KARAKTERISTIK PUISI SISWA SMP NEGERI KELAS VIII DI KABUPATEN SLEMAN SKRIPSI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KARAKTERISTIK PUISI SISWA SMP NEGERI KELAS VIII DI KABUPATEN SLEMAN SKRIPSI"

Transkripsi

1 KARAKTERISTIK PUISI SISWA SMP NEGERI KELAS VIII DI KABUPATEN SLEMAN SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Menyusun Skripsi guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh : Isnein Nurohmawati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2017 i

2

3

4

5 MOTTO Berharaplah (berdoalah) kepada-ku, niscaya aku perkenankan harapanmu. (QS. Ghafir : 60) Karena sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan (QS. Asy-Syarh : 5) v

6 PERSEMBAHAN Ibu, Bapak, Kakak, Keluarga & Saudara, Sahabat & teman-teman, Terima kasih. vi

7 KATA PENGANTAR Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT. Berkat rahmat, hidayah, dan karunia-nya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir Skripsi untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar sarjana pendidikan. Penulisan skripsi ini dapat terselesaikan karena bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis menyampaikan terima kasih secara tulus kepada Rektor Universitas Negeri Yogyakarta, Dekan Fakultas Bahasa dan Seni, dan Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah memberikan kesempatan dan berbagai kemudahan kepada penulis. Rasa hormat dan terima kasih penulis sampaikan kepada pembimbing yaitu Bapak Dr. Maman Suryaman, M. Pd. yang penuh kesabaran dan kebijaksanaan telah memberikan bimbingan, arahan, dan dorongan di sela-sela kesibukannya. Tidak lupa penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada Kepala SMPN 2 Ngemplak, SMPN 2 Gamping, SMPN 2 Depok, dan SMPN 1 Ngaglik beserta Ibu Dra. Catur Harini Utami, M. Pd., Bapak Yulius Eka Irianta, S. Pd., Ibu Agustina Setyawati, S. Pd., dan Ibu Is Susilaningtyas, S. Pd. selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia yang telah membantu terlaksananya penelitian ini. Rasa sayang dan terima kasih penulis sampaikan kepada Ibunda tercinta Hj. Sukirah, Ayahanda tercinta Mujimin, dan kakak tersayang Wahid Muhammad Nuryadi, A. Md., atas segala kasih sayang, dukungan, doa, dan motivasi yang tiada henti-hentinya sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dengan baik. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada dosen-dosen Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah memberikan berbagai macam ilmu yang sangat bermanfaat. Terima kasih kepada teman-teman Teater Cermin, teman-teman HIMA PBSI, dan teman-teman Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UNY yang telah menemani penulis dalam menjalani suka duka di perkuliahan. Terima kasih juga penulis sampaikan kepada semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu, yang telah memberikan bantuan kepada penulis. vii

8 Saya menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat saya harapkan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya. Yogyakarta, Maret 2017 Penulis, Isnein Nurohmawati viii

9 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERSETUJUAN... HALAMAN PENGESAHAN... SURAT PERNYATAAN... MOTTO... PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR DIAGRAM... DAFTAR LAMPIRAN... ABSTRAK... i ii iii iv v vi vii ix xi xii xiii xiv BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Identifikasi Masalah... 4 C. Batasan Masalah... 4 D. Rumusan Masalah... 5 E. Tujuan Penelitian... 5 F. Manfaat Penelitian... 5 G. Batasan Istilah... 7 BAB II KAJIAN TEORI... 8 A. Pembelajaran Sastra di SMP... 8 B. Pembelajaran Menulis Puisi di SMP C. Perkembangan Kognitif dan Karakteristik Siswa SMP D. Unsur-unsur Puisi ix

10 E. Hubungan Perkembangan Kognitif dan Proses Kreatif Menulis Puisi Siswa F. Penelitian yang Relevan BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian B. Sumber dan Data C. Teknik Pengumpulan Data D. Instrumen Penelitian E. Teknik Analisis Data F. Uji Keabsahan Data BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian B. Pembahasan BAB V PENUTUP A. Simpulan B. Keterbatasan Penelitian C. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN x

11 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1: Kategorisasi Sekolah Berdasarkan Pembagian Wilayah Tabel 2.1: Jenis-jenis Penggunaan Versifikasi Rima Bentuk Internal Pola Bunyi dalam Puisi Siswa Tabel 2.2: Jenis-jenis Penggunaan Versifikasi Rima Bentuk Internal Pola Persamaan Bunyi Akhir Baris dalam Puisi Siswa Tabel 3: Jenis-jenis Penggunaan Majas dalam Puisi Siswa SMP Negeri Kelas VIII di Kabupaten Sleman Tabel 4: Jenis-jenis Penggunaan Imaji dalam Puisi Siswa SMP Negeri Kelas VIII di Kabupaten Sleman Tabel 5: Jenis-jenis Penggunaan Tema dalam Puisi Siswa SMP Negeri Kelas VIII di Kabupaten Sleman Tabel 6: Jenis-jenis Penggunaan Nada dan Suasana dalam Puisi Siswa SMP Negeri Kelas VIII di Kabupaten Sleman Tabel 7: Jenis-jenis Perasaan dalam Puisi Siswa SMP Negeri Kelas VIII di Kabupaten Sleman Tabel 8: Amanat dalam Puisi Siswa SMP Negeri Kelas VIII di Kabupaten Sleman xi

12 DAFTAR DIAGRAM Halaman Diagram 1: Jenis-jenis Penggunaan Versifikasi dalam Puisi Siswa SMP Negeri Kelas VIII di Kabupaten Sleman Diagram 2: Jenis-jenis Penggunaan Majas dalam Puisi Siswa SMP Negeri Kelas VIII di Kabupaten Sleman Diagram 3: Jenis-jenis Penggunaan Imaji dalam Puisi Siswa SMP Negeri Kelas VIII di Kabupaten Sleman Diagram 4: Jenis-jenis Penggunaan Tema dalam Puisi Siswa SMP Negeri Kelas VIII di Kabupaten Sleman Diagram 5: Jenis-jenis Penggunaan Nada dan Suasana dalam Puisi Siswa SMP Negeri Kelas VIII di Kabupaten Sleman Diagram 6: Jenis-jenis Perasaan dalam Puisi Siswa SMP Negeri Kelas VIII di Kabupaten Sleman Diagram 7: Amanat dalam Puisi Siswa SMP Negeri Kelas VIII di Kabupaten Sleman xii

13 DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1: Kode dan Judul Puisi Siswa SMP Negeri 2 Ngemplak Lampiran 2: Kode dan Judul Puisi Siswa SMP Negeri 2 Gamping Lampiran 3: Kode dan Judul Puisi Siswa SMP Negeri 2 Depok Tahun Lampiran 4: Kode dan Judul Puisi Siswa SMP Negeri 1 Ngaglik Tahun Lampiran 5: Data Induk Struktur Fisik Siswa SMP di Kabupaten Sleman Lampiran 6: Data Induk Struktur Batin Siswa SMP di Kabupaten Sleman Lampiran 7: Puisi Siswa Lampiran 8: Daftar SMP Negeri di Kabupaten Sleman Lampiran 9: Foto-foto Dokumentasi Lampiran 10: Surat-surat Izin Penelitian xiii

14 KARAKTERISTIK PUISI SISWA SMP NEGERI KELAS VIII DI KABUPATEN SLEMAN Isnein Nurohmawati ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan karakteristik puisi siswa SMP Negeri Kelas VIII di Kabupaten Sleman berdasarkan struktur fisik dan struktur batin. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Sumber data penelitian yakni puisi siswa SMP Negeri Kelas VIII di Kabupaten Sleman sebanyak 60 puisi. Objek penelitian ini adalah struktur fisik ( versifikasi, majas, dan pengimajian) dan struktur batin (tema, nada dan suasana, perasaa n, dan amanat) pada puisi siswa. Penelitian ini menggunakan metode penelitian analisis deskriptif kualitatif. Instrumen penelitian ini adalah human instrument. Teknik pengumpulan data penelitian ini dilaksanakan dengan teknik baca dan catat. Keabsahan data diperoleh melalui reliabilitas intrarater dan interater. Hasil penelitian menunjukkan bahwa struktur fisik dan struktur batin pada puisi siswa cukup bervariasi. Berdasarkan struktur fisik puisi, versifikasi rima frekuensi kemunculan paling tinggi adalah ulangan bunyi asonani. Pada aspek majas frekuensi kemunculan paling tinggi adalah simile. Pada pengimajian frekuensi kemunculan paling tinggi adalah imaji visual. Unsur selanjutnya yaitu struktur batin. Dari berbagai tema yang digunakan, frekuensi kemunculan tinggi adalah tema alam. Aspek selanjutnya yaitu nada dan suasana, frekuensi kemunculan paling tinggi adalah nada dan suasana santai. Pada aspek perasaan frekuensi kemunculan paling tinggi adalah perasaan gembira. Terakhir penggunaan amanat, frekuensi kemunculan paling tinggi adalah amanat menjaga lingkungan alam. Kata kunci: karakteristik, puisi, siswa SMP xiv

15 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran sastra dapat memberikan pencerahan batin kepada siswa. Melalui pembelajaran sastra, siswa dapat merasakan dan seakan mengalami berbagai peristiwa yang dibuat pengarang. Dengan demikian, siswa menjadi kaya akan nilai-nilai kehidupan. Nilai-nilai kehidupan inilah yang pada akhirnya akan meningkatkan kepekaan perasaan siswa terhadap kehidupan di sekitarnya sehingga membentuk pribadi yang berbudi pekerti luhur. Salah satu bentuk karya sastra adalah puisi. Kata puisi sering didengar, tetapi setiap diminta untuk menjelaskan puisi, sering kali menjumpai kesulitan karena begitu banyaknya ragam puisi. Menurut Aminuddin (2009: 134), puisi diartikan membuat dan pembuatan karena lewat puisi pada dasarnya seorang telah menciptakan suatu dunia tersendiri, yang mungkin berisi pesan atau gambaran suasana-suasana tertentu, baik fisik maupun batiniah. Menulis puisi merupakan salah satu kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa. Menulis puisi dapat menjadi media curahan hati, pikiran, dan emosi. Kegiatan menulis puisi juga dapat menjadikan siswa lebih kreatif dan lebih manusiawi sehingga siswa bisa menjauhi perbuatan-perbuatan negatif yang merugikan diri sendiri maupun orang lain. Selain itu, siswa dapat mengapresiasi karyanya dan membentuk kepercayaan diri dengan cara mempublikasikan dalam media cetak.

16 2 Kegiatan menulis puisi tidak hanya digunakan untuk memperdalam pengamatan dan meningkatkan kemampuan bahasa, namun juga dapat digunakan untuk melatih kreativitas siswa. Dewasa ini banyak kalangan yang tertarik pada puisi baik pelajar, mahasiswa, maupun masyarakat pada umumnya. Hal ini dikarenakan puisi memberikan kenikmatan seni serta dapat membangkitkan semangat penulisnya. Memahami puisi dirasakan oleh kebanyakan orang lebih sulit jika dibandingkan jenis karya sastra lain. Hal ini disebabkan cara dan konvensi bahasa yang digunakan berbeda. Pada penelitian awal yang dilakukan oleh Istimurti (2009: 94) diketahui bahwa kemampuan menulis kreatif puisi siswa kelas VII SMPN 21 Kota Serang masih tergolong rendah. Hal ini dilihat dari nilai rata-rata siswa menulis puisi yaitu 54,70. Akan tetapi setelah dilakukan perlakuan berbagai siklus, nilai ratarata siswa mengalami peningkatan yang signifikan. Pada prasiklus yaitu 25,64%, siklus I yaitu 38,56%, dan siklus II yaitu 84,61%.Hal tersebut berbeda dengan hasil penelitian Laeli (2013: 4-5) yang menunjukkan bahwa dari awal penelitian sudah dapat diketahui bahwa siswa senang mengikuti pembelajaran menulis puisi keindahan alam. Hal tersebut dapat dilihat dengan hasil tes menulis puisi keindahan alam yang menunjukkan nilai rata-rata kelas mendapat skor 78, artinya sudah mencapai nilai KKM yaitu 70. Berdasarkan pembelajaran menulis puisi kelas VIII semester genap, terdapat dua kompetensi dasar terkait penulisan puisi. Salah satu kompetensi dasar adalah menulis puisi bebas dengan menggunakan pilihan kata yang sesuai, artinya siswa dapat menulis puisi dengan tema bebas serta menggunakan diksi atau

17 3 pilihan kata yang sesuai. Tema bebas ini nantinya akan mempermudah siswa menuangkan hasil imajinasinya ke dalam bentuk tulisan serta memudahkan siswa dalam memahami dan menyusun puisinya. Karakteristik puisi dapat dilihat dari struktur fisik dan struktur batin. Strurktur fisik meliputi bahasa kias, bunyi bahasa, dan citraan, sedangkan struktur batin meliputi tema, nada dan sausana, perasaan, dan amanat. Karakteristik tersebut merupakan unsur-unsur yang harus ada dalam puisi. Dari hasil penelitian Agustina (2012: 4-5) diketahui bahwa siswa telah menyusun puisi sesuai dengan karakteristik puisi. Hasil karya puisi siswa yang baik dan sesuai dengan karakteristik biasanya akan dipasang di majalah dinding sekolah dan tidak jarang juga dimuat dalam majalah-majalah dan koran. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil observasi salah satu sekolah di Kabupaten Sleman yaitu SMPN 2 Ngemplak, yang setiap semesternya menerbitkan majalah AKSBI (Ajang Kreasi Siswa Bimomartani) yang di dalamnya memuat hasil karya-karya siswa. Pada penelitian ini, penulis fokus pada struktur fisik dan struktur batin pada puisi siswa. Berdasarkan paparan di atas, penulis ingin menganalisis puisi siswa yang difokuskan pada struktur fisik dan struktur batin yang muncul dalam puisi siswa Kelas VIII SMP Negeri di Kabupaten Sleman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui struktur fisik dan struktur batin yang terdapat pada puisi siswa. Hal ini dilakukan agar pembaca atau penulis mengetahui gambaran karakteristik siswa SMP Negeri Kelas VIII dalam membuat puisi.

18 4 B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, dapat diidentifikasi permasalahan penelitian sebagai berikut. 1. Bagaimana persepsi siswa mengenai menulis puisi? 2. Bagaimana persepsi guru mengenai karya puisi siswa? 3. Bagaimana pembelajaran menulis puisi di sekolah? 4. Bagaimana karakteristik puisi siswa? 5. Bagaimana siswa mengapresiasi karya sastra terutama puisi? 6. Bagaimana hasil kreativitas siswa dalam menulis puisi? 7. Bagaimana struktur fisik puisi siswa? 8. Bagaimana struktur batin puisi siswa? C. Batasan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas dapat diketahui bahwa masalah yang muncul dalam penelitian ini cukup bervariasi. Penelitian ini lebih terfokus, terarah, dan mendalam permasalahan dibatasi pada struktur fisik (versifikasi, majas, dan pengimajian) dan struktur batin (tema, nada dan suasana, perasaan, dan amanat) puisi siswa SMP Negeri Kelas VIII. D. Rumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut.

19 5 1. Bagaimanakah struktur fisik puisi siswa SMP Negeri Kelas VIII di Kabupaten Sleman berdasarkan versifikasi, majas, dan pengimajian? 2. Bagaimanakah struktur batin puisi siswa SMP Negeri Kelas VIII di Kabupaten Sleman berdasarkan tema, nada dan suasana, perasaan, dan amanat? E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah, tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Mendeskripsikan struktur fisik (versifikasi, majas, dan pengimajian) puisi siswa SMP Negeri Kelas VIII di Kabupaten Sleman. 2. Mendeskripsikan struktur batin puisi siswa SMP Negeri Kelas VIII di Kabupaten Sleman. F. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat teoretis dan praktis. 1. Manfaat Teoretis Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk memberikan sumbangan pemikiran dan tolok ukur kajian pada penelitian lebih lanjut yaitu berupa alternatif yang dapat dipertimbangkan dalam usaha memperbaiki mutu pendidikan dan mempertinggi interaksi belajar mengajar, khususnya dalam pembelajaran menulis puisi. Manfaat teoretis lainnya adalah menambah kajian keilmuan yang

20 6 memberikan bukti tentang keefektifan model pembelajaran sinektik dalam pembelajaran menulis puisi. 2. Manfaat Praktis Secara praktis manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini dibagi menjadi empat, yaitu bagi peneliti, siswa, guru, dan sekolah. a. Bagi peneliti Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk menambah wawasan pembelajaran menulis puisi siswa SMP Negeri Kelas VIII. b. Bagi siswa Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk meningkatkan pembelajaran siswa dalam menulis puisi. c. Bagi guru Hasil penelitian ini dapat meningkatkan usaha guru dalam pembelajaran menulis puisi bagi siswanya. d. Bagi sekolah Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran bahasa Indonesia khususnya menulis puisi siswa SMP Negeri Kelas VIII. G. Batasan Istilah Puisi adalah karya sastra dengan bahasa yang dipadatkan, dipersingkat, dan diberi irama dengan bunyi yang padu dan pemilihan kata-kata kias (imajinatif). Kata-kata itu mewakili makna yang lebih luas dan lebih banyak.

21 7 Karena itu, kata-kata dicarikan konotasi atau makna tambahannya dan dibuat bergaya dengan bahasa figuratif. Unsur-unsur puisi dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu fisik dan batin. Kedua bagian itu terdiri atas unsur-unsur yang saling mengikat keterjalinan dan semua unsur itu membentuk totalitas makna yang utuh. Pertama, yang termasuk struktur fisik, yaitu diksi, pengimajian, kata konkret, majas, versifikasi, dan tipografi. Kedua, yang termasuk dalam struktur batin, yaitu tema, nada dan suasana, feeling, dan amanat.

22 8 BAB II KAJIAN TEORI A. Pembelajaran Sastra di SMP Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsurunsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran (Hamalik, 2001: 57). Pembelajaran dibagi menjadi dua, yaitu pembelajaran adalah serangkaian proses yang dilakukan guru agar siswa belajar dan dari sudut pandang siswa, pembelajaran merupakan proses yang berisi seperangkat aktivitas yang dilakukan siswa untuk mencapai tujuan belajar (Abidin, 2013: 3). Berdasarkan dua pengertian ini, pada dasarnya pembelajaran adalah serangkaian aktivitas yang dilakukan siswa guna mencapai hasil belajar tertentu dalam bimbingan dan arahan serta motivasi dari seorang guru (Abidin, 2013: 3). Pembelajaran sastra diorientasikan agar siswa memperoleh pengetahuan dan pengalaman bersastra. Pengetahuan sastra, artinya siswa mampu memahami karya sastra disertai dengan pengetahuan tentang teori, sejarah, dan kritik sastra. Pengalaman bersastra, artinya siswa harus mampu memiliki pengalaman dalam berkreasi dan berekspresi sastra (Abidin, 2013: 215). Rosenblatt (dalam Gani 1988: 1-2) menegaskan bahwa pembelajaran sastra melibatkan peneguhan kesadaran tentang sikap etik. Siswa dihadapkan pada masalah kehidupan sosial yang digelutinya sepanjang hari di tengah masyarakat. Berkaitan dengan hal tersebut ada beberapa prinsip yang memungkinkan agar

23 9 pembelajaran sastra dapat berfungsi dengan baik. Pertama, Siswa diberi kebebasan untuk menampilkan respon dan reaksinya. Kedua, siswa diberi kesempatan untuk mempribadikan dan mengkristalkan rasa pribadinya terhadap cipta sastra yang dibaca serta dipelajarinya. Ketiga, guru berusaha menemukan butir-butir kontak di antara pendapat para siswa. Keempat, peran dan pengaruh guru merupakan daya dorong terhadap penjelajahan pengaruh di dalam sastra itu sendiri. Dapat disimpulkan bahwa peran guru sebagai fasilitator dan pembimbing siswa harus mampu mengajarkan siswa tentang teori-teori yang harus siswa kuasai sebelum ia melakukan praktik berkaitan dengan pembelajaran sastra Rosenblatt (dalam Gani 1988: 2-3). Pada penelitian yang dilakukan Anindyarini (2014: 6), bahwa pembelajaran apresiasi sastra menjadikan siswa berpikir lebih dewasa. Selain persepsi dari guru, persepsi juga diperoleh dari siswa. Persepsi siswa terhadap pembelajaran apresiasi sastra bahwa pembelajaran apresiasi sastra itu menarik karena banyak belajar tentang kehidupan dan menjadikan siswa kreatif. Pada kurikulum KTSP pembelajaran sastra siswa SMP Kelas VIII semester II mengikuti standar kompetensi (SK). Terdapat emp at kategori sastra yang digolongkan ke dalam masing-masing keterampilan, yakni keterampilan mendengarkan pada SK 13. Siswa mampu memahami unsur intrinsik novel remaja (asli atau terjemahan) yang dibacakan, keterampilan berbicara pada SK 14. Siswa mengapresiasi kutipan novel remaja (asli atau terjemahan) melalui kegiatan diskusi, keterampilan membaca pada SK 15. Siswa memahami buku novel remaja

24 10 (asli atau terjemahan) dan antologi puisi, dan keterampilan menulis pada SK 16. Siswa mampu mengungkapkan pikiran, dan perasaan dalam puisi bebas. B. Pembelajaran Menulis Puisi di SMP Menulis puisi dapat membuat seseorang menggunakan kata-kata secara konotatif, menyusun irama, dan bunyi. Menyusun baris dan bait serta Tata Wajah (Tipografi) yang dapat mengungkapkan pikiran dan perasaan (Saini, 1993: 153). Pedoman menulis puisi adalah penyair pemula (siswa) berusaha sebaik -baiknya menuliskan apa yang ada dalam hatinya dengan jelas dan konkret. Artinya, apa yang ditulis harus jelas bagi dirinya sehingga jelas pula bagi orang lain. Apabila puisi yang ditulis siswa jelas, pesan yang ingin disampaikan lebih mudah dipahami oleh penikmat puisi. Pengalaman-pengalaman penyair dapat menjadi inspirasi untuk menulis sebuah puisi. Pengalaman tersebut berasal dari berbagai hal seperti alam maupun keadaan sosial sekitar. Menulis puisi pada hakikatnya merupakan proses pemberian bentuk pengalaman itu lewat bahasa pilihannya (Sayuti, 2000: 65). Pembelajaran menulis puisi perlu ditanamkan kepada siswa di SMP sehingga siswa mempunyai kemampuan untuk mengapresiasikan puisi dengan baik. Menulis puisi bukan hanya ditujukan untuk penghayatan dan pemahaman puisi, melainkan berpengaruh mempertajam terhadap kepekaan perasaan, penalaran, serta kepekaan anak terhadap masalah kemanusiaan. Kemampuan tersebut ditentukan oleh beberapa faktor penting dalam proses pembelajaran menulis puisi. Pada pembelajaran menulis puisi, peran guru sebagai fasilitator sangat penting. Guru hendaknya mampu mengajarkan pengetahuan sastra

25 11 terutama puisi secara detail kepada siswa sebagai salah satu dasar mereka dalam kegiatan menulis puisi. Pembelajaran menulis puisi dapat terlaksana dengan baik apabila ada kerjasama yang baik antara guru dan siswa. Cara guru dalam mengajar puisi diduga masih menggunakan cara tradisional seperti ceramah dan penugasan. Guru mengajarkan puisi hanya dari buku-buku sastra berupa kumpulan puisi ataupun contoh puisi. Guru juga jarang mengunakan media dalam pembelajaran sastra termasuk pembelajaran puisi. Menurut Sulistyorini (2010: 11), menulis puisi mer upakan kegiatan untuk menciptakan dan mengungkapkan perasaan, ide, gagasan dalam wujud tulisan dengan memperhatikan syarat-syarat unsur pembangun puisi. Kemuadian, Sulistyorini (2010: 11) mengemukakan bahwa pembelajaran menulis puisi memiliki manfaat, yaitu siswa dapat mengekspresikan pikirannya melalui bahasa yang indah dalam puisi dan siswa dapat menjadikan puisi sebagai media untuk menuangkan segala hal yang dirasakan. Siswa juga semakin terasah kreativitasnya melalui menulis puisi. Pada kurikulum Kompetensi Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) disebutkan bahwa menulis merupakan keterampilan yang harus dibelajarkan dan dikuasai oleh siswa (Sulistyorini, 2010: 12). Berdasarkan pembelajaran menulis puisi kelas VIII semester II, terdapat dua kompetensi dasar. KD 16.1 Siswa mampu menulis puisi bebas dengan menggunakan pilihan kata yang sesuai. KD 16.2 Siswa mampu menulis puisi bebas dengan memperhatikan unsur persajakan. Pada KD 16.1 siswa dapat menulis puisi dengan tema bebas serta menggunakan diksi atau pilihan kata yang sesuai dan pada KD 16.2 siswa dapat

26 12 menulis puisi bebas dengan memperhatikan unsur persajakan. Tema bebas ini nantinya akan mempermudah siswa menuangkan hasil imajinasinya ke dalam bentuk tulisan serta memudahkan siswa dalam memahami dan menulis puisi. C. Perkembangan Kognitif dan Karakteristik Siswa SMP Memahami perkembangan kognitif remaja tidak bisa terlepas dari tokoh terkemuka Jean Piaget ( ). Perkembangan kognitif merupakan dasar bagi kemampuan anak untuk berpikir. Hal ini sesuai dengan pendapat Susanto (2011: 48) bahwa kognitif adalah suatu proses berpikir, yaitu kemampuan individu untuk menghubungkan, menilai, dan mempertimbangkan suatu kejadian atau peristiwa. Proses kognitif berhubungan dengan tingkat kecderdasan (intellegence) yang menandai seseorang dengan berbagai minat terutama sekali ditujukan kepada ide-ide belajar. Proses belajar seseorang akan mengikuti pola dan tahap-tahap perkembangannya sesuai dengan usianya. Pola dan tahap-tahap ini bersifat hierarki. Artinya, harus dilalui berdasarkan urutan tertentu dan seseorang tidak dapat belajar sesuatu yang berada di luar tahap kognitifnya. Piaget (dalam Budiningsih, 2004: 37-40) membagi tahap-tahap perkembangan kognitif menjadi empat, pertama tahap sensorimotor (usia 0-2 tahun), keduatahap preoperasional (usia 2-7 tahun), ketiga tahap operasional konkret (usia 7-11 tahun), dan keempattahap operasional formal (usia tahun). Perkembangan intelektual remaja rata-rata pada tahap keempat (kemampuan berpikir abstrak) yang menunjukkan perhatian seseorang kepada kejadian dan peristiwa yang tidak kekal (Baharuddin, 2014: 118). Tahap

27 13 operasional formal, diperolehnya kemampuan untuk berpikir secara abstrak, menalar secara logis, dan menarik kesimpulan dari informasi yang tersedia. Menurut Baharuddin (2014: 117), remaja memiliki karakteristik intelektual pada tahapan operasional formal. Pertama, mampu memecahkan masalah yang abstrak. Artinya, mampu menemukan sebuah cara yang sesuai untuk mencapai suatu tujuan. Misalnya, struktur fisik puisi siswa pada bunyi tidak beraturan, belum bisa memilih majas, terdapat citraan yang belum jelas sedangkan struktur batin puisi siswa tema masih terlalu monoton, nada dan suasana yang digunakan hanya yang tengah dirasakan. Kedua, dapat berpikir logis, artinya meningkatkan daya nalar, kreativitas, daya kritis, dan membangkitkan rasa ingin tahu. Misalnya, siswa dapat menyusun puisi dengan memperhatikan struktur fisik berupa bunyi, majas, citraan, serta struktur batin berupa tema yang berkesinambungan dengan amanat yang disampaikan. Ketiga, mengembangkan kepribadian, artinya adanya dorongan untuk mengembangkan potensi yang dimilik dengan kegiatan yang sesuai dengan kepribadian individu masing-masing. Misalnya, seorang penyair akan selalu mempunyai dorongan untuk dapat menciptakan karya baru dengan memperhatikan struktur fisik berdasarkan bunyi, majas, citraan dan struktur batin berdasarkan tema, nada dan suasana, perasaan, amanat yang disesuaikan dengan perkembangan zaman. Dari teori di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan berpikir dalam menghasilkan karya sastra dipengaruhi oleh kematangan otak yang mampu menunjukkan fungsinya secara baik. Selain itu, pikiran remaja juga dipengaruhi

28 14 lingkungan dan ide dari teori-teori yang menyebabkan sikap kritis terhadap berbagai macam karya sastra (Baharuddin, 2014: 118). D. Unsur-unsur Puisi Pada hakikatnya puisi merupakan sebuah karya sastra yang mengungkapkan perasaan penyair secara imajinatif. Menurut Aminuddin (2009: 134), puisi diartikan membuat dan pembuatan karena lewat puisi pada dasarnya seorang telah menciptakan suatu dunia tersendiri, yang berisi pesan atau gambaran suasana-suasana tertentu, baik fisik maupun batiniah. Menurut Sayuti (2010: 3-4), puisi merupakan bentuk pengucapan bahasa yang memperhitungkan adanya aspek bunyi-bunyi di dalamnya yang mengungkapkan pengalaman imajinatif, emosional, dan intelektual penyair yang ditimba dari kehidupan individual dan sosialnya, yang diungkapkan dengan teknik pilihan tertentu, sehingga puisi tersebut mampu membangkitkan pengalaman dalam diri pembaca. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa puisi adalah suatu karya imajinatif yang bentuknya dipilih dan ditata secara cermat sehingga mempertajam kesadaran pembaca akan pengalaman dan mengandung pesan kepada pembaca. Menurut Aminuddin (2009: ), dilihat dari bentuk maupun isinya, puisi dapat dibagi menjadi beberapa macam. 1. Puisi Epik, yakni suatu puisi yang di dalamnya mengandung cerita kepahlawanan. 2. Puisi Naratif, yakni puisi yang di dalamnya mengandung suatu cerita, dengan pelaku, perwatakan, setting, maupun rangkaian peristiwa yang menjalin suatu cerita.

29 15 3. Puisi Lirik, yakni puisi yang berisi luapan batin individual penyairnya dengan segala macam endapan pengalaman, sikap, maupun suasana batin yang melingkupinya. 4. Puisi Dramatik, yakni salah satu jenis puisi yang secara objektif menggambarkan perilaku seseorang, baik lewat lakuan, dialog, maupun monolog sehingga mengandung suatu gambaran kisah tertentu. 5. Puisi Didaktik, yakni puisi yang mengandung nilai-nilai kependidikan yang umumnya tertampil eksplisit. 6. Puisi Satirik, yaitu puisi yang mengandung sindiran atau kritik tentang kepincangan atau ketidakberesan kehidupan suatu kelompok maupun suatu masyarakat. 7. Romance, yakni puisi yang berisi luapan rasa cinta seseorang terhadap sang kekasih. 8. Elegi, yakni puisi ratapan yang mengungkapkan rasa pedih seseorang. 9. Ode, yaitu puisi yang berisi pujian terhadap seseorang yang memiliki jasa ataupun sikap kepahlawanan. 10. Himne, yaitu puisi yang berisi pujian kepada Tuhan maupun ungkapan rasa cinta terhadap bangsa ataupun tanah air. Secara umum unsur-unsur puisi dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu fisik dan batin. Kedua bagian itu terdiri atas unsur-unsur yang saling mengkait keterjalinan dan semua unsur itu membentuk totalitas makna yang utuh. Menurut Waluyo (1987: ), yang termasuk struktur fisik, yaitu diksi, pengimajian, kata konkret, majas, versifikasi, dan tata wajah (tipografi), sedangkan yang

30 16 termasuk dalam struktur batin, yaitu makna, tema, amanat, feeling, dan suasana. Berikut ini diuraikan masing-masing struktur fisik dan struktur batin puisi. 1. Struktur Fisik Menurut Waluyo (1987: ), struktur fisik mencakup adalah diksi, pengimajian, kata konkret, majas, versifikasi, dan tata wajah (tipografi). Berikut adalah enam macam unsur yang termasuk struktur fisik. a. Diksi Diksi atau pemilihan kata mempertimbangkan berbagai aspek estetis, kata-kata yang sudah dipilih oleh penyair untuk puisinya bersifat absolute dan tidak bisa diganti dengan padan katanya, sekalipun maknanya tidak berbeda (Waluyo, 1987: 73). Peranan diksi dalam puisi sangat penting karena kata adalah segala-galanya dalam puisi. Begitu pentingnya diksi dalam puisi, sehingga ada yang menyatakan bahwa diksi merupakan esensi penulisan puisi. Abrams (dalam Wiyatmi, 2008: 63), menyatakan bahwa diksi adalah pilihan kata atau frase dalam karya sastra. Setiap penyair akan memilih kata-kata yang tepat sesuai dengan maksud yang diungkapkan dan efek puitis yang ingin dicapai. Diksi atau pilihan kata mempunyai peranan penting dan utama untuk mencapai keefektifan dalam penulisan suatu karya sastra. Untuk mencapai diksi yang baik seorang penulis harus memahami secara lebih baik masalah kata dan maknanya, harus tahu memperluas dan mengaktifkan kosa kata, harus mampu memilih kata yang tepat, kata yang sesuai dengan situasi yang dihadapi, dan harus mengenali dengan baik macam corak gaya bahasa sesuai dengan tujuan penulisan.

