ilmiah yang berjudul Pengembangan Sistem Propulsi Motor Roket Sonda. Pemilihan judul tersebut saya sesuaikan dengan bidang kepakaran dan penelitian
|
|
- Farida Indradjaja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PRAKATA PENGUKUHAN Yang Terhormat Ketua Majelis Pengukuhan Profesor Riset, Sekretaris Majelis Pengukuhan Profesor Riset, Anggota Majelis Profesor Riset, Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional, hadirin yang saya muliakan. Pertama-tama saya panjatkan puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Pengasih dan Maha Pemurah, karena atas rahmatnya saya telah dapat diangkat dalam jabatan Ahli Peneliti Utama Bidang Perpindahan Panas, yaitu berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 29/M Tahun 2006 Tanggal 15 Februari 2006 tentang Pengangkatan Sebagai Ahli Peneliti Utama Bidang Perpindahan Panas. Berdasarkan Keputusan Menpan Nomor KEP/ 128 / M.PAN / 9 / 2004 Tanggal 6 September 2004 tentang Jabatan Fungsional dan Angka Kreditnya, keputusan Presiden tersebut disesuaikan dengan Penetapan Angka Kredit oleh Kepala LIPI Nomor : 10919/D/2005 Tanggal 30 Desember 2005 dan Keputusan Kepala LAPAN Nomor : KEP/047/VI/2006 Tanggal 01 Juni 2006 tentang Penyesuaian Nama dan Jenjang Jabatan Peneliti, menjadi Peneliti Utama Sistem Propulsi Wahana Dirgantara. Selanjutnya saya diangkat sebagai Pembina Utama - IV/e berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 85/K Tahun 2006 Tanggal 25 Agustus Dalam rangka memenuhi Persyaratan pengukuhan sebagai Profesor Riset, merupakan suatu kehormatan dan kebahagiaan bagi saya mendapat kesempatan berada dalam sidang Majelis Pengukuhan Profesor Riset yang terhormat ini menyampaikan orasi pengukuhan saya sebagai Profesor Riset. Untuk itu perkenankanlah saya menyampaikan orasi 2
2 ilmiah yang berjudul Pengembangan Sistem Propulsi Motor Roket Sonda. Pemilihan judul tersebut saya sesuaikan dengan bidang kepakaran dan penelitian yang selama ini saya tekuni selama ini. Hal ini juga didukung dengan bidang ke ilmuan dan kegiatan saya pada Pusat Teknologi Wahana Dirgantara LAP AN. Besar harapan saya buku orasi ini akan bermanfaat bagi para pembaca serta dapat menjadi acuan dan informasi bagi yang memerlukan, untuk kemajuan dan perkembangan iptek sistem propulsi motor roket di Indonesia. Saya sadari bahwa buku orasi ini tidak lepas dari berbagai kekurangan. Oleh karena itu saya mohon maaf. Kritik dan saran yang bersifat membangun selalu saya harapkan dari rekan sejawat dan pembaca yang budiman dalam rangka penyempumaan bahan orasi ini. Dan tak lupa kami haturkan terima kasih kepada semua pihak atas terselenggaranya pengkuhan ini. Semoga apa yang telah kami lakukan ini dapat bermanfaat khususnya untuk perkembangan Roket Lembaga Penerbangan dan Anatariksa Nasional. 3
3 PENDAHULUAN Majelis Pengukuhan Profesor Riset yang terhormat dan hadirin yang saya muliakan ; Pemanfaatan Dirgantara merupakan bagian integral dalam kehidupan umat manusia. Pemanfaatan tersebut memerlukan vvahana dirgantara antara lain pesawat terbang, satelit. roket dan lainnya. Wahana roket diperlukan antara lain untuk alat pertahanan dan keamanan, mengorbitkan satelit, dan untuk penelitian ilmiah. Salah satu jenis roket ilmiah adalah roket sonda. Wahana roket terdiri dari motor roket, ujung roket (nose cone), sirip. dan muatan (payload) (Gambar 3.2). Motor roket terdiri dari tabung motor roket yang berisi bahan bakar yang disebut propelan dan nosel sebagai komponen keluarnya gas pancar bersuhu tinggi dan bertekanan tinggi. Mekanisme kerja motor roket disebut sistem propulsi. Pada umumnya roket sonda menggunakan bahan bakar padat (propelan padat). Untuk dapat memahami lahirnya kegiatan pengembangan roket sonda di Indonesia kita harus kembali ke tahun yang merupakan Tahun Geofisika (International Geophysical Year, disingkat IGY) dimana untuk pertama kali negara - negara sedunia melakukan penelitian lingkungan alam secara serentak dan terkoordinir. Hasil program tersebut sangat spektakuler, oleh karena di dalam rangka itu berhasil diorbitkan satelit - satelit pertama Sputnik, Explorer dan lainnya yang dalam sejarah mengantarkan umat manusia ke abad antariksa. Perkembangan teknologi tersebut merangsang imajinasi 4
4 masyarakat dunia tentang keantariksaan termasuk masyarakat Indonesia. Indonesia diawali oleh GAMA kemudian diteruskan dengan Proyek Prima I atas kerjasama TNI AU. PINDAD, PAL, ITB dan UGM menghasilkan Roket Kartika I berbahan bakar padat (Tahun ). Bersamaan dengan itu LAPAN dibentuk melalui Keputusan Presiden Nomor 236 Tahun 1963 pada Tanggal 27 Nopember Proyek Pengembangan roket sonda terus dilanjutkan melalui Prima II dan Prima III yang menghasilkan roket sonda seri Widya. Penelitian Atmosfer dilakukan oleh LAPAN dengan membangun stasiun peluncuran Pameungpeuk dan Peluncuran Kappa 8 (buatan Jepang) bekerjasama dengan Pemerintah Jepang. Hasil penelitian data atmosfer pada waktu itu disampaikan pada sidang IGY. Pada saat itu Indonesia menjadi negara kedua di Asia setelah Jepang dalam bidang pengembangan teknologi roket. Pengembangan roket di Indonesia terhenti sejenak berkaitan dengan kondisi politik G30S, namun kegiatan tersebut dimulai lagi pada Tahun 1975 sampai sekarang. Pada tahun 1974/1975 melalui Proyek Pengembangan Teknologi Dirgantara LAPAN mulai membangun Pusat Pengembangan Teknologi Dirgantara (PUSTEKGAN) di Rumpin Kabupaten Bogor. Pada Pusat tersebut mulai dibangun fasilitas yang diperlukan dalam pengernbangan teknologi peroketan, teknologi satelit, teknologi dirgantara terapan dan secara bertahap sesuai dengan kemampuan yang ada mulai lagi melaksanakan penelitian dan pengembangan teknologi peroketan dan terus berlanjut hingga saat ini. Untuk pertama kali pada era pembangunan nasional, yaitu pada tanggal Agustus 1981, LAPAN telah berhasil 5
5 6 membuat dan menguji terbang roket - roket eksperimen. Sejak saat itu dan dapat disebut pada periode era pembangunan nasional yaitu sejak tahun 1981 hingga 2004, kegiatan pengembangan roket oleh LAPAN terus dilaksanakan dan hasilnya dapat di tahapkan sebagai berikut: Tahap 1 : Tahap 1981 Roket Bertingkat 1 diameter 150 mm, seri RX150; Tahap 2 : Tahun 1982 Roket Bertingkat dua diameter 150mm/150mm, seri RX150/150; Tahap 3 : Tahun 1987 Roket Bertingkat 1 diameter 250mm, seri RX250 dan Roket Bertingkat 1 diameter 150 mm kendali dari seri RKX150; Tahap 4 : Tahun 1988 Roket Bertingkat dua diameter 250mm / 150mm, seri RX250/150 dan Roket Bertingkat dua diameter 250mm / 250mm seri RX250/250. Untuk tahun - tahun selanjutnya sampai dengan saat ini merupakan tahap optimasi komponen roket yang terdiri dari optimasi struktur (pengurangan berat), optimasi propulsi (konfigurasi grain dan mengoptimumkan nosel, peningkatan gaya dorong), optimasi propelan (peningkatan Isp) dan optimasi aerodinamik (penurun hambatan aerodinamik) sehingga terjadi peningkatan prestasi roket secara menyeluruh. Perlu diketahui bahwa seluruh jenis roket yang dikembangkan tersebut menggunakan propelan padat. Dalam rangka mendukung pengembangan roket tersebut di atas saya melakukan penelitian dan pengembangan Sistem Propulsi Wahana Dirgantara, meliputi penelitian motor roket dan propelan. Dalam orasi ilmiah ini saya paparkan perspektif perkembangan iptek sistem propulsi motor roket masa lalu, sekarang dan perkiraan masa depan pada bagian selanjutnya dan saripati hasil penelitian dan pengembangan yang saya lakukan dalam mendukung pengembangan sistem propulsi motor roket nasional pada bagian setelahnya.
6 7 PERSPEKTIF PERKEMBANGAN IPTEK PROPULSI MOTOR ROKET SONDA Majelis Pengukuhan Profesor Riset yang terhormat dan hadirin yang saya muliakan ; Kapan waktu pertama kalinya roket dibuat kurang jelas. Mungkin secara kebetulan. pada abad pertama dicatat bahwa China dalam menahan perlawanan Bangsa Mongol menggunakan "panah terbang berapi" (Gambar 2.1). Selanjutnya panah senjata tersebut dikembangkan olch Bangsa Mongol, dan pada sekitar abad 13 hingga 15 berkembang hingga ke Kropa seperti oleh Roger Becon di Inggris, Jean Froissart di Perancis (roket sejenis bazoka), dan Joanes de Fontana di Italia( roket sejenis terpedo). Gambar 2.1 : Prajurit China Meluncurkan Panah Berapi Pada abad 17, dasar ilmiah bagi roket modem dikemukakan oleh seorang ilmuan terkemuka Inggris. Sir Isaac Newton ( ), melalui hukum fisika. Hukum tersebut dapat menerangkan gerakan sebuah roket pada ruang vakum di antariksa. Selanjutnya, konsep-konsep mengenai
7 roket senjata dikembangkan di Jerman, Rusia dan Inggris. namun semuanya belum dapat menunjukkan wajah roket sesungguhnya. Pengembangan konsep roket modern dimulai oleh seorang ahli di Rusia, Konstantin Tsiolkovsky ( ) yaitu konsep mengarungi angkasa luar dengan roket. Dia menyebutkan, bahvva apabila selama ini yang dikembangkan adalah roket berbahan bakar padat, maka untuk mengarungi angkasa luar diperlukan roket berbahan bakar cair. Tsiolkovsky disebut sebagai Bapak Astronautika Modern. Selanjutnya seorang Amerika, Robert H.Goddard ( ), melakukan berbagai percobaan pembuatan roket modern, dan merupakan orang pertama yang membuat roket berbahan bakar cair yang diluncurkan pada tangga 16 Maret Nama Goddard diabadikan dalam nama suatu fasilitas NASA, yaitu Goddard Space Fligth Center. Selanjutnya. seorang Jerman, Hermann Oberth ( ) menerbitkan sebuah buku (1923) tentang konsep roket mengarungi antariksa. Pada Perang Dunia-II (1937), Wernher von Braun di Jerman memimpin suatu grup ilmuan (termasuk Oberth) untuk mengembangkan roket senjata bagi Jerman untuk melawan Sekutu, dan berhasil membuat Roket Senjata V-2 (A-4) berbahan bakar cair. Jarak jelajah roket tersebut dapat mencapai hingga pinggiran kota London di Inggris. Konsep roket V-2 (Gambar 2.2) merupakan konsep roket modern yang hingga kini melandasi konsep roket-roket yang dikembangkan. 8
8 Gambar 2.2: Peluncuran Roket V- 2 Buatan Jerman Usai Perang Dinia-II. Werhner von Braun dan sebagian kawan-kawannya diboyong ke Amerika Serikat, dan sebagian lagi diboyong ke Rusia. Werhner von Braun bersama-sama dengan Goddard melanjutkan pengembangan roket di Amerika Serikat, demikian juga pihak Rusia terus mengembangkan teknologi roket di Rusia. (Pada tahun 1975, Werhner von Braun dan Tim membantu Indonesia (LAPAN) menyusun rencana swasembada bagi Indonesia dalam kegiatan keanlariksaan). Pada tanggal 4 Oktober 1957 Rusia berhasil mengorbitkan satelit Sputnik I, yang merupakan satelit pertama yang diciptakan umat manusia. Amerika Serikat tidak mau kalah, dan segera setelah itu, yaitu pada tanggal 31 Januari 1958 menyusul mengorbitkan satelit Explorer 1. Berhubung teknologi roket dan satelit menjadi alat senjata modern, alat ekonomi, dan juga menjadi salah satu konsumsi dalam persaingan politik, maka terjadilah perkembangan cepat dan luar biasa. Berbagai jenis satelit untuk berbagai jenis aplikasi dikembangkan seperti untuk telekomunikasi, meteorologi, penginderaan jauh sumber daya alam, satelit mata-mata, satelit geodesi dan posisi-lokasi, dan 9
9 lainnya. Disamping wahana untuk keperluan pengorbit satelit tersebut. penelitian antariksa dan astronomi juga mcmbutuhkan wahana antariksa, maka pengcmbangan teknologi rokct tcrus dilakukan. Roket-roket besar pengorbit satelit seperti Saturn V di Amerika Serikat, Proton di Rusia, Ariane di Eropa. Long March di China, H-l dan H-2 di Jepang, PSLV di India, dan lainnya terus dikembangkan (Gambar 2.3). Gambar 2.3 : Peluncuran Saturn V membawa Apollo ke Bulan Pengembangan wahana antariksa paling modern saat ini adalah pengembangan pesawat antariksa ulang-alik seperti Space Shuttle di Amerika Serikat, Hermes oleh Eropa, dan HOPE oleh Jepang. Pesawat ulang-alik masih membutuhkan roket besar untuk mendorongnya ke orbit di antariksa (Gambar 2.4). Disamping itu, juga dikembangkan
10 peluncuran roket dan satelit dari Pesawat Terbang yang disebut dengan Air Launch System (ALS). Dalam sistem ini. roket dan satelit dibawa oleh pesawat terbang ke udara untuk kemudian dilepas meluncur ke antariksa (Pengembangan peluncuran dengan sistem ini sedang dijajaki oleh Indonesia bekerjasama dengan Rusia di Pulau Biak Indonesia). Gambar 2.4. Peluncuran Space Shuttle Dengan Dua Buah Booster Berbahan Bakar Padat Sistem propulsi roket dan teknologi sesuai dengan perkembangan IPTEK dalam berbagai jenis meliputi sistem propulsi padat, cair, ion, nuklir, hibrida. energi surya, plasma, dan photon. Sistem propulsi padat memerlukan adalah sistem yang lebih sederhana. dan umumnya digunakan untuk roket sonda, roket senjata, dan sebagai roket booster.
