BAB III KONSEP PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III KONSEP PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL"

Transkripsi

1 39 BAB III KONSEP PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL 3.1. Tujuan Komunikasi Tujuan komunikasi perancangan film dokumenter sangatlah penting agar media yang disampaikan dapat tepat kepada sasaran dimana tujuannya adalah: a. menyampaikan pesan kepada masyarakat yang menonton dengan sebaik-baiknya, sehingga masyarakat dapat mengerti pesan yang disampaikan. b. Agar gagasan yang ingin disampaikan dapat diterima oleh penonton dengan pendekatan persuasif, bukan memaksakan kehendak Strategi Komunikasi Komunikasi tepat sasaran adalah komunikasi yang berlangsung apabila orang-orang yang terkait atau terlibat terdapat kesamaan makna mengenai suatu hal yang di komunikasikan. melancarkan tujuan dan melancarkan proses komunikasi dengan target sasaran maka disusun strategi komunikasi yang meliputi beberapa hal yang melalui cara pendekatan materi pesan dan strategi penyampaian pesan. Penulis akan memproduksi sebuah film dokumenter expository ilmu pengatahuan yang berjudul Tonggak ini karena dalam film tersebut penulis akan

2 40 mencoba menyampaikan pesan untuk menjaga ekosistem yang ada di dunia, terutama Indonesia. 3.3 Rumusan Ide Konsep Judul Pemilihan judul layaknya seperti kemasan produk. Jika menyediakan kemasan yang baik tentu menangkap perhatian konsumen, begituhalnya dengan film, dengan pemilihan judul yang tepat dan mengandung makna didalamnya, judul juga bisa menarik perhatian penonton untuk menonton film tersebut. Karna sebelum menonton sebuah film pertama yang dilakukan adalah melihat judul film tersebut. Bahkan didalam film lebar sekali pun tidak memungkiri judul merupakan unsur penting yang menjadi pertimbangan Alasan Pemilihan Judul Karya Alasan penulis memilih judul film dokumenter Tonggak karena secara harfiah artinya adalah kayu, batu, dan sebagainya. Tetapi secara filosofi yang berarti sebuah pondasi kehidupan. 3.4 Analisis SWOT Film Dokumenter a. Kekuatan Kekuatan dalam film dokumenter ini terdapat pada shot-shot yang digambarkan, dan juga pada pergerakan kamera. b. Peluang

3 41 Peluang film dokumenter ini untuk ditonton oleh khalayak banyak adalah cukup besar karena gaya visual yang menarik diberikan pada film ini. c. Ancaman Film ini akan bersaing dengan film dokumenter lainnya yang mungkin isinya lebih informatif. 3.5 Analisa Spesifikasi Program Deskripsi Program 1. Format Program : Dokumenter Televisi 2. Format Media : Digital 3. Judul Program : Tonggak 4. Durasi Program : 22 Menit 5. Target Audience : Semua Usia ( All Segment ) Dokumenter ini juga dibuat untuk keikutsertaan dalam festival festival film

4 Orisinalitas / Keaslian Karya Dalam membuat dokumenter ini penulis memounyai beberapa refrensi, penulis memilih acara ini sebagai refrensi karna dalam acara ini teknik yang dipakai sama dengan teknik yang nantinya akan dipakai oleh penulis untuk mengeksekusi karya Refrensi Karya 1.1 Indonesia Bagus dari NET.TV 1.2 Explore Indonesia dari Kompas TV

5 43 Dari program program tersebut, penulis mendapatkan insporasi bagaimana cara mengambil shot shot dengan angle dan komposisi yang pas, sehingga membuat penonton todak bosan. 3.7 Konsep Yang Digunakan Dalam Mengeksekusi Karya Konsep sinematografi yang saya nantinya gunakan dalam mengeksekusi karya ini adalah dengan Teori Developing Shot. Didalam Teknik Developing Shot ini terdapat unsur shoot size, camera angle, camera movement. Konsep shoot size nantinya saya akan menerapakan konsep yaitu Medium dan Close up, saya sebagai Dop tidak akan terpaku didalam 1 shoot saja, nantinya saya akan menyiapkan beberapa varian shoot gambar, namun utamanya saya akan mengambil gambar wide atau gambar medium shootnya kemudian baru saya mengambil shoot close up-nya. Hal ini dilakukan untuk adanya varian shot / pilihan shot agar memudahkan editor dalam memilih shot mana yang akan dimasukan nantinya. Selanjutnya salah satu konsep angle yang akan saya terapkan dalam Teknik Pengambilan Gambar Pada Dokumenter Tonggak, adalah dengan menggunkan teknik Aerial. Aerial berarti udara. Aerial sinematografi adalah pengambilan gambar (shoot) dari udara, baik menggunakan pesawat, helicopter maupun helicam atau pesawat tanpa awak (UAV). Yang tujuannya adalah untuk menciptakan sudut pandang atau prespektif yang berbeda dan juga lebih dramatis. Aerial video sangat

6 44 berbeda dengan pengambilan gambar di darat, karena itu kameraman dituntut memiliki kemampuan yang lebih selain teknis sinematografi. Bagi kameraman, mengambil gambar dari udara atau aerial tidak sebatas untuk meng-capture gambar saja. tetapi kami juga memperhatikan faktor kecepatan angin, kelembapan udara, pencahayaan, sudut pandang (angle) maupun movement camera agar hasil yang didapat terlihat lebih indah dan cinematic. 3.3 Footage Aerial Universitas Mercu Buana Tujuan penggunaan teknik aerial ini selain untuk establish shot, juga digunakan untuk menunjukan posisi yang dalam skala besar atau luas. Saya sebagai Dop juga akan membuat Timelapse yang nantinya digunakan editor untuk transisi video satu ke video berikutnya agar transisi tidak terasa kaget, atau juga bias sebagai intercut, timelapse terbagi menjadi 2, yaitu 1. Timelapse foto Timelapse foto adalah sekumpulan still foto yang diambil dengan periode

7 45 atau interval yang telah ditentukan untuk menggambarkan proses, pergerakan, atau perubahan suatu objek. lalu diproses editing dengan menambah kecepatan (speed Duration) 2. Timelapse video Timelapse video adalah video yang diambil dengan periode yang beraturan untuk menggambarkan proses, pergerakan, atau perubahan suatu objek. lalu diproses editing dengan menambah kecepatan (speed Duration) Dan saya sebagai Dop akan memilih timelapse video, karna timelapse video akan terasa lebih smooth karna akan merecord terus menerus dibanding dengan foto, karna timelapse foto mengunkan interval ( jeda ). Tujuan penulis membuat timelapse yaitu untuk transisi gambar atau untuk perpindahan waktu. Konsep gambar dari dokumenter ini sendiri adalah, dari segi : Warna, warna / picture style yang nantinya akan saya pakai adalah warna Faithful, faithful hampir seperti Standard namun kamera berusaha menjaga warna tetap se-alami warna aslinya, dan lebih menonjolkan di highlight gambar dan menurunkan shadow / bayangan, sehingga gambar yang dihasilkan akan terkesan lebih tajam. Dan tujuan penggunaan warna ini agar memudahkan editor dalam menggrading warna.

