INFRASTRUKTUR DAERAH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "INFRASTRUKTUR DAERAH"

Transkripsi

1 Kinerja Pelaksanaan DAK TA 2016: Kota Makassar Penyelenggaraan Rapat Koordinasi Fasilitasi Pembinaan Infrastruktur Daerah Kebijakan DAK Bidang Infrastruktur TA Buletin INFRASTRUKTUR DAERAH Edisi 1/ Tahun II/ 2017 MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN AIR MINUM MELALUI PENERAPAN RENCANA PENMANAN AIR MINUM Hal. 13 SINKRONISASI DAN HARMONISASI Perencanaan Program Penyelenggaraan Infrastruktur Daerah BIRO PERENCANAAN ANGGARAN DAN KERJASAMA LUAR NEGERI SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

2 Daftar isi Edisi 1 Tahun II 2017 Artikel utama 4 Sinkronisasi dan Harmonisasi Perencanaan Program Penyelenggaraan Infrastruktur Daerah informasi 7 Kinerja Pelaksanaan DAK TA 2016: Kota Makassar 4 10 Optimalisasi DAK Irigasi untuk Percepatan Pemulihan Fungsi Irigasi 13 Sosialiasi dan Pelatihan Aplikasi e-planning dalam Pengusulan Kegiatan DAK TA Penyelenggaraan Rapat Koordinasi Fasilitasi Pembinaan Infrastruktur Daerah Kebijakan DAK Bidang Infrastruktur TA 2018 Sinergi Pelaksanaan Pemantauan dan Evaluasi DAK ke Daerah 13 peristiwa 20 Kerjasama TNI dan Kementerian PUPR dalam Percepatan Pembangunan Infrastruktur Daerah 17 Serba-serbi 23 Kinerja Penyelenggaraan DAK TA 2016 dan Lokasi Prioritas Penyelenggaraan DAK TA

3 Buletin Infrastruktur Daerah Pelindung Anita Firmanti Penanggung Jawab Widiarto Dewan Redaksi Riono Suprapto Andie Pramudita Fajar Eko Antono Pemimpin Redaksi Irma Rahmawati Penyunting Redaksi Annisa Maulina Bagian Produksi Zamzuli, Agus Soegiono, Asep Sultoni, Dewi Udiarti, Yunaedah Bagian Distribusi Dodi Herdiawan, Agung Tego Kontributor Taufik Perdana, Irma Rahmawati, Annisa Maulina, Indah Indriasputri, Rully Dermawati, Hasiholan Manuruk Desain Annisa Maulina, Keziah Cahya V. Alamat Redaksi Gedung Menteri PUPR Lt.5 Jl. Pattimura No.20, Kebayoran Baru Jakarta Selatan, 12110, Telp Cover: Infrastruktur Irigasi Lokasi: D.I Kripik Kec. Gunungpati Editorial Pembaca yang budiman, S elamat berjumpa dalam edisi ke-1 Tahun II Buletin Infrastruktur Daerah. Dalam edisi ini kami menyajikan liputan utama terkait Sinkronisasi dan Harmonisasi Perencanaan Program Penyelenggaraan Infrastruktur Daerah. Mengacu pada UU 23/2014 tentang Pemerintah Daerah dijelaskan bahwa kementerian atau lembaga pemerintah nonkementerian wajib melakukan sinkronisasi dan harmonisasi dengan daerah guna mencapai target pembangunan nasional. Ditinjau dari sudut hubungan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dapat dilihat dari adanya hubungan dalam penyelenggaraan pemerintahan. Kebijakan Desentralisasi dimaksudkan untuk memberikan kewenangan kepada daerah untuk mengatur urusannya. Kebijakan yang dapat diambil Daerah adalah dalam batas-batas otonomi yang diserahkan kepadanya dan tidak boleh bertentangan dengan Peraturan Perundangan yang lebih tinggi yaitu norma, standar dan prosedur yang ditentukan Pusat. Otonomi daerah telah memberikan semangat dan kewenangan yang besar bagi Pemerintah Daerah untuk menata dan mewujudkan pembangunan daerah. Aspirasi masyarakat, potensi sumber daya alam dan manusia, serta karakteristik khas masing-masing daerah merupakan faktor yang dipertimbangkan Pemerintah Daerah dalam menyusun arah kebijakan dan target pembangunannya. Pada edisi ke-1 ini kami juga mengulas mengenai berbagai topik lain diantaranya adalah informasi terkait: Kinerja Pelaksanaan DAK TA 2016: Kota Makassar; Optimalisasi DAK Irigasi untuk Percepatan Pemulihan Fungsi Irigasi; Sosialiasi dan Pelatihan Aplikasi e-planning dalam pengusulan kegiatan DAK TA 2018; Penyelenggaraan Rapat Koordinasi Fasilitasi Pembinaan Infrastruktur Daerah; Kebijakan DAK Bidang Infrastruktur TA 2018; dan Sinergi Pelaksanaan Pemantauan dan Evaluasi DAK ke Daerah; serta peristiwa seputar Kerjasama TNI dan Kementerian PUPR dalam Percepatan Pembangunan Infrastruktur Daerah Selamat membaca, Tim Redaksi Redaksi menerima tulisan/artikel/opini/foto/saran maupun tanggapan terkait bidang Fasilitasi Pendanaan Infrastruktur Daerah ke bpkln.pu@gmail.co.id. Redaksi berhak menyunting naskah/artikel yang masuk sesuai tema penerbitan dan ketersediaan jumlah halaman/ rubik. 3

4 Jalan Lingkungan (Dok: Balai Pusdata) SINKRONISASI DAN HARMONISASI PERENCANAAN PROGRAM PENYELENGGARAAN INFRASTRUKTUR DAERAH H ubungan Pemerintahan Pusat - Daerah memiliki sejarah yang panjang sejak jaman kolonial. Sejak proklamasi hingga saat ini, tercatat 8 UU Pemerintah Daerah telah dirumuskan untuk mengatur pelaksanaan Pemerintahan Daerah. Peristiwa Reformasi yang terjadi pada tahun 1998 telah membawa perubahan yang mendasar dalam hubungan pemerintahan pusat daerah. Pendekatan pemerintahan yang sentralistik pada masa orde baru berganti menjadi pendekatan yang desentralistik. Bahkan bagi beberapa daerah tertentu diberikan kekhususan dalam bentuk otonomi khusus. Pemda dalam menyusun arah kebijakan dan target pembangunannya. Banyak daerah berlomba meningkatkan angka pertumbuhan ekonominya dengan memprioritaskan sektor unggulan, seperti pertanian, wisata, industri, perdagangan dan jasa. Target pertumbuhan ekonomi tersebut berkorelasi erat dengan meningkatnya kebutuhan dukungan infrastruktur yang handal dan memadai. Kebutuhan tersebut setidaknya tergambar dari usulan anggaran Dana Alokasi Khusus (DAK) 2017 Infrastruktur PUPR yang diajukan oleh Pemda kepada Pemerintah Pusat. Total usulan DAK untuk Bidang Jalan, Irigasi, Air Minum, Sanitasi dan Perumahan mencapai Rp 292,9 T. Otonomi daerah telah memberikan semangat dan kewenangan yang besar bagi Pemerintah Daerah (Pemda) untuk menata dan mewujudkan pembangunan daerah. Aspirasi masyarakat, potensi sumber daya alam dan manusia, serta karakteristik khas masing-masing daerah merupakan faktor yang dipertimbangkan Di sisi lain, Pemerintah Pusat melalui RPJMN dan Nawacita masih memiliki sejumlah agenda yang harus segera dituntaskan menjelang berakhirnya masa kerja Kabinet Kerja di Tahun Kondisi perekonomian global yang menurun yang berimbas pada menurunnya pendapatan negara membuat penggunaan anggaran 4

5 daerah memiliki tanggung jawab yang sama besarnya dalam mewujudkan pelayanan publik, dan memajukan perekonomian nasional yang merupakan hakikat dari otonomi daerah. belanja negara harus diprioritaskan pada sektor unggulan yang diharapkan memiliki daya ungkit ekonomi paling optimum. Dalam Rancangan RKP 2018, jumlah Prioritas Nasional (PN) adalah 10 PN. Jumlah tersebut menurun dibanding tahun 2017 yang berjumlah 23 PN. Hal tersebut menunjukkan semakin fokusnya program pembangunan nasional. Semakin terbuka lebarnya akses masyarakat terhadap arus informasi dan teknologi mengakibatkan tuntutan masyarakat terhadap pelayanan publik yang berkualitas semakin kuat. Batasan kewenangan urusan pemerintahan yang telah dikelompokkan dalam UU 23 / 2014 tentang Pemerintahan Daerah menjadi tidak relevan jika menggunakan kacamata masyarakat awam. Baik pemerintah pusat maupun pemerintah UU 23 / 2014 tentang Pemerintahan Daerah telah mengamanatkan kepada Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah untuk melakukan koordinasi teknis, mulai dari tahapan perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, dan evaluasi pembangunan. Tujuan utama dari koordinasi teknis dimaksud yaitu menciptakan program pembangunan nasional dan daerah yang sinkron dan harmonis, sehingga dapat mencapai target yang telah ditetapkan sebelumnya. Sebagai contoh, dalam pembangunan bendungan yang dilakukan oleh Kementerian PUPR memerlukan dukungan dan komitmen Pemerintah Daerah dalam proses pembebasan lahan dan sosialisasi kepada masyarakat di sekitar lokasi pembangunan. Jika bendungan telah operasional, air baku yang bersumber dari bendungan tersebut dapat menjadi sumber air baku untuk air minum ataupun mengaliri daerah irigasi disekitarnya. Menindaklanjuti amanat UU 23 / 2014 tersebut, Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian PPN/ Bappenas mengadakan acara Rapat Koordinasi Teknis (Rakortek) Pusat Daerah dengan melibatkan seluruh K/L pembina 32 Urusan Pemerintahan Konkuren dan 34 Pemerintah Daerah Provinsi. Acara dilaksanakan di 2 regional, yaitu Wilayah Barat di Batam (21 s.d 23 Februari 2017) dan Wilayah Timur di Makassar (28 Februari 2 Maret Pemerintah Daerah Provinsi melakukan koordinasi dengan Pemerintah Kabupaten/Kota untuk memasukkan usulan program dan kegiatan beserta data dukungnya ke dalam e-planning. Hasil Rakortek akan menjadi bahan bagi rangkaian berikutnya dalam proses penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Tahun Penyelenggaraan Rakortek di Kota Makassar Sumber: World Bank 5

6 2017). Tujuan pelaksanaan acara tersebut yaitu: a) Sinkronisasi perencanaan pembangunan nasional dan daerah serta pembangunan antar daerah Tahun 2018, dan b) Penyelarasan program, kegiatan, proyek, target, lokasi, dan anggaran pembangunan nasional antara pemerintah pusat, provinsi, kabupaten/kota masing-masing bidang urusan pemerintahan Tahun Keluaran yang diharapkan dari Rakortek yaitu data/informasi awal arah Program Prioritas Nasional Tahun 2018 dalam rangka: a) Penyusunan program, kegiatan, proyek, target, lokasi, dan anggaran pusat dan daerah dalam pencapaian target pembangunan nasional Tahun 2018; b) Terwujudnya komitmen daerah dalam mendukung pencapaian program prioritas nasioal tahun 2018; c) Tersusunnya daftar urutan usulan prioritas pusat dan daerah tahun Pemerintah Pusat (K/L pembina Urusan Pemerintahan, Bappenas dan Kemendagri) melakukan pembahasan (desk) dengan Pemerintah Daerah (Bappeda Provinsi dan SKPD Teknis Provinsi). Desk dibagi berdasarkan Urusan Pemerintahan Konkuren yang terdapat dalam Lampiran UU 23 / Kementerian PUPR sebagai pembina 2 Urusan, yaitu Urusan Pekerjaan Umum dan Urusan Perumahan dan Kawasan Permukiman hadir dalam 2 desk, yang masing-masing terdiri dari perwakilan dari Setjen, Ditjen SDA, Ditjen BM, Ditjen CK, Ditjen Penyediaan Perumahan, dan BPIW. Pemerintah Daerah diwakili oleh Pemerintah Daerah Provinsi, yang diharapkan bertindak sebagai representasi dari Pemerintah Provinsi, maupun Pemerintah Kabupaten/Kota yang berada di dalam wilayahnya. Alokasi waktu pembahasan untuk masing-masing Provinsi adalah 1 jam. Substansi yang dibahas dalam Rakortek terdiri dari: a) Sasaran Prioritas Nasional TA 2018 di masing-masing Provinsi; b) Proyek K/L TA 2018 yang mendukung Prioritas Nasional (Kewenangan Pusat); c) Proyek Daerah TA 2018 yang mendukung Prioritas Nasional (Kewenangan Daerah); d) Usulan Proyek Daerah TA 2018 (Kewenangan Pusat dan Kewenangan Daerah). Format untuk masing-masing subtansi tersebut dimasukkan dan disimpan dalam aplikasi e-planning yang dikembangkan oleh Bappenas. Sebelum hari-h pelaksanaan Rakortek, Pemerintah Daerah Provinsi melakukan koordinasi dengan Pemerintah Kabupaten/Kota untuk memasukkan usulan program dan kegiatan beserta data dukungnya ke dalam e-planning. Pada Hari-H pembahasan difokuskan untuk mendiskusikan input data yang telah dilakukan oleh Pemerintah Daerah. Pembahasan yang dilakukan di Desk Urusan Pekerjaan Umum dan Desk Perumahan dan Kawasan Permukiman berlangsung lancar, dan dihadiri oleh seluruh Pemerintah Daerah. Khusus bidang jalan, turut dihadiri oleh Satuan Kerja Perencanaan dan Pengawasan Jalan Nasional dan Balai / Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional di masing-masing Provinsi. Desk Papua dan Papua Barat terpisah dengan agenda evaluasi dan percepatan pembangunan di Provinsi Papua dan Papua Barat. Terdapat sejumlah hal yang perlu dievaluasi dan ditingkatkan dengan memperhatikan pelaksanaan Rakortek Pusat Daerah TA Kompleksitas perencanaan dan pemrograman infrastruktur PUPR serta jumlah kegiatan yang besar membuat alokasi 1 jam yang disediakan untuk pembahasan desk kurang cukup. Pemahaman Pemerintah Daerah maupun Pemerintah Pusat terhadap substansi Rakortek masih belum sama sehingga tidak seluruh subtansi yang terdapat dalam Rakortek dapat dibahas dan menghasilkan output yang diharapkan. Sejumlah kendala tersebut dapat dimaklumi mengingat tahun 2017 merupakan tahun pertama pelaksanaan Rakortek. Hasil Rakortek akan menjadi bahan bagi rangkaian berikutnya dalam proses penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Tahun (Taufik) Dalam Rancangan RKP 2018, jumlah Prioritas Nasional (PN) adalah 10 PN. Jumlah tersebut menurun dibanding tahun 2017 yang berjumlah 23 PN. 6 6

