PENGARUH CITRA MEREK, HARGA DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPEDA MOTOR HONDA MATIC BEAT DI KOTA SEMARANG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH CITRA MEREK, HARGA DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPEDA MOTOR HONDA MATIC BEAT DI KOTA SEMARANG"

Transkripsi

1 PENGARUH CITRA MEREK, HARGA DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPEDA MOTOR HONDA MATIC BEAT DI KOTA SEMARANG Diajukan sebagai salah satu syarat Untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pada Program Sarjana Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Dian Nuswantoro Disusun oleh : DWI WAHYU ARDIANTI B FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG TAHUN 2016

2 PERSETUJUAN USULAN SKRIPSI Nama : Dwi Wahyu Ardianti NIM : B Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Program Studi : Manajemen Judul Skripsi : PENGARUH CITRA MEREK, HARGA, DAN KUALITAS PRODUKTERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPEDA MOTOR HONDA MATIC BEAT DI KOTA SEMARANG Dosen Pembimbing : Dr. Amron S.E., M.M. Semarang, 12 April 2016 Dosen Pembimbing (Dr. Amron, S.E.,M.M.)

3 PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Dwi Wahyu Ardianti NIM : B Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Program Studi : Manajemen Judul Skripsi : PENGARUH CITRA MEREK, HARGA DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPEDA MOTOR HONDA MATIC BEAT DI KOTA SEMARANG Menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, dan apabila di kemudian hari ditemukan adanya bukti plagiat, manipulasi dan atau pemalsuan data maupun bentuk kecurangan lain, saya bersedia untuk menerima sanksi dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Dian Nuswantoro Semarang. Semarang, 12 April 2016 ( Dwi Wahyu Ardianti) B

4 PENGESAHAN SKRIPSI Nama : Dwi Wahyu Ardianti NIM : B Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Program Studi : Manajemen Judul Skripsi : PENGARUH CITRA MEREK, HARGA DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPEDA MOTOR HONDA MATIC DI KOTA SEMARANG Dosen Pembimbing : Dr. Amron, S.E., M.M. Mengetahui, Semarang, 12 April 2016 Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Dosen Pembimbing ( Dr. Agus Prayitno) ( Dr. Amron, S.E., M.M.)

5 PENGESAHAN KELULUSAN UJIAN SKRIPSI Nama : Dwi Wahyu Ardianti NIM : B Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Program Studi : Manajemen Judul Skripsi : PENGARUH CITRA MEREK, HARGA DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPEDA MOTOR HONDA MATIC BEAT DI KOTA SEMARANG Telah dinyatakan lulus ujian pada tanggal Tim penguji : 1. Dr.Amron, S.E., M.M. ( ) 2. Mahmud, S.E., M.M. ( ) 3. Guruh Taufan H, S.E., M.Kom. ( )

6 HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO : Dia memberikan hikmah (ilmu yang berguna) kepada siapa yang dikendaki-nya. Barang siapa yang mendapat hikmah itu sesungguhnya ia telah mendapat kebajikan yng banyak. Dan tiadalah yang menerima peringatan melainkan orang orang berakal. (Q.S Al-Baqarah : 269 ) Sesungguhnya bersama kesukaran itu ada keringanan. Karena itu bila kau sudah selesai ( mengerjakan yang lain). Dan berharaplah kepada Tuhanmu. (Q.S. Al-insyirah : 6-8) Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik untuk hari tua. ( Aristoteles) PERSEMBAHAN : Skripsi ini kupersembahkan untuk kedua orang tua tercinta, ata doa dan keringat yang Engkau curahkan selama ini, kepada kakak dan saudara kembaranku, keluarga besar. Dengan penuh rasa syukur dan terima kasih, karena keluarga adalah anugrah terindah yang telah Allah SWT berikan di hidup ini.

7 ABSTRAK Perkembangan bisnis terutama pada bisnis Industri di Indonesia telah mengalami kemajuan yang cepat dan pesat, maka persaingan dunia bisnis sangat ketat dalam dunia pemasaran. Terutama dalam bisnis otomotif Sepeda Motor yang berjenis matic. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh Citra Merek, Harga dan Kualitas Produk terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Honda Matic Beat di Kota Semarang. Populasi dalam penelitian ini adalah pengguna sepeda motor honda matic beat di Kota Semarang, yang diambil sampel sebanyak 100 responden di Kota Semarang. Alat pengumpulan data menggunakan kuesioner yang dibagikan kepada responden. Berdasarkan hasil statistik dengan menggunakan Uji T menunjukkan bahwa variabel Citra Merek, Harga dan Kualitas Produk mempunyai taraf sig.<0,05, sedangkan hasil perhitungan pada Uji Koefisien Determinasi (Adjust R Square) menunjukkan bahwa Keputusan Pembelian Sepeda Motor Honda Matic Beat sebesar 72,3%, sedangkan sisanya 27,7% dipengaruhi oleh variabel lainnya. Kata kunci : Citra Merek, Harga, Kualitas Produk, Keputusan Pembelian.

8 ABSTRACT Business development, especially in the industrial business in Indonesia has progressed quickly and rapidly, thus the competitive in the world of business to be very strid in the marketing world. Particularly in the automotive business of matic motorcycles. The purpose of this study is to determine the influence of Brand Image, Price and Product Quality on Purchasing Decisions in Semarang. Population in this study are Honda matic beat motorcycles users in Semarang, taken sample of 100 respondents in the Semarang. The data collection technique is using questionnaires distributed to the respondents. Based on the statistical results T-test results showed that variable of Brand Image, Price and Product Quality have sig.level < 0,05, whereas the calculation in the coeffisient determination test shows (Adjust R Square) show that the Purchasing Decisions Honda matic Beat motorcycle by 72,3%, whle the remaining 27,7% are influenced by other variables. Keywords : Brand image, Price, Product quality, Purchasing Decision.

9 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas rahmad, kasih dan karunia-nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Pengaruh Citra Merek, Harga, dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Montor Honda Matic Beat ( Studi Kasus di Kota Semarang). Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program sarjana (S1) pada program sarjana Fakultas Ekonomi dan Bisnis, jurusan Manajemen Universitas Dian Nuswantoro Semarang dengan baik. Dalam menulis skripsi ini, penulis banyak mendapat doa, dukungan, bimbingan, semangat, masukan dari berbagai pihak langsung maupun tidak langsung. Maka pada kesempatan ini penulis dengan kerendahan hati hendak mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak Dr.Ir. Edi Noersasongko, M.Kom, selaku Rektor universitas Dian Nuswantoro (Udinus) Semarang. 2. Bapak Dr. Agus Prayitno, selaku dekan Fakultas Ekonomi dan Binis Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) Semarang. 3. Ibu Hertiana Ikasari, SE, MSI, selaku wali dosen yang senantiasa mendorong dan memberikan pengarahan pada penulis selama masa pendidikan dan mencapi skripsi ini. 4. Bapak Dr. Amron, SE, MM, selaku dosen pembimbing atas waktu, perhatian, kesabaran dan segala bimbingan serta arahannya selama penulisan skripsi ini.

10 5. Segenap dosen dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Dian Nuswantoro Semarang yang telah memberikan bekal ilmu kepada penulis dan dedikasinya selama ini. 6. Para responden yang telah berpartisipasi dan membantu mengisi kuesioner dalam penelitian ini. 7. Papa Ngatiran dan Mama Sulastri yang selalu memperjuangkan hal-hal terbaik bagi anaknya. Penulis tidak akan pernah bisa membalas segala cita dan kasih yang telah diberikan. 8. Joko Sulistyo, ST sebagai kakaku dan Una, Amd,keb. Kakak ipar dan Dwi wahyu Ardianto sebagai saudara kembar yang luar biasa memberi dukungan, motivasi, dan bantuannya. 9. Benny Adi Putra, S.Kom sebagai sahabat terindahku yang telah lelah memberi semangat sepanjang hari. 10. Renny, Novi, Febri, Tio, Alfian, Bangun, Nita, Olip, Eka, Dito, Rama, Yogi Terima kasih atas kehangatan persahabatan serta menjadi teman setia penulis dalam menuntut ilmu di kampus tercinta. Penulis akan sangat merindukan canda tawa dan kesan-kesan indah yang pernah terjalin. 11. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas bantuan dan dukungan yang diberikn kepada penulis.

11 Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan yang disebabkan oleh kelalaian, serta keterbatasan penulis. Oleh karena itu penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan ataupun kekurangan, serta diharapkan adanya kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Akhir kata penulis berharap kiranya skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin. Semarang, 12 April 2016 Penulis ( Dwi Wahyu Ardianti) B

12 DAFTAR ISI Halaman Sampul Depan... i Persetujuan Usulan Skripsi... ii Pernyataan Keaslian... iii Pengesahan Skripsi... iv Pengesahan Kelulusan Ujian Skripsi... v Motto dan Persembahan... vi Abstraksi... vii Abstact... viii Kata Pengantar... ix Daftar Isi... xii Daftar Tabel... xv Daftar Gambar... xvi Daftar Lampiran... xvii BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Sistematika Penulisan BAB 2 Tinjaun Pustaka 2.1 Landasan Teori Manajemen Pemasaran Pengertian Manajemen Pemasaran Fungsi Manajemen Pemasaran Unsur Manajemen Pemasaran Pemasaran Pengertian Pemasaran Tujuan Pemasaran Konsep Inti Pemasaran Pemilihan Strategi Pemasaran Strategi Pemasaran Citra Merek Pengertian Citra Merek Manfaat Merek Bagi Konsumen dan Produsen Tingkatan Citra Merek Manfaat Merek Secara Menyeluruh Karakteristik Merek Cara Membangun Merek Yang Kuat Komponen Citra Merek Harga Pengertian Harga Jenis-jenis Harga Faktor-faktor Saat Menetapkan Harga Tujuan Penetapan Harga... 33

13 2.1.5 Kualitas Produk Pengertian Kualitas Produk Dimensi Kualitas Produk Tingkatan Kualitas Produk Klasifikasi Kualitas Produk Keputusan Pembelian Pengertian Keputusan Pembelian Macam-macam Situasi Pembelian Tahap tahap Dalam Proses Pengambilan Keputusan Konsumen Penelitian Terdahulu Kerangka Konseptual Pengertian KerangkaKonseptual Hipotesis Pengertian Hipotesis Penelitian BAB 3 Metodologi Penelitian Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Populasi dan Sampel Populasi Sampel Jenis Dan Sumber Data Data Sekunder Data Primer Metode Pengumpulan Data Kuesioner Metode Analisis Uji Validitas Uji Reliabilitas Uji Asumsi Klasik Uji Normalitas Uji Heteroskedastisitas Uji Multikolinieritas Uji Regresi Linier Berganda Pengujian Hipotesis Uji T (Uji Secara Parsial) Uji F (Uji Secara Simultan) Analisis Koefisien Determinasi (R 2 ) BAB 4 Hasil Penelitian Dan Pembahasan Hasil Penelitian Deskripsi Respoden Analisis Data Deskripsi Hasil Penelitian Uji Istrumen Uji Validitas Uji Reliabilitas Uji Asumsi Klasik... 75

14 Uji Normalitas Uji Heteroskedastisits Uji Multikolinieritas Uji Regresi Linier Berganda Pengujian Hipotesis Uji T (Uji Secara Parsial) Uji F (Uji Secara Simultan) Uji Koefisien Determinasi (R 2 ) Pembahasan Pengaruh Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Honda Matic Beat di Kota Semarang Pengaruh Harga Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Honda Matic Beat di Kota Semarang Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Honda Matic Beat di Kota Semarang Pengaruh Citra Merek, Harga dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Honda Matic Beat di Kota Semarang BAB 5 Kesimpulan Dan Saran Kesimpulan Saran Daftar Pustaka Lampiran... 94

15 DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Jumlah Penjualan sepeda motor dalam data AISI tahun Tabel 1.2 Market share Sepeda Motor Matic Beat Tahun Tabel 1.3 Daftar harga Sepeda Motor Honda Matic Beat Tabel Penelitian Terdahulu Tabel 4.1 Jumlah Responden Tabel 4.2 Jenis Kelamin Responden Tabel 4.3 Usia Responden Tabel 4.4 Pekerjaan Responden Tabel 4.5 Pendapatan Responden Tabel 4.6 Hasil Tanggapan Responden Tentang Citra Merek (X 1 ) Tabel 4.7 Hasil Tanggapan Responden Tentang Harga (X 2 ) Tabel 4.8 Hasil Tanggapan Responden Tentang Kualitas Produk (X 3 ) Tabel 4.9 Hasil Tanggapan Responden Tentang Keputusan Pembelian (Y) Tabel 4.10 Hasil Uji Validitas Tabel 4.11 Hasil Uji Reliabilitas Tabel 4.13 Hasil Uji Kolmogorov Tabel 4.15 Hasil Uji Multikolinieritas (VIF) Tabel 4.16 Hasil Uji Regresi Linier Berganda Keputusan Pembelian Tabel 4.17 Hasil Uji T (Uji Secara Parsial) Tabel 4.18 Hasil Uji F (Uji Secara Simultan) Tabel 4.19 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R 2 )... 84

16 DAFTAR GAMBAR Gambar Model lima Tahap Proses Membeli Gambar 2.2 Kerangka Konseptual... 45

17 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Kuesioner Lampiran 2 Hasil Tanggapan Responden Lampiran 3 Hasil Uji Validitas Lampiran 4 Hasil Uji Asumsi Klasik Lampiran 5 Hasil Uji Regresi Linier Berganda

18 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada zaman Era Globalisasi saat ini perkembangan bisnis terutama pada bisnis industri di Indonesia telah mengalami kemajuan yang cepat dan pesat maka persaingan dunia bisnis sangat ketat dalam dunia pemasaran. Terutama dalam bisnis otomotif sepeda motor. Sepeda motor telah menjadi andalan utama transportasi untuk masyarakat. Bukan hanya kalangan menengah keatas tetapi sekarang untuk masyarakat biasa. Jenis kendaraan roda dua ini begitu diminati karena dianggap mudah untuk berpergian dan mendukung aktivitas sehari-hari. Bahkan sekarang disetiap rumah mempunyai sepeda motor. Industri sepeda motor di Indonesia saat ini menunjukkan suatu fenomena yang menarik. Karena dari data AISI (Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia) dari tahun 2013 penjualannya sebesar dan tahun 2014 sebesar Dari tahun ketahun penjualan meningkat itu karena perusahaan sepeda motor bisa memasuki pasar dengan baik. Dalam bisnis usaha industri sepeda motor sekarang membuat manajemen pemasaran perusahaan baik yang baru maupun yang lama untuk dapat bersaing. Pengertian manajemen pemasaran oleh Kotler (2000) bahwa Pemasaran adalah proses perencanaan pelaksanaan dari perwujudan, pemberian harga, promosi dan distribusi dari barang-barang, jasa dan gagasan untuk menciptakan pertukaran dengan kelompok sasaran yang memenuhi tujuan pelanggan

19 dan organisasi. Definisi lain dari Swastha (2007) manajemen pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang dibuat untuk merencanakan, menetapkan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang atau jasa yang dapat memuaskan kebutuhan pelanggan yang ada kepada pembeli yang potensial, tetapi menurut American Marketing Association (dikutip oleh Kotler 2009) Pemasaran adalah suatu fungsi organisasi dan serangkaian untuk menciptakan, mengkomunikasikan dan memberikan nilai kepada suatu fungsi organisasi dan serangkaian untuk menciptakan, mengomunikasikan dan memberikan nilai kepada pelanggan dan untuk mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi dan pemangku kepentingan. Kepada pembeli yang potensial kegiatan pemasaran sebagaimana telah diketahui bersama adalah suatu usaha yang dilakukan oleh perusahaan agar sepeda motor yang diproduksi atau dihasilkan dapat sampai ke tangan konsumen sebagai pihak yang membutuhkan. Dalam pemasaran maka suatu produk mempunyai citra merek bagus, harga terjangkau dan kualitas produk yang berkualitas dan bisa dipercaya itulah yang menjadi banyak peminatnya.

20 Tabel 1.1 Berikut Tabel Jumlah Penjualan Sepeda Motor Dalam Data AISI Tahun No. Merek Tahun 2013 Tahun 2014 Market Share Penjualan Penjualan % 1. Honda Yamaha Suzuki Kawasaki TVS Sumber : Data AISI (Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia) penjualan Sepeda Motor tahun Dari tabel 1.1 penjualan sepeda motor dalam data AISI ( Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia) tahun dikuasai oleh merek Honda. Hal ini dapat dilihat dari market share Honda dengan nilai terbesar diantara sepeda motor lain, dan mengalami peningkatan tiap tahunnya. Hal tersebut bahwa Honda banyak peminatnya. Honda adalah sebuah perusahaan otomotif asal Jepang yang sangat mendominasi pasar motor di Indonesia. Dan saat ini menunjukkan bahwa industri otomotif sepeda motor merek Honda sampai saat ini mampu menarik daya beli konsumen paling tinggi diantara merek sepeda motor Industri otomotif lain, sehingga motor merek honda mampu menjadi market leader saat ini. Beragam kebutuhan masyarakat akan alat transportasi membuat produsen sepeda motor terus berinovasi hingga akhirnya lahir jenis sepeda motor yang otomatis yang kemudian dikenal matic. Matic sangat berbeda dengan jenis sepeda motor yang manual. Honda mengeluarkan produk matic yang salah Honda Beat. Honda matic Beat adalah alat transportasi yang mudah serta nyaman tanpa perlu ganti gigi dan tidak menggunakan kopling, serta irit bahan bakarnya, walaupun

21 motor matic sparepart mahal, susah didapat dan tidak tahan banjir tetapi masyarakat tidak menjadi kehawatiran masyarakat dalam membeli motor matic. Dengan begitu Honda matic dalam mengeluarkan produknya matic berbagai varian matic yang banyaknya peminatan dan menjamurnya penjualan yang sangat pesat. Honda matic yang menjadi unggulan dan selalu mengalami banyak penjualan adalah Honda matic Beat. Adanya berbagai kelebihan dan kekurangan yang ada didalam Honda beat tetapi Honda matic Beat mampu bersaing didunia otomatif, dapat dilihat data market share di top brand. Tabel 1.2Market share Sepeda Motor Matic Tahun No. Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Merek % Merek % Merek % Merek % 1 Yamaha Mio 60,0 Yamaha 53,0 Yamaha Mio 44,2 Yamaha Mio 36,6 Mio 2 Honda Beat 16,8 Honda Beat 21,0 Honda Beat 21,4 Honda Beat 28,9 3 Honda Vario 13,7 Honda Vario 13,4 Honda Vario 14,7 Honda Vario 15,6 4 Honda 3,3 Honda 3,6 Honda 4,6 Honda Vario 4,6 Scoopy Scoopy Scoopy Techno 5 Yamaha 1,5 Honda Vario 1,7 Honda Vario 4,1 Honda Scoopy 3,8 Xeon Techno Techno 6 Suzuki Spin 125 1,3 Sumber : Dari tabel 1.2 diketahui bahwa market share penjualan sepeda motor Honda matic Beat menjadi urutan kedua yang dari tahun 2012 dengan penjualan 16,8%, mengalami kenaikan ditahun 2013 dengan penjualan 21,0%, mengalami kenaikan ditahun 2014 dengan penjualan 21,4%, mengalami kenaikan lagi dengan penjualan 28,9%. Walaupun kenaikannya hanya sedikit dan tidak menjadi menjadi

22 top brand kategori matic yang pertama tetapi masih mengalami kenaikan setiap tahunnya. Honda matic Beat belum bisa mengalahkan Yamaha mio. Yamaha Mio yang tiap tahun menduduki top brand pertama. Hal ini dijelaskan bahwa keputusan pembelian sepeda motor Honda matic beat masih belum banyak dibandingkan Yamaha mio. Tetapi bahwa market share penjualan sepeda motor Honda matic Beat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen sehingga mengalami kenaikan ditiap tahunnya walaupun tidak menjadi top brand pertama. Hal ini merupakan persaingan dalam dunia pemasaran yang sangat berkembang. Persaingan antar perusahaan saat ini semakin ketat, dimana merek memiliki peran penting dan menjadi aset perusahaan yang paling bernilai. Merek mempengaruhi pandangan konsumen terhadap suatu produk tetapi juga memberikan keuntungan bagi konsumen dengan rendahnya resiko pembelian. Semakin tinggi nilai dari citra merek tersebut maka akan semakin kuat perusahaan dalam mencapai keunggulan kompetitifnya. Merek harus mempunyai brand image yang kuat sehingga merek tersebut memiliki citra yang kuat pula dalam benak konsumen atau pelanggan, Rangkuti (2009). Calon pembeli untuk memilih Honda matic beat maka memperhatikan citra merek yang sangat unggulan dan munculah citra merek yang dinilai bagus oleh masyarakat. Calon pembeli melihat beat banyak diminati maka mendapat citra baik, beat juga mengeluarkan produk terbaru yang awalnya biasa menjadi injeksi. Disini dijelaskan bahwa injeksi sangat bagus dan tidak banyak mengalami kebocoran. Brand image (citra merek) motor Honda kategori matic memberikan penilaian baik ke Perusahaan, keunggulan mesin ataupun kenyamanan dalam saat mengendarai,

