UNIT I KONSEP DASAR KEPERAWATAN GERONTIK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "UNIT I KONSEP DASAR KEPERAWATAN GERONTIK"

Transkripsi

1 UNIT I KONSEP DASAR KEPERAWATAN GERONTIK A. PENGANTAR Pada unit ini anda akan mempelajari tentang konsep dasar keperawatan gerontik, selanjutnya materi yang akan disajikan dalam bab ini adalah tentang pengertian dari gerontologi, geriatri, dan keperawatan gerontik, teori proses penuaan, batasan usia lanjut, faktor yang mempengaruhi proses penuaan, mitos mitos usia lanjut dan kenyataannya, perubahan perubahan yang terjadi pada usia lanjut, dampak kemunduran dan reaksi yang terjadi pada usia lanjut. Pada bab ini berisikan beberapa konsep tentang gerontik sehingga anda sebagai mahasiswa dapat memahami perubahan yang terjadi pada lansia secara fisik, mental dan sistem tubuh secara rinci dan menyeluruh sehingga anda lebih mudah mempelajarinya. Tujuan Setelah saudara mempelajari materi di bab ini, bab ini akan membekali anda sebagai mahasiswa dengan wawasan ilmu keperawatan lansia atau gerontik. Hal ini disampaikan agar saudara dapat menjadi perawat pemula yang profesional dalam melakukan pelayanan kesehatan dan asuhan keperawatan pada lansia dengan baik dan sesuai standar keperawatan yang berlaku. Untuk mencapai seluruh materi yang tersaji dalam bab ini, diharapkan anda dapat : 1. Menjelaskan pengertian dari gerontologi, geriatri, dan keperawatan gerontik 2. Menjelaskan teori proses penuaan 3. Menjelaskan batasan usia lanjut 4. Menjelaskan faktor yang mempengaruhi proses penuaan Akademi Keperawatan Harum Jakarta 1

2 5. Menjelaskan mitos-mitos usia lanjut dan kenyataannya 6. Menjelaskan perubahan-perubahan yang terjadi pada usia lanjut 7. Menjelaskan dampak kemunduran dan reaksi yang terjadi pada usia lanjut Selanjutnya, marilah kita pelajari dengan seksama modul ini untuk mengetahui apa, mengapa anda perlu mengetahui konsep dasar keperawatan gerontik secara umum? B. BAHAN BACA B. BAHAN BACA A. Pengertian Gerontologi berasal dari bahasa latin yaitu geros berarti usia dan logos berarti ilmu. Gerontologi merupakan cabang ilmu yang mempelajari proses menua dan masalah masalah yang terjadi pada lanjut usia (Miller, 1990) Gerontologi merupakan pendekatan ilmiah (scientific approach) terhadap berbagai aspek dalam proses penuaan, seperti aspek kesehatan, psikologis, sosial ekonomi, perilaku, lingkungan, dan lain- lain (S. Tamher, 2009). Keperawatan gerontik atau keperawatan gerontologik adalah spesialis keperawatan lanjut usia yang menjalankan peran dan tanggung jawabnya terhadap tatanan pelayanan kesehatan dengan menggunakan ilmu pengetahuan, keahlian, keterampilan, teknologi, dan seni dalam merawat untuk meningkatkan fungsi optimal lanjut usia secara komprehensif (Kushariyadi, 2010). Menurut siti Badriah (2009), keperawatan gerontik adalah suatu pelayanan professional yang berdasarkan ilmu dan kiat/ teknik keperawatan yang berbentuk bio-psiko-sosial- spiritual dan cultural yang holistic yang ditujukan pada klien lanjut usia baik sehat maupun sakit pada tingkat individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat. Akademi Keperawatan Harum Jakarta 2

3 Sedangkan geriatri berasal dari bahasa latin yaitu geros berarti lanjut usia dan eatriea berarti kesehatan atau medis. Geriatri merupakan cabang ilmu kedokteran berfokus pada masalah kedokteran, yaitu penyakit yang timbul pada lanjut usia (Black & Jacob, 1997). Menurut S. Tamher (2009), geriatri merupakan salah satu cabang dari gerontology dan medis yang mempelajari khusus aspek kesehatan dari usia lanjut, baik yang ditinjau dari segi promotif, preventif, kuratif, maupun rehabilitative yang mencangkup kesehatan badani, jiwa dan social, serta penyakit cacat. B. Proses menua Menua adalah suatu proses menghilangkan secara perlahan- lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/ mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita (Constantanides, 1994). Penuaan adalah normal, dengan perubahan fisik dan tingkah laku yang dapat diramalkan yang terjadi pada semua orang pada saat mereka mencapai usia tahap perkembangan kronologis tertentu. Teori teori yang menjelaskan bagaimana dan mengapa penuaan terjadi biasanya dikelompokkan ke dalam dua kelompok besar, yaitu teori biologis dan psikososial. 1. Teori biologis Teori biologis mencoba untuk menjelaskan proses fisik penuaan, termasuk perubahan fungsi dan struktural, pengembangan, panjang usia dan kematian. Perubahan perubahan dalam tubuh termasuk perubahan molecular dan seluler dalam sistem organ utama dan kemampuan tubuh untuk berfungsi secara adekuat dan melawan penyakit. a. Teori genetik Teori sebab- akibat menjelaskan bahwa penuaan terutama dipengaruhi oleh pembentukan gen dan dampak lingkungan oleh pembentukkan gen dan dampak lingkungan pada pembentukan Akademi Keperawatan Harum Jakarta 3

