BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan data-data yang telah terkumpul, peneliti akan membahas dan menganalisis jawaban persoalan-persoalan penelitian yang telah dirumuskan, yaitu Penerapan Knowledge Management di RSU Puri Asih Salatiga (Jawa Tenggah). 4.1 Gambaran Umum RSU Puri Asih RSU Puri Asih terletak di pusat Salatiga tepatnya di Jl. Jendral Sudirman 169 Salatiga. Berawal dari Rumah Bersalin, kemudian pada tanggal 17 September 2000 menjadi Rumah Sakit Ibu dan Anak, dan pada tanggal 17 September 2001 menjadi Rumah Sakit Umum. Saat ini Puri Asih mempunyai kapasitas tempat tidur 60 TT. RSU Puri Asih akan melakukan pengembangan jenis pelayanan dan jumlah tempat tidur. Puri Asih telah terakreditasi 5 pokja pelayanan dari Komite Akreditasi Rumah Sakit, pada bulan April 2009 meliputi Pokja Administrasi dan Managemen, Pokja Pelayanan Medik, Pokja Gawat Darurat, Pokja Keperawatan dan Pokja Rekam medik. 1

2 4.1.1 Falsafah, Visi, Misi, Tujuan dan Motto RSU Puri Asih 1. Falsafah RSU Puri Asih memiliki falsafah yang dijadikan sebagai indikator pelayanan, adalah: Kebersamaan, kesetiakawanan dan keyakinan bahwa tugas profesi adalah ladang amal 2. Visi Suatu pernyataan yang merupakan gambaran yang ingin diraih oleh RS, yakni visi RSU Puri Asih, adalah mengutamakan kualitas pelayanan kesehatan yang optimal dan paripurna 3. Misi Untuk mewujudkan visi maka diperlukan misi RSU Puri Asih, yaitu : 1. Mengupayakan kesembuhan pasien tanpa memandang Suku, RAS, Agama dan Status Sosial 2. Mendukung pembangunan kesehatan dengan meningkatkan IPTEK, Sarana dan Prasarana pelayanan kesehatan 4. Motto Jujur, Kreatif dan Amanah 2

3 5. Tujuan Adapun tujuan yang dingin dicapai oleh RSU Puri Asih, sebagai berikut: 1. Terwujudnya Rumah Sakit yang terpercaya oleh masyarakat 2. Tercapainya kesembuhan dan kepuasan pasien Keadaan Personalia Tabel Keadaan Personalia Badan RSU Puri Asi Tahun 2012 No Profesi Pendidikan Jum 1 Tenaga Medis Dokter Spesialis Obstetri dan S2 2 Gynekologi Dokter Spesialis Anak S2 2 Dokter Spesialis Penyakit S2 3 Dalam Dokter Spesialis Bedah S2 2 Dokter Spesialis Rehabilitasi S2 1 Medik Dokter Spesialis Mata S2 1 Dokter Spesialis Anestesi S2 1 Dokter spesialis Radiologi S2 1 Dokter gigi Spesialis S2 1 Ortodentis Dokter Spesialis Patologi S2 1 Klinik Dokter gigi S1 2 Dokter umum S1 4 2 Tenaga farmasi Apoteker S1 1 Asisten Apoteker DIII Farmasi 5 3 Tenaga Keperawatan 3

4 Sumber : Laporan Tahunan RSU Puri Asih Salatiga 2012 RSU Puri Asih memiliki karyawan yang terdiri dari berbagai macam disiplin ilmu dan profesi di bidang kesehatan. Berikut ini Keadaan personalia yang bekerja di RSU Puri Asih tahun 2012, dapat dilihat pada tabel Perawat Perawat Anestesi Bidan 4 Tenaga Medis Non Keperawatan Tenaga Analis Tenaga Radiologi Tenaga Gizi Fisioterapis 5 Tenaga Non Medis/Administrasi Administrasi Rekam Medis DIII Keperawatan, S1 Keperawatan DIII Perawat Anestesi DIII Kebidanan DIII Analis Kesehatan DIII Radiologi DIII Gizi, SMA DIII Fisioterapi S1 Ekonomi, DIII Managemen, DIII Ekonomi DIII Rekam Medis Driver SMA 2 Security SMA 4 Cleaning Service SMP, SMA 8 Laundry SMP, SMA

5 Tabel 4.1 menggambarkan bahwa sejumlah pegawai RSU Puri Asih Sebanyak 193 orang yang terdiri dari berbagai disiplin ilmu dan profesi, dengan jumlah tenaga medis 21 orang dan rekam medis 3 orang Jenis Pelayanan RSU Puri Asih Pelayanan di RSU Puri Asih meliputi: a. Pelayanan Instalasi Rawat Jalan: Poliklinik Spesialis Kebidanan dan Kandungan Poliklinik Spesialis Penyakit Dalam Poliklinik Spesialis Bedah Poliklinik Spesialis Anak Poliklinik Spesialis Mata Poliklinik Spesialis Gigi Poliklinik Spesialis Paru dan Pernafasan Poliklinik Spesialis Rehabilitasi Medik Poliklinik Umum b. Pelayanan Instalasi Gawat Darurat Instalasi gawat darurat memberikan pelayanan selama 24 jam termasuk hari libur c. Pelayanan Instalasi Rawat Inap Lantai I Ruang Melati Ruang Mawar 5

6 Ruang Anggrek Ruang Seruni Lantai II Ruang Intan I Lantai III Ruang Intan II d. Pelayanan Penunjang Medis Meliputi: Pelayanan Instalasi Farmasi 24 jam Pelayanan Instalasi Laboratorium 24 jam Pelayanan Instalasi Radiologi Pelayanan Instalasi Gizi e. Jenis Pelayanan: Pelayanan Umum Pelayanan Jamkesmas 4.2 Bentuk-Bentuk Pengetahuan yang Terdapat Di Rumah Sakit Pada hakekatnya pengetahuan berada dalam pemikiran manusia berupa tacit sendangkan explicit knowledge sudah dituangkan dalam bentuk tulisan, dokumen dan mudah di transferkan kepada orang lain ketika terjadi proses interaksi. Disamping sebagai sumber pengetahuan, manusia pada hakekatnya juga merupakan pelaku dari proses-proses pengelolaan pengetahuan. berdasarkan wawancara, Berikut ini merupakan ungkapan-ungkapan informan tentang bentuk-bentuk pengetahuan yang sering didokumentasikan dan pengetahuan yang dibutuhkan 6

7 di RS, kemudian verifikasi data terhadap bentukbentuk pengetahuan. Pendapat Informan 1, bentuk-bentuk pengetahuan yang sering didokumentasikan adalah hal-hal yang terkait dengan penyakit pasien, selanjutnya ia paparkan bahwa: Menurut saya... sebenarnya banyak sekali pengetahuan yang didokumentasikan karena mengingat pengetahuan atau informasi di RS penting apalagi terkait dengan riwayat penyakit pasien, dan yang sering didokumentasikan adalah hal-hal yang terkait dengan penyakit pasien, baik pasien yang rawat jalan maupun yang rawat inap Lain lagi pendapat Informan 2, berasumsi bahwa bentuk-bentuk pengetahuan yang sering didokumentasikan adalah isi catatan medik, hal ini nampak pada komentar sebagai berikut: Pengetahuan yang sering didokumentasikan adalah isi catatan medik... Masih banyak pengetahuan yang dibutuhkan, mengingat belum 100% sempurna kalau dilihat dari unit managemen rekam medis, Karena masih memerlukan tenaga yang benar-benar mengerti dan memahami tentang catatan medik untuk memperbaiki pendokumentasian catatan medik meliputi sistem penamaan, sistem penomoran, pengkodingan dan sistem penyimpanan Sejalan dengan pendapat informan 2 maka Informan 3, mengatakan bahwa bentuk-bentuk pengetahuan yang sering didokumentasikan adalah rekam medik, berikut ini pernyataannya: Menurut pendapat saya... catatan medis yang ada hubungan dengan pasien semuanya harus 7

8 dibuat rekam medis sesuai dengan rawat jalan, rawat inap, sesuai jenis penyakit... Untuk sebuah RS rekam medik mau tidak mau harus didokumentasikan dan bersifat rahasia Pendapat Informan 4, mengatakan bahwa bentuk-bentuk pengetahuan yang sering didokumentasikan adalah semua hal yang berkaitan dengan identitas pasien, seperti ini yang disampaikan: Pengetahuan yang biasa didokumentasikan di RS... yang pertama identitas pasiennya, kemudian anamnese, kemudian diagnosa (tesment), kemudian terapi yang diberikan dan pemeriksaan fisik... Sebenarnya semua informasi tetap dibutuhkan mulai dari 1 orang identitas (umur, kelamin, pekerjaan, agama), riwayat penyakit, diagnosa, terapi yang sudah kita berikan... Semuanya ini penting untuk didokumentasikan Lain lagi Pendapat Informan 5, yang menyimpulkan bahwa biasanya yang sering didokumentasikan adalah keluhan-keluhan pasien, pendapat yang dikemukakan antara lain: Jadi yang sering didokumentasikan adalah... pada saat kita menangani pasien, hal pertama yang kita tanyakan adalah keluhan, itu adalah hal pertama yang kita kaji dalam bertemu dengan pasien kemudian baru melakukan pendiagnosa... Biasanya ketika kita bertemu dengan rekanrekan/dokter-dokter senior/dokter-dokter spesialis, kita selalu share terkait tentang penyakit pasien, tentang bagaimana kita mengkaji ulang lagi sebelum di diagnosa Pada kesempatan yang lain Informan 6, meyimpulkan bahwa semua hal yang di rasa penting selalu di dokumentasikan, seperti ini disampaikan: 8

