Digital Radiografi dan Computer Radiografi
|
|
- Sri Dharmawijaya
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Digital Radiografi dan Computer Radiografi Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Komputer Radiologi Dosen Lukman Mustafid, S.Pd Disusun Oleh : 1. Agus Sendi Kurnia ( A.002) 2. Edi Supriadi ( A.012) 3. Euis Ratna Devi Agustin ( A.013) 4. Fahmi Puja Ashri ( A.014) 5. Febi Trya Utami ( A.016) 6. Giri Sukmana ( A.018) 7. Iif Miftahul Jannah ( A.020) 8. Muhamad Rohman Dwi J ( A.032) 9. Rizky Andika ( A.036) SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN STIKes Cirebon DIII Radiodiagnostik dan Radioterapi Jl. Brigjen Dharsono No. 12B Cirebon : (0231) KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt, atas rahmat dan karunia-nyalah tugas makalah mata kuliah Komputer Radiologi yang berjudul Digital Radiografi dan Computer Radiografi terselesaikan tepat waktunya. Shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada junjungan alam Nabi
2 Muhammad saw, keluarga, sahabat, tabi in, tabi at, serta mudah-mudahan sampailah kepada kita selaku umatnya yang beriman. Makalah ini diajukan sebagai bagian dari tugas mata kuliah Komputer Radiologi. Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini tidak dapat terselesaikan tanpa bantuan orang lain. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada : 1. Bapak Mokh. Firman Ismana, S.Kom, MM. Ketua STIKes CIREBON. 2. Bapak H. Nanang Rosadi, S.Si, M.Mkes, Selaku Kaprodi DIII Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi di STIKes CIREBON. 3. Bapak Lukman Mustafid, S.Pd Selaku Dosen Pembimbing mata kuliah Komputer Radiologi di STIKes CIREBON. 4. Kedua orangtua dan seluruh keluarga yang selalu memberikan dukungan dan bantuan baik moral maupun material. 5. Teman-teman se-angkatan jurusan D-III Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi di STIKes CIREBON. Mudah-mudahan atas segala bantuan dan kebaikan yang telah diberikan kepada kami, mendapat imbalan yang berlipat ganda dari Allah SWT. Tak ada gading yang tak retak. Hanya pepatah itulah yang mungkin dapat menggambarkan bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu kami mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun untuk kemajuan di masa mendatang. Harapan kami semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca umumnya, serta penyusun khususnya. Cirebon, Oktober 2014
3 Penulis
4 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL KATA PENGANTAR...i DAFTAR ISI...iii BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penulisan Manfaat Penulisan Sistematika Penulisan...4 BAB II. LANDASAN TEORI DAN KERANGKA KONSEP 2.1 Tentang Digital Radiografi Teknologi Digital Diagnostik Medis...6 BAB III. ISI 3.1 Pengertian Digital Radiografi Pengertian Computer Radiografi Komponen Digital Radiografi Komponen Computer Radiografi Prinsip Pembentukan Gambaran Radiografi Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Gambar...23 BAB IV PENUTUPAN 4.1 Kesimpulan Saran...39 DAFTAR PUSTAKA...40
5
6 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penemuan sinar- X merupakan suatu revolusi dalam dunia kedokteran karena ternyata dengan hasil penemuan itu dapat diperiksa bagian-bagian tubuh manusia yang sebelumnya tidak pernah dapat dicapai dengan cara-cara konvesional. Perkembangan ilmu teknologi dibidang Radiologi berkembang begitu pesat, dengan perkembangannya teknologi imaging yang terbukti sangat membantu diagnosa berbagai macam penyakit, khususnya radiodiagnostik. Di Indonesia pemamfaatan radiasi untuk bidang kesehatan khususnya dibidang diagnostik menjadi semakin luas dan penting. Oleh karena itu berbagai jenis peralatan sinar-x semakin hari semakin berkembang mulai dari pesawat yang konvesional sampai pesawat yang system komputerisasi yaitu seperti Computed Radiography (CR). Sistem Computed Radiography (CR) memanfaatkan kemajuan teknologi dengan adanya Imaging Plate (IP) sebagai detector digital Photostimulable Phosphor (PSP) atau storage phosphor screen dalam menggantikan kombinasi system film Intensifying screen konvesional radiography untuk menghasilkan citra. Didukung aspek pengolahan citra dengan image reader dalam membaca Imaging Plate (IP) sehingga data dapat ditampilkan dalam Liquid Crystal Display (LCD) atau Cathoda Ray Tube (CRT), juga memiliki system pengolahan citra menggunakan metode dry processing yang merubah data digital menjadi data analog dengan hasil berupa film laser imaging. Penggunaan Photostimulable Phosphor (PSP) memungkinkan Imaging Plate (IP) untuk dapat dipakai berulang kali. Salah satu kelebihan citra digital
7 system CR adalah citra soft copy yang dapat dimanipulasi terang gelap untuk menghasilkan kontras citra kualitas tinggi. Sedangkan pada penggunaan konvensional yang dikombinasikan dengan sistim film Intensifying Screen (IS) tidak dapat dimanipulasi terang gelap (soft copy) sehingga penggunaan tegangan tinggi (kv) tidak dapat dilakukan. Karakteristik PSP yang memiliki rentang sensitivitas terhadap paparan sinar-x yang lebar dan aplikasi perangkat lunak memungkinkan penyesuaian hasil citra terhadap kondisi eksposi. (Seibert, J.A, 2006). Suatu unit pesawat sinar-x yang dilengkapi system CR diantaranya harus mampu memproduksi sinar-x sesuai uji fungsi dan citra yang dihasilkannya dapat digunakan untuk menegakkan diagnose. Oleh karena itu, semua perangkat penghasil citra pesawat sinar-x dan system CR harus berfungsi sesuai standar yang diisyaratkan, sehingga kemampuan kerjanya akan menentukan apakah sinar-x yang dikeluarkan dari pembangkitnya akan berguna untuk diagnosa suatu penyakit atau tidak. Jika tidak maka dapat mengakibatkan terjadinya penyinaran ulang yang berarti akan memberikan dosis yang tidak bermanfaat dan akan merugikan pihak terkait dalam pemeriksaan terutama pasien yang diperiksa. Dengan dasar ini peneliti melakukan pemeriksaan thorax dengan faktor eksposi yaitu teknik tegangan tinggi (kv) dan teknik tegangan standar (kv) dimana pesawat sinar-x yang dilengkapi dengan Computed Radiography harus mampu memproduksi sinar- X untuk menghasilkan kontras foto kualitas tinggi yang digunakan untuk menegakkan diagnosa. Salah satu kuantitas radiasi yang sering digunakan dalam acuan batasan dosis adalah pengukuran dosis masuk permukaan atau yang lebih umum di
8 kenal dengan ESD (Entrance Surface Dose) yang dapat diperoleh melalui pengukuran langsung menggunakan TLD (Thermoluminecence Dosimeter) dan pengukuran tidak langsung. (DeWerd, L.A, Bartol L., & Davis, S. (n.d). Thermoluninescence dosimetry. 1.2 Perumusan Masalah 1. Apa itu Digital Radiografi? 2. Apa itu Computer Radiografi? 3. Apa saja komponen Digital Radiografi? 4. Apa saja komponen Computer Radiografi? 5. Bagaimana prinsip pembentukan Gambaran Radiografi? 6. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas gambar? 1.3 Tujuan Penulisan Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : Tujuan Umum Untuk mengetahui tentang Digital Radiografi dan Computer Radiografi Tujuan Khusus Untuk mengetahui tentang Pengertian Digital Radiografi, Pengertian Computer Radiografi, Komponen Digital Radiografi, Komponen Computer Radiografi, Prinsip Pembentukan Gambaran Radiografi, dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Gambar. 1.4 Manfaat Penulisan Penulis Makalah ini diharapkan mampu menambah wawasan dan ilmu pengetahuan bagi penulis, khususnya mengenai Sistem Komputer. Dan dapat memberi manfaat untuk mahasiswa/mahasiswi program studi D- III Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi STIKes Cirebon Pendidikan
9 Makalah ini diharapkan menjadi kajian pustaka di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Cirebon program studi D-III Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi, serta dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi mahasiswa/mahasiswi program studi D-III Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi STIKes Cirebon. 1.5 Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN berisi tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, dan sistematika BAB II BAB III penulisan. LANDASAN TEORI DAN KERANGKA KONSEP berisi tentang Digital Radiografi dan Teknologi Digital Diagnostik Medis. ISI berisi tentang Pengertian Digital Radiografi, Pengertian Computer Radiografi, Komponen Digital Radiografi, Komponen Computer Radiografi, Prinsip Pembentukan Gambaran Radiografi, dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Gambar.. BAB IV PENUTUPAN berisi tentang kesimpulan dan saran. DAFTAR PUSTAKA
