APLIKASI ETIKA DALAM PRAKTIK KEBIDANAN. IRMA NURIANTI, SKM. M.Kes
|
|
- Benny Kusumo
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 APLIKASI ETIKA DALAM PRAKTIK KEBIDANAN IRMA NURIANTI, SKM. M.Kes
2 Praktek Kebidanan Oleh Bidan meliputi: 1. Pemeriksaan kehamilan 2. Pertolongan persalinan 3. Pelayanan keluarga berencana 4. Pemeriksaan ginekologi 5. Pelayanan asuhan kebidanan 6. Pendokumentasian 7. Bidan komunitas
3 Persoalan Hukum yang terkait 1. Hak-hak pasien 2. Rekam medis 3. Rahasia medis 4. Informed consent 5. Sistim rujukan 6. Perbuatan melawan hukum 7. Tindakan malpraktek
4 Pasal 53 UU No. 23 ttg Kesehatan : Tenaga kesehatan dalam menjalankan pekerjaan harus sesuai dengan standar profesi dan menghormati hak-hak pasien
5 Hak-hak Pasien : 1. Mendapatkan informasi 2. Memberikan persetujuan 3. Kerahasiaan 4. Dibuatkan rekam medis 5. Mendapatkan pendapat kedua
6 Hak Asasi Pasien Hak untuk menentukan diri sendiri (the right to self determination) Dasar dari seluruh hak pasien Tindakan yang dilakukan terhadap dirinya tidak boleh bertentangan dengan UU, ketertiban dan kesusilaan
7 Hak Atas Informasi Permenkes No. 585/89 Baik diminta atau tidak diminta kewajiban tenaga kesehatan untuk memberikan informasi Tenaga kesehatan berhak untuk tidak memberikan seluruh informasi, apabila diduga pasien tidak sanggup menerima informasi tersebut
8 Ibu hamil yang telah melangsungkan perkawinan menurut hukum berapapun umurnya disebut DEWASA/CAKAP dan berhak untuk mendapatkan informasi serta tidak diberikan kepada keluarga (termasuk kepada suami?) Apabila ibu hamil umur kurang 18 tahun dan belum melangsungkan perkawinan masih berada dibawah kekuasaan orang tua Informasi diberikan kepada orang tua
9 Hak Atas Persetujuan Hak untuk menentukan diri sendiri tidak bertentangan dengan per-uu-an, ketertiban dan kesusilaan Persetujuan atas suatu tindakan dapat dilakukan secara diam-diam Penolakan atas sesuatu harus dinyatakan secara tegas
10 Apabila ibu hamil menolak suatu pemeriksaan atau tindakan, maka harus dihormati sebagai hak pasien untuk menentukan diri sendiri Setelah memberikan penjelasan secara jelas, maka tenaga kesehatan harus menerima apapun keputusan pasien Yang memberikan persetujuan adalah ibu hamil sendiri Dalam hal bertentangan dengan suami, maka pendapat ibu hamil yang diikuti Hak perempuan atas alat reproduksi
11 Rahasia Medis Rahasia pribadi yang diberitahukan oleh ibu hamil adalah rahasia yang harus dipegang teguh Harus dirahasiakan bahkan sampai ybs meningggal dunia Hukuman membuka rahasia jabatan diatur dalam pasal 322 KUHP
12 Bila dipanggil oleh pihak kepolisian untuk menjadi saksi thd ibu hamil, bila menyangkut rahasia jabatan, maka harus dirahasiakan dan MENOLAK untuk membukanya Sekalipun di pengadilan juga harus menolak Hakim yang menentukan, bila harus membuka Hakim yang menentukan, bila harus membuka rahasia jabatan dgn membuat surat keputusan Tanpa perintah hakim tenkes dapat diadukan membuka rahasia jabatan
13 Pendapat Kedua Hak pasien untuk mendapatkan pendapat kedua (second opinion) Pendapat kedua biasa berlaku untuk profesi dokter Apabila bidan minta pendapat dokter kandungan bukan disebut pendapat kedua tetapi rujukan Antara tenkes pertama dan kedua harus ada komunikasi dan kerjasama Tanpa komunikasi bukan pendapat kedua
14 Rekam Medis Berisi catatan ttg pasien mulai dari identitas sampai dengan seluruh kegiatan yg dilakukan Sebaiknya dibuat lengkap, selain sebagai pegangan dapat juga digunakan sebagai alat bukti Diatur dg permenkes 749 a dan berlaku untuk seluruh tenaga kesehatan
15 Isi milik pasien dan berkas milik tenkes atau sarkes Harus dijaga kerahasiaannya dan disimpan dengan baik (min sampai 5 tahun) Apabila pasien meninggal tidak boleh diberikan kepada keluarga kec. jika diminta oleh kepolisian, kejaksaan atau pengadilan Bukan merupakan barang warisan Terlebih bila ada rahasia yg harus dijaga
16 Hak Reproduksi UU No. 10/92 ttg pengembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera UU No. 23/92 ttg kesehatan UU No. 23/03 ttg penghapusan kekerasan di dalam rumah tangga
17 Keluarga Berencana Hak suami dan istri menentukan jumlah anak dan cara pembatasan kelahiran Bila terjadi kegagalan KB hak pengguguran kandungan? Apakah perlu ijin suami untuk kontrasepsi? Apakah perlu ijin suami bila terjadi kegagalan KB dan akan dilakukan terminasi kehamilan?
