BAB I PENDAHULUAN. 2.1 Latar Belakang
|
|
- Deddy Hermawan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 2.1 Latar Belakang Terapi oksigen hiperbarik atau hyperbaric oxygen therapy (HBOT) adalah suatu terapi yang dilakukan dengan cara memberikan 100% oksigen bertekanan kepada pasien didalam hyperbaric chamber (Mahdi, 1999). Oksigen tersebut memiliki tekanan yang lebih tinggi daripada tekanan udara atmosfir, biasanya tekanan maksimum yang diberikan hingga mencapai 3 ATA. Namun hal tersebut tergantung pada jenis terapi yang sedaang ditangani. Pada awalnya, terapi ini diperuntukkan kepada penderita decompression sickness yang sering dialami oleh para penyelam. Saat ini, dengan banyaknya berbagai penelitian dan pengujian, menjadikan terapi ini juga efektif dan terbukti dapat membantu dalam menyembuhkan berbagai penyakit, terutama terkait dengan restrukturisasi sel-sel tubuh yang rusak. Dewasa ini, penggunaan HBOT semakin berkembang karena dapat membantu proses penyembuhan komplikasi diabetes miletus (Oktaria, 2009). Hal tersebut tentunya sangat relevan dengan kondisi masyarakat Indonesia yang mana jumlah penderita diabetesnya menempati peringkat 5 dunia (IDF, 2015). Selain itu juga dapat mengobati luka bakar, luka pasca operasi, vertigo, stroke dan lain-lain. Dan pemakaiannya semakin popular sebagai terapi kecantikan, kebugaran, serta meningkatkan stamina (Oktaria, 2009). Melihat kegunaan dari terapi oksigen hiperbarik yang sangat luas dalam mengatasi berbagai penyakit serta jumlah pasien yang membutuhkannya maka keberadaan alat terapi tersebut diperlukan dalam jumlah yang banyak. Akan tetapi, fakta di lapangan menunjukkan bahwa ketersediaan alat HBOT di Indonesia sangatlah terbatas. Sejauh ini, hanya beberapa rumah sakit yang memiliki alat HBOT,
2 antara lain: RSAL Dr. Ramelan, Surabaya; RS PT Arun, Aceh; RSAL Dr Midiyatos, Tanjung Pinang; RSAL Dr Mintohardjo, Jakarta; RS Pertamina Cilacap; RSU Sanglah, Denpasar; RS Pertamina Balikpapan; RS Gunung Wenang, Manado; RSU Makasar; RSAL Halong, Ambon; dan RS Petromer, Sorong (Oktaria, 2009). Terbatasnya ketersediaan alat HBOT ini dikarenakan sebagian besar alat ini masih diimpor dari luar negeri sehingga harganya sangat mahal. Padahal pengaruh dari pemakaian alat HBOT ini sudah terbukti ampuh sebagai terapi penunjang (selain obat dari dokter). Berdasarkan kenyataan ini maka pengembangan alat HBOT adalah sesuatu yang sangat mendesak untuk segera dilakukan. Secara garis besar, alat HBOT terdiri dari beberapa komponen utama, seperti chamber, sistem suplai oksigen dan pengkondisian udara beserta sistem kontrol alirannya dan monitoring panel. Dari beberapa bagian alat HBOT diatas, chamber merupakan bagian yang paling penting untuk diperhatikan, karena didalam ruangan chamber semua terapi dilakukan. Terdapat dua jenis chamber, yaitu monoplace chamber multiplace chamber. Pada monoplace chamber, ruangan hiperbarik hanya digunakan untuk terapi satu orang pasien (Mortensen, 2008). Terapi dilakukan dengan memasukkan oksigen 100% kedalam ruangan chamber, sehingga pasien dapat bernafas tanpa menggunakan masker atau penutup kepala (helm). Sedangkan pada multiplace chamber, ruangan hiperbarik digunakan lebih dari satu pasien dengan masing-masing pasien menggunakan masker atau penutup kepala (helm) untuk keperluan suplai oksigen bertekanan (Mortensen, 2008). Selain komponenkomponen tersebut, alat HBOT juga dilengkapi dengan beberapa komponen pendukung yang bertujuan untuk menunjang kenyamanan dan keamanan pasien. Pada saat ini alat HBOT multiplace yang tersedia dirumah sakit masih bersifat fix (tidak dapat dipindah pindahkan). Hal tersebut tidak sesuai mengingat tingginya tingkat
3 penyebaran kasus penyakit yang membutuhan alat terapi ini sehingga kemampuan alat HBOT pada saat ini masih dinilai kurang. Pada penelitian ini, konsep yang direncanakan adalah alat HBOT dengan tipe transportable. Dengan demikian sangat dibutuhkan sistem pengangkut (undercarrier) agar alat HBOT transportable tersebut bisa dipindahkan dan dapat menjangkau daerah- daerah pelosok. Umumnya transportable hyperbaric chamber merupakan jenis monoplace hyperbaric chamber, jika model multiplace hyperbaric chamber maka dimensinya akan sangat besar sekali. Selain itu dalam perancanganpun harus mengikuti regulasi yang terapkan untuk sebuah transportable hyperbaric chamber agar layak dijalan raya. Oleh karena itu dibutuhkan design rancangan sistem pengangkut (undercarrier) yang dapat menahan bobot dari komponen-komponen alat HBOT multiplace transportable. Perancangan awal sistem pengangkut (undercarrier) harus sesuai dengan ukuran dan tata letak dari komponen-komponen lainnya, agar dapat