SPT Tahunan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Batam yang terdiri dari prosedur penerimaan, pengolahan dan perekaman SPT Tahunan apakah sudah sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku. Penelitian ini menggunankan analisis deskriptif. Hasil penelitian menyarankan bahwa KPP Pratama Batam perlu menambah SDM, dan aplikasi e-spt dan e-filing sudah dapat digunakan di Batam serta perekaman sudah dapat dilakukan secara cepat dengan cara scanning. Kata Kunci: SPT Tahunan, penerimaan, pengeloloaan, perekaman xiii

14 xiv

15 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Penerimaan pajak yang menjadi salah satu bagian dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Ini terbukti dari realisasi penerimaan perpajakan tahun 2011 adalah Rp872,6 triliun atau mencapai 99,3% dari sasaran APBN-P 2011 sebesar Rp878,7 triliun. Dibandingkan dengan realisasi tahun 2010, maka realisasi perpajakan tahun 2011 naik sebesar Rp149,3 triliun atau mengalami pertumbuhan sebesar 20,6%. Realisasi rasio penerimaan perpajakan terhadap PDB (Tax Ratio) Tahun 2011 mencapai 12,3% naik sebesar 1,0% dari PDB jika dibandingkan dengan Tax Ratio tahun sebelumnya, sebesar 11,3%. Realisasi penerimaan tersebut terdiri dari penerimaan Pajak Penghasilan (PPh) sebesar Rp431,97 triliun, penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) sebesar Rp277,73 triliun, penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) sebesar Rp29,89 triliun. Secara umum keseluruhan penerimaan mengalami pertumbuhan sebesar 20,6% terdiri dari penerimaan PPh dengan pertumbuhan 20,84%, penerimaan PPN dan PPnBM dengan pertumbuhan 20,45%, serta penerimaan PBB dengan pertumbuhan sebesar 4,58%. ( 11 Januari 2011). Sampai saat ini pajak di Indonesia dikelola oleh Direktorat Jenderal Pajak (DJP). DJP merupakan salah satu unit kerja di lingkungan Departemen Kementerian Keuangan Indonesia yang mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standarisasi teknis dibidang perpajakan. DJP sangat berperan penting dalam memberikan edukasi perpajakan yang dibutuhkan oleh masyarakat. Termasuk didalamnya adalah pengetahuan mengenai 1

16 2 cara pemungutan pajak yang berlaku di Indonesia yaitu self assessment system dimana implementasi dari self assessment system yaitu dalam melaksanakan administrasi perpajakan Wajib Pajak memiliki kewajiban mengisi dan menyampaikan Surat Pemberitahuan yang selanjutnya disebut dengan SPT Tahunan secara tepat dan benar. DJP terdiri dari KPP WP Besar, KPP Khusus, KPP Madya dan KPP Pratama. KPP Pratama mempunyai tugas melayani Wajib Pajak Badan menengah ke bawah dan Wajab Pajak Orang Pribadi yang meliputi SPT jenis pajak PPh, PPN, PBB, dan BPHTB. Peraturan perpajakan yang mengatur tentang SPT Tahunan adalah PER-48/PJ/2011 tentang Tata Cara Penerimaan dan Pengolahan Surat Pemberitahuan Tahunan. Pada hakekatnya KPP Pratama harus melaksanakan tugasnya berdasarkan peraturan perpajakan yang telah diatur oleh Direktorat Jenderal Pajak. Akan tetapi yang menjadi permasalahan adalah kemungkinan terjadinya penyimpangan terhadap pengelolaan SPT Tahunan tersebut. Untuk itulah perlu dilakukan pengawasan pada pelaksanaan pengelolaan SPT Tahunan. Berdasarkan uraian latar belakang di atas, penulis tertarik untuk membuat tugas akhir dengan judul ANALISIS PENGELOLAAN SPT TAHUNAN PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA BATAM. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah pengelolaan SPT Tahunan pada KPP Pratama Batam telah sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku.

17 3 1.3 Batasan Masalah Agar penelitian lebih berfokus maka penulis memberikan batasan masalah sebagai berikut: a. Batasan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data SPT Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi dan Badan Tahun 2011 yang ada pada KPP Pratama Batam. b. Batasan Lapangan Penulis melakukan penelitian ini di KPP Pratama Batam, khususnya pada seksi Pelayanan dan PDI. c. Batasan Aspek Peraturan Dirjen Pajak Nomor: PER-48/PJ/2011 dan Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor: SE-103/PJ/ Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah pengelolaan SPT Tahunan pada KPP Pratama Batam telah sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku. 1.5 Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: a. Bagi Perusahaan Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pelayanan yang lebih baik lagi dalam pengelolaan SPT Tahunan.

18 4 b. Bagi Pembaca Sebagai referensi untuk penelitian yang sejenis di masa yang akan datang dan sebagai acuan untuk diketahui secara umum hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam proses pengelolaan SPT Tahunan. c. Bagi Penulis Untuk dapat menambah wawasan dan pengetahuan dibidang perpajakan yaitu dalam hal tata cara pengelolaan SPT Tahunan 1.6 Sistematika Penulisan Dalam penyusunan tugas akhir penulis akan membagi menjadi 5 (lima) bab yang secara garis besar dapat diuraikan sebagai berikut : BAB I Pendahuluan Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II Tinjauan Pustaka Menjelaskan landasan teori atau konsep yang mendasari penyusunan ini. BAB III Metodologi Penelitian dan Gambaran Umum Perusahaan Menguraikan mengenai metodologi penelitian yang terdiri dari: objek penelitian, teknik pengumpulan data, dan metode analisis data. Juga dibahas mengenai gambaran umum perusahaan yang terdiri dari: sejarah singkat, visi dan misi, dan struktur organisasi perusahaan.

19 5 BAB IV Pembahasan Pada bab ini akan menguraikan jawaban atas pertanyaan pada rumusan masalah yang ada berdasarkan konsep yang telah dijelaskan dalam tinjauan pustaka. BAB V Penutup Penguraian kesimpulan mengenai hasil penelitian yang telah dibahas dan juga memberikan saran-saran yang sekiranya bermanfaat bagi perusahaan

20 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Hukum Peraturan Dirjen Pajak Nomor PER-48/PJ/2011 tentang Tata Cara Penerimaan dan Pengolahan Surat Pemberitahuan Tahunan, dan Surat Edaran Nomor SE- 103/PJ/2011 tentang Petunjuk Teknis Tata Cara Penerimaan dan Pengolahan Surat Pemberitahuan Tahunan. 2.2 Pengertian-Pengertian Berdasarkan Peraturan Direktur Jendral Pajak Nomor PER-48/PJ/2011 Pengertian sebagaimana dimaksud dalam PER-48/PJ/2011, sebagai berikut ini: 1. Surat Pemberitahuan yang selanjutnya disebut dengan SPT Tahunan adalah surat pemberitahuan untuk suatu tahun pajak atau bagian tahun pajak yang meliputi SPT Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi (SPT 1770, SPT 1770 S, SPT 1770 SS), SPT Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan (SPT 1771 dan SPT 1771/$), termasuk SPT Tahunan Pembetulan. 2. SPT lengkap adalah SPT yang semua elemen induk dan lampirannya diisi dengan lengkap, SPT induk telah ditandatangani oleh Wajib Pajak atau kuasanya, dan telah dilengkapi dengan lampiran-lampiran khusus, serta keterangannya dan/atau dokumen yang diisyaratkan. 3. Tempat Pelayanan Terpadu yang selanjutnya disebut dengan TPT adalah tempat pelayanan perpajakan yang terintegrasi pada KPP termasuk Kantor Pelayanan, Penyuluhan, dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP) untuk memberikan pelayanan perpajakan. 7

21 8 4. Pojok Pajak/Mobil Pajak/tempat khusus penerimaan surat pemberitahuan (Drop Box) adalah tempat lain yang dapat digunakan untuk menerima SPT Tahunan. 5. Tanda terima SPT adalah bukti penerimaan SPT Tahunan yang diberikan petugas kepada Wajib Pajak. 6. Pengolahan SPT adalah serangkaian kegiatan yang meliputi penelitian SPT dan perekaman SPT. 7. Penelitian SPT adalah kegiatan yang dilakukan untuk menilai kelengkapan pengisian SPT Tahunan dan lampiran-lampirannya serta kelengkapan lampiran yang diisyaratkan dan penilaian tentang kebenaran penulisan dan perhitungannya termasuk menerbitkan syarat Permintaan Kelengkapan SPT Tahunan apabila SPT yang diterima tidak lengkap. 8. Perekaman SPT adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk memasukkan semua unsur SPT ke dalam basis data perpajakan dengan cara antara lain merekam, uploading dan/atau memindai (scanning). 2.3 Formulir SPT Tahunan PPh Orang Pribadi dan Badan Sesuai dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-34/PJ/2010 Tentang Bentuk Formulir Surat Pemberitahuan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi dan Wajib Pajak Badan beserta petunjuk pengisiannya, formulir SPT Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi terdiri atas sebagai berikut: 1. Formulir 1770, SPT Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi bagi Wajib Pajak yang mempunyai penghasilan dari usaha/pekerjaan bebas yang menyelenggarakan pembukuan atau norma perhitungan penghasilan

22 9 neto, dari satu atau lebih pemberi kerja, yang dikenakan PPh Final dan/atau bersifat final,dan penghasilan lain. 2. Formulir 1770 S, SPT Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi Sederhana bagi Wajib Pajak yang mempunyai penghasilan dari satu pemberi kerja, dari dalam negeri lainnya, yang dikenakan PPh final dan/atau bersifat final. 3. Formulir 1770 SS, SPT Tahununan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi Sangat Sederhana bagi Wajib Pajak yang mempunyai penghasilan hanya dari satu pemberi kerja dengan jumlah penghsilan bruto dari pekerjaan tidak lebih dari Rp ,00 (enam puluh juta rupiah) setahun dan tidak mempunyai penghasilan lain kecuali penghasilan bunga bank dan/atau bunga koperasi. Dalam hal wajib pajak menyampaikan SPT Tahunan pajak penghasilan dengan menggunakan formulir SS maka formulir 1721-A1 dan/atau formulir 1721-A2 merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari SPT Tahunan wajib pajak orang pribadi sangat sederhana (Formulir 1770 SS). Formulir SPT Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan adalah formulir 1771, SPT Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan dan formulir 1171/$, SPT Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan bagi Wajib Pajak yang diizinkan menyelenggarakan pembukuan dalam mata uang Dollar Amerika Serikat.