18 UU No. 23/03 menentukan hak perempuan atas alat reproduksinya Maksudnya tidak jelas benar Pasti bukan ttg hak untuk pengguguran kandungan Pasal 15 UU No. 23/92 : pengguguran Pasal 15 UU No. 23/92 : pengguguran kandungan dapat dilakukan dg indikasi medis. Tanpa indikasi medis tetap merupakan perbuatan melawan hukum Tujuan untuk menyelamatkan jiwa ibu
19 Rekam medis dan rahasia medis slide pogi pangandaran PMH slide Kewenangan bidan Malpraktek slide Bandung malpraktek
20 Ciri-ciri jabatan professional, Memberi pelayanan kepada masyarakat yang bersifat khusus atau spesialis Melalui jenjang pendidikan yang menyiapkan Keberadaannya diakui dan diperlukan masyarakat Mempunyai peran dan fungsi yang jelas Mempunyai kewenangan yang disahkan atau diberikan oleh pemerintah Memiliki organisasi profesi sebagai wadah Memiliki kode etik bidab Memiliki etika bidan Memiliki standar pelayanan Memiliki standar praktek Memiliki standar pendidikan yang mendasari dan mengembangkan profesi sebagai kebutuhan masyarakat. Memiliki standar pendidikan berkelanjutan sebagai wahana pengembangan kompetensi
21 Sebagai bidan professional, selain memiliki syaratsyarat jabatan professional bidan juga dituntut memiliki tanggung jawab sebagai berikut: Menjaga agar pengetahuannya tetap up to date dan mengembangkan ketrampilan dan kemahiran agar bertambah luas serta mencakup semua aspek peran seorang bidan Mengenali batas-batas pengetahuan, ketrampilan pribadinya dan tidak berupaya melampaui wewenangnya dalam praktek klinik Menerima tanggung jawab untuk mengambil keputusan serta konsekuensi dari keputusan tersebut Berkomunikasi dengan pekerja kesehatan lainnya (bidan, dokter dan perawat) dengan rasa hormat dan martabat
22 Memelihara kerjasama yang baik dengan staf kesehatan dan rumah sakit pendukung untuk memastikan system rujukan yang optimal Melaksanakan kegiatan pemantauan mutu yang mencakup penilaian sejawat, pendidikan berkesinambungan, mengkaji ualang kasus audit maternal/ perinatal Bekerjasama dengan masyarakat tempat bidan praktek, Meningkatkan akses dan mutu asuhan kebidanan Menjadi bagian dari upaya meningkatkan status wanita, kondisi hidup mereka dan menghilangkan praktek kultur yang sudah terbukti merugikan kaum wanita.
23 Pelaksanaan Etika pelayanan Kebidanan Aborsi Dalam UU No.23 tahun 1992 tentang kesehatan pasal 15, dinyatakan bahwa dalam upaya menyelamatkan Ibu dan atau janinnya dapat dilakukan tindakan tertentu. Namun, tindakan tertentu ini belum dijelaskan lebih detil, seperti apa dan kriteria tertentu dalam pelaksanaan tindakan medis yang dimaksud. (UU Kesehatan, 1992)
24 Kontrasepsi Menurut etika kedokteran, pelaksanaan kontrasepsi dapat dilaksanakan, walaupun penggunaan AKDR dan kontap menimbulkan berbagai pertentangan. Belakangan, AKDR terutama yang mengandung copper berfungsi sebagai kontrasepsi, bukan hanya mencegah nidasi. Dari segi hukum, kontap dapat dianggap melanggar KUHP pasal 354 yang melarang usaha pencegahan kehamilan dan melanggar pula pasal 351 karena merupakan mutilasi alat tubuh. Namun, karena KB telah menjadi program pemerintah, maka terhadap hal ini dapat dibuat pengecualian. (Hanafiah et. al., 1999).
25 Etika Penelitian Kebidanan
26 1. Informed Consent Beberapa informasi yang harus ada dalam informed consent tersebut antara lain : a. Penjelasan manfaat penelitian b. Penjelasan kemungkinan risiko dan ketidaknyamanan yang dapat ditimbulkan c. Penjelasan manfaat yang akan didapatkan d. Persetujuan peneliti dapat menjawab setiap pertanyaan yang diajukan subyek berkaitan dengan prosedur penelitian e. Persetujuan subyek dapat mengundurkan diri kapan saja f. Jaminan anonimitas dan kerahasiaan.
27 2. Anonimity ( tanpa nama) Masalah etika kebidanan merupakan masalah yang memberikan jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan nama Responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan.
28 3.Kerahasiaan ( confidentiality) Masalah ini merupakan masalah etika degan memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalahmasalah lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaan oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset.
29 4. Melindungi peneliti. Karena subjek penelitian telah menyepakati apa yang tertuang dalam informed consent maka hal ini akan melindungi peneliti dari gugatan yang mungkin muncul dari subjek penelitian
30 5. Menghormati martabat Penelitian yang dilakukan harus manjunjung tinggi martabat seseorang (subjek penelitian). Dalam melakukan penelitian, hak asasi subjek harus dihargai.
31 6. Asas kemanfaatan. Penelitian yang dilakukan harus mepertimbangkan manfaat dan resiko yang mungkin terjadi. Penelitian boleh dilakukan apabila manfaat yang diperoleh lebih besar daripada resiko yang akan terjadi. Selain itu, penelitian yang dilakukan tidak boleh membahayakan dan harus menjaga kesejahteraan manusia.
