KARAKTERISTIK EMOSI SISWA DI SMP NEGERI 9 METRO TAHUN PELAJARAN 2015/2016
|
|
- Hendri Kusnadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 KARAKTERISTIK EMOSI SISWA DI SMP NEGERI 9 METRO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Nur Syifa A.W 1, Siti Nurlaila 2 1,2 Bimbingan dan Konseling, Universitas Muhammadiyah Metro Alamat: Jln. Ki Hajar Dewantara No.115 Iring Mulyo Metro s.nurlaila17@gmail.com Abstrak Penelitian ini difokuskan pada karakteristik emosi siswa dan Upaya guru bimbingan dan konseling dalam mengendalikan emosinya di SMP Negeri 9 Metro dengan fokus sebagai berikut: 1) Bagaimana karakteristik emosi siswa di SMP Negeri 9 Metro, 2) Bagaimana upaya guru bimbingan dan konseling untuk membantu siswa dalam mengendalikan emosinya.tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1) Mengetahui karakteristik emosi pada siswa di SMP Negeri 9 metro.2) Mengetahui upaya yang dilakukan guru bimbingan dan konseling untuk mengendalikan emosi siswa. Desain penelitian yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif. Subyek penelitian ini adalah siswa dan guru bimbingan dan konseling. Penelitian ini digunakan di SMP Negeri 9 Metro semester genap tahun pelajaran 2015/2016 yang mempunyai permasalahan karakteristik emosi siswa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode wawancara dan observasi. Teknik analisis data sebelum peneliti memasuki lapangan dan analisis data yang dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung. Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat beberapa karakteristik emosi siswa di SMP Negeri 9 Metro yaitu: 1). Siswa yang tidak menerima keadaan dirinya, 2). Siswa yang mudah terpengaruh oleh kelompok temanya, 3). Siswa tidak memperhatikan ketika proses pembelajaran, 4). Siswa yang cenderung meluapkan emosinya dengan perilaku ingin menang sendiri dan 5). Siswa yang bersikap murung dan pendiam didalam kelas. Upaya yang dilakukan guru pembimbing melalui pemanfaatan layanan bimbingan kelompok yaitu melalui pendekatan elektrik yang mengimplementasikan tekhnik high-touch dan high-tech. Kata Kunci: bimbingan dan konseling, karakteristik emosi siswa Abstract This research focuses on students' emotional characteristics and efforts of guidance and counseling teachers in controlling their emotions in SMP Negeri 9 Metro with the following focuses: 1) What are the emotional characteristics of students in SMP Negeri 9 Metro, 2) How do teachers guidance and counseling efforts to assist students in Controlling emotions. The purpose of this study is to determine: 1) Knowing the characteristics of emotions in students in SMP Negeri 9 metro.2) Knowing the efforts of teachers guidance and counseling to control students' emotions. The research design used is descriptive qualitative. The subjects of this study are students and teachers of guidance and counseling. This research is used in SMP Negeri 9 Metro even semester of academic year 2015/2016 which has the problem of student's emotional characteristic. The method used in this research is interview and observation method. Data analysis techniques before the researchers entered the field and data analysis performed at the time of data collection took place. The conclusion of this research is there are some characteristics of student emotion in SMP Negeri 9 Metro that is: 1). Students who do not accept her situation, 2). Students are easily affected by the theme groups, 3). Students do not pay attention when learning process, 4). Students who tend 515
2 to vent their emotions with self-interested behavior and 5). Students who are moody and quiet in the classroom. The efforts of supervising teachers through the utilization of group guidance services are through an electrical approach that implements high-touch and high-tech techniques. Keywords: guidance and counseling, students' emotional characteristics 1. PENDAHULUAN Siswa atau remaja adalah masa yang paling unik dari masa yang lainya, karena masa ini juga ditandai dengan adanya perkembangan fisik. Kondisi masa remaja sangat rentang pada permasalahan aspek emosi dan permasalahan tersebut kerap berdampak negatif kepada aspek-aspek lain. Emosi adalah suatu pergolakan pikiran, perasaan dan nafsu atau setiap keadaan mental yang hebat dan meluap-luap. Keadaan emosi pada masa remaja sangat berbeda dengan keadaan emosi masa anak-anak, perbedaannya yaitu rangsangan yang dapat membangkitkan emosi dan khususnya pada pengendalian latihan individu terhadap ungkapan emosi yang mereka rasakan. Untuk dapat mengelola tingkat emosi yang baik remaja harus belajar memperoleh gambaran situasi-situasi yang dapat menimbulkan reaksi emosinya. Berbagai bentuk emosi yang akan timbul, yaitu amarah, kesedihan, rasa takut, kenikmatan, cinta, terkejut, jengkel dan malu. Berbagai macam bentuk emosi yang akan muncul karena diakibatkan oleh beberapa faktor, yaitu proses kematangan dalam diri individu baik kognitif, fisik dan psikomotorik dan faktor pembelajaran bagaimana individu dalam mengelola emosi yang sedang dihadapi. Karakteristik emosi pada siswa atau remaja sangat penting diketahui dengan tujuan agar remaja atau siswa dapat mengontrol tingkat emosinya, sehingga perilaku emosi yang negatif tidak akan muncul. Untuk mengontrol tingkat emosi maka diharapkan siswa paham dan mengerti kondisi atau keadaan seperti apa yang akan menimbulkan emosi terutama emosi yang negatif, karena akan merugikan orang lain dan dirinya sendiri. Pengontrolan emosi yang baik bertujuan agar siswa dapat menyesuaikan dengan lingkungan dan sosialnya secara baik. Karakteristik emosi siswa sangat berbeda, tergantung dengan rentang usia yang sedang dihadapi. Permasalahan emosi muncul karena siswa belum dapat mengelola emosinya. Siswa sering melakukan perilaku yang menyimpang yang menunjukan bahwa siswa tersebut kurang mampu menyelesaikan permasalahan yang sedang dihadapi. Karena siswa merasa bahwa permasalahan yang dihadapi terlalu berat dan merasa tidak ada pihak lain yang peduli dengan permasalahanya yang dihadapi. Permasalahan emosi muncul ketika individu mengalami hambatan dalam melaksanakan tugas perkembangannya yang disebabkan oleh faktor internal maupun eksternal. Karakteristik emosi siswa yang sering terjadi disekolah dapat berupa perilaku yang negatif berupa pelanggaran terhadap peraturan yang berlaku disekolah. Perilaku yang dilakukan siswa berupa kegiatan-kegiatan yang sifatnya berusaha menarik perhatian orang yang ada di sekitarnya. Berkenaan dengan hal tersebut bimbingan dan konseling memiliki andil yang besar untuk memfasilitasi individu yang berperilaku tidak baik atau nakal. Perilaku yang negatif yang dilakukan yaitu seperti tidak menerima keadaan dirinya, mengejek temannya, bersikap murung, tidak menghargai orang lain dengan membuat kegaduhan didalam kelas dan tidak bersikap toleran atau ingin menang sendiri Tertarik pada masalah tersebut, penulis melakukan prasurvey ke SMP Negeri 9 Metro pada Semester genap tahun palajaran 2015/2016. Berdasarkan hasil prasurvey dikelas VIII diperoleh data sebagai berikut: 1. Terdapat 2 orang siswa yang tidak menerima keadaan dirinya. 2. Terdapat 3 orang siswa yang mudah terpengaruh oleh kelompok temannya. 516