23 Tata Cara Pengisian Dan Penyampaian SPT Berdasar ketentuan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009, hal-hal yang perlu diperhatikan oleh Wajib Pajak adalah sebagai berikut: 1. Setiap Wajib Pajak wajib mengisi dan menyampaikan SPT Tahunan dengan benar, lengkap, dan jelas serta menandatanganinya. 2. SPT Tahunan ditandatangani oleh Wajib Pajak Orang Pribadi atau orang yang diberi kuasa menandatangani, sepanjang dilampiri dengan surat kuasa khusus. 3. SPT Tahunan dianggap tidak disampaikan apabila tidak ditandatangani atau tidak sepenuhnya dilampiri keterangan dan/atau dokumen sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 181/PMK.03/2007 tentang Bentuk dan Isi Surat Pemberitahuan, serta Tata Cara Pengambilan, Pengisian dan Penandatanganan dan Penyampaian Surat Pemberitahuan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 152/PMK.03/2009 dan Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP- 214/PJ./2001 tentang Keterangan dan/atau Dokumen Yang harus Dilampirkan dalam Surat Pemberitahuan. 4. Wajib Pajak harus mengambil sendiri formulir SPT Tahunan ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP)/Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP) atau dengan cara mengunduh (download) melalui website dan menyampaikannya paling lambat 3 (tiga) bulan setelah Tahun Pajak berakhir

24 11 5. Penyampaian SPT Tahunan dapat dilakukan secara langsung di Kantor Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar atau dikukuhkan atau tempat lain yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pajak meliputi Pojok Pajak, Mobil Pajak dan Tempat Khusus Penerimaan Surat Pemberitahuan Tahunan (Drop Box) atau dapat dikirimkan melalui pos dengan tanda bukti penerimaan surat atau dengan cara lain sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 181/PMK.03/2007 tentang Bentuk dan Isi Surat Pemberitahuan, serta Tata Cara Pengambilan, Pengisian dan Penandatanganan dan Penyampaian Surat Pemberitahuan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 152/PMK.03/ Kekurangan pembayaran pajak yang terutang berdasarkan SPT Tahunan harus dibayar lunas sebelum SPT Tahunan disampaikan. Apabila pembayaran dilakukan setelah tanggal jatuh tempo pembayaran atau penyetoran pajak, dikenai sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua persen) perbulan yang dihitung dari tanggal jatuh tempo pembayaran sampai dengan tanggal pembayaran dan bagian dari bulan dihitung penuh 1 (satu) bulan. 7. Wajib Pajak wajib membayar atau menyetor pajak yang terutang ke Kas Negara melalui Kantor Pos atau bank yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan untuk menerima pembayaran pajak (Bank Persepsi). 8. Direktur Jenderal Pajak atas permohonan Wajib Pajak dapat memberikan persetujuan untuk mengangsur atau menunda pembayaran pajak termasuk kekurangan pembayaran pajak yang terutang berdasarkan SPT Tahunan (PPh Pasal 29), paling lama 12 (dua belas) bulan. Berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-38/PJ/2008 tentang Tata Cara Pemberian

25 12 Angsuran atau Penundaan Pembayaran pajak, permohonan harus diajukan secara tertulis kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar paling lama 9 (sembilan) hari kerja sebelum jatuh tempo pembayaran, dengan menggunakan formulir tertentu sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran I Peraturan Direktur Jenderal Pajak tersebut. 9. Wajib Pajak dapat memperpanjang jangka waktu penyampaian SPT Tahunan paling lama 2 (dua) bulan. Pemberitahuan harus disertai penghitungan sementara pajak terutang dalam 1 (satu) Tahun Pajak dan Surat Setoran Pajak sebagai bukti pelunasan kekurangan pembayaran pajak yang terutang. 10. Apabila SPT Tahunan tidak disampaikan dalam jangka waktu yang ditetapkan atau dalam batas waktu perpanjangan penyampaian SPT Tahunan Wajib Pajak, dikenai sanksi administrasi berupa denda sebesar Rp ,00 (seratus ribu rupiah) untuk SPT Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Pribadi dan sanksi administrasi berupa denda sebesar Rp ,00 (satu juta rupiah) untuk SPT Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan. 11. Pembukuan dengan menggunakan bahasa Inggris dan mata uang Dollar Amerika Serikat dapat diselenggarakan oleh Wajib Pajak setelah mendapat izin Menteri Keuangan. Wajib Pajak yang diizinkan untuk menyelenggarakan pembukuan dengan menggunakan bahasa Inggris dan mata uang Dollar Amerika Serikat wajib menyampaikan SPT Tahunan PPh Badan beserta lampirannya dalam bahasa Indonesia (kecuali lampiran berupa laporan keuangan) dan dalam mata uang Dollar Amerika Serikat. Persetujuan ini diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 196/PMK.03/2007.

26 Setiap orang yang karena kealpaannya atau dengan sengaja tidak menyampaikan SPT Tahunan atau menyampaikan SPT Tahunan tetapi isinya tidak benar atau tidak lengkap, atau melampirkan keterangan yang isinya tidak benar, sehingga dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara, dapat dikenai sanksi administrasi dan/atau sanksi pidana sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. 2.5 Cara Penyampaian SPT Tahunan Berdasar PER-48/PJ/2011 Pasal 3, Wajib Pajak dapat menyampaikan SPT Tahunan dengan cara: 1. Langsung 2. Melalui pos dengan bukti pengiriman surat ke KPP tempat Wajib Pajak terdaftar; 3. Melalui perusahaan jasa ekspedisi atau jasa kurir dengan bukti pengiriman surat ke KPP tempat Wajib Pajak terdaftar; 4. e-filling melalui website DJP ( atau penyedia jasa aplikasi/ application service provider (ASP). Penyampaian SPT Tahunan secara langsung dapat dilakukan di TPT atau Pojok Pajak, Mobil Pajak atau Drop Box dimana saja. Penyampaian SPT Tahunan secara langsung harus disampaikan di TPT KPP tempat Wajib Pajak terdaftar dalam hal: 1. SPT Tahunan Lebih Bayar; 2. SPT Tahunan Pembetulan; 3. SPT Tahunan yang telah disampaikan setelah batas waktu penyampaian SPT.

27 14 Penyampaian SPT Tahunan secara langsung disampaikan dalam amplop tertutup yang telah dilekati lembar informasi amplop SPT Tahunan yang berisi data sebagai berikut: 1. Nama Wajib Pajak; 2. Nomor pokok Wajib Pajak; 3. Tahun pajak; 4. Status SPT (Nihil/Kurang Bayar/Lebih Bayar); 5. Jenis SPT (SPT Tahunan/SPT Tahunan Pembetulan Ke- ); 6. Perubahan data (Ada/Tidak Ada); 7. Nomor Telepon; 8. Pernyataan; 9. Tanda tangan Wajib Pajak. Dalam hal Wajib Pajak mengalami perubahan data, Wajib Pajak harus menempelkan lembar perubahan data Wajib Pajak pada amplop SPT Tahunan. 2.6 Batas Waktu Penyampaian SPT Tahunan Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 181/PMK.03/2007 tentang Bentuk dan Isi Surat Pemberitahuan, serta tata cara pengambilan pengisian, penandatanganan, dan penyampaian surat pemberitahuan sebagaimana telah diubah menjadi Peraturan Menteri Keuangan Nomor 152/PMK.03/2009, batas waktu penyampaian SPT Tahunan adalah: 1. Untuk SPT Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi, paling lama 3 (tiga) bulan setelah akhir tahun pajak; atau

28 15 2. Untuk SPT Tahuna Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan, paling lama 4 (empat) bulan setelah akhir tahun pajak. 2.7 Perpanjangan Jangka Waktu Penyampaian SPT Tahunan Sekalipun batas waktu penyampaian SPT di atas telah ditetapkan, tetapi Wajib Pajak dapat memperpanjang jangka waktu penyampaian SPT Tahunan dengan menyampaikan pemberitahuan perpanjangan SPT Tahunan yang wajib ditandatangani oleh wajib pajak atau kuasanya dengan dilampiri surat kuasa khusus. Batas waktu Wajib Pajak menyampaikan SPT Tahunan paling lama 3 (tiga) bulan setelah akhir tahun pajak bagi SPT PPh Wajib Pajak Orang Pribadi dan 4 (empat) bulan setelah akhir tahun pajak bagi SPT PPh Wajib Pajak Badan. (Waluyo, 2011). 2.8 Penyampaian SPT Bagi Wajib Pajak yang Menyelanggarakan Pembukuan dengan Bahasa Inggris dan Mata Uang Dolar. Terdapat Wajib Pajak yang memang diizinkan untuk menyelanggarakan pembukuan dengan menggunakan bahasa inggris satuan mata uang dolar Amerika Serikat. Wajib Pajak tersebut wajib menyampaikan SPT Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan beserta lampirannya dalam bahasa Indonesia kecuali lampiran berupa laporan keuangan dan menggunakan satuan mata uang dolar Amerika Serikat. Apabila terdapat bukti pembayaran atau pemotongan/pemungutan PPh Pasal 22 dan PPh Pasal 23 dengan menggunakan satuan mata uang rupiah yang akan dikreditkan dalam SPT Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan, harus dikonversi ke dalam satuan mata uang

29 16 dolar Amerika Serikat dengan menggunakan kurs yang ditetapkan dalam keputusan menteri keuangan yang berlaku pada tanggal pembayaran atau pemotongan/pemungutan pajak tersebut. 2.9 Penerimaan dan Pengolahan SPT Tahunan Ketentuan dalam Peraturan Jenderal Pajak Nomor PER-48/PJ/2011 tentang tata cara penerimaan dan pengolahan SPT Tahunan adalah sebagai berikut: 1. Wajib Pajak menyampaikan SPT Tahunan/e-SPT Tahunan ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) dengan cara memasukkan SPT ke dalam amplop tertutup yang telah dilekati lembar informasi amplop SPT Tahunan yang berisi data Nama Wajib Pajak, NPWP, Tahun Pajak, Status SPT (Nihil/Kurang Bayar/Lebih Bayar), Jenis SPT (SPT Tahunan/SPT Tahunan Pembetulan Ke-...), Perubahan Data (Ada/Tidak Ada), Nomor Telepon, Pernyataan dan Tanda Tangan Wajib Pajak kemudian menyerahkannya kepada Petugas Penerima SPT di Tempat Pelayanan Terpadu (TPT) atau Pojok Pajak/ Mobil Pajak/Drop Box. 2. Petugas Penerima SPT menerima amplop tertutup yang berisi SPT Tahunan/e-SPT Tahunan dari Wajib Pajak, termasuk dari Wajib Pajak yang tidak terdaftar di wilayah kerja KPP di mana TPT/Pojok Pajak/Mobil Pajak/Drop Box tersebut berada, dan langsung memberikan Tanda Terima SPT kepada Wajib Pajak tanpa didahului penelitian atas kelengkapan SPT, kecuali atas SPT Tahunan lebih bayar, SPT Tahunan pembetulan dan/atau SPT Tahunan yang disampaikan setelah batas waktu penyampaian SPT.

