POST-TRANSLASI DAN PENGENDALIAN EKSPRESI GEN (Post-translation and Gene Regulation)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "POST-TRANSLASI DAN PENGENDALIAN EKSPRESI GEN (Post-translation and Gene Regulation)"

Transkripsi

1 POST-TRANSLASI DAN PENGENDALIAN EKSPRESI GEN (Post-translation and Gene Regulation) MAKALAH Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Biokimia Yang dibina oleh Prof. Dr. Subandi, M.Si dan Suharti,M.Si, Ph.D Oleh: Hanie Vidya Christie ( ) Ika Budi Yuliastini ( ) UNIVERSITAS NEGERI MALANG PROGRAM PASCASARJANA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA Maret 2016

2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada pembahasan tentang asam nukleat telah dijelaskan bahwa gen mengandung informasi-informasi genetik yang akan diwariskan dari suatu organisme atau diekspresikan dalam wujud sifat-sifat yang dapat diamati pada suatu organisme. Gen merupakan segmen atau bagian dari molekul DNA (deoxyribonucleic acid) yang mengandung semua informasi genetik yang diperlukan untuk sintesis produk. Sebagai materi genetika, gen dalam DNA memiliki beberapa fungsi, yaitu; 1. Fungsi Genotip: penyimpan informasi genetika yang akan diturunkan dari induk kepada keturunannya dari generasi ke generasi yang akan menentukan ekspresi karakteristik tertentu (fenotip) dari keturunannya. Fungsi ini dilaksanakan melalui replikasi DNA 2. Fungsi Fenotip: DNA berfungsi untuk mengatur perkembangan fenotip organisme. sifat yang muncul merupakan hasil interaksi gen dengan faktor lingkungannya. Fungsi ini dilaksanakan melalui ekspresi gen. 3. Fungsi Fungsi evolusioner: DNA harus mampu berubah sewaktu-waktu sehingga organisme yg bersangkutan dapat beradaptasi dengan kondisi lingkungannya yang terus berubah. Ekspresi gen adalah rangkaian proses penerjemahan informasi genetik (dalam bentuk urutan basa pada DNA atau RNA) menjadi produk sintesis berupa protein atau polipeptida, dan lebih jauh lagi fenotipe. Informasi yang dibawa bahan genetik tidak bermakna apa pun bagi suatu organisme apabila tidak diekspresikan. Proses ekspresi gen akan menentukan sifat yang muncul dari suatu organisme. Sifat yang dimiliki oleh suatu organisme merupakan hasil proses metabolisme yang terjadi di dalam sel. Sel secara tepat mampu mengatur ekspresi gen. Sel prokariot dan eukariot mampu mengatur pola ekspresi gen dalam merespon perubahan kondisi lingkungan. Secara umum, proses ekspresi gen terdiri atas tahapan transkripsi DNA dan translasi mrna menghasilkan protein. Protein merupakan merupakan produk dari aliran informasi genetik. Lebih lanjut proses ekspresi gen terdiri dari tahapan yang

3 lebih spesifik, antara lain transkripsi DNA (menghasilkan primary RNA), post transcription modification (menghasilkan mrna), translasi mrna (menghasilkan polipeptida), dan post translation modification (menghasilkan polipeptida fungsional). Setelah mengalami proses translasi, sebagian besar polipeptida mengalami suatu proses lebih lanjut sebelum menjadi protein fungsional (tahap post-translasi). Proses post-translational adalah satu komponen yang penting dari tahapan ekspresi genom, dan menguraikan fitur kunci dari lipatan protein, pengolahan protein oleh pembelahan proteolitik dan modifikasi kimia, dan intein penyambung. Hal pertama kali adalah polipeptida akan diarahkan ke berbagai macam komponen selular. Kedua, sebagian besar polipeptida akan mengalami substitusi melalui reaksi kimiawi tertentu sebelum membentuk protein aktif. Dan ketiga, protein akan mengalami mekanisme degradasi yang terprogram. Langkah-langkah tersebut membutuhkan mekanisme regulasi yang mana regulator tersebut tersusun dari urutan asam amino yang disebut dengan signal sequence (Kalthoff, 2001). Ekspresi gen diatur untuk mampu melakukan adaptasi, perkembangan dan diferensiasi. Proses pengendalian ekspresi gen dalam menerjemahkan informasi genetik disebut proses regulasi ekspresi gen. Regulasi ekspresi gen memiliki fungsi utama dalam mengendalikan ketepatan dan kecepatan ekspresi gen atau penghambatan ekspresi suatu gen. proses ini merupakan proses pengendalian gen yang berfungsi memunculkan fenotip dari genotipnya. Regulasi ekspresi gen terjadi pada semua tahap sintesis protein. Proses pengaturan ini dilakukan dengan cara menghentikan produksi enzim, melalui penghentian gen penyandinya. Regulasi ekspresi gen pada bakteri dimulai dari proses transkripsi. Ini artinya jika suatu protein (yang dikodekan oleh gen) diperlukan, protein akan ditranskripsi. Sedangkan jika suatu protein (yang dikodekan oleh gen) tidak diperlukan, maka protein tidak akan produksi. Organisme eukariotik dan prokariotik mengatur ekspresi gennya sejak periode perkembangannya. Setiap organisme multisel yang tumbuh berasal dari satu sel yang identik yang berarti memiliki kandungan informasi genetik yang identik. Melalui proses diferensiasi dihasilkan berbagai jaringan dan organ yang mempunyai bentuk dan fungsi yang berbeda-beda. Dalam suatu organ disintesis

4 suatu produk, sedangkan organ lain disintesis produk yang lain. Hal ini hanya mampu dilakukan dengan mengendalikan ekspresi gen. Saat suatu gen aktif mensintesis protein yang dibutuhkan, gen lainnya dapat tidak aktif (tidak diekspresikan), meskipun berasal dari satu sel genetik yang sama. Jadi walaupun sebagian besar sel dalam suatu organisme memiliki rangkaian genetik yang sama atau identik, hanya sejumlah kecil gen yang diekspresikan pada waktu yang bersamaan dan pada organ tertentu. B. Rumusan Masalah Dalam makalah ini dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut: 1. Apa saja tipe-tipe modifikasi post translasi? 2. Bagaimana perbedaan post translasi pada Golongan Darah O, A, B dan AB? 3. Bagaimana merancang percobaan untuk membedakan keempat golongan darah? 4. Bagaimana sistem ekspresi gen pada sel prokariotik dan eukariotik 5. Bagaimana proses pengendalian ekspresi gen bagi sel? 6. Bagaimana mekanisme pengendalian lac operon pada bakteri? 7. Bagaimana aplikasi pengendalian ekspresi gen dalam bioteknologi? C. Tujuan Tujuan penulisan makalah ini adalah: 1. Menjelaskan tipe-tipe modifikasi post translasi 2. Menjelaskan perbedaan post translasi pada Golongan Darah O, A, B dan AB 3. Merancang percobaan untuk membedakan keempat Golongan Darah 4. Mengetahui sistem ekspresi gen pada sel prokariotik dan eukariotik 5. Menjelaskan pentingnya pengendalian ekspresi gen bagi sel. 6. Menjelaskan mekanisme pengendalian lac operon pada bakteri 7. Memberikan contoh aplikasi pengendalian ekspresi gen dalam bidang bioteknologi.

5 BAB II PEMBAHASAN A. Post Translasi Protein adalah polimer yang berfungsi sebagai penyususn protoplasma dan struktur tubuh lainnya, yang dapat berupa enzim atau hormon. Mekanisme sintesis pada protein terjadi melalui dua tahap utama yaitu transkripsi dan translasi. Transkripsi adalah pencetakan mrna oleh DNA, sedangkan translasi adalah penerjemahan kode oleh trna berupa urutan yang dikehendaki. Translasi pada sintesis protein mengacu pada fase perakitan protein dalam sel yang melibatkan ribosom di mana RNA diterjemahkan untuk menghasilkan rantai asam amino.translasi bukan akhir jalur ekspresi genom. Polipeptida hasil translasi tidak langsung aktif, untuk menjadi protein aktif atau fungsional dalam sel maka protein harus diproses sekurang kurangnya satu satu dari empat tipe pemrosesan pada post translasi. 1. Definisi Post Translasi Modifikasi post translasi adalah perubahan yang terjadi pada struktur protein setelah menyelesaikan dan pelepasan polipeptida dari ribosom. Polipeptida muncul dari ribosom non-aktif, dan sebelum menerima perannya yang paling fungsional di dalam sel itu harus mengalami sedikitnya satu dari empat tipe proses post-translational yaitu: 1)Protein Folding (Pelipatan Protein), 2) Proteolytic cleavage (pemotonganproteolitik), 3) Chemical modification (modifikasikimia), dan 4) Intein splicing (pembuanganintein). Gambar1.1 Tipe proses posttranslasi a. Protein Folding (Pelipatan Protein) Polipeptida adalah non-aktif, sampai dilipat ke dalam struktur tersiernya yang benar.protein folding menguji empat tingkat struktur protein (primer,

6 sekunder, tersier, dan kuartener) dan semua informasi suatu polopeptida memerlukan struktur tiga dimensional yang di dalamnya berisi sekuen asam amino.sekuens asam amino pada protein menentukan proses pelipatannya. Banyak protein yang butuh bantuan untuk mencegah salah pelipatan (misfolding) sebelum sintesis selesai, dan terlipat secara tepat Protein folding dimediasi oleh protein lain, molekul protein yang membantu proses folding adalah Chaperon molekuler yaitu mengikat dan menstabilkan protein yang belum dilipat (unfolded protein), sehingga tidak beragregat dengan protein lain. Chaperonin membantu proses pelipatan protein dalam sel (in vivo). Begitu diperoleh kondisi yang sesuai, kebanyakan polipeptida akan segera melipat menjadi struktur tersier yang tepat karena biasanya struktur tersier ini merupakan konformasi dengan energi yang paling rendah. Akan tetapi, secara in vivo pelipatan yang tepat seringkali dibantu oleh protein-protein tertentu yang disebut Chaperon. Gambar 1.2 Perlakuan protein folding dengan variasi konsentrasi urea Denaturasi dan naturasi kembali secaras pontan dari suatu protein kecil. Ketika urea itu dipindahkan dengan cara dialisis,protein kecil ini mengambil kembali konformasi yang terlipat. Aktivitas protein meningkat kembali ketingkat aslinya. Pelipatan spontan ribonuklease dan protein meliputi dua proses(hartl, 1996), yaitu:

7 (1) Motif struktural sekunder rantai polipeptida membentuk mili detik selama denaturasi. (2) Motif struktural sekunder saling berhubungan satu dengan yang lain dan struktur tersier secara berangsur-angsur terbentuk. Dengan kata lain, protein mengikuti suatu tahapan pelipatan. Lebih dari satu tahapan yang mungkin diikuti suatu protein dapat untuk terhubung secara benar pada struktur lipatan (Radford, 2000). Jika satu struktur yang salah tidak stabil menyebabkan struktur terbuka, menyebabkan protein kedua meneruskan rute yang produktif ke arah konformasi yang benar (Gambar 1.3). Gambar 1.3 Protein folding Pada gambar diatas dapat dijelaskan bahwa panah yang biru menunjukkan tahapan lipatan yang benar, pita pada sebelah kiri mewakili lipatan protein yang salah dan sebelah kanan merupakan protein yang aktif. Panah yang merah menunjukkan arah satu konformasi lipatan yang salah tetapi konformasi ini tidak stabil dan protein mampu membentang secara parsial, dan kembali ke lipatan tahapan yang benar, pada akhirnya dapat meneruskan konformasi yang aktif. b. Cleavageproteolitik(Pembelahan Proteolitik) Pembelahan proteolitik mempunyai dua fungsi dalam proses translasi dari protein. Yang pertama untuk memindahkan potongan pendek dari daerah terminal N dan C polypeptida, menyisakan molekul tunggal dipendekkan yang terlipat dalam protein aktif. Kedua digunakan untuk memotong polyproteins ke dalam

8 segmen-segmen, sebagian atau seluruhnya merupakan protein aktif. Peristiwa ini biasa terjadi pada eukariotik tetapi jarang terjadi pada bakteri. Gambar 1.4 Pembelahan proteolitik Pengolahan protein dengan pembelahan proteolitik. Pada sisi kiri, protein diproses dengan memindahkan segmen terminal N. Pada beberapa protein juga terjadi pada terminal C. Pada sisi kanan, polyprotein diproses untuk menghasilkan tiga protein yang berbeda. Proses proteolitik protein berupa protein matur tunggal. Poses proteolitik protein berupa protein matur tunggal. Hal ini tidak selalu terjadi. Beberapa protein pada awalnya disintesis sebagai poliprotein, polipeptida panjang yang terdiri dari rangkaian protein matur. Pembelahan poliprotein menghasilkan protein tunggal yang memiliki fungsi yang berbeda satu sama lain.

