PENGOLAHAN PISANG MENJADI KERIPIK PISANG BALADO UNTUK MENINGKATKAN NILAI JUAL PROPOSAL PROYEK USAHA MANDIRI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGOLAHAN PISANG MENJADI KERIPIK PISANG BALADO UNTUK MENINGKATKAN NILAI JUAL PROPOSAL PROYEK USAHA MANDIRI"

Transkripsi

1 PENGOLAHAN PISANG MENJADI KERIPIK PISANG BALADO UNTUK MENINGKATKAN NILAI JUAL PROPOSAL PROYEK USAHA MANDIRI OLEH : YULIANTI PROGRAM STUDI AGRIBISNIS PERTANIAN JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PANGAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PAYAKUMBUH 2017

2 PENGOLAHAN PISANG MENJADI KERIPIK PISANG BALADO UNTUK MENINGKATKAN NILAI JUAL PROPOSAL PROYEK USAHA MANDIRI OLEH : YULIANTI Proposal Proyek Usaha Mandiri diajukan sebagai salah satu syarat untuk melaksanakan kegiatan Proyek Usaha Mandiri pada Program Studi Agribisnis Pertanian Jurusan Budidaya Tanaman Pangan Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh PROGRAM STUDI AGRIBISNIS PERTANIAN JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PANGAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PAYAKUMBUH 2017

3 KATA PENGANTAR Puji dan Syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT. karena atas Rahmat dan Karunia-Nyalah, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan proposal Proyek Usaha Mandiri (PUM) yang berjudul Pengolahan Pisang Menjadi Keripik Pisang Balado Untuk Meningkatkan Nilai Jual. Proposal ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan mata ajaran Proyek Usaha Mandiri (PUM) pada semester V Program Studi Agribisnis Pertanian Jurusan Budidaya Tanaman Pangan Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh. Dalam menyelesaikan proposal ini penulis banyak menemukan kesulitan-kesulitan, namun berkat bantuan dan bimbingan serta dorongan dari berbagai pihak maka penulis telah dapat menyelesaikan proposal ini dengan baik, oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada: 1. Orang tua dan seluruh keluarga yang telah memberikan dukungan dan motivasi baik secara moril ataupun materil. 2. Ibu Ir. Gusmalini, M.Si selaku direktur Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh 3. Bapak Ir. Setya Dharma, M.Si selaku Ketua Jurusan Budidaya Tanaman Pangan Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh 4. Ibu Sri Nofianti, SP,M.Si selaku Ketua Program Studi Agribisnis 5. Bapak Hidayat Raflis, SP, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang sangat banyak memberikan masukan-masukan dan arahan kepada penulis. 6. Semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan Proposal PUM ini.

4 Bantuan dari semuanya sangat bermanfaat dan membantu penulis dalam penyelesaian Proposal ini. Oleh karena itu penulis berdoa semoga segala bantuan dan pertolongan yang telah diberikan kepada penulis menjadi amal ibadah dan mendapatkan pahala disisi Allah SWT, Amin. Dalam penulisan proposal ini penulis menyadari bahwa masih ada kekurangan dan kesalahan, semua ini disebabkan karena keterbatasan ilmu dan kemampuan yang penulis miliki. Oleh kerena itu, dengan kerendahan hati penulis mengharapkan kepada pembaca agar sudi memberikan kritikan dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan proposal ini. Terakhir hanya kepada Allah SWT. penulis berserah diri dan berharap semoga proposal ini bermanfaat untuk semua, dan bernilai ibadah disisinya, Amin. Tanjung Pati, 08 Juni 2017 Y

5 DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR LAMPIRAN... viii I. PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan Manfaat Ekonomi Manfaat Sosial... 3 II. TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Umum Pisang Prospek Pasar Keripik Pisang Tinjauan Umum Keripik Pisang Balado Nilai Jual... 8 III. METODOLOGI PELAKSANAAN Tempat dan Waktu Pelaksanaan Data dan Sumber Data Variabel yang Diukur Pendapatan (Revenue) Biaya R/C Ratio Laba BEP Skedul Pelaksanaan PUM IV. ASPEK PASAR Produk Wilayah Pemasaran Segmentasi Pasar dan Target Pasar Analisis Pasar Potensi Permintaan Potensi Penawaran Peluang Pasar Pangsa Pasar Strategi Pemasaran (Marketing Mix) V. ASPEK PRODUKSI Proses Produksi Skema/Bagan Alur Proses Produksi Tahapan Proses Produksi iii v

6 5.2 Layout Proses Produksi Skedul Proses Produksi Rencana Produksi VI. ASPEK FINANSIAL Rencana Biaya Produksi Investasi (Biaya Pembelian Alat) Rencana Biaya Penyusutan Alat Rencana Biaya Bahan Rencana Biaya Tenaga Kerja Rencana Biaya Lain-Lain Rekapitulasi Biaya Rencana Produksi dan Pendapatan Produksi Pendapatan Analisis Biaya dan Pendapatan Laporan Laba/Rugi Analisis Finansial DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

7 DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Formulasi bahan untuk membuat keripik pisang balado Skedul pelaksanaan Proyek Usaha Mandiri Jumlah penduduk Kecamata Harau tahun umur tahun Proyeksi jumlah penduduk Kecamatan Harau pada tahun umur tahun Proyeksi permintaan produk keripik pisang di Kecamatan Harau tahun Proyeksi penawaran keripik pisang balado di kecamatan Harau tahun Proyeksi peluang pasar keripik pisang balado di Kecamatan Harau pada tahun Pangsa pasar keripik pisang balado tahun Rencana jadwal kegiatan PUM 1 minggu (1 x produksi) Rencana produksi keripik pisang balado dalam satu kali periode (3 bulan) Rencana biaya pembelian alat untuk pengolahan keripik pisang balado Rencana biaya penyusutan alat dalam pengolahan keripik pisang balado dalam satu periode Proyek Usaha Mandiri (3 bulan) Rencana biaya bahan yang dibutuhkan untuk keripik pisang balado selama periode PUM Rencana biaya tenaga kerja pada keripik pisang balado dalam satu periode PUM (3 bulan) Rencana biaya lain-lain yang dibutuhkan dalam satu periode PUM Rekapitulasi biaya yang dibutuhkan dalam satu periode PUM (3 bulan) Rencana produksi untuk satu periode PUM (3 bulan) Rencana pendapatan untuk satu periode produksi dan satu periode

8 PUM melalui saluran pemasaran langsung dan tidak langsung Proyeksi laporan laba rugi selama satu periode PUM (3 bulan) Permintaan keripik pisang perbulan di Kecamatan Harau Proyeksi jumlah penduduk di Kecamatan Harau Data penawaran keripik pisang di beberapa toko sanjai di Kecamatan Proyeksi penawaran keripik pisang balado di Kecamatan Harau tahun

9 DAFTAR GAMBAR Nomor Halaman 1. Label kemasan keripik pisang balado Alur pemasaran produk keripik pisang balado Bagan alur produksi pembuatan keripik pisang balado Layout proses produksi keripik pisang balado... 29

10 DAFTAR LAMPIRAN Nomor Halaman 1. Data konsumsi keripik pisang di Kecamatan Harau Proyeksi permintaan keripik pisang balado di Kecamatan Harau tahun Penawaran keripik pisang di Kecamatan Harau Proyeksi penawaran keripik pisang balado di Kecamatan Harau

11 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat besar dalam pertumbuhan ekonomi negara terutama negara yang bercorak agraris seperti Indonesia. Salah satu peranan sektor pertanian tersebut adalah peningkatan nilai tambah pada pengolahan produk pertanian, misalnya dengan cara mengawetkan produk pertanian menjadi produk olahan yang lebih tahan lama dan siap dikonsumsi oleh konsumen. Hal ini disebabkan karena produk pertanian merupakan produk yang tidak tahan lama dan mudah rusak. Pisang (Musa paradisiaca L) adalah salah satu buah yang digemari oleh sebagian besar penduduk dunia. Pisang adalah salah satu buah unggulan Indonesia yang merupakan negara beriklim tropis. Tanaman pisang ini dapat tumbuh dengan baik di daerah beriklim tropis. Oleh karena itu mudah untuk menemukan buah pisang disetiap waktu (Hastuti, 2013). Perkembangan produksi pisang di Indonesia selalu mengalami peningkatan setiap tahunnya. Hal ini dapat dilihat dari produksi pisang tahun 2012 sebesar ton, tahun 2013 sebesar ton dan tahun 2014 sebesar ton (Atmojo dan Promosiana, 2015). Melimpahnya pisang di Indonesia menjadikan buah ini memiliki nilai ekonomis rendah, untuk meningkatkan nilai ekonomis dari buah pisang dapat dibuat berbagai macam produk olahan yang sekaligus menjadi salah satu cara untuk mempertahankan daya simpan buah pisang (Mayasari, 2017). Selain jumlahnya yang melimpah jenisnya pun beraneka, mulai dari pisang ambon, pisang kepok, pisang raja, pisang jantan, pisang kapas, dan lain

12 sebagainya. Pisang pada umumnya dikonsumsi dalam keadaan segar dan dalam bentuk olahan. Buah pisang dapat diolah menjadi makanan dan minuman yang enak, seperti keripik, sale, kue, stik dan sari buah. Hal ini membuat para pengusaha tergerak untuk mengolah pisang menjadi makanan yang disukai oleh konsumen. Keripik merupakan suatu cemilan yang banyak digemari orang, selain rasanya yang enak harganya juga terjangkau dan mudah ditemukan di daerah mana saja (Setya, dkk. 2013). Di daerah yang sudah memiliki teknologi tinggi dapat menyediakan keripik yang beraneka rasa dengan kemasan yang sudah bagus dan menarik. Dengan banyaknya produk yang ditawarkan oleh produsen kepada masyarakat maka persaingan didalam industri ini semakin tajam. Akibatnya produsen dituntut untuk melakukan inovasi-inovasi produk yang berbeda dari pesaing tersebut untuk merebut minat konsumen dan menguasai pasar. Di Kecamatan Harau banyak yang menjual produk keripik pisang namun hanya menjual keripik pisang dengan bentuk biasa, tidak adanya variasi produk seperti penambahan rasa dan bentukbentuk keripik pisang yang menarik perhatian konsumen untuk membelinya. Jenis keripik pisang yang banyak dijual di Kecamatan Harau yaitu keripik pisang rasa manis dan rasa asin. Sedangkan masyarakat di Kecamata Harau lebih menyukai rasa pedas, oleh karena itu timbul ide untuk mengolah pisang menjadi keripik pisang balado. Dengan adanya produk keripik pisang balado yang memiliki rasa yang berbeda dengan keripik pisang biasanya maka produk ini akan menjadi salah satu cemilan yang digemari konsumen.

13 1.2 Tujuan Adapun tujuan dari pelaksanaan Proyek Usaha Mandiri (PUM) ini adalah : 1. Menganalisis kelayakan usaha keripik pisang balado 2. Menghitung peningkatan nilai jual pisang yang diolah menjadi keripik pisang balado 3. Sebagai dasar untuk membuat rencana bisnis keripik pisang balado yang layak dan dapat diaplikasikan. 1.3 Manfaat Ekonomi Manfaat ekonomi dari pengembangan produk pisang menjadi olahan keripik pisang balado ini adalah untuk meningkatkan pendapatan masyarakat yang bergerak dibidang usaha keripik pisang, terutama pada industri kecil seperti rumah tangga yang juga bergerak dalam usaha keripik pisang. Manfaat ekonomi lainnya adalah dapat meningkatkan pendapatan petani pisang dengan menjalin kerjasama dengan para industri pengolah pisang menjadi keripik pisang. Dengan demikian akan menjadi suatu hubungan kerjasama yang saling menguntungkan bagi petani ataupun pebisnis keripik pisang. 1.4 Manfaat Sosial Dengan diusahakannya pengolahan pisang menjadi keripik pisang balado ini tentunya akan menyerap lebih banyak tenaga kerja, sehingga tingkat pengangguran di Kabupaten Lima Puluh Kota dapat dikurangi. Dan hal ini juga akan mampu mengangkat tarif hidup masyarakat menjadi lebih baik, dan dengan berkembangnya usaha ini akan membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat.

