BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang."

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang. Tekanan darah merupakan faktor yang amat penting pada sistem sirkulasi. Peningkatan atau penurunan tekanan darah akan mempengaruhi homeostatsis di dalam tubuh. Tekanan darah selalu diperlukan untuk daya dorong mengalirnya darah di dalam arteri, arteriola, kapiler dan sistem vena sehingga terbentuklah suatu aliran darah yang menetap. Jika sirkulasi darah menjadi tidak memadai lagi, maka terjadilah gangguan pada sistem transportasi oksigen, karbondioksida, dan hasil-hasil metabolisme lainnya. Di lain pihak fungsi organorgan tubuh akan mengalami gangguan seperti gangguan pada proses pembentukan air seni di dalam ginjal ataupun pembentukan cairan cerebrospinalis dan lainnya. Terdapat dua macam kelainan tekanan darah, antara lain yang dikenal sebagai hipertensi atau tekanan darah tinggi dan hipotensi atau tekanan darah rendah. Sebagai calon dokter, kita dituntut agar bisa dan mampu menguasai dan menjelaskan cara pengukuran tekanan darah, faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah seseorang dan bagaimana interpretasi hasilnya. Dengan mengamati serta mempelajari hasil pengaruh perubahan posisi tubuh dan aktivitas fisik terhadap tekanan darah, kita akan memperoleh sebagian gambaran mengenai sistem kardio vaskuler seseorang ( Khorsid et al, 2007). Keakuratanya sangat bergantung pada cara pengukuran dan kehati-hatian saat pengukuran berlangsung. Sayangnya, hal ini kurang menjadi perhatian paramedis yang melakukan pengukuran (Armstrong, 2002). Walaupun banyak informasi mengenai posisi lengan terhadap tekanan darah namun sedikit sekali informasi yang diberikan dari literatur mengenai pengaruh posisi tubuh terhadap hasil pengukuran tekanan darah. (Khorsid et al, 2007). World Health Organization/International Asociety of Hypertension menjelaskan bahwa Tekanan Darah harus diukur secara rutin pada posisi duduk, berbaring atau berdiri dengan syarat lengan sejajar dengan jantung. Hasilnya menunjukan bahwa pengukuran tekanan darah yang diukur dalam posisi duduk atau berbaring menmberikan hasil yang sepadan. Namun pengukuran pada lengan atas kanan dibanding lengan atas kiri belum ada dilakukan penelitiannya (Khorsid et al, 2007). 1

2 1.2.Rumusan masalah. a. Apa yang dimaksud dengan tekanan darah? b. Bagaimana tekanan darah yang rendah, normal dan tinggi? c. Bagaimana cara pengukuran tekanan darah? d. Apa yang dimaksud dengan fase Korotkoff? e. Faktor apa saja yang menentukan tekanan darah? 1.3.Tujuan dan manfaat. a. Tujuan. 1. Mengukur tekanan darah arteri brachialis melalui auskultasi dan palpasi. 2. Mengukur tekanan darah arteri brachialis pada berbagai posisi. 3. Membandingkan ukuran tekanan darah sebelum dan sesudah kerja otot. b. Manfaat. 1. Memahami dan mampu menjelaskan apa yang dimaksud dengan tekanan darah. 2. Memahami dan mampu menginterpretasikan tekanan darah yang rendah, normal dan tinggi. 3. Memahami dan mampu melakukan pengukuran tekanan darah dengan baik dan benar. 4. Memahami dan mampu menjelaskan fase Korotkoff. 5. Memahami dan mampu menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah. 2

3 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Tekanan Darah. Tekanan darah adalah tekanan yang terjadi saat semburan darah membentur dinding kapiler darah. Tekanan darah merupakan faktor yang amat penting pada sistem sirkulasi. Peningkatan atau penurunan tekanan darah akan mempengaruhi homeostatsis di dalam tubuh. Dan jika sirkulasi darah menjadi tidak memadai lagi, maka terjadilah gangguan pada sistem transport oksigen, karbondioksida, dan hasil-hasil metabolisme lainnya. Di lain pihak fungsi organ-organ tubuh akan mengalami gangguan seperti gangguan pada proses pembentukan air seni di dalam ginjal ataupun pembentukan cairan cerebrospinalis dan lainnya. Sehingga mekanisme pengendalian tekanan darah penting dalam rangka memeliharanya sesuai dengan batas-batas normalnya, yang dapat mempertahankan sistem sirkulasi dalam tubuh. Menurut Ibnu (1996) Terdapat beberapa pusat yang mengawasi dan mengatur perubahan tekanan darah, yaitu : 1. Sistem syaraf yang terdiri dari pusat-pusat yang terdapat di batang otak, misalnya pusat vasomotor dan diluar susunan syaraf pusat, misalnya baroreseptor dan kemoreseptor. 2. Sistem humoral atau kimia yang dapat berlangsung lokal atau sistemik, misalnya renninangiotensin, vasopressin, epinefrin, norepinefrin, asetilkolin, serotonin, adenosine dan kalsium, magnesium, hydrogen, kalium, dan sebagainya. 3. Sistem hemodinamik yang lebih banyak dipengaruhi oleh volume darah, susunan kapiler, serta perubahan tekanan osmotik dan hidrostatik di bagian dalam dan di luar sistem vaskuler. Menurut Budiyanto (2002), bahwa tekanan darah sistolik (atas) adalah puncak yang tercapai ketika jantung berkontraksi dan memompakan darah keluar melalui arteri. Tekanan darah sistolik dicatat apabila terdengar bunyi pertama (Korotkoff I) pada alat pengukur darah. Tekanan darah diastolic (angka bawah) diambil ketika tekanan jatuh ketitik terendah saat jantung rileks dan mengisi darah kembali. Tekanan darah diastolik dicatat apabila bunyi tidak terdengar lagi (Korotkoff V). Tekanan darah rata-rata atau sering disebut mean arterial pressure (MAP) adalah tekanan di seluruh sistem arteri pada satu siklus jantung. Tekanan darah rata-rata (TDR) 3

4 diperoleh dengan cara membagi tekanan nadi dengan angka tiga dan ditambahkan pada tekanan diastolik. Dengan rumus sebagi berikut : TDR = ⅓ (T s -T d )+T d Gambar 2.1 Rumus Tekanan Darah Arteri Rata-rata (TDR) Tekanan darah rata-rata inilah yang merupakan hasil perkalian curah jantung dengan tahanan perifer. Nilai tekanan darah tersebut dapat berubah-ubah sesuai dengan faktor yang berpengaruh padanya seperti curah jantung, isi sekuncup, denyut jantung, tahanan perifer dan sebagainya maupun pada keadaan olah raga, usia lanjut, jenis kelamin, suku bangsa, iklim, dan penyakit-penyakit jantung atau pembuluh darahnya. Tekanan darah dapat diukur melalui dua cara, yaitu pengukuran tekanan darah secara langsung dan pengukuran tekanan darah secara tidak langsung. Pengukuran tekanan darah secara langsung adalah pengukuran tekanan darah yang dilakukan melalui alat khusus. Sedangkan pengukuran tekanan darah secara tidak langsung adalah pengukuran tekanan darah melalui bagian luar tubuh yaitu dengan menggunakan sphygmomanometer dan stetoskop Interpretasi Hasil Pengukuran Tekanan Darah. The sixth of the joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of Hight Blood Pressure (1997), menyatakan bahwa yang dimaksud dengan hipertensi adalah apabila tekanan darah sisitoliknya sama atau diatas 140 mm Hg atau tekanan darah diastoliknya sama atau diatas 90 mm Hg. Selain itu untuk penderita dalam pengobatan antihipertensi, batasan klasifikasinya sebagai berikut : 4