8 46 Lighting, konsep lighting yang nantinya penulis gunakan dalam memproduksi dokumenter ini adalah Available Light, yaitu pencahayaan dengan memanfaatkan sumber cahaya yang ada. Sumber cahaya yang dimaksud disini adalah cahaya yang berasal dari sinar matahari, maka dari itu saya sebagai Dop akan menghindari pengambilan shot dengan minim cahaya atau pada malam hari. Konsep audio yang nanti penulis gunakan adalah dengan menggunakan H4n audio recorder portable, H4n ini sangat mudah dibawa dan penggunaannya, saya rasa cukup tepat mengingat untuk menutupi kekurangan kualitas dari audio di kamera, sehingga nantinya suara yang dihasilkan juga berkualitas. H4n juga dilengkapi dengan slot memory tersendiri untuk merekam suara secara terpisah atau juga bisa disambungkan ke kamera langsung. H4n juga sangat ideal untuk merekam suara pada saat wawancara, tinggal diarahkan kearah narasumber atau bisa kita atur sumbu X/Y pada H4n-nya, atau bisa juga H4n ini untuk menggambil suara suara atmosphere. Konsep slow motion, dari konsep penyutradaraan, sang sutradara juga ingin mengambil gambar dengan teknik slow motion, teknik ini digunakan untuk memunculkan feel penonton dan juga untuk memberikan penekanan pada shot gambar tertentu, karna slow motion mampu memperlihatkan keindahan sebuah objek yang bergerak lambat, untuk itu maka di pengaturan kamera pun harus diatur supaya bisa merekam gambar slow motion. Berdasarkan konsep diatas saya sebagai Dop akan menggunakan Frame rate diatas 100, agar hasil yang didapatkan ditiap 1 detik terdapat 100 frame gambar,

9 47 hal ini ditujukan agar ketika diproses diediting menghasilkan gambar yang smooth ketika diberikan efek slow motion, agar kamera dapat support merekan gambar dengan FPS diatas 100 maka memory yang penulis gunakan haruslah memory yang memumpuni, memory yang penulis pakai adalah SDHC Class Ide Penciptaan Inti gagasan Inti dari gagasan membuat dokumenter Tonggak ini adalah untuk mengajak masyarakat untuk mencintai dan menjaga lingkungan serta menjaga ekosistem dari habitat habitat yang ada didalam hutan itu Sinopsis Pohon ulin merupakan salah satu pohon tertua diindonesia, dan juga pohon ulin termasuk pohon terkuat didunia, karna pohon ulin semakin lama terkena air makan pohon itu akan makin keras sekeras besi, tak heran orang menyebunya dengan pohon besi. Dengan harga jual pohon ulin itu yang tinggi membuat sejumlah orang mengeksploitasi pohon ini untuk diperjual belikan, manum tanpa sadar dipohon ulin itu merupakan tempat tibggal dari orang utan, secara tidak langsung ekosistem dari orang utan terganggu karna rumah dari orang utan sudah tidak ada lagi, terlebih lagi daun dari pohon ulin itu adalah makan orang utan Treatmeant

10 48 FILMING TREATMENT STORY POINT Kerusakan alam disebabkan oleh memvisualisasikan kemiskinan kerusakan alam Indonesia dikenal baik untuk keanekaragaman hayati dan tingkat kerugian. Hutan tropis adalah rumah bagi sekitar 90 persen dari spesies darat dunia. memvisualisasikan hutan trofis dan habitatnya Tidak seperti jenis hutan lainnya, hujan tropis-hutan juga memiliki kekayaan tanaman langka dan spesies hewan. Borneo adalah rumah bagi setidaknya spesies pohon. Dari jumlah tersebut, 58 persen adalah endemik ke pulau Salah satu jenis pohon yang tumbuh di memvisualisasikan hutan hujan adalah Ulin (Eusideroxylon karakter utama yaitu ulin zwageri Teijsm. & Binn.). Ini telah dikategorikan sebagai pohon langka kayu ini nilai ekonominya sangat berharga menggambarkan karena kekuatan dan daya tahan. Sebagai perusakan pohon ini secara

11 49 salah satu kanopi atasnya besar bertangkai menyediakan banyak spesies dengan cekungan untuk menyimpan makanan dan implisit dapat menghancurkan habitat bagi banyak tanaman dan spesies hewan. bersarang Hubungan antara Orang Utan dan ulin menggambarkan spesifik hewan yang bergantung pada ulin Ilegal logging Untk menggambarkan penebangan pohon ulin secara ilegal Hubungan antara pohon sawit dan kayu menggambarkan ulin pembuakaan lahan sawit juga berdampak pada kepunahan ulin Rantai kehidupan yang terjadi apabila salah satu ekosistem kita punah Semua masalah yang terjadi terhadap ulin

12 Shooting List Story Point Deskripsi shot Shot Tangan Kaki Menvisualkan orang miskin Mata Aktivitas masyarakat dipemukiman kumuh memvisualisasikan kerusakan alam Menvisualkan kawasan kumun Menvisualikan sampah Menvisualikan polusi Udara Menvisualkan got yang jorok Menvisualkan sungai yang kotor Menvisualkan laut yang kotor Menvisualkan pohon yang sedang ditebang Menvisualkan pohon yang rusak Establish ( aerial ) Establish Aktivitas masyarakat Pemukiman Perbandingan ( kesenjangan ) Establish ( aerial ) TPS Truk truk pengangkut sampah Hewan hewan di tps Hewan hewan di tps yang memakan sampah Orang orang yang sedang mengais-ngais sampah Orang sedang mengumpulkan sampah Asap knalpot Macet Sampah digot Got yang mampet Sampah disungai Sungai yang kotor Pintu air yang mampet Bibir bibir pantai yang banyak sampah Air laut yang berwarna hitam Orang yang sedang menebang pohon Pohon yang tumbang setelah ditebang Sisa sisa pohon yang ditinggalkan setelah ditebang Establish hutan (aerial )

13 51 memvisualisasikan hutan tropis dan habitatnya memvisualisasikan karakter utama yaitu ulin menggambarkan perusakan pohon ini secara implisit dapat menghancurkan habitat bagi banyak tanaman dan spesies hewan. menggambarkan spesifik hewan yang bergantung pada ulin Menvisualkan hutan tropis kalimantan Menvisualkan sungai kalimantan Menvisualkan binatangbinatang yang hidup di hutan Menvisualkan tanamantanaman yang hidup di hutan Menvisualkan ulin dewasa di hutan Menvisualkan ulin kecil di hutan Menvisualkan tumbuhan yang bergantung di ulin Menvisualkan hewan yang berlindung di ulin Menvisualkan istana kalimantan (istana kalimanta pangkalan) Menvisualkan rumah di atas air di kalimantan Menvisualkan kapalkapal kayu Menvisualkan orang utan bergenlantung di ulin Menvisualkan orang utan makan Cahaya matahari yang menembuh dari atas Establish Establish ( aerial ) Establish Ragam macam hewan yang ada dihutan Hewan yang ada dihutan Serangga serangga Ragam macam tumbuhan yang ada dihutan Detail detail tumbuhan (daun, akar) Kebesaran pohon ulin Akar akar dari pohon ulin Serat serat pohon ulin Pohon ulin kecil Tumbuhan tumbuhan yang bergantung dipohon ulin Hewan hewan yang berada dipohon ulin Serangga serangga yang berada dipohon ulin Establish istana kalimantan Pondasi pondasi istana Pintu masuk istana Kemegahan didalam istana Detail detail didalam istana Establish rumah ( aerial ) Aktivitas masyarakat diatas rumah air Establish kapal kapal kayu yang lewat ( aerial ) Timelapse kapal kapal lewat Orang utan yang sedang dipohon ulin Orang utan sedang bergelantungan kesana kemari Orang utan yang sedang memakan daun pohon ulin