11 PENGEMBANGAN SISTEM PROPULSI ROKET DI LAPAN Majelis Pengukuhan Profesor Riset yang tcrhormat dan hadirin yang saya muliakan ; LAPAN dalam melaksanakan tugas dan fungsinya dalam bidang penelitian atmosfir antara lain menggunakan roket sonda. Untuk itu pada awalnya LAPAN membeli berbagai jenis roket sonda seperti KAPPA-8 dan RT-150 dari Jepang dan kcmudian Superloki dari Amerika Serikat. Dalam mengurangi ketergantungan pada luar negeri, LAPAN mengadakan penelitian dan mengembangkan berbagai tipe roket sonda. Dalam hal ini, Indonesia sebagai negara berkembang memerlukan impor dan alih teknologi dari negara maju, namun terdapat berbagai kendala seperti perjanjian multilateral Missile Technology Controle Regime (MTCR). Oleh karena itu, Indonesi harus mengembangkan sendiri kemampuannya dalam bidang peroketan. Dalam mengembangkan teknologi peroketan tersebut. LAPAN memulai dengan roket berbahan bakar padat polisulfida. berdiameter 150 mm, meniru roket RT-150 yang dibeli dari Jepang. 3.1 Penelitian dan Pcngembangan Motor Roket. Pada awal pengembangannya, dimulai dengan perancangan sistem propuisi motor roket sonda berbahan bakar propelan padat, kemudian membuat dan mengembangkan sendiri. Dimulai dari diameter tabung ruang bakar motor roket 150 mm sesuai dengan RT Kemudian roket- roket dikembangkan dengan Roket
12 13 Kksperimen seri Rx, antara lain Rxl50, Rx250, Rx320, Rx 150/150, Rx250/250. Roket Rx-150, adalah roket kimia dengan motor roket berbahan bakar padat yang disebut motor roket propelan padat. Ciri motor roket propelan padat adalah konstuksinya sederhana, pembakaran tidak dapat diatur. waktu pembakaran pendek, impuls spesiflk rendah, percepatan tinggi. derajad keandalan tinggi dan pengoperasiannya dilakukan tanpa pcndingin. (Herusulistyo.K. 2004) Gambar 3.1: Motor roket diatas test-bed Prestasi motor roket dinyatakan oleh besar- kccilnya gaya dorong yang dihasilkan pada proses pembakaran propelan di ruang bakar motor roket.. Pada proses pembakaran dihasilkan gas berakumulasi di ruang bakar yang bertemperatur dan tekanan tinggi kemudian keluar sebagai
13 gas pancar melalui nosel dengan kecepatan tinggi. Makin besarnya gas pancar yang keluar dari nosel akan berakibat makin besar pula gaya dorong yang dihasilkan.(herusulistyo, 2002). Untuk memperoleh gaya dorong yang lebih besar diantaranya dapat dilakukan dengan menggunakan propelan yang mempunyai laju pembakaran lebih tinggi. Mekanisme pembakaran yang terjadi pada motor roket, sesuai dengan bentuk grain yang dipilih. Ditinjau dari sifat pembakaran maka pembakaran batang propelan dapat dibedakan menjadi: End burning, atau disebut juga dengan cigarette burning, adalah cara pembakaran yang dimulai dari ujung sisi nosel dan merambat ke arah tutup (cap) tabung motor roket. atau dengan kata lain cara pembakarannya diawali dari ujung (dekat nosel) searah dengan sumbu propelan. Biasanya luas bidang bakarnya kecil, sehingga menimbulkan gaya dorong relatif kecil. Keuntungannya adalah waktu pembakaran relatif lama. Sistem pembakaran ini akan menimbulkan kontak langsung nyala api hasil pembakaran dengan tabung motor roket sehingga dibutuhkan tabung tahan panas atau lebih tebal. Side burning, adalah. cara pembakaran dari dalamkeluar atau sebaliknya secara bersamaan. Gabungan kedua cara tersebut diatas banyak digunakan pada booster motor roket yang menggunakan multigrain, karena saat proses pembakaran berlangsung mempunyai luas pembakaran yang lebih besar, sehingga diperoleh boosting-thrust relatif lebih besar dan waktu pembakaran relatif pendek. (Herusulistyo, K,1994) Grain propelan yang dipilih untuk Rx 150 adalah bentuk bintang dan pembakarannya, pembakaran sisi yaitu dari sisi dalam ke luar. Hal ini dimaksudkan agar luas 14
14 permukaan bakarnya konstan. sehingga gaya dorong yang dihasilkan relatif konstan (Herusulistyo, K, 2004). Pcmilihan bentuk grain terganlung maksud / tujuan yang ingin dicapai sesuai dengan perancangan grain. Pada grain bentuk bintang, luas permukaan bakarnya konstan. sehingga tekanan pcmbakaran dan gaya dorong yang dihasilkan konstan. Untuk konfigurasi grain bentuk selinder. pcmbakaran terjadi secara progressif, dan gaya dorong yang dihasilkan membesar dari awal sampai akhir pembakaran. Untuk roket kendali dapat dipilih bentuk grain sigaret atau bentuk bintang. Hal ini agar gaya dorong yang dihasilkan konstan. sehingga mudah dikendalikan dan selama penerbangan tidak merusak peralatan clcktronik yang dibawanya.(herusulistyo, 1994). Grain propelan yang dipilih untuk RX-150 adalah bentuk bintang dan cara pembakarannya, pembakaran sisi yaitu dari sisi dalam ke luar. Hal ini dimaksudkan agar luas permukaan bakarnya konstan, sehingga gaya dorong yang dihasilkan relatif konstan.(herusulistyo, K. 2004) Gambar 3.2 : Roket Eksperimen Pengembangan Nosel Pcngembangan nosel dimulai dari perancangan nosel bentuk De Laval dengan perhitungan dari sea level. Hal ini 15
15 dilakukan untuk nosel pada atmosfir atau ketinggian yang rendah. Untuk ruang atmosfir yang lebih tinggi ( hampa udara) diperlukan perancangan nosel bentuk bel. Konsep nosel de Laval didasarkan atas prinsip dan hukum termodinamika dalam aliran fluida. Bentuk umum rancangan nosel tersebut pada dasarnya merekomendasikan bentuk struktur nosel (contour) terdiri dari tiga bagian utama, yaitu bagian konvergen, bagian kerongkongan dan bagian divergen. Masing masing bagian memiliki karakteristik sedemikian rupa sehingga kondisi tekanan upstream dan down stream terjadi pada lokasi yang tepat. Dari segi pembuatannya, bentuk profil Simple Conical Divergent tipe nosel de Laval banyak digunakan dalam perencanaan nosel karena lebih sederhana dan mudah. Untuk menghindari panjang dan berat nosel pada ketinggian hampa udara maka dibuat profil Bell-shaped. Kesulitan utama dalam perencanaan nosel bell-shape adalah pembuatan contour dibagian divergen. Kesulitan ini timbul sebagai akibat peng-ekspansian yang mendadak pada waktu gas baru saja meninggalkan nosel. Proses tersebut menimbulkan masalah-masalah aero-thermodinamic yang cukup komplek dan juga masalah proses kimia yang terjadi dalam aliran gas (Susilo, Heru, 1978) Dalam merancang nosel perlu diperhatikan pula besar kecilnya diameter nosel, agar dapat menghasilkan kinerja roket yang optimal. Jika ukuran kerongkongan nosel (throat) dibuat terlalu kecil, akan mengakibatkan tekanan dalam ruang pembakaran terlalu besar, sehingga akan mengurangi angka keamanan tabung ruang bakar. Jika diameter throat terlalu besar, akan semakin tidak efektif gaya dorong yang dihasilkan, karena tekanan ruang bakar yang terlalu rendah 16
16 dan laju pembakarannya terlalu kecil. (Herusulistyo, K, 2005). Untuk mendapatkan diameter throat yang optimal perlu dilakukan simulasi, sehingga didapat tekanan ruang bakar dan gaya dorong yang optimal. Simulasi menunjukkan bahwa semakin besar diameter throat akan semakin kecil tekanan dalam ruang bakar. Hal ini akan mengakibatkan semakin kecil laju pembakaran propelan, sehingga massa gas hasil pembakaran semakin berkurang dan akan mengakibatkan gaya dorong yang dihasiikan tidak optimal.(saeri, 2007). Dengan mengubah - ubah diameter kerongkongan nosel dapat menaikkan tekanan pembakaran dan selanjutnya dapat meningkatkan besarnya gaya dorong. (Herusulistyo, 2006) Pengujian sistem propulsi Beberapa tahapan yang perlu dilakukan pada setiap penelitian adalah tahapan pelaksanaan dan tahapan validasi. Kegiatan ini untuk menguji tingkat keberhasilan penelitian yang dilakukan. Keberhasilan penelitian propulsi motor roket, merupakan keberhasilan setiap komponennya. Rangkaian kegiatan pengujian yang dilakukan dalam sistem propulsi motor roket, diantaranya adalah: pengujian tidak merusak (non distraction test) untuk tabung motor roket dan propelan, pengujian kuat tarik terutama untuk propelan. Pengujian kuat tarik ini sangat penting untuk mengetahui elastisitas propelan, apakah propelan yang dihasiikan mudah rapuh atau tidak, sehingga dapat terhindar dari kemungkinan kegagalan yang terjadi pada saat proses pembakaran. Pengujian akhir 17
17 sebelum uji terbang adalah uji statik motor rokct (Herusulistyo,K, 2004). Pengujian ini dilakukan pada akhir dari seluruh tahapan kegiatan penelitian. Uji statik propulsi motor roket pertama dilakukan pada bulan Oktobcr 1980, dan Pengujian yang dilakukan disamping untuk menguji sistem konstruksi motor roket. juga untuk mengetahui karakteristik motor roket hasil prenelitian Dalam pengujian statik, dapat diukur parameter-parameter roket, diantaranya adalah: besarnya gaya dorong, tekanan pembakaran, waktu pembakaran dan getaran akibat proses pembakaran yang terjadi. Gambar 3 : Uji statik motor roket Dari data hasil pengukuran tersebut dapat dihitung impuls spesifik. yang nilainya merupakan indikasi dari IX
18 kualitas bahan bakar (propelan). Disamping itu. dari data hasil uji statik dapat pula ditentukan koefisien gaya dorong yang dapat digunakan untuk menentukan efektivitas nosel. (Herusulistyo,K, 2002). Hasil uji statik dapat pula digunakan untuk memprediksi lintasan terbang roket. Uji terbang pertama dengan bahan bakar polisulfida dilakukan pada taggal 29 April 1981 terhadap roket Rx Dalam pelaksanaan uji statik tidak semua hasil pengukuran selalu sesuai rancangan yang dibuat, sehingga dapat kurang memenuhi harapan. Bahkan dalam pelaksanaannya ada juga yang gagal samasekali (meledak). Belajar dari kegagalan - kegagalan yang terjadi, akhirnya diciptakan suatu metoda uji statik dengan motor roket yang dapat dipakai ulang. Motor roket tersebut dinamakan motor roket standar, dengan tabung motor roket cukup tebal sehingga tahan terhadap tekanan tinggi. Uji statik dengan motor roket standar dimaksudkan tidak untuk menguji keandalan konstruksi, tetapi untuk mengukur tekanan dan waktu pembakaran, menentukan kualitas propelan hasil penelitian serta efektivitas nosel dengan mengubah-ubah besarnya diameter kerongkongan. (Herusulistyo, K, 2004) Pengembangan propulsi motor roket pada periode , merupakan tahap optimasi roket balistik terhadap roket diameter 70 mm, 100 mm, 150 mm dan 250 mm. Pada tahap ini dilakukan optimasi struktur (pengurangan berat), propulsi (konfigurasi grain dan mengoptimumkan nosel, peningkatan thrust), propelan (peningkatan Isp) dan aerodinamik (penurunan tekanan aerodinamik), sehingga terjadi peningkatan kinerja (performance) roket. (Herusulistyo,K., 2002) 19