10 BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Tentang Digital Radiografi Radiografi digital adalah modalitas radiologi diagnostik yang menggunakan sinar-x untuk memperoleh citra planar digital daripada struktur internal suatu bagian tubuh pasien. Radiografi Digital dalam panduan ini mencakup citra digital hasil dari proses scanning film, direct digital radiography menggunakan tabung/sungkup fluoroskopi, computer radiografi (CR), direct digital radiography (DDR) yang menggunakan Flat Detector Array. Radiografi digital digunakan untuk pemeriksaan konvensional dan non konvensional, baik pada unit radiologi atau unit lain sepanjang kompetensi radiologi diagnostik diperlukan. Proses radiografi digital dapat dilakukan oleh radiografer atau tenaga kesehatan yang sudah memperoleh pelatihan yang sesuai. Proses penjaminan mutu dilakukan oleh Fisika Medik dalam rangka memastikan kualitas citra yang dihasilkan telah memenuhi persyaratan kelayakan diagnostik. Radiologist bertugas melakukan proses diagnose, sedangkan teknisi Elektro Medik melakukan perbaikan dan kalibrasi alat. 2.2 Teknologi Digital Diagnostik Medis Teknologi diagnostik medis yang digunakan oleh unit radiologi di rumah sakit modern sudah cenderung bergeser dari teknologi analog berbasis film menjadi teknologi digital (filmless). Namun, prinsip radiografi sinar-x sendiri
11 relatif tidak banyak berubah. Beberapa cara aplikasi filmless radiography dapat ditempuh, antara lain dengan teknik digitisasi film radiografi atas prinsip densitas optik (optical densitometry) mekanik hingga ke bentuk pemayaran digital menggunakan flatbed scanner. Kemudian dengan melakukan proses konversi citra fluoroskopi, DR (Direct Radiography), dengan menggunakan flat detektor yang telah dilengkapi dengan sistem konversi digital. Perbandingan kinerjanya dapat dianalisis dengan metode seperti yang dilakukan oleh Bianchi, et. al. Variasi proses konversi tersebut memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing. Setidaknya, ada perbedaan kontras antara sebuah proses radiografi tidak langsung, yang diwakili oleh keempat teknik digitisasi pertama, relatif terhadap teknik digitisasi berbasis flat detektor. Keempat teknik radiografi pertama cenderung berbasis pada proses konversi analog ke digital. Proses demikian akan tergantung pada resolusi spatial (ukuran matriks citra), resolusi dinamik (bit/piksel), waktu konversi (kecepatan akusisi) dan proses manipulasi citra (image processing). Jadi, keempat teknik tersebut lebih cenderung dapat disebut sebagai Computerized Radiography. Sebaliknya, dengan sistem flat detektor, proses digitisasi dan manipulasi dapat dikatakan langsung terjadi. Dengan adanya dukungan teknologi microchip dan nanotechnology, proses itu kemudian menjadi landasan bagi perkembangan Computed Radiography, dimana proses akusisi, filtering dan manipulasi citra dapat dilakukan secara langsung. Alat-alat berbasis Computed Radiography relatif masih baru dan harga unit sistemnya relatif mahal di Indonesia. Biaya operasionalnya juga relatif
12 tinggi karena sel detektor atau elemen detektor relatif mudah mengalami kerusakan akibat terjangan radiasi sinar-x secara terus-menerus. Karena itu, alternatif investasi teknologi radiografi yang cukup baik adalah dengan mengembangkan teknologi digitisasi berbasis X-Ray Intensifying Screen (XRIS). Keunggulannya adalah bahwa unit pendigitisasinya semata-mata merupakan suatu konversi bayangan obyek akibat disinari sinar-x pada layar pendar CsI (TI) yang difokuskan ke suatu bidang gambar pendaran. Gambar pada gambar pendaran tersebut kemudian ditangkap oleh suatu sistem optik untuk selanjutnya diubah menjadi sinyal digital.
13 BAB III ISI 3.1 Pengertian Digital Radiografi Digital radiografi adalah sebuah bentuk pencitraan sinar-x, dimana sensor-sensor sinar-x digital digunakan untuk menggatikan film fotografi konvensional. Dan processing kimiawi digantikan dengan sistem komputer yang terhubung dengan monitor atau laser printer. Prinsip kerja Digital Radiography (DR) pada intinya menangkap sinar-x tanpa menggunakan film. Sebagai ganti film sinar X, digunakan sebuah penangkap gambar digital untuk merekam gambar sinar X dan mengubahnya menjadi file digital yang dapat ditampilkan atau dicetak untuk dibaca dan disimpan sebagai bagian rekam medis pasien. 3.2 Pengertian Computer Radiografi Gambar 3.1 Digital Radiography System Computed radiography adalah proses merubah system analog pada konvensional radiografi menjadi digital radiografi (Bambang Supriyono 2003:1). Pada sistem Computed Radiography data analog dikonversi ke dalam data digital pada saat tahap pembangkitan energi yang terperangkap di
14 dalam Imaging Plate dengan menggunaklan laser, selanjutnya data digital berupa sinyal-sinyal ditangkap oleh Photo Multiplier Tube (PMT) kemudian cahaya tersebut digandakan dan diperkuat intensitasnya setelah itu di ubah menjadi sinyal elektrik yang akan di konversi kedalam data digital oleh Analog Digital Converter (ADC). Pada penggunaan radiografi konvensional digunakan penggabung antara Gambar 3.2 Computed Radiography film radiografi dan screen, akan tetapi pada Komputer radiografi menggunakan imaging plate. Walaupun imaging plate secara fisik terlihat sama dengan screen konvensional tetapi memiliki fungsi yang sangat jauh berbeda, karena pada imaging plate berfungsi untuk menyimpan energi sinarx kedalam photo stimulable phosphor dan menyampaikan informasi gambar itu ke dalam bentuk data digital. 3.3 Komponen Digital Radiografi
15 Sebuah sistem digital radiografi terdiri dari 4 komponen utama, yaitu X- Ray Source, Image Receptor, Analog to Digital Converter, Komputer, dan Output Device. A. X-ray Source Sumber yang digunakan untuk menghasilkan X-ray pada DR sama dengan sumber X-ray pada Coventional Radiography. Oleh karena itu, untuk merubah radiografi konvensional menjadi DR tidak perlu mengganti pesawat X-ray. B. Image Receptor Detektor berfungsi sebagai Image Receptor yang menggantikan Gambar 3.3 X-Ray Source keberadaan kaset dan film. Ada dua tipe alat penangkap gambar digital, yaitu Flat Panel Detectors (FPDs) dan High Density Line Scan Solid State Detectors. 1) Flat Panel Detectors (FPDs) Gambar 3.3 Image Receptor
16 FPDs adalah jenis detektor yang dirangkai menjadi sebuah panel tipis. Berdasarkan bahannya, FPDs dibedakan menjadi dua, yaitu : a) Amorphous Silicon Amorphous Silicon (a-si) tergolong teknologi penangkap gambar tidak langsung karena sinar-x diubah menjadi cahaya. Dengan detektor-detektor a-si, sebuah sintilator pada lapisan terluar detektor (yang terbuat dari Cesium Iodida atau Gadolinium Oksisulfat), mengubah sinar-x menjadi cahaya. Cahaya kemudian diteruskan melalui lapisan photoiodida a- Si dimana cahaya tersebut dikonversi menjadi sebuah sinyal keluaran digital. Sinyal digital kemudian dibaca oleh film transistor tipis (TFT s) atau oleh Charged Couple Device (CCD s). Data gambar dikirim ke dalam sebuah computer untuk ditampilkan. Detektor a-si adalah tipe FPD yang paling banyak dijual di industri digital imaging saat ini. b) Amorphous Selenium (a-se) Amorphous Selenium (a-se) dikenal sebagai detektor langsung karena tidak ada konversi energi sinar-x menjadi cahaya. Lapisan terluar dari flat panel adalah elektroda bias tegangan tinggi. Elektrode bias mempercepat energi yang ditangkap dari penyinaran sinar X melalui lapisan selenium. Foton-foton sinar-x mengalir melalui lapisan selenium menciptakan pasangan lubang elektron. Lubang-lubang elektron tersebut tersimpan dalam selenium berdasarkan pengisian tegangan bias. Pola (lubang-lubang) yang terbentuk
17 pada lapisan selenium dibaca oleh rangakaian TFT atau Elektrometer Probes untuk diinterpretasikan menjadi citra. 2) High Density Line Scan Solid State device Tipe penangkapan gambar yang kedua pada DR adalah High Density Line Scan Solid State device. Alat ini terdiri dari Photostimulable Barium Fluoro Bromide yang dipadukan dengan Europium (BaFlBr:Eu) atau Fosfor Cesium Bromida (CsBr). Detektor fosfor merekam energi sinar-x selama penyinaran dan dipindai (scan) oleh sebuah dioda laser linear untuk mengeluarkan energi yang tersimpan yang kemudian dibaca oleh sebuah penangkap gambar digital Charge Coupled Devices (CCD s). Image data kemudian ditransfer oleh Radiografer untuk ditampilkan dan dikirim menuju work stasion milik radiolog. C. Analog to Digital Converter Komponen ini berfungsi untuk merubah data analog yang dikeluarkan detektor menjadi data digital yang dapat diinterpretasikan oleh komputer. D. Komputer Gambar 3.3 Analog to Digital Converter
18 Komponen ini berfungsi untuk mengolah data, manipulasi image, menyimpan data-data (image), dan menghubungkannya dengan output device atau work station. E. Output Device Sebuah sistem digital radiografi memiliki monitor untuk Gambar 3.3 Komputer Radiografi menampilkan gambar. Melaui monitor ini, radiografer dapat menentukan layak atau tidaknya gambar untuk diteruskan kepada work station radiolog. Selain monitor, output device dapat berupa laser printer apabila ingin diperoleh data dalam bentuk fisik (radiografi). Media yang digunakan untuk mencetak gambar berupa film khusus (dry view) yang tidak memerlukan proses kimiawi untuk mengasilkan gambar. Gambar yang dihasilkan dapat langsung dikirimkan dalam bentuk digital kepada radiolog di ruang baca melalui jaringan work station. Dengan cara ini, dimungkinkan pembacaan foto melaui teleradiology.
