Buku Saku KLIRENS ETIK PENELITIAN BIDANG ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DAN KEMANUSIAAN. Subkomisi Klirens Etik IPSK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Buku Saku KLIRENS ETIK PENELITIAN BIDANG ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DAN KEMANUSIAAN. Subkomisi Klirens Etik IPSK"

Transkripsi

1

2 Buku Saku KLIRENS ETIK PENELITIAN BIDANG ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DAN KEMANUSIAAN Subkomisi Klirens Etik IPSK Kedeputian Bidang Ilmu Pengetahuan Sosial dan Kemanusiaan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia 2016 i

3 ii

4 Buku Saku KLIRENS ETIK PENELITIAN BIDANG ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DAN KEMANUSIAAN Tim Penyusun : Augustina Situmorang M. Hamdan Basyar Mahmud Thoha Abdul Rachman Patji Erwiza Erman Kedeputian Bidang Ilmu Pengetahuan Sosial dan Kemanusiaan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia 2016

5 2016 Kedeputian Bidang Ilmu Pengetahuan Sosial dan Kemanusiaan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (Kedeputian IPSK-LIPI) Katalog dalam Terbitan Klirens Etik Penelitian Bidang Ilmu Pengetahuan Sosial dan Kemanusiaan/ Augustina Situmorang, M. Hamdan Basyar, Mahmud Thoha, Abdul Rachman Patji, Erwiza Erman. Jakarta: viii + 29 hlm.; 14,8 x 21 cm Sekretaris Cover & Tata Letak Isi : Muhammad Fakhry Ghafur : Anggih Tangkas Wibowo Diterbitkan oleh: Kedeputian Bidang Ilmu Pengetahuan Sosial dan Kemanusiaan-LIPI Sasana Widya Sarwono LIPI, Lantai III. Jl. Jend. Gatot Subroto 10 Jakarta Telp: Ext & 1292, , Fax: kedeputianipsk@mail.lipi.go.id Website: iv Buku Saku Klirens Etik Penelitian Bidang IPSK

6 Kata Pengantar Buku saku ini berisikan pedoman Klirens Etik Penelitian Bidang Ilmu Pengetahuan Sosial dan Kemanusiaan (IPSK) yang merupakan penjabaran dari Peraturan Kepala LIPI Nomor 08/E/2013 tentang Pedoman Klirens Etik Penelitian dan Publikasi Ilmiah. Kliren Etik adalah instrumen untuk mengukur keberterimaan secara etik dalam suatu proses penelitian. Tujuan utama melakukan Klirens Etik adalah melindungi subyek penelitian/responden dari bahaya fisik (ancaman), psikis (tertekan, penyesalan), sosial (stigma, diasingkan dari masyarakat) dan konsekuensi hukum (dituntut) sebagai akibat turut berpartisipasi dalam suatu penelitian. Pada dasarnya, suatu penelitian dapat dipertanggungjawabkan jika dapat menghargai dan melindungi serta berlaku adil terhadap subyek penelitian/responden sesuai dengan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. Penelitian yang tidak memenuhi standar kode etik dapat berisiko merugikan dan kurang bermanfaat bagi khalayak. Oleh karena itu, kehadiran buku saku ini sangatlah penting sebagai pedoman dan acuan bagi para peneliti untuk menjaga nilai-nilai kejujuran, transparansi, independensi dan integritas dalam melakukan penelitian. Dengan diimplementasikannya norma-norma yang terkandung dalam pedoman Klirens Etik ini, diharapkan dapat turut memperkuat landasan etik dalam pelaksanaan riset di Indonesia khususnya terkait dengan bidang Ilmu Pengetahuan Sosial dan Kemanusiaan. Dr. Tri Nuke Pudjiastuti, MA Deputi IPSK LIPI v

7 vi

8 DAFTAR ISI Kata Pengantar Daftar Isi vii Pengantar 1 Mengapa Diperlukan Klirens Etik? 2 Mekanisme Pengajuan Klirens Etik 3 Panduan dan Formulir Kelengkapan 11 Lampiran 1 Contoh Informed Consent 24 Lampiran 2 Contoh Surat Pengantar 26 Lampiran 3 Contoh Surat Keputusan Klirens Etik 28 v vii

9 viii

10 PEDOMAN KLIRENS ETIK PENELITIAN BIDANG ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DAN KEMANUSIAAN I. Pengantar Klirens Etik (ethical clearance) adalah suatu instrumen untuk mengukur keberterimaan secara etik suatu rangkaian proses penelitian. Dalam buku International Ethical Guidelines for Biomedical Research Involving Human Subjects 1 dikatakan bahwa semua penelitian yang melibatkan manusia tidak boleh melanggar standar etik yang berlaku universal, tetapi juga harus memperhatikan berbagai aspek sosial budaya masyarakat yang diteliti. Sebagai institusi yang mengawasi dan membina penelitian di Indonesia, pada tahun 2013 Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menerbitkan Peraturan Kepala LIPI Nomor 08/E/2013, tentang Pedoman Klirens Etik Penelitian dan Publikasi Ilmiah. Peraturan ini kemudian ditindaklanjuti dengan pembentukan Komisi Klirens Etik melalui Keputusan Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Nomor 1227/A/2014 tentang Komisi Klirens Etik dan Keputusan Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Nomor 1029/A/2015 tentang Penambahan Anggota Klirens Etik. Dalam pelaksanaannya Komisi Klirens Etik dibantu oleh 2 (dua) subkomisi yaitu Subkomisi Klirens Etik Bidang Ilmu 1 Council for International Organization Medical Sciences (CIOMS) in Collaboration with the World Healt Organization (WHO), International Ethical Guidelines for Biomedical Research Involving Human Subjects, (Geneva : CIOMS, 2002). 1

11 Pengetahuan Hayati dan Subkomisi Klirens Etik Bidang Ilmu Pengetahuan Sosial dan Kemanusiaan. Dalam Peraturan Kepala LIPI No 08/E/ 2013 Pasal 1, poin 7 dikatakan bahwa Komisi Klirens Etik adalah badan independen yang bersifat kolegial, profesional dan transparan serta memiliki kebebasan mengemban tanggung jawab menilai dan mengesahkan keberterimaan secara etik suatu rangkaian proses penelitian yang berkaitan dengan subyek manusia dan material hayati. Lebih lanjut dalam Pasal 6, ayat (1) dikatakan bahwa Komisi Klirens Etik mempunyai 2 (dua) tugas yaitu: a). memeriksa dan mengesahkan keberterimaan secara etik suatu rangkaian proses penelitian sebelum dilaksanakan; b). Memantau pelaksanaan rangkaian proses penelitian tersebut agar memenuhi keberterimaan secara etik. II. Mengapa Diperlukan Klirens Etik? Tujuan utama melakukan klirens etik adalah untuk melindungi subyek penelitian/responden dari bahaya secara fisik (ancaman), psikis (tertekan, penyesalan), sosial (stigma, diasingkan dari masyarakat) dan konsekuensi hukum (dituntut) sebagai akibat turut berpartisipasi dalam suatu penelitian. Oleh karena itu semua penelitian yang melibatkan manusia harus memperhatikan tiga prinsip dasar kode etik (CIOMS, 2002) yaitu: 1. Menghormati individu (respect for persons), setidaknya ada 2 (dua) etika dasar yang perlu diperhatikan: a. Menghormati otonomi (respect for autonomy): menghargai kebebasan seseorang terhadap pilihan sendiri. 2

12 b. Melindungi subyek penelitian (protection of persons): melindungi individu/subyek penelitian yang memiliki keterbatasan atau kerentanan dari eksploitasi dan bahaya. 2. Kemanfaatan (beneficience): kewajiban secara etik untuk memaksimalkan manfaat dan meminimalkan bahaya. Prinsip ini menekankan bahwa semua penelitian harus bermanfaat bagi masyarakat. Oleh karena itu, rancangan penelitian harus jelas dan peneliti yang bertanggung jawab harus mempunyai kompetensi yang sesuai dengan kepakarannya dan dapat melindungi subyek penelitian dari risiko yang tidak diinginkan. 3. Berkeadilan (distributive justice): keseimbangan antara beban dan manfaat ketika berpartisipasi dalam penelitian. Prinsip ini menekankan bahwa setiap individu yang berpartisipasi dalam penelitian harus diperlakukan sesuai dengan latar belakang dan kondisi masing-masing. Perbedaan perlakuan antara satu individu/kelompok dengan lain dapat dibenarkan bila dapat dipertanggungjawabkan secara moral dan dapat diterima oleh masyarakat. III. Mekanisme Pengajuan Klirens Etik Subkomisi Klirens Etik Bidang Ilmu Pengetahuan Sosial dan Kemanusiaan (IPSK), diketuai secara ex-officio oleh Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Sosial dan Kemanusiaan LIPI. Anggota komisi terdiri atas beberapa peneliti senior dari berbagai latar belakang keilmuan yang berkaitan dengan bidang sosial dan kemanusiaan. Dalam melakukan tugasnya, subkomisi dibantu oleh seorang 3