30 17 3. Dalam hal KPP menerima SPT Tahunan yang disampaikan oleh Wajib Pajak yang tidak terdaftar pada KPP di wilayah kerjanya, KPP mengirimkan SPT Tahunan tersebut kepada KPP tempat Wajib Pajak terdaftar paling lambat dalam jangka waktu 10 (sepuluh) hari sejak SPT diterima. 4. Terhadap SPT Tahunan yang disampaikan di KP2KP maka KP2KP harus mengirimkan SPT Tahunan ke Kantor Pelayanan Pajak atasannya paling lambat dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari sejak SPT diterima. 5. Dalam hal Kantor Pelayanan Pajak atasan KP2KP menerima SPT Tahunan yang disampaikan oleh Wajib Pajak yang tidak terdaftar pada Kantor Pelayanan Pajak di wilayah kerjanya, Kantor Pelayanan Pajak wajib mengirimkan SPT Tahunan sebagaimana dimaksud pada angka 4 ke Kantor Pelayanan Pajak Tempat Wajib Pajak Terdaftar paling lambat dalam jangka waktu 10 (sepuluh) hari sejak SPT diterima dari KP2KP. 6. Terhadap SPT Tahunan Lebih Bayar, KPP harus melakukan penelitian dalam jangka waktu paling lama 18 (delapan belas) hari sejak SPT Tahunan diterima. 7. Terhadap SPT Tahunan selain pada angka 6, Kantor Pelayanan Pajak harus melakukan penelitian dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) bulan sejak SPT Tahunan diterima. 8. Apabila berdasarkan hasil penelitian, SPT Tahunan/e-SPT Tahunan dinyatakan tidak lengkap sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, Kantor Pelayanan Pajak mengirimkan Surat Permintaan Kelengkapan SPT Tahunan beserta Formulir Surat Jawaban atas Permintaan Kelengkapan SPT Tahunan kepada Wajib Pajak.

31 18 9. Apabila berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa isi amplop SPT bukan merupakan SPT Tahunan maka Kantor Pelayanan Pajak mengirimkan Surat Pembatalan Tanda Terima SPT Tahunan kepada Wajib Pajak. 10. Apabila berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa Wajib Pajak salah mengisi Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) pada lembar informasi amplop SPT Tahunan maka Kantor Pelayanan Pajak mengirimkan Surat Pembetulan Tanda Terima SPT Tahunan kepada Wajib Pajak. 11. Atas permintaan kelengkapan SPT Tahunan sebagaimana dimaksud pada angka 8, Wajib Pajak wajib menyampaikan kelengkapan SPT Tahunan paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal diterimanya Surat Permintaan Kelengkapan SPT Tahunan ke Kantor Pelayanan Pajak Tempat Wajib Pajak terdaftar dan menyerahkannya kepada Petugas TPT. 12. Dalam hal Surat Permintaan Kelengkapan SPT Tahunan/e-SPT Tahunan telah dikirimkan sesuai dengan alamat Wajib Pajak namun tidak sampai kepada Wajib Pajak maka jangka waktu bagi Wajib Pajak untuk menyampaikan kelengkapan SPT Tahunan/e-SPT Tahunan adalah paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal diterimanya kembali Surat Permintaan Kelengkapan SPT Tahunan/e-SPT Tahunan dari pos atau perusahaan jasa ekspedisi atau jasa kurir oleh Kantor Pelayanan Pajak. 13. Petugas TPT menerima dan meneliti kelengkapan SPT Tahunan dari Wajib Pajak kemudian mencetak Bukti Penerimaan Surat (BPS) dan menyerahkannya kepada Wajib Pajak.

32 Apabila sampai batas waktu 30 (tiga puluh) hari sejak: a. tanggal diterimanya Surat Permintaan Kelengkapan SPT Tahunan/e-SPT Tahunan oleh Wajib Pajak; atau b. tanggal diterimanya kembali Surat Permintaan Kelengkapan SPT Tahunan/e-SPT Tahunan dari pos atau perusahaan jasa ekspedisi atau jasa kurir oleh Kantor Pelayanan Pajak (dalam hal surat Surat Permintaan Kelengkapan SPT Tahunan/e-SPT Tahunan tidak sampai kepada Wajib Pajak) telah terlampaui dan Wajib Pajak belum menyampaikan kelengkapan SPT, maka SPT dianggap tidak disampaikan dan kepada Wajib Pajak dikirimkan Surat Pemberitahuan SPT Dianggap Tidak Disampaikan. 15. Terhadap SPT yang telah dilakukan penelitian dan dinyatakan lengkap, dilakukan perekaman SPT Lengkap pada menu penerimaan SPT dan dilanjutkan dengan perekaman detil SPT pada aplikasi Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak. 16. Apabila berdasarkan perekaman SPT Lengkap sebagaimana dimaksud pada angka (15) diketahui bahwa Wajib Pajak menyampaikan SPT Tahunan lebih dari satu kali maka Kantor Pelayanan Pajak mengirimkan Surat Pembatalan Tanda Terima SPT Tahunan kepada Wajib Pajak. 17. Jangka waktu perekaman SPT ditetapkan paling lambat 1 (satu) bulan sejak SPT Lebih Bayar (LB) diterima lengkap atau 3 (tiga) bulan sejak SPT Kurang Bayar (KB)/Nihil (N) diterima lengkap.

33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Metodologi Penelitian Objek Penelitian Objek Penelitian dalam penelitian ini adalah Prosedur Pengelolaan SPT Tahunan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Batam Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang dilakukan penulis adalah sebagai berikut: a. Wawancara Wawancara digunakan untuk Penulis melakukan wawancara yang berkaitan dengan pengelolaan SPT Tahunan yang digunakan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Batam, yaitu wawancara dilakukan dengan pihak-pihak terkait yang dapat memberikan informasi yang menunjang dalam pelaksanaan penelitian ini, dalam hal ini adalah pada seksi pelayanan dan PDI. b. Dokumentasi Penulis mengumpulkan data berupa dokumen yang diperlukan dalam prosedur pengelolaan SPT Tahunan seperti SPT tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi dan Badan c. Observasi Penulis melakukan kegiatan penelitian langsung mengenai prosedur pengelolaan SPT Tahunan. 20

34 Metode Analisis Data Analisis data yang penulis gunakan adalah metode analisis deskriptif. Metode analisis deskriptif adalah penelitian yang menggambarkan keadaan variabelvariabel yang meliputi pengumpulan data untuk menguji hipotesis atau untuk menjawab pertanyaan yang berhubungan yang sedang diuji (Indriantoro & Bambang; 2009). Penelitian ini menggambarkan prosedur pengelolaan SPT Tahunan di Kantor Pelayanan Pajak 3.2 Gambaran Umum Perusahaan Sejarah perusahaan Organiasasi Direktorat Jenderal Pajak pada mulanya merupakan perpaduan dari beberapa unit organisasi yaitu: a. Jawatan pajak yang bertugas melaksanakan pemungutan pajak berdasarkan perundang-undangan dan melakukan tugas pemeriksaan kas bendaharawan pemerintah. b. Jawatan lelang yang bertugas melakukan pelelangan terhadap barang-barang sitaan guna pelunasan piutang pajak negara. c. Jawatan akuntan pajak yang bertugas membantu jawatan pajak untuk melaksanakan pemeriksaan pajak terhadap pembukuan wajib pajak badan dan; d. Jawatan Pajak Hasil Bumi (Direktorat Iuran Pembangunan Daerah pada Ditjen Moneter) yang bertugas melakukan pungutan pajak hasil bumi dan pajak atas tanah yang pada tahun 1963 dirubah menjadi Direktorat Pajak Hasil Bumi dan kemudian pada tahun 1965 berubah lagi menjadi Direktorat Iuran Pembangunan Daerah (IPEDA). Dengan keputusan Presiden RI No. 12

35 22 tahun 1976 tanggal 27 Maret 1976, Direktorat Ipeda diserahkan dari Direktorat Jenderal Moneter kepada Direktorat Jenderal Pajak. Pada tanggal 27 Desember 1985 melalui Undang-undang RI No. 12 tahun 1985 Direktorat IPEDA berganti nama menjadi Direktorat Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). Demikian juga unit kantor di daerah yang semula bernama Inspeksi Ipeda diganti menjadi Inspeksi Pajak Bumi dan Bangunan, dan Kantor Dinas Luar Ipeda diganti menjadi Kantor Dinas Luar PBB Visi dan Misi Perusahaan Visi: Menjadi institusi pemerintah yang menyelenggarakan sistem administrasi perpajakan modern yang efektif, efisien dan dapat dipercaya masyarakat dengan integritas dan profesionalisme yang tinggi. Misi: Menghimpun penerimaan pajak negara berdasarkan undang-undang perpajakan yang mampu mewujudkan kemandirian pembiayaan anggaran pendapatan dan belanja negara melalui sistem administrasi perpajakan yang efektif dan efisien Struktur Organisasi Perusahaan (Gambar struktur organisasi dan deskripsi pekerjaan) Struktur organisasi

36 Gambar 3.1 Struktur Organisasi 23

37 Deskripsi Pekerjaan a. Sub Bagian Umum: Melaksanakan tugas pelayanan kesekretariatan dengan cara mengatur kegiatan tata usaha dan kepegawaian, keuangan, rumah tangga serta perlengkapan untuk menunjang kelancaran tugas Kantor Pelayanan Pajak. b. Seksi Pengolahan Data Dan Informasi: Melaksanakan pengumpulan, pengolahan data, penyajian informasi perpajakan, perekaman dokumen perpajakan, pelayanan dukungan teknis computer, pemantauan aplikasi e-spt dan e-filing serta penyiapan laporan kinerja. c. Seksi Pelayanan: Melaksanakan penetapan dan penerbitan produk hukum perpajakan, pengadministasian dokumen dan berkas perpajakan, penerimaan dan pengolahan surat pemberitahuan, serta penerimaan surat lainnya, penyuluhan perpajakan, pelaksanaan registrasi Wajib Pajak, dan kerjasama perpajakan sesuai ketentuan yang berlaku. d. Seksi Penagihan: Melaksanakan urusan penatausahaan piutang pajak, penundaan dan angsuran tunggakan pajak, panagihan aktif, usulan pengahpusan piutang pajak, serta penyimpanan dokumen-dokumen penagihan sesuai ketentuan yang berlaku. e. Seksi Pemeriksaan: Melaksanakan penyusunan rencana pemeriksaaan, pengawasan pelaksanaan aturan pemeriksaan, penerbitan dan penyaluran Surat Perintah Pemeriksaan Pajak serta administrasi pemeriksaan perpajakan lainnya

38 25 f. Seksi Ekstensifikasi Perpajakan: Melaksanakan pengamatan potensi perpajakan, pencarian data dari pihak ketiga, pendataan objek subjek pajak, penilaian objek pajak dalam rangka ekstensifikasi perpajkaan sesuai ketentuan yang berlaku. g. Seksi Pengawasan dan Konsultasi I, II, III, dan IV: Melaksanakan pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak, bimbingan atau himbauan kepada Wajib Pajak dan konsultasi teknis perpajakan, penyusunan profil Wajib Pajak, analisis kinerja Wajib Pajak, rekonsiliasi data Wajib Pajak dalam rangka melakukan intensifikasi dan melakukan evaluasi hasil banding berdasarkan ketentuan yang berlaku untuk meningkatkan pemahaman dan kepatuhan Wajib Pajak.