5 Tabel 2.1 Klasifikasi tekanan darah untuk umur 18 tahun atau lebih Kategori TEKANAN DARAH Sistolik (mmhg) Diastolik (mmhg) Optimal <120 <80 Normal <130 <85 Normal Tinggi Hipertensi Derajat Hipertensi Derajat Hipertensi Derajat Sumber : The sixth of the joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment oh Hight Blood Pressure (1997) Klasifikasi menurut WHO (1999) disebut bahwa yang dikatakan hipertensi apabila mempunyai tekanan darah sisitoliknya _ 140 mm Hg dan tekanan darah diastoliknya _ 90 mm Hg. Pada hipertensi sistolik terisolasi, tekanan sistolik mencapai 140 mmhg atau lebih, tetapi tekanan diastolik kurang dari 90 mmhg atau tekanan diastolik masih dalam kisaran normal. Hipertensi ini sering ditemukan pada usia lanjut. Sejalan dengan bertambahnya usia, hampir setiap orang mengalami kenaikan tekanan darah; tekanan sistolik terus meningkat sampai usia 80 tahun dan tekanan diastolik terus meningkat sampai usia tahun, kemudian berkurang secara perlahan atau bahkan menurun drastis. Dalam pasien dengan diabetes mellitus atau penyakit ginjal, penelitian telah menunjukkan bahwa tekanan darah di atas 130/80 mmhg harus dianggap sebagai faktor resiko dan sebaiknya diberikan perawatan. Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala meskipun secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya berhubungan dengan tekanan darah tinggi (padahal sesungguhnya tidak). Gejala yang dimaksud adalah sakit kepala, perdarahan dari hidung, pusing, wajah kemerahan dan kelelahan; yang bisa saja terjadi baik pada penderita hipertensi, maupun pada seseorang dengan tekanan darah yang normal. Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala berikut: sakit kepala, kelelahan, mual, muntah, sesak nafas, gelisah, 5

6 pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak, mata, jantung dan ginjal. Kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran dan bahkan koma karena terjadi pembengkakan otak. Keadaan ini disebut ensefalopati hipertensif, yang memerlukan penanganan segera Pengukuran Tekanan Darah. Pengukuran tekanan darah dilakukan dengan menggunakan stetoskop dan sphygmomanometer. Untuk pemasangan sphygmomanometer/manset yang benar adalah : 1. Lengan baju digulung setinggi mungkin sehinga tidak terlilit manset. 2. Tepi bawah manset berada pada 2-3 cm di atas fossa kubiti. 3. Pipa karet jangan menutupi fossa kubiti. 4. Manset diikat dengan cukup ketat. 5. Stetoskop diafragma terletak tepat di atas denyut arteri brachialis Fase Korotkoff. Fase korotkoff adalah fase saat udara dikeluarkan dari manset yang telah dipompa. Fase korotkoff dibagi menjadi lima fase, yaitu: 1. A trapping sound. Pada awalnya, manset dipompa sampai tekanan di dalamnya di atas tekanan sistolik yang diharapkan dalam arteri brachialis. Ketika tekanan di dalam manset diturunkan perlahan-lahan, pada titik tekanan sistolik dalam arteri tepat melampaui tekanan manset, semburan darah melewatinya pada tiap denyut jantung, bunyi detakan (trapping sound) terdengar di bawah manset. 2. A soft swishing sound. Pada saat tekanan manset berada di bawah tekanan sistol, arus turbulen yang terputus-putus menghasilkan suara seperti berdesis. 3. A crisp sound. Tekanan manset yang berada di bawah tekanan sistole dan di atas tekanan diastole. Arus turbulensi dalam arteri brachialis terdengar seperti suara yang renyah. 6

7 4. A blowing sound. Tekanan manset dekat dengan tekanan diastolik arteri, pembuluh masih kontriksi tetapi arus turbulen berlanjut. Kualitas bunyi kontinu menjadi hilang. 5. Silence. Arus turbulen dalam arteri brachalis diinterupsi paling sedikit. Pada bagian diastolik, bunyi tidak terdengar lagi Faktor yang Menentukan Tekanan Darah. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi tekanan darah seseorang, yaitu faktor fisiologis dan faktor patologis. Adapun faktor fisiologis dan faktor patologis tersebut adalah sebagai berikut. Faktor Fisiologis : 1. Kelenturan dinding arteri. 2. Volume darah. Semakin besar volume darah maka semakin tinggi tekanan darah. 3. Kekuatan gerak jantung. 4. Viskositas darah. Semakin besar viskositas maka semakin besar resistensi terhadap aliran. Semakin banyak kandungan protein dan sel darah dalam plasma, semakin besar tahanan terhadap aliran darah. Peningkatan hematokrit menyebabkan peningkatan viskositas; pada anemia, kandungan hematokrit dan viskositas berkurang. 5. Curah jantung. Tekanan darah berbanding lurus dengan curah jantung (ditentukan berdasarkan isi sekuncup dan frekuensi jantungnya). Semakin tinggi curah jantung (pemompaan darah) maka semakin tinggi tekanan darah. 6. Kapasitas pembuluh darah. Semakin basar kapasitas pembuluh darah maka makin tinggi tekanan darah. 7

8 Faktor Patologis: 1. Posisi tubuh. Baroresepsor akan merespon saat tekanan darah turun dan berusaha menstabilkan tekanan darah. 2. Aktivitas fisik. Aktivitas fisik membutuhkan energi sehingga butuh aliran yang lebih cepat untuk suplai O 2 dan nutrisi maka tekanan darah akan meningkat. 3. Temperatur. Menggunakan sistem renin-angiontensin-vasokontriksi perifer. 4. Usia. semakin bertambah umur semakin tinggi tekanan darah karena berkurangnya elastisitas pembuluh darah. 5. Jenis kelamin. Wanita cenderung memiliki tekanan darah rendah karena komposisi tubuhnya yang lebih banyak lemak sehingga butuh O 2 lebih untuk pembakaran 6. Emosi. Emosi Akan menaikan tekanan darah karena pusat pengatur emosi akan menset baroresepsor untuk menaikan tekanan darah. 8

9 Lampiran Penuntun Praktikum. BAB III METODOLOGI Tujuan : 1. Mengukur tekanan darah arteri brachialis melalui auskultasi dan palpasi. 2. Mengukur tekanan darah arteri brachialis pada berbagai posisi. 3. Membandingkan ukuran tekanan darah sebelum dan sesudah kerja otot. Alat dan Bahan : 1. Sphygmomanometer. 2. Stetoskop. Untuk dapat mengikuti praktikum, peserta harus menjawab pertanyaan berikut: 1. Uraikan perjalanan arteri brachialis. 2. Apa yang dimaksud dengan tekanan sistolik dan diastolik? 3. Terangkan fase-fase Korotkoff. 4. Faktor-faktor apa yang menentukan tekanan darah? Jawab pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan tulisan tangan anda di kertas folio dan serahkan ke pengawas praktikum sebelum praktikum dimulai. Cara memasang manset yang benar. 1. Lengan baju digulung setinggi mungkin sehinga tidak terlilit manset. 2. Tepi bawah manset berada pada 2-3 cm di atas fossa kubiti. 3. Pipa karet jangan menutupi fossa kubiti. 4. Manset diikat dengan cukup ketat. 5. Stetoskop diafragma terletak tepat di atas denyut arteri brachialis. 9

10 A. Pengukuran tekanan darah pada berbagai posisi. Cara kerja: 1. Naracoba berbaring telentang selama 10 menit. 2. Pasang manset sphygmomanometer pada lengan kanan atas naracoba. 3. Temukan denyut arteri brachialis pada fossa kubiti dan arteri radialis pada pergelangan tangan melalui palpasi. 4. Sambil meraba arteri radialis, pompa manset sampai arteri radialis tidak teraba lagi (mencapai tekanan sistolik). Bila arteri radialis tidak teraba, manset terus dipompa sampai ± 30 mmhg di atas tekanan sistolik. 5. Letakkan stetoskop di atas denyut arteri brachialis. 6. Turunkan tekanan udara dalam manset (buka klep udara) secara perlahan sambil mendengarkan adanya bunyi pembuluh (penurunan tekanan 2-3 mmhg per 2 denyut). 7. Tentukan ke-5 fase Korotkoff. 8. Ulangi pengukuran (no. 4-7) sampai 3 kali untuk mendapatkan nilai rata-rata, catat hasilnya. (sebelum mengulang, yakinkan bahwa tekanan manset kembali ke nol). 9. Naracoba duduk, tunggu 3 menit, lakukan pemeriksaan tekanan darah seperti prosedur di atas. (posisi lengan atas sedikit merapat batang tubuh). 10. Naracoba berdiri, tunggu 3 menit, lakukan pemeriksaan tekanan darah seperti prosedur diatas. (posisi lengan atas sedikit merapat batang tubuh). 11. Bandingkan tekanan darah pada tiga posisi tersebut. Berbaring Duduk Berdiri Naracoba K1 K2 K3 K4 K5 Sist Dias Sist Dias Sist Dias Rata-rata 10

