Hematologi : Koagulasi Dan Perhitugan Sel Darah

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Hematologi : Koagulasi Dan Perhitugan Sel Darah"

Transkripsi

1 Praktikum Fisiologi Hewan 2014 Hematologi 1 Hematologi : Koagulasi Dan Perhitugan Sel Darah Rizal Kharisma Mardika Jurusan Biologi, Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya Indonesia rizalmardika@gmail.com Abstrak Koagulasi merupakan sebuah respon cepat untuk melakukan hemostasis dan melindungi tubuh dari kehilangan darah yang berlebihan. Proses koagulasi darah dihasilkan dari sebuah reaksi proteolitik melibatkan aktivasi bertahap dari faktor koagulasi. Perhitungan Sel Darah merupakan hal yang penting dilakukan. Perhitungan darah dapat digunakan untuk mengetahui apa yang terjadi di dalam tubuh. Tujuan dilakukannya praktikum Hematologi dan Perhitungan Sel Darah adalah dapat mengetahui lama waktu yang dibutuhkan darah untuk koagulasi, mengetahui faktor faktor terjadinya koagulasi, dan dapat menghitung jumlah eritrosit maupun leukosit pada bilik hitung. Digunakan probandus dengan perbedaan jenis kelamin dan berat badan. Darah probandus diangkat angkat dengan tusuk gigi untuk mengamati terbentuknya benang benang fibrin sambil dihitung lama waktunya dengan stopwatch. Untuk perhitungan sel eritrosit maupun leukosit digunakan Hemositometer (Alat penghitung sel darah). Hasil yang didapat, probandus dengan berat tertinggi yaitu 75kg memiliki waktu tercepat dalam koagulasi yaitu 1 menit 48 detik. Sedangkan untuk perhitungan eritrosit probandus laki laki memiliki jumlah yang lebuh banyak yaitu sel / mm 3, begitupula dengan jumlah leukosit probandus laki laki memiiki jumlah yang lebih banyak yaitu 6000 sel / mm 3. Kata Kunci : Hemositometer, Koagulasi, Perhitungan Sel Darah. T I. PENDAHULUAN ubuh Manusia mempunyai kemampuan untuk mempertahankan sistem hemostasis, yaitu memepertahankan komponen darah tetap dalam keadaan cair (Fluid state) sehingga tubuh dalam keadaan fisiologik mampu mempertahankan aliran darah dari atau dalam pembuluh darah. Luka pada pembuluh darah akan menginisiasi proses koagulasi, sebuah respon cepat untuk melakukan hemostasis dan melindungi tubuh dari kehilangan darah yang berlebihan. Proses koagulasi darah dihasilkan dari sebuah reaksi proteolitik melibatkan aktivasi bertahap dari faktor koagulasi. Faktor koagulasi dapat diaktivasi melalui 2 jalur yaitu jalus intrinsik dan jalur ekstrinsik [1] Bilamana terjadi kerusakan pembuluh darah, secara sederhana sistem hemostasis tubuh akan mengontrol pendarahan melalui mekanisme koagulasi yaitu (1) interaksi pembuluh darah dan jaringan penunjang, (2) interaksi trombosit dan pembuluh darah yang mengalami kerusakan, (3) pembentukan fibrin oleh sistem koagulasi, (4) regulasi dan bekuan darah oleh faktor inhibitor koagulasi dan sistem fibrinolitik, (5) remodeling dan reparasi dari pembuluh darah yang mengalami kerusakan [2]. Darah adalah cairan yang terdapat dalam tubuh yang berfungsi mengangkut zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri. Darah terdiri daripada beberapa jenis korpuskula (eritrosit, trombosit, dan leukosit) yang membentuk 45% bagian dari darah. Bagian 55% yang lain berupa cairan kekuningan yang membentuk medium cairan darah yang disebut plasma darah [3] Sel Darah merah / Eritrosit tidak mempunyai nukleus sel ataupun organela. Eritrosit mengandung hemoglobin dan memiliki fungsi mengedarkan oksigen. Sel darah merah juga berperan dalam penentuan golongan darah. Sel Darah Putih / Leukosit bertanggung jawab terhadap sistem imun tubuh dan bertugas untuk memusnahkan bendabenda yang dianggap asing dan berbahaya oleh tubuh, misal virus atau bakteri. Leukosit bersifat amuboid atau tidak memiliki bentuk yang tetap. Trombosit sering disebut sebagai keping keping darah. Trombosit berisikan materi materi yang berfungsi dalam proses pembekuan darah. [4]. Perhitungan Sel Darah merupakan hal yang penting dilakukan. Darah membawa banyak bahan penting untuk fungsi tubuh. Perhitungan darah dapat digunakan untuk mengetahui apa yang terjadi di dalam tubuh. Selain itu dapat mengetahui kandungan oksigen dalam tubuh dan ketahanan seseorang terhadap infeksi yang menyerang [5]. Tujuan dilakukannya praktikum Hematologi dan Perhitungan Sel Darah adalah dapat mengetahui lama waktu yang dibutuhkan darah untuk koagulasi, mengetahui faktor faktor terjadinya koagulasi, dan dapat menghitung jumlah eritrosit maupun leukosit pada bilik hitung. II. METODOLOGI 2.1 Waktu dan Tempat Praktikum Hematologi yang terdiri dari koagulasi dan perhitungan sel darah dilaksanakan pada hari Senin tanggal 27 Oktober 2014 bertempat di Laboratorium Zoologi,

2 Praktikum Fisiologi Hewan 2014 Hematologi 2 Jurusan Biologi Fakultas Matermatika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Keterangan : n e = Jumlah Eritrosit dalam 5 kotak R P = Besar Pengenceran 50 = 1/volume kotak R 2.2 Alat dan Bahan Dalam pelaksanaan praktikum Hematologi, digunakan beberapa macam alat dan bahan. Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah jarum franke, kaca benda, tusuk gigi, stopwatch, kapas, alkohol 70%, hemasitometer, darah probandus, larutan hayem, kertas tissue, Mikroskop, NaCl 0,9%, dan larutan Turk. 2.3 Cara kerja Koagulasi Darah Pada praktikum koagulasi darah, digunakan tiga orang sebagai probandus yaitu dua orang perempuan dengan berat badan paling rendah dan paling tinggi. Serta satu orang laki laki. Langkah pertama yaitu berat badan ketiga probandus ditimbang menggunakan neraca. Kemudian ujung jari ke-3 atau ke-4 pada tangan kiri dibersihkan dengan menggunakan alkohol. Setelah alkohol kering, Ujung jari ditusuk menggunakan jarum franke dengan kedalaman 3. Pada posisi ujung jari menghadap vertikal kebawah, tetesan darah pertama kali diteteskan pada ujung kaca objek dan dihitung waktu penggumpalan dengan stopwatch. Darah diangkat dan ditarik- tarik menggunakan tusuk gigi untuk melihat adanya benang fibrin yang terbentuk. Setelah terbentuk benang fibrin, stopwatch dihentikan dan dicatat waktu yang terukur Perhitungan Eritrosit Pada penghitungan eritrosit digunakan 2 orang probandus yaitu berjenis kelamin laki- laki dan perempuan. penghitungan jumlah eritrosit menggunakan alat hemositometer yang terdiri dari counting chamber dan pipet thoma. Ujung jari ke 3 atau ke 4 probandus dibersihkan dengan menggunakan alkohol 70% sambil ditekan tekan. Setelah alkohol mengering, ditusuk menggunakan jarum franke dan darah dibiarkan keluar. Kemudian darah yang keluar diisap menggunakan pipet thoma untuk eritrosit sampai skala 1, yang sebelumnya telah dibilas menggunakan NaCl 0.9%. Pada saat penghisapan diusahakan tidak ada udara yang masuk, jika ada udara yang masuk maka darah yang terhisap dibuang dan diulangi lagi. Setelah darah terhisap dalam pipet thoma. Dilanjutkan dengan menghisap larutan hayem sampai skala 101. Kedua ujung pipet ditutup dengan jari dan dikocok dengan hati- hati selama 2 menit. 3-4 tetes pertama campuran darah dan larutan hayem dibuang kemudian diteteskan pada counting chamber dan diberi kaca penutup. Campuran darah dan larutan didiamkan selama 1-2 menit dan siap untuk diamati dibawah mikroskop dengan perbesaran 400X, jumlah eritrosit dihitung pada kotak R di counting chamber dihitung menggunakan hand tally counter. Hasil penghitungan eritrosit dirata-rata dan dihitung volume eritosit per mm3 menggunakan rumus perhitungan hemositometer. Rumus : Jumlah Eritrosit = n e x P x Perhitungan Leukosit Pada penghitungan Leukosit digunakan 2 orang probandus yaitu berjenis kelamin laki- laki dan perempuan. Penghitungan jumlah leukosit menggunakan alat heositometer yang terdiri dari counting chamber dan pipet thoma. Ujung jari ke 3 atau ke 4 probandus dibersihkan dengan menggunakan alkohol 70% sambil ditekan tekan. Setelah alkohol mengering, ditusuk menggunakan jarum franke dan darah dibiarkan keluar. Kemudian darah yang keluar diisap menggunakan pipet thoma untuk eritrosit sampai skala 1, yang sebelumnya telah dibilas menggunakan NaCl 0.9%. Pada saat penghisapan diusahakan tidak ada udara yang masuk, jika ada udara yang masuk maka darah yang terhisap dibuang dan diulangi lagi. Setelah darah terhisap dalam pipet thoma. Dilanjutkan dengan menghisap larutan turk sampai skala 11. Kedua ujung pipet ditutup dengan jari dan dikocok dengan hati- hati selama 2 menit. 3-4 tetes pertama campuran darah dan larutan turk dibuang kemudian diteteskan pada counting chamber dan diberi kaca penutup. Campuran darah dan larutan didiamkan selama 1-2 menit dan siap untuk diamati dibawah mikroskop dengan perbesaran 400X, jumlah leukosit dihitung pada kotak W di counting chamber dihitung menggunakan hand tally counter. Hasil penghitungan leukosit dirata-rata dan dihitung volume leukosit per mm3 menggunakan rumus perhitungan hemositometer. Rumus : Keterangan : Jumlah Leukosit = n L x P x 2,5 n L = Jumlah Leukosit dalam 4 kotak W P = Besar Pengenceran 2,5 = 1/volume kotak W III. PEMBAHASAN 3.1 Koagulasi Darah Tujuan dari dilakukannya praktikum koagulasi darah adalah menetukan lama waktu darah mengalami koagulasi dan mengetahui faktor faktor terjadinya koagulasi. Pada praktikum semua praktikan menimbang berat badan untuk menetukan probandus yang akan diambil darahnya. Digunakan probandus dua orang perempuan dengan berat paling ringan dan paling berat, dan satu orang laki-laki hal ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh berat badan terhadap lama koagulasi darah. Selain itu, juga dipilih praktikan yang berbeda jenis kelamin untuk mengetahui pengaruh jenis kelamin terhadap koagulasi. Ujung jari ketiga atau keempat masing masing probandus dibersihkan dengan kapas yang telah dibasahi alkohol 70%. Fungsi dari alkohol ini adalah untuk mensterilkan jari probandus agar sample darah yang dikeluarkan oleh probandus tidak terkontaminasi, selain itu juga agar tidak terjadi infeksi pada probandus setelah penusukan. Darah diambil dari ujung jari ke-3 atau ke-4, karena kedua ujung jari tersebut

