Bab 4. Simpulan. Melalui penelitian ini, penulis telah menganalisa proses pembelajaran Sakubun di tiga

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Bab 4. Simpulan. Melalui penelitian ini, penulis telah menganalisa proses pembelajaran Sakubun di tiga"

Transkripsi

1 Bab 4 Simpulan 4.1. Simpulan Melalui penelitian ini, penulis telah menganalisa proses pembelajaran Sakubun di tiga universitas baik dari segi pengajar maupun murid ditinjau dari teori strategi Kognitif serta hubungan nilai Sakubun para murid dengan strategi Kognitif. Penulis menyimpulkan bahwa terdapat hubungan antara strategi Kognitif pembelajaran menulis dan Strategi Kognitif. Strategi Kognitif Membuat struktur Input dan Output dikategorikan ke dalam strategi Personal strategies. Strategi Kognitif Latihan dan Analisa dan penarikan kesimpulan dikategorikan ke dalam strategi Risk taking. Kemudian strategi Kognitif Mendapat dan mengirim isi informasi dikategorikan ke dalam strategi Getting organized Berdasarkan hasil penelitian, penulis telah menyimpulkan hasil mengenai proses pembelajaran Sakubun yang ditinjau dari strategi Kognitif di Binus University. Bapak Ueda Koji sebagai pengajar menerapkan seluruh strategi Kognitif pembelajaran menulis. Dalam hubungan aktifitas pengajar terhadap siswanya, Dosen tersebut menggunakan strategi Kognitif Latihan menggunakan sistem suara dan tulisan, Menggunakan cara mengingat bentuk kalimat dan ekspresi, Menarik kesimpulan dengan deduktif, Menganalisa ekspresi. Berdasarkan hasil angket, murid-murid Binus University menyatakan bahwa hampir seluruh teori strategi Kognitif yang termasuk dalam proses Input mereka diterapkan 103

2 selama proses pembelajaran mereka. Proses Input yang paling banyak diterima murid Binus University adalah strategi Kognitif Latihan menggunakan sistem suara dan tulisan, Menggunakan cara mengingat bentuk kalimat dan ekspresi, Membuat kombinasi yang baru, Latihan di dalam kondisi yang alami. Penulis juga menganalisa dan menyimpulkan bahwa para murid Binus University melakukan hampir seluruh strategi Kognitif yang dikategorikan sebagai proses Output mereka. Strategi-strategi tersebut adalah Menarik kesimpulan dengan deduktif, Menganalisa ekspresi, Menganalisa sambil membandingkan bahasa, Menerjemahkan, Membuat catatan, Membuat penegasan, Menerima maksud / pengertian dengan cepat, Menggunakan bermacam macam data untuk mendapat dan mengirim isi informasi. Penulis menyimpulkan bahwa tidak semua proses Output dari sisi pengajar dirasakan oleh murid dan murid berinisiatif sendiri melakukan beberapa strategi Kognitif tanpa menunggu perintah dari pengajar. Penulis menyimpulkan bahwa sebagian besar dari hasil penelitian kurang memiliki hubungan yang signifikan antara nilai dan strategi Kognitif yang dilakukan oleh murid Binus University. Strategi Kognitif yang memiliki hubungan dengan nilai Sakubun mereka adalah strategi Menarik kesimpulan dengan deduktif, Menganalisa ekspresi, Menerjemahkan, Membuat penegasan, Menerima maksud / pengertian dengan cepat, dan Menggunakan bermacam macam data untuk mendapat dan mengirim isi informasi. Hal ini diakibatkan karena kurang aktifnya strategi Kognitif itu digunakan oleh pengajar sehingga penulis tidak dapat menghubungkan apakah nilai Sakubun yang 104

3 mereka dapat disebabkan oleh aktif atau tidaknya strategi Kognitif tersebut dijalankan. Walaupun kurang ada hubungan yang signifikan, jumlah murid-murid yang mendapat nilai A lebih banyak. Hal ini disebabkan karena murid-murid cukup aktif dalam melakukan strategi Kognitif. Proses pembelajaran Sakubun di Universitas Al-Azhar menggunakan strategi Kognitif dengan baik dari sisi pengajar maupun muridnya. Ibu Kamiryo Eri sebagai pengajar menggunakan seluruh strategi yang termasuk dalam strategi Kognitif pembelajaran menulis. Sebagai hubungan aktifitas pengajar terhadap siswanya, Dosen tersebut menyuruh murid untuk melakukan sebagian besar strategi Kognitif yaitu Repetisi / pengulangan, Latihan menggunakan sistem suara dan tulisan, Menggunakan cara mengingat bentuk kalimat dan ekspresi, Membuat kombinasi yang baru, Menarik kesimpulan dengan deduktif, Menganalisa ekspresi, Menganalisa sambil membandingkan bahasa, Menerjemahkan, dan Membuat catatan. Berdasarkan hasil penelitian, penulis dapat menyimpulkan bahwa para murid Universitas Al-Azhar menyatakan bahwa mereka menerima semua latihan dalam bentuk strategi Kognitif yang termasuk dalam proses Input mereka. Strategi Kognitif tersebut adalah strategi Kognitif Repetisi/pengulangan, Latihan menggunakan suara dan tulisan, Mengingat bentuk kalimat, Membuat kombinasi baru, dan Latihan dalam kondisi yang alami. Sebagai proses Outputnya, para murid Universitas Al-Azhar melakukan hampir seluruh strategi Kognitif yang termasuk dalam proses Output tersebut. Jumlah strategi 105

