cepat berubah (wawancara Nadim, 25 Maret 2014).

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "cepat berubah (wawancara Nadim, 25 Maret 2014)."

Transkripsi

1 21 BAB II BERDIRINYA SMK HKTI 1 PURWAREJA KLAMPOK A. Latar Belakang Pendirian Pada sekitar tahun 1965 di Kabupaten Banjarnegara khususnya Kecamatan Purwareja Klampok dan sekitarnya terjadi peningkatan jumlah pengangguran. Kurangnya pengetahuan akan dunia kerja serta kurangnya keahlian untuk terjun ke dalam dunia kerja menjadi salah satu faktor terciptanya banyak pengangguran di daerah tersebut. Selain itu masih minimnya lembaga kepelatihan dan pendidikan untuk menunjang kemampuan mereka agar bisa masuk dalam dunia kerja juga menjadi salah satu alasan semakin meningkatnya angka pengangguran. Kondisi ekonomi masyarakat sekitar yang kebanyakan tidak mampu memberikan bekal pendidikan kepada anaknya untuk ke mengenyam pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi setelah lulus dari SMP atau sederajat (wawancara Nadim, 25 Maret 2014). Dalam mengetahui permasalahan ini Soegeng Diposoemarto beserta rekanrekannya ingin meningkatkan mutu SDM yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja seiring dengan potensi yang ada. Mutu pendidikan merupakan prioritas utama untuk masa depan masyarakat yang lebih baik. Dalam kaitan ini, BLKP Purwareja Klampok sangatlah peduli dalam menanggapi permasalahan berikut yang dituangkan dalam bentuk agenda pendirian lembaga pendidikan. Sehingga mampu menjawab tantangan masyarakat yaitu teknologi dan lingkungan yang cepat berubah (wawancara Nadim, 25 Maret 2014). 21

2 22 Sekolah adalah penentu pendidikan dan BLKP Purwareja Klampok dengan dikepalai oleh Soegeng Diposoemarto serta didukung oleh rekan-rekannya yang juga para pegawai di BLKP Purwareja Klampok untuk mengembangkan program kerja dalam bentuk penyelenggaraan pendidikan yaitu SMK/STM. Gagasan tersebut dapat dijadikan koreksi dan solusi untuk meningkatkan kualitas masyarakat serta membangun masyarakat di daerah Purwareja Klampok dan sekitarnya. SMK/STM merupakan salah satu jenjang pendidikan yang diorientaskan untuk mencetak tenaga profesional tingkat menengah. Tenaga profesional inilah yang nantinya diharapkan menjadi sumber daya manusia yang mampu mengolah sumber daya alam khususnya dibidang pertanian. Pentingnya pembangunan di bidang pertanian tersebut disadari betul oleh Soegeng Diposoemarto yang bertekad mencetak dan membangun teknologi serta SDM dibidang pertanian. Setelah melalui beberapa perundingan akhirnya ditetapkanlah keputusan dari para tokoh untuk mendirikan sebuah Sekolah Menengah Kejuruan dengan nama STM Pertanian. Pendirian STM Pertanian ini di daerah Purwareja Klampok yang merupakan daerah yang mempunyai potensi pertanian dan memang cukup menjanjikan khususnya di Kabupaten Banjarnegara. Belum terolahnya lahan secara maksimal juga termasuk salah satu alasan utama. Selain hal tersebut pada waktu itu belum banyak Sekolah Menengah Kejuruan yang didirikan dan belum ada STM Pertanian di Kabupaten Banjarnegara. Para tokoh yang pada waktu itu adalah para pegawai di BLKP (Balai Latihan Kerja Pertanian) Purwareja Klampok

3 23 mempunyai ide atau gagasan untuk mendirikan sebuah sekolah. Sekolah menengah kejuruan tersebut didirikan dalam rangka dapat melaksanakan pendidikan dan pelatihan yang efektif dan efisien yaitu STM Pertanian. Para tokoh tersebut antara lain Soegeng Diposoemarto selaku Kepala BLKP, kemudian Sitam selaku Wakil Kepala BLKP, Toro, Wandi dan Nadim selaku instruktur di BLKP (wawancara Nadim, 25 Maret 2014). STM Pertanian didirikan atas dasar banyaknya pengangguran yang ada di daerah Purwareja Klampok dan sekitarnya. Mereka belum siap untuk terjun ke dunia kerja karena tidak mempunyai bekal keterampilan yang memadai untuk terjun ke dunia kerja. Meningkatnya jumlah orang yang berminat untuk mengikuti pelatihan kerja di Balai Latihan Kerja Pertanian (BLKP) Purwareja Klampok. Balai kepelatihan tersebut hanya memberikan pelatihan berupa kursus saja dan tidak memberikan pengetahuan ataupun pendidikan yang lebih. Sementara itu peminat dari masyarakat akan pendidikan yang memberikan bekal keterampilan semakin bertambah dari tahun ke tahunnya. STM ini didirikan dengan tujuan sebagai salah satu wadah yang efektif yang dapat meningkatkan dan mengembangkan sikap, kecakapan dan keterampilan kerja. Sehingga tenaga kerja yang bersangkutan lebih berdaya guna dan berhasil guna. Tepatnya tanggal 1 Februari berdasarkan perijinan dari Dinas Pendidikan Daerah serta Departemen Tenaga Kerja dan Koperasi berdirilah sebuah Sekolah Menengah Kejuruan yaitu STM Pertanian di Kecamatan Purwareja Klampok Kabupaten Banjarnegara (wawancara Nadim, 25 Maret 2014).

4 24 Pada awal berdirinya yaitu pada tanggal 1 Februari 1968 STM Pertanian tersebut belum memiliki gedung pribadi. Gedung yang dipergunakan masih berinduk atau bertempat di gedung Balai Latihan Kerja Pertanian (BLKP) Purwareja Klampok dan bekerjasama dengan BLKP Klampok. Baik dari tenaga pengajar, alat-alat praktek, serta lahan yang digunakan semua masih bekerjasama dengan BLKP Klampok (wawancara Nadim, 25 Maret 2014). STM Pertanian tersebut dikepalai oleh Ir. Rustam yang sebelumnya adalah pegawai Pemerintah Daerah Banjarnegara yang ditugaskan untuk menjadi Kepala Sekolah di STM tersebut. Bahan atau materi yang diberikan di STM Pertanian ini sebagian besar sama dengan materi yang diajarkan pada Balai Latihan Kerja Pertanian (BLKP) tersebut. Selain bahan dan materi, sistem kurikulum yang dipakai oleh STM Pertanian juga sama dengan kurikulum di Balai Latihan Kerja Pertanian (BLKP), yaitu berbentuk kursus. Selama STM Pertanian berinduk di gedung BLKP, sekolah ini mendapatkan dua rombongan belajar. Materi yang diajarkan di sekolah tersebut hanya seputar pengetahuan mengenai pertanian. Tenaga pengajar yang mengajar pun adalah guru yang mengajar di Balai Latihan Kerja Pertanian (BLKP) Purwareja Klampok. Namun seiring berjalannya waktu dari Balai Latihan Kerja Pertanian (BLKP) itu sendiri ikut serta mencarikan guru dari luar BLKP untuk membantu mengajarkan siswa mengenai pelajaran umum. Pada akhirnya STM Pertanian mendapat beberapa bantuan tenaga pengajar dari sekolah lain (wawancara Indo Poestoko, 25 Maret 2014).