23 dapat dijelaskan bahwa citra merek merupakan keseluruhan persepsi terhadap suatumerek yang dibentuk dengan memproses informasi dari berbagai sumber setiap waktu. Sedangkan menurut Mamang dan Shopiah (2013:321) merek adalah sebagai nama, istilah, tanda, lambang, atau desain atau kombinasinya, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasikan barang atau jasa dari salah satu penjual atau kelompok penjual dan mendiferensiasikan mereka dari pada pesaing. Sedangkan citra adalah keseluruhan persepsi masyarakat terhadap produk atau merek dari informasi dan pengalaman masa lalu terhadap merek atau produk tersebut. Setelah produk Honda matic berkualitas tinggi maka tidak jauh dari citra merek yang dibangun berdasarkan kesan, pemikiran ataupun pengalaman yang dialami seseorang terhadap suatu merek yang pada akhirnya akan membentuk sikap terhadap merek yang bersangkutan. Berbeda halnya menurut Ristiawan,et al (2012) citra merek adalah cara orang berpikir tentang sebuah merek secara abstrak dalam pemikiran mereka, sekalipun pada saat mereka memikirkannya, mereka tidak berhadapan langsung dengan produk. Konsumen dengan citra yang positif terhadap suatu merek, lebih memungkinkan untuk melakukan pembelian.jadi bisa disimpulkan bahwa Brand Image (citra merek) adalah asosiasi atau persepsi konsumen berdasarkan ingatan mereka terhadap suatu produk. Brand image tidak terdapat dalam fitur, teknologi atau jenis produk itu sendiri, citra timbul karena harga yang relatif terjangkau dan kualitas produk yang selalu menjamin. Melalui citra merek, konsumen dapat mengenali produk, mengevaluasi kualitas. Masyarakat setelah melihat citra merek Honda Beat yang menarik maka selanjutnya melihat harga yang ditawarkan Honda matic Beat harga yang standar relatif murah dibanding Honda matic lainnya. Harga disini bisa dijabarkan oleh

24 Tjiptono (2005) menyebutkan harga adalah satuan moneter atau ukuran lainnya (termasuk barang dan jasa) yang ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan atau pengunaan suatu barang atau jasa. Hariadi (2012) mengungkapkan lebih detail bahwa harga (price) merupakan unsur dari bauran pemasaran yang bersifat fleksibel artinya dapat berubah secara cepat dan merupakan salah satu elemen yang menghasilkan cash flow yang secara langsung pendapatkan penjualan, sedangkan menurut Kotler dan Amstrong (dikutip oleh Purwati,et al 2012) Harga adalah jumlah semua nilaiyangkonsumen tukarkan dalam rangka mendapatkan manfaat dari memiliki ataumenggunakan barang atau jasa. Berbeda halnya dalam penelitiannya Purwati, et al (2012) menyebutkan harga adalah satuan moneter atau ukuran lainnya (termasuk barang dan jasa) yang ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan atau pengunaan suatu barang atau jasa. Berdasarkan definisi harga diatas maka dapat disimpulkan harga adalah sejumlah uang yang harus dikeluarkan oleh konsumen untuk mendapatkan produk atau jasa yang dibelinya guna memenuhi kebutuhan dan keinginannya. Tabel 1.3 Daftar harga Sepeda Motor Honda Matic Beat No. Tipe Beat Harga

25 1 BeAT esp CW Rp BeAT esp CBS Rp BeAT esp CBS ISS Rp BeAT esp POP CW Rp BeAT esp POP CBS Rp BeAT esp POP CBS ISS Rp BeAT FI CW CBS Rp BeAT FI CW Rp BeAT FI SW Rp Sumber : Dari tabel 1.3 daftar harga Honda matic beat yang bermacam merek ini mempunyai harga yang standart. Diantara merek tersebut yang harga lebih tinggi adalah merek Beat esp CBS ISS yang menggunakan mesin Enhanced Smart Power (esp) yang ramah lingkungan, menggunakan sistem pengereman Combi Brake Syistem (CBS) dan teknologi Idling Stop System (ISS) ini akan otomatis mematikan mesin ketika berhenti lebih dari 3 detik. Sedangkan untuk Beat Full Injection (FI) hanya irit bahan bakar tetapi kurang canggih dalam teknologi lainnya. Dengan adanya citra merek dan harga yang ditawarkan oleh perusahaan Honda matic Beat maka munculah kualitas produk. Persaingan yang semakin ketat yang ada sekarang ini perusahaan di tuntut untuk menawarkan produk yang berkualitas dan yang mampu mempunyai nilai yang lebih, sehingga berbeda dari produk persaingan, kualitas produk yang menjadi salah satu pertimbangan konsumen sebelum membeli suatu produk. Kualitas produk ditentukan oleh daya tahan, fungsinya dan kegunaannya, dengan adanya kualitas produk yang baik dan terpercaya maka konsumen akan selalu mengingat produk tersebut langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang dan jasa termasuk didalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan tersebut.

26 Menurut Kottler dan Amstrong (2008) kualitas produk adalah kemampuan suatu produk untuk melaksanakan fungsinya, meliputi daya tahan, keandalan, ketepatan, kemudahan operasi dan perbaikan serta atribut bernilai lainnya. Definisi lain Oentoro (2010) kualitas produk adalah hal yang perlu mendapat perhatian utama dari Perusahaan atau produsen, mengingat kualitas suatu produk berkaitan erat dengan kepuasan konsumen, yang merupakan tujuan dari kegiatan pemasaran yan Keputusan pembelian sangat berpengaruh signifikan terhadap citra merek, harga dan perilaku konsumen. Menurut Kotler dan Keller (2009:184) ada lima model tahap yaitu pengenalan masalah, pencari informasi, evalusi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku pasca pembelian. Dengan begitu dapat dijabarkan menurut Yuliana (2012) keputusan pembelian adalah tahap proses pengambilan keputusan dimana konsumen benar-benar membeli produk dan biasanya keputusan pembelian memperhatikan merek, produk dan harga. Sama halnya dalam penelitiannya Hariadi (2012) bahwa keputusan pembelian adalah tahap proses keputusan pembelian konsumen dimana konsumen secara aktual melakukan pembelian ada dua faktor yang muncul diantara kecenderungan pembelian dan keputusan yaitu faktor pertama adalah sikap orang lain dan faktor kedua adalah situasi yang tak terduga. Dengan latar belakang masalah tersebut maka disimpulkan bahwa top brand Honda matic beat belum bisa mengalahkan Yamaha mio disetiap tahunnya, dengan begitu saya tertarik dengan dalam penelitian ini dan diharapkan Honda matic selalu jaya. Maka penulis tertarik memilih judul dalam penelitian ini akan dijabarkan berdasarkan Pengaruh Citra Merek, Harga dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Honda matic Beat di Kota Semarang.

27 1.2 Rumusan Masalah Persaingan yang sangat ketat di industri otomotif terutama kendaraan roda dua mengharuskan perusahaan untuk terus berinovasi agar dapat memenuhi selera dan kebutuhan konsumen yang juga terus berubah. Merek Honda sebagai pemimpin pasar dalam industri kendaraan bermotor roda dua. Tetapi dalam kategori matic Honda belum bisa mengalahkan Yamaha Mio. Agar Honda menjadi top brand pertama, maka dari itu, Honda perlu menerapkan strategi pemasaran yang tepat dalam menjaga dan meningkatkan penjualannya. Di latar belakang telah dijelaskan bahwa Citra Merek, Harga dan Kualitas Produk merupakan hal yang sangat penting karena merupakan aktivitas sentral dalam mencapai keputusan pembelian konsumen dengan cara memperbaiki atau meningkatkan dan mengatasi kelemahan yang ada guna menjaga Citra Merek tetap bagus, Harga terjangkau dan Kualitas Produk yang bisa dihandalkan. Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan maka dapat dirumuskan pokok permasalahan yang akan dianalisa dalam skripsi ini adalah : 1. Bagaimana pengaruh Citra Merek Sepeda Motor Honda matic Beat berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Pembelian konsumen di Kota Semarang? 2. Bagaimana pengaruh Harga Sepeda Motor Honda matic Beat berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Pembelian konsumen di Kota Semarang?

28 3. Bagaimana pengaruh Kualitas Produk Sepeda Motor Honda matic Beat berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen di Kota Semarang? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah: 1. Mengetahui pengaruh Citra Merek sepeda motor Honda matic Beat terhadap Keputusan Pembelian konsumen di Kota Semarang 2. Mengetahui pengaruh Harga Sepeda Motor Honda matic Beat terhadap Keputusan Pembelian konsumen di Kota Semarang. 3. Mengetahui pengaruh Kualitas Produk Sepeda Motor Honda matic Beat terhadap Keputusan Pembelian konsumen di Kota Semarang. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini memiliki beberapa manfaat seperti berikut ini : 1. Bagi Penulis Dalam perkuliahan mendapatkan teori tentang citra merek, harga dan kualitas produk yang diterapkan secara langsung kedalam penelitian tersebut sehingga akan memperkokoh teori peningkatan Citra Merek, Harga yang relatif dan Kualitas Produk yang handal dan teori keputusan pembelian konsumen yang selanjutnya penelitian ini bisa dibuat acuan penelitian yang sama khususnya dalam manajemen pemasaran dengan tema yang sama. 2. Bagi Konsumen

29 Masyarakat pecinta sepeda motor Honda matic Beat agar lebih menyukai merek Honda yang berkategori matic dan mengetahui kelemahan dan keunggulannya. 3. Bagi Perusahaan Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi Perusahaan sepeda Motor Honda kategori matic Beat agar lebih bisa meningkatkan citra merek ke masyarakat agar mendapatkan citra positif dan menambah berbagai variasi merek matic sehingga menarik minat pembelian konsumen. 4. Bagi Pemerintah Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu Pemerintah untuk merumuskan kebijakan yang mendorong perkembangan industri otomotif agar dapat terus berkontribusi dalam pertumbuhan. 1.5 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan skripsi ini adalah : BAB I Pendahuluan Bab ini menjelaskan mengenai Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian serta Sistematika Penulisan. BAB II Tinjauan Pustaka Bab ini menjelaskan mengenai landasan teori yang menjelaskan Dasardasar Teori, Penelitian Terdahulu, Kerangka Pikir dan Hipotesis. BAB III Metode Penelitian

30 Bab ini menjelaskan mengenai Variabel Penelitian dan Definisi Operasional, Populasi dan Sampel, Jenis dan Sumber Data, Metode Pengumpulan Data, Metode Analisis. BAB IV Hasil dan Pembahasan Bab ini berisi deskripsi tentang Hasil Penelitian, Analisis Data, dan Pembahasan. BAB V Penutup Bab ini berisi tentang Kesimpulan dan Saran.

31 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 TelahTeori Manajemen Pemasaran Pengertian Manajemen Pemasaran Manajemen pemasaran adalah proses merencanaan, peenganalisaan, pelaksanaan, mengimplementasikan dan controlling (pengawasan) atau mengandalkan kegiatan pemasaran dalam suatu perusahaan supaya dapat tercapainya target atau tujuan perusahaan secara lebih efisien dan efektif (Kotler dan Amstrong,2008). Senada dengan pendapat (Ruyatnasih, 2013) Manajemen Pemasaran merupakan kegiatan menganalisis, merencanakan, mengkoordinasi dan mengendalikan semua kegiatan yang terkait dengan tujuan agar dapat memuaskan konsumennya dan sekaligus dapat mencapai tujuan organisasi perusahaan jangka panjang. Berbeda lagi menurut Kotler dan Keller, (2012) marketing management as the art and science of choosing target markets and getting, keeping and growing customer throught creating, delivering and communicaton superior customer value.

32 Manajemen pemasaran adalah seni dan ilmu untuk memilih pasar sasaran dan meraih, mempertahankan, serta menumbuhkan pelanggan dengan menciptakan, menghantarkan dan mengkomunikasikan nilai pelanggan yang tunggal. Dari pengertian tersebut dapat diartikan bahwa manajemen pemasaran adalah suatu kegiatan menganalisis, merencanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan suatu kegiatan yang terkait dengan perencanaan dan peluncuran produk, promosi serta pendistribusian produk, dan menetapkan harga dengan tujuan agar dapat memuaskan konsumennya dan sekaligus dapat mencapai tujuan organisasi perusahaan dalam jangka panjang Fungsi Manajemen Pemasaran Perusahaan atau suatu bisnis harus mempunyai manajemen pemasaran yang kuat karena manajemen pemasaran sanngatlah penting untuk bisa membangun bisnis yang unggul. Berikut fungsi Manajemen Pemasaran yang dikemukakan oleh (Kotler dan Keller, 2012) : 1. Riset pembeli atau konsumen 2. Pengembangan produk 3. Komunikasi dan promosi 4. Strategi distribusi 5. Penetapan harga dari produk dan pembelian pelayanan pada konsumen Unsur Manajemen Pemasaran Manajemen Pemasaran menurut (Kotler dan Keller, 2008) mempunyai unsur didalam unsur terdapat terdapat 3 kategori diantaranya sebagai berikut :

33 1. Orientasi pada konsumen atau pembeli Utamanya produsen menghasilkan produk untuk upaya memenuhi kebutuhan dan kepuasan konsumen, dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan. Konsumen ialah orientasi paling utama yang harus dipertimbangkan dalam segala macam bentuk strategi bisnis. Demikian juga dalam proses marketing atau penjualan, maka dalam bisnis selalu mengedepankan pihak konsumen yang merupakan strategi dari bagian konsep pemasaran yang perlu diperhatikan. Sebab konsumen bisa dibilang sebagai raja, dan pihak produsen atau perusahaan adalah pelayan yang harus melayani kebutuhan raja (konsumen) yaitu dengan berbagai macam tawaran yang menarik, baik itu dari segi produk yang dihasilkan maupun dari segi pelayanan yang disediakan. Manajemen pemasaran menyetujui konsep pemasaran yang terbaik dan menjadikan konsumen sebagai prioritas yang paling utama 2. Perencanaan kegiatan-kegiatan pemasaran secara menyeluruh Manajemen pemasaran menyetujui adanya pengaturan secara dinamis sebagai bentuk penyusunan kegiatan-kegiatan dari pemasaran secara menyeluruh. Segala keperluan dalam bidang pemasaran, strategi, implementasi, penganalisaan, controlling (pengawasan) yang berkaitan dengan kegiatan pemasaran harus dilakukan secara tersusun dan diatur secara rinci atau detail dan jelas, sehingga bisa mempermudah dalam proses pelaksanaan dan controlling (pengawasan). Manajemen pemasaran menyetujui suatu upaya yang sistem controlling terhadap hasil yang didapat. Evaluasi terhadap suatu manajemen pemasaran salah satunya juga didasarkan atas kegiatan penyusunan secara menyeluruh tersebut. 3. Kepuasan konsumen

34 Kepuasan konsumen menjadi unsur yang penting juga yang haru diperhatikan dalam menyusunan strategi pemasaran. Manajemen pemasaran yang bagus yaitu menyetujui adanya hasil kepuasan para konsumen yang maksimal sebagai akibat dari proses pemasaran yang berjalan Pemasaran Pengertian Pemasaran Pemasaran dalam pengembangan komunikasi terpadu yang bertujuan untuk memberikan informasi tentang barang dan jasa dalam kaitannya dengan memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia, Tamunu dan Tumewu (2014). Menurut Ruyatnasih, et al (2013) Pemasaran adalah sebagai suatu proses sosial dan manajerial dimana seseorang atau kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan usahakan melalui penciptaan, pertukaran, yang dapat memenuhi kebutuhan, keinginan dan permintaan seseorang atau kelompok, sedangkan menurut Kotler dan Keller (2012) Marketing is a associated process by which individuals and groups obtain what they need and want through creating, offering, and exchanging products and services of value with others. Pemasaran merupakan kegiatan penting dalam perusahaan yang ditunjukan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan masyarakat melalui suatu produk yang diharapkan dapat memberikan manfaat bagi konsumen, selain itu pemasaran ditujukan untuk meningkatkan keuntungan bagi perusahaan. American Marketing Association (dikutip oleh Kotler dan Keller, 2012) mengatakan

35 bahwa Marketing is the activity, set of institutions, and process for creating, communicating, delivering, and exchanging offerings that have value for costumers, clients, partners, and society at large. Pemasaran adalah suatu fungsi organisasi dan serangkaian process untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan member nilai kepada pelanggan dan untuk mengelola hubungan pelanggan dengan cara menguntungkan organisasi. Jadi bisa disimpulkan bahwa pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan rancangan, penetapan harga, promosi dan distribusi gagasan,barang,danjasa untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi sasaran individu dan organisasi. Kegiatan pemasaran memerlukan sebuah sistem dan tujuan agar bisa direncanakan dengan baik dan hasilnya terukur sehingga bisadigunakan untukevaluasi agar sesuai denganharapan atau target yang ditetapkan. Pemasaran merupakan faktor untuk mencapai sukses bagi perusahaan akan mengetahui adanya cara dan falsafah yang terlibat didalamnya Tujuan Pemasaran Tujuan Pemasaran menurut Kotler dan Keller, (2010:165) adalah memenuhi dan memuaskan kebutuhan dan keinginan pelanggan sasaran dengan cara yang lebih baik daripada para pesaing, pemasar selalu mencari kemunculan, tren pelanggan yang menunjukkan peluang pemasaran baru, sedangkan dalam penelitinnya Ristiawan dan Farida (2015) dalam penelitiannya mengemukan bahwa tujuan pemasaran adalah mengetahui dan memahami pelanggan sedemikian rupa sehingga produk atau jasa itu cocok dengan pelanggan. Pemasaran hendaknya menghasilkan seseorang pelanggan yang siap untuk membeli.

36 Konsep Inti Pemasaran Menurut (Kotler dan Keller 2010:168) untuk memahami fungsi pemasaran, perlu memahami serangkaian konsep inti sebagai berikut : a. Kebutuhan Kebutuhan adalah syarat hidup dasar manusia, orang membutuhkan udara, makanan, air, pakaian, transportasi dan tempat tinggal untuk bertahan hidup. Orang juga mempunyai kebutuhan yang kuat akan rekreasi, pendidikan dan hiburan dengan begitu maka kebutuhan primer diantaranya mempunyai sepeda motor yang digunakan untuk sehari-hari. b. Keinginan Keinginan untuk membeli sebuah produk yang diinginkan sesuai kebutuhan dan kesukaannya. c. Permintaan Permintaan adalah kegiatan akan produk-produk tertentu yang didukung oleh kemampuan untuk membayar Pemilihan Strategi Pemasaran Menurut Tjiptono, (2008:295) proses pemilihan strategi pemasaran membutuhkan pertimbangan cermat atas sejumlah tipe informasi diantaranya adalah : 1. Tujuan atau Sasaran Produk Tujuan produk harus dijadikan pedoman dalam menentukan tipe dasar strategi yang dibutuhkan, sebagai contoh jika tujuan utama produk adalah meningkatkan volume penjualan atau pertumbuhan pangsa pasar, maka biasanya alternatif utama yang dipertimbangkan adalah strategi permintaan selektif yang berfokus pada upaya merebut pelanggan dari pesaing atau memperluas pasar yang

37 dilayani. Sebaliknya apabila tujuan produk lebih menekankan pada aliran kas dan profitabilitas maka strategi pemasarannya difokuskan pada mempertahankan atau meningkatkan permintaan dari basis pelanggan saat ini. 2. Peluang Pasar Karakeristik dan besarnya peluang pasar ditetapkan secara jelas berdasarkan analisis pasar dan pengukuran pasar. Analisis pasar memberikan informasi mengenai siapa yang membeli bentuk produk, dan siapa yang tidak membelinya berbagai situasi pemakaian produk dan juga situasi yang tidak menggunakan produk dan faktor-faktor yang mempengaruhi kesediaan dan kemampuan untuk membeli. Informasi ini bermanfaat bagi para manager dalam memilih strategi dan program guna meningkatkan jumlah pemakai atau tingkat pemakaian. Melalui analisis permintaan selektif, para manajer dapat mendapatkan pemahaman atas berbagai alternatif peluang segmentasi yang ada dan faktor-faktor yang mempengaruhi proses pengambilan keputusan konsumen. 3. Kesuksesan Pasar (market success) Manajer pemasaran harus memahami jenis keunggulan bersaing dan tingkat pengeluaran pemasaran yang diperlukan untuk mencapai kesuksesan pasar. Melalui analisis persaingan, perusahaan dapat memahami siapa pesaing, seberapa besar tingkat intesitas persaingan yang ada, dan keunggulan apa yang harus dikembangkandalam rangka bersaing secara selektif menghadapi para pesaing merek langsung strategi permintaan selektif atau para pesaing kelasproduk bakal ada solusinya Strategi Pemasaran

38 Langkah awal dalam strategi pemasaran adalah rencana strategis yang dijelaskan menentukan keseluruhan misi dan tujuan perusahaan. Tujuan dari strategi pemasaran adalah menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan pelanggan yang kuat dan menguntungkan nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan pelanggan yang kuat dan menguntungkan. Strategi pemasaran adalah logika pemasaran dimana perusahaan berharap untuk menciptakan nilai pelanggan dan mencapai hubungan yang menguntungkan. Perusahaan tahu bahwa mereka tidak dapat melayani semua konsumen dalam pasar tertentu dengan baik, setidaknya tidak semua konsumen dengan cara yang sama, ada terlalu banyaak jenis konsumen dengan terlalu banyak ragam kebutuhan, dan sebagian besar perusahaan berada dalam posisi untuk melayani beberapa segmen dengan lebih baik daripada segmen lainnya. Oleh karena itu masing-masing perusahaan harus membagi keseluruhan pasar, memilih segmen terbaik, dan merancang strategi untuk melayani segmen terpilih dengan baik. Proses ini melibatkan segmentasi pasar, penetapan target pasar, diferensiasi, dan positioning (Mamang dan Sophiah, 2013:70). 1. Segmentasi Pasar Segementasi pasar adalah proses pembagian pasar menjadi kelompok pembeli berbeda yang mempunyai kebutuhan, karakteristik, atau perilaku berbeda, yang mungkin memerlukan produk atau program pemasaran terpisah. Segmen pasar terdiri dari konsumen yang merespon dalam cara yang sama terhadap sejumlah usaha pemasaran tertentu. 2. Penetapan Target Pasar

