HUBUNGAN MOTIVASI INTRINSIK PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN TIMBANG TERIMA KEPERAWATAN

Transkripsi

1 JurnalKeperawatanVolume9No 1, Hal 1-5, Maret2017 Jurnal Keperawatan Volume 8 No 1, Hal 20-24, Maret 2016 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal ISSN : Cetak HUBUNGAN MOTIVASI INTRINSIK PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN TIMBANG TERIMA KEPERAWATAN Qurrotul Aeni¹, Ana Fitriana 1, Devi Nurmalia 1 1 Program Studi Ilmu Keperawatan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal Qurrotul80@gmail.com ABSTRAK Pendahuluan: Timbang terima merupakan teknik atau cara untuk menyampaikan dan menerima informasi yang berkaitan dengan pasien yang dilakukan oleh perawat dinas sebelum dan selanjutnya. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi pelaksanaan timbang terima yaitu motivasi, dimana motivasi yang berasal dari dalam diri seseorang atau biasanya disebut dengan motivasi intrinsik. Metode: Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan motivasi intrinsic perawat dengan pelaksanaan timbang terima keperawatan di ruang X RSU Kendal. Metode dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasional dengan pendekatan cross sectional yang dilakukan pada bulan Februari Sampel dalam penelitian ini menggunakan total sampel yaitu 31 responden. Hasilpenelitiandiperolehnilai ρ value 0,007 < 0,05atau 5%. Hasil: Ada Hubungan antara motivasi intrinsic perawat keperawatan di ruang X RSU Kendal. Diskusi: Hasil penelitian ini disarankan bagian diklat untuk mengadakan pelatihan tentang timbang terima dan perawat untuk lebih bertanggung jawab terhadap tugasnya. Kata kunci:timbang terima, Motivasi intrinsik ABSTRACT Introduction:Handover is a technique or a way to convey and receive information relating to patients conducted by nurses prior to and subsequent service. One of the factors that may affect the implementation of the handover namely motivation, where motivation comes from within a person or usually called intrinsic motivation. Methods:The purpose of this study was to determine the relationship of intrinsic motivation nurse with the implementation of nursing in X s room Hospital Kendal.The method in this study is descriptive correlational cross-sectional approach conducted in February The sample in this study using the total sample about 31 respondents. Results:The results obtained by the value of ρ value It can be concluded that there is a relationship between intrinsic motivation nurse with the implementation handover of nursing in X s room Hospital Kendal. Discussion:Based on the results of this study suggested boss or leader for the training of nurses to handover more responsible with their duties. Keywords:Handover, intrinsic motivation PENDAHULUAN Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan biopsiko-sosio-spiritual yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat, baik sehat, maupun sakit yang mencakup proses kehidupan manusia. (Fallen & Dwi, 2011).Timbang terima keperawatan adalah salah satu bentuk komunikasi perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien.timbang terima yang dilaksanakan dengan baik dapat membantu mengidentifikasi kesalahan serta memfasilitasi kesinambungan perawatan pasien (Alvarado, 2006). Pelaksanaan timbang terima dipengaruhi oleh disiplin waktu. Pelaksanaan timbang terima juga di pengaruhi oleh tempat pelaksanaan, jumlah perawat, Standart Operasional Prosedur (SOP) yang ada di rumah sakit. Bila timbang terima tidak dilakukan dengan baik, maka akan muncul kerancuan dari indakan keperawatan yang diberikan karena tidak adanya informasi yang bias digunakan sebagai dasar pemberian tindakan keperawatan. Salah satu aspek rendahnya produktifitas kerja ditentukan oleh motivasi seseorang.tanpa didukung oleh kemauan dan motivasi, maka tugas tidak akan terselesaikan (Nursalam, 2009). Motivasi merupakan suatu proses dimana kebutuhan mendorong seseorang untuk 20