3 Praktikum Fisiologi Hewan 2014 Hematologi 3 jauh dari jaringan syaraf sehingga saat ditusuk tidak terlalu sakit. Selain itu banyak pembuluh darah serta jaringan epidermisnya tipis sehingga mudah didapatkan darahnya tanpa terjadi pendarahan. Ujung jari probandus dibiarkan rileks baru kemudian ditusuk dengan jarum franke. Tetesan darah pertama dan kedua dibuang karena darah yang keluar dari tetesan darah pertama adalah plasma darah yang 90% komponennya tersusun atas air sehingga dikhawatirkan darah yang didapat susah membeku, sedangkan yang dibutuhkan adalah trombosit sehingga menyebabkan darah membeku. Darah yang keluar diteteskan pada kedua ujung kaca objek, sambil dihitung waktu dengan stopwatch. Lalu darah ditarik tarik dengan tusuk gigi sehingga muncul benang benang fibrin. Munculnya benang fibrin menandai bahwa darah mulai mengalami proses koagulasi. Setelah benang fibrin muncul stopwatch dimatikan dan dicatat lama waktunya. Koagulasi merupakan sebuah respon cepat untuk melakukan hemostasis dan melindungi tubuh dari kehilangan darah yang berlebihan. Proses koagulasi terdiri dari 13 faktor dan 3 tahap. 13 faktor tersebut yaitu : Faktor I : disebut fibrinogen, adalah suatu glikoprotein dengan berat molekul dalton, tersusun atas 3 pasang rantai polipeptida. Kadar fibrinogen meningkat pada keadaan yang memerlukan hemostasis dan pada keadaan nonspesifik, misalnya inflamasi, kehamilan, dan penyakit autoimun. Faktor II : Disebut dengan protrombin, dibentuk di hati dan memerlukan vitamin K. Faktor ini merupakan prekusor enzim proteolitik tromion dan mungkin asselerator konversi protrombin lain. Faktor III : Merupakan tromboplastin Jaringan yang berupa lipoprotein jaringan activator protombin. Sifat produk jaringan ini dalam kaitannya dengan aktivitas pembekuan belum banyak diketahui, sehingga sulit dinyatakan sebagai faktor spesifik. Faktor IV : Merupakan Ion kalsium yang diperlukan untuk mengaktifkan protrombin dan pembentukan fibrin. Faktor V : Dikenal sebagai proasselerin atau faktor labil, protein ini dibentuk oleh hati dan kadarnya menurun pada penyakit hati. Faktor ini merupakan faktor plasma yang mempercepat perubahan protrombin menjadi trombin. Faktor VI : Istilah ini tidak dipakai Faktor VII : Merupakan asselerator koversi protrombin serum, dibuat di hati dan memerlukan vitamin K dalam pembentukannya. Faktor ini merupakan faktor serum yang mempercepat perubahan protrombin. Faktor VIII : Dikenal sebagai faktor antihemofili, tidak dibentuk di hati. Merupakan faktor plasma yang berkaitan dengan faktor III trombosit dan faktor chrismas (IX), mengaktifkan protrombin. Faktor IX : Disebut dengan faktor chrismas, dibuat di hati memerlukan vitamin K. Merupakan faktor serum yang berkaitan dengan faktor III trombosit dan VII AHG mengaktifkan protrombin. Faktor X : Disebut dengan faktor stuart-power, dibuat di hati dan memerlukan vitamin K. Merupakan kunci dari semua jalur aktivasi faktor-faktor pembekuan. Faktor XI : Sebagai antisenden tromboplastin plasma, dibentuk di hati tetapi tidak memerlukan vitamin K. Faktor XII : Disebut faktor Hageman. Merupakan faktor plasma mengaktifkan PTA (faktor XII) Faktor XIII : Merupakan faktor untuk menstabilkan fibrin, diproduksi di hati maupun megakariosit. Faktor ini menumbulkan bekuan fibrin yang lebih kuat yang tidak larut dalam urea. [6] 3 tahap proses koagulasi antara lain : 1. Vaskontriksi Jika pembuluh darah terpotong,trombosit pada sisi yang rusak melepas serotonin dan tromboksin A2 (prostaglandin) yang menyebabkan otot polos dinding pembuluh darah berkonstriksi. Hal ini pada awalnya akan mengurangi darah yang hilang [6]. 2. Plug Trombosit Trombosit membengkak,menjadi lengket, dan menempel pada serabut kolagendinding pembuluh darah yang rusak, membentuk plug trombosit.jika kerusakanpembuluh darah sedikit,maka plug trombosit mampu menghentikan pendarahan.jikakerusakannya besar,maka plug trombosit dapat mengurangi pendarahan,sampai prosespembekuan terbentuk [6]. 3. Pembentukan Bekuan Darah Bekuan mulai terbentuk dalam waktu detik bila trauma pembuluh sangat hebat, dan dalam 1-2 menit bila traumanya kecil. Pembekuan darah berlangsung melalui dua mekanisme yaitu mekanisme intrinsik dan mekanisme ekstrinsik [6]. a) Mekanisme Intrinsik pengaktifan faktor XII dan pelepasan fosfolipid trombosit oleh darah yang terkena trauma, kemudian faktor XII yang teraktivasi ini akan mengaktifkan faktor XI, kemudian faktor XI yang teraktivasi ini akan mengaktifkan faktor IX, faktor IX yang teraktivasi bekerja sama dengan faktor VIII terakivasi dan dengan fosfolipid trombosit dan faktor 3 dari trombosit yang rusak, akan mengkatifkan faktor X. Disini jelas bahwa bila faktor VIII atau trombosit kurang maka langkah ini akan terhambat. Faktor VIII adalah faktor yang tidak dimiliki oleh penderita hemofilia. Trombosit tidak dimiliki oleh penderita trombositopenia. Faktor X yang teraktivasi akan bergabung dengan faktor V dan trombosit untuk

