BAB 2 LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Suling Batak (Sulim) Sulim adalah sejenis instrumen tiup bambu yang berasal dari daerah Batak Toba di Sumatera Utara. Dalam klasifikasi alat musik oleh Curt Sachs dan Hornbostel, instrumen ini tergolong kepada jenis aerophone dengan spesifikasi side blown flute yang terdiri dari sebuah lobang tiupan dan 6 (enam) buah lobang nada. Dilihat dari karakteristik organologisnya, sulim hampir sama dengan jenis seruling yang ada pada etnis lain pada umumnya. Perbedaannya hanya pada penambahan lobang yang dibalut oleh sebilah kertas tipis ataupun plastik tipis pada pertengahan antara lobang tiupan dengan lobang nada. Lobang tambahan ini dapat menciptakan warna bunyi yang menjadi ciri khas tersendiri dibandingkan instrumen seruling yang lain (Sidabutar, 2013). Ditinjau dari aspek penggunaannya, awalnya sulim hanya tergolong kepada sejenis solo instrumen atau instrumen tunggal yang biasa dipakai oleh seseorang sebagai media hiburan untuk mengungkapkan perasaannya. Dalam kehidupan sehari-hari instrument ini lazim dipakai oleh seseorang diwaktu-waktu senggang baik ketika menggembalakan kerbau, menjaga ladang/sawah, bermain ataupun saat melakukan berbagai aktivitas lainnya. Kemudian seiring dengan perkembangan zaman, dengan hadirnya opera Batak yang dari tahun 1920-an hingga 1970-an, sulim membawa pengaruh dan perubahan dalam hal pola pikir dan selera musik masyarakat Batak Toba pada masa itu. Sebelum hadirnya opera Batak, sulim bukanlah sebuah instrumen yang biasa dimainkan dalam ensambel 4. Sebab pada masa itu, hanya ada 2 jenis ensambel yang berkembang dalam tradisi Batak Toba yakni ensambel gondang sabangunan dan ensambel gondang hasapi, dimana di antara kedua ensambel ini tidak mencakup sulim sebagai salah satu instrumen pendukungnya walau pun sulim mampu berperan sebagai pembawa melodi utama dalam sebuah pertunjukan. Tetapi seiring perkembangan

2 7 zaman dan rasa musikal masyarakat Batak Toba pada masa itu maka terjadilah sedikit pergeseran dimana instrumen sulim dan taganing mulai dipadukan dengan instrumeninstrumen yang ada dalam ensambel gondang hasapi. Dalam ensambel ini, sulim berperan sebagai pembawa melodi penuh disamping instrumen lain yang juga pembawa melodi utama seperti hasapi inang (lute), sarune etek (oboe) dan garantung (xylophone). Selain sebagai pembawa melodi, sulim juga berperan sebagai pembawa melodi variatif yang mampu keluar dari wilayah nada pokok sebagai wujud dari improvisasi nada-nada yang dimainkan baik dari sebuah lagu maupun repertoar sesuai kemampuan pemainnya. Menurut para narasumber pemusik tradisional Batak Toba, masuknya sulim ke dalam gondang hasapi merupakan pengaruh dari ensambel musik opera Batak yang disebut dengan uning-uningan. Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, sulim terbuat dari seruas bambu yang dibentuk sedemikian rupa dengan satu buah lobang penghasil bunyi di bagian atasnya dan enam buah lobang nada sebagai penghasil nada-nada yang diinginkan. Diantara lobang penghasil bunyi dengan lobang nada terdapat satu buah lobang pemecah bunyi yang ditutup dengan kertas tipis seperti yang terlihat pada Gambar 2.1. Gambar 2.1 Suling Batak (Sidabutar, 2013) Sulim dimainkan dengan meniup lobang penghasil bunyi yang berada pada bagian atas dan menutup semua ataupun sebagian lobang nada untuk menghasilkan nadanada yang diinginkan. Pada dasarnya sulim mempunyai tonika yang diawali dari nada yang paling rendah (semua lobang ditutup dengan jari), dimana nada tersebut menjadi nada awal dalam menghasilkan nada-nada dalam tangga nada diatonis. Umumnya nada dasar sulim adalah F=do, sebab ketika sulim ditiup dengan posisi keenam jari menutup keenam lobang nada maka akan menghasilkan nada F. Kemudian nada-

3 8 nada yang lain dapat dihasilkan dengan posisi lobang nada 1 dibuka untuk nada G, lobang nada 1 dan 2 dibuka untuk nada A, lobang nada 1, 2, dan 3 dibuka untuk nada Bes, lobang nada 1, 2, 3, dan 4 dibuka untuk nada C, lobang nada 1, 2, 3, 4, dan 5 dibuka untuk nada D, lobang nada 1, 2, 3, 4, 5, dan 6 dibuka untuk nada E, dan lobang nada 6 dibuka untuk nada F oktaf. Dimana lobang nada 1 sampai 6 dihitung dari bawah ke atas (lobang paling jauh dari lobang penghasil bunyi ke lobang yang paling dekat). Ketika nada-nada yang ada pada suling batak dimainkan secara berurutan akan menghasilkan tangga nada do-re-mi-fa-sol-la-si-do yang biasa disebut dengan tangga nada mayor Tangga Nada Tangga nada merupakan kumpulan nada-nada yang harmonis dengan aturan tertentu yang mendasarinya (Sijabat, 2009). Terdapat beberapa tangga nada yaitu tangga nada kromatik dan tangga nada mayor. Tangga nada kromatik adalah tangga nada yang terdiri dari kumpulan semua nada dalam musik. Tangga nada kromatik berisi 12 nada dari tiap oktaf. Meskipun ada 12 nada dalam satu oktaf tangga nada kromatik, tetapi hanya 7 huruf pertama dari abjad yang dipakai untuk memberi nama pada nada yaitu dari A sampai G. Kelima nada lain dalam satu oktaf tangga nada kromatik diberi nama dengan memberikan tanda kres (#) atau mol (b) setelah notasi nada. Frekuensi kedua belas nada dengan nada A = Do dapat dilihat pada tabel 2.1. Tangga nada mayor adalah tangga nada yang paling umum digunakan dalam musik westerrn. Tangga nada mayor ketika dimainkan secara berurutan dikenal dengan istilah do-re-mi-fa-sol-la-si-do. Tangga nada ini tersusun oleh 8 nada, dimana jarak antar nada yang berurutan dalam skala mayor adalah 1, 1, 1/2, 1, 1, 1, 1/2. Jarak antar nada tersebut disebut dengan istilah sekon. Pada tangga nada mayor, nada ke empat dan nada ke delapan memiliki jarak 1/2 sekon dengan nada sebelumnya. Sebagai contoh yang sesuai dengan tabel 2.1, urutan tangga nada mayor A = Do yaitu A, B, C, D, E, Ges, Aes, A. Tangga nada mayor A = Do tersebut terdapat beberapa nada yang memiliki jarak antar nada 1/2 sekon dan memiliki selisih nilai frekuensi yang tidak begitu jauh dengan nada sebelumnya, jarak frekuensi tersebut dapat dilihat dan disesuaikan berdasarkan Tabel 2.1.

4 9 Tabel 2.1 Frekuensi nada (Sijabat, 2009) Nada Frekuensi A Hz A# / Bb (Bes) Hz B Hz C Hz C# / Db (Des) Hz D Hz D# / Eb (Es) Hz E Hz F Hz F# / Gb (Ges) Hz G Hz G# / Ab (Aes) Hz A Hz Pada Tabel 2.1 terlihat beberapa frekuensi nada dalam musik, dimana pada Tabel 2.1 menunjukkan urutan dari nada A sampai nada A pada oktaf selanjutnya. Nadanada yang ada pada Tabel 2.1 dapat disusun menjadi tangga nada mayor dengan interval jarak antar nada yang telah dijelaskan sebelumnya Sinyal Suara Sinyal suara didefenisikan sebagai kuantitas fisika yang berubah-ubah bergantung pada ruang, waktu, atau variabel-variabel lainnya (John & Dimitris, 1996). Sinyal suara terdiri dari fase-fase yang tersusun atas frekuensi dan amplitudo. Sinyal suara tercipta akibat adanya getaran yang berasal dari suatu objek. Getaran ini mengandung suatu informasi yang merambat melalui medium (udara, air) dan ditangkap melalui indra pendengar. Getaran yang yang ditangkap indra pendengar akan diubah oleh otak menjadi suatu informasi yang berguna sesuai kebutuhan pendengar. Sinyal suara merupakan media yang paling menyita perhatian para peneliti dalam memprediksi dan membaca suatu fenomena dalam berbentuk informasi. Hal ini

5 10 dikarenakan dalam pembacaannya, sinyal suara tidak terpengaruh oleh cahaya, penglihatan, dan tidak memakan banyak ruang penyimpanan dalam pemrosesannya. Teknik pemrosesannya juga lebih mudah dari pemrosesan yang menggunakan video. Sekarang ini, pemrosesan sinyal suara sudah digunakan dalam berbagai segi kehidupan, seperti pada bidang keamanan, pengklasifikasian spesies, membaca keadaan cuaca dan lain sebagainya. Kebanyakan sinyal suara yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari bentuknya analog. Untuk melakukan pemrosesan suara, sinyal analog harus diubah terlebih dahulu menjadi sinyal digital. Sinyal yang berbentuk digital akan lebih mudah diprogram dan dimasukkan ke dalam sistem karena tingkat toleransi dan akurasi dalam pembacaannya lebih tinggi dari analog. Sinyal digital juga sudah diterapkan di banyak disiplin ilmu yang ada sekarang ini Pengenalan Suara Pengenalan suara adalah suatu sistem yang memungkinkan komputer untuk mengidentifikasi kata yang terucap atau pembicara yang mengucapkan kata berdasarkan suaranya (Rudrapal, et. al., 2012). Suara dikenali melalui ciri-cirinya, ciri-ciri tersebut didapat melalui proses dimana sinyal suara dalam bentuk digital di petakan dalam ruang dua dimensi dan sinyal suara tersebut akan memiliki pola serta nilai dengan karakteristik dan ciri tertentu. Ciri-ciri tersebut digunakan untuk membedakan antara suara yang satu dengan yang lainnya Sampling Proses sampling adalah untuk mengubah sinyal pada waktu-kontinu menjadi bentuk diskrit yang diperoleh dengan mengambil cuplikan sinyal pada waktu-kontinu (Huda, 2011). Atau dengan kata lain, sampling merupakan proses untuk mengubah sinyal suara berbentuk analog menjadi sinyal suara berbentuk digital. Sinyal suara yang masuk pada sistem merupakan sinyal suara berbentuk analog yang kemudian diubah menjadi sinyal suara berbentuk digital oleh proses sampling agar lebih mudah diproses pada tahapan selanjutnya.