14 52 menggambarkan penebangan pohon ulin secara ilegal menggambarkan pembuakaan lahan sawit juga berdampak pada kepunahan ulin Semua masalah yang terjadi terhadap ulin Menvisualkan aktifitas orang utan Menvisualkan orang yang sedang motong kayu Menvisualkan orang yang sedang jual kayu Menvisualkan orang yang sedang membangun rumah dengan kayu Menvisualkan orang yang sedang membangu kapal dengan kayu Menvisualkan kapalkapal yang ngangkut kayu Menvisualkan perkebunan kelapa sawit Menvisualkan orang yang ngangkut hasil Menvisualkan orang yang sedang membakar hutan Menvisualkan sungai di dekat sawit Menvisualkan lahan sawit yang tandus Menvisualkan kayu yang terpotong Menvisualkan penjualan kayu Menvisualkan penjualan sawit Menvisualkan lahan tandus Menvisualkan ulin yang tergeletak Aktivitas orang utan Orang yang sedang menebang pohon Orang yang sedang menggergaji pohon Orang yang sedang berjualan kayu Orang yang sedang membangun rumah Orang yang sedang merakit kapal kayu Kapal kapal lewat yang mengangkut kayu kayu / pohon Establish perkebunan sawit ( aerial ) Para pekerja yang sedang loading hasil hutan Para pekerja yang sedang loading hasil hutan Alat alat berat Orang yang sedang menyalakan api Ada yang dibakar Establish sungai didekat perkebunan sawit Establish perkebunan sawit yang sudah kosong ( aerial ) Orang yang sedang memotong motong pohon Orang yang sedang bertransaksi Orang yang sedang bertransaksi Matahari yang sedang terik Detail tanah kering Sisaan pohon ulin yang tumbang dan ditinggalkan dihutan

15 Media, Peralatan dan Teknik Produksi Media : Televisi Peralatan : 1. Kamera Disini penulis yang berperan sebagai DoP akan menggunakan camera Sony A7s denga menggunakan resolusi Full HD ( 1920x1080 ) dengan Frame rate 25 FPS, namun tidak menutup kemungkinan akan menggunakan FPS yang lebih tinggi lagi untuk keperluan shot slow motion. 2. Memory Agar hasil pengambilan gambar disaat shooting lancer haruslah didukung dengan memory yang memumpuni, telebih lagi dengan format resolusi yang dipakai sangat besar dan ada juga slow motion didalamnya, maka penulis memilih penggunaan memory SDHC Class 10 dengan UHS 3, karna pada tipe ini memory sanggup untuk Read dan Write di kecepatan 95MB/s 3. Tripod Tripod merupakan alat bantu yang berfungsi untuk menyangga badan kamera ketika pengambillan gambar berlangsung agar stabil dan tidak Terinterverensi oleh gerakan tubuh. Selain itu berguna untuk mendapatkan titik horizontal atau kamera dalam keadaan balance dan

16 54 gambar yang dihasilkan akan tetap still. Tripod juga digunakan dalam pengambilan gambar yang mengharuskan melakukan pergerakan badan kamera seperti pan, tilt, peds. 4. Slider Slider juga merupakan alat bantu camera movement, didalam pengambilan gambar slider menciptakan sebuah movement camera yang smooth dan juga dengan motivasi tertentu untuk menciptakan sebuah kesan gambar yang beauty shoot dan cinematic. 5. Lensa Produksi dokumenter ini menggunkan lensa kamera Canon dengan menggunakan adapter Sony to Canon Canon 17 40mm f/4, Penggunaan lensa ini digunakan untuk mendapatkan gambar yang luas dan lebar Canon 50mm f/1.4, Lensa dengan bukaan yang besar sehingga dapat menciptakan depth of field yang tajam Canon m f/2.8, Penggunaan lensa ini digunakan ketika jarak kameraman dan objek yang diambil cukup jauh, dan juga untuk menciptakan kesan close up yang backgroundnya ngeblur atau biasa disebut juga dengan bokeh.

17 55 6. Lighting LED Lamp Selain konsep lighting available light, pada dokumenter ini penulis sebagai Dop juga menyiapkan lighting tambahan jika sewaktu waktu diperlukan, yaitu LED Lamp, lampu ini memiliki cahaya yang cukup terang dan memiliki colour temperature daylight. Lampu ini juga merupakan lampu portable sehingga pengaplikasiannya tidak memakan waktu dan tidak membebani cameraman dalam mengejar momen. 7. Wireless clip on Wireless clip on ini sangat mudah penggunaannya dan mudah untuk dibawa bawa dan saya rasa cukup mengingat untuk menutupi kekurangan kualitas dari audio di kamera untuk dilakukannya wawancara dengan stlye wawancara sambil berjalan, sehingga nantinya suara yang dihasilkan juga berkualitas. 8. Teknik produksi Proses perekaman menggunakan tiga kamera dengan jenis yang sama yaitu dari sony walaupun kamera yang satu berbeda tipenya, pengambilan dilakukan secara langsung menggunakan memory yang tersedia dikamera masing masing. Penggunaan multicam ini bertujuan agar setiap adegan yang dilakukan tidak ada yang terlewatkan atau di backup oleh kamera yang satunya lagi. Penggunaan dua kamera juga berguna untuk menghemat waktu pada saat pengambilan gambar.

18 56 Dalam mewawancarai narasumber saya akan menggunakan 2 kamera, kamera pertama akan berfungsi sebagai master dengan jenis shot medium shot, dan kamera yang satunya akan mengcover shot shot detail seperti gesture / gerak gerik si narasumber, dengan tujuan untuk menimbulkan emosi dari apa yang dimanfaatkan. Ketika wawancara ditampilkan akan ada footage / stock shoot pendukung dari apa yang diinfomasikan narasumber. Dalam produksi dokumenter ini, terdapat berbagai jenis komposisi agar estetis gambar gambar dapat memberikan informasi dan pesan. Pemilih shot yang bertujuan untuk memperkua tekanan niai estetis pada film dokumenter ini akan diperoleh melalui insert shot pada objek sehingga dinamika gambar yang berkesinambungan 3.10 Alasan Pemilihan Karya Pada film dokumenter ini penulis ingin menyampaikan informasi mengenai ilmu pengatahuan sains kepada masyarakat terutama tentang keadaan salah satu jenis pohon yang dikategorikan sebagai pohon rentan sekaligus menuangkan kemampuan dan ilmu yang telah dipelajari selama masa perkuliahan Gambaran Isi Pesan dan Media Promosi a. Gambaran Isi Pesan : Setiap manusia wajib melindungi ekosistem dunia. b. Media Promosi : Poster, X-Banner, Stiker.

BAB IV ANALISIS PROSES

BAB IV ANALISIS PROSES 57 BAB IV ANALISIS PROSES 4.1 Tahapan Produksi Film dokumenter TONGGAK melewati berbagai tahapan proses dari pra produksi, produksi dan pasca produksi, semua proses yang dilakukan berdasarkan arahan sang

Lebih terperinci

BAB 4 PRODUKSI KARYA TUGAS AKHIR

BAB 4 PRODUKSI KARYA TUGAS AKHIR BAB 4 PRODUKSI KARYA TUGAS AKHIR 4.1 Install Peralatan Agar produksi shooting INDO COMMUNITIES berjalan dengan lancar, dilakukan survey untuk tempat produksi utama yaitu di Lego Store, Cilandak Town Square.