11 B. Tekanan darah secara palpasi. Cara kerja: 1. Naracoba mengambil berada pada posisi duduk, lengan bawah berpangku di atas paha, pergelangan supinasi. 2. Lakukan pemeriksaan tekanan darah dengan auskultasi seperti percobaan A, tentukan tekanan sistolik dan diastolik. 3. Turunkan tekanan manset sampai posisi nol. 4. Sambil meraba arteri radialis, naikkan tekanan manset sampai denyut arteri radialis tidak teraba. Tekanan terus dinaikkan sampai 30mmHg di atasnya. 5. Tanpa mengubah letak jari, turunkan tekanan manset sampai denyut arteri radialis kembali teraba. Pada saat arteri radialis teraba, manometer Hg menunjukkan tekanan sistolik. 6. Bandingkan dengan tekanan sistolik melalui auskultasi. Naracoba Auskultasi Palpasi Sistolik Diastolik Sistolik Diastolik C. Tekanan darah setelah aktivitas otot. Cara kerja: (Cukup 1 naracoba laki-laki dan 1 naracoba perempuan) 1. Ukur tekanan darah sistolik dan diastolik arteri brachialis pada posisi duduk seperti percobaan A. 2. Tanpa melepas manset, naracoba berlari di tempat dengan ± 120 lompatan permenit selama 2 menit. Segera setelah berlari, naracoba langsung duduk dan ukur tekanan darah. 3. Ulangi pengukuran tiap 1 menit sampai tekanan kembali kenilai semula. 11

12 Catat hasilnya: TD Basal (S/D) TD segera setelah aktivitas (S/D) TD 1 menit TD 2 menit dst.. Jawab pertanyaan berikut: 1. Mengapa pada perubahan posisi, pengukuran harus menunggu selama 3 menit? 2. Apakah ada perbedaan tekanan darah pada 3 posisi di atas(percobaan A)? mengapa demikian? 3. Apakah pengukuran tekanan darah secara palpasi dapat menentukan nilai korotkoff dan tekanan diastolik? Mengapa demikian? 4. Mengapa pada tekanan sistolik denyut arteri radialis teraba? 5. Bagaimana mekanisme perubahan tekanan darah karena aktivitas otot rangka? 12

13 HASIL PRAKTIKUM A. Pengukuran Tekanan Darah Diberbagai Posisi. No Nama Naracoba Umur L Berbaring Duduk Berdiri /P S D S D S D 1. Eksaka Fajarnata 19 L Rista Purnama 19 P Lisa Wendi A 19 P Wendra Armansyah 19 L Indria Rizki 19 P M. Aulia 19 L Yolanda Rachmi 19 P Aldieo 19 L Zukhruful Muzaki 19 L Putra Manggala 19 L Imam Taqwa 19 L Risma Kurniasih 19 P Rachmi 19 P Ika Arizka 19 P Santi Annisa 19 P Erica Fitriani 19 P Evi Maisari 19 P Suci Lestari 19 P Rika Puspa 19 P Nedya Belinawati 19 P Ani Isnaini 19 P Tri Anggun 19 P Ira Maulani 19 P Irvandra Afren 19 L Masithha 19 P

14 26. Zulia Navira 19 P Andreas Syaputra 19 L Ridwan Perman 19 L Aprilia Ayu F 19 P Febry Setiawan 19 L Apriliandy Sharif 19 L K.A. Imanudin 19 L Merri Febrianti 19 P Siti Kusuma 19 P Cendy A 19 P Fabiola 19 P Monika Sari 19 P Dwi Indah 19 P Dera A. 19 P Purry Ayu 19 P Nursin M. 19 L Poppy Geraldine 19 P Hendra Ercha 19 L Geta V. 19 P Perda Anggraini 19 P Syafar A. 19 L Eldhi A. 19 L Fadiil R. 20 L Suci Lestari 19 P M. Fajar 19 L Dian Wijayanti 19 P Anisa Penidaria 19 P Febbyene V. 19 P Utin Karmila 19 P Marmah O. 19 P

15 56. Sulastri 19 P Tantri R. 19 P Lilia Muspida 19 P Umi Chusnul 19 P Maya A. 19 P Yulisti F. 19 P Selina H. 19 P Destrianti 19 P Ayu Aryani 20 P Veranika Antonia 19 P Rata-rata B. Hasil Percobaan Secara Palpasi. L Palpasi No Nama Naracoba Umur /P S 1. Eksaka Fajarnata 19 L Rista Purnama 19 P Lisa Wendi A 19 P Wendra Armansyah 19 L Indria Rizki 19 P M. Aulia 19 L Yolanda Rachmi 19 P Aldieo 19 L Zukhruful Muzaki 19 L Putra Manggala 19 L Imam Taqwa 19 L Risma Kurniasih 19 P

16 13. Rachmi 19 P Ika Arizka 19 P Santi Annisa 19 P Erica Fitriani 19 P Evi Maisari 19 P Suci Lestari 19 P Rika Puspa 19 P Nedya Belinawati 19 P Ani Isnaini 19 P Tri Anggun 19 P Ira Maulani 19 P Irvandra Afren 19 L Masithha 19 P Zulia Navira 19 P Andreas Syaputra 19 L Ridwan Perman 19 L Aprilia Ayu F 19 P Febry Setiawan 19 L Apriliandy Sharif 19 L K.A. Imanudin 19 L Merri Febrianti 19 P Siti Kusuma 19 P Cendy A 19 P Fabiola 19 P Monika Sari 19 P Dwi Indah 19 P Dera A. 19 P Purry Ayu 19 P Nursin M. 19 L Poppy Geraldine 19 P

17 43. Hendra Ercha 19 L Geta V. 19 P Perda Anggraini 19 P Syafar A. 19 L Eldhi A. 19 L Fadiil R. 20 L Suci Lestari 19 P M. Fajar 19 L Dian Wijayanti 19 P Anisa Penidaria 19 P Febbyene V. 19 P Utin Karmila 19 P Marmah O. 19 P Sulastri 19 P Tantri R. 19 P Lilia Muspida 19 P Umi Chusnul 19 P Maya A. 19 P Yulisti F. 19 P Selina H. 19 P Destrianti 19 P Ayu Aryani 20 P Veranika Antonia 19 P 100 Rata-rata

18 C.Hasil Pengamatan Tekanan Setelah Aktivitas Otot. No Nama Naracoba Umur L TD1 TD2 /P S D S D 1. Eksaka Fajarnata 19 L Rista Purnama 19 P Lisa Wendi A 19 P Wendra Armansyah 19 L Indria Rizki 19 P M. Aulia 19 L Yolanda Rachmi 19 P Aldieo 19 L Zukhruful Muzaki 19 L Putra Manggala 19 L Imam Taqwa 19 L Risma Kurniasih 19 P Rachmi 19 P Ika Arizka 19 P Santi Annisa 19 P Erica Fitriani 19 P Evi Maisari 19 P Suci Lestari 19 P Rika Puspa 19 P Nedya Belinawati 19 P Ani Isnaini 19 P Tri Anggun 19 P Ira Maulani 19 P Irvandra Afren 19 L Masithha 19 P Zulia Navira 19 P Andreas Syaputra 19 L

19 28. Ridwan Perman 19 L Aprilia Ayu F 19 P Febry Setiawan 19 L Apriliandy Sharif 19 L K.A. Imanudin 19 L Merri Febrianti 19 P Siti Kusuma 19 P Cendy A 19 P Fabiola 19 P Monika Sari 19 P Dwi Indah 19 P Dera A. 19 P Purry Ayu 19 P Nursin M. 19 L Poppy Geraldine 19 P Hendra Ercha 19 L Geta V. 19 P Perda Anggraini 19 P Syafar A. 19 L Eldhi A. 19 L Fadiil R. 20 L Suci Lestari 19 P M. Fajar 19 L Dian Wijayanti 19 P Anisa Penidaria 19 P Febbyene V. 19 P Utin Karmila 19 P Marmah O. 19 P Sulastri 19 P Tantri R. 19 P

20 58. Lilia Muspida 19 P Umi Chusnul 19 P Maya A. 19 P Yulisti F. 19 P Selina H. 19 P Destrianti 19 P Ayu Aryani 20 P Veranika Antonia 19 P Rata-rata