31 17 Berikut contoh puisi yang di dalamnya terdapat diksi berjudul Karawang Bekasi karya Chairil Anwar (dalam Waluyo, 1987: 75). b. Pengimajian Kami yang kini terbaring antara Karawang-Bekasi Tidak bisa teriak "Merdeka" dan angkat senjata lagi Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami Terbayang kami maju dan berdegap hati? Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak Kami mati muda. Yang tinggal tulang diliputi debu Kenang, kenanglah kami Kami sudah coba apa yang kami bisa Tapi kerja belum selesai, belum apa-apa Kami sudah beri kami punya jiwa Kerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan arti 4-5 ribu jiwa Kami cuma tulang-tulang berserakan Tapi adalah kepunyaanmu Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan Ataukah jiwa kami melayang untuk kemerdekaan, kemenangan dan harapan Atau tidak untuk apa-apa Kami tidak tahu, kami tidak bisa lagi berkata Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak Kenang-kenanglah kami Menjaga Bung Karno Menjaga Bung Hatta Menjaga Bung Syahrir Kami sekarang mayat Berilah kami arti Berjagalah terus di garis batas pernyataan dan impian Kenang-kenanglah kami Yang tinggal tulang-tulang diliputi debu Beribu kami terbaring antara Karawang-Bekasi Menurut Waluyo (1987: 78), pengimajian adalah kata atau susunan katakata yang dapat mengungkapkan pengalaman sensoris, seperti penglihatan, pendengaran, dan perasaan. Pengimajian disebut juga pencitraan. Sejalan dengan pendapat Effendi (dalam Waluyo, 1987: 80-81), menyatakan bahwa pengimajian dalam sajak dapat dijelaskan sebagai usaha penyair untuk menciptakan atau

32 18 menggugah timbulnya imaji dalam diri pembacanya, sehingga pembaca tergugah untuk menggunakan mata hati untuk melihat benda-benda, warna, dengan telinga hati mendengar bunyi-bunyian, dan dengan perasaan hati dapat menyentuh kesejukkan dan keindahan benda dan warna. Berikut contoh puisi yang di dalamnya terdapat imaji visual dan auditif berjudul Malam dalam Lamunan karya Amie ES (dalam Sarumpaet, 2002: 143). Di langit bintang bertebaran di ujungnya bulan tampak segelintir membisikkan sekelumit resahku mengulir kataku dalam bisu mendera sebuah angan-angan jengkerik menembang di balik rumput suara khas malam sunyi di batas lamunan kucari lagi rindu terpisah tak pernah ada dalam lamunan Pada kutipan puisi di atas, imaji penglihatan terdapat pada baris pertama dan imaji pendengaran terdapat pada baris keenam dan kedelapan. Menurut Waluyo (1987: 79), ada tiga macam imaji yang ditimbulkan, yaitu imaji visual, imaji auditif, dan imaji taktil (cita rasa). c. Kata Konkret Kata konkret adalah kata-kata yang digunakan oleh penyair untuk menggambarkan lukisan keadaan atau suasana batin dengan maksud untuk membangkitkan imaji pembaca. Disini kata-kata konkrit dimaksudkan untuk menyaran kepada arti menyeluruh. Hubungannya dengan pengimajian, kata konkret merupakan syarat atau sebab terjadinya pengimajian. Waluyo (1987: 81), mengatakan bahwa dengan kata yang diperkonkret, dapat membuat seorang pembaca membayangkan secara jelas peristiwa atau

33 19 keadaan yang dilukiskan oleh penyair. Sebagai contoh dikemukakan oleh Waluyo (1987: 81) tentang bagaimana penyair melukiskan seorang gadis yang benar-benar pengemis gembel. Penyair mempergunakan kata-kata gadis peminta-minta contoh lainnya, untuk melukiskan dunia pengemis yang penuh kemayaan, penyair menulis: Hidup dari kehidupan angan-angan yang gembira dari kemayaan ruang. Untuk melukiskan kedukaannya, penyair menulis bulan di atas tidak ada yang punya/kotaku hidupnya tak punya tanda. Untuk mengkonkretkan gambaran jiwa yang penuh dosa digunakan; aku hilang bentuk/remuk. Berikut contoh puisi yang di dalamnya terdapat kata konkret berjudul Doa karya Amir Hamzah (dalam Waluyo, 1987: 82). d. Majas Dengan apakah kubandingkan pertemuan kita, kekasihku? Dengan senja samar sepoi, pada masa purnama meningkat naik, setelah menghalaukan panas payah terik Angin malam menghembus lemah, menyejuk badan, melambung rasa menanyang pikir, membawa angan ke bawah kursimu. Hatiku terang menerima katamu, bagai bintang memasang lilinnya. Kalbuku terbuka menunggu kasihmu, bagai sedap-malam menyirak kelopak Aduh, kekasihku, isi hatiku dengan katamu, penuhi dadaku dengan cahayamu, biar bersinar mataku sendu, biar berbinar gelakku rayu Kehadiran majas dalam sebuah puisi menjadikan sajak-sajak dalam puisi menjadi menarik perhatian, menimbulkan kesegaran hidup, dan menimbulkan kejelasan gambaran angan. Penyair menggunakan bahasa yang bersusun-susun atau berpigura sehingga disebut bahasa figuratif. Menurut Waluyo (1987: 83), majas atau figurative language merupakan bahasa yang digunakan penyair untuk mengatakan sesuatu dengan cara yang tidak biasa, yakni secara tidak langsung mengungkapkan makna. Bahasa figuratif terdiri atas pengiasan yang

34 20 menimbulkan makna kias dan pelambangan yang menimbulkan makna lambang. Kiasan atau gaya bahasa memiliki beberapa jenis, di antaranya metafora, simile, personifikasi, hiperbola, sinekdoce, dan ironi, sedangkan yang termasuk pelambangan, yakni lambang warna, lambang benda, lambang bunyi, dan lambang suasana (Waluyo, 1987: 84-89). 1) Metafora Metafora adalah kiasan langsung, artinya benda yang dikiaskan tidak disebutkan jadi ungakpannya langsung berupa kiasan (Waluyo, 1987: 84). Kiasan ini dapat dilihat dari kutipan puisi berjudul Padamu Jua karya Amir Hamzah (dalam Sayuti, 2010: 198). Habis kikis Segala cintaku terbang hilang Pulang kembali aku padamu Seperti dahulu Kaulah kandil kemerlap Pelita jendela di malam gelap Melambai pulang perlahan Sabar, setia selalu Pada kutipan puisi di atas, upaya mengonkretkan Engkau Ilahiah dapat dicermati pada bait II. Di sana dimunculkan pembanding: kandil kemerlap, yaitu pelita yang menyala kelap-kelip. Perbandingan tersebut membuat sifat Tuhan Yang Maha Penerang menjadi lebih nyata dalam rongga imajinasi pembaca, sebab yang terlihat dan terasakan dalam diri pembaca adalah kandil yang kemerlap. 2) Simile Kiasan yang tidak langsung disebut perbandingan atau simile. Benda yang dikiaskan kedua-duanya ada bersama pengiasnya dan digunakan kata seperti, laksana, bagaikan, bagai, bak, seumpama (Waluyo, 1987: 84). Kiasan ini dapat

35 21 dilihat dari kutipan puisi yang berjudul Kampung karyasubagio Sastrowardojo (dalam Sayuti, 2010: 196). Kalau aku pergi ke luar negeri, dik Karena hawa di sini sudah pengap oleh pikiran-pikiran beku Hidup di negeri ini seperti di dalam kampung Di mana setiap orang ikin bikin peraturan mengenai lalu lintas di gang, jaga malam dan daftar diri di kemantren Pemakaian kiasan simile dalam kutipan di atas, tampak pada unit sintaksis hidup di negeri ini seperti di dalam kampung, yang kemudian diikuti oleh unit-unit sintaksis yang terdapat pada bait-bait berikutnya sebagai penjelas pemakaian simile tersebut: Di mana setiap orang ikin bikin peraturan / mengenai lalu lintas di gang, jaga malam / dan daftar diri di kemantren. Pemanfaatan kiasan ini menjadi lebih jelas apa yang hendak diungkapkan dalam puisi tersebut, yakni tentang ketidakbetahan seseorang menghadapi lingkungannya, baik lingkungan fisik maupun psikis. 3) Personifikasi Personifikasi adalah keadaan atau peristiwa alam yang dikiaskan sebagai keadaan atau peristiwa yang dialami oleh manusia, benda mati dianggap sebagai manusia (Waluyo, 1987: 85). Kiasan ini dapat dilihat dari puisi berjudul Surat Untuk Ayah yang diunduh melalui Ayah, air mataku bermain-main di atas kertas Ditemani pena yang menari-nari Meninggalkan jejak tinta di kertas berhelai Aku rindu padamu Ayah. Mengapa waktu tak kunjung menyerah Sehingga takdir memberikan keindahan pertemuan Bukankah tak semua harta membahagiakan Terlebih ketika kesepian merajut sendu

36 22 Ayah, jangan biarkan aku sendiri Karena memang aku tak sanggup sunyi Menerkam hampa Di dalam jiwa tanpa sang Imam keluarga Puisi di atas, personifikasinya berupa pemberian sifat-sifat manusia terdapat pada bait pertama. Pada baris pertama Ayah, air mataku bermain-main di atas kertas dan pada baris kedua Ditemani pena yang menari-nari. Ungkapan personifikatif tersebut berperan dalam membangun keseluruhan dan keutuhan ekspresi puitik. 4) Hiperbola Hiperbola adalah kiasan yang berlebih-lebihan, penyair merasa melebihlebihkan hal yang dibandingkan agar mendapatkan perhatian dari pembaca (Waluyo, 1987: 85). Berikut contoh kutipan puisi yang menggunakan kiasan hiperbola berjudul Kepada Peminta-minta karya Chairil Anwar (dalam Pradopo, 2007: 97-98). Baik-baik, aku akan menghadap Dia Menyerahkan diri dan segala dosa Tapi jangan tentang lagi aku Nanti darahku jadi beku. Jangan lagi kau bercerita Sudah tercacar semua di muka Nanah meleleh dari muka Sambil berjalan kau usap juga. Bersuara tiap kau melangkah Mengerang tiap kau memandang Menetes dari suasana kau dating Sembarang kau merebah. Puisi di atas, kiasan hiperbola terdapat pada bait I baris ketiga dan keempat. Bait II dan III dikombinasi dengan penjumlahan, maksudnya untuk lebih

37 23 mengintensifkan pernyataan. Dengan demikian, lukisan tersebut menjadi sangat mengerikan dan menakutkan, perasaan dosa menjadi sangat terasa. 5) Sinekdoce Sinekdoce merupakan kiasan yang menyebutkan sebagian untuk maksud keseluruhan, atau menyebutkan keseluruhan untuk maksud sebagian (Waluyo, 1987: 85). Sinekdoce dibagi menjadi dua jenis yaitu totem pro parte dan part pro toto. Disebut totem pro parte apabila menyebut keseluruhan untuk maksud sebagian. Sinekdoce part pro toto apabila menyebutkan sebagian untuk keseluruhan. 6) Ironi Ironi adalah pernyataan yang maknanya bertentangan dengan apa yang dinyatakan atau bersifat berlawanan untuk memberikan sindiran (Waluyo, 1987: 86). Berikut contoh kutipan puisi berjudul Sajak Seonggok Jagung karya W.S. Rendra (dalam Waluyo, 1987: 85). Apakah gunanya pendidikan Bila hanya akan membuat seseorang menjadi asing Di tengah kenyataan persoalannya Apakah gunanya pendidikan Bila hanya mendorong seseorang Menjadi laying-layang di ibu kota Kikuk pulang ke daerahnya? Kutipan puisi di atas bermaksud penyair ingin menggambarkan kehidupan seorang guru dengan tujuan untuk menyindir guru-guru yang menyelewengkan wewenangnya demi memenuhi kebutuhannya dan melalaikan tugasnya sebagai pendidik generasi muda.

38 24 e. Versifikasi (Rima, Ritma, dan Metrum) Menurut Waluyo (1987: 90), bunyi dalam puisi menghasilkan rima dan ritma. Rima adalah pengulangan bunyi dalam puisi. Digunakan kata rima untuk mengganti istilah persajakan pada sistem lama karena diharapkan penempatan bunyi dan pengulangannya tidak hanya pada akhir setiap baris, namun juga untuk keseluruha baris dan bait. Dalam ritma pemotongan-pemotongan baris menjadi frasa yang berulang-ulang, merupakan unsur yang memperindah puisi. 1) Rima Rima adalah pengulangan bunyi puisi untuk membentuk musikalitas dan orkestrasi. Pengulangan bunyi bertujuan agar puisi menjadi merdu jika dibaca. Dalam rima terdapat onomatope, bentuk intern pola bunyi, dan pengulangan kata/ungkapan. Pertama, onomatope merupakan tiruan terhadap bunyi-bunyi yang ada. Menurut Sutradji (dalam Waluyo, 1987: 91), contoh penggunaan kata -kata onomatope pada puisi seperti: ngiau, huss, puss, wau, haha, dan lain sebagainya. Kedua, bentuk intern pola bunyi. Menurut Boulton (dalam Waluyo, 1987: 92), yang dimaksud bentuk internal ini adalah aliterasi, asonansi, persamaan awal, dan persamaan bunyi pada akhir baris (sajak berselang, sajak berangkai, dan sajak berpeluk). Alietrasi merupakan persamaan bunyi konsonan pada suku kata pertama. Asonansi merupakan ulangan bunyi vokal pada kata-kata tanpa selingan persamaan bunyi konsonan. Sajak berselang ialah persamaan bunyi dengan pola /ab, ab, cd, ef, ef/. Sajak berangkai ialah persamaan bunyi dengan pola /aa, bb, cc, dd/. Sajak berpeluk ialah persamaan bunyi dengan pola /abba, cddc, baab/. Ketiga, pengulangan kata/ungkapan. Menurut Boulton (dalam Waluyo, 1987: 93),

39 25 menyatakan bahwa pengulangan bunyi/kata/frasa memberikan efek intelektual dan efek magis yang murni. 2) Ritma Ritma berhubungan dengan bunyi dan pengulangan bunyi, kata, frasa, dan kalimat. Menurut Muljana (dalam Waluyo. 1987: 94), ritma merupakan pertentangan bunyi tinggi/rendah, panjang/pendek, keras/lemas, yang mengalun dengan teratur dan berulang-ulang sehingga membentuk keindahan. Ritma puisi berbeda dengan metrum (mantra). Berikut adalah contoh puisi yang di dalamnya terdapat perulangan bunyi berjudul Salju karya Wing Kardjo (dalam Aminuddin, 2009: ). Ke manakah pergi mencari matahari ketika salju turun pohon kehilangan daun Ke manakah jalan mencari lindungan ketika tubuh kuyup dan pintu tertutup Ke manakah lari mencari api ketika bara api padam tak berarti Ke manakah pergi selain mencuci diri Pada contoh puisi di atas, terdapat perulangan bunyi asonansi atau bunyi vokal /e/ seperti pada baris pertama bait I ke manakah pergi. Perulangan bunyi aliterasi atau perulangan bunyi konsonan /n/ terdapat pada baris keempat bait I pohon kehilangan daun. Puisi tersebut juga terdapat perpaduan bunyi-bunyi antara

40 26 setiap akhir bait, sehingga menimbulkan pola persajakan ( aa, bb, cc, dd) yang biasa disebut sajak berangkai. f. Tata Wajah (Tipografi) Menurut Waluyo (1987: 97), tipografi merupakan pembeda yang penting antara puisi dengan prosa dan drama. Larik-larik puisi membentuk bait. Baris puisi tidak bermula dari tepi kiri dan berakhir ke tepi kanan baris. Tepi kiri atau tepi kanan dari halaman yang memuat puisi belum tentu terpenuhi tulisan, yang biasa disebut sebagai ciri eksistensi sebuah puisi. Berikut adalah contoh tipografi yang terdapat pada puisi berjudul Pergi! karya Ayudya W. (dalam puisi terbaik siswa SMPN 9 Semarang yang diunduh melalui Aku ingin pergi Pergi sejauh planet berputar Aku ingin pergi Dari semua hal menyakitkan Aku ingin pergi Walau hanya sekejap Aku ingin pergi Walau masalah dating tiba-tiba Aku ingin pergi Merasakan hawa sejuk kedamaian Aku ingin pergi Untuk lebih bahagia Menurut Wiyatmi (2008: 71), bentuk visual merupakan salah satu unsur puisi yang paling mudah dikenal. Bentuk visual meliputi penggunaan tipografi dan susunan baris (bait). Bait dalam puisi tidak terikat oleh aturan-aturan paragraf. Peranan bait adalah untuk menciptakan tipografi puisi dan penekanan gagasan serta loncatan gagasan.

41 27 2. Struktur Batin Puisi Menurut Waluyo (2002: 17), struktur batin mencakup tema, perasaan penyair, nada dan suasana penyair, dan amanat. Keempat unsur tersebut menyatu dalam wujud penyampaian bahasa penyair. a. Tema Tema adalah gagasan pokok ( subject-matter) yang dikemukakan oleh penyair melalui puisinya (Waluyo, 2002: 17). Pembaca harus mengetahui latar belakang penyair agar tidak salah menafsirkan tema puisi. Berikut contoh puisi dari Gema Tanah Air (dalam Sarumpaet, 2002: 35). Rumput kering kemuning terhampar luas. Gemetar tampak hawa panas atas padang sunyi. Ah, rumput, akarmu jangan turut Mengering Puisi di atas bertemakan tumbuhan. Tema bersifat khusus (diacu dari penyair), objektif (semua pembaca harus menafsirkan sama), dan lugas (bukan makna kias yang diambil dari konotasinya). Tema yang banyak terdapat dalam puisi adalah tema ketuhanan (religius), tema kemanusiaan, cinta, patriotisme, perjuangan, kegagalan hidup, alam, keadilan, kritik sosial, demokrasi, dan tema kesetiakawanan. b. Nada dan Suasana Puisi Selain tema, puisi juga mengungkapkan nada dan susasana kejiwaan. Nada mengungkapkan sikap penyair terhadap pembaca (Waluyo, 2002: 37). Ada puisi yang bernada sinis, protes, menggurui, memberontak, main-main, serius, patriotik, belas kasih, takut, mencekam, santai, masa bodoh, pesimis, humor

42 28 (bergurau), mencemooh, karismatik, filosofis, khusyuk, dan sebagainya. Nada patriotik misalnya terdapat dalam puisi Diponegoro karya Chairil Anwar. c. Perasaan dalam Puisi Di masa pembangunan ini tuan hidup kembali Dan bara kagum menjadi api Di depan sekali tuan menanti Tak gentar. Lawan banyaknya seratus kali. Pedang di kanan, keris di kiri Berselempang semangat yang tak bisa mati. MAJU Ini barisan tak bergenderang-berpalu Kepercayaan tanda menyerbu. Sekali berarti Sudah itu mati. MAJU Bagimu Negeri Menyediakan api. Punah di atas menghamba Binasa di atas ditindas Sesungguhnya jalan ajal baru tercapai Jika hidup harus merasai Maju Serbu Serang Terjang Puisi mengungkapkan perasaan penyair. Pembacaan puisi dengan suara keras akan lebih membantu kita menemukan perasaan penyair yang melatarbelakangi terciptanya puisi. Perasaan yang menjiwai puisi bisa perasaan gembira, sedih, terharu, patah hati, tercekam, takut, dan menyesal (Waluyo, 2002: 40). Perasaan terharu terhadap suatu peristiwa terdapat dalam puisinya Hartoyo Andangjaya yang berjudul Dari Seorang Guru kepada Muridnya. Adakah yang kupunya, anak-anakku selain buku-buku dan sedikit ilmu sumber pengabdianku kepadamu. Kalau hari Minggu kau datang ke rumahku aku takut, anak-anakku

43 29 d. Amanat Puisi kursi-kursi tua yang di sana dan meja tulis sederhana dan jendela-jendela yang tak pernah diganti kainnya semua padamu akan bercerita tentang hidupku di rumah tangga Ah, tentang ini tak pernah aku bercerita depan kelas, sedang menatap wajah-wajahmu remaja horison yang selalu biru bagiku karena kutahu, anak-anakku engkau terlalu muda engkau terlalu bersih dari dosa untuk mengenal ini semua Amanat, pesan, atau nasihat merupakan kesan yang ditangkap pembaca setelah membaca puisi (Waluyo, 2002: 40). Sikap dan pengalaman pembaca sangat berpengaruh kepada amanat puisi. Cara menyimpulkan amanat puisi sangat berkaitan dengan cara pandang pembaca terhadap suatu hal. Meskipun ditentukan berdasarkan cara pandang pembaca, amanat tidak dapat lepas dari tema dan isi puisi yang dikemukakan penyair. Puisi Hartoyo Andangjaya yang berjudul Dari Seorang Guru kepada Murid-muridnya menampilkan kemiskinan hidup seorang guru. Keceriaan di kelas tidak tergambar di rumahnya yang miskin dengan jendela-jendela yang tak pernah diganti kainnya, kursi-kursi tua, dan meja tulis sederhana yang tidak pernah diceritakan oleh guru itu di depan kelas. Tema puisi tersebut adalah kritik sosial terhadap pemerintah yang tidak memperhatikan nasib guru. Amanat dari puisi tersebut adalah perbaikilah nasib guru, muliakanlah guru sebagai pahlawan tanpa tanda jasa, hormatilah guru yang hidupnya menderita namun tetap berbakti dengan penuh semangat, dan jangan menilai harkat guru dari harta kekayaan tetapi dari keseluruhan martabatnya.

44 30 E. Hubungan Perkembangan Kognitif dan Menulis Puisi Siswa Perkembangan kognitif siswa berperan penting dalam tingkah laku dan hasil belajar siswa. Pola pikir dan tingkah laku siswa merupakan hasil dari fungsi kognitif. Fungsi kognitif siswa setelah diaplikasikan maka akan timbul implikasinya dalam pembelajaran, yaitu siswa menjadi lebih mudah dalam memproses informasi atau pengetahuan yang akan didapatkan, sehingga berdampak pada hasil belajar siswa. Menulis puisi pada hakikatnya merupakan proses pemberian bentuk pengalaman lewat bahasa pilihannya (Sayuti, 2000: 65). Puisi itu sendiri memang merupakan rekaman dan interpretasi pengalaman manusia yang penting, diubah dalam wujud yang paling berkesan (Pradopo, 2007: 7). Dapat disimpulkan, bahwa menulis puisi adalah kegiatan menyampaikan ide, perasaan, pikiran, atau gagasan ke dalam sebuah bentuk kata-kata indah dalam susunan terindah yang memiliki makna daya imajinasi yang kuat berdasarkan pengamatan sepintas. Menurut Sulistyorini (2010: 12), pembelajaran menulis puisi memiliki manfaat, yaitu siswa dapat mengekspresikan pikirannya melalui bahasa yang indah dalam puisi dan siswa pun dapat menjadikan puisi sebagai media untuk menuangkan segala hal yang dirasakan. Siswa juga semakin terasah kreativitasnya melalui menulis puisi. Remaja bukanlah generasi yang berdiam diri melihat perubahan sosial. Remaja juga mampu menyuarakan ketimpangan ketimpangan sosial. Tema dan ide-ide yang ditampilkan selaras dengan pikiran, emosi, cita cita, hasrat, dan sikap kaum remaja. Puisi remaja tidak berarti memiliki nilai lebih rendah dari puisi para penyair yang sudah terkenal. Dengan demikian, puisi remaja tetap

45 31 diperhitungkan dalam perpuisian Indonesia juga dalam pembelajaran karena dalam puisi remaja nilai nilai sastra. Dilihat dari segi jenis puisi, karakteristik puisi siswa SMP yang sering muncul, yakni puisi lirik, puisi epik, puisi naratif, puisi dramatik, romance, dan ode. Hal tersebut dikarenakan siswa masih berada pada tahap proses berpikir logis. Pada tahap tersebut siswa meningkatkan daya nalar, kreativitas, daya kritis, dan membangkitkan rasa ingin tahu untuk dijadikan ide suatu karyanya. F. Penelitian yang Relevan Penelitian yang relevan dengan penelitian ini yang dilakukan oleh Reny Astuti (2013) yang berjudul Karakteristik Gaya Bahasa dalam Puisi Karya Siswa Kelas VII SMPN 14 Yogyakarta. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis konten. Sumber data penelitian ini adalah puisi karya siswa kelas VII B dan kelas VII D SMP Negeri 14 Yogyakarta. Objek dalam penelitian ini adalah jenis, wujud, dan makna gaya bahasa pada puisi siswa. Teknis analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik deskriptif kualitatif. Keabsahan data diperoleh melalui validitas (semantis, referensial, expert judgement) dan reliabilitas ( intrarater). Persamaan antara penelitian ini dengan penelitian Reny adalah sama-sama mendeskripsikan karakteristik puisi karya siswa dan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian Astuti menunjukkan bahwa terdapat 2 wujud satuan gaya bahasa yang ditemukan, yaitu satuan kata dan satuan kalimat atau sintaksis. Adapun menurut jenisnya, terdapat 11 jenis gaya bahasa, yaitu gaya bahasa retorik

46 32 ritense, repetisi, metafora, simile, perumpamaan epos, personifikasi, metonimi, sinekdoke pars pro toto, pertanyaan retorik, pleonasme, dan paralelisme. Makna gaya bahasa diklasifikasikan menjadi sebanyak kenam, yaitu (1) mempertanyakan situasi jiwanya, (2) alam sebagai tempat tinggal, (3) perasaan yang takterungkap, (4) situasi/ keadaan yang tentram, (5) perbuatan manusia yang tidak menjaga kelestarian alam, dan yang ke (6) kekaguman pada keindahan alam. Penelitian kedua dilakukan oleh Muakibatul Hasanah (2013) dengan judul Karakteristik Struktural-Semiotik Puisi-Puisi Karya D. Zawawi Imron. Hasil penelitian Muakibatul bahwa karakteristik puisi-puisi karya D. Zawawi Imron ditandai hal-hal berikut. Pertama, diksi yang digunakan meliputi kata-kata konkret dan konotatif yang berhubungan dengan lingkungan alam, sosial, dan spiritual. Kedua, majas yang terbentuk dari diksi yang terbanyak adalah metafora, diikuti personifikasi, dan sedikit simile. Ketiga, gaya bahasa yang digunakan adalah gaya deskriptif, parafrastis, paradoks, simbolik, klimaks, dan ironi. Keempat, citraan yang terbentuk dari penggunaan majas dan gaya bahasa adalah citraan taktil, visual, dinamik, dan auditif. Persamaan penelitian ini dengan penelitian Hasanah adalah sama-sama mendeskripsikan karakteristik puisi dan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Perbedaan penelitan ini dengan penelitian Muakibatul, yakni penelitian ini fokus pada karaktersitik puisi karya siswa bedasarkan struktur fisik (bunyi, majas, citraan) dan struktur batin (tema, nada dan suasana, perasaan, amanat) sedangkan penelitian Muakibatul fokus pada struktural-semiotik puisi-puisi karya D. Zawawi Imron.

47 33 Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Nur aini (2014) dengan judul Karakteristik Puisi Karya Siswa Kelas VIII Akselerasi SMPN 5 Malang. Penelitian Nur aini fokus pada karakteristik penggunaan diksi, karakteristik penggunaan gaya bahasa, karakteristik pemilihan Tata Wajah (Tipografi) puisi, karakteristik dalam penciptaan rima, dan karakteristik dalam hal penentuan tema. Hasil penelitian Nur aini menunjukkan bahwa puisi karya siswa kelas VIII Akselerasi SMPN 5 Malang memiliki karakteristik tersendiri dilihat dari segi penggunaan diksi, penggunaan gaya bahasa, pemilihan Tata Wajah (Tipografi), penciptaan rima, dan penentuan tema. Persamaan antara penelitian ini dengan penelitian Nur aini adalah sama-sama mendeskripsikan karakteristik puisi karya siswa dan menggunakan metode deskriptif kualitatif.

48 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Boydan dan Taylor (dalam Moleong, 2002: 4) mengatakan bahwa pendekatan kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa katakata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Data yang terkumpul kemudian dianalisis bersifat kualitatif. Jenis penelitian deskriptif kualitatif disebut juga metode penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan dengan kondisi yang alami. Objek yang diteliti bersifat alamiah, berkembang sesuai keadaan sebenarnya tanpa dimanipulasi. Kehadiran peneliti dalam situasi ini tidak berpengaruh apapun terhadap objek. B. Sumber dan Data Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri di Kabupaten Sleman. Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Sleman, terdapat 54 SMP Negeri (terdapat pada lampiran). Sampel dalam penelitian ini adalah sekolah yang dipilih secara acak dari populasi. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik cluster random sampling. Teknik cluster random sampling digunakan untuk mengkategorikan SMP Negeri di Kabupaten Sleman. Penentuan kategori tersebut berdasarkan

49 35 wilayah sekolah yang datanya diperoleh dari Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Sleman. Berdasarkan pembagian wilayah daerah yang diperoleh, MGMP mengkategorikan SMP Negeri di Kabupaten Sleman menjadi empat korwil, yaitu utara, timur, tengah, dan barat. Tabel 1: Kategorisasi Sekolah Berdasarkan Pembagian Wilayah Daerah No. Korwil Nama Sekolah SMPN 2 Ngemplak 1. Utara SMPN 1 Cangkringan SMPN 1 Pakem SMPN 1 Turi 2. Timur SMPN 1 Kalasan SMPN 1 Prambanan SMPN 2 Depok SMPN 1 Berbah 3. Tengah SMPN 1 Ngaglik SMPN 1 Mlati SMPN 3 Sleman SMPN 1 Seyegan 4. Barat SMPN 1 Godean SMPN 1 Minggir SMPN 2 Gamping SMPN 1 Moyudan SMPN 1 Tempel Setelah dilakukan pengkategorian pada seluruh populasi, dilanjutkan penentuan sampel dengan teknik puposive sampling. Puposive sampling bertujuan untuk memilih sampel dari setiap wilayah. Pada penelitian kali ini, terpilih empat sekolah yang mewakili kategori masing-masing wilayah, yaitu SMPN 2 Ngemplak mewakili korwil utara, SMPN 2 Depok mewakili korwil timur, SMPN 1 Ngaglik mewakili korwil tengah, dan SMPN 2 Gamping mewakili korwil barat. Selanjutnya, dari keempat SMP tersebut, digunakan lagi teknik purposive sampling untuk menentukan jumlah data yang akan diambil. Pengambilan data

50 36 dilaksanakan pada saat KBM menulis puisi berlangsung. SMPN 2 Ngemplak terdiri dari 6 kelas kemudian 3 kelas untuk pengambilan data yang masing-masing kelas diambil 5 sampel, SMPN 2 Gamping terdiri dari 4 kelas kemudian 3 kelas untuk pengambilan data yang masing-masing kelas diambil 5 sampel, SMPN 2 Depok terdiri dari 4 kelas 2 kelas untuk pengambilan data yang masing-masing kelas diambil 7 sampai 8 sampel, dan SMPN 1 Ngaglik terdiri dari 6 kelas kemudian 3 kelas untuk pengambilan data yang masing-masing kelas diambil 5 sampel. Hal tersebut bertujuan untuk mereduksi data yang dipilih. Puisi yang dipilih diutamakan yang memiliki kelengkapan unsur struktur fisik dan struktur batin. Setiap sekolah diambil sebanyak 15 puisi siswa sehingga total sampel yang diperoleh adalah 60 puisi siswa. C. Teknik Pengumpulan Data Pada tahap pengumpulan data, penulis mencari dan mengumpulkan data dengan cara mengumpulkan puisi karya siswa SMP Negeri Kelas VIII di Kabupaten Sleman sebanyak 60 sampel. Puisi tersebut merupakan hasil dari keterampilan menulis siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik riset kepustakaan menggunakan metode simak dengan teknik baca dan catat. Penggunaan metode simak dikarenakan penelitian memang berupa penyimakan, dilakukan dengan menyimak, yaitu menyimak penggunaan struktur fisik dan batin.