9 Semua hal yang di rasa penting didokumentasikan... seperti administrasi, daftar obat, rincian biaya, peralatan atau fasilitas alat-alat medis... Sebenarnya masih banyak pengetahuan dibutuhkan di Puri Asih mengingat bahwa untuk dunia moderen sekarang ini aspek yang paling penting untuk membuat sebuah RS bertahan adalah pengetahuan dan dengan pengetahuan dari waktu ke waktu kita bisa meningkatkan kinerja Puri Asih, dan pengetahuan yang dibutuhkan adalah terkait dengan managemen RS, pelayan kepada pasien dan pengunjung Pendapat informan 7 sedikit melengkapi statement dari informan 6, sebagai berikut: Biasanya pada kasus anak-anak itu meliputi dehidrasi berat pada anak, kemudian diare, kejang demam... kalau untuk bedah biasanya fraktur terbuka, biasanya cara pembersihan pada fraktur terbuka... itu merupakan hal-hal yang sering didokumentasikan... sedangkan kalau pengetahuan yang dibutuhkan adalah kalau kita melihat dari kebanyakan pasiennya yang ada disini maka kejang demam untuk pasien anak, dan hipertensi untuk pasien dewasa... karena setiap riwayat penyakit pasien itu berbeda dan tidak selamanya penyakit yang sama, maka sama pula penangananya Informan 8 menuturkan bahwa pengetahuan yang sering didokumentasikan adalah identitas pasien, keluhan-keluhan, terapi yang di berikan dan hasil diagnosa: Iya menurut pengalaman saya selama ini... informasi yang sering kita dokumentasikan adalah yang pertama identitas pasien, kemudian keluhankeluhan pasien yang menyangkut dengan penyakit yang diderita, kemudian terapi yang diberikan dan hasil diagnosa... biasanya hal-hal tersebut yang paling sering kami dokumentasikan... 9

10 Kesimpulan/verifikasi data terhadap bentukbentuk pengetahuan, antara lain: Berdasarkan hasil wawancara, kata-kata kunci yang sering disebutkan oleh informan memiliki relevansi dengan karakteristik dari bentuk-bentuk pengetahuan, dari sini dapat disimpulkan bahwa: ada 2 bentuk pengetahuan yang terdapat di RS, yaitu tacit dan explicit knowledge. Dan pengetahuan yang sering didokumentasikan adalah explicit knowledge, explicit knowledge bersumber dari hal-hal yang terkait dengan penyakit pasien, rekam medis, isi catatan medis, identitas pasien, keluhan-keluhan pasien, semua hal yang dirasa penting, jenis penyakit dan cara penanganan kemudian terapi yang diberikan. Informasi atau pengetahuan tersebut penting untuk didokumentasikan karena berfungsi sebagai pengkodingan, penomoran bahkan untuk mendiagnosa penyakit. Dari sini saya menyimpulkan, bahwa bentukbentuk pengetahuan yang terdapat di RSU Puri Asih adalah tacit dan explicit knowledge, tetapi pada kenyataannya tacit knowledge sangat sulit di dokumentasikan karena merupakan pengetahuan pribadi yang sangat sulit diformalisasikan dan pengalaman semasa menangani pasien. Tetapi tacit knowledge dari dokter bisa dipelajari melalui diagnosanya terhadap penyakit pasien maupun resepresep obat yang diberikan kepada pasien, sendangkan 10

11 explicit knowledge bersumber dari semua informasi pribadi pasien (agama, umur, jenis kelamin) kemudian terkait juga dengan keluhan-keluhan pasien, terapi yang diberikan dan isi dari catatan rekam medis. 4.3 Cara Rumah Sakit Menyimpan dan Mengelola Pengetahuan Informasi merupakan materi (bahan baku) untuk membangun pengetahuan dan setiap pengetahuan yang dimiliki di RS bersifat rahasia dan di perlukan pengamanan terhadap pengetahuan tersebut, kemudian lebih berorientasi kepada proses pengelolaan dan penyimpanan pengetahuan untuk dilindungi dari penggunaan yang tidak berhak dan tidak tepat. Adapun pendapat dari informan tentang cara RS menyimpan dan mengelola pengetahuan, sebagai berikut: Informan 1 menyatakan bahwa cara yang tepat dalam menyimpan pengetahuan adalah dengan interaksi sosial sendangkan dalam hal mengelola pengetahuan yang dimiliki adalah dengan diisinya rekam medis dan data sosial pasien, berikut penuturannya: Menurut saya... menyimpan pengetahuan dari orang-orang yang berkompoten... yaitu dengan sistem tatap muka atau interaksi... ketika interaksi terjadi maka secara tidak langsung sudah terjadi proses pentransferan pengetahuan... karena seringkali penyimpanan pengetahuan dalam bentuk pendokumentasian tidak selamanya efektif... pada umumnya pengetahuan yang dimiliki lebih banyak 11

12 tersimpan di dalam otak atau pikiran... dan ketika terjadinya interaksi maka akan lebih efektif terjadinya penggunaan kembali pengetahuan... dan dengan penggunaan kembali pengetahuan itu sudah merupakan salah satu cara menjaga atau menyimpan pengetahuan... mengelola informasi menjadi pengetahuan yaitu dengan diisinya rekam medis oleh dokter dan kelengkapan data sosial pasien... dari informasi sosial pasien dan rekam medis kita sudah bisa mendapat pengetahuan. Tetapi terkadang ada kendala dalam mengelola informasi menjadi pengetahuan, kendalanya dalam sistem pengarsipan yaitu ketidaklengkapan catatan medik atau belum diisi secara lengkap oleh dokter... Ini merupakan suatu kendala yang sangat serius karena ketidaklengkapan data membuat kita kesulitan dalam pengkodingan dan terjadinya pemborosan waktu Informan 2 mengutarakan dengan knowledge share merupakan salah satu cara yang baik dalam menyimpan pengetahuan, sendangkan informasi data sosial pasien, diagnosa penyakit dipakai sebagai bahan dalam mengelola pengetahuan: Menurut saya... pengetahuan yang selama ini di dapat baik berdasarkan pengalaman selama mengelola medical record atau pengetahuan yang selama ini di dapat semasa berkuliah... sebisa mungkin di share atau diberi masukan atau saran... entah diterima atau tidak yang penting sudah berupaya untuk menyalurkan... otomatis ketika terjadi mutasi, pindah ke bidang yang laen sudah ada ilmu yang disalurkan... informasi dari data sosial pasien, diagnosa penyakit diisi ke medical record itu sudah merupakan sebuah pengetahuan. Namun... pada kenyataannya ada kendala yang sering kami alami, yaitu ruang medical record masih bersifat sementara dan karena ruangannya masih bersifat sementara maka berkasberkas tersebut belum tertata rapi (masih acakacakan) dan kendala yang lain adalah dokter belum mendiagnosa penyakit maka bagian medical record 12

13 mengalami kesulitan dalam pengkodingan dan penomoran Sistem pengkaderan cara menyimpan pengetahuan demikian yang dikatakan informan 3, dan dalam mengelola pengetahuan dikelola berdasarkan masing-masing bidang, seperti ditegaskannya : Cara RS menyimpan pengetahuan dari orang-orang yang berkompoten... biasanya di Puri Asih sudah ada sistem pengkaderan dan orientasi... jadi dengan cara begitu pengetahuan yang dimiliki oleh orang-orang yang berkompoten sudah bisa di salurkan... jadi ketika mereka di mutasi atau pensiun sudah ada pengetahuan yang sudah di transfer atau sudah ada pengetahuan yang ditinggalkan... Informasi dikelola berdasarkan masing-masing bidang... misalnya bidang medical record dikelola oleh unit managemen medical record...bidang kebidanan dikelola bidang kebidanan dan seterusnya... Bagi RS setiap informasi merupakan sebuah pengetahuan Informan 4 mengungkapkan bahwa cara menyimpan pengetahuan dengan mendokumentasikan pada sistem komputerisasi dan mengelola pengetahuan melalui keahlian, berikut penjelasannya: Menurut saya cara menyimpan pengetahuan adalah dengan cara mendokumentasikan dalam sistem komputerisasi, karena selain aman, pengetahuan tersebut bisa diakses kembali oleh pihak-pihak yang membutuhkan... Menurut saya... tanpa keahlian kita tidak bisa mengelola sebuah informasi menjadi pengetahuan... hal pertama yang biasanya kita lakukan dalam penanganan setiap pasien kita mendengar setiap keluhan-keluhan, dan keluhan-keluhan tersebut bagi kami adalah sebuah informasi... informasi yang dapat kita kelola menjadi sebuah pengetahuan 13