7 Kinerja Pelaksanaan DAK TA 2016: Kota Makassar K ota Makassar adalah ibu kota Provinsi Sulawesi Selatan yang terletak di pesisir barat daya Pulau Sulawesi. Kota Makassar tergolong salah satu kota metropolitan di Indonesia. Kota yang memiliki wilayah seluas 199,26 km² dan jumlah penduduk lebih dari 1,6 juta jiwa, menjadikan Kota Makassar berada di urutan kelima berpenduduk terbesar di Indonesia. Laju pertumbuhan ekonomi Kota Makassar berada di peringkat paling tinggi di Indonesia. Dalam lima tahun terakhir, rata-rata pertumbuhan ekonomi Kota Makassar di atas 9%. Laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi didukung dari banyaknya destinasi wisata yang terdapat di Kota Makassar diantaranya Pantai Losari, Fort Rotterdam, Makam Raja-Raja Tallo, Trans Studio, dan lain sebagainya. Banyaknya destinasi wisata harus didukung dengan sarana dan prasarana yang memadai seperti jaringan jalan, infrastruktur sanitasi, dan infrastruktur penyedia air minum. Dilihat dari kondisi infrastrukturnya, Kota Makassar memiliki jalan yang menjadi kewenangannya sepanjang km, dan km (73%) berada pada kondisi mantap. Kondisi tersebut berada diatas rata-rata kemantapan jalan kota di tingkat nasional sebesar 60% serta telah melampaui target jalan kota mantap 65% (RPJMN ). Dilihat dari kondisi infrastruktur air minum, berdasarkan data teknis DAK Air Minum 2016, terdapat rumah tangga telah terlayani oleh air minum yang sesuai dengan standar yang ditetapkan dari total rumah tangga sebanyak Apabila dipersentasekan maka terdapat 94,06% rumah tangga yang telah terlayani oleh air minum layak. Angka tersebut mendekati dari target RPJMN yaitu 100% layak air minum. Untuk infrastruktur sanitasi, Kota Makassar memiliki jumlah rumah tangga yang telah terlayani oleh sanitasi layak. Apabila dibandingkan dengan target RPJMN yaitu 100% akses sanitasi layak, maka terdapat 93,23% rumah tangga yang telah 4 7

8 Sarana dan Prasarana Air Bersih di Kel. Sudiang Raya mendapatkan layanan sanitasi layak. Angka tersebut sudah mendekati dari target nasional 100% layak sanitasi di tahun Kondisi infrastruktur bidang PUPR relatif cukup baik dilihat dari data diatas. Bidang jalan perlu dipertahankan tingkat kemantapannya, namun bidang air minum dan sanitasi perlu upaya untuk mencapai target 100% di Dalam rangka mempertahankan kondisi baik jalan maupun mencapai gap ketercapaian bidang air minum dan sanitasi, maka tugas dan fungsi Kementerian PUPR sebagai pembina teknis pelaksanaan DAK Infrastruktur, melaksanakan kegiatan monitoring dan evaluasi (monev) penyelenggaraan DAK 2016 di Kota Makassar pada tanggal 28 Februari- 03 Maret Monev juga dilakukan untuk memantau dan mengendalikan kegiatan agar selesai sesuai dengan jadwal yang ditentukan. Selain itu, adanya monev untuk menjamin kualitas dari setiap kegiatan yang dilakukan sesuai dengan perundangundangan yang berlaku. Saat melakukan monev, tim BPAKLN didampingi oleh Satker P2JN Provinsi Sulawesi Selatan, Satker PSPAM Provinsi Sulawesi Selatan, Dinas PU Kota Makassar, dan Dinas Cipta Karya Kota Makassar. Monev dilakukan ke beberapa lokasi kegiatan yang didanai DAK Bidang Infrastruktur TA 2016, yaitu: DAK Bidang Jalan: Peningkatan Jalan Pengayoman sepanjang 1,81 km; dan Peningkatan Jalan Baruga Raya sepanjang 0,52 km. DAK Bidang Air Minum: Pembangunan Sarana Dan Prasarana Air Bersih Kelurahan Sudiang IPAL Komunal di Kel. Bontorannu Raya Rw 02 Rt 1; Peningkatan Sarana Dan Prasarana Air Bersih Kelurahan Barombong. DAK Bidang Sanitasi: Pembangunan IPAL Komunal di Kawasan Padat Pusat Pertumbuhan Kota di Kel. Bontorannu; Pembangunan IPAL Komunal di Kawasan Padat Pusat Pertumbuhan Kota di Kel Jongaya. Berdasarkan hasil monev didapatkan bahwa kinerja penyelenggaraan DAK Subbidang Jalan TA 2016 di Kota Makassar sudah berjalan cukup baik. Hasil monev juga telah sesuai dengan hasil pemantauan fisik dan keuangan melalui e-monitoring (e-mon). Sebagai contoh pada pelaksanaan kegiatan peningkatan Jalan Pengayoman sepanjang 1,81 km, pada e-mon tertulis hasil pelaksanaan fisik dan keuangan sebesar 100% dan 71,28%. Hal ini telah sesuai dengan yang didapatkan dari hasil monev yaitu pelaksanaan peningkatan Jalan Pengayoman telah selesai 100%. Berdasarkan hasil pelaporan kinerja fisik dan keuangan yang disampaikan oleh masing-masing perwakilan dari Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kota Makassar, terkhusus untuk bidang sanitasi, hasil kinerja yang tercantum dalam e-mon belum sesuai dengan data kinerja fisik dan keuangan yang dimiliki oleh Dinas Cipta Karya Kota Makassar. Kinerja fisik dan keuangan yang sebenarnya dimiliki oleh dinas lebih besar dibandingkan dengan angka yang tercantum didalam e-mon. Sebagai contoh pada pelaksanaan kegiatan Pembangunan IPAL Komunal di Kawasan Padat Pusat Pertumbuhan Kota di Kel. Bontorannu, capaian fisik dan keuangan bidang sanitasi didalam e-mon menunjukkan kinerja pelaksanaan sebesar 0%, namun data capaian yang dimiliki oleh 8

9 dinas menunjukkan kinerja pelaksanaan sebesar 80%. Ada indikasi bahwa petugas e-mon yang tidak tertib dalam melakukan pelaporan ke dalam sistem. Beberapa kegiatan tidak dapat terlaksana 100% di akhir tahun anggaran 2016 dikarenakan terbatasnya waktu pelaksanaan. Terbatasnya waktu pelaksanaan yang terjadi salah satunya dikarenakan terlambatnya pencairan anggaran dari BPKAD Kota Makassar sehingga mengakibatkan mundurnya waktu pelaksanaan dari jadwal yang telah ditentukan serta tingginya curah hujan di akhir tahun turut mengurangi efisiensi pelaksanaan kegiatan. Kementerian PUPR melalui Unit Organisasi di tingkat pusat ataupun melalui Unit Pelaksana Teknis (Balai dan Satker) di daerah akan terus melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap Pemerintah Daerah dalam penyelenggaraan DAK Pemerintah Daerah melalui Dinas PUPR diharapkan dapat melaksanakan DAK 2017 dengan berpedoman kepada Permen PUPR No 33 Tahun 2016, dan peraturan perundangan lainnya yang berlaku. Kementerian PUPR mengharapkan adanya sosialisasi kepada pemerintah daerah khususnya pelaksanaan kegiatan DAK terkait kepatuhan pelaporan, landasan hukum dalam pelaksanaan DAK antara Perpres, PMK, Permen dan Perda Walikota yang terkait pelaksanaan DAK sehingga tidak mengalami kesulitan yang berarti dalam pelaksanaan DAK yang akan datang Sinergi antara Kementerian PUPR dan Pemerintah Daerah dalam penyelenggaraan DAK diharapkan dapat mewujudkan infrastruktur daerah yang lebih handal dan mampu menjadi pendorong peningkatan ekonomi daerah serta mengurangi kesenjangan pembangunan antar wilayah. (Annisa) Proses Monitoring pada IPAL Komunal di Kel. Bontorannu Berdasarkan hasil monev didapatkan bahwa kinerja penyelenggaraan DAK Subbidang Jalan TA 2016 di Kota Makassar sudah berjalan cukup baik. Hasil monev juga telah sesuai dengan hasil pemantauan fisik dan keuangan melalui e-monitoring (e-mon). Berdasarkan hasil pelaporan kinerja fisik dan keuangan yang disampaikan oleh masing-masing perwakilan dari Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kota Makassar, terkhusus untuk Subbidang sanitasi, hasil kinerja yang tercantum dalam e-mon belum sesuai dengan data kinerja fisik dan keuangan yang dimiliki oleh Dinas Cipta Karya Kota Makassar. 9

10 OPTIMALISASI DAK IRIGASI Untuk Percepatan Pemulihan Fungsi Irigasi P embangunan daerah merupakan salah satu pembangunan nasional dan mengurangi kesenjangan upaya prioritas dalam meminimalisasi antar wilayah dalam upaya pemerataan pembangunan. ketimpangan antar wilayah. Hal ini tertuang Pembangunan infrastruktur yang dilakukan dalam Nawacita Presiden yaitu Membangun Kementerian PUPR tidak hanya menghasilkan Indonesia dari pinggiran dengan infrastruktur fisik semata tetapi juga berkontribusi pada memperkuat daerah dan desa dalam kerangka Negara penyediaan lapangan pekerjaan untuk mengurangi Kesatuan serta sesuai dengan Peraturan Presiden No.2 angka kemiskinan di Indonesia. Infrastruktur daerah Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka merupakan aspek utama untuk mempercepat proses Menengah Nasional (RPJMN) Tahun untuk pembangunan nasional mengingat bahwa sebagian menghilangkan atau memperkecil kesenjangan antar besar infrastruktur menjadi kewenangan daerah. wilayah, dengan prioritas wilayah desa, wilayah pinggiran, luar Jawa, dan kawasan Timur. Salah satu infrastruktur fisik yang dibangun adalah infrastruktur fisik pada bidang Irigasi. Pada bidang Infrastruktur memegang peranan penting sebagai Irigasi, jaringan irigasi yang rusak baik di tingkat salah satu roda penggerak pertumbuhan ekonomi. Provinsi maupun kabupaten/kota mencapai 2,4 juta Infrastruktur PUPR sebagai kesatuan dari infrastruktur hektar. Untuk mewujudkan penyediaan infrastruktur secara keseluruhan tentunya mempunyai kontribusi irigasi yang andal dan berkualitas diperlukan yang cukup besar dalam mendukung tujuan pendanaan yang cukup besar. Salah satu mekanisme pendanaan yang diberikan Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah untuk mendanai pembangunan Gambar 1. Kinerja DAK dan Pencapaian SPM bidang Irigasi Provinsi Tahun 2015 sarana dan prasarana di daerah adalah melalui Dana Alokasi Khusus (DAK). Tujuan DAK Bidang Infrastruktur Irigasi adalah untuk Irigasi D.I Kripik Kec. Gunungpati Sumber: Laporan evaluasi penyelenggaran DAK TA Buletin Infrastruktur Daerah Edisi V/2016 Buletin Infrastruktur Daerah Edisi I/

11 Mempertahankan tingkat layanan, mengoptimalkan fungsi, dan membangun prasarana sistem irigasi yang menjadi kewenangan kab/kota dan provinsi khususnya daerah lumbung pangan nasional dalam rangka mendukung program prioritas pemerintah bidang kedaulatan pangan. Seperti yang ditunjukkan pada Gambar. 1 yaitu dukungan kedaulatan pangan pembangunan irigasi baru dan rehabilitasi terdapat 13 provinsi lumbung pangan diantaranya Provinsi Aceh, Provinsi Sumatera Utara, Provinsi, Sumatera Selatan, dan lain sebagainya. Dalam rangka mendukung kesuksesan pelaksaan DAK Bidang Infrastruktur Irigasi, maka pada tanggal April 2017 di Kota Semarang diselenggarakannya Rapat Kerja (Raker) dalam rangka evaluasi pelaksanaan diamanatkan bahwa evaluasi kinerja sistem irigasi dimaksudkan untuk mengetahui kondisi kinerja sistem irigasi, yang mana bahwa satu sistem irigasi merupakan satu kesatuan pengembangan dan pengelolaan irigasi. Pemerintah sedang merencanakan perubahan kebijakan pengelolaan irigasi. Pada kebijakan yang baru nantinya pelaksanaan pengelolaan irigasi akan dilakukan dengan pendekatan sebagai kesatuan pengelolaan irigasi secara utuh dimulai dari sistem jaringan utama sampai dengan jaringan tersier, sehingga nantinya akan diperoleh suatu sistem pengelolaan irigasi lebih efisien dan efektif. Sesuai dengan surat Sekretaris Kabinet Republik Indonesia, tentang Tindak Lanjut Arahan Presiden pada Rapat Terbatas mengenai pengelolaan sumber daya air Gambar 1. Dukungan kedaulatan Pangan DAK TA 2016, pelaksanaan DAK TA 2017, dan penyiapan rencana kegiatan DAK TA Rapat ini dihadiri oleh Bappenas, Direktur Pengembangan SDA dan Direktur Bina O&P Kementerian PUPR, serta Kepala Dinas PU/PSDA Provinsi dan Kabupaten/Kota. Pada Raker membahas tentang kesuksesan dalam percepatan pembangunan melalui DAK Bidang Infrastruktur Irigasi. Kesuksesan tersebut dapat diukur melalui evaluasi kinerja sistem yang terdapat didalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 12/PRT/M/2015 tentang Eksploitasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi. Pada Permen tersebut khususnya dalam pengelolaan dan pengembangan sistem irigasi menggunakan prinsip satu manajemen (single management) yang dilaksanakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Tujuan dari pengelolaan sistem irigasi menggunakan prinsip single management agar pengelola irigasi mampu melaksanakan penilaian kinerja sistem irigasi utama dan tersier pada Daerah Irigasi yang menjadi kewenangan pusat secara akurat. Terdapat ruang lingkup pada Penilaian Kinerja Sistem Irigasi yang terbagi menjadi Sistem Irigasi Utama dan Sistem Irigasi Tersier: 11 11