19 3.4 Komponen Computer Radiografi Gambar 3.3 Output Device Computer Radiografi (CR) mempunyai komponen yang terdiri dari : 1) Imaging Plate (IP) Imaging plate adalah plat film yang mempunyai kemampuan menyimpan energi sinar-x, dan energi tersebut dapat di bebaskan atau dikeluarkan melalui proses scanning dengan menggunakan laser. Imaging plate biasa digunakan dengan ditempatkan dalam cassette imaging plate. Ukuran imaging plate yang paling banyak digunakan adalah 18x24, 24x30, 35x35, dan 35x43 cm. Ukuran 30x40 cm tidak ada lagi karena ukuran tersebut akan digunakan 35x43 cm. Imaging plate merupakan media pencatat gambaran sinar x pada computed radiography, yang terbuat dari bahan photostimulablephosphor tinggi, BaFX (X=halogen). Pada penggunaan radiografi konvensional digunakan penggabungan antara film radiografi dan screen, akan tetapi pada computed radiography menggunakan imaging plate. Walaupun imaging plate terlihat sama dengan screen konvensional tetapi fungsinya sangatlah jauh berbeda dengan imaging plate, karena pada imaging plate berfungsi untuk mencatat gambar sinar-x kedalam foto stimulable phosphor dan menyampaikan informasi gambar itu kedalam bentuk elektrik.
20 Struktur dari imaging plate adalah : Gambar 3.4 Imaging Plate (IP) a) Protective Layer : Berukuran tipis & transparan berfungsi untuk melindungi IP. b) Phosphor Layer : Mengandung barium fluorohalide dalam bahan pengikatnya. c) Reflective Layer : Terdiri dari partikel yang dapat memantulkan cahaya. d) Conductive Layer : Terdiri dari Kristal konduktif. Yang berfungsi untuk mengurangi masalah yang disebabkan oleh electrostatic. Selain itu ia juga mempunyai kemampuan untuk menyerap cahaya dan dengan demikian hal tersebut dapat meningkatkan ketajaman gambaran. e) Support Layer : Mempunyai stuktur dan fungsi yang sama seperti yang ada pada intensifying screen. f) Backing Layer : Lapisan soft polimer untuk melindungi imaging plate selama proses pembacaan di dalam image reader.
21 g) Bar Code Label : Digunakan untuk memberikan nomor seri dan untuk mengidentifikasi imaging plate tertentu yang kemudian dapat dihubungkan dengan data pasien. 2) Cassette Cassette pada computed radiography bagian depan (front side) terbuat dari carbon fiber dan bagian belakang terbuat dari aliminium. 3) Image Reader Gambar 3.4 Cassette Berfungsi sebagai pembaca, pengolah gambar yang diperoleh dari imaging plate yang dijalankan dengan menggunakan laser scanner. Dilengkapi dengan preview monitor untuk melihat apakah pemotretan yang dilakukan tidak terpotong atau obyeknya bergerak. Pada kasus ini pemotretan harus diulang. Namun apabila gambar kurang baik karena faktor eksposi pemotretan tidak perlu diulang pemotretan tersebut, karena gambaran dapat diperbaiki dengan image console. Semakin besar kapasitas memori dari image reader semakin cepat waktu yang diperlukan untuk memproses imaging plate, karena semakin besar memori dari suatu perangkat komputer maka semakin besar daya simpan dari perangkat tersebut. Semakin besar memori dari image reader akan menghasilkan daya perputaran dari perangkat memori yang besar. Selain itu, imaging reader
22 juga mempunyai beberapa peranan penting dalam proses pembacaan, pengolahan gambar, sistem transportasi imaging plate serta proses penghapusan data gambar dari permukaan imaging plate. 4) Image Console Berfungsi untuk mengolah Gambar gambar, 3.4 Image berupa Reader komputer dengan software khusus untuk medical imaging. Gambar dapat diolah tampilannya sehingga memudahkan memperoleh gambar yang lebih baik. Pada image console juga dilengkapi dengan menu yang lebih dari 200 macam pilihan gambar yang sesuai dengan bagian anatomi yang akan difoto pada anatomi tertentu. Karena computed radiography merupakan bentuk digital, bermacam-macam jenis processing gambar dapat digunakan untuk menambah dan juga mempertinggi kualitas gambar. 5) Imager (Printer) Gambar 3.4 Image Console
23 Apabila foto dikehendaki untuk dicetak maka gambar dapat dikirim kebagian imager untuk dicetak sesuai yang diinginkan karena imager itu sendiri mempunyai fungsi sebagai pencetak gambaran. Pada proses pencetakan ini tidak memerlukan kamar gelap lagi karena dapat dicetak langsung didalam dry imager tanpa harus di kamar gelap, dan juga tidak memerlukan lagi cairan seperti fixer dan developer sehingga tempat kerja biasa lebih bersih. 3.5 Prinsip Pembentukan Gambaran Radiografi Gambar 3.4 Imager (Printer) 1. Computed radiography menggunakan imaging plate (IP) terbuat dari phosphor sebagai media pengumpul gambar pengganti x-ray film, diletakan dalam imaging plate cassette (IP cassette). 2. Image plate yang telah dieksposi selanjutnya dimasukan dalam reader unit, dengan laser scanner hasil eksposi pada image plate dibaca dan diubah Gambar 3.5 Imaging Plate (IP)
24 menjadi signal digital yang selanjutnya ditampilkan pada monitor komputer. 3. Gambar ditampilkan dengan monitor komputer yang didukung oleh software khusus untuk Gambar medical 3.5 imaging Reader sehingga Unit gambar bisa diperbaiki pada tampilannya yang bertujuan untuk memudahkan menegakkan diagnosa suatu penyakit. 4. Gambar dapat disimpan dalam bentuk hasil cetak seperti halnya x-ray film, juga memungkinkan Gambar untuk 3.5 Monitor disimpan Komputer dalam Radiografi hard disk, compact disk, floppy disk atau media penyimpanan digital lainnya.