14 dan seperti yang sudah saya katakan bahwa tanpa keahlian kita tidak akan mampu menganalisis dan mengelola informasi... karena keahlian itu penting... sepanjang pengalaman saya menjadi seorang dokter tidak ada kendala, kalaupun ada hanya pada saat menemukan gejala penyakit yang baru, yang dialami pasien dan hal ini bisa diatasi ketika kami saling share sesama dokter Informan 5 berpendapat bahwa dengan cara memberi pelatihan atau training merupakan cara yang tepat dalam menyimpan pengetahuan, dalam mengelola informasi tidak terlepas dari dokumen: Bagi saya cara yang tepat dalam menyimpan pengetahuan dan agar pengetahuan tidak berada pada sebuah titik yang bernama knowledge loss adalah dengan cara memberikan training bagi pegawai-pegawai, dan hasil training di harapkan mampu di aplikasi di dunia kerja... kemudian ketika terjadi proses interaksi dengan sesama rekan kerja mereka juga mampu mentransfer pengetahuan tersebut... Mengelola informasi menjadi pengetahuan tidak terlepas dari dokumendokumen... dokumen yang saya maksudkan adalah isi dari rekaman medis... rekam medis merupakan bagian dari data sosial pasien, jika telah diisi secara lengkap maka bisa di kelola dan di bisa di pelajari kembali... dan dalam mengelola informasi menjadi pengetahuan tidak ada kendala Informan 6 mengungkapkan ketika sharing merupakan cara menyimpan pengetahuan dan proses identifikasi merupakan salah satu cara dalam mengelola pengetahuan: ketika kita saling sharing pengalaman atau sharing pendapat sesama dokter, bagi saya itu sudah merupakan cara dalam menyimpan pengetahuan dari orang-orang yang berkompoten... dan ketika terjadi mutasi atau pensiun dari tenaga-tenaga yang berkompoten tersebut maka tidak akan terjadi 14

15 knowledge loss... Bagi saya mengelola informasi menjadi pengetahuan adalah melalui proses identifikasi karena tidak semua informasi itu penting dan tidak semua informasi itu pengetahuan Informan 7 mendukung pernyataan dari informan 6 bahwa cara dalam menyimpan pengetahuan dari orang-orang yang berkompoten adalah dengan sharing, menangani informasi dan memanfaatkan kembali merupakan cara dalam mengelola pengetahuan: selain sistem informasi yang dipakai untuk menyimpan semua pengetahuan dan informasi yang dianggap penting... disini kami juga sharing terkait dengan pengetahuan dan pengalaman... melalui proses ini diharapkan lebih mendatangkan kontribusi positif karena dengan sharing lebih efektif... ketika menangani pasien hal petama yang biasa kita lakukan adalah hal-hal yang berkaitan dengan data sosial pasien, kemudian keluhan yang dialami... hal tersebut merupakan sebuah informasi yang bermanfaat... kemudian diisi dalam rekam medis dan informasi-informasi tersebut suatu saat akan kembali kita manfaatkan... itu merupakan cara mengelola informasi menjadi pengetahuan menurut saya Informan 8 mengungkapkan bahwa cara menyimpan pengetahuan adalah dengan sistem komputerisasi dan sharing, kemudian dengan mengisi semua informasi ke dalam rekam medis merupakan salah satu cara dalam mengelola pengetahuan, berikut penjelasannya: Menurut saya... sebenarnya pengetahuan yang kami miliki bersifat rahasia karena terkait dengan riwayat penyakit pasien, dan riwayat penyakit pasien itu hanya bisa diketahui oleh kami dokter yang menangani dan pihak keluarga... jadi semua 15

16 pengetahuan yang dianggap penting dan bersifat rahasia harus di dokumentasikan melalui proses komputerisasi... selain itu agar pengetahuan yang dimiliki tetap aman dan tidak terjadi knowledge loss, biasanya kami saling sharing tentang perkembangan di bidang kedokteran, karena bidang kedokteran setiap saat mengalami perkembangan yang begitu pesat... cara mengelola informasi menjadi sebuah pengetahuan adalah dengan cara mengisi semua informasi yang dianggap penting termasuk kelengkapan data sosial pasien ke dalam rekam medis, kemudian bagian unit managemen rekam medis melakukan tugasnya yaitu mengelola dan melakukan pengkodingan Kesimpulan data tentang cara menyimpan dan mengelola pengetahuan, yaitu: Berdasarkan hasil wawancara, kata-kata kunci yang sering disebutkan oleh informan memiliki relevansi dengan karakteristik cara menyimpan dan mengelola pengetahuan, dari sini dapat disimpulkan bahwa pengetahuan yang dimiliki Puri Asih sebenarnya bersifat rahasia dan merupakan salah satu aset yang sangat penting karena hanya orang dalam yang mengetahui seluk beluk informasi maupun pengetahuan tersebut. menyadari bahwa pengetahuan tersebut merupakan sebuah aset dan agar tidak terjadi knowledge loss, maka pihak Puri Asih berupaya untuk menyimpan dan mengelola pengetahuan yang dimiliki. Melalui sistem komputerisasi yaitu setiap data atau informasi sosial pasien setelah diisi secara manual dalam rekam medis maka didokumentasikan dalam komputer, karena dengan sistem komputerisasi selain 16

17 lebih aman dapat juga dipakai sebagai proses pembelajaran atau di perbaharui sesuai dengan perkembangan informasi. Dengan diisinya data sosial pasien ke dalam rekam medis merupakan cara mengelola pengetahuan, karena dari hasil rekam medis bisa dipelajari terkait dengan jenis penyakit, penyakit yang paling trend saat ini dan jenis terapi yang diberikan. Selain sistem komputerisasi yang digunakan dalam menyimpan pengetahuan dipercaya dengan cara pengkaderan dan memberikan orientasi merupakan cara yang efisien dalam menyimpan pengetahuan. Puri Asih juga menyediakan tempat untuk menyimpan dokumen-dokumen yang dianggap penting dan bukan hanya sekedar di dokumentasikan tetapi juga dipelajari kembali. Puri Asih masih melakukan cara yang lain untuk menyimpan pengetahuan dari orang-orang berkompoten yaitu di harapkan ketika terjadi interaksi maka terjadi proses sharing pengetahuan dan sharing pengalaman, kedua proses ini dianggap lebih efektif dalam menyimpan pengetahuan. Berdasarkan hasil wawancara dari informan 1-8, disini saya menarik benang merah bahwa cara menyimpan informasi di RSU Puri Asih yaitu dengan cara manual dimana setiap informasi yang terkait dengan identitas pasien ataupun rekam medis diisi secara manual kemudian di masukan ke dalam sistem database RS dengan menggunakan sistem komputerisasi. Mulai dari peneriman pasien, 17

18 penyajian informasi dan mengisi kelengkapan identitas pasien merupakan langkah awal dalam mengelola informasi atau pengetahuan yang dimiliki, selanjutnya hasil diagnosa dokter dikelola oleh unit rekam medis, dimana unit rekam medis bertanggungjawab dalam mengelola, penomoran dan pengkodingan Penggunaan pengetahuan Penerapan pengetahuan pada dasarnya berorientasi kepada penggunaan secara nyata dari pengetahuan tersebut. Dalam penggunaan pengetahuan diharapkan akan terjadi penciptaan pengetahuan yang baru dan penyebaran pengetahuan memberikan akses pada pihak lain. Berikut ini kutipan dari ungkapan-ungkapan Informan tentang penggunaan pengetahuan: Informan 1 mengungkapkan manfaat pengetahuan bisa digunakan sebagai proses pembelajaran, berikut pernyataannya: Pendapat saya... pengetahuan di RS dipakai sebagai proses pembelajaran... kalau yang didokumentasikan itu pengetahuan yang bersifat explicit... karena explicit knowledge lebih mudah di dokumentasikan... Berdasarkan pengalaman kerja saya... cara memelihara pengetahuan agar terupdate... ya dari waktu ke waktu dilakukan evaluasi dan aman ketika dokumen-dokumen yang bersifat rahasia hanya ditangani oleh pihak tertentu, misalnya dibagian kami yang menagani medical record, medical record ini ada riwayat penyakit pasien, otomatis ini bersifat rahasia dalam 18