13 sekretaris yang merupakan peneliti muda dari lingkungan kedeputian IPSK. Selain anggota tetap tersebut, untuk isu-isu yang dianggap sensitif, sebelum mengambil keputusan, komisi akan mengundang pakar lain dan/atau perwakilan masyarakat terkait dengan isu penelitian untuk memberikan masukan. Komisi Klirens Etik bidang IPSK menerima permohonan klirens etik, baik dari peneliti di lingkungan LIPI maupun peneliti dari lembaga lain yang berkaitan dengan penelitian bidang ilmu pengetahuan sosial dan kemanusiaan. 1. Proses pengajuan Usulan Klirens Etik diajukan oleh Koordinator Penelitian kepada Kepala Subkomisi Klirens Etik IPSK melalui sekretariat dengan tembusan (cc.) ke sekretariat Komisi Klirens Etik Penelitian LIPI. Pengajuan usulan dikirimkan melalui surat elektronik dengan kelengkapan berkas terdiri dari : a. Formulir Klirens Etik yang telah diisi (lihat lampiran); b. Rancangan/Proposal penelitian (lengkap dengan kuesioner/pedoman wawancara); c. Formulir Informed Consent; d. Formulir Pernyataan terkait Konflik Kepentingan; e. Surat Pengantar dari Kepala Satuan Kerja/Pimpinan Lembaga setelah mendapat rekomendasi dari Scientific Board/Peer Review (Kelompok Penelitian /Jurusan/ Lembaga Penelitian). Komisi Klirens Etik akan melakukan pertemuan sesuai dengan kebutuhan atau diselaraskan dengan usulan klirens etik yang diterima. Usulan minimal dibaca oleh lebih dari setengah jumlah 4

14 anggota. Bila tercapai kesepakatan berdasarkan musyawarah, maka keputusan dianggap sah. Bila tidak ada kesepakatan, maka anggota yang lain wajib membaca usulan tersebut dan keputusan akan diambil berdasarkan suara terbanyak. Keputusan diambil melalui pertemuan tatap muka, namun bila diperlukan Komisi Klirens Etik juga akan menggunakan sarana elektronik (Skype, dll.) sebagai sarana diskusi dalam merespon usulan yang diterima. 2. Keputusan Komisi Klirens Etik Keputusan Komisi Klirens Etik akan disampaikan secara tertulis dalam 3 25 hari kerja (lihat skema), sejak usulan diterima oleh Sekretariat. Surat keputusan akan memuat: Judul usulan (rancangan) penelitian dan nomor identitasnya (nomor urut masuk) Nama pemohon Tanggal dan tempat keputusan Komisi Klirens Etik diambil Daftar anggota Komisi Klirens Etik yang ikut mengambil keputusan Jenis keputusan yang diambil: a. Disetujui (full approval) b. Disetujui dengan perbaikan minor c. Disetujui dengan perbaikan mayor Informasi kepada peneliti terkait kewajibannya untuk: a. Memohon persetujuan baru bila ada amandemen rancangan penelitian/informasi untuk calon subyek b. Memberi laporan pasca penelitian lapangan c. Memberikan laporan dan alasan jika penelitian dihentikan sebelum waktunya 5

15 d. Hal baru yang dapat mempengaruhi risiko dan manfaat penelitian e. Memberitahu bila penelitian sudah selesai Tandatangan ketua Komisi Klirens Etik. 3. Alur dan waktu yang diperlukan dalam Pengajuan Klirens Etik Penelitian Bidang IPSK Skema Pengajuan Klirens Etik Penelitian IPSK Penjelasan skema pengajuan Klirens Etik Penelitian IPSK: 1. Pengusul mengirimkan berkas yang sudah dilengkapi ke Sekretariat Subkomisi Klirens Etik IPSK dengan ditembuskan (cc.) ke Sekretariat Komisi Klirens Etik LIPI. Dalam 1 (satu) hari kerja, sekretariat akan memeriksa kelengkapan berkas usulan. Bila berkas sudah lengkap, akan dikirimkan ke semua anggota subkomisi Klirens Etik Bidang IPSK. Bila berkas belum lengkap, akan dikembalikan ke pengusul untuk dilengkapi. 6

16 2. Usulan yang sudah dikirim ke anggota komisi, dalam waktu maksimal 2 (dua) hari kerja akan diklasifikasikan menjadi 3 (tiga) kategori: Hijau : tidak ada risiko (menggunakan data sekunder, data publik) Kuning : risiko rendah atau minimal (subyek dan isu penelitian tidak sensitif ) Merah : risiko tinggi (subyek dan/atau isu penelitian sangat sensitif ) 3. Usulan penelitian yang masuk dalam kategori hijau akan langsung mendapatkan persetujuan dari Komisi Klirens Etik dan surat pernyataan bahwa proposal/rancangan penelitian sudah memenuhi standar etika penelitian dan segera dikirim ke pengusul. 4. Usulan penelitian yang masuk dalam kategori kuning akan disidangkan dalam Sidang Biasa, cukup disidangkan oleh anggota subkomisi tanpa perlu mengundang pihak lain. Proses ini memerlukan maksimal 5 (lima) hari kerja. 5. Usulan penelitian yang masuk dalam kategori merah akan disidangkan dalam Sidang Istimewa, dengan mengundang pakar lain dan/atau perwakilan masyarakat sesuai dengan subyek dan isu penelitian yang diajukan. Proses ini memerlukan 10 (sepuluh) hari kerja. 6. Keputusan Sidang dalam tiga jenis kategori: a. Disetujui tanpa perbaikan b. Disetujui setelah perbaikan minor (diberi waktu maksimal 5 hari kerja) c. Disetujui setelah perbaikan mayor (diberi waktu maksimal 10 hari kerja). 7

17 Bila pengusul tidak dapat melakukan perbaikan sesuai dengan waktu yang diberikan, pengusul harus memberikan alasan yang dapat diterima oleh anggota Komisi. Bila hal ini tidak dilakukan, maka proses penilaian usulan yang bersangkutan tidak lagi menjadi prioritas anggota komisi, sehingga waktu sidang akan tergantung pada beban kerja anggota komisi pada masa tersebut. 8

18 Panduan dan Formulir Kelengkapan 9

19 10

20 Formulir Klirens Etik Penelitian Bidang Ilmu Pengetahuan Sosial dan Kemanusiaan Penjelasan: 1. Semua penelitian yang melibatkan manusia harus melalui proses klirens etik. Penelitian yang dikecualikan dari proses klirens etik adalah penelitian dengan menggunakan data sekunder, review literatur atau data yang sudah dipublikasi seperti: Surat kabar, website, majalah, laporan publik, pernyataan publik, film, program televisi, pertunjukan di depan publik, pameran di publik, pidato publik. Karya yang telah dipublikasi, sistematik review, review literatur, dan lain-lain. Materi-materi lama yang disimpan dan boleh digunakan untuk umum. 2. Penelitian yang menggunakan review dari materi-materi yang bersifat konfidensial (catatan kesehatan rumah sakit/ klinik kesehatan) harus melalui proses klirens etik (meskipun masih memerlukan ijin dari institusi yang mengeluarkan). Demikian juga penelitian yang menggunakan informasi dari media tertutup/tidak bersifat umum, seperti review 11

21 statistik dari suatu lembaga (karyawan, klien, pasien, pengguna, penyedia jasa, catatan pelayanan) harus melalui klirens etik. 3. Studi yang menggunakan metode tambahan, yang berhubungan langsung dengan manusia seperti wawancara, Focus Group Discussion (FGD) dan lain-lain, tetap memerlukan proses klirens etik, meskipun metode utamanya menggunakan review materi yang ada di publik. Status penelitian yang memerlukan atau tidak memerlukan proses klirens etik diputuskan oleh Komisi Klirens Etik, bukan oleh peneliti atau lembaga lainnya. 4. Komisi Klirens Etik akan mengelompokkan usulan penelitian kedalam 3 kategori 2 : Hijau : Tidak berisiko (tidak ada keterlibatan manusia/menggunakan data sekunder) Kuning Merah : Berisiko rendah : Berisiko tinggi Penelitian yang termasuk dalam klasifikasi Merah adalah penelitian yang melibatkan: Anak-anak usia di bawah 18 tahun (tergantung karakteristik pertanyaan penelitian). 2 Proses Klirens Etik hanya dilakukan terhadap usulan penelitian dengan kategori Kuning dan Merah. Setiap usulan penelitian yang diklasifikasikan sebagai merah harus di review oleh komisi lengkap. 12

