PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MOJOKERTO TAHUN 2014

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MOJOKERTO TAHUN 2014"

Transkripsi

1 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MOJOKERTO

2 Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan Rahmat dan Hidayah-Nya penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten Mojokerto Tahun 2014 ini dapat diterbitkan. Walapun melalui proses yang tidak mudah, dikarenakan dalam pengumpulan data dan informasinya masih banyak kendala, salah satunya masih adanya sistem manual yang tidak berbasis teknologi informasi. Profil ini merupakan bentuk pelaporan dari Dinas Kesehatan yang berisikan uraian kegiatan yang dilaksanakan tahun Merupakan gambaran kinerja sektor kesehatan baik pemerintah maupun swasta selama satu tahun dan juga membandingkan pencapaian tahun-tahun sebelumnya. Profil Kesehatan juga merupakan salah satu indikator dari Renstra yaitu tersedianya buku Profil di tingkat Kabupaten dalam upaya mendukung pelaksanaan manajemen kesehatan dan pengembangan upaya kesehatan melalui pemantapan dan pengembangan Sistem Informasi Kesehatan. Dengan tersusunnya Profil Kesehatan ini, diharapkan dapat bermanfaat khususnya bagi pengelola program dalam melaksanakan evaluasi dan perencanaan program kesehatan dimasa mendatang, maupun bagi petugas kesehatan pada umumnya dan instansi terkait. Di tahun selanjutnya semoga dapat segera kami terbitkan lebih awal dengan memuat data dan informasi yang berkualitas, serta juga dapat memperhatikan konsistensi data dan analisa, sehingga buku profil ini dapat menjadi rujukan penting bagi setiap pengambil keputusan dan pembangunan kesehatan. Kami menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten Mojokerto ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu untuk meningkatkan mutu penyajian kami mengharapkan saran, tanggapan dan peran serta dari semua pihak, khususnya untuk penyusunan pada tahun mendatang yang harus ditingkatkan secara terus menerus. Semoga Profil Kesehatan Kabupaten Mojokerto tahun 2014 ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, baik di lingkungan pemerintahan, akademisi, organisasi profesi, swasta serta masyarakat umum. Kepada semua pihak yang telah menyumbangkan fikiran dan tenaganya dalam penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten Mojokerto Tahun 2014 ini, kami mengucapkan terima kasih. Mojokerto, Juni 2015 Plt. KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN MOJOKERTO SEKRETARIS SITI ASIAH, SKM., MMKes PEMBINA NIP i

3 Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto Daftar Isi KATA PENGANTAR.... DAFTAR ISI... I II BAB I : PENDAHULUAN... 1 BAB II : VISI, MISI,TUJUAN DAN SASARAN.... A. Visi... B. Misi... C. Tujuan... D. Sasaran BAB III : GAMBARAN UMUM KABUPATEN MOJOKERTO... A. Geografis... B. Keadaan Penduduk... BAB IV : SITUASI DERAJAT KESEHATAN... A. Derajat Kesehatan... B. Angka Kematian... C. Morbiditas/ Angka Kesakitan... BAB V : UPAYA KESEHATAN... A. Pelayanan Kesehatan... B. Akses Dan Mutu Pelayanan Kesehatan... C. Perilaku Hidup Masyarakat... D. Keadaan Lingkungan... BAB VI : SUMBER DAYA KESEHATAN... A. Sarana Kesehatan... B. Tenaga Kesehatan... C. Pembiayaan Kesehatan BAB VII : PENUTUP ii

4 Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto Daftar Gambar Gambar 1 : Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Dan Kelompok Umur Tahun 2014 Kab. Mojokerto Gambar 2 : Jumlah Kematian Bayi Kabupaten Mojokerto Tahun Gambar 3 : Jumlah Kematian Ibu Kabupaten Mojokerto Tahun Gambar 4 : Penderita TB Paru BTA+ Di Kab. Mojokerto Tahun Gambar 5 : Penderita Pnemonia ditangani di Kabupaten Mojokerto Tahun Gambar 6 : Penderita HIV/AIDS di Kabupaten Mojokerto Tahun Gambar 7 : Penderita Diare ditangani di Kabupaten Mojokerto Tahun Gambar 8 : Kasus AFP di Kabupaten Mojokerto Tahun Gambar 9 : Penderita Kusta PB+MB di Kabupaten Mojokerto Tahun 2014 Gambar 10 : Penderita DBD ditangani di Kabupaten Mojokerto Tahun Gambar 11 : Penderita Malaria di Kabupaten Mojokerto Tahun Gambar 12 : Jumlah Kunjungan K4 di Kabupaten Mojokerto Tahun Gambar 13 : Pemberian Fe 1 dan Fe 3 Bumil di Kab. Mojokerto Tahun Gambar 14 : Jumlah bayi yang diberi ASI Ekslusif Kab. Mojokerto Tahun Gambar 15 : Jumlah Desa UCI Kab. Mojokerto Tahun Gambar 16 : Data Posyandu Menurut Strata di Kab. Mojokerto Tahun 2014 iii

5 Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto Daftar Tabel Tabel 1 : Luas Wilayah, Jumlah Desa/Kelurahan, Jumlah Penduduk, Jumlah Rumah Tangga dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan, Kabupaten Mojokerto Tahun 2014 Tabel 2 Tabel 3 Tabel 4 Tabel 5 Tabel 6 Tabel 7 Tabel 8 Tabel 9 Tabel 10 Tabel 11 Tabel 12 Tabel 13 Tabel 14 Tabel 15 : Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur, Kabupaten Mojokerto Tahun 2014 : Presentase Penduduk Berumur 10 Tahun Keatas yang Melek Huruf dan Ijazah Tertinggi yang Diperoleh Menurut Jenis Kelamin dan Kecamatan Kabupaten Mojokerto Tahun 2014 : Jumlah Kelahiran Menurut Jenis Kelamin Kecamatan dan Puskesmas, Kabupaten Mojokerto Tahun 2014 : Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabuaten Mojokerto Tahun 2014 : Jumlah Kematian Ibu Menurut Kelompok Umur, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2014 : Jumlah Kasus Kasus Baru TB BTA+, Seluruh Kasus Tb pada Anak dan Case Notification Rate (CNR) Per Penduduk Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2014 : Jumlah Kasus Dan Angka Penemuan Kasus Tb Paru Bta+ Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2014 : Angka Kesembuhan Dan Pengobatan Lengkap Tb Paru Bta+ Serta Keberhasilan Pengobatan Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2014 : Penemuan Kasus Pneumonia Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2014 : Jumlah Kasus Hiv, Aids, Dan Syphilis Menurut Jenis Kelamin Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2014 : Persentase Donor Darah Diskrining Terhadap Hiv Menurut Jenis Kelamin Kabupaten Mojokerto Tahun 2014 : Kasus Diare Yang Ditangani Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2014 : Kasus Baru Kusta Menurut Jenis Kelamin, Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2014 : Kasus Baru Kusta 0-14 Tahun Dan Cacat Tingkat 2 Menurut iv

6 Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2014 Tabel 16 Tabel 17 Tabel 18 Tabel 19 Tabel 20 Tabel 21 Tabel 22 : Jumlah Kasus Dan Angka Prevalensi Penyakit Kusta Menurut Tipe/Jenis, Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2014 : Persentase Penderita Kusta Selesai Berobat (Release From Treatment/RFT) Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2014 : Jumlah Kasus AFP (Non Polio) Menurut Kecamatan Dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2014 : Jumlah Kasus Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2014 : Jumlah Kasus Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2014 : Jumlah Kasus DBD Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2014 : Kesakitan dan Kematian Akibat Malaria Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2014 Tabel 23 : Penderita Filariasis Ditangani Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2014 Tabel 24 Tabel 25 Tabel 26 Tabel 27 : Pengukuran Tekanan Darah Penduduk 18 Tahun Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2014 : Pemeriksaan Obesitas Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2014 : Cakupan Deteksi Dini Kanker Leher Rahim Dengan Metode Iva Dan Kanker Payudara Dengan Pemeriksaan Klinis (CBE) Menurut Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2014 : Jumlah Penderita Dan Kematian Pada Klb Menurut Jenis Kejadian Luar Biasa (KLB) Kabupaten Mojokerto Tahun 2014 Tabel 28 : Kejadian Luar Biasa (KLB) Di Desa/Kelurahan Yang Ditangani < 24 Jam Kabupaten Mojokerto Tahun 2014 Tabel 29 Tabel 30 : Cakupan Kunjungan Ibu Hamil, Persalinan Ditolong Tenaga Kesehatan, Dan Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas Kabupaten Mojokerto Tahun 2014 : Persentase Cakupan Imunisasi TT pada Ibu Hamil Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2014 v

7 Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto Tabel 31 Tabel 32 Tabel 33 : Persentase Cakupan Imunisasi TT Pada Wanita Usia Subur Menurut Kecamatan Dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2014 : Jumlah Ibu Hamil yang Mendapatkan Tabelt FE1 dan FE3 Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2014 : Jumlah Dan Persentase Penanganan Komplikasi Kebidanan Dan Komplikasi Neonatal Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2014 Tabel 34 : Proporsi Peserta KB Aktif Menurut Jenis Kontrasepsi, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2014 Tabel 35 : Proporsi Peserta KB Baru Menurut Jenis Kontrasepsi, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2014 Tabel 36 Tabel 37 : Jumlah Peserta KB Baru Dan KB Aktif Menurut Kecamatan Dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2014 : Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2014 Tabel 38 : Cakupan Kunjungan Neonatal Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2014 Tabel 39 Tabel 40 Tabel 41 Tabel 42 Tabel 43 Tabel 44 Tabel 45 Tabel 46 Tabel 47 : Jumlah Bayi Yang Diberi Asi Eksklusif Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2014 : Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2014 : Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI) Menurut Kecamatan Dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2014 : Cakupan Imunisasi Hepatitis B < 7 Hari Dan Bcg Pada Bayi Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2014 : Cakupan Imunisasi Dpt-Hb/Dpt-Hb-Hib, Polio, Campak, Dan Imunisasi Dasar Lengkap Pada Bayi Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2014 : Cakupan Pemberian Vitamin A Pada Bayi Dan Anak Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2014 : Jumlah Anak 0-23 Bulan Ditimbang Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2014 : Cakupan Pelayanan Anak Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2014 : Jumlah Balita Ditimbang Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, vi

8 Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto Dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2014 Tabel 48 Tabel 49 Tabel 50 Tabel 51 Tabel 52 Tabel 53 Tabel 54 Tabel 55 : Cakupan Kasus Balita Gizi Buruk Yang Mendapat Perawatan Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2014 : Cakupan Pelayanan Kesehatan (Penjaringan) Siswa SD & Setingkat Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2014 : Pelayanan Kesehatan Gigi Dan Mulut Menurut Kecamatan Dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2014 : Pelayanan Kesehatan Gigi Dan Mulut Pada Anak SD Dan Setingkat Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2014 : Cakupan Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2014 : Cakupan Jaminan Kesehatan Penduduk Menurut Jenis Jaminan Dan Jenis Kelamin Kabupaten Mojokerto Tahun 2014 : Jumlah Kunjungan Rawat Jalan, Rawat Inap, Dan Kunjungan Gangguan Jiwa Di Sarana Pelayanan Kesehatan Kabupaten Mojokerto Tahun 2014 : Angka Kematian Pasien Di Rumah Sakit Kabupaten Mojokerto Tahun 2014 Tabel 56 : Indikator Kinerja Pelayanan Di Rumah Sakit Kabupaten Mojokerto Tahun 2014 Tabel 57 Tabel 58 Tabel 59 Tabel 60 Tabel 61 Tabel 62 Tabel 63 : Persentase Rumah Tangga Berperilaku Hidup Bersih Dan Sehat (Ber-Phbs) Menurut Kecamatan Dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2014 : Persentase Rumah Sehat Menurut Kecamatan Dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2014 : Penduduk Dengan Akses Berkelanjutan Terhadap Air Minum Berkualitas (Layak) Menurut Kecamatan Dan Puskesmas Kabupaten Tahun 2014 : Persentase Kualitas Air Minum Di Penyelenggara Air Minum Yang Memenuhi Syarat Kesehatan Kabupaten Tahun 2014 : Penduduk Dengan Akses Terhadap Fasilitas Sanitasi Yang Layak (Jamban Sehat) Menurut Jenis Jamban, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2014 : Desa Yang Melaksanakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat Kabupaten Mojokerto Tahun 2014 : Persentase Tempat-Tempat Umum Memenuhi Syarat Kesehatan Menurut Kecamatan Dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto vii

9 Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto Tahun 2014 Tabel 64 : Tempat Pengelolaan Makanan (Tpm) Menurut Status Higiene Sanitasi Kabupaten Mojokerto Tahun 2014 Tabel 65 Tabel 66 Tabel 67 : Tempat Pengelolaan Makanan Dibina Dan Diuji Petik Kabupaten Mojokerto Tahun 2014 : Persentase Ketersediaan Obat Dan Vaksin Kabupaten Mojokerto Tahun 2014 : Jumlah Sarana Kesehatan Menurut Kepemilikan Kabupaten Mojokerto Tahun 2014 Tabel 68 : Persentase Sarana Kesehatan (Rumah Sakit) Dengan Kemampuan Pelayanan Gawat Darurat (Gadar) Level I Kabupaten Mojokerto Tahun 2014 Tabel 69 Tabel 70 Tabel 71 : Jumlah Posyandu Menurut Strata, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2014 : Jumlah Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) Menurut Kecamatan Kabupaten Mojokerto Tahun 2014 : Jumlah Desa Siaga Menurut Kecamatan Kabupaten Mojokerto Tahun 2014 Tabel 72 : Jumlah Tenaga Medis Di Fasilitas Kesehatan Kabupaten Mojokerto Tahun 2014 Tabel 73 Tabel 74 : Jumlah Tenaga Keperawatan Di Fasilitas Kesehatan Kabupaten Mojokerto Tahun 2014 : Jumlah Tenaga Kefarmasian Di Fasilitas Kesehatan Kabupaten Mojokerto Tahun 2014 Tabel 75 : Jumlah Tenaga Kesehatan Masyarakat Dan Kesehatan Lingkungan Di Fasilitas Kesehatan Kabupaten Mojokerto Tahun 2014 Tabel 76 : Jumlah Tenaga Gizi Di Fasilitas Kesehatan Kabupaten Mojokerto Tahun 2014 Tabel 77 : Jumlah Tenaga Keterapian Fisik Di Fasilitas Kesehatan Kabupaten Mojokerto Tahun 2014 Tabel 78 : Jumlah Tenaga Keteknisian Medis Di Fasilitas Kesehatan Kabupaten Mojokerto Tahun 2014 Tabel 79 : Jumlah Tenaga Kesehatan Lain Di Fasilitas Kesehatan Kabupaten Mojokerto Tahun 2014 Tabel 80 Tabel 81 : Jumlah Tenaga Penunjang/Pendukung Kesehatan Di Fasilitas Kesehatan Kabupaten Mojokerto Tahun 2014 : Anggaran Kesehatan Kabupaten/Kota Kabupaten Mojokerto Tahun 2014 viii

10 Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto Bab1 Pendahuluan Informasi kesehatan sangat dibutuhkan guna dalam mendukung keberhasilan pembangunan kesehatan. Pembangunan kesehatan sebagai program berkelanjutan yang bertujuan meningkatkan kualitas kesejahteraan masyarakat yang berkeadilan sosial. Sesuai dengan visi Kementerian Kesehatan Masyarakat Sehat yang Mandiri dan Berkeadilan dan dengan Misinya 1) Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, melalui pemberdayaan masyarakat, termasuk swasta dan masyarakat madani; 2) Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya kesehatan yang paripurna, merata, bermutu, dan berkeadilan; 3) Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumber daya kesehatan; 4) Menciptakan tata kelola kepemerintahan yang baik diperlukan suatu indikator. Dalam mencapai itu semua maka diperlukan suatu perencanaan yang sistematis. Perencanaan yang baik dapat dilaksanakan dengan mengacu pada datadata kesehatan yang ada. Sumber data kesehatan yang akurat ditunjang dengan adanya sitem informasi kesehatan yang baik. Dalam Rencana Pokok Program Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan (RP3JPK) disebutkan bahwa Sistim Informasi Kesehatan perlu dimantapkan dan dikembangkan untuk menunjang sepenuhnya pelaksanaan manajemen dan pengembangan upaya kesehatan melalui penerapan teknologi dari yang sederhana sampai yang mutakhir. Profil Kesehatan adalah salah satu bentuk sistem infomasi kesehatan yang berupa gambaran umum tentang keadaan kesehatan di suatu wilayah. Data yang ada dalam Profil Kesehatan dapat berupa tabel maupun grafik yang menunjukkan derajat kesehatan masyarakat di wilayah tertentu. Sehingga dari Profil Kesehatan tersebut dapat diketahui daerah mana yang perlu penanganan khusus. Oleh karena itu Profil Kesehatan Kabupaten Mojokerto di susun guna untuk menyediakan data/informasi yang akurat, situasi dan kondisi kesehatan masyarakat di wilayah Kabupaten Mojokerto. Dengan disusunnya buku Profil Kesehatan Kabupaten Mojokerto, maka akan lebih mudah dalam menentukan arah pengambilan kebijakan atau keputusan untuk pembangunan yang lebih intensif, merata dan berkesinambungan. Maka diharapkan derajat kesehatan masyarakat yang telah dicapai tersebut dapat semakin ditingkatkan serta dapat menjangkau ke seluruh lapisan masyarakat. 1

