BAB 4 KONSEP DESAIN Teori dalam pembentukan sebuah identitas yang ideal

Transkripsi

1 BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori Teori Branding Arti Brand & Branding Menurut Alina Wheeler dalam bukunya Designing Brand Identity ia mengungkapkan sebuah brand sebagaimana dalam kompetisi pasti membentuk pilihan yang pasti, perusahaan-perusahaan mencari jalan untuk membentuk sebuah koneksi emosional dengan para konsumennya, bagaimana mereka dapat menjadi tak tergantikan, dan menciptakan sebuah hubungan yang panjang dan tak terputuskan. Sebuah brand yang kuat akan berdiri kuat bahkan diantara keramaian dan kepadatan brand lainnya. Orang akan jatuh cinta pada brand, mempercayainya, dan percaya terhadap kebesarannya. Bagaimana sebuah brand itu dipersepsikan akan memberi efek terhadap kesuksesanya, tanpa mempedulikan apakah itu sebuah start-up, nonprofit ataukah sebuah produk. Sedangkan untuk branding adalah sebuah proses disiplin yang digunakan untuk membangun kesadaran dan memperpanjang kesetiaan konsumen. Itu membutuhkan sebuah mandat dari atas dan kesiapan untuk berinvestasi di masa depan. Branding ada untuk menangkap setiap kesempatan untuk mengekspresikan kenapa masyarakat harus memilih satu brand diatas yang lain. Ia mengandung sebuah keinginan untuk memimpin, menjadi yang tercepat di dalam kompetisi, dan memberi para pegawainya alat terbaik untuk mencapai konsumen dan itulah alasan mengapa sebuah brand berpengaruh pada perusahaan. Dalam hal ini teori diatas sangat penting untuk digarisbawahi sebagai landasan utama pembuatan identitas visual pada kota tua. Mengingat bahwa ia memiliki nama yang telah besar dimata publik, namun identitas kota tua sendiri justru dilupakan. Maka pengimplementasian kedua teori diatas amatlah penting untuk diperhatikan ketika menyusun sebuah identitas yang baru bagi kota tua. Terutama bagaimana identitas visual kota tua yang identik dengan sejarah dimata publik menjadi sesuatu yang unik dan baik, serta bagaimana menjaganya agar dapat terus bertahan mengikuti jaman yang semakin canggih di antara teknologi Teori dalam pembentukan sebuah identitas yang ideal Menurut Alina Wheeler dalam bukunya Designing Brand Identity pembentukan sebuah identitas yang ideal didasari oleh beberapa poin yaitu: 1. Sebuah visi yang dapat mencerminkan perusahaan. 2. Memiliki sebuah arti, kuat dan dapat dikenali melalui keunikannya. 3. Membentuk sebuah ciri khas tersendiri dengan menghadirkan seluruh aset, inti, dan perbedaan yang jelas. 18

