PERANAN EKSTRAK KULIT MANGGIS DALAM PENURUNAN KADAR TNF-α DAN IL-1 PADA DISLIPIDEMIA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERANAN EKSTRAK KULIT MANGGIS DALAM PENURUNAN KADAR TNF-α DAN IL-1 PADA DISLIPIDEMIA"

Transkripsi

1 PERANAN EKSTRAK KULIT MANGGIS DALAM PENURUNAN KADAR TNF-α DAN IL-1 PADA DISLIPIDEMIA Djanggan Sargowo 1, Ade Senorita 2, Aries Widodo 3 1 Departemen kardiologi,universitas Brawijaya/Rumah Sakit Saiful Anwar,Malang 2 Program Pendidikan Dokter Spesialis 1, Departemen Ilmu penyakit Dalam, Universitas Brawijaya/Rumah Sakit Saiful Anwar, Malang 3 Departemen farmakologi, FK Brawijaya, Malang Abstrak. Latar Belakang. Ekstrak kulit manggis diketahui mengandung zat aktif Xanthone ( α,γ Mangosteens), memiliki efek sebagai anti oksidan kuat. Zat ini juga memiliki efek sebagai anti inflamasi,anti lipid, selain efek lainnya sebagai anti kanker, kardioprotektif. Bagaimana mekanismenya hingga saat ini masih blm jelas. TNF-α, IL-1 memainkan peranan penting pada mekanisme ini. NF-kB merupakan oksidan stress yang sensitif pada faktor transkripsi sel, yang mengontrol ekspresi beberapa gen termasuk TNF-α dan IL-1. Yang diduga estrak kulit manggis dianggap dapat menurunkan kadar TNF-α dan IL-1 didalam sirkulasi. Diet tinggi kolesterol dapat menyebabkan terjadinya penumpukan kolesterol di dinding endotel yang dapat menyebabkan kerusakan endotel, terjadi keradangan pada endotel,terbentuk foam sel, ateroma dan aterosklerosis. sehingga dengan pemberian ekstrak kulit manggis dapat dipergunakan sebagai anti keradangan dan mencegah terjadinya aterosklerosis. Tujuan. Mengetahui pengaruh ekstrak kulit manggis dalam menurunkan kadar marker inflamasi,tnfα dan IL-1, pada tikus yang di beri diet tinggi kolesterol sehingga dapat mencegah terjadinya aterosklerosis pada tikus yang diberi diet tinggi kolesterol. Metode. Penelitian ini adalah ekperimental pada tikus Wistar. 3 tikus dikan dalam 5 secara random ( n=6, tiap ). Ekspresi aktivasi pada NF-kB diperiksa dengan kuantitif imunohistokimia dengan menggunakan antibodi monoklonal p5-p65(st Cruz). Kadar TNF-α,IL-1 diperiksa dengan metode ELISA. Semua nilai dinyatakan dalam mean ±SD. Pengolahan data statistik untuk melihat perbedaan menggunakan one-way ANOVA dilanjutkan dengan Tukey post-hoc. Signifikan dengan p<,5 Hasil. Pemberian ekstrak kulit manggis dapat menghambat aktivasi NF-kB, menurunkan kadar TNF-α dan IL-1 secara signifikan sesuai dengan meningkatnya dosis. Perbedaan antar dosis dengan LSD post-hoc didapatkan hambatan aktivasi NF-kB yang signifikan pada dosis 4 mg, ( 71,±5,6 vs 56,83±6,11 ) p., kadar TNFα,IL-1 didapatkan penurunan yang signifikan pada dosis 2 mg(,378±,1vs,26±,3)dengan p,,il-1 (,56±,1 vs,41±,3) p, Kesimpulan. Pada penelitian ini, ektrak kulit manggis secara signifikan menunjukkan hambatan pada aktivasi NF-kB dan penurunan kadar TNFα, IL-1 pada tikus yang diberi diet tinggi kolesterol. Kata kunci. Inflamasi,diet tinggi kolesterol,aktivasi NF-kB, kadar TNF-α,IL-1 1

2 Latar Belakang Kulit manggis sudah lama dipergunakan sebagai obat anti inflamasi, anti diare, di negara kawasan Asia tenggara,termasuk Indonesia.Namun bagaimana mekanismenya hingga saat ini masih belum jelas. Kadar lemak yang abnormal dalam darah dapat menyebabkan berbagai masalah di antaranya adalah penyakit cardiovaskular diet tinggi kolesterol memegang peranan penting untuk terjadinya inflamasi kronik, aterosklerosis. Hal ini akan menginduksi reaksi inflamasi, dan terjadinya pelepasan sitokin-sitokin inflamasi kronik diantaranya, TNF-α, IL Manggis ( Garcinia Mangostana ) merupakan tanaman buah yang berasal dari hutan tropis yang teduh di kawasan Asia Tenggara, antara lain Indonesia. 1,2,3,1, Dari Asia Tenggara, tanaman ini menyebar kedaerah Amerika Tengah dan daerah tropis lainnya seperti Srilanka, Malagasi, Karibia, Hawaii dan Australia. 2,1,16 Buah ini juga tersebar merata di negara indonesis, seperti Sumatera, Kalimantan, Jawa dan sulawesi. Efek anti inflamasi yang ada pada kulit buah manggis ini, diduga kuat melalui sebuah protein yang dapat menginduksi gen yang merangsang inflamasi yaitu NF- kb. Karena NF-kB adalah faktor yang menginduksi transkripsi gen dan peka terhadap respon oksidasi stress. 2,4,5,6 Keigo Nakatani dkk membuktikan bahwa γ mangostin menghambat aktifitas inhibitor-kb kinase dan menurunkan LPS induced inflammatory gene( TNF-α,IL-1,IL-6,IL- 8,MCP,TLR-). 5,7,8,11,12 Ketersediaan dan keterjangkauan obat baik dari segi harga maupun kemudahan mendapatkan obat, dan efek samping obat menjadi dasar untuk mencari alternatif obat lain yang terjangkau. Untuk itu diperlukan penelitian mengenai patofisiologi molekular dan timbulnya proses inflamasi serta progresifitasnya dan dampak komplikasinya, sehingga dapat diketahui secara pasti mekanisme kerja dimana obat tersebut bekerja. Pasien dan metode Penelitian ini merupakan penelitian analitik eksperimental, dengan desain penelitian post test only control group design pada hewan coba tikus Rattus novergicus Strain Wistar. Subyek penelitian dibagi menjadi 5 perlakuan secara simple random sampling, diobservasi selama 12 minggu kemudian hasilnya dibandingkan antar perlakuan. Tempat Laboratorium farmakologi dan Biomedik, Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang Waktu 1 September Desember 21. Sampel penelitian ini adalah tikus putih jantan ( Rattus novergicus strain Wistar) yang diperoleh dari peternakan tikus di Surabaya. Cara pemilihannya sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi dengan n=3, dengan masing-masing berjumlah 6 tikus. Kelompok 1=kontrol negatif( diet normal), 2=Kontrol positif (diet tinggi kolesterol), 3 (diet tinggi kolesterol dengan ekstrak kulit manggis 2 mg) ke 4 (diet tinggi kolesterol dengan ekstrak kulit manggis 4 mg) ke 5 (diet tinggi kolesterol dengan ekstrak kulit manggis 8 mg). Ekspresi aktivasi pada NF-kB diperiksa dengan kuantitif imunohistokimia dengan menggunakan p5-p65(st Cruz). Kadar TNF-α,IL-1 diperiksa dengan metode ELISA. Semua nilai dinyatakan dalam mean ±SD. Pengolahan data statistik untuk melihat perbedaan menggunakan one-way ANOVA dilanjutkan dengan LSD post- Hoc, bila tidak memenuhi syarat uji menggunakan kruskal wallis dilanjutkan 2

