Daftar Isi. Keterangan tentang Perseroan 3. Ikhtisar Data Keuangan Penting 4. Sambutan dari Komisaris Utama 5. Pesan kepada Para Pemegang Saham 7

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Daftar Isi. Keterangan tentang Perseroan 3. Ikhtisar Data Keuangan Penting 4. Sambutan dari Komisaris Utama 5. Pesan kepada Para Pemegang Saham 7"

Transkripsi

1

2 Daftar Isi Keterangan tentang Perseroan 3 Ikhtisar Data Keuangan Penting 4 Sambutan dari Komisaris Utama 5 Pesan kepada Para Pemegang Saham 7 Manajemen 12 Laporan Manajemen 17 Analisis & Pembahasan oleh Manajemen 24 Tata Kelola Perusahaan 27 Informasi Perseroan 29 Laporan Auditor Independen 36

3 Halaman ini sengaja dikosongkan 2 AAnnnnuuaal ll RReeppoor rt tt PPTT AAssi iiaa PPaacci iif ffi iicc FFi iibbeer rss TTbbkk

4 Keterangan Tentang Perseroan PT. Asia Pacific Fibers Tbk (dahulu PT Polysindo Eka Perkasa Tbk), didirikan sejak tahun 1984, merupakan salah satu perusahaan penghasil polyester terkemuka di Indonesia. Perseroan menjalankan rangkaian proses produksi polyesternya mulai dari bahan baku sampai dengan barang jadi dengan mengutamakan mutu dan konsistensi. PT Asia Pacific Fibers merupakan satu-satunya produsen polyester yang terintegrasi di Indonesia, dengan fasilitas pabrik PTA, Polymer dan fiber yang terletak di Karawang, Jawa Barat, dan fasilitas pabrik Benang Polyester yang terbesar di Indonesia terletak di Semarang, Jawa Tengah. Anak perusahaan PT Texmaco Jaya Tbk yang bergerak dalam bidang pertenunan dan penyempurnaan tekstil yang berada di Karawang Jawa Barat dan Pemalang Jawa Tengah. Produk yang dihasilkan Perseroan saat ini meliputi Purified Terephthalic Acid (PTA), polyester chips, staple fiber, filament yarn dan performance fabrics. Hasil produksi Perseroan dipasarkan baik di dalam negeri maupun diekspor. Berikut ini adalah laporan mengenai perkembangan usaha PT. Asia Pacific Fibers Tbk pada dalam Istilah "Perseroan" dalam laporan ini digunakan istilah untuk PT. Asia Pacific Fibers Tbk dan semua anak perusahaan. Istilah "APF" ditujukan untuk induk itu sendiri yaitu PT. Asia Pacific Fibers Tbk, sedangkan istilah "Texmaco Jaya" ditujukan untuk PT. Texmaco Jaya Tbk. LLaappoor raann TTaahhuunnaann PPTT AAssi iiaa PPaacci iif ffi iicc FFi iibbeer rss TTbbkk 3

5 Ikhtisar Data Keuangan Penting Tabel berikut ini menggambarkan ikhtisar data keuangan penting Perseroan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2005 sampai Akuntan Publik Perseroan saat ini adalah Kantor Akuntan Publik Hendrawinata Gani & Hidayat (Indonesian Member firm of Grant Thornton International) dengan pendapat Wajar Dengan Pengecualian. (dalam jutaan Rupiah) 31 Desember (2) 2007 (2) Aktiva Lancar Aktiva Tetap-Bersih Jumlah Aktiva Kewajiban Ekuitas ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) Penjualan Laba (Rugi) Kotor (43.902) ( ) ( ) ( ) ( ) Laba (Rugi) Usaha ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) Laba (Rugi) Bersih ( ) ( ) (25.430) ( ) Modal Kerja Bersih (1) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) Laba Bersih per saham 498 (245) (22) (1) (192) Margin Laba Kotor % (1,3) (5,8) (3,8) (14,0) (11,0) Margin Laba Bersih % 33,5 (56,7) (24,5) (1,0) (28,7) Return on Investment % 25,9 (43,1) (16,3) (0,4) (13,8) Imbal Hasil Ekuitas % NA NA NA NA NA Rasio Lancar 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 Kewajiban terhadap Aktiva 2,72 2,85 2,30 2,03 1,99 Kewajiban terhadap ekuitas (1,58) (1,54) (1,81) (2,0) (2,0) Catatan: (1) Aktiva lancar dikurangi kewajiban lancar (2) Disajikan kembali oleh auditor sesuai dengan peraturan yang baru 4 AAnnnnuuaal ll RReeppoor rt tt PPTT AAssi iiaa PPaacci iif ffi iicc FFi iibbeer rss TTbbkk

6 Sambutan Dari Komisaris Utama Pemegang Saham yang terhormat, Pada tahun 2009, Perseroan mampu mencatat peningkatan yang signifikan pada EBITDA melampaui pencapaian tahun 2008, sebesar US$ 29 juta dengan penjualan sebesar US$ 339 juta, meskipun terjadi deflasi global dan pemulihan secara bertahap di pasar yang berkembang. Kapasitas terpakai mengalami peningkatan, walaupun Perseroan masih beroperasi pada tingkat sub-optimal rata-rata 72% sepanjang tahun. Perseroan berhasil mencatatkan peningkatan EBITDA terutama karena harga bahan baku yang menguntungkan dan dukungan modal kerja yang diberikan oleh mayoritas pemegang saham, ditambah fasilitas pembiayaan yang diberikan oleh beberapa pelanggan dan pemasok. Secara signifikan, Perseroan terus mempertahankan dan meningkatkan pangsa pasar dalam negeri, mendekati pencapaian tahun 2000-an. Dalam tahun ini, Perseroan membukukan pendapatan sebesar. 3,51 triliun, serta EBITDA positif sebesar. 273,2 miliar. Baik pasar domestik maupun ekspor bergerak cukup aktif dan dengan peningkatan harga bahan baku pada semester pertama kemudian merata pada semester kedua, pencapaian margin produk berkelanjutan sepanjang tahun. Perekonomian Indonesia diperkirakan akan tumbuh 6% pada tahun 2010, dengan perkiraan untuk inflasi yang sedikit lebih rendah sebesar 5% -6%. Resesi yang terjadi di Amerika Serikat dan Eropa, diharapkan tidak bergitu berdampak terhadap perekonomian, seperti komoditas ekspor yang telah pulih dalam kuantitas dan harga. Industri Tekstil Indonesia (pelanggan-pelanggan utama dari perseroan) memperkirakan adanya peningkatan persaingan produk tekstil impor, karena produsen-produsen di China, India dan beberapa negara Asia Tenggara mencari pasar pengganti atas tujuan pengiriman yang sebelumnya ke AS dan Eropa. Pasar ekspor Perseroan diharapkan terus menguat, mencapai sepertiga dari nilai penjualan. Permintaan juga meningkat terhadap produk non-tekstil Perseroan terutama segmen non-woven. Dengan demikian, kami mengharapkan pertumbuhan keuntungan berlanjut dalam tahun 2010, dengan LLaappoor raann TTaahhuunnaann PPTT AAssi iiaa PPaacci iif ffi iicc FFi iibbeer rss TTbbkk 5

7 adanya peningkatan pendapatan yang diakibatkan meningkatnya harga rata-rata produk. Pada tahun 2009, Bapak Antonitris telah bergabung dengan Dewan Komisaris sebagai wakil pemegang saham mayoritas APF. Bapak KH Subramanian dan Bapak Christopher Ian Teague mengundurkan diri dari Dewan Komisaris dalam RUPSLB diadakan pada tahun Dewan Komisaris memberikan penghargaan yang setinggi-tingginya atas jasa-jasanya selama menjabat sebagai Komisaris. Dewan Komisaris memberikan penghargaan yang tinggi kepada segenap Jajaran Direksi dan seluruh karyawan yang telah memberikan dukungan dan dedikasinya terhadap Perseroan selama tahun 2009 dalam melewati masa sulit selama masa restrukturisasi dan perbaikan kinerja. Perseroan juga telah berhasil mematuhi berbagai peraturan Bapepam dan Bursa Efek Indonesia. Kami juga tak lupa menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada para pelanggan, pemasok dan seluruh pemegang saham atas dukungannya dan kepercayaan yang diberikan terhadap perseroan selama masa transisi yang sulit ini. Robert Clive Appleby Komisaris Utama 6 AAnnnnuuaal ll RReeppoor rt tt PPTT AAssi iiaa PPaacci iif ffi iicc FFi iibbeer rss TTbbkk

8 Pesan Kepada Para Pemegang Saham Para Pemegang saham yang Terhormat, Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia tumbuh sebesar 4,5% pada tahun 2009 dan telah mempelopori pemulihan ekonomi kawasan Asean. Permintaan yang fluktuatif, stimulus pembiayaan, stabilitas politik, stimulus fiskal, dan pertumbuhan infrastruktur telah membantu negara ini untuk menahan gejolak ekonomi pada tahun Pertumbuhan terjadi di semua sektor ekonomi, dengan 15,5% dalam transportasi dan komunikasi diikuti oleh sektor listrik, gas dan air bersih sebesar 13,8%, sektor konstruksi 7,1%, sektor jasa sebesar 6,4%, sektor keuangan, real estat dan bisnis jasa 5,0%, semua ini terutama didorong oleh konsumsi rumah tangga dan belanja pemerintah. Sektor non-migas tumbuh sebesar 4,9%. Pendapatan per-kapita tumbuh sebesar 14%, dari. 21,7 juta (US$ 2.269,9) menjadi. 24,3 juta (US$ 2.590,1). Tingkat inflasi untuk tahun 2009 adalah 2,78%, terendah dalam 10 tahun terakhir. Walaupun perlambatan ekonomi berkontribusi menahan laju inflasi, upaya menjaga stabilitas nilai tukar dan kebijakan pemerintah untuk menurunkan harga minyak dan transportasi berperan besar dalam menurunkan inflasi. Stabilitas harga makanan juga memberikan dukungan pada rendahnya tingkat inflasi. Pada sektor perdagangan internasional, total ekspor tahun 2009 turun menjadi US$ 116,49 milyar, dibandingkan dengan US$ 137,02 milyar pada tahun 2008, mengalami penurunan sebesar 15% dari tahun Ekspor minyak dan gas juga menurun sebesar 35% dari tahun 2008 menjadi US$ 19,02 milyar, terutama disebabkan jatuhnya harga minyak mentah internasional. Neraca pembayaran Indonesia pada tahun 2009 mencapai surplus sebesar US$ 12 milyar, yang didukung oleh surplus transaksi berjalan dan surplus lalu lintas modal. Cadangan devisa Indonesia pada akhir tahun 2009 mencapai rekor sebesar US$ 66,1 milyar, yang setara dengan 6,6 bulan impor dan pembayaran semua utang pemerintah kepada pihak asing yang jatuh tempo. Perkembangan positif di sektor eksternal pada dasarnya telah memberikan kontribusi terhadap penguatan nilai tukar Rupiah, terutama sejak kuartal kedua Rupiah terapresiasi sejak kuartal kedua tahun 2009 dan mencapai level per US$ pada akhir tahun, meningkat 16% sejak pada kwartal LLaappoor raann TTaahhuunnaann PPTT AAssi iiaa PPaacci iif ffi iicc FFi iibbeer rss TTbbkk 7

9 terakhir. Bank Indonesia secara konsisten telah menurunkan tingkat suku bunga BI periode Januari hingga Agustus 2009, berturut sebesar 50 basis poin per bulan dari Januari sampai Maret, dan sebesar 25 basis poin per bulan dari April sampai dengan Agustus, dan tidak mengalami perubahan sejak September Serangkaian kebijakan moneter yang longgar ini selanjutnya didukung oleh pelaksanaannya yaitu penguatan operasi pasar terbuka dan perbaikan struktur suku bunga. Industri Polyester Skenario Global dan Domestik Perlambatan ekonomi global yang dipicu oleh resesi ekonomi di Amerika Serikat mempengaruhi seluruh segmen pasar polyester. Konsumsi produk tekstil dan pakaian jadi berkurang sebagai dampak turunnya pengeluaran konsumen ritel dan menyusutnya pendapatan seiring dengan kontraksi konsumsi dan produksi polimer dunia. Tahun 2009 ini merupakan tahun yang fluktuatif bagi industri serat polyester dan benang, terakhir dengan melonjaknya harga bahan baku bersamaan dengan fluktuasi dan terombangambingnya harga barang jadi namun permintaan polimer mengalami tren kenaikan. Industri polyester di seluruh dunia mengalami situasi yang sulit, berjuang untuk mencapai suatu tingkat pertumbuhan lebih dari 2% pada tahun produksi polimer dunia tahun 2009 mencapai 45,79 juta ton, meningkat 0,80 juta ton atau 1,7% dari tahun Pada tahun 2009, produksi Polyester Staple Fiber dunia diperkirakan menjadi 12,1 juta ton, dibandingkan dengan 11,9 juta ton pada tahun 2008, dan produksi benang polyester diperkirakan 19,5 juta ton, dibandingkan dengan 18,9 juta ton pada tahun Namun, proyeksi pertumbuhan optimis dan diperkirakan berada sedikit dibawah rata-rata 5%, atau mencapai 40 juta ton pada tahun Harga bahan baku telah berfluktuasi selama 18 bulan terakhir, dengan harga minyak mentah menyentuh puncaknya sepanjang tahun 2008 dan kemudian jatuh pada titik terendah US$ 40 per barel pada kuartal pertama tahun Harga cukup stabil pada periode berikutnya dan perdagangan sebesar US$ 70 per barel dalam jangka pendek. Harga PX dan MEG tetap sebesar US$ 720/MT dan US$ 530/MT pada awal tahun ini ditutup masing-masing pada harga US$ 1.050/MT dan US$ 830/MT mengikuti pemulihan ekonomi secara bertahap di seluruh dunia, didukung adanya tambahan 8 AAnnnnuuaal ll RReeppoor rt tt PPTT AAssi iiaa PPaacci iif ffi iicc FFi iibbeer rss TTbbkk

10 kapasitas baru baik untuk PX dan MEG, harga bahan baku diharapkan turun masingmasing menjadi US$ 850/MT dan US$ 650/MT. Kedua komoditas tersebut berimbang antara penawaran dan permintaan, dan diperkirakan tidak terjadi penyimpangan selama tahun ini. Ekspor tekstil Indonesia mengalami penurunan pada tahun 2009 menjadi US$ 9,34 milyar dibandingkan dengan US$ 10,39 milyar pada tahun 2008, penurunan ini terutama disebabkan penurunan harga, sedangkan kwantitas mengalami sedikit penurunan (di bawah 2%). Pasar dalam negeri tetap stabil pada tahun 2009, meskipun terjadi fluktuasi harga bahan baku. Kinerja Perseroan Perseroan terus mencatat keuntungan dalam hal profitabilitas, produktivitas, pangsa pasar, dan efisiensi operasional. Dengan dukungan modal kerja yang berkelanjutan dari pemegang saham utama, Perseroan berhasil mencapai penjualan sebesar. 3,511 triliun (US$ 339 juta) dibandingkan dengan. 3,740 triliun (US$ 383 juta) pada tahun Penurunan nilai penjualan ini terutama disebabkan oleh penurunan harga jual yang disebabkan oleh penurunan harga bahan baku. Namun, profitabilitas meningkat hampir lima kali lipat dengan EBITDA US$ 28,3 juta, terutama kontribusi dari penghematan yang signifikan dalam pengadaan bahan baku dan harga kontrak serta peningkatan marjin kontribusi dari semua produk. Perusahaan mampu meningkatkan pangsa pasar dalam negeri untuk Staple Fiber dengan meningkatkan volume sebesar 37%. Perseroan dapat mengambil keuntungan dari kuatnya permintaan dan harga yang lebih baik di pasar domestik dengan alokasi volume yang lebih besar. Akuntan Independen telah menyatakan opini wajar dengan pengecualian atas laporan keuangan Perusahaan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember Hal ini terutama karena kurangnya pencadangan atas penyisihan piutang ragu-ragu untuk piutang usaha dan piutang lain-lain dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa dan tidak adanya konfirmasi saldo hutang anak perusahaan. Perusahaan akan membahas LLaappoor raann TTaahhuunnaann PPTT AAssi iiaa PPaacci iif ffi iicc FFi iibbeer rss TTbbkk 9

11 cadangan penyisihan pitang usaha dan piutang lain-lain dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa setelah selesainya restrukturisasi utang Perseroan. Nama Perusahaan telah diubah menjadi "PT. Asia Pacific Fibers Tbk '(APF), efektif November 2009, sesuai persetujuan dari BKPM dan Menteri Hukum dan HAM RI. Perubahan nama dilakukan untuk mencerminkan posisi Perusahaan pada pasar global. Harapan di masa mendatang Pada tahun 2010, perekonomian diperkirakan tumbuh sebesar 5,5 % atau lebih dan kemudian menjadi 7% pada tahun Akan terdapat tantangan serius yang dihadapi pada tahun 2010 dalam hal tidak memadainya infrastruktur dan perbaikan iklim investasi. Dalam hal stabilitas harga, tekanan inflasi 2010 akan disebabkan oleh masalah dalam struktur pasar, khususnya komoditas pangan terkait masalah dalam distribusi, kenaikan harga listrik dan dinamika harga internasional. Pengumuman terbaru tentang kenaikan harga gas sebesar 15% oleh PGN dan kenaikan harga listrik yang diusulkan oleh PLN akan memiliki dampak yang berat bagi keuangan Perseroan pada tahun Penguatan Rupiah terhadap dolar AS dalam waktu dekat juga akan berdampak pada realisasi penjualan, terutama untuk ekspor. Namun, Perseroan telah mengambil serangkaian inisiatif penghematan biaya, terutama penghematan sektor energi untuk mengimbangi kenaikan biaya ini. Adanya proyek dengan belanja barang modal yang tinggi, jangka waktu pengembalian lebih pendek, fokus pada peningkatan kwantitas, spesialisasi dan nilai tambah produk, penghematan energi, meningkatkan efisiensi, dan produktivitas mesin-mesin yang kesemuanya akan meningkatkan daya saing perusahaan dan membantu untuk mengimbangi fluktuasi pasar. Berkenaan dengan baku baku, dengan kondisi krisis ekonomi dunia yang mendekati akhir, ditunjang dengan bertambahnya kapasitas untuk PX dan MEG, harga bahan baku diharapkan tetap stabil dan terjangkau. Kedua komoditas tersebut berimbang antara 10 AAnnnnuuaal ll RReeppoor rt tt PPTT AAssi iiaa PPaacci iif ffi iicc FFi iibbeer rss TTbbkk

12 penawaran dan permintaan, dan tidak ada penyimpangan dapat diantisipasi selama tahun ini. Perseroan terus melakukan pembicaraan dengan pejabat yang berwenang untuk meratifikasi Secured Debt Restructuring Plan dan melakukan berbagai upaya untuk menyelesaikan restrukturisasi keuangan ini pada akhir tahun Sedangkan, Perseroan terus berupaya untuk mengamankan kebutuhan pembiayaan untuk menggantikan modal kerja, yang akan memudahkan dalam mengoptimalkan tingkat operasional, mengurangi dampak fluktuasi harga bahan baku, mempertahankan profitabilitas, dan dengan demikian menyediakan sumber daya internal yang memadai untuk proyek-proyek belanja barang modal prioritas. Penyelesaian restrukturisasi utang berjaminan juga akan memungkinkan kuasi-reorganisasi dimana penyesuaian dan turunnya nilai kewajiban akan meningkatkan proforma keuangan Perseroan. Hal ini, pada gilirannya, akan memungkinkan untuk memperoleh pembiayaan bank konvensional untuk kebutuhan modal kerja. Sehingga upaya ini akan meningkatkan secara substansial kinerja Perseroan, dan untuk reposisi ke garis depan dalam dunia industri polyester. Dalam kesempatan ini kami ingin mengucapkan terima kasih yang tulus kepada para Pemegang Saham, Pelanggan, Pemasok, Bank, dan Karyawan yang terus mendukung perusahaan dalam tahap penting dari restrukturisasi dan untuk dapat kembali sebagai penghasil produk polyester terkemuka dengan kualitas tinggi. V. Ravi Shankar Direktur Utama LLaappoor raann TTaahhuunnaann PPTT AAssi iiaa PPaacci iif ffi iicc FFi iibbeer rss TTbbkk 11

13 MANAJEMEN Komisaris dan Direksi Menurut akte pendirian, APF dipimpin oleh Dewan Direksi dibawah pengawasan Dewan Komisaris. Anggota Dewan Komisaris dan Dewan Director dipilih dan ditunjuk oleh para pemegang saham PT. Asia Pacific Fibers Tbk., pada Rapat Umum Tahunan. Akte pendirian mengizinkan Direktur Utama untuk bertindak sendiri, atau bila Direktur Utama berhalangan, maka dua direktur akan bertindak mewakili Dewan Direktur. Anggota Dewan Komisaris PT. Asia Pacific Fibers Tbk., saat ini adalah sebagai berikut : Nama Umur Jabatan dan latar belakang profesi Robert Clive Appleby 47 Komisaris Utama Perseroan sejak Direktur dan Chief Investment Officer di Asia Debt Management Hongkong Limited (ADM), Direktur pada Divisi Income pada Credite Agricole Indosuez khususnya menangani restrukturisasi di Kawasan Asia.. Antonitris 43 Komisaris APF sejak September Beliau Lulusan dari Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia dan juga menyelesaikan MBA dari Melbourne Business School, Australia. Saat ini beliau bekerja di Spinnaker Capital (Asia) Pte Ltd, Jakarta. Sebelum bergabung dengan Spinnaker Capital, beliau bekerja di Arthur Anderson dan Deloitte Indonesia pada Divisi Corporate Finance. Christopher Robert Botsford 48 Komisaris APF sejak 2007, 12 AAnnnnuuaal ll RReeppoor rt tt PPTT AAssi iiaa PPaacci iif ffi iicc FFi iibbeer rss TTbbkk

14 Chief Executive Officer dan Director of Asia Debt Management Hongkong Limited (ADM). Sebelum mendirikan ADM, beliau menjalankan regional debt untuk Kawasam Asia-Pacific dan operasi derivative pasar pada Republic National Bank of New York yang memberikan Lindung Nilai dan Manajemen restrukturisasi hutang di kawasan. Robert McCarthy 55 Komisaris APF sejak Juni 2008, Menyandang gelar Master in Business Administration dari Yale School of Management, dan Master dalam bidang Medieval History dari Columbia University. Mengelola Investasi bermasalah pada Spinnaker Funds. Beliau merupakan Founding Director Morgan Grenfell dan pernah menjabat sebagai Direktur Deutsche Bank. Timbul Thomas Lubis SH, LLM 57 Komisaris APF sejak 1990, partner pada Lubis Ganie & Surowidjojo Kantor Pengacara sejak Lulusan Universitas Indonesia dan Washington University. Dono Iskandar Djojosubroto 65 Komisaris APF sejak Juni 2008, Menyelesaikan S1 di Universitas Indonesia dan MA serta Phd dalam bidang Ekonomi di University of Illinois, LLaappoor raann TTaahhuunnaann PPTT AAssi iiaa PPaacci iif ffi iicc FFi iibbeer rss TTbbkk 13

15 AS. Beliau pernah menjabat sebagai Sekretaris Jenderal di Departemen Keuangan RI, Deputi Gubernur Bank Indonesia dan Direktur Eksekutif IMF yang mewakili 12 Negara Asia. Beliau juga pernah menjadi anggota dewan komisaris dan badan pengawas pada berbagai institusi Pemerintah seperti PT. Jasindo, PT. Jasa Marga, Bank BRI dan Bank BTN. 14 AAnnnnuuaal ll RReeppoor rt tt PPTT AAssi iiaa PPaacci iif ffi iicc FFi iibbeer rss TTbbkk

16 Anggota Dewan Direksi PT. Asia Pacific Fibers Tbk., saat ini adalah sebagai berikut : Nama Umur Jabatan dan latar belakang profesi V. Ravi Shankar 46 Direktur Utama APF, Lulusan Production Engineering, dan juga menyelesaikan Advance Management Programme dari Harvard University pada tahun Sebelum bergabung dengan APF, beliau memimpin Divisi Tekstil dari anak perusahaan APF dan industri permesinan di Indonesia dan India Masjhud Ali, MBA. 68 Direktur APF sejak tahun Lulusan Universitas Trisakti. Direktur PT. Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo) sejak 1991 sampai Direktur PT. Bank Putera sejak 1995 sampai 2000 S. Jegatheesan 60 Direktur APF sejak Lulusan Electrical Engineering dan bergabung dengan APF sejak tahun Sebelum bergabung dengan APF, beliau sebagai General Manager dari perusahaan pemintalan benang dan Project Manager sebuah perusahaan di India. Peter Stanley Grant 57 Direktur APF sejak MSc dibidang Teknik Sipil, MA Adminitrasi publik dan International Development dari University of Oregon and BA Ekonomi dan Hubungan Internasional dari Brown University, USA. LLaappoor raann TTaahhuunnaann PPTT AAssi iiaa PPaacci iif ffi iicc FFi iibbeer rss TTbbkk 15

17 Bergabung dengan APF pada November 2006 sebagai Chief Financial Officer. Sebelum bergabung dengan APF, beliau bekerja di Telecomunikasi dan Media internasional, sebagai CFO/COO dari perusahaan rayon di Lowland, Tennessee dan sebagai partner di beberapa perusahaan Pembangkit Tenaga Listrik. Peter Vinzenz Merkle 52 Direktur APF sejak Beliau bergabung dengan APF sejak tahun 2000 sebagai Pimpinan Pabrik Karawang yang memproduksi PTA, Polymer dan Fiber. Sebelum bergabung dengan APF, beliau bekerja in beberapa perusahaan Kimia & Fiber seperti Trevira Group and Hoechst AG sebagai Kepala Divisi R&D, Divisi Pengembangan Teknik. Pemegang MSc dibidang Chemical Engineering dari University of Stuttgart, Germany jurusan Proses Polymer processing and Teknologi Lingkungan. 16 AAnnnnuuaal ll RReeppoor rt tt PPTT AAssi iiaa PPaacci iif ffi iicc FFi iibbeer rss TTbbkk

18 Laporan Manajemen Gambaran Umum Industri Polyester Tahun 2009 merupakan kondisi normal untuk industri polyester ditandai dengan pemulihan pasar dari guncangan krisis ekonomi pada akhir tahun Harga minyak mentah stabil setelah jatuh pada kuartal terakhir tahun 2008, masih relatif sama pada tahun Harga bahan baku, Paraxylene dan MEG, yang jatuh pada kuartal terakhir tahun 2008, naik dari kuartal kedua tahun 2009 dan stabil pada tingkat normal hingga akhir tahun. Industri Polyester mengalami pertumbuhan yang stabil dalam tahun terakhir dan diproyeksikan akan tumbuh pada tingkat 7% per tahun pada tahun berikutnya. Pertumbuhan serat alam diperkirakan sekitar 3% saja. Total ekspor Indonesia mencapai US$ 116,49 milyar pada tahun 2009 dibandingkan dengan US$ 137,02 milyar pada tahun Pada tahun 2009, ekspor produk Tekstil dicatat sebesar US$ 9,33 milyar dibandingkan dengan US$ 10,39 milyar pada tahun Penurunan ekspor pada tahun 2009 terutama disebabkan oleh penurunan harga komoditas dan bukan disebabkan oleh penurunan kwantitasnya. Industri serat polyester dan benang domestik tetap stabil pada tahun Pertumbuhan ekonomi Indonesia terbesar di Asia Tenggara, tumbuh 4,5% pada tahun 2009 dan berada di jalur yang benar untuk mempelopori pemulihan di wilayah ini dari krisis ekonomi global. Permintaan domestik yang tinggi, pemberian stimulus dan stabilitas politik membantu negara keluar dari gejolak ekonomi tahun 2009 dan siap untuk menghadapi krisis lanjutan. Pasar Polyester, baik domestik maupun ekspor, diperkirakan akan tetap stabil sepanjang semester pertama tahun 2010, sementara ekonomi dunia pulih dan fluktuasi harga bahan baku berkurang. Dengan kapasitas polyester dan pasar terkonsentrasi di kawasan Asia, prospek pasar dalam kwantitas serat buatan diharapkan tetap bertahan pada LLaappoor raann TTaahhuunnaann PPTT AAssi iiaa PPaacci iif ffi iicc FFi iibbeer rss TTbbkk 17

19 PTA (Purified Terephthalic Acid) & Polymer Produksi PTA pada tahun 2009 lebih tinggi dibandingkan tahun Ini terutama disebabkan oleh tingginya permintaan produk polyester di tahun Produksi Polymer pada tahun 2009 juga lebih tinggi dibanding tahun Staple Fibre Produksi staple fiber dunia tahun 2009 diperkirakan sekitar 12,1 juta ton dibandingkan dengan 11,9 juta ton pada tahun 2008, mencatatkan pertumbuhan marjinal diatas Produksi stapel fiber Perseroan pada tahun 2009 jauh lebih tinggi dibanding tahun 2008 karena menguatnya permintaan domestik terhadap produk ini. Benang Polyester Pada tahun 2009, Produksi benang polyester global diperkirakan sebesar 19,5 juta ton dibandingkan dengan 18,9 juta ton pada tahun 2008, pertumbuhan marjinal dicatad pada tahun Penjualan benang polyester Perseroan kurang lebih pada tingkat yang sama dengan tahun 2008 Fashion Fabrics / Performance Fabrics Divisi kain/performance fabrics dioperasikan pada kapasitas rendah karena tidak tersedianya modal kerja. APF mulai produksi kain/performance fabrics dari pertengahan tahun 2008 melalui fasilitas makloon dengan anak perusahaannya, Texmaco Jaya. Perubahan Nama Nama Perseroan telah diubah menjadi "PT. Asia Pasifik Fibers Tbk (APF) efektif November 2009 sesuai persetujuan dari BKPM dan Menteri Hukum dan HAM RI. Perubahan nama dilakukan untuk mencerminkan posisi Perusahaan pada pasar global. 18 AAnnnnuuaal ll RReeppoor rt tt PPTT AAssi iiaa PPaacci iif ffi iicc FFi iibbeer rss TTbbkk

20 Jenis Produk Jenis produk Perseroan meliputi : Produk Tipe Penggunaan 1. PTA (Purified Terepthalic Acid) Bahan baku polyester Chips 2. Polyester Chips Semi-Dull Super Bright Cationic Dyeable Optical Bright Benang filament/staple fiber Benang filament/staple fiber Benang filamen/ Polyester Staple Fiber Benang filament 3. Polyester staple fiber Normal Spun Yarn Non Woven Fibre Fill Dope Dyed 4. Polyester Filament Yarn Normal Dope Dyed Spun yarn/dope dyed yarn Pakaian jadi Formal dan Kasual Automotive textiles Upholstery Peralatan rumah tangga Technical fabrics Light luminous fabrics for sportswear Cationic Micro filament Hi filament Differential Shrinkage Apparel fabrics with melange effect Super fine apparel fabrics with cotton tencel feel Fine apparel fabrics Fine apparel fabrics 5. Fabrics Dress Material Suiting Material High performance Fabrics Pakaian wanita berkualitas tinggi Pakaian laki-laki Pakaian sehari-hari, pakaian olah Raga musim dingin, baju olah raga, pakaian anak-anak LLaappoor raann TTaahhuunnaann PPTT AAssi iiaa PPaacci iif ffi iicc FFi iibbeer rss TTbbkk 19

21 Pemasaran dan Distribusi APF masih terus berupaya untuk tetap memelihara dan meningkatkan pangsa pasar dalam negeri untuk produk benang polyester dan serat polyester. Walaupun penekanan diberikan pada perluasan pasar domestik, APF terus mengembangkan pasar ekspor untuk meningkatkan produk dan penjualan dengan penekanan pada pengembangan produk khusus ke pasar yang terus berkembang. Spesialisasi produk membutuhkan peningkatan upaya ekspor khususnya Eropa dan Amerika Utara. Sumber Daya Manusia Perseroan masih terus mengoptimalkan tenaga kerja yang ada sejalan dengan penggunaan kapasitas yang ada. Perseroan tetap menjalin hubungan yang harmonis dengan para pekerja dan serikat pekerja. Perseroan terus membangun Strategi Sumber Daya Manusia agar serasi dengan perubahan baik lingkungan internal maupun lingkungan eksternal. Perseroan menerapkan berbagai skema untuk memberikan penghargaan terhadap karyawan dan skema insentif bagi manajemen dan opsi kepemilikan saham bagi karyawan sebagai penghargaan atas kinerja dan peningkatan karir bagi seluruh karyawan. Lingkungan Perseroan mentaati semua Peraturan Pemerintah dalam upaya mencegah polusi lingkungan, dengan Badan Pengendali Lingkungan (Bapedal) sebagai lembaga yang berwenang. Lokasi dan Jenis Aktiva Tetap Yang Bernilai Lebih Dari 5% dari Total Aktiva Perseroan memliki beberapa aktiva yang bernilai lebih dari 5% dari jumlah aktiva Perseroan. Untuk APF, aktiva yang sebagian besar berbentuk tanah, mesin, dan bangunan, termasuk pabrik PTA, fasilitas polymer, mesin fiber dan alat-alat pembuat benang ini, berlokasi di Kaliwungu, Jawa Tengah, dan Karawang, Jawa Barat. Untuk 20 AAnnnnuuaal ll RReeppoor rt tt PPTT AAssi iiaa PPaacci iif ffi iicc FFi iibbeer rss TTbbkk

22 Texmaco Jaya, aktiva tersebut terletak di Karawang, Jawa Barat dan Pemalang, Jawa Tengah. Aktiva Texmaco Jaya meliputi tanah, bangunan dan mesin termasuk mesinmesin tenun dan alat-alat persiapan dan penyempurnaan, serta mesin-mesin tekstil lainnya. Aktiva Tetap Yang Dijaminkan APF memiliki fasilitas produksi di Karawang dan Kaliwungu. Tanah seluas 15,9 hektar, bangunan, pabrik, dan peralatan yang berlokasi di Kaliwungu dijadikan jaminan kepada Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN). Tanah seluas 26,62 hektar dan fasilitas produksi di Karawang, dijaminkan kepada pemegang Guaranteed Secured Notes. Kebijakan Dividen Di masa lalu pembayaran dividen dilakukan oleh Perseroan setelah mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam Rapat Umum Tahunan Pemegang Saham. Akan tetapi mengingat kondisi keuangan Perseroan saat ini, maka APF tidak membagikan dividen dalam tahun Kinerja Harga Saham Kuartal 1 Kuartal 2 Kuartal 3 Kuartal Tertinggi () Terendah () Volume (Saham) Tertinggi () Terendah () Volume (Saham) LLaappoor raann TTaahhuunnaann PPTT AAssi iiaa PPaacci iif ffi iicc FFi iibbeer rss TTbbkk 21

