PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL DAN KOMPETENSI KEPRIBADIAN TERHADAP KINERJA DOSEN DI JURUSAN AKUNTANSI POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL DAN KOMPETENSI KEPRIBADIAN TERHADAP KINERJA DOSEN DI JURUSAN AKUNTANSI POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA"

Transkripsi

1 PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL DAN KOMPETENSI KEPRIBADIAN TERHADAP KINERJA DOSEN DI JURUSAN AKUNTANSI POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA Sudarlan ( Staf Pengajar Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Samarinda ) Rifadin ( Staf Pengajar Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Samarinda ) ABSTRAK SUDARLAN dan RIFADIN: Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh antara Kompetensi Sosial dan Kompetensi Kepribadian terhadap kinerja dosen di Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Samarinda. Obyek penelitian adalah seluruh seluruh dosen di Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Samarinda. Pengujian instrumen penelitian, dilakukan dengan menggunakan uji validitas dan reliabilitas. Untuk menentukan ketepatan model dilakukan pengujian asumsi klasik yang meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedatisitas dan uji autokorelasi. Teknik analisis yang digunakan yaitu analisis regresi berganda baik secara parsial maupun simultan Hasil penelitian menyatakan bahwa secara parsial kompetensi sosial tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja dosen di Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Samarinda. Pengujian parsial pada variabel lain memberikan hasil berbeda, dimana kompetensi kepribadian memiliki pengaruh yang sinifikan terhadap kinerja dosen di Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Samarinda. Secara simultan, kompetensi sosial dan kompetensi kepribadian secara bersamasama berpengaruh terhadap kinerja dosen di Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Samarinda Kata kunci : Kompetensi Sosial, Kompetensi Kepribadian, Kinerja Dosen PENDAHULUAN Pendidikan merupakan hal yang sangat penting. Di dunia pendidikan khususnya perguruan tinggi, peran pengajar (selanjutnya disebut Dosen) merupakan komponen yang menentukan dalam sistem pendidikan tinggi. Dosen memegang peran utama dalam pembangunan intelektual sumber daya manusia yang diselenggarakan secara formal. Dosen menentukan keberhasilan peserta didik terutama dalam kaitannya dengan proses belajar mengajar. Dosen juga merupakan komponen yang paling berpengaruh terhadap terciptanya proses dan hasil pendidikan yang berkualitas. Pendidikan yang membentuk output yang berkualitas (mahasiswa) dapat tercipta dari pengajar yang berkualitas pula. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas lulusan adalah dengan meningkatkan kinerja dosen. Undang-Undang No. 14 tahun 005 tentang Guru dan Dosen serta Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 005 tentang Standar Nasional Pendidikan salah satunya mengaamanatkan bahwa dosen wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Danim (00) mengungkapkan bahwa ciri krisis pendidikan di Indonesia adalah dosen belum mampu menunjukkan kinerja yang memadai. Sebagai pengajar atau pendidik, dosen merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan setiap upaya pendidikan. Adanya peningkatan JURNAL EKSIS Vol.1 No.1, April 016: Riset / 339

2 dalam mutu pendidikan tidak terlepas dari kinerja dosen. Keberhasilan kinerja akan terwujud jika ditunjang dengan kompetensi yang baik. Oleh karena itu, seorang dosen dituntut untuk memiliki kompetensi yang baik dimana hal tersebut dapat meningkatkan kualitas kerjanya. Politeknik Negeri Samarinda (Polnes) merupakan satu dari beberapa perguruan tinggi yang ada di kota Samarinda. Sebagai salah satu lembaga pendidikan, tentunya tidak sedikit masalah-masalah yang berkaitan dengan kinerja dosen, diantaranya belum optimalnya dalam perencanaan pembelajaran, tidak hanya pada perencanaan, masalah juga mungkin timbul pada pelaksanaan pembelajaran., belum lagi masalah dalam evaluasi pembelajaran disiplin tugas. Ini terjadi di rata-rata program studi, program studi di Jurusan Akuntansi salah satunya. Di Jurusan Akuntansi Polnes, masih terlihat adanya masalah dalam perencanaan, pelaksanaan, evaluasi pembelajaran dimana masih ada dosen yang belum membuat persiapan pembelajaran sebelum mengajar. Masalah ini dapat terjadi salah satunya karena kurang atau lemahnya kompetensi setiap dosen. Kompetensi yang rendah cenderung menghasilkan kinerja yang rendah. Hal ini nantinya akan berpengaruh pada kinerja dosen yang ada. Berangkat dari kondisi demikian, maka penelitian mengenai kompetensi dan kinerja dosen perlu untuk dilakukan Pada umumnya, kompetensi dosen terdiri dari 4 bagian yaitu; 1. Kompetensi pedagogik,. Kompetensi profesional, 3. Kompetensi sosial, dan 4. Kompetensi kepribadian. Penelitian mengenai kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional telah banyak dilakukan. Atas dasar hal tersebut maka peneliti tertarik untuk meneliti dari aspek kompetensi lain yaitu kompetensi sosial dan kompetensi kepribadian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kinerja dosen dan bagaimana upaya untuk meningkatkan kinerja dosen dilihat dari faktor kompetensi sosial dan kompetensi kepribadian yang dimilikinya. TINJAUAN PUSTAKA Kinerja Guru Istilah kinerja guru berasal dari kata job performance/actual performance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang). Jadi menurut bahasa kinerja bisa diartikan sebagai prestasi yang nampak sebagai bentuk keberhasilan kerja pada diri seseorang. Keberhasilan kinerja juga ditentukan dengan pekerjaan serta kemampuan seseorang pada bidang tersebut. Keberhasilan kerja juga berkaitan dengan kepuasan kerja seseorang. Mangkunegara (000) mendefinisikan kinerja (prestasi kerja) sebagai hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan. Dalam kamus bahasa Indonesia (KBBI), Kinerja berarti sesuatu yang dicapai, prestasi diperlihatkan, kemampuan kerja. Definisi lain menyebutkan bahwa pengertian kinerja adalah seseorang untuk melaksanakan tugasnya yang baik untuk menghasilkan hasil yang memuaskan, guna tercapainya tujuan sebuah organisasi atau kelompok dalam suatu unit kerja. Jadi, kinerja karyawan merupakan hasil kerja di mana para guru mencapai persyaratan-persyaratan pekerjaan (simamora, 1995) Davies (1987) mengatakan bahwa seorang mempunyai empat fungsi umum yang merupakan ciri pekerja seorang guru, adalah sebagai berikut: a. Merencanakan, yaitu pekerjaan seorang guru menyusun tujuan belajar. b. Mengorganisasikan, yaitu pekerjaan guru untuk mengatur dan menghubungkan sumber belajar sehingga dapat mewujudkan tujuan belajar dengan cara yang paling efektif, efesien, dan ekonomis mungkin. c. Memimpin, yaitu pekerjaan guru untuk memotivasi, mendorong, dan menstimulasikan muridnya, sehingga siap mewujudkan tujuan belajar. d. Mengawasi, yaitu pekerjaan guru untuk menentukan apakah fungsinya dalam mengorganisasi dan memimpin telah berhasil dalam mewujudkan tujuan yang telah dirumuskan. Jika tujuan belum dapat diwujudkan, maka guru harus mengatur kembali situasinya dan bukannya mengubah tujuan. Jadi, kinerja guru dalam proses belajar mengajar adalah kemampuan guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai pengajar yang memiliki keahlian mendidik anak didik dalam rangka pembinaan peserta didik untuk tercapainya institusi pendidikan. Tugas Pokok dalam Pembelajaran Guru berhadapan dengan siswa adalah pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Seorang guru harus memiliki kinerja yang baik terutama pada saat proses belajar berlangsung. Guru diharapkan memiliki ilmu yang cukup sesuai bidangnya, pandai berkomunikasi, mengasuh, dan menjadi contoh belajar yang baik bagi siswanya untuk tumbuh dan berkembang menjadi dewasa. Menurut Sukadi (001), sebagai seorang profesional, guru memiliki lima tugas pokok yaitu, merencanakan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran, Riset / 3330 JURNAL EKSIS Vol.1 No.1, April 016:

3 menindaklanjuti hasil pembelajaran, serta melakukan bimbingan dan konseling. Kriteria Kinerja Guru Keberhasilan guru seseorang bisa dilihat apabila kriteria-kriteria yang ada telah mencapai secara keseluruhan. Jika kriteria telah tercapai berarti pekerjaan seseorang telah dianggap memiliki kualitas kerja yang baik. Sebagaimana yang telah disebutkan dalam pengertian kinerja bahwa kinerja guru adalah hasil kerja yang terlihat dari serangkaian kemampuan yang dimiliki oleh seorang yang berprofesi guru. Kemampuan yang harus dimiliki guru telah disebutkan dalam peraturan pemerintah RI No. 19 Tahun 005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 8 ayat 3 yang berbunyi: Indikator Kinerja Guru Ada beberapa indikator yang dapat dilihat peran guru dalam meningkatkan kemampuan dalam proses belajar-mengajar. Indikator kinerja tersebut antara lain: 1. Kemampuan merencanakan belajar mengajar, Kemampuan ini meliputi: a. Menguasai garis-garis besar penyelenggaraan pendidikan. b. Menyesuaikan analisa materi pelajaran c. Menyusun program semester d. Menyusun program atau pembelajaran. Kemampuan melaksanakan kegiatan belajar mengajar, yang meliputi: a. Tahap pra intruksional b. Tahap intruksional c. Tahap evaluasi dan tidak lanjut 3. Kemampuan mengevaluasi, kemampan ini meliputi: a. Evaluasi normatif b. Laporan hasil evaluasi c. Pelaksanaan program perbaikan dan pengayaan Kompetensi Guru Menurut Oxford Advanced Learner s Dictionary (000), Competency is a skill that you need in a particular job for particular task, Kompetensi adalah keterampilan yang dibutuhkan untuk pekerjaan tertentu. Uno (008:64) berpendapat Kompetensi guru adalah salah satu faktor yang mempengaruhi tercapainya tujuan pembelajaran dan pendidikan di sekolah, namun kompetensi guru tidak berdiri sendiri, tetapi dipengaruhi oleh faktor latar belakang pendidikan, pengalaman dan lamanya mengajar. Kompetensi professional seorang guru adalah seperangkat kemampuan yang harus dimiliki oleh seorangn guru agar ia dapat melaksanakan tugas mengajarnya dengan berhasil. Selanjutnya Uno (008:64) menjelaskan bahwa guru adalah orang dewasa yang secara sadar bertanggung jawab dalam mendidik, mengajar, dan mengelola kelas agar peserta didik dapat belajar dan pada akhirnya dapat mencapai tingkat kedewasaan sebagai tujuan akhir dari proses pendidikan. Uno (008:64) juga mengutip pendapat Sudiarto bahwa kompetensi guru professional menuntut dirinya sebagai guru agar mampu menganalisis, mendiagnosis, dan memprognosis situasi pendidikan. Guru yang memiliki kompetensi professional perlu menguasai antara lain: a. disiplin ilmu pengetahuan sebagai sumber bahan pelajaran, b. bahan ajar yang diajarkan, c. pengetahuan tentang karakteristik siswa, d. pengetahuan tentang filsafat dan tujuan pendidikan, e. pengetahuan serta penguasaan tentang metode dan model mengajar, f. penguasaan terhadap prinsip-prinsip teknologi pembelajaran, g. pengetahuan tentang penilaian, dan mampu merencanakan, memimpin, guna kelancaran proses pendidikan. Kompetensi Guru (Uno, 008: 7) adalah kecakapan atau kemampuan yang dimiliki oleh guru yang diindikasikan dalam tiga kompetensi, yaitu kompetensi yang berhubungan dengan tugas profesionalnya sebagai guru (profesional), kompetensi yang berhubungan dengan keadaaan pribadinya (personal), kompetensi yang berhubungan dengan masyarakat atau lingkungannya (sosial). Guru merupakan suatu profesi, yang berarti suatu jabatan yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru dan tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang diluar bidang pendidikan. Begitu sangat strategisnya kedudukan guru sebagai tenaga profesional, di dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 005 tentang Guru dan Dosen, tepatnya Bab III Pasal 7, diamanatkan bahwa profesi guru merupakan bidang pekerjaan khusus yang dilaksanakan berdasarkan prinsip sebagai berikut: 1) memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme; ) memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketakwaan, dan akhlak mulia 3) memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugas yang mereka geluti 4) memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas JURNAL EKSIS Vol.1 No.1, April 016: Riset / 3331

4 5) memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan 6) memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja 7) memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat; memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas keprofesionalan; dan 8) memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur hal-hal yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 16 Tahun 007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru ditegaskan bahwa setiap guru wajib memenuhi standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru yang berlaku secara nasional. Kompetensi guru meliputi: 1) kompetensi pedagogik, ) kompetensi kepribadian, 3) kompetensi sosial, 4) kompetensi professional. Kompetensi Kepribadian Berperan sebagai guru memerlukan kepribadian yang unik. Kepribadian guru ini meliputi kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia.seorang guru harus mempunyai peran ganda. Peran tersebut diwujudkan sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi. Adakalanya guru harus berempati pada siswanya dan ada kalanya guru harus bersikap kritis. Berempati maksudnya guru harus dengan sabar menghadapi keinginan siswanya juga harus melindungi dan melayani siswanya tetapi disisi lain guru juga harus bersikap tegas jika ada siswanya berbuat salah. Menurut Usman (00) kepribadian guru meliputi hal berikut: a. Mengembangkan kepribadian b. Berinteraksi dan berkomunikasi c. Melaksanakan bimbingan dan penyuluhan d. Melaksanakan administrasi sekolah e. Melaksanakan penelitian sederhana untuk keperluan pengajaran. Kepribadian guru penting karena guru merupakan cerminan prilaku bagi para siswasiswanya. Guru sebagai tenaga pendidik yang tugas utamanya mengajar, memiliki karakteristik kepribadian yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pengembangan sumber daya manusia. Kepribadian yang mantap dari sosok seorang guru akan memberikan teladan yang baik terhadap anak didik maupun masyarakatnya, sehingga guru akan tampil sebagai sosok yang patut digugu (ditaati nasehat/ucapan/perintahnya) dan ditiru (di contoh sikap dan perilakunya). Kepribadian guru merupakan faktor terpenting bagi keberhasilan belajar anak didik. Dalam kaitan ini, Darajat dalam Syah (000:5-6) menegaskan bahwa kepribadian itulah yang akan menentukan apakah ia menjadi pendidik dan pembina yang baik bagi anak didiknya, ataukah akan menjadi perusak atau penghancur bagi masa depan anak didiknya terutama bagi anak didik yang masih kecil (tingkat dasar) dan mereka yang sedang mengalami kegoncangan jiwa (tingkat menengah). Karakteristik kepribadian yang berkaitan dengan keberhasilan guru dalam menggeluti profesinya adalah meliputi fleksibilitas kognitif dan keterbukaan psikologis. Fleksibilitas kognitif atau keluwesan ranah cipta merupakan kemampuan berpikir yang diikuti dengan tindakan secara simultan dan memadai dalam situasi tertentu. Guru yang fleksibel pada umumnya ditandai dengan adanya keterbukaan berpikir dan beradaptasi. Selain itu, ia memiliki resistensi atau daya tahan terhadap ketertutupan ranah cipta yang prematur dalam pengamatan dan pengenalan. Dalam Undang-undang Guru dan Dosen dikemukakan kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, berakhlak mulia, arif, dan berwibawa serta menjadi teladan peserta didik. Surya (003:138) menyebut kompetensi kepribadian ini sebagai kompetensi personal, yaitu kemampuan pribadi seorang guru yang diperlukan agar dapat menjadi guru yang baik. Kompetensi personal ini mencakup kemampuan pribadi yang berkenaan dengan pemahaman diri, penerimaan diri, pengarahan diri, dan perwujudan diri. Gumelar dan Dahyat (00:17) merujuk pada pendapat Asian Institut for Teacher Education, mengemukakan kompetensi pribadi meliputi (1) pengetahuan tentang adat istiadat baik sosial maupun agama, () pengetahuan tentang budaya dan tradisi, (3) pengetahuan tentang inti demokrasi, (4) pengetahuan tentang estetika, (5) memiliki apresiasi dan kesadaran sosial, (6) memiliki sikap yang benar terhadap pengetahuan dan pekerjaan, (7) setia terhadap harkat dan martabat manusia. Kompetensi guru secara lebih khusus lagi adalah bersikap empati, terbuka, berwibawa, bertanggung jawab dan mampu menilai diri pribadi. Johnson sebagaimana dikutip Anwar (004:63) mengemukakan kemampuan personal guru, mencakup (1) penampilan sikap yang positif terhadap keseluruhan tugasnya sebagai guru, dan terhadap keseluruhan situasi pendidikan beserta unsur-unsurnya, () pemahaman, penghayatan dan penampilan nilai-nilai yang seyogyanya dianut oleh Riset / 333 JURNAL EKSIS Vol.1 No.1, April 016:

5 seorang guru, (3) kepribadian, nilai, sikap hidup ditampilkan dalam upaya untuk menjadikan dirinya sebagai panutan dan teladan bagi para siswanya. Arikunto (1993:39) mengemukakan kompetensi personal mengharuskan guru memiliki kepribadian yang mantap sehingga menjadi sumber inspirasi bagi subyek didik, dan patut diteladani oleh siswa.berdasarkan uraian di atas, kompetensi kepribadian guru tercermin dari indikator (1) sikap, dan () keteladanan. Kompetensi Sosial Pekerjaan seorang guru adalah merupakan suatu profesi yang tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang. Profesi adalah pekerjaan yangmemerlukan keahlian khusus dan biasanya dibuktikan dengan sertifikasi dalam bentuk ijazah. Profesi guru ini memiliki prinsip yang dijelaskan dalam Undang-Undang Guru dan Dosen No.14 Tahun 005 sebagai berikut: 1) Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme ) Memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketakwaan, dan akhlak mulia 3) Memiliki kualifikasi dan latar belakang pendidikan sesuai bidang tugas. 4) Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas 5) Memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan 6) Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai denga prestasi kerja 7) Memiliki kesempatan untuk mengembangan keprofesionalan 8) secara berkelanjutan dengan sepanjang hayat 9) Memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas keprofesionalan 10) Memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan yang mengatur hal-hal yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru. Guru yang efektif adalah guru yang mampu membawa siswanya dengan berhasil mencapai tujuan pengajaran. Mengajar di depan kelas merupakan perwujudan interaksi dalam proses komunikasi. Menurut Undang-undang Guru dan Dosen kompetensi sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru, orangtua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar. Surya (003:138) mengemukakan kompetensi sosial adalah kemampuan yang diperlukan oleh seseorang agar berhasil dalam berhubungan dengan orang lain. Kompetensi sosial ini termasuk keterampilan dalam interaksi sosial dan melaksanakan tanggung jawab sosial. Gumelar dan Dahyat (00:17) merujuk pada pendapat Asian Institut for Teacher Education, menjelaskan kompetensi sosial guru adalah salah satu daya atau kemampuan guru untuk mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang baik serta kemampuan untuk mendidik, membimbing masyarakat dalam menghadapi kehidupan di masa yang akan datang. Untuk dapat melaksanakan peran sosial kemasyarakatan, guru harus memiliki kompetensi (1) aspek normatif kependidikan, yaitu untuk menjadi guru yang baik tidak cukup digantungkan kepada bakat, kecerdasan, dan kecakapan saja, tetapi juga harus beritikad baik sehingga hal ini bertautan dengan norma yang dijadikan landasan dalam melaksanakan tugasnya, () pertimbangan sebelum memilih jabatan guru, dan (3) mempunyai program untuk meningkatkan kemajuan masyarakat dan kemajuan pendidikan. Johnson sebagaimana dikutip Anwar (004:63) mengemukakan kemampuan sosial mencakup kemampuan untuk menyesuaikan diri pada tuntutan kerja dan lingkungan sekitar pada waktu membawakan tugasnya sebagai guru. Arikunto (1993:39) mengemukakan kompetensi sosial mengharuskan guru memiliki kemampuan komunikasi sosial baik dengan peserta didik, sesama guru, kepala sekolah, pegawai tata usaha, bahkan dengan anggota masyarakat. Berdasarkan uraian di atas, kompetensi sosial guru tercermin melalui indikator (1) interaksi guru dengan siswa, () interaksi guru dengan kepala sekolah, (3) interaksi guru dengan rekan kerja, (4) interaksi guru dengan orang tua siswa, dan (5) interaksi guru dengan masyarakat. METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Dari uraian yang telah disampaikan di bab sebelumnya, maka dapat diperjelas variabel kompetensi sosial dan kompetensi kepribadian terhadap kinerja Dosen. Secara skematis dapat diilustrasikan seperti pada bagan berikut: Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian Poin a pada skema menjelaskan pengaruh kompetensi sosial terhadap kinerja dosen. Poin b menjelaskan pengaruh kompetensi kepribadian terhadap kinerja dosen. Semua mewakili uji hubungan secara parsial. Sedangkan pada poin c JURNAL EKSIS Vol.1 No.1, April 016: Riset / 3333

6 dimana uji hubungan dilakukan secara serentak atau bersama-sama (simultan). Metode Pengumpulan Data Kuesioner. Proses ini dilakukan dengan mengajukan sejumlah pertanyaan. Item pertanyaan yang diberikan dapat mewakili variabel yang diteliti dan dapat digunakan sebagai pengukuran dalam penelitian. Masingmasing variabel diwakili indikator yang merepresentasikan pertanyaan di kuesioner. Observasi, data yang di peroleh melalui database perguruan tinggi yang bersangkutan. Data yang dimaksudkan antara lain data mengenai jumlah dosen dll Uji Kualitas Data Uji Validitas, yaitu menghitung korelasi antara skor masing-masing butir pertanyaan dengan total scor setiap konstruknya (Ghozali, 001). Pengujian ini menggunakan metode Pearson Correlation. Uji Reliabilitas, Uji reliabilitas ini menggunakan reliabilitas konsistensi internal yaitu tekhnik cronbach Alpha (α). Apabila nilai cronbach alpha dari hasil pengujian > 0,6 maka dapat dikatakan bahwa konstruk atau variabel itu adalah reliabel (Nunnaly, 1969 dalam Ghozali, 001) Teknik Analisa Data Uji Multikolinearitas. Uji ini dilakukan dengan cara melihat nilai tolerance dan lawannya Variance Inflation Factor (VIF). Apabila nilai VIF < 10 dan nilai tolerance > 0,1 maka tidak terjadi multikolinearitas antar variabel independennya. Uji Heteroskedastisitas, Untuk melakukan pengujian terhadap asumsi ini dilakukan dengan menggunakan analisis dengan grafik plots. Apabila titik-titik menyebar secara acak baik diatas maupun dibawah angka nol pada sumbu y maka dinyatakan tidak terjadi heterokedastisitas. Uji Normalitas, yaitu uji yang dilakukan dengan cara menguji distribusi data normal yang dilakukan dengan cara analisis grafik. Uji Autokorelasi, uji yang dilakukan Untuk mendiagnosis adanya autokorelasi dalam suatu model regresi. Uji ini dilakukan melalui uji Durbin Watson. Jika dl > d > 4-du, maka dikatakan tidak ada autokoralasi. Uji koefisien korelasi (R), Uji ini dilakukan untuk melihat keeratan hubungan antara variabel yang akan diteliti. Semakin tinggi nilai R yang mendekati 1, maka semakin erat hubungan antara variabel-variabel yang diteliti. Interpretasi terhadap hasil koefisien kolerasi (R) berarti apabila : Nilai koefisien determinasi (R) semakin dekat dengan 1, berarti variabel dependen (tergantung) dapat dijelaskan secara linier oleh variabel bebas. Sebaliknya koefisien kolerasi (R) mendekati nol berarti model yang digunakan masih dianggap lemah untuk maksud yang sama. Analisis kolerasi berguna untuk menentukan suatu besaran yang, menyatakan bagaimana kuat hubungan suatu variabel dengan variabel lain. Jadi tidak mempersoalkan apakah suatu variabel tertentu tergantung kepada variabel yang lain. Selanjutnya dapat dihitung dengan rumus (Umar, 003 : 195) : r n XY X Y n X X n Y Y Selanjutnya, untuk mengetahui tingkat hubungan dapat digunakan pedoman interprestasi koefisien korelasi sebagai berikut : Tabel 4.1. Interprestasi Koefisien Korelasi No Interval Koefisien Tingkat Hubungan 1 0,00 0,199 Sangat rendah 0,0 0,399 Rendah 3 0,40 0,599 Sedang 4 0,60 0,799 Kuat 5 0,80 1,000 Sangat Kuat Sumber : Sugiono, 006 Uji Koefisien Determinasi (R ) Setelah dilakukan koefisien korelasi, langkah selanjutnya dilakukan analisis determinasi (R ). Koefisien determinasi dilakukan untuk mengetahui derajat ketepatan dari analisis regresi berganda R dan juga menunjukkan besarnya variasi sumbangan seluruh variabel bebas terhadap variabel tidak bebasnya. Rumusnya sebagai berikut : R SSR Total SS Dimana : SSR : Sum of Squares Regression (jumlah kudran regresi) Total SS : Total Sum of Squares (total jumlah kuadrat) Dengan demikian koefisien kolerasi berganda (R) dapat dihitung dengan cara : Uji Hipotesis R R Untuk melihat pengaruh yang signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terkait baik secara stimulant maupun secara parsial, maka Riset / 3334 JURNAL EKSIS Vol.1 No.1, April 016:

7 akan dilakukan tahapan uji untuk pengujian penelitian. Uji pengaruh secara simultan (Uji F) Uji F digunakan untuk menunjukkan apakah variabel bebas secara bersama-sama, mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terkait. Oleh karena itu uji F digunakan pada persamaan regresi berganda. Adapun prosedur pengujiannya adalah sebagai berikut : 1) Merumuskan hipotesis statistik yang digunakan : Ho : b1 = 0 Ha : b1 0 ) Level of significance ( ) : 0,1 dengan df = (n-k-1) 3) Nilai statistik F hitung (Rangkuti, 007 : 165) adalah sebagai berikut : R F hitung k 1 R n k 1 Dimana : k = Jumlah variabel bebas n = Banyaknya sampel R = Koefisien determinasi 4) Kriteria penolakan dan penerimaan Ho dan Ha adalah : Jika F hitung < F tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak Jika F hitung > F tabel, maka Ho di tolak dan Ha diterima Uji pengaruh secara simultan (Uji t) Uji t digunakan untuk menguji signifikan pengaruh parsial variabel bebas terhadap variabel terkait. Adapun prosedur pengujiannya adalah : 1) Merumuskan hipotesis statistik yang digunakan : Ho : b1 = 0 Ha : b1 0 ) Level of significance ( ) : 0,1 dengan df = (n-k-1) 3) Nilai statistik t hitung menurut Sugiyono (006 : 14) adalah : r n t 1 r Dimana : r = Kolerasi yang ditemukan n = Jumlah sampel t = t hitung yang selanjutnya dikonsultasikan dengan t tabel 4) Kriteria penolakan dan penerimaan Ho dan Ha adalah : Jika t hitung < t tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Jika t hitung > t tabel, maka Ho di tolak dan Ha diterima. Persamaan regresi linier berganda adalah sebagai berikut (Ghozali, 005): Y = a + b1x1 + bx + b3x3 + b4x4 + e Dimana: Y = Kinerja Dosen A = Konstanta b1, b = Koefisien garis regresi X1 dan X = (kompetensi sosial dan kompetensi kepribadian) e = error variable / variabel pengganggu Koefisien Korelasi (R) Koefisien korelasi menerangkan sejauh mana terjadi keeratan hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Dari tabel diatas dapat terlihat bahwa nilai koefisien korelasi (R) berada pada angka 0,601 atau diatas 60%. Dengan demikian hubungan antara variabel memiliki hubungan yang kuat. Koefisien Determinasi (R ) Koefisien Determinan (R ) digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Jika nilai R kecil, berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen sangat terbatas. Apabila nilai R mendekati satu berarti variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Hal ini menunjukkan jika nilai R semakin dekat pada nilai 1, maka pengaruh variabel bebas terhadap variabel tidak bebas semakin kuat. Sebaliknya jika nilai R semakin dekat dapat nilai 0 maka pengaruh variabel bebas terhadap variabel tidak bebas semakin lemah. Dari uji koefisien determinan yang dilakukan dapat dinyatakan bahwa Besarnya R sebesar 0,97 atau 9,7%. Hal ini berarti 9,7% variabel kinerja kerja dapat dijelaskan oleh variabel kompetensi sosial dan kompetensi kepribadian. Sedangkan sisanya sebesar 70,3% dijelaskan oleh sebab atau variabel lain diluar model penelitian ini. JURNAL EKSIS Vol.1 No.1, April 016: Riset / 3335

8 Berdasarkan tabel diatas, maka model regresi yang diperoleh adalah sebagai berikut : Y = 43, ,398X 1 + 0,938X Konstanta (α) sebesar 43,008 memberi pengertian jika kompetensi sosial dan kompetensi kepribadian sama dengan nol (0), maka besarnya tingkat kinerja dosen adalah sebesar 43,008 satuan. Variabel X1 merupakan koefisien regresi dari variabel kompetensi sosial sebesar 0,398 mempunyai arti bahwa semakin tinggi kompetensi sosial atau bila terjadi penambahan kompetensi sosial sebesar 1 satuan, maka akan terjadi peningkatan kinerja dosen sebesar 0,398 satuan (39,8%) dengan asumsi variabel lainnya konstan atau tetap. Variabel X merupakan koefisien regresi dari variabel kompetensi kepribadian sebesar 0,938 mempunyai arti bahwa semakin tinggi kompetensi kepribadian atau bila terjadi penambahan kompetensi kepribadian sebesar 1 satuan, maka akan terjadi peningkatan tingkat prestasi kerja sebesar 0,938 satuan (93,8%) dengan asumsi variabel lainnya konstan atau tetap. Uji Secara Simultan Hasil uji statistik secara simultan untuk variabel X1 (kompetensi sosial) dan variabel X (kompetensi kepribadian) terhadap variabel Y (Kinerja) diperoleh hasil sebagai berikut : Berdasarkan hasil perhitungan stastistik diperoleh nilai probabilitas (signifikansi) sebesar 0,011 karena nilai signifikansi 0,011 lebih kecil dari 0,05 (0.011 < 0.005) maka Ho ditolak dan H1 diterima. Ini berarti bahwa variabel bebas. (kompetensi sosial dan kompetensi kepribadian) secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel terikat (kinerja). Uji Parsial Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara X1 (kompetensi sosial) dan X (kompetensi kepribadian) terhadap Y (Kinerja) maka digunakan uji t. 1. Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai signifikansi untuk variabel kompetensi sosial (X1) terhadap prestasi kerja (Y) menunjukkan nilai nilai ini lebih besar dari 0.05 (0.184 > 0.05) sehingga dapat dikatakan bahwa kompetensi sosial tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja. Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai signifikansi untuk variabel kompetensi kepribadian (X) terhadap kinerja (Y) menunjukkan nilai nilai ini lebih kecil dari 0.05 (0.047 < 0.05) sehingga dapat dikatakan bahwa kompetensi kepribadian berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja PEMBAHASAN Variabel Kompetensi Sosial Dari hasil analisis, diketahui bahwa pada variabel X1 yang diwakili oleh kompetensi sosial tidak memiliki berpengaruh terhadap kinerja dosen di Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Samarinda. Salah satu alasannya dapat dilihat dari indikator (X1.1) hasil rekapitulasi jawaban responden bahwa memahami bahasa daerah setempat tidak menentukan baik dalam meningkatkan kinerja ataupun untuk menunjang profesi. Dosen di jurusan akuntansi polnes terdiri dari multi etnis yang seluruhnya memiliki latar belakang budaya yang berbeda. Namun adanya kesepahaman bahwa untuk menjalankan pekerjaan (proses belajar mengajar / perkuliahan) bahasa pengantar yang digunakan tetap bahasa nasional (bahasa indonesia). Hal inilah yang membuat mayoritas dosen memberikan jawaban (netral) pada aspek pemahaman bahasa setempat (bahasa daerah). Hasil rekapitulasi jawaban responden juga menyatakan bahwa sebagian besar dosen masih kurang dalam melaksanakan berbagai program dalam lingkungan kerja untuk meningkatkan kualitas pendidikan di daerah yang bersangkutan (X1.5). Para dosen pada umumnya melakukan kegiatan untuk menunjang kualitas pendidikan bagi sekitar lingkungan kerja namun hal ini sangat jarang dilakukan. Jika berjalan, maka kegiatan tersebut semata-mata untuk memenuhi kewajiban yang ditetapkan kepada setiap dosen berkaitan dengan unsur tri dharma perguruan tinggi yaitu Riset / 3336 JURNAL EKSIS Vol.1 No.1, April 016:

9 pengabdian masyarakat. Kegiatan ini dilakukan untuk memenuhi standar tertentu penilaian kinerja dosen dan biasanya minimal dilaksanakan satu kali dalam setahun oleh Kementerian Riset dan Pendidikan Tinggi. Meski menjadi agenda tahunan, namun tetap saja kegiatan ini bukan prioritas utama seperti halnya melakukan pengajaran dan penelitian. Kendala yang paling bnayak ditemukan dilapangan adalah masalah dana yang harus dikeluarkan dan mobilisasi massa. Variabel Kompetensi Kepribadian Dari hasil analisis, diketahui bahwa variabel X yang diwakili oleh kompetensi kepribadian memiliki berpengaruh yang terhadap kinerja dosen di Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Samarinda. Hasil rekapitulasi jawaban responden pada indikator X.7 terlihat bahwa sebanyak 18 orang dari 3 orang dosen (78%) menyatakan bahwa mereka terus berupaya mengembangkan diri bagi kemajuan profesi. Hal ini berdampak positif terutama nantinya untuk para mahasiswa karena para dosen selalu memberikan informasi baru dan termutakhir bagi mahasiswa yang diajar sehingga mereka dapat mendapatkan informasi kekinian mengenai perkembangan ilmu yang terbaru. Secara langsung hal ini tidak hanya meningkatkan kinerja dosen secara individu namun juga meningkatkan kualitas mahasiswa yang dibina. Hasil rekapitulasi jawaban responden pada indikator X.10 terlihat sebanyak 16 orang (70%) menyatakan bahwa mereka selalu berusaha untuk menunjukkan etos kerja yang baik. Keinginan dari dalam diri dan semangat untuk bekerja dengan baik adalah bagian dari keinginan untuk mencapai hasil yang baik. Sikap menjaga etos kerja ini diharapkan memberikan hasil yang positif dimana pekerjaan yang dilakukan oleh dosen (tri dharma) semakin membaik. Keinginan mereka untuk menunjukkan hasil kerja yang baik ini nantinya diharapkan dapat memenengaruhi kinerja menjadi lebih baik lagi. KESIMPULAN 1. Hasil pengujian hipotesis 1 membuktikan bahwa secara parsial tidak terdapat pengaruh signifikan antara kompetensi sosial terhadap kinerja Dosen di Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Samarinda.. Hasil pengujian hipotesis membuktikan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara kompetensi kepribadian terhadap kinerja Dosen di Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Samarinda. 3. Hasil pengujian hipotesis secara simultan membuktikan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara kompetensi sosial terhadap kinerja Dosen di Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Samarinda. DAFTAR PUSTAKA Adi, Saiful, Kompetensi yang harus di miliki seorang guru, Ahmad Sudrajat Kompetensi Guru dan Peran Kepala Sekolah. Google. Com. Aidin Adlan Hubungan Sikap Guru Terhadap Matematika dan Motivasi Berprestasi dengan Kinerja Guru. Matahari. No.1 Anonim Undang-Undang RI No. 0 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdikanas. Danim S. 00. Inovasi Pendidikan. Bandung: CV Pustaka. Kamus Besar Bahasa Indonesi, Surabaya: PT Apollo. E Mulyasa Implementasi Kurikulum 004 Panduan Pembelajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: Remaja Rosda Karya. Mangkunegara, AA. Anwar Prabu, Evaluasi Kinerja SDM, Bandung: PT Refika Aditema, Cet. Ke-10, 006 Muhlisin Profesionalisme Kinerja Guru Menyongsong Masa Depan. Google. Com. Musarofah Kinerja Guru. Google. Com. Oemar Hamalik Psikologi Belajar Dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Peraturan Pemerintah RI No. 19 Tahun 005, Tentang Standar Nasional Pendidikan, Jakarta CV. Eko Jaya, 005 Pidarta Manajemen Pendidikan Indonesia. Jakarta: PT. Bina Rineka Cipta. Prabu, A.A Mangkunegara Anwar, Manajemen Sumber Daya Manusia, Bandung: PT. Rosdakarya, 000 Putrayasa, I.B Guru : Digugu dan di Tiru. ISSN Putrayasa, I.B Standar, Butir, dan Indikator Kompetensi Guru Pendidikan Bahasa Indonesia. Disampaikan dalam Pertemuan Tim Pengembang Program Sertifikasi Kependidikan Depdiknas di Jakarta, Juli 004. JURNAL EKSIS Vol.1 No.1, April 016: Riset / 3337

10 Putrayasa, I.B Kompetensi Pedagogik dan Kompetensi Profesional. Makalah disampaikan dalam rangka menyongsong pelaksanaan program sertifikasi guru SMP di Kabupaten Buleleng yang diselenggarakan oleh SMP Negeri 6 Singaraja, Sabtu, 7 April 007. Suharsimi Arikunto Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Suryo, Subroto, B, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, Jakarta: Rineka Cipta, 1997 Tim penyusun, Pedoman Penulisan Skripsi, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta 007 Suyanto Kompetensi yang harus dimiliki seorang guru. Google. Com. Syaiful Bahri Djamarah. 00. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta. Syaiful Sagala Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Undang-undang Guru dan Dosen No. 14 Tahun 005, Sinar Grafika, 006 Undang-undang RI, Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta: Sinar Grafika, 006 Usman, Uzer, Menjadi Guru Professional, Bandung: PT Rosdakarya, 00 Riset / 3338 JURNAL EKSIS Vol.1 No.1, April 016:

MACAM KOMPETENSI PENDIDIK

MACAM KOMPETENSI PENDIDIK MACAM KOMPETENSI PENDIDIK Kompetensi secara bahasa diartikan kemampuan atau kecakapan. Hal ini diilhami dari KKBI dimana kompetensi diartikan sebagai wewenang atau kekuasaan untuk menentukan atau memutuskan

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN 26 BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kausalitas yang bertujuan menjelaskan fenomena dalam bentuk pengaruh antar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian Merujuk pada rumusan masalah, maka jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif. Menurut Arikunto

Lebih terperinci

Empat Kompetensi Dasar Guru 1. PENGERTIAN Pasal 28 ayat 3 Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan secara tegas

Empat Kompetensi Dasar Guru 1. PENGERTIAN Pasal 28 ayat 3 Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan secara tegas Empat Kompetensi Dasar Guru 1. PENGERTIAN Pasal 28 ayat 3 Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan secara tegas dinyatakan bahwa ada empat kompetensi yang harus dimiliki