11 Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto Bab2 Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran A. Visi Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, pasal 1 ayat 12, Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan. Penetapan visi sebagai bagian dari proses perencanaan pembangunan merupakan suatu langkah penting dalam perjalanan penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan di daerah. Pada hakikatnya membentuk visi organisasi adalah menggali gambaran bersama tentang masa depan ideal yang hendak diwujudkan oleh organisasi yang bersangkutan. Visi adalah mental model masa depan, dengan demikian visi harus digali bersama, disusun bersama sekaligus diupayakan perwujudannya secara bersama, sehingga visi menjadi milik bersama yang diyakini oleh seluruh elemen organisasi dan pihak-pihak yang terkait dengan upaya mewujudkan visi tersebut. Visi yang tepat bagi masa depan suatu organisasi diharapkan akan mampu menjadi akselerator bagi upaya peningkatan kinerja organisasi. Dengan memperhatikan arti dan makna visi serta melalui pendekatan membangun visi bersama, maka ditetapkan Visi Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto Tahun yakni : Terwujudnya Masyarakat Mojokerto Mandiri Dalam Hidup Sehat Untuk dapat menangkap arti dan makna dari visi tersebut maka perlu diberikan penjelasan visi sebagai berikut : Masyarakat yang mandiri dalam hidup sehat adalah suatu kondisi di mana masyarakat Mojokerto menyadari, mau, dan mampu untuk mengenali dan mengatasi permasalahan kesehatan yang dihadapi, sehingga dapat bebas dari gangguan kesehatan, baik yang disebabkan karena penyakit ataupun termasuk gangguan kesehatan akibat bencana, maupun lingkungan dan perilaku yang tidak mendukung untuk hidup sehat. B. Misi Setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah sebagai satu organisasi instansi pemerintah harus memastikan agar visi yang telah ditetapkan bersama dapat diupayakan perwujudannya. Untuk kepentingan itu harus disusun suatu tahapan yang secara umum akan terbagi kedalam dua tahapan yakni apa yang hendak dicapai 2

12 Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto dan bagaimana upaya untuk mencapainya. Salah satu unsur dalam tahapan tersebut adalah penetapan misi organisasi yang dalam hal ini adalah misi Dinas Kesehatan. Dalam rangka mewujudkan visi-nya maka ditetapkan misi yang diemban Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto Tahun sebagai berikut : 1. Mendorong terwujudnya kemandirian masyarakat untuk hidup sehat; 2. Mewujudkan, memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata, dan terjangkau; 3. Meningkatkan upaya pengendalian penyakit dan penanggulangan masalah kesehatan; 4. Meningkatkan dan mendayagunakan sumberdaya kesehatan. C. Tujuan Tujuan organisasi merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi organisasi yang mengandung makna : 1) Merupakan hasil akhir yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu sampai tahun terakhir renstra; 2) Menggambarkan arah strategis organisasi dan perbaikan-perbaikan yang ingin diciptakan sesuai tugas pokok dan fungsi organisasi; 3) Meletakkan kerangka prioritas untuk memfokuskan arah sasaran dan strategi organisasi berupa kebijakan, program operasional dan kegiatan pokok organisasi selama kurun waktu renstra. Berdasarkan arahan arti dan makna penetapan tujuan organisasi tersebut maka dalam kedudukannya sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah, Dinas Kesehatan dalam mewujudkan misinya menetapkan tujuan sebagai berikut : 1) Untuk mewujudkan misi Mendorong terwujudnya kemandirian masyarakat untuk hidup sehat maka ditetapkan tujuan : a) Memberdayakan individu, keluarga dan masyarakat agar mampu menumbuhkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) serta mengembangkan Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) 2) Untuk mewujudkan misi Mewujudkan, memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata, dan terjangkau maka ditetapkan tujuan : a) Meningkatkan akses, pemerataan dan kualitas pelayanan kesehatan melalui Rumah Sakit, Puskesmas dan jaringannya b) Meningkatkan kesadaran gizi keluarga dalam upaya meningkatkan status gizi masyarakat. c) Menjamin ketersediaan, pemerataan, pemanfaatan, mutu, keterjangkauan obat dan perbekalan kesehatan serta pembinaan mutu makanan. 3

13 Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto 3) Untuk mewujudkan misi Meningkatkan upaya pengendalian penyakit dan penanggulangan masalah kesehatan maka ditetapkan tujuan : a) Mencegah, menurunkan dan mengendalikan penyakit menular dan tidak menular serta masalah kesehatan lainnya. 4) Untuk mewujudkan misi Meningkatkan dan mendayagunakan sumberdaya kesehatan maka ditetapkan tujuan : a) Meningkatkan jumlah, jenis, mutu dan penyebaran tenaga kesehatan sesuai standar. D. Sasaran Sasaran adalah merupakan penjabaran dari tujuan organisasi dan menggambarkan hal-hal yang ingin dicapai melalui tindakan-tindakan yang akan dilakukan secara operasional. Oleh karenanya rumusan sasaran yang ditetapkan diharapkan dapat memberikan fokus pada penyusunan program operasional dan kegiatan pokok organisasi yang bersifat spesifik, terinci, dapat diukur dan dapat dicapai. Sasaran organisasi yang ditetapkan pada dasarnya merupakan bagian dari proses perencanaan strategis dengan fokus utama berupa tindakan pengalokasian sumber daya organisasi ke dalam strategi organisasi. Oleh karenanya penetapan sasaran harus memenuhi kriteria terinci, terukur, bertujuan, berorientasi dan tepat guna (specific, measurable, agresive but attainable, result oriented and time bond). Guna memenuhi kriteria tersebut maka penetapan sasaran harus disertai dengan penetapan indikator sasaran, yakni keterangan, gejala atau penanda yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat keberhasilan upaya pencapaian sasaran atau dengan kata lain disebut sebagai tolok ukur keberhasilan pencapaian sasaran. Berdasarkan makna penetapan sasaran tersebut maka sampai dengan akhir tahun 2015, Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto menetapkan sasaran dengan rincian sebagai berikut : 1) Untuk mewujudkan tujuan dari Misi 1 Memberdayakan individu, keluarga dan masyarakat agar mampu menumbuhkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) serta mengembangkan Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) maka ditetapkan sasaran : a. Meningkatnya pengetahuan dan kesadaran untuk berperilaku hidup bersih dan sehat serta pemberdayaan masyarakat ke arah kemandirian 2) Untuk mewujudkan tujuan dari Misi 2 Meningkatkan akses, pemerataan dan kualitas pelayanan kesehatan melalui Rumah Sakit, Puskesmas dan jaringannya maka ditetapkan sasaran : a. Meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan ibu, bayi, anak, remaja dan lanjut usia serta kesehatan reproduksi 4

14 Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto b. Meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan dasar di Puskesmas dan jaringannya serta pelayanan kesehatan penunjang 3) Untuk mewujudkan tujuan dari Misi 2 Meningkatkan kesadaran gizi keluarga dalam upaya meningkatkan status gizi masyarakat maka ditetapkan sasaran : a. Meningkatkan keluarga sadar gizi dan perbaikan gizi masyarakat 4) Untuk mewujudkan tujuan dari Misi 2 Menjamin ketersediaan, pemerataan, pemanfaatan, mutu, keterjangkauan obat dan perbekalan kesehatan serta pembinaan mutu makanan maka ditetapkan sasaran : a. Meningkatkan pengelolaan obat, perbekalan kesehatan dan makanan 5) Untuk mewujudkan tujuan dari Misi 3 Mencegah, menurunkan dan mengendalikan penyakit menular dan tidak menular serta masalah kesehatan lainnya maka ditetapkan sasaran : a. Menurunnya angka kesakitan dan kematian penyakit menular, tidak menular dan penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi serta pengamatan penyakit dalam rangka sistem kewaspadaan dini dan penanggulangan KLB/wabah, ancaman epidemi serta bencana 6) Untuk mewujudkan tujuan dari Misi 4 Meningkatkan jumlah, jenis, mutu dan penyebaran tenaga kesehatan sesuai standar maka ditetapkan sasaran : a. Meningkatnya jumlah, jenis, mutu dan penyebaran tenaga kesehatan sesuai standar 5

15 Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto Bab3 Gambaran Umum Kabupaten Mojokerto A. GEOGRAFIS 1. Letak Kabupaten Mojokerto ditinjau dari astronomi dan geografis berada antara 7 o sampai dengan 7 o Lintang Selatan dan 5 o 52 0 Bujur Timur, tepatnya 50 km sebelah barat Ibukota Kabupaten Mojokerto yaitu Surabaya, dengan batas-batas : a. Sebelah Utara : Kabupaten Lamongan dan Kabupaten Gresik b. Sebelah Timur : Kabupaten Sidoarjo dan Kabupaten Gresik c. Sebelah Selatan : Kabupaten Malang dan Kabupaten Pasuruan d. Sebelah Barat : Kabupaten Jombang dan Kabupaten Malang Dengan Pusat Pemerintahan terletak didalam wilayah Kota Mojokerto. 2. Iklim Seperti wilayah Jawa Timur pada umumnya, Kabupaten Mojokerto beriklim tropik, namun dalam tiga tahun terakhir lama musim penghujan dan musim kemarau mulai tidak seimbang. Sehingga mengakibatkan pergantian musim yang tidak tentu. B. KEADAAN PENDUDUK Data kependudukan sangat penting dan mempunyai arti yang sangat strategis dalam pembangunan pada umumnya dan bidang kesehatan pada khususnya. Hampir semua kegiatan pembangunan kesehatan obyek sasarannya adalah masyarakat atau penduduk. Kondisi data Kependudukan di Kabupaten Mojokerto sebagai berikut : 1. Pertumbuhan Penduduk Jumlah penduduk Kabupaten Mojokerto menurut perhitungan proyeksi dari data pusdatin pada tahun 2014 sebanyak jiwa. Dimana jumlah rumah tangga Distribusi Penduduk Menurut Jenis Kelamin Distribusi penduduk menurut jenis kelamin adalah sebagai berikut : Laki-laki Perempuan : jiwa : jiwa 6

16 Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto Sex Ratio : 99,50 Angka Beban Tanggungan (Dependency Ratio) : 44,97 Gambar 1. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Dan Kelompok Umur Tahun 2014 Kab. Mojokerto Jumlah penduduk usia (0 4 tahun) sebesar jiwa, usia (5 9 tahun) sebesar jiwa, usia ( tahun) sebesar jiwa, usia (15 19 tahun) sebesar jiwa, usia (20 24) sebesar jiwa, usia (25 29) sebesar jiwa, usia (30 34) sebesar jiwa, usia (35 39) sebesar jiwa, usia (40 44) sebesar jiwa, usia (45 49) sebesar jiwa, usia (50 54) sebesar jiwa, usia (55 59) sebesar jiwa, usia (60 64) sebesar jiwa, usia (65 69) sebesar jiwa, usia (70 74) sebesar jiwa dan usia (75+ tahun) sebesar jiwa (Tabel 3). 3. Kepadatan Penduduk Luas wilayah Kabupaten Mojokerto adalah km 2, dengan jumlah penduduk jiwa. Dimana terdapat 304 desa dan kelurahan, dengan 299 desa dan 5 kelurahan. Kepadatan penduduk per Km 2 adalah 1.550,0 (Tabel 1). 7

17 Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto Bab4 SITUASI DERAJAT KESEHATAN A. DERAJAT KESEHATAN Tujuan Pembangunan Kesehatan adalah untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya produktif secara sosial dan ekonomis sesuai dengan Undang-Undang No. 36 tahun Keberhasilan Pembangunan Kesehatan dapat dilihat dari berbagai indikator yang digunakan untuk memantau derajat kesehatan sekaligus sebagai evaluasi keberhasilan pelaksanaan program. Untuk mengetahui gambaran derajat kesehatan masyarakat dapat diukur dari indikator-indikator yang digunakan antara lain angka kematian, angka kesakitan serta status gizi. Indikator tersebut dapat diperoleh melalui laporan dari fasilitas kesehatan (fasility based) dan dari masyarakat (community based). Perkembangan derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari kejadian kematian dan kesakitan dalam masyarakat dari waktu kewaktu. Disamping itu kejadian kematian juga dapat digunakan sebagai indikator dalam penilaian keberhasilan pelayanan kesehatan dan program pembangunan kesehatan lainnya. Angka kematian pada umumnya dapat dihitung dengan melakukan berbagai survei dan penelitian. B. ANGKA KEMATIAN 1. Angka Kematian Bayi (AKB) Kematian bayi yang dimaksud adalah kematian yang terjadi pada bayi sebelum mencapai usia satu tahun. Angka kematian bayi (AKB) atau Infan Mortality Rate adalah banyaknya bayi yang meninggal sebelum mencapai usia satu tahun per kelahiran hidup. Penyebab dari kematian bayi di Kabupaten Mojokerto diakibatkan oleh BBLR (berat badan lahir rendah), asfiksia, kongenital, infeksi, dan lain-lain. Selama tahun 2014 dilaporkan terjadi kelahiran. Dari seluruh kelahiran, tercatat 59 kasus lahir mati dan kasus kematian bayi sebesar 127, diantaranya laki-laki sebanyak 83 bayi dan sebanyak 44 bayi perempuan (Tabel 5). Jumlah kematian tertinggi ada pada Kecamatan Pungging yaitu 11 bayi. Dibandingkan dengan tahun 2013 kasus kematian bayi sebesar 129 bayi, maka telah terjadinya penurunan kasus kematian bayi. Dengan angka kematian bayi di tahun 2014 adalah 7,68 per 1000 kelahiran hidup. Penurunan angka ini dikarenakan sudah tersedianya berbagai fasilitas atau faktor aksesibilitas dan pelayanan kesehatan dari tenaga medis yang terampil, serta sudah tersedianya ruang PONED di beberapa 8

18 Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto Puskesmas. Menurunnya AKB dalam beberapa waktu terakhir memberi gambaran adanya peningkatan dalam kualitas hidup dan pelayanan kesehatan pada masyarakat. Kematian balita yang dimaksud adalah Kematian yang terjadi pada balita sebelum usia 5 (lima) tahun (bayi + anak balita). Angka kematian balita adalah jumlah anak yang meninggal sebelum usia 5 tahun, dinyatakan sebagai angka per kelahiran hidup. Jumlah kematian balita tahun 2014 sebanyak 136 anak, dengan jumlah laki-laki 86 anak dan perempuan 50 anak. Jumlah kematian anak balita tahun 2014 sebanyak 9 anak, dimana jumlah laki-laki 3 anak dan perempuan 6 anak (Tabel 5). Kasus kematian bayi yang terjadi selama 5 tahun berturut-turut dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014, dapat dilihat pada diagram di bawah ini : Gambar 2. Jumlah Kematian Bayi Kabupaten Mojokerto Tahun Angka Kematian Ibu Maternal (AKI) Kematian ibu yang dimaksud adalah kematian perempuan pada saat hamil dan atau kematian dalam kurun waktu 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lamanya kehamilan atau tempat persalinan, yakni kematian yang disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya, tetapi bukan karena sebabsebab lain seperti kecelakaan, terjatuh, dll. Angka kematian ibu dihitung per kelahiran hidup. Angka Kematian ibu (AKI) di Indonesia masih tinggi bahkan tertinggi diantara negara tetangga. Penyebab kematian ibu di sarana pelayanan kesehatan, pada umumnya disebabkan karena 3 T (terlambat mengambil keputusan, terlambat mendapatkan transportasi dan terlambat penanganan di sarana pelayanan kesehatan) dan 4 Terlalu (terlalu tua, terlalu banyak, terlalu muda, terlalu dekat jarak kehamilannya). Jumlah kematian ibu di Kabupaten Mojokerto pada tahun 2014 sebanyak 15 kasus yang terdiri dari 8 kasus pada Kematian Ibu Hamil, tidak ada kematian pada Ibu Bersalin dan 7 kasus pada Kematian ibu Nifas. Jika dirinci menurut kelompok 9