4 Praktikum Fisiologi Hewan 2014 Hematologi 4 membentuk suatu kompleks yang disebut aktivator protrombin [6]. b) Mekanisme Ekstrinsik pelepasan faktor jaringan atau tromboplastin jaringan, selanjutnya mengaktifasi faktor X yang dibentuk oleh kompleks lipoprotein dari faktor jaringan dan bergabung dengan faktor VII, kemudian dengan hadirnya ion Ca2+ akan membentuk faktor X yang teraktivasi. Selanjutnya faktor X yang teraktivasi tersebut akan segera berikatan dengan fosfolipid jaringan, juga dengan faktor V untuk membenuk senyawa yang disebut aktivator protrombin [6]. Setelah aktivator protrombin terbentuk akibat pecahnya pembuluh darah maka dengan adanya ion Ca2+ dalam jumlah yang mencukupi, akan menyebabkan perubahan protrombin menjadi trombin. Trombosit juga berperan dalam pengubahan protrombin menjadi trombin, karena banyak protrombin mula-mula melekat pada reseptor protrombin pada trombosit yang telah berikatan pada jaringan yang rusak. Pengikatan ini akan mempercepat pembentukan trombin dan protrombin yang terjadi dalam jaringan dimana pembekuan diperlukan [6]. Trombin adalah enzim protein dengan kemampuan proteolitik yang bekerja terhadap fibrinogen dengan cara melepaskan empat peptida yang berberat molekul rendah dari setiap molekul fibrinogen sehingga membentuk molekul fibrin monomer yang memiliki kemampuan untuk berpolimerisasi dengan molekul fibrin monomer yang lain. Dengan cara demikian, dalam beberapa detik banyak molekul fibrin monomer berpolimerisasi menjadi benangbenang fibrin yang panjang, sehingga terbentuk retikulum bekuan [6]. Tabel 1. Hasil Pengamatan Koagulasi Darah No Probandus Jenis kelamin Berat Badan Waktu Koagulasi 1 Nur P Khunainah 2 Rizal L Kharisma 3 Anisa Salji P Gambar 1. Proses Koagulasi Darah Probandus. Kiri Nur Khunainah, Tengah Anisa Salji, dan Kanan Rizal Kharisma Dari hasil pengamatan yang dilakukan. Probandus perempuan dengan berat badan tertinggi yaitu Anisa Salji memiliki waktu koagulasi tercepat yaitu 1 menit 48 detik. Probandus perempuan dengan berat badan terendah yaitu Nur Khunainah memiliki waktu koagulasi 3 menit 41 detik. Probandus laki laki yaitu Rizal kharisma memiliki waktu koagulasi 2 menit 50 detik. Jika dilihat dari hasil tersebut menunjukkan bahwa berat badan dan jenis kelamin berpengaruh terhadap waktu koagulasi darah. Probandus dengan berat badan yang tinggi diasumsikan memiliki asupan nutrisi yang tinggi dari makanan yang dikonsumsi. Nutrisi tersebut dapat berupa komponen yang dibutuhkan dalam proses koagulasi darah seperti kalsium dan vitamin K, sehingga semakin banyak nutrisi, maka proses koagulasi akan semakin cepat berlangsung [7]. Antara probandus laki laki dan perempuan juga memiliki waktu koagulasi darah yang berbeda. Hal ini kemungkinan dikarenakan adanya perbedaan aktivitas fisik antara pria dan wanita karena aktifitas fisik diketahui berdampak pada koagulasi dan fibrinolisis, Efek aktivitas fisik terhadap sistem koagulasi ini, berdasarkan konsep klasik, terlibat melalui peningkatan faktor VIII yang ada dalam darah [8]. 3.2 Perhitungan Eritrosit Tujuan dari dilakukannya praktikum perhitungan eritrosit adalah agar dapat mengetahui jumlah sel darah merah dalam tubuh melalui bilik hitung. Bilik hitung terdapat pada Hemasitometer yang merupakan perangkat atau alat yang berfungsi untuk perhitungan sel darah. Saat ini juga banyak digunakan untuk menghitung jumlah sel serta partikel mikroskopis lainnya. Haemocytometer tersebut ditemukan oleh Louis-Charles Malassez dan terdiri dari sebuah slide mikroskop kaca tebal dengan lekukan persegi panjang yang menciptakan sebuah kamar. Ruangan atau kamar tersebut diukir dengan laser grid tergores garis tegak lurus. Perangkat tersebut dibuat dengan hati-hati sehingga daerah yang dibatasi oleh garis diketahui dan kedalaman ruang tersebut telah diketahui. Oleh karena itu, alat tersebut berguna untuk menghitung jumlah sel atau partikel dalam suatu volume cairan tertentu, sehingga dapat menghitung konsentrasi sel dalam cairan secara keseluruhan [9]. Hemasitometer terdiri dari counting chamber dan pipet pengencer yang mempunyai skala 101 untuk perhitungan eritrosit. Sebelum digunakan, counting chamber dibersihkan dengan tissue dan pipet thoma dibilas dengan larutan NaCl. Larutan NaCl merupakan cairan garam fisiologis yang berfungsi untuk membunuh kuman penyakit sehingga darah manusia yang akan diperiksa terbebas dari kuman yang akan menghambat proses penelitian. Ujung jari ketiga atau keempat masing masing probandus dibersihkan dengan kapas yang telah dibasahi alkohol 70%. Fungsi dari alkohol ini adalah untuk mensterilkan jari probandus agar sample darah yang dikeluarkan oleh probandus tidak terkontaminasi, selain itu juga agar tidak terjadi infeksi pada probandus setelah penusukan. Darah diambil dari ujung jari ke-3 atau ke-4, karena kedua ujung jari tersebut jauh dari jaringan syaraf sehingga saat ditusuk tidak terlalu sakit. Selain itu banyak pembuluh darah serta jaringan epidermisnya tipis sehingga mudah didapatkan darahnya tanpa terjadi pendarahan. Setelah ditusuk dengan jarum francke selanjutnya darah yang keluar dihisap dengan pipet thoma hingga skala 1,0 lalu dihisap larutan hayem hingga skala 101. Larutan Hayem adalah larutan yang terdiri dari 5 gr Na-sulfat, 1 gr NaCl, 0,5 gr HgCl2 dan 100 ml

5 Praktikum Fisiologi Hewan 2014 Hematologi 5 aquadest, digunakan sebagai pengencer untuk sel darah merah karena larutan hayem dapat merusak sel sel yang terdapat pada darah selain sel darah merah [10]. Kemudian hasil pengenceran dibuang 2 3 tetes untuk membuang larutan dibawah hemasitometer yang ditakutkan tidak tercampur sempurna. Selanjutnya hasil pengenceran diletakkan pada counting chamber, didiamkan 1 2 menit agar sel darah mengendap, dan diamati dengan mikroskop stereo. Bagian counting chamber yang diamati adalah kotak R. Eritrosit merupakan bagian utama dari darah. Jumlahnya pada pria dewasa sekitar 5 juta/cc dan pada wanita dewasa sekitar 4,5 juta/cc. Bentuknya bikonkaf, serta berwarna merah disebabkan oleh hemoglobin (mengandung protein, zat besi, dan globin ). Oksigen terikat pada Hb ketika darah melewati paru paru kemudian eritrosit bergeraak ke jaringan tubuh dan melepas oksigen yang selanjutnya berdifusi ke dalam sel tubuh..nilai normal eritrosit pada pria berkisar 4,7 juta - 6,1 juta sel/mm 3 darah, sedangkan pada wanita berkisar 4,2 juta - 5,4 juta sel/mm 3 darah.eritrosit yang tinggi bisa ditemukan pada kasus hemokonsentrasi, PPOK (penyakit paru obstruksif kronik), gagal jantung kongestif, perokok, preeklamsi, dll, sedangkan eritrosit yang rendah bisa ditemukan pada anemia, leukemia, hipertiroid, penyakit sistemik seperti kanker dan lupus, dll [11]. Tabel 2. Jumlah Eritrosit Pada Probandus No Probandus Jenis kelamin Berat Badan Jumlah Eritrosit / mm 3 1 Bahrudin L Salam 2 Risyatun P Gambar 2. Eritrosit yang diamati dibawah mikroskop. Kiri Eritrosit Bahrudin, Kanan Leukosit Risyatun Pada praktikum perhitungan darah kali ini, data yang diambil bukan berasal dari probandus dari kelompok 2, tetapi dari kelompok 1 yaitu Bahrudin sebagai probandus Laki laki dan Risyatun sebagai probandus wanita. Hal ini disebabkan Hemasitometer yang digunakan pada kelompok 2 eror dan tidak dapat ditemukan ruang hitung hingga waktu praktikum habis. Sehingga solusi yang diambil adalah menggunakan probandus dari kelompok 1. Dari hasil perhitungan yang dilakukan, jumlah eritrosit dari probandus laki laki yaitu Bahrudin sebanyak / mm 3. Sedangkan jumlah eritrosit dari probandus wanita yaitu Risyatun sebanyak / mm 3. perbedaan jumlah eritrosit ini dapat disebabkan oleh banyak faktor seperti kebutuhan oksigen dan lokasi tempat tinggal, nutrisi, dan jenis kelamin. Orang yang tinggal di dataran tinggiumumnya mempunyai lebih banyak sel darah merah. Ini merupakan upaya tubuh mengatasi kekurangan oksigen. Nutrisi juga salah satu faktor yang dapat mempengaruhi jumlah eritrosit. Nutrisi yang terdapat pada makanan salah satunya adalah zat besi yang dapat meningkatkan jumlah eritrosit. Jenis kelamin juga mempengaruhi jumlah eritrosit, laki laki memiliki jumlah eritrosit yang lebih tinggi dibandingkan dengan wanita, hal ini disebabkan karena wanita mengalami proses menstruasi yang dapat mempengaruhi jumlah eritrosit [12]. 3.3 Perhitungan Leukosit Tujuan dari dilakukannya praktikum perhitungan Leukosit adalah agar dapat mengetahui jumlah sel darah putih dalam tubuh melalui bilik hitung. Bilik hitung terdapat pada Hemasitometer yang merupakan perangkat atau alat yang berfungsi untuk perhitungan sel darah. Saat ini juga banyak digunakan untuk menghitung jumlah sel serta partikel mikroskopis lainnya. Haemocytometer tersebut ditemukan oleh Louis-Charles Malassez dan terdiri dari sebuah slide mikroskop kaca tebal dengan lekukan persegi panjang yang menciptakan sebuah kamar. Ruangan atau kamar tersebut diukir dengan laser grid tergores garis tegak lurus. Perangkat tersebut dibuat dengan hati-hati sehingga daerah yang dibatasi oleh garis diketahui dan kedalaman ruang tersebut telah diketahui. Oleh karena itu, alat tersebut berguna untuk menghitung jumlah sel atau partikel dalam suatu volume cairan tertentu, sehingga dapat menghitung konsentrasi sel dalam cairan secara keseluruhan [9]. Hemasitometer terdiri dari counting chamber dan pipet pengencer yang mempunyai skala 11 untuk perhitungan Leukosit. Sebelum digunakan, counting chamber dibersihkan dengan tissue dan pipet thoma dibilas dengan larutan NaCl. Larutan NaCl merupakan cairan garam fisiologis yang berfungsi untuk membunuh kuman penyakit sehingga darah manusia yang akan diperiksa terbebas dari kuman yang akan menghambat proses penelitian. Ujung jari ketiga atau keempat masing masing probandus dibersihkan dengan kapas yang telah dibasahi alkohol 70%. Fungsi dari alkohol ini adalah untuk mensterilkan jari probandus agar sample darah yang dikeluarkan oleh probandus tidak terkontaminasi, selain itu juga agar tidak terjadi infeksi pada probandus setelah penusukan. Darah diambil dari ujung jari ke-3 atau ke-4, karena kedua ujung jari tersebut jauh dari jaringan syaraf sehingga saat ditusuk tidak terlalu sakit. Selain itu banyak pembuluh darah serta jaringan epidermisnya tipis sehingga mudah didapatkan darahnya tanpa terjadi pendarahan. Setelah ditusuk dengan jarum francke selanjutnya darah yang keluar dihisap dengan pipet thoma hingga skala 1,0 lalu dihisap larutan Turk hingga skala 11. Larutan Turk adalah larutan asam asetat 2% ditambah gentian violet 1%, sehingga warnanya ungu. Penambahan gentian violet bertujuan memberi warna pada leukosit. Larutan ini bersifat memecah eritrosit dan trombosit tapi tidak memecah leukosit [13]. Kemudian hasil pengenceran dibuang 2 3 tetes untuk membuang