4 dan jenis strategi yang mereka lakukan sama dengan strategi yang dilakukan oleh para murid Binus University. Strategi yang mereka lakukan adalah Menarik kesimpulan dengan deduktif, Menganalisa ekspresi, Menganalisa sambil membandingkan bahasa, Menerjemahkan, Membuat catatan, Membuat penegasan, Menerima maksud / pengertian dengan cepat, Menggunakan bermacam macam data untuk mendapat dan mengirim isi informasi. Berdasarkan hasil penelitian, penulis menemukan bahwa terdapat hubungan antara nilai Sakubun para murid dan strategi yang mereka terima maupun yang mereka lakukan. Yang dimaksud di sini adalah hampir semua murid yang melakukan strategi Kognitif mendapat nilai A dan murid yang tidak melakukannya mendapat nilai B. Strategi Kognitif yang memiliki hubungan antara nilai Sakubun murid dengan strategi tersebut adalah Repetisi/pengulangan, Latihan menggunakan suara dan tulisan, Mengingat bentuk kalimat dan ekspresi, Membuat kombinasi baru, Latihan dalam kondisi yang alami sebagai proses Input mereka dan strategi Menarik kesimpulan dengan deduktif, Menganalisa ekspresi, Menerjemahkan, Membuat catatan, Memperoleh pemahaman/maksud dengan cepat, Menggunakan bermacam-macam data untuk mengirim dan memperoleh isi informasi sebagai proses Output mereka. Dalam penelitian terhadap Universitas Darma Persada, dapat disimpulkan bahwa tidak semua strategi yang termasuk dalam strategi Kognitif pembelajaran menulis dilakukan oleh Ibu Yasuko Morita. Penulis juga menyimpulkan bahwa proses pembelajaran Sakubun ditinjau dari teori strategi Kognitif tidak seimbang antara aktifitas pengajar dan murid. Ibu Yasuko Morita sebagai pengajar lebih aktif dalam menerapkan strategi tersebut dibandingkan para muridnya. Dalam hubungan aktifitas pengajar 106

5 terhadap siswanya, Dosen tersebut menerapkan strategi Kognitif Repetisi/pengulangan, Latihan menggunakan suara dan tulisan, Mengingat bentuk kalimat dan ekspresi, Latihan dalam kondisi yang alami, Menarik kesimpulan dengan deduktif, Menganalisa sambil membandingkan bahasa, dan Menerjemahkan. Berdasarkan hasil penelitian, penulis dapat menyimpulkan bahwa murid Universitas Darma Persada menyatakan mendapat Input dari pengajar mereka dengan cukup baik namun mereka hampir tidak aktif dalam melakukan strategi Kognitif. Sebagai proses Inputnya, mereka menyatakan bahwa mereka mendapat perintah dari pengajar mereka untuk melakukan strategi Kognitif Repetisi/pengulangan, Latihan menggunakan suara dan tulisan, Mengingat bentuk kalimat dan ekspresi, Latihan dalam kondisi yang alami. Sebagai proses Outputnya mereka melakukan strategi Kognitif Menarik kesimpulan dengan deduktif, Memperoleh pemahaman/maksud dengan cepat, Menggunakan bermacam-macam data untuk mengirim dan memperoleh isi informasi Penulis menemukan hal yang unik dalam hubungan antara nilai Sakubun murid Universitas Darma Persada dan strategi Kognitif yang dilakukan. Universitas Darma Persada adalah universitas yang memiliki hubungan antara nilai dan strategi paling sedikit. Akan tetapi, hampir seluruh murid mendapat nilai A walaupun mereka tidak aktif dalam melakukan strategi Kognitif. Penulis telah mengkonfirmasikan bahwa Ibu Yasuko Morita menilai murid tidak hanya dari nilai Sakubun tetapi juga keaktifan kelas dan sebagainya (Sumber: wawancara). Sehingga strategi Kognitif tidak berpengaruh pada nilai Sakubun dalam konteks seperti ini. Strategi Kognitif yang memiliki hubungan dengan nilai Sakubun mereka adalah strategi Kognitif Repetisi/pengulangan, Latihan menggunakan sistem suara dan tulisan, dan Menarik kesimpulan dengan deduktif. 107

6 Berdasarkan hasil penelitian yang berkaitan dengan proses pembelajaran Sakubun, penulis menyimpulkan tingkat keaktifan strategi Kognitif yang dilakukan siswa pada tabel berikut: Tabel 4.1. Tingkat Keaktifan Strategi Kognitif Yang Diterapkan Siswa di Tiga Universitas Sumber: Wawancara 108

7 Penulis menyimpulkan bahwa Bapak Ueda Koji dan Ibu Kamiryo Eri melakukan seluruh strategi Kognitif pembelajaran menulis, yakni strategi pengumpulan model tulisan dan pembayangan pembaca dalam hati, penggunaan kosakata dan struktur yang telah diketahui, pembuatan komposisi dalam bahasa target, dan pembuatan revisi, pengorganisasian sumber, dan pengorganisasian materi. Sedangkan Ibu Yasuko Morita hanya menerapkan strategi pembayangan pembaca dalam hati, penggunaan kosakata dan struktur yang telah diketahui, pembuatan komposisi dalam bahasa target, dan pembuatan revisi. Kesimpulan dari seluruh penelitian ini membuahkan beberapa hasil. Penulis menyimpulkan bahwa pengajar yang paling aktif dalam hubungan aktifitas pengajar terhadap muridnya ditinjau dari strategi Kognitif adalah Ibu Kamiryo Eri dari Universitas Al-Azhar, kedua adalah Ibu Yasuko Morita dari Universitas Darma Persada, ketiga adalah Bapak Koji Ueda dari Binus University. Kemudian proses Input dan Output dari sisi murid paling aktif dilakukan oleh Universitas Al-Azhar, kedua Binus University, dan yang terakhir adalah aktifitas murid dari Universitas Darma Persada. Penulis juga menyimpulkan dari hasil penelitian bahwa universitas yang memiliki hubungan paling signifikan antara nilai Sakubun murid dengan strategi Kognitif yang dilakukan adalah Universitas Al-Azhar, kedua Binus University, kemudian ketiga adalah Universitas Darma Persada. Demikian kesimpulan penulis dari hasil penelitian mengenai perbandingan proses pembelajaran Sakubun pada tiga universitas di Jakarta ditinjau dari teori strategi Kognitif. 109

