BAB II TINJAUAN TEORI Pengertian Lansia
|
|
- Yohanes Hartono Setiabudi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II TINJAUAN TEORI 2. 1 Konsep Lansia Pengertian Lansia Masa lansia adalah periode perkembangan yang mulai masuk pada usia 60 tahun dan berakhir dengan kematian. Masa ini adalah masa menurunnya kekuatan dan kesehatan sehingga harus mulai menyesuaikan diri (Santrock, 2006). Lanjut usia merupakan kejadian yang sudah pasti akan dilalui oleh semua orang yang dikarunia usia panjang (Murwani, 2011). Tahap lansia adalah tahap siklus akhir hidup manusia dan merupakan bagian dari proses kehidupan yang tak dapat dihindari dan akan dialami oleh siapapun. Masuk pada tahap ini seseorang akan mengalami banyak perubahan baik secara fisik maupun mental, khususnya kemunduran dalam berbagai fungsi serta kemampuan yang pernah dimilikinya. Perubahan penampilan fisik sebagian dari proses penuaan yang normal, seperti rambut yang mulai memutih, muncul kerutan di wajah, 10
2 11 berkurangnya kemampuan melihat, serta kemunduran daya tahan tubuh, merupakan acaman bagi integritas orang usia lanjut. Belum lagi mereka harus berhadapan dengan kehilangannya peran diri, kedudukan sosial, serta perpisahan dengan orangorang yang dicintai. Semua perubahan tersebut membutuhkan kemampuan beradaptasi yang cukup besar agar dapat menyikapi secara bijak (Soejono, dkk., 2007). Terdapat beberapa pembagian lansia, antara lain: Departemen Kesehatan RI membagi lansiasebagai berikut: kelompok dengan usia lanjut (45-54 tahun) sebagai masa virilitas, kelompok usia lanjut (55-64 tahun) sebagai presenium, dan kelompok usia lanjut (kurang dari 65 tahun) sebagai senium WHO, usia lanjut dibagi menjadi empat kriteria berikut: usia pertengahan (middle age) ialah kelompok usia tahun, usialanjut(elderly) antara tahun, usia
3 12 tua old antara tahun, usia sangat tua (very old) di atas 90 tahun Menurut pasal 1 Undang-undang No. 4 Tahun 1965: Seseorang dinyatakan sebagai orang jompo atau usia lanjut setelah yang bersangkutan telah mencapai usia 55 tahun, tidak mempunyai kemampuan atau tidak berdaya mencari nafkah sendiri untuk memenuhi keperluan hidupnya sehari-hari, dan menerima nafkah dari orang lain (Mubarak, 2009). Berdasarkan pengertian yang tertera diatas maka dapat disimpulkan bahwa lansia merupakan seseorang yang telah berusia 60 tahun ke atas baik itu seorang pria maupun wanita, yang masih sanggup beraktifitas dan bekerja ataupun mereka yang tidak berdaya untuk mencari nafkah sendiri sehingga lansia terpaksa bergantung kepada orang lain untuk menghidupi dirinya (Ineko, 2012) Batasan-batasan Lansia Lanjut usia memiliki patokan umur yang berbeda-beda, umumnya berkisar antara 60-65
4 13 tahun. Menurut WHO terdapat empat tahap batasan umur yaitu masuk usia pertengahan (middle age) antara tahun, usia lanjut (elderly) antara tahun, dan usia lanjut usia (old) antara tahun, serta usia sangat tua (very old) diatas 90 tahun (Nugroho, 2008). Menurut pendapat berbagai ahli dalam Efendi (2009) batasan-batasan umur yang mencakup batasan umur lansia adalah sebagai berikut: 1. Menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 dalam Bab 1 Pasal 1 ayat 2 yang berbunyi Lanjut usia adalah seseorang yang mencapai usia 60 (enam puluh) tahun ke atas. 2. (WHO), usia lanjut dibagi menjadi empat kriteria berikut: usia pertengahan (middle age) ialah tahun, lanjut usia (elderly) ialah tahun, lanjut usia tua (old) ialah tahun, usia sangat tua (very old) ialah di atas 90 tahun. 3. Menurut Dra. Jos Masdani (Psikolog UI), terdapat empat fase yaitu : pertama (fase inventus) ialah tahun, kedua (fase virilities) ialah tahun, ketiga (fase presenium) ialah
5 tahun, keempat (fase senium) ialah 65 hingga tutup usia. 4. Menurut Prof. Dr. Koesoemato Setyonegoro masa lanjut usia (geriatric age): > 65 tahun atau 70 tahun. Masa lanjut usia (getiatric age) itu sendiri dibagi menjadi tiga batasan umur, yaitu young old (70-75 tahun), old (75-80 tahun), dan very old ( > 80 tahun) (Efendi, 2009) Perubahan-perubahan Fisik Pada Lansia Seiring bertambahnya usia seseorang akan menimbulkan perubahan-perubahan pada struktur dan fisiologis dari berbagai sel/jaringan/organ dan sistem yang ada pada tubuh manusia sehingga menyebabkan sebagian besar lansia mengalami kemunduran atau perubahan pada fisik, psikologis, dan sosial (Mubarak dkk., 2010; Putri dkk., 2008). Salah satu perubahan fisik yang terjadi pada lansia yaitu perubahan dalam memasuki usia tua, dimana lansia akan mengalami kemunduran, misalnya kemunduran fisik yang ditandai dengan kulit yang mengendur, rambut memutih, gigi mulai ompong, pendengaran kurang jelas, pengelihatan semakin memburuk, gerakan lambat, dan kurang
6 15 lincah (Maryam dkk., 2008). Adapun kemunduran fisik lainnya seperti kehilangan salah satu anggota tubuh yang mengakibatkan penurunan kemampuan mempertahankan keseimbangan postural atau keseimbangan tubuh lansia. Berikut perubahan fisik yang terjadi pada lansia meliputi: 1. Sel Sel menjadi lebih sedikit jumlahnya, lebih besar ukurannya, berkurangnya jumlah cairan tubuh dan berkurangnya cairan intraseluler, menurunnya proporsi protein di otak, otot, ginjal, darah, dan hati, jumlah sel otak menurun, terganggunya mekanisme perbaikan sel, serta otak menjadi atrofi, beratnya berkurang 5-10% (Nugroho, 2008). 2. Sistem persarafan Terjadi penurunan berat otak sebesar 10 hingga 20%, cepatnya menurun hubungan persarafan, lambat dalam respon dan waktu untuk bereaksi khususnya stres, mengecilnya saraf panca indra, serta kurang sensitifnya terhadap sentuhan. Pada sistem pendengaran terjadi presbiakusis (gangguan dalam pendengaran)
