BAB II LANDASAN TEORI. kerja maka tentunya experience yang dimiliki juga semakin matang,

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORI A. Masa Kerja 1. Pengertian Masa Kerja Masa kerja adalah yang pendek dan lama mampu memberi pengaruh pada experience dari seorang karyawan, semakin lama masa kerja maka tentunya experience yang dimiliki juga semakin matang, sehingga wajar jika suatu organisasi dalam melakukan recruitmen menempatkan syarat pengalaman sebagai salah satu syarat penting. Secara konsisten ditemukan bahwa masa kerja berhubungan negatif dengan keluar masuknya karyawan artinya mereka yang memiliki masa kerja lama atau experience yang matang menginginkan memperoleh pekerjaan dan gaji yang lebih memuasakan. Sehingga jika di suatu organisasi ia tidak mendapatkan semua itu sesuai dengan keinginanya maka keputusan keluar atau mundur dianggap sebagai alternatif dalam mencari tempat kerja lain yang lebih menjanjikan. Kesalahan atau tindakan yang dianggap tidak etis jika seorang karyawan yang mengetahui dengan detail strategi perusahaan baik dalam bentuk data kuantitatif maupun data kualitatif kemudian selanjutnya pindah bekerja ke perusahaan pesaing dengan keputusan membocorkan seluruh data dari perusahaan sebelumnya dan memperoleh 5

2 6 imbalan keuangan sebagai kompensasi dari tindakan tersebut (Fahmi, 2013). Masa kerja merupakan akumulasi aktivitas kerja seseorang yang dilakukan dalam jangka waktu yang panjang. Apabila aktivitas tersebut dilakukan terus-menerus akan mengakibatkan gangguan pada tubuh. Tekanan fisik pada suatu kurun waktu tertentu mengakibatkan berkurangnya kinerja otot, dengan gejala makin rendahnya gerakan. Tekanan-tekanan akan terakumulasi setiap harinya pada suatu masa yang panjang, sehingga mengakibatkan memburuknya kesehatan yang disebut juga kelelahan klinis atau kronis kronis (Koesyanto, 2013). Menurut Tulus, (1992) masa kerja merupakan kurun waktu atau lamanya tenaga kerja bekerja disuatu tempat. Masa kerja dapat memberikan pengaruh positif pada kinerja apabila dengan semakin lamanya masa kerja personal semakin berpengalaman dalam melaksanakan tugasnya. Sebaliknya dapat memberikan pengaruh negatif apabila dengan semakin lama masa kerja akan timbul perasaan terbiasa dengan keadaan dan menyepelekan pekerjaan serta akan menimbulkan kebosanan. Tulus (1992) juga menyebutkan secara garis besar masa kerja dapat dikategorikan menjadi tiga yaitu : 1) Masa kerja baru adalah < 6 tahun. 2) Masa kerja sedang adalah 6-10 tahun. 3) Masa kerja lama adalah > 10 tahun.

3 7 B. Nyeri Punggung Bawah 1. Definisi Nyeri Punggung Bawah Nyeri punggung bawah/ LBP adalah kondisi yang tidak mengenakkan atau nyeri kronik minimal keluhan 3 bulan disertai adanya keterbatasan aktivitas yang diakibatkan nyeri apabila melakukan pergerakan atau mobilisasi (Helmi, 2012). Kebanyakan nyeri punggung bawah terjadi akibat gangguan musculoskeletal dan diperberat oleh aktivitas, sedangkan nyeri akibat keadaan lainya tidak dipengaruhi oleh aktivitas. Obesitas, stress dan terkadang depresi dapat mengakibatkan nyeri punggung bawah, klien dengan nyeri punggung bawah kronis biasanya mengalami ketergantungan pada beberapa jenis analgesik (Muttaqin A, 2011). Umumnya nyeri punggung bawah disebabkan oleh salah satu dari berbagai masalah musculoskeletal. Nyeri terjadi akibat gangguan musculoskeletal dapat di pengaruhi oleh aktivitas (Lukman, 2013). Nyeri punggung bawah diklasifikasikan ke dalam dua kelompok yaitu kronik dan akut. Nyeri punggung bawah akut terjadi dalam waktu kurang dari 12 minggu. Sedangkan Nyeri punggung bawah kronik terjadi dalam waktu 3 bulan (Rogers dalam fatoni 2009). Menurut Prasetyo (2010) nyeri dapat dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu: a. Nyeri Akut