19 3.1.3 UjiTerbang Dalam kegiatan penelitian dan pengembangan teknologi roket, kegiatan uji terbang merupakan tahapan kegiatan yang hams dilalui, setelah kegiatan uji statik dan laboratorium, untuk mengetahui karakteristik dan kinerja sistem pada kondisi yang sebenarnya. Kegiatan uji terbang roket dilakukan untuk mengetahui kinerja roket pada saat diterbangkan dan kinerja muatan misi ilmiah. Uji tebang pertama roket-roket hasil penelitian dilaksanakan pada 29 April 1981, dengan bahan bakar polisulfida terhadap roket Rxl Selanjutnya disusul roket-roket dengan bahan bakar poliuretan dan polibutadien. Tipe roket yang diuji berkembang dari roket Rxl50 berkembang menjadi Rxl50/150, Rx 250, Rx 250/150, Rx 250/250 dan Rx250/250 dengan 2 roket SOB Rxl 50. Dari beberapa kali uji terbang, sebagian iinstrumen uji yang dipasang di roket, menunjukkan fungsinya dengan terekamnya sinyal yang dikirim dari roket. Sinyal dapat ditangkap dan direkam di unit perolehan data, tetapi ada sebagian tidak dapat diolah dan diinterpretasikan. Misi peluncuran bervariasi, diantaranya untuk menguji sistem sepasasi, ketinggian, komunikasi dan pengidera dinamik (Sudjarwo, M, 2000) 20
20 3.3. Penelitian dan Pengembangan propulsi motor roket masa datang di LAP AN Bertitik tolak dari keandalan roket Rx-150, disertai dengan kemampuan dalam mengembangkan bahan bakar popelan padat dan sistem propulsi serta sistem pengujian roket, maka dapat dipastikan bahwa ada peluang untuk mengembangkan roket-roket dengan diameter yang lebih besar (Herusulistyo,K, 2005). Sasaran pengembangan roket sonda sampai dengan tahun 2009 adalah roket berdiameter 420 mm dan 520 mm dengan jarak jelajah sampai dengan 300 km. Pengembangan roket sonda dapat didayagunakan untuk roket meteorologi, roket ilmiah dan roket senjata dengan disertai pengembangan roket kendali. 21
21 Gambar 4 : Uji tcrbang rokct Rx 250/250 22
22 3.3.1 Pengembangan sistetn propulsi motor Roket Sonda dengan jangkauan 80 km Roket sonda yang telah dirintis dan dikembangkan selama ini. yaitu roket Rx-150 dan Rx Roket - roket tersebut menggunakan propelan padat HTPB dengan Impuls spesifik 230 detik, masing-masing mampu berjarak jelajah 15 km (Rx-150 dcngan beban guna 15 kg) dan 40 km (Rx -250 dengan beban guna 25 kg). Diharapkan, dengan melakukan beberapa optimasi pada struktur. aerodinamik dan sistem propulsinya, akan meningkatkan jarak jelajah Rx-150 dari 15 km menjadi 40 km, dan roket RX-250 dari 40 km menjadi 80 km (Herusulistyo,K,2002). Dengan pengembangan sistem pemandu inersia dan kendali aerodinamik untuk koreksi trayektori, roket-roket tersebut dapat dikembangkan menjadi roket kendali Pengembangan sistem propulsi motor Roket dcngan Jangkauan 300 km Selanjutnya akan dilakukan perancangan awal roket ilmiah berdiameter 420 mm dan 520 mm, berbahan bakar padat HTPB yang didcsain untuk jangkauan sampai dengan 300 km dengan muatan 200 kg. Untuk keperluan pengembangan tersebut masih diperlukan pembangunan fasilitas pendukung yang sesuai. Sesuai keputusan pada Pekan Dirgantara Nasional Kedua 2003 (PDN II), diharapkan dalam lima tahun pertama Indonesia telah mampu merancang dan mengembangkan roket balistik jarak jelajah 300 km, dan pada 5 tahun berikutnya roket ini akan dikembangkan menjadi roket 23
23 kendali dan dapat digunakan untuk pengamanan perairan antar pulau di Indonesia Pengembangan roket kendali. Pada saat ini telah dikuasai sistem indera dinamik dan sistem On Board Computer, serta teknik kontrol PID ( Proportional Integral- Derivative ). Teknik ini merupakan suatu teknik yang paling sederhana dari semua teknik kompensasi dalam sistem kontrol yang menggunakan operasi turunan dan integrasi. Teknik kontrol PID ini diterapkan pada persamaan gerak rolling dan gerak angguk ( pitching ) roket, dengan asumsi bahwa gerak roket, baik gerak rolling maupun gerak pitching berdiri sendiri-sendiri tanpa saling mempengaruhi. Pengembangan sistem kendali dimulai dari sitem kendali wahana ( IMU, GPS dan TT&C ) dan diteruskan hingga sistem kendali aktif {seeking/ homing). Pengembangan ini diharapkan dapat dilakukan dengan baik antara lain melalui "reverse engineering" menggunakan rudal yang dimiliki Indonsia sebagai bahan pembelajaran. 24
24 KESIMPULAN Majelis Pengukuhan Profesor Riset yang terhormat dan hadirin yang saya muliakan ; Perkembangan teknologi antariksa di negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Rusia, China, Jepang dan India akan memotivasi bangsa Indonesia dalam mengembangkan teknologi roket. Diawali dengan peluncuran roket XI A yang dibuat oleh mahasisiwa UGM, kemudian disusul dengan peluncuran roket Kartika I dan Widya hasil dari Proyek Prima. Semua sistem propulsi roket sonda Rx 150 dan Rx 250 merupakan hasil rancangan secara mandiri oleh para peneliti di Indonesia yang telah dibuktikan keandalannya dalam beberapa kali uji terbang. Hal ini membuktikan adanya kemampuan dalam negeri untuk mengembangkan teknologi roket secara mandiri. Berdasarkan keandalan yang telah dicapai tersebut ada peluang untuk mengembangkan sistem propulsi berdiameter lebih besar lagi. 25
25 PENUTUP Majelis Pengukuhan Profesor Riset yang terhormat dan hadirin yang saya muliakan ; Penguasaan sistem propulsi motor roket sangat mendukung perkembangan teknologi roket berbahan bakar padat. Dengan negara-negara lain seangkatan dalam pengembangan teknologi roket di Asia, Indonesia sangat ketinggalan. Dalam rangka pengamanan dan penegakan kedaulatan atas wilayah Indonesia yang begitu luas, pemanfaatan teknologi dirgantara seperti roket dan satelit adalah merupakan sarana yang sangat penting, yang harus dimiliki. Oleh karena itu diperlukan upaya-upaya untuk memacu dan memberikan motivasi bangsa Indonesia yang besar ini agar memiliki kemandirian dan menguasai teknologi peroketan secara bertahap dan terarah. Dalam upaya kemandirian ini perlu ada kemauan dari pemerintah untuk membantu menghimpun potensi yang ada, serta penyediaan dana yang memadai untuk penelitian dan pengembangan teknologi peroketan. Sulitnya alih teknologi dalam penguasaan teknologi peroketan memerlukan upaya keras dan kerjasama atar lembaga nasional. Penguasaan teknologi roket secara mandiri, selain untuk kepentingan pengamanan wilayah negara kita, juga untuk mengurangi ketergantungan dari negara-negara yang sudah maju, dan sekaligus dapat menghemat devisa negara. 26
26 UCAPAN TERIMA KASIH Majelis Pengukuhan Profesor Riset yang terhormat dan hadirin yang saya mutiakan ; Perkenankan saya menyampaikan apresiasi serta ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu saya dalam mencapai puncak karir dalam jabatan fungsional saya sekarang ini. Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan yang Maha Pengasih dan Penyayang, yang telah melimpahkan rahmatnya kepada saya, sehingga saya dapat menyampaikan pidato pengukuhan dalam pengukuhan jabatan Profesor Riset Sistem Propulsi Wahana Dirgantara pada Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional di hadapan bapak dan ibu sekalian. Saya menyadari betul bahwa peristiwa ini adalah sebuah rahmat yang begitu besar dari Tuhan yang memimpin hidup saya. Ucapan terima kasih dan penghargaan yang setingitingginya saya sampaikan kepada pemerintah Republik Indonesia dan Presiden Republik Indonesia yang telah menetapkan diri saya sebagai Peneliti Utama Sistem Propulsi Wahana Dirgantara. Terima kasih kepada Kepala LAPAN dan Deputi Pengembangan Teknologi Dirgantara yang telah memberikan kesempatan dan menyetujui pengusulan saya sebagai Peneliti Utama dan Pengukuhan sebagai Profesor Riset pada Lembaga Yang terhormat ini. Terima kasih kepada Ketua dan anggota Majelis Pengukuhan Profesoar Riset yang telah memberi kesempatan kepada saya, sehingga saya mendapat kesempatan untuk menyampaikan orasi pengukuhan Profesor Riset didepan Majelis Pengukuhan dan para hadirin saat ini. Terima kasih saya sampaikan kepada Kepala Pusat Teknologi Wahana 27
27 Dirgantara yang telah memberi kesempatan dan kebebasan dalam melakukan penelitian sehingga saya dapat mencapai jabatan ini. Terima kasih pula saya ucapkan kepada Drs. Handoko dan Ir. Achmat Sufri sebagai mantan dan Kepala Instalasi Uji Statik yang memberi dorongan dan mendukung saya sehingga saya dapat mencapai Jabatan Peneliti Utama, suatu jabatan yang diinginkan semua peneliti. Terima kasih saya sampaikan kepada Ketua TP2 Pusat beserta anggotanya dan Ketua TP2I LAPAN beserta anggotanya, yang telah mengevaluasi dan mengusulkan saya sebagai Peneliti Utama bidang Sistem Propulsi Wahana Dirgantara. Terima kasih saya sampaikan kepada Drs. M. Pakpahan, Prof. Drs. Mulyadi K. Widagdo dan Prof. Dra. Taruli. E. N. M.Eng.Sc., Drs. Sukandi Nasir Rohili, M.M., APU., yang telah membantu memperbaiki naskah orasi ini sehingga layak untuk dipresentasikan. Terima kasih juga saya sampaikan kepada Ratih Pratiwi S.H., Ir. Jasyanto dan Sofyan, S.Kom. yang telah memfasihtasi dalam perbaikan naskah dan pelaksanaan orasi ini. Terima kasih juga saya sampaikan kepada bpk Ir Kisman Subandhi, mantan Kepala Pusat Propulsi dan Energetik LAPAN, yang telah memberikan dorongan dan pengarahan dalam penelitian yang saya lakukan. Kepada almarhum kedua orang tua saya, terutama kepada almarhum ibu saya yang dengan gigih berupaya membesarkan dan mengupayakan dengan keras disertai doa, agar saya dapat meneruskan sekolah, walaupun tidak ada kemampuan sama sekali, tetapi Tuhan mendengarkan dan memberi jalan. Terima kasih yang tulus juga saya ucapkan kepada isteri dan keempat anak saya: Eko,Ari Sinta dan Putri yang saya cintai dan sayangi, yang memotivasi saya dengan penuh pengertian dan dengan kasih sayang telah 28
28 mendampingi saya dengan sabar dalam menghadapi tantangan hidup. Akhir kata kepada para hadirin yang saya hormati, saya mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya atas perhatian, kehadiran, dan kesabarannya dalam mengikuti dan mendengarkan pidato pengukuhan saya. Semoga Tuhan memberkati dan selalu menyertai kita. 29
