SKRIPSI ANALISIS PERBANDINGAN MODAL KERJA SEBAGAI SARANA UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI PENGGUNAAN DANA ANTARA PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SKRIPSI ANALISIS PERBANDINGAN MODAL KERJA SEBAGAI SARANA UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI PENGGUNAAN DANA ANTARA PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR"

Transkripsi

1 SKRIPSI ANALISIS PERBANDINGAN MODAL KERJA SEBAGAI SARANA UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI PENGGUNAAN DANA ANTARA PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk DAN PT MAYORA INDAH Tbk OLEH : DEVINA JOVITA RUMUI A JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2011

2 i

3 ii

4 ABSTRACT Working capital is very influential for a company. The existence of sufficient working capital allows a firm in carrying out its activities haven't any problems and trouble that might arise. The presence of excessive working capital funds that indicate not productive and this gives the loss due to the available funds are not used effectively in the activities of the company. Company policy in managing the exact amount of working capital will generate returns actually expected by the company while the lack of proper management of capital will result in losses. Good working capital management will be more expedite the company's activities in increasing efforts to achieve the expected benefits. Management of current assets effectively and efficiently is critical for the company, in order to maintain liquidity, which was instrumental in determining how much working capital changes that will be used by companies to achieve the benefits expected by the company. The variables of this study uses only the independent variables (independent variables), namely Current Ratio, Quick Ratio, Cash Ratio, Cash Turnover, Inventory Turnover, Receivables Turnover and Working Capital Turnover. These variables are used to see a comparison of working capital between PT Indofood Tbk and PT Mayora Indah Tbk from Samples of this study are two companies Food and Beverages that go public on the BEJ, PT Indofood Sukses Makmur Tbk and PT Mayora Indah Tbk. Based on the results of research that has been done can be concluded that the hypothesis which states alleged PT Indofood Sukses Makmur Tbk has a greater ability than PT Mayora Indah Tbk to meet its short term liabilities (current ratio), allegedly PT Indofood Sukses Makmur Tbk has the capability for faster PT Mayora Indah Tbk while in carrying out business activities (activity ratio), alleged the use of working capital in PT Indofood Sukses Makmur Tbk is more efficient than PT Mayora Indah Tbk, not truth, because it is based on research results PT Mayora Indah Tbk is more efficient in use of working capital because at PT Indofood Sukses Makmur Tbk has excessive working capital. iii

5 Abstrak Modal kerja sangat berpengaruh bagi suatu perusahaan. Adanya modal kerja yang cukup memungkinkan suatu perusahaan dalam melaksanakan aktivitasnya tidak mengalami hambatan dan kesulitan yang mungkin akan timbul. Adanya modal kerja yang berlebihan menunjukkan adanya dana yang tidak produktif dan hal ini memberikan kerugian karena dana yang tersedia tidak dipergunakan secara efektif dalam kegiatan perusahaan. Kebijakan perusahaan dalam mengelola jumlah modal kerja secara tepat akan menghasilkan keuntungan yang benar-benar diharapkan oleh perusahaan sedangkan pengelolaan modal yang kurang tepat akan mengakibatkan kerugian. Pengelolaan modal kerja yang baik akan lebih memperlancar aktivitas perusahaan dalam meningkatkan usaha untuk mencapai keuntungan yang diharapkan. Pengelolaan aktiva lancar secara efektif dan efisien sangatlah penting bagi perusahaan, agar dapat mempertahankan likuiditasnya yang sangat berperan dalam menentukan seberapa besar perubahan modal kerja yang akan digunakan perusahaan untuk mencapai keuntungan yang diharapkan oleh perusahaan. Variabel penelitian ini hanya menggunakan variabel bebas (variable independent) yaitu Rasio Lancar, Rasio Cepat, Rasio Kas, Perputaran Kas, Perputaran Persediaan, Perputaran Piutang dan Perputaran Modal Kerja. Variabel-variabel tersebut digunakan untuk melihat perbandingan modal kerja antara PT Indofood Sukses Makmur Tbk dan PT Mayora Indah Tbk dari tahun Sampel penelitian ini adalah dua perusahaan Food and Beverages yang go public di BEJ yaitu PT Indofood Sukses Makmur Tbk dan PT Mayora Indah Tbk. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa hipotesis yang menyatakan diduga PT Indofood Sukses Makmur Tbk memiliki kemampuan yang lebih besar daripada PT Mayora Indah Tbk untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya (rasio likuiditas), diduga PT Indofood Sukses Makmur Tbk memiliki kemampuan yang lebih cepat daripada PT Mayora Indah Tbk dalam melaksanakan kegiatan usaha (rasio aktivitas), diduga penggunaan modal kerja pada PT Indofood Sukses Makmur Tbk lebih efisien daripada PT Mayora Indah Tbk, tidak terbukti kebenarannya, karena berdasarkan hasil penelitian PT Mayora Indah Tbk lebih efisien dalam penggunaan modal kerjanya karena pada PT Indofood Sukses Makmur Tbk memiliki modal kerja yang berlebihan. iv

6 KATA PENGANTAR Tiada kata yang pantas diucapkan penulis selain puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, bimbingan, dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi ini. Penyusunan skripsi dengan judul Analisis Perbandingan Modal Kerja Sebagai Sarana Untuk Meningkatkan Efisiensi Penggunaan Dana Antara PT Indofood Sukses Makmur Tbk dan PT Mayora Indah Tbk ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk menyelesaikan program memperoleh studi strata (S-1) Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi pada Universitas Hasanuddin Makassar. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa banyak terdapat kendala yang harus dilalui dan dijalani oleh penulis. Dukungan moril serta bimbingan sangat dibutuhkan dalam penyelesaian penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu berkat bantuan, dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak maka penyusunan skripsi ini bisa terselesaikan dengan lancar dan tepat waktu. Untuk itu dengan penuh rasa hormat, penulis dengan sepenuh hati menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini, terutama kepada : 1. Yang tercinta keluarga besarku beserta William Wijaya yang selalu bisa memotivasi dan memberikan semangat serta doa kepada penulis. 2. Yang terhormat Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Ali,SE.,MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin. 3. Yang terhormat Bapak Dr. Darwis Said,SE.,MSA.,Ak. selaku Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin. v

7 4. Yang terhormat Bapak Dr. Muhammad Yunus Amar, MT selaku Ketua Jurusan Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin. 5. Yang Terhormat Bapak Dr. Muhammad Ismail, SE., M.Si selaku Sekretaris Jurusan Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin. 6. Yang terhomat Bapak Dr. Sumardi, SE., M.Si dan Ibu Dra. Debora Rira., M.Si selaku dosen pembimbing yang telah memberikan masukan dan pengarahan selama penyusunan skripsi ini. 7. Yang terhormat Bapak H. Muhammad Sobarsyah,.SE.,M.Si. selaku dosen mata kuliah Seminar Manajemen Keuangan yang telah banyak memberikan masukan dalam penyusunan skripsi ini. 8. Seluruh staf dan karyawan akademik Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen Universitas Hasanuddin. 9. Sahabatku Cynthia Edginarda, Ines Ham Anto dan teman-teman angkatan Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu. Penulis sudah melakukan usaha terbaik dalam penyelesaian skripsi ini, namun tak ada kesempurnaan di dalamnya melainkan masih banyak terdapat kekurangan pada skripsi ini, oleh karena itu penulis dengan senang hati menerima saran dan kritik membangun dari semua pihak, dan semoga skripsi ini dapat membantu dan bermanfaat bagi kita semua. Makassar, Januari 2012 Penulis vi

8 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii ABSTRACT... iii ABSTRAK... iv KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN... xii BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Sistematika Penulisan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Modal Kerja Siklus Modal Kerja Sebab Perubahan Modal Kerja Fungsi Modal Kerja Faktor-faktor yang Memengaruhi Kebutuhan Modal Kerja Sumber Modal Kerja Efisiensi Modal Kerja vii

9 2.8 Manfaat Manajemen Modal Kerja Jenis Modal Kerja Kebijaksanaan Modal Kerja Unsur-unsur Modal Kerja Rasio Likuiditas Rasio Aktivitas Efisiensi Penelitian Terdahulu Kerangka Pikir Hipotesis BAB III METODE PENELITIAN Objek Penelitian Jenis dan Sumber Data Metode dan Teknik Pengumpulan Data Populasi dan Sampel Definisi Operasional Variabel Penelitian Metode Analisis Data.. 49 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Perusahaan PT Indofood Sukses Makmur Tbk PT Mayora Indah Tbk Hasil Analisis Data Penelitian Analisis Likuiditas Rasio Lancar Rasio Cepat Rasio Kas Analisis Aktivitas Tingkat Perputaran Kas viii

10 Tingkat Perputaran Persediaan dan Umur Rata-rata Persediaan Tingkat Perputaran Piutang dan Umur Rata-rata Piutang Tingkat Perputaran Modal Kerja BAB V PENUTUP Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN ix

11 DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Rangking By Total Assets 2010 & Tabel 1.2 Rangking By Total Assets 2008 & Tabel 1.3 Rangking By Total Assets 2007 & Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel Penelitian Tabel 4.1 Rasio Lancar PT Indofood Sukses Makmur Tbk Tabel 4.2 Rasio Lancar PT Mayora Indah Tbk Tabel 4.3 Perbandingan Rasio Lancar PT Indofood Sukses Makmur Tbk dan PT Mayora Indah Tbk Tabel 4.4 Rasio Cepat PT Indofood Sukses Makmur Tbk Tabel 4.5 Rasio Cepat PT Mayora Indah Tbk Tabel 4.6 Perbandingan Rasio Cepat PT Indofood Sukses Makmur Tbk dan PT Mayora Indah Tbk Tabel 4.7 Rasio Kas PT Indofood Sukses Makmur Tbk Tabel 4.8 Rasio Kas PT Mayora Indah Tbk Tabel 4.9 Perbandingan Rasio Kas PT Indofood Sukses Makmur Tbk dan PT Mayora Indah Tbk Tabel 4.10 Perputaran Kas PT Indofood Sukses Makmur Tbk Tabel 4.11 Perputaran Kas PT Mayora Indah Tbk x