39 Setelah perusahaan mendefinisikan segmen pasar, perusahaan dapat memasuki satu atau beberapa segemen tersebut. Penetapan target pasar melibatkan evaluasi setiap daya tarik segmen pasar dan memilih satu atau lebih segmen yang akan dimasuki. Perusahaan harus harus menargetkan daya tarik segmen dimana perusahaan dapat menghasilkan nilai pelanggan terbesar dan mempertahankannya sepanjang waktu. 3. Diferensiasi Setelah perusahaan memutuskann segmen pasar mana yang dimasuki, perusahaan harus memutuskan bagaimana mendifirensiasikan penawaran pasarnya untuk setiap segmen sasaran dan posisi apa yang ingin ditempatinya dalam segmen tersebut. Posisi produk adalah tempat yang yang diduduki produk relatif terhadap pesaingnya dalam pikiran konsumen. Jadi diferensiasi adalah tindakan untuk menetapkan sekumpulan perbedaan-perbedaan yang berarti untuk membedakan penawaran perusahaan dari persaingannya. 4. Positioning Positioning adalah pengaturan suatu produk untuk menduduki tempat yang jelas, berbeda.dan relatif terhadap produk pesaing dalam pikiran konsumen sasaran Citra Merek Pengertian Citra Merek Terkadang kita sulit membedakan antara merek dan dan citra merek.dijelaskan bahwa merek mempunyai arti sendiri. Menurut American

40 Marketing Association (dikutip oleh Mamang dan Shopiah 2013) bahwa merek adalah sebagai nama, istilah, tanda, lambang, atau desain atau kombinasinya, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasikan barang atau jasa dari salah satu penjual atau kelompok penjual dan mendiferensiasikan mereka dari pada pesaing. Sependat dengan pendapatnya Sumarwan (2008) merek sebagai simbol dan indikator kualitas dari sebuah produk, senada dengan pendapat Lumarto dalam Etta Mamang dan Shopiah (2013:321) merek adalah nama, istilah, simbol atau desain khusus atau beberapa kombinasi unsur-unsur tersebut yang dirancang untuk mengidentifikasi barang atau jasa yang ditawarkan oleh penjual. Berbeda menurut Mamang dan Sophiah (2013:321) mengatakan merek dianggap sebagai kontribusi dan dianggapuntuk menjaga kompetitifnya dari ekstentesi menawarkan suatu produk biasanya berhubungan dengan gambar tetentu yang menciptakan asosiasi tertentu dibenak konsumen. Sedangkan citra mempunyai arti tersendiri yaitu menurut Mamang dan Sophiah (2013:322) citra adalah konsep yang mudah dimengerti tetapi sulit dijelaskan secara sistematis karena sifatnya abstrak, Sedangkan penelitiannya Ristiawan dan Farida (2015) citra/image, yaitu Citra adalah persepsi masyarakat terhadap perusahaan atau produknya, maka jelas jika Brand Imageatau citra merek adalah bagaimana suatu merek mempengaruhi persepsi, pandangan masyarakat atau konsumen terhadap perusahaan atau produknya. Berbeda dengan pendapat Andrianto (2013) bahwa Citra Merek atau Brand Image yakni deskripsi tentang asosiasi dan keyakinan konsumen terhadap merek tertentu dan sejumlah teknik kuantitatif dan kualitatif telah dikembangkan untuk membantu mengungkap persepsi dan dan asosiasi konsumen terhadap sebuah merek tertentu. (Mamang dan Sophiah, 2013:327) mengatakan bahwa Citra merek dapat didefinisikan bahwa sebagai

41 persepsi konsumen dan perferensi terhadap merek sebagaimana yang direfleksikan oleh berbagai macam asosiasi merek yang ada dalam ingatan ingatan konsumen Manfaat Merek bagi Konsumen dan Produsen Merek sangat bermanfaat bagi konsumen dan produsen. Menurut Kotler (2009), bagi konsumen danprodusen merek berperan penting sebagai : a. Pelacakan produk bagi perusahaan. b. Bentuk proteksi hukum terhadap fitur atau aspek produk yang unik. c. Signal tingkat kualitas bagi para pelanggan yang puas, sehingga mereka bisa dengan mudah memilih dan membelinya lagi di lain waktu. d. Sarana menciptakan asosiasi dan makna unik yang membedakan produk dari para pesaing. e. Sumber keunggulan kompetitif terutama melalui perlindungan hukum, loyalitas pelanggan, dan citra unik yang berbentuk dalam benak konsumen. f. Sumber financial returns terutama menyangkut pendapatan masa depan Tingkatan Merek Dalam penentuan merek maka diperlukan tingkatan merek demi mendapat citra baik atau dikenal masyarakat luas sehingga dapat sukses dan keberhasilan suatu merek.berikut tingkatan merek dibagi menjadi enam, (Mamang dan Sophiah 2013:323) : 1. Atribut Setiap merek memiliki atribut, atribut ini perlu untuk dikelola dan diciptakan agar pelanggan dapat mengetahui dengan pasti atribut-atribut apa saja yang terkadang dalam suatu merek.

42 2. Manfaat Merek ini memiliki serangkaian manfaat. Konsumen tidak saja membeli atribut tetapi membeli manfaat. 3. Nilai Merek juga menyatakan sesuatu tentang nilai bagi produsen. Merek yang memiliki nilai tinggi akan dihargai oleh konsumen sebagai merek yang berkelas, sehingga dapat pengguna dari merek tersebut. 4. Budaya Merek memiliki budaya yang tertentu yang dapat mempengaruhinya. 5. Kepribadian Merek memiliki kepribadian bagi para penggunaanya. 6. Pemakaian Merek menunjukkan jenis pemakai merek tersebut, itulah sebabnya para pemasar selalu menggunakan orang-orang yang terkenal untuk penggunaan mereknya. Dengan enam tingkatan merek tersebut, pemasar harus menentukan pada tingkat mana akan meletakkan identitas merek. Kesalahan yang sering dilakukan oleh pemasar adalah dengan hanya mempromosikan merek saja. Hal ini akan mengakibatkan : 1. Pembeli tidak tertarik pada atribut merek tetapi lebih tertarik dengan manfaat dari merek tersebut. 2. Pesaing dapat dengan mudah meniru atribut tersebut. 3. Atribut yang sekarang, mungkin akan kurang bernilai Manfaat Merek Secara Menyeluruh

43 Manfaat merek secara menyuluruh adalah untuk mengetahui semua manfaat guna keberhasilan suatu produk dipasaran. Berikut ada beberapa manfaat merek yang dikemukakan oleh Simamora (2004) : a. Bagi Pembeli Merek bermanfaat untuk menceritakan mutu dan membantu memberi perhatian terhadap produk-produk baru yang mungkin bermanfaat bagi mereka. b. Bagi Masyarakat Merek memberikan manfaat dalam tiga hal yaitu : a) memungkinkan mutu produk lebih terjamin dan lebih konsisten. b) meningkatkan efisiensi pembeli karena merek dapat menyediakan informasi tentang produk dan tempat untuk membelinya. c) meningkatkan inovasi-inovasi baru karena produsen terdorong untuk menciptakan keunikan-keunikan baru guna mencegah peniruan dari pesaing. c. Bagi Penjual Merek memberikan manfaat dalam tiga hal yaitu : a) memudahkan penjual mengolah pesanan dan menelusuri masalah-masalah yang timbul. b) memberikan perlindungan hukum ataskeistimewaaan atau ciri khas produk. c) memungkinkan menarik sekelompok pembeli yang setia dan menguntungkan. d) membantu penjual melakukan segmentasi pasar Karakteristik Merek

44 Setiap perusahaan dapat mencipatakan suatu merek (brand) sudah pasti akan menguntungkan keunggulan poduk mereka sendiri dengan tujuan untuk menonjolkan produk mereka dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan pesaing. Dengan berhasilnya suatu perusahaan memperkenalkan produk, akan memudahkan bagi para konsumen untuk memilih dan menggunakan produk nama yang akan dipilih lalu digunakan. Dengan demikian menurut Rangkuti (2002) menjelaskan dalam bukunya The Power Of Brands beberapa karakteristik merek sebagai berikut : 1. Nama merek harus menunjukkan manfaat dan mutu produk tersebut. 2. Nama merek harus mudah diucap, dikenal, dan diingat. Nama yang singkat mudah membantu. 3. Nama merek harus mudah terbedakan artinya harus spesifik. 4. Nama merek harus mudah diterjemahkan kedalam berbagai bahasa asing. 5. Nama merek bisa memperoleh hak untuk didaftarkan dan mendapat perlindungan. Suatu brand atau merek yang baik harus memenuhi kriteria-kriteria diatas meskipun pada kenyataan tidak semua merek dapat memenuhi tujuan dari pemberian merek terhadap produk yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut Cara membangun Merek yang Kuat Menurut Mamang dan Sophiah, (2013 : 319) membangun merek yang kuat tidak berbeda dengan membangun sebuah rumah. Ketika ingin memperoleh bangunan yang kokoh, diperlukan fondasi yang kuat begitu juga dengan membangun

45 dan mengembangkan suatu merek diperlukan fondasi yang kuat. Cara membangun fondasi merek yang kuat adalah sebagai berikut : 1. Memiliki positioning yang tepat Membangun positioning merupakan semua aspek dari brand value (termasuk manfaat fungsional) secara konsisten sehingga selalu menjadi nomor satu dibenak konsumen. Tujuan utama positioning adalah menjadi nomor satu dibenak pelanggan, tetapi bukan berarti menjadi nomor satu untuk semua aspek. Keberhasilan positioning suatu merek tidak sekedar menemukan kata kunci suatu merek tetapi juga harus menjembatani atara keinginan dan harapan pelanggan, sehingga mampu memuaskan pelanggan. 2. Memiliki brand value yang tepat Merek akan semakin kompetitif apabila positioning merek semakin tepat dibenak pelanggan. Untuk mengelola kita perlu mengetahui brand value. Brand value membentuk brand personality lebih cepat berubah dibanding dengan brand positioning, karena brand personality mencerminkan perubahan selera konsumen. 3. Memiliki konsep yang tepat Untuk mengkombinasi brand value dan brand positioning yang tepat kepada konsumen maka harus didukung oleh konsep yang tepat. Pengembangan konsep merupakan proses yang kretif karena berbeda dari positioning. Konsep terus berubahsesuai dengan daur hidup produk yang bersangkutan. Konsep yang baik adalah konsep yang dapat mengkombinasi semua elemen brand value dan brand positioning yang tepat, sehingga brand image dapat terus ditingkatkandiri konsumen Komponen Citra Merek

46 Komponen citra merek adalah jenis-jenis asosiasi merek, dukungan, kekuatan dan keunikan asosiasi merek, berikut penjelasannya, (Etta Mamang dan Sophiah, 2013:328) : 1. Asosiasi Merek Menurut Aaker (dikutip oleh Mamang dan Sophiah 2013) asosiasi merek adalah sekumpulan entitas yang bisa dihubungkan dengan suatu merek, sama halnya dengan Mamang dan Sophiah, (2013:328) mengartikan asosiasi merupakan atribut yang ada didalam merek dan akan lebih besar apabila pelanggan mempunyai banyak pengalaman berhubungan dengan merek tersebut, berbagai asosiasi yang diingat oleh konsumen dapat dirangkai sehingga membentuk citra merek (brand image). 2. Dukungan Asosiasi Merek Dukungan asosiasi merek merupakan respons konsumen terhadap atribut, manfaat, serta keyakinan dari suatu merek produk berdasarkan penilaian mereka atas produk. Atribut disini tidak berkaitan dengan fungsi produk, tetapi berkaitan dengan citra merek. Dukungan asosiasi merek tersebut ditunjukkan dengan persepsi konsumen terhadap produk yang menganggap bahwa produk yang dkonsumsi itu baik dan bermanfaat bagi konsumen. 3. Kekuatan Asosiasi Merek Setelah mengkonsumsi sebuah produk, konsumen akan meningat kesan yang ditangkap ari produk tersebut. Jika konsumen telah merasakan manfaatnya, ingatan konsumen terhadap produk tersebut akan lebih besar lagi daripada ketika konsumen semakin kuat terhadap asosiasi sebuh merek. Kekuatan asosiasi merek

47 ditunjukkan dengan repuutasi baik yang dimiliki produk tersebut dimata konsumen, produk tersebut dirasa memiliki manfaat ekspresi diri dan menambah rasa percaya Harga Pengertian Harga Harga dalam sebuah perusahaan sangat penting karena harga sebagai penentuan harga produk dan jasa yang dijual. Baik perusahaan besar maupun perusahaan kecil dalam pemikiran bisnis harus memperhatikan konsumen dan semua kompetisi mereka dalam menentukan harga, Tamunu dan Tumewu (2014). Maka dapat diatikan bahwa Harga adalah sejumlah uang yang diberikan pada suatu produk tertentu untuk bisa dibelinya (Sunyoto, 2015:130), sedangkan menurut Hariadi (2012) Harga adalah jumlah uang (kemungkinan ditambah beberapa barang) yang dibutuhkan untuk memperoleh beberapa kombinasi sebuah produk dan pelayanan yang menyertainya. Agar sukses dalam memasarkan suatu barang atau jasa setiap peusahaan harus menetapkan harganya secara tepat. Harga merupakan satu-satunya untuk bauran pemasaran yang memberikan pemasukan atau pendapatan bagi perusahaan Jenis-jenis Harga Banyak istilah dalam penyebutan harga produk yang ditawarkan produsen kepada konsumen. Sering kali ditemukan harga dengan satuan desimal tertentu atau memakai selisih yang relatif sangat kecil, dan masih banyak cara menetapkan harga sebuah produk. Berikut jenis-jenis harga yan dikenakan pada suatu produk, (Sunyoto, 2014:138) : 1. Harga Daftar (list price)

48 Harga daftar adalah harga yang diberitahukan atau dipublikasikan, dari harga ini biasanya pembeli dapat memperoleh potongan harga. 2. Harga Netto (net price) Harga netto adalah harga yang harus dibayar, biasanya merupakan harga daftar dikurangi potongan dan kemurahan. 3. Harga Zona (zona price) Harga yang sama untuk untuk daerah zona atau daerah geografis tertentu. 4. Harga Titik Dasar (basing point price) Harga titik dasar adalah harga yang didasarkan atas titik lokasi atau titik basis tertentu. 5. Harga Stempel Pos Harga stempel pos adalah harga yang sama untuk semua daerah pasarnya. 6. Harga Pabrik (factory price) Dalam hal ini pembeli membayar dipabrik atau tempat pembuatan, sedangkan angkutan ditanggung oleh pembeli. Dapat juga pihak penjual menyerahkan sampai atas alat angkutan yang disediakan pembeli. 7. Harga F.A.S (free alongside price) Harga F.S.A adalah untuk barang yang dikirim lewat laut. Biaya angkutan ditanggung oleh penjual sampai kapal merapat dipelabuhan tujuan. Pembongkaran ditanggung oleh pembeli. 8. Harga C.I.F (cost, insurance and freight)

49 Harga C.I.F adalah harga barang yang diekspor sudah diskpor sudah termasuk biaya asuransi, biaya pengiriman barang dan lain-lain sampai diserahkan barang itu kepada pembeli dipelabuhan yang dituju. 9. Harga gasal (odd price) Harga gasal adalah harga yang angkanya tidak bulat atau mendekati bulat, misalnya Rp 999,- atau Rp ,-. Cara ini dimaksudkan agar mempengaruhi pandangan pembeli supaya kelihatan murah meski hanya sedikit perbandingannya tetapi dapat merangsang pembeli konsumen Faktor-faktor saat Menetapkan Harga Dalam penetapan harga sangatlah penting bagi perusahaan atau bisnis lainnya karena dengan harga yang sesuai makan minat konsumen sangat tinggi. Berikut faktor-faktor yang dipertimbangkan pada saat menetapkan harga, (Kotler dan Amstrong, 2008:345) : Keputusan penetapan harga, seperti keputusan bauran pemasaran lainnya, harus dimulai dengan nilai pelanggan. Bila para pelanggan membeli sebuah produk, mereka menukarkan suatu nilai (harganya) untuk mendapatkan sesuatu nilai (keuntungan dari memiliki atau mengunakan produk). Secara efektif, penetapan harga berorientasi pelanggan melibatkan pemahaman akan nilai yang dianggap pelanggan dapat menggantikan keuntungan yang mereka peroleh dari produk dan menetapkan nilai ini, (Kotler dan Amstrong, 2008:345). 1. Penetapan Harga Berdasarkan Nilai

50 Penetapan harga yang baik dimulai dengan pemahaman menyeluruh dari nilai yang diciptakan suatu produk atau jasa bagi para pelanggan. Penetapan harga berdasarkan nilai (value-based pricing) menggunakan persepsi nilai dari pembeli, bukan dari biaya penjual, sebagi kunci penetapan harga. Penetapan harga berdasarkan nilai berarti bahwa pemasar tidak dapat mendesain suatu produk atau program pemasaran dan kemudian menetapkan harga. Harga dihitung bersama-sama dengan variabel bauran pemasaran lainnya sebelum program pemasaran ditetapkan. 2. Penetapan Harga Berdasarkan Nilai yang Baik Selama dekade terakhir, pemasar telah mengetahui pergeseran fundamental pada sikap konsumen terhadap harga dan kualitas. Banyak perusahaan mengubah pendekatan penetapan harga untuk membawa mereka sejalan dengan perubahan kondisi ekonomi dan persepsi harga konsumen. Semakin banyak pemasar yang menganut strategi penetapan harga dengan nilai yang baik (good-value princing) menawarkan kombinasi yang tepat antara kualitas dan layanan yang baik pada harga yang wajar. 3. Penetapan Harga Dengan Nilai Tambah Untuk menganut strategi penetapan harga dengan nilai tambah (valueadded pricing) maka daripada memotong harga untuk menyamai pesaing, mereka menambahkan fitur dan layanan nilai tambah untuk membedakan penawaran mereka dan mendukung harga yang lebih tinggi bahkan pada lingkungan ekonomi saat iniyang menjadi sorotan bukanlah harga, kata seorang ahli penetapan harga, namun menjaga kesetiaan pelanggan dengan memberikan layanan yang tidak dapat mereka temukan ditempat lain. 4. Biaya perusahaan dan produk

51 Penetapan harga berdasarkan biaya (cost-based pricing) melibatkan penetapan harga berdasarkan biaya memproduksi, distribusi dan penjualan produk beserta tingkat pengembalian yang wajar bagi usaha dan risiko Tujuan Penetapan Harg maksimalisasi laba sangat sulit dicapai, karena sukar sekali untuk dapat memperkirakan secara akurat jumlah penjualan yang dapat dicapai pada tingkat harga tertentu. Dengan demikian, tidak mungkin suatu dapat mengetahui secara pasti tingkat harga yang dapat menghasilkan laba maksimum. Oleh sebab itu pada perusahaan yang menggunakan pendekatan target laba, yaitu tingkat laba yang sesuai atau yang diharapkan sebagai sasaran laba. Ada dua jenis target laba yang biasa digunakan yaitu margin dan target ROI (return on investment). Target margin merupakan target laba terhadap penjualan. Sedangkan target ROI merupakan target laba suatu produk yang dinyatakan sebagai rasio laba terhadap investasi total yang dilakukan perusahaan dalam fasilitas produksi dan asset yang mendukung produk tersebut. 2. Tujuan Berorientasi Pada Volume Selain tujuan berorientasi pada laba, ada pula perusahaan yang menetapkan harganya berdasarkan tujuan yang berorientasi pada volume tertentu atau yang biasa dikenal dengan istilah volume pricing objectives. Harga ditetapkan sedemikian rupa agar dapat mencapai target volume penjualan (dalam ton, kg, unit, m 3 dan lain-lain), nilai penjualan (RP) atau pangsa pasar absolut maupun relatif). Pangsa pasar absolut adalah bagian pasar yang mampu dikuasai oleh perusahaan aapabila dibandingkan dengan penjualan seluruh industrinya (total penjualan perusahaan yang sejenis),

52 sedangkan pangsa pasar yang relatif adalah perbandingan antara total penjualan suatu perusahaan dengan total penjualan pesaing utamanya. 3. Tujuan Berorientasi pada Citra Citra suatu perusahaan dapat dibentuk melalui strategi penetapan harga. Perusahaan dapat menetapkan harga tinggi untuk membentuk atau mempertahankan citra perusahaan. Sementara itu harga yang rendah dapat digunakan untuk membentuk citra nilai tertentu. Perusahaan dapat memberikan jaminan bahwa harganya merupakan harga yang terendah wilayah tertentu. Pada hakikatnya, baik penetapan harga tinggi maupun rendah untuk meningkatkan persepsi konsumen terhadap keseluruhan bauran pemasaran ditawarkan perusahaan. 4. Tujuan Berorientasi pada Stabilitas Harga Dalam pasar yang konsumennya sangat relatif terhadap harga, bila suatu perusahaan menurunkan harganya, maka para pesaingnya harus menurunkan pula harga mereka. Kondisi seperti ini mendasari terbentuknya tujuan stabilisasi harga dalam industri-industri tertentu yang produknya sangat terstandarisasi (misalnya minyak bumi). Tujuan stabilisasi dilakukan dengan jalan menetapkan harga untuk mempertahankan hubungan yang stabil antara harga suatu perusahaan dan harga pemimpin industri Kualitas Produk Pengertian Kualitas Produk Pengertian produk menurut Kotler (2009 : 22) adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memuskan keinginan atau kebutuhan. Secara konseptual produk adalah pemahaman subyektif dari produsen atas sesuatu yang bisa ditawarkan

53 sebagai usaha untuk mencapai tujuan organisasi melalui pemenuhan kebutuhan dan kegiatan konsumen, sesuai dengan kompetensi dan kapasitas organisasi serta daya beli pasar. Menurut Kotler dan Amstrong (2008:40) kualitas adalah karakteristik dari produk dalam kemampuan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang telah ditentukan dan bersifat laten. Sedangkan menurut Alma (2011) kualitas merupakan perpaduan antara sifat dan karakterstik yang menentukan sejauh mana keluaran dapat memenuhi prasyarat kebutuhan pelanggan atau menilai sampai seberapa jauh sifat dan karakteristik itu memenuhi kebutuhannya. Menurut Kotler dan Amstrong (2008:35) kualitas produk adalah kemampuan sebuah produk dalam memperagakan fungsinya, hal ini termasuk keseluruhan durabilitas, reabilitas, ketepatan, kemudahan pengoperasian dan reparasi produk dan atribut produk lainnya. Untuk mencapai kualitas produk yang diinginkan maka diperlukan suatu standarisasi kualitas. Cara ini dimaksudkan untuk menjaga agar produk yang dihasilkan memenuhi standart yang telah ditetapkan sehingga konsumen tidak akan kehilangan kepercayaan terhadap produk yang bersangkutan Dimensi Kualitas produk Dimensi kualitas produk adalah suatu kunci sukses pemasaran suatu produk. Dewasa ini konsumen semakin kritis dalam menilai layak tidaknya suatu produk untuk digunakan. Atribut dari kualitas produk adalah Yuliana (2012) : 1. Kinerja Adalah tingkat dimana karakteristik utama panggilan. 2. Fitur Adalah jumlah panggilan dan tanda sebagai karakteristik utama panggilan. 3. Reabilitas

54 Adalah ukuran probabilitas bahwa produk tidak akan mengalami malfungsi atau gagal dalam periode waktu tertentu. 4. Daya tahan Adalah ukuran umuran operasi harapan produk. 5. Estetika Adalah bagaimana produk dilihat, dirasakan dan didengar. 6. Pelayanan Ukuran kemudahan perbaikan produk ketika produk itu tidak berfungsi atau gagal. 7. Sesuai dengan spesifikasi Adalah setuju akan produk yang menunjukkan tanda produk. 8. Kualitas penerimaan Adalah kategori tempat termasuk citra merek dan faktor-faktor tidak berwujud lainnya yang dapat mempengaruhi persepsi konsumen atas kualitas Tingkatan kualitas produk Menurut Tjiptono (2008:96) dalam merencanakan penawaran atau produk, pemasar perlu memahami lima tingkatan produk yaitu : 1. Produk utama/inti (core benefit) Yaitu manfaat yang sebenarnya dibutuhkan dan akan dikonsumsi oleh pelanggan dari setiap produk. 2. Produk generik Yaitu proses dasar yang mampu memenuhi fungsi produk yang paling dasar (rancangan produk minimal agar dapat berfungsi). 3. Produk harapan (expected product)

55 Yaitu produk formal yang ditawarkan dengan berbagai atribut dan kondisinya secara normal atau layak diharapkan dan disepakati untuk dibeli. 4. Produk pelengkap (augmented product) Yaitu berbagai atribut produk yang dilengkapi atau ditambah berbagai manfaat dan layanan, sehingga dapat memberikan tambahan kepuasan dan bisa dibedakan dengan produk pesaing. 5. Produk potensial Yaitu segala macam tambahan dan perubahan yang mungkin dikembangkan untuk suatu produk di masa mendatang Klasifikasi Kualitas Produk Klasifikasi kualitas produk bisa dilakukan atas berbagai macam sudut pandang, dan berdasarkan wujudnya yaitu, (Tjiptono, 2008:98) : 1. Barang tidak tahan lama (Nondurable Goods) Barang tidak tahan lama adalah barang berwujud yang biasanya habis dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali pemakaian. Dengan kata lain, umur ekonomisnya dalam kondisi pemakaian normal kurang dari sau tahun. Contohnya adalah sabun, minuman dan makanan ringan. Oleh karena itu barang jenis ini dikonsumsi dengan cepat (dalam waktu singkat). 2. Barang tahan lama (Durable Goods) Barang tahan lama merupakan barang berwujud yang biasanya bisa bertahan lama dengan banyak pemakaian (umur ekonomisnya untuk pemakaian normal adalah satu tahun atau lebih. Contohnya adalah TV, mobil, motor, komputer.