32 7. Berkeadilan. Dalam melakukan penelitian, perlakuannya sama dalam artian setiap orang diberlakukan sama berdasar moral, martabat, dan hak asasi manusia. Hak dan kewajiban peneliti maupun subjek juga harus seimbang.
33 Pada dasarnya seluruh penelitian/riset yang menggunakan manusia sebagai subyekpenelitian harus mendapatkan Ethical Clearance
34 Tanggung Jawab dan Tugas Komisi Etik Penelitian Kesehatan Komisi Etik mempunyai tugas : 1. Melakukan review dari protokol penelitian yang akan dibahas dengan benar sesuai ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan. 2. Membahas hasil review 3. Meneliti isi informed consent (persetujuan bagi subyek penelitian) beserta naskah penjelasan untuk mendapatkan persetujuan dari subyek penelitian. 4. Memberikan ethical clearance untuk semua penelitian yang memerlukannya. 5. Mengevaluasi pelaksanaan penelitian yang terkait dengan etik 6. Menghadiri rapat rutin Komisi Etik setiap bulannya dan pada waktuwaktu tertentu yang dianggap perlu.
35 Tugas sekretariat Komisi Etik : Untuk melaksanakan kegiatan kesekretariatan, Komisi Etik Badan Litbangkes dibantu oleh Sekretariat Komisi Etik yang bertugas : 1. Menerima berkas usulan/pengajuan Ethical Clearance dan memeriksa kelengkapan berkas usulan tersebut, lalu mencatat hasilnya pada form check list. 2. Bertanggung jawab dalam kegiatan surat menyurat yang berhubungan dengan kegiatan Etika Penelitian Kesehatan di Badan Litbangkes 3. Bertanggung jawab dalam pengarsipan usulan penelitian yang mengajukan ethical clearance mulai dari masuknya ke Badan Litbangkes, selama proses di Komisi Etik, review ulangan jika penelitian itu berjalan lebih dari setahun 4. Mengurus penyelenggaraan rapat dan pertemuan Komisi Etik. 5. Sebagai fasilitator antara peneliti dan anggota Komisi Etik. 6. Membuat laporan tentang kegiatan Komisi Etik, termasuk laporan tertulis dari setiap rapat/pertemuan Komisi Etik (Notulen), laporan triwulan kegiatan komisi etik (berikut rekapitulasi ethical clearance yang telah dikeluarkan).
36 Aspek-aspek yang perlu dicantumkan dalam suatu informed consent adalah sebagai berikut : 1. Kesediaan subyek untuk secara sukarela bersedia berpartisipasi dalam penelitian itu, termasuk penelitian eksperimen. 2. Penjelasan tentang penelitian. 3. Pernyataan tentang berapa lama subyek penelitian perlu berpartisipasi dalam penelitian 4. Gambaran tentang apa yang akan dilakukan terhadap subyek penelitian, sebagai peserta sukarela penelitian. Setiap prosedur eksperimental perlu dijelaskan.
37 5. Gambaran mengenai resiko dan rasa tidak enak yang mungkin dialami subyek, jika subyek berpartisipasi dalam penelitian. 6. Gambaran tentang keuntungan atau ganti rugi bagi subyek, jika subyek berpartisipasi dalam penelitian ini. 7. Informasi mengenai pengobatan dan alternatif lain yang akan diberikan kepada subyek, jika subyek mengalami resiko dalam penelitian. 8. Gambaran tentang terjaminnya rahasia biodata dan hasil pemeriksaan medis sunyek. 9. Penjelasan mengenai pengobatan medis dan ganti rugi yang akan diberikan kepada subyek, jika subyek mengalami masalah yang berhubungan dengan penelitian. 10. Nama jelas dan alamat berserta nomor telepon yang lengkap, kepada siapa calon subyek dapat menanyakan tentang masalah kesehatan yang mungkin muncul berkaitan dengan penelitian tersebut.
38 11. Pengertian partisipasi dalam penelitian haruslah sukarela, bahwa subyek dapat memutuskan untuk meninggalkan penelitian tanpa dirugikan, bahwa apabila ia bersedia berpartisipasi kemudian sesudah jangka waktu tertentu ia meninggalkan penelitian, ia bebas pergi tanpa ada sanksinya. 12. Jumlah subyek penelitian yang akan turut serta dalam penelitian dan lokasi penelitian akan dilaksanakan. 13. Subyek akan diberitahukan jika terjadi problem yang membahayakan subyek dalam penelitian tersebut
39 Tindakan administratif juga dapat dikenakan apabila seorang tenaga kesehatan: 1. melalaikan kewajiban; 2. melakukan sesuatu hal yang seharusnya tidak boleh diperbuat oleh seorang tenaga kesehatan, baik mengingat sumpah jabatannya maupun mengingat sumpah sebagai tenaga kesehatan; 3. mengabaikan sesuatu yang seharusnya dilakukan oleh tenaga kesehatan; 4. melanggar suatu ketentuan menurut atau berdasarkan undang-undang.
