BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang
|
|
- Sudomo Tan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Ungkapan Latin Mens sana in corpore sano sesungguhnya adalah sebuah mahakarya sastra dari seorang pujangga Romawi, Decimus Iunius Juvenalis, dalam Satire X, sekitar abad kedua Masehi. Genre sastra Romawi ketika itu umumnya berbentuk satire. Itu jugalah yang ditulis Juvenalis untuk menyindir kekonyolan-kekonyolan masyarakat Romawi, bangsanya sendiri 1. Namun seiring perjalanan waktu, berabad-abad kemudian, Mens sana in corpore sano dijadikan jargon olahraga dan kesehatan di seluruh dunia, tak terkecuali di Indonesia. Ungkapan Latin itu diterjemahkan dengan sangat indah. Di dalam tubuh yang kuat terdapat jiwa yang sehat. Untuk mendapatkan tubuh yang kuat dan sehat kita perlu berolahraga. Bila badan kita kuat dan sehat maka jiwa kita pun sehat. Kalau jiwa sehat, pikiran pun jernih. Tapi kalau jiwa kita sakit, pikiran jernih pun terbang, logika menghilang. Dengan kata lain, fisik dan mental yang kuat, jasmani dan rohani yang sehat, akan menghasilkan individu-individu tangguh, dan muaranya adalah sebuah bangsa yang hebat dan diperhitungkan. Presiden pertama RI, Bung Karno, menerjemahkan jargon itu dalam program Olahraga untuk Nation and Character Building 2. Tekadnya tak tanggung-tanggung, Jadikan Indonesia salah satu dari 10 besar (the big ten) dunia di bidang olahraga melalui pembinaan olahraga di SD/SLTP/SLTA, karena di sini terdapat bibit-bibit olahragawan, calon-calon juara di kemudian hari. Di era kepemimpinan Presiden Soeharto, bangsa kita memiliki pula jargon Memasyarakatkan Olahraga dan Mengolahragakan Masyarakat 3. Senam Kesegaran Jasmani tahun 1988 (SKJ 88), menjadi bagian kampanye pemerintah Orde Baru dalam memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat. Gerakan ini dimaksudkan untuk mencetak generasi yang sehat dan kuat. Didukung oleh gaya kepemimpinan ketika itu, maka jargon olahraga Orde Baru ini dalam tempo singkat langsung populer dari Sabang sampai Merauke
2 Di era Presiden SBY ada Program Indonesia Emas yang bertujuan mempersiapkan atlet handal untuk mengharumkan nama bangsa di pentas dunia. Apapun namanya, baik menurut Presiden Soekarno, Presiden Soeharto, maupun Presiden SBY, animo masyarakat terhadap olahraga tetap tinggi. Cabang olahraga apapun dengan berbagai macam kompetisinya selalu menyedot perhatian masyarakat. Olahraga merupakan salah satu unsur yang berpengaruh dan merupakan kebutuhan dalam kehidupan manusia, yaitu suatu kegiatan jasmani yang dilakukan dengan maksud untuk memelihara kesehatan dan juga untuk memperkuat otot-otot tubuh. Kegiatan ini dalam perkembangannya dapat dilakukan sebagai kegiatan yang menghibur, menyenangkan, atau juga dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan prestasi. Pemerintah sendiri menjadikan olahraga sebagai pendukung terwujudnya manusia Indonesia yang sehat dengan menempatkan olahraga sebagai salah satu arah kebijakan pembangunan yang dituangkan dalam Tap MPR No. IV/MPR/1999 (GBHN), yaitu menumbuhkan budaya olahraga guna meningkatkan kualitas manusia Indonesia sehingga memiliki tingkat kesehatan dan kebugaran yang cukup 4. Peningkatan minat masyarakat terhadap olahraga ini sendiri tidak diimbangi dengan peningkatan kualitas dan kuantitas fasilitas olahraga di Yogyakarta, bahkan terjadi kecenderungan menurunnya kualitas fasilitas olahraga karena kurangnya perawatan. Bahkan saat ini banyak klub-klub atau kelompok-kelompok olahraga yang tidak tertampung kegiatannya, sehingga mereka berlatih dengan fasilitas yang seadanya, atau berlatih di tempattempat yang kurang representatif. Hal tersebut dapat menghambat perkembangan olahraga di Yogyakarta, baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Masalah lain yang perlu menjadi perhatian adalah fasilitas-fasilitas olahraga yang ada di Yogyakarta kebanyakan tidak memusat atau tersebar letaknya, sehingga sulit bagi pemerintah atau sponsor untuk melakukan pembinaan bagi atlet dan klub. Menghadapi fenomena tersebut, atlet, klub, maupun penggemar olahraga memerlukan wadah yang representatif dimana mereka dapat melakukan aktifitas-aktifitasnya, seperti berlatih untuk meningkatkan prestasi, meningkatkan kebugaran fisiknya, ataupun hanya sekedar untuk berrekreasi. Oleh karena itu, timbul suatu pemikiran untuk menyediakan 4 2
3 sebuah fasilitas yang mampu mewadahi kegiatan-kegiatan tersebut dalam satu lokasi yang terpadu dalam bentuk sebuah Sport Center. Kota Yogyakarta merupakan kota yang padat aktifitas, baik dari segi pendidikan, perdagangan, industri, ataupun sebagai tujuan liburan. Oleh karena itu, sangat dibutuhkan sekali kelengkapan fasilitas umum yang di antaranya ialah fasilitas olahraga. Pengembangan Sport Center ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat Kota Yogyakarta akan fasilitas olahraga secara terpadu, tempat berlatih untuk meningkatkan prestasi, meningkatkan kebugaran fisik, sekaligus berrekreasi. I.1.1. Isu Tentang Pengembangan Fasilitas Olahraga Pada BAB II bagian 8 dari Rancangan Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Istimewa Yogyakarta (RPJM DIY) Tahun , tertulis namun masih perlu peningkatan kesadaran berolahraga di kalangan masyarakat luas, pembibitan olah raga dan peningkatan jumlah ruang publik untuk olah raga yang bisa dimanfaatkan oleh lembaga pendidikan dan masyarakat luas 5, hal ini jelas menandakan bahwa terdapat program dari dinas pemerintahan Yogyakarta yang mengarah pada bidang olahraga dari segi pengembangan sarana dan prasarana. Selain itu, isu ini diperkuat dengan adanya arah kebijakan di bidang olahraga yang tercantum dalam BAB IV bagian Sasaran, Terwujudnya peningkatan kapasitas pemuda, prestasi dan sarana olahraga, dan pada BAB VI bagian Kebijakan, Mendorong kegiatan olahraga andalan daerah yang disertai peningkatan kualitas dan kuantitas sarana olahraga 6. Belum lama ini, rombongan anggota DPRD Komisi D Provinsi DI Yogyakarta berkunjung ke Kementerian Pemuda dan Olahraga, Jakarta, Senin (2/4), untuk melakukan tukar-menukar informasi beberapa program yang ada di Kemenpora dan daerah. Pada kunjungan itu, pihak DPRD DIY mengutarakan bagaimana perkembangan sarana dan prasarana olahraga yang telah dilakuakannya belakangan ini, "Kedatangan kami memang selain bersilaturahmi juga untuk menanyakan beberapa program Kemenpora yang selama ini telah dilaksanakan di DIY, termasuk
