PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU SARUNG BATIK DENGAN MENGGUNAKAN METODE MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) PADA CV.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU SARUNG BATIK DENGAN MENGGUNAKAN METODE MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) PADA CV."

Transkripsi

1 PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU SARUNG BATIK DENGAN MENGGUNAKAN METODE MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) PADA CV. MITRA SETIA USAHA Debby Malinda, Tita Talitha, Jazuli Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Dian Nuswantoro Semarang Jl. Nakula I No. 5-11, Semarang, Jawa Tengah, malinda.debby@yahoo.com, titatalitha@gmail.com, jazuli.st.meng@gmail.com Abstrak CV. Mitra Setia Usaha merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri produsen tekstil yang menjadikan kain batik sebagai bahan baku utamanya dan telah mengirimkan hasil produknya ke berbagai macam wilayah, diantaranya: Jawa Tengah, Kalimantan, Jawa Timur, dan lain sebagainya. Namun, dalam melakukan perencanaan dan pengendalian bahan baku, perusahaan mengalami kendala karena belum dilakukannya suatu perencanaan yang tepat dalam menentukan kebutuhan bahan baku. Kendala ini tentunya berpengaruh terhadap proses produksi dan pengelolaan biaya dalam melakukan pengadaan bahan baku. Untuk kain batik, dengan metode perusahaan yang diterapkan sebelumnya, perusahaan hanya mampu memenuhi kebutuhan sebesar meter/tahun sedangkan kebutuhan yang dibutuhkan sebesar meter/tahun. Untuk membantu masalah yang terjadi pada CV. Mitra Setia Usaha, maka diterapkan suatu metode Material Requirement Planning (MRP) yang dapat membantu perusahaan dalam melakukan perencanaan dan pengendalian bahan baku secara tepat. Dengan menggunaka n metode MRP, perusahaan mampu menentukan kebutuhan yang sesuai dengan kebutuhan yang dibutuhkan untuk melakukan suatu proses produksi dengan biaya yang efisien.biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam melakukan pengadaan bahan baku selama satu tahun sebesar , sedangkan dengan menggunakan MRP dengan teknik lot sizing Lot for Lot (LFL), perusahaan mengeluarkan biaya sebesar dan Periode Order Quantity (POQ) sebesar Hal ini membuktikan bahwa penerapan metode MRP dapat berperan dalam melakukan perbaikan perencanaan dan pengendalian bahan baku dengan biaya yang efisien pada perusahaan. Kata Kunci : Material Requirement Planning; Teknik Lot Sizing; Perencanaan Bahan Baku Abstract CV. Mitra Setia Usaha is a company engaged in the textile industry that produce some products from batik and has sent its products to various regions, such as: Central Java, Kalimantan, East Java, and others. However, in the material planning and control, the company has constraints because it has no t done proper planning in determining raw material needs. This constraint certainly affects the production process and cost management in the procurement of raw materials. For batik fabric, using company method applied before, the company only able to fulfill requirement 2,460,250 meter / year while requirement needed is 2,503,764 meter / year. To solve the problem that happened in CV. Mitra Setia Usaha, it needs to be applied Material Requirement Planning ( MRP) method that can assist companies in production planning and control of raw materials appropriately. By using the MRP method, the company can determine how many material are needed as many as the requirements needed to fulfill the production process with efficient cost. The company's cost of supplying raw materials for one year amounted to , while using MRP with Lot for Lot (LFL), the company spends and by using Periode Order Quantity (POQ), the company spends It proves that the application of MRP method can play a role in making improvements in the production planning and control of raw materials with efficient cost for the company. Keywords: Material Requirement Planning; Lot Sizing; Material Planning

2 1. PENDAHULUAN Dewasa ini, sektor perusahaan industri manufaktur semakin berkembang. Perkembangan dalam industri manufaktur dapat dilihat dengan adanya persaingan bisnis yang ketat. Untuk mengatasi hal tersebut, perusahaan dituntut agar mampu mengalokasikan segala sumber daya yang digunakan secara tepat sehingga mampu bersaing dan menjaga reputasinya dalam dunia bisnis. Sumber daya yang dimaksud meliputi perencanaan bahan baku yang akan mempengaruhi persediaan, dimana persediaan ini sangat mempengaruhi langkah awal dalam memproduksi suatu produk, proses produksi, sumber daya manusia, penerapan manajemen, kualitas produk, manajemen pemasaran, dan pelayanan perusahaan tersebut. Salah satu industri yang sedang berkembang sekarang ialah industri pembuatan kain batik yang akan diolah menjadi sarung, pakaian wanita, dan lain sebagainya. Batik sendiri merupakan salah satu icon budaya yang menjadi kebanggaan bagi Indonesia di kanca mancanegara. Untuk mempertahankan kelangsungan hidup (life of cycle) produk kain batik maka diperlukan suatu manajemen yang tepat dalam mengelola persediaan. Persediaan sendiri merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan karena dapat menunjang kelancaran proses produksi untuk memenuhi permintaan pelanggan. Kekurangan persediaan akan menghambat proses produksi, hal ini dikarenakan tidak adanya input yang digunakan untuk proses produksi untuk menghasilkan output. Namun, pada dasarnya persediaan dihindari oleh perusahaan karena menyebabkan tertanamnya investasi pada persediaan. Untuk mengurangi adanya investasi berlebih maupun sebaliknya maka perlu dilakukan suatu perencanaan yang meliputi merencanakan apa, bagaimana, kapan, dan berapa banyak suatu produk akan diproduksi. Kegiatan perencanaan yang berpengaruh terhadap persediaan ialah penyediaan kebutuhan bahan baku (raw material) secara tepat dengan biaya yang rendah. Namun pada kondisi aktualnya, dalam menentukan kebutuhan bahan baku, perusahaan-perusahaan industri kain batik belum menggunakan metode yang sudah baku namun hanya berdasarkan pada pengalamanpengalaman sebelumnya. Salah satunya ialah industri pembuatan kain sarung batik yaitu CV.Mitra Setia Usaha. CV. Mitra Setia Usaha merupakan salah satu produsen kain batik yang diolah menjadi sarung maupun pakaian wanita (daster printing) terkemuka di Pekalongan. CV. Mitra Setia Usaha berlokasi di Jalan Hos Cokroaminoto no 196 Kuripan Lor, Pekalongan, Jawa Tengah dan telah mengirimkan banyak produknya ke beberapa wilayah di Indonesia, diantaranya Jakarta, Jawa Tengah, Kalimantan, Jawa Timur, Aceh dan lain sebagainya. Dalam menentukan perencanaan kebutuhan bahan baku, CV.Mitra Setia Usaha belum menerapkan metode yang baku namun hanya berdasarkan jumlah pesanan yang ditentukan oleh konsumen. CV.Mitra Setia Usaha sendiri tidak berkenan dengan adanya persediaan bahan baku utama dalam pembuatan kain batik karena dianggap dapat mengakibatkan pemborosan biaya secara berlebihan. Hal ini terkadang menimbulkan suatu permasalahan, diantaranya tidak tersedianya bahan baku yang cukup untuk memenuhi permintaan konsumen. Hal ini dibuktikan dengan data permintaan serta data ketersediaan kain katun selama bulan Oktober 2014 hingga bulan September Dalam 2 tahun terakhir, perusahaan menerima permintaan sebesar meter, namun ketersediaan kain katun hanya meter. Kekurangan ketersediaan bahan baku berupa kain katun yang dialami CV.Mitra Setia Usaha dikarenakan perusahaan tidak pernah melakukan perencanaan dalam menentukan kebutuhan bahan baku yang dibutuhkan dalam melakukan proses produksi. Tidak cukupnya bahan baku yang tersedia juga berpengaruh terhadap hasil aktual produksi kain sarung batik dan mengakibatkan terjadinya keterlambatan pengiriman kain sarung tersebut. Hal ini secara tidak langsung berimbas pada menurunnya loyalitas pelanggan pada CV. Mitra Setia Usaha karena dirasa kurang mampu menyelesaikan pesanan konsumen sesuai dengan permintaan yang telah ditentukan. Sedangkan untuk bahan baku penunjang, perusahaan melakukan pemesanan tanpa mempertimbangkan kebutuhan bersih bahan baku yang dibutuhkan, sehingga hal ini berimbas pada membengkaknya biaya pemesanan yang dikeluarkan oleh perusahaan. Untuk membantu menyelesaikan permasalahan yang dialami oleh CV. Mitra Setia Usaha, maka dilakukan suatu pendekatan perencanaan bahan baku dengan metode Material Requirement Planning (MRP). Material Requirement Planning (MRP) merupakan perencanaan kebutuhan bahan baku dalam proses produksi sehingga barang yang dibutuhkan dapat tersedia sesuai dengan perencanaan bahan baku

