BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berusaha menemukan jati dirinya. Pada masa ini lingkungan sangat berperan penting dalam
|
|
- Farida Tedjo
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usia remaja merupakan masa dimana seorang individu mengalami gejolak untuk berusaha menemukan jati dirinya. Pada masa ini lingkungan sangat berperan penting dalam membentuk kepribadian seorang remaja. Lingkungan yang sangat erat di kehidupan remaja adalah lingkungan masyarakat dan sekolah. Lingkungan sekolah terutama memiliki porsi yang cukup besar pengaruhnya karena sebagian besar waktu remaja dihabiskan di lingkungan sekolah untuk mengenyam pendidikan. Pendidikan merupakan aspek yang penting dalam setiap tahap perkembangan individu. Khususnya di Indonesia, perkembangan individu sejak usia anak-anak hingga usia remaja sangat lekat kaitannya dengan masalah pendidikan. Sekolah memiliki peranan penting dalam membentuk pola pikir dan mengarahkan rasa ingin tahu yang tinggi pada individu khususnya usia remaja agar tetap berada dalam lingkup pengetahuan yang positif. Selain itu dalam bermasyarakat pendidikan merupakan salah satu hal yang sangat penting untuk menghadapi persaingan di berbagai sektor kehidupan. Sekolah tidak hanya meliputi pelatihan intelektual namun juga meliputi pelatihan pekerjaan dan kemasyarakatan (Santrock, 2011) Di negara Indonesia pendidikan dilakukan dalam berbagai jalur pendidikan yang mencakup jalur pendidikan formal, jalur pendidikan nonformal, jalur pendidikan informal, dan jalur pendidikan anak usa dini (Jamaris, 2013). Sekolah termasuk ke dalam jalur pendidikan formal. Jalur pendidikan formal merupakan rentangan dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, sampai pada pendidikan tinggi (Jamaris, 2013). Untuk usia remaja pendidikan formal mereka berada pada rentang pendidikan menengah, baik Sekolah 1
2 2 Menengah Atas (SMA) maupun Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Fenomena yang terjadi di dunia pendidikan Indonesia belakangan ini adalah digalakannya Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) untuk menghasilkan SDM yang siap kerja agar mampu menekan angka pengangguran. Terbukti terjadi penurunan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Indonesia sebesar 0,12 persen, yakni dari TPT Februari 2013 yang mencapai 5,82 persen kemudian menjadi 5,70 persen pada TPT Februari 2014 (Berita Resmi Statistik BPS No.38/05/Th. XVII, 5 Mei 2014) Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan sekolah dengan pendidikan yang berorientasi kompetensi siap kerja namun tetap mengikuti sistem kurikulum pendidikan yang ada dan tidak mereduksi pendidikan hanya sebagai latihan kerja (Maulida& Dhania, 2012). SMK diharapkan mampu menghasilkan generasi penerus bangsa yang tidak hanya siap kerja namun juga berkualitas dan berkompeten. Dengan kata lain pendidikan siswa di SMK tak bisa lagi hanya menyiapkan tenaga kerja siap pakai di dunia usaha dan industri namun juga harus membekali siswa dengan kemampuan berwirausaha agar mandiri (Maulida 2012). Kemampuan berwirausaha ini diharapkan mampu dimiliki siswa salah satunya dengan cara memahami semua materi dari proses belajar yang diikutinya selama berada di sekolah. Untuk mampu memahami materi secara efektif diperlukan motivasi belajar yang tinggi agar pengetahuan yang didapat mampu dipahami secara maksimal. Motivasi belajar memberikan pengaruh terhadap aktifitas siswa untuk menjalankan kegiatan dalam hal pendidikan. Motivasi mendorong manusia untuk berbuat dengan kata lain sebagai motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan (Sardiman dalam Maulida, 2012). Setiap siswa diharapkan memiliki motivasi belajar yang tinggi agar mampu mencapai prestasi belajar yang ditargetkan. Keberhasilan suatu pendidikan salah satunya dapat dilihat dari prestasi belajar siswa. Sehingga dapat dikatakan salah satu hal yang sangat berpengaruh besar terhadap prestasi belajar adalah motivasi belajar.