6 Praktikum Fisiologi Hewan 2014 Hematologi 6 larutan dibawah hemasitometer yang ditakutkan tidak tercampur sempurna. Selanjutnya hasil pengenceran diletakkan pada counting chamber, didiamkan 1 2 menit agar sel darah mengendap, dan diamati dengan mikroskop stereo. Bagian counting chamber yang diamati adalah kotakw. Hitung Sel Darah Putih (white bloodcell count/wbc) adalah jumlah total leukosit. Leukosit tinggi (hitung sel darah putih yang tinggi) umumnya berarti tubuh kita sedang melawan infeksi. Leukosit rendah artinya ada masalah dengan sumsum tulang. Leukosit rendah, yang disebut leukopenia atau sitopenia, berarti tubuh kita kurang mampu melawan infeksi. Hitung Jenis (differential) menghitung lima jenis sel darah putih: neutrofil, limfosit, monosit, eosinofil dan basofil. Hasil masing-masing dilaporkan sebagai persentase jumlah leukosit. Persentase ini dikalikan leukosit untuk mendapatkan hitung mutlak. Contohnya, dengan limfosit 30% dan leukosit , limfosit mutlak adalah 30% dari atau [12]. eritrositnya [14]. jumlah leukosit dipengaruhi oleh kondisi tubuh, stress, kurang makan atau disebabkan oleh faktor lain. Meningkatnya jumlah sel darah putih umumnya merupakan pertanda adanya infeksi, feukofenia atau berkurangnya jumlah total sel darah putih dari yang normal biasanya lebih cenderung bersifat patologis. [15]. Hasil pengamatan yang diperoleh sudah sesuai dengan pustaka.yaitu.besarnya jumlah leukosit selalu dipengaruhi oleh jumlah eritrosit, dimana jumlah leukosit selalu lebih rendah daripada jumlah eritosit [12]. Berikut adalah tabel perbedaan antara eritrosit dan leukosit. Tabel 4. Perbedaan Eritrosit dan Leukosit Tabel 3. Jumlah leukosit pada Probandus No Probandus Jenis kelamin Berat Badan Jumlah Leukosit / mm 3 1 Bahrudin L Salam 2 Risyatun P Gambar 3. Leukosit yang diamati dibawah mikroskop. Kiri Leukosit Bahrudin, Kanan Leukosit Risyatun Pada praktikum perhitungan darah kali ini, data yang diambil bukan berasal dari probandus dari kelompok 2, tetapi dari kelompok 1 yaitu Bahrudin sebagai probandus Laki laki dan Risyatun sebagai probandus wanita. Hal ini disebabkan Hemasitometer yang digunakan pada kelompok 2 eror dan tidak dapat ditemukan ruang hitung hingga waktu praktikum habis. Sehingga solusi yang diambil adalah menggunakan probandus dari kelompok 1. Dari hasil perhitungan yang dilakukan, jumlah leukosit dari probandus laki laki yaitu Bahrudin sebanyak 6000 / mm 3. Sedangkan jumlah leukosit dari probandus wanita yaitu Risyatun sebanyak 250 / mm 3. Di dalam darah normal didapati jumlah leukosit rata-rata sel/cc. Jika jumlahnya lebih dari sel/mm3 maka keadaan ini disebut leukositosis dan bila jumlah kurang dari 4000 sel/mm3 maka disebut leucopenia. Fluktuasi jumlah leukosit pada tiap individu cukup besar pada kondisi tertentu seperti stres, umur, aktifitas fisiologis dan lainnya. Leukosit berperan penting dalam pertahanan seluler dan humoral organisme terhadap benda-benda asing. Jumlah leukosit lebih banyak diproduksi jika kondisi tubuh sedang sakit apabila dalam sirkulasi darah jumlah leukositnya lebih sedikit dibanding dengan 3.4 Hemositometer Hemositometer atau haemocytometer adalah perangkat awalnya dirancang untuk penghitungan sel darah. Sekarang juga digunakan untuk menghitung jenis sel serta partikel mikroskopis lainnya. Hemositometer terdiri dari pipet thoma dan counting chamber. Pipet thoma terdiri dari 2 jenis yaitu pipet thoma Eritrosit dan pipet thoma Leukosit. Pipet thoma leukosit, berguna untuk mengencerkan darah dalam pemeriksaan jumlah leukosit dan eosinofil. Ciri-cirinya mempunyai skala dari 0,5; 1; 11, didalamnya terdapat bola kaca berwana putih, pengenceran darah yang dilakukan dengan menggunakan pipet ini yaitu 20X untuk hitung leukosit, dan 10X untuk hitug eosinophil. Pipet thoma eritrosit berguna untuk mengencerkan darah dalam pemeriksaan jumlah eritrosit dan trombosit. Ciri-cirinya mempunyai skala dari 0,5; 1; 101, Didalamnya terdapat bola kaca beerwarna merah, pengenceran darah yang dilakukan dengan pipet ini yaitu 200X untuk pemeriksaan hitung eritrosit maupun trombosit. Kamar hitung berguna untuk menghitung jumlah sel-sel darah. Banyak ragam atau jenis kamar hitung, diantaranya Kamar hitung Improve Neubauer, Kamar hitung Original Neubauer, Kamar hitung Burkeer, Kamar hitung Turk, dan Kamar hitung Thoma [16]. Prinsip kerja Hemositometer adalah Penghitungan konsentrasi sel didasarkan pada volume di bawah kaca penutup. Satu kotak besar (W) memiliki volume 0,0001 ml (panjang x lebar x tinggi = 0,1 cm x 0,1 cm x 0,01 cm = 0,0001 cm 3 = 0,0001 ml). Hemasitometer diisi oleh gaya

7 Praktikum Fisiologi Hewan 2014 Hematologi 7 kapiler. Satu tetes dari larutan campuran sel yang terlarut dengan baik dipipet pada ujung tepi dari hemasitometer dan kemudian perlahan-lahan dibuang kelebihannya supaya cairan tertarik masuk ke dalam ruang oleh gaya kapiler. Pewarnaan sel seringkali membantu visualisasi dan penghitungan, baik campuran sel dengan volumetrypan blue (0,4% (w/v) trypan blue dalam PBS) yang setara untuk menentukan penghitungan sel hidup atau mati (sel mati berwarna biru) atau membunuh sel dengan 10% formalin dan kemudian mewarnai dengan trypan blue atau pewarna lain (untuk meningkatkan visualisasi dari semua sel) [16]. Cara membaca sel pada kamar hitung secara umum untuk hitung jenis leukosit, dihitung pada 4 kotak besar di tepi (W). Untuk hitung jenis eritrosit, dihitung pada 5 kotak sedang di tengah (R). Untuk hitung jenis trombosit, dihitung pada 25 kotak sedang di tengah. Untuk hitung jenis eosinofil, dihitung pada 9 kotak besar [16]. Gambar 4. Counting chamber pada Hemositometer IV. KESIMPULAN Kesimpulan dari praktikum ini adalah lama waktu yang dibutuhkan darah untuk koagulasi berbeda beda. Perbedaan waktu ini dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain berat badan, nutrisi, dan jenis kelamin. Proses koagulasi darah dipengaruhi oleh faktor Intrinsik dan Ekstrinsik dengan total 13 faktor yaitu fibrinogen, protrombin, tromboplastin, Ion kalsium, proasselerin, faktor 6, asselerator koversi protrombin, faktor anti hemofili, faktor chrismas, faktor stuart-power, anti senden tromboplastin plasma, faktor Hageman, faktor untuk menstabilkan fibrin. Perhitungan jumlah sel darah dapat dilakukan dengan Hemositometer. Perbedaan jumlah eritrosit dan leukosit setiap orang berbeda karena dipengaruhi nutrisi, jenis kelamin, dan kebutuhan oksigen. [5] Hartadi, Diaz et al. Simulasi Perhitungan Jumlah Sel Darah. Jurnal Transmisi Universitas Diponegoro Vol 08 No 2, [6] Murray, R.K., et al. Biokimia Harper, edisi 25, EGC, Jakarta (2000). [7] Pearce E. Anatomi dan fisiologi untuk paramedik. Gramedia utama : Jakarta (1999). [8] Khairul, Osman Gangguan Pendarahan. Jakarta: Essential Hematology. [9] Hermawan, Adam. Prosedur Tetap Perhitungan Sel. Cancer Chemoprevention Research Center : CCRC (2008). [10] Patria, Dimas Aldi et al. Kadar Hemoglobin Dan jumlah Eritrosit Puyuh Setelah Pemberian Larutan Kombinasi Makromineral dalam Air Minum. Jurnal Sains Undip : Kadar Hemoglobin dan eritrosit 26 35, [11] Mulyatno, Kris cahyo. Pemeriksaan darah Lengkap. Fakultas edokteran universitas Airlangga [12] Spiritia. Perhitungan darah lengkap. Lembaran Informasi 121, [13] Gandasoebrata R, Penuntun Laboratorium Klinik, Cetakan 13, Dian Rakyat, Jakarta, [14 ]Pearce E. Anatomi dan fisiologi untuk paramedik. Jakarta : Gramedia utama (1999). [15] Effendi. Peranan Leukosit Sebagai Anti Inflamsi Alergik dalam Tubuh. Histologi Fakultas kedokteran Universitas Sumatera Utara (2003). [16] Hidayat, Rahmat et al. Hemositometer. Makalah Poltekkes Kemenkes Banjarmasin Analisis Kesehatan (2013). DAFTAR PUSTAKA [1] Kinley, Mac. Blood Coagulation. Journal RnDSystem Vol 03, No [2] Mantik, MFJ. Gangguan Koagulasi. Jurnal Sari Pediatri, Vol 6, No 1 (Supplement), Juni 2004 : [3] Zagrean, A.M. Blood Physiology. Blood Lecture Journal Vol 1 : 2010 [4] Hondro, Y. Fisiologi Darah. USU Institutional repository : Universitas Sumatra Utara, 2011.