56 Umumnya jenis barang seperi ini dibutuhkan personal selling dan pelayanan yang lebih banyak daripada barang tidak tahan lama, memberikan keuntungan yang lebih besar, dan membutuhkan jaminan atau garansi tertentu dari penjualnya Keputusan Pembelian Pengertian Keputusan Pembelian Menurut Tjiptono (2008:20) Keputusan pembelian merupakan sikap seseorang untuk membeli atau menggunakan suatu produk baik berupa barang atau jasa yang telah diyakini akan memuaskan dirinya dan kesediaan menanggung resiko yang mungkin ditimbulkanya. Keputusan pembelian yang diambil oleh pembeli sebenarnya merupakan kumpulan dari sejumlah keputusan yang terorganisir Macam-macam Situasi Pembelian Jumlah dan kompleksitas kegiatan konsumen dalam pembeliannya dapat berbeda-beda. Pembelian konsumen dapat ditinjau oleh (Swastha, 2008:104) sebagai kegiatan penyelesaian suatu masalah,dan terdapat tigas macam situasi. Jenis situasi tersebut dituangkan dalam pendapatnya : 1. Perilaku responsi rutin Jenis perilaku pembelian yang paling sederhana terdapat dalam suatu pembelian yang berharga murah dan sering dilakukan. Dalam hal ini pembeli sudah memahami merek-merek beserta atributya. Tetapi pada umumnya kegiatan pembelian dilakukan secara rutin sesuai keinginan. Sedangkan untuk menarik langganan baru, perusahaan harus dapat menarik perhatian terhadap mereknya atmerek yang disukai pembeli. Cara yang ditempuh antara lain dengan memperkenalkan merek terbaru dan harga khusus.

57 2. Penyelesaian masalah terbatas Pembelian akan lebih kompleks jika pembeli tidak mengetahui sebuah merek dalam suatu jenis produk yang disukai sehingga membutuhkan informasi lebih banyak lagi sebelum memutuskan untuk membeli. Sebagai contoh seorang yang akan membeli sebuah sepeda motor sudah mengetahui beberpa merek kecuali suatu merek baru. Untuk mengetahui merek baru ia dapat melihat orang lain memakai atau dengan harga yang standart yang ditawarkan oleh penjual dealer atau sales. Manajer harus mengetahui bahwa konsumen akan selalu berusaha mengurangi risiko dengan cara mengumpulkan informasi lebih dulu. 3. Penyelesaian masalah ekstensif Suatu pembelian akan menjadi sangat komplek jika pembeli menjumpai jenis produk yang kurang dipahami dan tidk mengetahui kriteria penggunaannya. Sebagai contoh seorang yang membeli sepeda motor sangat mahal pertama kalinya, diantara merek Honda metic merek vario, beat, scoopy dan lain-lain. Dari ketiga jenis merek yang pernah diketahui ia tidak mengetahui atribut-atribut jenis produk yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan sepeda motor yang baik. Dari segi merek yang banyak disukai masyarakat, citra merek yang sangat positif, harga yang relatif. Dari ketiga tersebut hal dalam situasi pembelian yang harus dipahami dalam proses pembelian yang mempunyai banyak situasi Tahap-Tahap Dalam Poses Pengambilan Keputusan Konsumen Dalam tahap proses pengambilan keputusan konsumen dalam pembelian mempunyai 5 tahap sehingga konsumen bisa mencapai keberhasilan dalam

58 pembelian. Menurut Kotler ( 2009: 184) proses pengambilan keputusan konsumen maka ada model 5 tahap yaitu : 1) Pengenalan masalah Proses pembelian dimulai saat pembeli mengenali masalah atau kebutuhan yang dipicu oleh rangsangan internal atau eksternal. Rangsangan internal misalnya memenuhi rasa kebutuhan pekerjaan atau kegiatan yang berhubungan dengan sepeda motor untuk alat transportasi, sedangkan rangsangan eksternal misalnya seorang pekerja atau yang kebutuhannya menggunakan sepeda motor maka akan membelinya untuk memenuhi kebutuhan kegiatannya atu pekerjaannya. 2) Pencari informasi Konsumen yang terangsang kebutuhannya akan terdorong untuk mencari informasi yang lebih banyak. Sumber informasi tersebut berasal dari saudara, teman, media massa, iklan serta pameran dan merupakan citra merek yang selalu unggul bersaing. 3) Evaluasi Alternatif Konsumen memiliki sikap beragam dalam memandang atribut yang relevan dan penting menurut manfaat yang mereka cari. Kumpulan keyakinan atas merk tertentu membentuk citra merek, yaitu disaring melalui dampak perspektif selektif, distorsi selektif dan ingatan selektif. 4) Keputusan Pembelian Dalam melaksanakan maksud pembelian, konsumen bisa mengambil keputusan dari citra merek, harga dan kualitas prod.

59 5) Perilaku Pasca Pembelian Setiap pembelian, konsumen mungkin mengalami ketidaksesuaian karena memperhatikan fitur-fitur tertentu yang mengganggu atau mendengar hal-hal yang menyenangkan tentang merek lain, dan akan selalu siaga terhadap informasi yang mendukung keputusannya. Para pemasar harus memantau kepuasan pasca pembelian, tindakan pasca pembelian, dan pemakaian produk pasca pembelian. Pengenalan Masalah Pencari Informasi Evaluasi alternatif Keputusan Pembelian Perilaku pasca pembelian Gambar Model lima Tahap Proses Membeli Gambar tersebut dapat disimpulkan bahwa ada lima tahap proses membeli, menurut Kotler ( 2009: 184) yang sudah dijelaskan teorinya diatas. Lima tahap tersebut agar mencapai kesuksesan dalam membeli maka dapat dipakai kelimanya dengan urut dan selalu benar. Dalam teori tersebut dari pengenalan masalah, pencari informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian dan perilaku pasca pembelian sudah dijelaskan diatas maksut dan arti dari gambar tersebut. gambar tersebut hanya menerangkan urutan saat melakukan proses keputusan dalam membeli sebuah produk yang dihasilkan oleh perusahaan atau pasar. Dengan begitu masyarakat perlu menerapkan ilmu tersebut agar tidak menimbulkan kekecewaan saat membeli dan sesuai keinginan Penelitian Terdahulu Penelitian ini dibuat berdasarkan penelitian-penelitian terdahulu yaitu Doni Hariadi (2012), Herma yuliana (2012), Dwi Ristiawan dan Lena Farida (2015),

60 Cindy Silvianty Sengkey dan Rudy Steven (2015), H.Y Ruyatnasih, Rachmad Hasbullah dan Diana (2013), Purwati Heri, Setiawan dan Rohmawati (2012), Achmad Yanu Alif Fianto(2014), Melvern Tamunu dan Ferdinand Tumewu (2014), Hendra Noky Andriantodan Idris (2013) Krystia Tambunan dan Ibnu Widiyanto (2012) yang hasilnya dapat dalam tabel berikut :

61 Tabel Penelitian Terdahulu No. Peneliti, Judul, Tahun Sampel dan MetodePenel itian Variabel Hasil Penelitian 1 Doni Hariadi Pengaruh Produk, harga, promosi dandistribusi Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen pada Produk Projector Microvision Responden SPSS Independen (x) : 1. Produk 2. Harga 3. Promosi 4. Distribusi Dependen (y) : 1. Keputusan Konsumen 1. Hasil pengujian secara simultan secara bersama-sama signifikan. 2. Hasil pengujian secara parsial dengan menggunakan uji t menunjukkan signifikan. 2 Herma Yuliana Pengaruh Merek Dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Konsumen Untuk Membeli Sepeda Motor Honda Dwi Ristiawan dan Lena Farida Pengaruh Citra Merek (Brand Image) Terhadap Pengambilan Keputusan Pembelian Sepeda Motor Suzuki Satria FU 150 Di Kota Pekanbaru (Studi Kasus Pada Konsumen PT.Riau Jaya Cemerlang) Cindy Silvianty Sengkey dan Rudy Steven Analisis Citra Merek, Atmosfer Toko, Dan Paikologis Terhadap Keputusa pembelian Pada Time Out Sport Cafe It Center Manado H.Y Ruyatnasih, Rachmad Hasbullah, Diana PengaruhPerilaku Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Honda Beat (Studi Kasus Pada Mahasiswa Unsika) Responden SPSS 100 Responden SPSS 83 Responden SPSS 100 Responden SPSS Independen (x) : 1. Merek 2. Kualitas Produk Dependen (y) : 1. Keputusan Konsumen Independen (x) : 1. Citra Merek(Brand Image) Dependen (y) : 1. Keputusan Pembelian(y) Independen (x) : 1. Citra Merek 2. Atmosfer toko 3. Psikologis Dependen (y) : 1. Keputusan Pembelian Independen (x) : 1. Perilaku Konsumen Dependen (y) : 1. Keputusan Pembelian Merek, kualitas Produksangat berpengaruh valid atau signifikan terhadap keputusan pembeliansepeda motor Honda. Citra merek(brand image) sangat berpengaruh signifikan terhadap pembelian sepeda motor Suzuki Satria FU 150 di Kota Pekanbaru. Citra merek, atmosfer toko, psikologis sangat berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian pada time out sport cafe it center Manado. Pengaruh perilaku konsumen terhadap keputusan pembelian sepeda motor Honda beat memiliki nilai kolerasi 0,547 yang berarti memiliki pengaruh cukup kuat dan positif.

62 6 Purwati Heri Setiawan Rohmawati Pengaruh Harga Dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Motor Honda Matic Beat ( Studi Kasus Pada PT.Nusantara Solar Sakti) Achmad Yanu Alif Fianto The InfluenceOf Brand Image On Purchase Behaviour Through Brand Trust Melvern TamunuFerdinand Tumewu Analyzing The Influence Of Price And Product Quality On Buying Decision Honda Matic Motorcyles In Manado Hendra Noky Andrianto Idris Pengaruh Kualitas Produk, Citra Merek, Harga dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Mobil Jenis MPV Merek Toyota Kijang Innova di Semarang Krystia Tambunan dan Ibnu Widiyanto Analisis Pengaruh Citra Merek, Persepsi Kualitas, dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Bandeng Presto (Studi Kasus Pada Konsumen di Bandeng Presto Semarang) Responden SPSS 386 responden Structural Equation Modelling (SEM) 100 Responden SPSS 96 Responden SPSS 100 Responden SPSS Independen (x) : 1. Harga 2. Kualitas Produk Dependen (y) : 1. Keputusan Pembelian Independen (x) : 1. Brand Image (Citra Merek) Dependen (y) : 1. Brand Trust ( Kepercayaan Merek) 2. Purchase Behavior (Perilaku Pembelian) Independen (x) : 1. Price (Harga) 2. Product Quality (Kualitas Produk) Dependen (y) : 1. Purchase Decision (Keputusan Pembelian) Independen (x) : 1. Kualitas Produk 2. Citra merek 3. Harga 4. Promosi Dependen (y) : 1. Keputusan Pembelian Independen (x) : 1. Citra Merek 2. Persepsi Kualitas 3. Harga Dependen (y) : 1. Keputusan Pembelian Harga dan kualitas produk sangat berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian motor Honda metic bead dengan studi kasus pada PT.Nusantara Solar Sakti Citra merek sangat berpengruh signifikan terhadap Kepercayaan Merek dan Perilaku Pembelian. Harga dan kualitas produk sangat berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian Honda matic di Manado. Kualitas Produk, Citra Merek, Harga dan Promosi sangat berpengaruh positif terhadap pembelian mobil jenis MPVmerek Toyota Kijang Innova di Semarang. Citra Merek, Persepsi Kualitas, dan Harga berpengaruh signifikan terhadap pembelian bandeng presto.

63 2.2 Kerangka Konseptual Pengertian Kerangka Konseptual Dalam bukunya Uma Sekaran (2009) mengemukan bahwa Kerangka konseptual atau berfikir adalah model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasin sebagai masalah yang penting. Tetapi menurut Sugiyono (2010:89) bahwa kerangka konseptual atau berfikir adalah sintesa tentang hubungan antar variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah dideskripsikan, selanjutnya dianalisis secara kriti dan sestematis, shingga menghasilkan sintesa tentang hubungan antar variabel yang diteliti. Sintesa tentang hubungan variabel tersebut selanjutnya digunakan untuk merumuskan hipotesis. Kerangka berfikir atau konseptual yang baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan antar variabel yang akan diteliti, jadi secara teoritis perlu dijelaskan hubungan antar variabel independent dan dependen. Berdasarkan teori pada tinjauan pustaka sebagaimana telah diuraikan pada bab sebelumnya, dapat disusun suatu kerangka konseptual untuk menganalisis pengaruh citra merek (X 1 ), harga (X 2 ), dan kualitas produk (X 3 ) terhadap keputusan pembelian (Y) sepeda motor Honda. Citra Merek (X 1 ) Harga (X 2 ) H 1 H 2 Keputusan Pembelian (Y) Kualitas Produk (X 3 ) H 3 Gambar 2.2 Kerangka Konseptual Sepeda Motor Honda matic beat di Kota Semarang

64 1. Hubungan Citra Merek dengan Keputusan Pembelian Pada dasarnya citra merek sangat diharapkan oleh suatu perusahaan tersebut. Produk yang bercitra merek yang baik maka akan memberi rasa nyaman, pandangan masyarakat positif ke produk tersebut maka brand dalam penjualan produk tersebut akan mengalami peningkatan. Seperti yang diuraikan diatas maka juga dibuktikan oleh penelitiannya Yuliana (2012), Silvianty dan Steven (2015), Yanu (2014), Andrianto dan Idris (2013), Tambunan dan Widiyanto (2012) yang menyatakan bahwa citra merek berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan hipotesis sebagai berikut : (H 1 ) : Citra erek berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. 2. Hubungan Harga terhadap Keputusan Pembelian Harga memiliki kaitan erat dengan naik turunnya penjualan suatu produk.semakin tinggi harga yang ditawarkan maka semakin mengecil jumlah pangsa pasar dan ketika tingkat harga rendah dapat memperluas pangsa pasar. Dari uraian diatas juga dibuktikan oleh penelitiannya Hariadi (2012), Ristiawan dan Farida (2015), Purwati,et al (2012),Tamunu dan Tumewu (2014), Andrianto dan Idris (2013), Tambunan dan widiyanto (2012) yang menyatakan bahwa harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan hipotesis sebagai berikut : (H 2) : Harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. 3. Hubungan Kualitas Produk terhadap Keputusan Pembelian Kualitas produk dalam penjualan sangat memiliki kaitan erat karena kualitas produk adalah bentuk penilaian produk yang akan dibeli. Kualitas menentukan

65 pengaruh terhadap konsumen. Semakin berkualitas produk maka semakin tinggi keputusan konsumen untuk melakukan pembelian. Dari uraian diatas juga dibuktikan oleh penelitiannya Hariadi (2012), Yuliana (2012), Purwati, et al (2012), Tamunu dan Tumewu (2014), Andrianto dan Idris (2013), Tambunan dan Widiyanto (2012) yang menyatakan bahwa kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan hipotesis sebagai berikut : (H 3 ) : Kualitas Produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. 2.3 Hipotesis Penelitian 2.3 Pengertian Hipotesis penelitian Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoristik terhadap rumusan masalah penelitian belum jawaban empirik, (sugiyono 2010:93). Berdasarkan kerangka berfikir di atas, maka dapat dihipotesiskan sebagai berikut : H 1 : Pengaruh Citra Merek sangat signifikan terhadap Keputusan Pembelian sepeda motor Honda matic Beat di Kota Semarang. H 2 : Pengaruh Harga sangat signifikan terhadap Keputusan Pembelian sepeda motor Honda matic Beat di Kota Semarang.

66 H 3 : Pengaruh Kualitas Produk terhadap Keputusan pembelian sepeda motor Honda matic Beat di kota Semarang.

67 67 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel penelitian dan definisi operasional dalam penelitian ini berisi deskripsi variabel-variabel yang digunakan didefinisikan secara lebih operasional Variabel penelitian Penelitian ini menggunkan 2 varibel yang dikelompokkan sebagai berikut : a. Variabel Independen (Variabel bebas) Variabel Independen yaitu variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen atau terikat.(sugiyono, 2010:59) Dalam penelitian ini yang merupakan variabel independen atau terikat adalah : a) Citra merek Citra merek (brand image) adalah bahwa sebagai persepsi konsumen dan perferensi terhadap merek sebagaimana yang direfleksikan oleh berbagai macam asosiasi merek yang ada dalam ingatan ingatan konsumen. (Mamang dan Sophiah, 2013:327). Indikator citra merek dapat diukur melalui (Tambunan dan Widiyanto, 2012) : 1. Merek mudah diingat 2. Merek mudah dikenali 3. Merek yang terpercaya

68 68 b) Harga Harga adalah jumlah uang yang harus dibayarkan konsumen untuk mendapatkan suatu produk guna memenuhi kebutuhan dan keinginan yang belum terpuaskan. (Hariadi, 2012). Indikator harga dalam penelitian ini dapat diukur melalui (Andrianto dan Idris, 2013) : 1. Harga bersaing 2. Harga terjangkau 3. Harga sesuai kualitas c) Kualitas Produk Kualitas produk adalah bentuk penilaian atas produk yang akan dibeli, apakah sudah memenuhi apa yang diharapkan konsumen (Angipora, 2009) : Indikator kualitas produk dalam penelitian ini dapat diukur melalui, (Andrianto dan Idris, 2013), (Doni Hariadi, 2012) : 1. Kinerja 2. Desain 3. Daya tahan b. Variabel dependen (variabel terikat) Variabel dependen yaitu variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (sugiyono, 2010:59) : Dalam penelitian ini yang merupakan variabel dependen atau variabel bebas adalah:

69 69 a) Keputusan pembelian Keputusan pembelian adalah sikap seseorang untuk membeli atau menggunakan suatu produk baik berupa barang atau jasa yang telah diyakini akan memuaskan dirinya dan kesediaan menanggung resiko yang mungkin ditimbulkanya (Tjiptono, 2008) : Indikator dalam penelitian ini dapat diukur melalui (Tambunan dan Widiyanto, 2012), (Andrianto dan Idris, 2013) : 1. Kemantapan membeli 2. Rekomendasi 3. Keyakinan membeli 3.2 Populasi Dan Sampel Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu (sugiyono, 2010:115). Populasi dalam penelitian ini adalah pengguna sepeda motor Honda matic Beat di Kota Semarang.

70 Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi (Sugiyono, 2010:116). Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian pengguna sepeda motor Honda matic Beat di Kota Semarang. Menurut Widyanto (2008), jumlah sampel minimal ditentukan dengan rumus sebagai berikut : 2 Z n 4 Moe 2 Dimana : n : Jumlah sampel Z : Tingkat Distribusi Normal Moe : Margin of Error, yaitu tingkat kesalahan maksimal pengambilan sampel yang masih dapat ditoleransi atau diinginkan. Dengan menggunakan margin of error sebesar 10%, maka jumlah sampel minimal yang dapat diambil sebesar : 1,96 n 4 2 0,10 2 = 96,04 atau 96 dan dibulatkan menjadi 100 Berdasarkan hasil perhitungan, maka sampel yang akan digunakan sebanyak 96,04 responden dan dibulatkan menjadi 100 responden.