5 25 STM Pertanian ini hanya berjalan dua tahun di Balai Latihan Kerja Pertanian (BLKP), yaitu dari tahun Pada tahun 1971 STM Pertanian tidak lagi berinduk atau berjalan di Balai Latihan Kerja Pertanian (BLKP), karena jumlah peminatnya dan jumlah siswanya semakin banyak. Maka dari itu gedung BLKP tidak dapat menampung banyaknya siswa setiap tahunnya (wawancara Indo Poestoko, 25 Maret 2014). Sitam sebagai kepala Balai Latihan Kerja Pertanian (BLKP) yang baru setelah menggantikan R. Soegeng Diposoemarto bekerjasama dengan Camat Purwareja Klampok. Kemudian beliau menginstruksi bahwa STM Pertanian dipindahkan ke Gedung Aula Balai Desa Purwareja Klampok. Setelah mendapatkan instruksi tersebut para pengurus STM Pertanian kemudian memindahkan sementara kegiatan belajar mengajar di Aula Balai Desa Purwareja Klampok. Pindahnya STM Pertanian dari Balai Latihan Kerja Pertanian (BLKP) ke Aula Balai Desa Purwareja Klampok tidak menurunkan minat terhadap masyarakat untuk bersekolah di STM Pertanian ini. Hal ini dibuktikan dengan bertambahnya peserta didik yaitu sebanyak dua rombongan belajar ditahun ajaran baru 1970/1971 (wawancara Indo Poestoko, 25 Maret 2014). Pada tahun 1971 terjadi pergantian Kepala Sekolah yaitu Ir. Rustam digantikan Siam Andarwaluyo. Akan tetapi kegiatan pembelajaran di Aula Balai Desa Purwareja Klampok ini juga hanya berjalan selama dua tahun yaitu dari tahun ajaran 1970/1971 sampai dengan tahun ajaran 1972/1973. Hal ini dikarenakan Balai Desa Purwareja Klampok akan ada pembongkaran dan

6 26 rehabilitasi gedung. Sehingga tidak memungkinkan untuk tetap dilakukannya proses kegiatan belajar mengajar di gedung Aula Balai Desa Purwareja Klampok. Mengetahui hal tersebut pengurus STM Pertanian yang dikepalai oleh Siam ini merencanakan untuk pindah dengan keinginan mengusulkan kepada pemerintah daerah. Beliau berencana mengusulkan agar sekolah ini bisa tetap berdiri serta mempunyai gedung sekolah secara resmi dan pribadi. Setelah melalui beberapa pertimbangan dan perundingan, kemudian Siam selaku Kepala Sekolah yang baru dan ketua pengurus dari STM Pertanian mengusulkan secara resmi kepada pemerintah daerah agar sekolah ini bisa terus berdiri dan mempunyai gedung pribadi (wawancara Siam Andarwaluyo, 27 Maret 2014). Pada tahun 1974 STM Pertanian ini mendapatkan dana dari pemerintah daerah untuk keberlangsungan sekolah agar tetap berdiri, dana ini bisa diperoleh dari pemerintah. Walaupun sudah mendapatkan dana untuk keberlangsungan sekolah tersebut, akan tetapi STM Pertanian masih terikat dan masih bekerjasama dengan Balai Latihan Kerja Pertanian (BLKP) Purwareja Klampok. Baik dari para tenaga pengajar maupun lahan untuk praktek. Selain mendapatkan dana dari pemerintah daerah untuk keberlangsungan, STM Pertanian ini juga diijinkan untuk menempati gedung yang rencananya akan didirikan untuk SMA Negeri tetapi tidak jadi dan gedung tersebut juga belum terpakai. Pada akhirnya STM Pertanian dari Aula Balai Desa Purwareja Klampok berpindah ke gedung tersebut dan ditetapkan serta diresmikan sebagai gedung STM Pertanian (wawancara Siam Andarwaluyo, 27 Maret 2014).

7 27 Setelah STM Pertanian ini mempunyai gedung sendiri, sempat juga dari pihak pemerintah daerah Kabupaten Banjarnegara mengusulkan kepada pemerintah pusat agar STM Pertanian ini dapat dijadikan menjadi sekolah yang berstatus negeri. Namum dari pihak pengurus STM Pertanian itu sendiri tidak menghendaki sekolah ini untuk dijadikan menjadi sekolah negeri. Hal ini dikarenakan pada waktu itu status pemerintah sangat menekan. Dan akhirnya STM Pertanian ini tetap dinaungi oleh yayasan pertanian daerah (wawancara Siam Andarwaluyo, 27 Maret 2014). Selang beberapa waktu sekolah ini berjalan, pada tahun 1974 mendapatkan pergantian kepala sekolah. Siam Andarwaluyo kembali ditugaskan di Dinas Pertanian Daerah setempat. Kemudian Siam Andarwaluyo digantikan oleh Ir. Tawan dari pengurus pertanian Kalibagor Banyumas. Guna keberlangsungan dari STM pertanian, Ir. Tawan selaku kepala STM Pertanian yang baru merencanakan mencari sumber yayasan pertanian pusat guna kelangsungan sekolah yang lebih maju. Setelah Ir. Tawan mengajukan kepada pusat kemudian Ir. Tawan pun mendapatkan sumber naungan dari sebuah yayasan Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI). Walaupun telah mendapatkan dana dan sebuah yayasan yang menaungi tetapi nama sekolah tersebut masih bernama STM Pertanian. Pada tahun 1995 muncullah peraturan pemerintah yaitu adanya pergantian nama STM menjadi SMK. Pada tahun 1995 STM Pertanian ini diresmikan secara langsung oleh ketua umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) yaitu Bapak Siswono. Pada tanggal 7 Februari 1995 secara resmi STM Pertanian berganti

8 28 nama menjadi SMK HKTI 1 Purwareja Klampok (wawancara Nadim dan Indo Poestoko, 25 Maret 2014). B. Tokoh-Tokoh Pendiri STM Pertanian yang terletak di daerah Purwareja Klampok didirikan pada tanggal 1 Februari 1968, dan berdirinya SMK ini diprakarsai oleh tokoh-tokoh yang pada waktu itu menjadi pegawai BLKP (Balai Latihan Kerja Pertanian). Tokoh pendiri STM Pertanian di antaranya adalah Soegeng Diposoemarto selaku Kepala BLKP, kemudian Sitam selaku Wakil Kepala BLKP, Toro, Wandi, dan selaku instruktur di BLKP. Berikut adalah biografi tokoh pendiri STM Pertanian. Soegeng Diposoemarto lahir di Desa Pekuncen, Kecamatan Ajibarang, Kabupaten Banyumas pada tanggal 12 November Pria kelahiran Banyumas ini tumbuh besar dan mengenyam pendidikan dasar hingga menengah di Kabupaten Banyumas. Beliau tumbuh besar dalam kalangan keluarga yang cukup terpandang dikalangan masyarakat, karena ayahnya adalah seorang Demang Siraman. Selang bebarapa waktu setelah lulus dari sekolah, yaitu pada tahun 1940-an Soegeng Diposoemarto bekerja di Dinas tenaga kerja Kabupaten Banyumas. Kemudian pada tahun 1950-an pria ini memprakarsai berdirinya KKPR (Kursus Kades Pertanian Rendah) yang berada di Desa Pasiraman Lor, Kawedanan Ajibarang, Kabupaten Banyumas, Namun pada tahun 1953 KKPR ini dipindahkan ke Kawedanan Purwareja Klampok dan berubah nama menjadi BLKP (Balai Latian Kerja Pertanian). Selama BLKP berada di Purwareja Klampok dari tahun , BLKP ini dikepalai oleh Soegeng Diposoemarto.