9 Gambar 1.5. Proses Translasi dengan pembelahan proteolitik. (A) mekanisme promelittin dalam sengatan lebah. Panah menunjukkan adanya sisi yang terpotong. (B) mekanisme preproinsulin. c. Modifikasi Kimia Modifikasi kimia sederhana melibatkan penambahan kelompok kimia kecil (asetil, metil atau pospat) pada satu rantai asam amino atau gugus karboksil dari asam amino terminal di polipeptida (contoh lihat Bradshaw et al.,1998). Modifikasi kimia mempunyai peran regulator penting, sebagai contoh terjadinya posporilasi untuk mengaktifkan beberapa protein yang terlibat dalam sinyal tranduksi. Tabel 1. Contoh dari post-translational modifikasi kimia

10 Berikut ini adalah contoh post translasional modifikasi kimia dari anak Sapi Gambar2.5 Contoh mofikasi kimia pada anak sapi Gambar diatas merupakan post translational modifikasi kimia dari anak sapi. Terdapat lima modifikasi yang terjadi yaitu tiga metilasi dan dua asetilasi. Metilasi dan asetilasihiston untuk menentukan struktur kromatin. Jenis lebih komplek dari modifikasi adalah glikosilasi. Pemasangan dari sisi rantai karbohidrat besar dengan polipeptida (Drickamer and Taylor, 1998). Ada dua jenis umum glikosilasi (gambar 1.6) : O-linked glycosylation : pemasangan dari suatu rantai samping gula lewat kelompok hidroksil dari serin atau trionin asam amino. N-linked glycosylation : melibatkan pemasangan melalui gugus amino pada rantai samping asparagin.

11 Gambar 1.6.Jenis-jenis Glikosilasi (A) O-linked glycosylation. Struktur dihubungkan dengan asam amino serina atau treonina. (B) glikosilasi N-linked glycosylation mengakibatkan struktur gula lebih besar dibanding O-linked glikosilasi. d. Splicing Protein (Intein penyambung) Jenis terakhir dari proses post-translational yaitu intein penyambung (splicing protein). Intein penyambung (splicing protein) adalah sebuah posttranslational proses di mana sebuah intein, polipeptida urutan yang dikodekan oleh suatu intervensi urutan gen, justru dipotong dari polipeptida yang baru lahir. Gambar 1.7. Intein Penyambung

12 Terdapat Dua fitur inteins (Pietrokovski, 2001), yaitu: 1. Struktur dari dua intein ditentukan oleh kristalografi X-ray (Duan et al., 1997; Klabunde et al., 1998). Struktur ini bersifat sama dengan protein Drosophila disebut Hedgehog (satu protein autoprocessing yang memotong diri menjadi dua). 2. Inteins memotong segmen spesifik sequen endonuklease di urutan sesuai dengan lokasi penyisipannya di gen yang disandi untuk satu versi intein bebas dari protein dan derivatnya (Gambar 1.8). Jika sel juga berisi gen penyandi untuk intein yang berisi protein, urutan DNA untuk intein mampu menuju ke lokasi yang akan potong, mengubah intein-minus ke dalam inteinplus proses ini disebut 'intein homing'. Gambar 1.8 Inteins memotong segmen spesifik sequen endonuklease

13 Gambar 1.9 Intein dan Extein Ikatan intramolekuler peptida reaksi terbentuk antara mengapit terminal amino dan asam amino terminal karboksi residu. Segmen peptida yang di potong disebut intein, ikatan peptida yang terbentuk menghubungkan C terminal, N terminal dan residu asam amino dari peptida mengapit yang disambung bersama membentuk protein matang di sebut extein. Protein splicing terjadi tanpa bantuan kofaktor, sumber energi metabolik, atau penunjang enzim. 2. Perbedaan post translasipada darah O, A, B dan AB Golongan darah adalah pengklasifikasin darah dari suatu idividu berdasarkan ada atau tidak adanya zat antigen warisan pada permukaan membran sel darah merah. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaaan membransel darah merah tersebut. Dua jenis penggolongan darah yang paling penting adalah penggolongan A,B,O dan Rhesus (factor Rh). Di dunia ini sebenarnya dikenal sekitar 46 jenis antigen selain antigen ABO dan Rh, hanya saja lebih pajang di jumpai. Transfusi darah dari golongan yang tidak kompatibel/tidak cocok dapat menyebabkan reaksi transfuse imunologis yang berakibat anemia hemolisis, gagal ginjal, syok dan kematian.golongan darah manusia ditentukan berdasarkan jenis antigen dan antibody yang tekandung dalam darahnya, sebagai berikut:

14 a. Individu dengan golongan darah A memiliki sel darah merah dengan antigen A di permukaan membran selnya dan menghasilkan antibody terhadap antigen B dalam serum darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah A- negatif hanya dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah A- negatif atau O-negatif. b. Individu dengan golongan darah B memiliki antigen B pada permukaan sel darah merahnya dan menghasilkan antibody terhadap antigen A dalam serum darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah B-negatif hanya dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah B-negatif atau O-negatif. c. Individu dengan golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan antigen A dan B serta tidak menghasilkan antibody terhadap antigen A maupun B. Sehingga, orang dengan golongan darah AB-positif dapat menerima darah dari orang degan golongan darah ABO apapun dan disebut resipien universal. Namun, orang dengan golongan darah AB-positif tidak dapat mendonorkan darah kecuali pada sesama AB-positif. d. Individu dengan golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen, tapi memproduksi antiodi terhadap antigen A dan B. Sehingga, orang dengan golongan darah O-negatif dapat mendonorkan darahnya kepada orang dengan golongan darah A,B,O apapun dan disebut donor Universal. Namun, orang dengan golongan darah O-negatif hanya dapat menerima darah dari sesame O-negatif. Secara umum, golongan darah O adalah yang paling umum di jumpai di dunia meskipun di beberapa Negara seperti Swedia dan Norwegia, golongan darah A lebih dominan. Antigen A lebih umum di jumpai dibanding dengan antigen B. Karena golongan darah AB memerlukan keberadaan dua antigen, A dan B, golongan darah ini adalah jenis yang paling jarang dijumpai di dunia. Tabel 2. Tabel pewarisan golongan darah kepada anak

15 Tabel pewarisan golongan darah kepada anak Ibu Ayah O A B AB O O O, A O, B A, B A O, A O, A O, A, B, AB A, B, AB B O, B O, A, B, AB O, B A, B, AB AB A, B A, B, AB A, B, AB A, B, AB Jenis penggolongan darah lain yang cukup dikenal adalah dengan memanfaatkan factor Rhesus atau factor Rh. Nama ini diperoleh dari monyet jenis Rhesus yang diketahui memiliki factor ini pada tahun 1940 oleh Karl Landsteiner. Seseorang yang tidak memiliki factor Rh di permukaan sel darah merahnya memiliki golongan darah Rh-. Mereka yang memiliki factor Rh pada permukaan sel darah merahnya disebut memiliki golongan darah Rh+. Jenis penggolongan ini seringkali digabungkan dengan penggolongan ABO. Golongan darah O+ adalah yang paling umum dijumpai meskipun pada daerah tertentu golongan A lebih dominan, dan ada pula beberapa daerah dengan 80% populasi dengan golongan darah B. Kecocokan factor Rhesus amat penting karena ketidakcocokan golongan. Misalnya donor dengan Rh+ sedangkan resipiennya Rh- dapat menyebabkan produksi antibody terhadap antigen Rh(D) yang mengakibatkan hemolisis. Hal ini terutama terjadi pada perempuan yang pada atau di bawah usia melahirkan karena factor Rh dapat mempengaruhi janin pada saat kehamilan. 3. Merancang percobaan untuk membedakan keempat golongan darah Untuk lebih jelasnya dalam mengetahui golongan darah dengan sisitem ABO yaitu A, B, AB, dan O sebagai berikut: Tabel 3. Merancang percobaan membedakan keempat golongan darah Anti A Anti B Anti AB Anti D (Rh) Gol. Darah A B AB +

16 _ O + Ket : (+) : Menggumpal (-) : Melarut (tidak menggumpal) Prinsip dasar penggolongan darah ada dua, yaitu : a. Faktor yang menentukan golongan darah manusia berupa antigen yang terdapat pada permukaan luar sel darah merah disebut Aglutinogen. b. Zat anti terhadap antigen tersebut disebut zat anti atau antibodi yang bila bereaksi akan menghancurkan antigen yang bersangkutan disebut Aglutinin dalam plasma, suatu antibodi alamiah yang secara otomatis terdapat pada tubuh manusia. Tabel 4. Hubungan Golongan Darah dengan Aglutinogen dan Aglutinin Golongan Darah Aglutinogen (anti gen) Pada eritrosit Aglutinin (anti bodi) Plasma darah A A B B B A AB A & B - O - A & B Keterangan : - Jika aglutinin A (serum alfa) + aglutinogen A = terjadi aglutinasi (penggumpalan) - Jika aglutinin B (serum beta) + aglutinogen B = terjadi aglutinasi (penggumpalan) - Jika anti Rhesus (anti bodi Rhesus) + antigen Rhesus = terjadi aglutinasi (penggumpalan) - Darah + anti Rhesus = aglutinasi (terdapat anti gen) (Rhesus gol. Rhesus +) - Darah + serum alfa = aglutinasi (terdapat aglutinogen A) (gol A) - Darah + serum beta = aglutinasi (terdapat aglutinogen B) (gol B) Penggunaan serum alfa-beta hanya untuk verifikasi (kepastian) saja. Tidak digunakan pun tidak apa-apa.secara kesehatan golongan Rhesus (Rh) sangat penting untuk di ketahui karena dengan mengetahui Rhesus maka kita bias mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. Untuk lebih jelas kita dapat melihat tabel kecocokan darah yang diantaranya adalah : Tabel 5. Kecocokan RBC

17 Gol.Darah Donor resipien O - O + A - A + B - B + AB - AB + O - Χ χ χ χ χ χ χ O + χ χ χ χ χ χ A - Χ χ χ χ χ χ A + χ χ χ χ B - Χ χ χ χ χ χ B + χ χ χ χ AB - Χ χ χ χ AB + Tabel 6. Kecocokan plasma Resipien Donor O A B AB O χ χ Χ A χ Χ B χ Χ AB B. EKSPRESI GEN Gen merupakan unit molekul DNA atau RNA dengan panjang molekul tertentu yang membawa informasi mengenai urutan asam amino yang lengkap suatu protein atau yang menentukan struktur lengkap suatu molekul rrna atau trna. Gen mengandung informasi genetik yang dapat diwariskan dan diekspresikan. Ekspresi gen adalah rangkaian proses penerjemahan informasi genetik menjadi produk sintesis berupa protein atau polipeptida. Lebih jauh lagi, ekspresi gen adalah proses penentuan sifat (fenotip) dari suatu organisme oleh gen. Sifat yang dipunyai oleh suatu organisme merupakan hasil proses metabolisme yang terjadi di dalam sel. Sel secara tepat mampu mengatur ekspresi gen. Sel prokariot dan eukariot mampu mengatur pola ekspresi gen dalam merespon perubahan kondisi lingkungan. Proses ekspresi gen digunakan organisme untuk mengatur perkembangan fenotip organisme dari genotipnya, beradaptasi terhadap respon lingkungan, tanda terjadinya kelainan dalam tubuh, dan digunakan dalam differensiasi sel, serta fungsi biologis lainnya.