19 Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto umur kesemua kasus kematian ibu tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut, kematian pada Ibu Hamil 5 orang meninggal pada usia tahun dan 3 orang lagi meninggal pada usia 35 tahun. Pada kematian Ibu Nifas terdapat 5 orang yang meninggal pada usia tahun, dan 2 orang pada usia 35 tahun (Tabel 6). Secara keseluruhan ada penurunan angka kematian ibu jika dibandingkan dari tahun 2013 dimana angka kematian tahun 2013 adalah 133,95 dan tahun 2014 sebesar 90,68 per kelahiran hidup. Beberapa penyebab terjadinya kematian pada ibu hamil dan melahirkan adalah perdarahan, keracunan kehamilan (Pre eklamsi), infeksi dan penyebab yang lainnya bila dilihat dari hasil laporan tersebut. Perlu dicermati bahwa masyarakat masih belum memahami secara benar penanganan ibu hamil, masyarakat masih menganggap perdarahan yang dialami bumil merupakan suatu hal yang biasa, keadaan ini berdampak pada keterlambatan merujuk ke fasilitas kesehatan terdekat serta persiapan rujukan yang dilakukan oleh keluarga serta penanganan perdarahan di fasilitas kesehatan perlu dilakukan secara adequat sehingga kesiapan peralatan yang memadai serta ketrampilan petugas merupakan sesuatu yang wajib ada di fasilitas pelayanan kesehatan. Kasus kematian maternal yang terjadi selama 5 tahun berturut-turut dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014, dapat dilihat pada diagram dibawah ini (gambar 3). Gambar 3. Jumlah Kematian Ibu Kabupaten Mojokerto Tahun Upaya Dinas Kesehatan untuk menurunkan AKI dan AKB : Pembinaan teknis berkala (pertemuan bidan,evaluasi kinerja,validasi data dll) Kemitraan Bidan dan Dukun Pengembangan desa pelaksana P4K (Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi) terintegrasi dengan Desa Siaga (Poskesdes) 10

20 Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto Peningkatan Ketrampilan Tenaga Kesehatan: APN (Asuhan Persalinan Normal), SDIDT (Stimulasi Dini Intervensi Deteksi Tumbuh Kembang Anak), Pemasangan dan Pencabutan IUD dan Implan, Konseling. Peningkatan kerjasama Lintas Sektor dan Lintas Program Pengembangan pelayanan persalinan melalui JKN. C. Morbiditas/ Angka Kesakitan Morbiditas diartikan sebagai angka kesakitan, baik insiden maupun prevalen dari suatu penyakit. Morbiditas menggambarkan kejadian penyakit dalam suatu populasi pada kurun waktu tertentu. Selain menghadapi transisi demografi, Indonesia juga dihadapkan pada transisi epidemiologi yang menyebabkan beban ganda (double burden). Di satu sisi masih dihadapi tingginya penyakit infeksi (baik re-emerging maupun new emerging) serta gizi kurang, namun disisi lain dihadapi pula meningkatnya penyakit non infeksi dan degeneratif. Bagi kelompok usia produktif, kesakitan sangat mempengaruhi produktivitas dan pendapatan keluarga, yang pada akhirnya menyebabkan kemiskinan. Angka kesakitan diperoleh dari laporan yang ada pada sarana pelayanan kesehatan baik di Rumah Sakit maupun di Puskesmas melalui pencatatan dan pelaporan maupun dari community based data yang diperoleh melalui pengamatan (surveilance). 1. Tuberkulosis (TB) Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis. Kasus baru TB BTA+ merupakan Pasien yang belum pernah diobati dengan OAT atau sudah pernah menelan OAT kurang dari satu bulan (4 minggu). TB BTA + yaitu penemuan pasien TB melalui pemeriksaan dahak sewaktu- pagi- sewaktu (SPS) dengan hasil pemeriksaan mikroskopis : a. Sekurang-kurangnya 2 dari 3 spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif b. Terdapat 1 spesimen dahak SPS dengan hasil BTA positif dan foto toraks dada menunjukan gambaran tuberculosis c. Terdapat 1 atau lebih spesimen dahak hasilnya positif setelah 3 spesimen dahak SPS pada pemeriksaan sebelumnya dengan hasil BTA negatif dan tidak ada perbaikan setelah pemberian antibiotika non OAT. Pengendalian TB di Kabupaten Mojokerto memakai strategi Directly Observed Treatment Shortcourse (DOTS). Dengan program ini kita berusaha mencapai target penemuan penderita sebesar 70% dari perkiraan penderita TB BTA+ kasus baru dengan tingkat kesembuhan sebesar 85 %. Salah satu indikator yang digunakan dalam pengendalian TB adalah Case Detection Rate (CDR), yaitu proporsi jumlah 11

21 Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto pasien baru BTA positif yang ditemukan dan diobati terhadap jumlah pasien baru BTA positif yang diperkirakan ada dalam wilayah tersebut. Jumlah Penderita TB BTA+ Paru Baru Kab. Mojokerto tahun 2010 sampai dengan tahun 2014, dapat dilihat dari diagram dibawah ini : Gambar 4. Penderita TB Paru BTA+ Di Kab. Mojokerto Tahun Pemberantasan penyakit tuberculosis paru dilaksanakan mengacu pada komitmen nasional yaitu menggunakan pendekatan Directly Observe Treatment Shortcourse (DOTS) atau pengobatan TB paru dengan pengawasan langsung oleh pengawas menelan obat (PMO). Jumlah kasus TB paru baru sebesar 470 dengan angka kematian selama pengobatan per penduduk sebesar 0,47 dengan jumlah kematian sebesar 5 jiwa (Tabel 9). Angka keberhasilan pengobatan sebesar 98,65%. Sedangkan jumlah kasus TB pada anak (0 14 tahun) sebanyak 17 anak (Tabel 7). Angka Kesembuhan pada tahun 2014 adalah 91,54% dengan jumlah BTA+ diobati sebanyak 591 (Tabel 9) dan yang mendapat pengobatan lengkap sebanyak 42 jiwa. 2. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) Pneumonia merupakan infeksi akut yang mengenai jaringan paru (alveoli). Infeksi dapat disebabkan oleh bakteri, virus maupun jamur. Pneumonia merupakan salah satu penyebab kematian balita yang utama, selain diare. Penyakit ini merupakan bagian dari penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). Penemuan penderita pneumoni balita yaitu Balita dengan pneumonia yang ditemukan dan diberikan tatalaksana sesuai standar di sarana kesehatan di satu wilayah dalam waktu satu tahun. Upaya pemberantasan penyakit ISPA dilaksanakan dengan fokus penemuan dini dan tata laksana kasus secara cepat dan tepat. Upaya ini dikembangkan melalui Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS). Kasus penderita Pnemonia yang ada di Kabupaten Mojokerto tahun , dapat dilihat dari diagram dibawah ini : 12

22 Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto Gambar 5. Penderita Pnemonia ditangani di Kabupaten Mojokerto Tahun Jumlah balita penderita pnemonia yang dilaporkan dan dapat ditangani di Kabupaten Mojokerto tahun 2014 sebanyak penderita, terjadi peningkatan dibandingkan pada tahun 2013 sebesar Tahun 2014 dari perkiraan penderita yang mendapatkan penanganan sebesar penderita (68,06%) (Tabel 13). 3. HIV/AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual (IMS) HIV merupakan Human Immunodeficiency Virus adalah virus penyebab AIDS. Virus ini menyerang dan menghancurkan sistem kekebalan tubuh, sehingga tubuh tidak mampu melindungi diri dari penyakit lain. Sedangkan AIDS adalah Acquired Immune Deficiency Syndrome merupakan kumpulan gejala penyakit yang disebabkan oleh HIV. Perkembangan penyakit HIV-AIDS terus menunjukkan peningkatan, meskipun berbagai upaya pencegahan dan penanggulangan terus dilakukan. Kasus penderita HIV-AIDS yang ada di Kabupaten Mojokerto tahun , dapat dilihat dari diagram dibawah ini : Gambar 6. Penderita HIV/AIDS di Kabupaten Mojokerto Tahun Jumlah kasus HIV/AIDS tahun 2014 sudah dapat dilihat secara terpisah, jumlah kasus HIV sama dengan kasus AIDS dimana terdapat 116 kasus. Hal ini 13

23 Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto disebabkan karena sebagian penderita terdeteksi pada saat sudah terinfeksi AIDS, maka otomatis dapat dikatakan HIV. Jumlah kematian akibat AIDS sebanyak 26 jiwa pada tahun (Tabel 11) Terjadi penurunan kasus dari tahun 2013 ke tahun 2014, hal ini menunjukkan bahwa adanya kesadaran dari masyarakat untuk memeriksanakan diri ke sarana kesehatan, selain itu pesatnya jumlah kasus juga didasarkan dengan adanya mobil layanan keliling untuk tes darah secara sukarela, sehingga penemuan penderita HIV cepat terdeteksi dan segera tertangani. Untuk penanganan kasus HIV/AIDS bekerjasama dengan klinik VCT RSUD Prof. Dr. Soekandar Mojosari dan UPIPI RS Dr. Soetomo Surabaya. Hasil skrining yang dilakukan di unit transfusi darah PMI Kabupaten Mojokerto selama tahun 2014 menunjukkan jumlah pendonor sebesar diantaranya laki-laki dan perempuan, dan sampel darah yang diperiksa 100%. (Tabel 12) Kasus kematian pada pasien HIV terus meningkat, namun diharapkan dengan pemberian anti retrovirus, kematian pasien HIV dapat ditekan dan diharapkan usia hidup serta kualitas hidup akan meningkat. 4. Diare data Diare merupakan penyakit yang terjadi ketika terdapat perubahan konsistensi feses selain dari frekuensi buang air besar. Seseorang dikatakan menderita Diare bila feses lebih berair dari biasanya, atau bila buang air besar tiga kali atau lebih. Perkiraan Jumlah Kasus Diare adalah perkiraan jumlah penderita diare yang datang ke sarana kesehatan dan kader adalah 10% dari angka kesakitan dikali jumlah penduduk di suatu wilayah kerja dalam waktu satu tahun. Penderita diare yang ditangani adalah Jumlah penderita yang datang dan dilayani di sarana kesehatan dan kader di suatu wilayah tertentu dalam waktu satu tahun. Jumlah penderita diare yang ditangani di Kabupaten Mojokerto tahun 2014 sebesar penderita, dengan jumlah target penemuan sebesar penderita mrupakan 10% dari jumlah penduduk tahun 2014 (Tabel 13). Jumlah kasus pada tahun 2014 menurun dari tahun 2013, hal ini dikarenakan sudah meningkatnya kesadaran masyarakat untuk segera mengatasi gejala yang ditimbulkan oleh diare tersebut, serta segera untuk berobat ke sarana kesehatan atau Puskesmas. Kasus penderita Diare pada balita yang ada di Kabupaten Mojokerto tahun dapat dilihat dari diagram dibawah ini : 14

24 Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto Gambar 7. Penderita Diare ditangani di Kabupaten Mojokerto Tahun AFP (Acute Flaccid Paralysis) Polio merupakan salah satu penyakit menular yang termasuk ke dalam PD3I yang disebabkan oleh virus yang menyerang sistem syaraf hingga penderita mengalami kelumpuhan. AFP yang dimaksud adalah kelumpuhan pada anak berusia < 15 tahun yang bersifat layuh (flaccid) yang terjadi secara akut, mendadak dan bukan disebabkan ruda paksa. Kejadian AFP pada saat ini diproyeksikan sebagai indikator untuk menilai program eradikasi polio (erapo). Upaya memantau keberhasilan erapo adalah dengan melaksanakan surveilans secara aktif untuk menemukan kasus AFP sebagai upaya mendeteksi secara dini munculnya virus polio liar yang mungkin ada di masyarakat agar dapat segera dilakukan penanggulangan, cakupan vaksinasi polio rutin yang tinggi dan sanitasi lingkungan yang memenuhi syarat kesehatan. Jumlah kasus AFP (non polio) di Kabupaten Mojokerto tahun 2014 sebanyak 28 kasus dari jumlah penduduk < 15 tahun (Tabel 18). Terjadi peningkatan kasus dari tahun 2013 yang terdapat 4 kasus AFP. Sehingga perlu dilakukan evaluasi dalam penanganan dan kesigapan penanggulangan kasus AFP. Kasus penderita AFP yang ada di Kabupaten Mojokerto tahun , dapat dilihat dari diagram dibawah ini : Gambar 8. Kasus AFP di Kabupaten Mojokerto Tahun

25 Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto 6. Penyakit Kusta Kusta merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium leprae. Jumlah penderita baru penyakit Kusta tahun 2014 yang dilaporkan sebanyak 77 orang dimana kasus MB+PB laki-laki sebesar 45 orang dan perempuan sebesar 32 orang (Tabel 14). Yang mengalami cacat tingkat 2 sebanyak 19 orang (Tabel 15). Jumlah kasus kusta yang tercatat sebanyak 145 orang, PB sebesar 4 orang dan MB sebesar 141 orang, dengan angka prevalensi per penduduk sebesar 1,35. (Tabel 16) Gambar 9. Penderita Kusta PB+MB di Kabupaten Mojokerto Tahun 2014 Penderita kusta yang selesai berobat atau menjalani pengobatan RFT sebanyak 69 orang. Dengan rincian RFT PB sebanyak 2 orang laki-laki (100 %) RFT PB perempuan sebanyak 2 orang (100%), dan RFT MB sebesar laki-laki sebanyak 40 orang (45,98 %) dan perempuan 25 orang (46,30 %) (Tabel 17). Kasus Penderita Kusta belum bisa mencapai eliminasi. Tetapi ada kecenderungan menurun, dikarenakan upaya pencarian lebih intensif. Setelah kasus yang ditemukan semakin banyak dan diobati, maka diharapkan pada tahun tahun berikutnya prevalensi kusta akan menurun sampai terjadi eliminasi. 7. Demam Berdarah Dengue (DBD) Demam Berdarah Dengue merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypty. Penyakit ini sebagian besar menyerang anak berumur < 15 tahun, namun dapat juga menyerang orang dewasa. Kabupaten Mojokerto termasuk Kabupaten endemis DBD. Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) ada kecenderungan menurun, kasus DBD tidak lagi hanya menyerang anak-anak, namun juga orang dewasa. Pada tahun 2014 penderita di Kabupaten Mojokerto 49 penderita, dengan rincian laki-laki sebanyak 28 penderita dan perempuan sebanyak 21 penderita. Tidak ada kasus penderita yang meninggal dunia (Tabel 21). Pada tahun 2013 penderita DBD sebanyak 59 penderita dan yang meninggal sebanyak 4 orang. Terjadi penurunan kasus DBD dari tahun 2013 ke tahun Hal ini menunjukkan bahwa antisipasi untuk penyebaran kasus dilakukan fogging focus dari Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto yang bertujuan 16