3 dengan Mann Whitney, Signifikan dengan p<,5. Hasil 1. Pengaruh diet tinggi kolesterol pada aktivasi NF-kB pada tikus yang diberi diet tinggi kolesterol K(+) dibandingkan kontrol K(-) Setelah dilakukan uji LSD Post-Hoc, di dapatkan perbedaan yang bermakna dari jumlah sel endotel yang mengaktivasi NFkB dari kontrol dengan diet normal K(-) dan tikus yang diberi diet tinggi kolesterol K(+) dengan mean 71,±5,vs 29,66±6,21, dengan p, rata-rata sel endotel yang mengaktivasi NF-kB ,66 p, , Gambar 1. Efek pemberian diet tinggi kolesterol terhadap aktivasi NF-kB pada sel endotel aorta tikus galur wistar. P bermakna,p<,5 2.Pengaruh berbagai dosis ekstrak kulit manggis pada aktivasi NF-kB pada tikus yang diberi diet tinggi kolesterol. Jumlah sel endotel yang mengaktivasi NF-kB menunjukkan penurunan yang bermakna pada tikus yang diberi ekstrak kulit manggis sebanding dengan peningkatan dosis 2 mg, 4 mg, 8 mg yaitu masing-masing (69,5±5,2, 56,83±6,11 dan 39,±6,1) Setelah dilakukan uji One way Anova, didapatkan perbedaan yang bermakna antar dengan diet tinggi kolesterol K(+) dan dengan berbagai dosis ekstrak kulit manggis dengan tingkat kemaknaan p, ( p<,5), dan dilanjutkan dengan post-hoc untuk melihat pengaruh masing-masing dosis ekstrak kulit manggis terhadap sel endotel yang mengaktivasi NF-kB. Pemberian ekstrak kulit manggis dosis kecil (2 mg) tidak signifikan terjadi hambatan pada aktivasi NF-kB p,99 (p>,5), namun dengan semakin meningkatnya dosis ekstrak kulit manggis dari 4 mg dan 8 mg maka aktivasi NF-kB semakin dihambat p,3 dan p, ( p<,5) rata-rata sel endotel yang mengaktivasi NFkB ,66 71, 2 69,5 4 56, P. 8 39, Gambar 2. Efek pemberian ekstrak kulit manggis terhadap aktifasi NF-kB pada sel endotel aorta tikus yang diberi diet tinggi kolesterol Tabel 1. Efek pemberian ekstrak kulit manggis pada tikus yang diberi diet tinggi kolesterol. Tampak hambatan pada jumlah sel endotel yang mengaktivasi NF-kB NF-kB Std Error 95% Confidence Interval for mean 3

4 N Mean Std.Deviation Lower Bound Upper Bound Minimun maximum ,66 6,21 2,49 23,24 36, , 5,65 2,3 65,6 76, ,5 5,2 2,12 64,3 74, ,83 6,11 2,49 5,41 63, ,2 6,1 2,51 32,53 45, A B C D E Gambar3. Pengecatan imunositokimia sel endotel dengan antibodi monoklonal p5 menunjukkan inti sel endotel yang eksentrik dengan sitoplasma dan inti berwarna coklat menggambarkan aktivasi NF-kB. A. Kontrol () B. Diet tinggi kolesterol () C. Diet tinggi kol + 2mg ekstrak manggis. D. Diet tinggi kolesterol + 4mg ekstrak manggis. E. Diet tinggi kolesterol +manggis 8mg. Pembesaran 2x 3. Pengaruh diet tinggi kolesterol terhadap kadar TNF-alpha pada tikus yang diberi diet tinggi kolesterol (k+) dibanding diet normal ( ) Kadar TNF-alpha menunjukkan peningkatan yang bermakna pada tikus yang diberi diet tinggi kolesterol K(+) dibandingkan dengan diet normal K(-). Dengan rata-rata kadar TNF α kontrol positif K(+) dibandingkan kontrol negatif K(-) (,378±,1 vs,122±,8). Setelah dilakukan uji kruskal wallis didapatkan perbedaan yang signifikan dilanjutkan dengan Mann-Whitney test didapatkan perbedaan yang signifikan antara diet tinggi kolesterol K(+) dibandingkan dengan diet normal K(-) dengan p,4 ( P<,5) rata-rata kadar.2 TNF-alpha pg/ml p, Gambar 4. efek pemberian diet tinggi kolesterol terhadap kadar TNF-alpha, setelah dilakukan penghitungan kadar TNF-alpha, data dinyatakan dalam rerata ranking, n= 6, 4

5 p<,5*(bermakna) dan p >,5**(tidak bermakna); Uji Kruskal wallis dilanjutkan dengan Mann-Whitney. Kontrol (-) : diet normal; K(+) : yang diberi diet tinggi kolesterol. 2 dibandingkan 3,4,5 (,378±,1vs,26±,3,,145±,2,,13±,2) 4. Pengaruh pemberian ekstrak kulit manggis berbagai dosis terhadap kadar TNF alpha pada tikus yang diberi diet tinggi kolesterol rata-rata kadar TNFalpha pg/ml p, 8.13 Kadar TNF-alpha menunjukkan penurunan yang bermakna pada tikus yang diberi diet tinggi kolesterol dengan ekstrak kulit manggis 2mg, 4 mg, dan 8 mg ( 3,4,5) dibandingkan dengan tikus yang diberi diet tinggi kolesterol saja K(+), dengan rata-rata kadar TNF-alpha pada Gambar 5. efek pemberian ekstrak kulit manggis terhadap kadar TNF-alpha pada tikus yang diberi diet tinggi kolesterol. Data dinyatakan dalam rerata ranking, n= 6, p <,5* (bermakna) dan p >,5** ( tidak bermakna), Uji kruskal wallis, dilanjutkan dengan Mann whitney test Tabel 2. Efek Pemberian ekstrak kulit manggis pada tikus yang diberi diet tinggi kolesterol. Tampak penurunan kadar TNF-α. Std 95% Confidence Error Interval for mean TNF-α N Mean Std.Deviation Lower Bound Upper Bound Minimun maximum 1 6,122,8,33,35,28,22, ,378,1,44,263,492,245, ,26,3,12,173,238,153, ,145,2,14,114,176,99, ,13,2,11,1,161,97,161 Bila dibandingkan antar dosis, maka didapatkan perbedaan yang bermakna pada dosis 2 mg dengan p,2(p<,5). Hal ini nampak bahwa pemberian ekstrak kulit manggis dosis kecil 2 mg dapat menurunkan kadar TNF-alpha secara bermakna dibandingkan pada tikus yang diberi diet tinggi kolesterol saja K(+). Dengan semakin meningkatnya dosis ekstrak kulit manggis dari 4 mg dan 8 mg, maka kadar TNF alpha semakin menurun, didapatkan p,16 pada dosis 4 mg. Tetapi tidak terdapat perbedaan yang bermakna terhadap penurunan kadar TNFα bila dosis ekstrak kulit manggis dinaikan dari 4mg menjadi 8 mg p,297 5

6 5 Pengaruh diet tinggi kolesterol pada kadar IL-1 pada tikus yang diberi diet tinggi kolesterol K(+) dibandingkan kontrol K(-) Kadar IL-1 menunjukkan peningkatan yang bermakna pada tikus yang diberi diet tinggi kolesterol K (+) dibandingkan dengan diet normal K (-), dengan ratarata kadar IL-1 pada K (+) dibandingkan dengan K (-)(,566 ±,1 vs,31±,8), Setelah dilakukan uji beda dengan One way Anova,dan dilanjutkan dengan LSD Post- Hoc,terdapat perbedaan yang bermakna dari kadar IL-1 dari kontrol dan diet tinggi kolesterol ( p,) rata-rata kadar IL-1.3 pg/ml.2.1 P, Gambar 6 : efek pemberian diet tinggi kolesterol terhadap kadar IL-1, setelah dilakukan penghitungan kadar IL-1, data dinyatakan dalam rerata ranking, n= 6, p<,5*(bermakna) dan p >,5**(tidak bermakna); Uji One way anova, dilanjutkan Post-Hoc. Kontrol (-): diet normal ;K(+) : yang diberi diet tinggi kolesterol. 6. Pengaruh berbagai dosis ekstrak kulit manggis pada kadar IL- 1 pada tikus yang diberi diet tinggi kolesterol. Terdapat penurunan kadar IL-1 pada tikus yang diberi diet tinggi kolesterol dengan ekstrak kulit manggis dengan dosis 2 mg, 4 mg dan 8 mg, dengan kadar rata-rata IL-1 pada kontrol K(+) dibandingkan 3,4,5 (,566±,1 vs,411±,3,,341±,3,,319±,6). Setelah dilakukan uji One way anova, terdapat perbedaan yang bermakna antara kontrol dan dengan berbagai dosis ekstrak kulit manggis, dengan tingkat kemaknaan p, ( p <,5). Uji LSD Post-Hoc yang dilakukan untuk melihat pengaruh masing-masing dosis ekstrak kulit manggis terhadap penurunan kadar IL-1. Pemberian ekstrak kulit manggis dosis kecil ( 2 mg) dapat menurunkan kadar IL-1 secara bermakna p,1 ( p<,5), begitu juga dengan dosis 4mg, 8 mg dengan P, dan p,, bila dibandingkan dengan diet tinggi kolesterol saja K(+). Namun tidak didapatkan penurunan yang bermakna pada dosis 4mg dibandingkan dosis 8mg dengan p.12 dan p,584 ( p>,5). 6