21 Jawaban Lampiran Pertanyaan Post-Test. 1. Karena pengukuran tekanan darah yang berkali-kali menyebabkan hipoksia di otot. Naracoba akan merasa kesakitan. Maka dari itu, setelah 3 menit energi di otot akan kembali normal sehingga memungkinkan kita untuk mengukur tekanan darah kembali. 2. Ada, karena pada saat berbaring tekanan darah akan rendah (ketegangan fisik dan psikis menurun dan dalam fase istirahat), keadaan istirahat mempengaruhi tekanan darah. Sedangkan saat berdiri tekanan darah akan meningkat karena berdiri membutuhkan energi yang lebih banyak dari berbaring dan juga pada saat berdiri dipengaruhi oleh gaya gravitasi yang memperlancar aliran darah sehingga semakin banyak denyut yang dihasilkan. Sedangkan pada posisi duduk tubuh kita dalam posisi diantara berdiri dan berbaring maka angka tekanan darahnya akan berkisar diantara posisi berbaring dan berdiri. 3. Cara palpasi hanya dapat menentukan tekanan diastol. Palpasi dilakukan sebelum melakukan auskultasi (penggunaan stetoskop) karena dari pengukuran palpasi kita akan mendapatkan nilai standar patokan untuk mengukur tekanan darah dengan cara auskultasi. 4. Karena tekanan sistolik yang terjadi disebabkan oleh kontraksi jantung yang memompa darah ke arteri radialis. Akibatnya tekanan darah meningkat dan membuat arteri radialis teraba saat sistolik. 5. Saat berbaring (istirahat) tekanan darah rendah, ketika duduk, tubuh memerlukan energi sehingga jantung berdenyut lebih kencang untuk memompa darah dengan cara menaikkan tekanan darah agar suplai oksigen terpenuhi untuk otot rangka yang berkontraksi pada posisi duduk. Hal ini sama teorinya saat berdiri dan berdiri memerlukan energi yang lebih besar dari duduk. Maka dari itu tekanan darah pada posisi berdiri menjadi tinggi dan lebih tinggi dari pada posisi duduk sebelumnya. 21

22 PEMBAHASAN : Tekanan darah dan denyut nadi seseorang juga dipengaruhi oleh posisi tubuh seseorang, misalnya denyut nadi dan tekanan darah seseorang pada saat berbaring berbeda dengan denyut nadi dan tekanan darah seseorang pada saat duduk maupun berdiri. Dan jika seseorang melakukan aktivitas maka denyut nadi dan tekanan darahnya juga berbeda. Denyut nadi dan tekanan darah pada posisi berbaring pada saat praktikum merupakan denyut nadi dan tekanan darah yang terendah dibandingkan pada posisi duduk dan berdiri karena pada posisi berbaring diasumsikan keadaan istirahat biasanya ketegangan fisik dan psikis menurun. Pada praktikum yang kami lakukan pada saat naracoba 1 berbaring, tekanan darah yang diperoleh 110/60 mmhg, pada saat duduk tekanan darah yang diperoleh 130/70 mmhg, sedangkan pada saat berdiri tekanan darah yang diperoleh 130/90 mmhg. Hasil percobaan tersebut sesuai dengan teori yang ada yaitu semakin berat kegiatan yang dilakukan maka semakin besar denyut nadi yang dihasilkan. Pada saat berdiri dihasilkan denyut nadi paling besar karena berdiri memerlukan energi yang lebih besar dan juga pada saat berdiri dipengaruhi gaya gravitasi yang memperlancar aliran darah sehingga semakin banyak denyut yang dihasilkan. Pengaruh posisi tubuh terhadap tekanan darah baik di sistole maupun diastole dapat terlihat pada praktikum yang telah kami lakukan pada naracoba 2 yaitu pada saat berbaring didapatkan tekanan darah 110/70 mmhg, pada saat duduk 120/80 mmhg, sedangkan pada saat berdiri 110/90 mmhg. Data tersebut tidak sesuai dengan teori yang ada yaitu semakin berat kegiatan yang dilakukan maka semakin besar tekanan darah yang dihasilkan. Hal tersebut mungkin dikarenakan pada saat berbaring, berdiri maupun saat posisi duduk naracoba bergurau, berbicara, bergerak-gerak, kesalahan pemeriksaan pendengaran karena kurang konsentrasi, pemasangan manset yang terlalu kencang atau terlalu longgar. Aktivitas tubuh juga dapat berpengaruh besar terhadap denyut nadi dan tekanan darah (lihat Tabel A). Pengaruh aktivitas tubuh terhadap denyut nadi dan tekanan darah dapat ditunjukkan melalui hasil praktikum yang telah kami lakukan yaitu saat rileks kami lakukan palpasi dan tidak mendapatkan kesulitan (lihat Tabel B). Namun, Pada saat setelah beraktivitas/latihan (lihat naracoba 1 pada Tabel C), didapatkan tekanan darah 150/90 mmhg dan selang beberapa menit tekanan darahnya mengalami penurunan yaitu 140/80 mmhg. Hasil tersebut sesuai dengan teori yang ada yang menyebutkan bahwa pada saat beraktivitas jantung memompa darah lebih cepat 22

23 untuk memenuhi kebutuhan oksigen yang telah banyak terpakai pada saat melakukan aktivitas. Oleh karena itu, setelah selesai melakukan aktivitas denyut nadi bertambah untuk memenuhi kebutuhan oksigen kemudian denyut nadi semakin lama semakin menurun hingga kembali ke normal karena kebutuhan oksigen telah terpenuhi. Aktivitas tubuh sangat mempengaruhi tekanan darah baik sistole maupun diastole. Namun, hal ini berbeda terhadap naracoba 31 (lihat Tabel C) dimana saat setelah beraktivitas tekanan darahnya 130/80 mmhg namun malah mengalami peningkatan setelah selang beberapa menit istirahat yaitu tekanan darah 140/70 mmhg atau pada naracoba 53 (lihat Tabel C), dimana tekanan darah setelah beraktivitasnya 120/70 mmhg dan tidak mengalami perubahan setelah selang beberapa menit yaitu tekanan darah 120/70 mmhg. Hasil yang telah kami peroleh tersebut tidak sesuai dengan teori yang ada yaitu semakin berat aktivitas tubuh yang dilakukan maka semakin besar tekanan darah yang dihasilkan. Hal ini mungkin dikarenakan kesalahan pemeriksaan pendengaran karena kurang konsentrasi, pemasangan manset yang terlalu kencang atau terlalu longgar, dan juga irama lari-lari ditempat dan lompat yang masih malas-malasan. 23

24 BAB IV PENUTUP 4.1. KESIMPULAN. Berikut kesimpulan yang dapat kami peroleh dari percobaan yang telah kami lakukan: Denyut nadi berangsur-angsur naik sesuai denganposisi tubuhnya, yakni berbaring, duduk dan berdiri. Tekanan darah tidak mulus naik seiring dengan beratnya aktivitas yang dilakukan. Denyut nadi setelah beraktivitas naik dan berangsur-angsur turun setelah beristirahat. Tekanan darah pada saat selesai beraktivitas mengalami peningkatan. 4.2.SARAN. Supaya lebih serius lagi dalam praktikum sehingga hasil yang didapatkan lebih akurat dan sesuai teori. 24

25 DAFTAR PUSTAKA Ganong, William F Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: Buku Kedokteran EGC. Guyton & Hall Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: Buku Kedokteran EGC. Marieb, Elaine N Essentials of Human Anatomy & Physiology. California: The Benjamin/Cummings Publishing Company, inc. Sloane, Ethel. -. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta: Buku Kedokteran EGC. 25

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN I.1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Tekanan darah adalah daya yang dihasilkan oleh darah terhadap setiap satuan luas dinding pembuluh (Guyton,2006 :172). Tekanan darah biasanya digambarkan sebagai rasio

Lebih terperinci

LAPORAN FISIOLOGI MANUSIA PRAKTIKUM 2 PENGUKURAN SECARA TAK LANGSUNG TEKANAN DARAH ARTERI PADA ORANG

LAPORAN FISIOLOGI MANUSIA PRAKTIKUM 2 PENGUKURAN SECARA TAK LANGSUNG TEKANAN DARAH ARTERI PADA ORANG LAPORAN FISIOLOGI MANUSIA PRAKTIKUM 2 PENGUKURAN SECARA TAK LANGSUNG TEKANAN DARAH ARTERI PADA ORANG MARIA ANGELINA SITORUS NPM.153112620120027 FAKULTAS BIOLOGI PROGRAM STUDI BIOMEDIK UNIVERSITAS NASIONAL

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI PENGUKURAN TEKANAN DARAH

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI PENGUKURAN TEKANAN DARAH LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI PENGUKURAN TEKANAN DARAH I. TUJUAN 1. Untuk mengetahui tekanan darah seseorang pada posisi berbaring,duduk,berdiri,dan setelah berlari. 2. Melakukan tes peningkatan tekanan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA PRAKTIKUM DENYUT NADI DAN TEKANAN DARAH

LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA PRAKTIKUM DENYUT NADI DAN TEKANAN DARAH LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA PRAKTIKUM DENYUT NADI DAN TEKANAN DARAH Oleh : Lie Willeon Wijaksono (1050888) Merriam Novitalia (1050897) Yenny Mayasari Liem (1050901) Emi Puspasari (1050902)

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM ANFISMAN DENYUT NADI DAN TEKANAN DARAH