26 Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto untuk memutus mata rantai penularan. Disamping itu tetap di sarankan pada masyarakat untuk tetap melakukan PSN di rumah maupun desa masing masing. Kasus penderita Demam Berdarah Dengue ( DBD ) yang terjadi selama 5 Tahun berturut-turut dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014, dapat dilihat pada diagram berikut : Gambar 10. Penderita DBD ditangani di Kabupaten Mojokerto Tahun Upaya penanggulangan yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan ; Surveilans aktif di Rumah Sakit dan Puskesmas Rawat Inap Se-Kabupaten Mojokerto Pelacakan Kasus dilokasi penderita Penanggulangan Fokus di lokasi penderita mulai dari pemeriksaan jentik, penyuluhan, pemberantasan sarang nyamuk, abatisasi dan foging. Upaya pencegahan telah dilakukan dengan gerakan pemberantasan sarang nyamuk. Pemberantasan sarang nyamuk telah dilakukan di tiap rumah di seluruh kecamatan di Kabupaten Mojokerto. 8. Malaria Malaria merupakan penyakit yang disebabkan oleh parasit bernama plasmodium. Penyakit ini ditularkan melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi parasit tersenut. Kasus malaria di Kabupaten Mojokerto berjumlah 11 penderita, dimana kasus terbanyak terjadi di Gayaman sebanyak 3 orang. Penderita malaria menurut jenis kelamin adalah laki laki yaitu sebanyak 8 orang, sedangkan perempuan 3 orang. Jumlah penderita Malaria menurut jenis kelamin di Kabupaten Mojokerto Tahun 2014 dapat dilihat pada diagram berikut : 17

27 Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto Gambar 11. Penderita Malaria di Kabupaten Mojokerto Tahun Penyakit malaria yang positif dengan pemeriksaan darah pada tahun 2014 sebanyak 11 orang dan tidak ada yang meningggal dunia (Tabel 22), terjadi peningkatan kasus di tahun 2013 yang dinyatakan positif 26 penderita. Adanya kasus malaria di Kabupaten Mojokerto sendiri adalah berasal dari penderita yang bekerja di daerah endemis malaria seperti di daerah timur Indonesia. Antisipasi perlu dilakukan dengan memetakan vektor dan surveilans yang baik. 9. Penyakit Filariasis Filariasis adalah penyakit zoonosis menular yang banyak ditemukan di wilayah tropika seluruh dunia. Penyebabnya adalah sekelompok cacing parasit nematoda yang menyebabkan infeksi sehingga berakibat munculnya edema. Jumlah kasus Filariasis di Kabupaten Mojokerto pada tahun 2014 adalah nihil atau tidak ditemukannya kasus filariasis (Tabel 23). Pada tahun 2013 juga tidak ditemukan kasus penyakit filariasis, hal ini menunjukkan terjadi penurunan yang sangat drastis di tahun Hal ini menunjukkan adanya upaya pencegahan yang telah dilakukan secara maksimal. 10. Hipertensi/tekanan darah tinggi Hipertensi/ tekanan darah tinggi adalah adalah Peningkatan tekanan darah yaitu keadaaan dimana tekanan darah sistolik lebih besar atau sama dengan 140 mmhg dan atau tekanan darah diastolik lebih besar atau sama dengan 90 mmhg (Joint National Committee on Prevention Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure VII/JNC-VII, 2003). Peningkatan ini menyebabkan jantung harus bekerja lebih keras dari biasanya untuk mengedarkan darah melalui pembuluh darah. Tekanan darah melibatkan dua pengukuran, sistolik dan diastolik, tergantung apakah otot jantung berkontraksi (sistole) atau berelaksasi di antara denyut (diastole). Pengukuran tekanan darah adalah Penduduk yang berusia > 18 tahun yang dilakukan pengukuran tekanan darah minimal satu tahun sekali di suatu wilayah. Pengukuran dapat dilakukan di dalam unit pelayanan kesehatan primer, pemerintah maupun swasta, di dalam maupun di luar gedung. Cakupan pemeriksaan tekanan 18

28 Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto darah tinggi di Kabupaten Mojokerto sebanyak , dan yang mengalami hipertensi sebanyak Karena semua yang diperiksa adalah pasien hipertensi. 11. Obesitas Obesitas adalah Terjadinya penimbunan lemak yang berlebihan pada tubuh yang dapat menimbulkan risiko bagi kesehatan. Dikatakan obesitas apabila hasil pengukuran Indeks Massa Tubuh (IMT) > 25. Pemeriksaan obesitas adalah Persentase pengunjung Puskesmas dan jaringannya berusia > 15 tahun yang dilakukan pemeriksaan obesitas dalam kurun waktu satu tahun. Cakupan pemeriksaan obesitas di Kabupaten Mojokerto sebanyak IVA positif pada perempuan usia tahun IVA (Inspeksi Visual dengan asam asetat) adalah Pemeriksaan dengan cara mengamati dengan menggunakan spekulum, melihat leher rahim yang telah dipulas dengan asam asetat atau asam cuka (3-5%). Pada lesi prakanker akan menampilkan warna bercak putih yang disebut acetowhite epithelium. Deteksi dini yang dimaksud dapat dilakukan di puskesmas dan jaringannya, di dalam maupun di luar gedung. Cakupan pemeriksaan IVA di Puskesmas Kabupaten Mojokerto sebanyak Kejadian Luar Biasa (KLB) Kejadian Luar Biasa (KLB) yang dimaksud adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan dan atau kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu desa /kelurahan dalam waktu tertentu. Kejadian luar biasa di Kabupaten Mojokerto tahun 2014 terjadi di 22 desa/kelurahan dari total 304 desa/kelurahan, dimana sudah ditangani 100% <24 jam (Tabel 28). Telah dilaksanakan SKD KLB 1 sistem kewaspadaan dini kejadian luar biasa pada semester 1. Jumlah penderita dan kematian pada KLB menurut jenis KLB di Kabupaten Mojokerto Tahun 2014 dengan jenis KLB yaitu Difteri. Kejadian Difteri di 11 kecamatan dan 22 desa, dimana jumlah penduduk yang terancam , laki-laki dan perempuan Jumlah penderita sebanyak 22 orang, laki-laki sebanyak 14 orang dan perempuan sebanyak 8 orang (Tabel 27). Jumlah penderita Difteri terbanyak 70% pada usia > 25 tahun, dan 30% diantaranya berusia < 25 tahun. Jumlah KLB terbanyak pada kelompok usia 1 4 tahun, dimana terdapat 10 penderita. Dan pada kelompok usia tahun. Pada kelompok usia tersebut rawan terkenan kasus penyakit KLB. 14. Penyakit Menular Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) Penyakit Menular yang dapat dicegah dengan Imunisasi (PD3I) adalah penyakit Difteri, Pertusis, Tetanus non neonatorum, Tetanus neonatorum, Campak, Polio dan Hepatitis B. PD3I merupakan penyakit yang diharapkan dapat diberantas/ditekan 19

29 Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto dengan pelaksanaan program imunisasi, pada profil kesehatan ini akan dibahas penyakit difteri, pertusis, tetanus, campak, polio dan hepatitis. a) Difteri Difteri adalah Infeksi akut yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium Diphteriae, yang ditandai dengan pembentukan membran di kerongkongan dan aliran udara lainnya yang menyebabkan sulit bernafas. Termasuk Difteri pada mata, kulit, telinga, hidung dan vagina. Difteri termasuk penyakit menular yang jumlah kasusnya relatif rendah. Rendahnya kasus difteri sangat dipengaruhi adanya program imunisasi. Jumlah kasus penyakit difteri di Kabupaten Mojokerto tahun 2014 yaitu sebanyak 22 kasus, diantaranya 15 orang laki-laki dan 7 orang perempuan. Dimana difteri ini menjadi kasus KLB di Kabupaten Mojokerto (Tabel 19). Jumlah penderita Difteri terbanyak 70% pada usia > 25 tahun, dan 30% diantaranya berusia < 25 tahun. b) Pertusis Pertusis adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Bardetella Pertusis dengan gejala batuk beruntun disertai tarikan nafas hup (whoop) yang khas dan mengalami muntah. Gejala pertusis demam ringan, bersin, hidung berair dan batuk kering. Disebut juga batuk rejan atau batuk seratus hari. Di Kabupaten Mojokerto tidak ditemukan penderita pertusis (Tabel 19). Upaya pencegahan kasus pertusis dilakukan melalui imunisasi DPT+HB sebanyak 3 kali yaitu saat usia 2 bulan, 3 bulan dan 4 bulan atau usia yang lebih dari itu tetapi masih di bawah 1 tahun (usia sampai dengan 11 bulan). c) Tetanus Tetanus adalah penyakit infeksi akut dan sering fatal yang mengenai sistem saraf yang disebabkan infeksi bakteri dari luka terbuka. Ditandai dengan kontraksi otot Tetanik dan Hiperrefleksi, yang mengakibatkan Trismus (rahang terkunci), Spasme Glotis, Spasme otot umum, Opistotonus, Spasme Respiratoris, serangan kejang dan Paralisis. Tetanus dibedakan menjadi dua yaitu tetanus non neonatorum dan tetanus neonatorum. Di Kabupaten Mojokerto tidak ditemukan penderita tetanus (Tabel 19). d) Campak Campak adalah Penyakit akut yang disebabkan Morbili virus ditandai dengan munculnya demam tinggi (>38 C), bintik merah (ruam), disertai salah satu gejala seperti batuk, pilek dan mata merah. Untuk jumlah kasus campak di Kabupaten Mojokerto tahun 2014 mengalami penurunan yang drastis dari tahun 2013, hasil dari pelaporan Subdin P2PL untuk tahun 2014 tidak terdapat kasus penyakit campak, hal ini berbeda dari tahun 2013 yang terdapat 24 kasus campak (Tabel 21). 20

30 Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto e) Polio Polio adalah Penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus Polio. Dapat menyerang semua umur, tetapi biasanya menyerang anak-anak usia kurang dari 3 tahun yang menyebabkan kelumpuhan sehingga penderita tidak dapat menggerakkan salah satu bagian tubuhnya. Gerakan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) dalam rangka Eradikasi Polio dan wujud dari kesepakatan global bertujuan membasmi penyakit polio. Keberhasilan dari program tersebut bisa dicapai dengan dilaksanakan surveilance secara aktif baik di Rumah Sakit dan di masyarakat setiap minggu. Untuk dapat menemukan kasus secara dini terhadap munculnya virus polio liar yang mungkin terdapat di masyarakat sehingga dapat segera dilakukan penanggulangan. Kasus polio di tahun 2014 tidak ditemukannya penderita polio/nihil. Sama halnya juga pada tahun 2013 yang tidak ditemukan kasus polio, sedangkan pada tahun sebelumnya seperti pada tahun 2009 terdapat 7 kasus polio dan tahun 2010 terdapat 5 kasus. Hal ini menunjukkan bahwa penanggulangan yang dilakukan tepat sasaran dan sudah meratanya pemberian imunisasi polio di tiap kecamatan di Kabupaten Mojokerto (Tabel 21). f) Hepatitis B Hepatitis B adalah suatu penyakit hati yang disebabkan oleh "Virus Hepatitis B" (VHB), suatu anggota famili Hepadnavirus yang dapat menyebabkan peradangan hati akut atau menahun yang pada sebagian kecil kasus dapat berlanjut menjadi sirosi hati atau kanker hati. Hepatitis B adalah penyakit infeksi, terutama mengenai hati. Penyakit ini disebabkan oleh virus hepatitis B. Hepatitis B merupakan salah satu dari 5 jenis hepatitis, yaitu hepatitis A, hepatitis B, hepatitis C, hepatitis D dan hepatitis E. Hepatitis B dapat berupa infeksi akut (cepat timbul lalu pulih) dan juga kronik (berlangsung lama). Sebanyak 1%-5% dewasa, 90% bayi baru lahir, dan 50% bayi yang terinfeksi hepatitis B akut akan berkembang menjadi hepatitis kronik. Hepatitis B dapat menular melalui: a. Darah: penerima donor darah, pengguna jarum suntik tidak steril, pasien cuci darah, pekerja kesehatan, serta pekerja yang terpapar dengan darah. b. Hubungan seksual. c. Lapisan lendir atau jaringan: tertusuk jarum, penggunaan ulang alat medis yang terkontaminasi, tato, akupunktur, tindik, penggunaan bersama pisau cukur, sikat gigi dan silet. d. Dari ibu hamil penderita hepatitis B dapat juga menularkan ke janinnya saat melahirkan. Metode ini merupakan metode penularan paling sering di negara berkembang. Hepatitis B tidak menular melalui sentuhan tangan, pemakaian peralatan makan/minum penderita, ciuman, pelukan, batuk, bersin, atau menyusui. Virus hepatitis B yang masuk ke dalam tubuh terbawa aliran darah sampai ke hati, di mana virus ini berkembang biak di dalam sel hati. Sel pertahanan tubuh manusia berusaha 21

31 Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto mengilangkan virus ini dengan menyerang sel hati, sehingga terjadi peradangan dan kerusakan hati. Kabupaten Mojokerto tahun 2014 cakupan penderita Hepatitis B nihil/tidak ada penderita. Hal ini menunjukkan pemberian imunisasi yang tepat sasaran dan pencegahan yang sudah baik. 22

32 Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto Bab5 UPAYA KESEHATAN A. PELAYANAN KESEHATAN Pelayanan kesehatan dasar merupakan langkah awal yang sangat penting dalam memberikan pelayanan kesehatan pada masyarakat. Dengan pemberian pelayanan kesehatan dasar secara cepat dan tepat, diharapkan sebagian besar masalah kesehatan masyarakat sudah dapat diatasi. Berbagai pelayanan kesehatan dasar yang dilaksanakan oleh fasilitas pelayanan kesehatan adalah sebagai berikut : 1. Kunjungan Ibu Hamil (K4) Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan profesional (dokter spesialis kandungan dan kebidanan, dokter umum, bidan dan perawat) kepada ibu hamil selama masa kehamilannya, yang mengikuti program pedoman pelayanan antenatal yang ada dengan titik berat pada kegiatan promotif dan preventif. Hasil pelayanan antenatal dapat dilihat dari cakupan pelayanan K1 dan K4. Cakupan K1 atau juga disebut akses pelayanan ibu hamil merupakan gambaran besaran ibu hamil yang melakukan kunjungan pertama ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pelayanan antenatal. Sedangkan K4 adalah gambaran besaran ibu hamil yang telah mendapatkan pelayanan ibu hamil sesuai dengan standar serta paling sedikit empat kali kunjungan, dengan distribusi sekali pada trimester pertama, sekali pada trimester dua dan dua kali pada trimester ke tiga. Angka ini dapat dimanfaatkan untuk melihat kualitas pelayanan kesehatan pada ibu hamil. Gambar 12. Jumlah Kunjungan K4 di Kabupaten Mojokerto Tahun Jumlah seluruh ibu hamil sebanyak orang, cakupan pelayanan K4 Kabupaten Mojokerto pada tahun 2014 sebesar (82 %). Untuk tahun 2013 jumlah absolut K4 sebesar (Tabel 29). Kunjungan K4 pada tahun

33 Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto mengalami peningkatan, hal ini dikarenakan sosialisasi maupun pendekatan masyarakat sering dilakukan sehingga masyarakat sadar akan pentingnya menjaga kesehatan bayi yang dikandungnya. Selain itu peran bidan dalam memberikan pelayanan juga mendapat perhatian khusus. Dengan melakukan cara kunjungan rumah pada ibu hamil juga merupakan salah satu cara dalam meningkatkan kunjungan K4. Karena ibu hamil akan merasa tergugah untuk melakukan pemeriksaan kesehatan pada pelayanan kesehatan atau tenaga kesehatan. 2. Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan dan Pelayanan Kesehatan Pada Ibu Nifas Pertolongan persalinan juga merupakan salah satu kualitas pelayanan di fasilitas pelayanan kesehatan dasar. Hal ini dapat menggambarkan bahwa masyarakat mau dan tahu tentang pentingnya keamanan dalam pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan. Komplikasi dan kematian ibu maternal dan bayi baru lahir sebagian besar terjadi pada masa di sekitar persalinan, hal ini disebabkan pertolongan tidak dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi kebidanan (profesional). Jumlah ibu bersalin sebesar orang, yang ditolong oleh tenaga kesehatan di Kabupaten Mojokerto tahun 2014 sebesar (87,9 %) (Tabel 29). Ibu yang telah melahirkan juga perlu ditangani saat masa nifas oleh tenaga kesehatan. Pelayanan kesehatan pada ibu nifas tahun 2014 yaitu sebesar (89,2 %) (Tabel 29). 3. Bumil Mendapatkan Fe Pelayanan kesehatan bagi ibu hamil, selain pemeriksaaan kehamilan juga disertai dengan pemberian tablet Fe untuk mencegah terjadinya anemia besi pada bumil. Tablet Fe diberikan pada awal perikasa kehamilan dengan pemberian pertama tablet Fe 1 dan selanjutnya sampai tablet Fe 3. Salah satu masalah gizi yang perlu mendapat perhatian adalah kekuranga Fe pada ibu hamil dapat mengakibatkan gangguan pertumbuhan janin yang dikandungnya. Ibu hamil yang menderita kekurangan zat Fe akan merasa, lemah, letih, lesu, dan tentu saja akan mengganggu janin yang dikandungnya. Jumlah Ibu Hamil sebesar orang, pemberian Fe 1 di Kabupaten Mojokerto Tahun 2014 sebanyak (82,77 %), sedangkan pemberian Fe 3 sebanyak (78,12 %) (Tabel 32). 24