mengurangi ukuran dan bobot undercarrier yang berlebihan. Oleh karena itu, perancangan undercarrier mulai dirancang pada tahap akhir setelah design komponen-komponen lainnya sudah tahap akhir, sehingga perubahan design dari undercarrier dapat diminimalisir. Perancangan design awal chamber tipe multiplace sebelumnya sudah dilakukan oleh Putro (2015). Kemudian di perbaharuui oleh Agung (2015) didalam tugas akhirnya dan Cahya (2015) didalam thesisnya yang mana penelitian diatas merupakan salah satu rangkaian dari kegiatan penelitian skema RAPID Kegiatan penelitian berkelanjutan ini dilakuakan selama 3 tahun dan terbagi menjadi 3 step. Adapun Road map atau skema penelitian RAPID 2014 dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
4 Gambar 1.1 Road Map Penelitian RAPID HBOT Pada tugas akhir ini, penelitian sudah difokuskan pada step 2 pada desain undercarrier dan Finite Element Design Simulation dengan menyesuaikan dan memodifikasi desain undercarrier sesuai dengan desain chamber yang diteliti oleh Cahya (2015). Desain dan modifikasi undercarrier ini hanya memfokuskan pada desain yang dapat menahan beban static bobot dari komponen-komponen lainnya dari alat HBOT multiplace transportable, memiliki bobot yang ringan dan biaya pembuatannya murah dibanding dengan jenis undercarrier lainnya yang sudah ada dipasaran. Untuk mencapai target tersebut, harus banyak dilakukan penelitian baik secara langsung ataupun tidak, baik secara manual ataupun dengan bantuan software
5 analisis. Pengembangan dan modifikasi kali ini lebih menitikberatkan pada bentuk profil dan ketebalan (thickness) profil yang dipakai guna mengurangi bobot undercarrier. Meskipun menambah beban pada proses manufaktur, akan tetapi dari sisi harga akan relative lebih murah jika dibandingkan dengan profil yang tersedia dipasaran. Pembuatan dan pengerjaan profil costum ini dipandang sangan efisien karena dapat menghemat angka pengeluaran untuk pembelian material. Hal tersebut sangat penting karena suatu desain yang sempurna tidak hanya mempertimbangkan kekuatan dan keamanan, akan tetapi juga memepertimbangkan nilai ekonomis dalam pembuatannya. Selain itu ukuran profil dapat dibuat sesuai yang dibutuhkan. Selain itu juga, desain sistem pengangkut (undercarrier) didesain agar nantinya dapat memindahkan alat HBOT transportable dengan dimensi yang sangat besar dan bobot yang sangat berat dengan menyambungkan ke truk atau kendaraan lainnya. Untuk itu dalam tugas akhir ini perlu dihitung dan dianalisis bentuk dan juga materialnya. Dengan keterbatasan perhitungan dan alat yang dapat digunakan, maka dibutuhkan tools yang dapat memecahkan masalah analisis yang dimaksud dengan lebih efisien. Adapun analisis menggunakan software Autodesk Invnetor Profesdional 2014 dan Simulia Abaqus Rumusan Masalah Seperti yang telah diuraikan diatas, bahwa alat HBOT multiplace yang terdapat pada rumah sakit di Indonesia semuanya masih dalam keadaan fix (tidak bias dipindah-pindahkan). Oleh karena itu, diperlukan suatu modifikasi dan perancangan terhadap alat HBOT multiplace sehingga diharapkan menghasilkan suatu alat HBOT multiplace yang transportable. Sehingga, rumusan permasalahan yang akan diselesaikan melalui penelitian ini adalah : 1. Perlu dilakukan suatu perancangan undercarrier pada alat HBOT yang mampu menahan dan mengangkut bobot dan dimensi yang sangat besar.
6 2. Desain undercarrier yang memenuhi standar yang ada serta memberikan kemudahan dalam proses manufaktur. 3. Diperlukan suatu investigasi numerik dalam menganalisis kekuatan undercarrier untuk menahan beban statis dari komponen-komponen lainnya yang berada diatas undercarrier. 2.3 Batasan Masalah Batasan masalah dalam tugas akhir ini meliputi : Kapasitas undercarrier yang dirancang menyesuaikan dengan tata letak komponen-komponen lainnya yang berada diatas undercarrier. Kajian numerik FEA menggunakan bantuan paket software SIMULIA Abaqus 6.14 dan Autodesk Inventor Professional Beban yang diterapkan pada undercarrier antara 30 KN sampai 60 KN dengan faktor keamanan 2 dan merupakan beban statis. 2.4 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : Memperoleh suatu design undercarrier yang mampu menahan dan mengangkut alat HBOT transportable yang ukurannya dimensinya sangan besar. Menghasilkan desain undercarrier yang juga memiliki bobot seringan mungkin sehingga dapat menghemat penggunaan material (lebih ekonomis). Menghasilkan desain undercarrier yang memiliki kemudahan dalam manufaktur (manufacturability). Membandingkan hasil analisis desain undercarrier dengan output yang diperoleh dari analisis dengan menggunakan software Autodesk Inventor Professional 2014 dan SIMULIA Abaqus 6.14.