71 71 Karena dasar inilah peneliti menggunakan sampel dalam penelitian ini sebanyak 100 responden. Dalam penelitian ini menggunakan teknik sampling yang digunakan metode purposive sampling yaitu penentuan sampel dengan menggunakan kriteria tertentu. Kriterianya adalah pembeli dan pengguna sepeda motor Honda matic Beat di Kota Semarang. 3.3 Jenis Dan Sumber Data sebagai berikut : Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua yaitu Data sekunder Data sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data (Sugiyono, 2010:193). Data sekunder diperoleh melalui studi pustaka, internet data ini merupaka data pendukung yang berhubungan dengan topic dan penjelasan tentang penelitian. Data tersebut diperoleh dari data yang didapatkan melalui proses analisis. Setelah dianalisis akan diperoleh strategi yang paling tepat untuk Perusahaan ambil agar dapat diteruskan bersaing dimasa yang akan datang Data primer Data primer adalah sumber data yang diperoleh secara langsung dari sumber asli (tidak melalui perantara) memberikan data kepada pengumpul data (Sugiyono, 2010:193). Data ini dapat berupa opini subyek (orang) secara individual atau kelompok. Data ini diperlukan untuk mengetahui tanggapan konsumen terhadap pembelian sepeda motor Honda matic Beat di Kota Semarang yang dapat dilihat dari

72 72 citra merek, harga dan kualitas produk, untuk mendapatkan data tersebut akan dibagikan. 3.4 Metode Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut : Kuesioner Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan diri responden (Sugiyono, 2010:199). Dalam pengisian kuesioner peneliti mengajukan sejumlah pertanyaan yang ditujukan kepada pengguna dan pembeli sepeda motor Honda matic Beat di Kota Semarang. Kemudian diisi oleh konsumen dengan jawaban yang sesuai dengan pendapat konsumen tentang produk yang digunakan. 1. Data dikumpulkan meliputi : a. Data responden berupa nama, jenis kelamin, usia, pekerjaan, pendapatan perbulan. b. Data mengenai tanggapan responden terhadap variabel-variabel yang mempengaruhi keputusan pembelian.

73 73 2. Pengukuran variabel Pengukuran variabel dalam penelitian ini adalah menggunakan skala likert yang digunakan sering dipakai dalam penyusunan kuesioner, yang mempunyai lima tingkatan preferensi jawaban pilihan sebagai berikut (Ghozali, 2011:47) : SS : Sangat Setuju (5) S : Setuju (4) N : Netral (3) TS : Tidak Setuju (2) STS : Sangat Tidak Setuju (1) Skala likert dalam penelitian ini menggunakan skala ordinal yang dijaarkan ke dalam Rentang skala (RS) sebagai berikut, Umar (2013) : RS = Perhitungan tersebut adalah sebagai berikut : RS = = 0,8

74 74 Standar kategori lima kelas tersebut adalah : 1,00 1,80 = sangat rendah 1,81 2,60 = rendah 2,61 3,40 = cukup rendah 3,41 4,20 = tinggi 4,21 5,00 = sangat tinggi 3.5 Metode Analisisis Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan program SPSS yang dimana akan dilakukan uji tersebut, diantaranya adalah : Uji Validitas Uji Validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner( Ghozali, 2011:52). Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. membandingkan dengan r hitung dengan r tabel (df=n-2). Uji validitas dapat dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung dengan r table dengan cara : Jika r hitung lebih besar dari r table (r hitung > r table) dan nilai positif maka butir atau pertanyaan atau indikator tersebut dinyatakan valid. Jika r hitung lebih kecil dari r table (r hitung < r table) dan nilai negatif maka dinyatakan butir pertanyaan atau indikator dinyatakan tidak valid.

75 Uji Reliabilitas Uji Reliabilitas sebenarnya adalah alatu untuk mengukur suatu kuesioner yng merupakan merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliable atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu kewaktu. Uji reliabilitas dilakukan dengan uji cronbach alpha. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliable jika hasil memberikan nilai cronbach alpha lebih besar dari 0,70 (α>0.70) (Ghozali, 2011:48) Uji asumsi klasik Asumsi Klasik bertujuan untuk mengetahui kondisi data yang dipergunakan dalam penelitian ini. Hal tersebut dilakukan agar diperoleh model analisis yang tepat. Model analisis regresi penelitian ini mensyaratkan asumsi terhadap data yang meliputi : Uji Normalitas Uji Normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel berdistribusi normal atau tidak. Selain itu uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel dependen dan variabel independen mempunyai distribusi data normal atau mendekati normal atau mendekati normal (Ghozali, 2011:160). Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah dengan melihat grafik histogram namun hanya melihat histrogram saja menyesatkan khususnya untuk jumlah sampel yang kecil. Metode yang lebih handal adalah melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi normal akan

76 76 membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data residual akan dibandindingkan dengan garis diagonal. Pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya. Dasar pengambilan keputusan : 1. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. 2. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya tidak menunjukkan pola distriusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas Uji Heteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitasdilakukan untuk melihat penyebaran data.uji ini dapat dilakukan dengan melihat grafik scatterplot antara nilai prediksi variabel terikat. Model regresi yang baik adalah yang Homoskedastisitas atau tidak terjadi Heteroskedastisitas. Dasar Analisis : Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi Heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi Heteroskedastisitas(Ghozali, 2011:139).

77 Uji Multikolinieritas Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas(independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi maka variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas didalam model regresi adalah : Nilai R 2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel independen banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel dependen. Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen, jika antar variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya di atas 0.90) maka hal ini merupakan indikasi adanya Multikolinieritas. Uji Multikolinieritas dapat dilihat nilai Tolerance 0.10 atau sama dengan nilai Variance inflation factor (VIP) 10.(Ghozali, 2011 :105) Uji Regresi Linier Berganda Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda. Analisis regresi liner berganda adalah suatu metode statistik umum yang digunakan untuk meneliti hubungan antara sebuah variabel dependen dengan beberapa variabel independen untuk mengukur ada atau tidaknya korelasi antar variabel. Regresi linier berganda adalah suatu uji yang digunakan untuk mengetahui

78 78 pengaruh antar varibel bebas terhadap variabel terikat. Adapun persamaan regresi linier berganda adalah sebagai berikut : Dalam persamaan diatas penjelasannya sebagai berikut : Y = a + β 1 X 1 + β 2 X 2 +β 3 X 3 + e Keterangan : Y X 1 X 2 X 3 : Keputusan Pembelian : Citra Merek : Harga : Kualitas Produk β 1 β 2 β 3 : Koefisien regresi dari masing-masing variabel bebas a e : Kontanta : Standart Eror Setelah diketahui persamaan regresi maka hubungan antar variabel bebas dan terikat ditafsirkan berdasarkan atas nilai koefisien dari variabel bebas. (Ghozali, 2009) Pengujian Hipotesis Uji T (Uji Secara Parsial) Uji T atau uji parsial menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2011:98).

79 79 Kriteria pengujian secara parsial dengan tingkat level of significant α=0,05 sebagai berikut : 1) Jika sig > (α) 0,05 maka Ho diterima, berarti tidak ada pengaruh secara parsial antara variabel bebas terhadap variabel terikat. 2) Jika sig < (α) 0,05, maka Ho ditolak, berarti ada pengaruh secara parsial antara variabel bebas terhadap variabel terikat Uji F (Uji Secara Simultan) Uji F atau uji simultan menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh simultan terhadap variabel dependen (ghozali, 2011:98). Kriteria pengujian secara simultan dengan tingkat signifikan α= 5% yaitu sebagai berikut : Jika nilai signifikan uji F >0,05 maka, Ho diterima dan H 1 ditolak yang berarti citra merek, harga dan kualitas produk tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen sepeda motor Honda matic Beat di Kota Semarang. Jika nilai signifikan uji F<0,05 maka Ho ditolak dan H 1 diterima yang berarti citra merek, harga dan kualitas produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen sepeda motor Honda matic Beat di Kota Semarang Analisis Koefisien determinasi (R 2 ) Analisis koefisien deteminasi (R 2 ) intinya mengukur seberapa jauh kemampun model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Jika nilai (R 2 ) mendekati 1 menunjukkan bahwa sumbangan atau kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat secara simultan semakin kuat, sedangkan apabila (R 2 ) mendekati 0 menunjukkan bahwa

80 80 sumbangan atau kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat secara simultan semakin lemah (Ghozali, 2011:97).

81 81 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Deskripsi Responden Deskripsi para responden disini akan menganalisis identitas para responden penelitian yang menjadi sampel dalam penelitian mengenai Pengaruh Citra Merek, Harga, dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Honda Matic Beat di Kota Semarang. Berdasarkan dari judul penelitian maka proses penyebaran kuesioner 100 responden yang berisi tentang identitas responden untuk diisi oleh sebagian orang di Kota Semarang. Jumlah responden yang bisa didapat dari hasil penyebaran kuesioner terdapat dilihat pada tabel Jumlah Responden Tabel 4.1 Jumlah Responden Keterangan Jumlah Kuesioner yang disebar 100 Kuesioner yang kembali 100 Total Persentase 100% Sumber : Data Primer yang diolah, 2016

82 82 Pada tabel 4.1 hasil penyebaran kuesioner yang disebar sebanyak 100 atau (100%) kepada sebagian responden kota semarangyang menggunakan dan membeli sepeda motor Honda matic beat. Maka kuesioner yang diolah sebesar 100 atau (100%). Langkah berikutnya adalah mendeskripsikan para responden penelitian menurut jenis kelamin, usia, pekerjaan, dan pendapatan perbulan. 1. Deskripsi Jenis Kelamin Responden Deskripsi yang pertama yaitu mendeskripsikan responden menurut jenis kelamin guna mengetahui jumlah responden untuk berjenis kelamin pria dan wanita, dan hasilnya dapat dilihat di tabel 4.2. Tabel 4.2 Jenis Kelamin Responden No. Keterangan Jumlah Presentase 1. Pria 45 45% 2. Wanita 55 55% Jumlah % Sumber : data primer yang diolah, 2016 Pada tabel 4.2 menunjukkan bahwa jumlah responden pria sebanyak 45 orang (45%) sedangkan responden wanita sebanyak 55 orang (55%). Sepeda motor Honda matic Beat merupakan Honda matic atau bebek yang mudah dikendarai sehingga keputusan pembelian sepeda motor Honda matic Beat di Kota Semarang. 2. Usia Responden Deskripsi yang kedua adalah mendeskripsikan usia. Untuk mengetahui usia responden maka dijelaskan ditabel 4.3.

83 83 Tabel 4.3 Usia Responden No. Keterangan Jumlah Persentase 1. <20 tahun 15 15% tahun 38 38% 3. >30 tahun 47 47% Jumlah % Sumber : Data primer yang diolah, 2016 Pada tabel 4.3 menunjukkan bahwa umur atau usia responden yang terbanyak adalah umur >30 tahun dan usia responden yang terendah adalah umur <20 tahun. Hal ini bisa dipengaruhi karena Honda matic Beat memiliki bentuk yang ramping dan kecil sehingga dapat disukai oleh konsumen berumur lebih dari 30 tahun. 3. Pekerjan Responden Deskripsi yang ketiga adalah mendeskripsikan pekerjaan. Untuk mengetahui pekerjaan responden maka dijelaskan ditabel 4.4.

84 84 Tabel 4.4 Pekerjaan Responden No. Kategori Jumlah Persentase 1. Buruh 12 12% 2. Pegawai Swasta 30 30% 3. Pegawai Negeri Sipil (PNS) 29 29% 4. Mahasiswa 17 17% 5. Lain-lain 12 12% Jumlah % Sumber : Data Primer yang diolah, 2016 Pada tabel 4.4 dapat dilihat mengenai jumlah pekerjaan responden, dimana pekerjaan responden terbanyak adalah pegawai swastha yaitu 30 atau (30%). Hal ini dipengaruhi oleh sebagian peminat sepeda motor Hond matic beat di Kota Semarang bekerja sebagai Pegawai Swastha. 4. Pendapatan Responden Deskripsi yang keempat adalah mendeskripsikan pendapatan.untuk mengetahui pendapatan responden maka dijelaskan ditabel 4.5.

85 85 Tabel 4.5 Pendapatan Responden No. Keterangan Penghasilan Jumlah Persentase 1. < Rp % 2. Rp Rp % 3. Rp Rp % 4. Rp Rp % 5. >Rp % Jumlah % Sumber : Data Primer yang diolah, 2016 Pada tabel 4.5 menunjukkan penghasilan perbulan responden yang paling banyak yaitu Rp Rp dan penghasilan terendah yang terendah yaitu <Rp hal ini dipengaruhi oleh harga Honda matic Beat relatif murah. Maka penghasilan Rp Rp peminatnya paling banyak. 4.2 Analisis Data Deskripsi Hasil Penelitian Analisis deskripsi dilakukanberdasarkan hasil pernyataan responden yang kemudian dicari nilai rata-rata dan dinilai dengan rentang skala sebagai berikut : RS =

86 86 Perhitungan tersebut adalah sebagai berikut : RS = = 0,8 Standar kategori lima kelas tersebut adalah : 1,00 1,80 = sangat rendah 1,81 2,60 = rendah 2,61 3,40 = cukup rendah 3,41 4,20 = tinggi 4,21 5,00 = sangat tinggi Berdasarkan skala rentang yang dijelaskan diatas maka dibawah ini akan dijelaskan sesuai angka yang didapat. Berikut penjelasannya berdasarkan variabel dalam penelitian ini. 1. Citra Merek Citra merek dapat didefinisikan bahwa sebagai persepsi konsumen dan perferensi terhadap merek sebagaimana yang direfleksikan oleh berbagai macam asosiasi merek yang ada dalam ingatan ingatan konsumen. (Mamang dan Sophiah, 2013:327). Hasil dapat dilihat pada tabel 4.6.

87 87 Tabel 4.6 Tanggapan Responden Tentang Citra Merek (X 1) No Indikator SS(5) S(4) N(3) TS(2) STS(1) Jumlah Rata-rata F S F S F S F S F S Merek Honda matic beat mudah diingat ,09 Merek Honda matic beat mudah dikenal konsumen ,72 Merek Honda matic beat sangat terpercaya ,12 Rata-rata nilai skor ,97 Sumber : Data Primer yang diolah, 2016 Berdasarkan tabel 4.6 tanggapan responden tentang variabel citra merek. Indikator dalam citra merek yang memiliki nilai rata-rata terbesar yaitu merek Honda matic Beat sangat terpercaya dan merek Honda matic Beat mudah diingat sebesar 4,12 dan 4,09. Dimana rata-rata nilai seluruh indikator sebesar 3,97, yang berarti memiliki nilai tinggi karena pada rentang 3,41-4, Harga Harga adalah sejumlah uang yang diberikan pada suatu produk tertentu untuk bisa dibelinya (Sunyoto, 2015:130). Hasil dapat dilihat pada tabel 4.7.

88 88 Tabel 4.7 Tanggapan Responden Tentang Harga (X 2 ) No Indicator SS(5) S(4) N(3) TS(2) STS(1) Jumlah Rata-rata F S F S F S F S F S Harga Honda matic beat mampu bersaing dengan merek lain ,19 Harga Honda matic beat terjangkau ,88 Harga Honda matic beat sesuai dengan kualitas yang diperoleh ,01 Rata-rata nilai skor ,02 Sumber : Data Primer yang diolah, 2016 Berdasarkan tabel 4.7 tanggapan responden tentang variabel harga. Indikator dalam harga yang memiliki nilai rata-rata terbesar yaitu harga Honda matic Beat mampu bersaing dengan merek lain dan harga Honda matic Beat sesuai dengan kualitas yang diperoleh sebesar 4,19 dan 4,01. Dimana rata-rata nilai seluruh indikator sebesar 4,02, yang berarti memiliki nilai tinggi karena pada rentang 3,41-4, Kualitas Produk Kualitas Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memuskan keinginan atau kebutuhan (Kotler, 2009 : 22). Hasil dapat dilihat pada tabel 4.8.

89 89 Tabel 4.8 Tanggapan Responden Tentang Kualitas Produk (X 3 ) No Indicator SS(5) S(4) N(3) TS(2) STS(1) Jumlah Rata-rata F S F S F S F S F S Bahan bakar Honda matic beat sangat irit ,92 Desain Honda matic beat lebih modern dan menarik ,66 Daya tahan mesin Honda matic beat sangat kokoh dan kuat ,63 Rata-rata nilai skor ,73 Sumber : Data Primer yang diolah, 2016 Berdasarkan tabel 4.8 tanggapan responden tentang variabel kualitas produk. Indikator dalam kualitas produk yang memiliki nilai rata-rata terbesar yaitu bahan bakar Honda matic Beat sangat irit dan desain Honda matic Beat lebih modern dan menarik sebesar 3,92 dan 3,66. Dimana rata-rata nilai seluruh indikator sebesar 3,73, yang berarti memiliki nilai tinggi karena pada rentang 3,41-4, Keputusan Pembelian Menurut Tjiptono (2008:20) Keputusan pembelian merupakan sikap seseorang untuk membeli atau menggunakan suatu produk baik berupa barang atau jasa yang telah diyakini akan memuaskan dirinya dan kesediaan menanggung resiko yang mungkin ditimbulkanya. Hasil dapat dilihat pada tabel 4.9.

90 90 Tabel 4.9 Tanggapan Responden Tentang Keputusan Pembelian (Y) No Indicator SS(5) S(4) N(3) TS(2) STS(1) Jumlah Rata-rata F S F S F S F S F S Saya mantap dalam melakukan pembelian Honda matic beat ,21 Saya melakukan pembelian Honda matic beat karena rekomendasi dari orang lain ,94 Saya sangat yakin membeli Honda matic beat ,09 Rata-rata nilai skor ,08 Sumber : Data Primer yang diolah, 2016 Berdasarkan tabel 4.9 tanggapan responden tentang variabel Keputusan Pembelian. Indikator dalam keputusan pembelian yang memiliki nilai rata-rata terbesar yaitu mantap dalam melakukan pembelian Honda matic Beat dan yakin membeli Honda matic Beat sebesar 4,21 dan 4,09. Dimana rata-rata nilai seluruh indikator sebesar 3,08, yang berarti memiliki nilai tinggi karena pada rentang 3,41-4,20.

91 Uji Instrumen Uji Validitas Uji Validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner ( Ghozali, 2011:52). Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. membandingkan dengan r hitung dengan r tabel dengan r tabel didapat dengan menggunakan tabel product momen t kemudian mencari nilai (df=n-2), n=100 maka didapat nilai 98 dengan α = 0,05. Uji validitas dapat dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung dengan r tabel dengan cara : r hitung > r tabel (0,197) dan nilai positif maka indikator tersebut dinyatakan valid. r hitung < r tabel (0,197) dan nilai negatif maka indikator dinyatakan tidak valid. Sedangkan nilai r hitung diolah dengan program SPSS, keluaran output dapat dilihat di (lampiran 3). Berikut dijelaskan ditabel 4.10 dengan membandingkan r hitung dengan r tabel.

92 92 Tabel 4.10 Hasil Uji Validitas Variabel Indikator R hitung >< R tabel Keterangan Citra Merek X1.1 0,490 > 0,197 valid X1.2 0,833 > 0,197 valid X1.3 0,559 > 0,197 valid Hargaa X2.1 0,599 > 0,197 valid X2.2 0,629 > 0,197 valid X2.3 0,543 > 0,197 valid Kualitas Produk X3.1 0,690 > 0,197 valid X3.2 0,683 > 0,197 valid X3.3 0,564 > 0,197 valid Keputusan Pembelian Y.1 0,502 > 0,197 valid Y.2 0,572 > 0,197 valid Y.3 0,605 > 0,197 valid Sumber : Data Primer yang diolah, 2016 (Corrected Item Total Correlation) Pada tabel 4.10 diketahui bahwa variabel citra merek (X 1 ), harga (X 2 ), kualitas produk (X 3 ) dan keputusan pembelian (Y) dikatakan valid karena r hitung lebih besar dari r tabel Uji Reliabilitas Uji Reliabilitas sebenarnya adalah alatu untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah

93 93 konsisten atau stabil dari waktu kewaktu. Uji reliabilitas dilakukan dengan uji cronbach alpha. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliable jika hasil memberikan nilai cronbach alpha lebih besar dari 0,70 (α>0.70) (Ghozali, 2011:48). Tabel 4.11 Hasil Uji Reliabilitas No. Variabel Α Koefisien Keterangan 1. Citra Merek (X1) 0,70 0,777 Reliabel 2. Harga 0,70 0,756 Reliabel 3. Kualitas Produk 0,70 0,782 Reliabel 4. Keputusan Pembelian 0,70 0,731 Reliabel Sumber : Data Primer yang dioalah, 2016 (cronbach alpha) Pada tabel 4.11 diketahui bahwa variabel citra merek (X 1 ), harga (X 2 ), kualitas produk (X 3 ) dan keputusan pembelian (Y) dikatakan reliable karena cronbach alpha lebih dari 0,70. (lampiran 3) Uji Asumsi Klasik Asumsi Klasik bertujuan untuk mengetahui kondisi data yang dipergunakan dalam penelitian ini. Hal tersebut dilakukan agar diperoleh model analisis yang tepat. Model analisis regresi penelitian ini mensyaratkan asumsi terhadap data yang meliputi : Uji Normalitas Uji Normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel berdistribusi normal atau tidak. Jika dalam grafik normal plot menyebar disekitar garis diagonalnya dan mengikuti arah garis diagonalnya atau grafik histogram maka

94 94 menunjukkan pola distribusi normal. Apabila data jauh dari garis diagonalnya dan tidak mengikuti arah garis diagonalnya atau grafik histogram maka menunjukkan pola distribusi tidak normal (Ghozali, 2011 :161). Berikut akan ditampilkan pada gambar tersebut. Input SPSS dapat dilihat (lampiran 4). Gambar 4.12 Gambar Hasil Uji Normalitas Pada gambar terlihat bahwa grafik normal p-p plot terlihat menyebar di sekitar garis diagonal, serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonalnya. Hal ini menunjukkan bahwa model regresi layak dipakai karena memenuhi asumsi normalitas. Selain itu dapat pula dilakukan dengan menggunakan dengan Uji statistik nonparametik Kolmogrov-Smirnov (K-S). Hasil output dari pengujian normalitas dengan Kolmogrov-Smirnov adalah sebagai berikut :

95 95 Tabel 4.13 Hasil Uji Kolmogorov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 100 Normal Parameters a,b Mean 0E-7 Std. Deviation Most Extreme Differences Absolute.071 Positive.045 Negative Kolmogorov-Smirnov Z.706 Asymp. Sig. (2-tailed).702 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Dari tabel diperoleh nilai 0,706 dengan tingkat sig = 0,702 yang > 0,05 maka H0 diterima. Artinya variabel dalam penelitian ini berdistribusi normal Uji Heteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitas dilakukan untuk melihat penyebaran data. Uji ini dapat dilakukan dengan melihat grafik scatterplot antara nilai prediksi variabel terikat (Zpred) dengan residualnya (Sresid). Dapat dijelaskan pada grafik scatterplot dibawah ini.