3 3 Pemerintah yang menjadi naungan pendidikan formal Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan motivasi belajar siswa, salah satunya dengan cara memberikan bantuan pendidikan kepada siswa dengan kriteria-kriteria tertentu. Program bantuan pendidikan bermacam-macam di berbagai daerah sesuai dengan ketetapan tiap daerah. Salah satu bantuan pendidikan yang cukup menonjol di kota Surakarta adalah BPMKS. BPMKS (Bantuan Pendidikan Masyarakat Kota Surakarta) merupakan instruksi dari Bapak Walikota Surakarta yang termuat dalam Peraturan Walikota Surakarta No 11 A Tahun 2012 tentang BPMKS (bpmks.dikpora-solo.net). BPMKS memberikan bantuan pendidikan kepada siswa warga kota Surakarta yang terbagi dalam tiga jenis kartu bantuan yakni kartu BPMKS Silver, kartu BPMKS Gold, dan kartu BPMKS Platinum dimana ketiga kartu tersebut peruntukannya dan besaran jumlahnya berbeda untuk tiap-tiap sekolah negeri dan swasta serta tiap-tiap jenjang pendidikan setara SD hingga SMA/SMK. Bantuan pendidikan ini diharapkan mampu mengurangi beban finansial sehingga pemikiran anak lebih mampu terfokus untuk berkonsentrasi belajar tanpa harus memikirkan bagaimana mencari uang untuk membayar uang sekolah. Fenomena yang ada di tengah masyarakat saat ini masih banyak ditemukan kasus rendahnya motivasi belajar pada siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang mendapat bantuan pendidikan tidak mampu. Siswa yang mendapat bantuan pendidikan tidak mampu secara finansial sudah tidak perlu menanggung beban biaya sekolah sehingga seharusnya pemikiran mereka lebih terfokus pada pembelajaran saja. Akan tetapi pada kenyataannya, siswa yang mendapat bantuan tersebut justru memiliki motivasi belajar yang rendah. Hal ini bisa dilihat di beberapa SMK ternama di kota Surakarta dimana masih ditemukan banyaknya siswa yang kurang disiplin bahkan membolos di tengah jam pelajaran. Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 11 Desember 2014 dengan salah satu guru di SMK X mengatakan bahwa beberapa siswa yang mendapat bantuan BPMKS justru
4 4 seenaknya sendiri dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Selain itu siswa-siswa tersebut banyak yang membolos, tidak mengikuti pelajaran tanpa ijin, dan sering dijumpai nongkrong di luar kelas saat jam pelajaran berlangsung. Hal serupa juga terlihat dari kasus 20 orang pelajar yang diamankan petugas Satuan Kepolisian Pamong Praja (Satpol PP) dan Perlindungan Masyarakat (Linmas) karena terjaring saat keluyuran dan nongkrong di beberapa lokasi saat jam sekolah (Tanti, 2014). Pada surat kabar lain juga mengatakan bahwa penertiban siswa yang digelar dua hari pada tanggal 2-3 September 2014 berhasil menjaring 21 siswa dari berbagai sekolah termasuk SMK favorit di kota tersebut (Suwarto, 2014). Hasil wawancara berikutnya pada tanggal 29 Januari 2015 dengan salah satu guru BK di SMK Y mengatakan bahwa meskipun sudah tidak banyak tapi masih ada beberapa siswa BPMKS yang motivasi belajarnya masih rendah padahal siswa dengan beasiswa selalu dituntut pihak sekolah untuk meningkatkan hasil belajarnya. Meskipun tidak sampai keluar sekolah namun masih ada beberapa siswa yang berada di UKS atau kantin pada saat jam pelajaran dengan berbagai alasan. Hal serupa juga ditemui dari hasil wawancara pada tanggal 3 Februari 2015 dengan dalah satu guru BK di SMK Z, beliau mengatakan bahwa motivasi belajar siswa di sekolah tersebut masih ada yang rendah, hal ini dilihat dari kasus yang baru saja terjadi yakni satu kelas jurusan akuntansi meminta guru BK untuk mengisi jam pelajaran Matematika karena para siswa malas mengikuti pelajaran matematika dan memilih jam BK lantaran lebih santai. Padahal diketahui bahwa sebagian besar hampir 50% siswa dikelas tersebut adalah siswa yang mendapat bantuan pendidikan. Rendahnya motivasi belajar ini dikhawatirkan akan berdampak pada menurunnya kualitas siswa SMK. Apabila permasalahan ini tidak ditangani secara serius, ke depannya akan memperburuk kualitas sumber daya manusia di masa yang akan datang. Padahal diharapkan lulusan dari sekolah menengah kejuruan (SMK) mampu menghasilkan SDM yang siap kerja, berkualitas, dan berkompeten.