40 Terima Kasih
STANDAR PRAKTIK KEBIDANAN. IRMA NURIANTI, SKM. M.Kes
STANDAR PRAKTIK KEBIDANAN IRMA NURIANTI, SKM. M.Kes STANDAR ADALAH : Ukuran atau parameter yang digunakan sebagai dasar untuk menilai tingkat kualitas yang telah disepakati dan mampu dicapai dengan ukuran
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG
PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG IZIN USAHA KLINIK, IZIN USAHA RUMAH BERSALIN, DAN IZIN USAHA LABORATORIUM KLINIK SWASTA
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG
PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG IZIN USAHA KLINIK, IZIN USAHA RUMAH BERSALIN, DAN IZIN USAHA LABORATORIUM KLINIK SWASTA
Lebih terperinciASPEK HUKUM REKAM MEDIS By: Raden Sanjoyo D3 Rekam Medis FMIPA Universitas Gadjah Mada
ASPEK HUKUM REKAM MEDIS By: Raden Sanjoyo D3 Rekam Medis FMIPA Universitas Gadjah Mada Status hukum dan peraturan tentang catatan kesehatan harus dijaga oleh institusi pelayanan kesehatan. Istitusi kesehatan
Lebih terperinciPada UU No 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran khususnya pada pasal 52 juga diatur hak-hak pasien, yang meliputi:
Hak dan Kewajiban Pasien Menurut Undang-Undang Menurut Declaration of Lisbon (1981) : The Rights of the Patient disebutkan beberapa hak pasien, diantaranya hak memilih dokter, hak dirawat dokter yang bebas,
Lebih terperinciPilihlah satu jawaban yang benar pada pilihan di lembar jawaban.
Pilihlah satu jawaban yang benar pada pilihan di lembar jawaban. 1. Pernyataan mana tentang Rekam Medik (RM) yang tidak benar: a. Pemaparan isi RM hanya boleh dilakukan oleh dokter yang merawat pasien
Lebih terperincidr. SETYO TRISNADI, Sp.F, G.Bioethics
dr. SETYO TRISNADI, Sp.F, G.Bioethics Etika adalah cabang ilmu filsafat moral yang mencoba mencari jawaban guna menentukan dan mempertahankan secara rasional teori yang berlaku secara umum tentang apa
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG
BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR, BAYI DAN ANAK BALITA (KIBBLA) DI KABUPATEN SUMEDANG DENGAN
Lebih terperinciBAB II PENGATURAN MENGENAI MALPRAKTEK YANG DILAKUKAN OLEH BIDAN. 1. Peraturan Non Hukum (kumpulan kaidah atau norma non hukum)
BAB II PENGATURAN MENGENAI MALPRAKTEK YANG DILAKUKAN OLEH BIDAN Peraturan tertulis maupun tidak tertulis, dilihat dari bidang pengaturannya, dibagi menjadi dua bentuk, yaitu: 25 1. Peraturan Non Hukum
Lebih terperinciPANDUAN TENTANG PEMBERIAN INFORMASI HAK DAN TANGGUNG JAWAB PASIEN DI RSUD Dr. M. ZEINPAINAN
PANDUAN TENTANG PEMBERIAN INFORMASI HAK DAN TANGGUNG JAWAB PASIEN DI RSUD Dr. M. ZEINPAINAN A Tujuan Sebagai proses pemberian informasi kepada pasien agar pasien memahami hak dan kewajibannya sebagai pasien
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.915, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Data. Informasi Kesehatan. Rahasia Kedokteran. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2012 TENTANG RAHASIA KEDOKTERAN
Lebih terperinci2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Pelayanan Kesehatan adalah suatu kegiatan dan/atau serangkaian
No.169, 2014 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KESEHATAN. Reproduksi. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5559) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2014
Lebih terperinciPANDUAN HAK PASIEN DAN KELUARGA RS X TAHUN 2015 JL.
PANDUAN HAK PASIEN DAN KELUARGA RS X TAHUN 2015 JL. SURAT KEPUTUSAN No. : Tentang PANDUAN HAK DAN KEWAJIBAN PASIEN DIREKTUR RS Menimbang : a. Bahwa untuk mengimplementasikan hak pasien dan keluarga di
Lebih terperinciBUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT
BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR, BAYI DAN ANAK BALITA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAJENE,
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR, BAYI DAN ANAK BALITA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR, BAYI DAN ANAK BALITA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI HULU SUNGAI SELATAN, Menimbang :
Lebih terperinciPERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 3 TAHUN 2014 T E N T A N G
PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 3 TAHUN 2014 T E N T A N G TATA BERACARA PELAKSANAAN TUGAS DAN WEWENANG BADAN KEHORMATAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciPerubahan pada diri Anda
Perubahan pada diri Anda. HAL UTAMA YANG KAMI HARAPKAN ANDA TIDAK HARUS BAGUS UNTUK MEMULAI, TETAPI ANDA HARUS MEMULAI UNTUK MENJADI BAGUS.. JIKA ANDA LAKUKAN APA YANG HARUS ANDA LAKUKAN, MAKA ANDA AKAN
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 99 TAHUN : 2009 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 4 TAHUN 2009
LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 99 TAHUN : 2009 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR, BAYI DAN ANAK BALITA (KIBBLA) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan ditujukan untuk meningkatkan kesadaran,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan ditujukan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan yang optimal
Lebih terperinciETIKA PENELITIAN KESEHATAN
ETIKA PENELITIAN KESEHATAN Author : Wella Yurisa Faculty of Medicine University of Riau Pekanbaru, Riau 2008 Files of DrsMed FK UNRI (Http://yayanakhyar.wordpress.com) 1 Preface Kode etik penelitian kedokteran,
Lebih terperinciASPEK LEGAL DAN ETIK DALAM DOKUMENTASI KEPERAWATAN
ASPEK LEGAL DAN ETIK DALAM DOKUMENTASI KEPERAWATAN By. A h m a d H a s a n B a s r i, S. K e p. NS L/O/G/O MOTIVASI HARI INI ANDA BISA SUKSES SEKALIPUN TIDAK ADA ORANG YANG PERCAYA ANDA BISA. TAPI ANDA
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KOMNAS HAM. Informasi. Publik. Pelayanan.
