KERENTANAN PERUBAHAN IKLIM DI WILAYAH PESISIR RIAU: STUDI KASUS KABUPATEN BENGKALIS
|
|
- Shinta Sucianty Dharmawijaya
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ISBN: KERENTANAN PERUBAHAN IKLIM DI WILAYAH PESISIR RIAU: STUDI KASUS KABUPATEN BENGKALIS Suwondo Pendidikan Biologi FKIP Universitas Riau Abstract Climate changes were impact on the increasing threat to food security, health, availability of water and biodiversity. It is necessary for the analysis of the level of vulnerability in coastal areas, especially Riau District of Bengkalis. Vulnerability assessment was used the functions of the three components, namely the level of exposure, sensitivity and adaptive capabilities. To detect the magnitude of the changes due to climate change is done by using climate scenarios Global Circulation Model (GCM's). Locus studies at the village level, where the level of vulnerability was analyzed based on the level of exposure (E), the level of sensitivity (S) and adaptability (AC).). The results showed that there is one village with a level of vulnerability is very low, 150 villages low and 4 village very high. Therefore, necessary strategic steps to face the impact of climate change through mitigation and adaptation program implementation in the component of environmental, social and economic. Keywords: climate changes, vulnerability, mitigation and adaptation 1. PENDAHULUAN Perubahan iklim yang disebabkan oleh meningkatnya emisi gas rumah kaca (GRK) pada beberapa dekade terakhir merupakan isu lingkungan global yang dirasakan akibatnya pada berbagai sektor kehidupan. Hal ini memberikan dampak pada meningkatnya temperatur rata-rata di atmosfer, laut dan daratan. Radiasi matahari yang masuk ke bumi tidak dapat dipantulkan secara sempurna akibat aktifitas manusia akibat GRK yang dihasilkan dari berbagai aktifitas manusia seperti pembakaran bahan bakar fosil yang melepas karbondioksida dan gas-gas lainnya ke atmosfer. Meningkatnya gas tersebut akan menjadi insulator yang menahan lebih banyak panas dari Matahari yang dipancarkan ke Bumi. Hasil kajian yang dilakukan oleh Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menunjukkan bahwa dampak perubahan iklim di kawasan Asia Tenggara, termasuk di Indonesia, diperkirakan akan meningkatkan ancaman terhadap ketahanan pangan, kesehatan manusia, ketersediaan air, dan juga ancaman keragaman hayati. Laporan terbaru dari IPCC (2013) menyebutkan akan meningkatnya frekuensi dan intensitas kejadian curah hujan yang tinggi secara global, kondisi suhu ekstrem, termasuk hari-hari panas dan gelombang panas menjadi lebih umum terjadi, serta meningkatnya frekuensi badai tropis dengan skala 4 dan 5 secara global. Perubahan iklim diperkirakan akan meningkatkan frekuensi kejadian fenomena El Nino dan La Nina di Indonesia. Adanya fenomena ini akan menyebabkan kondisi curah hujan dan kondisi kekeringan yang ekstrem dan akan menimbulkan dampak bencana berupa kekeringan dan banjir. Perubahan iklim akan menimbulkan kerentanan pada suatu wilayah akibat perubahan kondisi lingkungan baik fisik, kimia maupun biologi yang menimbulkan dampak merusak pada komposisi organisme, ketahanan atau produktivitas ekosistem alami dan ekosistem yang teratur serta menimbulkan gejolak pada sistem sosio-ekonomis pada kesehatan dan kesejahteraan manusia. Kerentanan adalah tingkat kemampuan sistem untuk menghadapi konsekuensi dari perubahan iklim yang dinyatakan dalam bentuk selang toleransi (coping range) terhadap besar, intensitas, dan laju dari perubahan iklim (CCROM IPB, 2014). Kerentanan terhadap perubahan iklim dikarakteristikkan dalam tiga komponen, yaitu exposure (keterpaparan), sensitivity (sensitivitas), dan adaptive capacity (kemampuan adaptasi) (Forner and Robledo, 2005). 2858
2 Kabupaten Bengkalis merupakan daerah yang berada di bagian Timur Pulau Sumatera dengan karakteristik ekosistem di dominasi oleh rawa gambut dan kawasan pesisir (eustaria, mangrove dan pulau kecil). Bencana yang sering terjadi di daerah ini adalah degradasi tanah, kebakaran lahan dan hutan serta abrasi. Terjadinya bencana ini memiliki kaitan erat dengan perubahan iklim. Untuk itu, perlu diketahui tingkat kerentanan akibat perubahan iklim di wilayah pesisir Kabupaten Bengkalis. Dengan demikian akan diperoleh informasi terhadap kerentanan wilayah pesisir Kabupaten Bengkalis, sehingga dapat dilakukan tindakan nyata melalui program mitigasi dan adaptasi perubahan iklim di Kabupaten Bengkalis 2. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Bengkalis yang berlangsung dari bulan Juli sampai dengan Oktober Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode survei dan dokumentasi dari berbagai sumber. Lokus kajian berada pada tingkat desa, dengan indikator berdasarkan data Mikro PODES Kabupaten Bengkalis tahun 2014 dari BPS Pusat. Selanjutnya dilakukan penetapan indikator ke dalam tingkat keterpaparan (E), tingkat sensitivitas (S) dan kemampuan adaptasi (AC). Standarisasi dihitung dari perbedaan nilai maksimum dan minimum, dimana besarnya nilai bobot ditentukan berdasarkan bersarnya pengaruh yang didasarkan pada data yang tersedia. Metode pembobotan dilakukan dengan memberikan peringkat (ranking), penilaian (rating) dan perbandingan berpasangan (AHP) dengan menggunakan formulasi : Dimana: = nilai/bobot yang dinormalkan = jumlah kriteria (k=1,2,3,..,n) = posisi urutan kriteria Menghitung Indeks Keterpaparan Sensitivitas (IKS) dan Indeks Kemampuan Adaptasi (IKA). IKS dan IKA dihitung dengan persamaan sebagai berikut: Dimana : IKS = Indeks Keterpaparan Sensitivitas IKA = Indeks Kemampuan Adaptasi = indikator ke-i W