8 Praktikum Fisiologi Hewan 2014 Hematologi 8 LAMPIRAN Perhitungan Sel darah merah : Probandus Laki laki (Bahrudin) Jumlah Eritrosit = n e x P x 50 = 1072 x 100 x 50 = Probandus Perempuan (Risyatun) Jumlah Eritrosit = n e x P x 50 = 965 x 100 x 50 = DISKUSI 1. Heparin adalah koagulan yang bergabung dengan antitrombin III menghasilkan efek antikoagulan mencegah trombosis dengan inaktivasi faktor X sehingga mencegah peubahan protombin menjad trombin dan mencegah pembentukan fibrinogen menjadi fibrin [14]. Fungsi heparin selain sebagai antikoagulan, dalam dosis yanga tepat dapat digunakan sebagai antiinflamasi, memperdepat angiogenesis (pertumbuhan pembeuluh darah), pertumbuhan dan perkembangan sel, serta sebagai terapi obat luka bakar. 2. Skema Pembekuan Darah Perhitungan Sel darah putih : Probandus Laki laki (Bahrudin) Jumlah Leukosit = n L x P x 50 = 25 x 100 x 2,5 = 6000 Probandus Perempuan (Risyatun) Jumlah Leukosit = n L x P x 50 = 1 x 100 x 2,5 = 250

LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA ACARA III MENGHITUNG JUMLAH SEL DARAH MERAH

LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA ACARA III MENGHITUNG JUMLAH SEL DARAH MERAH LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA ACARA III MENGHITUNG JUMLAH SEL DARAH MERAH DISUSUN OLEH: DEWI RIMPANG ANJANI PUTRI E1A 012 008 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MATARAM 2015

Lebih terperinci

Hematologi : Koagulasi Darah dan Perhitungan Sel Darah

Hematologi : Koagulasi Darah dan Perhitungan Sel Darah 1 Hematologi : Koagulasi Darah dan Perhitungan Sel Darah Nur Humaidah (1512100019) Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Darah terdiri atas 2 komponen utama yaitu plasma darah dan sel-sel darah.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Darah terdiri atas 2 komponen utama yaitu plasma darah dan sel-sel darah. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Darah Darah merupakan komponen esensial makhluk hidup, mulai dari binatang hingga manusia. Dalam keadaan fisiologik, darah selalu berada dalam pembuluh darah sehingga

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. Identitas Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Cirebon Mata Pelajaran : Biologi Kelas/Program/Semester : XI IPA/1 Standar Kompetensi : 3. Menjelaskan struktur dan fungsi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. DARAH Darah adalah cairan jaringan tubuh. Fungsi utamanya adalah mengangkut oksigen yang diperlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh. Darah juga mensuplai jaringan tubuh dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari tubuh yang jumlahnya 6-8% dari berat badan total. a. Plasma darah, merupakan bagian yang cair

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari tubuh yang jumlahnya 6-8% dari berat badan total. a. Plasma darah, merupakan bagian yang cair BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Darah 1. Definisi Darah Darah merupakan bagian penting dari sistem transport dan bagian penting dari tubuh yang jumlahnya 6-8% dari berat badan total. Darah merupakan

Lebih terperinci

KEGIATAN 4 SISTEM KARDIOVASKULER. MENGHITUNG SEL DARAH PUTIH (leukocyte)

KEGIATAN 4 SISTEM KARDIOVASKULER. MENGHITUNG SEL DARAH PUTIH (leukocyte) KEGIATAN 4 SISTEM KARDIOVASKULER MENGHITUNG SEL DARAH PUTIH (leukocyte) A. TUJUAN PRAKTIKUM Menghitung jumlah SDP B. DASAR TEORI Sel darah putih adalah salah satu sel yang membentuk komponen darah. Sel

Lebih terperinci

Tujuan Praktikum Menentukan waktu beku darah (waktu koagulasi darah) dari seekor hewan/manusia.

Tujuan Praktikum Menentukan waktu beku darah (waktu koagulasi darah) dari seekor hewan/manusia. A. WAKTU BEKU DARAH Tujuan Praktikum Menentukan waktu beku darah (waktu koagulasi darah) dari seekor hewan/manusia. Prinsip Darah yang keluar dari pembuluh darah akan berubah sifatnya, ialah dari sifat

Lebih terperinci

Laporan Praktikum V Darah dan Peredaran

Laporan Praktikum V Darah dan Peredaran Laporan Praktikum V Darah dan Peredaran Nama : Cokhy Indira Fasha NIM : 10699044 Kelompok : 4 Tanggal Praktikum : 11 September 2001 Tanggal Laporan : 19 September 2001 Asisten : Astania Departemen Biologi

Lebih terperinci

- - SISTEM PEREDARAN DARAH MANUSIA - - dlp5darah

- - SISTEM PEREDARAN DARAH MANUSIA - - dlp5darah - - SISTEM PEREDARAN DARAH MANUSIA - - Modul ini singkron dengan Aplikasi Android, Download melalui Play Store di HP Kamu, ketik di pencarian dlp5darah Jika Kamu kesulitan, Tanyakan ke tentor bagaimana

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Darah merupakan bagian dari tubuh yang jumlahnya 60-80% dari berat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Darah merupakan bagian dari tubuh yang jumlahnya 60-80% dari berat BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Darah Darah merupakan bagian dari tubuh yang jumlahnya 60-80% dari berat badan, dangan viskositas darah 4,5 kali lebih besar daripada air. Darah merupakan jaringan

Lebih terperinci

Hemositometer. Gbr 1. Hemositometer

Hemositometer. Gbr 1. Hemositometer Hemositometer Hemositometer atau haemocytometer adalah perangkat awalnya dirancang untuk penghitungan sel darah. Sekarang juga digunakan untuk menghitung jenis sel serta partikel mikroskopis lainnya. Hemositometer

Lebih terperinci

ANFIS SISTEM HEMATOLOGI ERA DORIHI KALE

ANFIS SISTEM HEMATOLOGI ERA DORIHI KALE ANFIS SISTEM HEMATOLOGI ERA DORIHI KALE ANFIS HEMATOLOGI Darah Tempat produksi darah (sumsum tulang dan nodus limpa) DARAH Merupakan medium transport tubuh 7-10% BB normal Pada orang dewasa + 5 liter Keadaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. rawat inap di RSU & Holistik Sejahtera Bhakti Kota Salatiga. kanker payudara positif dan di duga kanker payudara.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. rawat inap di RSU & Holistik Sejahtera Bhakti Kota Salatiga. kanker payudara positif dan di duga kanker payudara. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium RSU & Holistik Sejahtera Bhakti Kota Salatiga pada bulan Desember 2012 - Februari 2013. Jumlah sampel yang diambil

Lebih terperinci

PRAKTIKUM II : DARAH, PEMBULUH DARAH, DARAH DALAM BERBAGAI LARUTAN, PENGGOLONGAN DARAH SISTEM ABO DAN RHESUS.

PRAKTIKUM II : DARAH, PEMBULUH DARAH, DARAH DALAM BERBAGAI LARUTAN, PENGGOLONGAN DARAH SISTEM ABO DAN RHESUS. PRAKTIKUM II : DARAH, PEMBULUH DARAH, DARAH DALAM BERBAGAI LARUTAN, PENGGOLONGAN DARAH SISTEM ABO DAN RHESUS. Praktikum IDK 1 dan Biologi, 2009 Tuti Nuraini, SKp., M.Biomed. 1 TUJUAN Mengetahui asal sel-sel

Lebih terperinci

SISTEM PEREDARAN DARAH

SISTEM PEREDARAN DARAH SISTEM PEREDARAN DARAH Tujuan Pembelajaran Menjelaskan komponen-komponen darah manusia Menjelaskan fungsi darah pada manusia Menjelaskan prinsip dasar-dasar penggolongan darah Menjelaskan golongan darah

Lebih terperinci

HASIL PENELITIAN UJI EFIKASI OBAT HERBAL UNTUK MENINGKATKAN KADAR HEMOGLOBIN, JUMLAH TROMBOSIT DAN ERITROSIT DALAM HEWAN UJI TIKUS PUTIH JANTAN

HASIL PENELITIAN UJI EFIKASI OBAT HERBAL UNTUK MENINGKATKAN KADAR HEMOGLOBIN, JUMLAH TROMBOSIT DAN ERITROSIT DALAM HEWAN UJI TIKUS PUTIH JANTAN HASIL PENELITIAN UJI EFIKASI OBAT HERBAL UNTUK MENINGKATKAN KADAR HEMOGLOBIN, JUMLAH TROMBOSIT DAN ERITROSIT DALAM HEWAN UJI TIKUS PUTIH JANTAN PUSAT STUDI OBAT BAHAN ALAM DEPARTEMEN FARMASI FAKULTAS MATEMATIKA

Lebih terperinci

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM BIOLOGI PERHITUNGAN JUMLAH ERITROSIT DARAH

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM BIOLOGI PERHITUNGAN JUMLAH ERITROSIT DARAH LAPORAN RESMI PRAKTIKUM BIOLOGI PERHITUNGAN JUMLAH ERITROSIT DARAH Dosen Pengampu: Dr. drh. Heru Nurcahyo, M.Kes Disusun Oleh : Nama: Sofyan Dwi Nugroho NIM : 16708251021 Prodi : Pendidikana IPA PRODI

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Juli 2012. Pemeliharaan burung merpati dilakukan di Sinar Sari, Dramaga, Bogor, Jawa Barat. Pengamatan profil darah

Lebih terperinci

Darah 8 % bb Komposisi darah : cairan plasma ± 60 % Padatan 40-45% sel darah merah (eritrosit), sel darah putih, trombosit

Darah 8 % bb Komposisi darah : cairan plasma ± 60 % Padatan 40-45% sel darah merah (eritrosit), sel darah putih, trombosit Darah 8 % bb Komposisi darah : cairan plasma ± 60 % Padatan 40-45% sel darah merah (eritrosit), sel darah putih, trombosit Plasma (40%-50%) Lekosit Eritrosit sebelum sesudah sentrifusi Eritrosit Fungsi

Lebih terperinci

Ilmu Pengetahuan Alam

Ilmu Pengetahuan Alam Ilmu Pengetahuan Alam Sistem Peredaran Darah SEKOLAH DASAR TETUM BUNAYA Kelas Yupiter Nama Pengajar: Kak Winni Ilmu Pengetahuan Alam Sistem Peredaran Darah A. Bagian-Bagian Darah Terdiri atas apakah darah

Lebih terperinci

Makalah Sistem Hematologi

Makalah Sistem Hematologi Makalah Sistem Hematologi TUGAS I untuk menyelesaikan tugas browsing informasi ilmiah Disusun Oleh: IBNU NAJIB NIM. G1C015004 PROGRAM DIPLOMA IV ANALISI KESEHATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April hingga Mei 2015.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April hingga Mei 2015. 19 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April hingga Mei 2015. Penginduksian zat karsinogen dan pemberian taurin kepada hewan uji dilaksanakan di

Lebih terperinci

Sistem Transportasi Manusia L/O/G/O

Sistem Transportasi Manusia L/O/G/O Sistem Transportasi Manusia L/O/G/O Apersepsi 1. Pernahkan bagian tubuhmu terluka, misalnya karena terjatuh atau terkena bagian tajam seperti pisau dan paku? 2. Apakah bagian tubuh yang terluka tersebut

Lebih terperinci

BAB VII DARAH A. SEDIAAN NATIF DARAH.

