RIZALDI BOER. Rizaldi Boer MENUJU SISTEM PERTANIAN YANG CLIMATE SMART (CLIMATE RESILIENCE AGRICULTURE)

Transkripsi

1 MENUJU SISTEM PERTANIAN YANG CLIMATE SMART (CLIMATE RESILIENCE AGRICULTURE) RIZALDI BOER 1 Centre for Climate Risk and Opportunity Management in South East Asia and Pacific, Bogor Agriculture University (CCROM SEAP- IPB): rizaldiboer@gmail.com)

2 Expected discussions GHG Emissions from and Climate Change Impacts on agriculture in Indonesia [DR. Rizaldi Boer, CCROM- SEAP IPB;] current status of GHG emissions from agriculture and its trend/ projecnon; current status of GHG emissions from LULUCF and its trend/ projecnon; climate change impacts on agriculture; current main efforts in agriculture sectors to be strengthened in order to combat climate change in Indonesia?

3 Pendahuluan: Iklim Rizaldi Boer. dan 2012 Pembangunan Keragaman Iklim (banjir, kekeringan, kenaikan suhu & muka air laut) CLIMATE CHANGE ADAPTASI TERENCANA Dampak pada manusia dan sistem alam (Pangan, ekosistem, kesehatan, lain- lain) Sistem yang tahan terhadap dampak keragaman dan Butuh inovasi baru, perubahan lebih kreanf iklim à Pembangunan ala biasa (BAU) Ndak cukup à perlu aksi kolekkf dan terintegrasi à perkuat sinergitas Pembangunan program Rendah Emisi AUTONOMOUS ADAPTATION EMISI dan PENINGKATAN KONSENTRASI GAS RUMAH KACA MITIGASI Arah dan laju Pembangunan sosial- ekonomi (populasi, teknologi, pertumbuhan ekonomi, Tata Kelola Kepemerintahan)

4 Apa kata masyarakat tentang PI? Fenomena Perubahan Iklim Perubahan Suhu Udara Perubahan Curah Hujan Perubahan/Pergeseran Musim Air Bersih Semakin Sulit Cuaca/Iklim Ekstrim Sering Terjadi Petani Pangan (%) Petani Kebun (%) Nelayan (%) Peningkatan Frekuensi Bencana Banjir, Kekeringan, Tanah Longsor Sumber: Responden dari Kabupaten Tanah Toraja, Kabupaten Ciamis dan Cilacap (Boer et al., 2012)

5 Tren Perubahan iklim historis Panjang MK Memendek Tetap Memanjang Sumber: Boer et al., 2009

6 TINGGI HUJAN Rizaldi Boer Kemungkinan Perubahan Pola Hujan di Jawa dan Bali AWAL MH CENDRUNG AKAN MUNDUR Masa Depan Sekarang Panjang MH cendrung lebih Pendek Agustus Desember Mei Sumber: Berdasarkan Kajian Naylor et al.(2007)

7 DJF JJA A2: 2025 Rizaldi Boer A2:2050 B1: 2025 B1:2050 A2: 2025 A2:2050 B1: 2025 B1:2050 Tren perubahan Knggi hujan musiman di Indonesia 2025 dan 2050 (Ndak linear) Merah tua: cendrung turun (14 model konsisten), PuNh: cendrung tetap (7 model memprediksi naik, 7 model memprediksi turun Biru Tua: cendrung naik (14 model konsisten) Boer et al., 2009

8 PELUANG BANJIR SAAT INI Rizaldi A Boer A B B KABUPATEN PROBOLINGO, MALANG DAN LUMAJANG PELUANGKEKERINGAN SAAT INI A A B B Sumber: Boer et al., 2011

9 Penurunan Hasil Rata- Rata Rizaldi Boer. Akibat 2012 Iklim Ekstrim di wilayah DAS Brantas: Antara 2.0% dan 5.2% Sumber: Boer et al., % 5.2% Upaya penanganan ala biasa (BAU) Ndak cukup Iklim masa depan akan mengekpose kita pada tantangan di luar pengalaman historis

10 Apa yang perlu dilakukan? Pelaksanaan Adaptasi yang sifatnya responsif dan dengan mengandalkan pengalaman historis saja Ndak cukup Strategi adaptasi perlu mempernmbangkan perubahan iklim Pelaksanaan kegiatan pembangunan yang climate smart perlu dikembangkan agar tercipta sistem pembangunan yang tahan terhadap dampak perubahan iklim (Nngkat kerentanan rendah) dan sekaligus dapat berkontribusi terhadap penurunan emisi GRK

11 Media Padi Apung Rizaldi Boer Sangat efekrf dalam mengatasi banjir di Ciamis. Potensi untuk dikembangkan pada lahan seluas 2000 ha yang pada MH selalu terancam banjir dengan lama sampai 4 bulan Adopsi masih terbatas karena ada biaya tambahan Media diperkirakan bisa tahan selama 4 tahun Banjir Kali Puncang

