Uswatun Hasanah ( ) Universitas Bina Nusantara Drs. Gatot Imam Nugroho, Ak., MBA (D1613) ABSTRAK
|
|
- Hendra Hadiman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PENGARUH KUALITAS AUDIT, FINANCIAL DISTRESS, DAN AUDIT LAG TERHADAP PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN Uswatun Hasanah ( ) Universitas Bina Nusantara Drs. Gatot Imam Nugroho, Ak., MBA (D1613) ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kualitas audit, financial distress dan audit lag terhadap penerimaan opini audit going concern. Hipotesis yang diajukan (1) Kualitas audit berpengaruh terhadap penerimaan opini going concern, (2) Financial distress berpengaruh terhadap penerimaan opini going concern, (3) Audit Lag berpengaruh terhadap penerimaan opini going concern. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode tahun yang telah diaudit dan dipublikasikan. Pemilihan sampel dilakukan dengan purposive sampling. Berdasarkan kriteria kriteria tertentu yang ditentukan penulis, maka diperoleh 34 sampel perusahaan manufaktur. Metode yang digunakan untuk menganalisis hubungan antar variabel adalah metode regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan financial distress dengan Revised Altman Model berpengaruh negatif terhadap penerimaan opini audit going concern, dan audit lag berpengaruh positif terhadap penerimaan opini going concern. Sedangkan kualitas audit tidak berpengaruh terhadap penerimaan opini going concern. Kata kunci: Kualitas Audit, Financial Distress, Audit Lag, Opini Audit going concern. PENDAHULUAN Perusahaan didirikan dengan tujuan tertentu yang hendak dicapainya. Sebagian besar perusahaan bertujuan menghasilkan laba yang optimal sehingga kelangsungan hidup (going concern) perusahaan dapat tercapai.kelangsungan hidup usaha selalu dihubungkan dengan kemampuan manajemen dalam mengelola perusahaan agar bertahan hidup.hasil pertanggung jawaban dari pengelolaan perusahaan oleh manajemen dibuat dalam bentuk laporan keuangan.laporan keuangan merupakan salah satu sarana penting untuk mengomunikasikan informasi keuangan kepada pihak-pihak di luar perusahaan.tujuan utama dari laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan.laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pemakai.agar
2 dapat memberikan informasi yang berguna, maka laporan keuangan harus berkualitas. Kebenaran informasi dari laporan keuangan harus di audit oleh auditor independen untuk memberikan informasi yang akurat bagi penyedia modal dan pemegang kepentingan lainnya dalam membuat keputusan investasi, kredit, dan keputusan alokasi sumber daya lainnya yang akan meningkatkan efisiensi pasar secara keseluruhan. Ketika kondisi ekonomi merupakan sesuatu yang tidak pasti, para investor mengharapkan auditor memberikan early warning akan kegagalan keuangan perusahaan. Opini audit atas laporan keuangan menjadi salah satu pertimbangan yang penting bagi investor dalam mengambil keputusan berinvestasi. Beberapa kasus manipulasi data keuangan yang merugikan investor dan pihak lainnya, seperti kasus yang terjadi pada perusahaan Enron, Worldcom, Xerox dan lain-lain yang pada akhirnya bangkrut.hal ini menyebabkan profesi akuntan publik banyak mendapat kritikan.auditor dianggap ikut andil dalam memberikan informasi yang salah, sehingga banyak pihak yang merasa dirugikan.menurut Pernyataan Standar Auditing (PSA) 30 paragraf 02 (IAI, 2011: SA Seksi 341) menyatakan bahwaauditor bertanggung jawab untuk mengevaluasi apakah terdapat kesangsian besar terhadap kemampuan entitasdalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam periode waktu pantas, tidak lebih dari satu tahun sejaktanggal laporan keuangan yang sedang diaudit. Oleh karena itu, selain memperoleh informasi mengenai kewajaran laporan keuangan yang disajikan oleh manajemen, laporan auditor independen juga memberikan informasi kepada para pengguna laporan keuangan tentang kemampuan perusahaan untuk melanjutkan usahanya (goingconcern). Laporan audit yang berhubungan dengan going concern dapat memberikan peringatan awal bagi pemegang saham dan pengguna laporan keuangan lainnya guna menghindari kesalahan dalam pembuatan keputusan. Pengeluaran opini audit going concern adalah hal yang tidak diharapkan oleh perusahaan karena dapat berdampak cukup signifikan pada kemunduran harga saham, kesulitan dalam meningkatkan modal pinjaman, ketidakpercayaan investor, kreditor, pelanggan, dan karyawan terhadap manajemen perusahaan. Oleh karena itu, pihak manajemen perlu memperhatikan transparansi pengungkapan informasi dalam hal ini adalah pengungkapan laporan keuangan guna mempermudah tugas auditor dalam pemberian opini.sulitnya memprediksi kelangsungan hidup sebuah perusahaan menyebabkan banyak auditor yang mengalami dilema moral dan etika dalam memberikan opini goingconcern (Januarti, 2008).Masalah timbul ketika banyak terjadi kesalahan opini dibuat oleh auditor menyangkut opini tersebut. Beberapa penyebabnya antara lain, self-fullfing propechy yang dikhawatirkan apabila auditor memberikan opini going concern akan mempercepat kebangkrutan perusahaan karena banyaknya investor yang membatalkan investasinya atau kreditor yang menarik dananya. Meskipun demikian, opini going concern harus diungkapkan dengan harapan dapat segera mempercepat usaha penyelamatan perusahaan yang bermasalah. Penyebab lain adalah tidak terdapatnya prosedur penetapan status going concern yang terstuktur. Beberapa peneliti telah menganalisis faktor yang memengaruhi opini audit going concern di antaranya Santosa dan Wedary (2007), Solikah (2007), Januarti (2009), Rudayan dan Bandera (2009), Susanto (2009), Widyantari (2010), Putra (2010), Lubis (2011), Ningtias (2011), Januarti dan praptitorini (2011), Astusi (2012), Aiisiah (2012), Savitry (2013). Namun hasil dari penelitian-penelitian tersebut tidak konsisten.berdasarkan hasil penelitian terdahulu tersebut, maka dalam