7 2.5 Manfaat Penelitian Manfaat dari Penelitian ini antara lain Menghasilkan suatu rancangan desain undercarrier yang memili bobot ringan dan memiliki kemudahan manufaktur untuk pengembangan alat HBOT tipe multiplace transportable. Memberikan suatu prosedur perancangan undercarrier sehingga dapat menjadi sebuah referensi untuk menghasilkan alat HBOT tipe multiplace transportable di masa mendatang. 2.6 Sistematika Penulisan Tugas akhir ini disusun dalam enam bab sebagai berikut : 1. Bab I Pendahuluan Berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dam sistematika peneletian. 2. Bab II Tinjauan Pustaka Menguraikan penelitian-penelitian mengenai sejarah alat HBOT, desain alat HBOT yang sudah ada, desain awal sistem pengangkut (undercarrier). 3. Bab III Landasan Teori Memberikan gambaran tentang teori terapi oksigen hiperbarik, pemilihan material, faktor keamanan, perancangan undercarrier, persamaan dasar pada metode elemen hingga, serta pengenalan software komputasi metode elemen hingga. 4. Bab IV Metodologi Penelitian Metode penelitian berisi tentang sistematika perancangan, perancangan undercarrier dan perancangan menggunakan software komputasi metode elemen hingga.
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terapi oksigen hiperbarik atau hyperbaric oxygen therapy adalah terapi medis dimana pasien berada dalam suatu ruangan udara bertekanan tinggi (hyperbaric chamber) dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terapi oksigen hiperbarik atau hyperbaric oxygen therapy (HBOT) adalah suatu terapi yang dilakukan dengan cara memberikan 100% oksigen bertekanan kepada pasien (Mahdi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengembangan ilmu dan prinsip teknik dalam bidang medis saat ini telah mendapat banyak perhatian pada kemajuan teknologi dewasa ini. Penggabungan kemampuan desain
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teknologi dalam bidang ilmu kedokteran semakin dituntut kemajuannya. Karena kesehatan adalah harta terbesar bagi setiap individu. Untuk itu berbagai macam penelitian
Lebih terperinciStudi Perancangan Suatu Multiplace Chamber Rectangular Untuk Terapi Oksigen Hiperbarik
Studi Perancangan Suatu Multiplace Chamber Rectangular Untuk Terapi Oksigen Hiperbarik Erik S. Cahya, Sugiyono, Dinar Kresno, Agung WW Jurusan Teknik Mesin dan Industri, Fakultas Teknik,UGM Yogyakarta
Lebih terperinciGambar 1.1. Susunan ruas tulang belakang manusia (Mow dan Hayes, 1997).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tulang belakang (tulang punggung) merupakan salah satu bagian terpenting rangka yang menopang seluruh tubuh manusia. Tulang belakang terdiri dari susunan 33 ruas tulang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sepeda adalah kendaraan beroda yang memiliki setang, tempat duduk dan pengayuh yang digerakkan dengan kaki untuk menjalankannya (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Sepeda
Lebih terperinciABSTRAK FISIOLOGI DAN MANFAAT HIPERBARIK (STUDI PUSTAKA)
ABSTRAK FISIOLOGI DAN MANFAAT HIPERBARIK (STUDI PUSTAKA) Lydia, 2006 Pembimbing I : Voltiano F.Dh, dr.sp.r. Pembimbing II : Pinandojo Djojosoewarno, dr.drs.aif. Dinamika perkembangan ilmu pengetahuan dan
Lebih terperinciJasa Desain Mesin Autodesk Inventor Malang
Jasa Desain Mesin Autodesk Inventor Malang Autodesk Inventor adalah salah satu dari produk Autodesk Corp. yang diperuntukkan untuk engineering design and drawing. Inventor merupakan software yang bersifat
Lebih terperinciDesain Kendaraan Bermotor Roda Tiga Sebagai Alat Bantu Transportasi Bagi Penyandang Disabilitas
Desain Kendaraan Bermotor Roda Tiga Sebagai Alat Bantu Transportasi Bagi Penyandang Disabilitas Moch. Rizal Rinaldy 1, Heroe Poernomo 2, dan Tri Andi Setiawan 3 1 Program Studi Teknik Desain dan Manufaktur,
Lebih terperinciTUGAS AKHIR. Tugas Akhir ini Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu. Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik
TUGAS AKHIR ANALISIS STRUKTUR RANGKA PADA RANCANG BANGUN KURSI RODA DENGAN SISTEM HIDROLIK DAN SISTEM MOTOR PENGGERAK BEBAN 150 KG MENGGUNAKAN SOFTWARE CATIA V5R15 Tugas Akhir ini Disusun Guna Memperoleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan efisien.pada industri yang menggunakan pipa sebagai bagian. dari sistem kerja dari alat yang akan digunakan seperti yang ada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi mendorong terciptanya suatu sistem pemipaan yang memiliki kualitas yang baik dan efisien.pada industri yang menggunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terciptanya suatu sistem pemipaan yang memiliki kualitas yang baik. dan efisien. Pada industri yang menggunakan pipa sebagai bagian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi mendorong terciptanya suatu sistem pemipaan yang memiliki kualitas yang baik dan efisien. Pada industri yang menggunakan
