BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN"

Transkripsi

1 4 BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN 2.1 Tinjauan Umum Data Primer o Definisi Peta Peta adalah gambaran permukaan bumi pada bidang datar dengan skala tertentu melalui suatu sistem proyeksi. Peta bisa disajikan dalam berbagai cara yang berbeda, mulai dari peta konvensional yang tercetak hingga peta digital yang tampil di layar komputer. Istilah peta berasal dari bahasa Yunani mappa yang berarti taplak atau kain penutup meja. Namun secara umum pengertian peta adalah lembaran seluruh atau sebagian permukaan bumi pada bidang datar yang diperkecil dengan menggunakan skala tertentu. Sebuah peta adalah representasi dua dimensi dari suatu ruang tiga dimensi. Ilmu yang mempelajari pembuatan peta disebut kartografi. o Definisi Peta Buta Peta yang tidak memiliki keterangan lengkap sebagai alat pengenal. Peta buta adalah sebuah peta gambar dunia, negara atau wilayah tertentu yang tidak disertai dengan tulisan keterangan nama-nama daerahnya. Anak-anak sekolah biasanya mempelajari peta buta pada pelajaran ilmu pengetahuan sosial (ips) atau geografi. Selain peta buta, para siswa siswi sekolah pun dibekali dengan pelajaran tentang peta umum seperti cara membaca peta yang benar, cara membuat peta yang baik, arah mata angin, dan lain-lain. Banyak orang yang benci dengan pelajaran peta buta, padahal pelajaran peta buta sangat baik bagi semua orang. Ada pula orang yang menyarankan agar pelajaran peta buta dihapus saja dari kurikulum pendidikan di sekolahsekolah karena dianggap tidak bermanfaat/berguna bagi masa depan seorang anak. Dulu, saya sendiri pribadi pun menganggap bahwa pelajaran peta buta 4

2 5 itu adalah pelajaran yang tidak penting, namun setelah saya menyadari bahwa saya adalah seorang yang buta peta dan buta daerah maka anggapan tersebut menjadi terbantahkan. Beberapa Manfaat Mempelajari Pelajaran Peta Buta di Sekolah: 1. Melatih daya ingat anak-anak dari melihat suatu bentuk gambar. 2. Mengatahui letak kota-kota di indonesia sehingga tahu jika mau ke suatu kota harus lewat kota apa saja. 3. Bisa menyadari betapa pentingnya kemampuan membaca peta dalam mencari keberadaan suatu tempat. 4. Mengetahui hal apa saja yang menarik, khas, atau yang penting untuk diketahui dari suatu tempat. 5. Memahami betapa luasnya wilayah negara kita dan juga dunia. Dari beberapa manfaat yang telah disampaikan di atas maka menghapus mata pelajaran peta buta dari pelajaran ips (ilmu pengetahuan alam) atau geografi adalah bukan hal yang tepat. Untuk membuat pelajaran peta buta menjadi lebih menyenangkan, guru pengajar harus mampu membuat kreasi baru dalam kegiatan belajar mengajar peta buta. Caranya yaitu salah satunya dengan menjelaskan dengan tulisan, kata-kata maupun gambar tentang hal apa yang menarik atau yang khas dari setiap tempat agar menjadi lebih menarik di mata anak-anak sekolah. Dengan membuat pelajaran peta buta menjadi menyenangkan dan memberi banyak manfaat, maka pelajaran peta buta akan selalu ada di hati setiap orang. o Di bawah ini adalah daftar nama-nama binatang/hewan yang asli endemik indonesia yang tersebar di seluruh pelosok tanah air dari sumatera hingga papua. Daftar ini hanya memuat sebagian kecil hewan penghuni asli negara indonesia dari kelas mamalia, reptilia, amfibia, aves dan pisces saja. Semoga daftar nama binatang ini dapat memberikan manfaat. 1. Kelompok Binatang / Hewan Amfibi alias Amfibia 5

3 6 Daerah Kalimantan : Katak tanpa paru-paru Barbourula Borneoensis. Daerah Jawa Barat : Kodok darah Leptophryne cruentata Daerah Jawa Tengah : Kodok pohon ungaran Philautus jacobsoni 2. Kelompok Binatang / Hewan Ikan alias Pisces Daerah Sumatra : Arwana Emas Scleropage formosus Daerah Papua : Hiu karpet berbintik Hemiscyllium freycineti 3. Kelompok Binatang / Hewan Mamalia Daerah Sulawesi : Anoa dataran rendah Bubalus depressicornis, Anoa pegunungan Bubalus quarlesi, Babirusa Babyrousa babyrussa, Kuskus beruang Ailurops ursinus, Kuskus kerdil Strigocuscus celebensis, Musang Sulawesi Macrogalidia musschenbroekii, Tarsius peleng Tarsius pelengensis, Tarsius pygmy Tarsius pumilus Daerah Sulawesi Utara: Kera hitam sulawesi Macaca nigra, Tarsius sangir Tarsius sangirensis, Tarsius sulawesi Tarsius tarsier Daerah Sumatra : Badak Sumatra Dicerorhinus sumatrensis, Harimau Sumatra Panthera tigris sumatrae, Kambing hutan sumatra Capricornis sumatraensis, Kelinci Belang Sumatra Nesolagus netscheri, Orang utan sumatra Pongo abelli, Siamang Hylobates syndactylus, Tarsius bangka Tarsius bancanus, Bajing Palawan Sundasciurus juvencus, Landak Sumatra Hystrix sumatrae Daerah Kalimantan : Bajing tanah Lariscus hosei, Bajing telinga botol Callosciurrus adamsi, Bekantan Nasalis larvatus, Kucing merah Catopuma badia, Landak Borneo Thecurus crassispinis, Lutung dahi putih Presbytis frontata, Lutung merah Presbytis rubicunda, Macan dahan Neofelis diardi, Orang utan kalimantan Pongo pygmaeus, Owa-owa Hylobates muelleri, Tarsius bangka Tarsius bancanus 6

4 7 Daerah Kalimantan Timur : Pesut Orcaella brevirostris Daerah Jawa : Banteng jawa Bos javanicus, Kancil Jawa Tragulus javanicus, Kukang Jawa Nycticebus javanicus, Landak Jawa Hystrix javanica, Lutung Trachypithecus auratus, Macan tutul jawa Panthera pardus, Meong congkok Prionailurus bengalensis, Owa jawa Hylobates moloch, Rusa bawean Axis kuhlii, Surili Presbytis comata Daerah Jawa Timur : Rusa bawean Axis kuhlii Daerah Jawa Barat : Badak jawa Rhinoceros sondaicus Daerah Mentawai : Beruk mentawai Macaca pagensis, Monyet ekor babi Simias Concolor, Tupai Mentawai Tupaia chrysogaster Daerah Papua : Kanguru pohon mantel emas Dendrolagus pulcherrimus Daerah Bali : Kelelawar berjenggot coklat Taphozous achates, Rusa bawean Axis kuhlii, Rusa Timor Cervus timorensis Daerah Maluku Utara : Kuskus gebe Phalanger alexandrae, Kuskus mata biru Phalanger matabiru, Kuskus obi Phalanger rothschildi 4. Kelompok Binatang / Hewan Reptil alias Reptilia Daerah Jawa : Penyu belimbing Dermochelys coriacea, Penyu hijau Chelonia mydas, Penyu lekang Lepidochelys olivacea, Penyu sisik Eretmochelys imbricata Daerah Kalimantan : Kadal coklat kalimantan Lanthanotus borneensis Daerah Nusa Tenggara : Komodo Varanus komodoensis Daerah Pulau Roti Nusa Tenggara Timur : Kura-kura leher ular Chelodina mccordi 5. Kelompok Binatang / Hewan Unggas / Aves Daerah Sumatra : Beo Nias Gracula Robusta 7

5 8 Daerah Jawa : Burung Kepodang Oriolus chinensis, Burung Elang Jawa Nisaetus bartelsi, Ayam Hutan Merah Gallus gallus Daerah Kalimantan : Rangkong papan Buceros bicornis Daerah Sulawesi : Burung Maleo Macrocephalon maleo Daerah Endemis Papua : Burung cendrawasih Paradisaea rubra, Kasuari gelambir tunggal Casuarius unappendiculatus, Nuri Sayap Hitam Eos cyanogenia Daerah Bali : Jalak Bali Leucopsar rothschildi o Dari data fauna endemik yang telah disebutkan, berikut ini adalah beberapa fauna endemik langkadi Indonesia yang dilindungi dan hampir punah : 1. Badak Jawa Gambar 2.1 Badak Jawa. Sumber : Badak Jawa atau sering disebut badak bercula satu ini populasinya sangat langka. Kita bisa menemukannya hanya di taman nasional Ujung Kulon yang terletak di Banten. Badak ini sering diburu untuk diambil culanya yang digunakan untuk pengobatan atau hanya sekedar untuk bisnis saja. Bada ini merupakan binatang yang tenang, mereka akan berkerumun dalam kelompok 8