3 yang telah ditentukan sebelumnya. Dasar pemikiran MRP adalah memperoleh bahan baku yang tepat, dari sumber yang tepat, untuk penempatan yang tepat, dan pada waktu yang tepat. Berdasarkan MPS yang diturunkan dari rencana produksi, suatu sistem MRP akan mengidentifikasi item apa yang harus dipesan, berapa banyak kuantitas item yang harus dipesan, dan bilamana waktu memesan item tersebut. Dengan dilakukannya perencanaan bahan baku dengan metode MRP (Material Requirement Planning) maka CV. Mitra Setia Usaha diharapkan mampu memaksimalkan kebutuhan bahan baku sehingga aktual hasil produksi dapat dipenuhi dan resiko keterlambatan dapat diminimalisasikan. 2. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Peramalan (forecasting) Heizer dan Render (2005) menyatakan bahwa peramalan merupakan seni dan ilmu untuk memperkirakan kejadian di masa depan. Peramalan digunakan untuk memperkirakan keadaan yang bisa berubah sehingga perencanaan dapat dilakukan untuk memenuhi kondisi yang akan datang. Perencanaan bisnis, target perolehan keuntungan, dan ekspansi pasar membutuhkan proses peramalan. B. Metode Peramalan Menurut Nasution (1999), metode peramalan dibagi menjadi 2 (dua) kategori, yaitu model time series dan model exponential smoothing. Berikut penjabaran penjelasan ke 2 (dua) model tersebut : 1.Model Time Series Model ini didasarkan pada tahapan dari titik yang telah ditentukan (mingguan, bulanan, kuartal dan lainnya). Peramalan model ini memberikan implikasi bahwa masa depan dapat diprediksi hanya dari nilai masa lalu serta variabel-variabel lain tidak peduli berapapun nilainya, atau dapat dihilangkan. a. Metode Moving Average Tujuan utama metode ini adalah mengurangi variasi acak permintaan yang berhubungan dengan waktu. Metode Moving Average disebut ratarata bergerak karena setiap data aktual permintaan yang paling terdahulu akan dikeluarkan dari perhitungan, kemudian nilai rata-rata baru akan dihitung. Dimana : At = permintaan aktual pada periode-t N = jumlah data permintaan yang dilibatkan perhitungan Moving Average Data yang dipakai untuk perhitungan Moving Average berikutnya selalu dihitung dengan mengeluarkan data yang paling terdahulu. Rumus yang digunakan adalah : Bila permintaan berubah secara signifikan dari waktu ke waktu maka ramalan harus cukup agresif dalam mengantisipasi perubahan tersebut, sehingga N terkecil akan lebih cocok dipakai. Bila permintaan cenderung stabil dalam jangka waktu yang panjang, maka gunakan N terbesar. b. Metode Simple Average (SA) Peramalan dengan menggunakan nilai rata-rata sederhana dapat dilakukan sebagai berikut: 2. Metode Exponential Smoothing Metode ini terdiri dari Metode Single Exponential Smoothing dan Metode Double Exponential Smoothing. Berikut penjabaran kedua metode tersebut: a. Metode Exponential Smoothing (SES) Dengan metode penghapusan eksponensial dari Brown, maka pembobotan menurun secara eksponensial. Rumus yang digunakan adalah : b. Metode Double Exponential Smoothing (DES) Penghalusan eksponensial linier dari Brown ini memiliki cara kerja rata-rata bergerak linier. Pada metode ini terdapat penghalusan tunggal maupun ganda yang akan menghasilkan nilai ramalan yang lebih kecil dari data lapangan. dimana : F = = peramalan α = konstanta kesalahan X = permintaan t = periode S = pemulusan S = pemulusan 2 a = konstanta b = koefisien C. Uji Kesalahan Peramalan Uji kesalahan peramalan menuurut Nasution (1999) dilakukan terhadap metode peramalan untuk menentukan metode peramalan

4 yang terpilih. Berikut penjabaran dari uji kesalahan peramalan tersebut: 1.Mean Square Error (MSE) MSE dihitung dengan menjumlahkan kuadrat semua kesalahan peramalan yanng terjadi pada setiap periode kemudian membaginya dengan jumlah periode peramalan. Rumus yang digunakan ialah sebagai berikut : dimana : e = kesalahaan peramalan (error) n = jumlah data MSE ini memiliki kelebihan yaitu sederhana dalam perhitungan, sedangkan kelemahannya ialah akurasi yang dihasilkan dari peramalan penerapan metode ini sangat kecil karena tidak memperhatikan apakah hasil peramalan dari perhitungan yang telah dilakukan memilik nilai lebih besar atau lebih kecil dibandingkan dengan data aktual permintaan. 2.Mean Absolute Percentage Error (MAPE) MAPE memiliki kelebihan yaitu menyatakan persentase tertentu yang akan memberikan informasi persentase kesalahan terlalu tinggi atau terlalu rendah, sehingga hal ini akan membuat penerapan perhitungan metode ini lebih akurat. Sedangkan kelemahan dari MAPE ialah MAPE merupakan ukuran kesalahan relatif. Rumus yang digunakan ialah sebagai berikut : dimana: PE = persentasi kesalahan 3.Mean Average Deviation (MAD) MAD merupakan rata-rata kesalahan mutlak yang terjadi selama periode tertentu tanpa memperhatikan apakah hasil peramalan lebih besar atau lebih kecil dari data aktual permintaan. Rumus yang digunakan ialah sebagai berikut : Kelebihan dalam MAD adalah ukuran kesalahan peramalan yang digunakan lebih sederhana dengan hanya menggunakan ratarata kesalahan mutlak selama periode tertentu. Kekurangan MAD adalah akurasi hasil peramalan sangat kecil karena tidak memperhatikan apakah hasil peramalannya lebih besar atau lebih kecil dibandingkan kenyataanya. 4.Cumulative Forecast Error (CFE) CFE memiliki kelebihan yaitu ukuran kesalahan peramalan yang digunakan dengan menjumlahkan error peramalan. Kekurangan dari CFE ini ialah akurasi hasil peramalan sangat kecil karena hanya menggunakan jumlah error peramalan sebagai ukuran kesalahan. Rumus yang digunakan ialah sebagai berikut : dimana : e = kesalahan (error) D. Tracking Signal Menurut Vincent Gasperz (1998), Tracking Signal merupakan suatu ukuran bagaimana suatu ramalan yang dilakukan dapat digunakan dengan baik dalam memperkirakan nilai-nilai aktual yang digunakan untuk mempengaruhi dengan tepat apakah beberapa pola historis pada masa yang akan datang mengalami suatu perubahan atau tidak. Tracking Signal juga merupakan salah satu solusi yang digunakan untuk mengoreksi suatu penyimpangan peramalan dengan menggunakan nilai absolute pada Tracking Signal. Tracking Signal membantu untuk menghitung error (penyimpangan) pada peramalan yang biasanya digunakan untuk menghitung error rata-rata dengan MAD. Rumus yang digunakan ialah sebaga berikut : dimana : e = forecast error i = periode error, dimana TSi dapat bernilai positif atau negatif E. Pengertian Material Requirement Planning (MRP) Bahan baku tergolong dalam salah satu faktor produksi yang sangat penting. Hal ini dibuktikan dengan kemungkinan terjadinya suatu penghentian proses produksi apabila terjadi kekurangan bahan baku dan disisi lain apabila persediaan bahan baku yang ada dalam gudang terlalu besar maka hal ini akan mengakibatkan tingginya biaya penyimpanan sehingga pengadaan atau persediaan bahan baku perlu dikendalikan. Dalam mengendalikan persediaan dipelukan suatu manajemen persediaan agar perusahaan dapat mengurangi biaya dengan cara menurunkan tingkat persediaan ditangan, namun manajemen