Lebih terperinciLaporan Tugas Akhir BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dinamika teknologi tumbuh dan berkembang semakin pesat, seiring dengan kemajuan zaman yang modern dengan mengedepankan teknologi yang tepat guna, multifungsi dan ekonomis.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi. mendorong terciptanya suatu produk dan memiliki kualitas yang baik.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi mendorong terciptanya suatu produk dan memiliki kualitas yang baik. Pada industri manufacturing hal ini menjadi masalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penduduknya. Oleh sebab itu propinsi-propinsi yang berkembang dan padat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Propinsi Kepulauan Riau merupakan propinsi yang berkembang dan padat penduduknya. Oleh sebab itu propinsi-propinsi yang berkembang dan padat penduduknya, tidak terkecuali
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring perkembangan jaman, kemajuan disegala bidang dapat terlihat dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring perkembangan jaman, kemajuan disegala bidang dapat terlihat dan dirasakan dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari kemajuan teknologi industri, transportasi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner merupakan salah satu penyakit tidak menular yang paling mematikan. Berdasarkan diagnosis dokter, prevalensi penyakit jantung koroner di Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahan Bakar sangat penting dalam kehidupan manusia. Berbagai kegunaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahan Bakar sangat penting dalam kehidupan manusia. Berbagai kegunaan bahan bakar yaitu untuk menunjang berbagai sektor. Sektor-sektor yang sering memanfaatkan sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Periodontitis adalah penyakit radang jaringan pendukung gigi yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Periodontitis adalah penyakit radang jaringan pendukung gigi yang disebabkan oleh mikroorganisme atau kelompok mikroorganisme tertentu, yang mengakibatkan
Lebih terperinciKajian Awal Kekuatan Rangka Sepeda Motor Hibrid
Kajian Awal Kekuatan Rangka Sepeda Motor Hibrid C. Prapti Mahandari, Dita Satyadarma, Firmansyah Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Universitas Gunadarma Jln Margonda Raya 100 Depok Jawa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Aktifitas menyelam dilakukan oleh banyak orang dengan berbagai tujuan seperti rekreasi, penelitian, maupun eksplorasi. Kegiatan tersebut jika dilakukan dalam waktu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. serta kemudahan bagi pemakai jalan dalam berlalu lintas, maka diperlukan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Untuk mempertimbangkan keselamatan, keamanan, ketertiban dan kelancaran serta kemudahan bagi pemakai jalan dalam berlalu lintas, maka diperlukan perlengkapan jalan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat memberi pengaruh yang baik serta manfaat yang besar bagi manusia dalam berbagai bidang kehidupan. Hal ini
Lebih terperinciGambar 1.1. (a) Da Vinci Bicycle (Ballantine, 2000); (b) Hobby Horse (Ballantine, 2000)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sepeda adalah sebuah alat yang digunakan untuk melakukan transportasi. Alat ini merupakan sebuah susunan terdiri dari sebuah frame dan dua buah roda yang dipasang pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mellitus tipe 2 di dunia sekitar 171 juta jiwa dan diprediksi akan. mencapai 366 juta jiwa tahun Di Asia Tenggara terdapat 46
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Diabetes mellitus merupakan penyakit metabolik dengan jumlah penderita yang semakin meningkat tiap tahun. Menurut WHO pada tahun 2000, jumlah penderita diabetes
Lebih terperinciISSN No Media Bina Ilmiah 13
ISSN No. 1978-3787 Media Bina Ilmiah 13 PENGARUH TERAPI OKSIGEN HIPERBARIK TERHADAP KADAR GULA DARAH PASIEN DIABETES MELLITUS DI INSTALASI KESEHATAN PENYELAMAN DAN HIPERBARIK KANTOR KESEHATAN PELABUHAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tata letak material handling dan pengaturan letak fasilitas memiliki peran penting dalam dunia industri. Tujuan dari tata letak adalah untuk memberikan efektifitas
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 ATV (All Terrain Vehicle) ATV (All Terrain Vehicle) adalah sebuah kendaraan dengan penggerak mesin menggunakan motor bakar, mengunakan pula rangka khusus yang dirancang sedemikian
Lebih terperinciPENGARUH KONFIGURASI RANGKA DAN OPTIMASI PROFIL TERHADAP KINERJA PADA STRUKTUR JEMBATAN RANGKA BAJA
PENGARUH KONFIGURASI RANGKA DAN OPTIMASI PROFIL TERHADAP KINERJA PADA STRUKTUR JEMBATAN RANGKA BAJA Eva Arifi *1, Hendro Suseno 1, M. Taufik Hidayat 1, Hafidz Emirudin Grahadika 2 1 Dosen / Jurusan Teknik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sepeda adalah kendaraan bertenaga manusia, digerakkan dengan pedal, single track, dengan dua roda yang melekat pada frame, dan salah satu roda di belakang roda lainnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. satu dengan mesin yaitu turbin gas, mesin pendingin dan macam lainnya.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kompresor adalah alat mekanik yang berfungsi untuk meningkatkan tekanan fluida yang mampu memampatkan gas atau udara. Dalam keseharian, kita sering memanfaatkan udara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Parkir merupakan salah satu unsur sarana yang tidak dapat dipisahkan dari