39 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Prosedur Pengelolaan SPT Tahunan Prosedur Penerimaan dan Pengelolaan SPT Tahunan Prosedur penerimaan dan pengolahan SPT Tahunan adalah sebagai berikut: 1. Wajib Pajak menyerahkan langsung SPT Tahunan dalam amplop pada TPT/Pojok Pajak/Mobil Pajak/Drop Box. 2. SPT diterima oleh Petugas Penerima SPT pada TPT/Pojok Pajak/Mobil Pajak/Drop Box, kemudian petugas menuliskan NPWP Wajib Pajak pada lembar untuk Wajib Pajak, memberi stempel KPP, tanggal penerimaan, nama, NIP, dan tanda tangan pada Tanda Terima SPT 3. Kemudian memisahkan SPT Tahunan Wajib Pajak yang terdaftar pada KPP sendiri dengan Wajib Pajak yang terdaftar pada KPP lain, serta per status SPT (KB, N, LB) dan per jenis Wajib Pajak (Orang Pribadi dan Badan). 4. Dalam hal Wajib Pajak menyampaikan SPT Tahunan melalui pos/jasa ekspedisi/jasa kurir yang diterima oleh Bagian Pelaksana Sub Bagian Umum, maka Bagian Pelaksana Sub Bagian Umum merekam tanggal diterimanya SPT Tahunan tersebut, kemudian menyerahkan SPT Tahunan ke petugas penerima SPT untuk menempelkan Tanda Terima SPT pada amplop SPT. 5. Selanjutnya terhadap SPT yang diterima pada TPT/Pojok Pajak/Mobil Pajak/Drop Box maupun melalui pos/jasa ekspedisi/jasa kurir, petugas penerima SPT membuat Berita Acara Serah Terima Berkas Penerimaan SPT yang akan diteruskan ke Petugas TPT. 6. Kemudian Petugas TPT menerima dan meneliti SPT dan Berita Acara Serah Terima SPT Tahunan, mencocokkan dan mengelompokkan SPT Tahunan 26

40 27 (termasuk SPT yang diterima dari KPP lain) berdasarkan tempat Wajib Pajak terdaftar. 7. Selanjutnya Berita Acara Serah Terima SPT Tahunan diteruskannya ke Kepala Seksi (Kasi) Pelayanan untuk ditandatangani, kemudian Berita Acara Serah Terima SPT Tahunan diteruskan ke Pelaksana Seksi Pelayanan Satu untuk diberi nomor dan direkam ke dalam aplikasi drop box. 8. Jika NPWP pada amplop SPT valid, maka Petugas TPT merekam Tanda Terima dan lembar informasi amplop SPT Tahunan ke dalam aplikasi drop box. 9. Jika NPWP pada amplop SPT tidak valid, sehingga tidak dapat direkam pada aplikasi drop box maka SPT tersebut ditelusuri dengan cara: a. Petugas TPT membuka amplop SPT dan melakukan penelusuran NPWP berdasarkan SPT Tahunan dan lampiran-lampirannya. b. Jika berdasarkan penelusuran tersebut ditemukan NPWP yang valid maka dilakukan perekaman Tanda Terima SPT Tahunan pada aplikasi drop box dengan menggunakan NPWP yang valid. c. Jika berdasarkan penelusuran tersebut tidak ditemukan NPWP yang valid maka dilakukan perekaman pada Menu Perekaman Tanda Terima SPT Tahunan dengan NPWP tidak valid pada aplikasi drop box, kemudian SPT Tahunan dengan NPWP tidak valid tersebut disimpan di Seksi Pelayanan. Data SPT Tahunan dengan NPWP tidak valid akan ditampilkan dalam Monitoring SPT Tahunan dengan NPWP tidak valid sehingga KPP-KPP yang lain dapat melihat data tersebut dan dapat menelusurinya.

41 Kemudian dari hasil pengelompokkan SPT Tahunan pada angka 6 di atas, terhadap SPT Tahunan yang tidak terdaftar di KPP sendiri, maka: a. Petugas TPT menandai Daftar Nominatif Pengiriman SPT Tahunan ke KPP lain kemudian meneruskan Daftar Nominatif Pengiriman SPT beserta SPT-nya kepada Pelaksana Seksi Pelayanan Satu. b. Selanjutnya Pelaksana Seksi Pelayanan Satu menerima Daftar Nominatif Pengiriman SPT beserta SPT-nya kemudian mencetak Surat Pengiriman SPT Tahunan. c. Meneruskan Daftar Nominatif Pengiriman SPT dan Surat Pengiriman Berkas SPT kepada Kasi pelayanan untuk diparaf, kemudian diteruskan kepada Kepala KPP untuk disetujui dan ditandatangani. d. Kemudian Pelaksana Seksi Pelayanan Satu menerima Surat Pengiriman Berkas SPT dan Daftar Nominatif yang telah ditandatangani oleh Kepala KPP selanjutnya menyerahkan SPT Tahunan, Surat Pengiriman dan Daftar Nominatif Pengiriman SPT Tahunan ke Sub Bagian Umum. Selanjutnya Pelaksana Sub Bagian Umum mengirim Surat Pengiriman dan Daftar Nominatif Pengiriman SPT Tahunan dan SPT Tahunan ke KPP lain melalui pos/perusahaan jasa ekspedisi/jasa kurir dan merekam nomor dan tanggal resi pengiriman dokumen tersebut. 11. Dari hasil pengelompokkan SPT Tahunan pada angka 6 di atas, terhadap SPT Tahunan yang terdaftar di KPP sendiri, maka: a. Petugas TPT mencetak Daftar Nominatif Pengiriman SPT Wajib Pajak Sendiri kemudian menyerahkan Daftar Nominatif tersebut beserta SPTnya kepada Pelaksana Seksi Pelayanan Dua.

42 29 b. Kemudian Pelaksana Seksi Pelayanan Dua melakukan penelitian kelengkapan SPT. 12. Dari hasil penelitian kelengkapan SPT pada angka 11 huruf b diatas, a. Jika SPT dinyatakan lengkap, Pelaksana Seksi Pelayanan Dua mencetak Daftar Nominatif SPT lengkap kemudian meneruskannya ke Pelaksana Seksi Pelayanan Satu. b. Jika SPT Tahunan dinyatakan tidak lengkap, Pelaksana Seksi Pelayanan Dua membuat Lembar Penelitian Ketidaklengkapan SPT Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi dan Badan dan mencetak daftar nominatif SPT Tidak Lengkap kemudian Daftar Nominatif SPT Tidak Lengkap tersebut disatukan dengan masing-masing SPT yang tidak lengkap dan meneruskannya kepada Account Representative. c. Jika pada saat penelitian SPT diketahui bahwa Wajib Pajak salah mengisikan NPWP pada lembar informasi amplop SPT Tahunan, dimana 3 (tiga) digit kode KPP pada NPWP yang salah dan 3 (tiga) digit kode KPP pada NPWP yang benar adalah berbeda, maka Pelaksana Seksi Pelayanan Dua melakukan update data NPWP, kemudian meneruskan SPT Tahunan ke Petugas TPT untuk dikirim ke Tempat Wajib Pajak Terdaftar. d. Jika pada saat penelitian SPT diketahui Wajib Pajak salah mengisikan NPWP pada lembar informasi amplop SPT Tahunan, dimana 3 (tiga) digit kode KPP pada NPWP yang salah dan 3 (tiga) digit kode KPP pada NPWP yang sebenarnya adalah sama, maka Pelaksana Seksi Pelayanan Dua mencetak Surat Pembetulan Tanda Terima SPT Tahunan, kemudian

43 30 Surat Pembetulan Tanda Terima SPT Tahunan diteruskan ke Kasi Pelayanan untuk diteliti dan diparaf selanjutnya diteruskan ke Kepala KPP untuk disetujui dan ditanda tangani dan diserahkan ke Sub Bagian Umum untuk dikirim ke Wajib Pajak. Selanjutnya Pelaksana Sub Bagian Umum mengirim Surat Pembetulan Tanda Terima SPT Tahunan melalui pos/perusahaan jasa ekspedisi/jasa kurir dan merekam nomor dan tanggal resi pengiriman dokumen tersebut. e. Jika pada saat penelitian SPT diketahui bahwa Wajib Pajak salah mengisikan data pada lembar informasi amplop SPT Tahunan selain data NPWP, maka Pelaksana Seksi Pelayanan Dua melakukan update data sesuai dengan data pada SPT Tahunan kemudian melakukan penelitian sebagaimana dimaksud angka 11 huruf b. f. Jika isi amplop SPT bukan merupakan SPT Tahunan maka Pelaksana Seksi Pelayanan Dua mencetak Surat Pembatalan Tanda Terima SPT Tahunan kemudian meneruskannya ke Kasi pelayanan untuk diteliti dan diparaf selanjutnya meneruskannya kepada kepala KPP untuk disetujui dan ditandatangani kemudian menyerahkan surat tersebut ke Sub Bagian Umum untuk dikirim ke Wajib Pajak. Selanjutnya Pelaksana Sub Bagian Umum mengirim Surat Pembatalan Tanda Terima SPT Tahunan melalui pos/perusahaan jasa ekspedisi/jasa kurir dan merekam nomor dan tanggal resi pengiriman dokumen tersebut.

44 Terhadap SPT yang dinyatakan lengkap sebagaimana angka 12 huruf a, maka: a. Petugas Seksi Pelayanan Satu menerima Daftar Nominatif SPT Tahunan dan SPT Tahunan yang dinyatakan lengkap Dari Petugas Seksi Pelayanan Dua. b. Dari daftar tersebut jika diketahui SPT disampaikan tidak lebih dari satu kali maka Pelaksana Seksi Pelayanan Satu merekam penerimaan SPT Tahunan kemudian mencetak Register Harian Penerimaan SPT Tahunan Orang Pribadi dan Badan selanjutnya meneruskan SPT Tahunan ke Seksi PDI untuk dilakukan perekaman detil SPT. c. Jika Wajib Pajak menyampaikan SPT Tahunan lebih dari satu kali (bukan merupakan SPT Tahunan pembetulan atas SPT Tahunan yang telah disampaikan sebelumnya), maka Pelaksana Seksi Pelayanan Satu mengirimkan SPT Tahunan tersebut ke Account Representative untuk ditindaklanjuti. 14. Terhadap SPT yang dinyatakan tidak lengkap sebagaimana angka 12 huruf b, maka Account Representative: a. Menandai ketidaklengkapan SPT dan mencetak Surat Permintaan Kelengkapan SPT Tahunan PPh Orang Pribadi (1770/1770 S/1770 SS), SPT PPh Badan (1171/1771 $) untuk selanjutnya diteruskan ke Kasi Pengawasan dan Konsultasi (Waskon) untuk diteliti dan diparaf dan selanjutnya meneruskan kepada Kepala KPP untuk disetujui dan ditandatangani.