7 .6.5 p,.4 rata-rata kadar IL-1 pg/ml Gambar 6. Efek pemberian ekstrak kulit manggis terhadap penurunan kadar IL-1 pada tikus yang diberi diet tinggi kolesterol. Tabel 3. Efek pemberian ekstrak kulit manggis pada tikus yang diberi diet tinggi kolesterol. Tampak penurunan kadar IL-1 IL-1 N Mean Std.Deviation Std Error 95% Confidence Interval for mean Lower Upper Bound Bound Minimun maximum 1 6,31,84,34,221,399,212, ,566,16,43,454,678,435, ,411,37,15,372,45,344, ,341,34,14,35,378,287, ,319,62,25,253,384,27,386 Uji Tuckey Post-Hoc yang dilakukan untuk melihat pengaruh masingmasing dosis ekstrak kulit manggis terhadap penurunan kadar IL-1. Pemberian ekstrak kulit manggis dosis kecil (2 mg) dapat menurunkan kadar IL-1 secara bermakna p,1 (p<,5), begitu juga dengan dosis 4mg, 8 mg dengan P, dan p,, bila dibandingkan dengan diet tinggi kolesterol saja K(+). Namun tidak didapatkan penurunan yang bermakna bila dosis ekstrak kulit manggis dinaikkan dari 4 mg menjadi 8 mg p,584. Namun dengan semakin meningkatnya dosis ekstrak kulit manggis maka kadar IL-1 semakin turun. Diskusi Pengaruh ekstrak kulit manggis pada kadar marker inflamasi (TNF-alpha, IL-1 ) melalui aktivasi NF-kB, pada tikus yang diberi diet tinggi kolesterol. Radikal bebas adalah berbagai spesies yang mempunyai eksistensi secara bebas dan mengandung satu atau lebih elektron tanpa pasangan, misalnya elektron yang tersedia pada orbital atomik atau molekular. Antioksidan adalah senyawa yang tersedia dalam konsentrasi kecil, akan tetapi mampu mencegah oksidasi substrat. Penelitian yang melihat kemampuan manggis sebagai scavening terhadap berbagai radikal bebas telah 7

8 diungkap di berbagai penelitian, antara lain terhadap radikal DPPH. Pada penelitian Chin et al (28) diungkapkan aktivitas scavenging radikal hidroksil dari beberapa xanthone yang diisolasi dari bubuk bual GML. Hanya α-mangostin dari 16 xanton yang diuji menunjukkan aktivitas scavening terhadap radikal hidroksil(ic5=,2 µg/ml). Pada penelitian Garcia et al ( 25) juga menemukan kemampuan buah manggis dalam scavening radikal hidroksil. 22,24,26 William et al (1994) menemukan bahwa α-mangostin menurunkan oksidasi LDL manusia yang diinduksi oleh cupper dan radikal peroksil. Peneliti tersebut menemukan bahwa α-mangostin mampu 1) memperpanjang lag time diena terkonjugasi pada 2,3,4 nm berdasarkan dosis, 2) menurunkan produksi thiobarbiturat acid reactive substance (TBARS), dan 3)menurunkan konsumsi α tokoferol yang diinduksi oleh oksidasi LDL. 23,24 Pengaruh diet tinggi kolesterol (hiperlipidemia) pada aktivasi NFkB pada tikus yang diberi diet tinggi kolesterol dibandingkan dengan kontrol. Stres oksidatif yang disebabkan oleh peningkatan senyawa oksigen reaktif juga memicu aktivasi NFkB. Oksidasi LDL memainkan peranan penting dalam patogenesa aterosklerosis. Oksidasi ini menyebabkan ekspresi beberapa molekul adesi pada sel endotel dan hal ini merupakan kejadian awal aterosklerosis. Jalur signal transduksi ini antara lain melalui translokasi faktor transkripsi dan ROS yang dibentuk intraseluler. LDL teroksidasi dapat mengaktivasi NF-kB melalui peningkatan produksi ROS, Hal ini dibuktikan oleh Cominacini yang meneliti peningkatan produksi ROS melalui ikatan LDL teroksidasi pada LOX-1 pada bovine aortic endothelial cells. Pada penelitian kami didapatkan peningkatan aktivasi NF-kB pada tikus yang diberi diet tinggi kolesterol. Stress oksidative, karakteristik ditandai dengan adanya radikal bebas telah diduga merupakan potensial stimulus untuk aktivasi NF-kB dan anti oksidan merupakan inhibitor yang poten untuk aktivasi NF-kB. Dengan adanya stimuli, terjadi aktivasi kaskade serine kemudian menyebabkan terjadinya fosforilasi IkB sebagai substrat untuk ubikuinasi mengalami degradasi proteolitik melalui ATP-dependen 26S proteasome compleks menyebabkan heterodimer NF-kB bebas bertanslokasi ke dalam nukleus yang kemudian berikatan dengan bahan-bahan gene promoter. NF-kB dapat meregulasi sejumlah gen termasuk grpwth faktor VGEF, sitokin-sitokin pro inflamasi ( TNFα, IL-1) AGE, molekul adesi ( VICAM-1, ICAM, E selektin). 6,9,1,11 Pada penelitian kami di dapatkan peningkatan aktivasi NF-kB pada tikus yang diberi diet tinggi kolesterol K(+) dibandingkan dengan kontrol K(-) Pengaruh diet tinggi kolesterol pada kadar TNF alpha,il-1 pada tikus 8

9 yang diberi diet tinggi kolesterol dibanding kontrol. Aktivasi NF-kB menyebabkan peningkatan berbagai macam gen yang memediasi respon imun, antara lain sitokin keradangan (TNF-α,IL-1), enzim (inos), dan molekul adesi (VCAM- 1,ICAM-1). TNF-α dan IL-1 meningkat pada proses keradangan akut dan kronis. Stimulus yang dapat mempengaruhi NF- KB untuk menghasilkan kadar TNF-α adalah teroksidasi. Peningkatan kadar TNF-α dan IL-1 pada tikus yang diberi diet tinggi kolesterol dibanding kontrol pada penelitian ini, menunjukkan bahwa aktivasi NF-kB menyebabkan meningkatnya produksi TNF-α,IL-1 14,18,1925,26 Pengaruh berbagai dosis ekstrak kulit manggis pada aktivasi NF-kB pada tikus yang diberi diet tinggi kolesterol Didapatkan hambatan yang bermakna pada aktivasi NF-kB dan penurunan kadar TNF-α. IL-1 pada tikus yang diberi diet tinggi kolesterol dari dosis 2mg sampai 8 mg ekstrak kulit manggis dibandingkan dengan diet tinggi kolesterol K(+), dengan signifikansi p,. Pada uji One way anova, dilanjutkan dengan Post-Hoc, didapatkan hambatan pada aktivasi NFkB namun tidak signifikan pada dosis 2 mg dengan P >,5, namun didapatkan penurunan yang signifikan pada dosis 4 mg dan 8 mg dengan p, ( P<,5).Pada penelitian Chonmawang et all (27) membuktikan kemampuan ekstrak etanolik dari GML dalam menurunkan pembentukkan radikalsuperoksidadari polimorfonuklear leukosit dibandingkan ekstrak H.cordata, E. Odoratum, dan S. Alata. 23,25,27 Pada penelitian William et al (1994) menemukan bahwa α-mangostin menurunkan oksidasi LDL manusia yang diinduksi oleh cupper dan radikal peroksil. Penelitian ini sesuai dengan yang kami dapatkan bahwa ekstrak kulit manggis memilik efek pada hambatan aktivasi NF-kB pada tikus yang diberi diet tinggi kolesterol dengan ekstrak kulit manggis berbagai dosis. 12,13,21 Pengaruh berbagai dosis ekstrak kulit manggis pada kadar TNF-α dan IL-1 pada tikus yang diberi diet tinggi kolesterol Kadar TNF-alpha dan IL-1 meningkat pada tikus yang diberi diet tinggi kolesterol K(+) dibanding kontrol K (-) ( p,) dan menurun pada tikus yang diberi ekstrak kulit manggis sesuai dengan peningkatan dosis. LDL teroksidasi yang diidentifikasi sebagai komponen utama dalam perkembangan aterosklerosis pada tahap awal maupun akhir mampu memodulasi aktivasi NFkB. Kemampuan dari ekstrak kulit manggis sebagai antioksidan xanthon, menurunkan ROS intraseluler dan kemampuan dari α mangostin menurunkan oksidasi LDL ( penelitian william et al 1994), hambatan pada IkB kinase dapat menghambat aktivasi NFkB, sehingga terjadi penurunan kadar TNF-α dan IL-1 dalam sirkulasi. 9,1,22 Penelitian ini sesuai dengan yang kami dapatkan pada penelitian ini, dimana terdapat penurunan kadar TNF alpha, IL-1 sesuai dengan peningkatan dosis. Namun kurang signifikan pada dosis 4 mg dan 8 mg.dengan penurunan kadar TNFα dan IL-1 maka proses inflamasi dan respon seluler termasuk aktifasi gen yang terlibat dalam inflamasi dan 9