i X i = Skor indikator ke-i Hasil perhitungan IKS dan IKA dikelompokkan dalam beberapa kategori: menunjukkan daerah tersebut memiliki kerentanan yang rendah terhadap bencana. Daerah dengan kerentanan rendah akan mengalami dampak minimum jika terjadi bencana menunjukkan daerah tersebut memiliki kerentanan sedang menunjukkan daerah tersebut memiliki kerentanan agak tinggi menunjukkan daerah tersebut memiliki kerentanan tinggi. Daerah dengan kerentanan tinggi akan mengalami dampak bencana terparah dibandingkan dengan daerah yang memiliki IKS lebih kecil. Desa-desa dikelompokkan ke dalam lima kelompok berdasarkan dua nilai indeks yaitu (i) indeks keterpaparan dan sentivitas desa (IKS) dan (ii) indeks kemampuan adaptif (IKA). Setiap indeks dibangun berdasarkan data biofisik, sosial dan ekonomi desa yang mewakili tingkat keterpararan, sensitivitas dan kemampuan adaptif (Boer et al., 2012). Tabel 1. Kategori Desa Menurut Indeks Keterpaparan dan Sensitivitas serta Indeks Kemampuan Adaptasi 5 Kuadran Kuadran Penjelasan 1 IKS Rendah, IKA Tinggi 2 IKS Tinggi, IKA Tinggi 3 IKS Sedang, IKA Sedang 4 IKS Rendah, IKA Rendah 5 IKS Tinggi, IKA Rendah Untuk menentukan indeks kerentanan semua data dibobot menurut kepentingan relatif mereka dalam membentuk sensivitas dan keterpaparan dan kemampuan adaptasi. Tabel 2. Keterpaparan, Sensivitas dan Kemampuan Adaptasi dan nya No. Keterpaparan dan Sensivitas 1 Wilayah pesisir laut Kemampuan Adaptasi 0,8 Fasilitas listrik 0,5 2 Lahan gambut 0,8 Fasilitas pendidikan 0,5 3 Keberadaan hutan 0,2 Fasilitas kesehatan 0,5 2859
3 No. Keterpaparan dan Sensivitas Kemampuan Adaptasi 4 Penghasilan utama 0,7 Infrastruktur jalan 0,5 5 Luas sawah 0,3 Jenis bahan bakar 0,2 6 Luas lahan 0,5 Sistem peringatan dini 0,6 pertanian bencana 7 Sumber air minum 0,6 KK langganan telpon 0,2 kabel 8 Sumber air MCK 0,6 Warung internet 0,3 9 KK bantaran 0,1 Fasilitas ekonomi 0,7 sungai 10 Bangunan 0,05 Fasilitas keamanan 0,4 bantaran sungai 11 Pembuangan 0,5 Program pembangunan 0,8 limbah ke sungai 12 KK permukiman 0,1 kumuh 13 Bangunan kumuh 0,05 14 Pencemaran air 0,5 pabrik 15 Pencemaran udara 0,6 pabrik 16 Kebakaran lahan 0,6 17 Galian C 0,3 18 Penyakit 0,2 muntaber/diare 19 Penyakit demam 0,2 berdarah 20 Penyakit campak 0,2 21 Penyakit malaria 0,2 22 Jumlah penerima 0,8 Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) secara umum tingkat kerentanannya berada pada kondisi rendah (IKS Tinggi dan IKA Tinggi). Sementara itu, ada 4 desa berada pada Kuadran 5 (IKS Tinggi dan IKA Rendah) yang artinya secara umum tingkat kerentanannya berada pada kondisi sangat tinggi yaitu Desa Lubuk Gaung dan Sungai Nibung di Kecamatan Siak Kecil serta Desa Hutan Ayu dan Suka Damai di Kecamatan Rupat Utara. Jadi, berdasarkan hasil perhitungan tingkat kerentanan dengan 5 kuadran, tidak ada desa yang berada pada Kuadran 3 dan 4. Selanjutnya nilai indeks kerentanan yang diperoleh dari hasil perhitungan di analisis secara deskriptif dan digambarkan melalui peta tematik dengan metode Sistem Informasi Geografis (SIG). Gambar 2. Indeks Keterpaparan dan Sensitivitas Desa Rentan 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Kerentanan Perubahan Iklim Posisi relatif desa menurut indeks keterpaparan, sensitivitas dan kemampuan adaptasi ditentukan berdasarkan posisi mereka di 5 kuadran seperti yang ditunjukkan pada gambar di bawah ini. Gambar 3. Indek Kemampuan Adaptasi Desa Rentan Gambar 1. Jumlah Desa Rentan Gambar di atas memperlihatkan bahwa terdapat 1 desa yang terdapat di kuadran 1 yang artinya secara umum tingkat kerentanannya berada pada kondisi sangat rendah (IKS Rendah dan IKA Tinggi). 150 desa berada pada Kuadran 2 yang artinya Desa yang terdapat pada Kuadran 1 dengan tingkat kerentanan sangat rendah adalah Desa Duri Barat di Kecamatan Mandau, dapat dilihat indeks keterpaparan dan sensitivitas tidak terlalu dominan (berkisar antara 0,017-0,33). penghasilan memiliki nilai 0,33, karena penghasilan utama di desa Desa Duri Barat adalah sektor perdagangan, sektor ini tidak terpengaruh langsung dengan kondisi iklim. air minum juga memiliki nilai 0,33 karena sumber air minum di Desa Duri Barat adalah PDAM. Intervensi teknologi 2860
4 PDAM mampu menjamin kontinuitas sumber air minum. lainnya adalah adanya jumlah penerima SKTM (153 KK) dan pencemaran udara dari pabrik-pabrik yang banyak terdapat di daerah ini. Indeks kemampuan adaptasi Desa Duri Barat yang paling dominan adalah jalan (1), artinya secara umum jalan di desa ini sudah berupa aspal. Hal ini mengindikasikan bahwa infrastruktur jalan sudah maju, sehingga tidak menghambat mobilisasi penduduk. kemampuan adaptasi lain yang berperan adalah fasilitas listrik (0,99), telpon (0,17), internet (0,12), fasilitas kesehatan (0,095), fasilitas pendidikan (0,065), dan fasilitas ekonomi (0,045). Industri memegang peranan penting dalam perekonomian di Kecamatan Mandau. Terdapat beberapa industri besar dan industri, industri kecil dan industri mikro di daerah ini. Selain industri, perdagangan juga merupakan salah satu penggerak perekonomian di Kecamatan Mandau. Sebagai wilayah perlintasan antar provinsi dan antar kabupaten, Kecamatan Mandau memiliki sarana perdagangan dan akomodasi yang relatif banyak. Kecamatan Mandau memiliki infrastruktur jalan yang cukup memadai. Panjang jalan total mencapai 730 Km, dimana dalam kondisi yang baik sebesar 48,90 persen, sisanya sebanyak 26,58 persen kondisi sedang, 15,89 persen kondisi rusak, dan 8,36 persen dalam kondisi rusak berat. Secara aksesibilitas, seluruh desa/kelurahan di wilayah Kecamatan Mandau dapat dicapai dengan jalan darat, baik di dalam desa maupun antar desa dalam kecamatan. Risiko Iklim Analisis tren linier merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk analisis tren kenaikan suhu udara akibat meningkatnya konsentrasi gas rumah kaca. Analisis untuk Kabupaten Bengkalis menunjukkan adanya tren peningkatan rata-rata suhu udara yang nyata dengan laju sekitar o C per tahun. Selang suhu (perbedaaan antara suhu maksimum dan minimum) sendiri tidak mengalami banyak perubahan, khususnya pada 15 tahun terakhir. Hal ini dikarenakan karena tren peningkatan suhu maksimum hampir sama dengan tren peningkatan suhu minimum. Terjadinya peningkatan suhu akan berpengaruh pada berbagai aktivitas biologi dan fisiologi berbagai makhluk hidup. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kenaikan suhu sangat berpengaruh pada perubahan tingkat serangan berbagai jenis penyakit baik pada manusia, hewan maupun tanaman. Dengan menggunakan skenario emisi RCPs dan 16 model GCM CMIP5, secara umum curah hujan rata-rata bulanam musim kemarau di Kabupaten Bengkalis diproyeksikan akan mengalami penurunan dibandingkan periode Besar perubahan sedikit bervariasi antar skenario emisi. Pada skenario emisi rendah (RCP2.6), besar perubahan tidak sebesar skenario emisi tinggi (RCP8.5), khususnya perubahan curah hujan pada musim hujan (Oktober-Maret). Semakin menurunnya curah hujan musim kemarau di masa depan akan berdampak pada semakin meningkatnya risiko kekeringan, sedangkan peningkatan hujan pada musim hujan akan meningkatkan risiko banjir. Gambar 4. Proyeksi Curah Hujan Berdasarkan hasil perhitungan risiko iklim dengan menggunakan kerentanan 5 kuadran, terdapat 1 desa berada pada kuadran 3 yang artinya dalam risiko sangat rendah. 150 desa pada kuadran 4 yang artinya dalam risiko rendah. Sementara itu, 4 desa lagi berada pada kuadran 7 yang artinya dalam risiko sedangketinggi. Tabel 3. Risiko Iklim Menggunakan Kerentanan 5 kuadran Kuadran Jumlah Desa 1 0 Keterangan 2 0 Sangat Sangat Rendah 3 1 Sangat Rendah Rendah 2861
5 Kuadran Jumlah Desa 5 0 Keterangan Rendah - Sedang 6 0 Sedang 7 4 Sedang - Ketinggi 8 0 Tinggi 9 0 Sangat Tinggi 10 0 Sangat Sangat Tinggi Total 155 Hasil perhitungan tingkat kerentanan digambarkan dalam bentuk peta tematik seperti tercantum pada Gambar 5. Gambar 5. Sebaran Desa yang Rentan 4. KESIMPULAN Dari hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa terdapat 1 desa dengan tingkat kerentanan sangat rendah (IKS Rendah dan IKA Tinggi), 150 desa pada kondisi rendah (IKS Tinggi dan IKA Tinggi). Sektor yang paling berpengaruh terhadap kerentanan akibat perubahan iklim adalah ekonomi masyarakat dengan semakin menurunnya pendapatan. 5. REFERENSI Boer R dan Yuli S Climate Change and its Impact on Indonesia s Food Crop Sector. Paper presented at the Sixth Executive Forum on Natural Resource Management: Water & Food inchanging Environment on April 2012 at SEARCA Headquarters, Los Baños, Philippines. BPS Data Mikro PODES Jakarta. CCROM IPB Bimbingan Teknis Peningkatan Kapasitas Penilaian Kerentanan dan Adaptasi Perubahan Iklim Bagi Pemangku Kepentingan Daerah. Pekanbaru Juli Forner, C. and Robledo, I. (2005). An introduction to the impacts of climate change and vulnerability of forestsbackground document for the South East Asian Kick-off meeting of the project Tropical Forests and Climate Change Adaptation. 45pp. IPCC, Climate Change 2013: The Physical Science Basis. Contribution of Working Group I to the Fifth Assessment Report of the Intergovernmental Panel on Climate Change [Stocker, T.F., D. Qin, G.-K. Plattner, M. Tignor, S.K. Allen, J. Boschung, A. Nauels, Y. Xia, V. Bex and P.M. Midgley (eds.)]. Cambridge University Press, Cambridge, United Kingdom and New York, NY, USA. 2862
PEMANFAATAN DATA SIDIK DALAM PENETAPAN LOKASI DAN AKSI PRIORITAS ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan PEMANFAATAN DATA SIDIK DALAM PENETAPAN LOKASI DAN AKSI PRIORITAS ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM Disampaikan pada Rapat Koordinasi ProKlim Manggala Wanabakti, 26 April
Lebih terperinciPENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kondisi iklim di bumi tidak pernah statis, tapi berbeda-beda dan berfluktuasi dalam jangka waktu yang lama. Peningkatan konsentrasi gas rumah kaca (GRK) di atmosfer, yang
Lebih terperinciPENGEMBANGAN METODE KAJIAN RISIKO IKLIM FOKUS ANAK
PENGEMBANGAN METODE KAJIAN RISIKO IKLIM FOKUS ANAK Temuan Kunci 1. Perubahan iklim dapat berdampak terhadap capaian Kota Surabaya sebagai Kota Layak Anak 2. Diperlukan sebuah metode untuk menilai tingkat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. rumah kaca yang memicu terjadinya pemanasan global. Pemanasan global yang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia diramaikan oleh isu perubahan iklim bumi akibat meningkatnya gas rumah kaca yang memicu terjadinya pemanasan global. Pemanasan global yang memicu terjadinya perubahan
Lebih terperinciPEMANASAN GLOBAL Dampak terhadap Kehidupan Manusia dan Usaha Penanggulangannya
PEMANASAN GLOBAL Dampak terhadap Kehidupan Manusia dan Usaha Penanggulangannya Oleh : Prof. Dr., Ir. Moch. Sodiq Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2013 Hak Cipta 2013 pada penulis, Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Lebih terperinciPerubahan Iklim? Aktivitas terkait pemanfaatan sumber daya energi dari bahan bakar fosil. Pelepasan emisi gas rumah kaca ke udara
Amalia, S.T., M.T. Perubahan Iklim? Aktivitas terkait pemanfaatan sumber daya energi dari bahan bakar fosil Pelepasan emisi gas rumah kaca ke udara Perubahan komposisi atmosfer secara global Kegiatan