BAB VII DARAH A. SEDIAAN NATIF DARAH. BAB VII DARAH A. SEDIAAN NATIF DARAH. Tujuan Praktikum Mengamati darah tanpa diproses lebih lanjut. 1. Memperhatikan bentuk-bentuk sel-sel darah ada tidaknya sel eritrosit yang mengalami krenasi (pengerutan),

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik. UNIMUS, Jl. Wonodri Sendang Raya 2A Semarang. Waktu penelitian yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik. UNIMUS, Jl. Wonodri Sendang Raya 2A Semarang. Waktu penelitian yaitu BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik. B. Tempat dan Waktu Tempat penelitian adalah dilaboratorium Klinik Analis Kesehatan UNIMUS, Jl. Wonodri Sendang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Darah adalah bagian dari tubuh yang berbentuk cair dengan jumlah %

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Darah adalah bagian dari tubuh yang berbentuk cair dengan jumlah % BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Darah Darah adalah bagian dari tubuh yang berbentuk cair dengan jumlah 60 80 % dari berat badan, viskositas darah 4,5 kali lebih besar daripada air. Darah terdiri

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN Alat dan Bahan Alat-alat yang digunakan untuk pengambilan sampel darah yaitu obyek glass, cover glass, Haemicitometer, jarum suntik, pipet kapiler, mikroskop monokuler. Vitamin E

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tubuh, membawa nutrisi, membersihkan metabolisme dan membawa zat antibodi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tubuh, membawa nutrisi, membersihkan metabolisme dan membawa zat antibodi 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Darah Darah dalam tubuh berfungsi untuk mensuplai oksigen ke seluruh jaringan tubuh, membawa nutrisi, membersihkan metabolisme dan membawa zat antibodi (sistem

Lebih terperinci

SISTEM SIRKULASI OLEH : DRS. DJOKO IRAWANTO

SISTEM SIRKULASI OLEH : DRS. DJOKO IRAWANTO SISTEM SIRKULASI OLEH : DRS. DJOKO IRAWANTO SISTEM SIRKULASI 1. Darah 2. Alat Peredaran Darah 3. Proses Peredaran Darah 4. Peredaran Darah Hewan 5. Kelainan Dan Penyakit 1. DARAH Cairan yang berwarna merah

Lebih terperinci

Darah 8 % bb Komposisi darah : cairan plasma ± 60 % Padatan 40-45% sel darah merah (eritrosit), sel darah putih, trombosit

Darah 8 % bb Komposisi darah : cairan plasma ± 60 % Padatan 40-45% sel darah merah (eritrosit), sel darah putih, trombosit Darah 8 % bb Komposisi darah : cairan plasma ± 60 % Padatan 40-45% sel darah merah (eritrosit), sel darah putih, trombosit Plasma (40%-50%) Lekosit Eritrosit sebelum sesudah sentrifusi Fungsi utama eritrosit:

Lebih terperinci

BAB V HEMOSTASIS Definisi Mekanisme hemostasis Sistem koagulasi

BAB V HEMOSTASIS Definisi Mekanisme hemostasis Sistem koagulasi BAB V HEMOSTASIS Definisi Hemostasis adalah mekanisme tubuh untuk menghentikan perdarahan karena trauma dan mencegah perdarahan spontan. Hemostasis juga menjaga darah tetap cair. Mekanisme hemostasis Jika

Lebih terperinci

PEMERIKSAAN ERYTROSIT CARA PIPET

PEMERIKSAAN ERYTROSIT CARA PIPET PEMERIKSAAN ERYTROSIT CARA PIPET UPT. PUSKESMAS NUSA PENIDA I SOP No. Dokumen : 05/SOP/Lab-NPI/2016 No. Revisi : 01 Tgl. Terbit : 01 April 2016 Halaman : 1-4 Kepala UPT Puskesmas Nusa Penida I dr. I Ketut

Lebih terperinci

Review Sistem Hematology

Review Sistem Hematology Nama : rp, S.Kp., MNS. NIP : 19720826 200212 1 002 Departemen : Kep. Medikal Bedah & Kep. Dasar Mata Kuliah : Kep. Medikal Bedah Topik : Pengkajian Sistem Hematologi 1 Review Sistem Hematology Ikhsanuddin

Lebih terperinci

UPT Balai Informasi Teknologi LIPI Pangan & Kesehatan Copyright 2009

UPT Balai Informasi Teknologi LIPI Pangan & Kesehatan Copyright 2009 BAB IV Darah Darah berfungsi sebagai : 1. Alat transport O 2 dari paruparu diangkut keseluruh tubuh. CO 2 diangkut dari seluruh tubuh ke paruparu. Sari makanan diangkut dari jonjot usus ke seluruh jaringan

Lebih terperinci

STORYBOARD SISTEM PEREDARAN DARAH

STORYBOARD SISTEM PEREDARAN DARAH STORYBOARD SISTEM PEREDARAN DARAH Mata Kuliah : Pengembangan Media Pembelajaran Pokok Bahasan : Sistem Peredaran Darah Sasaran : Pemahaman siswa akan materi sistem peredaran darah menjadi lebih baik. Kompetensi

Lebih terperinci

III. METODE 3.1. Waktu dan Tempat 3.2. Alat dan Bahan 3.3. Tahap Persiapan Hewan Percobaan Aklimatisasi Domba

III. METODE 3.1. Waktu dan Tempat 3.2. Alat dan Bahan 3.3. Tahap Persiapan Hewan Percobaan Aklimatisasi Domba 17 III. METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan selama delapan bulan yang dimulai pada bulan Mei sampai dengan bulan Desember 2010. Penelitian dilakukan di kandang Mitra Maju yang beralamat

Lebih terperinci

Laporan Praktikum III Osmoregulasi dan Peredaran Darah

Laporan Praktikum III Osmoregulasi dan Peredaran Darah Laporan Praktikum III Osmoregulasi dan Peredaran Darah Nama : Cokhy Indira Fasha NIM : 10699044 Kelompok : 4 Tanggal Praktikum : 18 September 2001 Tanggal Laporan : 26 September 2001 Asisten : Gitta Departemen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdiri dari sel darah. (Evelyn C. Pearce, 2006)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdiri dari sel darah. (Evelyn C. Pearce, 2006) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Darah Darah adalah jaringan cair yang terdiri atas dua bagian yaitu plasma darah dan sel darah. Sel darah terdiri dari tiga jenis yaitu eritrosit, leukosit dan trombosit. Volume

Lebih terperinci

SISTEM PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA

SISTEM PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA SISTEM PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA Transportasi ialah proses pengedaran berbagai zat yang diperlukan ke seluruh tubuh dan pengambilan zat-zat yang tidak diperlukan untuk dikeluarkan dari tubuh. Alat transportasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan di kandang Fapet Farm dan analisis proksimat bahan pakan dan pemeriksaan darah dilaksanakan di Laboratorium Fakultas Peternakan

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Ternak Peralatan Prosedur

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Ternak Peralatan Prosedur MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Peternakan Domba Indocement Citeureup, Bogor selama 10 minggu. Penelitian dilakukan pada awal bulan Agustus sampai pertengahan bulan Oktober

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah analitik. Wonodri Sendang Raya 2A Semarang.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah analitik. Wonodri Sendang Raya 2A Semarang. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah analitik. B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian dilakukan di laboratorium klinik Analis Kesehatan fakultas

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM HEMATOLOGI PEMBUATAN DAN PEWARNAAN SEDIAAN APUSAN DARAH

LAPORAN PRAKTIKUM HEMATOLOGI PEMBUATAN DAN PEWARNAAN SEDIAAN APUSAN DARAH LAPORAN PRAKTIKUM HEMATOLOGI PEMBUATAN DAN PEWARNAAN SEDIAAN APUSAN DARAH I. Tujuan Untuk dapat mengetahui cara pembuatan dan pewarnaan sediaan hapusan darah II. Metode Hapusan darah ( blood smear ) III.