23 Kegiatan Pembiayaan dan Status Restrukturisasi Restrukturisasi hutang berjaminan belum dapat diselesaikan dan APF karena sedang menunggu tanggapan dari PPA. Damiano Investment BV, yang merupakan pemegang saham mayoritas Perseroan, juga pemegang moyoritas surat utang berjaminan selain porsi kepemilikan PPA. Damiano Investments BV telah menyediakan fasilitas modal kerja dan Fasilitas Letter of Credit untuk penyediaan bahan baku. Hal ini sangat membantu APF untuk tetap dapat mempertahankan kapasitas terpakai dan fasilitas produksi yang ada. Dengan ketatnya modal kerja, pada bulan Januari 2009, APF menyampaikan dan telah menerima persetujuan dari para kreditur tidak berjaminan untuk menunda pembayaran pertama terhadap utang tidak berjaminan yang jatuh tempo pada tanggal 15 Februari Mayoritas dari Kreditur utang yang tidak berjaminan setuju memenuhi permintaan APF untuk menunda pembayaran hingga bulan Februari Damiano juga menghapuskan fee yang terhutang atas Fasilitas Letter of Credit selama tahun Damiano Investment BV, yang merupakan pemegang saham mayoritas Perseroan dan juga Pemegang surat utang berjaminan telah memberikan failitas modal kerja perseroan, Damiano juga memberikan fasilitas Letter of Credit untuk pengadaan bahan baku. Perseroan mempunyai empat anak perusahaan yaitu : PT Texmaco Jaya Tbk. (Texmaco Jaya), Polysindo International Finance Company BV. (PIFC), Polysindo Mauritius Ltd dan PT. Eastindo Polymertama (Eastindo). PT. Texmaco Jaya Tbk (Texmaco Jaya) Texmaco Jaya mempunyai fasilitas produksi pertenunan, perajutan, pencelupan dan peyempurnaan baik Fasihion fabrics dan Performance Fabrics. Devisi Fashion tidak berjalan karena tidak mempunyai modal kerja. APF memiliki penyertaan sebesar 92% 22 AAnnnnuuaal ll RReeppoor rt tt PPTT AAssi iiaa PPaacci iif ffi iicc FFi iibbeer rss TTbbkk

24 saham Texmaco Jaya. Saham-sahamnya telah dihapuskan pencatatannya dari Bursa Efek Indonesia terhitung sejak 10 Oktober Polysindo International Finance Company B.V (Polysindo Finance) dan Polysindo (Mauritius) Ltd. Polysindo Finance dan Polysindo Mauritius adalah anak perusahaan yang 100% sahamnya dimiliki oleh PT. Asia Pacific Fibers Tbk dan berfungsi sebagai institusi pendanaan bagi perseroan. Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda (P3B) antara Indonesia dan Mauritius saat ini telah berakhir. Oleh karena itu, Perseroan sedang melakukan upaya likuidasi terhadap Polysindo (Mauritius) Ltd. PT. Eastindo Polymertama (Eastindo) Eastindo pada awalnya didirikan untuk mengembangkan produksi PTA dan Polymer di Karawang, yang kemudian pelaksanaannya berubah langsung dilakukan oleh APF sendiri. Karena Eastindo tidak melakukan kegiatan apapun maka Perseroan berencana akan menutup Eastindo. LLaappoor raann TTaahhuunnaann PPTT AAssi iiaa PPaacci iif ffi iicc FFi iibbeer rss TTbbkk 23

25 Analisis dan Pembahasan Manajemen Umum Pendapatan usaha Perseroan terdiri dari penjualan benang filament, staple fiber, polyester chips dan performance fabric, baik ditujukan untuk pasar domestik maupun ekspor. Jumlah penjualan dalam tahun 2009 turun dibanding dengan penjualan tahun sebelumnya sebagai dampak dari penurunan harga bahan baku pada harga jual barang jadi berubah seiring dengan pergerakan harga bahan baku. Nilai tukar Rupiah menguat pada semester kedua tahun 2009 dan ditutup pada kisaran per US$1 pada 31 Desember 2009 jika dibanding dengan per US$1 pada tahun 2008 Kinerja Perseroan Pendapatan Pada tahun 2009, penjualan bersih mencapai. 3,511 trilyun dibanding dengan. 3,74 trilyun pada tahun Penurunan penjualan bersih pada tahun 2009 terutama disebabkan oleh turunnya harga bahan baku sepanjang tahun. Penjualan ekspor mencapai. 930,75 milyar atau 26,5% dari penjualan bersih sedangkan penjualan domestik mencapai. 2,581 trilyun atau 73,5% dari penjualan bersih. Pendapatan lainnya sebesar. 8,98 milyar diperoleh dari penjualan bahan tidak langsung dan penjualan barang sisa. Laba (Rugi) Kotor Perseroan mencatat rugi kotor sejumlah. 43,9 milyar pada tahun 2009 dibanding. 217,81 milyar pada tahun Penurunan rugi kotor disebabkan realisasi harga yang lebih baik pada tahun 2009 akibat menguatnya permintaan atas barang jadi. 24 AAnnnnuuaal ll RReeppoor rt tt PPTT AAssi iiaa PPaacci iif ffi iicc FFi iibbeer rss TTbbkk

26 Laba/(Rugi) Usaha Rugi usaha tahun 2009 sejumlah. 314,3 milyar jika dibandingkan dengan sejumlah. 518,2 milyar pada tahun Beban penjualan, dan Beban administrasi umum pada tahun 2009 sejumlah. 270,4 milyar dibanding dengan. 300,4 milyar pada tahun Turunnya biaya administrasi terutama disebabkan beberapa usaha penghematan biaya yang telah diupayakan oleh Perseroan pada tahun Laba bersih Perseroan mencatat laba bersih sejumlah. 1,183 trilyun pada tahun 2009 dibanding dengan rugi bersih. 2,121 trilyun pada tahun Laba bersih tahun 2009 diperoleh karena adanya keuntungan nilai tukar mata uang asing sebesar. 1,515 trilyun dan peningkatan marjin atas barang jadi. Nilai tukar Rupiah menguat dari per US$ 1 pada tahun 2008 menjadi per US$ 1 pada tahun Perseroan juga membukukan EBITDA sebesar US$ 28,3 juta pada tahun 2009 sedangkan EBITDA tahun 2008 adalah US$ 5,4 juta. Pendapat Auditor Akuntan Independen memberikan pendapat wajar dengan pengecualian terhadap laporan keuangan Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember Hal ini terutama disebabkan tidak diperolehnya jawaban konfirmasi atas hutanghutang anak perusahaan dan tidak memadainya penyisihan pitang ragu-ragu atas piutang usaha dan piutang lain-lain pada pihak ketiga dan pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Perseroan akan menyajikan cadangan penyisihan atas piutang usahan dan piutang lain-lain pada pihak ketiga dan pihak yang mempunyai hubungan istimewa setelah selesainya restrukturisasi hutang berjaminan. LLaappoor raann TTaahhuunnaann PPTT AAssi iiaa PPaacci iif ffi iicc FFi iibbeer rss TTbbkk 25

27 Risiko Usaha Tahun 2009 ditandai dengan kondisi perekonomian yang stabil, dengan harga minyak mentah yang stabil sepanjang tahun. Indonesia juga telah berhasil menyelenggarakan pemilihan Presiden pada tahun 2009 dengan sukses dan berjalan secara damai. Dengan stabilnya harga bahan baku pada kwartal pertama tahun 2010, diikuti dengan kuatnya permintaan untuk produk-produknya, Perseroan siap mencapai kinerja sesuai dengan yang telah direncanakan, pembatasan keadaan yang tak terduga. Selain itu, Perseroan harus tergantung pada perjanjian pre-finance, di samping fasilitas modal kerja yang diberikan oleh pemegang saham mayoritas untuk pengadaan bahan baku, karena tidak adanya sumber konvensional modal kerja melalui saluran perbankan normal. Setiap kredit modal kerja formal melalui perbankan akan memungkinkan untuk diperoleh apabila hutang berjaminan telah restrukturisasi. Restrukturisasi Hutang Restrukturisasi hutang berjaminan belum dapat diselesaikan dan APF masih menunggu tanggapan dari PPA. Damiano Investment BV adalah pemegang saham mayoritas dan juga memiliki hutang berjaminan selain porsi kepemilikan PPA. Damiano Investment BV, telah memberikan fasilitas modal kerja dan fasilitas Letter of Credit (L/C) dalam pengadaan bahan baku. Hal ini akan sangat membantu APF dalam mempertahankan kapasitas terpakai dari fasilitas produksi yang ada. Mengingat posisi modal kerja yang ketat, pada bulan januari 2009 APF telah menyampaikan dan memperoleh persetujuan dari kreditur tidak terjamin untuk melakukan penundaan atas pembayaran cicilan pertama dari Surat utang yang tidak terjamin yang jatuh tempo tanggal 15 Februari Mayoritas pemegang surat utang telah menyetujui permintaan APF untuk menunda pembayaran hingga Februari Damiano Investment BV juga telah menghapuskan beban terutang atas fasilitas Letter of Credit yang diberikannya untuk tahun AAnnnnuuaal ll RReeppoor rt tt PPTT AAssi iiaa PPaacci iif ffi iicc FFi iibbeer rss TTbbkk

28 Tata Kelola Perusahaan Perseroan berusaha memenuhi berbagai persyaratan dan ketentuan Undang-Undang Perseroan Terbatas, Undang-Undang Pasar Modal dan Peraturan Bursa Efek. Para pemegang saham dalam Rapat Umum Luar Biasa yang diselenggarakan pada tanggal 24 Maret 2009, menyetujui penerbitan 5% ( saham) yang ditempatkan dan modal disetor saham seri C tanpa hak Memesan Efek Terlebih Dahulu, untuk memberikan opsi saham kepada manajemen Perusahaan dan karyawan (Management Employee Stock Option Program). Nama Perusahaan telah diubah menjadi "PT. Asia Pacific Fibers Tbk., efektif November 2009 sesuai dengan persetujuan dari BKPM dan Menteri Hukum dan HAM Indonesia,. Perubahan nama dilakukan untuk mencerminkan posisi Perseroan pada pasar global. Dewan Komisaris Perseroan merupakan respresentasi dari beberapa orang terpilih dengan latar belakang keuangan, ekonomi dan hukum disamping dari pemegang saham mayoritas. Dewan komisaris mengadakan pertemuan rutin triwulanan untuk melakukan penelaahan terhadap kinerja Perseroan dan pengawasan terhadap kinerja Direksi. Perseroan telah membentuk Bagian Internal Audit pada bulan Januari 2009, dan melaporkan hasil kerjanya kepada Komisaris Independen dan Direksi secara rutin. Bagian ini dikepalai oleh Sdr. Yohanes Baptis Galuh Adjar Pamungkas dan dibantu oleh staff yang berpengalaman dibidang Akunting. Perseroan mempunyai unit Corporate Secretary yang dikepalai oleh Sdr. Tunaryo dan dibantu beberapa staf berpengalaman dibidang keuangan dan hukum. Perseroan telah mengungkapkan informasi material kepada para pemegang saham, stakeholder, dan masyarakat umum. Perusahaan akan terus berusaha untuk membawa LLaappoor raann TTaahhuunnaann PPTT AAssi iiaa PPaacci iif ffi iicc FFi iibbeer rss TTbbkk 27

29 transparansi dan kejujuran dalam pelaporan kepada pemegang saham, stakeholder, dan masyarakat umum. Corporate Social Responsibility (CSR) Perusahaan telah banyak melaksanakan kegiatan sosial di sekitar lokasi dua pabrik di Karawang dan Semarang, untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitarnya. Dalam rangka melaksanakan program-program ini lebih efektif, Perseroan telah membentuk "Yayasan Asia Pacific Fiber". Beberapa program yang disetujui untuk kegiatan sponsorhip dan dukungan sebagaimana yang tercantum di bawah ini: 1. Mendukung pendidikan bagi anak-anak di desa-desa sekitar pabrik; 2. Program kesehatan bagi masyarakat miskin di lingkungan sekitar pabrik; 3. Kegiatan keagamaan dan budaya; 4. Aspek lingkungan; 5. Program Penanggulangan Bencana; 6. Pengentasan kemiskinan melalui kerja mandiri. 28 AAnnnnuuaal ll RReeppoor rt tt PPTT AAssi iiaa PPaacci iif ffi iicc FFi iibbeer rss TTbbkk

30 Informasi Perseroan Tanggal Pendirian 15 Pebruari 1984 Pencatatan pada Bursa Efek Indonesia 1. Penawaran Umum pada bulan Februari 1991 Pencatatan terbatas (partial listing) untuk saham pada tanggal 12 Maret 1991 di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya. 2. Pencatatan di Bursa pada bulan Januari Perseroan mencatatkan seluruh saham sejumlah saham pada tanggal 3 Januari 1992 di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya. Jumlah keseluruhan saham Perseroan yang tercatat adalah saham. 3. Penawaran Umum Terbatas I pada bulan Oktober Antara tanggal 1 Nopember 1993 dan 3 Januari 1994, Perseroan melakukan Penawaran Umum Terbatas perdana dengan menawarkan saham. Setelah Penawaran Umum ini, jumlah saham Perseroan yang tercatat adalah sebesar saham. 4. Pemecahan Saham pada bulan Maret Dengan adanya pemecahan saham pada tanggal 27 Maret 1995, jumlah saham yang tercatat di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya adalah sebesar saham. 5. Saham bonus dan saham dividen pada bulan April Pada tanggal 12 April 1995 dan 17 April 1995, sejumlah saham bonus dan saham dividen telah dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya. Dengan demikian, jumlah saham yang tercatat pada kedua bursa tersebut adalah sebesar saham. 6. Penawaran Umum Terbatas II pada bulan Juni 1996 Melalui Penawaran Umum Terbatas II pada tanggal 10 Juni 1996, Perseroan mencatatkan saham di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya, sehingga total saham yang tercatat adalah saham. LLaappoor raann TTaahhuunnaann PPTT AAssi iiaa PPaacci iif ffi iicc FFi iibbeer rss TTbbkk 29

31 7. Penawaran Umum Terbatas III pada bulan Desember Pada tanggal 24 Desember 1997, Perseroan menawarkan saham di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya. Setelah Penawaran Umum Terbatas III ini, total saham yang tercatat adalah sejumlah saham. 8. Konversi Hutang menjadi saham pada bulan September APF telah memperoleh persetujuan dari Departemen Kehakiman dan HAM untuk menerbitkan saham kepada kreditur yang tidak berjaminan yang merupakan bagian dari konversi hutang yang telah mendapatkan persetujuan dari Pengadilan Niaga. Hingga tanggal 31 Desember 2006, APF telah mengeluarkan saham kepada kreditur yang tidak berjaminan yang telah mengajukan permintaan penukaran saham kepada Perseroan. APF juga telah mendapatkan persetujuan dari Departemen Kehakiman dan HAM untuk menerbitkan saham yang akan dikeluarkan kepada kreditur berjaminan sesuai dengan proposol restrukturisasi bagi kreditur berjaminan ( SDRP ). APF belum mengeluarkan saham-saham tersebut hingga tanggal 31 Desember Reverse Split Saham pada bulan Februari APF melakukan Anggaran Dasar Perusahaan sehubungan dilakukannya reverse split saham yang dilakukan dengan rasio 20 : 1 dan sesuai akta notaris Sutjipto, SH No, 91 tanggal 21 Februari 2008 tentang perubahan anggaran dasar perusahaan, modal dasar perseroan adalah sebesar terbagi atas lembar saham. Akta tersebut telah mendapatkan persetujuan dari Departement Hukum dan Hak Azazi Manusia dengan serat keputusannya No. AHU AH.01.02Th.2008 tertanggal 3 Maret Perseroan memperoleh persetujuan dari pemegang saham dalam RUPSLB tanggal 24 Maret 2009 untuk mengeluarkan 5% saham ( saham) dalam saham yang ditempatkan dan disetor saham seri C tanpa Hak Memesan Efek terlebih Dahulu, dalam Opsi saham bagi Manajemen dan Karyawan (MESOP). Perseroan memperoleh persetujuan untuk melakukan perubahan nama menjadi PT Asia Pacific Fibers Tbk dari Menteri Hukum dan Hak Azazi Manusia tanggal 10 Nivember 2009 dan BKPM tanggal 2 Desember AAnnnnuuaal ll RReeppoor rt tt PPTT AAssi iiaa PPaacci iif ffi iicc FFi iibbeer rss TTbbkk

32 Jumlah saham yang tercatat per 31 Desember Susunan Modal per 31 Desember 2009 Seri A Modal Dasar ,- Nilai Nominal per Saham ,- Modal Disetor ,- Seri B Modal Dasar ,- Nilai Nominal per Saham 1.000,- Modal Disetor 0,- Seri C Modal Dasar ,- Nilai Nominal per Saham 40,- Modal Disetor ,- Pemegang Saham Damiano Investment 60,70% PT. Multikarsa Investama* 5,53% Masyarakat 33,77% Pemindahan saham-saham dari PT. Multikarsa Investama kepada PT. Bina Prima Perdana dalam rangka restrukturisasi dengan pihak BBPN. Pencatatan pada PT. Bursa Efek Jakarta masih belum diselesaikan. Dewan Komisaris Komisaris Utama Komisaris Komisaris Komisaris Komisaris Independen Komisaris Independen Robert Clive Appleby Antonitris Christopher Robert Botsford Robert McCarthy Timbul T. Lubis, SH, LLM Dono Iskandar Djojosubroto LLaappoor raann TTaahhuunnaann PPTT AAssi iiaa PPaacci iif ffi iicc FFi iibbeer rss TTbbkk 31

33 Dewan Direksi Direktur Utama Direktur Direktur Direktur Direktur Vasudevan Ravi Shankar Drs. Masjhud Ali, MBA Seeniappa Jegatheesan Peter Stanley Grant Peter Vinzenz Merkle Kegiatan Perseroan Bergerak pada industri PTA, Polymer, Polyester Fiber, Benang Filament dan kain sintetis dan pakaian jadi. Kapasitas Produksi per 31 Desember 2009 Purified Terepthalic Acid (PTA) ton/tahun Polyester Chips ton/tahun Polyester Staple Fibre ton/tahun Polyester Filament Yarn ton/tahun Fabric yard/tahun Kantor Perwakilan The East Building Lantai 35 Unit Jl. Lingkar Mega Kuningan Blok E3.2 Kav 1 Jakarta Tel : (62-21) Fax : (62-21) Kantor Terdaftar Desa Nolokerto Kecamatan Kaliwungu, Kendal Tel : (62-24) Fax : (62-24) AAnnnnuuaal ll RReeppoor rt tt PPTT AAssi iiaa PPaacci iif ffi iicc FFi iibbeer rss TTbbkk

34 Fasilitas Pabrik Pabrik 1 : Pabrik 2 : Desa Kiara Payung, Jl. Raya Kaliwungu Km. 19 Kecamatan Klari, Karawang Kendal, Semarang Jawa Barat-Indonesia Jawa Tengah-Indonesia Tel : (62-267) Tel : (62-24) Fax : (62-267) Fax : (62-24) Biro Administrasi Efek PT. Datindo Entrycom Wisma Dinners Club Anex Jl. Jend. Sudirman Jakarta Kantor Akuntan Publik Terdaftar Hendrawinata Gani & Hidayat Indonesian Member of Grant Thornton International Intiland Tower Lt18 Jl. Jend. Sudirman 32 Jakarta 10220, Indonesia Tel : (62-21) Fax : (62-21) LLaappoor raann TTaahhuunnaann PPTT AAssi iiaa PPaacci iif ffi iicc FFi iibbeer rss TTbbkk 33

35 Laporan Tahunan berikut laporan keuangan dan informasi lain yang terkait merupakan tanggung jawab manajemen PT Asia Pacific Fibers Tbk dan dijamin kebenarannya oleh seluruh Anggota Direksi dan Dewan Komisaris dengan membubuhkan tanda tangannya masing-masing dibawah ini. Robert Clive Appleby Komisaris Utama Vasudevan Ravi Shankar Direktur Utama Antonitris Komisaris Drs. Masjhud Ali MBA Direktur Christopher Robert Botsford Komisaris Seeniappa Jegatheesan Direktur Robert McCarthy Komisaris Peter Stanley Grant Direktur 34 AAnnnnuuaal ll RReeppoor rt tt PPTT AAssi iiaa PPaacci iif ffi iicc FFi iibbeer rss TTbbkk

36 Timbul Thomas Lubis, SH LLM Komisaris Independen Peter Vinzenz Merkle Direktur Dono Iskandar Djojosubroto Komisaris Independen LLaappoor raann TTaahhuunnaann PPTT AAssi iiaa PPaacci iif ffi iicc FFi iibbeer rss TTbbkk 35

37 LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN

38 Laporan Keuangan Konsolidasi dan Laporan Auditor Independen PT Asia Pacific Fibers Tbk (Dahulu PT Polysindo Eka Perkasa Tbk) Dan Anak Perusahaan

39 DAFTAR ISI Surat Pernyataan Direksi Laporan Auditor Independen Laporan Keuangan Konsolidasi Halaman Neraca Konsolidasi 1 Laporan Laba Rugi Konsolidasi 4 Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasi 5 Laporan Arus Kas Konsolidasi 6 Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi 8 Lampiran Informasi Keuangan Tambahan 1 5

40

41

42

43

44 NERACA KONSOLIDASI A S E T Catatan ASET LANCAR Kas dan setara kas 3d,4, Investasi jangka pendek 3e, Piutang usaha, setelah dikurangi penyisihan 3f,6,47,48 piutang ragu-ragu sebesar pada tahun 2009 dan pada tahun 2008 Pihak ketiga Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Piutang lain-lain, setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar pada tahun 2009 dan Persediaan 3g, Uang muka pembelian Pajak dibayar di muka 3p,22a Biaya dibayar di muka Jumlah aset lancar ASET TIDAK LANCAR Piutang hubungan istimewa 9, Aset pajak tangguhan 3p,22d Rekening bank yang dibatasi penggunaannya 3d,10, Piutang usaha, tidak lancar, setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar pada tahun 2009 dan pada tahun f,11, Piutang lain-lain, tidak lancar, setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar pada tahun 2009 dan , Aset tetap, setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar pada tahun 2009 dan pada tahun h,i,j, Uang muka investasi dalam proyek perusahaan patungan Aset lain-lain Jumlah aset tidak lancar JUMLAH ASET Catatan atas laporan keuangan konsolidasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan 1

45 NERACA KONSOLIDASI (Lanjutan) KEWAJIBAN DAN EKUITAS (DEFISIENSI) Catatan (Disajikan Kembali) KEWAJIBAN LANCAR Hutang Bank 16, Hutang terjamin 17, Pinjaman jangka pendek 18, Wesel bayar 19, Hutang usaha 20,47,48 Pihak ketiga Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Hutang pembelian aset tetap 21, Hutang pajak 3p,22b Beban masih harus dibayar 23, Bagian hutang sewa guna usaha yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun 3i, Bagian hutang kredit pembiayaan yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun Hutang lancar lain-lain 24, Jumlah kewajiban lancar KEWAJIBAN TIDAK LANCAR Hutang tidak terjamin dan wesel bayar 25, Pinjaman modal kerja 26, Hutang usaha, tidak lancar Hutang lain-lain, tidak lancar Kewajiban pajak tangguhan 3p,22d Hutang kredit pembiayaan Cadangan uang jasa karyawan 3m, Jumlah kewajiban tidak lancar Catatan atas laporan keuangan konsolidasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan 2

46 NERACA KONSOLIDASI (Lanjutan) KEWAJIBAN DAN EKUITAS (DEFISIENSI) Catatan (Disajikan Kembali) EKUITAS (DEFISIENSI) Modal saham Modal dasar saham dengan nilai nominal per saham untuk Seri A, per saham untuk Seri B dan 40 per saham untuk Seri C pada tahun 2009 dan 2008 Modal ditempatkan dan disetor penuh saham Seri A dan saham Seri C pada tahun 2009 and Tambahan modal disetor 3k, Selisih transaksi perubahan ekuitas Anak Perusahaan 3k ( ) ( ) Selisih kurs karena penjabaran laporan Keuangan 3o Selisih restrukturisasi entitas sepengendali ( ) ( ) Saldo laba (akumulasi defisit) Telah ditentukan penggunaannya Belum ditentukan penggunaannya ( ) ( ) Jumlah ekuitas (defisiensi) ( ) ( ) JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS (DEFISIENSI) Catatan atas laporan keuangan konsolidasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan 3

47 LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASI Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal Catatan (Disajikan Kembali) PENDAPATAN USAHA Penjualan bersih 3n, Pendapatan usaha lainnya 3n, Jumlah pendapatan usaha BEBAN POKOK PENJUALAN 3n,40 ( ) ( ) RUGI KOTOR ( ) ( ) BEBAN USAHA Beban penjualan 3n,42 ( ) ( ) Beban umum dan administrasi 3n,43 ( ) ( ) Jumlah beban usaha ( ) ( ) RUGI USAHA ( ) ( ) PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN Penghasilan bunga Laba atas penjualan aset tetap, bersih Cadangan untuk biaya pendanaan pinjaman bank 16 ( ) Beban penyusutan atas aset tetap 13 ( ) ( ) Beban penyusutan atas aset tetap yang tidak digunakan 13 ( ) ( ) Beban bunga dan administrasi bank 44 ( ) ( ) Laba (rugi) kurs, bersih 3o ( ) Penyelesaian atas klaim asuransi Pendapatan lain-lain, bersih Jumlah penghasilan (beban) lain-lain, bersih ( ) LABA (RUGI) SEBELUM PAJAK PENGHASILAN ( ) PENGHASILAN (BEBAN) PAJAK 3p Kini 22c Tangguhan 22d Jumlah penghasilan pajak LABA (RUGI) BERSIH ( ) LABA (RUGI) BERSIH PER SAHAM DASAR 3q, (245) Catatan atas laporan keuangan konsolidasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan 4

48 LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASI Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal Catatan Modal saham Tambahan modal disetor Selisih transaksi perubahan ekuitas Anak Perusahaan Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan Selisih restrukturisasi entitas sepengendali Saldo laba (akumulasi defisit) Telah ditentukan penggunaannya Belum ditentukan penggunaannya Jumlah ekuitas (defisiensi) Saldo per 31 Desember ( ) ( ) ( ) ( ) Selisih kurs karena penjabaran Laporan keuangan ( ) ( ) Rugi bersih tahun berjalan (disajikan kembali) ( ) ( ) Saldo per 31 Desember 2008 (disajikan kembali) ( ) ( ) ( ) ( ) Selisih kurs karena penjabaran Laporan keuangan Laba bersih tahun berjalan Saldo per 31 Desember ( ) ( ) ( ) ( ) Catatan atas laporan keuangan konsolidasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan 5

49 LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASI Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal Catatan ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan dari pelanggan 6,24,38, Pembayaran kas kepada pemasok 20,40 ( ) ( ) Pembayaran kas kepada direksi dan karyawan ( ) ( ) Pembayaran kas operasi lainnya ( ) ( ) Kas yang diperoleh dari operasi Penghasilan bunga 7, Pembayaran bunga dan administrasi bank 23,44 ( ) ( ) Penerimaan dan penyelesaian atas klaim asuransi 7, Pembayaran pajak penghasilan 22 ( ) ( ) Penerimaan hasil restitusi pajak Kas bersih diperoleh dari aktivitas operasi ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Hasil penjualan aset tetap Pembelian aset tetap 13 ( ) Penambahan aset lain-lain 15 ( ) ( ) Kas bersih digunakan untuk aktivitas investasi ( ) ( ) Catatan atas laporan keuangan konsolidasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan 6

50 LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASI (Lanjutan) Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal Catatan ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Pembayaran hutang bank 16 ( ) ( ) Penerimaan pinjaman jangka pendek Pembayaran hutang sewa guna usaha 29 ( ) Penerimaan (pembayaran) piutang hubungan istimewa 9 ( ) Penambahan (pengurangan) piutang lain-lain, tidak lancar 11 ( ) Penambahan hutang lain-lain, tidak lancar Penerimaan dari pinjaman modal kerja Pembayaran fasilitas kredit pembiayaan 30 ( ) ( ) Kas bersih digunakan untuk aktivitas pendanaan ( ) ( ) KENAIKAN BERSIH KAS DAN SETARA KAS PENGARUH SELISIH KURS ( ) SALDO KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN SALDO KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN AKTIVITAS PENDANAAN DAN INVESTASI YANG TIDAK MEMPENGARUHI ARUS KAS : Perolehan aset tetap pemilikan langsung melalui hutang kredit pembiayaan 13, Kapitalisasi beban bunga menjadi hutang tidak terjamin dan wesel bayar Catatan atas laporan keuangan konsolidasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan 7

51 CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 1. U M U M a. Pendirian dan Informasi Umum D PT Asia Pacific Fibers Tbk (dahulu PT Polysindo Eka Perkasa Tbk) ( Perusahaan ) didirikan dalam rangka Undang-undang Penanaman Modal Dalam Negeri No. 6 tahun 1968 jo. Undangundang No. 12 tahun 1970 berdasarkan akta No. 22 tanggal 15 Pebruari 1984 dari Januar Tirtaamidjaja, SH, notaris di Jakarta. Undang-undang diatas telah diubah dengan Undang-undang No. 40 tahun 2007 tanggal 16 Agustus Akta pendirian ini telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C HT TH.84 tanggal 26 Oktober 1984 dan diumumkan dalam Tambahan No Berita Negara Republik Indonesia No. 72 tanggal 7 September Anggaran Dasar Perusahaan mengalami perubahan dengan akta No.92 tanggal 24 Maret 2009 oleh notaris Sutjipto, SH, notaris di Jakarta, untuk menyesuaikan Anggaran Dasar Perusahaan dengan Peraturan Bapepam-LK No. IX.J.1 tanggal 14 Mei 2008 tentang Pokok-Pokok Anggaran Dasar Perusahaan yang Melakukan Penawaran Umum Efek Bersifat Ekuitas dan Perusahaan Publik. Akta notaris ini telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU AH Tahun 2009 tanggal 14 Agustus Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, yang terakhir dengan akta No. 50 tanggal 10 September 2009 oleh notaris Sutjipto, SH, notaris di Jakarta, mengenai perubahan nama Perusahaan dari PT Polysindo Eka Perkasa Tbk menjadi PT Asia Pacific Fibers Tbk. Akta notaris ini telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU AH Tahun 2009 tanggal 10 November 2009 dan pengumuman dalam Berita Negara Republik Indonesia sedang dalam proses. Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahan adalah terutama meliputi industri kimia dan serat sintetis, pertenunan dan perajutan serta industri tekstil lainnya. Perusahaan berkedudukan di Kendal, Jawa Tengah dengan pabrik yang berlokasi di Kendal, Jawa Tengah dan Karawang, Jawa Barat. Kantor perwakilan Perusahaan berlokasi di Gedung The East, Lantai 35, Jl. Lingkar Mega Kuningan Kav. E-3 No. 1, Jakarta. Perusahaan mulai berproduksi secara komersial pada tahun Hasil produksi Perusahaan dipasarkan didalam dan diluar negeri, diantaranya ke Eropa, Amerika Serikat, Asia dan Timur Tengah. b. Penawaran Umum Efek, Wesel Bayar Perusahaan dan Anak Perusahaan Pada tanggal 14 Desember 1990, Perusahaan menawarkan sahamnya kepada masyarakat melalui Bursa Efek Jakarta dan Surabaya, sekarang dikenal dengan Bursa Efek Indonesia. 8

52 1. U M U M (Lanjutan) b. Penawaran Umum Efek, Wesel Bayar Perusahaan dan Anak Perusahaan (Lanjutan) Pada tanggal 8 Oktober 1993, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM), dengan suratnya No S-1738/PM/1993, untuk melakukan Penawaran Umum Terbatas Dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu sebesar saham kepada pemegang saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta dan Surabaya pada tanggal 1 Nopember Pada tanggal 15 Desember 1994, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua BAPEPAM, No S-2027/PM/1994, perihal efektifnya perubahan nilai nominal per saham dari menjadi 500 per saham. Pada tanggal 20 Mei 1996, Perusahaan memperoleh surat pernyataan efektif dari Ketua BAPEPAM, dengan suratnya No S-778/PM/1996, untuk melakukan Penawaran Umum Terbatas II dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu sebesar saham kepada pemegang saham. Saham-saham tersebut telah dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta dan Surabaya pada tanggal 10 Juni Pada tanggal 11 Desember 1997, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua BAPEPAM, dengan suratnya No S-2844/PM/1997, untuk melakukan Penawaran Umum Terbatas III dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu sebesar saham kepada pemegang saham. Saham-saham tersebut telah dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta dan Surabaya pada tanggal 5 Januari Pada tahun 1994, Perusahaan menerbitkan Unsecured Senior Notes sebesar US$ yang dicatat di Bursa Efek Luxembourg. Pada tahun 1996, Perusahaan menawarkan kepada pemegang Unsecured Senior Notes untuk menukarkan Notes tersebut dengan Guaranteed Senior Notes sebesar US$ yang diterbitkan oleh PIFC dimana Perusahaan bertindak sebagai penjamin. Wesel ini dicatat di Bursa Efek Luxembourg. Pada tahun 1996, PIFC, dengan Perusahaan sebagai penjamin, menerbitkan Secured Floating Rate Notes sebesar US$ dan Guaranteed Secured Notes sebesar US$ yang tercatat di Bursa Efek Luxembourg. Pada tahun 1997, PIFC, dengan Perusahaan sebagai penjamin, menerbitkan Guaranteed Secured Notes sebesar US$ yang tercatat di Bursa Efek Luxembourg. Sebelum Januari 2000, wesel bayar yang dikeluarkan oleh PIFC sudah tidak tercatat (delisted) dari Bursa Efek Luxembourg. 9

53 1. U M U M (Lanjutan) b. Penawaran Umum Efek, Wesel Bayar Perusahaan dan Anak Perusahaan (Lanjutan) Mulai bulan Desember 2004, seluruh saham Perusahaan sejumlah disuspensi sehubungan dengan tuntutan pailit terhadap Perusahaan dan keterlambatan menyerahkan laporan keuangan Perusahaan. Saham-saham Perusahaan tetap disuspensi walaupun Perusahaan telah lepas dari pailit. Akan tetapi Perusahaan berusaha untuk keluar dari suspensi ini dengan menyerahkan rencana langkah-langkah yang akan dilakukan oleh Perusahaan. Kemudian, pada bulan Juli 2006, saham-saham Perusahaan telah diperdagangkan kembali. Pada tahun 2006, Perusahaan telah melakukan konversi atas hutang tidak terjamin sebagai bagian dari implementasi perjanjian perdamaian yang telah diputuskan oleh Pengadilan Niaga Jakarta Pusat dengan menerbitkan sebanyak lembar saham dimana sesuai dengan ketentuan Bursa Efek Indonesia, saham tersebut tidak dapat diperdagangkan dalam waktu 1 tahun. Kemudian, pada bulan Oktober 2007, saham baru tersebut telah diperdagangkan. Menurut Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang diadakan pada tanggal 21 Pebruari 2008, para pemegang saham menyetujui untuk melakukan penggabungan nilai nominal saham (reverse stock split) dengan rasio 20 berbanding 1 yang artinya 20 saham lama akan menjadi 1 saham baru. Reverse stock ini dilakukan agar saham Perusahaan lebih likuid dan sesuai dengan kinerja Perusahaan. Karena terdapat perubahan jumlah saham dan nilai nominal saham, maka Perusahaan harus melakukan perubahan Anggaran Dasar Perusahaan, dan akta notaris untuk Perubahan Anggaran Dasar Perusahaan ini telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia pada tanggal 3 Maret Selanjutnya, menurut akta notaris Sutjipto, SH No. 122 tanggal 27 Pebruari 2008 tentang perjanjian pembelian sisa saham hasil reverse stock Perusahaan, dinyatakan bahwa PT Trimegah Securities Tbk sebagai pembeli siaga. Disamping itu, jumlah saham hasil reverse stock telah diperdagangkan di Pasar Reguler pada tanggal 14 Maret Pada tanggal 10 Oktober 2008, saham dari Anak Perusahaan (PT Texmaco Jaya Tbk) sudah tidak tercatat (delisted) di Bursa Efek Indonesia melalui surat keputusan No. S /BEI.PSR/09/2008 dan Peng-004/BEI.PSR/DEL/ akibat sejak Desember 2004, saham dari PT Texmaco Jaya Tbk disuspensi perdagangannya dan terdapat kendala dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya. Menurut Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang diadakan pada tanggal 24 Maret 2009 yang telah dikukuhkan dalam akta notaris Sutjipto, SH No 91 tanggal 24 Maret 2009, notaris di Jakarta, Pemegang Saham setuju untuk melakukan penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu melalui pemberian hak opsi kepada manajemen dan karyawan Perusahaan (Management Employee Stock Option Programme / MESOP). Saham yang dikeluarkan adalah sebanyak 5% dari jumlah saham yang ditempatkan dan disetor (sebanyak lembar saham seri C). 10

