BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Current Ratio (CR) terhadap Rentabilitas BMT SAHARA. signifikan terhadap ROA dengan arah negatif pada BMT SAHARA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Current Ratio (CR) terhadap Rentabilitas BMT SAHARA. signifikan terhadap ROA dengan arah negatif pada BMT SAHARA"

Transkripsi

1 BAB V PEMBAHASAN A. Pengaruh Current Ratio (CR) terhadap Rentabilitas BMT SAHARA Tulungagung Hasil pengujian hipotesis 1 pada penelitian ini menunjukkan bahwa Current Ratio (CR) sebagai rasio likuiditas menunjukkan pengaruh dengan koefisien regresi bernilai negatif yang berarti CR mempunyai pengaruh signifikan terhadap ROA dengan arah negatif pada BMT SAHARA Tulungagung. Apabila CR mengalami peningkatan maka ROA akan sebaliknya yakni mengalami penurunan. Hal ini terbukti dengan peningkatan CR pada bulan ke-9 hingga bulan ke-12 tahun Sebaliknya kenaikan CR tersebut diikuti dengan penurunan ROA pada bulan dan tahun yang sama di lembaga BMT SAHARA Tulungagung. Likuiditas efektif dapat diasumsikan bahwa BMT mampu untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Namun jika BMT memiliki terlalu banyak kas berarti banyak dana yang menganggur, kondisi ini menyebabkan BMT tidak dapat memaksimalkan pendapatannya. Sebaliknya bila likuiditas turun atau tidak efektif maka mengindikasikan BMT tidak mampu memenuhi kewajiban jangka pendeknya karena kas yang tersedia terbatas. Hasil penelitian ini sesuai teori yang disampaikan oleh Simorangkir semakin likuid Bank akan semakin kecil profitabilitasnya (trade off between liquidity dan profitability). Sehubungan dengan hal 111

2 112 tersebut diadakan pembagian dalam aktiva, yaitu cash asset dan earning asset. Cash asset adalah aktiva yang tidak memberikan penghasilan, kalaupun ada relatif sangat sedikit. Earning asset adalah aktiva yang memberikan penghasilan dari loan dan investmen (pinjaman dan penanaman modal). 152 Rasio CR yang didasarkan pada data BMT SAHARA menunjukkan rata-rata 39,19% bahwa BMT teresebut dalam kategori cukup likuid. Dengan memiliki aktiva lancar yang cukup berarti BMT mampu memenuhi kewajiban jangka pendeknya namun dengan tingginya nilai current ratio yang melebihi standar rasio lancar mengindikasikan bahwa terdapat banyak dana yang menganggur dan kesulitan untuk memutar kembali uang kas tersebut menjadi modal kerja yang dapat menghasilkan tingkat pengembalian lebih pada BMT tersebut. Namun dengan rasio CR yang tinggi tidak menjamin bahwa utang dapat dibayar pada saat jatuh tempo. Hal ini dapat disebabkan karena persediaan yang telah usang tidak laku terjual yang pada saat tertentu menurunkan tingkat laba BMT. Hasil penelitian ini sejalan dengan teori Prastowo 153 dalam bukunya mengatakan bahwa : Current ratio sangat berguna untuk mengukur likuiditas perusahaan, akan tetapi dapat menjebak. Hal ini dikarenakan CR yang tinggi dapat disebabkan adanya piutang yang tidak tertagih atau persediaan yang tidak terjual, yang tentu saja tidak dapat dipakai untuk membayar utang. Dapat diartikan likuiditas lembaga yang tinggi belum tentu baik ditinjau dari segi profitabilitasnya. Hal tersebut karena terjadi trade-off 152 Simorangkir, Pengantar Lembaga Keuangan,..., hal Prastowo dan Juliaty, Analisis Laporan,..., hal.80

3 113 antara likuiditas dan profitabilitas atau keadaan dimana likuiditas dan akumulasi dana yang menghasilkan tingkat keuntungan kecil atau tidak sama. 154 Hasil penelitian ini sejalan dengan teori Rivai yang mengemukakan Semakin tinggi rasio ini, maka semakin tinggi pula sisi likuiditas bank tersebut, namun berpengaruh dalam meningkatkan profitabilitas. 155 Penelitian ini membuktikan hasil yang sama dengan yang dilakukan oleh Dewi et.al 156 yang menyatakan bahwa ada pengaruh negatif dan signifikan secara parsial dari CR terhadap ROA pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun Hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Van Horne, dan Wachowicz 157 yang menunjukkan likuiditas perusahaan berbanding terbalik dengan profitabilitas. Artinya semakin tinggi likuiditas perusahaan maka kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba semakin rendah. Namun, hasil penelitian yang dilakukan Ikhsan 158 menunjukkan hasil yang berbeda arah, dimana dalam penelitiannya disebutkan CR berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA. Dalam penelitiannya menunjukkan bahwa aktiva lancar pada KPRI terlalu tinggi dibandingkan dengan hutang lancarnya. Hal tersebut dapat terjadi karena sebagian besar 154 Wild., et.all., Financial Statement,.., hal Rivai, et.all., Bank and Financial... hal Dewi,et.all Pengaruh LDR, LAR Van Horne, et.all., Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan. Edisi Pertama. (Jakarta: Salemba Empat,2009), Hal Ikhsan, et.all., Analisis Rentabilitas...

4 114 KPRI yang menjadi objek pengamatan bergerak dalam usaha simpan pinjam dimana akun Piutang Usaha menunjukkan angka yang cukup tinggi. Banyaknya piutang yang belum dilunasi tersebut disebabkan jangka pelunasan yang relatif lama oleh para anggota koperasi. Aktiva lancar yang tinggi berarti KPRI mampu memenuhi kewajiban jangka pendeknya namun dengan aktiva yang tinggi tersebut mengindikasikan banyak dana yang menganggur sehingga kondisi ini menyebabkan KPRI tidak dapat memaksimalkan labanya. Kemudan penelitian yang dilakukan Murtizanah, et.all., 159 berdasarkan hasil penelitiannya mengatakan bahwa rasio likuiditas berpengaruh positif terhadap profitabilitas (ROA). Jika variabel rasio likuiditas mengalami penignkatan maka profitabilitas koperasi akan meningkat. Kreditur akan mengetahui seberapa besar tingkat keamanan uang yang di investasikan pada koperasi tersebut dengan melihat rasio likuiditasnya. Semakin besar rasio likuiditas koperasi menunjukan bahwa koperasi mampu memenuhi kewajiban keuangannya tepat waktu berarti koperasi tersebut dalam keadaan likuid. Koperasi dapat memenuhi kewajiban keuangannya dengan tepat waktu apabila koperasi tersebut mempunyai alat pembayaran atau aktiva lancar yang lebih besar dari hutang lancarnya, sehingga pada kondisi tertentu aktiva lancar mampu menghasilkan keuntungan (profitabilitas) bagi koperasi. Hal tersebut 159 Murtizanah, etc,. Analisis Pengaruh Rasio...