3 penelitian ini peneliti bertujuan untuk meneliti kembali pengaruh kualitas audit, debt default, dan audit lag terhadap opini audit going concern. Kualitas audit yang baik akan menghasilkan informasi yang sangat berguna bagi para pemakai laporan keuangan dalam hal pengambilan keputusan. Auditor yang mempunyai kualitas audit yang baik lebih cenderung akan mengeluarkan opini audit going concern apabila klien mengalami masalah going concern (Santoso dan Wedari, 2007). Penelitian Mutchler et. al. (1997) dalam Aiisiah (2012) menemukan bukti univariat bahwa auditor big 6 lebih cenderung menerbitkan opini audit going concern pada perusahaan yang mengalami financial distress dibandingkan auditor non big 6. Auditor skala besar dapat menyediakan kualitas audit yang lebih baik dibandingkan auditor skala kecil, termasuk dalam mengungkapkan masalah going concern. Semakin besar skala auditor maka akan semakin besar kemungkinan auditor untuk menerbitkan opini audit going concern. Kondisi keuangan perusahaan menggambarkan tingkat kesehatan perusahaan sesungguhnya. Kondisi kesulitan keuangan akan menyebabkan perusahaan mengalami arus kas negatif, rasio keuangan yang buruk dan gagal membayar hutang. Pada akhirnya, kesulitan keuangan ini akan mengarah kepada kebangkrutan sehingga going concern perusahaan diragukan.mckeown et. al (1991) dalam Santosa dan Wedari (2007) menyatakan bahwa semakin kondisi perusahaan terganggu atau memburuk maka akan semakin besar kemungkinan perusahaan menerima opini audit going concern. Sebaliknya pada perusahaan yang tidak pernah mengalami kesulitan keuangan auditor tidak pernah mengeluarkan opini audit going concern. Hal ini konsisten dengan bukti empiris yang menyatakan bahwa semakin kondisi keuangan perusahaan terganggu atau memburuk, maka akan semakin besar probabilitas perusahaan menerima opini going concern. Dan sebaliknya pada perusahaan yang memiliki kondisi keuangan yang sehat, maka probabilitas untuk menerima opini audit going concern akan semakin kecil. Audit lagdidefinisikan sebagai jumlah tanggal kalender antara tanggal berakhirnya laporan keuangan tahunan (31 Desember) dengan tanggal selesainya pekerjaan lapangan. McKeown et. al., (1991) dalam Astuti (2012) menyatakan bahwa opini audit going concern lebih banyak ditemui ketika pengeluaran opini terlambat. Hal ini bisa dimungkinkan karena auditor terlalu banyak melakukan tes, manajer melakukan negosisasi yang panjang ketika terdapat ketidakpastian kelangsungan hidup atau auditor mengharapkan dapat memecahkan masalah yang dihadapi untuk menghindari dikeluarkannya opini audit going concern. Audit lag berpengaruh positif terhadap penerimaan opini audit going concern, hal tersebut seperti yang diungkapakan dalam penelitian Astuti (2010) dan Putra (2010). Namun penelitian yang dilakukan oleh Januarti (2009) menemukan bahwa audit lag tidak berpengaruh signifikan pada penerimaan opini audit going concern. Penelitianiniakanmenggunakanperusahaan manufaktur sebagaisampel. Halinidiharapkan akan memberikan perbedaan karena penelitian ini ingin mengetahui lebih lanjut apakah kualitas audit, financial distress, dan audit lag berpengaruh terhdap penerimaan opini audit going concern. Untuk mendukung penelitian ini digunakan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI sebagai objek penelitian. Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti termotivasi melakukan penelitian dengan judul PENGARUH KUALITAS AUDIT, FINANCIAL DISTRESS, DAN AUDIT LAG TERHADAP PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN
4 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkuppenelitianiniterbataspadaperusahaanmanufaktur yangterdaftar di BEI pada tahun Penelitianinidifokuskanpadapenerimaan opini audit going concern didalamlaporankeuangan perusahaan. Dalam penelitian ini diteliti kualitas audit, financial distress dan audit lag perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Selain itu, penelitian ini juga melakukan pengujian untuk mengetahui pengaruh atau hubungan kualitas audit, financial distress, dan audit lag terhadap penerimaan opini audit going concernpadaperusahaan manufakturyangterdaftardibeiperiode Tujuan penelitian Tujuan yang diharapkan dapat dicapai melalui penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Kualitas Audit pada perusahaan manufaktur yangterdaftardibeiperiode Bagaimana Financial Distress yang terjadi pada perusahaan manufaktur yangterdaftardibeiperiode Bagaimana Audit Lag yang terjadi pada perusahaan manufaktur yangterdaftardibeiperiode Seberapa besar tingkat penerimaan Opini audit Going Concern pada perusahaan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode ? 5. Pengaruh Kualitas Audit terhadap penerimaan Opini Audit Going Concern pada perusahaan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode ? 6. Pengaruh Financial Distressterhadap penerimaan Opini Audit Going Concern pada perusahaan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode ? 7. Pengaruh Audit Lagterhadap penerimaan Opini Audit Going Concern pada perusahaan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode ? METODE PENELITIAN Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang bersifat kuantitatif yaitu laporan keuangan (financial report) pada perusahaan manufaktur periode Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder. Data tersebut diperoleh dengan mengunduh (download) dari website BEI ( atau website masing-masing perusahaan. Penelitian ini juga mengumpulkan data-data yang relevan dari perpustakaan Universitas Bina Nusantara, literatur-literatur, jurnal, dan situs-situs internet. Metode Pengumpulan Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono: 2009). Adapun teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini Purposive Sampling yang termasuk kedalam kategori Non Probability Sampling. Menurut Sugiyono (2009), Purposive Sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Adapun proses pemilihan sampel berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan tampak dalam Tabel 3.1 berikut ini :
5 Tabel 3.1 Kriteria Sampel Kriteria Jumlah Sampel Perusahan-perusahaan manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia periode Perusahaan-perusahaan manufaktur yang memiliki data lengkap selama periode Perusahaan-perusahaan yang mengalami laba bersih negatif sekurang-kurangnya 1 periode selama 34 periode Jumlah Sampel 34 Tahun Pengamatan 4 Jumlah pengamatan 136 Metode Analisis Data Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu : 1. Statistik Deskriptif 2. Analisis Regresi Logistik 3. Uji Hipotesis HASIL DAN BAHASAN Pengujian koefisien regresi dapat diilakukan dengan regresi logistik yang hasilnya terdapat pada tabel 4.1 dibawah ini : Variables in the Equation Table 4.1 Uji Koefisien Regresi B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Step 1 a AQ ZScore ALAG Constant a. Variable(s) entered on step 1: AQ, ZScore, ALAG. Sumber: Output SPSS Hasil pengujian terhadap koefisien regresi yang telah dilakukan membuat model terhadap : OGC = -12,868-0,903AQ - 0,695ZScore + 6,710ALAG + Hasil pengujian hipotesis pertama menunjukan bahwa variabel kualitas audit yang diproksikan dengan Kantor Akuntan Publik berafiliasi dengan big four dan yang tidak berafiliasi dengan big four menunjukkan nilai koefisien negatif sebesar 0,903 dengan signifikansi sebesar 0,051 dan lebih besar dari 0,05 (5%) artinya variabel ini memiliki arah hubungan yang berlawanan dan tidak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern. Jadi tidak dapat dikatakan