4 masalah pembangunan lapangan atau fasilitas olahraga di tingkat kecamatan. Dari sini kita berharap bisa bertukar informasi," kata Janu selaku wakil ketua DPR. Lalu ia menambahkan, "Kita sejak tahun 2010 sudah mengembangkan beberapa pembangunan sarana-prasarana seperti pembangunan lapangan di daerah Klebengan, Gelanggang Pemuda di Sleman, dan beberapa pembangunan lapangan tingkat kecamatan lainya. Saya berharap kerja sama ini bisa juga terus berlanjut." 7 Dr. Sukarno MM, Asisten Deputi Olahraga Pendidikan mengatakan, DIY ini wilayahnya tidak terlalu luas, itu pasti berpengaruh pada pendanaan dan pendapatan daerah yang alokasinya ke fasilitas. Tapi sebagai kota pelajar, DIY memiliki potensi untuk mengangkat prestasi di bidang olahraga sebagai centra berkumpulnya para pemuda dari seluruh Indonesia (terbentuknya sport community/sport center). 8 I.1.2. Isu Tentang Pemakai Fasilitas Olahraga Kota Yogyakarta sebagai kota yang padat akan aktifitas memiliki masyarakat yang mempunyai apresiasi yang tinggi terhadap perkembangan dunia olahraga, baik masyarakat asli maupun pendatang. Bahkan, Kota Yogyakarta merupakan kota yang penduduknya paling banyak melakukan olahraga dibanding dengan kota-kota besar lainnya di Indonesia 9. Hal ini menunjukkan bahwa olahraga merupakan suatu kegiatan yang hampir menjadi suatu rutinitas bagi masyarakat Yogyakarta demi mencari prestasi/penghargaan, menjaga kesehatan, atau bahkan hanya untuk sekedar mencari keringat saja
5 Tabel 1 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun Ke Atas yang Melakukan Olahraga Menurut Provinsi dan Jenis Kelamin, 2009 Sumber: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010 I.2. Rumusan Masalah I.2.1. Masalah Non-Arsitektural a. Bagaimana perencanaan dan perancangan fasilitas sport center yang dapat mewadahi kegiatan olahraga rekreasi maupun kompetisi amatir bagi masyarakat di Yogyakarta? b. Bagaimana perencanaan dan perancangan fasilitas sport center yang dapat menarik minat masyarakat untuk berolahraga? 5
6 c. Bagaimana perencanaan dan perancangan fasilitas penunjang yang berupa fasilitas hiburan/rekreasi tanpa mengaburkan fungsi utama bangunan sebagai sport center? I.2.2. Masalah Arsitektural Bagaimana memecahkan berbagai permasalahan arsitektural bangunan yang meliputi: a. Zoning (tata ruang dalam tata ruang luar), b. Sirkulasi, c. Struktur dan konstruksi bangunan, d. Bentuk dan orientasi Massa bangunan, e. Fasad bangunan, f. Utilitas dan fisika bangunan. Serta bagaimana penerapan konsep high-tech ke dalam bangunan sport center agar sesuai dengan karakteristik bangunan dan tepat guna? I.3. Tujuan dan Sasaran I.3.1. Tujuan Tujuan pembahasan ini adalah mengumpulkan, mengungkapkan, serta merumuskan segala potensi dan masalah yang berkaitan dengan perencanaan dan perancangan sebuah Sport Center sebagai sarana olahraga yang terdapat di Kota Yogyakarta, meliputi sarana, prasarana, kondisi fisik, dan kebijakan pemerintah yang ada sebagai landasan bagi proses perencanaan dan perancangan selanjutnya. I.3.2. Sasaran Sasaran pembahasan ini adalah untuk mendapatkan dan merumuskan landasan program perencanaan dan perancangan arsitektural sebagai landasan konseptual bagi 6
7 perancangan Sport Center di Kota Yogyakarta dengan memperhatikan potensi dan kendala yang ada. I.4. Manfaat Secara Subyektif, manfaat dari penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu persyaratan mengikuti Tugas Akhir di Jurusan Teknik Arsitektur dan Perencanaan Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, dan sebagai pegangan serta acuan selanjutnya dalam pembuatan rancangan grafis yang merupakan lanjutan dan bagian tak terpisahkan dari rangkaian tugas akhir. Secara Obyektif, manfaat dari penulisan ini ialah sebagai pegangan dan acuan selanjutnya dalam perancangan Sport Center yang baik di Kota Yogyakarta dan dapat menjawab segala permasalahan yang ada pada sport center ataupun sarana olahraga lain yang telah ada. Selain itu, penulis juga berharap agar bisa mendapat wawasan dan pengetahuan yang bermanfaat bagi penulis sendiri, mahasiswa lain, dan masyarakat umum yang membutuhkannya. I.5. Ruang Lingkup Ruang lingkup pembahasan ini diutamakan pada masalah-masalah dalam lingkup arsitektur, antara lain: a. Fungsi bangunan merupakan fasilitas olahraga yang dilengkapi dengan fasilitas penunjang lainnya. b. Perencanaan dan perancangan juga ditekankan pada kelengkapan fasilitas olahraga serta fasilitas penunjang yang ada di dalamnya, seperti cafe, sport shop, dan lainnya. c. Lokasi bangunan sport center yang berada di Kota Yogyakarta dengan lokasi yang strategis, serta perencanaan bangunan yang disesuaikan dengan kondisi keadaan setempat dan kebijakan perencanaan pemerintah Yogyakarta. 7