12 Tabel 4.12 Perbandingan Perputaran Kas PT Indofood Sukses Makmur Tbk dan PT Mayora Indah Tbk Tabel 4.13 Perputaran Persediaan PT Indofood Sukses Makmur Tbk Tabel 4.14 Umur Rata-rata Persediaan PT Indofood Sukses Makmur Tbk Tabel 4.15 Perputaran Persediaan PT Mayora Indah Tbk Tabel 4.16 Umur Rata-rata Persediaan PT Mayora Indah Tbk Tabel 4.17 Perbandingan Perputaran Persediaan PT Indofood Sukses Makmur Tbk dan PT Mayora Indah Tbk Tabel 4.18 Perputaran Piutang PT Indofood Sukses Makmur Tbk Tabel 4.19 Umur Rata-rata Pengumpulan Piutang PT Indofood Sukses Makmur Tbk Tabel 4.20 Perputaran Piutang PT Mayora Indah Tbk Tabel 4.21 Umur Rata-rata Pengumpulan Piutang PT Mayora Indah Tbk Tabel 4.22 Perbandingan Perputaran Piutang PT Indofood Sukses Makmur Tbk dan PT Mayora Indah Tbk Tabel 4.23 Perputaran Modal Kerja PT Indofood Sukses Makmur Tbk Tabel 4.24 Perputaran Modal Kerja PT Mayora Indah Tbk Tabel 4.25 Perbandingan Perputaran Modal Kerja PT Indofood Sukses Makmur Tbk dan PT Mayora Indah Tbk Tabel 4.26 Ringkasan Perbandingan Rasio Likuiditas dan Rasio Aktivitas antara PT Indofood Sukses Makmur Tbk dan PT Mayora Indah Tbk xi

13 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Kerangka Pikir xii

14 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1: Perhitungan Rasio Likuiditas dan Rasio Aktivitas PT Indofood Sukses Makmur Tbk. Lampiran 2: Perhitungan Rasio Likuiditas dan Rasio Aktivitas PT Mayora Indah Tbk. Lampiran 3: Laporan Keuangan Konsolidasi PT Indofood Sukses Makmur Tbk tahun 2006,2005, dan Lampiran 4 : Laporan Keuangan Konsolidasi PT Indofood Sukses Makmur Tbk tahun 2008, 2007, dan Lampiran 5 : Laporan Keuangan Konsolidasi PT Indofood Sukses Makmur Tbk tahun 2010 dan Lampiran 6 : Laporan Keuangan Konsolidasi PT Mayora Indah Tbk tahun 2007,2006, dan Lampiran 7 : Laporan Keuangan Konsolidasi PT Mayora Indah Tbk tahun 2008 dan Lampiran 8 : Laporan Keuangan Konsolidasi PT Mayora Indah Tbk tahun 2009 dan xiii

15 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan suatu perusahaan pada umumnya ditandai dengan kemampuan manajer dalam melihat kesempatan di masa yang akan datang baik jangka pendek maupun jangka panjang. Setiap perusahaan dalam melakukan kegiatannya selalu membutuhkan dana, kebutuhan dana tersebut digunakan untuk membiayai kebutuhan investasi maupun untuk memenuhi kebutuhan operasioanal sehari-hari, seperti pembelian bahan baku, pembayaran upah buruh, membayar hutang, dan pembayaran lainnya. Oleh karena itu, tugas para manajer suatu perusahaan adalah merencanakan masa depan dan memperlancar operasi perusahaan sehingga dapat mencapai tujuan yaitu pencapaian laba maksimal dan kelangsungan hidup perusahaan. Kenyataan menunjukkan bahwa waktu manajer keuangan sebagian besar dicurahkan untuk pekerjaan intern sehari-hari. Salah satu ukuran yang sering dipakai untuk menilai sukses tidaknya manajer keuangan dalam menjalankan tugasnya adalah dalam hal pengelolaan manajemen modal kerja sebab pengelolaan modal kerja erat sekali hubungannya dengan kegiatan usaha seharihari dan kelangsungan hidup usaha. Dana yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk membelanjai operasinya sehari-hari disebut modal kerja. Modal kerja merupakan investasi perusahaan 1

16 dalam bentuk kas, piutang, persediaan dan lainnya yang termasuk aktiva lancar. Modal kerja adalah salah satu unsur aktiva yang sangat penting dalam perusahaan. Karena tanpa modal kerja perusahaan tidak dapat memenuhi kebutuhan dana untuk menjalankan aktivitasnya. Masa perputaran modal kerja yakni sejak kas ditanamkan pada elemen-elemen modal kerja hingga menjadi kas lagi, adalah kurang dari satu tahun atau berjangka pendek. Masa perputaran modal kerja ini menunjukkan tingkat efisiensi penggunaan modal kerja tersebut. Semakin cepat masa perputaran modal kerja semakin efisien penggunaan modal kerja, dan tentunya investasi pada modal kerja semakin kecil. Oleh karena itu manajer keuangan dituntut agar mengelola modal kerja dengan baik sehingga meningkatkan efisiensi modal kerja. Modal kerja merupakan masalah pokok dan topik penting yang seringkali dihadapi oleh perusahaan, karena modal kerja dan aktiva lancar merupakan bagian yang cukup besar dari aktiva, sehingga perusahaan dituntut untuk selalu meningkatkan efisiensi kerjanya sehingga dicapai tujuan yang diharapkan oleh perusahaan yaitu mencapai laba yang optimal. PT Indofood Sukses Makmur Tbk dan PT Mayora Indah Tbk adalah dua perusahaan terbuka yang bergerak dalam bidang industri makanan. Kedua perusahaan ini merupakan perusahaan makanan terbesar yang memiliki kualitas dan kinerja yang baik sehingga dapat diperbandingkan satu sama lain dalam melihat bagaimana pengelolaan modal kerjanya, apakah pengelolaan modal kerja yang dimiliki telah dikelola dengan baik sehingga dapat meningkatkan efisiensi 2

17 penggunaan dana dalam perusahaan masing-masing sehingga kedua perusahaan tersebut dapat menjadi perusahaan terkemuka hingga saat ini. Berikut ini adalah tabel Ranking By Total Assets Industri Manufaktur yang termasuk perusahaan Food and Beverages tahun yaitu : Tabel 1.1 RANKING BY TOTAL ASSETS (million Rp) 2010 & 2009 No. Company Change 1. PT Indofood Sukses Makmur Tbk 42,072,894 40,324,780 4,3% 2. PT Sinar Mas Agro Resources And 10,685,159 10,570,701 1,1% Techonologi (SMART) Tbk 3. PT Mayora Indah Tbk 3,619,199 3,097,999 16,8% 4. PT Tunas Baru Lampung Tbk 2,939,931 2,773,885 6,0% 5. PT Davomas Abadi Tbk 2,786,124 2,957,961-5,8% 6. PT Ultra Jaya Milk Tbk 1,895,964 1,731,089 9,5% 7. PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 1,465,023 1,080,049 35,6% 8. PT Aqua Golden Mississipi Tbk 1,283,620 1,105,000 16,2% 9. PT Fast Food Indonesia Tbk 1,120, ,323 30,2% 10. PT Multi Bintang Indonesia Tbk 860, ,009 9,5% 11. PT Cahaya Kalbar Tbk 755, ,557 20,9% 12. PT Delta Djakarta Tbk 717, ,220 2,9% 13. PT Siantar TOP Tbk 585, ,341 6,3% 14. PT Nippon Indosari Corpindo Tbk 538, ,414 75,7% 15. PT Prasidha Aneka Niaga Tbk 369, ,951 10,4% 16. PT Sekar Laut Tbk 192, ,239-5,7% 17. PT Akasha Wira International Tbk 183, ,517 5,7% 18. PT Pioneerindo Gourmet International Tbk 95,459 87,228 9,4% Sumber : IDX (Internet Data Exchange) Tahun : 2009 &

18 Tabel 1.2 RANKING BY TOTAL ASSETS (million Rp) 2008 & 2007 No. Company Change 1. PT Indofood Sukses Makmur Tbk 39,594,264 29,572,466 33,3% 2. PT Sinar Mas Agro Resources And 10,025,916 8,063,169 24,3% Techonologi (SMART) Tbk 3. PT Davomas Abadi Tbk 3,671,081 3,868,528-5,1% 4. PT Mayora Indah Tbk 2,922,998 1,893,175 54,4% 5. PT Tunas Baru Lampung Tbk 2,049,163 2,457,120-16,6% 6. PT Ultra Jaya Milk Tbk 1,740,646 1,362,830 27,7% 7. PT Sierad Produce Tbk 1,384,707 1,294,773 6,9% 8. PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 1,061, ,690 28,3% 9. PT Aqua Golden Mississipi Tbk 1,003, ,530 12,6% 10. PT Multi Bintang Indonesia Tbk 941, ,835 51,4% 11. PT Fast Food Indonesia Tbk 784, ,491 24,7% 12. PT Delta Djakarta Tbk 698, ,359 17,9% 13. PT Siantar TOP Tbk 626, ,448 21,1% 14. PT Cahaya Kalbar Tbk 604, ,680-1,5% 15. PT Prasidha Aneka Niaga Tbk 286, ,723-1,6% 16. PT Sekar Laut Tbk 201, ,697 10,0% 17. PT Sekar Bumi Tbk 189, ,055 2,4% 18. PT Akasha Wira International Tbk (d/h 185, ,761 3,5% Ades Waters Indonesia Tbk) 19. PT Pioneerindo Gourmet International Tbk 81,755 74,009 10,5% Sumber : IDX (Internet Data Exchange) Tahun : 2008 & 2007 Tabel 1.3 RANKING BY TOTAL ASSETS (million Rp) 2007 & 2006 No. Company Change 1. PT Indofood Sukses Makmur Tbk 29,527,466 16,267,483 81,5% 2. PT Sinar Mas Agro Resources And 8,063,169 5,311,931 51,8% Techonologi (SMART) Tbk 3. PT Davomas Abadi Tbk 3,868,528 2,707,801 42,9% 4. PT Tunas Baru Lampung Tbk 2,457,120 2,049,163 19,9% 5. PT Mayora Indah Tbk 1,893,175 1,553,377 21,9% 6. PT Ultra Jaya Milk Tbk 1,362,830 1,249,080 9,1% 7. PT Sierad Produce Tbk 1,294,773 1,113,796 16,2% 8. PT Aqua Golden Mississipi Tbk 891, ,244 12,1% 4

19 9. PT Fast Food Indonesia Tbk 629, ,575 30,2% 10. PT Multi Bintang Indonesia Tbk 621, ,437 1,9% 11. PT Cahaya Kalbar Tbk 613, , ,5% 12. PT Delta Djakarta Tbk 592, ,243 3,7% 13. PT Siantar TOP Tbk 517, ,491 10,7% 14. PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 515, ,933 41,7% 15. PT Prasidha Aneka Niaga Tbk 291, ,053 1,3% 16. PT Sekar Bumi Tbk 185, ,921-2,0% 17. PT Sekar Laut Tbk 182, ,879 12,9% 18. PT Ades Waters Indonesia Tbk 178, ,253-23,4% 19. PT Pioneerindo Gourmet International Tbk 74,009 75,759-2,3% Sumber : IDX (Internet Data Exchange) Tahun : 2007 & 2006 Jumlah aset selama tahun menyatakan bahwa PT Indofood Sukses Makmur Tbk berada pada peringkat pertama selama lima tahun sehingga dengan demikian dapat terlihat bahwa PT Indofood Sukses Makmur merupakan sebuah perusahaan yang memiliki jumlah aset tertinggi dari 19 perusahaan sejenis. Sedangkan PT Mayora Indah Tbk walaupun tidak menduduki peringkat pertama, tetapi PT Mayora Indah Tbk tidak tertinggal jauh dari PT Indofood Sukses Makmur Tbk melainkan selalu berada dalam posisi lima besar selama lima tahun tersebut. Jumlah aset penting diketahui dalam penggunaan modal kerja karena di dalam jumlah aset ini, terdapat nilai dari unsur-unsur modal kerja yaitu kas, piutang dan persediaan, di mana unsur-unsur tersebut digunakan perusahaan sebagai modal kerja sehingga kegiatan operasional perusahaan dapat berjalan dengan baik. Adapun kondisi kinerja keuangan PT Indofood Sukses Makmur Tbk dan PT Mayora Indah Tbk pada tahun 2010 berdasarkan sumber dari Press Releases adalah sebagai berikut : 5