2 4. Memiliki sebuah perbedaan, dimana hal tersebut adalah sebuah modal utama yang harus dimiliki oleh sebuah brand untuk dapat bersaing dan bertahan mendapatkan kesetiaan dari target. 5. Bertahan untuk jangka panjang, dimana ia hidup di dalam sebuah dunia yang terus berkembang dan berorientasi terhadap masa depan dan perubahannya. 6. Membuat sebuah kesinergian antara konsumen dan brand, dimana pengalaman yang diberikan oleh brand tetap memberi kesan familiar bagi konsumen namun dapat membuat keterikatan dari konsumen terhadap brand. 7. Sebuah brand yang baik harus dapat terus berkembang mengikuti jaman dan perubahannya. Dimana ia terus berkembang mengikuti jaman, dan dapat mengeluarkan hal-hal yang inovatif. 8. Adanya sebuah komitmen terhadap keseluruhan aset pada brand, seperti nama brand, sistem pemasaran yang terintegerasi, dan lain-lain yang terorganisir. 9. Membangun dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan brand tersebut melalui value, keunikan dalam komunikasi, dan sebuah ekspresi yang kompetetif untuk meningkatkan harganya dimata publik. Dalam prakteknya terhadap brand kota tua sendiri ia bersifat mempunyai nama yang telah besar namun pada kenyataanya masyarakat cenderung sekedar tahu, dan menghargainya sebagai tempat wisata biasa, bahkan kelebihan dari tempat itupun telah memudar dimata publik. Untuk itu dalam penyelesaian masalahnya sebuah brand yang baru harus, bukan hanya memiliki sebuah visi dan misi yang besar. Namun juga terhadap bentuk ekspresi dan komunikasi dari brand itu sendiri kepada target harus dilakukan secara unik, sehingga dapat kembali menarik perhatian publik akan brand tersebut. Selain itu kitapun harus mulai mengadaptasikan sistem komunikasi dan perkembangan brandnya terhadap masa kini yaitu abad 21, yang mana telah berubah jauh dari saat brand tersebut pertama kali dibuat. Begitulah maka secara visual identitas tersebut harus dapat membuat sebuah komunikasi tersendiri secara simbolik, dan mempunyai sebuah pengeluaran yang berbeda sehingga dapat mengembalikan rasa keinginan target untuk kembali memberi perhatiaanya terhadap tempat tersebut Adaptasi brand di abad 21 Berdasarkan buku Brand Bible karya Debbie Millman. Dalam era modern dimana teknologi adalah sesuatu yang biasa dijumpai maka brand modern bukan sekedar logo, produk, ataupun janji. Namun merupakan sebuah persepsi, emosi, dan proyeksi dari masyarakat akan elemen-elemen berikut yang menjadikannya bentuk awal brand tersebut. Dimana media dapat digunakan sebagai sistem komunikasi satu arah dimana brand yang menjadi peran utamanya dan konsumen sebagai penontonnya. Sedangkan menurut Alina Wheeler dalam bukunya Designing brand identity terhadal media sosial, memberi pernyataan bahwa konsumen sudah bukan konsumen yang diam dan statis lagi. Saat ini konsumen telah menjadi seorang partisipan yang aktif dalam proses pembangunan sebuah brand. Share, comment dan tag telah menjadi sebuah mantra bagi mereka. Amal dan komersial menjadi sebuah kekuatan yang solid, sebagaimana ide dan agenda perubahan. Seperti sebuah kafe global dimana semua orang adalah para pemainya, produser, direktur dan distributor.