25 Gambar 3.5 Hasil Gambaran Radiografi Dalam Bentuk Film Gambar 3.5 Hasil Gambaran Radiografi Dalam Bentuk Digital
26 3.6 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Gambar 1. Imaging Plate Artefak a. Artefak yang disebabkan oleh Retakan atau goresan pada Imaging Plate. Ketika Imaging plate melewati plate reader, IP menekuk sehingga hal ini dapat menyebabkan rentannya IP terhadap retakan, retakan ini biasanya muncul pertama kali ditepi IP, dimana umumnya tidak mengganggu klinis gambar, apabila retakan ini berada pada tengah IP maka hal ini akan mengganggu klinis gambar. Gambaran radiograf dari metacarpal di atas menunjukan adanya retakan Gambar 3.6 Gambar Imaging Plate Artefak yang ditunjuk oleh anak panah warna putih yang tampak di tepi IP, tidak menggangu klinis dari radiograf karena berada di luar daerah anatomis dan semakin lama retak pada tepi akan menuju daerah pusat IP yang ditunjukan oleh panah hitam hal ini akan menggangu klinis gambar karena menutupi gambaran anatomis yang sebanarnya dari radiograf. Sehingga dapat mengganggu hasil diagnosa. b. Artefak Karena Benda Asing atau Kotoran Apabila benda asing di-ekspose pada IP maka dapat memblokir emisi cahaya ketika di scan oleh laser plate reader akan menyebabkan artefak
27 putih atau bila dilihat menggunakan warna abu-abu skala normal presentasi. Pada radiogaf di atas terdapat artefak berupa rambut yang menempel pada IP, hal yang sama juga sering terjadi karena serpihan dari imaging Gambar 3.6 Gambar Imaging Plate Artefak plate yang retak dan dapat menimbulkan artefak berupa titik titik putih pada hasil radiograf dan terjadi di dalam kaset atau menempel pada IP. c. Artefak Karena Backscatter Backscatter dapat menyebabkan artefak karena sensitivitas tinggi dari penyimpanan fosfor. Hamburan dari objek yang berada di belakang kaset saat mengekspos IP dapat menciptakan gambar dari obyek yang berada di belakang kaset sehinga menghasilkan artefak. Garis hitam pada radiogaf upper-abdomen disebabkan oleh pancaran backscatter yang melewati belakang kaset, karena adanya retakan pada Gambar 3.6 Gambar Imaging Plate Artefak timbal yang berada di bawah kaset sehingga yang tidak mampu menyerap radiasi dan dibalikkan ke atas imaging plate. 2. Plate Reader Artefak a. Artefak Karena Pengaturan Penghapusan
28 Imaging plate akan secara otomatis terhapus setelah dibaca oleh laser pada plate reader, jika IP tidak digunakan untuk jangka waktu tertentu maka harus secara manual dihapus, atau menghapus eksposur yang salah. Dalam kedua kasus diatas, pengaturan penghapusan harus benar digunakan ketika produsen menyediakan lebih dari satu penghapusan pilihan. Untuk radiografi eksposur yang salah dalam siklus penghapusan harus lebih panjang dan harus mengekspos imaging plate ke cahaya yang lebih kuat dari pada yang diperlukan untuk IP yang telah digunakan selama beberapa jam. Penghapusan yang tidak lengkap dapat menghasilkan gambar artefak. Radiograf bilateral knee di atas terjadi overlaping diakibatkan keasalah pada pengaturan penghapusan sebelumnya pada femur keterangan dari Gambar 3.6 Gambar Imaging Reader Artefak sisa gambaran yang sebelumnya yaitu terlihat gambaran marker pada pojok kanan atas dari radiograf, tampak gambaran soft tissue berupa garis yang ditunjukan oleh anak panah hitam, dan tampak garis batas kolimasi sepanjang batas bawah dari radiograf yang ditunjukan oleh panah putih b. Artefak Karena Kotoran
29 Pada radiograf thorax di atas terdapat artefak berupa garis melintang Gambar 3.6 Gambar Artefak Karena Kotoran yang berwarna putih disebabkan oleh kotoran yang menempel pada light guide di imaging plate reader, light guide mengumpulkan emisi cahaya dari IP ketika di scaning oleh laser helium neon. Kotoran yang menempel pada light guide dapat menutupi penyerapan emisi cahaya dari IP sehingga menimbulkan artefak. 3. Imaging Processing Artefak a. Pemilihan Kernel Size Kernel size adalah ukuran inti atau sebagai ukuran standar dari pengolahan suatu radiograf. Beberapa artefak ditemukan pada pengolahan gambar yang dihapuskan dan dikontrol dengan standar pemprosesan parameter dan tergantung kepada tingkat frekuensi spesial pengolahan diterapkan pada daerah anatomis tertentu. Ketika menggunakan pengolahan unsharp mask untuk meningkatkan ketajaman gambar, tampilan dari gambar yang diproses akan bervariasi tergantung pada pilihan kernel size dan faktor peningkatan frekuensi. Kesalahan pada parameter seleksi dapat menghasilkan artefak yang dapat mengganggu diagnosa. Parameter seleksi dapat menghasilkan artefak yang mengganggu diagnosis khusunya dimana dua struktur yang sangat berbeda bertemu. Gambar menampilkan jenis artefak dapat diproses dan tidak harus diulang.
30 Imaging processing artefak (a) terjadi ketika penggunaan kernel size Gambar 3.6 Gambar Imaging Processing Artefak yang terlalu tinggi, di gunakan untuk peningkatan gambar. Beberapa artefak seperti black halo tampak disekitar prosthesis, dan memberi kesan bahwa prosthesis itu terlihat longgar (b) gambar yang sama dengan (a) di proses dengan kernel size yang lebih rendah. b. Kesalahan Penggunaan Edge Enhancement Penggunaan Edge enhancement yaitu penguatan pada tepi dimana dua struktur yang sangat berbeda bertemu. Imaging processing artefak (a) edge enhancement ditingkatkan dari level standar Gambar pada radiogaf 3.6 Gambar thorax Imaging pediatric Processing di atas. Artefak Hal ini ditandai oleh peningkatan tanda pada paru paru yang ditunjukkan dengan infiltrat interstisial (b) Gambar yang sama diproses dengan normal edge enhancement. c. Kesalahan Pemilihan Histogramic
31 Pada prosthesis genu ini terjadi penambahan terlalu banyak ekstrem Gambar 3.6 Gambar Imaging Processing Artefak piksel value pada histogram gambar. Hal ini menghasilkan gambar dimana perbedaan antara prostesis dan tulang tidak baik ditunjukkan dengan kata lain ketajaman pada radiograf ini kurang, sehingga dapat menggangu diagnosa. 4. Artefak Karena Kesalahan Penggunaan Grid. Karena IP peka terhadap hamburan radiasi, sebuah grid harus digunakan dalam pencitraan CR dengan tindakan pemeriksaan pada obyek yang tebal. Pemilihan frekuensi grid adalah pertimbangan penting. Rendahnya tingkat Gambar garis grid 3.6 Gambar akan menyebabkan Artefak Kesalahan moiré pattern Penggunaan yang Grid dapat muncul
32 pada gambar jika garis grid sejajar dengan pembaca scan lines, moiré pattern atau garis garis sejajar yang berpola dilihat dalam radiograf genu diatas disebabkan oleh penggunaan grid dengan tingkat garis grid kurang dari 33 lines/cm. Untuk menghindari terjadinya artefak ini harus menggunakan grid dengan tingkat garis grid tidak kurang dari 60 lines/cm yang dalam orientasinya garis grid akan di-scan sejajar oleh plate reader scan lines.
33 BAB IV PENUTUPAN 4.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan tentang CR di atas dapat di simpulkan, yaitu : 1. Teknologi terbaru yang dapat memproses 8 kaset sekaligus dengan cepat dan dengan hasil yang baik. Teknologi ini menghasilkan foto dengan akurasi yang tinggi, data-data digital yang dapat diproses atau dicetak ulang serta mengurangi resiko pengulangan foto. 2. CR di gunakan untuk Pemeriksaan foto/rontgen polos. Alat ini juga untuk mengubah menjadi digital yang lebih jelas dan Pemeriksaan roentgen dan zat kontras. 3. Tahapan proses terbentuknya imaging plate yaitu exsposure, stimulute, read dan erasure. 4. Komputer radiografi menggunakan imaging plate untuk menghasilkan gambar radiografi. 4.2 Saran Sebaiknya memakai Computer Radiologi dibandingkan yang konvensional karena Computer Radiografi sangat bermanfaat untuk diagnosa sehingga untuk memeriksa berbagai objek tanpa perlu merusak di sekitarnya walaupun dari segi biaya CR terbilang cukup mahal dari konvensional.
34 DAFTAR PUSTAKA
PENENTUAN NILAI TEBAL PARUH (HVL) PADA CITRA DIGITAL COMPUTED RADIOGRAPHY
PENENTUAN NILAI TEBAL PARUH (HVL) PADA CITRA DIGITAL COMPUTED RADIOGRAPHY Cicillia Artitin, Suryono dan Evi Setiawati Jurusan Fisika, Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Diponegoro, Semarang E-mail
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR PAPARAN TERHADAP CITRA DIGITAL RADIOGRAFI (DR) PADA THORAKS
1 ANALISIS FAKTOR PAPARAN TERHADAP CITRA DIGITAL RADIOGRAFI (DR) PADA THORAKS SKRIPSI ECHO RIANDY SITORUS 140821004 PROGRAM S-1 FISIKA/FISIKA EKSTENSI JURUSAN FISIKA MEDIK FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU
Lebih terperinciSTUDI PENGARUH UKURAN PIXEL IMAGING PLATE TERHADAP KUALITAS CITRA RADIOGRAF
Berkala Fisika ISSN : 1410-9662 Vol. 18, No. 3, Juli 2015, hal 89-94 STUDI PENGARUH UKURAN PIXEL IMAGING PLATE TERHADAP KUALITAS CITRA RADIOGRAF Ahmas Sudin *, Zaenul Muhlisin dan Hendri Widiyandari Jurusan
Lebih terperinciKAJIAN RADIOGRAFI DIGITAL TULANG TANGAN
Berkala Fisika ISSN : 1410-9662 Vol. 16, No. 1, Januari 2013, hal 15-20 KAJIAN RADIOGRAFI DIGITAL TULANG TANGAN Susilo a, *, Wahyu Setia Budi b, Kusminarto c dan G.B. Suparta c a Jurusan Fisika, Fakultas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sinar X Sinar-X merupakan gelombang elektromagnetik, dimana dalam proses terjadinya memiliki energi yang berbeda-beda. Perbedaan tersebut didasarkan pada energi kinetik elektron.