7 16 hilangnya kemampuan pendengaran pada telinga dalam terutama terhadap bunyi-bunyi atau nadanada yang tinggi, suara tidak jelas, sulit mengerti kata-kata, otosklerosis, atrofi membran timpani, serta biasanya pendengaran bertambah menurun pada lanjut usia yang mengalami ketegangan jiwa/stres (Nugroho, 2008). 3. Sistem penglihatan Timbul sklerosis dan hilangnya respon terhadap sinar, kornea lebih terbentuk sferis (bola), kekeruhan pada lensa menyebabkan katarak, meningkatnya ambang, pengamatan sinar, daya adaptasi terhadap kegelapan lebih lambat dan susah melihat dalam cahaya gelap, hilangnya daya akomodasi, menurunnya lapangan pandang, serta menurunnya daya membedakan warna biru atau hijau (Nugroho, 2008). 4. Sistem kardiovaskular Terjadi penurunan elastisitas aorta, katup jantung menebal dan menjadi kaku, kemampuan jantung memompa darah menurun, kurangnya elastisitas pembuluh darah, kurangnya efektivitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi,
8 17 perubahan posisi dari tidur ke duduk atau dari duduk ke berdiri bisa menyebabkan tekanan darah menurun, mengakibatkan pusing mendadak, serta meningginya tekanan darah akibat meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer (Nugroho, 2008). 5. Sistem pengaturan Temperatur tubuh terjadi hipotermi secara fisiologis akibat metabolisme yang menurun, keterbatasan refleks menggigil dan tidak dapat memproduksi panas akibatnya aktivitas otot menurun (Nugroho, 2008). 6. Sistem respirasi Otot-otot pernafasan kehilangan kekuatan dan menjadi kaku, paru-paru kehilangan elastisitas, menarik nafas lebih berat, kapasitas pernafasan maksimum menurun, dan kedalaman bernafas menurun, ukuran alveoli melebar dari biasa dan jumlahnya berkurang, kemampuan untuk batuk berkurang, serta kemampuan kekuatan otot pernafasan menurun (Nugroho, 2008).
9 18 7. Sistem gastrointestinal Terjadi kehilangan gigi akibat periodontal disease, kesehatan gigi memburuk dan gizi yang buruk, indra pengecap menurun, berkurangnya sensitivitas saraf pengecap di lidah terhadap rasa manis, asin, asam, atau pahit, esofagus melebar, rasa lapar menurun, asam lambung menurun, peristaltik lemah dan biasanya timbul konstipasi, serta melemahnya daya absorbsi (Nugroho, 2008). 8. Sistem reproduksi Terjadi penciutan ovari dan uterus, penurunan lendir vagina, serta atrofin payudara, sedangkan pada laki-laki, testis masih dapat memproduksi spermatozoa meskipun adanya penurunan secara berangsur-angsur, kehidupan seksual dapat diupayakan sampai masa lanjut usia asal kondisi kesehatan baik (Nugroho, 2008). 9. Sistem perkemihan Terjadi atrofi nefron dan aliran darah ke ginjal menurun sampai 50%, otot-otot vesika urinaria menjadi lemah, frekuensi buang air kecil
10 19 meningkat danterkadang menyebabkan retensi urin pada pria (Nugroho, 2008). 10. Sistem endokrin Terjadi penurunan produksi hormon, meliputipenurunan aktivitas tiroid, daya pertukaran zat, produksi aldosteron, progesteron, estrogen, dan testosteron (Nugroho, 2008). 11. Sistem integumen Kulit mengerut atau keriput akibat kehilangan jaringan lemak, permukaan kulit kasar dan bersisik kerana kehilangan proses keratinisasi, serta perubahan ukuran dan bentuk-bentuk sel epidermis, rambut menipis berwarna kelabu, rambut dalam hidung dan telinga menebal, berkurangnya elastisitas akibat menurunya cairan dan vaskularisasi, pertumbuhan kuku lebih lambat, kuku jari menjadi keras dan rapuh, pudar dan kurang bercahaya, serta kelenjar keringat yang berkurang jumlah dan fungsinya (Nugroho, 2008). 12. Sistem muskuloskeletal Tulang kehilangan density (cairan) dan makin rapuh, kifosis, pergerakan pinggang, lutut, dan
11 20 jari-jari terbatas, persendian membesar dan menjadi kaku, tendon mengerut dan mengalami sclerosis, serta atrofi serabut otot (Nugroho, 2008). Dari perubahan fungsi tubuh diatas didapatkan beberapa masalah fisiologis yang terjadi pada lansia diantaranya seperti risiko jatuh, risiko cedera hingga kematian Konsep Jatuh Pengertian Jatuh Jatuh merupakan suatu kejadian yang dialami oleh penderita atau saksi mata, yang melihat kejadian dan mengakibatkan seseorang mendadak dalam keadaan terbaring/terduduk di lantai/tempat yang lebih rendah dengan atau tanpa kehilangan kesadaran atau luka (Darmojo & Martono, 2008). Jatuh merupakan suatu kejadian yang menyebabkan seseorang yang sadar menjadi berada di permukaan tanah tanpa disengaja, sedangkan jatuh akibat pukulan keras, kehilangan kesadaran, atau kejangtidak termasuk. Kejadian jatuh tersebut merupakan penyebab yang spesifik dan memilikikonsekuensinya berbeda dari mereka yang
12 21 dalam keadaan sadar mengalami jatuh (Stanley, 2006) Faktor- faktor risikojatuh Pada Lansia Untuk lebih dapat memahami faktor risiko jatuh maka harus dimengerti bahwa stabilitas itu di tentukan atau dibentuk oleh : 1. Sistem sensorik Pada sistem ini yang berperan di dalamnya adalah pendengaran dan penglihatan (visus). Semua gangguan atau perubahan yang terjadi pada mata akan mengakibatkanterjadinya gangguan penglihatan. Begitu pula semua penyakit pada telinga akan menimbulkan gangguan pada pendengaran. Vertigo tipe perifer pada lansia sering terjadi diduga hal inidikarenakan adanya perubahan pada fungsi vestibuler akibat terjadinya proses menua. Neuropati perifer dan penyakit degeneratif akan mengganggu fungsi proprioseptif. Gangguan sensorik tersebut hampir menyebabkan sepertiga penderita lansia mengalami sensasi abnormal pada saat dilakukan uji klinik.