BAB I PENDAHULUAN I. 1. Umum Parkir merupakan salah satu unsur sarana yang tidak dapat dipisahkan dari sistem transportasi jalan raya secara keseluruhan. Dengan meningkatnya jumlah penduduk suatu kota
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan. Pekerjaan suatu konstruksi proyek dituntut untuk lebih berkualitas selain dari segi kekuatan yang mutlak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia memiliki kebutuhan primer yang merupakan kebutuhan utama manusia yang harus dipenuhi. Salah satu kebutuhan utama manusia adalah kebutuhan untuk kesehatan. Pada
Lebih terperinciBUKU KEGIATAN PEMBELAJARAN MAHASISWA D3 KEPERWATAN JALUR REGULER & NON REGULER KESEHATAN PENYELAMAN & HIPERBARIK TA. 2015/2016 GENAP SEMESTER IV
BUKU KEGIATAN PEMBELAJARAN MAHASISWA D3 KEPERWATAN JALUR REGULER & NON REGULER KESEHATAN PENYELAMAN & HIPERBARIK TA. 2015/ GENAP SEMESTER IV Penanggung Jawab : Dedi Irawandi.,S.Kep.,NS SEKOLAH TINGGI ILMU
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara yang sedang berkembang. Namun perkembangan tersebut tidak merata tiap daerahnya. Menurut BAPPENAS, dalam bahan terkait penyusunan Rencana Kerja
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi suatu daerah salah satunya dipengaruhi oleh sektor transportasi sebagai sarana untuk mobilitas penduduk baik yang menggunakan moda darat, udara,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyerang perempuan. Di Indonesia, data Global Burden Of Center pada tahun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker payudara merupakan salah satu penyakit yang paling banyak menyerang perempuan. Di Indonesia, data Global Burden Of Center pada tahun 2002 menunjukkan bahwa kanker
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jaringan jalan raya merupakan prasarana transportasi darat yang memegang peranan sangat penting dalam sektor perhubungan terutama untuk kesinambungan distribusi barang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konstruksi merupakan suatu kegiatan membangun sarana maupun prasarana. Dalam bidang Arsitektur atau Teknik Sipil, sebuah konstruksi dikenal sebagai bangunan atau satuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan berkembangnya zaman maka beriringan pula dengan berkembangnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini semakin marak berkembang gedung-gedung tinggi pencakar langit dengan berbagai desain serta fungsinya yang awalnya hanya sebagai tempat bernaung bagi para
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Saat ini kita berada di tengah-tengah revolusi pekerjaan kantor. Beberapa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini kita berada di tengah-tengah revolusi pekerjaan kantor. Beberapa puluh tahun yang lalu pekerjaan kantor umumnya dipandang sebagai kegiatan dalam organisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagian besar pekerjaan dan aktivitas dalam dunia industri tidak lepas dari penanganan material secara manual (Manual Material Handling). Manual Material Handling
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kelancaran serta kemudahan bagi pemakai jalan dalam berlalu lintas, maka
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk mempertimbangkan keselamatan, keamanan, ketertiban dan kelancaran serta kemudahan bagi pemakai jalan dalam berlalu lintas, maka diperlukan perlengkapan jalan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan industri yang semakin pesat membuat persaingan antara industri satu dengan yang lainnya semakin ketat, hal ini juga didukung dengan kebutuhan masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunannya masih dilaksanakan dengan metode konvensional (cast in situ),
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan gedung bertingkat saat ini semakin pesat dan dalam pembangunannya masih dilaksanakan dengan metode konvensional (cast in situ), sehingga dalam pengerjaan
Lebih terperinciLAPORAN TUGAS AKHIR ANALISIS KEKUATAN MATERIAL PADA RANCANG BANGUN KURSI RODA DENGAN SISTEM HIDROLIK DAN SISTEM MOTOR PENGGERAK DENGAN BEBAN 150 KG
LAPORAN TUGAS AKHIR ANALISIS KEKUATAN MATERIAL PADA RANCANG BANGUN KURSI RODA DENGAN SISTEM HIDROLIK DAN SISTEM MOTOR PENGGERAK DENGAN BEBAN 150 KG Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kereta Commuter Line adalah salah satu bagian dari Pola Transportasi Makro DKI Jakarta yang dinilai memiliki peran penting sebagai sarana transportasi masal untuk mengatasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. alternatif oleh masyarakat pada umumnya, menjadi sesuatu yang positif dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat ini klinik pengobatan tradisional menjadi salah satu peluang bisnis dibidang kesehatan. Pengobatan tradisional dijadikan sebagai pengobatan alternatif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gambar Ilustrasi sendi lutut yang sehat (kiri) dan sendi lutut yang telah cedera hingga mengalami osteoarthritis (kanan)
