MATERI DAN METODE PENELITIAN
|
|
- Susanti Budiman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 MATERI DAN METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Nutrisi Ternak Perah, Departemen Nutrisi dan Teknologi Pakan, Laboratorium Ruminansia Kecil Departemen Teknologi Produksi Ternak, Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor, Unit Rehabilitasi Reproduksi dan di Laboratorium Embriologi Fakultas Kedokteran Hewan Insitut Pertanian Bogor. Waktu pelaksanaan dimulai bulan Mei 2007 dan berakhir bulan Desember Metode Penelitian Percobaan menggunakan 18 ekor Domba Garut jantan umur ± 1.5 tahun dengan bobot badan ± 35 kg. Ternak dikelompokan berdasarkan bobot hidupnya menjadi tiga kelompok. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok. Seluruh ternak dipelihara dalam kandang metabolis. Setiap ternak mendapatkan salah satu ransum perlakuan secara acak. Pakan yang dicobakan terdiri atas enam jenis ransum dengan nilai perbandingan kation-anion ransum (PKAR) basal (+14), basa (+40), dan asam (-40). Pakan tersebut ada yang disuplementasi minyak ikan sebanyak 3% dan tanpa suplementasi minyak ikan. Seluruh pakan mengandung mineral Zn 150 mg/kg BK ransum dengan cara menambahkan (ZnSO 4 ) untuk mencapai kadar tersebut, dengan demikian terdapat enam macam ransum perlakuan. Ransum percobaan sebagai perlakuan disajikan pada Tabel 3. Tabel 3 Jenis ransum perlakuan Ransum Nilai keseimbangan Minyak ikan (%BK) kation-anion RN0 Basal (+14) 0 RNI Basal(+14) 3 RB0 Basa (+ 40) 0 RBI Basa (+ 40) 3 RA0 Asam (- 40) 0 RAI Asam (- 40) 3 Keterangan: RN0=ransum basal tanpa minyak ikan, RNI=ransum basal dengan 3% minyak ikan, RB0=ransum basa tanpa minyak ikan, RBI=ransum basal dengan 3% minyak ikan, RA0=ransum asam tanpa minyak ikan, RAI=ransum asam dengan 3% minyak ikan.
2 Bahan pakan penyusun ransum berupa: jerami jagung, bungkil kelapa, dedak, onggok, jagung kuning, bungkil kedelai, minyak ikan lemuru, Na 2 CO 3, K 2 CO 3, MgCl 2, MgSO 4 dan ZnSO 4. Semua bahan pakan dalam bentuk tepung dan dicampur berdasarkan formulasi yang sudah ditentukan (Wolzl-Tomaszewska et al. 1993) untuk kebutuhan protein dan (NRC 1985) untuk kebutuhan mineral. Alat-alat yang diperlukan antara lain : kandang metabolis modifikasi, tempat pakan, tempat minum, tempat penampungan feses, kantung penampung urin, timbangan kapasitas O Haus 500 g dengan tingkat ketelitian 0.1 gram, 15 kg dengan tingkat ketelitian 50 g dan timbangan 100 kg dengan ketelitian 0.5 kg. Peralatan untuk analisis kecernaan BK dan BO, peralatan untuk analisis darah dan peralatan untuk peubah-peubah reproduksi. Ransum basal adalah ransum komplit yang tersusun dari bahan-bahan dalam bentuk tepung dengan kandungan nutrien yang sama. Ransum ini diperoleh dari hasil penyusunan ransum tanpa penambahan sumber ion negatif dan positif dengan nilai PKA-nya sama dengan +14 (Tabel 4). Tabel 4. Komposisi dan kandungan nutrien ransum basal Komposisi Pakan (% BK ransum basal) Hijauan jagung 35.0 Dedak 7.0 Onggok 10.5 Jagung kuning 17.5 Bungkil kelapa 8.0 Bungkil kedelai 22.0 Jumlah Kandungan Nutrien ransum basal (% BK) Bahan kering Abu 8.19 Protein kasar Lemak kasar 2.98 Serat kasar BETN Keterangan: Ransum dianalisi di Laboratorium Ilmu Nutisi Ternak Perah Fakultas Peternakan IPB 2007 Ransum perlakuan merupakan ransum basal yang ditambah dengan garamgaram mineral sehingga mempunyai nilai PKAR +40 dan -40 meq masing-masing ada yang ditambahkan minyak ikan 3% dan tidak. Ransum basa diperoleh dengan menambahkan Na 2 CO 3 dan K 2 CO 3 ke dalam ransum basal, masing-masing sebagai sumber kation Na dan K agar nilai NKA menjadi +40. Kelompok ransum 46
3 asam diperoleh dengan menambahkan MgCl 2 dan MgSO 4 ke dalam ransum basal masing-masing sebagai sumber kation Cl dan S agar nilai NKAnya menjadi -40. Suplementasi garam-garam mineral dan minyak ikan masing-masing ransum perlakuan disajikan dalam tabel 5. Ransum tersebut dianalis kandungan Na, K, Cl, dan S total, dilanjutkan dengan menghitung besarnya neraca kation-anion berdasarkan persamaan Tucker et al. (1992) sebagai berikut: PKAR = ( Na + K ) ( Cl + S ) (meq/100 g BK ransum). Tabel 5. Suplementasi garam-garam mineral dan minyak ikan Ransum Perlakuan RN0 RNI RB0 RBI RA0 RAI Suplementasi garam mineral dan minyak ikan (g/100 g BK ransum) ZnSO Na 2 CO K 2 CO MgSO MgCl Minyak ikan Kandungan Mineral (g/100g BK ransum) Natrium Kalium Klorida Sulfur Kalsium Fosfor Mg Seng Keterangan: RN0=ransum basal tanpa minyak ikan, RNI=ransum basal dengan 3% minyak