22 Wanita hamil Wanita yang tinggal dalam hubungan tidak setara (misalnya : korban kekerasan rumah tangga). Orang dengan latar belakang kondisi sosial-ekonomi yang sangat miskin. Orang yang hidup dengan HIV dan AIDS Pengguna Narkoba Orang yang melakukan kejahatan, termasuk narapidana. Individu dengan keterbelakangan mental. Penelitian dengan topik yang dianggap sensitif (misalnya: SARA). Formulir ditujukan kepada: Ketua Subkomisi Klirens Etik Bidang Ilmu Pengetahuan Sosial dan Kemanusiaan (IPSK) LIPI, Gedung Widya Sarwono Lt. 3 Jl. Gatot Subroto no 10 Jakarta, INDONESIA Telepone: ; Fax: klirensetikipsk@gmail.com Tembusan (cc.): Sekretariat Komisi Klirens Etik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Jl. Gatot Subroto no 10 Jakarta, INDONESIA Telepone: ; Fax: pusbindiklat@lipi.go.id 13

23 Formulir Aplikasi Harus Diisi Lengkap dengan Menggunakan Komputer Bagian 1: Data Diri Pengusul 1. Keterangan Umum Nama Lengkap dan gelar akademis : Jenis kelamin : NIP Koordinator : Asal Satuan Kerja : Pendidikan terakhir : Jenjang Fungsional Peneliti : Kepakaran : 2. Kontak Koordinator Nomor Telp Kantor Nomor Handphone Alamat Rumah Alamat Kantor : : : : : 14

24 3. Data Lengkap Anggota Penelitian No Nama Nomor Telepon / Satker/ Lembaga Pendidikan terakhir Jenjang Fungsional Kepakaran 15

25 Bagian 2: Deskripsi Penelitian A. Informasi Mengenai Penelitian 2.1. Judul Penelitian 2.2. Permasalahan/Pertanyaan Penelitian (Rumusan masalah yang ingin diteliti atau dikaji) 2.3. Tujuan Penelitian 2.4. Metode Penelitian (Tuliskan secara rinci teknik pengumpulan data yang akan dilakukan) 16

26 2.5. Lokasi Penelitian 2.6. Waktu Penelitian B. Informasi Dana dan Kontrak Penelitian (Khusus untuk penelitian kerjasama atau tidak menggunakan dana dari Lembaga yang bersangkutan/dipa) 2.7. Lembaga apa yang mendanai penelitian ini? 2.8. Berapa total anggaran dana untuk penelitian ini? (Jika penelitian didanai lebih dari satu lembaga, berapa jumlah masing-masing) 17

27 2.9. Digunakan untuk kegiatan apa saja dana yang diperoleh dari sponsor? Apakah kontrak dari sponsor tersebut secara khusus menjamin kebebasan dari para peneliti? Apakah terdapat batasan-batasan khusus dari pihak sponsor bagi para peneliti? Jika Ada, sebutkan. 18

28 Bagian 3: Etika Penelitian No. Pertanyaan Ya Tidak 3.1 Apakah studi Anda melibatkan anak-anak/orang dengan lemah mental dan intelektual, orang yang pernah mengalami trauma, pengidap HIV, orang dengan ketergantungan obat, orang yang mengalami kesulitan berkomunikasi, tahanan, dan orang yang hidup dalam kondisi rentan? 3.2 Apakah pengumpulan data mencakup hal-hal berikut ini: a. Akses terhadap informasi yang bersifat pribadi tanpa persetujuan responden/informan b. Responden/informan diminta untuk melakukan suatu tindakan yang dapat mengurangi harga diri, memalukan, atau penyesalan. c. Responden/informan diberikan pertanyaanpertanyaan yang dapat menyebabkan kemarahan, ketidaknyamanan ataupun dampak negatif yang merugikan, baik terhadap dirinya maupun orang lain. d. Penggunaan stimulus, tugas ataupun kegiatan yang dapat menyebabkan ketidaknyamanan. e. Segala bentuk penipuan atau kerugian. Jika Ya, jelaskan dan kemukakan alasannya dan langkah apa yang akan digunakan untuk meminimalkan setiap potensi kerugian yang dapat terjadi. 19

29 3.3 Apakah dalam penelitian ini menggunakan instrumen sebagai berikut 1 : a. Kuesioner b. Panduan wawancara c. Jadwal penelitian d. Lainnya, sebutkan. Jika Ya, lampirkan photocopy pada formulir ini 3.4 Apakah responden/informan diberikan informasi yang berhubungan dengan hal-hal berikut: a. Sifat dan tujuan penelitian b. Identitas lembaga dimana koordinator bekerja c. Fakta bahwa responden/informan bersifat sukarela d. Informasi dari responden/informan dirahasiakan e. Orang-orang atau lembaga yang tidak mau disebutkan identitasnya tetap dijaga kerahasiaannya f. Setiap responden/informan berhak dan bebas untuk mengundurkan diri tanpa konsekuensi di sela-sela penelitian ** Lampirkan lembar formulir informed concent 3.5 Bagaimana data penelitian akan disimpan? Kapan dan bagaimana data tersebut akan dihancurkan/dihilangkan? 1 Bila ada tambahan/perubahan dari instrumen penelitian harus diusulkan kembali dan memerlukan persetujuan klirens etik. 20

30 3.6 Saat proses diseminasi hasil penelitian, bagaimana kerahasiaan responden/informan dilindungi? Dan bagaimana anda menginformasikan hasil penelitian anda pada responden/informan Anda? 3.7 Apakah Anda, atau individu yang terlibat langsung atau bertanggung jawab dalam penelitian ini memiliki kepentingan lain (pribadi, ekonomi, politik dll.) yang berkaitan dengan penelitian ini? Jelaskan secara rinci. 21

31 Bagian 4: Pernyataan Terkait Konflik Kepentingan Peneliti diwajibkan untuk memberitahu/memberikan informasi kepada komisi klirens etik dan pihak yang berkepentingan mengenai setiap potensi konflik ataupun kepentingan yang dapat menimbulkan ancaman terhadap integritas ilmiah dan etika peneliti dari setiap penelitian yang dilakukan. Komisi ini akan memutuskan apakah konflik yang dapat ditimbulkan tersebut tidak bertentangan dengan etika penelitian. Pengungkapan atas konflik kepentingan yang dapat timbul dari penelitian ini tidak berarti bahwa penelitian dianggap tidak etis, karena dengan semakin banyaknya konflik kepentingan tidak berarti penelitian tidak dapat diselenggarakan secara etis dan sesuai dengan etika penelitian. Namun jika peneliti telah mengetahui potensi besar konflik sebelum melakukan penelitian dan tidak disampaikan kepada komisi ini, maka penelitian tersebut dianggap tidak etis. Oleh karena itu peneliti diharapkan untuk menandatangani salah satu dari dua pernyataan berikut ini : 1. Sebagai koordinator dalam penelitian, (nama:....) menyatakan bahwa sepengetahuan saya, tidak ada potensi konflik kepentingan yang dapat mempengaruhi penelitian ini. Tanda tangan: Tanggal: 2. Sebagai koordinator dalam penelitian ini, (nama:... ) menyatakan bahwa saya mengetahui adanya potensi konflik kepentingan yang harus dipertimbangkan oleh komisi klirens etik. Tanda tangan: Tanggal: 22

32 Bagian 5: Checklist No. Dokumen Persyaratan Jumlah Checklist ( ) 1. Formulir Klirens Etik 2. Proposal penelitian lengkap, termasuk instrumen penelitian 3 Informed Consent 4. Surat pernyataan bebas kepentingan 5. Surat pengantar dari kepala satuan kerja/lembaga 23