14 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Pisang Pisang merupakan tanaman yang memiliki banyak kegunaan, mulai dari buah, batang, daun, kulit hingga bonggolnya. Tanaman pisang yang merupakan suku musaceae termasuk tanaman yang besar memanjang. Tanaman pisang sangat menyukai sekali daerah yang beriklim tropis panas dan lembab terlebih didataran rendah. Pisang dapat ditemui di kawasan Asia Tenggara, seperti Malaysia, Indonesia. Pisang dapat berbuah sepanjang tahun pada daerah dengan hujan merata sepanjang tahun. Pisang merupakan salah satu buah yang banyak tumbuh di Indonesia. Negara Indonesia merupakan salah satu negara yang dikenal sebagai produsen pisang dunia. Indonesia telah memproduksi sebanyak 6,20 % dari total produksi dunia, 50 % produksi pisang Asia berasal dari Indonesia (Satuhu dan Supriyadi, 2008). Dari hasil berbagai penelitian diketahui bahwa buah pisang mengandung gizi yang sangat baik. Di dalam buahnya terdapat energi yang cukup tinggi dibandingkan buah-buahan yang lain. Pisang kaya mineral seperti kalium, magnesium, fosfor, besi dan kalsium (Sanjaya, 2015). Hampir semua buah pisang memiliki kulit berwarna kuning ketika matang, meskipun ada beberapa yang berwarna jingga, merah, hijau, ungu, atau bahkan hampir hitam. Klasifikasi tumbuhan pisang adalah sebagai berikut (Agroteknologi, 2017) :

15 Kingdom Sub Kingdom Infra Kingdom Super Divisi Divisi Kelas Sub Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Plantae (Tumbuhan) : Tracheobionta (Tumbuhan Berpembuluh) : Streptophyta (Tumbuhan Darat) : Spermatophyta (Tumbuhan Berbiji) : Magnoliophyta (Tumbuhan Berbunga) : Liliopsida (Tumbuhan Monokotil) : Commelinidae : Zingiberales : Musaceae : Musa : Musa Paradisiacal Buah merupakan hasil utama pisang yang dapat dimakan langsung atau dimasak dahulu sebelum dimakan. Buah pisang dapat digunakan sebagai makanan pencuci mulut. Mengkonsumsi pisang secara rutin dapat memberikan banyak manfaat bagi kesehatan tubuh. Kandungan dan manfaat buah pisang bagi tubuh (Hastuti, 2013) : 1. Pisang sebagai sumber tenaga Kandungan gula dalam pisang sangat mudah dicerna untuk diubah menjadi tenaga. Terdapat 200 kalori pada setiap pisang dengan serat 225 g. 2. Pisang sebagai sumber serat.

16 Pada setiap 225 g pisang terdapat 6 g serat. Dengan demikian, 23 % serat harian akan terpenuhi bila mengonsumsi 225 g pisang. Keberadaan kandungan serat ini akan menjadikan usus tetap sehat. 3. Banyak mengandung vitmin C, B6, dan A. B6 berfungsi untuk mengurangi kadar gula dalam darah, sedangkan vitamin A untuk kesehatan mata. 4. Mengandung kalium, mineral, kalsium, magnesium, potasium, dan zat besi. Kalium berfungsi untuk mencegah risiko tekanan darah tinggi, membantu melancarkan peredaran darah dalam tubuh, dan meningkatkan fungsi ginjal. Bersama dengan vitamin A, kalium juga dapat mencegah kulit kita menjadi kering, sedangkan fungsi zat besi dalam pisang, yaitu untuk menurunkan risiko terkena anemia. Zat besi ini dapat membuat hemoglobin stabil. 2.2 Prospek Pasar Keripik Pisang Sektor pertanian di Indonesia masih memiliki banyak peluang yang masih bisa digali. Meskipun sekarang sektor industri lebih diutamakan, perkembangan sektor pertanian tidak lepas sebagai pendukung yang kokoh. Perekonomian yang tanggu harus didukung oleh sektor pertanian yang kokoh, maka harus ada kerja sama dibidang-bidang yang berkaitan. Salah satu sektor industri yaitu bergerak di bidang pengolahan pangan atau sekarang lebih dikenal dengan agroindustri. Menurut Awami (2013), agroindustri mampu meningkatkan pendapatan para pelaku agribisnis, mampu meningkatkan perolehan devisa, dan mampu mendorong industri lain.

17 Menurut Aji (2012), keripik pisang merupakan produk agroindustri yang dapat dikembangkan dengan cara memberikan variasi rasa sehingga meningkatkan kemanfaatannya dan meningkatkan nilai jualnya, pengolahan keripik pisang juga mudah didapatkan bahan bakunya. 2.3 Tinjauan Umum Keripik Pisang Balado Keripik pisang adalah makanan olahan dari buah pisang yang diiris tipis kemudian digoreng menggunakan minyak hingga buah pisang berubah warna dan teksturnya menjadi renyah. Tujuan pengolahan pisang menjadi kripik pisang adalah untuk memberikan nilai tambah dan meningkatkan atau memperpanjang manfaat dari buah pisang (Aulia, 2013). Keripik pisang balado merupakan keripik pisang dengan penambahan rasa balado setelah proses penggorengan. Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan keripik pisang balado adalah buah pisang, minyak goreng, garam, cabe, gula, bawang putih. Tabel 1. Formulasi bahan untuk membuat keripik pisang balado No Bahan Satuan Jumlah Pisang Bawang putih Garam Cabai bubuk Gula bubuk Peterseli kering kg sdm sdt sdm g sdm 2, Sumber :Diana, 2016 Langkah-langkah pembuatan keripik pisang balado adalah sebagai berikut : 1. Masukkan cabai bubuk, peterseli, gula bubuk, garam, dan bawang putih bubuk ke dalam kantong

18 2. Siapkan air dan garam di mangkuk besar. Iris-iris pisang ke dalamnya menggunakan mandolin slicer agar langsung terendam. Rendam hingga lendirnya luruh (± 30 menit), tiriskan. 3. Goreng pisang dalam minyak banyak dan panas dengan api sedang sambil diaduk hingga berwarna keemasan. Angkat, lalu tiriskan. 4. Setelah pisang tidak panas lagi, masukkan ke dalam plastik berisi cabaipeterseli. Goyang-goyangkan hingga rata dan sajikan. 2.4 Nilai Jual Nilai adalah suatu alat yang mengukur dan memberikan ukuran untuk apa yang sudah kita lakukan. Nilai menjadi sangat penting karena dapat membandingkan satu hal dengan hal yang lainnya yang sama. Hal ini juga berlaku untuk produk yang dijual. Nilai yang terkandung dalam suatu produk akan sangat berpengaruh terhadap nilai jual dipasaran nantinya. Nilai jual suatu produk dapat dilihat pada harga, berat, ukuran dan kualaitas produk tersebut. Nilai jual produk juga dapat diartikan sebagai harga rata-rata jual beli yang diperoleh dari suatu produk atau sejumlah uang yang diterima dari penjualan suatu produk. Sementara peningkatan nilai jual suatu produk dapat dilihat dari tingkat keuntungan yang diperoleh dari produk tersebut (Deni, 2017). Konsep value added merupakan analisis nilai tambah yang dimulai dari saat pembelian bahan baku sampai dengan produk jadi. Konsep value added menekankan pada penambahan nilai produk selama proses didalam perusahaan. Semua biaya yang non-value added akan dihilangkan dan perusahaan fokus pada hal-hal yang mempunyai nilai pada produk (Anonim, 2012).

19 III. METODOLOGI PELAKSANAAN 3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Proyek Usaha Mandiri (PUM) ini akan dilaksanakan di komplek SMA 1 Harau, Kecamatan Harau, Kabupaten Lima Puluh Kota. Pelaksanaan Proyek Usaha Mandiri ini direncanakan selama tiga bulan yang dimulai dari minggu keempat Agustus sampai dengan minggu ketiga November Data dan Sumber Data Data yang diperlukan yaitu data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari pengamatan langsung di lapangan mengenai ketersediaan bahan baku, pesaing usaha, serta mengenai permintaan dan penawaran produk keripik pisang manis maupun keripik pisang asin di daerah Tanjung Pati Kecamatan Harau. Sedangkan Untuk data sekunder merupakan studi literatur dari berbagai sumber seperti perpustakaan maupun sumber-sumber bacaan lainnya, seperti data jumlah penduduk Kecamatan Harau yang diperoleh dari BPS Kabupaten Lima Puluh Kota. 3.3 Variabel yang Diukur Variabel yang diukur dalam rencana Proyek Usaha Mandiri ini adalah: Pendapatan (Revenue) Pendapatan adalah total jumlah penjualan atau pendapatan yang akan diperoleh untuk satu periode atau satu musim dengan melihat produksi dan harga dari produk. Pendapatan dapat diperoleh dari penjualan, penghasilan jasa, bunga,

20 dividen, royalti dan sewa. Pendapatan adalah seluruh penerimaan yang diperoleh dari jumlah barang yang terjual pada saat tingkat harga tertentu. Analisa pendapatan dilakukan dengan memproyeksikan jumlah pendapatan yang akan diperoleh dalam satu periode dengan melihat volume produksi dan harga produk tersebut. Keterangan : TR = Total revenue (Total pendapatan) P Q = Price (Harga) = Quantity ( Jumlah Produksi) Biaya Biaya merupakan pengorbanan ekonomi dalam jangka waktu tertentu untuk memperoleh pendapatan atau penghasilan yang diukur dalam satuan uang untuk mencapai sebuah tujuan. Pengorbanan ekonomi yang dimaksud adalah pengorbanan yang telah terjadi (expired) dan pengorbanan yang kemungkinan akan terjadi (unexpired). Biaya dikelompokkan terlebih dahulu berdasarkan bentuk atau jenis pengeluarannya agar pada saat penjumlahannya lebih mudah. Rumus untuk menghitung biaya adalah : Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisaran volume kegiatan tertentu. Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan.

21 3.3.3 R/C Ratio Analisis R/C Ratio digunakan untuk mengukur layak atau tidaknya usaha yang akan dijalankan dengan cara membandingan antara penerimaan (Revenue) dengan biaya (cost). Rumus untuk menghitung R/C Ratio adalah: R/C Keterangan : R/C Ratio TR TC : Revenue / Cost Ratio (jika R/C ratio >1, layak) : Total Revenue / Total Penerimaan (Rp) : Total Cost / Total Biaya (Rp) Keterangan: 1. Jika R/C ratio > 1 artinya usaha tersebut layak dan menguntungkan untuk dijalankan. 2. Jika R/C ratio = 1 artinya nilai biaya yang dikeluarkan sama besar dengan penerimaan yang diterima atau usaha yang dijalankan dalam kondisi BEP 3. Jika R/C ratio < 1 artinya usah tersebut tidak layak untuk dijalankan karena biaya yang dikeluarkan lebih besar dari penerimaan Laba Laba diperoleh dari selisih antara hasil penjualan atau pendapatan dengan biaya yang dikeluarkan. Rumus untuk mengitung laba adalah: Keterangan : TR = Total Pendapatan ( Rp ) TC = Total Cost / Total Biaya Produksi ( Rp )

22 3.3.5 BEP BEP (Break Event Point) merupakan suatu kondisi dimana laba sama dengan nol atau sering disebut dengan pulang modal dan dengan kata lain, total penerimaan dengan total biaya bernilai sama atau pendapatan dibagi dengan biaya sama dengan satu. BEP terbagi menjadi 2 yaitu: a. BEP produksi BEP produksi merupakan jumlah produk yang akan diproduksi untuk memperoleh BEP. Tujuan dilakukannya analisis BEP produksi yaitu untuk melihat pada produksi berapa usaha agribisnis mengalami titik impas. Berikut ini adalah rumus BEP produksi : Keterangan : BEP = Break Event Point (kg) TC = Total Cost / Total Biaya Produksi ( Rp ) P = Price / Harga (Rp) b. BEP harga BEP harga merupakan harga produk yang akan dijual untuk memperoleh BEP. Tujuan dilakukannya analisis BEP harga yaitu untuk melihat pada harga berapa usaha agribisnis mengalami titik impas. Berikut ini adalah rumus untuk memperoleh BEP harga :

23 Keterangan : BEP = Break Event Point Q = Quantity / Jumlah Produksi (kg) TC = Total Cost / Total Biaya Produksi ( Rp ) 3.4 Skedul Pelaksanaan PUM Tabel 2. Skedul pelaksanaan Proyek Usaha Mandiri N o Kegiatan Bulan Agt Sept Okt Nov Minggu ke Penyediaan Alat 2 Penyediaan bahan baku 3 Pengolahan 4 Pemasaran 5 Pembuatan laporan PUM Keterangan: Tahap pelaksanaan yang akan dilakukan dalam Proyek Usaha Mandiri (PUM) ini adalah : 1. Penyediaan alat dilaksanakan hanya satu kali selama periode pelaksanaan PUM (selama 3 bulan), yaitu pada minggu keempat bulan Agustus Penyediaan bahan baku dilakukan satu kali dalam satu minggu, untuk periode pelaksanaan PUM (selama 3 bulan) penyediaan bahan baku dilakukan sebanyak 12 kali. Penyediaan bahan baku akan dilakukan pada hari Sabtu.