29 DAFTAR PUSTAKA George P. Sutton, Donald Ross, Rocket Propulsion, John Wiley & Son, New York. Herusulistyo, K., 1994, Menentukan Parameter Roket melalui Uji Statik. Prosiding Simposium Fisika Jakarta, BATAN, Jakarta. Fairchild, Indonesian Study For Self Sufficiency in Space Sistems, 1976, Final Report. Prepared For LAPAN. Herusulistyo, K., 1984, Pengaruh partikel Padat dan Cair dalam aliran gas melalui nosel, Prosiding Pertemuan Ilmiah Pengembangan Teknologi Peroketan LAPAN, Jakarta. Herusulistyo, K Menentukan Kualitas Nosel dan Propelan melalui Uji Statik Roket, Prosiding Simposium Fisika Jakarta, Universitas Indonesia. Herusulistyo, K., 2001, Pengaruh Amonium Perklorat seba gai oksidator terhadap Unjuk kerja roket, Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Kimia dalam Pengelolaan Sumber daya alam dan lingkungan. Herusulistyo, K., 2003, Pemilihan Bahan dasar Propelan dengan Metoda Analitical, Hierarchi Process, Publikasi Ilmiah LAPAN, Energi Wahana dan Muatan Antarikasa, volume 3. Sony Set, Andra Nuryadi. 2004, Manusia Tidak Pernalt Mendarat Di Bulan, Grasindo, Gramedia, Widiasarana, Indonesia. Herusulistyo, K., Nuryanto Agus, 1985, Pengembangan Teknologi Roket untuk Penelitian Meteorologi, Seminar Pengembangan dan Penerapan Ilmu-Ilmu 30
30 Dasar Dalam Pembangunan Nasional, Lustrum VIII, F MIPA, Univ Gajah Mada Yogyakarta. Herusulistyo, K., 1985, Analisi Uji Statik Motor roket, Rx 300, Majalah LAP An, 2005, Profit Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional. Herusulistyo,K., 2000, Peningkatan Gaya Dorong Sistem Propulsi Motor Roket Padat, Jurnal Nusantara Kimia vol VII. Salatun, Marsda TNI Pur, Lahirnya Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional(LAPAN Herusulistyo.K., 2002, Meningkatkan Kinerja Roket dengan memperbesar gaya dorong, Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Penelitian Dasar Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, BAT AN. Jenie Sc.D, Said D., 2004, Penguasaan Iptek Keantariksaa Menuju Kemandirian Teknologi Peroketan di Indonesia, Seminar Nasional Iptek Dirgantara VIII-2004, di Serpong. Herusulityo, K., 2005, Pengaruh At/A, motor roketv berbahan bakar padat te4rhadap besarnya tekanan pembakaran, Prosiding Seminar Nasional VIII,Kimia Dalam Pembangunan. Mardianis, 2005, Missile Technology Control Regime (MTCR) dalam Kerangka Sistem Pelarangan Penyebaran Senjata Perusak Masai, Warta LAP AN, Vol 7 No 4. Deputi Bidang Teknologi Dirgantara, 2007, Program Pengembangan Peroketan LAPAN, Presentasi Program Kedeputian Teknologi Dirgantara., 2006, Sikap RI terhadap Rusia sebagai anggota MTCR, Wawancara Duta Besar R.I untuk Republik Polandia, Media Dirgantara Vol.1 No
31 Adi Sadewo Salatun, Dr, Ir., M.Sc. 2006, Wujudkan Kemandirian di Bidang Roket dan Satelit, Media Dirgantara Vol.1 No. 2, 2004, Program Pengembangan Teknologi Peroketan, Kedeputian Teknologi Dirgantara. Deputi Bidang Teknologi Dirgantara, 2007, Program Pengembangan Peroketan LAPAN, Presentasi Saeri, 2007, Perancangan Sistem Propulsi Roket Rx-1104, Buku Ilmiah: Energi, Wahana dan Muatan Antariksa 32
32 DAFTAR PUBLIKASI ILMIAH 1. Herusulistyo, K., Sumbangan Fisika pada Pembangunan Nasional melalui bidang peroketan, Prosiding Simposium Fisika Nasional VIII. di Yogyakarta. ( Penulis Tunggal) 2. Herusulistyo, K., 1980, Perambatan panas pada motor roket padat, Prosiding Diskusi Teknik Penelitian dan Pengembangan roket Sonda, LAPAN Jakarta.(Penulis Tunggal) 3. Herusulistyo, K., 1981, Lapisan stratosfir dan Mesosfir serta permasalahannya, Prosiding pertemuan Ilmiah Pusat Riset Dirgantara, LAPAN - Bandung. (Penulis Tunggal) 4. Hewrusulistyo, K., Penelitian Dirgantara pada lapisan Stratosfir dan Mesosfir, Prosiding Simposium Fisika Nasional di ITS Surabaya. (Penulis Tunggal) 5. Herusulistyo,K., 1982, Proses pembakaran roket berbahan bakar padat, Simposium Fisika Nasional X, Universitas Udayana, Denpasar. (Penulis Tunggal) 6. Herusulistyo, K., 1984, Pengaruh Partikel Padat dan Cair dalam aliran gas melalui nosel, Prosiding Pertemuan Ilmiah Pengembangan Teknologi Peroketan, LAPAN Jakarta. (Penulis Tunggal,) 7. Herusulistyo, K., 1984, Pemeriksaan Kualitas las dengan radiasi sinar X, Karya Tuli Ilmiah LAPAN. 8. Herusulistyo, K., 1984, Pencemaran Atmosfir dan Permasalahannya, Prosiding Pertemuan Ilmiah Penelitian Dirgantara, Pusat Riset Dirgantara LAPAN, Bandung. (Penulis Pertama) 33
33 9. Herusulistyo. K Dampak Negatip Polusi Udara terhadap Kesehatan Manusia, Prosiding Pertemuan Ilmiah Penelitian Dirgantara, Pusat Riset Dirgantara LAPAN. 10. Herusulistyo,K., 1982, Proses pembakaran roket berbahan bakar padat, Simposium Fisika Nasional X, Universitas Udayana, Denpasar. (Penulis Tunggal) 11. Herusulistyo, K, 1984, Pengaruh Partikel Padat dan Cair dalam aliran gas melalui nosel, Prosiding Pertemuan Ilmiah Pengembangan Teknologi Peroketan, LAPAN Jakarta. (Penulis Tunggal,) 12. Herusulistyo, K., 1984, Pemeriksaan Kualitas las dengan radiasi sinar X, Karya Tulis Ilmiah LAPAN. 13. Herusulistyo, K., 1984, Pencemaran Atmosfir dan Permasalahannya, Prosiding Pertemuan Ilmiah Penelitian Dirgantara, Pusat Riset Dirgantara LAPAN, Bandung. (Penulis Pertama) 14. Herusulistyo. K., 1984, Dampak Negatip Polusi Udara terhadap Kesehatan Manusia, Prosiding Pertemuan Ilmiah Penelitian Dirgantara, Pusat Riset Dirgantara LAPAN. 15. Herusulistyo, K., 1984, Cara memprediksi penyebaran polusi dan kualitas udara, Prosiding Pertemuan Ilmiah Penelitian Dirgantara, Bandung (Penulis Kedua) 16. Herusulistyo, K., 1985, Analisis Uji Statik Motor Roket, Rx - 300, Majalah LAPAN.(Penulis Tunggal) 17. Herusulistyo, K., 1985, Pengendalian Laju Poiutan dengan Pemanfaatan Terowongan Angin, Karya Tulis Ilmiah LAPAN. (Penulis Pertama) 18. Herusulistyo, K., 1985, Pengaruh perbandingan massa roket pada kecepatan terbangnya, Karya Tulis Ilmiah LAPAN. (Penulis Kedua) 34
34 19. Herusulistyo. K., 1985, Pengembangan Teknologi Roket Untuk Penelitian Meteorologi, Prosiding Seminar Nasional Peranan Pengembangan dan Penerapan Ilmu dasar dalam Pembangunan Nasional, Lustrum VIII, F. MIPA, Univ. Gajah Mada Yogyakarta. (Penulis Pertama) 20. Herusulistyo, K., 1987, Perancangan takel sekerup dan ulir untuk rangka Uji Statik Roket Cair, Warta LAPAN. ( Penulis Kedua) 21. Herusulistyo, K., 1987, Pengukuran Kuat Tarik Propelan Polisulfida, Karya Tulis Ilmiah LAPAN. (Penulis Pertama) 22. Herusulistyo, K., 1987, Uji Terbang Roket Meteorologi berdiameter ISO mm dan percobaan terbang roket berdiameter 300 mm. Karya Tulis Ilmiah LAPAN. (Penulis Tunggal) 23. Herusulistyo, K., 1990, Menentukan kualitas Nosel dan Propelan melalui Uji Statik Roket, Prosiding Simposium Fisika Jakarta di Universitas Indonsia. 24. Herusulistyo, K., 1990, Menara Distilasi, Prosiding Simposium Fisika Jakarta UI Jakarta. (Penulis Kedua) 25. Herusulistyo, K., Fisika dan peranannya Dalam Penelitian Kedirgantaraan, Prosiding Pertemuan Ilmiah IV, Himpunan Fisika Indonesia cabang Yogyakarta di univ Sebelas Maret. (Penulis Tunggal) 26. Herusulistyo, K., 1991, Pengukuran gaya dorong dan tekanan pembakaran roket Rx-150 dan Rx-300, Karya Tulis Ilmiah LAPAN. 27. Herusulistyo, K., 1992, Pengaruh temperatur terhadap sifat mekanis bahan bakar roket, Prosiding Simposium Fisika Jakarta di ISTN Jakarta. (Penulis Tunggal) 35
35 28. Herusulistyo, K., 1993, Nilai Kalor propelan dasar polisulfida dan dasar poliuretan, Majalah Lapan. (Penulis Kedua) 29. Heusulistyo, K., 1993, Vpaya meningkatkan daya guna roket sonda sebagai roket peluncur Satelit, Majalah LAPAN. (Penulis Kedua) 30. Herusulistyo, K., 1993, Simulasi Uji Statik Roket Cair, Karya Tulis llmiah TeknikLAPAN. (Penulis Kedua ) 31. Herusulistyo, K., 1994, Mernentukan Parameter Roket melalui Uji Statik, Prosiding Simposium Fisika Jakarta di BATAN. (Penulis Tunggal) 32. Herusulistyo, K., 1994, Simulasi Perubahan Temperatur Ruang bakar, Karya Tulis llmiah Teknik.(Penulis Kedua) 33. Herusulistyo, K., 1994, Anlisis Kinerja Grain propelan Bentuk bintang, Karya Tulis llmiah Teknik. (Penulis Kedua) 34. Herusulistyo, K., 1994, Perubahan temperatur ruang bakar roket Rx 150 dan Rx 250. Prosiding Simposium Fisika Jakarta BATAN Jakarta.(Penulis Kedua) 35. Herusulistyo, K., 1995, Prediksi Gaya dorong Motor roket Konfigurasi Grain Propelan Bentuk bintang dan Cigaret burning, Karya Tulis llmiah Teknik LAPAN 36. Herusulistyo, K, 1995, Rancangan awal Internal Balistik Motor roket berdiameter 750 mm. Warta LAPAN.(Penulis Pertama) 37. Herusulistyo, K., 1995, Distribusi Tekanan Ruang bakar sepanjang port grain Propelan bertuk bintang, Karya Tulis llmiah Teknik LAPAN. (Penulis Pertama) 38. Herusulistyo, K., 1995, Pengembangan Metoda Holografi Interferometri Untuk mendeteksi Perubahan 36
36 temperatur, Prosiding Lomba Karya Ilmiah HUT LAP AN. (Penulis Tunggal). 39. Herusulistyo, K., 1997, Deteksi Komposisi serbuk Aluminium yang digunakan sebagai bahan tambahan pada propelan Komposit, Prosiding Konperensi Nasional I, Kimia Dalam Pembangunan (Penulis Kedua) 40. Herusulistyo, K., 1997, Sistem Instrumentasi dan data Akuisisi untuk keperluan Uji Statikf Penerapannya pada uji statik motor roket Rx ). Posiding Konperensi Nasional I, Kimia Dalam Pembangunan. (Penulis pertama) 41. Herusulistyo, K., 1998, Karakteristik Kecepatan pembakaran Propelan Komposit dengan penambahan Cyclotrimetylen Trinitramine. Jurnal Nasional Kimia. (Penulis Kedua) 42. Herusulistyo, K., 1998, Uji statik Motor Roket Berbahan bakar HTPB, Jurnal Nasional Kimia (Penulis Kedua) 43. Herusulistyo, K., 1998, Pengaruh Kandungan Padatan dalam Propelan pada Unjuk Kerja Roket, Jurnal Nasional Kimia. (Penulis Pertama) 44. Herusulistyo, K., 1999, Distribusi Tegangan pada Konfigurasi Drain Propelan Bentuk Bintang dengan metoda Optik. Prosiding Seminar Nasional III,Kimia Dalam Pembangunan. (Penulis Tunggal) 45. Herusulistyo, K, 2000, Peningkatan Gaya Dorong Sisten Propulsi Motor Roket Padat, Jurnal Nusantara Kimia, Vol VII. (Penulis Kedua) 46. Herusulistyo, K.,. 1999, Pengaruh Laju Pembakaran Propelan terhadap Prestasi Kerja Roket, Prosiding Seminar Nasional Kimia Analisis. (Penulis Pertama) 37