6 Mel-Frequency Cepstral Coefficient Mel Frequency Cepstrum Coefficients (MFCC) merupakan satu metode yang banyak dipakai dalam bidang speech recognition. Metode ini digunakan untuk melakukan feature extraction, sebuah proses yang mengkonversikan sinyal suara menjadi beberapa parameter. Alur pemrosesan MFCC dibuat menyerupai alur pemrosesan sistem indra manusia dalam menangkap sinyal suara agar hasil ekstraksi fiturnya mendekati persepsi yang dihasilkan indra pendengaran manusia (Davis & Mermelstein, 1980). Blok diagram untuk MFCC dapat dilihat pada Gambar 2.2. Gambar 2.2 Block Diagram Proses MFCC (Patel & Rao, 2010) Keunggulan dari metode ini adalah : Mampu menangkap karakteristik suara yang sangat penting bagi pengenalan suara atau dengan kata lain mampu menangkap informasi informasi penting yang terkandung dalam sinyal suara Menghasilkan data seminimal mungkin tanpa menghilangkan informasi informasi penting yang ada. Mereplikasi organ pendengaran manusia dalam melakukan persepsi sinyal suara. Perhitungan yang dilakukan dalam MFCC menggunakan dasar dasar perhitungan short-term analisis. Hal ini dilakukan mengingat sinyal suara yang bersifat quasi stationary. Pengujian yang dilakukan untuk periode waktu yang cukup pendek (sekitar 10 sampai 30 milidetik) akan menunjukkan karakteristik sinyal suara yang stationary.

7 12 Tetapi bila dilakukan dalam periode waktu yang lebih panjang, karakteristik sinyal suara akan berubah sesuai dengan kata yang diucapkan Pre-Processing Pre-Processing berfungsi untuk meningkatkan kualitas sinyal suara dengan mengurangi noise. Noise-noise yang ada dihilangkan dengan cara menyeimbangkan amplitudo pada sebuah sinyal suara. Sebelum itu dilakukan terlebih dahulu pengidentifikasian titik awal dan titik akhir dari sinyal suara untuk mengetahui keberadaan noise yang ada pada bagian sinyal suara (Tan & Jantan, 2004). Keberadaan noise pada sinyal suara dideteksi berdasarkan nilai dan variabel yang sudah ditentukan. Sinyal suara yang terdeteksi sebagai noise akan dipotong dan dihilangkan dari bagian sinyal suara (Tan & Jantan, 2004). Pre-Emphasis merupakan salah satu jenis filter untuk mengurangi noise-noise yang terdapat pada sinyal suara tersebut. Tujuan dari Pre-Empahsis ini adalah : a. Mengurangi noise ratio pada sinyal suara sehingga dapat meningkatkan kualitas sinyal suara. b. Menyeimbangkan amplitudo dari sinyal suara. Bentuk paling umum digunakan dalam Pre-Emphasis adalah sebagai berikut. y[n] = s[n] α s[n - 1], 0.9 α 1.0 (2.1) Dimana : y[n] = sinyal hasil pre-emphasis s[n] = sinyal sebelum pre-emphasis Frame Blocking Frame Blocking adalah pembagian sinyal audio menjadi beberapa frame yang nantinya dapat memudahkan dalam perhitungan dan analisa sinyal, satu frame terdiri dari beberapa sampel tergantung tiap berapa detik suara akan disampel dan berapa besar frekuensi samplingnya. Sinyal suara dibagi menjadi beberapa frame sebesar N dan frame yang berdekatan dipisahkan oleh M, dimana M <N (Gupta, et. al., 2013). Pada proses ini dilakukan pemotongan sinyal dalam slot-slot tertentu agar memenuhi syarat linear dan time invariant.

8 13 Penentuan jumlah data pada setiap frame dihitung menggunakan persamaan : Dimana : J(f) = jumlah frame J(f) = ((I N)/M) + 1 (2.2) I N M = sample rate = frame size = jumlah overlapping Karena sinyal suara terus mengalami perubahan akibat adanya pergeseran artikulasi dari organ produksi suara, sinyal harus diproses secara short segments (short frame). Panjang frame yang biasanya digunakan untuk pemrosesan sinyal adalah antara milidetik. Panjang frame yang digunakan, sangat mempengaruhi keberhasilan dalam analisa spektral, di satu sisi, ukuran frame harus diperpanjang sepanjang mungkin untuk dapat menunjukkan resolusi frekuensi yang baik, tetapi dalam slain sisi, ukuran frame juga harus cukup pendek untuk dapat menunjukkan resolusi waktu yang baik (Ridwan, 2011). Proses kerja frame blocking dapat dilihat pada Gambar 2.3. Gambar 2.3 Contoh Frame Blocking (Ridwan, 2011) Proses frame yang dilakukan terus sampai seluruh sinyal dapat terproses. Selain itu, proses ini umumnya dilakukan secara overlapping untuk setiap frame-nya. Panjang daerah overlap yang umum digunakan adalah kurang lebih 30% sampai 50% dari panjang frame.

9 Windowing Input yang dimasukkan dalam melakukan pemrosesan suara berbentuk sinyal yang magnitudenya bervariasi pada awal maupun akhir frame atau biasa disebut fenomena kebocoran sinyal. Hal tersebut menghambat pemrosesan sinyal dan menghasilkan keluaran yang kurang akurat. Untuk itu windowing dilakukan dengan meminimalkan gangguan pada awal dan akhir frame (Gupta, et. al., 2013). Metode ini memiliki banyak jenis diantaranya Blacman window, Rectangular window, Bartlett window, Hanning window, Hamming Window, Tukey window. Setiap jenis window mempunyai karakteristik masing-masing, diantara berbagai jenis window tersebut, Blackman window menghasilkan sidelobe level yang paling tinggi (kurang dari -58 db). Tetapi Blackman window ini juga menghasilkan noise paling besar (kurang dari 1,73 BINS), Oleh karena itu Blackman window jarang sekali digunakan baik untuk speaker recognition maupun speech recognition. Jenis window yang paling sering di gunakan dalam pengolahan suara adalah hamming windowing. Hamming windowing digunakan untuk menjaga kontinuitas titik awal dan titik akhir sinyal suara dalam frame (Chakraborty, et. al., 2014). Hamming windowing memiliki sidelobe yang paling kecil dan mainlobe yang paling besar sehingga hasil windowing akan lebih dalam menghasilkan efek diskontinuitas (Rizkia, 2016). ( ) ( ) (2.3) Dimana : w(n) = windowing N n = jumlah data yang berasal dari sinyal = waktu diskrit

10 Fast Fourier Transform (FFT) Fast Fourier Transform adalah pengembangan dari algoritma Discrete Fourier Transform (DFT). Jika algoritma Discrete Fourier Transform (DFT) digunakan untuk mentransformasikan sinyal domain waktu ke sinyal domain frekuensi dalam perhitungan MFCC, beban pada waktu komputasi akan terlalu besar ketika dijalankan secara real-time (Jaybhaye & Srivastava, 2015). Waktu komputasi yang terlalu besar disebabkan karena DFT membutuhkan N 2 perkalian bilangan kompleks. Karena itu digunakan FFT karena memiliki pemrosesan yang lebih cepat dan lebih optimal dibandingkan dengan DFT. Fast Fourier Transform (FFT) digunakan untuk mengkonversi setiap frame N sampel dari domain waktu menjadi domain frekuensi (Chavan & Sable, 2013). Untuk pemrosesan sinyal suara, hal ini sangatlah menguntungkan karena data pada frekuensi dapat diproses dengan lebih mudah dibandingkan data pada domain waktu, karena pada domain frekuensi, keras lemahnya suara tidak seberapa berpengaruh. Perhitungan nilai hasil Fast Fourier Transform dapat dilihat persamaan : ( ) ( ) ( ) ( ) (2.4) Dimana : F(k) = hasil FFT F(n) N n m = sinyal masukan = jumlah sample = indeks sample input dalam domain waktu = indeks sample output dalam domain frekuensi Contoh sinyal dalam domain waktu dan contoh sinyal dalam domain frekuensi dapat dilihat pada Gambar 2.4 dan Gambar 2.5.