12 Penilaian Kinerja Sistem Irigasi Utama antara lain pelaksanaan DAK Bidang Infrastruktur Irigasi yang yaitu: Komponen prasarana fisik jaringan utama; dapat mempengaruhi kinerja sistem irigasi, di Komponen produktivitas tanam; Sarana penunjang antaranya adalah lemah dalam perencanaan dan jaringan utama; Komponen organisasi personalia; penyusunan program kegiatan; lemah dalam penyiapan Komponen dokumentasi; dan Komponen desain, skema jaringan, dll sehingga output dan perkumpulan petani pemakai air (GP3A/IP3A). outcome menjadi tidak jelas; sering terlambat dalam Penilaian Kinerja Sistem Irigasi Tersier antara lain proses tender, dengan alasan menunggu pengesahan yaitu: Komponen fisik jaringan tersier; Komponen APBD, sehingga mengakibatkan terlambatnya produktivitas pertanaman; Komponen kondisi O&P penyerapan dan progres fisik dan keuangannya; proses jaringan tersier; Komponen petugas pembagi air/ updating data progres e-monitoring terlambat sehingga organisasi personalia; Komponen dokumentasi; dan kondisi progres yang terdapat di e-monitoring berbeda Komponen Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A). dengan kondisi progres yang terdapat di lapangan. Berdasarkan evaluasi pelaksanaan DAK TA 2016, masih (Annisa) terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan pada Kesuksesan dalam percepatan pembangunan melalui DAK Bidang Infrastruktur Irigasi dapat diukur melalui evaluasi kinerja sistem yang terdapat didalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 12/PRT/M/2015 tentang Eksploitasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi. Pelaksanaan Raker DAK Bidang Irigasi di Kota Semarang DAK Bidang Irigasi di Kota Semarang 12 12

13 SOSIALISASI DAN PELATIHAN APLIKASI E-PLANNING dalam Pengusulan Kegiatan DAK Tahun Anggaran 2018 D alam rangka penyempurnaan proses perencanaan DAK TA khususnya dalam penyampaian usulan kegiatan dari Pemerintah Daerah kepada Pemerintah Pusat yang masih berbasis proposal dan menindaklanjuti arahan Presiden terkait 1 usulan dengan menggunakan teknologi informasi, maka Bappenas, Kementerian Keuangan dan Kementerian Dalam Negeri telah menyusun suatu sistem aplikasi yang terintegrasi, sebagai mekanisme pengusulan DAK Tahun 2018 yang bernama e-planning DAK. Aplikasi e-planning DAK ini menjadi satu-satunya portal pengajuan DAK dari pemerintah daerah, bagi semua bidang DAK, dan dapat diakses oleh seluruh stakeholder (lintas K/L dan lintas Pemerintah Daerah) serta sebagai penyempurnaan mekanisme proposal based dari tahun sebelumnya. Sebagai tindak lanjut untuk mensosialisasikan aplikasi e-planning DAK kepada Pemerintah Daerah, Bappenas melalui Direktorat Otonomi Daerah telah menyelenggarakan Sosialisasi dan Pelatihan Aplikasi e-planning dalam Pengusulan Kegiatan DAK TA 2018 pada tanggal April 2017 di Ruang Serbaguna 15 Bappenas. Peserta yang hadir pada acara sosialisasi ini adalah Bappeda dan DPPKAD Provinsi/Kabupaten/ Kota seluruh Indonesia dan para narasumber dari Bappenas, Kementerian Keuangan, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Pendidikan, Kementerian Kesehatan, dan Kementerian PUPR. Dalam sesi

14 RENCANA PERBAIKAN DAN PENGEMBANGAN MANAJEMEN PENGENDALIAN RESIKO ASSESSMENT TAHAP PERSIAPAN Tujuannya adalah mengefisiensikan biaya pengolahan dan business plan karena daftar prioritas penanganan resiko telah dibuat. meningkatkan pemaparan dari pelayanan Kementerian/Lembaga air minum. Kementerian Teknis, Kepala Daerah dan dicap basah, kemudian di-upload PUPR M2: Membuat M1: 2 Penyusunan Rantai Pasok 1 bersama Kementerian Kementerian PUPR memberikan Kesehatan materi menjadi terkait Tim RPAM koordinator arah ke dalam sistem. Hardcopy Surat Pengantar dan Bimbingan Teknis Penerapan RPAM kebijakan, menu kegiatan dan lokasi prioritas yang Rekapitulasi dikirim dan ditujukan kepada 4 instansi: 5 2 penerapan RPAM pada komponen ini. Komponen ketiga ada T M3-2: Kejadian menjadi acuan Pemerintah Daerah dalam menyusun Melihat Bappenas, manfaat Kementerian RPAM yang Keuangan, dirasakan Kementerian PDAM, Pemerintah Dalam bahaya M4-1: Y M4-2: Y pada tingkat pengguna atau M3: Investigasi Validasi konsumen. Tujuannya M3-1: adalah Tindakan tindak Resiko 3 Identifikasi M3-3: Analisa pengend usulan kegiatan DAK Bidang Infrastruktur TA Negeri, dan K/L teknis pengendali Pengampu DAK. Selanjutnya, bahaya risiko & priortias pun mendorong alian penerapan an RPAM pada seluruh PDAM di sosialisasi cara-cara penyimpanan air yang aman di tingkat risiko T Adapun peran masing-masing instansi dalam Bappeda Provinsi memberikan T rekomendasi terhadap Indonesia, khususnya PDAM sehat. Tentu saja ini 5 rumah tangga dengan meningkatkan kesadaran masyarakat M5-1: Membuat M5-2: penerapan aplikasi e-planning Modifikasi sistemdak 4antara lain seperti usulan kegiatan pemerintah kabupaten/kota melalui rencana Investasi Membuat membutuhkan pengembangan waktu. Metode besar yang selama ini dilakukan, akan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). tindakan 6 yang dijelaskan pada Tabel 1. koreksi fitur penilaian di dalam aplikasi 2 e-proposal. Y 3 yaitu pendampingan kepada 4 masing-masing PDAM terpilih T Sebelas Langkah Penyusunan RPAM M6-1: - Operator M6-2: Y M7-1: Y M4-3: Reanalisa risiko & n batas pemenuhan M7-2: Audit Y Poin penting yang harus diperhatikan pengawasan oleh Pemerintah Sementara itu, mekanisme Pemenuha Monitoring M7-3: penilaian usulan kegiatan tidaklah efektif internal untuk mengejar perluasan dalam waktu Kepuasan tindak eksternal prioritas risiko kritis persyaratan pelanggan pengendalian Rencana Daerah dalam Pengamanan pengisian Air aplikasi Minum e-planning (RPAM) DAK Operator Fisik yang telah disampaikan Pemerintah Daerah dalam singkat. Maka mulai tahun 2015, pemahaman dan T T T Y yaitu: 1) input aplikasi dilakukan oleh Bappeda dengan e-proposal diawali oleh penilaian dari Bappenas terkait disusun dengan mengikuti 11 tahap dapat dilihat pada penerapan RPAM T disosialisasikan melalui kerjasama dengan berkoordinasi bersama SKPD M11: Revisi terkait RPAM dan DPPKAD; Y M10: Review 2) dengan penyaringan usulan kegiatan yang sesuai M81: M9: Membuat M8: Membuat Gambar 1. 2 setelah terjadinya 1 RPAM Balai Teknik Air Kondisi Minum dan Sanitasi SOP yang menghasilkan 17 kecelakaan Program Pendukung normal data yang harus diisi yaitu data realisasi DAK tahun dengan Prioritas Nasional dan Lokpri DAK Penugasan, T calon fasilitator 6handal dengan pemahaman yang baik Penerapan , RPAM data di teknis PDAM dan data dukung per-bidang selanjutnya Kementerian/Lembaga pembina bidangbidang DAK melakukan penilaian dari sisi teknis, dan Gambar 1. Langkah-Langkah tentang Penyusunan RPAM. RPAM Operator Melihat DAK Tahun manfaat 2018, RPAM dan usulan dalam kegiatan menjamin DAK pelayanan Tahun air 2018; 3) Data teknis bersifat Wajib diisi, selain usulan Kesimpulan terakhir Kementerian Keuangan melakukan penilaian minum yang berkelanjutan dan meningkatkan kinerja kegiatan TA terkait pengalokasian anggaran (Kementerian PDAM, pada tahun 2012, Pemerintah melalui Direktorat RPAM bersifat dinamis sehingga harus dievaluasi secara Keuangan menerima rekomendasi shortlist dari Bappeda tidak hanya mengkoordinasikan data yang Pengembangan Air Minum, Direktorat Jenderal Cipta Karya, berkala agar dapat memberikan manfaat maksimal dalam Bappenas dan Kementerian/Lembaga pembina bidang diinput dalam aplikasi, tetapi juga melakukan verifikasi Kementerian Pekerjaan Umum, melaksanakan pilot project meningkatkan -bidang DAK). (Irma) kualitas pelayanan PDAM apabila data tersebut (usulan, data teknis dan realisasi). Surat penerapan RPAM di PDAM Banjarmasin. Lokasi ini dipilih benar-benar diterapkan. Komitmen yang tinggi dari PDAM pengantar diprint dari Sistem dan ditandatangani oleh dengan mempertimbangkan komitmen PDAM, kinerja untuk terus meningkatkan kualitas pelayanannya dibutuhkan PDAM yang sehat, serta luasnya Tabel 1. cakupan Peran Masing-Masing pelayanan yang Instansi dalam dalam menyukseskan Penerapan Aplikasi penerapan e-planning RPAM. DAK (Renalia Iwan) mencapai 90 persen. Dalam kegiatan tersebut, buku No. Instansi Peran dalam e-planning DAK panduan RPAM bagi operator SPAM disusun sekaligus 1. Pemerintah Kab/ Mengusulkan proposal dan data teknis DAK Tahun 2018 diujicoba. Untuk melihat 2. apakah Pemerintah buku Provinsi panduan Mengusulkan tersebut dapat proposal dan data teknis DAK Tahun 2018 Memberikan rekomendasi terhadap usulan Pemerintah Kab/Kota diterapkan pada PDAM lain, pada tahun 2013, RPAM 3. Kementerian PPN/ Melakukan verifikasi terhadap kesesuaian antara usulan diterapkan pada tiga PDAM berskala kecil yang Bappenas memanfaatkan sumber air baku yang bervariasi (mata air Melakukan penilaian tehadap usulan pemda berdasarkan kriteria dan sumur bor). Replikasi dilakukan melalui kegiatan pendampingan 4. penerapan Kementerian RPAM pada PDAM Melakukan di kota-kota verifikasi terhadap usulan Pemda Malang, Salatiga dan Payakumbuh. Melakukan penilaian terhadap usulan pemerintah daerah dengan Keuangan Saat ini, 12 PDAM menerapkan RPAM dalam pengelolaan Mengalokasikan DAK per-daerah sesuai hasil penilaian usulan SPAM-nya. Selain empat PDAM diatas, PDAM di kota-kota 5. K/L (teknis) Melakukan verifikasi terhadap usulan Pemda sesuai dengan Denpasar, Palembang, Bandung, Mataram, Medan dan Pontianak, serta Kabupaten Bandung telah Melakukan menerapkan penilaian terhadap usulan pemerintah daerah RPAM pada pengelolaan air minumnya. Manfaat penerapan RPAM banyak dirasakan PDAM, antara lain dalam meningkatkan kualitas air minum dan cakupan pelayanan air minum. Selain itu, manfaat paling signifikan adalah RPAM memudahkan PDAM dalam menyusun 14 14