19 artian tidak boleh di ketahui oleh pihak luar selain dari pasien, keluarga pasien dan dokter yang menangani penyakit pasien tersebut... iya disini kami selalu melakukan evaluasi bulanan dan tahunan Merespon statement dari informan 1, hal yang sama diutarakan Informan 2 bahwa penggunaan pengetahuan sebagai proses pembelajaran dan sebagai peningkatan kinerja, seperti ini disampaikan: Sebagai pembelajaran dan pendokumentasian... bagi saya secara pribadi... ilmu itu akan sangat berguna jika kita mengsharenya, apalagi kalau sampai terjadinya peningkatan kinerja dari Puri Asih... Menurut saya... agar pengetahuan tetap aman... biasanya selain ada pihak-pihak tertentu yang mengelola pengetahuan tersebut, sekarang ini kami sudah menggunakan sistem komputerisasi untuk menyimpan data dengan menggunakan komputer kami merasa bahwa pengetahuan atau informasi tetap aman... kebetulan juga kami melakukan evaluasi, yaitu evaluasi tribulan sebagai evaluasi kewajiban, evaluasi pendokumentasian dan sebagai laporan kegiatan... dan evaluasi tahunan sebagai pertanggung jawaban kerja selama 1 tahun... semua ini untuk menunjang nilai akreditasi Sejalan dengan informan 1, 2 maka Informan 3 menuturkan lebih luas lagi bahwa selain untuk pembelajaran, pendokumentasian bisa juga dipakai untuk mendapatkan nilai akreditasi: Ada pendokumentasian... diperlukan untuk mendapatkan nilai akreditasi... karena dengan pendokumentasian semua file bisa tertata rapi, kemudian pendokumentasian bisa dapat mengevaluasi pembelajaran... Pendapat saya... RS Puri Asih saat ini dalam mengelola informasi atau pengetahuannya diawali dengan sistem manual, dalam sistem manual tersebut data atau 19

20 informasi yang dianggap penting kami dokumentaikan dan kebetulan disini ada ruang untuk menyimpan berkas-berkas tersebut... tetapi ketika data atau informasi sudah lengkap maka digunakan sistem komputerisasi, dengan penggunaan sistem komputerisasi maka informasi atau pengetahuan tersebut aman... iya kami juga melakukan evaluasi untuk perbaikan kinerja. Evaluasi ini dilakukan dalam beberapa bulan sekali dan ada juga evaluasi tahunan Selanjutnya dikemukakan Informan 4 bahwa dalam pelayanan mereka pengetahuan dipakai sebagai proses pembelajaran dan terbuka terhadap masukan dokter lain, demikian ia menegaskan: Iya bisa dipakai sebagai pembelajaran oleh dokter lain... kalau ada pasien yang masuk biasanya kita assesment dulu... ketika sudah masuk ruangan biasanya ditangani oleh dokter spesialis... kemudian dari dokter spesialis dilakukan pemeriksaan penunjang... untuk diagnosis awal biasanya dilakukan oleh dokter jaga... diagnosis awal sebagai langkah awal untuk dilakukan pemeriksaan lain dan untuk mendukung pemeriksaan akhir... Biasanya dari pendokumentasian dalam bentuk medical record... dan dari situ bisa dijadikan salah satu bahan untuk pembelajaran buat tenaga medis... misalnya kalau penyakit A bisa dipakai terapi apa... tetapi kalau terjadi kesalahan medis bisa diperbaiki... Jadi pendokumentasian dipakai sebagai proses pembelajaran bukan hanya sekedar didokumentasikan Informan 5 lebih spesifik lagi mengatakan bahwa dibidang apapun tidak menutup kemungkinan akan terjadinya human error karena itu penggunaan pengetahuan sebagai proses pembelajaran: Bisa... kita membuat medical record... dibuat sedemikian rupa dan diharuskan untuk mengisi... 20

21 ketika medical record sudah diisi oleh dokter jaga (dokter umum) maka diserahkan ke dokter spesialis... ketika ditangani oleh dokter jaga, maka dokter tersebut yang lebih dulu merincikan atau melakukan diagnosa... tetapi ketika dokter spesialis sudah mempelajarinya secara detail maka dari situ muncul diagnosa akhir terkait dengan penyakit pasien... Jadi... menurut saya...sangat penting pengetahuan dipakai sebagai proses pembelajaran, alat untuk memperbaiki pelayanan dan meminimalisasikan kesalahan medis karena dibidang manapun yang berkaitan dengan pelayanan pasti ada yang namanya human error... jadi kalau dilihat dari fungsi knowledge management adalah kita menggunakan pengetahuan sebagai bahan evaluasi dan sebagai bahan penunjang kinerja Dari sisi penggunaan pengetahuan informan 6 menyatakan bisa digunakan untuk meminimalisir kesalahan, seperti ini pernyataannya: Menurut saya secara pribadi... diagnosa itu tergantung dari kita sendiri... kalau menurut saya... pengobatan itu seni... kita yang sesama dokter memiliki diagnosa yang berbeda tetapi terkadang hasil diagnosa bisa sama... dengan melihat kondisi fisik, mendengar keluhan pasien... maka kita sudah tahu hasil diagnosanya... jadi hasil diagnosa dari dokter lain bisa di pelajari dan bukan saja dipelajari terkadang kita sering bertanya kepada dokter spesialis atau dokter senior... Menurut pribadi saya... dengan pengetahuan kita bisa meminimalisir kesalahan dalam mendiagnosa atau dalam pengobatan... memang dibutuhkan pengetahuan yang cukup luas disamping pengalaman kerja... dan untuk meningkatkan kinerja kita membutuhkan pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan... karena di dunia kedokteran semakin lama, semakin maju dan perkembangan semakin pesat... jadi harus selalu belajar dan belajar 21

22 Statement dari informan 7 adalah bahwa dengan pengetahuan yang cukup otomatis bisa memberikan terapi yang baik: Hasil diagnosa biasanya kita peroleh dari pemeriksaan fisik, anamesa dan pemeriksaan penunjang... jadi kita menentukan hasil diagnosa berdasarkan ketiga hal tersebut. Misalnya untuk pasien ISPA (infeksi saluran pernapasan atas) otomatis anamesanya ada batuk, pilek, pusing... terus nanti ada pemeriksaan penunjang misalnya cek di Lab ada likositnya (sel darah putih) tinggi... terus ada pemeriksaan fisik misalnya ada bunyi paru-paru yang ronkiwising... dari situ kita bisa pelajari bersama-sama, bahwa ternyata ISPA ada yang munculnya ronki, ada yang gak muncul wising... Iya pasti bisa... karena dengan pengetahuan yang cukup otomatis pasien dapat terapi secara maksimal Sebagai proses pembelajaran dan untuk menjawab segala keluhan pasien, demikian hal yang diutarakan informan 8: Biasanya kalau hasil diagnosa dari dokter umum dipelajari kembali oleh dokter spesialis... tetapi kami dokter spesialis juga membuka ruang untuk share terkait dengan hasil diagnosa yang ditangani oleh dokter umum... karena biasanya penanganan awal pasien itu oleh dokter umum, ketika hasil diagnosanya sudah keluar maka dirujukkan kepada dokter spesialis terkait dengan penyakit diderita pasien dan berdasarkan hasil diagnosa awal... disisi yang lain hasil diagnosa kamipun bisa sama... Iya benar sekali pengetahuan dapat kita pakai untuk memperbaiki kesalahan atau paling tidak meminimalisasikan kesalahan medis atau menjawab persoalan atau keluhan-keluahan pasien, contohnya ketika ada pasien yang datang dengan keluhan bahwa kulitnya merah, perih, wajah membengkak dari mendengar keluhannya saja kita sudah mengetahui jenis penyakit apa yang di derita pasien... maka dari mendegar keluhan saja kita sudah bisa memberikan obat atau cream atau terapi 22

23 apa atas keluhan tersebut karena dari pengalamanpengalaman dalam menagani kasus pasien sebelumnya dan tentunya karena proses pembelajaran Kesimpulan data tentang penggunaan pengetahuan, sebagai berikut: Berdasarkan hasil wawancara, kata-kata kunci yang sering disebutkan informan memiliki relevansi dengan penggunaan pengetahuan, dari sini dapat disimpulkan bahwa Puri Asih menyadari bahwa keberadaannya bukan hanya sebatas melayani pasien, tetapi sebagai sebuah organisasi yang mau terusmenerus belajar bagaimana menciptakan nilai akreditasi yang baik, memperbaiki dan meminimalisasikan kesalahan medis. Hal tersebut terbukti bahwa pengetahuan yang dimiliki bukan hanya sekedar didokumentasikan tetapi dipakai sebagai proses pembelajaran dalam rangka untuk menjawab semua keluhan pasien dan terbuka terhadap diagnosa dokter lain, dan agar informasi atau pengetahuan di RS Puri Asih tetap aman dan terupdate dari waktu ke waktu dievaluasi, selain itu ada badanbadan tertentu yang mengelola berkas-berkas tersebut. Berdasarkan hasil wawancara dengan informan maka saya menarik kesimpulan: bahwa dalam bidang apapun tidak menutup kemungkinan akan terjadinya Human Error tak terkecuali RS, maka kepemilikan pengetahuan dipakai sebagai proses pembelajaran dan pengambilan 23