54 1. U M U M (Lanjutan) b. Penawaran Umum Efek, Wesel Bayar Perusahaan dan Anak Perusahaan (Lanjutan) Akta notaris ini ini telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU AH Tahun 2009 tanggal 14 Agustus Berdasarkan rencana Perusahaan yang telah dilaporkan ke Bursa Efek Indonesia melalui surat tertanggal 17 Maret 2009, program ini akan diimplementasikan mulai tanggal 1 April 2009 sampai dengan 1 Pebruari Tapi sampai dengan saat ini, program tersebut belum diimplementasikan. Sejak tanggal 2 Desember 2009, saham Perusahaan di Bursa Efek Indonesia sudah diganti dengan menggunakan nama Perusahaan yang baru. c. Anak Perusahaan Yang Dikonsolidasi Perusahaan menguasai baik langsung maupun tidak langsung, lebih dari 50% hak suara di Anak Perusahaan berikut ini : Operasi Persentase Jumlah aktiva Anak Perusahaan Lokasi Kegiatan usaha Komersial kepemilikan % (dalam jutaan) (dalam jutaan) PT Texmaco Jaya Tbk (TJ) Karawang Perdagangan, pertenunan,perajutan dan pemrosesan , PT Texmaco Graha Busana (TGB), dimiliki TJ dengan kepemilikan 99% Jakarta Perdagangan tekstil dan produksi pakaian jadi dan asesoris , Polysindo International Finance Company B.V. (PIFC) Belanda Jasa keuangan , Polysindo (Mauritius) Ltd. (PML) Republik Mauritius Jasa keuangan Pra operasi 100,00 Sejak semester kedua tahun 2004, PT Texmaco Graha Busana sudah menghentikan operasional bisnisnya. Pada tahun 2001, Perusahaan mengakuisisi saham yang merupakan 100% kepemilikan di Polysindo (Mauritius) Ltd (PML). Saham diperoleh sejumlah US$ Perbedaan antara harga perolehan dengan aktiva bersih dari PML sejumlah dicatat pada akun selisih restrukturisasi entitas sepengendali di kelompok ekuitas. 11

55 1. U M U M (Lanjutan) c. Anak Perusahaan Yang Dikonsolidasi (Lanjutan) Selama tahun 2009 dan 2008, tidak terdapat transaksi antara Perusahaan dengan Polysindo (Mauritius) Ltd. dan Polysindo International Finance Company BV. Dan Perusahaan berniat untuk menutup kegiatan Polysindo (Mauritius) Ltd. dan Polysindo International Finance Company BV. bersama dengan proses restrukturisasi Perusahaan. Terhitung bulan April 2008, operasional divisi fleece pada PT Texmaco Jaya Tbk (TJ) telah dioperasikan oleh Perusahaan dengan sistem maklon. d. Karyawan, Direksi dan Komisaris Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal adalah sebagai berikut : Dewan Komisaris : Komisaris Utama : Bapak Robert Clive Appleby Bapak Robert Clive Appleby Komisaris Independen : Bapak Dono Iskandar Djojosubroto Bapak Dono Iskandar Djojosubroto Bapak Timbul Thomas Lubis SH Bapak Timbul Thomas Lubis SH Komisaris : Bapak Antonitris Bapak Christopher Ian Teague Bapak Christopher Robert Botsford Bapak Christopher Robert Botsford Bapak Robert Mc Carthy Bapak Kalpathi Hari Haran Sivasubramanian Bapak Robert Mc Carthy Dewan Direksi : Direktur Utama : Bapak Vasudevan Ravi Shankar Bapak Vasudevan Ravi Shankar Direktur : Bapak Masjhud Ali Bapak Masjhud Ali Bapak Seeniappa Jegatheesan Bapak Seeniappa Jegatheesan Bapak Peter Stanley Grant Bapak Peter Stanley Grant Bapak Peter Vinzenz Merkle Bapak Peter Vinzenz Merkle Komite Audit dibentuk berdasarkan Peraturan Bapepam No. IX.1.5 tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit. Untuk memenuhi ketentuan Bapepam-LK, Dewan Komisaris telah membentuk komite audit. Susunan komite audit Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2009 adalah sebagai berikut : Ketua Anggota : Bapak Timbul Thomas Lubis SH : Bapak Heroe Pramono Bapak Djati Suara 12

56 1. U M U M (Lanjutan) d. Karyawan, Direksi dan Komisaris (Lanjutan) Corporate Secretary Perusahaan pada tanggal masing-masing adalah Bapak Tunaryo. Pada bulan Pebruari 2009, Perusahaan telah membentuk departemen internal audit untuk memenuhi ketentuan Bapepam-LK. Ketua internal audit adalah Bapak Yohanes Baptis Galuh Adjar Pamungkas. Jumlah karyawan tetap Perusahaan pada tanggal masing-masing sebanyak dan orang. Jumlah karyawan tetap Anak Perusahaan pada tanggal masing-masing sebanyak 394 dan 525 orang (Tidak Diaudit). Imbalan berupa gaji, yang diberikan kepada Komisaris dan Direktur untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal adalah sebesar dan Tidak ada imbalan berupa manfaat pension, uang jasa karyawan dan atau manfaat khusus lainnya yang diberikan selama tahun 2009 dan KELANGSUNGAN HIDUP PERUSAHAAN, RESTRUKTURISASI HUTANG DAN KONDISI EKONOMI a. Kelangsungan Hidup Tahun 2009 ditandai dengan stabilnya kondisi ekonomi. Harga minyak mentah turun pada kuartal terakhir tahun 2008 dan relatif stabil pada tahun Harga bahan baku Paraxylene dan MEG menurun sejalan dengan turunnya harga minyak pada kuartal terakhir tahun 2008, kemudian naik dari kuartal kedua tahun 2009 dan seterusnya. Namun demikian, karena permintaan atas produk Perusahaan yang cukup tinggi, baik untuk pasar domestik dan ekspor, Perusahaan dapat mengatasi kenaikan harga bahan baku tersebut kepada para pelanggan. Perusahaan membukukan keuntungan kas sebesar US$ 29,14 juta pada tahun Meskipun adanya imbas dari krisis keuangan global sejak kuartal terakhir tahun 2008, Perusahaan telah membayar fasilitas letter of credit kepada pemegang saham mayoritas, Damiano Investments BV sebesar US$ 7 juta selama tahun Damiano Investments BV terus mendukung Perusahaan dengan menyediakan fasilitas letter of credit sekitar US $ 46 juta. Namun, Perusahaan berhasil mengatur permintaan atas modal kerjanya dengan menambah pembiayaan dari pemasok atau pelanggan. Perusahaan akan terus mempertahankan sumber pembiayaannya, karena ini masih merupakan unsur penting dalam rencana struktur modal kerja Perusahaan pada tahun

57 2. KELANGSUNGAN HIDUP PERUSAHAAN, RESTRUKTURISASI HUTANG DAN KONDISI EKONOMI (Lanjutan) a. Kelangsungan Hidup (Lanjutan) Dengan modal kerja yang sangat ketat, Perusahaan juga memperoleh persetujuan dari kreditur tidak terjamin untuk menunda angsuran pertama pokok pembayaran atas surat hutang baru yang jatuh tempo pada tanggal 15 Pebruari Pemegang mayoritas dari surat hutang baru telah mengabulkan permintaan Perusahaan untuk menunda pembayaran untuk 3 (tiga) tahun kedepan atau sampai dengan Pebruari Damiano Investments BV juga telah menghapuskan hutang biaya pendanaan atas fasilitas letter of credit yang disediakan untuk tahun 2008 dan juga membebankan Perusahaan dengan tingkat persentase yang lebih rendah (15%) untuk tahun Sepanjang kuartal pertama tahun 2010, harga bahan baku dan harga jual masih stabil dan permintaan atas produk Perusahaan masih tinggi. Perusahaan mengharapkan dapat melakukannya dengan lebih baik pada tahun 2010, dengan dukungan yang berkelanjutan dari mayoritas pemegang saham dan kondisi pasar yang stabil. Sampai Maret 2010, Secured Debt Restructuring Plan (SDRP) masih belum disetujui terutama oleh PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) (yang memiliki sekitar 28% dari total hutang terjamin) karena beberapa kondisi di bawah SDRP yang belum disetujui oleh PPA. Perusahaan dan pemegang saham mayoritas terus meminta PT PPA untuk menyetujui restrukturisasi hutang terjaminnya. Perusahaan berharap dapat menyelesaikan restrukturisasi dengan kreditur terjaminnya pada tahun Setelah proses restrukturisasi ini selesai, dan berakibat pada perubahan pada neraca, Perusahaan yakin akan mendapatkan pinjaman modal kerja dari bank konvensional. Pokok-pokok utama isi SDRP tersebut adalah sebagai berikut : Usulan Tanggal Restrukturisasi: 1 Juli 2007 Tingkat Suku Bunga Pinjaman atas Surat Hutang Baru: Bunga akan terhutang triwulanan di muka atas surat hutang baru dan dihitung atas dasar jumlah pokok terhutang selama triwulan yang bersangkutan dengan tingkat suku bunga per tahun masingmasing sebagai berikut Thn1 Thn2 Thn3 Thn4 Thn5 Thn6 Thn7 Thn8 Thn9 0,0% 2,0% 2,0% 2,0% 4,0% 4,0% 4,0% 4,0% 4,0% Amortisasi: Pembayaran-pembayaran pokok hutang akan dilaksanakan pada akhir periode setiap 12 bulanan dimulai pada ulang tahun keempat Tanggal Restrukturisasi. Jumlah yang harus dibayar akan sebesar persentase berikut dari pokok hutang yang telah direstrukturisasi Thn1 Thn2 Thn3 Thn4 Thn5 Thn6 Thn7 Thn8 Thn9 0% 0% 0% 5,0% 17,5% 17,5% 17,5% 20,0% 22,5% 14

58 2. KELANGSUNGAN HIDUP PERUSAHAAN, RESTRUKTURISASI HUTANG DAN KONDISI EKONOMI (Lanjutan) a. Kelangsungan Hidup (Lanjutan) Restrukturisasi Hutang Surat Hutang Baru akan ditukar pada harga 10,73 Cent per Dollar Amerika Serikat. 40,90% dari modal yang ditingkatkan akan dibagikan kepada para kreditur terjamin sebagai konversi hutang ke saham (Debt/Equity Swap) sebagaimana disebutkan dalam SDRP. Sampai dengan bulan Maret 2010, Secured Debt Restructuring Plan (SDRP) seperti yang diungkapkan diatas, masih belum disetujui oleh PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA), yang memiliki sekitar 28% dari total hutang terjamin, karena beberapa kondisi dibawah SDRP yang belum disetujui oleh PPA. Perusahaan dan mayoritas pemegang sahamnya terus meminta kepada PT Perusahaan Pengelola Asset (PPA) untuk konsentrasinya kepada restrukturisasi hutang terjaminnya yang telah disetujui oleh Pengadilan. Perusahaan berharap dapat menyelesaikan restrukturisasi dengan kreditur terjaminnya di tahun Setelah proses restrukturisasi ini selesai, dan berakibat pada perubahan pada neraca, Perusahaan yakin akan mendapatkan pinjaman modal kerja dari bank konvensional. Disamping itu, kondisi keuangan Perusahaan dan Anak Perusahaan pada tahun 2009 mencerminkan keadaan berikut : Laba bersih sebesar Didalam laba bersih ini termasuk rugi kurs yang belum direalisasi sebesar Modal kerja negatif sebesar Defisiensi modal sebesar Hingga saat ini, Perusahaan telah meningkatkan utilisasi pabrik-pabrik serat sintetisnya di Karawang dan Semarang masing-masing hingga 75% dan 90%. Anak Perusahaan mengalami kesulitan modal kerja dan untuk mempertahankan kelangsungan usaha dan pelanggan setia Anak Perusahaan, maka terhitung mulai bulan April 2008, divisi fleece Anak Perusahaan beroperasi dengan sistem maklon dengan Perusahaan melalui perjanjian sewa/maklon (Tolling / Rental Agreement). Manajemen Perusahaan akan terus memelihara pelanggannya dan mempertahankan sumber prefinance dan fasilitas hutang kredit untuk modal kerjanya. 15

59 2. KELANGSUNGAN HIDUP PERUSAHAAN, RESTRUKTURISASI HUTANG DAN KONDISI EKONOMI (Lanjutan) a. Kelangsungan Hidup (Lanjutan) Laporan keuangan konsolidasi disusun dengan anggapan bahwa Perusahaan dan Anak Perusahaan sebagai entitas yang berkemampuan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya dan belum mencakup penyesuaian-penyesuaian yang mungkin timbul dari ketidakpastian tersebut. Efek yang timbul akan dilaporkan pada laporan keuangan konsolidasi pada saat diketahui dan dapat diperkirakan. Perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya sampai sekarang dengan dukungan pre-finance dari pelanggan Perusahaan, fasilitas letter of credit dan pinjaman modal kerja dari Damiano Investments BV, Belanda dan melalui kepercayaan serta pengertian dari para suppliernya. b. Restrukturisasi Hutang Restrukturisasi Hutang Perusahaan : Berikut adalah hal-hal yang terdapat pada Proposal Restrukturisasi Hutang Kreditur Tidak Terjamin yang dibuat oleh Perusahaan : (i) Pokok hutang direstrukturisasi menjadi 2,961%. (ii) (iii) (iv) (v) Beban bunga dan denda dihapuskan. Hutang yang direstrukturisasi akan dilunasi selama periode 9 tahun. Kreditur tidak terjamin akan memperoleh 19,2% ekuitas dilusi penuh Perusahaan. Tingkat suku bunga menjadi 2% setahun dan naik sampai dengan 4% setahun. Perusahaan telah mengadakan perjanjian restrukturisasi dengan para kreditur tidak terjamin yang disetujui oleh pada kreditur dan diratifikasi oleh Pengadilan. Dengan demikian, jumlah hutang kepada kreditur tidak terjamin setelah restrukturisasi adalah sebesar US$ ditambah hutang bunga yang dikapitalisasi sampai dengan tahun 2009 sebesar US$ sehingga jumlah seluruhnya adalah sebesar US$ Perusahaan juga telah mengirimkan usulan restrukturisasi kepada para kreditur terjamin (SDRP). Kemudian, pada bulan Maret 2007, Perusahaan mengirimkan kembali usulan restrukturisasi yang baru kepada para kreditur terjamin (SDRP) termasuk PPA, karena SDRP yang sebelumnya telah melampaui batas waktu yang ditentukan. Namun tidak ada respon dari PPA atas usulan ini. Usulan restrukturisasi telah didukung oleh Damiano Investments BV, Belanda sebagai pemegang hutang terjamin mayoritas. 16

60 2. KELANGSUNGAN HIDUP PERUSAHAAN, RESTRUKTURISASI HUTANG DAN KONDISI EKONOMI (Lanjutan) b. Restrukturisasi Hutang (Lanjutan) Restrukturisasi Hutang Perusahaan (Lanjutan): Perusahaan sedang melaksanakan semua langkah-langkah yang diharuskan ke arah diterapkannya Rencana Perdamaian (Peace Plan) sebagaimana disetujui oleh para kreditur tidak terjamin Perusahaan dan telah diratifikasi oleh Pengadilan Niaga. Langkah-langkah tersebut meliputi penerbitan surat-surat hutang baru sebagai ganti surat-surat hutang tidak terjamin yang lama serta penerbitan saham-saham untuk pengurangan jumlah pokok hutang sesuai dengan syarat-syarat didalam Rencana Perdamaian. Perusahaan telah menurunkan hutang-hutang tidak terjaminnya sesuai Rencana Perdamaian dan meningkatkan modal sahamnya sebagai tambahan modal disetor menantikan penjatahan kepada para kreditur. Perusahaan telah menunjuk The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited, Hong Kong untuk bertindak sebagai Fiscal Agent, Paying Agent, dan Trustee untuk surat hutang tidak terjamin yang baru yang mana eurocleared. Restukturisasi Hutang Anak Perusahaan (TJ) : Pada tanggal 30 November 2001, Perusahaan dan Polysindo International Finance Company B.V. (PIFC) telah menandatangani Definitive Memorandum of Agreement (MOA) dengan para pemegang wesel dan BPPN sehubungan dengan rencana restrukturisasi Perusahaan dan Anak Perusahaan. Termasuk dalam hutang yang direstrukturisasi pada MOA tersebut adalah hutang Anak Perusahaan yang telah disetujui oleh Perusahaan untuk dimasukkan sebagai bagian dalam rencana restrukturisasi. Sesuai dengan MOA maka hutang lama akan diganti dengan penerbitan New Debt Securities dan saham baru Perusahaan paling lambat tanggal 30 Juni 2002 (Closing). Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 25 Juli 2001 yang diaktakan dengan akta notaris Soetjipto SH, No. 108 pada tanggal yang sama, para pemegang saham independen telah memberikan persetujuan untuk mengalihkan hutang dalam restrukturisasi Anak Perusahaan (TJ) kepada Perusahaan, namun demikian pengalihan hutang tersebut akan terlaksana apabila para kreditur menyetujuinya. Jenis instrumen dalam penerbitan New Debt Securities yang relevan dengan hutang Anak Perusahaan yang disetujui untuk direstrukturisasi bersama-sama dengan hutang Perusahaan adalah sebagai berikut : Pemegang hutang terjamin BPPN akan menerima New Senior 1 st Lien Secured Notes yang diterbitkan oleh Perusahaan. 17

61 2. KELANGSUNGAN HIDUP PERUSAHAAN, RESTRUKTURISASI HUTANG DAN KONDISI EKONOMI (Lanjutan) b. Restrukturisasi Hutang (Lanjutan) Restukturisasi Hutang Anak Perusahaan (TJ) (Lanjutan) : Pemegang hutang tak terjamin BPPN dan Trade Claim Debt akan menerima the New Senior 2 nd Lien Secured Notes Series A. Hutang BPPN dalam Rupiah dan Trade Claim Debt diterbitkan oleh Perusahaan, sedangkan untuk hutang BPPN dalam dollar Amerika Serikat diterbitkan oleh Polysindo Mauritius II dan dijamin oleh Perusahaan. Sebagian Trade Claim Debt dalam dollar Amerika Serikat akan diterbitkan oleh Polysindo Mauritius. Pemegang wesel bayar akan menerima New Senior 2 nd Lien Secured Notes Series B. Hutang Rupiah dari wesel bayar diterbitkan oleh Perusahaan, hutang dalam dollar Amerika Serikat dari wesel bayar diterbitkan oleh Polysindo Mauritius dan dijamin oleh Perusahaan. Kondisi dari masing-masing instrument New Debt Securities yang relevan dengan hutang Anak Perusahaan (TJ) yang disetujui untuk direstrukturisasi bersama-sama dengan hutang Perusahaan adalah sebagai berikut : New Senior 1 st Lien Secured Notes o Jumlah pokok sebesar keseluruhan hutang lama yang berasal dari PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank Dharmala dan PT Bank Duta yang berjumlah setara dengan US$ ,33. o Hutang bunga akan direstrukturisasi menjadi 66,65% modal saham baru dilusi penuh Perusahaan. o Beban bunga tahun 2001 sebesar US$ ,79 akan dibayarkan kepada BPPN pada saat Closing. o Tanggal dikeluarkan: 1 Januari o Tanggal pembayaran New Senior 1 st Lien Secured Notes jatuh pada hari kerja pertama di bulan Januari mulai 1 Januari 2005 sampai dengan 1 Januari New Senior 2 nd Lien Secured Notes Series A: o Jumlah pokok sebesar 24% dari hutang BPPN tak terjamin yang berasal dari PT Bank Putera Multikarsa, Bank Arya dan Bank Bira dengan jumlah total sebesar US$ ,04 dan 24% unsecured Trade Claim Debt yang berasal dari PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia sebesar US$ ,16. Sisa pokoknya akan direstrukturisasi menjadi 3,45% modal saham baru dilusi penuh Perusahaan. o Hutang bunga tahun 1998 hingga 2002 akan dihapuskan. o Beban bunga tahun 2001 sebesar US$ ,10 akan dibayarkan pada saat Closing. o Tanggal dikeluarkan : 1 Januari o Tanggal pembayaran New Senior 2 nd Lien Secured Notes Series A jatuh pada hari kerja pertama di bulan Januari mulai 1 Januari 2005 sampai dengan 1 Januari

62 2. KELANGSUNGAN HIDUP PERUSAHAAN, RESTRUKTURISASI HUTANG DAN KONDISI EKONOMI (Lanjutan) b. Restrukturisasi Hutang (Lanjutan) Restukturisasi Hutang Anak Perusahaan (TJ) (Lanjutan) : New Senior 2 nd Lien Secured Notes Series B: o Jumlah pokok sebesar 24% hutang wesel bayar yaitu sebesar US$ ,47. Sisa pokok akan direstrukturisasi menjadi 11,90% modal saham baru dilusi penuh Perusahaan. o Denominasi: dollar Amerika Serikat. o Hutang bunga tahun 1998 hingga 2002 akan dihapuskan. o Beban bunga tahun 2001 sebesar US$ ,72 akan dibayarkan pada saat Closing. o Tanggal dikeluarkan : 1 Januari o Tanggal pembayaran New Senior 2 nd Lien Secured Notes Series B jatuh pada hari kerja pertama di bulan Januari mulai 1 Januari 2005 sampai dengan 1 Januari Pada tanggal 22 Nopember 2002, Anak Perusahaan dan Perusahaan telah mengajukan Revised Term Sheet kepada para kreditur sehubungan dengan usul perubahan syarat-syarat restrukturisasi yang antara lain mengenai tanggal pelaksanaan penerbitan New Debt Securities, perubahan tingkat bunga dan komposisi cicilan hutang pokok dan bunga. Akan tetapi, draft Revised Term Sheet tersebut belum disetujui oleh kreditur. Sampai dengan bulan Maret 2010, tidak terdapat perkembangan dan pembaharuan lebih jauh dengan restrukturisasi hutang Anak Perusahaan. c. Kondisi Ekonomi Industri polyester fiber dan benang masih relatif stabil pada tahun Perekonomian Indonesia tumbuh pesat di kawasan Asia Tenggara, yaitu tumbuh sebesar 4,50% pada tahun 2009 dan sudah sesuai untuk mempelopori pemulihan krisis ekonomi global di kawasan tersebut. Permintaan domestik yang kuat, diberikannya rangsangan dan stabilitas politik membantu negara ini dalam mengatasi gejolak ekonomi pada tahun 2009 dan siap untuk melanjutkan pertumbuhan ekonomi seperti pertumbuhan ekonomi sebelum terjadinya krisis. Penjualan retail di Indonesia secara substansial mengalami pertumbuhan pada tahun Ini membantu Perusahaan untuk memaksimalkan penjualan Fiber pada pasar domestik. Penguatan mata uang Rupiah terhadap mata uang US Dolar terjadi sepanjang tahun dan berada pada posisi / US$ pada akhir tahun KEBIJAKAN AKUNTANSI Suatu ikhtisar kebijakan akuntansi yang diterapkan oleh Perusahaan dan Anak Perusahaan yang mempengaruhi penentuan posisi keuangan konsolidasi dan hasil usahanya, dijelaskan dibawah ini : 19

63 3. KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) a. Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasi Laporan keuangan konsolidasi ini telah disajikan sesuai dengan Prinsip Akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, yaitu Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), Peraturan BAPEPAM-LK No. VIII.G.7 tentang Pedoman Penyajian Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik yang ditetapkan oleh BAPEPAM bagi Perusahaan yang menawarkan sahamnya kepada masyarakat. Laporan keuangan konsolidasi disusun dengan dasar pengukuran biaya historis, kecuali beberapa akun tertentu disusun berdasarkan pengukuran nilai lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut. Laporan keuangan konsolidasi juga disusun berdasarkan basis akrual, kecuali laporan arus kas konsolidasi. Laporan arus kas konsolidasi disusun dengan menggunakan metode langsung, dengan mengelompokkan arus kas konsolidasi dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasi ini adalah Rupiah. Laporan disajikan dengan menggunakan Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain. b. Prinsip Konsolidasi Laporan keuangan konsolidasi meliputi laporan keuangan Perusahaan beserta Anak Perusahaan yang berada di bawah pengendalian Perusahaan, kecuali Anak Perusahaan yang sifat pengendaliannya adalah sementara atau adanya pembatasan jangka panjang yang mempengaruhi kemampuan Anak Perusahaan untuk memindahkan dananya ke Perusahaan. Seluruh saldo akun dan transaksi yang signifikan antar Perusahaan yang dikonsolidasi telah dieliminasi. Kepemilikan pemegang saham minoritas atas ekuitas Anak Perusahaan disajikan sebagai Hak Minoritas atas aset bersih Anak Perusahaan dalam neraca konsolidasi. Kerugian yang menjadi bagian dari pemegang saham minoritas pada suatu Anak Perusahaan dapat melebihi bagiannya dalam ekuitas Anak Perusahaan. Kelebihan tersebut dan kerugian lebih lanjut yang menjadi bagian pemegang saham minoritas, harus dibebankan pada pemegang saham mayoritas, kecuali terdapat kewajiban yang mengikat pemegang saham minoritas untuk menutup kerugian tersebut. Apabila pada periode selanjutnya, Anak Perusahaan melaporkan laba, maka laba tersebut harus terlebih dahulu dialokasikan kepada pemegang saham mayoritas sampai seluruh bagian kerugian pemegang saham minoritas yang dibebankan kepada pemegang saham mayoritas dapat dipenuhi. 20

64 3. KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) c. Transaksi dengan Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa Perusahaan dan Anak Perusahaan melakukan transaksi dengan pihak pihak yang mempunyai hubungan istimewa sesuai dengan PSAK No. 7 mengenai Pengungkapan Pihak Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa. 1) Perusahaan yang melalui salah satu atau lebih perantara (intermediaries), mengendalikan, atau dikendalikan oleh, atau berada dibawah pengendalian bersama, dengan perusahaan pelapor (termasuk holding companies, subsidiaries and fellow subsidiaries). 2) Perusahaan Asosiasi. 3) Perorangan yang memiliki, baik secara langsung maupun tidak langsung, suatu kepentingan hak suara di perusahaan pelapor yang berpengaruh secara signifikan, dan anggota keluarga dekat dari perorangan tersebut (yang dimaksud dengan keluarga dekat adalah mereka yang dapat diharapkan mempengaruhi perorangan tersebut dalam transaksinya dengan perusahaan pelapor). 4) Karyawan kunci, yaitu orang-orang yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin dan mengendalikan kegiatan perusahaan pelapor yang meliputi anggota dewan komisaris, direksi dan manajer dari perusahaan serta anggota keluarga dekat orang-orang tersebut, dan 5) Perorangan yang memiliki, baik secara langsung maupun tidak langsung Perusahaan dimana suatu kepentingan substantial dalam hal suara dimiliki baik secara langsung maupun tidak langsung oleh setiap orang yang diuraikan dalam butir (3) dan (4), atau setiap orang tersebut mempunyai pengaruh signifikan atas perusahaan tersebut. Ini mencakup perusahaanperusahaan yang dimiliki oleh dewan komisaris, direksi dan pemegang saham utama dari perusahaan pelapor dan perusahaan-perusahaan yang mempunyai anggota manajemen kunci yang sama dengan perusahaan pelapor. Seluruh transaksi dan saldo yang material dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasi No. 47. d. Kas dan setara kas Kas dan setara kas mencakup kas, simpanan yang sewaktu-waktu bisa dicairkan, dan investasi jangka pendek likuid lainnya dengan jangka waktu jatuh tempo kurang dari tiga bulan. Rekening bank yang dibatasi penggunaannya tidak dikelompokkan sebagai komponen kas dan setara kas. 21

65 3. KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) e. Investasi jangka pendek Deposito berjangka dinyatakan berdasarkan nilai nominalnya, dengan jangka waktu jatuh tempo lebih dari tiga bulan. f. Piutang Usaha Piutang usaha disajikan sebesar jumlah neto setelah dikurangi dengan penyisihan piutang tidak tertagih, yang diestimasi berdasarkan penelaahan atas kolektibilitas saldo piutang. Piutang usaha akan dihapuskan pada saat piutang tersebut dipastikan tidak akan tertagih. g. Persediaan Persediaan dinyatakan berdasarkan biaya perolehan atau nilai realisasi bersih, mana yang lebih rendah. Biaya perolehan persediaan ditentukan dengan metode rata-rata tertimbang (weighted average method). Harga perolehan meliputi semua biaya yang dapat diatribusikan langsung pada proses produksi dan bagian yang sesuai atas overhead produksi terkait, berdasarkan kapasitas operasi normal. Nilai realisasi neto adalah estimasi harga jual dalam kegiatan usaha biasa dikurangi estimasi biaya penyelesaian dan estimasi biaya yang diperlukan untuk membuat penjualan. Penyisihan untuk persediaan usang dan tidak laris ditentukan berdasarkan estimasi penggunaan atau penjualan masing-masing jenis persediaan pada masa mendatang. Jumlah setiap penurunan nilai persediaan menjadi nilai realisasi neto dan seluruh kerugian persediaan diakui sebagai beban pada periode terjadinya penurunan atau kerugian tersebut. Jumlah setiap pemulihan kembali penurunan nilai persediaan karena peningkatan kembali nilai realisasi neto, diakui sebagai pengurangan terhadap jumlah beban persediaan pada periode terjadinya pemulihan tersebut. PSAK No. 14 (Revisi 2008), Persediaan telah diterapkan oleh Perusahaan dan Anak Perusahaan efektif sejak tanggal 1 Januari h. Aset Tetap Awalnya suatu aset tetap diukur sebesar biaya perolehan, yang terdiri dari harga perolehannya dan biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan agar aset siap digunakan sesuai dengan keinginan dan maksud manajemen, serta estimasi awal biaya pembongkaran dan pemindahan aset tetap dan restorasi lokasi aset. 22

66 3. KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) h. Aset Tetap (Lanjutan) Biaya-biaya setelah perolehan awal seperti penggantian komponen dan inspeksi yang signifikan, diakui dalam jumlah tercatat aset tetap jika besar kemungkinan manfaat ekonomis di masa depan akan mengalir ke Perusahaan dan Anak Perusahaan dan biaya tersebut dapat diukur secara andal. Sisa jumlah tercatat biaya komponen yang diganti atau biaya inspeksi terdahulu dihentikan pengakuannya. Biaya perawatan sehari-hari aset tetap diakui sebagai beban pada saat terjadinya. Pada tahun 2003, mesin dan peralatan tertentu yang digunakan dalam kegiatan usaha yang diperoleh selama tahun 1997 sampai dengan tahun 2001 telah dilakukan perubahan taksiran masa manfaat ekonomi aktiva tetap tersebut dari masa manfaat 10 tahun menjadi 20 tahun. Perubahan tersebut dipengaruhi dengan mempertimbangkan estimasi masa manfaat aktiva sejenis yang diterapkan oleh pesaing, kualitas produksi yang konsisten, perkembangan teknologi, dan pemeliharaan yang telah dilakukan. Penyusutan diakui dengan menggunakan metode garis lurus untuk menyusutkan nilai aset tetap, kecuali tanah. Tanah dinyatakan berdasarkan harga perolehan dan tidak disusutkan. Beban-beban tertentu sehubungan dengan perolehan atau perpanjangan hak atas tanah ditangguhkan dan diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus sepanjang tahun yang lebih pendek antara hak atas tanah atau umur ekonomis tanah. Beban ditangguhkan ini disajikan dalam akun Hak atas tanah yang ditangguhkan pada neraca konsolidasi. Estimasi masa manfaat aset tetap adalah sebagai berikut : Tahun Bangunan dan prasarana 20 Mesin dan peralatan Kendaraan 5 Peralatan kantor 5 Peralatan toko 5 Nilai residu, umur manfaat dan metode penyusutan di-review setiap akhir tahun buku untuk memastikan nilai residu, umur manfaat dan metode depresiasi diterapkan secara konsisten sesuai dengan ekspektasi pola manfaat ekonomis dari aset tersebut. Ketika suatu aset dilepaskan atau tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya, biaya perolehan dan akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai, jika ada, dikeluarkan dari akun tersebut. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset tetap akan dimasukkan dalam laporan laba rugi konsolidasi. 23

67 3. KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) h. Aset Tetap (Lanjutan) Efektif sejak 1 Januari 2008, Perusahan dan Anak Perusahaan menerapkan PSAK No. 16 tentang Aset Tetap (Revisi 2007), yang menggantikan PSAK No. 16 tentang Aktiva Tetap dan Aktiva Lain-lain (1994) dan PSAK No. 17 tentang Akuntansi Penyusutan (1994). Berdasarkan PSAK yang telah direvisi, suatu entitas harus memilih antara model biaya atau model revaluasi sebagai kebijakan akuntansi dan menerapkan kebijakan tersebut terhadap seluruh aset tetap dalam kelompok yang sama. Perusahaan dan Anak Perusahaan memilih untuk menerapkan model biaya, sehingga aset tetap Perusahaan dan Anak Perusahaan dicatat sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusustan dan akumulasi rugi penurunan nilai aset, jika ada. i. Sewa Menurut metode capital lease, aktiva sewa guna usaha disajikan dalam akun Aset Tetap, sedangkan kewajibannya dilaporkan dalam akun Hutang sewa guna usaha. Penyusutan dihitung dengan metode dan taksiran masa manfaat ekonomis yang sama dengan aset tetap pemilikan langsung. Efektif tanggal 1 Januari 2008, PSAK No. 30 (Revisi 2007) Sewa menggantikan PSAK No. 30 (1990) Akuntansi Sewa Guna Usaha. Berdasarkan PSAK No. 30 (Revisi 2007), penentuan apakah suatu perjanjian merupakan perjanjian sewa atau perjanjian yang mengandung sewa didasarkan atas substansi perjanjian pada tanggal awal sewa dan apakah pemenuhan perjanjian tergantung pada penggunaan suatu aset dan perjanjian tersebut memberikan suatu hak untuk menggunakan aset tersebut. Menurut PSAK revisi ini, sewa yang mengalihkan secara substansial seluruh resiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset, diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan. Selanjutnya, suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi, jika sewa tidak mengalihkan secara substansial seluruh resiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset. Berdasarkan PSAK No. 30 (Revisi 2007), dalam sewa pembiayaan, Perusahaan dan Anak Perusahaan mengakui aset dan kewajiban dalam neraca konsolidasi pada awal masa sewa, sebesar nilai wajar aset sewaan atau sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum, jika nilai kini lebih rendah dari nilai wajar. Pembayaran sewa dipisahkan antara bagian yang merupakan beban keuangan dan bagian yang merupakan pelunasan kewajiban sewa. Beban keuangan dialokasikan pada setiap periode selama masa sewa, sehingga menghasilkan tingkat suku bunga periodik yang konstan atas saldo kewajiban. Rental kontijen dibebankan pada periode terjadinya. Beban keuangan dicatat dalam laporan laba rugi konsolidasi. Aset sewaan (disajikan sebagai bagian aset tetap) disusutkan selama jangka waktu yang lebih pendek antara masa umur manfaat aset sewaan dan periode masa sewa, jika tidak ada kepastian yang memadai bahwa Perusahaan dan Anak Perusahaan akan mendapatkan hak kepemilikan pada akhir masa sewa. 24