9 29 Diahir kepemimpinanya di BLKP, yaitu tahun 1968 Soegeng Diposoemarto bersama rekan-rekannya sesama pegawai BLKP yaitu Sitam selaku Wakil Kepala BLKP, Toro, Nadim dan Wandi selaku instruktur di BLKP memprakarsai berdirinya sebuah STM Pertanian (wawancara Nadim, 25 Maret 2014). Sitam lahir pada bulan Februari tahun 1928 dan tumbuh besar di Desa Ketanggung, Kecamatan Maos, Kabupaten Cilacap. Beliau mendapatkan pendidikannya di Kabupaten Banyumas. Setelah menyelesaikan pendidikannya pada tahun 1948, beliau memulai karirnya dengan bekerja di Dinas Pertanian dan ditempatkan di luar Jawa tepatnya di Dinas Pertanian Jambi. Selang beberapa tahun menjalankan tugasnya di Jambi, pada tahun 1950 beliau ditugaskan kembali dan dipindahkan ke Lembang Jawa Barat untuk bekerja di Balai Latihan Kerja Lembang. Setelah cukup lama bekerja di Jawa Barat, beliau kembali ditugaskan untuk berpindah ke Balai Latihan Kerja Pertanian di Kecamatan Purwareja Klampok. Belum lama beliau bertugas, pada tahun itu beliau bersama rekan-rekan yang bekerja di BLKP Purwareja Klampok telah memprakarsai pendirian sebuah STM Pertanian. Pada tahun 1969 beliau dipercaya untuk menjadi kepala di BLKP Purwareja Klampok setelah mengganti Soegeng Diposoemarto. Semenjak kepemimpinannya, BLKP Purwareja Klampok mengalami banyak perkembangan dan kemajuan yang sangan signifikan. Berkat kepandaian, keterampilan, serta kebijaksanaan beliau, BLKP Purwareja Klampok menjadi sangat maju dan bisa bekerjasama dengan Kantor Transmigrasi Pusat bahkan bekerjasama dengan POLDA. Kemudian beliau pensiun pada tahun 1984 (wawancara Nadim, 25 Maret 2014).

10 30 Toro adalah pria kelahiran Banjarnegara 11 Mei Pria ini pernah berdomisili di Purwareja Klampok Banjarnegara, namun karena mengikuti jejak orangtua kemudian beliau pindah ke daerah kecamatan Bobotsari, Kabupaten Purbalingga dan kemudian bertempat tinggal di Bobotsari Kabupaten Purbalingga. Semasa hidupnya beliau mengenyam pendidikan dasar atau yang pada masa itu adalah SR (Sekolah Rakyat) hingga pendidikan menengah di Kabupaten Purbalingga. Selang beberapa waktu setelah lulus dari sekolah rakyat, beliau menjadi pejuang republik Indonesia yang ikut mempertahankan kemerdekaan negara Indonesia. Kemudian pada tahun 1965 Toro bekerja di BLKP (Balai Latihan Kerja Pertanian) Purwareja Klampok dan menjabat sebagai kepala seksi bidang pertanian, dan pada tahun 1968 beliau bersama rekan-rekanya yang bekerja di BLKP memprakarsai berdirinya sebuah STM Pertanian yang berada di daerah Purwareja Klampok (wawancara Nadim, 25 Maret 2014) Wandi seorang pejuang kemerdekaan Indonesia yang ikut mempertahankan kedaulatan Republik Indonesia ini adalah pria kelahiran Maos Kabupaten Cilacap tanggal 24 November Beliau tumbuh besar di kalangan keluarga yang berkecukupan. Beliau menempuh pendidikan dasar hingga menengah di daerah Maos, Kabupaten Cilacap. Kemudian pada tahun 1963 beliau bekerja di BLKP (Balai Latihan kerja pertanian) Purwareja Klampok dan menjabat sebagai mekanisasi, pada tahun-tahun akhir jabatanya, yaitu tahun 1968 beliau bersama rekan-rekan sejawatnya yang ada di BLKP memprakarsai berdirinya sebuah STM pertanian yang berdiri di kecamatan Purwareja Klampok (wawancara Nadim, 25 Maret 2014).

11 31 Nadim adalah pria kelahiran Purwokerto 2 Maret Beliau tumbuh besar dalam kalangan keluarga yang berkecukupan karena ayahnya adalah seorang lurah. Nadim menghabiskan masa Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA) di daerah Purwokerto. Selang beberapa waktu setelah lulus dari SMA tepatnya pada tahun 1966 kemudian beliau bekerja di Balai Latihan Kerja Pertanian (BLKP) Purwareja Klampok dan menjabat sebagai Instruktur di BLKP, selain menjadi instruktur beliau juga dipercaya untuk mengajar mata pelajaran eksata di BLKP. Semasa kerjanya di BLKP beliau bersama rekan-rekanya sesama pegawai BLKP memprakarsai berdirinya sebuah STM Pertanian yang berdiri pada tahun 1968 di Kecamatan Purwareja Klampok. Setelah memprakarsai berdirinya sebuah sekolah, Nadim masih bekerja di BLKP hingga masa ahir kerjanya yaitu pada tahun 1995 (wawancara Nadim, 25 Maret 2014). C. Perijinan Gagasan untuk mendirikan sebuah institusi pendidikan yaitu STM Pertanian yang berada di Purwareja Klampok di prakarsai oleh tokoh-tokoh yang pada waktu itu merupakan pegawai Balai Latihan Kerja Pertanian (BLKP) Purwareja Klampok yaitu Soegeng Diposoemarto selaku Kepala BLKP, kemudian Sitam selaku Wakil Kepala BLKP, Toro, Nadim dan Wandi selaku instruktur di BLKP. Dengan adanya keinginan untuk mendirikan sebuah institusi pendidikan, maka para pendiri ini terlebih dahulu memohon ijin kepada pemerintah daerah setempat, yaitu pemerintah Kabupaten Banjarnegara.