8 d. Sistem struktur bangunan sport center yang tidak hanya kuat, tetapi juga indah, karena nantinya sistem struktur bangunan ini akan diperlihatkan dan berfungsi ganda, yakni juga sebagai ornamen bangunan. e. Citra atau tampilan bangunan sport center yang berkesan futuristic dan high-tech. f. Sasaran pengguna fasilitas sport center ini adalah masyarakat, khususnya pelajar, sehingga fasilitas olahraga yang nantinya akan disediakan ialah hanya beberapa fasilitas yang favorit saja. g. Fasilitas olahraga yang disediakan merupakan fasilitas dengan sistem penyewaan. I.6. Metode Penulisan Metode yang dipakai dalam penyusunan penulisan ini antara lain: a. Metode deskriptif, yaitu dengan mengadakan pengumpulan data. pengumpulan data ini ditempuh dengan cara: studi pustaka/studi literatur, data yang diperoleh dari instansi terkait, wawancara dengan narasumber, penyebaran kuisioner secara random, observasi lapangan, serta browsing di internet. b. Metode dokumentatif, yaitu dengan mendokumentasikan data yang akan menjadi bahan penyusunan dalam penulisan ini. Cara pendokumentasian data adalah dengan mengambil gambar dari kamera digital. c. Metode komparatif, yaitu dengan mengadakan studi banding/studi kasus terhadap fasilitas-fasilitas hiburan yang termasuk dalam Sport Center. Selanjutnya dari data-data yeng telah terkumpul, dilakukan identifikasi dan analisa sehingga diperoleh gambaran yang cukup lengkap mengenai karakteristik dan kondisi yang ada, sehingga dapat tersusun suatu Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur Sport Center. I.7. Metode Pengumpulan Data Penyusunan laporan pra tugas akhir ini dilakukan dengan langkah-langkah berikut: 8
9 Pengamatan Lapangan Pengamatan lapangan dilakukan untuk mendapatkan data-data yang diperlukan dari lokasi eksisting maupun dari daerah sekitar lokasi dengan cara: a. Melakukan survey ke lokasi untuk mendapatkan gambaran visual dari lahan yang tersedia serta batas-batas di sekitar lokasi. Selain itu, survey ini juga dilakukan untuk mendapatkan gambaran dari keadaan eksisting pada lokasi seperti vegetasi, drainase, lahan hijau, zonasi fungsi, serta keadaan fisik lokasi (suhu, kontur, alur matahari, dll.). b. Melakukan survey di luar lokasi yang masih satu cakupan daerah untuk mendapatkan data-data mengenai jumlah dan fungsi bangunan yang sama ataupun hampir sama dengan bangunan sport center yang ingin dibangun. Wawancara dan Kuisioner Wawancara dan kuisioner dilakukan untuk mengetahui apa yang ada dalam pikiran masyarakat tentang bangunan olahraga yang telah ada saat ini dan apa yang diharapkan masyarakat untuk bangunan-bangunan olahraga yang akan datang, serta untuk mengetahui jenis olahraga apa saja yang paling besar minatnya di kalangan masyarakat sehingga penulis dapat menentukan fasilitas apa saja yang nantinya akan disediakan untuk mewadahi minat masyarakat terebut. Sasaran dari wawancara dan kuisioner ini adalah beberapa orang yang ditunjuk secara random. Kajian Pustaka Kajian pustaka dilakukan demi mendapatkan data-data tertulis, baik berupa data-data faktual maupun standar-standar yang telah ditetapkan, baik yang berasal dari pemerintah setempat maupun sumber lain (buku, majalah, dan internet). Data-data tertulis ini nantinya akan menjadi bahan analisis perbandingan dengan pengamatan lapangan yang dilakukan. Analisis Analisis dilakuakan dengan membandingkan hasil pengamatan lapangan, wawancara dan kuisioner, kajian pustaka, serta contoh-contoh bangunan dengan fungsi yang sama yang telah ada, yaitu menjelaskan data dan informasi yang berkaitan dengan latar belakang, permasalahan, tujuan, dan sasaran. 9
10 I.8. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dalam laporan pra tugas akhir ini berupa uraian secara berurutan per babnya. Urutan-urutan pembagian babnya adalah sebagai berikut: Bab I. Pendahuluan Bab ini memuat latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan, sasaran, lingkup pembahasan, metodologi, metode penulisan, sistematika penulisan, dan keaslian penulisan dari kasus yang diambil. Bab II. Tinjauan Pustaka dan Landasan Teori Bab ini memuat studi literatur mengenai teori perancangan suatu bangunan, meliputi gambaran umum bangunan sport center, tentang prinsip, jenis, dan persyaratan bangunan sport center. Selain itu, bab ini juga akan menjelaskan prinsip dan teori dari penekanan yang diterapkan dalam bangunan sport center ini, sehingga dapat menjadi acuan dalam melakukan penyusunan konsep pada bab selanjutnya. Bab III. Studi Kasus Bab ini memaparkan beberapa contoh dari bangunan sport center dan bangunan yang menggunanakan fokus penekanan yang diterapkan pada bangunan sport center, yakni hightech. Contoh-contoh yang diambil merupakan bangunan yang telah ada, baik di dalam negeri maupun luar negeri, yang dirasa dapat dijadikan preseden dan perbandingan dalam merancang bangunan sport center dengan penekanan high-tech. Bab IV. Analisis dan Pendekatan Konsep Bab ini menjabarkan detil pengolahan data yang didapat dari studi yang dilakukan sebelumnya. Penjabaran ini merupakan asimilasi serta akulturasi data yang didapat dengan apa yang dibutuhkan dalam proses perancangan. Pada abab ini nantinya akan didapatkan suatu program ruang yang dibutuhkan dalam bangunan sport center. Bab ini juga berisi tentang penyelesaian masalah pada kasus yang dirangkum ke dalam sebuah pendekatan konsep yang nantinya akan dijadikan bahan dalam pembuatan konsep, baik secara makro, messo, maupun mikro. Pada bab ini juga menjelaskan tentang analisis yang telah dilakukan terhadap contoh-contoh bangunan yang telah dipaparkan pada bab III, baik dalam hal program ruang, hubungan antar ruang, zonasi, dan sebagainya. 10