Lebih terperinciPerubahan iklim dan dampaknya terhadap Indonesia
Perubahan iklim dan dampaknya terhadap Indonesia Haneda Sri Mulyanto Bidang Mitigasi Perubahan Iklim Kementerian Negara Lingkungan Hidup Bogor, 16 Januari 2010 Keterkaitan antara Pembangunan dan Perubahan
Lebih terperinciPENTINGNYA MENJAGA KEANEKARAGAMAN HAYATI ALAM DI SEKITAR KITA
Peringatan Hari Lingkungan Hidup Se-Dunia 5 Juni 2010 PENTINGNYA MENJAGA KEANEKARAGAMAN HAYATI ALAM DI SEKITAR KITA Indonesia kaya akan keanekaragaman hayati, baik tumbuhan maupun hewan. Sampai dengan
Lebih terperinciRENCANA AKSI MITIGASI DAN ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DALAM KERANGKA PENGELOLAAN SUMBERDAYA AIR DAS CITARUM DI KOTA CIMAHI Climate Change Mitigation and
RENCANA AKSI MITIGASI DAN ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DALAM KERANGKA PENGELOLAAN SUMBERDAYA AIR DAS CITARUM DI KOTA CIMAHI Climate Change Mitigation and Adaptation Action Plans Under Framework Water Resource
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan hasil kajian Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) tahun 2001 mengenai perubahan iklim, yaitu perubahan nilai dari unsur-unsur iklim dunia sejak tahun
Lebih terperinciDAMPAK PERUBAHAN IKLIM DI INDONESIA
30 DAMPAK PERUBAHAN IKLIM DI INDONESIA Ada dua kecenderungan umum yang diprediksikan akibat dari Perubahan Iklim, yakni (1) meningkatnya suhu yang menyebabkan tekanan panas lebih banyak dan naiknya permukaan
Lebih terperinciSTUDI PREFERENSI MIGRASI MASYARAKAT KOTA SEMARANG SEBAGAI AKIBAT PERUBAHAN IKLIM GLOBAL JANGKA MENENGAH TUGAS AKHIR
STUDI PREFERENSI MIGRASI MASYARAKAT KOTA SEMARANG SEBAGAI AKIBAT PERUBAHAN IKLIM GLOBAL JANGKA MENENGAH TUGAS AKHIR Oleh: NUR HIDAYAH L2D 005 387 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
Lebih terperinciKementerian PPN/Bappenas
+ Rencana Aksi Nasional Adaptasi Perubahan Iklim (RAN-API) Kementerian PPN/Bappenas Perubahan Iklim dan Dampaknya di Indonesia 2013 + OUTLINE 2 I. LATAR BELAKANG II. III. IV. HISTORI KONDISI IKLIM INDONESIA
Lebih terperinciPasal 3 Pedoman Identifikasi Faktor Risiko Kesehatan Akibat Perubahan Iklim sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak
telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 3. Undang
Lebih terperinciPERUBAHAN PENGUNAAN LAHAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP PERUBAHAN IKLIM KOTA MALANG
PERUBAHAN PENGUNAAN LAHAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP PERUBAHAN IKLIM KOTA MALANG 1) Akhmad Faruq Hamdani; 2) Nelya Eka Susanti 1) 2) Universitas Kanjuruhan Malang Email: 1) a.faruqhamdani@unikama.ac.id;
Lebih terperinciDampak Pemanasan Global Terhadap Perubahan Iklim di Indonesia Oleh : Ahkam Zubair
Dampak Pemanasan Global Terhadap Perubahan Iklim di Indonesia Oleh : Ahkam Zubair Iklim merupakan rata-rata dalam kurun waktu tertentu (standar internasional selama 30 tahun) dari kondisi udara (suhu,
Lebih terperinciTAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I PENGESAHAN. Agreement. Perubahan Iklim. PBB. Kerangka Kerja. (Penjelasan atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 204) PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pemanasan global menjadi topik perbincangan dunia dalam beberapa tahun terakhir. Berbagai peristiwa alam yang dianggap sebagai anomali melanda seluruh dunia dengan
Lebih terperinciTIN206 - Pengetahuan Lingkungan Materi #10 Genap 2016/2017. TIN206 - Pengetahuan Lingkungan
Materi #10 Pengertian 2 Global warming atau pemanasan global adalah proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan bumi. Suhu rata-rata global permukaan bumi telah 0,74 ± 0,18 C (1,33 ±
Lebih terperinciIV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN
53 IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Kondisi Geografis Selat Rupat merupakan salah satu selat kecil yang terdapat di Selat Malaka dan secara geografis terletak di antara pesisir Kota Dumai dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. didefinisikan sebagai peristiwa meningkatnya suhu rata-rata pada lapisan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemanasan global (global warming) merupakan isu lingkungan yang hangat diperbincangkan saat ini. Secara umum pemanasan global didefinisikan sebagai peristiwa meningkatnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 P. Nasoetion, Pemanasan Global dan Upaya-Upaya Sedehana Dalam Mengantisipasinya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan iklim atau Climate change adalah gejala naiknya suhu permukaan bumi akibat naiknya intensitas efek rumah kaca yang kemudian menyebabkan terjadinya pemanasan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. udara pada saat tertentu dan di wilayah tertentu yang relatif sempit pada jangka
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Cuaca dan Iklim Menurut Sarjani (2009), cuaca dan iklim merupakan akibat dari prosesproses yang terjadi di atmosfer yang menyelubungi bumi. Cuaca adalah keadaan udara pada saat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1. Kondisi Wilayah Kabupaten Gorontalo Kabupaten Gorontalo terletak antara 0 0 30 0 0 54 Lintang Utara dan 122 0 07 123 0 44 Bujur Timur. Pada tahun 2010 kabupaten ini terbagi
Lebih terperinciBuku 1 EXECUTIVE SUMMARY
Activities in Vulnerability Assessment of Climate Change Impact along the Ciliwung River Flowing Through Bogor, Depok, and North Jakarta Buku 1 Activities in Vulnerability Assessment of Climate Change