10 regulasi imun dapat dihambat, sehingga proses disfungsi endotel dapat dicegah, dimana TNF-α dan IL-1 sendiri juga merupakan stimulus aktivasi NF-kB. 8,13,14 Kesimpulan : Pada penelitian ini, ektrak kulit manggis secara signifikan menunjukkan hambatan pada aktivasi NF-kB dan penurunan kadar TNF, IL-1 pada tikus yang diberi diet tinggi kolesterol. Untuk menghambat aktivasi NF-kB diperlukan dosis yang lebih besar yaitu 4mg ekstrak kulit manggis, namun untuk menurunkan kadar TNF-α dan IL-1 secara signifikan cukup dengan dosis ekstrak kulit manggis 2 mg. Saran Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk menilai apakah penurunan kadar IL-1 dan TNF-α melakui hambatan pada aktivitas IkB kinase(ikk), karena tidak dilakukan pemeriksaan aktifitas IkB kinase melalui IkBα protein. Dan kami tidak meneliti berapa lama kerja dari ekstrak kulit manggis ini, untuk menetukan berapa kali konsumsi ekstrak kulit manggis ini diberikan sebagai anti inflamasi kronik. Daftar pustaka 1.Anthony C Dwek, A review of mangosteen. In Chem Pharm Bull 23;51: Nakatani keigo, Tohru yamakuni, mangostin Inhibits inhibitor B kinase activity and decreases Lipopolysaccharide induced cyclooxygenase-2 gene expression in C6 Rat Glioma cells, in Mol Pharmacol, 24; 66: Chen. L.G. Yang. L.L. Wang. C.C. Antiinflammatory activity of Mangostins from Garcinia mangostana. Food Chem. Toxicol.27; 46: Jose Pedraza Chaverri, Noemi Cardenas. Medical properties of mangosteen in Food and Chemical Toxicology.28;46: Chen. L.G. Yang. L.L. Wang. C.C. Antiinflammatory activity of Mangostins from Garcinia mangostana. Food Chem. Toxicol.27; 46: Nakatani keigo, Tohru yamakuni, mangostin Inhibits inhibitor B kinase activity and decreases Lipopolysaccharide induced cyclooxygenase-2 gene expression in C6 Rat Glioma cells, in Mol Pharmacol, 24; 66: Nakatani keigo,manasori atsumi, Inhibition of histamine release and prostaglandin E2 synthesis by mangosteen, a Thai medicinal plant. In Bio Pharm Bull 22 ; 24: Anthony C Dwek, A review of mangosteen. In Chem Pharm Bull 23;51: Wantana Rean mongkoh, Evaluation of the analgesic, antipyretic activities of the extracts from the pericarps of garcinia mangostana in experimental animal, Hat yai Songkhla 28, Thailand. 1. Suksamram sunit, Narisara suwannapoch, Xanthone from the green fruit hull of arcinia mangostana. J. Nat Prod. 22;65: Les Bernson M,D FACP, Science of the mangosteen and the role of inflammation on chronic disease 28.in FDA regulation prohibit the use therapeutic or med clinic 12. martin R, Hoeth M, Schmid j. The transcription factor NF-kB and the regulation of 1

11 vascular cell function. Arterioscler Throm Vasc Biol. 2;1: De-jian jiang,zhong dai, yuan-jian Li, Pharmacological effects of Xanthones as cardiovascular Protective Agents, cardiovascular Drug review.24 ; pp Chomnawang. M.T. Surassmo. S. Nukoolkarn. V.S. Gritsanapan. W. Effect Of Garcinia mangostana on inflammation caused by Propionibacterium acnes. Fitoterapia.27; 78: Huang. Y.L. Chen. C.C. Chen. Y.J. Huang. R.L. Shieh. B.J. Three xanthones and a benzophenone from Garcinia mangostana. J. Nat. Prod.21; 64, Jung. H.A. Su. B.N. Keller, W.J. Mehta, R.G. Kinghorn, D. Antioxidant Xanthones from pericarp of Garcinia mangostana (Mangosteen). J. Agric. Food. Chem.26; 54: Moongkarndi, P. Kosem, N. Kaslunga, S. Luanratana O. Pongpan, N. Neungton, N. Antiproliferation, antioxidation and induction of apoptosis by Garcinia mangostana (mangosteen) on SKBR3 human breast cancer cell line. J Ethnopharmacol.24; 9: Peres, V. Nagem, T.J. Faustino de Oliveira, F.Tetraoxygenated naturally occurring xantones. Phytochemistry.2; 55, Nakatani K, et al. Inhibition of cyclooxygenase and prostaglandin E2 synthesis by gamma-mangostin, a xanthone derivative in mangosteen, in C6 rat glioma cells. Biochem Pharmacol. 22;1:63(1): Suksamrarn S, et al. Antimycobacterial activity of prenylated xanthones from the fruits of Garcinia mangostana. Chem Pharm Bull (Tokyo). 23 ;Jul;51(7): Linuma M,Tosa H. Antibacterial activity of xanthones from guttiferaeous plants against methicilin-resistant Staphylococcus aureus. J Pharm Pharmaco 22. Madamanchi NR, Vendrov A, Runge MS. Oxidative stress and vascular disease. Arteriosclerosis Thrombosis Vascular Biology :24;25: Nuttavut Kosem,Youn-Hee Han. Antioksidan and cytoprotective antivities of methanolic extract from Garcinia mangostana Hull : 27;microbiology department,mahidol universiti,bangkok. 24. Moongkarndi PKosem N,kaslungka s,o pongpan N. Antiproliferation antioksi dan and induction of apoptosis by Garcinia Mangostana on SKBR3 human breast cancer cel line.j Ethnopharmacol :24;9: Akkarach Bumrungpert,Ruchan eekorn w.kalpravidh. Xanthone from mangosteen Inhibit Inflammation in Human Macrophages and in Human adipocytes exposed to macrophage-condition media. J.Nutr:21:14; Korbintan Brand, Sharon page, Impaired endothelial and smooth muscle cell function in oxidative stress role of NF-kB in atherogenesis, experimental Physiol.1997 ;82: Tucker Collin, Myron I. Nf-kB Pivotal mediator or innocent by standar in atherogenesis, J of Clin Invest 21;17(3) dwilaksono adiputro, mekanisme antioksidan kulit manggis (garcinia mangostana,linn) sebagai antiinflamasi pada aterogenesis,21 11

BAB I PENDAHULUAN. Sel Leydig merupakan sel berbentuk poligonal dan. berukuran besar, terletak di interstisial testis (Ross

BAB I PENDAHULUAN. Sel Leydig merupakan sel berbentuk poligonal dan. berukuran besar, terletak di interstisial testis (Ross BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sel Leydig merupakan sel berbentuk poligonal dan berukuran besar, terletak di interstisial testis (Ross & Pawlina, 2011). Machluf et al. (2003) menyatakan bahwa sel

Lebih terperinci

BAB VI PEMBAHASAN. Analisis jumlah limfosit T CD4+ pada penelitian ini dijadikan baseline yang juga

BAB VI PEMBAHASAN. Analisis jumlah limfosit T CD4+ pada penelitian ini dijadikan baseline yang juga 54 BAB VI PEMBAHASAN Analisis jumlah limfosit T CD4+ pada penelitian ini dijadikan baseline yang juga berperan sebagai Immunological recovery pada saat memulai terapi ARV sehingga dapat memaksimalkan respon

Lebih terperinci

EFEK PEMBERIAN EKSTRAK BUAH PARE

EFEK PEMBERIAN EKSTRAK BUAH PARE EFEK PEMBERIAN EKSTRAK BUAH PARE (Momordica charantia) TERHADAP AKTIVASI Vascular Cell Adhesion Molecule-1 (VCAM-1) PADA AORTA TIKUS WISTAR JANTAN YANG DIBERI DIET ATEROGENIK SKRIPSI Oleh Lilis Rahmawati

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mulai bergeser dari penyakit infeksi ke penyakit metabolik. Dengan meningkatnya

BAB I PENDAHULUAN. mulai bergeser dari penyakit infeksi ke penyakit metabolik. Dengan meningkatnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini di seluruh dunia termasuk Indonesia kecenderungan penyakit mulai bergeser dari penyakit infeksi ke penyakit metabolik. Dengan meningkatnya globalisasi dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serat. Kurangnya aktivitas fisik dan mengkonsumsi makanan tinggi lemak termasuk

BAB I PENDAHULUAN. serat. Kurangnya aktivitas fisik dan mengkonsumsi makanan tinggi lemak termasuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Perubahan gaya hidup masyarakat mulai banyak terjadi sejalan dengan kemajuan teknologi. Gaya hidup yang kurang aktivitas fisik mulai banyak ditemukan, bahkan sudah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Antipsikotik merupakan obat yang digunakan untuk menangani. mencegah kekambuhan, tetapi memerlukan waktu terapi yang lama.