45 32 b. Menerima Surat Permintaan Kelengkapan SPT Tahunan yang telah ditandatangani oleh kepala KPP kemudian meneruskannya ke Sub Bagian Umum untuk dikirimkan ke Wajib Pajak. Kemudian Pelaksana Sub Bagian Umum mengirimkan Surat Permintaan Kelengkapan SPT melalui pos/jasa ekspedisi/jasa kurir dan merekam nomor dan resi pengiriman Surat Permintaan Kelengkapan SPT tersebut. c. Memonitor pengiriman Surat Permintaan Kelengkapan SPT melalui fasilitas pelacakan kiriman dari pos/perusahaan jasa ekspedisi/jasa kurir. d. Merekam tanggal diterimanya Surat Permintaan Kelengkapan SPT oleh Wajib Pajak pada aplikasi drop box. e. Kemudian Account Representative mengawasi dalam hal Surat Permintaan Kelengkapan SPT yang tidak dipenuhi dalam batas waktu 30 (tiga puluh) hari maka Account Representative mencetak Surat Pemberitahuan SPT Dianggap Tidak Disampaikan selanjutnya meneruskannya ke Kasi Waskon untuk diteliti dan diparaf dan selanjutnya diteruskan kepada kepala KPP untuk disetujui dan ditandatangani dan menyerahkannya ke Pelaksana Sub Bagian Umum untuk dikirim kepada Wajib Pajak. Selanjutnya Surat Pemberitahuan SPT Dianggap Tidak Disampaikan dikirim melalui pos/perusahaan jasa ekspedisi/jasa kurir kemudian Pelaksana Sub Bagian Umum merekam nomor dan tanggal resi pengiriman surat tersebut.

46 Dalam hal Wajib Pajak menerima Surat Permintaan Kelengkapan SPT Tahunan kemudian menyerahkan kelengkapan SPT ke Petugas TPT. Kemudian Petugas TPT menerima dan meneliti kelengkapan SPT dari Wajib Pajak kemudian mencetak Bukti Penerimaan Surat (BPS)/ Lembar Pengawasan Arus Dokumen (LPAD), dimana BPS diserahkan ke Wajib Pajak. Selanjutnya kelengkapan SPT diserahkan ke Account Representative. 16. Kemudian Account Representative menyatukan kelengkapan SPT dengan SPT. Jika SPT lengkap diserahkan ke Pelaksana Seksi Pelayanan Satu kemudian melakukan langkah sebagaimana angka 13. Jika SPT tidak lengkap maka Account Representative melakukan klarifikasi ke Wajib Pajak kemudian mencetak Surat Pembatalan Tanda Terima SPT untuk selanjutnya diteliti dan diserahkan ke Kasi Waskon, kemudian menyerahkannya kepada Kepala KPP untuk disetujui dan ditandatangani kemudian diserahkan ke Sub Bagian Umum. Selanjutnya Surat Pembatalan Tanda Terima dikirim melalui pos/perusahaan jasa ekspedisi/jasa kurir kemudian Pelaksana Sub Bagian Umum merekam nomor dan tanggal resi pengiriman surat tersebut. 17. Dalam hal Surat Permintaan yang tidak sampai ke Wajib Pajak yang diterima oleh Pelaksana Sub Bagian Umum dari pos/jasa ekspedisi/jasa kurir, maka Pelaksana Sub Bagian Umum kemudian merekam tanggal diterimanya Surat Permintaan yang tidak sampai ke Wajib Pajak tersebut ke dalam aplikasi drop box kemudian Surat Permintaan Kelengkapan SPT yang tidak sampai ke Wajib Pajak ke diserahkan kembali ke Account Representative. 18. Dalam hal SPT yang dianggap tidak disampaikan yang berada di Account Representative maka Account Representative mencetak Daftar Nominatif SPT

SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : SE - 103/PJ/2011 TENTANG PETUNJUK TEKNIS TATA CARA PENERIMAAN DAN PENGOLAHAN SURAT PEMBERITAHUAN TAHUNAN

SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : SE - 103/PJ/2011 TENTANG PETUNJUK TEKNIS TATA CARA PENERIMAAN DAN PENGOLAHAN SURAT PEMBERITAHUAN TAHUNAN SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : SE - 103/PJ/2011 TENTANG PETUNJUK TEKNIS TATA CARA PENERIMAAN DAN PENGOLAHAN SURAT PEMBERITAHUAN TAHUNAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK, Sehubungan dengan pelaksanaan

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE-103/PJ/2011 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE-103/PJ/2011 TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE-103/PJ/2011 TENTANG PETUNJUK TEKNIS TATA CARA PENERIMAAN DAN PENGOLAHAN SURAT PEMBERITAHUAN

Lebih terperinci

SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : SE - 68/PJ/2009 TENTANG TARGET RASIO PENYAMPAIAN SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN PADA TAHUN 2009

SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : SE - 68/PJ/2009 TENTANG TARGET RASIO PENYAMPAIAN SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN PADA TAHUN 2009 L1 13 Juli 2009 SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : SE - 68/PJ/2009 TENTANG TARGET RASIO PENYAMPAIAN SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN PADA TAHUN 2009 DIREKTUR JENDERAL PAJAK, Sebagaimana diketahui

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENGUMPULAN DATA. III.1.1 Sejarah Singkat KPP Pratama Jakarta Duren Sawit

BAB III OBJEK DAN METODE PENGUMPULAN DATA. III.1.1 Sejarah Singkat KPP Pratama Jakarta Duren Sawit BAB III OBJEK DAN METODE PENGUMPULAN DATA III.1 Objek Penelitian III.1.1 Sejarah Singkat KPP Pratama Jakarta Duren Sawit Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Jakarta Duren Sawit yang dibentuk sebagai bagian

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK PENELITIAN

BAB 3 OBJEK PENELITIAN BAB 3 OBJEK PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian 3.1.1. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Jakarta Pratama Kemayoran Kantor Pelayanan Pajak Jakarta Pratama Kemayoran mulai berdiri sejak tahun 1994 dengan

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Yth. 1. Para Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak; 2. Kepala Pusat Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan; 3. KepalaXantor Pengolahan

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN I SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE-43/PJ/2014 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN I SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE-43/PJ/2014 TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN I SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE-43/PJ/2014 TENTANG PETUNJUK TEKNIS TATA CARA PENERIMAAN DAN PENGOLAHAN SURAT PEMBERITAHUAN

Lebih terperinci

BAB III OBJEK PENELITIAN DAN METODE PENGUMPULAN DATA. Gambaran Umum KPP Pratama Jakarta Kebayoran Baru Tiga

BAB III OBJEK PENELITIAN DAN METODE PENGUMPULAN DATA. Gambaran Umum KPP Pratama Jakarta Kebayoran Baru Tiga BAB III OBJEK PENELITIAN DAN METODE PENGUMPULAN DATA III.1 Gambaran Umum KPP Pratama Jakarta Kebayoran Baru Tiga Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Jakarta Kebayoran Baru Tiga beralamatkan di Jl. K.H

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK DAN LOKASI PKLM. Jawatan Lelang yang bertugas melakukan pelelangan terhadap barang-barang

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK DAN LOKASI PKLM. Jawatan Lelang yang bertugas melakukan pelelangan terhadap barang-barang BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK DAN LOKASI PKLM A. Sejarah Umum Direktorat Jenderal Pajak Organisasi Direktorat Jenderal Pajak pada mulanya merupakan perpaduan dari beberapa unit organisasi, yaitu : a. Jawatan

Lebih terperinci

SURAT EDARAN Nomor SE-2/PJ/2011 TENTANG PETUNJUK TEKNIS TATA CARA PENERIMAAN DAN PENGOLAHAN SURAT PEMBERITAHUAN TAHUNAN

SURAT EDARAN Nomor SE-2/PJ/2011 TENTANG PETUNJUK TEKNIS TATA CARA PENERIMAAN DAN PENGOLAHAN SURAT PEMBERITAHUAN TAHUNAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Jalan Jend. Gatot Subroto Nomor 40-42 Jakarta 12190 Kotak Pos 124 Homepage: http://www.pajak.go.id Telepon : 5251609; 5250208 5262880 Faksimili

Lebih terperinci

Definisi. SPT (Surat Pemberitahuan)

Definisi. SPT (Surat Pemberitahuan) Definisi SPT (Surat Pemberitahuan) Saiful Rahman Yuniarto adalah surat yang oleh Wajib Pajak (WP) digunakan untuk melaporkan penghitungan dan atau pembayaran pajak, objek pajak dan atau bukan objek pajak

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA JAKARTA SAWAH BESAR DUA

BAB II DESKRIPSI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA JAKARTA SAWAH BESAR DUA BAB II DESKRIPSI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA JAKARTA SAWAH BESAR DUA A. Sejarah Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Sawah Besar Dua Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Jakarta Sawah Besar Dua dibentuk

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 01/PJ/2016 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 01/PJ/2016 TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK 18 Januari 2016 A. Umum SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 01/PJ/2016 TENTANG PETUNJUK TEKNIS TATA CARA PENERIMAAN DAN PENGOLAHAN

Lebih terperinci

MANFAAT MEMBAYAR PAJAK DAN PENGISIAN SPT BAGI WAJIB PAJAK. Oleh: Amanita Novi Yushita, M.Si.

MANFAAT MEMBAYAR PAJAK DAN PENGISIAN SPT BAGI WAJIB PAJAK. Oleh: Amanita Novi Yushita, M.Si. MANFAAT MEMBAYAR PAJAK DAN PENGISIAN SPT BAGI WAJIB PAJAK Oleh: Amanita Novi Yushita, M.Si. amanitanovi@uny.ac.id *Makalah disampaikan pada Program Pengabdian Pada Masyarakat Pelatihan tentang Implementasi

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN. perpaduan dari beberapa unit organisasi yaitu : pemeriksaan kas bendaharawan pemerintah.

