PENGELOLAAN KESISWAAN BIDANG AKADEMIK DI SMK NEGERI 1 KABUPATEN TUBAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGELOLAAN KESISWAAN BIDANG AKADEMIK DI SMK NEGERI 1 KABUPATEN TUBAN"

Transkripsi

1 Muhamad Bahrul Ulum, Yoto, Sunomo, Pengelolaan Kesiswaan Bidang Akademik PENGELOLAAN KESISWAAN BIDANG AKADEMIK DI SMK NEGERI 1 KABUPATEN TUBAN Oleh: Muhamad Bahrul Ulum, Yoto, dan Sunomo Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Malang, Jl. Semarang 5 Malang muhammadbahrulu@gmail.com; yoto.1718@yahoo.com; sunomo_r@yahoo.com Abstrak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengelolaan kesiswaan bidang akademik di SMK Negeri 1 Tuban, yang meliputi: (1) bagaimanakah proses penerimaan peserta didik baru?; (2) bagaimanakah pengelolaan peserta didik selama proses belajar mengajar berlangsung?; (3) bagaimana evaluasi hasil belajar peserta didik?; dan (4) bagaimanakah prosedur mutasi dan pengelolaan alumni di SMK Negeri 1 Tuban?. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Sumber data diperoleh dari kepala sekolah, wakil kepa sekolah bidang kesiswaan, wakil kepala sekolah bidang kurikulum, wakil kepala sekolah bidang humas dan guru BK. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan wawancara bebas dan mendalam, studi dokumentasi, dan observasi. Data yang diperoleh kemudia dianalisis. hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa proses penerimaan peserta didik baru telah terencana dengan baik. Pengelolaan peserta didik sudah dikelola dengan baik sesuai pedoman yang telah ada. Proses evaluasi dilakukan secara berkesinambungan dan terstrukur. Prosedur mutasi yang dilakukan mengacu pada aturan dinas dan pengelolaan alumni telah memiliki sebuah organisasi ikatan alumni (IKA). Kata kunci: pengelolaan, kesiswaan, bidang akademik. Pendidikan adalah salah satu upaya dalam meningkatkan kualitas hidup manusia. Pendidikan memiliki tujuan untuk memanusiakan manusia, mendewasakan dan mengubah perilaku menjadi lebih baik. Undang-undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa sekolah adalah satuan pendidikan yang berjenjang dan berkesinambungan untuk menyelenggarakan kegiatan belajarmengajar. Sebagai salah satu institusi pendidikan, sekolah sebagai lemabaga yang berfungsi sebagai agent of change. Keberhasilan dalam penyelenggaraan lembaga pendidikan (sekolah) akan sangat bergantung kepada manajemen komponenkomponen pendukung pelaksanaan kegiatan seperti kurikulum, peserta didik, pembiayaan, tenaga pelaksana, dan sarana prasarana (Yurihatin, 2012). Komponen-komponen tersebut adalah satu kesatuan yang saling terikat guna mencapai tujuan dari penyelenggaraan lembaga pendidikan, dimana antar komponen tidak bisa lepas dari satu sama lain. Untuk mencapai tujuan dari suatu pendidikan tersebut dapat tercapai, maka dibutuhkan suatu pengelolaan yang baik didalamnya. pengelolaan diperlukan dalam dunia pendidikan untuk mengatur kegiatankegiatan peserta didik agar kegiatankegiatan tersebut dapat menunjang proses belajar mengajar di sekolah dengan efektif dan efisien. Sehingga dapat memberikan

2 64 JUPEDASMEN, VOLUME 2, NOMOR 3, DESEMBER 2016 kontribusi dalam tercapainya tujuan dari pendidikan di suatu institusi pendidikan. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 66 Tahun 2010 Pasal 49 menyatakan bahwa pengelolaan satuan pendidikan bertujuan untuk memajukan pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, dengan menerapkan manajemen berbasis madrasah/sekolah pada jenjang pendidikan dasar dan menengah dan otonomi perguruan tinggi pada jenjang pendidikan tinggi. Pengelolaan suatu pendidikan didasrkan pada prinsip: (a) nirlaba, (b) akuntabilitas, (c) penjaminan mutu, (d) tranparansi, (e) akses berkeadilan. Salah satu pengelolaan yang perlu diperhatikan adalah pengelolaan kesiswaan. Ningsih (2014) mengatakan bahwa pengelolaan atau biasa disebut dengan manajemen kesiswaan merupakan suatu aktivitas yang dilakukan untuk mengelola kegiatan kesiswaan disekolah, sehingga seluruh aktivitas siswa harus terstruktur sistematis dan terarah dalam prosesnya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sementara Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Lembaga Pemberdayaan Pengembangan Kepala Sekolah (LPPKS) menyebutkan bahwa tujuan khusus dari pengelolaan peserta didik sebagai berikut: (1) meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan psikomotorik peserta didik, (2) Menyalurkan dan mengembangkan kemampuan umum (kecerdasan), bakat dan minat peserta didik, (3) menyalurkan apirasi, harapan dan memenuhi kebutuhan peserta didik, (4) peserta didik dapat belajar dengan baik dan tercapai cita-cita mereka. SMK Negeri 1 Tuban saat ini melalui surat keputusan Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 705/D5.2/KP/2016 tertanggal 8 April 2016 tentang penetapan sekolah yang berpotensi untuk dikembangkan menjadi SMK Rujukan, SMK Negeri 1 Tuban adalah salah satu SMK yang ditunjuk sebagai SMK Rujukan di Kabupaten Tuban. Dengan ditunjuknya SMK Negeri 1 Tuban sebagai salah satu SMK rujukan membuktikan bahwa pengelolaan di SMK Negeri 1 Tuban sudah termasuk dalam kategori baik dalam lingkup Kabupaten Tuban. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan mengimplemetasikan halhal berikut: (1) Proses penerimaan peserta didik baru di SMK Negeri 1 Tuban, (2) Pengelolaan peserta didik selama proses belajar mengajar berlangsung, (3) Evaluasi hasil belajar peserta didik, dan (4) Prosedur mutasi dan pengelolaan alumni SMK Negeri 1 Tuban. METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian jenis studi kasus dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Penggunaan pendekatan kualitatif dikarenakan penelitian ini dilakukan pada kondisi yang alamiah, yaitu dengan mencari data mengenai pengelolaan kesiswaan dimulai dari proses penerimaan peserta didik baru hingga mutasi dan alumni dengan teknik pengumpulan data yang menggabungkan data dari observasi, wawancara dan dokumentasi. Dalam hal ini peneliti sebagai instrumen yang utama. Berdasarkan pendekatan yang digunakan oleh peneliti maka instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah peneliti itu sendiri. Sebagaimana dijelaskan Fuad & Kandung (2014) bahwa peneliti sebagai instrument alat alat peneliti yang