18 Ekspresi gen dilakukan dua tahap yaitu transkripsi dan translasi. Proses transkripsi terjadi di dalam inti sel, sedangkan translasi berlangsung di sitoplasma, sehingga RNA harus dikeluarkan dari inti sel ke sitoplasma. Tahapan ekspresi gen, yaitu : Gambar 2.7 Proses Ekspresi Gen Namun proses regulasi dan ekspresi gen merupakan proses aliran informasi genetika yang kompleks. Agar gen dapat diekspresikan, gen dalam DNA harus melalui serangkaian tahapan penting, yaitu (1) transkripsi, dimana DNA yang mengandung intron dan ekson harus ditranskripsikan untuk menghasilkan primary transcript RNA, (2) modifikasi pasca transkripsi (primary RNA yang mengalami spliting dan menghasilkan mature-rna/ mrna), (3) translasi mrna (menghasilkan rantai polipeptida primer), (4) post translasi yang meliputi proses pemotongan, modifikasi kimiawi untuk menghasilkan polipeptida fungsional dan pengangkutan ke tujuan seluler, dan (5) tahap degradasi protein menjadi asam amino-asam amino yang dibutuhkan sebagai produk akhir ekspresi gen. Sel-sel organisme eukariotik dan prokariotik mampu mengatur ekspresi gennya sejak periode perkembangan. Meskipun sel-sel dalam tubuh organisme berawal dari satu sel yang identik yang berarti memiliki kandungan informasi genetik yang identik, namun faktanya sel-sel tersebut mampu diekspresikan menjadi berbagai bentuk organ, jaringan, dan sifat yang berbeda. Dalam satu organ dapat disintesis suatu produk, sedangkan pada organ lain disintesis produk yang berbeda. Hal ini hanya mampu dilakukan dengan adanya pengendalian ekspresi gen dalam sel-sel tubuh organisme. 4. Pengendalian Ekspresi Gen bagi Sel

19 Pengendalian ekspresi gen merupakan aspek penting bagi jasad hidup (prokariot dan eukariot). Tanpa sistem pengendali yang efisien, sel akan kehilangan banyak energi yang merugikan jasad hidup. Dalam prokariot atau eukariot ada dua sistem pengaktifan ekspresi gen yaitu ekspresi gen secara konstitutif dan secara induktif. Gen-gen yang diekspresikan secara konstitutif selalu diekspresikan dalam keadaan apapun. Sedangkan gen-gen diekspresikan pada keadaan yang memungkinkan atau ada sesuatu yang menginduksi maka dikenal dengan ekspresi gen induksi. A. Sel Prokariot Dalam sel prokariot, secara umum tersusun atas atas tiga bagian utama yaitu : daerah pengendali yang disebut promoter, bagian struktural dan terminator. Promoter adalah bagian gen yang berperan dalam mengendalikan proses transkripsi dan terletak pada ujung. Bagian struktural adalah bagian yang terletak pada hilir dari promoter. Bagian inilah yang mengandung urutan DNA spesifik yang akan ditranskripsi. Terminator adalah bagian gen yang terletak di sebelah hilir dari bagian struktural yang berperan dalam pengakhiran proses transkripsi. Secara umum struktur gen digambarkan sebagai berikut : Gambar 2.8 Struktur gen Prokariot Gen-gen yang bertanggung jawab dalam jalur kimia tertentu biasanya diorganisasikan dalam struktur operon. Operon adalah organisasi beberapa gen struktural yang ekspresinya dikendalikan satu promoter yang sama. Dalam operon terdapat operator, yaitu urutan nukleotida yang terletak diantara promoter dan bagian struktural dan merupakan tempat pelekatan protein represor. Masingmasing gen struktural tersebut mengkode protein yang berbeda, tetapi protein tersebut digunakan untuk rangkaian proses metabolisme yang sama. Pengelompokkan gen-gen dalam operon membuat sel lebih efisien dalam melakukan proses genetik. (pada eukariot tidak ada sistem organisasi operon karena setiap gen struktural diatur oleh promoter sendiri).

20 Ada dua sistem pengendali genetik pada prokariot yaitu pengendali positif dan pengendali negatif. Pengendali positif adalah operon yang dapat diaktifkan oleh produk ekspresi gen regulator (aktifator). Sedangkan pengendali negatif adalah operon yang dinonaktifkan oleh produk ekspresi gen regulator (represor). Produk ekspresi gen (aktifator ataupun represor) bekerja dengan cara menempel pada sisi pengikatan protein regulator pada daerah promoter gen yang diatur. Pengikatan ini ditentukan oleh molekul efektor. Molekul efektor berupa molekul kecil seperti asam amino, gula atau metabolit serupa. Ada dua jenis molekul efektor yaitu induser (pengaktif ekspresi gen) dan represor (penekan ekspresi gen). Pengendalian positif dan negatif dibedakan menjadi dua sistem yaitu sistem yang dapat diinduksi dan sistem yang direpresi. a. Sistem regulasi negatif pada sistem ekspresi gen prokariot Dari gambar diatas dapat dijelaskan bahwa pada pengendalian negatif dilakukan oleh protein represor yang dihasilkan oleh gen regulator. Pada gambar (1) represor ini menempel pada operator. Penempelan menyebabkan RNA polimerase tidak dapat melakukan transkripsi gengen struktural, sehingga operon mengalami represi (penekanan). Proses ini akan terjadi secara terus menerus selama tidak ada induser di dalam sel. Ini disebut dengan mekanisme efisiensi seluler karena sel tidak perlu mengaktifkan operon jika memang tidak ada induser sehingga energi seluler dapat dihemat. Pada gambar (2) menjelaskan jika ada induser maka, induser melekat pada bagian represor dan mengubah struktur dari

21 represor, sehingga mengubah allosterik konformasi molekul represor. Hal ini mengakibatkan represor tidak dapat menempel lagi pada operator dan represor tidak mampu menghambat transkripsi, sehingga RNA polimerase akan terus berjalan. Pada gambar (3) represor yang dihasilkan pada gen regulator tidak berikatan dengan ko-represor akan menjadi tidak aktif dan transkripsi pun akan tetap berjalan. Gambar (4) represor yang berikatan dengan ko-represor pada sisi allosteriknya akan menghambat transkripsi. b. Sistem regulasi positif pada sistem ekspresi prokariot Gambar 2.9 Sistem Induksi dan Represi Pada Prokariot Berdasarkan gambar diatas dapat dijelaskan bahwa pengendalian positif operon diaktifkan oleh produk ekspresi gen regulator. Pada gambar (1) menjelaskan bahwa gen regulator menghasilkan suatu aktivator yang belum aktif, sehingga transkripsi tidak bisa berjalan. Pada gambar (2) menjelaskan bahwa aktivator yang dihasilkan oleh gen berikatan dengan protein induser sehingga aktivator akan mengalami reaktivasi dan transkripsi pun berjalan. Pada gambar (3) gen regulator yang menghasilkan aktivator yang sudah aktif dan transkripsi pun berjalan. Pada gambar (4) menjelaskan bahwa aktivator akan berikatan dengan ko-represor sehinggan menjadi tidak aktif, sehingga tidak akan terjadi transkripsi.

22 Pada sel prokariot pengontrolan ekspresi gen memungkin individu bakteri untuk dapat menyesuaikan metabolismenya dengan perubahan lingkungan. Bakteri sangat mudah beradaptasi dengan adaptasi revolusioner (seleksi alam) atau dengan penyesuaian fisiologis terhadap perubahan lingkungan oleh masing-masing bakteri. Seleksi alam dari generasi ke generasi dapat meningkatkan proporsi bakteri yang beradaptasi dengan lingkungan baru. Contoh : Bakteri E.coli merupakan salah satu contoh jasad hidup prokariotik yang paling banyak dipelajari aspek fisiologi dan molekulernya. Dalam sistem molekulernya bakteri ini mempunyai sistem pengendalian ekspresi genetik yang menentukan kapan suatu gen tertentu diaktifkan dan diekspresikan untuk menghasilkan suatu produk ekspresi. Sel E. Coli yang hidup di lingkungan yang tidak menentu dalam kolon manusia akan menggantungkan nutriennya pada kebiasaan makan yang tidak menentu dari inangnya. Bakteri membutuhkan asam amino tryptopan untuk bertahan hidup. Jika tidak terdapat asam amino tryptopan maka bakteri akan merespon dengan cara mengaktifkan jalur metabolisme untuk membuat tryptopan sendiri dari bahan lain. Jika sel inang (manusia) memakan makanan yang mengandung asam amino trytopan, sel bakteri berhenti memproduksi asam amino trytopan dengan sendirinya dengan begitu sel tidak menghamburhamburkan energinya untuk memproduksi substansi yang dapat diambil dari larutan sekitarnya dalam bentuk yang belum jadi. Jika lingkungan terus-menerus menyediakan seluruh trypropan yang dibutuhkan sel, pengaturan ekspresi gen juga mulai ikut berperan serta pada kondisi sel berhenti membuat enzim-enzim yang terdapat pada jalur tryptopan. Pengontrolan produksi enzim ini terjadi pada tingkat transkripsi, sintesis mrna yang mengkode enzim-enzim ini. B. Bagi sel eukariotik Pengontrolan ekspresi gen dapat terjadi pada setiap langkah dalam jalur dari gen ke protein fungsional dengan kata lain Regulasi ekspresi gen pada sel eukariot dilakukan pada banyak titik pengendali mulai dari transkripsi

23 sampai pasca translasi. Regulasi ekspresi gen dapat ditinjau dari tiga sesi, yaitu : 1. Pengendalian ekspresi genetik dapat ditinjau dari 3 sisi, yaitu : 1) sinyal pengendali ekspresi; 2) level pengendalian ekspresi; 3) mekanisme pengendalian 2. Sinyal pengendali ekspresi meliputi semua molekul yang berperanan dalam proses pengendalian ekspresi, misalnya faktor transkripsi dan protein regulator khusus 3. Level pengendalian ekspresi terjadi pada tahapan : 1) inisiasi transkripsi dan perpanjangan transkrip; 2) pengakhiran (terminasi) transkripsi; 3) pengendalian pasca-transkripsi dan 4) pengendalian selama proses translasi dan pasca translasi 4. Mekanisme pengendalian ekspresi gen membahas proses rinci pengendalian ekspresi genetik yang meliputi interaksi antar sinyal pengendali ekspresi Gambar 2.10 Ringkasan keseluruhan proses dari ekspresi gen pada sel eukariot. Tiap level pengendalian yang disajikan pada gambar tersebut merupakan pengendali potensial dimana ekspresi gen dapat di on atau offkan, dipercepat atau diperlambat.