5 5 Perlu diketahui bahwa pemberian bantuan tidak mampu ini semata-mata hanya sebagai pembangkit motivasi belajar yang sifatnya ekstrinsik. Padahal perilaku-perilaku manusia baik untuk belajar maupun aktifitas lain dipengaruhi tidak hanya oleh faktor yang sifatnya dari lingkungan luar diri orang tersebut (ekstrinsik) saja, namun juga dipengaruhi faktor intrinsik yakni faktor dari dalam diri orang tersebut (Pujadi, 2007). Faktor intrisik yang dapat mempengaruhi motivasi belajar individu salah satunya adalah rasa percaya terhadap dirinya sendiri. Kepercayaan yang tinggi sangat berperan dalam memberikan sumbangan yang bermakna dalam proses kehidupan seseorang, karena apabila individu percaya dirinya mampu untuk melakukan sesuatu, maka akan timbul motivasi pada diri individu untuk melakukan hal-hal dalam hidupnya (Hamdan, 2009). Rasa percaya diri akan mempengaruhi gagasan, karsa, inisiatif, kreativitas,keberanian, ketekunan, semangat kerja keras, dan kegairahan berkarya pada seorang individu (Maulida, 2012). Oleh karena itu perlu diketahui tingkat rasa percaya diri pada siswa yang mendapat bantuan pendidikan tidak mampu untuk melihat bagimana kaitannya dengan motivasi belajar siswa. Berdasarkan uraian mengenai motivasi belajar dan kepercayaan diri usia remaja yang telah dipaparkan di atas, peneliti tertarik untuk mengkaji lebih lanjut mengenai hubungan antara kepercayaan diri dengan motivasi belajar pada siswa yang mendapat bantuan pendidikan tidak mampu di SMK X. B. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kepercayaan diri dengan motivasi belajar pada siswa yang mendapat bantuan pendidikan tidak mampu di SMK X.
6 6 C. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini meliputi manfaat secara teoritis dan manfaat secara praktis, yakni sebagai berikut : 1. Manfaat teoritis Secara teoritis penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan untuk pengembangan ilmu dalam bidang Psikologi, khususnya pada ranah psikologi pendidikan yang mempelajari tentang motivasi belajar. Selain itu penelitian ini diharapkan dapat melengkapi penelitian lain yang menunjukan hubungan antara kepercayaan diri dengan motivasi belajar pada siswa yang mendapat bantuan pendidikan tidak mampu. 2. Manfaat praktis Motivasi belajar merupakan hal yang harus dimiliki setiap siswa. Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat baik untuk siswa, guru, maupun orang tua, sehingga nantinya mampu menghindari faktor-faktor yang dapat menurunkan motivasi belajar siswa. Selain itu penelitian ini juga diharapkan mampu memberikan mafaat sebagai bahan pertimbangan lembaga pendidikan dalam mengambil kebijakan yang terkait dengan pembangunan pendidikan di Indonesia.