3 Muhamad Bahrul Ulum, Yoto, Sunomo, Pengelolaan Kesiswaan Bidang Akademik utama, yang berarti bahwa peneliti harus dapat mengungkapkan makna, berinteraksi terhadap nilai-nilai akal dimana hal ini tidak dapat dilakukan dengan kuisioner, angket atau yang lainnya. Obyek penelitian adalah SMK Negeri 1 Tuban. Pemilihan tempat ini berdasarkan pada status SMK Negeri 1 Tuban sebagai salah satu SMK Rujukan. Adapun sumber data yang utama dalam penelitian kualitatif menurut Moleong (1988:95) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata atau tindakan seseorang yang diamati atau diwawancarai, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan observasi peneliti. Pada umumnya seorang subjek dapat berperan sekaligus sebagai informan dalam penelitian kualitatif. Pemilihan informan didasarkan atas kompetensi mereka bukan pada seberapa banyak jumlah informan. Tetapi lebih menitikberatkan pada kapasitas informan dalam memberikan data dan informasi yang dibutuhkan. Sumber data dalam penelitian ini adalah Kepala Sekolah, Wakil kepala sekolah (Wakasek) Kesiswaan, Humas, Kurikulum, dan Guru Bimbingan Konseling dan Karir (BK). Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi. Kemudian untuk mengecek keabsahan data dilakukan dengan triangulasi data yaitu kredibilitas, ketergantungan dan kepastian. HASIL DAN PEMBAHASAN Proses Penerimaan Peserta Didik Baru di SMK Negeri 1 Tuban Penerimaan peserta didik baru merupakan agenda tahunan setiap sekolah, tak terkecuali SMK Negeri 1 Tuban. Proses penerimaan peserta didik baru di SMK Negeri 1 Tuban diawali dengan proses perencanaan peserta didik baru. Dalam hal ini SMK Negeri 1 Tuban melakukan perencanaan dengan melakukan beberapa hal, diantaranya adalah: (1) pembentukan susunan kepanitiaan, (2) penyusunan petunjuk teknis penerimaan peserta didik baru, (3) melakukan koordinasi dengan dinas pendidikan, (4) melakukan pengumuman berupa penyuluhan mengenai PPDB ke SMP/MTs dan melalui website resmi SMK Negeri 1 Tuban. Kedua, proses penerimaan peserta didik baru. SMK Negeri 1 Tuban melakukan penerimaan peserta didik baru dengan menggunakan sistem seleksi yaitu seleksi jalur khusus dan jalur tes. Proses penerimaan peserta didik baru diawali dengan proses pendaftaran peserta didik dengan melakukan pendaftaran secara online dengan mengakses website resmi SMK Negeri 1 Tuban. Kemudian melakukan validasi data dengan melengkapi persyaratan administrasi yang diperlukan untuk mendapatkan nomor ujian mengikuti tes seleksi masuk. Lalu kemudian peserta didik melakukan tes, selang beberapa hari kemudian akan diumumkan hasil seleksi untuk mengetahui lolos atau tidaknya. Bagi peserta didik yang dinyatakan lolos seleksi maka diharuskan melakukan daftar ulang untuk selanjuntya melakukan masa orientasi. Sementara yang tidak lolos dapat mencari sekolah lain. Ketiga, orientasi lebih dikenal dengan sebutan Pengenalan Lingkungan Sekolah (PLS). PLS dilakukan selama tiga hari dengan materi pengenalan lingkungan sekolah yang berorientasikan terhadap lingkungan sekolah. Tidak ada unsur perploncoan melainkan dikenalkan semua sarana prasa-

4 66 JUPEDASMEN, VOLUME 2, NOMOR 3, DESEMBER 2016 rana, semua SDM, dan semua kegiatan yang ada di lingkungan sekolah. Keempat, penjurusan dilakukan saat pertama kali melakukan pendaftaran. Dalam hal ini peserta didik diberikan tiga pilihan jurusan/kompetensi sesuai dengan keinginan dan kemampuan yang dimiliki. Bagi peserta didik yang masih tidak mengetahui atau ragu dengan pilihan jurusan yang akan dipilih dapat dikonsultasikan dengan pihak SMK yang telah memfasilitasi hal tersebut. Pengelolaan Peserta Didik Selama Proses Belajar Mengajar Berlangsung Pengelolaan dalam penelitian ini mencakup pengelompokan peserta didik, kehadiran dan ketidakhadiran peserta didik, serta pengembangan dan pembinaan peserta didik. Pengelompokan peserta didik yang dilakukan di SMK Negeri 1 Tuban berdasarkan pada urut abjad untuk memudahkan sekolah dalam penyusunan nomor induk siswa (NIS). Kehadiran dan ketidakhadiran peserta didik telah digunakan fingerprint pada beberapa jurusan dalam proses absensi, namun beberapa jurusan masih menggunakan cara klasik yaitu dengan menggunakan absensi dalam bentuk kertas. Peran BK dalam hal ini adalah melakukan rekap data dan menindaklanjuti peserta didik yang bermasalah terhadap kehadiran dan ketidakhadiran peserta didik. Penggunaan surat bagu peserta didik yang ijin tidak hadir di sekolah dengan melampirkan surat dokter bagi yang sakit dan bagi yang memiliki keperluan lainnya diwajibkan melampirkan KTP walimurid. Pengembangan dan pembinaan peserta didik di SMK Negeri 1 Tuban dengan memeberikan fasilitas maksimal menggunakan media yang ada di sekolah. Jumlah pengembangan yang ada cukup banyak, dan memiliki kegiatan pengembangan wajib dan pilihan. Pengembangan wajib berupa pramuka. Evaluasi Hasil Belajar Peserta Didik Evaluasi adalah usaha yang dilakukan untuk mengetahui keberhasilan suatu pendidikan terselenggara. SMK Negeri 1 Tuban sebagai lembaga pendidikan melakukan kegiatan evaluasi sebagai tahapan dalam proses belajar mengajar. Evaluasi dilakukan secara terstruktur dan berkesinambungan yaitu mulai dari ulangan harian, ujian tengah semester (UTS), ujian akhir sekolah (UAS). Dari seluruh evaluasi yang telah dilakukan akan ada pelaporan hasil belajar peserta didik kepada walimurid. Ketiga evaluasi tersebut yang akan dijadikan dasar dalam penentuan kenaikan kelas bagi peserta didik. Tetapi sekolah juga menentukan kriteria kelulusan selain dari tiga hal tersebut, yaitu: (1) Menyelesaikan seluruh program pembelajaran dalam dua semester termasuk ektrakurikuler wajib (Pramuka) pada tahun pelajaran (tidak ada nilai kosong), (2) Tidak terdapat 3 mata pelajaran atau lebih, pada kompetensi pengetahuan, keterampilan, dan/atau sikap yang belum tuntas (nilai dibawah KKM) pada dua semester, (3) Memiliki sikap/ kepribadian Baik (tidak terbukti terlibat tindak pidana atau asusila), (4) Ketidakhadiran peserta didik tanpa keterangan maksimal 10% dari jumlah hari efektif (>25 hari Alpha), dan (5) Dinyatakan dapat melanjutkan ke tingkat berikutnya saat sidang pleno kenaikan. Sementara kelulusan bagi peserta didik tidak jauh berbeda dengan kenaikan kelas. Sekolah menentukkan kriteria dalam kelulusan peserta didik. Kelulusan sepenuhnya ditentukan oleh sekolah, sementara

5 Muhamad Bahrul Ulum, Yoto, Sunomo, Pengelolaan Kesiswaan Bidang Akademik UNAS tidak mempengaruhi kelulusan peserta didik. Fungsi UNAS adalah sebagai pemetaan secara nasional. Prosedur Mutasi dan Pengelolaan Alumni Mutasi adalah hak peserta didik, hak orang tua wali murid, hak masyarakat. Mutasi memiliki berbagai macam alasan yang menyebabkan mutasi, diantaranya adalah mengikuti orang tua, karena alasan untuk lebih berkembang. Mutasi memiliki persyaratan yang harus dipenuhi peserta didik yang ingin mutasi, diantaranya adalah: (1) Peserta didik boleh mutasi jika sudah mendapatkan nilai dari sekolah asal, (2) Tujuan mutasi dan sekolah asal memiliki level yang sama, (3) Jurusan yang asal dan yang dituju harus sama, (4) Sekolah yang dituju memiliki kuota/bangku kosong. Sementara syarat administrasi yang harus dipenuhi adalah: (1) Surat diterima dari sekolah yang dituju, (2) Surat pelepasan dari sekolah asal. SMK Negeri 1 Tuban telah memiliki ikatan alumni (IKA) yang berfungsi sebagai penelusuran tamatan, kerja sama antara sekolah dengan alumni dan kegiatan sosial. IKA SMK Negeri 1 Tuban telah terbentuk 6 tahun yang lalu dengan kegiatan pertama pada waktu itu adalah reuni akbar. Kepengurusan IKA akan dilakukan pemilihan ketua setiap tiga tahun sekali. Proses Penerimaan Peserta Didik Baru di SMK Negeri 1 Tuban Penerimaan peserta didik baru adalah kegiatan tahunan yang dilakukan SMK Negeri 1 Tuban. Dalam penerimaan peserta didik baru terdapat perencanaan peserta didik baru dengan melakukan penyusunan petunjuk teknis penerimaan peserta didik baru yang untuk kemudian dikoordinasikan dengan pihak dinas pendidikan untuk mendapat persetujuan. Menurut Prihatin (2011: 52) mengungkapkan kebijakan operasional penerimaan peserta didik baru memuat aturan mengenai jumlah peserta didik yang dapat diterima di suatu sekolah. Hal terakhir dalam perencanaan adalah pengumuman penerimaan peserta didik baru yang dilakukan dengan penyuluhan ke sekolah-sekolah (SMP/MTs) dan melalui website resmi SMK Negeri 1 Tuban. Proses penerimaan dilakukan dengan melakukan pendaftaran secara online hingga pada proses akhir yaitu proses orientasi peserta didik baru. Oktarian (2013) menjelaskan bahwa dalam proses penerimaan peserta didik baru dibutuhkan beberapa kegiatan, diantaranya adalah (1) pembentukan panitia penerimaan peserta didik baru, (2) pembuatan dan pemasangan pengumuman penerimaan peserta didik baru, (3) pendaftaran calon peserta didik baru (4) seleksi peserta didik baru, (5) pengumuman peserta didik baru, serta (6) pendaftaran ulang peserta didik baru. Orientasi adalah pengenalan lingkungan sekolah kepada peserta didik baru. Orientasi di SMK Negeri 1 Tuban dikenal dengan istilah Pengenalan Lingkungan Sekolah (PLS). PLS berorientasikan terhadap lingkungan sekolah dengan mengenalkan semua sarana prasarana, semua SDM dan semua kegiatan yang ada disekolah. Gunawan (2012:260) yang menjelaskan bahwa tujuan orientasi siswa adalah agar para siswa lebih mengenal kehidupan lingkungan sekolah, dapat segera menyatu dengan warga sekolah, mengetahui hak dan kewajiban sebagai warga sekolah, sehingga siswa lebih cepat beradaptasi dengan kegiatan belajar mengajar, serta mampu berperan aktif dan