13 22 2. Sistem syaraf pusat (SSP) Penyakit SSP seperti stroke dan parkinson hidrosefalus tekanan normal, sering diderita oleh lanjut usia dan menyebabkan gangguan fungsi SSP sehingga berespon tidak baik terhadap input sensorik. 3. Kognitif Pada beberapa penelitian yang ada, demensia diasosiasikan sebagai meningkatnya risikojatuh. Dengan adanya penurunan pada kemampuan kognitif,maka kewaspadaan yang terjadi status mental, dan emosional akan menurun, sehingga akan mempengaruhi kesadaran, penilaian, gaya berjalan, keseimbangan, dan proses informasi yang diperlukan untuk bisa berpindah atau mobilisasi secara aman. 4. Muskuloskeletal Faktor ini benar-benar berperan besar terjadinya jatuh terhadap lanjut usia (faktor milik usia lanjut) gangguan muskuloskeletal menyebabkan gangguan gaya berjalan dan ini berhubungan dengan proses menua yang fisiologis, antara lain: a. Kekakuan jaringan penghubung
14 23 Kekakuan jaringan penghubung merupakan penyebab turunnya fleksibilitas pada lansia sehingga menimbulkan dampak berupa nyeri, penurunan kemampuan untuk meningkatkn kekuatan otot, kesulitan bergerak dari duduk sampai berdiri, jongkok dan berjalan, dan hambatan dalam melakukan aktifitas sehari-hari. Upaya fisioterapi untuk mengurangi dampak tersebut adalah dengan memberikan latihan untuk menjaga mobilitas. b. Berkurangnya massa otot Berkurangnya massa otot mengakibatkan jumlah cairan tubuh yang berkurang, sehingga kulit kelihatan mengerut dan kering, wajah keriput serta muncul garis-garis menetap. Oleh karena itu pada lansia seringkali terlihat kurus. d. Penurunan visus/lapang pandang Perubahan yang terjadi antara lain timbul sklerosis dan hilangnya respon terhadap sinar, kornea lebih berbentuk sferis (bola), kekeruhan pada lensa menyebabkan katarak, meningkatnya ambang, pengamatan sinar, daya adaptasi terhadap kegelapan lebih lambat dan susah melihat dalam
15 24 cahaya gelap, hilangnya daya akomodasi, menurunnya lapangan pandang, berkurang luas pandangannya, menurunnya daya membedakan warna biru atau hijau. Hal tersebut menyebabkan : a. Penurunan range of motion (ROM) sendi b. Penurunan kekuatan otot menyebabkan kelemahan ekstremitas bawah c. Perpanjangan waktu reaksi d. Peningkatan postural sway (goyangan badan) Semua perubahan tersebut mengakibatkan kelambanan pada gerak seseorang, langkah yang pendek, penurunan irama dan pelebaran bantuan basal. Kaki tidak lagi dapat menapak dengan kuat dan lebih cenderung gampang goyah. Perlambatan reaksi mengakibatkan seorang lansia susah atau terlambat mengantisipasi bila terjadi gangguan seperti terpeleset, tersandung, kejadian tiba-tiba sehingga memudahkan jatuh. Berikut beberapa teori yang dikemukakan mengenai faktor-faktor yang mengakibatkan risiko jatuh terjadi pada lansia.
16 25 a. Faktor Intrinsik Faktor instrinsik adalah variabel-variabel yang menentukan mengapa seseorang dapat jatuh pada waktu tertentu dan orang lain dalam kondisi yang sama mungkin tidak jatuh (Stanley, 2006). Faktor intrinsik tersebut antara lain adalah gangguan muskuloskeletal misalnya menyebabkan gangguan gaya berjalan, kelemahan ekstremitas bawah, kekakuan sendi. b. Faktor Ekstrinsik Faktor-faktor ekstrinsik tersebut antara lain lingkungan yang tidak mendukung meliputi cahaya ruangan yang kurang terang, lantai yang licin, tempat berpegangan yang tidak kuat, tidak stabil, atau tergeletak di bawah, tempat tidur atau yang rendah atau jongkok, obat-obatan yang diminum dan alat-alat bantu berjalan (Darmojo dan Martono, 2008). Secara singkat faktor risiko jatuh pada lansia di bagi dalam dua golongan besar menurut Kane dalam Nugroho, (2008) yaitu: 1). Faktor intrinsik (faktor dari dalam) 2). Faktor ekstrinsik (faktor dari luar)
17 26 Faktor Intrinsik Kondisi Fisik dan Neuropsikiatrik Faktor Ekstrinsik Obat-obat yang diminum Penurunan Visus dan Pendengaran FALL (JATUH) Alat-alat bantu berjalan Perubahan neuro muskuler gaya berjalan dan reflek postural karena proses menua Lingkungan yang tidak mendukung (berbahaya) Gambar 2.2 Faktor risiko yang menyebabkan jatuh 2. 3 Pengertian Peran Perawat Peran biasa dimaknai sebagai satu pola tingkah laku, kepercayaan, nilai, dan sikap yang diharapkan oleh masyarakat hal ini menandai seseorang sesuai kedudukannya dalam kehidupan sosial (Sudarma, 2008). Peran perawat terdiri dari peran sebagai pemberi asuhan keperawatan, advokat pasien, pendidik, koordinator, kolaborator, konsultan dan peneliti (Hidayat, 2007). Adapun peran-peran perawat menurut Mubarak & Chayati, (2009) sebagai berikut:
18 27 1. Pemberi perawatan (Care Giver) Pada peran ini perawat diharapkan mampu untuk : a. Memberikan pelayanan keperawatan kepada kelompok, keluarga, individu, dan masyarakat sesuai dengan diagnosis permasalah yang terjadi, mulai dari masalah yang bersifat sederhanadan mudah ditangani, sampai masalah yang tergolong kompleks; b. Memperhatikan individu dalam konteks sesuai kehidupan yang klien alami. Perawat harus memerhatikan klien berdasarkan kebutuhan signifikannya; c. Ketika mengidentifikasi diagnosis keperawatan dapat menggunakan proses keperawatan, mulai dari masalah fisik hingga psikologis. 2. Konselor (Counsellor) Konseling adalah proses untuk membantu klien agar klien dapat menyadari dan mengatasi tekanan masalah sosial ataupupsikologis, untuk membangun hubungan interpersonal yang baik, serta untuk meningkatkan perkembangan seseorang di dalamnya diberikan dukungan emosional dan intelektual. Pada peran ini perawat diharapkan mampu untuk:
19 28 a. Mengidentifikasi perubahan pola interaksi klien terhadap keadaan sehat sakitnya; b. Perubahan pola interaksi adalah dasar dalam merencanakan metode guna meningkatkan kemampuan adaptasinya; c. Memberikan bimbingan atau konseling penyuluhan kepada individu atau keluarga dalam mengintegrasikan pengalaman kesehatan sekarang dengan pengalaman yang lalu; d. Pemecahan masalah akan difokuskan pada masalah keperawatan; e. Mengubah perilaku hidup sehat (perubahan pola interaksi). 3. Advokat (Advocate) Peran ini dilakukan perawat dalam membantu klien dan keluarganya dalam memahami dan mengerti berbagai informasi dari pemberi pelayanan atau informasi lain khususnya dalam pengambilan keputusan serta persetujuan atas tindakan keperawatan yang diberikan kepada klien. Selain itu juga dapat berperan dalam mempertahankan serta membantu melindungi hak-hak klien, yang meliputi hak atas pelayanan yang sebaik-baiknya, hak atas informasi mengenai
20 29 penyakitnya, hak atas privasi klien, hak untuk menentukan nasibnya sendiri, dan hak untuk menerima ganti rugi akibat kelalaian tindakan dari tenaga medis maupun institusi rumah sakit. 4. Edukator (Educator) Peran ini dilakukan dengan membantu klien dalam meningkatkan tingkat pengetahuan kesehatannya, gejala penyakit bahkan tindakan yang diberikan, sehingga terjadi perubahan perilaku dari klien setelah dilakukan pemberian pendidikan kesehatan. 5. Koordinator (Coordinator) Peran ini terlaksana karena adanya pelayanan kesehatan dari tim kesehatan yang mengarahkan, merencanakan, serta mengorganisasi, sehingga pemberian pelayanan kesehatan terarah, serta sesuai dengan kebutuhan klien. 6. Kolaborator (Collaborator) Peran ini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim kesehatan yang terdiri atas dokter, fisioterapis, ahli gizi, radiologi, laboraboratium, dan lain-lain dengan berupaya mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang diperlukan, termasuk diskusi atau tukarpendapat
21 30 dengan tenaga kesehatan lain dalam penentuan bentuk pelayanan selanjutnya. 7. Konsultan (Consultant) Peran perawat sebagai konsultan yaitu sebagai tempat konsultasi mengenai masalah atau tindakan keperawatan yang tepat untuk diberikan. Peran ini dilakukan atas permintaan klien terhadap informasi menenai tujuan pelayanan keperawatan yang diberikan. 8. Pembaharu Peran sebagai pembaharu dapat dilakukan dengan mengadakan perencanaan,perubahan yang sistematis,kerja sama dan terarah sesuai dengan metode pemberian pelayanan keperawatan.
22 Kerangka Konseptual Jenis-Jenis Peran Perawat : 1. Pemberi perawatan (Care Giver) 2. Konselor (Counsellor) 3. Advokat (Advocate) 4. Edukator (Educator) 5. Koordinator (Coordinator) 6. Kolaborator (Collaborator) 7. Konsultan (Consultant) 8. Pembaharu Masalah Fisiologis Lansia: Objek Garapan Perawat : 1. Neonatus 2. Bayi 3. Anak 4. Remaja 5. Dewasa 6. Lansia Perubahan Fisik Perubahan Mental Perubahan Psikososial 1. Risiko Jatuh 2. Risiko Cedera 3. Risiko kematian Perubahan Spiritual Perubahan Minat 2.5Gambar Kerangka Konseptual Keterangan: : Tidak diteliti : Yang Diteliti
BAB II TINJAUAN TEORITIS. adalah tempat, dan Werdha berartikan tua. Panti Werdha adalah. baik itu secara sukarela atau diserahkan oleh pihak keluarga.
BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengertian Panti Werdha Menurut Sugono (2008) mengatakan bahwa, Kata Panti adalah tempat, dan Werdha berartikan tua. Panti Werdha adalah suatu institusi hunian bersama untuk
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lanjut Usia 2.1.1. Definisi Menua adalah proses alami yang dihadapi manusia. Dalam tahap ini, pada diri manusia secara alami terjadi penurunan atau perubahan dalam hal biologis,
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. manfaat (Hurlock, 1999). Sedangkan menurut Undang-Undang No. 13 tahun 1998
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lansia 2.1.1 Defenisi lansia Lansia atau usia tua adalah periode penutup dalam rentang hidup seseorang yaitu suatu periode dimana seseorang telah beranjak jauh dari periode terdahulu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas tentang isi dari pendahuluan diantaranya adalah
BAB I PENDAHULUAN Bab ini akan membahas tentang isi dari pendahuluan diantaranya adalah latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian. A. Latar Belakang Lansia adalah seseorang
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. kepada beberapa set perilaku yang kurang lebih bersifat homogeny. Peran
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep peran 2.1.1 Pengertian Peran Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai kedudukannya dalam suatu sistem. Peran merujuk
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Usia Lanjut 1. Pengertian Usia Lanjut Usia lanjut adalah fase menurunnya kemampuan akal dan fisik, yang di mulai dengan adanya beberapa perubahan dalam hidup. Umur yang dijadikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penduduknya. Indonesia sebagai salah satu negara dengan tingkat perkembangan yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu tolak ukur kemajuan bangsa adalah dilihat dari usia harapan hidup penduduknya. Indonesia sebagai salah satu negara dengan tingkat perkembangan yang cukup
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Saat ini secara ekonomi biaya tahunan untuk perawatan kesehatan lansia cukup tinggi. Biaya ini semakin meningkat apabila usia harapan hidup bertambah. Olahraga
Lebih terperinciPROSES MENUA (AGING PROSES) ISMAYADI. Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
PROSES MENUA (AGING PROSES) ISMAYADI Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Pengertian Proses menua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lanjut Usia 1. Definisi Lanjut Usia Lanjut usia merupakan tahap terakhir dari perkembangan hidup manusia, suatu proses alami dimana tidak semua orang dapat mencapai tahap ini.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap manusia pasti akan mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan dari bayi sampai lanjut usia (lansia). Lanjut usia (lansia) merupakan kejadian yang pasti akan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN TEORI 1. Kebutuhan Spiritual. Kebutuhan spiritual adalah kebutuhan untuk mempertahankan atau mengembalikan keyakinan dan memenuhi kewajiban agama, serta kebutuhan untuk
