ARTIKEL ILMIAH PENGARUH MODEL EXPERIANTAL LEARNING BERBASIS OPEN-ENDED TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMP KELAS VII

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ARTIKEL ILMIAH PENGARUH MODEL EXPERIANTAL LEARNING BERBASIS OPEN-ENDED TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMP KELAS VII"

Transkripsi

1 ARTIKEL ILMIAH PENGARUH MODEL EXPERIANTAL LEARNING BERBASIS OPEN-ENDED TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMP KELAS VII OLEH FIVRI DESVIANI NIM A1C FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI SEPTEMBER, 2017 Fivri Desviani : Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 1

2 PENGARUH MODEL EXPERIANTAL LEARNING BERBASIS OPEN-ENDED TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMP KELAS VII Oleh : Fivri Desviani 1 ), Kamid 2 ), Dewi Iriani 3 ) 1 ) Alumni Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Jambi 2 ) dan 3 ) Dosen Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Jambi 1 ) danish.nurprianto15@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini dilatar belakangi oleh rendahnya kemampuan berfikir kreatif ini salah satunya dipengaruhi oleh pembelajaran dikelas. Pembelajaran matematika dikelas masih banyak yang menekan pemahaman siswa tanpa melibatkan kemampuan berfikir kreatif siswa. Banyak model yang dapat digunakan dalam pembelajaran matematika salah satunya adalah model pembelajaran Experieantal Learning. Dengan pembelajaran ini siswa tidak hanya belajar tentang kosep belaka melainkan siswa dilibatkan secara langsung dalam proses pembelajaran untuk dijadikan suatu pengalaman. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Sampel Penelitian ini adalah siswa Kelas VIID dan VII E sebagai kelas eksperimen dan kelas VII F sebagai kelas kontrol dimana untuk penilaian berpikir kreatif matematis masing-masing kelas sampel diberi post test. Teknik pengambilan sampel yaitu simple random sampling. Analisis data untuk mengetahui pengaruh pembelajaran menggunakan uji t. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara kemampuan berpikir kreatif matematis siswa tulisan pada kelas eksperimen terhadap kelas kontrol. Hal ini dapat dilihat dari uji t nilai post test kemampuan berpikir kreatif matematis dan hasil lembar observasi ketiga kelas. Pada kelas eksperimen I dan kelas kontrol perhitungan didapatkan t hitung > t tabel yaitu 1,7414 > 1,6699 dan rata-rata aspek kemampuan komunikasi matematis lisan siswa yaitu 3,35 > 3,22 Sehingga rata-rata kemampuan berpikir kreatif siswa dengan menggunakan pembelajaran Experiental Learning dengan pendekatan Open-Ended lebih tinggi dari kemampuan berpikir kratif siswa dengan menggunakan pembelajaran langsung. Pada kelas eksperimen II dan kelas kontrol perhitungan kemampuan komunikasi tulisan didapatkan t hitung > t tabel yaitu 1,7893 > 1,6684 dan rata-rata kemampuan berpikir kreatif siswa yaitu 3,24 > 3,22 sehingga rata-rata kemampuan berpikir kreatif siswa dengan menggunakan pembelajaran Experiental Learning dengan pendekatan Open-Ended lebih tinggi dari kemampuan berpikir kreatif siswa dengan pembelajaran langsung. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Experiental Learning berbasis pendekatan Open-Ended berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis siswa Kelas VII SMP Negeri 22 Kota Jambi. Kata Kunci : Model Pembelajaran Experiental Learning, Pendekatan Open-Ended, Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Fivri Desviani : Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 2

3 PENGARUH MODEL EXPERIANTAL LEARNING BERBASIS OPEN-ENDED TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMP KELAS VII Oleh : Fivri Desviani 1 ), Kamid 2 ), Dewi Iriani 3 ) 1 ) Alumni Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Jambi 2 ) dan 3 ) Dosen Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Jambi 1 ) danish.nurprianto15@gmail.com PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Setiap manusia tentu menginginkan hidup yang sejahtera dan seimbang. Untuk mencapai kehidupan yang diinginkan tersebut dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas, yaitu sumber daya manusia yang mampu mengembangkan ptensi yang ada pada dirinya dan mempunyai pola pikir maju. Masyarakat yang berkualitas dapat melahirkan kemajuan dalam berbagai bidang kehidupan, seperti dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, politik, pembangunan, sains dan sebagainya. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia adalah melalui pendidikan, khususnya pendidikan formal di sekolah. Oleh karena itu, kemajuan dalam dunia pendidikan perlu mendapatkan perhatian khusus. Dalam undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Matematika merupakan cara atau metode berfikir dan bernalar, bahasa lambang yang dapat dipahami oleh semua bangsa berbudaya, seni, seperti pada musik penuh simetri, pola, dan irama yang dapat menghibur, alat bagi pembuat peta arsitek, navigator luar angkasa, pe-mbuat mesin, dan akuntan (Hamzah dan Muhlisrarini, 2014:48). Dengan belajar matematika seseorang terlatih dalam menggunakan akal pikirnya. Pembelajaran matematika merupakan bagian penting pembelajaran sekolah. Mata pelajaran matematika adalah mata pelajaran yang selalu diikutsertakan dalam ujian nasional. Di dalam kehidupan sehari-haripun kita tidak terlepas dari aktivitas matematika. Sesuai dengan peraturan Mentri Pendidikan Nasional No. 22 Tahun 2006 mengenai Standar Kompetensi Kelulusan pada mata pelajaran matematika untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah, telah dipaparkan bahwa salah satu tujuan mata pelajaran matematika adalah untuk membekali peserta didik dengan Fivri Desviani : Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 3