20 PT Indofood Sukses Makmur Tbk memiliki kinerja keuangan untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember PT Indofood Sukses Makmur Tbk membukukan penjualan bersih konsolidasi sebesar Rp 38,40 triliun, naik 2,7% dari Rp 37,40 triliun di tahun Grup Produk Konsumen Bermerek ( CBP ) yang terdiri dari Divisi Mi Instan, Dairy, Penyedap Makanan, Makanan Ringan serta Nutrisi & Makanan Khusus, memberikan kontribusi terhadap penjualan bersih konsolidasi sebesar 46% di tahun 2010, meningkat dari 43% di tahun 2009, terutama disebabkan oleh peningkatan volume penjualan di seluruh divisi dan peningkatan harga jual rata-rata pada beberapa kategori. Kontribusi Grup Bogasari yang merupakan salah satu divisi dari produk PT Indofood Sukses Makmur Tbk terhadap penjualan bersih konsolidasi di tahun 2010 turun menjadi 26% dari 29% di tahun 2009, disebabkan oleh turunnya harga jual tepung terigu sehubungan dengan turunnya harga gandum dunia. Kontribusi dari Grup Agribisnis dan Distribusi relatif tidak mengalami perubahan, masing-masing sekitar 20% dan 8%. Laba kotor naik 19,4% menjadi Rp 12,47 triliun di tahun 2010 dari Rp 10,44 triliun di tahun 2009, disebabkan oleh naiknya volume penjualan pada seluruh Grup serta turunnya biaya bahan baku. Laba usaha tumbuh sebesar 34,5% menjadi Rp 6,73 triliun di tahun 2010 dari Rp 5,00 triliun di tahun Laba bersih naik 42,2% menjadi Rp 2,95 triliun di tahun 2010 dari Rp 2,08 triliun di tahun Peningkatan kinerja operasional tercermin dalam peningkatan core profit menjadi Rp 2,98 triliun di tahun 2010 dari Rp 1,73 triliun di tahun

21 Sedangkan PT Mayora Indah Tbk memiliki kinerja keuangan di mana besarnya tingkat konsumsi masyarakat Indonesia membuat potensi penjualan PT Mayora Indah Tbk (MYOR) bertumbuh dengan cepat. PT Mayora Indah Tbk berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 184,09 miliar. Nilai tersebut terhitung tumbuh sebesar 30,07% dibanding nilai laba bersih pada periode yang sama tahun sebelumnya, yang tercatat sebesar Rp 372,15 miliar. Pertumbuhan tersebut ditopang oleh adanya kebijakan tepat perusahaan dalam segala aspek, baik dalam pemasaran, teknologi produksi, harga jual, pengembangan produk dan beberapa kebijakan lain PT Mayora Indah Tbk dalam Hasil Rapat Umum Pemegang Saham (RUPST), menyetujui pembagian dividen sebesar Rp 96,818 miliar atau sama dengan Rp l30 per saham. Nilai tersebut sebesar 20% dari nilai laba bersih perusahaan di 2010 sebesar Rp 184,09 miliar. Selain pembagian dividen, perseroan juga menganggarkan laba bersih sebagai saldo laba ditahan dan cadangan untuk kegiatan usaha ke depan. Kemudian, PT Mayora Indah Tbk juga memperoleh nilai penjualan bersih tumbuh sekitar 51,36% dari Rp 4,77 triliun di 2009 menjadi Rp 7,22 triliun pada 2010 lalu. PT Indofood Sukses Makmur Tbk dan PT Mayora Indah Tbk memiliki kinerja keuangan yang baik dapat dilihat dari laba bersih yang dihasilkan dari kedua perusahaan terkemuka tersebut. Dengan memiliki kinerja keuangan yang baik maka dapat secara jelas terlihat bahwa kedua perusahaan tersebut telah memenuhi tujuan perusahaan yaitu untuk mencapai laba yang optimal. Dengan mengetahui jumlah aset dan laba bersih yang dihasilkan oleh PT Indofood Sukses Makmur Tbk dan PT Mayora Indah Tbk penulis tertarik untuk mengetahui di antara kedua perusahaan 7

22 Food and Beverages tersebut manakah yang telah menggunakan modal kerjanya secara efisien. Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan dalam latar belakang masalah tersebut, maka penulis ingin meneliti mengenai Analisis Perbandingan Modal Kerja Sebagai Sarana Untuk Meningkatkan Efisiensi Penggunaan Dana antara PT. Indofood Sukses Makmur Tbk dan PT. Mayora Indah Tbk. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas maka penulis merumuskan permasalahan dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut : - Apakah PT Indofood Sukses Makmur Tbk memiliki kemampuan yang lebih besar daripada PT Mayora Indah Tbk dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya (rasio likuiditas)? - Apakah PT Indofood Sukses Makmur Tbk memiliki kemampuan yang lebih cepat daripada PT Mayora Indah Tbk dalam melaksanakan kegiatan usahanya (rasio aktivitas)? - Di antara kedua perusahaan PT Indofood Sukses Makmur Tbk dan PT Mayora Indah Tbk, manakah yang penggunaan modal kerjanya lebih efisien? 8

23 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukakan maka yang menjadi tujuan dari penelitian adalah : - Untuk mengetahui apakah kemampuan PT Indofood Sukses Makmur Tbk lebih besar daripada PT Mayora Indah Tbk dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya tepat waktu (rasio likuiditas). - Untuk mengetahui apakah kemampuan PT Indofood Sukses Makmur Tbk lebih cepat daripada PT Mayora Indah Tbk dalam melaksanakan kegiatan usahanya (rasio aktivitas). - Untuk mengetahui apakah penggunaan modal kerja pada PT Indofood Sukses Makmur Tbk lebih efisien dibandingkan pada PT Mayora Indah atau sebaliknya. 1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi penulis, diharapkan penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman yang pastinya berguna di waktu yang akan datang. 2. Bagi perusahaan yang bersangkutan, diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi atau masukan untuk kebijakan - kebijakan perusahaan pada periode-periode selanjutnya. 9

24 3. Bagi pihak-pihak lain, diharapkan hasil penelitian dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan serta menjadi referensi atau bahan masukan dalam penelitian serupa pada penelitian yang akan datang. 1.5 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dalam penelitian ini disajikan untuk memberikan gambaran keseluruhan isi penelitian. Adapun sistematika pembahasan yang terdapat dalam penelitian ini terdiri dari lima bab. BAB I : PENDAHULUAN. Bab ini membahas tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini membahas tentang landasan teori yang digunakan sebagai dasar penelitian yang dilakukan, penelitian terdahulu, kerangka pemikiran, dan hipotesis yang berhubungan dengan pokok pembahasan. BAB III : METODE PENELITIAN. Bab ini membahas tentang metode yang digunakan dalam penelitian yaitu objek penelitian, variabel penelitian, jenis dan sumber data, metode dan teknik pengumpulan data, populasi dan sampel, definisi operasional variabel penelitian dan metode analisis data. BAB IV : HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN. Bab ini menjelaskan tentang deskripsi objek penelitian, analisis data dan interpretasi hasil. BAB V : PENUTUP. Bab ini berisi tentang simpulan dan saran. 10

25 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Modal Kerja Setiap perusahaan dalam menjalankan aktivitas atau operasinya sehari-hari selalu membutuhkan modal kerja (working capital). Modal kerja ini misalnya digunakan untuk membayar upah buruh, gaji pegawai, membeli bahan mentah, membayar persekot dan pengeluaran-pengeluaran lainnya yang gunanya untuk membiayai operasi perusahaan. Untuk mendapatkan gambaran mengenai pengertian dari modal kerja di sini penulis mengemukakan beberapa pendapat : 1. James C Van Home (1997:214) menyatakan, bahwa Modal kerja bersih adalah aktiva lancar dikurangi kewajiban lancar, dan modal kerja kotor adalah investasi perusahaan dalam aktiva lancar seperti kas, piutang dan persediaan 2. J. Fred Weston and Eugene F. Brigham (1991:157), menyatakan bahwa Modal kerja adalah investasi perusahaan dalam harta jangka pendek yaitu kas, surat berharga jangka pendek, piutang dan persediaan. Modal kerja meliputi seluruh aktiva lancar atau aktiva lancar dikurangi hutang lancar. Contoh manajemen modal kerja adalah manajemen kas, manajemen piutang manajemen persediaan.terdapat tiga konsep definisi modal kerja yaitu : 11

26 Konsep kuantitatif Konsep ini menunjukan jumlah dana (fund) yang tersedia untuk tujuan operasi jangka pendek. Konsep ini menganggap bahwa modal kerja adalah jumlah aktiva lancar ( gross working capital ). Konsep ini menitikberatkan pada kuantitas dana yang tertanam dalam unsur-unsur aktiva lancar, aktiva lancar ini merupakan aktiva sekali berputar kembali dalam bentuk semula atau dana yang tertanam dalam aktiva akan dapat bebas lagi dalam jangka pendek. Jadi konsep ini menggambarkan keseluruhan (jumlah) aktiva lancar. Dalam pengertian ini modal kerja sering disebut modal kerja bruto atau gross working capital. Konsep kualitatif Pada pengertian ini konsep modal kerja dikaitkan dengan besarnya jumlah hutang lancar atau hutang yang segera harus dibayar. Jadi modal kerja menurut konsep ini adalah sebagian aktiva lancar yang benar-benar dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahaan tanpa mengganggu likuiditasnya, yaitu yang merupakan kelebihan aktiva lancar di atas hutang lancarnya. Konsep fungsional Menitikberatkan fungsi dari dana yang dimiliki dalam menghasilkan laba dari usaha pokok perusahaan yaitu current income dan future income. Konsep ini menitik beratkan pada fungsi dana dalam menghasilkan 12