ikan, RB0=ransum basa tanpa minyak ikan, RBI=ransum basal dengan 3% minyak ikan, RA0=ransum asam tanpa minyak ikan, RAI=ransum asam dengan 3% minyak ikan. Keenam ransum perlakuan tersebut di atas dicobakan kepada Domba Garut yang sudah dikelompokkan ke dalam rancangan acak kelompok (RAK), kelompok yang digunakan sebanyak 3 yaitu: I. Kelompok domba jantan dengan bobot badan 34.58±2.38 kg II. Kelompok domba jantan dengan bobot badan 30.75±0.42 kg III. Kelompok domba jantan dengan bobot badan 29.67±0.68 kg Jumlah satuan percobaan pada penelitian ini sebanyak 18 berupa Domba Garut jantan. Setiap ransum perlakuan secara acak dicobakan ke dalam masing-masing domba jantan pada kelompok yang sama. Sebelum perlakuan ransum diberikan, semua ternak diberi ransum basal tanpa suplementasi ZnSO 4 selama dua minggu. 47
4 Tata letak satuan percobaan pada penelitian ini seperti yang tertuang pada Gambar 9. I II III D F B E C A C E A B D F A C E D F B Gambar 9. Tata letak satuan percobaan pada penelitian Peubah yang Diamati Peubah Nutrisi Peubah yang diukur meliputi : a. Konsumsi Bahan Kering (g/hari) Jumlah konsumsi ransum harian diperoleh dengan cara seperti di bawah ini: Jumlah konsumsi (gram) = jumlah ransum yang diberikan (gram) jumlah sisa ransum keesokan harinya. Pengukuran konsumsi ransum dilakukan setiap hari selama penelitian. b. Kecernaan Bahan Kering (KCBK) dan Kecernaan Bahan Organik (KBO) (%) Kecernaan bahan kering dan bahan organik diperoleh dengan cara seperti di bawah ini : Kecernaan BK/BO = Konsumsi BK/BO BK/ BO dalam feses x 100% Konsumsi BK/BO ransum Penganbilan sampel feses untuk pengukuran KCBK dan KCBO dilakukan pada hari ke-14 sanpai hari ke-20 penelitian. 48
5 c. Pertambahan bobot badan (PBB) (g/hari) Pertambahan bobot badan diperoleh dengan cara seperti di bawah ini : PBB (g/hari) = Bobot Awal Bobot Akhir Waktu Peubah Fisiologis Peubah yang diamati meliputi : a. Status mineral plasma Pengambilan sampel darah dilakukan pada hari ke-50 penelitian. Mineral plasma yang dianalisis yaitu K, Na, Zn, Mg, S dan Cl. Mineral Na +, Zn dan K + dengan menggunakan alat AAS; sedangkan Cl - dengan menggunakan alat buret dan S dengan menggunakan spektrofotometer. b. Status mineral semen. Analisis satus mineral semen dilakukan terhadap semen yang dikoleksi pada hari ke-28 penelitian Pada hari ke-21 penelitian pengaruh nutrisi sudah stabil di dalam tubuh ternak. Mineral Na +, Zn, dan K + dengan menggunakan alat AAS; sedangkan Cl - dengan menggunakan alat buret dan S dengan menggunakan spektrofotometer. c. Hematokrit darah Pengambilan sampel darah dilakukan pada hari ke-50 penelitian. d. ph darah Pengambilan sampel darah dilakukan pada hari ke-50 bersamaan dengan pengambilan sampel darah untuk analisis hematokrit darah. Pengukuran ph darah menggunakan Radiometer ABL series 700. e. pco 2, po 2 dan HCO3 - Pengambilan sampel darah dilakukan pada hari ke-50, dianalisis menggunakan Radiometer ABL series 700. f. cbase (Ecf)c (mmol) Pengambilan sampel darah dilakukan pada hari ke-50, dianalisis menggunakan Radiometer ABL series
6 g. ph urin. Pengukuran ph urin dilakukan seminggu sekali, dimulai sebelum ransum perlakuan diberikan ( hari k-7, 0, 7, 14, 21, 28, 35, 42 dan 49). Peubah Reproduksi Koleksi dan analisis semen secara makroskopis dilakukan pada hari ke-14, -7, 0, 7, 14, 21, 28, 35, 42 dan 49. Analisis semen secara mikroskopis dilakukan pada hasil koleksi semen pada hari -14, -0 (sehari sebelum perlakuan pakan diberikan), hari ke-21 dimana pengaruh nutrisi dari ransum sudah stabil pada tubuh ternak (Bannink et al. 1999) dan hari ke-49 (berdasarkan waktu yang dibutuhkan untuk keseluruhan proses spermatogenesis pada domba hari (Salisbury and VanDemark 1985; Bearden and Fuquay 2000)). Peubah yang diamati meliputi : a. Kualitas semen secara makroskopis (Arifiantini et al. 2004) Volume (ml) Volume semen didapat dengan cara mengukur jumlah semen yang tertampung pada saat koleksi semen dalam satu ejakulasi. Konsistensi atau kekentalan Kekentalan semen ditentukan dengan cara memiringkan tabung penampung semen ke arah pinggir, kemudian dilihat kecepatan cairan semen tersebut pada posisi semula. Nilai kekentalan semen adalah kental, sedang dan encer. Warna Warna semen diamati langsung ketika semen dikoleksi. Warna semen yang normal bervariasi yaitu krem, putih susu dan kekuningan. ph ph semen diukur dengan cara meneteskan semen pada ph indicator paper (skala 6-8), kemudian dilihat perubahan warnanya dan dicocokkan dengan nilai yang ada pada skala ph indicator paper. Bau Bau semen diamati langsung dengan cara mencium semen. Semen yang normal akan mempunyai bau yang spesifik. 50