24 Pengaturan ekspresi gen juga sangat penting pada spesialisasi sel eukariot yang tersusun atas bermacam-macam tipe sel dengan fungsi yang berbeda. Untuk dapat menjalankan fungsi ini, sel harus mampu menjaga program spesifik ekspresi gen dimana gen-gen tertentu diekspresikan sedangkan gen-gen yang lain tidak. Dalam keseluruhan organisme, titik pengendalian ekspresi gen berada pada tahap transkripsi (pengendalian dalam level transkripsi seringkali merupakan respon dari lingkungan eksternal sel seperti hormon atau signal molekul lainnya). 5. Pengendalian Operon Pada Bakteri Pengendalian atau regulasi ekspresi gen dapat dipahami pada mekanisme yang terjadi pada bakteri. Sistem regulasi pertama adalah sistem regulasi Operon lac pada bakteri E. Coli oleh Jacob dan Monod dan dibantu Arthur pada akhir tahun 1950-an. Regulasi yang umum terjadi pada bakteri ada dua yaitu : a. Operon Indusible (Operon lac) Ekspresi gen yang diatur pada tingkat promotor yaitu mengatur kontak dengan promotor dengan enzim transkriptase (pengendali transkripsi). b. Operon Represible (Operon trp) Ekspresi gen yang diatur dengan cara menghentikan transkripsi bila produk transkripsi (triptofan) sudah mencapai jumlah yang dibutuhkan. Mekanisme pengendalian Operon laktosa pada prokariot Operon Lac merupakan sistem pengendali ekspresi gen-gen yang bertanggung jawab dalam metabolisme laktosa. Jika bakteri E. Coli ditumbuhkan dalam medium yang mengandung sumber karbon glukosa dan laktosa secara bersama-sama maka E. Coli akan menunjukkan pertumbuhan yang spesifik seperti

25 ditunjukkan dalam kurva berikut. Gambar 2.13 Kurva pertumbuhan bakteri dengan pola diauksik Pada kurva diatas menunjukkan ada dua fase eksponesial 1. E. Coli menggunakan glukosa sebagai sumber karbon sampai habis sehingga E. Coli mencapai stasioner pertama 2. E. Coli menggunakan laktosa sampai habis Pada fase stasioner pertama sebenarnya yang terjadi proses adaptasi ke dua karena mulai terjadi proses induksi sistem operon yang digunakan untuk melakukan metabolisme laktosa. Pola ini disebut pola pertumbuhan diauksik. Fase stasioner pertama, operon lac yang terdiri dari beberapa gen yang diatur (struktural) diaktifkan. Gen struktural utama terdiri dari gen lac-z (mengkode -galaktosidase untuk menghidrolisis laktosa menjadi glukosa dan galaktosa), lac-y (mengkode permease yaitu protein membran yang mengangkut laktosa ke dalam sel) dan lac-a (mengkode transasetilase thiogalaktosida dimana fungsi dalam metabolisme laktosa belum jelas. Ketiga gen struktural dikenalkan ekspresinya oleh promoter yang sama dan menghasilkan 1 mrna yang bersifat polisistronik (karena dalam 1 transkripsi terdapat lebih dari 1 cistron). Masingmasing cistron ditranslasi menjadi tiga polipeptida yang berbeda tetapi semuanya terlibat dalam metabolisme laktosa. Selain ketiga gen struktural, terdapat gen regulator lac I yang mengkode protein represor dan merupakan bagian sistem regulasi operon lac. Operon lac dikendalikan secara positif dan negatif.

26 A. Regulasi operon lac secara negatif Regulasi ini dilakukan oleh protein represor yang dikode oleh gen Lac I. Represor Lac I (protein tetrametrik yang tersusun atas 4 polipeptida yang identik). Represor ini menempel pada operator lac. Penempelan ini menyebabkan RNA polimerase tidak dapat melakukan transkripsi pada gengen struktural (lac Z, lac Y dan lac A). sehingga operon lac mengalami represi. Peristiwa ini disebut sebagai mekanisme efisiensi seluler karena sel tidak perlu mengaktifkan operon lac jika laktosa tidak tersedia sehingga energi selular dapat dihemat. Jika terdapat glukosa dan laktosa maka sel akan cenderung menggunakan glukosa terlebih dahulu karena merupakan gula yang sederhana sehingga langsung dapat dimanfaatkan dalam proses metabolisme. Setelah glukosa habis, maka sel akan mencari alternatif sumber karbon yang tersedia yaitu melakukan metabolisme laktosa yang ada dengan mengaktifkan sistem operon lac. Proses pengaktifan ini disebut induksi. Induksi operon lac terjadi dalam sel bakteri. Laktosa dalam medium pertumbuhan diangkut kedalam sel menggunakan enzim permease galaktosida. Sehingga laktosa dapat diubah menjadi allolaktosa (ikatan - 1,6). Allolaktosa ini yang berperan sebagai induser yang mengaktifkan operon laktosa. Meskipun belum dalam kondisi induksi sepenuhnya, produk ekspresi operon ( -galaktosidase dan permease) sudah ada walaupun dalam jumlah sedikit. (a) Tanpa laktosa : represi ekspresi gen (represor aktif, operon off) (b) Ada laktosa : depresi ekspresi gen (represor inaktif, operon on)

27 Gambar 2.14 Operon Lac : Sintesis Enzim Indusibel Yang Teratur Selama tidak ada proses induksi, molekul represor yang dikode lac I akan menempel pada operator lac. Adanya molekul induser maka molekul ini akan menempel pada represor. Penempelan ini merubah konformasi molekul represor sehingga represor tidak menempel pada operator lac. Daerah operator lac menjadi bebas sehingga dapat dilewati oleh RNA polimerase untuk melakukan transkripsi gen lac Z, lac Y dan lac A. Kemudian transkripsi yang membawa kodon-kodon tiga macam enzim tersebut ditranslasi menghasilkan -galaktosidase, permease dan transasetilase. Selanjutnya -galaktosidase dan permease digunakan untuk metabolisme laktosa. B. Regulasi operon lac secara positif Pada regulasi ini, operon lac diaktifkan kembali setelah ditekan sampai aras paling dasar (basal level). Regulasi ini memberi keuntungan bagi sel karena operon lac tetap dalam keadaan non aktif selama masih tersedia glukosa dalam jumlah banyak. Pada operan lac, penghilangan represor dari operator tidak cukup untuk mengaktifkan operon sehingga diperlukan suatu sistem yang bekerja secara positif (mempercepat) proses pengaktifan operon. E. Coli ditumbuhkan dalam medium yang mengandung dua macam karbon yang berbeda (glukosa dan laktosa) maka sel tidak perlu mengaktifkan operon lac karena dalam sel masih tersedia glukosa. Proses ini juga terjadi dalam eksperimen E. Coli yang ditumbuhkan dalam medium yang mengandung suksinat dan IPTG (Isopropil thiogalaktosida). Struktur IPTG memiliki struktur yang hampir sama dengan laktosa sehingga IPTG berfungsi sebagai induser operan lac. Pada saat awal IPTG tersedia, -

28 galaktosidase dapat diekspresikan. Tetapi ketika ditambahkan glukosa maka sintesis enzim ini mengalami penurunan yang tajam. Dugaan awal proses ini terjadi disebabkan adanya katabolit glukosa (produk pemecah glukosa) sehingga fenomena ini dikenal represi katabolit atau efek glukosa. Namun, ketika nukleotida camp ditambahkan bersama glukosa proses represi sintesis -galaktosidase tidak terjadi. Represi katabolit pada operon lac dilakukan melalui protein regulator yang dikenal CAP (Catabolite activator protein atau CRP) dan suatu efektor camp. Pada E. Coli konsentrasi camp yang disintesis oleh enzim adenil siklase berkebalikan dengan konsentrasi glukosa dalam sel. Jika konsentrasi glukosa tinggi, maka konsentrasi camp rendah dan CRP akan lepas dari operon lac. Gambar 2.15 Ada laktosa, ada glukosa (kadar camp rendah) : mrna Lac disintesis dalam jumlah kecil Sebaliknya, jika konsentrasi glukosa rendah maka konsentrasi camp meningkat. Pada saat camp meningkat, camp akan berikatan dengan CRP dan mengaktifkan operon lac. Promoter lac mempunyai sisi pengikatan yang berbeda yaitu sisi pengikatan untuk RNA polimerase dan sisi pengikatan untuk kompleks CRP-CAMP. Pengikatan kompleks CRP- CAMP pada promoter membantu RNA polimerase untuk terikat pada promoter. Diduga protein CRP mampu melakukan perubahan pada struktur DNA dengan membengkokkan DNA sehingga mendekatkan hubungan antara kompleks CRP-CAMP dengan RNA polimerase. Didukung hipotesis yang menyatakan kompleks CRP-CAMP dan RNA polimerase saling bersentuhan karena keduanya melekat pada sisi yang

29 berdekatan di promoter. Kedekatan tersebut menyebabkan ikatan RNA polimerase dengan promoter lebih kuat membentuk kompleks tertutup. Selanjutnya kompleks promoter tertutup akan menjadi kompleks promoter terbuka untuk melakukan transkripsi. Gambar 2.16 Ada laktosa, tidak ada glukosa (Kadar camp Tinggi) : mrna Lac disintesis dalam jumlah melimpah Mekanisme ini cocok untuk organisme yang tidak dapat meregulasi apa yang dimakan inang. Sel prokariot ini mempunyai kemampuan beradaptasi dengan baik dengan cara meregulasi ekspresi gen pada individunya. 6. Aplikasi pengendalian ekspresi Perkembangan embrio sampai menjadi makhluk dewasa merupakan hasil suatu program genetik yang berjalan secara teratur dan rapi. Embrio berkembang dari zigot bersel tunggal. Dalam perkembangan embrio, terjadi berbagai tahapan serta diferensiasi sel. Setiap tahapan akan mengalami regulasi. Satu gen yang diekspresikan pada satu tahap akan mengendalikan ekspresi gen pada tahap berikutnya. Contoh : Perkembangan embrio lalat buah yang dimulai dari tahap perkembangan telur sebelum dibuahi. Pada tahapan sel telur ketika masih dalam folicel (kantung telur) terjadi ekspresi gen yang menentukan bagian mana akan berkembang menjadi kepala atau ekor atau bagian atas/ bawah. Tahapan tersebut : 1. Ekspresi pertama dari gen sel telur akan menghasilkan protein yang akan ditransport ke luar dari sel telur masuk ke sel folicel.

30 2. Protein tersebut akan direspon oleh sel-sel folicel dengan mengekspresikan gen yang menghasilkan protein yang berperan menentukan posisi calon kepala pada telur tersebut 3. Protein akan masuk dalam telur dan meregulasi ekspresi gen-gen yang menghasilkan mrna kepala, mrna tersebut akan berkumpul pada sisi yang akan menjadi calon kepala. Setelah terjadi pembuahan sel telur berubah menjadi zigot dan terjadi serangkaian mitosis dan ekspresi gen 4. Mula-mula,mRNA akan ditranslasikan menghasilkan protein, yang akan menyebar keseluruh sel embrio, tetapi karena mrna kepala lebih terkonsentrasi pada ujung bagian kepala maka protein yang dihasilkan akan lebih banyak terdapat pada sel-sel bagian kepala. Protein ini akan meregulasi ekspresi gen pada sel-sel embrio, tetapi adanya perbedaan konsentrasi protein menyebabkan terjadinya perbedaan jumlah dan jenis ekspresikan pada sel-sel yang sesuai dengan deretan embrio tersebut. Dari kasus ini akan terlihat adanya ekspresi gen-gen spesifik sepanjang sumbu dari bagian depan ke beklakang. 5. Dari ekspresi gen-gen tersebut akan dihasilkan sejumlah protein yang menjalankan metabolisme pada sel-sel (karena adanya p[erbedaan ekspresi gen-gen spesifik sepanjang sumbu dari depan ke belakang maka akan terjadi perbedaan metabolisme dalam sel-sel berdasarkan posisi menurut sumbu muka belakang. Antar sel terjadi signal untuk membantu berlangsungnya proses perkembangan sel-sel tetangganya. 6. Hasil dari differensiasi proses pada sel-sel tersebut menghasilkan sel-sel yang berbeda dan juga sel-selyuang mirip dan akhirnya membentuk segmen-segmen tubuh yang mengelompokkan sel yang sama. Proses pembentukan semen merupakan dasar untu\k differensiasi berikutnya. Dari semen tersebut pada perkembangan lebih alanjut akan membentuk organ tubuh seperti kaki dan sayap. Gen-gen yang secara khusus berekspresi pada masing-masing segmen selanjutnya akan membangkitkan ekspresi gen-gen lainnya yang tentunya menjadi khas untuk setiap segmen. Gengen tersebut dinamakan gen homeotik, yaitu gen utama yang menentukan bagian tubuh apa yang akan terbentuk dari masing-masing segmen. Gen ini merupakan gen pengontrol utama yang akan mengontrol ekspesi suatu rentetan gen yang sesungguhnya menciptakan identitas anatomis dari

31 bagian tubuh. Contoh pada Drosophila disebut anntenapedia, akan mengontrol pembentukan antena serta kaki pada bagian kepala dan torsaks. Gugus gen ini tidak akan berekspresi pada bagian tubuh yang lain. Adanya tangga ekspresi gen, protein yang disintesis oleh suatu gen akan mengontrol ekspresi gen yang laindan secara berurutan mengontrol ekspresi gen untuk tahap berikutnya, merupakan aliran yang terjadi pada pertumbuhan dan perkembangan. Banyak pula protein yang tidak berperan secara langsung terhadap gen dalam sel tersebut, melainkan berperan sebagai sinyal molekular yang berinteraksi memicu ekspresi gen pada sel tetangganya. BAB III PENUTUP Berdasarkan uraian pembahasan dalam makalah beberapa hal, yaitu: ini dapat disimpulkan 1. Proses post translasi dari protein merupakan satu komponen yang penting dari tahapan ekspresi genom, dan dapat menguraikan fitur kunci dari lipatan protein, pengolahan protein oleh pembelahan protoelitik dan modifikasi kimia. 2. Untuk mengetahui post transaltion pada golongan darah pada manusia yang memiliki dua system yaitu system ABO yaitu golongan darah A, B, AB, dan O dan sistem Rhesus yaitu Rhesus Positif (Rh+) dan Rhesus Negatif (Rh-).