4 kode genetik. Menurut teori genetik, penuaan adalah suatu proses yang secara tidak sadar diwariskan yang berjalan dari waktu ke waktu untuk mengubah sel atau struktur jaringan. Dengan kata lain, perubahan rentang hidup dan panjang usia telah ditentukan sebelumnya. Teori genetik terdiri dari teori asam deoksiribonukleat (DNA), teori ketepatan dan kesalahan, mutasi somatik, dan teori glikogen. b. Teori wear and tear Teori wear and tear (dipakai dan rusak) mengusulkan bahwa akumulasi sampah metabolic atau zat nutrisi dapat merusak sintesis DNA, sehingga mendorong malfungsi molekular dan akhirnya malfungsi organ tubuh. Pendukung teori ini percaya bahwa tubuh akan mengalami kerusakan berdasarkan suatu jadwal. Radikal bebas adalah contoh dari produk sampah metabolism yang menyebabkan kerusakan ketika akumulasi terjadi. Radikal bebas adalah molekul atau atom dengan suatu elektron yang tidak berpasangan. Ini merupakan jenis yang sangat relative yang dihasilkan dari reaksi selama metabolisme. c. Teori imunitas Teori imunitas menggambarkan suatu kemunduran dalam sistem imun berhubungan dengan penuaan. Ketika orang bertambah tua, pertahanan mereka terhadap organism asing mengalami penurunan, sehingga mereka lebih rentan untuk menderita berbagai penyakit seperti kanker adan infeksi. Seiring dengan berkurangnya fungsi system imun, terjadilah peningkatan dalam respon autoimun tubuh. Seiring dengan bertambahnyan usia berat dan ukuran kelenjar timus menurun, seperti halnya kemampuan tubuh untuk mendeferensiasi sel T. Karena hilangnya proses diferensiasi sel T, tubuh salah mengenali sel yan tua dan tidak beraturan sebagai benda asing dan menyerangnya. Selain itu, Akademi Keperawatan Harum Jakarta 4

5 tubuh kehilangan kemampuan untuk meningkatkan responnya terhadap se lasing, terutama bila menghadapi infeksi. d. Teori neuroendokrin Teori teori biologi penuaan, berhubungan dengan hal- hal seperti yang terjadi pada struktur dan perubahan pada tingkat molekul dan sel. Salah satu area neurologi yang mengalami gangguan secara universal akibat penuaan adalah waktu reaksi yang diperlukan untuk menerima, memproses, dan bereaksi terhadap perintah. Dikenal sebagai perlambatan tingkah laku, respons ini kadangkadang diinterprestasikan sebagai tindakan melawan, ketulian, atau kurangnya pengetahuan. 2. Teori psikososiologis Teori psikososial memusatkan perhatian pada perubahan sikap dan perilaku yang menyertai peningkatan usia, sehingga lawan dari implikasi biologi pada kerusakan anatomis. a. Teori kepribadian Kepribadian manusia adalah suatu wilayah pertumbuhan yang subur dalam tahun- tahun akhir kehidupan. Teori kepribadian menyebutkan aspek aspek pertumbuhan psikologis tanpa menggambarkan harapan atau tugas spesifik lansia. Jung (1994), mengembangkan suatu teori pengembangan kepribadian orang dewasa yang memandang kepribadian sebagai ekstrovert atau introvert. (Stanley, 2006). b. Teori tugas perkembangan Beberapa ahli teori terkenal sudah menguraikan proses maturasi dalam kaitannya dengan tugas yang harus dikuasai pada berbagai tahap sepanjang rentang hidup manusia. Tugas perkembangan adalah aktivitas dan tantangan yang harus dipenuhi oleh seseorang pada tahap- tahap spesifik dalam hidupnya untuk mencapai penuaan yang sukses. Erickson menguraikan tugas utama lansia adalah mampu Akademi Keperawatan Harum Jakarta 5

6 melihat kehidupan seseorang sebagai kehidupan yang dijalani dengan integritas. Dikutip dari Stanley, Mickey (2006). c. Teori aktivitas Havighurst (1989), menulis tentang pentingnya tetap aktif secara social sebagai alat untuk penyesuaian diri yang sehat. Penelitian menunjukkan bahwa hilangnya fungsi peran pada lansia secara negatif mempengaruhi kepuasan hidup. Dan penelitian baru menunjukkan pentingnya aktivitas mental dan fisik yang berkesinambungan untuk mencegah kehilangan dan pemeliharaan kesehatansepanjang masa kehhidupan manusia. Dikutip dari Stanley, Mickey (2006). C. Batasan batasan usia lanjut Usia yang dijadikan patokan untuk lanjut usia berbeda beda, umumnya berkisar antara tahun. Beberapa pendapat para ahli tentang batasan usia adalah sebagai berikut : 1. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), ada empat tahapan yaitu a. Usia pertengahan (middle age) usia tahun b. Lanjut usia (elderly) usia tahun c. Lanjut usia tua (old) usia tahun d. Usia sangat tua (very old) usia > 90 tahun 2. Menurut Prof. DR. Ny. Sumiati Ahmad Mohammad (Alm), Guru besar Universitas Gajah Mada Fakultas Kedokteran, periodisasi biologis perkembangan manusia dibagi menjadi : a. Masa bayi (usia 0-1 tahun) b. Masa prasekolah (usia 1-6 tahun) c. Masa sekolah (usia 6-10 tahun) d. Masa pubertas (usia tahun) e. Masa setengah umur, prasenium (usia tahun) f. Masa lanjut usia, senium (usia > 65 tahun) Akademi Keperawatan Harum Jakarta 6