BAB I PENDAHULUAN. Antipsikotik merupakan obat yang digunakan untuk menangani. mencegah kekambuhan, tetapi memerlukan waktu terapi yang lama. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Antipsikotik merupakan obat yang digunakan untuk menangani berbagai macam gangguan psikosis, seperti bipolar, mania, gangguan waham, dan yang paling sering adalah skizofrenia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berat badan lahir merupakan berat bayi baru lahir yang diukur dalam satu jam pertama kehidupan. Bayi baru lahir normal adalah bayi baru lahir dari kehamilan yang aterm

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. dengan prevalensi yang masih tinggi di dunia. Menurut WHO tahun 2006,

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. dengan prevalensi yang masih tinggi di dunia. Menurut WHO tahun 2006, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Penyakit periodontal merupakan salah satu penyakit rongga mulut dengan prevalensi yang masih tinggi di dunia. Menurut WHO tahun 2006, prevalensi penyakit periodontal

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Perbedaan Rerata Berat Badan Tikus Putih (Rattus novergicus) Pre

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Perbedaan Rerata Berat Badan Tikus Putih (Rattus novergicus) Pre A. Hasil Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Perbedaan Rerata Berat Badan Tikus Putih (Rattus novergicus) Pre test dan Post test Pemberian Induksi Asap Rokok dan Ekstrak Kulit Jeruk Manis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hormon testosteron merupakan bagian penting dalam. kesehatan pria. Testosteron memiliki fungsi utama dalam

BAB I PENDAHULUAN. Hormon testosteron merupakan bagian penting dalam. kesehatan pria. Testosteron memiliki fungsi utama dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hormon testosteron merupakan bagian penting dalam kesehatan pria. Testosteron memiliki fungsi utama dalam proses spermatogenesis dan pembentukan karakteristik seksual

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. membuat kadar kolesterol darah sangat sulit dikendalikan dan dapat menimbulkan

BAB 1 PENDAHULUAN. membuat kadar kolesterol darah sangat sulit dikendalikan dan dapat menimbulkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pola makan modern yang banyak mengandung kolesterol, disertai intensitas makan yang tinggi, stres yang menekan sepanjang hari, obesitas dan merokok serta aktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kebiasaan merokok dapat menyebabkan timbulnya berbagai macam

BAB I PENDAHULUAN. Kebiasaan merokok dapat menyebabkan timbulnya berbagai macam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebiasaan merokok dapat menyebabkan timbulnya berbagai macam penyakit seperti kanker paru dan tumor ganas lainnya, penyakit paru obstruksi kronis (PPOK), dan kardiovaskular.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Malaria adalah penyakit menular yang disebabkan oleh parasit (protozoa) dari genus plasmodium yang dapat ditularkan melalui cucukan nyamuk anopheles betina. Penyakit

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan post

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan post 23 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan post test only group design. Penelitian eksperimental bertujuan untuk mengetahui kemungkinan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kontributor utama terjadinya aterosklerosis. Diabetes mellitus merupakan suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. kontributor utama terjadinya aterosklerosis. Diabetes mellitus merupakan suatu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada pasien Diabetes Mellitus tipe 2 adalah insiden kardiovaskuler yang didasari oleh proses aterosklerosis. Peningkatan Agregasi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Secara alamiah seluruh komponen tubuh setelah mencapai usia dewasa tidak

PENDAHULUAN. Secara alamiah seluruh komponen tubuh setelah mencapai usia dewasa tidak 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara alamiah seluruh komponen tubuh setelah mencapai usia dewasa tidak dapat berkembang lagi, tetapi justru terjadi penurunan fungsi tubuh karena proses penuaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Merokok merupakan salah satu gaya hidup masyarakat yang sangat berpengaruh terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Merokok merupakan salah satu gaya hidup masyarakat yang sangat berpengaruh terhadap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Merokok merupakan salah satu gaya hidup masyarakat yang sangat berpengaruh terhadap kesehatan manusia. Seseorang yang telah lama merokok mempunyai prevalensi tinggi

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. post test only control group design. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

BAB V PEMBAHASAN. post test only control group design. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui BAB V PEMBAHASAN Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik dengan the post test only control group design. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak kulit

Lebih terperinci

Kata kunci: Dosis bertingkat, gambaran histopatologi ginjal, Garcina mangostana L., rifampisin.

Kata kunci: Dosis bertingkat, gambaran histopatologi ginjal, Garcina mangostana L., rifampisin. Abstract The Influence Effect Kidney Histopathology of Mangosteen Rind (Garcina mangostana L.) 40% Ethanol Extract on Rifampicin in Male Rat. Amalina HA, Muhartono, Fiana DN Faculty of Medicine Lampung

Lebih terperinci

ABSTRAK EFEK EKSTRAK ETANOL KULIT MANGGIS

ABSTRAK EFEK EKSTRAK ETANOL KULIT MANGGIS ABSTRAK EFEK EKSTRAK ETANOL KULIT MANGGIS (Garcinia mangostana L.) TERHADAP KADAR KOLESTEROL TOTAL SERUM TIKUS WISTAR JANTAN YANG DIINDUKSI PAKAN TINGGI LEMAK DIBANDINGKAN SIMVASTATIN Jessica Angela Haryanto,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dunia sekarang mengalami penderitaan akibat dampak epidemik dari berbagai penyakit penyakit akut dan kronik yang semakin meningkat dari tahun ke tahun. Penyakit penyakit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sepsis merupakan sindroma klinik akibat respon yang berlebihan dari sistem

BAB I PENDAHULUAN. Sepsis merupakan sindroma klinik akibat respon yang berlebihan dari sistem 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sepsis merupakan sindroma klinik akibat respon yang berlebihan dari sistem imun yang distimulasi oleh mikroba atau bakteri yang dapat menyebabkan kerusakan jaringan,

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN BAB V HASIL PENELITIAN 5.1 Karakteristik Subjek Penelitian Untuk menjawab tujuan dan membuktikan hipotesis, pada penelitian ini menggunakan 72 ekor hewan, dikelompokkan ke dalam 3 kelompok waktu perlakuan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Rifampisin adalah terapi lini pertama dari TBC, terutama dalam kombinasi

I. PENDAHULUAN. Rifampisin adalah terapi lini pertama dari TBC, terutama dalam kombinasi I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Obat merupakan zat kimia yang meracuni tubuh manusia bila pemberiannya tidak sesuai dosis. Obat yang menyebabkan gangguan cukup banyak termasuk antibiotik yang sebenarnya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Subyek Penelitian Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan penurunan kadar HsCRP dan tekanan darah antara pemberian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Perbedaan Rerata Berat Badan Tikus Putih (Rattus novergicus) Pre

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Perbedaan Rerata Berat Badan Tikus Putih (Rattus novergicus) Pre BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL 1. Perbedaan Rerata Berat Badan Tikus Putih (Rattus novergicus) Pre Test dan Post Test yang Diinduksi Asap Rokok dan Diberi Ekstrak Kulit Jeruk (Citrus Sinensis) Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jenis kanker yang mempunyai tingkat insidensi yang tinggi di dunia, dan kanker kolorektal) (Ancuceanu and Victoria, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. jenis kanker yang mempunyai tingkat insidensi yang tinggi di dunia, dan kanker kolorektal) (Ancuceanu and Victoria, 2004). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Insiden penyakit kanker di dunia mencapai 12 juta penduduk dengan PMR 13%. Diperkirakan angka kematian akibat kanker adalah sekitar 7,6 juta pada tahun 2008. Di negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Inflamasi adalah reaksi tubuh terhadap jejas yang terjadi dalam tubuh manusia. Inflamasi, bila terjadi terus menerus dalam waktu lama maka merupakan salah satu faktor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sudah banyak pemanfaatan tanaman obat Indonesia untuk menanggulangi

BAB I PENDAHULUAN. Sudah banyak pemanfaatan tanaman obat Indonesia untuk menanggulangi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sudah banyak pemanfaatan tanaman obat Indonesia untuk menanggulangi berbagai macam penyakit di Indonesia. Seiring dengan adanya slogan back to nature, obat tradisional

Lebih terperinci

Di seluruh dunia dan Amerika, dihasilkan per kapita peningkatan konsumsi fruktosa bersamaan dengan kenaikan dramatis dalam prevalensi obesitas.