4 kemampuan berfikir logis, analitik, sistematis, kritis, dan kreatif serta kemampuan bekerja sama. berdasarkan tujuan tersebut terlihat bahwa kemampuan berfikir kreatif merupakan salah satu poin penting dalam pelaksanaan pembelajaran matematika. Berfikir kreatif termasuk dalam kategori berfikir tingkat tinggi. Guilford (Munandar, 1999:45) mengungkapkan bahwa berfikir kreatif sebagai kemampuan untuk melihat bermacam-macam kemungkinan penyelesaian terhadap suatu masalah. Semakin banyak dan beragam kemungkinan penyelesaian masalah yang diberikan seseorang maka semakin kreatiflah orang tersebut, namun tentu saja kemungkinan penyelesaian tersebut haruslah tepat dan benar sesuai permasalahan. Kemampuan berfikir kreatif merupakan hal penting yang perlu dimiliki setiap orang, dengan berfikir kreatif seseorang dapat mewujudkan dirinya melalui berbagai karya, baik berupa gagasan, ide, maupun suatu produk. Seseorang yang memiliki kemampuan berfikir kreatif akan menjadi pribadi yang unggul di kehidupannya, tidak hanya dalam pembelajaran tetapi juga dalam bermasyarakat. Kemampuan berfikir kreatif inilah sebagai alat yang memungkinkan manusia meningkatkan kualitas hidupnya terutama dalam era pembangunan seperti sekarang ini, kesejahteraan dan kejayaan masyarakat dan Negara kita bergantung pada sumbangan kreatif, berupa ideide baru, penemuan-penemuan baru dan teknologi baru dari anggota masyarakatnya. Kemampuan berfikir kreatif dalam matematika kemudian dikenal kemampuan berfikir kreatif matematis yang merupakan kemampuan yang perlu ada pada diri siswa untuk menganalisis permasalahan matematika dari berbagai sudut pandang kemudian menyelesaikan dengan kemungkinan banyak solusi dan serta melahirkan ide-ide kreatif dan banyak gagasan. Kenyataan kemampuan matematika siswa Indonesia ini belum menunjukan hasil yang baik. Hal ini dapat dilihat dari studi PISA (Program for International Student Assesment) tahun 2012 yang menunjukan bahwa kemampuan matematika anak Indonesia masih berada di bawah rata-rata (PISA, 2012:5). Berfikir kreatif merupakan bagian dari penalaran, dalam penalaran dikategorikan dikategorikan dalam berfikir dasar (basic), berfikir kritis (critical) dan berfikir kreatif (creative) (Munandar, 1999:56). Ber-dasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan berfikir kreatif matematis siswa masih rendah. Rendahnya kemampuan berfikir kreatif ini salah satunya dipengaruhi oleh pembelajaran di kelas. Pembelajaran matematika di kelas masih banyak yang menekan pemahaman siswa tanpa melibatkan kemampuan berfikir kreatif. Siswa tidak diberi kesempatan menemukan jawaban ataupun cara yang berbeda dari yang sudah diajarkan oleh guru. Guru sering tidak membiarkan siswa mengkonstruk pendapat atau pemahamannya sendiri terhadap konsep matematika (Siswono, 2008:27). Hal ini berarti pembelajaran lebih menekankan pada hafalan siswa dan siswa hanya membuat satu jawaban benar terhadap soal-soal yang diberikan, siswa cenderung menyelesaikan sesuai dengan cara yang telah diajarkan oleh guru atau hanya dengan mengikuti Fivri Desviani : Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 4

5 langkah-langkah yang ada pada buku paket. Gurupun kurang mampu mengarahkan dan memotivasi siswa untuk mengaitkan masalah matematika, akibatnya siswa tidak menemukan makna dari apa yang telah dipelajarinya. Salah satu pendekatan yang lebih memfasilitasi aktivitas dan kreativitas peserta didik adalah pendekatan open-ended. Pendekatan ini menyajikan masalah yang memiliki metode atau penyelesaian yang benar lebih dari satu sehingga peserta didik dimungkinkan untuk memperoleh pengetahuan atau pengalaman menemukan, mengenali dan mem-ecahkan masalah dengan beberapa cara, sesuai dengan kemampuan masing-masing (Japar, 2009:2). Banyak model yang dapat digunakan dalam pembelajaran matematika salah satunya adalah model pembelajaran experiental learning. Dengan pembelajaran ini, siswa tidak hanya belajar tentang konsep materi belaka, hal ini dikarenakan siswa dilibatkan secara langsung dalam proses pembelajaran untuk dijadikan sebagai suatu pengalaman. Dalam pembelajaran experiental learning, pengalaman digunakan sebagai katalisator untuk menolong siswa mengembangkan kapasitas dan kemampuannya dalam proses pembelajaran sehingga siswa terbiasa berfikir kreatif. Belajar dari pengalaman memberikan pelajaran kepada siswa untuk lebih luas dalam menentukan solusi untuk menyelasaikan permasalahan matematika, karena siswa telah mendapatkan berbagai macam permasalahan di lingkungan yang menjadi suatu pengalaman siswa. Model pembelajaran experiental learning memberikan kesempatan kepada siswa untuk berfikir secara mandiri menemukan suatu pengetahuan dengan dibantu guru sebagai fasiltator, kemudian terciptalah ide atau gagasan baru berdasarkan konsepkonsep yang telah didapatkan serta siswa dapat menemukan kemungkinan banyak jawaban dari suatu permasalahan yang diberikan. Model pembelajaran ini dapat digunakan bersamaan dengan pendekatan terbuka (open-ended problem). Penggunaan kombinasi ini diharapkan proses pembelajaran yang ada dapat mendorong peserta didik dalam mengembangkan kemampuan berfikir kreatif matematis sehingga tujuan pembelajaran matematika dapat tercapai secara optimal. Dari uraian di atas, penulis melakukan penelitian dengan mengambil judul Pengaruh Model Pembelajaran Experiental Learning Berbasis Pendekatan Open-Ended Problem Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Kelas VIII SMP Negeri 22 Kota Jambi. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan adalah metode ekperimen dengan menggunakan suatu pendekatan kuantitatif. Arikunto (2014:9) menyatakan bahwa penelitian eksperimen dilakukan untuk melihat akibat suatu perlakuan, Penelitian dilakukan di SMP Negeri 22 Kota Jambi. Desain eksperimen yang digunakan pada penelitian ini adalah eksperimen murni (True Experiment) dan menggunakan 2 kelompok dimana salah satunya merupakan kelompok eksperimen dan yang lainnya merupakan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen di- Fivri Desviani : Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 5

6 berikan treatment berupa penggunaan model pembelajaran experiential learning berbasis pendekatan openended pada materi aritmatika sosial, sedangkan kelompok kontrol tidak diberi perlakuan. Pada proses penelitian ini dilihat aktivitas serta hasil belajar siswa dari setiap kelompok. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 22 Kota Jambi tahun ajaran 2016/2017, dengan teknik penentuan sampelnya menggunakan teknik simple random sampling. Data penelitian dikumpulkan menggunakan tes hasil belajar matematika setelah diberikan perlakuan pada masing-masing kelas sampel. Rancangan penelitian ini meliputi tiga tahap yaitu persiapan, pelaksanaan dan tahap akhir. Pada tahap persiapan dilakukan kegiatan: menngambil nilai ulangan siswa kelas VII SMP Negeri 22 Kota Jambi, menyiapkan rpp dan mempersiapkan pembelajaran dengan model Experieantal learning berbasis open-ended pada kelas eksperimen dan pembelajaran langsung pada kelas kontrol. Tahap pelaksanaan, pada kelas eksperimen dilakukan penerapan model experieantal learnig berbasis open-ended sedangkan kelas kontrol dilakukan pembelajaran dengan pendekatan langsung. Pada tahap akhir, dilaksanakan posttest terhadap ketiga kelas sampel, kemudian hasil yang didapat dianalisis dan akan didapatkan kesimpulan penelitian. Sebelumnya, data terlebih dahulu diuji normalitas dengan uji Lilliefors dan uji homogenitas dengan uji Bartlett, sebagai prasyarat sebelum masuk ketahap analisis data. Selanjutnya uji hipotesis yang digunakan adalah uji lanjut t, yaitu untuk menguji apakah terdapat pengaruh yang nyata dari variabel bebasnya terhadap variabel terikatnya. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 22 Kota Jambi, dengan mengambil 3 kelas sampel dari 7 kelas populasi, dimana kelas VII D sebagai kelas eksperimen I, kelas VII E sebagai kelas eksperimen II dan kelas VII F sebagai kelas kontrol. Kelas sampel yang terpilih telah mewakili seluruh populasi yang ada (repre-sentatif), artinya kelas sampel yang terpilih berdistribusi normal, homo-gen, dan memiliki kesamaan rata-rata yang dipilih menggunakan teknik random sampling. Analisis terhadap uji normalitas, homogenitas dan kesamaan ratarata populasi ini menggunakan nilai mentah ulangan matematika siswa. Analisis uji normalitas terhadap populasi dilakukan dengan menggunakan uji Lilliefors. Dari uji Lilliefors tersebut didapatkan semua kelas memenuhi kriteria L 0 < L tabel. Selanjutnya dilakukan uji homogenitas variansi terhadap kelas populasi dengan uji Bartlett dan diperoleh hasil yaitu 0, < 5,99 sehingga dapat disimpulkan bahwa tujuh kelas mempunyai variansi homogen. Kemudian dilakukan uji kesamaan dua rata-rata dan diperoleh F hitung < F tabel yaitu 0, < 3,09. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kemampuan matematika siswa ketujuh kelas tersebut tidak berbeda secara signifikan. Instrumen hasil belajar yang digunakan berupa posttest, dan lembar Fivri Desviani : Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 6