15 PENYELENGGARAAN RAPAT KOORDINASI FASILITASI PEMBINAAN INFRASTRUKTUR DAERAH A rah kebijakan pembangunan nasional yang tertuang dalam RPJMN S memberikan beban target yang cukup enin besar (2/5/2016) dalam selepas pembangunan Magrib, seluruh infrastruktur utusan PUPR. Dengan SKPD memperhatikan PUPR Bidang Sumber perkembangan Daya Air dari 17 lingkungan Provinsi strategis dan nasional 153 Kabupaten/Kota dalam bidang di Wilayah ekonomi, Timur dan sosial, pemenuhan target tersebut politik, hukum, Indonesia memerlukan berkumpul upaya dan kerja di keras Swiss-BellHotel tidak hanya dari Kota Kendari Pemerintah, untuk namun menghadiri juga dari pembukaan Pemerintah Rapat Daerah Koordinasi Provinsi dan Kabupaten/Kota. Pemerintah daerah perlu Evaluasi Pelaksanaan DAK 2015, Pelaksanaan DAK 2016, dan terlibat dan berperan aktif untuk mewujudkan target Penyiapan Rencana Kegiatan DAK 2017 Sub Bidang dan sasaran RPJMN mengingat banyaknya jumlah Infrastruktur Irigasi. Acara yang diselenggarakan oleh infrastruktur yang menjadi kewenangan Pemerintah Direktorat Bina Operasi dan Pemeliharaan Ditjen Sumber Daerah, baik dalam bidang Jalan, Sumber Daya Air, Daya Air Kementerian PUPR disambut oleh tuan rumah yaitu Cipta Karya, maupun Perumahan. Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara, yang diwakili oleh Kondisi penyelenggaraan infrastruktur oleh Sekretaris Daerah Provinsi, dan dibuka secara resmi oleh pemerintah daerah dapat dilihat melalui masih Direktur Bina Operasi dan Pemeliharaan, mewakili Direktur rendahnya pemenuhan Standar Pelayanan Minimal Jenderal Sumber Daya Air. (SPM), bahkan banyak pemerintah daerah yang belum Dalam mengintegrasikan sambutannya, pencapaian Dirjen Sumber SPM Daya dalam Air dokumen menekankan pentingnya perencanaan keberadaan jangka menengah, infrastruktur maupun irigasi rencana untuk kerja mewujudkan tahunan yang kedaulatan disusun. pangan, Keterbatasan yang merupakan kemampuan agenda utama pendanaan pembangunan pemerintah nasional. daerah Daerah untuk irigasi bidang kewenangan pemerintah daerah (66,74%) memiliki volume luasan yang Evaluasi penerapan Permen PUPR lebih besar tentang jika dibandingkan Pedoman dengan Nomenklatur daerah irigasi kewenangan perlu pusat dilakukan (33,26%). Hal untuk tersebut mengukur menyebabkan kinerja penyelenggaraan implementasi irigasi oleh oleh Pemda, pemerintah dan daerah, berperan besar menilai dalam bentuk pencapaian struktur kedaulatan organisasi pangan secara yang paling efektif dalam keseluruhan. DAK Sub Bidang Infrastruktur Irigasi hadir dalam menyelenggarakan infrastruktur rangka untuk membantu pemerintah daerah meningkatkan daerah. kinerja penyelenggaraan irigasi yang menjadi Buletin Infrastruktur Daerah Edisi Edisi I/2017 I/2017 infrastruktur melalui APBD menjadi faktor utama yang menyebabkan kualitas maupun kuantitas infrastruktur kewenangan daerah masih jauh dari pemenuhan SPM. kewenangannya. Pemanfaatan DAK Irigasi oleh Pemerintah UU No 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah Daerah harus optimal dan tepat sasaran, sehingga kinerja telah mengamanatkan Kementerian Pekerjaan Umum jaringan irigasi meningkat dan mampu mendorong dan Perumahan Rakyat (PUPR untuk melakukan peningkatan produksi pangan nasional. pembinaan dan pengawasan teknis kepada Acara Pemerintah dilanjutkan Provinsi pada dan hari Pemerintah kedua (3/5/2016) Kabupaten/Kota dengan sesi paparan dalam rangka pleno penyelenggaraan dari narasumber dari urusan Biro bidang PAKLN, PUPR Setjen; Direktorat di daerah Bina Sehubungan Operasi dan dengan Pemeliharaan, hal tersebut, Ditjen Biro SDA; dan Direktorat Perencanaan Pengembangan Anggaran dan Jaringan KLN Sumber telah melaksanakan Daya Air, Ditjen Rapat Koordinasi Fasilitasi Pembinaan Infrastruktur SDA, yang dilanjutkan dengan sesi tanya jawab dengan Daerah pada tanggal 14 Maret 2017 di Surabaya. perwakilan SKPD Wilayah Timur yang hadir. Pemaparan Tujuan acara antara lain : a) Update data dan informasi narasumber dan diskusi meliputi: Arah Kebijakan seluruh stakeholder di lingkungan Kementerian PUPR Penyelenggaraan DAK TA 2017, Ruang Lingkup perihal pembinaan infrastruktur daerah; b) Menyusun Penyelenggaraan DAK Sub Bidang Infrastruktur Irigasi dan kerangka arah kebijkan pembinaan infrastruktur Pembaharuan Data Dasar, Evaluasi Pelaksanaan DAK TA 2015 daerah di masa datang berdasarkan UU 23 / 2014 dan tentang Peningkatan Pemerintahan Pelaporan Daerah; DAK TA c) Menyusun 2016, Pengawasan rencana dan Pelaksanaan tindak lanjut DAK pembinaan melalui e-monitoring, infrastruktur daerah. ditambah Rapat dengan Penyelenggaraan Koordinasi terdiri DAK dari TA 2 sesi, 2015 yaitu dan sesi TA pleno 2016 di yang Provinsi Sulawesi dihadiri Tenggara. oleh seluruh unit organisasi, dan sesi desk yang terbagi menjadi 2 desk, yaitu Desk Dana Alokasi Beberapa hal yang mengemuka dalam sesi diskusi antara Khusus (DAK), dan Desk Pelaksanaan Urusan lain : Pemerintahan Konkuren (PUPK), Standar Pelayanan 1. Minimal Pemotongan (SPM), alokasi dan Organisasi DAK TA 2016 Perangkat secara Daerah mandiri oleh (OPD). Pemerintah Daerah, berpengaruh cukup besar terhadap pelaksanaan DAK TA Sebagian besar kegiatan DAK Dalam sesi pleno yang melibatkan seluruh unit TA 2016 sub bidang infrastruktur irigasi sedang dalam organisasi terdapat beberapa hal penting yang tahap pelelangan dan penandatangan kontrak, sehingga dibahas. Pembinaan infrastruktur daerah belum menjadi banyak isu kegiatan dan agenda yang mainstream mengalami di perubahan lingkungan target.

16 Kementerian PUPR, padahal berdasarkan UU 23 / 2014 Kementerian PUPR bertanggung jawab membina Pemerintah Daerah dari aspek teknis dalam penyelenggaraan infrastruktur PUPR yang menjadi kewenangannya. Subtansi kebijakan dan strategi pembinaan infrastruktur daerah yang ada perlu disusun dengan lebih sistematis, terurukur, dan tidak hanya menggunakan pendekatan birokratif, tapi perlu memasukkan aspek inovasi untuk mendorong terciptanya pengembangan dalam penyelenggaraan infrastruktur daerah. Salah satu bentuk inovasi yang dilakukan oleh Kementerian PUPR adalah PRMS atau KRMS yang dikembangkan oleh Direktorat Jalan Bebas Hambatan, Perkotaan, dan Fasilitasi Jalan Daerah Ditjen Bina Marga. Provincial Road Management System (PRMS) dan Kabupaten Road Management System (KRMS) sebagai sistem informasi yang memuat database jalan provinsi dan jalan kabupaten. PRMS dan KRMS merupakan hasil pengembangan dari Provincial Road Improvement and Maintenance (PRIM), program loan untuk bidang jalan dari IndII Aus Aid di Provinsi Nusa Tenggara Barat, dan berisikan data dan informasi jalan yang meliputi kondisi, histori dan rencana penanganan. PRMS dan KRMS berguna dalam aspek perencanaan dan pemograman penanganan jalan yang akurat, dan telah direkomendasikan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk digunakan oleh Pemda di seluruh Indonesia. Ditjen Bina Marga menyampaikan perlunya membuat payung hukum berupa Permen untuk penggunaan PRMS/KRMS oleh Pemda. Inovasi lain yang perlu didorong adalah pendanaan infrastruktur melalui berbagai skema yang termasuk dalam Kerjasama Pemerintah Badan Usaha (KPBU). Dalam Desk DAK, hal yang mencuat adalah perlunya penguatan dalam aspek Pemantauan dan Evaluasi penyelenggaraan DAK oleh Pemda. Seluruh unit Organisasi perlu memperkuat pemantauan dan evaluasi terhadap Pemda dalam melaksanakan kegiatan yang dibiayai DAK, karena ketertiban dan kepatuhan dalam pelaporan masih rendah. Salah satu bentuk kegiatan yang diusulkan yaitu Forum Rapat Kerja dengan Pemda, untuk evaluasi pencapaian kegiatan DAK di tahun berjalan. Selain rencana pelaksaan Raker DAK, Pemda juga didorong untuk membentuk segera membentuk Tim Koordinasi Daerah, dan mengoptimalkan peran Tim Koordinasi tersebut dalam monitoring, evaluasi, dan pelaporan DAK di daerah. Agenda lain yang tidak kalah penting untuk segera dilaksanaan adalah penyusunan Rencana Jangka Menengah / Rencana Strategis DAK sebagai amanat dari Permen PUPR No 33 Tahun Pembahasan dalam sesi Desk PUPK SPM - OPD lebih banyak menyamakan persepsi dan mengingatkan kepada Unit Organisasi terkait sejumlah agenda ke depan yang perlu dilakukan. RPP Pelaksanaan Urusan Pemerintahan Konkuren sedang dalam proses harmonisasi dengan Kementerian Hukum dan HAM. Unit Kerja pembina yang bermaksud mengusulkan perubahan lampiran layanan utama diharapkan segera menyampaikan masukan dan hadir ketika proses harmonisasi. Unit Kerja diharapkan sudah mulai melakukan identifikasi terhadap kebutuhan NSPK, maupun NSPK eksisting yang mengatur Pemda, karena RPP PUPK mengamanatkan Kementerian PUPR untuk menyesuaikan NSPK yang mengatur Pemda paling lambat 2 tahun pasca ditetapkannya RPP PUPK. Evaluasi penerapan Permen PUPR tentang Pedoman Nomenklatur perlu dilakukan untuk mengukur implementasi oleh Pemda, dan menilai bentuk struktur organisasi yang paling efektif dalam menyelenggarakan infrastruktur daerah. RPP Standar Pelayanan Minimal telah sampai di Kementerian Setneg pasca Harmonisasi di Kemenkum HAM. Unit organisasi, yaitu Dit PSPAM, Dit PPLP, dan Dit Perencanaan Penyediaan Perumahan perlu menyiapkan materi teknis sebagai Petunjuk Teknis Pelaksanaan SPM Bidang PUPR. Terkait OPD, Kementerian PUPR perlu melakukan evaluasi terhadap kesesuaian OPD yang telah dibentuk oleh Pemerintah Daerah dengan pedoman OPD yang telah disusun. (Taufik) Pelaksanaan Desk terkait Substansi DAK 16

17 KEBIJAKAN DAK BIDANG INFRASTRUKTUR TA 2018 K ebijakan DAK TA mengalami beberapa perubahan antara lain terdapat penambahan 4 bidang DAK Reguler baru yaitu Air Minum dan Sanitasi untuk mendukung pemenuhan target pelayanan dasar (SPM) serta Pasar dan Jalan untuk mendukung ketersediaan sarpras dalam mendukung pencapaian Program Presiden Ekonomi Berkeadilan. Terdapat penambahan 3 bidang DAK Afirmasi baru yaitu Pendidikan, Air Minum, dan Sanitasi, untuk menunjang pelayanan dasar di wilayah afirmasi. Selain 8 bidang DAK Penugasan Eksisting Tahun 2017, terdapat penambahan 1 bidang DAK dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang sebelumnya berada di bawah Bidang DAK Penugasan Irigasi dan Sanitasi Tahun Pemisahan bidang DAK dilakukan agar implementasi kegiatan dapat berlangsung lebih baik dibandingkan tahun Kebijakan DAK Bidang Infrastruktur TA per Bidang secara umum tidak jauh berbeda dengan tahun Untuk DAK Bidang Irigasi diarahkan untuk mendukung target RPJMN yang menetapkan 3 juta hektar rehabilitasi jaringan irigasi dan 1 juta hektar pembangunan daerah irigasi baru untuk pemenuhan Kedaulatan Pangan baik skala lokal maupun skala nasional sebagaimana tercantum dalam Dimensi Sektor Unggulan yang merupakan salah satu dari 3 Dimensi Pembangunan dan Agenda Prioritas ke- 7 Kemandirian Ekonomi dan Nawacita. Mengingat Terdapat penambahan 1 bidang DAK dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang sebelumnya berada di bawah Bidang DAK Penugasan Irigasi dan Sanitasi Tahun

18 luasan Daerah Irigasi (D.I.) yang menjadi kewenangan Pemerintah Daerah lebih besar dibandingkan D.I. kewenangan Pemerintah Pusat, maka pengelolaan DAK Irigasi yang baik akan sangat berkontribusi pada pencapaian target RPJMN DAK Bidang Irigasi bertujuan mendukung Prioritas Nasional bidang Ketahanan Pangan, dengan cara mempertahankan tingkat layanan, mengoptimalkan fungsi, dan membangun prasarana sistem irigasi yang menjadi kewenangan Provinsi/Kabupaten/Kota khususnya daerah lumbung pangan nasional : (1) 15 (lima belas) Provinsi daerah penghasil padi tertinggi nasional; dan (2) 153 (seratus lima puluh tiga) Kabupaten/Kota sentra produksi beras dengan produksi padi diatas rata-rata produksi padi Kabupaten/Kota se-indonesia. Dalam rangka mendukung ketahanan pangan pada skala lokal, disamping 15 Provinsi dan 153 Kabupaten/Kota tersebut di atas, DAK Irigasi juga tetap memperhatikan Daerah lainnya sepanjang mempunyai Daerah Irigasi (D.I.) kewenangan berdasarkan Permen PUPR No 14 Tahun 2015 tentang Kriteria dan Penetapan Status Daerah Irigasi. Arah Kebijakan DAK Bidang Jalan Tahun 2018 adalah membantu daerah dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan transportasi melalui peningkatan kemantapan dan keselamatan jalan Provinsi dan Kab/ Kota yang menunjang aksesibilitas ke fasilitas-fasilitas pelayanan dasar dan pusat-pusat perekonomian daerah. Untuk DAK Penugasan, mendukung pencapaian Prioritas Nasional melalui peningkatan konektivitas dan aksesibilitas masyarakat terhadap kawasan strategis nasional dan mendukung pengembangan wilayah di daerah tertinggal dan perbatasan (Lokpri) yang terintegrasi dalam sistem jaringan transportasi nasional (simpul-simpul transportasi dan jalur logistik nasional). Arah Kebijakan DAK Bidang Sanitasi Tahun 2018 adalah mewujudkan akses universal sanitasi di tahun 2019 melalui peningkatan cakupan pelayanan sarana pengelolaan air limbah, yaitu berupa pembangunan Sistem Penyediaan Air Limbah Domestik (SPALD) Terpusat berupa penambahan SR terhadap kabupaten/ kota yang sudah memiliki sistem terpusat skala kota, skala kawasan dan/atau skala komunal dan pembangunan baru SPAL-D Terpusat Skala Komunal; dan pembangunan Sistem Penyediaan Air Limbah Domestik (SPALD) Setempat, berupa pembangunan tangki septik individu di perkotaan, pembangunan tangki septic komunal, pengadaan truk tinja, pembangunan dan optimaliasi Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT), dan peningkatan kualitas sarana sanitasi individual swadaya dari akses dasar menjadi akses layak di desa/kelurahan yang sudah terverifikasi Open Defecation Free (ODF) selama minimal 2 tahun. Pembangunan sanitasi dilakukan dengan berdasarkan pada lokasi prioritas dan rencana pengembangan sistem sanitasi dalam Strategi Sanitasi Kota/Kabupaten (SSK). Arah Kebijakan DAK Bidang Air Minum Tahun 2018 adalah mewujudkan akses universal air minum di tahun 2019 dan pemenuhan Standar Pelayanan Minimum (SPM)serta mendukung program prioritas nasional, melalui (i) perluasan SPAM melalui pemanfaatan idle capacity Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) terbangun dari sistem IKK/PDAM/Komunal, (ii) pembangunan SPAM melalui pembangunan baru bagi daerah yang belum memiliki layanan air minum dan peningkatan SPAM BJP tidak terlindungi menjadi SPAM BJP dan SPAM JP terlindungi, dan (iii) peningkatan SPAM melalui penambahan kapasitas dan/atau volume dari sarana dan prasarana SPAM terbangun. Untuk arah kebijakan DAK Reguler Bidang Perumahan dan Permukiman yaitu meningkatkan kualitas hidup masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) serta masyarakat yang terkena dampak pembangunan infrastruktur publik di kawasan permukiman kumuh dan pencegahan permukiman kumuh perkotaan melalui fasilitasi stimulan pembangunan baru maupun peningkatan kualitas rumah secara swadaya. Sedangkan arah kebijakan DAK Afirmasi Bidang Perumahan dan Permukiman yaitu meningkatkan kualitas hidup masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) terhadap hunian layak pada wilayah yang termasuk daerah tertinggal, perbatasan, pulau-pulau kecil dan terluar melalui fasilitasi stimulan pembangunan baru maupun peningkatan kualitas rumah secara swadaya dan pembangunan rumah khusus di wilayah Papua dan Papua Barat. (Irma) 18