Di seluruh dunia dan Amerika, dihasilkan per kapita peningkatan konsumsi fruktosa bersamaan dengan kenaikan dramatis dalam prevalensi obesitas. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini studi tentang hubungan antara makanan dan kesehatan memerlukan metode yang mampu memperkirakan asupan makanan biasa. Pada penelitian terdahulu, berbagai upaya

Lebih terperinci

ABSTRAK. PENGARUH SARI BUAH MERAH (Pandanus conoideus Lam.) TERHADAP KADAR INTERLEUKIN-1 PADA MENCIT MODEL KANKER KOLOREKTAL

ABSTRAK. PENGARUH SARI BUAH MERAH (Pandanus conoideus Lam.) TERHADAP KADAR INTERLEUKIN-1 PADA MENCIT MODEL KANKER KOLOREKTAL ABSTRAK PENGARUH SARI BUAH MERAH (Pandanus conoideus Lam.) TERHADAP KADAR INTERLEUKIN-1 PADA MENCIT MODEL KANKER KOLOREKTAL Harry Pribadi, 2010. Pembimbing I : Hana Ratnawati, dr., M.Kes Pembimbing II

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas fisik adalah setiap pergerakan tubuh akibat otot-otot skelet yang

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas fisik adalah setiap pergerakan tubuh akibat otot-otot skelet yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aktivitas fisik adalah setiap pergerakan tubuh akibat otot-otot skelet yang mengakibatkan pengeluaran energi. 1 Aktivitas fisik dapat memberi pengaruh positif pada

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. respon terhadap stres adalah hippocampus. Hippocampus merupakan bagian dari

BAB I. PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. respon terhadap stres adalah hippocampus. Hippocampus merupakan bagian dari 14 BAB I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Tantangan yang terjadi di masyarakat pada saat ini dapat mengakibatkan stres pada manusia(garciá et al., 2008). Organ yang berperan penting dalam respon terhadap

Lebih terperinci

The Effect of Mangosteen Peel Extract on Sperm Motility and Sperm Count of Swiss Webster Mice Induced by Hard Physical Exercise

The Effect of Mangosteen Peel Extract on Sperm Motility and Sperm Count of Swiss Webster Mice Induced by Hard Physical Exercise The Effect of Mangosteen Peel Extract on Sperm Motility and Sperm Count of Swiss Webster Mice Induced by Hard Physical Exercise Ardi Prawira 1, Stella Tinia 2, Sylvia Soeng 3 1 Faculty of Medicine, Maranatha

Lebih terperinci

Aktifitas Anti Oksidan Ekstrak Metanol 70% Daun Krokot (Portulaca oleracea L.)

Aktifitas Anti Oksidan Ekstrak Metanol 70% Daun Krokot (Portulaca oleracea L.) Aktifitas Anti Oksidan Ekstrak Metanol 70% Daun Krokot (Portulaca oleracea L.) OLEH : S. A n d h i J u s u p, d r, M. K e s S e t y o S r i R a h a r j o, d r. M K e s F A K U L T A S K E D O K T E R A

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4. 1. Hasil 4. 1. 1. Karakteristik Subjek Penelitian Tujuan khusus penelitian ini adalah menganalisis fungsi VEGF 121 rekombinan sebagai terapi preeklamsia, terutama ekspresi

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Kebiasaan merokok berhubungan dengan peningkatan angka kesakitan dan

BAB I. PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Kebiasaan merokok berhubungan dengan peningkatan angka kesakitan dan BAB I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kebiasaan merokok berhubungan dengan peningkatan angka kesakitan dan kematian (Stirban et al., 2012). Merokok telah menjadi gaya hidup tidak sehat hampir di seluruh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik karbohidrat, yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik karbohidrat, yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik karbohidrat, yang ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah (hiperglikemia) akibat berkurangnya sekresi insulin,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manggis merupakan tumbuhan fungsional karena sebagian besar tumbuhan tersebut dapat dimanfaatkan sebagai obat. Akan tetapi, masih belum diketahui efek sampingnya (Pasaribu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) sudah menjadi masalah kesehatan yang cukup serius di negara maju. Di Amerika Serikat (USA) dan negara-negara Eropa, 33,3% -50% kematian

Lebih terperinci

PENGARUH INJEKSI LEPTIN JANGKA PENDEK TERHADAP KADAR ADIPONEKTIN DALAM SERUM Rattus norvegicus STRAIN WISTAR YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

PENGARUH INJEKSI LEPTIN JANGKA PENDEK TERHADAP KADAR ADIPONEKTIN DALAM SERUM Rattus norvegicus STRAIN WISTAR YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK PENGARUH INJEKSI LEPTIN JANGKA PENDEK TERHADAP KADAR ADIPONEKTIN DALAM SERUM Rattus norvegicus STRAIN WISTAR YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK Dian Prawibawa 1, M Rasjad indra 2, Bambang Prijadi 3 1 2 3 Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Perbedaan Rerata Berat Badan Tikus Putih (Rattus novergicus)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Perbedaan Rerata Berat Badan Tikus Putih (Rattus novergicus) BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Perbedaan Rerata Berat Badan Tikus Putih (Rattus novergicus) Pretest dan Post Test yang Diinduksi Asap Rokok dan Diberi Ekstrak Kulit Jeruk Manis (Citrus sinensis)

Lebih terperinci

1 Universitas Kristen Maranatha

1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Malaria merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit intraseluler Protozoa, yaitu genus Plasmodium, menginfeksi 500 juta dan membunuh lebih dari 1 juta jiwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan dasar yang sama dengan telepon tetap kabel, namun dapat

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan dasar yang sama dengan telepon tetap kabel, namun dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Handphone adalah perangkat telekomunikasi elektronik yang mempunyai kemampuan dasar yang sama dengan telepon tetap kabel, namun dapat dibawa ke mana-mana (portable,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia tidak dapat lepas dari pengolahan makanan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia tidak dapat lepas dari pengolahan makanan dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat Indonesia tidak dapat lepas dari pengolahan makanan dengan cara penggorengan. Minyak kelapa sawit merupakan jenis minyak utama yang digunakan masyarakat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mikroorganisme Mycobacterium tuberculosis yang terutama menyerang paru,

I. PENDAHULUAN. mikroorganisme Mycobacterium tuberculosis yang terutama menyerang paru, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis adalah infeksi bakteri melalui udara yang disebabkan oleh mikroorganisme Mycobacterium tuberculosis yang terutama menyerang paru, meskipun organ dan jaringan-jaringan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang ilmu Biokimia dan Farmakologi. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Akhir-akhir ini kehidupan mulai beranjak kembali kepada obat-obatan

I. PENDAHULUAN. Akhir-akhir ini kehidupan mulai beranjak kembali kepada obat-obatan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Akhir-akhir ini kehidupan mulai beranjak kembali kepada obat-obatan tradisional yang harganya lebih terjangkau dan memiliki efek samping minimal (Murti & Poerba, 2010).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Cedera ginjal akut (Acute Kidney Injury / AKI) memiliki insidensi yang terus meningkat setiap tahunnya

BAB I PENDAHULUAN. Cedera ginjal akut (Acute Kidney Injury / AKI) memiliki insidensi yang terus meningkat setiap tahunnya 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Cedera ginjal akut (Acute Kidney Injury / AKI) memiliki insidensi yang terus meningkat setiap tahunnya (Cerda et al., 2008). Berbagai macam strategi pencegahan telah

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL PENELITIAN

BAB 5 HASIL PENELITIAN 0 BAB 5 HASIL PENELITIAN Berdasarkan pengamatan menggunakan mikroskop dengan pembesaran 4x dan 10x terhadap 60 preparat, terlihat adanya peradangan yang diakibatkan aplikasi H 2 O 2 10%, serta perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Makanan adalah sumber kehidupan. Di era modern ini, sangat banyak berkembang berbagai macam bentuk makanan untuk menunjang kelangsungan hidup setiap individu. Kebanyakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tubuh. Radikal bebas merupakan molekul yang terbentuk akibat kerusakan

BAB I PENDAHULUAN. tubuh. Radikal bebas merupakan molekul yang terbentuk akibat kerusakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Malondialdehid (MDA) adalah salah satu marker radikal bebas dalam tubuh. Radikal bebas merupakan molekul yang terbentuk akibat kerusakan oksidatif. 1 Malondialdehid

Lebih terperinci

Kata kunci: perlemakan hati, rosela, bengkak keruh, steatosis, inflamasi lobular, degenerasi balon, fibrosis

Kata kunci: perlemakan hati, rosela, bengkak keruh, steatosis, inflamasi lobular, degenerasi balon, fibrosis ABSTRAK PENGARUH EKSTRAK KELOPAK BUNGA ROSELLA (Hibiscus sabdariffa Linn) TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGIS PERLEMAKAN HATI PADA TIKUS WISTAR JANTAN YANG DIBERI PAKAN TINGGI LEMAK Ricky Bonatio Hutagalung,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam masyarakat latihan fisik dipahami sebagai olahraga. Olahraga dapat mempertahankan dan meningkatkan kesehatan tubuh, serta berdampak pada kinerja fisik. Olahraga