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan film, merupakan

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan film, merupakan BAB IV IMPLEMENTASI KARYA 4.1 Produksi Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan film, merupakan rancangan yang sudah disusun dan dibuat pada saat pra produksi di implementasikan pada tahap

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan video dokumenter,

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan video dokumenter, BAB IV IMPLEMENTASI KARYA 4.1 Produksi Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan video dokumenter, merupakan rancangan yang sudah disusun dan dibuat pada saat pra produksi di implementasikan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PROSES. kameraman memegang kamera tanpa bantuan tripod saat on record.

BAB IV ANALISIS PROSES. kameraman memegang kamera tanpa bantuan tripod saat on record. BAB IV ANALISIS PROSES 4.1. Implementasi Sinematografi Sebagai Direct Of Photography kita harus tau apa saja tekhnik-tekhnik yang akan diambil dan diterapkan didalam sebuah film dokumenter. Pada film dokumenter

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan video feature,

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan video feature, BAB IV IMPLEMENTASI KARYA 4.1 Produksi Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan video feature, merupakan rancangan yang sudah disusun dan dibuat pada saat pra produksi di implementasikan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. dan pasca produksi seperti penjelasan dari rancangan pra produksi pada bab

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. dan pasca produksi seperti penjelasan dari rancangan pra produksi pada bab BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Laporan Tugas Akhir pada BAB IV ini, menjelaskan tentang proses produksi dan pasca produksi seperti penjelasan dari rancangan pra produksi pada bab sebelumnya tentang pembuatan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Pada bab ini akan dijelaskan proses produksi dan pasca produksi, seperti yang telah terencana pada pra-produksi yang tertulis pada bab sebelumnya. Berikut ini penjelaskan proses

Lebih terperinci

BAB III KONSEP PERANCANGAN. Tujuan peneliti dalam film dokumenter SENJANG ini, peneliti ingin

BAB III KONSEP PERANCANGAN. Tujuan peneliti dalam film dokumenter SENJANG ini, peneliti ingin 48 BAB III KONSEP PERANCANGAN 3.1 Tujuan Komunikasi Tujuan peneliti dalam film dokumenter SENJANG ini, peneliti ingin menunjukan mengaplikasikan teori yang sudah penulis pelajari sebelumnya. Melalui produksi

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. mengenai pelaksanaan produksi dan pasca produksi.

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. mengenai pelaksanaan produksi dan pasca produksi. BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Laporan Tugas Akhir pada BAB IV ini, menjelaskan tentang proses produksi dan pasca produksi seperti penjelasan dari rancangan pra produksi pada bab sebelumnya tentang pembuatan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Pada bab ini akan dijelaskan proses, produksi dan pasca produksi dalam pembuatan film AGUS. Berikut ini adalah penjelasan proses pembuatan film yang berjudul AGUS, sebagai berikut:

Lebih terperinci

BAB III TEKNIK PRODUKSI

BAB III TEKNIK PRODUKSI BAB III TEKNIK PRODUKSI 3.1 Rencana Pra Produksi Dalam membuat tayangan dokumenter Terjajah Keadaan dibuat daftar keinginan (wish list) untuk mempermudah pembuatan tayangan film documenter. 3.1.1 Para

Lebih terperinci

PERSIAPAN DALAM MEMBUAT FILM

PERSIAPAN DALAM MEMBUAT FILM PERSIAPAN DALAM MEMBUAT FILM Film yang baik tentunya memiliki cara pembuatan yang baik dan sesuai dengan tujuan. Pembuatan film melibatkan bebarapa tahap, antara lain ide, naskah, shooting dan editing.

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. telah terencana pada pra-produksi yang tertulis pada bab sebelumnya. Berikut ini

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. telah terencana pada pra-produksi yang tertulis pada bab sebelumnya. Berikut ini BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Pada bab ini akan dijelaskan proses produksi dan pasca produksi, seperti yang telah terencana pada pra-produksi yang tertulis pada bab sebelumnya. Berikut ini penjelaskan proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Salah satu media edukatif dalam bidang pendidikan yang memberikan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Salah satu media edukatif dalam bidang pendidikan yang memberikan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu media edukatif dalam bidang pendidikan yang memberikan informasi dan pembelajaran pada masyarakat adalah film. Perkembangan ilmu pengetahuan dan

Lebih terperinci

BAB III KONSEP PERANCANGAN FILM DOKUMENTER PULAU ONRUST

BAB III KONSEP PERANCANGAN FILM DOKUMENTER PULAU ONRUST BAB III KONSEP PERANCANGAN FILM DOKUMENTER PULAU ONRUST 3.1 Tujuan Komunikasi Komunikasi massa merupakan suatu tipe komunikasi manusia (human communication). Ia lahir seiring dengan penggunaan alat-alat

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Laporan Tugas Akhir pada BAB IV ini akan menjelaskan mengenai hasil karya yang berasal dari rancangan pada bab sebelumnya. Pada bab ini akan menjelaskan mengenai tahap produksi

Lebih terperinci

BAB III KONSEP PERANCANGAN

BAB III KONSEP PERANCANGAN BAB III KONSEP PERANCANGAN 3.1 Tujuan Komunikasi Film dokumenter ini menceritakan mengenai kehidupan masyarakat suku Baduy yang dimana terdapat problematika sosial budaya dalam konteks kepercayaan yang

Lebih terperinci

BAB 5 EVALUASI. 5.1 Camera Person

BAB 5 EVALUASI. 5.1 Camera Person BAB 5 EVALUASI 5.1 Camera Person Sebuah program acara, seorang camera person sangat berperan penting dan bertanggung jawab atas semua aspek saat pengambilan gambar. Seperti pergerakan kamera, ukuran gambar,

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Pada bab ini akan dijelaskan proses produksi dan pasca produksi, seperti yang telah terencana pada pra-produksi yang tertulis pada bab sebelumnya. Berikut ini penjelaskan proses

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Laporan Tugas Akhir pada BAB IV ini akan menjelaskan mengenai hasil karya yang berasal dari rancangan pada bab sebelumnya. Pada bab ini akan menjelaskan mengenai tahap produksi

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Proses implementasi karya adalah tahap pembuatan film dokumenter

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Proses implementasi karya adalah tahap pembuatan film dokumenter BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Proses implementasi karya adalah tahap pembuatan film dokumenter Ludruk Irama Budaya. Dalam implementasi karya ini, terdapat tiga proses utama yang dilakukan, yaitu produksi,

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA BAB IV IMPLEMENTASI KARYA 4.1 Produksi Setelah melakukan persiapan dalam proses pra produksi, dimulainya tahap observasi tempat yang sesuai dengan tema lalu memilih lokasi pengambilan gambar. Setelah melakukan

Lebih terperinci

BAB III KONSEP PERANCANGAN. Tujuan peneliti dalam film dokumenter Creation Of Daniel s ini, peneliti

BAB III KONSEP PERANCANGAN. Tujuan peneliti dalam film dokumenter Creation Of Daniel s ini, peneliti BAB III KONSEP PERANCANGAN 3.1 Tujuan Komunikasi Tujuan peneliti dalam film dokumenter Creation Of Daniel s ini, peneliti ingin menunjukan karya dari Daniel Alamsjah kepada masyarakat bahwa Bukit Rhema

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. pembuatan Film Pendek Tentang Bahaya Zat Karsinogen dengan Menggunakan

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. pembuatan Film Pendek Tentang Bahaya Zat Karsinogen dengan Menggunakan BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Pada bab ini akan dijelaskan lebih rinci tentang proses produksi dan pasca produksi seperti penjelasan tentang pra produksi pada bab sebelumnya tentang pembuatan Film Pendek Tentang

Lebih terperinci

mari membuat video cara praktis membuat video dan foto

mari membuat video cara praktis membuat video dan foto mari membuat video cara praktis membuat video dan foto Edisi Pertama, versi Bahasa Indonesia 2010 Gede Sugiarta dan Yayasan IDEP Yayasan IDEP PO BOX 160 Ubud M e d i a U n i t @ i d e p f o u n d a t i

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA BAB IV IMPLEMENTASI KARYA 4.1 Produksi Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan film, merupakan rancangan yang sudah disusun dan dibuat pada saat pra produksi di implementasikan pada tahap

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Pada Bab IV ini membahas tentang bagaimana penerapan elemen-elemen. rancangan karya terhadap pengembangan film pendek ini.