19 Sinergi Pelaksanaan Pemantauan dan Evaluasi DAK ke Daerah T erdapat landasan hukum terkait pemantauan dan evaluasi DAK diantaranya PMK No. 112/PMK.07/2016 tentang Pelaksanaan Pemantauan dan Evaluasi Transfer ke Daerah yang Penggunaannya sudah ditentukan. Menurut PMK tersebut, pemantauan adalah kegiatan mengamati perkembangan pelaksanaan rencana kegiatan, mengidentifikasi serta mengantisipasi permasalahan yang timbul dan/atau akan timbul untuk dapat diambil tindakan sedini mungkin dan evaluasi adalah rangkaian kegiatan membandingkan realisasi hasil (outcome) terhadap rencana dan standar. Kementerian PUPR dalam penyelenggaraan DAK memiliki peran utama yaitu melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap pemanfaatan dan teknis (sistem e-monitoring dan monev ke lapangan). Pada tanggal 9-10 Februari 2017 diadakan Pemantauan dan Evaluasi Dana Transfer ke Daerah yang Penggunaannya Sudah Ditentukan (DAK Fisik Bidang Pendidikan, Kesehatan, dan Infrastruktur Sanitasi), yang diselenggarakan di Kabupaten Pemalang. Pada acara pemantauan dan evaluasi tersebut dihadiri oleh Biro Perencanaan Anggaran dan KLN Kementerian PUPR, Bappenas, Kementerian Keuangan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Kesehatan, Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi, Bappeda Kabupaten Pemalang, Universitas Indonesia dan Kolaborasi Masyarakat dan Pelayanan untuk Kesejahteraan (KOMPAK). Tujuan pelaksanaan pemantauan dan evaluasi adalah sinergi pelaksanaan pemantauan dan evaluasi Dana Transfer ke Daerah dan Dana Desa. Agenda kegiatan pelaksanaan pemantauan dan evaluasi Dana Transfer ke Daerah dan Dana Desa terdiri dari 2 kegiatan: a. Kunjungan lapangan pada tanggal 9 Maret 2017 ke Desa Surajaya (DAK Bidang Sanitasi). Pembangunan IPAL Komunal di Desa Surajaya merupakan DAK Bidang Sanitasi Tahun Alokasi untuk kegiatan ini sebesar Rp. 360 juta dengan outcome sebanyak 56 SR. Pelaksanaan kegiatan ini membutuhkan waktu 3 bulan. Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan DAK Bidang Sanitasi adalah pengadaan lahan dan keterlambatan APBDP b. Rapat Pemantauan dan Evaluasi Dana Transfer ke Daerah dan Dana Desa yang dipimpin oleh Kabid Pemerintahan dan Sosial Budaya dan dibuka oleh Sekretaris Bappeda Kabupaten. Pada rapat ini, Dinas Pekerjaan Umum cq. Bidang Sanitasi menyampaikan keberatan terhadap Permendagri yang menyatakan bahwa adanya ketentuan Kelompok Sanitasi Masyarakat (KSM) harus sudah memiliki pengalaman minimal 4 tahun dalam melaksanakan DAK. Beberapa kesimpulan dan tidak lanjut dari hasil Pemantauan dan Evaluasi di Kabupaten Pemalang adalah: a. Bappeda Kabupaten Pemalang mengharapkan kegiatan monev dapat dilakukan lagi tahun depan atau setahun 2 kali; b. Kompak akan melakukan kegiatan monev DAK di Kabupaten Merauke dan Kabupaten Lumajang; c. Dinas Pekerjaan Umum cq. Bidang Sanitasi mengharapkan tahun 2018, Kabupaten Pemalang memperoleh DAK Bidang Sanitasi; (Rully) Pemantauan dan Evaluasi di Kabupaten Pemalang 19

20 Kerjasama TNI dan Kementerian PUPR dalam Percepatan Pembangunan Infrastruktur Daerah T NI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-98 TA.2017 yang mana dalam surat tersebut merupakan salah satu Program Operasi Bakti Kementerian PUPR siap sebagai Tuan Rumah. TNI yang dilaksanakan secara terpadu oleh Penyelenggara Rakornis TMMD ke-98 diselenggarakan TNI bekerjasama dengan Polri, Kementerian, Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK), Pemerintah Daerah dan komponen masyarakat lainnya yang disinergikan dan diintegrasikan dengan tujuan utuk meningkatkan akselerasi pembangunan di daerah guna meningkatkan taraf hidup masyarakat yang lebih baik dan mandiri. Kriteria sasaran TMMD yang pada tanggal 9 Maret 2017 di Auditorium Kementerian PUPR. Rakornis ini dibuka oleh Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dan Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Mulyono, serta dihadiri para Bupati dan Walikota penyelenggara TMMD, Ketua DPRD Kabupaten/Kota, perwakilan Kementerian/Lembaga, anggota TNI dan para Pejabat Tinggi Madya dan Pratama Kementerian PUPR. Adapun tema pada diharapkan adalah daerah-daerah yang tergolong Rakornis TMMD ke-98 adalah Dengan Semangat daerah miskin/tertinggal, daerah terisolir/terpencil, Kemanunggalan, Kita Tingkatkan Sinergitas Lintas daerah perbatasan/pulau-pulau kecil terluar dan daerah Komponen Bangsa Dalam Rangka Membangun kumuh perkotaan serta daerah-daerah lain yang Daerah dan Desa untuk Mewujudkan Indonesia terkena akibat bencana. yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Pada Tahun 2017 ini Kementerian PUPR dipercayakan Negara Kesatuan Republik Indonesia. sebagai tuan rumah pelaksanaan Rakornis TMMD ke98. Berdasarkan Surat PJO TMMD Tanggal 26 April 2016 No. B/3/IV/2016 perihal : Permohonan sebagai penyelenggara Rakornis TMMD ke-98 TA.2017, dimana surat ini dibalas dengan Surat Sekjen Kementerian PUPR pada Tanggal 13 Mei 2016 dengan nomor surat UM Sj/329 dengan Perihal : Tanggapan terhadap Permohonan sebagai Penyelenggara Rakornis TMMD Berlandaskan Gotong Royong dalam Kerangka Rakornis TMMD ke-98 diselenggarakan dengan maksud untuk menyamakan visi, misi dan persepsi diantara para pemangku kepentingan terkait mengenai pelaksanaan TMMD ke-98 tahun Disamping itu, acara ini juga merupakan kesempatan yang baik untuk saling berkoordinasi serta mengikuti arahan-arahan dari Bapak Menteri PUPR dan Bapak Kepala Staf TNI AD 20

21 selaku PJO TMMD sekaligus menyimak beberapa termasuk TNI, mewujudkan pembangunan yang bukan informasi dari Tim Asistensi Kementerian maupun sebatas fisik namun kegiatan pembanguanan yang Lembaga efektif untuk menciptakan lapangan kerja dan Pemerintah Non Kementerian, untuk dijadikan pedoman dalam pelaksanaan TMMD. Selain pemerataan pembanguanan untuk meningkatkan itu kesejahteraan masyarakat. Kerjasama antara pada kegiatan ini terdapat pameran foto dokumentasi kegiatan TMMD ke-97, jumpa pers dan Kementerian PUPR dan TNI telah terjalin selama foto bersama seluruh undangan Rakornis TMMD ke-98. beberapa tahun terakhir. Dalam sambutannya, Menteri PUPR menekankan Pada Tahun 2017 kegiatan yang berpotensi kegiatan TMMD sendiri selaras dengan arah dikerjasamakan Kementerian PUPR dengan TNI adalah pembangunan Indonesia yang tercantum pada sebagai berikut : Kegiatan operasi dan pemeliharaan Nawacita Presiden RI, khususnya butir ketiga, Sungai, Bendung, Embung, Situ dan Long Storage membangun Indonesia dari pinggiran dengan (BBWS Ciliwung Cisadane, BBWS Serayu-Opak, BBWS memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka Bengawan Solo, BWS Sumatera V, BWS Sumatera VIII, negara kesatuan. Hal ini juga sejalan dengan visi BBWS Citarum, BWS Sulawesi II, BWS Sulawesi IV, dan Kementerian PUPR yaitu, terwujudnya infrastruktur BWS Papua Merauke); pekerjaan umum dan perumahan rakyat yang handal dalam mendukung Indonesia yang berdaulat, mandiri, berkepribadian berlandaskan gotong-royong. 1. Penanganan darurat tanggul sungai (BBWS Bengawan Solo); 2. Pembangunan jalan perbatasan di Provinsi Untuk itu ke depan sinergi Kementerian/Lembaga (K/L) Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, dan Papua perlu terus diperluas dan dimantapkan dengan (BBPJN XI, BBPJN XII, BBPJN XVIII). melibatkan secara intensif beberapa K/L potensial (Holan & Indah) Beberapa Wujud Kerjasama Kementerian PUPR dengan TNI yang Sudah Dilakukan Bidang Bina Marga: Penanganan Jalan Perbatasan Kalimantan bersama ZENI TNI-AD Bidang Sumber Daya Air: Pemeliharaan Rutin Sungai di WS Citarum (Sungai Cikapundung dan Sungai Citepus) Pemeliharaan Rutin Sungai di WS Ciliwung Cisadane (Sungai Sunter, Sungai Ciliwung, Sungai Krukut, Sungai Grogol) Bidang Cipta Karya: Peran serta dalam Ekspedisi Bhakti Kesra Pembangunan Manusia dan Kebudayaan 2015 dan Bidang Perumahan: Pembangunan Rumah Khusus TNI Tahun 2015 (1.264 Unit) dan Tahun 2016 (738 Unit) Rakornis TMMD ke-98 di Auditorium Kementerian PUPR 21

22 LOKASI PRIORITAS PENYELENGGARAAN DAK TA 2018 DAK REGULER Ditujukan bagi Kab/Kota yang memenuhi kriteria Daerah untuk pemenuhan SPM sesuai dengan tingkat cakupan pelayanan air minum DAK AFIRMASI 1. Daerah Tertinggal (122 daerah tertinggal (kabupaten)) 2. Kawasan Perbatasan (13 Provinsi dan 41 Kab pada 187 Lokasi Prioritas Perbatasan (kecamatan)) 3. Transmigrasi (26 Provinsi dan tersebar di 37 Kabupaten dan 104 Satuan Permukiman sesuai surat menteri yang menangani urusan desa, dan daerah tertinggal. Selain itu ditujukan untuk 144 kawasan transmigrasi sesuai dengan target RPJMN ) 2.Tersedianya akses ke sumber air minum yang layak bagi rumah t pembangunan baru 448 SPAM lengkap dengan kapasitasair sampai deng MINUM DAK PENUGASAN 1. Kawasan Ekonomi Khusus (11 KEK) 2. Pariwisata 3. Kab/Kota yang memiliki SPAM Regional 4. Kota Binaan Kementerian PUPR 5. Kawasan Kumuh DAK REGULER Bagi Kab/Kota yang sudah atau sedang menyusun dokumen Strategi Sanitasi Kota DAK AFIRMASI 1. Daerah Tertinggal (122 daerah tertinggal (kabupaten)) 2. Daerah Perbatasan (10 PKSN dan 187 kecamatan yang merupakan lokpri perbatasan di 43 kab/kota) 3. Transmigrasi 4. Daerah yang memiliki dokumen SSK/MMS 5. Ditujukan bagi Kab/Kota yang memenuhi kriteria lokasi prioritas untuk jenis DAK Penugasan Bidang Sanitasi SANITASI DAK PENUGASAN 1. Kab/kota yang memiliki akses sanitasi dibawah rata-rata akses nasional (<67,2%) 2. Kab/kota yang sudah atau sedang menyusun dokumen Strategi Sanitasi kabupaten/kota 3. Penyediaan tangki septik individu perkotaan dan pengadaan truk tinja dilakukan pada kabupaten/kota yang sudah mempunyai IPLT dan sedang membentuk atau sudah mempunyai sistem pengelolaan lumpur tinja (reguler/on-call basis) 4. Penambahan pipa pengumpul dan SR dilakukan pada kabupaten/kota yang telah memiliki IPALD terpusat (skala kota dan permukiman 5. Pembangunan tangki septik skala individual perdesaan dari akses dasar menjadi akses layak dilakukan pada lokasi yang telah dinyatakan sebagai kawasan Open Defecation Free (ODF) selama minimal 2 tahun, berdasarkan data STBM 6. Pembangunan MCK ++ dan jaringan perpipaan dilakukan pada pesantren/lembaga pendidikan agama minimal 300 siswa menetap 7. Kegiatan penyediaan tangki septik komunal dan pembangunan baru IPALD skala permukiman diprioritaskan pada kawasan kumuh (desa/kelurahan) sesuai dengan SK Penetapan Kawasan Kumuh yang diterbitkan oleh Bupati/Walikota atau baseline pemetaan kawasan kumuh Ditjen Cipta Karya 8. Kabupaten/kota yang sudah atau sedang menyusun dokumen Strategi Sanitasi Kota 22 22