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di negara ini berada hampir di seluruh daerah. Penduduk di Indonesia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan negara yang terbentang luas, area pertanian di negara ini berada hampir di seluruh daerah. Penduduk di Indonesia sebagian besar berprofesi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kekeringan merupakan fenomena alam yang kompleks dengan prosesnya berjalan lambat, tidak diketahui pasti awal dan kapan bencana ini akan berakhir, namun semua baru
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.33/Menlhk/Setjen/Kum.1/3/2016 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN AKSI ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI
Lebih terperinciRENCANA AKSI MITIGASI DAN ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DALAM KERANGKA PENGELOLAAN SUMBERDAYA AIR DAS CITARUM DI KOTA BEKASI
RENCANA AKSI MITIGASI DAN ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DALAM KERANGKA PENGELOLAAN SUMBERDAYA AIR DAS CITARUM DI KOTA BEKASI Climate Change Mitigation and Adaptation Action Plans Under Framework Water Resource
Lebih terperinciPEMANASAN GLOBAL. Efek Rumah Kaca (Green House Effect)
PEMANASAN GLOBAL Efek Rumah Kaca (Green House Effect) EFEK RUMAH KACA Efek rumah kaca dapat digunakan untuk menunjuk dua hal berbeda: efek rumah kaca alami yang terjadi secara alami di bumi, dan efek rumah
Lebih terperinciPeran dan Kontribusi K/L: Implementasi Kajian Risiko dan Dampak Perubahan Iklim
Ulasan - Review Peran dan Kontribusi K/L: Implementasi Kajian Risiko dan Dampak Perubahan Iklim Perdinan GFM FMIPA - IPB Desain oleh http://piarea.co.id NDC - Adaptasi TARGET The medium-term goal of Indonesia
Lebih terperinciPerubahan iklim dunia: apa dan bagaimana?
Perubahan iklim dunia: apa dan bagaimana? Oleh : Imam Hambali Pusat Kajian Kemitraan & Pelayanan Jasa Transportasi Kementerian Perhubungan Pada awal Februari 2007 yang lalu Intergovernmental Panel on Climate
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. banyak sekali dampak yang ditimbulkan oleh pemanasan global ini.
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Bumi merupakan satu-satunya tempat tinggal bagi makhluk hidup. Pelestarian lingkungan dilapisan bumi sangat mempengaruhi kelangsungan hidup semua makhluk hidup. Suhu
Lebih terperinciKONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Kabupaten Bengkalis merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Riau. Wilayahnya mencakup daratan bagian pesisir timur Pulau Sumatera dan wilayah kepulauan,
Lebih terperinciPEMANASAN GLOBAL. 1. Pengertian Pemanasan Global
PEMANASAN GLOBAL Secara umum pemanasan global didefinisikan dengan meningkatkan suhu permukaan bumi oleh gas rumah kaca akibat aktivitas manusia. Meski suhu lokal berubah-ubah secara alami, dalam kurun
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pemanasan global saat ini menjadi topik yang paling hangat dibicarakan dan mendapatkan perhatian sangat serius dari berbagai pihak. Pada dasarnya pemanasan global merupakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. (terutama dari sistem pencernaan hewan-hewan ternak), Nitrogen Oksida (NO) dari
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemanasan global merupakan salah satu isu di dunia saat ini. Masalah pemanasan global ini bahkan telah menjadi agenda utama Perserikatan Bangsabangsa (PBB). Kontributor
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Iklim merupakan faktor yang sangat penting dalam kehidupan di bumi. Dimana Iklim secara langsung dapat mempengaruhi mahluk hidup baik manusia, tumbuhan dan hewan di dalamnya
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. keempat di dunia setelah Amerika Serikat (AS), Kanada dan Rusia dengan total
BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki garis pantai terpanjang keempat di dunia setelah Amerika Serikat (AS), Kanada dan Rusia dengan total panjang keseluruhan 95.181
Lebih terperinciPEMANASAN GLOBAL: Dampak dan Upaya Meminimalisasinya
PEMANASAN GLOBAL: Dampak dan Upaya Meminimalisasinya Pemanasan global (global warming) adalah suatu bentuk ketidakseimbangan ekosistem di bumi akibat terjadinya proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer,
Lebih terperinciSAMBUTAN KETUA DPR-RI. Pada Jamuan Makan Siang dengan Peserta International Youth Forum on Climate Change (IYFCC) Jakarta, 28 Februari 2011
KETUA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN KETUA DPR-RI Pada Jamuan Makan Siang dengan Peserta International Youth Forum on Climate Change (IYFCC) Jakarta, 28 Februari 2011 Assalamu alaikum
Lebih terperinciSISTEM RISIKO KEBAKARAN (FRS): Peringatan Dini Kebakaran Lahan & Hutan Musiman
SISTEM RISIKO KEBAKARAN (FRS): Peringatan Dini Kebakaran Lahan & Hutan Musiman http://geospasial.bnpb.go.id Presented by Rizaldi Boer (Team Coordinator) Centre for Climate Risk and Opportunity Management
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.7/MENLHK/SETJEN/KUM.1/2/2018 TENTANG PEDOMAN KAJIAN KERENTANAN, RISIKO, DAN DAMPAK PERUBAHAN IKLIM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciBab 6: Beradaptasi dengan Iklim yang Berubah
Bab 6: Beradaptasi dengan Iklim yang Berubah Garis Pantai, Nusa Tenggara Timur Foto: Endro Adinugroho PESAN UTAMA Beberapa daerah tertentu di Indonesia sangat rentan terhadap berbagai bahaya perubahan
Lebih terperinciDampak perubahan iklim bagi pertanian. Mayang adelia Puspita, SP. MP
Dampak perubahan iklim bagi pertanian Mayang adelia Puspita, SP. MP Referensi Pedoman umum dampak perubahan iklim. http://www.litbang.pertanian.go.id/buku/pedum-adaptasi-perubahan- Iklim/II.-dampak-perubahan.pdf
Lebih terperinci1.1 Latar Belakang. sumber. Sedangkan adaptasi adalah upayauntuk meminimalkan dampak melalui penyesuaian pada sistem alam dan manusia.