5 115 bertolak belakang dengan teori yang dikemukakan oleh Van Horne 160 Dalam penentuan kebijakan modal kerja yang efisien, entitas dihadapkan pada masalah adanya pertukaran (trade off) antara faktor likuiditas dan profitabilitas Jika koperasi memutuskan menetapkan penggunaan modal kerja dalam jumlah yang besar, kemungkinan tingkat likuiditas akan terjaga namun kesempatan untuk memperoleh laba yang besar akan menurun pada akhirnya berdampak pada profitabilitasnya. Penelitian juga membuktikan bahwa hasilnya bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan Imawati, et.all 161 yang menunjukkan current ratio tidak berpengaruh terhadap rentabilitas ekonomi, Apabila disebutkan, diduga hal tersebut hanya berpengaruh pada operasional (aktivitas) sehari-hari agar perusahaan dapat hidup. Hal ini dikarenakan rentabilitas ekonomi dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu profit margin dimana besarnya keuntungan operasi yang dinyatakan dalam persentase dan jumlah penjualan bersih, dan turnover operating asset yaitu tingkathal ini juga menghasilkan dugaan bahwa current ratio bukanlah satu-satunya alat yang mampu digunakan untuk mewakili likuiditas dalam mengukur rentabilitas ekonomi. Rasio tersebut adalah rasio kas yang membandinngkan antara kas dan bank dengan kewajiban lancarnya serta rasio pinjaman yang diberikan terhadap dana yang diterima koperasi 160 Van Horne, et.all, Fundamentals of Financial Management Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan. Buku satu. Edisi 12. (Jakarta:Salemba Empat, 2005), Hal Imawati, et.all., Pengaruh Current Ratio...

6 116 dengan catatan dana yang diterima adalah total pasiva selain hutang biaya dan SHU belum dibagi. B. Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Rentabilitas BMT SAHARA Tulungagung Hasil pengujian hipotesis 2 pada penelitian ini menunjukkan bahwa Capital Adquacy Ratio (CAR) sebagai tolak ukur rasio kecukupan modal menunjukkan bahwa tidak pengaruh (negatif) signifikan CAR terhadap ROA pada BMT SAHARA Tulungagung. Artinya setiap perubahan dalam kenaikan maupun penurunan pada CAR tidak berpengaruh langsung terhadap perubahan Rentabilitas. Rasio kecukupan modal atau CAR pada lembaga keuangan seperti KJKS/UJKS merupakan kewajiban penyediaan kecukupan modal (modal minimum) didasarkan pada risiko aktiva yang dimilikinya. Penggunaan rasio ini dimaksudkan agar para pengelola KJKS/UJKS melakukan pengembangan usaha yang sehat dan dapat menanggung risiko kerugian dalam batas-batas tertentu yang dapat diantisipasi oleh modal yang ada. 162 Hasil penelitian ini tidak sinkron dengan teori yang dikemukakan oleh Simongkir 163 yang mengatakan bahwa untuk mempertahankan tingkat rentabilitas yang layak, bank harus memperoleh penghasilan yang dapat menutupinya. Ia harus berusha terus mempertahankan tingkat pendapatan tertentu dengan memperhitungkan faktor risiko yang dihadapi. 162 Per.Men KUKM RI Nomor : 35.3/Per/M.KUKM/X/2007,...,hal. 11 diakses pada 28/11/ Simorangkir, Pengantar Lembaga Keuangan,..., hal. 159

7 117 Selanjutnya, penenaman modal yang besar akan memberikan penghasilan yang besar, tetapi diiringi dengan risiko yang besar pula kemungkinan risiko macet. Pimpinan bank harus berhati-hati menyalurkan dananya, mengingat dana yang disalurkan sebagian besar berassal dari masyarkat yang setiap saat dapat ditarik kembali bila diperlukan. Jika masalah risiko dihubungkan dengan besarnya modal bank yang dapat menutupi kerugian, maka akan timbul kasus solvabilitas atau solvent dimana kekayaan lebih besar daripada hutangnya. Tidak berpengaruhnya rasio kecukupan modal (CAR) terhadap rentabilitas antara lain dapat disebabkan semakin bertambahnya modal tidak diikuti oleh penyaluran pembiayaan kepada unit usaha produktif. Hal tersebut terkait peraturan BI yang mengharuskan setiap lembaga keuangan untuk menjaga CAR mencapai 8% atau lebih. sehingga para pemilik BMT menambah modal dengan menyediakan dana (fresh money) untuk mengantisipasi skala usaha yang berupa expansi kredit atau pinjaman yang diberikan agar rasio CAR BMT tetap memenuhi ketentuan BI. Dana yang dipinjamkan BMT merupakan earning assets untuk menghasilkan bagi hasil dari mitra kerja yang memperoleh pembiayaan dari BMT tersebut, sebab kegiatan utama dari BMT yaitu menyalurkan pembiayaan. Disamping itu persentase pendapatan BMT juga tidak langsung dari besarnya jumlah pembiayaan yang diberikan kepada nasabah tetapi perolehannya berdasarkan bagi hasil (mudharabah) yang besarnya belum diketahui secara pasti.