3 Teori ini menjadi begitu penting ketika kembali menelaah target yang kita hadapi saat ini. Karena mereka sudah bukan menjadi sebuah konsumen yang pasif dan statis, kembali harus dipikirkan beberapa teori baru sebagai jalan keluar agar identitas kota tua menjadi sesuai dengan jaman namun tetap tidak kehilangan identitas dan kepribadiannya mengingat ia adalah sebuah produk yang berasal dari abad yang berbeda yaitu yang menyangkut abad lampau. Serta dengan sejarah dan pengalamannya yang lebih membuat Kota tua menjadi sebuah brand yang jauh lebih dinamis dan terus berkembang berdasarkan identitasnya. Untuk itu sebuah teori identitas bergerak akan menjadi salah satu solusi bagi pembentukan ulang identitas Kota Tua Jakarta Teori Identitas Bergerak (Dynamyc Identitiy) Menurut Irene van Nes dalam bukunya Dynamic Identities How To Create a Living Brand yang dibutuhkan sebuah identitas bergerak lebih dari sekedar pergerakan atau perubahan biasa namun ada sebuah kebebasan dalam sistem yang diciptakan sendiri. Ia harus tetap memiliki sebuah komponen yang tetap, menjadi sebuah aturan baku yang ditetapkan didalamnya agar pengguna tetap bisa mengenalinya sebagai identitas brand tersebut. Namun diluar dari aturan itu ada variabel-variabel yang dapat memberikan sebuah ruangan untuk ia dapat hidup dan berkembang. Ada beberapa teori dalam sistem identitas berkembang yaitu sistem container, Walpaper, DNA, Formula, Costumised, generative. Untuk teori yang diambil untuk tugas akhir ini adalah teori formula dimana dasar dari teori ini adalah dengan menciptakan sebuah sistem yang menjadikannya sebuah kestabilan pada brand. Maksud dari sistem ini sendiri dapat dilakukan dengan menciptakan sebuah formula yang membentuk sebuah bahasa, sebuah formula yang dapat menyatukan segala sesuatunya namun tetap memiliki sesuatu yang dapat berkembang pada sistem yang diciptakan tersebut. Sehingga dalam prakteknya proyek ini dikembangkan dengan membuat sebuah formula berupa sebuah bahasa visual dalam penyajiannya melalui bentuk ikon. Pada pengaplikasiaanya, bagi brand ini ia membentuk ikon untuk mewakili setiap cerita dari masing-masing daerah. Bukan hanya berupa logo namun juga super grafis yang mengangkat ikon-ikon penting dari tiap daerah yang diwakilkannya dengan setiap cerita yang tertulis didalamnya. Ikon-ikon ini sendiri juga sebuah perwakilan dari identitas yang membentuk kota tua itu sendiri Teori Warna Pada Identitas Visual Menurut Alina Wheeler dalam bukunya Designing Brand Identity warna adalah sebuah komponen yang dapat digunakan untuk menyentuh emosi dan mengekspresikan sebuah personalitas. Hal itu menstimulasi sebuah asosiasi brand dan mempercepat munculnya sebuah perbedaan. Sebuah warna dapat menciptakan sebuah emosi, menangkap suatu memori dan memberi sensasi. Untuk itu pemilihan warna amatlah penting. Dalam pengimplementasiannya, warna pada Kota Tua akan dibagi menjadi 4, warna oranye mewakili daerah pemerintahan Belanda di Kota tua. Mengingat bahwa oranye adalah warna yang mewakili kerajaan Belanda yang pada saat itu memegang kendali atas Batavia. Maka dipilihlah warna oranye untuk mewakili daerah yang menjadi pusat pemerintahannya terdahulu. Sedangkan warna biru yang identik dengan laut dan langit menjadi perwakilan dari daerah maritim kota tua, dalam hal ini ia akan mewakili sebuah daerah yang menjadi pusat maritim 20

4 dengan segala kegiatannya di masa lampau kota tua. Sedangkan merah menjadi perwakilan kampung china di kota tua. Karena warna merah adalah warna yang begitu identik dengan kaum Tionghoa serta begitu kuat menghiasi setiap bagian daerah kampung China ini maka merah warna yang tepat untuk mewakilinya. Sedangkan Kampung Arab, akan diwakilkan dengan warna Hijau, yang erat dengan budaya Arab, dan perkembangan Islam di Negara Arab sendiri. Warnanya pula sedikit diadaptasikan dengan warna yang keabu-abuan untuk memberi kesan warnawarna art deco atau warna yang berpengaruh pada masa kebudayaan indis. Walaupun tetap cerah namun warna-warna ini dibuat untuk memberi sedikit kesan kusam dan mengarah kepada jaman dulu Teori Tipografi Pada Identitas Visual Menurut Alina wheeler dalam buku Designing Brand Identity Sebuah typeface yang baik harus mempunyai sifat yang mudah diterapkan dimanapun, mudah digunakan serta memberi ekpresi didalamnya. Ia harus memiliki kejelasan dan legibilitas / keterbacaan yang tinggi dalam penggunaannya. Sifatnya sendiri bukan hanya sebagai penyampai pesan namun makna dibalik pesan itu sendiripun menjadi penting karena keberadaannya. Untuk itu dalam pemilihan fontnya digunakannlah sebagai font utamanya ada 2 font yang menjadi font utama khusus milik kota tua (akan dijelaskan lebih rinci pada bab berikutnya). Dan font Adobe Calson Pro sebagai font dari tubuh teks atau penyampai informasi yang lebih dalam Strategi Kreatif Fakta Kunci Nama Kota tua yang sudah begitu besar dan terkenal, namun identitas visual dari brandnya belum sekuat namanya Strategi komunikasi Menyajikan sebuah bentuk identitas yang baru yang unik dan dapat mengambil perhatian target dengan cepat, dan mengembalikan rasa keingintahuan yang besar dari target. Memberi penggambaran kota tua secara utuh yaitu melalui jiwa maupun raga sehingga menjadi sebuah kesatuan kota tua Positioning Sebuah tempat wisata yang penuh cerita otentik untuk dijelajahi Kata Kunci Sejarah Kultur Beragam Pengalaman