11 16 Gambar 2.4 Sinyal dalam domain waktu (Huda, 2011) Pada Gambar 2.4 merupakan bentuk sinyal suara masih dalam domain waktu. Sinyal suara tersebut belum melewati proses transformasi yang dilakukan oleh FFT. Gambar 2.5 Sinyal dalam domain frekuensi (Huda, 2011) Pada Gambar 2.5 merupakan bentuk sinyal suara yang sudah dalam domain waktu. Sinyal suara tersebut telah melewati proses transformasi yang dilakukan oleh FFT. Konsep metode Fast Fourier Transfrom (FFT) secara keseluruhan dapat dilihat pada gambar 2.6. Gambar 2.6 Konsep FFT (Fadhlullah, 2015)

12 17 Algoritma FFT ini bekerja dengan cara memecah N-titik menjadi dua (N/2) titik, kemudian dipecah lagi pada tiap (N/2) titik menjadi dua (N/4) titik, begitu seterusnya sampai hanya terdapat 1 titik (Fadhlullah, 2015) Mel Filtering Persepsi manusia terhadap frekuensi dari signal suara tidak mengikuti skala linear, frekuensi yang sebenarnya (dalam Hz) dalam sebuah signal akan diukur manusia secara subjektif dengan menggunakan Mel scale. Mel frequency scale adalah skala pendengaran yang serupa dengan skala frekuensi telinga manusia (mirip dengan bagaimana telinga manusia merasakan suara). Skala ini kira-kira linier di bawah 1 khz dan logaritmik di atas 1 khz (Dhonde & Jagade,2015). Mel filtering umumnya dilakukan dengan menggunakan filterbank. Filterbank adalah salah satu bentuk dari filter yang dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui ukuran energi dari frequency band tertentu dalam sinyal suara. Filterbank dapat diterapkan baik pada domain waktu maupun domain frekuensi, tetapi untuk keperluan MFCC, filterbank harus diterapkan dalam domain frekuensi. Filterbank menggunakan representasi konvolusi dalam melakukan filter terhadap signal konvolusi dapat dilakukan dengan melakukan multiplikasi antara spektrum signal dengan koefisien filterbank. Berikut ini adalah rumus yang digunakan dalam perhitungan filterbanks. ( ) (2.5) Dimana : = koefisien filterbank pada frekuensi j(1 i M ) = magnitude spectrum pada frekuensi j Discrete Cosine Transform Pada langkah terakhir MFCC ini, spectrum log mel dikonversikan menjadi cepstrum menggunakan Discrete Cosine Transform (DCT). Cepstrum adalah sebutan kebalikan

13 18 untuk spectrum yaitu mengubah mel-spectrum kembali ke dalam domain waktu. Nilai cepstrum biasanya disebut dengan vektor akustik. Setiap sinyal suara masukan ditransformasikan menjadi urutan vektor akustik (Muda, et. al., 2010). Vektor akustik ini akan digunakan untuk mendapatkan informasi dari suatu sinyal suara. Konsep dasar dari DCT adalah mendekorelasikan mel spectrum sehingga menghasilkan representasi yang baik dari property spektral local (Kurniawan,2017). Hal inilah yang menyebabkan seringkali DCT menggantikan inverse fourier transform dalam proses MFCC Feature Extraction. Berikut adalah formula yang digunakan untuk menghitung DCT. Cn = ( ) ( ) (2.6) Dimana : Sk = mel-spectrum Cn K = cepstral-coefficient = jumlah koefesien yang diharapkan 2.7. Hidden Markov Model Hidden Markov Model (HMM) adalah sebuah metode pengenalan suara dengan cara pencocokan pola yang hasilnya dianggap sebagai output dari suatu sistem. Sebuah sistem pengenalan suara terdiri dari dua tahap pengenalan yaitu pengenalan sinyal suara data latih dan pengenalan sinyal suara data uji. Pada tahap pengenalan sinyal suara data latih, hasil dari ekstraksi sinyal suara akan dikuantisasikan membentuk codebook yang terdiri dari kumpulan centeroid (titik koordinat) yang diurutkan sesuai ciri dan karakteristiknya. Setelah hasil dari ekstraksi sinyal suara sudah terkuantisasi dan terurut akan dibuat pemodelan HMM agar sinyal suara tersebut dapat dikenali. Sedangkan pada tahap pengenalan data uji, sinyal suara yang diwakili oleh vektor akustik akan dipetakan kedalam ruang vektor dua dimensi dan akan menghasilkan titik-titik kordinat. Titik koordinat dari vektor akustik data uji akan dibandingkan dengan centeroid dari codebook yang telah dibentuk saat proses pengenalan data latih. Perbandingan posisi tersebut akan menghasilkan suatu besaran jarak. Proses identifikasi ini ditentukan dari jarak tersebut, dimana hasil

14 19 identifikasinya diambil berdasarkan total jarak terkecil antara titik koordinat dari vektor akustik data uji dengan centeroid data latih yang ada di codebook. Proses perbandingan ini dilakukan kepada codebook tiap model HMM. Sinyal suara data latih yang sudah berbentuk model HMM dengan besaran jarak terkecil merupakan sinyal suara data latih yang memiliki kemiripan dengan sinyal suara data uji dan akan menghasilkan keputusan bahwa sinyal suara data uji sama dengan sinyal suara data latih tersebut Penelitian Terdahulu Penelitian tentang pemrosesan suara alat musik telah banyak dilakukan menggunakan berbagi macam metode pengekstrakan dan pengklasifikasian. Loughran et al. (2004) melakukan penelitian untuk mengidentifikasi bunyi dari suatu alat musik. Alat musik yang digunakan pada penelitian ini ialah piano, biola, dan flute. Peneliti menggunakan algoritma MFCC pada pengekstrakannya dan algoritma PCA dan MLP untuk pengklasifikasiannya. Dari 15 percobaan didapat 4 percobaan memberikan pengklasifikasian yang akurat. Fruandta & Buono (2011) melalukan penelitian untuk mengidentifikasi campuran nada pada suara piano menggunakan codebook dengan clustering algorithm K-means. Metode ekstraksi fitur yang digunakan adalah algoritma MFCC. Dalam tahap uji coba, dilakukan pengujian pada 12 nada tunggal dan 66 nada campuran yang masing masing memiliki 5 suara. Adapun tingkat akurasi hasil uji coba tersebut yaitu 96%. Namun, ada beberapa nada yang sulit dikenali, yaitu CC#, CD, CF, dan A#B yang memiliki akurasi masing-masing dibawah 50%. Amid & Aghdam (2012) melakukan penelitian untuk mengklasifikasi alat musik pada lagu klasik yang masing-masing terdiri dari dua instrumen yaitu piano dan biola. Lagu-lagu yang diidentifikasi berupa lagu yang instrumennya hanya piano, lagu yang instrumennya hanya biola, dan lagu yang instrumennya kombinasi antara piano dan biola. Penelitian ini menggunakan algoritma MFCC untuk ekstraksi fiturnya dan EHMM untuk pengklasifikasiannya. Didapatkan hasil klasifikasi untuk biola 95.47%, hasil klasifikasi untuk piano 96.02%, dan hasil klasifikasi untuk kombinasi biola dan piano 96.72%.

15 20 Rizky (2013) melakukan penelitian untuk mengidentifikasi chord gitar. Penelitian ini menggunakan data suara gitar dari 24 chord yang berbeda. Algoritma pengekstrakannya adalah MFCC dan algoritma pengklasifikasiannya adalah PNN yang menghasilkan akurasi maksimum yaitu 96.56%. Jadhav (2015) melakukan penelitian untuk mengidentifikasi alat musik dari rekaman audio monofonik menggunakan metode MFCC dan Timbral ADs sebagai ekstaksi fiturnya dan metode K-NN, SVM, dan BT untuk pengklasifikasiannya. Analisis dilakukan dengan mempelajari hasil yang diperoleh dari semua kemungkinan kombinasi metode ekstraksi fitur dan pengklasifikasi. Tingkat akurasi tertinggi pada saat menggunakan ekstraksi fitur MFCC didapat ketika dikombinasikan dengan metode pengklasifikasian K-NN yaitu 90%, 77%, dan 75.33% masing-masing untuk pengidentifikasian lima, sepuluh, dan lima belas alat musik. Tingkat akurasi tertinggi pada saat menggunakan ekstraksi fitur Timbral ADs didapat ketika dikombinasikan dengan metode pengklasifikasian BT yaitu 88%, 84%, dan 73.33% masing-masing untuk pengidentifikasian lima, sepuluh, dan lima belas alat musik. Bhatt & Patalia (2017) melakukan penelitian untuk mengklasifikasi jenis tari tradisional India berdasarkan sinyal suara dari video. Jenis tarian rakyat yang diklasifikasikan yaitu Garba, Lavani, Ghoomar, dan Bhangra dengan menggunakan ekstraksi fitur MFCC dan LPC. Untuk pengklasifikasiannya menggunakan metode K- Nearest Neighbour, Neural Network, dan Naive Bayes. Ketiga metode klasifikasi tersebut dibandingkan, dan didapat tingkat akurasi tertinggi ketika menggunaka metode Neural Network yaitu diatas 90%. Rangkuman dari penelitian terdahulu dapat dilihat pada Tabel 2.1.

16 21 Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu No. Peneliti Tahun Metode yang Digunakan Keterangan Feature Extraction Classification / Recognition 1 Loughran et 2004 Mel- Principal Melakukan penelitian al. Frequency Component untuk engidentifikasi Cepstral Analysis, bunyi dari suatu alat Coefficient Multi-layered musik. Dari 15 Perceptron percobaan didapat 4 percobaan emberikan pengklasifikasian yang akurat. 2 Fruandta & 2011 Mel- K-means Melalukan penelitian Buono Frequency untuk mengidentifikasi Cepstral campuran nada pada Coefficient suara piano. Tingkat akurasi hasil uji coba tersebut yaitu 96%. Namun ada beberapa nada yang sulit dikenali yang memiliki akurasi dibawah 50%.