2016 PERAN BIMBINGAN KARIR, MOTIVASI MEMASUKI DUNIA KERJA DAN PENGALAMAN PRAKERIN TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA SMK
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar manusia dalam mewujudkan suasana belajar dengan melakukan proses pembelajaran didalamnya menjadikan peserta didik aktif mengembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tingkat persaingan hidup semakin hari semakin ketat dan sulit. Banyak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tingkat persaingan hidup semakin hari semakin ketat dan sulit. Banyak hal yang harus disiapkan dan dibekali pada diri kita sehingga tidak mengalami kesulitan dalam menjalani
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kualitas sumber daya manusia dipandang sebagai faktor kunci dalam era
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kualitas sumber daya manusia dipandang sebagai faktor kunci dalam era perdagangan bebas. Persaingan dan tuntutan di dunia kerja pun membutuhkan sumber daya manusia
Lebih terperincipendidikan yang berjenjang. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses menyiapkan individu untuk mampu menyesuaikan dengan perubahan lingkungan. Pendidikan mempunyai peran penting dalam pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan Pembangunan Nasional Indonesia adalah mewujudkan suatu masyarakat adil dan makmur yang merata material dan spiritual berdasarkan Pancasila dan UUD 1945
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan merupakan sebuah harapan bersama yang didalamnya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan merupakan sebuah harapan bersama yang didalamnya terdapat harapan para orang tua, serta masyarakat untuk mencetak manusia manusia yang nantinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. jumlah pengangguran di kalangan masyarakat. Pengangguran di Indonesia terjadi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia menyebabkan meningkatnya jumlah pengangguran di kalangan masyarakat. Pengangguran di Indonesia terjadi karena banyaknya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Sumber Daya Manusia (SDM) seluruh kemampuan atau potensi penduduk yang berada di dalam suatu wilayah tertentu dengan semua karakteristik atau ciri demografis,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Banyaknya para pencari kerja di Indonesia tidak di imbangi dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Banyaknya para pencari kerja di Indonesia tidak di imbangi dengan banyaknya lapangan pekerjaan yang mengakibatkan banyak orang tidak mendapatkan kesempatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kecenderungan perubahan sosial dalam masyarakat. Masyarakat masa depan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemandirian manusia Indonesia sangat diperlukan dalam menghadapi kecenderungan perubahan sosial dalam masyarakat. Masyarakat masa depan menuntut manusia lebih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai hukum dasar, UUD 1945 merupakan sumber hukum tertulis,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai hukum dasar, UUD 1945 merupakan sumber hukum tertulis, dimana seluruh segi kehidupan bangsa dan negara di atur di dalamnya. Dalam pembukaan Undang Undang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dilakukan, ilmu pengetahuan dan teknologi pun berdampak pada pendidikan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sesuatu hal yang dinamis. Dikatakan dinamis karena pendidikan mengikuti perkembangan zaman yang meliputi perkembangan teknologi serta ilmu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam era informasi saat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses yang dinamis sesuai dengan perubahan masyarakat dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam era informasi saat ini,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang mempunyai kemampuan untuk memecahkan masalah-masalah secara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang penting dalam kehidupan manusia. Pendidikan sebagai suatu wadah dalam menyiapkan generasi bangsa yang mempunyai kemampuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Mega Wulandari, 2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan usaha sadar seseorang dalam mendapatkan bekal ilmu pengetahuan yang tidak hanya bermanfaat untuk masa sekarang melainkan bermanfaat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mampu meningkatkan kualitas sumber daya manusia itu adalah pendidikan.
A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang mempunyai citacita luhur yakni mewujudkan masyarakat yang adil, makmur, damai dan sejahtera. Cita-cita itu bisa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Banyak masyarakat yang kesulitan dalam mendapatkan penghasilan untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permasalahan Krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia telah menyentuh semua sisi kehidupan masyarakat dari lapisan atas hingga ke lapisan bawah. Banyak masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya,
Lebih terperinciSKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Ekonomi Akuntansi. Oleh : Fistika Sari A
PENGARUH LINGKUNGAN PERGAULAN REMAJA DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI PADA SISWA SMA KELAS XI IPS SMA AL-ISLAM 3 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010/2011 SKRIPSI Untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di SMK masih sangat konvensional, bahkan ada yang membiarkan para
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses Belajar Mengajar (PBM) merupakan upaya yang utama bagi siswa dalam memperoleh keterampilan dan pengetahuannya di sekolah. PBM yang berkualitas dan efektif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Indonesia saat ini membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas dalam upaya menghadapi perkembangan zaman yang semakin berkembang. Perkembangan suatu bangsa