7 observasi. Sebelumnya soal posttest diuji cobakan diluar kelas sampel yaitu kelas VIII C. Uji coba soal posttest dilakukan untuk mendapatkan soal yang layak di-gunakan sebaga data dalam penelitian. Hasil uji coba tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 1 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Uji Coba posttest Kriteria Jumlah Soal Terlalu Sukar - Sukar - Sedang 5 Mudah - Terlalu Mudah - Berdasarkan tabel analisis tingkat kesukaran diatas, didapatkan soal yang akan diuji kan ke kelas sampel semua berada pada kategori sedang. Tabel 2 Hasil Analisis Daya Beda Uji Coba posttest Kriteria Jumlah Soal Sangat Buruk - Buruk - Cukup 5 Baik - Sangat Baik - Berdasarkan tabel analisis daya beda uji coba soal diatas, pada soal posttest semua soal berada pada kategori cukup. Selanjutnya, reliabilitas untuk soal posttest diuji dengan rumus alpha, diperoleh r 11 = 0,5574. Hal ini menunjukkan bahwa reliabilitas tes hasil belajar yang dijadikan instrumen untuk soal posttest dalam penelitian adalah sangat tinggi, dan semua soal uji coba tersebut dapat digunakan dalam penelitian sebagai soal posttest. Setelah soal posttest diberikan maka didapatkan hasil sebagai berikut: Kelas Tabel 3 Hasil posttest Rata-rata Simp. Baku Eksperimen I 76,09 16,20 Eksperimen II 73,28 16,14 Kontrol 69,84 15,98 Setelah data didapatkan, maka hasil tes tersebut di uji kembali normalitas, homogenitas dan kesamaan dua rata-ratanya (uji hipotesis). Tabel 4 Hasil uji normalitas nilai posttest Uji Liliefors Posttest Eks I Eks II Kontrol L hitung L tabel 0,1566 0,1566 0,1566 Keterangan Berdistribusi Normal Dari tabel di atas terlihat bahwa Lo < L tabel. Berdasarkan hal tersebut maka dapat disimpulkan bahwa hasil posttest kedua kelas sampel berdistribusi normal pada taraf kepercayaan 95%. Tabel 5 Hasil uji homogenitas nilai posttest Uji homogenitas Posttest Keterangan 0,05 3,09 Homogen Dari tabel di atas terlihat bahwa <. Berdasarkan hal tersebut maka dapat disimpulkan bahwa hasil pretest dan posttest kedua kelas sampel mempunyai variansi homogen pada taraf kepercayaan 95%. Setelah didapat hasil belajar pada kelompok sampel normal dan homogen pada taraf kepercayaan 95%, maka selanjutnya dilakukan uji hipotesis terhadap data posttest. Dari hasil perhitungan diperoleh: = 3, dan = 1, dengan yaitu, maka tolak Fivri Desviani : Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 7

8 H 0 dan terima H 1. Jadi dapat disimpulkan bahwa rata-rata hasil belajar matematika siswa melalui model experieantal learning berbasis openended lebih tinggi daripada rata-rata hasil belajar matematika siswa melalui pembelajaran langsung. Pembahasan Penelitian Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa dengan model pembelajaran Experiental Learning berbasis Pendekatan Open- Ended di Kelas Eksperimen Pada kelas eksperimen pembelajaran menggunakan model Experiantal Learning berbasis pendekatan Open-Ended, untuk itu pada setiap pembelajaran mengandung tahapan-tahapan yang terdapat pada model Experieantal Learning. Pembelajaran ini dimulai pada tanggal 10 November Siswa belajar dengan melalui tahap-tahap pembelajaran pada model Experieantal Learning yang terdiri dari empat tahap yaitu tahap pengalaman konkrit, tahap aktif-reflektif, tahap konseptualisasi, dan tahap eksperimentasi aktif. Pada tahap pengalaman konkrit siswa secara berkelompok dihadapkan pada suatu pengalamanpengalaman nyata yang harus dilalui selama proses pembelajaran, pengalaman tersebut sesuai dengan materi yang diajarkan. Pada pelaksanaannya siswa dibantu dengan adanya LKS, pada LKS tersebut terdapat langkahlangkah pembelajaran yang harus dilalui siswa. Dalam tahap ini guru membimbing siswa dalam pengerjaannya, karena disekolah tersebut siswa masih mengira bahwa LKS merupakan lembar kerja yang isinya berupa pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa, berbeda dengan LKS yang diberikan peneliti, serta siswapun tidak terbiasa belajar melalui pengalaman, maka dari itu peneliti harus senantiasa membimbing siswa agar pengalaman yang didapatkan oleh siswa dapat bermakna dan dapat menumbuhkan kemampuan berpikir kreatifnya. Tahap selanjutnya aktifreflektif,pada tahap ini siswa secara individu diberi kesempatan untuk melihat dan memikirkan pengalaman yang telah dilaluinya, guru menstimulus siswa melalui kegiatan tanya jawab, sehingga pada tahap ini semakin dalam siswa memahami pengalaman yang telah dilaksanakan, semakin baik pula persiapan diri siswa untuk mengikuti pembelajaran pada tahap konseptualisasi. Tahap ketiga, yaitu tahap konseptualisasi, pada tahap ini guru membimbing siswa untuk mampu menemukan sebuah konsep berdasarkan pengalaman yangtelah dialamainya dalam pembelajaran. Guru membimbing siswa agar siswa mampu mengemukakan pendapatnya. Serta membimbing siswa pada tahap abstraksi untuk menemukan konsep sesuai materi yang dipelajari. Tahap terakhir yaitu tahap eksperimentasi aktif,pada tahap terakhir siswa secara berkelompok diberi tugas untuk menjawab soal yang membutuhkan penyelesaian menggunakan konsep yang telah ditemuka, soal yang diberikan merupakan soal-soal yang membimbing siswa untuk dapat berpikir kratif. Adapun cara untuk mengetahui bagaimana peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis dengan model Fivri Desviani : Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 8