17 22 Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu (Lanjutan) No. Peneliti Tahun Metode yang Digunakan Keterangan Feature Extraction Classification / Recognition 3 Amid & 2012 Mel- Embedded Melakukan penelitian Aghdam Frequency Hidden untuk klasifikasi alat Cepstral Markov musik piano dan biola Coefficient Models pada lagu musik klasik. Didapatkan hasil klasifikasi untuk biola 95.47%, hasil klasifikasi untuk piano 96.02%, dan hasil klasifikasi untuk kombinasi biola dan piano 96.72%. 4 Rizky 2013 Mel- Frequency Cepstral Coefficient Probabilistic Neural Network Melakukan penelitian untuk mengidentifikasi chord gitar. Menghasilkan kurasi maksimum yaitu 96,56%.

18 23 Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu (Lanjutan) No. Peneliti Tahun Metode yang Digunakan Keterangan Feature Extraction Classification / Recognition 5 Jadhav 2015 Mel- Frequency Cepstral Coefficient, dan Timbral ADs K-Nearest Neighbors, Support Vector Machine, dan Binary Tree Classifier Melakukan penelitian untuk mengidentifikasi alat musik dari rekaman audio monofonik. Tingkat akurasi tertinggi pada saat menggunakan ekstraksi fitur MFCC ketika dikombinasikan dengan K-Nearest Neighbour (KNN), dan ekstraksi fitur Timbral ADs ketika dikombinasikan dengan metode Binary Tree Classifier (BT). 6 Bhatt & Patalia 2017 Mel- Frequency Cepstral Coefficient, dan Linear Predictive Coding K-Nearest Neighbour, Neural Network, dan Naive Bayes Melakukan penelitian untuk mengklasifikasi jenis tari tradisional India berdasarkan sinyal suara dari video. Tingkat akurasi tertinggi didapat ketika menggunaka metode klasifikasi Neural Network yaitu diatas 90%.

udara maupun benda padat. Manusia dapat berkomunikasi dengan manusia dari gagasan yang ingin disampaikan pada pendengar.

udara maupun benda padat. Manusia dapat berkomunikasi dengan manusia dari gagasan yang ingin disampaikan pada pendengar. BAB II DASAR TEORI 2.1 Suara (Speaker) Suara adalah sinyal atau gelombang yang merambat dengan frekuensi dan amplitudo tertentu melalui media perantara yang dihantarkannya seperti media air, udara maupun

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang Latar Belakang PENDAHULUAN Manusia dianugrahi oleh Tuhan dua telinga yang memiliki fungsi untuk menangkap sinyal-sinyal suara. Namun untuk mengoptimalkan dari fungsi telinga tersebut manusia harus belajar

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Tujuan Latar Belakang Ruang Lingkup Manfaat Penelitian TINJAUAN PUSTAKA Nada dan Chord Gitar

PENDAHULUAN Tujuan Latar Belakang Ruang Lingkup Manfaat Penelitian TINJAUAN PUSTAKA Nada dan Chord Gitar PENDAHULUAN Latar Belakang Sistem pendengaran manusia memiliki kemampuan yang luar biasa dalam menangkap dan mengenali sinyal suara. Dalam mengenali sebuah kata ataupun kalimat bukanlah hal yang sulit

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI CAMPURAN NADA PADA SUARA PIANO MENGGUNAKAN CODEBOOK

IDENTIFIKASI CAMPURAN NADA PADA SUARA PIANO MENGGUNAKAN CODEBOOK IDENTIFIKASI CAMPURAN NADA PADA SUARA PIANO MENGGUNAKAN CODEBOOK Ade Fruandta dan Agus Buono Departemen Ilmu Komputer, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor Jl. Meranti

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang Latar Belakang PENDAHULUAN Genre musik adalah pengelompokan musik sesuai dengan kemiripan satu dengan yang lain, seperti kemiripan dalam hal frekuensi musik, struktur ritmik, dan konten harmoni. Genre

Lebih terperinci

Pengenalan Pembicara dengan Ekstraksi Ciri MFCC Menggunakan Kuantisasi Vektor (VQ) Yoyo Somantri & Erik Haritman dosen tek elektro fptk UPI.

Pengenalan Pembicara dengan Ekstraksi Ciri MFCC Menggunakan Kuantisasi Vektor (VQ) Yoyo Somantri & Erik Haritman dosen tek elektro fptk UPI. Pengenalan Pembicara dengan Ekstraksi Ciri MFCC Menggunakan Kuantisasi Vektor (VQ) Yoyo Somantri & Erik Haritman dosen tek elektro fptk UPI. Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Gelombang Bunyi Menurut Anwar, et al (2014), gelombang bunyi atau lebih khusus dikenal sebagai gelombang akustik adalah gelombang longitudinal yang berada dalam sebuah medium,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Emosi Emosi adalah perasaan intens yang ditujukan kepada seseorang atau sesuatu dan juga merupakan reaksi terhadap seseorang atau kejadian.emosi dapat ditunjukkan ketika merasa

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MEL FREQUENCY CEPSTRAL COEFFICIENT DAN DYNAMIC TIME WARPING UNTUK PENGENALAN NADA PADA ALAT MUSIK BELLYRA

IMPLEMENTASI MEL FREQUENCY CEPSTRAL COEFFICIENT DAN DYNAMIC TIME WARPING UNTUK PENGENALAN NADA PADA ALAT MUSIK BELLYRA IMPLEMENTASI MEL FREQUENCY CEPSTRAL COEFFICIENT DAN DYNAMIC TIME WARPING UNTUK PENGENALAN NADA PADA ALAT MUSIK BELLYRA Yusup Miftahuddin 1) Mira Musrini B 2) Muhammad Rifqi Hakim 3) 1) 2) 3) Teknik Informatika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wicara atau ucapan adalah cara berkomunikasi yang paling sederhana dan sering digunakan oleh manusia. Namun, seiring dengan perkembangan teknologi, proses komunikasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan semakin berkembangnya teknologi telekomunikasi, internet menjadi sesuatu yang tidak lagi sulit dan mahal. Kemudahan ini menyebabkan internet dipenuhi berbagai

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA)

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA) 21 PERANGKAT LUNAK UNTUK MEMBUKA APLIKASI PADA KOMPUTER DENGAN PERINTAH SUARA MENGGUNAKAN METODE MEL FREQUENCY CEPSTRUM COEFFICIENTS Anna Dara Andriana Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknik

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI BUNYI DALAM PEMBELAJARAN NADA DASAR PERMAINAN SULING BATAK MENGGUNAKAN METODE MEL-FREQUENCY CEPSTRAL COEFFICIENT SKRIPSI

IDENTIFIKASI BUNYI DALAM PEMBELAJARAN NADA DASAR PERMAINAN SULING BATAK MENGGUNAKAN METODE MEL-FREQUENCY CEPSTRAL COEFFICIENT SKRIPSI IDENTIFIKASI BUNYI DALAM PEMBELAJARAN NADA DASAR PERMAINAN SULING BATAK MENGGUNAKAN METODE MEL-FREQUENCY CEPSTRAL COEFFICIENT SKRIPSI MUHAMMAD WARDANA 121402024 PROGRAM STUDI S1 TEKNOLOGI INFORMASI FAKULTAS

Lebih terperinci

Perbandingan Sistem Perhitungan Suara Tepuk Tangan dengan Metode Berbasis Frekuensi dan Metode Berbasis Amplitudo

Perbandingan Sistem Perhitungan Suara Tepuk Tangan dengan Metode Berbasis Frekuensi dan Metode Berbasis Amplitudo Tersedia secara online di: http://journal.ipb.ac.id/index.php.jika Volume 2 Nomor 1 halaman 29-37 ISSN: 2089-6026 Perbandingan Sistem Perhitungan Suara Tepuk Tangan dengan Metode Berbasis Frekuensi dan

Lebih terperinci

APLIKASI SPEECH RECOGNITION BAHASA INDONESIA DENGAN METODE MEL-FREQUENCY CEPSTRAL COEFFICIENT

APLIKASI SPEECH RECOGNITION BAHASA INDONESIA DENGAN METODE MEL-FREQUENCY CEPSTRAL COEFFICIENT APLIKASI SPEECH RECOGNITION BAHASA INDONESIA DENGAN METODE MEL-FREQUENCY CEPSTRAL COEFFICIENT DAN LINEAR VECTOR QUANTIZATION UNTUK PENGENDALIAN GERAK ROBOT Anggoro Wicaksono, Sukmawati NE, Satriyo Adhy,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang Latar Belakang PENDAHULUAN Pengenalan fonem adalah implementasi dari speech to teks yang merupakan bagian dari speech recognition atau pengenalan ucapan. Pengenalan ucapan lebih dikonsentrasikan pada ekstraksi

Lebih terperinci

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis

Lebih terperinci

PENGENALAN SUARA BURUNG MENGGUNAKAN MEL FREQUENCY CEPSTRUM COEFFICIENT DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN PADA SISTEM PENGUSIR HAMA BURUNG

PENGENALAN SUARA BURUNG MENGGUNAKAN MEL FREQUENCY CEPSTRUM COEFFICIENT DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN PADA SISTEM PENGUSIR HAMA BURUNG PENGENALAN SUARA BURUNG MENGGUNAKAN MEL FREQUENCY CEPSTRUM COEFFICIENT DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN PADA SISTEM PENGUSIR HAMA BURUNG TUGAS AKHIR MUHAMMAD AGUNG NURSYEHA 2211100164 Pembimbing: Dr. Muhammad

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Genre Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, genre adalah jenis, tipe, atau kelompok sastra atas dasar bentuknya. Jadi genre musik merupakan pengelompokan musik berdasarkan kemiripan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL CODEBOOK UNTUK IDENTIFIKASI CHORD GITAR TONI HARYONO