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN INDONESIA AGUSTUS 2009
BADAN PUSAT STATISTIK No. 75/12/Th. XII, 1 Desember 2009 KEADAAN KETENAGAKERJAAN INDONESIA AGUSTUS 2009 Jumlah angkatan kerja di Indonesia pada Agustus 2009 mencapai 113,83 juta orang, bertambah 90 ribu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pendidikan nasional ditujukan untuk mewujudkan cita-cita
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan pendidikan nasional ditujukan untuk mewujudkan cita-cita kemerdekaan bangsa Indonesia khususnya dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehidupan di tengah masyarakat modern memiliki tingkat persaingan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan di tengah masyarakat modern memiliki tingkat persaingan yang semakin tinggi untuk mendapatkan suatu pekerjaan atau kesempatan bekerja bagi individu
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2015
BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 31/05/32/Th. XVII, 5 Mei 2015 KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2015 FEBRUARI 2015 : TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 8,40 PERSEN Berdasarkan hasil Sakernas bulan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mutia Faulia, 2014
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja adalah masa transisi atau peralihan perkembangan dari masa anak-anak menuju masa dewasa. Remaja sebenarnya tidak mempunyai tempat yang jelas karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengikuti dan meningkatkan perkembangan ilmu pengetahuan dan tegnologi. menciptakan SDM yang berkualitas adalah melalui pendidikan.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan tegnologi yang terus berkembang pesat sekarang ini akan membawa dampak kemajuan diberbagai bidang kehidupan, oleh karena itu pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang dimilikinya. Dengan bekerja, individu dapat melayani kebutuhan masyarakat,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap individu memerlukan pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan untuk memilih dan bebas memilih jenis pekerjaan sesuai dengan minat dan kompetensi yang dimilikinya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tantangan pendidikan kejuruan adalah untuk menyiapkan tenaga kerja
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tantangan pendidikan kejuruan adalah untuk menyiapkan tenaga kerja dalam jumlah dan mutu tertentu sesuai dengan kebutuhan berbagai sektor, khususnya sektor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. individu yang dipersiapkan untuk mampu mengikuti laju perkembangan ilmu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu upaya untuk meningkatkan kualitas setiap individu yang dipersiapkan untuk mampu mengikuti laju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. setiap tahap perkembangannya, seperti pada tahap remaja.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri tanpa manusia lain. Sebagai makhluk sosial, manusia memiki keinginan untuk berkelompok. Keinginan
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN TIMUR *) FEBRUARI 2014
BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR No.22/05/64/Th.XVII, 5 Mei 2014 KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN TIMUR *) FEBRUARI 2014 Jumlah angkatan kerja di Kalimantan Timur pada 2014 mencapai 1.923.968 orang, bertambah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mengembangkan. kepribadian manusia melalui pemberian pengetahuan, pengajaran
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mengembangkan kepribadian manusia melalui pemberian pengetahuan, pengajaran sebagai bekal untuk masa depan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peradaban yang lebih sempurna. Sebagaimana Undang Undang Dasar Negara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dewasa ini memiliki andil penting dalam kemajuan bangsa. Andil tersebut tentunya menuntun manusia sebagai pelaku pendidikan menuju peradaban yang
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN RIAU FEBRUARI 2015
KEADAAN KETENAGAKERJAAN RIAU FEBRUARI 2015 FEBRUARI 2015 : TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 6,72 PERSEN No. 28/05/14/Th.XVI, 5 Mei 2015 Jumlah angkatan kerja di Riau pada 2015 mencapai 2.974.014 orang,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan Nasional merupakan pencerminan kehendak untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan Nasional merupakan pencerminan kehendak untuk terus menerus meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat Indonesia secara adil dan merata, serta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari hidup manusia dalam menghadapi berbagai masalah untuk pemenuhan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari manusia terlibat dengan banyak hal, dari yang sepele sampai yang kompleks. Pengambilan keputusan merupakan bagian dari hidup manusia dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. global telah menciptakan multi crisis effect yang membuat perusahaan di
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Krisis global yang melanda Amerika sejak akhir tahun 2008 yang diawali dengan ambruknya sektor perbankan di USA dan merambat ke berbagai sektor di kawasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negeri ini menghadapi persaingan global, khususnya dalam bidang. pendidikan nonformal. Pendidikan formal diperoleh melalui lembaga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses menyiapkan individu untuk mampu menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan. Pendidikan mempunyai peran penting dalam pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dengan perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan yang sangat pesat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dengan perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan yang sangat pesat membawa perubahan bagi pola kehidupan manusia. Saat ini, hampir semua pendidikan Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan kejuruan merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tantangan pendidikan kejuruan adalah untuk menyiapkan tenaga kerja dalam jumlah dan mutu tertentu sesuai dengan kebutuhan berbagai sektor, khususnya sektor