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Pada Bab IV ini membahas tentang bagaimana penerapan elemen-elemen. rancangan karya terhadap pengembangan film pendek ini. BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Pada Bab IV ini membahas tentang bagaimana penerapan elemen-elemen rancangan karya terhadap pengembangan film pendek ini. 4.1 Produksi Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap

Lebih terperinci

BAB IV MEDIA DAN TEKNIS PRODUKSI Teknis Produksi

BAB IV MEDIA DAN TEKNIS PRODUKSI Teknis Produksi BAB IV MEDIA DAN TEKNIS PRODUKSI 4. 1. Teknis Produksi Teknis Produksi adalah laporan proses dalam pembuatan karya audio visual yang didalamnya mencakup proses pra produksi, produksi dan pasca produksi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL.. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PERSETUJUAN SIDANG... ii. HALAMAN PENGESAHAN SIDANG.. iii

DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL.. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PERSETUJUAN SIDANG... ii. HALAMAN PENGESAHAN SIDANG.. iii DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL.. HALAMAN JUDUL..... i HALAMAN PERSETUJUAN SIDANG... ii HALAMAN PENGESAHAN SIDANG.. iii HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS MATERI.. iv KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMA KASIH.....

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL KARYA. 4.1 Install Peralatan Survey

BAB 4 HASIL KARYA. 4.1 Install Peralatan Survey BAB 4 HASIL KARYA 4.1 Install Peralatan 4.1.1. Survey Proses produksi WISATA RELIGI pada umumnya berjalan dengan lancar. Seluruh crew yang bertugas bertanggung jawab terhadap setiap pekerjaan mereka masing-masing.

Lebih terperinci

Teknik dan Komposisi Fotografi/Sinematografi

Teknik dan Komposisi Fotografi/Sinematografi Teknik dan Komposisi Fotografi/Sinematografi Pertemuan I Perancangan Audio Visual Dosen : Donny Trihanondo, S.Ds., M.Ds. Freddy Yusanto, S.Sos., MDs. finisi Fotografi dan Sinematografi Fotografi : Kegiatan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. merancang naskah, hunting lokasi, merancang dan menyususl pada tahap prapoduksi

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. merancang naskah, hunting lokasi, merancang dan menyususl pada tahap prapoduksi BAB IV IMPLEMENTASI KARYA 4.1 Produksi Produksi merupakan proses lanjutan dalam proses pembuatan video, merancang naskah, hunting lokasi, merancang dan menyususl pada tahap prapoduksi dan di implementasikan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN KARYA. kemudian berusaha mengembangkan bersama-sama dengan pencipta lagu.

BAB III PERANCANGAN KARYA. kemudian berusaha mengembangkan bersama-sama dengan pencipta lagu. 19 BAB III PERANCANGAN KARYA Berdasarkan BAB II proses membuat Video dibagi menjadi 3, yaitu Pra Produksi, Produksi, Pasca Produksi. 3.1 Pra Produksi Dalam tahap ini meliputi : 3.1.2 Ide Ide dasar pembuatan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Pada bab ini akan dijelaskan proses produksi hingga proses pasca produksi, seperti yang telah terencana pada pra-produksi yang tertulis pada bab sebelumnya. Berikut ini penjelaskan

Lebih terperinci

BAB IV TAHAP PRODUKSI DAN PASCA PRODUKSI PROGRAM

BAB IV TAHAP PRODUKSI DAN PASCA PRODUKSI PROGRAM BAB IV TAHAP PRODUKSI DAN PASCA PRODUKSI PROGRAM 4.1 Produksi Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap sebelumnya yaitu pra produksi yang meliputi kegiatan-kegiatan penentuan ide dan konsep video yang

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Video animasi dokumenter yang akan dibuat merupakan dua buah episode dari satu serial video animasi yang sama. Serial video dipilih karena video animasi yang akan

Lebih terperinci

BAB III KONSEP PERANCANGAN. Tujuan komunikasi dalam film Harmony ini, peneliti ingin

BAB III KONSEP PERANCANGAN. Tujuan komunikasi dalam film Harmony ini, peneliti ingin BAB III KONSEP PERANCANGAN 3.1. Tujuan Komunikasi Tujuan komunikasi dalam film Harmony ini, peneliti ingin menginformasikan bahwa di daerah Jatiwarna, Bekasi, Jawa Barat, bermukim sekelompok Betawi Kristen

Lebih terperinci

Nama : Aditia.R (03) Kelas : XI tel 4. Broadcast:1. Definisi Kamera Video

Nama : Aditia.R (03) Kelas : XI tel 4. Broadcast:1. Definisi Kamera Video Nama : Aditia.R (03) Kelas : XI tel 4 Broadcast:1 Definisi Kamera Video Kamera Video adalah perangkat perekam gambar video yang mampu menyimpan gambar digital dari mode gambar analog. Kamera Video termasuk

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL.. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PERSETUJUAN SIDANG... ii. HALAMAN PENGESAHAN SIDANG.. iii

DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL.. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PERSETUJUAN SIDANG... ii. HALAMAN PENGESAHAN SIDANG.. iii DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL.. HALAMAN JUDUL..... i HALAMAN PERSETUJUAN SIDANG... ii HALAMAN PENGESAHAN SIDANG.. iii KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMA KASIH.....iv ABSTRAK... vii DAFTAR ISI... viii DAFTAR

Lebih terperinci

DASAR VIDEO GRAFI. KONTINITI, KOMPOSISI, IMAGINER LINE, TIPE SHOT, PENCAHAYAAN ( Arif Ranu W, M.Kom SMK Muhammadiyah 1 Sleman)

DASAR VIDEO GRAFI. KONTINITI, KOMPOSISI, IMAGINER LINE, TIPE SHOT, PENCAHAYAAN ( Arif Ranu W, M.Kom SMK Muhammadiyah 1 Sleman) DASAR VIDEO GRAFI KONTINITI, KOMPOSISI, IMAGINER LINE, TIPE SHOT, PENCAHAYAAN ( Arif Ranu W, M.Kom SMK Muhammadiyah 1 Sleman) TAHAPAN PEMBUATAN KARYA VIDEO / STANDARD OPERATIONAL PROCEDUR: Pra Produksi,

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. motion dan animasi 2D di mana cerita yang diambil yaitu cerita rakyat si Kancil

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. motion dan animasi 2D di mana cerita yang diambil yaitu cerita rakyat si Kancil BAB IV IMPLEMENTASI KARYA 4.1 Produksi Stop Motion Dalam pembuatan animasi ini maka akan ada penggabungan antara stop motion dan animasi 2D di mana cerita yang diambil yaitu cerita rakyat si Kancil dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Film 2.1.1 Pengertian Film Kehadiran film sebagai media komunikasi untuk menyampaikan informasi, pendidikan dan hiburan adalah salah satu media visual auditif yang mempunyai jangkauan