No.487, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KOMNAS HAM. Informasi. Publik. Pelayanan. PERATURAN KOMISI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 001C/PER.KOMNAS HAM/II/2014 TENTANG PELAYANAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia Nomer 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, menyebutkan bahwa kesehatan merupakan hak asasi setiap manusia dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Kesehatan merupakan hak setiap orang, didalam Undang-undang Republik Indonesia Nomer 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, menyebutkan bahwa kesehatan merupakan hak asasi
Lebih terperinciLEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON RESPONDEN. Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatu. Nama saya Ester Selfia Napitupulu, saat ini saya sedang menjalani
52 LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON RESPONDEN Lampiran 1 Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatu Dengan Hormat, Nama saya Ester Selfia Napitupulu, saat ini saya sedang menjalani pendidikan di program D-IV
Lebih terperinciPedoman Penyusunan Lembar Penjelasan kepada Calon Subyek
Pedoman Penyusunan Lembar Penjelasan kepada Calon Subyek Calon subyek dapat berasal dari masyarakat (penelitian komunitas) atau pasien (penelitian klinis). Lembar penjelasan harus cukup jelas dan mudah
Lebih terperinciPERMOHONAN MENJADI INFORMAN. Bersama surat ini saya sampaikan bahwa saya yang bertanda tangan di bawah ini: : Mahmudah Khusnul Khotimah
Lampiran 1. Informed Consent Kepada: Calon Informan Di Tempat Dengan hormat, PERMOHONAN MENJADI INFORMAN Bersama surat ini saya sampaikan bahwa saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama NIM : 13.93.0064
Lebih terperinciTanggung Jawab Hukum Dokter Terhadap Pasien. 1. Tanggung Jawab Etis
Tanggung Jawab Hukum Dokter Terhadap Pasien 1. Tanggung Jawab Etis Peraturan yang mengatur tanggung jawab etis dari seorang dokter adalah Kode Etik Kedokteran Indonesia dan Lafal Sumpah Dokter. Kode etik
Lebih terperinciBAB IV PENUTUP. pelayanan kebidanan komprehensif di Puskesmas Kec.Lakudo. Kab.Buton Tengah dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang dilakukan tentang dilema hukum & etik bidan dalam mengambil keputusan medis untuk mewujudkan pelayanan kebidanan komprehensif di Puskesmas Kec.Lakudo
Lebih terperinciKomisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia
\ Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia PERATURAN KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR 01 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PENANGANAN PERKARA PELAKSANAAN KEMITRAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciA. Definisi Etika Penelitian B. Prinsip Prinsip Etika Penelitian
A. Definisi Etika Penelitian Etika berasal dari bahasa Yunani ethos. Istilah etika bila ditinjau dari aspek etimologis memiliki makna kebiasaan dan peraturan perilaku yang berlaku dalam masyarakat. Menurut
Lebih terperinciTENTANG TATA BERACARA PELAKSANAAN TUGAS DAN WEWENANG BADAN KEHORMATAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 01/DPR RI/IV/2007-2008 TENTANG TATA BERACARA PELAKSANAAN TUGAS DAN WEWENANG BADAN KEHORMATAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA DEWAN
Lebih terperinciContoh Panduan KORPS MARINIR RUMKITAL MARINIR CILANDAK PANDUAN. RUMKITAL MARINIR CILANDAK JAKARTA 2016 DAFTAR ISI
Contoh Panduan KORPS MARINIR RUMKITAL MARINIR CILANDAK PANDUAN. RUMKITAL MARINIR CILANDAK JAKARTA 2016 DAFTAR ISI Halaman Judul Panduan. i Daftar isi. ii Keputusan Karumkital Marinir Cilandak... iii Lampiran
Lebih terperinciPERATURAN INTERNAL STAF MEDIS KLINIK PRATAMA TABITA PENDAHULUAN
PERATURAN INTERNAL STAF MEDIS KLINIK PRATAMA TABITA PENDAHULUAN Staf medis merupakan tenaga yang mandiri, karena setiap dokter dan dokter gigi memiliki kebebasan profesi dalam mengambil keputusan klinis
Lebih terperinciApa yang perlu dokter ketahui agar tidak masuk penjara? Dr. Budi Suhendar, DFM, Sp.F PIT IDI Tangerang 11 Februari 2018
Apa yang perlu dokter ketahui agar tidak masuk penjara? Dr. Budi Suhendar, DFM, Sp.F PIT IDI Tangerang 11 Februari 2018 Pendahuluan Saat ini ada beberapa kasus hukum yang melibatkan dokter maupun tenaga
Lebih terperinciPerawat adalah seseorang yang memiliki pengetahuan, keterampilan dan kewenangan untuk memberikan asuhan keperawatan pada orang lain berdasarkan ilmu
KELOMPOK 19 Perawat adalah seseorang yang memiliki pengetahuan, keterampilan dan kewenangan untuk memberikan asuhan keperawatan pada orang lain berdasarkan ilmu dan kiat yang dimilikinya dalam batas-batas
Lebih terperinciLampiran 1 PENGANTAR KUESIONER Kepada Yth: Ibu Pimpinan Bidan Praktik Swasta di Kabupaten Bantul
Lampiran 1 PENGANTAR KUESIONER Kepada Yth: Ibu Pimpinan Bidan Praktik Swasta di Kabupaten Bantul Assalamu alaikum Wr. Wb. Dengan hormat, saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Sulistyaningsih,
Lebih terperinciPENYUSUNAN RUU TENTANG PRAKTIK KEPERAWATAN * Oleh : F.X. Soekarno, SH
PENYUSUNAN RUU TENTANG PRAKTIK KEPERAWATAN * Oleh : F.X. Soekarno, SH A. PENDAHULUAN Pasca amandemen UUD 1945, jaminan hak asasi manusia di Indonesia semakin kuat karena pengaturannya telah mendapat tempat
Lebih terperinci3. Apakah landasan dari informed consent?