6 bahwa KAP Big Four akan lebih sering memberikan pendapat going concern. Auditor akan tetap menggunakan pertimbangan serta pemikiran profesionalnya dalam menilai bagaimana potensi suatu perusahaan untuk melanjutkan kegiatan usaha. Hal ini menunjukan bahwa KAP Big Four maupun non-big Four, akan selalu bersikap obyektif dalam memberikan pendapat going concern kepada perusahaan yang mengalami keraguan dalam kelangsungan hidup usahanya. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Aiisiah (2012), Ningtias (2011), Widyantari (2011), Susanto (2009), Santosa dan Wedary (2007) menemukan bukti bahwa kualitas audit yang diproksikan dengan KAP berafiliasi dengan big four tidak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern. Namun hasil ini tidak konsisten dengan penelitian Januarti (2009) yang diproksikan dengan auditor industry specialization yang membuktikan bahwa kualitas audit berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern. Hasil pengujian hipotesis kedua menunjukan bahawa variable financial distress yang diproksikan dengan ZScore, menunjukkan koefisien negatif sebesar 0,695 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 (5%) yang berarti H2 dapat diterima. Dari hasil pengujian terhadap hipotesis tersebut, diperoleh bukti empiris bahwa kondisi keuangan perusahaan yang diproksikan dengan Z Score Altman berpengaruh negatif terhadap pemberian opini audit going concern. Dalam penelitian ini kondisi keuangan perusahaan menunjukkan koefisien negatif sebesar 0,695. Angka ini dapat diartikan bahwa perusahaan akan menerima opini going concern berbanding terbalik dengan ZScore Altman. Semakin tinggi nilai dari ZScore Altman ini akan semakin memperkecil kemungkinan penerimaan opini going concern. Auditee yang tidak mempunyai permasalahan keuangan yang serius, tidak mengalami kesulitan likuiditas, mempunyai modal kerja yang cukup, serta tidak mengalami defisit equitas sudah barang tentu luput dari peneriman opini going concern. Sementara perusahaan yang mengalami permasalahan keuangan, kesulitan likuiditas, kekurangan modal kerja, serta kerugian terus menerus yang mengakibatkan rasio ZScore rendah berpeluang menerima opini going concern. Pada dasarnya rasio ZScore ini mengindikasikan kondisi keuangan suatu perusahaan yang sebenarnya serta merupakan peringatan dini bagi suatu perusahaan akan ancaman kebangkrutan usahanya. Semakin tinggi rasio ini mengindikasikan keadaan yang semakin baik atau tidak terdapat permasalahan. Hasil dari penelitian ini selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Lubis (2011), Ningtias (2011), Rudayan dan Bandera (2009) yang menggunakan model prediksi kebangkrutan Altman ZScore. Hasil pengujian hipotesis ketiga menunjukkan variabel audit lag memiliki koefisien regresi positif sebesar dengan tingkat signifikansi 0,031. Angka signifikansi 0,031 yang lebih kecil dari 0,05 (5%) menunjukkan bahwa variabel audit lag berpengaruh secara signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern atau dengan kata lain H3 diterima. Sedangkan tanda koefisien regresi positif menunjukkan bahwa semakin lama waktu audit lag yang dibutuhkan oleh suatu perusahaan maka semakin besar pula peluang perusahaan tersebut mendapatkan opini audit going. Hasil penelitian pun menjelaskan bahwa audit lag yang panjang mengindikasikan adanya masalah going concern pada auditee dan menjamin bahwa perusahaan yang memiliki audit lag yang panjang akan memperoleh opini audit going concern. Hasil penelitian ini sejalan dengan temuan penelitian Savitry (2013), Astuti (2012), dan Putra (2010) yang menemukan hubungan positif antara audit lag yang panjang dengan opini audit going concern. Namun, hasil penelitian ini tidak
7 konsisten dengan hasil penelitian Widyantari (2011) dan Januarti (2009) yang menunjukkan bahwa audit lag tidak berpengaruh signifikan pada penerimaan opini audit going concern. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan analisis hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Penelitian yang dilakukan dengan objek penelitian perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan periode pengamatan , diperoleh 34 perusahaan sampel dengan 136 unit analisis (34 x 4) yaitu dengan 53 perusahaan yang menerima opini audit going concern dan 83 perusahaan yang menerima opini audit non going concern. 2. Berdasarkan pengujian dengan menggunakan regresi logistik, menunjukkan bukti empiris bahwa variabel kualitas audit tidak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern yang didapatkan dengan nilai koefisien negatif sebesar 0,903 dengan signifikansi sebesar 0,051. Hasil penelitian mendukung penelitian Aiisiah (2012), Ningtias (2011), Widyantari (2011), Susanto (2009), Santosa dan Wedary (2007) namun bertolak belakang dengan hasil penelitian Januarti (2009). 3. Berdasarkan pengujian dengan menggunakan regresi logistik, menunjukkan bukti empiris bahwa variabel financial distress berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern yang didapatkan dengan nilai koefisien negatif sebesar 0,695 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000. Angka ini dapat diartikan bahwa semakin tinggi nilai dari ZScore Altman ini akan semakin memperkecil kemungkinan penerimaan opini going concern. Hasil penelitian mendukung penelitian Lubis (2011), Ningtias (2011), Rudayan dan Bandera (2009). 4. Berdasarkan pengujian dengan menggunakan regresi logistik, menunjukkan bukti empiris bahwa variabel audit lag berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern yang didapatkan dengan nilai koefisien positif sebesar dengan tingkat signifikansi 0,031. Hasil penelitian mendukung penelitian Savitry (2013), Astuti (2012), dan Putra (2010) namun bertolak belakang dengan hasil penelitian Widyantari (2011) dan Januarti (2009) Keterbatasan Adanya keterbatasan dalam penelitian ini yaitu: 1. Data yang digunakan dalam penelitian adalah data sekunder, sehingga data diperoleh dengan cara men-download dari website 2. Penelitian ini hanya menggunakan data perusahaan manufaktur dan tidak menggunakan data-data dari perusahaan lain yang terdaftar di BEI. 3. Periode penelitian hanya empat tahun yaitu 2010 sampai 2013, sehingga belum bisa melihat kecendrungan trend penerbitan opini audit going concern oleh auditor dalam jangka panjang. 4. Penelitian ini hanya menggunakan tiga variabel independen, yaitu variabel kualitas audit, financial distress dan audit lag, serta satu variable dependen. 5. Hasil penelitian hanya dapat diketahui berdasarkan pengujian statistik model regresi logistik karena sebagian data menggunakan variabel dummy.