7 b. Kualitas semen secara mikroskopis (Arifiantini et al. 2004) Gerakan massa Diamati dengan cara meneteskan semen pada gelas objek (tidak ditutup dengan cover glass) dengan menggunakan pipet pasteur, kemudian dilihat di bawah mikroskop dengan pembesaran 10 x 10. Nilai gerakan masa adalah sebagai beirkut: +++ : gelombang tebal, cepat berpindah dan aktif. Tebal gelombang ada hubungannya dengan konsentrasi spermatozoa aktif dan motilitas sangat baik. ++ : gelombang sedang dan cukup aktif, motilitas spermatozoa cukup aktif. + : Gelombang jarang dan lemah, motilitas spermatozoa jelek. - : Tidak ada gelombang. Gerakan spermatozoa secara individual (%) Amati gerakan sperma secara individual dengan cara sebagai berikut: teteskan 2-3 ml cairan fisiologis, tambahkan sedikit semen, dengan cara menyentuhkan ujung pipet yang mengandung semen kepada gelas obyek, kemudian homogenkan. Perbandingan semen dengan cairan fisiologis adalah 1:10. Ambil satu tetes, pindahkan ke gelas obyek yang baru kemudian tutup dengan gelas penutup. Lihat di bawah mikroskop dengan pembesaran 40 x 10. Cara menilai motilitas sperma : lihat dan perhatikan banyaknya yang bergerak aktif ke depan (progresif) kemudian bandingkan dengan banyaknya spermatozoa yang gerakannya abnormal dan spermatozoa yang diam di tempat (mati). Gerakan abnormal yang ditemukan umumnya adalah gerakan berputar-putar (sirkuler), gerakan mundur ke belakang (reverse) dan gerakan di tempat (vibrator). Pengamatan dilakukan terhadap 5 (lima) lapang pandang, masing-masing lapang pandang mengandung spermatozoa berkisar 20 sel. Konsentrasi spermatozoa (sel/ml) Penentuan konsentrasi sperma menggunakan haemocytometer. Prosedur pelaksanaannya adalah sebagai beikut : hisap semen menggunakan pipet eritrosit sampai angka 0.5 kemudian lap dengan tissue bagian ujung luar 51
8 pipet tersebut. Selanjutnya hisap larutan eosin 0.2% sampai angka 101. Homogenkan dengan cara menggerak-gerakkan pipet eritrosit tersebut dengan gerakan seperti membuat angka delapan selama 2 3 menit. Buang sebagian larutan dengan cara meneteskan pada kertas tissue. Masukkan ke dalam kotak hitung haemocytometer yang telah ditutup dengan gelas penutup dari kedua sisi. Lihat dan hitung di bawah mikroskop dengan pembesaran 40 x 10. Hitung spermatozoa dari 5 kotak besar dalam kotak hitung haemocytometer. Kaidah perhitungan : kepala sperma di dalam kotak dihitung 1 (satu), kepala sperma yang terletak di batas garis dihitung ½ (setengah) dan ekor spermatozoa di dalam kotak tidak dihitung. Abnormalitas morfologi spermatozoa (%) Pengamatan abnormalitas morfologi spermatozoa menggunakan preparat deferensial, dengan prosedur sebagai berikut: sediakan 3 (tiga) gelas obyek yang bersih dan bebas lemak (bersihkan dengan alkohol dan keringkan dengan kertas tissue). Teteskan eosin 2% sebanyak 2-3 tetes di atas gelas obyek, campurkan sedikit semen (dengan cara menyentuhkan gelas pengaduk yang telah dicelupkan kedalam semen kepada gelas obyek). Homogenkan secara cepat. Ambil gelas obyek kedua, singgungkan ujungnya pada campuran tadi, lalu buat preparat ulas pada gelas obyek ketiga. Keringkan di atas api sampai kering (fiksasi). Waktu pengerjaan preparat deferensial tidak boleh lebih dari 15 detik. Hitung jumlah spermatozoa yang normal maupun yang abnormal. Pengamatan dilakukan terhadap 5 (lima) lapang pandang, masing-masing lapang pandang mengandung spermatozoa berkisar 20 sel. Abnormalitas (%) = total spermatozoa abnormal x 100% total sperma abnormal + total sperma normal Persentase spermatozoa hidup (%) Prosedur pengerjaannya sama dengan prosedur abnormalitas morfologi spermatozoa, namun yang diamati adalah spermatozoa yang hidup dan 52
9 yang mati. Spermatozoa mati berwarna ungu sedangkan sperma hidup tidak berwarna karena mempunyai kemampuan untuk menolak cairan kedalam selnya. Spermatozoa hidup (%) = total spermatozoa hidup x 100% total sperma hidup + total sperma mati Rasio spermatozoa X dan Y Perhitungan spermatozoa X dan Y dibedakan berdasarkan besarnya luas kepala spermatozoa, dengan asumsi bahwa spermatozoa Y mempunyai kepala lebih kecil daripada X. Preparat yang digunakan adalah preparat ulas dengan pewarnaan William. Cara pembuatannya adalah sebagai berikut : fiksasi preparat ulas dari semen segar yang dikoleksi dengan bunsen. Cuci dalam alkohol absolut selama 4 menit. Biarkan sampai kering. Masukkan ke