Lebih terperinci

BAB 5 PEMBAHASAN. Telah dilakukan penelitian terhadap 100 penderita stroke iskemik fase akut,

BAB 5 PEMBAHASAN. Telah dilakukan penelitian terhadap 100 penderita stroke iskemik fase akut, lxxiii BAB 5 PEMBAHASAN Telah dilakukan penelitian terhadap 100 penderita stroke iskemik fase akut, setelah dialokasikan secara acak 50 penderita masuk kedalam kelompok perlakuan dan 50 penderita lainnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah. karbohidrat, lemak dan protein. Diabetes Mellitus terjadi akibat keterbatasan

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah. karbohidrat, lemak dan protein. Diabetes Mellitus terjadi akibat keterbatasan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Diabetes Mellitus (DM) adalah sindroma gangguan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein. Diabetes Mellitus terjadi akibat keterbatasan insulin dan menurunnya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. intervensi), Kelompok II sebagai kontrol positif (diinduksi STZ+NA),

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. intervensi), Kelompok II sebagai kontrol positif (diinduksi STZ+NA), BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian ini menggunakan tikus jantan strain Sprague dawley dengan berat badan > 150 gram dan umur 2 bulan. Sebanyak 30 tikus diadaptasi selama 3 hari,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat zaman sekarang terpapar oleh banyaknya makanan tinggi

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat zaman sekarang terpapar oleh banyaknya makanan tinggi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masyarakat zaman sekarang terpapar oleh banyaknya makanan tinggi lemak. Lemak memang dibutuhkan bagi tubuh karena mempunyai berbagai fungsi, namun konsumsi lemak yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pengamatan Neuron Pyramidal CA1 Hippocampus

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pengamatan Neuron Pyramidal CA1 Hippocampus BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Penelitian ini telah mendapatkan persetujuan dari Komite Etik Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia dengan nomor 19/Ka.Kom.Et/70/KE/III/2016.

Lebih terperinci

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian ini telah mengajukan izin kelayakan penelitian ke Komite Etik FK UII dengan nomor protokol 12/Ka.Kom.Et/70/KE/XII/2015. Hasil penelitian terhadap

Lebih terperinci

Abstrak. Abstract. Pendahuluan

Abstrak. Abstract. Pendahuluan 1 Efek Pemberian Ekstrak Buah Pare (Momordica charantia) Terhadap Kadar NF-kB (Nuclear Factor Kappa Beta) Pada Tikus Wistar (Rattus norvegicus) yang Diberi Diet Aterogenik (The Effect of Momordica charantia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Infertilitas adalah tidak terjadinya kehamilan setelah menikah 1 tahun atau lebih meskipun pasangan tersebut melakukan hubungan seksual secara teratur tanpa adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini pesatnya kemajuan teknologi telah banyak membawa perubahan pada pola hidup masyarakat secara global termasuk dalam hal pola makan. Seiring dengan berkembangnya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. berkhasiat obat (biofarmaka) dan kurang lebih 9606 spesies tanaman obat

I. PENDAHULUAN. berkhasiat obat (biofarmaka) dan kurang lebih 9606 spesies tanaman obat I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bangsa Indonesia memiliki begitu banyak plasma nuftah tanaman berkhasiat obat (biofarmaka) dan kurang lebih 9606 spesies tanaman obat terdapat di negara ini. Menurut Taslim

Lebih terperinci

ABSTRAK. Yuvina Ria Octriane, 2014, Pembimbing I : Dr. Meilinah Hidayat, dr., M.Kes. Pembimbing II : Sylvia Soeng, dr., M.Kes.,PA(K).

ABSTRAK. Yuvina Ria Octriane, 2014, Pembimbing I : Dr. Meilinah Hidayat, dr., M.Kes. Pembimbing II : Sylvia Soeng, dr., M.Kes.,PA(K). ABSTRAK AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL KEDELAI VARIETAS DETAM 1 (Glycine max L. Merr) DAN DAUN JATI BELANDA (Guazuma ulmifolia) SERTA KOMBINASINYA TERHADAP KADAR MALONDIALDEHYDE (MDA) PLASMA TIKUS

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.1.1. Deskripsi subjek penelitian Subjek penelitian adalah tikus putih galur Wistar (Rattus Norvegicus) jantan usia sekitar 3 bulan dengan berat badan 120-220 gram.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit kardiovaskular merupakan penyakit dengan angka kematian terbesar

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit kardiovaskular merupakan penyakit dengan angka kematian terbesar BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit kardiovaskular merupakan penyakit dengan angka kematian terbesar di dunia. WHO mencatat hingga tahun 2008 sebanyak 17,3 juta orang telah meninggal akibat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker kolorektal adalah kanker ketiga tersering di dunia dan merupakan penyebab kematian akibat kanker kedua di Amerika Serikat, setelah kanker paru-paru. Pada tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahwa prevalensi alergi terus meningkat mencapai 30-40% populasi

BAB I PENDAHULUAN. bahwa prevalensi alergi terus meningkat mencapai 30-40% populasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang World Allergy Organization (WAO) tahun 2011 mengemukakan bahwa prevalensi alergi terus meningkat mencapai 30-40% populasi dunia. 1 World Health Organization (WHO) memperkirakan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Farmakologi. Penelitian ini termasuk dalam lingkup kelimuan Biokimia dan 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium

Lebih terperinci

ABSTRAK. EFEK EKSTRAK KULIT BUAH NAGA MERAH (Hylocereus polyrhizus) TERHADAP PENURUNAN KADAR KOLESTEROL LDL PADA TIKUS JANTAN GALUR WISTAR

ABSTRAK. EFEK EKSTRAK KULIT BUAH NAGA MERAH (Hylocereus polyrhizus) TERHADAP PENURUNAN KADAR KOLESTEROL LDL PADA TIKUS JANTAN GALUR WISTAR ABSTRAK EFEK EKSTRAK KULIT BUAH NAGA MERAH (Hylocereus polyrhizus) TERHADAP PENURUNAN KADAR KOLESTEROL LDL PADA TIKUS JANTAN GALUR WISTAR Theresia Vania S S, 2015, Pembimbing I : Lusiana Darsono, dr.,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan jumlah penyandang diabetes cukup besar untuk tahun-tahun

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan jumlah penyandang diabetes cukup besar untuk tahun-tahun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berbagai penelitian epidemiologi menunjukkan adanya kecenderungan peningkatan angka insidens dan prevalensi diabetes melitus (DM) tipe 2 di berbagai penjuru dunia. WHO

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia, terutama usia dewasa. Insidensi dan prevalensinya meningkat

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia, terutama usia dewasa. Insidensi dan prevalensinya meningkat 16 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Stroke merupakan penyebab kematian ke tiga setelah penyakit jantung dan kanker serta merupakan penyebab kecacatan tertinggi pada manusia, terutama usia dewasa. Insidensi

Lebih terperinci

Fakhmiyogi, Muhartono, Fiana DN Faculty of Medicine Lampung University

Fakhmiyogi, Muhartono, Fiana DN Faculty of Medicine Lampung University The Effect of Administrating Ethanol Extract 40% of Mangosteen Peel (Garcinia mangostana L.) Towards A Liver Histopathology and The Male Strain Sprague dawley of The Kidney of White Rats (Rattus norvegicus)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan, manusia amat tergantung kepada alam sekeliling. Yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan, manusia amat tergantung kepada alam sekeliling. Yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan, manusia amat tergantung kepada alam sekeliling. Yang paling mendasar manusia memerlukan oksigen, air serta sumber bahan makanan yang disediakan alam.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gaya hidup masyarakat saat ini cenderung memiliki kebiasaan gaya hidup yang tidak sehat, seperti kurang aktivitas fisik, kurang olah raga, kebiasaan merokok dan pola

Lebih terperinci

TERAPI INTEGRATIF PENGOBATAN HERBAL PADA PENYAKIT DEGENERATIF. Diding HP. Departemen Biokimia FK-UNS

TERAPI INTEGRATIF PENGOBATAN HERBAL PADA PENYAKIT DEGENERATIF. Diding HP. Departemen Biokimia FK-UNS TERAPI INTEGRATIF PENGOBATAN HERBAL PADA PENYAKIT DEGENERATIF Diding HP Departemen Biokimia FK-UNS 1 Latar belakang Pengobatan komplementer penggunaan CAM bersama dengan pengobatan konvensional (akupunktur

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Di zaman modern sekarang ini banyak hal yang memang dibuat untuk memudahkan manusia dalam melakukan aktivitasnya, termasuk makanan instan yang siap saji. Kemudahan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Buah Pinang (Areca catechu) adalah semacam tumbuhan palem