32 3. Untuk penentuan dengan menggunakan sistem ABO dapat dilakukan dengan menggunakan serum Anti A (alfa), Anti B (beta), Anti AB (alfabeta), dan Anti D (Rhesus). Selain itu dapat mengetahui golongan darah mana yang dapat sebagai pendonor dan sebagai penerima. 4. Pengendalian ekspresi gen merupakan aspek penting bagi jasad hidup (prokariot dan eukariot). Tanpa sistem pengendali yang efisien, sel akan kehilangan banyak energi yang merugikan jasad hidup. a. Bagi sel prokariot pengontrolan ekspresi gen memungkin individu bakteri untuk dapat menyesuaikan metabolismenya dengan perubahan lingkungan. b. Bagi sel eukariotik, pengontrolan ekspresi gen dapat terjadi pada setiap langkah dalam jalur dari gen ke protein fungsional 5. Operon Lac merupakan sistem pengendali ekspresi gen-gen yang bertanggung jawab dalam metabolisme laktosa. Operon lac dikendalikan secara negatif dan positif. 6. Aplikasi Ekspresi gen pada lalat buah. Adanya tangga ekspresi gen, protein yang disintesis oleh suatu gen akan mengontrol ekspresi gen yang lain dan secara berurutan mengontrol ekspresi gen untuk tahap berikutnya, merupakan aliran yang terjadi pada pertumbuhan dan perkembangan. Banyak pula protein yang tidak berperan secara langsung terhadap gen dalam sel tersebut, melainkan berperan sebagai sinyal molekular yang berinteraksi memicu ekspresi gen pada sel tetangganya.

33 DAFTAR PUSTAKA Campbell, N.A., Reece, J.B., & Mitchell, L.G. Tanpa Tahun. Biologi Edisi Kelima Jilid Satu. Terjemahan Rahayu Lestari Jakarta: Erlangga. di akses pada hari sabtu tanggal 26 Maret di akses pada hari sabtu tanggal 26 Maret di akses pada hari sabtu tanggal 26 Maret 2016 Ngili, Y Biokimia: Struktur dan Fungsi Biomolekul. Yogyakarta: Graha Ilmu Page, David S Prinsip-Prinsip Biokimia Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga Poedjiadi, A., & Supriyanti, T Dasar-dasar Biokimia. Jakarta: Universitas Indonesia Press. Subandi, Muntholib, & Susanti, E Biokimia Umum. Malang: Universitas Negeri Malang

34

Nama dan NIM anggota kelompok. Anindita Dyah Sinta (B1J006022) Sulistiyani (B1J006026) Arifatus Sholikhah (B1J006028) K39-SPP-06 RINGKASAN

Nama dan NIM anggota kelompok. Anindita Dyah Sinta (B1J006022) Sulistiyani (B1J006026) Arifatus Sholikhah (B1J006028) K39-SPP-06 RINGKASAN Menjelaskan mengapa proses post-translational dari protein adalah satu komponen yang penting dari tahapan ekspresi genom, dan menguraikan fitur kunci dari lipatan protein, pengolahan protein oleh pembelahan

Lebih terperinci

AKTIVITAS GEN DAN PENGATURANNYA: SINTESIS PROTEIN. dr. Arfianti, M.Biomed, M.Sc

AKTIVITAS GEN DAN PENGATURANNYA: SINTESIS PROTEIN. dr. Arfianti, M.Biomed, M.Sc AKTIVITAS GEN DAN PENGATURANNYA: SINTESIS PROTEIN dr. Arfianti, M.Biomed, M.Sc Protein Working molecules of the cells Action and properties of cells Encoded by genes Gene: Unit of DNA that contain information

Lebih terperinci

XII. Pengaturan Expresi Gen (Regulation of Gene Expression) Diambil dari Campbell et al (2009), Biology 8th

XII. Pengaturan Expresi Gen (Regulation of Gene Expression) Diambil dari Campbell et al (2009), Biology 8th 21/24 November 2011 Tatap Muka 9: Heredity IV XII. Pengaturan Expresi Gen (Regulation of Gene Expression) Diambil dari Campbell et al (2009), Biology 8th Sel secara tepat mampu mengatur ekspresi gen. Sel

Lebih terperinci

REGULASI SINTESIS PROTEIN

REGULASI SINTESIS PROTEIN REGULASI SINTESIS PROTEIN Berdasarkan ekspresi gen 1. Gen teregulasi/terkendali (regulated gene) ekspresi gen tergantung keadaan lingkungan Contoh: gen yang terlibat dalam metabolisme laktosa 2. Gen tidak

Lebih terperinci

Tugas Fisiologi Mikroba

Tugas Fisiologi Mikroba Tugas Fisiologi Mikroba Soal 1. Jelaskan definisi feedback inhibition beserta contohnya! 2. Jelaskan pengertian konserted feedback inhibition! 3. Jelaskan mekanisme pengendalian dengan cara represi katabolit

Lebih terperinci

Lampiran 2. Rubrik Penilaian Jawaban Esai Genetika. 1. Hubungan antara DNA, gen, dan kromosom:

Lampiran 2. Rubrik Penilaian Jawaban Esai Genetika. 1. Hubungan antara DNA, gen, dan kromosom: 100 Lampiran 2. Rubrik Penilaian Jawaban Esai Genetika 1. Hubungan antara DNA, gen, dan kromosom: DNA polimer nukleotida (deoksiribosa+fosfat+basa nitrogen) gen (sekuens/dna yang mengkode suatu polipeptida/protein/sifat

Lebih terperinci

19/10/2016. The Central Dogma

19/10/2016. The Central Dogma TRANSKRIPSI dr.syazili Mustofa M.Biomed DEPARTEMEN BIOKIMIA DAN BIOLOGI MOLEKULER FK UNILA The Central Dogma 1 The Central Dogma TRANSKRIPSI Transkripsi: Proses penyalinan kode-kode genetik yang ada pada

Lebih terperinci

Regulasi Ekspresi Gen

Regulasi Ekspresi Gen Tim Penyusun: Aris Tjahjoleksono, Muhammad Jusuf, Alex Hartana, Suharsono Home -- Reproduksi Sel -- Hereditas -- Struktur Gen -- Regulasi Ekspresi Gen Teknologi DNA -- Genom Manusia Regulasi Ekspresi Gen

Lebih terperinci

Sintesa protein (ekspresi gen)

Sintesa protein (ekspresi gen) 1. SINTESA PROTEIN Sintesa protein (ekspresi gen) Merupakan proses dimana DNA mengekspresikan gen nya Secara umum melibatkan dua tahap yaitu TRANSKRIPSI dan TRANSLASI Pada eukaryot, pengendalian ekspresi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii I. Pendahuluan...1 II. Tinjauan Pustaka...4 III. Kesimpulan...10 DAFTAR PUSTAKA...

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii I. Pendahuluan...1 II. Tinjauan Pustaka...4 III. Kesimpulan...10 DAFTAR PUSTAKA... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii I. Pendahuluan...1 II. Tinjauan Pustaka...4 III. Kesimpulan...10 DAFTAR PUSTAKA...11 I. PENDAHULUAN Latar Belakang Munculnya uniseluler dan multi seluler

Lebih terperinci

Pentingnya Proses Translasi Akhir Protein dalam Ekspresi Genom dan Fitur Pelipatan Protein dan Penyambungan Intein

Pentingnya Proses Translasi Akhir Protein dalam Ekspresi Genom dan Fitur Pelipatan Protein dan Penyambungan Intein Pentingnya Proses Translasi Akhir Protein dalam Ekspresi Genom dan Fitur Pelipatan Protein dan Penyambungan Intein Anggota : Lia Indraswari B1J006116 Rr. Indri Mayasari B1J006118 Dwiwiyati Nurul. S B1J006122

Lebih terperinci

ketebalan yang berbeda-beda dan kadang sangat sulit ditemukan dengan mikroskop. Namun, ada bukti secara kimiawi bahwa lamina inti benar-benar ada di

ketebalan yang berbeda-beda dan kadang sangat sulit ditemukan dengan mikroskop. Namun, ada bukti secara kimiawi bahwa lamina inti benar-benar ada di Membran Inti Inti sel atau nukleus sel adalah organel yang ditemukan pada sel eukariotik. Organel ini mengandung sebagian besar materi genetik sel dengan bentuk molekul DNA linear panjang yang membentuk

Lebih terperinci

Polimerase DNA : enzim yang berfungsi mempolimerisasi nukleotidanukleotida. Ligase DNA : enzim yang berperan menyambung DNA utas lagging

Polimerase DNA : enzim yang berfungsi mempolimerisasi nukleotidanukleotida. Ligase DNA : enzim yang berperan menyambung DNA utas lagging DNA membawa informasi genetik dan bagian DNA yang membawa ciri khas yang diturunkan disebut gen. Perubahan yang terjadi pada gen akan menyebabkan terjadinya perubahan pada produk gen tersebut. Gen sering

Lebih terperinci

REGULASI EKSPRESI GEN. Dr. rer. nat. Kartika Senjarini

REGULASI EKSPRESI GEN. Dr. rer. nat. Kartika Senjarini REGULASI EKSPRESI GEN Dr. rer. nat. Kartika Senjarini Pendahuluan Perbedaan morfologi sel...lebih lanjut pada morfologi satu organisme...apakah = berbeda gen/ada gen yang hilang??? R.G.E.: Kontrol selluler

Lebih terperinci

REGULASI EKSPRESI PROTEIN. Agustina Setiawati

REGULASI EKSPRESI PROTEIN. Agustina Setiawati REGULASI EKSPRESI PROTEIN Agustina Setiawati Pendahuluan DOGMA SENTRAL Pada proses apakah ekspresi suatu gen diatur? Pendahuluan Regulated genes Control cell growth and cell division. Expression is regulated

Lebih terperinci

Rangkaian Ekspresi Gen

Rangkaian Ekspresi Gen TRANSKRIPSI Ekspresi Gen Gen berekspresi dengan cara mengendalikan. sifat organisme Pengendalian dilakukan melalui pembentukan enzim/protein yang berperan dalam proses metabolisme Pengendalian pembentukan

Lebih terperinci

REGULASI EKSPRESI GEN PADA ORGANISME EUKARYOT

REGULASI EKSPRESI GEN PADA ORGANISME EUKARYOT REGULASI EKSPRESI GEN PADA ORGANISME EUKARYOT Morfologi dan fungsi berbagai tipe sel organisme tingkat tinggi berbeda, misalnya: neuron mamalia berbeda dengan limfosit, tetapi genomnya sama Difenrensiasi

Lebih terperinci

adalah proses DNA yang mengarahkan sintesis protein. ekspresi gen yang mengodekan protein mencakup dua tahap : transkripsi dan translasi.

adalah proses DNA yang mengarahkan sintesis protein. ekspresi gen yang mengodekan protein mencakup dua tahap : transkripsi dan translasi. bergerak sepanjang molekul DNA, mengurai dan meluruskan heliks. Dalam pemanjangan, nukleotida ditambahkan secara kovalen pada ujung 3 molekul RNA yang baru terbentuk. Misalnya nukleotida DNA cetakan A,

Lebih terperinci

Dr. Dwi Suryanto Prof. Dr. Erman Munir Nunuk Priyani, M.Sc.