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN. perpaduan dari beberapa unit organisasi yaitu : pemeriksaan kas bendaharawan pemerintah. BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Tentang Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan Organisasi Direktorat Jenderal Pajak pada mulanya merupakan perpaduan dari beberapa unit organisasi yaitu : Jawatan

Lebih terperinci

SPT (Surat Pemberitahuan) Saiful Rahman Yuniarto

SPT (Surat Pemberitahuan) Saiful Rahman Yuniarto SPT (Surat Pemberitahuan) Saiful Rahman Yuniarto Definisi adalah surat yang oleh Wajib Pajak (WP) digunakan untuk melaporkan penghitungan dan atau pembayaran pajak, objek pajak dan atau bukan objek pajak

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Penerapan Drop Box di KPP Pratama Jakarta Kembangan Prosedur Penyampaian SPT Melalui Pelayanan Drop Box

BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Penerapan Drop Box di KPP Pratama Jakarta Kembangan Prosedur Penyampaian SPT Melalui Pelayanan Drop Box BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Penerapan Drop Box di KPP Pratama Jakarta Kembangan 4.1.1 Prosedur Penyampaian SPT Melalui Pelayanan Drop Box Alur penyampaian SPT Tahunan melalui Drop Box sesuai dengan PER- 19/2009

Lebih terperinci

SURAT PEMBERITAHUAN (SPT) DAN BATAS PEMBAYARAN PAJAK

SURAT PEMBERITAHUAN (SPT) DAN BATAS PEMBAYARAN PAJAK SURAT PEMBERITAHUAN (SPT) DAN BATAS PEMBAYARAN PAJAK Pengertian Surat Pemberitahuan (SPT) Surat Pemberitahuan (SPT) adalah surat yang oleh Wajib Pajak (WP) digunakan untuk melaporkan penghitungan dan atau

Lebih terperinci

TATA CARA PENERIMAAN DAN PENGOLAHAN SPT TAHUNAN/

TATA CARA PENERIMAAN DAN PENGOLAHAN SPT TAHUNAN/ LAMPIRAN I NOMOR PER-1/PJ/2010 TENTANG PERUBAHAN TATA CARA PENERIMAAN DAN PENGOLAHAN SPT TAHUNAN/e-SPT TAHUNAN 1. Wajib Pajak menyampaikan SPT Tahunan/e-SPT Tahunan ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) dengan

Lebih terperinci

SURAT PEMBERITAHUAN (SPT) DAN BATAS PEMBAYARAN PAJAK

SURAT PEMBERITAHUAN (SPT) DAN BATAS PEMBAYARAN PAJAK SURAT PEMBERITAHUAN (SPT) DAN BATAS PEMBAYARAN PAJAK Pengertian Surat Pemberitahuan (SPT) Surat Pemberitahuan (SPT) adalah surat yang oleh Wajib Pajak (WP) digunakan untuk melaporkan penghitungan dan atau

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 27 BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1. Bidang Pelaksanaan Kuliah Kerja Praktek Penulis melaksanakan kuliah kerja praktek di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Majalaya. Penulis ditempatkan di Seksi

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN A. Pengelolaan Penerimaan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan

BAB IV PEMBAHASAN A. Pengelolaan Penerimaan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan BAB IV PEMBAHASAN A. Pengelolaan Penerimaan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Dalam bab ini akan menguraikan mengenai tata cara pengelolaan penerimaan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan. Sebagai Wajib Pajak

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN A. Gambaran Umum KPP Pratama Jakarta Pasar Rebo Menurut pengumuman Nomor PENG-03/PJ.09/2007 tentang pengumuman, menjelaskan pembentukan Kantor Pelayanan Pajak di lingkungan

Lebih terperinci

BAB III PROFIL PERUSAHAAN

BAB III PROFIL PERUSAHAAN BAB III PROFIL PERUSAHAAN 3.1 Tinjauan Umum Perusahaan Organisasi Direktorat Jenderal Pajak pada mulanya merupakan perpaduan dari beberapa unit organisasi yaitu, Jawatan Pajak yang bertugas melaksanakan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1973, 2014 KEMENKEU. Pajak. Penyetoran. Pembayaran. Tata Cara. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 242 /PMK.03/2014 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN DAN

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Singkat kantor pelayanan pajak pratama purwakarta. Kerja Direktorat Jenderal Pajak Jawa Barat di Bandung.

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Singkat kantor pelayanan pajak pratama purwakarta. Kerja Direktorat Jenderal Pajak Jawa Barat di Bandung. 8 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat kantor pelayanan pajak pratama purwakarta Kantor Pelayanan Pajak Purwakarta berdiri pada tanggal 1 April 1989, yang terbentuk berdasarkan Surat Keputusan

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN I SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE-01/PJ/2016 TENTANG PETUNJUK TEKNIS TATA CARA PENERIMAAN DAN PENGOLAHAN SURAT PEMBERITAHUAN

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER 2/PJ/2011 TENTANG TATA CARA PENERIMAAN DAN PENGOLAHAN SURAT PEMBERITAHUAN MASA PAJAK PERTAMBAHAN

Lebih terperinci

LEMBAR INFORMASI AMPLOP SPT TAHUNAN YANG DISAMPAIKAN MELALUI POS ATAU PERUSAHAAN JASA EKSPEDISI ATAU JASA KURIR

LEMBAR INFORMASI AMPLOP SPT TAHUNAN YANG DISAMPAIKAN MELALUI POS ATAU PERUSAHAAN JASA EKSPEDISI ATAU JASA KURIR LAMPRAN PERATURAN DREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : PER-26/PJ/2012 TENTANG : TATA CARA PENERMAAN DAN PENGOLAHAN SPT TAHUNAN LEMBAR NFORMAS AMPLOP SPT TAHUNAN YANG DSAMPAKAN MELALU POS ATAU PERUSAHAAN JASA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 242/PMK.03/2014 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN DAN PENYETORAN PAJAK

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 242/PMK.03/2014 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN DAN PENYETORAN PAJAK PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 242/PMK.03/2014 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN DAN PENYETORAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-26/PJ/2012

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-26/PJ/2012 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-26/PJ/2012 TENTANG TATA CARA PENERIMAAN DAN PENGOLAHAN SURAT PEMBERITAHUAN TAHUNAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN. Sebelum diterapkannya sistem administrasi perpajakan modern, Kantor

BAB III DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN. Sebelum diterapkannya sistem administrasi perpajakan modern, Kantor 29 BAB III DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN A. Sejarah Singkat KPP Madya Tangerang Sebelum diterapkannya sistem administrasi perpajakan modern, Kantor Pelayanan Pajak Madya Tangerang, dimana struktur organisasinya

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 242/PMK.03/2014 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN DAN PENYETORAN PAJAK

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 242/PMK.03/2014 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN DAN PENYETORAN PAJAK MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 242/PMK.03/2014 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN DAN PENYETORAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

REVIEW OF IMPLEMENTATION SPT INCOME TAX PROCESSING BY DROP BOX FACILITIES IN BANDUNG KAREES SMALL TAX PAYERS OFFICE JURNAL

REVIEW OF IMPLEMENTATION SPT INCOME TAX PROCESSING BY DROP BOX FACILITIES IN BANDUNG KAREES SMALL TAX PAYERS OFFICE JURNAL TINJAUAN ATAS PELAKSANAAN PENGOLAHAN SURAT PEMBERITAHUAN (SPT) TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN ORANG PRIBADI DENGAN FASILITAS DROP BOX PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA BANDUNG KAREES REVIEW OF IMPLEMENTATION

Lebih terperinci

BAB III METODE PENULISAN. Data yang diperlukan dalam penelitian diperoleh dengan teknik-teknik

BAB III METODE PENULISAN. Data yang diperlukan dalam penelitian diperoleh dengan teknik-teknik BAB III METODE PENULISAN 3.1 Metode Pengumpulan Data Data yang diperlukan dalam penelitian diperoleh dengan teknik-teknik berikut: 1. Observasi, yaitu melakukan pengamatan langsung terhadap pelaksanaa

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 243/PMK.03/2014 TENTANG SURAT PEMBERITAHUAN (SPT) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 243/PMK.03/2014 TENTANG SURAT PEMBERITAHUAN (SPT) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 243/PMK.03/2014 TENTANG SURAT PEMBERITAHUAN (SPT) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK

Lebih terperinci

BAB III METODE PENULISAN. Sumber data yang diperoleh oleh penulis adalah dengan melakukan. Data dan Informasi (PDI) pada KPP Pratama Taanjung Karang.

BAB III METODE PENULISAN. Sumber data yang diperoleh oleh penulis adalah dengan melakukan. Data dan Informasi (PDI) pada KPP Pratama Taanjung Karang. BAB III METODE PENULISAN 3.1 Sumber Data Sumber data yang diperoleh oleh penulis adalah dengan melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian, yaitu di Seksi Pengolahan Data dan Informasi (PDI)

Lebih terperinci

REKAPITULASI DATA SSP NTPN

REKAPITULASI DATA SSP NTPN LAMPIRAN I SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : SE-81/PJ/2010 TENTANG : PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-26/PJ/2010 TENTANG TATA CARA PENELITIAN SURAT SETORAN PAJAK

Lebih terperinci

BAB III OBYEK PENELITIAN. III.1.1. Sejarah Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Kalideres

BAB III OBYEK PENELITIAN. III.1.1. Sejarah Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Kalideres BAB III OBYEK PENELITIAN III.1. Latar Belakang Obyek Penelitian III.1.1. Sejarah Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Kalideres Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Kalideres adalah instansi vertikal Direktorat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Sejarah Singkat Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Klaten

BAB I PENDAHULUAN. 1. Sejarah Singkat Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Klaten BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Gambaran Umum tentang Kantor Pelayanan Pajak Pratama Klaten dapat diuraikan secara singkat sebagai berikut ini : 1. Sejarah Singkat Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 243/PMK.03/2014 TENTANG SURAT PEMBERITAHUAN (SPT ) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 243/PMK.03/2014 TENTANG SURAT PEMBERITAHUAN (SPT ) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Ads by Style%20Ball X i Peraturan Peraturan Menteri Keuangan - 243/PMK.03/2014, 24 Des 2014 PencarianPeraturan PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 243/PMK.03/2014 TENTANG SURAT PEMBERITAHUAN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pajak, diantaranya pengertian pajak yang dikemukakan oleh Prof. Dr. P. J. A. Adriani

BAB II LANDASAN TEORI. pajak, diantaranya pengertian pajak yang dikemukakan oleh Prof. Dr. P. J. A. Adriani II.1. Dasar-dasar Perpajakan Indonesia BAB II LANDASAN TEORI II.1.1. Definisi Pajak Apabila membahas pengertian pajak, banyak para ahli memberikan batasan tentang pajak, diantaranya pengertian pajak yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH definisi pajak yaitu iuran rakyat

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH definisi pajak yaitu iuran rakyat BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pajak Menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH definisi pajak yaitu iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan Undang-Undang (yang dapat dipaksakan)