68 3. KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) i. Sewa (Lanjutan) Dalam sewa operasi, Perusahaan dan Anak Perusahaan mengakui pembayaran sewa sebagai beban dengan dasar garis lurus selama masa sewa. Pada saat penerapan PSAK revisi ini, Perusahaan dan Anak Perusahaan memilih untuk menerapkan PSAK revisi ini secara prospektif. Perusahaan menentukan saldo yang terkait dengan transaksi sewa pembiayaan yang sudah ada sebelum tanggal 1 Januari 2008 telah tepat. Penerapan PSAK revisi ini tidak menimbulkan dampak yang signifikan terhadap laporan keuangan konsolidasi Perusahaan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember j. Penurunan Nilai Aset Tetap Setiap akhir tanggal neraca, Perusahaan dan Anak Perusahaan harus menelaah apakah terdapat indikasi penurunan nilai suatu aset. Aset tetap ditelaah untuk mengetahui apakah telah terjadi penurunan nilai bilamana terdapat kejadian atau perubahan keadaan yang mengindikasikan bahwa nilai tercatat aset tersebut tidak dapat diperoleh kembali. Kerugian akibat penurunan nilai diakui sebesar selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai yang dapat diperoleh kembali dari aset tersebut. Nilai yang dapat diperoleh kembali adalah nilai yang lebih tinggi antara harga jual neto dan nilai pakai aset. Dalam rangka mengukur penurunan nilai, aset dikelompokkan hingga unit terkecil dan menghasilkan arus kas terpisah. k. Beban Tangguhan Biaya-biaya yang terjadi sehubungan dengan emisi saham kepada masyarakat ditangguhkan dan diamortisasi dalam jangka waktu sepuluh tahun berdasarkan metode garis lurus. Pada tahun 1997, Perusahaan mempercepat jangka waktu amortisasi menjadi lima tahun. Berdasarkan surat keputusan BAPEPAM KEP No-06/PM/2000 tanggal 13 Maret 2000, beban emisi saham secara retrospektif dibukukan pada akun Tambahan Modal Disetor. Sedangkan beban emisi saham anak perusahaan disajikan pada pos ekuitas dan laporan perubahan ekuitas konsolidasi pada akun Selisih Transaksi Perubahan Ekuitas Anak Perusahaan. Biaya-biaya yang terjadi sehubungan dengan penerbitan obligasi dan wesel bayar jangka panjang dibebankan ke hutang yang bersangkutan dan diamortisasi berdasarkan umur hutang tersebut dengan mempergunakan metode garis lurus. 25

69 3. KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) l. Manfaat Pensiun Perusahaan dan Anak Perusahaan menyelenggarakan program pensiun manfaat pasti untuk semua karyawan tetap lokalnya. Biaya jasa kini diakui sebagai beban pada periode berjalan. Biaya jasa lalu, koreksi aktuarial dan dampak perubahan asumsi bagi peserta pensiun yang masih aktif diamortisasi dengan metode anuitas pasti selama estimasi sisa masa kerja rata-rata karyawan sebagaimana ditentukan oleh aktuaris. Metode penilaian aktuaria yang digunakan oleh aktuaris adalah metode Projected Benefits Entry Age Normal. m. Cadangan Uang Jasa Karyawan Hak karyawan atas uang jasa dan ganti rugi yang berhubungan dengan pengunduran diri karyawan secara sukarela dan hak pensiun karyawan yang tidak mengikuti program pensiun, diakui dengan metode akrual. Kewajiban estimasian yang diakui berhubungan dengan jasa yang diberikan oleh karyawan sampai dengan tanggal neraca konsolidasi dan dihitung sesuai dengan peraturan Menteri Tenaga kerja No 150/Men/2000 tanggal 20 Juni Selanjutnya pada bulan April 2003, Pemerintah Republik Indonesia mengeluarkan Undang Undang No. 13/2003 tentang Ketenagakerjaan menggantikan peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 150/Men/2000. n. Pengakuan Pendapatan dan Beban Penjualan lokal diakui pada saat penyerahan barang kepada pelanggan, sedangkan penjualan ekspor diakui pada saat barang dikapalkan. Beban diakui pada saat terjadinya. o. Transaksi dan Saldo Dalam Mata Uang Asing Pembukuan Perusahaan dan Anak Perusahaa diselenggarakan dalam mata uang Rupiah. Transaksi-transaksi dalam mata uang asing dibukukan dengan menggunakan kurs pada saat terjadinya transaksi. Pos aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang asing dilaporkan ke dalam mata uang Rupiah dengan mempergunakan kurs tengah Bank Indonesia pada tanggal neraca sebagai berikut : 26

70 3. KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) o. Transaksi dan Saldo Dalam Mata Uang Asing (Lanjutan) Mata Uang Asing 31 Desember Desember 2008 US$ YEN CHF SGD NOK GBP EUR Laba atau rugi kurs yang timbul akibat penjabaran pos aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang asing dikreditkan atau dibebankan pada laporan laba rugi konsolidasi periode berjalan. Pembukuan Anak Perusahaan yang bertempat kedudukan di luar negeri, yaitu PIFC dan PML masing-masing diselenggarakan dalam mata uang Dolar Amerika Serikat. Untuk tujuan penyajian laporan keuangan konsolidasi, laporan keuangan Anak Perusahaan yang bertempat kedudukan di luar negeri dijabarkan dengan nilai Rupiah, sebagai berikut : Akun-akun neraca, kecuali akun ekuitas, dijabarkan dengan menggunakan kurs tanggal neraca. Pendapatan dan beban dijabarkan dengan menggunakan kurs rata-rata tertimbang periode berjalan. Perbedaan yang timbul dari penjabaran ini disajikan dalam neraca konsolidasi sebagai bagian dari ekuitas pemegang saham. Selisih kurs yang terjadi disajikan sebagai bagian dari ekuitas pada akun Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan. p. Pajak Penghasilan Pajak penghasilan ditentukan berdasarkan laba kena pajak untuk periode bersangkutan. Perusahaan melakukan penangguhan pajak (deferred income tax) atas perbedaan waktu pengakuan pendapatan dan beban antara laporan keuangan untuk tujuan komersial dan pajak, yang terutama menyangkut amortisasi, penyusutan aset tetap, penyisihan persediaaan usang, transaksi sewa guna usaha dan cadangan uang jasa karyawan. Perlakuan tersebut sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 46 tentang Akuntansi Pajak Penghasilan. Pajak tangguhan dihitung dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substantial telah berlaku pada tanggal neraca. Pajak tangguhan dibebankan atau dikreditkan dalam laporan laba rugi konsolidasi periode berjalan. 27

71 3. KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) q. Laba (Rugi) Bersih per Saham Dasar Laba (rugi) bersih per saham dasar dihitung dengan membagi laba (rugi) bersih periode berjalan dengan jumlah rata-rata tertimbang dari jumlah saham yang beredar pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 masing-masing sebesar dan saham. r. Informasi Segmen Pada tahun 2000, Ikatan Akuntan Indonesia menerbitkan revisi PSAK No. 5 tentang Pelaporan Segmen. Berdasarkan PSAK ini, sejak 1 Januari 2002 Perusahaan dan Anak Perusahaan mengklasifikasikan pelaporan segmen sebagai berikut: 1) Segmen usaha (primer), dimana kegiatan usaha Perusahaan dan Anak Perusahaan dibagi menjadi indusri kimia dan serat sintetis; industri pertenunan dan perajutan; perdagangan dan produksi pakaian jadi serta jasa keuangan. 2) Segmen geografis (sekunder), yang terdiri dari kegiatan usaha dalam negeri dan luar negeri. s. Penggunaan Estimasi Dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasi sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, dibutuhkan estimasi dan asumsi yang mempengaruhi : - nilai aset dan kewajiban dilaporkan, dan pengungkapan atas aset dan kewajiban kontinjensi pada tanggal laporan keuangan konsolidasi, - jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan. Walaupun estimasi ini dibuat berdasarkan pengetahuan terbaik manajemen atas kejadian dan tindakan saat ini, hasil yang timbul mungkin berbeda dengan jumlah yang diestimasi semula. 4. KAS DAN SETARA KAS Kas : Rupiah Dolar Amerika Serikat Dolar Singapura Kron Norwegia Euro Eropa

72 4. KAS DAN SETARA KAS (Lanjutan) Bank : Pihak ketiga : Deutsche Bank Rekening Rupiah Rekening Dolar Amerika Serikat PT Bank CIMB Niaga Tbk Rekening Rupiah Rekening Dolar Amerika Serikat PT Bank Central Asia Tbk Rekening Rupiah Rekening Dolar Amerika Serikat PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Rekening Rupiah Rekening Dolar Amerika Serikat PT Bank Mandiri Tbk Rekening Rupiah PT Bank Rakyat Indonesia Rekening Rupiah Credit Industriel Et Commercial Rekening Dolar Amerika Serikat ING Bank Rekening Dolar Amerika Serikat PT Bank Tabungan Negara Rekening Rupiah Jumlah INVESTASI JANGKA PENDEK Deposito berjangka pada PT Bank CIMB Niaga Tbk, Jakarta sebesar merupakan deposito berjangka waktu 1 (satu) tahun dengan suku bunga sebesar 10,50% setahun dan jatuh tempo pada tanggal 12 September Deposito berjangka ini telah mengalami beberapa kali perpanjangan untuk 1 tahun kedepan, dan perpanjangan terakhir pada tanggal 12 September 2008 dengan suku bunga sebesar 10% setahun dan jatuh tempo pada tanggal 12 September Deposito berjangka ini telah dicairkan pada tanggal 12 September

73 5. INVESTASI JANGKA PENDEK (Lanjutan) Deposito berjangka pada Deutsche Bank, Jakarta sebesar merupakan deposito berjangka waktu 1 (satu) tahun dengan suku bunga sebesar 7,00% setahun dan jatuh tempo pada tanggal 28 September PIUTANG USAHA Akun ini terdiri dari : Pihak ketiga : Pelanggan dalam negeri Pelanggan luar negeri Jumlah Dikurangi : Penyisihan piutang ragu-ragu ( ) ( ) Bersih Rincian umur piutang usaha dari pihak ketiga yang dihitung sejak tanggal faktur adalah sebagai berikut Sampai dengan 1 bulan > 1 bulan 3 bulan > 3 bulan 6 bulan > 6 bulan 1 tahun > 1 tahun Jumlah Mutasi penyisihan piutang ragu-ragu dari pihak ketiga adalah sebagai berikut : Saldo awal periode Perubahan selama periode berjalan : Penambahan penyisihan Pengurangan penyisihan ( ) ( ) Saldo akhir periode

74 6. PIUTANG USAHA (Lanjutan) Penambahan penyisihan piutang ragu-ragu di tahun 2009 dan 2008 masing-masing sebesar dan karena penambahan tidak tertagihnya piutang usaha dari pihak ketiga. Pengurangan pada penyisihan piutang ragu-ragu pada tahun 2009 dan 2008 masing-masing sebesar dan karena penerimaan piutang usaha dari pihak ketiga. Berdasarkan hasil penelaahan status masing-masing akun piutang pada akhir tahun, pihak manajemen Perusahaan berpendapat bahwa penyisihan piutang ragu-ragu telah memadai untuk menutup kemungkinan kerugian dari tidak tertagihnya piutang usaha kepada pihak ketiga. Rincian piutang usaha dari pihak ketiga menurut jenis mata uang adalah sebagai berikut : Rupiah Dolar Amerika Serikat US$ pada tahun 2009 dan US$ pada tahun Jumlah Pihak yang mempunyai hubungan istimewa : PT Multikarsa Investama Jumlah Dikurangi : Penyisihan piutang ragu-ragu Bersih Rincian umur piutang usaha dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa yang dihitung sejak tanggal faktur adalah sebagai berikut : Sampai dengan 1 bulan > 1 bulan 3 bulan > 3 bulan 6 bulan > 6 bulan 1 tahun > 1 tahun Jumlah

75 6. PIUTANG USAHA (Lanjutan) Mutasi penyisihan piutang ragu-ragu dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah sebagai berikut : Saldo awal periode Perubahan selama periode berjalan : Penambahan penyisihan Pengurangan penyisihan Saldo akhir periode Pihak manajemen Perusahaan dan Anak Perusahaan tidak membuat penyisihan piutang ragu-ragu pada tahun 2009 dan 2008 karena Perusahaan dan Anak Perusahaan mempunyai rencana untuk melakukan kuasi reorganisasi setelah restrukturisasi atas hutang terjaminnya selesai. Rincian piutang lain-lain menurut jenis mata uang adalah sebagai berikut : Rupiah Pada tahun 2009 dan 2008, piutang usaha digunakan sebagai jaminan atas pinjaman modal kerja Perusahaan yang diperolehnya dari Damiano Investments BV, Belanda (Catatan 26). 7. PIUTANG LAIN-LAIN Piutang karyawan PT Cipta Busana Jaya Piutang dari transaksi impor Piutang bunga dari deposito berjangka Lain-lain Jumlah Dikurangi : Penyisihan piutang ragu-ragu ( ) ( ) Bersih Piutang karyawan merupakan pinjaman yang diberikan kepada karyawan baik sebagai pinjaman pribadi maupun sebagai pinjaman dimuka. 32

76 7. PIUTANG LAIN-LAIN (Lanjutan) Pada tahun 2008, Anak Perusahaan telah menghapuskan piutang yang tidak tertagih kepada Yayasan Pengembangan Science & Technology sebesar dan dibebankan pada laporan laba rugi tahun lalu. Pihak manajemen Perusahaan berpendapat bahwa penyisihan piutang ragu-ragu telah memadai untuk menutup kemungkinan kerugian atas tidak tertagihnya piutang lain-lain, dan tambahan penyisihan piutang ragu-ragu tidak dibuat karena Perusahaan dan Anak Perusahaan mempunyai rencana untuk melakukan kuasi reorganisasi setelah restrukturisasi hutang terjaminnya selesai. Rincian piutang lain-lain menurut jenis mata uang adalah sebagai berikut : Rupiah PERSEDIAAN Barang jadi Barang dalam proses Bahan baku Bahan pembantu Jumlah Dikurangi : Penyisihan persediaan usang Bersih Berdasarkan hasil penelahaan keadaan fisik persediaan pada akhir tahun, pihak manajemen Perusahaan dan Anak Perusahaan berpendapat bahwa tidak diperlukan penyisihan atas persediaan usang. Pada tanggal, persediaan Perusahaan dilindungi oleh asuransi PT Asuransi Rama Satria Wibawa terhadap kerugian yang disebabkan oleh kebakaran dan resikoresiko kerugian lainnya dengan jumlah pertanggungan masing-masing sebesar US$ , yang mana menurut pendapat manajemen cukup memadai untuk menutup kerugian-kerugian yang mungkin timbul. Dan persediaan Anak Perusahaan telah diasuransikan terhadap resiko kebakaran dan resiko lainnya pada tahun 2009 dan 2008 masing-masing dengan jumlah pertanggungan masing-masing sebesar US$ 1,000,000 dan US$ Pada tahun 2009 dan 2008, seluruh persediaan digunakan sebagai jaminan atas pinjaman modal kerja Perusahaan yang diperolehnya dari Damiano Investments BV, Belanda (Catatan 26). 33

77 9. PIUTANG HUBUNGAN ISTIMEWA PT Multikarsa Investama Total Dikurangi : Penyisihan piutang ragu-ragu ( ) ( ) Bersih Mutasi penyisihan piutang ragu-ragu adalah sebagai berikut : Saldo awal periode Perubahan selama periode berjalan Penambahan penyisihan Pengurangan penyisihan Saldo akhir periode Piutang kepada PT Multikarsa Investama berasal dari penerimaan dari AR International Limited, Hong Kong sebesar untuk pengembalian uang muka pembelian aset tetap (mesin dan peralatan), sedangkan sisanya sebesar pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 merupakan pinjaman untuk membayar gaji dan biaya-biaya lainnya. Sampai saat ini, pihak yang mempunyai hubungan istimewa (PT Multikarsa Investama) belum dapat membayar hutangnya kepada Perusahaan dan Anak Perusahaan, karena pihak yang mempunyai hubungan istimewa ini juga sedang mengalami kesulitan keuangan. Perusahaan dan Anak Perusahaan tidak membuat tambahan penyisihan piutang ragu-ragu pada tahun 2009 dan 2008 karena Perusahaan dan Anak Perusahaan mempunyai rencana untuk melakukan kuasi reorganisasi setelah restrukturisasi atas hutang terjaminnya selesai. Rincian piutang hubungan istimewa menurut jenis mata uang adalah sebagai berikut : Rupiah

78 10. REKENING BANK YANG DIBATASI PENGGUNAANNYA BPPN (PPA) : PT Bank Dharmala Rekening Rupiah PT Bank Putera Multikarsa Rekening Rupiah Rekening Dollar Amerika Serikat PT Bank Papan Sejahtera Rekening Rupiah PT Bank Umum Nasional Rekening Dollar Amerika Serikat PT Bank Asia Pacific Rekening Rupiah Jumlah Karena Perusahaan dan salah satu dari Anak Perusahaan dalam proses restrukturisasi dengan Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN), maka sejumlah uang pada bank dibatasi penggunaannya oleh BPPN. Rekening yang dibatasi penggunaannya oleh PT. Bank Sociate Generale Indonesia disebabkan beberapa perusahaan dalam Texmaco Group sedang dalam proses restrukturisasi dengan PT. Bank Sociate Generale Indonesia. Dengan demikian, saldo kas pada bank bank tersebut dibatasi dan disajikan dalam aset tidak lancar pada neraca konsolidasi. Kemudian pada bulan Januari 2003, saldo rekening pada PT. Bank Sociate Generale Indonesia tersebut ditutup dan uangnya telah ditransfer ke rekening Perusahaan. Pemerintah Indonesia melalui Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) menghentikan izin operasi PT Bank Putera Multikarsa, yang merupakan pihak yang mempunyai hubungan istimewa pada tanggal 28 Januari 2000; PT Bank Dharmala, PT Bank Asia Pacific dan PT Bank Papan Sejahtera pada tanggal 13 Maret 1999; dan PT Bank Umum Nasional pada tanggal 21 Agustus Selanjutnya, operasi PT Bank Duta dan PT Bank Nusa International diambil alih oleh pemerintah pada tanggal 13 Maret Akibatnya, saldo sejumlah dan yang ada di bank tersebut disajikan sebagai kas yang dibatasi penggunaannya dalam aset tidak lancar di neraca konsolidasi pada tanggal. Manajemen berpendapat bahwa penyisihan atas kemungkinan kerugian dari kas yang dibatasi penggunaannya tidak perlu, karena rekening bank yang dibatasi penggunaannya ini akan dikompensasikan dengan pinjaman Perusahaan dan Anak Perusahaan. 35

79 11. PIUTANG USAHA, TIDAK LANCAR PT Wastra Indah PT Raja Busana Mahameru PT Mutiara Persada Inti PT Sumatex Subur Polysindo (UK) Ltd, England Drapper Texmaco Inc, Co, United States of America Coastal Group Ltd, South Africa Norfil Ltd, England Commonwealth Holdings Pte. Ltd., Singapore PT Texmaco Perkasa Engineering Polysindo (USA) Inc, United States of America PT Elok Prima Mitra Busana PT Texmaco Taman Synthetics PT Citra Abadi Sejati PT Ungaran Sari Garments PT Supermitory Utama Tbk PT Busana Perkasa Garments PT Perkasa Heavyndo Engineering PT Wahana Perkasa Auto Jaya PT Perkasa Indobaja Jumlah Dikurangi : Penyisihan piutang ragu-ragu ( ) ( ) Bersih Mutasi penyisihan piutang ragu-ragu adalah sebagai berikut : Saldo awal periode Perubahan selama periode berjalan Penambahan penyisihan Pengurangan penyisihan ( ) Saldo akhir periode Pengurangan penyisihan piutang ragu-ragu di tahun 2009 sebesar karena tertagihnya piutang usaha, tidak lancar sebesar dan juga karena adanya selisih kurs mata uang asing sebesar

80 11. PIUTANG USAHA, TIDAK LANCAR (Lanjutan) Penambahan penyisihan piutang ragu-ragu di tahun 2008 sebesar karena penambahan tidak tertagihnya piutang usaha, tidak lancar sebesar dan juga karena adanya selisih kurs mata uang asing sebesar Pihak manajemen Perusahaan dan Anak Perusahaan berpendapat bahwa penyisihan piutang ragu-ragu telah memadai untuk menutup kemungkinan kerugian atas tidak tertagihnya piutang usaha, tidak lancar, dan tambahan penyisihan piutang ragu-ragu tidak dibuat karena Perusahaan dan Anak Perusahaan mempunyai rencana untuk melakukan kuasi reorganisasi setelah restrukturisasi hutang terjaminnya selesai. Rincian piutang usaha, tidak lancar dari pihak ketiga menurut jenis mata uang adalah sebagai berikut: Rupiah Dolar Amerika Serikat US$ pada tahun 2009 dan Jumlah Pada tahun 2009 dan 2008, piutang usaha tidak lancar digunakan sebagai jaminan atas pinjaman modal kerja Perusahaan yang diperoleh dari Damiano Investments BV, Belanda (Catatan 26). 12. PIUTANG LAIN-LAIN, TIDAK LANCAR PT Texmaco Perkasa Engineering Tbk PT Wahana Perkasa Auto Jaya PT Texmaco Taman Synthetics PT Wastra Indah PT Sumatex Subur PT Saritex Jaya Swasthi PT Supermitory Utama Tbk PT Ungaran Sari Garments PT Perkasa Heavindo Engineering PT Perkasa Indosteel PT Raja Busana Mahameru Dipindahkan

81 12. PIUTANG LAIN-LAIN, TIDAK LANCAR (Lanjutan) Pindahan PT Perkasa Indobaja PT Citra Indah Textile PT Kreasi Kekar PT Mahkota Indah Sentosa PT Devrindo Widya PT Elok Prima Indah Sentosa PT Wahana Jaya Perkasa PT Sarana Daycrown Industri PT Bina Peranan Busana PT Kreasi Indah Textile Total Dikurangi : Penyisihan piutang ragu-ragu ( ) ( ) Bersih Mutasi penyisihan piutang ragu-ragu adalah sebagai berikut : Saldo awal periode Perubahan selama periode berjalan Penambahan penyisihan Pengurangan penyisihan Saldo akhir periode Piutang lain-lain, tidak lancar merupakan uang muka untuk pengeluaran biaya-biaya dan tidak dikenakan bunga dan tidak ditetapkan jangka waktu pembayarannya. Sampai saat ini, Perusahaan-perusahaan tersebut diatas belum dapat membayar hutangnya kepada Perusahaan dan Anak Perusahaan, karena sedang mengalami kesulitan keuangan dan ada yang sudah tidak beroperasi. Perusahaan dan Anak Perusahaan tidak membuat tambahan penyisihan piutang ragu-ragu pada tahun 2009 dan 2008 karena Perusahaan dan Anak Perusahaan mempunyai rencana untuk melakukan kuasi reorganisasi setelah restrukturisasi atas hutang terjaminnya selesai. 38

82 12. PIUTANG LAIN-LAIN, TIDAK LANCAR (Lanjutan) Rincian piutang lain-lain, tidak lancar menurut jenis mata uang adalah sebagai berikut : Rupiah Dolar Amerika Serikat (US$ pada tahun 2009 dan 2008) Jumlah ASET TETAP Nilai tercatat : Pemilikan langsung Aset sewa guna usaha Jumlah nilai tercatat Akumulasi penyusutan : Pemilikan langsung Aset sewa guna usaha Jumlah akumulasi penyusutan Nilai buku Rincian aset tetap adalah sebagai berikut : Pemilikan langsung : Perubahan selama periode berjalan Saldo Awal Penambahan Pengurangan Reklasifikasi Saldo Akhir Nilai tercatat : Tanah Bangunan dan prasarana Mesin dan peralatan Kendaraan Peralatan kantor Peralatan toko

83 13. ASET TETAP (Lanjutan) Perubahan selama periode berjalan Saldo Awal Penambahan Pengurangan Reklasifikasi Saldo Akhir Akumulasi penyusutan : Bangunan dan prasarana Mesin dan peralatan Kendaraan Peralatan kantor Peralatan toko Nilai buku Perubahan selama periode berjalan Saldo Awal Penambahan Pengurangan Reklasifikasi Saldo Akhir Nilai tercatat : Tanah Bangunan dan prasarana Mesin dan peralatan Kendaraan Peralatan kantor Peralatan took Akumulasi penyusutan : Bangunan dan prasarana Mesin dan peralatan Kendaraan Peralatan kantor Peralatan toko Nilai buku Aset sewa guna usaha : Perubahan selama periode berjalan Saldo Awal Penambahan Pengurangan Reklasifikasi Saldo Akhir Nilai tercatat : Mesin dan peralatan Akumulasi penyusutan : Mesin dan peralatan Nilai buku 40

84 13. ASET TETAP (Lanjutan) Perubahan selama periode berjalan Saldo Awal Penambahan Pengurangan Reklasifikasi Saldo Akhir Nilai tercatat : Mesin dan peralatan Kendaraan Akumulasi penyusutan : Mesin dan peralatan Kendaraan Nilai buku Pengurangan aset tetap merupakan penjualan aset tetap dengan rincian sebagai berikut : Nilai buku Harga jual Laba penjualan aset tetap Beban penyusutan aset tetap dialokasikan pada : Pemilikan langsung : Beban pabrikasi Beban umum dan administrasi Beban lain-lain Jumlah Perusahaan dan Anak Perusahaan memiliki beberapa bidang tanah yang berlokasi di Karawang, Kendal dan Pemalang seluas ,40 M² dengan sertifikat berupa Hak Guna Bangunan (HGB) yang berjangka waktu tahun yang akan jatuh tempo antara tahun 2006 dan Untuk tanah milik Perusahaan yang berlokasi di Semarang seluas M² jangka waktunya telah habis dan telah diperpanjang sampai dengan tanggal 29 November Sertifikat HGB seluas M² masih dalam proses. Manajemen berpendapat tidak terdapat masalah dengan perpanjangan sertifikat hak atas tanah karena seluruh tanah diperoleh secara sah dan didukung dengan bukti pemilikan yang memadai. 41

85 13. ASET TETAP (Lanjutan) Pada tahun 2002 dan 2001, penambahan tanah sebesar dan terdiri dari tanah yang berlokasi di Semarang seluas M² dan di Karawang seluas 1.962,60 M². Sertifikat hak atas tanah tersebut masih dalam proses. Pada tanggal 31 Desember 2009, sertifikat kepemilikan tanah belum menggunakan nama baru Perusahaan. Pada tanggal 31 Desember 2009 and 2008, seluruh aset tetap Perusahaan kecuali tanah diasuransikan kepada PT Asuransi Rama Satria Wibawa terhadap resiko kerugian dan resiko lainnya termasuk gempa bumi dengan jumlah pertanggungan masing-masing sebesar US$ dan US$ Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup memadai untuk menutupi kerugian-kerugian yang mungkin timbul. Nilai wajar atas tanah Perusahaan ( M²) berdasarkan NJOP (Nilai Jual Objek Pajak) adalah sebesar dan nilai wajar atas bangunan Perusahaan ( M²) berdasarkan NJOP adalah sebesar Dan berdasarkan laporan jasa penilai Nirboyo A., Dewi A. & Rekan tanggal 20 Januari 2010, jumlah nilai pasar dan nilai likuidasi dari aset tetap Perusahaan (kecuali peralatan kantor) masing-masing sebesar US$ (setara dengan ) dan US$ (setara dengan ). Tanah, mesin dan peralatan digunakan sebagai jaminan atas pinjaman jangka pendek Anak Perusahaan dan hutang terjamin Perusahaan kepada BPP (Catatan 17 dan 18). 14. UANG MUKA INVESTASI DALAM PROYEK PERUSAHAAN PATUNGAN Akun ini merupakan uang muka investasi Perusahaan dalam bentuk tanah yang akan digunakan untuk proyek perusahaan patungan (joint venture) dengan Eastman Kodak Company, Amerika Serikat, dalam bidang produksi polyester chips dan fibre di Karawang Jawa Barat. Jumlah uang muka tersebut merupakan 17% dari jumlah modal Perusahaan patungan yang ditempatkan (Catatan 50). Kelanjutan dari joint venture ini sedang dipertimbangkan kembali oleh kedua belah pihak. 15. ASET LAIN-LAIN Uang jaminan

86 16. HUTANG BANK Menurut pembaharuan perjanjian pinjaman tanggal 3 Maret 2006 dan 31 Agustus 2006 antara Perusahaan (Peminjam), Damiano Investments BV, Belanda (Pemberi Pinjaman), dan PT Ferrier Hodgson (Monitoring Agent / Pengawas), Pemberi pinjaman menyetujui untuk menyediakan fasilitas letter of credit dengan jumlah keseluruhan sebesar US$ Dengan demikian, Perusahaan juga dapat menggunakan nama pemberi pinjaman sebagai penjamin untuk membuka letter of credit di Barclays Bank Plc, Hong Kong (Barclays). Disamping itu, Perusahaan juga membayar biaya pendanaan sebesar 2,25% sebulan atas jumlah penggunaan fasilitas di Barclays kepada Damiano Investments BV, Belanda. Kemudian, berdasarkan pembaharuan perjanjian pinjaman tanggal 1 Januari 2009 antara Perusahaan (Peminjam), Damiano Investments BV, Belanda (Pemberi Pinjaman), dan PT Ferrier Hodgson (Monitoring Agent / Pengawas), makan sejak tanggal 3 April 2009, semua fasilitas letter of credit di Barclays Bank Plc, Hong Kong (Barclays) dipindahkan ke Deutsche Bank AG. Dan sebagai konsekuensinya, Perusahaan harus membayar biaya pendanaan sebesar 1,25% sebulan atas jumlah penggunaan fasilitas di Deutsche Bank AG kepada Damiano Investments BV, Belanda. Letter of credit ini digunakan untuk membeli bahan baku sejumlah US$ (setara dengan ) pada tahun 2009 dan US$ (setara dengan ) pada tahun Pada tahun 2008, kelebihan penggunaan fasilitas Letter of Credit sebesar US$ diatas fasilitas kredit yang disediakan disebabkan karena kenaikan harga bahan baku dan kenaikan mutasi pembelian. Untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2008, suatu cadangan untuk biaya pendanaan pinjaman bank telah dibukukan sebesar Manajemen Perusahaan memahami bahwa Damiano Investments BV, Belanda dengan kebijaksanaannya mungkin akan mengganti, mengurangi atau menghapuskan biaya pendanaan tersebut dikemudian hari tergantung dari suatu kondisi yang pasti dan juga keberhasilan dari penyelesaian restrukturisasi hutang terjamin. Kemudian, berdasarkan pembaharuan perjanjian pinjaman tanggal 2 April 2009, yang diterima olah Perusahaan dari Damiano Investments BV, Belanda tanggal 10 November 2009, Damiano Investments BV, Belanda menyetujui bahwa biaya pendanaan atas penggunaan fasilitas letter of credit di Barclays selama periode 1 Januari 2008 sampai dengan 31 Desember 2008 adalah sebesar 0% sebulan. Akibatnya, biaya pendanaan sebesar dibatalkan / dihapuskan (Catatan 52). Dan, jumlah penghapusan biaya pendanaan ini dibukukan dengan menyajikan kembali neraca dan laporan laba rugi konsolidasi tahun Untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2009, suatu cadangan untuk biaya pendanaan atas fasilitas letter of credit diatas kepada Damiano Investments BV, Belanda telah dibukukan sebesar

87 17. HUTANG TERJAMIN Obligasi : A. 13% Guaranteed Secured Notes US$ B. US$ Secured Floating Rate Notes C. 9,375% Guaranteed Secured Notes US$ D. 11,375% Guaranted Secured Notes US$ Jumlah PT Bina Prima Perdana : PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Rupiah US$ EUR YEN Bank : Damiano Investments BV. Belanda (Eks. PT Bank Finconesia) EUR Damiano Investments BV. Belanda (Eks. Union Europeene de CIC. Singapura) EUR Damiano Investments BV. Belanda (Eks. Credit Agricole Indosuez. Singapura) US$ Damiano Investments BV. Belanda (Eks. Bangkok Bank. Singapura) US$ Tim Pemberesan (TP) : PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. US$ Rupiah EUR CHF Jumlah