11 Bab V. Konsep Bab ini berisi tentang hasil yang didapat dari pendekatan konsep yang nantinya adalah sebuah pengembangan pemikiran berupa transformasi desain, berupa penentuan zonasi, gubahan massa, maupun bentuk kasar dari bangunan sport center yang akan dibangun baik secara makro, messo, maupun mikro. I.9. Orisinalitas Penulisan Terdapat beberapa tulisan mahasiswa UGM dengan judul dan tema yang hampir sama dan relevan, di antaranya ialah: 1. Sport Center di Kota Baru Kemayoran dan Penciptaan Ruang Terbuka (Widiawati, Riana. 2001) 2. Sport Center di Surabaya (Nurdiah, Esti Asih. 2004) 3. Sport Center Dengan Penerapan Konsep Arsitektur Hijau (Yahya, Yovinus Yappary. 2008) 4. Sport Center Penekanan pada Citra dinamis (Mursyadi, Ari. 2010) 5. Sport Center di BSD city dengan Exposed Long Span Structure (Anggraini, Sylvi. 2011) 6. Sports Center di Yogyakarta dengan pendekatan Exposed Structure (Suryadi, Riesky Bayu. 2012) 11
12 I.10. Kerangka Berpikir Isu-isu pengembangan sport center Kebijakan pemerintah Isu-isu pemakai sport center sport center Permasalahan Tujuan Sasaran Ruang lingkup Pendekatan high-tech Kajian teori Studi kasus Analisa Kebutuhan masyarakat Aplikasi high-tech Rencana pengembangan site Sejarah Konsep desain / pra-desain makro meso mikro Desain Bagan 1 Kerangka Berpikir Sumber: Analisa Pribadi 12
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Olahraga merupakan,suatu kegiatan jasmani yang dilakukan dengan maksud untuk memelihara kesehatan dan memperkuat otot otot tubuh. Kegiatan ini dalam perkembangannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Sport Hall
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Latar Belakang Sport Hall Olahraga merupakan suatu kegiatan jasmani yang dilakukan dengan maksud untuk memelihara kesehatan dan memperkuat otot otot tubuh. Dalam
Lebih terperinciLANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR SPORT CENTER DI PANTAI MARINA SEMARANG
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR SPORT CENTER DI PANTAI MARINA SEMARANG Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik Diajukan Oleh : PRIANINDYARTO
Lebih terperinciKOMPLEKS GEDUNG OLAHRAGA DI WONOSOBO
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR KOMPLEKS GEDUNG OLAHRAGA DI WONOSOBO Penekanan Desain Arsitektur High-Tech Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Olahraga merupakan suatu kegiatan jasmani yang bermaksud untuk memelihara kesehatan dan memperkuat otot-otot tubuh, Kegiatan olahraga ini dapat menjadi kegiatan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Perwujudan penduduk Indonesia yang berkualitas, antara lain ditentukan oleh derajat kesehatan dan kebugaran jasmani, serta perilaku terpuji seperti kejujuran dan sportivitas.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Olahraga merupakan salah satu hal yang penting dalam hidup guna menjaga kesehatan tubuh seseorang. Olahraga sendiri terdiri dari berbagai jenis yang salah satunya yaitu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 43 sumber : Badan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.1.1 PUSAT OLAHRAGA DAN REKREASI Olahraga adalah segala bentuk aktivitas fisik baik kasual maupun terorganisir yang bertujuan untuk mengekspresikan dan meningkatkan
Lebih terperinciKolam Renang Indoor Universitas Diponegoro - Tugas Akhir 135 LP3A BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Diponegoro merupakan salah satu perguruan tinggi terkemuka di Indonesia yang terletak di Jawa Tengah tepatnya di Kota Semarang. Universitas Diponegoro telah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PENTINGNYA OLAHRAGA
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG 1.1.1. PENTINGNYA OLAHRAGA Olahraga termasuk salah satu aktivitas yang sangat penting bagi tubuh. Banyak manfaat yang dihasilkan dengan berolahraga secara teratur.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bermula dari Asian Games III Tahun 1958 di Tokyo dimana oleh Asian Games Federation, Indonesia ditunjuk untuk menjadi penyelenggara Asian Games ke IV Tahun 1962.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Olahraga merupakan suatu kegiatan jasmani yang dilakukan dengan maksud untuk memelihara kesehatan dan memperkuat otot-otot tubuh. Kegiatan ini dilakukan oleh orang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jenjang Pendidikan Atlet Binaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Olahraga adalah suatu kegiatan untuk menyehatkan tubuh baik secara jasmani maupun rohani. Kegiatan olahraga ini dapat dilakukan sebagai kegiatan yang menghibur, menyenangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Olahraga merupakan kegiatan yang dapat memberikan kesehatan dan kesenangan kepada manusia. Olahraga juga merupakan satu keharusan dari aspek biologis manusia guna
Lebih terperinci2016 BANDUNG SPORTS CLUB
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan Bandung sebagai salah satu kota besar di Indonesia, pada perkembangannya tergolong cukup pesat. Hal ini ditandai dengan semakin meningkatnya populasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Auditorium Universitas Diponegoro 2016
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Universitas Diponegoro merupakan salah satu Universitas terkemuka di Indonesia serta termasuk ke dalam lima besar Universitas terbaik seindonesia, terletak di provinsi