27 pendapatan. Setiap dana yang digunakan dalam perusahaan adalah dimaksudkan untuk menghasilkan pendapatan. Aktiva lancar sebagian merupakan unsur modal kerja, walaupun tidak seluruhnya. Dari uraian tersebut di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa modal kerja adalah harta yang dimiliki perusahaan yang dipergunakan untuk menjalankan kegiatan usaha atau membiayai operasional perusahaan tanpa mengorbankan aktiva yang lain dengan tujuan memperoleh laba yang optimal. 2.2 Siklus Modal Kerja Proses pemutaran modal kerja akan selalu berjalan selama perusahaan masih beroperasi, modal kerja berputar terus-menerus dalam perusahaan karena dipakai untuk membiayai operasi sehari-hari. Menurut Tunggal (1995: 91) dalam Ima Hernawati (2007), proses pemutaran modal kerja itu dinamakan lingkaran modal kerja, yang akan selalu berputar selama perusahaan merupakan going concern atau masih berjalan. Analisis tentang lingkaran modal kerja dimulai dengan kas. Uang kas ditanam dalam persediaan dan berbagai alat dan jasa, di samping dibiayai dari para pemasok dengan kredit, yang kemudian memerlukan pembiayaan dengan kas. Menurut Tunggal (1995: 91) dalam Ima Hernawati (2007), barang perusahaan dijual pada para pembeli dengan tunai atau kredit biasa atau dengan pembayaran wesel/promes dari debitor dan dari wesel/promes diterima kas. Jadi, siklus modal kerja dimulai dari kas, persediaan, piutang, hingga menjadi uang 13

28 merupakan lingkaran modal kerja yang akan menjadi dana yang berputar secara terus-menerus selama perusahaan itu berjalan. 2.3 Sebab Perubahan Modal Kerja Sebab- sebab terjadinya perubahan modal kerja, yaitu : - Adanya kenaikan sektor modal baik yang berasal dari laba maupun adanya pengeluaran modal saham atau tambahan investasi dari pemilik perusahaan sehingga modal kerja akan bertambah. - Adanya pengurangan atau penurunan aktiva tetap yang diimbangi dengan bertambahnya aktiva lancar karena adanya penjualan aktiva tetap maupun melalui proses depresiasi, sehingga modal kerja akan bertambah. - Adanya penambahan hutang jangka panjang baik dalam bentuk obligasi, hipotek, atau hutang jangka panjang lainnya yang diimbangi dengan bertambahnya aktiva lancar, maka modal kerja akan bertambah. - Karena kerugian yang diderita oleh perusahaan, baik kerugian normal maupun kerugian exidentil, sehingga akan mengurangi modal kerja. - Adanya pembentukan dana atau pemisahan aktiva lancar untuk tujuan-tujuan tertentu dalam jangka panjang, akan mengurangi modal kerja. - Adanya penambahan atau pembelian aktiva tetap akan mengurangi modal kerja. - Pengambilan uang atau barang yang dilakukan oleh pemilik perusahaan untuk kepentingan pribadi. 14

29 2.4 Fungsi Modal Kerja Fungsi modal kerja adalah sebagai berikut: 1. Modal Kerja menampung kemungkinan akibat buruk yang ditimbulkan karena penurunan nilai aktiva lancar seperti penurunan nilai piutang yang diragukan dan yang tidak dapat ditagih atau penurunan nilai persediaan. 2. Modal kerja yang cukup, memungkinkan perusahaan untuk membayar semua utang lancarnya tepat pada waktunya dan untuk memanfaatkan potongan tunai; dengan menggunakan potongan tunai maka jumlah yang akan dibayarkan untuk pembelian barang menjadi berkurang. 3. Modal kerja yang cukup, memungkinkan perusahaan untuk memelihara Credit standing perusahaan yaitu penilaian pihak ketiga, misalnya bank dan para kreditor akan kelayakan perusahaan untuk memelihara kredit. Di samping itu modal kerja yang mencukupi, memungkinkan perusahaan untuk menghadapi situasi darurat seperti dalam hal terjadi : pemogokan, banjir, dan kebakaran. 4. Memungkinkan perusahaan untuk memberikan syarat kredit kepada para pembeli. Kadang-kadang perusahaan harus memberikan kepada para pembelinya syarat kredit yang lebih lunak dalam usaha membantu para pembeli yang baik untuk membiayai operasinya. 5. Memungkinkan perusahaan untuk menyesuaikan persediaan pada suatu jumlah yang mencukupi untuk melayani kebutuhan para pembeli dengan lancar. 15

30 6. Memungkinkan pimpinan perusahaan untuk menyelenggarakan perusahaan lebih efisien dengan jalan menghindarkan kelambatan dalam memperoleh bahan, jasa dan alat-alat yang disebabkan karena kesulitan kredit. 7. Modal kerja yang mencukupi, memungkinkan pula perusahaan untuk menghadapi masa resesi dan depresi dengan baik. 2.5 Faktor faktor yang Memengaruhi Kebutuhan Modal Kerja Menurut Tunggal (1995: ) dalam Ima Hernawati (2007), kebutuhan perusahaan akan modal tergantung pada faktor-faktor sebagai berikut: 1. Sifat atau Jenis Perusahaan Kebutuhan modal kerja tergantung pada jenis dan sifat dari usaha yang dijalankan perusahaan. 2. Waktu yang diperlukan untuk memproduksi dan memperoleh barang yang akan dijual. Ada hubungan langsung antara jumlah modal kerja dan jangka waktu yang diperlukan untuk memproduksi barang yang akan dijual pada pembeli. Makin lama waktu yang diperlukan untuk memperoleh barang, atau makin lama waktu yang diperlukan untuk memperoleh barang dari luar negeri, maka jumlah modal kerja yang diperlukan makin besar. 3. Cara-cara atau syarat-syarat pembelian dan penjualan Kebutuhan modal kerja perusahaan dipengaruhi oleh syarat pembelian dan penjualan. Makin banyak syarat kredit untuk membeli bahan dari pemasok maka lebih sedikit modal kerja yang ditanamkan dalam persediaan. 16

31 Sebaliknya, semakin longgar syarat kredit yang diberikan pada pembeli maka akan lebih banyak modal kerja yang ditanamkan dalam piutang. 4. Perputaran persediaan Makin cepat persediaan berputar maka makin kecil modal kerja yang diperlukan. Pengendalian persediaan yang efektif diperlukan untuk memelihara jumlah, jenis, dan kualitas barang yang sesuai dan mengatur investasi dalam persediaan. Di samping itu biaya yang berhubungan dengan persediaan juga berkurang. 5. Perputaran piutang Kebutuhan modal kerja juga dipengaruhi oleh jangka waktu penagihan piutang. Apabila penagihan piutang dilakukan secara efektif maka tingkat perputaran piutang akan tinggi sehingga modal kerja tidak akan terikat dalam waktu yang lama dan dapat segera digunakan dalam siklus usaha perusahaan. 6. Siklus Usaha (Konjungtur) Dalam masa prosperti (konjungtur tinggi), perusahaan akan berupaya untuk membeli barang mendahului kebutuhan untuk memperoleh harga yang rendah dan memastikan adanya persediaan yang cukup, sehingga dalam masa tersebut diperlukan modal kerja yang besar. Sebaliknya, dalam masa depresi (konjungtor menurun) maka volume usaha turun dan banyak perusahaan harus menukar persediaan dan piutang menjadi uang. 7. Musim Apabila perusahaan tidak dipengaruhi oleh musim, maka penjualan tiap bulan rata-rata sama. Tetapi jika dipengaruhi oleh musim, maka perusahaan 17

32 memerlukan sejumlah modal kerja yang maksimum untuk jangka relatif pendek. Ada 2 macam musim : a. Musim dalam hal produktif hanya dilakukan dalam bulanbulan tertentu saja sedangkan dalam bulan lain tidak ada produksi atau sedikit produksinya. b. Musim dalam hal penjualan, yaitu penjualan hanya dilakukan dalam bulan-bulan tertentu saja, sedangkan dalam bulan lain penjualan tidak begitu banyak. 2.6 Sumber Modal Kerja Sumber - sumber modal kerja berasal dari hal-hal sebagai berikut : 1. Hasil operasi perusahaan. 2. Keuntungan dari penjualan surat surat berharga (investasi jangka pendek). 3. Penjualan aktiva tidak lancar. 4. Penerimaan yang diperoleh dari penjualan obligasi dan saham dan penyetoran dana oleh para pemilik perusahaan. 5. Penerimaan pinjaman jangka panjang dan jangka pendek yang diperoleh dari Bank atau pihak lain. 18

33 2.7 Efisiensi Modal Kerja Manajemen atau pengelolaan modal kerja merupakan hal yang sangat penting agar kelangsungan usaha sebuah perusahaan dapat dipertahankan. Kesalahan atau kekeliruan dalam pengelolaan modal kerja akan menyebabkan buruknya kondisi keuangan perusahaan sehingga kegiatan perusahaan dapat terhambat atau terhenti sama sekali. Menurut Tunggal (1995: 92) dalam Ima Hernawati (2007), adanya kesalahan atau kekeliruan dalam pengelolaan modal kerja dapat menimbulkan kelebihan atau kekurangan dalam penyediaan modal kerja. Adanya kelebihan modal kerja dalam sebuah perusahaan dapat disebabkan oleh : 1. Pengeluaran obligasi/saham dalam jumlah yang lebih dari yang diperlukan. 2. Penjualan aktiva tak lancar yang tak diganti. 3. Terjadinya laba operasi yang tidak digunakan untuk pembayaran dividen, untuk pembelian aktiva tetap atau untuk tujuan lain yang serupa. 4. Konversi atau perubahan aktiva tetap ke dalam modal kerja. Konversi perubahan bentuk yang tak disertai dengan penggantian dari aktiva tetap ke dalam modal kerja dengan jalan proses depresiasi, deplesi dan amortisasi. 5. Karena akumulasi atau penimbunan sementara dari berbagai dana yang disediakan untuk investasi-investasi dan sebagainya. 19

34 Sedangkan terjadinya kekurangan modal kerja menurut Wijaya (1995: 93-96) dalam Ima Hernawati (2007) dapat disebabkan oleh: 1. Karena kerugian usaha, antara lain diakibatkan oleh: a. Volume penjualan yang tidak mencukupi, jadi terlalu kecil untuk dapat menutup biaya. b. Penurunan harga jual yang disebabkan karena persaingan tanpa adanya penurunan dalam harga pokok penjualan. c. Terlalu banyak piutang yang tidak dapat ditagih. d. Kenaikan biaya yang tidak diimbangi dengan bertambahnya penjualan atau pendapatan. e. Bertambahnya biaya, sedang penjualan atau pendapatan menurun. 2. Adanya kerugian luar biasa (Extraordinary Losses). Kerugian luar biasa adalah kerugian yang tidak disebabkan karena operasi rutin perusahaan. 3. Kebijakan dividen yang kurang baik Hal ini terjadi karena perusahaan memutuskan membayarkan dividen meskipun kondisi keuangan perusahaan tidak memungkinkan untuk memberikan dividen pada para pemegang saham. 4. Penggunaan modal kerja untuk memperoleh aktiva tak lancar. Kekurangan modal kerja kadang terjadi karena dilakukannya investasi dari aktiva lancar untuk memperoleh aktiva tak lancar. Hal ini terjadi apabila suatu aktiva yang tua harus diganti dengan yang 20