8 4.2. Saran Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa Binus University dan Universitas Darma Persada kurang menjalani strategi Kognitif sepenuhnya. Karena itu, penulis menyarankan agar Binus University dan Universitas Darma Persada lebih aktif menggunakan strategi Kognitif dalam proses pembelajarannya terutama pada proses Input dan Outputnya. Khususnya bagi pengajar di Binus University agar mencoba menerapkan strategi Kognitif pada muridnya dan pengajar Universitas Darma Persada agar lebih banyak lagi mendukung para muridnya untuk menerapkan strategi Kognitif dalam kelas yang diajarnya. Penulis menyadari bahwa banyak kekurangan pada penelitian ini dikarenakan terbatasnya data dan waktu. Penulis menyarankan agar penelitian ini dilanjutkan ke dalam bentuk penelitian yang lebih besar dan jumlah universitas dan responden murid yang lebih banyak agar data yang diperoleh lebih akurat. Tidak hanya dari teori yang sama namun pada penelitian selanjutnya dapat ditinjau dari teori dan situasi yang berbeda. Penelitian ini menggunakan strategi Kognitif untuk menganalisa kelas Sakubun, yakni menulis. Penulis menyarankan agar diadakan penelitian yang menggunakan strategi Kognitif terhadap kelas yang berbasis menyimak, berbicara, dan membaca. Dapat juga dikombinasikan dengan strategi-strategi belajar lainnya. Penulis juga menyarankan agar dilakukan penelitian berupa observasi dalam kelas, sehingga dapat ditemukan pola-pola yang terjadi dalam kelas. Dengan demikian, dapat ditemukan masalah-masalah dalam proses pembelajaran dan dapat dipikirkan solusi- 110

9 solusi untuk mengatasinya. Kemudian, tidak hanya dari pelajaran Sakubun, namun penelitian dapat dilakukan pada mata kuliah lain. Dengan demikian, dapat diketahui dengan baik proses pembelajaran yang tepat untuk setiap pelajaran. Hubungan yang kurang signifikan pada Universitas Darma Persada dan Binus University tidak dapat ditentukan penyebabnya. Penulis mengira bahwa hal itu dikarenakan jumlah murid yang memiliki nilai A dan B tidak seimbang. Sedangkan Universitas Al-Azhar memiliki hubungan yang signifikan antara nilai dan strategi yang dilakukan. Penulis mengira hal ini disebabkan karena cukup seimbangnya jumlah murid yang memiliki nilai A dan B. Akan tetapi hal ini masih belum dapat dipastikan, karena itu dibutuhkan penelitian lanjutan untuk mengetahui apakah dapat menghubungkan antara nilai dengan suatu teori pengajaran. Demikian saran dari penulis. Diharapkan saran-saran tersebut dapat menjadi inspirasi bagi pendidikan bahasa Jepang maupun penulis selanjutnya yang berkeinginan untuk melanjutkan penelitian dengan tema yang sama, yakni pendidikan. 111

Bab 3. Analisis Data. pengetahuan yang berkaitan, pengaplikasiannya dan lain-lain

Bab 3. Analisis Data. pengetahuan yang berkaitan, pengaplikasiannya dan lain-lain Bab 3 Analisis Data Untuk menganalisa suatu proses pembelajaran, diperlukan suatu konsep yang dapat mendukung suatu analisa. Penulis menggunakan strategi Kognitif dalam menganalisis proses pembelajaran

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. tersebut dituangkan melalui bahasa. (Sutedi, 2003: 2). pada masyarakat untuk belajar bahasa Jepang.

Bab 1. Pendahuluan. tersebut dituangkan melalui bahasa. (Sutedi, 2003: 2). pada masyarakat untuk belajar bahasa Jepang. Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Bahasa digunakan sebagai alat untuk menyampaikan sesuatu ide, pikiran, hasrat, dan keinginan kepada orang lain. Memang terkadang kita menggunakan bahasa bukan untuk

Lebih terperinci

Bab 3. Analisis Data. telah dilaksanakan pada bulan Mei-Juni Ada pun responden dari penelitian ini

Bab 3. Analisis Data. telah dilaksanakan pada bulan Mei-Juni Ada pun responden dari penelitian ini Bab 3 Analisis Data Pada bab 3 ini, penulis akan menganalisis data berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan pada bulan Mei-Juni 2013. Ada pun responden dari penelitian ini merupakan mahasiswa-mahasiswa

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Simpulan BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI Pada penelitian ini telah menguji cobakan teknik permainan uno stacko mission dalam pembelajaran bahasa Jepang terhadap kemampuan berbicara bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara umum ada empat keterampilan berbahasa yang harus dikuasai para pembelajar bahasa, yaitu keterampilan mendengar (menyimak), keterampilan berbicara, keterampilan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action reseach). Metode ini termasuk penelitian kualitatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui budaya di berbagai negara, dan lain sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui budaya di berbagai negara, dan lain sebagainya. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting bagi manusia. Dengan adanya bahasa, kita bisa bertukar pikiran, berbagi informasi, bisa mengetahui budaya