Lebih terperinciIchsan Ahmadi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut TAP MPR No. IV/MPR/1999 (GBHN), olahraga merupakan suatu kegiatan jasmani yang bermaksud untuk memelihara kesehatan dan memperkuat otot-otot tubuh, Kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Sebagian besar remaja Semarang sangat antusias terhadap perkembangan dunia seni, hiburan dan rekreasi karena memang hiburan dan rekreasi selain dapat menghilangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kota Medan merupakan pintu gerbang wilayah Indonesia bagian barat dan merupakan salah satu kota besar di Indonesia, penduduknya berjumlah 2.109.339 dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seni merupakan bagian dari kebudayaan yang lahir dari hasil budi daya manusia. Dengan segala keindahan, dan kebebasan ekspresi dari manusia sendiri. Seiring dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Olahraga merupakan kegiatan jasmani yang dilakukan dengan maksud untuk memelihara kesehatan dan memperkuat otot-otot tubuh. Kegiatan ini dalam perkembangannya dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi dewasa ini yang begitu pesat membuat penduduk bumi seolah tak berjarak lagi. Melalui berbagai platform sosial media, seseorang dapat dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Data Jumlah Pendaftar SMK se-kota Semarang Tahun No Tahun Ajaran Pendaftar Diterima
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam mengantisipasi meningkatnya angka pengangguran usia produktif, pemerintah mendorong untuk dikembangkannya jumlah SMK di seluruh kabupaten / kota hingga akhirnya
Lebih terperinciTUGAS AKHIR 131/ BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin bertambahnya jumlah penduduk semakin banyak kebutuhan setiap individu terhadap aktivitas mereka. Indonesia sebagai Negara dengan angka kepadatan penduduk paling
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang Proyek
BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Proyek Kebutuhan akan sarana hiburan pada saat ini terutama di kota-kota besar semakin meningkat seiring dengan laju pertumbuhan kota tersebut. Selain itu pertumbuhan
Lebih terperinciAKADEMI SEPAKBOLA INTERNASIONAL LIVERPOOL FC MEDAN 04/24/2014 BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia negara besar yang memiliki banyak keistimewaan. Satu diantaranya adalah jumlah penduduk yang besar. Jumlah penduduk yang besar berdampak pada sumber daya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PNDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pencapaian prestasi olahraga bangsa Indonesia sekarang dirasa cukup memprihatinkan. Bidang olahraga bangsa Indonesia nampak sulit untuk meraih prestasi di tingkat internasional,
Lebih terperinciPUSAT PELATIHAN BASKET KLUB SAHABAT SEMARANG BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bola basket merupakan cabang olah raga yang sekarang ini sangat banyak diminati masyarakat, mayoritas dari kalangan pelajar dan mahasiswa. Seringkali event-event pertandingan
Lebih terperinciT U G A S A K H I R 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Provinsi Sumatera Utara selalu memiliki atlet-atlet berbakat terutama di bidang olahraga renang. Dimana prestasi terakhir yang membanggakan adalah mendapat medali
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Yogyakarta sebagai Kota Pelajar Pendidikan non formal sebagai wadah aktifitas diluar sekolah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Kota Yogyakarta sebagai Kota Pelajar Kota Yogyakarta dikenal dengan berbagai julukan. Salah satu julukan yang terkenal mengenai kota tersebut, yaitu kota Yogyakarta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam budaya Indonesia, tidak ada keterlibatan latihan fisik seperti olahraga modern. Suku asli Indonesia umumnya menghubungkan aktivitas fisik dengan praktik kesukuaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Semarang pada saat ini merupakan kota bisnis yang sedang berkembang menuju kota metropolitan. Kota Semarang sebagai pusat pengembangan wilayah menunjang peranan
Lebih terperinciFasilitas sportainment Di Taman Ria Senayan Jakarta
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jakarta sebagai kota terbesar di Indonesia dan sebagai ibu kota, memiliki perkembangan paling pesat dibandingkan dengan kota kota besar lainnya di Indonesia. Konsekuensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peranan Olahraga Terhadap Kesehatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1. Peranan Olahraga Terhadap Kesehatan Berdasarkan Undang-undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional, hal-hal yang terkait pentingnya olahraga
Lebih terperinciRUMAH SAKIT KHUSUS BEDAH DI KABUPATEN SEMARANG BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah Sakit Khusus Bedah merupakan sebuah Rumah Sakit yang memberikan pelayanan utama pada satu bidang atau jenis penyakit tertentu berdasarkan disiplin ilmu, golongan
Lebih terperinciSEMARANG INLINE SPEED SKATE AREN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aktifitas olah raga sudah menjadi bagian kehidupan dari masyarakat saat ini. Kehidupan masyarakat perkotaan yang sibuk menuntut kebugaran fisik agar dapat beraktifitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Tujuan dan Sasaran Tujuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejak abad kesepuluh, olahraga menembak berkembang pesat menjadi sebuah olahraga sosial dan rekreasi. Perkembangan ini terlihat dari masuknya cabang olahraga ini ke
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meningkatnya aktivitas serta kegiatan rutinitas sering membuat penat dalam kehidupan. Aktivitas tersebut tidak hanya dilakukanoleh orang dewasa saja, melainkan anak-anakpun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan memiliki tubuh yang sehat, bugar dan penampilan yang semangat tentunya kita akan merasa senang dan lebih percaya diri. Terlebih lagi jika ditunjang oleh pikiran