96 96 Gambar 4.14 Scatterplot (UjiHeterokedastisitas) Pada gambar 4.14 diketahui bahwa grafik Scatterplot diatas tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi. Hal ini berdasarkan grafik dimana titik-titik yang ada dalam grafik tidak membentuk pola tertentu yang jelas dan titik-tiik tersebut diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y Uji Multikolinieritas Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Untuk mrndeteksi uji multikolinieritas adalah mempunyai angka Tolerance 0,10 atau sama dengan nilai VIF (variance inflation factor) dibawah 10.

97 97 Tabel 4.15 Hasil Uji Output SPSS (Uji Multikolinieritas) (TOLERANCE-VIF) Variabel Tolerance VIF Keterangan Citra Merek 0, Harga 0, Kualitas Produk 0, Sumber : Data Primer yang diolah, 2016 Tidak Terjadi Multikolinieritas Tidak Terjadi Multikolinieritas Tidak Terjadi Multikolinieritas Pada tabel 4.15 diketahui bahwa tidak ada variabel bebas yang memiliki nilai Tolerancekurang dari 10%. Hasil perhitungan nilai VIF juga menunjukkan tidak ada variabel bebas yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinieritas antar variabel bebas dalam model regresi, dapat dilihat (lampiran 4) Uji Regresi Linier Berganda Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Regresi linier berganda yang digunakan untuk mengetahui pengaruh citra merek (X 1 ), harga (X 2 ), kualitas produk (X 3 ) terhadap keputusan pembelian (Y 1 ). Dari perhitungan dengan program SPSS 20 dapat dilihat (lampiran 5).

98 98 Tabel 4.16 Hasil Uji Regresi Linier Berganda Keputusan Pembelian Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF (Constant) Citramerek Harga Kualitasproduk a. Dependent Variable: Keputusanpembelian Dari hasil tersebut maka, persamaan linier antara citra merek, harga dan kualitas produksi terhadap keputusan pembelian sepeda motor Honda matic beat sebagai berikut : Y =0,588+0,771 X 1 +0,123 X 2 +0,089 X 3 Dari hasil tersebut dapat dijelaskan sebagai beikut : a. Konstanta (α) positif sebesar 0,588 Hasil ini menunjukkan bahwa apabila saat variabel citra merek, harga dan kualitas produk dalam keadaan tetap, maka keputusan pembelian akan meningkat. b. Koefisien regresi citra merek sebesar 0,771 dengan arah positif. Hasil ini menunjukkan bahwa apabila pada saat citra merek mengalami peningkatan` maka pada keputusan pembelian meningkat. c. Koefisien regresi harga sebesar 0,123 dengan arah positif. Hasil ini menunjukkan bahwa apabila pada saat harga mengalami peningkatan` maka pada keputusan pembelian meningkat.

99 99 d. Koefisien regresi kualitas produk sebesar 0,089 dengan arah positif. Hasil ini memberi pengertian yaitu setiap ada peningkatan kualitas produk maka akan mampu meningkatkan keputusan pembelian Pengujian Hipotesis Uji T (Uji Secara Parsial) Uji T digunakan untuk membuktikan adanya pengaruh yang signifikan antara citra merek, harga, kualitas produk terhadap keputusan pembelian. Kriteria pengujian secara parsial dengan tingkat level of signifikan α = 0,05sebagai berikut : 3) Jika sig > (α) 0,05 maka H o diterima, berarti tidak ada pengaruh secara parsial antara variabel Citra Merek, Harga, Kualitas Produk terhadap variabel terikat Keputusan Pembelian. 4) Jika sig < (α) 0,05, maka H o ditolak, berarti ada pengaruh secara parsial antara variabel Citra Merek, Harga, Kualitas Produk terhadap variabel terikat Keputusan Pembelian. Hasil Uji T diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 4.17 Hasil Uji T Variabel T hitung Sig. Citra Merek ,000 Harga ,004 Kualitas Produk ,031 Sumber : Data Primer yang diolah, 20116

100 100 Berikut penjelasan uji T : 1. Hasil Uji T antara Citra Merek terhadap Keputusan Pembelian sebesar dengan sig.0,000. Nilai sig. yang didapat terlihat lebih kecil (<) dari α = 0,05, sehingga membuktikan hipotesis yang menyatakan kualitas produk berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. 2. Hasil Uji T antara Harga terhadap Keputusan Pembelian sebesar dengan sig.0,004. Nilai sig. yang didapat terlihat lebih kecil (<) dari α= 0,05, sehingga membuktikan hipotesis yang menyatakan kualitas produk berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. 3. Hasil Uji T antara Kualitas Produk terhadap Keputusan Pembelian sebesar dengan sig.0,031. Nilai sig. yang didapat terlihat lebih kecil (<) dari α= 0,05, sehingga membuktikan hipotesis yang menyatakan kualitas produk berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian Uji F (Uji Secara Simultan) Uji F bertujuan untuk melihat pengaruh secara bersama-sama atau simultan variabel bebas meliputi : citra merek, harga, dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian. Hasil selengkapnya lihat tabel berikut

101 101 Tabel 4.18 Hasil Uji F ANOVA a Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. Regression b 1 Residual Total a. Dependent Variable: Keputusan pembelian b. Predictors: (Constant), Kualitas Poduk, Citra Merek, Harga Dari uji ANNOVA atau F test didapat F hitung sebesar dengan tingkat signifikansi 0,000. Karena probabilitas jauh lebih kecil dari 5% (0,05) maka model regresi layak digunakan untuk memprediksi keputusan pembelian artinya ada pengaruh yang positif dan signifikan antara citra merek, harga, kualitas produk secara simultas terhadap keputusan pembelian Uji Koefisien Determinasi (R 2 ) Analisis koefisien deteminasi (R 2 ) intinya mengukur seberapa jauh kemampun menerangkan variabel dependen. Variasi yang terjadi dalam menjelaskan variasi yang terjadi dalam variabel dependen. Hasil selengkapnya lihat tabel berikut :

102 102 Tabel 4.19 Uji Koefisien Determinasi (R 2 ) Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson a a. Predictors: (Constant), Kualitasproduk, Citramerek, Harga b. Dependent Variable: Keputusanpembelian Tabel diatas diketahui bahwa nilai adjust R square sebesar 0,723 atau sebesar 72,3%. Hal ini menunjukkan variabel independen yaitu Citra Merek (X 1 ), Harga (X 2 ) dan Kualitas Produk (X 3 ) mampu menjelaskan variasi yang terjadi pada variabel dependen yaitu Keputusan pembelian (Y) sebesar 72,3%. Sedangkan sisanya 27,7% (100%-72,3%=27,7). Keputusan Pembelian sepeda motor Honda matic beat di Kota Semarang dipengaruhi oleh faktor-faktor selain citra merek, harga dan kualitas produk 4.4 Pembahasan Pengaruh Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Honda Matic Beat di Kota Semarang. Menurut pemaparan Andrianto (2012) bahwa Citra Merek atau Brand Image adalah asosiasi dan keyakinan konsumen terhadap merek tertentu dan sejumlah teknik kuantitatif dan kualitatif telah dikembangkan untuk membantu mengungkap persepsi dan dan asosiasi konsumen terhadap sebuah merek tertentu. Sedangkan defini dari (Mamang dan Sophiah, 2013:327) mengatakan bahwa Citra Merek dapat didefinisikan bahwa sebagai persepsi konsumen dan perferensi

103 103 terhadap merek sebagaimana yang direfleksikan oleh berbagai macam asosiasi merek yang ada dalam ingatan konsumen. Ingatan konsumen mengenai merek Honda matic Beat saatlah bagus karena menjadi top brand kategori Honda matic pertama di masyarakat karena tingkat penjualan setiap tahun mengalami kenaikan. Hal ini dibuktikan oleh market share penjualannya. Dari penelitian tersebut untuk mengetahui seberapa penilaian tentang citra merek Honda Beat maka dibuatlah kuesioner mengenai tanggapan responden, yang didalamnya berisi masing-masing 3 indikator yang berbeda. Diantaranya adalah dari nilai rata-rata tertinggi pada indikator pertanyaan ketiga dan pertama yaitu merek Honda Beat sangat terpercaya sebesar 4,12 dan merek Honda Beat mudah diingat konsumen sebesar 4,02. Sedangkan nilai rata-rata terendah adalah pada indikator pertanyaan ke kedua sebesar 3,72. Tetapi dalam keseluruhan nilai rata-rata semua indikator citra merek termasuk kategori tinggi saat diukur dalam skala rentang. Agar semua indikator tanggapan responden sebanding dengan indikator lain maka dalam indikator terendah di pertanyaan kedua perlu meningkatkan citra merek produk tersebut, dan mempertahankan nilai rata-rata setiap tanggapan indikator. Selain itu dilakukanlah uji hipotesis yang membuktikan bahwa citra merek berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian, dengan didapat hasil uji T variabel citra merek = dengan sig. 0,000 > α = 0,05, adanya angka signifikan dan positif ini mengindikasikan bahwa semakin tingginya citra merek, maka semakin berpengaruh dan meningkatkan keputusan pembelian sepeda motor Honda matic Beat di Kota Semarang.

104 104 Hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Yuliana (2012), Ristiawan dan Lena (2015), Yanu (2014), Silvianty dan Steven (2015), Andrianto dan Idris (2013), Tambunan dan Widiyanto (2012) yang menyatakan bahwa citra merek berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Pengaruh positif ini berarti, apabila citra merek meningkat, maka keputusan pembelian juga meningkat Pengaruh Harga Terhadap Keputusan pembelian Sepeda Motor Honda Matic Beat di Kota Semarang. Menurut pemaparan Sunyoto (2015) bahwa harga adalah sejumlah uang yang diberikan pada suatu produk tertentu untuk bisa dibelinya. Harga dalam sebuah perusahaan sangat penting karena harga sebagai penentuan harga produk dan jasa yang dijual. Baik perusahaan besar maupun perusahaan kecil dalam pemikiran bisnis harus memperhatikan konsumen dan semua kompetisi mereka dalam menentukan harga. Harga semata-mata tergantung pada kebijakan perusahaan tetapi tentu saja mempertimbangkan beberapa hal. Mahal murahnya suatu harga dipengaruhi oleh berbagai faktor dan sangat relatif sifatnya. Dari penelitian tersebut untuk mengetahui seberapa penilaian tentang harga Honda Beat maka dibuatlah kuesioner mengenai tanggapan responden, yang didalamnya berisi masing-masing 3 indikator yang berbeda. Diantaranya indikator dengan nilai rata-rata terbesar adalah indikator pertanyaan pertama dan ketiga yaitu harga Honda Beat mampu bersaing dengan merek lain sebesar 4,19 dan harga Honda Beat sesuai dengan kualitas 4,01. Selain itu nilai rata-rata terkecil terdapat di indikator terdapat di indikator pertanyaan kedua yaitu merek harga Honda Beat terjangkau sebesar 3,88. Tetapi dalam keseluruhan

105 105 penilaian di skala rentang nilai rata-rata harga termasuk dalam kategori tinggi. Hal ini dipengaruhi oleh ketiga indikator tersebut. Uji hipotesis membuktikan bahwa harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian, dengan didapat hasil uji T variabel harga = dengan sig. 0,004 >α= 0,05, adanya angka signifikan dan positif ini mengindikasikan bahwa semakin tingginya harga, maka semakin berpengaruh dan meningkatkan keputusan pembelian sepeda motor Honda matic beat di Kota Semarang. Hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Hariadi (2012), Purwati,et al (2012),Tamunu dan Tumewu (2014), Andrianto dan Idris (2013), Tambunan dan widiyanto (2012) yang menyatakan bahwa harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Pengaruh positif ini berarti, apabila citra merek meningkat, maka keputusan pembelian juga meningkat Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Honda Matic Beat di Kota Semarang. Menurut pemaparan Oentoro (2010) kualitas produk adalah hal yang perlu mendapat perhatian utama dari Perusahaan atau produsen, mengingat kualitas suatu produk berkaitan erat dengan kepuasan konsumen, yang merupakan tujuan dari kegiatan pemasaran yang dilakukan perusahaan. Dapat disimpulkan kualitas produk adalah suatu kondisi dinamis yang saling berhubungan meskipun dapat memiliki definisi yang berbeda tetapi produk pada intinya memiliki suatu spesifikasi terhadap suatu barang yang dapat menimbulkan kepuasan yang memenuhi atau melebihi harapan bagi konsumen yang menggunakannya. Dengan menerapkan teori dan mengetahui pengarah tingkat penjualan Honda Beat maka perlu dilakukan

106 106 penyebaran kuesioner tanggapan responden tentang kualitas produk, yang didalamnya terdapat 3 indikator dengan nilai rata-rata terbesar adalah indikator pertanyaan pertama dan kedua yaitu bahan bakar Honda matic Beat sangat irit sebesar 4,21 dan desain Honda matic Beat lebih modern dan menarik 4,09. Selain itu nilai rata-rata terkecil terdapat di indikator pertanyaan ketiga yaitu daya tahan mesin Honda matic Beat sangat kokoh dan kuat sebesar 3,94. Tetapi dalam keseluruhan penilaian di skala rentang nilai rata-rata kualitas produk termasuk dalam kategori tinggi. Hal ini dipengaruhi oleh ketiga indikator tersebut. Uji hipotesis membuktikan bahwa kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian, dengan didapat hasil uji T variabel kualitas produk = 2,193 dengan sig. 0,031 > α = 0,05, adanya angka signifikan dan positif ini mengindikasikan bahwa semakin tingginya kualitas produk, maka semakin berpengaruh dan meningkatkan keputusan pembelian sepeda motor Honda matic Beat di Kota Semarang. Hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Hariadi (2012), Yuliana (2012), Purwati, et al (2012), Tamunu dan Tumewu (2014), Andrianto dan Idris (2013) yang menyatakan bahwa kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Pengaruh positif ini berarti, apabila kualitas produk meningkat, maka keputusan pembelian juga meningkat Pengaruh Citra Merek, Harga dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Honda Matic Beat di Kota Semarang Menurut pemaparan Tjiptono (2008) Keputusan pembelian merupakan sikap seseorang untuk membeli atau menggunakan suatu produk baik berupa barang atau jasa yang telah diyakini akan memuaskan dirinya dan kesediaan menanggung resiko

107 107 yang mungkin ditimbulkannya. Pengaruh antara citra merek, harga dan kualitas produk terhadap tingkat keputusan pembelian sepeda motor Honda beat. Untuk melihat tanggapan responden maka dilakukan penyebaran kuesioner. Kuesioner tentang tanggapan responden mengenai keputusan pembelian ada 3, yaitu nilai rata rata-rata tertinnggi adalah saya mantap melakukan pembelian Honda matic Beat sebesar 4,21 dan saya yakin membeli Honda matic Beat sebesar 4,09 sedangkan nilai terendah yaitu saya melakukan pembelian Honda matic Beat karena rekomendasi dari orang lain sebesar 3,94. Hal ini dipengaruhi oleh citra merek, harga dan kualitas produk. Berdasarkan hasil uji hipotesis dari uji F memperlihatkan bahwa semua variabel independen yaitu Citra Merek (X 1 ), Harga (X 2 ) dan Kualitas Produk (X 3 ) secara bersama-sama atau simultan mempengaruhi Keputusan Pembelian (Y) secara positif dan signifikan. Hal ini bisa dilihat dari nilai F pada uji-f sebesar lebih besar dari nilai α = 0,005 dan nilai probabilitas sebesar 0,000. Jadi semakin tinggi Citra Merek (X 1 ), Harga (X 2 ) dan KualitasProduk (X 3 ), maka semakin meningkat juga Keputusan Pembelian (Y) sepeda motor Honda matic Beat di Kota Semarang. Nilai Adjust R Square sebesar 0,723 (72,3%) atau bisa diartikan bahwa variabel Citra Merek, Harga dan Kualitas Produk mampu menjelaskan sebesar 72,3%, sedangkan sisanya sebesar 27,7% diterangkan oleh variabel lain yang tidak diajukan dalam penelitian ini.

108 108 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian yang berjudul Pengaruh Citra Merek, Harga dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Honda Matic Beat di Kota Semrarang) adalah sebagai berikut : 1. Citra merek berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian sepeda motor Honda matic Beat di Kota Semarang. Hal ini berarti, bahwa semakin tinggi citra merek maka tingkat keputusan pembelian akan semakin tinggi juga, demikian juga sebaliknya apabila citra merek turun maka keputusan pembelian turun juga. 2. Harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian sepeda motor Honda matic Beat di Kota Semarang. Hal ini berarti, bahwa semakin tinggi harga maka tingkat keputusan pembelian akan semakin tinggi juga, demikian juga sebaliknya apabila harga turun maka keputusan pembelian turun juga. 3. Kualitas Produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian sepeda motor Honda matic Beat di Kota Semarang. Hal ini berarti, bahwa semakin tinggi kualitas produk maka tingkat keputusan pembelian akan semakin tinggi juga, demikian juga sebaliknya apabila kualitas produk turun maka keputusan pembelian turun juga.

109 Saran Saran terhadap hasil penelitian mengenai Pengaruh Citra Merek, Harga dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Honda Matic Beat di Kota Semarang adalah : Dari tanggapan responden tentang citra merek, nilai rata-rata yang paling terkecil adalah merek Honda Beat mudah dikenal konsumen. Hal yang dilakukan agar Honda Beat banyak dikenal konsumen ataau mendapat citra yang baik, sebaiknya Perusahaan mengenalkan produk ke konsumen dengan cara saat lebaran membuat posko mudik dengan sponsor atau pengenalan produk diposko tersebut. Dari tanggapan responden tentang harga, nilai rata-rata yang paling terkecil adalah harga Honda Beat terjangkau. Hal yang harus dilakukan adalah Perusahaan harus lebih memperhatikan perbandingan produk dengan harga pesaing dan sebaliknya jangan sampai harga yang ditawarkan jauh lebih tinggi dari harga yang ditetapkan pesaing. Dari tanggapan responden tentang kualitas produk, nilai rata-rata yang paling terkecil adalah daya tahan Honda matic Beat sangat kokoh dan kuat. Hal tersebut yang dilakukan oleh Perusahaan agar meningkatkan kualitas produk mengenai daya tahan Honda Beat yang kokoh dan kuat agar konsumen merasa puas saat membeli. Peneliti mendatang perlu menambahkan variabel lain sehingga bisa menjadi bahan perbandingan untuk penelitian selanjutnya.

110 110 DAFTAR PUSTAKA AISI (Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia) Data Penjualan sepeda motor Andrianto, Hendra.N dan Idris, 2013, Pengaruh Kualitas Produk, Citra Merek, Harga dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Mobil Jenis MPV Merek Toyota Kijang Innova di Semarang, Diponegoro Journal Of Management, Vol.2, No.3. Ghozali, I, 2011, AplikasiAnalisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19.Semarang : Penerbit Universitas Diponegoro (UNDIP). Hariadi, Doni, 2012, Pengaruh Produk, Harga,Promosi, Distribusi Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen pada Produk Projector Microvision, Jurnal Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIE) Surabaya,Vol.1,No.8. Kotler, P. dan Amstrong,G, 2008, Prinsip-Prinsip Pemasaran, Edisi ketigabelas, jilid 1, Jakarta:Erlangga Kotler, Philip dan Keller,Kevin.L, 2009, Manajemen Pemasaran, Edisi ketigabelas,jilid 1, Jakarta : Erlangga. Kotler, Philip dan Keller, Kevin.L, 2010, Manajemen Pemasaran, Edisi 13, jilid 1, Jakarta : Erlangga. Kotler dan Keller, 2012, Marketing Management, Edisi 14, Global Edition. Ebook. Mamang, Etta &Sophiah, 2013, Perilaku Konsumen (Pendekatan Praktis Disertai Himpunan Jurnal Penelitian), Yogyakarta : CV Andi Offset Purwati, Heri,& Setiawan Rohmawati, 2012, Pengaruh Harga Dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Motor Honda Matic Beat (Studi Kasus Pada PT. Nusantara Solar Sakti), Jurnal Ekonomi Dan Informasi Akuntansi (JENIUS),Vol.3, No.3. Ristiawan, Dwi & Farida,Lena, 2015, Pengaruh Citra Merek (Brand Image) Terhadap Pengambilan Keputusan Pembelian Sepeda Motor Suzuki fu 150 ccdi Kota Pekanbaru (Studi Kasus Pada Konsumen PT. Riau Jaya Cemerlang), Jurnal FISIP, Vol.2, No.2.