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. sadar dan tidak sadar meliputi persepsi dan perasaan tentang ukuran, bentuk,
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gambaran Diri (Body Image) 1. Pengertian Gambaran diri adalah sikap seseorang terhadap tubuhnya secara sadar dan tidak sadar meliputi persepsi dan perasaan tentang ukuran,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usia lanjut 2.1.1 Definisi Usia Lanjut Undang-undang RI No 23 tahun 1992 pasal 19 ayat 1 tentang kesehatan bahwa usia lanjut adalah seseorang yang karena usianya mengalami
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Lanjut Usia (Lansia) a. Pengertian Seseorang dikatakan lansia ialah apabila berusia 60 tahun atau lebih, karena faktor tertentu tidak dapat memenuhi kebutuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jatuh merupakan suatu kejadian fisik yang sering dialami lansia saat proses penuaan. Jatuh pada usia lanjut dapat meningkatkan angka morbiditas, mortalitas, kecacatan,
Lebih terperinciHUBUNGAN HIGH DENSITY LIPOPROTEIN DENGAN PENURUNAN FUNGSI KOGNITIF PADA WANITA POST MENOPAUSE
HUBUNGAN HIGH DENSITY LIPOPROTEIN DENGAN PENURUNAN FUNGSI KOGNITIF PADA WANITA POST MENOPAUSE SKRIPSI Diajukan guna melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat untuk menyelesaikan program Pendidikan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Glukosa Darah Karbohidrat merupakan sumber utama glukosa yang dapat diterima dalam bentuk makanan oleh tubuh yang kemudian akan dibentuk menjadi glukosa. Karbohidrat yang dicerna
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sangat cepat. Setiap detik terdapat dua orang yang berulang tahun ke-60 di dunia,
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara global angka pertumbuhan lansia semakin hari semakin meningkat dan sangat cepat. Setiap detik terdapat dua orang yang berulang tahun ke-60 di dunia, atau 58 juta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/ mengganti diri dan. mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga tidak dapat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lanjut usia adalah suatu proses menghilangnya secara perlahanlahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/ mengganti diri dan mempertahankan struktur dan fungsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (ageing population). Adanya ageing population merupakan cerminan dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia mulai masuk ke dalam kelompok negara berstruktur tua (ageing population). Adanya ageing population merupakan cerminan dari semakin tingginya usia rata-rata
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Chaplin (2004) dalam kamus Psikologi mengartikan kata autonomy
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kemandirian Lanjut Usia 2.1.1 Pengertian Kemandirian Menurut Chaplin (2004) dalam kamus Psikologi mengartikan kata autonomy sebagai keadaan pengaturan diri, atau kebebasan individu
Lebih terperinciPada sistem kardiovaskuler dan respirasi terjadi perubahan yaitu penurunan kekuatan otot otot pernafasan, menurunnya aktivitas silia, menurunnya
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses penuaan dianggap sebagai peristiwa fisiologis yang memang harus dialami oleh semua makhluk hidup. Lansia bukan suatu penyakit, namun merupakan tahap lanjut
Lebih terperinciMengatur Berat Badan. Mengatur Berat Badan
Mengatur Berat Badan Pengaturan berat badan adalah suatu proses menghilangkan atau menghindari timbunan lemak di dalam tubuh. Hal ini tergantung pada hubungan antara jumlah makanan yang dikonsumsi dengan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Lanjut Usia (Lansia) a. Definisi Lansia Lansia merupakan kelompok orang yang mengalami perubahan secara bertahap dalam jangka watu tertentu (Fatmah, 2010).
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Peringkat IV di bawah Cina, India, dan Amerika Serikat Sensus BPS 1998 UHH pria = 63 tahun, dan wanita = 67 tahun
B Y. L U F T H I A N I P R O G R A M S T U D I I L M U K E P E R A W A T A N F K U S U PENDAHULUAN Kemajuan ilmu pengetahuan & tehnologi kesehatan Asupan gizi lebih baik Usia harapan hidup Pertambahan
Lebih terperinciPenyakit pada Lansia. Gaya Hidup Aktif dan Proses Penuaan dr. Imas Damayanti, M.Kes FPOK-UPI
Penyakit pada Lansia Gaya Hidup Aktif dan Proses Penuaan dr. Imas Damayanti, M.Kes FPOK-UPI Semua penyakit ada obatnya kecuali menjadi tua Patofisiologi Penyakit-penyakit yang Berhungan dengan Usia Lanjut
Lebih terperinciPERUBAHAN PSIKOSOSIAL DAN SEKSUALITAS PADA LANSIA
PERUBAHAN PSIKOSOSIAL DAN SEKSUALITAS PADA LANSIA Pengertian Lansia Lansia adalah tahap akhir siklus hidup manusia, merupakan bagian dari proses kehidupan yang tak dapat dihindarkan dan akan di alami oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kerusakan (Constantindes, 1994; Darmojo 2004, dalam Azizah, 2011).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ageing process (proses menua) adalah proses menurunnya kemampuan jaringan untuk memperbarui diri dan mempertahankan fungsinya sehingga tidak dapat bertahan terhadap
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lansia 2.1.1. Defenisi Lansia Undang-undang no 13 tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut Usia, menyebutkan bahwa lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang berusia 60 tahun (Badan Pusat Statistik, 2015). Menurut WHO
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lanjut usia adalah bagian dari proses tumbuh kembang. Lansia merupakan suatu proses alami yang di tentukan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Semua orang akan mengalami proses
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI
BAB II TINJAUAN TEORI A. Konsep lansia 1. Pengertian lansia Menua adalah suatu proses menghilagnya secara perlahanlahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. perdarahan atau non perdarahan (Junaidi Iskandar, 2002: 4).