5 persediaan yang dilakukan tidak boleh membuat konsumen merasa tidak puas bila suatu produk persediaannya akan habis. Oleh karena itu, perusahaan harus mampu mencapai keseimbangan antara investasi persediaan dan tingkat pelayanan konsumen (Render& Heizer, 2005:314). Material Requirement Planning (MRP) merupakan suatu sistem pengendalian serta perencanaan persediaan yang tergantung pada permintaan yang menjadwalkan jumlah yang tepat dari semua material yang dibutuhkan guna mendukung produk akhir yang diinginkan. Material Requirement Planning (MRP) juga dapat diartikan sebagai salah satu perencanaan dengan membuat penjadwalan kebutuhan material yang dijadikan sebagai acuan proses produksi yang memerlukan beberapa tahapan proses. MRP juga dapat dikatakan sebagai suatu rencana produksi untuk sejumlah produk yang diterjemahkan kedalam bahan mentah yang dibutuhkan dengan menggunakan waktu tenggang sehingga dapat ditentukan kapan dan berapa banyak bahan yang diperlukan untuk masingmasing komponen suatu produk yang dibuat (Rangkuti,1995: 135). Dalam penerapanya, metode MRP mempertimbangkan adanya tenggang waktu (lead time) pemesanan maupun proses produksi suatu komponen, sehingga waktu pemesanan bahan baku atau proses produksi dapat ditentukan. MRP memerlukan data informasi atau komponen-komponen penyusun yang dapat dilihat pada Gambar 2.7. Gambar 1. Struktur MRP (Sumber : Rangkuti F, 1995) Dalam menentukan Master Production Scheduled (MPS) diperlukan informasi mengenai jumlah yang akan diproduksi dalam jangka waktu yang ada pada masa mendatang, mulai dari perencanaan produksi yang ditetapkan berdasarkan peramalan dan forecast penjualan produksi perusahaan. Selain MPS, metode Material Requirement Planning (MRP) juga memerlukan data persediaan, baik barang jadi ataupun komponen dan daftar komponen (Bill of Material) dari suatu produk yang yang akan diproduksi. Langkahlangkah perhitungan MRP dapat dijabarkan sebagai berikut : a. Menentukan kebutuhan bersih Besarnya kebutuhan bersih kotor (Gross Requirement) dengan persediaan yang ada ditangan (on hand). Data yang diperlukan untuk menentukan kebutuhan bersih adalah : 1) Kebutuhan kotor setiap periode. 2) Persediaan yang ada ditangan. 3) Rencana penerimaan (scheduled receipts). b. Menentukan jumlah pesanan Menentukan jumlah pesanan baik untuk item maupun komponen yang didasarkan pada kebutuhan bersih. c.menentukan BOM dan kebutuhan kotor setiap komponen Bill of Material (BOM) ditentukan berdasarkan struktur produk dengan memuat informasi nomor dan jenis komponen, jumlah kebutuhan kotor setiap komponen ditentukan oleh rencana pemesanan. d. Menentukan tanggal pesanan Penentuan saat yang tepat untuk melakukan pemesanan dipengaruhi oleh rencana penerimaan (planned order receipts) dan tenggang waktu. F. Teknik Lot Sizing Heizer dan Render (2005: ) menyatakan bahwa sistem MRP adalah cara yang sangat baik untuk menentukan jadwal produksi dan kebutuhan bersih. Oleh karena itu, ketika terdapat kebutuhan bersih, maka keputusan berapa banyak material yang akan dipesan harus dibuat. Keputusan ini disebut keputusan penentuan ukuran lot (lotsizing decision). Beberapa teknik yang dapat digunakan adalah sebagai berikut: a. Lot for lot (LFL) Lot for lot merupakan sebuah teknik penentuan ukuran lot yang menghasilkan apa yang diperlukan untuk memenuhi rencana secara tepat. Menurut Purwanti (dalam Dwika, 2010:28), metode Lot for Lot (LFL), atau juga dikenal sabagai metode persediaan minima atau dapat dikatakan sebagai melakukan persediaan sesuai dengan jumlah yang diperlukan saja (jumlah persediaan diusahakan seminimal mungkin). Jumlah pesanan sesuai dengan jumlah sesungguhnya yang diperlukan (lot-forlot) ini menghasilkan tidak adanya persediaan yang disimpan. Sehingga, biaya yang timbul

6 hanya berupa biaya pemesanan saja. Asumsi yang ada di balik metode ini adalah bahwa pemasok (dari luar atau dari lantai pabrik) tidak mensyaratkan ukuran lot tertentu, artinya berapapun ukuran lot yang dipilih akan dapat dipenuhi. b. Periode Order Quantity (POQ) Metode ini sering disebut juga denga metode Uniform Order Cycle, merupakan metode pngembangan EOQ (Economic Order Quantity) untuk permintaan yang tidak seragam dalam beberapa periode. Rumus teknik POQ sebagai berikut: dimana: D = jumlah kebutuhan barang (unit/tahun) S = biaya setup atau biaya pemesanan per pesanan (rupiah/pesanan) H = h x C = biaya penyimpanan per unit per tahun (rupiah/unit/tahun) H = biaya penyimpanan (% terhadap nilai barang) C = harga barang (rupiah /unit) 4. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Data Permintaan Tabel 1. Data Permintaan Bulan Jumlah Permintaan (meter) Jumlah Permintaan (meter) Oktober November Desember Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Total (Sumber: CV.Mitra Setia Usaha,2016) 3. METODE PENELITIAN Start Observasi ke CV.Mitra Setia Usaha Pekalongan Identifikasi masalah Penentuan tujuan penelitian Studi literatur Penelitian lapangan dan pengumpulan data, berupa: A. Data permintaan kain sarung batik B. Struktur produk dan lead time C. Biaya pemesanan dan biaya persediaan Gambar 3. Grafik Data Permintaan Kain Sarung (Sumber: Data yang diolah,2017) B. Bill of Material (BOM) Kain Sarung Batik 1 meter Peramalan dengan menggunakan metode: A. Moving Average dan Weighted Moving Average B. Simple Average C. Single Exponential Smoothing D. Double Exponential Smoothing Kain Katun 1 meter Campuran 1 Campuran 2 Uji Verifikasi Peramalan, meliputi: A. Mean Square Error B. Mean Absolute Percentage Error C. Mean Average Deviation D. Cumulative Forecast Error Menentukan metode peramalan terbaik sebagai input JIP Pendekatan MRP, meliputi: A. Bill of Material B. JIP C. Perhitungan MRP Penentuan ukuran lot sizing, menggunakan: A. Lot for lot B. Periode Order Quantity Rekomendasi perencanaan dan pengendalian bahan baku secara tepat dan optimal dengan biaya terendah Kesimpulan dan saran Pewarna 0,017 kg Urea 0,004 kg Soda Kue 0,004 kg PVAC 0, kg Softener 0,00008 kg Gambar 4. Bill of Material Kain Sarung Batik (Sumber: Data yang diolah,2017) Silikon 0,00008 kg C. Hasil Peramalan Terbaik Tabel 2. Hasil Metode Peramalan metode peramalan MAD MAPE CFE MSE Tracking Signal SA 12239,870 0, , ,980-9,750 WMA 14219,889 0, , ,091-2,646 MA 13570,556 0, , ,556-3,212 SES 12238,696 0, , ,043-3,122 DES 14382,261 0, , ,911-1,306 metode terbaik SES SES SA SA (Sumber: Data yang diolah,2017) End Gambar 2. Alur Penelitian