8 118 Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan Fahrudin 164 yang mengatakan CAR berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap ROA. Dalam penelitiannya menyatakan hal tersebut dapat terjadi karena peningkatan profitabilitas turut diikuti pula oleh meningkatnya kebutuhan pembentukan cadangan dalam rangka mengantisipasi konsekuensi peningkatan resiko sejalan dengan optimalisasi produktivitas aset, sehingga kecukupan permodalan di bank mengalami penurunan. Di samping itu, CAR yang berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap ROA dapat dikarenakan BSM belum secara signifikan memanfaatkan sumber-sumber tambahan modal lainnya sehingga pertumbuhan modal tidak dapat mengimbangi pertumbuhan aktiva produktif seperti yang terjadi selama tahun tersebut. Perkembangan ini tentunya berdampak pada kemampuan bank untuk melakukan ekspansi penyaluran dana.. Dengan demikian, CAR berpengaruh negatif terhadap ROA. Hasil penelitian ini sejalan dan mendukung penelitian Latifah 165 dalam penelitiannya menyatakan bahwa CAR tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA. Hal tersebut dikarenakan CAR yang terlalu besar juga perlu menjadi pertimbangan manajemen bank karena hal tersebut mengindikasikan bahwa modal sendiri bank tidak dioperasionalkan secara optimal sehingga beban bank meningkat dengan menanggung biaya dana yang besar. Dalam penelitian ini masih ada bank 164 Fahrudin, Pengaruh Capital Adequacy Latifah dan Rodhiyah Saryadi Pengaruh Capital...

9 119 yang kurang optimal dalam mengelola manajemennya antara lain Bank Pundi. Hasil penelitian juga mendukung penelitian yang telah dilakukan Muh. Sabir, et.all 166 pada Bank Umum Syariah sebagai obyek penelitan pertama yang mengatakan bahwa CAR tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA hal tersebut dikarenakan disebabkan karena bank-bank yang beroperasi tidak mengoptimalkan modal yang ada, Hal ini terjadi karena peraturan Bank Indonesia yang mensyaratkan CAR minimal sebesar 8% mengakibatkan bank-bank selalu berusaha menjaga agar CAR yang dimilikinya sesuai dengan ketentuan. Namun pada obyek yang berbeda yakn pada Bank umum Konvensional mengatakan bahwa CAR berpengaruh positif dan sifnifikan terhadap ROA. Dalam penelitiannya menunjukkan bahwa semakin besar CAR maka ROA yang diperoleh bank akan semakin besar karena semakin besar CAR maka semakin tinggi kemampuan permodalan bank dalam menjaga kemungkinan timbulnya risiko kerugian kegiatan usahanya sehingga kinerja bank juga meningkat. Hasil penelitian juga menunjukkan hasil yang berbeda dengan yang dilakukan oleh Bernadin 167, pada hasil penelitiannya menyatakan bahwa CAR mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap ROA dimungkinkan dengan meningkatnya kualitas dari CAR akan menjadi pengaruh terhadap meningkatnya laba yang ditunjukan oleh ROA, hal ini sangat menunjang 166 Muh. Sabir, Pengaruh Rasio Kesehatan Bernardin, Pengaruh CAR Dan LDR...

10 120 untuk kelangsungan dari kegiatan usaha semakin berkecukupan atas modal maka kecenderungan peningkatan atas laba yang di hasilkan atas asset akan meningkat pula. Sehingga perlu dipertahankan kondisi ini oleh pihak Bank, ataupun lebih di tingkatkan kembali CAR nya, karena semakin CAR meningkat secara otomatis menimbulkan kepercayaan bagi masyarakat atas Bank BJB. Kemudian hasil penelitian ini juga tidak mendukung penelitian yang dilakukan oleh Aini 168, menunjukkan bahwa secara partial variabel CAR berpengaruh positif signifikan terhadap variabel perubahan Laba, ini dapat dimaknai bahwa semakin besar CAR diikuti dengan semakin besarnya Perubahan Laba. Kondisi demikian dimungkinkan karena CAR adalah rasio modal bank terhadap Aset tertimbang menurut risiko, dengan adanya rasio CAR yang besar menunjukkan modal bank yang besar pula, sehingga bank dapat leluasa menempatkan dana dari modal tersebut untuk aset produktif, dan akan berdampak terhadap laba. Menarik untuk dicermati bahwa terdapat perbedaan yang terjadi dengan peneliti sebelumnya. Dalam hal ini, yang menjadi alasan bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan oleh Bernadin, Aini dan Muh. Sabir sehingga tidak signifikannya hasil penelitian ini tidak luput dari perbedaan obyek dan data yang digunakan pada penelitian ini dan penelitian sebelumnya. 168 Aini, Pengaruh CAR, NIM, LDR...

11 121 C. Pengaruh Cost of Operating Ratio (COR) terhadap Rentabilitas BMT SAHARA Tulungagung Hasil pengujian hipotesis 3 pada penelitian ini menunjukkan bahwa Cost of Operating Ratio (COR) yang diproksikan dengan (Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional) BOPO menunjukkan pengaruh dengan koefisien regresi yang bernilai negatif hal ini berarti COR memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ROA dengan arah negatif. Apabila COR mengalami peningkatan maka ROA akan sebaliknya yakni mengalami penurunan. Hal ini terbukti dengan adanya penurunan BOPO pada Bulan ke-2 tahun 2013 hingga bulan ke-5 Tahun 2013 dan Bulan ke-2 tahun 2015 hingga bulan ke-6 tahun Sebaliknya kenaikan BOPO tersebut diikuti dengan kenaikan ROA pada bulan dan tahun yang sama di lembaga BMT SAHARA Tulungagung. Hasil penelitian ini sama dengan teori yang menyatakan bahwa keuntungan diperoleh apabila penghasilan lebih besar daripada biaya yang dikeluarkan. Untuk itu dalam mempertahankan rentabilitas yang layak, maka bank harus memperoleh pengahasilan yang dapat menutupi biaya. Bank berusaha terus untuk mempertahankan tingkat pendapatan tertentu dengan memperhitungkan faktor risiko yang dihadapi. 169 Semakin rendah tingkat rasio BOPO berarti semakin baik kinerja manajemen bank 169 Siamat, Manajemen Bank Umum...hal