8 Saran Dari keterbatasan-keterbatasan penelitian ini, maka penelitian selanjutnya disarankan untuk: 1. Perusahaan yang digunakan untuk penelitian berikutnya menggunakan seluruh perusahaan yang terdaftar di BEI, agar mendapatkan data sampel yang lebih banyak dan dapat menemukan analisis yang lebih baik lagi. 2. Periode penelitian yang lebih diperpanjang yaitu lebih dari empat tahun, agar bisa melihat kecendrungan trend penerbitan opini audit going concern oleh auditor dalam jangka panjang. 3. Agar menggunakan variabel independen lain seperti rasio non keuangan dan rasio keuangan lainnya sehingga hasil penelitian terus berkembang dan mampu memprediksi penerimaan opini audit going concern yang lebih akurat dan lebih tepat. 4. Untuk manajemen perusahaan, dapat mengenali lebih dini tanda-tanda kebangkrutan usahanya, sehingga dapat mengambil kebijakan sesegera mungkin guna mengatasi masalah tersebut dan terhindar dari penerimaan opini audit going concern. 5. Untuk para investor dan calon investor yang ingin melakukan investasi harus teliti dan cermat dalam memilih perusahaan dan sebaiknya tidak berinvestasi pada perusahaan yang mendapat opini audit going concern. 6. Untuk praktisi akuntan public (auditor), agar lebih teliti dalam mengamati sumber pendapatan dan pengeluaran perusahaan yang menjadi klien, sehingga dapat meminimalisir kesalahan dalam pemberian opini kepada klien terutama opini yang menyangkut kelangsungan usaha perusahaan. REFERENSI Agusti, Chalendra, P. (2013). AnalisisFaktor Yang Mempengaruhi Kemungkinan Terjadinya Financial Distres.Skripsi S1.UniversitasDiponegoro, Semarang. Aisiiah, Nurul. (2012). Pengaruh Kualitas Audit, Kondisi Keuangan Perusahaan, Opini Audit Tahun Sebelumnya, Pertumbuhan Perusahaan Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kecenderungan Penerimaan Opini Audit Going Concern. Skripsi S1. Universitas Diponegoro, Semarang. Altman, E. I. (2000). Predicting financial distress of companies: Revisiting the Zscore and Zeta Models. Journal of Banking & Finance, 1. Astuti, I. R. (2012). Pengaruh Faktor Keuangan Dan Non keuangan terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concer. Skripsi S1. Universitas Diponegoro, Semarang. Boynton, W.C., Raymond N., Johnson.,dan Walter G. Kell. Alih bahasa oleh Paul. A Rajoe, Gina Gania, IchsanSetiyo Budi (2003). Modern Auditing (Edisi 7). Jakarta: Penerbit Erlangga. Brigham, E. F., & Louis, C. G. (1997). Financial Management - Theory and Practice. The Dryden Press.
9 Chen, K.C. and B.K. Church. (1992). Default on Debt Obligations and The Issuance of Going-Concern Report. Auditing : Journal Practice and Theory, DeAngelo, Linda Elizabeth. (1981). Auditor Size and Audit Quality.Journal of Accounting and Economics. Vol. 3: Ghozali, I. (2013). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Institut Akuntan Publik Indonesia.(2011). Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP). Jakarta: Salemba Empat. Januarti, Indira. (2009). Analisis Pengaruh Faktor Perusahaan, Kualitas Auditor, Kepemilikan Perusahaan terhadap Penerimaan Opini Audit Going concern (Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia), Makalah Disampaikan dalam Simposium Nasional Akuntansi XII, Palembang, 4-6 November. Januarti, Indira dan Ella Fitrianasari, (2008), Analisis Rasio Keuangan dan Rasio Non keuangan yang Mempengaruhi Auditor dalam Memberikan Opini Audit Going Concern pada Auditee (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEJ ), Jurnal MAKSI, Vol. 8, Januarti, Indira dan Mirna Dyah Praptitorini.(2011). Analisis Pengaruh Kualitas Audit, Debt Default Dan Opinion Shopping Terhadap Penerimaan Opini Going Concern. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Vol.8 - No. 1, hal Jensen, M.C., and W.H. Meckling. (1976). Theory of The Firm: Managerial Behaviour Agency Cost and Ownership Structure. Journal of FinancialEconomics. Vol. 3, No. 4: Junaidi, dan Jogiyanto Hartono, (2010), Faktor Non keuangan pada Opini Going Concern, Makalah Disampaikan dalam Simposium Nasional Akuntansi XIII, Purwokerto, Oktober. Lubis, Nuddin. (2011). Analisis Faktor-Faktor Penerimaan Opini Audit Going Concern. Skripsi S1. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas, Surabaya. McKeown, J.R., Jane F.Mutchler, and W. Hopwood.(1991). Toward an Explanatio of Auditor Failure to Modify the Audit Reports of Bankrupt Companies. Auditing: A Journal of Practice and Theory. Supplement: Mutchler, Jane F. (1997). Auditors Perception of the Going-Concern Opinion Decision.Auditing: A Journal of Practice and Theory. Vol. 3, No.2: Putra, I Gede Cahyadi. (2010). Opini Audit Going Concern: Kajian Berdasarkan Prediksi Kebangkrutan dan Auditor Independen. Tesis.UniversitasUdayana, Bali.