24 keputusan dalam mendiagnosa penyakit dan pemberian terapi kepada pasien, selain kegunaan pengetahuan dalam rangka meminimalisasikan kesalahan medis dan peningkatan kwalitas pelayanan dan perawatan terhadap pasien disisi yang lain kegunaan pengetahuan tersebut dijadikan sebagai kredit point dalam mendapatkan penilaian akreditasi yang baik Lingkungan Belajar Agar tidak terjadi knowledge loss terhadap pengetahuan yang dimiliki maka pengetahuan tersebut harus diinstitusionalkan dan dalam rangka pemanfaatan pengetahuan maka RS terbuka sebagai lingkungan belajar. RS akan disebut supportif jika fleksibel dan terbuka terhadap perubahan, mampu mengkombinasikan skill serta merespon perubahanperubahan lingkungan. Dari proses pembelajaran tersebut diharapkan mucul ide-ide, inovasi dan pengetahuan yang baru. Adapun pendapat dari informan tentang lingkungan belajar, sebagai berikut: Informan 1 mengatakan bahwa yang dimaksudkan sebagai lingkungan belajar adalah RS terbuka sebagai tempat penelitian, berikut pendapatnya: 24

25 Pengetahuan di RS... bisa diakses... tetapi hanya sebatas orang dalam (tenaga medis) bukan untuk publik secara luas, tetapi kalau bisa diakses oleh publik harus ada mekanisme... tetapi kalau dijadikan sebagai bahan penelitian harus ada prosedurnya... seumpama ada penelitian antara penyakit A ada hubungannya dengan perilaku C, dan ketika ada hasilnya otomatis ada masukan berdasarkan hasil penelitian tersebut... dan terbuka bagi tenaga medis lain untuk memberikan feed back Sebagai lingkungan belajar dalam artian bahwa semua pengetahuan yang tadinya di dokumentasi dipakai oleh calon dokter ataupun dalam kegiatan diklat-diklat, demikian yang diutarakan informan 2: Bisa... pengetahuan di Puri Asih disimpan untuk nantinya ketika ada kegiatan diklat oleh calon perawat, calon-calon dokter bisa dipakai sebagai bahan pembelajaran... akan adanya feed back pada saat terjadinya riset atau penelitian Informan 3 menyimpulkan lingkungan belajar sebagai jembatan: Bagi saya... RS itu adalah sebuah lembaga kesehatan yang harus siap terhadap setiap perubahan, terutama dalam perubahan dan perkembangan ilmu pengetahuan... karena RS diibaratkan sebagai jembatan yang senantiasa terbuka terhadap proses pembelajaran dan sebagai tempat penelitian Sharing pendapat dan evaluasi merupakan bentuk lingkungan belajar, selanjutnya yang dikatakan informan 4: 25

26 Biasanya kami ada evaluasi materi setiap 3 bulan sekali... jadi dari dokter spesialis biasanya ada sharing pendapat, begitu juga dengan dokter umum dan tidak menutup kemungkinan ada sharing pendapat juga dari perawat... jadi ada feed back ketika mengakses pengetahuan ataupun dalam hal mengevaluasi Informan 5 menyampaikan bahwa yang dimaksud dengan lingkungan belajar adalah bahwa setiap pengetahuan bisa diakses, demikian asumsinya: Bisa diakses tetapi hanya dilingkup orang-orang RS... karena pengetahuan ini adalah hal private dari RS kami... bisa juga kami memberikan feed back asalkan sudah ada hasil penelitian, bukan berikan feed back tidak berdasarkan hasil penelitian atau secara ilmiah Informan 6 menyarankan bahwa jika RS dijadikan sebagai lingkungan belajar artinya tiap saat harus berubah, berikut penjelasannya: RS harus bisa mengubah dirinya menjadi lebih baik, dalam hal pelayanan kepada pasien, keluarga pasien, penataan administrasi dan dalam hal mengelola pengetahuan yang dimiliki... dengan perubahan tersebut RS sudah bisa memenuhi kebutuhan dari customer (pasien dan keluarga pasien) karena belajar dari pengalaman dan terbuka terhadap kritikan maupun saran Informan 7 mengatakan bahwa lingkungan belajar identik dengan pluralisme, berikut penjelasannya: Bagi saya sebuah RS bukanlah sebuah entitas yang homogen... dalam artian didalamnya terdiri 26

27 dari orang-orang yang memiliki latar belakang sosial, budaya, ekonomi yang berbeda... karena pluralisme tersebut maka bisa dijadikan sebagai lingkungan belajar, terbuka terhadap kritikan, sharing pengetahuan maupun sharing pengalaman... terbuka terhadap feed back dan feed back diberikan setiap waktu berdasarkan perkembangan dan hasil penelitian Informan 8 berasumsi bahwa lingkungan belajar identik dengan mengelola pengetahuan yang dimiliki: Bagi saya... lingkungan belajar itu ketika mampu mengelola segala bentuk pengetahuan yang dimiliki... dan diharapkan pengetahuan tersebut dapat dipakai kembali sebagai proses pembelajaran, dan penggunaan kembali pengetahuan diharapkan ada proses penciptaan pengetahuan yang baru... dalam mengelola pengetahuan harus diperhatikan juga apakah ada sarana atau teknologi yang dipakai Kesimpulan data tentang lingkungan belajar sebagai berikut: Berdasarkan hasil wawancara, kata-kata kunci yang sering disebutkan oleh informan memiliki relevansi dengan karakteristik lingkungan belajar. Dari sini dapat disimpulkan bahwa Puri Asih menyadari bagian dari organisasi pembelajar maka pengetahuan yang dimiliki akan lebih berguna diaplikasikan kepada orang lain apalagi dipakai sebagai proses perbaikan kinerja, pelayanan dan mendiagnosa penyakit. Lingkungan belajar diibaratkan sebagai jembatan dalam artian bahwa pihak RS menjadikan kesalahan- 27

28 kesalahan di masa lalu sebagai proses pembelajaran untuk meminimalisir kesalahan di masa depan atau memperbaiki kinerja. Dari sini saya menarik kesimpulan bahwa; lingkungan belajar adalah kemampuan mengelola pengetahuan yang dimiliki dan saling share terkait dengan pengalaman dalam menangani pasien. Dan biasanya share pengetahuan atau pengalaman terjadi ketika dokter jaga atau dokter junior mengalami kendala dalam menagani pasien atau memberikan diagnosa, dari hasil sharing tersebut maka muncul penemuan terbaru terkait dengan penyakit pasien maupun hasil akhir diagnosa. 28

BAB V P E N U T U P 5.1 Kesimpulan

BAB V P E N U T U P 5.1 Kesimpulan BAB V P E N U T U P Setelah melalui tahap pengolahan data, analisis dan pembahasan, selanjutnya pada bab ini akan dipaparkan secara singkat mengenai beberapa kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan analisis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Gambaran Objek Penelitian Objek penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah suatu situasi sosial yakni seorang profesi perekam medis merupakan lulusan DIII rekam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Drucker (1997), pengetahuan penting untuk meningkatkan produktivitas serta harus diperhatikan dan di kelola. Sejalan dengan hal tersebut maka Brown dan Duguid

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan serta pelayanan sosial lainnya yang dilakukan (Putri, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan serta pelayanan sosial lainnya yang dilakukan (Putri, 2012). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan Hak Asasi Manusia, setiap orang mempunyai hak untuk hidup layak, baik menyangkut kesehatan pribadi maupun keluarganya termasuk didalamnya adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. harus direkam dan didokumentasikan ke dalam bentuk catatan medis. yang disebut rekam medis atau rekam kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. harus direkam dan didokumentasikan ke dalam bentuk catatan medis. yang disebut rekam medis atau rekam kesehatan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap pelaksanaan praktik kedokteran seperti rumah sakit, harus direkam dan didokumentasikan ke dalam bentuk catatan medis yang disebut rekam medis atau rekam kesehatan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi, kini menjadi semakin diperlukannya kebutuhan akan suatu sistem

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi, kini menjadi semakin diperlukannya kebutuhan akan suatu sistem BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejalan dengan berkembangnya teknologi informasi yang pesat di era globalisasi, kini menjadi semakin diperlukannya kebutuhan akan suatu sistem informasi data yang cepat

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A.Sejarah Singkat Perkembangan Rumah Sakit Dr. H. Kumpulan Pane Kota

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A.Sejarah Singkat Perkembangan Rumah Sakit Dr. H. Kumpulan Pane Kota BAB II PROFIL PERUSAHAAN A.Sejarah Singkat Perkembangan Rumah Sakit Dr. H. Kumpulan Pane Kota Tebing Tinggi Rumah Sakit Dr. H. Kumpulan Pane Kota Tebing Tinggi mulai dibangun oleh anggota Dewan Perwakilan

Lebih terperinci

PEDOMAN WAWANCARA ANALISIS KELENGKAPAN PENGISIAN BERKAS REKAM MEDIS RAWAT INAP DI RSU HAJI MEDAN TAHUN

PEDOMAN WAWANCARA ANALISIS KELENGKAPAN PENGISIAN BERKAS REKAM MEDIS RAWAT INAP DI RSU HAJI MEDAN TAHUN PEDOMAN WAWANCARA ANALISIS KELENGKAPAN PENGISIAN BERKAS REKAM MEDIS RAWAT INAP DI RSU HAJI MEDAN TAHUN 2016 IDENTITAS INFORMAN I ( DOKTER) Umur : Pendidikan : Status kepegawaian : Masa kerja : PERTANYAAN