6 9 kecil untuk mencari mineral dan makanan. Mereka suka bersantai di kubangan lumpur. 2. Anoa Gambar 2.2 Anoa. Sumber : Anoa berasal dari daerah Sulawesi. Dari tahun ke tahun, populasinya selalu menurun, tidak ada peningkatan. Bahkan, di beberapa daerah di Sulawesi keberadaan anoa sudah tidak ada. Habitat anoa adalah di hutan-hutan. Sejak tahun 1960-an, anoa berada dalam status terancam punah. Dalam lima tahun terakhir populasi anoa menurun secara drastis. Diperkirakan saat ini terdapat kurang dari 5000 ekor yang masih bertahan hidup. Anoa sering diburu untuk diambil kulit, tanduk dan dagingnya. Saat ini konservasi anoa difokuskan pada perlindungan terhadap kawasan hutan dan penangkaran. Habitat anoa berada di hutan tropika dataran, sabana (savanna), terkadang juga dijumpai di rawa-rawa. Mereka merupakan penghuni hutan yang hidupnya berpindahpindah tempat. Apabila menjumpai musuhnya, anoa akan mempertahankan diri dengan mencebur ke rawa-rawa dan jika terpaksa melawan, mereka akan menggunakan tanduknya. 9

7 10 3. Harimau Sumatra Gambar 2.3 Harimau Sumatra. Sumber: Harimau Sumatra berbeda dengan harimau-harimau yang ada di seluruh dunia seperti yang ada di India. Harimau Sumatra memiliki ukuran tubuh yang lebih kecil karena habitatnya yang di dalam hutan, ini memudahkan harimau sumatra untuk bergerak atau untuk menagkap mangsa. Populasi harimau sumatra kini sudah hampir punah. 4. Elang Jawa 10

8 11 Gambar 2.4 Elang Jawa. Sumber: Terlihat dari namanya, burung ini berasal dari daerah Jawa. Burung jenis ini memiliki ciri-ciri berupa jambul di kepalanya. Keberadaannya di alam sudah dangat sulit untuk kita jumpai, jika ingin melihat, kita bisa melihatnya di penangkaran atau kebun binatang. Sebaran elang ini terbatas di Pulau Jawa, dari ujung barat (Taman Nasional Ujung Kulon) hingga ujung timur di Semenanjung Blambangan Purwo. Namun demikian penyebarannya kini terbatas di wilayah-wilayah dengan hutan primer dan di daerah perbukitan berhutan pada peralihan dataran rendah dengan pegunungan. Sebagian besar ditemukan di separuh belahan selatan Pulau Jawa. Agaknya burung ini hidup berspesialisasi pada wilayah berlereng. 5. Bekantan Gambar 2.5 Bekantan. Sumber: Bekantan termasuk jenis monyet yang keberadaannya berada di Pulau Kalimantan. Hewan jenis ini sangat mudah dikenali dengan ciri-ciri yang menonjol yakni memiliki hidung yang panjang serta memiliki rambut tubuh yang berwarna cokelat kemerah-merahan. Bekantan dikategorikan hewan langka sejak tahun

9 12 6. Komodo Gambar 2.6 Komodo. Sumber: Komodo merupakan jenis kadal raksasa yang asli dari Indonesia. Hewan ini termasuk hewan karnivora walaupun lebih sering memakan bangkai hewan dari pada memburu hewan hidup-hidup. Rata-rata komodo bisa mencapai panjang 2-3 m dan berat 60 kg. Banyak yang bilang bahwa komodo merupakan hewan prasejarah yang masih hidup. 7. Merak Hijau 12

10 13 Gambar 2.7 Merak Hijau. Sumber: Burung merak Hijau jantan dapat mencapai panjang tubuh 300 cm dengan ekor yang panjang. Juga memiliki jambul tegak di kepalanya. Ekor panjang dan jambul digunakan oleh merk hijau jantan untuk menarik merak hijau betina pada musim kawin. Sedangkan merka hijau betina memiliki ukuran tubuh yang lebih kecil dan bulunya yang tidak warna-warni. 8. Beruang Madu Gambar 2.8 Beruang Madu. Sumber: Beruang madu terdapat di hutan-hutan Sumatra. Jumlah populasinya dari tahun ke tahun selalu menurun. Walapun jenis beruang, beruang madu sering makan buah-buahan dan juga madu. Perbedaan dengan jenis beruang lain ialah bentuk tubuhnya yang kecil dan terdapat garis kuning berbentuk cincin di antara dada dan lehernya. 13

11 14 9. Jalak Bali Gambar 2.9 Jalak Bali. Sumber: Dengan ukuran tubuh sedang dan bulu yang cantik, tidak heran burung ini menjadi langka karena menjadi incaran para pemburu untuk diperjualbelikan. Burung ini asli endemik Indonesia yang hanya bisa dijumpai di Bali. Diperkirakan jumlah Jalak Bali saat ini sekitar ekor. 10. Orang Utan 14

12 15 Gambar 2.10 Orang Utan. Sumber: Orang utan merupaka jenis kera yang asli Indonesia. Hewann yang dalam bahasa Inggrisnya juga Orang utan ini menjadi langka karena disebabkan beberapa faktor, antara lain, kerusakan hutan dan perlihan hutan menjadi ladang, pabrik, dan perumahan. Orang utan bisa kita temui di Pulau Kalimantan, dan orang utan memiliki ciri-ciri berupa rambut tubuhnya yang berwarna kemerah-merahan. o Kuisioner 1. Usia anak-anak yang mengisi kuisioner 11 Tahun 0 0% 12 Tahun 13 17% 13 Tahun 33 43% 14 Tahun 25 32% Other 6 8% 2. Jenis Kelamin 15

13 16 Laki-laki 33 43% Perempuan 44 57% 3. Presentase penggunaan Peta Buta 40 % menggunakan Peta Buta ( 31 orang ) 60 % tidak menggunakan Peta Buta ( 46 orang ) 4. Beberapa pendapat target audience mengenai peta buta: Susah dimengerti karena tulisan tempat, waktu, dan bab tidak ada Bisa dipelajari Agak sulit di pelajari Baik, kalau belajar tentang peta buta kita menjadi tahu tentang negara2 yang kita tidak ketahui jadi cepet hafal Menambah ilmu pengetahuan Dapat membuat kita lebih tau dimana letak-letak negara Bagus tipis Kertas mudah sobek Warna hitam putih membingungkan Menyenangkan karena berhadapan dengan sesuatu yang tidak ada informasinya (hanya berupa gambar dan warna/tidak ada warna) Membuat kita lebih banyak mencari informasi dari internet, buku, untuk membantu kita mengisi peta tersebut dari letak astronomisnya hingga penampakan apa saja yang ada di sana Pokoknya, bagiku itu lebih mendukung proses pembelajaran. Menurut saya penggunaan peta buat di sekolah sudah bagus. Karena melalui peta buta kita lebih terasah untuk mengingat letak-letak daerah di peta dengan baik 16

14 17 Baik karena bisa lebih mengerti ttg peta-peta tanpa melihat daftar isinya Asyik Tidak ada bukan buku sih.. dia bentuknya gulungan gitu trs di pajang di depan papan, trs disuruh nunjuk kota2nya.. Membosankan 5. Koresponden disuruh memilih satu dari beberapa buku Peta Buta yang akan dirancang oleh penulis, Jawaban mereka adalah sebagai berikut : Peta Buta Polos ( gambar peta, pertanyaan, tidak berwarna ) 2 3% Peta Buta Warna ( gambar peta, pertanyaan, berwarna ) 17 22% Peta Buta Interaktif ( gambar peta, pertanyaan dengan 52 68% gambar, berwarna ) Other 6 8% 6. Selain berisi pertanyaan letak kota, provinsi, negara, dan benua, pertanyaan lain apa yang menarik perhatian kamu? Adat ( Rumah adat dan Pakaian adat ) 18 13% Tradisi ( Seni, Makanan, Upacara Tradisional, Pahlawan nasional, dll) 26 19% Budaya ( Tari dan Lagu daerah, Alat musik, Senjata tradisional ) 25 19% Flora dan Fauna 44 33% 17