Lebih terperinci

BAB IV TAHAPAN PRODUKSI DAN PASCA PRODUKSI

BAB IV TAHAPAN PRODUKSI DAN PASCA PRODUKSI BAB IV TAHAPAN PRODUKSI DAN PASCA PRODUKSI 4.1 PRODUKSI Proses produksi video tutorial ini diawali dengan persiapan produksi yang dibagi menjadi 3 bagian, yaitu persiapan yang meliputi alat, konten video

Lebih terperinci

BAB 3 PRA PRODUKSI 3.1 Ide dan Pengembangan Konsep

BAB 3 PRA PRODUKSI 3.1 Ide dan Pengembangan Konsep BAB 3 PRA PRODUKSI 3.1 Ide dan Pengembangan Konsep Awal mula tim terbentuk, produser memiliki ide untuk membuat sebuah program kreativitas untuk menjalin hubungan erat antara ibu dan anak, dengan judul

Lebih terperinci

SOSIAL MEDIA. Munif Amin Romadhon. munifamin. Munif Amin. munifamin89

SOSIAL MEDIA. Munif Amin Romadhon. munifamin. Munif Amin. munifamin89 SOSIAL MEDIA Munif Amin Romadhon munifamin Munif Amin munifamin89 Apa itu Sinematografi? Berasal dari bahasa Yunani Kinema (gerakan) dan Graphoo atau Graphein (menulis / menggambar) Menulis dengan gambar

Lebih terperinci

27 BAB III KONSEP PERANCANGAN 3.1 Tujuan Komunikasi Di harapkan dengan film documenter Bisnis Ilegal 2x1 ini akan membuka mata masyarakat tentang realita yang sebenarnya terjadi di seluk beluk pemakaman

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Pada bab ini akan dijelaskan proses produksi dan pasca produksi. Berikut ini

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Pada bab ini akan dijelaskan proses produksi dan pasca produksi. Berikut ini BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Pada bab ini akan dijelaskan proses produksi dan pasca produksi. Berikut ini penjelaskan proses produksi dalam film yang berjudul Kesenian Reog Bulkio, sebagai berikut: 4.1 Produksi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA Langkah langkah metodologi dan perancangan karya yang digunakan dalam Kerja praktik ini adalah : 3.1 Metode Penelitian. Metodologi penelitian merupakan sekumpulan

Lebih terperinci

Teknik dan Komposisi Fotografi/Sinematografi

Teknik dan Komposisi Fotografi/Sinematografi Teknik dan Komposisi Fotografi/Sinematografi Pertemuan I Perancangan Audio Visual Dosen : Donny Trihanondo, S.Ds., M.Ds. Freddy Yusanto, S.Sos., MDs. finisi Fotografi dan Sinematografi Fotografi : Kegiatan

Lebih terperinci

BAB V HAS IL & PEMBAHAS AN DES AIN

BAB V HAS IL & PEMBAHAS AN DES AIN 46 BAB V HAS IL & PEMBAHAS AN DES AIN 5.1. Visualisasi Karakter: Karakt er Utama Karakter Pendukung Properti Gambar 5.1 Visualisasi Karakter 47 5.1.1 Buku Pohon Kehidupan Merupakan buku pop-up yang isinya

Lebih terperinci

BAB IV TEKNIS PERANCANGAN DAN MEDIA. produksi yaitu media utama yang berupa motion graphic video.

BAB IV TEKNIS PERANCANGAN DAN MEDIA. produksi yaitu media utama yang berupa motion graphic video. BAB IV TEKNIS PERANCANGAN DAN MEDIA 4.1 Teknis Perancangan Pada perancangan film pendek ini media utamanya yaitu berupa motion graphic video yang akan didistribusikan dengan trailer melalui media pendukung

Lebih terperinci

BAB III TEKNIK PODUKSI. dibuat adalah peneliti ingin menyampaikan kepada masyarakat tentang

BAB III TEKNIK PODUKSI. dibuat adalah peneliti ingin menyampaikan kepada masyarakat tentang 28 BAB III TEKNIK PODUKSI 3.1 Tujuan Komunikasi Tujuan komunikasi daripada dokumenter televisi Luntur yang akan dibuat adalah peneliti ingin menyampaikan kepada masyarakat tentang kebudayaan Indonesia

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. kemudian berusaha mengembangkan bersama-sama dengan pencipta lagu.

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. kemudian berusaha mengembangkan bersama-sama dengan pencipta lagu. BAB IV IMPLEMENTASI KARYA 4.1 Pra Produksi 4.1.2 Ide Ide dasar pembuatan video klip ini diperoleh dari lirik lagu. Penulis kemudian berusaha mengembangkan bersama-sama dengan pencipta lagu. 4.1.3 Konsep

Lebih terperinci

EDITOR ORANG YANG TERLATIH DAN TERDIDIK UNTUK MENGEDIT FILM DAN REKAMAN VIDEO

EDITOR ORANG YANG TERLATIH DAN TERDIDIK UNTUK MENGEDIT FILM DAN REKAMAN VIDEO TEKNIK EDITING EDITING Menggabungkan beberapa hasil pengambilan gambar dan suara dengan urutan urutan yang benar sesuai dengan naskah / script, dan juga menurut panjang dan irama tertentu yang tepat dengan

Lebih terperinci

BAB IV TEKNIS PRODUKSI MEDIA. IV 1. Media film dokumenter

BAB IV TEKNIS PRODUKSI MEDIA. IV 1. Media film dokumenter BAB IV TEKNIS PRODUKSI MEDIA IV 1. Media film dokumenter Media utama film dokumenter Seni Ulin Buhun Benjang Gelut berdurasi tiga belas menit mengangkat tema keberadaan seni beladiri tradisional sunda

Lebih terperinci

Kecepatan kamera dalam menangkap gambar yaitu terdapat pada... A. speed B. lensa C. view finder D. light meter E. aparture ANSWER: A

Kecepatan kamera dalam menangkap gambar yaitu terdapat pada... A. speed B. lensa C. view finder D. light meter E. aparture ANSWER: A Hal-hal yang perlu diperhatikan saat pengambilan gambar, kecuali... A. Teknik memegang kamera video B. Zoom C. keseimbangan putih, fokus, eksposure D. peraturan 5 detik E. editing Tujuan dari peraturan

Lebih terperinci

BAB V EVALUASI. Gambar 5.1 Final Cut Pro

BAB V EVALUASI. Gambar 5.1 Final Cut Pro 64 BAB V EVALUASI 5.1 Editing dan Mixing Setelah melewati proses pra produksi dan produksi, tahap selanjutnya adalah pasca produksi. Dalam tahap ini shooting dan stock shoot diseleksi dan di pisahkan sesuai

Lebih terperinci

PRAKTIKUM III PERGERAKAN KAMERA

PRAKTIKUM III PERGERAKAN KAMERA PRAKTIKUM III PERGERAKAN KAMERA 3.1 Tujuan Praktikum Mahasiswa dapat menggunakan kamera dengan pergerakan yang variatif. 3.2 Pergerakan Kamera Pergerakan kamera yang variatif sangat dibutuhkan pada setiap

Lebih terperinci

MATERI POKOK PEMBELAJARAN VIDEOGRAFI I

MATERI POKOK PEMBELAJARAN VIDEOGRAFI I Dosen Mata Kuliah : NR. Ardi Candra DA., S.Sn. : Videografi I MATERI POKOK PEMBELAJARAN VIDEOGRAFI I Deskripsi Mata Kuliah : Perkuliahan Videografi I memberikan pengetahuan tentang proses terjadinya gambar