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persendian adalah suatu hubungan antara dua buah tulang atau lebih yang dihubungkan melalui pembungkus jaringan ikat. Fungsi dari sendi secara umum adalah untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak abad ke 18 kereta api sudah digunakan untuk mengangkut berbagai jenis barang. Perkembangan paling pesat terjadi pada saat Revolusi Industri abad ke 19. Kereta
Lebih terperinci1.6. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan tugas akhir ini dapat dijabarkan sebagai berikut:
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penggunaan lintasan produksi seoptimal mungkin merupakan tujuan yang ingin dicapai tiap industri. Penggunaan lintasan produksi secara optimal dapat meningkatkan
Lebih terperinciBAB I LATAR BELAKANG. Luka adalah terputusnya kontinuitas suatu jaringan oleh karena adanya cedera
BAB I LATAR BELAKANG 1.1 Latar Belakang Luka adalah terputusnya kontinuitas suatu jaringan oleh karena adanya cedera atau pembedahan (Agustina, 2010). Luka ini bisa diklasifikasikan berdasarkan struktur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Bab ini terdiri dari latar belakang permasalahan yang diangkat, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan. 1.1 Latar Belakang Transportasi darat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia mempunyai potensi gempa yang cukup tinggi. Baik itu akibat pergerakan kulit bumi atau yang lebih dikenal sebagai gempa tektonik, ataupun akibat letusan
Lebih terperinciManfaat Terapi Ozon Manfaat Terapi Ozon Pengobatan / Terapi alternatif / komplementer diabetes, kanker, stroke, dll
Manfaat Terapi Ozon Sebagai Pengobatan / Terapi alternatif / komplementer untuk berbagai penyakit. Penyakit yang banyak diderita seperti diabetes, kanker, stroke, dll. Keterangan Rinci tentang manfaat
Lebih terperinciMUHAMMAD SYAHID THONTHOWI NIM.
STUDI ANALISIS MODIFIKASI BATANG TEGAK LURUS DAN SAMBUNGAN BUHUL TERHADAP LENDUTAN, TEGANGAN PELAT BUHUL DAN KEBUTUHAN MATERIAL PADA JEMBATAN RANGKA BAJA AUSTRALIA KELAS A JURNAL Disusun Oleh: MUHAMMAD
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan tahun kehadiran kendaraan bermotor khususnya di daerah ibu kota seperti Jakarta semakin meningkat dan membutuhkan infrastruktur jalan sebagai
Lebih terperinciMENJALIN KEMITRAAN DENGAN ASURANSI ASING UNTUK MENINGKATKAN MANAJEMEN MUTU KLINIK
MENJALIN KEMITRAAN DENGAN ASURANSI ASING UNTUK MENINGKATKAN MANAJEMEN MUTU KLINIK Dr. I Gusti Lanang M. Rudiartha, MHA Direktur Utama RSUP Sanglah Denpasar Bali 1 KUNJUNGAN WISATAWAN ASING YANG LANGSUNG
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI DAN PENELITIAN. tinjauan pustaka yaitu melakukan kegiatan mengumpulkan literatur-literatur yang
BAB III METODOLOGI DAN PENELITIAN 3.1. Umum Metode penelitian merupakan penjelasan tentang pelaksanaan penelitian yang akan dilakukan. Dalam hal ini studi pendahuluan dengan mengidentifikasi masalah tinjauan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persendian atau artikulasi adalah suatu hubungan antara dua buah tulang atau lebih yang dihubungkan melalui pembungkus jaringan ikat pada bagian luar dan pada bagian
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PERANCANGAN
BAB III METODOLOGI PERANCANGAN 3.1 Software Perancangan Penulis menggunakan Software Autodesk Inventor Professional 2015 (AIP 2015) dalam perancangan dan analisa, gambar 3.1 merupakan logo dari AIP 2015.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan tanggung jawab di bidang kebersihan, keindahan tata pertamanan kota. Salah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Surabaya merupakan Dinas Daerah Kota Surabaya yang mempunyai tugas melaksanakan kewenangan dan tanggung jawab di
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. akan pengelolaan informasi yang akurat. digunakan untuk pengelolaan data-data organisasi. Dalam sistem basis data
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi merupakan suatu hal atau kemampuan yang digunakan dalam pembentukan, penyimpanan, dan penyebaran informasi. Secara lebih khusus, teknologi informasi
Lebih terperinciDISAIN SISTEM LOADING DAN UNLOADING UNTUK ALAT ANGKUT MATERIAL DENGAN RODA TUNGGAL BERBASIS MEKANISME EMPAT BATANG
LAPORAN TUGAS AKHIR BIDANG KONSTRUKSI DAN PERANCANGAN DISAIN SISTEM LOADING DAN UNLOADING UNTUK ALAT ANGKUT MATERIAL DENGAN RODA TUNGGAL BERBASIS MEKANISME EMPAT BATANG Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam skala besar, proses pemindahan air tidak mungkin dilakukan secara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam skala besar, proses pemindahan air tidak mungkin dilakukan secara manual oleh manusia, perlu adanya sistem kontrol untuk proses tersebut. Proses ini dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perubahan gaya hidup ke arah yang modern menyebabkan banyak orang lupa akan pentingnya kesehatan mereka. Di daerah perkotaan seperti Jakarta, Bandung, Surabaya