6 68 JUPEDASMEN, VOLUME 2, NOMOR 3, DESEMBER 2016 bertanggung jawab dalam kehidupan sekolah. Penjurusan dilakukan pada pertama kali peserta didik melakukan pendaftaran. Calon peserta didik diberikan kesempatan memilih jurusan yang diinginkan. SMK Negeri 1 Tuban memberikan fasilitas konsultasi mengenai jurusan yang akan dipilih. Atmaja, dkk (2016:30) dalam penelitiannya di SMK Negeri 1 Selong menyatakan bahwa pengelompokan atau peminatan siswa baru di SMK Negeri 1 Selong dimulai sejak proses pendaftaran sudah diarahkan ke kompetensi keahlian yang diminati dengan mengahdirkan orang tua siswa selama proses konsultasi. Dapat dikatakan apa yang dilakukan SMK Negeri 1 Tuban telah sangat baik dalam proses penjurusan peserta didik. Hal tersebut sangat membantu bagi calon peserta didik baru yang tidak memahami jurusan yang mereka pilih. Pengelolaan Peserta Didik Selama Proses Belajar Mengajar Berlangsung Pengelolaan siswa memiliki peran penting dalam proses belajar mengajar, hal tersebut dilakukan guna mengatur segala hal tentang siswa selama proses belajar mengajar berlangsung dapat berjalan secara efektif dan efisien. Dalam hal ini terdiri dari pengelompokan peserta didik, kehadiran dan ketidakhadiran, hingg pada pengembangan dan pembinaan peserta didik. Soetopo (dalam Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI, 2011:74) mengelompokan peserta didik menjadi lima dasar: (1) pengelompokan berdasarkan kesukaan memilih teman, (2) pengelompokan berdasarkan presetasi, (3) pengelompokan berdasarkan bakat, (4) pengelompokan berdasarkan minat,(5) pengelompokan berdasarkan kecerdasan. Jika pengelompokan mendasar pada lima hal tersebut, maka yang terjadi adalah kesenjangan antar peserta didik. Jadi tepat bila SMK Negeri 1 Tuban mengelompokkan peserta didik dengan acak dan berdasar pada urut abjad nama peserta didik. Disamping itu terdapat kekurangan jika digunakan pengelompokan berdasarkan urut abjad, yaitu didalam sebuah kelompok akan terjadi jumlah nama dengan abjad yang sama. Misal abjad A, maka besar kemungkinan akan muncul lebih dominan abjad A dalam suatu kelompok. SMK Negeri 1 Tuban, dalam kehadiran peserta didik telah digunakan fingerprint pada beberapa jurusan. Sementara jurusan lain masih menggunakan daftar absensi dengan kertas. Setiap harinya BP/BK melakukan rekap data kehadiran dan ketidakhadiran peserta didik. Bagi peserta yang ijin, diwajibkan menggunakan surat ijin disertai lampiran KTP orang tua. Sementara yang ijin dikarenakan sakit, maka peserta didik wajib melampirkan keterangan sakit dari dokter. Untuk peserta didik yang tidak hadir tanpa keterangan atau alpha lebih dari tiga hari akan ada tindak lanjut berupa pemanggilan peserta didik, dan pada tahap akhir akan ada pemanggilan orang tua. Sebagaimana Setiawan (2010:60) dalam penelitiannya yang mengungkapkan bahwa bagi siswa yang membolos, pihak madrasah pertama memberikan teguran terhadap siswa yang bersangkutan dan kemudian apabila masih diulangi maka orang tua wali dipanggil ke madrasah, atau apabila tidak bisa datang, pihak madrasah yang datang menemui ke rumahnya. Pengembangan peserta didik dilakukan dengan melakukan berbagai banyak cara. Yang pertama pembelajaran yang dikelas secara terstruktur melalui kurikulum dan pembelajaran yang dilakukan diluar pada

7 Muhamad Bahrul Ulum, Yoto, Sunomo, Pengelolaan Kesiswaan Bidang Akademik jam-jam pembelajaran seperti kegiatan ekstrakulikuler. Untuk pengembangan bidang akademik, SMK Negeri 1 Tuban memfasilitasi peserta didik untuk dapat belajar maksimal menggunakan semua media yang ada di sekolah, sumber-sumber belajar yang ada di sekolah. Untuk bidang non akademik siswa diberikan berbagai macam pilihan kegiatan ekstrakulikuler. Jadi antara pengembangan bidang akademik dan non akademik akan sejalur. Sebagaimana yang diungkapkan Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia (2011:212) setiap peserta didik wajib mengikuti kegiatan kulikuler ini. Sedangkan kegiatan ekstrakulikuler merupakan kegiatan peserta didik yang dilaksanakan di luar ketentun yang telah ada di dalam kurikulum. Evaluasi Hasil Belajar Peserta Didik Evaluasi dilakukan secara terstruktur dan berkesinambungan. Kenaikan kelas peserta didik merupakan hal yang wajib. Untuk dapat naik kelas, peserta didik harus memenuhi kriteria yang telah ditentukan oleh pihak sekolah. Imron (2004:114) bahwa semua peserta didik memang mempunyai hak yang sama untuk naik ke tingkat tertentu. Tetapi ada persyaratan-persyaratan tertentu yang harus dipertimbangkan. Pertimbangan-pertimbangan tersebut meliputi: (1) prestasi yang bersangkutan, (2) waktu kenaikan tingkat, (3) persyaratan administratif. Kelulusan tidak jauh berbeda dengan kenaikan kelas, yaitu harus memenuhi kriteria yang ditentukan oleh pihak sekolah. Untuk kelulusan ditentukan oleh sekolah, ujian kompetensi. Sementara hasil UN tidak mempengaruhi kelulusan, karena fungsi UNAS adalah sebagai pemetaan secara nasional. Prosedur Mutasi dan Pengelolaan Alumni Mutasi merupakan hak siswa, orang tua dan masyarakat. Mutasi memiliki berbagai alasan penyebab mutasi, Imron (2004: 121) menjelaskan bahwa ada beberapa faktor yang menyebabkan peserta didik mutasi. Adapun faktor-faktor tersebut dapat bersumber dari peserta didik, lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan teman sebayamutasi memiliki persyaratan umum dan administrasi. SMK Negeri 1 Tuban merupakan sekolah negeri, jadi dalam penentuan persyaratan umum dan administrasi berdasarkan pada ketentuan dari dinas pendidikan. Alumni memiliki peran dan fungsi bagi sekolah. Untuk dapat menjalankan fungsi dan peran tersebut dapat dibantu dengan adanya suatu ikatan antar alumni atau biasa disebut IKA. Dalam hal ini IKA di SMK Negeri 1 Tuban sudah melakukan peran dan fungsinya. Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI (2011:214) hubungan antara sekolah dengan para alumni dapat dipelihara lewat pertemuan-pertemuan yang diselenggarakan oleh para alumni, yang biasa disebut dengan reuni. Bahkan setiap sekolah sekarang ada organisasi alumninya, misalnya IKA (Ikatan Alumni). PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan penelitian ini dapat ditarik beberapa kesimpulan. Proses penerimaan peserta didik baru terdiri dari perencanaan telah terencana dengan baik. Proses penerimaan peserta didik baru berjalan sesuai dengan petunjuk teknis yang telah direncanakan sebelumnya. Masa orientasi lebih dikenal dengan Pengenalan Lingkungan Sekolah (PLS) dengan dikenalkan semua