33 Lampiran 1 Contoh Informed Consent Kop Surat Lembaga Penelitian Judul Penelitian Kami/Saya dari lembaga... sedang melakukan studi yang bertujuan untuk... Dalam studi ini kami akan mewawancarai sejumlah... responden yang dipilih... (secara acak/direkomendasikan/ diinformasikan oleh...). Anda terpilih sebagai salah satu (responden/informan) dalam studi ini. Wawancara akan memerlukan waktu sekitar... menit/jam. Kami/Saya menjamin bahwa setiap informasi yang Anda sampaikan akan dijaga kerahasiaannya. Nama Anda ataupun setiap informasi yang memungkinkan untuk mengidentifikasi Anda dalam laporan studi tidak akan digunakan. Partisipasi Anda sepenuhnya bersifat sukarela. Anda berhak untuk menghentikan kegiatan wawancara setiap saat, atau menolak menjawab sebagian pertanyaan yang tidak ingin anda respons. Jika Anda memiliki pertanyaan apapun terkait studi ini, jangan segansegan untuk menanyakannya kepada peneliti yang mewawancarai anda. Bila wawancara akan direkam, peneliti harus memperoleh persetujuan dari responden. 24

34 Jika Anda memiliki pertanyaan apapun terkait studi ini di kemudian hari, Anda dapat menghubungi koordinator peneliti dalam studi ini: Nama koordinator Peneliti :... Alamat Kantor :... No Telepone/Fax : Pertanyaan tambahan maupun komplain terhadap hak-hak Anda sebagai responden dalam studi ini dapat disampaikan kepada Subkomisi Klirens Etik Penelitian Bidang Ilmu Pengetahuan Sosial dan Kemanusiaan, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia: Ketua Subkomisi Klirens Etik Bidang Ilmu Pengetahuan Sosial dan Kemanusiaan LIPI, Gedung Widya Sarwono Lt. 3 Jl. Gatot Subroto no 10, Jakarta, INDONESIA Telepone: ; Fax: klirensetikipsk@gmail.com 25

35 Lampiran 2 Contoh Surat Pengantar Kop Satker/Lembaga/Fakultas/Balitbang Nomor Lampiran Hal :. :. : Surat Pengantar Kepada Yth. Ketua Subkomisi Klirens Etik IPSK LIPI Gedung Widya Sarwono Lt.3 Jl. Gatot Subroto No. 10 Jakarta Dengan hormat, Bersama ini kami Puslit/Lembaga/Dekan/Lemlit.. menyampaikan Proposal/Rancangan Penelitian dengan judul.. yang disusun oleh tim penelitian dengan koordinator.. untuk mendapatkan persetujuan dari Subkomisi Klirens Etik IPSK LIPI dengan persyaratan terlampir. Proposal ini secara substantif telah mendapatkan rekomendasi dari Scientific Board/Peer Review (Kelompok Penelitian /Jurusan/ Lembaga Penelitian). Atas kerjasamanya kami ucapkan terima kasih. 26

36 Jakarta,.. Hormat kami, Kepala Satker/Dekan/Lembaga Penelitian Nama lengkap (Tanda tangan dan Cap lembaga) Tembusan : 1. Sekretariat Komisi Klirens Etik LIPI 27

37 Surat Keputusan Klirens Etik Penelitian Bidang Ilmu Pengetahuaan Sosial Dan Kemanusiaan Nomor :... Lampiran 3 Contoh Surat Keputusan Klirens Etik Komisi Klirens Etik menerangkan, Judul Penelitian :... Unit/Lembaga :... Peneliti Koordinator :... telah menelaah : 1. Kompetensi koordinator dan anggota peneliti dalam penelitian ini. 2. Rancangan penelitian termasuk instrumen yang digunakan dalam penelitian ini. 3. Informasi dana dan kontrak penelitian (bagi penelitian yang menggunakan dana diluar DIPA/Dana Lembaga). 4. Etika penelitian dalam melindungi responden/informan yang terlibat dalam penelitian. 28

38 Berdasarkan hasil telaah tersebut, Subkomisi Klirens Etik menyatakan : Penelitian ini disetujui tanpa perbaikan/setelah perbaikan minor/setelah perbaikan mayor. Komisi Klirens Etik mempunyai hak untuk melakukan pemantauan selama penelitian berlangsung. Jakarta, Subkomisi Klirens Etik Bidang Ilmu Sosial dan Kemanusiaan (IPSK) LIPI Ketua, Tanda tangan : Nama : NIP : 29

39 30

KLIRENS ETIK PENELITIAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DAN KEMANUSIAAN

KLIRENS ETIK PENELITIAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DAN KEMANUSIAAN KLIRENS ETIK PENELITIAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DAN KEMANUSIAAN KOMISI KLIRENS ETIK BIDANG ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DAN KEMANUSIAAN LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA PENGANTAR Klirens Etik (ethical clearance)

Lebih terperinci

FORMULIR PERMOHONAN KAJI ETIK PENELITIAN YANG MELIBATKAN SUBYEK PENELITIAN MANUSIA DI RSI SULTAN AGUNG

FORMULIR PERMOHONAN KAJI ETIK PENELITIAN YANG MELIBATKAN SUBYEK PENELITIAN MANUSIA DI RSI SULTAN AGUNG FORMULIR PERMOHONAN KAJI ETIK PENELITIAN YANG MELIBATKAN SUBYEK PENELITIAN MANUSIA DI RSI SULTAN AGUNG Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama NIM Fakultas / Institusi Judul penelitian No. HP e-mail

Lebih terperinci

BAB I KETENTUAN UMUM

BAB I KETENTUAN UMUM - 2 - BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Badan ini yang dimaksud dengan: 1. Pemilihan Umum yang selanjutnya disebut Pemilu adalah sarana kedaulatan rakyat untuk memilih anggota Dewan Perwakilan

Lebih terperinci

TELAAH LANJUTAN TERHADAP PROTOKOL YANG SEDANG DILAKSANAKAN

TELAAH LANJUTAN TERHADAP PROTOKOL YANG SEDANG DILAKSANAKAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PADJADJARAN 12. Telaah Lanjutan terhadap Protokol yang Sedang TELAAH LANJUTAN TERHADAP PROTOKOL YANG SEDANG DILAKSANAKAN Halaman 13-1 13-10 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PERATURAN SENAT FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA NOMOR : 02 TAHUN 2012 TENTANG TATA TERTIB SENAT FAKULTAS

PERATURAN SENAT FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA NOMOR : 02 TAHUN 2012 TENTANG TATA TERTIB SENAT FAKULTAS PERATURAN SENAT FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA NOMOR : 02 TAHUN 2012 TENTANG TATA TERTIB SENAT FAKULTAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA SENAT FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Pedoman Penyusunan Lembar Penjelasan kepada Calon Subyek

Pedoman Penyusunan Lembar Penjelasan kepada Calon Subyek Pedoman Penyusunan Lembar Penjelasan kepada Calon Subyek Calon subyek dapat berasal dari masyarakat (penelitian komunitas) atau pasien (penelitian klinis). Lembar penjelasan harus cukup jelas dan mudah

Lebih terperinci

PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (PSP)

PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (PSP) PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (PSP) KOMISI ETIK PENELITIAN KESEHATAN Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes RI TUJUAN UMUM Peserta memahami tentang PSP dalam hal: Tujuan utama dari PSP didasarkan

Lebih terperinci

Formulir Aplikasi Kaji Etik Penelitian

Formulir Aplikasi Kaji Etik Penelitian Formulir Aplikasi Kaji Etik Penelitian Nama: NPM/NIP/NUP Alamat e-mail: Telepon Status: Mahasiswa/ Dosen Dosen Mahasiswa (lingkari pilihan Anda) Bidang Studi: Perkembangan/Pendidikan/Psikometri dan Neuorosains/Industri

Lebih terperinci

TELAAH LANJUTAN TERHADAP PROTOKOL YANG SEDANG DILAKSANAKAN

TELAAH LANJUTAN TERHADAP PROTOKOL YANG SEDANG DILAKSANAKAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PADJADJARAN TELAAH LANJUTAN TERHADAP PROTOKOL YANG SEDANG DILAKSANAKAN Halaman 13-1 13-10 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PADJADJARAN BANDUNG 2017 POB KEPK-FK UNPAD 2017

Lebih terperinci

A. Definisi Etika Penelitian B. Prinsip Prinsip Etika Penelitian

A. Definisi Etika Penelitian B. Prinsip Prinsip Etika Penelitian A. Definisi Etika Penelitian Etika berasal dari bahasa Yunani ethos. Istilah etika bila ditinjau dari aspek etimologis memiliki makna kebiasaan dan peraturan perilaku yang berlaku dalam masyarakat. Menurut