PENGEMBANGAN MODEL CODEBOOK UNTUK IDENTIFIKASI CHORD GITAR TONI HARYONO PENGEMBANGAN MODEL CODEBOOK UNTUK IDENTIFIKASI CHORD GITAR TONI HARYONO DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI CAMPURAN NADA PADA SUARA PIANO MENGGUNAKAN CODEBOOK ADE FRUANDTA

IDENTIFIKASI CAMPURAN NADA PADA SUARA PIANO MENGGUNAKAN CODEBOOK ADE FRUANDTA IDENTIFIKASI CAMPURAN NADA PADA SUARA PIANO MENGGUNAKAN CODEBOOK ADE FRUANDTA DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011 IDENTIFIKASI CAMPURAN

Lebih terperinci

PENDETEKSIAN TINGKAT USIA MUDA, DEWASA DAN TUA MENGGUNAKAN METODE MFCC DAN FUZZY LOGIC BERBASISKAN SPEECH RECOGNITION

PENDETEKSIAN TINGKAT USIA MUDA, DEWASA DAN TUA MENGGUNAKAN METODE MFCC DAN FUZZY LOGIC BERBASISKAN SPEECH RECOGNITION PENDETEKSIAN TINGKAT USIA MUDA, DEWASA DAN TUA MENGGUNAKAN METODE MFCC DAN FUZZY LOGIC BERBASISKAN SPEECH RECOGNITION DETECTION OF THE LEVEL OF YOUTH, ADULTS AND ELDERLY BY USING MFCC METHOD AND FUZZY

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL PROBABILISTIC NEURAL NETWORK UNTUK IDENTIFIKASI CHORD GITAR ARVIANI RIZKI

PENGEMBANGAN MODEL PROBABILISTIC NEURAL NETWORK UNTUK IDENTIFIKASI CHORD GITAR ARVIANI RIZKI PENGEMBANGAN MODEL PROBABILISTIC NEURAL NETWORK UNTUK IDENTIFIKASI CHORD GITAR ARVIANI RIZKI DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR PERNYATAAN

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Pengenalan Suara

TINJAUAN PUSTAKA. Pengenalan Suara Pengenalan Suara TINJAUAN PUSTAKA Menurut Peacock (1990), pengenalan suara merupakan kemampuan untuk mengidentifikasi kata-kata yang diucapkan. Terdapat 5 faktor yang dapat mengontrol dan menyederhanakan

Lebih terperinci

Digital Signal Processing To Identify chords Singer Using Mel Frequency Cepstral Coefficients (MFCC) and Neural Network Backpropagation Methods

Digital Signal Processing To Identify chords Singer Using Mel Frequency Cepstral Coefficients (MFCC) and Neural Network Backpropagation Methods Pemrosesan Sinyal DigitalUntuk Mengidentifikasi Akord Dasar Penyanyi Dengan Metode Mel Frequency Cepstral Coeficients (MFCC) Dan Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation Digital Signal Processing To Identify

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Proses pengenalan kata merupakan salah satu fungsi dari

BAB I PENDAHULUAN. Proses pengenalan kata merupakan salah satu fungsi dari BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Proses pengenalan kata merupakan salah satu fungsi dari voice recognition. Voice recognition dibagi menjadi dua jenis, yaitu speech recognition dan speaker

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI. mahasiswa Binus University secara umum. Dan mampu membantu

ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI. mahasiswa Binus University secara umum. Dan mampu membantu BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI 3.1. Analisa Sistem 3.1.1. Sejarah Umum Perusahaan Binus Learning Community adalah komunitas belajar binus yang berada dibawah sub unit mentoring Student

Lebih terperinci

PENENTUAN AKOR GITAR DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA SHORT TIME FOURIER TRANSFORM

PENENTUAN AKOR GITAR DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA SHORT TIME FOURIER TRANSFORM PENENTUAN AKOR GITAR DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA SHORT TIME FOURIER TRANSFORM Agustina Trifena Dame Saragih 1, Achmad Rizal 2, Rita Magdalena 3 Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom Jl.

Lebih terperinci

Verifikasi Biometrika Suara Menggunakan Metode MFCC Dan DTW

Verifikasi Biometrika Suara Menggunakan Metode MFCC Dan DTW Verifikasi Biometrika Suara Menggunakan Metode MFCC Dan DTW Darma Putra 1, Adi Resmawan 2 1 Staff pengajar Teknologi Informasi, Fakultas Teknik, Universitas Udayana 2 Alumni Teknik Elektro, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

Kata Kunci: Suara; Mel Frequency Cepstral Coefficient; K-NEAREST NEIGHBOUR

Kata Kunci: Suara; Mel Frequency Cepstral Coefficient; K-NEAREST NEIGHBOUR 120 Dielektrika, [P-ISSN 2086-9487] [E-ISSN 2579-650X] Vol. 4, No. 2 : 120-126, Agustus 2017 KLASIFIKASI SUARA BERDASARKAN USIA MENGGUNAKAN MEL FREQUENCY CEPSTRAL COEFFICIENT (MFCC) DAN K-NEAREST NEIGHBOUR

Lebih terperinci

PENGENALAN SUARA MANUSIA DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN MODEL PROPAGASI BALIK

PENGENALAN SUARA MANUSIA DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN MODEL PROPAGASI BALIK ABSTRAK PENGENALAN SUARA MANUSIA DENGAN MENGGUNAKAN Dosen Jurusan Teknik Elektronika Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar Pada penelitian ini dibuat sebuah sistem pengenalan suara manusia dengan

Lebih terperinci

Rancang Bangun Aplikasi Pendeteksi Suara Tangisan Bayi

Rancang Bangun Aplikasi Pendeteksi Suara Tangisan Bayi A476 Rancang Bangun Aplikasi Pendeteksi Suara Tangisan Bayi Welly Setiawan Limantoro, Chastine Fatichah, dan Umi Laili Yuhana Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi, Institut Teknologi

Lebih terperinci

Jurnal Komputer Terapan Vol. 1, No. 2, November 2015, Jurnal Politeknik Caltex Riau

Jurnal Komputer Terapan Vol. 1, No. 2, November 2015, Jurnal Politeknik Caltex Riau Jurnal Komputer Terapan Vol. 1, No. 2, November 2015, 121-132 121 Jurnal Politeknik Caltex Riau http://jurnal.pcr.ac.id Aplikasi Pengenalan Ucapan Dengan Ekstraksi Ciri Mel- Frequency Cepstrum Coefficients

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. 4.1 Spesifikasi Hardware dan Software yang digunakan dalam penelitian

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. 4.1 Spesifikasi Hardware dan Software yang digunakan dalam penelitian BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Hardware dan Software yang digunakan dalam penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan satu set komputer dengan prosesor berkecepatan 1,18 GHz,

Lebih terperinci

Jaringan Syaraf Tiruan pada Robot

Jaringan Syaraf Tiruan pada Robot Jaringan Syaraf Tiruan pada Robot Membuat aplikasi pengenalan suara untuk pengendalian robot dengan menggunakan jaringan syaraf tiruan sebagai algoritma pembelajaran dan pemodelan dalam pengenalan suara.

Lebih terperinci

2.4. Vector Quantization Kebisingan BAB III METODOLOGI PENELITIAN Desain Penelitian Requirements Definition...

2.4. Vector Quantization Kebisingan BAB III METODOLOGI PENELITIAN Desain Penelitian Requirements Definition... DAFTAR ISI PERNYATAAN... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iii ABSTRAK... v ABSTRACT... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN... xii BAB I PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

APLIKASI PENDETEKSI EMOSI MANUSIA MENGGUNAKAN METODE MFCC DAN DTW

APLIKASI PENDETEKSI EMOSI MANUSIA MENGGUNAKAN METODE MFCC DAN DTW APLIKASI PENDETEKSI EMOSI MANUSIA MENGGUNAKAN METODE MFCC DAN DTW,, [1] Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Itenas Bandung youllia@itenas.ac.id, sangkuriang69@gmail.com, adrianyuki16@gmail.com

Lebih terperinci

Sistem Verifikasi Penutur menggunakan Metode Mel Frequensi.

Sistem Verifikasi Penutur menggunakan Metode Mel Frequensi. SISTEM VERIFIKASI PENUTUR MENGGUNAKAN METODA MEL FREQUENCY CEPSTRAL COEFFICIENTS-VECTOR QUANTISATION (MFCC-VQ) SERTA SUM SQUARE ERROR (SSE) DAN PENGENALAN KATA MENGGUNAKAN METODA LOGIKA FUZZY Oleh : Atik

Lebih terperinci

Gambar 2.1. Katak Sawah (Djatmiko, 2005)

Gambar 2.1. Katak Sawah (Djatmiko, 2005) BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Katak Sawah Katak sawah merupakan salah satu jenis katak yang memiliki nama latin Fejerfarya cancrivora. Katak sawah sesuai dengan namanya banyak dijumpai di daerah persawahan,

Lebih terperinci

SISTEM PENILAIAN BERDASARKAN TEPUK TANGAN MENGGUNAKAN MFCC DAN CODEBOOK PUSPITA KARTIKA SARI

SISTEM PENILAIAN BERDASARKAN TEPUK TANGAN MENGGUNAKAN MFCC DAN CODEBOOK PUSPITA KARTIKA SARI SISTEM PENILAIAN BERDASARKAN TEPUK TANGAN MENGGUNAKAN MFCC DAN CODEBOOK PUSPITA KARTIKA SARI DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013 PERNYATAAN

Lebih terperinci

i. Perangkat Keras Prosesor Intel Pentium(R) Dual-Core CPU 2.20 GHz

i. Perangkat Keras Prosesor Intel Pentium(R) Dual-Core CPU 2.20 GHz Data yang pada awalnya berupa chanel stereo diubah ke dalam chanel mono. Kemudian data tersebut disimpan dengan file berekstensi WAV. Praproses Pada tahap ini dilakukan ekstraksi ciri menggunakan metode