Lebih terperinciBAB IV PROSES PEMBUATAN, HASIL PEMBUATAN
BAB IV PROSES PEMBUATAN, HASIL PEMBUATAN 4.1 Konsep Pembuatan Mesin Potong Sesuai dengan definisi dari mesin potong logam, bahwa sebuah mesin dapat menggantikan pekerjaan manual menjadi otomatis, sehingga
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. baik dalam bentuk jasa maupun fasilitas. Bahkan untuk mengukur tingkat kemajuan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latarbelakang Masalah Salah satu tugas utama negara adalah memberi pelayanan kepada masyarakat baik dalam bentuk jasa maupun fasilitas. Bahkan untuk mengukur tingkat kemajuan sebuah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan pertambahan penduduk dan perkembangan zaman,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan pertambahan penduduk dan perkembangan zaman, teknologi yang berkembang pun semakin pesat. Salah satu teknologi tersebut adalah kendaraan roda
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang Bersamaan dengan berlangsungnya periode pertumbuhan dan perkembangan Indonesia pada berbagai bidang, transportasi menjadi salah satu kebutuhan penting dalam kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jembatan yang memiliki peran sebagai sarana transportasi yang sangat penting bagi kelancaran pergerakan lalu lintas. Dimana jembatan berfungsi untuk menghubungkan rute/lintasan
Lebih terperinciGambar 1.1. Ilustrasi bagian-bagian sendi panggul (Amirouche dan Solitro, 2011)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sendi panggul atau acetabulofemoral joint adalah sendi yang menghubungkan tulang paha (femur) dengan tulang panggul (pelvis) pada bagian acetabulum. Sendi panggul merupakan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PERANCANGAN DAN PABRIKASI
BAB III METODOLOGI PERANCANGAN DAN PABRIKASI Dalam bab ini membahas tentang segala sesuatu yang berkaitan langsung dengan penelitian seperti: tempat serta waktu dilakukannya penelitian, alat dan bahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisikan tentang latar belakang yang menunjukkan masalah ini penting untuk diteliti dan diselesaikan, perumusan dari masalah yang akan diselesaikan, tujuan yang ingin dicapai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. orang semakin mudah saja menjalankan aktifitasnya. Komputer yang pada
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Era Digital saat ini tidak bisa dipungkiri kemajuan teknologi membuat orang semakin mudah saja menjalankan aktifitasnya. Komputer yang pada awalnya digunakan sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada jaman modern sekarang ini kemajuan dunia kesehatan semakin baik.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada jaman modern sekarang ini kemajuan dunia kesehatan semakin baik. Hal ini dapat dibuktikan dengan banyaknya tenaga medis dan tehnologi kesehatan yang diciptakan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sejak 1 Januari 2014 yang diselenggarakan oleh Badan Penyelenggara Jaminan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Implementasi dari program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) sudah dimulai sejak 1 Januari 2014 yang diselenggarakan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tabel 1 perbandingan bahan Sifat Beton Baja Kayu. Homogen / Heterogen Homogen Homogen Isotrop / Anisotrop Isotrop Isotrop Anisotrop
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Dunia konstruksi di Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat. Saat ini, di berbagai tempat dibangun gedung-gedung betingkat, jembatan layang, jalan, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karet merupakan bahan atau material yang tidak bisa dipisahkan. dari kehidupan manusia, sebagai bahan yang sangat mudah didapat,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karet merupakan bahan atau material yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia, sebagai bahan yang sangat mudah didapat, praktis, ringan dan tentu saja modern.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I-1
BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, batasan masalah, asumsi dan sistematika penulisan yang digunakan dalam pembuatan tugas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahan terpenting dalam pembuatan struktur bangunan modern, khususnya dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Beton merupakan suatu bahan komposit (campuran) yang terdiri dari komponen utama berupa semen, agregat kasar, agregat halus dan air sebagai pengikatnya, serta dapat
Lebih terperinciSumber :
Sepeda motor merupakan kendaraan beroda dua yang ditenagai oleh sebuah mesin. Penggunaan sepeda motor di Indonesia sangat populer karena harganya yang relatif murah. Sumber : http://id.wikipedia.org Rachmawan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebutuhan akan energi, khususnya energi listrik di Indonesia, merupakan bagian tak terpisahkan dari kebutuhan hidup masyarakat sehari-hari seiring dengan pesatnya
Lebih terperinciGambar 1.1. Sambungan hip (hip joint) pada manusia [1].