Lebih terperinciSTUDIO TUGAS AKHIR BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sepakbola adalah salah satu cabang olang raga yang sangat popular di seluruh dunia, hampir jutaan orang disetiap penjuru dunia turut mengambil bagian dalam dunia persepakbolaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Korps Pegawai Republik Indonesia, atau disingkat Korpri, adalah organisasi di Indonesia yang anggotanya terdiri dari Pegawai Negeri Sipil, pegawai BUMN, BUMD serta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 diakses tanggal 25 Juni 2009.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) merupakan cabang ilmu yang harus dikuasai dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas. Sejarah menunjukkan bahwa kemajuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 PENGERTIAN JUDUL
BAB I PENDAHULUAN 1.1 PENGERTIAN JUDUL Judul Studio Konsep Perancangan Arsitektur yang dipilih adalah PEKALONGAN AQUATIC CENTER, dari judul tersebut dapat diartikan atau diuraikan sebagai berikut : Pekalongan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (http://www.jatengprov.go.id/id/berita-utama/gub-tinjau-pplp-jatidiri)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perkembangan prestasi olahraga di Indonesia belakangan ini kurang memuaskan dalam perolehan medali bahkan cenderung menurun drastis. Tahun 1970-an sampai 1990, olahraga
Lebih terperinciSPORTS CENTER DI KOTA TANGERANG
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR (LP3A) SPORTS CENTER DI KOTA TANGERANG Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik Diajukan Oleh : MEITTY D.C
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN. kualitatif, karena penelitian ini bertujuan membuat deskripsi, gambaran atau
BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Metode Umum Kajian perancangan dalam seminar ini menggunakan pendekatan kualitatif, karena penelitian ini bertujuan membuat deskripsi, gambaran atau uraian secara sistematis
Lebih terperinciRevitalisasi GOR Trilomba Juang Semarang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gelanggang menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (Balai Pustaka,1995) adalah ruang/lapangan tempat menyabung ayam, bertinju, berpacu(kuda), olahraga dan sebagainya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gambar1.1 Kemacetan di Kota Surabaya Sumber: 25/4/
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada masa kini pola kehidupan manusia terlebih masyarakat kota besar atau masyarakat urban semakin modern, serba cepat, serba instan, sistematis, dan mekanis. Hal-
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. Dalam pelaksanaan otonomi daerah, Pemerintah memerlukan sarana dan prasarana, yakni kantor yang representatif. Bangunan kantor dapat menciptakan sistem/ mekanisme
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran dan cara
Lebih terperinciBAB 3 METODE PERANCANGAN. Metode perancangan yang digunakan dalam perancangan Convention and
BAB 3 METODE PERANCANGAN Metode perancangan yang digunakan dalam perancangan Convention and Exhibition Center di Kota Batu ini menggunakan penelitian dengan metode analisis dan sintesis. Metode tersebut
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN
BAB III METODE PERANCANGAN Metode perancangan yang digunakan dalam perancangan Youth Islamic Center ini menggunakan berbagai penelitian dan juga pengumpulan data dari kawasan setempat. Metode tersebut
Lebih terperinciSPORT CLUB DI KAWASAN PANTAI MARINA SEMARANG
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik SPORT CLUB DI KAWASAN PANTAI MARINA SEMARANG Diajukan oleh : OGI
Lebih terperinci1 A p a r t e m e n S i s i n g a m a n g a r a j a S e m a r a n g
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tempat tinggal merupakan salah satu kebutuhan primer manusia. Berbagai upaya dilakukan untuk memenuhi kebutuhan akan tempat tinggal ini, salah satu caranya adalah
Lebih terperinciI-1 BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Indonesia memilki banyak potensi dan sumber daya alam yang belum dikembangkan secara maksimal, termasuk didalamnya di sektor pariwisata. Untuk lebih memantapkan pertumbuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Rumusan Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mutu pendidikan Indonesia saat ini sedang mengalami penurunan. Dilansir dari data Education For All (EFA) Global Monitoring Report 2012 yang dikeluarkan oleh United
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam perkembangan dunia olahraga akhir-akhir ini terutama di Indonesia sedang mengalami kemunduruan, dapat dilihat dari menurunnya prestasi atlet-atlet Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. 1 Daya Tampung dan Peminat Kedkteran Gigi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu indikator utama dalam mengukur kualitas sumber daya manusia (SDM) suatu negara. Semakin baik sistem pendidikan suatu negara, maka kualitas
Lebih terperinciCLUB HOUSE Di kawasan perumahan kompleks VI PKT Bontang BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan jaman yang semakin modern, pola pikir serta gaya hidup (lifestyle) masyarakat mengenai pemenuhan kebutuhan hidupnya juga mulai mengarah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM PROYEK
BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK 2.1 Gambaran Umum Proyek Judul Proyek Tema Lokasi Sifat Luas Tapak : Pusat Kebugaran dan Spa : Arsitektur Tropis : Jl. Gandul Raya, Krukut, Depok : Fiktif : ± 15.000 m² (1,5