7 Dari dua metode peramalan terbaik, metode SES dipilih karena nilai tracking signal tidak melebihi batas yang telah ditentukan yaitu antara -4 hingga 4 dan grafik antara permintaan dan ramalan pada metode SES lebih sesuai dibandingkan dengan metode SA. D. Jadwal Induk Produksi Tabel 3. Jadwal Induk Produksi Periode (bulan) Jumlah (Sumber: Data yang diolah,2017) E. MRP dan Teknik Lot Sizing a. Data Persediaan Bahan Baku Sarung Batik Tabel 4. Persediaan Bahan Baku Sarung Batik Komponen Satuan Persediaan Lead time Level Kain Putih Meter 0 1 minggu 1 Pewarna Kg minggu 2 Urea Kg minggu 2 Soda Kue Kg minggu 2 PVAC Kg 20 1 minggu 2 Silikon Kg 20 1 minggu 2 Softener Kg 20 1 minggu 2 (Sumber: CV.Mitra Setia Usaha,2017) b. Biaya Pemesanan dan Persediaan Bahan Baku Tabel 5. Biaya Pemesanan No Nama Bahan Biaya Pemesanan 1 Kain Putih Rp ,- 2 Pewarna Rp ,- 3 Urea Rp ,- 4 Soda Kue Rp ,- 5 Softener Rp ,- 6 Silikon Rp ,- 7 PVAC Rp ,- (Sumber: CV. Mitra Setia Usaha,2017) Tabel 6. Biaya Persediaan No Nama Bahan Biaya Penyimpanan 1 Kain Putih Rp. 20,- / meter 2 Pewarna Rp. 80,- / kg 3 Urea Rp. 50,- / kg 4 Soda Kue Rp. 75,- / kg 5 Softener Rp. 75,- / kg 6 Silikon Rp. 75,- / kg 7 PVAC Rp. 75,- / kg (Sumber: CV. Mitra Setia Usaha, 2017) Setelah semua data yang dibutuhkan sudah tersedia, maka perhitungan MRP dapat dilakukan. Perhitungan MRP yang dilakukan dengan 2 metode teknik lot sizing yaitu Lot for Lot (LFL) dan Periode Order Quantity (POQ). Hasil perhitungan biaya dengan menggunakan metode LFL dan POQ dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 7. Total Biaya untuk Bahan Baku Metode Total Biaya yang dikeluarkan Perusahaan LFL POQ (Sumber: Data yang diolah, 2017) Dari tabel 7, terdapat selisih biaya yang lebih rendah antara metode perusahaan dengan metode LFL dan POQ. Dengan menggunakan metode LFL, perusahaan dapat menghemat biaya pengadaan bahan baku sebesar 10% per tahun. Sedangkan dengan menggunakan metode POQ, perusahaan dapat menghemat biaya sebesar 20% per tahun. Dari perbandingan total biaya tersebut, dapat diketahui bahwa penggunaan metode MRP dengan teknik lot sizing POQ menjadi metode yang terbaik yang dapat diterapkan perusahaan dalam melakukan perencanaan dan pengendalian bahan baku. 5. KESIMPULAN 1. Penerapan metode Material Requirement Planning (MRP) membuat CV.Mitra Setia Usaha mampu menentukan perencanaan kebutuhan dan jadwal pembelian bahan baku secara tepat dan jelas sehingga hal ini mampu mengurangi resiko terjadinya stock out material maupun over stock. Misalnya, untuk bahan baku kain putih, perusahaan hanya mampu memenuhi kebutuhan sebesar meter/tahun sedangkan kebutuhan yang dibutuhkan sebesar meter/tahun. Untuk pewarna, peusahaan melakukan penyediaan berlebih

8 sebesar kg/tahun sedangkan kebutuhan yang dibutuhkan hanya kg/tahun. Untuk urea dan soda kue memiliki kebutuhan sebesar kg/tahun, softener dan silikon sebesar 204 kg/tahun dan PVAC sebesar 192 kg/tahun. 2. Diantara kedua teknik lot sizing yang digunakan, diperoleh hasil bahwa metode Periode Order Quantity (POQ) merupakan metode terbaik dibandingkan dengan metode Lot for Lot (LFL) dan metode perusahaan. Dengan menggunakan metode POQ, perusahaan dapat menghemat biaya sebesar 20%. 6. DAFTAR PUSTAKA Assauri, Sofyan Manajemen Produksi dan Operasi. Edisi Revisi. Lembaga Penerbit Falkutas Ekonomi Universitas Indonesia: Jakarta. Gaspersz, Vincent Production Planning and Inventory Control Berdasarkan 72 Pendekatan Sistem Terintegrasi MRP II dan JIT Menuju Manufacturing 21. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Handoko, T. Hani Manajemen. Edisi 2. BPFE: Yogyakarta. Heizer, dan Render, B Operation Management. Jakarta: Selemba Empat. Hendra K Manajemen Produksi:Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Edisi 4. Penerbit Andi: Yogyakarta. Hildaria, Ceria dan Agustina Perencanaan Persediaan Bahan Baku dan Bahan Bakar Dengan Dynamic Lot Sizing (Studi Kasus: Pt Holcim Indonesia Tbk, Tuban Plant). Universitas Brawijaya: Malang. Koeswara, S dan Taruna, R Perencanaan Kebutuhan Material (MRP) dengan Menggunakan Teknik Lot Sizing pada Bahan Baku Brispack J Varnish. Universitas Mercu Buana: Jakarta. Kukuh, Zulfah dan Saufik Perencanaan dan pengendalian persediaan bahan baku dengan metode MRP guna menurunkan biaya pengadaan bahan baku. Universitas Pancasakti: Tegal. Makridakis, S.C.,Wheelwright, dan Victor E., Mc Gee Metode dan Aplikasi Peramalan. Edisi Pertama. Binarupa Aksara: Jakarta. Nasution, A Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Guna Widya: Surabaya. Nursahid, Edi Perencanaan dan Pengendalian Bahan Baku dengan Metode Material Requirement Planning (MRP). Universitas Dian Nuswantoro: Semarang. Purnomo, Hadi Pengantar Teknik Industri. Edisi Kedua. Graha Ilmu: Yogyakarta. Rangkuti, Fredy Manajemen Persediaan Aplikasi dibidang Bisnis. Raja Grafindo Persada: Jakarta Surya, Astuti, dan Effendi Analisis Penerapan Material Requirement Planning dengan Mempertimbangkan Lot Sizing untuk Pengendalian dan Persediaan Bahan Baku (Studi Kasus di Quick Chicken kota Batu-Jawa Timur). Universitas Brawijaya: Malang. Tampubolon, P Manajemen Operasi (Operation Management). Ghalia Indonesia: Jakarta. Wahyuni, Asvin dan Syaichu Perencanaan Bahan Baku dengan Menggunakan Metode Material Requirement Planning (MRP) Produk Kacang Shanghai pada Perusahaan Gangsar- Tulungagung. STT Pomosda: Jawa Timur. Yamit, Zulian Manajemen Produksi dan Operasi. BPFE UII: Yogyakarta. Zita A, Katarina Analisis Perencanaan dan Pengendalian Persediaan Busbar Berdasarkan Sistem MRP (Material Requirement Planning) di PT.TIS. Jurnal PASTI Volume IX no 3, Diakses pada tanggal 20 November 2016.

BAB I PENDAHULUAN. bisnis. Sumber daya yang dimaksud meliputi perencanaan bahan baku yang

BAB I PENDAHULUAN. bisnis. Sumber daya yang dimaksud meliputi perencanaan bahan baku yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, sektor perusahaan industri manufaktur semakin berkembang. Perkembangan dalam industri manufaktur dapat dilihat dengan adanya persaingan bisnis yang ketat.