24 3. Pengolahan keripik pisang balado akan dilakukan tiap minggunya selama 3 bulan. Kegiatan ini dilaksanakan setelah alat dan bahan tersedia. 4. Pemasaran dilakukan setelah keripik pisang balado siap untuk dipasarkan. Pemasaran ini direncanakan pada setiap harinya selama periode Proyek Usaha Mandiri.

25 IV. ASPEK PASAR 4.1 Produk Produk yang akan dihasilkan adalah keripik pisang balado. Keripik pisang balado merupakan makanan cemilan yang berbahan dasar pisang yang diiris tipis dan digoreng dengan penambahan rasa balado. Bahan yang digunakan dalam pembuatan keripik pisang balado adalah buah pisang, minyak goreng, garam, cabe, gula, bawang putih. Dalam pembuatan keripik pisang balado, pisang yang digunakan adalah pisang jantan yang sudah tua. Keripik pisang balado akan dibungkus menggunakan plastik PP dengan berat 30 g dan 100 g. Harga yang akan ditawarkan untuk satu bungkus keripik pisang balado dengan berat 30 g yaitu Rp sedangkan untuk kemasan 100 g akan ditawarkan seharga Rp Wilayah Pemasaran Wilayah pemasaran untuk keripik pisang balado ini direncanakan didaerah Tanjung Pati, Sarilamak, dan sekitar lingkungan kampus Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh. Dari survei yang telah dilakukan pada daerah tersebut, didapatkan bahwa produsen yang memproduksi keripik pisang hanya memproduksi keripik pisang rasa manis, dan rasa asin. Jadi dapat dikatakan bahwa produk keripik pisang balado merupakan produk baru didaerah sekitar Tanjung Pati, dan Sarilamak. Produk ini akan dititipkan di beberapa kedai harian. Selain dititipkan di kedai-kedai harian produk ini juga akan dipasarkan secara langsung kepada konsumen.

26 4.3 Segmentasi Pasar dan Target Pasar Segmentasi pasar merupakan kegiatan membagi suatu pasar ke dalam kelompok yang berbeda-beda. Secara umum segmentasi pasar terdiri dari segmentasi atas dasar demografis, segmentasi atas dasar psikografis, dan segmentasi atas dasar geografis. Dalam hal ini segmentasi yang digunakan dalam memasarkan produk keripik pisang balado adalah segmentasi pasar berdasarkan demografis yaitu berdasarkan usia. Target pasar merupakan kelompok konsumen yang mempunyai ciri-ciri atau sifat hampir sama (homogen) yang dipilih perusahaan dan yang akan dicapai dengan strategi bauran pemasaran (marketing mix strategy). Dengan menetapkan target pasar, perusahaan dapat mengembangkan posisi produknya dan strategi bauran pemasaran untuk setiap target pasar tersebut. Dari Proyek Usaha Mandiri ini, target pasar untuk usaha keripik pisang balado ini adalah penduduk di Kecamatan Harau dalam rentang usianya adalah 10 tahun sampai 59 tahun. Dikarenakan anak-anak yang berusia dibawah 10 tahun belum dominan untuk mengonsumsi yang pedas-pedas. 4.4 Analisis Pasar Analisis pasar dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui berapa besar permintaan, penawaran, peluang pasar, dan pangsa pasar produk. Untuk mengetahui permintaan dilakukan survey terhadap konsumsi rumah tangga yaitu sebanyak 20 rumah tangga, dan untuk penawaran dilakukan survey ke toko-toko sanjai terdekat.

27 4.4.1 Potensi Permintaan Potensi permintaan dapat diketahui dari besarnya kebutuhan konsumen terhadap suatu produk. Potensi permintaan untuk keripik pisang balado dihitung berdasarkan permintaan di Kecamatan Harau yang dilihat dari jumlah konsumsi penduduk setiap tahunnya yang terus bertambah sehingga dapat diasumsikan bahwa permintaan terhadap produk yang akan dihasilkan juga akan bertambah. Permintaan pasar terhadap produk keripik pisang balado akan diprediksi dengan pertimbangan hasil survey rata-rata konsumsi masyarakat terhadap keripik pisang (rasa manis dan rasa asin) di Kecamatan Harau, karena merupakan produk terdekat atau subtitusi dari keripik pisang balado. Permintaan keripik pisang balado pada tahun dapat diketahui dengan melakukan perhitungan proyeksi jumlah penduduk di Kecamatan Harau untuk tahun tersebut. Proyeksi jumlah penduduk di Kecamatan Harau didapat dengan memproyeksikan data jumlah penduduk yang berumur tahun untuk 5 tahun sebelumnya. Proyeksi permintaan dengan menggunakan trend regresi linear dengan rumus : Y = a + bx Dimana Berdasarkan data BPS (2016) jumlah penduduk Kecamatan Harau yang berumur tahun pada tahun dapat dilihat pada tabel 3 berikut:

28 Tabel 3. Jumlah penduduk Kecamatan Harau tahun umur tahun Tahun Jumlah Penduduk (jiwa) Sumber. Badan Pusat Statistik Kabupaten Lima Puluh Kota (2016) Berdasarkan tabel 3 diatas, dapat ditentukan trend jumlah penduduk dengan menggunakan trend regresi linear (lampiran 2). Berdasarkan analisis trend terhadap jumlah penduduk di Kecamatan Harau tahun umur tahun diperoleh persamaan sebagai berikut Y =34.189, ,1X. Sehingga diproyeksikan jumlah penduduk tahun seperti tabel dibawah ini : Tabel 4. Proyeksi Jumlah Penduduk Kecamatan Harau pada tahun umur tahun Tahun Jumlah Penduduk (jiwa) Sumber : data diolah Untuk mengetahui jumlah konsumsi rata-rata dilakukan survey terhadap 20 rumah tangga dan didapatkan rata-rata konsumsi per tahun per orang sebesar 3,36 kg seperti yang dilihat pada lampiran 1. Jumlah permintaan produk keripik pisang balado dihitung dengan asumsi bahwa seluruh masyarakat Kecamatan Harau yang berumur tahun mengkonsumsi keripik pisang balado. Maka proyeksi permintaan akan keripik pisang balado disajikan pada tabel 5 berikut:

29 Tabel 5. Proyeksi permintaan produk keripik pisang balado di Kecamatan Harau tahun Tahun Rata-rata Proyeksi Jumlah Kebutuhan Permintaan Penduduk (Jiwa) (kg/tahun) (kg/tahun) , , , , , , , , , ,8 Sumber : data diolah Dari hasil proyeksi permintaan produk keripik pisang dapat diketahui bahwa permintaan akan keripik pisang terus meningkat dari tahun ketahun seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk. Dengan adanya peningkatan permintaan keripik pisang diharapkan produk keripik pisang balado bisa memenuhi permintaan cemilan yang berbahan baku pisang Potensi Penawaran Potensi penawaran diketahui dari hasil survei produsen yang membuat produk keripik pisang baik itu keripik pisang manis maupun keripik pisang asin di Kecamatan Harau. Data penawaran keripik pisang yang diasumsikan dari toko sanjai yang berjumlah 13, kemudian diambil 3 sampel toko sanjai. Perhitungan proyeksi penawaran keripik pisang sebesar 10% sebanyak penjualan per minggu dalam setahun. Hal ini dikarenakan pada saat melakukan survey produsen keripik pisang tidak memiliki data jumlah produksi keripik pisang di tahun sebelumnya, namun hanya tersedia data untuk tahun 2016 yaitu kg (lampiran 3). Dengan demikian untuk menentukan proyeksi penawaran keripik pisang di Kecamatan Harau dapat digunakan asumsi tersebut.

30 2021. Berikut ini adalah tabel proyeksi penawaran keripik pisang tahun Tabel 6. Proyeksi penawaran keripik pisang balado di kecamatan Harau tahun Tahun Produksi (Kg/tahun) Peluang Pasar Peluang pasar merupakan perolehan hasil dari selisih antara permintaan dan penawaran produk yang dipasarkan. Peluang pasar = Permintaan Penawaran Proyeksi peluang pasar keripik pisang balado di Kecamatan Harau pada tahun dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 7. Proyeksi peluang pasar keripik pisang balado di Kecamatan Harau pada tahun Tahun Permintaan (Kg) Penawaran (Kg) Peluang pasar/tahun (Kg) , , , , , , , , , ,80 Sumber : data diolah Pangsa Pasar Rencana penjualan dan pangsa pasar berisikan tentang volume penjualan dan besarnya kemampuan produk dari proyek yang dihasilkan untuk membuat bagian dari peluang pasar pada saat ini. Rencana penjualan untuk satu periode PUM sebanyak 72 kg atau 288 kg/tahun. Sehingga dapat dihitung pangsa pasar keripik pisang balado seperti pada tabel 8.

31 Tabel 8. Pangsa pasar keripik pisang balado tahun Tahun Penjualan (kg) Penawaran (kg) Pangsa Pasar (%) , , , , ,222 Sumber : data diolah 4.5 Strategi Pemasaran (Marketing Mix) Strategi pemasaran yang dilakukan dalam Proyek Usaha Mandiri ini yaitu strategi bauran pemasaran (Marketing mix strategy) dengan variabel-variabel sebagai berikut: 1. Strategi Produk Keripik pisang balado merupakan keripik yang belum ada ditemukan didaerah Kecamatan Harau, oleh karena itu keripik pisang balado perlu dikembangkan di daerah Kecamatan Harau Kabupaten Lima Puluh Kota. Produk keripik pisang balado merupakan inovasi warna dan rasa terhadap keripik pisang biasa dengan penambahan rasa balado untuk rasa keripik pisang. Strategi produk pada keripik pisang balado ini lebih fokus kepada warna dan rasa pisang. Pada umumnya keripik pisang hanya rasa biasa, yaitu asin dan sedikit manis, dengan adanya inovasi produk maka perubahan warna yaitu warna merah dari cabe dan rasa yang pedas dan gurih sehingga produk ini berbeda dengan keripik pisang biasa. Untuk memperkenalkan produk salah satunya adalah dengan pemberian label pada luar kemasan yang siap dikemas saat dititipkan ke pedagang pengecer ataupun pada penjualan langsung. Penggunaan label ini akan

32 memudahkan konsumen untuk mengenali produk yang ditawarkan serta untuk menginformasikan kepada konsumen tentang komposisi dari produk tersebut. Berikut ini adalah desain label produk keripik pisang balado yang direncanakan : Gambar 1. Label Kemasan Keripik Pisang Balado Label tersebut akan digunakan untuk 2 kemasan, jika kemasan yang digunakan untuk netto 30 g maka akan di diberi warna merah pada kotak 30 g, dan jika kemasan yang digunakan untuk netto 100 g maka akan diberi warna merah pada kotak 100 g. 2. Strategi Harga Keripik pisang balado yang dijual pada pelaksanaan PUM ini terdapat dua jenis yaitu penjualan langsung pada konsumen dan penjualan tidak langsung melalui pengecer. Untuk penjualan langsung kemasan 30 g dijual dengan harga Rp.2.000,-/buah dan kemasan 100 g dijual dengan harga Rp.6.000,-/buah dan apabila melalui pengecer kemasan 30 g dijual dengan harga Rp.1.800,-/buah dan kemasan 100 g dijual dengan harga Rp.5.000,-/buah. Penetapan harga ini didasarkan pada biaya yang dikeluarkan, serta mengikuti harga pasar. 3. Strategi Tempat Berdasarkan target pasar yang dituju maka keripik pisang balado akan dipasarkan secara langsung dan dititipkan kepada pedagang pengecer.

33 Saluran distribusi keripik pisang balado sebagai berikut : Produsen Pedagang Pengecer Konsumen Gambar 2. Alur pemasaran produk keripik pisang balado. Saluran distribusi yang akan dilakukan pada keripik pisang balado ada dua yaitu saluran distribusi langsung dan saluran distribusi tidak langsung. Saluran distribusi tidak langsung dilakukan dengan cara menitipkan produk di warung harian yang terletak di daerah Tanjung Pati, dan Sarilamak. Distribusi langsung disalurkan kepada mahasiswa dan mahasiswi yang ada di kampus Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh. 4. Strategi Promosi Strategi promosi yang dilakukan untuk memperkenalkan produk keripik pisang balado adalah dengan cara personal selling. Personal selling adalah suatu kegiatan promosi secara personal yang digunakan untuk mempengaruhi konsumen atau membujuk konsumen agar membeli produk yang ditawarkan. Promosi dilakukan bertujuan untuk memberikan informasi yang sesuai dengan produk yang ditawarkan kepada konsumen. Selain itu promosi juga akan dilakukan melalui media sosial seperti Facebook, Blackberry Messenger, dan Instagram.

