PENGARUH ROOTONE-F DAN MEDIA TERHADAP PERTUMBUHAN STEK PUCUK ULIN (Eusideroxylon zwageri T et B)
|
|
- Sri Sutedja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PENGARUH ROOTONE-F (22):1-6 PENGARUH ROOTONE-F DAN MEDIA TERHADAP PERTUMBUHAN STEK PUCUK ULIN (Eusideroxylon zwageri T et B) The Effect Of Rootone-F And Substrates On The Growth Of Juvenile Cuttings Of Ulin (Eusideroxylon Zwageri T Et B) Oleh/By BASIR Jurusan Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan Universitas Lambung Mangkurat ABSTRACT Ulin (Eusideroxylon zwageri T et B) is one of tropical forest tree species that is still in the best-seller due to its strength and durability. Unfortunately, it tends to be extinct because of continuous exploitation. To protect the ulin trees from the extinction, they should be cultivated through juvenile cuttings because the cultivation of ulin through old branch cuttings has been unsuccessful. Based on the result of Asnowos research in 1996, ulin was able to be propagated through juvenile cuttings from coppice garden of 2-3 years old with rootone-f as auxin. Yet, the optimum dosage of rootone-f per cutting was not known. Therefore, it was studied the effect of the variety of rootone-f doses on the growth of juvenile cuttings of ulin which were planted on sand and topsoil substrates. The Objective of research was to find out the optimum dosage of rootone-f and the appropriate substrate on the growth of the juvenile cuttings. Factors applied were rootone-f (A) and substrates (B). Rootone-F consisted of four levels i.e. A1 = 25 mg, A2 = 50 mg, A3 = 75 mg and A4 = 100 mg per cutting. Substrates consisted of three levels i.e. B1 = 100% sand, B2 = 50% sand + 50% topsoil, and B3 = 100% topsoil. The result showed that the Interaction between rotone-f and a substrate (AB) gave significant effect on the height increment of the cuttings. A dosage of 75 mg/cutting planted on topsoil (A3B3) was the best treatment on the height increment of the cuttings (the increment reached 0.91 cm on average within four months). Keywords: juvenile cuttings, rootone-f, substrates, effect and growth/increment. Alamat Korespondensi : Telp , achmad@uiuc.edu PENDAHULUAN Hutan hujan tropis yang terdapat di Kalimantan merupakan tipe hutan yang kaya akan jenis. Salah satu jenis yang sangat digemari masyarakat adalah ulin, karena mempunyai keistimewaan dari segi kekuatan dan keawetannya. Sampai saat ini, kayu ulin masih tetap dicari dan dieksploitasi secara terus menerus. Dipihak lain penanaman jenis tersebut belum dilakukan secara serius, karena belum diketahui teknik budidayanya yang tepat. Akibatnya kayu ulin sudah mulai langka, sehingga perlu dijaga kelestariannya, melalui upaya penanaman dengan menggunakan berbagai teknik silvikultur. Pengembangbiakan ulin melalui perbanyakan secara generatif (melalui biji) selalu mengalami kegagalan antara lain karena biji ulin sangat susah berkecambah karena mempunyai kulit yang tebal dan keras. Disamping itu, pengangkutan bibit yang berasal dari biji mengalami masalah karena biji ulin cukup besar dan berat sehingga memerlukan biaya cukup tinggi dan banyak mengalami kerusakan di
2 perjalanan. Masalah lainnya, yaitu pada saat ini sangat susah mendapatkan biji ulin yang utuh di lapangan. Hal ini disebabkan karena biji ulin yang baru jatuh sudah banyak dirusak oleh binatang seperti bajing dan beruang. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengembangkan penanaman ulin yaitu pengembangbiakan secara vegetatif melalui stek pucuk. Berdasarkan hasil penelitian Aminuddin (1991), pengembangbiakan ulin melalui stek cabang dari pohon yang sudah tua tidak bisa tumbuh lagi. Untuk itu disarankan adanya penelitian yang serupa dengan menggunakan bagian lain dari tanaman ulin, yaitu dengan stek pucuk dari pohon yang lebih muda dengan menggunakan zat perangsang tumbuh akar seperti rootone-f. Berdasarkan hasil penelitian Asnowo di Kalimantan Tengah (1996), ulin dapat dikembangbiakkan melalui stek pucuk dari kebun pangkas buatan yang berumur 2-3 tahun dengan menggunakan zat perangsang tumbuh akar rootone-f. Namun dalam hal ini belum diketahui dosis rootone-f yang tepat per batang stek yang dapat memberikan pertumbuhan terbaik. terhadap stek pucuk ulin. Hal ini sangat penting untuk memperkirakan kebutuhan rootone-f dalam penyediaan bibit ulin dari stek pucuk dalam sekala besar. Untuk itu pada penelitian ini dilakukan pemberian rootone-f dengan berbagai dosis yang ditanam pada media pasir yang dikombinasikan dengan topsoil. Menurut Supriadi dkk. (1989), media perakaran dari pasir mempunyai aerasi baik dan kecil kemungkinan diserang jamur dan bakteri, sedangkan topsoil mempunyai kemampuan menahan air yang tinggi dan banyak mengandung unsur hara. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui kombinasi perlakuan dari rootone-f dan media sapih yang memberikan hasil terbaik terhadap pertumbuhan stek pucuk ulin. Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan suatu paket teknologi tentang cara pengadaan/penyediaan bibit ulin secara vegetatif melalui stek pucuk, khususnya mengenai penggunaan zat perangsang tumbuh akar "rootone-f" dengan dosis yang tepat, serta penggunaan media sapih berupa pasir dan topsoil dan komposisinya yang paling sesuai dengan pertumbuhan stek pucuk ulin METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di persemaian stek pucuk ulin HPH PT Antang Kalimantan di Kabupaten Barito Utara, Propinsi Kalimantan Tengah selama lima bulan (satu bulan persiapan dan empat bulan pengamatan). Bahan yang digunakan adalah: pasir dan topsoil sebagai media sapih, kerikil sebagai bagian dasar media sapih, stek pucuk ulin yang diambil dari kebun pangkas HPH PT Antang Kalimantan, rootone-f sebagai zat perangsang tumbuh akar, plastik transparan untuk penutup bak stek, serta papan, balok, paku dan kawat untuk pembuatan bak stek. Alat yang digunakan adalah: termohigrometer untuk mengukur suhu dan kelembaban udara di dalam dan di luar bak stek, timbangan untuk menimbang rootone-f, gunting dan cutter untuk memotong stek, mistar untuk mengukur panjang/tinggi stek, ember dan sprayer sebagai alat penyiram, dan alat tulis serta alat bantu lainnya. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial 4 x 3 dengan 5 ulangan,
3 dimana setiap ulangan disediakan 4 stek. Perlakuan terdiri dari 2 faktor yaitu: Faktor A, dosis rootone-f yang terdiri dari 4 taraf, yaitu: A1 = 25 mg, A2 = 50 mg, A3 = 75 mg, dan A4 = 100 mg per batang stek. Faktor B, media sapih yang terdiri dari: B1 = media 100 % pasir, B2 = media 50 % pasir + 50 % topsoil, dan B3 = media 100 % topsoil. Jumlah kombinasi perlakuan adalah 4 x 3 = 12 perlakuan. Jumlah stek yang diperlukan adalah 12 x 5 x 4 = 240 batang stek pucuk ulin. Langkah-langkah/prosedur kerja dapat diurutkan sebagai berikut: 1. Pembuatan bak stek sebanyak 3 buah dengan ukuran masingmasing 2,5 m x 1 m. Pada dasar bak diisi dengan kerikil setinggi 5 cm agar tidak terjadi penggenangan pada waktu penyiraman stek. Pada bagian atas bak stek terdapat plastik transparan sebagai penutup bak. Bak 1 diletakkan polybag yang diisi pasir sebagai media stek, bak 2 diisi pasir 50 % + topsoil 50 % dan bak 3 diisi topsoil. Pasir yang digunakan berukuran agak halus dengan warna putih kecoklatan yang diambil dari sungai terdekat, sedangkan topsoil diambil dari tanah hutan di bawah tegakan meranti. Topsoil yang dimanfaatkan mencapai kedalaman 20 cm, berwarna gelap dengan konsistensi remah/gembur. Sebelum diperguinakan, topsoil tersebut dibersihkan dari akar, daun dan ranting, kemudian diaduk agar tercampur merata antara lapisan atas dan lapisan bawah. 2. Pengambilan bahan stek pucuk ulin. Bahan stek diperoleh dari kebun pangkas yang terdapat di areal HPH PT Antang Kalimantan. Pucuk yang digunakan adalah yang tumbuh tegak lurus (orthotrop), karena diharapkan akan menghasilkan stek yang tumbuh tegak lurus pula.. 3. Pemberian rootone-f. Rootone-F yang digunakan berupa bubuk. Sebelum digunakan, terlebih dahulu ditimbang sesuai dosis perlakuan, kemudian dicampur air secukupnya sehingga berbentuk pasta. Setelah itu dioleskan di sepanjang pangkal stek menurut kedalaman penanaman (3 cm), terutama pada bekas pemotongan stek. 4. Penanaman stek pada media sapih. Segera setelah diolesi rootone-f, stek ditanam pada media yang telah disiram. Agar rootone-f yang telah dioleskan pada stek tidak terganggu, maka sebelum penanaman, terlebih dahulu dibuat lubang pada media dengan ukuran lebih besar dari diameter stek. Setelah penanaman, bak stek ditutup dengan plastik untuk menjaga kelembaban dalam bak stek. 5. Pemeliharaan selama penelitian meliputi penyiraman dua kali (pagi dan sore), pembersihan rumput serta pemberantasan hama dan penyakit. Peubah-peubah yang diukur meliputi: panjang akar, pertambahan tinggi stek pucuk, dan persentase tumbuh. Data yang diperoleh dari hasil pengukuran peubah, selanjutnya dianalisis dalam suatu pola percobaan faktorial. Untuk analisis selanjutnya, pertama-tama data dari setiap peubah diuji homogenitasnya menurut Bartlet, kemudian diuji kenormalannya dengan metode Kolmogorof-Smirnov. Setelah data normal, maka untuk mengetahui adanya pengaruh perlakuan terhadap peubah yang diamati, dilakukan perhitungan data melalui analisis keragaman. Pada Sidik ragam yang memperlihatkan pengaruh yang berbeda nyata antara setiap perlakuan dan interaksinya, dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Jujur Duncan (BNJD) untuk melihat perlakuan yang memberikan pengaruh nyata