Dr. Dwi Suryanto Prof. Dr. Erman Munir Nunuk Priyani, M.Sc. BIO210 Mikrobiologi Dr. Dwi Suryanto Prof. Dr. Erman Munir Nunuk Priyani, M.Sc. Kuliah 10. GENETIKA MIKROBA Genetika Kajian tentang hereditas: 1. Pemindahan/pewarisan sifat dari orang tua ke anak. 2. Ekspresi

Lebih terperinci

Shabrina Jeihan M XI MIA 6 SISTEM TR A N SFU SI D A R A H

Shabrina Jeihan M XI MIA 6 SISTEM TR A N SFU SI D A R A H Shabrina Jeihan M XI MIA 6 G O LO N G A N D A R A H,U JI G O LO N G A N D A R A H D A N SISTEM TR A N SFU SI D A R A H G olongan darah Golongan darah -> klasifikasi darah suatu individu berdasarkan ada

Lebih terperinci

EKSPRESI GEN. Dyah Ayu Widyastuti

EKSPRESI GEN. Dyah Ayu Widyastuti EKSPRESI GEN Dyah Ayu Widyastuti Ekspresi Gen Gen sekuen DNA dengan panjang minimum tertentu yang mengkode urutan lengkap asam amino suatu polipeptida, atau RNA (mrna, trna, rrna) Ekspresi Gen Enam tahapan

Lebih terperinci

Home -- Reproduksi Sel -- Hereditas -- Struktur & Ekspresi Gen. Regulasi Ekspresi Gen Teknologi DNA Rekombinan -- Genom Manusia GLOSSARY

Home -- Reproduksi Sel -- Hereditas -- Struktur & Ekspresi Gen. Regulasi Ekspresi Gen Teknologi DNA Rekombinan -- Genom Manusia GLOSSARY Home -- Reproduksi Sel -- Hereditas -- Struktur & Ekspresi Gen Regulasi Ekspresi Gen Teknologi DNA Rekombinan -- Genom Manusia GLOSSARY Adenin: salah satu jenis basa purin yang terdapat pada DNA dan RNA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. antigen) yang terkandung di dalam sel darah merah (Fitri, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. antigen) yang terkandung di dalam sel darah merah (Fitri, 2007). BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Golongan darah merupakan ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah. Golongan

Lebih terperinci

EKSPRESI GEN 3. Ani Retno Prijanti FKUI 2010

EKSPRESI GEN 3. Ani Retno Prijanti FKUI 2010 EKSPRESI GEN 3 Ani Retno Prijanti FKUI 2010 Regulasi Ekspresi Gen Ekspresi gen, adl produksi suatu produk RNA dari suatu gen tertentu yg dikontrol oleh mekanisme yg kompleks. Secara normal hanya sebagian

Lebih terperinci

REGULASI EKSPRESI GEN PADA BAKTERIOFAGE DAN VIRUS

REGULASI EKSPRESI GEN PADA BAKTERIOFAGE DAN VIRUS REGULASI EKSPRESI GEN PADA BAKTERIOFAGE DAN VIRUS Fage/virus memanfaatkan perangkat sel inang untuk sintesis DNA/protein Strategi memanfaatkan sel inang mensintesis 4 makromolekul: 1. RNA polimerase baru

Lebih terperinci

BIOTEKNOLOGI. Perubahan Genetik, Replikasi DNA, dan Ekspresi Gen

BIOTEKNOLOGI. Perubahan Genetik, Replikasi DNA, dan Ekspresi Gen BIOTEKNOLOGI Perubahan Genetik, Replikasi DNA, dan Ekspresi Gen Sekilas tentang Gen dan Kromosom 1882, Walther Flemming menemukan kromosom adalah bagian dari sel yang ditemukan oleh Mendel 1887, Edouard-Joseph-Louis-Marie

Lebih terperinci

EKSPRESI GEN. Kuliah ke 5 Biologi molekuler Erlindha Gangga

EKSPRESI GEN. Kuliah ke 5 Biologi molekuler Erlindha Gangga EKSPRESI GEN Kuliah ke 5 Biologi molekuler Erlindha Gangga Mengalirnya informasi dari DNA menuju protein tidak dapat berjalan secara langsung. Pertama DNA akan digunakan sebagai model / cetakan dalam sintesis

Lebih terperinci

bagian yang disebut suppressor yang menekan intensitas, dan ada yang disebut enhancer yang memperkuatnya.

bagian yang disebut suppressor yang menekan intensitas, dan ada yang disebut enhancer yang memperkuatnya. TRANSKRIPSI Transkripsi (dari bahasa Inggris: transcription) dalam genetika adalah pembuatan RNA dengan menyalin sebagian berkas DNA. Transkripsi adalah bagian dari rangkaian ekspresi genetik. Pengertian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah. Dengan

Lebih terperinci

PERBEDAAN SEL EUKARIOTIK DAN PROKARIOTIK

PERBEDAAN SEL EUKARIOTIK DAN PROKARIOTIK PERBEDAAN SEL EUKARIOTIK DAN PROKARIOTIK EDITOR : VENNA AGATHA DESTRIANASARI NIM : G1C015011 PROGRAM STUDI DIV ANALIS KESEHATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

Lebih terperinci

Victoria Henuhili, MSi, Jurdik Biologi FMIPA UNY

Victoria Henuhili, MSi, Jurdik Biologi FMIPA UNY GENETIKA LANJUT Victoria Henuhili, MSi, Jurdik Biologi FMIPA UNY Sub Topik : GEN dan INFORMASI BIOLOGI Gen merupakan segmen DNA. Tanda panah pada gambar (c) menunjukkan arah membaca informasi biologi selama

Lebih terperinci

STRUKTUR KIMIAWI MATERI GENETIK

STRUKTUR KIMIAWI MATERI GENETIK STRUKTUR KIMIAWI MATERI GENETIK Mendel; belum terfikirkan ttg struktur, lokus, sifat kimiawi serta cara kerja gen. Sesudah Mendel barulah dipelajari ttg komposisi biokimiawi dari kromosom. Materi genetik

Lebih terperinci

BIOTEKNOLOGI. Struktur dan Komponen Sel

BIOTEKNOLOGI. Struktur dan Komponen Sel BIOTEKNOLOGI Struktur dan Gambar Apakah Ini dan Apakah Perbedaannya? Perbedaan dari gambar diatas organisme Hidup ular organisme Hidup Non ular Memiliki satuan (unit) dasar berupa sel Contoh : bakteri,

Lebih terperinci

LAPORAN KELOMPOK PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA PENENTUAN GOLONGAN DARAH

LAPORAN KELOMPOK PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA PENENTUAN GOLONGAN DARAH LAPORAN KELOMPOK PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA PENENTUAN GOLONGAN DARAH KELOMPOK/GELOMBANG: II/I KELAS : II C ANGGOTA : CIPTO SURIANTIKA (1204015080) FAJAR ADE KURNIAWAN (1204015163) KUDRAT RAHARDITAMA

Lebih terperinci

Organisasi DNA dan kode genetik

Organisasi DNA dan kode genetik Organisasi DNA dan kode genetik Dr. Syazili Mustofa, M.Biomed Lektor mata kuliah ilmu biomedik Departemen Biokimia, Biologi Molekuler, dan Fisiologi Fakultas Kedokteran Unila DNA terdiri dari dua untai

Lebih terperinci

Bimbingan Olimpiade SMA. Paramita Cahyaningrum Kuswandi ( FMIPA UNY 2012

Bimbingan Olimpiade SMA. Paramita Cahyaningrum Kuswandi (  FMIPA UNY 2012 Bimbingan Olimpiade SMA Paramita Cahyaningrum Kuswandi (email : paramita@uny.ac.id) FMIPA UNY 2012 Genetika : ilmu yang memperlajari tentang pewarisan sifat (hereditas = heredity) Ilmu genetika mulai berkembang

Lebih terperinci

XI. Expresi Gen (From Gene to Protein) Diambil dari Campbell et al (2009), Biology 8th

XI. Expresi Gen (From Gene to Protein) Diambil dari Campbell et al (2009), Biology 8th 14/17 November 2011 Tatap Muka 8: Heredity III XI. Expresi Gen (From Gene to Protein) Diambil dari Campbell et al (2009), Biology 8th Pada bab sebelumnya telah dijelaskan bahwa sifat (trait) yang diturunkan

Lebih terperinci

Kromosom, gen,dna, sinthesis protein dan regulasi

Kromosom, gen,dna, sinthesis protein dan regulasi Kromosom, gen,dna, sinthesis protein dan regulasi Oleh: Fatchiyah dan Estri Laras Arumingtyas Laboratorium Biologi Molekuler dan Seluler Universitas Brawijaya Malang 2006 2.1.Pendahuluan Era penemuan materi

Lebih terperinci

MAKALAH BIOLOGI PERBEDAAN ANTARA DNA dengan RNA

MAKALAH BIOLOGI PERBEDAAN ANTARA DNA dengan RNA MAKALAH BIOLOGI PERBEDAAN ANTARA DNA dengan RNA Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Biologi Oleh: Aria Fransisca Bashori Sukma 141810401023 Dosen Pembimbing Eva Tyas Utami, S.Si, M.Si NIP. 197306012000032001

Lebih terperinci

KIMIA KEHIDUPAN, BIOLOGI SEL, GENETIKA, DAN BIOLOGI MOLEKULAR

KIMIA KEHIDUPAN, BIOLOGI SEL, GENETIKA, DAN BIOLOGI MOLEKULAR OLIMPIADE NASIONAL MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PERGURUAN TINGGI 2017 (ONMIPA- PT) BIDANG BIOLOGI (TES I) 22 MARET 2017 WAKTU 120 MENIT KIMIA KEHIDUPAN, BIOLOGI SEL, GENETIKA, DAN BIOLOGI MOLEKULAR

Lebih terperinci

ALEL GANDA DAN PEWARISAN GOLONGAN DARAH

ALEL GANDA DAN PEWARISAN GOLONGAN DARAH ALEL GANDA DAN PEWARISAN GOLONGAN DARAH ALEL GANDA DAN PEWARISAN GOLONGAN DARAH Alel merupakan bentuk alternatif sebuah gen yang terdapat pada lokus (tempat tertentu) atau bisa dikatakan alel adalah gen-gen

Lebih terperinci

REKAYASA GENETIKA. By: Ace Baehaki, S.Pi, M.Si

REKAYASA GENETIKA. By: Ace Baehaki, S.Pi, M.Si REKAYASA GENETIKA By: Ace Baehaki, S.Pi, M.Si Dalam rekayasa genetika DNA dan RNA DNA (deoxyribonucleic Acid) : penyimpan informasi genetika Informasi melambangkan suatu keteraturan kebalikan dari entropi

Lebih terperinci

III. SINYAL TRANSDUKSI

III. SINYAL TRANSDUKSI III. SINYAL TRANSDUKSI III.a. pengantar jalur sinyal Sel-sel mengatur aktivitasnya utk beradaptasi dg perubahan kondisi lingkungan Organisme yg hidup bebas (spt ragi dan bakteri) merespon perubahan suhu,

Lebih terperinci

TINJAUAN MIKROBIOLOGI DAN BIOKIMIA

TINJAUAN MIKROBIOLOGI DAN BIOKIMIA Bab 2 TINJAUAN MIKROBIOLOGI DAN BIOKIMIA 2.1 Mikrobiologi 2.1.1 Sel Sel adalah struktur biologi terendah yang mampu melakukan semua aktivitas kehidupan. Sel sangat mendasar bagi ilmu biologi karena setiap

Lebih terperinci

b) Prinsip c) Teori PENGGOLONGAN ABO

b) Prinsip c) Teori PENGGOLONGAN ABO I. PENDAHULUAN a) Tujuan 1. Menetukan adanya Antigen A dan antigen B pada plasma (cell grouping). 2. Menentukan adanya antibody A dan antibody B pada sel darah merah (serum grouping). b) Prinsip Antigen

Lebih terperinci

MATERI GENETIK. Oleh : TITTA NOVIANTI, S.Si., M. Biomed.