37 47. Herusuhstyo, K, 1999, Pemilihan Konfigurasi Grain Propelan Melelui Uji Polariskop, Prosiding Seminar Kimia Analisis. (Penulis Pertama) 48. Herusuhstyo, K., 1999, Metode Perhitungan Impuls Total Dalam Penentuan Impuls Spesifik Propulsi Motor Roket, Jurnal Teknologo Sekolah Tinggi Teknologi Jakarta. (Penulis Ketiga) 49. Herusuhstyo, K., 2001, Pengaruh Ammonium Perklorat sebagai Oksidator terhadap Unjuk Kerja Roket, Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Kimia Dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan. (Penulis Tunggal) 50. Herusuhstyo, K., 2001, Mendeteksi Perubahan Temperatur Secara Kualitatip dengan metoda Optik. Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Kimia Dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan, Yogyakarta. (Penulis Pertama) 51. Herusuhstyo, K, 2002, Meningkatkan Kinerja Roket dengan memperbesar Gaya Dorong, Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Penelitian Dasar Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir, BAT AN Yogyakarta (Penulis Tunggal) 52. Herusuhstyo, K., 2002, Pengaruh Posisi Transduser Tekanan pada Motor Roket Berbahan Bakar padat dengan Konfigurasi Bentuk Bintang, Prosiding Seminar Nasional Perkembangan Riset dan Teknologi dalam memanfaatkan potensi Daerah di Indonesia, Fakultas Teknik Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. (Penulis Tunggal) 53. Herusuhstyo, K., 2002, Keefektivan Nosel dan Kierja Bahan Bakar Roket berdasar hasil Uji Statik. Prosiding Seminar Nasional Perkembangan Riset dan Teknologi 38
38 dalam memanfaatkan potensi Daerah di Indonesia, Fakultas Teknik Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. (Penulis Tunggal) 54. Herusuhstyo, K., 2003, Meningkatkan kualitas Bahan Bakar Roket menggunakan Oksidator gabungan, Prosiding Seminar Nasional III, Aplikasi Kimia Dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan, Yogyakarta. (Penulis Pertama) 55. Herusuhstyo, K., 2003, Memprediksi gaya dorong roket berhan bakar padat melalui perubahan kerongkongan nosel, Prosiding Seminar Nasional III, Aplikasi Kimia Dalam Pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan. 56. Herusuhstyo, K., 2003, Pengaruh butiran- butiran aluminium dan oksidator pada kualitas propelan dasar HTPB, Prosiding Seminar Nasional XII, Kimia dan Industri. (Penulis Tunggal) 57. Herusuhstyo, K., 2003, Analisis kon/igurasi grain Propelan bentuk bintang dsri segi kepentingan dan Kerugiannya. Prosiding Seminar Nasional XII, Kimia dan Industri. (Penulis Pertama) 58. Herusuhstyo, K., 2003, Pemilihan bahan dasar propelan dengan metode Analytical Hierarchy Proses ( AHP), Publiksi Ilmiah LAPAN. (Penulis Tunggal) 59. Herusuhstyo, K., 2003, Pengaruh temperatur terhadap Elastisitas bahan bakar rket dasar poliuretan. Prosiding Seminar Nasional VII Kimia Dalam Pembangunan (Penulis Pertama) 60. Herusuhstyo, K., 2004, Impuls Spesifik sebagai Indikator tingkat keberhasilan Penelitian dan Pengembangan Teknologi Roket, Prosiding Seminar Nasional VII Kimia Dalam Pembangunan. (Penulis Tunggal) 39
39 61. Herusulistyo, K., 2004, Meneliti cacat permukaan bah an dengan metode transmisi inter/erometri, Prosiding Seminar Nasional XIII, Kimia Dalam Industri dan Lingkungan. (Penulis Pertama) 62. Herusulistyo, K., 2004, Analisis Kinerja roket berbahan bakar padat Rx ISO melalui Uji Statik, Prosiding Seminar Nasional XIII, Kimia Dalam Industri dan Lingkungan.(Penulis Tunggal) 63. Herusulistyo, K., 2004, Data Akuisisi Pengukuran gaya dorong roket berbasis pengkondisi signal SCXI Prosiding Seminar Nasional XIII, Kimia Dalam Industri dan Lingkungan. (Penulis Kedua) 64. Herusulistyo, K., 2005,. Pengaruh A b /A, motor roket berbahan bakar padat terhadap besarnya tekanan pembakaran, Prosiding Seminar Nasional VIII Kimia Dalam Pembangunan. (Penulis Tunggal) 65. Herusulistyo,K., 2005, Memprediksi tingkat prestasi roket melalui uji statik, Prosiding Seminar Nasional VIII, Kimia Dalam Pembangunan. (Penulis Pertama) 40
40 DAFTAR SEBAGAI PEMBICARA DALAM SEMINAR NASIONAL 1. Pembicara dalam Simposium Fisika Nasional ke VIII, di Yogyakarta, tahun 1980 untuk makalah : Sumangan Fisika pada Pembangunan Nasional melalui bidang peroketan. 2. Pembicara dalam Diskusi Teknik Penelitian dan Pengembangan roket Sonda di LAP AN Jakarta, th 1980, untuk makalah : Perambatan panas pada motor roket padat. 3. Pembicara dalam Pertemuan Ilmiah Pusat Riset Dirgantara, LAP AN, th 1981,untuk makalah : Lapisan stratosfir dan Mesosfir serta permasalahannya.' 4. Pembicara dalam Simposium Fisika Nasional di ITS Surabaya, tahun 1981, untuk makalah Penelitian Dirgantara pada Lapisan Startosfir dan Mesosfir. 5. Simposium Fisika Nasional ke X. Di Univ. Udayana Denpasar, 1982, untuk makalah : Proses Pembakaran roket berbahan bakar padat. 6. Pembicara dalam Pertemuan Ilmiah Pengembangan Teknologi Peroketan,LAPAN Jakarta, 1984, untuk makalah : Pengaruh partikel padat dan cair dalam aliran gas melalui nosel. 7. Pembicara dalam Pertemuan Ilmiah Penelitian Dirgantara, Pusat Riset Dirgantara LAPAN Banddung,1984, untuk makalah : Pencemaran Atmosfir dan permasalahannya. 8. Pembicara pada Seminar Nasional Peranan Pengembangan dan Penerapan Ilmu Dasar dalam Pembangunan Nasional, Lustrum VIII, F MIPA, Univ 41
41 Gajah Mada,l985,untuk makalah : Pengembangan Teknologi Roket untuk penelitian Meteorologi. 9. Pembicara pada Simposium Fisika Jakarta di Univ Indonesia, 1990, untuk makalah : Menentukan kualitas Nosel dan Propelan melalui Uji Statik. 10. Pembicara pada Pertemuan Ilmiah IV, Himpunan Fisika Indonesia Cabang Yogyakarta, 1991, untuk makalah : Fisika dan peranannya Dalam Penelitian Kedirgantaraan. 11. Pembicara pada Simposium Fisika Jakarta, di ISTN Jakarta, 1992, untuk makalah : Pengaruh temperatur terhadap sifat mekanis bahan bakar roket. 12. Pembicara pada Simposium Fisika Jakarta, di BATAN Jakarta, 1994, untuk makalah : Menentukan Parameter Roket melalui Uji Statik. 13. Pembicara pada Konperensi Nasionl I, Kimia Dalam Pembangunan di Yogyakarta, 1997,untuk makalah : Sistem Instrumentasi dan data Akuisisi untuk keperluan Uji Statik( Penerapannya pada uji statik motor roket. 14. Pembicara pada Seminar Nasional III, di Yogyakarta, 1999, untuk makalah: Distribusi Tegangan pada Konfigurasi Drain Propelan Bentuk Bintang dengan metoada Optik. 15. Pembicara pada Seminar Nasional Aplikasi Kimia, Yogyakarta, 2001, untuk makalah : Pengaruh Amonium Perklorat sebagai Oksidator terhadap Unjuk Kerja Roket. 42
42 DEWAN REDAKSI MAJALAH/ BUKU ILMIAH 1. Editor Presiding Pertemuan Ilmiah Pengembang Teknologi Peroketan LAPAN Anggota Dewan Redaksi Karya Tulis Ilmiah ( Warta LAPAN ), , ISSN Anggota Dewan Redaksi Karya Tulis Ilmiah ( Majalah LAPAN ) , ISSN Anggota Dewan Redaksi Buku Ilmiah Teknologi Wahana Dirgantara, , ISBN : KEANGGOTAAN ORGANISASI PROFESI Sebagai anggota Himpunan Fisika Indonesia, Cabang Jakarta, ( anggota biasa ) 43
43 DAFTAR RIWAYAT HIDUP Kamidjo Herusulistyo. lahir di Yogyakarta pada tanggal 14 Juni 1943, sebagai anak tunggal dari bapak Mangunkaryo dan ibu Ngadiyem. Pcndidikan Sekolah Rakyat Kanisius, lulus th 1955 di Samigaluh. Kulon- Progo. Yogyakarta, SMP Bopkri I (1958) di Yogyakara. dan SMA Bopkri I (1962) di Yogyakarta. Sarjana Fisika F.M1PA Universitas Gajah Mada. diperolch pada th 1972, dan Magister Sistem Informasi dari Universitas Gunadarma diperoleh pada tahun Sejak lulus sarjana muda (1966), sampai tingkat akhir sebagai asisten Fisika di beberapa Fakultas Eksakta yang berada di lingkungan Universitas Gajah Mada (1966 s/d 1972), Menjadi dosen Fisika di AKABR1 Umum-Darat Magelang (1966 s/d 1970) dan menjadi Asisten Dosen di Universitas Kristcn Satya Wacana di Salatiga (1966 s/d 1972). Selama kuliah di F. MIPA mendapatkan beasiswa tidak mcngikat dari Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Setelah lulus sarjana bekerja di LAPAN dan ditcmpatkan di bagian Perencanaan, kemudian training Teknologi Ballon Stratosfir di Perancis (1974), selama 6 bulan. Sctclah pulang dari Perancis. ditcmpatkan di Pusat Risct Dirgantara LAPAN di Bandung, kemudian pindah ke Proyek Teledeteksi Sumber Alam Jakarta sampai dengan 31 Maret Sejak 1 April 1975 membantu Pimpinan Proyek Swascmbada Sistem Satelit Domestik dan Roket Pcngorbitnya (Proyek Swasat), yang kemudian berganti menjadi Proyek Penelitian dan Pengembangan Roket 44
RANCANG BANGUN ROKET LAPAN DAN KINERJANYA
RANCANG BANGUN ROKET LAPAN DAN KINERJANYA Sutrisno Peneliti Bidang Propelan, LAPAN RINGKASAN Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) merupakan suatu instansi pemerintah yang mclakukan penelitian
Lebih terperinciIGNITER ROKET LAPAN. Heru Supriyatno Peneliti Bidang Propelan, LAPAN
IGNITER ROKET LAPAN Heru Supriyatno Peneliti Bidang Propelan, LAPAN Berita Dirgantara Vol. 10 No. 1 Maret 2009:8-12 RINGKASAN Igniter merupakan komponen dari motor roket yang berfungsi sebagai penyala
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Roket Roket adalah suatu wahana antariksa yang dapat menjelajah dengan kecepatan yang sangat tinggi. Sir Isaac Newton, seorang ahli matematika, scientist, dan seorang
Lebih terperinciPENENTUAN GAYA HAMBAT UDARA PADA PELUNCURAN ROKET DENGAN SUDUT ELEVASI 65º
Penentuan Gaya Hambat Udara pada Peluncuran... (Turah Sembiring) PENENTUAN GAYA HAMBAT UDARA PADA PELUNCURAN ROKET DENGAN SUDUT ELEVASI 65º Turah Sembiring Peneliti Pusat Teknologi Penerbangan, LAPAN e-mail:
Lebih terperinciBAB 3 PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI. memanfaatkan dan menjelajahi antariksa. Ribuan satelit dan puluhan pesawat
BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI 3.1. Analisis Sistem Berjalan 3.1.1. Sejarah Lapan Kemajuan teknologi dirgantara telah membuka era baru bagi manusia untuk memanfaatkan dan menjelajahi antariksa. Ribuan
Lebih terperinciPROSES PRODUKSI PROPELAN RX 550 MENUJU TERWUJUDNYA ROKET PENGORBIT SATELIT (RPS)
Proses Produksi Propelan RX 550 Menuju Terwujudnya...(Sutrisno) PROSES PRODUKSI PROPELAN RX 550 MENUJU TERWUJUDNYA ROKET PENGORBIT SATELIT (RPS) Sutrisno Peneliti Pusat Teknologi Wahana Dirgantara, LAPAN
Lebih terperinciKEMAJUAN UJI TERBANG ROKET JUNI 2007
KEMAJUAN UJI TERBANG ROKET JUNI 2007 Sutrisno Peneliti Pusat Teknologi Wahana Dirgantara, LAPAN Email: strn_tyb@yahoo.co.id R1NGKASAN Sebanyak liga belas roket dari tujuh jenis telah diuji terbang oleh
Lebih terperinciPENELITIAN PRESTASI TERBANG ROKET SONDA SATU TINGKAT RX-320
PENELITIAN PRESTASI TERBANG ROKET SONDA SATU TINGKAT RX-320 Turah Semblring Penellti Pusterapan. LAPAN ABSTRACT Research to find the optimum performance of the rocket is done by using one stage of RX-320
Lebih terperinciRANCANG BANGUN SISTEM MUATAN VIDEO SURVEILLANCE & TELEMETRI RUM-70. Kata Kunci : rancang bangun, video surveillance, telemetri, roket.