15 18 Hasil alam 19 14% Other 3 2% 7. Presentase ketertarikan target audience untuk membeli Peta Buta baru hasil perancangan penulis adalah sebagai berikut : Tertarik 30 39% Sangat Tertarik 7 9% Tidak Tertarik 2 3% Biasa Saja 38 49% 8. Sebagian besar dari target audience sangat menyukai novel dan komik, dari hasil kuisioner tersebut, penulis memaparkannya sebagai berikut : Novel Romantis ( 21 koresponden ) Novel Misteri dan Horror ( 6 koresponden ) Novel Humor ( 10 koresponden ) Novel Fiktif ( 4 koresponden ) Komik ( 18 koresponden ) Alkitab ( 3 koresponden ) Buku Pengetahuan dan Ensiklopedia ( 6 koresponden ) Buku Petualangan ( 2 koresponden ) Buku Motivasi ( 3 koresponden ) Lain-Lain ( 5 koresponden ) 9. Warna favorit target audience Biru 28 koresponden 18

16 19 Biru muda 6 koresponden Tosca 6 koresponden Pink 6 koresponden Putih 10 koresponden Merah 9 koresponden Abu-Abu 5 koresponden Hijau 3 Koresponden Hitam 8 Koresponden 10. Beberapa Tokoh Kartun yang dipilih oleh target audience : Spongebob ( 7 koresponden ) Doraemon ( 10 koresponden ) Silvester Haha kamiyu Hatsune Miku Ultraman Conan Edogawa Sofia "sofia the first" Phineas and ferb Finn the human Jake the dog dalam kartun Adventure Time Pucca Manga jepang Semua nya tapi yang lucu lucu Ben10 Uciha Itachi Hello kitty ( 3 koresponden ) Anime naruto ( 3 koresponden ) Elsa ( 3 koresponden ) Anna Merida Rapunzel ( 2 koresponden ) Tom & Jerry ( 3 koresponden ) 19

17 20 Marvels ( Thor, Captain America, Superman ) The legend of korra Mr.bean Jack frost Minion Alvin & Chipmunk Olaf Finni Jake Gumbali Okita Sougo 11. Berikut adalah beberapa Toko Buku yang sering dikunjungi audience untuk membeli buku-buku kesukaan mereka: Gramedia 68 67% Toko Gunung Agung 8 8% Periplus 0 0% Kinokunia 1 1% Ak'Sa'Ra 0 0% Toko Buku dekat Rumah 7 7% Sekolah 13 13% Other 5 5% 20

18 Data Sekunder o Buku yang akan dirancang Judul Buku : Peta Buta 1 Untuk Sekolah Dasar Disusun Oleh : Slamet Swasono, S. Pd, Supardja, S.Pd Penerbit : Erlangga Alamat : Jl. H. Baping Raya No.100 o Target Audience Peta 1. Geografis Menetap di Jabodetabek 2. Demografis Jenis Kelamin : Laki-laki & Perempuan Profesi : Pelajar SD kelas 4-6 Kelas social : B dan B+ Kewarganegaraan : WNI 3. Psikologi Kritis, Rajin, Rasa Keingintahuan tinggi, Sadar akan adanya kepunahan, Peduli lingkungan dan hewan, Koleksi Buku Pelajaran. 2.2 Tinjauan Khusus Teori dan Metode yang digunakan Teori Tata Letak 21

19 22 Basic layout principles help the designer to use images in a consistent manner and in such a way that they remain in harmony with the other elements of the design (Ambrose & Harris, Basic Design Layout :2005). Teori tata letak digunakan dalam pengembangan visual kedalam media komunikasi dimana letak dalam sebuah elemen desain didasarkan legibilitas dan keterbacaan pembaca yang menjaga harmoni elemen desain. Penggunaan grid dalam peletakan elemen visual diciptakan sebagai solusi terhadap permasalahan penataan. Dengan sistem grid, seorang desainer grafis menciptakan sistematika tata letak untuk menjaga konsistensi dalam sebuah komposisi. Dimana komposisi disesuaikan dengan illustrasi yang menjadi pengantar informasi. Penulis terinspirasi dengan karya-karya milik Alva Design Studio, Christina Inserra dan Why Not Associate Teori Warna Warna dapat membuat desain lebih menarik dan estetik secara visual dan memperkuat makna suatu elemen desain (Lidwell, Holden & Butler, Universal Principles of Design : 2003). Menurut Lestrice Eisseman dalam buku Pantone: Guide to Communication With Color (OhioGrafix Press, 2002), warna merupakan metode yang paling tepat dalam usaha penyampaian pesan dan tujuan. Prinsip warna menurut Robert B. Parker antara lain: o Pengunaan warna harus mempunya fungsi. o Warna harus dapat memberikan ciri khas dari perusahaan/produk yang disampaikan. o Penggunaan warna jangan hanya untuk memberikan kesan artistik, tetapi bertujuan untuk mengatakan bahwa warna memang demikian adanya. o Hindari penggunaan warna yang tidak perlu Teori Tipografi 22

20 23 Tipografi adalah suara dari kata yang tertulis (Williams, Type Matters : 2012). Sebuah tipografi yang baik menurut David E. Carson, harus mampu menyampaikan pesan sebelum dibaca. Teori tipografi yang dipakai untuk menyampaikan pesan terhadap audience di dalam media cetak. Serif dan Sans Serif digunakan dalam aplikasi tipografi untuk memberikan dinamika didalam buku tersebut. Prinsip tipografi pada umumnya adalah: o Visibility : Jenis huruf tertentu mudah dilihat o Readability : Keterbacaan huruf yang dipilih o Legibility : Teks terlihat dengan baik, ada kalanya jenis huruf yang digunakan baik tetapi jika digunakan dalam teks akan mengakibatkan pembaca meninggalkan teks tersebut. o Clearity : kejelasan huruf, mempunyai fungsi jelas dan mudah terbaca. (Danton Sihombing, Tipografi dalam desain grafis : 2001) Tipografi yang digunakan penulis dalam buku ini adalah tipografi yang modern dan berani. Modern yang dimaksud adalah dengan penggunaan font sans serif atau serif yang. Penulis terinspirasi dari desainer seperti Chris Ashworth, Stout/Kramer dan Twopoints.net Semiotika Semiotika adalah ilmu yang mempelajari tentang tanda (sign), berfungsinya tanda, dan produksi makna. Menurut Charles S. Pierce (Budiman 2011: 3) bahwa semiotika tidak lain daripada sebuah nama lain bagi logika, yakni doktrin formal tentang tanda-tanda. Semiotika terbagi menjadi tiga bagian, yaitu: o Semantik, hubungan antara tanda dan pemaknaannya. o Sintaktik, hubungan antara tanda yang satu dengan yang lainnya dalam sebuah struktur formal o Pragmatik, hubungan tanda terhadap dampak kepada yang menggunakan Teori Illustrasi 23

21 24 Faktor visual yang dapat memberikan gambaran langsung dari visual yang dimaksud adalah dengan penggunaan illustrasi. Namun illustrasi yang menurut Zeegen kuat tanpa desain grafis akan sulit bertahan karena dasar desain grafis adalah to communicates, persuades, informs dan educates (The Fundamentals of Illustration : 2005). Media yang banyak digunakan dalam suatu illustrasi adalah pensil, cat air, pensil warna, dry brush dan lain sebagainya. Dengan illustrasi hewan yang didapat dari buku anatomi hewan The Artist s Guide To Animal Anatomy karya Gottfried Bammes (1994). Penulis terinspirasi dari illustrasi milik Stefan Zsaitsits, Esra Roise, dan Graphic Design Group Studio Blanco. Berikut ini beberapa macam jenis illustrasi yang digunakan dalam buku ini adalah: o Realis Realis adalah gaya lukis yang menggambarkan bentuk asli dari bentuk yang dimaksud itu sendiri. Bentuk gambar tidak mengadaada karena berdasarkan apa yang dilihat. o Kontemporer Kata kontemporer yang berasal dari kata co (bersama) dan tempo (waktu). Sehingga menegaskan bahwa seni kontemporer adalah karya yang secara tematik merefleksikan situasi waktu yang sedang dilalui Strategi Kreatif Tagline Peta Informasi kategori Fauna Langka Indonesia Teori Positioning Menurut Wheeler (2009) pengertian positioning adalah konsep branding revolusioner yang dikembangkan oleh Al Ries dan Jack Trout pada tahun Mereka mendefinisikan positioning sebagai landasan di mana perusahaan membangun merek mereka, menyusun strategi perencanaan 24