Lebih terperinci

2015 METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN (SAKUBUN)

2015 METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN (SAKUBUN) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa Jepang merupakan salah satu bahasa asing yang paling banyak dipelajari di Indonesia. Berdasarkan data yang dilansir oleh The Japan Foundation pada tahun 2012,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan era globalisasi serta tumbuh dan berkembangnya berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan era globalisasi serta tumbuh dan berkembangnya berbagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan era globalisasi serta tumbuh dan berkembangnya berbagai perusahaan asing di Indonesia, maka kemampuan berbahasa asing pun menjadi hal yang sangat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN TINDAKAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN TINDAKAN DAN PEMBAHASAN A. Persiapan Tindakan Pada observasi pertama yang dilaksanakan pada tanggal 05 Agustus 2014 mempelajari Sejarah Kebudayaan Islam pokok bahasan kisah perjalanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bhirawa Widya Putranti, 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bhirawa Widya Putranti, 2014 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam setiap pembelajaran bahasa tentu terdapat berbagai aspek yang perlu dipelajari dan diperhatikan, hal itu pun berlaku ketika kita mempelajari bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Bahasa Jerman adalah salah satu bahasa asing yang dipelajari di Sekolah Menengah Atas. Selain bahasa Jerman dipelajari juga bahasa Inggris, bahasa Jepang dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Untuk kepentingan komunikasi dengan dunia internasional dengan baik,

BAB I PENDAHULUAN. Untuk kepentingan komunikasi dengan dunia internasional dengan baik, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Untuk kepentingan komunikasi dengan dunia internasional dengan baik, kini di Indonesia disamping diajarkan bahasa Indonesia, juga diajarkan bahasa asing seperti bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tarigan (1968:2) mengungkapkan keempat keterampilan berbahasa, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Tarigan (1968:2) mengungkapkan keempat keterampilan berbahasa, yaitu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bagi sebagian orang mempelajari bahasa asing terasa susah dan sangat membebani otak. Namun menurut penelitian, belajar bahasa asing justru bagus untuk otak karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia karena dengan bahasa manusia dapat berkomunikasi, terutama berkomunikasi dalam bahasa asing. Dalam mempelajari

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diambil kesimpulan sebagai

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diambil kesimpulan sebagai 112 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN V.1 Kesimpulan berikut : Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diambil kesimpulan sebagai V.1.1 Efektivitas 1. Hasil analisis data tes, yaitu pretest dan posttest diketahui

Lebih terperinci

BAB l PENDAHULUAN. Dalam mempelajari bahasa ada 4 kemampuan yang harus dikuasai yaitu

BAB l PENDAHULUAN. Dalam mempelajari bahasa ada 4 kemampuan yang harus dikuasai yaitu BAB l PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam mempelajari bahasa ada 4 kemampuan yang harus dikuasai yaitu mendengar, membaca, berbicara dan menulis. Banyak pembelajar bahasa yang mengatakan bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. reseptif yang meliputi menyimak (Hörfertigkeit) dan membaca (Lesefertigkeit),

BAB I PENDAHULUAN. reseptif yang meliputi menyimak (Hörfertigkeit) dan membaca (Lesefertigkeit), 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan berbahasa dikelompokan menjadi dua yaitu, keterampilan reseptif yang meliputi menyimak (Hörfertigkeit) dan membaca (Lesefertigkeit), serta keterampilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penilaian merupakan kegiatan yang sangat penting di dalam proses pembelajaran. Penilaian juga merupakan ujung tombak dari suatu kegiatan pencapaian taraf berhasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting. Penguasaan kosakata akan mempengaruhi kualitas dan kuantitas keterampilan berbahasa

BAB I PENDAHULUAN. penting. Penguasaan kosakata akan mempengaruhi kualitas dan kuantitas keterampilan berbahasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam mempelajari suatu bahasa, penguasaan kosakata mempunyai peranan yang sangat penting. Penguasaan kosakata akan mempengaruhi kualitas dan kuantitas keterampilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi yang dibutuhkan oleh manusia dalam menyampaikan ide, pendapat, dan perasaannya yang dituangkan, baik secara lisan

Lebih terperinci

4. BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan

4. BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan 4. BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data, yang telah di dapat oleh peneliti setelah melakukan observasi sebanyak tiga kali dan membagikan angket kepada 20 orang yang dibagikan angket

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terampil dan berkepribadian serta siap berperan dalam pembangunan nasional. Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. terampil dan berkepribadian serta siap berperan dalam pembangunan nasional. Pembelajaran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran bahasa Indonesia di SMP berfungsi sebagai alat pengembangan diri siswa dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya. Setelah menamatkan studi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa sebagai alat komunikasi memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Seseorang menggunakan bahasa dalam kehidupan seharihari untuk menyampaikan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan prosedur dan langkah kerja yang digunakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan prosedur dan langkah kerja yang digunakan 39 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan prosedur dan langkah kerja yang digunakan dalam kegiatan penelitian secara teratur dan sistematis, mulai dari tahap perencanaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam pembelajaran bahasa Jerman terdapat empat keterampilan berbahasa, yaitu menyimak (Hören), berbicara (Sprechen), membaca (Lesen) dan menulis (Schreiben).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran bahasa asing seperti bahasa Jepang, kita mengenal

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran bahasa asing seperti bahasa Jepang, kita mengenal BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Dalam pembelajaran bahasa asing seperti bahasa Jepang, kita mengenal empat keterampilan berbahasa yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Dari keempat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui keefektivan strategi

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui keefektivan strategi 77 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui keefektivan strategi membaca cepat dengan menggunakan teknik membaca skimming dan scanning dalam meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sosial masyarakat yang diakibatkan oleh kemajuan teknologi, perubahan

BAB I PENDAHULUAN. sosial masyarakat yang diakibatkan oleh kemajuan teknologi, perubahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia berkembang melalui proses pendidikan, melahirkan suatu pandangan bahwa pendidikan pada dasarnya sebagai pelayanan untuk membantu pengembangan personel sepanjang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memengaruhi, yaitu keterampilan menyimak (Hörfertigkeiten), keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. memengaruhi, yaitu keterampilan menyimak (Hörfertigkeiten), keterampilan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam proses pembelajaran bahasa Jerman, setiap mahasiswa diharapkan mampu menguasai empat keterampilan berbahasa yang saling berkaitan dan memengaruhi, yaitu