Lebih terperinci

PEDOMAN ORGANISASI UNIT REKAM MEDIS DISUSUN OLEH : UNIT REKAM MEDIS RSUD KOTA DEPOK

PEDOMAN ORGANISASI UNIT REKAM MEDIS DISUSUN OLEH : UNIT REKAM MEDIS RSUD KOTA DEPOK PEDOMAN ORGANISASI UNIT REKAM MEDIS DISUSUN OLEH : UNIT REKAM MEDIS RSUD KOTA DEPOK RSUD KOTA DEPOK 1 BAB I PENDAHULUAN Meningkatkan derajat kesehatan bagi semua lapisan masyarakat Kota Depok melalui pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan masalah kesehatan benar-benar merupakan kebutuhan. penting. Oleh karena itu, organisasi pelayanan kesehatan diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan masalah kesehatan benar-benar merupakan kebutuhan. penting. Oleh karena itu, organisasi pelayanan kesehatan diharapkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dengan begitu kompleksnya masalah hidup sekarang ini menyebabkan masalah kesehatan benar-benar merupakan kebutuhan penting. Oleh karena itu, organisasi pelayanan kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Salah satu tujuan primer rekam kesehatan/rekam medis. berbagai fasilitas pelayanan kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Salah satu tujuan primer rekam kesehatan/rekam medis. berbagai fasilitas pelayanan kesehatan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain kepada pasien pada sarana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seseorang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Hal ini sesuai

BAB I PENDAHULUAN. seseorang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Hal ini sesuai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan manusia dimana keadaan dari badan dan jiwa tidak mengalami gangguan sehingga memungkinkan seseorang untuk hidup produktif secara

Lebih terperinci

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Secara umum telah dapat melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai pelaksana pembangunan di Kabupaten Lamongan dan secara proporsional telah berjalan dengan baik, hal

Lebih terperinci

PEDOMAN PENGORGANISASIAN UNIT RAWAT JALAN RUMAH SAKIT ELIZABETH

PEDOMAN PENGORGANISASIAN UNIT RAWAT JALAN RUMAH SAKIT ELIZABETH PEDOMAN PENGORGANISASIAN UNIT RAWAT JALAN RUMAH SAKIT ELIZABETH PT NUSANTARA SEBELAS MEDIKA RUMAH SAKIT ELIZABETH SITUBONDO 2015 DAFTAR ISI BAB 1 PENDAHULUAN Tujuan Umum... 2 Tujuan Khusus... 2 BAB II

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 340/MENKES/PER/III/2010, Rumah sakit adalah institusi pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 340/MENKES/PER/III/2010, Rumah sakit adalah institusi pelayanan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 340/MENKES/PER/III/2010, Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pendahuluan 1.2 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pendahuluan 1.2 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pendahuluan Agar berjalanya pelayanan rumah sakit, unsur tenaga memegang peranan yang sangat penting dalam proses tersebut. Tenaga manusia merupakan faktor sentral dalam pembangunan

Lebih terperinci

Perbedaan jenis pelayanan pada:

Perbedaan jenis pelayanan pada: APLIKASI MANAJEMEN DI RUMAH SAKIT OLEH : LELI F. MAHARANI S. 081121039 MARINADIAH 081121015 MURNIATY 081121037 MELDA 081121044 MASDARIAH 081121031 SARMA JULITA 071101116 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

Lebih terperinci

BAB II RUMAH SAKIT UMUM SITI HAJAR MEDAN

BAB II RUMAH SAKIT UMUM SITI HAJAR MEDAN BAB II RUMAH SAKIT UMUM SITI HAJAR MEDAN A. Profil Perusahaan 1. Sejarah Singkat Perusahaan Menyadari bahwa kesehatan adalah sesuatu yang paling berharga bagi manusia, sehingga mendorong untuk segera menyediakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Sejarah Singkat Rumah Sakit Umum Daerah Dr.Soeselo Slawi

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Sejarah Singkat Rumah Sakit Umum Daerah Dr.Soeselo Slawi 37 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Rumah Sakit 1. Sejarah Singkat Rumah Sakit Umum Daerah Dr.Soeselo Slawi Sejarah berdirinya RSUD Dr Soeselo Kabupaten Tegal berawal dari Balai Pengobatan Karyawan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Rumah Sakit Umum Artha Medica Binjai 2.1.1. Sejarah Singkat Rumah Sakit Pengalaman masa lalu menunjukkan bahwa kebutuhan terhadap pelayanan kesehatan belum semuanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rekam medis merupakan berkas yang berisi catatan dan dokumen mengenai identitas pasien, hasil pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lainnya yang diterima oleh

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN. Nama :Rumah Sakit Kusta Dr. Sitanala. Alamat :Jl.Dr. Sitanala No.99 Tangerang 15001

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN. Nama :Rumah Sakit Kusta Dr. Sitanala. Alamat :Jl.Dr. Sitanala No.99 Tangerang 15001 BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1. ObyekPenelitian Nama :Rumah Sakit Kusta Dr. Sitanala Slogan Perusahaan :Melayani dengan Ramah, Sabar, Kasih, Sayang Alamat :Jl.Dr. Sitanala No.99 Tangerang 15001 Telp :(021)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rumah sakit merupakan institusi pelayanan yang sangat komplek, padat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rumah sakit merupakan institusi pelayanan yang sangat komplek, padat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan institusi pelayanan yang sangat komplek, padat profesi dan padat modal. Agar Rumah Sakit dapat melaksanakan fusngsi dengan baik, maka di rumah

Lebih terperinci

STRUKTUR ORGANISASI RSUD TARAKAN

STRUKTUR ORGANISASI RSUD TARAKAN Lampiran 1 STRUKTUR ORGANISASI RSUD TARAKAN DIREKTUR KOMITE RUMAH SAKIT SATUAN PENGAWASAN INTERN WAKIL DIREKTUR KEUANGAN DAN UMUM WAKIL DIREKTUR PELAYANAN MEDIK BAGIAN BAGIAN BAGIAN BIDANG BIDANG BIDANG

Lebih terperinci

A. LATAR BELAKANG MASALAH

A. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan semakin meningkat. Hal itu terbukti dengan tidak pernah kosongnya rumah sakit yang ada di Indonesia. Rumah sakit

Lebih terperinci

Keputusan Dirjen Pelayanan Medik No. 78 / Yanmed / RS Umdik / YMU / I / 91 Tentang Penyelenggaraan Rekam Medis di Rumah Sakit

Keputusan Dirjen Pelayanan Medik No. 78 / Yanmed / RS Umdik / YMU / I / 91 Tentang Penyelenggaraan Rekam Medis di Rumah Sakit Keputusan Dirjen Pelayanan Medik No. 78 / Yanmed / RS Umdik / YMU / I / 91 Tentang Penyelenggaraan Rekam Medis di Rumah Sakit I. PENDAHULUAN a. Bahwa dalam rangka upaya peningkatan mutu serta efisiensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Rumah sakit sebagai organisasi pelayanan kesehatan mengalami pertumbuhan yang sangat pesat dalam satu dasawarsa terakhir. Hal ini menimbulkan persaingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan-kebutuhan baru sebagai kebutuhan dasar mutu layanan. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan-kebutuhan baru sebagai kebutuhan dasar mutu layanan. Salah satu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan zaman, yang semakin maju menyebabkan kebutuhan manusia pun terus berkembang. Dewasa ini masyarakat mulai memasukkan kebutuhan-kebutuhan baru

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diolah sebagai bahan pembuat laporan pelayanan rumah sakit. Rumah sakit

BAB I PENDAHULUAN. diolah sebagai bahan pembuat laporan pelayanan rumah sakit. Rumah sakit BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang berfungsi memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien. Pelayanan untuk pasien di rumah sakit umumnya meliputi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan ditujukan untuk meningkatkan kesadaran, kenyamanan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sakit pasal 1 ayat 1 menyatakan rumah sakit adalah suatu institusi. pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Sakit pasal 1 ayat 1 menyatakan rumah sakit adalah suatu institusi. pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit pasal 1 ayat 1 menyatakan rumah sakit adalah suatu institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Rumah sakit sebagai institusi yang bergerak di bidang pelayanan kasehatan mengalami perubahan, pada awal perkembangannya, rumah sakit lembaga yang berfungsi

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. R. GOETENG TAROENADIBRATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR TAHUN 2016

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR TAHUN 2016 BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR TAHUN 2016 PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG STADAR PELAYANAN MINIMAL RUMAH SAKIT H.L. MANAMBAI ABDULKADIR DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan usahanya tidak semata-mata mencari keuntungan. Rumah

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan usahanya tidak semata-mata mencari keuntungan. Rumah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan jumlah institusi pelayanan kesehatan khususnya rumah sakit akan membuat persaingan semakin ketat. Pada saat ini rumah sakit dikenal sebagai institusi non

Lebih terperinci

BAB 111 PROSES PELAKSANAAN MAGANG

BAB 111 PROSES PELAKSANAAN MAGANG 30 BAB 111 PROSES PELAKSANAAN MAGANG A. Persiapan Magang Magang adalah kegiatan intrakulikuler yang merupakan wahana bagi saya untuk memahami berbagai kegiatan kesehatan masyarakat yang berkaitan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan, dan pelayanan lain kepada pasien di sarana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien (Peraturan Menteri

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien (Peraturan Menteri BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rekam medis merupakan berkas yang berisi catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan, dan pelayanan lainnya yang diberikan kepada

Lebih terperinci

RUMAH SAKIT. Oleh: Diana Holidah, M.Farm., Apt.