51 37 Pengumpulan data menggunakan teknik baca karena cara yang digunakan dalam memperoleh data dilakukan dengan cara membaca penggunaan isi. Teknik catat dilakukan untuk mencatat dan mengklasifikasikan struktur-struktur yang telah dicatat. Langkah-langkah dalam membaca dan mencatat data adalah sebagai berikut. 1. Membaca minimal sebanyak 3 kali hingga paham agar peneliti dapat memahami keseluruhan isi puisi. 2. Mengidentifikasi dan mencatat struktur fisik puisi yang berupa versifikasi, majas, dan pengimajian. 3. Mengidentifikasi dan mencatat struktur batin yang berupa tema, nada dan suasana, perasaan, dan amanat. D. Instrumen Penelitian Penelitian ini dilakukan oleh peneliti sendiri yang didukung oleh pengetahuan tentang seperangkat teori puisi. Pada penelitian ini, peneliti sekaligus merupakan perencana, pelaksana pengumpulan data, analisis, penafsir data, dan pada akhirnya ia menjadi pelapor hasil penelitiannya (Moleong, 2002: 121). E. Teknik Analisis Data Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa puisi karya siswa Kelas VIII SMP Negeri di Kabupaten Sleman. Teknik analisis data adalah kegiatan pemaknaan data yang telah diperoleh dari struktur fisik dan struktur batin dalam puisi karya siswa. Teknis analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini

52 38 adalah teknik deskriptif kualitatif. Langkah-langkah yang ditempuh sebagai berikut. 1. Mengidentifikasi data. Pada langkah ini penulis mengambil data sesuai sampel dari berbagai sekolah yang akan dijadikan penelitian, memilah-milah data berupa puisi siswa dari tiap sekolah, dan mengidentifikasi struktur fisik berupa versifikasi, majas, dan pengimajian, kemudian struktur batin berupa tema, nada dan suasana, perasaan, dan amanat. 2. Mendeskripsikan data. Setelah mendapatkan sampel, penulis membagi data menjadi beberapa bagian dan mendeskripsikan data sesuai struktur fisik berupa versifikasi, majas, dan pengimajian, kemudian struktur batin berupa tema, nada dan suasana, perasaan, dan amanat. 3. Mengklasifikasikan data yang terkumpul dalam bentuk tabel. Penulis membagi data sesuai unsur dan membuat tabulasi data mengenai struktur fisik berupa versifikasi, majas, dan pengimajian, kemudian struktur batin berupa tema, nada dan suasana, perasaan, dan amanat. 4. Mendeskripsikan data secara deskriptif kualitatif. Menganalisis konten sebagai analisis isi dengan tujuan untuk mendeskripsikan struktur fisik dan struktur batin dari puisi siswa.

53 39 F. Uji Keabsahan Data Untuk mendapatkan keabsahan data penelitian dilakukan pengecekan data yang telah ditemukan. Keabsahan data bertujuan untuk meyakinkan bahwa analisis data atau temuan-temuan dalam penelitian ini dapat dipercaya. Uji reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah intrarater, yaitu dengan cara membaca dan meneliti subjek penelitian secara berulang-ulang sampai memperoleh data yang dikehendaki. Moleong (2002: 177), mengatakan bahwa peneliti harus melakukan ketekunan pengamatan. Ketekunan pengamatan bermaksud menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang dicari dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci. Interater, yaitu diskusi dengan teman sejawat. Teknik ini menurut Moleong (2002: 179) bertujuan untuk mempertahankan sikap peneliti agar tetap mempertahankan sikap terbuka dan kejujuran, dan juga untuk memberikan satu kesempatan awal yang baik untuk mulai menjajaki dan menguji hipotesis yang muncul dari pemikiran peneliti.

54 40 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhadap puisi siswa SMP Negeri Kelas VIII di Kabupaten Sleman, hasil yang diperoleh adalah 60 puisi siswa. Daftar judul puisi dan pengkodean puisi yang digunakan sebagai data tercantum dalam tabel. Tabel tersebut merupakan tabel data terpilih yang akan digunakan sebagai data penelitian. Penyajian dalam bentuk tabel bertujuan untuk memudahkan peneliti menganalisis data. Selain itu, tabel juga bertujuan untuk memudahkan pembaca dalam memahami pembahasan yang akan diuraikan pada bagian selanjutnya. Pemberian kode pada setiap puisi bertujuan untuk memudahkan dalam menemukan data selama menganalisis setiap puisi. Menurut Waluyo (1987: ), puisi memiliki struktur fisik yang dibagi menjadi enam, yaitu diksi, pengimajian, kata konkret, majas, versifikasi, dan tata wajah (tipografi), sedangkan struktur batin dibagi menjadi empat, yaitu tema, nada dan suasana, perasaan, dan amanat. Adapun tabel struktur fisik dan batin puisi sebagai berikut. 1. Struktur Fisik Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, struktur fisik yang diteliti yaitu versifikasi, majas, dan pengimajian. Tabel penelitian struktur fisik sebagai berikut.

55 41 Tabel 2.1: Jenis-jenis Penggunaan Versifikasi Rima Bentuk Internal Pola Bunyi dalam Puisi Siswa No. Jenis Klasifikasi Contoh Jumlah (Kode Puisi dan Kode Judul) (%) 1. Aso UB /a/ Kau terang di bawah awan (A1/1) Masa muda yang bahagia (B1/16) 33 Aku tau kau ada di sana (C13/43) (55%) Bunga-bunga bermekaran (D15/60) UB /i/ UB /u/ Berwarna-warni bagaikan pelangi (A3/3) Dirimu menghiasi taman ini (A5/5) Kau mengajariku arti hidup ini (B13/28) Orang sendiri membaca diri (D12/57) Tubuh yang mulai tua itu (B5/20) Engkaulah muara kasihku (B7/22) Oh Ibu, kau yang telah melahirkanku (C8/38) Serasa alam ini tercipta untukku (D2/47) 2. Ali UB /n/ Kicauan burung bermain di taman (A1/1) Melengkapi kehidupan pertanian (A12/12) Walaupun aku pergi ke mana pun (B11/26) Saat itulah embun menetes dari daun ke daun (B15/30) 3. Pers Awal UB /ng/ UB /m/ UB /k/ UB /t/ UB /l/ UB kata Setiap, Sebagai, Negri, Terima kasih, Kau pada awal baris Engkau yang sekarang menjadi lebih kecil (C2/32) Membentuk lambang kesucian (A13/13) Sinar mentari pagi menyinari semangatku (B6/21) Seakan membuat harinya semakin sulit (C5/35) Miskin ilmu miskin harta (C15/45) Raketku oh raketku (A9/9) Kau bangkitkan semangatku (C3/47) Mengajariku untuk berakhlak mulia (C8/48) Ku buka tanganku sejenak (D2/32) Kuhentakkan kaki ke luar rumah (D3/33) Sederet buku tertata di sini (A7/7) Tak segelintir rasa takut (C9/39) Batu karang indah terawat (C14/44) Kabut putih menyelimutimu (D7/52) Lelah, lelah yang selalu kau hadapi (C6/36) Lelah dan letih kau tinggalkan aku (D4/49) Kini tlah hilang berlalu (D6/51) Lelehan lilin mengering (D15/60) Setiap hari kau ku gunakan Setiap hari kau ku mainkan Setiap kali aku latihan Kau selalu ku ikut sertakan (A9/9) Ibu Terimakasih atas kasih sayangmu Terimakasih atas perjuanganmu Terimakasih atas pengorbananmu (C8/38) 16 (26,7%) 11 (18,3%) 12 (20%) 1 (1,7%) 4 (6,7%) 19 (31,7%) 12 (20%) 4 (6,7%) 1 (1,7%) Total (%) 60 (100%) 52 (86,6%) 5 (8,3%)

56 42 Keterangan: UB Aso Ali Pers Awal : Ulangan Bunyi : Asonansi : Aliterasi : Persamaan Awal Tabel 2.2: Jenis-jenis Penggunaan Versifikasi Rima Bentuk Internal Pola Persamaan Bunyi Akhir Baris dalam Puisi Siswa No. Jenis Klasifikasi Contoh (Kode Puisi dan Kode Judul) 1. Sjk Blg UB /ab, ab, cd, ef, ef/ pada akhir baris Burung berkicau Pohon melambai-lambai Angin mencubitku Akan terasa sejuk di pagi hari (B9/24) Pagiku hilang sudah melayang Hari mudaku sudah pergi Kini petang datang membayang Batang usiaku sudah tinggi (C15/45) Jumlah (%) 5 (8,3%) Total (%) 5 (8,3%) 2. Sjk Brk UB /aa, bb, cc, dd/ pada akhir baris Dirimu menghiasi taman ini Daunmu tajam bagaikan duri Dirimu di kejauhan tampak indah Seperti bunga mawar yang merekah (A5/5) Guru engkau bagaikan sang mentari Yang selalu menyinari Setiap langkahku Dalam menuntut ilmu (B3/18) 8 (13,3%) 8 (13,3%) 3. Sjk Bpk UB /abba, cddc, baab/ pada akhir baris Aku yang pernah Engkau kuatkan Dan kau bangkitkan Disaatku tertatih (D6/51) Gemercik air sungai Begitu beningnya Bagaikan zamrud katulistiwa Itulah alam desaku yang permai (D9/54) 3 (5%) 3 (5%) Keterangan: Sjk Blg Sjk Brk Sjk Bpk UB : Sajak Berselang : Sajak Berangkai : Sajak Berpeluk : Ulangan Bunyi

57 43 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa versifikasi rima bentuk internal pola bunyi dibagi menjadi empat, yakni asonansi, aliterasi, persamaan awal, dan persamaan bunyi pada akhir baris (sajak berselang, sajak berangkai, dan sajak berpeluk). Asonansi dapat diklasifikasikan ulangan bunyi /a/ sebanyak 33 data atau 55%, ulangan bunyi /u/ sebanyak 11 data atau 18,3%, dan ulangan bunyi /i/ sebanyak 16 data atau 26,7%. Aliterasi dapat diklasifikasikan ulangan bunyi /k/ sebanyak 19 data atau 31,7%, ulangan bunyi /t/ sebanyak 12 data atau 20%, ulangan bunyi /n/ sebanyak 20 data atau 20%, ulangan bunyi /m/ sebanyak 4 data atau 6,7%, ulangan bunyi /l/ sebanyak 4 data atau 6,7%, dan ulangan bunyi /ng/ hanya terdapat 1 data atau 1,7%. Persamaan awal terdapat ulangan bunyi pada awal kata baris, yaitu Setiap, Sebagai, Negri, Terima kasih, dan Kau masingmasing terdapat 1 data atau 1,7%. Pada persamaan bunyi pada akhir baris terdapat sajak berangkai sebanyak 8 data atau 13,3%, sajak berselang sebanyak 5 data atau 8,3%, dan sajak berpeluk sebanyak 3 data atau 5%. Diagram 1: Penggunaan Versifikasi Rima dalam Puisi Siswa Asonansi Aliterasi Persamaan Awal Sajak Berselang Sajak Berangkai Sajak Berpeluk 0 Pada diagram di atas terlihat bahwa ulangan bunyi asonansi dan aliterasi sangat menonjol jika dibandingkan dengan ulangan bunyi lainnya. Ulangan bunyi

58 44 asonansi terdapat 60 data atau jika dipersentasekan 100% dan aliterasi sebanyak 52 data atau 86,6%. Adapun bunyi yang lainnya meliputi sajak berangkai sebanyak 8 data atau 13,3%, persamaan awal sebanyak 5 data atau 8,3%, sajak berselang sebanyak 5 data atau 8,3%, dan yang terakhir adalah sajak berpeluk sebanyak 3 data atau 5%. Tabel 3: Jenis-jenis Penggunaan Majas dalam Puisi Siswa No. Jenis Klasifikasi Contoh (Kode Puisi dan Kode Judul) 1. Perbandingan Personifikasi Berbagai bunga yang indah nan cantik menghiasimu (A3/3) Angin mencubitku (B9/24) Sang surya telah bangun dari perpaduannya (B15/30) Nyanyian burung terdengar merdu (D2/47) Jumlah (%) 12 (20%) Simile Metafora Hidupku ini seperti terhempas tanpa daya (B1/16) Guru engkau bagaikan sang mentari (B3/18) Laksana sinar yang menyinari dunia ini (B12/27) Bak mentari di pagi hari (C7/37) Engkau laksana lampu dalam kegelapan (D13/58) Kau tempat cahaya titik ilmu (A7/7) 2. Pertentangan Hiperbola Kau menimpan beribu pengetahuan (A7/7) Bintang yang akan ku gapai (D10/55) Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa majas dibagi menjadi dua, yakni perbandingan dan pertentangan. Perbandingan terdapat personifikasi sebanyak 12 data atau 20%, simile sebanyak 14 data atau 23,3%, dan metafora hanya terdapat 1 data atau 1,7%, sedangkan pertentangan terdapat hiperbola yang muncul sebanyak 2 data atau 3,3%. 14 (23,3%) 1 (1,7%) 2 (3,3%)

59 Diagram 2: Jenis-jenis Penggunaan Majas dalam Puisi Siswa Personifikasi Simile Hiperbola Metafora 2 0 Pada diagram di atas terlihat bahwa penggunaan majas simile sangat menonjol jika dibandingkan dengan majas yang lainnya yaitu 14 data atau jika dipersentasekan 23,3%. Adapun majas yang lainnya, meliputi personifikasi sebanyak 12 data atau 20%, hiperbola sebanyak 2 data atau 3,3%, dan yang terakhir metafora hanya terdapat 1 data atau 1,7%. Tabel 4: Jenis-jenis Penggunaan Imaji dalam Puisi Siswa No. Imaji Contoh (Kode Puisi dan Kode Judul) 1. Visual Pohon tinggi indah menjulang (A2/2) Gunung-gunung yang indah (B11/26) Pasirmu seputih salju (C14/44) Hamparan hijau nan luas (D2/47) 2. Auditif Suara gemercik air yang mengalir (A10/10) Seekor burung yang berkicau (B15/30) Ayam berkokok bersahutan (D9/54) 3. Taktil (cita rasa) Terasa sejuk saat mendekatinya (A10/10) Dinginnya angin memberi kesejukan (B9/24) Berjalan menuju tempatku menimba ilmu (B14/29) Pakaian dengan seribu wangian (C9/39) Senang rasanya aku lari ke hutan (C10/40) Angin pantai terasa sejuk semilir (C14/44) Ku buka tanganku sejenak (D2/47) Jumlah (%) 46 (76,7%) 10 (16,7%) 21 (35%)

60 46 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa pengimajian dibagi menjadi tiga, yakni visual, auditif, dan taktil (cita rasa). Imaji visual sebanyak 46 data atau 76,7%, imaji auditif sebanyak 10 data atau 16,7%, dan imaji taktil (cita rasa) sebanyak 21 data atau 35%). Diagram 3: Jenis-jenis Penggunaan Imaji dalam Puisi Siswa Visual 25 Auditif 20 Taktil (cita rasa) Pada diagram di atas terlihat bahwa penggunaan imaji visual sangat menonjol jika dibandingkan dengan imaji yang lainnya yaitu 46 data atau jika dipersentasekan 76,7%. Adapun imaji lainnya meliputi imaji taktil (cita rasa) sebanyak 21 data atau 35% dan imaji auditif sebanyak 10 data atau 16,7%. 2. Struktur Batin Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, struktur batin yang diteliti yaitu tema, nada dan suasana, perasaan, dan amanat. Tabel penelitian struktur batin sebagai berikut.

61 47 Tabel 5: Jenis-jenis Penggunaan Tema dalam Puisi Siswa No. Tema Contoh (Kode Puisi dan Kode Judul) 1. Alam Begitu indah saat aku lihat pelangi Aku ingin seperti pelangi Meskipun berbeda warna-warna Mereka begitu indah bila bersama (B8/23) Nyanyian burung terdengar merdu Menyambut lahirnya hari baru Hamparan sawah nan hijau membuatku terpakau Serasa ala mini tercipta untukku (D2/47) 2. Tumbuhan Oh pohon. Daunmu sangat lebat sekali Batangmu menjulang tinggi Tinggi ke atas langit biru Kau adalah ciptaaan Tuhan terindah bagiku (A11/11) Oh rumput Keindahanmu sungguh mempesona Warnamu hijau sangat indah Butiran-butiran embun membasahimu Menghiasi taman-taman Melengkapi kehidupan pertanian (A12/12) 3. Pendidikan Kau guru yang hanya diam membisu Namun kau memberikan jutaan ilmu Untuk kelak bekal hidupku (B13/28) Engkau laksana lampu dalam kegelapan Yang menerangi alam kalbuku Engkau bagaikan angin Yang selalu berbisik tentang kebaikan (D13/58) 4. Patriotisme Pahlawan Kau pahlawan bangsa Semangatmu menggentarkan musuh-musuhmu Bambu runcing bagaikan pluru tanpa kendali (B4/19) Tekadmu membela negeri Dengan gagah berani engkau berdiri Tak pedulikan hidup ataupun mati Demi sang saka merah putih ini (C1/31) 5. Kritik Sosial Masa muda yang bahagia Di mana aku belum mengenal narkoba Yang ingin bergembira dengan dunia Sebagai manusia yang terlahir mulia (B1/16) Jumlah (%) 23 (38,3%) 3 (5%) 7 (11,7%) 7 (11,7%) 1 (1,7%)

62 48 No. Tema Contoh (Kode Puisi dan Kode Judul) 6. Kemanusiaan Sahabatku. Kau adalah bagian hidupku Dan aku pun tak kan Pernah sanggup hidup tanpamu (B10/25) Aku adalah hati yang selalu melekat di dirimu Aku adalah cerminan darimu selamanya Kau bawa aku ke mana pun aku bisa merasakannya Kau terlahir begitu sempurna (D7/52) 7. Penyesalan Akh, apa guna ku sesalkan Menyesal tua tiada guna Hanya menambah luka sukma Kepada muda ku harapkan Atur barisan di hari pagi Menuju ke arah padang bakti (C15/45) Jumlah (%) 11 (18,3%) 1 (1,7%) 8. Cinta Kasih Pria dan Wanita Saat badai memisahkan kau dan aku Kau tidak pernah akan meninggalkanku Aku sangat bahagia bersamamu Aku sedih kau slalu menenangkanku (D5/50) Cintamu yang dulu kuat bagai petir Kini tak seindah namamu Yang slalu terukir (D6/51) 2 (3,3%) 9. Kehidupan Ku hentakkan kaki ke luar rumah Bergandeng tangan pergi berlibur Bersama keluarga tercinta Penuh canda dan juga tawa (D3/48) Aku merenung dalam kesunyian Merenung dalam keeningan. Dan kesepian Yang sungguh aku rindukan (D15/60) 5 (8,3%) Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa tema diklasifikasikan menjadi sembilan, yakni alam, tumbuhan, pendidikan, patriotisme, kritik sosial, kemanusiaan, cinta kasih pria dan wanita, penyesalan, dan kehidupan. Penggunaan tema alam sebanyak 23 data atau 38,3%, tema tumbuhan sebanyak 3 data atau 5%, tema pendidikan sebanyak 7 data atau 11,7%, tema patriotisme sebanyak 7 data atau 11,7%, tema kemanusiaan sebanyak 11 data atau 18,3%,

63 49 tema kehidupan sebanyak 5 data atau 8,3%, tema cinta kasih pria dan wanita sebanyak 2 data atau 3,3%, serta tema kritik sosial dan penyesalan masing-masing hanya terdapat 1 data atau 1,7%. Diagram 4: Jenis-jenis Penggunaan Tema dalam Puisi Siswa Alam Tumbuhan Pendidikan Patriotisme Kritik Sosial Kemanusiaan Penyesalan Cinta Kasih Pria dan Wanita Kehidupan Pada diagram di atas terlihat bahwa penggunaan tema alam sangat menonjol jika dibandingkan dengan tema yang lainnya yaitu 23 data atau jika dipersentasekan 38,3% dan diikuti tema kemanusiaan sebanyak 11 data atau 18,3%. Adapun tema yang lainnya meliputi tema pendidikan dan patriotisme sebanyak 11 data atau 11,7%, tema kehidupan sebanyak 5 data atau 8,3%, tema tumbuhan sebanyak 3 data atau 5%, tema cinta kasih pria dan wanita sebanyak 2 data atau 3,3%, dan yang terakhir tema kritik sosial dan penyesalan hanya terdapat 1 data atau 1,7%.

64 50 Tabel 6: Jenis-jenis Penggunaan Nada dan Suasana dalam Puisi No. Nada dan Contoh Suasana (Kode Puisi dan Kode Judul) 1. Santai Dirimu merangkai-rangkai Yang panjang seperti rantai Kau bisa dibentuk sedemikian rupa Rumput manila... kau sangat mempesona (A5/5) Cahaya mentari menghangatiku Dinginnya angin memberi kesejukan Terima kasih Tuhan Atas semua yang engkau berikan (B9/24) 2. Protres Tuhan apa yang terjadi di lingkungan sekolah ini? Panas yang sangat membara Bunga-bunga mendaki layu Dan pepohonan menjadi kering (A4/4) Aku semakin terjerumus Dalam janji-janji kelabu Dunia seperti memburu Yang tak tau arah akan petunjukmu (B1/16) 3. Belas Kasih Bunda. Kadang tak sengaja ku membuat Relung hatimu terluka. Engkaulah yang selalu ada di Dalam hatiku. (B7/22) Saat badai memisahkan kau dan aku Kau tidak pernah akan meninggalkanku Aku sangat bahagia bersamamu Aku sedih kau slalu menenangkanku (D5/50) 4. Patriotik Hiduplah Merah Putih Jangan takut menghadapi mereka Kami di sini dan akan slalu di sini Berkibarlah slama-lamanya (A13/13) Indonesiaku, Indonesia kalian Jangan hanay tinggal diam kawan Mari bersatu ambil peranan Sebagai pemudi untuk perubahan (C4/34) 5. Tenang Desaku. Keindahanmu mengagumkanku Kedamaianmu menenangkan hatiku Kebersihanmu yang menentrankan hati (B11/26) Hembus angin yang terasa sejuk Ku buka tanganku sejenak Semilir angin ku rasakan Membuatku serasa melayang kegirangan (D2/47) Jumlah (%) 31 (51,7%) 2 (3,3%) 10 (16,7%) 6 (10%) 11 (18,3%)

65 51 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa terdapat lima penggunaan nada dan suasana, yakni santai, protes, belas kasih, patriotik, dan tenang. Penggunaan nada dan suasana santai sebanyak 31 data atau 51,7%, nada dan suasana tenang sebanyak 11 data atau 18,3%, nada dan suasana belas kasih sebanyak 10 data atau 16,7%, nada dan suasana patriotik sebanyak 6 data atau 10%, serta nada dan suasana protes hanya terdapat 2 data atau 3,3%. Diagram 5: Jenis-jenis Penggunaan Nada dan Suasana dalam Puisi Siswa Santai Protres Belas Kasih Patriotik Tenang Pada diagram di atas terlihat bahwa penggunaan jenis nada dan suasana santai sangat menonjol jika dibandingkan dengan yang lainnya yaitu 31 data atau jika dipersentasekan 51,7% diikuti nada dan suasana tenang sebanyak 11 data atau 18,3%. Adapun nada dan suasana yang lainnya meliputi nada dan suasana belas kasih sebanyak 10 data atau 16,7%, nada dan suasana patriotik sebanyak 6 data atau 10%, dan yang terakhir nada dan suasana protes terdapat 2 data atau 3,3%.

66 52 Tabel 7: Jenis-jenis Perasaan dalam Puisi Siswa Contoh No. Perasaan (Kode Puisi dan Kode Judul) 1. Kagum Memandangmu hati terasa nyaman Pohon tinggi indah menjulang Kamboja mekar, pucuk merah merona Rerumputan seraya ikut menghiasi (A2/2) Oh mentari Ku ingin setiap hariku kau sapa Dengan kemilau sinarmu (C3/33) 2. Gembira Sungai. Airmu jernih mengalir dengan tenang Enak hati setelah memandangnya Terasa sejuk saat mendekatinya (A10/10) Pagi hari yang cerah Penuh arti dan juga makna Hari baru telah tiba Ku mulai hari ini dengan kebersamaan (D3/48) 3. Menyesal Tuhan izinkanlah kami untuk menjagamu Dari kerusakan yang dibuat oleh manusia Bagiku bumi ini tak lengkap tanpamu (A4/4) Aku semakin terjerumus Dalam janji-janji kelabu Dunia seperti memburu Yang tak tau arah akan petunjukmu (B1/16) 4. Terharu Perdamaian buat semua tampak indah Tampak indah seperti pelangi Dan keindahan itu mengingatkan perdamaian Seperti pelangi yang selalu tampak indah (B8/23) Suci dan ikhlas pemberianmu Dari kami buta menjadi tau Suci dan ikhlas pengorbananmu Tiada ternilai jasa baikmu (D13/58) 5. Sedih Rumput... Kau sangat kuat Telah banyak manusia yang merusakmu Kau tetap berdiri kokoh dengan tubuh mungilmu Rumput... Manusia telah menyesal karena telah merusakmu (A12/12) Saat badai memisahkan kau dan aku Kau tidak pernah akan meninggalkanku Aku sangat bahagia bersamamu Aku sedih kau slalu menenangkanku (D5/50) Jumlah (%) 14 (23,3%) 21 (35%) 2 (3,3%) 16 (26,7%) 7 (11,7%) Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa terdapat lima penggunaan perasaan, yakni kagum, gembira, menyesal, terharu, dan sedih.

67 53 Penggunaan perasaan kagum sebanyak 14 data atau 23,3%, perasaan gembira sebanyak 21 data atau 35%, perasaan terharu sebanyak 16 data atau 26,7%, perasaan sedih sebanyak 7 data atau 11,7%, dan perasaan menyesal hanya terdapat 2 data atau 3,3%. Diagram 6: Jenis-jenis Penggunaan Perasaan dalam Puisi Siswa Kagum Gembira Menyesal Terharu Sedih Pada diagram di atas terlihat bahwa penggunaan jenis perasaan gembira sangat menonjol jika dibandingkan dengan yang lainnya yaitu 21 data atau jika dipersentasekan 35%, diikuti perasaan terharu sebanyak 16 data atau 26,7%. Adapun perasaan yang lainnya meliputi perasaan kagum sebanyak 14 data atau 23,3%, perasaan sedih sebanyak 7 data atau 11,7%, dan yang terakhir perasaan menyesal terdapat 2 data atau 3,3%. Amanat yang terdapat dalam puisi karya siswa SMP Negeri Kelas VIII di Kabupaten Sleman dapat dilihat dari tabel berikut ini.

68 54 Tabel 8: Penggunaan Amanat dalam Puisi Siswa Contoh No. Amanat (Kode Puisi dan Kode Judul) 1. Menjaga Tuhan izinkanlah kami untuk menjagamu lingkungan Dari kerusakan yang dibuat oleh manusia. alam Bagiku bumi ini tak lengkap tanpamu (A4/4) 2. Menghormati orang tua dan guru 3. Menghargai jasa pahlawan 4. Menjaga hubungan sesama manusia 5. Meningkatkan kepercayaan pada diri sendiri Oh indahnya alam semestaku Sungguh hijaunya negriku Aku akan selalu menjagamu Sampai hayat menjemputku (B12/27) Terima kasih guruku Aku bangga padamu Engkau adalah pahlawanku Di sekolah ini (B3/18) Kau mengajariku apa yang belum ku tau Tanpa kau apa jadinya aku Terima kasih ku ucapkan padamu Jasamu akan ku kenang slalu (B14/29) Kau diperjuangkan Membentuk lambing kesucian Walau telah menumpahkan darah Dirimu tetap menjadi kebanggaan (A13/13) Indonesiaku, Indonesia kalian Jangan hanya tinggal diam kawan Mari bersatu ambil peranan Sebagai pemudi untuk perubahan (C4/34) Kau yang bisa membuatku senang Kau juga yang bisa membuatku Tersenyum bahagia Di saat ku terpurung sedih (B10/25) Daun jati meranggas tanpa sisa Tanah kering retak tak tentu arah Menjadi saksi bisu persahabatan ini (C10/40) Akh, apaguna kusesalkan Menyesal tua tiada guna Hanya menambah luka sukma Kepada muda kuharapkan Atur barisan di hari pagi Menuju kearah padang bakti (C15/45) Jumlah (%) 26 (43,3%) 11 (18,3%) 6 (10%) 4 (6,7%) 13 (21,7%) Ku tak henti berusaha Tuk meraih semuanya Mengharap tercapainya keinginan Ku berusaha dengan ketekunan (D10/55) Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa amanat dapat diklasifikasikan menjadi lima, yakni menjaga lingkungan alam, menghormati orang tua dan guru,

69 55 menghargai jasa pahlawan, menjaga hubungan sesama manusia, dan meningkatkan kepercayaan pada diri sendiri. Penggunaan tema menjaga lingkungan alam sebanyak 26 data atau 43,3%, tema menghormati orang tua dan guru sebanyak 11 data atau 18,3%, tema menghargai jasa pahlawan sebanyak 6 data atau 10%, tema menjaga hubungan sesama manusia sebanyak 4 data atau 6,7%, dan tema meningkatkan kepercayaan pada diri sendiri sebanyak 13 data atau 21,7%. Diagram 7: Penggunaan Amanat dalam Puisi Siswa Menjaga lingkungan alam Menghormati orang tua dan guru Menghargai jasa pahlawan Menjaga hubungan sesama manusia Meningkatkan kepercayaan pada diri sendiri Pada diagram di atas terlihat bahwa penggunaan amanat menjaga lingkungan alam sangat menonjol jika dibandingkan dengan yang lainnya yaitu 26 data atau jika dipersentasekan 43,3% diikuti amanat meningkatkan kepercayaan pada diri sendiri sebanyak 13 data atau 21,7%. Adapun amanat yang lainnya meliputi amanat menghormati orang tua dan guru sebanyak 11 data atau 18,3%, amanat menghargai jasa pahlawan sebanyak 6 data atau 10%, dan yang terakhir amanat menjaga hubungan sesama manusia terdapat 4 data atau 6,7%.

70 56 B. Pembahasan Secara umum unsur puisi dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu fisik dan batin. Kedua bagian itu terdiri atas unsur-unsur yang saling mengkait keterjalinan dan semua unsur itu membentuk totalitas makna yang utuh. Menurut Waluyo (1987: ), yang termasuk struktur fisik, yaitu diksi, pengimajian, kata konkret, majas, versifikasi, dan tipografi, sedangkan yang termasuk struktur batin, yaitu tema, nada dan suasana, perasaan atau feeling, dan amanat. 1. Struktur Fisik Berikut ini adalah pembahasan struktur fisik puisi siswa SMP kelas VIII di Kabupaten Sleman. Struktur fisik puisi meliputi versifikasi, majas, dan pengimajian. a. Versifikasi (Rima) Menurut Waluyo (1987: 90), bunyi dalam puisi menghasilkan rima dan ritma. Rima adalah pengulangan bunyi puisi untuk membentuk musikalitas dan orkestrasi. Digunakan kata rima untuk mengganti istilah persajakan pada sistem lama karena diharapkan penempatan bunyi dan pengulangannya tidak hanya pada akhir setiap baris, namun juga untuk keseluruha baris dan bait. Sesuai hasil penelitian, terdapat rima bentuk internal pola bunyi meliputi asonansi, aliterasi, pesamaan awal, dan persamaan bunyi pada akhir baris (sajak berselang, sajak berangkai, dan sajak berpeluk). Frekuensi kemunculan paling tinggi adalah ulangan bunyi asonansi dan aliterasi, diikuti oleh sajak berangkai, persamaan awal, sajak berselang, dan sajak berpeluk. Berikut adalah pembahasan terkait penemuan penggunaan versifikasi rima dalam puisi siswa.