INFORMED CONSENT 1. Apakah informed consent itu? Informed consent atau persetujuan tindakan medis/kedokteran adalah Peraturan Menteri Kesehatan No. 290 Tahun 2008. Persetujuan yang diberikan oleh pasien
Lebih terperinciPedoman Pelaksanaan Persetujuan Tindakan Kedokteran (Informed Consent)
Pedoman Pelaksanaan Persetujuan Tindakan Kedokteran (Informed Consent) Rumah Sakit xy Pedoman Pelaksanaan Persetujuan Tindakan Kedokteran 1. Umum a. Bahwa masalah kesehatan seseorang (pasien) adalah tanggung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa. Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan rasa aman dan
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL Menimbang: DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah
Lebih terperincib. bahwa Komisi Yudisial mempunyai peranan penting dalam usaha mewujudkan
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah
Lebih terperinciPUSAT MEDIASI NASIONAL
PUSAT MEDIASI NASIONAL The Indonesian Mediation Center KODE ETIK MEDIATOR THE RIGHT SOLUTION FOR DISPUTE RESOLUTION www.pmn.or.id KODE ETIK MEDIATOR BAB I. KETENTUAN UMUM... 3 BAB II. KETIDAKBERPIHAKAN...3
Lebih terperinciI. Ketua Komite Keperawatan
I. Ketua Komite Keperawatan Tugas pokok Memimpin seluruh kegiatan dari komite keperawatan meliputi kredensialing, penjagaan dan peningkatan mutu profesi, serta penjagaan serta pembinaan disiplin dan etika
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 3 TAHUN 2009 SERI E.3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 3 TAHUN 2009 T E N T A N G KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR, BAYI DAN ANAK BALITA DI KABUPATEN CIREBON
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 3 TAHUN 2009 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR, BAYI DAN ANAK BALITA (KIBBLA) DI KABUPATEN
Lebih terperinciInstitute for Criminal Justice Reform
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2007 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa setiap orang
Lebih terperinciDr. Sholahuddin MHKes. Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi
Dr. Sholahuddin MHKes Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi 1 Sejarah etika penelitian kesehatan Temukan didalam literatur, satu kejadian dalam sejarah penelitian kesehatan yang melatarbelakangi
Lebih terperinci- 2 - BAB I KETENTUAN UMUM
- 2 - BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Badan ini yang dimaksud dengan: 1. Pemilihan Umum yang selanjutnya disebut Pemilu adalah sarana kedaulatan rakyat untuk memilih anggota Dewan Perwakilan
Lebih terperinciRANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KEBIDANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG KEBIDANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa setiap orang berhak memperoleh pelayanan kesehatan
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : M.02.PR.08.10 TAHUN 2004 TENTANG TATA CARA PENGANGKATAN ANGGOTA, PEMBERHENTIAN ANGGOTA, SUSUNAN ORGANISASI, TATA KERJA, DAN TATA
Lebih terperinciKEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT BERSALIN ASIH NOMOR : 096/SK-Dir/RSB-A/II/2016
Jl. Jend. A. Yani No.52 Telp. (0725) 49200, Fax. (0725) 41928 Kota Metro, Kode Pos 34111 KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT BERSALIN ASIH NOMOR : 096/SK-Dir/RSB-A/II/2016 TENTANG KEBIJAKAN HAK PASIEN DAN KELUARGA
Lebih terperinciInform Consent. Purnamandala Arie Pradipta Novita Natasya Calvindra L
Inform Consent Purnamandala Arie Pradipta Novita Natasya Calvindra L 1 PENDAHULUAN Malpraktek pada dasarnya adalah tindakan tenaga profesional (profesi) yang bertentangan dengan Standard Operating Procedure
Lebih terperinciPANDUAN PERSETUJUAN TINDAKAN KEDOKTERAN RUMAH SAKIT RAWAMANGUN
PANDUAN PERSETUJUAN TINDAKAN KEDOKTERAN RUMAH SAKIT RAWAMANGUN RUMAH SAKIT RAWAMANGUN JAKARTA, INDONESIA 2013 Panduan Persetujuan Tindakan Kedokteran (Informed Consent) Rumah Sakit Rawamangun Paduan Pelaksanaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. optimal dimana hal ini merupakan salah satu unsur kesejahteraan umum.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan ditujukan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan yang optimal dimana hal ini merupakan
Lebih terperinci2 Mengingat e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu membentuk Undang-Undang tentang
No.307, 2014 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KESEHATAN. Keperawatan. Pelayanan. Praktik. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5612) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR
Lebih terperinciMENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 07PRT/M/2017 TENTANG KODE ETIK DAN KODE PERILAKU PEGAWAI KEMENTERIAN PEKERJAAN
Lebih terperinciKOMISI ETIK PENELITIAN KESEHATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO DAN RSUP
KOMISI ETIK PENELITIAN KESEHATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO DAN RSUP Dr. KARIADI SEMARANG Sekretariat : Kantor Dekanat FK Undip Lt.3 Telp. 024-8311523/ Fax. 024-8446905 1. Nama Penelitian
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NO. POL. : 7 TAHUN 2006 TENTANG KODE ETIK PROFESI KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
Hsl Rpt (12) Tgl 19-05-06 PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NO. POL. : 7 TAHUN 2006 TENTANG KODE ETIK PROFESI KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Bahan TIMUS 23-06-04 RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR..TAHUN.. TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara Kesatuan
Lebih terperinci2017, No profesi harus berlandaskan pada prinsip yang salah satunya merupakan kode etik dan kode perilaku; d. bahwa berdasarkan pertimbangan se