4 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Analisis varian (Lampiran 1) menunjukkan bahwa interaksi antara dosis rootone-f dengan media sapih (AB) berpengaruh nyata terhadap pertambahan tinggi stek pucuk ulin, namun tidak memberikan pengaruh nyata terhadap panjang akar dan persentase tumbuh. Untuk melihat pengaruh interaksi dosis rootone-f dengan media sapih terhadap pertambahan tinggi stek pucuk ulin tertera pada Tabel 1. Dari Tabel 1 terlihat bahwa perlakuan interaksi 75 mg rootone-f per batang stek yang ditanam pada topsoil (A3B3) memberikan pengaruh terbaik untuk pertumbuhan stek pucuk ulin dengan pertambahan tinggi rata-rata mencapai 0,91 cm selama empat bulan pengamatan. Perlakuan ini memberikan pengaruh yang berbeda sangat nyata dengan perlakuan 100 mg rootone-f per batang stek yang ditanam pada topsoil (A4B3), dan berbeda nyata dengan perlakuan 25 mg rootone-f per batang yang ditanam pada media 50% pasir dan 50% topsoil (A1B2), perlakuan 50 mg/batang yang ditanaman pada media pasir (A2B1), dan perlakuan 75 mg/batang dengan media pasir (A3B1). Menurut Yasman dan Smits (1988), proses pemberian hormon pada stek sangat memegang peranan penting untuk keberhasilan sistem stek. Selanjutnya, Manurung (1987) berpendapat bahwa rootone-f berfungsi sebagai pelatuk (trigger) untuk mengaktifkan sel-sel parenchyma untuk membelah, membesar dan memisah. Dari hasil penelitian Asnowo (1996) juga disimpulkan bahwa tunas stek pucuk ulin yang diberi rootone-f akan tumbuh lebih baik dibandingkan dengan stek yang tidak diberi rootone- F. Tabel 1. Nilai Rata-rata Panjang Tunas Stek Pucuk Ulin pada Setiap Interaksi Rootone-F dengan Media Sapih P (Part) Rata-rata A4B3 0,370 - A1B2 0,420 0,050 - A2B1 0,430 0,010 0,060 - A3B1 0,462 0,032 0,042 0,092 - A3B2 0,530 0,068 0,100 0,110 0,160 - A4B2 0,548 0,018 0,086 0,118 0,128 0,178 - A4B1 0,596 0,048 0,065 0,134 0,166 0,176 0,226 - A1B1 0,600 0,004 0,052 0,070 0,138 0,170 0,180 0,230 - A2B3 0,700 0,100 0,104 0,152 0,170 0,238 0,270 0,280 0,330 - A1B3 0,702 0,002 0,102 0,106 0,154 0,172 0,240 0,272 0,282 0,332 - A2B2 0,750 0,048 0,050 0,150 0,154 0,202 0,220 0,288 0,320 0,330 0,380 - A3B3 0,906 0,156 0,204 0,206 0,306 0,310 0,358 0,376 0,444* 0,476* 0,486* 0,536** Perlakuan BJND (P.Sy,5%) = BJND (P.Sy,1%) = 0,327 0,436 0,344 0,454 0,355 0,467 0,362 0,476 Keterangan: * = Berbeda nyata. ** = Berbeda sangat nyata. Selanjutnya, Aminuddin (1992) mengutip beberapa hasil penelitian yang berkaitan dengan penggunaan rootone-f, antara lain: a) Supriadi (1980) melaporkan bahwa pemberian rootone-f dengan dosis 0,368 0,481 0,374 0,490 0,377 0,494 0,381 0,498 0,383 0,502 0,386 0,505 0,388 0, gr per cabutan memberikan proses tumbuh terbaik. b) Sudrajat (1985) melaporkan bahwa hormon rootone-f pada Morus shima dengan dosis 75 gr dan 100 gr dapat meningkatkan
5 pertumbuhan stek secara nyata bila dibandingkan dengan kontrol. c) Suseno (1984) melaporkan bahwa pemberian rootone-f dengan 100 mg per stek Dalbergia latifolia merupakan dosis maksimal. Dari hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa dosis rootone-f yang diperlukan oleh tumbuhan berbeda-beda, tergantung dari jenis stek dan jenis tumbuhan itu sendiri. Semakin besar dan semakin tua umur bahan stek memerlukan dosis rootone- F yang semakin tinggi. Khusus untuk stek pucuk ulin berdasarkan hasil penelitian ini memerlukan dosis rootone-f sebesar 75 mg/batang stek. Dosis yang kurang dan atau lebih dari 75 mg/batang stek menunjukkan pengaruh terhadap pertumbuhan stek yang tidak optimal. Untuk itu diduga dengan pemberian rootone-f sebanyak 75 mg/stek, persediaan makanan (karbohidrat) dapat dipacu oleh auksin untuk membentuk sel-sel baru, perpanjangan sel dan penebalan dinding sel guna mempercepat pembentukan dan pembesaran jaringan baru yang berada pada titik tumbuh (meristematik). sehingga pertumbuhan tunas berjalan dengan cepat. Menurut Sarief (1986), Struktur tanah memegang peranan penting terhadap pertumbuhan tanaman, baik secara langsung maupun tidak langsung. Pengaruh langsung yaitu terhadap tata air dan udara tanah, terutama terhadap permeabilitas tanah atau kemampuan tanah untuk mengalirkan air dan udara di dalam tanah. Selanjutnya dari hasil penelitian Asnowo (1996) disimpulkan bahwa media sapih topsoil merupakan perlakuan yang terbaik untuk pertumbuhan akar stek pucuk ulin. Dengan tumbuhnya akar akan mendorong pertumbuhan tunas pucuk hingga membentuk daun. Hal tersebut sejalan dengan hasil penelitian ini bahwa untuk pertumbuhan tunas, perlakuan yang terbaik adalah pemberian rootone-f sebanyak 75 mg/batang stek yang ditanam pada media topsoil (A3B3). Rootone-F dengan dosis 75 mg/batang stek sangat efektif merangsang pertumbuhan akar pada media topsoil, sehingga mamacu pertumbuhan tunas. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Interaksi antara dosis rotone-f dengan media sapih (AB) berpengaruh nyata terhadap pertambahan tinggi stek pucuk ulin, namun tidak berpengaruh nyata terhadap peubah panjang akar dan persentase tumbuh. 2. Dosis 75 mg/batang stek dengan media topsoil (A3B3) memberikan pengaruh paling baik terhadap pertambahan tinggi stek pucuk ulin. Saran Untuk memperbanyak tanaman ulin secara vegetative melalui stek pucuk, disarankan menggunakan rootone-f sebanyak 75 mg/batang dengan topsoil sebagai media tumbuh. DAFTAR PUSTAKA Aminuddin, M Pengaruh Pemberian Rootone-F terhadap Pertumbuhan Stek Ulin (Eusideroxylon zwageri T.et B.) di Hutan Pendidikan Fakultas Kehutanan Unlam Mandiangin Kalimantan Selatan. Skripsi Fakultas Kehutanan Unlam. Banjarbaru.