71 57 1) Asonansi Asonansi merupakan ulangan bunyi vokal pada kata-kata tanpa selingan persamaan bunyi konsonan (Waluyo, 1987: 92). Pada menulis puisi, siswa banyak menggunakan pilihan ulangan bunyi asonansi. Hal ini dikarenakan ulangan bunyi asonansi sering digunakan dalam bahasa sehari-hari. Dari keseluruhan data di lapangan, frekuensi kemunculan bunyi asonansi sebanyak 100%. Contoh penggunaan ulangan bunyi asonansi dalam puisi siswa SMP Negeri Kelas VIII sebagai berikut. Judul Puisi: Narkoba (puisi B1) Masa muda yang bahagia Di mana aku belum mengenal narkoba Yang ingin gembira dengan dunia Sebagai manusia yang terlahir mulia (puisi B1) Pada kutipan tersebut terdapat asonansi berupa perulangan bunyi /a/, /i/, dan /e/ berulang-ulang sepanjang baris-baris puisi tersebut yang menimbulkan irama sehingga enak dibaca. Contoh lain dapat dilihat pada puisi yang berjudul Matahari (puisi C5) sebagai berikut. Matahari. Sumber kehidupan bagi kita seisinya Menyinari dunia Membuat hidup menjadi berwarna (puisi C5) Jika diperhatikan dengan sungguh-sungguh, akan tampak jelas bahwa puisi tersebut menampilkan variasi ulangan bunyi asonansi. Baris pertama dan kedua didominasi ulangan bunyi /a/ dan /i/, sedangkan baris ketiga dan keempat oleh ulangan bunyi /a/ dan /e/.

72 58 2) Aliterasi Bunyi kedua yang dominan muncul dalam puisi karya siswa yakni ulangan bunyi aliterasi. Alietrasi merupakan persamaan bunyi konsonan pada suku kata pertama (Waluyo, 1987: 92). Contoh ulangan bunyi altiterasi pada puisi siswa sebagai berikut. Judul Puisi: Untukmu Pahlawan Indonesiaku (puisi C9) Tampak raut wajahmu Tak segelintir rasa takut Semangat membara di jiwamu Taklukkan mereka penghalang negri (puisi C9) Pada kutipan puisi di atas terdapat ulangan bunyi aliterasi, terutama pada baris pertama dan kedua pengulangan konsonan /t/, baris ketiga terdapat perulangan konsonan /m/, dan baris keempat terdapat perulangan konsonan /k/ yang ketikat dikombinasikan dengan bunyi asonansi cenderung menimbulkan irama dan suasana patriotik. Contoh lain yang mangandung variasi ulangan bunyi aliterasi berjudul Lelah Ditangisku (puisi D4). Lelah dan letih kau tinggalkan aku Air mata menumpang sendu Dilamunan malam itu Seakan bayanganmu datang menghampiriku (puisi D4) Puisi di atas menampilkan variasi ulangan bunyi aliterasi. Baris pertama terdapat variasi konsonan /l/ dan /k/ sedangkan baris kedua, ketiga dan keempat didominasi variasi bunyi konsonan sengau /m/, /n/, /ng/. 3) Persamaan Awal Persamaan awal merupakan ulangan bunyi yang terdapat pada sebagian baris dan kata-kata tertentu (Waluyo, 1987: 92-93). Berikut adalah contoh

73 59 persamaan awal yang terdapat pada kutipan puisi yang berjudul Raketku (puisi A9) dan Kau Segalanya (puisi D5). Setiap hari kau ku gunakan Setiap hari kau ku mainkan Setiap kali aku latihan Kau selalu ku ikut sertakan (puisi A9) Kau tidak pernah mengecewakanku Kau selalu sabar kepadaku Kau selalu sayang padaku Kau adalah segalanya bagiku (puisi D5) Dari kutipan puisi di atas, ditemukan persamaan pada awal baris dengan ulangan kata setiap (puisi A9) dan kata kau (puisi D5). Berdasarkan hubungan antara ulangan bunyi dan perkembangan kognitif siswa dapat disimpulkan bahwa dengan daya nalarnya siswa mampu berpikir logis, kreatif, dan kritis dalam menciptakan dan mengolah ulangan bunyi dalam puisi seperti asonansi, aliterasi, dan persamaan awal. 4) Persajakan Menurut Waluyo (1987: 93), persajakan adalah persamaan bunyi pada akhir setiap baris puisi, meliputi sajak berselang, sajak berangkai, dan sajak berpeluk. Berikut contoh kutipan puisi persamaan bunyi akhir dalam tiap bait. Contoh sajak berselang (ab, ab, cd, ef, ef) tampak pada kutipan puisi yang berjudul Pagi (puisi B9) dan Menyesal (puisi C15). Burung berkicau Pohon melambai-lambai Angin mencubitku Akan terasa sejuk di pagi hari (puisi B9) Pagiku hilang sudah melayang Hari mudaku sudah pergi Kini petang datang membayang Batang usiaku sudah tinggi (puisi C15)

74 60 Contoh sajak berangkai (aa, bb, cc, dd) tampak pada kutipan puisi yang berjudul Rumput Manila (puisi A5) dan Sawah (puisi A15). Dirimu menghiasi taman ini Daunmu tajam bagaikan duri Dirimu di kejauhan tampak indah Seperti bunga mawar yang merekah (puisi A5) Kau terlihat membentang luas Seakan kau tiada batas Padi-padi hijau yang tertanam di tanah Membuat lahanmu menjadi bergairah (puisi A15) Contoh sajak berpeluk (abba, cddc, baab) tampak pada kutipan puisi yang berjudul Flashback (puisi D6) dan Permainya Desaku (puisi D9). Aku yang pernah Engkau kuatkan Dan kau bangkitkan Disaatku tertatih (puisi D6) Gemercik air sungai Begitu benungnya Bagaikan zamrud katulistiwa Itulah alam desaku yang permai (puisi D9) Kutipan puisi di atas persamaan bunyi pada akhir baris dalam tiap baitnya berfungsi sebagai keindahan visual dan pendukung makna yang menimbulkan suasana tertentu. Keterkaitannya dengan perkembangan kognitif, dapat disimpulkan bahwa siswa mampu memecahkan masalah yang abstrak dengan cara tertentu untuk mencapai tujuannya. Misalnya, siswa mampu menciptakan puisi yang di dalamnya terdapat berbagai macam sajak seperti: sajak berpeluk, sajak berselang, dan sajak berangkai. Merujuk pada penelitian Nur aini (2014: 33-34), menyatakan bahwa puisi siswa kelas VIII Akselerasi SMPN 5 Malang fokus pada karakteristik penggunaan diksi, majas, pemilihan tipografi puisi, penciptaan rima, dan

75 61 karakteristik penentuan tema. Hal tersebut juga ditemukan pada hasil penelitian terhadap puisi siswa SMP Negeri Kelas VIII di Kabupaten Sleman di antaranya, penggunaan bentuk internal pola bunyi, meliputi asonansi, aliterasi, persamaan awal, dan persamaan bunyi pada akhir baris (sajak berselang, sajak berangkai, dan sajak berpeluk). b. Penggunaan Majas Penggunaan majas yang terdapat dalam puisi siswa SMP Negeri Kelas VIII di Kabupaten Sleman ternyata cukup bervariasi. Artinya, terdapat beberapa penggunaan majas yang ditemukan dalam kumpulan puisi tersebut. Sesuai hasil penelitian ini terlihat ada empat (4) penggunaan majas yang ditemukan, dengan jumlah keseluruhan sebanyak 29 buah. Majas yang dimaksud yaitu personifikasi, simile, metafora, dan hiperbola. Dari keempat penggunaan majas, frekuensi kemunculan paling tinggi adalah majas simile diikuti oleh personifikasi, hiperbola, dan yang paling rendah metafora. Untuk lebih jelasnya, penulis menjabarkan hasil temuannya terkait dengan penggunaan majas dalam puisi siswa sebagai berikut. 1) Simile Kiasan yang tidak langsung disebut perbandingan atau simile. Benda yang dikiaskan keduanya ada bersama pengiasnya dan digunakan kata seperti, laksana, bagaikan, bagai, bak, seumpama (Waluyo, 1987: 84). Dengan perbandingan simile ini penyair juga berusaha untuk membandingkan segala sesuatu dengan yang lain agar yang semula kelihatan abstrak menjadi lebih konkret dan mudah dipahami oleh pembaca dalam arti tampak terlihat, terdengar,

76 62 dan ikut merasakannya. Frekuensi majas simile (perbandingan) muncul sebanyak 14 kali. Agar lebih jelas dapat dilihat pada contoh kutipan puisi siswa sebagai berikut. Judul Puisi: Pelangi (puisi B8) Begitu indah saat aku lihat pelangi Aku ingin seperti pelangi Meskipun berbeda warna-warna Mereka begitu indah bila bersama (puisi B8) Judul Puisi: Guruku (puisi D13) Engkau laksana lampu dalam kegelapan Yang menerangi alam kalbuku Engkau bagaikan angin Yang selalu berbisik tentang kebaikan (puisi D13) Dalam contoh puisi B8 siswa ingin menyamakan dirinya dengan pelangi yang mempergunakan kata pembanding seperti. Perbandingan selanjutnya bisa dilihat dalam potongan puisi D13 siswa menyamakan seorang guru dengan lampu dalam kegelapan dan angin dengan mempergunakan kata pembanding yaitu laksana dan bagaikan. 2) Personifikasi Personifikasi adalah keadaan atau peristiwa alam yang dikiaskan sebagai keadaan atau peristiwa yang dialami oleh manusia, benda mati dianggap sebagai manusia (Waluyo, 1987: 85). Dengan meng gunakan majas personifikasi ini diharapkan agar gambaran yang abstrak dan semula sulit ditangkap oleh pembaca menjadi mudah ditangkap. Frekuensi majas personifikasi muncul sebanyak 13 kali. Agar lebih jelas dapat dilihat pada contoh kutipan puisi siswa berikut ini.

77 63 Judul Puisi: Pemudi Untuk Perubahan (puisi C4) Indonesia menangis Bahkan tercabik Dengan hebatnya penguasanya korupsi Tak peduli rakyatnya mengemis (puisi C4) Pada contoh puisi di atas siswa mempersamakan Indonesia dengan manusia yang dapat menangis layaknya manusia. Begitu juga dengan contoh puisi berikut yang berjudul Keindahanmu (puisi D2). Nyanyian burung terdengar merdu Menyambut lahirnya hari buta Hamparan sawah nan hijau membuatku terpaku Serasa ala mini tercipta untukku (puisi D2) Puisi di atas juga mempersamakan burung dengan manusia yang dapat bernyanyi layaknya manusia. 3) Hiperbola Hiperbola adalah kiasan yang berlebih-lebihan, penyair merasa melebihlebihkan hal yang dibandingkan agar mendapatkan perhatian dari pembaca (Waluyo, 1987: 85). Penyair perlu melebih-lebihkan hal yang dibandingkan agar mendapatkan perhatian yang lebih seksama dari pembaca. Frekuensi majas hiperbola muncul sebanyak 2 kali. Agar lebih jelas dapat dilihat pada contoh kutipan puisi siswa berikut ini. Judul Puisi: Perpustakaan (puisi A7) Sunyi dan nyaman Tercipta di dalam suatu ruangan Di sudut sekolah kau berada Kau menyimpan beribu pengetahuan Sederet buku tertata di sini (puisi A7)

78 64 Judul Puisi: Inginku (puisi D10) Ku ibaratkan bintang bagai mimpi Bintang yang akan ku gapai Ku tak henti berusaha Tuk meraih semuanya Mengharap tercapainya keinginan Ku berusaha dengan ketekunan (puisi D10) Pada contoh kutipan puisi A7 kau menyimpan beribu pengetahuan maksudnya untuk lebih mengintensifkan pernyataan bahwa di perpustakaan memiliki banyak pengetahuan. Contoh kutipan puisi D10 kata bintang yang akan ku gapai bermaksud penyair seakan dapat menggapai bintang yang tinggi menjulang. 4) Metafora Metafora adalah kiasan langsung, artinya benda yang dikiaskan tidak disebutkan jadi ungakpannya langsung berupa kiasan (Waluyo, 1987: 84). Majas yang bersifat metaforik banyak mengundang tanggapan bagi pembaca yang benarbenar cermat. Perbandingan tersebut membuat sesuatu yang semula abstrak merupakan sesuatu yang tidak jelas menjadi lebih konkret dan memberi kejelasan bagi pembaca. Pada penelitian ini, metafora hanya ditemukan 1 kali saja yakni pada contoh kutpian puisi yang berjudul Perpustakaan (puisi A7) sebagai berikut. Sunyi dan nyaman Tercipta di dalam suatu ruangan Di sudut sekolah kau berada Kau menyimpan beribu pengetahuan Sederet buku tertata di sini Kau titik tempat cahayamu (puisi A7) Puisi tersebut mempersamakan perpustakaan dengan suatu tempat yang terang kaya akan ilmu. Penggunaan ungkapan metaforik itu memang disengaja oleh penyair terutama untuk mengunggah gambaran-gambaran yang akan

79 65 menyentuh indera pembaca di samping juga untuk memperoleh efektifitas ekspresi. Dalam metafora perbandingannya bersifat implisit, yakni tersembunyi di balik ungkapan harfiahnya. Dari uraian di atas diketahui bahwa sebagian besar puisi siswa aspek penggunaan majas terletak pada penggunaan simile. Terlihat dari 60 data yang diperoleh, terdapat 14 puisi siswa yang menggunakan majas simile. Hal tersebut dikarenakan penyair (penulis) be rusaha menggunakan kata-kata kias yang menyatakan perbandingan untuk meningkatkan kesan atau pengaruhnya terhadap pembaca atau pendengar. Berdasarkan hubungan antara penggunaan majas dan perkembangan kognitif siswa dapat disimpulkan bahwa kepribadian antarsiswa berbeda-beda. Artinya, setiap siswa mempunyai dorongan untuk menciptakan sebuah karya sesuai kepribadian individu masing-masing. Misalnya, seorang penyair dengan kerpibadian yang dimilikinya mampu menciptakan puisi dengan menggunakan majas yang beragam. Hasil penelitian Hasanah (2013: ) yang berjudul karakteristik struktural-semiotik puisi-puisi karya D. Zawawi Imron diketahui bahwa karya tersebut mengandung majas di antaranya metafora, personifikasi, simile dan majas yang digunakan adalah gaya deskriptif, parafrastis, paradoks, simbolik, klimaks, dan ironi. Sama halnya dengan penelitian yang dilakukan di SMP Negeri Kelas VIII di Kabupaten Sleman. c. Pengimajian Pengimajian yang terdapat dalam puisi siswa SMP Negeri Kelas VIII di Kabupaten Sleman cukup bervariasi. Artinya, terdapat beberapa pengimajian yang

80 66 ditemukan dalam kumpulan puisi tersebut. Sesuai hasil penelitian ini ada lima (3) penggunaan imaji yang ditemukan. Imaji yang dimaksud yaitu imaji visual, imaji auditif, dan imaji taktil (cita ra sa). Dari ketiga penggunaan imaji yang muncul, frekuensi kemunculan paling tinggi adalah imaji visual, diikuti imaji taktil (cita rasa) dan imaji auditif. Untuk lebih jelasnya, penulis menjabarkan hasil temuannya terkait dengan pengimajian dalam puisi siswa sebagai berikut. 1) Imaji Visual Imaji visual adalah pengimajian yang berhubungan dengan penglihatan atau benda yang tampak dilihat (Waluyo, 1987: 78). Berikut contoh penggunaan imaji visual pada kutipan puisi yang berjudul Taman Sekolah (puisi A2) dan Pelangi (puisi B8). Memandangmu hati terasa nyaman Pohon tinggi indah menjulang Kamboja mekar, pucuk merah merona Rerumputan seraya ikut menghiasi (puisi A2) Begitu indah saat aku lihat pelangi Aku ingin seperti pelangi Meskipun berbeda warna-warna Mereka begitu indah bila bersama (puisi B8) Kutipan puisi A2 pada baris pertama dan kedua tampak imaji visual karena dalam bayangan angan pembaca seolah-olah melihat taman yang indah dan pohon tinggi menjulang. Kutipan puisi B8 baris pertama, ketiga, dan keempat bayangan pembaca seolah-olah melihat pelangi yang berbeda-beda warnanya tetapi indah bila bersama-sama.

81 67 2) Imaji Taktil (Cita Rasa) Imaji taktil adalah suatu imaji yang berhubungan dengan gerak, penciuman, dan sentuhan perasaan (Waluyo, 1987: 79). Contoh imaji taktil terdapat pada kutipan puisi sebagai berikut. Judul Puisi: Guruku (puisi B14) Pagi-pagi kubangun dari tidurku Berjalan menuju tempatku menimba ilmu Di sanalah ku dibimbing olehmu Untuk menggapai cita-citaku (B14) Pada kutipan puisi di atas terdapat imaji taktil gerak pada baris pertama dan baris kedua. Dari kutipan tersebut terlihat jelas sang penulis mengambarkan dirinya yang bergerak bangun dari tempat tidur dan berjalan menuju sekolah. Judul Puisi: Untukmu Pahlawan Indonesiaku (puisi C9) Bambu runcing yang setia menemanimu Kaki telanjang yang tak beralas Pakaian dengan seribu wangian Basah di badan kering pun di badan Yang kini menghantarkan Indonesia Ke dalam istana kemerdekaan (puisi C9) Pada kutipan di atas imaji taktil yang berhubungan dengan penciuman tampak pada baris ketiga. Dalam bayangan, pembaca merasakan bau pakaian dengan beribu-ribu wangian yang artinya bau keringat yang menempel di baju yang tak pernah diganti. Kutipan puisi yang berjudul Pantai (puisi C14) berikut ini merupakan contoh penggunaan imaji taktil yang berhubungan dengan rabaan. Pantai. Indah nan elok Pasirmu seputih salju Batu karang indah terawat Angin pantai terasa sejuk semilir (puisi C14)

82 68 Kutipan puisi di atas menggunakan imaji taktil yang berhubungan dengan rabaan yang seolah pembaca ikut merasakan. Pada puisi C14 dalam bayangan, pembaca seolah ikut merasakan kesejukan angin pantai. 3) Imaji Auditif Imaji auditif adalah pengimajian yang berhubungan dengan pendengaran. Penyair menginginkan pembaca menghayati puisi tersebut, seolaholah mendengarkan sesuatu. Berikut contoh kutipan puisi yang terdapat imaji auditif. Judul Puisi: Taman (puisi A1) Kicauan burung bermain di taman Engkau terdengar merdu menawan Menambah suasana di taman menjadi lebih nyaman Dan orang banyak yang datang menjadikan lebih nyaman (puisi A1) Judul Puisi: Sungai (puisi A10) sungai. betapa indahnya sungai itu suara gemercik air yang mengalir tempat hidupnya hewan air terdapat bebatuan yang indah (puisi A10) Pada kutipan puisi A1 baris pertama dan kedua dalam bayangan angan pembaca, mendengar kicauan burung yang merdu di taman. Begitu pula dengan puisi A10, pembaca dalam bayangan angan seolah mendengar suara gemercik air yang mengalir di sungai. Dari berbagai uraian di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar puisi siswa aspek pengimajian terletak pada penggunaan imaji visual. Terlihat dari 60 data yang diperoleh, terdapat 46 puisi siswa yang menggunakan imaji visual. Hal tersebut dikarenakan siswa SMP lebih dominan menggunakan imaji visualnya

83 69 untuk menuangkan pikiran ke dalam bentuk puisi. Berdasarkan hubungan antara pengimajian dan perkembangan kognitif siswa dapat disimpulkan bahwa dengan alat inderanya siswa mampu menuangkan daya nalarnya ke dalam bentuk tulisan yang kemudian diolah menjadi sebuah karya yang memiliki estetika yang baik. Hasanah (2013: ) menjelaskan bahwa dalam puisi karya D. Zawawi Imron terdapat citraan di antaranya citraan taktil, visual, dinamik, dan auditif, sedangkan pada hasil penelitian ini hanya ditemukan imaji visual, imaji taktil, dan imaji auditif. 2. Struktur Batin Berikut ini adalah pembahasan struktur batin puisi siswa SMP kelas VIII di Kabupaten Sleman. Struktur fisik puisi meliputi tema, nada dan suasana, perasaan, dan amanat. a. Penggunaan Tema Penggunaan tema yang terdapat dalam puisi siswa SMP Negeri Kelas VIII di Kabupaten Sleman cukup bervariasi. Artinya, terdapat beberapa penggunaan tema yang ditemukan dalam kumpulan puisi tersebut. Berdasar hasil penelitian ini terlihat ada sembilan penggunaan tema yang ditemukan, dengan jumlah keseluruhan sebanyak 60 buah. Tema yang dimaksud yaitu alam, tumbuhan, pendidikan, patriotisme, kritik sosial, kemanusiaan, cinta kasih pria dan wanita, penyesalan, dan kehidupan. Dari sembilan penggunaan tema yang muncul, frekuensi kemunculan paling tinggi adalah tema alam, kemanusiaan, diikuti oleh pendidikan dan patriotisme. Untuk lebih jelasnya, penulis

84 70 menjabarkan hasil temuannya terkait dengan penggunaan tema dalam puisi siswa sebagai berikut. 1) Tema Alam Banyak puisi yang melukiskan keindahan alam, baik di lingkungan sekitar rumah maupun pemandangan yang ada di bumi ini. Tema ini banyak digunakan karena mudah dalam pengimajian siswa. Siswa dapat melihat keadaan lingkungan sekitar untuk dijadikan sebuah puisi. Berikut contoh puisi karya siswa yang menggunakan tema alam berjudul Alam Semesta (puisi B12). Ku lihat cahaya matahari Yang menyinari pagi ini Indahnya bumi ini tanpa globalisasi Laksana sinar yang menyinari dunia ini Keindahan alam sangat sempurna Membuat semua orang terpana Tetapi kita harus menjaganya Agar tidak rusak keindahannya Oh indahnya Alam Semestaku Sungguh hijaunya negeriku Aku akan selalu menjagamu Sampai hayat menjemputku (puisi B12) Puisi di atas tampak jelas penggunaan tema alam. Alam dengan segala kekayaannya mampu menghidupi makhluk hidup dan menciptakan suasana yang nyaman bagi penghuninya. Penulis (siswa) kagum pada keindaan alam sekitar dan memanfaatkan lingkungan sekitar untuk dijadikan tema dalam membuat puisi. 2) Tema Kemanusiaan Tema kemanusiaan bermaksud menunjukkan betapa tingginya martabat manusia dan bermaksud meyakinkan pembaca bahwa setiap manusia memiliki harkat (martabat) yang sama (Waluyo, 1987: 112). Berikut contoh kutipan puisi yang menggunakan tema kemanusiaan berjudul Ibu (puisi C8).

85 71 Oh ibu, kau yang telah melahirkanku Kau yang telah membesarkanku Kau yang telah membimbingku sampai sekarang Kau yang mengobatiku saat aku sakit Kau selalu ada saat aku butuh Mengajariku untuk berakhlak mulia Dalam doa mu selalu tersebut namaku Engkau segalanya untukku (puisi C8) Orang awam biasanya terlelap dalam rutinitas kehidupan sehingga lupa memikirkan nasib orang lain. Dalam kutipan puisi di atas, penulis (siswa) ingin mengajak pembaca untuk mengintropeksi diri dan dapat ikut mengangkat martabat orang tua. Paling tidak pembaca diharap dapat menghargai perjuangan orang tua yang telah membesarkan dan mendidik sejak dini. 3) Tema Pendidikan Tema pendidikan berisi tentang nasihat-nasihat yang ingin disampaikan penyair kepada pembaca. Berikut kutipan contoh yang berisikan tema pendidikan. Judul puisi: Guru (puisi B3) Guru engkau bagaikan sang mentari Yang selalu Menyinari Setiap langkahku dalam menuntut ilmu Guru engkau sangat berjasa bagiku Takkan pernah ku lupa jasamu Sampai seumur hidupku Sebagai petunjuk untukku (puisi B3) Penulis (siswa) ingin menyampaikan kepada pembaca bahwa kita sebagai anak didik harus menghormati dan menghargai guru. Kaum muda harus rajin belajar dalam menuntut ilmu serta jangan membuang-buang waktu untuk bemain. Tidak hanya itu, puisi tersebut juga memhimbau agar kita bisa mengamalkan seluruh ilmu yang telah diberikan dalam kehidupan sehari-hari.

86 72 4) Tema Patriotisme Tema ini dapat meningkatkan perasaan cinta akan bangsa dan tanah air. Banyak puisi yang melukiskan perjuangan merebut kemerdekaan dan mengisahkan riwayat pahlawan yang berjuang melawan penjajah. Tema patriot juga dapat diwujudkan dalam bentuk usaha penulis untuk membina kesatuan bangsa atau membina rasa kenasionalisme (Waluyo, 1987: 115). Puisi yang berjudul Pahlawan (puisi B4) berikut ini merupakan contoh penggunaan tema patriotisme. Pahlawan. Kau pahlawan bangsa Semangatmu menggetarkan musuh-musuhmu Bambu runcing bagaikan pluru tanpa kendali Suara Tembakan keras tak menggetarkan pejuang bangsa Kau rela menukar nyawamu demi kemerdekaan Bagimu merdeka atau mati (puisi B4) Perjuangan pahlawan dalam usaha mengusir penjajah dan memerdekakan bangsa, dapat menumbuhkan patriotisme dalam diri pembaca. Penulis (siswa) ingin mengajak pembaca untuk cinta tanah air dan selalu mengenang jasa pahlawan yang telah memperjuangkan demi kemerdekaan. Dari pengungkapan kisah perjuangan pahlawan itu, pembaca akan merasakan getaran patriotisme dalam menegakkan keadilan di Indonesia ini. 5) Tema Kehidupan Melalui peristiwa sehari-hari yang digambarkan dalam bentuk puisi, penulis (siswa) mengajak pembaca untuk memaknai kehidupan ke dalam sebuah karya sastra yakni puisi. Berikut contoh puisi yang bertema kehidupan.

87 73 Judul Puisi: Berlibur Bersama Keluarga (puisi D3) Pagi hari yang cerah Penuh arti dan juga makna Hari baru telah tiba Ku mulai hari ini dengan kebersamaan Ku hentakkan kaki keluar rumah Bergandeng tangan pergi berlibur Bersama keluarga tercinta Penuh canda dan juga tawa Menyusuri setiap jalan Sambil duduk menerawang jalan Memandang panorama yang mempesona Menelaah seluruh isi keindahan (puisi D3) Pada kutipan puisi di atas, penulis memadukan alam dan keluarga sebagai ide dalam penciptaan puisinya Penulis (siswa) ingin membagi kebahagiaan dan pengalamannya kepada pembaca agar pembaca ikut merasakan apa yang dirasakan oleh penulis. Selain itu, penulis juga mengisyaratkan kepada pembaca agar senantiasa menjaga alam dan mensyukuri anugerah Tuhan Yang Maha Esa. 6) Tema Tumbuhan Tema tumbuhan hampir sama dengan tema kehidupan, hanya aja tema ini lebih memfokuskan tumbuhan sebagai bahan pembahasan. Berikut contoh puisi dengan tema tumbuhan. Judul Puisi: Rumput Manila (puisi A5) Dirimu menghiasi taman ini Daunmu tajam bagaikan duri Dirimu di kejauhan tampak indah Seperti bunga mawar yang merekah Dirimu merangkai-rangkai Yang panjang seperti rantai Kau bisa dibentuk sedemikian rupa Rumput manila kau sangat mempesona

88 74 Kau sebagai pelengkap di taman Sungguh kau sangat menawan Rumput manila aku sangat kagum padamu Bagiku kau adalah penghijau tamanku (puisi A5) Puisi di atas menggambarkan kekaguman penulis kepada rumput manila yang menghiasi tamannya. Penulis secara rinci menyebutkan ciri-ciri seperti warna dan bentuk rumput dengan tujuan agar pembaca mampu membayangkan betapa indahnya rumput tersebut. 7) Tema Cinta Kasih Pria dan Wanita Di dalam puisi lama (pantun) kita mengenal tema cinta yang berbentuk pantun perkenalan, pantun berkasih-kasihan, pantun perpisahan, dan pantun beriba hati (Waluyo, 2002: 24). Pada pene litian ini juga dapat beberapa puisi yang bertemakan cinta kasih pria dan wanita. Berikut contoh kutipan puisi yang menggunakan tema cinta kasih pria dan wanita. Judul Puisi: Kau Segalanya (puisi D5) Saat badai memisahkan kau dan aku Kau tidak pernah akan meninggalkanku Aku sangat bahagia bersamamu Aku sedih kau slalu menenangkanku (puisi D5) Kutipan puisi tersebut menggambarkan kisah seseorang kepada kekasihnya yang kagum akan kesetiaannya pada saat bahagia maupun sedang dihadapi masalah yang menimpanya. 8) Tema Kritik Sosial Tema kritik sosial ditampilkan oleh puisi-puisi yang menuntut keadilan bagi kaum yang tertindas atau biasa disebut juga puisi protes sosial (Waluyo, 2002: 28). Berikut contoh puisi yang bertema kritik sosial yang berjudul Narkoba (puisi B1).

89 75 Masa muda yang bahagia Di mana aku belum mengenal narkoba Yang ingin gembira dengan dunia Sebagai manusia yang terlahir mulia Kini. Kisah itu tinggallah cerita Narkoba telah menemani raga ini Hidupku ini seperti terhempas tanpa daya Aku semakin terjerumus Dalam janji-janji kelabu Dunia seperti memburu Yang tak tau arah akan petunjukmu (puisi B1) Puisi di atas menunjukkan pengalaman cerita kehidupan penulis yang sampai saat ini masih terjerumus narkotika. Dalam puisinya, penulis menyesali masa mudanya yang sia-sia dan tidak bisa lagi kembali hidup normal layaknya orang-orang di sekitarnya. Penulis juga seakan merasa tidak lagi mendapatkan petunjuk hidup dari Tuhannya. Ia hanya bisa menjalani hidup kelam tanpa arah. 9) Tema Penyesalan Melakukan kesalahan dalam hidup sering menimbulkan penyesalan, apalagi sebuah kesalahan terbesar dan terkesan bodoh, pasti sangat merasa bersalah dan ingin mengucapkan kata maaf, rela melakukan apapun untuk menebus kesalahan itu. Akan tetapi, jika kesalahan bodoh itu tidak dimaafkaan, pasti membuat hidup penuh dengan penyesalan. Berikut contoh kutipan puisi bertemakan penyesalan dengan judul Menyesal (puisi C15). Aku lalai di pagi hari Beta lengah masa muda Kini hidup meracun hati Miskin ilmu miskin harta Akh, apaguna kusesalkan Menyesal tua tiada guna Hanya menambah luka sukma

90 76 Kepada muda kuharapkan Atur barisan di pagi hari Menuju ke arah padang bakti (puisi C15) Kutipan puisi di atas menggambarkan penyesalan yang tengah dirasakan penulis (siswa) akan kesalahan yang telah dibuat semasa mudanya. Namun, di sisi lain, penulis juga sadar bahwa penyesalan tidak ada gunanya. Maka dari itu, penulis (siswa) ingin mengajak pembaca agar tidak melakukan kesalahan yang nantinya akan berujung penyesalan di masa tuanya. Dari berbagai uraian di atas dapat disimpulkan bahwa karakteristik puisi siswa aspek penggunaan tema terletak pada penggunaan tema alam. Terlihat dari 60 data yang diperoleh, terdapat 23 puisi siswa yang menggunakan tema alam. Hal tersebut dikarenakan siswa lebih sering berinteraksi langsung dengan alam seperti sawah, taman, pantai, dan lain-lain, sehingga lingkungan di sekitar mereka menjadi alasan utama mengapa mereka mengambil tema alam. b. Penggunaan Nada dan Suasana Penggunaan nada dan suasana yang terdapat dalam puisi siswa SMP Negeri Kelas VIII di Kabupaten Sleman cukup bervariasi. Artinya, terdapat beberapa penggunaan nada dan suasana yang ditemukan dalam kumpulan puisi tersebut. Sesuai hasil penelitian ini terlihat ada lima (5) penggunaan nada dan suasana yang ditemukan, dengan jumlah keseluruhan sebanyak 60 buah. Nada dan suasana yang dimaksud yaitu santai, protes, belas kasih, patriotik, dan tenang. Dari enam penggunaan nada dan suasana dan suasana yang muncul, frekuensi kemunculan paling tinggi adalah nada dan suasana santai, diikuti oleh belas kasih

91 77 dan tenang. Untuk lebih jelasnya, penulis menjabarkan hasil temuannya terkait dengan penggunaan nada dan suasana dalam puisi siswa sebagai berikut. 1) Nada dan Suasana Santai Sebuah puisi dapat menimbulkan suatu nada dan suasana tertentu dari pembawaan sikap penulisnya. Nada dan suasana atau sikap pada puisi sering dikaitkan dengan suasana. Nada dan suasana santai sering digunakan penulis dalam menulis puisinya karena mudah seperti menggunakan bahasa sehari-hari. Berikut ini contoh kutipan puisi yang menggunakan nada dan suasana dan suasana santai. Judul Puisi: Pelangi (puisi B8) Begitu indah saat aku lihat pelangi Aku ingin seperti pelangi Meskipun berbeda warna-warna Mereka begitu indah bila bersama Mereka saling melengkapi warna Mungkin bila mereka tidak bersama Mereka tidak seindah saat ini Kebersamaan yang membuat mereka indah (puisi B8) Tampak jelas kutipan puisi di atas menggunakan nada dan suasana dan suasana santai. Pembaca bisa ikut merasakan nada dan suasana dan suasana santai yang dibawakan penulis (siswa) dalam puisi tersebut. Bahasanya juga mudah dipahami sehingga pembaca tidak perlu berfikir panjang makna yang terkandung dalam puisi tersebut. 2) Nada dan Suasana Belas Kasih Penyair dalam penggunaan nada dan suasana memiliki karakter berbedabeda. Penulis (siswa) menyampaikan puisinya sesuai dengan pilihan kata-katanya.