35 baru atau apabila dibeli aktiva tetap lain yang baru atau karena pembelian saham perusahaan lain sebagai investasi. 5. Kenaikan tingkat harga umum. Kekurangan modal kerja dapat disebabkan karena kenaikan harga yang memerlukan investasi jumlah rupiah yang telah banyak untuk memelihara kuantitas persediaan dan aktiva pada tingkat fisik yang sama dan untuk membiayai penjualan kredit pada tingkat penjualan yang sama. Menurut Husnan (1997: 98) dalam Ima Hernawati (2007), indikasi pengelolaan modal kerja yang baik adalah adanya efisiensi modal kerja yang dilihat dari perputaran modal kerja yang dimulai dari aset kas diinvestasikan dalam komponen modal kerja sampai saat kembali menjadi kas. Makin pendek periode perputarannya, makin cepat perputarannya sehingga perputaran modal kerja makin tinggi dan perusahaan makin efisien yang pada akhirnya rentabilitas semakin tinggi. Menurut Van Home (1997: 217) dalam Ima Hernawati (2007), kebijakan modal kerja yang efisien menghadapkan pihak manajemen pada keputusan yang mengakibatkan adanya pertukaran (trade off) antara faktor likuiditas dan profitabilitas. Keputusan untuk menetapkan jumlah modal kerja yang besar memungkinkan tingkat likuiditas terjaga namun dapat menurunkan profitabilitas. Sebaliknya keputusan yang cenderung untuk memaksimalkan profitabilitas dapat mengganggu tingkat kelancaran likuiditas. 21

36 2.8 Manfaat Manajemen Modal Kerja Manfaat dari manajemen modal kerja adalah sebagai berikut : - Melindungi perusahaan terhadap krisis modal kerja karena turunnya nilai dari aktiva lancar. - Memungkinkan untuk dapat membayar semua kewajiban-kewajiban tepat pada waktunya. - Menjamin dimilikinya kredit standing perusahaan semakin besar dan memungkinkan bagi perusahaan untuk dapat menghadapi bahaya-bahaya atau kesulitan keuangan yang mungkin terjadi. - Memungkinkan untuk memiliki persediaan dalam jumlah yang cukup untuk melayani konsumen. - Memungkinkan bagi perusahaan untuk memberikan syarat kredit yang lebih menguntungkan kepada para langganannya. - Memungkinkan bagi perusahaan untuk dapat beroperasi dengan lebih efisien karena tidak ada kesulitan untuk memperoleh barang atau jasa yang dibutuhkan. - Laporan modal kerja akan sangat berguna bagi management untuk mengadakan pengawasan terhadap modal kerja. 22

37 2.9 Jenis Modal Kerja Kebutuhan modal kerja dari waktu ke waktu dalam satu periode belum tentu sama, hal ini disebabkan oleh berubah-ubahnya proyeksi volume produksi yang akan dihasilkan oleh perusahaan. Perubahan itu sendiri kemungkinan disebabkan karena adanya permintaan yang tidak sama dari waktu ke waktu, seperti adanya permintaan yang disebabkan oleh musiman. Oleh karena itu kebutuhan modal kerja juga bisa mengalami perubahan. Menurut Andri Apriyono (2007) modal kerja bisa dikelompokkan ke dalam dua jenis sebagai berikut : 1. Modal Kerja Permanen (Primary Working Capital) Modal kerja permanen adalah modal kerja yang selalu harus ada dalam perusahaan agar perusahaan dapat menjalankan kegiatannya untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Modal kerja permanen dibagi menjadi dua macam yakni : a. Modal Kerja Primer (Primary Working Capital) Modal kerja primer adalah modal kerja minimal yang harus ada dalam perusahaan untuk menjamin agar perusahaan dapat tetap beroperasi. b. Modal Kerja Normal (Normal Working Capital) Merupakan modal kerja yang harus ada agar perusahaan biasa beroperasi dengan tingkat produksi normal. Produksi normal merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan barang sebesar kapasitas normal perusahaan. 23

38 2. Modal Kerja Variabel (Variable Working Capital) Modal kerja variabel adalah modal kerja yang jumlahnya berubahubah sesuai dengan perubahan kegiatan ataupun keadaan lain yang memengaruhi perusahaan. Modal kerja variabel terdiri dari : a. Modal Kerja Musiman (Seasonal Working Capital) Merupakan sejumlah dana yang dibutuhkan untuk mengantisipasi apabila ada fluktuasi kegiatan perusahaan, misalnya perusahaan biscuit harus menyediakan modal kerja lebih besar pada saat musim hari raya. b. Modal Kerja Siklis (Cyclical Working Capital) Adalah modal kerja yang jumlah kebutuhannya dipengaruhi oleh fluktuasi konjungtor. c. Modal Kerja Darurat (Emergency Working Capital) Modal kerja ini jumlah kebutuhannya dipengaruhi oleh keadaan-keadaan yang terjadi di luar kemampuan perusahaan Kebijaksanaan Modal Kerja Kebijaksanaan modal kerja merupakan strategi yang diterapkan oleh perusahaan dalam rangka memenuhi kebutuhan modal kerja dengan berbagai alternatif sumber dana. Seperti diketahui bahwa sumber dana untuk memenuhi modal kerja bisa dipilih dari sumber dana berjangka panjang atau sumber dana berjangka pendek. Masing-masing alternatif mempunyai konsekuensi dan keuntungan. Modal kerja pada dasarnya 24

39 adalah dana yang masa perputarannya berjangka pendek, tapi karena ada dana (modal kerja) yang selalu harus ada dalam perusahaan (modal kerja permanen) artinya dana tersebut harus ada dalam jangka panjang, maka perlu kebijaksanaan untuk mencari sumber pembelanjaan sehingga diperoleh biaya dana yang paling murah. Kebijaksanaan modal kerja apa yang harus diambil oleh perusahaan ini tergantung dari seberapa besar manajer berani mengambil resiko. Kebijaksanaan modal kerja yang dapat diambil oleh perusahaan adalah : a. Kebijaksanaan Konservatif Rencana pemenuhan kebutuhan dana konservatif merupakan rencana pemenuhan dana modal kerja yang lebih banyak menggunakan sumber dana jangka panjang dibandingkan sumber dana jangka pendek. Dalam kebijakan ini modal kerja permanen dan sebagian modal kerja variable dipenuhi oleh sumber dana jangka panjang, sedangkan sebagian modal kerja variable lainnya dipenuhi dengan sumber dana jangka pendek. Kebijaksanaan ini disebut konservatif (hati-hati), karena sumber dana jangka panjang mempunyai jatuh tempo yang lama, sehingga perusahaan memiliki keleluasaan dalam pelunasan kembali artinya perusahaan mempunyai tingkat keamanan atau margin of safety yang besar. 25

40 b. Kebijaksanaan Moderat Pada kebijakan atau strategi pendanaan ini perusahaan membiayai setiap aktiva dengan dana yang jangka waktunya kurang lebih sama dengan jangka waktu perputaran aktiva tersebut. Artinya aktiva yang bersifat permanen yakni aktiva tetap dan modal kerja permanen akan didanai dengan sumber dana jangka panjang, dan aktiva yang bersifat variabel atau modal kerja variabel akan didanai dengan sumber dana jangka pendek. Kebijakan ini didasarkan atas princip matching principle yang menyatakan bahwa jangka waktu sumber dana sebaiknya disesuaikan dengan lamanya dana tersebut diperlukan. Bila dana yang diperlukan hanya untuk jangka pendek maka sebaiknya didanai dengan sumber dana jangka pendek, demikian pula kalau dana tersebut diperlukan untuk jangka panjang maka sebaiknya didanai dengan sumber dana jangka panjang. Dengan demikian risiko yang dihadapi hanya berupa terjadinya penyimpangan aliran kas yang diharapkan. Oleh karena itu kesulitan yang dihadapi adalah memperkirakan jangka waktu skedul arus kas bersih dan pembayaran hutang, yang selau terdapat unsur ketidakpastian. Dan pada kebijakan ini akan muncul trade-off antara profitabilitas dan risiko. Semakin besar margin of safety yang ditentukan untuk menutup penyimpangan arus kas bersih semakin aman bagi perusahaan, tetapi harus menyediakan dana yang jangka waktunya melebihi kebutuhan dana yang akan digunakan, akibatnya 26

41 akan terjadi dana menganggur dan hal ini akan menurunkan profitabilitas. Dengan kata lain bila resiko rendah akan mengakibatkan profitabilitas juga rendah. c. Kebijaksanaan Agresif Bila pada kebijakan konservatif perusahaan lebih mementingkan faktor keamanan sehingga margin of safetynya sangat besar, tetapi tentunya akan mengakibatkan tingkat profitabilitas menjadi rendah. Sebaliknya dengan kebijakan agresif, maka sebagian kebutuhan dana jangka panjang akan dipenuhi dengan sumber dana jangka pendek. Pada pendekatan ini perusahaan berani menanggung resiko yang cukup besar, sedangkan trade-off yang diharapkan adalah memperoleh profitabiltas yang lebih besar Unsur unsur Modal Kerja Unsur-unsur dalam modal kerja adalah sebagai berikut : a. Kas Kas adalah golongan alat-alat likuid tingkat pertama. Kas di dalam perusahaan tidak semata-mata untuk memenuhi pembayaran hutang yang jatuh tempo, akan tetapi juga untuk mengadakan transaksi. Setiap perusahaan indusrti ataupun perusahaan jasa dalam menjalankan usahanya selalu membutuhkan uang kas. Uang kas adalah uang yang dimiliki dalam bentuk tunai yang digunakan untuk 27

42 belanja sehari-hari atau untuk membangun toko, membeli kendaraan angkutan dan sebagainya. Semua hal tersebut di atas merupakan kas yang keluar atau yang kita bayarkan. Selain kas yang keluar, ada juga kas yang masuk atau yang kita terima, misalnya dari hasil penjualan barang atau jasa dan hasil penagihan piutang sebagai akibat penjualan secara kredit. Antara besarnya kas masuk dan kas keluar akan terdapat selisih yang berupa kelebihan atau kekurangan atau bisa juga terjadi keseimbangan. Keseimbangan kas masuk dan kas keluar terjadi apabila terdapat kesesuaian atau pengawasan yang baik. b. Piutang Dalam rangka usaha untuk memperbesar volume penjualannya, kebanyakan perusahaan besar menjual produknya dengan kredit. Penjualan kredit tidak segera menghasilkan penerimaan kas, tetapi menimbulkan piutang langganan dan barulah kemudian pada hari jatuh tempo terjadi aliran kas masuk yang berasal dari pengumpulan piutang tersebut. Dengan demikian maka piutang merupakan elemen modal kerja yang juga selalu dalam keadaan berputar secara terus-menerus dalam rantai perputaran modal kerja, yaitu: Kas persediaan piutang kas. Dalam keadaan yang normal dan di mana penjualan pada umumnya dilakukan dengan kredit, piutang mempunyai tingkat 28