8 70 JUPEDASMEN, VOLUME 2, NOMOR 3, DESEMBER 2016 sarana prasarana, semua SDM dan semua kegiatan yang ada di Sekolah. Penjurusan dilakukan saat pertama kali peserta didik melakukan pendaftaran sebagai peserta didik baru dan diberikan fasilitas untuk berkonsultasi mengenai pilihan kompetensi yang akan dipilih. Pengelolaan peserta didik selama proses belajar mengajar berlangsung dengan pengelompokan peserta didik yang dilakukan secara acak berdasarkan nama sesuai urutan abjad untuk memudahkan sekolah dalam menyusun nomor induk siswa (NIS). Kehadiran dan ketidakadiran peserta didik telah menggunakan fingerprint pada beberapa jurusan. Sementara itu masih ada yang menggunakan absensi berupa kertas. Pengembangan dan pembinaan peserta didik pihak sekolah memberikan fasilitas maksimal menggunakan media yang ada di sekolah untuk dimanfaatkan dalam mengembangkan kemampuannya. Jumlah pengembangan (ekstrakulikuler) yang ada cukup banyak, Peserta didik diwajibkan mengikuti kegiatan ekstrakulikuler yang terdiri dari ekstrakulikuler wajib dan ekstrakulikuler pilihan. Evaluasi dilakukan secara berkesinambungan yaitu dari ulangan harian, ujian tengah semester (UTS), ujian akhir sekolah (UAS). Ada pelaporan hasil belajar siswa dengan mengacu pada hasil ujian tengah semester dan ujian semester. Sekolah menentukkan kriteria yang harus dipenuhi peserta didik untuk naik kelas. Sementara kelulusan tidak jauh berbeda dengan kenaikan kelas. Sekolah menentukkan kriteria dalam kelulusan peserta didik. Kelulusan sepenuhnya ditentukan oleh sekolah, sementara UNAS tidak mempengaruhi kelulusan peserta didik. Fungsi UNAS adalah sebagai pemetaan secara nasional. Mutasi adalah hak peserta didik, hak orang tua wali murid, hak masyarakat. Mutasi memiliki berbagai macam alasan yang menyebabkan mutasi. Mutasi memiliki persyaratan yang harus dipenuhi oleh peserta didik. Telah memiliki ikatan alumni (IKA) sejak enam tahun yang lalu. Berfungsi sebagai penelusuran tamatan, kerja sama antara sekolah dengan alumni dan kegiatan sosial. Saran Berdasarkan simpulan diatas, berikut saran yang dapat penulis sampaikan. Pelaksanaan penerimaan peserta didik baru di SMK Negeri 1 Tuban telah berjalan dengan baik sesuai dengan perencanaan pada sebelumnya. Pengelolaan peserta didik, evaluasi dan mutasi maupun alumni terkelola dengan baik. Sehingga diharapkan SMK Negeri 1 Tuban dapat mempertahankan dan meningkatkan pengelolaan kesiswaan. Bahkan dapat mengembangkan secara keseluruhan dalam penggunaan fingerprint dalam proses absensi peserta didik. Kepada guru diharapkan dapat memahami proses evaluasi peserta didik secara benar dan dapat sebagai pengetahuan untuk mengelola peserta didik dengan baik. Dan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi pada penelitian sejenis serta mengembangkannya pada penelitian yang terkait dengan pengelolaan kesiswaan.

9 Muhamad Bahrul Ulum, Yoto, Sunomo, Pengelolaan Kesiswaan Bidang Akademik DAFTAR RUJUKAN Atmaja, dkk Evaluasi Pelaksanaan Quality Management System Manajemen Bidang Kesiswaan di SMK Negeri 1 Selong Kabupaten Lombok Timur. Educational Management, 5(1): Fuad, Anis & Kandung Sapto N Panduan Praktis Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu. Gunawan, Heri Pendidikan Karakter. Bandung: Alfabeta Imron, Ali Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah. Malang: Departemen Pendidikan Nasional Universitas Negeri Malang Proram Studi Manajemen Pendidikan. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Lembaga Pemberdayaan Pengembangan Kepala Sekolah (LPPKS) Kompetensi Manajerial ( Suplemen Diklat Jilid 2). Moleong, Lexy J Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Proyek Pengembangan LPTK. Ningsih, Setya Manajemen Kesiswaan di SMK Negeri 1 Gorontalo. Skripsi. Gorontalo: FIP. UNG. Oktaria, Dina Persepsi Siswa Tentang Manajemen Peserta Didik di SMK Tri Dharma Kosgoro 2 Padang. Jurnal Administrasi Pendidikan, 1: Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2010 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan Dan Penyelenggaraan Pendidikan. Prihatin, Eka Manajemen Peserta Didik. Bandung: Alfabeta. Setiawan, Rois Penerapan Manajemen Kesiswaan di MTS Samailul Huda Malten Mijen Demak. Skripsi. Semarang: Fakultas Tarbiyah. IAIN Walisongo Semarang. Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia Manajemen Pendidikan (Riduwan, Ed.). Bandung: Alfabeta. Undang-undang Republik Indonesia Nomor: 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Yurihatin, Icha Peran BK dalam Proses Belajar dan Pembelajaran. (online). ( id/), diakses 29 Agustus 2016.

PENERAPAN MANAJEMEN KESISWAAN DI MTS SAMAILUL HUDA MALTEN MIJEN DEMAK

PENERAPAN MANAJEMEN KESISWAAN DI MTS SAMAILUL HUDA MALTEN MIJEN DEMAK PENERAPAN MANAJEMEN KESISWAAN DI MTS SAMAILUL HUDA MALTEN MIJEN DEMAK SKRIPSI Disusun Guna Memenuhi Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Kependidikan Islam Oleh: ROIS SETIAWAN NIM: 3103244

Lebih terperinci

PERSEPSI SISWA TENTANG MANAJEMEN PESERTA DIDIK DI SMK TRI DHARMA KOSGORO 2 PADANG

PERSEPSI SISWA TENTANG MANAJEMEN PESERTA DIDIK DI SMK TRI DHARMA KOSGORO 2 PADANG PERSEPSI SISWA TENTANG MANAJEMEN PESERTA DIDIK DI SMK TRI DHARMA KOSGORO 2 PADANG Dini Oktaria Jurusan/Program Studi Administrasi Pendidikan FIP UNP Abstract The goal of this research are to get information

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian studi kasus dan metode analisis deskriptif. Penelitian ini bertujuan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian studi kasus dan metode analisis deskriptif. Penelitian ini bertujuan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan strategi penelitian studi kasus dan metode analisis deskriptif. Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 21 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 21 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 21 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU SATUAN PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DAN SEKOLAH MENENGAH ATAS PENYELENGGARA

Lebih terperinci

Model Penyelenggaraan Peminatan Kurikulum 2013 di SMA KATA PENGANTAR. 2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah ii