34 V. ASPEK PRODUKSI 5.1 Proses Produksi Skema / Bagan Alur Proses Produksi Proyek Usaha Mandiri ini dilakukan melalui beberapa proses produksi yang dimulai dari persiapan alat dan bahan sampai ke produk jadi. Persiapan alat dan bahan Pengupasan kulit pisang Pencucian Penimbangan Gula Cabe dan bawang putih giling Penggorengan Pengirisan Penggorengan Garam Pengadukan sampai kental Keripik pisang Pencampuran Penimbangan dan Pengemasan Keripik pisang balado Gambar 3. Bagan alur produksi pembuatan keripik pisang balado

35 5.1.2 Tahapan proses produksi a. Persiapan alat dan bahan Dalam melakukan proses produksi untuk keripik pisang balado ini yang perlu dilakukan untuk pertama kali adalah persiapan alat dan bahan yang akan digunakan untuk proses produksi. Waktu yang dibutuhkan yaitu 5 menit. Alat yang digunakan untuk pembuatan keripik pisang balado ini seperti : a. Kompor b. Kuali c. Timbangan d. Baskom e. Spatula f. Saringan minyak g. Pisau h. Sendok i. Alat pengiris j. Toples Bahan yang digunakan untuk satu kali periode (satu minggu) produksi keripik pisang balado sebanyak 6 kg adalah : a. Pisang jantan 12 kg b. Cabe 1 kg c. Bawang putih 0,15 kg d. Gula pasir 0,5 kg e. Minyak goreng 1,5 kg f. Garam 0,1 kg

36 b. Pengupasan Kulit Pisang Pengupasan kulit pisang ialah memisahkan pisang dari kulitnya. Awal pembuatan keripik pisang dilakukan proses pengupasan kulit pisang. Proses pengupasan kulit pisang dilakukan dengan cara manual yaitu dengan menggunakan bantuan pisau. Tujuan pengupasan kulit pisang adalah mempermudah pengirisan. Waktu untuk pengupasan adalah 40 menit. c. Pencucian Pencucian dengan air bersih yang bertujuan untuk menghilangkan kotoran yang masih menempel pada saat pengupasan yang telah dilakukan sebelumnya, serta menghilangkan getah yang menempel pada buah pisang tersebut. Pencucian dilakukan menggunakan air bersih. Waktu yang diperlukan untuk pencucian ± 10 menit. d. Penimbangan Penimbangan dilakukan dengan tujuan agar kita mengetahui berapa banyak pisang yang akan digunakan untuk diproduksi menjadi keripik, dan memudahkan dalam melakukan pemberian bumbu agar rasa yang ditimbulkan sesuai dan enak. Penimbangan juga dapat memudahkan dalam perhitungan biaya untuk proses produksi yang akan dilakukan. Penimbangan dilakukan menggunakan timbangan, dan waktu yang diperlukan yaitu selama 5 menit. e. Pengirisan Pengirisan dilakukan setelah dilakukan pembersihan dan penimbangan, pengirisan dilakukan dengan alat khusus untuk pengirisan pisang. Tujuan

37 pengirisan pisang ini adalah agar mendapatkan irisan yang tipis. Pengirisan dilakukan dengan hati-hati agar menghasilkan irisan pisang dengan bentuk dan ketebalan yang seragam, ketebalan irisan 1-1,5 mm, pisang diiris memanjang. Waktu yang digunakan untuk pengirisan ini yaitu sekitar 40 menit. f. Penggorengan Penggorengan pada keripik pisang ini dilakukan selama ± 5 menit, dengan keadaan minyak yang tidak terlalu panas, sehingga warna yang dihasilkan lebih menarik yaitu kuning keemasan. Pada saat menggoreng pisang yang telah diserut direndam terlebih dahulu dengan air garam, api kompor harus dalam keadaan sedang, sehingga minyak akan berada pada suhu yang normal dan tidak menimbulkan efek kegosongan pada keripik pisang. Penggorengan dilakukan menggunakan wajan dan kompor gas. Waktu yang dibutuhkan dalam penggorengan adalah 120 menit. g. Pembuatan adonan cabe Pemberian atau penambahan rasa balado dapat menggunakan cabe. Pemasakan cabe dengan penambahan gula untuk mengentalkannya, dan pembuatan adonan tidak dicampurkan air karena apabila menggunakan air proses pengentalan cabe tidak mempengaruhi dan proses pengentalan akan lebih lama. Waktu untuk pembuatan adonan adalah 60 menit. Pembuatan adonan cabe dapat dilakukan sebagai berikut: 1. Giling cabe dan bawang putih sampai halus 2. Goreng cabe dan bawang putih yang telah halus tersebut sampai matang. 3. Pelarutan gula dalam 0,5 liter air

38 4. Tuangkan gula cair dan lakukan pengadukan 5. Masukkan garam sebelum larutan mendidih 6. Aduk dan panaskan sampai mengental. 7. Setelah larutan cabe mengental, matikan api. h. Pencampuran dengan adonan cabe Keripik pisang yang telah dingin dicampur dengan adonan cabe yang meleleh dan tidak mengeras proses pencampuran dilakukan dengan cepat agar adonan tidak mengeras. Pencampuran dilakukan di dalam ember, dan waktu yang diperlukan adalah ± 30 menit. i. Penimbangan dan Pengemasan Pengemasan ini bertujuan agar nilai estetika dari produk lebih baik, melindungi keripik dari kontaminasi udara bebas dan menjaga kualitas produk. Produk yang sudah dikemas kemudian ditimbang dengan ukuran 30 g untuk kemasan kecil dan 100 g untuk ukuran besar dan pemberian label juga perlu agar produk mudah dikenal oleh masyarakat. Penimbangan dilakukan menggunakan timbangan dan pengemasan menggunakan plastik PP. Waktu untuk penimbangan dan pengemasan adalah 60 menit. 5.2 Layout Proses Produksi Layout fasilitas produksi adalah suatu perencanaan yang menyeluruh dan tata letak fasilitas produksi yang ada, sehingga pelaksanaan proses produksi di dalam perusahaan tersebut dapat dilaksanakan dengan seoptimal mungkin.

39 Gambar 4. Layout proses produksi keripik pisang balado Keterangan : 1. Pintu masuk 2. Tempat penyimpanan alat dan bahan 3. Tempat pencucian alat dan bahan 4. Tempat alat dan bahan yang siap dipakai 5. Tempat produksi 6. Tempat pengemasan dan penyimpanan 5.3 Skedul Proses Produksi Tabel 9. Rencana jadwal kegiatan PUM 1 minggu (1 x produksi) No Keterangan 1 Penyediaan alat dan perlengkapan 2 Pembelian bahan baku 3 Pengolahan keripik 4 Pengemasan 5 Pemasaran Periode 1 minggu Sen Sel Rab Kam Jum Sab Ming

40 5.4 Rencana Produksi Tabel 10. Rencana produksi keripik pisang balado dalam satu kali periode (3 bulan) Bulan N Jenis Agt Sept Okt Nov o Produksi Uk. 30 gr (Kg) 4,2 4,2 4,2 4,2 4,2 4,2 4,2 4,2 4,2 4,2 4,2 4,2 1 Uk. 100 gr (Kg) 1,8 1,8 1,8 1,8 1,8 1,8 1,8 1,8 1,8 1,8 1,8 1,8 Total Produksi

41 VI. ASPEK FINANSIAL 6.1 Rencana Biaya Produksi Investasi (Biaya Pembelian Alat) Tabel 11. Rencana biaya pembelian alat untuk pengolahan keripik pisang balado No Jenis Alat Satuan Jumlah Alat Harga per unit (Rp) Biaya pembelian 1 Kompor gas Unit Tabung gas Unit Kuali Unit Timbangan Unit Baskom Unit Spatula Unit Saringan minyak Unit Pisau Unit Alat pengiris Unit Sendok Unit Toples Unit Sealer Unit Jumlah Berdasarkan tabel 11 diatas diketahui bahwa biaya pembelian alat yang dibutuhkan dalam proses produksi keripik pisang balado selama satu kali periode produksi adalah sebesar Rp

42 6.1.2 Rencana Biaya Penyusutan Alat Tabel 12. Rencana biaya penyusutan alat dalam pengolahan keripik pisang balado dalam satu periode Proyek Usaha Mandiri (3 bulan) Penyusutan Biaya Umur Nilai No Jenis Alat Pembelian Ekonomis Sisa Per Tahun Per Produksi Per Periode 1 Kompor gas , ,92 2 Tabung gas , ,23 3 Kuali , ,92 4 Timbangan , ,54 5 Baskom , ,15 6 Spatula ,46 461,54 7 Saringan minyak , ,69 8 Pisau , ,69 9 Alat pengiris , ,85 10 Sendok ,46 461,54 11 Toples , ,54 12 Sealer , ,23 Jumlah 3.983, ,85 Berdasarkan tabel 12 diketahui bahwa biaya penyusutan alat dalam proses produksi keripik pisang balado selama satu periode adalah Rp ,85. Sedangkan biaya penyusutan alat selama satu kali produksi adalah sebesar Rp 3.983,65. Perhitungan penyusutan alat dihitung berdasarkan metode garis lurus, dan asumsi persentase nilai sisa dari pembelian dengan harga lebih dari Rp ditetapkan persentase sebesar 5% dan persentase nilai sisa dari pembelian dengan harga kurang dari Rp sama dengan 0.

43 6.1.3 Rencana Biaya Bahan Tabel 13. Rencana biaya bahan yang dibutuhkan untuk keripik pisang balado selama periode PUM Jumlah Biaya (Rp) Nama Harga No Satuan Per Produksi Per Periode Per Produksi (Rp) Per Periode (Rp) 1 Pisang Jantan Kg Cabe Kg Gula Kg 0, Bawang Putih Kg 0,15 1, Garam Kg 0,1 1, Minyak Goreng Kg 1, Jumlah Berdasarkan Tabel 13 diketahui bahwa rencana biaya bahan yang dibutuhkan untuk melakukan pengolahan keripik pisang balado selama satu kali produksi adalah sebesar Rp , sedangkan rencana biaya bahan untuk satu kali periode produksi (tiga bulan) adalah sebesar Rp Rencana Biaya Tenaga Kerja Untuk memproduksi 6 Kg keripik pisang balado dibutuhkan tenaga kerja sebanyak satu orang dengan biaya tenaga kerja Rp per HKO. Dalam hal ini, pembuatan keripik pisang balado akan dilakukan oleh tenaga kerja wanita sehingga dalam perhitungan 1 HKW sama dengan 0,7 HKO atau Rp selama 7 jam. Untuk mencari biaya tenaga kerja dilakukan perhitungan sebagai berikut : Biaya tenaga kerja = Jam kerja/7 jam x Rp

44 Tabel 14. Rencana biaya tenaga kerja pada keripik pisang balado dalam satu periode PUM (3 bulan) Biaya/ Biaya/ N Jenis Satua Waktu Upah Jumlah produksi periode o Kegiatan n (menit) (Rp) (Rp) (Rp) 1 Persiapan alat HKW dan bahan 5 0, Pengupasan HKW kulit pisang 40 0, Pencucian HKW 10 0, Penimbangan HKW 5 0, Pengirisan HKW 40 0, Penggorengan HKW 120 0, Pembuatan HKW adonan cabe 60 0, Pencampuran dengan HKW adonan cabe 30 0, Penimbangan 9 dan HKW Pengemasan 60 0, Pemasaran HKW 50 0, Jumlah Berdasarkan data pada tabel 14 dapat diketahui bahwa biaya tenaga kerja yang dikeluarkan selama satu kali produksi adalah Rp dan selama satu periode PUM yaitu Rp Rencana Biaya Lain-Lain Tabel 15. Rencana biaya lain-lain yang dibutuhkan dalam satu periode PUM No Biaya/ Biaya/ Jenis Kebutuhan/ Harga Satuan Produksi Periode Pembiayaan Produksi (Rp) (Rp) (Rp) 1 Sewa Tempat Per Bulan 0, Transportasi Liter Plastik PP Kg kemasan 30 gr 0, Plastik PP Kg kemasan 100 gr 0, Label Lembar Air Gas isi 3 kg Kg 0, Jumlah