88 17. HUTANG TERJAMIN (Lanjutan) Pada tanggal 30 Nopember 2001, Perusahaan telah menandatangani Definitive Memorandum of Agreement (MOA) dengan para pemegang wesel sehubungan dengan rencana restrukturisasi dari Perusahaan dan Anak Perusahaan. Akan tetapi. hal ini belum dilaksanakan oleh Perusahaan dan Anak Perusahaan. dan MOA ini secara otomatis dihentikan. Kemudian. pada tanggal 14 Maret 2007, Perusahaan telah mengirimkan kembali usulan restrukturisasi yang baru kepada para kreditur terjamin (SDRP) untuk merestrukturisasi hutang terjaminnya termasuk obligasi. Sampai dengan bulan Maret 2010 belum diperoleh persetujuan dari para kreditur terjaminnya, terutama dari PPA (28% dari total hutang terjamin) masih belum memberikan keputusan soal penyelesaian restrukturisasi hutang. Namun demikian Damiano Investments BV, Belanda, pemegang saham mayoritas, juga merupakan pemegang mayoritas dari hutang terjamin yang terdiri dari obligasi dan bank. Saat ini, Damiano Investments BV, Belanda, memegang kurang lebih 90% hutang terjamin berupa obligasi dan bank selain PPA. A. 13% Guaranteed Secured Notes, US$ Perusahaan pada bulan Juni 1994, menerbitkan Unsecured Senior Notes sebesar US$ dengan tingkat bunga sebesar 13% per tahun. Wesel ini akan jatuh tempo pada tahun Pada bulan Mei 1996, Perusahaan menawarkan kepada para pemegang Unsecured Notes untuk menukarkan wesel mereka ke Guaranteed Secured Notes dengan tingkat bunga 13% per tahun dan jatuh tempo pada tahun 2001 yang terdaftar pada Bursa Efek Luxembourg dan diterbitkan oleh PIFC dengan Perusahaan sebagai penjamin. Seluruh pemegang Unsecured Notes menukar Unsecured Notes menjadi Secured Notes, kecuali pemegang Unsecured Notes sebesar US$ Pada bulan Agustus 1997, Perusahaan membayar sebagian Unsecured Senior Notes dengan tingkat bunga 13% sejumlah US$ B. Secured Floating Rates Notes, US$ Pada bulan Pebruari 1996, PIFC menerbitkan Secured Floating Rate Note sebesar US$ , dimana Perusahaan bertindak sebagai penjamin yang tercatat pada Bursa Efek Luxembourg dengan tingkat bunga 3% di atas LIBOR per tahun yang jatuh tempo pada tahun C. 9,375% Guaranteed Secured Notes, US$ Pada bulan Juli 1997, PIFC menerbitkan Guaranteed Secured Notes sebesar US$ yang tercatat pada Bursa Efek Luxembourg, dimana Perusahaan bertindak sebagai penjamin dengan tingkat bunga 9,375% per tahun dan akan jatuh tempo pada tahun Dana dari wesel ini digunakan untuk mendanai sebagian dari tahap I program pengembangan yang baru. D. 11,375% Guaranteed Secured Notes, US$ Pada bulan Juni 1996, PIFC menerbitkan Guaranteed Secured Notes sebesar US$ yang tercatat pada Bursa Efek Luxembourg, dimana Perusahaan bertindak sebagai penjamin dengan tingkat bunga 11,375% per tahun dan akan jatuh tempo pada tahun Dana dari wesel ini digunakan untuk melunasi hutang bank dan hutang lainnya. 45

89 17. HUTANG TERJAMIN (Lanjutan) Saat ini, wesel-wesel tersebut di atas tidak tercatat pada Bursa Efek Luxemburg dan dijamin oleh hak gadai dengan jaminan real property, aset-aset bergerak (selain dari persediaan) dan hasil dari penjualan jaminan tersebut secara pari-passu dengan wesel bayar dan kewajiban lainnya dari Perusahaan dan Anak Perusahaan lainnya. Pinjaman kepada PT Bina Prima Perdana (BPP) merupakan pinjaman pada PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk yang telah jatuh tempo dan administrasinya telah dialihkan ke BPPN. Kemudian sesuai dengan skema restrukturisasi hutang yang termuat dalam Master Restructuring Agreement (MRA) tertanggal 23 Mei 2001, pada tahun 2002 hutang Perusahaan berdasarkan program restrukturisasi dengan BPPN telah dialihkan kepada BPP. Untuk pengalihan tersebut, BPP menerbitkan Exchangeable Bond (EB) kepada BPPN. Akan tetapi, pada tanggal 26 Pebruari 2004, BPPN mengeluarkan pernyataan pemberitahuan default kepada PT Bina Prima Perdana. Di dalam surat tersebut dinyatakan bahwa PT Bina Prima Perdana sebagai holding company tekstil telah gagal membayar kupon Exchangeable Bond (EB) yang jatuh tempo tanggal 18 Agustus Pada tahun 2009 dan 2008, hutang terjamin menggunakan tanah, mesin dan peralatan Perusahaan di pabrik Karawang sebagai jaminan (Catatan 13). 18. PINJAMAN JANGKA PENDEK Fasilitas Pinjaman Modal Kerja : PT Bina Prima Perdana : PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Rupiah Dolar Amerika Serikat (US$ pada tahun 2009 dan 2008) PT Bank Dharmala PT Bank Putera Multikarsa Catora International BV, Belanda (US$ pada tahun 2009 dan 2008) Damiano Investment BV, Belanda (US$ pada tahun 2009 dan 2008) Jumlah fasilitas modal kerja

90 18. PINJAMAN JANGKA PENDEK (Lanjutan) Fasilitas Letter of Credit : PT Bina Prima Perdana : PT Bank Putera Multikarsa Dolar Amerika Serikat (US$ pada tahun 2009 dan 2008) PT Bank Duta Rupiah Lain-lain : PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Rupiah Dolar Amerika Serikat (US$ pada tahun 2009 dan 2008) PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia (US$ pada tahun 2009 dan 2008) Jumlah fasilitas letter of credit Jumlah Pinjaman kepada PT Bina Prima Perdana (BPP) merupakan pinjaman pada PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk yang telah jatuh tempo dan administrasinya telah dialihkan ke BPPN. Kemudian sesuai dengan skema restrukturisasi hutang yang termuat dalam Master Restructuring Agreement (MRA) tertanggal 23 Mei 2001, pada tahun 2002 hutang Perusahaan berdasarkan program restrukturisasi dengan BPPN telah dialihkan kepada BPP. Untuk pengalihan tersebut. BPP menerbitkan Exchangeable Bond (EB) kepada BPPN. Pada tanggal 26 Pebruari 2004, BPPN mengeluarkan pernyataan pemberitahuan default kepada PT Bina Prima Perdana. Di dalam surat tersebut dinyatakan bahwa PT Bina Prima Perdana sebagai holding company tekstil telah gagal membayar kupon Exchangeable Bond (EB) yang jatuh tempo tanggal 18 Agustus Pada tanggal 27 Pebruari 2004, BPPN dibubarkan oleh Pemerintah. Permasalahan-permasalahan yang sedang ditangani oleh BPPN dan belum terselesaikan, dialihkan kepada suatu lembaga baru pemerintah yang disebut Perusahaan Pengelola Asset (PPA) dibawah pengawasan Menteri Keuangan. 47

91 18. PINJAMAN JANGKA PENDEK (Lanjutan) Pada tanggal 27 Januari 2006, Anak Perusahaan memperoleh fasilitas kredit modal kerja sebesar US$ dari Catora International BV, Belanda ( CIBV ) untuk pembelian bahan baku (impor dan lokal) dan memenuhi kebutuhan operasional seperti pembayaran gaji, tagihan listrik dan lain-lain. Fasilitas kredit modal kerja ini dibebani bunga sebesar 18% pertahun dengan jatuh tempo pembayaran akhir tanggal 31 Agustus 2006, dan dijamin dengan persediaan senilai US$ Kemudian, fasilitas kredit modal kerja tersebut telah diamandemen pada bulan Agustus 2006 untuk menyediakan tambahan fasilitas kredit dengan total fasilitas menjadi senilai US$ dan jatuh tempo pembayaran terakhir adalah pada tanggal 31 Mei Sampai dengan saat ini, Anak Perusahaan telah membayar senilai US$ pada tanggal 14 Agustus 2007, US$ pada tanggal 13 September 2007 dan senilai US$ pada tanggal 5 April Pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008, Anak Perusahaan belum membayar masing-masing senilai US$ atas pinjaman jangka pendek tersebut yang telah jatuh tempo karena kesulitan keuangan atau masalah arus kas. Disamping itu, Anak Perusahaan belum memperbaharui perjanjian pinjaman ini. Berdasarkan perjanjian pinjaman tanggal 8 Januari 2008 antara PT Texmaco Jaya Tbk (Peminjam). Damiano Investment BV, Belanda (Pemberi Pinjaman), dan PT Ferrier Hodgson (Monitoring Agent / Pengawas), Pemberi pinjaman menyetujui untuk menyediakan fasilitas modal kerja dengan jumlah keseluruhan sebesar US$ Beban bunga atas pinjaman ini sebesar 25% setahun. Pinjaman ini harus dikembalikan 6 bulan setelah penerimaan pinjaman atau jatuh tempo pada bulan Agustus Pada tanggal 14 Agustus 2008 dan 1 September 2008, Anak Perusahaan telah membayar masing-masing sebesar US$ dan US$ Pada tanggal, Anak Perusahaan belum membayar sisa pinjaman masing-masing sebesar US$ karena kesulitan keuangan atau masalah arus kas. Disamping itu, Anak Perusahaan belum memperbaharui perjanjian pinjaman ini. Pada tahun 2009 dan 2008, pinjaman jangka pendek menggunakan tanah, mesin dan peralatan Anak Perusahaan sebagai jaminan (Catatan 13). 19. WESEL BAYAR Pada tanggal neraca, Anak Perusahaan memiliki saldo wesel bayar sebagai berikut : PT Bina Prima Perdana : Rupiah Nilai nominal Dolar Amerika Serikat Nilai nominal (US$ pada tahun 2009 and 2008) Jumlah BPP

92 19. WESEL BAYAR (Lanjutan) Lain-lain : Dolar Amerika Serikat Nilai nominal (US$ pada tahun 2009 and 2008) Jumlah lain-lain Jumlah Akibat dihentikannya operasi beberapa bank pemegang wesel bayar ini pada tahun 1999, administrasinya telah dialihkan kepada BPPN sesuai dengan skema restrukturisasi hutang yang termuat dalam Master Restructuring Agreement (MRA) tertanggal 23 Mei 2001, pada tahun 2002 hutang Perusahaan berdasarkan program restrukturisasi dengan BPPN telah dialihkan ke BPP. Untuk pengalihan ini BPP mengeluarkan Exchangeable Bond (EB) kepada BPPN. Wesel bayar tersebut di atas tidak mempunyai jaminan. Bertindak sebagai arranger dari wesel bayar ini adalah PT Asia Kapitalindo Securities. Pada tanggal 30 Nopember 2001, Perusahaan telah menandatangani Definitive Memorandum of Agreement (MOA) dengan para pemegang wesel dan BPPN sehubungan dengan rencana restrukturisasi dari Anak Perusahaan. Akan tetapi, hal ini belum dilaksanakan oleh Anak Perusahaan. dan MOA ini secara otomatis dihentikan. (Catatan 2b). Pada tanggal 26 Pebruari 2004, BPPN mengeluarkan pernyataan pemberitahuan default kepada PT Bina Prima Perdana. Di dalam surat tersebut dinyatakan bahwa PT Bina Prima Perdana sebagai holding company tekstil telah gagal membayar kupon Exchangeable Bond (EB) yang jatuh tempo tanggal 18 Agustus Pada tanggal 27 Pebruari 2004, BPPN dibubarkan oleh Pemerintah. Permasalahan-permasalahan yang sedang ditangani oleh BPPN dan belum terselesaikan, dialihkan kepada suatu lembaga baru pemerintah yang disebut Perusahaan Pengelola Asset (PPA) dibawah pengawasan Menteri Keuangan. Sampai dengan bulan Maret 2010, tidak terdapat perkembangan atau pembaharuan lebih jauh atas status pinjaman wesel bayar tersebut. 49

93 20. HUTANG USAHA Akun ini terdiri dari : Pihak ketiga : Pemasok lokal Pemasok luar negeri Jumlah Rincian umur hutang usaha kepada pihak ketiga yang dihitung sejak tanggal faktur adalah sebagai berikut : Sampai dengan 1 bulan > 1 bulan 3 bulan > 3 bulan 6 bulan > 6 bulan 1 tahun > 1 tahun Jumlah Rincian hutang usaha kepada pihak ketiga menurut jenis mata uang adalah sebagai berikut : Rupiah Dolar Amerika Serikat (US$ pada tahun 2009 dan US$ pada tahun 2008) Euro Eropa (EUR pada tahun 2009 dan EUR pada tahun 2008) Dolar Singapura (SGD pada tahun 2009 dan SGD pada tahun 2008) Dipindahkan

94 20. HUTANG USAHA (Lanjutan) Pindahan Yen Jepang (Yen pada tahun 2009 dan Yen pada tahun 2008) Poundsterling Inggris (GBP pada tahun 2009 dan GBP pada tahun 2008) Swiss Franc (CHF pada tahun 2009 dan CHF 175 pada tahun 2008) Jumlah Hutang usaha pihak ketiga pemasok lokal merupakan hutang atas pembelian bahan baku dan hutang usaha pihak ketiga pemasok luar negeri merupakan hutang atas pembelian bahan pembantu. Pihak yang mempunyai hubungan istimewa : PT Wismakarya Prasetya Rincian umur hutang usaha kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa yang dihitung sejak tanggal faktur adalah sebagai berikut : Sampai dengan 1 bulan > 1 bulan 3 bulan > 3 bulan 6 bulan > 6 bulan 1 tahun > 1 tahun Jumlah Rincian hutang usaha kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa menurut jenis mata uang adalah sebagai berikut : Rupiah

95 21. HUTANG PEMBELIAN ASET TETAP Akun ini merupakan hutang atas pembelian mesin-mesin tahun 2003 sehubungan dengan pengembangan proyek Anak Perusahaan : Pihak ketiga : Juki Singapore Pte. Ltd.. Singapura US$ , PERPAJAKAN a. Pajak Dibayar Di muka Lebih bayar atas pajak penghasilan badan Pajak pertambahan nilai Jumlah b. Hutang Pajak Pajak penghasilan pasal Pajak penghasilan pasal Pajak penghasilan pasal Pajak penghasilan pasal 4 (2) Pajak pertambahan nilai Denda pajak Jumlah c. Pajak Penghasilan Badan Rekonsiliasi antara laba (rugi) sebelum taksiran pajak penghasilan menurut laporan laba rugi konsolidasi dengan taksiran laba (rugi) fiskal yang dihitung oleh Perusahaan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal adalah sebagai berikut : 52

96 22. PERPAJAKAN (Lanjutan) c. Pajak Penghasilan Badan (Lanjutan) (Disajikan Kembali) Laba (rugi) sebelum pajak penghasilan menurut laporan laba rugi konsolidasi ( ) Rugi (laba) Anak Perusahaan sebelum pajak penghasilan ( ) Laba (rugi) Perusahaan sebelum pajak penghasilan ( ) Penyesuaian fiskal terdiri dari : Beda tetap : Beban yang tidak diperkenankan / (penghasilan kena pajak final) : Beban pajak Perjamuan dan representasi Sumbangan Klaim PPN dari pelanggan Penghasilan bunga ( ) ( ) Beda waktu : Beban penyusutan aset tetap Amortisasi beban tangguhan ( ) ( ) Cadangan uang jasa karyawan Beban sewa guna usaha Taksiran laba (rugi) fiskal Perusahaan sebelum kompensasi kerugian tahun sebelumnya ( ) Akumulasi rugi fiskal tahun sebelumnya ( ) ( ) Jumlah taksiran akumulasi rugi fiskal ( ) ( ) Taksiran pajak penghasilan badan 53

97 22. PERPAJAKAN (Lanjutan) c. Pajak Penghasilan Badan (Lanjutan) (Disajikan Kembali) Pajak dibayar dimuka : Pajak penghasilan pasal 22 ( ) ( ) Taksiran lebih bayar pajak penghasilan badan ( ) ( ) Taksiran lebih bayar pajak penghasilan badan Anak Perusahaan ( ) ( ) Rugi fiskal untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2008 yang dilaporkan pada SPT pajak penghasilan badan adalah sebesar Atas perbedaan tersebut, Perusahaan tidak melakukan pembetulan SPT. d. Pajak Tangguhan Perhitungan jumlah aktiva dan kewajiban pajak tangguhan dengan tarif pajak maksimal sebesar 25% pada tahun 2009 dan 28% pada tahun 2008 adalah sebagai berikut : Desember 2008 (Disajikan Kembali) Dikreditkan (dibebankan) ke laporan laba rugi konsolidasi Koreksi Perubahan Tarif 31 Desember 2009 Perusahaan Aktiva (kewajiban) pajak tangguhan : Akumulasi rugi fiskal ( ) ( ) Penyisihan penilaian ( ) ( ) Beban penyusutan aset tetap ( ) ( ) Amortisasi beban tangguhan ( ) ( ) Cadangan uang jasa karyawan ( ) Jumlah Perusahaan ( ) ( ) Anak Perusahaan TJ ( ) ( ) TGB Jumlah Anak Perusahaan ( ) ( ) Jumlah kewajiban pajak tangguhan, bersih ( ) ( ) 54

98 22. PERPAJAKAN (Lanjutan) d. Pajak Tangguhan (Lanjutan) (disajikan kembali) Dikreditkan (dibebankan) ke 31 Desember 2007 laporan laba rugi konsolidasi Koreksi Perubahan Tarif 31 Desember 2008 Perusahaan Aktiva (kewajiban) pajak tangguhan : Akumulasi rugi fiskal ( ) Penyisihan penilaian ( ) ( ) ( ) Beban penyusutan aset tetap ( ) ( ) Amortisasi beban tangguhan ( ) ( ) Cadangan uang jasa karyawan ( ) Beban sewa guna usaha ( ) Jumlah Perusahaan ( ) ( ) Anak Perusahaan TJ ( ) TGB Jumlah Anak Perusahaan ( ) Jumlah kewajiban pajak tangguhan, bersih ( ) ( ) Pengakuan aktiva pajak penghasilan ditangguhkan Perusahaan adalah berdasarkan perkiraan dari manajemen akan hasil di masa mendatang termasuk perkiraan atas tingkat produksi dan harga komoditi atas produk Perusahaan, waktu dan sifat penyelesaian atas kewajiban pajak tangguhan Perusahaan serta strategi perencanaan pajak. Berdasarkan perkiraan tersebut, manajemen berpendapat bahwa kemungkinan besar Perusahaan tidak dapat merealisasikan aktiva pajak tangguhannya yang timbul dari rugi fiskal kumulatif. Oleh karena itu, manajemen membentuk penyisihan penilaian masing-masing sebesar dan yang dicadangkan pada tanggal. Rekonsiliasi antara jumlah penghasilan (beban) pajak dan jumlah yang dihitung dengan menggunakan tarif pajak efektif terhadap laba (rugi) sebelum pajak penghasilan adalah sebagai berikut : (Disajikan Kembali) Laba (rugi) sebelum pajak penghasilan menurut laporan laba rugi konsolidasi ( ) Rugi (laba) Anak Perusahaan sebelum pajak penghasilan ( ) Laba (rugi) Perusahaan sebelum pajak penghasilan ( ) 55

99 22. PERPAJAKAN (Lanjutan) d. Pajak Tangguhan (Lanjutan) (Disajikan Kembali) Keuntungan (kerugian) pajak pada tarif yang berlaku 28% pada tahun 2009 dan 30% pada tahun ( ) Kerugian (keuntungan) pajak pada tarif yang berlaku 28% pada tahun 2009 dan 30% pada tahun 2008 ( ) Koreksi penilaian atas perubahan tarif pajak dari 28% menjadi 25% pada tahun 2009 dan 30% menjadi 28% pada tahun 2008 ( ) ( ) Pengaruh pajak atas beban yang tidak diperkenankan / (penghasilan kena pajak final) Penghasilan pajak Perusahaan ( ) ( ) Penghasilan pajak Anak Perusahaan ( ) Jumlah penghasilan pajak ( ) ( ) e. Penghasilan (Beban) Pajak Beban pajak penghasilan kini : Perusahaan Anak perusahaan Penghasilan (beban) pajak tangguhan : Perusahaan Anak perusahaan ( ) Jumlah penghasilan pajak

100 22. PERPAJAKAN (Lanjutan) f. Surat Ketetapan Pajak a. Perusahaan Pada tanggal 14 Mei 2009, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Penghasilan pasal 21 untuk tahun Berdasarkan surat Direktorat Jenderal Pajak No /501/07/092/09, Perusahaan tidak mempunyai tambahan hutang pajak. Pada tanggal 14 Mei 2009, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Penghasilan pasal 4(2) untuk tahun Berdasarkan surat Direktorat Jenderal Pajak No /540/07/092/09, Perusahaan tidak mempunyai tambahan hutang pajak. Pada tanggal 14 Mei 2009, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Penghasilan pasal 23 untuk tahun Berdasarkan surat Direktorat Jenderal Pajak No /203/07/092/09, Perusahaan mempunyai tambahan hutang pajak sebesar Kewajiban pajak tersebut telah dikompensasikan pada bulan Juni 2009 dengan lebih bayar pajak penghasilan badan tahun Pada tanggal 14 Mei 2009, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Penghasilan pasal 26 untuk tahun Berdasarkan surat Direktorat Jenderal Pajak No /204/07/092/09, Perusahaan mempunyai tambahan hutang pajak sebesar Kewajiban pajak tersebut telah dikompensasikan pada bulan Juni 2009 dengan lebih bayar pajak penghasilan badan tahun Pada tanggal 14 Mei 2009, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Pertambahan Nilai untuk periode Pebruari 2007 sampai dengan Desember Berdasarkan surat Direktorat Jenderal Pajak No /507/07/092/09, Perusahaan tidak mempunyai tambahan hutang pajak. Pada tanggal 14 Mei 2009, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Pertambahan Nilai untuk tahun Berdasarkan surat Direktorat Jenderal Pajak No /277/07/092/09, Perusahaan mempunyai tambahan hutang pajak sebesar Kewajiban pajak tersebut telah dikompensasikan pada bulan Juni 2009 dengan lebih bayar pajak penghasilan badan tahun

101 22. PERPAJAKAN (Lanjutan) f. Surat Ketetapan Pajak (Lanjutan) a. Perusahaan (Lanjutan) Pada tanggal 14 Mei 2009, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Penghasilan Badan untuk tahun Berdasarkan surat Direktorat Jenderal Pajak No /406/07/092/09, Perusahaan mempunyai kelebihan bayar pajak sebesar Atas lebih bayar tersebut telah dikompensasikan dengan kewajiban pajak lainnya untuk tahun buku 2007 sebesar Dan sisanya sebesar telah dibayarkan pada bulan Juni Pada tanggal 8 April 2008, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Penghasilan pasal 21 untuk tahun Berdasarkan surat Direktorat Jenderal Pajak No /501/06/092/08, Perusahaan tidak mempunyai tambahan hutang pajak. Pada tanggal 8 April 2008, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Penghasilan pasal 4(2) untuk tahun Berdasarkan surat Direktorat Jenderal Pajak No /240/06/092/08, Perusahaan mempunyai tambahan hutang pajak sebesar Kewajiban pajak tersebut telah dikompensasikan pada bulan April 2008 dengan lebih bayar pajak penghasilan badan tahun Pada tanggal 8 April 2008, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Penghasilan pasal 23 untuk tahun Berdasarkan surat Direktorat Jenderal Pajak No /203/06/092/08, Perusahaan mempunyai tambahan hutang pajak sebesar ,60. Kewajiban pajak tersebut telah dikompensasikan pada bulan April 2008 dengan lebih bayar pajak penghasilan badan tahun Pada tanggal 8 April 2008, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Penghasilan pasal 26 untuk tahun Berdasarkan surat Direktorat Jenderal Pajak No /204/06/092/08, Perusahaan mempunyai tambahan hutang pajak sebesar Kewajiban pajak tersebut telah dikompensasikan pada bulan April 2008 dengan lebih bayar pajak penghasilan badan tahun Pada tanggal 8 April 2008, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Pertambahan Nilai untuk tahun Berdasarkan surat Direktorat Jenderal Pajak No /277/06/092/08, Perusahaan mempunyai tambahan hutang pajak sebesar Kewajiban pajak tersebut telah dikompensasikan pada bulan April 2008 dengan lebih bayar pajak penghasilan badan tahun

102 22. PERPAJAKAN (Lanjutan) f. Surat Ketetapan Pajak (Lanjutan) a. Perusahaan (Lanjutan) Pada tanggal 8 April 2008, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Penghasilan Badan untuk tahun Berdasarkan surat Direktorat Jenderal Pajak No /406/06/092/08, Perusahaan mempunyai tambahan hutang pajak sebesar Kewajiban pajak tersebut telah dikompensasikan pada bulan April 2008 dengan hutang pajak lainnya tahun 2006 sebesar ,60. Dan sisa atas lebih bayar sebesar ,40 sudah diterima pada tanggal 22 April b. Anak Perusahaan (TJ dan TGB) Pada tanggal 1 April 2009, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Pratama Pekalongan mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Penghasilan Pasal 23 untuk periode Januari sampai dengan Desember Berdasarkan Surat Ketetapan Pajak No /203/07/502/09, Anak Perusahaan (TJ) mempunyai tambahan hutang pajak sebesar Kewajiban pajak tersebut telah dilunasi pada tanggal 17 April 2009 dengan mengkompensasikan lebih bayar Pajak Penghasilan Badan perusahaan tahun Pada tanggal 1 April 2009, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Pratama Pekalongan mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Penghasilan Pasal 21 untuk periode Januari sampai dengan Desember Berdasarkan Surat Ketetapan Pajak No /201/07/502/09, Anak Perusahaan (TJ) mempunyai tambahan hutang pajak sebesar Kewajiban pajak tersebut telah dilunasi pada tanggal 17 April 2009 dengan mengkompensasikan lebih bayar Pajak Penghasilan Badan perusahaan tahun Pada tanggal 31 Maret 2009, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Pratama Karawang Selatan mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Penghasilan Pasal 23 untuk periode Januari sampai dengan Desember Berdasarkan Surat Ketetapan Pajak No /203/07/433/09, Anak Perusahaan (TJ) mempunyai tambahan hutang pajak sebesar Kewajiban pajak tersebut telah dilunasi pada tanggal 17 April 2009 dengan mengkompensasikan lebih bayar Pajak Penghasilan Badan perusahaan tahun

103 22. PERPAJAKAN (Lanjutan) f. Surat Ketetapan Pajak (Lanjutan) b. Anak Perusahaan (TJ dan TGB) (Lanjutan) Pada tanggal 31 Maret 2009, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Pratama Karawang Selatan mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Penghasilan Pasal 26 untuk periode Januari sampai dengan Desember Berdasarkan Surat Ketetapan Pajak No /204/07/433/09, Anak Perusahaan (TJ) mempunyai tambahan hutang pajak sebesar Kewajiban pajak tersebut telah dilunasi pada tanggal 17 April 2009 dengan mengkompensasikan lebih bayar Pajak Penghasilan Badan perusahaan tahun Pada tanggal 31 Maret 2009, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Pratama Karawang Selatan mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Penghasilan Pasal 4(2) untuk periode Januari sampai dengan Desember Berdasarkan Surat Ketetapan Pajak No /240/07/433/09, Anak Perusahaan (TJ) mempunyai tambahan hutang pajak sebesar Kewajiban pajak tersebut telah dilunasi pada tanggal 17 April 2009 dengan mengkompensasikan lebih bayar Pajak Penghasilan Badan perusahaan tahun Pada tanggal 31 Maret 2009, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Pratama Karawang Selatan mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Penghasilan Pasal 21 untuk periode Januari sampai dengan Desember Berdasarkan Surat Ketetapan Pajak No /201/07/433/09, Anak Perusahaan (TJ) mempunyai tambahan hutang pajak sebesar Kewajiban pajak tersebut telah dilunasi pada tanggal 17 April 2009 dengan mengkompensasikan lebih bayar Pajak Penghasilan Badan perusahaan tahun Pada tanggal 20 Maret 2009, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Madya Bekasi mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar Pajak Penghasilan Badan untuk tahun Berdasarkan Surat Ketetapan Pajak No /406/07/431/09, Anak Perusahaan (TJ) mempunyai kelebihan bayar pajak sebesar Kelebihan bayar pajak tersebut pada tanggal 17 April 2009 telah dikompensasikan dengan kurang bayar kewajiban kewajiban perpajakan Perusahaan dan sebesar telah diterima melalui Bank BCA cabang Menara Karya pada tanggal 27 April Pada tanggal 20 Maret 2009, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Madya Bekasi mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Pertambahan Nilai untuk periode Januari sampai dengan Desember Berdasarkan Surat Ketetapan Pajak No /101/05/052/07, Anak Perusahaan (TJ) mempunyai tambahan hutang pajak sebesar Kewajiban pajak tersebut telah dilunasi pada tanggal 17 April 2009 dengan mengkompensasikan lebih bayar Pajak Penghasilan Badan perusahaan tahun

104 22. PERPAJAKAN (Lanjutan) f. Surat Ketetapan Pajak (Lanjutan) b. Anak Perusahaan (TJ dan TGB) (Lanjutan) Pada tanggal 20 Maret 2009, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Madya Bekasi mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Pertambahan Nilai untuk periode Januari sampai dengan Desember Berdasarkan Surat Ketetapan Pajak No /277/07/431/07, Anak Perusahaan (TJ) mempunyai tambahan hutang pajak sebesar Kewajiban pajak tersebut telah dilunasi pada tanggal 17 April 2009 dengan mengkompensasikan lebih bayar Pajak Penghasilan Badan perusahaan tahun Pada tanggal 20 Maret 2009, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Madya Bekasi mengeluarkan Surat Tagihan Pajak Kurang Bayar Pajak Pertambahan Nilai untuk periode Januari sampai dengan Desember Berdasarkan Surat Ketetapan Pajak No /107/07/431/07, Anak Perusahaan (TJ) mempunyai tambahan hutang pajak sebesar Kewajiban pajak tersebut telah dilunasi pada tanggal 17 April 2009 dengan mengkompensasikan lebih bayar Pajak Penghasilan Badan perusahaan tahun Pada tanggal 29 Oktober 2008, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Pratama Karawang Selatan mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Penghasilan pasal 21 untuk periode Januari sampai dengan Desember Berdasarkan surat Direktorat Jenderal Pajak No /101/07/433/08, Anak Perusahaan (TJ) mempunyai tambahan hutang pajak sebesar Kewajiban pajak tersebut telah dilunasi pada tanggal 17 April 2009 dengan mengkompensasikan lebih bayar Pajak Penghasilan Badan perusahaan tahun Pada tanggal 29 Oktober 2008, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Pratama Karawang Selatan mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Penghasilan pasal 21 untuk periode Januari sampai dengan Juli Berdasarkan surat Direktorat Jenderal Pajak No /101/08/433/08, Anak Perusahaan (TJ) mempunyai tambahan hutang pajak sebesar Kewajiban pajak tersebut telah dilunasi pada tanggal 17 April 2009 dengan mengkompensasikan lebih bayar Pajak Penghasilan Badan perusahaan tahun Pada tanggal 17 Oktober 2008, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Wilayah DJP Jawa Tengah I Kantor Pelayanan Pajak Pratama Pekalongan mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Pertambahan Nilai untuk periode Desember Berdasarkan surat Direktorat Jenderal Pajak No /109/98/502/08, Anak Perusahaan (TJ) mempunyai tambahan hutang pajak sebesar Kewajiban pajak tersebut telah dilunasi pada tanggal 17 April 2009 dengan mengkompensasikan lebih bayar Pajak Penghasilan Badan perusahaan tahun

105 22. PERPAJAKAN (Lanjutan) f. Surat Ketetapan Pajak (Lanjutan) b. Anak Perusahaan (TJ dan TGB) (Lanjutan) Pada tanggal 17 Oktober 2008, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Wilayah DJP Jawa Tengah I Kantor Pelayanan Pajak Pratama Pekalongan mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Penghasilan pasal 23 untuk periode Desember Berdasarkan surat Direktorat Jenderal Pajak No /109/00/502/08, Anak Perusahaan (TJ) mempunyai tambahan hutang pajak sebesar Kewajiban pajak tersebut telah dilunasi pada tanggal 17 April 2009 dengan mengkompensasikan lebih bayar Pajak Penghasilan Badan perusahaan tahun Pada tanggal 17 Oktober 2008, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Wilayah DJP Jawa Tengah I Kantor Pelayanan Pajak Pratama Pekalongan mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Penghasilan pasal 23 untuk periode Desember Berdasarkan surat Direktorat Jenderal Pajak No /109/01/502/08, Anak Perusahaan (TJ) mempunyai tambahan hutang pajak sebesar Kewajiban pajak tersebut belum dilunasi oleh Anak Perusahaan. Pada tanggal 17 Oktober 2008, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Wilayah DJP Jawa Tengah I Kantor Pelayanan Pajak Pratama Pekalongan mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Penghasilan pasal 23 untuk periode Desember Berdasarkan surat Direktorat Jenderal Pajak No /109/01/502/08, Anak Perusahaan (TJ) mempunyai tambahan hutang pajak sebesar Kewajiban pajak tersebut telah dilunasi pada tanggal 17 April 2009 dengan mengkompensasikan lebih bayar Pajak Penghasilan Badan perusahaan tahun Pada tanggal 17 Oktober 2008, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Wilayah DJP Jawa Tengah I Kantor Pelayanan Pajak Pratama Pekalongan mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Penghasilan pasal 21 untuk periode Desember Berdasarkan surat Direktorat Jenderal Pajak No /109/01/502/08, Anak Perusahaan (TJ) mempunyai tambahan hutang pajak sebesar Kewajiban pajak tersebut telah dilunasi pada tanggal 17 April 2009 dengan mengkompensasikan lebih bayar Pajak Penghasilan Badan perusahaan tahun Pada tanggal 17 Oktober 2008, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Wilayah DJP Jawa Tengah I Kantor Pelayanan Pajak Pratama Pekalongan mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Penghasilan pasal 21 untuk periode Agustus Berdasarkan surat Direktorat Jenderal Pajak No /109/02/502/08, Anak Perusahaan (TJ) mempunyai tambahan hutang pajak sebesar Kewajiban pajak tersebut telah dilunasi pada tanggal 17 April 2009 dengan mengkompensasikan lebih bayar Pajak Penghasilan Badan perusahaan tahun

106 22. PERPAJAKAN (Lanjutan) f. Surat Ketetapan Pajak (Lanjutan) b. Anak Perusahaan (TJ dan TGB) (Lanjutan) Pada tanggal 17 Oktober 2008, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Wilayah DJP Jawa Tengah I Kantor Pelayanan Pajak Pratama Pekalongan mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Penghasilan pasal 21 untuk periode Desember Berdasarkan surat Direktorat Jenderal Pajak No /109/05/502/08, Anak Perusahaan (TJ) mempunyai tambahan hutang pajak sebesar Kewajiban pajak tersebut telah dilunasi pada tanggal 17 April 2009 dengan mengkompensasikan lebih bayar Pajak Penghasilan Badan perusahaan tahun Pada tanggal 4 September 2008, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Wilayah DJP Jawa Tengah I Kantor Pelayanan Pajak Pratama Pekalongan mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Penghasilan pasal 26 untuk periode Desember Berdasarkan surat Direktorat Jenderal Pajak No /109/97/502/08, Anak Perusahaan (TJ) mempunyai tambahan hutang pajak sebesar Kewajiban pajak tersebut belum dilunasi oleh Anak Perusahaan. Pada tanggal 4 September 2008, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Wilayah DJP Jawa Tengah I Kantor Pelayanan Pajak Pratama Pekalongan mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Penghasilan pasal 21 untuk periode Maret Berdasarkan surat Direktorat Jenderal Pajak No /109/01/502/08, Anak Perusahaan (TJ) mempunyai tambahan hutang pajak sebesar Kewajiban pajak tersebut telah dilunasi pada tanggal 17 April 2009 dengan mengkompensasikan lebih bayar Pajak Penghasilan Badan perusahaan tahun Pada tanggal 4 September 2008, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Wilayah DJP Jawa Tengah I Kantor Pelayanan Pajak Pratama Pekalongan mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Penghasilan pasal 23 untuk periode Juni Berdasarkan surat Direktorat Jenderal Pajak No /109/02/502/08, Anak Perusahaan (TJ) mempunyai tambahan hutang pajak sebesar Kewajiban pajak tersebut belum dilunasi oleh Anak Perusahaan. Pada tanggal 4 September 2008, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Wilayah DJP Jawa Tengah I Kantor Pelayanan Pajak Pratama Pekalongan mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Penghasilan pasal 23 untuk periode Mei Berdasarkan surat Direktorat Jenderal Pajak No /109/03/502/08, Anak Perusahaan (TJ) mempunyai tambahan hutang pajak sebesar Kewajiban pajak tersebut belum dilunasi oleh Anak Perusahaan. 63