Lebih terperinci

5 Sistem. Peredaran Darah. Bab. Di dalam tubuh makhluk hidup terdapat suatu sistem yang berfungsi untuk mengedarkan makanan dan O 2

5 Sistem. Peredaran Darah. Bab. Di dalam tubuh makhluk hidup terdapat suatu sistem yang berfungsi untuk mengedarkan makanan dan O 2 Bab 5 Sistem Peredaran Darah Sumber: Encarta 2005 Arteri Vena Gambar 5.1 Sistem peredaran darah pada manusia Peta Konsep Di dalam tubuh makhluk hidup terdapat suatu sistem yang berfungsi untuk mengedarkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. udara maupun zat buangan yang ada di dalam tubuh. Volume darah pada manusia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. udara maupun zat buangan yang ada di dalam tubuh. Volume darah pada manusia BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Darah 2.1.1 Pengertian darah Darah merupakan jaringan cair yang merupakan bagian terpenting dari sistem transportasi zat dalam tubuh. Darah berfungsi mengangkut semua nutrisi,

Lebih terperinci

SISTEM IMUN (SISTEM PERTAHANAN TUBUH)

SISTEM IMUN (SISTEM PERTAHANAN TUBUH) SISTEM IMUN (SISTEM PERTAHANAN TUBUH) FUNGSI SISTEM IMUN: Melindungi tubuh dari invasi penyebab penyakit; menghancurkan & menghilangkan mikroorganisme atau substansi asing (bakteri, parasit, jamur, dan

Lebih terperinci

PEMERIKSAAN GOLONGAN DARAH RHESUS

PEMERIKSAAN GOLONGAN DARAH RHESUS PEMERIKSAAN GOLONGAN DARAH RHESUS I. Tujuan Percobaan 1. Mempelajari dan memahami golongan darah. 2. Untuk mengetahui cara menentukan golongan darah pada manusia. II. Tinjauan Pustaka Jenis penggolongan

Lebih terperinci

Universitas Indonusa Esa Unggul FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Jurusan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan ANATOMI FISIOLOGI

Universitas Indonusa Esa Unggul FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Jurusan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan ANATOMI FISIOLOGI Universitas Indonusa Esa Unggul FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Jurusan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan ANATOMI FISIOLOGI Conducted by: Jusuf R. Sofjan,dr,MARS 2/17/2016 1 Darah adalah jaringan cair

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oksigen. Darah terdiri dari bagian cair dan padat, bagian cair yaitu berupa plasma

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oksigen. Darah terdiri dari bagian cair dan padat, bagian cair yaitu berupa plasma BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Darah 1. Pengertian darah Dalam system sirkulasi darah merupakan bagian penting yaitu dalam transport oksigen. Darah terdiri dari bagian cair dan padat, bagian cair yaitu berupa

Lebih terperinci

Urutan mekanisme hemostasis dan koagulasi dapat dijelaskan sebagai berikut:

Urutan mekanisme hemostasis dan koagulasi dapat dijelaskan sebagai berikut: MEKANISME HEMOSTASIS Urutan mekanisme hemostasis dan koagulasi dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Segera setelah pembuluh darah terpotong atau pecah, rangsangan dari pembuluh darah yang rusak itu menyebabkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN X O-1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN X O-1 27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan menggunakan posttest only control group design. 23 R : X O-1 ( ) O-2 Dalam rancangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah penelitian analitik.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah penelitian analitik. BAB III METODE PENELITIAN 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah penelitian analitik. 2. Tempat dan waktu penelitian Penelitian di lakukan di laboratorium klinik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran Jatinangor

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Darah adalah suspensi dari partikel dalam larutan koloid cair yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Darah adalah suspensi dari partikel dalam larutan koloid cair yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Darah 1. Definisi Darah adalah suspensi dari partikel dalam larutan koloid cair yang mengandung elektrolit. Peranannya sebagai medium pertukaran antara sel-sel yang terfiksasi

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan dari bulan April sampai dengan bulan Mei 2011, bertempat di kandang pemuliaan ternak, Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan,

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM GOLONGAN DARAH

LAPORAN PRAKTIKUM GOLONGAN DARAH B LAPORAN PRAKTIKUM GOLONGAN DARAH I L O G NAMA : ZANNE ARIENTA KELAS : XI IPA 4 TANGGAL : 27 NOVEMBER 2013 GURU PEMBIMBING : Bpk. BAMBANG S.Pd I SMAN 1 KABUPATEN TANGERANG BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Lebih terperinci

Kompetensi SISTEM SIRKULASI. Memahami mekanisme kerja sistem sirkulasi dan fungsinya

Kompetensi SISTEM SIRKULASI. Memahami mekanisme kerja sistem sirkulasi dan fungsinya SISTEM SIRKULASI Kompetensi Memahami mekanisme kerja sistem sirkulasi dan fungsinya Suatu sistem yang memungkinkan pengangkutan berbagai bahan dari satu tempat ke tempat lain di dalam tubuh organisme Sistem

Lebih terperinci

PAPER HEMATOLOGI MENGHITUNG JUMLAH ERITROSIT

PAPER HEMATOLOGI MENGHITUNG JUMLAH ERITROSIT PAPER HEMATOLOGI MENGHITUNG JUMLAH ERITROSIT OLEH: KELOMPOK I (GENAP) ANGGOTA: 1. NI NYOMAN MELINDAWATI (P07134013 002) 2. NI MADE INKI ARIANTI (P07134013 004) 3. NI KADEK SUCAHYANINGSIH (P07134013 006)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kreatinin Kreatinin adalah produk akhir metabolisme kreatin.keratin sebagai besar dijumpai di otot rangka, tempat zat terlibat dalam penyimpanan energy sebagai keratin fosfat.dalam

Lebih terperinci

mendeskripsikan sistem peredaran darah pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan.

mendeskripsikan sistem peredaran darah pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan. Bab 5 Sumber: www.aspirinworks.com Sistem Peredaran Darah pada Manusia Hasil yang harus kamu capai: memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia. Setelah mempelajari bab ini, kamu harus mampu: mendeskripsikan

Lebih terperinci

Kelainan darah pada Lupus eritematosus sistemik

Kelainan darah pada Lupus eritematosus sistemik Kelainan darah pada Lupus eritematosus sistemik Amaylia Oehadian Sub Bagian Hematologi Onkologi Medik Bagian Penyakit Dalam Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung Kelainan darah pada lupus Komponen darah Kelainan

Lebih terperinci

3. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian 3.2. Hewan Coba dan Pemeliharaannya 3.3. Alat dan Bahan

3. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian 3.2. Hewan Coba dan Pemeliharaannya 3.3. Alat dan Bahan 19 3. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2009 sampai dengan Juni 2010 di Kandang Unit Hewan Laboratorium, Fakultas Kedokteran Hewan, Institut

Lebih terperinci

Apa itu Darah? Plasma Vs. serum

Apa itu Darah? Plasma Vs. serum Anda pasti sudah sering mendengar istilah plasma dan serum, ketika sedang melakukan tes darah. Kedua cairan mungkin tampak membingungkan, karena mereka sangat mirip dan memiliki penampilan yang sama, yaitu,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Darah merupakan bagian penting dari sistem transportasi zat-zat. a. Plasma darah merupakan bagian cair.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Darah merupakan bagian penting dari sistem transportasi zat-zat. a. Plasma darah merupakan bagian cair. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Darah 1. Definisi darah Darah merupakan bagian penting dari sistem transportasi zat-zat dalam tubuh. Darahmerupakan jaringan yang berbentuk cairan terdiri dari dua bagian besar,

Lebih terperinci

PEMERIKSAAN MASA PEMBEKUAN DARAH

PEMERIKSAAN MASA PEMBEKUAN DARAH PEMERIKSAAN MASA PEMBEKUAN DARAH (CLOTTING TIME) Oleh : KEMENTERIAN KESEHATAN RI POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR JURUSAN ANALIS KESEHATAN 2015 PEMERIKSAAN MASA PEMBEKUAN ( CLOTTING TIME ) A. Faal Hemostasis

Lebih terperinci

B A B II TINJAUAN PUSTAKA. penting dari sistem transport dan bagian penting

B A B II TINJAUAN PUSTAKA. penting dari sistem transport dan bagian penting B A B II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Darah 1. Definisi Darah. Darah merupakan bagian penting dari sistem transport dan bagian penting dari tubuh yang jumlahnya 6 8 % dari berat badan total. Darah

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. ternak. Darah terdiri dari dua komponen berupa plasma darah dan bagian padat yang

HASIL DAN PEMBAHASAN. ternak. Darah terdiri dari dua komponen berupa plasma darah dan bagian padat yang 26 IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi fisiologis ternak dapat diketahui melalui pengamatan nilai hematologi ternak. Darah terdiri dari dua komponen berupa plasma darah dan bagian padat yang mengandung butir-butir

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Oktober 2011, di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Oktober 2011, di III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Oktober 2011, di Laboratorium Program Studi Budidaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. B. Alat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang di lakukan adalah penelitian analitik. Tempat penelitian cara manual dan automatik dilakukan di

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang di lakukan adalah penelitian analitik. Tempat penelitian cara manual dan automatik dilakukan di BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang di lakukan adalah penelitian analitik. B. Tempat dan Waktu Tempat penelitian cara manual dan automatik dilakukan di laboratorium Patologi

Lebih terperinci

GAMBARAN DARAH IKAN II (SDP, AF DAN DL)

GAMBARAN DARAH IKAN II (SDP, AF DAN DL) Laporan Praktikum ke-3 Hari/Tanggal : Jumat/ 17 Maret 2017 m.k Manajemen Kesehatan Kelompok : VII Organisme Akuatik Asisten : Niar Suryani GAMBARAN DARAH IKAN II (SDP, AF DAN DL) Disusun oleh: Nuralim

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dinamakan sebagai pembuluh darah dan menjalankan fungsi transpor berbagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dinamakan sebagai pembuluh darah dan menjalankan fungsi transpor berbagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Darah Darah adalah jaringan tubuh yang berbeda dengan jaringan tubuh lain, berbeda dalam konsistensi cair, beredar dalam suatu sistem tertutup yang dinamakan sebagai pembuluh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berbentuk cakram dan mengandung granula. Terdapat keping

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berbentuk cakram dan mengandung granula. Terdapat keping BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Trombosit Trombosit adalah fragmen-fragmen kecil yang berasal dari sitoplasma. Berbentuk cakram dan mengandung granula. Terdapat 250.000-400.000 keping darah dalam setiap mm

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat penelitian dilakukan di Laboratorium Puskesmas Kemangkon Kabupaten

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat penelitian dilakukan di Laboratorium Puskesmas Kemangkon Kabupaten BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis Penelitian adalah penelitian deskriptif. B. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian dilakukan di Laboratorium Puskesmas Kemangkon Kabupaten Purbalingga.