12 122 tersebut karena lebih efesien dalam menggunakan sumber daya yang ada di perusahaan. 170 Hal ini didukung oleh penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Fadlilah 171 yang menyatakan bahwa BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA. Hal ini menunjukkan bahwa bank maupun lembaga mampu menaikkan produktifitas kerja dengan naiknya laba dari setiap periodenya dan mampu mengimbangi dengan efisiensi dalam biaya. Dengan kata lain antara pendapatan yang diperoleh dengan pengeluaran lebih besar pendapatan. Kemudian penelitian yang dilakukan Ikhsan 172 menyatakan setiap penurunan setiap satuan BOPO diikuti dengan kenaikan besarnya ROA laba usaha setiap satuannya dengan kata lain, pengendalian biaya yang efisien akan berpengaruh terhadap kenaikan laba koperasi. Hal ini menunjukkan bahwa lembaga koperasi maupun BMT mampu mengelola biaya dengan optimal sehingga dengan pengendalian biaya yang sangat efisien dapat mendatangkan laba yang berdampak pada meningkatnya rentabilitas ekonomi. Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Wibowo 173 BOPO memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ROA dengan arah negatif. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat beban pembiayaan BMT maka laba yang diperoleh BMT akan semakin kecil. Tingginya beban biaya operasional BMT yang menjadi tanggungan BMT umumnya 170 Simorangkir, Pengantar Lembaga Keuangan,..., hal Fadlilah, Analisis Pengaruh Likuiditas Ikhsan, et.al. Analisis Rentabilitas Wibowo,et.al Analisis Pengaruh Suku Bunga...

13 123 akan dibebankan pada pendapatan yang diperoleh dari alokasi pembiayaan. Beban atau biaya pembiayaan yang semakin tinggi akan mengurangi permodalan dan laba yang dimiliki BMT. Sehingga ada kemungkinan modal digunakan untuk menutupi biaya operasional yang tidak tertutup oleh pendapatan operasional. Rasio COR yang tinggi mengindikasikan kurang efisiensinya BMT dalam menghasilkan labanya menggunakan biaya operasional. Maka dapat dibuktikan bahwa hal ini sejalan dengan teori yang selama ini diyakini dengan semakin kecil rasio biaya (beban) operasionalya akan lebih baik, karena dapat menutupi biaya (beban) operasional dengan pendapatan operasionalnya. 174 Akan tetapi penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan oleh Andriani 175 menyatakan bahwa Pendapatan Operasional yang diproksikan dengan BOPO berpengaruh signifikan. Hal ini disebabkan oleh Pendapatan operasional utama dipisahkan supaya dapat memberikan informasi kepada pemakai laporan keuangan atas pendapatan utama operasional bank syariah dan akan dikaitkan dengan bagi hasil yang telah diberikan oleh bank syariah, yaitu angka pendapatan operasional utama inilah yang akan dibagihasilkan kepada pihak ketiga yang telah menanamkan dananya di bank syariah tersebut Dengan demikian jika nasabah ditawarkan oleh bank syariah menggunakan Revenue Sharing atau Profit Sharing. Bila nasabah memilih Revenue Sharing maka bagi hasil akan diambilkan dari pendapatan kotor dari pendapatan usaha 174 Rivai, et.all., Bank and Financial... hal Andriani, Pengaruh Financing to Deposit Ratio...

14 124 sehingga dengan kata lain semakin tinggi pendapatan operasional akan semakin tinggi pula profitabilitas perusahaan sehingga semakin tinggi pula bagi hasil yang dibagikan. Hal tersebut sesuai teori yang disampaikan oleh Zainul Arifin 176. D. Pengaruh Current Ratio, Capital Adequacy Ratio dan Cost of Operating Ratio terhadap Rentabilitas BMT SAHARA Tulungagung Hasil pengujian hipotesis 4 pada penelitian ini menunjukkan bahwa Current Ratio (CR), Capital Adequacy Ratio (CAR) dan Cost of Operating Ratio(COR) secara simultan berpengaruh terhadap Rentabilitas (ROA) BMT SAHARA Tulungagung. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Fadlilah 177 hasil penelitian menunjukkan secara simultan variabel independen CAR dan BOPO berpengaruh terhadap variabel dependen ROA. Kemudian penelitian yang dilakukan Wibowo et.al 178, dari hasil penelitiannya diketahui bahwa secara bersama-sama variabel CAR dan BOPO berpengaruh signifikan terhadap ROA. Kemudian penelitian yang dilakukan Ikhsan 179 yang menguji pengaruh Rentabilitas Pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI). Hasil pengujian bersama atas variabel likuiditas (CR), efisiensi pengendalian biaya (BOPO) terhadap rentabilitas ROA dapat dibuktikan bahwa berpengaruh signifikan. 176 Zainul Arifin, Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah Edisi Revisi, (Jakarta: Azkia Publisher, 2009), hal Fadlilah, Analisis Pengaruh Likuiditas Wibowo,et.al Analisis Pengaruh Suku Bunga Ikhsan, et.al. Analisis Rentabilitas...

15 125 Berdasarkan hasil uji statistik, keempat variabel yakni Current Ratio, Capital Adequacy Ratio, dan Cost of Operating Ratio secara parsial berpengaruh terhadap rentabilitas Return on Asset, dimana variabel COR memiliki pengaruh yang tinggi dibandingkan dengan variabel independen yang lain. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai Beta yang menunjukkan bahwa variabel COR memiliki angka yang paling besar yaitu -0,019. Kemudian dari hasil uji tersebut menunjukkan kemampuan prediksi seluruh variabel independen terhadap variabel dependen sebesar 84,6%, sedangkan sisanya sebesar 15,4% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dimasukkan ke dalam model penelitian ini.

BAB VI PENUTUP. Bab sebelumnya, maka kesimpulan dari penelitian ini adalah: 1. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pertama (H 1 ) diketahui bahwa

BAB VI PENUTUP. Bab sebelumnya, maka kesimpulan dari penelitian ini adalah: 1. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pertama (H 1 ) diketahui bahwa BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dijelaskan Pada Bab sebelumnya, maka kesimpulan dari penelitian ini adalah: 1. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pertama

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laba a. Pengertian Laba Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan laba. Laba merupakan indikator prestasi atau kinerja perusahaan yang besarnya tampak

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 21 BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoritis 3.1.1. Analisis Kinerja Keuangan Suatu pengukuran tingkat kesehatan Usaha Simpan Pinjam (USP) dalam kemampuan kerja dan produktifitasnya adalah dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan bank syariah di Indonesia menunjukan arah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan bank syariah di Indonesia menunjukan arah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan bank syariah di Indonesia menunjukan arah peningkatan, menurut data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), kini sudah ada 12 Bank Umum Syariah (BUS),