Model Penyelenggaraan Peminatan Kurikulum 2013 di SMA KATA PENGANTAR. 2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah ii KATA PENGANTAR ii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iii BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Tujuan... 3 C. Ruang Lingkup... 3 BAB II JUDUL BAB II... 4 A. Pengertian Peminatan,

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR : 13 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR : 13 TAHUN 2012 TENTANG BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR : 13 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU (PPDB) SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI)

Lebih terperinci

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Latar Belakang

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Latar Belakang BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Latar Belakang Undang-undang RI No. 20 tahun 2003 dan peraturan pemerintah RI No. 19 tahun 2005 mengamanatkan; Setiap satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR : 12 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR : 12 TAHUN 2012 TENTANG BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR : 12 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU (PPDB) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI)

Lebih terperinci

MANAJEMEN DAN PENGELOLAAN PESERTA DIDIK (Studi Pada SD di Kota Makassar)

MANAJEMEN DAN PENGELOLAAN PESERTA DIDIK (Studi Pada SD di Kota Makassar) MANAJEMEN DAN PENGELOLAAN PESERTA DIDIK (Studi Pada SD di Kota Makassar) Syamsu A. Kamaruddin 1, Harifuddin Halim 2, Fauziah Zainuddin 3 1,2 Dosen FKIP UPRI Makassar, 3 Dosen Fakultas Tarbiyah IAIN Palopo

Lebih terperinci

A. Latar Belakang. B. Tujuan

A. Latar Belakang. B. Tujuan PANDUAN SISTEM PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU MADRASAH ALIYAH NEGERI INSAN CENDEKIA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 KEMENTERIAN AGAMA RI DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM DIREKTORAT PENDIDIKAN MADRASAH J A

Lebih terperinci

WALI KOTA BANDUNG, DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALI KOTA BANDUNG, DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA 1 SALINAN WALI KOTA BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA BANDUNG NOMOR 456 TAHUN 2018 TATA CARA PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU PADA TAMAN KANAK- KANAK/RAUDHATUL ATHFAL, SEKOLAH DASAR/MADRASAH

Lebih terperinci

MANAJEMEN PESERTA DIDIK MANAJEMEN / ADMINISTRASI PENDIDIKAN/SEKOLAH MANAJEMEN PENDIDIKAN PENGERTIAN MPD. Manajemen Kesiswaan (Peserta Didik)

MANAJEMEN PESERTA DIDIK MANAJEMEN / ADMINISTRASI PENDIDIKAN/SEKOLAH MANAJEMEN PENDIDIKAN PENGERTIAN MPD. Manajemen Kesiswaan (Peserta Didik) / ADMINISTRASI PENDIDIKAN/SEKOLAH KURIKULUM PESERTA DIDIK PERSONALIA PENDIDIKAN KESISWAAN KEUANGAN HUMAS SARANA DAN PRASARANA PENGERTIAN MPD PERSONALIA KEUANGAN Manajemen Kesiswaan (Peserta Didik) HUMAS

Lebih terperinci

TRANSKIP WAWANCARA. 1. Peneliti: Apa Visi Misi MTs NU 07 Patebon dan bagaimana penjelasannya?

TRANSKIP WAWANCARA. 1. Peneliti: Apa Visi Misi MTs NU 07 Patebon dan bagaimana penjelasannya? Lampiran 1 TRANSKIP WAWANCARA Hari/Tanggal : Rabu, 29 Maret 2016. Tempat : Ruang tamu MTs NU 07 Patebon Waktu : 08:00 s/d 09:00. Narasumber : Siti Simyanah S.Ag (Kepala Sekolah). 1. Peneliti: Apa Visi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 41 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Apabila ditinjau dari data-datanya, maka pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini adalah kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang

Lebih terperinci

PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI PEMBENTUKKAN KARAKTER SISWA KELAS V SDN NGLETH 1 KOTA KEDIRI

PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI PEMBENTUKKAN KARAKTER SISWA KELAS V SDN NGLETH 1 KOTA KEDIRI PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI PEMBENTUKKAN KARAKTER SISWA KELAS V SDN NGLETH 1 KOTA KEDIRI Wahyu Nur Aida Universitas Negeri Malang E-mail: Dandira_z@yahoo.com Abstrak Tujuan penelitian ini untuk mengetahui

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MANAJEMEN KERJASAMA CHEVROLET DENGAN SMK NEGERI 3 BOYOLANGU DALAM PROGRAM C-STEP

IMPLEMENTASI MANAJEMEN KERJASAMA CHEVROLET DENGAN SMK NEGERI 3 BOYOLANGU DALAM PROGRAM C-STEP JURNAL TEKNIK MESIN, TAHUN 25, NO. 1, APRIL 2017 59 IMPLEMENTASI MANAJEMEN KERJASAMA CHEVROLET DENGAN SMK NEGERI 3 BOYOLANGU DALAM PROGRAM C-STEP Oleh: Mujiono, Yoto, dan Solichin Jurusan Teknk Mesin Fakultas

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR : 20 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR : 20 TAHUN 2012 TENTANG BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR : 20 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU (PPDB) PADA TAMAN KANAK-KANAK DAN SEKOLAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mata pelajaran yang sudah ditempuh. Pada SMK Negeri 1 Cerme proses. Dengan adanya Kurikulum 2013 tiap guru harus mempelajari proses

BAB I PENDAHULUAN. mata pelajaran yang sudah ditempuh. Pada SMK Negeri 1 Cerme proses. Dengan adanya Kurikulum 2013 tiap guru harus mempelajari proses BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tiap semester siswa akan mendapatkan rapor untuk mengetahui hasil nilai mata pelajaran yang sudah ditempuh. Pada SMK Negeri 1 Cerme proses pengolahan nilai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Lanjutan studi merupakan bagan yang terpenting dalam proses kelanjutan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Lanjutan studi merupakan bagan yang terpenting dalam proses kelanjutan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Lanjutan studi merupakan bagan yang terpenting dalam proses kelanjutan pendidikan peserta didik. Lanjutan studi bagi siswa Sekolah Menengah Pertama diperlukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Menurut Sugiyono: menyebutkan penelitian kualitatif adalah penelitian yang digunakan untuk

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN Alamat :Jl. Lais Kel. Timbau (0541) , , ,

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN Alamat :Jl. Lais Kel. Timbau (0541) , , , PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN Alamat :Jl. Lais Kel. Timbau (0541) 6667004, 6667007, 6667009, 6667010 Kod de Pos 75512e-mail Dinas Pendidikan Kukar :disdikkukar@yahoo.com

Lebih terperinci

WALIKOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG SISTEM DAN TATA CARA PENERIMAAN PESERTA DIDIK DI KOTA SEMARANG

WALIKOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG SISTEM DAN TATA CARA PENERIMAAN PESERTA DIDIK DI KOTA SEMARANG WALIKOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG SISTEM DAN TATA CARA PENERIMAAN PESERTA DIDIK DI KOTA SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SEMARANG, Menimbang :

Lebih terperinci

PENGIMPLEMENTASIAN PENDIDIKAN KARAKTER OLEH GURU SEJARAH

PENGIMPLEMENTASIAN PENDIDIKAN KARAKTER OLEH GURU SEJARAH PENGIMPLEMENTASIAN PENDIDIKAN KARAKTER OLEH GURU SEJARAH Lista Wahyuni Program Studi Pendidikan Sejarah, Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang Jl. Semarang no 5 Malang E-mail:

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2018 TENTANG PENUGASAN GURU SEBAGAI KEPALA SEKOLAH

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2018 TENTANG PENUGASAN GURU SEBAGAI KEPALA SEKOLAH SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2018 TENTANG PENUGASAN GURU SEBAGAI KEPALA SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 69 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYELENGGARAAN PROGRAM PENINGKATAN KUALIFIKASI SARJANA (S1) BAGI GURU MADRASAH IBTIDAIYAH DAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SEKOLAH (DUAL

PEDOMAN PENYELENGGARAAN PROGRAM PENINGKATAN KUALIFIKASI SARJANA (S1) BAGI GURU MADRASAH IBTIDAIYAH DAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SEKOLAH (DUAL PEDOMAN PENYELENGGARAAN PROGRAM PENINGKATAN KUALIFIKASI SARJANA (S1) BAGI GURU MADRASAH IBTIDAIYAH DAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SEKOLAH (DUAL MODE SYSTEM) DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM DEPARTEMEN