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN SUMATERA UTARA FEBRUARI 2015
BPS PROVINSI SUMATERA UTARA No. 35/05/12/Th XVIII, 05 Mei 2015 KEADAAN KETENAGAKERJAAN SUMATERA UTARA FEBRUARI 2015 FEBRUARI 2015: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SUMATERA UTARA SEBESAR 6,39 PERSEN. angkatan
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2016
BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 28/05/32/Th. XVIII,4 Mei 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2016 FEBRUARI 2015: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 8,57 PERSEN Berdasarkan hasil Sakernas bulan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pengangguran masih menjadi masalah serius di Indonesia karena sampai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Penelitian Pengangguran masih menjadi masalah serius di Indonesia karena sampai dengan saat ini jumlah angkatan kerja berbanding terbalik dengan kesempatan kerja yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kepuasan yang tinggi pula terhadap aktivitas belajar (Chang, 2012), sehingga apa pun yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Motivasi merupakan salah satu komponen pembelajaran terpenting. Motivasi merupakan penyebab utama siswa melibatkan diri atau tidak dalam aktifitas belajar (Melnic
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2016
No.36/05/52/Th. IX, 4 Mei 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2016 FEBRUARI 2016: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 3,66 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Nusa Tenggara Barat pada Februari 2016 mencapai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Hal tersebut dibuktikan dengan anggaran 20% APBN untuk. pendidikan. Dalam Undang-Undang 1945 Pasal 31 ayat 1 dan 2 yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Hal itu dikarenakan pendidikan sebagai kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan seusia
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2015
KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2015 FEBRUARI 2015: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 4,98 PERSEN No.36/05/52/Th. IX, 5 Mei 2015 Jumlah angkatan kerja di Nusa Tenggara Barat pada Februari 2015 mencapai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jalur pendidikan di Indonesia terbagi menjadi tiga arah yaitu. pendidikan informal, pendidikan formal, dan pendidikan nonformal.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jalur pendidikan di Indonesia terbagi menjadi tiga arah yaitu pendidikan informal, pendidikan formal, dan pendidikan nonformal. Pendidikan informal secara umum bisa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Adanya kesadaran manusia tentang pentingnya pendidikan maka di zaman saat ini, negara kita mengalami perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017
BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No. 29/05/61/Th. XX, 05 Mei 2017 KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017 FEBRUARI 2017: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 4,22 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Kalimantan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan ilmu yang selalu diidentikkan dengan segala sesuatu yang bersifat abstrak, perhitungan, penalaran, menghafal rumus, keaktifan berfikir,
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017
No.33/05/52/Th. XI, 5 Mei 2017 KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017 FEBRUARI 2017: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 3,86 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Nusa Tenggara Barat pada Februari 2017 mencapai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dunia kerja di Indonesia saat ini berkembang dengan pesat. Hal ini dibuktikan dengan peningkatan jumlah tenaga kerja setiap tahunnya. Jumlah penduduk yang semakin
Lebih terperincimenyumbang calon tenaga kerja terdidik. Fenomena yang terjadi di masyarakat sekarang banyak pengangguran yang berasal dari orang terdidik.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan dan perkembangan pembangunan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas pendidikannya. Suatu pendidikan yang berkualitas, nantinya akan menghasilkan
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2015
No.36/05/52/Th. IX, 5 November 2015 KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2015 AGUSTUS 2015: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 5,69 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Nusa Tenggara Barat pada Agustus 2015 mencapai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berakhirnya suatu pendidikan formal, diharapkan seseorang dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berakhirnya suatu pendidikan formal, diharapkan seseorang dapat memasuki dunia kerja, demikian halnya dengan pendidikan di SMA. Kurikulum SMA dirancang untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan suatu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan suatu bangsa, maju tidaknya suatu bangsa dipengaruhi oleh kualitas pendidikan bangsa itu sendiri. Oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (2000:1) Guru merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan setiap upaya
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Dalam keseluruhan upaya dan kegiatan pendidikan, proses belajar mengajar merupakan kegiatan pendidikan
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2010