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non. membutuhkan kajian teori sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non. membutuhkan kajian teori sebagai berikut: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori Penelitian mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan( NPL), Likuiditas dan Efisiensi Operasional Terhadap Profitabilitas Perusahaan Perbankan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keuangan Bank Syariah membutuhkan kajian teori sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keuangan Bank Syariah membutuhkan kajian teori sebagai berikut : 13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Penelitian tentang Pengaruh Rasio Kesehatan Bank Terhadap Kinerja Keuangan Bank Syariah membutuhkan kajian teori sebagai berikut : 2.1.1 Pengertian Perbankan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Rasio permodalan diukur dengan membandingkan antara rasio Modal

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Rasio permodalan diukur dengan membandingkan antara rasio Modal BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Capital (Modal) permodalan diukur dengan membandingkan antara rasio Modal terhadap Aset Tertimbang Menurut Resiko (ATMR). Sehingga dengan rumus yang ada maka CAR (Capital

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah di dunia perbankan adalah kegiatan funding (Kasmir, 2008:

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah di dunia perbankan adalah kegiatan funding (Kasmir, 2008: BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Bank merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan, artinya aktivitas perbankan selalu berkaitan dalam bidang keuangan. Aktivitas perbankan yang pertama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Krisis moneter pada tahun 1998 yang terjadi di indonesia memberikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Krisis moneter pada tahun 1998 yang terjadi di indonesia memberikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Krisis moneter pada tahun 1998 yang terjadi di indonesia memberikan dampak bagi perekonomian di indonesia terutama pada struktur perbankan. Hal ini menyebabkan krisis

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan mengenai pengaruh capital adequacy ratio (CAR), bad debt ratio (BDR), return on assets (ROA),

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Perbankan a. Pengertian Menurut Undang-undang nomor 10 tahun 1998 Perubahan Undang-undang nomor 7 tahun 1992 tentang Perbankan, bank adalah badan usaha yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam pembangunan nasional yang berfungsi sebagai financial. pihak-pihak yang memerlukan dana (Mahardian, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam pembangunan nasional yang berfungsi sebagai financial. pihak-pihak yang memerlukan dana (Mahardian, 2008). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Industri perbankan merupakan industri yang penuh dengan resiko, terutama karena melibatkan pengelolaan uang masyarakat dan diputar dalam bentuk berbagai investasi,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Analisis Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan alat analisis untuk menjelaskan hubungan tertentu antara elemen yang satu dengan elemen yang lain dalam suatu laporan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Jumingan (2006:239), kinerja keuangan bank merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Jumingan (2006:239), kinerja keuangan bank merupakan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kinerja Keuangan 2.1.1 Pengertin Kinerja Keuangan Menurut Jumingan (2006:239), kinerja keuangan bank merupakan gambaran kondisi keuangan bank pada suatu periode tertentu baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki banyak kebutuhan, terutama yang berkaitan dengan dana. Dana

BAB I PENDAHULUAN. memiliki banyak kebutuhan, terutama yang berkaitan dengan dana. Dana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam menjalankan suatu bisnis setiap perusahaan perbankan memiliki banyak kebutuhan, terutama yang berkaitan dengan dana. Dana merupakan elemen utama yang

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA BANK

ANALISIS KINERJA BANK ANALISIS LAPORAN KEU. PERBANKAN KARTIKA SARI. UniversitasGunadarma. ANALISIS KINERJA BANK TUJUAN MATERI : 1. Menjelaskan pengertian analisis rasio likuiditas, rentabilitas dan solvabilitas. 2. Menyebutkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank merupakan salah satu lembaga keuangan atau perusahaan yang bergerak di bidang keuangan, bertugas menghimpun dana (Funding) dari masyarakat, menyalurkan dana (Lending)

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK DENGAN PT.BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK. Nama : Sarah Natya

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK DENGAN PT.BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK. Nama : Sarah Natya ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK DENGAN PT.BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK Nama : Sarah Natya Dosen Pembimbing: Erny Pratiwi, SE, MMSI Latar Belakang Masalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu ukuran untuk melihat kinerja keuangan perbankan adalah melalui

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu ukuran untuk melihat kinerja keuangan perbankan adalah melalui BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Return on Assets (ROA) Salah satu ukuran untuk melihat kinerja keuangan perbankan adalah melalui Return on Assets (ROA). Return on Assets (ROA) digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Industri perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi sebagai financial intermediary atau perantara pihak yang kelebihan dana dengan pihak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel bank umum syariah yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bank Syariah Mandiri

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel bank umum syariah yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bank Syariah Mandiri BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Sampel Penelitian Sampel bank umum syariah yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bank Syariah Mandiri (BSM) dan Bank Muamalat Indonesia (BMI) dan bank konvensional yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian 9 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kebijakan kebijakan pemerintah dalam bidang perbankan antara lain adalah paket deregulasi Tahun 1983, paket kebijakan 27 Oktober 1988, paket kebijakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan. Laporan mengenai rugi laba suatu perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan. Laporan mengenai rugi laba suatu perusahaan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Prinsip semua pelaku usaha adalah mencari laba yang maksimal atau berusaha untuk meningkatkan labanya. Hal ini menyebabkan laba menjadi salah satu ukuran kinerja perusahaan

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH. Oleh : Junaedi,SE,M.Si

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH. Oleh : Junaedi,SE,M.Si ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH Oleh : Junaedi,SE,M.Si Pengertian laporan keuangan menurut Standar Akuntansi Keuangan: Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bank sebagai lembaga keuangan adalah bagian dari faktor

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bank sebagai lembaga keuangan adalah bagian dari faktor 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank sebagai lembaga keuangan adalah bagian dari faktor penggerak kegiatan perekonomian. Kegiatan kegiatan lembaga sebagai penyedia dan penyalur dana akan

Lebih terperinci

BAB IX ANALISIS KEBERHASILAN BANK. Alat likuid: uang kas di bank dan rekening giro yang disimpan di Bank Indonesia

BAB IX ANALISIS KEBERHASILAN BANK. Alat likuid: uang kas di bank dan rekening giro yang disimpan di Bank Indonesia BAB IX ANALISIS KEBERHASILAN BANK A. Analisis Rasio Likuiditas Analisis yang dilakukan terhadap kemampuan bank dalam memenuhi kewajibankewajiban jangka pendek atau kewajiban yang sudah jatuh tempo. Rasio