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut definisi WHO tahun 2005, stroke adalah suatu tanda klinis yang berkembang cepat akibat gangguan otak fokal (atau global) dengan gejalagejala yang berlangsung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan proses perubahan biologis secara terus- menerus, dan terjadi. suatu kemunduran atau penurunan (Suardiman, 2011)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penuaan merupakan bagian dari rentang kehidupan manusia, menua atau aging adalah suatu keadaan yang terjadi dalam kehidupan manusia yang diberi umur panjang. Menua bukanlah
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. tahun ke atas. World Health Organization (WHO) menetapkan 65 tahun sebagai
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lansia 2.1.1 Defenisi lansia Menurut Undang-Undang No. 13 tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia menyatakan bahwa lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai usia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi usia lanjut dini yaitu berkisar antara tahun, dan lansia yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan jumlah penduduk terjadi secara global, tidak terkecuali di Indonesia. Adapun peningkatan tajam terjadi pada kelompok penduduk lanjut usia (lansia). Undang-undang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan yang terjadi dalam bidang kesehatan, meningkatnya kondisi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan yang terjadi dalam bidang kesehatan, meningkatnya kondisi sosial dan perekonomian masyarakat, semakin meningkatknya wawasan masyarakat yang bersamaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan Nasional telah mewujudkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan Nasional telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya kemajuan ekonomi, peraikan lingkungan hidup,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Lansia adalah seseorang yang mencapai umur 60 tahun ke atas (Nugroho,
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Lansia adalah seseorang yang mencapai umur 60 tahun ke atas (Nugroho, 2000 dikutip dari Undang-Undang No. 13 Tahun 1998). Secara individu, pada usia diatas 55 tahun terjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi didalam kehidupan manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari suatu waktu
Lebih terperinciPERUBAHAN PERUBAHAN YANG TERJADI PD LANSIA GUSTI SUMARSIH AGOES
PERUBAHAN PERUBAHAN YANG TERJADI PD LANSIA GUSTI SUMARSIH AGOES PERUBAHAN PERUBAHAN FISIK 1. SEL JUMLAH SEL LEBIH SEDIKIT/ UKURANYA LEBIH BESAR JUMLAH CAIRAN INTRA SEL BERKURANG MENURUNNYA PROPORSI PROTEIN
Lebih terperinciTEORI PROSES MENUA DAN PERMASALAHANNYA N E N E N G K U RW I YAH
TEORI PROSES MENUA DAN PERMASALAHANNYA N E N E N G K U RW I YAH Proses Menua Proses menua adalah suatu proses alami menghilangnya secara perlahanlahan kemampuan fisik, psikologis dan sosial Continue Menua
Lebih terperinciSistem Saraf Tepi (perifer)
SISTIM SYARAF TEPI Sistem Saraf Tepi (perifer) Sistem saraf tepi berfungsi menghubungkan sistem saraf pusat dengan organ-organ tubuh Berdasarkan arah impuls, saraf tepi terbagi menjadi: - Sistem saraf
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan, jumlah lansia di Indonesia mengalami peningkatan. Pada tahun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dengan semakin meningkatnya tingkat kesejahteraan dan pelayanan kesehatan, jumlah lansia di Indonesia mengalami peningkatan. Pada tahun 1980 penduduk lanjut
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari suatu kejadian
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pada saat seseorang menjadi tua akan mengalami proses menua. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari suatu kejadian tertentu, tetapi
Lebih terperinci1. Sklera Berfungsi untuk mempertahankan mata agar tetap lembab. 2. Kornea (selaput bening) Pada bagian depan sklera terdapat selaput yang transparan
PANCA INDERA Pengelihatan 1. Sklera Berfungsi untuk mempertahankan mata agar tetap lembab. 2. Kornea (selaput bening) Pada bagian depan sklera terdapat selaput yang transparan (tembus cahaya) yang disebut
Lebih terperinciHIPOKALSEMIA DAN HIPERKALSEMIA. PENYEBAB Konsentrasi kalsium darah bisa menurun sebagai akibat dari berbagai masalah.
1. Hipokalsemia HIPOKALSEMIA DAN HIPERKALSEMIA Hipokalsemia (kadar kalsium darah yang rendah) adalah suatu keadaan dimana konsentrasi kalsium di dalam darah kurang dari 8,8 mgr/dl darah. PENYEBAB Konsentrasi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Gambaran Umum Lanjut Usia dan Permasalahannya. Menurut Undang-undang RI No.3 tahun 1986 tentang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gambaran Umum Lanjut Usia dan Permasalahannya 1. Pengertian Lansia Menurut Undang-undang RI No.3 tahun 1986 tentang kesejahteraan lanjut usia pada BAB I pasal 1 ayat 2 yang berbunyi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. bagian dari proses kehidupan yang tak dapat dihindarkan dan akan di
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Lansia 1. Pengertian Lansia Lansia adalah tahap akhir siklus hidup manusia, merupakan bagian dari proses kehidupan yang tak dapat dihindarkan dan akan di alami oleh setiap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tiba-tiba menjadi tua, tetapi berkembang dari bayi, anak-anak, dewasa dan akhirnya
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Lanjut usia adalah bagian dari proses tumbuh kembang. Manusia tidak secara tiba-tiba menjadi tua, tetapi berkembang dari bayi, anak-anak, dewasa dan akhirnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yaitu: usia pertengahan (middle age) adalah tahun, lanjut usia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menggolongkan lansia menjadi 4 yaitu: usia pertengahan (middle age) adalah 45 59 tahun, lanjut usia (elderly) adalah 60 74 tahun, lanjut
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. usia pertengahan (middle age) adalah tahun, lanjut usia (elderly)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lanjut Usia 2.1.1 Pengertian Lanjut usia Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menggolongkan lansia menjadi 4 yaitu: usia pertengahan (middle age) adalah 45 59 tahun, lanjut usia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jumlah penduduk usia lanjut dunia diperkirakan ada 500 juta dengan usia ratarata
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Jumlah penduduk usia lanjut dunia diperkirakan ada 500 juta dengan usia ratarata 60 tahun dan diperkirakan pada tahun 2025 akan mencapai 1, 2 milyar (Nugroho, 2000).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. No.13 tahun 1998 pasal 1 ayat 2 tentang kesejahteraan lanjut usia dinyatakan bahwa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembagunan kesehatan di Indonesia diarahkan pada peningkatan kualitas hidup manusia dan masyarakat termaksud usia lanjut. Berdasarkan undang-undang No.13 tahun 1998
Lebih terperinciMunro, dkk (1987), older elderly: tahun -.85 tahun M. Alwi Dahlan : -. > 60 tahun Gerontologi ilmu yang mempelajari tetang proses penuaan.
Gizi Manula Batasan: Usia 65 tahun > Menurut WHO: -.Usia pertengahan ( Middle Age) 45-59 th -.Lanjut usia (Ederly) 60-74 th -.Lanjut Usia Tua (Old) 75 90 th -.Usia sangat tua (Very Oil) > 90 th Durmin
Lebih terperinciAwal Kanker Rongga Mulut; Jangan Sepelekan Sariawan
Sariawan Neng...! Kata-kata itu sering kita dengar pada aneka iklan suplemen obat panas yang berseliweran di televisi. Sariawan, gangguan penyakit pada rongga mulut, ini kadang ditanggapi sepele oleh penderitanya.