34 Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto Gambar 13. Pemberian Fe 1 dan Fe 3 Bumil di Kab. Mojokerto Tahun Imunisasi TT pada Bumil dan WUS (Wanita Usia Subur) Imunisasi TT pada Ibu Hamil diartikan Pemberian imunisasi TT pada ibu hamil sebanyak 5 dosis dengan interval tertentu (yang dimulai saat dan atau sebelum kehamilan) yang berguna bagi kekebalan seumur hidup. Untuk pencegahan terjadinya Tetanus Toksoid pada ibu hamil dilakukan imunisasi TT. Pemberian TT2 diartikan selang waktu pemberian minimal 4 minggu setelah TT1 dengan masa perlindungan 3 tahun. Pemberian TT3 diartikan selang waktu pemberian minimal 6 bulan setelah TT2 dengan masa perlindungan 5 tahun. Pemberian TT4 diartikan selang waktu pemberian minimal 1 tahun setelah TT3 dengan masa perlindungan 10 tahun. Pemberian TT5 diartikan selang waktu pemberian minimal 1 tahun setelah TT4 dengan masa perlindungan 25 tahun. Sedangkan pemberian TT2+ diartikan Imunisasi Tetanus yang diberikan minimal 2 kali saat kehamilan (yang dimulai saat dan atau sebelum kehamilan). Imunisasi TT diberikan pada Bumil, jumlah ibu hamil yang ada di Kabupaten Mojokerto tahun 2014 sebesar Bumil yang mendapatkan Imunisasi TT-1 sebesar 489 (2,52 %), TT-2 sebesar 669 (3,45 %), TT-3 sebesar (6,59 %), TT-4 sebesar (6,18 %), TT-5 sebesar (29,23 %), dan TT2+ sebesar (45,46 %) (Tabel 30). Sedangkan imunisasi TT pada WUS (wanita usia subur) diberikan pada kelompok usia tahun. Jumlah WUS yang ada di Kabupaten Mojokerto tahun 2014 sebesar WUS yang mendapatkan Imunisasi TT-1 sebesar 389 (0,13 %), TT-2 sebesar 306 (0,10 %), TT-3 sebesar 456 (0,15 %), TT-4 sebesar 573 (0,19 %), TT-5 sebesar (0,67 %) (Tabel 30). 5. Komplikasi Kebidanan Dan Neonatal Risiko Tinggi/Komplikasi Ditangani Jumlah dan persentase Komplikasi Kebidanan dan Neonatal Risiko Tinggi/Komplikasi Ditangani di Kabupaten Mojokerto Tahun 2014 dari jumlah ibu 25

35 Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto hamil yaitu sebanyak , dimana untuk 20% ibu hamil sebesar Komplikasi kebidanan yang ditangani dari 20% ibu hamil yaitu sebesar (101,6 %) (Tabel 33). Dimana angka tersebut lebih tinggi dibandingkan dari tahun 2013 yang penanganan komplikasi kebidanan sebesar Hal ini dapat dikatakan dalam penanganan komplikasi kebidanan dapat tertangani dengan segera. Penanganan kmplikasi neonatal tahun 2014 sebesar (64,1 %), dimana jumlah sasaran bayi yaitu sebesar , perkiraan neonatal yang komplikasi (15% dari sasaran bayi) sebesar (Tabel 33). Terjadi peningkatan pada tahun 2014, dimana pada tahun 2013 penanganan neonatal sebesar Kunjungan Neonatus Bayi hingga usia kurang dari satu bulan merupakan golongan umur yang paling rentan atau memiliki resiko gangguan kesehatan paling tinggi. Upaya kesehatan yang dilakukan untuk mengurangi resiko tersebut antara lain dengan melakukan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dan pelayanan kesehatan pada neonatus (0-28 hari). Dalam melaksanakan pelayanan neonatus, petugas kesehatan di samping melakukan pemeriksaan kesehatan bayi juga melakukan konseling perawatan bayi kepada ibu. Di Kabupaten Mojokerto pada tahun 2013, cakupan kunjungan neonatus sebesar (95,47 %), diantaranya laki-laki dan perempuan dari seluruh neonatus sejumlah Terjadi kenaikan dari tahun 2012, hal ini dikarenakan para Ibu sudah mengerti tentang menjaga kesehatan bayi dari usia baru lahir sampai 28 hari, yang mana usia ini bayi membutuhkan perhatian ekstra untuk menjaga kesehatannya (Tabel 38). 7. Pelayanan Keluarga Berencana Peserta Keluarga Berencana terbagi menjadi peserta KB Baru dan Peserta KB Aktif. Dari jumlah PUS yang ada , jumlah Peserta KB Baru (6,5 %) dan Jumlah Peserta KB Aktif (78,7%) (Tabel 36). Peserta keluarga berencana aktif dibagi menjadi peserta KB dengan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) yang jenisnya adalah, MOP/MOW, IUD, implant dan peserta KB Non Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (Non MKJP) yang jenisnya suntik, pil, kondom, obat vagina dan lainnya. Peserta KB Aktif di Kabupaten Mojokerto tahun 2014 yang paling banyak memilih Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) jenis IUD sebesar 7,8 %, sedangkan KB Non MKJP yang paling banyak dipilih adalah jenis suntik sebesar 63,8 % (Tabel 34). Peserta KB baru di Kabupaten Mojokerto tahun 2014 sebanyak , yang paling banyak memilih Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) jenis IUD sebesar 9,1 %, sedangkan KB Non MKJP yang paling banyak dipilih adalah jenis suntik sebesar 67,5 % (Tabel 35). 26

36 Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto 8. Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Status gizi janin ditentukan oleh kesehatan ibu waktu hamil, sehingga akan berpengaruh pada berat badan waktu lahir, berat badan lahir bayi akan berpengaruh pada bayi. Setiap bayi yang baru lahir akan ditimbang berat badannya. Jumlah bayi baru lahir ditimbang berat badannya di Kabupaten Mojokerto tahun 2014 sebesar Berat bayi lahir rendah adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram pada saat lahir sampai dengan 24 jam pertama setelah lahir. Berat Badan Lahir Rendah (kurang dari gram) merupakan salah satu faktor utama yang berpengaruh terhadap kematian perinatal dan neonatal. BBLR dibedakan dalam 2 katagori yaitu BBLR karena premature atau BBLR karena intrauterine growth retardation (IUGR), yaitu bayi yang lahir cukup bulan tetapi berat badannya kurang. BBLR dengan IUGR dikarenakan ibu berstatus gizi buruk, anemia, malaria dan menderita penyakit menular seksual (PMS) sebelum konsepsi atau pada saat kehamilan. Sementara itu jumlah BBLR yang dilaporkan di Kabupaten Mojokerto dari bayi lahir hidup yang ditimbang sebanyak 8 (0,05%) diantaranya bayi laki-laki 7 (0,08 %) dan bayi perempuan 1 (0,01 %) (Tabel 37). Terdapat penurunan yang sangat drastis jumlah BBLR dari tahun 2013, dimana jumlah BBLR tahun 2013 sebanyak 489. Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran ibu hamil untuk hidup sehat dan mengkonsumsi makanan yang bergizi sudah mulai ditingkatkan. 9. ASI Eksklusif ASI Eksklusif adalah pemberian ASI pada bayi mulai 0 6 bulan dalam rangka mencukupi kebutuhan gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi. Air Susu Ibu (ASI) diyakini dan bahkan terbukti memberi manfaat bagi bayi baik dari sisi/aspek gizi (kolostrum yang mengandung imunoglobulin A/IgA, wheicasein, decosahexanoic/dha dan arachidonic/aa dengan komposisi sesuai), aspek imunologik (selain IgA, terdapat laktoferin, lysosim dan 3 jenis leucosit yaitu brochusassociated lymphocyte/balt, Gut associated lymphocyte tissue/galt, mammary associated lymphocyte tissue/malt serta faktor bifidus), aspek psikologik (interaksi dan kasih sayang antara anak dan ibu), aspek kecerdasan, aspek neurologik (aktifitas menyerap ASI bermanfaat pada koordinasi syaraf bayi), aspek ekonomik serta aspek penundaan kehamilan (metode amenorea laktasi/mal). Jumlah bayi yang ada di Kabupaten Mojokerto tahun 2014 sebesar bayi, cakupan pemberian ASI eksklusif sebesar (55,4 %) (Tabel 39). Terjadi peningkatan dari tahun 2013, hal ini dapat disebabkan dari berbagai faktor, yaitu telah meningkatnya pengetahuan Ibu tentang pentingnya ASI Eksklusif pada bayi, lebih pentingnya kandungan ASI dibanding dengan susu formula, dan telah dilakukan 27

37 Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto sosialisasi/penyuluhan di desa-desa terkait pentingnya ASI Eksklusif yang diberikan pada bayi sampai usia 2 tahun. Gambar 14. Jumlah bayi yang diberi ASI Ekslusif Kab. Mojokerto Tahun Pelayanan Kesehatan Bayi, Anak Balita Menurut juknis penyusunan profil kesehatan tahun 2014 definisi operasional pelayanan kesehatan bayi adalah pelayanan kesehatan pada bayi minimal 4 kali yaitu satu kali pada umur 29 hari-2 bulan, 1 kali pada umur 3-5 bulan, 1 kali pada umur 6-8 bulan, dan 1 kali pada umur 9-11 bulan. Pelayanan Kesehatan tersebut meliputi pemberian imunisasi dasar (BCG, DPT/HB1-3, Polio 1-4, Campak), pemantauan pertumbuhan, Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK), pemberian vitamin A pada bayi umur 6-11 bulan, penyuluhan pemberian ASI eksklusif dan Makanan Pendamping ASI (MP ASI). Jumlah bayi di Kabupaten Mojokerto sebanyak Dimana yang mendapakan pelayanan kesehatan sebesar (93,8 %). Laki laki mendapatkan pelayanan kesehatan bayi sebanyak dan perempuan mendapatkan pelayanan kesehatan bayi sebanyak Definisi operasional Pelayanan kesehatan anak balita menurut juknis penyusunan profil kesehatan tahun 2014 merupakan pelayanan kesehatan bagi anak umur bulan yang memperoleh pelayanan sesuai standar, meliputi pemantauan pertumbuhan minimal 8 x setahun, pemantauan perkembangan minimal 2 x setahun, pemberian vitamin A 2 x setahun. Jumlah anak balita usia bulan di Kabupaten Mojokerto sebanyak , yang mendapatkan pelayanan kesehatan (minimal 8 kali) sebesar (87,4 %). Dimana jumlah laki laki yang mendapatkan pelayanan sebesar dan perempuan yang mendapatkan pelayanan sebesar Pelayanan Imunisasi Pencapaian universal child immunization (UCI) pada dasarnya merupakan suatu gambaran terhadap cakupan sasaran bayi yang telah mendapatkan imunisasi secara 28

38 Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto lengkap. Bila cakupan UCI dikaitkan dengan batasan wilayah tertentu, berarti dalam wilayah tersebut dapat digambarkan besarnya tingkat kekebalan masyarakat terhadap penularan PD3I.. Desa/Kelurahan UCI merupakan Desa/kelurahan dimana 80% dari jumlah bayi yang ada di desa tersebut sudah mendapat imunisasi dasar lengkap dalam waktu satu tahun. Cakupan Desa/Kelurahan UCI tahun 2014 di Kabupaten Mojokerto sebanyak 266 Desa (87,50 %) (Tabel 41). Pada tahun 2013 desa/kelurahan UCI sebesar 94% dari 304 desa/kelurahan yang ada. Terjadi penurunan dari tahun 2013 ke tahun Pencapaian UCI tahun 2014 lebih tinggi dibanding tahun Hal ini disebabkan target dalam satu tahun untuk UCI desa adalah 100%, sehingga sulit dilakukan karena bisa saja ada penolakan dari anak yang mengakibatkan tidak lengkap. Gambar 15. Jumlah Desa UCI Kab. Mojokerto Tahun Pelayanan imunisasi diberikan pada bayi yaitu diantaranya imunisasi DPT1+HB1, DPT3+HB3, Campak, BCG dan Polio 3. Cakupan imunisasi DPT/HB, dan BCG didasarkan pada jumlah bayi lahir hidup, sedangkan DPT/HB3 polio dan campak didasarkan pada jumlah bayi. Jumlah bayi lahir hidup sebesar dan jumlah bayi sebesar Cakupan imunisasi DPT/HB (102,61 %), imunisasi BCG sebesar (101,52 %) (Tabel 42). Cakupan imunisasi DPT/HB3 sebesar (96,12 %), imunisasi Polio 4 sebesar (97,10 %), dan Campak sebesar (97,67 %). Jumlah imunisasi dasar lengkap di Kabupaten Mojokerto tahun 2014 sebanyak (Tabel 43). 12. Pemberian Vitamin A Pada Bayi, Anak Balita, dan Ibu Nifas Cakupan bayi mendapat vitamin A adalah Cakupan bayi 6-11 bln mendapat kapsul vitamin A dosis 100 μa 1 kali per tahun di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Cakupan anak balita mendapat vitamin A adalah Cakupan anak balita umur bln mendapat kapsul vitamin A dosis tinggi 200μA 2 kali per tahun di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Pemberian vitamin A dilaksanakan pada bulan Februari dan Agustus. 29

39 Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto Tujuan pemberian kapsul vitamin A pada balita adalah untuk menurunkan prevalensi dan mencegah kekurangan vitamin A pada balita. Dari seluruh jumlah balita yang ada yaitu sebesar , cakupan distribusi kapsul vitamin A selain pada kebutaan juga berperan pada tingginya kematian bayi dan balita. Jumlah bayi (usia 6 11 bulan) sebanyak (107,97 %) bayi dan yang mendapatkan Vitamin A, dimana laki-laki sebesar 9.181, perempuan sebesar 9.478, anak balita (12 59 bulan) yang mendapatkan Vitamin A sebanyak (87,18 %) dan balita (6 59 tahun)) yang mendapatkan vitamin di Kabupaten Mojokerto tahun 2014 sebanyak (91,34 %) (Tabel 44). Ibu nifas yang ada di Kabupaten Mojokerto sebesar yang mendapatkan Vitamin A sebanyak (70,44 %) ( Tabel 29 ). 13. Status Gizi Balita Salah satu inidkator kesehatan yang dinilai keberhasilan pencapainnya dalam MDGs adalah status gizi balita. Status gizi balita dapat diukur berdasarkan umur, berat badan (BB), tinggi badan (TB). Ketiga variabel ini disajikan dalam bentuk antopometri yaitu berat badan menurut umur (BB/U), tinggi badan menurut umur (TB/U) dan berat badan menurut tinggi badan (BB/TB). Status gizi balita dapat diketahui melalui pemantauan tumbuh kembang anak. Kekurangan gizi terutama pada anak-anak balita dapat menyebabkan meningkatnya risiko kematian, terganggunya pertumbuhan fisik dan perkembangan mental serta kecerdasan. Dalam beberapa hal dampak kekurangan gizi bersifat permanen yang tidak dapat diperbaiki walaupun pada usia berikutnya kebutuhan gizinya terpenuhi. Jumlah balita yang dilaporkan (S) di Kabupaten Mojokerto tahun 2014 sebanyak Yang ditimbang sebanyak dan yang mengalami BGM (Bawah Garis Merah) sebanyak 692 (1 %) (Tabel 47). Balita gizi buruk yang ditemukan di Kabupaten Mojokerto tahun 2014 sebanyak 218, dan seluruhnya mendapatkan perawatan (100 %) (Tabel 48). Jumlah baduta yang dilaporkan (S) di Kabupaten Mojokerto tahun 2014 sebanyak Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat Pelayanan kesehatan (penjaringan) siswa SD/setingkat adalah Pemeriksaan kesehatan umum, kesehatan gigi dan mulut siswa SD dan setingkat melalui penjaringan kesehatan terhadap murid kelas 1 SD dan Madrasah Ibtidaiyah yang dilaksanakan oleh tenaga kesehatan bersama tenaga kesehatan terlatih (guru dan dokter kecil) di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Jumlah SD/setingkat di Kabupaten Mojokerto sebanyak 601. Murid kelas 1 SD/setingkat di Kabupaten Mojokerto tahun 2014 sebanyak , yang mendapatkan pelayanan kesehatan (penjaringan) adalah seluruh siswa SD kelas 1 (100 %) (Tabel 49). 30