43 likuiditas yang lebih tinggi daripada persediaan karena perputaran piutang ke kas membutuhkan satu langkah saja. c. Persediaan Persediaan barang sebagai elemen utama dari modal kerja merupakan aktiva yang selalu dalam keadaan berputar, di mana secara terus-menerus mengalami perubahan. Masalah investasi dalam persediaan merupakan masalah pembelanjaan aktif, seperti halnya investasi dalam aktiva-aktiva lainnya. Masalah penentuan besarnya investasi atau alokasi modal dalam persediaan mempunyai efek yang langsung terhadap keuntungan perusahaan. Kesalahan dalam penetapan besarnya investasi dalam persediaan akan menekan keuntungan perusahaan Rasio Likuiditas Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban kewajibannya yang harus segera dipenuhi. Kewajiban yang segera harus dipenuhi adalah hutang jangka pendek, oleh karena itu rasio ini bisa digunakan untuk mengukur tingkat keamanan kreditor jangka pendek, serta mengukur apakah operasi perusahaan tidak akan terganggu bila kewajiban jangka pendek ini segera ditagih. Ukuran rasio likuiditas terdiri dari tiga alat ukur : 29

44 a. Rasio Lancar (Current Ratio). Rasio lancar adalah rasio yang membandingkan antara aktiva lancar yang dimiliki perusahaan dengan hutang jangka pendek. Aktiva lancar di sini meliputi kas, piutang dagang, efek, persediaan, dan aktiva lancar lainnya. Sedangkan hutang jangka pendek meliputi hutang dagang, hutang wesel, hutang bank, hutang gaji, dan hutang lainnya yang segera harus dibayar. Semakin tinggi current ratio, semakin besar kemampuan perusahaan untuk melunasi hutanghutangnya. Rasio lancar yang digunakan sebagai titik tolak untuk analisis, yaitu sebesar 200%. Rasio lancar sebesar 200% kadang-kadang sudah memuaskan bagi suatu perusahaan. Rumus Current ratio adalah : Aktiva Lancar = Hutang Lancar x100% b. Rasio Cepat (Quick Ratio atau Acid Test Ratio). Rasio cepat merupakan rasio antara aktiva lancar sesudah dikurangi persediaan dengan hutang lancar. Rasio ini menunjukkan besarnya alat likuid yang paling cepat yang bisa digunakan untuk melunasi hutang lancar. Persediaan dianggap aktiva lancar yang paling tidak lancar, sebab untuk menjadi uang tunai (kas) memerlukan dua langkah yakni menjadi piutang terlebih dahulu sebelum menjadi kas. Pada umumnya rasio cepat semakin mendekati 100% menunjukkan 30

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan operasi. Aktiva ini sekali berputar kembali dalam bentuk semula dan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan operasi. Aktiva ini sekali berputar kembali dalam bentuk semula dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Modal kerja merupakan dana pada aktiva lancar suatu perusahaan untuk kegiatan operasi. Aktiva ini sekali berputar kembali dalam bentuk semula dan dana kembali

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. studi kasus pada Koperasi Unit Desa Sumber Makmur Ngantang. Adapun hasil penelitian yang diperoleh menunjukan bahwa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. studi kasus pada Koperasi Unit Desa Sumber Makmur Ngantang. Adapun hasil penelitian yang diperoleh menunjukan bahwa BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu dilakukan oleh Wicaksono (2013) yaitu studi kasus pada Koperasi Unit Desa Sumber Makmur Ngantang. Adapun hasil penelitian yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan oleh Santi Kumalasari (2008) yang berjudul Analisi Modal Kerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan oleh Santi Kumalasari (2008) yang berjudul Analisi Modal Kerja BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Peneliti yang mengkaji tentang modal kerja sebelumnya pernah dilakukan oleh Santi Kumalasari (2008) yang berjudul Analisi Modal Kerja Pada Perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Modal Kerja Setiap perusahaan selalu membutuhkan modal kerja untuk membelanjai operasi sehari-harinya, misalnya untuk membayar gaji pegawai, di mana uang atau dana yang telah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Untuk membelanjai operasi perusahaan dari hari ke hari, misalnya untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Untuk membelanjai operasi perusahaan dari hari ke hari, misalnya untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Modal Kerja 2.1.1.1 Pengertian Modal Kerja Untuk membelanjai operasi perusahaan dari hari ke hari, misalnya untuk membeli uang muka pada pembelian bahan

Lebih terperinci

BAB IV MODAL KERJA A. Pengertian Modal Kerja

BAB IV MODAL KERJA A. Pengertian Modal Kerja BAB IV MODAL KERJA A. Pengertian Modal Kerja Modal kerja merupakan investasi dalam harta jangka pendek atau investasi dalam harta lancar (current assets). Modal kerja dapat dikategorikan menjadi dua yaitu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses kegiatan pencatatan akuntansi yang memberikan informasi mengenai perkembangan suatu

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1.1. Modal Kerja 1.1.1. Pengertian Modal Kerja Mengenai pengertian modal kerja terdapat beberapa konsep yaitu (Riyanto, 1995: 57-58): 1. Konsep Kuantitatif Konsep ini mendasarkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Modal Kerja Modal kerja sangat diperlukan dalam menjalankan kegiatan usaha. Setiap perusahaan tentunya membutuhkan modal kerja dalam melakukan kegiatan operasional

Lebih terperinci

PENGOLAHAN MODAL KERJA

PENGOLAHAN MODAL KERJA PENGOLAHAN MODAL KERJA MODAL KERJA Yaitu dana yang diperlukan oleh perusahaan untuk memenuhi kebutuhan operasianal perusahaan sehari-hari, seperti pembelian bahan baku, pembayaran upah guru, membayar hutang,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Modal Kerja. dan biaya-biaya lainnya, setiap perusahaan perlu menyediakan modal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Modal Kerja. dan biaya-biaya lainnya, setiap perusahaan perlu menyediakan modal BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Modal Kerja 2.1.1.1 Pengertian Modal Kerja Modal kerja sangat penting dalam operasi perusahaan dari hari ke hari seperti misalnya untuk member uang muka

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan judul penelitian Analisis Optimalisasi Penggunaan Modal Kerja pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan judul penelitian Analisis Optimalisasi Penggunaan Modal Kerja pada BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu dilakukan oleh Denta Umar Aminudin (2007) dengan judul penelitian Analisis Optimalisasi Penggunaan Modal Kerja pada Perusahaan Shuttlecock

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Modal Kerja 2.1.1 Definisi Modal Kerja Setiap perusahaan perlu menyediakan modal kerja, perusahaan yang bergerak dibidang apapun baik itu perusahaan jasa maupun perusahaan produksi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sumber dan Penggunaan Modal Kerja dalam Meningkatkan Profitabilitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sumber dan Penggunaan Modal Kerja dalam Meningkatkan Profitabilitas BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang membahas masalah yang hampir sama dilakukan oleh Mohammad Wisnu Prabowo (2010) meneliti tentang Analisis Sumber dan Penggunaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laporan Keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang hasil akhirnya sangat dibutuhkan baik bagi manajemen untuk menyusun rencana yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laporan Keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Laporan keuangan merupakan hasil akhir suatu proses kegiatan pencatatan akuntansi yang merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan

Lebih terperinci

membiayai kegiatan perusahaan sehari-hari serta untuk menjaga kontinuitas, sehingga modal kerja sangat berpengaruh bagi suatu perusahaan.

membiayai kegiatan perusahaan sehari-hari serta untuk menjaga kontinuitas, sehingga modal kerja sangat berpengaruh bagi suatu perusahaan. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Selama perusahaan masih beroperasi, modal selalu diperlukan untuk membiayai kegiatan perusahaan sehari-hari serta untuk menjaga kontinuitas, sehingga modal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Analisis Optimalisasi Modal Kerja pada CV. Dharma Utama Batu. Metode

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Analisis Optimalisasi Modal Kerja pada CV. Dharma Utama Batu. Metode BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hasil Penelitian Terdahulu Hasil penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati (2012) dengan judul Analisis Optimalisasi Modal Kerja pada CV. Dharma Utama Batu. Metode yang digunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1. Modal Kerja 2.1.1.1. Pengertian Modal Kerja Perusahaan selalu membutuhkan modal kerja untuk membelanjai operasinya sehari hari. Pengertian modal kerja

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membayar upah buruh dan gaji pegawai serta biaya-biaya lainnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membayar upah buruh dan gaji pegawai serta biaya-biaya lainnya. A. Tinjauan Teoritis BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Modal Kerja 2.1.1 Definisi Modal Kerja Setiap perusahaan perlu menyediakan modal kerja untuk membelanjai operasi perusahaan dari hari ke hari seperti misalnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Modal Kerja 2.1.1 Definisi Modal Kerja Modal kerja sangat penting dalam operasi perusahaan dari hari ke hari seperti misalnya untuk member uang muka pada pembelian bahan baku

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Kondisi keuangan suatu perusahaan dapat diketahui dari laporan keuangan yang terdiri atas neraca,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Munawir (2010:2) yang dimaksud Laporan Keuangan yaitu :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Munawir (2010:2) yang dimaksud Laporan Keuangan yaitu : 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan hasil akhir suatu proses kegiatan pencatatan akuntansi yang merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dikarenakan perkembangan teknologi yang semakin pesat dan makin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dikarenakan perkembangan teknologi yang semakin pesat dan makin BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Modal Kerja 2.1.1 Pengertian Modal Dikarenakan perkembangan teknologi yang semakin pesat dan makin banyaknya perusahaan-perusahaan menjadi besar, maka faktor produksi modal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam usaha menciptakan laba yang memadai bagi terjaminnya. komunitas perusahaan. Oleh karena itu, permasalahan dalam perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. dalam usaha menciptakan laba yang memadai bagi terjaminnya. komunitas perusahaan. Oleh karena itu, permasalahan dalam perusahaan BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pengelolaan modal mempunyai peranan yang sangat penting dalam usaha menciptakan laba yang memadai bagi terjaminnya komunitas perusahaan. Oleh karena itu, permasalahan dalam

Lebih terperinci

PENGELOLAAN MODAL KERJA TERHADAP TINGKAT LIKUIDITAS PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGE YANG GO PUBLIC di BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI.