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMA NEGERI 4 SEMARANG. Disusun oleh : Nama : Rizal Akhmad Prasetyo NIM : Jurusan/Prodi : HKn/PPKn

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMA NEGERI 4 SEMARANG. Disusun oleh : Nama : Rizal Akhmad Prasetyo NIM : Jurusan/Prodi : HKn/PPKn LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMA NEGERI 4 SEMARANG Disusun oleh : Nama : Rizal Akhmad Prasetyo NIM : 3301409100 Jurusan/Prodi : HKn/PPKn FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2012

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Klakah ( SMAN 1 Klakah ), merupakan

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Klakah ( SMAN 1 Klakah ), merupakan BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah SMA Negeri 1 Klakah Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Klakah ( SMAN 1 Klakah ), merupakan sekolah menengah tingkat atas, yang berdiri pada tahun 1986, SMAN 1 Klakah

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR : 20 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR : 20 TAHUN 2013 TENTANG BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR : 20 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU (PPDB) PADA TAMAN KANAK-KANAK DAN SEKOLAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO

Lebih terperinci

PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU

PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU A. KEBIJAKAN PPDB Proses pertama yang harus dilakukan dalam MPD adalah penerimaan peserta didik baru (PPDB). Namun sebelum melangkah pada proses ini, ada beberapa hal yang

Lebih terperinci

WALIKOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG SISTEM DAN TATA CARA PENERIMAAN PESERTA DIDIK DI KOTA SEMARANG

WALIKOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG SISTEM DAN TATA CARA PENERIMAAN PESERTA DIDIK DI KOTA SEMARANG WALIKOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG SISTEM DAN TATA CARA PENERIMAAN PESERTA DIDIK DI KOTA SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SEMARANG, Menimbang :

Lebih terperinci

PEDOMAN BIMBINGAN DAN KONSELING MAHASISWA

PEDOMAN BIMBINGAN DAN KONSELING MAHASISWA PEDOMAN BIMBINGAN DAN KONSELING MAHASISWA AKADEMI KEBIDANAN HARAPAN MULYA PONOROGO Jl. Batoro Katong No. 30 Ponorogo Jawa Timur. Telp/Fax: (0352) 489171 Web: akbidharapanmulya.ac Email : akbidharapanmulya@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Metode merupakan suatu hal yang sangat penting, karena salah satu upaya ilmiah yang menyangkut cara kerja untuk dapat memahami dan mengkritisi

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA BARAT, PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 16 TAHUN 2017 TENTANG

GUBERNUR JAWA BARAT, PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 16 TAHUN 2017 TENTANG GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 16 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU PADA SEKOLAH MENENGAH ATAS/ SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DAN SEKOLAH MENENGAH ATAS LUAR

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SERANG DINAS PENDIDIKAN

PEMERINTAH KOTA SERANG DINAS PENDIDIKAN SURAT KEPUTUSAN KEPALA NOMOR : 422 / 042 / SMPN 19 Tentang PERATURAN AKADEMIK A. PELAKSANAAN PROSES PEMBELAJARAN 1. Proses Pembelajaran dilaksanakan dalam tahun pelajaran. 2. Satu Tahun Pelajaran dibagi

Lebih terperinci

SURAT KEPUTUSAN KEPALA SMK NEGERI 1 BLITAR Nomor : 420 / 631.a / / 2017

SURAT KEPUTUSAN KEPALA SMK NEGERI 1 BLITAR Nomor : 420 / 631.a / / 2017 PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR DINAS PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 BLITAR Jl. Kenari No. 30 Telp./Fax. (0342) 801947 e-mail : info@smkn1blitar.sch.id BLITAR 66134 SURAT KEPUTUSAN KEPALA

Lebih terperinci

DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1

DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1 PANDUAN PENYUSUNAN KTSP DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1 LANDASAN UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Permendiknas No.

Lebih terperinci

PANDUAN PPDB. Website: atau 2018/2019

PANDUAN PPDB. Website:  atau  2018/2019 PANDUAN PPDB PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU Website: http://ppdb.man19jkt.sch.id/ atau http://man19jkt.sch.id/ 2018/2019 MAN 19 JAKARTA Jl. H. Muchtar Raya / H. Jaelani III Petukangan Utara, Jakarta Selatan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN, KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH Komplek Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Jl. Jenderal Sudirman, Senayan Jakarta 10270 Telp. 5725058, 57906195

Lebih terperinci

MANAJEMEN PESERTA DIDIK DI SEKOLAH MENENGAH ATAS PATRIA BANTUL SKRIPSI

MANAJEMEN PESERTA DIDIK DI SEKOLAH MENENGAH ATAS PATRIA BANTUL SKRIPSI MANAJEMEN PESERTA DIDIK DI SEKOLAH MENENGAH ATAS PATRIA BANTUL SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi sebagai Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

Draft 2010 PANDUAN PELAKSANAAN SKS SMA NEGERI 78 JAKARTA

Draft 2010 PANDUAN PELAKSANAAN SKS SMA NEGERI 78 JAKARTA Draft 2010 PANDUAN PELAKSANAAN SKS SMA NEGERI 78 JAKARTA A. Landasan 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Than 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 12, 35, 37, dan 38; 2. Peraturan Pemerintah

Lebih terperinci

PERATURAN AKADEMIK SMA NEGERI 1 PARE

PERATURAN AKADEMIK SMA NEGERI 1 PARE PERATURAN AKADEMIK SMA NEGERI 1 PARE BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Latar Belakang Undang-undang RI No. 20 tahun 2003 dan peraturan pemerintah RI No. 19 tahun 2005 mengamanatkan; Setiap satuan pendidikan

Lebih terperinci

NOMOR : % TAHUN 2017

NOMOR : % TAHUN 2017 GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR : % TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU PADA SEKOLAH MENENGAH ATAS DAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

Lebih terperinci

SMP NEGERI 1 SEMARAPURA Jalan Teratai, Semarapura Kelod, Klungkung Website:

SMP NEGERI 1 SEMARAPURA Jalan Teratai, Semarapura Kelod, Klungkung   Website: PERATURAN AKADEMIK SMP NEGERI 1 SEMARAPURA TAHUN PELAJARAN 2016 /2017 Digunakan untuk kalangan sendiri SMP NEGERI 1 SEMARAPURA Jalan Teratai, Semarapura Kelod, Klungkung Email: smpsatusemarapura@ymail.com

Lebih terperinci

ANALISIS PELAKSANAAN EVALUASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 1 KABILA KABUPATEN BONE BOLANGO OLEH : MUHAMMAD GUFRAN LAHIYA

ANALISIS PELAKSANAAN EVALUASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 1 KABILA KABUPATEN BONE BOLANGO OLEH : MUHAMMAD GUFRAN LAHIYA ANALISIS PELAKSANAAN EVALUASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 1 KABILA KABUPATEN BONE BOLANGO OLEH : MUHAMMAD GUFRAN LAHIYA Jurusan Bimbingan dan Konseling, Universitas Negeri Gorontalo Program

Lebih terperinci

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALI KOTA KEDIRI NOMOR 26 TAHUN 2010

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALI KOTA KEDIRI NOMOR 26 TAHUN 2010 WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALI KOTA KEDIRI NOMOR 26 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK PADA TK, SD/SDLB, SMP/SMPLB, SMA/SMALB, DAN SMK DI KOTA KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Lebih terperinci

PERATURAN AKADEMIK SMAN 1 KENDARI BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

PERATURAN AKADEMIK SMAN 1 KENDARI BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 PERATURAN AKADEMIK SMAN 1 KENDARI BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 1. Peraturan akademik merupakan peraturan yang mengatur persyaratan kehadiran, ketentuan ulangan, remidial, kenaikkan kelas, kelulusan, dan