7 3. Menurut Dra. Ny. Jos Masdani, psikolog dari Universitas Indonesia, kedewasaan dibagi empat bagian : a. Fase iuventus (usia tahun) b. Fase verilitas (usia tahun) c. Fase prasenium (usia tahun) d. Fase senium (usia 65 tahun hingga tutup usia) 4. Menurut Prof. DR. Koeseomanto Setyonegoro, Sp.Kj., batasan usia dewasa sampai lanjut usia dikelompokkan menjadi : a. Usia dewasa muda (elderly adulthood) usia 18/20-25 tahun b. Usia dewasa penuh (middle years) atau maturitas usia 25-60/65 tahun c. Lanjut usia (geriatric age) usia >65/70 tahun, terbagi atas : 1). Young old (usia tahun) 2). Old (usia tahun) 3). Very old (usia > 80 tahun) 5. Menurut Burnsie (1979), ada empat tahap lanjut usia, yaitu : a. Young old (usia tahun) b. Middle age old (usia tahun) c. Old- old (usia tahun) d. Very old- old (usia >90 tahun) Di Indonesia, batasan mengenai lanjut usia adalah 60 tahun ke atas, terdapat Didalam Undang Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut usia pada Bab 1 Pasal 1 Ayat 2. D. Faktor faktor yang mempengaruhi ketuaan Meliputi : 1. Hereditas (keturunan/ genetik) 2. Nutrisi / makanan Akademi Keperawatan Harum Jakarta 7

8 3. Status kesehatan 4. Pengalaman hidup 5. Lingkungan 6. Stress E. Mitos mitos lanjut usia dan kenyataannya 1. Menurut kedamaian dan ketenangan Lanjut usia dapat santai menikmati hasil kerja dan jernih payahnya dimasa muda dan dewasanya, badai dan berbagai goncangan kehidupan seakan- akan sudah berhasil dilewati. Kenyataan : Sering ditemui stress karena kemiskinan dan berbagai keluhan serta penderitaan karena penyakit. a. Depresi b. Kekhawatiran c. Paranoid d. Masalah psikotik 2. Mitos konservatisme dan kemunduran Pandangan bahwa lanjut usia pada umumnya : a. Konservatif b. Tidak kreatif c. Menolak inovasi d. Berorientasi ke masa silam e. Merindukan masa lalu f. Kembali ke masa anak- anak g. Susah berubah h. Keras kepala dan, i. Cerewet Kenyataan : Tidak semua lanjut usia bersikap dan berpikiran demikian. 3. Mitos berpenyakitan Akademi Keperawatan Harum Jakarta 8

9 Lanjut usia dipandang sebagai masa degenerasi biologis yang disertai oleh berbagai penderitaan akibat bermacam penyakit yang menyertai proses menua. Kenyataan : Memang proses penuaan disertai dengan menurunnya daya tahan tubuh dan metabolism sehingga rawan terhadap penyakit. Tetapi banyak penyakit yang masa sekarang dapat dikontrol dan diobati. 4. Mitos senilitas Lanjut usia dipandangan sebagai masa pikun yang disebabkan oleh kerusakan bagian otak (banyak yang tetap sehat dan segar). Banyak cara untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan daya ingat. 5. Mitos tidak jatuh cinta Lanjut usia tidak lagi jatuh cinta dan gairah kepada lawan jenis tidak ada. Kenyataan : Perasaan dan emosi setiap orang berubah sepanjang masa. Perasaan cinta tidak berhenti hanya karena menjadi lanjut usia. 6. Mitos aseksualitas Ada pandangan bahwa pada lanjut usia, hubungan seks itu menurun, minat, dorongan, gairah, kebutuhan, dan daya seks berkurang. Kenyataan : Menunjukkan bahwa kehidupan seks pada lanjut usia normal saja. Memang frekuensi hubungan seksual menurun, sejalan dengan meningkatnya usia tetapi masih tetap tinggi. 7. Mitos ketidakproduktifan Lanjut usia dipandang sebagai usia tidak produktif. Kenyataan : Tidak demikian, banyak lanjut usia yang mencapai kematangan, kemantapan, dan produktifitas mental dan material. Akademi Keperawatan Harum Jakarta 9

10 F. Perubahan perubahan yang terjadi pada lanjut usia 1. Perubahan perubahan fisik a. Sel 1). Lebih sedikit jumlahnya 2). Lebih besar ukurannya 3). Berkurangnya jumlah cairan tubuh dan berkurangnya cairan intraselular 4). Menurunnya proporsi protein di otak, otot, ginjal, darah, dan hati 5). Jumlah sel otak menurun 6). Terganggunya mekanisme perbaikan sel 7). Otak menjadi atrofis beratnya berkurang 5-10% b. Sistem persarafan 1). Berat otak menurun 10-20% (setiap orang berkurang sel saraf otaknya dalam setiap harinya). 2). Cepatnya menurun hubungan persarafan 3). Lambat dalam respond an waktu untuk bereaksi, khususnya dengan stress. 4). Mengecilnya saraf panca indera Berkurangnya penglihatan, hilangnya pendengaran, mengecilnya saraf pencium, dan perasa, lebih sensitive terhadap perubahan suhu dengan rendahnya ketahanan terhadap dingin. 5). Kurang sensitive terhadap sentuhan. c. Sistem pendengaran 1). Presbiakusis (gangguan pada pendengaran). Hilangnya kemampuan (daya) pendengaran pada telinga dalam, terutama terhadap bunyi suara atau nada- nada yang tinggi, suara yang tidak jelas, sulit mengerti kata- kata, 50% terjadi pada usia di atas umur 65 tahun. 2). Membran timpani menjadi atrofi menyebabkan otosklerosis. 3). Terjadinya pengumpulan serumen dapat mengeras karena meningkatnya keratin. Akademi Keperawatan Harum Jakarta 10