9 experiantal learning berbasis pendekatan open-ended yaitu sebagai berikut. a. Mendapatkan Data Nilai Pretest Cara untuk mendapatkannya yaitu siswa diberikan soal tes kemampuan berpikir kreatif matematis berjumlah 5 butir soal. Setelah data nilai didapatkan, adapun rerata nilai yang diperoleh yaitu sebesar 23,9. Tujuan dari analisis nilai rerata ini yaitu untuk mengetahui rerata kemampuan berpikir kreatif matematis awal siswa pada kelas eksperimen. b. Melaksanakan Pembelajaran dengan model experieantal learning berbasis Pendekatan Open-Ended Siswa diberikan perlakukan berupa pembelajaran matematika dengan model experieantal learning berbasis pendekatan open-ended sebanyak empat kali pertemuan secara terus menerus. Adapun alokasi waktu yang digunakan dalam pembelajaran yaitu 3 x 40 menit untuk pertemuan ke-1 dan ke-2 dan 2 x 40 untuk pertemuan ke-3 dan ke-4. c. Posttest Guru memberikan posttest kepada siswa. Adapun nilai rerata posttest siswa yang diperoleh dari hasil analis data nilai posttest yaitu sebesar 69,84. Diketahui selisih kedua nilai yaitu rerata pretest-posttest adalah 45,94. Nilai selisih tersebut menunjukkan bahwa terdapat peningkatan yang cukup tinggi pada kemampuan berpikir kreatif matematis siswa setelah diberikannya pembelajaran matematika dengan menggunakan model experieantal learning berbasis pendekatan open-ended. Untuk membuktikannya, maka dilakukanlah uji nilai gain dan rerata gain. Berdasarkan uji N-gain diperoleh hasil yaitu 8 orang siswa mengalami peningkatan dengan kategori tinggi, 24 orang siswa dengan kategori se-dang dan tidak ada siswa berkategori rendah. Adapun rerata N-gain nilai kemampuan berpikir kreatif matematis siswa pada kelas eksperimen berada pada kategori sedang. Hasil tersebut menunjukkan bahwa model experieantal learning berbasis pendekatan open-ended dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa. Peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa dengan menggunakan model experieantal Learning berbasis pendekatan open-ended memiliki gain dengan kelas eksperimen I kategori tinggi sebanyak 17 orang, gain dengan kategori sedang sebanyak 15 orang, dan tidak ada gain dengan kategori rendah. Adapun rerata gainnya adalah 76,09. Untuk kelas eksperimen II kategori tinggi sebanyak 14 orang, gain dengan kategori sedang 16 orang, dan gain dengan kategori rendah sebanyak 2 orang, adapun rerata gainya adalah 73,28. Dan untuk kelas kontrol kategori tinggi sebnayak 8 orang, gain dengan kategori sedang sebanyak 24 orang, dan tidak ada gain dengan kategori rendah, dengan rerata kelas kontrol adalah 69,84. Peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang menggunakan model experiantal learning berbasis pendekatan openended lebih baik daripada pendekatan konvensional. Fivri Desviani : Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 9

10 Saran 1. Guru diharapkan menerapkan model pembelajaran Experiental Learning dalam proses pembelajaran matematika di sekolah. Karena model pembelajaran Experiental Learning dalam pembelajaran matematika dapat membuat siswa menjadi lebih aktif dalam pembelajaran, sehingga hasil belajar yang diperoleh menjadi lebih baik dibandingkan dengan hasil belajar yang menggunakan model pembelajaran pembelajaran langsung. 2. Penelitiannya melakukan penelitian ini pada satu pokok bahasan, jadi peneliti berharap kepada peneliti selanjutnya jika ingin meneliti dilakukan pada pokok bahasan lainnya dan dapat membandingkan dengan model pembelajaran lain atau model pembelajaran baru lagi. DAFTAR PUSTAKA Afgani, Jarnawi Pendekatan Open-Ended dalam Pembelajaran Matematika. Makalah Seminar Nasional PMIPA UNJ 23 Maret Anggara, P dan Andi Komang Pengaruh Model Pembelajaran Experiential Terhadap Konsep Diri Dan Pemahaman Konsep Fisika Siswa Kelas X SMA Negeri 4 Singaraja. UNIMED. Medan. Anggereini, Evita Pengaruh Model Pembelajaran Experential Learning dan Pengetahuan Tentang Lingkungan Ekosistem terhadap Perilaku Berwawasan Lingkungan (Responsible Environmental B- ehavior) Siswa. Disertasi. Universitas Negeri Jakarta Arikunto, S Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Bumi Aksara. Beard, Colin and Jhon P. Wilson Experential Learning (Second Edition). London: British Library Cataloguing in Publishing. Fien, J Learning for A Sustaineble Environment: A Professional Development Guide for Teacher Educators. Bangkok: Griffith University, Brisbane Hake, R Analyzing Change/Gain Score. Indiana: Indiana University Hosnan Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21. Bogor : Galia Indonesia. Huda, C Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa dalam Memecahkan Masalah Matematika dengan Model Pembelajaran Fivri Desviani : Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 10

Mutiara Sani : Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 1

Mutiara Sani : Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 1 Mutiara Sani : Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 1 PENGARUH PENDEKATAN MODEL-ELICITING ACTIVITIES (MEAs) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL DI

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH PENGARUH STRATEGI IMPROVE TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIK PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA SMP KELAS VIII

ARTIKEL ILMIAH PENGARUH STRATEGI IMPROVE TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIK PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA SMP KELAS VIII ARTIKEL ILMIAH PENGARUH STRATEGI IMPROVE TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIK PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA SMP KELAS VIII OLEH SOLEHA NIM RRA1C210094 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Maryetta Evi Hariati: Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 0

Maryetta Evi Hariati: Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 0 Maryetta Evi Hariati: Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 0 STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE DAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan suatu bangsa guna

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan suatu bangsa guna 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan suatu bangsa guna menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya manusia yang berkualitas dapat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan potensi dirinya berupa ilmu pengetahuan dan keterampilan sehingga mampu menghadapi problematika

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH OLEH NURUL QADRIATI NIM RSA1C FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI OKTOBER, 2014

ARTIKEL ILMIAH OLEH NURUL QADRIATI NIM RSA1C FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI OKTOBER, 2014 ARTIKEL ILMIAH STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER DAN MODEL PEMBELAJARAN SYNECTICS BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI GARIS SINGGUNG

Lebih terperinci

A. LATAR BELAKANG MASALAH

A. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Berpikir merupakan kemampuan alamiah yang dimiliki manusia sebagai pemberian berharga dari Allah SWT. Dengan kemampuan inilah manusia memperoleh kedudukan mulia

Lebih terperinci

PENDEKATAN OPEN-ENDED UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS DAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA

PENDEKATAN OPEN-ENDED UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS DAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No. 1 (2016) PENDEKATAN OPEN-ENDED UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS DAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA Nenden Faridah 1, Isrok atun 2, Ani Nur Aeni 3 1,2,3 Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No.20 tahun 2003 Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa

Lebih terperinci

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN NHT DAN TPS TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN NHT DAN TPS TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN NHT DAN TPS TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA Yunita Damayanti Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo Email: wisnie59@gmail.com Abstrak

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH. Oleh: ANA TRIA NEVA NIM A1C FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI AGUSTUS, 2017

ARTIKEL ILMIAH. Oleh: ANA TRIA NEVA NIM A1C FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI AGUSTUS, 2017 ARTIKEL ILMIAH PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BUZZ GROUP DAN PEMBELAJARAN LANGSUNG BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA PADA MATERI ARITMATIKA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor. 20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) dan Penjelasannya, Pasal 3.