Lebih terperinciUNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
UJI PROFISIENSI CITRA HASIL EKSPOSI SISTEM RADIOGRAFI DIGITAL DI LABORATORIUM FISIKA MEDIK UNNES Skripsi disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains Program Studi Fisika oleh
Lebih terperinciPhysics Communication
Rodhotul Muttaqin dkk / Phys. Comm. 1 (1) (217) Phys. Comm. 1 (1) (217) Physics Communication http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/pc Uji banding kualitas citra radiograf sistem radiografi digital
Lebih terperinciAnalisis Kurva Karakteristik Image Plate Computed Radiography (CR) Sebagai Indikator Sensitifitas Terhadap Sinar-X
PROSIDING SEMINAR NASIONAL GEOFISIKA 4 Analisis Kurva Karakteristik Image Plate Computed Radiography (CR) Sebagai Indikator Sensitifitas Terhadap Sinar-X Nurul Jannah, Bidayatul Armynah, dan Bualkar Abdullah
Lebih terperinciUJI IMAGE UNIFORMITY PERANGKAT COMPUTED RADIOGRAPHY DENGAN METODE PENGOLAHAN CITRA DIGITAL
UJI IMAGE UNIFORMITY PERANGKAT COMPUTED RADIOGRAPHY DENGAN METODE PENGOLAHAN CITRA DIGITAL Arnefia Mei Yusnida dan Suryono Jurusan Fisika, Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Diponegoro, Semarang
Lebih terperinciSTUDI PENGARUH UKURAN PIXEL IMAGING PLATE TERHADAP KUALITAS CITRA RADIOGRAF
Youngster Physics Journal ISSN : 2302-7371 Vol. 4, No. 3, Juli 2015, Hal 225-230 STUDI PENGARUH UKURAN PIXEL IMAGING PLATE TERHADAP KUALITAS CITRA RADIOGRAF Ahmas Sudin, Hendri Widiyandari dan Zaenul Muhlisin
Lebih terperinciSegmentasi Citra Paru Menggunakan Metode k-means Clustering
Segmentasi Citra Paru Menggunakan Metode k-means Clustering Atina Universitas PGRI Palembang Email: atina.salsabila@gmail.com Received July 17, 2017; Revised July 21, 2017; Accepted September 15, 2017
Lebih terperinciSKRIPSI NURIANI NAINGGOLAN
PERBANDINGAN TEKNIK TEGANGAN TINGGI (KV) DENGAN TEKNIK TEGANGAN STANDAR (KV) TERHADAP NILAI EKSPOSE INDEKS PADA PEMERIKSAAN THORAX DENGAN MENGGUNAKAN COMPUTED RADIOGRAPHY (CR) SKRIPSI NURIANI NAINGGOLAN
Lebih terperinciANALISIS KUALITAS RADIOGRAFI PADA OBJEK BERGERAK DAN OBJEK TIDAK BERGERAK DENGAN MENGGUNAKAN VARIASI EKSPOSE SKRIPSI
ANALISIS KUALITAS RADIOGRAFI PADA OBJEK BERGERAK DAN OBJEK TIDAK BERGERAK DENGAN MENGGUNAKAN VARIASI EKSPOSE SKRIPSI JUWAIRIAH NIM : 110821007 DEPARTEMEN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
Lebih terperinciPENGUJIAN HASIL REKONSTRUKSI CITRA RADIOGRAFI DIGITAL MENGGUNAKAN PROGRAM LABVIEW
PENGUJIAN HASIL REKONSTRUKSI CITRA RADIOGRAFI DIGITAL MENGGUNAKAN PROGRAM LABVIEW Fitri Suryaningsih, Kristedjo Kurnianto, Andeka Tris Susanto Pusat Rekayasa Fasilitas Nuklir (PRFN) BATAN Email : fitri_sn@batan.go.id
Lebih terperinciHUBUNGAN TEGANGAN DAN CITRA RADIOGRAFI REAL TIME PADA PESAWAT SINAR-X RIGAKU RADIOFLEX-250EGS3
HUBUNGAN TEGANGAN DAN CITRA RADIOGRAFI REAL TIME PADA PESAWAT SINAR-X RIGAKU RADIOFLEX-250EGS3 Zaenal Abidin, Muhamad Isa, Tri Wulan Tjiptono* zaenala6@gmail.com STTN-BATAN, *) PTAPB BATAN Yogyakarta Jl.
Lebih terperinciKonsep Dasar Pengolahan Citra. Pertemuan ke-2 Boldson H. Situmorang, S.Kom., MMSI
Konsep Dasar Pengolahan Citra Pertemuan ke-2 Boldson H. Situmorang, S.Kom., MMSI Definisi Citra digital: kumpulan piksel-piksel yang disusun dalam larik (array) dua-dimensi yang berisi nilai-nilai real
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORITIS
BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Kamar Gelap Dalam proses radiografi processing room atau kamar gelap merupakan salah satu pendukung penting dalam menunjang keberhasilan pemotretan. Disebabkan karena dalam
Lebih terperinciVariasi Nilai Eksposi Aturan 15 Persen pada Radiografi Menggunakan Imaging Plate untuk Mendapatkan Kontras Tertinggi
Berkala Fisika ISSN : 1410-9662 Vol 11., No.2, April 2008, hal 45-52 Variasi Nilai Eksposi Aturan 15 Persen pada Radiografi Menggunakan Imaging Plate untuk Mendapatkan Kontras Tertinggi Sartinah 1, Sumariyah
Lebih terperinciPENGANTAR APLIKASI KOMPUTER
Perangkat yang digunakan untuk memasukkan data atau memberikan perintah kepada komputer untuk melakukan suatu proses. Komputer hanya dapat menerima data atau perintah dalam bentuk sinyal listrik digital.
Lebih terperinciPERHITUNGAN NILAI DOSIS DAN KONTRAS CITRA COMPUTED RADIOGRAPHY (CR) DENGAN VARIASI KETEBALAN DAN KOMBINASI JENIS FILTER
PERHITUNGAN NILAI DOSIS DAN KONTRAS CITRA COMPUTED RADIOGRAPHY (CR) DENGAN VARIASI KETEBALAN DAN KOMBINASI JENIS FILTER Dessy Dian Monita Pardede dan Evi Setiawati Jurusan Fisika, Fakultas Sains dan Matematika,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Daerah penelitian secarageografisterletakpada107 o o BT
37 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Potensi Daerah Penelitian 3.1.1 Lokasi Daerah Penelitian Daerah penelitian secarageografisterletakpada107 o 44 30-107 o 47 30 BT dan 7 o 10 30-7 o 8 30 LS. Tepatnya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Produksi sinar-x Wilhelm Conrad Rontgen seorang ahli fisika di Universitas Wurzburg, Jerman pertama kali menemukan sinar Rontgen pada tahun 1895, sewaktu melakukan eksperimen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penemuan sinar-x pertama kali oleh fisikawan berkebangsaan Jerman Wilhelm C. Roentgen pada tanggal 8 November 1895 memberikan hal yang sangat berarti dalam perkembangan
Lebih terperinciSEMINAR REGIONAL KFGama TEKNOLOGI RADIOGRAFI DIGITAL, PELUANG DAN TANTANGANNYA
SEMINAR REGIONAL KFGama TEKNOLOGI RADIOGRAFI DIGITAL, PELUANG DAN TANTANGANNYA Oleh: Prof. Dr. Susilo, M.S DISAMPAIKAN PADA SEMINAR REGIONAL KOMUNITAS FISIKA GAJAGMADA (KFGama) Fakultas Matematika dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdapat 2 elektroda yaitu anoda dan katoda. Katoda/filamen tabung
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Prinsip Kerja Sinar-X Tabung yang digunakan adalah tabung vakum yang di dalamnya terdapat 2 elektroda yaitu anoda dan katoda. Katoda/filamen tabung Roentgen dihubungkan ke
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Radiografi sinar-x telah mengalami pengembangan ke arah radiografi sinar-x digital dimana teknik pencitraannya memanfaatkan sensor digital untuk menangkap citra (Ko
Lebih terperincisemacam mouse yang disebut puck untuk mengubah gambar
INPUT DEVICE, beberapa contoh dari alat masukan : 1. KEYBOARD Alat Input berupa papan ketik yang berisi tombol huruf, angka, dan tombol khusus lainnya. 2. MOUSE Alat kecil menyerupai tikus yang dapat digunakan
Lebih terperinciPEREKAYASAAN PESAWAT SINAR-X FLUOROSCOPY BERBASIS LAYAR PENDAR
PEREKAYASAAN PESAWAT SINAR-X FLUOROSCOPY BERBASIS LAYAR PENDAR Ferry Suyatno (1), Djoko Sukmono (2) dan I Putu Susila (1) (1) PRPN-BATAN Kawasan Puspitek Serpong (2) RSU. Sarjito Yogyakarta ABSTRAK PEREKAYASAAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Radiodiagnostik merupakan tindakan medis yang memanfaatkan radiasi