3 3. Terdapat 3 orang siswa tidak memperhatikan ketika guru menerangkan palajaran. 4. Terdapat 3 siswa yang cenderung meluapkan emosinya dengan berperilaku ingin menang sendir. 5. Terdapat 2 orang siswa yang bersikap murung dan pendiam didalam kelas. Berdasarkan uraian latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk menggali permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan karakteristik emosi siswa tersebut dan peneliti tertarik melakukan penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif di SMP Negeri 9 METRO. Tujuan dari penelitian ini adalah sesuatu yang akan dicapai, yang dapat memberikan arah terhadap kegiatan yang dilakukan. Bertitik pada permasalahan yang ada, maka beberapa tujuan dalam penelitian ini adalah: 1. Mengetahui karakteristik emosi pada siswa di SMP Negeri 9 metro tahun pelajaran 2015/ Mengetahui upaya yang dilakukan guru bimbingan dan konseling untuk mengendalikan emosi siswa. Beberapa kajian pustaka berkaitan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut. Karakteristik emosi siswa Karakteristik emosi pada siswa, merupakan suatu ciri atau tanda yang berkaitan dengan perasaan yang ada pada diri remaja atau siswa. Pada masa ini emosi siswa ditandai dengan masa goncang yang dipengaruhi oleh perubahan hormon dan lingkungan sekitar. Pada siswa emosinya belum stabil karena masih dalam tahap peralihan antara masa anak-anak ke masa dewasa. Emosi siswa juga ditandai dengan perubahan fisik yang sejalan dengan ketertarikannya kepada lawan jenis, sehingga mulai memperhatikan penampilannya agar diperhatikan oleh orang lain. Pada dasarnya emosi remaja dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dan eksternal. Perubahan jasmani termasuk ke dalam faktor internal dan perubahan pola interaksi dengan orang tua, perubahan interaksi dengan teman sebaya, perubahan pandangan luar remaja, perubahan interaksi dengan sekolah adalah faktor eksternal. Menurut Biehler [1] membagi karakteristik emosi siswa atau remaja dalam dua rentang usia, yaitu usia tahun dan usia tahun. Adapun ciri-ciri emosi remaja berusia tahun adalah sebagai berikut. a. Cenderung bersikap pemurung. Sebagian kemurungan disebabkan karena perubahan biologis dalam hubungan dengan kematangan seksual dan sebagian lagi karena kebinguannya dalam menghadapi orang dewasa. b. Ada kalanya berlaku kasar untuk menutupi kekurangan dalam hal rasa percaya diri. c. Ledakan-ledakan kemarahan sering terjadi sebagai akibat dari kombinasi ketegangan psikologis, makan yang tidak tepat atau tidur yang tidak cukup. d. Cenderung berprilaku tidak toleran terhadap orang lain dengan membenarkan pendapat sendiri. e. Mengamati orang tua dan guru-guru secara lebih objektif dan mungkin marah apabila tertipu dengan gaya guru yang bersikap serba tahu. Ciri-ciri emosi remaja usia tahun adalah sebagai berikut: a. Sering memberontak sebagai ekspresi dari perubahan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. b. Dengan bertambahnya kebebasan, banyak remaja yang mengalami konflik dengan orangtuanya. Mereka mengharapkan perhatian, simpati, dan nasehat orang tua atau guru. c. Sering melamun untuk memikirkan masa depannya. Banyak diantara mereka merasa berpeluang besar untuk memegang jabatan tertentu. Padahal untuk mencapai hal itu tidaklah mudah karena memerlukan perjuangan dan pengorbanan. 517
4 Maka berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa karakteristik emosi pada siswa atau masa remaja yaitu diantaranya siswa cenderung bersikap pemurung, adakalanya berlaku kasar untuk menutupi kekurangannya dan ledakanledakan kemarahannya sering terjadi sebagai akibat dari kombinasi ketegangan psikologi. siswa memiliki keinginan mencoba segala sesuatu misalnya yang pada umumnya rasa ingin tahu siswa sangat tinggi seperti cenderung ingin berpetualang, menjelajah segala sesuatu dan mencoba segala sesuatu yang belum pernah dialaminya serta sering mengamati orang tua dan guru-guru secara lebih objektif. Siswa sering memberontak sebagai ekspresi perubahan dari masa kanak-kanak kemasa dewasa dan dengan bertambahnya suatu kebebasan sehingga banyak siswa yang mengalami konflik dengan orang tuannya, dengan konflik tersebut siswa mengharapkan perhatian, simpati, dan nasehat orang tua atau guru, sering melamun untuk memikirkan masa depannya sehingga siswa dapat mengetahui karakteristik emosi yang ada pada dirinya. Upaya Guru Bimbingan dan Konseling untuk Membantu Siswa dalam Mengendalikan Emosi Emosi merupakan suatu pergolakan perasaan, dan nafsu atau setiap keadaan mental yang hebat dan meluap-luap. Pada masa ini emosi siswa ditandai dengan masa goncangan yang dipengaruhi oleh perubahan hormon dan lingkungan sekitar. Pada masa ini emosinya belum stabil karena masih dalam tahap peralihan antara masa anak-anak kemasa dewasa. Guru bimbingan dan konseling hendaknya mampu membimbing dan mengembangkan emosi positif siswa. Upaya guru bimbingan dan konseling untuk mengendalikan emosi siswa yaitu dengan memberikan layanan kepada siswa. Dengan diberikan layanan kepada siswa maka diharapkan agar siswa dapat lebih mengendalikan emosinya. Misalnya dengan memberikan layanan informasi, layanan konseling individu, layanan penguasaan konten, konseling kelompok, bimbingan kelompok, maupun jenis layanan yang lainya. Dengan diberikannya layanan-layanan tersebut diharapkan siswa dapat mengendalikan emosinya. Menurut hasil penelitian dalam jurnal pendidikan [2], (online). (http //www. google. com) Menunjukan bahwa: Bimbingan kelompok efektif untuk meningkatkan kecerdasan emosional siswa. Program bimbingan ini direkomendasikan untuk dipertimbangkan sebagai salah satu kerangka kerja dalam pengembangan program bimbingan dan konseling untuk kecerdasan emosional siswa. Hal senada juga diungkapkan dalam Jurnal manfaat bimbingan kelompok untuk mengendalikan emosi [3], (online). (https www. google. Com) Menyatakan bahwa: Melalui layanan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi siswa akan mengungkapkan permasalahan stabilitas emosi menyangkut perilaku positif terhadap rangsangan yang datang dari dalam dan luar dirinya serta menyangkut perilaku penyesuaian diri yang sedang dihadapinya. Berdasarkan hasil penelitian tersebut bahwa pemberian layanan bimbingan kelompok penting, karena dapat mengendalikan emosi siswa serta efektif untuk meningkatkan stabilitas emosi siswa. Layanan bimbingan kelompok pada hakekatnya adalah salah satu proses antara pribadi yang dinamis, terpusat pada pikiran dan prilaku yang didasari, dibina pada suatu kelompok kecil untuk dapat mengungkapkan segala ide, gagasan maupun permasalahan yang sedang dihadapi siswa yang sifatnya umum kepada sesama anggota maupun kepada guru bimbingan dan konseling. Hubungan komunikasi antar pribadi tersebut dapat dimanfaatkan untuk mengelola emosi siswa dalam memberikan pendapat, dan akhirnya siswa mampu mengontrol emosinya baik di lingkungan keluarga dan masyarakat. 518