45 Berdasarkan tabel 15 diketahui bahwa rencana biaya lain-lain yang dibutuhkan dalam satu kali produksi pembuatan keripik pisang balado adalah sebesar Rp dan biaya yang dibutuhkan untuk satu kali periode produksi (tiga bulan) adalah sebesar Rp Rekapitulasi Biaya Tabel 16. Rekapitulasi biaya yang dibutuhkan dalam satu periode PUM (3 bulan) No Jenis Biaya Total/Periode (Rp) 1 Biaya penyusutan ,85 2 Biaya bahan Biaya tenaga kerja Biaya lain-lain Jumlah , Rencana produksi dan pendapatan Produksi Rencana produksi untuk satu kali produksi adalah sebanyak 6 kg. Dan untuk satu periode adalah sebanyak 72 Kg. Tabel 17. Rencana produksi untuk satu periode PUM (3 bulan) Jumlah Produksi (kg) Jumlah Produk (Bungkus) Kemasan Per Produksi Per Periode Per Produksi Per Periode % 30 gr L* 2,4 28, gr TL** 1,8 21, gr L* 0,8 9, gr TL** Keterangan : * Langsung ** Tidak Langsung

46 6.2.2 Pendapatan Tabel 18. Rencana pendapatan untuk satu periode produksi dan satu periode PUM melalui saluran pemasaran langsung dan tidak langsung No Produksi Harga (Rp) Jumlah (Bungkus) Pendapatan (Rp) 1 2 Kemasan 30 gr langsung Kemasan 30 gr tidak langsung Kemasan 100 gr langsung Kemasan 100 gr tidak langsung Per Produksi Per Periode Periode Produksi Periode PUM Jumlah Analisis Biaya dan Pendapatan Laporan Laba/Rugi Tabel 19. Proyeksi Laporan laba rugi selama satu periode PUM (3 bulan) No Keterangan Jumlah (Rp) Total (Rp) A Pendapatan Utama Total Pendapatan B Biaya Biaya penyusutan ,85 Biaya bahan Biaya tenaga kerja Biaya lain-lain C Total Biaya ,85 D Laba bersih sebelum pajak , Analisis Finansial A. Keuntungan - Pendapatan = Rp Biaya = (Rp ,85) Keuntungan = Rp ,15

47 B. Revenue / Cost Ratio R/C Ratio = = = 1,68 R/C Ratio yang diperoleh yaitu 1,68 yang artinya usaha ini layak untuk dijalankan karena R/C rationya 1. Setiap Rp 1 biaya yang dikeluarkan akan menghasikan pendapatan sebesar 1,68 dan mendapatkan keuntungan sebesar Rp 0,68 atau 68%. C. BEP Produksi BEP Produksi = Harga jual rata-rata = = = Rp BEP Produksi (Kg) = = = 42,95 kg Titik impas produksi keripik pisang balado dalam satu periode Proyek Usaha Mandiri adalah 42,95 kg. Dengan memproduksi keripik pisang balado sebanyak 72 kg maka sudah melewati titik impas.

48 D. BEP Harga BEP Harga = = = Rp ,3 / kg = Rp / Kg Apabila memproduksi keripik pisang balado sebanyak 72 kg, maka titik impas harga keripik pisang balado yang dijual adalah Rp /kg. Artinya harga rata-rata Rp /kg sudah berada diatas titik impas.

49 DAFTAR PUSTAKA Agroteknologi Klasifikasi dan morfologi tanaman pisang. roteknologi.web.id/klasifikasi-dan-morfologi-tanaman-pisang/. Diakses tanggal 13 April 2017 Aji, B, P Strategi pengembangan agroindustri keripik pisang di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar. Jurnal Agrista sp.uns.ac.id/wp-content/uploads/2013/01/16/strategi-pengembangan-agro industri-keripik-pisang-di-kecamatan-tawangmangu-kabupaten-karanganyar -pdf. Diunduh tanggal 25 April 2017 Anonim Nilai tambah dan rantai nilai /04/29/nilai-tambah-dan-rantai-nilai/. Diakses tanggal 23 April 2017 Atmojo, H, D dan Promosiana, A Statistik produksi hortikultura tahun Direktorat Jenderal Hortikultura, Kementerian Pertanian. Jakarta Aulia, R Artikel keripik pisang. com/2013/05/04/artikel-keripik-pisang/. Diakses tanggal 16 April 2017 Awami, S, N Pembangunan agroindustri berkelanjutan diakses tanggal 20 April 2017 BPS Lima Puluh Kota dalam Angka. BPS Kabupaten Lima Puluh Kota. Payakumbuh. Diana Keripik pisang bumbu pedas balado. / keripik-pisang-bumbu-pedas-balado. Diakses tanggal 16 April 2017 Hastuti, A, Y Olahan Kue Paling Favorit Populer Istimewa Serba Pisang. Dunia Kreasi. Jakarta. Mayasari, D pendahuluan.pdf. Diunduh tanggal 25April 2017 Sanjaya, A Klasifikasi Pisang Kingdom Marfologi dan Pengertian. Diakses tanggal 13 April 2017 Satuhu, S, & A. Supriyadi Pengolahan dan prospek pasar pisang. Penebar swadaya. Jakarta. Setya, dkk Keripik pisang dua rasa. KERIPIK-PISANG-DUA-RASA%250d%250a(Setr.pdf. Diakses tanggal 5 Juni 2017

: Plantae (Tumbuhan) Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)

: Plantae (Tumbuhan) Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji) I ndonesia merupakan salah satu negara produsen pisang yang penting di dunia, dengan beberapa daerah sentra produksi terdapat di pulau Sumatera, Jawa, Bali, dan N TB. Daerah-daerah ini beriklim hangat

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Kota Palu setelah usaha pengolahan bawang goreng khas Palu. Pengusaha olahan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Kota Palu setelah usaha pengolahan bawang goreng khas Palu. Pengusaha olahan 46 V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Profil Usaha Pengolahan Pisang Di Kota Palu Usaha pengolahan pisang merupakan usaha pengolahan kedua terbanyak di Kota Palu setelah usaha pengolahan bawang goreng khas Palu.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Pengolahan Keripik Pisang Mocca Tahapan-tahapan proses pengolahan keripik pisang mocca di UKM FLAMBOYAN terdiri atas : 1. Penyiapan bahan baku Adapun jenis pisang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. panen, produksi buah-buahan berlimpah sehingga harga jualnya rendah. Petani tidak dapat menyimpan buah-buahan lebih lama karena umur

I. PENDAHULUAN. panen, produksi buah-buahan berlimpah sehingga harga jualnya rendah. Petani tidak dapat menyimpan buah-buahan lebih lama karena umur I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Produksi buah-buahan di Indonesia seperti nanas, salak, pisang, dan pepaya cukup tinggi. Menurut Direktorat Jenderal Hortikultura (2009), produksi buah-buahan Indonesia

Lebih terperinci

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA Super Kripik Sukun Psikologi (SKRIPSI) BIDANG KEGIATAN: PKM KEWIRAUSAHAAN

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA Super Kripik Sukun Psikologi (SKRIPSI) BIDANG KEGIATAN: PKM KEWIRAUSAHAAN PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA Super Kripik Sukun Psikologi (SKRIPSI) BIDANG KEGIATAN: PKM KEWIRAUSAHAAN DIUSULKAN OLEH : MH Amin Mardhatillah G0113064 / 2013 Galih Ratna P.P G0113044 / 2013 Nanda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara di Asia yang memiliki lahan pertanian cukup luas dengan hasil pertanian yang melimpah. Pisang merupakan salah

Lebih terperinci

PELUANG USAHA JAMUR KRIUK

PELUANG USAHA JAMUR KRIUK PELUANG USAHA JAMUR KRIUK Di susun oleh : Nama : Yurdiansyah M Agun Nim : 11.11.5691 Kelas : 11-S1-TI-15 Blog : melodyautomotif@blogspot.com ABSTRAK Peluang bisnis kali ini yang saya buat tentang peluang

Lebih terperinci

PENGOLAHAN BUAH-BUAHAN

PENGOLAHAN BUAH-BUAHAN 1 DAFTAR ISI I. Kata Pengantar II. Daftar Isi III. Pendahuluan...1 IV. Bahan Tambahan 1. Pemanis...1 2. Asam Sitrat...1 3. Pewarna...1 4. Pengawet...2 5. Penstabil...2 V. Bentuk Olahan 1. Dodol...2 2.

Lebih terperinci

Bisnis Keripik Singkong, Labanya Penuhi Kantong

Bisnis Keripik Singkong, Labanya Penuhi Kantong Bisnis Keripik Singkong, Labanya Penuhi Kantong Gurih dan renyahnya keripik singkong begitu banyak digemari masyarakat. Tak heran bila belakangan ini banyak pemula maupun pelaku bisnis camilan yang saling

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BISNIS KRIPIK KENTANG

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BISNIS KRIPIK KENTANG KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BISNIS KRIPIK KENTANG Karya ilmiah peluang bisnis tentang bisnis kentang goreng ini bertujuan untuk memberi petunjuk atau referensi kepada pembaca, untuk mengetahui bagaimana

Lebih terperinci

INDUSTRI KERIPIK SINGKONG

INDUSTRI KERIPIK SINGKONG INDUSTRI KERIPIK SINGKONG KARYA ILMIAH KULIAH LINGKUNGAN BISNIS SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2010/2011 OLEH : EDY SETIAWAN 10.11.3986 KELAS 2F S1 TEKNIK INFORMATIKA STIMIK AMIKOM YOGYAKARTA TAHUN 2011

Lebih terperinci

Magrobis Journal 1 ANALISIS USAHA KERIPIK SINGKONG MERK PEDAS GILA PADA KECAMATAN TENGGARONG KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA. Oleh : Arista Damayanti *)

Magrobis Journal 1 ANALISIS USAHA KERIPIK SINGKONG MERK PEDAS GILA PADA KECAMATAN TENGGARONG KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA. Oleh : Arista Damayanti *) Magrobis Journal 1 ANALISIS USAHA KERIPIK SINGKONG MERK PEDAS GILA PADA KECAMATAN TENGGARONG KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA Oleh : Arista Damayanti *) ABSTRACT Analysis of Income in the Business Cassava Chips

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Judul Program KERIPIK PISANG ANEKA RASA BERBASIS PEMASARAN KOPERASI SISWA SEKOLAH SEBAGAI BENTUK KERJA SAMA MUTUALISME.

BAB I PENDAHULUAN. A. Judul Program KERIPIK PISANG ANEKA RASA BERBASIS PEMASARAN KOPERASI SISWA SEKOLAH SEBAGAI BENTUK KERJA SAMA MUTUALISME. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Judul Program KERIPIK PISANG ANEKA RASA BERBASIS PEMASARAN KOPERASI SISWA SEKOLAH SEBAGAI BENTUK KERJA SAMA MUTUALISME. B. Latar Belakang Potensi produksi buah pisang di Indonesia

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BISNIS KRIPIK JAMUR TIRAM

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BISNIS KRIPIK JAMUR TIRAM KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BISNIS KRIPIK JAMUR TIRAM Disusun Oleh : Nama : AZHARI YOGA SAPUTRA NIM : 11.01.2920 Jurusan : D3-TI STMIK AMIKOM YOGYAKARTA TAHUN AKADEMIK 2011 / 2012 ABSTRAKS Karya tulis

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PENINGKATAN NILAI JUAL IKAN NON EKONOMIS MELALUI USAHA CEMILAN CFC CRISPY FISH CARAAGE

LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PENINGKATAN NILAI JUAL IKAN NON EKONOMIS MELALUI USAHA CEMILAN CFC CRISPY FISH CARAAGE LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PENINGKATAN NILAI JUAL IKAN NON EKONOMIS MELALUI USAHA CEMILAN CFC CRISPY FISH CARAAGE BIDANG KEGIATAN: PKM KEWIRAUSAHAAN Disusun oleh: Ketua : Cholifah C34090047

Lebih terperinci

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM. KERUPUK RUMPUT LAUT SERASI (Sehat dan Bernutrisi) BIDANG KEGIATAN : PKM KEWIRAUSAHAAN

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM. KERUPUK RUMPUT LAUT SERASI (Sehat dan Bernutrisi) BIDANG KEGIATAN : PKM KEWIRAUSAHAAN HALAMAN JUDUL PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM KERUPUK RUMPUT LAUT SERASI (Sehat dan Bernutrisi) BIDANG KEGIATAN : PKM KEWIRAUSAHAAN Diusulkan oleh : 1. Ruli Nurmala (1201413055) 2013

Lebih terperinci

3. METODOLOGI PENELITIAN

3. METODOLOGI PENELITIAN 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. BAHAN DAN ALAT Bahan yang digunakan pada penelitian ini antara lain talas bentul, gula pasir, gula merah, santan, garam, mentega, tepung ketan putih. Sementara itu, alat yang

Lebih terperinci

MAKALAH STUDI KASUS MANAJEMEN PRODUKSI KERIPIK PISANG SEBAGAI PRODUK OLAHAN BUAH PISANG

MAKALAH STUDI KASUS MANAJEMEN PRODUKSI KERIPIK PISANG SEBAGAI PRODUK OLAHAN BUAH PISANG MAKALAH STUDI KASUS MANAJEMEN PRODUKSI KERIPIK PISANG SEBAGAI PRODUK OLAHAN BUAH PISANG Disusun untuk memenuhi nilai Ujian Tengah Semester (UTS) Mata Kuliah Manajemen Perusahaan Dosen Pengajar: Drs. Achmad

Lebih terperinci

PENGOLAHAN HASIL JAGUNG (MEMBUAT SUSU JAGUNG DAN MIE JAGUNG) Oleh: Masnun, S.Pt., M.Si.