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Radiodiagnostik merupakan tindakan medis yang memanfaatkan radiasi pengion (X-ray) untuk melakukan diagnosis tanpa harus dilakukan pembedahan. Sinar-X akan ditembakkan
Lebih terperinciTugas Pengantar Sistem Operasi (PSO) How It Works
Tugas Pengantar Sistem Operasi (PSO) How It Works Oleh : Patricia Hanna Giovani Sibarani (5214100177) Barcode Scanner a. Barcode Barcode adalah kode batang, sehinga datng adlaah berupa kumpulan batang
Lebih terperinciPENGOLAHAN FILM RADIOGRAFI SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN AUTOMATIC X-RAY FILM PROCESSOR MODEL JP-33
PENGOLAHAN FILM RADIOGRAFI SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN AUTOMATIC X-RAY FILM PROCESSOR MODEL JP-33 Zoucella Andre Afani 1, Ni Nyoman Rupiasih 1* 1 Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Lebih terperinciPENGARUH TEGANGAN TABUNG (KV) TERHADAP KUALITAS CITRA RADIOGRAFI PESAWAT SINAR-X DIGITAL RADIOGRAPHY (DR) PADA PHANTOM ABDOMEN
DOI: doi.org/10.21009/spektra.022.04 PENGARUH TEGANGAN TABUNG (KV) TERHADAP KUALITAS CITRA RADIOGRAFI PESAWAT SINAR-X DIGITAL RADIOGRAPHY (DR) PADA PHANTOM ABDOMEN 1, a) Sriwahyuni 1 Program Studi Teknik
Lebih terperinciANALISIS KUALITAS CITRA VERIFIKASI LAPANGAN RADIASI LINAC PADA KANKER PAYUDARA MENGGUNAKAN VARIASI MONITOR UNIT. Skripsi FRILYANSEN GAJAH
1 ANALISIS KUALITAS CITRA VERIFIKASI LAPANGAN RADIASI LINAC PADA KANKER PAYUDARA MENGGUNAKAN VARIASI MONITOR UNIT Diajukan untuk melengkapi sebagai salah satu syarat mencapai gelar sarjana Sains Skripsi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian noise pada Computed Tommography Scanning Noise adalah fluktuasi nilai CT Number pada jaringan atau materi yang homogen (Bushong, 2000). Noise dapat diuraikan dengan
Lebih terperinciALAT UKUR RADIASI. Badan Pengawas Tenaga Nuklir. Jl. MH Thamrin, No. 55, Jakarta Telepon : (021)
ALAT UKUR RADIASI Badan Pengawas Tenaga Nuklir Jl. MH Thamrin, No. 55, Jakarta 10350 Telepon : (021) 230 1266 Radiasi Nuklir Secara umum dapat dikategorikan menjadi: Partikel bermuatan Proton Sinar alpha
Lebih terperinciJenis-jenis Monitor. Gambar 1. CRT
Jenis-jenis Monitor 2.4.1 Monitor tabung CRT Tabung sinar katoda (bahasa Inggris: cathode ray tube atau CRT) yang ditemukan oleh Karl Ferdinand Braun, merupakan sebuah tabung penampilan yang banyak digunakan
Lebih terperinciOPTIMASI CITRA RADIOGRAFI PADA PEMERIKSAAN PELVIS MENGGUNAKAN COMPUTED RADIOGRAPHY (CR)
OPTIMASI CITRA RADIOGRAFI PADA PEMERIKSAAN PELVIS MENGGUNAKAN COMPUTED RADIOGRAPHY (CR) SKRIPSI Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Sains Ridho Wahyudi 110821019
Lebih terperinciANALISA PERBANDINGAN VISUAL METHOD DAN LIQUID PENETRANT METHOD DALAM PERBAIKAN CITRA FILM RADIOGRAFI
ANALISA PERBANDINGAN VISUAL METHOD DAN LIQUID PENETRANT METHOD DALAM PERBAIKAN CITRA FILM RADIOGRAFI Hanafi (12110244) Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika, Stmik Budidarma Medan Jl. Sisimangaraja
Lebih terperinciPENENTUAN NILAI NOISE BERDASARKAN SLICE THICKNESS PADA CITRA CT SCAN SKRIPSI HEDIANA SIHOMBING NIM :
PENENTUAN NILAI NOISE BERDASARKAN SLICE THICKNESS PADA CITRA CT SCAN SKRIPSI HEDIANA SIHOMBING NIM : 130821011 DEPERTEMEN FISIKA JURUSAN FISIKA MEDIK FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Page 2. Bekasi, 29 Februari Penyusun
KATA PENGANTAR Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-nya kepada
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Pada bagian ini akan disajikan hasil penelitian pemanfaatan sistem sensor pergeseran mikro untuk estimasi diameter lubang pada bahan gigi tiruan berbasis
Lebih terperinciilmu radiologi yang berhubungan dengan penggunaan modalitas untuk keperluan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Radiologi adalah cabang ilmu kedokteran yang berhubungan dengan penggunaan semua modalitas yang menggunakan radiasi untuk diagnosis dan prosedur terapi. Pada umumnya
Lebih terperinciCOMPUTER TROUBLESHOOTING VOSCO PEREIRA. Prepared by Vosco
COMPUTER TROUBLESHOOTING BY VOSCO PEREIRA Prepared by Vosco Input Device Adalah bagian PC yang bertugas memberikan masukan perintah untuk diolah oleh bagian CPU. Ada beberapa komponen Input yang umum pada
Lebih terperinciTEKNOLOGI PERANGKAT KERAS KOMPUTER
TEKNOLOGI PERANGKAT KERAS KOMPUTER N. Tri Suswanto Saptadi Informatics Engineering Faculty of Information Technology Pendahuluan (1 dari 2) Perangkat Keras (H/W) sebagai sub sistem dari sistem komputer
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah. Osteoarthritis (OA), atau yang biasa dikenal. dengan penyakit sendi degeneratif, merupakan penyakit
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Osteoarthritis (OA), atau yang biasa dikenal dengan penyakit sendi degeneratif, merupakan penyakit dengan kerusakan sendi diarthrodial (sendi yang dapat bergerak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tomografi komputer (TK) telah diterapkan secara luas dalam bidang industri, forensik, arkeologi dan kedokteran dalam beberapa dekade ini. TK merupakan alat diagnosis
Lebih terperinciUNJUK KERJA PENCITRAAN PADA MODUL PENANGKAP CITRA SINAR- BERBASIS LAYAR PENDAR
UNJUK KERJA PENCITRAAN PADA MODUL PENANGKAP CITRA SINAR-X BERBASIS LAYAR PENDAR Istofa, Sukandar, Leli Yuniarsari PRPN-BATAN Kawasan Puspiptek Gd 71 Serpong Tangerang 15310 ABSTRAK. UNJUK KERJA PENCITRAAN
Lebih terperinciII.1.1 PESAWAT SINAR-X KONVENSIONAL. a. Pengertian
dilakukan dengan metode tomografi komputer. Pada pemeriksaan tomografi komputer dapat dilihat hubungan tumor paru dengan dinding toraks, bronkus, dan pembuluh darah secara jelas. Keuntungan tomografi komputer
Lebih terperinciINPUT / OUTPUT DEVICE
INPUT DEVICE INPUT / OUTPUT DEVICE Alat masukan (input device) : alat yg digunakan untuk menerima masukan yg dapat berupa masukan data ataupun masukan program. Beberapa alat masukan mempunyai fungsi ganda,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. LED ( Light Emitting Diode) Dioda cahaya atau lebih dikenal dengan sebutan LED (light-emitting diode) adalah suatu semikonduktor yang memancarkan cahaya monokromatik yang tidak
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
3 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pembentukan Gambar Radiografi Menurut ( carlton 2001 ) Salah satu dari faktor penting sinar-x adalah bahwa sinar-x dapat menembus bahan, tetapi hanya yang benar-benar sinar-x
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi telah menciptakan inovasi terhadap perkembangan sistem radiografi konvensional ke sistem radiografi digital. Sistem radiografi berawal dari penemuan
Lebih terperinciDENSITOMETER FILM RADIOGRAFI PORTABEL BERBASIS MIKROKONTROLER ABSTRAK
Balza Achmad,dkk. Densitometer Film Radiografi Portabel Berbasis Mikrokontroler DENSITOMETER FILM RADIOGRAFI PORTABEL BERBASIS MIKROKONTROLER Balza Achmad ), Viktorinus Hardianto ) dan Agus Arif ) ) Lab.
Lebih terperinciAplikasi Komputer PERANGKAT KERAS (HARDWARE) Sulis Sandiwarno, S.Kom.,M.Kom. Sistem Informasi. Modul ke: Fakultas FASILKOM.