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Buah Pinang (Areca catechu) adalah semacam tumbuhan palem BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Buah Pinang (Areca catechu) adalah semacam tumbuhan palem yang tumbuh di daerah Asia, dan Afrika bagian timur, Pasific. Di Indonesia sendiri, Buah pinang banyak terdapat

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. 6.1 Efek Pelatihan Fisik Berlebih Terhadap Spermatogenesis Mencit. Pada penelitian ini, data menunjukkan bahwa kelompok yang diberi

PEMBAHASAN. 6.1 Efek Pelatihan Fisik Berlebih Terhadap Spermatogenesis Mencit. Pada penelitian ini, data menunjukkan bahwa kelompok yang diberi 1 BAB VI PEMBAHASAN 6.1 Efek Pelatihan Fisik Berlebih Terhadap Spermatogenesis Mencit Pada penelitian ini, data menunjukkan bahwa kelompok yang diberi pelatihan fisik berlebih selama 35 hari berupa latihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. HDL. Pada tahun 2013, penduduk Indonesia yang berusia 15 tahun

BAB I PENDAHULUAN UKDW. HDL. Pada tahun 2013, penduduk Indonesia yang berusia 15 tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dislipidemia didefinisikan sebagai kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan maupun penurunan fraksi lipid dalam plasma darah. Kelainan fraksi lipid

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kolesterol dan lemak dibutuhkan tubuh sebagai penyusun struktur membran sel dan bahan dasar pembuatan hormon steroid seperti progesteron, estrogen dan tetosteron. Kolesterol

Lebih terperinci

THE EFFECT OF ETHANOLIC EXTRACT OF MANGOSTEEN PERICARPS TOWARD TRIGLYCERIDE BLOOD LEVEL OF WISTAR RATS WITH HIGH FAT DIET COMPARED TO SIMVASTATIN

THE EFFECT OF ETHANOLIC EXTRACT OF MANGOSTEEN PERICARPS TOWARD TRIGLYCERIDE BLOOD LEVEL OF WISTAR RATS WITH HIGH FAT DIET COMPARED TO SIMVASTATIN EFEK EKSTRAK ETANOL KULIT MANGGIS (Garcinia mangostana L.) TERHADAP KADAR TRIGLISERIDA DARAH TIKUS WISTAR YANG DIINDUKSI PAKAN TINGGI LEMAK DIBANDINGKAN SIMVASTATIN THE EFFECT OF ETHANOLIC EXTRACT OF MANGOSTEEN

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini meliputi bidang keilmuan imunologi, farmakologi, dan pengobatan tradisional. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Farmakologi, Farmasi, dan

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Farmakologi, Farmasi, dan BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Biokimia. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Farmakologi, Farmasi, dan 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Telah diketahui bahwa ketinggian menimbulkan stress pada berbagai sistem organ manusia. Tekanan atmosfer menurun pada ketinggian, sehingga terjadi penurunan tekanan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. STZ merupakan bahan toksik yang dapat merusak sel ß pankreas secara langsung.

BAB V PEMBAHASAN. STZ merupakan bahan toksik yang dapat merusak sel ß pankreas secara langsung. BAB V PEMBAHASAN STZ merupakan bahan toksik yang dapat merusak sel ß pankreas secara langsung. Mekanisme diabetogenik STZ adalah alkilasi DNA oleh STZ melalui gugus nitroourea yang mengakibatkan kerusakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berat badan, dan sindrom restoran Cina, pada sebagian orang. 2, 3

BAB I PENDAHULUAN. berat badan, dan sindrom restoran Cina, pada sebagian orang. 2, 3 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Survey pada tahun 2007 menyatakan terjadi peningkatan konsumsi MSG, di negara-negara Eropa, rata-rata 0,3-0,5 g/hari sedangkan di Asia dapat mencapai 1,2-1,7 g/hari.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Nitrit (NO 2 atau nitrogen dioksida) adalah gabungan senyawa nitrogen dan oksigen yang terbentuk dari reaksi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Nitrit (NO 2 atau nitrogen dioksida) adalah gabungan senyawa nitrogen dan oksigen yang terbentuk dari reaksi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Nitrit (NO 2 atau nitrogen dioksida) adalah gabungan senyawa nitrogen dan oksigen yang terbentuk dari reaksi oksidasi nitrat oksida (NO) atau reaksi reduksi senyawa

Lebih terperinci

ABSTRAK PENGARUH AIR SEDUHAN BEKATUL TERHADAP KADAR TRIGLISERIDA SERUM TIKUS WISTAR YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

ABSTRAK PENGARUH AIR SEDUHAN BEKATUL TERHADAP KADAR TRIGLISERIDA SERUM TIKUS WISTAR YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK ABSTRAK PENGARUH AIR SEDUHAN BEKATUL TERHADAP KADAR TRIGLISERIDA SERUM TIKUS WISTAR YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK Ivanna Valentina, 2012; Pembimbing I : Dr. Meilinah Hidayat, dr., M. Kes. Pembimbing II

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Rifampisin (RFP) dan isoniazid (INH) merupakan obat lini pertama untuk

I. PENDAHULUAN. Rifampisin (RFP) dan isoniazid (INH) merupakan obat lini pertama untuk I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rifampisin (RFP) dan isoniazid (INH) merupakan obat lini pertama untuk terapi anti tuberkulosis (TB), tetapi hepatotoksisitas yang dihasilkan dari penggunaan obat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Malaria masih menjadi masalah kesehatan di dunia baik di negara maju maupun di negara berkembang. Penyakit malaria telah menjangkiti 103 negara di dunia. Populasi orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pilihan bagi masyarakat moderen karena lebih praktis dan bergengsi.

BAB I PENDAHULUAN. pilihan bagi masyarakat moderen karena lebih praktis dan bergengsi. BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Perubahan gaya hidup dengan memilih makan yang siap saji menjadi pilihan bagi masyarakat moderen karena lebih praktis dan bergengsi. Masyarakat kita, umumnya diperkotaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yaitu radiasi UV-A ( nm), radiasi UV-B ( nm), dan radiasi UV-C

BAB I PENDAHULUAN. yaitu radiasi UV-A ( nm), radiasi UV-B ( nm), dan radiasi UV-C BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sinar matahari adalah sumber utama radiasi sinar ultraviolet (UV) untuk semua sistem kehidupan manusia. Radiasi sinar UV dibagi menjadi tiga kategori, yaitu radiasi

Lebih terperinci

BAB 5 PEMBAHASAN. penelitian terdiri atas pria sebanyak 21 (51,2%) dan wanita sebanyak 20

BAB 5 PEMBAHASAN. penelitian terdiri atas pria sebanyak 21 (51,2%) dan wanita sebanyak 20 70 BAB 5 PEMBAHASAN Telah dilakukan penelitian pada 41 penderita stroke iskemik. Subyek penelitian terdiri atas pria sebanyak 21 (51,2%) dan wanita sebanyak 20 (48,8%). Rerata (SD) umur penderita stroke

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dislipidemia merupakan spektrum luas dari abnormalitas lipid dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dislipidemia merupakan spektrum luas dari abnormalitas lipid dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dislipidemia merupakan spektrum luas dari abnormalitas lipid dalam serum, mencakup peningkatan kadar kolesterol total, kolesterol low-density lipoprotein (LDL) dan

Lebih terperinci

PENGHAMBATAN AKTIFASI NF

PENGHAMBATAN AKTIFASI NF PENGHAMBATAN AKTIFASI NFκB OLEH CAPE (CAFFEIC ACID PHENETHYL ESTER), KOMPONEN AKTIF MADU LEBAH (HONEYBEE HIVES), PADA HUVEC S (HUMAN UMBILICAL VEIN ENDOTHELIAL CELLS) YANG DIPAPAR LDL TEROKSIDASI INHIBITION

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Umumnya anti nyamuk digunakan sebagai salah satu upaya untuk mengatasi

BAB I PENDAHULUAN. Umumnya anti nyamuk digunakan sebagai salah satu upaya untuk mengatasi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anti nyamuk merupakan benda yang sudah tak asing lagi bagi kita. Umumnya anti nyamuk digunakan sebagai salah satu upaya untuk mengatasi gigitan nyamuk. Jenis formula

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini, masyarakat Indonesia terutama di kota-kota besar telah memasuki arus modernisasi. Hal ini menyebabkan pergeseran ataupun perubahan, terutama dalam gaya

Lebih terperinci

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Hasil penelitian paparan ekstrak etanol daun sirih merah (Piper crocatum) pada mencit galur DDY selama 90 hari adalah sebagai berikut. 4.1.1 Deskripsi

Lebih terperinci