10 Rudyawan, A. P., & Badera, I. D. (2009). Opini Audit Going Concern: Kajian Berdasarkan Model Prediksi Kebangkrutan, Pertumbuhan Perusahaan, Leverage, dan Reputasi Auditor. Jurnal Akuntansi & Bisnis Fakultas Ekonomi Universitas Udayana. Santosa, A. F., & Wedari, L. K. (2007). Analisis Faktor Faktor yang Mempengaruhi Kecenderungan Penerimaan Opini Audit Going Concern. Jurnal Akuntansi & Auditing Indonesia, 11(2) Savitry, H. A. (2013). Pengaruh Disclosure Level Dan Audit Lag TerhadapOpini Audit Going Concern ( StudiEmpirisPada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BeiTahun ). Skripsi S1. UniversitasPasundan, Bandung. Solikah, Badingatus. (2007). Pengaruh kondisi keuangan perusahaan, pertumbuhan perusahaan, dan opini audit tahun sebelumnya terhadap opini going concern. Skripsi S1. Universitas Negeri Semarang. Sugiyono, (2009), Metode Penelitian Bisnis, Cetakan ke-14, Alfabeta, Bandung Suprobo Ningtias N (2011). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Skripsi S1. Universitas Diponegoro, Semarang. Susanto, YuliusKurnia. (2009). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Publik Sektor Manufaktur. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 11 No. 3 Hlm Widyantari, Putri A.A.A. (2011). Opini Audit Going Concern Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi: Studi Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Tesis. UniversitasUdayana, Bali.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan didirikan dengan tujuan tertentu yang hendak dicapainya.sebagian besar perusahaan bertujuan menghasilkan laba yang optimal sehingga kelangsungan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. penerimaan opini audit going concern pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Hasil penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris mengenai penerimaan opini audit going concern pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (going concern) usahanya melalui asumsi going concern. Tujuan dari keberadaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Keberadaan entitas bisnis merupakan ciri dari sebuah lingkungan ekonomi, yang dalam jangka panjang bertujuan untuk mempertahankan kelangsungan hidup (going
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan informasi bisnis yang akurat menjadi salah satu kebutuhan utama bagi para pelaku bisnis. Informasi ini diperlukan bagi pihak-pihak yang terlibat dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Auditor eksternal akan menghasilkan opini audit. Going concern merupakan salah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan yang diterbitkan perusahaan diaudit oleh auditor eksternal. Auditor eksternal akan menghasilkan opini audit. Going concern merupakan salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan besar seperti Enron, Worldcom, Xerox dan lain-lain yang pada
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Banyaknya kasus manipulasi data keuangan yang dilakukan oleh perusahaan besar seperti Enron, Worldcom, Xerox dan lain-lain yang pada akhirnya bangkrut, menyebabkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kelangsungan hidup perusahaan selalu dihubungkan dengan kemampuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kelangsungan hidup perusahaan selalu dihubungkan dengan kemampuan manajemen dalam mengelola perusahaan agar bertahan hidup. Ketika kondisi ekonomi tidak pasti,
Lebih terperinciBAB 5 SIMPULAN DAN SARAN
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa : 1. Peramalan manajemen tidak berpengaruh terhadap pemberian opini going concern karena perusahaan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan pada suatu periode akan melaporkan semua kegiatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan pada suatu periode akan melaporkan semua kegiatan keuangannya dalam bentuk laporan keuangan. Peran laporan keuangan tidak hanya berlaku di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan instrumen penting yang harus disajikan oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan instrumen penting yang harus disajikan oleh entitas. Laporan keuangan merupakan bagian dari siklus akuntansi yang menggambarkan kondisi
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN, KUALITAS AUDITOR, OPINI AUDIT TAHUN SEBELUMNYA DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP OPINI AUDIT GOING CONCERN
ANALISIS PENGARUH KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN, KUALITAS AUDITOR, OPINI AUDIT TAHUN SEBELUMNYA DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP OPINI AUDIT GOING CONCERN (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suatu daya tarik bagi para investor. Investor biasanya menginvestasikan dananya pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini dunia pasar modal mengalami perkembangan yang pesat. Pasar modal sebagai sarana untuk mendapatkan sumber dana atau alternatif pembiayaan memiliki suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia, mengakibatkan permintaan akan laporan keuangan perusahaan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semakin pesatnya perkembangan perusahaan go public di Indonesia, mengakibatkan permintaan akan laporan keuangan perusahaan semakin meningkat. Perusahaan Go
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perusahaan didirikan dengan tujuan untuk memperoleh laba atau profit
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan didirikan dengan tujuan untuk memperoleh laba atau profit yang tinggi untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya (going concern). Going concern
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh audit tenure,
BAB V PENUTUP 5.1 KESIMPULAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh audit tenure, disclosure, reputasi auditor, opini audit tahun sebelumnya, dan ukuran perusahaan terhadap penerimaan opini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dianggap memberikan informasi yang salah. (going concern). Auditor perlu memberikan suatu pernyataan mengenai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Banyaknya kasus manipulasi data keuangan yang dilakukan oleh perusahaan besar seperti Enron, Worlcom, Xerox dan lain-lain yang pada akhirnya bangkrut, menyebabkan
Lebih terperinciBAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN
BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa kondisi keuangan berpengaruh negatif terhadap penerimaan opini audit going concern, sehingga
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Banyak kasus mengenai manipulasi data keuangan yang dilakukan oleh perusahaan besar seperti Enron, Worldcom, Xerox dan lain-lain yang pada akhirnya bangkrut,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Opini audit merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan audit report
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi sekarang ini, banyak persaingan dalam dunia usaha. Perusahaan yang tidak mampu bersaing, maka tidak akan dapat bertahan bahkan mudah tersingkir
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada era modern seperti saat ini, banyak sekali kasus-kasus manipulasi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era modern seperti saat ini, banyak sekali kasus-kasus manipulasi yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan besar yang pada akhirnya mengalami kebangkrutan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Going concern adalah kelangsungan hidup suatu badan usaha, dengan adanya going concern maka suatu badan usaha dianggap mampu mempertahankan kegiatan usahanya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan yang didirikan diharapkan dapat menghasilkan keuntungan yang dapat digunakan untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan dalam jangka
Lebih terperinciBAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN
BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa reputasi KAP berpengaruh positif terhadap pemberian opini audit going concern.