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Esensi Keberadaan Youth center di Yogyakarta
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG 1.1.1 Esensi Keberadaan Youth center di Yogyakarta Yogyakarta sebagai salah satu Kota Besar di Indonesia yang memiliki predikat baik sebagai Kota Pendidikan maupun
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rekreasi dan hiburan telah menjadi unsur penting dalam kehidupan masyarakat modern saat ini. Seiring perkembangan zaman, padatnya aktivitas,dan tingginya tuntutan hidup
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Banyak daerah-daerah di Indonesia yang memiliki potensi pariwisata yang dapat diolah dan dikembangkan untuk dikenalkan kepada wisatawan mancanegara bahwa Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN GEDUNG SENI PERTUNJUKAN DI SEMARANG LP3A TUGAS AKHIR 138
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Kota Semarang yang sudah berusia hampir mendekati 5 abad (469 tahun), di telinga masyarakat hanyalah berstempel Kota Dagang dan Jasa namun, potensi-potensi minoritas
Lebih terperinciGEDUNG OLAHRAGA AIR DI DENPASAR BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 1 PENDAHULUAN Pada Bab 1 ini akan dijabarkan mengenai latar belakang diperlukannya Gedung Olahraga Air Di Denpasar, rumusan masalah, tujuan, serta metode penelitian yang dilakukan dalam penulisan Landasan
Lebih terperinciGambar 1. 1 : Keindahan Panorama Bawah Laut Pulau Biawak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri pariwisata merupakan prioritas dalam Pembangunan Ekonomi Nasional dan Daerah. Kondisi tersebut tidak dapat dilepaskan dari tingginya kontribusi sektor Pariwisata
Lebih terperinciKOMPLEK OLAH RAGA DI TANGGERANG
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR KOMPLEK OLAH RAGA DI TANGGERANG Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik Diajukan Oleh : HALIM LAKSANA JAYA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di tengah pesatnya pertumbuhan ekonomi di Indonesia membawa pengaruh besar terhadap penyebaran jumlah penduduk, fenomena ini dapat dilihat dari perbandingan jumlah
Lebih terperinciAUDITORIUM UNIVERSITAS DIPONEGORO DI TEMBALANG Dengan Penekanan Desain Arsitektur High-Tech
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR AUDITORIUM UNIVERSITAS DIPONEGORO DI TEMBALANG Dengan Penekanan Desain Arsitektur High-Tech Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) atau yang sering disebut Taman Jurug adalah obyek wisata yang terletak di tepian sungai Bengawan Solo dengan luas lahan 13.9 Ha, memiliki
Lebih terperinciREDESAIN KOMPLEKS GELANGGANG OLAH RAGA SATRIA DI PURWOKERTO Dengan Penekanan Desain Arsitektur High-Tech
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR REDESAIN KOMPLEKS GELANGGANG OLAH RAGA SATRIA DI PURWOKERTO Dengan Penekanan Desain Arsitektur High-Tech Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Kelayakan Proyek Ketersediaan Fasilitas Olahraga Di Atambua
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan 1.1.1 Kelayakan Proyek Atambua merupakan Ibukota Kabupaten Belu yang termasuk dalam wilayah Propinsi Nusa Tenggara Timur. Berdasarkan rencana induk pengembangan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN FISIK BANGUNAN TPI JUWANA 1.1. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG TPI (Tempat Pelelangan Ikan) merupakan suatu tempat yang mewadahi aktivitas nelayan melakukan lelang (transaksi jual beli) ikan hasil tangkapan dari laut kepada para
Lebih terperinciBAB 3 METODA PERANCANGAN. Lingkup metoda penyusunan rencana Pembangunan Pusat Sains dan Teknologi di
BAB 3 METODA PERANCANGAN Lingkup metoda penyusunan rencana Pembangunan Pusat Sains dan Teknologi di kawasan Pantai Panjang Kota Bengkulu ini secara umum mencakup hal-hal sebagai berikut: 3.1 Ide Perancangan
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN. Dalam kajian perancangan ini berisi tentang penjelasan dari proses atau
BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN 3.1. Metode Umum Dalam kajian perancangan ini berisi tentang penjelasan dari proses atau tahapan-tahapan dalam merancang, yang disertai dengan teori-teori dan data-data yang
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN. proses merancang, disertai dengan teori-teori dan data-data yang terkait dengan
BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Metode Umum Metode perancangan dalam seminar ini yaitu berupa penjelasan dari awal proses merancang, disertai dengan teori-teori dan data-data yang terkait dengan obyek perancangan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. mengespresikan kegiatan positifnya. Jumlah pemuda kota medan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemuda sebagai generasi penerus bangsa, kurang memiliki sarana untuk mengespresikan kegiatan positifnya. Jumlah pemuda kota medan mencapai 40% dari jumlah keseluruhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Aquatic Arena di Yogyakarta
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.1.1 LATAR BELAKANG PENGADAAN PROYEK Kegiatan olahraga sangat bermanfaat untuk jasmasni dan rohani manusia. Manfaat jasmani yang kita dapat dari berolahraga menyebabkan
Lebih terperinciPUSAT KECANTIKAN DI KUDUS
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR (LP3A) TUGAS AKHIR PERIODE 33 PUSAT KECANTIKAN DI KUDUS Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Diajukan
Lebih terperinciPUSAT PENDIDIKAN DAN LATIHAN BULUTANGKIS DI SEMARANG