Aplikasi Komputer Modul ke: PERANGKAT KERAS (HARDWARE) Fakultas FASILKOM Sulis Sandiwarno, S.Kom.,M.Kom Program Studi Sistem Informasi Pengantar Perangkat Keras (Hardware) Komputer Komputer adalah peralatan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Digital Scoring System adalah sebuah Software scanner periksa nilai ujian dari lembar jawaban komputer (LJK) dengan teknologi computer graphic dan image recognition yang memberikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu komputer dalam bidang medis sekarang ini sudah sangat maju. Banyak penelitian yang dilakukan untuk membantu dokter dalam menganalisis suatu penyakit,
Lebih terperinciTujuan Instruksional Umum : Tujuan Instruksional Khusus :
Tujuan Instruksional Umum : 1. Memberikan pemahaman mengenai sejarah teknologi fotografi. 2. Memberikan pemahaman mengenai pengelompokan dekade teknologi fotografi. 3. Memberikan pemahaman mengenai peralatan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pendahuluan Sinar-X Sinar- X merupakan gelombang elektromagnetik, dimana dalam proses terjadinya memiliki energi yang berbeda-beda. Perbedaan tersebut didasarkan pada energi kinetik
Lebih terperinciUJI FUNGSI MODUL PENANGKAP CITRA SINAR-X BERBASIS LAYAR PENDAR
UJI FUNGSI MODUL PENANGKAP CITRA SINAR-X BERBASIS LAYAR PENDAR Istofa 1, I Putu Susila 2, Sukandar 3, Leli Yuniarsari 4 1,2,3,4 Pusat Rekayasa Perangkat Nuklir, Kawasan PUSPIPTEK Serpong, Gedung 71, Tangerang
Lebih terperinciPERBANDINGAN DOSIS DAN KUALITAS GAMBAR RADIOGRAFI PANORAMIK KONVENSIONAL DENGAN RADIOGRAFI PANORAMIK DIGITAL
PERBANDINGAN DOSIS DAN KUALITAS GAMBAR RADIOGRAFI PANORAMIK KONVENSIONAL DENGAN RADIOGRAFI PANORAMIK DIGITAL SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran
Lebih terperinciANALISA PENGARUH GRID RASIO DAN FAKTOR EKSPOSI TERHADAP GAMBARAN RADIOGRAFI PHANTOM THORAX
Youngster Physics Journal ISSN : 3-737 Vol. 4, No., Januari 5, Hal 33-38 ANALISA PENGARUH GRID RASIO DAN FAKTOR EKSPOSI TERHADAP GAMBARAN RADIOGRAFI PHANTOM THORAX Aulia Narindra Mukhtar dan Heri Sutanto
Lebih terperinciDhahryan 1, Much Azam 2 1) RSUD 2 )Laboratorium Fisika Atom dan Nuklir Jurusan Fisika UNDIP
Pengaruh Teknik Tegangan Tinggi Terhadap Entrasce Skin Exposure( ESE ) dan Laju Paparan Radiasi Hambur Pada Pemeriksaan Abdomen Dhahryan 1, Much Azam 2 1) RSUD 2 )Laboratorium Fisika Atom dan Nuklir Jurusan
Lebih terperinciZulfikar Sembiring, M.kom
Zulfikar Sembiring, M.kom Berdasarkan Data yang Diolah Berdasarkan Ukurannya Analog Computer Digital Computer Hybrid Computer Mainframe Minicomputer Microcomputer 2 2 Komputer apapun jenisnya, selalu memiliki
Lebih terperinciSCANER KELAS A SEMESTER III JURUSAN D3 MANAJEMEN INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA OLEH:
SCANER OLEH: 1. I Made Suryana Dwipa ( 1205021030 ) 2. I Nyoman Agus Setyawan ( 1205021016 ) 3. Ida Bagus Putu Yoga Adnyana ( 1205021034 ) KELAS A SEMESTER III JURUSAN D3 MANAJEMEN INFORMATIKA FAKULTAS
Lebih terperinciStruktur dan Fungsi Komputer
Apa itu Komputer Istilah komputer mempunyai arti yang luas dan berbeda bagi setiap orang. Istilah komputer (computer) diambil dari bahasa Latin computare yang berarti menghitung (to compute atau to reckon).
Lebih terperinciKelompok 13. Materi : Monitor (LCD + Touch Screen) Okik Surikno ( ) Yuhda Arufiyanto ( ) Daryono ( ) Pengertian Monitor
Kelompok 13 Materi : Monitor (LCD + Touch Screen) Nama Anggota : Okik Surikno (1311022041) Yuhda Arufiyanto (1315022060) Daryono (1300022011) Pengertian Monitor Monitor adalah output device / alat keluaran
Lebih terperinciElektronika Kedokteran CT Scanner
Tugas Makalah CT Scanner Elektronika Kedokteran CT Scanner Nama : Putri Ramadhani Stb : D411 03 020 JURUSAN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2006 CT Scanner Pengertian Computer Tomography
Lebih terperinciPerangkat Output Komputer
Computer Output Perangkat Output Komputer Grafik dan VGA Jenis grafik yang ditampilkan oleh komputer? Sebelum melihat peralatan yang digunakan untuk menampilkan, perlu dimengerti jenis image yang bisa
Lebih terperinciSistem Input Output Komputer
Sistem Input Output Komputer Laura Belani Nudiyah Laura.belani17@gmail.com Abstrak Alat input adalah alat-alat yang berfungsi untuk memasukan data atau perintah dari luar sistem ke dalam suatu memori dan
Lebih terperinciKALIBRASI AKUISISI CITRA PESAWAT SINAR-X PORTABLE DIG 1100
KALIBRASI AKUISISI CITRA PESAWAT SINAR-X PORTABLE DIG 1100 Fitri Suryaningsih, Andeka Tris Susanto PRFN-BATAN, Kawasan Puspiptek Gd 71, Tangerang Selatan - 15310 fitri_sn@batan.go.id ABSTRAK KALIBRASI
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG UJI KESESUAIAN PESAWAT SINAR-X RADIOLOGI DIAGNOSTIK DAN INTERVENSIONAL
KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG UJI KESESUAIAN PESAWAT SINAR-X RADIOLOGI DIAGNOSTIK DAN INTERVENSIONAL DENGAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar belakang. Dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. yang semakin meningkat seiring dengan perkembangan ilmu
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar belakang Dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari yang semakin meningkat seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, manusia tidak akan pernah lepas
Lebih terperinciPENGARUH GRID(KISI) LINIER TERHADAP KETAJAMAN DAN DENSITAS GAMBAR FILM RONTGEN PADA PEMOTOAN SCHEDEL LATERAL
PENGARUH GRID(KISI) LINIER TERHADAP KETAJAMAN DAN DENSITAS GAMBAR FILM RONTGEN PADA PEMOTOAN SCHEDEL LATERAL SKRIPSI Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar sarjana sains SURYA
Lebih terperinciPerangkat Input Output
Perangkat Input Output Deris stiawan Ilkom.unsri.ac.id Pendahuluan Perangkat Keras (H/W) sebagai sub sistem dari sistem komputer juga mempunyai komponen, komponen alat masukan (input devices), komponen
Lebih terperinciAPLIKASI TEKNIK PENGOLAHAN CITRA DIGITAL PADA DOMAIN SPASIAL UNTUK PENINGKATAN KUALITAS CITRA SINAR-X
TUGAS AKHIR APLIKASI TEKNIK PENGOLAHAN CITRA DIGITAL PADA DOMAIN SPASIAL UNTUK PENINGKATAN KUALITAS CITRA SINAR-X Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Pada
Lebih terperinciOleh : Aris Triyanto ( ) Edy Riswanto ( ) Adhi Nugroho ( )
Oleh : Aris Triyanto (11111073) Edy Riswanto (11111078) Adhi Nugroho (11111080) Secara fisik, Komputer terdiri dari beberapa komponen yang merupakan suatu sistem. Sistem adalah komponen-komponen yang saling
Lebih terperinciALAT INPUT. Terminal dapat digolongkan sebagai berikut :
ALAT INPUT Alat input adalah alat yang digunakan untuk menerima input. Input adalah energi yang dimasukkan kedalam system. Input dibagi dua, dapat berupa : Signal input : energi yang akan diolah oleh system
Lebih terperinciHUBUNGAN TEGANGAN DAN CITRA RADIOGRAFI REAL TIME PADA PESAWAT SINAR-X RIGAKU RADIOFLEX-250EGS3
SDM TEKNOLOGI SEMINAR NASIONAL NUKLIR VII YOGYAKARTA, 16 NOVEMBER 2011 HUBUNGAN TEGANGAN DAN CITRA RADIOGRAFI REAL TIME PADA PESAWAT SINAR-X RIGAKU RADIOFLEX-250EGS3 Zaenal Abidin, Muhamad Isa, Tri Wulan
Lebih terperinciPENGUJIAN LINIERITAS KELUARAN PEMBANGKIT ARUS SINAR X MENGGUNAKAN STEPWEDGE SKRIPSI. Evi Yusita Nim
PENGUJIAN LINIERITAS KELUARAN PEMBANGKIT ARUS SINAR X MENGGUNAKAN STEPWEDGE SKRIPSI Evi Yusita Nim. 080921004 DEPARTEMEN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lebih terperinciUJI KESESUAIAN PESAWAT CT-SCAN MEREK PHILIPS BRILIANCE 6 DENGAN PERATURAN KEPALA BAPETEN NOMOR 9 TAHUN 2011
UJI KESESUAIAN PESAWAT CT-SCAN MEREK PHILIPS BRILIANCE 6 DENGAN PERATURAN KEPALA BAPETEN NOMOR 9 TAHUN 2011 Ivonne Chirsnia 1, Dian Milvita 1, Heru Prasetio 2, Helfi Yuliati 2 1 Jurusan Fisika FMIPA Universitas
Lebih terperinciPengaruh Kecepatan Penguatan Lembar Penguat Terhadap Densitas Radiograf
Berkala Fisika ISSN : 1410-966 Vol. 6, No. 3, Juli 003, hal. 63-70 Pengaruh Kecepatan Penguatan Lembar Penguat Terhadap Densitas Radiograf Darmini 1, Ngurah Ayu dan Muhammad Nur 3,4 1. Politeknik Kesehatan
Lebih terperinciAdobe Photoshop CS3. Bagian 2 Bekerja dalam Photoshop
Adobe Photoshop CS3 Bagian 2 Bekerja dalam Photoshop Mengapa Photoshop? Adobe Photoshop adalah perangkat lunak yang menjadi standar dalam industri digital imaging. Sekarang, memiliki keahlian dalam menggunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan sinar X telah lama dikenal dalam bidang kedokteran umum maupun kedokteran gigi sebagai suatu alat yang sangat membantu dalam suatu diagnosa penyakit gigi.