PENGELOLAAN MODAL KERJA TERHADAP TINGKAT LIKUIDITAS PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGE YANG GO PUBLIC di BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI. PENGELOLAAN MODAL KERJA TERHADAP TINGKAT LIKUIDITAS PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGE YANG GO PUBLIC di BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI Diajukan oleh: TRISTILYA NORMADIKA 0613010250/FE/EA FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

Bab 4 Manajemen Modal Kerja

Bab 4 Manajemen Modal Kerja Dasar Manajemen Keuangan 62 Bab 4 Manajemen Modal Kerja Mahasiswa diharapkan dapat memahami dan menjelaskan tentang konsep modal kerja, perputaran modal kerja, dan penentuan jumlah modal kerja. S etiap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat pula dimaksudkan sebagai dana yang tersedia untuk membiayai kegiatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat pula dimaksudkan sebagai dana yang tersedia untuk membiayai kegiatan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Modal Kerja Modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan atau dapat pula dimaksudkan sebagai dana yang tersedia untuk membiayai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Rentabilitas Menurut Munawir (2004:86), rentabilitas atau profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tinggi rendahnya tingkat likuiditas perusahaan dapat ditunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tinggi rendahnya tingkat likuiditas perusahaan dapat ditunjukkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tinggi rendahnya tingkat likuiditas perusahaan dapat ditunjukkan oleh aset likuid yang mudah dikonversi menjadi kas diantaranya kas, bank, piutang, surat-surat berharga,

Lebih terperinci

ANDRI HELMI M, SE., MM. Analisis Laporan Keuangan

ANDRI HELMI M, SE., MM. Analisis Laporan Keuangan ANDRI HELMI M, SE., MM. Analisis Laporan Keuangan Melindungi kemungkinan terjadinya krisis keuangan guna membenahi modal kerja yang diperlukan Merencanakan dan mengawasi rencana perusahaan menjadi rencana

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kaitannya dengan operasional perusahaan sehari-hari. Modal kerja yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kaitannya dengan operasional perusahaan sehari-hari. Modal kerja yang 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Modal Kerja Setiap perusahaan dagang, jasa, maupun industri mempunyai dana dan membutuhkan modal kerja, karena itulah masalah modal kerja sangat erat kaitannya

Lebih terperinci

ANDRI HELMI M, SE., MM MANAJEMEN KEUANGAN

ANDRI HELMI M, SE., MM MANAJEMEN KEUANGAN ANDRI HELMI M, SE., MM MANAJEMEN KEUANGAN Modal kerja adalah selisih antara aktiva lancar dengan hutang lancar. Dengan demikian modal kerja merupakan investasi dalam kas, surat-surat berharga, piutang

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR TABEL... v. DAFTAR GAMBAR... vi. ABSTRAKSI... vii BAB I PENDAHULUAN Manfaat penelitian...

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR TABEL... v. DAFTAR GAMBAR... vi. ABSTRAKSI... vii BAB I PENDAHULUAN Manfaat penelitian... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... vi ABSTRAKSI... vii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Perumusan Masalah... 6 1.3 Tujuan Penelitian...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah-masalah rumit dalam rangka mencapai tujuan yang optimal. Proses

BAB I PENDAHULUAN. masalah-masalah rumit dalam rangka mencapai tujuan yang optimal. Proses BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya selalu menghadapi masalah-masalah rumit dalam rangka mencapai tujuan yang optimal. Proses pencapaian tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau keuntungan agar tersedia dana yang berkesinambungan yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. atau keuntungan agar tersedia dana yang berkesinambungan yang dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara umum setiap perusahaan yang didirikan bertujuan untuk mencapai laba yang maksimal serta mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Tujuan tersebut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Modal Kerja 2.1.1 Pengertian Modal Kerja Setiap perusahaan dalam melakukan kegiatan operasional sehari-hari tentunya membutuhkan dana untuk membiayainya. Dana yang telah dikeluarkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Peranan, dan Jenis Modal Kerja 2.1.1 Pengertian Modal Kerja Modal kerja merupakan selisih antara aktiva lancar dengan hutang lancar seperti definisi menurut Harahap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konseptual Modal Kerja 2.1.1 Definisi Modal Kerja Setiap perusahaan perlu menyediakan modal kerja untuk membelanjai operasi perusahaan dari hari ke hari seperti misalnya untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk membiayai aktivitas perusahaan sehari-hari misalnya untuk membeli bahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk membiayai aktivitas perusahaan sehari-hari misalnya untuk membeli bahan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1. Pengertian Modal Kerja Setiap perusahaan selalu memerlukan modal kerja yang akan digunakan untuk membiayai aktivitas perusahaan sehari-hari misalnya untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. modal kerja di KPRI Kota Semarang. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. modal kerja di KPRI Kota Semarang. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Peneliti Terdahulu Fitria 2007 melakukan penelitian dengan tujuan mengetahui ada tidaknya hubungan antara efisiensi modal kerja dengan rentabilitas KPRI di Semarang,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Martono dan Harjito (2014:51) analisis laporan keuangan

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Martono dan Harjito (2014:51) analisis laporan keuangan BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Analisis Laporan Keuangan Menurut Martono dan Harjito (2014:51) analisis laporan keuangan merupakan analisis mengenai kondisi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Setiap aktivitas yang dilaksanakan oleh individu maupun suatu lembaga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Setiap aktivitas yang dilaksanakan oleh individu maupun suatu lembaga BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Modal Kerja Setiap aktivitas yang dilaksanakan oleh individu maupun suatu lembaga selalu memerlukan dana. Perusahaan yang merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Jenis-jenis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Secara Umum dapat dikatakan bahwa laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Modal Kerja Modal kerja adalah investasi perusahaan pada aktiva lancar seperti kas, surat berharga, piutang dan persediaan. Berdasarkan pengertian pokok modal kerja (Working

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. Ketatnya persaingan dalam bidang perekonomian dan bidang bisnis

BAB II LANDASAN TEORITIS. Ketatnya persaingan dalam bidang perekonomian dan bidang bisnis 13 BAB II LANDASAN TEORITIS 2.1 Modal Kerja Ketatnya persaingan dalam bidang perekonomian dan bidang bisnis dewasa ini, semakin memacu dunia usaha untuk meningkatkan daya saingnya melalui peningkatan efisiensi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perusahaan makanan dan minuman merupakan salah satu kategori sektor industri

I. PENDAHULUAN. Perusahaan makanan dan minuman merupakan salah satu kategori sektor industri 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan makanan dan minuman merupakan salah satu kategori sektor industri di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang mempunyai peluang untuk tumbuh dan berkembang. Industri

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan Definisi laporan keuangan menurut IAI dalam SAK ETAP Bab 3 (2013:17) paragraf 3.12 yaitu bagian dari proses pelaporan keuangan dan laporan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. dikemukakan adanya beberapa konsep, yaitu :

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. dikemukakan adanya beberapa konsep, yaitu : BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Modal Kerja Menurut Bambang Riyanto (2001:57) pengertian modal kerja ini dapat dikemukakan adanya beberapa konsep, yaitu : 1) Konsep

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan. Modal kerja merupakan kekayaan atau aset yang diperlukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan. Modal kerja merupakan kekayaan atau aset yang diperlukan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1 Modal Kerja Modal Kerja sangat dibutuhkan perusahaan untuk mengoperasikan perusahaan. Modal kerja merupakan kekayaan atau aset yang diperlukan perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 19 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Efektivitas Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, Kata efektif berarti ada efeknya (akibatnya, pengaruhnya, kesannya); manjur atau mujarab (tt obat);

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Menurut PSAK No.1 ( Revisi 2009 ) Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan 2.2.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan hasil akhir suatu proses kegiatan pencatatan akuntansi yang merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Modal Kerja II.1.1 Pengertian Modal Kerja Dalam aktivitas sebuah perusahaan tidak dipungkiri bahwa dibutuhkan dana untuk menjalankan operasinya, mulai dari membeli bahan baku

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Hasil Penelitian Sebelumnya Penelitian terdahulu dilakukan oleh Permani (2004), pada perusahaanperusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI periode tahun 1999-2003.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Menurut Munawir (2010:2) Laporan Keuangan adalah : Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang memiliki karakter perekonomian yang

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang memiliki karakter perekonomian yang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara berkembang memiliki karakter perekonomian yang tidak berbeda jauh dengan negara sedang berkembang lainnya. Tujuan pencapaian tingkat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sawir (2005:129), modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sawir (2005:129), modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancar BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Modal Kerja 1. Pengertian Modal Kerja Menurut Sawir (2005:129), modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan, atau dapat pula dimaksudkan sebagai dana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. poitif. Bedasarkan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. poitif. Bedasarkan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beberapa tahun belakangan ini pertumbuhan ekonomi di indonesia menunjukkan angka yang poitif. Bedasarkan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Modal Kerja 2.1.1 Definisi Modal Kerja Setiap perusahaan perlu menyediakan modal kerja untuk membelanjai operasi perusahaan dari hari ke hari seperti misalnya untuk memberi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan Manfaat Manajemen Keuangan Dalam Perusahaan. Manajemen Keuangan merupakan salah satu fungsi yang penting (strategik) bagi keberhasilan perusahaan. Hampir semua

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dimiliki perusahaan secara efisien dan efektif, selain itu juga dituntut untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dimiliki perusahaan secara efisien dan efektif, selain itu juga dituntut untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam masa perekonomian seperti saat ini, perusahaan diwajibkan untuk mempunyai daya saing yang kuat agar dapat mempertahankan kelangsungan hidup dan mewujudkan

Lebih terperinci

Modal kerja adalah selisih antara aktiva lancar dengan hutang lancar. Dengan demikian modal kerja merupakan investasi dalam kas, surat-surat

Modal kerja adalah selisih antara aktiva lancar dengan hutang lancar. Dengan demikian modal kerja merupakan investasi dalam kas, surat-surat Modal kerja adalah selisih antara aktiva lancar dengan hutang lancar. Dengan demikian modal kerja merupakan investasi dalam kas, surat-surat berharga, piutang dan persediaan dikurangi hutang lancar yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Modal Kerja 2.1.1. Pengertian dan Konsep Modal Kerja Setiap perusahaan selalu membutuhkan modal kerja untuk membelanjai operasinya sehari-hari. Uang atau dana yang telah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen keuangan dalam banyak hal berkaitan dengan pembuatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen keuangan dalam banyak hal berkaitan dengan pembuatan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Keuangan 2.1.1 Pengertian Manajemen Keuangan Manajemen keuangan dalam banyak hal berkaitan dengan pembuatan keputusan. Seiring dengan perkembangannya, tugas manajer

Lebih terperinci

BAB II TELAAH PUSTAKA. perkembangan perusahaan tergantung dari cara pengelolaannya. Pengelolaan

BAB II TELAAH PUSTAKA. perkembangan perusahaan tergantung dari cara pengelolaannya. Pengelolaan BAB II TELAAH PUSTAKA 2.1. Pengertian Pengelolaan Dan Modal Kerja 2.1.1. Pengertian pengelolaan Dalam suatu perusahaan, pengelolaan mempunyai arti penting karena perkembangan perusahaan tergantung dari

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 48 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Perhitungan Komponen Z-Score Uraian pada bab sebelumnya telah dijelaskan bahwa model Altman (Z-Score) yang telah dikemukakan oleh Altman untuk negara-negara

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Penelitian Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian...