dalam larutan 0.5% chloramin selama 1-2 menit, sambil diangkat dan dimasukkan kembali berkali-kali dengam tujuan menghilangkan mukus dan ulasan terlihat jernih. Cuci dalam destilated water selanjutnya masukkan ke dalam alkohol 95%. Warnai dengan larutan Williams selama 8-10 menit. Cuci dengan air, pada air mengalir sampai air jernih, kemudian keringkan (Wiliams 1920). Untuk mengukur luas kepala, ekor dipisahkan secara manual dengan mempergunakan line tool pada Image J. Kualitas foto diubah dari kualitas warna dengan kedalaman 24 bit menjadi grey scale dengan kedalaman warna 8 bit. Latar belakang dibersihkan dengan perintah substract background. Untuk dapat dianalisa, foto diubah menjadi format binary hitam putih dengan perintah threshold, partikel-partikel kotoran kemudian dikurangi dengan perintah remove outliers dan celah-celah dalam kepala sperma diisi dengan perintah fill holes. Analisa luas kepala spermatozoa dengan mendefinisikan sebagai partikel dengan ukuran antra µ 2 dengan sirkularitas (tingkat kebundaran) (dari skala 0 sd 1). Selanjutnya montase area terukur (region of interest) pada foto asal untuk melihat 53
10 tingkat akurasi pengukuran. Simpan hasil pengukuran dalam format exel untuk dianalisa. Nilai luas area yang berada diluar sebaran normal tidak dimasukkan dalam perhitungan untuk menghindari bias data akibat abnormalitas ukuran kepala spermatozoa. Untuk nilai area lebih kecil sama dengan median dikurangi setengah dari nilai standar deviasi dianggap sebagai spermatozoa Y, sedangkan sperma dengan nilai lebih besar sama dengan median ditambah setengah dari standar deviasi dianggap sebagai spermatozoa X. Penambahan dan pengurangan dengan nilai setengah dari standar deviasi dimaksudkan sebagai faktor koreksi untuk menghindari bias data. Masing-masing sampel diukur panjang dan lebar kepala spermatozoanya dengan mikrometer sebanyak sel. Kemudian cari nilai tengahnya. Besar kepala spermatozoa yang kurang dari nilai tengahnya adalah spermatozoa Y sedangkan yang besarnya lebih dari nilai tengah adalah spermatozoa X (Révay et al. 2004). Tahapantahapan tersebut disajikan dalam gambar 10. Analisis Data Data hasil penelitian akan dianalisis dengan menggunakan The SAS System for Windows dengan menggunakan Anova, kemudian dilanjutkan dengan uji lanjut Duncan Multiple Range Test, kontras ortogonal (Mattjik and Sumertajaya 2006). 54
11 A B C D E F Gambar 10 Tahapan pengukuran luas area kepala spermatozoa mempergunakan perangkat lunak ImageJ. A. kepala spermatozoa dan leher dipisahkan secara manual mempergunakan line tool; B. kualitas foto diubah dari kualitas warna dengan kedalaman 24 bit menjadi grey scale dengan kedalaman warna 8 bit dan latar belakang dibersihkan; C. foto diubah menjadi format binary hitam putih; D. celah di dalam kepala sperma akibat perbedaan kontras diisi dan partikel-partikel kotoran kemudian dikurangi; E. luas kepala sperma kemudian dianalisa dengan didefinisikan sebagai partikel dengan ukuran antra µ 2 dengan sirkularitas (tingkat kebundaran) (dari skala 0 sd 1). Area terukur kemudian di montase pada foto asal untuk melihat tingkat akurasi pengukuran. 55
BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kelompok Tani Ternak (KTT) Manunggal
16 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan di Kelompok Tani Ternak (KTT) Manunggal IV Dusun Wawar Lor, Desa Bedono, Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah pada bulan Maret Juni
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Materi
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Pemeliharaan ayam dan penampungan semen dilakukan di Kandang B, Laboratorium Lapang, Bagian Ilmu Produksi Ternak Unggas, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Metode Penelitian
MATERI DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli 2011 sampai April 2012 bertempat di Indira Farm Hamtaro and Rabbit House, Istana Kelinci, dan di Unit Rehabilitasi
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Gambar 1. Kelinci Penelitian
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Lokasi penelitian bertempat di Laboratorium Lapang Bagian Produksi Ternak Ruminansia Kecil Fakultas Peternakan IPB dan Laboratorium Unit Rehabilitasi Reproduksi, Bagian
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 7 Maret 19 April 2016, bertempat
8 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 7 Maret 19 April 2016, bertempat di Balai Pembibitan dan Budidaya Ternak Non Ruminansia (BPBTNR) Provinsi Jawa Tengah di Kota Surakarta.