Lebih terperinci

SOP PENGAJUAN DAN PENILAIAN KELAYAKAN ETIK PENELITIAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

SOP PENGAJUAN DAN PENILAIAN KELAYAKAN ETIK PENELITIAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA SOP PENGAJUAN DAN PENILAIAN KELAYAKAN ETIK PENELITIAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA A. Prosedur Pengajuan Kelayakan Etik Penelitian 1. Penilaian kelayakan etik dilakukan terhadap

Lebih terperinci

PANDUAN PENGAJUAN ETHICAL CLEARANCE BAGI MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN

PANDUAN PENGAJUAN ETHICAL CLEARANCE BAGI MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN PANDUAN PENGAJUAN ETHICAL CLEARANCE BAGI MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI SEKRETARIAT KOMISI ETIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI 2014 Syarat pengajuan:

Lebih terperinci

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG TATA KERJA PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS,

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG TATA KERJA PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS, BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG TATA KERJA PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS, Menimbang : a. bahwa dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan

Lebih terperinci

GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT

GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG TATA KERJA KOMISI INFORMASI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR NUSA TENGGARA

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA. BAB I NAMA dan KEDUDUKAN

ANGGARAN RUMAH TANGGA. BAB I NAMA dan KEDUDUKAN ANGGARAN RUMAH TANGGA BAB I NAMA dan KEDUDUKAN Pasal 1 (1) Organisasi ini bernama Asosiasi Dewan Editor Indonesia yang disingkat ADEI (2) ADEI adalah organisasi non-pemerintah, non-partisan dan non-profit,

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA KOMNAS PEREMPUAN PENGESAHAN: 25 MARET 2014

ANGGARAN RUMAH TANGGA KOMNAS PEREMPUAN PENGESAHAN: 25 MARET 2014 ANGGARAN RUMAH TANGGA KOMNAS PEREMPUAN PENGESAHAN: 25 MARET 2014 BAB I STRUKTUR ORGANISASI Pasal 1 Komisi Paripurna (1) Komisi Paripurna dipimpin oleh seorang Ketua dan 2 (dua) orang Wakil Ketua. (2) Sidang

Lebih terperinci

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PADJADJARAN FACULTY OF MEDICINE UNIVERSITAS PADJADJARAN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PADJADJARAN FACULTY OF MEDICINE UNIVERSITAS PADJADJARAN TELAAH DIPERCEPAT Halaman 8-1 8-8 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PADJADJARAN BANDUNG 2017 POB KEPK-FK UNPAD 2017 Halaman 8-1 DAFTAR ISI No Hal DAFTAR ISI... 8-2 1. TUJUAN... 8-3 2. RUANG LINGKUP... 8-3

Lebih terperinci

PENGUMUMAN PENERIMAAN USULAN CALON HAKIM AGUNG REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2014 Nomor:01/PENG/P.KY/II/2014

PENGUMUMAN PENERIMAAN USULAN CALON HAKIM AGUNG REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2014 Nomor:01/PENG/P.KY/II/2014 PENGUMUMAN PENERIMAAN USULAN CALON HAKIM AGUNG REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2014 Nomor:01/PENG/P.KY/II/2014 Berdasarkan surat Wakil Ketua Mahkamah Agung RI Bidang Non Yudisial No. 02/WKMA/I/2014 tanggal 30

Lebih terperinci

PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 3 TAHUN 2014 T E N T A N G

PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 3 TAHUN 2014 T E N T A N G PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 3 TAHUN 2014 T E N T A N G TATA BERACARA PELAKSANAAN TUGAS DAN WEWENANG BADAN KEHORMATAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

Lampiran 1. Informed Consent. Penjelasan prosedur

Lampiran 1. Informed Consent. Penjelasan prosedur Lampiran 1 Penjelasan prosedur Informed Consent Anda diminta untuk berpartisipasi dalam penelitian yang yang akan dilakukan oleh Gaby Gabriela Langi, SKM, mahasiswa Minat Utama Epidemiologi Lapangan Program

Lebih terperinci

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PADJADJARAN FACULTY OF MEDICINE UNIVERSITAS PADJADJARAN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PADJADJARAN FACULTY OF MEDICINE UNIVERSITAS PADJADJARAN TELAAH DI PERCEPAT Halaman 8-1 8-8 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PADJADJARAN BANDUNG 2014 DAFTAR ISI No Hal DAFTAR ISI... 8-2 1. TUJUAN... 8-3 2. RUANG LINGKUP... 8-3 3. PENANGGUNG JAWAB... 8-3 4. ALUR

Lebih terperinci

FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS PADJADJARAN FACULTY OF MEDICINE UNIVERSITAS PADJADJARAN KOMISI ETIK PENELITIAN KESEHATAN

FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS PADJADJARAN FACULTY OF MEDICINE UNIVERSITAS PADJADJARAN KOMISI ETIK PENELITIAN KESEHATAN TELAAH AMANDEMEN Halaman 12-1 12-9 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PADJADJARAN BANDUNG 2014 No. DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 12-2 1. TUJUAN... 12-3 2. RUANG LINGKUP... 12-3 3. PENANGGUNG JAWAB... 12-3 4. ALUR

Lebih terperinci

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG TATA KERJA PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS,

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG TATA KERJA PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS, BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG TATA KERJA PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI KABUPATEN KUDUS Menimbang : a. bahwa dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan yang

Lebih terperinci

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KARANGANYAR

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KARANGANYAR KOMISI PEMILIHAN UMUM KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR : 10/Kpts-K/KPU-Kab-012.329506/2013 T E N T A N G PENETAPAN PEDOMAN TEKNIS PEMANTAU DAN TATA CARA PEMANTAUAN PEMILIHAN UMUM BUPATI DAN WAKIL

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 4 TAHUN 2005

LEMBARAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 4 TAHUN 2005 No.4, 2005 LEMBARAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 4 TAHUN 2005 PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 4 TAHUN 2005 TENTANG TRANSPARANSI PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN PROVINSI KALIMANTAN

Lebih terperinci

Perubahan pada diri Anda

Perubahan pada diri Anda Perubahan pada diri Anda. HAL UTAMA YANG KAMI HARAPKAN ANDA TIDAK HARUS BAGUS UNTUK MEMULAI, TETAPI ANDA HARUS MEMULAI UNTUK MENJADI BAGUS.. JIKA ANDA LAKUKAN APA YANG HARUS ANDA LAKUKAN, MAKA ANDA AKAN

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 1. Melibatkan manusia sebagai subjek penelitian medis membutuhkan. kesehatan dan harus diperbaharui.

BAB V PENUTUP. 1. Melibatkan manusia sebagai subjek penelitian medis membutuhkan. kesehatan dan harus diperbaharui. BAB V PENUTUP 5. 1 Simpulan Berdasarkan pembahasan penulis, jawaban atas identifikasi masalah pada Bab I skripsi ini adalah: 1. Melibatkan manusia sebagai subjek penelitian medis membutuhkan aturan yang

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM I. UMUM Pemilihan Umum merupakan perwujudan kedaulatan rakyat guna menghasilkan pemerintahan yang

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR IKATAN MAHASISWA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS INDONESIA

ANGGARAN DASAR IKATAN MAHASISWA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS INDONESIA ANGGARAN DASAR IKATAN MAHASISWA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS INDONESIA BAB I IKATAN MAHASISWA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS INDONESIA Pasal 1 Nama wadah kemahasiswaan Fakultas

Lebih terperinci

PENGENDALIAN INFORMASI BPJS KETENAGAKERJAAN

PENGENDALIAN INFORMASI BPJS KETENAGAKERJAAN PENGENDALIAN INFORMASI BPJS KETENAGAKERJAAN Informasi BPJS Ketenagakerjaan Informasi adalah keterangan, pernyataan, gagasan dan tanda-tanda yang mengandung nilai, makna dan pesan, baik data, fakta maupun

Lebih terperinci

AGENDA RAPAT DAN NOTULEN

AGENDA RAPAT DAN NOTULEN KOMITE ETIK AN KESEHATAN AGENDA RAPAT DAN TULEN Halaman 20-1 20-15 KOMITE ETIK AN KESEHATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PADJADJARAN BANDUNG 2014 KOMITE ETIK AN KESEHATAN DAFTAR ISI No Hal DAFTAR ISI.....