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 01/PJ/2016 TENTANG TATA CARA PENERIMAAN DAN PENGOLAHAN SURAT PEMBERITAHUAN TAHUNAN

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 01/PJ/2016 TENTANG TATA CARA PENERIMAAN DAN PENGOLAHAN SURAT PEMBERITAHUAN TAHUNAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 01/PJ/2016 TENTANG TATA CARA PENERIMAAN DAN PENGOLAHAN SURAT PEMBERITAHUAN TAHUNAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan

Lebih terperinci

Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Pajak. SPT Tahunan PPh WP Orang Pribadi. Tahun Pajak 2014 PJ.091/KUP/S/006/

Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Pajak. SPT Tahunan PPh WP Orang Pribadi. Tahun Pajak 2014 PJ.091/KUP/S/006/ Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Pajak SPT Tahunan PPh WP Orang Pribadi Tahun Pajak 2014 PJ.091/KUP/S/006/2015-00 OUTLINE Dasar hukum Gambaran Umum SPT 1770 SS Dasar Hukum Peraturan Menteri

Lebih terperinci

TATA CARA PENERIMAAN DAN PENGOLAHAN SPT PADA KP2KP

TATA CARA PENERIMAAN DAN PENGOLAHAN SPT PADA KP2KP LAMPIRAN I PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : PER-2/PJ/2011 TENTANG : TATA CARA PENERIMAAN DAN PENGOLAHAN SURAT PEMBERITAHUAN MASA PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (SPT MASA PPN) TATA CARA PENERIMAAN DAN

Lebih terperinci

tempat pembayaran pajak, dan tata cara pembayaran, penyetoran dan pelaporan pajak, serta tata cara pengangsuran dan penundaan pembayaran pajak diatur

tempat pembayaran pajak, dan tata cara pembayaran, penyetoran dan pelaporan pajak, serta tata cara pengangsuran dan penundaan pembayaran pajak diatur KEWAJIBAN PELAPORAN PAJAK BENDAHARAWAN BERPEDOMAN PADA UNDANG-UNDANG NOMOR 28 TAHUN 2007 DAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 80/PMK.03/2010 ATAUKAH PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 64/PMK.05/2013? Oleh:

Lebih terperinci

PROSEDUR PENYELESAIAN PERMOHONAN SKB PPN BKP STRATEGIS. 1. Prosedur ini menguraikan tata cara penyelesaian permohonan SKB PPN BKP strategis di KPP.

PROSEDUR PENYELESAIAN PERMOHONAN SKB PPN BKP STRATEGIS. 1. Prosedur ini menguraikan tata cara penyelesaian permohonan SKB PPN BKP strategis di KPP. LAMPIRAN I PROSEDUR PENYELESAIAN PERMOHONAN SKB PPN BKP STRATEGIS I. Umum 1. Prosedur ini menguraikan tata cara penyelesaian permohonan SKB PPN BKP strategis di KPP. 2. Permohonan SKB PPN BKP strategis

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE-11/PJ/2014 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE-11/PJ/2014 TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE-11/PJ/2014 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENYELESAIAN KEBERATAN PAJAK PENGHASILAN,

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN III.1 Objek Penelitian III.1.1 Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Jakarta Tebet adalah instansi vertikal Direktorat Jenderal Pajak ( DJP) yang berada

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. III.1.1. Sejarah Singkat Direktorat Jenderal Pajak

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. III.1.1. Sejarah Singkat Direktorat Jenderal Pajak BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN III.1. Objek Penelitian III.1.1. Sejarah Singkat Direktorat Jenderal Pajak Direktorat Jenderal Pajak adalah sebuah direktorat jenderal dibawah Kementerian Keuangan Indonesia

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 29/PJ/2008 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 29/PJ/2008 TENTANG PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 29/PJ/2008 TENTANG BENTUK, ISI, DAN TATA CARA PENYAMPAIAN SURAT PEMBERITAHUAN MASA PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (SPT MASA PPN) DALAM BENTUK FORMULIR KERTAS (HARD COPY)

Lebih terperinci

Undang-Undang KUP dan Peraturan Pelaksanaannya

Undang-Undang KUP dan Peraturan Pelaksanaannya Untuk keterangan lebih lanjut, hubungi : Account Representative Undang-Undang KUP dan Peraturan Pelaksanaannya Undang-Undang KUP dan Peraturan Pelaksanaannya KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT

Lebih terperinci

Pengabdian Masyarakat 2016 BAGIAN 3 PELATIHAN PENYUSUNAN SURAT PEMBERITAHUAN (SPT) TAHUNAN WAJIB PAJAK BADAN PADA KOPERASI DI KOTA BANDUNG

Pengabdian Masyarakat 2016 BAGIAN 3 PELATIHAN PENYUSUNAN SURAT PEMBERITAHUAN (SPT) TAHUNAN WAJIB PAJAK BADAN PADA KOPERASI DI KOTA BANDUNG Pengabdian Masyarakat 2016 BAGIAN 3 PELATIHAN PENYUSUNAN SURAT PEMBERITAHUAN (SPT) TAHUNAN WAJIB PAJAK BADAN PADA KOPERASI DI KOTA BANDUNG 1 1 IKATAN AKUNTAN INDONESIA IKATAN KONSULTAN PAJAK INDONESIA

Lebih terperinci

Undang-Undang KUP dan Peraturan Pelaksanaannya

Undang-Undang KUP dan Peraturan Pelaksanaannya Untuk keterangan lebih lanjut, hubungi : Account Representative Undang-Undang KUP dan Peraturan Pelaksanaannya Undang-Undang KUP dan Peraturan Pelaksanaannya KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kota Pekanbaru terletak antara 101º 14ʼ - 101º 34ʼ Bujur Timur dan 0º 25ʼ -

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kota Pekanbaru terletak antara 101º 14ʼ - 101º 34ʼ Bujur Timur dan 0º 25ʼ - BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 1.1 Kota Pekanbaru Kota Pekanbaru terletak antara 101º 14ʼ - 101º 34ʼ Bujur Timur dan 0º 25ʼ - 0º 45ʼ Lintang Utara. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN I SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE-69/PJ/2015

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN I SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE-69/PJ/2015 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN I SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE-69/PJ/2015 TENTANG PROSEDUR PEMBERIAN DAN PENCABUTAN SERTIFIKAT ELEKTRONIK LAMPIRAN

Lebih terperinci

PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK

PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK Pengertian Pengembalian kelebihan pembayaran pajak (restitusi) terjadi apabila jumlah kredit pajak atau jumlah pajak yang dibayar lebih besar daripada jumlah pajak

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 118/PMK.03/2016 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 118/PMK.03/2016 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 118/PMK.03/2016 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Yth. 1. Sekretaris Direktorat Jenderal Pajak 2. Para Direktur dan Tenaga Pengkaji di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak 3. Kepala Pusat

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK DAN METODA PENELITIAN

BAB 3 OBJEK DAN METODA PENELITIAN BAB 3 OBJEK DAN METODA PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Sejarah Singkat KPP Pratama Jakarta Duren Sawit Kantor Pelayanan Pajak ( KPP ) Pratama Jakarta Duren Sawit yang dibentuk sebagai bagian dari

Lebih terperinci

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 /PMK.03/2018 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 243/PMK.03/2014 TENTANG SURAT PEMBERITAHUAN

Lebih terperinci

PERSANDINGAN SUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN BESERTA PERATURAN-PERATURAN PELAKSANAANNYA

PERSANDINGAN SUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN BESERTA PERATURAN-PERATURAN PELAKSANAANNYA PERSANDINGAN SUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN BESERTA PERATURAN-PERATURAN PELAKSANAANNYA KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, Undang-undang Nomor 28

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, Undang-undang Nomor 28 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Dan Jenis Surat Pemberitahuan Dalam Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, Undang-undang Nomor 28 Tahun 2007 Pasal 1 angka 11, menyebutkan bahwa Surat Pemberitahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. Praktik Kerja Lapangan Mandiri adalah kegiatan yang dilakukan mahasiswa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. Praktik Kerja Lapangan Mandiri adalah kegiatan yang dilakukan mahasiswa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri Praktik Kerja Lapangan Mandiri adalah kegiatan yang dilakukan mahasiswa secara mandiri yang bertujuan memberikan pengalaman praktis di

Lebih terperinci

SURAT PEMBERITAHUAN MASA PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (SPT MASA PPN) BAGI PEMUNGUT PPN

SURAT PEMBERITAHUAN MASA PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (SPT MASA PPN) BAGI PEMUNGUT PPN DEPARTEMEN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Nama Pemungut : Alamat : No. Telp : Usaha : SURAT PEMBERITAHUAN MASA PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (SPT MASA PPN) BAGI PEMUNGUT PPN Bacalah terlebih dahulu Buku

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR WILAYAH DEREKTORAT JENDERAL PAJAK SUMATERA UTARA I. 1. Sejarah Singkat Berdirinya Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR WILAYAH DEREKTORAT JENDERAL PAJAK SUMATERA UTARA I. 1. Sejarah Singkat Berdirinya Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR WILAYAH DEREKTORAT JENDERAL PAJAK SUMATERA UTARA I 1. Sejarah Singkat Berdirinya Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Sumatera Utara I Organisasi Direktorat Jenderal Pajak

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM

BAB III GAMBARAN UMUM BAB III GAMBARAN UMUM 3.1. Sejarah KPP Pratama Salatiga Pada awalnya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Salatiga merupakan Kantor Dinas Luar Tingkat I di bawah Kantor Inspeksi Pajak Semarang Barat, seiring

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK DAN METODE PENGUMPULAN DATA

BAB 3 OBJEK DAN METODE PENGUMPULAN DATA BAB 3 OBJEK DAN METODE PENGUMPULAN DATA 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Sejarah Singkat KPP Pratama Kosambi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kosambi dibentuk berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 132/PMK.01/2006

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM) A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Barat

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM) A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Barat BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM) A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Barat Pada tahun 1976, Kantor Pelayanan Pajak masih disebut Kantor

Lebih terperinci

SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 26/PJ/2017 TENTANG DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 26/PJ/2017 TENTANG DIREKTUR JENDERAL PAJAK, KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK 11 Oktober 2017 A. Umum SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 26/PJ/2017 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PEMBETULAN ATAS SURAT KETERANGAN

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. III.1.1. Gambaran Umum KPP Pratama Jakarta Kebon Jeruk Dua

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. III.1.1. Gambaran Umum KPP Pratama Jakarta Kebon Jeruk Dua BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN III.1. Objek Penelitian III.1.1. Gambaran Umum KPP Pratama Jakarta Kebon Jeruk Dua Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Jakarta Kebon Jeruk Dua dibentuk berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Kantor Pelayanan Pajak Pratama Soreang. Pajak Bumi dan Bangunan Bandung Tiga. Namun sehubungan dengan

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Kantor Pelayanan Pajak Pratama Soreang. Pajak Bumi dan Bangunan Bandung Tiga. Namun sehubungan dengan BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Kantor Pelayanan Pajak Pratama Soreang KPP Pratama Soreang ini pada mulanya merupakan Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan Bandung Tiga. Namun sehubungan

Lebih terperinci

LAMPIRAN I SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : SE-6/PJ/2010 TANGGAL : 25 JANUARI 2010

LAMPIRAN I SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : SE-6/PJ/2010 TANGGAL : 25 JANUARI 2010 LAMPIRAN I SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : SE-6/PJ/2010 TANGGAL : 25 JANUARI 2010 I. TATA CARA PENERIMAAN DAN PENGOLAHAN SPT TAHUNAN Petugas penerima SPT pada TPT/Pojok Pajak/Mobil Pajak/Drop

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA LUBUK PAKAM. A. Sejarah singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA LUBUK PAKAM. A. Sejarah singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA LUBUK PAKAM A. Sejarah singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam Pada tahun 1987 Kantor Pelayanan Pajak masih disebut Kantor Inspeksi Pajak.

