BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi

1 BAB I

2 BAB I 1.1 Latar Belakang Di era serba canggih sekarang, hampir seluruh fasilitas penunjang aktifitas manusia sudah mengandalkan teknologi. Pemikiran manusia hari ini sudah merujuk pada efesiensi waktu juga tenaga. Dengan teknologi yang ada sekarang banyak sekali outfit yang bisa didapat., salah satu contoh yang sedang hangat di abad 21 ini adalah sistem identifikasi yang sudah meninggalkan cara konvensional. Sudah banyak terobosan manusia terhadap identifikasi, contohnya nomor id tercetak, barcode, RFID, sidik jari, juga retina. Berdasarkan survey secara tidak langsung yang dilakukan pada polisi lalu lintas, banyak dijumpai masalah mengenai identifikasi juga pencatatan atau dokumentasi pelanggaran yang terjadi. Proses birokrasi yang masih konvensional pun merupakan satu titik merah yang muncul di era serba cepat dan canggih sekarang. Komunikasi antara polisi di lapangan dan polisi di base terkadang masih ada kesalah pahaman yang mengakibatkan kerugian untuk pengendara, juga kinerja polisi yang akan terhambat. Di kepolisian sekarang, pengiriman informasi dari lapangan ke base masih belum terjalin secara real-time. Misalnya saja, ketika terjadi penilangan pengendara, data penilangan yang terjadi tidak bisa langsung di-update ke data polisi. Harus ada delay untuk polisi menyerahkan informasinya dulu ke pusat lalu di-update. Penerapan sistem RFID pada SIM ini dapat memberikan banyak keuntungan yang diharapkan oleh polisi lalu lintas, diantaranya : 1) identifikasi yang manageable dan lebih aman dari tindak kecurangan, 2) paperless, artinya tidak digunakan lagi kertas surat tilang yang akan berdampak lebih baik pada alam, 3) efesiensi waktu, dimana lebih praktis dalam proses penilangan para pelanggar lalu lintas dengan penggunaan alat yang sudah tidak konvensional lagi (penggunaan LCD, keypad,rfid). Bastian Agus Priyana ( ) 1

3 1.2 Perumusan Masalah Seperti yang telah dijelaskan di latar belakang bahwa sistem yang telah ada di kepolisisan sekarang akan ditingkatkan birokrasinya dengan mengadopsi teknologi yang lebih canggih di jaman sekarang. Titik berat pada proyek akhir ini adalah pada proses identifikasi. Untuk proses identifikasi, seharusnya diterapkan metode yang lebih efisien. Karena pada proyek akhir ini, identitas pengendara akan diolah oleh mesin yakni komputerisasi dan database, maka identitas pengendara haruslah tidak hanya berbentuk cetakan langsung pada kartu identitas namun sudah berbentuk informasi digital yang bisa dibaca oleh mesin. Selain proses identifikasi juga, antara polisi di lapangan dan polisi di pusat harus ada komunikasi yang terjalin secara real-time guna memeperlancar proses birokrasi di pusat. Untuk menekan biaya pengeluaran, maka komunikasi yang terbangun antara keduanya haruslah menggunakan alat alat yang sudah tersedia. Handy-Talky merupakan device yang sudah tersedia di kepolisian, maka harus ada integerasi antara Handy-Talky tersebut dengan alat yang akan dirancang. 1.3 Pemecahan Masalah Masalah yang telah dirumuskan sebelumnya adalah diharuskan ada sebuah metode identifikasi yang bisa terintegerasi dengan komputer dan database. Selain itu juga digit identitas harus unik dan jumlah digit yang ada setidaknya harus ada 10 digit. Maka pada proyek akhir ini akan diterapkan metode identifikasi dengan menggunakan gelombang radio, yaitu RFID ( Radio Frequency Identification ). Dengan menggunakan RFID ini, identitas untuk pengendara bukanlah hanya identitas yang hanya tercetak pada kartu, namun identitas yang tersimpan secara elektrik dan sudah berbentuk informasi digital yang bisa diolah oleh mesin. Sudah dirumuskan sebelumnya bahwa untuk memangkas dana dalam penerapan proyek ini di kepolisian, komunikasi yang terjalin sebisa mungkin menggunakan device yang sudah tersedia di kepolisian. Dalam proyek akhir ini akan dirancang sebuah alat yang bisa mengintegerasikan antara pembaca Id dengan Handy-Talky. Maka harus ada modulasi untuk informasi agar bisa dikirim Bastian Agus Priyana ( ) 2