Lebih terperinci

BAB V ANIMASI ILLEGAL LOGGING

BAB V ANIMASI ILLEGAL LOGGING BAB V ANIMASI ILLEGAL LOGGING A. Proses Perancangan Perancangan animasi dimulai dengansketsa dasar yang dibuat dengan sederhana untuk menentukan objek yang akan di buat melalui proses modelling, ide yang

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Laporan Tugas Akhir pada BAB IV ini akan menjelaskan mengenai hasil karya yang berasal dari rancangan pada bab sebelumnya. Pada bab ini akan menjelaskan mengenai tahap produksi

Lebih terperinci

(Sumber: Film The Raid 2, TC 00:01:49-00:01:50)

(Sumber: Film The Raid 2, TC 00:01:49-00:01:50) A. METODE EDITING Dalam proses penyuntingan gambar, metode editing terbagi menjadi 2 yaitu cut dan transisi. 1. Cutting adalah proses pemotongan gambar secara langsung tanpa adanya manipulasi gambar. 2.

Lebih terperinci

Finishing Audio Visual dengan Analisa Editing

Finishing Audio Visual dengan Analisa Editing Finishing Audio Visual dengan Analisa Editing ADA DUA MACAM EDITING LINEAR EDITING Proses pasca produksi yang masih menggunakan banyak peralatan editing profesional, player, recorder, monitor, ECU ( editing

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. telah terencana pada pra-produksi yang tertulis pada bab sebelumnya. Berikut ini

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. telah terencana pada pra-produksi yang tertulis pada bab sebelumnya. Berikut ini BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Pada bab ini menjelaskan proses produksi dan pasca produksi, seperti yang telah terencana pada pra-produksi yang tertulis pada bab sebelumnya. Berikut ini penjelaskan proses produksi

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. tugas akhir ini akan membuat sebuah film animasi 2D dengan gaya komik strip

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. tugas akhir ini akan membuat sebuah film animasi 2D dengan gaya komik strip BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Seperti yang telah dijelaskan pada bagian rumusan masalah pada Bab I, tugas akhir ini akan membuat sebuah film animasi 2D dengan gaya komik strip Pada Bab III telah dijelaskan

Lebih terperinci

jenis lensa : lensa normal, lensa wide, lensa tele, dan lensa macro. Pada umumnya kamera video sudah dilengkapi dengan lensa zoom.

jenis lensa : lensa normal, lensa wide, lensa tele, dan lensa macro. Pada umumnya kamera video sudah dilengkapi dengan lensa zoom. Apakah kamu sudah siap untuk mempelajari lebih lanjut tentang bagian-bagian kamera? Pada saat diskusi 2-2 tentunya kamu telah mengetahui bagian-bagian kamera beserta fungsinya. Untuk melengkapi pemahaman

Lebih terperinci

Storyboard For Animation

Storyboard For Animation Storyboard For Animation Anda tidak perlu menjadi seorang kartunis yang bagus untuk menggambar storyboard yang baik. Jika Anda tidak bisa menggambar, maka akan memakan waktu lebih lama, tetapi Anda dapat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA. Ilmu Multimedia memiliki cakupan yang sangat luas, oleh sebab itu

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA. Ilmu Multimedia memiliki cakupan yang sangat luas, oleh sebab itu BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA 3.1 Metode Penelitian Ilmu Multimedia memiliki cakupan yang sangat luas, oleh sebab itu metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Sebagian besar kota besar yang ada di Indonesia saat ini semakin berkembang seiring dengan pertumbuhan penduduk. Salah satu kota yang berkembang saat ini

Lebih terperinci

MCU (Medium Close Up) Shot yang menampilkan separas dada sampai atas kepala.

MCU (Medium Close Up) Shot yang menampilkan separas dada sampai atas kepala. JENIS- JENIS SHOT DAN SUDUT PENGAMBILAN GAMBAR JENIS-JENIS SHOT CU (Close Up) Shot yang menampakan daripada bahu sampai atas kepala. MCU (Medium Close Up) Shot yang menampilkan separas dada sampai atas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menyampaikan sebuah informasi, banyak media yang dapat dipakai

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menyampaikan sebuah informasi, banyak media yang dapat dipakai 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam menyampaikan sebuah informasi, banyak media yang dapat dipakai agar data yang dikirim oleh pengirim bisa sampai ke penerima. Media yang dipakai bisa melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dasarnya masyarakat mengkhawatirkan masa kehamilan dan persalinan. Masa kehamilan dan persalinan dideskripsikan oleh Bronislaw Malinowski menjadi fokus

Lebih terperinci

Week 5 C ne n ma ma Hist s o t r o y

Week 5 C ne n ma ma Hist s o t r o y Week 5 Cinema History Mutu Pertunjukan Awalnya film seringkali menampilkan akting aktor secara full body. Demi kepentingan penyajian cerita yang lebih menarik sudut pandang pengambilan gambar dilakukan

Lebih terperinci

BAB V EVALUASI. 5.1 Editing dan Mixing

BAB V EVALUASI. 5.1 Editing dan Mixing BAB V EVALUASI 5.1 Editing dan Mixing Dalam tahap pasca produksi ini dilakukan tahap editing dan mixing. Hasil shooting yang sebelumnya dilakukan selama 3 hari, disortir dan dibuat list yang setelah itu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Iklan Secara sederhana iklan didefinisikan sebagai pesan yang menawarkan suatu produk yang ditujukan kepada masyarakat lewat suatu media. Sedangkan periklanan (advertising)

Lebih terperinci

Produksi AUDIO VISUAL

Produksi AUDIO VISUAL Modul ke: Produksi AUDIO VISUAL Storyboard Shooting board Dorector board Fakultas ILMU KOMUNIKASI Dudi Hartono, S. Komp, M. Ikom Program Studi MARCOMM & ADVERTISING www.mercubuana.ac.id Pendahuluan: Storyboard

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan modal awal untuk membangun bangsa. Selain sebagai modal, pendidikan di era teknologi ini merupakan sebuah kebutuhan. Dilihat dari berbagai aspek,

Lebih terperinci

VI. KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN / KOMUNITAS

VI. KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN / KOMUNITAS VI. KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN / KOMUNITAS Mengenalkan dan mendetugas Akhirkan tentang konsep 3D Animasi Holographic display Xperia Z3 yang digunakan sebagai terobosan baru dalam tampilan

Lebih terperinci

PRAKTIKUM 2. PENGAMBILAN GAMBAR

PRAKTIKUM 2. PENGAMBILAN GAMBAR PRAKTIKUM 2. PENGAMBILAN GAMBAR Tujuan praktikum : Mahasiswa dapat melakukan pengambilan gambar dalam berbagai ukuran, angle kamera dan pergerakan kamera. 2.1. UKURAN GAMBAR Ukuran pengambilan gambar selalu

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. 1.1 Televisi Sebagai Media Pembelajaran

BAB III LANDASAN TEORI. 1.1 Televisi Sebagai Media Pembelajaran BAB III LANDASAN TEORI 1.1 Televisi Sebagai Media Pembelajaran Pendidikan merupakan proses perubahan sikap seseorang untuk menjadi lebih baik baik dari segi pengetahuan dan segi moral atau tingkah laku.