2 JurnalKeperawatanVolume 8No 1, Hal 20-24, Maret 2016 SekolahTinggiIlmuKesehatan Kendal melakukan serangkaian kegiatan yang mengarah ketercapainya suatu tujuan tertentu (Mangkunegara, 2009). Berbagai penelitian yang berkaitan dengan motivasi untuk perawat sudah dilakukan. Penelitian di RS Negeri Semarang bahwa hubungan pemberian reward ucapan terimakasih dengan kedisiplinan waktu saat mengikuti timbang terima perawat meyebutkan hasilnya mencapai 100% (Kristiyanto, 2013). Demikian juga penelitian yang dilakukan di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou pemberian reward dengan kinerja perawat menunjukan hasil sampai mencapai 58,3% (Nangoidkk, 2014). METODE Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif korelasional dengan pendekatan cross sectional (seksional silang). Populasi dalam penelitian ini adalah semua perawat yang ada diruang X RSUD Kendal yaitu sejumlah 31 perawat. Teknik sampling dalam penelitian ini menggunakan metode sampling jenuh atau total populasi.instrument menggunakan kuesioner yang berjumlah 20 butir pertanyaan yang telah dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas. Hasil uji validitas kuesioner motivasi intrinsic perawat didapat nilai 0,510 0,860 dan kuesioner timbang terima 0,533 0,733. Sedangkan hasil uji reliabilitas kuesioner motivasi intrinsic perawat didapat nilai 0,944 dan kuesioner timbang terima 0,912. HASIL a. Motivasi intrinsic perawat Tabel 1. Distribusimotivasiintrinsikperawat di ruangflamboyan RSUD Dr. H. Soewondo Kendal. MotivasiIntrinsik f % Sedang Tinggi Rendah Total Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui dari 31 responden, 14 responden (45.2%) memiliki motivasi intrinsic sedang, 17 responden (54.8%) dengan motivasi intrinsik yang tinggi dan tidak ada responden yang memilki motivasi intrinsik yang rendah(0.0%). b. PelaksanaanTimbangTerimaKeperawatan Tabel 2. Distribusipelaksanaantimbangterimake perawatan TimbangTerima f % Baik Cukup Kurang Total Berdasarkan tabel 2 menunjukan bahwa dari 31 responden pelaksanaan timbang terima keperawatan dengan baik yaitu 20 responden (64.5%), pelaksanaan timbang terima keperawatan cukup yaitu 11 responden (35.5%) dan pelaksanaan timbang terima yang kurang yaitu 0 responden (0.0%). Tabel3 Hubungann Motivasi Intrinsik Perawat dengan Pelaksanaan Timbang Terima Keperawatan Motivasi intrinsik Timbang terima Baik Cukup Total ρ valu e OR (CI 95%) n % n % n % Sedang Tinggi Total PEMBAHASAN a. Motivasi Intrinsik Berdasarkan tabel 1 menunjukan bahwa 14 perawat (45,2%) memiliki motivasi intrinsik yang sedang, 17 perawat (54,8%) memiliki motivasi intrinsik yang tinggi dan 0 perawat dari 31 responden yang memilki motivasi intrinsik yang rendah. Motivasi intrinsik yaitu motivasi yang datangnya dari dalam diri individu (Kuntoro, 2010). Kondisi motivasi yang relatif stabil akan mendorong perawat bekerja dengan lebih baik. Berbeda dengan yang tidak memiliki motivasi tinggi maka ia tidak memiliki hasrat untuk bekerja semaksimal mungkin serta bersikap apatis terhadap tugasnya yang mengakibatkan kinerjanya kurang baik (Bubeli, 2010). Hasil penelitian menunjukan sebagian besar responden memiliki motivasi intrinsik yang tinggi yaitu sebanyak 17 responden (54,8%). Sejumlah ahli telah menyampaikan pekerjaan di 21

3 JurnalKeperawatanVolume 8No 1, Hal 20-24, Maret 2016SekolahTinggiIlmuKesehatan Kendal pengaruhi oleh faktor motivasi intrinsik yang dimanifestasikan pada keberhasilan, penghargaan, tanggungjawab, pekerjaan dan peningkatan diri. (Herz beg dalam Prasojo, 2005). Sama seperti halnya penelitian yang dilakukan oleh Novita (2011) yaitu antara motivasi kerja perawat dengan kecenderungan mengalami burn out diperoleh hasil r sebesar - 0,526 pada taraf signifikansi (p) 0,000 (p < 0,01). Dengan demikian xy motivasi kerja perawat mempunyai hubungan negatif dengan kecenderungan mengalami burn out pada perawat di RSUD Serui-Papua. b. Timbang Terima Keperawatan Berdasarkan tabel 2 menunjukan bahwa pelaksanaan timbang terima keperawatan di ruang Flamboyan RSUD Dr. H. Soewondo Kendal dari 31 responden, 20 responden (64,5%) keperawatan baik dan 11 responden (35,5%) keperawatan yang cukup. Timbang terima keperawatan adalah salah satu bentuk komunikasi perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien. Timbang terima dilakukan oleh perawat primer keperawatan kepada perawat primer (penanggung jawab) dinas sore atau dinas malam ataupun dinas pagi secara tertulis dan jelas (Alvarado, 2006) Pelaksanaan timbang terima keperawatan yang tidak sesuai akan menentukan