No.547, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPU-PR. Kode Etik. Kode Perilaku Pegawai. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 07/PRT/M/2017 TENTANG KODE ETIK DAN KODE
Lebih terperincidr. AZWAN HAKMI LUBIS, SpA, M.Kes
dr. AZWAN HAKMI LUBIS, SpA, M.Kes Peraturan yg menjadi acuan : Peraturan Menteri Kesehatan RI. No.755/MENKES/PER/IV/2011 Tentang Penyelenggaraan Komite Medik Di Rumah Sakit. Definisi Komite Medik Perangkat
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2004 TENTANG PRAKTIK KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG NOMOR 29 TAHUN 2004 TENTANG PRAKTIK KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa pembangunan kesehatan ditujukan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia Tahun 2004 Nomor 117, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4432, Penjelasan umum.
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peranan hukum dalam mendukung jalannya roda pembangunan maupun dunia usaha memang sangat penting. Hal ini terutama berkaitan dengan adanya jaminan kepastian hukum.
Lebih terperinciBUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG IZIN DAN PENYELENGGARAAN PRAKTIK BIDAN
BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG IZIN DAN PENYELENGGARAAN PRAKTIK BIDAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN, Menimbang Mengingat
Lebih terperinciDRAFT 16 SEPT 2009 PERATURAN KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA PENANGANAN PERKARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
DRAFT 16 SEPT 2009 PERATURAN KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA PENANGANAN PERKARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciPERATURAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG KODE ETIK BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
- 1 - PERATURAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG KODE ETIK BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 290/MENKES/PER/III/2008 TENTANG PERSETUJUAN TINDAKAN KEDOKTERAN
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 290/MENKES/PER/III/2008 TENTANG PERSETUJUAN TINDAKAN KEDOKTERAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa sebagai pelaksanaan Pasal 45
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL
PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL I. UMUM Pasal 24B Undang-Undang Dasar Negara Republik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Definisi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu dasar moral dari adanya suatu persetujuan tindakan kedokteran adalah menghormati martabat manusia (respect for person), yang mana setiap individu (pasien)
Lebih terperinciKode etik perawat. Profesi moral community : Cita-cita dan nilai bersama. Anggota profesi disatukan oleh latar belakang pendidikan yg sama Profesi mem
KODE ETIK PROFESI KEPERAWATAN Kode etik perawat. Profesi moral community : Cita-cita dan nilai bersama. Anggota profesi disatukan oleh latar belakang pendidikan yg sama Profesi memiliki keahlian yg tidak
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah
Lebih terperinciPERATURAN DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 01/17/PDK/XII/2012 TENTANG KODE ETIK OTORITAS JASA KEUANGAN
PERATURAN DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 01/17/PDK/XII/2012 TENTANG KODE ETIK OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN, Menimbang:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Profesi perawat adalah salah satu tenaga kesehatan yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan. Perawat adalah tenaga profesional yang memiliki body of
Lebih terperinciBADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN. Disajikan Pada : RAPAT 23 SEPTEMBER 2014
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN Disajikan Pada : RAPAT 23 SEPTEMBER 2014 Pemetaan Tenaga Kesehatan Mutu Tenaga Kesehatan Untuk Memenuhi: 1.Hak dan Kebutuhan Kesehatan
Lebih terperinciDASAR HUKUM PENYELENGGARAAN REKAM MEDIS
DASAR HUKUM PENYELENGGARAAN REKAM MEDIS Landasan hukum yang mendasari penyelenggaraan rekam medis di Indonesia: a. UU Kesehatan No. 23 tahun 1992 pada pasal 53, disebutkan bahwa setiap tenaga kesehatan
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG MAJELIS KEHORMATAN NOTARIS
PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG MAJELIS KEHORMATAN NOTARIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2004 TENTANG PRAKTIK KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2004 TENTANG PRAKTIK KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan kesehatan ditujukan untuk
Lebih terperinciRAHASIA KEDOKTERAN. Dr.H Agus Moch. Algozi, SpF, DFM. Bagian Ilmu Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga PENDAHULUAN
RAHASIA KEDOKTERAN Dr.H Agus Moch. Algozi, SpF, DFM Bagian Ilmu Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga PENDAHULUAN Dokter harus sadar bahwa masyarakat kita sekarang ini sudah kritis
Lebih terperinciPERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (PSP)
PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (PSP) KOMISI ETIK PENELITIAN KESEHATAN Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes RI TUJUAN UMUM Peserta memahami tentang PSP dalam hal: Tujuan utama dari PSP didasarkan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian mengacu pada jenis atau macam penelitian yang dipilih untuk
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Studi Kasus Desain penelitian merupakan rencana penelitian yang disusun sedemikian rupa sehingga peneliti dapat memperoleh jawaban terhadap pertanyaan penelitian.