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor. 20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) dan Penjelasannya, Pasal 3. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu hal terpenting bagi masyarakat, baik masyarakat umum maupun masyarakat belajar, pendidikan juga mempunyai peranan yang sangat penting

Lebih terperinci

Dila Sari dan Ratelit Tarigan Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

Dila Sari dan Ratelit Tarigan Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan PE NGARUH MO DEL PE MBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN KOMPUTER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK CAHAYA KELAS VIII SMP NEGERI 11 MEDAN Dila Sari dan Ratelit Tarigan Jurusan Fisika FMIPA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dibutuhkan oleh semua orang. Dengan pendidikan manusia berusaha mengembangkan dirinya sehingga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dibutuhkan oleh semua orang. Dengan pendidikan manusia berusaha mengembangkan dirinya sehingga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dibutuhkan oleh semua orang. Dengan pendidikan manusia berusaha mengembangkan dirinya sehingga mampu menghadapi setiap perubahan yang terjadi akibat

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V ARTIKEL PENELITIAN Oleh FRIENDA WIMADWI PERMASTYA NIM F37011002 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBING-PROMPTING DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBING-PROMPTING DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBING-PROMPTING DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA 1 Weny Atika (1), Tina Yunarti (2), Pentatito Gunowibowo (3) Pendidikan Matematika, Universitas Lampung atikaweny@yahoo.com

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME TOKEN ARENDSTERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SISTEM PERNAPASAN DI SMA NEGERI 5 BANDA ACEH

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME TOKEN ARENDSTERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SISTEM PERNAPASAN DI SMA NEGERI 5 BANDA ACEH Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Biologi, Volume 1, Issue 1, Agustus 2016, hal 1-9 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME TOKEN ARENDSTERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SISTEM PERNAPASAN

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS PENDEKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA (PMRI) UNTUK PENINGKATAN KEMAMPUAN BERFIKIR MATEMATIS SISWA

EFEKTIFITAS PENDEKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA (PMRI) UNTUK PENINGKATAN KEMAMPUAN BERFIKIR MATEMATIS SISWA EFEKTIFITAS PENDEKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA (PMRI) UNTUK PENINGKATAN KEMAMPUAN BERFIKIR MATEMATIS SISWA Program Studi Pendidikan Matematika, FKIP, UPY email: sagita.laela@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah pokok yang dihadapi dunia pendidikan di Indonesia adalah masalah yang berhubungan dengan mutu atau

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah pokok yang dihadapi dunia pendidikan di Indonesia adalah masalah yang berhubungan dengan mutu atau BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah pokok yang dihadapi dunia pendidikan di Indonesia adalah masalah yang berhubungan dengan mutu atau kualitas pendidikan yang masih rendah. Rendahnya kualitas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 19 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 19 Bandar Lampung yang terletak di 24 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 19 Bandar Lampung yang terletak di Jl. Turi Raya No.1 Labuhan Dalam, Kecamatan Tanjung Senang, Kota Bandar Lampung.

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DI SMP NEGERI 4 KUNINGAN

PENGGUNAAN METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DI SMP NEGERI 4 KUNINGAN PENGGUNAAN METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DI SMP NEGERI 4 KUNINGAN Oleh : Yeyen Suryani & Dewi Natalia S Abstrak Masalah dalam penelitian ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan kebutuhan pokok bagi manusia dalam rangka merubah kualitas diri, untuk dapat menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang mampu memperbaiki

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Slameto (2010:3) belajar adalah proses usaha yang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Slameto (2010:3) belajar adalah proses usaha yang 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Slameto (2010:3) belajar adalah proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai

Lebih terperinci

Kelebihan model PBL menurut Pannen, Mustafa, Sekarwinahayu (2005:65) yaitu: fokus pada

Kelebihan model PBL menurut Pannen, Mustafa, Sekarwinahayu (2005:65) yaitu: fokus pada 1 PENDAHULUAN Mata pelajaran Biologi pada Sekolah Menengah Atas (SMA) diajarkan untuk membekali peserta didik pengetahuan, pemahaman, dan sejumlah kemampuan untuk memasuki jenjang pendidikan yang lebih

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MMP DAN TAPPS TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MMP DAN TAPPS TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MMP DAN TAPPS TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA Khayatul Musalamah Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo Email: khayatulmusalamah334@gmail.com

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Volume 03, Nomor 1 ISSN

Prosiding Seminar Nasional Volume 03, Nomor 1 ISSN Prosiding Seminar Nasional Volume 03, Nomor 1 ISSN 2443-1109 EFEKTIVITAS PENERAPAN PENDEKATAN AIR (AUDITORY INTELECTUALLY REPETITION) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH

Lebih terperinci

Penerapan Pendekatan Open-Ended untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Aljabar Kelas VIII SMP Negeri 10 Pemangkat

Penerapan Pendekatan Open-Ended untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Aljabar Kelas VIII SMP Negeri 10 Pemangkat Penerapan Pendekatan Open-Ended untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Aljabar Kelas VIII SMP Negeri 10 Pemangkat Ayu Novia Sari 1), Rika Wahyuni 2), Rosmaiyadi 3) 1) Prodi Pendidikan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN E- MODUL MATEMATIKA BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING BERBANTUAN GEOGEBRA PADA MATERI BILANGAN BULAT

PENGEMBANGAN E- MODUL MATEMATIKA BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING BERBANTUAN GEOGEBRA PADA MATERI BILANGAN BULAT PENGEMBANGAN E- MODUL MATEMATIKA BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING BERBANTUAN GEOGEBRA PADA MATERI BILANGAN BULAT Muhamad Syarif Hidayatulloh 1) 1) Pendidikan Matematika FPMIPA Universitas PGRI Semarang

Lebih terperinci

EKSPERIMEN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION

EKSPERIMEN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION EKSPERIMEN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DAN FLEMING DENGAN PEMANFAATAN ALAT PERAGA TERHADAP KOMUNIKASI MATEMATIS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA Nita Susanti Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH OLEH PINTA ULY SIMATUPANG NIM.RRA1C FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI MEI, 2017

ARTIKEL ILMIAH OLEH PINTA ULY SIMATUPANG NIM.RRA1C FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI MEI, 2017 ARTIKEL ILMIAH PERBEDAAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA YANG MENGIKUTI METODE RESITASI DAN METODE EKSPOSITORI PADA MATERI PERSAMAAN GARIS LURUS KELAS VIII SMPN 11 KOTA JAMBI OLEH PINTA ULY SIMATUPANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan di bidang pendidikan sebagai salah satu bagian dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan di bidang pendidikan sebagai salah satu bagian dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan di bidang pendidikan sebagai salah satu bagian dari pembangunan dan juga berperan penting untuk menjamin kelangsungan hidup suatu bangsa dan negara.