Lebih terperinci

Perencanaan dan Pengendalian Bahan Baku Sarung Batik (Studi Kasus Cv. Mitra Setia Usaha)

Perencanaan dan Pengendalian Bahan Baku Sarung Batik (Studi Kasus Cv. Mitra Setia Usaha) Applied Industrial Engineering Journal Vol.1, No. 1, Desember 2017, pp. 24-30 ISSN 2614-235X (Printed) ISSN 2615-3033 (Online) http://publikasi.dinus.ac.id/index.php/aiej/index 24 Perencanaan dan Pengendalian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bidang manufaktur, suatu peramalan (forecasting) sangat diperlukan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bidang manufaktur, suatu peramalan (forecasting) sangat diperlukan untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Peramalan 2.1.1 Pengertian Peramalan Di dalam melakukan suatu kegiatan dan analisis usaha atau produksi bidang manufaktur, suatu peramalan (forecasting) sangat diperlukan untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Material Requirement Planning (MRP) Material Requirement Planning (MRP) adalah metode penjadwalan untuk purchased planned orders dan manufactured planned orders,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Keberadaan persediaan dalam suatu unit usaha perlu diatur sedemikian rupa sehingga kelancaran pemenuhan kebutuhan pemakai dapat dijamin

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU TEMPE \MENGGUNAKAN MATERIAL REQUIREMENT PLANNING

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU TEMPE \MENGGUNAKAN MATERIAL REQUIREMENT PLANNING ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU TEMPE \MENGGUNAKAN MATERIAL REQUIREMENT PLANNING Kusumawati, Aulia Jurusan Teknik Industri Universitas Serang Raya Jl Jalan Raya Serang, Cilegon KM. 5 Taman

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU SARUNG BATIK DENGAN METODE MATERIAL REQUIREMENT PLANNING

TUGAS AKHIR PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU SARUNG BATIK DENGAN METODE MATERIAL REQUIREMENT PLANNING TUGAS AKHIR PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU SARUNG BATIK DENGAN METODE MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) PADA CV. MITRA SETIA USAHA PEKALONGAN Diajukan Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 64 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Data Penjualan BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PT. Surya Toto Indonesia bergerak di bidang ceramic sanitary wares and plumbing hardware., salah satu produknya yaitu kloset tipe

Lebih terperinci

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU BAJA MS DI DIREKTORAT PRODUKSI ATMI CIKARANG

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU BAJA MS DI DIREKTORAT PRODUKSI ATMI CIKARANG PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU BAJA MS DI DIREKTORAT PRODUKSI ATMI CIKARANG Siti Rohana Nasution 1, Temotius Agung Lukito 2 1,2) Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Pancasila 1) nasutionana@yahoo.co.id,

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. Berdasarkan data permintaan produk Dolly aktual yang didapat (permintaan

BAB V ANALISA HASIL. Berdasarkan data permintaan produk Dolly aktual yang didapat (permintaan BAB V ANALISA HASIL Bab ini berisikan mengenai analisa hasil dari pengolahan data dalam perhitungan MRP Dolly pada satu tahun yang akan datang yang telah dibahas pada bab sebelumnya. 5.1 Analisa Peramalan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Indonesia yaitu PT. Indosat, Tbk yang beralamat di jalan Daan Mogot KM 11

BAB III METODE PENELITIAN. Indonesia yaitu PT. Indosat, Tbk yang beralamat di jalan Daan Mogot KM 11 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di salah satu perusahaan telekomunikasi di Indonesia yaitu PT. Indosat, Tbk yang beralamat

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data 4.1.1 Data Penjualan Data penjualan grout tipe Fix pada PT.Graha Citra Mandiri mulai dari Januari 2004 sampai dengan Oktober 2006 ditunjukkan pada

Lebih terperinci

Journal Knowledge Industrial Engineering (JKIE)

Journal Knowledge Industrial Engineering (JKIE) Available online at http://jurnal.yudharta.ac.id/v2/index.php/jkie Journal Knowledge Industrial Engineering (JKIE) PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN METODE MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) PADA

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. Januari 2008 sampai dengan Desember 2008 rata-rata permintaan semakin

BAB V ANALISA HASIL. Januari 2008 sampai dengan Desember 2008 rata-rata permintaan semakin BAB V ANALISA HASIL Pada bab sebelumnya telah dilakukan pengolahan data-data yang dikumpulkan untuk pembuatan Perencanaan Kebutuhan Material (MRP). Kemudian dalam bab ini berisikan analisa berdasarkan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Mulai Identifikasi Masalah Pengumpulan Data : - data penjualan - data kebutuhan bahan baku - data IM F - data biaya pesan - data biaya simpan Pengolahan Data : - Peramalan

Lebih terperinci

PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU PRODUK PELL DEVEINED (PD) MENGGUNAKAN METODE MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) PADA PT. DUA PUTRA UTAMA MAKMUR

PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU PRODUK PELL DEVEINED (PD) MENGGUNAKAN METODE MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) PADA PT. DUA PUTRA UTAMA MAKMUR PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU PRODUK PELL DEVEINED (PD) MENGGUNAKAN METODE MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) PADA PT. DUA PUTRA UTAMA MAKMUR Muhamad Arif Rohman 1, Dwi Nurul I 2, Tita talitha 3 Program

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. Pada bab sebelumnya telah dilakukan pengolahan data-data yang

BAB V ANALISA HASIL. Pada bab sebelumnya telah dilakukan pengolahan data-data yang BAB V ANALISA HASIL Pada bab sebelumnya telah dilakukan pengolahan data-data yang dikumpulkan untuk pembuatan perencanaan kebutuhan material (MRP). Kemudian dalam bab ini berisikan analisa berdasarkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Jenis data Data Cara pengumpulan Sumber data 1. Jenis dan jumlah produk yang dihasilkan

BAB III METODOLOGI. Jenis data Data Cara pengumpulan Sumber data 1. Jenis dan jumlah produk yang dihasilkan BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Kegiatan penelitian ini dilaksanakan pada Bulan April 2011 sampai Mei 2011 di PT. Pindo Deli Pulp and Paper di bagian Paper machine 12. Lokasi Industri

Lebih terperinci

PERENCANAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODE MATERIAL REQUIREMENT PLANNING

PERENCANAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODE MATERIAL REQUIREMENT PLANNING PERENCANAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODE MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) PRODUK KACANG SHANGHAI PADA PERUSAHAAN GANGSAR NGUNUT-TULUNGAGUNG Asvin Wahyuni, Achmad Syaichu Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PENGERTIAN MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING (MRP) Menurut Gasperz (2004), Material Requirement Planning (MRP) adalah metode penjadwalan untuk purchased planned orders dan manufactured

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kondisi Industri Kertas Indonesia Indonesia merupakan salah satu negara penghasil kertas yang besar. Sampai tahun 2011 terdapat 84 pabrik pulp dan kertas. Pabrik-pabrik tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di dunia usaha saat ini semakin ketat. Hal ini disebabkan tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di dunia usaha saat ini semakin ketat. Hal ini disebabkan tuntutan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan dan kemajuan teknologi, kondisi persaingan yang ada di dunia usaha saat ini semakin ketat. Hal ini disebabkan tuntutan konsumen

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Peramalan Peramalan ( forecasting) merupakan alat bantu yang penting dalam perencanaan yang efektif dan efisien khususnya dalam bidang ekonomi. Dalam organisasi modern

Lebih terperinci

ANALISA PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN DENGAN KRITERIA MINIMASI BIAYA PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT. FAJAR UTAMA FURNISHING BEKASI

ANALISA PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN DENGAN KRITERIA MINIMASI BIAYA PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT. FAJAR UTAMA FURNISHING BEKASI ANALISA PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN DENGAN KRITERIA MINIMASI BIAYA PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT. FAJAR UTAMA FURNISHING BEKASI Hidayat, Heri Wibowo dan Hamdani Nurbahri Program Studi Teknik Industri Universitas

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data yang dilakukan dengan cara pengamatan dari dokumen perusahaan. Data yang di perlukan meliputi data penjualan produk Jamur Shiitake,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Material Requirement Planning (MRP) Menurut Gaspersz (2005:177) Perencanaan kebutuhan material (material requirement planning = MRP) adalah metode penjadwalan untuk purchased planned

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasi Menurut Mahadevan (2010 : 3) manajemen operasi adalah kunci untuk mencapai keunggulan kompetitif bagi organisasi, apakah mereka berada di industri manufaktur

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH 3.1 Kerangka Pikir Pemecahan Masalah Adapun kerangka pemikiran pemecahan masalah dalam bentuk diagram, adalah sebagai berikut: Gambar 3.1 Flow Diagram Kerangka Pikir Pemecahan

Lebih terperinci

Kata Kunci : Peramalan (Forecasting), Perencanaan Persediaan Metode P dan Q. Sistemik Nomor. 4 Volume. 2, Desember

Kata Kunci : Peramalan (Forecasting), Perencanaan Persediaan Metode P dan Q. Sistemik Nomor. 4 Volume. 2, Desember USULAN PERENCANAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU TINTA JENIS BW NEWS PERFECTOR BLACK-G YANG OPTIMAL UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERSEDIAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE INVENTORI PROBABILISTIK STUDI KASUS DI PT REMAJA