Lebih terperinci

BAB 5. Simpulan dan Saran

BAB 5. Simpulan dan Saran BAB 5 Simpulan dan Saran 5.1 Simpulan Strategi reading guide merupakan salah satu strategi belajar yang termasuk dalam metode active learning dalam rangka meningkatkan kemampuan pembaca dalam memahami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Proses pemerolehan bahasa dialami manusia sejak lahir. Seorang bayi

BAB I PENDAHULUAN. Proses pemerolehan bahasa dialami manusia sejak lahir. Seorang bayi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses pemerolehan bahasa dialami manusia sejak lahir. Seorang bayi mempelajari bahasa pertamanya dari ibunya atau lingkungan keluarganya, kemudian dari lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia sangat berperan penting perannya bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia sangat berperan penting perannya bagi kehidupan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia sangat berperan penting perannya bagi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Selain itu, bahasa Indonesia juga memiliki peranan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Taman Kanak-Kanak adalah pendidikan anak usia dini jalur formal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Taman Kanak-Kanak adalah pendidikan anak usia dini jalur formal 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Taman Kanak-Kanak adalah pendidikan anak usia dini jalur formal yang menyelenggarakan pendidikan anak usia 4-6 tahun. Usia tersebut merupakan masa emas (golden age)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang menjadi daya tarik itu sendiri yaitu bahasa Indonesia. Dewasa ini, banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. yang menjadi daya tarik itu sendiri yaitu bahasa Indonesia. Dewasa ini, banyak 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Indonesia memiliki daya tarik tersendiri bagi orang asing karena beragamnya budaya dan suku bangsa yang dimiliki oleh Indonesia. Salah satu yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa. Pengajaran bahasa pada umumnya bertujuan agar mahasiswa dapat

BAB I PENDAHULUAN. bahasa. Pengajaran bahasa pada umumnya bertujuan agar mahasiswa dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keterampilan membaca mempunyai peranan penting dalam pembelajaran bahasa. Pengajaran bahasa pada umumnya bertujuan agar mahasiswa dapat menggunakan bahasa yang dipelajarinya

Lebih terperinci

PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS KELAS III - SEMESTER 2

PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS KELAS III - SEMESTER 2 PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS KELAS III - SEMESTER 2 1 KEPALA SEKOLAH PROGRAM SEMESTER TAHUN PELAJARAN 20 / 20 MATA PELAJARAN : Bahasa Inggris KELAS / SEMESTER : III (Tiga) / 2 (dua) Standar Kompetensi

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research). 38 Hopkins mendeskripsikan kajian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan dipelajari oleh berbagai kalangan di Indonesia, karena bahasa Jepang

BAB I PENDAHULUAN. dan dipelajari oleh berbagai kalangan di Indonesia, karena bahasa Jepang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bahasa Jepang merupakan salah satu bahasa asing yang banyak diminati dan dipelajari oleh berbagai kalangan di Indonesia, karena bahasa Jepang memiliki

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK ANAK MELALUI PERMAINAN PESAN BERANTAI DI TK TAUFIQ PERGURUAN ISLAM BAYUR. Mulyati ABSTRAK

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK ANAK MELALUI PERMAINAN PESAN BERANTAI DI TK TAUFIQ PERGURUAN ISLAM BAYUR. Mulyati ABSTRAK PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK ANAK MELALUI PERMAINAN PESAN BERANTAI DI TK TAUFIQ PERGURUAN ISLAM BAYUR Mulyati ABSTRAK Latar belakang dalam penelitian ini adalah masih banyak ditemui anak yang kemampuan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Purnama Sari Sirait, 2015 PENGGUNAAN METODE RESPON FISIK TOTAL DALAM PEMBELAJARAN MENYIMAK BAHASA PERANCIS

DAFTAR ISI. Purnama Sari Sirait, 2015 PENGGUNAAN METODE RESPON FISIK TOTAL DALAM PEMBELAJARAN MENYIMAK BAHASA PERANCIS DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... ix BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang Masalah... 1 1.2 Rumusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kehidupan anak tidak dapat dipisahkan dari tumbuh-kembang. Tumbuhkembang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kehidupan anak tidak dapat dipisahkan dari tumbuh-kembang. Tumbuhkembang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan anak tidak dapat dipisahkan dari tumbuh-kembang. Tumbuhkembang merupakan proses yang berkelanjutan dan bergantung satu sama lain. Pertumbuhan sendiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saling berkaitan satu sama lain. pada dasarnya belajar bahasa diawali dengan

BAB I PENDAHULUAN. saling berkaitan satu sama lain. pada dasarnya belajar bahasa diawali dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara umum kemampuan berbahasa meliputi empat aspek, yaitu keterampilan meyimak, berbicara, membaca dan menulis. Keempat aspek tersebut saling berkaitan satu

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N. Bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi dalam kehidupan manusia, baik secara

BAB I P E N D A H U L U A N. Bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi dalam kehidupan manusia, baik secara BAB I P E N D A H U L U A N A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi dalam kehidupan manusia, baik secara individual maupun secara kolektif sosial. Secara individual, bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang dan urutan kedua adalah China dengan jumlah pembelajar Bagi

BAB I PENDAHULUAN. orang dan urutan kedua adalah China dengan jumlah pembelajar Bagi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan bermasyarakat tidak terlepas dari bahasa, baik secara lisan maupun tulisan. Demikian pula halnya dengan kegiatan pendidikan yang meliputi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa memegang peran penting dan suatu hal yang lazim dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa memegang peran penting dan suatu hal yang lazim dalam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa memegang peran penting dan suatu hal yang lazim dalam kehidupan manusia Sesuai dengan fungsinya. Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat dikembangkan keterampilan peserta didik dalam berkomunikasi lisan

BAB I PENDAHULUAN. dapat dikembangkan keterampilan peserta didik dalam berkomunikasi lisan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Melalui pembelajaran bahasa Jepang di tingkat SMA pada umumnya dapat dikembangkan keterampilan peserta didik dalam berkomunikasi lisan maupun tulisan untuk