Lebih terperinci

PENERAPAN LVQ DENGAN INISIALISASI K-MEANS UNTUK PENGENALAN NADA GITAR DENGAN EKSTRAKSI CIRI MFCC ARIF BUDIARTO

PENERAPAN LVQ DENGAN INISIALISASI K-MEANS UNTUK PENGENALAN NADA GITAR DENGAN EKSTRAKSI CIRI MFCC ARIF BUDIARTO PENERAPAN LVQ DENGAN INISIALISASI K-MEANS UNTUK PENGENALAN NADA GITAR DENGAN EKSTRAKSI CIRI MFCC ARIF BUDIARTO DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

PENERAPAN MEL FREQUENCY CEPSTRUM COEFFICIENTS

PENERAPAN MEL FREQUENCY CEPSTRUM COEFFICIENTS PENERAPAN MEL FREQUENCY CEPSTRUM COEFFICIENTS (MFCC) SEBAGAI EKSTRAKSI CIRI PADA PENGENALAN FONEM DENGAN PROBABILISTIC NEURAL NETWORK (PNN) SEBAGAI CLASSIFIER CLARA DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Prinsip teknologi dikembangkan adalah untuk membuat alat atau sarana yang dapat membantu dan memberi kemudahan bagi manusia untuk melakukan kegiatan dalam hidup. Seiring

Lebih terperinci

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada masa sekarang, Digital Signal Processing (DSP) atau pemrosesan sinyal digital sudah banyak diterapkan di berbagai bidang karena data dalam bentuk digital

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang pesat pada akhir-akhir ini mengingat perkembangan teknologi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang pesat pada akhir-akhir ini mengingat perkembangan teknologi yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kecerdasan buatan (artificial intelligence) merupakan bidang yang berkembang pesat pada akhir-akhir ini mengingat perkembangan teknologi yang mengarah kepada bidang

Lebih terperinci

1. Pendahuluan Latar Belakang

1. Pendahuluan Latar Belakang 1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Musik merupakan sarana untuk menyimpan hasil karya seseorang. Dan hampir semua notasi musik dituliskan ke dalam not balok. Not balok adalah susunan nada yang ditulis

Lebih terperinci

PEMBANGUNAN METODE CODEBOOK UNTUK IDENTIFIKASI CHORD GITAR DENGAN TEKNIK EKSTRAKSI CIRI MFCC ARMEN MARTA

PEMBANGUNAN METODE CODEBOOK UNTUK IDENTIFIKASI CHORD GITAR DENGAN TEKNIK EKSTRAKSI CIRI MFCC ARMEN MARTA PEMBANGUNAN METODE CODEBOOK UNTUK IDENTIFIKASI CHORD GITAR DENGAN TEKNIK EKSTRAKSI CIRI MFCC ARMEN MARTA DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

Implementation of Voice Recognition Based Key Using Mel Frequency Cepstral Coefficient (MFCC)

Implementation of Voice Recognition Based Key Using Mel Frequency Cepstral Coefficient (MFCC) ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.3, No.3 December 2016 Page 3998 IMPLEMENTASI KUNCI BERBASIS SUARA MENGGUNAKAN METODE MEL FREQUENCY CEPSTRAL COEFFICIENT (MFCC) Implementation of Voice

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang Latar Belakang PENDAHULUAN Perkembangan penelitian di dunia telekomunikasi sangat pesat beberapa tahun terakhir ini. Salah satunya adalah penelitian di bidang suara. Suara adalah salah satu cara manusia

Lebih terperinci

Perbandingan Spektral Musik Klasik dengan Musik Etnik Jawa menggunakan Analisis MFCC dan Beat Strength

Perbandingan Spektral Musik Klasik dengan Musik Etnik Jawa menggunakan Analisis MFCC dan Beat Strength JURNAL FISIKA DAN APLIKASINYA VOLUME 12, NOMOR 1 JANUARI 2016 Perbandingan Spektral Musik Klasik dengan Musik Etnik Jawa menggunakan Analisis MFCC dan Beat Strength Dody Kurniawan, Ahmad Syakir, Hana Afifah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Isyarat tutur merupakan isyarat yang diproduksi oleh alat ucap manusia hingga menghasilkan informasi, baik berupa makna dari isyarat tutur yang diucapkan maupun yang

Lebih terperinci

BIOMETRIK SUARA DENGAN TRANSFORMASI WAVELET BERBASIS ORTHOGONAL DAUBENCHIES

BIOMETRIK SUARA DENGAN TRANSFORMASI WAVELET BERBASIS ORTHOGONAL DAUBENCHIES Agustini, Biometrik Suara Dengan Transformasi Wavelet 49 BIOMETRIK SUARA DENGAN TRANSFORMASI WAVELET BERBASIS ORTHOGONAL DAUBENCHIES Ketut Agustini (1) Abstract: Biometric as one of identification or recognition

Lebih terperinci

Perbandingan Spektral Musik Klasik dengan Musik Etnik Jawa menggunakan Analisis MFCC dan Beat Strength

Perbandingan Spektral Musik Klasik dengan Musik Etnik Jawa menggunakan Analisis MFCC dan Beat Strength JURNAL FISIKA DAN APLIKASINYA VOLUME 12, NOMOR 1 JANUARI 2016 Perbandingan Spektral Musik Klasik dengan Musik Etnik Jawa menggunakan Analisis MFCC dan Beat Strength Dody Kurniawan, Ahmad Syakir, Hana Afifah,

Lebih terperinci

Pengenalan Fonem Vokal Bahasa Jawa Mataraman Menggunakan Metode Liner Predictive Model Dan Hidden Markov Model

Pengenalan Fonem Vokal Bahasa Jawa Mataraman Menggunakan Metode Liner Predictive Model Dan Hidden Markov Model Pengenalan Fonem Vokal Bahasa Jawa Mataraman Menggunakan Metode Liner Predictive Model Dan Hidden Markov Model Ziaul Haq, Teknik Informatika S1,Universitas Dian Nuswantoro Semarang Abstract Pengenalan

Lebih terperinci

Seminar Nasional Ilmu Komputer (SNIK 2016) - Semarang, 10 Oktober 2016 ISBN:

Seminar Nasional Ilmu Komputer (SNIK 2016) - Semarang, 10 Oktober 2016 ISBN: Perintah Suara Berbahasa Indonesia untuk Membuka dan Menutup Aplikasi dalam Sistem Operasi Windows Menggunakan Metode Mel Frequency Cepstrum Coefficient dan Metode Backpropagation Zakaria Ramadhan 1, Sukmawati

Lebih terperinci

Frekuensi Dominan Dalam Vokal Bahasa Indonesia

Frekuensi Dominan Dalam Vokal Bahasa Indonesia Frekuensi Dominan Dalam Vokal Bahasa Indonesia Tjong Wan Sen #1 # Fakultas Komputer, Universitas Presiden Jln. Ki Hajar Dewantara, Jababeka, Cikarang 1 wansen@president.ac.id Abstract Pengenalan ucapan

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENGENALAN NADA TUNGGAL KEYBOARD (ORGEN) PADA PC BERBASIS MATLAB

PERANCANGAN SISTEM PENGENALAN NADA TUNGGAL KEYBOARD (ORGEN) PADA PC BERBASIS MATLAB PERANCANGAN SISTEM PENGENALAN NADA TUNGGAL KEYBOARD (ORGEN) PADA PC BERBASIS MATLAB Supriansyah 1, Dr. Yeffry Handoko Putra, MT 2 1 Jurusan Teknik Komputer Unikom, 2 Jurusan Magister Sistem Informasi Unikom

Lebih terperinci

PENGENALAN CHORD PADA GITAR DENGAN MFCC SEBAGAI METODE EKSTRAKSI CIRI DAN JARINGAN SARAF TIRUAN SEBAGAI METODE PENGENALAN POLA FAUZI SISWOYO

PENGENALAN CHORD PADA GITAR DENGAN MFCC SEBAGAI METODE EKSTRAKSI CIRI DAN JARINGAN SARAF TIRUAN SEBAGAI METODE PENGENALAN POLA FAUZI SISWOYO PENGENALAN CHORD PADA GITAR DENGAN MFCC SEBAGAI METODE EKSTRAKSI CIRI DAN JARINGAN SARAF TIRUAN SEBAGAI METODE PENGENALAN POLA FAUZI SISWOYO DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KEBERADAAN TIKUS BERDASARKAN SUARANYA MENGGUNAKAN SMS GATEWAY

IDENTIFIKASI KEBERADAAN TIKUS BERDASARKAN SUARANYA MENGGUNAKAN SMS GATEWAY IDENTIFIKASI KEBERADAAN TIKUS BERDASARKAN SUARANYA MENGGUNAKAN SMS GATEWAY Erni Seniwati 1), Ninik Tri Hartanti 2) 1 Sistem Informasi, STMIK Amikom erni.s@amikom.ac.id 2 Sistem Informasi, STMIK Amikom

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA SIMULASI PENGENALAN CHORD TERISOLASI BERBASISKAN SPEAKER DEPENDENT DENGAN METODE HIDDEN MARKOV MODEL SKRIPSI

UNIVERSITAS INDONESIA SIMULASI PENGENALAN CHORD TERISOLASI BERBASISKAN SPEAKER DEPENDENT DENGAN METODE HIDDEN MARKOV MODEL SKRIPSI UNIVERSITAS INDONESIA SIMULASI PENGENALAN CHORD TERISOLASI BERBASISKAN SPEAKER DEPENDENT DENGAN METODE HIDDEN MARKOV MODEL SKRIPSI Diajukan untuk melengkapi sebagian persyaratan menjadi sarjana teknik