PENGOLAHAN HASIL JAGUNG (MEMBUAT SUSU JAGUNG DAN MIE JAGUNG) Oleh: Masnun, S.Pt., M.Si. PENGOLAHAN HASIL JAGUNG (MEMBUAT SUSU JAGUNG DAN MIE JAGUNG) Oleh: Masnun, S.Pt., M.Si. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jagung memiliki nutrisi yang lebih komplek dibandingkan dengan beras. Jagung sangat

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi barang yang lebih tinggi nilainya, dan sifatnya lebih dekat kepada

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi barang yang lebih tinggi nilainya, dan sifatnya lebih dekat kepada TINJAUAN PUSTAKA Agroindustri Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan mengubah suatu barang dasar secara mekanis, kimia atau dengan tangan sehingga menjadi barang jadi

Lebih terperinci

Pengolahan hasil pertanian dalam pelatihan ini dimaksudkan untuk mengubah bentuk bahan baku menjadi bahan

Pengolahan hasil pertanian dalam pelatihan ini dimaksudkan untuk mengubah bentuk bahan baku menjadi bahan Pelatihan Kewirausahaan untuk Pemula olahan dengan memperhatikan nilai gizi dan memperpanjang umur simpan atau keawetan produk. Untuk meningkatkan keawetan produk dapat dilakukan dengan cara : (1) Alami

Lebih terperinci

BISNIS KERIPIK PISANG PELUANGNYA KIAN CEMERLANG

BISNIS KERIPIK PISANG PELUANGNYA KIAN CEMERLANG BISNIS KERIPIK PISANG PELUANGNYA KIAN CEMERLANG Seperti kita ketahui bersama, keripik pisang merupakan salah satu camilan yang sudah sangat familiar di kalangan masyarakat Indonesia. Tingginya kandungan

Lebih terperinci

Bisnis Kerupuk Udang, Renyah Menguntungkan

Bisnis Kerupuk Udang, Renyah Menguntungkan Bisnis Kerupuk Udang, Renyah Menguntungkan Kerupuk merupakan salah satu makanan ringan yang banyak diburu para konsumen. Rasanya yang gurih dan teksturnya yang sangat renyah, menjadikan kerupuk sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Snack telah menjadi salah satu makanan yang sering dikonsumsi oleh masyarakat. Hampir seluruh masyarakat di dunia mengonsumsi snack karena kepraktisan dan kebutuhan

Lebih terperinci

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM : KERIPIK PISANG DUA RASA. (Setrawberry & Coklat) BIDANG KEGIATAN : PKM KEWIRAUSAHAAN

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM : KERIPIK PISANG DUA RASA. (Setrawberry & Coklat) BIDANG KEGIATAN : PKM KEWIRAUSAHAAN USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM : KERIPIK PISANG DUA RASA (Setrawberry & Coklat) BIDANG KEGIATAN : PKM KEWIRAUSAHAAN Di usulkan oleh : EKA SETYA ADANINGGAR MILA MARGA ANGGRAENI NINA

Lebih terperinci

Mengemas Laba Usaha Kacang Mete Di Musim Lebaran

Mengemas Laba Usaha Kacang Mete Di Musim Lebaran Mengemas Laba Usaha Kacang Mete Di Musim Lebaran Peluang bisnis musiman yang menjanjikan untung besar bagi para pelakunya, salah satunya saja seperti bisnis camilan kacang mete yang labanya semakin gurih

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya 2.1 Komposisi Kimia Udang BAB II TINJAUAN PUSTAKA Udang merupakan salah satu produk perikanan yang istimewa, memiliki aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya lebih

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada proses penggolahan stick singkong, singkong yang digunakan yaitu

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada proses penggolahan stick singkong, singkong yang digunakan yaitu BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN terdiri dari : Tahapan-tahapan proses pengolahan stick singkong di UKM Flamboyan 4.1 Persiapan Bahan Baku Pada proses penggolahan stick singkong, singkong yang digunakan yaitu

Lebih terperinci

PEMBUATAN SAOS CABE MERAH Nurbaiti A. Pendahuluan Cabe merah merupakan salah satu komoditas hortikultura yang mempunyai nilai ekonomis cukup tinggi

PEMBUATAN SAOS CABE MERAH Nurbaiti A. Pendahuluan Cabe merah merupakan salah satu komoditas hortikultura yang mempunyai nilai ekonomis cukup tinggi PEMBUATAN SAOS CABE MERAH Nurbaiti A. Pendahuluan Cabe merah merupakan salah satu komoditas hortikultura yang mempunyai nilai ekonomis cukup tinggi dan dikembang secara luas oleh petani di Propinsi Aceh.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Buah jambu biji (Psidium guajava) memiliki rasa yang enak dan segar serta memiliki banyak manfaat bagi kesehatan dan juga kecantikan manusia. Buah jambu biji telah lama

Lebih terperinci

PROPOSAL INOVASI PRODUK PERIKANAN OIL-OLAHAN IKAN NILA

PROPOSAL INOVASI PRODUK PERIKANAN OIL-OLAHAN IKAN NILA PROPOSAL INOVASI PRODUK PERIKANAN OIL-OLAHAN IKAN NILA LAYANG NILA GOYANG SEBAGAI DIVERSIFIKASI OLAHAN IKAN NILA (Oreochromis niloticus) YANG EKONOMIS DAN BERPROTEIN TINGGI Diusulkan Oleh : Muhammad Alfian

Lebih terperinci

Meningkatkan Nilai Tambah Bawang Merah Oleh: Farid R. Abadi

Meningkatkan Nilai Tambah Bawang Merah Oleh: Farid R. Abadi Meningkatkan Nilai Tambah Bawang Merah Oleh: Farid R. Abadi Bawang merah merupakan komoditas hortikultura yang memiliki permintaan yang cukup tinggi dalam bentuk segar. Meskipun demikian, bawang merah

Lebih terperinci

MODUL 3 PENGOLAHAN IKAN TERI ASIN

MODUL 3 PENGOLAHAN IKAN TERI ASIN MODUL 3 PENGOLAHAN IKAN TERI ASIN Standar Unit Kompetensi: Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa mampu mengolah ikan teri asin kering yang berkualitas dan higienis. Indikator Keberhasilan: Mutu ikan

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pisang merupakan salah satu buah tropis yang paling banyak ditemukan dan dikonsumsi di Indonesia. Produksi pisang di Indonesia adalah yang tertinggi dibandingkan dengan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. pisang raja berasal dari kawasan Asia Tenggara dan pulau-pulau pasifik barat. Selanjutnya

TINJAUAN PUSTAKA. pisang raja berasal dari kawasan Asia Tenggara dan pulau-pulau pasifik barat. Selanjutnya II. TINJAUAN PUSTAKA 1.1. Pisang Raja Pisang raja termasuk jenis pisang buah. Menurut ahli sejarah dan botani secara umum pisang raja berasal dari kawasan Asia Tenggara dan pulau-pulau pasifik barat. Selanjutnya

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Berdirinya Usaha Bersama Jagung Goreng Gurih di Kelurahan

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Berdirinya Usaha Bersama Jagung Goreng Gurih di Kelurahan BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Berdirinya Usaha Bersama Jagung Goreng Gurih di Kelurahan Labuhbaru Barat Pekanbaru 1. Latar Belakang Berdirinya Usaha Bersama Jagung Goreng Gurih Usaha

Lebih terperinci

Resep Kastengel Bawang Merah

Resep Kastengel Bawang Merah MEMBUAT RANCANGAN DAN KARYA TEKNOLOGI DIVERSIVIKASI TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN BERBASIS BAWANG MERAH YANG TIDAK DIPATENKAN; TINGKAT INTERNASIONAL Resep Kastengel Bawang Merah Bahan Adonan: 1 kg Tepung

Lebih terperinci

INOVASI PEMBUATAN SUSU KEDELE TANPA RASA LANGU

INOVASI PEMBUATAN SUSU KEDELE TANPA RASA LANGU INOVASI PEMBUATAN SUSU KEDELE TANPA RASA LANGU Oleh: Gusti Setiavani, S.TP, M.P Staff Pengajar di STPP Medan Kacang-kacangan dan biji-bijian seperti kacang kedelai, kacang tanah, biji kecipir, koro, kelapa

Lebih terperinci

BAB III TATA LAKSANA PELAKSANAAN

BAB III TATA LAKSANA PELAKSANAAN BAB III TATA LAKSANA PELAKSANAAN A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktek Produksi Kopi Biji Salak dengan Penambahan Jahe Merah dilaksanakan pada bulan Maret-April 2016 di Laboratorium Rekayasa Proses dan

Lebih terperinci

Analisis kelayakan Usaha Kue Semprong (kasippi) di Mega Rezky Skala Rumah Tangga Desa Lagi-Agi Kecamatan Campalagian Kabupaten Polewali Mandar

Analisis kelayakan Usaha Kue Semprong (kasippi) di Mega Rezky Skala Rumah Tangga Desa Lagi-Agi Kecamatan Campalagian Kabupaten Polewali Mandar Analisis kelayakan Usaha Kue Semprong (kasippi) di Mega Rezky Skala Rumah Tangga Desa Lagi-Agi Kecamatan Campalagian Kabupaten Polewali Mandar Ishak Manggabarani 1, Baharuddin 2 Program Studi Agribisnis,

Lebih terperinci

Bahan Baku daging ikan 500 g. tepung tapioka 50 g. merica halus 1/2 sendok teh. bawang merah 7,5 g. bawang putih 1,5 g. jahe 0,5 g.

Bahan Baku daging ikan 500 g. tepung tapioka 50 g. merica halus 1/2 sendok teh. bawang merah 7,5 g. bawang putih 1,5 g. jahe 0,5 g. SOSIS IKAN Sosis adalah salah satu produk olahan dari bahan hewani. Secara umum sosis diartikan sebagai makanan yang dibuat dari daging yang telah dicincang, dihaluskan, dan diberi bumbubumbu, dimasukkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. rahmat dan Karunia-Nya atas selesainya laporan PUM ini dengan judul Pemanfaatan

KATA PENGANTAR. rahmat dan Karunia-Nya atas selesainya laporan PUM ini dengan judul Pemanfaatan KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan Karunia-Nya atas selesainya laporan PUM ini dengan judul Pemanfaatan Tithonia Sebagai Pupuk Hijau Untuk

Lebih terperinci

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM MASKER TIMNAS (MASAKAN KERING TIM NANAS) BIDANG KEGIATAN: PKM KEWIRAUSAHAAN.