4 8 Nyeri akut berdurasi singkat (kurang dari 6 bulan), memiliki onset yang tiba-tiba, dan terlokalisir. Nyeri ini biasanya diakibatkan oleh trauma, bedah, atau inflamasi. Hampir setiap individu pernah merasakan nyeri ini. Nyeri akut terkadang disertai oleh aktivasi system syaraf simpatis yang akan memperlihatkan gejala-gejala seperti peningkatan tekanan darah, peningkatan respirasi, peningkatan denyut jantung, diaphoresis dan dilatasi pupil. Klien yang mengalami nyeri akut akan memperlihatkan respon emosi dan perilaku seperti menangis, menggerang kesakitan, mengerutkan wajah atau menyeringai. Klien akan melaporkan secara verbal adanya ketidaknyamanan berkaitan dengan nyeri yang dirasakan. b. Nyeri Kronik Nyeri kronik berlangsung lebih lama daripada nyeri akut, intensitasnya bervariasi (ringan samapai berat) dan biasanya berlangsung lebih dari 6 bulan. Penderita kanker maligna yang tidak terkontrol biasanya akan merasakan nyeri kronis terus menerus yang dapat berlangsung sampai kematian. c. Nyeri Kutaneus/Superfacial (Cutaneus Pain) Ada dua macam nyeri superfacial, bentuk yang pertama adalah nyeri dengan onset yang tiba-tiba dan mempunyai kualitas yang tajam, dan bentuk kedua adalah nyeri dengan onset yang lambat disertai rasa terbakar. Nyeri superfacial dapat dirasakan pada seluruh permukaan tubuh atau kulit klien. Trauma gesekan, suhu

5 9 yang terlalu panas dapat menjadi penyebab timbulnya nyeri superfacial ini. d. Nyeri Somatis Dalam (Deep Somatis Pain) Nyeri somatis merupakan fenomena nyeri yang kompleks. Struktur somatis merupakan bagian pada tubuh seperti otot-otot atau tulang. Nyeri somatis dalam biasanya bersifat difus (menyebar) berbeda dengan nyeri superfacial yang mudah dilokalisir. Struktur somatis yang ada dalam tubuh manusia berbeda-beda intensitasnya terhadap nyeri. e. Nyeri Visceral Istilah nyeri visceral biasanya mengacu pada bagian viscera abdomen, walaupun sebenarnya kata viscus (jamak dari viscera) berarti setiap organ tubuh bagian dalam yang lebar dan mempunyai ruang seperti cavitas tengkorak, cavitas thorak, cavitas abdominal dan cavitas pelvis. Penyebab nyeri visceral adalah semua rangsangan yang dapat menstimulasi ujung syaraf nyeri di daearah visceral. f. Reffered Pain Nyeri dalam dapat diakibatkan dari gangguan organ visceral atau lesi pada bagian somatis dalam (missal: otot, ligament, vertebrata) g. Nyeri Psikogenik Nyeri psikogenik disebut juga psychalgia atau nyeri somatoform, adalah nyeri yang tidak diketahui secara fisik, nyeri ini

6 10 biasanya timbul karena pengaruh psikologis, mental, emosional atau faktor perilaku. Sakit kepala, back pain, atau nyeri perut adalah contoh sebagian dari nyeri psikogenik yang paling umum. 2. Faktor Resiko Nyeri Punggung Bawah Resiko Nyeri Punggung Bawah dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain : a. Jenis Kelamin Pada kenyataannya jenis kelamin seseorang dapat mempengaruhi timbulnya keluhan nyeri punggung, karena pada wanita keluhan ini lebih sering terjadi misalnya pada saat mengalami siklus menstruasi, selain itu proses menopause juga dapat menyebabkan kepadatan tulang berkurang akibat penurunan hormon estrogen sehingga memungkinkan terjadinya nyeri punggung (Fatoni, 2009). b. Usia Kebanyakan kinerja fisik mencapai puncaknya mulai usia 15 tahun, kemudian akan menurun dengan bertambahnya usia. Departemen Kesehatan RI menyebutkan bahwa usia produktif adalah antara tahun (Depkes, 2003). Dengan bertambahnya umur maka kemampuan fisik atau mental akan menurun secara perlahan-lahan. Pada usia lanjut jaringan otot akan mengerut dan digantikan oleh jaringan ikat. Pengerutan otot menyebabkan daya