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Flock Mating dan Pen Mating secara Mikroskopis ini dilaksanakan pada tanggal
14 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian tentang Perbedaan Kualitas Semen Segar Domba Batur dalam Flock Mating dan Pen Mating secara Mikroskopis ini dilaksanakan pada tanggal 27 Maret sampai dengan 1 Mei
Lebih terperinciMATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Penyediaan Pakan Pemeliharaan Hewan Uji
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Peternakan Kambing Perah milik Yayasan Pesantren Darul Falah Ciampea dan Laboratorium Ilmu Nutrisi Ternak Perah dan Laboratorium Ilmu dan
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Persentase Hidup dan Abnormalitas Spermatozoa Entok (Cairina moschata), telah
1 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dengan judul Hubungan Bobot Badan dengan Konsentrasi, Persentase Hidup dan Abnormalitas Spermatozoa Entok (Cairina moschata), telah dilaksanakan pada bulan Juli -
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan di kandang Fapet Farm dan analisis proksimat bahan pakan dan pemeriksaan darah dilaksanakan di Laboratorium Fakultas Peternakan
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Materi
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan dari bulan Juli 2010 hingga April 2011 di peternakan sapi rakyat Desa Tanjung, Kecamatan Sulang, Kabupaten Rembang, dan di Departemen Ilmu Nutrisi
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Gambar 4. Kelinci Peranakan New Zealand White Jantan Sumber : Dokumentasi penelitian (2011)
MATERI DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Ternak Ruminansia Kecil (Kandang B), Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Gambar 3. Domba Jonggol R1 (a) dan Domba Jonggol R2 (b) Gambar 4. Domba Garut R1 (a) dan Domba Garut R2 (b)
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan dari bulan Juli sampai Oktober 2011 di Laboratorium Lapang Ilmu Produksi Ternak Ruminansia Kecil Blok B, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Waktu dan Lokasi. Materi
MATERI DAN METODE Waktu dan Lokasi Penelitian ini dilaksanakan di Kandang B, Laboratorium Biologi Hewan, Pusat Penelitian Sumberdaya Hayati dan Bioteknologi, Laboratorium Terpadu Departemen Ilmu Nutrisi
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan bulan Februari Maret 2016 di Desa Bocor,
14 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan bulan Februari Maret 2016 di Desa Bocor, Kecamatan Buluspesantren, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Penelitian diawali dengan survey untuk mengetahui
Lebih terperinciMATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Ternak Kandang dan Peralatan Ransum
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Pemeliharaan ini dilakukan di Laboratorium Lapang Ilmu Produksi Ternak Ruminansia Kecil Blok B dan analisis plasma di Laboratorium Nutrisi Ternak Kerja dan Olahraga Unit
Lebih terperinci3. METODE PENELITIAN
14 3. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan Maret 2012 dengan selang waktu pengambilan satu minggu. Lokasi pengambilan ikan contoh
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Bahan dan Alat
36 METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan selama 6 bulan yaitu mulai 8 Maret sampai 21 Agustus 2007 di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan Fakultas Peternakan, Institut Pertanian
Lebih terperinciGambar 2. Domba didalam Kandang Individu
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Lapang Nutrisi Ternak Daging dan Kerja (kandang B) pada bulan Mei sampai dengan bulan November 2010. Analisis sampel dilakukan
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Materi
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2011 sampai dengan bulan Januari 2012 di Desa Situ Udik, Kecamatan Cibungbulang untuk proses pembuatan silase daun singkong,
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai pengaruh kadar ekstrak daun Binahong (Anredera
14 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian mengenai pengaruh kadar ekstrak daun Binahong (Anredera cordifolia (Teen.) Steenis) dalam pengencer tris kuning telur tehadap kualitas semen kambing Peranakan Etawah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. ayam broiler terhadap kadar protein, lemak dan bobot telur ayam arab ini bersifat
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan Percobaan Penelitian tentang peran pemberian metionin dan linoleat pada tepung kaki ayam broiler terhadap kadar protein, lemak dan bobot telur ayam arab
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE PENELITIAN
12 III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan Penelitian 3.1.1 Objek Penelitian Objek penelitian yang digunakan yaitu semen yang berasal dari lima ekor kambing PE umur 2-3 tahun. 3.1.2 Bahan dan Peralatan
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Bahan Bahan yang digunakan untuk produksi biomineral yaitu cairan rumen dari sapi potong, HCl 1M, dan aquadest.
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-Mei 2008. Pembuatan biomineral dilakukan di Laboratorium Biokimia, Fisiologi dan Mikrobiologi Nutrisi, sedangkan pemeliharaan
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Gambar 2. Contoh Domba Penelitian
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang dan Laboratorium Ilmu Nutrisi Ternak Daging dan Kerja, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan,
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. dengan kuantitas berbeda dilaksanakan di kandang Laboratorium Produksi Ternak
8 BAB III MATERI DAN METODE 3.1. Lokasi Penelitian Penelitian keluaran kreatinin pada urin sapi Madura yang mendapat pakan dengan kuantitas berbeda dilaksanakan di kandang Laboratorium Produksi Ternak
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada 7 13 April 2014, di BIBD Lampung,
25 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada 7 13 April 2014, di BIBD Lampung, Kecamatan Terbanggi Besar, Kabupaten Lampung Tengah, Provinsi Lampung. B. Alat
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE
17 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian ini dilakukan di Kelompok Tani Ternak (KTT) Manunggal IV Dusun Wawar Lor, Desa Bedono, Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Pelaksanaan penelitian dari
Lebih terperinciBAB III MATERI METODE. Penelitian dengan judul Pengaruh Penambahan Kunyit dan Jahe Dalam
17 BAB III MATERI METODE Penelitian dengan judul Pengaruh Penambahan Kunyit dan Jahe Dalam Ransum terhadap Kadar Hemoglobin, Jumlah Eritrosit dan Leukosit Puyuh Jantan dilaksanakan pada bulan Juni- Juli
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada April 2014 di Balai Inseminasi Buatan Daerah
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada April 2014 di Balai Inseminasi Buatan Daerah (BIBD) Lampung, Kecamatan Terbanggi Besar, Kabupaten Lampung Tengah,
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan bulan Desember 2016 Januari Lokasi
15 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dilaksanakan bulan Desember 2016 Januari 2017. Lokasi pemeliharaan ayam broiler di Peternakan milik Bapak Hadi Desa Sodong Kecamatan Mijen Kota Semarang. Analisis