Lebih terperinci

BAB I KOMPETENSI DAN RANAH KOMPETENSI GURU

BAB I KOMPETENSI DAN RANAH KOMPETENSI GURU BAB I KOMPETENSI DAN RANAH KOMPETENSI GURU A. Kompetensi Dasar Setelah membaca materi ini mahasiswa diharapkan untuk memahami definisi kompetensi guru dan ranah kompetensi guru. B. Uraian Setiap guru harus

Lebih terperinci

Bab III METODELOGI PENELITIAN

Bab III METODELOGI PENELITIAN Bab III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Penelitian ini menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi pada hotel di Tangerang. Responden dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif adalah sebagai penelitian yang menekankan pada pengujian teori-teori

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif adalah sebagai penelitian yang menekankan pada pengujian teori-teori BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah sebagai penelitian yang menekankan pada pengujian teori-teori

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. kuantitatif deskriptif. Metode penelitian kuantitatif merupakan salah satu jenis

BAB III METODELOGI PENELITIAN. kuantitatif deskriptif. Metode penelitian kuantitatif merupakan salah satu jenis BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif deskriptif. Metode penelitian kuantitatif merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Metode penelitian kuantitatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek / Subyek Penelitian Obyek yang dipilih untuk melakukan penelitian adalah Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang berlokasi di Kampus Terpadu, Jl. Lingkar Selatan, Tamantirto,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Hasil Penelitian 1. Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan bukti empiris apakah masing-masing unsur motivasi yang meliputi: motivasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Koperasi Balam Jaya Di Desa Balam Merah

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Koperasi Balam Jaya Di Desa Balam Merah 41 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Koperasi Balam Jaya Di Desa Balam Merah Kecamatan Bunut Kabupaten Pelalawan. Dengan alamat Jln. Lintas Bono Pangkalan Bunut.

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pengujian hipotesis pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan regresi linier sederhana dan regresi linier berganda. Tujuan analisis penelitian ini adalah menjawab

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. digunakan dalam penelitian ini adalah:

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. digunakan dalam penelitian ini adalah: BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah Seluruh Karyawan pada PT. Aditama Graha Lestari. hubungan yang bersifat sebab akibat dimana variabel independen

BAB III METODE PENELITIAN. adalah Seluruh Karyawan pada PT. Aditama Graha Lestari. hubungan yang bersifat sebab akibat dimana variabel independen 47 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada perusahaan PT. Aditma Graha Lestari yang beralamat di Komplek Ruko Puri Kembangan Indah No. 168 D, Kembangan Selatan,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS A. Gambaran Umum Subyek Penelitian Pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan karyawan Koperasi Prima Mandiri Pati. Penentuan jenis populasi ini didasarkan atas

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Penelitian Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Profesional Guru Dan Fasilitas Belajar Serta Pengaruhnya Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran Biologi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang beralamat di Jl. Petojo VIJ IV No. 28 Jakarta Pusat. Waktu pelaksanaan

BAB III METODE PENELITIAN. yang beralamat di Jl. Petojo VIJ IV No. 28 Jakarta Pusat. Waktu pelaksanaan BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada perusahaan PT. Dinamika Berkah Solusindo yang beralamat di Jl. Petojo VIJ IV No. 28 Jakarta Pusat. Waktu pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB III. Metode Penelitian. penilitian terdiri dari variabel terikat (dependent variable) dan variabel bebas (independent

BAB III. Metode Penelitian. penilitian terdiri dari variabel terikat (dependent variable) dan variabel bebas (independent BAB III Metode Penelitian 1.1 Variabel Penelitian dan Definisi Opersional Variabel 1.1.1 Variabel Penelitian Variabel adalah apa saja yang dapat membedakan variabel yang dipengaruhi dan yang tidak dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Adapun metode penelitian yang digunakan

BAB III METODE PENELITIAN. ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Adapun metode penelitian yang digunakan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian tentang pengaruh kompetensi guru terhadap motivasi belajar siswa ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Adapun metode penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Angket yang disebarkan kepada 0 responden yang menjadi subyek dari penelitian tentang pengaruh kompetensi profesional dan kompetensi pedagogik

Lebih terperinci

Persepsi Kompetensi Sosial Guru

Persepsi Kompetensi Sosial Guru BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Uji Asumsi Klasik Untuk mengetahui apakah suatu data dapat dianalisa lebih lanjut diperlukan suatu uji asumsi klasik agar hasil dan analisa nantinya efisien

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Penelitian 1. Obyek Penelitian Penelitian ini dilakukan di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang berlokasi dikawasan Ringroad Selatan Yogyakarta, sebagai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Untuk menguji apakah alat ukur (instrument) yang digunakan memenuhi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Untuk menguji apakah alat ukur (instrument) yang digunakan memenuhi BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil uji itas dan Reliabilitas Untuk menguji apakah alat ukur (instrument) yang digunakan memenuhi syarat-syarat alat ukur yang baik, sehingga mengahasilkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. obyek penelitian adalah para pengguna software akuntansi pada perusahaanperusahaan

BAB III METODE PENELITIAN. obyek penelitian adalah para pengguna software akuntansi pada perusahaanperusahaan BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Pengumpulan data dari kuesioner dalam penelitian ini dilakukan sekitar satu bulan dari tanggal 13 Oktober sampai 14 November 2014. Dengan obyek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. populasi atau bagian populasi untuk mencari hubungan-hubungan yang. data yang pokok (Singarimbun dan Effendi, 1998).

BAB III METODE PENELITIAN. populasi atau bagian populasi untuk mencari hubungan-hubungan yang. data yang pokok (Singarimbun dan Effendi, 1998). BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian 3.1.1 Jenis penelitian Jenis penelitian yang dilakukan menggunakan penelitian survei yaitu dengan cara mengambil sampel dari fenomena yang ada dari suatu

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Kecamatan Bangkinang Seberang Jalan Lintas Bangkinang-Petapahan Sei Jernih.

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Kecamatan Bangkinang Seberang Jalan Lintas Bangkinang-Petapahan Sei Jernih. BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini di lakukan di Kabupaten Kampar tepatnya di Daerah Kecamatan Bangkinang Seberang Jalan Lintas Bangkinang-Petapahan Sei Jernih. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Universitas Mercu Buana Jakarta, hal tersebut

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Universitas Mercu Buana Jakarta, hal tersebut BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Universitas Mercu Buana Jakarta, hal tersebut karena Universitas Mercu Buana Jakarta merupakan salah satu universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel penelitian yang digunakan dan definisi operasional dalam penelitian ini adalah : I. Variabel bebas, yang terdiri dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah PD.BPR Rokan Hilir Cabang Kubu, Kabupaten Rokan Hilir yang

BAB III METODE PENELITIAN. adalah PD.BPR Rokan Hilir Cabang Kubu, Kabupaten Rokan Hilir yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Adapun yang menjadi objek penelitian dalam penulisan proposal ini adalah PD.BPR Rokan Hilir Cabang Kubu, Kabupaten Rokan Hilir yang terletak di Jl. Raya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Dalam penelitian ini penulis mencoba menganalisa bagaimana pengaruh kepemimpinan transformasional dan budaya organisasi terhadap kinerja karyawan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Dalam penelitian ini, penelitian melakukan penelitian terhadap pegawai inspektorat provinsi Nusa Tenggara Barat. Penelitian akan dilakukan pada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Yaitu data yang diperoleh langsung dari responden. Responden dari. data ini dianalisa. Data tersebut antara lain :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Yaitu data yang diperoleh langsung dari responden. Responden dari. data ini dianalisa. Data tersebut antara lain : BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Rambah Kecamatan Rambah Hilir Kabupaten Rokan Hulu pada tahun 2013. 3.2 Jenis dan Sumber Data 3.2.1 Data Primer

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian dapat di klasifikasikan dari berbagai sudut pandang. Adapun jenis penelitian yang dilakukan di PT. Harta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian dengan pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada data numerikal (angka)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. variabel-variabel yang diduga mampu memprediksi minat mahasiswa untuk

BAB III METODE PENELITIAN. variabel-variabel yang diduga mampu memprediksi minat mahasiswa untuk BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh variabel-variabel yang diduga mampu memprediksi minat mahasiswa untuk berwirausaha.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN. buah. Dari 105 kuesioner yang dikirimkan kepada seluruh

BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN. buah. Dari 105 kuesioner yang dikirimkan kepada seluruh BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan instrumen kuesioner. Responden dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Selatpanjang yang terletak di JL.Diponegoro, No. 85 A B Selatpanjang Kab.