Lebih terperinci

Organisasi merupakan suatu wadah yang memiliki dimensi sistem sosial dan. kepentingan bersama, karena terdiri dari sejumlah individu yang mempunyai

Organisasi merupakan suatu wadah yang memiliki dimensi sistem sosial dan. kepentingan bersama, karena terdiri dari sejumlah individu yang mempunyai 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Organisasi merupakan suatu wadah yang memiliki dimensi sistem sosial dan kepentingan bersama, karena terdiri dari sejumlah individu yang mempunyai aktivitas-aktivitas

Lebih terperinci

Angket. Hambatan Mahasiswa dalam menerjemahkan teks bahasa Jepang beserta Solusinya

Angket. Hambatan Mahasiswa dalam menerjemahkan teks bahasa Jepang beserta Solusinya Angket Mahasiswa dalam menerjemahkan teks bahasa Jepang beserta nya Nama : Kelas : NIM : I. Isilah pertanyaan berikut sesuai dengan keadaan Anda! 1. Sudah berapa lama Anda belajar bahasa Jepang? a. 1-2

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan bahasa, terdapat aturan-aturan pemakaian bahasa yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan bahasa, terdapat aturan-aturan pemakaian bahasa yang dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan sarana untuk berkomunikasi antar sesama. Melalui bahasa manusia dapat mengekspresikan ide dan gagasan yang ada di dalam pikiran. Di dunia ini terdapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan jenis penelitian tindakan kelas (class room action research), bertujuan untuk memecahkan masalah-masalah

Lebih terperinci

2014 MODEL PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH DASAR DI BANDAR LAMPUNG

2014 MODEL PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH DASAR DI BANDAR LAMPUNG 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Inggris merupakan salah satu bahasa internasional yang paling banyak dipelajari dan digunakan dalam berkomunikasi antar bangsa. Ini sesuai dengan peran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia di dunia pendidikan bertujuan agar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia di dunia pendidikan bertujuan agar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran Bahasa Indonesia di dunia pendidikan bertujuan agar siswa memiliki keterampilan berbahasa dan pengetahuan kebahasaan. Keterampilan berbahasa mencakup 4

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan sikap (Dimyanti dan Mudjiono, 1999:157). Dari pengertian tersebut dapat

BAB I PENDAHULUAN. dan sikap (Dimyanti dan Mudjiono, 1999:157). Dari pengertian tersebut dapat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran adalah proses yang diselenggarakan oleh guru dan siswa dalam belajar, bagaimana memperoleh dan memproses pengetahuan, keterampilan dan sikap (Dimyanti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Taman Kanak-Kanak (TK) merupakan salah satu lembaga pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. Taman Kanak-Kanak (TK) merupakan salah satu lembaga pendidikan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Taman Kanak-Kanak (TK) merupakan salah satu lembaga pendidikan yang mempunyai peranan penting dalam berbagai aspek perkembangan. Anak usia TK merupakan masa-masa

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. dipelajari. Hal ini menyebabkan makin banyaknya minat pelajar tingkat mahasiswa

Bab 1. Pendahuluan. dipelajari. Hal ini menyebabkan makin banyaknya minat pelajar tingkat mahasiswa Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bahasa Jepang memiliki daya tarik yang besar bagi orang asing untuk dipelajari. Hal ini menyebabkan makin banyaknya minat pelajar tingkat mahasiswa yang mengambil jurusan

Lebih terperinci

AUTHENTIC ASSESSMENT DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DI SEKOLAH DASAR BERBASIS KARAKTER KEPEDULIAN DAN KERJA KERAS

AUTHENTIC ASSESSMENT DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DI SEKOLAH DASAR BERBASIS KARAKTER KEPEDULIAN DAN KERJA KERAS AUTHENTIC ASSESSMENT DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DI SEKOLAH DASAR BERBASIS KARAKTER KEPEDULIAN DAN KERJA KERAS Oleh Supartinah, M.Hum. supartinah@uny.ac.id Pendahuluan Berdasarkan Permendikbud Nomor 66 Tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Membaca sangat berperan penting untuk mencapai kesuksesan dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Membaca sangat berperan penting untuk mencapai kesuksesan dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Membaca sangat berperan penting untuk mencapai kesuksesan dalam belajar siswa sekolah dasar. Kegiatan pembelajaran di kelas tidak dapat dilepaskan dari kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelak di kehidupan yang akan datang. Harapan dan cita-cita para orang

BAB I PENDAHULUAN. kelak di kehidupan yang akan datang. Harapan dan cita-cita para orang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mengasuh, membesarkan dan mendidik anak merupakan tugas yang mulia yang tidak dapat lepas dari berbagai macam halangan dan tantangan. Telah banyak usaha yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penulis melaksanakan penelitian di Sekolah Menengah Pertama Negeri 9

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penulis melaksanakan penelitian di Sekolah Menengah Pertama Negeri 9 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Setting dan Waktu Penelitian Penulis melaksanakan penelitian di Sekolah Menengah Pertama Negeri 9 Bandung, Jalan Semar No. 5 Bandung. Subjek penelitian ini adalah siswa

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis pada bab III mengenai kesalahan pemakaian verba ~te kara dan verba ~ta ato de mahasiswa semester 4 dan 6 Fakultas Sastra Jurusan Sastra

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pidato. Ketika menulis teks pidato, banyak faktor yang perlu diperhatikan seperti kosa kata,

I. PENDAHULUAN. pidato. Ketika menulis teks pidato, banyak faktor yang perlu diperhatikan seperti kosa kata, I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menulis merupakan salah satu aspek dari keterampilan berbahasa yang perlu dimiliki oleh siswa. Melalui menulis siswa bisa mengekspresikan kekayaan ilmu, pikiran,

Lebih terperinci

Bab 11. Berkomunikasi Secara Efektif

Bab 11. Berkomunikasi Secara Efektif Bab 11 Berkomunikasi Secara Efektif 11.1 PENGANTAR Berkomunikasi adalah sebuah aspek yang vital dan rumit dari belajar mengajar. Interaksi terjadi antara beragam pemain, yaitu siswa, kepala sekolah, orangtua

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Dalam penelitian diperlukan suatu metode dan teknik penelitian yang sesuai dengan masalah yang diteliti sehingga hasil penelitian dapat dipertanggungjawabkan.