40 Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto 15. Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut Pemeriksaan Gigi dan Mulut diartikan Pelayanan kesehatan gigi dan mulut dalam bentuk upaya promotif, preventif dan kuratif sederhana seperti pencabutan gigi tetap, pengobatan dan penambalan sementara yang dilakukan di sarana pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Kabupaten Mojokerto pada tahun 2014 meliputi pelayanan tumpatan gigi tetap dan pencabutan gigi tetap. Dengan jumlah tumpatan gigi tetap 3.380, rasio tumpatan/pencabutan 0,64 (Tabel 50). Pelayanan kesehatan gigi dan mulut juga dilakukan pada anak SD dan setingkat. Dimana dilakukan upaya promotif dan preventif. Jumlah murid SD/MI yang mendapatkan pelayanan kesehatan gigi dan mulut sebanyak Murid SD/MI yang diperiksa sebanyak siswa, yang memerlukan perawatan , dan siswa yang mendapatkan perawatan (86,6 %) (Tabel 51). 16. Pelayanan Kesehataan Usia Lanjut (Usila) Pelayanan kesehatan usia lanjut (usia 60 th+) merupakan Pelayanan kesehatan sesuai standar yang ada pada pedoman usia lanjut (60 tahun ke atas) di fasilitas pelayanan kesehatan pada satu wilayah kerja dan kurun waktu. Cakupan pelayanan kesehatan usila (60 tahun +) di kabupaten Mojokerto tahun 2014 dari total yang mendapat pelayanan kesehatan sebesar (35,35 %), diantaranya laki-laki (33,05 %) dan perempuan (37,39 %) (Tabel 52). B. AKSES DAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN 1. Pembiayaan Kesehatan oleh Masyarakat Jaminan pemeliharaan kesehatan adalah upaya pembiayaan kesehatan baik keanggotaannya secara sukarela maupun wajib yang iurannya dibayarkan oleh pemerintah dan diselenggarakan dengan kendali biaya dan kendali mutu. Pada tahun 2014 telah diberlakukannya jaminan kesehatan nasional yang mana merupakan Jaminan berupa perlindungan kesehatan yang bersifat nasional agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh pemerintah yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan. Dalam era JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) dibedakan menjadi PBI (Penerima Bantuan Iuran) APBN, PBI (Penerima Bantuan Iuran) APBD, Pekerja Penerima Upah, Pekerja Bukan Penerima Upah (Mandiri), Bukan Pekerja (BP), Jamkesda, Asuransi Swasta, dan Asuransi Perusahaan. PBI (Penerima Bantuan Iuran) APBN adalah Peserta JKN yang di biayai dari APBN dan pengelolanya oleh BPJS Kesehatan. PBI (Penerima Bantuan Iuran) APBD adalah Program Jaminan Kesehatan yang iurannya dibayarkan oleh pemerintah dengan maksud membantu masyarakat miskin yangdigunakan berobat ke fasilitas kesehatan pemerintah tanpa dipungut 31

41 Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto biaya. Pekerja Penerima Upah (PPU) adalah Peserta JKN yang di biayai oleh Pemerintah Pusat dan peserta itu sendiri, PPU terdiri dari PNS, TNI/ POLRI, Eks JPK Jamsostek dan badan usaha baru. Pekerja Bukan Penerima Upah (Mandiri) adalah Peserta JKN yang iurannya di biayai oleh peserta itu sendiri, pesertanya terdiri dari masyarakat yang mampu membayar. Bukan Pekerja (BP) adalah Peserta JKN yang di biayai oleh Pemerintah dan pemberi kerja, pesertanya terdiri dari penerima pensiun pemerintah, veteran, penerima pensiun pejabat negara, perintis kemerdekaan, penerima pensiun swasta dan bukan pekerja lainnya. Jamkesda adalah Upaya pembiayaan kesehatan oleh pemerintah daerah yang tidak terbiayai melalui PBI APBN dan pengelolanya masih dikelola sendiri yang keanggotaannya secara wajib yang iurannya dibayarkan oleh pemerintah daerah dan diselenggarakan dengan kendali biaya dan kendali mutu. Asuransi Swasta adalah Upaya pembiayaan kesehatan yang keanggotaannya secara sukarela yang iurannya dibayarkan oleh masyarakat itu sendiri. Asuransi Perusahaan adalah Upaya pembiayaan kesehatan yang keanggotaannya secara sukarela yang iurannya dibayarkan oleh masyarakat itu sendiri dan Perusahan tempat dia bekerja. Jumlah pemilik jaminan kesehatan nasional di Kabupaten Mojokerto tahun 2014 sebesar Dengan rincian PBI (Penerima Bantuan Iuran) APBN sebesar , Pekerja Penerima Upah sebesar , Pekerja Bukan Penerima Upah/Mandiri sebesar , Bukan Pekerja sebesar Sedangkan jumlah Jamkesda Kabupaten Mojokerto tahun 2014 sebesar , dan jumlah Asuransi Perusahaan sebesar (Tabel 53). Cakupan jumlah kunjungan rawat inap di Puskesmas Kabupaten Mojokerto tahun 2014 sebesar 6.072, dan cakupan kunjungan rawat jalan di Puskesmas Kabupaten Mojokerto tahun 2014 sebesar Sedangkan cakupan kunjungan rawat inap di 11 (sebelas) Rumah Sakit Kabupaten Mojokerto tahun 2014 sebesar , dan cakupan kunjungan rawat jalan di Rumah Sakit sebesar Pelayanan Kesehatan Rujukan dan Khusus Peningkatan mutu pelayanan kesehatan menjadi isu utama dalam pembangunan kesehatan baik dalam lingkup nasional maupun global. Dalam pengembangan masyarakat yang semakin kritis maka mutu pelayanan akan menjadi sorotan. Rumah Sakit sebagai salah satu penyelenggara pelayanan kesehatan telah mengalami banyak kemajuan. Mutu pelayanan Rumah Sakit dapat dilihat dari aspekaspek penyelenggaraan pelayanan gawat darurat, aspek efisiensi dan efektifitas pelayanan, keselamatan pasien. Beberapa indikator untuk mengetahui mutu efisiensi rumah sakit antara lain : pemanfaatan tempat tidur, pemanfaatan tenaga, pemanfaatan penunjang medik, dan keuangan. Indikator pemanfaatan tempat tidur sendiri yang dapat kita lihat dan kita 32

42 Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto ketahui adalah melalui angka BOR/ Bed Occupancy Rate, BTO/ Bed Turn Over, ALOS/ Average Length Of Stay, TOI/ Turn Over Interval. Pada tahun 2014 dari 11 Rumah Sakit di Kabupaten Mojokerto rata-rata BOR sebesar 56,1, ALOS sebesar 3,22 dan TOI sebesar 2,8 (Tabel 56). Angka pemanfaatan tempat tidur adalah salah satu indikator yang mudah untuk memantau bagaimana mutu sebuah pelayanan rumah sakit. Jumlah tempat tidur di 11 rumah sakit sebanyak 957 buah. Jumlah pasien keluar (hidup+mati) sebanyak , pasien keluar mati sebanyak dan pasien keluar mati > 48 jam dirawat sebanyak 880 (Tabel 55). C. PERILAKU HIDUP MASYARAKAT 1. Rumah Tangga Ber- PHBS PHBS adalah Rumah tangga yang seluruh anggotanya berperilaku hidup bersih dan sehat, yang meliputi 10 indikator, yaitu pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, bayi diberi ASI eksklusif, balita ditimbang setiap bulan, menggunakan air bersih, mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, menggunakan jamban sehat, memberantas jentik di rumah sekali seminggu, makan sayur dan buah setiap hari, melakukan aktivitas fisik setiap hari, dan tidak merokok di dalam rumah. Cakupan rumah tangga ber-phbs di Kabupaten Mojokerto sebanyak Dimana jumlah rumah dipantau sebesar dari rumah (Tabel 57). D. KEADAAN LINGKUNGAN Keadaan lingkungan yang sehat tercipta dengan terwujudnya kesadaran individu dan masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), untuk mencapai tujuan tersebut dijabarkan dalam sasaran meningkatkan kesadaran dan kemandirian masyaakat untuk hidup sehat dengan indikator rumah tangga sehat, institusi kesehatan yang berperilaku sehat, institusi pendidikan yang sehat, tempat kerja yang sehat, tempat tempat umum yang sehat, posyandu purnama dan mandiri. Serta meningkatkan kemandirian masyarakat sebagai peserta jaminan pemeliharaan kesehatan. 1. Rumah Sehat Rumah Sehat adalah bangunan rumah tinggal yang memenuhi syarat kesehatan, yaitu rumah yang memiliki jamban yang sehat, sarana air bersih, tempat pembuangan sampah, sarana pembuangan air limbah, ventilasi rumah yang baik, kepadatan hunian rumah yang sesuai dan lantai rumah tidak berbuat dari tanah. Di Kabupaten Mojokerto tahun 2014, rumah yang dibina berjumlah 5.241, rumah dibina memenuhi syarat sebanyak dan yang memenuhi syarat sehat Terjadi peningkatan sebesar 0,29 % dari tahun Perlu upaya program terkait untuk meningkatkan persentase rumah sehat, dengan meningkatkan 33

43 Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto kesadaran masyarakat akan pemeliharaan dan perbaikan lingkungan (Tabel 58). Rumah sehat penting dijalankan untuk menghindarkan berbagai macam penyakit dan vektor yang mengganggu. 2. Akses Air Minum yang Layak Air minum yang berkualitas (layak) adalah Air minum yang terlindung meliputi air ledeng (keran), keran umum, hydrant umum, terminal air, penampungan air hujan (PAH) atau mata air dan sumur terlindung, sumur bor atau sumur pompa, yang jaraknya minimal 10 meter dari pembuangan kotoran, penampungan limbah, dan pembuangan sampah. Tidak termasuk air kemasan, air dari penjual keliling, air yang dijual melalui tanki, air sumur dan mata air tidak terlindung. Sumur gali terlindung adalah Sarana untuk menyadap dan menampung air tanah dengan cara menggali tanah berbentuk sumur agar mendapatkan air yang sehat dan murah serta dapat dimanfaatkan oleh perorangan (rumah tangga) maupun kelompok sebagai sumber air minum yang menggunakan dinding dari cincin beton atau pasangan batu bata sebagai pengamanan dindingnya dan juga berfungsi sebagai penyaring dan dilengkapi dengan bibir sumur, tiang penyangga, lantai sumur dan saluran untuk mengalirkan air bekas mandi dan cuci. Sumur gali dengan pompa adalah Sumur gali yang dilengkapi dengan mesin pompa. Sumur bor dengan pompa adalah Sumur yang metode pembuatannya menggunakan alat (pantek, automatik, full automatik) yang dilengkapi dengan pompa. Terminal air adalah Sarana pelayanan air minum yang digunakan secara komunal, berupa bak penampung air yang ditempatkan di atas permukaan tanah atau pondasi dan pengisian air dilakukan dengan sistem curah dari mobil tangki air atau kapal tangki air. Mata air terlindung adalah Suatu titik di mana air tanah mengalir keluar dari permukaan tanah, atau permukaan muka air tanah (akuifer) bertemu dengan permukaan tanah yang terlindung dari sumber pencemaran. Penampungan air bersih (PAH) adalah untuk keperluan minum dan personal higiene. Penggunaan PAH bersifat individu atau skala komunal dan dilengkapi saringan. Perpipaan (PDAM, BPSPAM) adalah Suatu sistem tentang pemasangan, rangkaian dan aksesoris pipa yang diperlukan untuk jalur distribusi yang digunakan untuk mengalirkan air dari instalasi pengolahan air minum/bersih atau sumber ke pemukiman masyarakat. Penduduk dengan akses berkelanjutan terhadap air minum layak di Kabupaten Mojokerto tahun 2014 sebesar (76,15 %) dari jumlah penduduk. Penduduk dengan akses berkelanjutan terhadap air minum berkualitas (layak) yang paling banyak digunakan adalah sumur gali terlindungi sebanyak , dan yang paling sedikit digunakan adalah terminal air yang tidak ada (nihil) dalam penggunaannya (Tabel 59). 34

44 Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto 3. Penduduk yg memiliki akses sanitasi layak (jamban sehat) Sanitasi dasar adalah syarat kesehatan lingkungan minimal yang harus dipunyai oleh setiap keluarga untuk memenuhi keperluan sehari-hari. Ruang lingkup sanitasi dasar yakni sarana penyediaan air bersih, sarana jamban keluarga, sarana pembuangan sampah, dan sarana pembuangan air limbah. Fasilitas sanitasi yang layak (jamban sehat) adalah Fasilitas sanitasi yang memenuhi syarat kesehatan antara lain dilengkapi dengan leher angsa, tanki septik/sistem Pengolahan Air Limbah (SPAL), yang digunakan sendiri atau bersama. Sanitasi yang layak pada Penyusunan Profil Kesehatan tahun 2014 lebih di fokuskan dalam pembahasan tentang kepemilikan jamban. Dimana jamban dibagi menjadi beberapa yaitu Jamban Komunal, Jamban Leher Angsa, Jamban Plengsengan, Jamban cemplung. Jamban Komunal adalah suatu bangunan yang digunakan untuk membuang dan mengumpulkan kotoran manusia dalam suatu tempat tertentu/bersama, sehingga kotoran tersebut dalam suatu tempat tertentu tidak menjadi penyebab penyakit dan mengotori lingkungan pemukiman. Jamban Leher Angsa adalah jamban leher lubang closet berbentuk lengkungan, dengan demikian air akan terisi gunanya sebagai sumbat sehingga dapat mencegah bau busuk serta masuknya binatangbinatang kecil. Jamban Plengsengan adalah jamban/kakus yang di bawah dudukannya terdapat saluran rata yang dimiringkan ke pembuangan kotoran. Jamban cemplung adalah jamban/kakus yang di bawah dudukannya tidak ada saluran, sehingga tinja langsung ke tempat pembuangan/penampungan akhir. Jenis sarana jamban yang paling banyak digunakan adalah Jamban Leher Angsa sebanyak , yang paling sedikit penggunaannya adalah Jamban Komunal sebesar Penduduk dengan akses sanitasi layak (jamban sehat) di Kabupaten Mojokerto tahun 2014 sebesar (70,3 %) dari jumlah penduduk (Tabel 61). 4. Desa STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat) Sanitasi Total Berbasis Masyarakat adalah Pendekatan untuk mengubah perilaku higiene dan sanitasi meliputi 5 pilar yaitu tidak buang air besar (BAB) sembarangan, mencuci tangan pakai sabun, mengelola air minum dan makanan yang aman, mengelola sampah dengan benar, mengelola limbah cair rumah tangga dengan aman melalui pemberdayaan masyarakat dengan metode pemicuan. Desa yang melaksanakan STBM adalah Desa yang sudah melakukan pemicuan minimal 1 dusun, mempunyai tim kerja masyarakat/natural Leader, dan telah mempunyai rencana tindak lanjut untuk menuju Sanitasi Total. Desa STBM adalah Desa yang telah mencapai 100 % penduduk melaksanakan 5 pilar STBM. Desa Stop BABS (Buang Air Besar Sembaranagan ) adalah Desa yang peduduknya 100 % mengakses jamban sehat. 35