5 Inti Brand / Brand Essence Bercerita Didasari dari konsepnya dimana kota tua memiliki segudang cerita tanpa harus dibuat, yang mana secara visualisasi tempat itu sendiri dapat memberi sebuah pengalaman yang berbeda dari wisata lainnya. Untuk itu inti yang akan diangkat dari brand ini bagaimana ia dapat membagikan ceritanya dengan cara yang unik. 4.3 Strategi Desain Tone & Manner Terinspirasi dari gaya desain kuno yang dimodernisasi melalui penggunaan fotografi. Lokal Konten o Mengacu kepada gaya kebudayaan Indis, dan disesuaikan dengan beberapa daerah yang diwakilinya seperti daerah kekuasaan Belanda, Kampung China dan Kampung Arab Pendekatan Emosional o Mengembalikan rasa keingin tahuan target. o Membuat sebuah suguhan yang mengundang rasa ingin tahu, sehingga mengembalikan rasa kesadaran publik terhadap brand ini Apa yang Dikomunikasikan o Cerita cerita yang tercatat di kota tua melalui sebuah komunikasi visual. o Membuat sebuah bahasa baru melalui sebuah sistem formula dari identitas bergerak Strategi Verbal Bahasa Indonesia masa kini yang diadaptasi menggunakan ejaan tempo dulu Informatif Melalui bantuan bahasa ikon Strategi Visual (bagaimana penyampaiannya) Dari segi visual melalui teori identitas bergerak maka diciptakan formula. Melalui teori ini diciptakanlah aturan-aturan untuk membentuk sebuah bahasa. Yaitu sebuah bahasa yang menerangkan identitas, sebuah bahasa yang mengkomunikasikan cerita dari kota tua tersebut (sesuai brand essence). Cerita ini

6 sendiri dikaitkan dengan sejarah di kota tua yang beragam. Yang kedua adalah formulasi untuk komunikasi yaitu bagaimana secara visual ia bercerita mewakili masing-masing individu dari cerita kepada para target melalui media yang dikembangkannya. Desain yang digunakan terinspirasi dari desain dimasa lalu. Seperti halnya poster sebuah tujuan wisata masa indis, dan kartu pos masa lampau. Untuk warna sendiri disesuaikan dengan warna dari setiap daerah yang diwakilinya. Yaitu oranye untuk daerah pemerintahan Belanda, biru untuk daerah maritim kota tua, merah untuk daerah kampung china, dan hijau untuk daerah kampung arab. Warna yang digunakan sendiri adalah warna yang keabu-abuan menngambil dari warna-warna masa kebudayaan indis yang terang namun sedikit kusam Pemilihan Media Utama o Petunjuk Penggunaan Identitas Visual Logo Utama o Identitas Korporat o Poster o Katalog o Leaflet o Banner o Peta Wilayah o Website o Modul petujuk ikon o Sign system (petunjuk arah) Pendukung o Seragam onthel o Kendaraan o Souvenier / Marchendising 23