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA II.1 Peramalan...7

TINJAUAN PUSTAKA II.1 Peramalan...7 DAFTAR ISI Halaman Lembar Judul...i Lembar Pengesahan...ii Lembar Pernyataan...iii Kata Pengantar...iv Daftar Isi...vi Daftar Tabel...x Daftar Gambar...xii Daftar Persamaan...xiii Daftar Lampiran...xv

Lebih terperinci

Analisis Penerapan MRP Terhadap Perencanaan Dan Pengendalian Persediaan Bahan Baku Pada PT. Latif Di Kediri

Analisis Penerapan MRP Terhadap Perencanaan Dan Pengendalian Persediaan Bahan Baku Pada PT. Latif Di Kediri Analisis Penerapan MRP Terhadap Perencanaan Dan Pengendalian Persediaan Bahan Baku Pada PT. Latif Di Kediri Gunawan Wibisono 1*, Sri Rahayuningsih 2, Heribertus Budi Santoso 3 1,2,3) Jurusan Teknik Industri,

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data Dari hasil pengumpulan data yang didapat dari divisi produksi PT. Indotek Jaya, maka data tersebut diperlukan untuk membuat rancangan MRP (Material

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Seiring dengan meningkatknya pangsa pasar, permintaan konsumen juga menjadi

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Seiring dengan meningkatknya pangsa pasar, permintaan konsumen juga menjadi BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Seiring dengan meningkatknya pangsa pasar, permintaan konsumen juga menjadi semakin sulit untuk diperkirakan. Selama ini, manajer PT. Focus

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data Hasil pengumpulan data yang didapat dari departemen PPIC (Production Planning and Inventory Control) PT. Pulogadung Pawitra Laksana (PT. PPL) adalah

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Koperasi Niaga Abadi Ridhotullah (KNAR) adalah badan usaha yang bergerak dalam bidang distributor makanan dan minuman ringan (snack). Koperasi

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) PRODUK SANDAL DI UD. SETIA GUNA, MOJOKERTO

ANALISIS PENERAPAN MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) PRODUK SANDAL DI UD. SETIA GUNA, MOJOKERTO ANALISIS PENERAPAN MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) PRODUK SANDAL DI UD. SETIA GUNA, MOJOKEO Mochamad Zainul Wahyufi 41136123 Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya mochamadzainul@gmail.com

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelum penggunaan MRP biaya yang dikeluarkan Rp ,55,- dan. MRP biaya menjadi Rp ,-.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelum penggunaan MRP biaya yang dikeluarkan Rp ,55,- dan. MRP biaya menjadi Rp ,-. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Penelitian Terdahulu Nastiti (UMM:2001) judul: penerapan MRP pada perusahaan tenun Pelangi lawang. Pendekatan yang digunakan untuk pengolahan data yaitu membuat Jadwal

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Menurut Robbins dan Coulter (2009:7) manajemen adalah aktivitas kerja yang melibatkan koordinasi dan pengawasan terhadap pekerjaan orang lain, sehingga pekerjaan

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. yang digunakan untuk meramalkan keadaan yang akan datang memiliki. penyimpangan atau kesalahan dari keadaan aslinya.

BAB V ANALISA HASIL. yang digunakan untuk meramalkan keadaan yang akan datang memiliki. penyimpangan atau kesalahan dari keadaan aslinya. BAB V ANALISA HASIL 5.1 Analisa Hasil Peramalan Permintaan Pada umumnya setiap metode peramalan hanya merupakan sebuah alat yang digunakan untuk meramalkan keadaan yang akan datang memiliki penyimpangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di PT Klip Plastik Indonesia sejak dari Agustus-Desember 2015, penulis tertarik untuk melakukan penelitian di PT Klip Plastik

Lebih terperinci

PERENCANAAN KEBUTUHAN MATERIAL (MRP) DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK LOT SIZING PADA BAHAN BAKU BRISPACK J VARNISH

PERENCANAAN KEBUTUHAN MATERIAL (MRP) DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK LOT SIZING PADA BAHAN BAKU BRISPACK J VARNISH PERENCANAAN KEBUTUAN MATERIAL (MRP) DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK LOT SIZING PADA BAAN BAKU BRISPACK J VARNIS Sonn Koeswara 1, Resa Taruna Suhada 2 Teknik Industri Fakultas Teknik, Universitas Mercu Buana

Lebih terperinci

Manajemen Persediaan. Perencanaan Kebutuhan Barang (MRP) PPB. Christian Kuswibowo, M.Sc. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen

Manajemen Persediaan. Perencanaan Kebutuhan Barang (MRP) PPB. Christian Kuswibowo, M.Sc. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen Modul ke: Manajemen Persediaan Perencanaan Kebutuhan Barang (MRP) PPB Fakultas FEB Christian Kuswibowo, M.Sc Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Bagian Isi MRP didasarkan pada permintaan dependen.

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Sejarah Perusahaan CV. Kurnia Teknik adalah sebuah CV spesialis moulding dan juga menerima jasa CNC, EDM, INJECT, dan DIGIT. CV. Kurnia

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. dikumpulkan untuk pembuatan Perencanaan Kebutuhan Material (MRP.

BAB V ANALISA HASIL. dikumpulkan untuk pembuatan Perencanaan Kebutuhan Material (MRP. BAB V ANALISA HASIL Pada bab sebelumnya telah dilakukan pengolahan data data yang dikumpulkan untuk pembuatan Perencanaan Kebutuhan Material (MRP. Kemudian dalam bab ini berisikan analisa berdasarkan hasil

Lebih terperinci

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha Abstrak Perusahaan Plastik X adalah perusahaan penghasil plastik injection process dengan orientasi pasar lokal, sehingga harus dapat mempertahankan dan meningkatkan produktivitasnya agar dapat memenangkan

Lebih terperinci

BAB V MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING

BAB V MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING BAB V MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING 5.1. Pengertian Material Requirements Planning (MRP) Menurut Gasperz (2004), Material Requirement Planning (MRP) adalah metode penjadwalan untuk purchased planned orders

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Distribusi Distribusi merupakan suatu proses kegiatan aliran atau penyaluran barang dari produsen sampai ke tangan konsumen. Distribusi memerlukan perencanaan, dan pengendalian

Lebih terperinci

3 BAB III LANDASAN TEORI

3 BAB III LANDASAN TEORI 3 BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Bahan Baku Bahan baku atau yang lebih dikenal dengan sebutan raw material merupakan bahan mentah yang akan diolah menjadi barang jadi sebagai hasil utama dari perusahaan yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Manajemen berasal dari bahasa kata to manage yang artinya mengatur atau mengelola. Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. periode April 2015 Maret 2016 menghasilkan kurva trend positif (trend meningkat)

BAB V ANALISA HASIL. periode April 2015 Maret 2016 menghasilkan kurva trend positif (trend meningkat) 102 BAB V ANALISA HASIL 5.1 Peramalan Metode peramalan yang digunakan dalam penelitian ini adalah proyeksi trend yang terdiri dari linier trend model, quadratic trend model, exponential growth curve trend

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO 2015 ISSN:

Seminar Nasional IENACO 2015 ISSN: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN METODE MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) PADA USAHA DAGANG (UD) MITRA USAHA KAYU DI KABUPATEN ENREKANG Arminas 1*, Neno Ikranegara 2 1,2 Prodi Teknik & Manajemen

Lebih terperinci

Perencanaan Produksi dengan Mempertimbangkan Kapasitas Produksi pada CV. X

Perencanaan Produksi dengan Mempertimbangkan Kapasitas Produksi pada CV. X Perencanaan Produksi dengan Mempertimbangkan Kapasitas Produksi pada CV. X Daniel Kurniawan 1, Tanti Octavia 2 Abstract: Production planning, capacity determination and objective value on CV. X only refers

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: peramalan, single exponential smoothing, single moving average, Economic Order Quantity (EOQ). ABSTRACT

ABSTRAK. Kata Kunci: peramalan, single exponential smoothing, single moving average, Economic Order Quantity (EOQ). ABSTRACT PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PERENCANAAN PRODUKSI DAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU TINTA MENGGUNAKAN METODE EOQ (ECONOMIC ORDER QUANTITY) (Studi Kasus Di PT Inktech Indahmulya) *M. Arif Rahman, *Yeni Kustiyahningsih,