Lebih terperinciKOMPOSISI TUBUH LANSIA I. PENDAHULUAN II.
KOMPOSISI TUBUH LANSIA I. PENDAHULUAN Lansia merupakan salah satu bagian dari siklus hidup manusia yang menjadi tahap akhir dari kehidupan. Pada lansia akan terjadi proses menghilangnya kemampuan jaringan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Paradigma sehat merupakan modal pembangunan kesehatan, yang dalam jangka panjang mampu mendorong masyarakat untuk bersikap mandiri dalam menjaga kesehatan melalui upaya
Lebih terperinciPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA RUMAH SAKIT UMUM KELAS D KOJA Jl. Walang Permai No. 39 Jakarta Utara PANDUAN ASESMEN PASIEN TERMINAL
PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA RUMAH SAKIT UMUM KELAS D KOJA Jl. Walang Permai No. 39 Jakarta Utara PANDUAN ASESMEN PASIEN TERMINAL I. DEFINISI Pelayanan pada tahap terminal adalah pelayanan yang diberikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yaitu lanjut usia yang berusia antara tahun, danfase senium yaitu lanjut usia
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lanjut usia merupakan kelanjutan dari usia dewasa, terdiri dari fase prasenium yaitu lanjut usia yang berusia antara 55-65 tahun, danfase senium yaitu lanjut usia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. polusi, dataran tinggi dan gaya hidup di mana ada yang hidup santai dan ada yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Lanjut usia (lansia) adalah proses yang dialami oleh semua orang. Penampakannya tidak sama pada setiap orang. Pada usia 60 tahun ada yang tampak seperti usia
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Lanjut Usia Pengertian Lanjut Usia Menurut Undang- Undang No.4 tahun 1965, lanjut usia adalah seseorang yang mencapai usia 55 tahun, tidak mempunyai atau tidak berdaya mencari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bertambahnya jumlah pengendara kendaraan bermotor dan pengguna jalan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini kasus-kasus orthopedi bertambah banyak, semakin bertambahnya jumlah pengendara kendaraan bermotor dan pengguna jalan raya banyak kita jumpai berbagai kecelakaan
Lebih terperinciGIZI SEIMBANG LANSIA
GIZI SEIMBANG LANSIA Batasan usia Lansia Durmin (1992) membagi lansia menjadi young elderly (65-74 tahun) dan older elderly (75 tahun ke atas). Munro (1987) membagi older elderly menjadi 2 yaitu usia 75-84
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sebagai istilah bergesernya umur sebuah populasi menuju usia tua. (1)
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Fenomena penuaan populasi (population aging) merupakan fenomena yang telah terjadi di seluruh dunia, istilah ini digunakan sebagai istilah bergesernya umur
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. bahwa usia 60 tahun adalah usia permulaan tua. Menua bukanlah. suatu penyakit, tetapi merupakan proses yang berangsur-angsur
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Lanjut Usia (Lansia) a. Definisi Lansia Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia pada Bab 1 Pasal 1 Ayat 2 menyebutkan bahwa usia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya umur harapan hidup ini mengakibatkan jumlah penduduk lanjut usia meningkat pesat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan merupakan cita-cita suatu bangsa dan salah satu keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan adalah meningkatnya Umur Harapan Hidup (UHH).
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lanjut Usia 2.1.1 Pengertian Lanjut usia adalah individu yang berusia 60 tahun yang pada umumnya memiliki tanda-tanda penurunan fungsi biologis, psikologis dan ekonomi. Di indonesia,
Lebih terperinciFase Penuaan KESEHATAN REPRODUKSI LANJUT USIA. Fase Subklinis (25-35 tahun) Fase Transisi (35-45 tahun) Fase Klinis ( > 45 tahun)
KESEHATAN REPRODUKSI LANJUT USIA Windhu Purnomo FKM Unair, 2011 Fase Penuaan Fase Subklinis (25-35 tahun) Fase Transisi (35-45 tahun) Fase Klinis ( > 45 tahun) 1 2 Fase penuaan manusia 1. Fase subklinis
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sistem saraf manusia mempunyai struktur yang kompleks dengan berbagai
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Sistem saraf manusia mempunyai struktur yang kompleks dengan berbagai fungsi yang berbeda dan saling mempengaruhi. Sistem saraf mengatur kegiatan tubuh yang cepat seperti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menurun. World Health Organization (WHO) menggolongkan lansia
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lanjut usia (lansia) adalah seseorang yang telah mencapai masa usia 60 tahun keatas dengan kemampuan fisik dan kognitifnya yang semakin menurun. World Health Organization
Lebih terperinciUNIT I KONSEP DASAR KEPERAWATAN GERONTIK
UNIT I KONSEP DASAR KEPERAWATAN GERONTIK A. PENGANTAR Pada unit ini anda akan mempelajari tentang konsep dasar keperawatan gerontik, selanjutnya materi yang akan disajikan dalam bab ini adalah tentang
Lebih terperinciFORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA AKADEMI KEPERAWATAN PANTI WALUYA MALANG
FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA AKADEMI KEPERAWATAN PANTI WALUYA MALANG 1. IDENTITAS KLIEN Nama : Jenis Kelamin : Umur : Suku : Alamat : Agama : Pendidikan : Status Perkawinan : Tanggal
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Coping 2.1.1 Pengertian Coping Coping adalah proses untuk menata tuntutan yang dianggap membebani atau melebihi kemampuan sumber daya kita, Lazarus & Folkman; Lazarus & Launier
Lebih terperinciSelamat Membaca dan Memahami Materi e-learning Rentang Perkembangan Manusia II Oleh Dr Triana Noor Edwina DS, M.Si
MASA DEWASA Selamat Membaca dan Memahami Materi e-learning Rentang Perkembangan Manusia II Oleh Dr Triana Noor Edwina DS, M.Si MASA DEWASA PERKEMBANGAN FISIK Masa awal dewasa (early adulthood) Ialah periode
Lebih terperinciKEBUTUHAN MOBILITAS FISIK
KEBUTUHAN MOBILITAS FISIK PENGERTIAN MOBILISASI Adalah kemampuan seseorang untuk bergerak secara bebas, mudah, teratur dan mempunyai tujuan dalam rangka pemenuhan kebutuhan hidup sehat. Semua manusia yang
Lebih terperinciPERAN PERAWAT DALAM PELAKSANAAN DIET PASIEN
PERAN PERAWAT DALAM PELAKSANAAN DIET PASIEN Peran perawat Merupakan tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai kedudukan dalam sistem, dimana dapat dipengartuhi oleh keadaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. gizi terjadi pula peningkatan kasus penyakit tidak menular (Non-Communicable
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada dua masalah ganda (double burden). Disamping masalah penyakit menular dan kekurangan gizi terjadi pula peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dewasa, dimana pada masa ini seseorang akan mengalami penurunan kemampuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa tua merupakan masa hidup manusia yang terakhir setelah masa dewasa, dimana pada masa ini seseorang akan mengalami penurunan kemampuan akal dan fisik sehingga
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3.1. Faktor Yang Mempengarui Penuaan 3.1.1. Hereditas/ genetic Faktor herediter atau genetic sangat mempengaruhi proses menua pada seseorang karena manusia akan mengalami suatu
Lebih terperinciJenis jaringan hewan ada empat macam, yaitu jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf.