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR (LP3A) PUSAT PENDIDIKAN DAN LATIHAN BULUTANGKIS DI SEMARANG Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik Diajukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Indonesia sedang memasuki era globalisasi, dimana pada era ini tidak lagi memandang batas-batas kawasan, dan diharapkan semua sektor pembangunan dapat bersaing dengan
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN
BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Ide Perancangan Dalam penentuan ide perancangan Kawasan wisata pantai Camplong menggunakan ayat Al-Qur an Surat Al-Baqarah Ayat 11: "Janganlah kamu membuat kerusakan di muka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Semarang merupakan Ibu Kota Jawa Tengah yang sekaligus memiliki potensi sebagai kota pesisir yang terletak di tepian Laut Jawa. Potensi pesisir tersebut berimplikasi
Lebih terperinci1BAB I PENDAHULUAN. KotaPontianak.Jurnal Lanskap Indonesia Vol 2 No
1BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kota Pontianak sebagai ibukota Provinsi Kalimantan Barat memiliki karakter kota yang sangat unik dan jarang sekali dijumpai pada kota-kota lain. Kota yang mendapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan pesatnya tindak kriminal di Indonesia maka sering terjaditindak kriminal yang pada umumnya terjadi di kota-kota besar, ini sebabkankarena kurang perhatian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN TUGAS AKHIR 135. LP3A - Beachwalk Mall di Tanjung Pandan, Belitung
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tanjung Pandan adalah kota terbesar sekaligus menjadi ibukota kabupaten Belitung. Tingkat pertumbuhan dan kepadatan penduduk antar kecamatan di Belitung sangat bervariasi.
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN. terjadi saat ini disertai dengan literatur-literatur yang mendukung teori-teori yang
BAB III METODE PERANCANGAN Metode deskriptif analisis menjadi dasar dari kajian perancangan perancangan Akademi Sepak Bola Nasional di Malang dengan pendekatan Arsitektur Biomorfik ini. Metode ini merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Musik merupakan salah satu sarana manusia untuk mengkspresikan estetika yang ada dalam pikiran dan hati setiap manusia. Musik telah dikenal sebagai kebudayaan manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sekolah Desain Animasi dan Game Semarang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Animasi dan game merupakan hasil desain yang dipandang sebagai hiburan. Peminatnya pun beragam mulai dari kalangan anak-anak, remaja, dewasa hingga lansia. Konten
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN
BAB III METODE PERANCANGAN Kerangka kajian yang digunakan dalam perancangan Museum Sejarah dan Budaya di Blitar, diuraikan dalam beberapa tahap sebagai berikut : Pertama, proses pencarían ide. Proses Pencarian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Olahraga merupakan suatu kegiatan jasmani yang dilakukan dengan maksud untuk memelihara kesehatan dan memperkuat otot-otot tubuh. Kegiatan ini dalam perkembangannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Olahraga merupakan kegiatan yang dapat memberikan kesehatan dan kesenangan kepada manusia. Olahraga juga merupakan satu keharusan dari aspek biologis
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN
BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Metode perancangan Metode merupakan sebuah strategi atau cara yang dapat mempermudah dalam mencapai tujuan yang diinginkan, sehingga dalam proses perancangan membutuhkan
Lebih terperinciBAB 3 METODE PERANCANGAN. metode perancangan yang digunakan adalah metode deskriptif analisis. Metode
BAB 3 METODE PERANCANGAN Dalam proses perancangan Pusat Olahraga Aeromodelling di Malang ini, metode perancangan yang digunakan adalah metode deskriptif analisis. Metode ini berisi tentang paparan atau
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1-1
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Ungaran merupakan ibukota Kabupaten Semarang. Sebagai ibukota kabupaten, Kota Ungaran diharuskan menjadi kota mandiri yang memiliki daya dukung dalam segala bidang,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN FRANSISCA RENI W / L2B
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota merupakan hasil cipta, rasa, karsa dan karya manusia yang paling rumit sepanjang sejarah peradaban. Begitu banyak masalah bermunculan silih berganti, akibat pertarungan
Lebih terperinciPUSDIKLAT BULUTANGKIS DI SEMARANG BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Bulutangkis merupakan salah satu jenis olahraga yang sudah dikenal lebih dari 2000 tahun lalu di berbagai wilayah seperti India, Jepang, Thailand, Yunani, dan Cina.
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN. Metode perancangan ini banyak penelitian yang dilakukan, baik
BAB III METODE PERANCANGAN 3.1. Metode Perancangan Metode perancangan ini banyak penelitian yang dilakukan, baik menggunakan metode penelitian yang bersifat analisa kuantitatif-korelatif, yaitu mencari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Adapun dalam pembuatan laporan tugas akhir ini terdapat dua hal yang melatar belakanginya, yaitu : I.1.1 Latar Belakang Proyek I.1.2 Latar Belakang Topik dan Tema I.1.1
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Jawa Tengah in Figures 2010 (Jawa Tengah dalam Angka 2010)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan iptek yang makin pesat telah membawa perubahan di segala sektor kehidupan manusia. Karenanya penguasaan iptek merupakan suatu keharusan bagi bangsa Indonesia
Lebih terperinci