6 Asnowo, H.Y Pengaruh Pemberian Rootone-F dan Komposisi Media Sapih terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Ulin (Eusideroxylon zwageri T et B). Skripsi Fakultas Kehutanan Unlam. Banjarbaru. Manurung, S. O Status dan Potensi Zat Pengatur Tumbuh serta Prospek Penggunaan Rootone-F dalam Perbanyakan Tanaman Kehutanan. Departemen Kehutanan. Jakarta. Sarief, S Kesuburan dan Pemupukan Tanah Pertanian. Penerbit Pustaka Buana. Bandung. Yasman, I dan Smits, W.T.M Metode Pembuatan Stek Dipterocarpaceae. Asosiasi Panel Kayu Indonesia. Jakarta. Lampiran 1. Analisis Varian Pertambahan Tinggi Stek Pucuk Ulin SK db JK KT F-hitung F-tabel 5 % 1 % Perlakuan 11 1, ,12478 Faktor A 3 0, , ,8048 2,19 5,04 Faktor B 2 0, , ,7703 2,50 4,22 Interaksi AB 6 0, , ,4874 * 2,30 3,20 Galat 48 3, ,06574 Total 59 4,52809 Keterangan : * = Berbeda nyata. 6
PENCAMPURAN MEDIA DENGAN INSEKTISIDA UNTUK PENCEGAHAN HAMA Xyleborus morstatii Hag. PADA BIBIT ULIN ( Eusideroxylon zwageri T et.
PENCAMPURAN MEDIA DENGAN INSEKTISIDA UNTUK PENCEGAHAN HAMA Xyleborus morstatii Hag. PADA BIBIT ULIN ( Eusideroxylon zwageri T et. B) DI PERSEMAIAN Balai Besar Penelitian Dipterokarpa RINGKASAN Kendala
Lebih terperinciPenanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk
Standar Nasional Indonesia Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk ICS 65.020.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup...
Lebih terperinciPENGARUH ASAL BAHAN DAN MEDIA STEK TERHADAP PERTUMBUHAN STEK BATANG TEMBESU
PENGARUH ASAL BAHAN DAN MEDIA STEK TERHADAP PERTUMBUHAN STEK BATANG TEMBESU (Fragraea fragarans ROXB) 1) Oleh : Agus Sofyan 2) dan Imam Muslimin 2) ABSTRAK Tembesu (Fragraea fragrans ROXB) merupakan jenis
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE PENELITIAN. Kecamatan Bangsri Kabupaten Jepara Provinsi Jawa Tengah. Ketinggian tempat
III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan di UPT-Kebun Bibit Dinas di Desa Krasak Kecamatan Bangsri Kabupaten Jepara Provinsi Jawa Tengah. Ketinggian tempat berada 96
Lebih terperinciIII. FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH DALAM PERBANYAKAN VEGETATIF. Oleh : Danu dan Agus Astho Pramono
III. FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH DALAM PERBANYAKAN VEGETATIF Oleh : Danu dan Agus Astho Pramono A. Stek Stek merupakan teknik pembiakan vegatatif dengan cara perlakuan pemotongan pada bagian vegatatif
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. diameter 12 cm dan panjang 28 cm, dan bahan-bahan lain yang mendukung
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat lebih kurang 25 meter di atas permukaan laut.
Lebih terperinciPengaruh Pemberian Kompos Kotoran Sapi Terhadap Pertumbuhan Anakan Salam (Syzygium Polyanthum) Di Persemaian
Kamaludin Fakultas Pertanian Universitas Kapuas Sintang e-mail : kamaludinkamal27@yahoo.co.id Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh komposisi kompos kotoran sapi yang terbaik dalam
Lebih terperinciKESESUAIAN MEDIA TUMBUH STEK AKAR SUKUN (Artocarpus communis) (Fitness of Grow Media on the Roots Cutting of Sukun (A. communis))
KESESUAIAN MEDIA TUMBUH STEK AKAR SUKUN (Artocarpus communis) (Fitness of Grow Media on the Roots Cutting of Sukun (A. communis)) Jumani dan Heni Emawati Dosen Program Studi Manajemen Hutan, Fakultas Pertanian,
Lebih terperinciSTUDY TENTANG TIGA VARIETAS TERUNG DENGAN KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN
STUDY TENTANG TIGA VARIETAS TERUNG DENGAN KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN [STUDY ON THREE EGG PLANT VARIETIES GROWN ON DIFFERENT COMPOSITION OF PLANT MEDIA, ITS EFFECT ON GROWTH
Lebih terperinciPEMBERIAN ROOTONE F TERHADAP PERTUMBUHAN STEK BATANG PURI (Mitragyna speciosa Korth)
PEMBERIAN ROOTONE F TERHADAP PERTUMBUHAN STEK BATANG PURI (Mitragyna speciosa Korth) Adding rootone f on the growth of stem Cuttings of puri (Mitragyna speciosa Korth) Okta Cahyadi, Iskandar, AM dan Hafiz
Lebih terperinciTEKNIK PENGADAAN BIBIT ULIN DENGAN PEMOTONGAN BIJI BERULANG SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN KEDIKLATAN
TEKNIK PENGADAAN BIBIT ULIN DENGAN PEMOTONGAN BIJI BERULANG SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN KEDIKLATAN Oleh : Ir. Suwignyo Widyaiswara Balai Diklat Kehutanan Samarinda Abstrak Ulin adalah salah satu jenis pohon
Lebih terperinciBudidaya Tanaman Obat. Elvira Syamsir
Budidaya Tanaman Obat Elvira Syamsir Budidaya Tanaman Obat untuk Murid Sekolah Dasar Pengarang: Elvira Syamsir ilustrator: yanu indaryanto Penerbit: Seafast Center IPB DISCLAIMER This publication is made
Lebih terperinciRESPON PERTUMBUHAN VEGETATIF TANAMAN ANGGREK (Vanda douglas L.) TERHADAP PEMBERIAN HORMON TUMBUH ROOT-UP
Jurnal Ilmiah UNKLAB Vol. 18, No. 1, Juni, 214, hal. 1-9 ISSN: 1411-4372 RESPON PERTUMBUHAN VEGETATIF TANAMAN ANGGREK (Vanda douglas L.) TERHADAP PEMBERIAN HORMON TUMBUH ROOT-UP Max Sahetapy 1 Marki S.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dilakukan dengan memberi perlakuan (treatment) terhadap objek. penelitian serta adanya kontrol penelitian.