5 2. METODE PENELITIAN 2.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan rancangan penelitian bersifat deskriptif. Jadi rancangan penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif kualitatif. Karena penelitian bertujuan untuk melihat karakteristik emosi siswa. Menurut Denzin dan Lincoln [4] menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar ilmiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada. Menurut Bogdan dan Taylor [4] mendefinisikan metode kualitatif sebagai prosedure penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Berdasarkan uraian di atas, dapat dipahami bahwa penelitian kualitatif bersifat deskriptif. Deskriptif yaitu penyajian data yang berupa kata-kata atau bahasa, dan tentang proses yang sedang berlangsung akibat suatu kejadian yang telah berlangsung maupun yang sedang berlangsung. Dengan menggunakan metode kualitatif, maka diharapkan data yang dapat lebih lengkap, mendalam sehingga tujuan dapat tercapai. Jenis peneliti yang digunakan adalah pendekatan kualitatif, kehadiran peneliti disini adalah untuk melihat karakteristik emosi siswa dengan cara melakukan observasi dan wawancara, dengan unsur-unsur pokok yang harus ditemukan sesuai dengan butir-butir fokus penelitian, tujuan penelitian dan manfaat penelitian, maka digunakan metode kualitatif. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan data primer dan data sekunder. Penentuan sumber data masih bersifat sementara, dan akan berkembang kemudian setelah peneliti dilapangan. Pengambilan sempel sumber dalam penelitian ini adalah snowball sampling yaitu teknik pengambilan ampel sumber data, yang pada awalnya jumlahnya sedikit, lama-lama menjadi besar. Penelitian kualitatif sebagai human instrument, berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuannya. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan Wawancara dan observasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis Sebelum di Lapangan dan analisis Data di Lapangan Uji keabsahan dalam penelitian kualitatif meliputi uji kredibilitas (validitas eksternal), yaitu: Uji Kredibilitas dan Triangulasi 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Gambaran perilaku Karakteristik Emosi Siswa di SMP Negeri 9 Metro Tahun Pelajaran 2015/2016yakni seperti: 1)Siswa yang tidak menerima keadaan dirinya, 2)Siswa yang mudah terpengaruh oleh kelompok temanya, 3)Siswa tidak memperhatikan katika proses pembelajaran, 4)Siswa yang cenderung meluapkan emosinya dengan perilaku ingin menang sendiri dan 5)Siswa yang bersikap murung dan pendiam didalam kelas. 2. Upaya Guru Bimbingan dan Konseling untuk Membantu Siswa dalam Mengendalikan Emosi siswa, guru Bimbingan dan Konseling di SMP Negeri 9 Metro memberikan tindakan preventif dan Kuratif, tindakan peneguran dan memberikan layanan bimbingan dan konseling. 4. SIMPULAN DAN SARAN Setelah melakukan semua tahapan penelitian dari pengumpulan data, analisis, pemaparan data sampai pembahasan terhadap semua temuan penelitian yang sesuai dengan variabel penenlitian dan fokus penelitian, maka dapat ditarik kesimpulan penelitian sebagai berikut: 519
6 1. karakteristik emosi siswa di SMP Negeri 9 Metro yaitu: 1). Siswa yang tidak menerima keadaan dirinya, 2). Siswa yang mudah terpengaruh oleh kelompok temanya, 3). Siswa tidak memperhatikan katika proses pembelajaran, 4). Siswa yang cenderung meluapkan emosinya dengan perilaku ingin menang sendiri dan 5). Siswa yang bersikap murung dan pendiam didalam kelas. 2. Upaya yang dilakukan guru pembimbing di SMP Negeri 9 Metro dalam mengentaskan masalah karakteristik emosi siswa melalui pemanfaatan layanan bimbingan kelompok yaitu melalui pendekatan elektrik yang mengimplementasikan tekhnik high-touch dan high-tech yang mendorong klien untuk mengentaskan masalah yang dialaminya dengan berbagai alternatif yang disampaikan oleh guru pembimbing. Hal tersebut dilakukan supaya siswa benar-benar menyadari bahwa dirinya sedang mengalami masalah diri pribadi dan mampu mengatasi masalah diri pribadi yang dialaminya. 3. Hasil dari upaya guru pembimbing setelah pemberian layanan bimbingan kelompok yaitu siswa dapat mengendalikan emosinya dan meningkatkan emosi yang positif yang bertujuan agar siswa mampu membangun hubungan baik dalam proses belajar maupun dalam berhubungan sosial. Setelah melakukan penelitian di SMP Negeri 9 Metro tentang karakteristik emosi siswa dalam rangka upaya Guru Bimbingan dan Konseling untuk membantu siswa dalam mengendalikan emosi, maka penulis ingin memberikan saran antara lain: 1. Agar siswa hendaknya lebih mandiri dalam menyelesaikan masalah yang dihadapinya dan dapat dengan cara belajar mengendalikan emosi negatif serta menumbuhkan emosi positif. 2. Agar guru pembimbing SMP Negeri 9 Metro hendak lebih meningkatkan kembali proses pemberian layanan bimbingan kelompok dan pemberian layanan yang lainnya, dengan cara dibuat lebih menarik yang bertujuan supaya siswa lebih aktif mengikuti layanan yang diberikan dan tidak rentan mengalami masalah. 3. Kepala sekolah SMP Negeri 9 Metro lebih ikut berperan dalam program bimbingan dan konseling yakni berupa melengkapi sarana dan prasarana seperti ruangan bimbingan dan konseling yang kurang lengkap, proses bimbingan dan konseling serta menggerakkan guru pembimbing untuk meningkatkan layanan bimbingan dan konseling. DAFTAR PUSTAKA [1] Fatimah, E Psikologi Perkembangan. Bandung: Penerbit CV Pustaka Setia. [2] Nurnaningsih Bimbingan Kelompok Untuk Meningkatkan Emosional Siswa. Jurnal upi pendidikan. [Online]. From: http //www. google. com. (Accessed on 19 Februari 2015). [3] Sutarno dan N.R. Hapsari Efektifitas Layanan Bimbingan Kelompok dengan Teknik Diskusi untuk Meningkatkan Stabilitas Emosi Siswa. Jurnal manfaat bimbingan kelompok untuk mengendalikan emosional. (online) (dalam https www. google. Com) diakses tanggal 19 Februari 2015 pukul [4] Moleong, L. J Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Kosdakarya 520
PENGARUH BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK MODELING UNTUK MENGURANGI PERILAKU AGRESIF PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 WERU TAHUN PELAJARAN 2017/2018