11 4). Pendengaran bertambahnya menurun pada lanjut usia yang mengalami ketegangan jiwa/ stres. d. Sistem penglihatan 1). Sfingter pupil timbul sklerosis dan hilangnya respon terhadap sinar. 2). Kornea lebih berbentuk sferis (bola). 3). Lensa lebih suram (kekeruhan pada lensa) menjadi katarak, jelas menyebabkan gangguan penglihatan. 4). Meningkatnya ambang, pengamatan sinar, daya adaptasi terhadap kegelapan lebih lambat, dan susah melihat dalam cahaya gelap 5). Hilangnya daya akomodasi. 6). Menurunnya lapangan padang : berkurang luas pandangannya. 7). Menurunnya daya membedakan warna biru atau hijau pada skala. e. Sistem kardiovaskuler 1). Elastisitas, dinding aorta menurun. 2). Katup jantung menebal dan menjadi kaku. 3). Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah berumur 20 tahun, hal ini menyebabkan menurunya kontraksi dan volumenya. 4). Kehilangan elastisitas pembuluh darah, kurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenisasi, perubahan posisi dari tidur ke duduk (duduk ke berdiri) bias menyebabkan tekanan darah menurun menjadi 65 mmhg (mengakibatkan pusing mendadak). 5). Tekanan darah meninggi diakibatkan oleh meningkatnya resistensi dari pembuluh darah perifer, sistolis normal ± 170 mmhg. Diastolis normal ± 90 mmhg. f. Sistem pengaturan temperatur tubuh Pada pengaturan suhu, hipotalamus dianggap bekerja sebagai suatu thermostat, yaitu menetapkan suatu suhu tertentu, kemunduran terjadi berbagai faktor yang memperngaruhinya. Yang sering ditemui, antara lain : Akademi Keperawatan Harum Jakarta 11

12 1). Temperatur tubuh menurun (hipotermia) secara fisiologik ± 35ºC ini akibat metabolisme yang menurun. 2). Keterbatasan reflek menggigil dan tidak dapat memproduksi panas yang banyak sehingga terjadi rendahnya aktivitas otot. g. Sistem respirasi 1). Otot- otot pernafasan kehilangan kekuatan dan menjadi kaku. 2). Menurunnya aktivitas dari silia. 3). Paru- paru kehilangan elastisitas, kapasitas residu meningkat, menarik nafas lebih berat, kapasitas pernafasan maksimum menurun, dan kedalaman bernafas menurun. 4). Alveoli ukurannya melebar dari biasa dan jumlahnya berkurang. 5). O2 pada arteri menurun menjadi 75 mmhg. 6). CO2 pada arteri tidak berganti. 7). Kemampuan untuk batuk berkurang. 8). Kemampuan pegas, dinding, dada, dan kekuatan otot pernapasan akan menurun seiring dengan pertambahan usia. h. Sistem gastrointestinal 1). Kehilangan gigi, penyebab utama adanya periodontal disease yang bias terjadi setelah umur 30 tahun, penyebab lain meliputi kesehatan gigi yang buruk dan gizi yang buruk. 2). Indera pengecap menurun, adanya iritasi yang kronis dari selaput lendir, atropi indera pengecap (±80%), hilangnya sensifitas dari saraf pengecap di lidah terutama rasa manis dan asin, hilangnya sensifitas dari saraf pengecapan tentang rasa asin, asam, dan pahit. 3). Esophagus melebar. 4). Lambung, rasa lapar menurun (sensitifitas lapar menurun), asam lambung menurun, waktu mengosongkan menurun. 5). Peristaltik lemah dan biasanya timbul konstipasi. 6). Fungsi absorpsi melemah (daya absorpsi terganggu). Akademi Keperawatan Harum Jakarta 12

13 7). Liver (hati) makin mengecil dan menurunnya tempat penyimpanan, berkurangnya aliran darah. i. Sistem reproduksi 1). Menciut ovary dan uterus 2). Atrofi payudara 3). Pada laki- laki testis masih dapat memproduksi spermatozoa, meskipun adanya penurunan secara berangsur angsur. 4). Dorongan seksual menetap sampai usia di atas 70 tahun (asal kondisi kesehatan baik), yaitu : a). Kehidupan seksual dapat diupayakan sampai masa lanjut usia. b). Hubungan seksual secara teratur membantu mempertahankan kemampuan seksual. c). Tidak perlu cemas karena merupakan perubahan alami. 5). Selaput lender vagina menurun, permukaan menjadi halus, sekresi menjadi berkurang, reaksi sifatnya menjadi alkali, dan terjadi perubahan perubahan warna. j. Sistem genitourinaria 1). Ginjal Merupakan alat untuk mengeluarkan sisa metabolism tubuh, melalui urin, darah yang masuk ke ginjal, disaring oleh satuan (unit) terkecil dari ginjal yang disebut nefron (tepatnya di glomerulus). Kemudian mengecil dan nefron menjadi atrofi, aliran darah ke ginjal menurun sampai 50%, fungsi tubulus berkurang akibatnya kurangnya kemampuan mengkonsentrasi urin, berat jenis urin menurun proteinuria (biasanya + 1), BUN (Blood Urea Nitrogen) meningkat sampai 21 mg%, nilai ambang ginjal terhadap glukosa meningkat. 2). Vesika urinaria (kandung kemih) a). Otot- otot menjadi lemah, kapasitasnya menurun sampai 200 ml atau menyebabkan frekuensi buang air seni meningkat, vesika urinaria susah dikosongkan pada pria lanjut usia sehingga mengakibatkan meningkatnya retensi urin. Akademi Keperawatan Harum Jakarta 13