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR DIREKTUR JENDERAL PAJAK

KATA PENGANTAR DIREKTUR JENDERAL PAJAK KATA PENGANTAR DIREKTUR JENDERAL PAJAK Para Pemungut PPN yang terhormat, Setiap bulan setelah Masa Pajak berakhir, Pemungut PPN harus melaksanakan kewajiban untuk melaporkan kegiatan pemungutan PPN yang

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR - 44/PJ/2008 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR - 44/PJ/2008 TENTANG PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR - 44/PJ/2008 TENTANG TATA CARA PENDAFTARAN NOMOR POKOK WAJIB PAJAK DAN/ATAU PENGUKUHAN PENGUSAHA KENA PAJAK, PERUBAHAN DATA DAN PEMINDAHAN WAJIB PAJAK DAN/ATAU PENGUSAHA

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 19 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Instansi 1. Sejarah KPP Pratama Kebumen Sejarah berdirinya Kantor Pelayanan Pajak Kebumen bermula dari Kantor Dinas Luar Tingkat I yang merupakan cabang

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR: PER-160/PJ/2006 TENTANG

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR: PER-160/PJ/2006 TENTANG DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR: PER-160/PJ/2006 TENTANG TATA CARA PENERIMAAN DAN PENGOLAHAN SURAT PEMBERITAHUAN MASA PAJAK PERTAMBAHAN

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-44/PJ/2010 Tanggal 6 Oktober 2010

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-44/PJ/2010 Tanggal 6 Oktober 2010 PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-44/PJ/2010 Tanggal 6 Oktober 2010 BENTUK, ISI, DAN TATA CARA PENGISIAN SERTA PENYAMPAIAN SURAT PEMBERITAHUAN MASA PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (SPT MASA PPN) DIREKTUR

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta. 1. Sejarah Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta

BAB III PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta. 1. Sejarah Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta digilib.uns.ac.id BAB III PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta 1. Sejarah Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta Pemerintah kota Surakarta mempunyai suatu badan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang taat pajak. Hal tersebut dapat dilihat dari semakin tingginya

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang taat pajak. Hal tersebut dapat dilihat dari semakin tingginya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan pajak di Indonesia semakin meningkat dari masa ke masa. Pajak ditempatkan pada posisi teratas sebagai sumber penerimaan yang pertama dan utama dalam meningkatkan

Lebih terperinci

PENUNJUKAN BENDAHARA SEBAGAI PEMOTONG/PEMUNGUT PAJAK PAJAK NEGARA BAB I

PENUNJUKAN BENDAHARA SEBAGAI PEMOTONG/PEMUNGUT PAJAK PAJAK NEGARA BAB I BAB I PENUNJUKAN BENDAHARA SEBAGAI PEMOTONG/PEMUNGUT PAJAK PAJAK NEGARA BAB I BAB I PENUNJUKAN BENDAHARA NEGARA SEBAGAI PEMOTONG/ PEMUNGUT PAJAK-PAJAK NEGARA 1. DASAR HUKUM a. Undang-undang 1) Undang-undang

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN I SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE-54/PJ/2015 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN I SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE-54/PJ/2015 TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN I SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE-54/PJ/2015 TENTANG STANDAR PROSEDUR OPERASI (STANDARD OPERATING PROCEDURES) LAYANAN

Lebih terperinci

BAB III LATAR BELAKANG INSTITUSI. Besar/ Large Taxpayers Office (LTO) pada tahun 2002 yang diikuti peresmian

BAB III LATAR BELAKANG INSTITUSI. Besar/ Large Taxpayers Office (LTO) pada tahun 2002 yang diikuti peresmian BAB III LATAR BELAKANG INSTITUSI A. Sejarah Institusi Direktorat Jenderal Pajak mengawali pembentukan Kantor Pelayanan Pajak modern dengan meresmikan berdirinya Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar/

Lebih terperinci

Wajib Pajak mengubah data SPT saat Pemeriksaan atau Penyidikan Pajak?

Wajib Pajak mengubah data SPT saat Pemeriksaan atau Penyidikan Pajak? Wajib Pajak mengubah data SPT saat Pemeriksaan atau Penyidikan Pajak? Pendahuluan Seorang teman bertanya kepada saya. Dapatkah Wajib Pajak mengubah data SPT saat Pemeriksaan atau Penyidikan Pajak berlangsung?

Lebih terperinci

Modul ke: Pertemuan 2. 02Fakultas EKONOMI. Perpajakan I. Program Studi AKUNTANSI

Modul ke: Pertemuan 2. 02Fakultas EKONOMI. Perpajakan I. Program Studi AKUNTANSI Modul ke: 02Fakultas EKONOMI NPWP dan PKP Pertemuan 2 Perpajakan I Program Studi AKUNTANSI Daftar Isi NPWP Tata Cara Pendaftaran NPWP melalui e-registration Cara Pindah KPP Penghapusan NPWP Pengusaha Kena

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA Sejarah Singkat Berdirinya Instansi. berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 55/PMK.

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA Sejarah Singkat Berdirinya Instansi. berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 55/PMK. 54 BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1 PENYAJIAN DATA 4.1.1 GAMBARAN UMUM INSTANSI 4.1.1.1 Sejarah Singkat Berdirinya Instansi Kantor Pelayanan Pajak ( KPP ) Pratama Gresik Selatan berdiri berdasarkan

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Yth. 1. Sekretaris Direktorat Jenderal Pajak 2. Para Direktur dan Tenaga Pengkaji di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak 3. Kepala Pusat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Gambaran Umum Kantor Pelayanan Pajak Pratama Klaten. 1. Gambaran Umum Kantor Pelayanan Pajak Pratama Klaten.

BAB I PENDAHULUAN. A. Gambaran Umum Kantor Pelayanan Pajak Pratama Klaten. 1. Gambaran Umum Kantor Pelayanan Pajak Pratama Klaten. BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Kantor Pelayanan Pajak Pratama Klaten 1. Gambaran Umum Kantor Pelayanan Pajak Pratama Klaten. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Klaten berdiri sejak tahun 1984 yang telah

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE-14/PJ/2013 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE-14/PJ/2013 TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE-14/PJ/2013 TENTANG PEMELIHARAAN BASIS DATA PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DALAM RANGKA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Bentuk, Bidang Dan Perkembangan Usaha. kepada Wajib Pajak menjadi lebih optimal.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Bentuk, Bidang Dan Perkembangan Usaha. kepada Wajib Pajak menjadi lebih optimal. BAB I PENDAHULUAN 1.1.Bentuk, Bidang Dan Perkembangan Usaha 1.1.1. Bentuk Usaha Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Jakarta Pesanggrahan berdiri sejak 5 Oktober 2015, KPP Jakarta Pessanggrahan ini merupakan pisahan

Lebih terperinci

21/PJ/2009 TATA CARA PENYAMPAIAN PEMBERITAHUAN PERPANJANGAN SURAT PEMBERITAHUAN TAHUNAN

21/PJ/2009 TATA CARA PENYAMPAIAN PEMBERITAHUAN PERPANJANGAN SURAT PEMBERITAHUAN TAHUNAN 21/PJ/2009 TATA CARA PENYAMPAIAN PEMBERITAHUAN PERPANJANGAN SURAT PEMBERITAHUAN TAHUNAN Contributed by Administrator Monday, 02 March 2009 Pusat Peraturan Pajak Online PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Umum KPP Pratama Medan Polonia. 443/KMK 01/2001, maka pada awal tahun 2002 berdirilah Kantor Pelayanan

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Umum KPP Pratama Medan Polonia. 443/KMK 01/2001, maka pada awal tahun 2002 berdirilah Kantor Pelayanan BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Umum KPP Pratama Medan Polonia Sesuai dengan keputusan Menteri Keungan Republik Indonesia No. 443/KMK 01/2001, maka pada awal tahun 2002 berdirilah Kantor Pelayanan

Lebih terperinci

SUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG PERPAJAKAN

SUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG PERPAJAKAN SUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG PERPAJAKAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK DIREKTORAT PENYULUHAN PELAYANAN DAN HUBUNGAN MASYARAKAT KATA PENGANTAR DAFTAR ISI Assalamualaikum

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan uraian di atas dan penjelasan dari Kantor Pelayanan Pajak

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan uraian di atas dan penjelasan dari Kantor Pelayanan Pajak BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan Berdasarkan uraian di atas dan penjelasan dari Kantor Pelayanan Pajak (KPP) maka dapat disimpulkan suatu ringkasan pokok-pokok pembahasan pada bab di muka khusunya

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KANWIL DJP SUMUT I

BAB II GAMBARAN UMUM KANWIL DJP SUMUT I BAB II GAMBARAN UMUM KANWIL DJP SUMUT I 2.1. Sejarah Singkat Berdirinya Kantor Wilayah DJP Sumatera Utara I Organisasi Direktorat Jenderal Pajak pada mulanya merupakan perpaduan dari beberapa unit organisasi

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA LUBUK PAKAM. A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA LUBUK PAKAM. A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA LUBUK PAKAM A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam Pada tahun 1987 Kantor Pelayanan Pajak masih disebut Kantor Inspeksi Pajak.

Lebih terperinci

SUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG PERPAJAKAN

SUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG PERPAJAKAN SUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG PERPAJAKAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK DIREKTORAT PENYULUHAN PELAYANAN DAN HUBUNGAN MASYARAKAT KATA PENGANTAR DAFTAR ISI Assalamualaikum

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1894, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN. Ditjen Pajak. Instansi Vertikal. Organisasi. Tata Kerja. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 206.2/PMK.01/2014 TENTANG

Lebih terperinci