ABSTRAK. Pemanfaatan Endomikoriza Indigenus dari Lahan Kering di Bali untuk Memacu Pertumbuhan Bibit Mente (Anacardium Occidentale L.

Transkripsi

1 ABSTRAK Pemanfaatan Endomikoriza Indigenus dari Lahan Kering di Bali untuk Memacu Pertumbuhan Bibit Mente (Anacardium Occidentale L.) Pertumbuhan bibit mente ( A.occidentale L.) di lahan kering masih rendah kualitasnya karena akar serabut pada bibit mente sangat sedikit sehingga kemampuan absorbsi air dan hara mineral di tanah terbatas. Endomikoriza merupakan cendawan tanah yang dapat bersimbiosis secara obligat dengan akar mente untuk mendapatkan nutrisi, endomikoriza dapat menghasilkan hifa-hifa ekternal yang tersebar luas di tanah dan membantu akar tanaman inang dalam absorbsi air, mineral di tanah sehingga meningkatkan pertumbuhan tanaman inangnya. Perakaran yang telah terkolonisasi endomikoriza sejak pembibitan akan terbawa terus sampai bibit tersebut di tanam di areal perkebunan. Keberadaan jenis dan jumlah endomikoriza dan fluktuasinya selama satu periode musim di lahan kering (Sendang d an Sukadana) Bali belum ada datanya sehingga penelitian eksplorasi dilakukan untuk mengetahui jenis-jenis endomikoriza, kerapatan spora dan kolonisasinya tanaman di lahan kering Bali. Penelitian rumah kaca dilakukan untuk perbanyakan spora, inokulasi spora pada bibit mente, pengaruh spora dan propagul endomikoriza pada media yang berbeda dalam memacu pertumbuhan bibit mente. Data-data penelitian di analisa menggunakan Analisis of Variance (ANOVA), jika ada perbedaan dilanjutkan uji DMRT taraf kepercayaan 5%. Hasil penelitian ditemukan 13 species endomikoriza ( Glomus etunicatum, Glomus mosseae, Glomus aggregatum, Glomus intraradices, Glomus rubiformis, Acaulospora foveata, Acaulospora tuberculata, Acaulospora cf. undulate, Acaulospora scrobiculata, Gigaspora albida;, Gigaspora margarita, Scutelosppora cf. heterogama dan Enthroposphora infrequent) pada kedua lokasi dan satu spesies yaitu E.infrequens merupakan rare species. Kerapatan jumlah spora tinggi dan kolonisasi hifa endomikoriza rendah pada musim kemarau, sebaliknya kerapatan jumlah spora rendah dan kolonisasi tinggi pada musim penghujan. Hasil perbanyakan Glomus sp., Acaulospora sp., Gigaspora sp. pada tanaman jagung menunjukkan bahwa pemberian hara Johnson tanpa konsentrasi P (P0) menghasilkan jumlah spora dan kolonisasi tertinggi pada Glomus sp. Pemberian endomikoriza berpengaruh nyata pada uji DMRT 5%. terhadap tinggi bibit, persen kolonisasi, berat total dan kandungan P tanaman dibanding tanpa perlakuan endomikoriza, namun species Glomus sp memberikan hasil yang terbaik. Inokulasi Glomus sp pada media pembawa yang berbeda menunjukkan bahwa media campuran pasir kwarsa-tanah menghasilkan pertumbuhan bibit mente yang terbaik dibanding kedua jenis media yang lain. Kata kunci: Eksplorasi, lahan kering, endomikoriza, propagasi, mente ix