BADAN PUSAT STATISTIK No. 77/12/Th. XIII, 1 Desember 2010 KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2010 AGUSTUS 2010: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 7,14 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Indonesia pada Agustus
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2011
BADAN PUSAT STATISTIK No. 74/11/Th. XIV, 7 November 2011 KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2011 AGUSTUS 2011: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 6,56 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Indonesia pada Agustus
Lebih terperinciarti yang luas. Peranan guru bukan semata-mata memberikan informasi,
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Pendidikan merupakan usaha sadar bertujuan untuk mengembangkan kualitas manusia. Sebagai suatu kegiatan yang sadar akan tujuan, maka dalam pelaksanaan berada dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penting dan menjadi salah satu tolok ukur keberhasilan pembelajaran. Prestasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia pendidikan, prestasi belajar merupakan hal yang sangat penting dan menjadi salah satu tolok ukur keberhasilan pembelajaran. Prestasi belajar pada hakekatnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor penting dalam membentuk dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan faktor penting dalam membentuk dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia sebagai tenaga pengisi pembangunan yang sesuai dengan tujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting bagi. tinggi dan berbagai keterampilan khusus yang dimiliki oleh peserta didik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting bagi perkembangan dan kemampuan siswa. Dengan pendidikan diharapkan individu (siswa) dapat mengembangkan potensi-potensinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu upaya untuk meningkatkan derajat kehidupan masyarakat adalah melalui pembangunan di bidang pendidikan. Pendidikan merupakan unsur yang paling vital dalam
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016
BPS PROVINSI SULAWESI BARAT KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS No. 69/11/76/Th.X, 7 November AGUSTUS : TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SULAWESI BARAT SEBESAR 3,33 PERSEN Penduduk usia kerja di Sulawesi Barat
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN RIAU FEBRUARI 2013
No. 26/05/14/Th. XIV, 6 Mei 2013 KEADAAN KETENAGAKERJAAN RIAU FEBRUARI 2013 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Riau pada Februari 2013 sebesar 4,13 persen Jumlah angkatan kerja di Riau pada Februari 2013
Lebih terperinciEVALUASI IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KETERAMPILAN TUNE UP SEPEDA MOTOR PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan di Indonesia merupakan salah satu sektor yang menjadi tujuan nasional. Tujuan Nasional ini tersurat dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yaitu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. langsung terhadap perkembangan manusia, terutama perkembangan seluruh aspek
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam keseluruhan aspek kehidupan manusia. Hal tersebut disebabkan pendidikan berpengaruh langsung terhadap perkembangan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. mengembangkan pola kehidupan bangsa yang lebih baik. berorientasi pada masyarakat Indonesia seutuhnya, menjadikan pembangunan
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan suatu bangsa erat hubungannya dengan masalah pendidikan adalah sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan adalah menciptakan seseorang yang berkualitas dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan pendidikan adalah menciptakan seseorang yang berkualitas dan berkarakter, sehingga memiliki pandangan yang luas kedepan untuk mencapai suatu cita- cita yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat menampung pencari kerja, akibatnya banyak rakyat Indonesia baik yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu permasalahan yang sedang dihadapi bangsa Indonesia adalah masalah pengangguran. Jumlah lapangan pekerjaan yang tersedia tidak dapat menampung pencari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lulusan perguruan tinggi memiliki tanggung jawab sosial dan intelektual dalam masyarakat. Didalam PP No. 30 tahun 1990 Bab II Pasal 2 Ayat (1) tentang Tujuan Pendidikan
Lebih terperinciOleh : Sri Admawati K BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
Hubungan antara kreativitas dan persepsi peluang kerja dengan minat berwirausaha pada siswa kelas XI SMK Batik 2 Surakarta tahun diklat 2006/2007 Oleh : Sri Admawati K7403187 BAB I PENDAHULUAN A. Latar
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI FEBRUARI 2015
No. 36/05/51/Th. IX, 5 Mei 2015 KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI FEBRUARI 2015 Jumlah angkatan kerja di Provinsi Bali pada Februari 2015 mencapai 2.458.784 orang, bertambah sebanyak 142.026 orang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi yang terjadi saat ini menimbulkan persaingan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi yang terjadi saat ini menimbulkan persaingan yang ketat antar Negara. Dalam persaingan global yang semakin terbuka saat ini memiliki banyak tantangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan jaman. Dalam Undang-undang Sistem Pedidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 pasal 3 disebutkan bahwa:
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan jaman dari waktu ke waktu menuntut setiap Negara untuk melakukan suatu perubahan kearah yang lebih baik, termasuk perbaikan dibidang pendidikan, yang mempunyai
Lebih terperinci2015 RELEVANSI MATA PELAJARAN PAKET KEAHLIAN TEKNIK SEPED A MOTOR SMK D ENGAN KOMPETENSI KERJA YANG D IBUTUHKAN D ALAM BID ANG SERVICE SEPED A MOTOR