23 LOKASI PRIORITAS PENYELENGGARAAN DAK TA 2018 DAK REGULER Kab/Kota yang memiliki Surat Keputusan Penetapan Kawasan Kumuh yang diterbitkan oleh Bupati/Walikota atau yang termasuk dalam baseline pemetaan kawasan kumuh Ditjen Cipta Karya. PERUMAHAN DAK AFIRMASI Daerah yang beririsan dengan daftar 122 daerah tertinggal, 187 lokpri di 41 Kabupaten Perbatasan Negara, 95 daerah kepulauan, 144 kawasan transmigrasi di daerah tertinggal dan perbatasan dan pulau-pulau kecil terluar, serta khusus untuk pembangunan rumah khusus dilakukan pada Kab/Kota di Wilayah Papua dan Papua Barat. DAKKemantapan PENUGASAN 1. Jalan Provinsi sebesar 71,75% Provinsi daerah penghasilsebesar padi tertinggi 2. Kemantapan Jalan Kab/Kota 60,76% nasional Kabupaten/Kota sentra produksi beras 3. aksesibilitas menuju kawasan-kawasan strategis dan nasional : 3. Meningkatnya Mendukung daerah afirmasi terpilih, yaitu Daerah Tertinggal Kawasan 1. Tersedianya akseslayak ke sumber air minum IRIGASI yang layak bagi Sesuai RPJMN , penanganan rumah tidak huni perbatasan, Perbatasan pariwisata, industri, daerah tertinggal rumah tangga bagi MBR dan Non-MBR di kab/kota yang memiliki ditargetkan sebesardaerah unit. Berdasarkan resources 4. Meningkatnya Tetap memperhatikan lainnya sepanjang mempunyai D.I 4. konektivitas nasional idle capacity yang memadai untuk dibangun. envelope tahunan, target yang dapat ditangani PUPR sebanyak 2. Tersedianya akses keunit. sumber air minum yang layak bagi sehingga terdapat gap sebesar DAKunit, REGULER rumah tangga melalui pembangunan baru 448(33 SPAM lengkap Meningkatkan mantap jalan daerah dalam mendukung konektivitas nasional Provinsi dengan kapasitas sampai dengan 10 liter/detik dan 508 Kab/Kota) 3. Tersedianya akses ke sumber air minum yang layak bagi JALAN 2323 DAK PENUGASAN rumah tangga melalui peningkatan SPAM BJP menjadi SPAM BJP 1. Mendukung konektivitas di 33terlindungi. Provinsi dan 508 Kab/Kota dengan prioritas daerah yang yang mendukung KSPN (KSPN Danau Toba; KSPN Tanjung Kelayang; KSPN Wakatobi; KSPN Borobudur; KSPN Bromo Tengger Semeru; KSPN Labuan Bajo; KSPN Mandalika; KSPN Pulau Morotai; KSPN Tanjung Lesung) Kawasan Industri (KI Morowali; KI Sei Mangkei; KI Kuala Tanjung; KI Teluk Bintuni; KI Bitung; KI Palu; KI Mandor; KI Batulicin; KI Jorong; KI Buli; KI Konawe; KI Bantaeng; KI Ketapang; KI Tanggamus) KEK (KEK Sei Mangkei; KEK Tanjung Lesung; KEK Palu; KEK Bitung; KEK Mandalika; KEK Morotai; KEK Tanjung Api Api; KEK Maloy Batuta Trans Kalimantan; KEK Tanjung Kelayang) 2. Debotlenecking di (Tanjung Buton, Dumai, Serang, Gresik, Berau, dan Tanah Kuning (Bulungan) 3. Mendukung aksesibiltas 187 Lokpri di 43 Kab/Kota Perbatasan Negara 4. Mendukung aksesibilitas di 122 Daerah Tertinggal 5. Mendukung konektivitas Simpul transportasi di 65 Kab/Kota V/2016

24 EVALUASI CAPAIAN PENYELENGGARAAN DAK TA 2016 IRIGASI JALAN AIR MINUM SANITASI PERUMAHAN BIRO PERENCANAAN ANGGARAN DAN KERJASAMA LUAR NEGERI SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

2018, No Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 73, Tambahan Lembaran

2018, No Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 73, Tambahan Lembaran BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.34, 2018 KEMENPU-PR. DAK Infrastruktur PU-PR. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21/PRT/M/2017 TENTANG PETUNJUK

Lebih terperinci

-1- MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

-1- MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA -1- MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47/PRT/M/2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI

Lebih terperinci

SOSIALISASI DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) FISIK 2019 DALAM MENDUKUNG AKSES UNIVERSAL AIR MINUM SANITASI

SOSIALISASI DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) FISIK 2019 DALAM MENDUKUNG AKSES UNIVERSAL AIR MINUM SANITASI SOSIALISASI DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) FISIK 2019 DALAM MENDUKUNG AKSES UNIVERSAL AIR MINUM SANITASI Jakarta, 4 April 2018 Direktorat Perkotaan, Perumahan dan Permukiman Kementerian PPN/ Bappenas CAPAIAN

Lebih terperinci

KEBIJAKAN DAK FISIK TAHUN 2018

KEBIJAKAN DAK FISIK TAHUN 2018 KEBIJAKAN DAK FISIK TAHUN 2018 - Direktur Otonomi Daerah Bappenas - 1 Arah Kebijakan Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik Tahun 2018 DAK TA.2018 DAK REGULER DAK AFIRMASI DAK PENUGASAN Untuk penyediaan pelayanan

Lebih terperinci

-1- MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

-1- MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA -1- MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33/PRT/M/2016 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN DANA

Lebih terperinci

KEBIJAKAN INVESTASI INFRASTRUKTUR BIDANG PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

KEBIJAKAN INVESTASI INFRASTRUKTUR BIDANG PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT KEBIJAKAN INVESTASI INFRASTRUKTUR BIDANG PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT MATERI PAPARAN DIREKTUR BINA INVESTASI INFRASTRUKTUR FASILITASI PENGUSAHAAN JALAN DAERAH KENDARI, 10 11 MEI 2016 VISI DAN 9

Lebih terperinci

-2- BAB I KETENTUAN UMUM

-2- BAB I KETENTUAN UMUM -2- Indonesia Tahun 2017 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6041); 3. Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2015 tentang Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Lembaran Negara

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 03/PRT/M/2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 03/PRT/M/2015 TENTANG PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 03/PRT/M/2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG INFRASTRUKTUR KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2006

Lebih terperinci

KEYNOTE SPEECH Sosialisasi dan Pelatihan Aplikasi e-planning DAK Fisik

KEYNOTE SPEECH Sosialisasi dan Pelatihan Aplikasi e-planning DAK Fisik KEYNOTE SPEECH Sosialisasi dan Pelatihan Aplikasi e-planning DAK Fisik Deputi Bidang Pengembangan Regional Bappenas REGULASI TERKAIT KEBIJAKAN DAK REPUBLIK INDONESIA DEFINISI DAK SESUAI UU No.33/2004 Dana

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM

KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM disampaikan oleh Direktur Pengembangan SPAM pada: Sosialisasi Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Air Minum TA 2019 Direktorat Pengembangan Sistem Penyediaan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 03 /PRT/M/2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG INFRASTRUKTUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

2015, No Nomor 15 Tahun 2015 tentang Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, maka perlu dilakukan penyempurnaan petunjuk teknis Dana Al

2015, No Nomor 15 Tahun 2015 tentang Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, maka perlu dilakukan penyempurnaan petunjuk teknis Dana Al BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.371, 2015 KEMENPU PR. Dana Alokasi Khusus. Insfrastuktur. Petunjuk Teknis. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 03/PRT/M/2015 TENTANG

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM. Dana Alokasi Khusus. Infrastruktur. Juknis.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM. Dana Alokasi Khusus. Infrastruktur. Juknis. No.606, 2010 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM. Dana Alokasi Khusus. Infrastruktur. Juknis. PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15/PRT/M/2010 TENTANG PETUNJUK

Lebih terperinci

FORMAT USULAN RENCANA KEGIATAN PROPOSAL DAK TA. 2017

FORMAT USULAN RENCANA KEGIATAN PROPOSAL DAK TA. 2017 FORMAT USULAN RENCANA KEGIATAN PROPOSAL TA. 2017 Tandatangan asli dan stempel basah Nama Format Surat Pengantar KOP KEPALA DAERAH Nomor :... Tempat, tanggal Sifat :... Lampiran :... l :... Yth.... di.

Lebih terperinci

ARAH KEBIJAKAN PENDANAAN PENCAPAIAN SASARAN AIR MINUM

ARAH KEBIJAKAN PENDANAAN PENCAPAIAN SASARAN AIR MINUM ARAH KEBIJAKAN PENDANAAN PENCAPAIAN SASARAN AIR MINUM Disampaikan pada : Lokakarya Penyiapan Pelaksanaan Program Hibah Air Minum Perkotaan APBN Tahun 2016 DIREKTORAT ALOKASI PENDANAAN PEMBANGUNAN Rabu,

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENGALOKASIAN DAK FISIK TAHUN ANGGARAN 2018 SOSIALISASI DAN PELATIHAN PENGGUNAAN APLIKASI E-PLANNING DAK JAKARTA, APRIL 2017

KEBIJAKAN PENGALOKASIAN DAK FISIK TAHUN ANGGARAN 2018 SOSIALISASI DAN PELATIHAN PENGGUNAAN APLIKASI E-PLANNING DAK JAKARTA, APRIL 2017 K E M E N T E R I A N R E P U B L I K K E U A N G A N I N D O N E S I A KEBIJAKAN PENGALOKASIAN DAK FISIK TAHUN ANGGARAN 2018 SOSIALISASI DAN PELATIHAN PENGGUNAAN APLIKASI E-PLANNING DAK JAKARTA, 10-21

Lebih terperinci

DAFTAR USULAN RENCANA KEGIATAN KABUPATEN / KOTA... YANG BERSUMBER DARI DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) INFRASTRUKTUR PUBLIK TAHUN ANGGARAN 2017

DAFTAR USULAN RENCANA KEGIATAN KABUPATEN / KOTA... YANG BERSUMBER DARI DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) INFRASTRUKTUR PUBLIK TAHUN ANGGARAN 2017 DAFTAR USULAN RENCANA KEGIATAN KABUPATEN / KOTA... YANG BERSUMBER DARI DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) INFRASTRUKTUR PUBLIK TAHUN ANGGARAN 2017 NO. KEGIATAN TARGET DANA LOKASI Total DAK Infrastruktur Publik

Lebih terperinci

KONSULTASI REGIONAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN PRASARANA SUMBER DAYA AIR 2016

KONSULTASI REGIONAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN PRASARANA SUMBER DAYA AIR 2016 KONSULTASI REGIONAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN PRASARANA SUMBER DAYA AIR 2016 Operasi dan Pemeliharaan Prasarana Sumber Daya Air untuk Mendukung Ketahanan Air, Ketahanan Pangan dan Ketahanan Energi. ***

Lebih terperinci

Strategi Sanitasi Kabupaten Malaka

Strategi Sanitasi Kabupaten Malaka BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan Sanitasi di Indonesia telah ditetapkan dalam misi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJMPN) tahun 2005 2025 Pemerintah Indonesia. Berbagai langkah

Lebih terperinci

Kebijakan, Strategi dan Program Keterpaduan Penanganan Kumuh Perkotaan

Kebijakan, Strategi dan Program Keterpaduan Penanganan Kumuh Perkotaan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Cipta Karya Kebijakan, Strategi dan Program Keterpaduan Penanganan Kumuh Perkotaan Direktorat Keterpaduan Infrastruktur Permukiman Outline

Lebih terperinci

PERENCANAAN PROGRAM DAN PEMBIAYAAN PEMERINTAH MENUJU 100% AIR MINUM. Direktur Permukiman dan Perumahan, Bappenas Jakarta, Januari 2015

PERENCANAAN PROGRAM DAN PEMBIAYAAN PEMERINTAH MENUJU 100% AIR MINUM. Direktur Permukiman dan Perumahan, Bappenas Jakarta, Januari 2015 PERENCANAAN PROGRAM DAN PEMBIAYAAN PEMERINTAH MENUJU 100% AIR MINUM Direktur Permukiman dan Perumahan, Bappenas Jakarta, Januari 2015 UNIVERSAL AKSES AIR MINUM 15% Akses Dasar Akses tambahan untuk 100

Lebih terperinci

KEBIJAKAN DAK TAHUN 2018

KEBIJAKAN DAK TAHUN 2018 KEBIJAKAN TAHUN 2018 - DirekturOtonomi Daerah Bappenas - REGULASI TERKAIT KEBIJAKAN REPUBLIK INDONESIA DEFINISI SESUAI UU No.33/2004 Dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada Daerah

Lebih terperinci

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM SEKRETARIAT JENDERAL JALAN PATTIMURA NO. 20 KEBAYORAN BARU JAKARTA TELP. (021) , FAX (021)

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM SEKRETARIAT JENDERAL JALAN PATTIMURA NO. 20 KEBAYORAN BARU JAKARTA TELP. (021) , FAX (021) DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM SEKRETARIAT JENDERAL JALAN PATTIMURA NO. 20 KEBAYORAN BARU JAKARTA 11210 TELP. (021) 724-7524, FAX (021) 726-0856 Nomor : KU.01.01-SJ/695 Jakarta, 30 Desember 2005 Lampiran :

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27/PRT/M/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27/PRT/M/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27/PRT/M/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM

Lebih terperinci

BUKU SAKU: RAPAT KOORDINASI SINKRONISASI DAN HARMONISASI RENCANA KEGIATAN PER BIDANG DAK FISIK TINGKAT PROVINSI

BUKU SAKU: RAPAT KOORDINASI SINKRONISASI DAN HARMONISASI RENCANA KEGIATAN PER BIDANG DAK FISIK TINGKAT PROVINSI BUKU SAKU: RAPAT KOORDINASI SINKRONISASI DAN HARMONISASI RENCANA KEGIATAN PER BIDANG DAK FISIK TINGKAT PROVINSI Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan DAFTAR ISI 1. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