RANCANG BANGUN SISTEM MUATAN VIDEO SURVEILLANCE & TELEMETRI RUM-70 Nugroho Widi Jatmiko, Dony Kushardono, Ahmad Maryanto Abstrak Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang sedang menuju kemandirian
Lebih terperinciKAJIAN TENTANG RANCANGAN MOTOR ROKET RX100 MENGGUNAKAN PENDEKATAN GAYA DORONG OPTIMAL
KAJIAN TENTANG RANCANGAN MOTOR ROKET RX100 MENGGUNAKAN PENDEKATAN GAYA DORONG OPTIMAL Errya Satrya 1 ; Holder Simorangkir 2 1 Staf peneliti Pusat Roket LAPAN, Rumpin Serpong 2 Universitas IndoNusa Esa
Lebih terperinciKAJIAN STRATEGI PENGEMBANGAN TEKNOLOGI ROKET NASIONAL DALAM KAITANNYA DENGAN HAMBATAN ALIH TEKNOLOGI DARI MISSILE TECHNOLOGY CONTROL REGIME (MTCR)
KAJIAN STRATEGI PENGEMBANGAN TEKNOLOGI ROKET NASIONAL DALAM KAITANNYA DENGAN HAMBATAN ALIH TEKNOLOGI DARI MISSILE TECHNOLOGY CONTROL REGIME (MTCR) PT. DAHANA, 29 Maret 2012 PUSAT PENGKAJIAN DAN INFORMASI
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Roket Roket merupakan suatu kendaraan terbang atau peluru kendali, yang mendapatkan dorongan melalui reaksi roket terhadap keluaran yang cepat dari bahan fluida keluaran
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. disambungkan dengan sebuah tongkat panjang. hukum pergerakan Newton mulai mendapat pengaruh pada design-design roket.
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada tahun 1232 roket digunakan oleh bangsa Cina untuk berperang melawan bangsa Mongolia. Roket yang digunakan sangatlah sederhana, hanya terbuat dari pipa yang
Lebih terperinciBAB III OBJEK PENELITIAN
BAB III OBJEK PENELITIAN 3.1 Sejarah Perusahaan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) merupakan instansi pemerintah yang berkedudukan Lembaga Pemerintah Non Departemen yang bernaung dan bertanggung
Lebih terperinciUNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Joy Amanda NIM:
UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Ganda Teknik Informatika - Matematika Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Genap 2006/2007 Joy Amanda NIM: 0600656766 Abstrak Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Subhan Permana Sidiq,2014 FAKTOR DOMINAN YANG BERPENGARUH PADA JUMLAH BENDA JATUH ANTARIKSA BUATAN SEJAK
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi antariksa berdampak pada peningkatan peluncuran satelit untuk menjalankan berbagai misi, seperti telekomunikasi, penginderaan jauh, navigasi
Lebih terperinci3.1 Pendahuluan. 3.2 Deskripsi Roket Polyot
BAB 3 ROKET POLYOT 3.1 Pendahuluan Roket Polyot dikembangkan oleh Air Launch Aerospace Corporation, Rusia yang merupakan pelaksana program kerjasama antara Polyot Aviation Company dan Khimautomatiki DB.
Lebih terperinciVol. 5 No. 1 Juni 2007 ISSN
THE COMPARATION OF TWO LAPAN S PROPELLANTS OF DIFFERENT COMPOSITION Bagus H. Jihad, Tresna P. Soemardi, Dedi Priadi OPTIMALIZATION OF MICROSTRIP SLOT ARRAY ANTENNAS FOR MULTI-WIDEBAND Iskandar Fitri SISTEM
Lebih terperinciEndang Mugia GS. Peneliti Bidang Teknologi Avionik, Lapan ABSTRACT
Pengaruh Nilai Koefisien Aerodinamika... (Endang Mugia GS.) PENGARUH NILAI KOEFISIEN AERODINAMIKA DAN PADA KESTABILAN TERBANG GERAK PERIODE PENDEK (SHORT PERIOD) RKX-200 LAPAN [EFFECT OF AERODYNAMICS COEFFICIENT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejarah pulse jet engine
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyelidikan terhadap pulse combustion engine pada awalnya dipelopori oleh Advanced Research Project Agency (DARPA) untuk mengeksplorasi skalabilitas dari mesin tersebut,
Lebih terperinciSofyan, ST, MT. Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional 2012
H.45 Penelitian dan pengembangan sistem thrust vectoring dan thrust stand pengujian thrust vectoring Roket padat D230/RX-2020 Sofyan, ST, MT Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional 2012 LATAR BELAKANG
Lebih terperinciANALISIS LAPISAN BATAS ALIRAN DALAM NOSEL STUDI KASUS: NOSEL RX 122
ANALISIS LAPISAN BATAS ALIRAN DALAM NOSEL STUDI KASUS: NOSEL RX 122 Ahmad Jamaludin Fitroh, Saeri Peneliti Pustekwagan, LAPAN Email : ahmad_fitroh@yahoo.com ABSTRACT The simulation and calculation of boundary
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan dunia akan satelit untuk keperluan komunikasi, navigasi, pengamatan dan sebagainya berkembang semakin pesat. Perkembangan tersebut mendorong pengembangan
Lebih terperinciKAJIAN STRATEGI PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PEROKETAN NASIONAL DALAM KAITANNYA DENGAN HAMBATAN ALIH TEKNOLOGI DARI MISSILE TECHNOLOGY CONTROL REGIME (MTCR)
KAJIAN STRATEGI PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PEROKETAN NASIONAL DALAM KAITANNYA DENGAN HAMBATAN ALIH TEKNOLOGI DARI MISSILE TECHNOLOGY CONTROL REGIME (MTCR) KODE: H-39 Gedung DRN Serpong, 03 Oktober 2012 TIM
Lebih terperinciIPA TERPADU KLAS VIII BAB 14 BUMI, BULAN, DAN MATAHARI
IPA TERPADU KLAS VIII BAB 14 BUMI, BULAN, DAN MATAHARI KOMPETENSI INTI 3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
Lebih terperinciMEMULAI KARIR BERBASIS KEJUJURAN DARI PENDIDIKAN DI ITB
SAMBUTAN REKTOR ITB pada PERESMIAN PENERIMAAN MAHASISWA BARU ITB TAHUN AKADEMIK 2009/2010 MEMULAI KARIR BERBASIS KEJUJURAN DARI PENDIDIKAN DI ITB Sasana Budaya Ganesa, Kampus ITB, 12 Agustus 2009 Yang
Lebih terperinciASPEK-ASPEK TERKAIT DALAM MERANCANG ROKET KENDALI RKX PADA TAHAP AWAL
ASPEK-ASPEK TERKAIT DALAM MERANCANG ROKET KENDALI RKX PADA TAHAP AWAL Astrid Wahyuni Pranata Humas RINGKASAN / Tulisan ini menyajikan beberapa aspek terkait dengan rancangan awal roket kendali RKX yang
Lebih terperinciPERANCANGAN SISTEM PROPULSI FFAR DENGAN NOSEL TUNGGAL
PERANCANGAN SISTEM PROPULSI FFAR DENGAN NOSEL TUNGGAL Ganda Samosir *), Agus Nuryanto **) *) Peneliti Pada Pusat Teknologi Wahana Dirgantara-LAPAN **) Perekayasa Pada Pusat Teknologi Wahana Dirgantara-LAPAN
Lebih terperinciPERANCANGAN ROKET PADAT BERPROPELAN KNO 3 C 6 H 12 O 6
PERANCANGAN ROKET PADAT BERPROPELAN KNO 3 C 6 H 12 O 6 Skripsi untuk memenuhi sebagian prasyaratan mencapai derajat Sarjana Strata 1 Disusun oleh : HADI NURWANTO 05050079 JURUSAN TEKNIK PENERBANGAN SEKOLAH
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sejak saat itulah manusia mulai mengenal Iptek. Pada awalnya, Iptek berkembang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) berkembang sesuai dengan perkembangan kehidupan umat manusia. Ketika manusia mengenal alat, sebenarnya sejak saat itulah manusia
Lebih terperinciINTEGRASI POTENSI LAPAN DENGAN PENGEMBANGAN INDUSTRI KEDIRGANTARAAN NASIONAL
INTEGRASI POTENSI LAPAN DENGAN PENGEMBANGAN INDUSTRI KEDIRGANTARAAN NASIONAL Manggala Pakpahan Peneliti Bidang Analisis Sistem Kedirgantaraan, LAPAN PENDAHULUAN Kegiatan penelitian dan pengembangan (litbang)
Lebih terperinciEVALUASI KINERJA SAMBUNGAN PROPELAN PADA MOTOR ROKET RX 550 [EVALUATION OF THE PROPELLANT JOINT PERFORMANCE IN ROCKET MOTOR RX 550]
Evaluasi Kinerja Sambungan Propelan pada Motor... (Sutrisno) EVALUASI KINERJA SAMBUNGAN PROPELAN PADA MOTOR ROKET RX 550 [EVALUATION OF THE PROPELLANT JOINT PERFORMANCE IN ROCKET MOTOR RX 550] Sutrisno
Lebih terperinciROKET DENGAN. MENINGKA'fKAN KINERJA MEMPERBESAR GAY A DORONG RINGKASAN ABSTRACT PENDAHULUAN DASARTEORIDANPERCOBAAN. Gaya Dorong dan Tekanan Pembakaran
. ISSN 0216-3U8 199 MENINGKA'fKAN KINERJA MEMPERBESAR GAY A DORONG Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional, Jakarta ROKET DENGAN RINGKASAN MENINGKATKAN KlN'ERJA ROKET DENGAN MEMPERBESAR GAYA DORONG.