Lebih terperinciFAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI AUDITOR GOING CONCERN DI PERUSAHAAN MANUFAKTUR PADA TAHUN
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI AUDITOR GOING CONCERN DI PERUSAHAAN MANUFAKTUR PADA TAHUN 2009-2011 Inggrid Jln. Pluit Murni 6/No.IB 021-6610057 Inggrid_mayu@yahoo.co.id Inggrid, Heny Kurniawati, SST. Ak.,
Lebih terperinciBAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN
BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa debt default yang diukur dengan menggunakan rasio leverage tidak berpengaruh terhadap pemberian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam menyusun laporan keuangan suatu entitas sehingga jika suatu entitas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Going concern merupakan salah satu asumsi dasar yang dipakai dalam menyusun laporan keuangan suatu entitas sehingga jika suatu entitas mengalami kondisi yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bertujuan untuk dapat survive melainkan harus mampu memiliki keunggulan bersaing
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persaingan global pada saat ini mengharuskan perusahaan berfikir tidak hanya bertujuan untuk dapat survive melainkan harus mampu memiliki keunggulan bersaing
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. bawah satu prinsipal atau lebih yang melibatkan agen untuk melaksanakan beberapa
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori Teori agensi, menggambarkan hubungan agensi sebagai suatu kontrak di bawah satu prinsipal atau lebih yang melibatkan agen untuk melaksanakan beberapa layanan
Lebih terperinciBAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN
BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut variabel pertama debt default yang diukur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seorang kreditor memiliki kemampuan untuk menginvestasikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seorang kreditor memiliki kemampuan untuk menginvestasikan dananya pada sebuah perusahaan yang terdiri dari berbagai sektor perusahaan. Di sisi lain, kreditor
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan salah satu instrumen penting dalam menggambarkan kinerja suatu perusahaan, khususnya perusahaan publik. Agar informasi dalam laporan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perusahaan merupakan mesin perekonomian yang sangat berperan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan merupakan mesin perekonomian yang sangat berperan penting di setiap negara sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 64 Tahun 1999 (dengan diberlakukan Surat
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERIMAAN UNQUALIFIED OPINION WITH MODIFIED PARAGRAPH GOING CONCERN
MEDIA BISNIS ISSN: 2085-3106 Vol. 7, No. 1, Edisi Maret 2015, Hlm. 23-29 http: //www.tsm.ac.id/mb FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERIMAAN UNQUALIFIED OPINION WITH MODIFIED PARAGRAPH GOING CONCERN YOLANDA
Lebih terperinciDeAngelo, L. E. (1981). Auditor Size and Audit Quality. Journal of Accounting and Economics, vol 3, pp
DAFTAR PUSTAKA Altman, E., & McGough, T. (1974, Desember). Evaluation of a Company as a Going Concern. Journal of Accountancy, pp. 50-57. Ardiani, N., Nur, E. D., & Azlina, N. (2012). Pengaruh Audit Tenure,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan ekonomi. (Standar Akuntansi Keuangan, 2012).
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja keuangan, serta perubahan posisi keuangan suatu entitas yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bertujuan menghasilkan keuntungan seoptimal mungkin, tetapi juga bertujuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Suatu entitas bisnis dalam menjalankan usahanya tidak semata-mata bertujuan menghasilkan keuntungan seoptimal mungkin, tetapi juga bertujuan menjaga kelangsungan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Keadaan perkonomian suatu negara bisa dilihat melalui perkembangan dunia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Keadaan perkonomian suatu negara bisa dilihat melalui perkembangan dunia bisnis di negara tersebut. Dunia bisnis dapat menjadi indikator apakah negara tersebut
Lebih terperinciBABl PENDAHULUAN. Keberadaan entitas bisnis telah banyak diwarnai kasus hukum yang
BABl PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan entitas bisnis telah banyak diwarnai kasus hukum yang melibatkan manipulasi atas data keuangan perusahaan besar. Pada tahun 2011 publik dibuat terkejut dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengembangan usaha. Selain strategi, perusahaan juga memerlukan keuangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semakin ketatnya persaingan bisnis memaksa perusahaan melakukan segala cara agar dapat bertahan hidup, diantaranya dengan melakukan pengembangan usaha. Peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masa yang akan datang. Kelangsungan hidup usaha (going concern) dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suatu entitas bisnis yang baik tidak hanya fokus untuk memperoleh keuntungan tetapi perlu mempertimbangkan kelangsungan hidup usahanya untuk masa yang akan datang.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama dari laporan keuangan telah dijelaskan dalam Statement of
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan utama dari laporan keuangan telah dijelaskan dalam Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) No.1 yaitu untuk menyediakan informasi yang berguna
Lebih terperinciBAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN
BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan, maka dapat disimpulkan: 1. Kualitas auditor tidak berpengaruh terhadap pemberian opini going concern. 2. Kondisi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdahulu, kerangka pemikiran, dan hipotesis penelitian. Masing-masing akan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini merupakan tinjauan pustaka. Pada bab ini terdiri dari landasan teori yang menguraikan teori-teori yang relevan dengan penelitian, telaah penelitian terdahulu, kerangka pemikiran,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan go public di Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat. Perkembangan ini mengakibatkan permintaan akan laporan keuangan semakin meningkat.