STRUKTUR ORGANISASI DAN ALUR KOORDINASI TIM KOORDINASI PUSAT DAN DAERAH STRUKTUR ORGANISASI TIM KOORDINASI PUSAT,

STRUKTUR ORGANISASI DAN ALUR KOORDINASI TIM KOORDINASI PUSAT DAN DAERAH STRUKTUR ORGANISASI TIM KOORDINASI PUSAT, LAMPIRAN VII PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PRT/M/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG INFRASTRUKTUR STRUKTUR ORGANISASI DAN ALUR KOORDINASI

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA KERJA PEMERINTAH DENGAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.193,2012 KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT. Penggunaan Dana Alokasi Khusus. Tahun Anggaran 2012. Petunjuk Teknis. PERATURAN MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

MEKANISME PELAKSANAAN PROGRAM HIBAH AIR MINUM TA 2016

MEKANISME PELAKSANAAN PROGRAM HIBAH AIR MINUM TA 2016 MEKANISME PELAKSANAAN PROGRAM HIBAH AIR MINUM TA 2016 Ir. Mochammad Natsir, MSc. Direktur Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Lokakarya Penyiapan Pelaksanaan Program Hibah Air Minum APBN 2016 Jakarta,

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 1 TRANSFER KE DAERAH & DANA DESA 2018 Fokus untuk : Meningkatkan pemerataan keuangan antardaerah; Meningkatkan kualitas dan mengurangi ketimpangan layanan publik

Lebih terperinci

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI REGULASI PENYEDIAAN AIR BERSIH UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH PEMERINTAH PUSAT Penetapan pengembangan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN DAN STRATEGI BIDANG PLP

KEBIJAKAN DAN STRATEGI BIDANG PLP KEBIJAKAN DAN STRATEGI BIDANG PLP Oleh: Direktur Pengembangan PLP Jakarta, 26 Januari 2017 KEMENTERIAN PEKERJAAN PEKERJAAN UMUM UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT TARGET BIDANG SANITASI Amanat RPJPN 2005-2025 Pembangunan

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN KEBIJAKAN ALOKASI DAN PENYALURAN DAK TAHUN 2016

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN KEBIJAKAN ALOKASI DAN PENYALURAN DAK TAHUN 2016 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN KEBIJAKAN ALOKASI DAN PENYALURAN DAK TAHUN 2016 Jakarta, 10 Februari 2016 ARAH KEBIJAKAN DAK TA 2016 1. Mendukung implementasi

Lebih terperinci

PENJELASAN TEKNIS SUBSTANTIF RAKORTEK K/L DENGAN PEMDA DALAM PENYUSUNAN RKP 2018 DAN TATA KELOLA PEMBAHASAN

PENJELASAN TEKNIS SUBSTANTIF RAKORTEK K/L DENGAN PEMDA DALAM PENYUSUNAN RKP 2018 DAN TATA KELOLA PEMBAHASAN REPUBLIK INDONESIA PENJELASAN TEKNIS SUBSTANTIF RAKORTEK K/L DENGAN PEMDA DALAM PENYUSUNAN RKP 2018 DAN TATA KELOLA PEMBAHASAN Direktur Pengembangan Wilayah dan Kawasan Kementerian Perencanaan Pembangunan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.85, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT. Dana Alokasi Khusus. Perumahan dan Kawasan Pemukiman. Petunjuk Teknis. PERATURAN MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Desa, Pembangunan

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Desa, Pembangunan BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.855, 2017 KEMEN-DPDTT. DAK Fisik Afirmasi bidang Transportasi TA 2017. PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

KOORDINASI TEKNIS PEMBANGUNAN

KOORDINASI TEKNIS PEMBANGUNAN KOORDINASI TEKNIS PEMBANGUNAN Ir. Diah Indrajati, M.Sc Plt. Direktur Jenderal Bina Pembangunan Daerah Disampaikan dalam acara: Temu Konsultasi Triwulan I Bappenas Bappeda Provinsi Seluruh Indonesia Tahun

Lebih terperinci

KESIAPAN PENYALURAN TAHAP I DANA ALOKASI KHUSUS FISIK 2018 PROVINSI KEPULAUAN RIAU

KESIAPAN PENYALURAN TAHAP I DANA ALOKASI KHUSUS FISIK 2018 PROVINSI KEPULAUAN RIAU KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN KANTOR WILAYAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU KESIAPAN PENYALURAN TAHAP I DANA ALOKASI KHUSUS FISIK 2018 PROVINSI KEPULAUAN RIAU BIDANG

Lebih terperinci

Direktur Pengembangan PLP Ir. M. Maliki Moersid, MCP Disampaikan pada : Kick Off Meeting Nasional Program PPSP 2015 Jakarta, 10 maret 2015

Direktur Pengembangan PLP Ir. M. Maliki Moersid, MCP Disampaikan pada : Kick Off Meeting Nasional Program PPSP 2015 Jakarta, 10 maret 2015 TARGET PEMBANGUNAN SANITASI NASIONAL 2015-2019 Direktur Pengembangan PLP Ir. M. Maliki Moersid, MCP Disampaikan pada : Kick Off Meeting Nasional Program PPSP 2015 Jakarta, 10 maret 2015 CAPAIAN PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

KEBIJAKAN OPERASIONAL DAK BIDANG AIR MINUM SANITASI. Pulau Sumatera dan Pulau Jawa Jakarta, 4 April 2018

KEBIJAKAN OPERASIONAL DAK BIDANG AIR MINUM SANITASI. Pulau Sumatera dan Pulau Jawa Jakarta, 4 April 2018 KEBIJAKAN OPERASIONAL DAK BIDANG AIR MINUM SANITASI Pulau Sumatera dan Pulau Jawa Jakarta, 4 April 2018 OUTLINE Kebijakan Dana Alokasi Khusus Petunjuk Operasional (PermenPUPR No.21/PRT/M/2017) 2 Kebijakan

Lebih terperinci

PENGARAHAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

PENGARAHAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PENGARAHAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA Disampaikan oleh: MENTERIDALAMNEGERI TJAHJO KUMOLO KEMENTERIAN DALAM NEGERI Bangka Tengah, 7 April 207 2 PENCAPAIAN TARGET PEMBANGUNAN NASIONAL (Pasal

Lebih terperinci

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN INOVASI DAN DAYA SAING DAERAH BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAH DAERAH

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN INOVASI DAN DAYA SAING DAERAH BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAH DAERAH PEMBINAAN DAN PENGAWASAN INOVASI DAN DAYA SAING DAERAH BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAH DAERAH Drs. Eduard Sigalingging, M.Si Direktur Sinkronisasi Urusan Pemerintahan Daerah

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.389, 2014 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KESEHATAN. Penyediaan Air Minum. Sanitasi. Percepatan. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 185 TAHUN 2014 TENTANG PERCEPATAN PENYEDIAAN AIR MINUM

Lebih terperinci

PERHITUNGAN ALOKASI DAN KEBIJAKAN PENYALURAN DAK TA 2014, SERTA ANGGARAN TRANSFER KE DAERAH DI BIDANG KEHUTANAN

PERHITUNGAN ALOKASI DAN KEBIJAKAN PENYALURAN DAK TA 2014, SERTA ANGGARAN TRANSFER KE DAERAH DI BIDANG KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN KEMENTERIAN KEUANGAN RI PERHITUNGAN ALOKASI DAN KEBIJAKAN PENYALURAN DAK TA 2014, SERTA ANGGARAN TRANSFER KE DAERAH DI BIDANG KEHUTANAN disampaikan pada: Sosialisasi

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 185 TAHUN 2014 TENTANG PERCEPATAN PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 185 TAHUN 2014 TENTANG PERCEPATAN PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 185 TAHUN 2014 TENTANG PERCEPATAN PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa air minum

Lebih terperinci

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Cipta Karya Kebijakan dan Strategi Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Cipta Karya Kebijakan dan Strategi Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Cipta Karya Kebijakan dan Strategi Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya Disampaikan oleh: Ir. Rina Agustin Indriani, MURP Sekretaris

Lebih terperinci

TINDAK LANJUT KOORDINASI TEKNIS PEMBANGUNAN DAERAH. Ir. Diah Indrajati, M.Sc Direktur Jenderal Bina Pembangunan Daerah Kementerian Dalam Negeri

TINDAK LANJUT KOORDINASI TEKNIS PEMBANGUNAN DAERAH. Ir. Diah Indrajati, M.Sc Direktur Jenderal Bina Pembangunan Daerah Kementerian Dalam Negeri TINDAK LANJUT KOORDINASI TEKNIS PEMBANGUNAN DAERAH Ir. Diah Indrajati, M.Sc Direktur Jenderal Bina Pembangunan Daerah Kementerian Dalam Negeri KERANGKA UMUM RAKORTEK GAMBARAN HASIL RAKORTEK PROVINSI JAMBI

Lebih terperinci

Kasubdit Pengembangan Kapasitas Keuangan Daerah, Direktorat Otda Bappenas

Kasubdit Pengembangan Kapasitas Keuangan Daerah, Direktorat Otda Bappenas Kasubdit Pengembangan Kapasitas Keuangan Daerah, Direktorat Otda Bappenas 1 VISI-MISI PEMBANGUNAN 2015-2019 DIJABARKAN MELALUI STRATEGI PEMBANGUNAN NASIONAL RKP 2015*) RKP 2016 RKP 2017 RKP 2018 RKP 2019

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PENGISIAN FORM DAK BIDANG SANITASI T.A. 2017

PETUNJUK TEKNIS PENGISIAN FORM DAK BIDANG SANITASI T.A. 2017 PETUNJUK TEKNIS PENGISIAN FORM DAK BIDANG SANITASI T.A. 2017 Formulir usulan daerah untuk DAK Bidang Sanitasi T.A. 2017 terdiri dari 46 kolom. Berdasarkan cara pengisiannya, kolom-kolom ini terbagi menjadi

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20/PRT/M/2017PRT/M/2017 TENTANG PENYEDIAAN RUMAH KHUSUS

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20/PRT/M/2017PRT/M/2017 TENTANG PENYEDIAAN RUMAH KHUSUS PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20/PRT/M/2017PRT/M/2017 TENTANG PENYEDIAAN RUMAH KHUSUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK LANJUTAN

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK LANJUTAN SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK LANJUTAN TAHUN ANGGARAN 213 NOMOR DIPA-33.5-/213 DS 11-823-4351-5822 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara.

Lebih terperinci

WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON

WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA CIREBON, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 123 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK TEKNIS DANA ALOKASI KHUSUS FISIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 123 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK TEKNIS DANA ALOKASI KHUSUS FISIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 123 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK TEKNIS DANA ALOKASI KHUSUS FISIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

SINERGI PUSAT DAERAH DALAM UU 23/2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH

SINERGI PUSAT DAERAH DALAM UU 23/2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH SINERGI PUSAT DAERAH DALAM UU 23/2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH Oleh: DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAH Disampaikan pada Rapat Koordinasi Teknis (Rakortek) Perencanaan Penyediaan Perumahan Tahun 2015, Wilayah

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL SAMBUTAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL PADA ACARA MUSYAWARAH

Lebih terperinci

MEWUJUDKAN PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN YANG SINERGIS ANTARA PUSAT DAN DAERAH MELALUI NSPK PENYELENGGARAAN URUSAN

MEWUJUDKAN PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN YANG SINERGIS ANTARA PUSAT DAN DAERAH MELALUI NSPK PENYELENGGARAAN URUSAN REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI MEWUJUDKAN PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN YANG SINERGIS ANTARA PUSAT DAN DAERAH MELALUI NSPK PENYELENGGARAAN URUSAN Hotel Aryaduta Manado, 10 November 2017

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA Jakarta, 28 Maret 2012 Kepada Nomor : 070 / 1082 / SJ Yth. 1. Gubernur Sifat : Penting 2. Bupati/Walikota Lampiran : Satu berkas di Hal : Pedoman Penyusunan Program

Lebih terperinci

KONSULTASI REGIONAL TAHUN 2017

KONSULTASI REGIONAL TAHUN 2017 BUKU PANDUAN KONSULTASI REGIONAL TAHUN 2017 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DAFTAR ISI Halaman I. Latar Belakang 1 II. Tujuan dan Sasaran 2 III. Ruang Lingkup 3 IV. Tempat dan Tanggal 3

Lebih terperinci

KEBIJAKAN UMUM DAN ALOKASI DAK TA 2014

KEBIJAKAN UMUM DAN ALOKASI DAK TA 2014 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA KEBIJAKAN UMUM DAN ALOKASI DAK TA 2014 Disampaikan pada: Rapat Konsolidasi DAK Bidang Dikmen TA 2014 Nusa Dua, 28 November 2013 AGENDA PAPARAN 1. Postur Dana Transfer

Lebih terperinci

D I R E K T O R A T J E N D E R A L B I N A K O N S T R U K S I K E M E N T E R I A N P E K E R J A A N U M U M D A N P E R U M A H A N R A K Y A T

D I R E K T O R A T J E N D E R A L B I N A K O N S T R U K S I K E M E N T E R I A N P E K E R J A A N U M U M D A N P E R U M A H A N R A K Y A T Pedoman Layanan Informasi dan Konsultasi Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Berbasis Web D I R E K T O R A T J E N D E R A L B I N A K O N S T R U K S I K E M E N T E R I A N P E K E R J

Lebih terperinci

RENJA K/L TAHUN 2016

RENJA K/L TAHUN 2016 RENJA K/L TAHUN 2016 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DAFTAR ISI 1. FORMULIR I 2. FORMULIR II a) SEKRETARIAT JENDERAL b) INSPEKTORAT JENDERAL c) BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN d) BADAN

Lebih terperinci

EVALUASI PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) PELAYANAN BIDANG SARANA DAN PRASARANA DASAR KABUPATEN KUTAI TIMUR. Arif Mudianto.