12 Pelaksanaan Pembangunan belum climate smart: Kasus Tanah Toraja Boer et al., 2012

13 Pelaksanaan Pembangunan belum climate smart: Tingkat Kerentanan Meningkat Rizaldi Boer. 2012

14 Sistem Pertanian yang Climate Smart MiNgasi Synergy ProdukNvitas & pendapatan meningkat Adaptasi MEMPERKUAT PENCAPAIAN KETAHANAN PANGAN NASIONAL DAN TUJUAN PEMBANGUNAN

15 SUT yang climate smart (sumber: Modifikasi dari FAO, 2012) Komponen SUT Teknologi Input SUT Pemanfaatan Lahan SDA Produksi dan pemasaran Pemanfaatan informasi iklim SUT Intensifikasi yang konvensional Konversi sumber energi untuk pengelolaan UT dari tenaga manusia ke tenaga hewan dan mesin pertanian dengan BBM Peningkatan penggunaan pupuk, pestisida dan herbisida (sangat tergantung pada BBM) dan umumnya kurang efisien. Perluasan lahan pertanian melalui deforestasi dan konversi dari alang/ semak ke lahan pertanian Kualitas SDA (e.g. lahan, air, sumber genetic) yang digunakan dalam sistem produksi menurun/terdegradasi Sistem produksi pertanian dan pemasaran meningkat Belum memanfaatkan informasi (prakiraan) iklim secara optimal dalam mengelola risiko iklim dan mengembangan kegiatan UT SUT yang climate smart Penggunaan teknologi yang lebih efisien energi dan sumber energi berbasis non-bbm Efisiensi penggunaan pupuk nonorganik lebih efisien dan pupuk organik meningkat (optimalisasi pemanfaatan limbah organik) Lebih mengintensifkan lahan yang sudah digunakan dari pada memperluas ke wilayah baru Restorasi, konservasi dan penggunaan SDA yang lebih lestari Sistem pemasaran, produksi, input dan output yang lebih beragam (jasa lingkungan carbon) Informasi (prakiraan) iklim digunakan secara efektif dalam mengelola risiko iklim dan dijadikan pertimbangan dalam pengembangan kegiatan UT

16 Managemen Pergudangan Rngkat Kelompok Tani dengan memperrmbangkan Informasi Iklim Diperlukan pergudangan yang memadai, annsipasi penyiapan dana talangan yang lebih besar melaui kerjasama dengan Bank Stategi penjualan melalui manajemen pergudangan Import Beras Dukungan Pendanaan Mar Des Jan Jul Informasi Prakiraan El Nino

17 Mengukur Perubahan Kerentanan Tingkat Kerentanan/emisi GRK Melalui sinergi Dan dukungan pihak lain (non APBD, adaptanon fund)) Dukungan internanonl (AdaptaNon Fund) Perbaikan atau penguatan pelaksanaan kegiatan pembangunan terkait adaptasi/ mirgasi (meningkatkan Rngkat keberhasilan program) Perluasan dan pengembangan program dan langkah aksi adaptasi/mirgasi melalui upaya sinergitas program dan aksi mutlipihak Pelaksanaan kegiatan adaptasi/mirgasi yang dengan investasi Rnggi (pengembangan infrastruktur yang climate proof) Waktu BASELINE: Situasi hipotenk yang akan terjadi apabila Ndak adanya kebijakan dan/atau regulasi sektor maupun nasional/daerah untuk Adaptasi dan MiNgasi

18 Kelembagaan Adaptasi/MiNgasi :Saling Memberdayakan Berawal Dari Komunitas PEMERINTAH DAERAH Kawasan Kerjasama Antar Desa/Kec. Stakeholders* Lain Menguatkan Kerjasama Antar Desa Mengembangkan Kerjasama KreaNf Kelembagaan Desa Kelembagaan Desa Kelembagaan Desa Kelembagaan Desa Desa Desa Desa Desa Menguatkan Kerjasama Komunitas Desa Sinergitas kegiatan mulnpihak untuk pemberdayaan masyarakat dengan dukungan sistem pendanaan yang lebih mudah diakses masyarakat

19 Upaya mengatasi masalah perubahan iklim berbasis masyarakat Upaya adaptasi dan mikgasi berbasis masyarakat yang dilakukan secara sinergi dapat memberikan manfaat ganda Menurunnya laju pemanasan global sehingga dampak langsung dan Ndak langsung dari perubahan iklim dapat dikurangi Meningkatnya kemampuan adaptasi dan mendapatkan keuntungan ekonomi dari upaya mingasi dan adaptasi yang dilakukan

20 PENUTUP Memasukkan gagasan adaptasi dan mingasi perubahan iklim ke perencanaan pembangunan daerah perlu dilakukan dengan prinsip melakukan pengayaan, penguatan dan penyempurnaan dari kebijakan perencanaan pembangunan jangka menengah dan jangka panjang melalui pembentukan aksi- aksi demonstrasi nyata dan sinergitas kegiatan mulnpihak OpNmalisasi penggunaan lahan khususnya di kawasan hutan melalui program pengembangan kawasan perdesaan, memperkuat usaha- usaha produknf, serta pengembangan SUT yang lebih rendah emisi Menjamin keberlanjutan kegiatan melalui pengembangan sistem pendanaan yang lebih mudah diakses masyarakat

21