92 78 Contoh penggunaan nada dan suasana belas kasih dalam kutipan puisi karya siswa adalah sebagai berikut. Judul Puisi: Rumput (puisi A12) Warnamu hijau nan segar Daunmu berbentuk sejajar Rumput kau sangat kuat Telah banyak manusia yang merusakmu Kau tetap berdiri kokoh dengan tubuh mungilmu Rumput Manusia telah menyesal karena telah merusakmu (puisi A12) Nada dan suasana yang terlihat dalam puisi di atas adalah bahwa penulis (siswa) berlaku sebagai seseorang yang bercerita tentang keadaan lingkungan sekitar. Hal tersebut terlihat pada larik Telah banyak manusia yang merusakmu / Kau tetap berdiri kokoh dengan tubuh mungilmu, penulis (siswa) menggambarkan bahwa tangan-tangan manusia banyak yang telah merusak tanaman sehingga ia kasihan pada tanaman yang telah dirusak. 3) Nada dan Suasana Tenang Nada penulis dalam menyampaikan isi dari puisinya, adalah dengan mengekspresikan hasil pemikirannya terhadap segala sesuatu yang ada dalam kehidupan. Suasana yang ditimbulkan pun berbeda-beda sesuai dengan keadaan yang tengah dirasakan. Berikut ini contoh kutipan puisi yang menggunakan nada dan suasana tenang berjudul Desaku (puisi B11). Desaku. Keindahanmu mengagumkanku Kedamaianmu yang menenangkan hatiku Kebersihanmu menentramkan hati Gunung-gunung yang indah Sungai-sungai yang mengalir Hamparan sawah yang hijau Hutan-hutan yang masih utuh (puisi B11)

93 79 Nada dan suasana yang timbul pada kutipan puisi di atas adalah kesadaran bahwa sesuatu yang kita jaga pasti akan membawakan kedamaian dan ketentraman dalam hidup kita. Kehidupan di pedesaan menjadikan ketenangan dalam lingkungan alam sekitar. Penulis (siswa) mengajak kepada pembaca untuk menjaga kebersihan dan melestarikan lingkungan sekitar. 4) Nada dan Suasana Patriotik Nada dan suasana ini menggambarkan suasana hati yang penuh bersemangat. Tekanan suara lebih tinggi, pantas atau cepat. Sesuai untuk puisi yang bertemakan perjuangan, bercita-cita tinggi, besar dan mulia. Berikut contoh kutipan puisi yang menggunakan nada dan suasana patriotik. Judul Puisi: Untukmu Pahlawan Indonesiaku (puisi C9) Demi negri Engkau korbankan waktumu Demi bangsa Rela kau taruhkan nyawamu Maut menghadang di depan Kau bilang itu hiburan Tampak raut wajahmu Tak segelintir rasa takut Semangat membara di jiwamu Taklukkan mereka penghalang negri (puisi C9) Nada dan suasana yang tampak dari puisi di atas adalah semangat penulis dalam mengungkapkan realita kehidupan pahlawan pada saat memperjuangan kemerdekaan. Penulis (siswa) menggambarkan perjuangan yang dilakukan pahlwan pada saat merebut hak yang telah di rampas negara lain. Penulis (siswa) mengajak pembaca untuk lebih meningkatkan sumbangsihnya bagi negara yang dimulai dengan memperbaiki diri pribadi.

94 80 5) Nada dan Suasana Protes Nada dan suasana protes menggambarkan suasana hati yang penuh pertentangan atau pemberontakan. Tekanan suara lebih tinggi dan pantas. Sesuai untuk puisi yang bertemakan ketidakadilan dan ketajaman. Contoh penggunaan nada dan suasana protes dalam puisi karya siswa adalah sebagai berikut. Judul Puisi: Narkoba (puisi B1) Masa muda yang bahagia Di mana aku belum mengenal narkoba Yang inin gembira dengan dunia Sebagai manusia yang terlahir mulia Kini Kisah itu tinggallah cerita Narkoba telah menemani raga ini Hidupku ini seperti terhempas tanpa daya Aku semakin terjerumus Dalam janji-janji kelabu Dunia seperti memburu Yang tak tau arah akan petunjukmu (puisi B1) Nada yang ditimbulkan oleh puisi tersebut adalah pemberontakan atau kekesalan terhadap diri sendiri yang begitu lalai dalam pergaulannya sehingga terjerumus pada hal yang negatif. Suasana ini menjadi sebuah pedoman bagi pembaca untuk hidup di jalan yang benar tidak salah memilih pergaulan bebas, agar tercipta kehidupan yang sejahtera. Dari berbagai uraian di atas dapat disimpulkan bahwa karakteristik puisi siswa aspek penggunaan nada dan suasana terletak pada penggunaan nada dan suasana santai. Terlihat dari 60 data yang diperoleh, terdapat 31 puisi siswa yang menggunakan nada dan suasana santai. Hal tersebut dikarenakan bagi siswa SMP

95 81 nada dan suasana santai lebih sering kali mereka dapati dalam penggunaan bahasa dalam kehidupan sehari-hari. c. Penggunaan Perasaan Penggunaan perasaan yang terdapat dalam puisi siswa SMP Negeri Kelas VIII di Kabupaten Sleman cukup bervariasi. Artinya, terdapat beberapa penggunaan perasaan yang ditemukan dalam kumpulan puisi tersebut. Sesuai hasil penelitian ini terlihat ada lima (5) penggunaan perasaan yang ditemukan, dengan jumlah keseluruhan sebanyak 60 buah. Perasaan yang dimaksud yaitu gembira, terharu, kagum, sedih, dan menyesal. Dari enam penggunaan perasaan yang muncul, frekuensi kemunculan paling tinggi adalah perasaan gembira, diikuti oleh terharu dan kagum. Untuk lebih jelasnya, penulis menjabarkan hasil temuannya terkait dengan penggunaan perasaan dalam puisi siswa sebagai berikut. 1) Perasaan Gembira Perasaan atau keadaan hati penulis yang tergambar di dalam isi puisi hadir dan terimajinasi di dalam hati. Berikut contoh puisi yang menggunakan perasaan gembira berjudul Keindahanmu (puisi D2). Nyanyian burung terdengar merdu Menyambut lahirnya hari baru Hamparan sawah nan hijau membuatku terpaku Serasa ala mini tercipta untukku Hembus angin yang terasa sejuk Ku buka tanganku sejenak Semilir angin ku rasakan Membuatku serasa melayang kegirangan (puisi D2) Perasaan dalam puisi di atas adalah bahwa penulis (siswa) gembira dengan kehidupan yang tengah dirasakan. Keindahan di lingkungannya membuat hati terasa damai dan tentram. Penulis (siswa) merasa perlu pengalaman dalam

96 82 menjalani kehidupan, bahkan kehidupan harus selalu bercermin dari pengalaman orang lain yang berguna bagi diri pribadi. 2) Perasaan Terharu Perasaan dalam sebuah puisi adalah suatu ekspresi dari perasaan penulis yang dituangkan dalam puisi tersebut. Perasaan setiap penulis tentunya berbeda, hal inilah yang membedakan sikap penulis yang satu dengan penulis yang lain walaupun terhadap sesuatu hal yang sama. Contoh kutipan puisi yang menggunakan perasaan terharu adalah sebagai berikut. Judul Puisi: Ayah (puisi B5) Deras keringat membasahi Tubuh yang mulai tua itu Yang membeir kehidupanku Tanpa ada kekurangan dimataku Kaki dan tangan yang ada Menarik diriku pada-nya Dari dirinya aku belajar itu Sejak aku ada di dunia (puisi B5) Kutipan puisi di atas menggambarkan perasaan haru yang dirasakan penulis (siswa) ketika melihat sang ayah yang kerja keras demi menafkahi keluarganya. Puisi di atas merupakan hasil perenungan penulis (siswa) terhadap kerja keras yang dilakukan ayahnya, sehingga selalu memberikan dukungan dalam segala bentuk, untuk menjadi anak yang berbakti kepada orang tua. 3) Perasaan Kagum Rasa kagum bisa muncul kapan dan dimana saja. Rasa kagum tidak terbatas hanya dengan lawan jenis, tetapi bisa jadi dengan sesama teman maupun dengan idola yang disukai. Rasa kagum biasanya muncul ketika dihadapkan pada

97 83 hal-hal yang menarik. Berikut contoh puisi dengan tema perasaan kagum berjudul Pahlawanku (puisi C1). Cucur keringat dalam asamu Darah yang mengalir dalam nadimu Tak patahkan semangat perjuanganmu Meraih asa harapan serta cita-cita Tekadmu membela negeri Dengan gagah berani engkau berdiri Tak pedulikan hidup ataupun mati Demi sang saka merah putih ini Kami berjanji Menjaga Indonesia engkau Yang sudah engkau perebutkan Dengan hasil jerit payah sendiri (puisi C1) Puisi di atas menggambarkan keadaan hati sang penulis yang kagum terhadap para pejuang yang telah rela mengorbankan nyawa mereka untuk memerdekakan negaranya. Perassan kagum yang muncul dari diri penulis mampu mendorong hatinya untuk senantiasa menjaga dan meneruskan perjuangan para pahlawan Indonesia. 4) Perasaan Sedih Kesedihan pada umumnya digambarkan sebagai sesuatu yang pahit, rasa sakit, atau sebagai perasaan tidak mampu. Kesedihan dapat disebabkan oleh kehilangan sesuatu atau seseorang yang memiliki banyak nilai atau kelebihan kebosanan. Berikut adalah contoh puisi perasaan sedih. Judul Puisi : Rumput (puisi A12) Oh rumput Keindahanmu sungguh mempesona Warna hijau sangat indah Butiran-butiran embun membasahimu Menghiasi taman-taman Melengkapi kehidupan pertanian Warnamu hijau nan segar

98 84 Daunmu berbentuk sejajar Rumput kau sangat kuat Telah banyak manusia yang merusakmu Kau tetap berdiri kokoh dengan tubuh mungilmu Rumput Manusia telah menyesal karena telah merusakmu (puisi A12) Puisi di atas menggambarkan perasaan sedih sang penulis terhadap rumput. Rumbut yang biasanya sering diremehkan keberadaannya oleh kalangan masyarakat, kini oleh penulis justru dijadikan topik yang mampu membuat hatinya tersentuh dan sedih. Penulis menggambarkan soelah-olah rumput menjadi sesuatu yang bernyawa, indah, namun sering dirusak. Perasaan sedih pun muncul seketika dan membuat penulis menyesali apa yang sudah diperbuatnya kepada rumput. 5) Perasaan Menyesal Perasaan menyesal sama dengan tidak senang atau susah, karena telah berbuat yang kurang baik. Menyesal menggambarkan reaksi emosi seseorang tentang tindakan-tindakannya pada masa lampau. Reaksi emosi itu dapat berbentuk kesedihan, rasa malu, depresi, jengkel, dan rasa bersalah. Contoh kutipan puisi yang mengandung perasaan menyesal dengan judul Lingkungan Sekolah (puisi A4) sebagai berikut. Siswa siswi tak peduli lagi dengan lingkungannya Tuhan tolong kembalikanlah lingkungan sekolah ini Lingkungan ini agar menjadi manfaat bagi makhluk hidup. Tuhan izinkanlah kami untuk menjagamu Dari kerusakan yang dibuat oleh manusia. Bagiku bumi ini tak lengkap tanpamu (puisi A4)

99 85 Pada kutipan puisi di atas, penulis (siswa) menceritakan keadaan lingkungan sekolah yang rusak karena perbuatan manusia atau dirinya yang telah merusak lingkungan. Penulis (siswa) menyadari perbuatan yang tela h dilakukannya selama ini telah menyebabkan kerusakan lingkungan. Penulis sadar bahwa apa yang sudah dilakukan siswa di sekolahnya sangat merugikan. Kini mereka seakan mendapatkan balasan dari apa yang sudah mereka lakukan yaitu rusaknya lingkungan sekolah. Namun demikian, mereka merasa menyesal dan bertekad untuk membenahi lingkungannya kembali. Dari berbagai uraian di atas dapat disimpulkan bahwa karakteristik puisi siswa aspek penggunaan perasaan terletak pada penggunaan perasaan gembira. Terlihat dari 60 data yang diperoleh, terdapat 21 puisi siswa yang menggunakan perasaan gembira. Hal tersebut dikarenakan siswa pada usia remaja berada pada masa perkembangan mental (puber) sehingga puisi yang ditulis merupakan karya yang mewakili isi hatinya, baik itu kesedihan maupun kegembiraan. d. Amanat Setelah memahami tentang tema, nada dan suasana, dan perasaan dalam puisi terdapat amanat atau pesan yang disampaikan kepada pembaca. Amanat, pesan atau nasihat merupakan kesan yang ditangkap pembaca setelah membaca puisi (Waluyo, 2002: 40). sikap dan pengalaman sangat berpengaruh terhadap amanat puisi. Cara menyimpulkan amanat puisi sangat berpengaruh berkaitan dengan cara pandang pembaca terhadap suatu hal. Meskipun ditentukan berdasarkan cara pandang pembaca, amanat tidak dapat dilepas dari tema dan amanat yang muncul dalam puisi karya siswa, untuk itu penulis

100 86 mengklasifikasikannya menjadi sebanyak enam yang bisa dilihat dalam uraian sebagai berikut. 1) Menjaga Lingkungan Alam Sekitar Pada tabel 8 amanat dalam puisi siswa, dapat dilihat bahwa penulis (siswa) ingin mengajak kepada pembaca untuk menjaga lingkungan alam sekitar dan melestarikannya. Dalam hal ini penulis menemukan ada 26 buah puisi yang berpesan menjaga lingkungan. Berikut ini adalah beberapa contoh kutipan puisinya. Judul Puisi: Taman Sekolah (puisi A2) Memandangmu hati terasa nyaman Pohon tinggi indah menjulang Kamboja mekar, pucuk merah merona Rerumputan seraya ikut menghiasi (puisi A2) Judul Puisi : Alam Semesta (puisi B12) Keindahan alam sangat sempurna Membuat semua orang terpana Tetapi kita harus menjaganya Agar tidak rusak keindahannya (puisi B12) Judul Puisi : Pantai (puisi C14) Sekarang pantai sudah tercemar Banyak sampah berserakan Batu karang mulai rusak Ikan-ikan mati terkena racun Itu.. karena ulah manusia Yang tidak bertanggung jawab (puisi C14) Judul Puisi: Permainya Desaku (puisi D9) Gemercik air sungai Begitu beningnya Bagaikan zamrud katulistiwa Itulah alam desaku yang permai (puisi D9) Dari beberapa contoh kutipan puisi di atas, penulis (siswa) menegaskan bahwa alam sebagai tempat tinggal dan sumber kehidupan bagi makhluk hidup.

101 87 Alam dengan segala kekayaannya mampu menghidupi makhluk hidup dan menciptakan suasana yang nyaman bagi penghuninya. Puisi A2 menyatakan bahwa taman sekolah sebagai tempat tumbuhnya tanaman bunga dan rerumputan dengan baik. Alam semesta keindahannya sempurna membuat orang terpana dapat dilihat dalam puisi B12. Dalam puisi tersebut, penulis berpesan agar kita wajib menjaga lingkungan alam sekitar dan melestarikannya agar udara tetap sejuk baik untuk kehidupan semua makhluk hidup. Penulis juga menegaskan bahwa alam sebagai sumber kehidupan bagi makhluk hidup juga dimunculkan dalam puisi C14 dan D9. 2) Menghormati Orang Tua dan Guru Dari tabel 8 dapat dilihat bahwa penulis (siswa) ingin mengajak kepada pembaca untuk menghormati dan menyayangi orang tua dan guru. Dalam hal ini, penulis menemukan ada 11 buah puisi yang berpesan menghormati guru dan orang tua. Berikut ini adalah beberapa contoh kutipan puisinya. Judul Puisi: Guru (puisi B3) Guru engkau adalah inspirasiku Yang tak kan lepas dari ingatanku Tanpamu Apa jadinya aku Terimakasih guruku Aku bangga padamu Engkau adalah pahlawanku Di sekolah ini (puisi B3) Judul Puisi: Ibu (puisi C8) Oh Ibu, kau telah melahirkanku Kau yang telah membesarkanku Kau yang telah membimbingku sampai sekarang Kau yang mengobatiku saat aku sakit

102 88 Kau selalu ada saat aku butuh Mengajariku untuk berakhlak mulia Dalam doa mu selalu tersebut namaku Engkau segalanya untukku Ibu Terimakasih atas kasih sayangmu Terimakasih atas perjuanganmu Terimakasih atas pengorbananmu (puisi C8) Dari beberapa contoh kutipan puisi di atas, penulis (siswa) menegaskan bahwa orang tua dan guru seseorang yang patut dihormati dan disayangi. Orang tua dan guru bagaikan insan mulia yang mengajar dan mendidik tanpa mengira masa. Kutipan puisi B3 menyatakan bahwa guru adalah pahlawan yang memberi inspirasi. Tanpa usaha dan pengorbanan guru tidak mungkin siswa mencapai kejayaan yang cemerlang. Oleh karena itu, sewajarnya kita menghargai jasa dan pengorbanan para guru. Berbeda dengan puisi C8 menyatakan bahwa orang tua adalah segalanya. Orang tua rela berkorban demi kebahagiaan anaknya. 3) Menghargai Jasa Pahlawan Dari tabel 8 amanat dalam puisi siswa, dapat dilihat bahwa penulis (siswa) ingin mengajak kepada pembaca untuk mengingat atau menghargai jasa pahlawan. Dalam hal ini penulis menemukan ada 6 buah puisi yang berpesan untuk mengingat atau menghargai jasa pahlawan. Berikut ini adalah beberapa contoh kutipan puisinya. Judul Puisi: Pahlawan (puisi B4) Pahlawan. Kau pahlawan bangsa Semangatmu mengantarkan musuh-musuhmu Bambu runcing bagaikan pluru tanpa kendali

103 89 Suara Tembakan keras tak menggentarkan pejuang bangsa Kau rela menukar nyawamu demi kemerdekaan Bagimu merdeka atau mati (puisi B4) Judul Puisi: Pahlawanku (puisi C1) Cucur keringat dalam asamu Darah yang mengalir dalam nadimu Tak patahkan semangat perjuanganmu Meraih asa harapan serta cita-cita Tekadmu membela negeri Dengan gagah berani engkau berdiri Tak pedulikan hidup ataupun mati Demi sang saka merah putih ini (puisi C1) Dari beberapa contoh kutipan puisi di atas, penulis (siswa) menegaskan bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa-jasa para pahlawannya. Dalam puisi B4 dan C1 menyatakan bahwa para pahlawan rela mengorbankan hidupnya demi menjaga dan mempertahankan Negara Indonesia. Pahlawan rela mengorbankan hidupnya demi menjaga dan mempertahankan bangsa. Menghargai jasa para pahlawan dapat diwujudkan dalam bentuk nyata yakni pada kehidupan sehari-hari. 4) Menjaga Hubungan Sesama Manusia Dari tabel 8 amanat dalam puisi siswa, dapat dilihat bahwa penulis (siswa) ingin mengajak kepada pembaca untuk menjalin silaturahmi sesama manusia. Dalam hal ini penulis menemukan ada 4 buah puisi yang berpesan untuk menjaga tali silaturahmi sesama manusia. Berikut ini adalah beberapa contoh kutipan puisinya.

104 90 Judul Puisi: Persahabatan (puisi B10) Sahabatku Kau tempat ku berbagi Bercerita Dan kau pun tlah Beri arti ku Sebuah makna Persahabatan (puisi B10) Judul puisi: Sahabat (puisi D1) Kau sahabatku, matahariku Menerangi dan member semangat untuk hari ini Kau sahabatku, arahku Kau mengingatkan saat aku salah melangkah Bagaimanapun keadaannya kau adalah kau Kau adalah sahabatku (puisi D1) Judul puisi: Berlibur Bersama Keluarga (puisi D3) Pagi hari yang cerah Penuh arti dan juga makna Hari baru telah tiba Ku mulai hari ini dengan kebersamaan Ku hentakkan kaki keluar rumah Bergandeng tangan pergi berlibur Bersama keluarga tercinta Penuh canda dan juga tawa Menyusuri setiap jalan Sambil duduk menerawang jalan Memandang panorama yang mempesona Menelaah seluruh isi keindahan (puisi D3) Dari beberapa contoh kutipan puisi di atas, penulis (siswa) menegaskan menjalin hubungan sesama manusia sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Manusia ditakdirkan untuk saling tolong menolong. Dalam puisi B10 dan D1 menyatakan sahabat adalah menjaga persahabatan bukan hal yang mudah. Masalah akan selalu ada untuk menggoncang kepercayaan terhadap sahabat. Berbagai cobaan akan terlewati jika saling percaya dan saling mengerti satu sama

105 91 lain. Sahabat yang baik juga akan menggunakan apa yang ia miliki untuk kepentingan bersama. Berbeda dengan puisi D3, yang berpesan untuk menjaga hubungan keluarga dengan cara berlibur bersama. 5) Meningkatkan Kepercayaan Pada Diri Sendiri Dari tabel 8 amanat dalam puisi siswa, dapat dilihat bahwa penulis (siswa) ingin mengajak kepada pembaca untuk meningkatkan kepecayaan diri sendiri. Dalam hal ini penulis menemukan ada 13 buah puisi yang berpesan untuk meningkatkan kepercayaan pada diri sendiri. Berikut ini adalah beberapa contoh kutipan puisinya. Judul Puisi: Raketku (puisi A9) Raketku oh raketku Warnamu merah nan indah Kau tampak meriah di mata orang gagah Membuatku selalu gairah untuk menggapai suatu hadiah Kini aku tetap senang, meskipun kemain kau tak membuatku menang Namun kau tetap ku kenang Karena aku yakin kemenangan pasti kan ku jelang Terima kasih raketku tersayang (puisi A9) Judul Puisi: Inginku (puisi D10) Saat hari silah berganti Sebuah keinginan terselip dalam hati Ku ibaratkan bintang bagai mimpi Bintang yang akan ku gapai Ku tak henti berusaha Tuk meraih semuanya Mengharap tecapainya keinginan Ku berusaha dengan ketekunan (puisi D10) Dari beberapa contoh kutipan puisi di atas, penulis (siswa) menegaskan meningkatkan kepercayaan diri untuk mencapai sesuatu sangatlah penting asal tidak melewati batas. Rasa percaya diri merupakan kombinasi antara keyakinan

106 92 pada kemampuan dan penghargaan kepada diri sendiri. Kutipan puisi A9 menunjukkan kekalahannya pada saat pertandingan, akan tetapi ia percaya pada dirinya jika akan memenangkan pertandingan selanjutnya. Berbeda dengan puisi D10 yang mempunyai mimpi akan suatu hal. Ia akan berusaha demi mewujudkan mimpinya tersebut. Akan tetapi, orang yang yang tidak memiliki kepercayaan diri merasa kurang mampu mencapai tujuannya, dan cenderung memiliki pandangan negatif kepada dirinya sendiri dan apa yang ingin dia capai dalam hidup. Dari berbagai uraian klasifikasi amanat, di atas dapat disimpulkan bahwa karakteristik puisi siswa penggunaan amanat terletak pada penggunaan amanat menjaga lingkungan alam sekitar. Terlihat dari 60 data yang diperoleh, terdapat 26 puisi siswa yang menggunakan amanat menjaga lingkungan alam. Hal tersebut dikarenakan kebanyakan dari siswa menyadari bahwa keadaan alam sekitar mereka saat ini semakin rusak, sehingga mereka ingin menyampaikan pesan atau amanat kepada pembaca untuk senantiasa menjaga dan melestarikan lingkungan alam. Berdasarkan hubungan antara struktur batin dan perkembangan kognitif siswa dapat disimpulkan bahwa perkembangan kepribadian siswa dipengaruhi oleh perkembangan zaman. Misalnya, seorang penyair akan selalu mempunyai dorongan untuk menciptakan karya-karya baru dengan memperhatikan struktur batin seperti: tema, nada dan suasana, perasaan, dan amanat yang disesuaikan dengan kemajuan zaman. Berdasarkan hasil penelitian Nur aini (2014: 34-35), tema-tema yang digunakan siswa kelas VIII Akselerasi SMPN 5 Malang bermacam-macam. Tema atau ide puisi yang ditulis siswa diambil dari hal-hal yang berada di sekitar siswa,

107 93 di antaranya kehidupan, keluarga, persahabatan, alam, pendidikan, kegamaan, kepahlawanan atau patriotik, perpisahan, penyesalan, dan percintaan. Sama halnya dengan penelitian yang dilakukan siswa SMP Negeri kelas VIII di Kabupaten Sleman yang menggunakan tema lingkungan sekitar.

108 94 BAB V PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan pada penelitian ini menunjukkan bahwa struktur fisik dan struktur batin sudah muncul dalam karya siswa SMP Negeri Kelas VIII di Kabupaten Sleman. Struktur fisik dan batin merupakan struktur pembangun unsur puisi yang saling mengikat sehingga perpaduan tersebut membentuk totalitas makna puisi yang utuh. Berdasarkan struktur fisik puisi, versifikasi rima frekuensi kemunculan paling tinggi adalah ulangan bunyi asonani. Hal tersebut dikarenakan, ulangan bunyi asonansi sering digunakan dalam bahasa sehari-hari. Pada aspek majas frekuensi kemunculan paling tinggi adalah simile, dikarenakan siswa (penyair) berusaha menggunakan kata-kata kias yang menyatakan perbandingan untuk meningkatkan kesan atau pengaruhnya terhadap pembaca atau pendengar. Aspek struktur fisik yang terakhir adalah pengimajian. Pengimajian frekuensi kemunculan paling tinggi adalah imaji visual. Hal tersebut dikarenakan siswa SMP lebih dominan menggunakan imaji visualnya untuk menuangkan pikiran ke dalam bentuk puisi. Unsur selanjutnya yaitu struktur batin. Dari berbagai tema yang digunakan, frekuensi kemunculan tinggi adalah tema alam. Hal tersebut dikarenakan siswa lebih sering berinteraksi langsung dengan alam seperti sawah, taman, pantai, dan lain-lain, sehingga lingkungan di sekitar mereka menjadi alasan

109 95 utama mengapa mereka mengambil tema alam. Aspek selanjutnya yaitu nada dan suasana. Frekuensi kemunculan paling tinggi adalah nada dan suasana santai, dikarenakan bagi siswa SMP nada dan suasana santai lebih sering kali mereka dapati dalam penggunaan bahasa dalam kehidupan sehari-hari. Pada aspek perasaan frekuensi kemunculan paling tinggi adalah perasaan gembira. Hal tersebut dikarenakan, siswa pada usia remaja berada pada masa perkembangan mental (puber) sehingga puisi yang ditulis merupakan karya yang mewakili isi hatinya, baik itu kesedihan maupun kegembiraan. Terakhir penggunaan amanat, frekuensi kemunculan paling tinggi adalah amanat menjaga lingkungan alam. Hal tersebut dikarenakan kebanyakan dari siswa menyadari bahwa keadaan alam sekitar mereka saat ini semakin rusak, sehingga mereka ingin menyampaikan pesan atau amanat kepada pembaca untuk senantiasa menjaga dan melestarikan lingkungan alam. B. Keterbatasan Penelitian Penelitian ini memiliki sejumlah keterbatasan. Tiga hal yang menjadi keterbatasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Keterbatasan referensi penelitian yang relevan Referensi penelitian relevan terkait karakteristik puisi siswa sangat terbatas. Hal tersebut menjadi kendala dalam menganalisis data-data yang diperoleh.

110 96 2. Keterbatasan waktu penelitian Pada saat penelitian, tidak semua sekolah yang akan dijadikan tempat penelitian memberi naskah atau data secara bersamaan sehingga harus kembali lagi ke sekolah tersebut. 3. Keterbatasan puisi karya siswa Puisi karya siswa dilihat dari segi judul dan isi rata-rata hampir sama, sehingga penulis harus jeli dalam memilih karya sebagai sampel agar bisa membedakan karakteristik dari segi struktur fisik dan struktur batin. C. Saran Pertama, hasil penelitian tentang karakteristik puisi ini bisa dijadikan bahan pertimbangan atau refrensi bagi pembaca, baik pengajar maupun peserta didik (siswa) terutama yang ingin mengetahui gaya bahasa yang muncul dalam puisi siswa ditingkat SMP. Kedua, penelitian terhadap puisi siswa ini hanya mengungkapkan sebagian kecil saja unsur-unsur penggunaan struktur fisik (versifikasi, majas, dan pengimajian). Oleh karena itu, perlu kiranya diadakan penelitian lanjutan terhadap karya sastra ini, baik dengan melakukan analisis terhadap unsur-unsur yang sama maupun unsur-unsur yang berbeda, agar pemahaman terhadap karya sastra ini menjadi semakin mendalam. Untuk itu, hasil penelitian ini dapat dijadikan salah satu dasar acuan.

111 97 DAFTAR PUSTAKA A. Nur aini, Karakteristik Puisi Karya Siswa Kelas VIII Akselerasi SMPN 5 Malang. NOSI Jurnal Pendidikan Bahasa Indonesia Program Pascasarjana UNISMA. Vol. 2, No. 1, hlm. 23. Abidin, Yunus Pembelajaran Bahasa Berbasis Pendidikan Karakter. Bandung: Refika Aditama. Agustina, Lena Pembelajaran Menulis Puisi dengan Menggunakan Pendekatan Kontekstual Bagi Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Haurwangi Cianjur 2011/2012. Makalah TABS. Bandung: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, STKIP Siliwangi Bandung. Aminuddin Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Anindyarini, Atikah, dkk Pelaksanaan Pembelajaran Apresiasi Sastra Kelas VII SMP Akselerasi. BASASTRA Jurnal Penelitian Bahasa, Sastra Indonesia dan Pengajarannya. Vol. 1, No. 3, hlm. 6. Astuti, Reny Karakteristik Gaya Bahasa Dalam Puisi Karya Siswa Kelas VII SMP Negeri 14 Yogyakarta. Skripsi S1. Yogyakarta: Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni UNY Yogyakarta. Baharuddin Pendidikan dan Psikologi Perkembangan. Yogyakarta: AR- Ruzz Media. Budiningsih, Asri Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Rinika Cipta. Gani, Rizanur Pengajaran Sastra di Indonesia: Respon dan Analisis. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Hamalik, Oemar Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Hasanah, Muakibatul Karakteristik Struktural-Semiotik Puisi-Puisi Karya D. Zawawi Imron. Litera, Vol. 12, No. 2, hlm Istimurti, Meti Pembelajaran Menulis Kreatif Puisi dengan Model Cooperative Learning Tipe Jigsaw. Jurnal Pendidikan Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya, Vol. 9, No. 1, hlm

112 98 Laeli, Anisa Nur, dkk Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi Keindahan Alam Menggunakan Metode Partisipatori dengan Media Gambar. Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (online), Jilid 2, No. 1, hlm Diakses pada tanggal 25 Januari 2015 melalui Moleong, Lexy J Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosda Karya. Pradopo, Rachmat Djoko Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Saini, K.M Puisi dan Beberapa Masalahnya. Bandung: ITB. Sarumpaet, Riris K. Toha Apresiasi Puisi Remaja. Jakarta: PT. Grasindo. Sayuti, Suminto A Puisi dan Pengajarannya. Semarang: Penerbit IKIP Semarang Press. Sayuti, Suminto A Semerbak Sajak. Yogyakarta: Gama Media. Sayuti, Suminto A Berkenalan dengan Puisi. Yogyakarta: Gama Media. Sulistyorini, Dwi Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi dengan Media Gambar pada Siswa Kelas V SDN Sawojajar V Kota Malang. TEQIP, Jilid 1, No. 1, hlm Suryaman, Maman Puisi Indonesia. Yogyakarta: Penerbit Ombak. Susanto, Ahmad Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Waluyo, Herman J Teori dan Apresiasi Puisi. Jakarta: Erlangga. Waluyo, Herman J Apresiasi Puisi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Wiyatmi Pengantar Kajian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Book Publisher.