BAB III METODE PENELITIAN. Selatpanjang yang terletak di JL.Diponegoro, No. 85 A B Selatpanjang Kab. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu penelitian Lokasi tempat penelitian ini dilakukan di CV. Istana Motor Selatpanjang yang terletak di JL.Diponegoro, No. 85 A B Selatpanjang Kab. Kepulauan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan terhadap dua lokasi penelitian yaitu :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan terhadap dua lokasi penelitian yaitu : BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan terhadap dua lokasi penelitian yaitu : - Bank Mandiri Brach Rengat. B. Jenis dan Sumber Data 1. Data Primer Data Primer yaitu data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan, yaitu dengan mendatangi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan, yaitu dengan mendatangi BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian lapangan, yaitu dengan mendatangi tempat yang bersangkutan dan melakukan pengamatan secara langsung terhadap kegiatan-kegiatan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian yang dipilih oleh penulis dalam penelitian ini adalah auditor-auditor yang bekerja pada kantor akuntan publik (KAP) Big Four (PricewaterhouseCoopers,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Restoran Adem Ayem dan Restoran Solo Bristo. Sampel dalam penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Restoran Adem Ayem dan Restoran Solo Bristo. Sampel dalam penelitian ini BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah beberapa restoran di Surakarta, sampel yang digunakan yaitu Restoran Goela Klapa, Restoran Boga Bogi, Restoran Adem

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pembahasan penulisan ini, maka penulis mengambil lokasi penetian PT. BPR

BAB III METODE PENELITIAN. pembahasan penulisan ini, maka penulis mengambil lokasi penetian PT. BPR 36 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Dalam usaha untuk mendapatkan data dan keterangan yang mengangkut pembahasan penulisan ini, maka penulis mengambil lokasi penetian PT. BPR Mitra Rakyat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). Di Jalan Lingkar Selatan, Kasihan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta 55183. B. Jenis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis penelitian ini adalah menggunakan metode penelitian kuantitatif yang berlandaskan pada filsafat positivisme, yang memandang realitas/gejala/fenomena

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dikatakan metode kuantitatif karena penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. dikatakan metode kuantitatif karena penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai BAB III METODE PENELITIAN 3.1 JENIS PENELITIAN Desain dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif, dikatakan metode kuantitatif karena penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai

Lebih terperinci

C. Definisi dan Operasionalisasi Variabel BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian

C. Definisi dan Operasionalisasi Variabel BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada perusahaan PT Bank Sahabat Sampoerna Cabang Puri yang beralamat di Jalan Puri Indah Raya Blok A/15, Kembangan, Jakarta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. karena data diperoleh dari hasil pengamatan langsung di Bank Muamalat

BAB III METODE PENELITIAN. karena data diperoleh dari hasil pengamatan langsung di Bank Muamalat 50 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis dan sumber data yang diguanakan dalam penelitian ini adalah data primer dan skunder. 3.1.1 Jenis penelitian Penelitian ini merupakan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 48 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada PT. Mitrabangun Adigraha di Perawang Kabupaten Siak. 3.2 Jenis dan Sumber Data 1. Data Primer, Yaitu data yang dikumpulkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penulis melakukan penelitian di Koperasi Karyawan (KOPKAR) Sari Madu PG.

BAB III METODE PENELITIAN. Penulis melakukan penelitian di Koperasi Karyawan (KOPKAR) Sari Madu PG. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi penelitian Penulis melakukan penelitian di Koperasi Karyawan (KOPKAR) Sari Madu PG. Kebon Agung Malang yang bertempat di Jalan Raya Kebon Agung 1 Malang. Sesuai dengan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian telah dilaksanakan pada tanggal 12-27 Desember 2015 di Aula Jatikuwung Mini Farm Prodi Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah : BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Variabel Bebas (Independent Variable) Variabel bebas adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. perumusan masalah yang teridentifikasi, pengumpulan dasar teori yang

BAB III METODE PENELITIAN. perumusan masalah yang teridentifikasi, pengumpulan dasar teori yang BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Proses penelitian ini diawali dengan kegiatan mengidentifikasi permasalahan di tempat yang akan digunakan sebagai lokasi penelitian,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek / sumber

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek / sumber BAB III METODOLOGI PENELITIAN III.1 Desain Penelitian III.1.1 Populasi dan Sampel III.1.1.1 Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek / sumber yang mempunyai kualitas dan karakteristik

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pengelompokan Responden Berdasarkan Usia. Salam Sari dapat dilihat pada tabel 3.1 adalah sebagai berikut :

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pengelompokan Responden Berdasarkan Usia. Salam Sari dapat dilihat pada tabel 3.1 adalah sebagai berikut : BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Responden 4.1.1 Pengelompokan Responden Berdasarkan Usia Adapun data berdasarkan usia responden karyawan Toko Buku Salam Sari dapat dilihat pada tabel 3.1 adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian adalah Inspektorat Provinsi Gorontalo. Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian adalah Inspektorat Provinsi Gorontalo. Penelitian ini 33 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian adalah Inspektorat Provinsi Gorontalo. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan April sampai dengan bulan Juni 2012. 3.2. Metode

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tempat yang dipilih sebagai objek penelitian adalah PT Komatsu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tempat yang dipilih sebagai objek penelitian adalah PT Komatsu BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Tempat yang dipilih sebagai objek penelitian adalah PT Komatsu Indonesia yang merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang industri alat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Penelitian aaaaaaapenelitian ini dilakukan pada Wajib Pajak kendaraan bermotor di kantor SAMSAT Kota Magelang. Populasi menurut Sugiyono (2013) merupakan obyek/subyek

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN 4.1 Analisis Profil Responden 4.1.1 Statistik Deskriptif Statistik deskriptif digunakan untuk melihat gambaran secara umum data yang telah dikumpulkan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Pada penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang merupakan metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 43 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Berdasarkan judul yang diangkat yaitu: Pengaruh pemberian program kesejahteraan dan pelatihan kerja terhadap kinerja karyawan pada PT Asphalt

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. desa Kedabu Rapat Kabupaten Kepulauan Meranti. Sedangkan waktu penelitian di mulai bulan Februari sampai September 2013.

BAB III METODE PENELITIAN. desa Kedabu Rapat Kabupaten Kepulauan Meranti. Sedangkan waktu penelitian di mulai bulan Februari sampai September 2013. 1 BAB III METODE PENELITIAN III.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan pada PIRT Insan Mandiri yang berlokasi di desa Kedabu Rapat Kabupaten Kepulauan Meranti.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. dari karyawan koperasi pondok pesantren Az-Zahra Pedurungan Semarang

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. dari karyawan koperasi pondok pesantren Az-Zahra Pedurungan Semarang BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Responden Sebelum dilakukan analisis, terlebih dahulu penulis akan menjelaskan mengenai data-data responden yang digunakan sebagai sampel yang diambil

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan data yang diperoleh melalui responden. Responden memberikan respon verbal dan atau tertulis sebagai tanggapan atas pernyataan yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek penelitian dalam penulisan ini adalah Pengaruh Etika Profesi dan Pengalaman Auditor Terhadap Ketaatan Kualitas Audit. Unit Penelitian yang penulis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Padang Panjang dengan objek penelitian mahasiswa jurusan televisi dan film