2 ABSTRACT The application of Indigenous Endomycorrhizal Fungi isolated from Arid Area at Bali to the Growth of Cashew-nut Seedling (Anacardium occidentale L.) The constraints of cashew nut plant regeneration is the vulnerability of cashew nut seedling when it transplanted in the field. Such due to fragile secondary root, environmental condition and the limitation of tertiary roots leading to the limitation of water and minerals uptake and less adaptability to arid environment. Endomycorrhiza is a symbiotic soil fungy in cashew nut root. Fungi get benefit by obtaining nutrient from the plant, while the plant get benefit in up-taking water and soil minerals by endomycorrhizal hypha. Plant roots get benefit when the seedling is transplanted to field area and eventually enhance the cashew-nut productivity. The exploration study was to observe the endomycorrhizal diversity, including spore density and root colonization in arid area. The green house experiment was carried out for spore propagation, application of endomycorhiza spores and or combine with prophagul, the spore propagule combination in different carrier medium onto the growth of Cashew nut seedling. This study found 13 species ( Glomus etunicatum, Glomus mosseae, Glomus aggregatum, Glomus intraradices, Glomus rubiformis, Acaulospora foveata, Acaulospora tuberculata, Acaulospora cf. undulate, Acaulospora scrobiculata, Gigaspora albida;, Gigaspora margarita, Scutelosppora cf. heterogama and Enthroposphora infrequent. The E. Infrequent is rare species and it was found at Sukadana Karangasem in rainy season. The number spore and root colonization was season related. The number of spore increase during dry season and vice versa, in contrast root colonization increase in rainy season and vice versa. Spore propagation of Glomus sp., Acaulospora sp. and Gigaspora sp. indicated that the highest spore number was shown by the treatment of Johnson nutrient solution without P (P is 0% ) at the three months of propagation. Glomus sp showed the highest spore number at the month 3 of propagation. The experiment of the effect inoculation of spore and or combined on to the growth of cashew nut seedling showed significant effect. on spore inoculation but no significant on prophagule weight, however the result showed the effect of spore prophagule interaction on to the seedling parameters such as plant height, root colonization, leaf surface, total dry of plant, P content. The experiment on the effect of spore and prophagule endomycorhyza in different medium carrier showed significant effect on to the growth of cashew nut seedling. The medium of soil-coarse (ratio 1:1) showed the most significant treatment than two other mediums (soil-zeolit and soil caolin) on to spore number, root colonization and all growth parameter ( i.e. plant height, leaf number, leaf surface, dry root weight, dry shoot weight, dry leaf weight and total dry plant). Key words: Exploration, Arid soil, Endomycorrhiza, Propagation, Cashew x

3 RINGKASAN Pemanfaatan Endomikoriza Indigenus dari Lahan Kering di Bali untuk Memacu Pertumbuhan Bibit Mente (Anacardium Occidentale L.) Tanaman mente merupakan salah satu jenis tanaman yang dikembangkan di lahan kering Bali karena bernilai sebagai komoditas ekspor dalam menghasilkan produksi biji (gelondong) mente. Kendala yang dihadapi para petani mente pada lahan kering di Bali adalah hasil produksi buah mente tidak stabil karena pohon mente sudah berumur tua tidak dilakukan peremajaan. Kesulitan dalam pembibitan mente adalah akar mudah patah, bibit mudah mati apabila dipindahkan ke areal perkebunan, pertumbuhan bibit yang tidak seragam, jumlah perakaran (serabut) sangat sedikit sehingga absorbsi hara mineral rendah. Salah satu cendawan tanah yang dapat bersimbiosis dengan tanaman mente adalah endomikoriza. Cendawan endomikoriza yang bersimbiosis dengan tanaman akan mendapatkan gula sebagai sumber makanan, sebaliknya hifa-hifa eksternal endomikoriza dapat membantu akar inang dalam meningkatkan kemampuan akar dalam absorbsi air, mineral N, K, Cu, Mo, Mn, P dari tanah. Salah satu upaya untuk mengatasi permasalahan pertumbuhan dan produktifitas tanaman pertanian khususnya tanaman mente di lahan kering adalah penggunaan cendawan endomikoriza sebagai inokulan. Spora-spora cendawan endomikoriza xi

4 yang diinokulasikan pada akar tanaman inang pada saat fase pembibitan diharapkan bibit dapat terkolonisasi oleh spora dan hifa endomikoriza sehingga dapat mengatasi salah satu kendala pertumbuhan mente di lahan kering dengan asumsi bibit yang telah diinokulasi dengan cendawan endomikoriza pada fase pembibitan, bibit mente tersebut akan terkolonisasi oleh cendawan endomikoriza sehingga terbantu dalam absorbsi air dari tanah dan terlindungi dari serangan penyakit sejak dipembibitan sampai di areal perkebunan. Tujuan penelitian ini yaitu: 1) Mengetahui jumlah spesies, kerapatan jumlah spora endomikoriza dan persentase kolonisasi hifa endomikoriza indigenus pada tanaman di lahan kering Buleleng dan Karangasem Bali; 2) Mengetahui konsentrasi P optimum dalam hara Johnson yang diberikan untuk perbanyakan spora endomikoriza indigenus Bali pada tanaman Jagung 3)Mengetahui respon pertumbuhan bibit mente (A. occidentale L.) terhadap inokulasi endomikoriza indigenus Bali dalam bentuk spora, propagul saja dan campuran spora-propagul 4) Mengetahui pengaruh media pembawa spora dan propagul endomikoriza terhadap pertumbuhan bibit mente. Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga tahap yaitu: penelitian lapangan (ekplorasi), laboratorium dan Rumah kaca. Penelitian di lapangan dilakukan untuk ekplorasi spora endomikoriza, mengetahui kerapatan spora dan kolonisasi pada akar tanaman. Penelitian laboratorium dilakukan untuk penyaringan spora, identifikasi jenis-jenis endomikoriza dan analisa tanah. Penelitian di rumah kaca meliputi: pebanyakan spora pada inang Jagung, inokulasi spora pada bibit mente dan pengaruh xii