113 99 Lampiran 1: Kode dan Judul Puisi Siswa SMP Negeri 2 Ngemplak Tahun Pelajaran 2015/2016 No. Kode Puisi Kode Siswa Judul Puisi 1. A1 1 Taman 2. A2 2 Taman Sekolah 3. A3 3 Taman Sekolah Judul Puisi 4. A4 4 Lingkungan Sekolah 5. A5 5 Rumput Manila 6. A6 6 Taman Sekolahku 7. A7 7 Perpustakaan 8. A8 8 Sekolahku 9. A9 9 Raketku 10. A10 10 Sungai 11. A11 11 Pohon 12. A12 12 Rumput 13. A13 13 Merah Putih 14. A14 14 Sepedaku 15. A15 15 Sawah

114 100 Lampiran 2: Kode dan Judul Puisi Siswa SMP Negeri 2 Gamping Tahun Pelajaran 2015/2016 No. Kode Puisi Kode Siswa Judul Puisi 1. B1 16 Narkoba 2. B2 17 Rumah 3. B3 18 Guru 4. B4 19 Pahlawan 5. B5 20 Ayah Judul Puisi 6. B6 21 Pahlawan Tanpa Tanda Jasa 7. B7 22 Bunda 8. B8 23 Pelangi 9. B9 24 Pagi 10. B10 25 Persahabatan 11. B11 26 Desaku 12. B12 27 Alam Semesta 13. B13 28 Buku 14. B14 29 Guruku 15. B15 30 Hutan

115 101 Lampiran 3: Kode dan Judul Puisi Siswa SMP Negeri 2 Depok Tahun Pelajaran 2015/2016 No. Kode Puisi Kode Judul Puisi Siswa Judul Puisi 1. C1 31 Pahlawanku 2. C2 32 Hutan 3. C3 33 Mentari 4. C4 34 Pemudi Untuk Perubahan 5. C5 35 Matahari 6. C6 36 Ibu 7. C7 37 Negeriku 8. C8 38 Ibu 9. C9 39 Untukmu Pahlawanku Indonesiaku 10. C10 40 Persahabatan di Musim Panas 11. C11 41 Bumi Kita 12. C12 42 Pelangi 13. C13 43 Bulan 14. C14 44 Pantai 15. C15 45 Menyesal

116 102 Lampiran 4: Kode dan Judul Puisi Siswa SMP Negeri 1 Ngaglik Tahun Pelajaran 2015/2016 No. Kode Puisi Kode Siswa Judul Puisi 1. D1 46 Sahabat 2. D2 47 Keindahanmu Judul Puisi 3. D3 48 Berlibur Bersama Keluarga 4. D4 49 Lelah Ditangisku 5. D5 50 Kau Segalanya 6. D6 51 Flashback 7. D7 52 Aku Adalah Aku 8. D8 53 Merapi 9. D9 54 Permainya Desaku 10. D10 55 Inginku 11. D11 56 Matahari 12. D12 57 Potret 13. D13 58 Guruku 14. D14 59 Mimpi 15. D15 60 Sepanjang Penantian

117 Struktur No. Fisik 1. Ulangan Bunyi Asonansi Lampiran 5: Data Induk Struktur Fisik Karakteristik Puisi Siswa SMP Kelas VIII di Kabupaten Sleman Kode Puisi Jumlah Data Kutipan Puisi A1, A2, A3, A4, A5, A6, A7, A8, A9, A10, A11, A12, A13, A14, A15,B1, B2, B3, B4, B5, B6, B7, B8, B9, B10, B11, B12, B13, B14, B15, C1, C2, C3, C4, C5, C6, C7, C8, C9, C10, C11, C12, C13, C14, C15, D1, D2, D3, D4, D5, D6, D7, D8, D9, D10, D11, D12, D13, D14, D15 60 Kau terang di bawah awan (A1) Kamboja mekar, pucuk merah merona (A2) Panas yang sangat membara (A4) Di sudut sekolah kau berada (A7) Setiap hari kau ku gunakan (A9) Daunmu sangat lebat sekali (A11) Mereka begitu indah bila bersama (B8) Keindahanmu sungguh mempesona (A12) Kau tetap berdiri di sana (A13) Bagiku kau sangat berguna (A14) Kau terlihat membentang luas(a15) Masa muda yang bahagia (B1) Ku lihat dari cahaya bulan di pekarangan (B2) a Guru engkau bagaikan sang mentari (B3) Kau pahlawan bangsa (B4) Tubuh yang mulai tua itu (B5) Sang surya telah bangun dari perpaduannya (B15) Darah yang mengalir dalam nadimu (C1) Sebagai paru-paru dunia (C2) Masih dapat kusapa mentari (C3) Kesejahteraan tinggal angan-angan (C4) Indonesia yang kucinta (C7) Kau ciptaan Tuhan yang sangat indah (C12) Aku tau kau ada di sana (C13) Pagiku hilang sudah melayang (C15) Kita tau apa artinya (D1) Kau terlahir begitu sempurna (D7) Dari kami buta menjadi tau (D13) Jika hatimu terasa gundah (D14) Bunga-bunga bermekaran (D15) Berwarna-warni bagaikan pelangi (A3) Dirimu menghiasi taman ini (A5) Engkau begitu cantik (A6) Betapa indahnya sungai itu (A10) Sinar mentari pagi menyinari semangatku (B6) Sungai-sungai yang mengalir (B11) Yang menyinari pagi ini (B12) Kau mengajariku arti hidup ini (B13) Menjadi saksi bisu persahabatan ini (C10) Hari demi hari (D8) Padi yang hijau (D9) Saat hari silih berganti (D10) Orang sendiri membaca diri (D12) Di sanalah aku menuntut ilmu (A8) Engkaulah muara kasihku (B7) Cahaya menerangi bumi (B9) Pagi-pagi kubangun dari tidurku (B14) Menyinari dunia (C5) Oh Ibu, kau yang telah melahirkanku (C8) Serasa alam ini tercipta untukku (D2) Kau yang slalu menemaniku (D6) a i u 103

118 No. Struktur Fisik 2. Ulangan Bunyi Aliterasi 3. Persamaan Awal Data Puisi Jumlah Data Kutipan Puisi A1, A2, A3, A5, A7, A8, A9, A10, A11, A12, A13, A14, A15, B2, B5, B6, B7, B8, B10, B11, B12, B13, B14, B15, C2, C3, C4, C5, C6, C7, C8, C9, C10, C11, C12, C13, C14, C15, D1, D2, D3, D4, D5, D6, D7, D8, D9, D10, D11, D12, D13, D15 52 Kicauan burung bermain di taman (A1) Melengkapi kehidupan pertanian (A12) Walaupun aku pergi ke mana pun (B11) Saat itulah embun menetes dari daun ke daun (B15) Engkau bagaikan angin (D13) Dengan khas keindahan alammu (C7) Dengan hebatnya penguasanya korupsi (C4) Seakan membuat harinya semakin sulit (C5) Sederet buku tertata di sini (A7) Rumah sangat berharga untuk tempat tinggal (B2) Batu karang indah terawat (C14) Tak segelintir rasa takut (C9) Kabut putih menyelimutimu (D7) Membentuk lambang kesucian (A13) Sinar mentari pagi menyinari semangatku (B6) Sumber panasmu bermanfaat sekali (D11) Miskin ilmu miskin harta (C15) A9, C2, C7, C8, D5 5 Setiap hari kau ku gunakan Setiap hari kau ku mainkan Setiap kali aku latihan Kau selalu ku ikut sertakan (A9) n t Lelah, lelah yang selalu kau hadapi (C6) Lelah dan letih kau tinggalkan aku (D4) Kini tlah hilang berlalu (D6) l Lelehan lilin mengering (D15) Kau bisa dibentuk sedemikian rupa (A5) Kau bangkitkan semangatku (C3) Untuk berangkat ke sekolah (A14) Menarik diriku pada-nya (B5) Kau tempatku berbagi (B10) Kau tempatku menggoreskan pena (B12) m Kau mengajariku apa yang belum ku tau (B14) Tak akan aku mengecewakanmu (A8) Raketku oh raketku (A9) Mengajariku untuk berakhlak mulia (C8) Ku buka tanganku sejenak (D2) Kuhentakkan kaki ke luar rumah (D3) Engkau yang sekarang menjadi lebih kecil (C2)ng Negri yang kucintai. Negri nan indah dan permai Negri nan elok Yang kaya akan kekayaan alamnya (C7) Oh hutan. Engkau sangat dibutuhkan Bagi manusia, hewan, maupun ekosistem bumi Sebagai paru-paru dunia Sebagai rumah hewan-hewan Sebagai penjaga air alam (C2) Ibu Terimakasih atas kasih sayangmu Terimakasih atas perjuanganmu Terimakasih atas pengorbananmu (C8) 104

119 No. Struktur Fisik Data Puisi Jumlah Data Kutipan Puisi Kau tidak pernah mengecewakanku Kau selalu sabar kepadaku Kau selalu sayang padaku Kau adalah segalanya bagiku (D5) 5. Sajak Berselang B1, B9, C7, C15, D6 5 Kini Kisah itu tinggallah cerita Narkoba telah menemani raga ini Hidupku ini seperti terhempas tanpa daya (B1) Burung berkicau Pohon melambai-lambai Angin mencubitku Akan terasa sejuk di pagi hari (B9) Indahnya Negeriku.. Indonesia yang kucinta Beribu-ribu pulau Dengan adat-istiadat yang ada (C7) Pagiku hilang sudah melayang Hari mudaku sudah pergi Kini petang datang membayang Batang usiaku sudah tinggi (C15) Kini tak bisa menyatu Walau nanti bumi tak berputar Dan langitpun sudah tak bisa membiru Cintamu yang dulu kuat bagai petir Kini tak seindah namamu Yang slalu terukir (D6) 6. Sajak Berangkai A1, A5, A11, A13, A15, B3, B5, B8 8 Taman. kau terlihat indah menawan Kau terang di bawah awan Engkau selalu aku siram, setiap pagi dan siang Agar engkau selalu indah untuk dipandang (A1) Daunmu sangat lebat sekali Batangmu menjulang tinggi Tinggi ke atas langit biru Kau adalah ciptaan Tuhan terindah bagiku (A11) Dirimu menghiasi taman ini Daunmu tajam bagaikan duri Dirimu di kejauhan tampak indah Seperti bunga mawar yang merekah (A5) Merah putih berkibar Berhembus bersama angin segar Walau kau dilanda bencana Kau tetap berdiri di sana (A13) 105

120 No. Struktur Fisik Data Puisi Jumlah Data Kutipan Puisi Kau terlihat membentang luas Seakan kau tiada batas Padi-padi hijau yang tertanam di tanah Membuat lahanmu menjadi bergairah (A15) Mungkin dirimu tak sempurna Untuk segala masa Tapi kata tak cukup membalasmu Hanya untaian cinta untukmu dariku (B5) 7. Sajak Berpeluk Guru engkau bagaikan sang mentari Yang selalu menyinari Setiap langkahku Dalam menuntut ilmu (B3) A8, D6, D9 3 Sekolahku Warna-warni bunga sangat indah Membuat kau sangat megah Tak kan aku melupakanmu Kan ku kenang jasa-jasamu Sampai akhir waktu (A8) Aku yang pernah Engkau kuatkan Dan kau bangkitkan Disaatku tertatih (D6) Begitu indah saat aku lihat pelangi Aku ingin seperti pelangi Meskipun berbeda warna-warna Mereka begitu indah bila bersama (B8) Gemercik air sungai Begitu beningnya Bagaikan zamrud katulistiwa Itulah alam desaku yang permai (D9) 106

121 No. Struktur Fisik Data Puisi Jumlah Data Kutipan Puisi 8. Majas Personifikasi A2, A3, A6, A13, B9, B13, B15, C3, C4, C9, C13, C15, D2 9. Majas Simile A3, A5, B1, B3, B4, B8, B12, C7, C10, D6, D8, D9, D10, D13 12 Kamboja mekar, pucuk merah merona (A2) Berbagai bunga yang indah nan cantik menghiasimu (A3) Engkau begitu cantik (A6) Walau telah menumpahkan darah (A13) Angin mencubitku (B9) Kau tempatku menggoreskan pena (B13) 14 Berwarna-warni bagaikan pelangi (A3) Daun mu tajam bagaikan duri (A5) Hidupku ini seperti terhempas tanpa daya (B1) Guru engkau bagaikan sang mentari (B3) Bambu runcing bagaikan pluru tanpa kendali (B4) Aku ingin seperti pelangi (B8) Laksana sinar yang menyinari dunia ini (B12) 10. Majas Metafora A7 1 Kau titik tempat cahaya ilmu (A7) Sang surya telah bangun dari perpaduannya (B15) Indonesia menangis (C4) Mengalir sungai darah di sekitarmu (C9) Bicara dengan bulan (C13) Batang usiaku sudah tinggi (C15) Nyanyian burung terdengar merdu (D2) Bak mentari di pagi hari (C7) Seperti air dan minyak saja (C10) Cintamu yang dulu kuat bagai petir (D6) Kau bagaikan surga dunia (D8) Bagaikan zamrud katulistiwa (D9) Ku ibaratkan bintang bagai mimpi (D10) Engkau laksana lampu dalam kegelapan (D13) 11. Majas Hiperbola A7, D10 2 Kau menyimpan beribu pengethuan (A7) Bintang yang akan ku gapai (D10) 12. Imaji Visual A1, A2, A3, A4, A5, A6, A7, A8, A9, A10, A11, A12, A14, A15, B2, B3, B5, B6, B8, B9, B11, B12, B13, B15, C2, C3, C5, C6, C7, C9, 46 Kau terang di bawah awan (A1) Pohon tinggi indah menjulang (A2) Berbagai banyak tumbuhan di sekelilinmu (A3) Bunga-bunga menjadi layu (A4) Dirimu di kejauhan tampak indah (A5) Sinar matahari di pagi hari menyinari taman sekolahku (A6) Warna orange pagarmu (A8) Dan ikan kecil-kecil yang berenang-renang (A10) Warnamu hijau sangat indah (A12) Kau terlihat membentang luas (A15) Pekaranganmu penuh pepohonan (B2) Tubuh yang mulai tua itu (B5) Sinar mentari pagi menyinari semangatku (B6) 107

122 No. Struktur Fisik Data Puisi Jumlah Data Kutipan Puisi C10, C11, C12, C13, C14, C15, D1, D2, D3, D4, D8, D9, D10, D11, D13, D15 Begitu indah saat aku lihat pelangi (B8) Cahaya menerangi bumi (B9) Gunung-gunung yang indah (B11) Goresan pena kini tertancap di badanmu (B13) Saat itulah embun menetes dari daun ke daun (B15) Yang mengambil pohon-pohonmu (C2) Bersama awan yang amat berseri (C3) Menyinari dunia (C5) Dan aku hanya bisa melihatmu dari kejauhan (C6) Keindahanmu memanjakan mata (C7) Daun jati meranggas tanpa sisa (C10) Warna biru dan hijau bersinar menyinari ruang angkasa (C11) Saat bintang menerangi kamarku (C13) Pasirmu seputih salju (C14) Kini petang datang membayang (C15) Adalah pelita di saat gelap (D1) Hamparan sawah nan hijau membuatku terpaku (D2) Pagi hari yang cerah (D3) Suasana langit berubah biru (D4) Kabut putih menyelimutimu (D8) Sawah mulai menguning (D9) Bintang yang akan ku gapai (D10) Terang benderang menyinari bumi (D11) Yang menerangi alam kalbuku (D13) Daun-daun berguguran (D15) 13. Imaji Auditif A1, A10, B4, B9, B15, C10, D2, D9, D12, D15 10 Kicauan burung bermain di taman (A1) Suara gemercik air yang mengalir (A10) Tembakan keras tak menggentarkan pejuang bangsa (B4) Burung berkicau (B9) Seekor burung yang berkicau (B15) Berteriak penuh girang (C15) Nyanyian burung terdengar merdu (D2) Ayam berkokok bersahutan (D9) Pada sunyi dipahatkan mimpi (D12) Keramaian ku tinggalkan (D15) 108

123 No. Struktur Fisik Data Puisi Jumlah Data Kutipan Puisi 14. Imaji Taktil (cita rasa) C9, B10, B13, B14, C3, C10, C15, D2, D3, D8, D9, D12, D14, A3, A4, A10, A13, B9, C5, C14, D2 21 Pakaian dengan sribu wangian (C9) Tersenyum bahagia (B10) Kau tempat menggoreskan pena (B13) Berjalan menuju tempatku menimba ilmu (B14) Ku tersenyum di balik jendela (C3) Senang rasanya aku lari ke hutan (C10) Menuju ke arah padang bakti (C15) Hembusan angin yang membuat dedaunan menarinari (A3) Panas yang sangat membara (A4) Terasa sejuk saat mendekatinya (A10) Berhembus bersama angin segar (A13) Ku buka tanganku sejenak (D2) Ku hentakkan kaki keluar rumah (D3) Inginku terbang mengelilingimu (D8) Beramai-ramai memotong padi (D9) Kan dijejakkan kaki? (D12) Bawa dirimu terbang dan melayang (D14) Dinginnya angin memberi kesejukkan (B9) Terik dan panasmu (C5) Angin pantai terasa sejuk semilir (C14) Hembus angin yang terasa sejuk (D2) 109

124 Lampiran 6: Data Induk Struktur Batin Karakteristik Puisi Siswa SMP Kelas VIII di Kabupaten Sleman No. Struktur Batin Kode Puisi Jumlah Data Kutipan Puisi 1. Tema Alam A1, A2, A3, A4, A6, A10, A15, B8, B9, B11, B12, B15, C2, C3, C5, C11, C12, C13, C14, D2, D8, D9, D11 23 Sejuk udara yang ku rasakan di taman Saat ku pandang dan ku rasakan suasana di taman yang nyaman Diiringi suara kicauan burung yang merdu Membuat pantulan suara yang sangat syahdu (A1) Memandangmu hati terasa nyaman Pohon tinggi indah menjulang Kamboja mekar, pucuk merah merona Rerumputan seraya ikut menghiasi (A2) Sungai. Betapa indahnya sungai itu Suara gemercik air yang mengalir Tempat hidupnya hewan air Terdapat bebatuan yang indah (A10) Kau terlihat membentang luas Seakan kau tiada batas Padi-padi hijau yang tertanam di tanah Membuat lahanmu menjadi bergairah (A15) Taman. Kau sungguh indah Berbagai banyak tumbuhan di sekelilingmu Berbagai bunga yang indah nan cantik menghiasimu (A3) Tuhan apa yang terjadi di lingkungan sekolah ini? Panas yang sangat membara Bunga-bunga menjadi layu Dan pepohonan menjadi kering (A4) Ohh taman sekolahku Ragam jenis pohon hias yang menambah keindahannya Di sanalah aku dan temanku berkumpul (A6) Begitu indah saat aku lihat pelangi Aku ingin seperti pelangi Meskipun berbeda warna-warna Mereka begitu indah bila bersama (B8) Pagi hari Di saat mentari terbit Cahaya menerangi bumi Dan aku mulai bangkit Menyama esok hari (B9) Desaku. Keindahanmu mengagumkanku Kedamaianmu menenangkan hatiku Kebersihanmu yang menentramkan hati (B11) 110

125 No. Struktur Batin Kode Puisi Jumlah Data Kutipan Puisi Ku lihat cahaya matahari Yang menyinari pagi ini Indahnya bumi ini tanpa globalisasi Laksana sinar yang menyinari dunia ini (B12) Sang surya telah bangun dari perpaduannya Saat itulah embun menetes dari daun ke daun Hamparan hijau nan luas (B15) Pelangi. Kau ciptaan Tuhan yang sangat indah Kau membuat manusia terkagum melihatmu (C12) Di malam hari Saat bintang menerangi kamarku Aku duduk di sana sendirian Berbicara dengan bulan (C13) Oh hutan. Engkau sangat dibutuhkan Bagi manusia, hewan, maupun ekosistem bumi Sebagai paru-paru dunia Sebagai rumah hewan-hewan (C2) Masih dapat ku sapa mentari Penghias pagi ini Bersama awan yang amat berseri Ku tersenyum di balik jendela (C3) Matahari. Sumber kehidupan bagi kita seisinya Menyinari dunia Membuat hidup menjadi berwarna (C5) Wahai pemilik tangan-tangan nakal Tidakkah kau merasakan betapa sakitnya bumi kita Jutaan manusia kehilangan tempat tinggal Jutaan satwa kehilangan habitat (C11) Nyanyian burung terdengar merdu Menyambut lahirnya hari baru Hamparan sawah nan hijau membuatku terpakau Serasa ala mini tercipta untukku (D2) Oh merapi Jika kesepian menghampiri dirimu Ijinkan aku tuk menemanimu (D8) Sawah mulai menguning Mentari menyambut datangnya pagi Ayam berkokok bersahutan Petani siap hendak ke sawah (D9) Engkau dating di pagi hari Terang benderang menyinari bumi Cahayamu tampak cerah sekali Menerangi alam semesta ini (D11) 111

126 No. Struktur Batin 2. Tema Tumbuhan Kode Puisi Jumlah Data Kutipan Puisi A5, A11, A12 3 Dirimu menghiasi taman ini Daunmu tajam bagaikan duri Dirimu di kejauhan tampak indah Seperti bunga mawar yang merekah (A5) Oh pohon. Daunmu sangat lebat sekali Batangmu menjulang tinggi Tinggi ke atas langit biru Kau adalah ciptaaan Tuhan terindah bagiku (A11) Oh rumput Keindahanmu sungguh mempesona Warnamu hijau sangat indah Butiran-butiran embun membasahimu Menghiasi taman-taman Melengkapi kehidupan pertanian (A12) 3. Tema Pendidikan A7, A8, B3, B6, B13, B14, D13 7 Perpustakaan Kau tempatku membaca Kau memberiku berbagai ilmu (A7) Di sanalah aku menuntut ilmu Dan menggapai cita-citaku Tak akan aku mengecewakanmu Ku kan terus mengangkat nama baikmu (A8) Guru engkau adalah inspirasiku Yang tak kan lepas dari ingatanku Tanpamu Apa jadinya aku (B3) Kau guru yang hanya diam membisu Namun kau memberikan jutaan ilmu Untuk kelak bekal hidupku (B13) Engkau yang selalu sabar mendidik dan membimbing kami Meskipun diriku terkadang mengecewakanmu Tetapi jasamu akan ku kenang selalu Selamanya sampai akhir hayat hidupku (B6) Kau mengajariku apa yang belum ku tahu Tanpa kau apa jadinya aku Terima kasih ku ucapkan padamu (B14) Engkau laksana lampu dalam kegelapan Yang menerangi alam kalbuku Engkau bagaikan angin Yang selalu berbisik tentang kebaikan (D13) 112

127 No. Struktur Batin 4. Tema Patriotisme Kode Puisi Jumlah Data Kutipan Puisi A9, A13, B4, C1, C4, C7, C9 7 Setiap hari kau ku gunakan Setiap hari kau ku mainkan Setiap kali aku latihan Kau selalu ku ikut sertakan (A9) Indonesia menangis Bahkan tercabik Dengan hebatnya penguasanya korupsi Tak peduli rakyatnya mengemis (C4) Kau diperjuangkan Membentuk lambang kesucian Walau telah menumpahkan darah Dirimu tetap menjadi kebanggaan (A13) Pahlawan Kau pahlawan bangsa Semangatmu menggentarkan musuh-musuhmu Bambu runcing bagaikan pluru tanpa kendali (B4) Tekadmu membela negeri Dengan gagah berani engkau berdiri Tak pedulikan hidup ataupun mati Demi sang saka merah putih ini (C1) Wahai negriku yang ku cinta. Akan ku jaga keindahanmu Sampai akhir hayatku Demi Indonesiaku. (C7) Demi negri. Engkau korbankan waktumu Demi bangsa. Rela kau taruhkan nyawamu (C9) 5. Tema Kritik Sosial B1 1 Masa muda yang bahagia Di mana aku belum mengenal narkoba Yang ingin bergembira dengan dunia Sebagai manusia yang terlahir mulia (B1) 113

128 No. Struktur Batin 6. Tema Kemanusiaan Kode Puisi Jumlah Data Kutipan Puisi B5, B7, B10, C6, C8, C10, D1, D4, D7, D10, D14 11 Deras keringat membasahi Tubuh yang mulai tua itu Yang member kehidupanku Tanpa ada kekurangan di mataku (B5) Sahabat Adalah pelita di saat gelap Tanpa berucap, kita saling mengerti Lebih dari cinta dan kebaikan hati (D1) Oh Bunda. Engkaulah muara kasihku Tak setengah-setengah sayangmu untukku Engkau bekerja keras demi memberikan Sesuap nasi untukku (B7) Sahabatku. Kau adalah bagian hidupku Dan aku pun tak kan Pernah sanggup hidup tanpamu (B10) Lelah, lelah yang selalu kau hadapi Dan aku hanya bisa melihatmu dari jauh Tanpa bisa meringankan beban-beban itu Kadang aku berfikir akulah bebanmu, Ibu (C6) Ibu. Terima kasih atas kasih sayangmu Terima kasih perjuanganmu Terima kasih atas pengorbananmu (C8) Lelah dan letih kau tinggalkan aku Air mata menumpang sendu Dilamunan malam itu Seakan bayangmu dating menghampiriku (D4) Aku adalah hati yang selalu melekat di dirimu Aku adalah cerminan darimu selamanya Kau bawa aku ke mana pun aku bisa merasakannya Kau terlahir begitu sempurna (D7) Ku ibaratkan bintang bagai mimpi Bintang yang akan ku gapai Ku tak henti berusaha Tuk meraih semuanya (D10) Jika hatimu terasa gundah Berbaringlah dalam kesunyianmu Jika hatimu tak lekas cerah Pejamkan matamu dan tidurlah Bawa dirimu terbang dan melayang (D14) Daun jati meranggas tanpa sisa Tanah kering retak ak tentu arah Menjadi saksi bisu persahabatan ini (C10) 114

129 No. Struktur Batin 7. Tema Penyesalan Kode Puisi Jumlah Data Kutipan Puisi C15 1 Akh, apa guna ku sesalkan Menyesal tua tiada guna Hanya menambah luka sukma Kepada muda ku harapkan Atur barisan di hari pagi Menuju ke arah padang bakti (C15) 8. Tema Cinta Kasih Pria dan Wanita D5, D6 2 Saat badai memisahkan kau dan aku Kau tidak pernah akan meninggalkanku Aku sangat bahagia bersamamu Aku sedih kau slalu menenangkanku (D5) Cintamu yang dulu kuat bagai petir Kini tak seindah namamu Yang slalu terukir (D6) 9. Tema Kehidupan A14, B2, D3, D12, D15 5 Bagiku kau sangat berguna Bagi manusia di dunia Di pagi hari yang sunyi Kau selalu menyemangatiku (A14) Ku lihat dari cahaya bulan di pekarangan Serambiku kelam dan berudara sepi Kau member perlindungan dari hujan Pekaranganmu penuh pepohonan (B2) Orang sendiri membaca diri Pada sunyi dipahatkan mimpi (D12) Aku merenung dalam kesunyian Merenung dalam keeningan. Dan kesepian Yang sungguh aku rindukan (D15) Ku hentakkan kaki ke luar rumah Bergandeng tangan pergi berlibur Bersama keluarga tercinta Penuh canda dan juga tawa (D3) 115

130 Struktur No. Batin 10. Nada dan Suasana Santai Kode Puisi Jumlah Data Kutipan Puisi A1, A2, A3, A5, A6, A7, A8, A9, A10, A11, A14, A15, B2, B3, B6, B8, B9, B12, B13, B14, B15, C3, C5, C10, C11, C12, C13, C14, D3, D9, D10 31 Sejuk udara yang ku rasakan di taman Saat ku pandang dan ku rasakan suasana di taman yang nyaman Diiringi suara kicauan burung yang merdu Membuat pantulan suara yang sangat syahdu (A1) Bungamu yang mekar, pohonmu yang tinggi Terlihat indah nan asri Seraya menambah keindahan sekolah Tanpamu sekolah tak seindah seperti sekarang (A2) Berwarna-warni bagaikan pelangi Berbagai kupu-kupu yang berterbangan di halamanmu Kupu-kupu yang hinggap diberbagai bunga itu (A3) Perpustakaan... Kau tempatku membaca Kau memberiku berbagai ilmu Ilmu kehidupan yang belum pernah ku dapati (A7) Oh...sekolahku Macanan Alamatmu Warna orange pagarmu Hijau-hijau warna pohonmu (A8) Raketku oh raketku Warnamu merah nan indah Kau tampak meriah di mata orang gagah Membuatku selalu gairah untuk menggapai suatu hadiah(a9) Dirimu merangkai-rangkai Yang panjang seperti rantai Kau bisa dibentuk sedemikian rupa Rumput manila... kau sangat mempesona (A5) Ohh...teman sekolahku Ragam jenis pohon hias yang menambah keindahannya Di sanalah aku dan temanku berkumpul (A6) Sungai... Airmu jernih mengalir dengan tenang Enak hati setelah memandangnya Terasa sejuk saat mendekatinya (A10) Oh pohon... Kau tumbuh begitu subur Kau kaya akan oksigen Jika kau tak ada Tak akan mungkin ada kehidupan(a11) 116

131 No. Struktur Batin Kode Puisi Jumlah Data Kutipan Puisi Bagiku kau sangat berguna Bagi manusia di dunia Di pagi hari yang sunyi Kau selalu menyemangatiku(a14) Oh indahnya alam semestaku Sungguh hijaunya negriku Aku akan selalu menjagamu Sampai hayat menjemputku (B12) Lahanmu yang luas itu Sebagai lahan untuk bertani Sebagai sumber makanan pokok Sungguh banyak manfaatmu(a15) Buku engkau sangat berjasa bagiku Takkan pernah ku lupa jasamu Sampai seumur hidupku Sebagai petunjuk untukku (B3) Sinar mentari pagi menyinari semangatku Semangat untuk menuntut ilmu di sekolah tercintaku Ku nantikan dirimu di depan kelasku (B6) Begitu indah saat aku lihat pelangi Aku ingin seperti pelangi Meskipun berbeda warna-warna Mereka begitu indah bila bersama (B8) Cahaya mentari menghangatiku Dinginnya angin memberi kesejukan Terima kasih Tuhan Atas semua yang engkau berikan(b9) Buku... Kau mengajariku arti hidup ini Tiada pantas hidup yang ku lewati Tanpa engkau di sisi (B13) Setiap hariku bertemu Kesabaranmu membimbingku Hingga berpulang nanti Ilmu ku dapatkan darimu (B14) Sang surya telah bangun dari perpaduannya Saat itulah embun menetes dari daun ke daun Hamparan hijau nan luas (B15) Oh mentari Ku ingin setiap hariku kau sapa Dengan kemilau sinarmu (C3) Matahari... Sumber kehidupan bagi kita seisinya Menyinari dunia Membuat hidup menjadi berwarna (C5) 117

132 No. Struktur Batin Kode Puisi Jumlah Data Kutipan Puisi Senang rasanya aku lari ke hutan Berteriak penuh girang Tidak menyangka saja Kini kita tlah menyatu dalam jubah berpautan(c10) Pagiku hilang sudah melayang Hari mudaku sudah pergi Kini petang datang membayang Batang usiaku sudah tinggi (C15) Warna biru dan hijau bersinar menyinari ruang angkasa Lautan dan rerumputan adalah karunia Tuhan yang maha kuasa Tetapi laun demi laun muncul berbagai macam musibah(c11) Wahai pelangi... Tetaplah ada Aku akan menunggumu Setelah hujan berhenti Pelangi... (C12) Dimalam hari, Saat bintang menerangi kamarku Aku duduk di sana sendirian Berbicara dengan bulan (C13) Pagi hari yang cerah Penuh arti dan juga makna Hari baru telah tiba Ku mulai hari ini dengan kebersamaan (D3) Padi yang hijau Siap untuk dipanen Petani bersuka ria Beramai-ramai memotong padi (D9) Ku ibaratkan bintang bagai mimpi Bintang yang akan ku gapai Ku tak henti berusaha Tuk meraih semuanya (D10) Pantai... Indah nan elok Pasirmu seputih salju Batu karang indah terawat Angin pantai terasa sejuk semilir (C14) 118