RUMAH SAKIT. Oleh: Diana Holidah, M.Farm., Apt. RUMAH SAKIT Oleh: Diana Holidah, M.Farm., Apt. DASAR HUKUM RUMAH SAKIT UU No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit. PerMenKes RI Nomor 1045/menkes/per/XI/2006 Tentang Pedoman organisasi rumah sakit di lingkungan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 66 TAHUN : 2004 SERI : D NOMOR : 25

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 66 TAHUN : 2004 SERI : D NOMOR : 25 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 66 TAHUN : 2004 SERI : D NOMOR : 25 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 54 TAHUN 2004 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLAAN RUMAH

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Rumah Sakit Sumber Waras. Naya pada tahun Diatas tanah ± 619 hektar dijalan tangerang (sekarang

PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Rumah Sakit Sumber Waras. Naya pada tahun Diatas tanah ± 619 hektar dijalan tangerang (sekarang 68 BAB V PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Rumah Sakit Sumber Waras Rumah Sakit Sumber Waras didirikan oleh panitia pembangunan lembaga kesehatan Sing Ming Hui yang bernaung dibawah perhimpunan sosial Tjandra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi pelayanan publik dewasa ini semakin mendapat tekanan dari

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi pelayanan publik dewasa ini semakin mendapat tekanan dari 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Organisasi pelayanan publik dewasa ini semakin mendapat tekanan dari berbagai pihak di kalangan masyarakat. Tuntutan masyarakat semakin tinggi sejalan dengan

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 79 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI RUMAH SAKIT PARU RESPIRA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG BERITA DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2007 NOMOR 16 SERI D PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 16 TAHUN 2007 T E N T A N G PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAYANAN REKAM MEDIS

PEDOMAN PELAYANAN REKAM MEDIS PEDOMAN PELAYANAN REKAM MEDIS I. PENDAHULUAN Rekam medis berdasarkan sejarahnya selalu berkembang mengikuti kemajuan ilmu kesehatan dan kedokteran. Sejak masa pra kemerdekaan rumah sakit di Indonesia sudah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dikembangkan melalui rencana pembangunan kesehatan. Sehingga

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dikembangkan melalui rencana pembangunan kesehatan. Sehingga 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumah sakit adalah bagian dari keseluruhan sistem pelayanan kesehatan yang dikembangkan melalui rencana pembangunan kesehatan. Sehingga pengembangan kesehatan,

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat Rumah Sakit Rumah Sakit Atma Jaya (RSA) didirikan pada tahun 1976, dengan nama Rumah Sakit Pendidikan, diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta, Ali Sadikin,

Lebih terperinci

1V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

1V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 65 1V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Abdul Moeloek pada mulanya merupakan Rumah Sakit Onderneming Pemerintahan hindia belanda yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Rekam medis merupakan berkas yang berisikan informasi tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Rekam medis merupakan berkas yang berisikan informasi tentang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rekam medis merupakan berkas yang berisikan informasi tentang identitas pasien, anamnese, penentuan fisik laboratorium, diagnosa segala pelayanan dan tindakan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum Rumah sakit Umum Daerah Mandailing Natal

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum Rumah sakit Umum Daerah Mandailing Natal 18 BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Rumah sakit Umum Daerah Mandailing Natal 1. Nama RumahSakit : Rumah Sakit Umum Daerah Panyabungan 2. Alamat : Jl. Merdeka No. 40 Telp (0636) 20181

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap instansi baik instansi pemerintah maupun swasta memiliki dokumen-dokumen penting yang harus tetap disimpan dan dijaga dengan baik, karena berkaitan langsung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ketepatgunaan perawatan pasien di rumah sakit. tingkat dasar pada tanggal 12 juli 2014 dan sudah dilakukan kunjungan

BAB I PENDAHULUAN. ketepatgunaan perawatan pasien di rumah sakit. tingkat dasar pada tanggal 12 juli 2014 dan sudah dilakukan kunjungan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah Sakit merupakan suatu sarana pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan kepada masyarakat, baik rawat jalan, rawat inap, maupun gawat darurat. Pelayanan

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) PATUT PATUH PATJU KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2015

EVALUASI KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) PATUT PATUH PATJU KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2015 EVALUASI KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) PATUT PATUH PATJU KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2015 I. Pelayanan RSUD Patut Patuh Patju Lombok Barat RSUD Patut Patuh Patju kabupaten Lombok Barat merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Rumah sakit merupakan salah satu institusi kesehatan yang ada pada bidang pelayanan kesehatan yang memiliki peran yang sangat penting bagi masyarakat yang membutuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. upaya kesehatan yang bersifat penyembuhan (kuratif) dan pemulihan

BAB I PENDAHULUAN. upaya kesehatan yang bersifat penyembuhan (kuratif) dan pemulihan 7 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Rumah sakit merupakan suatu institusi di mana segenap lapisan masyarakat bisa datang untuk memperoleh upaya penyembuhan (kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif). Upaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

BAB I PENDAHULUAN. Sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting yang tidak dapat dipisahkan dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. penting yang tidak dapat dipisahkan dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Rekam medis di suatu instansi pelayanan kesehatan merupakan bagian penting yang tidak dapat dipisahkan dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan. Rekam medis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepuasan dan kenyamanan pasien serta masyarakat. Salah. kesehatan. Sehingga jika dari masing-masing unit sudah

BAB I PENDAHULUAN. kepuasan dan kenyamanan pasien serta masyarakat. Salah. kesehatan. Sehingga jika dari masing-masing unit sudah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah Sakit adalah suatu organisasi yang melalui tenaga medis profesional yang terorganisir serta sarana kedokteran yang permanen menyelenggarakan pelayanan kedokteran,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tanggung jawab untuk menyediakan fasilitas kesehatan tersebut dengan biaya

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tanggung jawab untuk menyediakan fasilitas kesehatan tersebut dengan biaya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perawatan kesehatan merupakan kebutuhan dasar manusia. Oleh karena itu negara memiliki tanggung jawab untuk menyediakan fasilitas kesehatan tersebut dengan biaya seminimal

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian 3.1.1 Lokasi dan Jadwal Penelitian Penelitian mengenai Analisis Hubungan Lingkungan Kerja dan Kompensasi dengan Kepuasan Kerja Karyawan di Rumah Sakit

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN. 4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di RS. Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor pada bulan Juni 2009.

BAB 4 METODE PENELITIAN. 4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di RS. Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor pada bulan Juni 2009. BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penilaian sistem, dalam hal ini peneliti melakukan analisis terhadap interaksi yang terjadi pada input-proses-output yang terjadi untuk

Lebih terperinci

BAB II RUMAH SAKIT MARTHA FRISKA BRAYAN. dengan Type Madya.Kapasitas Rawat Inap 270 Bed. Sakit Martha Friska Brayan adalah sebagai berikut :

BAB II RUMAH SAKIT MARTHA FRISKA BRAYAN. dengan Type Madya.Kapasitas Rawat Inap 270 Bed. Sakit Martha Friska Brayan adalah sebagai berikut : BAB II RUMAH SAKIT MARTHA FRISKA BRAYAN A. Sejarah Ringkas Rumah Sakit Martha Friska berdiri sejak tanggal 2 Maret 1981 beralamat di jalan Komodor Laut Yos Sudarso No. 91 Medan, Sumatera Utara.Dengan status

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting dan sangat melekat dengan kegiatan pelayanan, sehingga ada

BAB I PENDAHULUAN. penting dan sangat melekat dengan kegiatan pelayanan, sehingga ada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pelayanan kedokteran/kesehatan, terutama yang dilakukan para dokter di rumah sakit maupun praktek pribadi, peranan rekam medis sangat penting dan sangat melekat

Lebih terperinci

PENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENT DI RUMAH SAKIT PURI ASIH SALATIGA (JAWA TENGAH)

PENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENT DI RUMAH SAKIT PURI ASIH SALATIGA (JAWA TENGAH) PENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENT DI RUMAH SAKIT PURI ASIH SALATIGA (JAWA TENGAH) TESIS Diajukan kepada Program Pascasarjana Magister Managemen Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Magister Managemen

Lebih terperinci

Hospital Public Training Schedule

Hospital Public Training Schedule Hospital Public Training Schedule 2017 www.trainingrumahsakit.com No Public Training Investasi Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Okt Nov Des A Persyaratan Standar Akreditasi 1 Implementasi Pencegahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat strategis dalam mempercepat peningkatan

Lebih terperinci

LAMPIRAN. 1. Hasil wawancara dengan pihak RSUD untuk pengumpulan data Narasumber : Dr. Herlina Jabatan : Dokter Umum. No Pertanyaan Jawaban