Lebih terperinci

PENERAPAN LEARNING VECTOR QUANTIZATION

PENERAPAN LEARNING VECTOR QUANTIZATION PENERAPAN LEARNING VECTOR QUANTIZATION (LVQ) DAN EKSTRAKSI CIRI MENGGUNAKAN MEL- FREQUENCY CEPSTRUM COEFFICIENTS (MFCC) UNTUK TRANSKRIPSI SUARA KE TEKS LAKSMI NIRMALA SARI DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL JARINGAN SYARAF TIRUAN RESILIENT BACKPROPAGATION UNTUK IDENTIFIKASI CHORD GITAR YOSI NURHAYATI

PENGEMBANGAN MODEL JARINGAN SYARAF TIRUAN RESILIENT BACKPROPAGATION UNTUK IDENTIFIKASI CHORD GITAR YOSI NURHAYATI PENGEMBANGAN MODEL JARINGAN SYARAF TIRUAN RESILIENT BACKPROPAGATION UNTUK IDENTIFIKASI CHORD GITAR YOSI NURHAYATI DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Masalah Indera pendengaran manusia tidak dapat mengetahui secara pasti jenis nada apa yang didengar olehnya, terkecuali para pemusik profesional. Hal

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: biola, Fast Fourier Transform, konversi, nada, not balok. vi Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata kunci: biola, Fast Fourier Transform, konversi, nada, not balok. vi Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Musik merupakan suatu sarana yang dapat membantu manusia dalam menyimpan dan mengapresiasi karyanya dan biasanya digambarkan dalam bentuk notasi balok dengan unsur-unsur paranada, garis birama,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia untuk mendengar sangat luar biasa. Sistem pendengaran manusia dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia untuk mendengar sangat luar biasa. Sistem pendengaran manusia dapat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mendengar adalah bagian penting dalam proses interaksi manusia. Kemampuan manusia untuk mendengar sangat luar biasa. Sistem pendengaran manusia dapat membedakan jenis

Lebih terperinci

PENGENALAN NADA SULING REKORDER MENGGUNAKAN FUNGSI JARAK CHEBYSHEV

PENGENALAN NADA SULING REKORDER MENGGUNAKAN FUNGSI JARAK CHEBYSHEV PENGENALAN NADA SULING REKORDER MENGGUNAKAN FUNGSI JARAK CHEBYSHEV Marianus Hendra Wijaya 1), Linggo Sumarno 2) 1) Program Studi Teknik Elektro Fakultas Sains dan Teknologi Universtas Sanata Dharma Yogyakarta

Lebih terperinci

Penerapan Metode Mel Frequency Ceptral Coefficient dan Learning Vector Quantization untuk Text-Dependent Speaker Identification

Penerapan Metode Mel Frequency Ceptral Coefficient dan Learning Vector Quantization untuk Text-Dependent Speaker Identification Jurnal Telematika, vol. 11 no. 1, Institut Teknologi Harapan Bangsa, Bandung ISSN: 1858-2516 Penerapan Metode Mel Frequency Ceptral Coefficient dan Learning Vector Quantization untuk Text-Dependent Speaker

Lebih terperinci

PENGENALAN CHORD PADA ALAT MUSIK GITAR MENGGUNAKAN CODEBOOK DENGAN TEKNIK EKSTRAKSI CIRI MFCC ELGHAR WISNUDISASTRA

PENGENALAN CHORD PADA ALAT MUSIK GITAR MENGGUNAKAN CODEBOOK DENGAN TEKNIK EKSTRAKSI CIRI MFCC ELGHAR WISNUDISASTRA PENGENALAN CHORD PADA ALAT MUSIK GITAR MENGGUNAKAN CODEBOOK DENGAN TEKNIK EKSTRAKSI CIRI MFCC ELGHAR WISNUDISASTRA DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Berikut merupakan desain penelitian yang akan digunakan pada proses penelitian penerapan Hidden Markov Models : 40 Studi Literatur dan Kepustakaan Rumusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Informasi tentang pemasangan iklan di suatu radio (antara lain mengenai, jam berapa suatu iklan ditayangkan, dalam sehari berapa kali suatu iklan ditayangkan dan berapa

Lebih terperinci

Warble Of Lovebird Classification Using Mel Frequency Cepstral Coefficient (MFCC)

Warble Of Lovebird Classification Using Mel Frequency Cepstral Coefficient (MFCC) ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.2, No.2 Agustus 2015 Page 2968 KLASIFIKASI SUARA LOVEBIRD DENGAN METODE MEL FREQUENCY CEPSTRAL COEFFICIENT (MFCC) DAN FUZZY LOGIC Warble Of Lovebird Classification

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Suara. Suara adalah sinyal atau gelombang yang merambat dengan frekuensi dan

BAB II DASAR TEORI Suara. Suara adalah sinyal atau gelombang yang merambat dengan frekuensi dan BAB II DASAR TEORI 2. 1 Suara Suara adalah sinyal atau gelombang yang merambat dengan frekuensi dan amplitude tertentu melalui media perantara yang dihantarkannya seperti media air, udara maupun benda

Lebih terperinci

SISTEM PENGENALAN WICARA BERDASARKAN CEPSTRUM. Ivanna K. Timotius, Danie Kurniawan. Intisari

SISTEM PENGENALAN WICARA BERDASARKAN CEPSTRUM. Ivanna K. Timotius, Danie Kurniawan. Intisari SISTEM PENGENALAN WICARA BERDASARKAN CEPSTRUM SISTEM PENGENALAN WICARA BERDASARKAN CEPSTRUM Fakultas Teknik Elektronika dan Komputer, Program Studi Teknik Elektro, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga,

Lebih terperinci

Perintah Menggunakan Sinyal Suara dengan Mel- Frequency Cepstrum Coefficients dan Learning Vector Quantization

Perintah Menggunakan Sinyal Suara dengan Mel- Frequency Cepstrum Coefficients dan Learning Vector Quantization Perintah Menggunakan Sinyal Suara dengan Mel- Frequency Cepstrum Coefficients dan Learning Vector Quantization Neneng Nurhamidah 1, Esmeralda C. Djamal, Ridwan Ilyas Jurusan Informatika, Fakultas MIPA

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL CODEBOOK UNTUK TRANSKRIPSI SUARA KE TEKS DENGAN EKSTRAKSI CIRI MEL-FREQUENCY CEPSTRUM COEFFICIENTS (MFCC) MEGGA DARA NINGGAR SUHARTO

PENERAPAN MODEL CODEBOOK UNTUK TRANSKRIPSI SUARA KE TEKS DENGAN EKSTRAKSI CIRI MEL-FREQUENCY CEPSTRUM COEFFICIENTS (MFCC) MEGGA DARA NINGGAR SUHARTO PENERAPAN MODEL CODEBOOK UNTUK TRANSKRIPSI SUARA KE TEKS DENGAN EKSTRAKSI CIRI MEL-FREQUENCY CEPSTRUM COEFFICIENTS (MFCC) MEGGA DARA NINGGAR SUHARTO DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU

Lebih terperinci

Aplikasi Teknik Speech Recognition pada Voice Dial Telephone

Aplikasi Teknik Speech Recognition pada Voice Dial Telephone Aplikasi Teknik Speech Recognition pada Voice Dial Telephone Oleh: Ahmad Irfan Abdul Rahman Tri Budi Santoso Titon Dutono Laboratorium Sinyal, Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) Institut Teknologi

Lebih terperinci

DETEKSI SLEEP APNEA MELALUI ANALISIS SUARA DENGKURAN DENGAN METODE MEL FREKUENSI CEPSTRUM COEFFICIENT

DETEKSI SLEEP APNEA MELALUI ANALISIS SUARA DENGKURAN DENGAN METODE MEL FREKUENSI CEPSTRUM COEFFICIENT DETEKSI SLEEP APNEA MELALUI ANALISIS SUARA DENGKURAN DENGAN METODE MEL FREKUENSI CEPSTRUM COEFFICIENT DETECTION OF SLEEP APNEA BY ANALYSIS OF SNORE SOUNDS USING MEL FREQUENCY CEPSTRUM COEFFICIENT METHOD

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suara adalah merupakan gabungan berbagai sinyal, tetapi suara murni secara teoritis dapat dijelaskan dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suara adalah merupakan gabungan berbagai sinyal, tetapi suara murni secara teoritis dapat dijelaskan dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suara adalah merupakan gabungan berbagai sinyal, tetapi suara murni secara teoritis dapat dijelaskan dengan kecepatan osilasi atau frekuensi yang diukur dalam Hertz

Lebih terperinci

Pengenalan Suara Burung Menggunakan Mel Frequency Cepstrum Coefficient dan Jaringan Syaraf Tiruan pada Sistem Pengusir Hama Burung

Pengenalan Suara Burung Menggunakan Mel Frequency Cepstrum Coefficient dan Jaringan Syaraf Tiruan pada Sistem Pengusir Hama Burung Pengenalan Suara Burung Menggunakan Mel Frequency Cepstrum Coefficient dan Jaringan Syaraf Tiruan pada Sistem Pengusir Hama Burung Muhammad Agung Nursyeha, Muhammad Rivai, dan Suwito Teknik Elektro, Fakultas

Lebih terperinci

Hubungan 1/1 filter oktaf. =Frekuesi aliran rendah (s/d -3dB), Hz =Frekuesi aliran tinggi (s/d -3dB), Hz

Hubungan 1/1 filter oktaf. =Frekuesi aliran rendah (s/d -3dB), Hz =Frekuesi aliran tinggi (s/d -3dB), Hz Hubungan 1/1 filter oktaf f 1 f 2 f 1 = 2 1/2f c f 1 = 2 1/2f c f 1 = 2f c1 = frekuensi tengah penyaring =Frekuesi aliran rendah (s/d -3dB), Hz =Frekuesi aliran tinggi (s/d -3dB), Hz Analisis oktaf sepertiga,