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan diharapkan dapat menghasilkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, juga dapat menghasilkan SDM yang mampu menjadi ahli dan dapat bekerja dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menghadapi dan memecahkan problema kehidupan yang dihadapinya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas kehidupan bangsa sangat ditentukan oleh faktor kehidupan. Peran pendidikan sangat penting untuk menciptakan bangsa yang cedas, damai, terbuka dan demokratis.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tingkat pekerjaan yang sesuai. Serta mengimplementasikan pilihan karir
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mempersiapkan masa depan, terutama karir merupakan salah satu tugas remaja dalam tahap perkembangannya (Havighurst, dikutip Hurlock, 1999). Pada masa ini remaja
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN MALUKU UTARA, FEBRUARI 2017
No. 27/05/82/Th. XI, 06 Mei 2014 30/05/82/Th XVI, 05 Mei KEADAAN KETENAGAKERJAAN MALUKU UTARA, FEBRUARI Jumlah angkatan kerja di Maluku Utara pada mencapai 557,1 ribu orang bertambah 32,6 ribu orang dibanding
Lebih terperinciSTUDI TENTANG KESIAPAN KERJA SEBELUM DAN SETELAH PRAKTIK KERJA INDUSTRI SISWA KELAS XI TKR DI SMK BINTARA KABUPATEN BANDUNG
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dewasa ini mengalami kemajuan yang sangat pesat, dan memberikan peningkatan kualitas dalam persaingan di dunia kerja.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai warga negara perlu mengembangkan diri untuk dapat hidup di tengah masyarakat, apalagi di perkembangan zaman yang menuntut perubahan dalam berbagai bidang.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini arus globalisasi berkembang sangat pesat, hal ini ditunjukkan dengan semakin berkembang dalam hal bisnis, ekonomi, transportasi maupun pendidikan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan sekaligus membuka peluang-peluang baru bagi pembangunan ekonomi dan sumber daya manusia Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemajuan bagi bangsa. Kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dalam segi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi menghadapkan kita pada tuntutan akan pentingnya suatu kemajuan bagi bangsa. Kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dalam segi pendidikan yang dimiliki.
Lebih terperinciBPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR No.43/05/64/Th.XX, 5 Mei 2017 KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN TIMUR FEBRUARI 2017 Jumlah angkatan kerja di Kalimantan Timur pada Februari 2017 mencapai 1.678.913 orang,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Perubahan dan perkembangan yang terjadi pada masyarakat saat ini menimbulkan persaingan yang sangat ketat antar bangsa dalam berbagai bidang kehidupan. Guna
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang yang ditransfer dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perubahan di dalam bidang pendidikan. Perubahan perubahan tersebut menuntut
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi saat ini, banyak terjadi perubahan baik dalam bidang teknologi, ekonomi, sosial-budaya, dan tidak menutup kemungkinan terjadi perubahan
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2014
BADAN PUSAT STATISTIK KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2014 FEBRUARI 2014: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 5,70 PERSEN No. 38/05/Th. XVII, 5 Mei 2014 Jumlah angkatan kerja di Indonesia pada Februari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di Indonesia menempati peringkat kedua setelah China. Ekonomi Indonesia triwulan III-2015
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini, keadaan ekonomi di Indonesia sedang meningkat, pertumbuhan ekonomi di Indonesia menempati peringkat kedua setelah China. Ekonomi Indonesia triwulan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia (SDM) yang berkualitas. Manusia harus dapat menyesuaikan dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini semakin pesat yang menuntut setiap manusia mengembangkan dan membentuk sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas.
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2014
BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No. 29/05/61/Th. XVII, 05 Mei 2014 KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2014 FEBRUARI 2014: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 2,53 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Kalimantan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam bidang perekonomian, perindustrian, dan pendidikan. yang diambil seseorang sangat erat kaitannya dengan pekerjaan nantinya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, pertumbuhan penduduk di Indonesia semakin bertambah, teknologi semakin canggih, serta ilmu pengetahuan semakin berkembang. Seiring dengan perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkualitas ini diupayakan melalui sektor pendidikan baik pendidikan sekolah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada era globalisasi, upaya pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan suatu keharusan agar dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pengembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor penting bagi kelangsungan kehidupan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan faktor penting bagi kelangsungan kehidupan berbangsa dan bernegara. Pendidikan juga merupakan faktor pendukung yang memegang peranan penting diseluruh
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH FEBRUARI 2012
No. 08/05/62/Th.VI, 7 Mei 2012 KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH FEBRUARI 2012 Februari 2012 : Tingkat Pengangguran Terbuka Provinsi Kalimantan Tengah Sebesar 2,71 persen Jumlah angkatan
Lebih terperinci