Lebih terperinciMATERI DAN METODE P1U4 P1U1 P1U2 P1U3 P2U1 P2U2 P2U3 P2U4. Gambar 1. Kambing Peranaka n Etawah yang Diguna ka n dalam Penelitian
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan pada bulan Juni sampai September 2011 bertempat di Peternakan Kambing Darul Fallah - Ciampea Bogor; Laboratorium
Lebih terperinciKONSUMSI DAN KECERNAAN NUTRIEN SERTA KUALITAS SEMEN DOMBA GARUT DENGAN RANSUM YANG BERNILAI NERACA KATION ANION BERBEDA DIAH ANGGREINI
KONSUMSI DAN KECERNAAN NUTRIEN SERTA KUALITAS SEMEN DOMBA GARUT DENGAN RANSUM YANG BERNILAI NERACA KATION ANION BERBEDA DIAH ANGGREINI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR B O G O R 2007 RINGKASAN
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penyusunan ransum bertempat di Laboratorium Industri Pakan, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan. Pembuatan pakan bertempat di Indofeed. Pemeliharaan kelinci dilakukan
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan bulan April 2010 di Laboratorium Lapang Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor dan Balai Penelitian
Lebih terperinciIII BAHAN DAN METODE PENELITIAN
18 III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Ternak Percobaan Ternak penelitian yang digunakan adalah Ayam Lokal yang diperoleh dari Jimmy Farm Cianjur. Ayam berumur 1 hari (DOC) yang
Lebih terperinciIII BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian menggunakan semen kambing Peranakan Etawah
III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1. Bahan Penelitian 3.1.1 Objek Penelitian Objek penelitian menggunakan semen kambing Peranakan Etawah berumur 2-3 tahun sebanyak lima ekor. 3.1.2. Bahan Penelitian Bahan
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Penelitian kecernaan protein dan retensi nitrogen pakan komplit dengan
16 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian kecernaan protein dan retensi nitrogen pakan komplit dengan kadar protein dan energi berbeda pada kambing Peranakan Etawa bunting dilaksanakan pada bulan Mei sampai
Lebih terperinciMATERI DA METODE. Lokasi dan Waktu
MATERI DA METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Ilmu Nutrisi Ternak Daging dan Kerja, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Materi
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Pelaksanaan penelitian mulai bulan Februari 2012 sampai dengan bulan April 2012. Pembuatan pakan dilaksanakan di CV. Indofeed. Analisis Laboratorium dilakukan di Laboratorium
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 2. Hasil Evaluasi Karakteristik Semen Ayam Arab pada Frekuensi Penampungan yang Berbeda
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil evaluasi semen secara makroskopis (warna, konsistensi, ph, dan volume semen) dan mikroskopis (gerakan massa, motilitas, abnormalitas, konsentrasi, dan jumlah spermatozoa per
Lebih terperinciOBJEK DAN METODE PENELITIAN. diberi lima perlakuan. Domba yang digunakan ini adalah domba lokal yang
20 III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 TernakPercobaan Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah ternak domba lokal jantan umur 2 tahun sebagai sumber penghasil sperma yang
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2015 di Unit Pelaksana
III. MATERI DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2015 di Unit Pelaksana Teknis Daerah Balai Inseminasi Buatan (UPTD BIB) Tuah Sakato, Payakumbuh. 3.2. Materi
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Materi
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Pengujian kualitas fisik telur dilakukan di Laboratorium Teknologi Hasil Ternak Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor. Pengujian kualitas kimia telur dilakukan
Lebih terperinciMETODE. Materi 10,76 12,09 3,19 20,90 53,16
METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Nutrisi Ternak Daging dan Kerja Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor. Pemeliharaan ternak percobaan dilakukan dari bulan
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Oktober 2013, bertempat
III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Oktober 2013, bertempat di kandang Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Materi
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan dengan melakukan persiapan dan pembuatan ransum di Laboratorium Industri Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Pembuatan pellet dilakukan
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Materi
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Unit Pendidikan dan Penelitian Peternakan (UP3) Jonggol, Laboratorium Biologi Hewan Pusat Penelitian Sumberdaya Hayati
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Gambar 2 Ternak dan Kandang Percobaan
14 METODE PENELITIAN Penelitian ini dibagi menjadi dua percobaan yaitu 1) Percobaan mengenai evaluasi kualitas nutrisi ransum komplit yang mengandung limbah taoge kacang hijau pada ternak domba dan 2)
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Penelitian ini telah di laksanakan pada bulan Desember 2014 sampai
III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah di laksanakan pada bulan Desember 2014 sampai dengan Januari 2015 di Balai Inseminasi Buatan Tenayan Raya, Pekanbaru. 3.2. Bahan dan Alat
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian menggunakan data sekunder di Laboratorium Balai Inseminasi Buatan (BIB) Lembang, Bandung, Jawa Barat. Data penelitian yang digunakan adalah data sekunder produksi
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Materi
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan dari bulan April sampai dengan bulan Mei 2011, bertempat di kandang pemuliaan ternak, Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan,
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Materi
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Nutrisi Ternak Unggas, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Penelitian ini dilaksanakan selama 5 bulan. Pemeliharaan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ransum dengan suplementasi
35 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan Percobaan Penelitian tentang pengaruh pemberian ransum dengan suplementasi tepung kaki ayam broiler terhadap ketebalan kerabang, kadar protein dalam
Lebih terperinciIII BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Jimmy Farm Cianjur. Pemeliharaan dimulai dari 0 sampai 12 minggu sebanyak 100
III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan Penelitian 3.1.1 Ternak Percobaan Ternak penelitian yang digunakan adalah ayam lokal yang diperoleh dari Jimmy Farm Cianjur. Pemeliharaan dimulai dari 0 sampai
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Materi
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang dan Laboratorium Ilmu Nutrisi Ternak Daging dan Kerja, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan,
Lebih terperinciMATERI. Lokasi dan Waktu
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di Laboratorium Lapang Ilmu Produksi Ternak Ruminansia Kecil Blok B, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Pembuatan pelet ransum komplit
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada September sampai dengan Oktober 2012 di