Lebih terperinciPengaruh Faktor Eksposi dengan Ketebalan Objek pada Pemeriksaan Foto Thorax Terhadap Gambaran Radiografi
Pengaruh Faktor Eksposi dengan Ketebalan Objek pada Pemeriksaan Foto Thorax Terhadap Gambaran Radiografi Ayu Wita Sari 1* dan Enggel Fransiska 2 Intisari Telah dilakukan penelitian tentang hubungan faktor
Lebih terperinciPERKIRAAN DOSIS PASIEN PADA PEMERIKSAAN DENGAN SINAR-X RADIOGRAFI UMUM. RUSMANTO
PERKIRAAN DOSIS PASIEN PADA PEMERIKSAAN DENGAN SINAR-X RADIOGRAFI UMUM RUSMANTO r.rusmanto@bapeten.go.id 081 225 228 02 1 Proteksi Radiasi pada Pasien (1/2) Proteksi radiasi pada pasien ada beberapa tahapan
Lebih terperinciPERANCANGAN PERANGKAT SINAR-X DIGITAL UNTUK DIAGNOSIS MEDIS
PERANCANGAN PERANGKAT SINAR-X DIGITAL UNTUK DIAGNOSIS MEDIS I Putu Susila, Sukandar, Leli Yuniarsari dan Ferry Suyatno PRPN BATAN, Kawasan PUSPIPTEK, Gedung 71, Tangerang Selatan, 15310 ABSTRAK. PERANCANGAN
Lebih terperinciKUALITAS GAMBAR RADIOGRAFI KONVENSIONAL
REFERAT KUALITAS GAMBAR RADIOGRAFI KONVENSIONAL OLEH : Budi Windarta PEMBIMBING : dr. Bambang Purwanto Utomo, Sp Rad. PPDS I RADIOLOGI FKUGM YOGYAKARTA 2014 1 PENDAHULUAN 1 KUALITAS RADIOGRAF YG TINGGI
Lebih terperinciPendeteksian Tepi Citra CT Scan dengan Menggunakan Laplacian of Gaussian (LOG) Nurhasanah *)
Pendeteksian Tepi Citra CT Scan dengan Menggunakan Laplacian of Gaussian (LOG) Nurhasanah *) *) Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Tanjungpura Abstrak CT scan mampu menghasilkan citra organ internal (struktur
Lebih terperinciANALISIS HOMOGENITAS BAHAN ACRYLIC DENGAN TEKNIK RADIOGRAFI SINAR-X
Jurnal Fisika Vol. 1 No. 1, Mei 2011 29 ANALISIS HOMOGENITAS BAHAN ACRYLIC DENGAN TEKNIK RADIOGRAFI SINAR-X Susilo 1, W. S. Budi 2, Kusminarto 3 1 Jurusan Fisika, FMIPA UNNES, Kampus UNNES Sekaran, Semarang
Lebih terperinciPengantar Komputer. Sistem Komputer. Salhazan Nasution, S.Kom
Pengantar Komputer Sistem Komputer Salhazan Nasution, S.Kom Sistem Komputer 2 Sistem Komputer Sistem komputer adalah elemen elemen yang terkait untuk menjalankan suatu aktifitas dengan menggunakan komputer.
Lebih terperinciPENGANTAR TEKNOLOGI INFORMASI
PENGANTAR TEKNOLOGI INFORMASI PENGERTIAN TEKNOLOGI DAN INFORMASI TEKNOLOGI SUATU ALAT YANG DICIPTAKAN OLEH MANUSIA YANG DIGUNAKAN UNTUK MEMUDAHKAN PEKERJAAN MANUSIA. HASIL PERKEMBANGAN DARI ILMU PENGETAHUAN
Lebih terperinciPENGARUH JARAK TABUNG SINAR-X DENGAN FILM TERHADAP KESESUAIAN BERKAS RADIASI PADA PESAWAT X-RAY SIMULATOR DI INSTALASI RADIOTERAPI RSUD DR
PENGARUH JARAK TABUNG SINAR-X DENGAN FILM TERHADAP KESESUAIAN BERKAS RADIASI PADA PESAWAT X-RAY SIMULATOR DI INSTALASI RADIOTERAPI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA Feni Fitriyani 1, Suharyana 1, Muhtarom 2
Lebih terperinciPengantar Pengolahan Citra. Ade Sarah H., M. Kom
Pengantar Pengolahan Citra Ade Sarah H., M. Kom Pendahuluan Data atau Informasi terdiri dari: teks, gambar, audio, dan video. Citra = gambar adalah salah satu komponen multimedia yang memegang peranan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tenaga kesehatan membutuhkan cara untuk mendukung pekerjaan agar terlaksana
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan berkembangnya zaman dan teknologi kesehatan, banyak tenaga kesehatan membutuhkan cara untuk mendukung pekerjaan agar terlaksana secara lebih cepat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. jumlah kebutuhan akan pelayanan radiologi yang berkualitas dengan jumlah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Teleradiologi muncul dilatarbelakangi oleh adanya kesenjangan antara jumlah kebutuhan akan pelayanan radiologi yang berkualitas dengan jumlah spesialis radiologi.
Lebih terperinciRESPON PHOTOSTIMULABLE PHOSPHOR (PSP) PADA COMPUTED RADIOGRAPHY TERHADAP AKURASI TEGANGAN TABUNG DAN LINIERITAS KELUARAN PESAWAT SINAR-X
Youngster Physics Journal ISSN : 2303-7371 Vol. 3, No. 3, Juli 2014, Hal 197-202 RESPON PHOTOSTIMULABLE PHOSPHOR (PSP) PADA COMPUTED RADIOGRAPHY TERHADAP AKURASI TEGANGAN TABUNG DAN LINIERITAS KELUARAN
Lebih terperinciPENENTUAN FAKTOR EKPOSI PADA PEMBANGKIT SINAR-X KONVENSIONAL DENGAN MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY
(Santoso, dkk.) PENENTUAN FAKTOR EKPOSI PADA PEMBANGKIT SINAR-X KONVENSIONAL DENGAN MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY Sugeng Santoso 1*, M. Haddin 1, Eka Nuryanto 1, Ary Sulistyo Utomo 2 1 Jurusan Magister Teknik
Lebih terperinciKARAKTERISASI FLAT- PANEL DETECTOR UNTUK PESAWAT SINAR-X DIGITAL
KARAKTERISASI FLAT- PANEL DETECTOR UNTUK PESAWAT SINAR-X DIGITAL I Putu Susila 1, Wiranto Budi Santoso 1 dan Istofa 1 1 Pusat Rekayasa Perangkat Nuklir - BATAN, Kawasan Puspiptek Serpong Gd. 71 Lt. 2,
Lebih terperinciANALISA PENGARUH FAKTOR EKSPOSI TERHADAP ENTRANCE SURFACE AIR KERMA (ESAK)
Youngster Physics Journal ISSN : 232-737 Vol. 3, No. 4, Oktober 24, Hal 27-278 ANALISA PENGARUH FAKTOR EKSPOSI TERHADAP ENTRANCE SURFACE AIR KERMA (ESAK) Muhammad Irsal, Eko Hidayanto dan Zaenal Arifin
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. bagian penting untuk dapat mengetahui sifat aliran fluida pada medium berpori.
16 BAB III METODOLOGI 3.1 Metode Serial Sectioning Pengetahuan tentang struktur pori tiga dimensi secara komputasi menjadi bagian penting untuk dapat mengetahui sifat aliran fluida pada medium berpori.
Lebih terperinci