SUMBER DAYA AIR 1.1 Latar Belakang Banyaknya bencana alam yang berhubungan dengan perubahan iklim dalam beberapa tahun terakhir menjadi latarbelakang diselenggarakannya konvensi internasional.tahun 1992
Lebih terperinciSMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 5. DINAMIKA ATMOSFERLATIHAN SOAL 5.5. La Nina. El Nino. Pancaroba. Badai tropis.
SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 5. DINAMIKA ATMOSFERLATIHAN SOAL 5.5 1. Perubahan iklim global yang terjadi akibat naiknya suhu permukaan air laut di Samudra Pasifik, khususnya sekitar daerah ekuator
Lebih terperinciPENDEKATAN TEORITIS. Tinjauan Pustaka
PENDEKATAN TEORITIS Tinjauan Pustaka Perubahan Iklim Perubahan iklim dapat dikatakan sebagai sebuah perubahan pada sebuah keadaan iklim yang diidentifikasi menggunakan uji statistik dari rata-rata perubahan
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -
IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI 4.1 Kondisi Geografis Kota Dumai merupakan salah satu dari 12 kabupaten/kota di Provinsi Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37-101 o 8'13
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. iklim sudah menjadi pengetahuan yang umum saat ini. Pemanasan global adalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Isu pemanasan global yang diindikasikan sebagai penyebab perubahan iklim sudah menjadi pengetahuan yang umum saat ini. Pemanasan global adalah kondisi dimana terdapat
Lebih terperinciSintesis Dasar: Adaptasi Perubahan Iklim, Pengurangan Risiko Bencana, dan Pembangunan Daerah
Sintesis Dasar: Adaptasi Perubahan Iklim, Pengurangan Risiko Bencana, dan Pembangunan Daerah Sumber: BPBD Kabupaten Selayar, 2012 Wilmar Salim, Ph.D. Pusat Perubahan Iklim Institut Teknologi Bandung Disampaikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki dua musim yaitu musim penghujan dan musim kemarau. paling terasa perubahannya akibat anomali (penyimpangan) adalah curah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah negara agraris yang amat subur sehingga sebagian besar penduduknya bergerak dalam sektor agraris. Indonesia memiliki iklim tropis basah, dimana iklim
Lebih terperinciRIZALDI BOER. Rizaldi Boer MENUJU SISTEM PERTANIAN YANG CLIMATE SMART (CLIMATE RESILIENCE AGRICULTURE)
MENUJU SISTEM PERTANIAN YANG CLIMATE SMART (CLIMATE RESILIENCE AGRICULTURE) RIZALDI BOER 1 Centre for Climate Risk and Opportunity Management in South East Asia and Pacific, Bogor Agriculture University
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. manusia dalam penggunaan energi bahan bakar fosil serta kegiatan alih guna
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perubahan iklim adalah fenomena global yang disebabkan oleh kegiatan manusia dalam penggunaan energi bahan bakar fosil serta kegiatan alih guna lahan dan kehutanan. Kegiatan
Lebih terperinciKEBIJAKAN NASIONAL ANTISIPASI DAMPAK PERUBAHAN IKLIM TERHADAP SEKTOR KELAUTAN DAN PERIKANAN. Deputi Bidang SDA dan LH
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL KEBIJAKAN NASIONAL ANTISIPASI DAMPAK PERUBAHAN IKLIM TERHADAP SEKTOR KELAUTAN DAN PERIKANAN Deputi Bidang SDA dan LH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pulau Jawa merupakan salah satu pulau yang menjadi pusat pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pulau Jawa merupakan salah satu pulau yang menjadi pusat pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Hampir seluruh kegiatan ekonomi berpusat di Pulau Jawa. Sebagai pusat pertumbuhan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan iklim telah menjadi isu paling penting dalam kebijakan pembangunan dan global governance pada abad ke 21, dampaknya terhadap pengelolaan sektor pertanian dan
Lebih terperinciRENCANA AKSI MITIGASI DAN ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DALAM KERANGKA PENGELOLAAN SUMBERDAYA AIR DAS CITARUM DI KABUPATEN PURWAKARTA
RENCANA AKSI MITIGASI DAN ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DALAM KERANGKA PENGELOLAAN SUMBERDAYA AIR DAS CITARUM DI KABUPATEN PURWAKARTA Climate Change Mitigation and Adaptation Action Plans Under Framework Water
Lebih terperinciKERENTANAN DAN ADAPTASI PERUBAHANIKLIM. Direktorat Adaptasi Perubahan Iklim KLHK 2 Agustus 2016
KERENTANAN DAN ADAPTASI PERUBAHANIKLIM Direktorat Adaptasi Perubahan Iklim KLHK 2 Agustus 2016 SKEMA PROGRAM ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM Intervensi Program: SIDIK Forum Nasional Pert. Koordinasi KRAPI MODEL
Lebih terperinciAdaptasi Perikanan Tangkap terhadap Perubahan dan Variabilitas Iklim di Wilayah Pesisir Selatan Pulau Jawa Berbasis Kajian Risiko
Adaptasi Perikanan Tangkap terhadap Perubahan dan Variabilitas Iklim di Wilayah Pesisir Selatan Pulau Jawa Berbasis Kajian Risiko Studi Kasus : Kabupaten Pangandaran 7-8 November 2016 Outline Adaptasi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
2 1.2 Tujuan 1. Mengetahui kegiatan para pemangku kepentingan adaptasi perubahan iklim di beberapa sektor kelembagaan. 2. Menganalisis kegiatan adaptasi perubahan iklim di beberapa sektor sesuai dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. menyebabkan perubahan tata guna lahan dan penurunan kualitas lingkungan. Alih
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingginya kebutuhan lahan dan semakin terbatasnya sumberdaya alam menyebabkan perubahan tata guna lahan dan penurunan kualitas lingkungan. Alih guna hutan sering terjadi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Hubungan faktor..., Amah Majidah Vidyah Dini, FKM UI, 2009
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan iklim merupakan perubahan variabel iklim, khususnya suhu udara dan curah hujan yang terjadi secara berangsur-angsur dalam jangka waktu yang panjang antara
Lebih terperinciFENOMENA GAS RUMAH KACA