PENGARUH BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK MODELING UNTUK MENGURANGI PERILAKU AGRESIF PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 WERU TAHUN PELAJARAN 2017/2018 Ardhitya Dwi Yulianto 1 ABSTRAK Tujuan penelitian
Lebih terperinciPENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL SISWA DENGAN TEMAN SEBAYA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK
PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL SISWA DENGAN TEMAN SEBAYA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK Nelly Oktaviyani (nellyokta31@yahoo.com) 1 Yusmansyah 2 Ranni Rahmayanthi Z 3 ABSTRACT The purpose of this study
Lebih terperinciPENERAPAN KONSELING KELOMPOK BAGI SISWA YANG BERPERILAKU NEGATIF DALAM PENYESUAIAN DIRI DENGAN LINGKUNGAN KELAS 5 SDN 09 NGRINGO, JATEN, KARANGANYAR
PENERAPAN KONSELING KELOMPOK BAGI SISWA YANG BERPERILAKU NEGATIF DALAM PENYESUAIAN DIRI DENGAN LINGKUNGAN KELAS 5 SDN 09 NGRINGO, JATEN, KARANGANYAR Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program
Lebih terperinciEMOSI NEGATIF SISWA KELAS XI SMAN 1 SUNGAI LIMAU
Volume 2 Nomor 1 Januari 2013 KONSELOR Jurnal Ilmiah Konseling http://ejournal.unp.ac.id/index.php/konselor Info Artikel: Diterima 19/02/2013 Direvisi 26/02/2013 Dipublikasikan 01/03/2013 EMOSI NEGATIF
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baik dari faktor luar dan dalam diri setiap individu. Bentuk-bentuk dari emosi yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Emosi adalah respon yang dirasakan setiap individu dikarenakan rangsangan baik dari faktor luar dan dalam diri setiap individu. Bentuk-bentuk dari emosi yang sering
Lebih terperinciPENGGUNAAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA DALAM BELAJAR GROUP COUNSELING FOR IMPROVING CONFIDENCE IN STUDENT LEARNING
1 PENGGUNAAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA DALAM BELAJAR GROUP COUNSELING FOR IMPROVING CONFIDENCE IN STUDENT LEARNING Shella Rahmi Putri (shellarahmi@yahoo.co.id) Dibawah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
Lebih terperinciKeyword: Social Support, Counselor School, Deaf Students
1 DUKUNGAN SOSIAL GURU BK PADA PESERTA DIDIK TUNARUNGU DI SMK NEGERI 6 PADANG Okta Wilda 1, Rahma Wira Nita 2, Triyono 2 1 Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan konseling STKIP PGRI Sumatera Barat 2 Dosen
Lebih terperinciUPAYA GURU BK DALAM MENGATASI PESERTA DIDIK YANG UNDER ACHIEVER ARTIKEL. Gusri Defriani NPM :
UPAYA GURU BK DALAM MENGATASI PESERTA DIDIK YANG UNDER ACHIEVER ARTIKEL Gusri Defriani NPM : 10060220 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA
Lebih terperinciMASALAH-MASALAH PESERTA DIDIK PINDAH SEKOLAH KE SMA ADABIAH PADANG. Oleh: Sefriani. Fitria Kasih Yusnetti ABSTRACT
MASALAH-MASALAH PESERTA DIDIK PINDAH SEKOLAH KE SMA ADABIAH PADANG Oleh: Sefriani Fitria Kasih Yusnetti Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT The problem in this study is
Lebih terperinciPENINGKATAN PENYESUAIAN DIRI SISWA DENGAN TEMAN SEBAYA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK
PENINGKATAN PENYESUAIAN DIRI SISWA DENGAN TEMAN SEBAYA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK INCREASEMENT OF STUDENT IS SELF ADJUSTMENT WITH PEER GROUP USING GROUP COUNSELING SERVICES Octaria Nawala (octaria.nawala@yahoo.com)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja adalah masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai dari usia 12 atau 13 tahun dan berakhir pada
Lebih terperinciOleh : Novita Sari. Fitria Kasih Rahma wira Nita. Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat
TEKNIK-TEKNIK YANG DIGUNAKAN OLEH GURU PEMBIMBING DALAM MEMBANTU MENGATASI MASALAH PRIBADI PESERTA DIDIK BROKEN HOME MELALUI KONSELING PERORANGAN DI SMA NEGERI 11 PADANG Oleh : Novita Sari Fitria Kasih
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI MENGGUNAKAN TEKNIK REINFORCEMENT POSITIF SISWA KELAS 1 SD
PENINGKATAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI MENGGUNAKAN TEKNIK REINFORCEMENT POSITIF SISWA KELAS 1 SD Wiwit Wiarti (wiwitwiarti@yahoo.co.id) 1 Yusmansyah 2 Diah Utaminingasih 3 ABSTRACT The purpose in this
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Kualitatif Peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif untuk mengetahui dan memahami emosi-emosi negatif dan koping pada ibu yang memiliki anak retardasi
Lebih terperinciPERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK BERKEBUTUHAN KHUSUS PADA PENDIDIKAN INKLUSI DI SMK NEGERI 4 PADANG
PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK BERKEBUTUHAN KHUSUS PADA PENDIDIKAN INKLUSI DI SMK NEGERI 4 PADANG Oleh: Endrawati * Fitria Kasih** Rahma Wira Nita**
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi tidak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi tidak selalu membawa kebaikan bagi kehidupan manusia, kehidupan yang semakin kompleks dengan tingkat stressor
Lebih terperinciFAKTOR LINGKUNGAN YANG MEMPENGARUHI KEMATANGAN EMOSI REMAJA DALAM INTERAKSI SOSIAL KELAS XI DI SMA PGRI I PADANG JURNAL
FAKTOR LINGKUNGAN YANG MEMPENGARUHI KEMATANGAN EMOSI REMAJA DALAM INTERAKSI SOSIAL KELAS XI DI SMA PGRI I PADANG JURNAL GINA ANDRIA SARI NPM: 10060236 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI. Agustina Dwi Respati Wahyu Adi Muhtar
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI Agustina Dwi Respati Wahyu Adi Muhtar *) Pendidikan Ekonomi-BKK Akuntansi, FKIP Universitas Sebelas Maret
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KEMANDIRIAN EMOSI DENGAN MOTIVASI BELAJAR
Volume 1 Nomor 1 Januari 2012 KONSELOR Jurnal Ilmiah Konseling Halaman 1-9 http://ejournal.unp.ac.id/index.php/konselor HUBUNGAN ANTARA KEMANDIRIAN EMOSI DENGAN MOTIVASI BELAJAR Lusiana Solita¹ Syahniar²
Lebih terperinciFAKTOR YANG MEMPENGARUHI EMOSI PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 26 PADANG ARTIKEL E JURNAL ZILVIANDA LUSIANA NIM
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EMOSI PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 26 PADANG ARTIKEL E JURNAL ZILVIANDA LUSIANA NIM. 10060036 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)
Lebih terperinciPENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI STRATEGI DISCOVERY LEARNING PADA SISWA SMP NASKAH PUBLIKASI
PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI STRATEGI DISCOVERY LEARNING PADA SISWA SMP NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. mencapai kedewasaan sesuai dengan norma-norma yang ada dalam
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pola Asuh Orangtua Pola asuh orangtua merupakan interaksi antara anak dan orangtua selama mengadakan kegiatan pengasuhan. Pengasuhan ini berarti orangtua mendidik, membimbing,
Lebih terperinciABSTRAK. Kata Kunci: Kecakapan Emosional, Program Bimbingan dan Konseling, Teknik Sosiodrama.