7 11 elastisitas otot berkurang. Proses menjadi tua disertai kurangnya kemampuan kerja oleh karena perubahan-perubahan pada alat tubuh, sistem kardiovaskuler, hormonal. Untuk wanita kekuatan otot yang optimal pada usia tahun. c. Obesitas Pada orang yang memiliki berat badan yang berlebih risiko timbulnya nyeri punggang lebih besar, karena beban pada sendi penumpu berat badan akan meningkat, sehingga dapat memungkinkan terjadinya nyeri punggung bawah. Tinggi badan berkaitan dengan panjangnya sumbu tubuh sebagai lengan beban anterior maupun lengan posterior untuk mengangkat beban tubuh (Mubarak, 2008). Untuk menentukan obesitas atau tidak, dapat dilakukan dengan menghitung Indeks Masa Tubuh (IMT) dengan rumus : BB IMT = TTB x TB IMT : Indeks Masa Tubuh (kg/ ) BB : Berat Badan (Kg) TB : Tinggi Badan (m) Tabel 1. Kategori IMT Kategori Kekurangan berat badan tingkat berat Kekurangan berat badan tingkat ringan Normal Kelebihan berat badan tingkat ringan Kelebihan berat badan tingkat berat Sumber : I Dewa Nyoman Sapariyasa, 2002 IMT <17,0 17,0-18,5 18,5-25,0 25,0-27,0 >27,0

8 12 d. Sikap dan Posisi Kerja serta Beban Kerja Sikap dan posisi kerja merupakan faktor pendukung nyeri punggung bawah. Kesalahan sika dan posisi kerja seperti kepala menunduk ke depan, bahu melengkung ke depan, perut menonjol ke depan dan lordosis lumbal berlebihan dapat menyebabkan spasme otot (ketegangan otot). Hal ini merupakan penyebab terbanyak dari nyeri punggung bawah. Aktivitas yang dilakukan dengan tidak benar, seperti salah posisi saat mengangkat beban yang berat juga menjadi penyebab nyeri punggung bawah (Fatoni, 2009). e. Olahraga Faktor yang paling sering ditemukan yang dapat mengakibatkan nyeri punggung bawah adalah Kebiasaan olahraga merupakan kegiatan seseorang yang dengan sengaja meluangkan waktunya untuk melakukan gerakan fisik dengan tujuan meningkatkan kesegaran jasmani secara teratur (Umami R.A, 2014). f. Lingkar Perut Pengukuran lingkaran perut (waist circumference) kini menjadi metode paling populer kedua (sesudah IMT). Cara pengukuran lingkaran perut ini dapat membedakan obesitas menjadi jenis abdominal (obesitas tipe android) dan perifer (obesitas tipe ginoid). Pasien dengan obesitas abdominal yang merupakan faktor resiko untuk berbagai penyakit metabolik, vaskuler, dan degeneratif

9 13 memiliki lingkaran perut yang lebih besar dari normal. Untuk diagnosis obesitas abdominal, lingkaran perut bagi wanita Asia 3. Epidemiologi Nyeri Punggung Bawah Menurut Koesyanto (2013) Diperkirakan setidaknya 70% manusia menderita sakit punggung, baik kronis maupun sporadis. Di Negara Inggris 17,3 juta orang Inggris pernah mengalami nyeri punggung pada suatu waktu dan dari jumlah tersebut 1,1 juta mengalami kelumpuhan yang disebabkan oleh nyeri punggung. Negara Indonesia diperkirakan angka prevalensi (7,6-37) % 4. Patofisologi Nyeri Punggung Bawah Konstruksi punggung yang unik memungkinkan terjadinya fleksibilitas dan member perlindungan terhadap sumsum tulang belakang. Otot otot abdominal berperan pada aktivitas mengangkat beban, duduk terlalu lama dan sarana pendukung tulang belakang. Obesitas, masalah struktur dan peregangan berlebihan pada sarana pendukung ini menyebabkan nyeri punggung. Perubahan degenerasi diskus dan tidak teratur merupakan penyebab nyei punggung biasa, L4-L5 dan L5-S1 mengalami stress mekanis dan menekan sepanjang radiks saraf tersebut. Keluhan nyeri punggung bawah dan keterbatasan

10 14 aktivitas menimbulkan keluhan atau masalah pada klien yang mengalami nyeri punggung bawah (Muttaqin A, 2011). Gambar 1. Patofisologi Nyeri Punggung Bawah 5. Manifestasi klinis Nyeri Punggung Bawah Pasien-pasien biasanya mengeluh nyeri punggung yang sama pada tulang bagian bawah dan berlangsung selama beberapa tahun. Nyeri terutama dirasakan sehabis istirahat dari aktifitas. Pada tingkat selanjutnya terjadi spasme otot paravertebralis (pengangkatan tonus otot tulang postural belakang yang berlebihan disertai hilangnya lengkung lordotik lumbal). Pada pengkajian lain perawat biasanya menemukan adanya hubungan keluarga, lingkungan tempat tinggal dan kerja dengan keluhan nyeri punggung bawah (Helmi, 2012).