Lebih terperinci

BAB 5 EVALUASI. 5.1 Evaluasi Camera Person Evaluasi Audio

BAB 5 EVALUASI. 5.1 Evaluasi Camera Person Evaluasi Audio BAB 5 EVALUASI 5.1 Evaluasi Camera Person 5.1.1 Evaluasi Audio Audio yang sudah diambil pada saat syuting hingga akhir, ada sebagian audio yang bocor dan noise. Oleh karena itu camera person melaporkan

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL III.1 Strategi Perancangan Strategi perancangan dalam pembuatan video klip Blood Angel yang berjudul Perjalanan Cinta adalah dengan menggunakan teknik chroma

Lebih terperinci

JENIS-JENIS KAMERA & TEKNIK KAMERA DALAM PENGAMBILAN GAMBAR

JENIS-JENIS KAMERA & TEKNIK KAMERA DALAM PENGAMBILAN GAMBAR JENIS-JENIS KAMERA & TEKNIK KAMERA DALAM PENGAMBILAN GAMBAR PRIAMBODOTOMMY.BLOGSPOT.COM Lisensi dokumen: Copyright @2012 by Priambodotommy.blogspot.com Seluruh dokumen yang ada di Priambodotommy.blogspot.com

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. produksi. Alur tersebut tergambarkan seperti pada gambar 4.1.

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. produksi. Alur tersebut tergambarkan seperti pada gambar 4.1. BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Secara garis besar bab ini akan membahas tentang produksi hingga pasca produksi. Alur tersebut tergambarkan seperti pada gambar 4.1. Gambar 4.1 Alur Produksi Dan Pasca Produksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam pesan. Jika di lihat dari segi komunikasi, musik digunakan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam pesan. Jika di lihat dari segi komunikasi, musik digunakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Musik merupakan media komunikasi yang efektif dalam menyampaikan berbagai macam pesan. Jika di lihat dari segi komunikasi, musik digunakan sebagai media untuk menyampaikan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. tugas akhir ini akan membuat sebuah film animasi 2D dengan rigging. Pada Bab

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. tugas akhir ini akan membuat sebuah film animasi 2D dengan rigging. Pada Bab BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Seperti yang telah dijelaskan pada bagian rumusan masalah pada Bab I, tugas akhir ini akan membuat sebuah film animasi 2D dengan rigging. Pada Bab III telah dijelaskan tentang

Lebih terperinci

Produksi Media PR AVI

Produksi Media PR AVI Produksi Media PR AVI Modul ke: Simulasi Teknik Dasar Penggunaan Kamera AVI Fakultas Fakultas Ilmu KOmunikasi Hendrata Yudha S.sos, M.ikom Program Studi Public Relations www.mercubuana.ac.id Tugas Buatlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu dari 3 negara yang mempunyai tingkat keanekaragaman hayati yang tinggi. Fauna merupakan bagian dari keanekaragaman hayati di Indonesia,

Lebih terperinci

VIDEO TRAILER KAMPUNG SENI

VIDEO TRAILER KAMPUNG SENI VIDEO TRAILER KAMPUNG SENI LAPORAN Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Penyuntingan Digital II Disusun oleh : Sartika Devi Putri Endra Ayu Astuti NIM. 14148115 Angga Setyo Apriyono NIM. 14148139 FAKULTAS

Lebih terperinci

Tujuan Instruksional Umum : Tujuan Instruksional Khusus :

Tujuan Instruksional Umum : Tujuan Instruksional Khusus : Tujuan Instruksional Umum : 1. Memberikan pemahaman fungsi bagian tubuh kamera dengan perhitungan kombinasi angka angka. 2. Memberikan pemahaman mengenai bagian - bagian tubuh kamera. 3. Memberikan pemahaman

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS PROSES

BAB 4 ANALISIS PROSES BAB 4 ANALISIS PROSES 4.1. Tahapan Produksi Film documenter MUGO melewati berbagai tahapan proses dari praproduksi, produksi dan pascaproduksi, semua proses yang di lakukan berdasarkan arahan sutradara

Lebih terperinci

BASIC VIDEOGRAFI OLEH: R. WISNU WIJAYA DEWOJATI

BASIC VIDEOGRAFI OLEH: R. WISNU WIJAYA DEWOJATI BASIC VIDEOGRAFI OLEH: R. WISNU WIJAYA DEWOJATI BASIC PHOTOGRAFI Sebelum dikenalnya teknik Film, manusia lebih dulu mengenal teknik photografi, teknik ini lalu berkembang menjadi teknik film, pada dasarnya

Lebih terperinci

BAB III KONSEP PERANCANGAN

BAB III KONSEP PERANCANGAN 46 BAB III KONSEP PERANCANGAN 3.1 Tujuan Komunikasi Film dokumenter Lipsync in My Life ini pada dasarnya bertujuan untuk memberikan informasi tentang potret kehidupan kehidupan seorang waria yang berprofesi

Lebih terperinci

BAB VI TAHAP PRODUKSI DAN PASCA PRODUKSI PROGRAM

BAB VI TAHAP PRODUKSI DAN PASCA PRODUKSI PROGRAM BAB VI TAHAP PRODUKSI DAN PASCA PRODUKSI PROGRAM 4.1 Tahap Produksi Proses produksi adalah proses pelaksanaan dari perencanaan yang telah dibuat sebelumnya yaitu pada tahap pra produksi. Dalam hal ini

Lebih terperinci

BAB III KONSEP PERANCANGAN

BAB III KONSEP PERANCANGAN BAB III KONSEP PERANCANGAN 3.1 Tujuan Komunikasi Dalam sebuah produksi film dokumenter ini yang bertemakan dokumenter Potret tentang seseorang yang telah membangun Bukit Rhema ini dimana yang kontennya

Lebih terperinci

JENIS-JENIS FOTO DAN TEKNIS DASAR PEMOTRETAN

JENIS-JENIS FOTO DAN TEKNIS DASAR PEMOTRETAN JENIS-JENIS FOTO DAN TEKNIS DASAR PEMOTRETAN Memotret adalah proses kreatifitas yang tidak hanya sekedar membidik obyek yang akan kita rekam dan kemudian menekan tombol shutter pada kamera. Dalam menciptakan

Lebih terperinci

PAV SUDUT PENGAMBILAN GAMBAR (CAMERA ANGLE) Camera angle adalah sudut dimana kamera mengambil gambar suatu obyek, pemandangan atau adegan.

PAV SUDUT PENGAMBILAN GAMBAR (CAMERA ANGLE) Camera angle adalah sudut dimana kamera mengambil gambar suatu obyek, pemandangan atau adegan. SUDUT PENGAMBILAN GAMBAR (CAMERA ANGLE) PAV Camera angle adalah sudut dimana kamera mengambil gambar suatu obyek, pemandangan atau adegan. Dengan sudut tertentu kita bisa menghasilkan suatu shot yang menarik,

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PERANCANGAN

BAB 4 METODE PERANCANGAN BAB 4 METODE PERANCANGAN 4.1 Strategi Kreatif 4.1.1 Fakta Kunci 1. Mengangkat tema tentang merawat buku secara sederhana. 2. Banyak orang yang suka buku, tapi tidak terlalu familiar dengan cara merawatnya.

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL KARYA 4.1 Install Peralatan

BAB 4 HASIL KARYA 4.1 Install Peralatan BAB 4 HASIL KARYA 4.1 Install Peralatan Agar produksi shooting INDO COMMUNITIES berjalan dengan lancar, dilakukan survei untuk tempat produksi utama yaitu di Lego Store, Cilandak Town Square. Survei dilakukan

Lebih terperinci