ABSTRAK. Efektivitas Program Bimbingan dan Konseling Melalui Teknik Sosiodrama untuk Meningkatkan Kecakapan Emosional Siswa (Penelitian Eksperimen Kuasi terhadap Siswa Kelas XI SMA Negeri 2 Depok Tahun
Lebih terperinciIndonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application
IJGC 4 (1) (2015) Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jbk MENGATASI PERILAKU MALADJUSTMENT MELALUI KONSELING BEHAVIORISTIK DENGAN
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN IPS DIKELAS VII 1 SMP PERTIWI SITEBA PADANG TAHUN PELAJARAN 2013/ 2014
1 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN IPS DIKELAS VII 1 SMP PERTIWI SITEBA PADANG TAHUN PELAJARAN 2013/ 2014 Eli Puteri Wati 1 Ranti Nazmi 2 Meldawati 3 Program Studi
Lebih terperinciPROFIL PENYESUAIAN DIRI PESERTA DIDIK TINGGAL KELAS DI SMK NEGERI 5 PADANG. (Studi Deskriptif Kuantitatif di Kelas XI SMK Negeri 5 Padang) Oleh:
PROFIL PENYESUAIAN DIRI PESERTA DIDIK TINGGAL KELAS DI SMK NEGERI 5 PADANG. (Studi Deskriptif Kuantitatif di Kelas XI SMK Negeri 5 Padang) Oleh: Robi Nofendra Program Studi Bimbingan dan Konseling Sekolah
Lebih terperinciMENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK
MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK INCREASEMENT OF STUDENT LEARNING INDEPENDENCE USING GROUP COUNSELING SERVICES 1 Rista Nalindra (nalindrarista@yahoo.co.id)
Lebih terperinciIMPLEMENTASI PENILAIAN PORTOFOLIO DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS LESSON STUDY DI SMP MUHAMMADIYAH MOJOLABAN TAHUN AJARAN 2016/ 2017
IMPLEMENTASI PENILAIAN PORTOFOLIO DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS LESSON STUDY DI SMP MUHAMMADIYAH MOJOLABAN TAHUN AJARAN 2016/ 2017 Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi
Lebih terperinciRESEPSI SISWA TERHADAP PUISI CINTAKU JAUH DI PULAU KARYA CHAIRIL ANWAR. Oleh Buyung Munaris Kahfie Nazaruddin
RESEPSI SISWA TERHADAP PUISI CINTAKU JAUH DI PULAU KARYA CHAIRIL ANWAR Oleh Buyung Munaris Kahfie Nazaruddin Email: buyunga50@gmail.com ABSTRACT The problem in this research was the reception of students
Lebih terperinciSKRIPSI. Oleh: Khoirul Muna. K
PENERAPAN PEMBELAJARAN THINK PAIR AND SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI PADA SISWA KELAS VIII-B SMP IT NUR HIDAYAH SURAKARTA TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh:
Lebih terperinciMASALAH BELAJAR PESERTA DIDIK YANG TIDAK TINGGAL DENGAN ORANG TUA (Suatu Kajian di SMA Negeri I Rao Kabupaten Pasaman) E-JURNAL
MASALAH BELAJAR PESERTA DIDIK YANG TIDAK TINGGAL DENGAN ORANG TUA (Suatu Kajian di SMA Negeri I Rao Kabupaten Pasaman) E-JURNAL SILVIA RINA NPM: 10060102 PROGAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI
Lebih terperinciEFFORTS TO INCREASE STUDENT S CREATIVITY IN LEARNING BY USING GROUP COUNSELING SERVICES IN STUDENT CLASS XII SMK SPP LAMPUNG SCHOOL YEAR 2012/2013
UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS XII SMK SPP NEGERI LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013 EFFORTS TO INCREASE STUDENT S CREATIVITY IN LEARNING
Lebih terperinciJURNAL OLEH: FAJAR KUSUMAJATI K
PEMBERIAN INFORMASI TENTANG KONSEP DIRI POSITIF MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENUMBUHKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA KELAS VII SMP N 7 KLATEN TAHUN AJARAN 2013/2014 JURNAL OLEH: FAJAR KUSUMAJATI K3109031
Lebih terperinciPERKEMBANGAN AFEKTIF
PERKEMBANGAN AFEKTIF PTIK PENGERTIAN AFEKTIF Afektif menurut Kamus Bahasa Indonesia adalah berkenaan dengan rasa takut atau cinta, mempengaruhi keadaan, perasaan dan emosi, mempunyai gaya atau makna yang
Lebih terperinciPELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU DI KELAS VII.1 SMP NEGERI 1 PAINAN
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU DI KELAS VII.1 SMP NEGERI 1 PAINAN 1 Windy Kurniawan 1, Liza Husnita 2, Jaenam 2 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat 2 Dosen Program
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. terjadi dalam dirinya seorang remaja sehingga sering menimbulkan suatu hal yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa remaja cenderung diartikan oleh banyak orang sebagai usia bermasalah. Hal tersebut dikarenakan pada masa remaja banyak terjadi perubahan-perubahan yang
Lebih terperinciIDENTIFIKASI TINGKAH LAKU SALAH SUAI REMAJA MELALUI PENDEKATAN KONSELING PSIKOLOGI INDIVIDUAL DI SMKN 4 PADANG
IDENTIFIKASI TINGKAH LAKU SALAH SUAI REMAJA MELALUI PENDEKATAN KONSELING PSIKOLOGI INDIVIDUAL DI SMKN 4 PADANG Lian Anella 1, Rahma Wira Nita 2, Ryan Hidayat Rafiola 2 1 Mahasiswa Program Studi Bimbingan
Lebih terperinciOleh : Ambar Budi Suprihatin ( ) Abstract
UPAYA GURU MENINGKATKAN KEDISIPLINAN BELAJAR MELALUI BIMBINGAN BELAJAR DENGAN METODE PEMBERIAN TUGAS RUMAH PADA SISWA KELAS V SDI DIPONEGORO SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Oleh : Ambar Budi Suprihatin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. minat, sikap, perilaku, maupun dalam hal emosi. Tingkat perubahan dalam sikap
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Balakang Masalah Remaja dipandang sebagai periode perubahan, baik dalam hal fisik, minat, sikap, perilaku, maupun dalam hal emosi. Tingkat perubahan dalam sikap dan perilaku
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kepercayaan Diri 2.1.1 Pengertian Kepercayaan Diri Percaya diri merupakan salah satu aspek kepribadian yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Orang yang percaya diri yakin
Lebih terperinciGROUP COUNSELING SERVICES EFFECTIVENESS IN REDUCING STUDENT BEHAVIOR AGGRESSIVE SMA 6 PADANGSIDIMPUAN STATE ACADEMIC YEAR
GROUP COUNSELING SERVICES EFFECTIVENESS IN REDUCING STUDENT BEHAVIOR AGGRESSIVE SMA 6 PADANGSIDIMPUAN STATE ACADEMIC YEAR 2015-2016 Sukatno, M.Pd Dosen Bimbingan dan Konseling, UMTS Padangsidimpuan Email:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap manusia pasti melewati tahap-tahap perkembangan yaitu masa bayi, masa kanak-kanak, masa remaja, dan masa dewasa. Namun ada suatu masa dimana individu