107 22. PERPAJAKAN (Lanjutan) f. Surat Ketetapan Pajak (Lanjutan) b. Anak Perusahaan (TJ dan TGB) (Lanjutan) Pada tanggal 4 September 2008, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Wilayah DJP Jawa Tengah I Kantor Pelayanan Pajak Pratama Pekalongan mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Penghasilan pasal 21 untuk periode Desember Berdasarkan surat Direktorat Jenderal Pajak No /109/03/502/08, Anak Perusahaan (TJ) mempunyai tambahan hutang pajak sebesar Kewajiban pajak tersebut belum dilunasi oleh Anak Perusahaan. Pada tanggal 4 September 2008, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Wilayah DJP Jawa Tengah I Kantor Pelayanan Pajak Pratama Pekalongan mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Pertambahan Nilai untuk periode September Berdasarkan surat Direktorat Jenderal Pajak No /109/04/502/08, Anak Perusahaan (TJ) mempunyai tambahan hutang pajak sebesar Kewajiban pajak tersebut belum dilunasi oleh Anak Perusahaan. Pada tanggal 4 September 2008, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Wilayah DJP Jawa Tengah I Kantor Pelayanan Pajak Pratama Pekalongan mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Pertambahan Nilai untuk periode Desember Berdasarkan surat Direktorat Jenderal Pajak No /109/04/502/08, Anak Perusahaan (TJ) mempunyai tambahan hutang pajak sebesar Kewajiban pajak tersebut belum dilunasi oleh Anak Perusahaan. Pada tanggal 19 Juni 2008, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Pratama Karawang Selatan mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Bumi dan Bangunan untuk tahun Berdasarkan surat Direktorat Jenderal Pajak No. S-134/WPN.22/KP.1603/2008, Anak Perusahaan (TJ) mempunyai tambahan hutang pajak sebesar Kewajiban pajak tersebut belum dilunasi oleh Anak Perusahaan. Kewajiban pajak tersebut telah dilunasi pada tanggal 17 April 2009 dengan mengkompensasikan lebih bayar Pajak Penghasilan Badan perusahaan tahun Pada tanggal 13 April 2008, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Pratama Karawang Selatan mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Penghasilan pasal 23 untuk tahun Berdasarkan surat Direktorat Jenderal Pajak No /503/06/433/08, Anak Perusahaan (TJ) tidak mempunyai tambahan hutang pajak. Pada tanggal 13 April 2008, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Pratama Karawang Selatan mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Penghasilan pasal 21 untuk periode Januari sampai dengan Desember Berdasarkan surat Direktorat Jenderal Pajak No /201/06/433/08, Anak Perusahaan (TJ) mempunyai tambahan hutang pajak sebesar Kewajiban pajak tersebut telah dilunasi pada tanggal 17 April 2009 dengan mengkompensasikan lebih bayar Pajak Penghasilan Badan perusahaan tahun

108 22. PERPAJAKAN (Lanjutan) f. Surat Ketetapan Pajak (Lanjutan) b. Anak Perusahaan (TJ dan TGB) (Lanjutan) Pada tanggal 13 April 2008, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Pratama Karawang Selatan mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Penghasilan pasal 26 untuk tahun Berdasarkan surat Direktorat Jenderal Pajak No /504/06/433/08, Anak Perusahaan (TJ) tidak mempunyai tambahan hutang pajak. Pada tanggal 28 Maret 2008, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Perusahaan Masuk Bursa mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Penghasilan pasal 23 untuk periode Januari sampai dengan Desember Berdasarkan surat Direktorat Jenderal Pajak No /503/06/054/08, Anak Perusahaan (TJ) tidak mempunyai tambahan hutang pajak. Pada tanggal 28 Maret 2008, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Perusahaan Masuk Bursa mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Penghasilan Badan untuk tahun Berdasarkan surat Direktorat Jenderal Pajak No /406/06/054/08, Anak Perusahaan (TJ) mempunyai lebih bayar pajak penghasilan badan sebesar Lebih bayar pajak ini telah dikompensasi dengan hutang pajak lainnya pada tanggal 28 Maret Pada tanggal 28 Maret 2008, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Perusahaan Masuk Bursa mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Penghasilan pasal 4(2) untuk periode Januari sampai dengan Desember Berdasarkan surat Direktorat Jenderal Pajak No /240/06/054/08, Anak Perusahaan (TJ) mempunyai tambahan hutang pajak sebesar Kewajiban pajak tersebut belum dilunasi oleh Anak Perusahaan. Kewajiban pajak tersebut telah dilunasi pada tanggal 17 April 2009 dengan mengkompensasikan lebih bayar Pajak Penghasilan Badan perusahaan tahun Pada tanggal 28 Maret 2008, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Perusahaan Masuk Bursa mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Penghasilan pasal 21 untuk tahun Berdasarkan surat Direktorat Jenderal Pajak No /201/06/054/08, Anak Perusahaan (TJ) mempunyai tambahan hutang pajak sebesar Kewajiban pajak ini telah dipindahbukukan pada tanggal 28 Maret 2008 sebesar dengan mengkompensasikan lebih bayar pajak penghasilan badan tahun Dan sisanya sebesar telah dilunasi pada tanggal 17 April 2009 dengan mengkompensasikan lebih bayar Pajak Penghasilan Badan perusahaan tahun

109 22. PERPAJAKAN (Lanjutan) f. Surat Ketetapan Pajak (Lanjutan) b. Anak Perusahaan (TJ dan TGB) (Lanjutan) Pada tanggal 28 Maret 2008, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Perusahaan Masuk Bursa mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Penghasilan pasal 23 untuk periode Januari sampai dengan Desember Berdasarkan surat Direktorat Jenderal Pajak No /503/06/054/08, Anak Perusahaan (TJ) tidak mempunyai tambahan hutang pajak. Pada tanggal 22 Oktober 2007, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Pratama Karawang Selatan mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Bumi dan Bangunan untuk tahun Berdasarkan surat Direktorat Jenderal Pajak No. S- 07/WPJ.22/KP.1604/2007, Anak Perusahaan (TJ) mempunyai tambahan hutang pajak sebesar Kewajiban pajak tersebut telah dilunasi pada tanggal 17 April 2009 dengan mengkompensasikan lebih bayar Pajak Penghasilan Badan perusahaan tahun g. Administrasi Menurut Undang-Undang Perpajakan di Indonesia. Perusahaan melaporkan Surat Pemberitahuan Pajak Tahunannya berdasarkan perhitungan sendiri. Pihak fiskus dapat melakukan penilaian kembali dan memperbaharui pajaknya dalam waktu 5 tahun sejak tanggal pajak tersebut terhutang. Pada tanggal 23 September 2008, Pemerintah Republik Indonesia menyetujui peraturan perundang-undangan mengenai pajak penghasilan yang telah direvisi. yang efektif berlaku mulai 1 Januari Revisi mencakup perubahan tarif efektif pajak dari 30% pada tahun 2008 menjadi 28% pada tahun 2009, dan menjadi 25% pada tahun Ini berpengaruh terhadap pajak penghasilan kini pada tahun 2009, dan revisi ini juga akan berpengaruh pada pajak penghasilan tangguhan yang sebelumnya menggambarkan pengurangan tarif pajak efektif. 23. BEBAN MASIH HARUS DIBAYAR (Disajikan Kembali) Bunga Listrik Dipindahkan

110 23. BEBAN MASIH HARUS DIBAYAR (Lanjutan) (Disajikan Kembali) Pindahan Transportasi Sewa Gaji Lain-lain Jumlah Berdasarkan perjanjian antara Perusahaan dan PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan DI Yogyakarta mengenai biaya keterlambatan pembayaran listrik sebesar Perusahaan menyetujui untuk mengakui hutang dan membayar biaya keterlambatan listrik tersebut dengan secara angsuran setiap bulannya dari Januari 2008 sampai dengan Desember Pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008, saldo hutang biaya keterlambatan listrik masing-masing sebesar Nihil dan Pada bulan Pebruari 2010, PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) mengajukan tuntutan kepada Pengadilan Tinggi Jawa Tengah untuk pengembalian hutang listrik selama bulan Desember 2003 sampai dengan September 2004 sebesar HUTANG LANCAR LAIN-LAIN Pinjaman untuk pesangon Pengangkutan pembelian Uang muka penjualan Asuransi Lain-lain Jumlah HUTANG TIDAK TERJAMIN DAN WESEL BAYAR The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited (US$ pada tahun 2009 dan US$ pada tahun 2008)

111 25. HUTANG TIDAK TERJAMIN DAN WESEL BAYAR (Lanjutan) Perusahaan telah mengambil langkah untuk implementasi Rencana Perdamaian (Composition Plan) yang telah disetujui oleh para kreditur tidak terjamin Perusahaan dan diratifikasi oleh Pengadilan Niaga. Pada tanggal 29 September 2006, hutang tidak terjamin yang terdiri dari Bank, PT Bina Prima Perdana, sewa guna usaha dan wesel bayar sebesar US$ telah direstrukturisasi ke dalam wesel bayar dengan tingkat bunga tetap (Fixed rate notes) dan berada dibawah pengawasan (Custodian) The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited, Hong Kong. Pada tanggal, hutang tidak terjamin setelah restrukturisasi masingmasing sebesar US$ (setara dengan ) and US$ (setara dengan ), yang terdiri dari hutang pokok US$ (setara dengan untuk tanggal 31 Desember 2009 dan untuk tanggal 31 Desember 2008) ditambah hutang bunga yang dikapitalisasi sebesar US$ (setara dengan ) pada tahun 2009 dan US$ (setara dengan ) pada tahun 2008 yang akan dilunasi selama 9 tahun dari tanggal restrukturisasi sebagai berikut : Tahun ,0% ,5% ,5% ,5% ,0% ,5% Suku bunga hutang restrukturisasi adalah sebagai berikut : Tahun Suku bunga % setahun % setahun % setahun 2009 dan selanjutnya 4% setahun Berdasarkan hasil rapat antara Perusahaan (Peminjam) dan The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited (Pemberi Pinjaman) tanggal 30 Januari 2009, Pemberi pinjaman setuju untuk menunda tanggal angsuran pokok pinjaman atas hutang tidak terjamin dan wesel bayar untuk jangka waktu 3 (tiga) tahun dengan mengganti tanggal angsuran pokok hutang sebagai berikut : Tahun ,0% ,5% ,5% ,5% ,0% ,5% 68

112 25. HUTANG TIDAK TERJAMIN DAN WESEL BAYAR (Lanjutan) Untuk tahun yang berakhir pada tanggal, beban bunga atas hutang tidak terjamin dan wesel bayar masing-masing sebesar dan PINJAMAN MODAL KERJA Pihak yang mempunyai hubungan istimewa : Damiano Investments BV. Belanda (US$ untuk tahun 2009 dan US$ untuk tahun 2008) Berdasarkan Rencana Perdamaian yang telah disetujui oleh para kreditur, Damiano Investments BV, Belanda setuju untuk menyediakan pinjaman modal kerja sebesar US$ kepada Perusahaan. Suku bunga yang dibebankan atas pinjaman tersebut adalah 9% setahun sampai dengan diimplementasikannya Rencana Perdamaian. Setelah implementasi tingkat suku bunga dan pembayaran pokok pinjaman akan mengikuti surat hutang baru. (Catatan 25). Disamping pinjaman modal kerja diatas. Damiano Investments BV, Belanda juga telah memberikan pinjaman modal kerja sebesar US$ ,23 kepada Perusahaan dengan suku bunga sebesar 15% setahun. Damiano Investments BV, Belanda juga memberikan pinjaman uang muka sebesar US$ Kemudian, berdasarkan perjanjian penghentian tertanggal 1 Januari 2008, Damiano Investments BV, Belanda setuju untuk memindahkan pinjaman uang muka ke dalam perjanjian pinjaman modal kerja. Berdasarkan penghentian perjanjian tanggal 1 Januari 2008, Damiano Investments BV, Belanda juga setuju untuk memindahkan jumlah pokok hutang atas fasilitas pre-finance dari Catora International BV, Belanda beserta bunganya masing-masing sebesar US$ dan US$ ke dalam perjanjian pinjaman modal kerja. Berdasarkan perjanjian pinjaman tanggal 14 Agustus 2008 dan 19 September 2008, Perusahaan mendapatkan tambahan pinjaman modal kerja dari Damiano Investments BV, Belanda masing-masing sebesar US$ dan US$ Kemudian, sepanjang tahun 2009, Damiano Investments BV, Belanda juga menyediakan pinjaman modal kerja sebesar US$ sebagai bagian dari Perjanjian Pinjaman diatas. Sebagian dari pinjaman modal kerja ini yaitu sebesar US$ telah dibayarkan oleh Perusahaan pada tahun yang sama. Pada tahun 2009 dan 2008, pinjaman modal kerja dari Damiano Investments BV, Belanda menggunakan piutang usaha, persediaan dan piutang usaha tidak lancar Perusahaan sebagai jaminan (Catatan 6, 8 dan 11). 69

113 26. PINJAMAN MODAL KERJA (Lanjutan) Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal, beban bunga atas pinjaman modal kerja dari Damiano Investment BV, Belanda masing-masing sebesar dan HUTANG USAHA, TIDAK LANCAR PT Citra Indah Textiles PT Texmaco Micro Indoutama Jumlah Rincian hutang usaha, tidak lancar menurut jenis mata uang adalah sebagai berikut : Rupiah Hutang usaha, tidak lancar merupakan hutang atas pembelian bahan baku, bahan pembantu dan jasa maklon. 28. HUTANG LAIN-LAIN, TIDAK LANCAR PT Bima Peranan Busana PT Perkasa Heavyndo Engineering PT Waniaindah Busana Tbk PT Kreasi Kekar Jumlah Hutang lain-lain, tidak lancar merupakan uang muka kepada Anak Perusahaan dalam mata uang Rupiah dengan tidak dikenakan bunga dan tidak ditetapkan jangka waktu pembayaran. 70

114 29. HUTANG SEWA GUNA USAHA Perusahaan Sewa Guna Usaha Jenis aktiva PT Perjahl Leasing Indonesia Mesin pabrik PT Piranti Mulia Bisnisindo Mesin pabrik PT Hanil Bakrie Finance Corporation Mesin pabrik PT Koexim Mandiri Finance Kendaraan. Mesin pabrik PT GE Astra Finance Mesin pabrik Jumlah Dikurangi : Bagian yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun ( ) ( ) Bagian jangka panjang Pada tanggal, suku bunga dan periode sewa guna usaha Anak Perusahaan adalah sebagai berikut : Penyewa Suku bunga Jatuh tempo Anak Perusahaan (TJ) PT Hanil Bakrie Finance Corp. SIBOR + 2% 2007 PT Koexim Mandiri Finance SIBOR % 2004 PT Perjahl Leasing Indonesia SIBOR % 2003 PT Piranti Mulia Bisnisindo SIBOR + 2% 2005 PT GE Astra Finance SIBOR % untuk tahun 1999 dan SIBOR % dari tahun 2000 sampai Pembayaran sewa guna usaha minimum di masa yang akan datang per 31 Desember 2009 and 2008 adalah sebagai berikut : Tahun yang berakhir 31 Desember Jumlah pembayaran minimum Dikurangi : Bunga sewa guna usaha ( ) ( ) Hutang sewa guna usaha (Note 48) Dikurangi : Bagian hutang sewa guna usaha yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun ( ) ( ) Hutang sewa guna usaha jangka panjang 71

115 29. HUTANG SEWA GUNA USAHA (Lanjutan) Berdasarkan perjanjian jual beli tanggal 21 Maret 2006 dan perjanjian serah terima tanggal 12 Juli 2006, PT Exim SB Leasing (dalam likuidasi) telah menjual tagihan-tagihannya kepada PT Piranti Mulia Bisnisindo. Pada tahun 2007, PT Koexim Mandiri Finance mengajukan tuntutan kepada Pengadilan Tinggi Jakarta untuk pengembalian aset guna usahanya. Sampai dengan saat ini, tidak terdapat perkembangan lebih jauh atas tuntutan dari PT Koexim Mandiri Finance kepada Anak Perusahaan. 30. HUTANG KREDIT PEMBIAYAAN Hutang kredit pembiayaan 311,443, Dikurangi : Bagian yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun (156,641,665) ( ) Bagian jangka panjang 154,802, Berdasarkan perjanjian tanggal 28 Maret 2007, Perusahaan memperoleh kredit pembiayaan dari PT Astra Sedaya Finance untuk membeli sebuah mobil (Mercedes E-Class 240 Elegance Sedan Luxury) dengan harga beli sebesar , dan suku bunga sebesar 10% setahun, dibayar secara cicilan setiap bulannya terhitung dari tanggal 30 Maret 2007 sampai dengan 28 Pebruari Pada tanggal, saldo hutang kredit pembiayaan masing-masing sebesar dan Berdasarkan perjanjian tanggal 25 Januari 2008, Perusahaan memperoleh kredit pembiayaan dari PT Astra Sedaya Finance untuk membeli sebuah mobil (Honda New Accord) dengan harga beli sebesar , dan suku bunga sebesar 8% setahun, dibayar secara cicilan setiap bulannya terhitung dari tanggal 25 Januari 2008 sampai dengan 25 Desember Pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008, saldo hutang kredit pembiayaan masing-masing sebesar Nihil dan Berdasarkan perjanjian tanggal 5 Agustus 2008, Perusahaan memperoleh kredit pembiayaan dari PT Astra Sedaya Finance untuk membeli sebuah mobil (Honda All New CRV) dengan harga beli sebesar , dan suku bunga sebesar 8,25% setahun, dibayar secara cicilan setiap bulannya terhitung dari tanggal 30 Agustus 2008 sampai dengan 30 Juli Pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008, saldo hutang kredit pembiayaan masing-masing sebesar dan

116 30. HUTANG KREDIT PEMBIAYAAN (Lanjutan) Berdasarkan perjanjian tanggal 28 Desember 2009, Perusahaan memperoleh kredit pembiayaan dari PT Toyota Astra Financial Services untuk membeli sebuah mobil (Toyota Innova) dengan harga beli sebesar , dan suku bunga sebesar 6,00% setahun, dibayar secara cicilan setiap bulannya terhitung dari tanggal 30 Desember 2009 sampai dengan 30 Nopember Pada tanggal 31 Desember 2009, saldo hutang kredit pembiayaan sebesar Jumlah beban bunga atas hutang kredit pembiayaan yang telah dibayar untuk tahun yang berakhir pada tanggal masing-masing sebesar dan MODAL SAHAM Berdasarkan akta notaris Januar Tirtaamidjaja, SH. No. 22 tanggal 15 Pebruari 1984, modal dasar Perusahaan adalah sebesar yang terdiri dari 600 lembar saham dengan nilai nominal sebesar per lembar. Modal ditempatkan sebesar atau sebanyak 300 lembar saham dan yang telah disetor penuh sebesar atau sebanyak 60 lembar saham. Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham dengan akta notaris Aulia Taufani, SH No. 100 tanggal 27 Desember 2002, para pemegang saham Perusahaan menyetujui rencana perubahan Modal Dasar dari semula menjadi dan Modal Ditempatkan dan Disetor dari semula menjadi Berdasarkan akta notaris Aulia Taufani, SH No. 12 tanggal 4 Juli 2006 tentang perubahan Anggaran Dasar Perusahaan dan Rapat Luar Biasa Pemegang Saham dengan akta notaris Aulia Taufani, SH No. 111 tanggal 21 Juni 2006, para pemegang saham telah menyetujui beberapa hal sebagai berikut : Modal dasar Perusahaan sebesar serta modal ditempatkan dan disetor penuh sebesar Alokasi lembar saham baru (seri C) dengan nilai nominal 2 per saham berdasarkan konversi hutang menjadi modal. Saham baru sebesar lembar untuk kreditur tidak terjamin dan pemberi fasilitas modal kerja baru sedangkan sisanya sebanyak lembar saham untuk kreditur terjamin. Membukukan agio saham hasil konversi saham menjadi modal sebesar Akta notaris tersebut telah disetujui oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia berdasarkan keputusannya No. C HT TH.2006 tanggal 28 Agustus 2006 dan telah didaftarkan di Departemen Industri dan Perdagangan No. 233/BH-1/IX/2006 tanggal 1 September

117 31. MODAL SAHAM (Lanjutan) Pada tanggal 31 Desember 2006, modal dasar Perusahaan sebesar terdiri dari lembar saham dengan pengelompokkan sebagai berikut : lembar saham seri A dengan nilai nominal 500 per saham lembar saham seri B dengan nilai nominal 50 per saham lembar saham seri C dengan nilai nominal 2 per saham. Dan modal ditempatkan dan disetor penuh sebesar yang terdiri dari lembar saham seri A dan lembar saham seri C. Pada bulan Pebruari 2008, Perusahaan melakukan perubahan Anggaran Dasar Perusahaan sehubungan reverse stock yang dilakukan dengan rasio 20 berbanding 1. Dan menurut akta notaris Sutjipto, SH No. 91 tanggal 21 Pebruari 2008 tentang Perubahan Anggaran Dasar Perusahaan. Modal saham Perusahaan sebesar terbagi atas lembar saham dengan pengelompokan sebagai berikut : lembar saham seri A dengan nilai nominal per saham lembar saham seri B dengan nilai nominal per saham lembar saham seri C dengan nilai nominal 40 per saham. Akta notaris tersebut telah disetujui oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan keputusannya No. AHU AH Tahun 2008 tanggal 3 Maret Modal ditempatkan dan disetor penuh seluruhnya sebesar (26%) terbagi atas : lembar saham dengan nilai nominal sebesar per saham atau seluruhnya sebesar lembar saham dengan nilai nominal sebesar per saham atau seluruhnya sebesar lembar saham dengan nilai nominal sebesar 40 per saham atau seluruhnya sebesar Dan susunan pemegang saham pada tanggal 21 Pebruari 2008 menurut akta notaris adalah sebagai berikut : Jumlah lembar Persentase Jumlah Pemegang Saham Saham kepemilikan % Saham seri A , Saham seri B , Saham seri C , Jumlah ,

118 31. MODAL SAHAM (Lanjutan) Menurut Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang diadakan pada tanggal 24 Maret 2009 yang telah dikukuhkan dalam akta notaris Sutjipto, SH No 91 tanggal 24 Maret 2009, notaris di Jakarta, Pemegang Saham setuju untuk melakukan penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu melalui pemberian hak opsi kepada manajemen dan karyawan Perusahaan (Management Employee Stock Option Programme / MESOP). Saham yang dikeluarkan adalah sebanyak 5% dari jumlah saham yang ditempatkan dan disetor (sebanyak lembar saham seri C). Akta notaris ini ini telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU AH Tahun 2009 tanggal 14 Agustus Berdasarkan rencana Perusahaan yang telah dilaporkan ke Bursa Efek Indonesia melalui surat tertanggal 17 Maret 2009, program ini akan diimplementasikan pada periode sebagai berikut : Periode Periode Implementasi I 5 (lima) hari bursa dimulai dari 1 April 2009 II 5 (lima) hari bursa dimulai dari 1 Oktober 2009 III 5 (lima) hari bursa dimulai dari 1 April 2010 IV 5 (lima) hari bursa dimulai dari 1 Oktober 2010 V 5 (lima) hari bursa dimulai dari 1 April 2011 VI 5 (lima) hari bursa dimulai dari 3 Oktober 2011 VII 5 (lima) hari bursa dimulai dari 1 Pebruari 2012 Tapi sampai dengan Maret 2010, program ini belum diimplementasikan karena Perusahaan akan melakukannya pada akhir periode implementasi (1 Pebruari 2012). Susunan kepemilikan saham Perusahaan pada tanggal berdasarkan catatan pemegang saham yang dikeluarkan oleh Kantor Administrasi Saham, PT Datindo Entrycom adalah sebagai berikut : Jumlah lembar Persentase Jumlah Pemegang Saham Saham kepemilikan % Saham Seri A: PT Multikarsa Investama , Publik (masing-masing dibawah 5%) , Jumlah , Saham Seri B: Saham Seri C: Damiano Investments BV, Belanda , Lain-lain , Yang belum diambil , Jumlah , Jumlah ,

119 31. MODAL SAHAM (Lanjutan) Jumlah lembar Persentase Jumlah Pemegang Saham Saham kepemilikan % Saham Seri A: PT Multikarsa Investama , Publik (masing-masing dibawah 5%) , Jumlah , Saham Seri B: Saham Seri C: Damiano Investments BV, Belanda , Lain-lain , Yang belum diambil , Jumlah , Jumlah , Saham Seri C yang belum diambil merupakan saham baru yang belum ditukarkan oleh kreditur (melalui The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited, Hong Kong custodian). sehingga nama pemegang sahamnya belum didaftarkan di PT Datindo Entrycom (administrator saham). Berdasarkan akta notaris DR. H. Teddy Anwar, SH, Spn, No. 111 tanggal 16 Agustus 2002, sebagian saham PT Multikarsa Investama sebanyak saham (atau saham setelah penggabungan saham) telah dijual kepada PT Bina Prima Perdana. Namun menurut catatan yang dibuat oleh PT Datindo Entrycom masih terdaftar atas nama PT Multikarsa Investama. Bapak Seeniappa Jegatheesan adalah Direktur Perusahaan untuk tahun 2009 dan 2008 dengan kepemilikan saham sejumlah lembar saham dari jumlah modal disetor pada tahun 2009 dan Saham baru seri C ( lembar saham) yang dikeluarkan sebagai hasil dari konversi hutang menjadi modal telah diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia sejak tanggal 1 Oktober

120 32. TAMBAHAN MODAL DISETOR Selisih antara nilai nominal dengan hasil penjualan saham Perusahaan pada penawaran umum kepada masyarakat di tahun Biaya emisi saham ( ) ( ) Selisih antara nilai nominal dari hasil Konversi hutang ke modal di tahun Jumlah Menurut usulan restrukturisasi (Rencana Perdamaian), Perusahaan akan menerbitkan sebanyak lembar saham seri C kepada para kreditur tidak terjamin dan lembar saham seri C untuk Damiano Investments BV, Belanda, sehubungan dengan konversi hutang menjadi saham sebesar Berdasarkan perubahan anggaran dasar Perusahaan tanggal 4 Juli 2006 melalui akta notaris Aulia Taufani, SH No. 12, Perusahaan telah mencatat saham yang akan diterbitkan sebesar modal ditempatkan dan disetor penuh sebesar dan tambahan modal disetor sebesar MANFAAT PENSIUN Perusahaan dan Anak Perusahaan (TJ) menyelenggarakan program pensiun manfaat pasti untuk semua karyawan tetap lokalnya, dimana manfaat pensiun yang akan dibayar dihitung berdasarkan penghasilan dasar pensiun dan masa kerja karyawan. Dana pensiun ini dikelola oleh Dana Pensiun Texmaco Group (DPTG) yang akta pendiriannya telah disetujui oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia dengan Surat Keputusannya No Kep.239/KM.17/1993 tanggal 22 Oktober Pendiri DPTG adalah Grup Texmaco, dimana Perusahaan dan TJ merupakan salah satu mitra pendiri. Berdasarkan keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. KEP-026/KM.10/2007 tanggal 22 Pebruari 2007, Dana Pensiun Texmaco Group telah dibubarkan terhitung 31 Desember Persetujuan hasil penyelesaian likuidasi Dana Pensiun Texmaco Group telah disetujui oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia melalui surat keputusan No. KEP-165/KM.10/2007, dan manajemen percaya bahwa seluruh kewajiban manfaat pensiun telah diselesaikan dan dibayarkan oleh Dana Pensiun Texmaco Group kepada karyawan yang bersangkutan. Sehingga, saldo kewajiban pada tanggal 31 Desember 2008 sebesar dihapuskan dan dibebankan sebagai pendapatan lain-lain pada laporan rugi laba konsolidasi tahun lalu. 77

121 34. CADANGAN UANG JASA KARYAWAN Pada tanggal 20 Juni 2000, Menteri Tenaga Kerja menerbitkan Keputusan No. Kep-150/Men/2000 mengenai aturan besarnya kompensasi disertai ketentuan yang mendasari pemberian kompensasi tersebut, yang mengharuskan perusahaan untuk membayar uang jasa dan kompensasi sehubungan dengan pengunduran diri karyawan atas dasar jumlah tahun masa kerja dan gaji, apabila pengunduran diri memenuhi ketentuan yang diatur dalam Keputusan tersebut. Kemudian pada bulan April 2003 Pemerintah Republik Indonesia mengeluarkan Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003 menggantikan Keputusan No. KEP-150/Men/2000. Sehubungan dengan hal ini, pada tanggal, Perusahaan membukukan cadangan uang jasa karyawan masing-masing sebagai berikut : Biaya jasa kini Biaya bunga Biaya jasa lalu Kerugian kurtailmen dan penyelesaian Jumlah Kewajiban imbalan pasca kerja yang termasuk dalam neraca konsolidasi adalah sebagai berikut : Nilai kini kewajiban Biaya jasa lalu yang belum diakui ( ) ( ) Keuntungan (kerugian) aktuarial yang belum diakui ( ) Kewajiban bersih Mutasi kewajiban bersih di neraca konsolidasi adalah sebagai berikut : Saldo awal Pembayaran manfaat ( ) ( ) Beban tahun berjalan Saldo akhir

122 34. CADANGAN UANG JASA KARYAWAN (Lanjutan) Perhitungan aktuaria untuk cadangan uang jasa karyawan Perusahaan tersebut di atas telah dihitung oleh aktuaris PT Sienco Aktuarindo Utama per tanggal dengan menggunakan asumsi sebagai berikut : Tingkat diskonto : 10,70% p.a di tahun 2009 dan 12,00% p.a di tahun 2008 Tingkat Mortalita : The 1958 Commissioners Standard Ordinary Mortality Table Tingkat kenaikan gaji : 8% p.a di tahun 2009 dan 2008 Usia Pensiun Normal : 55 tahun Tingkat kemungkinan pengunduran diri : 0% - 1% Metode pendanaan : Projected Unit Credit Manajemen telah menelaah asumsi yang digunakan dan berpendapat bahwa asumsi tersebut telah memadai dan juga berpendapat bahwa penyisihan atas uang jasa telah memadai untuk menutup kewajiban yang ditentukan oleh UU Ketenagakerjaan No. 13/2003. Pada tanggal, Anak Perusahaan telah membukukan cadangan uang jasa karyawan masing-masing sebesar dan berdasarkan jumlah yang terhutang kepada karyawan menurut Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003 dan dalam perhitungannya, Anak Perusahaan tidak menggunakan aktuaris independen untuk menghitung cadangan uang jasa karyawan tersebut. 35. CADANGAN UMUM Berdasarkan Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan sebagaimana tercantum dalam akta No. 351 tanggal 23 Juni 1997 dan akta No. 402 tanggal 24 Juni 1996 dari Adam Kasdarmadji, SH, notaris di Jakarta, disetujui penyisihan cadangan umum sebesar dari saldo laba, guna memenuhi ketentuan pasal 61 Undang-undang No. 1 tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas. Pada tahun 2009 dan 2008, Perusahaan tidak membuat tambahan cadangan karena kerugian yang dialami Perusahaan. 36. PENYELESAIAN ATAS KLAIM ASURANSI. BERSIH Pada tahun 2009 dan 2008, akun ini berkaitan dengan penyelesaian klaim asuransi atas persediaan yang rusak masing-masing sebesar dan

123 37. LABA (RUGI) BERSIH PER SAHAM DASAR Jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar Laba (rugi) bersih yang digunakan dalam perhitungan laba per saham ( ) Laba (rugi) bersih per saham dasar 498 (245) 38. PENJUALAN BERSIH Lokal Yarn Fibre Chips Fleece (Knitting) Bonded (Coating) Polyester Suiting Others Ekspor Yarn Fibre Fleece (Knitting) Chips PTA Garment Bonded (Coating) Others Jumlah

124 38. PENJUALAN BERSIH (Lanjutan) Pada tahun 2009 dan 2008, total penjualan bersih fleece, bonded dan garment masing-masing sebesar dan merupakan penjualan kepada pihak ketiga. Produk ini diproduksi oleh Anak Perusahaan (PT Texmaco Jaya Tbk) berdasarkan sistem maklon. Pada tahun 2009 dan 2008, tidak ada penjualan kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Pada tahun 2009, penjualan kepada pihak ketiga yang melebihi 10% dari jumlah pendapatan usaha adalah penjualan kepada PT Manggala Indo Pratama sebesar (10,42%) dari jumlah pendapatan usaha. Pada tahun 2008, penjualan kepada pihak ketiga yang melebihi 10% dari jumlah pendapatan usaha adalah penjualan kepada PT Dhanarmas Concern sebesar (11,71%) dari jumlah pendapatan usaha. 39. PENDAPATAN USAHA LAINNYA Barang pembantu rusak Produk tidak standar dan lainnya Bahan pembantu Jumlah Pada tahun 2009 dan 2008, tidak terdapat penjualan kepada pihak ketiga yang melebihi 10% dari jumlah pendapatan usaha. 40. BEBAN POKOK PENJUALAN Bahan baku yang digunakan Upah buruh langsung Beban pabrikasi (Catatan 41) Jumlah beban produksi (dipindahkan)

125 40.BEBAN POKOK PENJUALAN (Lanjutan) Jumlah beban produksi (pindahan) Persedian barang dalam proses Pada awal tahun Pada akhir tahun ( ) ( ) Beban pokok produksi Persediaan barang jadi Pada awal tahun Pembelian Pada akhir tahun ( ) ( ) Beban pokok penjualan Pada tahun 2009 dan 2008, bahan baku yang digunakan mencakup bahan baku yang digunakan untuk produk fleece, bonded dan garment masing-masing sebesar dan Pada tahun 2009 dan 2008, tidak ada pembelian dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Pada tahun 2009, pembelian dari pihak ketiga yang melebihi 10% dari jumlah pembelian adalah sebagai berikut : Percentage PT Cipta Karya ,76% PT Polychem Indonesia ,96% Kolmar Petrochemicals AG. Switzerland ,29% Pada tahun 2008, pembelian dari pihak ketiga yang melebihi 10% dari jumlah pembelian adalah sebagai berikut : Percentage PT Cipta Karya % PT Polychem Indonesia % Kolmar Petrochemicals AG. Switzerland % 82

126 41. BEBAN PABRIKASI Beban penyusutan aset tetap Bahan pembantu Listrik dan gas Pengangkutan Biaya proses (jasa maklon) Sewa Perbaikan dan pemeliharaan Asuransi Lain-lain Jumlah Pada tahun 2009 dan 2008, biaya maklon kepada Anak Perusahaan (PT Texmaco Jaya Tbk) masingmasing sebesar dan Pada tahun 2009 dan 2008, biaya sewa mencakup biaya sewa mesin dan gedung kepada Anak Perusahaan (PT Texmaco Jaya Tbk) masing-masing sebesar dan BEBAN PENJUALAN Beban ekspor Pemasaran Pengangkutan Iklan dan promosi Lain-lain Jumlah