LAPORAN PRAKTIKUM ANFISMAN DENYUT NADI DAN TEKANAN DARAH LAPORAN PRAKTIKUM ANFISMAN DENYUT NADI DAN TEKANAN DARAH NAMA KELOMPOK I / KP J : 1. Putu Agus Andika P. (110114511) 2. Muhammad Helmi (110114509) 3. Nuriana Fajar P (110114502) 4. Anik Faradinah S (110114497)

Lebih terperinci

A. Pengukuran tekanan darah secara tidak langsung

A. Pengukuran tekanan darah secara tidak langsung Materi 3 Kardiovaskular III A. Pengukuran tekanan darah secara tidak langsung Tujuan a. Mengukur tekanan darah arteri dengan cara palpasi b. Mengukur tekanan darah arteri dengan cara auskultasi Dasar Teori

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mendistribusikan substansi penting ke jaringan tubuh serta membuang produk akhir

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mendistribusikan substansi penting ke jaringan tubuh serta membuang produk akhir BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sistem kardiovaskuler merupakan sistem transport cairan yang mendistribusikan substansi penting ke jaringan tubuh serta membuang produk akhir metabolisme. 11 Komponen terpenting

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN Laporan lengkap praktikum Fisiologi Hewan dengan judul Penentuan Tekanan Darah, Denyut Nadi, dan Golongan Darah yang disusun oleh: N

LEMBAR PENGESAHAN Laporan lengkap praktikum Fisiologi Hewan dengan judul Penentuan Tekanan Darah, Denyut Nadi, dan Golongan Darah yang disusun oleh: N LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN (PENENTUAN TEKANAN DARAH, DENYUT NADI, DAN GOLONGAN DARAH) Disusun oleh: NAMA : LASINRANG ADITIA NIM : 60300112034 KELAS : BIOLOGI A KELOMPOK : IV (Empat) LABORATORIUM

Lebih terperinci

1. PEMERIKSAAN VITAL SIGN

1. PEMERIKSAAN VITAL SIGN 1. PEMERIKSAAN VITAL SIGN DASAR TEORI Vital sign atau tanda-tanda vital adalah ukuran statistik berbagai fisiologis yang digunakan untuk membantu menentukan status kesehatan seseorang, terutama pada pasien

Lebih terperinci

TES KEBUGARAN (TEKANAN DARAH)

TES KEBUGARAN (TEKANAN DARAH) TES KEBUGARAN (TEKANAN DARAH) LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN OLEH NAMA : SILO YOSUA NIM : J1C113054 KELOMPOK : II (DUA) ASISTEN : M. ANDRIAN RIFALDI KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN FAKULTAS MATEMATIKA

Lebih terperinci

DAFTAR TILIK PEMERIKSAAN SUHU

DAFTAR TILIK PEMERIKSAAN SUHU PEMERIKSAAN SUHU 10 Menentukan letak aksila dan membersihkan daerah aksila dengan menggunakan tisue 11 Menurunkan reservoir di bawah suhu 35 C 12 Meletakkan termometer pada daerah aksila (reservoir tepat

Lebih terperinci

TEKANAN DARAH TINGGI (Hipertensi)

TEKANAN DARAH TINGGI (Hipertensi) TEKANAN DARAH TINGGI (Hipertensi) DEFINISI Tekanan Darah Tinggi (hipertensi) adalah suatu peningkatan tekanan darah di dalam arteri. Secara umum, hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa gejala, dimana

Lebih terperinci

BAB 2. Universitas Sumatera Utara

BAB 2. Universitas Sumatera Utara BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Defenisi Tekanan Darah Tekanan darah adalah tekanan yang dihasilkan oleh darah terhadap pembuluh darah. Tekanan darah dipengaruhi volume darah dan elastisitas pembuluh darah.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Tekanan Darah Tekanan darah adalah daya dorong ke semua arah pada seluruh permukaan yang tertutup pada dinding bagian dalam jantung dan pembuluh darah. 5 Tekanan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Teori 1. Tekanan Darah a. Definisi Tekanan Darah Tekanan darah adalah tekanan dari aliran darah dalam pembuluh nadi (arteri). Jantung berdetak, lazimnya 60 hingga 70

Lebih terperinci

MONITORING HEMODINAMIK TIM ICU INTERMEDIATE ANGKATAN I

MONITORING HEMODINAMIK TIM ICU INTERMEDIATE ANGKATAN I MONITORING HEMODINAMIK TIM ICU INTERMEDIATE ANGKATAN I Hemodinamik Aliran darah dalam sistem peredaran tubuh kita baik sirkulasi magna/ besar maupun sirkulasi parva/ sirkulasi dalam paru paru. Monitoring

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Olahraga 2.1.1 Definisi Menurut kamus lengkap bahasa Indonesia, penerbit Gitamedia Press, kata olahraga merupakan kata kerja yang diartikan gerak badan agar sehat. Sedang menurut

Lebih terperinci

STRUKTUR JANTUNG RUANG JANTUNG KATUP JANTUNG tiga katup trikuspidalis dua katup bikuspidalis katup mitral Katup pulmonal Katup aorta Arteri Koroner

STRUKTUR JANTUNG RUANG JANTUNG KATUP JANTUNG tiga katup trikuspidalis dua katup bikuspidalis katup mitral Katup pulmonal Katup aorta Arteri Koroner Pengertian Kardiovaskuler Sistem Kardiovaskuler yaitu sistem peredaran darah di dalam tubuh. Sistem Kardiovaskuler terdiri dari darah,jantung dan pembuluh darah. Jantung terletak di dalam mediastinum di

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian 1) Ruang Lingkup Keilmuan Ruang lingkup keilmuan penelitian ini meliputi keilmuan fisiologi kedokteran dan kedokteran olahraga 2) Ruang Lingkup

Lebih terperinci

BUKU ACUAN PESERTA CSL 2 PEMERIKSAAN TEKANAN DARAH DAN TEKANAN VENA JUGULAR

BUKU ACUAN PESERTA CSL 2 PEMERIKSAAN TEKANAN DARAH DAN TEKANAN VENA JUGULAR BUKU ACUAN PESERTA CSL 2 PEMERIKSAAN TEKANAN DARAH DAN TEKANAN VENA JUGULAR Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin 2017 TATA-TERTIB LABORATORIUM DAN CLINICAL SKILLS LAB FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BPSL BLOK FAAL BUKU PRAKTIKUM SKILLS LAB ILMU KEDOKTERAN DASAR SEMESTER I TAHUN AKADEMIK PROGRAM STUDI SARJANA KEDOKTERAN GIGI

BPSL BLOK FAAL BUKU PRAKTIKUM SKILLS LAB ILMU KEDOKTERAN DASAR SEMESTER I TAHUN AKADEMIK PROGRAM STUDI SARJANA KEDOKTERAN GIGI BPSL BUKU PRAKTIKUM SKILLS LAB ILMU KEDOKTERAN DASAR FAAL SEMESTER I TAHUN AKADEMIK 2016-2017 BLOK 1.1.2 PROGRAM STUDI SARJANA KEDOKTERAN GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS BRAWIJAYA 1 FAAL DASAR

Lebih terperinci

sistem sirkulasi darah dalam tubuh manusia

sistem sirkulasi darah dalam tubuh manusia sistem sirkulasi darah dalam tubuh manusia Author : Chaidar Warianto Publish : 31-05-2011 21:35:25 Pendahuluan Di dalam tubuh manusia, darah mengalir keseluruh bagian (organ-organ) tubuh secara terusmenerus

Lebih terperinci

Bab 1: Mengenal Hipertensi. Daftar Isi

Bab 1: Mengenal Hipertensi. Daftar Isi Bab 1: Mengenal Hipertensi Daftar Isi Pengantar... vii Bab 1. Mengenal Hipertensi... 1 Bab 2. Faktor Risiko... 11 Bab 3. Diagnosis... 17 Bab 4. Komplikasi Hipertensi... 27 Kiat Menghindari Stroke... 33

Lebih terperinci

FISIOLOGI MANUSIA PENGUKURAN SECARA TAK LANGSUNG TEKANAN DARAH ARTERI

FISIOLOGI MANUSIA PENGUKURAN SECARA TAK LANGSUNG TEKANAN DARAH ARTERI FISIOLOGI MANUSIA PENGUKURAN SECARA TAK LANGSUNG TEKANAN DARAH ARTERI Muhammad Reza Jaelani LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI II I. Acara Latihan Pengukuran Secra Tak Langsung Tekanan Darah Arteri pada Orang