Lebih terperinci

Perencanaan Produksi Yarn Divisi Spinning 2 PT ABC

Perencanaan Produksi Yarn Divisi Spinning 2 PT ABC Perencanaan Produksi Yarn Divisi Spinning 2 PT ABC Wakhid Ahmad Jauhari *1) dan Namrotul Uela Fatakunul Imamah *2) 1) Dosen Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret, Ir Sutami

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dan menurut Rangkuti (2007) Persediaan bahan baku adalah:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dan menurut Rangkuti (2007) Persediaan bahan baku adalah: 10 2.1. Persediaan 2.1.1. Pengertian Persediaan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam perusahaan setiap manajer operasional dituntut untuk dapat mengelola dan mengadakan persediaan agar terciptanya efektifitas

Lebih terperinci

OPTIMASI PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DI PT. BROMINDO MEKAR MITRA

OPTIMASI PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DI PT. BROMINDO MEKAR MITRA OPTIMASI PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DI PT. BROMINDO MEKAR MITRA Dita Harry Murty, Jazuli, Tita Talitha Program Studi Teknik Industry Fakultas Teknik Universitas Dian Nuswantoro Semarang Onedhit90@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Teori Dunia industri biasanya tak lepas dari suatu peramalan, hal ini disebabkan bahwa peramalan dapat memprediksi kejadian di masa yang akan datang untuk mengambil keputusan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1. Pengumpulan Data 4.1.1. Sejarah Perusahaan CV. Mitra Abadi Teknik merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang perancangan dan manufaktur untuk peralatan

Lebih terperinci

ANALISIS PERENCANAAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU MENGGUNAKAN TEKNIK LOTTING DI PT AGRONESIA INKABA BANDUNG

ANALISIS PERENCANAAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU MENGGUNAKAN TEKNIK LOTTING DI PT AGRONESIA INKABA BANDUNG ANALISIS PERENCANAAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU MENGGUNAKAN TEKNIK LOTTING DI PT AGRONESIA INKABA BANDUNG I Made Aryantha dan Nita Anggraeni Program Studi Teknik Industri, Universitas Komputer Indonesia,

Lebih terperinci

ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN UNTUK MENGOPTIMUMKAN PESANAN DAN PERSEDIAAN BARANG PADA CV. GARUDA LANGIT BERLIAN

ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN UNTUK MENGOPTIMUMKAN PESANAN DAN PERSEDIAAN BARANG PADA CV. GARUDA LANGIT BERLIAN ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN UNTUK MENGOPTIMUMKAN PESANAN DAN PERSEDIAAN BARANG PADA CV. GARUDA LANGIT BERLIAN Aldi Firmansyah Universitas Bina Nusantara, Jl. KH. Syahdan No. 9, Palmerah, Jakarta Barat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Pengertian manajemen menurut Robbins dan Coulter (2010;23) adalah pengkoordinasikan dan pengawasan dari aktivitas pekerjaan orang lain sehingga pekerjaan mereka

Lebih terperinci

Yayah Sopiyah 1 Didiek Pramono 2. Abstrak. Kata kunci : Material, Persediaan, Teknik Lot Sizing, Biaya Persediaan Minimum.

Yayah Sopiyah 1 Didiek Pramono 2. Abstrak. Kata kunci : Material, Persediaan, Teknik Lot Sizing, Biaya Persediaan Minimum. ANALISIS PERBANDINGAN PENYEDIAAN BAHAN MATERIAL STRUKTUR LANTAI 2 DENGAN METODE MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) (STUDI KASUS: PROYEK GEDUNG GUEST HOUSE V HOTEL) Yayah Sopiyah 1 Didiek Pramono 2 1,2

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 69 BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Data Penjualan Pipa PVC Pada bab ini ditampilkan data-data penjualan pipa PVC yang diambil pada saat pengamatan dilakukan. Data yang ditampilkan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. 5.1 Permintaan Konsumen

BAB V PEMBAHASAN. 5.1 Permintaan Konsumen BAB V PEMBAHASAN 5.1 Permintaan Konsumen Permintaan konsumen selama 12 periode (bulan) terakhir terhadap produk sandal kelom di Sagitria Collection adalah 6654 pasang dengan perincian 379 pasang pada periode

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Herjanto, Eddy. (2006) Manajemen Operasi Edisi Ketiga. Jakarta : PT. Gramedia Widiasarana Indonesia

DAFTAR PUSTAKA. Herjanto, Eddy. (2006) Manajemen Operasi Edisi Ketiga. Jakarta : PT. Gramedia Widiasarana Indonesia DAFTAR PUSTAKA Herjanto, Eddy. (2006) Manajemen Operasi Edisi Ketiga. Jakarta : PT. Gramedia Widiasarana Indonesia Rangkuti, Freddy. (2007) Manajemen Persediaan. Jakarta: PT RAJAGRAFINDO PERSADA Kusuma,

Lebih terperinci

BAB III PERAMALAN. Praktikum Sistem Produksi ATA 2014/2015

BAB III PERAMALAN. Praktikum Sistem Produksi ATA 2014/2015 BAB III PERAMALAN 3.1 Landasan Teori Peramalan merupakan suatu bentuk usaha untuk meramalkan keadaan di masa mendatang melalui pengujian keadaan di masa lalu. Esensi peramalan adalah perkiraan peristiwa-peristiwa

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 4.1 Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Untuk melakukan pemecahan masalah yang berkaitan dengan perencanaan bahan baku di PT. Mitra Manis Sentosa, maka dibawah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Untuk memecahkan masalah yang diuraikan pada sub bab 1.2 diperlukan beberapa terori pendukung yang relevan. 2.1 Inventory Control Pengawasan persediaan digunakan untuk mengatur tersedianya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Material Requirements Planning 2.1.1 Definisi MRP MRP adalah dasar komputer mengenai perencanaan produksi dan inventory control. MRP juga dikenal sebagai tahapan waktu perencanaan

Lebih terperinci

ANALISA PENERAPAN TEKNIK LOT SIZING DALAM UPAYA MENGENDALIKAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DI PT. PAKINDO JAYA PERKASA

ANALISA PENERAPAN TEKNIK LOT SIZING DALAM UPAYA MENGENDALIKAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DI PT. PAKINDO JAYA PERKASA JTM. Volume 02 Nomor 01 Tahun 2013, 112-117 ANALISA PENERAPAN TEKNIK LOT SIZING DALAM UPAYA MENGENDALIKAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DI PT. PAKINDO JAYA PERKASA Muhammad Lazidin S1 Pendidikan Teknik Mesin,

Lebih terperinci

ANALISA BIAYA PENGENDALIAN & PERENCANAAN BAHAN BAKU DI PT. ALIANSI TEMPRINA NYATA GRAFIKA

ANALISA BIAYA PENGENDALIAN & PERENCANAAN BAHAN BAKU DI PT. ALIANSI TEMPRINA NYATA GRAFIKA ANALISA BIAYA PENGENDALIAN & PERENCANAAN BAHAN BAKU DI PT. ALIANSI TEMPRINA NYATA GRAFIKA Chairul Rozi dan Resa Taruna Suhada Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Mercu Buana, Jakarta.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kecenderungan semakin maju dan berkembangnya perekonomian kota Malang membuat

BAB I PENDAHULUAN. Kecenderungan semakin maju dan berkembangnya perekonomian kota Malang membuat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kecenderungan semakin maju dan berkembangnya perekonomian kota Malang membuat persaingan semakin ketat di seluruh sector industry dan masing-masing perusahaan dalam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB III METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 26 BAB III METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 METODOLOGI PENELITIAN Dalam pembuatan Tugas Akhir diperlukan tahapan yang terstruktur yaitu tahapan metodologi penelitian. Metodologi penelitian merupakan penggambaran

Lebih terperinci

PERENCANAAN KEBUTUHAN MATERIAL (MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING) (MRP) BAB - 8

PERENCANAAN KEBUTUHAN MATERIAL (MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING) (MRP) BAB - 8 PERENCANAAN KEBUTUHAN MATERIAL (MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING) (MRP) BAB - 8 Sebelum penggunaan MRP, perencanaan pengendalian persediaan biasanya dilakukan melalui pendekatan reaktif sbb : a. Reorder

Lebih terperinci

OPTIMASI PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU DI PT. SIANTAR TOP TBK ABSTRAK

OPTIMASI PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU DI PT. SIANTAR TOP TBK ABSTRAK OPTIMASI PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU DI PT. SIANTAR TOP TBK Robby Hidayat, Moses L.Singih, Mahasiswa MMT ITS Manajemen Industri Email : Robbie_First@Yahoo.Com ABSTRAK PT. Siantar Top Tbk adalah

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Model Perumusan Masalah Metodologi penelitian penting dilakukan untuk menentukan pola pikir dalam mengindentifikasi masalah dan melakukan pemecahannya. Untuk melakukan pemecahan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1.Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan suatu kerangka yang mengungkapkan suatu teori-teori yang sesuai dengan pokok permasalahan penelitian yang dibahas.