22 25 mereka dan memperluas hubungan mereka dengan pelanggan. Positioning memperhitungkan rumusan dari harga, produk, promosi, dan tempat tempat dimensi yang mempengaruhi penjualan. Ries dan Trout yakin bahwa setiap perusahaan harus menentukan posisinya dalam pikiran pelanggan, mempertimbangkan kebutuhan pelanggan, kekuatan dan kelemahan dari perusahaan, dan pandangan kompetitif. Konsep ini terus menjadi ajaran dasar di semua komunikasi pemasaran, merek, dan iklan. Strategi positioning merupakan pendukung bagi keefektifan suatu brand, di mana strategi tersebut yang mengarahkan perencanaan, pemasaran, dan penjualan. Positioning berkembang untuk menciptakan peluang di pasar yang terus menerus berubah, sebuah pasar di mana konsumen jenuh dengan berbagai produk dan pesan yang ada. Positioning mengambil keuntungan dari perubahan dalam demografi, teknologi, siklus pemasaran, tren konsumen, dan kesenjangan di pasar untuk menemukan cara cara baru yang menarik untuk publik. Dengan demikian positioning dapat dibangun dalam upaya menghadapi persaingan dengan cara perusahaan tersebut harus mampu menggali ciri khas yang melekat padanya, sehingga dapat dibedakan dengan produk pesaing Teori Layout Pada akhir dari perancangan, tata letak atau layout merupakan hal terakhir yang meramu semuanya kedalam satu wadah, sehingga menghasilkan suatu desain serta tampilan yang baik serta tepat. Menurut Frank Jefkin, ada beberapa dasar yang perlu diperhatikan di dalam merancang suatu tampilan layout, antara lain adalah : The Law Of Unity harus dirancang sedemikan rupa dari headline, subheadline, ilustrasi, teks, logo, slogan dan sebagainya sehingga menghasilkan kesatuan komposisi yang baik dan enak dilihat. The Law Of Variety, untuk menghindari kesan yang monoton sebaiknya dibuat sedikit banyak variasi perancangan maupun 25

23 26 visual sebuah iklan, misal tebal-tipis huruf, ilustrasi yang berbeda namun tetap memiliki fokus yang jelas terhadap pesan yang akan disampaikan/ The Law Of Balance, suatu keseimbangan dalam layout dapat dicapai bila unsur-unsurnya disusun secara sepadan, serasi, dan selaras. The Law Of Rhythm, irama perlu diperhatikan dalam perancangan layout, misalnya kesamaan pengulanganpengulangan penempatan unsur layout, pengulangan bentuk dan warna. The Law Of Harmony, adalah keselarasan dan keserasian hubungan antara unsur-unsur layout yang memberikan kesan kenyamanan dan keindahan. Nilai harmoni dapat dicapai dengan repetisi(pengulangan bentuk) unsur-unsur layout baik itu bidang, garis, huruf, warna, dan lainnya. Bagian dari layout sebaiknya dirancang secara harmonis tapi tidak monoton. The Law Of Proportion, yaitu penggunaan ukuran yang berserasi agar juga tercipta perpaduan yang baik. The Law Of Scale, yaitu perpaduan antara warna gelap dan terang, hitam dan putih, besar dan kecil, dari unsur-unsur layout dalam suatu hubungan yang tidak seimbang (kontras) Analisa SWOT a. Strength Memiliki pertanyaan yang sangat beragam, akan terus dipelajari dan tidak habis dimakan zaman. Mengutamakan informasi yang jelas dan membuat anak-anak mengigat. Memiliki harga yang lumayan terjangkau b. Weakness Tidak memiliki keindahan dan keunikan tersendiri 26

24 27 c. Opportunity Tidak banyak peta buta yang membahas hewan-hewan langka yang khusus untuk daerah Indonesia Menjadi buku yang sesuai dengan perkembangan trend sekarang d. Threats Kurangnya minat membaca dan membeli buku di zaman sekarang. Teknologi yang maju memungkinkan mencari fakta di internet 27

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 4. KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP DALAM PELESTARIAN EKOSISTEMLatihan Soal 4.3

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 4. KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP DALAM PELESTARIAN EKOSISTEMLatihan Soal 4.3 SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 4. KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP DALAM PELESTARIAN EKOSISTEMLatihan Soal 4.3 1. Tempat perlindungan Orang utan yang dilindungi oleh pemerintah banyak terdapat didaerah Tanjung

Lebih terperinci

10 Hewan Langka Di Indonesia

10 Hewan Langka Di Indonesia 10 Hewan Langka Di Indonesia 10 Hewan Langka Di Indonesia Indonesia terkenal dengan kekayaan flora dan fauna. Termasuk flora dan fauna langka juga terdapat di Indonesia. Sudah menjadi penyakit kronis di

Lebih terperinci

PERANCANGAN PUBLIKASI PETA INFORMASI FAUNA LANGKA INDONESIA

PERANCANGAN PUBLIKASI PETA INFORMASI FAUNA LANGKA INDONESIA PERANCANGAN PUBLIKASI PETA INFORMASI FAUNA LANGKA INDONESIA Melani Oktavia NIM : 1401119651 Telp : 0812 9794 6919 Alamat : Jalan Inspeksi Teluk Intan Apartemen Teluk Intan Lt.15 P Email : melanioktavia92@gmail.com

Lebih terperinci

Unduh aplikasi Hewan Endemik Indonesia yang ada di PlayStore. Gambar 11. Playstore (Sumber : Dokumentasi Penulis)

Unduh aplikasi Hewan Endemik Indonesia yang ada di PlayStore.  Gambar 11. Playstore (Sumber : Dokumentasi Penulis) BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. Tataran Lingkungan Komunitas 1. Pengguna Kelompok pengguna aplikasi ini dikhususkan untuk anak usia 6 tahun sampai dengan 10 tahun, namun tidak menutup kemungkinan digunakan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN TEKNIS KONSERVASI IN SITU DAN EK SITU

KEBIJAKAN TEKNIS KONSERVASI IN SITU DAN EK SITU KEBIJAKAN TEKNIS KONSERVASI IN SITU DAN EK SITU Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati Direktorat Jenderal Konservasi Sumberdaya Alam dan Ekosistem Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Mandat

Lebih terperinci

HEWAN YANG LANGKA DAN DILINDUNGI DI INDONESIA 1. Orang Utan (Pongo pygmaeus)

HEWAN YANG LANGKA DAN DILINDUNGI DI INDONESIA 1. Orang Utan (Pongo pygmaeus) HEWAN YANG LANGKA DAN DILINDUNGI DI INDONESIA 1. Orang Utan (Pongo pygmaeus) - Habitat yang semakin sempit karena kawasan hutan hujan yang menjadi tempat tinggalnya dijadikan sebagai lahan kelapa sawit,

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori / Metode Corporate Identity

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori / Metode Corporate Identity 15 BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori / Metode 4.1.1 Corporate Identity Di dalam marketing, Corporate Identity (CI) adalah persona dari suatu korporasi yang disesuaikan dengan pencapaian terhadap sasaran

Lebih terperinci

PELESTARIAN BAB. Tujuan Pembelajaran:

PELESTARIAN BAB. Tujuan Pembelajaran: BAB 4 PELESTARIAN MAKHLUK HIDUP Tujuan Pembelajaran: Setelah mempelajari bab ini, kalian diharapkan dapat: 1. Mengetahui berbagai jenis hewan dan tumbuhan yang mendekati kepunahan. 2. Menjelaskan pentingnya

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. Menurut kutipan dari buku "Tipografi dalam Desain Grafis", Danton

BAB 4 KONSEP DESAIN. Menurut kutipan dari buku Tipografi dalam Desain Grafis, Danton BAB 4 KONSEP DESAIN 3.1 Landasan Teori 1. Teori Tipografi Menurut kutipan dari buku "Tipografi dalam Desain Grafis", Danton Sihombing. MFA, tipografi bukan lagi merupakan pelengkap suatu statement visual,

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP. 4.1 Landasan Teori

BAB 4 KONSEP. 4.1 Landasan Teori BAB 4 KONSEP 4.1 Landasan Teori Landasan teori berfungsi sebagai arah & batasan dalam konsep berfikir sehingga proses perancangan media interaktif ini berada pada arah dan ruang lingkup yang jelas dan

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. mengkomunikasikan pesan melalui kata dan gambar. Berikut merupakan elemen-elemen dalam desain :