Lebih terperinci

SOP Tanda Tanda Vital

SOP Tanda Tanda Vital SOP Tanda Tanda Vital N o I II III Aspek yang Dinilai Ya Tidak PERSIAPAN ALAT 1. Termometer dalam tempatnya (axila, oral, rektal) 2. Tiga buah botol berisi larutan sabun, desinfektan, dan air bersih 3.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A BAB II TINJAUAN PUSTAKA A Remaja 1 Definisi Remaja Menurut WHO, remaja adalah masa di mana individu berkembang dari saat pertama kali menunjukkan tanda tanda seksual sekundernya sampai saat ia mencapai

Lebih terperinci

BAB II TINJUAN PUSTAKA

BAB II TINJUAN PUSTAKA BAB II TINJUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Kebugaran Jasmani. a. Definisi Kebugaran Jasmani. Kebugaran jasmani adalah kemampuan untuk melakukan kegiatan atau pekerjaan sehari-hari dan adaptasi terhadap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Semua bentuk kegiatan manusia selalu memerlukan dukungan dari kebugaran jasmani,sehingga masalah kemampuan fisik/jasmani merupakan faktor dasar bagi setiap aktivitas manusia. 5

Lebih terperinci

Prosedur Pengukuran Tekanan Darah

Prosedur Pengukuran Tekanan Darah Prosedur Pengukuran Tekanan Darah A. Alat dan Bahan: 1. Tensimeter Digital atau Tensimeter manual (Air Raksa) 2. Mancet besar B. Cara Pengukuran menggunakan Tensi Meter Digital: 1. Tekan tombol START/STOP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator keberhasilan pembanguan adalah semakin

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator keberhasilan pembanguan adalah semakin 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu indikator keberhasilan pembanguan adalah semakin meningkatnya usia harapan hidup penduduk. Dengan semakin meningkatnya usia harapan hidup penduduk, menyebabkan

Lebih terperinci

INFORMED CONSENT. Nama :... Umur :... Alamat :... Pendidikan :... dan resiko studi kasus yang berjudul Gambaran Efek Senam Yoga Terhadap

INFORMED CONSENT. Nama :... Umur :... Alamat :... Pendidikan :... dan resiko studi kasus yang berjudul Gambaran Efek Senam Yoga Terhadap INFORMED CONSENT Saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama :... Umur :... Alamat :... Pendidikan :... Setelah mendapatkan keterangan secukupnya, serta mengetahui manfaat dan resiko studi kasus yang berjudul

Lebih terperinci

FISIOLOGI PEMBULUH DARAH. Kuntarti, SKp

FISIOLOGI PEMBULUH DARAH. Kuntarti, SKp FISIOLOGI PEMBULUH DARAH Kuntarti, SKp Overview Struktur & Fungsi Pembuluh Darah Menjamin keadekuatan suplay materi yg dibutuhkan jaringan tubuh, mendistribusikannya, & membuang zat sisa metabolisme Sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain pada penelitian ini adalah penelitian korelasi yang menunjukkan

BAB III METODE PENELITIAN. Desain pada penelitian ini adalah penelitian korelasi yang menunjukkan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain pada penelitian ini adalah penelitian korelasi yang menunjukkan hubungan antara tingkat kebugaran jasmani dengan tekanan darah sistolik pada mahasiswa

Lebih terperinci

PETUNJUK OPERASIONAL PENGGUNAAN ALAT TENSIMETER. RAKSA (Sphigmomanometer Raksa)

PETUNJUK OPERASIONAL PENGGUNAAN ALAT TENSIMETER. RAKSA (Sphigmomanometer Raksa) Halaman : 1 dari 6 PETUNJUK OPERASIONAL PENGGUNAAN ALAT TENSIMETER 1. Ruang Lingkup (Sphigmomanometer Raksa) Petunjuk ini digunakan untuk mengoperasikan Tensimeter Raksa RIESTER (Mercurial Sphygmomanometers

Lebih terperinci

PENGUKURAN TANDA VITAL Oleh: Akhmadi, SKp

PENGUKURAN TANDA VITAL Oleh: Akhmadi, SKp PENGUKURAN TANDA VITAL Oleh: Akhmadi, SKp Pengukuran tanda vital merefleksikan indicator fungsi tubuh untuk mempertahankan mekanisme homeostatis dalam rentang yang normal. Adanya perubahan dari pola yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dinding pembuluh darah dan merupakan salah satu tanda-tanda vital yang utama.

BAB I PENDAHULUAN. dinding pembuluh darah dan merupakan salah satu tanda-tanda vital yang utama. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tekanan darah adalah tekanan yang diberikan oleh sirkulasi darah pada dinding pembuluh darah dan merupakan salah satu tanda-tanda vital yang utama. Peningkatan atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hipertensi laki-laki usia tahun dan usia di atas 60 tahun.

BAB III METODE PENELITIAN. hipertensi laki-laki usia tahun dan usia di atas 60 tahun. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah quasy experimental dengan rancangan pra-pasca perlakuan (Pretest-posttest) terhadap nilai tekanan darah penderita hipertensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sering terjadi di masyarakat dewasa ini. Di tengah jaman yang semakin global,

BAB I PENDAHULUAN. sering terjadi di masyarakat dewasa ini. Di tengah jaman yang semakin global, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berbagai macam penyakit akibat gaya hidup yang tidak sehat sangat sering terjadi di masyarakat dewasa ini. Di tengah jaman yang semakin global, banyak stresor dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tekanan darah adalah gaya yang diberikan oleh darah kepada dinding pembuluh darah yang dipengaruhi oleh volume darah, kelenturan dinding, dan diameter pembuluh darah

Lebih terperinci

PERBEDAAN CARDIOTHORACIC RATIO

PERBEDAAN CARDIOTHORACIC RATIO PERBEDAAN CARDIOTHORACIC RATIO PADA FOTO THORAX STANDAR USIA DI BAWAH 60 TAHUN DAN DI ATAS 60 TAHUN PADA PENYAKIT HIPERTENSI DI RS. PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meningkatnya arus globalisasi di segala bidang dengan adanya perkembangan teknologi dan industri telah banyak membuat perubahan pada perilaku dan gaya hidup pada masyarakat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat terlepas dari aktivitas dan pekerjaan dalam kehidupan sehari-hari. Tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. dapat terlepas dari aktivitas dan pekerjaan dalam kehidupan sehari-hari. Tuntutan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi ditandai oleh penduduk dunia yang mengalami pergeseran pola pekerjaan dan aktivitas. Dari yang sebelumnya memiliki pola kehidupan agraris berubah menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah secara kronik. Joint National Committee VII (the Seventh US National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Iklim Kerja 1. Pengertian Iklim kerja Iklim kerja adalah keadaan udara di tempat kerja. 2 Iklim kerja merupakan interaksi berbagai variabel seperti; temperatur, kelembapan udara,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. milimeter air raksa (mmhg) (Guyton, 2014). Berdasarkan Seventh Joint National

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. milimeter air raksa (mmhg) (Guyton, 2014). Berdasarkan Seventh Joint National BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tekanan Darah 1. Definisi Tekanan Darah Menurut Guyton, tekanan darah adalah daya yang dihasilkan oleh darah terhadap setiap satuan luas dinding pembuluh yang dinyatakan dalam

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB 4 METODE PENELITIAN 28 BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mencakup bidang ilmu kedokteran khususnya Ilmu Fisiologi dan Farmakologi-Toksikologi. 4.2. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi menurut kriteria JNC VII (The Seventh Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and treatment of High Blood Pressure), 2003, didefinisikan

Lebih terperinci

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga 5 2.2. Cara Kerja Jantung Pada saat berdenyut, setiap ruang jantung mengendur dan terisi darah (disebut diastol). Selanjutnya jantung berkontraksi dan memompa darah keluar dari ruang jantung (disebut sistol).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dunia atau World Health Organization (WHO) (2014), mendeklarasikan

BAB I PENDAHULUAN. Dunia atau World Health Organization (WHO) (2014), mendeklarasikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan unsur yang terdiri dari jasmani dan rohani yang tidak terpisahkan karena masuk dalam satu kesatuan yang utuh sehingga dapat menunjang tercapainya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah explanatory research atau penelitian yang menjelaskan ada tidaknya hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Hipertensi atau yang lebih dikenal penyakit darah tinggi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah seseorang adalah >140 mm Hg (tekanan sistolik) dan/ atau

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tekanan Darah Tekanan darah adalah daya dorong ke semua arah pada seluruh permukaan yang tertutup pada dinding bagian dalam jantung dan pembuluh darah. Tekanan darah timbul dari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen Bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang terdiri dari orang laki-laki dan orang perempuan.