133 Struktur No. Batin 11. Nada dan Suasana Protres Kode Puisi Jumlah Data Kutipan Puisi A4, B1 2 Tuhan apa yang terjadi di lingkungan sekolah ini? Panas yang sangat membara Bunga-bunga mendaki layu Dan pepohonan menjadi kering (A4) Aku semakin terjerumus Dalam janji-janji kelabu Dunia seperti memburu Yang tak tau arah akan petunjukmu (B1) 12. Nada dan Suasana Belas Kasih A12, B5, B7, B10, C2, C8, C15, D4, D5, D6 10 Rumput kau sangat kuat Telah banyak manusia yang merusakmu Kau tetap berdiri kokoh dengan tubuh mungilmu (A12) Deras keringat membasahi Tubuh yang mulai tua itu Yang memberi kehidupanku Tanpa ada kekurangan di mataku (B5) Bunda. Kadang tak sengaja ku membuat Relung hatimu terluka. Engkaulah yang selalu ada di Dalam hatiku. (B7) Engkau yang sekarang menjadi lebih kecil Karena insane-insan egois Yang mengambil pohon-pohonmu Tanpa menanammu lagi Yang membakarmu (C2) Oh ibu, kau yang telah melahirkanku Kau yang telah membesarkanku Kau yang telah membimbingku sampai sekarang Kau yang mengobatiku saat aku sakit (C8) Aku lalai di pagi hari Beta lengah masa mudaku Kini hidup meracun hati Miskin ilmu miskin harta (C15) Sahabatku. Kau adalah bagian hidupku Dan akupun takkan Pernah sanggup tuk Hidup tanpamu (B10) Suasana langit berubah biru Seperti aku yang sedang pilu Ku obati lukaku Membaca kembali suratmu dulu (D4) 119

134 No. Struktur Batin Kode Puisi Jumlah Data Kutipan Puisi Saat badai memisahkan kau dan aku Kau tidak pernah akan meninggalkanku Aku sangat bahagia bersamamu Aku sedih kau slalu menenangkanku (D5) Aku yang pernah Engkau kuatkan Dan kau bangkitkan Di saatku tertatih (D6) 13. Nada dan Suasana Patriotik A13, B4, C1, C4, C9, D13 6 Hiduplah Merah Putih Jangan takut menghadapi mereka Kami di sini dan akan slalu di sini Berkibarlah slama-lamanya (A13) Indonesiaku, Indonesia kalian Jangan hanay tinggal diam kawan Mari bersatu ambil peranan Sebagai pemudi untuk perubahan (C4) Suara Tembakkan keras tak menggentarkan pejuang bangsa Kau rela menukar nyawamu demi kemerdekaan Bagimu merdeka atau mati (B4) Tekadmu membela negeri Dengan gagah berani engkau berdiri Tak pedulikan hidup ataupun mati Demi sang saka merah putih ini (C1) Tampak raut wajahmu Tak segelintir rasa takut Semangat membara di jiwamu Taklukkan mereka penghalang negri (C9) Suci dan ikhlas pemberianmu Dari kami buta menjadi tahu Suci dan ikhlas pengorbananmu Tiada ternilai jasa baikmu (D13) 14. Nada dan Suasana Tenang B11, C6, C7, D1, D2, D7, D8, D11, D12, D14, D15 11 Desaku. Keindahanmu mengagumkanku Kedamaianmu menenangkan hatiku Kebersihanmu yang menentrankan hati (B11) Lelah, lelah yang selalu kau hadapi Dan aku hanya bisa melihatmu dari jauh Tanpa bisa meringankan beban-beban itu Kadang aku berfikir akulah bebanmu, Ibu (C6) 120

135 No. Struktur Batin Kode Puisi Jumlah Data Kutipan Puisi Negri yang ku cintai. Negri nan indah dan permai Negri nan elok. Yang kaya akan kekayaan alamnya (C7) Engkau datangi di pagi hari Terang benderang menyinari bumi Cahayamu tampak cerah sekali Menerangi alam semseta ini (D11) Kau sahabatku, matahariku Menerangi dan member semangat untuk hari ini Kau sahabatku, arahku Kau mengingatkan saat aku salah melangkah (D1) Hembus angin yang terasa sejuk Ku buka tanganku sejenak Semilir angin ku rasakan Membuatku serasa melayang kegirangan (D2) Aku adalah hati yang selalu melekat di dirimu Aku adalah cerminan darimu selamanya Kau bawa aku ke mana pun aku bisa merasakannya Kau terlahir begitu sempurna (D7) Orang sendiri membaca diri Pada sunyi dipahatkan mimpi (D12) Dalam indah dunia mimpi Jika hatimu tlah riang Buka mata dan bangkitlah dari mimpimu Karena ada orang-orang yang menantimu (D14) Aku merenung dalam kesunyian Merenung dalam keheningan Dan kesepian Yang sungguh aku rindukan (D15) Hari demi hari Kau Nampak indah nan permai Kau bagaikan surge dunia Sosok pemandangan yang tak kan terlupa (D8) 15. Perasaan Kagum A1, A2, A5, C1, C3, C5, C7, C11, C12, C13, C14, D8, D11, D14 14 Taman kau terlihat indah menawan Kau terang di bawah awan Engkau selalu aku siram setiap pagi dan siang Agar engkau selalu indah untuk dipandang (A1) Memandangmu hati terasa nyaman Pohon tinggi indah menjulang Kamboja mekar, pucuk merah merona Rerumputan seraya ikut menghiasi (A2) 121

136 No. Struktur Batin Kode Puisi Jumlah Data Kutipan Puisi Dirimu merangkai-rangkai Yang panjang seperti rantai Kau bisa dibentuk sedemikian rupa Rumput manila kau sangat mempesona (A5) Kami berjanji Menjaga Indonesia engkau Yang sudah engkau perebutkan Dengan hasil jerit payah sendiri (C1) Oh mentari Ku ingin setiap hariku kau sapa Dengan kemilau sinarmu (C3) Matahari. Sumber kehidupan bagi kita seisinya Menyinari dunia Membuat hidup menjadi berwarna (C5) Negriku Indonesia. Keindahanmu memanjakan mata Keelokanmu menyinari dunia Kebudayaan yang tak terhingga (C7) Pelangi. Kau ciptaan Tuhan yang sangat indah Kau membuat manusia terkagum melihatmu (C12) Pantai. Indah nan elok Pasirmu seputih salju Batu karang indah terawatt Angin pantai terasa sejuk semilir (C13) Di malam hari, Saat bintang menerangi kamarku Aku duduk di sana sendirian Berbicara dengan bulan (C14) Hari demi hari Kau Nampak indah nan permai Kau bagaikan surga dunia Sosok pemandangan yang tak kan terlupa (D8) Kilauan sinarmu indah sekali Tampak jingga di sore hari Engkau tenggelam di senja hari Menyambut malam yang kian sunyi (D11) Jika hatimu terasa gundah Berbaringlah dalam kesunyianmu Jika hatimu tak lekas cerah Pejamkan matamu dan tidurlah Bawa dirimu terbang dan melayang Dalam indah dunia mimpi (D14) 122

137 No. Struktur Batin 16. Perasaan Gembira Kode Puisi Jumlah Data Kutipan Puisi A3, A6, A7, A8, A10, A14, A15, B2, B3, B9, B10, B11, B12, B13, B15, C10, D1, D2, D3, D9,D10 21 Taman Kau sungguh indah Berbagai banyak tumbuhan di sekelilingmu Berbagai bunga yang indah nan cantik menghiasimu (A3) Bagiku kau sangat berguna Bagi manusia di dunia Di pagi hari yang sunyi Kau selalu menyemangatiku Untuk berangkat ke sekolah (A14) Taman sekolahku Engkau begitu cantik Engkau begitu unik Suasana warna hijau yang ditemani suara burung yang merdu (A6) Kau menyimpan beribu pengetahuan Sederet buku tertata di sini Kau titik tempat cahaya ilmu (A7) Sekolahku Warna-warni bunga sangat indah Membuat kau sangat megah (A8) Sungai. Airmu jernih mengalir dengan tenang Enak hati setelah memandangnya Terasa sejuk saat mendekatinya (A10) Kau terlihat membentang luas Seakan kau tiada batas Padi-padi hijau yang tertanam di tanah Membuat lahanmu menjadi bergairah (A15) Ku lihat dari cahaya bulan di pekarangan Serambiku kelam dan berudara sepi Kau member perlindungan dari hujan Pekaranganmu penuh pepohonan (B2) Terima kasih Guruku Aku bangga padamu Engkau adalah pahlawanku Di sekolah ini (B3) Cahaya mentari menghangatiku Dinginnya angin member kesejukkan Terima kasih Tuhan Atas semua yang engkau berikan (B9) 123

138 No. Struktur Batin Kode Puisi Jumlah Data Kutipan Puisi Kau yang bisa membuatku senang Kau juga yang bisa membuatku Tersenyum bahagia Disaat ku terpurung sedih (B10) Gunung-gunung yang indah Sungai-sungai yang mengalir Hamparan sawah yang hijau Hutan-hutan yang masih utuh (B11) Ku lihat cahaya matahari Yang menyinari pagi ini Indahnya bumi ini tanpa globalisasi Laksana sinar yang menyinari dunia ini (B12) Kau tempatku menggoreskan pena Goresan pena kini tertancap di badanmu Jutaan kata kini tertulis di badanmu Kau tempatk ku tuliskan suka duka ku (B13) Sang surya telah bangun dari perpaduannya Saat itulah embun menetes dari daun ke daun Hamparan hijau nan luas (B15) Senang rasanya aku lari ke hutan Berteriak penuh girang. Tidak menyangka saja Kini kita tlah menyatu dalam jubah berpautan(c10) Kau sahabatku, matahariku Menerangi dan member semangat untuk hari ini Kau sahabatku, arahku Kau mengingatkan saat aku sudah salah melangkah.. Bagaimanapun keadaannya kau adalah kau. Kau adalah sahabatku (D1) Hembus angin yang terasa sejuk Ku buka tanganku sejenak Semilir angin ku rasakan Membuatku serasa melayang kegirangan (D2) Pagi hari yang cerah Penuh arti dan juga makna Hari baru telah tiba Ku mulai hari ini dengan kebersamaan (D3) Gemercik air sungai Begitu beningnya Bagaikan zamrud katulistiwa Itulah alam desaku yang permai (D9) Ku ibaratkan bintang bagai mimpi Bintang yang akan ku gapai Ku tak henti berusaha Tuk meraih semuanya Mengharap tercapainya keinginan Ku berusaha dengan ketekunan (D10) 124

139 No. Struktur Batin 17. Perasaan Menyesal 18. Perasaan Terharu Kode Puisi Jumlah Data Kutipan Puisi A4, B1 2 Tuhan izinkanlah kami untuk menjagamu Dari kerusakan yang dibuat oleh manusia Bagiku bumi ini tak lengkap tanpamu (A4) A9, A11, A13, B4, B5, B6, B7, B8, B14, C4, C6, C8, C9, D7, D13, D15 16 Kini aku tetap senang, meskipun kemarin kau tak membuatku menang Namun kau tetap ku kenang Karena aku yakin kemenangan pasti kan ku jelang Terima kasih raketku tersayang (A9) Oh pohon... Begitu banyak manfaatmu Terkadang kau selalu ditebang sembarangan Aku selalu ingin berusaha Untuk menjaga dan melestarikanmu (A11) Hiduplah Merah Putih Jangan takut menghadapi mereka Kami di sini dan akan selalu di sini Berkibarlah slama-lamanya (A13) Hatiku sangat senang melihatmu Aku sangat beruntung bisa punya rumah Rumah sangat berharga untuk tempat tinggal Aku tidak mikir murah atau mahal harganya (B4) Aku semakin terjerumus Dalam janji-janji kelabu Dunia seperti memburu Yang tak tau arah akan petunjukmu (B1) Deras keringat membasahi Tubuh yang mulai tua itu Yang memberi kehidupanku Tanpa ada kekurangan di mataku (B5) Guruku tersayang... Tanpamu apalah jadinya aku Dulu aku tidak bisa baca tulis dan tak mengerti banyak hal (B6) Bunda... Kadang tak sengaja ku membuat Relung hatimu terluka... Engkaulah yang selalu ada di dalam hatiku... (B7) Perdamaian buat semua tampak indah Tampak indah seperti pelangi Dan keindahan itu mengingatkan perdamaian Seperti pelangi yang selalu tampak indah (B8) 125

140 No. Struktur Batin Kode Puisi Jumlah Data Kutipan Puisi Pagi-pagi ku bangun dari tidurku Berjalan menuju tempatku menimba ilmu Di sanalah ku dibimbing olehmu Untuk menggapai cita-citaku (B14) Tampak raut wajahmu Tak segelintir rasa takut Semangat membara di jiwamu Taklukkan mereka penghalang negri (C9) Indonesiaku, Indonesia kalian Jangan hanya tinggal diam kawan Mari bersatu ambil peranan Sebagai pemudi untuk perubahan (C4) Aku adalah hati yang selalu melekat di dirimu Aku adalah cerminan darimu selamanya Kau bawa aku kemanapun aku bisa merasakannya Kau terlahir begitu sempurna (D7) Kegelapan itu, yang membuat bebanmu semakin berat Akan ku hancurkan dengan cara apapun Karena aku ingin kau mendapatkan senyummu kembali Dan cahaya terang itu dapat kembali kepadamu, Ibu (C6) Ibu... Terima kasih atas kasih sayangmu Terima kasih atas perjuanganmu Terima kasih atas pengorbananmu (C8) Suci dan ikhlas pemberianmu Dari kami buta menjadi tau Suci dan ikhlas pengorbananmu Tiada ternilai jasa baikmu (D13) Aku merenung dalam kesunyian Merenung dalam keheningan... Dan kesepian Yang sungguh aku rindukan (D15) 19. Perasaan Sedih A12, C2, C15, D4, D5, D6, D12 7 Rumput... Kau sangat kuat Telah banyak manusia yang merusakmu Kau tetap berdiri kokoh dengan tubuh mungilmu Rumput... Manusia telah menyesal karena telah merusakmu (A12) Engkau yang sekarang menjadi lebih kecil Karena insan-insan egois Yang mengambil pohon-pohonmu Tanpa menanammu lagi (C2) 126

141 No. Struktur Batin 20. Amanat Menjaga Lingkungan Alam Kode Puisi Jumlah Data Kutipan Puisi A1, A2, A3, A4, A5, A6, A10, A11, A12, A15, B8, B9, B11, B12, B15, C2, C3, C5, C11, C12, C13, C14, D2, D8, D9, D11 Akh, apaguna kusesalkan Menyesal tua tiada guna Hanya menambah luka sukma Kepada muda kuharapkan (C15) Suasana langit berubah biru Seperti aku yang sedang pilu Ku obati lukaku (D4) Saat badai memisahkan kau dan aku Kau tidak pernah akan meninggalkanku Aku sangat bahagia bersamamu Aku sedih kau slalu menenangkanku (D5) 26 Sejuk udara yang kurasakan di taman Saat ku pandang dan kurasakan suasana di taman yang nyaman Diiringi suara kicauan burung yang merdu Membuat pantulan suara yang sangat syahdu (A1) Oh taman Bungamu yang mekar, pohonmu yang tinggi Terlihat indah nan asri Seraya menambah keindahan sekolah (A2) Taman. Kau sungguh indah Berbagai banyak tumbuhan di sekelilingmu Berbagai bunga yang indah nan cantik menghiasimu (A3) Kini tak bisa menyatu Walau nanti bumi tak berputar Dan langitpun sudah tak membiru Cintamu yang dulu kuat bagai petir Kini tak seindah namamu Yang slalu terukir (D6) Dalam puisi, sepertinya... Hanya sunyi Hanya sepi Hanya mimpi Terbubuh lewat jemari (D12) Tuhan izinkanlah kami untuk menjagamu Dari kerusakan yang dibuat oleh manusia. Bagiku bumi ini tak lengkap tanpamu (A4) Dirimu merangkai-rangkai Yang panjang seperti rantai Kau bisa dibentuk sedemikian rupa Rumput manila kau sangat mempesona (A5) Ohh. Taman sekolahku Ragam jenis pohon hias yang menambah keindahannya Di sanalah aku dan temanku berkumpul (A6) 127

142 No. Struktur Batin Kode Puisi Jumlah Data Kutipan Puisi Sungai Airmu jernih mengalir dengan tenang Enak hati setelah memandangnya Terasa sejuk saat mendekatinya Dan kita harus menikmati keindahannya (A10) Oh pohon Begitu banyak manfaatmu Terkadang kau selalu ditebang sembarangan Aku selalu ingin berusaha Untuk menjaga dan melestarikanmu (A11) Rumput kau sangat kuat Telah banyak manusia yang merusakmu Kau tetap berdiri kokoh dengan tubuh mungilmu Rumput manusia telah menyesal karena telah merusakmu (A12) Lahanmu yang luas itu.. Sebagai lahan untuk bertani Sebagai sumber makanan pokok Sungguh banyak manfaatmu (A14) Begitu indah saat aku lihat pelangi Aku ingin seperti pelangi Meskipun berbeda warna-warna Mereka begitu indah bila bersama (B8) Cahaya mentari menghangatiku Dinginnya angin member kesejukan Terima kasih Tuhan Atas semua yang engkau berikan (B9) Gunung-gunung yang indah Sungai-sungai yang mengalir Hamparan sawah yang hijau Hutan-hutan yang masih utuh (B11) Oh indahnya alam semestaku Sungguh hijaunya negriku Aku akan selalu menjagamu Sampai hayat menjemputku (B12) Sang surya telah bangun dari perpaduannya Saat itulah embun menetes dari daun ke daun Hamparan hijau nan luas (B15) Oh hutan Engkau sangat dibutuhkan Bagi manusia, hewan, maupun ekosistem bumi Sebagai paru-paru unia Sebagai rumah hewan-hewan (C2) 128

143 No. Struktur Batin Kode Puisi Jumlah Data Kutipan Puisi Oh mentari Ku ingin setiap hariku kau sapa Dengan kemilau sinarmu (C3) Matahari Sungguh bermanfaat bagi kami Menerangi hari kami Tanpamu bumi gelap gulita (C5) Warna hitam dan abu-abu yang sangat menakutkan Polusi di mana-mana, pohon ditebang sembarangan Tak kuasa hatiku melihat bumi kita ini menjadi rapuh (C11) Pelangi Kau ciptaan Tuhan yang sangat indah Kau membuat manusia terkagum melihatmu (C12) Di malam hari Saat bintang menerangi kamarku Aku duduk di sana sendirian Berbicara dengan bulan (C13) Pantai sudah tercemar Banyak sampah berserakan Batu karang mulai rusak Ikan-ikan mati terkena racun (C14) Nyanyian burung terdengar merdu Menyambut lahirnya hari baru Hamparan swah nan hijau membuatku terpaku Serasa ala mini tercipta untukku (D2) Oh merapi Jika kesepian menghampiri dirimu Ijinkan aku tuk menemanimu Dengan banggaku melihat keindahanmu (D8) Gemercik air sungai Begitu beningnya Bagaikan zamrud katulistiwa Itulah alam desaku yang permai (D9) Matahari sumber energi Dibutuhkan seluruh insane Sumber panasmu bermanfaat sekali Untuk hidup manusia di bumi (D11) 129

144 Struktur No. Batin 21. Amanat Menghormati Orang Tua dan Guru Kode Puisi Jumlah Data Kutipan Puisi A7, A8, B3, B5, B6, B7, B13, B14, C6, C8, D13 11 Kau memberiku berbagai ilmu Ilmu kehidupan yang belum pernah ku dapati Tanpa kau kami tidak mengenal buku (A7) Di sanalah aku menuntut ilmu Dan menggapai cita-citaku Tak akan aku mengecewakanmu Ku kan terus mengangkat nama baikmu (A8) Kau guru yang hanya diam membisu Namun kau memberikan jutaan ilmu Untuk kelak bekal hidupku (B13) Kau mengajariku apa yang belum ku tau Tanpa kau apa jadinya aku Terima kasih ku ucapkan padamu Jasamu akan ku kenang slalu (B14) Terima kasih guruku Aku bangga padamu Engkau adalah pahlawanku Di sekolah ini (B3) Mungkin dirimu tak sempurna Untuk segala masa Tapi kata tak cukup membalasmu Hanya untaian cinta untukmu dariku (B5) Engkau yang selalu sabar mendidik dan membimbing kami Meskipun diriku terkadang mengecewakanmu Tetapi jasamu akan ku kenang selalu (B6) Lelah, lelah yang selalu kau hadapi Dan aku hanya bisa melihatmu dari jauh Tanpa bisa meringankan beban-beban itu Kadang aku berikir akulah bebanmu, Ibu (C6) Oh ibu, kau yang telah melahirkanku Kau yang telah membesarkanku Kau yang telah membimbingku sampai sekarang Kau yang mengobatiku saataku sakit (C8) Suci dan ikhlas pemberianmu Dari kami buta menjadi tau Suci dan ikhlas pengorbananmu Tiada ternilai jasa baikmu (D13) Bunda Kadang tak sengaja ku membuat Relung hatimu terluka Engkaulah yang selalu ada di Dalam hatiku. (B7) 130

145 Struktur No. Batin 22. Amanat Menghargai Jasa Pahlawan Kode Puisi Jumlah Data Kutipan Puisi A13, B4, C1, C4, C7, C9 6 Kau diperjuangkan Membentuk lambing kesucian Walau telah menumpahkan darah Dirimu tetap menjadi kebanggaan (A13) Indonesiaku, Indonesia kalian Jangan hanya tinggal diam kawan Mari bersatu ambil peranan Sebagai pemudi untuk perubahan (C4) 23. Amanat Menjaga Hubungan Sesama Manusia Suara Tembakan keras tak menggentarkan pejuang bangsa Kau rela menukar nyawamu demi kemerdekaan Bagimu merdeka atau mati (B4) Cucur keringat dalam asamu Darah yang mengalir dalam nadimu Tak patahkan semangat perjuanganmu Meraih asa harapan serta cita-cita (C1) B10, C10, D1, D3 4 Kau yang bisa membuatku senang Kau juga yang bisa membuatku Tersenyum bahagia Di saat ku terpurung sedih (B10) Daun jati meranggas tanpa sisa Tanah kering retak tak tentu arah Menjadi saksi bisu persahabatan ini (C10) Wahai negriku yang ku cinta Akan ku jaga keindahanmu Sampai akhir hayatku Demi Indonesiaku (C7) Bambu runcing yang setia menemanimu Kaki telanjang yang tak beralas Pakaian dengan seribu wangian Basah di badan keringpun di badan Yang kini menghantarkan Indonesia Ke dalam instana kemerdekaan (C9) Kau sahabatku, matahariku Menerangi dan member semangat untuk hari ini Kau sahabatku, arahku Kau meningingatkan saat aku sudah melangkah (D1) Kuhentakkan kaki keluar rumah Bergandeng tangan pergi berlibur Bersama keluarga tercinta Penuh canda dan juga tawa (D3) 131

146 No. Struktur Batin Kode Puisi Jumlah Data Kutipan Puisi 24. Amanat Meningkatkan Kepercayaan Pada Diri Sendiri A9, A14, B1, B2, C15, D4, D5, D6, D7, D10, D12, D14, D15 13 Kini aku tetap senang, meskipun kemarin kau tak membuatku menang Namun kau tetap ku kenang Karena aku yakin kemenangan pasti kan ku jelang Terima kasih raketku tersayang (A9) Bagiku kau sangat berguna Bagi manusia di dunia Di pagi hari yang sunyi Kau selalu menyemangatiku (A14) Kini... Kisah itu tinggallah cerita Narkoba telah menemani raga ini Hidupku ini seperti terhempus tanpa daya (B1) Hatiku sangat senang melihatmu Aku sangat beruntung bisa punya rumah Rumah sangat berharga untuk tempat tingal Aku tidak mikir murah atau mahal harganya (B2) Akh, apaguna kusesalkan Menyesal tua tiada guna Hanya menambah luka sukma Kepada muda kuharapkan Atur barisan di hari pagi Menuju kearah padang bakti (C15) Suasana langit berubah biru Seperti aku yang sedang pilu Ku obati lukaku Membaca kembali suratmu dulu (D4) Kau tidak pernah mengecewakanku Kau selalu sabar kepadaku Kau selalu sayang padaku Kau adalah segalanya bagiku (D5) Aku yang pernah Engkau kuatkan Dan kau bangkitkan Disaatku tertatih (D6) Aku adalah hati yang selalu melekat di dirimu Aku adalah cerminan darimu selamanya Kau bawa aku kemanapun aku bisa merasakannya Kau terlahir begitu sempurna (D7) Ku tak henti berusaha Tuk meraih semuanya Mengharap tercapainya keinginan Ku berusaha dengan ketekunan (D10) Di mana Kan dijejakkan kaki? Orang sendiri membaca diri Pada sunyi dipahatkan mimpi (D12) 132

147 No. Struktur Batin Kode Puisi Jumlah Data Kutipan Puisi Dalam indah dunia mimpi Jika hatimu t lah riang Buka mata dan bangkitlah dari mimpimu Karena ada orang-orang yang menantimu (D14) Keramaian kutinggalkan Kegembiraan tak lagi kurasakan Kebahagiaan pun ku lewatkan Hanya untukmu yang kunantikan (D15) 133

148 134 Lampiran 7.1: Puisi Siswa A5

149 135 Lampiran 7.2: Puisi Siswa A13

150 136 Lampiran 7.3: Puisi Siswa A10

151 137 Lampiran 7.5: Puisi Siswa B5

152 138 Lampiran 7.4: Puisi Siswa B8

153 139 Lampiran 7.6: Puisi Siswa B15

154 140 Lampiran 7.7: Puisi Siswa C1

155 141 Lampiran 7.8: Puisi Siswa C11

156 142 Lampiran 7.9: Puisi Siswa C14

157 143 Lampiran 7.10: Puisi Siswa D1

158 144 Lampiran 7.11: Puisi Siswa D8

159 145 Lampiran 7.12: Puisi Siswa D9

160 146 Lampiran 8: Daftar SMP Negeri di Kabupaten Sleman No. Nama Sekolah Kecamatan 1. SMP Negeri 1 Ngemplak Ngemplak 2. SMP Negeri 2 Ngemplak Ngemplak 3. SMP Negeri 1 Cangkringan Cangkringan 4. SMP Negeri 2 Cangkringan Cangkringan 5. SMP Negeri 1 Pakem Pakem 6. SMP Negeri 2 Pakem Pakem 7. SMP Negeri 3 Pakem Pakem 8. SMP Negeri 4 Pakem Pakem 9. SMP Negeri 1 Turi Turi 10. SMP Negeri 2 Turi Turi 11. SMP Negeri 3 Turi Turi 12. SMP Negeri 1 Kalasan Kalasan 13. SMP Negeri 2 Kalasan Kalasan 14. SMP Negeri 3 Kalasan Kalasan 15. SMP Negeri 4 Kalasan Kalasan 16. SMP Negeri 1 Prambanan Prambanan 17. SMP Negeri 2 Prambanan Prambanan 18. SMP Negeri 3 Prambanan Prambanan 19. SMP Negeri 4 Prambanan Prambanan 20. SMP Negeri 1 Berbah Berbah 21. SMP Negeri 2 Berbah Berbah 22. SMP Negeri 3 Berbah Berbah 23. SMP Negeri 1 Depok Depok 24. SMP Negeri 2 Depok Depok 25. SMP Negeri 3 Depok Depok 26. SMP Negeri 4 Depok Depok 27. SMP Negeri 5 Depok Depok Korwil MGMP Utara Timur

161 147 No. Nama Sekolah Kecamatan 28. SMP Negeri 1 Ngaglik Ngaglik 29. SMP Negeri 2 Ngaglik Ngaglik 30. SMP Negeri 3 Ngaglik Ngaglik 31. SMP Negeri 4 Ngaglik Ngaglik 32. SMP Negeri 1 Mlati Mlati 33. SMP Negeri 2 Mlati Mlati 34. SMP Negeri 3 Mlati Mlati 35. SMP Negeri 1 Sleman Sleman 36. SMP Negeri 2 Sleman Sleman 37. SMP Negeri 3 Sleman Sleman 38. SMP Negeri 4 Sleman Sleman 39. SMP Negeri 5 Sleman Sleman 40. SMP Negeri 1 Seyegan Seyegan 41. SMP Negeri 1 Godean Godean 42. SMP Negeri 2 Godean Godean 43. SMP Negeri 3 Godean Godean 44. SMP Negeri 1 Gamping Gamping 45. SMP Negeri 2 Gamping Gamping 46. SMP Negeri 3 Gamping Gamping 47. SMP Negeri 4 Gamping Gamping 48. SMP Negeri 1 Tempel Tempel 49. SMP Negeri 2 Tempel Tempel 50. SMP Negeri 3 Tempel Tempel 51. SMP Negeri 4 Tempel Tempel 52. SMP Negeri 1 Moyudan Moyudan 53. SMP Negeri 2 Moyudan Moyudan 54. SMP Negeri 1 Minggir Minggir Korwil MGMP Tengah Barat

162 148 Lampiran 9: Foto-foto Dokumentasi

163 149 Lampiran 10.1: Surat Izin Penelitian Fakultas Bahasa dan Seni

164 150 Lampiran 10.2: Surat Izin Penelitian BAPPEDA Sleman

bentuk karya sastra yang menggunakan kata-kata yang indah dan kaya makna.

bentuk karya sastra yang menggunakan kata-kata yang indah dan kaya makna. PUISI bentuk karya sastra yang menggunakan kata-kata yang indah dan kaya makna. Keindahan sebuah puisi disebabkan oleh: diksi, majas, rima dan irama yang terkandung dalam karya sastra tersebut. Adapun

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berkaitan dengan menulis puisi telah

BAB II LANDASAN TEORI. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berkaitan dengan menulis puisi telah 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berkaitan dengan menulis puisi telah banyak dilakukan oleh peneliti sebelumnya. Untuk mengetahui penelitian tersebut,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cara pengungkapannya. Puisi merupakan karya sastra yang disajikan secara

BAB I PENDAHULUAN. cara pengungkapannya. Puisi merupakan karya sastra yang disajikan secara 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Secara umum karya sastra terbagi atas tiga jenis yaitu puisi, prosa dan drama. Menurut Kosasih (2012:1), ketiga jenis karya sastra tersebut dibedakan berdasarkan

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PUISI SISWA SMP NEGERI KELAS VIII DI KABUPATEN SLEMAN CHARACTERISTICS OF POETRY CLASS STUDENT VIII SMP IN THE DISTRICT SLEMAN

KARAKTERISTIK PUISI SISWA SMP NEGERI KELAS VIII DI KABUPATEN SLEMAN CHARACTERISTICS OF POETRY CLASS STUDENT VIII SMP IN THE DISTRICT SLEMAN KARAKTERISTIK PUISI SISWA SMP.../ISNEIN NUROHMAWATI 329 KARAKTERISTIK PUISI SISWA SMP NEGERI KELAS VIII DI KABUPATEN SLEMAN CHARACTERISTICS OF POETRY CLASS STUDENT VIII SMP IN THE DISTRICT SLEMAN Isnein

Lebih terperinci

P U I S I PENGERTIAN PUISI Pengertian Puisi Menurut Para Ahli

P U I S I PENGERTIAN PUISI Pengertian Puisi Menurut Para Ahli P U I S I A. PENGERTIAN PUISI Pengertian Puisi Menurut Para Ahli Menurut Kamus Istilah Sastra (Sudjiman, 1984) Pengertian Puisi merupakan ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, rima, matra serta

Lebih terperinci

PSB PSMA. Rela berbagi Ikhlas memberi

PSB PSMA. Rela berbagi Ikhlas memberi MENULIS PUISI Kelas XI Bahasa Semester 1 SK-KD Standar Kompetensi : Menulis 4. Mengungkapkan pengalaman dalam puisi, cerita pendek, dan drama Kompetensi Dasar : 4.1. Menulis puisi berdasarkan pengalaman

Lebih terperinci

PANITIA PELAKSANA KEGIATAN LOMBA PERINGATAN HARI VETERAN NASIONAL 2017 SYARAT DAN KETENTUAN PERLOMBAAN LOMBA BACA PUISI PERJUANGAN

PANITIA PELAKSANA KEGIATAN LOMBA PERINGATAN HARI VETERAN NASIONAL 2017 SYARAT DAN KETENTUAN PERLOMBAAN LOMBA BACA PUISI PERJUANGAN PANITIA PELAKSANA KEGIATAN LOMBA PERINGATAN DPC LVRI KOTA CIREBON Sekretariat : Jalan Pemuda No.33 Telp. (0231) 235930 Kota Cirebon ( SMP / SMK Veteran Cirebon ) ===================================================================