31 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini jenis penelitian eksperimen, yaitu penelitian yang dilakukan dengan memberi perlakuan (treatment) terhadap objek penelitian serta adanya
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada April sampai dengan Juni 2012 di Perum Polda 2
16 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada April sampai dengan Juni 2012 di Perum Polda 2 Gang Mawar no 7 Kelurahan Pinang Jaya, Kecamatan Kemiling, Kota Bandar
Lebih terperinciRESPON SETEK CABANG BAMBU KUNING (Bambusa vulgaris) TERHADAP PEMBERIAN AIA
RESPON SETEK CABANG BAMBU KUNING (Bambusa vulgaris) TERHADAP PEMBERIAN AIA (THE RESPONSE OF BRANCH CUTTINGS YELLOW BAMBOO (Bambusa Vulgaris) BY GIVING INDOLE ACETIC ACID) Yosepin K. Simangunsong, Indriyanto,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh konsentrasi dan lama perendaman IAA (Indole Acetic
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian pengaruh konsentrasi dan lama perendaman IAA (Indole Acetic Acid) terhadap pertumbuhan vegetatif bibit tebu (Saccharum officinarum L.) G2 varietas
Lebih terperinciTeknik Pembenihan Acacia Spp. (Akasia) Bebas Penyakit
Teknik Pembenihan Acacia Spp. (Akasia) Bebas Penyakit 1 / 5 Tanaman Acacia spp. termasuk tanaman yang peka terhadap serangan hama dan penyakit terutama yang disebabkan oleh jenis jamur dan bakteri. Pembangunan
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Lapangan Terpadu Kampus Gedung Meneng Fakultas
19 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Lapangan Terpadu Kampus Gedung Meneng Fakultas Pertanian, Universitas Lampung Kampus Gedung Meneng, Bandar Lampung dan
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: cangkul, parang, ajir,
BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dilahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Penelitian dilakukan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. keunggulan dalam penggunaan kayunya. Jati termasuk tanaman yang dapat tumbuh
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jati ( Tectona grandis) termasuk famili Verbenaceae yang mempunyai banyak keunggulan dalam penggunaan kayunya. Jati termasuk tanaman yang dapat tumbuh dalam berbagai kondisi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Nanas (Ananas comosus [L.] Merr) merupakan komoditas andalan dalam perdagangan buah
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nanas (Ananas comosus [L.] Merr) merupakan komoditas andalan dalam perdagangan buah tropika yang menempati urutan ke dua terbesar setelah pisang. Indonesia merupakan produsen
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Sederhana Dusun IX, Desa Sambirejo Timur, Kecamatan Percut Sei Tuan,
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kebun Percobaan yang berlokasi di Jalan Sederhana Dusun IX, Desa Sambirejo Timur, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian bertempat di rumah kaca Fakultas Pertanian Universitas Lampung, dan
13 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian bertempat di rumah kaca Fakultas Pertanian Universitas Lampung, dan dilaksanakan selama 4 bulan, yaitu dari bulan Februari sampai dengan
Lebih terperinciPENGARUH KONSENTRASI DAN LAMA PERENDAMAN DENGAN ZAT PENGATUR TUMBUH (ZPT) INDOLEBUTYRIC ACID (IBA) TERHADAP PERTUMBUHAN STEK TANAMAN JERUK
WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN : 2089-8592 PENGARUH KONSENTRASI DAN LAMA PERENDAMAN DENGAN ZAT PENGATUR TUMBUH (ZPT) INDOLEBUTYRIC ACID (IBA) TERHADAP PERTUMBUHAN STEK TANAMAN JERUK Arta
Lebih terperinciKata kunci : Umur pertumbuhan, Dipterocarpaceae, mersawa, Anisoptera costata Korth
PERTUMBUHAN BIBIT MERSAWA PADA BERBAGAI TINGKAT UMUR SEMAI 1) Oleh : Agus Sofyan 2) dan Syaiful Islam 2) ABSTRAK Degradasi hutan Indonesia meningkat dari tahun ke tahun dalam dekade terakhir. Degradasi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan bulan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan bulan Oktober 2012 dilaksanakan di Kebun Kelompok Wanita Tani Ilomata Desa Huntu
Lebih terperinciIII. MATERI DAN METODE
III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau yang beralamat di Jl. H.R.
Lebih terperinciSumber : Manual Pembibitan Tanaman Hutan, BPTH Bali dan Nusa Tenggara.
Penyulaman Penyulaman dilakukan apabila bibit ada yang mati dan perlu dilakukan dengan segera agar bibit sulaman tidak tertinggal jauh dengan bibit lainnya. Penyiangan Penyiangan terhadap gulma dilakukan
Lebih terperinciPERKEMBANGBIAKAN VEGETATIF CANGKOK. Di Susun Oleh: Kelompok 7 Sony Paula
PERKEMBANGBIAKAN VEGETATIF CANGKOK Di Susun Oleh: Kelompok 7 Sony Paula JURUSAN AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUSAMUS MERAUKE 2015 DAFTAR ISI BAB 1 PENDAHULUAN...2 A. Latar belakang...2
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE PENELITIAN. Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan. Percobaan ini dilakukan mulai
BAHAN DAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Percobaan ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Benih Fakultas Pertanian,, Medan. Percobaan ini dilakukan mulai dari bulan April 2016 hingga Mei
Lebih terperinciBUDIDAYA SUKUN 1. Benih
BUDIDAYA SUKUN Sukun merupakan tanaman tropis sehingga hampir disemua daerah di Indonesia ini dapat tumbuh. Sukun dapat tumbuh di dataran rendah (0 m) hingga dataran tinggi (700 m dpl). Pertumbuhan optimal
Lebih terperinciPERSIAPAN BAHAN TANAM TEH
PERSIAPAN BAHAN TANAM TEH (Camellia sinensis L.) Disusun Oleh: Danni Ramadhan H0712052 PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2015 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Lebih terperinciPENGARUH MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT JABON MERAH. (Anthocephalus macrophyllus (Roxb)Havil)
PENGARUH MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT JABON MERAH (Anthocephalus macrophyllus (Roxb) Havil) EFFECT OF PLANTING MEDIA ON RED JABON (Anthocephalus macrophyllus (Roxb)Havil) Yusran Ilyas ¹, J. A.