Lebih terperinciKEBAHAGIAAN SAUDARA KANDUNG ANAK AUTIS. Skripsi
i KEBAHAGIAAN SAUDARA KANDUNG ANAK AUTIS Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Diajukan oleh: RONA MARISCA TANJUNG F 100 060 062 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS
Lebih terperinciDisusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Akuntansi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
PENERAPAN PEMBELAJARAN BLENDED LEARNING DENGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS X AKUNTANSI SMK BATIK 2 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2016/2017
Lebih terperinciPERSEPSI PESERTA DIDIK KELAS XII TENTANG PENDIDIKAN SEKS DI SMA NEGERI 1 NAN SABARIS PAUH KAMBAR PARIAMAN JURNAL
PERSEPSI PESERTA DIDIK KELAS XII TENTANG PENDIDIKAN SEKS DI SMA NEGERI 1 NAN SABARIS PAUH KAMBAR PARIAMAN JURNAL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Derajat Srata
Lebih terperinciKONSEP DIRI SISWA YANG BERASAL DARI KELUARGA BROKEN HOME
JURNAL KONSEP DIRI SISWA YANG BERASAL DARI KELUARGA BROKEN HOME ( STUDI KASUS SISWA KELAS VII DI UPTD SMP NEGERI 1 MOJO KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2016/2017 ) THE CONCEPT OF SELF STUDENTS WHO COME FROM A BROKEN
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. Peningkatan kemajuan teknologi merupakan suatu proses yang terjadi dalam
1 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan kemajuan teknologi merupakan suatu proses yang terjadi dalam kehidupan dikarenakan adanya percepatan arus globalisasi yang dapat memberikan nilai tambah tersendiri,
Lebih terperinciIndonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application
IJGC 4 (4) (2015) Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jbk MENINGKATKAN KESIAPAN BELAJAR SISWA MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada masa transisi yang terjadi di kalangan masyarakat, secara khusus
16 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada masa transisi yang terjadi di kalangan masyarakat, secara khusus remaja seakan-akan merasa terjepit antara norma-norma yang baru dimana secara sosiologis, remaja
Lebih terperinciAKTIVITAS BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN BIOLOGI DALAM PRAKTIKUM STUDI KASUS DI LABORATORIUM PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
AKTIVITAS BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN BIOLOGI DALAM PRAKTIKUM STUDI KASUS DI LABORATORIUM PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA TESIS Diajukan Kepada
Lebih terperinciHariadi PW SMP Negeri 10 Surakarta ABSTRACT
PENINGKATAN KEAKTIFAN PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN BELAJAR SNOW BALL PADA SISWA KELAS VII B SEMESTER GENAP SMP NEGERI 10 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013 Hariadi PW SMP
Lebih terperinciFAKTOR YANG MEMPENGARUHI HUBUNGAN SOSIAL PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 10 PADANG JURNAL
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HUBUNGAN SOSIAL PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 10 PADANG JURNAL FERA ARDANTI. Z NPM. 10060140 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)
Lebih terperinciPENINGKATAN PENGENDALIAN EMOSI MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK PADA REMAJA DI PANTI ASUHAN AISYIYAH MUHMMADIYAH SUNGAI PENUH
PENINGKATAN PENGENDALIAN EMOSI MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK PADA REMAJA DI PANTI ASUHAN AISYIYAH MUHMMADIYAH SUNGAI PENUH Isma Fitria 1, Fitria Kasih 2, Rici Kardo 2 1 Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan
Lebih terperinciDiajukan Oleh: Mulat Handayani A
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI MEDIA FLASH CARD UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Progam Studi Strata I pada Jurusan
Lebih terperinciBAB I. Kekerasan Dalam Rumah Tangga atau KDRT diartikan setiap perbuatan. terhadap seseorang terutama perempuan yang berakibat timbulnya kesengsaraan
BAB I 1.1 Latar Belakang Masalah Kekerasan Dalam Rumah Tangga atau KDRT diartikan setiap perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 2014
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Layanan bimbingan pada dasarnya upaya peserta didik termasuk remaja untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapi termasuk masalah penerimaan diri. Bimbingan
Lebih terperinciDiajukan Oleh: ARISKA DEVIE PRADISTA A
UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL TERPADU MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN INDEX CARD MATCH (MENCARI PASANGAN) PADA SISWA KELAS VIII E SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. awal yaitu berkisar antara tahun. Santrock (2005) (dalam
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Usia sekolah menengah pertama pada umumnya berada pada usia remaja awal yaitu berkisar antara 12-15 tahun. Santrock (2005) (dalam http:// renika.bolgspot.com/perkembangan-remaja.html,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan fase yang disebut Hall sebagai fase storm and stress
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja merupakan fase yang disebut Hall sebagai fase storm and stress (santrock, 2007 : 200). Masa remaja adalah masa pergolakan yang dipenuhi oleh konflik dan
Lebih terperinciUSAHA GURU BK DALAM MEMPERBAIKI CARA BELAJAR SISWA MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS IX D SMP PGRI KASIHAN BANTUL TAHUN AJARAN 2016/2017
USAHA GURU BK DALAM MEMPERBAIKI CARA BELAJAR SISWA MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS IX D SMP PGRI KASIHAN BANTUL TAHUN AJARAN 2016/2017 ARTIKEL Oleh: SILVIA HAROLETA NUGRAHENI 12144200199 PROGRAM
Lebih terperinciREGULASI DIRI BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS XI SMA NEGERI 2 SIJUNJUNG
1 REGULASI DIRI BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS XI SMA NEGERI 2 SIJUNJUNG JURNAL Oleh: ANDI PRIMA KURNIA NPM: 11060064 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)
Lebih terperinciIndonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application