127 43. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI Gaji dan tunjangan Beban pajak Uang jasa karyawan Perjalanan Jasa professional Sewa Komunikasi Peralatan kantor Penyisihan piutang ragu-ragu Perbaikan dan pemeliharaan Listrik dan air Perjamuan dan representasi Beban penyusutan aset tetap Asuransi Lain-lain Jumlah BEBAN BUNGA DAN ADMINISTRASI BANK Beban bunga atas : Pinjaman modal kerja Hutang tidak terjamin dan wesel bayar Pinjaman jangka pendek Hutang kredit pembiayaan Jumlah beban bunga Beban administrasi bank Jumlah

128 45. PENGHASILAN BUNGA Jasa giro dan lain-lain PENDAPATAN LAIN-LAIN. BERSIH Potongan pembelian bahan kimia Penerimaan dari penyisihan piutang ragu-ragu Penghapusan hutang dana pension Klaim VAT dari customer ( ) Lain-lain Jumlah SIFAT DAN TRANSAKSI YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA Rincian sifat, hubungan dan jenis transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa Nama pihak yang mempunyai hubungan istimewa Sifat hubungan istimewa perusahaan Transaksi PT Multikarsa Investama Pemegang saham Pinjaman, pemegang saham PT Wismakarya Prasetya Perusahaan afiliasi Pembelian Damiano Investments BV, Belanda Pemegang saham Pinjaman, pemegang saham Transaksi Hubungan Istimewa Dalam kegiatan usahanya, Perusahaan dan Anak Perusahaan melakukan transaksi usaha dan keuangan dengan pihak-pihak tertentu yang mempunyai hubungan istimewa. Transaksi tersebut dilaksanakan pada tingkat harga dan persyaratan yang normal seperti dilaksanakan dengan pihak ketiga. Transaksi tersebut meliputi antara lain : 85

129 47. SIFAT DAN TRANSAKSI YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA (Lanjutan) Transaksi Hubungan Istimewa (Lanjutan) Persentase terhadap jumlah Aset/ Kewajiban Pendapatan/ Beban % % Piutang usaha ,88 5,53 Uang muka pembelian ,68 3,33 Piutang hubungan istimewa ,33 8,33 Hutang usaha ,19 0,16 Beban pabrikasi ,78 0,30 48 ASET DAN KEWAJIBAN DALAM MATA UANG ASING Perusahaan dan Anak Perusahaan mempunyai aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing pada tanggal dengan rincian sebagai berikut : Aset Mata uang Mata uang Asing Ekuivalen asing Ekuivalen Kas dan setara kas US$ SGD EUR NOK Piutang usaha : Pihak ketiga US$ Piutang usaha, tidak lancar Pihak ketiga US$ Piutang lain-lain, tidak lancar Pihak ketiga US$ Rekening bank yang dibatasi penggunaannya US$ Jumlah aset

130 48. ASET DAN KEWAJIBAN DALAM MATA UANG ASING (Lanjutan) Kewajiban Mata uang Mata uang Asing Ekuivalen asing Ekuivalen Hutang bank Pihak ketiga US$ Hutang terjamin Pihak ketiga US$ EUR YEN CHF Pinjaman jangka pendek US$ Hutang usaha : Pihak ketiga US$ YEN SGD CHF GBP EUR Hutang tidak terjamin dan wesel bayar US$ Pinjaman modal kerja US$ Hutang lancar lainnya Pihak ketiga US$ Beban masih harus dibayar US$ Wesel bayar US$ Hutang sewa guna usaha US$ Hutang pembelian aset tetap US$ Total kewajiban Kewajiban bersih ( ) ( ) 49. INFORMASI SEGMEN USAHA Perusahaan dan Anak Perusahaan mengklasifikasikan usahanya ke dalam dua segmen usaha primer dan sekunder sebagai berikut : 87

131 49. INFORMASI SEGMEN USAHA (Continued) Industri kimia Pertenunan dan dan Perdagangan Jasa 2009 serat sintetis perajutan tekstil keuangan Eliminasi Total (Dalam ribuan Rupiah) INFORMASI SEGMEN USAHA (PRIMER) PENJUALAN SEGMEN : Penjualan eksternal Penjualan antar segmen ( ) Jumlah penjualan segmen ( ) HASIL Hasil segmen ( ) Beban usaha yang tidak dapat dialokasikan ( ) Rugi usaha ( ) Penghasilan lain-lain. bersih Laba sebelum pajak penghasilan Penghasilan pajak Laba bersih INFORMASI SEGMEN USAHA (PRIMER) NERACA : Aset segmen ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) Kewajiban segmen ( ) INFORMASI LAINNYA : Pengeluaran modal ( ) ( ) Penyusutan dan amortisasi ( ) ( ) ( ) INFORMASI SEGMEN GEOGRAFIS (SEKUNDER) PENJUALAN SEGMEN : Dalam negeri ( ) Luar negeri Jumlah ( ) ASET SEGMEN : Dalam negeri ( ) Luar negeri ( ) Jumlah ( )

132 49. INFORMASI SEGMEN USAHA (Lanjutan) Industri kimia Pertenunan dan dan Perdagangan Jasa 2009 serat sintetis perajutan tekstil keuangan Eliminasi Total (Dalam ribuan Rupiah) PENGELUARAN MODAL : Dalam negeri ( ) ( ) Industri kimia Pertenunan dan dan Perdagangan Jasa 2008 serat sintetis perajutan tekstil keuangan Eliminasi Total (Dalam ribuan Rupiah) INFORMASI SEGMEN USAHA (PRIMER) PENJUALAN SEGMEN : Penjualan eksternal Penjualan antar segmen ( ) Jumlah penjualan segmen ( ) HASIL Hasil segmen ( ) Beban usaha yang tidak dapat dialokasikan ( ) Rugi usaha ( ) Beban lain-lain. bersih ( ) Rugi sebelum pajak penghasilan ( ) Penghasilan pajak Rugi bersih ( ) INFORMASI SEGMEN USAHA (PRIMER) NERACA : Aset segmen ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) Kewajiban segmen ( ) INFORMASI LAINNYA : Pengeluaran modal ( ) ( ) Penyusutan dan amortisasi ( ) ( ) ( ) INFORMASI SEGMEN GEOGRAFIS (SEKUNDER) PENJUALAN SEGMEN : Dalam negeri ( ) Luar negeri Jumlah ( )

133 49. INFORMASI SEGMEN USAHA (Lanjutan) Industri kimia Pertenunan dan dan Perdagangan Jasa 2008 serat sintetis perajutan tekstil keuangan Eliminasi Total (Dalam ribuan Rupiah) INFORMASI SEGMEN GEOGRAFIS (SEKUNDER) ASET SEGMEN : Dalam negeri ( ) Luar negeri ( ) Jumlah ( ) PENGELUARAN MODAL : Dalam negeri ( ) ( ) 50. IKATAN Pada tanggal 14 Mei 1990, Perusahaan menandatangani Memorandum of Understanding dengan Eastman Kodak Company, Amerika Serikat. untuk mendirikan perusahaan patungan (joint venture) yang khusus memproduksi polyster chips dan fibre di Indonesia dengan nama PT Eastindo Polymertama, yang didirikan berdasarkan akta No. 68 tanggal 17 Oktober 1991 dari Esther Daniar Iskandar, SH, notaris di Jakarta. Akta pendirian ini disetujui oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusannya No. C HT Th.92 tanggal 28 Pebruari Perusahaan bersama Eastman Kodak Company, Amerika Serikat telah memutuskan untuk menunda kegiatan usaha PT Eastindo Polymerta sampai pada waktu yang akan ditentukan dan disepakati oleh kedua belah pihak. Sampai saat ini, kedua pemegang saham memutuskan untuk menunda sisa penyetoran modal (Catatan 14). Berdasarkan surat tanggal 30 Juni 2008 antara PT Asia Pacific Fibers Tbk (dahulu PT Polysindo Eka Perkasa Tbk) dan PT Kahatex. Perusahaan setuju untuk membayar klaim atas PPN Keluaran tahun 2002 dan 2003 sejumlah (Catatan 46) secara angsuran setiap bulannya dari bulan September 2008 sampai dengan Juni Berdasarkan perjanjian tersebut, Perusahaan dapat menerima kembali klaim tersebut jika PT Kahatex berhasil melakukan restitusi pajaknya. Sampai dengan sekarang, status klaim ini masih dalam proses. 51. PERJANJIAN PENTING Pada tanggal 1 April 2008, Perusahaan mengadakan perjanjian sewa dan maklon dengan PT Texmaco Jaya Tbk (Anak Perusahaan) untuk periode 12 bulan dan dapat diperbaharui. Perjanjian ini dibuat karena Anak Perusahaan tidak mempunyai modal kerja yang cukup untuk melayani permintaan dari pelanggan. Berdasarkan perjanjian ini, Perusahaan harus membayar biaya yang terdiri dari biaya maklon, sewa gedung dan sewa mesin kepada PT Texmaco Jaya Tbk setiap bulannya. Biaya maklon diperhitungkan berdasarkan hasil produksi. 90

134 51. PERJANJIAN PENTING (Lanjutan) Pada tanggal 3 Agustus 2009, Perusahaan mengadakan pembaharuan perjanjian maklon dengan PT Texmaco Jaya Tbk (Anak Perusahaan) untuk periode 3 bulan dan dapat diperbaharui. Berdasarkan perjanjian ini, Perusahaan harus membayar biaya maklon sebesar US$ 1,20 per yard dengan hasil produksi minimum sebesar yards kepada PT Texmaco Jaya Tbk setiap bulannya. Jika Perusahaan tidak dapat mencapai hasil produksi minimum tersebut, maka Perusahaan harus membayar biaya maklon berdasarkan hasil produksi dan uang muka untuk produksi yards kepada PT Texmaco Jaya Tbk untuk menutupi biaya konversi yang ada di PT Texmaco Jaya Tbk. Kemudian berdasarkan pembaharuan perjanjian maklon dengan PT Texmaco Jaya Tbk tanggal 23 Oktober 2009, Perusahaan setuju untuk memperpanjang periode maklon untuk 7 bulan dan dapat diperbaharui. 52. PENYAJIAN KEMBALI LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI TAHUN LALU Manajemen perusahaan membuat penyesuaian terhadap hal dibawah ini : Perusahaan mencatat keuntungan akibat pembatalan atas biaya pendanaan atas hutang bank sebesar dan keuntungan dari rugi kurs yang belum direalisasi sebesar di tahun 2008 (Catatan 16). Berdasarkan PSAK No. 25, jumlah koreksi atas kesalahan yang berhubungan dengan tahun sebelumnya harus dilaporkan dengan mengkoreksi saldo awal dari saldo laba (akumulasi defisit). Ringkasan dari akun yang disajikan kembali adalah sebagai berikut : Dilaporkan sebelumnya Disajikan kembali Neraca konsolidasi Biaya yang masih harus dibayar Akumulasi defisit ( ) ( ) Laporan laba rugi konsolidasi Cadangan untuk biaya pendanaan pinjaman bank ( ) Rugi kurs, bersih ( ) ( ) Rugi bersih ( ) ( ) Laporan perubahan ekuitas konsolidasi Akumulasi defisit per 31 Desember 2008 ( ) ( ) 91

135 53. PERNYATAAN STANDARD AKUNTANSI KEUANGAN BARU Ikatan Akuntan Indonesia ( IAI ) telah menerbitkan beberapa revisi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). Standar yang akan mempengaruhi Kebijakan Akuntansi Keuangan Perusahaan adalah sebagai berikut : PSAK 26 (Revisi 2008) Biaya Pinjaman. Berlaku efektif untuk laporan keuangan yang mencakup periode yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari PSAK 50 (Revisi 2006) Instrumen Keuangan : Penyajian dan Pengungkapan. Berlaku efektif untuk laporan keuangan yang mencakup periode yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari PSAK 55 (Revisi 2006) Instumen Keuangan : Pengakuan dan Pengukuran. Berlaku efektif untuk laporan keuangan yang mencakup periode yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari PSAK 1 (Revisi 2009) Penyajian Laporan Keuangan. Berlaku efektif untuk laporan keuangan yang mencakup periode yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari PSAK 2 (Revisi 2009) Laporan Perubahan Arus Kas. Berlaku efektif untuk laporan keuangan yang mencakup periode yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari PSAK 4 (Revisi 2009) Laporan Keuangan Konsolidasi. Berlaku efektif untuk laporan keuangan yang mencakup periode yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari PSAK 5 (Revisi 2009) Operasional Segmen. Berlaku efektif untuk laporan keuangan yang mencakup periode yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari PSAK 12 (Revisi 2009) Kepemilikan Perusahaan Patungan. Berlaku efektif untuk laporan keuangan yang mencakup periode yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari PSAK 15 (Revisi 2009) Investasi pada Perusahaan Asosiasi. Berlaku efektif untuk laporan keuangan yang mencakup periode yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari PSAK 25 (Revisi 2009) Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi dan Kesalahan Akuntansi. Berlaku efektif untuk laporan keuangan yang mencakup periode yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari PSAK 48 (Revisi 2009) Penurunan Nilai Aset Tetap. Berlaku efektif untuk laporan keuangan yang mencakup periode yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari PSAK 57 (Revisi 2009) Pencadangan, Kewajiban Diestimasi dan Aset Kontinjensi. Berlaku efektif untuk laporan keuangan yang mencakup periode yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari

136 53. PERNYATAAN STANDARD AKUNTANSI KEUANGAN BARU (Lanjutan) PSAK 58 (Revisi 2009) Aset Tidak Lancar, Aset yang akan dijual dan Operasional yang dihentikan. Berlaku efektif untuk laporan keuangan yang mencakup periode yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari Saat ini Manajemen Perusahaan sedang mengevaluasi dampak dari PSAK revisi tersebut terhadap Perusahaan dan Anak Perusahaan, dan belum menentukan dampaknya terhadap posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas dan arus kas Perusahaan dan Anak Perusahaan. 54. REKLASIFIKASI AKUN Beberapa akun tertentu dalam laporan keuangan konsolidasi tahun 2008 telah direklasifikasi agar sesuai dengan penyajian laporan keuangan konsolidasi tahun Rincian akun tersebut adalah sebagai berikut : Laporan terdahulu Disajikan kembali Jumlah Keterangan Piutang usaha pihak yang mempunyai hubungan istimewa Piutang usaha, tidak lancar Penyajian yang lebih tepat Piutang hubungan istimewa Piutang lain-lain, tidak lancar Penyajian yang lebih tepat Hutang hubungan istimewa Hutang lain-lain, tidak lancer Penyajian yang lebih tepat 55. INFORMASI KEUANGAN TAMBAHAN Perusahaan menerbitkan laporan keuangan konsolidasi yang merupakan laporan keuangan utama. Informasi keuangan tambahan PT Asia Pacific Fibers Tbk (dahulu PT Polysindo Eka Perkasa Tbk) (induk Perusahaan saja) ini, dimana investasi pada Anak Perusahaan dicatat dengan metode ekuitas, disajikan untuk dapat menganalisa hasil usaha induk Perusahaan saja. Informasi keuangan tambahan PT Asia Pacific Fibers Tbk (dahulu PT Polysindo Eka Perkasa Tbk) berikut ini harus dibaca bersamaan dengan laporan keuangan konsolidasi PT Asia Pacific Fibers Tbk (dahulu PT Polysindo Eka Perkasa Tbk) dan Anak Perusahaan (lampiran 1 sampai dengan lampiran 5). Oleh karena perbedaan antara laporan keuangan induk perusahaan saja dengan laporan keuangan konsolidasi tidak material, maka catatan atas laporan keuangan, induk Perusahaan saja tidak disajikan dalam informasi keuangan tambahan ini. 56. PENYAJIAN DAN PENYELESAIAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Direksi Perusahaan bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan konsolidasi dan diselesaikan pada tanggal 15 Maret

137 Lampiran-1 INFORMASI KEUANGAN TAMBAHAN PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk (INDUK PERUSAHAAN) NERACA A S E T ASET LANCAR Kas dan setara kas Investasi jangka pendek Piutang usaha Pihak ketiga Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Piutang lain-lain Persediaan Uang muka pembelian Pajak dibayar di muka Biaya dibayar di muka Jumlah aset lancar ASET TIDAK LANCAR Piutang hubungan istimewa Rekening bank yang dibatasi penggunaannya Piutang usaha, tidak lancar, setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar pada tahun 2009 dan pada tahun Piutang lain-lain, tidak lancar, setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar pada tahun 2009 dan Aset tetap, setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar pada tahun 2009 dan pada tahun Uang muka investasi dalam proyek perusahaan patungan Aset lain-lain Jumlah asset tidak lancar JUMLAH ASET

138 Lampiran-2 INFORMASI KEUANGAN TAMBAHAN PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk (d/h. PT POLYSINDO EKA PERKASA Tbk) (INDUK PERUSAHAAN) NERACA KEWAJIBAN DAN EKUITAS (DEFISIENSI) (Disajikan Kembali) KEWAJIBAN LANCAR Hutang Bank Hutang terjamin Hutang usaha Pihak ketiga Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Hutang pajak Beban masih harus dibayar Bagian hutang kredit pembiayaan yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun Hutang lancar lain-lain Jumlah kewajiban lancar KEWAJIBAN TIDAK LANCAR Hutang tidak terjamin dan wesel bayar Pinjaman modal kerja Kewajiban pajak tangguhan Hutang kredit pembiayaan Cadangan uang jasa karyawan Akumulasi kerugian Anak Perusahaan yang melebihi nilai investasi Jumlah kewajiban tidak lancar EKUITAS (DEFISIENSI) Modal saham Modal dasar saham dengan nilai nominal per saham untuk Seri A, per saham untuk Seri B dan 40 per saham untuk Seri C pada tahun 2009 dan 2008 Modal ditempatkan dan disetor penuh saham Seri A dan saham Seri C pada tahun 2009 and Tambahan modal disetor Selisih transaksi perubahan ekuitas Anak Perusahaan ( ) ( ) Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan Selisih restrukturisasi entitas sepengendali ( ) ( ) Saldo laba (akumulasi defisit) Telah ditentukan penggunaannya Belum ditentukan penggunaannya ( ) ( ) Jumlah ekuitas (defisiensi) ( ) ( ) JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS (DEFISIENSI)

139 Lampiran-3 INFORMASI KEUANGAN TAMBAHAN PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk (INDUK PERUSAHAAN) LAPORAN LABA RUGI Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal (Disajikan Kembali) PENDAPATAN USAHA Penjualan bersih Pendapatan usaha lainnya Jumlah pendapatan usaha BEBAN POKOK PENJUALAN ( ) ( ) RUGI KOTOR ( ) ( ) BEBAN USAHA Beban penjualan ( ) ( ) Beban umum dan administrasi ( ) ( ) Jumlah beban usaha ( ) ( ) RUGI USAHA ( ) ( ) PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN Bagian laba (rugi) bersih Anak Perusahaan ( ) Penghasilan bunga Cadangan untuk biaya pendanaan pinjaman bank ( ) Beban bunga dan administrasi bank ( ) ( ) Laba (rugi) kurs, bersih ( ) Penyelesaian atas klaim asuransi Pendapatan lain-lain, bersih Jumlah pendapatan (beban) lain-lain, bersih ( ) LABA (RUGI) SEBELUM PAJAK PENGHASILAN ( ) PENGHASILAN (BEBAN) PAJAK Kini Tangguhan Jumlah penghasilan pajak LABA (RUGI) BERSIH ( ) LABA (RUGI) BERSIH PER SAHAM DASAR 498 (245) 96

140 Lampiran-4 INFORMASI KEUANGAN TAMBAHAN PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk (INDUK PERUSAHAAN) LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal Modal saham Tambahan modal disetor Selisih transaksi perubahan ekuitas anak perusahaan Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan Selisih restrukturisasi entitas sepengendali Saldo laba (akumulasi defisit) Telah ditentukan penggunaannya Belum ditentukan penggunaannya Jumlah ekuitas (defisiensi) Saldo per 31 Desember ( ) ( ) ( ) ( ) Selisih kurs karena penjabaran Laporan keuangan ( ) ( ) Rugi bersih tahun berjalan (disajikan kembali) ( ) ( ) Saldo per 31 Desember 2008 (disajikan kembali) ( ) ( ) ( ) ( ) Selisih kurs karena penjabaran Laporan keuangan Laba bersih tahun berjalan Saldo per 31 Desember ( ) ( ) ( ) ( ) 97

141 Lampiran-5 INFORMASI KEUANGAN TAMBAHAN PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk (INDUK PERUSAHAAN) LAPORAN ARUS KAS Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal D D ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan dari pelanggan Pembayaran kas kepada pemasok ( ) ( ) Pembayaran kas kepada direksi dan karyawan ( ) ( ) Pembayaran kas operasi lainnya, bersih ( ) ( ) Kas yang diperoleh dari operasi Penghasilan bunga Pembayaran bunga dan administrasi bank ( ) ( ) Penerimaan dan penyelesaian atas klaim asuransi Pembayaran pajak penghasilan ( ) ( ) Penerimaan hasil restitusi pajak Kas bersih diperoleh dari aktivitas operasi ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Pembelian aset tetap ( ) Penambahan aset lain-lain ( ) ( ) Kas bersih digunakan untuk aktivitas investasi ( ) ( ) ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Pembayaran hutang bank ( ) ( ) Penerimaan (pembayaran) hutang hubungan istimewa ( ) Pembayaran piutang hubungan istimewa ( ) ( ) Penerimaan piutang lain-lain, tidak lancar Penerimaan dari pinjaman modal kerja Pembayaran fasilitas kredit pembiayaan ( ) ( ) Kas bersih digunakan untuk aktivitas pendanaan ( ) ( ) KENAIKAN BERSIH KAS DAN SETARA KAS PENGARUH SELISIH KURS ( ) SALDO KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN SALDO KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN AKTIVITAS PENDANAAN DAN INVESTASI YANG TIDAK MEMPENGARUHI ARUS KAS : Perolehan aset tetap pemilikan langsung melalui hutang kredit pembiayaan Kapitalisasi beban bunga menjadi hutang tidak terjamin dan wesel bayar

142

BAB III METODE PENELITIAN. Perkasa Tbk), yaitu salah satu perusahaan penghasil polyester terkemuka di Indonesia.

BAB III METODE PENELITIAN. Perkasa Tbk), yaitu salah satu perusahaan penghasil polyester terkemuka di Indonesia. 40 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Obyek penelitian ini adalah PT Pacific Fibers Tbk (dahulu PT Polysindo Eka Perkasa Tbk), yaitu salah satu perusahaan penghasil polyester terkemuka di Indonesia.

Lebih terperinci

Ikhtisar Data Keuangan Penting 3. Sambutan dari Komisaris Utama 4. Pesan kepada Para Pemegang Saham 6. Analisis & Pembahasan oleh Manajemen 19

Ikhtisar Data Keuangan Penting 3. Sambutan dari Komisaris Utama 4. Pesan kepada Para Pemegang Saham 6. Analisis & Pembahasan oleh Manajemen 19 Daftar Isi Keterangan tentang Perseroan 2 Ikhtisar Data Keuangan Penting 3 Sambutan dari Komisaris Utama 4 Pesan kepada Para Pemegang Saham 6 Manajemen 10 Laporan Manajemen 13 Analisis & Pembahasan oleh

Lebih terperinci

Daftar Isi. Keterangan tentang Perseroan 3. Ikhtisar Data Keuangan Penting 4. Sambutan dari Komisaris Utama 5. Pesan kepada Para Pemegang Saham 7

Daftar Isi. Keterangan tentang Perseroan 3. Ikhtisar Data Keuangan Penting 4. Sambutan dari Komisaris Utama 5. Pesan kepada Para Pemegang Saham 7 Daftar Isi Keterangan tentang Perseroan 3 Ikhtisar Data Keuangan Penting 4 Sambutan dari Komisaris Utama 5 Pesan kepada Para Pemegang Saham 7 Manajemen 12 Laporan Manajemen 15 Analisis & Pembahasan oleh

Lebih terperinci

LAPORAN TAHUNAN 2007

LAPORAN TAHUNAN 2007 PT. POLYSINDO EKA PERKASA Tbk. LAPORAN TAHUNAN 2007 POLYSINDO Synthetics, Naturally. Daftar Isi Keterangan tentang Perseroan 2 Ikhtisar Data Keuangan Penting 3 Surat dari Komisaris Utama 4 Surat kepada

Lebih terperinci

Ikhtisar Data Keuangan Penting 3. Surat dari Komisaris Utama 4. Surat kepada Para Pemegang Saham 5. Analisis & Pembahasan oleh Manajemen 16

Ikhtisar Data Keuangan Penting 3. Surat dari Komisaris Utama 4. Surat kepada Para Pemegang Saham 5. Analisis & Pembahasan oleh Manajemen 16 Daftar Isi Keterangan tentang Perseroan 2 Ikhtisar Data Keuangan Penting 3 Surat dari Komisaris Utama 4 Surat kepada Para Pemegang Saham 5 Manajemen 8 Laporan Manajemen 10 Analisis & Pembahasan oleh Manajemen

Lebih terperinci

Keterangan Tentang Perseroan 3 Ikhtisar Data Keuangan Penting 4 Sambutan Komisaris Utama 5 Pesan Kepada Para Pemegang Saham 7 Manajemen 11 Laporan

Keterangan Tentang Perseroan 3 Ikhtisar Data Keuangan Penting 4 Sambutan Komisaris Utama 5 Pesan Kepada Para Pemegang Saham 7 Manajemen 11 Laporan Daftar Isi Keterangan Tentang Perseroan 3 Ikhtisar Data Keuangan Penting 4 Sambutan Komisaris Utama 5 Pesan Kepada Para Pemegang Saham 7 Manajemen 11 Laporan Manajemen 14 Analisis dan Pembahasan Manajemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu periode tertentu. Dengan laba ini dapat digunakan perusahaan untuk tambahan

BAB I PENDAHULUAN. suatu periode tertentu. Dengan laba ini dapat digunakan perusahaan untuk tambahan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada umumnya suatu perusahaan didirikan dengan tujuan untuk memperoleh laba. Laba merupakan hasil yang menguntungkan atas usaha yang dilakukan perusahaan pada suatu

Lebih terperinci

Daftar Isi. Keterangan tentang Perseroan 2. Ikhtisar Data Keuangan Penting 3. Surat Kepada Para Pemegang Saham 4. Manajemen 9. Laporan Manajemen 11

Daftar Isi. Keterangan tentang Perseroan 2. Ikhtisar Data Keuangan Penting 3. Surat Kepada Para Pemegang Saham 4. Manajemen 9. Laporan Manajemen 11 Daftar Isi Keterangan tentang Perseroan 2 Ikhtisar Data Keuangan Penting 3 Surat Kepada Para Pemegang Saham 4 Manajemen 9 Laporan Manajemen 11 Analisis & Pembahasan oleh Manajemen 18 Informasi Perseroan

Lebih terperinci

Daftar Isi. Keterangan tentang Perseroan 2. Ikhtisar Data Keuangan Penting 3. Surat Kepada Para Pemegang Saham 4. Laporan Manajemen 7

Daftar Isi. Keterangan tentang Perseroan 2. Ikhtisar Data Keuangan Penting 3. Surat Kepada Para Pemegang Saham 4. Laporan Manajemen 7 Daftar Isi Keterangan tentang Perseroan 2 Ikhtisar Data Keuangan Penting 3 Surat Kepada Para Pemegang Saham 4 Laporan Manajemen 7 Analisis & Pembahasan oleh Manajemen 13 Informasi Perseroan 16 Laporan

Lebih terperinci

Laporan Keuangan Konsolidasi dan Laporan Auditor Independen PT Polysindo Eka Perkasa Tbk dan Anak Perusahaan 31 Desember 2008 dan 2007

Laporan Keuangan Konsolidasi dan Laporan Auditor Independen PT Polysindo Eka Perkasa Tbk dan Anak Perusahaan 31 Desember 2008 dan 2007 Laporan Keuangan Konsolidasi dan Laporan Auditor Independen PT Polysindo Eka Perkasa Tbk dan Anak Perusahaan DAFTAR ISI Surat Pernyataan Direksi Laporan Auditor Independen Laporan Keuangan Konsolidasi

Lebih terperinci

Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Auditor Independen PT Asia Pacific Fibers Tbk Dan Entitas Anak 31 Desember 2011 dan 2010

Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Auditor Independen PT Asia Pacific Fibers Tbk Dan Entitas Anak 31 Desember 2011 dan 2010 Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Auditor Independen PT Asia Pacific Fibers Tbk Dan Entitas Anak 31 Desember 2011 dan 2010 DAFTAR ISI Surat Pernyataan Direksi Laporan Auditor Independen Laporan

Lebih terperinci

Laporan Keuangan Konsolidasi dan Laporan Auditor Independen PT Asia Pacific Fibers Tbk (Dahulu PT Polysindo Eka Perkasa Tbk) Dan Anak Perusahaan 31

Laporan Keuangan Konsolidasi dan Laporan Auditor Independen PT Asia Pacific Fibers Tbk (Dahulu PT Polysindo Eka Perkasa Tbk) Dan Anak Perusahaan 31 Laporan Keuangan Konsolidasi dan Laporan Auditor Independen PT Asia Pacific Fibers Tbk (Dahulu PT Polysindo Eka Perkasa Tbk) Dan Anak Perusahaan DAFTAR ISI Surat Pernyataan Direksi Laporan Auditor Independen

Lebih terperinci

Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Auditor Independen PT Asia Pacific Fibers Tbk Dan Entitas Anak 31 Desember 2017 dan 2016

Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Auditor Independen PT Asia Pacific Fibers Tbk Dan Entitas Anak 31 Desember 2017 dan 2016 Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Auditor Independen PT Asia Pacific Fibers Tbk Dan Entitas Anak DAFTAR ISI Surat Pernyataan Direksi Laporan Auditor Independen Laporan Keuangan Konsolidasian Halaman

Lebih terperinci

Laporan Keuangan Konsolidasi PT Asia Pacific Fibers Tbk (Dahulu PT Polysindo Eka Perkasa Tbk) Dan Anak Perusahaan 30 Juni 2010 dan 2009 TIDAK DIAUDIT

Laporan Keuangan Konsolidasi PT Asia Pacific Fibers Tbk (Dahulu PT Polysindo Eka Perkasa Tbk) Dan Anak Perusahaan 30 Juni 2010 dan 2009 TIDAK DIAUDIT Laporan Keuangan Konsolidasi PT Asia Pacific Fibers Tbk (Dahulu PT Polysindo Eka Perkasa Tbk) Dan Anak Perusahaan TIDAK DIAUDIT NERACA KONSOLIDASI (Lanjutan) DAFTAR ISI Surat Pernyataan Direksi Laporan

Lebih terperinci

Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Auditor Independen PT Asia Pacific Fibers Tbk Dan Entitas Anak 31 Desember 2016 dan 2015

Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Auditor Independen PT Asia Pacific Fibers Tbk Dan Entitas Anak 31 Desember 2016 dan 2015 Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Auditor Independen PT Asia Pacific Fibers Tbk Dan Entitas Anak DAFTAR ISI Surat Pernyataan Direksi Laporan Auditor Independen Laporan Keuangan Konsolidasian Halaman

Lebih terperinci

Laporan Keuangan Konsolidasian PT Asia Pacific Fibers Tbk Dan Entitas Anak 31 Maret 2013, 31 Maret 2012 dan 1 Januari 2012

Laporan Keuangan Konsolidasian PT Asia Pacific Fibers Tbk Dan Entitas Anak 31 Maret 2013, 31 Maret 2012 dan 1 Januari 2012 Laporan Keuangan Konsolidasian PT Asia Pacific Fibers Tbk Dan Entitas Anak 31 Maret 2013, 31 Maret 2012 dan 1 Januari 2012 DAFTAR ISI Surat Pernyataan Direksi Laporan Keuangan Konsolidasian Halaman Laporan

Lebih terperinci

ASIA PACIFIC FIBERS. Daftar Isi

ASIA PACIFIC FIBERS. Daftar Isi ASIA PACIFIC FIBERS Daftar Isi 3 Keterangan Tentang Perseroan 4 Ikhtisar Data Keuangan Penting 5 Pesan Komisaris Utama 7 Pesan Kepada Para Pemegang Saham 13 Laporan Manajemen 19 Analisis dan Pembahasan

Lebih terperinci

2 LAPORAN TAHUNAN Halaman ini sengaja dikosongkan

2 LAPORAN TAHUNAN Halaman ini sengaja dikosongkan 2 LAPORAN TAHUNAN 2013 Halaman ini sengaja dikosongkan PT. Asia Pacific Fibers Tbk (dahulu PT Polysindo Eka Perkasa Tbk), didirikan sejak tahun 1984, merupakan salah satu perusahaan penghasil polyester

Lebih terperinci

Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia

Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia Perlambatan pertumbuhan Indonesia terus berlanjut, sementara ketidakpastian lingkungan eksternal semakin membatasi ruang bagi stimulus fiskal dan moneter

Lebih terperinci

Laporan Keuangan Konsolidasi dan Laporan Auditor Independen PT Asia Pacific Fibers Tbk Dan Anak Perusahaan 31 Desember 2010 dan 2009

Laporan Keuangan Konsolidasi dan Laporan Auditor Independen PT Asia Pacific Fibers Tbk Dan Anak Perusahaan 31 Desember 2010 dan 2009 Laporan Keuangan Konsolidasi dan Laporan Auditor Independen PT Asia Pacific Fibers Tbk Dan Anak Perusahaan DAFTAR ISI Surat Pernyataan Direksi Laporan Auditor Independen Laporan Keuangan Konsolidasi Halaman

Lebih terperinci

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN I. Ekonomi Dunia Pertumbuhan ekonomi nasional tidak terlepas dari perkembangan ekonomi dunia. Sejak tahun 2004, ekonomi dunia tumbuh tinggi

Lebih terperinci

Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Auditor Independen PT Asia Pacific Fibers Tbk Dan Entitas Anak 31 Desember 2015 dan 2014

Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Auditor Independen PT Asia Pacific Fibers Tbk Dan Entitas Anak 31 Desember 2015 dan 2014 Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Auditor Independen PT Asia Pacific Fibers Tbk Dan Entitas Anak DAFTAR ISI Surat Pernyataan Direksi Laporan Auditor Independen Laporan Keuangan Konsolidasian Halaman

Lebih terperinci

Laba Bersih Kuartal AGII Naik Lebih Dari 10% Year-On-Year dengan total melebihi Rp 30 miliar

Laba Bersih Kuartal AGII Naik Lebih Dari 10% Year-On-Year dengan total melebihi Rp 30 miliar LAPORAN PERS Untuk Segera Didistribusikan Laba Bersih Kuartal 1 2018 AGII Naik Lebih Dari 10% Year-On-Year dengan total melebihi Rp 30 miliar Jakarta, 1 Mei 2018 PT Aneka Gas Industri, Tbk (Stock Code:

Lebih terperinci

Laporan Keuangan Konsolidasi PT Asia Pacific Fibers Tbk (Dahulu PT Polysindo Eka Perkasa Tbk) Dan Anak Perusahaan 31 Maret 2010 dan 2009

Laporan Keuangan Konsolidasi PT Asia Pacific Fibers Tbk (Dahulu PT Polysindo Eka Perkasa Tbk) Dan Anak Perusahaan 31 Maret 2010 dan 2009 Laporan Keuangan Konsolidasi PT Asia Pacific Fibers Tbk (Dahulu PT Polysindo Eka Perkasa Tbk) Dan Anak Perusahaan TIDAK DIAUDIT NERACA KONSOLIDASI (Lanjutan) DAFTAR ISI Surat Pernyataan Direksi Laporan

Lebih terperinci

Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Auditor Independen PT Asia Pacific Fibers Tbk Dan Entitas Anak 30 Juni 2012 dan 2011

Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Auditor Independen PT Asia Pacific Fibers Tbk Dan Entitas Anak 30 Juni 2012 dan 2011 Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Auditor Independen PT Asia Pacific Fibers Tbk Dan Entitas Anak DAFTAR ISI Surat Pernyataan Direksi Laporan Keuangan Konsolidasian Halaman Laporan Posisi Keuangan

Lebih terperinci

Laporan Keuangan Konsolidasian PT Asia Pacific Fibers Tbk Dan Entitas Anak 30 September 2013, 31 Desember 2012 dan 30 September 2012

Laporan Keuangan Konsolidasian PT Asia Pacific Fibers Tbk Dan Entitas Anak 30 September 2013, 31 Desember 2012 dan 30 September 2012 Laporan Keuangan Konsolidasian PT Asia Pacific Fibers Tbk Dan Entitas Anak 30 September 2013, 31 Desember dan 30 September DAFTAR ISI Surat Pernyataan Direksi Laporan Keuangan Konsolidasian Halaman Laporan

Lebih terperinci

Asia Pacific Fibers. Halaman ini sengaja dikosongkan

Asia Pacific Fibers. Halaman ini sengaja dikosongkan Daftar Isi 3 Keterangan Tentang Perseroan 4 Ikhtisar Data Keuangan Penting 5 Sambutan Komisaris Utama 8 Pesan Kepada Para Pemegang Saham 13 Manajemen 17 Laporan Management 23 Analisis dan Pembahasan Manajemen

Lebih terperinci

Daftar Isi. 3 Keterangan tentang Perseroan. 5 Pesan Komisaris Utama. 12 Laporan Manajemen. 20 Tata Kelola Perusahaan. 28 Struktur Organisasi.