Lebih terperinciPENGARUH AUKSIN TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT CABUTAN ALAM GAHARU
PENGARUH AUKSIN TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT CABUTAN ALAM GAHARU ( Aquilaria malaccensis Lamk) (Auksin Effect on the Growth of Natural Breeding Scraped Gaharu (Aquilaria malaccensis Lamk) Gusniar Purwanti,
Lebih terperinciI. MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian
I. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru, pada bulan
Lebih terperinciI. BAHAN DAN METODE. Soebrantas KM. 15 Panam, Pekanbaru. Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan
I. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini bertempat di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Jl. H. R. Soebrantas KM. 15 Panam,
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu
8 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan IPB Cikabayan, Darmaga, Bogor, pada bulan Januari sampai April 2008. Lokasi percobaan terletak pada ketinggian 220 m di
Lebih terperinciPengendalian hama dan penyakit pada pembibitan yaitu dengan menutup atau mengolesi luka bekas pengambilan anakan dengan tanah atau insektisida,
PEMBAHASAN PT National Sago Prima saat ini merupakan perusahaan satu-satunya yang bergerak dalam bidang pengusahaan perkebunan sagu di Indonesia. Pengusahaan sagu masih berada dibawah dinas kehutanan karena
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Serdang Bedagai dengan ketinggian tempat kira-kira 14 m dari permukaan laut, topografi datar
III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Pergajahan Kahan, Kecamatan Bintang Bayu Kabupaten Serdang Bedagai dengan ketinggian tempat kira-kira 14 m dari
Lebih terperinciSKRIPSI. Persyaratan Sarjana-1. Disusun Oleh: VINA A FAKULTA
PENGARUH ZAT PENGATUR TUMBUH (Rootone-F) TERHADAP PERTUMBUHAN AKAR JATI (Tectona grandis) ) DALAM PERBANYAKAN SECARA STEK PUCUK SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajad Sarjana-1
Lebih terperinciTATA CARA PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Greenhouse Universitas Muhammadiyah
III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Greenhouse Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Yogyakarta. Penelitian ini dilakukan selama bulan November 2016-Februari
Lebih terperinciUniversitas Lambung Mangkurat Banjarbaru 2 )Mahasiswa Jurusan Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan. Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru ABSTRACT
PENENTUAN HUBUNGAN TINGGI BEBAS CABANG DENGAN DIAMETER POHON MERANTI PUTIH (Shorea bracteolata Dyer) DI AREAL HPH PT. AYA YAYANG INDONESIA, TABALONG, KALIMANTAN SELATAN Oleh/by EDILA YUDIA PURNAMA 1) ;
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. laut, dengan topografi datar. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2015 sampai
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian III. BAHAN DAN METODE Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan Percut
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE
III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Unit Pelayanan Teknis (UPT), Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Riau. Pelaksanaannya dilakukan pada bulan
Lebih terperinciTATA LAKSANA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. Penelitian ini dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan di
III. TATA LAKSANA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan di laboratorium fakultas pertanian UMY. Pengamatan pertumbuhan tanaman bawang merah dan
Lebih terperinci~. ~ ~ ~, ~~~~ ~~ ~~ ~ ~,~-.
~~ ~ ~,~-. ~.~~.~~~~. ~.~.~ ~.. ARIF BUDIMAN (E.01496103). Pengaruh Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Slrorea baiangeran Korth. Pada Medium Air (Water Rooting System). Dibawah bimbingan Dr. Ir. Supriyanto.
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian. C. Rancangan Penelitian dan Analisis Data
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta dengan ketinggian tempat 95 m dpl bulan
Lebih terperinciIII. MATERI DAN METODE
III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Agronomi dan lahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim
Lebih terperinciLAJU PERTUMBUHAN DAN LAJU ASIMILASI BERSIH RUMPUT GAJAH DARI LETAK TUNAS STEK YANG BERBEDA DENGAN BEBERAPA DOSIS PUPUK NITROGEN SKRIPSI.
LAJU PERTUMBUHAN DAN LAJU ASIMILASI BERSIH RUMPUT GAJAH DARI LETAK TUNAS STEK YANG BERBEDA DENGAN BEBERAPA DOSIS PUPUK NITROGEN SKRIPSI Oleh SAVITRI SARI FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS DIPONEGORO S E
Lebih terperinciPERBANYAKAN TANAMAN PASAK BUMI (Eurycoma longifolia Jack) SECARA GENERATIF DAN VEGETATIF DI PERSEMAIAN
PERBANYAKAN TANAMAN PASAK BUMI (Eurycoma longifolia Jack) SECARA GENERATIF DAN VEGETATIF DI PERSEMAIAN (Generative And Vegetative Propagation Of Pasak Bumi (Eurycoma longifolia Jack) In The Nursery) Sri
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Waktu penelitian dimulai dari bulan Februari 2014 sampai dengan bulan Januari 2015.