BAB 4 KONSEP DESAIN. mengkomunikasikan pesan melalui kata dan gambar. Berikut merupakan elemen-elemen dalam desain : 45 BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Desain Komunikasi Visual Desain merupakan sintesa visual dari ide, berfungsi untuk mengkomunikasikan pesan melalui kata dan gambar. Berikut merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Burung dalam ilmu biologi adalah anggota kelompok hewan bertulang belakang (vertebrata) yang memiliki bulu dan sayap. Jenis-jenis burung begitu bervariasi, mulai dari

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. Orangeseed Design, desain dapat menjadi dan melakukan segala hal. Desain adalah

BAB 4 KONSEP DESAIN. Orangeseed Design, desain dapat menjadi dan melakukan segala hal. Desain adalah BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori Desain Grafis Menurut kutipan yang diambil dari buku Bringing Graphic Design In-House, Orangeseed Design, desain dapat menjadi dan melakukan segala hal. Desain adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN BAB III METODE PERANCANGAN Bab ini membahas tentang cara dan metode yang digunakan dalam perancangan Green Map Kebun Binatang Surabaya Guna Memudahkan Informasi Wisatawan, berikut bagan perancangannya

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP. 4.1 Landasan Teori Teori Layout. Layout menurut Gavin Amborse & Paul Harris, (London 2005)

BAB 4 KONSEP. 4.1 Landasan Teori Teori Layout. Layout menurut Gavin Amborse & Paul Harris, (London 2005) BAB 4 KONSEP 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Layout Layout menurut Gavin Amborse & Paul Harris, (London 2005) adalah penyusunan dari elemen-elemen desain yang berhubungan kedalam sebuah bidang sehingga

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Definisi Buku Buku 4.2 Definisi Publikasi 4.3 Landasan Teori Teori Layout Grid Systems

BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Definisi Buku Buku 4.2 Definisi Publikasi 4.3 Landasan Teori Teori Layout Grid Systems BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Definisi Buku 4.1.1 Buku Buku Menurut Kamus Bahasa Indonesia adalah lembar kertas yang berjilid, berisi tulisan atau kosong. Sedangkan menurut Oxford Dictionary, buku adalah hasil

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori Teori Publikasi

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori Teori Publikasi 16 BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Publikasi Timothy Samara (2005:10) menyatakan publikasi merupakan sebuah perluasan aplikasi dari dua unsur yaitu teks dan gambar. Perluasan aplikasi

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP DESAIN. kertas yang berjilid, berisi tulisan atau kosong. Sedangkan menurut Oxford

BAB IV KONSEP DESAIN. kertas yang berjilid, berisi tulisan atau kosong. Sedangkan menurut Oxford BAB IV KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori dan Metode 4.1.1 Definisi Buku Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), buku adalah lembar kertas yang berjilid, berisi tulisan atau kosong. Sedangkan menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seperti yang sudah diketahui oleh masyarakat luas, harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) merupakan hewan endemik Indonesia yang terancam punah akibat berkurangnya

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. LEMBAR PENGESAHAN..i. SURAT PENGANTAR...ii. ABSTRAK...iii. KATA PENGANTAR.v. DAFTAR ISI..vii. DAFTAR GAMBAR...x. DAFTAR TABEL.

DAFTAR ISI. LEMBAR PENGESAHAN..i. SURAT PENGANTAR...ii. ABSTRAK...iii. KATA PENGANTAR.v. DAFTAR ISI..vii. DAFTAR GAMBAR...x. DAFTAR TABEL. DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN..i SURAT PENGANTAR...ii ABSTRAK...iii KATA PENGANTAR.v DAFTAR ISI..vii DAFTAR GAMBAR...x DAFTAR TABEL.xvi BAB 1 PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang Masalah...1 1.2 Rumusan Masalah.....5

Lebih terperinci

Perancangan Green Map Kebun Binatang Surabaya guna. memudahkan Informasi Wisatawan BAB I PENDAHULUAN

Perancangan Green Map Kebun Binatang Surabaya guna. memudahkan Informasi Wisatawan BAB I PENDAHULUAN Perancangan Green Map Kebun Binatang Surabaya guna memudahkan Informasi Wisatawan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebun Binatang Surabaya merupakan salah satu destinasi wisata kota yang paling

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. Untuk menemukan rujukan yang tepat sebelum melakukan pendekatan desain

BAB 4 KONSEP DESAIN. Untuk menemukan rujukan yang tepat sebelum melakukan pendekatan desain 25 BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori Untuk menemukan rujukan yang tepat sebelum melakukan pendekatan desain komunikasi visual yang tepat, ada beberapa teori yang digunakan sebagai bahan pertimbangan.

Lebih terperinci

penerima terhadap pengirim mempengaruhi pemikiran penerima. Proses komunikasi dimulai ketika pengirim memilih kata kata, gambar, simbol yang tepat unt

penerima terhadap pengirim mempengaruhi pemikiran penerima. Proses komunikasi dimulai ketika pengirim memilih kata kata, gambar, simbol yang tepat unt BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Teori Komunikasi Komunikasi adalah proses menyalurkan informasi, pertukaran ide atau proses untuk menghadirkan sebuah paham atau pemikiran antara pengirim dan penerima. Hal ini

Lebih terperinci

Tugas Portofolio Pelestarian Hewan Langka. Burung Jalak Bali

Tugas Portofolio Pelestarian Hewan Langka. Burung Jalak Bali Tugas Portofolio Pelestarian Hewan Langka Burung Jalak Bali Burung Jalak Bali Curik Bali atau yang lebih dikenal dengan nama Jalak Bali, merupakan salah satu spesies burung cantik endemis Indonesia. Burung

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENGELOLAAN SAVANA PADA KAWASAN HUTAN

KEBIJAKAN PENGELOLAAN SAVANA PADA KAWASAN HUTAN KEBIJAKAN PENGELOLAAN SAVANA PADA KAWASAN HUTAN Ir. Bambang Dahono Adji, MM,M.Si. Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati Disampaikan pada: Seminar Nasional Biodiversitas Savana Nusa Tenggara Kupang,

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. Kampanye isu sosial, bukan kampanye politik, bukan kampanye demonstrasi dan bukan

BAB 4 KONSEP DESAIN. Kampanye isu sosial, bukan kampanye politik, bukan kampanye demonstrasi dan bukan BAB 4 KONSEP DESAIN 4.3 Landasan Teori 4.3.1 Kampanye Sosial Kampanye isu sosial, bukan kampanye politik, bukan kampanye demonstrasi dan bukan kampanye promosi produk dan jasa. kampanye isu sosial merupakan

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL 3.1. Tujuan Perancangan Beberapa tujuan hasil perancangan dari sign system ini, yaitu memudahkan pengunjung untuk mendapatkan informasi yang diberikan di

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori/Metode

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori/Metode BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori/Metode 4.1.1 Book Design Proccess Menurut buku Indie Publishing oleh Ellen Lupton, dalam membuat suatu buku, ada beberapa hal dibawah ini yang harus kita perhatikan

Lebih terperinci

BAB. Pelestarian Hewan dan Tumbuhan

BAB. Pelestarian Hewan dan Tumbuhan BAB 4 Pelestarian Hewan dan Tumbuhan Sekolah Dasar Putra Bangsa melakukan karyawisata ke Taman Safari di Bogor, Jawa Barat. Nina dan Siti sangat senang sekolahnya melakukan karyawisata ke Taman Safari.