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM MASKER TIMNAS (MASAKAN KERING TIM NANAS) BIDANG KEGIATAN: PKM KEWIRAUSAHAAN. PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM MASKER TIMNAS (MASAKAN KERING TIM NANAS) BIDANG KEGIATAN: PKM KEWIRAUSAHAAN Diusulkan Oleh: Ketua Pelaksana : Winda Lestari (7101414153/2014) Anggota

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS. Usaha Kecil Untuk Kelas Menengah BISNIS KRIPIK SINGKONG

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS. Usaha Kecil Untuk Kelas Menengah BISNIS KRIPIK SINGKONG KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS Usaha Kecil Untuk Kelas Menengah BISNIS KRIPIK SINGKONG Nama : Karnita Septi Wahyu Andriyani Kelas : 11-D3MI-02 NIM : 11.02.8021 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2012 ABSTRAK Karya ilmiah

Lebih terperinci

Menerapkan Teknik Pengolahan Menggunakan Media Penghantar Panas. KD 1. Melakukan Proses Pengolahan Abon Ikan

Menerapkan Teknik Pengolahan Menggunakan Media Penghantar Panas. KD 1. Melakukan Proses Pengolahan Abon Ikan 1 Menerapkan Teknik Pengolahan Menggunakan Media Penghantar Panas KD 1. Melakukan Proses Pengolahan Abon Ikan Pengertian Abon Abon merupakan salah satu jenis makanan awetan berasal dari daging (sapi, kerbau,

Lebih terperinci

INOVASI PEMBUATAN ANEKA PRODUK OLAHAN DARI BENGKUANG. OLEH : Gusti Setiavani, STP. MP

INOVASI PEMBUATAN ANEKA PRODUK OLAHAN DARI BENGKUANG. OLEH : Gusti Setiavani, STP. MP INOVASI PEMBUATAN ANEKA PRODUK OLAHAN DARI BENGKUANG OLEH : Gusti Setiavani, STP. MP Bengkuang merupakan buah yang kaya akan zat gizi yang mempunyai peranan yang penting untuk kesehatan terutama vitamin

Lebih terperinci

ANALISIS KEUNTUNGAN USAHA PENGOLAHAN UBI KAYU ABSTRACTS

ANALISIS KEUNTUNGAN USAHA PENGOLAHAN UBI KAYU ABSTRACTS ANALISIS KEUNTUNGAN USAHA PENGOLAHAN UBI KAYU Regia Indah Kemala Sari 1) dan Mega Amelia Putri 1) ABSTRACTS Payakumbuh is the center of the largest agro-industrial cassava in West Sumatra Province. Some

Lebih terperinci

PENGOLAHAN JAGUNG SEBAGAI BAHAN PANGAN. Agus Sutanto

PENGOLAHAN JAGUNG SEBAGAI BAHAN PANGAN. Agus Sutanto PENGOLAHAN JAGUNG SEBAGAI BAHAN PANGAN Agus Sutanto PENDAHULUAN Kebutuhan pangan selalu mengikuti trend jumlah penduduk dan dipengaruhi oleh peningkatan pendapatan per kapita serta perubahan pola konsumsi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Pengolahan Kerupuk Jagung 4.1.1 Pencampuran Adonan Proses pencampuran adonan ada dua kali yaitu dengan cara manual (tangan) dan kedua dengan menggunakan mixer. Langkah

Lebih terperinci

TUGAS FIELD STUDY KEWIRAUSAHAAN Kripik Terong Dicabein. Disusun oleh:

TUGAS FIELD STUDY KEWIRAUSAHAAN Kripik Terong Dicabein. Disusun oleh: TUGAS FIELD STUDY KEWIRAUSAHAAN Kripik Terong Dicabein Diajukan untuk memenuhi tugas Ujian Tengah Semester Matakuliah Kewirausahaan (FI 201) Semester Genap Tahun Akademik 2015/2016 Pengampu Matakuliah:

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI TAMBAH PENGOLAHAN NANAS MENJADI KERIPIK DAN SIRUP (Kasus: Desa Sipultak, Kec. Pagaran, Kab. Tapanuli Utara)

ANALISIS NILAI TAMBAH PENGOLAHAN NANAS MENJADI KERIPIK DAN SIRUP (Kasus: Desa Sipultak, Kec. Pagaran, Kab. Tapanuli Utara) ANALISIS NILAI TAMBAH PENGOLAHAN NANAS MENJADI KERIPIK DAN SIRUP (Kasus: Desa Sipultak, Kec. Pagaran, Kab. Tapanuli Utara) Haifa Victoria Silitonga *), Salmiah **), Sri Fajar Ayu **) *) Alumni Program

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. segar mudah busuk atau rusak karena perubahan komiawi dan kontaminasi

PENDAHULUAN. segar mudah busuk atau rusak karena perubahan komiawi dan kontaminasi PENDAHULUAN Latar Belakang Daging merupakan salah satu komoditi pertanian yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan protein, karena daging mengandung protein yang bermutu tinggi, yang mampu menyumbangkan

Lebih terperinci

USULAN PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM WIRAUSAHA DARI TUMBUHAN TERATAI BIDANG KEGIATAN: PKM KEWIRAUSAHAAN.

USULAN PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM WIRAUSAHA DARI TUMBUHAN TERATAI BIDANG KEGIATAN: PKM KEWIRAUSAHAAN. USULAN PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM WIRAUSAHA DARI TUMBUHAN TERATAI BIDANG KEGIATAN: PKM KEWIRAUSAHAAN Diusulkan oleh : 1. Luki Ferliansyah 201321045 2. Eva 201321044 3. Anton Jaya Saputra

Lebih terperinci

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM. Snabol Reborn (Snack Bolyn baru dengan Sayuran,Buah dan Menambah Rasa Baru Coklat dan Susu Keju)

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM. Snabol Reborn (Snack Bolyn baru dengan Sayuran,Buah dan Menambah Rasa Baru Coklat dan Susu Keju) PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM Snabol Reborn (Snack Bolyn baru dengan Sayuran,Buah dan Menambah Rasa Baru Coklat dan Susu Keju) BIDANG KEGIATAN: PKM KEWIRAUSAHAAN Diusulkan oleh:

Lebih terperinci

: Laila Wahyu R NIM :

: Laila Wahyu R NIM : Nama : Laila Wahyu R NIM : 11.11.568 Kelas : 11-S1TI-15 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 211/212 I. ABSTRAKSI Produk olahan krupuk ikan tenggiri merupakan produk pangan yang dapat digunakan sebagai makanan ringan

Lebih terperinci

BISNIS TELOR ASIN DAN KEUNTUNGANYA. Disusun oleh: Sandwi Devi Andri S1 teknik informatika 2F

BISNIS TELOR ASIN DAN KEUNTUNGANYA. Disusun oleh: Sandwi Devi Andri S1 teknik informatika 2F BISNIS TELOR ASIN DAN KEUNTUNGANYA Disusun oleh: Sandwi Devi Andri 10.11.3934 S1 teknik informatika 2F JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA JENJANG STRATA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK

Lebih terperinci

MODUL 7 STICK IKAN. Indikator Keberhasilan: Mutu stick ikan yang dihasilkan berwarna kekuningan dan memiliki tekstur yang renyah.

MODUL 7 STICK IKAN. Indikator Keberhasilan: Mutu stick ikan yang dihasilkan berwarna kekuningan dan memiliki tekstur yang renyah. MODUL 7 STICK IKAN Standar Unit Kompetensi: Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa mampu membuat stick ikan yang gurih, renyah dan enak. Indikator Keberhasilan: Mutu stick ikan yang dihasilkan berwarna

Lebih terperinci

tips: Menyimpan Tahu Segar

tips: Menyimpan Tahu Segar Tip's Memasak Tip's Memasak tips: Kaldu Udang Mendapatkan kaldu udang yang gurih, sangrai atau panggang kulit, dan kepala udang hingga kering dan harum. Angkat lalu rebus dengan air secukupnya di atas

Lebih terperinci

tips: Menyimpan Tahu Segar

tips: Menyimpan Tahu Segar Tip's Memasak Tip's Memasak tips: Kaldu Udang Mendapatkan kaldu udang yang gurih, sangrai atau panggang kulit, dan kepala udang hingga kering dan harum. Angkat lalu rebus dengan air secukupnya di atas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan hidup. Pemenuhan kebutuhan pangan dapat dilakukan dengan

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan hidup. Pemenuhan kebutuhan pangan dapat dilakukan dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan dasar yang penting bagi manusia untuk mempertahankan hidup. Pemenuhan kebutuhan pangan dapat dilakukan dengan mengoptimalkan penggunaan sumber

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI TAMBAH, KEUNTUNGAN, DAN TITIK IMPAS PENGOLAHAN HASIL RENGGINANG UBI KAYU (RENGGINING) SKALA RUMAH TANGGA DI KOTA BENGKULU

ANALISIS NILAI TAMBAH, KEUNTUNGAN, DAN TITIK IMPAS PENGOLAHAN HASIL RENGGINANG UBI KAYU (RENGGINING) SKALA RUMAH TANGGA DI KOTA BENGKULU ANALISIS NILAI TAMBAH, KEUNTUNGAN, DAN TITIK IMPAS PENGOLAHAN HASIL RENGGINANG UBI KAYU (RENGGINING) SKALA RUMAH TANGGA DI KOTA BENGKULU Andi Ishak, Umi Pudji Astuti dan Bunaiyah Honorita Balai Pengkajian

Lebih terperinci

KAJIAN USAHA PENGOLAHAN HASIL SAYURAN PRODUKSI MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (MKRPL) KABUPATEN BOYOLALI

KAJIAN USAHA PENGOLAHAN HASIL SAYURAN PRODUKSI MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (MKRPL) KABUPATEN BOYOLALI KAJIAN USAHA PENGOLAHAN HASIL SAYURAN PRODUKSI MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (MKRPL) KABUPATEN BOYOLALI Qanytah dan Trie Reni Prastuti Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah Bukit Tegalepek,

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN AGROINDUSTRI GETUK GORENG DI KECAMATAN SOKARAJA KABUPATEN BANYUMAS

STUDI KELAYAKAN AGROINDUSTRI GETUK GORENG DI KECAMATAN SOKARAJA KABUPATEN BANYUMAS 121 STUDI KELAYAKAN AGROINDUSTRI GETUK GORENG DI KECAMATAN SOKARAJA KABUPATEN BANYUMAS Siti Mutmainah, Dumasari, dan Pujiharto Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Purwokerto Jl. Raya Dukuhwaluh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Perumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Perumusan Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Makanan ringan atau yang lebih sering dikenal dengan cemilan, telah menjadi makanan wajib yang harus dimiliki di rumah sebagai teman nonton tv atau belajar,

Lebih terperinci

OLEH: YULFINA HAYATI

OLEH: YULFINA HAYATI PENGOLAHAN HASIL KEDELAI (Glycine max) OLEH: YULFINA HAYATI PENDAHULUAN Dalam usaha budidaya tanaman pangan dan tanaman perdagangan, kegiatan penanganan dan pengelolaan tanaman sangat penting diperhatikan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka Tinjauan Teknologi Teknologi merupakan sumberdaya buatan manusia yang kompetitif dan selalu mengalami perkembangan

Lebih terperinci

IbM PENGUSAHA KERIPIK SINGKONG RUMAH TANGGA

IbM PENGUSAHA KERIPIK SINGKONG RUMAH TANGGA ARTIKEL ILMIAH Ipteks Bagi Masyarakat (IbM) IbM PENGUSAHA KERIPIK SINGKONG RUMAH TANGGA Oleh Yuni Retnaningtyas, M.Si., Apt. 0009067806 Ema Desia Prajitiasari SE. MM. 0021127901 UNIVERSITAS JEMBER November

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadikan produk tersebut sebagai alternatif tepat untuk menemani waktu santai Anda

BAB I PENDAHULUAN. menjadikan produk tersebut sebagai alternatif tepat untuk menemani waktu santai Anda BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keripik singkong merupakan salah satu produk makanan ringan yang banyak digemari konsumen. Rasanya yang renyah dan murahnya harga yang ditawarkan menjadikan produk

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PKM KEWIRAUSAHAAN. Balado Cainito : Keripik Sawo Apel (Chrysophyllum cainito) Sebagai Jajanan Kaya Serat dan Bergizi Tinggi

LAPORAN AKHIR PKM KEWIRAUSAHAAN. Balado Cainito : Keripik Sawo Apel (Chrysophyllum cainito) Sebagai Jajanan Kaya Serat dan Bergizi Tinggi LAPORAN AKHIR PKM KEWIRAUSAHAAN Balado Cainito : Keripik Sawo Apel (Chrysophyllum cainito) Sebagai Jajanan Kaya Serat dan Bergizi Tinggi Disusun oleh: Ika Fajar Safitri E24120014 2012 Siti Nuramanah E24120089

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Proyek Usaha Mandiri

KATA PENGANTAR. karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Proyek Usaha Mandiri KATA PENGANTAR Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Proyek Usaha Mandiri (PUM) yang berjudul Efisiensi Biaya Dalam

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. dapat diperoleh di pasar atau di toko-toko yang menjual bahan pangan. Abon dapat

I PENDAHULUAN. dapat diperoleh di pasar atau di toko-toko yang menjual bahan pangan. Abon dapat I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1.1) Latar Belakang, (1.2) Identifikasi Masalah, (1.3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat Penelitian, (1.5) Kerangka Pemikiran, (1.6) Hipotesis Penelitian,

Lebih terperinci

VI. ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN INDUSTRI RUMAH TANGGA TAHU. A. Analisis Biaya Industri Rumah Tangga Tahu di Desa Karanganayar

VI. ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN INDUSTRI RUMAH TANGGA TAHU. A. Analisis Biaya Industri Rumah Tangga Tahu di Desa Karanganayar VI. ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN INDUSTRI RUMAH TANGGA TAHU A. Analisis Biaya Industri Rumah Tangga Tahu di Desa Karanganayar Biaya dalam industri tahu meliputi biaya eksplisit dan biaya implisit. Biaya

Lebih terperinci

JAGUNG. Bahan Pangan Alternatif SERI BACAAN ORANG TUA

JAGUNG. Bahan Pangan Alternatif SERI BACAAN ORANG TUA 19 SERI BACAAN ORANG TUA JAGUNG Bahan Pangan Alternatif Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan Nasional

Lebih terperinci

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM SaPi Rebu VaRa BIDANG KEGIATAN: PKM KEWIRAUSAHAAN