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan teknik analisa berupa wawancara, analisa dokumentasi dan observasi langsung.

Lebih terperinci

PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU KEMASAN MINUMAN RINGAN UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERSEDIAAN. Mila Faila Sufa 1*, Rizky Novitasari 2

PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU KEMASAN MINUMAN RINGAN UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERSEDIAAN. Mila Faila Sufa 1*, Rizky Novitasari 2 PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU KEMASAN MINUMAN RINGAN UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERSEDIAAN Mila Faila Sufa 1*, Rizky Novitasari 2 1,2 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini dilakukan di Perusahaan Menara Cemerlang, suatu perusahaan yang bergerak di bidang pembuatan karung plastik. Pada saat ini perusahaan sedang mengalami penjualan yang pesat dan mengalami

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Produksi Menurut (Herjanto, 1999): Secara umum, kegiatan produksi atau operasi merupakan suatu kegiatan yang berhubungan dengan penciptaan atau pembuatan barang,

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Data Perusahaan PT.YPP adalah salah satu perusahaan nasional yang bergerak di bidang obatobatan (Jamu). Terletak di jalan Pulo Buaran Raya Blok X no.6 Kawasan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasional Ada beberapa pengertian manajemen operasional menurut para ahli sebagai berikut : 1. Menurut Stevenson (2014), manajemen operasional adalah manajemen sistem

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PERENCANAAN PRODUKSI DISPLAY BARANG DENGAN METODE AGREGAT PADA PD IMPRESSA MULIA

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PERENCANAAN PRODUKSI DISPLAY BARANG DENGAN METODE AGREGAT PADA PD IMPRESSA MULIA ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PERENCANAAN PRODUKSI DISPLAY BARANG DENGAN METODE AGREGAT PADA PD IMPRESSA MULIA Fitri Susianti Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Bina Nusantara,

Lebih terperinci

PERAMALAN PENJUALAN OBAT MENGGUNAKAN METODE SINGLE EXPONENTIAL SMOOTHING PADA TOKO OBAT BINTANG GEURUGOK

PERAMALAN PENJUALAN OBAT MENGGUNAKAN METODE SINGLE EXPONENTIAL SMOOTHING PADA TOKO OBAT BINTANG GEURUGOK PERAMALAN PENJUALAN OBAT MENGGUNAKAN METODE SINGLE EXPONENTIAL SMOOTHING PADA TOKO OBAT BINTANG GEURUGOK Sayed Fachrurrazi, S.Si., M.Kom Program Studi Teknik Informatika, Universitas Malikussaleh Reuleut,

Lebih terperinci

Prosiding Manajemen ISSN:

Prosiding Manajemen ISSN: Prosiding Manajemen ISSN: 2460-8328 Analisis Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku Kulit dengan Menggunakan Metode Material Requirement Planning untuk Meminimumkan Biaya Persediaan pada Bengkel Sepatu Beevy

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI. Kerangka kerja yang digunakan oleh tim penulis adalah dengan mengkombinasikan

BAB 3 METODOLOGI. Kerangka kerja yang digunakan oleh tim penulis adalah dengan mengkombinasikan BAB 3 METODOLOGI Kerangka kerja yang digunakan oleh tim penulis adalah dengan mengkombinasikan beberapa metode yang masuk dalam kategori praktek terbaik untuk melakukan pengurangan jumlah persediaan barang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Heene dan Desmidt (2010:8), menyatakan bahwa manajemen adalah serangkaian aktivitas manusia yang berkesinambungan dalam mencapai suatu tujuan yang telat ditetapkannya.

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK CV Setia Jaya Socks merupakan perusahaan yang memproduksi kaos kaki. Perusahaan ini berlokasi di Jl. Kopo Permai II, Blok A no 2-6, Bandung dan memiliki lebih dari 50 tenaga kerja langsung. Perusahaan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN. penggerakan, dan pengendalian aktivitas organisasi atau perusahaan bisnis atau jasa

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN. penggerakan, dan pengendalian aktivitas organisasi atau perusahaan bisnis atau jasa 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN A. Kajian Pustaka A.1. Teori A.1.1 Manajemen Produksi dan Operasi Menurut Haming (2011:24) Manajemen Operasional dapat diartikan sebagai kegiatan yang berhubungan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Flow diagram untuk pemecahan masalah yang terdapat pada PT. Pulogadung Pawitra Laksana (PT. PPL) dapat dilihat dalam diagram 3.1 di bawah ini. Mulai Identifikasi Masalah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1 Sistem Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGELOLAAN DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN PADA KOPERASI NIAGA ABADI RIDHOTULLAH *)

ANALISIS PENGELOLAAN DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN PADA KOPERASI NIAGA ABADI RIDHOTULLAH *) ANALISIS PENGELOLAAN DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN PADA KOPERASI NIAGA ABADI RIDHOTULLAH *) Kartika Aprilia Benhardy, Rudi Aryanto Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia ABSTRAK Tujuan dari penelitian

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN 5.1 Peramalan Kebutuhan Bahan Baku Pada bab ini berisikan tentang analisa hasil dari pengolahan data dalam perhitungan Forecasting dan MRP tepung terigu untuk 12 bulan yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dan bekerja sama untuk memproses masukan atau input yang ditunjukkan kepada

BAB II LANDASAN TEORI. dan bekerja sama untuk memproses masukan atau input yang ditunjukkan kepada BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi Menurut Kristanto (2003:2), sistem adalah kumpulan elemen elemen dan bekerja sama untuk memproses masukan atau input yang ditunjukkan kepada sistem

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 VARIABEL PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL Variabel Penelitian di sini merupakan suatu atribut atau nilai atau sifat dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai

Lebih terperinci

Penerapan Material Requirements Planning (MRP) dalam Perencanaan Persediaan Bahan Baku Produk Botol DK 8211 B di PT. Rexam Packaging Indonesia

Penerapan Material Requirements Planning (MRP) dalam Perencanaan Persediaan Bahan Baku Produk Botol DK 8211 B di PT. Rexam Packaging Indonesia Penerapan Material Requirements Planning (MRP) dalam Perencanaan Persediaan Bahan Baku Produk Botol DK 8211 B di PT. Rexam Packaging Indonesia Rahmad Fajar S. S1 Pend. Teknik Mesin, Jurusan Teknik Mesin,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan dunia industri menyebabkan terjadinya persaingan yang cukup ketat antar perusahaan. Kualitas merupakan faktor dasar konsumen terhadap

Lebih terperinci

BAB 5 ANALISIS 5.1. Analisis Forecasting (Peramalan)

BAB 5 ANALISIS 5.1. Analisis Forecasting (Peramalan) BAB 5 ANALISIS 5.1. Analisis Forecasting (Peramalan) Peramalan merupakan upaya untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Peramalan digunakan untuk melihat atau memperkirakan

Lebih terperinci

Perencanaan Persediaan Bahan Baku Produksi Dengan Metode Material

Perencanaan Persediaan Bahan Baku Produksi Dengan Metode Material PERENCANAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PRODUKSI DENGAN METODE MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) PADA PT. SEJATI JAYA Darmawan Abrianto S1 Pendidikan Teknik Mesin Otomotif, Fakultas Teknik, Universitas Negeri

Lebih terperinci