Lebih terperinci

Uraian Tugas dan Tanggung Jawab Jabatan

Uraian Tugas dan Tanggung Jawab Jabatan Uraian Tugas dan Tanggung Jawab Jabatan Kepala Sekolah Nama Jabatan/Fungsi : Kepala Sekolah Bertanggungjawab kepada : Kepala Dinas Pendidikan Kota Medan Berhubungan dengan : 1.Semua unit kerja SMP 2.Pemkab

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR :... TENTANG PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU PRA JABATAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR :... TENTANG PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU PRA JABATAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR :... TENTANG PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU PRA JABATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu sistem pendidikan nasional yang diatur dengan undang-undang, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. satu sistem pendidikan nasional yang diatur dengan undang-undang, yaitu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-Undang Dasar 1945 mengamanatkan upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, serta agar pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan

Lebih terperinci

WALIKOTA PEKALONGAN, PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG

WALIKOTA PEKALONGAN, PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG a WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG SISTEM PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah untuk mengetahui perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan. dan pengawasan dalam pengelolaan jum at berinfaq Dengan

BAB III METODE PENELITIAN. adalah untuk mengetahui perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan. dan pengawasan dalam pengelolaan jum at berinfaq Dengan 39 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat penelitian dilaksanakan di MTsN-2 Palangka Raya. Kemudian alasan peneliti melakukan kegiatan penelitian di sekolah

Lebih terperinci

WALIKOTA BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR... TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR... TAHUN 2016 TENTANG WALIKOTA BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR... TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU PADA TAMAN KANAK-KANAK/RAUDHATUL ATHFAL DAN SEKOLAH/MADRASAH Menimbang

Lebih terperinci

2013, No Mengingat e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu membentuk Undang-U

2013, No Mengingat e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu membentuk Undang-U No.132, 2013 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PENDIDIKAN. Kedokteran. Akademik. Profesi. Penyelenggaraan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5434) UNDANG-UNDANG REPUBLIK

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian adalah suatu proses penyelidikankan yang ilmiah melalui pengumpulan, pengolahan, analisis dan penyimpulan data berdasarkan pendekatan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Desain Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Keberhasilan dari suatu penelitian, salah satunya ditentukan oleh pendekatan penelitian yang digunakan. Pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pola penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Pola penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian 51 BAB III METODE PENELITIAN A. Pola dan Pendekatan Penelitian Pola penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Seperti yang didefinisikan oleh Bogdan dan Taylor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 I Made Nurata, Determinasi Nilai Ujian Nasional, Nilai Tes Prestasi Akademik dan

BAB I PENDAHULUAN. 1 I Made Nurata, Determinasi Nilai Ujian Nasional, Nilai Tes Prestasi Akademik dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkembang terutama dunia pendidikan. Salah satu poin pokok perkembangan pendidikan suatu negara dapat dilihat dari mutu pendidikannya.

Lebih terperinci

BAB IV. IMPLEMENTASI KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM) DI MTs AGUNG ALIM BLADO. A. Kriteria Ketuntasan Minimal di MTs Agung Alim Blado

BAB IV. IMPLEMENTASI KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM) DI MTs AGUNG ALIM BLADO. A. Kriteria Ketuntasan Minimal di MTs Agung Alim Blado BAB IV IMPLEMENTASI KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM) DI MTs AGUNG ALIM BLADO A. Kriteria Ketuntasan Minimal di MTs Agung Alim Blado Pembahasan ini akan menguraikan tentang Kriteria Ketuntasan Minimal

Lebih terperinci

PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS KEPALA SEKOLAH UNTUK MENINGKATKAN KINERJA GURU DALAM MENGELOLA PEMBELAJARAN PADA SMA NEGERI 2 SAMBAS

PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS KEPALA SEKOLAH UNTUK MENINGKATKAN KINERJA GURU DALAM MENGELOLA PEMBELAJARAN PADA SMA NEGERI 2 SAMBAS Jurnal Visi Ilmu Pendidikan halaman 711 PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS KEPALA SEKOLAH UNTUK MENINGKATKAN KINERJA GURU DALAM MENGELOLA PEMBELAJARAN PADA SMA NEGERI 2 SAMBAS Oleh Lili Ng Chui Mi 1 Abstrak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan dianggap sebagai sebagai suatu investasi yang paling berharga

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan dianggap sebagai sebagai suatu investasi yang paling berharga BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan dianggap sebagai sebagai suatu investasi yang paling berharga dalam bentuk peningkatan sumber daya manusia untuk pembangunan bangsa. Seringkali

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 16 TAHUN TENTANG

GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 16 TAHUN TENTANG 1 GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 16 TAHUN 20172016 TENTANG PEDOMAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU PADA SEKOLAH MENENGAH ATAS, SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN, SEKOLAH MENENGAH ATAS

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 2015 SERI : PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 21 TAHUN 2015 TENTANG PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU DI KOTA BEKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BEKASI, Menimbang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU TIMUR

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU TIMUR PEMERINTAH KABUPATEN LUWU TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG PENDIDIKAN GRATIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU TIMUR, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

PERATURAN AKADEMIK SMA NEGERI 1 WARUNGKIARA TAHUN PELAJARAN 2010 /2011. Digunakan untuk kalangan sendiri SMA NEGERI 1 WARUNGKIARA

PERATURAN AKADEMIK SMA NEGERI 1 WARUNGKIARA TAHUN PELAJARAN 2010 /2011. Digunakan untuk kalangan sendiri SMA NEGERI 1 WARUNGKIARA PERATURAN AKADEMIK SMA NEGERI 1 WARUNGKIARA TAHUN PELAJARAN 2010 /2011 Digunakan untuk kalangan sendiri SMA NEGERI 1 WARUNGKIARA Jl. Palabuhanratu Km.29 Desa/Kec.Warungkiara Telp/Fax (0266)320248 Website:

Lebih terperinci

Pemetaan Animo Peserta Didik SLTP yang Melanjutkan ke SLTA di Kecamatan Ngancar Kabupaten Kediri

Pemetaan Animo Peserta Didik SLTP yang Melanjutkan ke SLTA di Kecamatan Ngancar Kabupaten Kediri Pemetaan Animo Peserta Didik SLTP yang Melanjutkan ke SLTA di Kecamatan Ngancar Kabupaten Kediri Risa Novita Sari Bambang Setyadin Sunarni Risans994@gmail.com Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk: (1)

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN DEMAK NOMOR 422.1/ 1378 / 2017

KEPUTUSAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN DEMAK NOMOR 422.1/ 1378 / 2017 PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN Jalan Sultan Trenggono Nomor 89 Demak Kode Pos 59516 Telp. (0291) 685242 Fax. (0291) 685364 web. : http://dindikbud.demakkab.go.id - e-mail :

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 62.A 2013 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 62.A TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA MUTASI PESERTA DIDIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BEKASI, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR : 309 TAHUN 2012

KEPUTUSAN KEPALA KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR : 309 TAHUN 2012 KEPUTUSAN KEPALA KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR : 309 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAM PELAKSANAAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU PADA RAUDATUL ATHFAL/BUSTANUL ATHFAL

Lebih terperinci

Lampiran : Peraturan Gubernur Sumatera Utara Nomor : Tanggal :

Lampiran : Peraturan Gubernur Sumatera Utara Nomor : Tanggal : Lampiran : Peraturan Gubernur Sumatera Utara Nomor : Tanggal : PETUNJUK PELAKSANAAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU (PPDB) SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI DAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI TAHUN 2017 DI

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU (PPDB) TAHUN PELAJARAN

PETUNJUK TEKNIS PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU (PPDB) TAHUN PELAJARAN PETUNJUK TEKNIS PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU (PPDB) TAHUN PELAJARAN 2016-2017 KEMENTERIAN AGAMA KANTOR WILAYAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2016 KEPUTUSAN KEPALA KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA DAERAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serta tempat menerima dan memberi pelajaran. Sekolah dibagi menjadi 3 tingkat

BAB I PENDAHULUAN. serta tempat menerima dan memberi pelajaran. Sekolah dibagi menjadi 3 tingkat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekolah merupakan bangunan atau lembaga untuk belajar dan mengajar serta tempat menerima dan memberi pelajaran. Sekolah dibagi menjadi 3 tingkat yaitu sekolah dasar,