JARINGAN HEWAN Jenis jaringan hewan ada empat macam, yaitu jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf. A. JARINGAN EPITEL Jaringan epitel merupakan jaringan penutup yang melapisi
Lebih terperinciKUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN ANTARA KEMUNDURAN FISIOLOGIS DENGAN STRES PADA LANJUT USIA DI POLI LANSIAPUSKESMAS KECAMATAN KALIDERES TAHUN 2014
KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN ANTARA KEMUNDURAN FISIOLOGIS DENGAN STRES PADA LANJUT USIA DI POLI LANSIAPUSKESMAS KECAMATAN KALIDERES TAHUN 2014 Yth, Bapak/Ibu Selamat pagi/ Siang/ Sore Saya adalah mahasiswa
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Kelompok lanjut usia adalah kelompok penduduk yang berusia 60 tahun ke atas.
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teoritis 2.1.1 Pengertian lanjut usia Kelompok lanjut usia adalah kelompok penduduk yang berusia 60 tahun ke atas. Kelompok ini memerlukan perhatian khusus di abad 21 nanti,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyakit asam urat atau biasa dikenal sebagai gout arthritis merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit asam urat atau biasa dikenal sebagai gout arthritis merupakan suatu penyakit yang diakibatkan karena penimbunan kristal monosodium urat di dalam tubuh. Asam
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. lama semakin bertambah besar. Proporsi penduduk lanjut usia (lansia) yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fakta menunjukkan bahwa sekarang ini jumlah penduduk lansia semakin lama semakin bertambah besar. Proporsi penduduk lanjut usia (lansia) yang berusia 60 tahun ke atas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator keberhasilan pembangunan kesehatan di Indonesia
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu indikator keberhasilan pembangunan kesehatan di Indonesia adalah meningkatnya usia harapan hidup (UHH) manusia Indonesia. Hampir setiap tahunnya negara
Lebih terperinciPENGANTAR KESEHATAN. DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY. Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan
PENGANTAR KESEHATAN DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY PENGANTAR Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan meningkatkan kesehatan, cara mencegah penyakit, cara menyembuhkan
Lebih terperinciApa Obat Diabetes Untuk Komplikasi Neuropati Otonom?
Apa Obat Diabetes Untuk Komplikasi Neuropati Otonom? Apa Obat Diabetes Untuk Komplikasi Neuropati Otonom? Neuropati otonom Neuropati otonom mempengaruhi saraf otonom, yang mengendalikan kandung kemih,
Lebih terperinciGAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA WANITA LANJUT USIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WREDHA BUDI PERTIWI BANDUNG
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kesehatan merupakan aset yang paling berharga bagi manusia, karena dengan sehat manusia bisa terus menjalankan aktivitas kehidupan tanpa mengalami masalah.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kecacatan yang lain sebagai akibat gangguan fungsi otak (Muttaqin, 2008).
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Stroke adalah penyakit atau gangguan fungsional otak berupa kelumpuhan saraf (deficit neurologic) akibat terhambatnya aliran darah ke otak (Junaidi, 2011). Menurut Organisasi
Lebih terperinciKEBUTUHAN FISIOLOGIS KESELAMATAN DAN KEMANAN. FATWA IMELDA, S.Kep, Ns
KEBUTUHAN FISIOLOGIS KESELAMATAN DAN KEMANAN FATWA IMELDA, S.Kep, Ns PENGERTIAN Keselamatan adalah suatu keadaan seseorang atau lebih yang terhindar dari ancaman bahaya / kecelakaan. ( Tarwoto dan Wartonah,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator keberhasilan pembanguan adalah semakin
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu indikator keberhasilan pembanguan adalah semakin meningkatnya usia harapan hidup penduduk. Dengan semakin meningkatnya usia harapan hidup penduduk, menyebabkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya. dan bertambah cenderung lebih cepat (Nugroho, 2000).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional, telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya kemajuan ekonomi, perbaikan lingkungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pelayanan promotif dan preventif baik sehat maupun sakit.
BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan diuraikan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian, manfaat penelitian. A. Latar Belakang Pelayanan kesehatan masyarakat merupakan upaya
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dalam bab ini peneliti menyajikan hasil penelitian mengenai peran
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini peneliti menyajikan hasil penelitian mengenai peran perawat dalam meminimalisir risiko jatuh pada lansia dengan keterbatasan fisik di panti. Hasil penelitian
Lebih terperinciPerkembangan Sepanjang Hayat
Modul ke: Perkembangan Sepanjang Hayat Memahami Masa Perkembangan Dewasa Akhir dalam Aspek Fisik dan Kognitif Fakultas PSIKOLOGI Hanifah, M.Psi, Psikolog Program Studi Psikologi http://mercubuana.ac.id
Lebih terperinciMetodologi Asuhan Keperawatan
Metodologi Asuhan Keperawatan A. Pendahuluan Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan dapat dilakukan perawat dengan memperhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan melalui pemberian pelayanan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. kembali kehidupan, masa pensiun dan penyesuaian diri dengan peran-peran sosial
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Lanjut Usia Menurut Santrock (2006) masa lanjut usia (lansia) merupakan periode perkembangan yang bermula pada usia 60 tahun yang berakhir dengan kematian. Masa ini adalah
Lebih terperinciLAPORAN PENDAHULUAN Konsep kebutuhan mempertahankan suhu tubuh normal I.1 Definisi kebutuhan termoregulasi
LAPORAN PENDAHULUAN I. Konsep kebutuhan mempertahankan suhu tubuh normal I.1 Definisi kebutuhan termoregulasi Termoregulasi adalah suatu pengaturan fisiologis tubuh manusia mengenai keseimbangan produksi
Lebih terperinci