Lebih terperinci

Praktikum II UJI OKSIHEMOGLOBIN & DEOKSIHEMOGLOBIN

Praktikum II UJI OKSIHEMOGLOBIN & DEOKSIHEMOGLOBIN Praktikum II UJI OKSIHEMOGLOBIN & DEOKSIHEMOGLOBIN A. Tujuan Membuktikan hemoglobin dapat mengikat oksigen membentuk oksihemoglobin (HbO2) dan dapat terurai kembali menjadi O2 dan deoksihemoglobin. B.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tindakan pencabutan gigi merupakan salah satu jenis perawatan gigi yang

BAB I PENDAHULUAN. Tindakan pencabutan gigi merupakan salah satu jenis perawatan gigi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tindakan pencabutan gigi merupakan salah satu jenis perawatan gigi yang dilaksanakan di Poli Gigi dan Mulut Puskesmas. 1 Pencabutan gigi merupakan suatu tindakan mengeluarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. studi pustaka, yaitu dengan cara menggambarkan hasil penelitian, dan hasil

BAB III METODE PENELITIAN. studi pustaka, yaitu dengan cara menggambarkan hasil penelitian, dan hasil 15 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan metode diskriptif yang di dukung oleh studi pustaka, yaitu dengan cara menggambarkan hasil penelitian, dan hasil penelitian

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada April 2014 di kandang ayam petelur Varia Agung

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada April 2014 di kandang ayam petelur Varia Agung III. BAHAN DAN METODE A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada April 2014 di kandang ayam petelur Varia Agung Jaya Farm, Desa Varia Agung, Kecamatan Seputih Mataram, Kabupaten Lampung

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 6. SISTEM TRANSPORTASI PADA MANUSIALATIHAN SOAL

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 6. SISTEM TRANSPORTASI PADA MANUSIALATIHAN SOAL SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 6. SISTEM TRANSPORTASI PADA MANUSIALATIHAN SOAL 1. Penyakit keturunan di mana penderitanya mengalami gangguan dalam pembekuan darah disebut... Leukopeni Leukositosis Anemia Hemofilia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN 1.1Tujuan A. Pungsi Darah Vena (Flebotomi) Untuk pemeriksaan hematologi, yaitu pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui keadaan darah dan komponen-komponennya. B. Pemeriksaan Laju

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kalsium. Trombosit melekat pada lapisan pembuluh darah yang rombak. (luka) dengan membentuk plug trombosit (Rukman, 2010).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kalsium. Trombosit melekat pada lapisan pembuluh darah yang rombak. (luka) dengan membentuk plug trombosit (Rukman, 2010). BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Trombosit Trombosit merupakan elemen terkecil dalam struktur darah, merupakan sel darah yang berperan penting dalam hemostasis, karena granula trombosit mengandung faktor pembekuan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Hematologi Hasil pemeriksaan hematologi disajikan dalam bentuk rataan±simpangan baku (Tabel 1). Hasil pemeriksaan hematologi individual (Tabel 5) dapat dilihat pada lampiran dan dibandingkan

Lebih terperinci

BAHAYA AKIBAT LEUKOSIT TINGGI

BAHAYA AKIBAT LEUKOSIT TINGGI 1 BAHAYA AKIBAT LEUKOSIT TINGGI TUGAS I Disusun untuk memenuhi tugas praktikum brosing artikel dari internet HaloSehat.com Editor SHOBIBA TURROHMAH NIM: G0C015075 PROGRAM DIPLOMA III ANALIS KESEHATAN FAKULTAS

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 6. SISTEM TRANSPORTASI PADA MANUSIALatihan Soal 6.2. Varises. Anemia. Polisitemia. Hipertensi

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 6. SISTEM TRANSPORTASI PADA MANUSIALatihan Soal 6.2. Varises. Anemia. Polisitemia. Hipertensi SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 6. SISTEM TRANSPORTASI PADA MANUSIALatihan Soal 6.2 1. Penyakit yang dapat,memicu terjadinya stroke adalah... Varises Polisitemia Hipertensi Kunci Jawaban : D Hipertensi (tekanan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah eksperimen. B. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian ini dilakukan di Loboratorium Klinik Fikkes Unimus Jalan

Lebih terperinci

Tujuan Pembelajaran. 1. Dapat menjelaskan 3 komponen penyusun sistem peredaran darah pada manusia.

Tujuan Pembelajaran. 1. Dapat menjelaskan 3 komponen penyusun sistem peredaran darah pada manusia. Tujuan Pembelajaran 1. Dapat menjelaskan 3 komponen penyusun sistem peredaran darah pada manusia. 2. Dapat menjelaskan fungsi jantung dalam sistem peredaran darah. 3. Dapat menjelaskan fungsi pembuluh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen, karena

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen, karena BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen, karena dalam penelitian ini dilakukan dengan mengadakan manipulasi terhadap objek penelitian

Lebih terperinci

PERDARAHAN DAN PEMBEKUAN DARAH (HEMOSTASIS) Era Dorihi Kale, M.Kep

PERDARAHAN DAN PEMBEKUAN DARAH (HEMOSTASIS) Era Dorihi Kale, M.Kep PERDARAHAN DAN PEMBEKUAN DARAH (HEMOSTASIS) Era Dorihi Kale, M.Kep Pengertian Hemostasis merupakan peristiwa penghentian perdarahan akibat putusnya atau robeknya pembuluh darah atau pencegahan kehilangan

Lebih terperinci

A. KOMPONEN DARAH SISTEM PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA

A. KOMPONEN DARAH SISTEM PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA SISTEM PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA Peredaran darah pada manusia dilakukan oleh sel darah dan melalui pembuluh darah. Oleh karena itu disebut peredaran darah tertutup. Peredaran darah berlangsung secara

Lebih terperinci

Mekanisme Pembekuan Darah

Mekanisme Pembekuan Darah Mekanisme Pembekuan Darah Pada pembuluh darah yang rusak, kaskade koagulasi secara cepat diaktifasi untuk menghasilkan trombin dan akhirnya untuk membentuk solid fibrin dari soluble fibrinogen, memperkuat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian Analitik, mengingat

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian Analitik, mengingat BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian Analitik, mengingat variabel yang diteliti akan dibandingkan antara kelompok pasien yang diperiksa menggunakan

Lebih terperinci

Keterampilan Laboratorium PADA BLOK 2.2 HEMATOIMUNOLIMFOPOETIK:

Keterampilan Laboratorium PADA BLOK 2.2 HEMATOIMUNOLIMFOPOETIK: Keterampilan Laboratorium PADA BLOK 2.2 HEMATOIMUNOLIMFOPOETIK: DARAH 2: -LED -Membuat & memeriksa sediaan apus darah tepi -Evaluasi DARAH 3: - Pemeriksaan gol.darah -Tes inkompatibilitas DARAH 4: Bleeding

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen karena

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen karena BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen karena dalam penelitian ini dilakukan dengan mengadakan manipulasi terhadap objek penelitian

Lebih terperinci

biologi SET 12 TUBUH MANUSIA 1 (SISTEM PEREDARAN DARAH) DAN LATIHAN SOAL SBMPTN ADVANCE AND TOP LEVEL A. SISTEM PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA

biologi SET 12 TUBUH MANUSIA 1 (SISTEM PEREDARAN DARAH) DAN LATIHAN SOAL SBMPTN ADVANCE AND TOP LEVEL A. SISTEM PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA 12 MATERI DAN LATIHAN SOAL SBMPTN ADVANCE AND TOP LEVEL biologi SET 12 TUBUH MANUSIA 1 (SISTEM PEREDARAN DARAH) A. SISTEM PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA a. Fungsi Darah 1. Aat pengangkut (transportasi):

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat dilakukan dengan banyak metoda. Salah satu metoda yang paling diyakini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat dilakukan dengan banyak metoda. Salah satu metoda yang paling diyakini BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sediaan Malaria Pemeriksaan laboratorium untuk menegakkan diagnosa penyakit malaria dapat dilakukan dengan banyak metoda. Salah satu metoda yang paling diyakini dapat menemukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tujuan pemeriksaan sediaan apus darah tepi antara lain menilai berbagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tujuan pemeriksaan sediaan apus darah tepi antara lain menilai berbagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sediaan Apus Darah Tepi Tujuan pemeriksaan sediaan apus darah tepi antara lain menilai berbagai unsur sel darah tepi seperti eritrosit, leukosit, dan trombosit dan mencari adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Darah merupakan salah satu komponen yang paling penting di dalam tubuh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Darah merupakan salah satu komponen yang paling penting di dalam tubuh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Darah merupakan salah satu komponen yang paling penting di dalam tubuh manusia sebagai alat transportasi (Swastini dkk, 2016). Darah mempunyai dua komponen utama, plasma

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut W.J.S Poerwodarminto, pemahaman berasal dari kata "Paham

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut W.J.S Poerwodarminto, pemahaman berasal dari kata Paham BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemahaman Menurut W.J.S Poerwodarminto, pemahaman berasal dari kata "Paham yang artinya mengerti benar tentang sesuatu hal. Pemahaman merupakan tipe belajar yang lebih tinggi

Lebih terperinci

OLEH JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI

OLEH JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI LAPORAN PRAKTIKUM MIKROTEKNIK PRAKTIKUM I PREPARAT APUS (SMEAR PREPARATION) OLEH NAMA : I WAYAN RUSTANTO NIM : F1D1 12 039 KELOMPOK : 3 (TIGA) ASISTEN PEMBIMBING : FATMA CAHYA PUTRI JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM HEMATOLOGI I PENGAMBILAN DARAH VENA DAN DARAH KAPILER

LAPORAN PRAKTIKUM HEMATOLOGI I PENGAMBILAN DARAH VENA DAN DARAH KAPILER LAPORAN PRAKTIKUM HEMATOLOGI I PENGAMBILAN DARAH VENA DAN DARAH KAPILER Disusun oleh: Nama : WAHDA NURISMI NIM : 14 3145 453 137 Kelompok : I (SATU) PROGRAM STUDI DIII ANALIS KESEHATAN STIKes MEGA REZKY

Lebih terperinci