kualitas kerja dan keselamatan pasien dalam prioritas pelayanan kesehatan. (Kasim dkk, 2013). Salah satu faktor yang mempengaruhi timbang terima yaitu motivasi, seperti penelitian Kristianto tahun 2013 juga mengatakan bahwa perawat yang mendapatkan ucapan terimakasih sebagai penghargaan juga dapat meningkatkan kedisiplinan perawat dalam mengikuti timbang terima. Hasil penelitian menunjukan sebagian besar responden keperawatan baik sebanyak 20 responden (64,5%). Timbang terima yang dilaksanakan dengan baik dapat membantu mengidentifikasi kesalahan serta memfasilitasi kesinambungan perawatan pasien. (Alvarado, 2006). Seperti penelitian yang dilakukan oleh Dewi tahun 2012 bahwa hasil penelitian menunjukkan peningkatan yang bermakna terhadap pelaksanaan timbang terima dan penerapan keselamatan pasien sesudah perawat pelaksana diberikan pelatihan timbang terima ( pvalue : 0.000, α : 0.05). c. Hubungan motivasi intrinsik perawat keperawatan Berdasarkan tabel 3 menunjukan hubungan motivasi intrinsik perawat dengan pelaksanaan timbang terima keperawatan yang sebagian besar mempunyai motivasi intrinsik yang tinggi keperawatan yang baik. Hubungan motivasi intrinsik perawat dengan pelaksanaan timbang terima keperawatan di ruang Flamboyan RSUD Dr. H. Soewondo Kendal di uji menggunakan uji alternatif uji Fisher s Exact Test, karena terdapat cell (25%) yang mempunyai nilai expected count 5 (>20%), maka uji Chi square tidak layak, sehingga menggunakan uji alternatif uji Fisher s Exact Test. Hasil didapatkan ρ value 0,007 yang lebih kecil dari pada taraf signifikan 0,05 atau 5% yang berarti Ha diterima sehingga terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi intrinsik perawat keperawatan di ruang Flamboyan RSUD Dr. H. Soewondo Kendal. Hasil analisis pada penelitian juga diperoleh nilai OR=0,074, artinya perawat yang memiliki motivasi intrinsik yang tinggi mempunyai peluang 0,074 kali pelaksanaan timbang terima keperawatan dengan baik. Hasil penelitian yaitu 14 responden yang memiliki motivasi intrinsik sedang terdapat 5 responden (35.7%) dengan pelaksanaan timbang terima baik dan sebanyak 9 responden (64.3%) cukup. Sedangkan dari total 17 responden yang memiliki motivasi intrinsik tinggi terdapat 15 responden (88.2%) dengan pelaksanaan timbang terima baik dan 2 responden (11.8%) cukup. Hasil tersebut menunjukan bahwa dari 14 responden yang mempunyai motivasi intrinsik sedang terdapat 5 (35,5%) responden dengan pelaksanaan timbang terima yang baik, sedangkan dari 17 responden yang memiliki motivasi intrinsik tinggi terdapat 15 (88,2%) keperawatan baik. 22

4 JurnalKeperawatanVolume 8No 1, Hal 20-24, Maret 2016 SekolahTinggiIlmuKesehatan Kendal Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Kristianto yaitu ada Hubungan antara Pemberian Reward Ucapan Terima Kasih dengan Kedisiplinan Waktu saat Mengikuti Timbang Terima Perawat ruang bedah Rs Negeri di Semarang, dari 35 responden sebagian besar kepala ruang atau ketua tim memberikan ucapan terima kasih setiap timbang terima yaitu (100%) dan perawat pelaksana sebagian besar juga datang tepat waktu saat timbang terima di dapatkan (100%). Penelitian yang dilakukan oleh Sigit Prasojo (2005) dengan hasil terdapat hubungan yang signifikan antara sub variable motivasi yaitu penerimaan gaji, kondisi lingkungan, supervisi, penghargaan, dan tanggung jawab dengan disiplin kerja. Penelitian oleh Agung Pribadi (2009) dengan hasil ada hubungan faktor motivasi perawat terhadap pelaksanaan dokumentasi asuhan keperawatan (p value = 0,0001). Penjelasan diatas menunjukan bahwa hasil penelitian ini memiliki kesamaan dengan penelitian sebelumnya. Dimana terdapat hubungan antara motivasi intrinsik perawat keperawatan. Adanya kesamaan ini menunjukan orang yang memiliki motivasi intrinsikyang tinggi cenderung akan melaksanakan pekerjaanya dengan baik pula terutama dalam pelaksanaan timbang terima, meskipun ada salah satu variabelnya berbeda. Dimana dalam penelitian ini varibel bebasnya yaitu motivasi intrinsik dan varibel terikat pelaksanaan timbang terima keperawatan. Pelaksanaan timbang terima selain dipengaruhi oleh kedisiplinan waktu, supervisi, kepemimpinan, dan pelatihan juga sangat dipengaruhi oleh motivasi, karena motivasi merupakan suatu