IJGS 2 (1) (2013) Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ijgs MENINGKATKAN PEMAHAMAN KARAKTER DIRI MELALUI LAYANAN INFORMASI SISWA
Lebih terperinciFAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA NILAI SOSIOLOGI SISWA DI SMA NEGERI I BONJOL KECAMATAN BONJOL KABUPATEN PASAMAN
FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA NILAI SOSIOLOGI SISWA DI SMA NEGERI I BONJOL KECAMATAN BONJOL KABUPATEN PASAMAN Linda Zulfitri¹ Dr. Maihasni, M.Si,² Elvawati, M,Si³ Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI
Lebih terperinciPENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KONSEP DIRI PADA SISWA KELAS XI SMK
PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KONSEP DIRI PADA SISWA KELAS XI SMK Emilia Roza (Eroza82@yahoo.com) 1 Muswardi Rosra 2 Ranni Rahmayanthi Z 3 ABSTRACT The objective of this research was
Lebih terperinciCHOLISAH FITRI ARUM BIMBINGAN KONSELING UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA
HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 3 BANTUL, BANTUL YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016 CHOLISAH FITRI ARUM 12144200198 BIMBINGAN KONSELING
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masa remaja seringkali dihubungkan dengan mitos dan stereotip mengenai
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Masa remaja seringkali dihubungkan dengan mitos dan stereotip mengenai penyimpangan dan ketidakwajaran. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya terapi-terapi
Lebih terperinciPERAN GURU BK DALAM MENINGKATKAN KECERDASAN INTERPERSONAL PESERTA DIDIK KELAS VIII MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DI SMP NEGERI 12 PADANG
PERAN GURU BK DALAM MENINGKATKAN KECERDASAN INTERPERSONAL PESERTA DIDIK KELAS VIII MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DI SMP NEGERI 12 PADANG ARTIKEL E JURNAL YULLY HASMI YELVI NPM:10060026 PROGRAM STUDI
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
34 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Metode yang diterapkan pada peneliti ini yaitu metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Studi kasus adalah
Lebih terperinciPELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 SUKORINI
Pelaksanaan Layanan Bimbingan (Deddy Setyo Nugroho) 3.005 PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 SUKORINI TUTORING SERVICES IN THE FOURTH GRADE SDN 1 SUKORINI Oleh: Deddy
Lebih terperinciPENERAPAN OUTDOOR LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK KELOMPOK B1 TK AISYIYAH NUSUKAN I SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016
PENERAPAN OUTDOOR LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK KELOMPOK B1 TK AISYIYAH NUSUKAN I SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016 Siti Hajar 1, Sadiman 2, Warananingtyas Palupi 1 1 Program Studi
Lebih terperinciVipi Nandiya 1), Neviyarni 2), Khairani 3)
Volume 2 Nomor 1 Januari 2013 KONSELOR Jurnal Ilmiah Konseling http://ejournal.unp.ac.id/index.php/konselor Info Artikel: Diterima22/02/2013 Direvisi1/03/2013 Dipublikasi 01/02/2013 PERSEPSI SISWA TENTANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tersebut. Lingkungan yang mendukung perkembangan individu adalah lingkungan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tidak ada seorang individu pun yang sama persis satu sama lain didunia ini sekalipun mereka kembar pasti memiliki perbedaan. Individu terlahir dengan beragam
Lebih terperinciABSTRACT. Keywords: Group Counseling Services, Learning Mathematics Motivation
MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENGGUNAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 1 KOTAGAJAH TAHUN PELAJARAN 2012/2013 INCREASE MOTIVATION TO LEARN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hampir setiap hari kasus perilaku agresi remaja selalu ditemukan di media
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hampir setiap hari kasus perilaku agresi remaja selalu ditemukan di media massa, dimana sering terjadi di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya dan Medan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan perilaku anak berasal dari banyak pengaruh yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan perilaku anak berasal dari banyak pengaruh yang berbeda-beda, diantaranya faktor genetik, biologis, psikis dan sosial. Pada setiap pertumbuhan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya dalam rentang kehidupannya setiap individu akan melalui tahapan perkembangan mulai dari masa bayi, masa kanak-kanak, masa anak, masa remaja, dan
Lebih terperinciSTRATEGI COPING DALAM MENGHADAPI PERMASALAHAN AKADEMIK PADA REMAJA YANG ORANG TUANYA MENGALAMI PERCERAIAN NASKAH PUBLIKASI
STRATEGI COPING DALAM MENGHADAPI PERMASALAHAN AKADEMIK PADA REMAJA YANG ORANG TUANYA MENGALAMI PERCERAIAN NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi
Lebih terperinciPERAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP MANAGEMEN ORGANISASI SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN
PERAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP MANAGEMEN ORGANISASI SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Oleh: Alfi Hidayatur Ramadhlani Dra Sri Hartini, M.Pd ABSTRAK Tujuan dari penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Stres senantiasa ada dalam kehidupan manusia yang terkadang menjadi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Stres senantiasa ada dalam kehidupan manusia yang terkadang menjadi masalah kesehatan mental. Jika sudah menjadi masalah kesehatan mental, stres begitu mengganggu
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DENGAN MOTIF AFILIASI PADA SISWA KELAS X TEKNIK ELEKTONIKA INDUSTRI SMK NEGERI 1 WONOSEGORO TAHUN PELAJARAN
HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DENGAN MOTIF AFILIASI PADA SISWA KELAS X TEKNIK ELEKTONIKA INDUSTRI SMK NEGERI 1 WONOSEGORO TAHUN PELAJARAN 2015 / 2016 Oleh : KURNIA WATI ABSTRAK Penelitian ini bertujuan
Lebih terperinciKata Kunci: Sekolah Engagement, metode deskriptif, Convenience sampling.