Lebih terperinciPERHITUNGAN KARAKTERISTIK AERODINAMIKA, ANALISIS DINAMIKA DAN KESTABILAN GERAK DUA DIMENSI MODUS LONGITUDINAL ROKET RX 250 LAPAN
PERHITUNGAN KARAKTERISTIK AERODINAMIKA, ANALISIS DINAMIKA DAN KESTABILAN GERAK DUA DIMENSI MODUS LONGITUDINAL ROKET RX 25 LAPAN Singgih Satrio Wibowo Dosen Program Studi Teknik Aeronautika Jurusan Teknik
Lebih terperinciANALISIS SOLUSI NUMERIK MODEL GERAK ROKET DENGAN METODE RUNGE-KUTTA DAN MILNE
ANALISIS SOLUSI NUMERIK MODEL GERAK ROKET DENGAN METODE RUNGE-KUTTA DAN MILNE SKRIPSI Oleh Nuril Afandi NIM 091810101032 JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS JEMBER
Lebih terperinciSISTEM PIROTEKNIK PADA ROKET
SISTEM PIROTEKNIK PADA ROKET Sukandi Nasir Rohili Peneliti Pusat Teknologi Wahana Dirgantara, LAPAN RINGKASAN Piroteknik adalah salah satu instrumen yang banyak dipakai pada peroketan, apalagi pada roket
Lebih terperinciGPS (Global Positioning Sistem)
Global Positioning Sistem atau yang biasa disebut dengan GPS adalah suatu sistem yang berguna untuk menentukan letak suatu lokasi di permukaan bumi dengan koordinat lintang dan bujur dengan bantuan penyelarasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tidak hanya di Bumi, cuaca juga terjadi di Antariksa. Namun, cuaca di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tidak hanya di Bumi, cuaca juga terjadi di Antariksa. Namun, cuaca di Antariksa bukan berupa hujan air atau salju es seperti di Bumi, melainkan cuaca di Antariksa terjadi
Lebih terperinciVol. 4 No. 1 Juni 2006 ISSN RANCANG BANGUN SISTEM PENAHAN PANAS PADA MOTOR ROKET CIGARETTE BURNING Sutrisno
RANCANG BANGUN SISTEM PENAHAN PANAS PADA MOTOR ROKET CIGARETTE BURNING Sutrisno EFEK DEFLEKSI PADA SUDU TURBIN ANGIN TERHADAP KELUARAN DAYA Sulistyo Atmadi, Ahmad Jamaludin Fitroh SISTEM WIND-DIESEL UNTUK
Lebih terperinciANALISIS PRESTASI DAN LINTAS TERBANG WAHANA PELUNCUR POLYOT
ANALISIS PRESTASI DAN LINTAS TERBANG WAHANA PELUNCUR POLYOT TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat kelulusan Program Strata I pada Program Studi Teknik Penerbangan Institut Teknologi Bandung
Lebih terperinciKEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 1988 TENTANG LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 33 TAHUN 1988 TENTANG LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa sejalan dengan perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dirgantara serta
Lebih terperinciVol. 8 No. 2 Desember 2010 ISSN
PERANCANGAN AKUISISI DATA SUMBER INFRA MERAH SEBAGAI AWAL PENELITIAN SISTEM SEEKER BERBASIS INFRA MERAH Agus Hendra Wahyudi, Gunawan S. Prabowo SELEKSI PEMILIHAN MATERIAL UNTUK TABUNG ROKET RX 420 Elvis
Lebih terperinciKAJIAN STRATEGI PENGEMBANGAN TEKNOLOGI ROKET NASIONAL DALAM KAITANNYA DENGAN HAMBATAN ALIH TEKNOLOGI DARI MISSILE TECHNOLOGY CONTROL REGIME
LAPORAN KEMAJUAN PELAKSANAAN PKPP KAJIAN STRATEGI PENGEMBANGAN TEKNOLOGI ROKET NASIONAL DALAM KAITANNYA DENGAN HAMBATAN ALIH TEKNOLOGI DARI MISSILE TECHNOLOGY CONTROL REGIME (MTCR) Peneliti Utama : Drs.
Lebih terperinciDESAIN DAN ANALISIS LINTAS TERBANG ROKET DENGAN SIMULASI OPENROCKET DAN JAVA NETBEANS UNTUK PERHITUNGAN GAYA PADA ROKET NASKAH PUBLIKASI
DESAIN DAN ANALISIS LINTAS TERBANG ROKET DENGAN SIMULASI OPENROCKET DAN JAVA NETBEANS UNTUK PERHITUNGAN GAYA PADA ROKET NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : FITRI ANINDYAHADI D 400100056 FAKULTAS TEKNIK JURUSAN
Lebih terperinciVol. 3 No. 2 Desember 2005 ISSN DAFTAR ISI
DAFTAR ISI PENELITIAN KARAKTERISTIK AERODINAMIKA TRAILING EDGE SIRIP ROKET PADA KECEPATAN TRANSONIC DENGAN SIMULASI NUMERIK Agus Aribowo....... MODELING AND SIMULATION OF PROLATE DUAL-SPIN SATELLITE DYNAMICS
Lebih terperinciPERANCANGAN KETEL UAP LANCASHIRE DENGAN KAPASITAS 10 TON PER JAM SKRIPSI
PERANCANGAN KETEL UAP LANCASHIRE DENGAN KAPASITAS 10 TON PER JAM SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Teknik Mesin Jurusan Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Malang Untuk memenuhi syarat memperoleh Gelar
Lebih terperinciLAPORAN KEMAJUAN PKPP 2012 TAHAP PERTAMA REKAYASA TRACKING VIDEO ROKET SAAT UJI TERBANG
1/6 LAPORAN KEMAJUAN PKPP 2012 TAHAP PERTAMA REKAYASA TRACKING VIDEO ROKET SAAT UJI TERBANG PROGRAM PRODUKTIVITAS LITBANG IPTEK Fokus Bidang Prioritas: Teknologi Pertahanan dan Keamanan Peneliti Utama:
Lebih terperinciNovi Andria Peneliti Pusat Teknologi Roket, Lapan ABSTRACT
Analisis Faktor Koreksi Perhitungan Trayektori... (Novi Andria) ANALISIS FAKTOR KOREKSI PERHITUNGAN TRAYEKTORI ROKET LAPAN, STUDI KASUS: RX200 LAPAN-ORARI (CORRECTION FACTOR ANALYSIS OF TRAJECTORY CALCULATION
Lebih terperinciDiterima 14 Desember 2015; Direvisi 07 Juni 2016; Disetujui 29 Juni 2016 ABSTRACT
Pengaturan Sudut Azimuth Roket RUM... (Heri Budi Wibowo et.al) PENGATURAN SUDUT AZIMUTH ROKET RUM UNTUK OPERASI PELUNCURAN PADA KECEPATAN ANGIN DI ATAS 10 KNOT (AZIMUTH ANGLE S SETTING OF ROCKET RUM FOR
Lebih terperinciRANCANG BANGUN SISTEM PENAHAN PANAS PADA MOTOR ROKET CIGARETTE BURNING
RANCANG BANGUN SISTEM PENAHAN PANAS PADA MOTOR ROKET CIGARETTE BURNING Sutrlsno Peneliti Pusat Teknologi Wahana Dirgantara. LAPAN ABSTRACT The thrust of cigarette burning rocket motor is relatively lower
Lebih terperinciPENGARUH LINGKUNGAN PADA TEKNOLOGI WAHANA ANTARIKSA
Berita Dirgantara Vol. 9 No. 4 Desember 2008:100-106 PENGARUH LINGKUNGAN PADA TEKNOLOGI WAHANA ANTARIKSA Dwi Wahyuni Peneliti Bidang Material Dirgantara, LAPAN RINGKASAN Penggunaan teknologi maju dalam
Lebih terperinciMENGENAL ORBIT SUNSINKRONUS SEBAGAI ORBIT SATELIT LAPAN TUBSAT
MENGENAL ORBIT SUNSINKRONUS SEBAGAI ORBIT SATELIT LAPAN TUBSAT Errya Satrya Peneliti Pusat Teknologi Wahana Dirgantara, LAPAN RINGKASAN Sampai saat ini, telah lebih dari 2 tahun satelit LAPAN-TUBSAT beroperasi
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Keterlibatan Jepang dalam Perang Dunia II bukanlah sesuatu yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keterlibatan Jepang dalam Perang Dunia II bukanlah sesuatu yang datangnya tiba-tiba, namun merupakan puncak dari suatu proses. Berkembangnya negara-negara fasis
Lebih terperinciASPEK-ASPEK TERKAIT DALAM MENYIAPKAN UJI STATIK MOTOR ROKET BAHAN BAKAR CAIR PADA TAHAP AWAL
Aspek-Aspek Terkait Dalam Menyiapkan Uji Statik..(Dany Setiawan) ASPEK-ASPEK TERKAIT DALAM MENYIAPKAN UJI STATIK MOTOR ROKET BAHAN BAKAR CAIR PADA TAHAP AWAL Dany Setiawan Peneliti Pada Pusat Teknologi
Lebih terperinciPERANCANGAN IGNITER UNTUK MOTOR ROKET PADAT RX 420/4000 Sukandi Nasir Rohlll Peneliti Pusat Teknologi Wahana Dirgantara, LAPAN
PERANCANGAN IGNITER UNTUK MOTOR ROKET PADAT RX 420/4000 Sukandi Nasir Rohlll Peneliti Pusat Teknologi Wahana Dirgantara, LAPAN ABSTRACT Igniter is a rocket component with the function of providing activated
Lebih terperinciDIALOG KOREA UTARA-KOREA SELATAN DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEAMANAN KAWASAN
Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI Gd. Nusantara I Lt. 2 Jl. Jend. Gatot Subroto Jakarta Pusat - 10270 c 5715409 d 5715245 m infosingkat@gmail.com BIDANG HUBUNGAN INTERNASIONAL KAJIAN SINGKAT TERHADAP
Lebih terperinciVol. 6 No. 2 Desember 2008 ISSN ANALISIS STRUKTUR NOSEL RX 320 DENGAN MENGGUNAKAN BAHAN S45C Ediwan
ANALISIS STRUKTUR NOSEL RX 320 DENGAN MENGGUNAKAN BAHAN S45C Ediwan PENELITIAN PRESTASI TERBANG ROKET SONDA SATU TINGKAT RX 320 Turah Sembiring THE DESIGN OF G2-SAT OPERATION SCENARIO FOR DATA ACQUISITION
Lebih terperinciANALISIS NOSEL BAHAN TUNGSTEN DIAMETER 200 mm HASIL PROSES PEMBENTUKAN
Majalah Sains dan Teknologi Dirgantara Vol. 5 No. 2 Juni 2010 : 60-65 ANALISIS NOSEL BAHAN TUNGSTEN DIAMETER 200 mm HASIL PROSES PEMBENTUKAN Ediwan Peneliti Pusat Teknologi Wahana Dirgantara LAPAN e-mail:
Lebih terperinciTUGAS APLIKASI NUKLIR DI INDUSTRI KELEBIHAN DAN KEKURANGAN RTG VS SEL SURYA
TUGAS APLIKASI NUKLIR DI INDUSTRI KELEBIHAN DAN KEKURANGAN RTG VS SEL SURYA Muhammad Ilham, Mohamad Yusup, Praba Fitra 10211078, 10211077, 10211108 Program Studi Fisika, Institut Teknologi Bandung, Indonesia
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konversi dari energi kimia menjadi energi mekanik saat ini sangat luas digunakan. Salah satunya adalah melalui proses pembakaran. Proses pembakaran ini baik berupa
Lebih terperinciEngine banyak ditemui dalam aktifitas kehidupan manusia, secara kumulatif sebagai penghasil daya yang berguna untuk menggerakan kendaraan, peralatan
Engine banyak ditemui dalam aktifitas kehidupan manusia, secara kumulatif sebagai penghasil daya yang berguna untuk menggerakan kendaraan, peralatan industri, penggerak generator pembangkit energi listrik,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini, ketersediaan sumber energi fosil dunia semakin menipis, sumber energi ini semakin langka dan harganya pun semakin melambung tinggi. Hal ini tidak dapat dihindarkan
Lebih terperinciKurikulum Tahun Jurusan Teknik Mesin ITS Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Kurikulum Tahun 004-009 Jurusan Teknik Mesin ITS Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Semester I 1 UG 13.. Agama UG 1307 Bahasa Indonesia 3 RM 1401 Menggambar Teknik 4 RM 1409
Lebih terperinciSambutan Presiden RI pada Silaturahim dengan Para Teladan Nasional, Jakarta, 14 Agustus 2012 Selasa, 14 Agustus 2012
Sambutan Presiden RI pada Silaturahim dengan Para Teladan Nasional, Jakarta, 14 Agustus 2012 Selasa, 14 Agustus 2012 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA SILATURAHIM DENGAN PARA TELADAN NASIONAL,
Lebih terperinciLAPAN: DARI ROKET METEOROLOGI MENUJU ROKET PENGORBIT
LAPAN: DARI ROKET METEOROLOGI MENUJU ROKET PENGORBIT Disampaikan Oleh : Sukandi Nasir Rohili Orasi Pengukuhan Ahli Peneliti Utama Bidang BAHAN BAKAR ROKET LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL (LAPAN
Lebih terperinciDokumen Kurikulum Program Studi : Aeronotika dan Astronotika
Dokumen Kurikulum 201-2018 Program Studi : Aeronotika dan Fakultas : Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara Institut Teknologi Bandung Kemahasiswaan Institut Teknologi Bandung Kode Dokumen Total Halaman