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Sejak zaman dahulu kala, manusia menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi

Bab 1. Pendahuluan. Sejak zaman dahulu kala, manusia menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Sejak zaman dahulu kala, manusia menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi kepada sesamanya, baik itu lisan maupun tulisan. Menurut Parera (1997:27), bahasa ialah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah memahami dan mengungkapkan informasi, pikiran, perasaan, serta

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah memahami dan mengungkapkan informasi, pikiran, perasaan, serta BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Inggris adalah alat untuk berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan. Departemen Pendidikan Nasional, dalam standar kompetensi dalam Kurikulum 2004,

Lebih terperinci

BAB l PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi dalam kehidupan sehari-hari baik secara lisan

BAB l PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi dalam kehidupan sehari-hari baik secara lisan BAB l PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi dalam kehidupan sehari-hari baik secara lisan maupun tulisan. Untuk mengungkapkan ide, gagasan dan pikiran seseorang tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebelum bersekolah, anak telah memiliki salah satu kemampuan berbahasa dengan baik yaitu kemampuan berbicara. Terbukti anak telah mampu berkomunikasi dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Winda Widyanti, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Winda Widyanti, 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berkomunikasi adalah cara manusia untuk dapat berinteraksi dengan orang lain, salah satu faktor yang mendukung untuk berkomunikasi adalah bahasa. Bahasa adalah

Lebih terperinci

Bahasa Jepang merupakan alat untuk berkomunikasi lisan dan tulisan. Berkomunikasi dalam bahasa Jepang

Bahasa Jepang merupakan alat untuk berkomunikasi lisan dan tulisan. Berkomunikasi dalam bahasa Jepang Penguasaan bahasa Jepang merupakan persyaratan penting bagikeberhasilan individu, masyarakat, dan bangsa Indonesia dalam menjawab tantangan zaman pada tingkat global. Penguasaan Bahasa Jepang dapat diperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. perencanaan, pengumpulan data, pengolahan data, sampai tahap pengambilan

BAB III METODE PENELITIAN. perencanaan, pengumpulan data, pengolahan data, sampai tahap pengambilan 41 BAB III METODE PEELITIA A. Jenis Penelitian Metode penelitian merupakan prosedur dan langkah kerja yang digunakan dalam kegiatan penelitian secara teratur dan sistematis, mulai dari tahap perencanaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia sebagai makhluk sosial tidak terlepas dari bahasa dalam kehidupan sehari-harinya karena bahasa merupakan alat yang digunakan manusia untuk berkomunikasi, mengungkapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Menyimak merupakan salah satu aspek dasar dari empat keterampilan berbahasa yang dimana juga adalah aspek yang paling pertama kali dilakukan oleh seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran Bahasa Indonesia. Menurut pendapat Pelly (Haryadi dan Zamzani,

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran Bahasa Indonesia. Menurut pendapat Pelly (Haryadi dan Zamzani, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan menulis merupakan salah satu aspek keterampilan berbahasa yang harus dikuasai siswa, selain ketiga keterampilan lain yaitu membaca, menyimak dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. situasi tertentu kemampuan bernalar diperlukan manusia untuk dapat mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. situasi tertentu kemampuan bernalar diperlukan manusia untuk dapat mengembangkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berpikir dalam kehidupan sehari-hari dilakukan seseorang untuk merenungkan sesuatu, mempertimbangkan baik atau buruk suatu hal dan membuat keputusan. Pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Usia anak-anak adalah salah satu periode yang tepat untuk belajar bahasa. Masa anakanak

BAB I PENDAHULUAN. Usia anak-anak adalah salah satu periode yang tepat untuk belajar bahasa. Masa anakanak 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usia anak-anak adalah salah satu periode yang tepat untuk belajar bahasa. Masa anakanak adalah masa paling tepat dan ideal untuk memperoleh bahasa asing karena pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dimilikinya. Makin kaya kosakata yang dimiliki, makin besar pula

BAB I PENDAHULUAN. yang dimilikinya. Makin kaya kosakata yang dimiliki, makin besar pula BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada prinsipnya tujuan pengajaran bahasa adalah agar para siswa terampil berbahasa, yaitu terampil menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Kualitas berbahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak usia dini adalah anak yang berumur nol tahun atau sejak lahir

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak usia dini adalah anak yang berumur nol tahun atau sejak lahir BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia dini adalah anak yang berumur nol tahun atau sejak lahir hingga berusia kurang lebih delapan (0-8) tahun. Dalam kelompok ini dicakup bayi hingga anak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan pikiran dan perasaan kepada orang lain. Untuk mencapai tujuan

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan pikiran dan perasaan kepada orang lain. Untuk mencapai tujuan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengajaran Bahasa Indonesia di sekolah dilaksanakan agar siswa memiliki kemampuan berbahasa Indonesia. Kemampuan berbahasa ini sangat penting artinya dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan usia pada tiap-tiap tingkatnya. Siswa usia TK diajarkan mengenal

BAB I PENDAHULUAN. dengan usia pada tiap-tiap tingkatnya. Siswa usia TK diajarkan mengenal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah sebagai lembaga untuk belajar mengajar merupakan tempat untuk menerima dan memberi pelajaran serta sebagai salah satu tempat bagi para siswa untuk menuntut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Informasi yang disampaikan manusia menggunakan suatu bahasa sebagai perantaranya. Bahasa merupakan simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia yang di dalamnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai alat komunikasi, bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, karena hampir seluruh aktivitas manusia melibatkan bahasa. Melalui bahasa manusia