Lebih terperinci

MANAJEMEN PROGRAM SISWA PENGGERAK DISIPLIN (SPD) DALAM MEMBANGUN BUDAYA DISIPLIN DI SDN PANDANWANGI 1 MALANG

MANAJEMEN PROGRAM SISWA PENGGERAK DISIPLIN (SPD) DALAM MEMBANGUN BUDAYA DISIPLIN DI SDN PANDANWANGI 1 MALANG MANAJEMEN PROGRAM SISWA PENGGERAK DISIPLIN (SPD) DALAM MEMBANGUN BUDAYA DISIPLIN DI SDN PANDANWANGI 1 MALANG Naimatul Ikfiana Djum Djum Noor Benty Achmad Supriyanto E-mail: naimatulikfi@gmail.com Universitas

Lebih terperinci

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS PADJADJARAN NOMOR 70 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PENGELOLA UNIVERSITAS PADJADJARAN

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS PADJADJARAN NOMOR 70 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PENGELOLA UNIVERSITAS PADJADJARAN PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS PADJADJARAN NOMOR 70 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PENGELOLA UNIVERSITAS PADJADJARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA REKTOR UNIVERSITAS PADJADJARAN, Menimbang

Lebih terperinci

PANDUAN PENDAFTARAN PPDB ONLINE MTS. NEGERI 14 JAKARTA

PANDUAN PENDAFTARAN PPDB ONLINE MTS. NEGERI 14 JAKARTA PANDUAN PENDAFTARAN PPDB ONLINE MTS. NEGERI 14 JAKARTA A. WAKTU PELAKSANAAN PPDB ONLINE MTs.N 14 B. PERSYARATAN PPDB ONLINE MTs.N 14 Syarat Calon Peserta Didik Baru MTs. Negeri 14 Jakarta, yaitu: 1) Memiliki

Lebih terperinci

Informasi Umum SNMPTN 2016

Informasi Umum SNMPTN 2016 Latar Belakang Informasi Umum SNMPTN 2016 Penerimaan mahasiswa baru harus memenuhi prinsip adil, akuntabel, transparan, dan tidak diskriminatif dengan tidak membedakan jenis kelamin, agama, suku, ras,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Secara umum, metode penelitian dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 1 Metode merupakan suatu hal yang sangat penting,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN TUGAS BELAJAR SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN TUGAS BELAJAR SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN TUGAS BELAJAR SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KOTA YOGYAKARTA

KEPUTUSAN KOTA YOGYAKARTA PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA DINAS PENDIDIKAN Jl. Hayamwuruk 11 Yogyakarta 55212 Telp. 512956 Fax (0274) 512956 Email: pendidikan@jogjakota.go.id Email Intra : pendidikan.jogjakota.go.id Web:http//pendidikan.jogjakota.go.id

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pada penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Pemilihan pendekatan dan jenis penelitian

Lebih terperinci

a. Memberi kesempatan seluas-luasnya bagi penduduk usia sekolah agar memperoleh layanan pendidikan yang sebaik-baiknya;

a. Memberi kesempatan seluas-luasnya bagi penduduk usia sekolah agar memperoleh layanan pendidikan yang sebaik-baiknya; PETUNJUK TEKNIS PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU SMA/SMK DAN SLB NEGERI JALUR PRESTASI, MITRA WARGA, BIDIK MISI DAN INKLUSIF (OFFLINE /MANUAL ) TAHUN PELAJARAN 2017/2018 CABANG DINAS PENDIDIKAN WILAYAH KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 41 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU (PPDB) TAHUN PELAJARAN

PETUNJUK TEKNIS PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU (PPDB) TAHUN PELAJARAN PETUNJUK TEKNIS PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU (PPDB) TAHUN PELAJARAN 2015-2016 KEMENTERIAN AGAMA KANTOR WILAYAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2015 KEPUTUSAN KEPALA KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA DAERAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini berpengaruh terhadap berbagai aspek. Salah satunya terhadap kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. ini berpengaruh terhadap berbagai aspek. Salah satunya terhadap kegiatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pendidikan, seni dan teknologi yang sangat pesat, hal ini berpengaruh terhadap berbagai aspek. Salah satunya terhadap kegiatan intrakulikuler

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah pendekatan penelitian yang digunakan untuk meneliti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 20 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif (qualitative research). Tylor (Molenong, 2007:4),

Lebih terperinci

BAB VII BUKU RAPOR SMP BERDASARKAN KURIKULUM 2013

BAB VII BUKU RAPOR SMP BERDASARKAN KURIKULUM 2013 BAB VII BUKU RAPOR SMP BERDASARKAN KURIKULUM 013 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 013 tentang Standar Penilaian Pendidikan menyebutkan bahwa hasil penilaian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Karakter merupakan hal yang sangat penting untuk ditanamkan dalam jiwa individu. Proses pendidikan karakter dapat dilakukan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2004/2005

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2004/2005 PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2004/2005 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang : a.

Lebih terperinci

PEDOMAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU (PPDB) TAHUN PELAJARAN 2014/2015. Menuju LEBAK CERDAS 2019

PEDOMAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU (PPDB) TAHUN PELAJARAN 2014/2015. Menuju LEBAK CERDAS 2019 PEDOMAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU (PPDB) TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Menuju LEBAK CERDAS 2019 PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2014 0 PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK DINAS PENDIDIKAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN, KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH Komplek Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Jl. Jenderal Sudirman, Senayan Jakarta 10270 Telp. 5725058, 57906195

Lebih terperinci

BIODATA CALON PESERTA DIDIK SMA Negeri 1 Cianjur

BIODATA CALON PESERTA DIDIK SMA Negeri 1 Cianjur BIODATA CALON PESERTA DIDIK SMA Negeri 1 Cianjur No. Registrasi (diisi petugas) : Diterima di kelas (diisi petugas) : Titimangsa (diisi petugas) : 1 NO INDUK (siswa baru kosongkan) : 2 N I S N : 3 NIK

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan dan Jenis Penelitian. misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan dan Jenis Penelitian. misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena

Lebih terperinci

Model Peminatan dan Lintas Minat

Model Peminatan dan Lintas Minat SAMBUTAN Sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan KebuKurikulum 2013 dikembangkan untuk mempersiapkan peserta didik agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian mengandung prosedur dan cara melakukan verifikasi data yang diperlukan untuk memecahkan dan menjawab masalah penelitian. Dengan kata lain metode penelitian akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan akademik ini disusun untuk meningkatkan kualitas layanan pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan di SMA Negeri 1 Pare.

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan akademik ini disusun untuk meningkatkan kualitas layanan pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan di SMA Negeri 1 Pare. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-undang RI No. 20 tahun 2003 dan peraturan pemerintah RI No. 19 tahun 2005 mengamanatkan; Setiap satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah wajib

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.23/MEN/IX/2009 TENTANG

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.23/MEN/IX/2009 TENTANG MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.23/MEN/IX/2009 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KERJA BAGI CALON TENAGA

Lebih terperinci

PELAKSANAAN HIMPUNAN DATA OLEH GURU BK UNTUK KONSELING KARIR DI KELAS XI SMK NEGERI 1 SOLOK. Oleh: Junita SK Nanda NPM:

PELAKSANAAN HIMPUNAN DATA OLEH GURU BK UNTUK KONSELING KARIR DI KELAS XI SMK NEGERI 1 SOLOK. Oleh: Junita SK Nanda NPM: PELAKSANAAN HIMPUNAN DATA OLEH GURU BK UNTUK KONSELING KARIR DI KELAS XI SMK NEGERI 1 SOLOK Oleh: Junita SK Nanda NPM: 11060297 Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perasaan, baik untuk memahami realitas, nilai-nilai dan kebenaran, maupun

BAB I PENDAHULUAN. perasaan, baik untuk memahami realitas, nilai-nilai dan kebenaran, maupun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Pendidikan adalah proses melatih daya-daya jiwa seperti pikiran, ingatan, perasaan, baik untuk memahami realitas, nilai-nilai dan kebenaran, maupun sebagai warisan

Lebih terperinci