Lebih terperinci

STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL. III.1.1 Pendekatan komunikasi (pendekatan visual dan verbal)

STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL. III.1.1 Pendekatan komunikasi (pendekatan visual dan verbal) BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL III.1 Strategi Perancangan Strategi perancangan terdiri dari dua kata yaitu strategi dan perancangan, yang masing-masing kata mempunyai pengertian tersendiri.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hewan langka di Indonesia yang masuk dalam daftar merah kelompok critically

BAB I PENDAHULUAN. hewan langka di Indonesia yang masuk dalam daftar merah kelompok critically BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya akan flora dan faunanya. Dari segi fauna, Indonesia memiliki keanekaragaman yang tinggi karena wilayahnya yang terdiri dari kepulauan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Satwa Langka Satwa langka atau yang biasa disebut hewan langka adalah hewan yang masuk dalam daftar IUCN (International Union for the Conservation of Nature and Natural Resource)

Lebih terperinci

RANGKUMAN BAHAN PTS GANJIL MAPEL : IPS KELAS 7

RANGKUMAN BAHAN PTS GANJIL MAPEL : IPS KELAS 7 RANGKUMAN BAHAN PTS GANJIL 2017-2018 MAPEL : IPS KELAS 7 A. Pengertian Ruang dan Interaksi Antarruang Ruang adalah tempat di permukaan bumi, baik secara keseluruhan maupun hanya sebagian yang digunakan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor P.40/Menhut-II/2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor P.40/Menhut-II/2012 TENTANG PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor P.40/Menhut-II/2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR P.52/MENHUT-II/2006 TENTANG PERAGAAN JENIS TUMBUHAN DAN SATWA LIAR DILINDUNGI

Lebih terperinci

KEANEKARAGAMAN HAYATI. Keanekaragaman Jenis Keanekaragaman Genetis Keanekaragaman ekosistem

KEANEKARAGAMAN HAYATI. Keanekaragaman Jenis Keanekaragaman Genetis Keanekaragaman ekosistem KEANEKARAGAMAN HAYATI Keanekaragaman Jenis Keanekaragaman Genetis Keanekaragaman ekosistem Tujuan Pembelajaran Mampu mengidentifikasi keanekaragaman hayati di Indonesia Mampu membedakan keanekaragaman

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. Menurut Alina Wheeler, dalam buku Designing Brand Identity disebutkan bahwa

BAB 4 KONSEP DESAIN. Menurut Alina Wheeler, dalam buku Designing Brand Identity disebutkan bahwa 21 BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Brand Menurut Alina Wheeler, dalam buku Designing Brand Identity disebutkan bahwa brand identity adalah ekspresi secara visual dan verbal dari sebuah

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP DESAIN

BAB IV KONSEP DESAIN 13 BAB IV KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Desain Komunikasi Visual Dalam sebuah artikel dari http://sadidadalila.wordpress.com/ menjelaskan bahwa Desain Komunikasi Visual adalah ilmu yang

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) pertumbuhan jumlah penduduk. : 1.1. Mendeskripsikan kondisi fisik wilayah dan penduduk

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) pertumbuhan jumlah penduduk. : 1.1. Mendeskripsikan kondisi fisik wilayah dan penduduk RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah Mata Pelajaran : Sekolah Menengah Pertama Negeri 3 Pajangan : Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas / Semester : VIII / 1 Standar Kompetensi : 1. Memahami permasalahan

Lebih terperinci

KEANEKARAGAMAN HAYATI A. PENGERTIAN KEANEKARAGAMAN HAYATI Keanekaragaman hayati atau biodiversitas adalah suatu istilah pembahasan yang mencakup

KEANEKARAGAMAN HAYATI A. PENGERTIAN KEANEKARAGAMAN HAYATI Keanekaragaman hayati atau biodiversitas adalah suatu istilah pembahasan yang mencakup KEANEKARAGAMAN HAYATI A. PENGERTIAN KEANEKARAGAMAN HAYATI Keanekaragaman hayati atau biodiversitas adalah suatu istilah pembahasan yang mencakup semua bentuk kehidupan, yang secara ilmiah dapat dikelompokan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam buku Aplikasi Desain Grafis untuk Periklanan (Suyanto, 2004:5-8), tersebut. Ada empat macam tujuan dari iklan, yaitu:

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam buku Aplikasi Desain Grafis untuk Periklanan (Suyanto, 2004:5-8), tersebut. Ada empat macam tujuan dari iklan, yaitu: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Periklanan Periklanan merupakan salah satu tahap dalam pemasaran. Produk barang atau jasa, baik penamaannya, pengemasannya, penetapan harga, dan distribusinya tercermin dalam

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.39/Menhut-II/2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.39/Menhut-II/2012 TENTANG PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.39/Menhut-II/2012 TENTANG PERTUKARAN JENIS TUMBUHAN ATAU SATWA LIAR DILINDUNGI DENGAN LEMBAGA KONSERVASI DI LUAR NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

Beberapa fakta dari letak astronomis Indonesia:

Beberapa fakta dari letak astronomis Indonesia: Pengaruh Letak Geografis Terhadap Kondisi Alam dan Flora Fauna di Indonesia Garis Lintang: adalah garis yang membelah muka bumi menjadi 2 belahan sama besar yaitu Belahan Bumi Utara dan Belahan Bumi Selatan.

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 19/Menhut-II/2010 TENTANG PENGGOLONGAN DAN TATA CARA PENETAPAN JUMLAH SATWA BURU

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 19/Menhut-II/2010 TENTANG PENGGOLONGAN DAN TATA CARA PENETAPAN JUMLAH SATWA BURU PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 19/Menhut-II/2010 TENTANG PENGGOLONGAN DAN TATA CARA PENETAPAN JUMLAH SATWA BURU Menimbang DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN

Lebih terperinci

BAB 4. KONSEP DESAIN. Corporate Branding, merupakan sebuah proses bisnis yang terencana, dan secara

BAB 4. KONSEP DESAIN. Corporate Branding, merupakan sebuah proses bisnis yang terencana, dan secara 12 BAB 4. KONSEP DESAIN 4.1. Landasan Teori 4.1.1. Teori Branding Corporate Branding, merupakan sebuah proses bisnis yang terencana, dan secara strategis difokuskan dan disatukan melalui organisasi. Branding

Lebih terperinci

E. Kondisi Alam Indonesia

E. Kondisi Alam Indonesia E. Kondisi Alam Indonesia Alam Indonesia dikenal sangat indah dan kaya akan berbagai sumber daya alamnya. Tidak heran jika banyak wisatawan dari berbagai dunia tertarik dan datang ke Indonesia. Kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan satwa yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Menurut rilis terakhir dari

BAB I PENDAHULUAN. dan satwa yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Menurut rilis terakhir dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah Negara yang kaya akan sumber daya alamnya baik hayati maupun non hayati salah satu kekayaan alam Indonesia dapat dilihat dari banyaknya jenis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banyuwangi merupakan kabupaten yang berada di ujung paling timur dari Provinsi Jawa Timur yang memiliki kekayaan seni budaya, keberagaman adat tradisi, serta dianugerahi

Lebih terperinci

V. ULASAN KARYA PERANCANGAN

V. ULASAN KARYA PERANCANGAN V. ULASAN KARYA PERANCANGAN A. Konsep Perancangan Ruang kelas adalah suatu ruangan dalam bangunan sekolah, yang berfungsi sebagai tempat untuk kegiatan tatap muka dalam proses kegiatan belajar mengajar

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( R P P )

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( R P P ) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( R P P ) Sekolah : SMP Muhammadiyah 2 Depok Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas /Semester : VIII / 1 Standar Kompetensi : 1. Memahami permasalahan sosial berkaitan

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. beragam dari gunung hingga pantai, hutan sampai sabana, dan lainnya,

BAB I. PENDAHULUAN. beragam dari gunung hingga pantai, hutan sampai sabana, dan lainnya, BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara dengan keanekaragaman hayati yang beragam. Wilayahnya yang berada di khatuistiwa membuat Indonesia memiliki iklim tropis, sehingga

Lebih terperinci

Sumber: berau-borneo.org; 30 November Keanekaragaman Hayati

Sumber: berau-borneo.org; 30 November Keanekaragaman Hayati Sumber: berau-borneo.org; 30 November 2007 Keanekaragaman Hayati Keanekaragaman Hayati Indonesia memiliki Keunikan Tingkatan terdiri atas Tingkat Gen Tingkat Spesies Tingkat Ekosistem memiliki Peran bagi

Lebih terperinci

Evaluasi Rehabilitasi Merak Hijau (Pavo muticus) Dari Hasil Sitaan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) di Seksi Karangtekok

Evaluasi Rehabilitasi Merak Hijau (Pavo muticus) Dari Hasil Sitaan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) di Seksi Karangtekok Laporan Kegiatan Pengendali Ekosistem Hutan Evaluasi Rehabilitasi Merak Hijau (Pavo muticus) Dari Hasil Sitaan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) di Seksi Karangtekok BALAI TAMAN NASIONAL BALURAN 2004

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB 2 DATA DAN ANALISA BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Data Data dan informasi yang mendukung dalam proyek TA ini diperoleh dari beberapa sumber, antara lain : 1. Data elektronik maupun non elektronik berupa buku anak, dan

Lebih terperinci

BUKU CERITA DAN MEWARNAI PONGKI YANG LUCU

BUKU CERITA DAN MEWARNAI PONGKI YANG LUCU BUKU CERITA DAN MEWARNAI PONGKI YANG LUCU EDY HENDRAS WAHYONO Penerbitan ini didukung oleh : 2 BUKU CERITA DAN MEWARNAI PONGKI YANG LUCU Ceritera oleh Edy Hendras Wahyono Illustrasi Indra Foto-foto Dokumen