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. repository.unisba.ac.id
DAFTAR PUSTAKA Arens dan Loebecke. 1996. Auditing Pendekatan Terpadu. Edisi Indonesia. Jakarta : Salemba Empat. Arens, Alvin dan James K Lobbecke. 2008. Auditting dan Jasa Assurance. Jakarta: Erlangga
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. untuk memberikan informasi kepada pihak yang berkepentingan seperti investor.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan adalah media komunikasi yang digunakan perusahaan untuk memberikan informasi kepada pihak yang berkepentingan seperti investor. Tujuan laporan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keberadaan suatu entitas bisnis merupakan ciri dari sebuah lingkungan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberadaan suatu entitas bisnis merupakan ciri dari sebuah lingkungan ekonomi, yang bertujuan untuk mempertahankan kelangsungan hidup (going concern) usahanya
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH DEBT DEFAULT
ANALISIS PENGARUH DEBT DEFAULT, AUDITOR CLIENT TENURE, KUALITAS KAP, DISCLOSURE DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, pertumbuhan perusahaan sangat meningkat di Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini, pertumbuhan perusahaan sangat meningkat di Indonesia. Pertumbuhan ini ditandai dengan semakin banyak dan berkembangnya perusahaan yang go public
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Audit adalah kegiatan pengumpulan dan evaluasi terhadap bukti-bukti yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Audit adalah kegiatan pengumpulan dan evaluasi terhadap bukti-bukti yang dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen untuk menentukan dan melaporkan tingkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bermasalah (Petronela, 2004 dalam Santosa dan Wedari 2007). Going concern. (Syahrul, 2000 dalam Rahman dan Siregar, 2012).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Going concern (kelangsungan hidup) adalah kelangsungan hidup suatu badan usaha dan merupakan asumsi dalam pelaporan keuangan suatu entitas sehingga jika suatu entitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kelangsungan hidup usahanya (going concern). Dalam ilmu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Suatu perusahaan yang didirikan pasti memiliki tujuan yaitu dapat mempertahankan kelangsungan hidup usahanya (going concern). Dalam ilmu akuntansi perusahaan merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAAN UKDW. sistem keuangan semua negara di dunia tak terkecuali di Indonesia. Krisis ini
BAB I PENDAHULUAAN 1.1 Latar Belakang Masalah Krisis keuangan global yang terjadi tahun 2008 lalu telah memberikan dampak buruk bagi perekonomian dunia. Krisis yang berasal dari Amerika Serikat ini membawa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kinerja perusahaan dalam suatu periode tertentu. Tujuan dari laporan keuangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban manajemen perusahaan terhadap pemilik perusahaan dan entitas lainnya yang ikut menggunakan laporan keuangan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat memberikan indikasi kelangsungan usaha (going concern) perusahaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perusahaan didirikan dengan tujuan memiliki kelangsungan hidup untuk jangka panjang. Kondisi dan peristiwa yang dialami oleh suatu perusahaan dapat memberikan indikasi
Lebih terperinciBAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN
BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan pada hasil penelitian diatas, maka dapat disimpulkan adalah sebagai berikut: 1. Kualitas audit berpengaruh positif terhadap kecenderungan
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur di BEI Tahun 2008-2010) NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013, Halaman 1 http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/accounting ISSN (Online): 2337-3806 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERIMAAN OPINI AUDIT
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Dalam landasan teori ini dijelaskan mengenai teori yang mendasari atau
BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori Dalam landasan teori ini dijelaskan mengenai teori yang mendasari atau mendukung perumusan hipotesis dalam penelitian ini, selain itu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dampak yang begitu besar bagi perekonomian dunia. Dalam hal ini auditor. antara pihak dalam dengan pihak auditor.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era modern seperti saat ini, banyak sekali kasus-kasus manipulasi yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan besar yang pada akhirnya mengalami kebangkrutan,
Lebih terperinci1. Dr. M. Anas, S.E., M.M., M.Si., Ak., CA. 2. Dian Kusumaningtyas, S.E., M.M JURNAL
JURNAL Analisis Pengaruh Kualitas Auditor, Likuiditas, Profitabilitas, Dan Solvabilitas Terhadap Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun
Lebih terperinciDewi Ratna Sari Sri Wahyuni Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Purwokerto ABSTRACT
PENGARUH KUALITAS AUDIT, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN, LIKUIDITAS DAN SOLVABILITAS TERHADAP OPINI AUDIT GOING CONCERN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2011-2013 Dewi Ratna Sari Sri Wahyuni
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kondisi perekonomian suatu negara dapat ditandai dengan pergerakan dunia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi perekonomian suatu negara dapat ditandai dengan pergerakan dunia bisnis di negara tersebut. Dunia bisnis dapat dijadikan indikator utama untuk melihat
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Agus, Sartono. R, Manajemen keuangan. Yogyakarta: Penerbit BPFE- Yogyakarta
DAFTAR PUSTAKA Agus, Sartono. R, 1998. Manajemen keuangan. Yogyakarta: Penerbit BPFE- Yogyakarta Alamanda, Karina Putri. 2013. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Solvabilitas dan Debt Default
Lebih terperinciKata Kunci : Disclosure, Debt Default, Kualitas Audit, Opini audit tahun sebelumnya, Going Concern.
Judul Nama : : Analisis Pengaruh Disclosure, Debt default, Kualitas Audit, dan Opini Audit Tahun Sebelumnya pada Penerimaan Opini Audit Going Concern (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Going concern adalah kelangsungan hidup suatu badan usaha. Going
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Going concern adalah kelangsungan hidup suatu badan usaha. Going concern juga merupakan asumsi dasar dalam penyusunan laporan keuangan, suatu perusahaan tidak bermaksud
Lebih terperinciDIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 1-13
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 01, Halaman 1-13 http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/accounting PENGARUH KUALITAS AUDIT, KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN, OPINI AUDIT TAHUN SEBELUMNYA,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan masalah kelangsungan usaha sebelum perusahaan. wajar tanpa pengecualian (Lennox, 2002).
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Para pemakai laporan keuangan mengharapkan auditor untuk mengungkapkan masalah kelangsungan usaha sebelum perusahaan mengalami kebangkrutan atau kegagalan dalam usahanya.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setiap perusahaan didirikan dengan tujuan selain untuk memaksimalkan laba (profit), perusahaan juga mempunyai tujuan untuk mempertahankan kelangsungan hidup
Lebih terperinciSKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi syarat guna mencapai gelar Sarjana Akuntansi di Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang
PENGARUH KUALITAS AUDITOR, KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN, OPINI AUDIT TAHUN SEBELUMNYA, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN, UKURAN PERUSAHAAN, KEBERADAAN KOMISARIS INDEPENDEN PADA KOMITE AUDIT, DEBT DEFAULT, DAN OPINION
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN...
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS... iii KATA PENGANTAR... iv ABSTRAK... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN...