BAB I PENDAHULUAN. yang terdiri dari orang laki-laki dan orang perempuan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi di Indonesia rata-rata meliputi 17% - 21% dari keseluruhan populasi orang dewasa artinya, 1 di antara 5 orang dewasa menderita hipertensi. Penderita hipertensi

Lebih terperinci

RANCANGAN JADWAL PENELITIAN

RANCANGAN JADWAL PENELITIAN Lampiran 1 RANCANGAN JADWAL PENELITIAN Kegiatan Maret 2015 April 2015 Mei 2015 Juni 2015 Juli 2015 Agustus 2015 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Persiapan: - Perijinan Tempat Latihan - Persiapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keadaan cukup istirahat maupun dalam keadaan tenang. 2

BAB I PENDAHULUAN. keadaan cukup istirahat maupun dalam keadaan tenang. 2 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Keberhasilan pembangunan nasional, khususnya di bidang kesehatan, menghasilkan dampak positif, yakni meningkatnya harapan hidup penduduk di Indonesia, yaitu

Lebih terperinci

SISTEM PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA

SISTEM PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA SISTEM PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA Organ Sistem Peredaran darah: darah, jantung, dan pembuluh. 1. Darah, tersusun atas: a. Sel-sel darah: 1) Sel darah merah (eritrosit) 2) Sel darah putih (leukosit) 3)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada perkembangan zaman sekarang ini tingkat pengetahuan dan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. Pada perkembangan zaman sekarang ini tingkat pengetahuan dan teknologi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada perkembangan zaman sekarang ini tingkat pengetahuan dan teknologi semakin pesat. Dengan meningkatnya ilmu pengetahuan dan teknologi serta berhasilnya pembangunan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Tekanan darah yang normal sangat diinginkan oleh setiap manusia, karena dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Tekanan darah yang normal sangat diinginkan oleh setiap manusia, karena dengan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Tekanan darah yang normal sangat diinginkan oleh setiap manusia, karena dengan kondisi yang normal manusia mampu menjalankan aktifitasnya dengan nyaman tanpa adanya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain cross

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain cross III. METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain cross sectional. Dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh musik instrumental dalam menurunkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan manusia di seluruh dunia saat ini ditentukan oleh beberapa faktor, antara lain, demografi penuaan, urbanisasi yang cepat, dan gaya hidup tidak sehat. Salah

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN PEMERIKSAAN TEKANAN DARAH

LAPORAN PENDAHULUAN PEMERIKSAAN TEKANAN DARAH LAPORAN PENDAHULUAN PEMERIKSAAN TEKANAN DARAH 1. DEFINISI Tekanan darah merupakan kekuatan lateral pada dinding arteri oleh darah yang disorong dengan tekanan dari jantung. Aliran darah mengalir pada sistem

Lebih terperinci

PROSEDUR PENGUKURAN LINGKAR PINGGANG

PROSEDUR PENGUKURAN LINGKAR PINGGANG Lampiran 1 RESPONDEN PENELITIAN Hubungan Lingkar Pinggang dengan Tekanan Darah pada Masyarakat di Lingkungan Pasar Kelurahan Pasar Doloksanggul Tahun 2014 Oleh Ayu Susi Yanthi Lumban Gaol Saya adalah mahasiswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan penyakit kronis paling sering terjadi di negara industri dan berkembang. Klasifikasi menurut JNC VII (the Seventh US

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dari sekian banyak kasus penyakit jantung, Congestive Heart Failure

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dari sekian banyak kasus penyakit jantung, Congestive Heart Failure BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dari sekian banyak kasus penyakit jantung, Congestive Heart Failure (CHF) menjadi yang terbesar. Bahkan dimasa yang akan datang penyakit ini diprediksi akan terus bertambah

Lebih terperinci

FISIOLOGI PEMBULUH DARAH DAN PENGATURAN TEKANAN DARAH

FISIOLOGI PEMBULUH DARAH DAN PENGATURAN TEKANAN DARAH FISIOLOGI PEMBULUH DARAH DAN PENGATURAN TEKANAN DARAH ARTERI Membawa darah dari jantung ke seluruh jaringan tubuh Katup (-) Arteriol : arteri terkecil Anastomosis : persatuan cabang cabang arteri END ARTERI

Lebih terperinci

EFEK AIR KELAPA (Cocos nucifera L.) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH

EFEK AIR KELAPA (Cocos nucifera L.) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH EFEK AIR KELAPA (Cocos nucifera L.) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH Paramitha Setiadi 1, Iwan Budiman 2 1. Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha, Bandung 2. Bagian Gizi, Fakultas Kedokteran,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan kesempatan untuk melewati masa ini. tahun 2014, jumlah lansia di Provinsi Jawa Tengah meningkat

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan kesempatan untuk melewati masa ini. tahun 2014, jumlah lansia di Provinsi Jawa Tengah meningkat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Menurut Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) (2014), menyebut usia yang telah lanjut atau lebih dikenal dengan istilah lanjut usia (lansia)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lansia meningkat secara konsisten dari waktu ke waktu (Dinkes, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. lansia meningkat secara konsisten dari waktu ke waktu (Dinkes, 2011). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jumlah lansia meningkat di seluruh Indonesia menjadi 15,1 juta jiwa pada tahun 2000 atau 7,2% dari seluruh penduduk dengan usia harapan hidup 64,05 tahun. Tahun 2006

Lebih terperinci

PEMERIKSAAN DENYUT NADI DAN PENGUKURAN TEKANAN DARAH

PEMERIKSAAN DENYUT NADI DAN PENGUKURAN TEKANAN DARAH PEMERIKSAAN DENYUT NADI DAN PENGUKURAN TEKANAN DARAH Oleh Kelompok A-6: Livia Lovin Nikita A. A. 021311133077 Yunita Pratiwi Natadjaya 021311133078 Elok Amanda 021311133079 Rossa Bella Vennouwsky R. 021311133081

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perubahan jaman dan perkembangan teknologi dapat mempengaruhi pola hidup masyarakat. Banyak masyarakat saat ini sering melakukan pola hidup yang kurang baik

Lebih terperinci

Curah jantung. Nama : Herda Septa D NPM : Keperawatan IV D. Definisi

Curah jantung. Nama : Herda Septa D NPM : Keperawatan IV D. Definisi Nama : Herda Septa D NPM : 0926010138 Keperawatan IV D Curah jantung Definisi Kontraksi miokardium yang berirama dan sinkron menyebabkan darah dipompa masuk ke dalam sirkulasi paru dan sistemik. Volume

Lebih terperinci

BAB IV PEMERIKSAAN PULSUS DAN PEREDARAN DARAH PERIFER

BAB IV PEMERIKSAAN PULSUS DAN PEREDARAN DARAH PERIFER BAB IV PEMERIKSAAN PULSUS DAN PEREDARAN DARAH PERIFER A. PENDAHULUAN Pemeriksaan pulsus, vena superfisial, kapiler dan bilamana dikaitkan dengan pemeriksaan jantung sekaligus mempunyai arti yang sangat

Lebih terperinci

SISTEM CARDIOVASCULAR

SISTEM CARDIOVASCULAR SISTEM CARDIOVASCULAR Forewords Jantung (bahasa Latin, cor) adalah sebuah rongga, rongga, organ berotot yang memompa darah lewat pembuluh darah oleh kontraksi berirama yang berulang. Istilah kardiak berarti

Lebih terperinci

memberikan gejala yang berlanjut untuk suatu target organ seperti stroke, Penyakit ini telah menjadi masalah utama dalam kesehatan masyarakat

memberikan gejala yang berlanjut untuk suatu target organ seperti stroke, Penyakit ini telah menjadi masalah utama dalam kesehatan masyarakat 2 Penyakit hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah yang memberikan gejala yang berlanjut untuk suatu target organ seperti stroke, penyakit jantung koroner, pembuluh darah jantung dan otot jantung.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tekanan Darah 2.1.1 Faktor yang Mempengaruhi Tekanan Darah Tekanan darah arteri dipengaruhi oleh cardiac output, resistensi perifer dan volume darah (Barrett et al, 2010 dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan dua fase yaitu gerakan bola mata cepat atau Rapid Eye

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan dua fase yaitu gerakan bola mata cepat atau Rapid Eye 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tidur menurut Hierarki Maslow merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang termasuk kedalam kebutuhan fisiologis. Tidur yang normal melibatkan dua fase yaitu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan menghadapi hal-hal darurat tak terduga (McGowan, 2001). Lutan. tahan dan fleksibilitas, berbagai unsur kebugaran jasmani saling

I. PENDAHULUAN. dan menghadapi hal-hal darurat tak terduga (McGowan, 2001). Lutan. tahan dan fleksibilitas, berbagai unsur kebugaran jasmani saling I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebugaran jasmani adalah kemampuan untuk melaksanakan tugas seharihari dengan giat dan penuh kewaspadaan tanpa mengalami kelelahan yang berarti dan dengan energi yang cukup