FENOMENA GAS RUMAH KACA Oleh : Martono *) Abstrak Efek rumah kaca disebabkan karena naiknya konsentrasi gas karbon dioksida (CO 2) dan gas-gas lainnya di atmosfer. Kenaikan konsentrasi gas CO 2 ini disebabkan
Lebih terperinciDampak Perubahan Iklim
Pemanasan Global, Perubahan Iklim, pencemaran lingkungan Bab Pemanasan III Dampak Global, Perubahan Perubahan Iklim Iklim, & pencemaran lingkungan Dampak Perubahan Iklim Menteri Negara Lingkungan Hidup
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Lahan gambut merupakan salah satu tipe ekosistem yang memiliki kemampuan menyimpan lebih dari 30 persen karbon terestrial, memainkan peran penting dalam siklus hidrologi serta
Lebih terperinciGeografi. Kelas X ATMOSFER VII KTSP & K Iklim Junghuhn
KTSP & K-13 Kelas X Geografi ATMOSFER VII Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami iklim Junghuhn dan iklim Schmidt Ferguson. 2. Memahami
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN
18 BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Pustaka Padi (Oryza Sativa) Tanamanpadimerupakantanamansemusim,termasukgolonganrumputrumputandenganklasifikasisebagaiberikut:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perubahan iklim sebagai implikasi pemanasan global, yang disebabkan. oleh kenaikan gas-gas rumah kaca terutama gas karbondioksida (
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan iklim sebagai implikasi pemanasan global, yang disebabkan oleh kenaikan gas-gas rumah kaca terutama gas karbondioksida ( ) dan gas metana ( ), mengakibatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan iklim telah menyebabkan terjadinya perubahan cuaca ekstrim. IPCC (2007) dalam Dewan Nasional Perubahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan iklim telah menyebabkan terjadinya perubahan cuaca ekstrim. IPCC (2007) dalam Dewan Nasional Perubahan Iklim (2011) menyebutkan bahwa dampak perubahan iklim
Lebih terperinciINFORMASI IKLIM UNTUK PERTANIAN. Rommy Andhika Laksono
INFORMASI IKLIM UNTUK PERTANIAN Rommy Andhika Laksono Iklim merupakan komponen ekosistem dan faktor produksi yang sangat dinamis dan sulit dikendalikan. iklim dan cuaca sangat sulit dimodifikasi atau dikendalikan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Wilayah pesisir merupakan pertemuan antara wilayah laut dan wilayah darat, dimana daerah ini merupakan daerah interaksi antara ekosistem darat dan ekosistem laut yang
Lebih terperinciKETAHANAN PANGAN DAN PERUBAHAN IKLIM ENDAH MURNNINGTYAS DEPUTI SDA DAN LH KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS
KETAHANAN PANGAN DAN PERUBAHAN IKLIM ENDAH MURNNINGTYAS DEPUTI SDA DAN LH KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS Workshop Mobilizing Support and Strengthening Food Security and Community Resilience againts Shocks and
Lebih terperinciIndonesia Climate Change Trust Fund Usulan Program Mitigasi Berbasis Lahan
Indonesia Climate Change Trust Fund Usulan Program Mitigasi Berbasis Lahan Judul Kegiatan: Provinsi/Kota/Kabupaten: Lembaga Pengusul: Jenis Kegiatan: Mitigasi Berbasis Lahan A. Informasi Kegiatan A.1.
Lebih terperinciseribu tahun walaupun tingkat emisi gas rumah kaca telah stabil. Ini mencerminkan besarnya kapasitas panas dari lautan.
Global Warming Pemanasan global adalah adanya proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan Bumi. Suhu rata-rata global pada permukaan Bumi telah meningkat 0.74 ± 0.18 C (1.33 ± 0.32 F)
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. global. Peningkatan suhu ini oleh IPCC (Intergovernmental Panel on Climate
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perubahan iklim merupakan isu global yang menjadi sorotan dunia saat ini. Perubahan iklim ditandai dengan meningkatnya suhu rata-rata bumi secara global. Peningkatan
Lebih terperinciPENGARUSUTAMAAN ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL
PENGARUSUTAMAAN ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL Endah Murniningtyas Deputi Bidang SDA dan LH Kementerian PPN/Bappenas Lokakarya Mengarusutamakan Adaptasi Perubahan Iklim dalam Agenda
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Peningkatan suhu rata-rata bumi sebesar 0,5 0 C. Pola konsumsi energi dan
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ekonomi Perubahan Iklim Peningkatan suhu rata-rata bumi sebesar 0,5 0 C. Pola konsumsi energi dan pertumbuhan ekonomi yang terjadi seperti sekarang, maka diperkirakan pada tahun
Lebih terperincilingkungan untuk kepentingan generasi sekarang dan mendatang.
Penebangan hutan yang liar mengurangi fungsi hutan sebagai penahan air. Akibatnya, daya dukung hutan menjadi berkurang. Selain itu, penggundulan hutan dapat menyebabkan terjadi banjir dan erosi. Akibat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akademisi semata, perbincangan mengenai topik ini juga telah sampai pada lapisan
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Dalam beberapa dekade terakhir, perhatian dunia terhadap isu perubahan iklim global semakin meningkat. Tidak hanya menjadi kajian bagi para peneliti atau akademisi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagian besar populasi dunia bermukim dan menjalani kehidupannya di kawasan pesisir (Bird, 2008), termasuk Indonesia. Kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Makassar,
Lebih terperinciKebijakan Ristek Dalam Adaptasi Perubahan Iklim. Gusti Mohammad Hatta Menteri Negara Riset dan Teknologi
Kebijakan Ristek Dalam Adaptasi Perubahan Iklim Gusti Mohammad Hatta Menteri Negara Riset dan Teknologi Outline Perubahan Iklim dan resikonya Dampak terhadap lingkungan dan manusia Kebijakan Iptek Penutup
Lebih terperinciMODEL IMPLENTASI KEBIJAKAN PENGELOLAAN MANGROVE DALAM ASPEK KAMANAN WILAYAH PESISIR PANTAI KEPULAUAN BATAM DAN BINTAN.