14 b). Atrofi vulva c). Vagina Orang orang yang makin menua sexual intercourse masih juga membutuhkan, tidak ada batasan umum tertentu fungsi seksual seseorang berhenti, frekuensi sexual intercourse cenderung menurun secara bertahap tiap tahun tetapi kapasitas untuk melakukan dan menikmati berjalan terus sampai tua. k. Sistem endokrin 1). Produksi dari hampir semua hormon menurun. 2). Fungsi paratiroid dan sekresinya tidak berubah. 3). Pituitari : Pertumbuhan hormon ada tetapi lebih rendah dan hanya di dalam pembuluh darah, berkurangnya produksi dari ACTH, TSH, FSH, dan LH. 4). Menurunnya akitifitas tiroid, menurunnya BMR = Basal Metabolic Rate, dan menurunnya daya pertukaran zat. 5). Menurunnya produksi aldosteron. 6). Menurunnya sekresi hormone kelamin, misalnya : progesterone, esterogen, dan testosteron. l. Sistem kulit 1). Kulit mengerut atau keriput akibat kehilangan jaringan lemak. 2). Permukaan kulit kasar dan bersisik (karena kehilangan proses keratinasi serta perubahan ukuran dan bentuk bentuk sel epidermis). 3). Menurunnya respon terhadap trauma. 4). Mekanisme proteksi kulit menurun. a. Produksi serum menurun. b. Penurunan produksi VTD. c. Gangguan pigmentasi kulit. 5). Kulit kepala dan rambut menipis berwarna kelabu. 6). Rambut dalam hidung dan telinga menebal. Akademi Keperawatan Harum Jakarta 14

15 7). Berkurangnya elastisitas akibat dari menurunnya cairan dan vaskularisasi. 8). Pertumbuhan kuku lebih lambat. 9). Kuku jari menjadi keras dan rapuh. 10). Kuku kaki tumbuh secara berlebihan dan seperti tanduk. 11). Kelenjar keringat berkurang jumlahnya dan fungsinya. 12). Kuku menjadi pudar, kurang bercahaya. a. Sistem muskuloskeletal 1). Tulang kehilangan density (cairan) dan makin rapuh. 2). Kifosis 3). Pinggang, lutut dan jari- jari pergelangan terbatas. 4). Discus intervertebralis menipis dan menjadi pendek (tingginya berkurang). 5). Persendian membesar dan menjadi kaku. 6). Tendon mengerut dan mengalami skelerosis. 7). Atrofi serabut otot (otot- otot serabut mengecil) : Serabut serabut otot mengecil sehingga seseorang bergerak menjadi lamban, otot- otot kram dan menjadi tremor. 8). Otot otot polos tidak begitu berpengaruh. Perubahan perubahan mental Faktor faktor yang mempengaruhi perubahan mental a. Pertama tama perubahan fisik, khususnya organ perasa. b. Kesehatan umum. c. Tingkat pendidikan. d. Keturunan (hereditas). e. Lingkungan. Perubahan kepribadian yang drastis, keadaan ini jarang terjadi. Lebih sering berupa ungkapan yang tulus dari perasaan seseorang, kekakuan mungkin karena faktor lain seperti penyakit- penyakit. Kenangan (memory) Akademi Keperawatan Harum Jakarta 15

16 a. Kenangan jangka panjang : Berjam jam sampai berhari hari yang lalu mencakup beberapa perubahan. b. Kenangan jangka pendek atau seketika 0-10 menit, kenangan buruk. I.Q (Intellgentia Quantion) a. Tidak berubah dengan informasi matematika dan perkataan verbal. b. Berkurangnya penampilan, persepsi dan keterampilan psikomotor : terjadi perubahan pada daya membahayangkan karena tekanan tekanan dari faktor waktu. Perubahan perubahan psikologis a. Pensiun Nilai seseorang sering diukur oleh produktivitasnya dan identitas dikaitkan dengan peranan dalam pekerjaan. Bila seseorang pension (Purna Tugas), ia akan mengalami kehilangankehilangan, antara lain : 1). Kehilangan financial (income berkurang) 2). Kehilangan status (dulu mempunyai jabatan posisi yang cukup tinggi, lengkap dengan segala fasilitasnya). 3). Kehilangan teman/ kenalan atau relasi. 4). Kehilangan pekerjaan/ kegiatan. b. Merasakan atau sadar akan kematian (sense of awareness of mortality). c. Perubahan dalam cara hidup, yaitu memasuki rumah perawatan bergerak lebih sempit. d. Ekonomi akibat pemberhentian dari jabatan (economic deprivation). Meningkatnya biaya hidup pada penghasilan yang sulit, bertambahnya biaya pengobatan. e. Penyakit kronis dan ketidakmampuan. f. Gangguan saraf pancaindera, timbul kebutaan dan ketulian. g. Gangguan gizi akibat kehilangan jabatan. h. Rangkaian dari kehilangan, yaitu kehilangan hubungan dengan temanteman dan family. Akademi Keperawatan Harum Jakarta 16