Lebih terperinci

BAB IV PRODUKSI MEDIA

BAB IV PRODUKSI MEDIA BAB IV PRODUKSI MEDIA 4.1 Gambaran Media Produksi Berdasarkan data dan informasi lapangan yang penulis dapat, maka penulis kemudian menggunakan beragam elemen desain grafis (garis, bidang, ruang gempal,

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori/Metode

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori/Metode BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori/Metode 4.1.1 Bagaimana Menulis Biografi Biografi, secara sederhana dapat dikatakan sebagai sebuah kisah riwayat hidup seseorang. Biografi dapat berbentuk beberapa

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. Menurut Frank F. Jefkin, ada beberapa dasar yang dapat ditemukan dalam merancang sebuah layout, yaitu:

BAB 4 KONSEP DESAIN. Menurut Frank F. Jefkin, ada beberapa dasar yang dapat ditemukan dalam merancang sebuah layout, yaitu: BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Logo Logo sangat penting bagi suatu brand atau produk, karena logo adalah sebuah identitas yang akan mencerminkan karakter suatu brand. Maka dari itu

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori Teori Desain Komunikasi Visual Teori Layout

BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori Teori Desain Komunikasi Visual Teori Layout BAB 4 KONSEP DESAIN 19 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Desain Komunikasi Visual Beberapa teori desain komunikasi visual dalam penerapan tipografi ini adalah bersifat cultural, yang beredukatif dan menjadi

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN 5.1 Namestyle Buku Gbr. 3 Namestyle pada buku pengetahuan ini menggunakan font dekoratif dengan warna kuning untuk memberikan suatu peringatan secara tidak langsung, kemudian

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL III.1. Strategi Perancangan Strategi perancangan yang akan dibuat mengenai identitas Kota Bandung ini adalah dengan merancang identitas yang dapat memenuhi

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. Menurut Danton Sihombing dalam bukunya yang berjudul, Tipografi dalam Desain Grafis,

BAB 4 KONSEP DESAIN. Menurut Danton Sihombing dalam bukunya yang berjudul, Tipografi dalam Desain Grafis, BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Tipografi Menurut Danton Sihombing dalam bukunya yang berjudul, Tipografi dalam Desain Grafis, proses perancangan dengan menggunakan huruf adalah tahapan

Lebih terperinci

2 2. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 167, Tambahan Lembaran Negara Republik I

2 2. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 167, Tambahan Lembaran Negara Republik I BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 1348, 2014 KEMENHUT. Jumlah Satwa Buru. Penggolongan. Penetapan. Tata Cara. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.70/Menhut-II/2014 TENTANG PERUBAHAN

Lebih terperinci

A. Hewan dan Tumbuhan yang Hampir Punah

A. Hewan dan Tumbuhan yang Hampir Punah A. Hewan dan Tumbuhan yang Hampir Punah Kebun binatang merupakan habitat buatan untuk berbagai jenis hewan dan tumbuhan. Pernahkah kamu berpikir di mana habitat asli hewan dan tumbuhan tersebut? Berbagai

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN WISATA ALAM DAN JASA LINGKUNGAN SEBAGAI SEKTOR UNGGULAN MASA DEPAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

PENGEMBANGAN WISATA ALAM DAN JASA LINGKUNGAN SEBAGAI SEKTOR UNGGULAN MASA DEPAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN PENGEMBANGAN WISATA ALAM DAN JASA LINGKUNGAN SEBAGAI SEKTOR UNGGULAN MASA DEPAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN Oleh: IR. LISTYA KUSUMAWARDHANI, M.SC Direktur Pemolaan Informasi Konservasi Alam Direktur

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Definisi Publikasi Publikasi berarti penyiaran, pengumuman atau penerbitan suatu karya yang telah diciptakan agar diketahui publik. Pengumuman tersebut dilakukan

Lebih terperinci

CIKEMBULAN BAB IV MEDIA DAN TEKNIS PRODUKSI

CIKEMBULAN BAB IV MEDIA DAN TEKNIS PRODUKSI BAB IV MEDIA DAN TEKNIS PRODUKSI 4.1 Media Aplikasi media yang digunakan adalah media promosi Taman Satwa Cikembulan yang melalui beberapa tahapan proses, yaitu tahapan sketsa dan format desain. Teknik

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. Untuk menunjang publikasi seri kartu permainan Peribahasa Indonesia, maka

BAB 4 KONSEP DESAIN. Untuk menunjang publikasi seri kartu permainan Peribahasa Indonesia, maka 28 BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori Untuk menunjang publikasi seri kartu permainan Peribahasa Indonesia, maka dibutuhkan beberapa teori / metode dsain sebagai landasan penunjang permbuatannya. Teori-teori

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. consistently, clearly and visibly, act, dress and talk like one.

BAB 4 KONSEP DESAIN. consistently, clearly and visibly, act, dress and talk like one. 15 BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Branding Menurut Sakti Makki, branding means behaving, expressing and communicating your brand consistently, clearly and visibly, act, dress and talk

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN

BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN 1.1 Tinjauan Umum Dalam membuat buku tentang tari tradisional Jawa dan rumah adat Jawa ini, penulis menggunakan data-data dari berbagai sumber, yaitu dari internet, buku-buku

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP. 4.1 Landasan Teori. Landasan teori yang saya ambil untuk mengembangkan penyelesaian masalah pada. desain saya adalah:

BAB 4 KONSEP. 4.1 Landasan Teori. Landasan teori yang saya ambil untuk mengembangkan penyelesaian masalah pada. desain saya adalah: 17 BAB 4 KONSEP 4.1 Landasan Teori Landasan teori yang saya ambil untuk mengembangkan penyelesaian masalah pada desain saya adalah: 4.1.1 Teori Fotografi Fotografi memiliki banyak teori mengenai bagaimana

Lebih terperinci

LINGKUNGAN KEHIDUPAN DI MUKA BUMI

LINGKUNGAN KEHIDUPAN DI MUKA BUMI LINGKUNGAN KEHIDUPAN DI MUKA BUMI Indonesia terdiri atas pulau-pulau sehingga disebut negara kepulauan. Jumlah pulau yang lebih dari 17.000 buah itu menandakan bahwa Indonesia merupakan suatu wilayah yang

Lebih terperinci

MENGENAL BEBERAPA PRIMATA DI PROPINSI NANGROE ACEH DARUSSALAM. Edy Hendras Wahyono

MENGENAL BEBERAPA PRIMATA DI PROPINSI NANGROE ACEH DARUSSALAM. Edy Hendras Wahyono MENGENAL BEBERAPA PRIMATA DI PROPINSI NANGROE ACEH DARUSSALAM Edy Hendras Wahyono Penerbitan ini didukung oleh : 2 MENGENAL BEBERAPA PRIMATA DI ACEH Naskah oleh : Edy Hendras Wahyono Illustrasi : Ishak

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP. 4.1 Landasan Teori Teori Visual

BAB 4 KONSEP. 4.1 Landasan Teori Teori Visual BAB 4 KONSEP 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Visual Dalam buku Illustration, A Theoritical and Contextual Perspective karya Alan Male (2007) dikatakan bahwa untuk menyelesaikan suatu masalah dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP DESAIN

BAB IV KONSEP DESAIN BAB IV KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Branding Menurut Alina Wheeler dalam buku Designing Brand Identity, Brand adalah janji, ide besar dan harapan yang mengesampingkan setiap pemikiran konsumen

Lebih terperinci

2015 LUWAK. Direktorat Pengembangan Usaha dan Investasi Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Kementerian Pertanian

2015 LUWAK. Direktorat Pengembangan Usaha dan Investasi Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Kementerian Pertanian 2015 LUWAK Direktorat Pengembangan Usaha dan Investasi Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Kementerian Pertanian LUWAK A. Biologi Luwak Luwak merupakan nama lokal dari jenis musang

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM GEOGRAFI REGIONAL INDONESIA (GPW 0101) ACARA V: PEMAHAMAN FENOMENA BIOSFER

LAPORAN PRAKTIKUM GEOGRAFI REGIONAL INDONESIA (GPW 0101) ACARA V: PEMAHAMAN FENOMENA BIOSFER LAPORAN PRAKTIKUM GEOGRAFI REGIONAL INDONESIA (GPW 0101) ACARA V: PEMAHAMAN FENOMENA BIOSFER Disusun oleh : Nama NIM : Mohammad Farhan Arfiansyah : 13/346668/GE/07490 Hari, tanggal : Rabu, 4 November 2014

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN WISATA ALAM DAN JASA LINGKUNGAN SEBAGAI SEKTOR UNGGULAN MASA DEPAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

PENGEMBANGAN WISATA ALAM DAN JASA LINGKUNGAN SEBAGAI SEKTOR UNGGULAN MASA DEPAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN PENGEMBANGAN WISATA ALAM DAN JASA LINGKUNGAN SEBAGAI SEKTOR UNGGULAN MASA DEPAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN Oleh: Ir. Listya Kusumawardhani, M.Sc Direktur Pemolaan Informasi Konservasi Alam Plt. Direktur

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Penulis

KATA PENGANTAR. Penulis KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-nya, sehingga kami dari kelompok 2 dapat menyelesaikan tugas membuat Makalah Penyebaran Fauna. Kami mengucapkan

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori Target audiens dalam publikasi buku ini difokuskan untuk ibu yang mempunyai anak usia 3-8 tahun. Mengapa ditargetkan untuk ibu yang mempunyai anak usia 3-8 tahun?