BAB III METODE PENELITIAN. Padang Panjang dengan objek penelitian mahasiswa jurusan televisi dan film BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Dalam rangka penulisan skripsi ini, penulis mengambil lokasi di Padang Panjang dengan objek penelitian mahasiswa jurusan televisi dan film dan fotografi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif yaitu metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivism, digunakan untuk meneliti pada populasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang dikumpulkan dan dinyatakan dalam bentuk angka-angka. Kemudian data

BAB III METODE PENELITIAN. yang dikumpulkan dan dinyatakan dalam bentuk angka-angka. Kemudian data BAB III METODE PENELITIAN 3.1 JENIS PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, yaitu penelitian tentang data yang dikumpulkan dan dinyatakan dalam bentuk angka-angka. Kemudian data yang

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN. Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat tingkat kevalidan atau

BAB IV PENGUJIAN. Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat tingkat kevalidan atau BAB IV PENGUJIAN 4.3 Uji Validitas dan Reliabilitas 4.3. Uji Validitas Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Uji validitas digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pelalawan yang terletak di jalan Lintas Timur Ukui Satu. Penelitian ini dimulai pada

BAB III METODE PENELITIAN. Pelalawan yang terletak di jalan Lintas Timur Ukui Satu. Penelitian ini dimulai pada BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Adapun yang menjadi objek penelitian dalam penulisan proposal ini adalah PT. Hamparan Orion Hasil Optimal ( PT. HOHO ) di Kecamatan Ukui Kabupaten

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mercu Buana, khususnya pada Program Studi Akuntansi tahun angkatan 2009

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Kualitas Instrumen dan Data a. Uji Validitas Untuk menguji validitas masing-masing item pernyataan dari variabel penelitian. Menurut Ghozali (2006), Uji Validitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kantor Regional XII Jl. Hang Tuah Ujung No. 148, Pekanbaru - Riau

BAB III METODE PENELITIAN. Kantor Regional XII Jl. Hang Tuah Ujung No. 148, Pekanbaru - Riau BAB III METODE PENELITIAN 1. 1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada (BKN)Badan Kepegawain Negara Kantor Regional XII Jl. Hang Tuah Ujung No. 148, Pekanbaru - Riau 28281. 3.2 Jenis dan Sumber

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode survey data lapangan, dengan mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Populasi adalah keseluruhan kelompok orang, peristiwa, atau hal yang ingin peneliti investigasi (Sekaran, 2009). Populasi merupakan sekelompok orang yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian field research, yaitu penelitian yang dilakukan dilapangan atau di lingkungan tertentu. 1 Dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah jenis penelitian lapangan (field research), yaitu suatu penelitian dimana peneliti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian berada di Perusahaan Konveksi Mella Desa Jungsemi

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian berada di Perusahaan Konveksi Mella Desa Jungsemi BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian berada di Perusahaan Konveksi Mella Desa Jungsemi Kecamatan Wedung Kabupaten Demak. 3.2. Variabel Penelitian 1. Variabel Bebas ( Variabel

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu & tempat penelitian Dalam penulisan skripsi ini, penulis melakukan penelitian di perusahaan tempat penulis bekerja yaitu PT Millenium Muda Makmur. Jl. Basuki Rahmat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Penelitian ini akan membahas mengenai pengaruh kesadaran wajib pajak, sanksi pajak dan pengetahuan pajak terhadap kepatuhan wajib pajak orang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 34 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan pada PT. Spirit Attitude Integrity ( SAI) Indonesia Cabang Pekanbaru yang berlokasi di Jalan Tuanku Tambusai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek atau Subjek Penelitian Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

Lebih terperinci

BAB III. penelitiannya berupa angka-angka dan analisisnya menggunakan metode statistik.

BAB III. penelitiannya berupa angka-angka dan analisisnya menggunakan metode statistik. BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif. Menurut Sugiyono (2011), metode penelitian kuantitatif adalah suatu penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan memiliki berbagai sasaran yang akan diraih guna mencapai

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan memiliki berbagai sasaran yang akan diraih guna mencapai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan memiliki berbagai sasaran yang akan diraih guna mencapai tujuan perusahaan. Sasaran-sasaran itu akan dapat tercapai melalui aktivitas-aktivitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 35 BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini menjelaskan mengenai pendekatan dan metode yang digunakan dalam penelitian : A. Obyek Penelitian Obyek penelitian tesis ini adalah satuan kerja pada Kementerian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan 1. Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan selama bulan Juni 2016 sampai dengan bulan November 2016. Penelitian ini diawali dengan mengidentifikasi

Lebih terperinci

BAB 3 METODELOGI PENELITIAN

BAB 3 METODELOGI PENELITIAN BAB 3 METODELOGI PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah pengguna software akuntansi yang bekerja pada suatu perusahaan yang menerapkan software akuntansi berbasis ERP.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 25 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Waktu dan tempat penelitian Guna memperoleh data-data yang diperlukan dalam penulisan skripsi ini yang berjudul Pengaruh Kompensasi dan Fasilitas

Lebih terperinci

PROFESIONALISME GURU DITINJAU DARI KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN KOMPETENSI KEPRIBADIAN DI SMA NEGERI 1 SRAGEN. Untuk Memenuhi Sebagaian Persyaratan

PROFESIONALISME GURU DITINJAU DARI KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN KOMPETENSI KEPRIBADIAN DI SMA NEGERI 1 SRAGEN. Untuk Memenuhi Sebagaian Persyaratan PROFESIONALISME GURU DITINJAU DARI KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN KOMPETENSI KEPRIBADIAN DI SMA NEGERI 1 SRAGEN Untuk Memenuhi Sebagaian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi Disusun

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data 49 BAB III METODELOGI PENELITIAN 3. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden melalui kuisioner.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Proses penelitian ini di awali dengan kegiatan mengidentifikasi permasalahan di tempat yang akan digunakan sebagai lokasi penelitian,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 45 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah terhadap motivasi belajar. B. Waktu dan Tempat Penelitian

Lebih terperinci

MOTIVASI DAN PENGARUHNYA TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA PT. SIGMA UTAMA PALEMBANG. Reva Maria Valianti *) Abstrak

MOTIVASI DAN PENGARUHNYA TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA PT. SIGMA UTAMA PALEMBANG. Reva Maria Valianti *) Abstrak MOTIVASI DAN PENGARUHNYA TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA PT. SIGMA UTAMA PALEMBANG Reva Maria Valianti *) Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh motivasi terhadap efektivitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada CV.Bunda Payakumbuh berlokasi di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada CV.Bunda Payakumbuh berlokasi di BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada CV.Bunda Payakumbuh berlokasi di Jl.Soekarno-Hatta No.108 Parit Rantang, Payakumbuh, Sumatera Barat. Dimana penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dalam mengungkapkan permasalahan penelitian. penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB III METODE PENELITIAN. dalam mengungkapkan permasalahan penelitian. penelitian ini adalah sebagai berikut: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Obyek penelitian ini adalah pedagang pasar yang terletak di Pasar Prawirotaman Yogyakarta. Pedagang pasar menjadi sumber informasi yang dapat memberikan data

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Deskriptif Karakteristik Responden Pada bab ini akan membahas semua data yang dikumpulkan dari responden dalam penelitian, sehingga dapat diketahui bagaimana

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Statistik Deskriptif

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Statistik Deskriptif BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Penelitian Fungsi analisis deskriptif adalah untuk memberikan gambaran umum tentang data yang telah diperoleh. Gambaran umum ini bisa menjadi acuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dalam daftar akreditasi Dikti yakni sebanyak 106 PTS.

BAB III METODE PENELITIAN. dalam daftar akreditasi Dikti yakni sebanyak 106 PTS. BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Objek penelitian ini adalah Perguruan Tinggi Swasta (PTS) yang ada di Kopertis V Yogyakarta yang telah mendapat akreditasi resmi dari Dikti. Unit analisis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Obyek yang diteliti dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP) yang terletak di Jakarta. Responden yang

Lebih terperinci

Bab III Metode Penelitian

Bab III Metode Penelitian Bab III Metode Penelitian Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiono, 2001). Dengan metode penelitian ini dibuktikan dan

Lebih terperinci