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi tahun 1997 yang kemudian berkembang menjadi krisis multi

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi tahun 1997 yang kemudian berkembang menjadi krisis multi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Krisis ekonomi tahun 1997 yang kemudian berkembang menjadi krisis multi dimensi membawa dampak kehancuran usaha perbankan di Indonesia. Hal ini meninggalkan kredit

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data yang telah

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data yang telah 23 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan dan dipublikasikan. Data sekunder yaitu laporan keuangan publikasi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian pada bab sebelumnya serta pembahasan yang disertai dengan teori-teori yang mendukung mengenai Pengaruh perputaran modal kerja (X 1

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan uraian pada bagian pengolahan data, pengujian hipotesis serta pembahasan dibagian sebelumnya, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Perputaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besar atau paling tidak sama dengan return (imbalan) yang dikehendaki

BAB I PENDAHULUAN. besar atau paling tidak sama dengan return (imbalan) yang dikehendaki BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal didefinisikan sebagai tempat terjadinya transaksi jual beli berbagai instrumen atau sekuritas jangka panjang (Gunawan, 2012). Kehadiran pasar modal ini merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Analisis Laporan Keuangan Analisis terhadap laporan keuangan pada dasarnya karena ingin mengetahui posisi keuangan perusahaan saat

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Financing to Deposit Ratio (FDR), Non Performing Loan (NPL),

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manfaat diantaranya dividen dan capital gain. Dividend merupakan bagian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manfaat diantaranya dividen dan capital gain. Dividend merupakan bagian BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Saham Menurut Anoraga, Pakarti (2006:54) pengertian saham dapat diartikan sebagai tanda penyertaan modal pada suatu perseroan terbatas dan memiliki manfaat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Analisis Laporan Keuangan 2.1.1. Pengertian Analisis Laporan Keuangan Laporan keuangan suatu perusahaan merupakan alat sangat penting untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. digunakan sebagai bahan acuan dalam penelitian ini, yaitu :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. digunakan sebagai bahan acuan dalam penelitian ini, yaitu : BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua jurnal yang digunakan sebagai bahan acuan dalam penelitian ini, yaitu : 1. Ayu Yanita Sahara (2013) Penelitian

Lebih terperinci

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian oleh Ni mah, 2011, Analisis Kinerja Keuangan Pada Koperasi BMT Bina Usaha Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang. Tujuan penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nasabahpun juga semakin meningkat. syariah menerapkan sistem bagi hasil berdasarkan prinsip Profit Sharing

BAB I PENDAHULUAN. nasabahpun juga semakin meningkat. syariah menerapkan sistem bagi hasil berdasarkan prinsip Profit Sharing BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Seiring berjalannya waktu, bank syariah telah berkembang dan memperlihatkan eksistensinya dalam perekonomian di Indonesia. Sampai dengan saat ini, telah tercatat

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT. Kimia Farma Tbk., maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil kinerja likuiditas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis yang berkembang dengan pesat sehingga sangat diperlukan sumber-sumber

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis yang berkembang dengan pesat sehingga sangat diperlukan sumber-sumber 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin majunya perkembangan perekonomian saat ini semakin banyak pula bisnis yang berkembang dengan pesat sehingga sangat diperlukan sumber-sumber dana yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kegiatan usaha perbankan syariah pada dasarnya merupakan perluasan jasa perbankan bagi masyarakat yang membutuhkan dan menghendaki pembayaran imbalan yang tidak didasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu badan usaha terus-menerus memperoleh laba, ini berarti kelangsungan hidup

BAB I PENDAHULUAN. suatu badan usaha terus-menerus memperoleh laba, ini berarti kelangsungan hidup BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memperoleh laba merupakan tujuan utama berdirinya suatu badan usaha, baik badan usaha yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT), Yayasan maupun bentuk-bentuk badan usaha

Lebih terperinci

BAB 5 PENUTUP. normal. Berdasarkan uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas,

BAB 5 PENUTUP. normal. Berdasarkan uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, BAB 5 PENUTUP 5.1 Simpulan Selama periode pengamatan menunjukkan bahwa data penelitian berdistribusi normal. Berdasarkan uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Perbankan Syariah Bank Umum Syariah adalah bank syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Menurut Undang-Undang No. 21 Tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian suatu Negara. Aspek Rentabilitas turut andil didalam

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian suatu Negara. Aspek Rentabilitas turut andil didalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lembaga perbankan merupakan salah satu tulang punggung perekonomian suatu Negara. Aspek Rentabilitas turut andil didalam memberikan penilaian terhadap kesehatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan. sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan. sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Bank Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 pengertian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Tingkat Kesehatan Bank Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/10/PBI/2004, tingkat kesehatan bank adalah hasil penilaian kualitatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang dan meminjamkan uang.

BAB I PENDAHULUAN. dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang dan meminjamkan uang. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank adalah sebuah lembaga intermediasi keuangan umumnya didirikan dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang dan meminjamkan uang. Sedangkan menurut undang-undang

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. Menurut Veithzal et al (2012:616), laporan keuangan adalah laporan periodik

BAB III PEMBAHASAN. Menurut Veithzal et al (2012:616), laporan keuangan adalah laporan periodik BAB III PEMBAHASAN A. Laporan Keuangan Menurut Veithzal et al (2012:616), laporan keuangan adalah laporan periodik yang disusun menurut prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara umum tentang status

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keadaan perekonomian sejak bulan Oktober 2014 hingga saat ini masih

BAB I PENDAHULUAN. keadaan perekonomian sejak bulan Oktober 2014 hingga saat ini masih BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perekonomian di Indonesia saat ini sedang dalam masa transisi di mana keadaan perekonomian sejak bulan Oktober 2014 hingga saat ini masih berada dalam keadaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu alternatif pilihan sumber dana jangka panjang bagi

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu alternatif pilihan sumber dana jangka panjang bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan salah satu alternatif pilihan sumber dana jangka panjang bagi perusahaan. Termasuk didalamnya adalah perusahaan-perusahaan pada sektor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki dana (surplus unit)

BAB I PENDAHULUAN. (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki dana (surplus unit) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank merupakan suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki dana (surplus unit) dengan pihak-pihak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank merupakan suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank merupakan suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank merupakan suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki dana (surplus unit) dengan pihak-pihak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Bank dan Perbankan Secara sederhana bank dapat diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiata usahanya. Banyak

BAB II LANDASAN TEORI. kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiata usahanya. Banyak BAB II LANDASAN TEORI A. Bank 1. Pengertian Bank Perbankan adalah sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiata usahanya.