Lebih terperinci

KEEFEKTIFAN METODE GUIDEDDISCOVERY LEARNING BERNUANSA MULTIPLE INTELLIGENCES UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS

KEEFEKTIFAN METODE GUIDEDDISCOVERY LEARNING BERNUANSA MULTIPLE INTELLIGENCES UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS KEEFEKTIFAN METODE GUIDEDDISCOVERY LEARNING BERNUANSA MULTIPLE INTELLIGENCES UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS Amilia Candra Fitria 1, Dwi Sulistyaningsih 2, Martyana Prihaswati

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Bandarlampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Bandarlampung. Populasi dalam 18 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Bandarlampung. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Bandarlampung tahun pelajaran

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 9 Metro

METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 9 Metro III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 9 Metro Tahun Pelajaran 2013/2014 yang berjumlah 190 siswa dan terdistribusi dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat perkembangan. Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nasional (SISDIKNAS) dan penjelasannya, (Jogjakarta: Media Wacana Press), hlm. 12.

BAB I PENDAHULUAN. Nasional (SISDIKNAS) dan penjelasannya, (Jogjakarta: Media Wacana Press), hlm. 12. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan pada dasarnya merupakan pengembangan sumber daya manusia. Melalui pendidikan, dapat menghasilkan generasi bangsa yang berkualitas, dan diharapkan mampu mewujudkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian dilakukan di SMP Negeri 11 Kota Jambi. Terdapat 12 kelas paralel

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian dilakukan di SMP Negeri 11 Kota Jambi. Terdapat 12 kelas paralel BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Data Hasil Penelitian Penelitian dilakukan di SMP Negeri 11 Kota Jambi. Terdapat 12 kelas paralel dari kelas VII. Untuk mendapatkan kelas yang akan dijadikan sampel,

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi Pendidikan Matematika OLEH:

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi Pendidikan Matematika OLEH: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PBL (PROBLEM BASED LEARNING) DAN MODEL PEMBELAJARAN GI (GROUP INVESTIGATION) PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 GROGOL MATERI OPERASI ALJABAR

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PROJECT-BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA PESERTA DIDIK KELAS XI MIA SMA NEGERI 1 KEPANJEN

PENGARUH MODEL PROJECT-BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA PESERTA DIDIK KELAS XI MIA SMA NEGERI 1 KEPANJEN PENGARUH MODEL PROJECT-BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA PESERTA DIDIK KELAS XI MIA SMA NEGERI 1 KEPANJEN Nila Mutia Dewi*, Kadim Masjkur, Chusnana I.Y Universitas Negeri Malang Jalan Semarang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kebutuhan yang paling mendasar. Dengan pendidikan manusia dapat mengembangkan

I. PENDAHULUAN. kebutuhan yang paling mendasar. Dengan pendidikan manusia dapat mengembangkan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan berperan penting dalam kehidupan manusia. Pendidikan merupakan kebutuhan yang paling mendasar. Dengan pendidikan manusia dapat mengembangkan potensi yang

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PBL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA

PENERAPAN MODEL PBL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA PENERAPAN MODEL PBL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA Sulis Widarti 1, Tina Yunarti 2, Rini Asnawati 2 sulis_widarti@yahoo.com 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika 2

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan suatu bangsa. Peningkatan mutu pendidikan berarti pula peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan suatu bangsa. Peningkatan mutu pendidikan berarti pula peningkatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan syarat penting bagi perkembangan dan kemajuan suatu bangsa. Peningkatan mutu pendidikan berarti pula peningkatan kualitas sumber daya manusia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kalau kita cermati saat ini pendidikan di Indonesia masih jauh dari harapan yang diinginkan, apalagi harapan yang dituangkan dalam Undangundang Nomor 20 Tahun

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN FISIKA PADA POKOK BAHASAN LISTRIK DINAMIS MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN FISIKA PADA POKOK BAHASAN LISTRIK DINAMIS MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN FISIKA PADA POKOK BAHASAN LISTRIK DINAMIS MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING Muhammad Wahyu Hidayat, Zainuddin, Abdul Salam M. Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. eksperimen adalah melakukan pengukuran sebagai hasil eksperimen terhadap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. eksperimen adalah melakukan pengukuran sebagai hasil eksperimen terhadap BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Hal ini disebabkan tujuan penelitian adalah melihat hubungan sebab akibat

Lebih terperinci

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM SOLVING (DLPS) TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA DI KELAS XI SMA NEGERI 5 LANGSA SKRIPSI

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM SOLVING (DLPS) TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA DI KELAS XI SMA NEGERI 5 LANGSA SKRIPSI PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM SOLVING (DLPS) TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA DI KELAS XI SMA NEGERI 5 LANGSA SKRIPSI Diajukan Oleh MEYRIS MANILA NIM : 1032010144 FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan di era globalisasi ini sangat berkembang dengan pesat. Hal ini tidak terlepas dari peranan dunia pendidikan. Pendidikan

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL NUMBERED HEAD TOGETHER BERBANTUAN GEOGEBRA TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS

PENGARUH MODEL NUMBERED HEAD TOGETHER BERBANTUAN GEOGEBRA TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS Jurnal e-dumath Volume No., Agustus 016 Hlm. 10-17 PENGARUH MODEL NUMBERED HEAD TOGETHER BERBANTUAN GEOGEBRA TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS Siti Koyumah 1), Rukmono Budi Utomo ) 1) Mahasiswa

Lebih terperinci

Penerapan Perangkat Pembelajaran Materi Kalor melalui Pendekatan Saintifik dengan Model Pembelajaran Guided Discovery Kelas X SMA

Penerapan Perangkat Pembelajaran Materi Kalor melalui Pendekatan Saintifik dengan Model Pembelajaran Guided Discovery Kelas X SMA Penerapan Perangkat Pembelajaran Materi Kalor melalui Pendekatan Saintifik dengan Model Pembelajaran Guided Discovery Kelas X SMA Linda Aprilia, Sri Mulyaningsih Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi Pendidikan Matematika OLEH :

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi Pendidikan Matematika OLEH : EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT CENTERED LEARNING DENGAN PENDEKATAN OPEN-ENDED TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KREATIF PESERTA DIDIK MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL KELAS X SMK

Lebih terperinci

Oleh: Rosyadi FKIP Universitas Wiralodra Indramayu, Jawa Barat

Oleh: Rosyadi FKIP Universitas Wiralodra Indramayu, Jawa Barat PERBANDINGAN KECERDASAN LOGIS MATEMATIS SISWA ANTARA YANG MENGGUNAKAN MODELPEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) Oleh: Rosyadi FKIP Universitas Wiralodra

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA

PENGARUH PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA PENGARUH PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA Cita Bhekti Laksana Ria (1), Rini Asnawati (2), M.Coesamin (2) Citabhekti24@gmail.com 1 Mahasiswa Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat mempengaruhi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pendidikan diharapkan dapat mengembangkan potensi manusia. Pada