Lebih terperinciSKRIPSI PENGARUH VARIASI BENTUK NOSE DAN SIRIP TERHADAP GAYA DRAG DAN GAYA LIFT PADA ROKET. Oleh : DEWA GEDE ANGGA PRANADITYA NIM :
SKRIPSI PENGARUH VARIASI BENTUK NOSE DAN SIRIP TERHADAP GAYA DRAG DAN GAYA LIFT PADA ROKET Oleh : DEWA GEDE ANGGA PRANADITYA NIM : 0704305027 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR
Lebih terperinciSIMULASI GERAK WAHANA PELUNCUR POLYOT
BAB SIMULASI GERAK WAHANA PELUNCUR POLYOT. Pendahuluan Simulasi gerak wahana peluncur Polyot dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak Simulink Matlab 7.. Dalam simulasi gerak ini dimodelkan gerak roket
Lebih terperinciANALISIS KARAKTERISTIK DINAMIK STRUKTUR ROKET BERTINGKAT RX-420/RX-250 PADA KONDISI FREE- FLYING DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA
ANALISIS KARAKTERISTIK DINAMIK STRUKTUR ROKET BERTINGKAT RX-420/RX-250 PADA KONDISI FREE- FLYING DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA Setiadi Peneliti Pusat Teknologi Wahana Dirgantara, LAPAN e-mail
Lebih terperinciStudi Eksperimen Distribusi Temperatur Nyala Api Kompor Bioetanol Tipe Side Burner dengan Variasi Diameter Firewall
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, (Sept, 212) ISSN: 231-9271 F-2 Studi Eksperimen Distribusi Temperatur Nyala Api Kompor Bioetanol Tipe Side Burner dengan Variasi Diameter Firewall R.R. Vienna Sona Saputri Soetadi
Lebih terperinciPROSES ADIABATIK PADA REAKSI PEMBAKARAN MOTOR ROKET PROPELAN
PROSES ADIABATIK PADA REAKSI PEMBAKARAN MOTOR ROKET PROPELAN DADANG SUPRIATMAN STT - JAWA BARAT 2013 DAFTAR ISI JUDUL 1 DAFTAR ISI 2 DAFTAR GAMBAR 3 BAB I PENDAHULUAN 4 1.1 Latar Belakang 4 1.2 Rumusan
Lebih terperinciMETODE NERACA ENERGI UNTUK PERHITUNGAN LEAF AREA INDEX (LAI) DI LAHAN BERVEGETASI MENGGUNAKAN DATA CITRA SATELIT RUDI SETIAWAN
METODE NERACA ENERGI UNTUK PERHITUNGAN LEAF AREA INDEX (LAI) DI LAHAN BERVEGETASI MENGGUNAKAN DATA CITRA SATELIT RUDI SETIAWAN DEPARTEMEN GEOFISIKA DAN METEOROLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
Lebih terperinciPOTENSI PABRIKASI PROPELAN HOMOGEN DI INDONESIA
POTENSI PABRIKASI PROPELAN HOMOGEN DI INDONESIA Heri Budi Wibowo Peneliti Bidang Material Dirgantara, LAPAN RINGKASAN Salah satu bagian penting dari program peroketan nasional adalah kemandirian bahan
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2015 TENTANG LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2015 TENTANG LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinciESTIMASI NILAI TPW (TOTAL PRECIPITABLE WATER) DI ATAS DAERAH PADANG DAN BIAK BERDASARKAN HASIL ANALISIS DATA RADIOSONDE IRE PRATIWI
ESTIMASI NILAI TPW (TOTAL PRECIPITABLE WATER) DI ATAS DAERAH PADANG DAN BIAK BERDASARKAN HASIL ANALISIS DATA RADIOSONDE IRE PRATIWI DEPARTEMEN GEOFISIKA DAN METEOROLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2015 TENTANG LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2015 TENTANG LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinciVol. 9 No. 1 Juni 2011 ISSN
ALGORITMA DETEKSI SUDUT AZIMUT DAN ELEVASI ROKET MENGGUNAKAN SEMBILAN ANTENA ARRAY YAGI-UDA Satria Gunawan Zain, Adhi Susanto, Thomas Sri Widodo, Wahyu Widada DESAIN NOSEL ROKET CAIR RCX250 MENGGUNAKAN
Lebih terperinciINOVASI TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN DENGAN VARIASI KETINGGIAN CEROBONG
TUGAS AKHIR INOVASI TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN DENGAN VARIASI KETINGGIAN CEROBONG Tugas Akhir ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan Mencapai derajat Sarjana S1 pada Jurusan Teknik Mesin Fakultas
Lebih terperinciSOAL FISIKA UNTUK TINGKAT PROVINSI Waktu: 180 menit Soal terdiri dari 30 nomor pilihan ganda, 10 nomor isian dan 2 soal essay
SOAL FISIKA UNTUK TINGKAT PROVINSI Waktu: 180 menit Soal terdiri dari 30 nomor pilihan ganda, 10 nomor isian dan 2 soal essay A. PILIHAN GANDA Petunjuk: Pilih satu jawaban yang paling benar. 1. Grafik
Lebih terperinciPENELITIAN SPIN MENGGUNAKAN CUTING & MULTI NOZZLE UNTUK MENINGKATKAN KESTABILAN TERBANG ROKET BALISTIK
0314: A.J. Fitroh HK-53 PENELITIAN SPIN MENGGUNAKAN CUTING & MULTI NOZZLE UNTUK MENINGKATKAN KESTABILAN TERBANG ROKET BALISTIK Ahmad Jamaludin Fitroh Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN
BAB 1 PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sudah lebih dari 20 tahun, Indonesia menjadi negara pengoperasi dan pengguna teknologi antariksa satelit. Bahkan termasuk jajaran negara pengguna
Lebih terperinciUJI COBA REKAYASA KOMPOR BERBAHAN BAKAR BIJI JARAK
SIDANG TUGAS AKHIR UJI COBA REKAYASA KOMPOR BERBAHAN BAKAR BIJI JARAK DOSEN PEMBIMBING : PROF. DR.IR. H.D.SUNGKONO, M.ENG.SC Sri.suhartini NRP. 2104.109.401 Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Energi fosil masih menjadi sumber energi utama yang paling banyak digunakan oleh manusia terutama di Indonesia. Indonesia merupakan salah satu negara yang menggunakan
Lebih terperinciUJIAN SEKOLAH 2016 PAKET A. 1. Hasil pengukuran diameter dalam sebuah botol dengan menggunakan jangka sorong ditunjukkan pada gambar berikut!
SOAL UJIAN SEKOLAH 2016 PAKET A 1. Hasil pengukuran diameter dalam sebuah botol dengan menggunakan jangka sorong ditunjukkan pada gambar berikut! 2 cm 3 cm 0 5 10 Dari gambar dapat disimpulkan bahwa diameter
Lebih terperinciDESAIN DAN ANALISIS LINTAS TERBANG ROKET DENGAN SIMULASI OPENROCKET DAN JAVA NETBEANS UNTUK PERHITUNGAN GAYA PADA ROKET
DESAIN DAN ANALISIS LINTAS TERBANG ROKET DENGAN SIMULASI OPENROCKET DAN JAVA NETBEANS UNTUK PERHITUNGAN GAYA PADA ROKET TUGAS AKHIR Disusun untuk Melengkapi Tugas Akhir dan Syarat-syarat untuk Mencapai
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM KONVEKSI PADA ZAT CAIR
LAPORAN PRAKTIKUM KONVEKSI PADA ZAT CAIR I. TUJUAN PERCOBAAN Menyelidiki peristiwa konveksi di dalam zat cair. II. ALAT DAN BAHAN Pembakar Spritus Statif 4 buah Korek api Tabung konveksi Serbuk teh Air
Lebih terperinciDiajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana S-1 Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta
TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN DAN PENGUJIAN ALAT PRODUKSI GAS METANA DARI SAMPAH ORGANIK DENGAN VARIASI BAHAN SAMPAH BASAH KEBUN, SAMPAH KULIT BAWANG DAN SAMPAH KERING KEBUN Diajukan Untuk Memenuhi Tugas
Lebih terperinciPRODUKSI AMONIUM PERKLORAT (NH 4 ClO 4 ) SEBAGAI SIMBOL KEMAJUAN TEKNOLOGI ROKET DAN RUDAL
Produksi Amonium (NH 4 ClO 4 ) Sebagai Simbol... (Bayu Prianto) PRODUKSI AMONIUM PERKLORAT (NH 4 ClO 4 ) SEBAGAI SIMBOL KEMAJUAN TEKNOLOGI ROKET DAN RUDAL Bayu Prianto Peneliti Bidang Material Dirgantara,
Lebih terperinciSOAL BABAK PEREMPAT FINAL OLIMPIADE FISIKA UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
SOAL BABAK PEREMPAT FINAL OLIMPIADE FISIKA UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG Tingkat Waktu : SMP/SEDERAJAT : 100 menit 1. Jika cepat rambat gelombang longitudinal dalam zat padat adalah = y/ dengan y modulus
Lebih terperinciH_43. PENINGKATAN Isp PROPELAN DENGAN PENGGUNAAN MATERIAL BARU DAN ADITIF
H_43 PENINGKATAN Isp PROPELAN DENGAN PENGGUNAAN MATERIAL BARU DAN ADITIF Peneliti Utama : Dwi Setyaningsih,ST Peneliti : Ir. Siti prangili Evie Lestariana, ST Yudha Budiman, S Si Raden Irfan Fajar P.,
Lebih terperinciANALISA AERODIN AMIKA KEN DALI CANARD ROKET RKX 250
ANALISA AERODIN AMIKA KEN DALI CANARD ROKET RKX 250 Salam Glntlng Peneliti Bidang Aerodinamika, LAPAN ABSTRACT In the framework of guided missile development in LAPAN, Center of Technology has been rocket
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL FINITE LENGTH LINE SOURCE UNTUK MENDUGA KONSENTRASI POLUTAN DARI SUMBER GARIS (STUDI KASUS: JL. M.H. THAMRIN, DKI JAKARTA)
PENERAPAN MODEL FINITE LENGTH LINE SOURCE UNTUK MENDUGA KONSENTRASI POLUTAN DARI SUMBER GARIS (STUDI KASUS: JL. M.H. THAMRIN, DKI JAKARTA) EKO SUPRIYADI DEPARTEMEN GEOFISIKA DAN METEOROLOGI FAKULTAS MATEMATIKA
Lebih terperinciPENINGKATAN KEKERASAN MATERIAL GYPSUM SETELAH MENCAPAI SUHU / TEMPERATUR PENGERINGAN
PENINGKATAN KEKERASAN MATERIAL GYPSUM SETELAH MENCAPAI SUHU / TEMPERATUR PENGERINGAN Bambang Kuswanto Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Semarang Jl. Prof. H. Sudarto, SH., Tembalang, Kotak Pos 6199,
Lebih terperinciPENTINGNYA REAKTOR PEMBIAK CEPAT
PENTINGNYA REAKTOR PEMBIAK CEPAT RINGKASAN Reaktor pembiak cepat (Fast Breeder Reactor/FBR) adalah reaktor yang memiliki kemampuan untuk melakukan "pembiakan", yaitu suatu proses di mana selama reaktor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Energi merupakan isu yang sangat krusial bagi masyarakat dunia, terutama semenjak terjadinya krisis minyak dunia pada awal dan akhir dekade 1970-an dan pada akhirnya
Lebih terperinciDokumen Kurikulum Program Studi : Aeronotika dan Astronotika
Dokumen Kurikulum 2013-2018 Program Studi : Aeronotika dan Fakultas : Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara Institut Teknologi Bandung Kemahasiswaan Institut Teknologi Bandung Kode Dokumen Total alaman
Lebih terperinciPENGARUH KEDALAMAN ALUR PADA DASAR PANCI TERHADAP EFISIENSI PANAS PEMBAKARAN KOMPOR LPG
PENGARUH KEDALAMAN ALUR PADA DASAR PANCI TERHADAP EFISIENSI PANAS PEMBAKARAN KOMPOR LPG SKRIPSI Diajukan Dan Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Jenjang Strata Satu (S1) Pada
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan tentang aplikasi sistem pengabutan air di iklim kering
15 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Tinjauan tentang aplikasi sistem pengabutan air di iklim kering Sebuah penelitian dilakukan oleh Pearlmutter dkk (1996) untuk mengembangkan model
Lebih terperinciUji Coba Peluncuran Motor Roket Tahun 2000
Uji Coba Peluncuran Motor Roket Tahun 2000 Sutrisno Bidang Propelan Puspropen DETEKGAN LAPAN PENDAHULUAN Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) telah berulang kali meluncurkan roket berbahan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Dasar Dasar Perpindahan Kalor Perpindahan kalor terjadi karena adanya perbedaan suhu, kalor akan mengalir dari tempat yang suhunya tinggi ke tempat suhu rendah. Perpindahan
Lebih terperinci