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. PADA PERIODE

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. PADA PERIODE ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. PADA PERIODE 2010-2012 DOSEN PEMBIMBING : Rini Tesniwati, SE., MMSi Galih Pangestu 22210924 3EB06 Latar Belakang Menurut UU RI No 10 1998 tanggal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1 TINJAUAN PUSTAKA 1. Bank Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatannya menghimpun dana dari dan kepada masyarakat yang memiliki fungsi memperlancar lalu lintas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, kinerja (performance) dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, kinerja (performance) dapat BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kinerja Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, kinerja (performance) dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang dicapai atau prestasi yang diperlihatkan. Penilaian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. aman dan percaya untuk menanamkan investasi atau dananya di bank.

BAB 1 PENDAHULUAN. aman dan percaya untuk menanamkan investasi atau dananya di bank. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank adalah suatu lembaga keuangan yang cukup vital pengaruhnya terhadap perekonomian di Indonesia. Bank merupakan suatu lembaga keuangan yang memegang peranan

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN & SARAN

BAB VI KESIMPULAN & SARAN BAB VI KESIMPULAN & SARAN 6.1 Kesimpulan Penelitian ini meneliti, apakah Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), BOPO, Net Interest Margin (NIM) dan Loan to Deposit Ratio (LDR) mampu mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Financing to Deposit Ratio (FDR) terhadap Return On Asset

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Financing to Deposit Ratio (FDR) terhadap Return On Asset BAB V PEMBAHASAN A. Pengaruh Financing to Deposit Ratio (FDR) terhadap Return On Asset (ROA) Bank Muamalat Indonesia Berdasarkan hasil pengujian data, bahwa Financing to Deposit Ratio (FDR) berpengaruh

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA BAB IV ANALISIS DATA A. Rasio CAMELS Pada Bank Syariah Mandiri 1. Capital Dari hasil penelitian yang sudah dilakukan, nilai rasio CAR (Capital Adequacy Rasio) Bank Syariah Mnadiri tahun 2011 sebesar 14,57%,

Lebih terperinci

BAB 5 PENUTUP. dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: a. Dalam penilaian permodalan yaitu dengan Capital Adequacy Ratio

BAB 5 PENUTUP. dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: a. Dalam penilaian permodalan yaitu dengan Capital Adequacy Ratio BAB 5 PENUTUP 5.1 Simpulan Berdasarkan analisis hasil penelitian yang telah dibahas pada bab sebelumnya, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: a. Dalam penilaian permodalan yaitu dengan Capital

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mengenai posisi keuangan, laporan laba rugi untuk menilai perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. mengenai posisi keuangan, laporan laba rugi untuk menilai perkembangan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kinerja suatu perusahaan dapat dinilai dengan menggunakan laporan keuangan. Laporan keuangan bank yang terdiri dari neraca memberikan informasi mengenai posisi keuangan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian dan Fungsi Kredit Menurut Dahlan Siamat (2005 : 349), kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat disamakan dengan itu, berdasarkan

Lebih terperinci

I. Pendahuluan. optimal dalam industri perbankan nasional. Paska terbitnya Undang-Undang

I. Pendahuluan. optimal dalam industri perbankan nasional. Paska terbitnya Undang-Undang I. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Perbankan syariah di Indonesia muncul pada tanggal 1 Mei 1992, yaitu sejak berdirinya PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk (BMI). Pada awalnya bank yang menggunakan prinsip

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. termasuk Indonesia. Sektor perbankan berfungsi sebagai perantara keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN. termasuk Indonesia. Sektor perbankan berfungsi sebagai perantara keuangan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perbankan dalam perekonomian suatu negara memiliki fungsi dan peranan yang sangat penting. Perbankan merupakan salah satu sub sistem keuangan yang paling penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. intermediaris atau perantara yang menghubungkan pihak pihak yang memiliki dana

BAB I PENDAHULUAN. intermediaris atau perantara yang menghubungkan pihak pihak yang memiliki dana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank merupakan perusahaan jasa yang menyediakan jasa keuangan bagi seluruh lapisan masyarakat. Oleh karena itu bank adalah suatu lembaga yang berperan sebagai intermediaris

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB 2 LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS BAB 2 LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kerangka Teori dan Literatur Bab ini akan menguraikan dan membahas kajian pustaka yang relevan terhadap topik penelitian. Kajian pustaka tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan dalam menjalankan usahanya selalu diarahkan pada

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan dalam menjalankan usahanya selalu diarahkan pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan dalam menjalankan usahanya selalu diarahkan pada pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Laba merupakan tujuan utama setiap perusahaan. Perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank merupakan badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya ke masyarakat dalam bentuk kredit dan bentuk-bentuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Bank 2.1.1 Pengertian Bank Para ahli dalam bidang perbankan memberikan definisi mengenai bank yang berbeda-beda, tetapi mempunyai tujuan yang sama. Menurut

Lebih terperinci

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. tentang pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham.

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. tentang pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham. A. Penelitian Terdahulu BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai penelitian-penelitian terdahulu tentang pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham. Adha dan Ratna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sektor riil dalam pertumbuhan ekonomi, regulasi pemerintah di

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sektor riil dalam pertumbuhan ekonomi, regulasi pemerintah di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada saat ini Perbankan Indonesia mengalami perubahan yang sangat besar mengikuti perkembangan perekonomian yang terjadi. Pengaruh terbesar dalam perubahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Risiko Kredit Risiko kredit adalah risiko akibat kegagalan atau ketidakmampuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Risiko Kredit Risiko kredit adalah risiko akibat kegagalan atau ketidakmampuan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Risiko Kredit Risiko kredit adalah risiko akibat kegagalan atau ketidakmampuan nasabah mengembalikan jumlah pinjaman yang diterima dari bank beserta bunganya sesuai dengan jangka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam

BAB I PENDAHULUAN. kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998, bank merupakan sebuah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan melalui tahap pengumpulan data, pengolahan data, dan pembahasan data hasil analisis mengenai pengaruh Capital