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN
BAB 5 KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN 5.1. Simpulan Hasil regresi logistik menunjukkan bahwa kualitas audit yang diproksikan dengan menggunakan tiga pendekatan, yaitu: auditor industry specialization,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan tujuan memperoleh laba (profit oriented). Laba menjadi tolok ukur
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan merupakan sebuah entitas bisnis yang menjalankan usahanya dengan tujuan memperoleh laba (profit oriented). Laba menjadi tolok ukur yang penting atas
Lebih terperinciVARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI PENERIMAAN OPINI AUDIT DENGAN PARAGRAF GOING CONCERN
JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI ISSN: 1410-9875 Vol. 16, No. 1, Juni 2014, Hlm. 86-93 http: //www.tsm.ac.id/jba VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI PENERIMAAN OPINI AUDIT DENGAN PARAGRAF GOING CONCERN HARYO
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kelangsungan hidupnya melalui asumsi going concern (
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Dalam dunia usaha salah satu tujuan utama dari sebuah keberadaan entitas ketika didirikan adalah untuk menghasilkan laba yang optimal berdasarkan pada prinsip
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kelangsungan hidup (going concern) usahanya melalui asumsi going. concern. Kelangsungan hidup usaha selalu dihubungkan dengan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberadaan entitas bisnis merupakan ciri dari sebuah lingkungan ekonomi, yang dalam jangka panjang bertujuan untuk mempertahankan kelangsungan hidup (going concern)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas (PSAK No. 1 revisi 2009, 2012). Pada umumnya,
Lebih terperinci2 pemberian opininya, auditor dalam melaksanakan setiap tahapan auditnya dipengaruhi oleh pengetahuan, pengalaman, dan pertimbangan. Para pemakai lapo
1 OPINI AUDIT GOING CONCERN: KAJIAN BERDASARKAN MODELPREDIKSI KEBANGKRUTAN, DEBT DEFAULT, DAN OPINI AUDIT TAHUN SEBELUMNYA (STUDI KASUS PADA SEKTOR JASA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA) DINA EKASARI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melibatkan manipulasi akuntansi. Peristiwa ini pernah terjadi pada beberapa
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keberadaan entitas bisnis telah banyak diwarnai oleh kasus hukum yang melibatkan manipulasi akuntansi. Peristiwa ini pernah terjadi pada beberapa perusahaan besar
Lebih terperinciMutchler, J.F., W. Hopwood, dan J.C McKeown The Influence of Contrary Information and Mitigating Factors on Audit Report Decisions on Bankrupt
DAFTAR PUSTAKA Altman, Edward I. 1968. Financial Ratio Discriminant Analisis and The Prediction of Corporate Bankruptcy, Jurnal of Finance Vol XXIII 4:589-609. Arens, Alvin.A. Randal. J. Elder and Mark.S.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dari pernyataan di atas menarik untuk ditelusuri mengapa asumsi going concern
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN Asumsi kelangsungan usaha atau going concern adalah salah satu asumsi yang harus digunakan oleh manajemen dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tidak terbatas (Syahrul,2000). Asumsi going concern memiliki arti bahwa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Going concern adalah kelangsungan hidup suatu badan usaha dan merupakan asumsi dalam pelaporan keuangan suatu entitas sehingga, jika entitas mengalamai kondisi yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi yang sangat pesat, menciptakan persaingan yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi yang sangat pesat, menciptakan persaingan yang juga ketat antara perusahaan satu dengan perusahaan lainnya dalam menarik minat calon investor.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Krisis keuangan yang dipicu oleh permasalahan lembaga-lembaga keuangan raksasa
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Krisis keuangan yang dipicu oleh permasalahan lembaga-lembaga keuangan raksasa di Amerika Serikat (Lehman Brothers, Bear Stearns, Merrill Lynch, AIG, Freddie Mac &
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. informasi laporan keuangan, yang nantinya akan dinilai dan dievaluasi kinerjanya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu bentuk pertanggungjawaban manajemen kepada masyarakat, khususnya para pemegang saham adalah berupa laporan keuangan. Laporan keuangan memberikan gambaran
Lebih terperinciBAB 5 SIMPULAN DAN SARAN
41 BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh reputasi auditor, financial distress, dan pertumbuhan perusahaan terhadap penerimaan opini going concern. Penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang saling bertolak belakang. Selain profit yang tinggi salah satu yang menjadi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebangkrutan dan kelangsungan hidup perusahaan merupakan dua sisi yang saling bertolak belakang. Selain profit yang tinggi salah satu yang menjadi tujuan perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. usaha dan mempertahankan kelangsungan usaha (going concern). Salah satu cara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan didirikannya suatu entitas atau perusahaan selain untuk memperoleh laba ada juga tujuan serta tanggung jawab besar yang harus dibebankan oleh perusahaan. Tanggung
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI. Oleh: OKTAVIANI RIZQI KHUSNUL KHOTIMAH B
PENGARUH KUALITAS AUDIT, KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN, OPINI AUDIT TAHUN SEBELUMNYA DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP OPINI AUDIT GOING CONCERN (Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa
Lebih terperinciJudul: Pengaruh Opinion Shopping, Disclosure dan Reputasi KAP pada Opini Audit Going Concern
Judul: Pengaruh Opinion Shopping, Disclosure dan Reputasi KAP pada Opini Audit Going Concern (Studi pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2015) Nama: Ni Putu Evi Kusumayanti NIM:
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Laporan keuangan menurut PSAK no.1 revisi 2009 (IAI, 2012) adalah suatu
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan menurut PSAK no.1 revisi 2009 (IAI, 2012) adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Selain itu, juga
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan dari keberadaan suatu entitas bisnis ketika didirikan adalah untuk
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan dari keberadaan suatu entitas bisnis ketika didirikan adalah untuk mempertahankan kelangsungan hidup (going concern) usahannya.kelangsungan hidup usaha selalu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang terjadi. Perkembangan yang terjadi membuat perusahaan satu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi ini, setiap perusahaan dituntut untuk dapat mengikuti perkembangan yang terjadi. Perkembangan yang terjadi membuat perusahaan satu dengan yang lain
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hidup perusahaan (going concern). Banyaknya kasus manipulasi data
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Krisis global yang terjadi pada akhir-akhir ini merupakan sebagian rangkaian dari krisis moneter yang terjadi pada pertengahan tahun 1997, yang kemudian disusul
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang penting bagi investor dalam mengambil keputusan untuk berinvestasi. Dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Opini atas laporan keuangan merupakan salah satu bahan pertimbangan yang penting bagi investor dalam mengambil keputusan untuk berinvestasi. Dan salah satu hal yang
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI AUDIT GOING CONCERN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR TAHUN
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI AUDIT GOING CONCERN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR TAHUN 2011-2014 NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Diajukan Untuk Melengkapi dan Memenuhi Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap perusahaan diharuskan untuk membuat laporan keuangan. Laporan keuangan adalah laporan akuntansi yang menyediakan informasi keuangan (Reeve, Carl, Jonathan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Suatu perusahaan menjalankan bisnisnya tidak hanya untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peran auditor salah satunya adalah dengan memberikan opini terhadap suatu perusahaan. Opini auditor sangat berpengaruh terhadap kelangsungan hidup perusahaan. Suatu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. perekonomian adalah kemampuan perusahaan-perusahaan di Indonesia dalam
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kondisi perekonomian suatu Negara dapat ditandai dengan pergerakan dunia bisnis di Negara tersebut. Dunia bisnis dapat dijadikan indikator utama untuk melihat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengomunikasikan informasi keuangan kepada pihak-pihak di luar perusahaan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan salah satu sarana penting untuk mengomunikasikan informasi keuangan kepada pihak-pihak di luar perusahaan. Dalam Statement of Financial
Lebih terperinci