23 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada September sampai dengan Oktober 2012 di Kandang Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Analisis
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Unit Pelayanan Tekhnis Daerah Balai
22 III. BAHAN DAN METODE A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Unit Pelayanan Tekhnis Daerah Balai Inseminasi Buatan Daerah (UPTD-BIBD) Lampung Tengah. Kegiatan penelitian
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal April 2014 di Laboratoium Unit
III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 11--18 April 2014 di Laboratoium Unit Pelayanan Teknis Daerah Balai Inseminasi Buatan Daerah Lampung,
Lebih terperinciTabel 1. Komposisi Bahan Pakan Ransum Komplit Bahan Pakan Jenis Ransum Komplit 1 (%) Ransum A (Energi Tinggi) 2 Ransum B (Energi Rendah) 3 Rumput Gaja
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Nutrisi Ternak Perah serta Laboratorium Biokimia, Fisiologi dan Mikrobiologi Nutrisi, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Juni 2016 dengan tiga
9 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Juni 2016 dengan tiga tahap, yaitu : tahap pendahuluan dan tahap perlakuan dilaksanakan di Desa Cepokokuning, Kecamatan Batang,
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Sumber Protein secara In Vitro dilaksanakan pada bulan September November
13 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian mengenai Fermentabilitas Pakan Komplit dengan Berbagai Sumber Protein secara In Vitro dilaksanakan pada bulan September November 2015 di Laboratorium Ilmu Nutrisi
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. pada Ransum Sapi FH dilakukan pada tanggal 4 Juli - 21 Agustus Penelitian
14 BAB III MATERI DAN METODE Penelitan dengan judul Tampilan Protein Darah Laktosa dan Urea Susu akibat Pemberian Asam Lemak Tidak Jenuh Terproteksi dan Suplementasi Urea pada Ransum Sapi FH dilakukan
Lebih terperinciIII BAHAN DAN METODE PENELITIAN
III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan Penelitian 3.1.1 Ternak Percobaan Ternak yang dijadikan objek percobaan adalah ayam petelur strain Lohman yang berumur 20 bulan. Ternak sebanyak 100 ekor dipelihara
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian. Bahan dan Alat Metode Penelitian Pembuatan Larutan Ekstrak Rumput Kebar
BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian dilaksanakan dari bulan Desember 2008 sampai dengan Mei 2009. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Fisiologi, Departemen Anatomi, Fisiologi
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Kecernaan dan Deposisi Protein Pakan pada Sapi
22 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dengan judul Kecernaan dan Deposisi Protein Pakan pada Sapi Madura Jantan yang Mendapat Kuantitas Pakan Berbeda dilaksanakan pada bulan Juni September 2015. Lokasi
Lebih terperinciTyas Widhiastuti. Pembimbing: Dr. Ir. Anis Muktiani, M.Si Dr. Ir. Mukh. Arifin, M.Sc
Kinerja Pencernaan dan Efisiensi Penggunaan Energi Pada Sapi Peranakan Ongole (PO) yang Diberi Pakan Limbah Kobis dengan Suplemen Mineral Zn dan Alginat Tyas Widhiastuti Pembimbing: Dr. Ir. Anis Muktiani,
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama satu bulan, pada 27 Agustus - 26 September 2012
26 III. BAHAN DAN METODE A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan selama satu bulan, pada 27 Agustus - 26 September 2012 yang bertempat di Desa Campang, Kecamatan Gisting, Kabupaten Tanggamus.
Lebih terperinciMATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu. Materi
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Industri Pakan, Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan dan Laboratorium Nutrisi Ternak Perah, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Diponegoro, Semarang. Kegiatan penelitian berlangsung dari bulan Mei hingga
15 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian tentang komposisi kimiawi tubuh sapi Madura jantan yang diberi level pemberian pakan berbeda dilaksanakan di Laboratorium Produksi Ternak Potong dan Perah, Fakultas
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Juli 2012. Pemeliharaan burung merpati dilakukan di Sinar Sari, Dramaga, Bogor, Jawa Barat. Pengamatan profil darah
Lebih terperinciTUGAS AKHIR - SB Oleh: ARSETYO RAHARDHIANTO NRP DOSEN PEMBIMBING : Dra. Nurlita Abdulgani, M.Si Ir. Ninis Trisyani, MP.
TUGAS AKHIR - SB 091358 Oleh: ARSETYO RAHARDHIANTO NRP. 1507 100 016 DOSEN PEMBIMBING : Dra. Nurlita Abdulgani, M.Si Ir. Ninis Trisyani, MP. Kebutuhan pangan (ikan air tawar) semakin meningkat Kualitas
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
METODOLOGI PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Juli 2007 sampai Juni 2008 di kandang percobaan Fakultas Peternakan dan di Bagian Patologi, Departemen Klinik Reproduksi
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Materi
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Lokasi Pembuatan biskuit limbah tanaman jagung dan rumput lapang dilakukan di Laboratorium Industri Pakan, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan,
Lebih terperinci3. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian 3.2. Hewan Coba dan Pemeliharaannya 3.3. Alat dan Bahan
19 3. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2009 sampai dengan Juni 2010 di Kandang Unit Hewan Laboratorium, Fakultas Kedokteran Hewan, Institut
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan 24 ekor Domba Garut jantan muda umur 8 bulan
III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan Penelitian 3.1.1 Objek Penelitian Penelitian menggunakan 24 ekor Domba Garut jantan muda umur 8 bulan dengan rata-rata bobot badan sebesar 21,09 kg dan koevisien
Lebih terperinciIII BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan yaitu Domba Garut betina umur 9-10 bulan sebanyak
24 III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan dan Peralatan Penelitian 3.1.1 Bahan Penelitian Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Ternak Penelitian, Ternak yang digunakan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. yaitu ekor menjadi ekor (BPS, 2016). Peningkatan
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ternak Domba Garut merupakan ternak ruminansia kecil yang banyak dipelihara oleh masyarakat, karena pemeliharaannya yang tidak begitu sulit, dan sudah turun temurun dipelihara
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama 1 bulan, pada Agustus 2012 hingga September
16 III. BAHAN DAN METODE A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan selama 1 bulan, pada Agustus 2012 hingga September 2012 yang bertempat di Kecamatan Gisting, Kabupaten Tanggamus. Analisis
Lebih terperinciMATERI DAN METODE Waktu dan Lokasi Materi Bahan Alat Peubah yang Diamati
MATERI DAN METODE Waktu dan Lokasi Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Agustus 2010 sampai Februari 2011 di Laboratorium Biokimia, Fisiologi dan Mikrobiologi Nutrisi untuk tahap pembuatan biomineral,
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Daging Domba Daging domba yang digunakan dalam penelitian ini adalah daging domba bagian otot Longissimus thoracis et lumborum.