Lebih terperinci

Identifikasi Suara Vokal Suku Banjar Berdasarkan Frekuensi Formant

Identifikasi Suara Vokal Suku Banjar Berdasarkan Frekuensi Formant Identifikasi Suara Vokal Suku Banjar Berdasarkan Frekuensi Formant Arfan Eko Fahrudin 1), Nofida Risna Diyanti 2) dan Tetti Novalina Manik 1) Abstrak: Telah dibuat program untuk mengidentifikasi suara

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dicolokan ke komputer, hal ini untuk menghindari noise yang biasanya muncul

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dicolokan ke komputer, hal ini untuk menghindari noise yang biasanya muncul 37 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.1.1 Pengambilan Database Awalnya gitar terlebih dahulu ditala menggunakan efek gitar ZOOM 505II, setelah ditala suara gitar dimasukan kedalam komputer melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengenalan terhadap gelombang suara. Pengenalan gelombang suara yang sudah

BAB I PENDAHULUAN. pengenalan terhadap gelombang suara. Pengenalan gelombang suara yang sudah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi memungkinkan kita untuk melakukan suatu pengenalan terhadap gelombang suara. Pengenalan gelombang suara yang sudah sering diimplementasikan adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengenalan ucapan (speech recognition) merupakan sistem yang dirancang untuk dapat mengenali sinyal suara, sehingga menghasilkan keluaran berupa tulisan. Input dari

Lebih terperinci

Analisis Koefisien Cepstral Emosi Berdasarkan Suara

Analisis Koefisien Cepstral Emosi Berdasarkan Suara Journal of Applied Informatics and Computing (JAIC) Vol.1,.1, Desember 2017 e-issn: 2548-6861 1 Analisis Koefisien Cepstral Emosi Berdasarkan Suara Ismail Mohidin 1 *, Frangky Tupamahu 2 ** * Teknik Informatika,

Lebih terperinci

SISTEM PENGENALAN CHORD PADA FILE MUSIK DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN PITCH CLASS PROFILES DAN HIDDEN MARKOV MODEL. Ivanna K. Timotius, Adhi Prayogo

SISTEM PENGENALAN CHORD PADA FILE MUSIK DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN PITCH CLASS PROFILES DAN HIDDEN MARKOV MODEL. Ivanna K. Timotius, Adhi Prayogo SISTEM PENGENALAN CHORD PADA FILE MUSIK DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN PITCH CLASS PROFILES DAN HIDDEN MARKOV MODEL Fakultas Teknik Elektronika dan Komputer, Program Studi Teknik Elektro, Universitas Kristen

Lebih terperinci

Bab 3. Perancangan Sistem

Bab 3. Perancangan Sistem 34 Bab 3 Perancangan Sistem 3.1 Gambaran Umum Sistem Aplikasi yang kami namakan Voice Protect ini, mempunyai alur program sebagai berikut: Start Enkripsi Dekripsi Pilih File Buka file enkripsi Rekam Suara

Lebih terperinci

SISTEM PENGOLAHAN SUARA MENGGUNAKAN ALGORITMA FFT (FAST FOURIER TRANSFORM)

SISTEM PENGOLAHAN SUARA MENGGUNAKAN ALGORITMA FFT (FAST FOURIER TRANSFORM) SISTEM PENGOLAHAN SUARA MENGGUNAKAN ALGORITMA FFT (FAST FOURIER TRANSFORM) Harun Sujadi 1, Ii Sopiandi 2, Agis Mutaqin 3 1,2,3 Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Majalengka

Lebih terperinci

Identifikasi Pembicara dengan Menggunakan Mel Frequency Cepstral Coefficient (MFCC) dan Self Organizing Map (SOM)

Identifikasi Pembicara dengan Menggunakan Mel Frequency Cepstral Coefficient (MFCC) dan Self Organizing Map (SOM) Pembicara dengan Menggunakan Mel Frequency Cepstral Coefficient (MFCC) dan Self Organizing Map (SOM) Inggih Permana 1, Benny Sukma Negara 2 1 Universitas Sultan Sarif Kasim Riau 2 Universitas Sultan Sarif

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. yang akan menjalankan perintah-perintah yang dikenali. Sistem ini dibuat untuk

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. yang akan menjalankan perintah-perintah yang dikenali. Sistem ini dibuat untuk BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Gambaran Umum Sistem Voice Command pada demonstrasinya merupakan aplikasi pengenalan suara yang akan menjalankan perintah-perintah yang dikenali. Sistem ini dibuat untuk menampung

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Sistem Dalam proses pembuatan suatu sistem harus dilakukan penelitian dan penganalisaan tentang sistem yang akan dibangun, berikut adalah beberapa analisis

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI PARAMETER OPTIMAL GAUSSIAN MIXTURE MODEL PADA IDENTIFIKASI PEMBICARA DI LINGKUNGAN BERDERAU MENGGUNAKAN RESIDU DETEKSI ENDPOINT

IDENTIFIKASI PARAMETER OPTIMAL GAUSSIAN MIXTURE MODEL PADA IDENTIFIKASI PEMBICARA DI LINGKUNGAN BERDERAU MENGGUNAKAN RESIDU DETEKSI ENDPOINT IDENTIFIKASI PARAMETER OPTIMAL GAUSSIAN MIXTURE MODEL PADA IDENTIFIKASI PEMBICARA DI LINGKUNGAN BERDERAU MENGGUNAKAN RESIDU DETEKSI ENDPOINT Yanuar Risah Prayogi 1), Joko Lianto Buliali 2) 1, 2) Jurusan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL PROBABILISTIC NEURAL NETWORK BERTINGKAT MENGGUNAKAN FUZZY C-MEANS UNTUK IDENTIFIKASI PEMBICARA. Oleh : VICKY ZILVAN G

PENGEMBANGAN MODEL PROBABILISTIC NEURAL NETWORK BERTINGKAT MENGGUNAKAN FUZZY C-MEANS UNTUK IDENTIFIKASI PEMBICARA. Oleh : VICKY ZILVAN G PENGEMBANGAN MODEL PROBABILISTIC NEURAL NETWORK BERTINGKAT MENGGUNAKAN FUZZY C-MEANS UNTUK IDENTIFIKASI PEMBICARA Oleh : VICKY ZILVAN G64103043 DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

APLIKASI PENGENALAN SUARA DIGITAL NADA DASAR PIANO SKRIPSI M. ARDIANSYAH

APLIKASI PENGENALAN SUARA DIGITAL NADA DASAR PIANO SKRIPSI M. ARDIANSYAH APLIKASI PENGENALAN SUARA DIGITAL NADA DASAR PIANO SKRIPSI M. ARDIANSYAH 091402062 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INFORMASI FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE HIDDEN MARKOV MODEL DAN VECTOR QUANTIZATION UNTUK APLIKASI IDENTIFIKASI SUARA

PERBANDINGAN METODE HIDDEN MARKOV MODEL DAN VECTOR QUANTIZATION UNTUK APLIKASI IDENTIFIKASI SUARA PERBANDINGAN METODE HIDDEN MARKOV MODEL DAN VECTOR QUANTIZATION UNTUK APLIKASI IDENTIFIKASI SUARA M. G. J. Harry Khesa S 1, W. Setiawan 2, I.G.A.K. Diafari Djuni H 3 1,2,3 Jurusan Teknik Elektro dan Komputer,

Lebih terperinci

EKSPRESI EMOSI MARAH BAHASA ACEH MENGGUNAKAN ALGORITMA PERCEPTRON

EKSPRESI EMOSI MARAH BAHASA ACEH MENGGUNAKAN ALGORITMA PERCEPTRON EKSPRESI EMOSI MARAH BAHASA ACEH MENGGUNAKAN ALGORITMA PERCEPTRON Nurmasyitah 1, Mursyidah 2, Jamilah 3 Program Studi Teknik Multimedia dan Jaringan, Jurusan Teknologi Informasi dan Komputer, Politeknik

Lebih terperinci

vii MODEL FONEM DENGAN PENDEKATAN DISTRIBUSI NORMAL UNTUK PENGENALAN KATA MENGGUNAKAN MFCC SEBAGAI EKSTRAKSI CIRI ADITYA DWI HAPSARI

vii MODEL FONEM DENGAN PENDEKATAN DISTRIBUSI NORMAL UNTUK PENGENALAN KATA MENGGUNAKAN MFCC SEBAGAI EKSTRAKSI CIRI ADITYA DWI HAPSARI vii MODEL FONEM DENGAN PENDEKATAN DISTRIBUSI NORMAL UNTUK PENGENALAN KATA MENGGUNAKAN MFCC SEBAGAI EKSTRAKSI CIRI ADITYA DWI HAPSARI DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Lebih terperinci

Karakteristik Spesifikasi

Karakteristik Spesifikasi Sinyal yang masuk difilter ke dalam sinyal frekuensi rendah (low-pass filter) dan sinyal frekuensi tinggi (high-pass filter) Lakukan downsampling pada kedua sinyal tersebut Low-pass frekuensi hasil downsampling

Lebih terperinci

Bab II Teori Dasar. Gambar 2.1 Diagram blok sistem akuisisi data berbasis komputer [2]

Bab II Teori Dasar. Gambar 2.1 Diagram blok sistem akuisisi data berbasis komputer [2] Bab II Teori Dasar 2.1 Proses Akuisisi Data [2, 5] Salah satu fungsi utama suatu sistem pengukuran adalah pembangkitan dan/atau pengukuran tehadap sinyal fisik riil yang ada. Peranan perangkat keras (hardware)

Lebih terperinci