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Bandarlampung.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Bandarlampung. III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Bandarlampung. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Bandarlampung tahun pelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bertujuan agar siswa memiliki pengetahuan, keterampilan dan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. bertujuan agar siswa memiliki pengetahuan, keterampilan dan kemampuan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Matematika merupakan salah satu bidang studi yang diajarkan di sekolah bertujuan agar siswa memiliki pengetahuan, keterampilan dan kemampuan intelektual dalam bidang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bagian ini akan menguraikan hasil penelitian pembelajaran

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bagian ini akan menguraikan hasil penelitian pembelajaran BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Pada bagian ini akan menguraikan hasil penelitian pembelajaran menggunakan metode problem solving dan metode problem posing. Adapun hasil penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. suatu penelitian yang bertujuan meramalkan dan menjelaskan hal-hal yang terjadi

BAB III METODE PENELITIAN. suatu penelitian yang bertujuan meramalkan dan menjelaskan hal-hal yang terjadi BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen yaitu suatu penelitian yang bertujuan meramalkan dan menjelaskan hal-hal yang terjadi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sebelumnya. UU nomor 20 tahun 2003 pasal 3 menjelaskan bahwa fungsi

BAB 1 PENDAHULUAN. sebelumnya. UU nomor 20 tahun 2003 pasal 3 menjelaskan bahwa fungsi BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan aspek penting dalam pengembangan sumber daya manusia. Dengan pendidikan, manusia menjadi individu yang lebih baik dari sebelumnya. UU nomor

Lebih terperinci

Penerapan Model Pembelajaran Advance Organizer dengan Setting Cooperative Learning di SMAN 8 Padang 1) Oleh Masril 2) Jurusan Fisika FMIPA UNP

Penerapan Model Pembelajaran Advance Organizer dengan Setting Cooperative Learning di SMAN 8 Padang 1) Oleh Masril 2) Jurusan Fisika FMIPA UNP Penerapan Model Pembelajaran Advance Organizer dengan Setting Cooperative Learning di SMAN 8 Padang 1) Oleh Masril 2) Jurusan Fisika FMIPA UNP ABSTRAK Banyak masalah yang ditemui dalam pembelajaran di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan untuk penelitian, sehingga peneliti harus menerima apa adanya

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan untuk penelitian, sehingga peneliti harus menerima apa adanya BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Penelitian ini termasuk ke dalam jenis penelitian eksperimen semu (quasi eksperiment). Penelitian eksperimen semu merupakan desain pengembangan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kemampuan berpikir kreatif merupakan salah satu kompetensi penting sebagai

I. PENDAHULUAN. Kemampuan berpikir kreatif merupakan salah satu kompetensi penting sebagai I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemampuan berpikir kreatif merupakan salah satu kompetensi penting sebagai bagian dari kecakapan hidup (life skills) yang menjadi salah satu tujuan pendidikan nasional

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V Frienda Wimadwi Permastya, K.Y. Margiati, Nurhadi Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN BERBASIS PENGALAMAN (EXPERIENTAL LEARNING) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERFIKIR KRITIS DAN AKTIVITAS MAHASISWA

PEMBELAJARAN BERBASIS PENGALAMAN (EXPERIENTAL LEARNING) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERFIKIR KRITIS DAN AKTIVITAS MAHASISWA PEMBELAJARAN BERBASIS PENGALAMAN (EXPERIENTAL LEARNING) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERFIKIR KRITIS DAN AKTIVITAS MAHASISWA Oleh: Yani Kusuma Astuti STKIP NU Indramayu, Jawa Barat ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI TERHADAP KREATIVITAS SISWA

2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI TERHADAP KREATIVITAS SISWA A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Pendidikan nasional adalah suatu proses belajar dan pembelajaran yang terencana sehingga peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 20 Bandarlampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 20 Bandarlampung. Populasi dalam 9 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 0 Bandarlampung. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 0 Bandarlampung yang

Lebih terperinci

Sriningsih Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Surabaya,

Sriningsih Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Surabaya, STUDI KOMPARASI HASIL BELAJAR DAN KETERAMPILAN PROSES SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DENGAN BANTUAN LKS DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DI KELAS X AKUNTANSI Sriningsih Program

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kuantitaif dengan metode penelitian eksperimen. Menurut Hatimah, dkk. (2010:120) eksperimen merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAAN. mengetahui pengaruh yang muncul. Dalam penelitian ini penulis melakukan

BAB III METODE PENELITIAAN. mengetahui pengaruh yang muncul. Dalam penelitian ini penulis melakukan BAB III METODE PENELITIAAN 3.1 Rancangan Penelitian Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan, maka jenis penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimen. Penelitian ini merupakan kegiatan untuk meneliti

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA SMP PADA MATERI GARIS DAN SUDUT

PENGARUH PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA SMP PADA MATERI GARIS DAN SUDUT Maret 2017 Vol. 1, No. 1, Hal.150 PENGARUH PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA SMP PADA MATERI GARIS DAN SUDUT Nurul Afifah Rusyda 1), Dwi

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE DITINJAU DARI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

EFEKTIVITAS STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE DITINJAU DARI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA EFEKTIVITAS STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE DITINJAU DARI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA Erlis Wijayanti 1, Sri Hastuti Noer 2, Rini Asnawati 2 Erlis_wijayanti@yahoo.com 1 Mahasiswa Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari manusia, mulai dari lahir hingga mati. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di MAN 1 Bandar Lampung dengan populasi seluruh

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di MAN 1 Bandar Lampung dengan populasi seluruh III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian dilaksanakan di MAN 1 Bandar Lampung dengan populasi seluruh siswa kelas X IPA semester genap pada tahun pelajaran 2013/2014 yang terdiri dari empat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dari waktu ke waktu semakin pesat. Perkembangan ini tidak terlepas dari peranan dunia pendidikan, karena melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini berarti bahwa pembangunan itu tidak hanya mengejar lahiriah seperti

BAB I PENDAHULUAN. ini berarti bahwa pembangunan itu tidak hanya mengejar lahiriah seperti BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka membangun manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya. Hal ini berarti bahwa pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai fungsi dan tujuan yang harus diperhatikan. Fungsi dan tujuan tersebut dapat dilihat pada UU nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Lebih terperinci

A1C FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI AGUSTUS,

A1C FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI AGUSTUS, ARTIKEL ILMIAH STUDI PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII YANG MENGIKUTI PEMBELAJARAN BERORIENTASI AKTIVITAS SISWA DAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL PADA MATERI LINGKARAN DI SMP NEGERI 2 BETARA TANJUNG

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. serta bertanggung jawab. Salah satu cara memperoleh sumber daya manusia yang

I. PENDAHULUAN. serta bertanggung jawab. Salah satu cara memperoleh sumber daya manusia yang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal penting dalam kehidupan guna membangun sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya manusia yang berkualitas adalah mereka yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang mutlak dibutuhkan oleh seluruh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang mutlak dibutuhkan oleh seluruh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang mutlak dibutuhkan oleh seluruh lapisan masyarakat agar mereka mampu mengembangkan diri dengan potensi yang dimiliki dan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-7 PADANG ARTIKEL OLEH: ZUMRATUN HASANAH

PENERAPAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-7 PADANG ARTIKEL OLEH: ZUMRATUN HASANAH PENERAPAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-7 PADANG ARTIKEL Ditulis untuk memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) OLEH: ZUMRATUN

Lebih terperinci

Efektivitas Pendekatan Matematika Realistik Ditinjau Dari Sikap Dan Pemahaman Konsep Matematis Siswa

Efektivitas Pendekatan Matematika Realistik Ditinjau Dari Sikap Dan Pemahaman Konsep Matematis Siswa SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 015 PM -157 Efektivitas Pendekatan Matematika Realistik Ditinjau Dari Sikap Dan Pemahaman Konsep Matematis Siswa Dwi Desmayanasari, Azizah mujahidah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan Pendidikan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat (PP No.19 tahun 2005). Salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi tersebut diperlukan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi tersebut diperlukan sumber daya manusia yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus berkembang. Agar dapat mengikuti dan meningkatkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS MELALUI PEMBELAJARAN PROBLEM POSING PADA SISWA SMP

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS MELALUI PEMBELAJARAN PROBLEM POSING PADA SISWA SMP Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika (SESIOMADIKA) 2017 ISBN: 978-602-60550-1-9 Pembelajaran, hal. 585-592 PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS MELALUI PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS MODEL PROBLEM BASED LEARNING DITINJAU DARI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

EFEKTIVITAS MODEL PROBLEM BASED LEARNING DITINJAU DARI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA EFEKTIVITAS MODEL PROBLEM BASED LEARNING DITINJAU DARI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA Hani Ervina Pansa 1, Haninda Bharata 2, M.Coesamin 2 hani.pansa@gmail.com 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasai saat ini suatu bangsa dituntut bersaing dan selalu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasai saat ini suatu bangsa dituntut bersaing dan selalu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasai saat ini suatu bangsa dituntut bersaing dan selalu meningkatkan kualitas bangsa baik pada bidang ekonomi, politik, sosial budaya, maupun

Lebih terperinci

Mahasiswa Pendidikan Matematika, FKIP, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dosen Pendidikan Matematika, FKIP, Universitas Sebelas Maret Surakarta

Mahasiswa Pendidikan Matematika, FKIP, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dosen Pendidikan Matematika, FKIP, Universitas Sebelas Maret Surakarta EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PROBLEM SOLVING PADA SUB MATERI BESAR SUDUT- SUDUT, KELILING DAN LUAS SEGITIGA DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SEMESTER II

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS FISIKA SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 7 MALANG UNIVERSITAS NEGERI MALANG

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS FISIKA SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 7 MALANG UNIVERSITAS NEGERI MALANG 1 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS FISIKA SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 7 MALANG UNIVERSITAS NEGERI MALANG Enjang Mei Nandari 1, Agus Suyudi 2, Parno 3 1 Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat menuntut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat menuntut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat menuntut sumber daya manusaia yang berkualitas. Peningkatan sumber daya manusia juga merupakan syarat

Lebih terperinci

STUDI PERBANDINGAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN SUPERITEM DAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK

STUDI PERBANDINGAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN SUPERITEM DAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK STUDI PERBANDINGAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN SUPERITEM DAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK Novita Andriyana, Bambang Priyo Darminto Program Studi Pendidikan Matematika

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. SMPN 5 Bandar Lampung tahun pelajaran 2012/2013 yang terdiri dari enam kelas

III. METODE PENELITIAN. SMPN 5 Bandar Lampung tahun pelajaran 2012/2013 yang terdiri dari enam kelas 1 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII semester ganjil SMPN 5 Bandar Lampung tahun pelajaran 2012/2013 yang terdiri dari enam kelas

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIFE TIPE SCRIPT

ARTIKEL ILMIAH STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIFE TIPE SCRIPT ARTIKEL ILMIAH STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIFE TIPE SCRIPT DENGAN TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER DI KELAS X SMA NEGERI 7 BATANGHARI OLEH WIDIA GAMA

Lebih terperinci

EKSPERIMENTASI METODE PEMBELAJARAN QSH DAN MODEL PEMBELAJARAN TGT TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA

EKSPERIMENTASI METODE PEMBELAJARAN QSH DAN MODEL PEMBELAJARAN TGT TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA EKSPERIMENTASI METODE PEMBELAJARAN QSH DAN MODEL PEMBELAJARAN TGT TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA Kanthy Pulungsari Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo Email: kanthy10@yahoo.com

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 3 Bandarlampung yang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 3 Bandarlampung yang 24 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 3 Bandarlampung yang terletak di Jl. Zainal Abidin Pagar Alam No.14 Labuhanratu, Kedaton. Populasi dalam

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA KELAS VII DI SMP N 3 JETIS

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA KELAS VII DI SMP N 3 JETIS EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA KELAS VII DI SMP N 3 JETIS Septi Hidayatun 11144100024 Pendidikan Matematika, Fakultas

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH OLEH MOHAMMAD SOLEH NIM.RRA1C FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI JUNI, 2017

ARTIKEL ILMIAH OLEH MOHAMMAD SOLEH NIM.RRA1C FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI JUNI, 2017 ARTIKEL ILMIAH PENGARUH STRATEGI CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) TERHADAP KEMAMPUAN LITERASI MATEMATIKA SISWA KELAS VII PADA MATERI BANGUN DATAR DI SMP NEGERI 35 BATANGHARI OLEH MOHAMMAD SOLEH NIM.RRA1C212016

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan dilakukan secara terencana dalam mewujudkan proses pembelajaran agar

I. PENDAHULUAN. Pendidikan dilakukan secara terencana dalam mewujudkan proses pembelajaran agar 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Pendidikan dilakukan secara terencana dalam mewujudkan proses pembelajaran agar siswa

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 4

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 4 21 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 4 Bandar Lampung tahun pelajaran 2014/2015 yang terdistribusi dalam 12 kelas, yaitu

Lebih terperinci

PENGARUH KREATIVITAS BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATAKULIAH AKUNTANSI BIAYA II MAHASISWA FKIP AKUNTANSI UMS ANGKATAN 2012

PENGARUH KREATIVITAS BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATAKULIAH AKUNTANSI BIAYA II MAHASISWA FKIP AKUNTANSI UMS ANGKATAN 2012 PENGARUH KREATIVITAS BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATAKULIAH AKUNTANSI BIAYA II MAHASISWA FKIP AKUNTANSI UMS ANGKATAN 2012 Usulan Penelitian Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program

Lebih terperinci

TABEL III. 1 PROSES PENELITIAN No Kegiatan Waktu. 1 Pengajuan Sinopsis November Proses pengerjaan proposal Desember 2014

TABEL III. 1 PROSES PENELITIAN No Kegiatan Waktu. 1 Pengajuan Sinopsis November Proses pengerjaan proposal Desember 2014 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan April sampai dengan bulan Mei, pada semester Genap Tahun Ajaran 2014/2015. Berikut ini dijelaskan proses penelitian

Lebih terperinci