12 32 Pengurus perijinan pendirian STM Pertanian Purwareja Klampok tidak terdokumentasi dengan baik, namun berdasarkan penuturan Nadim selaku salah satu tokoh pengajar dari STM Pertanian bahwa dalam hal perijinan pendirian STM Pertanian Purwareja Klampok, yaitu dengan cara mengajukan permohonan ijin berupa sebuah proposal dengan berbagai lampiran persyaratan pendirian institusi pendidikan swasta setingkat sekolah menengah kepada Dinas Pendidikan setempat, yaitu Dinas Pendidikan tingkat kecamatan Purwareja Klampok. Setelah mengajukan perijinan ke Dinas Pendidikan Kecamatan, para pendiri kemudian bermusyawarah dengan pengurus Dinas Kecamatan untuk membahas perijinan ke tingkat yang lebih tinggi dan menentukan persyaratan yang wajib diurus (wawancara Nadim, 25 Maret 2014). Setelah semuanya terurus dan semua persyaratan memadai, dari Dinas Pendidikan tingkat kecamatan ditindak lanjuti ke Dinas Pendidikan yang tarafnya lebih tinggi lagi yaitu Dinas Pendidikan tingkat Kabupaten Banjarnegara. Setelah mendapat persetujuan dari Dinas pendidikan tingkat Kabupaten kemudian dari Dinas Pendidikan Kabupaten di tindak lanjuti ke tingkat Dinas Pendidikan tingkat provinsi, yaitu provinsi Jawa Tengah. Perijinan diberikan secara tertulis dan diberikan secara resmi dari Dinas Kabupaten kepada pemohon sekolah. Selain memenuhi persyaratan-persyaratan yang telah ditentukan oleh pemerintah, pihak pendiri juga harus memenuhi berbagai ketentuan pengelolaan sekolah dibawah naungan yayasan. Pengelola wajib mematuhi persyaratan dan ketentuan dan teknis bidang penyelenggaraan pendidikan, ketentuan tersebut diantaranya adalah: pengelola

13 33 harus wajib mematuhi kurikulum yang berlaku, pengelola wajib menyediakan ruang belajar, pengelola wajib menyediakan peralatan penunjang pembelajaran, dan pengelola wajib menyediakan tenaga pengajar yang berkompeten sesuai dengan bidangnya. Setelah semua syarat dan ketentuan untuk pendirian sekolah terpenuhi, dari Dinas Pendidikan Kabupaten menyetujui serangkaian persyaratan tersebut dan ditetapkanlah surat keputusan pendirian STM Pertanian pada tanggal 1 Februari 1968 (wawancara Indo Poestoko, 25 Maret 2014). Setelah STM Pertanian berjalan beberapa tahun, kemudian pada tahun 1977 sekolah ini melakukan pendaftar ulangan. Berdasarkan piagam yang berlaku sebagai surat keputusan pendaftar ulangan sekolah swasta kejuruan di Jawa Tengah yang diberikan oleh Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Jawa Tengah Bidang Pendidikan Menengah Kejuruan kepada STM Pertanian Purwareja Klampok pada tanggal 3 Maret 1977 dengan nomor 00/06/77/030. Piagam ini diberikan kepada STM Pertanian dengan ketentuan-ketentuan yang harus dipatuhi oleh STM Pertanian, berikut adalah ketentuan-ketentuan yang harus dipatuhi. 1. Sekolah wajib melaporkan data-data murid pada awal tahun, pertengahan tahun dan ahir tahun termasuk hasil EBTA. 2. Sekolah wajib melaporkan data-data guru, baik tetap maupun tidak tetap yang sekurang-kurangnya dilakukan sekali setahun pada tiap awal tahun. 3. Sekolah wajib melaporkan data-data fisik dan perlengkapan pendidikan yang sekurang- kurangnya dilakukan sekali setahun. Selambat- lambatnya pada pertengahan tahun.

14 34 4. Kepala sekolah atau guru yang diserahi pimpinan untuk sekolah swasta yang bersangkutan harus mendapat persetujuan dari Kepala Bidang Pendidikan Menengah Kejuruan. 5. Administrasi sekolah harus dilaksanakan dengan tertib menurut pedoman yang telah ditentukan oleh Bidang Pendidikan Menengah Kejuruan. 6. Sekolah wajib mentaati segala ketentuan- ketentuan Kanwil yang pembinaanya dilaksanakan oleh Bidang Pendidikan Menengah Kejuruan dalam rangka pengembangan dan peningkatan mutu pendidikan. 7. Bagi sekolah- sekolah swasta yang bersangkutan yang ternyata tidak mentaati ketentuan- ketentuan diatas, Piagam dapat dicabut kembali (Arsip STM Pertanian tahun 1977).

15 35 D. Perekrutan Guru Guru adalah aktor utama dalam dunia pendidikan. Peran guru atau tenaga pendidik diharapkan tidak hanya sebagai tenaga pengajar, melainkan juga sebagai tenaga pendidik yang dapat membentuk kepribadian peserta didik untuk hal yang lebih baik. Untuk menjamin mutu pendidikan maka diperlukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. Setelah STM Pertanian Resmi berdiri pada tanggal 1 Februari 1968, kemudian sekolah ini berinduk di BLKP Purwareja Klampok dan bekerja sama langsung dengan pihak BLKP Purwareja Klampok. Untuk menunjang proses pembelajaran di STM Pertanian, dari pihak pendiri STM Pertanian memohon bantuan dari staf pengajar BLKP untuk ikut bekerjasama dan memberikan pembelajaran pada peserta didik STM Pertanian. Staf pendidik dari BLKP memberikan pembelajaran seputar Pertanian kepada siswa-siswi STM Pertanian. Para pendiri dari BLKP merasa kurang dalam pembelajaran, karena hanya ada pembelajaran seputar pertanian, kemudian setelah beberapa perundingan, pihak pendiri memutuskan untuk merekrut guru dari luar BLKP untuk membantu memberikan pembelajaran umum seperti Bahasa Indonesia di STM Pertanian. Setelah keputusan untuk merekrut guru dari luar BLKP, kemudian para pendiri segera mencari beberapa guru untuk ikut bekerja sama dan menjadi staf pengajar di STM Pertanian. Pengurus STM Pertanian melakukan beberapa observasi ke sekolah lain guna mendapat penambahan guru yang kompeten dan memadai untuk mendidik para siswa-siswinya dengan maksimal (wawancara Maryati, 25 Maret 2014).

16 36 Setelah proses pencarian ahirnya para pendiri menemukan Tenaga pengajar pada tahun pertama yaitu tahun dimana STM Pertanian baru diresmikan tanggal 1 Februari Para guru yang dipercaya untuk mengajar di STM Pertanian antara lain, Nadim yang mengampu mata Pelajaran Eksata, Mirat yang mengampu Mata Pelajaran Pertanian, Karso yang mengampu Mata Pelajaran Perikanan, Maryati mengampu Mata Pelajaran Bahasa Inggris, Sodikin mengampu Mata Pelajaran Peternakan serta satu Tenaga Pengajar dari sekolah lain yang membantu yaitu Parno mengajar Mata Pelajaran Bahasa Indonesia (wawancara Nadim dan Maryati, 25 April 2014).