17 i. Hilangnya kekuatan dan ketegapan fisik: perubahan terhadap gambaran diri, perubahan konsep diri. G. Dampak kemunduran dan reaksi reaksi yang terjadi. Kemunduran kemunduran yang telah disebutkan itu mempunyai dampak terhadap tingkah laku dan terhadap perasaan orang yang memasuki lanjut usia. Jelas jika berbicara tentang menjadi tua, kemunduranlah yang akan paling banyak dikemukakan tetapi di samping berbagai macam kemunduran, ada sesuatu yang dapat dikatakan justru meningkat dalam proses menua, yang dapat dikatakan justru meningkat dalam proses menua, yaitu : Kondisi Usia dewasa Usia lanjut Emosi Tidak terlalu stress Emosi lebih sensitive. Stres/ kecemasan Fisik Kulit kencang, tampilan Kecantikan dan menarik. ketampanan mulai Cantik dan tampan menghilang. Kehilangan daya tarik. Seks Masa klimakterium. Perubahan keseimbangan Perasaan daya tarik dalam hormonal sehingga seks. kurangnya dorongan seks. Wanita terjadi menopause. Laki- laki hormon testoteron menurun. Gejala gejala yang sering timbul pada masa menopause meliputi : 1. Gangguan pada haid : haid menjadi tidak teratur, kadang kadang terjadi perdarahan yang terlalu banyak atau terlalu sedikit. 2. Gelombang rasa panas (hot flush): kadang kadang timbul rasa panas pada muka, leher, dan dada bagian atas, disusul dengan keluarnya keringat yang banyak. Perasaan panas ini berlangsung beberapa detik saja, namun bisa berlangsung sampai 30 menit 1 jam. 3. Gejala gejala psikologik berupa rasa takut, tegang, depresi, mudah sedih, cepat marah, mudah tersinggung, gugup, dan mental yang kurang mantap. Bila wanita pada mudanya mempunyai kecenderungan mudah Akademi Keperawatan Harum Jakarta 17

18 dipengaruhi keadaan emosionalnya maka ia akan lebih mengalami gangguan psikologik pada masa ini. 4. Fatigue, yaitu rasa lelah yang diakibatkan berhentinya fungsi ovarium. Tetapi tidak semua rasa lelah dapat diartikan sebagai tanda menopause. Sebaiknya dicari sebab- sebab lainnya. 5. Keadaan atrofi, yaitu kemunduran keadaan gizi, suatu lapisan jaringan. 6. Rasa gatal gatal pada genitalia disebabkan kulit yang menjadi kering dan keriput. 7. Sakit sakit bisa dirasakan seluruh badan atau pada bagian tubuh tertentu. 8. Pusing atau sakit kepala. Keluhan ini bisa disebabkan oleh banyak hal, misalnya: karena meningginya tekanan darah, adanya gangguan penglihatan atau bisa juga adanya stres mental. 9. Insomnia atau keluhan susah tidur, hal ini bisa disebabkan oleh penyebab fisik maupun psikis. 10. Palpitasi dan perubahan pada gairah seksual, yang hal ini disebabkan oleh pengaruh hormonal maupun pengaruh psikis. Gejala gejala kejiwaan yang timbul sangat bervariasi dari yang ringan sampai yang berat. Keluhan yang sering timbul adalah adanya rasa takut, tegang, gelisah, lekas marah, mudah gugup, sukar berkonsentrasi, lekas lupa dan susah tidur. Adanya wanita yang mengalami menopause menafsirkan sebagai kehilangan fungsinya sebagai wanita, karena ia tidak bisa hamil dan mendapatkan anak lagi. Di lain pihak ada yang menafsirkannya sebagai akan terhentinya kehidupan seksualnya hal ini adalah keliru sekali. Selain itu, ada yang berpendapat bahwa kegiatan seksual itu kurang pantas dilakukan bagi mereka yang sudah tua, meskipun dorongan kea rah itu masih ada. Dengan demikian dapat dilihat bahwa kerisauan menghadapi masa tua seringkali juga menyangkut kehidupan seksual. 11. Berubahnya libido (nafsu seks). Faktor faktor yang mempengaruhi terjadinya gejala- gejala atau keluhan keluhan tersebut, antara lain : 1. Penurunan aktivitas ovarium yang diikuti penurunan produksi hormonal. Akademi Keperawatan Harum Jakarta 18

19 2. Sosiobudaya, yaitu faktor lingkungan, keadaan social ekonomi yang mempengaruhi keadaan gizi, kesehatan, dan taraf pendidikan. 3. Faktor psikologis yang tergantung dari perilaku wanita tersebut. Pada klimakterium ini hendaklah wanita memeriksakan dirinya secara teratur, walaupun tidak ada keluhan - keluhan. Hal ini penting untuk mengetahui adanya kelainan yang mungkin terjadi pada usia empat puluhan, khususnya keganasan. C. RANGKUMAN Gerontologi merupakan pendekatan ilmiah (scientific approach) terhadap berbagai aspek dalam proses penuaan, seperti aspek kesehatan, psikologis, sosial ekonomi, perilaku, lingkungan, dan lain- lain (S. Tamher, 2009). Menua adalah suatu proses menghilangkan secara perlahan- lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/ mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita (Constantanides, 1994). Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), ada empat tahapan yaitu : o Usia pertengahan (middle age) usia tahun o Lanjut usia (elderly) usia tahun o Lanjut usia tua (old) usia tahun o Usia sangat tua (very old) usia > 90 tahun Faktor faktor yang mempengaruhi ketuaan meliputi : Hereditas (keturunan/ genetik), Nutrisi/ makanan, Status kesehatan, Pengalaman hidup, Lingkungan, Stress. D. TES FORMATIF Akademi Keperawatan Harum Jakarta 19