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM SaPi Rebu VaRa BIDANG KEGIATAN: PKM KEWIRAUSAHAAN PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM SaPi Rebu VaRa BIDANG KEGIATAN: PKM KEWIRAUSAHAAN Diusulkan oleh : 1. Nazilatus Syafa ah (4301415053/ Angkatan 2015) 2. Zulfikar Ali Abdul Aziz Attamimi

Lebih terperinci

PEMBUATAN ABON MANDAI SEBAGAI ALTERNATIF TAMBAHAN PENDAPATAN MASYARAKAT

PEMBUATAN ABON MANDAI SEBAGAI ALTERNATIF TAMBAHAN PENDAPATAN MASYARAKAT PEMBUATAN ABON MANDAI SEBAGAI ALTERNATIF TAMBAHAN PENDAPATAN MASYARAKAT Uswatun Chasanah dan Hikma Ellya Program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan Politeknik Hasnur hikmapolihasnur@gmail.com ABSTRAK Tujuan

Lebih terperinci

Bahan Ajar Keaksaraan Usaha Mandiri Tema Pertanian

Bahan Ajar Keaksaraan Usaha Mandiri Tema Pertanian Bahan Ajar Keaksaraan Usaha Mandiri Tema Pertanian Seri 1 Seri 2 Seri 3 Seri 4 Seri 5 Seri 6 Seri 7 Sikap Wirausaha Pandai Mencari Peluang Usaha Terampil Membuat Produk Usaha Terampil Menghitung Biaya

Lebih terperinci

A. Penggunaan. B. Alat dan Bahan. Berikut ini alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan selai. 1. Alat

A. Penggunaan. B. Alat dan Bahan. Berikut ini alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan selai. 1. Alat A. Penggunaan Siapa yang tidak kenal dengan selai? Bahan pelengkap dalam menyantap roti atau singkong rebus ini memiliki rasa yang manis dan terbuat dari buah segar. Tak hanya itu, variasi rasa dari selai

Lebih terperinci

Analisis Pendapatan Agroindustri Aneka Keripik Putri Tunggal di Kecamatan Bangko Kabupaten Merangin

Analisis Pendapatan Agroindustri Aneka Keripik Putri Tunggal di Kecamatan Bangko Kabupaten Merangin JSAI Analisis Pendapatan Agroindustri Aneka Keripik Putri Tunggal di Kecamatan Bangko Kabupaten Merangin Sabaruddin Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian Universitas Muara Bungo, Jambi ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

A. JUDUL Pemanfaatan Ubi Jalar Sebagai Bahan Baku Pembuatan Nugget B. LATAR BELAKANG MASALAH

A. JUDUL Pemanfaatan Ubi Jalar Sebagai Bahan Baku Pembuatan Nugget B. LATAR BELAKANG MASALAH A. JUDUL Pemanfaatan Ubi Jalar Sebagai Bahan Baku Pembuatan Nugget B. LATAR BELAKANG MASALAH Industri makanan dan minuman di indonesia memiliki potensi yang cukup bagus untuk dikembangkan. Selain untuk

Lebih terperinci

Proceeding Lokakarya Nasional Pemberdayaan Potensi Keluarga Tani Untuk Pengentasan Kemiskinan, 6-7 Juli 2011

Proceeding Lokakarya Nasional Pemberdayaan Potensi Keluarga Tani Untuk Pengentasan Kemiskinan, 6-7 Juli 2011 STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN UNIT PENGOLAHAN GULA SEMUT DENGAN PENGOLAHAN SISTEM REPROSESING PADA SKALA INDUSTRI MENENGAH DI KABUPATEN BLITAR Arie Febrianto M Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Fakultas

Lebih terperinci

TELUR ASIN 1. PENDAHULUAN

TELUR ASIN 1. PENDAHULUAN TELUR ASIN 1. PENDAHULUAN Telur adalah salah satu sumber protein hewani yang memilik rasa yang lezat, mudah dicerna, dan bergizi tinggi. Selain itu telur mudah diperoleh dan harganya murah. Telur dapat

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Setelah melakukan beberapa pengamatan dan pengujian maka peneliti menghasilkan satu produk baru dengan melakukan inovasi terhadap jajanan pasar Indonesia yaitu lemper,

Lebih terperinci

PEMANFAATAN USUS AYAM SEBAGAI UPAYA PEMULIHAN TERHADAP AKIBAT FLU BURUNG

PEMANFAATAN USUS AYAM SEBAGAI UPAYA PEMULIHAN TERHADAP AKIBAT FLU BURUNG PKMK-1-16-1 PEMANFAATAN USUS AYAM SEBAGAI UPAYA PEMULIHAN TERHADAP AKIBAT FLU BURUNG Baihaki, Meirizky Ramadhanti, Resta, Nove Kartika Sari, Imade Areopagus Jurusan Peternakan, Politeknik Negeri Lampung,

Lebih terperinci

KELAYAKAN USAHA AGROINDUSTRI KERIPIK DAN SALE PISANG GORENG. Agus Muharam 1 )

KELAYAKAN USAHA AGROINDUSTRI KERIPIK DAN SALE PISANG GORENG. Agus Muharam 1 ) KELAYAKAN USAHA AGROINDUSTRI KERIPIK DAN SALE PISANG GORENG Agus Muharam 1 ) Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi agusmuharam@studdent.unsil.ac.id M. Iskandar Mamoen 2 ) Fakultas

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PEMBUATAN SAUS TOMAT Oleh: Masnun Balai Pelatihan Pertanian Jambi I. PENDAHULUAN

TEKNOLOGI PEMBUATAN SAUS TOMAT Oleh: Masnun Balai Pelatihan Pertanian Jambi I. PENDAHULUAN Page1 TEKNOLOGI PEMBUATAN SAUS TOMAT Oleh: Masnun Balai Pelatihan Pertanian Jambi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tomat (Lycopersicum esculentum Mill) merupakan salah satu komoditi sayuran buah yang sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang KATA PENGANTAR Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-nya, sehingga oleh karenanya kami dapat menyelesaikan tugas kewirausahaan ini dengan baik

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Adapun proses pengolahan Kue Bola-bola Wijen disajikan dalam

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Adapun proses pengolahan Kue Bola-bola Wijen disajikan dalam BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Pengolahan Kue Bola-bola wijen Adapun proses pengolahan Kue Bola-bola Wijen disajikan dalam bentuk diagram alir di bawah ini : Persiapan Bahan : Tepung Tapioka, Tepung

Lebih terperinci

PROPOSAL BISNIS USAHA KUE BROWNIES COKLAT

PROPOSAL BISNIS USAHA KUE BROWNIES COKLAT PROPOSAL BISNIS USAHA KUE BROWNIES COKLAT 1 Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar belakang Perkembangan pada bidang ekonomi dan teknologi yang begitu pesat di dunia dan masyarakat kita saat ini telah merubah pola

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bakso merupakan salah satu produk olahan daging khas Indonesia, yang banyak digemari oleh semua lapisan masyarakat dan mempunyai nilai gizi yang tinggi karena kaya akan

Lebih terperinci

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA BIDANG KEGIATAN : PKM - KEWIRAUSAHAAN MANTEL (MANGGLENG WORTEL) SOLUSI APLIKATIF RADIASI IPTEK

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA BIDANG KEGIATAN : PKM - KEWIRAUSAHAAN MANTEL (MANGGLENG WORTEL) SOLUSI APLIKATIF RADIASI IPTEK PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA BIDANG KEGIATAN : PKM - KEWIRAUSAHAAN MANTEL (MANGGLENG WORTEL) SOLUSI APLIKATIF RADIASI IPTEK Diusulkan oleh : Ketua : Hestin Wirasti 4301415093 2015 Anggota : 1. Maula Najikh

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BISNIS KRIPIK TEMPE

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BISNIS KRIPIK TEMPE KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BISNIS KRIPIK TEMPE Nama : Damas Riawan Kelas : D3 TI 02 NIM : 11.01.2910 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2012 ABSTRAKSI Karya tulis ini dibuat dengan tujuan untuk memberi petunjuk

Lebih terperinci

PELUANG BISNIS MAKANAN TENTANG KRIPIK TEMPE

PELUANG BISNIS MAKANAN TENTANG KRIPIK TEMPE NAMA : JOKO NUR CAHYANTO NIM : 10.12.4486 KELAS : S1,SI,2B PELUANG BISNIS MAKANAN TENTANG KRIPIK TEMPE Pernah berkunjung ke kota Cilacap????????? Pasti pernah mencicipi penganan khas kota ini. ya, sudah

Lebih terperinci

NUGGET BANANA SKIN. Disusun oleh: Arnitya S. P. (X MIA 4/03) Theana Leoma (X MIA 4/27) SMA SANTA ANGELA. Jl. MERDEKA NO 24 BANDUNG

NUGGET BANANA SKIN. Disusun oleh: Arnitya S. P. (X MIA 4/03) Theana Leoma (X MIA 4/27) SMA SANTA ANGELA. Jl. MERDEKA NO 24 BANDUNG NUGGET BANANA SKIN Disusun oleh: Arnitya S. P. (X MIA 4/03) Theana Leoma (X MIA 4/27) SMA SANTA ANGELA Jl. MERDEKA NO 24 BANDUNG 2014-2015 LEMBAR PENGESAHAN JUDUL: NUGGET BANANA SKIN Menyetujui, Pembimbing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. : Jalan Pemuda I, Rawamangun-Jakarta Timur

BAB I PENDAHULUAN. : Jalan Pemuda I, Rawamangun-Jakarta Timur 1 BAB I PENDAHULUAN Nama Perusahaan Bidang Usaha Jenis Produk Alamat Perusahaan Nomor Telepon : Corp. : Produk Makanan : Nugget Tahu : Jalan Pemuda I, Rawamangun-Jakarta Timur : 083895161xxx A. Identifikasi

Lebih terperinci

ANEKA RUJAK DAN ASINAN NAN SEGAR

ANEKA RUJAK DAN ASINAN NAN SEGAR ANEKA RUJAK DAN ASINAN NAN SEGAR Rujak dan asinan sangat cocok disajikan saat cuaca panas seperti sekarang ini. Jenisnya pun dapat Anda pilih sesuai selera. Dari rujak buah, asinan betawi, sampai asinan

Lebih terperinci

MANISAN BASAH JAHE 1. PENDAHULUAN 2. BAHAN

MANISAN BASAH JAHE 1. PENDAHULUAN 2. BAHAN MANISAN BASAH JAHE 1. PENDAHULUAN Manisan biasanya dibuat dari buah. Produk ini merupakan bahan setengah kering dengan kadar air sekitar 30 %, dan kadar gula tinggi (>60%). Kondisi ini memungkinkan manisan

Lebih terperinci

KECAP KEDELAI 1. PENDAHULUAN

KECAP KEDELAI 1. PENDAHULUAN KECAP KEDELAI 1. PENDAHULUAN Kacang-kacangan dan biji-bijian seperti kacang kedelai, kacang tanah, biji kecipir, koro, kelapa dan lain-lain merupakan bahan pangan sumber protein dan lemak nabati yang sangat

Lebih terperinci

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA WIRAUSAHA CERIPING SUKUN BIDANG KEGIATAN : PKM KEWIRAUSAHAAN (PKMK) Diusulkan oleh:

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA WIRAUSAHA CERIPING SUKUN BIDANG KEGIATAN : PKM KEWIRAUSAHAAN (PKMK) Diusulkan oleh: PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA WIRAUSAHA CERIPING SUKUN BIDANG KEGIATAN : PKM KEWIRAUSAHAAN (PKMK) Diusulkan oleh: Sofnia Nurul Mahmudah (3101415045) Siti Wijayanti (4411413004) Atitik Nurhijah

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK TEKNOLOGI MAKANAN PEMBUATAN NUGGET AYAM

LAPORAN PRAKTEK TEKNOLOGI MAKANAN PEMBUATAN NUGGET AYAM LAPORAN PRAKTEK TEKNOLOGI MAKANAN PEMBUATAN NUGGET AYAM Penyusun: Haikal Atharika Zumar 5404416017 Dosen Pembimbing : Ir. Bambang Triatma, M.Si Meddiati Fajri Putri S.Pd, M.Sc JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN

Lebih terperinci

Buletin Peternakan Edisi IV 2017 Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Prov. Sulawesi Selatan

Buletin Peternakan Edisi IV 2017 Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Prov. Sulawesi Selatan PROSES PEMBUATAN TELUR ASIN SEBAGAI PELUANG USAHA Oleh : Andi Mulia, Staff Pengajar di UIN Alauddin Makassar Telur adalah salah satu sumber protein hewani yang memilik rasa yang lezat, mudah dicerna, dan

Lebih terperinci