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS. A. Demografis Target audience dari Lets Go Holiday! Camping-Beach secara demografis adalah : : 7 8 tahun

BAB IV ANALISIS. A. Demografis Target audience dari Lets Go Holiday! Camping-Beach secara demografis adalah : : 7 8 tahun BAB IV ANALISIS 4.1 Khalayak Sasaran A. Demografis Target audience dari Lets Go Holiday! Camping-Beach secara demografis adalah : Jenis Kelamin Usia Pendidikan Strata ekonomi sosial : Perempuan dan Laki-laki

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : Keadaan Alam dan Distribusinya

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : Keadaan Alam dan Distribusinya RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Materi Pokok Sub Materi Alokasi Waktu : SMP Negeri 2 Ngemplak : Ilmu Pengetahuan Sosial : VII/Satu : Keadaan Alam dan Distribusinya

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Branding

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Branding BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Branding Menurut buku Designing Brand Identity, A Complete Guide to Creating, Building and Maintaining Strong Brands, Alina Wheeler, brand adalah janji, ide besar, dan harapan yang

Lebih terperinci

BAB III Strategi Perancangan dan Konsep Visual

BAB III Strategi Perancangan dan Konsep Visual BAB III Strategi Perancangan dan Konsep Visual 3.1 Strategi Perancangan 3.1.1 Strategi Komunikasi Strategi komunikasi dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya adalah melalui media gambar. Karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Burung merupakan salah satu jenis hewan yang banyak disukai oleh manusia, hal ini di karenakan burung memiliki beberapa nilai penting, seperti nilai estetika, ekologi

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. Menurut Ellen Hirzy dalam Microsoft Encarta Reference Library 2008,

BAB 4 KONSEP DESAIN. Menurut Ellen Hirzy dalam Microsoft Encarta Reference Library 2008, BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasaran Teori 1. Teori Kasus Menurut Ellen Hirzy dalam Microsoft Encarta Reference Library 2008, definisi museum adalah sebuah institusi yang berdedikasi menolong masyarakat

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP IKLAN. 3.1 Strategi Promosi

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP IKLAN. 3.1 Strategi Promosi BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP IKLAN 3.1 Strategi Promosi Pada perancangan promosi wisata edukasi Saung Angklung Udjo ini menggunakan strategi pendekatan pada konsumen yaitu dengan suatu pendekatan

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN 40 BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN 5.1 Judul Buku Judul buku sengaja dipilih yang sederhana dan langsung mengena yaitu Kumpulan Dongeng Binatang Indonesia. Judul ini digunakan agar para pembaca dapat

Lebih terperinci

BAB 4. Konsep Desain

BAB 4. Konsep Desain 35 BAB 4 Konsep Desain 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Komunikasi Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, komunikasi berarti pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN Pengertian Logo dan Brand

BAB 4 KONSEP DESAIN Pengertian Logo dan Brand BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Identitas Visual 4.1.1.1 Pengertian Logo dan Brand Logo adalah lambang atau simbol khusus yang mewakili suatu perusahaan atau organisasi. Sebuah logo bisa berupa

Lebih terperinci

Disusun Oleh: Faisal Rahmad H Fabian

Disusun Oleh: Faisal Rahmad H Fabian Disusun Oleh: Faisal Rahmad H. 1231010038 Fabian 1231010039 Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup yang Dilakukan Pemerintah dalam Pembangunan Berkelanjutan Upaya pemerintah untuk mewujudkan kehidupan adil

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP. Sistem panduan arah terpadu dapat dibedakan menjadi 6 jenis; yaitu: membutuhkan informasi yang spesifik.

BAB IV KONSEP. Sistem panduan arah terpadu dapat dibedakan menjadi 6 jenis; yaitu: membutuhkan informasi yang spesifik. BAB IV KONSEP 4.1. Panduan Arah Terpadu Sistem panduan arah terpadu dapat dibedakan menjadi 6 jenis; yaitu: 4.1.1. Tanda orentasi : ditempatkan untuk membantu pengunjung dapat memahami arah dimana dia

Lebih terperinci

BAB II IDENTITAS PRODUK C59 JUNIOR KID BANDUNG

BAB II IDENTITAS PRODUK C59 JUNIOR KID BANDUNG BAB II IDENTITAS PRODUK C59 JUNIOR KID BANDUNG 2.1. Tinjauan Perusahaan 2.1.1 Ruang Lingkup C59 Pada situs www.c59.com dijelaskan bahwa C59 Bandung merupakan clothing pertama di Indonesia yang berdiri

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. Indonesia dikenal sebagai salah satu negara yang memiliki keanekaragaman

BAB I. Pendahuluan. Indonesia dikenal sebagai salah satu negara yang memiliki keanekaragaman 1 BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah Indonesia dikenal sebagai salah satu negara yang memiliki keanekaragaman hayati tertinggi di dunia, termasuk tingkat endemisme yang tinggi. Tingkat endemisme

Lebih terperinci

IPA SD Kelas IV 1

IPA SD Kelas IV 1 ANITA ROSIANA 111134036 IPA SD Kelas IV 1 Kata Pengantar Ilmu Pengetahuan Alam adalah mata pelajaran yang berkaitan dengan mengetahui alam secara sistematis. IPA bukan hanya kumpulan pengetahuan yang berupa

Lebih terperinci

PERANCANGAN IDENTITAS VISUAL PARIWISATA KOTA MALANG

PERANCANGAN IDENTITAS VISUAL PARIWISATA KOTA MALANG PERANCANGAN IDENTITAS VISUAL PARIWISATA KOTA MALANG Adrian Hartanto Koesnoto Desain Komunikasi Visual, School of Design, Universitas Bina Nusantara Jl. K. H. Syahadan no. 9, Palmerah, Jakarta Barat 11480

Lebih terperinci

ABSTRAKSI. Pendidikan Moral Untuk Anak Usia 4-6 Tahun Melalui Cerita Fabel

ABSTRAKSI. Pendidikan Moral Untuk Anak Usia 4-6 Tahun Melalui Cerita Fabel ABSTRAKSI Pendidikan Moral Untuk Anak Usia 4-6 Tahun Melalui Cerita Fabel Anak merupakan penentu kemajuan bangsa di masa depan. Kehidupan anak yang baik akan membuat perkembangan emosi, intelektual serta

Lebih terperinci

Versi 27 Februari 2017

Versi 27 Februari 2017 TARGET INDIKATOR KETERANGAN 15.1 Pada tahun 2020, menjamin pelestarian, restorasi dan pemanfaatan berkelanjutan dari ekosistem daratan dan perairan darat serta jasa lingkungannya, khususnya ekosistem hutan,

Lebih terperinci

SD kelas 6 - BAHASA INDONESIA BAB 8. MENULIS TERBATASLATIHAN SOAL 8.6

SD kelas 6 - BAHASA INDONESIA BAB 8. MENULIS TERBATASLATIHAN SOAL 8.6 SD kelas 6 - BAHASA INDONESIA BAB 8. MENULIS TERBATASLATIHAN SOAL 8.6 1. Bacalah paragraf di bawah ini! Setiap orang tua pasti ingin menjadi menjadi orang sukses. (...). Oleh sebab itu, banyak orang tua

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL III.1 Strategi Perancangan Perancangan sign system dan media informasi pada Museum Geologi Bandung dibuat dengan dilatarbelakangi oleh data-data yang nyata

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Chocodot sebagai salah satu oleh-oleh khas Kabupaten Garut, merupakan sebuah produk penuh kreativitas dan keberanian dalam membuat dan mengeluarkan sesuatu yang

Lebih terperinci