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat melaksanakan masing-masing tugasnya (Kertohoesodo, 1979).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat melaksanakan masing-masing tugasnya (Kertohoesodo, 1979). BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi 2.1.1 Tekanan Darah Tekanan darah adalah gaya atau dorongan darah ke dinding arteri saat darah dipompa keluar dari jantung ke seluruh tubuh. Gaya yang menghasilkan

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 6. SISTEM TRANSPORTASI PADA MANUSIALATIHAN SOAL

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 6. SISTEM TRANSPORTASI PADA MANUSIALATIHAN SOAL SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 6. SISTEM TRANSPORTASI PADA MANUSIALATIHAN SOAL 1. Penyakit keturunan di mana penderitanya mengalami gangguan dalam pembekuan darah disebut... Leukopeni Leukositosis Anemia Hemofilia

Lebih terperinci

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN. Yth. Bapak/Ibu Calon Responden Penelitian Di Wilayah kerja Puskesmas Pengasih II, Kabupaten Kulon Progo

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN. Yth. Bapak/Ibu Calon Responden Penelitian Di Wilayah kerja Puskesmas Pengasih II, Kabupaten Kulon Progo Lampiran 1 LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN Yth. Bapak/Ibu Calon Responden Penelitian Di Wilayah kerja Puskesmas Pengasih II, Kabupaten Kulon Progo Assalamu alaikum Wr.Wb. Dengan Hormat, Saya yang bertanda

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional analitik

III. METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional analitik 72 III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional, yaitu dengan cara pengumpulan data sekaligus

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Vertigo merupakan adanya sensasi gerakan atau rasa gerak dari tubuh seperti rotasi (memutar) tanpa sensasi perputaran yang sebenarnya, dapat sekelilingnya terasa berputar

Lebih terperinci

MODUL 1 PERANCANGAN PRODUK MODUL 2 FISIOLOGI KERJA

MODUL 1 PERANCANGAN PRODUK MODUL 2 FISIOLOGI KERJA MODUL 1 PERANCANGAN PRODUK MODUL 2 FISIOLOGI KERJA 1.1. TUJUAN PRAKTIKUM Melalui praktikum ini, praktikan diharapkan: 1. Mampu memahami dan mengetahui kekuatan otot anggota tubuh manusia 2. Mampu memahami

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS. darah arteri meningkat melebihi batas normal.menurut World. (2001) seseorang dikatakan hipertensi apabila tekanan

BAB II TINJAUAN TEORITIS. darah arteri meningkat melebihi batas normal.menurut World. (2001) seseorang dikatakan hipertensi apabila tekanan BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Hipertensi Hipertensi merupakan kondisi medis dimana tekanan darah arteri meningkat melebihi batas normal.menurut World Health Organization (WHO) dalam Soenardi & Soetarjo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelapa (Cocos nucifera L.) adalah salah satu dari tumbuhan yang paling banyak manfaatnya di dunia, khususnya di daerah tropis seperti di Indonesia. Selain mudah ditemukan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kehamilan 1. Pengertian kehamilan Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intra uterin mulai konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan (Manuaba,1998). Masa

Lebih terperinci

Mengetahui Hipertensi secara Umum

Mengetahui Hipertensi secara Umum Mengetahui Hipertensi secara Umum Eldiana Lepa Mahasiswa Kedokteran Universitas Krida Wacana Jakarta, Indonesia Eldiana.minoz@yahoo.com Abstrak Hipertensi merupakan peningkatan tekanan sistole, yang tinggi

Lebih terperinci

BAB I TINJAUAN TEORI. Suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah diastolic>90

BAB I TINJAUAN TEORI. Suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah diastolic>90 1 BAB I TINJAUAN TEORI A. Pengertian Suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah diastolic>90 mmhg,yang terjadi pada seseoang paling sedikit tiga waktu terakhir yang berbeda (who 1978,komisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga menunjukkan prevalensi penyakit hipertensi atau tekanan darah tinggi di Indonesia cukup tinggi, yaitu 83 per 1.000 anggota rumah

Lebih terperinci

Lampiran 1. PLAN OF ACTION (Oktober 2016 Juni 2017) Nama : Dita Erline Kurnia NIM :

Lampiran 1. PLAN OF ACTION (Oktober 2016 Juni 2017) Nama : Dita Erline Kurnia NIM : Lampiran 1 PLAN OF ACTION (Oktober 2016 Juni 2017) Nama : Dita Erline Kurnia NIM : 1401100002 NO KEGIATAN PENELITIAN 1. Tahap Persiapan A. Penentuan Judul B. Mencari Literatur C. Studi Pendahuluan D. Menyusun

Lebih terperinci

PELAKSANAAN SENAM JANTUNG SEHAT UNTUK MENURUNKAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI PANTI SOSIAL TRESNA WHERDA KASIH SAYANG IBU BATUSANGKAR

PELAKSANAAN SENAM JANTUNG SEHAT UNTUK MENURUNKAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI PANTI SOSIAL TRESNA WHERDA KASIH SAYANG IBU BATUSANGKAR PELAKSANAAN SENAM JANTUNG SEHAT UNTUK MENURUNKAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI PANTI SOSIAL TRESNA WHERDA KASIH SAYANG IBU BATUSANGKAR Liza Merianti, Krisna Wijaya Abstrak Hipertensi disebut

Lebih terperinci

Aktivitas Jantung dan Aliran Darah Heart Activity and Blood Flow

Aktivitas Jantung dan Aliran Darah Heart Activity and Blood Flow Aktivitas Jantung dan Aliran Darah Heart Activity and Blood Flow Azki Afidati Putri Anfa 1)*, Nadyatul Khaira Huda 2), Nurul Fathjri Rahmayeny 3) Rifqi Ramadhana 4), Selvi Nur Afni 5) 1) NIM. 1410422025,

Lebih terperinci

DOKUMEN INSTRUMEN PENILAIAN UJIAN KETERAMPILAN

DOKUMEN INSTRUMEN PENILAIAN UJIAN KETERAMPILAN DOKUMEN INSTRUMEN PENILAIAN UJIAN KETERAMPILAN SELEKSI BERSAMA MASUK PERGURUAN TINGGI NEGERI 2015 PROSEDUR PELAKSANAAN DAN RUBRIK PENILAIAN UJIAN KETERAMPILAN BIDANG KEOLAHRAGAAN 1. MATERI UJIAN Uji Keterampilan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hipertensi 1. Definisi Hipertensi Menurut WHO menetapkan bahwa tekanan darah seseorang adalah tinggi bila tekanan sistolik (sewaktu bilik jantung mengerut) melewati batas lebih

Lebih terperinci

Zat Cair. Gas 12/14/2011

Zat Cair. Gas 12/14/2011 Fluida adalah zat yang dapat mengalir atau sering disebut Zat Alir. Jadi perkataan fluida dapat mencakup zat cair atau gas. Dewi Baririet Baroroh Basic Science of Nursing 1 Free FIKES Powerpoint UMMTemplates

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 7%, sehingga Indonesia mulai masuk dalam kelompok negara berstruktur

BAB I PENDAHULUAN. 7%, sehingga Indonesia mulai masuk dalam kelompok negara berstruktur BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Presentase penduduk lansia Indonesia telah mencapai angka diatas 7%, sehingga Indonesia mulai masuk dalam kelompok negara berstruktur usia tua atau lansia. Derajat kesehatan

Lebih terperinci

FISIOLOGI MANUSIA. Laporan Praktikum Daya Tahan Tubuh. Muhammad Reza Jaelani

FISIOLOGI MANUSIA. Laporan Praktikum Daya Tahan Tubuh. Muhammad Reza Jaelani FISIOLOGI MANUSIA Laporan Praktikum Daya Tahan Tubuh Muhammad Reza Jaelani 153112620120030 1 LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI I I. Acara Latihan Kesanggupan/ Daya Tahan/Endurance Tubuh (Physical Fitness) II.

Lebih terperinci

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 15 BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1. Kerangka Konsep Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah : Kelompok Vegetarian Kelompok Non-Vegetarian

Lebih terperinci

ABSTRAK. EFEK SAMBILOTO (Andrographis paniculata, Nees.) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH

ABSTRAK. EFEK SAMBILOTO (Andrographis paniculata, Nees.) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH ABSTRAK EFEK SAMBILOTO (Andrographis paniculata, Nees.) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH Felisia, 1110002 Pembimbing : Ellya Rosa Delima, dr, M.Kes. Latar Belakang Hipertensi merupakan salah satu masalah

Lebih terperinci