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni-November 2011. Pemeliharaan ternak prapemotongan dilakukan di Laboratorium Lapang Ilmu Produksi Ternak Ruminansia Kecil Blok
Lebih terperinciIII BAHAN DAN METODE PENELITIAN. pejantan Peranakan Etawah berumur 1,5-3 tahun dan dipelihara di Breeding
15 III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan Penelitian 3.1.1 Objek Penelitian Objek pada penelitian ini adalah semen yang didapat dari kambing pejantan Peranakan Etawah berumur 1,5-3 tahun dan dipelihara
Lebih terperinciIII. MATERI DAN METODE
III. MATERI DAN METODE A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kandang Percobaan Program Studi Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret Surakarta di Desa Jatikuwung,
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Gambar 1. Ternak Domba yang Digunakan
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang dan Laboratorium Ilmu Nutrisi Ternak Daging dan Kerja, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan,
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Lokasi yang digunakan dalam penelitian adalah Laboratorium Ilmu Ternak
10 BAB III MATERI DAN METODE Lokasi yang digunakan dalam penelitian adalah Laboratorium Ilmu Ternak Potong dan Kerja, Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro, Semarang. Penelitian dilaksanakan mulai
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan sejak bulan Mei sampai dengan Juli 2016,
14 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan sejak bulan Mei sampai dengan Juli 2016, pemeliharaan ayam broiler dilaksanakan selama 28 hari di Laboratorium Produksi Ternak Unggas Fakultas Peternakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. tepatnya yang berada di daerah Batur, Banjarnegara (Noviani et al., 2013). Domba
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Domba Batur Domba Batur merupakan salah satu domba lokal yang ada di Jawa Tengah tepatnya yang berada di daerah Batur, Banjarnegara (Noviani et al., 2013). Domba Batur sangat
Lebih terperinciIII. MATERI DAN METODE PENELITIAN
14 III. MATERI DAN METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 8 September sampai 20 Oktober 2015 di Desa Gledeg, Kecamatan Karanganom, Kabupaten Klaten, Jawa
Lebih terperinciIII BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan adalah 60 ekor itik Cihateup betina dalam fase
24 III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Ternak Percobaan Ternak yang digunakan adalah 60 ekor itik Cihateup betina dalam fase grower berumur 4 bulan dengan simpangan baku bobot badan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Kandungan Zat Makanan Biomineral Dienkapsulasi
HASIL DAN PEMBAHASAN Kandungan Zat Makanan Biomineral Dienkapsulasi Kandungan nutrien biomineral tanpa proteksi dan yang diproteksi serta mineral mix dapat dilihat pada Tabel 7. Kandungan nutrien biomineral
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Campuran Onggok dan Molase
38 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Campuran Onggok dan Molase Terfermentasi Terhadap Konsumsi Pakan, Konversi Pakan dan Pertambahan Bobot
Lebih terperinciPERBANDINGAN KUALITAS SEMEN KAMBING KEJOBONG DAN KAMBING KACANG DI JAWA TENGAH ABSTRACT
PERBANDINGAN KUALITAS SEMEN KAMBING KEJOBONG DAN KAMBING KACANG DI JAWA TENGAH Hanum, A. N., E. T. Setiatin, D. Samsudewa, E. Kurnianto, E. Purbowati, dan Sutopo Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian tepung keong mas (Pomacea
50 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian tentang pengaruh pemberian tepung keong mas (Pomacea canaliculata) dan tepung paku air (Azolla pinnata) terfermentasi terhadap produktivitas,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang berjudul performans darah kambing peranakan ettawa dara
11 BAB III METODE PENELITIAN Penelitian yang berjudul performans darah kambing peranakan ettawa dara yang diberi ransum dengan tambahan urea yang berbeda ini telah dilaksanakan pada tanggal 1 Oktober sampai
Lebih terperinciII KAJIAN KEPUSTAKAAN. betina dengan kambing Etawah jantan. Berdasarkan tipe kambing PE digolongkan
II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1. Kambing Peranakan Etawah (PE) Kambing PE merupakan kambing hasil persilangan antara kambing Kacang betina dengan kambing Etawah jantan. Berdasarkan tipe kambing PE digolongkan
Lebih terperinciIII MATERI DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian adalah puyuh (Coturnix coturnix
17 III MATERI DAN METODE PENELITIAN 3.1. Ternak Percobaan Ternak yang digunakan dalam penelitian adalah puyuh (Coturnix coturnix japonica) sebanyak 100 ekor puyuh berumur 4 minggu yang diperoleh dari Quail
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Domba adalah salah satu ternak ruminansia kecil yang banyak. Indonesia populasi domba pada tahun 2015 yaitu ekor, dan populasi
1 I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Domba adalah salah satu ternak ruminansia kecil yang banyak dikembangbiakan oleh masyarakat. Pemeliharaan domba yang lebih cepat dibandingkan ternak sapi, baik sapi
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat. Materi
METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari hingga Mei 2011. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Kandang C, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Materi
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober Desember 2011, bertempat di kandang C dan Laboratorium Nutrisi Unggas, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Materi
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan di Kawasan Usaha Peternakan (KUNAK) Sapi Perah Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor, Jawa Barat selama 6 bulan. Analisa kualitas susu
Lebih terperinci