5 spora dan propagul endomikoriza pada media pembawa spora yang berbeda terhadap pertumbuhan bibit mente. Tiga jenis endomikoriza hasil perbanyakan diaplikasikan pada bibit mente dan 1 jenis yang terbaik di inokulasikan pada tiga jenis media pembawa spora yang berbeda (zeolit -tanah; kaolin-tanah; pasir kwarsa-tanah) untuk pertumbuhan bibit mente. Data-data yang diperoleh di analisa mengunakan Analisis of Variance (ANOVA) dan jika ada perbedaan nyata dilanjutkan menggunakan uji DMRT taraf kepercayaan 5%. Hasil ekplorasi endomikoriza selama satu periode musim ditemukan 13 species endomikoriza pada kedua lokasi penelitian dan terdapat satu spesies yang merupakan rare species yaitu E.infrequens pada musim penghujan di Sukadana Karangasem. Kerapatan jumlah spora endomikoriza tinggi dan kolonisasi hifa endomikoriza rendah pada musim kemarau, sebaliknya kerapatan spora rendah dan kolonisasi tinggi pada musim penghujan. Hasil perbanyakan ke tiga jenis spora endomikoriza hasil eksplorasi di lahan kering yaitu Glomus sp., Acaulospora sp., Gigaspora sp. pada inang tanaman jagung menunjukkan bahwa pemberian hara Johnson tanpa konsentrasi P (P0) menghasilkan jumlah spora yang terbanyak pada ketiga spesies dan spora terbanyak dihasilkan oleh Glomus sp. pada umur perbanyakan 3 bulan. Inokulasi spora dan propagul ke tiga spesies pada bibit mente menunjukkan hasil bahwa ke tiga spesies endomikoriza sebagai spora tunggal mapun gabungan ketiga species menghasilkan respon pertumbuhan mente yang berbeda nyata pada uji DMRT 5%. Pemberian endomikoriza berpengaruh nyata (P<0,05) terhada p tinggi bibit, xiii

6 persen kolonisasi, berat total dan kandungan P tanaman dibanding tanpa perlakuan endomikoriza, namun species Glomus sp memberikan hasil yang terbaik. Inokulasi Glomus sp pada media pembawa yang berbeda menunjukkan bahwa media campuran pasir kwarsa-tanah menghasilkan pertumbuhan bibit mente yang terbaik dibanding kedua jenis media yang lain. Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa: eksplorasi endomikoriza pada lahan kering Bali menemukan 13 species dengan kerapatan jumlah spora dan persen kolonisasi yang bervariasi antar lokasi dan musim. Perbanyakan spora endomikoriza dengan pemberian hara Johnson tanpa P (P0) menghasilkan jumlah spora dan kolonisasi tertinggi pada inang tanaman jagung. Ketiga jenis endomikoriza ( Glomus sp., Acaulospora sp., Gigaspora sp.) indigenus Bali dapat meningkatkan pertumbuhan bibit mente, namun Glomus sp. Adalah yang terbaik. Campuran tanah dan pasir kwarsa merupakan media pembawa spora endomikoriza Glomus sp. yang terbaik untuk meningkatkan pertumbuhan bibit mente (A. occidentale L.). Adanya keterbatasan dalam penelitian ini menyebabkan beberapa aspek penelitian belum bisa diteliti sehingga perlu dilanjutkan penelitian lebih lanjut yaitu: Eksplorasi dan identifikasi endomikoriza secara keseluruhan di lahan kering Bali baik secara morfologi dan tehnik molekuler sehingga dapat dibuat data base endomikoriza indigenus di Bali. Spora endomikoriza dapat diaplikasikan sebagai salah satu pupuk hayati indigenus Bali untuk memacu pertumbuhan dan produktifitas tanaman mente di lahan kering. xiv