BAB II BERDIRINYA SMP MUHAMMADIYAH PURWAREJA KLAMPOK. menginginkan adanya perkembangan pada sisi keagamaan dengan

BAB II BERDIRINYA SMP MUHAMMADIYAH PURWAREJA KLAMPOK. menginginkan adanya perkembangan pada sisi keagamaan dengan 22 BAB II BERDIRINYA SMP MUHAMMADIYAH PURWAREJA KLAMPOK A. Latar Belakang dan Proses Pendirian Sekolah adalah penentu pendidikan dan PCM Purwareja Klampok yang diketuai oleh S. Darto serta Bachrun di bidang

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 1990 TENTANG PENDIDIKAN MENENGAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 1990 TENTANG PENDIDIKAN MENENGAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 29 TAHUN 1990 TENTANG PENDIDIKAN MENENGAH PRESIDEN, Menimbang : bahwa sebagai pelaksanaan ketentuan Pasal 15 Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA

PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 9 TAHUN 2000 TENTANG BADAN PERWAKILAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA, Mengingat : a. bahwa dengan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 1990 TENTANG PENDIDIKAN MENENGAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 1990 TENTANG PENDIDIKAN MENENGAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 1990 TENTANG PENDIDIKAN MENENGAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa sebagai pelaksanaan ketentuan Pasal 15 Undang-undang Nomor 2 Tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan sekaligus membuka peluang-peluang baru bagi pembangunan ekonomi dan sumber daya manusia Indonesia

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 9 TAHUN 2003 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 9 TAHUN 2003 TENTANG LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 3 TAHUN 2003 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 9 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KELURAHAN (LPMK), RUKUN TETANGGA (RT)

Lebih terperinci

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MAGELANG, Menimbang : Mengingat : a. bahwa untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 93 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 93 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 93 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK, URAIAN TUGAS JABATAN DAN TATA KERJA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA, SEKOLAH MENENGAH ATAS DAN

Lebih terperinci

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 1974 TENTANG PELAKSANAAN KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 34 TAHUN 1972 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 1974 TENTANG PELAKSANAAN KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 34 TAHUN 1972 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 1974 TENTANG PELAKSANAAN KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 34 TAHUN 1972 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa penegasan bidang tugas dan tanggungjawab

Lebih terperinci

DI PT. PERTAMINA (Persero) RU-VI BALONGAN INDRAMAYU

DI PT. PERTAMINA (Persero) RU-VI BALONGAN INDRAMAYU PROPOSAL KERJA PRAKTEK DI PT. PERTAMINA (Persero) RU-VI BALONGAN INDRAMAYU Disusun Oleh : 1. Riskiawan H1C010030 2. Hoiri H1C010049 3. Muh. Ayip F H1C010074 KEMENTERIAN NASIONAL FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK

Lebih terperinci

WALIKOTA BANJARMASIN

WALIKOTA BANJARMASIN WALIKOTA BANJARMASIN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN RUKUN TETANGGA (RT) DAN RUKUN WARGA (RW) DI WILAYAH KOTA BANJARMASIN DENGAN

Lebih terperinci

MEWUJUDKAN PERANGKAT DESA YANG BERKUALITAS Sebuah Kajian Menyongsong Implementasi Undang-undang Desa

MEWUJUDKAN PERANGKAT DESA YANG BERKUALITAS Sebuah Kajian Menyongsong Implementasi Undang-undang Desa MEWUJUDKAN PERANGKAT DESA YANG BERKUALITAS Sebuah Kajian Menyongsong Implementasi Undang-undang Desa Oleh: Drs. Abdurokhman, M.Pd. Widyaiswara pada Kantor Diklat Kabupaten Banyumas Abstrak: Kualitas perangkat

Lebih terperinci

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 34 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BANYUMAS

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 34 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BANYUMAS BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 34 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUMAS, Menimbang

Lebih terperinci

NOMOR : % TAHUN 2017

NOMOR : % TAHUN 2017 GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR : % TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU PADA SEKOLAH MENENGAH ATAS DAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

Lebih terperinci

DHARMMOTTAMA SATYA PRAJA PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG

DHARMMOTTAMA SATYA PRAJA PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG DHARMMOTTAMA SATYA PRAJA PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG IZIN PENDIRIAN LEMBAGA SATUAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

TAHUN : 2006 NOMOR : 06

TAHUN : 2006 NOMOR : 06 BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2006 NOMOR : 06 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 674 TAHUN 2006 TENTANG PENUGASAN GURU SEBAGAI KEPALA SEKOLAH WALIKOTA BANDUNG, Menimbang : a. bahwa dalam rangka menunjang

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BEKASI

BERITA DAERAH KABUPATEN BEKASI BERITA DAERAH KABUPATEN BEKASI NOMOR : 2009 PERATURAN BUPATI BEKASI NOMOR : 22 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN BUPATI BEKASI Menimbang : a. bahwa dengan telah diundangkannya

Lebih terperinci

WALIKOTA BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR... TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR... TAHUN 2016 TENTANG WALIKOTA BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR... TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU PADA TAMAN KANAK-KANAK/RAUDHATUL ATHFAL DAN SEKOLAH/MADRASAH Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 049 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 049 TAHUN 2017 TENTANG PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 049 TAHUN 2017 TENTANG PROSEDUR PENDIRIAN, PENGGABUNGAN, PERUBAHAN, DAN PENUTUPAN SATUAN PENDIDIKAN MENENGAH DAN PENDIDIKAN KHUSUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 16 TAHUN TENTANG

GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 16 TAHUN TENTANG 1 GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 16 TAHUN 20172016 TENTANG PEDOMAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU PADA SEKOLAH MENENGAH ATAS, SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN, SEKOLAH MENENGAH ATAS

Lebih terperinci

BUPATI MAGETAN PERATURAN BUPATI MAGETAN NOMOR 58 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MAGETAN BUPATI MAGETAN,

BUPATI MAGETAN PERATURAN BUPATI MAGETAN NOMOR 58 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MAGETAN BUPATI MAGETAN, BUPATI MAGETAN PERATURAN BUPATI MAGETAN NOMOR 58 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MAGETAN BUPATI MAGETAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR : 13 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR : 13 TAHUN 2012 TENTANG BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR : 13 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU (PPDB) SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI)

Lebih terperinci

BAB IV FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT PERKEMBANGAN YAYASAN NURUL AMANAH AL MAKKY BASANAH TANAH MERAH BANGKALAN

BAB IV FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT PERKEMBANGAN YAYASAN NURUL AMANAH AL MAKKY BASANAH TANAH MERAH BANGKALAN BAB IV FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT PERKEMBANGAN YAYASAN NURUL AMANAH AL MAKKY BASANAH TANAH MERAH BANGKALAN Yayasan Nurul Amanah Al Makky adalah suatu lembaga yang bergerak dalam bidang pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berusaha menemukan jati dirinya. Pada masa ini lingkungan sangat berperan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berusaha menemukan jati dirinya. Pada masa ini lingkungan sangat berperan penting dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usia remaja merupakan masa dimana seorang individu mengalami gejolak untuk berusaha menemukan jati dirinya. Pada masa ini lingkungan sangat berperan penting

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA SOLOK NOMOR 20 SERI D. 20 =================================================================

LEMBARAN DAERAH KOTA SOLOK NOMOR 20 SERI D. 20 ================================================================= LEMBARAN DAERAH KOTA SOLOK NOMOR 20 SERI D. 20 ================================================================= PERATURAN DAERAH KOTA SOLOK (PERDA) NOMOR : 10 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA WALIKOTA SOLOK

DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA WALIKOTA SOLOK LEMBARAN DAERAH KOTA SOLOK NOMOR 20 SERI D. 20 ================================================================= PERATURAN DAERAH KOTA SOLOK NOMOR : 10 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. dalam dokumen sekolah. Komite Sekolah SMA Islam Kartika Surabaya tidak. komite tidak banyak berpartisipasi dalam standar pengelolaan.