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA TENGAH. NOMOR : 05/Kpts/KPU-Prov-012/2012 T E N T A N G

KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA TENGAH. NOMOR : 05/Kpts/KPU-Prov-012/2012 T E N T A N G KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR : 05/Kpts/KPU-Prov-012/2012 T E N T A N G PEDOMAN TEKNIS PEMANTAU DAN TATA CARA PEMANTAUAN PEMILIHAN UMUM GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR JAWA TENGAH

Lebih terperinci

WALIKOTA MADIUN WALIKOTA MADIUN,

WALIKOTA MADIUN WALIKOTA MADIUN, WALIKOTA MADIUN PERATURAN WALIKOTA MADIUN NOMOR 85 TAHUN 2014 TENTANG TATA KERJA PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA MADIUN WALIKOTA MADIUN, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

MANAJEMEN TERMINASI PENELITIAN

MANAJEMEN TERMINASI PENELITIAN MANAJEMEN TERMINASI PENELITIAN Halaman 17-1 17-7 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PADJADJARAN BANDUNG 2017 POB KEPK-FK UNPAD 2017 Halaman 17-1 No FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS PADJADJARAN DAFTAR ISI DAFTAR

Lebih terperinci

PERATURAN KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENANGANAN LAPORAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENANGANAN LAPORAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENANGANAN LAPORAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KOMISI YUDISIAL REPUBLIK

Lebih terperinci

2012, No

2012, No 2012, No.1211 4 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

Memperhatikan : 1. Keputusan Rapat Pleno Komisi Pemilihan Umum tanggal 30 Juli 2012.

Memperhatikan : 1. Keputusan Rapat Pleno Komisi Pemilihan Umum tanggal 30 Juli 2012. 2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2011 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 8, Tambahan Lembaran

Lebih terperinci

APLIKASI ETIKA DALAM PRAKTIK KEBIDANAN. IRMA NURIANTI, SKM. M.Kes

APLIKASI ETIKA DALAM PRAKTIK KEBIDANAN. IRMA NURIANTI, SKM. M.Kes APLIKASI ETIKA DALAM PRAKTIK KEBIDANAN IRMA NURIANTI, SKM. M.Kes Praktek Kebidanan Oleh Bidan meliputi: 1. Pemeriksaan kehamilan 2. Pertolongan persalinan 3. Pelayanan keluarga berencana 4. Pemeriksaan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN PATI. NOMOR : 08/Kpts/KPU-Kab /V/2016 TENTANG

KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN PATI. NOMOR : 08/Kpts/KPU-Kab /V/2016 TENTANG KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN PATI NOMOR : 08/Kpts/KPU-Kab-012.329311/V/2016 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PEMANTAU, TATA CARA PENDAFTARAN DAN PEMBERIAN AKREDITASI BAGI PEMANTAU DALAM NEGERI SERTA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 53 TAHUN 2005 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 25 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PERATURAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG

SALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENANGANAN KASUS DUGAAN PELANGGARAN DISIPLIN DOKTER DAN DOKTER GIGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KONSIL KEDOKTERAN

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM I. UMUM Pemilihan Umum merupakan perwujudan kedaulatan rakyat guna menghasilkan pemerintahan yang

Lebih terperinci

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Dewan Komisaris

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Dewan Komisaris PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Dewan Komisaris 1 BAB I PENDAHULUAN Pasal 1 Definisi 1. Rapat Umum Pemegang Saham ( RUPS ) berarti Organ Perusahaan yang memiliki wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi

Lebih terperinci

2018, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Badan ini yang dimaksud dengan: 1. Pemilihan Umum yang selanjutnya disebut Pemilu adalah

2018, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Badan ini yang dimaksud dengan: 1. Pemilihan Umum yang selanjutnya disebut Pemilu adalah No.178, 2018 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAWASLU. Pemantauan Pemilu. PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2018 TENTANG PEMANTAUAN PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

ETIKA KEPERAWATAN YUNIAR MANSYE SOELI

ETIKA KEPERAWATAN YUNIAR MANSYE SOELI ETIKA KEPERAWATAN YUNIAR MANSYE SOELI DEFINISI Keperawatan merupakan salah satu profesi yang bergerak pada bidang kesejahteraan manusia yaitu dengan memberikan bantuan kepada individu yang sehat maupun

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2014 TENTANG STUDI KOHOR KESEHATAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2014 TENTANG STUDI KOHOR KESEHATAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2014 TENTANG STUDI KOHOR KESEHATAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

ETIKA PENELITIAN. Metode Penelitian Kuantitatif Bidang Kesmavet

ETIKA PENELITIAN. Metode Penelitian Kuantitatif Bidang Kesmavet ETIKA PENELITIAN Metode Penelitian Kuantitatif Bidang Kesmavet Istilah Etika berasal dari bahasa Yunani ethos. Etimologis kebiasaan dan peraturan perilaku yang berlaku dalam masyarakat. Konteks filsafat

Lebih terperinci

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR TAHUN 2012 TENTANG DRAFT PERTAMA PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR TAHUN 2012 TENTANG PEMANTAU DAN TATA CARA PEMANTAUAN PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH, DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT

Lebih terperinci

PENGELOLAAN DOKUMEN PENELITIAN Halaman

PENGELOLAAN DOKUMEN PENELITIAN Halaman PENGELOLAAN DOKUMEN PENELITIAN Halaman 23-1 23-7 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PADJADJARAN BANDUNG 2014 DAFTAR ISI No Hal DAFTAR ISI...... 23-2 1. TUJUAN... 23-3 2. RUANG LINGKUP... 23-3 3. PENANGGUNGJAWAB...

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR IKATAN MAHASISWA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS INDONESIA

ANGGARAN DASAR IKATAN MAHASISWA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS INDONESIA ANGGARAN DASAR IKATAN MAHASISWA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS INDONESIA BAB I IKATAN MAHASISWA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS INDONESIA Pasal 1 Nama wadah kemahasiswaan Fakultas

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN NGAWI

PEMERINTAH KABUPATEN NGAWI PEMERINTAH KABUPATEN NGAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG TRANSPARANSI DAN PARTISIPASI DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGAWI,

Lebih terperinci

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL PROSEDUR PENGELOLAAN LAYANAN INFORMASI PUBLIK

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL PROSEDUR PENGELOLAAN LAYANAN INFORMASI PUBLIK Halaman : 1 dari 17 NAMA JABATAN TANDA TANGAN TANGGAL Disetujui Ir. Noor Agus Salim Sekretaris Utama Halaman : 2 dari 17 DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... 1 DAFTAR ISI... 2 1. TUJUAN... 3 2. RUANG LINGKUP...

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116,

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116, BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1787, 2017 KKI. Dokter dan Dokter Gigi. Penanganan Pengaduan Disiplin. Pencabutan. PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PENANGANAN

Lebih terperinci

PEDOMAN KNAPPP 01:2005. Kata Pengantar

PEDOMAN KNAPPP 01:2005. Kata Pengantar Kata Pengantar Pertama-tama, kami mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT yang atas izinnya revisi Pedoman Komisi Nasional Akreditasi Pranata Penelitian dan Pengembangan (KNAPPP), yaitu Pedoman KNAPPP

Lebih terperinci

PENGUMUMAN PENERIMAAN USULAN CALON HAKIM AGUNG REPUBLIK INDONESIA PERIODE I TAHUN 2015 Nomor: 9 /PENG/P.KY/12/2014

PENGUMUMAN PENERIMAAN USULAN CALON HAKIM AGUNG REPUBLIK INDONESIA PERIODE I TAHUN 2015 Nomor: 9 /PENG/P.KY/12/2014 PENGUMUMAN PENERIMAAN USULAN CALON HAKIM AGUNG REPUBLIK INDONESIA PERIODE I TAHUN 2015 Nomor: 9 /PENG/P.KY/12/2014 Komisi Yudisial Republik Indonesia mengundang Mahkamah Agung, Pemerintah, dan Masyarakat

Lebih terperinci

Komite Nasional Akreditasi Penerbit Ilmiah KNAPI. Pusbindiklat Peneliti bersama Tim Penyusun Pedoman Akreditasi Scientific Publishing Houses

Komite Nasional Akreditasi Penerbit Ilmiah KNAPI. Pusbindiklat Peneliti bersama Tim Penyusun Pedoman Akreditasi Scientific Publishing Houses Komite Nasional Akreditasi Penerbit Ilmiah KNAPI Berdasarkan: Peraturan Kepala LIPI nomor 17 tahun 2016 Pusbindiklat Peneliti bersama Tim Penyusun Pedoman Akreditasi Scientific Publishing Houses Kebutuhan