MATERI GENETIK. Oleh : TITTA NOVIANTI, S.Si., M. Biomed. MATERI GENETIK Oleh : TITTA NOVIANTI, S.Si., M. Biomed. PENDAHULUAN Berbagai macam sifat fisik makhluk hidup merupakan hasil dari manifestasi sifat genetik yang dapat diturunkan pada keturunannya Sifat

Lebih terperinci

M A T E R I G E N E T I K

M A T E R I G E N E T I K M A T E R I G E N E T I K Tujuan Pembelajaran: Mendiskripsikan struktur heliks ganda DNA, sifat dan fungsinya. Mendiskripsikan struktur, sifat dan fungsi RNA. Mendiskripsikan hubungan antara DNA, gen dan

Lebih terperinci

PEMERIKSAAN GOLONGAN DARAH RHESUS

PEMERIKSAAN GOLONGAN DARAH RHESUS PEMERIKSAAN GOLONGAN DARAH RHESUS I. Tujuan Percobaan 1. Mempelajari dan memahami golongan darah. 2. Untuk mengetahui cara menentukan golongan darah pada manusia. II. Tinjauan Pustaka Jenis penggolongan

Lebih terperinci

Sel melakukan kontak dengan lingkungannya menggunakan permukaan sel, meliputi: 1. Membran plasma, yakni protein dan lipid 2. Molekul-molekul membran

Sel melakukan kontak dengan lingkungannya menggunakan permukaan sel, meliputi: 1. Membran plasma, yakni protein dan lipid 2. Molekul-molekul membran Sel melakukan kontak dengan lingkungannya menggunakan permukaan sel, meliputi: 1. Membran plasma, yakni protein dan lipid 2. Molekul-molekul membran yang menonjol ke luar sel Melalui permukaan sel ini,

Lebih terperinci

Pengelompokan Bakteri Berdasarkan Alat Geraknya

Pengelompokan Bakteri Berdasarkan Alat Geraknya Pengelompokan Bakteri Berdasarkan Alat Geraknya By Plengdut - May 7, 2015 7341 Pada postingan kali ini, kita akan membahas mengenai pengelompokan bakteri berdasarkan alat gerak yang dimiliki organisme

Lebih terperinci

POKOK BAHASAN I PENDAHULUAN Tujuan Instruksional Khusus Setelah mengikuti kuliah pokok bahasan pendahuluan mahasiswa dapat: 1. Memahami ruang lingkup

POKOK BAHASAN I PENDAHULUAN Tujuan Instruksional Khusus Setelah mengikuti kuliah pokok bahasan pendahuluan mahasiswa dapat: 1. Memahami ruang lingkup POKOK BAHASAN I PENDAHULUAN Tujuan Instruksional Khusus Setelah mengikuti kuliah pokok bahasan pendahuluan mahasiswa dapat: 1. Memahami ruang lingkup biokimia, sejarah perkembangan ilmu biokimia, bidangbidang

Lebih terperinci

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS MIPA

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS MIPA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS MIPA RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 1. Fakultas / Program Studi : FMIPA / Biologi 2. Mata Kuliah / Kode : Genetika Molekuler / SBG 252 3. Jumlah SKS : Teori = 2

Lebih terperinci

Kasus Penderita Diabetes

Kasus Penderita Diabetes Kasus Penderita Diabetes Recombinant Human Insulin Marlia Singgih Wibowo School of Pharmacy ITB Sejak Banting & Best menemukan hormon Insulin pada tahun 1921, pasien diabetes yang mengalami peningkatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jamur Trichoderma sp. Jamur tanah merupakan salah satu golongan yang penting dari golongangolongan populasi tanah yang tersebar secara luas. Bentuk-bentuk tertentu merupakan

Lebih terperinci

REVERSE TRANSKRIPSI. RESUME UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH Genetika I Yang dibina oleh Prof. Dr. A. Duran Corebima, M.Pd. Oleh

REVERSE TRANSKRIPSI. RESUME UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH Genetika I Yang dibina oleh Prof. Dr. A. Duran Corebima, M.Pd. Oleh REVERSE TRANSKRIPSI RESUME UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH Genetika I Yang dibina oleh Prof. Dr. A. Duran Corebima, M.Pd Oleh UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN

Lebih terperinci

MAKALAH BIOLOGI PERBEDAAN DNA DAN RNA

MAKALAH BIOLOGI PERBEDAAN DNA DAN RNA MAKALAH BIOLOGI PERBEDAAN DNA DAN RNA Oleh: Nama : Nur Amalina Fauziyah NIM : 141810401041 JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS JEMBER 2014 PEMBAHASAN Asam nukleat

Lebih terperinci

SINTESIS PROTEIN. Yessy Andriani Siti Mawardah Tessa Devitya

SINTESIS PROTEIN. Yessy Andriani Siti Mawardah Tessa Devitya SINTESIS PROTEIN Yessy Andriani Siti Mawardah Tessa Devitya Sintesis Protein Proses dimana kode genetik yang dibawa oleh gen diterjemahkan menjadi urutan asam amino SINTESIS PROTEIN EKSPRESI GEN Asam nukleat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oksigen, antibodi, panas, elektrolit dan vitamin ke jaringan seluruh tubuh. Darah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oksigen, antibodi, panas, elektrolit dan vitamin ke jaringan seluruh tubuh. Darah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Darah Darah adalah jaringan hidup yang bersirkulasi mengelilingi seluruh tubuh dengan perantara jaringan arteri, vena dan kapilaris, yang membawa nutrisi, oksigen, antibodi,

Lebih terperinci

Ada 2 kelompok basa nitrogen yang berikatan pada DNA yaitu

Ada 2 kelompok basa nitrogen yang berikatan pada DNA yaitu DNA DNA adalah rantai doble heliks berpilin yang terdiri atas polinukleotida. Berfungsi sebagi pewaris sifat dan sintesis protein. Struktur DNA (deoxyribosenucleic acid) yaitu: 1. gula 5 karbon (deoksiribosa)

Lebih terperinci

URAIAN MATERI 1. Pengertian dan prinsip kloning DNA Dalam genom sel eukariotik, gen hanya menempati sebagian kecil DNA kromosom, selain itu merupakan

URAIAN MATERI 1. Pengertian dan prinsip kloning DNA Dalam genom sel eukariotik, gen hanya menempati sebagian kecil DNA kromosom, selain itu merupakan URAIAN MATERI 1. Pengertian dan prinsip kloning DNA Dalam genom sel eukariotik, gen hanya menempati sebagian kecil DNA kromosom, selain itu merupakan sekuen non kode (sekuen yang tidak mengalami sintesis

Lebih terperinci

Sistem penggolongan darah manusia telah cukup banyak ditemukan sampai saat ini, seperti sistem golongan darah ABO, Sistem MNSs, Faktor Rh, dan

Sistem penggolongan darah manusia telah cukup banyak ditemukan sampai saat ini, seperti sistem golongan darah ABO, Sistem MNSs, Faktor Rh, dan Golongan darah merupakan ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah. Golongan darah ditentukan oleh jumlah zat (kemudian

Lebih terperinci

ALEL OLEH : GIRI WIARTO

ALEL OLEH : GIRI WIARTO ALEL OLEH : GIRI WIARTO Sejarah Singkat Dengan adanya Mutasi,sering dijumpai bahwa pada suatu lokus didapatkan lebih dari satu macam gen. Mendel tidak dapat mengetahui adanya lebih dari satu alel yang

Lebih terperinci

diregenerasikan menjadi tanaman utuh. Regenerasi tanaman dapat dilakukan baik secara orgnogenesis ataupun embriogenesis (Sticklen 1991; Zhong et al.

diregenerasikan menjadi tanaman utuh. Regenerasi tanaman dapat dilakukan baik secara orgnogenesis ataupun embriogenesis (Sticklen 1991; Zhong et al. PENDAHULUAN Perbaikan suatu sifat tanaman dapat dilakukan melalui modifikasi genetik baik dengan pemuliaan secara konvensional maupun dengan bioteknologi khususnya teknologi rekayasa genetik (Herman 2002).

Lebih terperinci

Makalah Biokimia Komponen Penyusun Sel Tumbuhan NUKLEUS. Oleh :

Makalah Biokimia Komponen Penyusun Sel Tumbuhan NUKLEUS. Oleh : Makalah Biokimia Komponen Penyusun Sel Tumbuhan NUKLEUS Oleh : Nama : Sherly Febrianty Surya Nim : G111 16 016 Kelas : Biokimia Tanaman C Dosen Pembimbing : DR. Ir. Muh. Riadi, MP. PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

Lebih terperinci

PENGATURAN EKSPRESI GEN

PENGATURAN EKSPRESI GEN PENGATURAN EKSPRESI GEN Dr. MUTIARA INDAH SARI NIP: 132 296 973 2007 DAFTAR ISI I. PENDAHULUAN........... 1 II. STRUKTUR DNA.................. 2 III. EKSPREI GEN.......... 3 IV. PENGATURAN EKSPRESI GEN

Lebih terperinci

Protein adalah sumber asam-asam amino yang mengandung unsur-unsur C, H, O, dan N yang tidak dimiliki oleh lemak atau karbohidrat.

Protein adalah sumber asam-asam amino yang mengandung unsur-unsur C, H, O, dan N yang tidak dimiliki oleh lemak atau karbohidrat. PROTEIN Protein adalah sumber asam-asam amino yang mengandung unsur-unsur C, H, O, dan N yang tidak dimiliki oleh lemak atau karbohidrat. Sebagai zat pembangun, protein merupakan bahan pembentuk jaringanjaringan

Lebih terperinci

I. Tujuan Percobaan menentukan kadar protein yang terdapat dalam sampel dengan metode titrasi formol.

I. Tujuan Percobaan menentukan kadar protein yang terdapat dalam sampel dengan metode titrasi formol. Menentukan Kadar Protein Dengan Metode Titrasi Formol I. Tujuan Percobaan menentukan kadar protein yang terdapat dalam sampel dengan metode titrasi formol. II. Tinjauan Pustaka Protein berasal dari bahasa

Lebih terperinci

5. Kerja enzim dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut, kecuali. a. karbohidrat b. suhu c. inhibitor d. ph e. kofaktor

5. Kerja enzim dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut, kecuali. a. karbohidrat b. suhu c. inhibitor d. ph e. kofaktor 1. Faktor internal yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan adalah. a. suhu b. cahaya c. hormon d. makanan e. ph 2. Hormon yang termasuk ke dalam jenis hormon penghambat pertumbuhan

Lebih terperinci

STRUKTUR DAN FUNGSI SEL 28 SEPTEMBER 2015

STRUKTUR DAN FUNGSI SEL 28 SEPTEMBER 2015 STRUKTUR DAN FUNGSI SEL 28 SEPTEMBER 2015 PENDAHULUAN Biologi adalah kajian tentang kehidupan Keanekaragaman hayati dapat terjadi pada tingkat gen, tingkat jenis, dan tingkat ekosistem yang dijumpai di

Lebih terperinci

RNA (Ribonucleic acid)

RNA (Ribonucleic acid) RNA (Ribonucleic acid) Seperti yang telah dikemukakan bahwa, beberapa organisme prokaryot, tidak memiliki DNA, hanya memiliki RNA, sehingga RNA-lah yang berfungsi sebagai molekul genetik dan bertanggung

Lebih terperinci

BIOTEKNOLOGI PERTANIAN TEORI DASAR BIOTEKNOLOGI

BIOTEKNOLOGI PERTANIAN TEORI DASAR BIOTEKNOLOGI BIOTEKNOLOGI PERTANIAN TEORI DASAR BIOTEKNOLOGI BAHAN GENETIK DNA RNA DEFINISI Genom Ekspresi gen Transkripsi Translasi Kromosom eukaryot Protein Histon dan Protamin Kromosom prokaryot DNA plasmid Asam

Lebih terperinci

Proses biologis dalam sel Prokariot (Replikasi) By Lina Elfita

Proses biologis dalam sel Prokariot (Replikasi) By Lina Elfita Proses biologis dalam sel Prokariot (Replikasi) By Lina Elfita 1. Replikasi 2. Transkripsi 3. Translasi TOPIK REPLIKASI Replikasi: Adalah proses perbanyakan bahan genetik. Replikasi bahan genetik dapat