EVALUASI PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) PELAYANAN BIDANG SARANA DAN PRASARANA DASAR KABUPATEN KUTAI TIMUR. Arif Mudianto. EVALUASI PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) PELAYANAN BIDANG SARANA DAN PRASARANA DASAR KABUPATEN KUTAI TIMUR Oleh : Arif Mudianto Abstrak Standar Pelayanan Minimal (SPM) adalah ketentuan tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan reformasi sektor publik yang begitu dinamis saat ini tidak dapat dilepaskan dari tuntutan masyarakat yang melihat secara kritis buruknya kinerja

Lebih terperinci

Simulasi dan Pelatihan Teknis Penggunaan Aplikasi

Simulasi dan Pelatihan Teknis Penggunaan Aplikasi REPUBLIK INDONESIA Simulasi dan Pelatihan Teknis Penggunaan Aplikasi e-planning - Direktorat Otonomi Daerah - REPUBLIK INDONESIA LANGKAH PENYEMPURNAAN KEBIJAKAN FISIK TAHUN 2018 : PENGUSULAN FISIK TAHUN

Lebih terperinci

BAB V STRATEGI MONITORING DAN EVALUASI

BAB V STRATEGI MONITORING DAN EVALUASI STRATEGI SANITASI KABUPATEN 2013-2017 BAB V STRATEGI MONITORING DAN EVALUASI Monitoring evaluasi merupakan pengendalian yakni bagian tidak terpisahkan dari upaya mewujudkan tujuan yang akan dicapai. Monitoring

Lebih terperinci

RENCANA KERJA (RENJA) DINAS PERUMAHAN RAKYAT, KAWASAN PERMUKIMAN DAN PERTANAHAN KABUPATEN PURWOREJO

RENCANA KERJA (RENJA) DINAS PERUMAHAN RAKYAT, KAWASAN PERMUKIMAN DAN PERTANAHAN KABUPATEN PURWOREJO RENCANA KERJA (RENJA) DINAS PERUMAHAN RAKYAT, KAWASAN PERMUKIMAN DAN PERTANAHAN KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2018 DAFTAR ISI DAFTAR ISI BAB I : PENDAHULUAN.. 2 1.1 Latar Belakang 2 1.2 Landasan Hukum.. 4

Lebih terperinci

ARAH KEBIJAKAN DAK BIDANG INFRASTRUKTUR TA. 2018

ARAH KEBIJAKAN DAK BIDANG INFRASTRUKTUR TA. 2018 ARAH KEBIJAKAN DAK BIDANG INFRASTRUKTUR TA. 2018 DISAMPAIKAN PADA: SOSIALISASI DAN PELATIHAN APLIKASI E-PLANNING DAK BAPPENAS, 10-21 APRIL 2017 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 1 OUTLINE

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Akses pangan merupakan salah satu sub sistem ketahanan pangan yang menghubungkan antara ketersediaan pangan dengan konsumsi/pemanfaatan pangan. Akses pangan baik apabila

Lebih terperinci

PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR JALAN DAN JEMBATAN

PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR JALAN DAN JEMBATAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR JALAN DAN JEMBATAN I. Pendahuluan Infrastruktur memegang peranan penting sebagai salah satu roda penggerak pertumbuhan ekonomi dan pembangunan. Keberadaan infrastruktur yang memadai

Lebih terperinci

DAFTAR USULAN RENCANA KEGIATAN KABUPATEN / KOTA... YANG BERSUMBER DARI DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) TAHUN ANGGARAN 2017

DAFTAR USULAN RENCANA KEGIATAN KABUPATEN / KOTA... YANG BERSUMBER DARI DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) TAHUN ANGGARAN 2017 DAFTAR USULAN RENCANA KEGIATAN KABUPATEN / KOTA... YANG BERSUMBER DARI DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) TAHUN ANGGARAN 2017 3. BIDANG INFRASTRUKTUR PERUMAHAN, AIR MINUM DAN SANITASI NO. KEGIATAN TARGET DANA LOKASI

Lebih terperinci

KEBIJAKAN DANA TRANSFER KHUSUS TAHUN ANGGARAN 2016

KEBIJAKAN DANA TRANSFER KHUSUS TAHUN ANGGARAN 2016 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN KEBIJAKAN DANA TRANSFER KHUSUS TAHUN ANGGARAN 2016 Disampaikan Oleh : Direktorat Dana Perimbangan Direktorat Jenderal Perimbangan

Lebih terperinci

2018, No Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu

2018, No Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu No.89, 2018 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-LHK. Pelaksanaan KLHS. Pencabutan. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.69/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2017 TENTANG

Lebih terperinci

RAPAT KOORDINASI TEKNIS (RAKORTEK) PERENCANAAN PENYEDIAAN PERUMAHAN TAHUN 2015 DIREKTORAT JENDERAL PENYEDIAAN PERUMAHAN

RAPAT KOORDINASI TEKNIS (RAKORTEK) PERENCANAAN PENYEDIAAN PERUMAHAN TAHUN 2015 DIREKTORAT JENDERAL PENYEDIAAN PERUMAHAN RAPAT KOORDINASI TEKNIS (RAKORTEK) PERENCANAAN PENYEDIAAN PERUMAHAN TAHUN 2015 DIREKTORAT JENDERAL PENYEDIAAN PERUMAHAN I LATAR BELAKANG Dalam rangka pencapaian target RPJMN 2015-2019 bidang perumahan

Lebih terperinci

Konsultasi Regional Kementerian PUPR Tahun 2016

Konsultasi Regional Kementerian PUPR Tahun 2016 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT Panduan Panduan Pelaksanaan Pelaksanaan Konsultasi Regional Kementerian PUPR Tahun 2016 Draft #4 Jakarta, 19 April 2016 HASIL PRA KONREG 2016 Satminkal Baseline

Lebih terperinci

STRATEGI PERCEPATAN PENANGANAN PERMUKIMAN KUMUH

STRATEGI PERCEPATAN PENANGANAN PERMUKIMAN KUMUH STRATEGI PERCEPATAN PENANGANAN PERMUKIMAN KUMUH Jakarta, 5 September 2017 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT PENGEMBANGAN SPAM - DJCK Outline Target, Capaian dan Isu Strategis Penyelenggaraan

Lebih terperinci

kelautan dan perikanan pariwisata pertanian kehutanan; energi dan sumber daya mineral; perdagangan; perindustrian; dan transmigrasi.

kelautan dan perikanan pariwisata pertanian kehutanan; energi dan sumber daya mineral; perdagangan; perindustrian; dan transmigrasi. PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM KEBIJAKAN SUBSIDI LISTRIK KASUBDIT ENERGI SUMBER DAYA MINERAL RENDY JAYA LAKSAMANA DIREKTORAT JENDERAL BINA PEMBANGUNAN DAERAH KEBIJAKAN SUBSIDI LISTRIK SECARA NASIONAL MERUPAKAN

Lebih terperinci

Kebijakan Keterpaduan Infrastruktur Permukiman dalam Penanganan Permukiman Kumuh

Kebijakan Keterpaduan Infrastruktur Permukiman dalam Penanganan Permukiman Kumuh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Cipta Karya Kebijakan Keterpaduan Infrastruktur Permukiman dalam Penanganan Permukiman Kumuh Ir. Joerni Makmoerniati, MSc Plh. Direktur

Lebih terperinci

Bappeda Provinsi Sumatera Selatan

Bappeda Provinsi Sumatera Selatan Bappeda Provinsi Sumatera Selatan 2 Bappeda Provinsi Sumatera Selatan 4 5 Tabel 4.2 6 Tabel 4.8. 7 TABEL 5.2 Bappeda Provinsi Sumatera Selatan 9 Tabel 4.9 Sinkronisasi Isu Strategis dan Program Prioritas

Lebih terperinci

Pedoman Program Hibah Air Limbah Setempat APBN

Pedoman Program Hibah Air Limbah Setempat APBN 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 LAMPIRAN 1: Surat Pernyataan Minat Pemerintah Daerah KOP SURAT PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA...

Lebih terperinci

PAPARAN PADA ACARA MUSRENBANG RPJMD PROVINSI BANTEN TAHUN

PAPARAN PADA ACARA MUSRENBANG RPJMD PROVINSI BANTEN TAHUN MENTERIDALAM NEGERI REPUBLIKINDONESIA PAPARAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA MUSRENBANG RPJMD PROVINSI BANTEN TAHUN 2017-2022 Serang 20 Juni 2017 TUJUAN PEMERINTAHAN DAERAH UU No. 23

Lebih terperinci

PERCEPATAN PENANGANAN PERMUKIMAN KUMUH DIREKTUR PERKOTAAN, PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN BAPPENAS JAKARTA, 5 SEPTEMBER 2017

PERCEPATAN PENANGANAN PERMUKIMAN KUMUH DIREKTUR PERKOTAAN, PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN BAPPENAS JAKARTA, 5 SEPTEMBER 2017 PERCEPATAN PENANGANAN PERMUKIMAN KUMUH DIREKTUR PERKOTAAN, PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN BAPPENAS JAKARTA, 5 SEPTEMBER 2017 1 PERUBAHAN YANG DITUJU Trend Saat Ini Permukiman Kondisi Yang Diinginkan Padat, tidak

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG TATA LAKSANA PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG TATA LAKSANA PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH 1 PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG TATA LAKSANA PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MADIUN, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166,

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, No.1312, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENDAGRI. Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Raperda tentang RPJP Daerah dan RPJM Daerah serta Perubahan RPJP

Lebih terperinci

PEMANTAUAN, EVALUASI DAN PENILAIAN KINERJA

PEMANTAUAN, EVALUASI DAN PENILAIAN KINERJA LAMPIRAN VI PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 03/PRT/M/2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG INFRASTRUKTUR PEMANTAUAN, EVALUASI

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 117 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PENGUSULAN DAN VERIFIKASI USULAN PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, 1 PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21/PERMEN-KP/2016 TENTANG PEDOMAN MONITORING DAN EVALUASI TERPADU PELAKSANAAN PROGRAM/KEGIATAN PEMBANGUNAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 2. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS Rencana Strategis Ditjen Bina Marga memuat visi, misi, tujuan, sasaran, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan penyelenggaraan jalan sesuai

Lebih terperinci

Kebijakan Program Bidang Cipta Karya

Kebijakan Program Bidang Cipta Karya Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum Arahan Direktur Jenderal Cipta Karya Kebijakan Program Bidang Cipta Karya Penajaman Program Palembang 03 Maret 2014 OUTLINE A. Konsep Perencanaan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PERKOTAAN DAN PERDESAAN

KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PERKOTAAN DAN PERDESAAN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA DIREKTORAT PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PERKOTAAN DAN PERDESAAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1339, 2015 KEMEN-PUPR. Perumahan Swadaya. Bantuan Stimulan. Pedoman. Perubahan. PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39/PRT/M/2015

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pokja AMPL Kota Makassar

BAB 1 PENDAHULUAN. Pokja AMPL Kota Makassar BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat, karena berkaitan dengan kesehatan, pola hidup,

Lebih terperinci

I. Permasalahan yang Dihadapi

I. Permasalahan yang Dihadapi BAB 34 REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI DI WILAYAH PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM DAN KEPULAUAN NIAS PROVINSI SUMATRA UTARA, SERTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DAN PROVINSI JAWA TENGAH I. Permasalahan

Lebih terperinci

Kementerian PUPR Mendorong Peran Aktif Pemda Mencapai Target 100% Akses Aman Air Minum

Kementerian PUPR Mendorong Peran Aktif Pemda Mencapai Target 100% Akses Aman Air Minum Rilis PUPR #1 23 Oktober 2017 SP.BIRKOM/X/2017/518 Kementerian PUPR Mendorong Peran Aktif Pemda Mencapai Target 100% Akses Aman Air Minum Jakarta - Tidak hanya membangun konektivitas dan bendungan, Kementerian

Lebih terperinci

KEBIJAKAN TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA

KEBIJAKAN TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA KEBIJAKAN TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA Kebijakan dan Tantangan Tahun 2017 & Arah Kebijakan Tahun 2018 DISAMPAIKAN DIREKTUR DANA PERIMBANGAN DITJEN PERIMBANGAN

Lebih terperinci

INFRASTRUKTUR AIR MINUM BERKELANJUTAN

INFRASTRUKTUR AIR MINUM BERKELANJUTAN DIREKTORAT PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT Temu Ilmiah Lingkungan, HCD 35 TH PSIL Universitas Indonesia INFRASTRUKTUR

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016

RINGKASAN EKSEKUTIF PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016 KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016 RINGKASAN EKSEKUTIF Dokumen Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Tahun 2016 ini merupakan satu rangkaian yang tidak terpisahkan dengan dokumen lainnya yang telah tersusun

Lebih terperinci

DIREKTORAT PENGEMBANGAN PLP MENUJU UNIVERSAL AKSES

DIREKTORAT PENGEMBANGAN PLP MENUJU UNIVERSAL AKSES KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA DIREKTORAT PENGEMBANGAN PLP DIREKTORAT PENGEMBANGAN PLP MENUJU UNIVERSAL AKSES TAHUN 2019 POSISI SANITASI INDONESIA DI ASIA

Lebih terperinci

BAB VI PEMANTAUAN DAN EVALUASI

BAB VI PEMANTAUAN DAN EVALUASI BAB VI PEMANTAUAN DAN EVALUASI Proses monitoring dan evaluasi merupakan pengendalian yakni bagian tidak terpisahkan dari upaya mewujudkan tujuan yang hendak dicapai. Monitoring atau pemantauan dapat mempermudah

Lebih terperinci

TENTANG PENETAPAN ALOKASI DAN PEDOMAN UMUM PENGELOLAAN DANA ALOKASI KHUSUS TAHUN ANGGARAN 2006

TENTANG PENETAPAN ALOKASI DAN PEDOMAN UMUM PENGELOLAAN DANA ALOKASI KHUSUS TAHUN ANGGARAN 2006 PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 124 /PMK.02/2005 TENTANG PENETAPAN ALOKASI DAN PEDOMAN UMUM PENGELOLAAN DANA ALOKASI KHUSUS TAHUN ANGGARAN 2006 Menimbang : a. bahwa sesuai dengan hasil

Lebih terperinci

PENYUSUNAN PEDOMAN NOMENKLATUR BAPPEDA BERDASARKAN PP 18/2016 TENTANG PERANGKAT DAERAH

PENYUSUNAN PEDOMAN NOMENKLATUR BAPPEDA BERDASARKAN PP 18/2016 TENTANG PERANGKAT DAERAH KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL PENYUSUNAN PEDOMAN NOMENKLATUR BAPPEDA BERDASARKAN PP 18/2016 TENTANG PERANGKAT DAERAH Oleh: Kedeputian Bidang Pengembangan

Lebih terperinci