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN KEPK Halaman

PEMBENTUKAN KEPK Halaman PEMBENTUKAN KEPK Halaman 2-1 2-17 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PADJADJARAN BANDUNG 2014 DAFTAR ISI No Hal DAFTAR ISI... 2-2 1. TUJUAN... 2-3 2. RUANG LINGKUP... 2-4 3. PENANGGUNG JAWAB... 2-4 4. ALUR

Lebih terperinci

Kode Etik Insinyur (Etika Profesi)

Kode Etik Insinyur (Etika Profesi) Kode Etik Insinyur (Etika Profesi) Dewan Akreditasi Rekayasa dan Teknologi (ABET) Kode Etik Insinyur ATAS DASAR PRINSIP Insinyur menegakkan dan memajukan integritas, kehormatan dan martabat profesi engineering

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR, GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 8 TAHUN 2018 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN PELAYANAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

2016, No Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2008 tentang Undang- Undang Nomor 40 Tahun 2008 tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis (Lemba

2016, No Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2008 tentang Undang- Undang Nomor 40 Tahun 2008 tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis (Lemba No.1483, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KOMNAS HAM. Calon Anggota Komnas Ham. Panitia Seleksi. Pembentukan. PERATURAN KOMISI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN PANITIA

Lebih terperinci

KOMISI ETIK Lembaga Penelitian Unika Atma Jaya FORMULIR PERMOHONAN PERSETUJUAN ETIK PENELITIAN KESEHATAN

KOMISI ETIK Lembaga Penelitian Unika Atma Jaya FORMULIR PERMOHONAN PERSETUJUAN ETIK PENELITIAN KESEHATAN KOMISI ETIK Lembaga Penelitian Unika Atma Jaya FORMULIR PERMOHONAN PERSETUJUAN ETIK PENELITIAN KESEHATAN A. Umum : 1. Judul Penelitian Penggunaan Crystal-Meth dan perilaku beresiko terkait HIV di Indonesia

Lebih terperinci

LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA

LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA PAPPIPTEK-LIPI R A H A S I A SURVEI IPTEK PERGURUAN TINGGI TAHUN 2010 ( UNTUK FAKULTAS ) LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA PUSAT PENELITIAN PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI GEDUNG WIDYA GRAHA

Lebih terperinci

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 42 TAHUN 2017

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 42 TAHUN 2017 BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 42 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN PELAYANAN INFORMASI PUBLIK DAN DOKUMENTASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT. PT Wahana Ottomitra Multiartha, Tbk. DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH

PIAGAM KOMITE AUDIT. PT Wahana Ottomitra Multiartha, Tbk. DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PT Wahana Ottomitra Multiartha, Tbk. DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH DEWAN KOMISARIS PT WAHANA OTTOMITRA MULTIARTHA TBK TANGGAL 11 DESEMBER 2017 Daftar Isi 1. Latar Belakang... 3 2. Fungsi, Tugas dan Tanggung

Lebih terperinci

LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL NOMOR : 11 TAHUN 2011 TANGGAL : 4 Agustus 2011

LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL NOMOR : 11 TAHUN 2011 TANGGAL : 4 Agustus 2011 LAMPIRAN I NOMOR : 11 TAHUN 2011 STRUKTUR ORGANISASI UNIT LAYANAN INFORMASI PUBLIK Pejabat Pengelola dan Dokumentasi (PPID) Sekretariat Pejabat Pejabat Pejabat Pejabat (PI) (PI) (PI) (PI) 2011, No.554

Lebih terperinci

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR TAHUN 2012 TENTANG PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR TAHUN 2012 TENTANG PEMANTAU DAN TATA CARA PEMANTAUAN PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH, DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH TAHUN

Lebih terperinci

PENGAJUAN PROTOKOL UNTUK TELAAH AWAL Halaman

PENGAJUAN PROTOKOL UNTUK TELAAH AWAL Halaman PENGAJUAN PROTOKOL UNTUK TELAAH AWAL Halaman 9-1 9-7 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PADJADJARAN BANDUNG 2014 DAFTAR ISI No Hal DAFTAR ISI... 9-2 1. TUJUAN... 9-3 2. RUANG LINGKUP... 9-3 3. PENANGGUNG

Lebih terperinci

KEPUTUSAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10/K/I-XIII.2/7/2008

KEPUTUSAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10/K/I-XIII.2/7/2008 KEPUTUSAN NOMOR 10/K/I-XIII.2/7/2008 TENTANG PERSYARATAN AKUNTAN PUBLIK DAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK YANG MELAKUKAN PEMERIKSAAN KEUANGAN NEGARA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 6 ayat

Lebih terperinci

TENTANG TATA KERJA PEJABAT PENGELOLA PELAYANAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO

TENTANG TATA KERJA PEJABAT PENGELOLA PELAYANAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO TENTANG TATA KERJA PEJABAT PENGELOLA PELAYANAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA. PENGUMUMAN PENERIMAAN USULAN CALON HAKIM AGUNG PERIODE II TAHUN 2017 Nomor: 10/PENG/PIM/RH.01.

KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA. PENGUMUMAN PENERIMAAN USULAN CALON HAKIM AGUNG PERIODE II TAHUN 2017 Nomor: 10/PENG/PIM/RH.01. KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA PENGUMUMAN PENERIMAAN USULAN CALON HAKIM AGUNG PERIODE II TAHUN 2017 Nomor: 10/PENG/PIM/RH.01.02/11/2017 Komisi Yudisial mengundang Mahkamah Agung, Pemerintah, dan Masyarakat

Lebih terperinci

KETETAPAN MAJELIS WALI AMANAT UNIVERSITAS INDONESIA Nomor : 007/TAP/MWA-UI/2005 TENTANG : ETIKA PENELITIAN BAGI SETIAP ANGGOTA SIVITAS AKADEMIKA

KETETAPAN MAJELIS WALI AMANAT UNIVERSITAS INDONESIA Nomor : 007/TAP/MWA-UI/2005 TENTANG : ETIKA PENELITIAN BAGI SETIAP ANGGOTA SIVITAS AKADEMIKA Menimbang Mengingat KETETAPAN MAJELIS WALI AMANAT UNIVERSITAS INDONESIA Nomor : 007/TAP/MWA-UI/2005 TENTANG ETIKA PENELITIAN BAGI SETIAP ANGGOTA SIVITAS AKADEMIKA UNIVERSITAS INDONESIA Dengan Rahmat Tuhan

Lebih terperinci

PERATURAN OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK INSAN OMBUDSMAN KETUA OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK INSAN OMBUDSMAN KETUA OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA, 1 PERATURAN OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK INSAN OMBUDSMAN KETUA OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : Mengingat : a. bahwa untuk mencapai tujuan Ombudsman, para

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI STEMBAYO

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI STEMBAYO ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI STEMBAYO BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Anggaran Rumah Tangga ini bersumber pada Anggaran Dasar IKA- STEMBAYO yang berlaku oleh karena itu tidak bertentangan dengan ketentuan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.353, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA. Organisasi. Tata Kerja. Majelis Kehormatan Disiplin. Kedokteran PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN LEMBAGA PEMANTAU PEMILIHAN DALAM NEGERI DALAM PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR DKI JAKARTA TAHUN 2017

PETUNJUK PELAKSANAAN LEMBAGA PEMANTAU PEMILIHAN DALAM NEGERI DALAM PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR DKI JAKARTA TAHUN 2017 PETUNJUK PELAKSANAAN LEMBAGA PEMANTAU PEMILIHAN DALAM NEGERI DALAM PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR DKI JAKARTA TAHUN 2017 PENDAHULUAN Sebagai penyelenggara Pemilihan di Provinsi DKI Jakarta, KPU

Lebih terperinci

Pasal 4 Kewajiban anggota : 1. Setiap anggota HMTI UGM wajib menaati segala ketentuan yang tercantum dalam AD/ART HMTI UGM. 2. Setiap anggota HMTI UGM

Pasal 4 Kewajiban anggota : 1. Setiap anggota HMTI UGM wajib menaati segala ketentuan yang tercantum dalam AD/ART HMTI UGM. 2. Setiap anggota HMTI UGM ANGGARAN RUMAH TANGGA HIMPUNAN MAHASISWA TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS GADJAH MADA PERIODE 2017 BAB I KEANGGOTAAN BAGIAN PERTAMA ANGGOTA HMTI UGM Pasal 1 Anggota HMTI UGM adalah mahasiswa

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR KOMNAS PEREMPUAN PENGESAHAN: 11 FEBRUARI 2014

ANGGARAN DASAR KOMNAS PEREMPUAN PENGESAHAN: 11 FEBRUARI 2014 ANGGARAN DASAR KOMNAS PEREMPUAN PENGESAHAN: 11 FEBRUARI 2014 PEMBUKAAN Bahwa sesungguhnya hak-hak asasi dan kebebasan-kebebasan fundamental manusia melekat pada setiap orang tanpa kecuali, tidak dapat

Lebih terperinci

MANAJEMEN TERMINASI PENELITIAN

MANAJEMEN TERMINASI PENELITIAN 17. ManajemenTerminasiPenelitian Revisi ke-0 MANAJEMEN TERMINASI PENELITIAN Halaman 17-1 17-6 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PADJADJARAN BANDUNG 2014 DAFTAR ISI No Hal DAFTAR ISI... 17-2 1. TUJUAN...