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Penelitian Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian... DAFTAR ISI ABSTRAK KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... Halaman i v vii ix x BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian... 1.2 Rumusan Masalah... 1.3

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI. menjaga kelangsungan hidup usaha tersebut dimasa yang akan datang dan

BAB II KERANGKA TEORI. menjaga kelangsungan hidup usaha tersebut dimasa yang akan datang dan BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Profitabilitas 2.1.1 Pengertian Profitabilitas Tujuan utama suatu usaha adalah untuk memaksimalkan nilai usaha dan menjaga kelangsungan hidup usaha tersebut dimasa yang akan datang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. perusahaan untuk memperoleh keuntungan (profit) pada tingkat penjualan, aktiva,

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. perusahaan untuk memperoleh keuntungan (profit) pada tingkat penjualan, aktiva, BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Profitabilitas Profitabilitas menurut Hanafi dan Halim (2005:85) kemampuan suatu perusahaan untuk memperoleh keuntungan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. dalamnya kas, sekuritas, piutang, persedian, dan dan dalam beberapa

BAB II LANDASAN TEORITIS. dalamnya kas, sekuritas, piutang, persedian, dan dan dalam beberapa 6 BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian dan Jenis Modal Kerja 1. Pengertian modal kerja Burton A, Kolb (Sawir, 2005:129) menyatakan modal kerja adalah investasi perusahan dalam aktiva jangka pendek atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan pasti memiliki tujuan untuk memperoleh laba sebanyakbanyaknya.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan pasti memiliki tujuan untuk memperoleh laba sebanyakbanyaknya. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan pasti memiliki tujuan untuk memperoleh laba sebanyakbanyaknya. Namun apabila perusahaan mengalami kegagalan dalam menjalankan usahanya kemungkinan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Keuangan 2.1.1 Pengertian Manajemen Keuangan Salah satu fungsi perusahaan yang penting bagi keberhasilan suatu usaha perusahaan dalam mencapai tujuannya adalah

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, merupakan suatu ringkasan dari

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan. Perencanaan Keuangan Perusahaan dan Manajemen Modal Kerja. YANANTO MIHADI PUTRA, S.E., M.Si. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Manajemen Keuangan. Perencanaan Keuangan Perusahaan dan Manajemen Modal Kerja. YANANTO MIHADI PUTRA, S.E., M.Si. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Manajemen Keuangan Modul ke: Perencanaan Keuangan Perusahaan dan Manajemen Modal Kerja Fakultas Ekonomi dan Bisnis YANANTO MIHADI PUTRA, S.E., M.Si. Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id Abstrak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan pada setiap perusahaan sangat dibutuhkan, karena laporan tersebut merupakan salah satu media informasi yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. defenisi dari modal kerja, kas, piutang dan persediaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. defenisi dari modal kerja, kas, piutang dan persediaan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis Pada tinjauan teoritis di Bab II ini akan menjelaskan lebih dalam mengenai defenisi dari modal kerja, kas, piutang dan persediaan. 2.1.1 Modal Kerja Pada bagian

Lebih terperinci

Manajemen Modal Kerja Bagian 1. Sumber : Syafarudin Alwi Bambang Riyanto

Manajemen Modal Kerja Bagian 1. Sumber : Syafarudin Alwi Bambang Riyanto Manajemen Modal Kerja Bagian 1 Sumber : Syafarudin Alwi Bambang Riyanto MODAL KERJA Hal yang penting yang perlu dijawab dalam menetapkan kebijakan Modal Kerja (hubungannya dengan profitabilitas) : Berapa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:849) pengaruh adalah daya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:849) pengaruh adalah daya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pengaruh Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:849) pengaruh adalah daya yang ada dan timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Keuangan 2.1.1 Definisi Manajemen Keuangan Definisi manajemen keuangan mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan jaman. Secara umum manajemen keuangan dapat diartikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara normatif tujuan perusahaan adalah untuk memaksimalkan nilai

BAB I PENDAHULUAN. Secara normatif tujuan perusahaan adalah untuk memaksimalkan nilai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara normatif tujuan perusahaan adalah untuk memaksimalkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli atau

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Analisis Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan alat analisis untuk menjelaskan hubungan tertentu antara elemen yang satu dengan elemen yang lain dalam suatu laporan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Keuangan Sebelum membahas pengertian manajemen keuangan sebaiknya kita telusuri dulu beberapa istilah pokok beserta pengertian-pengertian yang terkait dengan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Kerja Terhadap Profitabilitas pada perusahaan rokok GO-Public di Indonesia

BAB II URAIAN TEORITIS. Kerja Terhadap Profitabilitas pada perusahaan rokok GO-Public di Indonesia 25 BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Kamel (2004) melakukan penelitian mengenai Pengaruh Kebijakan Modal Kerja Terhadap Profitabilitas pada perusahaan rokok GO-Public di Indonesia mempergunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam era persaingan bisnis sekarang ini, modal merupakan salah satu faktor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam era persaingan bisnis sekarang ini, modal merupakan salah satu faktor BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Modal Dalam era persaingan bisnis sekarang ini, modal merupakan salah satu faktor yang mendukung keberhasilan suatu perusahaan. Oleh sebab itu masalah modal merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan. Menurut Kasmir (2011) yang dimaksud Laporan Keuangan yaitu :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan. Menurut Kasmir (2011) yang dimaksud Laporan Keuangan yaitu : BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil akhir dari proses akuntansi, yang berarti ringkasan dari

Lebih terperinci

MANAJEMEN MODAL KERJA

MANAJEMEN MODAL KERJA MANAJEMEN MODAL KERJA Definisi Modal kerja adalah selisih antara aktiva lancar dengan hutang lancar. Dengan demikian modal kerja merupakan investasi dalam kas, surat-surat berharga, piutang dan persediaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Analisis Pengertian analisis menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang dikutip oleh Yuniarsih dan Suwatno (2008:98) adalah: Analisis adalah penguraian suatu pokok atas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian, Jenis, Sumber dan Penggunaan, serta Manajemen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian, Jenis, Sumber dan Penggunaan, serta Manajemen BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian, Jenis, Sumber dan Penggunaan, serta Manajemen Modal Kerja a. Pengertian Modal Kerja Masalah modal kerja merupakan masalah yang tiada akhir. Selama

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT. Kimia Farma Tbk., maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil kinerja likuiditas

Lebih terperinci

ANALISIS MODAL KERJA DAN LIKUIDITAS UNTUK MENINGKATKAN RENTABILITAS PADA PT LONDON SUMATRA INDONESIA, TBK YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS MODAL KERJA DAN LIKUIDITAS UNTUK MENINGKATKAN RENTABILITAS PADA PT LONDON SUMATRA INDONESIA, TBK YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA ANALISIS MODAL KERJA DAN LIKUIDITAS UNTUK MENINGKATKAN RENTABILITAS PADA PT LONDON SUMATRA INDONESIA, TBK YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Oleh: Nurdiana Simatupang S1 Akuntansi Pinondang Nainggolan,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. siklus akuntansi melalui hasil penjualan produksinya. benar-benar-benar sesuai dengan kebutuhan. Dengan tersedianya modal kerja

BAB II LANDASAN TEORI. siklus akuntansi melalui hasil penjualan produksinya. benar-benar-benar sesuai dengan kebutuhan. Dengan tersedianya modal kerja BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Uraian Teori 2.1.1 Pengertian Modal Kerja Setiap perusahaan modal kerja untuk dapat menjalankan operasional seharihari dimana dana yang dikeluarkan itu diharapkan akan dapat kembali

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUTAKA. Kebutuhan dana tersebut digunakan untuk membiayai kebutuhan investasi maupun

BAB II TINJAUAN PUTAKA. Kebutuhan dana tersebut digunakan untuk membiayai kebutuhan investasi maupun BAB II TINJAUAN PUTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Modal Kerja Setiap perusahaan yang melakukan kegiatannya selalu membutuhkan dana. Kebutuhan dana tersebut digunakan untuk membiayai kebutuhan investasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dunia bisnis yang semakin ketat dewasa ini membuat setiap

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dunia bisnis yang semakin ketat dewasa ini membuat setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan dunia bisnis yang semakin ketat dewasa ini membuat setiap perusahaan berupaya mencari strategi yang tepat untuk dapat unggul dari para pesaingnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat dimanfaatkan secara baik dan maksimal. Dalam hal ini menyebabkan. dengan kemampuan perusahaan memperoleh laba.

BAB I PENDAHULUAN. dapat dimanfaatkan secara baik dan maksimal. Dalam hal ini menyebabkan. dengan kemampuan perusahaan memperoleh laba. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi di era globalisasi mengakibatkan persaingan semakin tajam menuntut setiap manager keuangan perusahaan untuk selalu berupaya membuat struktur

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. Perusahaan selalu membutuhkan modal kerja untuk membelanjai operasinya

II. LANDASAN TEORI. Perusahaan selalu membutuhkan modal kerja untuk membelanjai operasinya II. LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Modal Kerja Perusahaan selalu membutuhkan modal kerja untuk membelanjai operasinya sehari-hari penertian modal kerja menurut beberapa ahli, antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. telah menyebabkan banyak perusahaan yang sulit untuk mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. telah menyebabkan banyak perusahaan yang sulit untuk mempertahankan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Resesi ekonomi yang melanda negara-negara di Asia, khususnya Indonesia telah menyebabkan banyak perusahaan yang sulit untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Untuk

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS 10 BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Lubis (2004) melakukan penelitian dengan judul Analisis Modal Kerja Sebagai Dasar Penilaian Posisi Keuangan Perusahaan pada PT. Indofarma Global Medika

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk memenuhi kebutuhan tersebut ikut menentukan sampai seberapakah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk memenuhi kebutuhan tersebut ikut menentukan sampai seberapakah BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Likuiditas Likuiditas merupakan salah satu faktor yang menentukan sukses atau kegagalan perusahaan. Penyediaan kebutuhan uang tunai dan sumber-sumber untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Modal kerja secara tradisional diartikan sebagai dana yang tersedia untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Modal kerja secara tradisional diartikan sebagai dana yang tersedia untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Modal kerja Bersih a. Pengertian Modal kerja Modal kerja secara tradisional diartikan sebagai dana yang tersedia untuk membiayai kegiatan operasional sehari-hari

Lebih terperinci