Lebih terperinciETIKA KEPERAWATAN YUNIAR MANSYE SOELI
ETIKA KEPERAWATAN YUNIAR MANSYE SOELI DEFINISI Keperawatan merupakan salah satu profesi yang bergerak pada bidang kesejahteraan manusia yaitu dengan memberikan bantuan kepada individu yang sehat maupun
Lebih terperinciPEMBUKTIAN MALPRAKTIK
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia The Indonesian Association of Forensic Medicine Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2017 Proceeding Annual Scientific Meeting 2017 PEMBUKTIAN MALPRAKTIK Syarifah Hidayah
Lebih terperincilain rumah sakit atau prosedur hari pusat dicabut, ditangguhkan atau memiliki kondisi tempat
Praktisi status akreditasi sebagai mengunjungi petugas medis (apapun namanya) pada setiap lain rumah sakit atau prosedur hari pusat dicabut, ditangguhkan atau memiliki kondisi tempat praktek mereka. Praktisi
Lebih terperinciBADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG
BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PELAPORAN DAN PENANGANAN PELANGGARAN PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN
Lebih terperinciBUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 39 TAHUN 2015 TENTANG PERATURAN INTERNAL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BLAMBANGAN KABUPATEN BANYUWANGI
BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 39 TAHUN 2015 TENTANG PERATURAN INTERNAL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BLAMBANGAN KABUPATEN BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,
Lebih terperinciKEPUTUSAN PENGURUS BESAR ASOSIASI BIMBINGAN DAN KONSELING INDONESIA (PB ABKIN) Nomor: 010 Tahun 2006 Tentang
KEPUTUSAN PENGURUS BESAR ASOSIASI BIMBINGAN DAN KONSELING INDONESIA (PB ABKIN) Nomor: 010 Tahun 2006 Tentang PENETAPAN KODE ETIK PROFESI BIMBINGAN DAN KONSELING ASOSIASI BIMBINGAN DAN KONSELING INDONESIA
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2004 TENTANG PRAKTIK KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2004 TENTANG PRAKTIK KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan kesehatan ditujukan untuk
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa setiap warga negara
Lebih terperinci2017, No ); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republ
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.861, 2017 KEMEN-KP. Kode Etik PPNS Perikanan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36/PERMEN-KP/2017 TENTANG KODE ETIK PENYIDIK
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2004 TENTANG PRAKTIK KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2004 TENTANG PRAKTIK KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan kesehatan ditujukan untuk
Lebih terperinciRANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KEBIDANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG KEBIDANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pemenuhan pelayanan kesehatan merupakan hak setiap
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG IKATAN KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015
UNDANG-UNDANG IKATAN KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN RAYA IKATAN KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN
Lebih terperinciDokumen yang dibutuhkan 1. Data Cakupan
Dokumen yang dibutuhkan 1. Data Cakupan 2. pedoman kerja cakupan rs, strategi komunikasi 3. Kebijakan cakupan RS 4. Dokumen informasi seperti brosur, dll 5. Dokumen informasi kepada keluarga pasien 6.
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKUMHAM. Majelis Kehormatan Notaris
No.180,2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKUMHAM. Majelis Kehormatan Notaris PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2016 HA PIOAUSPOI TENTANG MAJELIS KEHORMATAN
Lebih terperinciPELANGGARAN ETIK, DISIPLIN PROFESI & GUGATAN HUKUM DI AREA PRAKTEK KEDOKTERAN
PELANGGARAN ETIK, DISIPLIN PROFESI & GUGATAN HUKUM DI AREA PRAKTEK KEDOKTERAN KASUS 1 WANITA, 29 THN, mendapat Doksisiklin dari SpKK, MRS hari ke-2 dengan lesi di kulit,mukosa mulut dan vagina. Hari ke-3
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG IZIN PRAKTEK DOKTER, PRAKTEK PERAWAT, PRAKTEK BIDAN DAN PRAKTEK APOTEKER
PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG IZIN PRAKTEK DOKTER, PRAKTEK PERAWAT, PRAKTEK BIDAN DAN PRAKTEK APOTEKER DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciPERUBAHAN KODE ETIK NOTARIS KONGRES LUAR BIASA IKATAN NOTARIS INDONESIA BANTEN, MEI 2015
PERUBAHAN KODE ETIK NOTARIS KONGRES LUAR BIASA IKATAN NOTARIS INDONESIA BANTEN, 29-30 MEI 2015 1. Beberapa ketentuan dalam Pasal 1 diubah, sehingga Pasal 1 berbunyi sebagai berikut : BAB I KETENTUAN UMUM
Lebih terperinci