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kajian tentang Struktur Puisi Pesanku Karya Asmara Hadi dan Puisi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kajian tentang Struktur Puisi Pesanku Karya Asmara Hadi dan Puisi BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian yang Relevan Sebelumnya Kajian tentang Struktur Puisi Pesanku Karya Asmara Hadi dan Puisi Pesan Prajurit Karya Trisno Sumardjo dan Perbandingannya, Belum pernah diteliti

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MEMANFAATKAN TEKNIK BRAINWRITING PADA PESERTA DIDIK SD/MI KELAS V

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MEMANFAATKAN TEKNIK BRAINWRITING PADA PESERTA DIDIK SD/MI KELAS V PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MEMANFAATKAN TEKNIK BRAINWRITING PADA PESERTA DIDIK SD/MI KELAS V Oleh: Aida Azizah Universitas Islam Sultan Agung Semarang ABSTRAK Peserta didik Sekolah Dasar/Madrasah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan bahasa sebagai medianya (Semi,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Hasil Penelitian yang Relevan. Penelitian sebelumnya yang terkait dengan penelitian ini adalah Pengaruh

BAB II KAJIAN TEORI. A. Hasil Penelitian yang Relevan. Penelitian sebelumnya yang terkait dengan penelitian ini adalah Pengaruh 5 BAB II KAJIAN TEORI A. Hasil Penelitian yang Relevan Penelitian sebelumnya yang terkait dengan penelitian ini adalah Pengaruh Media Pembelajaran Film Dokumenter terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XI

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra yang bersifat imajinatif yang lahir

II. TINJAUAN PUSTAKA. Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra yang bersifat imajinatif yang lahir II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Puisi Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra yang bersifat imajinatif yang lahir dari perasaan penyair dan diungkapkan secara berbeda-beda oleh masing-masing

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MEMPARAFRASAKAN PUISI KE DALAM BENTUK PROSA BEBAS. Oleh

KEMAMPUAN MEMPARAFRASAKAN PUISI KE DALAM BENTUK PROSA BEBAS. Oleh KEMAMPUAN MEMPARAFRASAKAN PUISI KE DALAM BENTUK PROSA BEBAS Oleh Indah Mayasari Ni Nyoman Wetty S. Edi Suyanto Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan e-mail : indahmayasari10@yahoo.com Abstract The problem

Lebih terperinci

MEDIA VIDEO EMOTIF SEBAGAI SARANA PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PEMBELAJARAN PUISI

MEDIA VIDEO EMOTIF SEBAGAI SARANA PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PEMBELAJARAN PUISI Bahasa dan Sastra Indonesia dalam Konteks Global MEDIA VIDEO EMOTIF SEBAGAI SARANA PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PEMBELAJARAN PUISI M. Syirojudin A malina Wijaya S2 Pendidikan Bahasa Indonesia, Pascasarjana

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN Pada bagian ini akan diuraikan secara berturut-turut: simpulan, implikasi, dan saran A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat

Lebih terperinci

2015 UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PENGALAMAN (EXPERIENTIAL LEARNING)

2015 UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PENGALAMAN (EXPERIENTIAL LEARNING) BAB III Metodologi Penelitian A. Metodologi Penelitian Dalam penelitian diperlukan suatu metode dan teknik penelitian yang sesuai dengan masalah yang diteliti sehingga hasil penelitian bisa dipertanggungjawabkan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Sebagai bahasa negara, BI dapat

BAB I PENDAHULUAN. dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Sebagai bahasa negara, BI dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi negara Republik Indonesia dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Sebagai bahasa negara, BI dapat dimaknai sebagai bahasa

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1. Disusun oleh: Ajeng Wulandari A

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1. Disusun oleh: Ajeng Wulandari A PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN PENERAPAN TEKNIK RANGSANG GAMBAR DAN SUMBANG KATA PADA SISWA KELAS VII E DI SMP NEGERI 1 JATEN TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN 55 BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN Dalam metode penelitian ini akan diuraikan beberapa hal yang berkaitan dengan penelitian, yakni metode penelitian, teknik pengumpulan data, data dan sumber data

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis terhadap kumpulan puisi Aku Ini Binatang Jalang karya

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis terhadap kumpulan puisi Aku Ini Binatang Jalang karya 78 BAB V SIMPULAN DAN SARAN Bab ini merupakan simpulan dalam penelitian ini serta saran dari peneliti terkait penggunaan puisi dalam pembelajaran. 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap kumpulan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Penelitian Penelitian ini dilakukan pada puisi Pesanku Karya Asmara Hadi puisi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Penelitian Penelitian ini dilakukan pada puisi Pesanku Karya Asmara Hadi puisi BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian ini dilakukan pada puisi Pesanku Karya Asmara Hadi puisi Pesan Prajurit karya Trisno. Penelitian difokuskan pada struktur batin dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah salah satu bentuk karya seni yang pada dasarnya merupakan sarana menuangkan ide atau gagasan seorang pengarang. Kehidupan manusia dan pelbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu usaha untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan terutama pada

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu usaha untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan terutama pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah satu usaha untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan terutama pada pembelajaran apresiasi sastra khususnya apresiasi puisi perlu dibuat sebuah bahan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. yaitu tentang hakikat menulis puisi, hakikat puisi, hakikat metode pembelajaran. Selain itu,

BAB II KAJIAN TEORI. yaitu tentang hakikat menulis puisi, hakikat puisi, hakikat metode pembelajaran. Selain itu, BAB II KAJIAN TEORI Dalam kajian teori di bawah ini diuraikan beberapa hal sebagai landasan penelitian, yaitu tentang hakikat menulis puisi, hakikat puisi, hakikat metode pembelajaran. Selain itu, dijelaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan yang berkaitan erat dengan

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan yang berkaitan erat dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menulis merupakan salah satu keterampilan yang berkaitan erat dengan keterampilan dasar terpenting pada manusia, yaitu berbahasa. Menurut Tarigan (1986:3), menulis

Lebih terperinci

PUBLIKASI ILMIAH. Untuk Memenuhi Persyaratan Sarjana S1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah. Disusun Oleh: WIDAYANTO A

PUBLIKASI ILMIAH. Untuk Memenuhi Persyaratan Sarjana S1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah. Disusun Oleh: WIDAYANTO A PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PENGAMATAN OBJEK SECARA LANGSUNG PADA SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 2 BOYOLALI JAWA TENGAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012 PUBLIKASI ILMIAH Untuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. karya sastra penggunaan bahasa dihadapkan pada usaha sepenuhnya untuk

I. PENDAHULUAN. karya sastra penggunaan bahasa dihadapkan pada usaha sepenuhnya untuk 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada karya sastra, bahasa yang dipergunakan berbeda dengan karya ilmiah. Dalam karya sastra penggunaan bahasa dihadapkan pada usaha sepenuhnya untuk pengungkapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab pendahuluan ini dikemukakan beberapa poin di antaranya latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab pendahuluan ini dikemukakan beberapa poin di antaranya latar belakang 1 BAB I PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan ini dikemukakan beberapa poin di antaranya latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan ruang lingkup penelitian. 1.1

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VII DENGAN MENERAPKAN METODE BELANJA KATA DI SMPN SATU ATAP PENGAMPON

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VII DENGAN MENERAPKAN METODE BELANJA KATA DI SMPN SATU ATAP PENGAMPON PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VII DENGAN MENERAPKAN METODE BELANJA KATA DI SMPN SATU ATAP PENGAMPON Dwi Novita Ariyaningtyas 1 Heri Suwignyo 2 Karkono 3 Universitas Negeri Malang, Jalan

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI Pada hakikatnya belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi. Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

Lebih terperinci

Dr. WAHYU WIBOWO Fakultas Bahasa dan Sastra Universitas Nasional 2012

Dr. WAHYU WIBOWO Fakultas Bahasa dan Sastra Universitas Nasional 2012 Dr. WAHYU WIBOWO Fakultas Bahasa dan Sastra Universitas Nasional 2012 Untuk memahami Penulisan Kreatif, sebelumnya cobalah pahami perihal manajemen bahasa berikut ini Manajemen bahasa adalah SENI dan ILMU

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Tarigan(1985 : 4), kata puisi berasal dari bahasa Yunani poiesis

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Tarigan(1985 : 4), kata puisi berasal dari bahasa Yunani poiesis BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Pengertian Puisi Menurut Tarigan(1985 : 4), kata puisi berasal dari bahasa Yunani poiesis yang berarti penciptaan. Tetapi arti yang semula ini lama kelamaan semakin

Lebih terperinci

HALAMAN PENGESAHAN ARTIKEL

HALAMAN PENGESAHAN ARTIKEL HALAMAN PENGESAHAN ARTIKEL Judul Penelitian : Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas VII SMP Negeri 22 Padang Nama : Rika Fitrianti NPM : 0910013111196 Jenjang Pendidikan : Sarjana Pendidikan (S1) Program

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kepustakaan yang Relevan Dalam penulisan penelitian ini tidak terlepas dari buku-buku dan skripsi pendukung yang relevan dengan judul penelitian ini. Sesuai dengan judul penelitian

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PUISI MAHASISWA OFFERING A ANGKATAN 2009 JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS NEGERI MALANG

KARAKTERISTIK PUISI MAHASISWA OFFERING A ANGKATAN 2009 JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS NEGERI MALANG KARAKTERISTIK PUISI MAHASISWA OFFERING A ANGKATAN 2009 JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS NEGERI MALANG David Maulana Muhammad*)1 Wahyudi Siswanto)*2 Email davidmuhammad7@gmail.com Universitas

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MEMPROSAKAN PUISI KEPADA ADIK-ADIKKU KARYA ARIFIN C. NOOR SISWA SMA. Oleh

KEMAMPUAN MEMPROSAKAN PUISI KEPADA ADIK-ADIKKU KARYA ARIFIN C. NOOR SISWA SMA. Oleh KEMAMPUAN MEMPROSAKAN PUISI KEPADA ADIK-ADIKKU KARYA ARIFIN C. NOOR SISWA SMA Oleh Icha Meyrinda Ni Nyoman Wetty S. Mulyanto Widodo Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan e-mail : ichameyrinda@yahoo.com

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE NATURE LEARNING DI KELAS X-1 SMAN 2 CIKARANG PUSAT TAHUN

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE NATURE LEARNING DI KELAS X-1 SMAN 2 CIKARANG PUSAT TAHUN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE NATURE LEARNING DI KELAS X-1 SMAN 2 CIKARANG PUSAT TAHUN 2011-2012 Septiana Dwi Lestari 0821.0176 alka_dira@yahoo.co.id STKIP Siliwangi Bandung ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS. 2.1 Kedudukan Pembelajaran Mengungkapkan Isi Puisi Berdasarkan KTSP

BAB II KAJIAN TEORETIS. 2.1 Kedudukan Pembelajaran Mengungkapkan Isi Puisi Berdasarkan KTSP BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1 Kedudukan Pembelajaran Mengungkapkan Isi Puisi Berdasarkan KTSP untuk Kelas X SMA Tujuan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yaitu untuk meningkatkan kemampuan peserta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai pengetahuan tentang kode bahasa, kode budaya dan kode sastra.

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai pengetahuan tentang kode bahasa, kode budaya dan kode sastra. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memahami sebuah karya sastra pada dasarnya bukanlah persoalan mudah, karena pemahaman sastra berkaitan erat dengan proses sifat karya sastra itu sendiri. Maka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran menjadi salah satu kegiatan yang bernilai edukatif, hal ini terjadi karena adanya interaksi antara guru dan siswa. Interaksi yang dilakukan mengharapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan sastra. Pada intinya kegiatan bersastra sesungguhnya adalah media

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan sastra. Pada intinya kegiatan bersastra sesungguhnya adalah media BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari tidak terlepas dari sebuah kesusastraan, terlepas dari apakah kegiatan bersastra dilakukan didasari ataupun tanpa didasari kesadaran untuk

Lebih terperinci

intrinsiknya seperti peristiwa, plot, tokoh, latar, sudut pandang, dan lain-lain yang semuanya bersifat imajinatif. Novel adalah karya fiksi yang

intrinsiknya seperti peristiwa, plot, tokoh, latar, sudut pandang, dan lain-lain yang semuanya bersifat imajinatif. Novel adalah karya fiksi yang 1 PENDAHULUAN Karya sastra adalah salah satu bentuk karya seni yang pada dasarnya merupakan sarana menuangkan ide atau gagasan seorang pengarang. Kehidupan manusia dan berbagai masalah yang dihadapinya

Lebih terperinci

PUISI SISWA KELAS VIII A MTS AL-KHAIRIYAH TEGALLINGGAH: SEBUAH ANALISIS STRUKTUR FISIK DAN BATIN PUISI

PUISI SISWA KELAS VIII A MTS AL-KHAIRIYAH TEGALLINGGAH: SEBUAH ANALISIS STRUKTUR FISIK DAN BATIN PUISI PUISI SISWA KELAS VIII A MTS AL-KHAIRIYAH TEGALLINGGAH: SEBUAH ANALISIS STRUKTUR FISIK DAN BATIN PUISI Solehatul Kamilah 1, Gede Gunatama 1, Ida Bagus Sutresna 2 Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa siswa, karena siswa tidak hanya belajar menulis, membaca,

BAB I PENDAHULUAN. bahasa siswa, karena siswa tidak hanya belajar menulis, membaca, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) menjadi sebuah proses belajar bahasa yang berada pada fase paling penting bagi penguasaan bahasa siswa, karena siswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia merupakan salah satu pokok yang wajib dipelajari dan diajarkan di sekolah-sekolah, pelajaran bahasa Indonesia juga merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan ciri-ciri khas, meskipun puisi telah mengalami perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan ciri-ciri khas, meskipun puisi telah mengalami perkembangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu bentuk karya sastra yang memiliki keindahan dalam bahasanya yaitu puisi. Waluyo (1991:3) mengatakan bahwa puisi adalah bentuk karya sastra yang paling tua.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan manusia. Kemampuan berbahasa seseorang dapat menunjukkan kepribadian serta pemikirannya.

Lebih terperinci

ANALISIS LAPIS UNSUR PUISI KUCARI JAWAB KARYA J.E. TATENGKENG

ANALISIS LAPIS UNSUR PUISI KUCARI JAWAB KARYA J.E. TATENGKENG ANALISIS LAPIS UNSUR PUISI KUCARI JAWAB KARYA J.E. TATENGKENG Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Budaya Universitas

Lebih terperinci

Rela berbagi ikhlas memberi

Rela berbagi ikhlas memberi Rela berbagi ikhlas memberi Standar Kompetensi : 3. memahami cerpen dan puisi dalam kegiatan membaca kritis Kompetensi Dasar : 3.2. menganalisis puisi yang dianggap penting pada setiap periode untuk menemukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Aep Suryana, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Aep Suryana, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) merupakan bagian penting dalam kerangka pengembangan pendidikan nasional yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai objeknya dan bahasa sebagai mediumnya. Menurut Esten (2000: 9), sastra merupakan pengungkapan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN TEKNIK PANGGIL PENGALAMAN DALAM UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS X SMA N 5 PURWOREJO

PENGGUNAAN TEKNIK PANGGIL PENGALAMAN DALAM UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS X SMA N 5 PURWOREJO PENGGUNAAN TEKNIK PANGGIL PENGALAMAN DALAM UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS X SMA N 5 PURWOREJO Oleh: Farida Tuzzaman Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dalam pembahasan bab ini, peneliti akan memaparkan sekaligus memberikan

I. PENDAHULUAN. Dalam pembahasan bab ini, peneliti akan memaparkan sekaligus memberikan 1 I. PENDAHULUAN Dalam pembahasan bab ini, peneliti akan memaparkan sekaligus memberikan mengenai latar belakang penelitian mengenai gaya bahasa dalam kumpulan puisi Doa Untuk Anak Cucu karya W.S. Rendra

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR ARTIKEL OLEH RUDY PRASETYO A1D111001

KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR ARTIKEL OLEH RUDY PRASETYO A1D111001 KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR ARTIKEL OLEH RUDY PRASETYO A1D111001 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI 2018 ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. estetik dan keindahan di dalamnya. Sastra dan tata nilai kehidupan adalah dua fenomena

BAB I PENDAHULUAN. estetik dan keindahan di dalamnya. Sastra dan tata nilai kehidupan adalah dua fenomena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan karya seni, sebagai karya seni yang mengandung unsur estetik dan keindahan di dalamnya. Sastra dan tata nilai kehidupan adalah dua fenomena sosial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi yang diciptakan oleh sastrawan melalui kontemplasi dan suatu refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sastra merupakan penjelasan ilham, perasaan, pikiran, dan angan-angan (cita-cita)

BAB I PENDAHULUAN. sastra merupakan penjelasan ilham, perasaan, pikiran, dan angan-angan (cita-cita) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah hasil seni kreatif manusia yang menampilkan gambaran tentang kehidupan manusia, menggunakan seni bahasa sebagai mediumnya. Karya sastra merupakan penjelasan

Lebih terperinci

Disajikan pada Pendidikan dan Latihan Profesi Guru SMA Bidang Studi Bahasa Indonesia. oleh Drs. H. Ma mur Saadie.M.Pd

Disajikan pada Pendidikan dan Latihan Profesi Guru SMA Bidang Studi Bahasa Indonesia. oleh Drs. H. Ma mur Saadie.M.Pd APRESIASI PUISI DAN PEMBELAJARANNYA Disajikan pada Pendidikan dan Latihan Profesi Guru SMA Bidang Studi Bahasa Indonesia oleh Drs. H. Ma mur Saadie.M.Pd UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2007 DOA kepada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan pengajaran sastra yang tercantum dalam kurikulum pengajaran

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan pengajaran sastra yang tercantum dalam kurikulum pengajaran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Tujuan pengajaran sastra yang tercantum dalam kurikulum pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia tidak hanya untuk memperoleh pengetahuan tentang sastra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membicarakan secara langsung, menyampaikan lewat media-media elektronik,

BAB I PENDAHULUAN. membicarakan secara langsung, menyampaikan lewat media-media elektronik, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Balakang Pada dasarnya setiap individu mempunyai pengalaman tentang suatu peristiwa. Pengalaman itu dapat berupa: kesenangan, kesedihan, keharuan, ketragiasan, dan sebagainya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar istilah sastra atau karya sastra

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar istilah sastra atau karya sastra BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar istilah sastra atau karya sastra yakni prosa atau puisi. Dengan membaca karya sastra, kita akan memperoleh

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan analisis yang telah dilakukan terhadap kumpulan puisi Puisi Mbeling karya Remy Sylado, didapatkan tiga simpulan yang menjawab persoalanpersoalan dalam

Lebih terperinci

Struktur Fisik dan Struktur Batin Antologi Geguritan Kristal Emas Karya Suwardi Endraswara dan Rencana Pelaksanaan Pembelajarannya di Kelas XI SMA

Struktur Fisik dan Struktur Batin Antologi Geguritan Kristal Emas Karya Suwardi Endraswara dan Rencana Pelaksanaan Pembelajarannya di Kelas XI SMA Struktur Fisik dan Struktur Batin Antologi Geguritan Kristal Emas Karya Suwardi Endraswara dan Rencana Pelaksanaan Pembelajarannya di Kelas XI SMA Oleh: Miskiyatun Isnainiyah Program Studi Pendidikan Bahasa

Lebih terperinci

N NOVEL BIDADARI-BIDADARI SURGA

N NOVEL BIDADARI-BIDADARI SURGA N NOVEL BIDADARI-BIDADARI SURGA KARYA TERE LIYE: Tinjauan Struktural, Nilai Pendidikan, dan Relevansinya dalam Pembelajaran Sekolah Menengah Atas di Surakarta SKRIPSI Oleh: Yanuri Natalia Sunata K1209075

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berekspresi dan salah satunya adalah menulis puisi. Puisi dalam Kamus Besar. penataan bunyi, irama, dan makna khusus; sajak.

BAB I PENDAHULUAN. berekspresi dan salah satunya adalah menulis puisi. Puisi dalam Kamus Besar. penataan bunyi, irama, dan makna khusus; sajak. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan berbahasa mencakup empat aspek, yakni (1) keterampilan menyimak, (2) keterampilan berbicara, (3) keterampilan membaca, (4) keterampilan menulis.

Lebih terperinci

GAYA BAHASA PUISI TANPA SYARAT PADA AKUN SEBAGAI MEDIA AJAR PEMAKNAAN PUISI DI SEKOLAH MENENGAH ATAS

GAYA BAHASA PUISI TANPA SYARAT PADA AKUN SEBAGAI MEDIA AJAR PEMAKNAAN PUISI DI SEKOLAH MENENGAH ATAS GAYA BAHASA PUISI TANPA SYARAT PADA AKUN INSTAGRAM @PuisiLangit SEBAGAI MEDIA AJAR PEMAKNAAN PUISI DI SEKOLAH MENENGAH ATAS Theresia Pinaka Ratna Ning Hapsari, Veronica Melinda Nurhidayati Universitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum merupakan rancangan pendidikan yang merangkum semua pengalaman belajar yang disediakan lembaga untuk peserta didik. Kurikulum pendidikan sudah beberapa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. 2.1 Kedudukan Pembelajaran Menulis Puisi Baru dalam Mata Pelajaran Bahasa

BAB II LANDASAN TEORITIS. 2.1 Kedudukan Pembelajaran Menulis Puisi Baru dalam Mata Pelajaran Bahasa BAB II LANDASAN TEORITIS 2.1 Kedudukan Pembelajaran Menulis Puisi Baru dalam Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas X Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Kurikulum Tingkat Satuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari kebudayaan. Usianya sudah cukup tua. Kehadiran hampir bersamaan dengan adanya manusia. Karena ia diciptakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kreatif dalam rupa atau wujud yang indah. Pengertian indah, tidak semata-mata merujuk pada

BAB I PENDAHULUAN. kreatif dalam rupa atau wujud yang indah. Pengertian indah, tidak semata-mata merujuk pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra sebagai salah satu unsur kesenian yang mengandalkan kreativitas pengarang melalui penggunaan bahasa sebagai media. Dalam hal ini, sastra menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sastra adalah karya imajinatif yang menggunakan media bahasa yang khas (konotatif) dengan menonjolkan unsur estetika yang tujuan utamanya berguna dan menghibur.

Lebih terperinci

KOMPETENSI 10 EKSPRESI HATI. Standar Kompetensi Mengungkapkan keindahan alam dan pengalaman melalui kegiatan menulis kreatif puisi.

KOMPETENSI 10 EKSPRESI HATI. Standar Kompetensi Mengungkapkan keindahan alam dan pengalaman melalui kegiatan menulis kreatif puisi. KOMPETENSI 10 EKSPRESI HATI A. PUISI Standar Kompetensi Mengungkapkan keindahan alam dan pengalaman melalui kegiatan menulis kreatif puisi. Kompetensi Dasar 1. Menulis kreatif puisi berkenaan dengan keindahan

Lebih terperinci

LIRIK LAGU RELIGI GRUP BAND UNGU DALAM ALBUM AKU DAN TUHANKU: Sebuah Pendekatan Stilistika

LIRIK LAGU RELIGI GRUP BAND UNGU DALAM ALBUM AKU DAN TUHANKU: Sebuah Pendekatan Stilistika LIRIK LAGU RELIGI GRUP BAND UNGU DALAM ALBUM AKU DAN TUHANKU: Sebuah Pendekatan Stilistika SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra Jurusan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

89. Mata Pelajaran Sastra Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa

89. Mata Pelajaran Sastra Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa 89. Mata Pelajaran Sastra Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa A. Latar Belakang Mata pelajaran Sastra Indonesia berorientasi pada hakikat pembelajaran sastra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk mengikuti perkembangan zaman. Pembelajaran memiliki peran serta mendidik siswa agar menjadi manusia

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERMAINAN BAHASA (LANGUAGE GAMES) Tutin Mulyati NIM : 08210086 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Siliwangi Bandung ABSTRAK Penelitian ini

Lebih terperinci

TEKNIK MENULIS PUISI Panduan Menulis Puisi untuk Siswa, Mahasiswa, Guru dan Dosen

TEKNIK MENULIS PUISI Panduan Menulis Puisi untuk Siswa, Mahasiswa, Guru dan Dosen 202 Judul Bab 204 TEKNIK MENULIS PUISI Panduan Menulis Puisi untuk Siswa, Mahasiswa, Guru dan Dosen Oleh : Sigit Mangun Wardoyo, M.Pd. Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2013 Hak Cipta 2013 pada penulis, Hak

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. Oleh :

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. Oleh : PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MELALUI TEKNIK KATA KUNCI DENGAN MEDIA GAMBAR SISWA KELAS VII G SMP NEGERI 1 PRINGAPUS KABUPATEN SEMARANG SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 2010/2011 SKRIPSI Diajukan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan. kesatuan dari aspek bahasa itu sendiri (Tarigan, 2008: 1).

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan. kesatuan dari aspek bahasa itu sendiri (Tarigan, 2008: 1). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Empat keterampilan berbahasa yang harus dimiliki siswa dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hasil Belajar Apresiasi Puisi 1. Definisi Belajar Pengertian belajar menurut Dimyati dkk (2002 : 5), menyebutkan bahwa belajar itu senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MANAIKA PADA MATERI PARAFRASE PUISI SISWA KELAS 6 B SDN SEMBORO 01 JEMBER

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MANAIKA PADA MATERI PARAFRASE PUISI SISWA KELAS 6 B SDN SEMBORO 01 JEMBER MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MANAIKA PADA MATERI PARAFRASE PUISI SISWA KELAS 6 B SDN SEMBORO 01 JEMBER Vivien Fidiawati 6 Abstrak. Pembelajaran bahasa Indonesia merupakan

Lebih terperinci

SKRIPSI. untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. oleh

SKRIPSI. untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. oleh PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MELALUI THE REAL THINGS MEDIA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING TIPE TANDUR SISWA KELAS VII B SMP NEGERI 3 TALANG KABUPATEN TEGAL SKRIPSI untuk memperoleh

Lebih terperinci

STRUKTUR PUISI PADA KORAN SINGGALANG

STRUKTUR PUISI PADA KORAN SINGGALANG STRUKTUR PUISI PADA KORAN SINGGALANG Evi Maesaroh 1) Hasnul Fikri 2) Dainur Putri 2) 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, 2) Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum tujuan pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia bidang

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum tujuan pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia bidang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara umum tujuan pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia bidang sastra dalam kurikulum adalah agar (1) peserta didik mampu menikmati dan memanfaatkan karya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang lagu sehingga lirik-lirik lagunya menarik untuk

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang lagu sehingga lirik-lirik lagunya menarik untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Gaya bahasa menimbulkan efek keindahan dalam bentuk lisan maupun tulisan. Efek keindahan gaya bahasa berkaitan dengan selera pribadi pengarang dan kepekaannya

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 289 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Setelah melakukan penelitian sebagaimana perumusan masalah yang telah diajukan di bagian pendahuluan, maka peneliti menyimpulkan berikut ini. 1. Aspek-aspek

Lebih terperinci

ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN HIPERBOLA LAGU-LAGU JIKUSTIK DALAM ALBUM KUMPULAN TERBAIK

ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN HIPERBOLA LAGU-LAGU JIKUSTIK DALAM ALBUM KUMPULAN TERBAIK ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN HIPERBOLA LAGU-LAGU JIKUSTIK DALAM ALBUM KUMPULAN TERBAIK SKRIPSI Usulan Penelitian untuk Skripsi S-1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah Diajukan Oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagi pengalaman, belajar dari yang lain, dan meningkatkan pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. berbagi pengalaman, belajar dari yang lain, dan meningkatkan pengetahuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa memungkinkan manusia untuk berkomunikasi, berhubungan, berbagi pengalaman, belajar dari yang lain, dan meningkatkan pengetahuan intelektual. Mata pelajaran Bahasa

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 LEMBAR PENGAMATAN

LAMPIRAN 1 LEMBAR PENGAMATAN LAMPIRAN LAMPIRAN 1 LEMBAR PENGAMATAN 123 Lampiran 1 Lembar Pengamatan Si swa dalam Proses Pembelajaran Keterampilan Menulis Puisi No Perilaku Amatan Keterangan Skor 1. Keaktifan Siswa sangat aktif bertanya,

Lebih terperinci

DIKSI DAN GAYA BAHASA DALAM LIRIK LAGU ADA BAND PADA ALBUM ROMANTIC RHAPSODY SKRIPSI. Oleh : Diansyah Rifky Sabila NIM

DIKSI DAN GAYA BAHASA DALAM LIRIK LAGU ADA BAND PADA ALBUM ROMANTIC RHAPSODY SKRIPSI. Oleh : Diansyah Rifky Sabila NIM DIKSI DAN GAYA BAHASA DALAM LIRIK LAGU ADA BAND PADA ALBUM ROMANTIC RHAPSODY SKRIPSI Oleh : Diansyah Rifky Sabila NIM 090210402042 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

AKAR TUBUH: BERANGKAT DARI KATA, MERAJUT MAKNA 1 Hermawan 2

AKAR TUBUH: BERANGKAT DARI KATA, MERAJUT MAKNA 1 Hermawan 2 AKAR TUBUH: BERANGKAT DARI KATA, MERAJUT MAKNA 1 Hermawan 2 A. Pengantar Menulis puisi pada hakikatnya mencipta dunia dalam kata. Kata-kata merupakan piranti bagi penulis merekayasa sebuah dunia, yakni

Lebih terperinci

Jurnal Dimensi Pendidikan dan Pembelajaran Vol.4 No.2 Juli

Jurnal Dimensi Pendidikan dan Pembelajaran Vol.4 No.2 Juli PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN TEKNIK PENGAMATAN OBJEK SECARA LANGSUNG Miswanto Guru SMP Negeri 1 Ponorogo Email : smpn1_pon@yahoo.co.id ABSTRAK Penguasaan keterampilan berbahasa khususnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sisi-sisi kehidupan manusia dan memuat kebenaran-kebenaran kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. sisi-sisi kehidupan manusia dan memuat kebenaran-kebenaran kehidupan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan refleksi atau cerminan kondisi sosial masyarakat yang terjadi di dunia sehingga karya itu menggugah perasaan orang untuk berpikir tentang

Lebih terperinci

Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli

Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli Mashura SMP Negeri 2 ToliToli, Kab. ToliToli, Sulteng ABSTRAK Strategi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Ketrampilan Menulis Puisi Keterampilan menulis puisi adalah kemampuan untuk mengungkapkan gagasan atau ide berupa rangkaian kata-kata indah yang memilik makna

Lebih terperinci

PEMBACA PUISI. Karya Chairil Anwar. Untuk neneknda

PEMBACA PUISI. Karya Chairil Anwar. Untuk neneknda IDENTIFIKASI NASKAH 1. Nama Program : Apresiasi Sastra 2. Topik : Puisi Tentang Kematian 3. Judul Karya yang Diulas : Nisan, Yang Terhempas dan Yang Putus, (Chairil Anwar), 4. Pengarang : Chairil Anwar

Lebih terperinci

UNIVERSITAS TERBUKA UPBJJ BANDUNG

UNIVERSITAS TERBUKA UPBJJ BANDUNG UNIVERSITAS TERBUKA UPBJJ BANDUNG SOAL TUGAS TUTORIAL III Nama Mata Kuliah : Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD Kode/SKS : PDGK 4504/3 (tiga) Waktu : 60 menit/pada pertemuan ke-7 I. PILIHLAH SALAH

Lebih terperinci

Strukturalisme Genetik

Strukturalisme Genetik Strukturalisme Genetik Prinsip Dasar Strukturalisme Genetik Strukturalisme genetik (Genetic Strukturalism) adalah cabang penelitian sastra secara struktural yang tak murni. Kemunculannya sebagai reaksi

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MELALUI PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR PEMANDANGAN ALAM UNTUK SISWA KELAS V SDN KARANGREJO 05 JEMBER SKRIPSI

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MELALUI PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR PEMANDANGAN ALAM UNTUK SISWA KELAS V SDN KARANGREJO 05 JEMBER SKRIPSI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MELALUI PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR PEMANDANGAN ALAM UNTUK SISWA KELAS V SDN KARANGREJO 05 JEMBER SKRIPSI Diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. membangkitkan pesona dengan alat bahasa. Melalui karya sastra, seseorang

I. PENDAHULUAN. membangkitkan pesona dengan alat bahasa. Melalui karya sastra, seseorang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra adalah ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat keyakinan dalam suatu bentuk konkret yang membangkitkan pesona

Lebih terperinci