20 Untuk mengetahui pemahaman Anda tentang konsep dasar keperawatan gerontik, bahaslah bersama kelompok soal di bawah yang berhubungan dengan pengertian keperawatan gerontik, klasifikasi usia gerontik, perubahan- perubahan yang terjadi pada sistem tubuh lansia dan dampak yang terjadi pada proses penuaan. Kemudian diskusikan dengan kelompok belajar Anda untuk pertanyaan-pertanyaan berikut ini: 1. Berikut ini pengertian tentang keperawatan gerontik yaitu : a. Cabang ilmu yang mempelajari proses menua dan masalah masalah yang terjadi pada lanjut usia b. Pelayanan profesional yang berdasarkan ilmu dan kiat / tehnik keperawatan yang berbentuk bio-psiko-sosial-spiritual dan kultural yang holistik ditujukan pada klien lanjut usia baik sehat maupun sakit pada tingkat individu, keluarga, kelompok dan masyarakat c. Merupakan cabang ilmu kedokteran berfokus pada masalah kedokteran yaitu penyakit yang timbul pada lanjut usia d. Salah satu cabang dari gerontologi dan medis yang mempelajari khusus aspek kesehatan lanjut usia ditinjau dari promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif 2. Klasifikasi usia lansia menurut WHO adalah... a. Usia tahun b. Usia > 65 tahun c. Usia tahun d. Usia 65 tahun hingga tutup usia 3. Klasifikasi usia lansia menurut Prof. DR. Koeseomanto Setyonegoro, Sp.Kj., yang termasuk kelompok old adalah... a. Usia > 90 tahun b. Usia tahun c. Usia tahun d. Usia > 80 tahun 4. Dibawah ini perubahan anatomi pada lansia di sistem pernapasan seperti dibawah ini : a. Meningkatnya aktivitas silia b. Alveoli ukurannya mengecil dari biasa dan jumlahnya berkurang c. oksigen pada arteri meningkat menjadi 75 mmhg Akademi Keperawatan Harum Jakarta 20

21 d. otot-otot pernafasan kehilangan kekuatan dan menjadi kaku 5. Dibawah ini perubahan anatomi pada lansia di sistem gastrointestinal seperti dibawah ini : a. Esofagus menyempit b. Asam lambung menurun c. Fungsi absorbsi meningkat sehingga cepat lapar d. Hati makin membesar dan menurunnya tempat penyimpanan 6. Berikut ini perubahan anatomi pada lansia di sistem genitourinaria seperti dibawah ini : a. BUN menurun sampai menurun sampai 20 mg% b. Nilai ambang ginjal terhadap glukosa meningkat c. Hipertrofi vulva d. Kapasitas kandung meningkat samapai 200 ml 7. Dampak yang terjadi akibat penurunan seks pada lansia yaitu : a. Perubahan keseimbangan hormonal mengakibatkan berkurangnya dorongan seks b. Ketampanan mulai menghilang c. Laki-laki hormon testosteron semakin meningkat d. Perasaan daya tarik dalam seks 8. Gejala yang timbul pada masa menopause usia lansia meliputi : a. Rasa gatal pada genetalia disebabkan kulit yang menjadi lembab b. Kadang-kadang timbul rasa dingin pada muka, leher dan dada bagian atas c. Kadang-kadang terjadi perdarahan haid yang terlalu banyak/sedikit d. Meningkatnya libido atau nafsu seks 9. Faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya gejala pada menopause antara lain : a. Peningkatan aktivitas ovarium yang diikuti penurunan produksi hormonal b. Faktor sosial budaya antara lain lingkungan, sosial ekonomi, kesehatan dan tingkat pendidikan c. Penurunan aktivitas ovarium yang diikuti peningkatan produksi hormonal d. Faktor psikologis yaitu stress 10. Perubahan fisik sel yang terjadi pada lanjut usia yaitu : a. Jumlah sel lebih banyak b. Ukuran sel lebih kecil Akademi Keperawatan Harum Jakarta 21

22 c. Berkurangnya jumlah cairan tubuh dan cairan intraseluler d. Otak menjadi atrofi beratnya berkurang % A. B. C. E. KUNCI JAWABAN TES 1. B 6. B 2. A 7. A 3. C 8. C 4. D 9. B 5. B 10. C F. UMPAN BALIK Bagi mahasiswa dapat menjawab 8 dari 10 pertanyaan diatas dengan tepat akan mendapatkan nilai 100 G. DAFTAR PUSTAKA Fatimah. ( 2010 ). Merawat manusia lanjut usia : suatu pendekatan proses keperawatan gerontik. Jakarta : TIM Maryam. RS, dkk. ( 2008). Mengenal usia lanjut dan perawatannya. Jakarta : Salemba Medika. Akademi Keperawatan Harum Jakarta 22

23 Nugroho. W. (2008). Keperawatan gerontik & geriatrik. Edisi 3. Jakarta : EGC Tamher, dkk. (2009). Kesehatan usia lanjut dengan pendekatan asuhan keperawatan. Jakarta : Salemba Medika Watson. R. (2003). Perawatan pada lansia. Jakarta : EGC Akademi Keperawatan Harum Jakarta 23

BAB II TINJAUAN TEORITIS. adalah tempat, dan Werdha berartikan tua. Panti Werdha adalah. baik itu secara sukarela atau diserahkan oleh pihak keluarga.