BAB V PENUTUP. dalam dokumen sekolah. Komite Sekolah SMA Islam Kartika Surabaya tidak. komite tidak banyak berpartisipasi dalam standar pengelolaan. BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Di atas kertas, keadaan komite sekolah SMA Islam Kartika Surabaya seolah berjalan efektif. Namun realita di lapangan tidak senada dengan apa yang tertulis dalam dokumen sekolah.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dukungan dari pegawai yang kompeten dan terampil. maka kemungkinan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. dukungan dari pegawai yang kompeten dan terampil. maka kemungkinan untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sumber daya manusia merupakan salah satu aset penting yang dimiliki oleh organisasi atau perusahaan untuk mencapai tujuan utamanya. Tanpa adanya dukungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghindari dari kecenderungan perubahan yang bersifat global tersebut, dengan

BAB I PENDAHULUAN. menghindari dari kecenderungan perubahan yang bersifat global tersebut, dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses globalisasi akan terus merebak. Tidak ada satu wilayahpun yang dapat menghindari dari kecenderungan perubahan yang bersifat global tersebut, dengan segala berkah,

Lebih terperinci

BAB III PERKEMBANGAN PENDIDIKAN DESA LEBAKWANGI. kuantitas maupun kualitas masyarakat itu. Banyak sedikit jumlah penduduk di suatu tempat

BAB III PERKEMBANGAN PENDIDIKAN DESA LEBAKWANGI. kuantitas maupun kualitas masyarakat itu. Banyak sedikit jumlah penduduk di suatu tempat BAB III PERKEMBANGAN PENDIDIKAN DESA LEBAKWANGI A. Perkembangan Pendidikan di Desa Lebakwangi Berdirinya sekolah berkait erat dengan masyarakat atau penduduk, baik dari segi kuantitas maupun kualitas masyarakat

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA FEDERASI PANJAT TEBING INDONESIA

ANGGARAN RUMAH TANGGA FEDERASI PANJAT TEBING INDONESIA ANGGARAN RUMAH TANGGA Anggaran Rumah Tangga FPTI FEDERASI PANJAT TEBING INDONESIA PENDAHULUAN Anggaran Rumah Tangga ini merupakan pelengkap dan bagian yang tidak terpisahkan dari Anggaran Dasar yang bertujuan

Lebih terperinci

PP 29/1990, PENDIDIKAN MENENGAH... Bentuk: PERATURAN PEMERINTAH (PP) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 29 TAHUN 1990 (29/1990)

PP 29/1990, PENDIDIKAN MENENGAH... Bentuk: PERATURAN PEMERINTAH (PP) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 29 TAHUN 1990 (29/1990) PP 29/1990, PENDIDIKAN MENENGAH... Bentuk: PERATURAN PEMERINTAH (PP) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor: 29 TAHUN 1990 (29/1990) Tanggal: 10 JULI 1990 (JAKARTA) Sumber: LN 1990/37; TLN NO. 3413 Tentang:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Masyarakat merupakan salah satu modal dan sekaligus faktor dominan dalam pembangunan. Pembangunan merupakan suatu usaha yang terus menerus / proses yang dilakukan

Lebih terperinci

2015 RELEVANSI MATA PELAJARAN PAKET KEAHLIAN TEKNIK SEPED A MOTOR SMK D ENGAN KOMPETENSI KERJA YANG D IBUTUHKAN D ALAM BID ANG SERVICE SEPED A MOTOR

2015 RELEVANSI MATA PELAJARAN PAKET KEAHLIAN TEKNIK SEPED A MOTOR SMK D ENGAN KOMPETENSI KERJA YANG D IBUTUHKAN D ALAM BID ANG SERVICE SEPED A MOTOR BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan diharapkan dapat menghasilkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, juga dapat menghasilkan SDM yang mampu menjadi ahli dan dapat bekerja dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi yang ada saat ini akan membawa dampak kemajuan dalam berbagai bidang, oleh karena itu pembangunan terencana dan terprogram harus dilakukan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi saat ini penyiapan dan peningkatan mutu Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan suatu masalah yang perlu mendapat perhatian utama, khususnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul Pengertian judul : SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN MESIN DAN OTOMOTIF BERSTANDAR INTERNASIONAL DI SOLO BARU (PENEKANAN PADA ARSITEKTUR BIOKLIMATIK) adalah sebagai berikut:

Lebih terperinci

Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Dalam meningkatkan pelayanan di bidang pemerintahan yang sifatnya memberikan kemudahan bagi warga masyarakat, dibentuklah Kabupaten Bengkayang yang merupakan daerah pemekaran

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 7 TAHUN 2018 TENTANG PEDOMAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 7 TAHUN 2018 TENTANG PEDOMAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 7 TAHUN 2018 TENTANG PEDOMAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR DAERAH

Lebih terperinci

BUPATI MANDAILING NATAL

BUPATI MANDAILING NATAL - 1 - BUPATI MANDAILING NATAL PERATURAN BUPATI MANDAILING NATAL NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MANDAILING NATAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 5 2015 SERI : E PERATURAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR 05 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

TaH, Jum RancangaN PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG

TaH, Jum RancangaN PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG TaH, Jum 8-2-08 RancangaN PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KECAMATAN DAN KELURAHAN DI WILAYAH KABUPATEN BANDUNG Menimbang : a. DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan urusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yaitu mengenai hak dan kewajiban setiap warga negara yaitu : Tiap warga negara

BAB I PENDAHULUAN. yaitu mengenai hak dan kewajiban setiap warga negara yaitu : Tiap warga negara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada zaman era globasasi sekarang ini usaha pemenuhan kebutuhan hidup manusia tidak terlepas dari dunia pekerjaan. Kebutuhan ekonomi menjadi prioritas setiap

Lebih terperinci

BUPATI BANYUMAS ERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 2 TAHUN 2000 TENTANG PEDOMAN SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA

BUPATI BANYUMAS ERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 2 TAHUN 2000 TENTANG PEDOMAN SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA BUPATI BANYUMAS ERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 2 TAHUN 2000 TENTANG PEDOMAN SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUMAS, Menimbang : a.

Lebih terperinci

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 54 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 54 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 54 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS SOSIAL, TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA

PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 13 TAHUN 2000 TENTANG TATA CARA PENCALONAN, PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 3 TAHUN 2003 SERI E

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 3 TAHUN 2003 SERI E LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 3 TAHUN 2003 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 9 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KELURAHAN (LPMK), RUKUN TETANGGA (RT)

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 72 TAHUN 2008 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 72 TAHUN 2008 TENTANG WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 72 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN, KEDUDUKAN DAN RINCIAN TUGAS PADA DINAS PENDIDIKAN KOTA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang : a.