111 111 Ruyatnasih, Hasbullah, Rachmad &Diana, 2013, Pengaruh Perilaku Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Honda Beat (Studi Kasus Pada Mahasiswa UNSIKA), Jurnal Manajemen, Vol.10, No.3. Silvianty, Cindy & Steven, Rudy, 2015, Analisis Citra Merek, Atmosfer Toko, Dan Psikologis Terhadap Keputusan Pembelian Pada Time Out Sport Café It Center Manado. Jurnal EMBA,Vol.3, No.1. Sugiyono, 2010, Metode Penelitian Bisnis, Edisi kelimabelas, Bandung : ALFABETA CV. Sunyoto, Danang, 2014, Dasar-Dasar Manajemen Pemasaran (Konsep,Strategi, dan Kasus), Yogyakarta : CPAS. Sunyoto, Danang, 2015, Perilaku Konsumen dan pemasaran, Yogyakarta : CPAS. Swastha, Basu, 2008, Manajemen Pemasaran Analisis Perilaku Konsumen, Edisi pertama, BPFE. Tambunan, Krystia dan Widiyanto, Ibnu, 2012, Analisis Pengaruh Citra Merek, Persepsi Kualitas, dan Harga Terhadap Keputusan pembelian Bandeng Presto ( studi Kasus pada Konsumen di Bandeng Presto Semrang), Diponegoro Journal Of Management, Vol.1, No.2. Tamunu, Melvern dantumewu, Ferdinand, 2014, Analyzing The Influence Of Price And Product Quality On Buying Decision Honda Matic Motorcyles In, Journal EMBA, Vol.2, No.3. Tjiptono, Fandy, 2008, Pemasaran Strategik, Penerbit : Andi Publisher. Yanu, Achmad Alif Fianto, 2014, The Influence Of Brand Image On Purchase Behavior Through Brand Trust, Journal Business Management and Strategy, Vol.5, No.2. Yuliana, Herma, 2012, Pengaruh Merek Dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Konsumen Untuk Membeli Sepeda Motor Honda, Jurnal Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIE) Surabaya,Vol.1, No

112 112 LAMPIRAN 1 KUESIONER

113 113 KUESIONER Responden yang terhormat, Saya Dwi Wahyu Ardianti, Mahasiswa Manajemen Universitas DianNuswantoro(UDINUS) sedang mengadakan penelitian tentang Pengaruh Citra Merek, Harga dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Honda Matic Beat di Kota Semarang. Agar hasil penelitian ini memiliki kredibilitas yang tinggi, saya mengharapkan konsumen untuk mengisi kuesioner ini dengan lengkap. Pastikan bahwa jawaban konsumen yang dipilih didasarkan pada penilaian yang kritis dan obyektif sesuai dengan kenyataan. Cukup memberikan tanda centrang ( ). Pada pilihan yang tersedia sesuai dengan pendapat konsumen. Setiap pertanyaan mengharapkan hanya satu jawaban. Atas kesediaan dan bantuan konsumen, saya ucapkan terima kasih.terima kasih atas partisipasi konsumen sepeda motor Honda matic beat dalam kuesioner ini. Semarang, 20 Januari 2016 Penulis

114 114 KARAKTERISTIK RESPONDEN Pernyataan ini merupakan pernyataan yang berhubungan dengan identitas responden. Berilah tanda centrang ( ) pada kotak sesuai dengan pilihan Anda. 1. Nama : 2. Jenis kelamin : Laki-laki Perempuan 3. Usia saat ini : <20 tahun 20-30tahun >30tahun 4. Pekerjaan : Buruh Pegawai Swasta Pegawai Negri Sipil (PNS) Pelajar / Mahasiswa Lain-lain 7. Pendapatan perbulan : < Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp < Rp

115 115 PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER 1. Pilihlah jawaban yang sesuai dengan penilaian anda dan beri tanda centrang ( ), jika anda ingin mengganti jawaban persetujuan. Anda cukup melingkari tanda centrang tersebut kemudian memberikan tanda centrang baru pada jawaban persetujuan yang akan anda pilih. 2. Periksalah kembali jawaban anda, sebelum dikumpulkan. Jangan sampai ada yang terlewati atau kurang Keterangan : SS : Sangat Setuju S : Setuju N : Netral TS : Tidak Setuju STS : Sangat Tidak Setuju Pertanyaan untuk Citra Merek (X 1 ) No Pernyataan SS S N TS STS 1 Merek Honda matic Beat mudah diingat 2 Merek Honda matic Beat mudah dikenal konsumen 3 Harga Honda matic Beat sangat terpercaya Pertanyaan untuk Harga (X 2 ) No Pernyataan SS S N TS STS 1 Harga Honda matic Beat mampu bersaing dengan merek lain 2 Harga Honda matic Beat terjangkau 3 Harga Honda matic Beat sesuai dengan kualitas yang diperoleh

116 116 Pertanyaan untuk Kualitas Produk (X 3 ) No Pernyataan SS S N TS STS 1 Bahan bakar Honda matic Beat sangat irit 2 Desain Honda matic Beat lebih modern dan menarik 3 Daya tahan mesin Honda matic Beat sangat kokoh dan kuat Pertanyaan untuk Keputusan Pembelian (Y) No Pernyataaan SS S N TS STS 1 Saya mantap dalam melakukan pembelian Honda matic Beat 2 Saya melakukan pembelian Honda matic Beat karena rekomendasi dari orang lain 3 Saya sangat yakin membeli Honda matic Beat

117 117 LAMPIRAN 2 HASIL TANGGAPAN

118 118 VAR X1.1 X1.2 X1.3 Citra Kualitas Keputusan X2.1 X2.2 X2.3 Harga X3.1 X3.2 X3.3 Y1.1 Y1.2 Y1.3 merek produk Pembelian Resp Resp Resp Resp Resp Resp Resp Resp Resp Resp Resp Resp Resp Resp Resp Resp Resp Resp Resp Resp

119 Resp Resp Resp Resp Resp Resp Resp Resp Resp Resp Resp Resp Resp Resp Resp Resp Resp Resp Resp Resp Resp Resp Resp Resp Resp Resp Resp

120 Resp Resp Resp Resp Resp Resp Resp Resp Resp Resp Resp Resp Resp Resp Resp Resp Resp Resp Resp Resp Resp Resp Resp Resp Resp Resp Resp

121 Resp Resp Resp Resp Resp Resp Resp Resp Resp Resp Resp Resp Resp Resp Resp Resp Resp Resp Resp Resp Resp Resp Resp Resp Resp Resp

122 122 LAMPIRAN 3 UJI VALIDITAS UJI RELIABILITAS

123 Citra merek Case Processing Summary N % Valid Cases Excluded a Total a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items Item Statistics Mean Std. Deviation N X X X Inter-Item Correlation Matrix X1.1 X1.2 X1.3 X X X

124 124 Item-Total Statistics Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Squared Cronbach's Item Deleted if Item Deleted Total Multiple Alpha if Item Correlation Correlation Deleted X X X Scale Statistics Mean Variance Std. Deviation N of Items Harga Case Processing Summary N % Valid Cases Excluded a Total a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items Item Statistics Mean Std. Deviation N

125 125 X X X Inter-Item Correlation Matrix X2.1 X2.2 X2.3 X X X Item-Total Statistics Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Squared Cronbach's Item Deleted if Item Deleted Total Multiple Alpha if Item Correlation Correlation Deleted X X X Scale Statistics Mean Variance Std. Deviation N of Items Kualitas Produk Case Processing Summary N % Valid Cases Excluded a 0.0 Total a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

126 126 Cronbach's Alpha Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items Item Statistics Mean Std. Deviation N X X X Inter-Item Correlation Matrix X3.1 X3.2 X3.3 X X X Item-Total Statistics Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Squared Cronbach's Item Deleted if Item Deleted Total Multiple Alpha if Item Correlation Correlation Deleted X X X Scale Statistics Mean Variance Std. Deviation N of Items

127 Keputusan Pembelian Case Processing Summary N % Valid Cases Excluded a Total a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items Item Statistics Mean Std. Deviation N Y Y Y Inter-Item Correlation Matrix Y1.1 Y1.2 Y1.3 Y Y Y

128 128 Item-Total Statistics Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Squared Cronbach's Item Deleted if Item Deleted Total Multiple Alpha if Item Correlation Correlation Deleted Y Y Y Scale Statistics Mean Variance Std. Deviation N of Items Item-Total Statistics Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Squared Cronbach's Item Deleted if Item Deleted Total Multiple Alpha if Item Correlation Correlation Deleted Y Y Y

129 129 LAMPIRAN 4 UJI ASUMSI KLASIK

130 1. Hasil Uji Normalitas 130

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Kotler & Keller (2012 : 41) :

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Kotler & Keller (2012 : 41) : BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran mengandung arti luas karena membahas mengenai masalah yang terdapat dalam perusahaan dan hubungannya dengan perdagangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kemajuan dan perkembangan antar daerah secara merata. merupakan alat transportasi yang praktis dan lincah apabila digunakan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. kemajuan dan perkembangan antar daerah secara merata. merupakan alat transportasi yang praktis dan lincah apabila digunakan untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan zaman yang semakin maju seperti sekarang ini membuat banyak sekali perubahan yang terjadi secara signifikan dari tahun ke tahun berikutnya sebagai akibat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Salah satu tujuan kegiatan Pemasaran adalah membangun merek dikonsumen. Kekuatan merek terletak pada kemampuannya untuk memengaruhi perilaku pembelian.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dituntut untuk memiliki suatu keunikan tersendiri yang dapat memikat

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dituntut untuk memiliki suatu keunikan tersendiri yang dapat memikat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Perkembangan ekonomi dewasa ini mengarah pada persaingan ketat. Perusahaan dituntut untuk memiliki suatu keunikan tersendiri yang dapat memikat konsumen dalam mempertahankan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. aktivitas masyarakat, baik di perkotaan maupun di pedesaan tak lepas dari

BAB 1 PENDAHULUAN. aktivitas masyarakat, baik di perkotaan maupun di pedesaan tak lepas dari BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dilihat dari bertambahnya jumlah penduduk dan semakin berkembangnya aktivitas masyarakat, baik di perkotaan maupun di pedesaan tak lepas dari kebutuhan dalam

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN KONSUMEN PADA DEALER MPM SEPEDA MOTOR HONDA VARIO 125 PGM - FI DI SURABAYA SKRIPSI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN KONSUMEN PADA DEALER MPM SEPEDA MOTOR HONDA VARIO 125 PGM - FI DI SURABAYA SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN KONSUMEN PADA DEALER MPM SEPEDA MOTOR HONDA VARIO 125 PGM - FI DI SURABAYA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ketat saat ini, khususnya untuk produk sepeda motor. Semakin banyaknnya

BAB I PENDAHULUAN. ketat saat ini, khususnya untuk produk sepeda motor. Semakin banyaknnya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tingkat persaingan dalam dunia otomotif di Indonesia sangatlah ketat saat ini, khususnya untuk produk sepeda motor. Semakin banyaknnya minat masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. perusahaan salah satunya adalah dengan menciptakan brand. Brand suatu produk

BAB I PENDAHULUAN UKDW. perusahaan salah satunya adalah dengan menciptakan brand. Brand suatu produk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan ekonomi saat ini semakin banyak persaingan yang ketat khususnya antar perusahaan sejenis. Persaingan yang juga begitu ketat menuntut agar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pangsa pasar dan mengembangkan usahanya. Oleh karena itu, perusahaan harus

BAB 1 PENDAHULUAN. pangsa pasar dan mengembangkan usahanya. Oleh karena itu, perusahaan harus BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia telah memasuki era globalisasi, dimana persaingan di dunia bisnis akan semakin ketat. Perkembangan teknologi dan reformasi ekonomi dilakukan negara-negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki masyarakat pada saat ini. Khususnya untuk industri sepeda motor

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki masyarakat pada saat ini. Khususnya untuk industri sepeda motor BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dan pertumbuhan industri otomotif saat ini berjalan begitu pesat, hal ini ditunjukan dengan terus bertambahnya kuantitas kendaraan yang dimiliki

Lebih terperinci

PENGARUH BAURAN PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN MEMBELI SEPEDA MOTOR MERK HONDA BEAT (Studi Kasus di Dealer AHASS Gedangan) SKRIPSI

PENGARUH BAURAN PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN MEMBELI SEPEDA MOTOR MERK HONDA BEAT (Studi Kasus di Dealer AHASS Gedangan) SKRIPSI PENGARUH BAURAN PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN MEMBELI SEPEDA MOTOR MERK HONDA BEAT (Studi Kasus di Dealer AHASS Gedangan) SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan dalam memperoleh gelar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. transportasi membawa angin segar bagi perusahaan otomotif terutama di bidang

I. PENDAHULUAN. transportasi membawa angin segar bagi perusahaan otomotif terutama di bidang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan jaman dan semakin meningkatnya kebutuhan alat transportasi membawa angin segar bagi perusahaan otomotif terutama di bidang sepeda

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL...i HALAMAN PENGESAHAN...ii PERNYATAAN ORISINALITAS...iii KATA PENGANTAR...iv ABSTRAK...vii DAFTAR ISI...viii DAFTAR TABEL...x DAFTAR GAMBAR...xi DAFTAR LAMPIRAN...xii

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPATU KW (IMITASI) DI PASAR KLITHIKAN YOGYAKARTA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPATU KW (IMITASI) DI PASAR KLITHIKAN YOGYAKARTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPATU KW (IMITASI) DI PASAR KLITHIKAN YOGYAKARTA Oleh Deni Dwi Mahendra Program S1 MANAJEMEN Universitas PGRI Yogyakarta ABSTRAK Deni Dwi Mahendra.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hasilnya (Kotler dan Armstrong, dalam Erdogmus et al, 2012:399). Nilai suatu

BAB I PENDAHULUAN. hasilnya (Kotler dan Armstrong, dalam Erdogmus et al, 2012:399). Nilai suatu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Merek memiliki peranan yang sangat penting di pasar saat ini sebagai sarana membangun ikatan yang kuat (loyalitas merek) dengan pengguna, memberikan profitabilitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jenis kendaraan roda dua ini begitu diminati kerena dianggap mudah untuk

BAB I PENDAHULUAN. Jenis kendaraan roda dua ini begitu diminati kerena dianggap mudah untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini, sepeda motor telah menjadi andalan utama transportasi masyarakat Indonesia. Bukan hanya kalangan menengah atas tetapi masyarakat biasa pun banyak yang sudah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tenaga manusia, hewan, maupun mesin (Haryono:2009). Transportasi. sangat berperan dalam pembangunan secara menyeluruh.

BAB I PENDAHULUAN. tenaga manusia, hewan, maupun mesin (Haryono:2009). Transportasi. sangat berperan dalam pembangunan secara menyeluruh. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Transportasi atau pengangkutan adalah perpindahan dari suatu tempat ke tempat lain dengan menggunakan alat pengangkut, baik yang digerakan oleh tenaga manusia,

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH STRATEGI POSITIONING TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN SEPEDA MOTOR MEREK HONDA

ANALISIS PENGARUH STRATEGI POSITIONING TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN SEPEDA MOTOR MEREK HONDA ANALISIS PENGARUH STRATEGI POSITIONING TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN SEPEDA MOTOR MEREK HONDA ( Survei Pada Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purworejo ) Annisa Izzati annisa.izzaty03@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi perusahaan di Indonesia. Di satu sisi, era globalisasi memperluas pasar

BAB I PENDAHULUAN. bagi perusahaan di Indonesia. Di satu sisi, era globalisasi memperluas pasar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi perusahaan di Indonesia. Di satu sisi, era globalisasi memperluas pasar produk dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. alat transportasi yang relatif terjangkau, praktis dan efisien.pasar sepeda motor di

BAB I PENDAHULUAN. alat transportasi yang relatif terjangkau, praktis dan efisien.pasar sepeda motor di BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Saat ini kebutuhan masyarakat akan sepeda motor terus meningkat. Banyak masyarakat yang menjadikan sepeda motor sebagai kendaraan utama. Besarnya permintaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kondisi persaingan yang semakin ketat saat ini membuat perusahaan harus dapat memaksimalkan penggunaan sumber daya mereka dengan efektif dan efisien, salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan industri otomotif begitu cepat seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan industri otomotif begitu cepat seiring dengan 18 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini perkembangan industri otomotif begitu cepat seiring dengan kemajuan teknologi dan tingginya tingkat persaingan diantara perusahaanperusahaan otomotif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan pelaku bisnis untuk menciptakan atau menarik konsumen pada suatu

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan pelaku bisnis untuk menciptakan atau menarik konsumen pada suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di dalam era industri bisnis yang sangat berkembang ini, banyak pelaku bisnis yang semakin gencar melakukan penawaran akan produk yang menjadi keunggulannya,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS A. KAJIAN PUSTAKA 1. Manajemen Pemasaran Definisi manajemen pemasaran menurut Kotler dan Amastrong (2005:18) adalah Manajemen Pemasaran adalah analisis,

Lebih terperinci

Judul : Peran Competitive Advantage dalam Memediasi Pengaruh Positioning

Judul : Peran Competitive Advantage dalam Memediasi Pengaruh Positioning Judul : Peran Competitive Advantage dalam Memediasi Pengaruh Positioning terhadap Keputusan Pembelian di Dealer Made Ferry Motor Denpasar. Nama : Gusti Putu Gari Swara NIM : 12152521100 Abstrak Tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besar terhadap industri otomotif, salah satu sektor industri yang saat ini

BAB I PENDAHULUAN. besar terhadap industri otomotif, salah satu sektor industri yang saat ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan teknologi yang semakin maju memberikan pengaruh yang besar terhadap industri otomotif, salah satu sektor industri yang saat ini mengalami pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diera perdagangan saat ini dengan semakin banyaknya kompetitor

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diera perdagangan saat ini dengan semakin banyaknya kompetitor BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diera perdagangan saat ini dengan semakin banyaknya kompetitor membuat persaingan dalam dunia bisnis semakin ketat, termasuk usaha bisnis dalam bidang otomotif seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Inovasi yang dapat memenuhi kebutuhan dan selera konsumen mutlak diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. Inovasi yang dapat memenuhi kebutuhan dan selera konsumen mutlak diperlukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era persaingan yang sangat ketat pada saat ini, setiap manusia dituntut untuk dapat menerapkan efisiensi dan efektifitas dalam menjalankan setiap aktifitasnya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kualitasnya dengan melihat pentingnya sebuah brand image. Konsumen dalam

BAB I PENDAHULUAN. kualitasnya dengan melihat pentingnya sebuah brand image. Konsumen dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam dunia global ini dimana persaingan menjadi suatu rutinitas menuntut perusahaan sebagai produsen produk dituntut untuk meningkatkan kualitasnya dengan melihat

Lebih terperinci

PENGARUH DESAIN PRODUK, KEIRITAN BAHAN BAKAR DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPEDA MOTOR

PENGARUH DESAIN PRODUK, KEIRITAN BAHAN BAKAR DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPEDA MOTOR PENGARUH DESAIN PRODUK, KEIRITAN BAHAN BAKAR DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPEDA MOTOR (Studi Kasus Terhadap Pengguna Sepeda Motor Merek Honda Vario Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembeda diantara pesaingnya karena perusahaan yang mengembangkan merek

BAB I PENDAHULUAN. pembeda diantara pesaingnya karena perusahaan yang mengembangkan merek 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perusahaan memasarkan produknya dengan mengunakan merek sebagai pembeda diantara pesaingnya karena perusahaan yang mengembangkan merek yang kuat akan terlindung

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. cukup besar, dengan jumlah penduduk yang cukup besar tersebut Indonesia

I. PENDAHULUAN. cukup besar, dengan jumlah penduduk yang cukup besar tersebut Indonesia I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang mempunyai jumlah penduduk yang cukup besar, dengan jumlah penduduk yang cukup besar tersebut Indonesia menjadi daerah pemasaran produk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan dunia bisnis saat ini, maka semakin berkembang

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan dunia bisnis saat ini, maka semakin berkembang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejalan dengan perkembangan dunia bisnis saat ini, maka semakin berkembang pula tingkat persaingan dalam pemenuhan kebutuhan manusia. Peran pemasaran semakin penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menerapkan strategi, agar produk mereka diterima di pasar. Perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. menerapkan strategi, agar produk mereka diterima di pasar. Perkembangan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Berdasarkan Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2015 tentang industri kendaraan bermotor roda empat atau lebih dan industri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan dunia bisnis saat ini, maka

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan dunia bisnis saat ini, maka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejalan dengan perkembangan dunia bisnis saat ini, maka semakin berkembangnya tingkat persaingan dalam pemenuhan kebutuhan manusia. Jumlah penduduk indonesia

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan industri otomotif di Indonesia sangat pesat, tingkat

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan industri otomotif di Indonesia sangat pesat, tingkat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan industri otomotif di Indonesia sangat pesat, tingkat persaingannya saat ini cukup ketat. Setiap perusahaan senantiasa berusaha untuk dapat meningkatkan

Lebih terperinci

ANALISIS EKUITAS MEREK BERBASIS PELANGGAN YAMAHA MIO DI SEMARANG

ANALISIS EKUITAS MEREK BERBASIS PELANGGAN YAMAHA MIO DI SEMARANG ANALISIS EKUITAS MEREK BERBASIS PELANGGAN YAMAHA MIO DI SEMARANG Skripsi Diajukan Sebagai Salah satu Syarat Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Kesarjanaan S-1 Pada Fakultas Ekonomi Universitas Katolik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Niat pembelian merupakan perilaku konsumen dalam melakukan pengambilan

BAB I PENDAHULUAN. Niat pembelian merupakan perilaku konsumen dalam melakukan pengambilan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Niat pembelian merupakan perilaku konsumen dalam melakukan pengambilan keputusan pembelian barang maupun jasa. Konsumen biasanya melakukan pencarian informasi tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjaga dan mengembangkan keunggulan kompetitif dengan pesaingnya. Industri

BAB I PENDAHULUAN. menjaga dan mengembangkan keunggulan kompetitif dengan pesaingnya. Industri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia industri yang semakin pesat mengakibatkan persaingan yang semakin ketat, berbagai cara dilakukan para pelaku bisnis untuk menjaga dan

Lebih terperinci

Abstrak. Kata kunci : celebrity endorser, brand image, kualitas produk dan niat beli

Abstrak. Kata kunci : celebrity endorser, brand image, kualitas produk dan niat beli Judul : Pengaruh Celebrity Endorser, Brand Image Dan Kualitas Produk Terhadap Niat Beli Sepeda Motor Honda Vario 125 Di Kota Daenpasar Nama : Made Andi Kusuma NIM : 1115251142 Abstrak Persaingan bisnis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dunia industri yang semakin pesat dan bersifat global

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dunia industri yang semakin pesat dan bersifat global BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Perkembangan dunia industri yang semakin pesat dan bersifat global menyebabkan terjadinya persaingan yang semakin kompleks. Oleh karena itu setiap perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang menawarkan produk-produk yang sejenis baik melalui media

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang menawarkan produk-produk yang sejenis baik melalui media BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menghadapi perdagangan bebas saat ini yang sedang berkembang menimbulkan persaingan bisnis yang semakin ketat. Hal ini terjadi karena banyak perusahaan yang menawarkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. nilai yang terkandung didalam produk tersebut. Salah satu nilai yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. nilai yang terkandung didalam produk tersebut. Salah satu nilai yang 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Merek Didalam suatu produk yang dijual ke pasar oleh produsen terdapat nilai yang terkandung didalam produk tersebut. Salah satu nilai yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disegala bidang kehidupan termasuk ekonomi, teknologi, komunikasi, dan

BAB I PENDAHULUAN. disegala bidang kehidupan termasuk ekonomi, teknologi, komunikasi, dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dunia bisnis yang ditandai dengan era globalisasi menyebabkan situasi persaingan sulit diprediksi. Situasi ini membuat perusahaan harus tanggap dalam menghadapi

Lebih terperinci

PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN CITRA MEREK TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN SEPEDA MOTOR YAMAHA PADA CV. SURYA SAKTI MOTOR BOJONEGORO SKRIPSI

PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN CITRA MEREK TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN SEPEDA MOTOR YAMAHA PADA CV. SURYA SAKTI MOTOR BOJONEGORO SKRIPSI PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN CITRA MEREK TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN SEPEDA MOTOR YAMAHA PADA CV. SURYA SAKTI MOTOR BOJONEGORO SKRIPSI Diajukan Oleh : DELINDA RAHMAWATI 0912010013/FE/EM FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

Generated by Foxit PDF Creator Foxit Software For evaluation only.