45 Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto Kabupaten Mojokerto memiliki 304 desa. Desa yang melaksanakan STBM sebanyak 177 (58,22 %) desa, dan desa yang stop BABS sebanyak 32 (10,53 %) (Tabel 62). Tetapi masih belum ada desa yang STBM, hal ini dikarenakan belum adanya Desa yang telah melaksanakan 5 pilar STBM. 5. Tempat Umum Memenuhi Syarat Tempat-tempat Umum adalah Tempat atau sarana yang diselenggarakan pemerintah/swasta atau perorangan yang digunakan untuk kegiatan bagi masyarakat yang meliputi: sarana kesehatan (rumah sakit, puskesmas), sarana sekolah (SD/MI, SLTP/MTs, SLTA/MA), dan hotel (bintang dan non bintang). Sedangkan TPM sehat adalah tempat umum dan tempat pengelolaan makanan dan minuman yang memenuhi syarat kesehatan, yaitu memiliki sarana air bersih, tempat pembuangan sampah, sarana pembuangan air limbah, ventilasi yang baik, luas lantai (luas ruangan) yang sesuai dengan banyaknya pengunjung dan memiliki pencahayaan ruang yang memadai. Tempat umum yang ada di Kabupaten Mojokerto yaitu sarana pendidikan berjumlah 822 (meliputi SD/MI, SLTP, SLTA), Sarana Kesehatan berjumlah 36 (RS dan Puskesmas), Hotel berjumlah 20 (berbintan dan non berbintang). Jumlah seluruh sarana tempat umum yang ada adalah 882. Dan yang memenuhi syarat kesehatan sebanyak 670 (76 %) (Tabel 63). Tempat-tempat umum dibagi menjadi 3 (tiga) bahasan dalam Penyusunan Profil 2014, diantaranya adalah : a. TPM memenuhi syarat higiene sanitasi TPM memenuhi syarat higiene sanitasi termasuk di sini adalah tempat pengolahan makanan. Tempat pengolahan makanan adalah Usaha pengelolaan makanan yang meliputi jasa boga atau katering, rumah makan dan restoran, depot air minum, kantin, dan makanan jajanan. Jumlah TPM yang ada di Kabupaten Mojokerto tahun 2014adalah sebanyak 472. Dimana TPM memenuhi syarat higiene sanitasi sebanyak 321 (68,01 %), dan yang tidak memenuhi syarat higiene sanitasi sebanyak 175 (37,08 %) (Tabel 64). b. TPM tidak memenuhi syarat dibina TPM dibina adalah TPM yang tidak memenuhi persyaratan higiene sanitasi yang di bina di suatu daerah dalam kurun waktu tertentu. TPM yang dimaksud meliputi Jasa Boga, Rumah Makan, Depot Air, Makanan Jajanan. Dimana yang tidak memenuhi syarat kesehatan sebanyak 175 dan 100% dilakukan pembinaan (Tabel 65). c. TPM memenuhi syarat diuji petik TPM diuji petik adalah TPM yang memenuhi persyaratan higiene sanitasi yang diuji petik di suatu daerah dalam kurun waktu tertentu. Di Kabupaten Mojokerto tahun 2014 TPM yang memenuhi syarat higiene sanitasi sebanyak 321 dan jumlah TPM yang diuji petik sebanyak 38 ( 11,84 %) (Tabel 65). 36

46 Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto Bab6 SUMBER DAYA KESEHATAN A. SARANA KESEHATAN 1. Sarana Pelayanan Kesehatan di Kabupaten Mojokerto Sarana pelayanan kesehatan yang terdapat di Kabupaten Mojokerto terdiri dari Rumah Sakit, Puskesmas, Balai Pengobatan Swasta, dll. Jika dilihat berdasarkan kepemilikannya Rumah Sakit di Kabupaten Mojokerto terdiri dari 1 Rumah Sakit Khusus milik Pemprov, 2 Rumah Sakit Umum, 7 Rumah Sakit Umum milik swasta dan 1 Rumah Sakit Khusus milik swasta. Rumah sakit yang mampu gadar level 1 sebanyak 11 Ruma Sakit. Dimana sarana kesehatan dengan mampu gadar level 1 adalah Gawat darurat level 1 adalah tempat pelayanan gawat darurat yang memiliki Dokter Umum on site (berada di tempat) 24 jam dengan kualifikasi GELS dan/atau ATLS + ACLS, serta memiliki alat trasportasi dan komunikasi. Selain Rumah Sakit masih terdapat sarana pelayanan kesehatan yang lainnya yaitu 27 Puskesmas dengan 16 Puskesmas Rawat Inap dan 11 Puskesmas Rawat Jalan, 55 Pustu (Puskesmas Pembantu). 11 Rumah Bersalin, 30 Balai Pengobatan/Klinik, 476 praktik dokter perorangan, 31 praktik pengobatan tradisional, 1 unit transfusi darah, 79 apotek, 1 industri farmasi, 2 industri obat tradisional, 2 usaha kecil obat tradisional, 1 produksi alat kesehatan, 1 toko obat (Tabel 67). 2. Posyandu Posyandu merupakan kependekan dari Pos Pelayanan Terpadu atau Posyandu. Kegiatan di Posyandu merupakan kegiatan nyata yang melibatkan partispasi masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat yang dilaksanakan oleh kader-kader kesehatan yang telah mendapat pendidikan dan pelatihan dari puskesmas mengenai pelayanan kesehatan dasar. Dalam rangka meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan kepada masyarakat berbagai upaya dilakukan dengan memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada di masyarakat. Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM), untuk mendekatkan pelayanan kesehatan pada masyarakat melalui wadah keterpaduan lintas sektor dan masyarakat. Posyandu menyelenggarakan minimal 5 program prioritas. Posyandu di kelompokan menjadi 4 strata yaitu Pratama, Madya, Purnama dan Mandiri. Jumlah posyandu 2014 sebanyak 1.275, dimana jumlah posyandu aktif 669 (52,47 %) (Tabel 69). 37

47 Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto Posyandu Purnama yaitu posyandu dengan cakupan 5 program atau lebih dengan melaksanakan kegiatan 8 kali atau lebih pertahun. Jumlah Posyandu Pratama 75 buah, Posyandu Madya 531 buah, Posyandu Purnama 632 buah dan Posyandu Mandiri 37 buah (Tabel 69). Strata Posyandu mengalami peningkatan dari tahun 2013, hal ini menunjukkan bahwa sudah dilakukan pembinaan dengan baik untuk meningkatkan kualitas posyandu. Berikut data posyandu menurut strata di Kabupaten Mojokerto tahun 2014 : Gambar 16. Data Posyandu Menurut Strata di Kab. Mojokerto Tahun Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang menjadi fokus penyusunan profil tahun 2014 di Kabupaten Mojokerto tahun 2014 diantaranya adalah Poskesdes, Polindes dan Posbindu. Poskesdes (Pos Kesehatan Desa) adalah Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat yang memberikan pelayanan kesehatan dasar buka setiap hari dan dapat diakses dengan mudah oleh penduduk di wilayah tersebut. Poskesdes dikelola oleh 1 orang bidang dan minimal 2 orang kader. Polindes (Pondok Bersalin Desa) adalah Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat yang menyediakan tempat pertolongan persalinan dan pelayanan kesehatan ibu dan anak termasuk KB di desa. Posbindu (Pos Pelayanan Terpadu) adalah kegiatan yang diselenggarakan secara integrasi oleh kelompok aktif masyarakat dalam upaya preventif dan promotif (monitoring dan peningkatan pengetahuan pencegahan dan pengendalian faktor resiko) Penyakit Tidak Menular. Jumlah Poskesdes di Kabupaten Mojokerto tahun 2014 sebanyak 137, Polindes sebanyak 70 dan Posbindu sebanyak 2 yaitu Mojosari dan Kemlagi (Tabel 70). 4. Desa Siaga Desa diaga aktif adalah Desa dan kelurahan yang penduduknya dapat mengakses pelayanan kesehatan dasar dan mengembangkan Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM). Desa siaga dibedakan menjadi 4 (empat) yaitu 38

DINAS KESEHATAN KABUPATEN MOJOKERTO JLN. R. A BASOENI NO. 4 SOOKO KABUPATEN MOJOKERTO TELP. (0321) , FAX. (0321)

DINAS KESEHATAN KABUPATEN MOJOKERTO JLN. R. A BASOENI NO. 4 SOOKO KABUPATEN MOJOKERTO TELP. (0321) , FAX. (0321) DINAS KESEHATAN KABUPATEN MOJOKERTO JLN. R. A BASOENI NO. 4 SOOKO KABUPATEN MOJOKERTO TELP. (0321) 321957, FAX. (0321) 390113 Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto Kata Pengantar Puji syukur

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MOJOKERTO

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MOJOKERTO PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MOJOKERTO Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto Jln. R A Basoeni No. 04 Sooko MOJOKERTO Profil Kesehatan Tahun 2015 Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto KATA PENGANTAR Puji syukur

Lebih terperinci

KATA SAMBUTAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3

KATA SAMBUTAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3 DAFTAR ISI hal. KATA SAMBUTAN DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN i ii iv v x BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3 A. KEADAAN PENDUDUK 3 B. KEADAAN EKONOMI 8 C. INDEKS PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

Jln. RA Basuni No. 04, Sooko, Mojokerto Telp. (0321) Fax.

Jln. RA Basuni No. 04, Sooko, Mojokerto Telp. (0321) Fax. http://dinkes.mojokertokab.go.id/ Email : dinkeskabmojokerto@gmail.com Jln. RA Basuni No. 04, Sooko, Mojokerto Telp. (0321) 321957 - Fax. (0321) 390113 Profil Kesehatan Tahun 2016 Dinas Kesehatan Kabupaten

Lebih terperinci

Kata Sambutan KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN

Kata Sambutan KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN Kata Sambutan KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas berkat dan rakhmatnya sehingga buku Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan

Lebih terperinci

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan. kehendak-nya sehingga Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan. kehendak-nya sehingga Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan kehendak-nya sehingga Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas Kecamatan Matraman Tahun 2017 selesai disusun. Laporan Tahunan dan Profil

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL TAR TABEL

DAFTAR TABEL TAR TABEL DAFTAR TABEL TAR TABEL Tabel 1 : Luas Wilayah, Jumlah Desa/Kelurahan, Jumlah Penduduk, Jumlah Rumah Tangga dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan, Kabupaten Mojokerto Tahun 2012 Tabel 2 : Jumlah Penduduk

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TABEL 1 LUAS WILAYAH, DESA/KELURAHAN, PENDUDUK, RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN NO KABUPATEN/KOTA LUAS RATA-RATA KEPADATAN WILAYAH

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR Masyarakat Kolaka yang Sehat, Kuat. Mandiri dan Berkeadilan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2016 Hal. i

KATA PENGANTAR Masyarakat Kolaka yang Sehat, Kuat. Mandiri dan Berkeadilan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2016 Hal. i KATA PENGANTAR Puji syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas Taufik dan Hidayah - NYA, sehingga buku Profil Kesehatan Tahun dapat disusun. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Tahun merupakan gambaran pencapaian

Lebih terperinci

Seluruh isi dalam buku ini dapat dikutip tanpa izin, dengan menyebut sumber.

Seluruh isi dalam buku ini dapat dikutip tanpa izin, dengan menyebut sumber. Pelindung/ Penasehat : Dr. dr. H. Rachmat Latief, SpPD., M.Kes., FINASIM drg.hj. Susilih Ekowati, M.Si Pengarah : Hj. Asmah, SKM., M.Kes Penyusun : Mohamad Nur, SKM Syahrir, S.Kom Agusyanti, SKM Nurmiyati

Lebih terperinci

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SITUBONDO, Menimbang

Lebih terperinci

Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta

Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta 2016 i KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang selalu memberi rahmat dan hidayah Nya sehingga dapat tersusunnya Profil Kesehatan Dinas Kesehatan

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015 PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015 DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Piere Tendean No. 24 Semarang Telp. 024-3511351 (Pswt.313) Fax. 024-3517463 Website : www.dinkesjatengprov.go.id

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Tulungagung, Juni 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG

KATA PENGANTAR. Tulungagung, Juni 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG KATA PENGANTAR Dalam rangka penyediaan data atau informasi kesehatan, kualitas serta pemanfaatan guna mendukung sistem manajemen di Dinas Kesehatan, maka penyajian informasi kesehatan yang akurat, tepat

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 24 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN ii -

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN ii - PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG - ii - DAFTAR ISI Judul Halaman Halaman Judul... i Kata Pengantar... ii Daftar Isi... iii Daftar Gambar... iv Daftar Tabel... v BAB I PENDAHULUAN... 1 BAB II GAMBARAN

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 1762,4 km2 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 desa 270+ kel 10 = 280 3 JUMLAH PENDUDUK 1 341700 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 2388161 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 167 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 151 3 JUMLAH PENDUDUK 1 1260565 1223412 2483977 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 1083136 1048577 2131713 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE

Lebih terperinci

TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas

TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kota Tebing Tinggi 011-016 3 NAMA UNIT ORGANISASI : DINAS KESEHATAN TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 4037,6 ha 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 15 3 JUMLAH PENDUDUK 1 558178 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 327536 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016 PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016 DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Piere Tendean No. 24 Semarang Telp. 024-3511351 (Pswt.313) Fax. 024-3517463 Website : www.dinkesjatengprov.go.id

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 1118KM2 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 367 3 JUMLAH PENDUDUK 1 576,544 561,855 1,138,399 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 469,818 464,301 934,119.0 5 PENDUDUK 10 TAHUN

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 1.753,27 KM 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 309 3 JUMLAH PENDUDUK 1 2,244,772 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR dr. Hj. Rosmawati

KATA PENGANTAR dr. Hj. Rosmawati KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena kami dapat menyelesaikan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka ini dengan baik. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka merupakan salah

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 203 KABUPATEN CIREBON NO INDIKATOR TABEL A. GAMBARAN UMUM LUAS WILAYAH 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 3 JUMLAH PENDUDUK 4 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 0

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM - 1 LUAS WILAYAH 1 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 381/ 5 3 JUMLAH PENDUDUK 1 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI SMP+ 6 JUMLAH

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 972 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 192 3 JUMLAH PENDUDUK 1 852,799 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 682,447 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 343 3 JUMLAH PENDUDUK 1 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI SMP+ 6 JUMLAH BAYI

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM LUAS WILAYAH 8,5 Ha 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 68 3 JUMLAH PENDUDUK 50,884 493,947,004,83 4 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 407,97 382,66 790,533 5 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS DENGAN

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 299,019 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 417 desa/17 kel 3 JUMLAH PENDUDUK 1 5,077,210 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 17,650 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 20,994 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 DESA=309 KEL=8-3 JUMLAH PENDUDUK 1 869,767 819,995 1,689,232 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 673,079 551,261 1,224,340 5 PENDUDUK

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 203 K0TA TASIKMALAYA NO INDIKATOR TABEL A. GAMBARAN UMUM LUAS WILAYAH 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 3 JUMLAH PENDUDUK 4 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 0

Lebih terperinci

JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA SE PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2015 JUMLAH KELAHIRAN

JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA SE PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2015 JUMLAH KELAHIRAN TABEL 4 JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA SE JUMLAH KELAHIRAN KABUPATEN KOTA LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN HIDUP MATI HIDUP + MATI HIDUP MATI HIDUP + MATI HIDUP MATI

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK... I II VII VIII X BAB I PENDAHULUAN BAB II GAMBARAN UMUM KOTA BANDUNG A. GEOGRAFI... 4 B. KEPENDUDUKAN / DEMOGRAFI...

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA Dl JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR Menimbang : a. bahwa sesuai

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 305,519 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 442 3 JUMLAH PENDUDUK 1 1,277,610 1,247,873 2,525,483 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Tim Penyusun Pengarah : dr. Hj. Rosmawati. Ketua : Sitti Hafsah Yusuf, SKM, M.Kes. Sekretaris : Santosa, SKM

Tim Penyusun Pengarah : dr. Hj. Rosmawati. Ketua : Sitti Hafsah Yusuf, SKM, M.Kes. Sekretaris : Santosa, SKM KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena kami dapat menyelesaikan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2014 ini dengan baik. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka merupakan

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN TABEL 1 LUAS WILAYAH, DESA/KELURAHAN, PENDUDUK, RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KABUPATEN/KOTA LUAS RATA-RATA KEPADATAN KABUPATEN/KOTA WILAYAH RUMAH JIWA/RUMAH PENDUDUK DESA

Lebih terperinci

Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat.

Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat. Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat. Pada misi V yaitu Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat telah didukung dengan 8 sasaran sebagai

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN IV.1. IV.2. VISI Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur sebagai salah satu dari penyelenggara pembangunan kesehatan mempunyai visi: Masyarakat Jawa

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KLUNGKUNG TAHUN 2015

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KLUNGKUNG TAHUN 2015 RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI No. L P L + P Satuan Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 315 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 59 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 86,900 88,800

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 belum mendapat data dari BPS 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 Kabupaten 3 JUMLAH PENDUDUK 1 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012

RESUME PROFIL KESEHATAN DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012 RESUME PROFIL KESEHATAN NO A. GAMBARAN UMUM L P L + P Satuan 1 Luas Wilayah 37.116,5 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 5.918 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 22.666.168 21.882.263 44.548.431 Jiwa

Lebih terperinci

Target Tahun. Kondisi Awal Kondisi Awal. 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 Program pengadaan, peningkatan dan penduduk (tiap 1000 penduduk

Target Tahun. Kondisi Awal Kondisi Awal. 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 Program pengadaan, peningkatan dan penduduk (tiap 1000 penduduk PEMERINTAH KOTA MALANG MATRIK RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN KOTA MALANG (PENYEMPURNAAN) TAHUN 2013-2018 Lampiran : KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA M Nomor : 188.47/ 92 / 35.73.306/ 2015 Tanggal

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN TAHUN 2014

PROFIL KESEHATAN TAHUN 2014 PROFIL KESEHATAN TAHUN 2014 DINAS KESEHATAN KABUPATEN PONOROGO 2015 Profil Kesehatan Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 DAFTAR ISI Halaman Sampul... Sambutan Kepala Dinas Kesehatan Kab. Ponorogo. i ii Daftar

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR : 738 TAHUN : 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 17 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SERANG Menimbang : DENGAN

Lebih terperinci

TREND PEMBANGUNAN KESEHATAN

TREND PEMBANGUNAN KESEHATAN TREND JAWA TIMUR TREND PEMBANGUNAN KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2000 2011 Jl. A. Yani 118 Surabaya HTTP://dinkes.jatimprov.go.id Email : info@dinkesjatim.go.id DINAS Tahun KESEHATAN 2012 PROVINSI

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2015

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2015 UNIT KERJA : DINAS KESEHATAN A. Tugas Pokok : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh

Lebih terperinci

BAB III TUJUAN, SASARAN DAN KEBIJAKAN

BAB III TUJUAN, SASARAN DAN KEBIJAKAN BAB III TUJUAN, SASARAN DAN KEBIJAKAN 3.1. TUJUAN UMUM Meningkatkan pemerataan, aksesibilitas dan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat terutama kepada masyarakat miskin dengan mendayagunakan seluruh

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN PROVINSI BANTEN TAHUN 2015

RESUME PROFIL KESEHATAN PROVINSI BANTEN TAHUN 2015 RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 8,972 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 1557 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 5,932,601

Lebih terperinci

IINDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS KESEHATAN KABUPATEN BOALEMO BERDASARKAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN

IINDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS KESEHATAN KABUPATEN BOALEMO BERDASARKAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN IINDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS KESEHATAN KABUPATEN BOALEMO BERDASARKAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN N O SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET (%) PENGERTIAN FORMULA

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN TAHUN 2016

RESUME PROFIL KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN TAHUN 2016 RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 9 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 7 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 113.883 115.084

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2016

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2016 UNIT KERJA : DINAS KESEHATAN A. Tugas Pokok : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Profil Kesehatan Kota Pekalongan Tahun 2013

KATA PENGANTAR. Profil Kesehatan Kota Pekalongan Tahun 2013 kk KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT atas rahmat, hidayah dan inayah-nya sehingga Buku Profil Kesehatan Kota Pekalongan Tahun 2013 ini dapat terselesaikan dengan baik. Buku

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kolaka, Maret 2012 Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kolaka, dr. Hj. Rosmawati NIP Pembina Tk. I Gol.

KATA PENGANTAR. Kolaka, Maret 2012 Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kolaka, dr. Hj. Rosmawati NIP Pembina Tk. I Gol. KATA PENGANTAR Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, hidayah dan nayah-nya atas tersusunnya Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Tahun. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka merupakan salah

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2012 DINAS KESEHATAN KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2013 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2012 DINAS KESEHATAN KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2013 Profil Kesehatan

Lebih terperinci

PROFIL DINAS KESEHATAN

PROFIL DINAS KESEHATAN PROFIL DINAS KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2012 DINAS KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT KATA PENGANTAR Alhamdulillahirrabbil alamiin. Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan

Lebih terperinci

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 47

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 47 2 KESEHATAN AWAL TARGET SASARAN MISI 212 213 214 215 216 217 218 218 Kunjungan Ibu Hamil K4 % 92,24 95 95 95 95 95 95 95 Dinas Kesehatan Jumlah Ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai

Lebih terperinci

TIM PENYUSUN. Pengarah. dr. Endid Romo Pratiknyo Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pelalawan. Penanggung Jawab. Ketua

TIM PENYUSUN. Pengarah. dr. Endid Romo Pratiknyo Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pelalawan. Penanggung Jawab. Ketua TIM PENYUSUN Pengarah dr. Endid Romo Pratiknyo Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pelalawan Penanggung Jawab Zulfan, S.Pi, M.Si Kabid Pengembangan Sumber Daya Dan Informasi Kesehatan Ketua Melli Oktiana,

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA 1 BAB II PERENCANAAN KINERJA Dalam mencapai suatu tujuan organisasi diperlukan visi dan misi yang jelas serta strategi yang tepat. Agar lebih terarah dan fokus dalam melaksanakan rencana strategi diperlukan

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan di bawah ini:

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR 0 TAHUN 0

RESUME PROFIL KESEHATAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR 0 TAHUN 0 RESUME PROFIL KESEHATAN 0 TAHUN 0 NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 148,640 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 1034 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Tulungagung, Juni 2014 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG

KATA PENGANTAR. Tulungagung, Juni 2014 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG i KATA PENGANTAR Dalam rangka penyediaan data atau informasi kesehatan, kualitas serta pemanfaatan guna mendukung sistem manajemen di Dinas Kesehatan, maka penyajian informasi kesehatan yang akurat, tepat

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) UNIT KERJA : DINAS KESEHATAN A. Tugas Pokok : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh

Lebih terperinci

A. RENCANA STRATEGIS : VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN PROGRAM

A. RENCANA STRATEGIS : VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN PROGRAM BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. RENCANA STRATEGIS : VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN PROGRAM Rencana Strategis atau yang disebut dengan RENSTRA merupakan suatu proses perencanaan

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2013

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2013 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KONAWE SELATAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2014 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KONAWE SELATAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN KONAWE SELATAN Jalan Poros Andoolo Kel.

Lebih terperinci

Juknis Operasional SPM

Juknis Operasional SPM DIREKTORAT JENDERAL OTONOMI DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI Juknis Operasional SPM 1. KESEHATAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI KABUPATEN : Jawa Timur : Tulungagung KEMENTERIAN KESEHATAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL

Lebih terperinci

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN 2017-2019 Lampiran 2 No Sasaran Strategis 1 Mengembangkan dan meningkatkan kemitraan dengan masyarakat, lintas sektor, institusi

Lebih terperinci

1. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang

1. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang 1. Pendahuluan 1.1 Latar belakang Derajat kesehatan yang tinggi merupakan salah satu perwujudan dari kesejahteraan umum masyarakat Indonesia. Oleh karena itu salah satu agenda pemerintah dalam rangka pembangunan

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4

PERJANJIAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 SKPD : Dinas Kesehatan Kota Tebing Tinggi Tahun Anggaran : 2015 PERJANJIAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH INDIKATOR KINERJA UTAMA NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET 2015

Lebih terperinci

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. semua pihak yang telah menyumbangkan pikiran, tenaga dan

KATA PENGANTAR. semua pihak yang telah menyumbangkan pikiran, tenaga dan KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan atas kemurahan dari Alloh yang Maha Kuasa bahwasannya buku Profil Kesehatan Kabupaten Rembang tahun 2012 telah dapat diterbitkan. Buku Profil Kesehatan Kabupaten

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PELALAWAN TAHUN 2014

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PELALAWAN TAHUN 2014 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PELALAWAN TIM PENYUSUN Pengarah dr. Endid Romo Pratiknyo Pj. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pelalawan Penanggung Jawab Zulfan, S.Pi, M.Si Kabid Pengembangan Sumber Daya Dan

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN 2012 -1- BAB I PENDAHULUAN Penyelenggaraan upaya kesehatan yang bermutu dan mengikuti perkembangan IPTEK, harus lebih mengutamakan pendekatan promosi, pemeliharaan, peningkatan kesehatan, dan pencegahan penyakit.

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Gorontalo, Agustus 2011 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI GORONTALO

KATA PENGANTAR. Gorontalo, Agustus 2011 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI GORONTALO KATA PENGANTAR Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillahirobbilalamin, segala puji bagi Allah SWT atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-nya sehingga Buku Profil Kesehatan Provinsi

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KOLAKA TAHUN 2016

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KOLAKA TAHUN 2016 RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 3.538 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 135 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 128.162

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2013

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2013 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PONOROGO DINAS KESEHATAN KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2014 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PONOROGO DINAS KESEHATAN KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2014 PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO DINAS KESEHATAN

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2015

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2015 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2015 RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN/KOTA LOMBOK BARAT TAHUN 2015 NO INDIKATOR

Lebih terperinci

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau 1 1. Pendahuluan Pembangunan kesehatan bertujuan untuk: meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud

Lebih terperinci

BUKU SAKU DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR TAHUN 2014 GAMBARAN UMUM

BUKU SAKU DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR TAHUN 2014 GAMBARAN UMUM BUKU SAKU DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR TAHUN 214 GAMBARAN UMUM Kota Makassar sebagai ibukota Propinsi Sulawesi Selatan dan merupakan pintu gerbang dan pusat perdagangan Kawasan Timur Indonesia. Secara

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG TAHUN 2014

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG TAHUN 2014 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG TAHUN 214 Mewujudkan Derajat Kesehatan Masyarakat KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-nya sehingga penyusunan

Lebih terperinci

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil,

Lebih terperinci

Kata Pengantar Keberhasilan pembangunan kesehatan tentu saja membutuhkan perencanaan yang baik. Perencanaan kesehatan yang baik membutuhkan data/infor

Kata Pengantar Keberhasilan pembangunan kesehatan tentu saja membutuhkan perencanaan yang baik. Perencanaan kesehatan yang baik membutuhkan data/infor DATA/INFORMASI KESEHATAN KABUPATEN LAMONGAN Pusat Data dan Informasi, Kementerian Kesehatan RI 2012 Kata Pengantar Keberhasilan pembangunan kesehatan tentu saja membutuhkan perencanaan yang baik. Perencanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tersusunnya laporan penerapan dan pencapaian SPM Tahun 2015 Bidang Kesehatan Kabupaten Klungkung.

BAB I PENDAHULUAN. Tersusunnya laporan penerapan dan pencapaian SPM Tahun 2015 Bidang Kesehatan Kabupaten Klungkung. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sesuai Pasal 13 dan 14 huruf j Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, dikatakan bahwa Kesehatan merupakan urusan wajib dan dalam penyelenggaraannya

Lebih terperinci

MISI 5 Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesibilitas Kesehatan Masyarakat SATU AN

MISI 5 Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesibilitas Kesehatan Masyarakat SATU AN MISI 5 Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesibilitas Masyarakat No PROGRAM SI AWAL PENGGU NG WAB 1 Program peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 Cakupan

Lebih terperinci

BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA 1 BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja pada Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar secara umum sudah sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang terukur berdasar Rencana Strategis yang mengacu

Lebih terperinci

DAFTAR ISI JATIM DALAM ANGKA TERKINI TAHUN 2012-2013 TRIWULAN I

DAFTAR ISI JATIM DALAM ANGKA TERKINI TAHUN 2012-2013 TRIWULAN I DAFTAR ISI JATIM DALAM ANGKA TERKINI TAHUN 2012-2013 TRIWULAN I 1 DERAJAT KESEHATAN (AHH, AKB DAN AKI) 2 STATUS GIZI KURANG DAN GIZI BURUK PADA BALITA 3 JUMLAH RUMAH SAKIT BERDASARKAN KEPEMILIKAN DAN PELAYANAN

Lebih terperinci

TABEL PROFIL KESEHATAN KOTA PANGKAL PINANG TAHUN 2014

TABEL PROFIL KESEHATAN KOTA PANGKAL PINANG TAHUN 2014 TABEL PROFIL KESEHATAN KOTA PANGKAL PINANG RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 118 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 42 Desa/Kel

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) Instansi Visi : DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR : Mewujudkan Masyarakat Jawa Timur Mandiri untuk Hidup Sehat Misi : 1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan 2.

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, September 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI DKI JAKARTA. dr. R. KOESMEDI PRIHARTO, Sp.OT,M.Kes NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, September 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI DKI JAKARTA. dr. R. KOESMEDI PRIHARTO, Sp.OT,M.Kes NIP KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang selalu memberi rahmat dan hidayah Nya sehingga dapat tersusunnya Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015. Profil

Lebih terperinci

POHON KINERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LAMONGAN

POHON KINERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LAMONGAN ESELON II POHON KINERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LAMONGAN ESELON III ESELON IV VISI MISI SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA SASARAN STRATEGIS NAMA PROGRAM SASARAN PROGRAM INDIKATOR KINERJA PROGRAM SASARAN

Lebih terperinci

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau 1 1. Pendahuluan UU No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan Pembangunan kesehatan bertujuan untuk: meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013 PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013 DAFTAR ISI Halaman Halaman Judul Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Tabel Daftar Lampiran BAB I PENDAHULUAN... A. Latar Belakang. B. Sistematika

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN ii -

KATA PENGANTAR. PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN ii - KATA PENGANTAR Dalam rangka penyediaan data atau informasi kesehatan, kualitas serta pemanfaatan guna mendukung sistem manajemen di Dinas Kesehatan, maka penyajian informasi kesehatan yang akurat, tepat

Lebih terperinci

REVIEW INDIKATOR RENSTRA DINAS KESEHATAN KOTA BOGOR

REVIEW INDIKATOR RENSTRA DINAS KESEHATAN KOTA BOGOR REVIEW INDIKATOR DINAS KESEHATAN KOTA BOGOR 2015-2019 MISI 1 : Menyediakan sarana dan masyarakat yang paripurna merata, bermutu, terjangkau, nyaman dan berkeadilan No Tujuan No Sasaran Indikator Sasaran

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN GROBOGAN TAHUN 2015

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN GROBOGAN TAHUN 2015 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN GROBOGAN TAHUN 2015 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat-nya Buku Profil Kesehatan Kabupaten Grobogan Tahun 2015 dapat diterbitkan.

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA DINAS KESEHATAN KAB. BOALEMO TAHUN 2016 KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN UNTUK MENCAPAI TARGET

EVALUASI KINERJA DINAS KESEHATAN KAB. BOALEMO TAHUN 2016 KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN UNTUK MENCAPAI TARGET EVALUASI KINERJA DINAS KESEHATAN KAB. BOALEMO TAHUN 06 TUJUAN SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA Meningkatkan Meningkatkan Upaya Upaya Kesehatan Kesehatan Masyarakat melalui program melalui Program Kesehatan

Lebih terperinci

SITUASI UPAYA KESEHATAN JAKARTA PUSAT

SITUASI UPAYA KESEHATAN JAKARTA PUSAT SITUASI UPAYA KESEHATAN JAKARTA PUSAT A.UPAYA KESEHATAN IBU DAN ANAK Salah satu komponen penting dalam pelayanan kesehatan kepada masyarakat adalah pelayanan kesehatan dasar. UU no.3 tahun 2009 tentang

Lebih terperinci

PENANGGUNG JAWAB : dr. DEVIE C. BITJOLI, M.Si

PENANGGUNG JAWAB : dr. DEVIE C. BITJOLI, M.Si PENANGGUNG JAWAB : dr. DEVIE C. BITJOLI, M.Si PENYUSUN : ROSMERI PALEBA, S.Si., Apt SAID KUDO, SKM., MPH YONGKI ANU, SST DEBBY JUALITA LEAUA JAMES MAKANONENG PENGUMPUL DATA : JOHANA AIPIPIDELI, SKM Hj.

Lebih terperinci

TABEL PROFIL KESEHATAN KOTA PANGKAL PINANG TAHUN 2013

TABEL PROFIL KESEHATAN KOTA PANGKAL PINANG TAHUN 2013 TABEL PROFIL KESEHATAN KOTA PANGKAL PINANG RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 118.41 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 42

Lebih terperinci