MODEL IMPLENTASI KEBIJAKAN PENGELOLAAN MANGROVE DALAM ASPEK KAMANAN WILAYAH PESISIR PANTAI KEPULAUAN BATAM DAN BINTAN Faisyal Rani 1 1 Mahasiswa Program Doktor Ilmu Lingkungan Universitas Riau 1 Dosen
Lebih terperinciDisampaikan pada Seminar Nasional Restorasi DAS, 25 Agustus 2015
Oleh : Prabang Setyono & Widhi Himawan Program Pascasarjana Program Studi Ilmu Lingkungan Universitas Sebelas Maret Surakarta Email : prabangsetyono@gmail.com 1 widhi_himawan@rocketmail.com 2 Pendahuluan
Lebih terperinciGlobal Warming. Kelompok 10
Global Warming Kelompok 10 Apa itu Global Warming Global warming adalah fenomena peningkatan temperatur global dari tahun ke tahun karena terjadinya efek rumah kaca (green house effect) yang disebabkan
Lebih terperinciSLHD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015
F. Iklim 2.9. Kondisi Iklim di Provinsi DKI Jakarta Dengan adanya perubahan iklim menyebabkan hujan ekstrem di Ibu Kota berdampak pada kondisi tanah yang tidak lagi bisa menampung volume air, dimana tanah
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
31 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Gambaran Geografis Wilayah Secara astronomis, wilayah Provinsi Banten terletak pada 507 50-701 1 Lintang Selatan dan 10501 11-10607 12 Bujur Timur, dengan luas wilayah
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN Latar Belakang
1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perubahan iklim dan pemanasan global menjadi isu lingkungan yang paling banyak dibicarakan saat ini, baik pada tataran ilmiah maupun dalam kehidupan sehari-hari. Kegiatan
Lebih terperinciIV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU
IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU 4.1 Kondisi Geografis Secara geografis Provinsi Riau membentang dari lereng Bukit Barisan sampai ke Laut China Selatan, berada antara 1 0 15 LS dan 4 0 45 LU atau antara
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG PENGESAHAN PARIS AGREEMENT TO THE UNITED NATIONS FRAMEWORK CONVENTION ON CLIMATE CHANGE (PERSETUJUAN PARIS ATAS KONVENSI KERANGKA KERJA PERSERIKATAN
Lebih terperinciKebijakan Perkotaan Terkait Perubahan Iklim Oleh: Ir. Hayu Parasati, MPS, Direktur Perkotaan dan Perdesaan
Kebijakan Perkotaan Terkait Perubahan Iklim Oleh: Ir. Hayu Parasati, MPS, Direktur Perkotaan dan Perdesaan Kementerian PPN/Bappenas Dalam kasus perubahan iklim, kota menjadi penyebab, sekaligus penanggung
Lebih terperinciMAKALAH PEMANASAN GLOBAL
MAKALAH PEMANASAN GLOBAL Disusun Oleh : 1. MUSLIMIN 2. NURLAILA 3. NURSIA 4. SITTI NAIMAN AYU MULIANA AKSA 5. WAODE FAJRIANI BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Latar belakang disusunnya makalah ini
Lebih terperinci1. BAB I PENDAHULUAN
1. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Wilayah Indonesia umumnya dikelilingi oleh lautan yang berada antara samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Samudera ini menjadi sumber kelembaban utama uap air
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Negara Republik Indonesia merupakan suatu negara kepulauan terbesar di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Republik Indonesia merupakan suatu negara kepulauan terbesar di dunia dengan jumlah pulau mencapai 17.508 pulau besar dan kecil dengan garis pantai sangat panjang
Lebih terperinciBENY HARJADI-BPTKPDAS-SOLO Peneliti bidang Pedologi dan Inderaja
1 PENDAHULUAN BENY HARJADI-BPTKPDAS-SOLO Perubahan iklim dapat diartikan sebagai perbedaan yang nyata secara statistik pada nilai rata-rata iklim maupun variabilitas yang terjadi secara luas pada periode
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara maritim yang mana terdapat banyak kota berada di wilayah pesisir, salah satunya adalah Kota Pekalongan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Kawasan pesisir merupakan kawasan yang rawan akan bencana alam. Adanya isu perubahan iklim yang sedang marak diberitakan menjadikan masyarakat kawasan pesisir harus
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. terhadap iklim secara langsung maupun tidak langsung akibat aktivitas manusia
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan iklim merupakan proses alam yang mempengaruhi perubahan terhadap iklim secara langsung maupun tidak langsung akibat aktivitas manusia yang mengubah komposisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di permukaan bumi ini, kurang lebih terdapat 90% biomasa yang terdapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di permukaan bumi ini, kurang lebih terdapat 90% biomasa yang terdapat dalam hutan berbentuk pokok kayu, dahan, daun, akar dan sampah hutan (serasah) (Arief, 2005).
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Terdapat beberapa penelitian dan kajian mengenai banjir pasang. Beberapa
II. TINJAUAN PUSTAKA Terdapat beberapa penelitian dan kajian mengenai banjir pasang. Beberapa penelitian dan kajian berkaitan dengan banjir pasang antara lain dilakukan oleh Arbriyakto dan Kardyanto (2002),
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang. Rataan suhu di permukaan bumi adalah sekitar K (15 0 C ), suhu
PENDAHULUAN Latar Belakang Rataan suhu di permukaan bumi adalah sekitar 288 0 K (15 0 C ), suhu tersebut dapat dipertahankan karena keberadaan sejumlah gas yang berkonsentrasi di atmosfer bumi. Sejumlah
Lebih terperinci