Lebih terperinci

GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I L A M P U N G KEPUTUSAN GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I LAMPUNG NOMOR 111 TAHUN 1998 TENTANG

GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I L A M P U N G KEPUTUSAN GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I LAMPUNG NOMOR 111 TAHUN 1998 TENTANG GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I L A M P U N G KEPUTUSAN GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I LAMPUNG NOMOR 111 TAHUN 1998 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN DENGAN POLA PERUSAHAAN INTI RAKYAT

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah C. Tujuan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah C. Tujuan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

Lebih terperinci

WALIKOTA JAMBI PROVINSI JAMBI

WALIKOTA JAMBI PROVINSI JAMBI SALINAN WALIKOTA JAMBI PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 46 TAHUN 2002 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN RUKUN TETANGGA DAN LEMBAGA PEMBERDAYAAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNG MAS NOMOR 29 TAHUN 2011 T E N T A N G SISTEM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN GUNUNG MAS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNG MAS NOMOR 29 TAHUN 2011 T E N T A N G SISTEM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN GUNUNG MAS 1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNG MAS NOMOR 29 TAHUN 2011 T E N T A N G SISTEM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN GUNUNG MAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GUNUNG MAS, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disesuaikan dengan kebutuhan pembangunan di. meningkatkan produktivitas kreativitas, kualitas, dan efisiensi kerja.

BAB I PENDAHULUAN. disesuaikan dengan kebutuhan pembangunan di. meningkatkan produktivitas kreativitas, kualitas, dan efisiensi kerja. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional merupakan bagian yang saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan dengan pembangunan pendidikan dan latihan kerja. Dalam GBHN dinyatakan

Lebih terperinci

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 28 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN BUPATI MADIUN,

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 28 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN BUPATI MADIUN, BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 28 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN BUPATI MADIUN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal 71 Peraturan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 63 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Sekolah memiliki sifat yang kompleks dan unik, oleh karena itu sekolah sebagai organisasi memerlukan tingkat koordinasi yang tinggi. Dan untuk mencapai keberhasilan, kepala

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 11 TAHUN 2014 PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 11 TAHUN 2014 PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 11 TAHUN 2014 PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PENUGASAN GURU PEGAWAI NEGERI SIPIL SEBAGAI KEPALA SEKOLAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

KUANTITAS PROPORSI SMK : SMA

KUANTITAS PROPORSI SMK : SMA Tugas Individu : Tugas 7 Filsafat Pendidikan Kejuruan Dosen : Dr. Hj. Hasanah Nur. MT. KUANTITAS PROPORSI SMK : SMA Oleh ; Muhammad Riska Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Program Pascasarjana Universitas

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2002 NOMOR 38 SERI D

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2002 NOMOR 38 SERI D BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2002 NOMOR 38 SERI D KEPUTUSAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR : 449 TAHUN 2002 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DI DESA BUPATI BANJARNEGARA,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan dari seni dan budaya manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu perubahan atau perkembangan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 17 TAHUN 2002 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 17 TAHUN 2002 TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 17 TAHUN 2002 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI DESA

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA BARAT, PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 16 TAHUN 2017 TENTANG

GUBERNUR JAWA BARAT, PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 16 TAHUN 2017 TENTANG GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 16 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU PADA SEKOLAH MENENGAH ATAS/ SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DAN SEKOLAH MENENGAH ATAS LUAR

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR MASYARAKAT PERIKANAN NUSANTARA (INDONESIAN FISHERIES SOCIETY) PERUBAHAN MUKADIMAH

ANGGARAN DASAR MASYARAKAT PERIKANAN NUSANTARA (INDONESIAN FISHERIES SOCIETY) PERUBAHAN MUKADIMAH ANGGARAN DASAR MASYARAKAT PERIKANAN NUSANTARA (INDONESIAN FISHERIES SOCIETY) PERUBAHAN MUKADIMAH Bahwa sesungguhnya sumberdaya perikanan yang ada di wilayah kedaulatan Republik Indonesia merupakan karunia

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN 8 BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN 2.1. Sejarah Lembaga SIT Darul Abidin berada di bawah naungan Yayasan Darul Abidin Depok. Di atas lahan 2.500 m2, bangunan pertama didirikan pada tahun 1997 dan pada

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 97 TAHUN 1996 TENTANG PERSETUJUAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 97 TAHUN 1996 TENTANG PERSETUJUAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 97 TAHUN 1996 TENTANG PERSETUJUAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa berdasarkan Keputusan

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 728 TAHUN 2012 TENTANG PENDIRIAN DAN PERUBAHAN SATUAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 728 TAHUN 2012 TENTANG PENDIRIAN DAN PERUBAHAN SATUAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 728 TAHUN 2012 TENTANG PENDIRIAN DAN PERUBAHAN SATUAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang Mengingat BUPATI GARUT, : a. bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan dunia pendidikan tidak terlepas dari perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan dunia pendidikan tidak terlepas dari perkembangan ilmu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan dunia pendidikan tidak terlepas dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek), artinya bahwa perkembangan Iptek harus diikuti oleh perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ide, gagasan, isi pikiran, maksud, realitas dan sebagainya. mengingat jumlah bahasa atau variabel bahasa yang digunakan.

BAB I PENDAHULUAN. ide, gagasan, isi pikiran, maksud, realitas dan sebagainya. mengingat jumlah bahasa atau variabel bahasa yang digunakan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk sosial atau makhluk yang tidak dapat hidup sendiri. Oleh karena itu, dalam proses interaksi sosial manusia, peristiwa komunikasi tidak pernah

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 124 TAHUN 2006 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 124 TAHUN 2006 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 124 TAHUN 2006 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA

Lebih terperinci

1. Kompetensi sebagai Peneliti 2. Kompetensi sebagai Perancang 3. Kompetensi sebagai Fasilitator 4. Kompetensi sebagai Networker/ Pembangun

1. Kompetensi sebagai Peneliti 2. Kompetensi sebagai Perancang 3. Kompetensi sebagai Fasilitator 4. Kompetensi sebagai Networker/ Pembangun BAB I PENDAHULUAN Universitas Negeri Yogyakarta merupakan salah satu lembaga perguruan tinggi negeri yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta. Universitas Negeri Yogyakarta mempunyai tujuan untuk mendidik

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG PERATURAN BUPATI KARAWANG

BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG PERATURAN BUPATI KARAWANG BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG NO. 33 2011 SERI. D PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 33 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENDIDIKAN TUGAS BELAJAR DAN PROGRAM PRIORITAS BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PENDIRIAN DAN PERPANJANGAN IJIN PENYELENGGARAAN TKQ/TPQ/TQA DI LINGKUNGAN KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA BARAT

PETUNJUK TEKNIS PENDIRIAN DAN PERPANJANGAN IJIN PENYELENGGARAAN TKQ/TPQ/TQA DI LINGKUNGAN KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA BARAT PETUNJUK TEKNIS PENDIRIAN DAN PERPANJANGAN IJIN PENYELENGGARAAN TKQ/TPQ/TQA DI LINGKUNGAN KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA BARAT KEMENTERIAN AGAMA KANTOR WILAYAH PROVINSI JAWA BARAT BIDANG

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR : 729 TAHUN : 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SERANG, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di Era Globalisasi seperti sekarang ini setiap negara di seluruh dunia. semakin terbuka dalam segala bidang usaha seperti bidang

BAB I PENDAHULUAN. Di Era Globalisasi seperti sekarang ini setiap negara di seluruh dunia. semakin terbuka dalam segala bidang usaha seperti bidang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di Era Globalisasi seperti sekarang ini setiap negara di seluruh dunia semakin terbuka dalam segala bidang usaha seperti bidang politik, bidang industri, bidang