11 15 6. Penyebab Nyeri Punggung Bawah Menurut Smeltzer (2001) Kebanyakan nyeri punggung bawah disebabkan oleh salah satu dari berbagai masalah musculoskeletal (misalnya: regangan lumbosakral akut, ketidakstabilan ligament lumbosakral dan kelemahan otot, stenosis tulang belakang, masalah diskus invertebralis, ketidaksamaan panjang tungkai). Menurut Helmi (2012) kebanyakan nyeri punggung disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor mekanik dan faktor nonmekanik. a. Faktor Mekanik Beberapa faktor mekanik yang berhubungan dengan nyeri punggung bawah, misalnya sebagai berikut : 1) Degenerasi segmen diskus, misalnya osteoartitis tulang belakang atau stenosis tulang belakang. 2) Nyeri diskogenik tanpa gejala radikular. 3) Radikulopati struktural. 4) Fraktur vertebra segmen atau osesus. 5) Spondilosis, disertai atau tanpa adanya stenosisi kanal spinal. 6) Makro dan mikro ketidakstabilan spina (ketidakstabilan ligamen lumbrosakral) dan kelemahan otot. 7) Ketidaksamaan panjang tungkai. 8) Lansia (perubahan struktur tulang belakang).

12 16 b. Faktor NonMekanik Beberapa faktor NonMekanik yang berhubungan dengan nyeri punggung bawah, misalnya sebagai berikut : 1) Sindrom neurologis a) Mielopati atau melitis struktural. b) Leksopati lumbosakral (regangan) lumbosakral akut. c) Miopati. d) Spinal segmental atau distonia umum 2) Gangguan Sistemik a) Primer atau neoplasma metastasis. b) Infeksi oseus, diskus, atau epidural. c) Penyakit metabolik tulang, termasuk osteoporosis. 3) Nyeri Kiriman (reffered pain) a) Gangguan ginjal, gangguan gastrointestinal, masalah pelvis, tumor retroperineal, aneurisma abdominal. b) Masalah psikosomatik. 7. Beberapa Tes Untuk Mengtahui Nyeri Punggung Bawah Tes yang dianjurkan untuk mengetahui keluhan nyeri punggung bawah menurut Helmi (2012) antara lain : a. Tes sensori secara peta dermatom. b. Tes reflex. c. Tes spine straight leg raising (SLR) atau tes laseque.

13 17 Tes-tes yang dapat dilakukan menurut Helmi( 2012) antara lain: a. Test Laseque Secara klinis tanda laseque dilakukan dengan flexi pada lutut terlebih dahulu, lalu dengan perlahan-lahan dan gradual dilakukan ekstensi lutut dan gerakan ini akan menghasilkan nyeri pada tungkai pasien terutama di betis (tes yang positif) dan nyeri akan berkurang bila lutut dalam keadaan fleksi. Terdapat modifikasi tes ini dengan memgangkat tungkai dengan lutut keadaan ekstensi (Straight leg rising). b. Test Bragard Modifikasi yang lebih sensitive dari tes laseque. Caranya sama seperti tes laseque dengan di tambah dorsofleksi kaki. c. Test Sicard Sama seperti tes laseque, namun dengan ditambah dorsofleksi ibu jari kaki. d. Pemeriksaan Radiodiagnostik yang sering digunakan meliputi halhal sebagai berikut: 1) Rontgen Vertebrata 2) Computerized Tomography Scanner (CT scan) 3) Ultrasonography (USG) 4) Magnetic Resonance Imaging (MRI)