Daftar Isi. 3 Keterangan tentang Perseroan. 5 Pesan Komisaris Utama. 12 Laporan Manajemen. 20 Tata Kelola Perusahaan. 28 Struktur Organisasi. Daftar Isi 3 Keterangan tentang Perseroan Ikhtisar Data Keuangan Penting 4 5 Pesan Komisaris Utama Pesan Kepada Para Pemegang Saham 8 12 Laporan Manajemen Analisis dan Pembahasan Manajemen 18 20 Tata Kelola

Lebih terperinci

PT Asia Pacific Fibers Tbk Dan Anak Perusahaan

PT Asia Pacific Fibers Tbk Dan Anak Perusahaan PT Asia Pacific Fibers Tbk Dan Anak Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasi 30 September 2011 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2010 (Diaudit) serta Periode Sembilan Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September

Lebih terperinci

Laporan Keuangan Konsolidasi PT Asia Pacific Fibers Tbk (Dahulu PT Polysindo Eka Perkasa Tbk) Dan Anak Perusahaan 30 September 2010 dan 2009

Laporan Keuangan Konsolidasi PT Asia Pacific Fibers Tbk (Dahulu PT Polysindo Eka Perkasa Tbk) Dan Anak Perusahaan 30 September 2010 dan 2009 Laporan Keuangan Konsolidasi PT Asia Pacific Fibers Tbk (Dahulu PT Polysindo Eka Perkasa Tbk) Dan Anak Perusahaan TIDAK DIAUDIT NERACA KONSOLIDASI (Lanjutan) DAFTAR ISI Surat Pernyataan Direksi Laporan

Lebih terperinci

PT. PRIMARINDO ASIA INFRASTRUCTURE, Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Per 30 Juni 2010 dan 2009

PT. PRIMARINDO ASIA INFRASTRUCTURE, Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Per 30 Juni 2010 dan 2009 1. UMUM a. Pendirian dan Informasi Umum PT. Primarindo Asia Infrastructure, Tbk. (Perusahaan) didirikan di Bandung berdasarkan Akta No. 7 tanggal 1 Juli 1988 dan Notaris Nany Sukarja, S. H. Akta Pendirian

Lebih terperinci

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2009 263 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2009 Tim Penulis

Lebih terperinci

Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Auditor Independen PT Asia Pacific Fibers Tbk Dan Entitas Anak 31 Maret 2012 dan 2011

Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Auditor Independen PT Asia Pacific Fibers Tbk Dan Entitas Anak 31 Maret 2012 dan 2011 Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Auditor Independen PT Asia Pacific Fibers Tbk Dan Entitas Anak DAFTAR ISI Surat Pernyataan Direksi Laporan Keuangan Konsolidasian Halaman Laporan Posisi Keuangan

Lebih terperinci

Daftar Isi. LAPORAN TAHUNAN Hal. 1

Daftar Isi. LAPORAN TAHUNAN Hal. 1 Daftar Isi 3 Keterangan Tentang Perseroan 4 Ikhtisar Data Keuangan Penting 5 Sambutan Komisaris Utama 7 Pesan Kepada Pemegang Saham 11 Laporan Manajemen 17 Analisis Pembahasan Manajemen 19 Tata Kelola

Lebih terperinci

Pengaruh utang luar negeri dan defisit anggaran terhadap kondisi makro ekonomi OLEH: Siti Hanifah NIM.F BAB I PENDAHULUAN

Pengaruh utang luar negeri dan defisit anggaran terhadap kondisi makro ekonomi OLEH: Siti Hanifah NIM.F BAB I PENDAHULUAN Pengaruh utang luar negeri dan defisit anggaran terhadap kondisi makro ekonomi OLEH: Siti Hanifah NIM.F 0102058 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam menyelenggarakan pemerintahan, suatu negara memerlukan

Lebih terperinci

PT. INTANWIJAYA INTERNASIONAL, Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2009 DAN 2008

PT. INTANWIJAYA INTERNASIONAL, Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2009 DAN 2008 Halaman 8 PT. INTANWIJAYA INTERNASIONAL, Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2009 DAN 2008 1. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN a. Pendirian Perusahaan PT. Intanwijaya Internasional Tbk. (Perusahaan) didirikan

Lebih terperinci

SIARAN PERS. PT INTERNATIONAL NICKEL INDONESIA Tbk MENGUMUMKAN LABA TRIWULAN KETIGA 2009 SEBESAR AS$75,9 JUTA - 1 -

SIARAN PERS. PT INTERNATIONAL NICKEL INDONESIA Tbk MENGUMUMKAN LABA TRIWULAN KETIGA 2009 SEBESAR AS$75,9 JUTA - 1 - SIARAN PERS MENGUMUMKAN LABA TRIWULAN KETIGA 2009 SEBESAR AS$75,9 JUTA - 1 - MENGUMUMKAN LABA TRIWULAN KETIGA 2009 SEBESAR AS$75,9 JUTA JAKARTA, 29 Oktober 2009 --- PT International Nickel Indonesia Tbk

Lebih terperinci

KEBIJAKAN MANAGEMEN RESIKO

KEBIJAKAN MANAGEMEN RESIKO 1. Risiko Keuangan Dalam menjalankan usahanya Perseroan menghadapi risiko yang dapat mempengaruhi hasil usaha Perseroan apabila tidak di antisipasi dan dipersiapkan penanganannya dengan baik. Kebijakan

Lebih terperinci

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN Sejak pertengahan tahun 2006, kondisi ekonomi membaik dari ketidakstabilan ekonomi tahun 2005 dan penyesuaian kebijakan fiskal dan moneter yang

Lebih terperinci

Ringkasan eksekutif: Tekanan meningkat

Ringkasan eksekutif: Tekanan meningkat Ringkasan eksekutif: Tekanan meningkat Laju pertumbuhan ekonomi Indonesia masih tetap kuat tetapi tekanan semakin meningkat Indikator ekonomi global telah sedikit membaik, harga komoditas telah mulai meningkat

Lebih terperinci

Laba Bersih AGII Tahun 2017 Naik 52% di atas Rp 90 miliar,

Laba Bersih AGII Tahun 2017 Naik 52% di atas Rp 90 miliar, LAPORAN PERS Untuk Segera Didistribusikan Laba Bersih AGII Tahun 2017 Naik 52% di atas Rp 90 miliar, Jakarta, 29 Maret 2018 PT Aneka Gas Industri, Tbk. (Stock Code: AGII.IJ) merilis laporan keuangan yang

Lebih terperinci

SIARAN PERS. PT INTERNATIONAL NICKEL INDONESIA Tbk MENGUMUMKAN LABA TRIWULAN KEDUA 2009 SEBESAR AS$17,4 JUTA - 1 -

SIARAN PERS. PT INTERNATIONAL NICKEL INDONESIA Tbk MENGUMUMKAN LABA TRIWULAN KEDUA 2009 SEBESAR AS$17,4 JUTA - 1 - SIARAN PERS MENGUMUMKAN LABA TRIWULAN KEDUA 2009 SEBESAR AS$17,4 JUTA - 1 - REPORTS LABA TRIWULAN KEDUA 2009 SEBESAR AS$17,4 JUTA JAKARTA, 30 Juli 2009 --- PT International Nickel Indonesia Tbk ( PT Inco,

Lebih terperinci

Laporan Keuangan Konsolidasian PT Asia Pacific Fibers Tbk Dan Entitas Anak 30 September 2015, 31 Desember 2014 Dan 30 September 2014.

Laporan Keuangan Konsolidasian PT Asia Pacific Fibers Tbk Dan Entitas Anak 30 September 2015, 31 Desember 2014 Dan 30 September 2014. Laporan Keuangan Konsolidasian PT Asia Pacific Fibers Tbk Dan Entitas Anak 30 September 2015, 31 Desember 2014 Dan 30 September 2014 (Tidak Diaudit) DAFTAR ISI Surat Pernyataan Direksi Laporan Keuangan

Lebih terperinci

INDONESIA PADA GUBERNUR BANK PANITIA ANGGARAN SEMESTER

INDONESIA PADA GUBERNUR BANK PANITIA ANGGARAN SEMESTER PANDANGAN GUBERNUR BANK INDONESIA PADA RAPAT KERJA PANITIA ANGGARAN DPR RI MENGENAI LAPORAN SEMESTER I DAN PROGNOSIS SEMESTER II APBN TA 2006 2006 Anggota Dewan yang terhormat, 1. Pertama-tama perkenankanlah

Lebih terperinci

PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk dan ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI. Pada tanggal 30 Maret 2012 dan 2011 (Tidak Diaudit)

PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk dan ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI. Pada tanggal 30 Maret 2012 dan 2011 (Tidak Diaudit) PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk dan ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Pada tanggal 30 Maret 2012 dan 2011 (Tidak Diaudit) DAFTAR ISI Halaman Surat Pernyataan Direksi Laporan Auditor Independen

Lebih terperinci

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III - 2009 127 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III - 2009 Tim Penulis

Lebih terperinci

PT Lionmesh Prima Tbk

PT Lionmesh Prima Tbk PT Lionmesh Prima Tbk Public Expose Hotel JW Marriott, 06 Juni 2017 Daftar Isi Profil Perusahaan Tinjauan Ekonomi Kinerja Perusahaan Tanggung Jawab Sosial (CSR) Prospek Usaha 2017 Target Usaha 2017 Pabrik

Lebih terperinci

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2010 245 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2010 Tim Penulis

Lebih terperinci

JUMLAH ASET LANCAR

JUMLAH ASET LANCAR LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) KONSOLIDASI 30 September 2011 dan 31 Desember 2010 30 September 2011 31Desember 2010 ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas 50948250925 80968763439 Investasi 1963117500 2016231750

Lebih terperinci

SIARAN PERS. PT INTERNATIONAL NICKEL INDONESIA Tbk MENGUMUMKAN LABA TRIWULAN KEDUA 2008 SEBESAR US$156,0 JUTA

SIARAN PERS. PT INTERNATIONAL NICKEL INDONESIA Tbk MENGUMUMKAN LABA TRIWULAN KEDUA 2008 SEBESAR US$156,0 JUTA SIARAN PERS MENGUMUMKAN LABA TRIWULAN KEDUA 2008 SEBESAR US$156,0 JUTA MENGUMUMKAN LABA TRIWULAN KEDUA 2008 SEBESAR US$156,0 JUTA JAKARTA, 7 Agustus 2008 --- PT International Nickel Indonesia Tbk ( PT

Lebih terperinci

SIARAN PERS. PT INTERNATIONAL NICKEL INDONESIA Tbk MENGUMUMKAN LABA TRIWULAN KEEMPAT 2008

SIARAN PERS. PT INTERNATIONAL NICKEL INDONESIA Tbk MENGUMUMKAN LABA TRIWULAN KEEMPAT 2008 SIARAN PERS PT INTERNATIONAL NICKEL INDONESIA Tbk MENGUMUMKAN LABA TRIWULAN KEEMPAT 2008 PT INTERNATIONAL NICKEL INDONESIA Tbk Plaza Bapindo, Citibank Tower 22 nd fl, Jl. Jend. Sudirman Kav. 54-55, Jakarta

Lebih terperinci

International Monetary Fund UNTUK SEGERA th Street, NW 15 Maret 2016 Washington, D. C USA

International Monetary Fund UNTUK SEGERA th Street, NW 15 Maret 2016 Washington, D. C USA Siaran Pers No. 16/104 International Monetary Fund UNTUK SEGERA 700 19 th Street, NW 15 Maret 2016 Washington, D. C. 20431 USA Dewan Eksekutif IMF Menyimpulkan Konsultasi Pasal IV 2015 dengan Indonesia

Lebih terperinci

SIARAN PERS. PT INTERNATIONAL NICKEL INDONESIA Tbk MENGUMUMKAN LABA TRIWULAN KETIGA 2008

SIARAN PERS. PT INTERNATIONAL NICKEL INDONESIA Tbk MENGUMUMKAN LABA TRIWULAN KETIGA 2008 SIARAN PERS MENGUMUMKAN LABA TRIWULAN KETIGA 2008 MENGUMUMKAN LABA TRIWULAN KETIGA 2008 JAKARTA, 27 Oktober 2008 --- PT International Nickel Indonesia Tbk ( PT Inco, atau Perseroan, IDX: INCO) hari ini

Lebih terperinci

Laporan Keuangan Konsolidasi PT Asia Pacific Fibers Tbk Dan Anak Perusahaan 30 Juni 2011 dan 2010 (Tidak Diaudit)

Laporan Keuangan Konsolidasi PT Asia Pacific Fibers Tbk Dan Anak Perusahaan 30 Juni 2011 dan 2010 (Tidak Diaudit) Laporan Keuangan Konsolidasi PT Asia Pacific Fibers Tbk Dan Anak Perusahaan 30 Juni 2011 dan 2010 (Tidak Diaudit) DAFTAR ISI Surat Pernyataan Direksi Laporan Keuangan Konsolidasi Halaman Neraca Konsolidasi

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN TRIWULAN PEREKONOMIAN INDONESIA Keberlanjutan ditengah gejolak. Juni 2010

PERKEMBANGAN TRIWULAN PEREKONOMIAN INDONESIA Keberlanjutan ditengah gejolak. Juni 2010 PERKEMBANGAN TRIWULAN PEREKONOMIAN INDONESIA Keberlanjutan ditengah gejolak Juni 2010 viii Ringkasan Eksekutif: Keberlanjutan di tengah gejolak Indonesia terus memantapkan kinerja ekonominya yang kuat,

Lebih terperinci

BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD)

BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD) BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD) 3.1. Asumsi Dasar yang Digunakan Dalam APBN Kebijakan-kebijakan yang mendasari APBN 2017 ditujukan

Lebih terperinci

Laporan Keuangan Konsolidasian PT Asia Pacific Fibers Tbk Dan Entitas Anak 30 September 2014, 31 Desember 2013 dan 30 September 2013.

Laporan Keuangan Konsolidasian PT Asia Pacific Fibers Tbk Dan Entitas Anak 30 September 2014, 31 Desember 2013 dan 30 September 2013. Laporan Keuangan Konsolidasian PT Asia Pacific Fibers Tbk Dan Entitas Anak 30 September 2014, 31 Desember 2013 dan 30 September 2013 (Tidak Diaudit) DAFTAR ISI Surat Pernyataan Direksi Laporan Keuangan

Lebih terperinci

POKOK POKOK PERUBAHAN ISI PROSPEKTUS HMETD

POKOK POKOK PERUBAHAN ISI PROSPEKTUS HMETD SOSIALISASI PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 33 TAHUN 2015 TENTANG BENTUK DAN ISI PROSPEKTUS DALAM RANGKA PENAMBAHAN MODAL PERUSAHAAN TERBUKA DENGAN MEMBERIKAN HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU Jakarta,

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN (Tidak Diaudit) 30 September 2008 dan PT Asahimas Flat Glass Tbk

LAPORAN KEUANGAN (Tidak Diaudit) 30 September 2008 dan PT Asahimas Flat Glass Tbk LAPORAN KEUANGAN (Tidak Diaudit) 30 September 2008 dan 2007 PT Asahimas Flat Glass Tbk Rusli Pranadi Manager Corporate Finance Samuel Rumbajan Direktur Keuangan NERACA (Tidak diaudit) 30 September 2008

Lebih terperinci

Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Auditor Independen PT Asia Pacific Fibers Tbk Dan Entitas Anak 31 Desember 2014 dan 2013

Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Auditor Independen PT Asia Pacific Fibers Tbk Dan Entitas Anak 31 Desember 2014 dan 2013 Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Auditor Independen PT Asia Pacific Fibers Tbk Dan Entitas Anak DAFTAR ISI Surat Pernyataan Direksi Laporan Auditor Independen Laporan Keuangan Konsolidasian Halaman

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi,

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi, BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA 4.1 Perkembangan Laju Inflasi di Indonesia Tingkat inflasi merupakan salah satu indikator fundamental ekonomi suatu negara selain faktor-faktor lainnya seperti

Lebih terperinci

SIARAN PERS PT INTERNATIONAL NICKEL INDONESIA TBK MENGUMUMKAN LABA TRIWULAN KEEMPAT 2009 SEBESAR AS$60,0 JUTA - 1 -

SIARAN PERS PT INTERNATIONAL NICKEL INDONESIA TBK MENGUMUMKAN LABA TRIWULAN KEEMPAT 2009 SEBESAR AS$60,0 JUTA - 1 - SIARAN PERS PT INTERNATIONAL NICKEL INDONESIA TBK MENGUMUMKAN LABA TRIWULAN KEEMPAT 2009 SEBESAR AS$60,0 JUTA - 1 - PT INTERNATIONAL NICKEL INDONESIA TBK MENGUMUMKAN LABA TRIWULAN KEEMPAT 2009 SEBESAR

Lebih terperinci

PERUBAHAN DAN/ATAU TAMBAHAN KETERBUKAAN INFORMASI RENCANA PENAMBAHAN MODAL DENGAN HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU

PERUBAHAN DAN/ATAU TAMBAHAN KETERBUKAAN INFORMASI RENCANA PENAMBAHAN MODAL DENGAN HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU PERUBAHAN DAN/ATAU TAMBAHAN KETERBUKAAN INFORMASI RENCANA PENAMBAHAN MODAL DENGAN HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU PT BANK MNC INTERNASIONAL TBK Berkedudukan di Kota Administrasi Jakarta Pusat, Indonesia

Lebih terperinci

INFORMASI UNTUK PEMEGANG SAHAM Sehubungan dengan Mata Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Provident Agro Tbk ( Perseroan )

INFORMASI UNTUK PEMEGANG SAHAM Sehubungan dengan Mata Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Provident Agro Tbk ( Perseroan ) INFORMASI UNTUK PEMEGANG SAHAM Sehubungan dengan Mata Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Persetujuan atas rencana pengurangan modal dasar, modal ditempatkan dan disetor Perseroan melalui

Lebih terperinci

NEWS RELEASE Jakarta, 14 Maret 2016

NEWS RELEASE Jakarta, 14 Maret 2016 NEWS RELEASE Jakarta, 14 Maret 2016 Untuk informasi lebih lanjut, hubungi: Mahardika Putranto, Head of Corporate Secretary & Investor Relations Division corporate.secretary@adaro.com; investor.relations@adaro.com

Lebih terperinci

JUMLAH AKTIVA

JUMLAH AKTIVA NERACA 31 DESEMBER 2007 AKTIVA AKTIVA LANCAR Kas dan bank 3 866.121.482 3.038.748.917 Piutang usaha - bersih Hubungan istimewa 2b, 2c, 4, 5, 8 2.635.991.416 328.548.410 Pihak ketiga - setelah dikurangi

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. pada tanggal 16 Januari 1985 berdasarkan akta notaris Ridwan Suselo, S.H., No. 27.

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. pada tanggal 16 Januari 1985 berdasarkan akta notaris Ridwan Suselo, S.H., No. 27. BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN III.1 Sejarah Perusahaan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. ( Perusahaan ) didirikan di Indonesia pada tanggal 16 Januari 1985 berdasarkan akta notaris Ridwan Suselo,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak sedikit jumlahnya di dalam pembangunan nasional. Dalam konteks pembangunan nasional maupun

Lebih terperinci

Fokus Negara IMF. Fokus Negara IMF. Ekonomi Asia yang Dinamis Terus Memimpin Pertumbuhan Global

Fokus Negara IMF. Fokus Negara IMF. Ekonomi Asia yang Dinamis Terus Memimpin Pertumbuhan Global Fokus Negara IMF Orang-orang berjalan kaki dan mengendarai sepeda selama hari bebas kendaraan bermotor, diadakan hari Minggu pagi di kawasan bisnis Jakarta di Indonesia. Populasi kaum muda negara berkembang

Lebih terperinci

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk ( Perseroan )

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk ( Perseroan ) K E T E R B U K A A N I N F O R M A S I Dalam Rangka Memenuhi Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 22/SEOJK.04/2015 Sehubungan dengan Rencana Perseroan untuk melakukan Pembelian Kembali Saham Perseroan

Lebih terperinci

Laporan Keuangan Konsolidasian PT Asia Pacific Fibers Tbk Dan Entitas 31 Maret 2018, 31 Desember 2017 dan 31 Maret 2017

Laporan Keuangan Konsolidasian PT Asia Pacific Fibers Tbk Dan Entitas 31 Maret 2018, 31 Desember 2017 dan 31 Maret 2017 Laporan Keuangan Konsolidasian PT Asia Pacific Fibers Tbk Dan Entitas Anak 31 Maret 2018, 31 Desember 2017 dan 31 Maret 2017 PT ASIA PACIFIC FIBERS TBK The EAST Lt. 35 Unit 5-7 Jl. Dr. Ide Anak Agungg

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-38/PM/1996 TENTANG LAPORAN TAHUNAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL,

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-38/PM/1996 TENTANG LAPORAN TAHUNAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL, KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-38/PM/1996 TENTANG Peraturan Nomor VIII.G.2 LAPORAN TAHUNAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL, Menimbang : bahwa dengan berlakunya Undang-undang Nomor

Lebih terperinci

PT INTERNATIONAL NICKEL INDONESIA

PT INTERNATIONAL NICKEL INDONESIA SIARAN PERS MENGUMUMKAN LABA TRIWULAN PERTAMA 2008 SEBESAR US$139,6 JUTA - 1 MENGUMUMKAN LABA TRIWULAN PERTAMA 2008 SEBESAR US$139,6 JUTA JAKARTA, 25 April 2008 --- PT International Nickel Indonesia Tbk

Lebih terperinci

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN Perkembangan ekonomi makro bulan Oktober 2004 hingga bulan Juli 2008 dapat diringkas sebagai berikut. Pertama, stabilitas ekonomi tetap terjaga

Lebih terperinci

Pendapatan PT Timah (Persero) Tbk 2011 Sebesar 8.749,6 Milyar

Pendapatan PT Timah (Persero) Tbk 2011 Sebesar 8.749,6 Milyar UNTUK SEGERA DISIARKAN Untuk keterangan lebih lanjut hubungi: Abrun Abubakar, Sekretaris Korporat Telepon : +62 (21) 2352 8000 Faksimili : +62 (21) 344 4012 e-mail Website : corsec@pttimah.co.id : www.timah.com

Lebih terperinci

PT INTERNATIONAL NICKEL INDONESIA

PT INTERNATIONAL NICKEL INDONESIA SIARAN PERS MENGUMUMKAN LABA TRIWULAN PERTAMA 2009 SEBESAR AS$17,2 JUTA Page 1 of 8 MENGUMUMKAN LABA TRIWULAN PERTAMA 2009 SEBESAR AS$17,2 JUTA JAKARTA, 7 Mei 2009 --- PT International Nickel Indonesia

Lebih terperinci

Laporan Keuangan Konsolidasi PT Polysindo Eka Perkasa Tbk dan Anak Perusahaan 30 Juni 2007 dan 2006 TIDAK DIAUDIT

Laporan Keuangan Konsolidasi PT Polysindo Eka Perkasa Tbk dan Anak Perusahaan 30 Juni 2007 dan 2006 TIDAK DIAUDIT Laporan Keuangan Konsolidasi PT Polysindo Eka Perkasa Tbk dan Anak Perusahaan TIDAK DIAUDIT DAFTAR ISI Surat Pernyataan Direksi Laporan Keuangan Konsolidasi Halaman Neraca Konsolidasi 1 Laporan Laba Rugi

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Wisma 46 Kota BNI lantai 20, Jalan Jend. Sudirman, Kav. 1, Jakarta.

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Wisma 46 Kota BNI lantai 20, Jalan Jend. Sudirman, Kav. 1, Jakarta. BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN IV.1.Sejarah Singkat Perusahaan IV.1.1.PT. Polychem Indonesia Tbk. PT. Polychem Indonesia Tbk (Perusahaan), didirikan dengan ak ta No.62 tanggal 25 April 1986. Perusahaan

Lebih terperinci

PT WAHANA PRONATURAL TBK. Check List SEOJK/30/2016 Laporan Tahunan

PT WAHANA PRONATURAL TBK. Check List SEOJK/30/2016 Laporan Tahunan PT WAHANA PRONATURAL TBK Check List SEOJK/30/2016 Laporan Tahunan DAFTAR ISI A. Ikhtisar Data Keuangan Penting B. Informasi Saham C. Laporan Direksi D. Laporan Dewan Komisaris E. Profil Emiten atau Perusahaan

Lebih terperinci

Laporan Direktur Utama

Laporan Direktur Utama 22 PT Bank Danamon Indonesia Tbk Laporan Tahunan 2008 Laporan Utama Pemegang Saham yang Terhormat, Tahun 2008 merupakan periode dengan banyak peristiwa yang menggoncangkan fondasi sektor keuangan global

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Krisis ekonomi yang dipicu dengan gejolak nilai tukar sejak Juli 1997 berdampak luas terhadap perekonomian nasional. Selama semester II/1997 dan tahun 1998, semua indikator

Lebih terperinci

PERUBAHAN DAN/ATAU TAMBAHAN KETERBUKAAN INFORMASI RENCANA PENAMBAHAN MODAL TANPA HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU

PERUBAHAN DAN/ATAU TAMBAHAN KETERBUKAAN INFORMASI RENCANA PENAMBAHAN MODAL TANPA HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU PERUBAHAN DAN/ATAU TAMBAHAN KETERBUKAAN INFORMASI RENCANA PENAMBAHAN MODAL TANPA HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU INFORMASI SEBAGAIMANA TERCANTUM DALAM PERUBAHAN DAN/ATAU TAMBAHAN INFORMASI ATAS KETERBUKAAN

Lebih terperinci

DITOPANG BISNIS MODEL YANG KOKOH, ADARO ENERGY BUKUKAN LABA INTI SEBESAR US$148 JUTA Pasar batubara masih menghadapi periode yang penuh tantangan

DITOPANG BISNIS MODEL YANG KOKOH, ADARO ENERGY BUKUKAN LABA INTI SEBESAR US$148 JUTA Pasar batubara masih menghadapi periode yang penuh tantangan NEWS RELEASE Jakarta, 31 Agustus 2015 Informasi lebih lanjut silahkan hubungi: Cameron Tough, Corporate Secretary & Investor Relations Division Head cameron.tough@adaro.com DITOPANG BISNIS MODEL YANG KOKOH,

Lebih terperinci

PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL Tbk (Perseroan)

PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL Tbk (Perseroan) K E T E R B U K A A N I N F O R M A S I Dalam Rangka Memenuhi Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 02/POJK.04/2013 Sehubungan dengan Rencana Perseroan untuk melakukan Pembelian Kembali Saham Perseroan

Lebih terperinci

Catatan 31 Maret Maret 2010

Catatan 31 Maret Maret 2010 NERACA KONSOLIDASI ASET Catatan 31 Maret 2011 31 Maret 2010 ASET LANCAR Kas dan setara kas 2f, 3 220.361.019.579 10.981.803.022 Piutang usaha - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu Pihak yang

Lebih terperinci

PT MUSTIKA RATU Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

PT MUSTIKA RATU Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN PT MUSTIKA RATU Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2007 (DENGAN ANGKA PERBANDINGAN UNTUK TAHUN 2006) (MATA UANG INDONESIA) 1 MUSTIKA

Lebih terperinci

PEMANGGILAN RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN DAN RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM LUAR BIASA PT XL AXIATA Tbk.

PEMANGGILAN RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN DAN RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM LUAR BIASA PT XL AXIATA Tbk. PEMANGGILAN RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN DAN RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM LUAR BIASA PT XL AXIATA Tbk. Kamis, 10 Maret 2016 Pukul 09.00 WIB.-11.00 WIB PEMANGGILAN Direksi Perseroan menyampaikan pemanggilan

Lebih terperinci

ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI

ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI P.T. PEMBANGUNAN JAYA ANCOL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2004 DAN 2003 AKTIVA 2004 2003 (Disajikan Rental' - Catatan 38) AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas 161.020.965.269 41.211.323.789

Lebih terperinci

PT. AKBAR INDO MAKMUR STIMEC Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008

PT. AKBAR INDO MAKMUR STIMEC Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 1. UMUM a. Pendirian Perusahaan PT. Akbar Indo Makmur Stimec Tbk ( Perusahaan ) didirikan pada tanggal

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA- SAUDI ARABIA BULAN : JUNI 2015

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA- SAUDI ARABIA BULAN : JUNI 2015 PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA- SAUDI ARABIA BULAN : JUNI 2015 A. Perkembangan Perekonomian Saudi Arabia. 1. Dana Moneter Internasional (IMF) menyatakan pertumbuhan ekonomi di Saudi Arabia diatur melambat

Lebih terperinci

Analisis Perkembangan Industri

Analisis Perkembangan Industri JUNI 2017 Analisis Perkembangan Industri Pusat Data dan Informasi Juni 2017 Pendahuluan Membaiknya perekonomian dunia secara keseluruhan merupakan penyebab utama membaiknya kinerja ekspor Indonesia pada

Lebih terperinci

30 Juni 31 Desember

30 Juni 31 Desember LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 30 Juni 31 Desember ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas 73102500927 63710521871 Investasi 2072565000 1964636608 Piutang usaha - setelah

Lebih terperinci

Mempertahankan arah, menjadi lebih kuat.

Mempertahankan arah, menjadi lebih kuat. Bank Danamon Laporan Tahunan 2006 18 Laporan Direktur Utama Mempertahankan arah, menjadi lebih kuat. Di tahun 2006 Bank Danamon memperingati ulang tahunnya yang ke-50 dan menjadi lebih kuat pada akhir

Lebih terperinci

SIARAN PERS PT INTERNATIONAL NICKEL INDONESIA TBK MENGUMUMKAN LABA SEBESAR AS$111,9 JUTA PADA TRIWULAN PERTAMA TAHUN

SIARAN PERS PT INTERNATIONAL NICKEL INDONESIA TBK MENGUMUMKAN LABA SEBESAR AS$111,9 JUTA PADA TRIWULAN PERTAMA TAHUN SIARAN PERS PT INTERNATIONAL NICKEL INDONESIA TBK MENGUMUMKAN LABA SEBESAR AS$111,9 JUTA PADA TRIWULAN PERTAMA TAHUN 2011-1 - PT INTERNATIONAL NICKEL INDONESIA TBK MENGUMUMKAN LABA SEBESAR AS$111,9 JUTA

Lebih terperinci

PT Timah (Persero) Tbk Membukukan Laba Bersih Triwulan I 2012 Sebesar Rp 207,7 Miliyar

PT Timah (Persero) Tbk Membukukan Laba Bersih Triwulan I 2012 Sebesar Rp 207,7 Miliyar UNTUK SEGERA DISIARKAN Keterangan lebih lanjut, hubungi: Abrun Abubakar, Sekretaris Korporat Tel : +62 21 2352 8000 Fax: +62 21 344 4012 Email: corsec@pttimah.co.id www.timah.com PT Timah (Persero) Tbk

Lebih terperinci

DRAFT PERUBAHAN ANGGARAN DASAR PT. ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DALAM RANGKA PENYESUAIAN DENGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN. Tetap. Tetap.

DRAFT PERUBAHAN ANGGARAN DASAR PT. ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DALAM RANGKA PENYESUAIAN DENGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN. Tetap. Tetap. DRAFT PERUBAHAN ANGGARAN DASAR PT. ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DALAM RANGKA PENYESUAIAN DENGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN Anggaran Dasar Lama NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 1. Perseroan terbatas ini

Lebih terperinci

PT. AKBAR INDO MAKMUR STIMEC Tbk

PT. AKBAR INDO MAKMUR STIMEC Tbk Laporan Keuangan Dan Laporan Auditor Independen Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2008 dan 2007 DAFTAR ISI Halaman Laporan Auditor Independen i Neraca 1 Laporan Laba Rugi 2 Laporan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Eddy Cahyono (2012), Era globalisasi telah membawa

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Eddy Cahyono (2012), Era globalisasi telah membawa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Eddy Cahyono (2012), Era globalisasi telah membawa pembaruan yang sangat cepat dan berdampak luas bagi perekonomian, baik di dalam negeri maupun di dunia internasional.

Lebih terperinci

P.T. SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2008 DAN 2007

P.T. SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2008 DAN 2007 P.T. SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2008 DAN 2007 P.T. SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN DAFTAR ISI Halaman

Lebih terperinci

Hasil keuangan AKRA 6M 2012 teraudit dirilis, Laba Neto 6M 2012 meningkat 23% YOY menjadi 297 Miliar

Hasil keuangan AKRA 6M 2012 teraudit dirilis, Laba Neto 6M 2012 meningkat 23% YOY menjadi 297 Miliar Jakarta, 27 September, 2012 Press Release Hasil keuangan AKRA 6M 2012 teraudit dirilis, Laba Neto 6M 2012 meningkat 23% YOY menjadi 297 Miliar JAKARTA, 27 September 2012 - PT AKR Corporindo Tbk ("AKRA"

Lebih terperinci