12 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Waktu penelitian dimulai dari bulan Februari 2014 sampai dengan
Lebih terperinciPERBANYAKAN BIBIT POHON UNTUK REVEGETASI LAHAN PASCA TAMBANG
PERBANYAKAN BIBIT POHON UNTUK REVEGETASI LAHAN PASCA TAMBANG Dr. Yadi Setiadi Mine Land Rehabilitation Specialist Faculty of Forestry, Bogor Agricultural University Campus IPB, Darmaga, Bogor ysetiad55@gmail.com
Lebih terperinciPEMANFAATAN EKSTRAK BAWANG MERAH SEBAGAI PENGGANTI ROOTON F UNTUK MENSTIMULASI PERTUMBUHAN AKAR STEK PUCUK JATI (Tectona grandis L)
PKMP-1-8-1 PEMANFAATAN EKSTRAK BAWANG MERAH SEBAGAI PENGGANTI ROOTON F UNTUK MENSTIMULASI PERTUMBUHAN AKAR STEK PUCUK JATI (Tectona grandis L) R.M. Aulia El Halim, B. Pramudityo, R. Setiawan, I.Y. Habibi,
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE
III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah di laksanakan di Rumah Kaca Kebun Percobaan Fakultas Pertanian, Jalan Bina Widya KM 12,5 Simpang Baru Kecamatan Tampan Pekanbaru yang berada
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian
III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan
Lebih terperinciSTUDI AWAL PERBANYAKAN VEGETATIF NYAWAI (Ficus variegata) DENGAN METODE STEK
STUDI AWAL PERBANYAKAN VEGETATIF NYAWAI (Ficus variegata) DENGAN METODE STEK Preliminary Research on Vegetative Propagation of Nyawai (Ficus variegata) by Cutting Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan laboratoriun lapangan terpadu
13 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan laboratoriun lapangan terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung, yaitu penyemaian benih dan penanaman
Lebih terperinciTEKNOLOGI SAMBUNG PUCUK PADA DUKU KUMPEH
TEKNOLOGI SAMBUNG PUCUK PADA DUKU KUMPEH Oleh: Dr. Desi Hernita BPTP Jambi Duku Kumpeh memiliki rasa manis, legit, daging buah bening, tekstur daging kenyal, tidak berserat, dan hampir tidak berbiji. Rasa
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. = 0 minggu = 1 minggu = 2 minggu = 3 minggu = 4 minggu = 5 minggu = 6 minggu = 7 minggu = 8 minggu P 1 P 2 P 3 P 4 P 5 P 6 P 7 P 8
III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium dan lahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri sultan Syarif Kasim Riau, Jalan H.R
Lebih terperinciBAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR
13 BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir dilaksanakan di Dusun Kwojo Wetan, Desa Jembungan, Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. B. Waktu Pelaksanaan
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca, Fakultas Pertanian, Universitas
23 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung, Kampus Gedung Meneng, Bandar Lampung pada bulan Desember 2013
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian
BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di dua tempat, yaitu pembibitan di Kebun Percobaan Leuwikopo Institut Pertanian Bogor, Darmaga, Bogor, dan penanaman dilakukan di
Lebih terperinci(STEK-SAMBUNG) SAMBUNG)
PERBANYAKAN TANAMAN ANGGUR DENGAN STEKBUNG (STEK-SAMBUNG) SAMBUNG) Perbanyakan anggur yang banyak dilakukan adalah dengan stek batang/cabang Cabang/ranting yang digunakan adalah hasil dari pangkasan lanjutan/produksi
Lebih terperinciIII. MATERI DAN METODE
III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan di Jl. Seroja Kulim Kecamatan Tenayan Raya Kota Pekanbaru pada bulan April 2013 sampai dengan bulan Juli 2013. Analisis bahan
Lebih terperinciJurnal Ilmu Pertanian Indonesia, April 2010, hlm ISSN
Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia, April 2010, hlm. 14-19 ISSN 0853 4217 Vol. 15 No.1 PENGARUH PEMBERIAN PUPUK NPK DAN KOMPOS TERHADAP PERTUMBUHAN SEMAI JABON (Anthocephalus cadamba Roxb Miq) PADA MEDIA
Lebih terperinciMAKALAH. Budidaya Tanaman Aren (Arenga pinnata Merr.) sebuah alternatif dalam upaya peningkatan. pendapatan masyarakat. Oleh:
3 MAKALAH Budidaya Tanaman Aren (Arenga pinnata Merr.) sebuah alternatif dalam upaya peningkatan pendapatan masyarakat. Disampaikan pada Seminar Nasional Agroforestri ke 4 : Pengembangan Teknologi Agroforestri
Lebih terperinciPENGARUH PERBEDAAN KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT PADA TAHAP PRE NURSERY. Aang Kuvaini. Abstrak
PENGARUH PERBEDAAN KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT PADA TAHAP PRE NURSERY Aang Kuvaini Abstrak Kualitas media tanam akan memberikan pengaruh terhadap kualitas pertumbuhan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di rumah kaca Fakultas Pertanian Universitas
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di rumah kaca Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Waktu penelitian selama 2 bulan, yang dimulai Februari sampai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terutama Hutan Tanaman Industri (HTI). jenis tanaman cepat tumbuh (fast growing) dari suku Dipterocarpaceae
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan kayu dari tahun ke tahun semakin meningkat. Kebutuhan kayu yang semakin meningkat tersebut bila tidak diimbangi dengan usaha penanaman kembali maka degradasi
Lebih terperinciMaman Sulaeman I. PENDAHULUAN
TEKNIK PEMANGKASAN (Shorea leprosula Miq.) SEBAGAI BAHAN PERBANYAKAN VEGETATIF DENGAN CARA STEK Prunning Techniques of Shorea leprosula Miq. as Vegetative Propagation Material for Cutting Balai Besar Penelitian
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
14 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian berlangsung dari bulan Mei 2011 sampai bulan Juli 2011 di lahan Pembibitan Kebun Percobaan Cikabayan, IPB Darmaga. Penelitian diawali dengan pemilihan pohon
Lebih terperinciPENGARUH MACAM AUKSIN PADA PEMBIBITAN BEBERAPA VARIETAS TANAMAN JATI (Tectona grandis, L.)
PENGARUH MACAM AUKSIN PADA PEMBIBITAN BEBERAPA VARIETAS TANAMAN JATI (Tectona grandis, L.) Didi Kuntoro 1), Rahayu Sarwitri 2), Agus Suprapto 3) Abstract An experiment about of the effect auxin kind on
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate,
III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate,
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN METODE. Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan
BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan Percut
Lebih terperinci*) Diterima : 14 November 2007; Disetujui : 02 September 2008
Pengaruh dosis dan Frekuensi Aplikasi Pemupukan (Nanang Herdiana dkk.) PENGARUH DOSIS DAN FREKUENSI APLIKASI PEMUPUKAN NPK TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT Shorea ovalis Korth. (Blume.) ASAL ANAKAN ALAM DI PERSEMAIAN
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN
BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan September Oktober 2012. Tempat penelitian di Kebun Kartini Fakultas Pertanian dan Bisnis UKSW.