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sambungan hip (hip joint) merupakan sendi yang penting dalam sistem kerangka manusia. Sambungan ini terletak diantara pinggul dan pangkal tulang paha atas seperti ditunjukkan
Lebih terperincimenjelaskan poliklinik apa saja yang terdapat di rumah sakit serta memperlihatkan beberapa gambar dari pelayanan poliklinik.
201 menjelaskan poliklinik apa saja yang terdapat di rumah sakit serta memperlihatkan beberapa gambar dari pelayanan poliklinik. Ruang Lingkup Lampiran D-15 Dalam menu ini diberikan gambaran mengenai cakupan
Lebih terperinci(Sumber :
Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Laboratorium Proses Manufaktur merupakan salah satu laboratorium pada program studi Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri Universitas Telkom. Laboratorium ini
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Produksi Jurusan Teknik Mesin
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Produksi Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Lampung pada bulan September 2012 sampai dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini berisi tentang latar belakang pembuatan aplikasi yang bertujuan untuk mengidentifikasi serta membatasi ruang lingkup permasalahan, sehingga aplikasi yang dibuat tidak menyimpang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. teknis pada dinas kesehatan, Balai Laboratorium Kesehatan merupakan. maupun masyarakat secara keseluruhan yang memperhatikan mutu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sesuai Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta No.45 Tahun 2008 tentang rincian tugas dan fungsi dinas dan unit pelaksana teknis pada dinas kesehatan, Balai Laboratorium
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Karakteristik Subjek Penelitian
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Karakteristik Subjek Penelitian 1. Gambaran karakteristik Pasien Hasil penelitian diperoleh jumlah subjek sebanyak 70 pasien. Subjek penelitian yang memenuhi kriteria
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Jakarta merupakan Ibukota dari Indonesia, oleh sebab itu industri dan
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Jakarta merupakan Ibukota dari Indonesia, oleh sebab itu industri dan teknologi berkembang secara pesat, sehingga permasalahan urbanisasi meningkat per tahunnya. Peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada jaman sekarang, perkembangan teknologi mempengaruhi secara langsung dalam aspek kesehatan manusia, dikarenakan masalah kesehatan merupakan salah satu masalah
Lebih terperinciAnalisis Pengaruh Penambahan Serat Kawat Berkait Pada Beton Mutu Tinggi Berdasarkan Optimasi Diameter Serat BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Beton merupakan salah satu bahan konstruksi yang umum dipakai untuk konstruksi bangunan. Kelebihan beton dibandingkan material lain diantaranya adalah tahan api, tahan
Lebih terperinciNAMA : Rodika NRP : DOSEN PEMBIMBING Prof. Dr. Ing. Ir. I Made Londen Batan, M. Eng TESIS (TM ) RANCANG BANGUN SEPEDA PASCA STROKE
TESIS (TM 092501) RANCANG BANGUN SEPEDA PASCA STROKE NAMA : Rodika NRP : 2111201015 DOSEN PEMBIMBING Prof. Dr. Ing. Ir. I Made Londen Batan, M. Eng PROGRAM MAGISTER BIDANG KEAHLIAN SISTEM MANUFAKTUR JURUSAN
Lebih terperinciJurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro H.Prof.Sudharto, Kampus UNDIP Tembalang, Semarang, 50275
Analisis Tegangan pada Transfemoral Prosthetic Tipe Four-Bar Linkage dalam Fase Awal Siklus Gait Cycle Sugiyanto 1, a, Biyan B.P 1, Alhakim B.P 1, Dwi Setyawan 2, Nur Rochmat B.Setiana 1 dan R.Ismail 1,b*
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah suatu kondisi terganggunya metabolisme di dalam tubuh karena
6 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes melitus (DM) yang lebih dikenal sebagai penyakit kencing manis adalah suatu kondisi terganggunya metabolisme di dalam tubuh karena ketidakmampuan tubuh membuat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pesat terutama pada dunia komputer memberikan kita wawasan yang luas
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Seiring perkembangan teknologi dan informasi yang semakin cepat dan pesat terutama pada dunia komputer memberikan kita wawasan yang luas sehingga kita dapat memperoleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. alas pada kapal, body pada mobil, atau kendaraan semacamnya, merupakan contoh dari beberapa struktur pelat. Pelat-pelat tersebut
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Struktur pelat sering dijumpai sebagai dinding penyelubung rangka. Selubung atau cangkang dari pesawat terbang, dinding dan alas pada kapal, body pada mobil, atau kendaraan
Lebih terperinci