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia modern sekarang ini, pertumbuhan dan perkembangan perekonomian suatu negara tergantung pada lembaga keuangannya. Lembaga keuangan terutama perbankan berperan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Profitabilitas Tujuan utama sebuah perusahaan merupakan menghasilkan laba yang maksimum, sehingga sangat penting untuk perusahaan menghitung besarnya laba

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perbankan 2.1.1 Kinerja Perbankan Kinerja perusahaan dapat dinilai melalui berbagai macam variabel atau indikator, antara lain melalui laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Seiring bertambah dewasanya perusahaan, mereka harus dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Seiring bertambah dewasanya perusahaan, mereka harus dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Seiring bertambah dewasanya perusahaan, mereka harus dapat berkembang dalam mengikuti dan memenuhi kebutuhan pasar yang berubahubah serta bersaing untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bank 2.1.1 Pengertian Bank Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan masyarakat, tempat untuk meminjam, menukar, memindahkan dan menerima

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan bertujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan bertujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap perusahaan bertujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas adalah kemampuan perusahan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bunga yang sangat tinggi. Hingga saat ini, sistem pengkreditan bank sudah merata

BAB 1 PENDAHULUAN. bunga yang sangat tinggi. Hingga saat ini, sistem pengkreditan bank sudah merata 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak jaman penjajahan Belanda, sistem pengkreditan rakyat sudah diterapakan pada masa itu dengan mendirikan Bank Kredit Rakyat (BKR) yang membantu para petani, pegawai,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seorang penganalisis untuk mengevaluasi tingkat earning dalam hubungannya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seorang penganalisis untuk mengevaluasi tingkat earning dalam hubungannya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.2.1. Profitabilitas Ada beberapa pengukuran terhadap profitabilitas perusahaan dimana masing-masing pengukuran dihubungkan dengan volume penjualan, total

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Capital Adequacy Ratio (CAR) Menurut Undang-Undang RI nomor 10 tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang perbankan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fungsinya sebagai lembaga intermediasi, penyelenggara transaksi

BAB I PENDAHULUAN. fungsinya sebagai lembaga intermediasi, penyelenggara transaksi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perbankan memiliki peranan yang sangat strategis dalam menunjang berjalannya roda perekonomian dan pembangunan nasional mengingat fungsinya sebagai lembaga

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 117 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan pada bab sebelumnya maka dapat diambil kesimpulan dari hipotesis yang diajukan sebagai berikut : Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. dengan menggunakan pendekatan CAMELS pada data penelitian yang digunakan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. dengan menggunakan pendekatan CAMELS pada data penelitian yang digunakan BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan analisis kinerja keuangan BPR Konvensional di Jawa dan Sumatera dengan menggunakan pendekatan CAMELS pada data penelitian yang digunakan antara tahun 2007

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. penelitian serta saran untuk penelitian selanjutnya dan implikasi bagi perbankan

BAB V PENUTUP. penelitian serta saran untuk penelitian selanjutnya dan implikasi bagi perbankan BAB V PENUTUP BAB V PENUTUP 5. Dalam bab ini akan dijelaskan kesimpulan penelitian, keterbatasan penelitian serta saran untuk penelitian selanjutnya dan implikasi bagi perbankan BUMN. 5.1. Kesimpulan Penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil akhir dari proses akuntansi, yang berarti ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama

Lebih terperinci

sampai dengan 30 September 2012 adalah sebagai berikut :

sampai dengan 30 September 2012 adalah sebagai berikut : Berikut ini adalah analisis CAMEL terhadap Laporan Keuangan PT Bank Mandiri periode 2011-2012 yang digunakan untuk menganalisis kesehatan bank tersebut. 1. Capital (Permodalan) Rasio permodalan diukur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan mampu mengembangkan dan memajukan perekonomian di

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan mampu mengembangkan dan memajukan perekonomian di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perbankan merupakan sasaran pembangunan ekonomi, dimana perbankan diharapkan mampu mengembangkan dan memajukan perekonomian di Indonesia. Hal tersebut menandakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan yang sangat penting dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Industri perbankan memegang peranan yang sangat penting dalam perkembangan ekonomi suatu negara, karena perbankan merupakan tulang punggung dalam membangun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi sebagai financial intermediary atau perantara pihak yang kelebihan dana

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi sebagai financial intermediary atau perantara pihak yang kelebihan dana BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan masyarakat modern sekarang ini, perbankan sebagai lembaga keuangan memiliki peran besar dalam menggerakkan roda perekonomian suatu negara, bank telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan pada umumnya, bank juga berorientasi untuk mendapatkan laba yang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan pada umumnya, bank juga berorientasi untuk mendapatkan laba yang BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat dari tugas akhir ini. Berikutnya diuraikan mengenai batasan masalah dan sistematika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. CAR (Capital Adequacy Ratio) adalah Rasio yang memperlihatkan

BAB I PENDAHULUAN. CAR (Capital Adequacy Ratio) adalah Rasio yang memperlihatkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah CAR (Capital Adequacy Ratio) adalah Rasio yang memperlihatkan seberapa besar jumlah seluruh aktiva bank yang mengandung resiko ( kredit, penyertaan, surat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keberadaan sektor perbankan sebagai subsistem dalam perekonomian suatu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keberadaan sektor perbankan sebagai subsistem dalam perekonomian suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan sektor perbankan sebagai subsistem dalam perekonomian suatu negara memiliki peranan cukup penting, bahkan dalam kehidupan masyarakat modern sehari-hari sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga perantara keuangan ( financial. intermediaries) yang menyalurkan dana dari pihak kelebihan dana ( surplus

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga perantara keuangan ( financial. intermediaries) yang menyalurkan dana dari pihak kelebihan dana ( surplus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank merupakan lembaga perantara keuangan ( financial intermediaries) yang menyalurkan dana dari pihak kelebihan dana ( surplus unit) kepada pihak yang membutuhkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah Ibnu Fariz ini berjudul Pengaruh LDR,NPL, APB, IRR,PDN, BOPO,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah Ibnu Fariz ini berjudul Pengaruh LDR,NPL, APB, IRR,PDN, BOPO, 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Ada dua penelitian terdahulu yang dijadikan rujukan dalam penelitian ini, yaitu penelitian yang dilakukan oleh: 1. Ibnu Fariz (2012) Penelitian terdahulu

Lebih terperinci