Lebih terperinciPERTUMBUHAN STEK JERUK LEMON ( Citrus medica ) DENGAN PEMBERIAN URIN SAPI PADA BERBAGAI KONSENTRASI DAN LAMA PERENDAMAN
PERTUMBUHAN STEK JERUK LEMON ( Citrus medica ) DENGAN PEMBERIAN URIN SAPI PADA BERBAGAI KONSENTRASI DAN LAMA PERENDAMAN Oleh/by ENY DWI PUJAWATI Program Studi Budidaya Hutan Fakultas Kehutanan Unlam INTISARI
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan
III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Jalan H. R. Soebrantas
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE
III. BAHAN DAN METODE 3. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai Mei 202 di Rumah Kaca Gedung Hortikultura, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. 3.2 Bahan dan Alat Bahan
Lebih terperinciIII. MATERI DAN METODE. HR. Soebrantas KM 15 Panam, Pekanbaru. Penelitian ini dilakukan mulai bulan Mei
III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau yang beralamat di
Lebih terperinciPENGARUH PEMBERIAN HORMON TUMBUH DAN DIAMETER STEK TERHADAP PERTUMBUHAN STEK JERUK NIPIS TANPA BIJI (Citrus aurantifolis S)
VOLUME 3 NO.3 OKTOBER 2015 PENGARUH PEMBERIAN HORMON TUMBUH DAN DIAMETER STEK TERHADAP PERTUMBUHAN STEK JERUK NIPIS TANPA BIJI (Citrus aurantifolis S) ANDI HERWATI Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Yapim Maros
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Kelurahan
III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di lahan Percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Kelurahan Simpang
Lebih terperinciIII.METODE PENELITIAN
20 III.METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai bulan November 2015 sampai dengan bulan Februari 2016 di lahan percobaan di desa Giriharjo, Ngrambe, Ngawi, Jawa Timur.
Lebih terperinciIII. MATERI DAN METODE
III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di lahan pertanian Fakultas Pertanian Universitas Islam Negri Sultan Syarif Kasim Riau. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Desember
Lebih terperinciTATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Januari sampai Maret B. Penyiapan Bahan Bio-slurry
III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Green house Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Januari sampai Maret 2016. B. Penyiapan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan menggunakan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial dengan pola dua faktor. Faktor pertama adalah
Lebih terperinciMakalah Penunjang pada Ekspose Hasil-hasil Penelitian : Konservasi dan Rehabilitasi Sumberdaya Hutan. Padang, 20 September
PENGARUH UMUR SEMAI TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT SUREN DI PERSEMAIAN 1) Oleh: Agus Sofyan 2) dan Syaiful Islam 2) ABSTRAK Suren (Toona sureni Merr), merupakan jenis yang memiliki pertumbuhan cepat dan kegunaan
Lebih terperinciPengaruh Pemberian Pupuk Kandang Kotoran Ayam Terhadap Pertumbuhan Anakan Rukam ( Flacourtian Rukam ) di Persemaian
Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Kotoran Ayam Terhadap Pertumbuhan Anakan Rukam ( Flacourtian Rukam ) di Persemaian Sri Sumarni Fakultas Pertanian Universitas Kapuas Sintang Email : sri_nanisumarni@yahoo.co.id
Lebih terperinciIII. MATERI DAN METODE
III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini bertempat dilahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Jl. H. R. Soebrantas KM. 15
Lebih terperinciIII. MATERI DAN METODE. Penelitian ini bertempat dilahan percobaan Fakultas Pertanian dan
III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini bertempat dilahan percobaan Fakultas Pertanian dan Pertenakan UIN Sultan Syarif Kasim Riau. Penelitian ini dilakukan pada bulan April sampai
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kebutuhan kayu di Indonesia setiap tahun meningkat dan diperkirakan kebutuhan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan kayu di Indonesia setiap tahun meningkat dan diperkirakan kebutuhan kayu nasional Indonesia mencapai lebih dari 60 juta m³. Lima puluh persen dari kebutuhan
Lebih terperinciIII. MATERI DAN METODE
III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Unversitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Kelurahan Simpang
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Silvikultur, Jurusan
III. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Silvikultur, Jurusan Kehutanan dan rumah kaca Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Waktu penelitian
Lebih terperinciI. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Suka Banjar Kecamatan Gedong Tataan
I. BAHAN DAN METODE 1.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Suka Banjar Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran pada bulan Mei sampai September 2011. 1.2 Bahan dan Alat
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Botani Manggis
4 TINJAUAN PUSTAKA Botani Manggis Tanaman manggis (Garcinia mangostana L.) termasuk famili Clusiaceae yang diperkirakan berasal dari Asia Tenggara khususnya di semenanjung Malaya, Myanmar, Thailand, Kamboja,
Lebih terperinciPengaruh Berbagai Waktu Pemotongan Pucuk Bahan Setek dan Taraf Dosis Rootone F Terhadap Pertumbuhan Setek Pendek Panili (Vanilla Planifolia Andrews)
Pengaruh Berbagai Waktu Pemotongan Pucuk Bahan Setek dan Taraf Dosis Rootone F Terhadap Pertumbuhan Setek Pendek Panili (Vanilla Planifolia Andrews) VITARIVERA TAMPUBOLON*) I NYOMAN SUTEJA I PUTU DHARMA
Lebih terperinciPANDUAN PRAKTIKUM BUDIDAYA TANAMAN INDUSTRI. Disusun oleh : Ir. Sarjiyah, M.S. Ir. Titiek Widyastuti, M.S.
PANDUAN PRAKTIKUM BUDIDAYA TANAMAN INDUSTRI Disusun oleh : Ir. Sarjiyah, M.S. Ir. Titiek Widyastuti, M.S. FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016 1 TATA TERTIB PRAKTIKUM 1. Mahasiswa
Lebih terperinciIII. MATERI DAN METODE
III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini bertempat di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Jl. H.R. Soebrantas KM. 15
Lebih terperinciPENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera)
PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera) ABSTRAK Noverita S.V. Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Sisingamangaraja-XII Medan Penelitian
Lebih terperinci