14 18 Menurut Lukman (2013) berdasarkan pengkajian, diagnosis yang dapat ditemukan pada klien yang mengalami nyeri punggung bawah adalah sebegai berikut: a. Nyeri berhubungan dengan masalah musculoskeletal. b. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri, spasme otot, dan berkurangnya kelenturan. c. Kurang pengetahuan berhubungan dengan teknik mekanika tubuh melindungi punggung. d. Perubahan peran berhubungan dengan gangguan mobilitas dan nyeri kronik e. Perubahan nutrisi: lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan obesitas. 8. Konservatif Menurut Helmi (2012) Tujuan terapi konservatif adalah mengurangi iritasi syaraf, memperbaiki kondisi fisik pasien, serta melindungi dan meningkatkan fungsi tulang secara keseluruhan. Sebesar 90% pasien akan membaik dalam waktu 6 minggu, hanya sisanya yang membutuhkan pembedahan. Terapi konservatif yang dilakukan anatara lain sebagai berikut: a. Istirahat Tujuan istirahat adalah untuk mengurangi nyeri mekanik dan tekanan intradiskal, lama yang dianjurkan adalah 2-4 hari. Baring terlalu lama akan menyebabkan otot melemah. Pasien dilatih secara

15 19 bertahap untuk kembali ke aktivitas biasa. Posisi tirah baring yang dianjurkan adalah dengan menyandarkan punggung, lutut, pinggang bawah pada posisi sedikit fleksi. Fleksi ringan dari vertebrata lumbosakral akan memisahkan permukaan sendi dan memisahkan aproksimasi jaringan yang meradang. b. Manajemen Nyeri Nonfarmakologis Manajeman nyeri nonfarmakologis dilakukan dengan memberikan pendidikan pada pasien tentang cara menurunkan keluhan nyeri tanpa penggunaan obat. Beberapa teknik dalam manajemen nyeri, meliputi hal-hal sebagai berikut: 1) Relaksasi napas dalam 2) Teknik distraksi (alih focus perhatian) 3) Masase atau pijat pada beberapa area otot untuk meningkatkan sirkulasi jaringan c. Terapi obat 1) Analgetik dan NSAID. 2) Pelemas otot: digunakan untuk mengatasi spasme otot. 3) Opioid: tidak terbukti lebih efektif dari analgetik biasa. Pemakaian jangka panjang dapat menyebabkan ketergantungan. 4) Kortikosteroid oral: pemakaian masih menjadi kontroversi namun dapat dipertimbangkan pada kasus HNP berat untuk mengurangi inflamasi. 5) Analgetik ajuvan: dipakai pada HNP kronis.

16 20 d. Terapi Fisik Direkomendasikan melakukan latihan dengan stress minimal seperti jalan kaki, naik sepeda, atau berenang. Latihan lain berupa kelenturan dan penguatan. Latihan bertujuan untuk memelihara fleksibilitas fisiologik, kekuatan otot, mobilitas sendi, dan jaringan lunak. e. Pendidikan Postural Diperlukan waktu 6 bulan bagi seseorang untuk menyesuaikan kebiasaan postural. Melatih postur untuk perlindungan dan pertahanan, posisi, serta mekanika tubuh akan menghasilkan penguatan alamiah dan mengurangi kekambuhan. C. Hubungan antara Masa Kerja dengan Nyeri Punggung Bawah Masa kerja merupakan akumulasi aktivitas kerja seseorang yang dilakukan dalam jangka waktu yang panjang. Apabila aktivitas tersebut dilakukan terus-menerus akan mengakibatkan gangguan pada tubuh. Tekanan fisik pada suatu kurun waktu tertentu mengakibatkan berkurangnya kinerja otot, dengan gejala makin rendahnya gerakan. Tekanan-tekanan akan terakumulasi setiap harinya pada suatu masa yang panjang, sehingga mengakibatkan memburuknya kesehatan yang disebut juga kelelahan klinis atau kronis kronis (Koesyanto, 2013). Berdasarkan masa kerja yang diteliti oleh sakinah, hasil uji statistic chi-square menunjukkan bahwa ada hubungan antara masa kerja dengan keluhan

17 21 nyeri punggung bawah pada pekerja batu bata di kelurahan Lawawoi Kabupaten Sidrap tahun 2012 (p= 0,018 < 0,05) (Sakinah, 2012) D. Kerangka Pemikiran Masa Kerja Sikap dan posisi kerja, serta beban kerja Faktor internal: 1. Usia 2. Jenis kelamin 3. Obesitas 4. Lingkar perut Ketegangan otot Keluhan Nyeri Punggung Bawah Faktor eksternal: Kebiasaan olahraga Gambar 2. Skema Kerangka Pemikiran E. Hipotesis Punggung Bawah pada pekerja di bagian pelintingan rokok di PT. Djitoe