4 ke pusat dengan menggunakan Handy-Talky. Jadi alat yang akan dirancang untuk memenuhi spesifikasi tersebut adalah sebuah modem analog berjenis FSK. Modem yang akan dirancang adalah modem FSK dengan menggunakan IC TCM Tujuan Proyek Akhir Proyek akhir ini akan direalisasikan sistem identifikasi yang menerapkan RFID sebagai data penggunanya juga memanfaatkan komunikasi radio untuk pertukaran datanya. Diharapkan terjadinya dengan dibuatnya alat ini, bisa terwujud beberapa manfaat, diantaranya : Mengembangkan sistem identifikasi pengendara lalu lintas oleh polisi dengan menerapkan teknologi RFID Menekan biaya pengeluaran polisi untuk biaya kertas dan alat kantor lainnya. Mengefektifakn proses birokrasi di kantor pusat yang menerapkan sistem database dan komputerisasi Mengefektifkan waktu dalam proses penilangan. Mampu mengirimkan update keadaan di lapangan ke kantor pusat secara langsung dengan memanfaatkan komunikasi radio 1.5 Batasan Masalah Data RFID yang tersimpan pada SIM hanya lah sebuah nomor id yang belum terintegerasi dengan jumlah pengendara yang ada sekarang di Indonesia. Data diri pengguna SIM tersimpan di database penerima yang nantinya akan di kirim ke alat pembaca SIM. Komunikasi yang terjalin antara alat pembaca SIM dan server adalah komunikasi radio dengan menggunakan HT icom v8 atau Rig. Pengiriman data yang terjalin antar pembaca SIM dan server hanya lah data data informasi yang belum terenkripsi atau belum dikodekan. Dan juga frekuensi yang digunakan bukan frekuensi POLANTAS. Bastian Agus Priyana ( ) 3

5 1.6 Sistematika Penulisan Pembahasan laporan Proyek Akhir ini disusun dalam beberapa bagian dengan sistematika tertentu, dengan harapan pembaca akan lebih mudah memahami isi laporan ini. Sistematika yang digunakan adalah sebagai berikut : BAB I BAB II BAB III BAB IV BAB V Bab ini membahas tentang latar belakang masalah dalam pembuatan Proyek Akhir ini, tujuan yang ingin dicapai, perumusan masalah, batasan masalah, metodologi penyelesaian masalah, dan sistematika penulisan. Bab ini memberi gambaran singkat mengenai Sistem Identifikasi SIM dengan mengunakan RFID. TINJAUAN TEORITIS Bab ini membahas tentang teori teori pendukung yang digunakan dalam penyelesaian masalah dalam Proyek Akhir ini. Hal hal yang dibahas antara lain : Standar Operasional Penilangan, Mikrokontroller, RFID, Komunikasi Serial, dan Modulasi Digital PERANCANGAN DAN REALISASI Bab ini membahas tentang tahap tahap perancangan dan realisasi, antara lain : spesifikasi sistem, perancangan alat, dan realisasi alat. PENGUJIAN DAN ANALISA Bab ini memberikan gambaran mengenai pengujian dan analisa yang dilakukan terhadap alat secara keseluruhan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui performa dari alat, sehingga dapat dilakukan perbaikan dan perkembangan pada masa mendatang. KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini merupakan bab terakhir yang berisi kesimpulan yang diperoleh dari hasil pembuatan Proyek Akhir serta saran saran untuk pengembangan lebih lanjut dari alat yang direalisasikan. Bastian Agus Priyana ( ) 4