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI ORGANISASI

BAB II DESKRIPSI ORGANISASI BAB II DESKRIPSI ORGANISASI 2.1. Sejarah YUPPENTEK adalah kepanjangan dari Yayasan Usaha Peningkatan Pendidikan Teknologi berdiri tangal 16 Januari 1968. Pada awalnya berdiri adalah untuk memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

URAIAN TUGAS POKOK PADA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN GIANYAR

URAIAN TUGAS POKOK PADA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN GIANYAR URAIAN TUGAS POKOK PADA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN GIANYAR PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN GIANYAR JLN. ERLANGGA NO 1 GIANYAR URAIAN TUGAS

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBER NOMOR 16 TAHUN 2005 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PENGAIRAN KABUPATEN JEMBER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBER,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 541/MENKES/PER/VI/2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 541/MENKES/PER/VI/2008 TENTANG PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 541/MENKES/PER/VI/2008 TENTANG PROGRAM TUGAS BELAJAR SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN DEPATEMEN KESEHATAN Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG PERATURAN BUPATI SAMPANG NOMOR : 41 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN SAMPANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SAMPANG, Menimbang

Lebih terperinci

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt Menimbang : jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 41 TAHUN 2014 TENTANG PENUGASAN GURU SEBAGAI KEPALA SEKOLAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kurikulum SMK edisi 2004 juga menjelaskan tujuan SMK antara lain: melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. kurikulum SMK edisi 2004 juga menjelaskan tujuan SMK antara lain: melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah Menengah kejuruan (SMK) merupakan salah satu penyelenggara pendidikan fomal untuk menghasilkan SDM yang siap terjun ke dunia kerja baik usaha maupun

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2009 NOMOR : 14 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2009 NOMOR : 14 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2009 NOMOR : 14 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA CILEGON,

Lebih terperinci

BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN A. Orientas Kancah Penelitian Peneliti melakukan penelitian di Sekolah Menengah Kejuruan Citra Bangsa Mandiri, sebuah sekolah swasta nasional yang terletak di

Lebih terperinci

BAB 2 RUANG LINGKUP PERUSAHAAN. Agung Majalaya berdiri pada 1 Januari 1971 dengan piagam pendirian No.

BAB 2 RUANG LINGKUP PERUSAHAAN. Agung Majalaya berdiri pada 1 Januari 1971 dengan piagam pendirian No. BAB 2 RUANG LINGKUP PERUSAHAAN 2.1 Tentang SMK Muhammadiyah 1 Majalaya SMK Muhammadiyah I Majalaya yang beralamatkan di Kompleks Mesjid Agung Majalaya berdiri pada 1 Januari 1971 dengan piagam pendirian

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2012 NOMOR 28 SERI E

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2012 NOMOR 28 SERI E BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2012 NOMOR 28 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG PENGATURAN PENUGASAN GURU SEBAGAI KEPALA SEKOLAHDI LINGKUNGAN DINAS PENDIDIKAN,

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, - SALINAN PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENYEDIAAN FASILITAS KERJA DI KEMENTERIAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 67/Permentan/OT.140/11/2007. TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN Dl SEKOLAH PERTANIAN PEMBANGUNAN

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 67/Permentan/OT.140/11/2007. TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN Dl SEKOLAH PERTANIAN PEMBANGUNAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 67/Permentan/OT.140/11/2007 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN Dl SEKOLAH PERTANIAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI MOJOKERTO PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI MOJOKERTO PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI MOJOKERTO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI MOJOKERTO NOMOR 24 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN INSENTIF GURU/PEGAWAI TIDAK TETAP DAN GURU/ PEGAWAI SWASTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT DI KOTA YOGYAKARTA

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT DI KOTA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KOTA YOGYAKART PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT DI KOTA YOGYAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MUSYAWARAH DEWAN PERSEKUTUAN MASYARAKAT ADAT ARSO JAYAPURA NOMOR : 03/KPTS DPMAA/DJ/94 TENTANG

KEPUTUSAN MUSYAWARAH DEWAN PERSEKUTUAN MASYARAKAT ADAT ARSO JAYAPURA NOMOR : 03/KPTS DPMAA/DJ/94 TENTANG KEPUTUSAN MUSYAWARAH DEWAN PERSEKUTUAN MASYARAKAT ADAT ARSO JAYAPURA NOMOR : 03/KPTS DPMAA/DJ/94 TENTANG PEMBANGUNAN, HAK MASYARAKAT DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP MUSYAWARAH PERSEKUTUAN MASYARAKAT ADAT

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 5 PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 2 TAHUN 2008 T E N T A N G PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN Menimbang : a. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN TUGAS BELAJAR SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN TUGAS BELAJAR SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN TUGAS BELAJAR SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

LEMBARAN BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG

LEMBARAN BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG LEMBARAN BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG NO. 28 2011 SERI. E PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 28 TAHUN 2011 TENTANG PEMBINAAN PELATIHAN KERJA DI LEMBAGA PELATIHAN MILIK PEMERINTAH, SWASTA DAN PERUSAHAAN

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. dimuka, maka penelitian tentang Pelaksanaan kepemimpinan Kepala Sekolah

BAB V PENUTUP. dimuka, maka penelitian tentang Pelaksanaan kepemimpinan Kepala Sekolah BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan penjelasan-penjelasan yang telah diuraikan pada bab-bab dimuka, maka penelitian tentang Pelaksanaan kepemimpinan Kepala Sekolah dalam meningkatkan kompetensi guru

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cukup mendasar, terutama setelah diberlakukannya Undang-Undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. cukup mendasar, terutama setelah diberlakukannya Undang-Undang Republik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan nasional saat ini sedang mengalami berbagai perubahan yang cukup mendasar, terutama setelah diberlakukannya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 14 2010 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG POLA KARIR PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BEKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISA. dalam pengadaan sumber belajar di MA Al-Fatah Palembang.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISA. dalam pengadaan sumber belajar di MA Al-Fatah Palembang. 72 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISA Pada bab ini penulis akan mengemukakan uraian data yang diperoleh dari hasil penelitian lapangan. Adapun data yang dimaksud yaitu data yang berkaitan dengan keadaan

Lebih terperinci

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 68 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 68 TAHUN 2014 TENTANG 1 BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 68 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

LAPORAN KEGIATAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN DI DINAS PENDIDIKAN KOTA MAGELANG

LAPORAN KEGIATAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN DI DINAS PENDIDIKAN KOTA MAGELANG LAPORAN KEGIATAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN DI DINAS PENDIDIKAN KOTA MAGELANG Dosen Pembimbing : L. Hendrowibowo, M. Pd. Disusun oleh : ERMA WIJI ANGGRAENI 13110244004 PROGRAM STUDI KEBIJAKAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan pengangguran saat ini masih harus tetap memperoleh perhatian

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan pengangguran saat ini masih harus tetap memperoleh perhatian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permasalahan pengangguran saat ini masih harus tetap memperoleh perhatian khusus dari berbagai pihak. Dalam kerangka kebijakan makro, perekonomian Indonesia

Lebih terperinci