Abstrak Penelitian ini dilakukan untuk menentukan Sekolah Keterlibatan siswa reguler SMP Inklusi "X" di kota Bandung. Judul penelitian ini adalah "Studi Deskriptif Tentang Sekolah Keterlibatan siswa reguler
Lebih terperinciPENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PERILAKU PRO-SOSIAL PADA SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 2 GONDANGREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016
PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PERILAKU PRO-SOSIAL PADA SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 2 GONDANGREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Oleh : Dian Setyorini ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk
Lebih terperinciKARYA TULIS ILMIAH PENERAPAN PENDIDIKAN EMOSI SEJAK DINI PADA ANAK DALAM MEMBENTUK KARAKTER POSITIF DISUSUN GUNA MEMENUHI TUGAS AKHIR SEMESTER
KARYA TULIS ILMIAH PENERAPAN PENDIDIKAN EMOSI SEJAK DINI PADA ANAK DALAM MEMBENTUK KARAKTER POSITIF DISUSUN GUNA MEMENUHI TUGAS AKHIR SEMESTER MATA KULIAH BAHASA INDONESIA DOSEN PENGAMPU : ALFU NIKMAH,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perasaan kurang percaya diri banyak terjadi pada remaja. Pada masa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perasaan kurang percaya diri banyak terjadi pada remaja. Pada masa remaja banyak terjadi perubahan, terutama dalam rentang usia 13 tahun remaja mengalami perubahan
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA PERANTAU NASKAH PUBLIKASI
HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA PERANTAU NASKAH PUBLIKASI Disusun Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana S-1 Psikologi Diajukan Oleh :
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kualitatif (qualitative research). Bogdan dan Taylor (Moleong,
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif (qualitative research). Bogdan dan Taylor (Moleong, 2007: 4) mendefinisikan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Metode penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif, yaitu metode penelitian yang digunakan untuk meneliti kondisi objek alamiah di mana peneliti
Lebih terperinciIMPLEMENTASI PEMBELAJARAN TEMATIK DI SD MUHAMMADIYAH PROGRAM KHUSUS KOTA BARAT SURAKARTA SKRIPSI. Oleh: SITI SOLEKHAH K
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN TEMATIK DI SD MUHAMMADIYAH PROGRAM KHUSUS KOTA BARAT SURAKARTA SKRIPSI Oleh: SITI SOLEKHAH K8410055 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2014
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN PENGELOLAAN EMOSI DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 11 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI
HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN PENGELOLAAN EMOSI DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 11 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI Diajukan Kepada Universitas PGRI Yogyakarta Untuk Memenuhi Salah
Lebih terperinciPROFIL KONTROL DIRI PESERTA DIDIK DALAM BELAJAR DI KELAS XI SMA NEGERI 1 RAMBATAN KABUPATEN TANAH DATAR. Oleh: Resci Nova Linda*)
PROFIL KONTROL DIRI PESERTA DIDIK DALAM BELAJAR DI KELAS XI SMA NEGERI 1 RAMBATAN KABUPATEN TANAH DATAR Oleh: Resci Nova Linda*) Fitria Kasih**) Rahma Wira Nita**) *Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP
Lebih terperinciPENTINGNYA KECERDASAN EMOSIONAL SAAT BELAJAR. Laelasari 1. Abstrak
PENTINGNYA KECERDASAN EMOSIONAL SAAT BELAJAR Laelasari 1 1. Dosen FKIP Unswagati Cirebon Abstrak Pendidikan merupakan kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keluarga yang bahagia dan harmonis merupakan dambaan dari setiap
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga yang bahagia dan harmonis merupakan dambaan dari setiap pasangan. Saling setia dan tidak terpisahkan merupakan salah satu syarat agar tercipta keluarga
Lebih terperinciMENGATASI PERILAKU MEMBOLOS MELALUI PENDEKATAN KONSELING REALITA PADA SISWA KELAS VII Di MTS NU UNGARAN. Oleh M. Andi Setiawan, M.
MENGATASI PERILAKU MEMBOLOS MELALUI PENDEKATAN KONSELING REALITA PADA SISWA KELAS VII Di MTS NU UNGARAN Oleh M. Andi Setiawan, M.Pd ABSTRAK Penelitian ini berdasarkan atas fenomena yang terjadi di lapangan
Lebih terperinciPELAKSANAAN DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR DAN PENGAJARAN REMEDIAL OLEH GURU BK DAN GURU MATA PELAJARAN
PELAKSANAAN DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR DAN PENGAJARAN REMEDIAL OLEH GURU BK DAN GURU MATA PELAJARAN (Studi Deskriptif Analitis pada Peserta Didik Kelas VIII di SMP Negeri 28 Padang) Oleh: Mita Anggela
Lebih terperinciHUBUNGAN KECERDASAN EMOSI (EMOTIONAL QUOTIENT) DENGAN TINGKAT STRES PADA MAHASISWA SEMESTER VIII FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI (EMOTIONAL QUOTIENT) DENGAN TINGKAT STRES PADA MAHASISWA SEMESTER VIII FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Gelar
Lebih terperinciAndreas Setiawan Di bawah bimbingan Giyono dan Ranni Rahmayathi Z ABSTRACT
ANALYSIS PERFORMANCE OF GUIDANCE AND COUNSELING TEACHER, IN THE IMPLEMENTATION GUIDANCE AND COUNSELING PROGRAM AT SMP N IN KECAMATAN TULANG BAWANG TENGAH YEAR OF 2012-2013 Andreas Setiawan (andreasstw@gmail.com)
Lebih terperinciOleh : Destyana Ayu Wulandari A
OPTIMALISASI PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL MELALUI STRATEGI PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VIIA SMP N 3 POLOKARTO TAHUN AJARAN 2015/2016 PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai
Lebih terperinciOleh: Deasy Wulandari K BAB I PENDAHULUAN
Kontribusi kecerdasan emosional dan sikap ilmiah terhadap prestasi belajar kimia dalam metode pembelajaran GI (group investigation) dan STAD (student teams achievement division) materi pokok laju reaksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang sangat luar biasa, karena anak akan menjadi generasi penerus dalam keluarga.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Memiliki anak yang sehat dan memiliki tumbuh kembang yang baik merupakan dambaan bagi setiap pasangan suami istri yang telah menikah. Anak merupakan berkah yang sangat
Lebih terperinci