Lebih terperinci

KETERAMPILAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI SEBAGAI KREATIVITAS MENGARANG SISWA: STUDI KASUS SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 BOYOLALI

KETERAMPILAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI SEBAGAI KREATIVITAS MENGARANG SISWA: STUDI KASUS SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 BOYOLALI KETERAMPILAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI SEBAGAI KREATIVITAS MENGARANG SISWA: STUDI KASUS SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 BOYOLALI Skripsi Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mendapatkan Derajat Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA) universitas juga diberikan mata pelajaran bahasa Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA) universitas juga diberikan mata pelajaran bahasa Indonesia. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mata pelajaran bahasa Indonesia diajarkan kepada siswa mulai dari Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA) bahkan di universitas juga diberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia bukan mata pelajaran eksak, namun

BAB I PENDAHULUAN. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia bukan mata pelajaran eksak, namun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mata Pelajaran Bahasa Indonesia bukan mata pelajaran eksak, namun sering menjadi momok bagi peserta didik, bahkan banyak yang menganggap bahwa Bahasa Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan (dalam PLPG, 2009: 28) Menulis atau mengarang adalah. wacana yang kemudian dileburkan menjadi tulisan.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan (dalam PLPG, 2009: 28) Menulis atau mengarang adalah. wacana yang kemudian dileburkan menjadi tulisan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menulis merupakan salah satu aspek belajar yang harus diajarkan guru kepada siswa selain aspek lainnya, yaitu membaca, mendengar, dan berbicara. Menurut Tarigan

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa merupakan alat dalam berkomunikasi. Berbagai macam definisi mengenai

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa merupakan alat dalam berkomunikasi. Berbagai macam definisi mengenai Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat dalam berkomunikasi. Berbagai macam definisi mengenai bahasa bermunculan. Seperti yang dijabarkan oleh Douglas (2002: 6) bahwa, bahasa itu sistematis,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Linguistik merupakan dasar dalam mempelajari keahlian berbahasa, atau biasa disebut dengan ilmu bahasa. Linguistik berasal dari kata Latin Lingua yang artinya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kegiatan belajar mengajar yang efektif.

BAB 1 PENDAHULUAN. kegiatan belajar mengajar yang efektif. 2 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat, Binus University sebagai salah satu perguruan tinggi di Indonesia dituntut untuk mengikuti perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. juga masa awal kanak-kanak yang memiliki berbagai karakter atau ciri-ciri.

BAB I PENDAHULUAN. juga masa awal kanak-kanak yang memiliki berbagai karakter atau ciri-ciri. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak merupakan individu yang sedang mengalami proses perkembangan yang sangat pesat bagi kehidupan serta organisasi yang merupakan satu kesatuan jasmani dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan keterampilan menulis dan hasil dari produk menulis itu.

BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan keterampilan menulis dan hasil dari produk menulis itu. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Keterampilan menulis dapat kita klasifikasikan berdasarkan dua sudut pandang yang berbeda. Sudut pandang tersebut adalah kegiatan atau aktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tertulis. Oleh karena itu, tujuan pengajaran menulis adalah untuk memampukan

BAB I PENDAHULUAN. tertulis. Oleh karena itu, tujuan pengajaran menulis adalah untuk memampukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengajaran Bahasa Indonesia mempunyai ruang lingkup dan tujuan yang menumbuhkan kemampuan mengungkapkan pikiran dan perasaan dengan menggunakan bahasa yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. performen yang berupa tes lisan dan data lembar pengamatan (observasi). Data

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. performen yang berupa tes lisan dan data lembar pengamatan (observasi). Data 60 BAB I HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini diperoleh berupa data hasil tes performen yang berupa tes lisan dan data lembar pengamatan (observasi). Data lembar observasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Bahasa Indonesia mempunyai kedudukan yang sangat penting, seperti tercantum pada ikrar ketiga Sumpah Pemuda 1928 yang berbunyi Kami putra dan putri Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sebagai alat komunikasi mempunyai peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sebagai alat komunikasi mempunyai peranan penting dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa sebagai alat komunikasi mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia. Melalui bahasa, komunikasi antara penutur dan pendengarnya dapat berlangsung

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan prosedur dan langkah kerja yang digunakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan prosedur dan langkah kerja yang digunakan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian merupakan prosedur dan langkah kerja yang digunakan dalam kegiatan penelitian secara teratur dan sistematis, mulai dari tahap perencanaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran Bahasa Indonesia hendaknya mengarah pada tujuan pengetahuan bahasa sampai penggunaannya, oleh karena itu harus benar-benar dipahami siswa. Penggunaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Muthi Afifah,2013

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Muthi Afifah,2013 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut hasil penelitian The Japan Foundation tahun 2006 tentang kelembagaan bahasa Jepang di dunia diketahui bahwa Indonesia menduduki peringkat IV di dunia dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lebih efektif, dinamis, efisien, dan positif, yang ditandai dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. lebih efektif, dinamis, efisien, dan positif, yang ditandai dengan adanya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suatu proses belajar mengajar merupakan suatu proses berkesinambungan dan tidak terbatas pada penyampaian materi pelajaran di kelas, tetapi yang lebih penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Oleh Luthfi Seli Fauzi, kognitif adalah semua proses dan produk pikiran untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. 1 Oleh Luthfi Seli Fauzi, kognitif adalah semua proses dan produk pikiran untuk mencapai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik seringkali digunakan sebagai media untuk berkomunikasi antara seseorang dengan orang lain, baik untuk menyampaikan pesan atau perasaan maupun mengisahkan

Lebih terperinci