Lebih terperinci

TUGAS TERSTRUKTUR BIOTEKNOLOGI PERTANIAN VEKTOR DNA

TUGAS TERSTRUKTUR BIOTEKNOLOGI PERTANIAN VEKTOR DNA TUGAS TERSTRUKTUR BIOTEKNOLOGI PERTANIAN VEKTOR DNA Oleh: Gregorius Widodo Adhi Prasetyo A2A015009 KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS PERTANIAN PROGRAM

Lebih terperinci

BERANDA SK / KD INDIKATOR MATERI LATIHAN UJI KOMPETENSI REFERENSI PENYUSUN SELESAI. psb-psma rela berbagi iklas memberi

BERANDA SK / KD INDIKATOR MATERI LATIHAN UJI KOMPETENSI REFERENSI PENYUSUN SELESAI. psb-psma rela berbagi iklas memberi Adakah kemiripan Apa penyebabnya..?? STANDAR 3. Memahami penerapan konsep dasar dan prinsip-prinsip hereditas serta implikasinya pada salingtemas DASAR 3.4 Menjelaskan konsep gen, DNA, dan kromosom Menyebutkan

Lebih terperinci

Berdasarkan fungsinya, kromosom dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu sebagai berikut:

Berdasarkan fungsinya, kromosom dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu sebagai berikut: Pendahuluan Setiap sel organisme mengandung materi genetik. Materi genetik tersebut terdapat di berbagai sel di seluruh tubuh, misalnya pada sel-seldarah, sel tulang, sel gamet dan lain-lain, tepatnya

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM GOLONGAN DARAH

LAPORAN PRAKTIKUM GOLONGAN DARAH B LAPORAN PRAKTIKUM GOLONGAN DARAH I L O G NAMA : ZANNE ARIENTA KELAS : XI IPA 4 TANGGAL : 27 NOVEMBER 2013 GURU PEMBIMBING : Bpk. BAMBANG S.Pd I SMAN 1 KABUPATEN TANGERANG BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Lebih terperinci

Pokok Bahasan: Ekspresi gen

Pokok Bahasan: Ekspresi gen Pokok Bahasan: Ekspresi gen Sub Pokok Bahasan : 3.1. Regulasi Ekspresi 3.2. Sintesis Protein 3.1. Regulasi ekspresi Pengaruh suatu gen dapat diamati secara visual misalnya pada anggur dengan warna buah

Lebih terperinci

Adalah asam nukleat yang mengandung informasi genetik yang terdapat dalam semua makluk hidup kecuali virus.

Adalah asam nukleat yang mengandung informasi genetik yang terdapat dalam semua makluk hidup kecuali virus. DNA DAN RNA Adalah asam nukleat yang mengandung informasi genetik yang terdapat dalam semua makluk hidup kecuali virus. ADN merupakan blue print yang berisi instruksi yang diperlukan untuk membangun komponen-komponen

Lebih terperinci

Komponen Kimia penyusun Sel (Biologi) Ditulis pada September 27, 2012

Komponen Kimia penyusun Sel (Biologi) Ditulis pada September 27, 2012 Komponen Kimia penyusun Sel (Biologi) Ditulis pada September 27, 2012 Sel disusun oleh berbagai senyawa kimia, seperti karbohidrat, protein,lemak, asam nukleat dan berbagai senyawa atau unsur anorganik.

Lebih terperinci

TUGAS KELOMPOK TRANSFUSI DARAH GOLONGAN DARAH. Disusun Oleh : Ayu Anulus. Putu Desy Metriani. Natalia Sandra Margasira. Ni Luh Novita Pratami

TUGAS KELOMPOK TRANSFUSI DARAH GOLONGAN DARAH. Disusun Oleh : Ayu Anulus. Putu Desy Metriani. Natalia Sandra Margasira. Ni Luh Novita Pratami TUGAS KELOMPOK TRANSFUSI DARAH GOLONGAN DARAH Disusun Oleh : Ayu Anulus Putu Desy Metriani Natalia Sandra Margasira Ni Luh Novita Pratami Ni Nyoman Ariwhidiani Ni Nyoman Sumarsini Sherly Dewu Tri Mulyanto

Lebih terperinci

Asam nukleat dan Protein Aliran informasi genetik

Asam nukleat dan Protein Aliran informasi genetik Asam nukleat dan Protein Aliran informasi genetik Pustaka: Glick, BR and JJ Pasternak, 2003, Molecular Biotechnology: Principles and Applications of Recombinant DNA, ASM Press, Washington DC, hal. 23-46

Lebih terperinci

KONSEP GOLONGAN DARAH ABO DAN RHESUS. Ns. Haryati

KONSEP GOLONGAN DARAH ABO DAN RHESUS. Ns. Haryati KONSEP GOLONGAN DARAH ABO DAN RHESUS Ns. Haryati 2015 Lingkup Pembelajaran 1. Sejarah Golongan Darah 2. Definisi Golongan Darah 3. Jenis Golongan Darah: ABO 4. Rhesus 5. Pewarisan Golongan Darah 6. Golongan

Lebih terperinci

RINGKASAN. Gambar 1. Ribosom binding site translasi bakteri. Sumber: Figure (Brown, 2002)

RINGKASAN. Gambar 1. Ribosom binding site translasi bakteri. Sumber: Figure (Brown, 2002) KELOMPOK: DINI M. PUTRI B1J006014 HENDRY WIJAYANTI B1J006016 IKE LISTIANI A B1J006020 KODE : K38-SPP-05 RINGKASAN DESKRIPSI POSES TRANSLASI PADA BAKTERI DAN EUKARIOT, DENGAN TEKANAN PADA PERANAN BERMACAM

Lebih terperinci

BIOKIMIA NUTRISI. : PENDAHULUAN (Haryati)

BIOKIMIA NUTRISI. : PENDAHULUAN (Haryati) BIOKIMIA NUTRISI Minggu I : PENDAHULUAN (Haryati) - Informasi kontrak dan rencana pembelajaran - Pengertian ilmu biokimia dan biokimia nutrisi -Tujuan mempelajari ilmu biokimia - Keterkaitan tentang mata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Genetika merupakan ilmu pengetahuan dasar bagi ilmu serapan, misalnya pemuliaan tanaman dan hewan, masalah penyakit dan kelainan pada tubuh manusia. Beberapa istilah

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Replikasi DNA

PEMBAHASAN Replikasi DNA PEMBAHASAN A. Replikasi DNA Ketika sebuah sel menyalin satu molekul DNA, setiap untai berfungsi sebagai pola cetakan untuk menyusun nukleutida-nukleutida menjadi satu untaian komplementer yang baru. Nukleutida-nukleutida

Lebih terperinci

DIAGNOSTIK MIKROBIOLOGI MOLEKULER

DIAGNOSTIK MIKROBIOLOGI MOLEKULER DIAGNOSTIK MIKROBIOLOGI MOLEKULER Sunaryati Sudigdoadi Departemen Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran 2015 KATA PENGANTAR Puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah Subhanahuwa ta

Lebih terperinci

1 Asimilasi nitrogen dan sulfur

1 Asimilasi nitrogen dan sulfur BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tumbuhan tingkat tinggi merupakan organisme autotrof dapat mensintesa komponen molekular organik yang dibutuhkannya, selain juga membutuhkan hara dalam bentuk anorganik

Lebih terperinci

Pengertian TEKNOLOGI DNA REKOMBINAN. Cloning DNA. Proses rekayasa genetik pada prokariot. Pemuliaan tanaman konvensional: TeknologiDNA rekombinan:

Pengertian TEKNOLOGI DNA REKOMBINAN. Cloning DNA. Proses rekayasa genetik pada prokariot. Pemuliaan tanaman konvensional: TeknologiDNA rekombinan: Materi Kuliah Bioteknologi Pertanian Prodi Agroteknologi Pertemuan Ke 9-10 TEKNOLOGI DNA REKOMBINAN Ir. Sri Sumarsih, MP. Email: Sumarsih_03@yahoo.com Weblog: Sumarsih07.wordpress.com Website: agriculture.upnyk.ac.id

Lebih terperinci

SINTESIS PROTEIN. Delayota Science Club Januari 2011

SINTESIS PROTEIN. Delayota Science Club Januari 2011 SINTESIS PROTEIN Delayota Science Club Januari 2011 Dogma Sentral Aliran informasi genetik dari DNA ke Protein Informasi (kode genetik) pada DNA akan diekspresikan dalam bentuk protein Kode genetik Marshall

Lebih terperinci

BAB III. SUBSTANSI GENETIK

BAB III. SUBSTANSI GENETIK BAB III. SUBSTANSI ETIK Kromosom merupakan struktur padat yg tersusun dr komponen molekul berupa protein histon dan DNA (kumpulan dr kromatin) Kromosom akan tampak lebih jelas pada tahap metafase pembelahan

Lebih terperinci

PENGENALAN BIOINFORMATIKA

PENGENALAN BIOINFORMATIKA PS-S1 Jurusan Biologi, FMIPA, UNEJ (2017) PENGENALAN BIOINFORMATIKA Oleh: Syubbanul Wathon, S.Si., M.Si. Pokok Bahasan Sejarah Bioinformatika Istilah-istilah biologi Pangkalan data Tools Bioinformatika

Lebih terperinci

KISI KISI PENULISAN SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2009/2010

KISI KISI PENULISAN SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2009/2010 Mata Pelajaran : Biologi Kelas/Program : XII/IPA Semester : 1 KISI KISI PENULISAN SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2009/2010 Standar Kompetensi Kompetensi dasar Uraian Materi Indikator

Lebih terperinci

PEMBUATAN DNA REKOMBINAN

PEMBUATAN DNA REKOMBINAN PEMBUATAN DNA REKOMBINAN 1 Nama enzim restriksi o Berdasarkan nama organisme dari mana enzim diisolasi, mis.: n Eco dari Escherichia coli n Hin dari Haemophilus influenzae n Hae dari Haemophilus aegyptius

Lebih terperinci

Golongan darah. Kuliah SP modul HOM 2009

Golongan darah. Kuliah SP modul HOM 2009 Golongan darah Kuliah SP modul HOM 2009 Sejarah : GOLONGAN DARAH Landsteiner (1900) : gol darah A, B, AB, O gol darah lain : Lewis, Duffi, rhesus, Kidd, Lutheran Yang terpenting ; ABO dan rhesus Dasar

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Isolasi Promoter -Aktin Ikan Mas Promoter -Aktin dari ikan mas diisolasi dengan menggunakan metode PCR dengan primer yang dibuat berdasarkan data yang ada di Bank Gen. Panjang

Lebih terperinci

PENETAPAN GOLONGAN DARAH

PENETAPAN GOLONGAN DARAH PENETAPAN GOLONGAN DARAH I. TUJUAN Praktikan daat mempelajari dan memahami golongan darahnya dan reaksi aglutinasinya. II. DASAR TEORI Seseorang dapat meninggal apabila kehilangan 40% darahnya pada waktu

Lebih terperinci

http://aff.fkh.ipb.ac.id Lanjutan EMBRIOGENESIS DAN INDUKSI EMBRIO (BAGIAN II) LABORATORIUM EMBRIOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR Konsep Organiser, yang menjelaskan tentang proses

Lebih terperinci

BIOSINTESIS MAKROMOLEKUL DAN REGULASI

BIOSINTESIS MAKROMOLEKUL DAN REGULASI BIOSINTESIS MAKROMOLEKUL DAN REGULASI Tujuan Tnstruksional dan kompetensi: Memberi pengetahuan dasar tentang arti penting reaksi biokimia yang terlibat di dalam biosintesis makromolekul dan bagaimana pengaturannya

Lebih terperinci

Enzim dan koenzim - 3

Enzim dan koenzim - 3 Enzim dan koenzim Macam-macam enzim Cara kerja enzim Sifat kinetik enzim Faktor-faktor yang mempengaruhi katalisis enzim Regulasi dan aktivitas enzim Enzim dan koenzim - 2 Enzim dan koenzim - 3 Substansi

Lebih terperinci