proses dimana kebutuhan mendorong seseorang untuk melakukan serangkaian kegiatan yang mengarah ke tercapainya suatu tujuan tertentu (Mangkunegara, 2009). SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Hasil penelitian ini membuktikan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi intrinsik perawat dengan pelaksanaan timbang terima keperawatan (ρ value0,007 0,05). Saran Peneliti lain disarankan meneliti dengan metode yang berbeda yaitu kualitatif untuk memunculkan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi timbang terima keperawatan di rumah sakit maupun puskesmas. DAFTAR PUSTAKA Alvarado, K., Lee, R., Christoffersen, E., Fram, N., Boblin, S., Poole, N., et al. (2006). Transfer of acountability : Transforming shift handover to enhance patient safety. Health Care Quarterly. Special Issue (9), Arikunto, S. (2006). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Edisi VI. Jakarta: Rineka Cipta Azwar, S (2007). Metode penelitian. Yogjakarta: Pustaka Pelajar Bubeli, K (2010). Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Perawat Dalam Penerapan Proses Keperawatan Di RSUD Toto Kabupaten Bone Bolango. Jurnal: Dewi, M. (2012). Pengaruh Pelatihan Timbang Terima Pasien Terhadap Penerapan Keselamatan Pasien Oleh Perawat Pelaksana di RSUD Raden Mattaher Jambi. Jurnal Health & Sport, 3(5), Fallen dan Dwi K, Keperawatan komunitas, Nuha medika ; Yogyakarta. Friesen, M.A., White, S.V., & Byers, JF.( 2009). Handoffs: implication for nurse. America: Florida nurse. Org.hhtp.// gov/ book/ NBK2649/ Hasibuan, H. (2007). Organisasi dan Motivasi. Jakarta: Bumi Aksara Hidayat, A. Aziz Alimul Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika Hidayat, A Riset keperawatan dan tehnik penulisan ilmiah. Jakarta: Salemba medika Kristianto, D., & Santosao, A. (2013). Hubungan Pemberian Reward Ucapan Terima Kasih Dengan Kedisiplinan 23

5 JurnalKeperawatanVolume 8No 1, Hal 20-24, Maret 2016SekolahTinggiIlmuKesehatan Kendal Waktu Saat Mengikuti Timbang Terima Perawat Ruang Bedah Pada Rs Negeri Di Semarang. Jurnal Manegemen Keperawatan, 2(1), 96 Kasim, S., Robot, F., & Hamel, R. (2013). Hubungan Disiplin Waktu Dengan Kinerja Pelayanan Kesehatan Di Puskesmas Tataba Kec. Buko Kabupatenbanggai Kepulaua. Ejournal Keperawatan (e-kp), 1(1), 2 Lailiyati, A. (2013). Studi Deskriptif pelaksanaan Timbang Terima di Unit rawat inap RST bhakti Wira tamtama Semarang.Abstrak. Kuntoro, A. (2010). Buku Ajar Manajemen Keperawatan. Yogyakarta: Nuha Medika Mangkunegara AP. (2009). Evaluasi Kinerja SDM. Bandung: Refika Aditama. Nangoi, W., Pondaag, L., & Hamel, R. (2014). Hubungan Pemberian Reward dengan kinerja Perawat di Ruangan Irina A RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. 1 Notoatmodjo, S.(2010). Ilmu Perilaku Kesehatan:Jakarta, PT Rineka Cipta. Nursalam. (2009). Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Profesional. Jakarta: Salemba Medika Patintingan, Y., Pasinringi., S., & Anggraeni R, R. (2013). Gambaran Motivasi Perawat di Ruang rawat Inap RS Unhas Makassar. Payne CE, Stein JM, Leong T, and Dressler DD. Avoiding Handover Fumbles: A Controlled Trial of A Structured Handover Tool versus Traditional Handover Methods. BMJ Quality & Safety. 2012; Prasojo, S. (2005). Hubungan Karakteristik dan Motivasi dengan Disiplin Kerja Perawat Pelaksana di Ruang Rawat Inap RSUD Batang. Tesis mahsiswa pasca sarjana FIK UI. Tidak dipublikasikan Pratiknya, A. (2010). Dasar -dasar Metodologi penelitian Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta : Rajawali Pers. Saryono. (2008). Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Mitra Cendekia. Suarli, S., & Bahtiar, Y., (2010). Manajemen Keperawatan Dengan Pendekatan Praktis. Jakarta: Erlangga Sugiyono. (2006). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Suryanto. (2008). Mengenai Kepemimpinan dan Manejemen Keperawatan dalam Rumah Sakit. Yogyakarta: Mitra Cendekia Press Tawale, E., Budi, W., & Nurcholis, G. (2011). Hubungan antara Motivasi Kerja Perawat dengan Kezcenderungan mengalami Burnout pada Perawat di RSUD Serui Papua. 02(13) Yudianto, K. (2005). Faktor-faktor yang berhubungan dengan pelaksanaan operan pasien perawat pelaksana di perjan rumah sakit Dr Hasan Sadikin Bandung. Tesis; 168(12):