Lebih terperinci

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYELESAIAN SENGKETA PEMILIHAN UMUM

Lebih terperinci

REV 20 FEBRUARI 2015 RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENELITI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

REV 20 FEBRUARI 2015 RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENELITI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENELITI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat : a. bahwa penguasaan, pemanfaatan,

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI ANTROPOLOGI INDONESIA

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI ANTROPOLOGI INDONESIA ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI ANTROPOLOGI INDONESIA BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Nama Organisasi Asosiasi Antropologi Indonesia disingkat AAI selanjutnya disebut AAI. Pasal 2 Makna AAI adalah wadah tunggal

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.340, 2015 DJSN. Informasi Publik. Pelayanan. PERATURAN DEWAN JAMINAN SOSIAL NASIONAL NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PELAYANAN INFORMASI PUBLIK DI LINGKUNGAN DEWAN JAMINAN

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTAHANAN NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG

KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTAHANAN NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTAHANAN NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG STANDAR LAYANAN INFORMASI PERTAHANAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERTAHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI KEMASYARAKATAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI KEMASYARAKATAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

PT FIRST MEDIA Tbk Piagam Dewan Komisaris

PT FIRST MEDIA Tbk Piagam Dewan Komisaris PT FIRST MEDIA Tbk Piagam Dewan Komisaris BAB I: PENDAHULUAN Pasal 1 D e f i n i s i 1. Rapat Umum Pemegang Saham ( RUPS ) berarti Organ Perusahaan yang memiliki wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi

Lebih terperinci

PANITIA SELEKSI. PENGUMUMAN Nomor : Ol/PANSEL/III/2017 SELEKSI TERBUKA JABATAN PIMPINAN TINGGI PRATAMA KABUPATEN GROBOGAN TAHUN 2017

PANITIA SELEKSI. PENGUMUMAN Nomor : Ol/PANSEL/III/2017 SELEKSI TERBUKA JABATAN PIMPINAN TINGGI PRATAMA KABUPATEN GROBOGAN TAHUN 2017 PANITIA SELEKSI Telp. (0292) 421233 Purwodadi 58111 email:pansel.jpt@grobogan.go.id PENGUMUMAN Nomor : Ol/PANSEL/III/2017 SELEKSI TERBUKA JABATAN PIMPINAN TINGGI PRATAMA KABUPATEN GROBOGAN TAHUN 2017 DASAR:

Lebih terperinci

PENGUMUMAN Nomor : 02/PANSEL/III/2017 SELEKSI TERBUKA JABATAN PIMPINAN TINGGI PRATAMA SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN GROBOGAN TAHUN 2017

PENGUMUMAN Nomor : 02/PANSEL/III/2017 SELEKSI TERBUKA JABATAN PIMPINAN TINGGI PRATAMA SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN GROBOGAN TAHUN 2017 PANITIA SELEKSI Telp. (0292) 421233 Purwodadi 58111 email:pansel.jpt@grobogan.go.id PENGUMUMAN Nomor : 02/PANSEL/III/2017 SELEKSI TERBUKA JABATAN PIMPINAN TINGGI PRATAMA SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN GROBOGAN

Lebih terperinci

3. HAK BADAN PUBLIK 1. Badan Publik berhak menolak memberikan informasi yang dikecualikan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. 2.

3. HAK BADAN PUBLIK 1. Badan Publik berhak menolak memberikan informasi yang dikecualikan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. 2. INFORMASI TENTANG HAK DAN TATACARA MEMPEROLEH INFORMASI PUBLIK, SERTA TATACARA PENGAJUAN KEBERATAN SERTA PROSES PENYELESAIAN SENGKETA INFORMASI PUBLIK BERIKUT PIHAK-PIHAK YANG BERTANGGUNG JAWAB YANG DAPAT

Lebih terperinci

Nomor : 756 /E5.3/PB/II/2017 Jakarta, 10 April 2017 Lampiran : Panduan pengajuan usulan Hal : Insentif Buku Ajar Terbit Perguruan Tinggi 2017

Nomor : 756 /E5.3/PB/II/2017 Jakarta, 10 April 2017 Lampiran : Panduan pengajuan usulan Hal : Insentif Buku Ajar Terbit Perguruan Tinggi 2017 KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI DIREKTORAT JENDERAL PENGUATAN RISET DAN PENGEMBANGAN Jl. M.H. Thamrin No. 8, Jakarta 10340 Gedung II BPPT, Lantai 20 Telepon (021) 3102156; Faksimil

Lebih terperinci

KLIRENS ETIK PENELITIAN BIDANG ILMU PENGETAHUAN HAYATI (IPH)

KLIRENS ETIK PENELITIAN BIDANG ILMU PENGETAHUAN HAYATI (IPH) KLIRENS ETIK PENELITIAN BIDANG ILMU PENGETAHUAN HAYATI (IPH) Enny Sudarmonowati Ketua Sub Komisi Klirens Etik Penelitian Bidang IPH dan Tim Sub Komisi Klirens Etik Penelitian Bidang IPH Sosialisasi 3 Pilar

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PELAYANAN INFORMASI PUBLIK DAN DOKUMENTASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

Lebih terperinci

PEDOMAN PENGELOLAAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI DI LINGKUNGAN SEKRETARIAT KABINET

PEDOMAN PENGELOLAAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI DI LINGKUNGAN SEKRETARIAT KABINET PEDOMAN PENGELOLAAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI DI LINGKUNGAN SEKRETARIAT KABINET A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Proses dinamika kehidupan berbangsa dan bernegara, telah membuat bangsa kita sadar akan

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 81 TAHUN 2011 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 81 TAHUN 2011 TENTANG 1 SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 81 TAHUN 2011 TENTANG TATA KERJA PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

-2- Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas UndangUndang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik

-2- Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas UndangUndang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.248, 2016 BPKP. Pengaduan. Penanganan. Mekanisme. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG MEKANISME

Lebih terperinci

- - PERATURAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG MAJELIS KEHORMATAN KODE ETIK BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

- - PERATURAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG MAJELIS KEHORMATAN KODE ETIK BADAN PEMERIKSA KEUANGAN - - PERATURAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG MAJELIS KEHORMATAN KODE ETIK BADAN PEMERIKSA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK

Lebih terperinci

KOP SURAT INSTANSI/ORGANISASI/LEMBAGA PENGUSUL

KOP SURAT INSTANSI/ORGANISASI/LEMBAGA PENGUSUL KOP SURAT INSTANSI/ORGANISASI/LEMBAGA PENGUSUL Nomor :..,..2014 Sifat : Kepada Yth. Lamp : 1 (satu) berkas Komisi Yudisial Republik Indonesia Perihal : Pengusulan Calon Hakim Agung u.p. Sekretariat panitia

Lebih terperinci

BUPATI DEMAK PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 31 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI DEMAK PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 31 TAHUN 2011 TENTANG BUPATI DEMAK PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 31 TAHUN 2011 TENTANG TATA KERJA PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

AKREDITASI PENERBIT BUKU ILMIAH. Rahmi Lestari Helmy, M.Si

AKREDITASI PENERBIT BUKU ILMIAH. Rahmi Lestari Helmy, M.Si AKREDITASI PENERBIT BUKU ILMIAH Rahmi Lestari Helmy, M.Si Disampaikan pada Forum Himpenindo tanggal 10 Januari 2017 Ruang Seminar/Auditorium Gedung A lt. 2 Jl. Jend. Gatot Subroto no 10 Jakarta UPT Balai

Lebih terperinci

PERATURAN KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENANGANAN PERKARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENANGANAN PERKARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENANGANAN PERKARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA, Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MELAWI

PEMERINTAH KABUPATEN MELAWI PEMERINTAH KABUPATEN MELAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MELAWI NOMOR 12 TAHUN 2011 T E N T A N G KETERBUKAAN INFORMASI DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATEN

Lebih terperinci