LAMPIRAN. 1. Hasil wawancara dengan pihak RSUD untuk pengumpulan data Narasumber : Dr. Herlina Jabatan : Dokter Umum. No Pertanyaan Jawaban LAMPIRAN 1. Hasil wawancara dengan pihak RSUD untuk pengumpulan data Narasumber : Dr. Herlina Jabatan : Dokter Umum 1. Bagaimana prosedur pelayanan rumah sakit dimulai dari pasien datang? Untuk pasien

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS KEBUTUHAN SISTEM

BAB 3 ANALISIS KEBUTUHAN SISTEM BAB 3 ANALISIS KEBUTUHAN SISTEM 3.1. Sejarah RSUD Tangerang Rumah Sakit Umum Daerah Tangerang didirikan pada tahun 1928 dengan kapasitas 12 tempat tidur, menempati sebuah ruangan bui (penjara) yang bekas

Lebih terperinci

S A L I N A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO,

S A L I N A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO, 06 JANUARI 2015 BERITA DAERAH KABUPATEN PROBOLINGGO NOMOR 11 S A L I N A N PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 11 TAHUN 2015 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WALUYO JATI KRAKSAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2009). Dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat akan kesehatan,

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2009). Dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat akan kesehatan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAYANAN KEDOKTERAN DAN KEPERAWATAN

PEDOMAN PELAYANAN KEDOKTERAN DAN KEPERAWATAN PEDOMAN PELAYANAN KEDOKTERAN DAN KEPERAWATAN 1. PENDAHULUAN Tujuan utama rumah sakit adalah memberikan perawatan yang terbaik untuk pasien. Agar dapat memberikan dukungan dan respon yang baik sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Berdirinya Rumah Sakit Jiwa Tampan Pekanbaru

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Berdirinya Rumah Sakit Jiwa Tampan Pekanbaru BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Berdirinya Rumah Sakit Jiwa Tampan Pekanbaru Rumah Sakit Jiwa Tampan Pekanbaru telah berdiri pada tahun 1980 dan beroperasi pada tanggal 5 Juli 1984 melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang fungsi utamanya memberikan pelayanan, perawatan, dan pengobatan kepada seluruh pasien, baik rawat inap, rawat jalan,

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan swasta semakin menuntut pelayanan yang bermutu. Tidak dapat dipungkiri pada

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan swasta semakin menuntut pelayanan yang bermutu. Tidak dapat dipungkiri pada BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemenkes RI menyatakan mutu pelayanan kesehatan merupakan segala hal yang meliputi kinerja yang menunjukkan tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan, tidak saja yang

Lebih terperinci

RSUD KOTA BANDUNG RENJA 2014 BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja (Renja) RSUD Kota Bandung Tahun 2014 merupakan dokumen

RSUD KOTA BANDUNG RENJA 2014 BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja (Renja) RSUD Kota Bandung Tahun 2014 merupakan dokumen BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Rencana Kerja (Renja) RSUD Kota Bandung Tahun 2014 merupakan dokumen rencana pembangunan RSUD Kota Bandung periode tahun 2014 yang penyusunannya berdasarkan pada program

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal,

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kinerja Kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masingmasing, dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan tempat menyelenggarakan upaya kesehatan dengan memberdayakan berbagai kesatuan personil terlatih dan terdidik

Lebih terperinci

2018, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166,

2018, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, No.315, 2018 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMHAN. ORTA RS Kelas B dr. Suyoto. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2018 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT KELAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit, yang dimaksud dengan rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2013 NOMOR : 17 PERATURAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG TARIF PELAYANAN PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2013 NOMOR : 17 PERATURAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG TARIF PELAYANAN PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2013 NOMOR : 17 PERATURAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG TARIF PELAYANAN PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA CILEGON DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG TARIF PELAYANAN KESEHATAN KELAS III PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PANDAN ARANG KABUPATEN BOYOLALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi saat ini telah berkembang sangat pesat sehingga informasi yang disampai lebih mudah, cepat, tepat, dan akurat. Demikian halnya dengan dunia kesehatan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nyata penyediaan layanan publik di bidang kesehatan adalah adanya rumah

BAB I PENDAHULUAN. nyata penyediaan layanan publik di bidang kesehatan adalah adanya rumah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan adalah pelayanan publik yang bersifat mutlak dan erat kaitannya dengan kesejahteraan masyarakat. Untuk semua pelayanan yang bersifat mutlak, negara dan aparaturnya

Lebih terperinci

Semakin banyak laporan yang dibutuhkan semakin banyak berkas yang harus disiapkan dan diisikan dan semakin banyak pula waktu serta tenaga yang

Semakin banyak laporan yang dibutuhkan semakin banyak berkas yang harus disiapkan dan diisikan dan semakin banyak pula waktu serta tenaga yang BAB I PENDAHULUAN Rumah Sakit Paru Provinsi Jawa Barat merupakan Rumah Sakit tipe C khusus milik pemerintah. Kegiatan pelayanan yang diselenggarakan berupa pelayanan rawat jalan, pelayanan rawat inap,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menuntut tiap organisasi profit dan non profit untuk saling berkompetisi

BAB I PENDAHULUAN. menuntut tiap organisasi profit dan non profit untuk saling berkompetisi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Isu ASEAN Free Trade Area (AFTA) dan globalisasi ekonomi di dunia menuntut tiap organisasi profit dan non profit untuk saling berkompetisi memperebutkan sumber daya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perencanaan pembangunan daerah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem perencanaan pembangunan nasional yang diatur dalam Undangundang Nomor 25

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT

Lebih terperinci

DASAR HUKUM PENYELENGGARAAN REKAM MEDIS

DASAR HUKUM PENYELENGGARAAN REKAM MEDIS DASAR HUKUM PENYELENGGARAAN REKAM MEDIS Landasan hukum yang mendasari penyelenggaraan rekam medis di Indonesia: a. UU Kesehatan No. 23 tahun 1992 pada pasal 53, disebutkan bahwa setiap tenaga kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyakit serta pemulihan kesehatan perseorangan, keluarga, kelompok. pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

BAB I PENDAHULUAN. penyakit serta pemulihan kesehatan perseorangan, keluarga, kelompok. pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pelayanan Kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan secara sendiri atau bersama-sama dalam suatu organisasi, untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen pada hakekatnya adalah proses pengambilan keputusan dalam. kemampuan manajemen menggunakan informasi tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen pada hakekatnya adalah proses pengambilan keputusan dalam. kemampuan manajemen menggunakan informasi tersebut. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manajemen Rumah Sakit pada dasarnya terdiri atas manajemen medis / profesi yang berupa pengelolaan pelayanan medis dan manajemen non medis yang berupa pengelolaan

Lebih terperinci

STIKOM SURABAYA BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Rekam medis merupakan berkas yang berisikan catatan dan dokumen

STIKOM SURABAYA BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Rekam medis merupakan berkas yang berisikan catatan dan dokumen 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rekam medis merupakan berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan serta tindakan dan pelayanan lain kepada

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISA KECENDERUNGAN INTERNAL

BAB 3 ANALISA KECENDERUNGAN INTERNAL BAB 3 ANALISA KECENDERUNGAN INTERNAL Analisa kondisi internal RSUD Kabupaten Belitung Timur akan ditentukan terlebih dahulu Variabel internal, yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai kecenderungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan Luas Bangunan Rumah Sakit terdiri dari 2 Lantai Gedung, yaitu : Lantai Bawah : 5.721,71 m 2 Lantai Atas : 813,84 m 2

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan Luas Bangunan Rumah Sakit terdiri dari 2 Lantai Gedung, yaitu : Lantai Bawah : 5.721,71 m 2 Lantai Atas : 813,84 m 2 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Penyusunan Laporan Tahunan Rumah Sakit Umum Daerah Cicalengka merupakan bagian pertanggung jawaban Rumah Sakit sebagai SKPD dalam menyampaikan laporan hasil program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah sarana kesehatan yang menyelenggarakan. pelayanan kesehatan secara merata, dengan mengutamakan upaya

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah sarana kesehatan yang menyelenggarakan. pelayanan kesehatan secara merata, dengan mengutamakan upaya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit adalah sarana kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara merata, dengan mengutamakan upaya peyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan, yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Hasibuan (2003), sumber daya manusia adalah. Pelaku dan sifatnya dilakukan oleh keturunan dan lingkungannya, sedangkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Hasibuan (2003), sumber daya manusia adalah. Pelaku dan sifatnya dilakukan oleh keturunan dan lingkungannya, sedangkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Hasibuan (2003), sumber daya manusia adalah kemampuan terpadu dari daya pikir dan daya fisik yang dimiliki individu. Pelaku dan sifatnya dilakukan oleh keturunan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. jasa pelayanan kesehatan seperti rumah sakit untuk memberikan informasi, fasilitas

BAB 1 PENDAHULUAN. jasa pelayanan kesehatan seperti rumah sakit untuk memberikan informasi, fasilitas BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada saat ini masalah kesehatan telah menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat. Dengan meningkatnya taraf hidup masyarakat, maka semakin meningkatnya pula tuntutan

Lebih terperinci