Generated by Foxit PDF Creator Foxit Software  For evaluation only. BAB I PENDAHULUAN 1.1.1. Latar Belakang Masalah Ketatnya persaingan di dunia usaha menuntut setiap perusahaan untuk terus menciptakan produk baru sesuai dengan kebutuhan masyarakat di era globalisasi ini.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penciptaan dan pertukaran produk serta nilai dengan pihak lain. Manajemen

BAB I PENDAHULUAN. penciptaan dan pertukaran produk serta nilai dengan pihak lain. Manajemen BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian serta industri di Indonesia, semakin mengarah pada

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian serta industri di Indonesia, semakin mengarah pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan perekonomian serta industri di Indonesia, semakin mengarah pada persaingan, hal tersebut juga terjadi pada industri otomotif sepeda motor, (Tempo.co, 6

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. empat membuat jalanan di kota-kota menjadi terganggu arus lalu-lintasnya, tidak heran

I. PENDAHULUAN. empat membuat jalanan di kota-kota menjadi terganggu arus lalu-lintasnya, tidak heran I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sepeda motor merupakan alat transportasi yang paling digemari sebagian besar masyarakat perkotaan di Indonesia. Dengan semakin meningkatnya volume kendaraan roda dua dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam hal mobilitas dari satu tempat ketempat lain. Hal. favorit masyarakat karena dianggap paling efektif dan efisien.

BAB I PENDAHULUAN. dalam hal mobilitas dari satu tempat ketempat lain. Hal. favorit masyarakat karena dianggap paling efektif dan efisien. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era persaingan yang begitu ketat saat ini, manusia dituntut untuk dapat menerapkan efisiensi dan efektifitas dalam semua aktivitasnya, begitu pula dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan nilai lebih pada produk yang ditawarkan kepada konsumen.

BAB I PENDAHULUAN. memberikan nilai lebih pada produk yang ditawarkan kepada konsumen. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia bisnis saat ini semakin maju. Hal ini membuat berkembangnya tingkat persaingan sehingga mempengaruhi perubahan Perilaku Konsumen dalam mengambil

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemberian merek suatu produk adalah sebuah seni dalam pemasaran. Sebab, merek merupakan aset yang dimiliki oleh perusahaan yang dapat dijadikan keunggulan dalam bersaing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. produk yang ditunjang dengan teknologi yang canggih.

BAB I PENDAHULUAN UKDW. produk yang ditunjang dengan teknologi yang canggih. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi dewasa ini dimana semua serba modern, menyebabkan segala sesuatunya menuntut efisiensi dan efektivitas yang tinggi. Hal ini dapat diwujudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besar bagi perusahaan otomotif terutama di bidang sepeda motor. peningkatan volume penjualan sepeda motor pada Tabel 1.1.

BAB I PENDAHULUAN. besar bagi perusahaan otomotif terutama di bidang sepeda motor. peningkatan volume penjualan sepeda motor pada Tabel 1.1. 1.1 Latar belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Seiring dengan perkembangan jaman maka kebutuhan akan alat transportasi mengalami peningkatan, hal ini mendatangkan peluang pasar yang besar bagi perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cara menunjukkan keunggulan-keunggulan yang dimilki produk tersebut. Bisnis

BAB I PENDAHULUAN. cara menunjukkan keunggulan-keunggulan yang dimilki produk tersebut. Bisnis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan pesatnya perkembangan bisnis maka semakin banyak persaingan bisnis yang menggunakan strategi dan memasarkan produk dengan cara menunjukkan keunggulan-keunggulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peminatnya. Perkembangan motor matic di Indonesia dimulai saat Kymco

BAB I PENDAHULUAN. peminatnya. Perkembangan motor matic di Indonesia dimulai saat Kymco BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Varian motor matic di Indonesia semakin banyak dan semakin banyak pula peminatnya. Perkembangan motor matic di Indonesia dimulai saat Kymco mengeluarkan Jetmatic

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyak perubahan-perubahan yang terjadi secara signifikan dari tahun. tahun lalu pertumbuhan sepeda motor bahkan semakin meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. banyak perubahan-perubahan yang terjadi secara signifikan dari tahun. tahun lalu pertumbuhan sepeda motor bahkan semakin meningkat. 10 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan jaman yang makin maju seperti sekarang ini membuat banyak perubahan-perubahan yang terjadi secara signifikan dari tahun sebelumnya, dan apa yang

Lebih terperinci

Bab I. Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN

Bab I. Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN Bab I. Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan ekonomi, persaingan di sektor ekonomi semakin pesat, sebagaimana seperti yang terjadi sekarang ini. Apabila

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam skala kecil dan besar, juga adanya berbagai kebebasan dan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam skala kecil dan besar, juga adanya berbagai kebebasan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dengan berkembang pesatnya perdagangan dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia sekarang ini yang ditandai era globalisasi dan persaingan antar perusahaan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hal tersebut memicu terjadinya perpindahan merek. perpindahan merek juga semakin ketat. Perusahaan dituntut untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. hal tersebut memicu terjadinya perpindahan merek. perpindahan merek juga semakin ketat. Perusahaan dituntut untuk meningkatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi perekonomian Indonesia yang tidak stabil menyebabkan daya beli masyarakat menurun dan akibatnya konsumen lebih berorientasi pada harga. Orientasi konsumen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisa menarik konsumen, menawarkan produk yang berkualitas dan. memperhatikan merek sertai juga harga yang ekonomis.

BAB I PENDAHULUAN. bisa menarik konsumen, menawarkan produk yang berkualitas dan. memperhatikan merek sertai juga harga yang ekonomis. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi saat ini sepeda motor sangat penting sebagai alat transportasi darat, diciptakan untuk mendukung kegiatan manusia agar dapat berlangsung secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi. Banyak aktifitas yang harus dilakukan dari satu tempat ke

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi. Banyak aktifitas yang harus dilakukan dari satu tempat ke BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat di era modern saat ini memiliki aktifitas dan mobilitas yang tinggi. Banyak aktifitas yang harus dilakukan dari satu tempat ke tempat lain. Seringkali

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini sangatlah ketat. Setiap perusahaan berusaha dan berlomba-lomba untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. ini sangatlah ketat. Setiap perusahaan berusaha dan berlomba-lomba untuk dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingkat persaingan dunia usaha dalam bidang otomotif di Indonesia pada era saat ini sangatlah ketat. Setiap perusahaan berusaha dan berlomba-lomba untuk dapat meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang begitu ketat antara perusahaan satu dengan perusahaan yang lainnya,

BAB I PENDAHULUAN. yang begitu ketat antara perusahaan satu dengan perusahaan yang lainnya, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi saat ini, dunia telah diwarnai dengan persaingan yang begitu ketat antara perusahaan satu dengan perusahaan yang lainnya, terutama perusahaan

Lebih terperinci

PENGARUH CITRA MEREK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPEDA MOTOR MATIC

PENGARUH CITRA MEREK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPEDA MOTOR MATIC PENGARUH CITRA MEREK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPEDA MOTOR MATIC HONDA (STUDI KASUS PADA MAHASISWA JURUSAN ADMINISTRASI BISNIS POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA) LAPORAN AKHIR Dibuat Untuk Memenuhi Syarat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk selalu dapat bersaing dalam hal peningkatan mutu produk barang dan

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk selalu dapat bersaing dalam hal peningkatan mutu produk barang dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan kemajuan teknologi yang semakin mengglobal membawa dampak pada dunia usaha. Adanya perkembangan dan kemajuan teknologi, dunia usaha dituntut

Lebih terperinci

MAKSI Jurnal Ilmiah Manajemen & Akuntansi

MAKSI Jurnal Ilmiah Manajemen & Akuntansi PENGARUH KESADARAN MEREK DAN ASOSIASI MEREK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPEDA MOTOR YAMAHA PADA PT. FORTUNA MOTOR MAJALENGKA Oleh : R. NENY KUSUMADEWI *) e-mail : kusumadewi.neny@gmail.com ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan ketatnya persaingan bisnis di Era globalisasi seperti sekang ini,

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan ketatnya persaingan bisnis di Era globalisasi seperti sekang ini, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perekonomian dewasa ini terutama dibidang produk tumbuh dengan cepat, industri produk sangat beraneka ragam. Dari sektor bisnis banyak sekali yang dapat ditawarkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran mengandung arti luas karena membahas mengenai masalah yang terdapat dalam perusahaan dan hubungannya dengan perdagangan barang dan jasa. Menurut

Lebih terperinci

PENGARUH JENJANG PENDIDIKAN, UKURAN USAHA, LAMA USAHA, LATAR BELAKANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN AKUNTANSI TERHADAP PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI UMKM

PENGARUH JENJANG PENDIDIKAN, UKURAN USAHA, LAMA USAHA, LATAR BELAKANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN AKUNTANSI TERHADAP PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI UMKM PENGARUH JENJANG PENDIDIKAN, UKURAN USAHA, LAMA USAHA, LATAR BELAKANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN AKUNTANSI TERHADAP PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI UMKM (Studi pada UMKM Industri Jenang di Kabupaten Kudus)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dewasa ini dalam kegiatan promosinya dituntut untuk lebih dari sekedar

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dewasa ini dalam kegiatan promosinya dituntut untuk lebih dari sekedar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan dewasa ini dalam kegiatan promosinya dituntut untuk lebih dari sekedar menciptakan dan mengembangkan suatu produk yang berkualitas, menentukan harga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemasaran yang tepat agar usahanya dapat bertahan dan memenangi

BAB I PENDAHULUAN. pemasaran yang tepat agar usahanya dapat bertahan dan memenangi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tingkat persaingan dunia usaha di Indonesia sangat ketat, karena setiap perusahaan senantiasa berusaha untuk dapat meningkatkan pangsa pasar dan meraih konsumen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan pasar dalam era teknologi terjadi sangat cepat dimana fenomena

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan pasar dalam era teknologi terjadi sangat cepat dimana fenomena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan pasar dalam era teknologi terjadi sangat cepat dimana fenomena persaingan saat ini menuntut para pemasar untuk selalu menginovasi strategi bisnisnya. Hal

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. Pemasaran pada umumnya dipandang sebagai tugas untuk menciptakan, memperkenalkan dan menyerahkan barang dan jasa kepada konsumen dan

LANDASAN TEORI. Pemasaran pada umumnya dipandang sebagai tugas untuk menciptakan, memperkenalkan dan menyerahkan barang dan jasa kepada konsumen dan II. LANDASAN TEORI 2.1 Arti dan Pentingnya Pemasaran Pemasaran pada umumnya dipandang sebagai tugas untuk menciptakan, memperkenalkan dan menyerahkan barang dan jasa kepada konsumen dan perusahaan lain.

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords: Blackberry, quality, features, design, branding, trends, purchasing decisions. viii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. Keywords: Blackberry, quality, features, design, branding, trends, purchasing decisions. viii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT Blackberry smartphone is one product that has a difference with products from other companies. Taking into account the elements of product attributes such as product quality, product features,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kebutuhan masyarakat akan sarana transportasi yang memadai. Saat ini jumlah sarana

BAB 1 PENDAHULUAN. kebutuhan masyarakat akan sarana transportasi yang memadai. Saat ini jumlah sarana BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Perkembangan zaman saat ini menuntut manusia untuk dapat bergerak cepat dalam menjalankan segala aktivitas keseharian, menyebabkan adanya peningkatan permintaan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Lebih dari itu, merek adalah janji perusahaan secara konsisten memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Lebih dari itu, merek adalah janji perusahaan secara konsisten memberikan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Merek bukanlah sekedar nama, istilah, tanda, simbol, atau kombinasinya. Lebih dari itu, merek adalah janji perusahaan secara konsisten memberikan features, benefits

Lebih terperinci

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan jenjang pendidikan Strata satu (S1) pada Fakultas Ekonomi Universitas Muria Kudus

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan jenjang pendidikan Strata satu (S1) pada Fakultas Ekonomi Universitas Muria Kudus PENGARUH PERSEPSI HARGA, PROMOSI, PILIHAN WARNA, DAN CIRI/KEISTIMEWAAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPEDA MOTOR MEREK SCOOPY PADA ZIRANG HONDA KUDUS Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk

Lebih terperinci

Nama : Dwi Chuswanda NPM : Jurusan : Manajemen Pembimbing : Rofi ah, SE., MM

Nama : Dwi Chuswanda NPM : Jurusan : Manajemen Pembimbing : Rofi ah, SE., MM ANALISIS PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPEDA MOTOR HONDA MATIC BEAT ( Studi kasus Mahasiswa/I Universitas Gunadarma Fakultas Ekonomi Kampus E, Depok) Nama :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengharapkan memiliki konsumen yang loyal terhadap produk atau jasa yang

BAB I PENDAHULUAN. mengharapkan memiliki konsumen yang loyal terhadap produk atau jasa yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi saat ini, perusahaan dihadapkan dengan konsumen yang keinginan dan kebutuhannya selalu berubah, sehingga setiap perusahaan sangat mengharapkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. setiap perusahaan. Untuk dapat mengahadapi tingkat persaingan yang ketat, untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. setiap perusahaan. Untuk dapat mengahadapi tingkat persaingan yang ketat, untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi era globalisasi dan lingkungan persaingan yang kompetitif, maka persaingan dalam dunia usaha merupakan titik perhatian bagi setiap perusahaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi merupakan hal yang penting bagi negara,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi merupakan hal yang penting bagi negara, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi merupakan hal yang penting bagi negara, karena pertumbuhan ekonomi merupakan indikator perkembangan aktivitas perekonomian suatu negara.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Persaingan di dunia usaha saat ini sangatlah ketat, hal ini dapat dilihat dengan banyaknya usaha-usaha baru yang bermunculan bergerak dalam bidang yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di era ini, industri sepeda motor menjadi salah satu jenis usaha yang sedang mengalami pertumbuhan. Hal ini dapat dilihat dari pertumbuhan penjualan pasar

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Atribut-Atribut Produk Terhadap Keputusan Pembelian Mobil All New Honda Jazz di Semarang

Analisis Pengaruh Atribut-Atribut Produk Terhadap Keputusan Pembelian Mobil All New Honda Jazz di Semarang Analisis Pengaruh Atribut-Atribut Produk Terhadap Keputusan Pembelian Mobil All New Honda Jazz di Semarang SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Kesarjanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perdagangan bebas dalam era globalisasi saat ini menimbulkan persaingan bisnis yang semakin ketat. Hal ini menuntut perusahaan untuk semakin kreatif dalam menjalankan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. kebutuhan dan keinginan konsumen, mengembangkan produk, menetapkan harga,

II. TINJAUAN PUSTAKA. kebutuhan dan keinginan konsumen, mengembangkan produk, menetapkan harga, 11 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan suatu faktor penting dalam suatu siklus yang bermula dan berakhir dengan kebutuhan. Pemasar harus dapat menafsirkan, mengidentifikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. otomotif atau kendaraan bermotor. Industri otomotif sangat berkembang pesat,

BAB I PENDAHULUAN. otomotif atau kendaraan bermotor. Industri otomotif sangat berkembang pesat, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era modern saat sekarang ini, perkembangan dunia usaha diwarnai dengan berbagai macam persaingan di segala bidang, khususnya pada industri otomotif atau

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. menjalankan kegiatan usahanya. Era ini ditandai dengan semakin berkembangnya

BAB I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. menjalankan kegiatan usahanya. Era ini ditandai dengan semakin berkembangnya BAB I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berkembangnya perdagangan bebas menimbulkan persaingan bisnis yang semakin ketat. Hal ini menuntut perusahaan untuk semakin kreatif dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Industri otomotif nasional di era modern sekarang ini mengalami

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Industri otomotif nasional di era modern sekarang ini mengalami BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Industri otomotif nasional di era modern sekarang ini mengalami pertumbuhan yang sangat signifikan karena setiap tahun jumlahnya bertambah dan berdampak semakin

Lebih terperinci

Skripsi. Disusun oleh : Nama : Deddy Suryanto Gunawan NIM :

Skripsi. Disusun oleh : Nama : Deddy Suryanto Gunawan NIM : Pengaruh Social Comfort, Employee Job Enthusiasm dan Customer Convinience terhadap Repurchasing Intention ( Studi Kasus Pada Bengkel Langgeng Motor Semarang ) Skripsi Diajukan Sebagai Salah satu Syarat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut American Marketing Association (AMA) mendefinisikan merek sebagai:

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut American Marketing Association (AMA) mendefinisikan merek sebagai: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Merek (brand) Menurut American Marketing Association (AMA) mendefinisikan merek sebagai: Nama, istilah, tanda, lambang, atau desain, atau kombinasinya, yang dimaksudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keinginan dan kebutuhan konsumen maka produsen perlu memahami perilaku

BAB I PENDAHULUAN. keinginan dan kebutuhan konsumen maka produsen perlu memahami perilaku 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perilaku pembelian seseorang dapat dikatakan sesuatu yang unik, karena preferensi dan sikap terhadap obyek setiap orang berbeda. Semakin beragamnya keinginan dan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produk yang sesuai dengan harapannya. Sehingga konsekuensi dari perubahan

BAB I PENDAHULUAN. produk yang sesuai dengan harapannya. Sehingga konsekuensi dari perubahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingkat persaingan dunia usaha di Indonesia sangat ketat, karena setiap perusahaan senantiasa berusaha untuk dapat meningkatkan pangsa pasar dan meraih konsumen baru.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik pada orang mengenai perusahaan yang bersangkutan, kurang baik pada orang

BAB I PENDAHULUAN. baik pada orang mengenai perusahaan yang bersangkutan, kurang baik pada orang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin maju perekonomian dan teknologi, berkembang pula strategi yang harus dijalankan perusahaan, khususnya dibidang pemasaran. Untuk itu perusahaan perlu

Lebih terperinci

PENGARUH EKUITAS MEREK DAN PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPEDA MOTOR MATIC HONDA VARIO

PENGARUH EKUITAS MEREK DAN PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPEDA MOTOR MATIC HONDA VARIO PENGARUH EKUITAS MEREK DAN PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPEDA MOTOR MATIC HONDA VARIO Siti Muniah 1, Apriatni EP 2 & Sendhang Nurseto 3 muniahsiti@gmail.com Abstract CV. Cendana Motor Sukorejo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dunia adalah pasar bagi seluruh pelaku bisnis. Dunia yang tengah

BAB I PENDAHULUAN. Dunia adalah pasar bagi seluruh pelaku bisnis. Dunia yang tengah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dunia adalah pasar bagi seluruh pelaku bisnis. Dunia yang tengah dihadapkan pada era globalisasi menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam dunia bisnis, konsumen juga lebih rasional dan bersikap hati-hati dalam

BAB I PENDAHULUAN. dalam dunia bisnis, konsumen juga lebih rasional dan bersikap hati-hati dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada era perekonomian modern dan era globalisasi, kegiatan pemasaran menjadi sangat penting karena disamping kondisi persaingan yang semakin ketat dalam dunia bisnis,

Lebih terperinci

PERANAN KESADARAN MEREK (BRAND AWARENESS) DAN KUALITAS PRODUKTERHADAP KEPUASAN KONSUMEN PADA SEPEDA MOTOR YAMAHA

PERANAN KESADARAN MEREK (BRAND AWARENESS) DAN KUALITAS PRODUKTERHADAP KEPUASAN KONSUMEN PADA SEPEDA MOTOR YAMAHA PERANAN KESADARAN MEREK (BRAND AWARENESS) DAN KUALITAS PRODUKTERHADAP KEPUASAN KONSUMEN PADA SEPEDA MOTOR YAMAHA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dibutuhkan sarana pendukung, seperti transportasi. Transportasi adalah sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. dibutuhkan sarana pendukung, seperti transportasi. Transportasi adalah sebagai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Saat ini perkembangan jumlah penduduk yang cukup pesat serta beragamnya aktivitas kerja setiap orang memungkinkan segala aktivitas tersebut harus dilakukan

Lebih terperinci