BAB II TINJAUAN TEORITIS. adalah tempat, dan Werdha berartikan tua. Panti Werdha adalah. baik itu secara sukarela atau diserahkan oleh pihak keluarga. BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengertian Panti Werdha Menurut Sugono (2008) mengatakan bahwa, Kata Panti adalah tempat, dan Werdha berartikan tua. Panti Werdha adalah suatu institusi hunian bersama untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lanjut Usia 2.1.1. Definisi Menua adalah proses alami yang dihadapi manusia. Dalam tahap ini, pada diri manusia secara alami terjadi penurunan atau perubahan dalam hal biologis,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. manfaat (Hurlock, 1999). Sedangkan menurut Undang-Undang No. 13 tahun 1998

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. manfaat (Hurlock, 1999). Sedangkan menurut Undang-Undang No. 13 tahun 1998 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lansia 2.1.1 Defenisi lansia Lansia atau usia tua adalah periode penutup dalam rentang hidup seseorang yaitu suatu periode dimana seseorang telah beranjak jauh dari periode terdahulu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN TEORI 1. Kebutuhan Spiritual. Kebutuhan spiritual adalah kebutuhan untuk mempertahankan atau mengembalikan keyakinan dan memenuhi kewajiban agama, serta kebutuhan untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sadar dan tidak sadar meliputi persepsi dan perasaan tentang ukuran, bentuk,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sadar dan tidak sadar meliputi persepsi dan perasaan tentang ukuran, bentuk, 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gambaran Diri (Body Image) 1. Pengertian Gambaran diri adalah sikap seseorang terhadap tubuhnya secara sadar dan tidak sadar meliputi persepsi dan perasaan tentang ukuran,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI Pengertian Lansia

BAB II TINJAUAN TEORI Pengertian Lansia BAB II TINJAUAN TEORI 2. 1 Konsep Lansia 2.1.1 Pengertian Lansia Masa lansia adalah periode perkembangan yang mulai masuk pada usia 60 tahun dan berakhir dengan kematian. Masa ini adalah masa menurunnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usia lanjut 2.1.1 Definisi Usia Lanjut Undang-undang RI No 23 tahun 1992 pasal 19 ayat 1 tentang kesehatan bahwa usia lanjut adalah seseorang yang karena usianya mengalami

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. kepada beberapa set perilaku yang kurang lebih bersifat homogeny. Peran

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. kepada beberapa set perilaku yang kurang lebih bersifat homogeny. Peran BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep peran 2.1.1 Pengertian Peran Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai kedudukannya dalam suatu sistem. Peran merujuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Glukosa Darah Karbohidrat merupakan sumber utama glukosa yang dapat diterima dalam bentuk makanan oleh tubuh yang kemudian akan dibentuk menjadi glukosa. Karbohidrat yang dicerna

Lebih terperinci

HUBUNGAN HIGH DENSITY LIPOPROTEIN DENGAN PENURUNAN FUNGSI KOGNITIF PADA WANITA POST MENOPAUSE

HUBUNGAN HIGH DENSITY LIPOPROTEIN DENGAN PENURUNAN FUNGSI KOGNITIF PADA WANITA POST MENOPAUSE HUBUNGAN HIGH DENSITY LIPOPROTEIN DENGAN PENURUNAN FUNGSI KOGNITIF PADA WANITA POST MENOPAUSE SKRIPSI Diajukan guna melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat untuk menyelesaikan program Pendidikan

Lebih terperinci

PROSES MENUA (AGING PROSES) ISMAYADI. Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

PROSES MENUA (AGING PROSES) ISMAYADI. Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara PROSES MENUA (AGING PROSES) ISMAYADI Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Pengertian Proses menua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan proses perubahan biologis secara terus- menerus, dan terjadi. suatu kemunduran atau penurunan (Suardiman, 2011)

BAB I PENDAHULUAN. merupakan proses perubahan biologis secara terus- menerus, dan terjadi. suatu kemunduran atau penurunan (Suardiman, 2011) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penuaan merupakan bagian dari rentang kehidupan manusia, menua atau aging adalah suatu keadaan yang terjadi dalam kehidupan manusia yang diberi umur panjang. Menua bukanlah

Lebih terperinci

TEORI PROSES MENUA DAN PERMASALAHANNYA N E N E N G K U RW I YAH

TEORI PROSES MENUA DAN PERMASALAHANNYA N E N E N G K U RW I YAH TEORI PROSES MENUA DAN PERMASALAHANNYA N E N E N G K U RW I YAH Proses Menua Proses menua adalah suatu proses alami menghilangnya secara perlahanlahan kemampuan fisik, psikologis dan sosial Continue Menua

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kembali kehidupan, masa pensiun dan penyesuaian diri dengan peran-peran sosial

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kembali kehidupan, masa pensiun dan penyesuaian diri dengan peran-peran sosial BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Lanjut Usia Menurut Santrock (2006) masa lanjut usia (lansia) merupakan periode perkembangan yang bermula pada usia 60 tahun yang berakhir dengan kematian. Masa ini adalah

Lebih terperinci

PERUBAHAN PERUBAHAN YANG TERJADI PD LANSIA GUSTI SUMARSIH AGOES

PERUBAHAN PERUBAHAN YANG TERJADI PD LANSIA GUSTI SUMARSIH AGOES PERUBAHAN PERUBAHAN YANG TERJADI PD LANSIA GUSTI SUMARSIH AGOES PERUBAHAN PERUBAHAN FISIK 1. SEL JUMLAH SEL LEBIH SEDIKIT/ UKURANYA LEBIH BESAR JUMLAH CAIRAN INTRA SEL BERKURANG MENURUNNYA PROPORSI PROTEIN

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Chaplin (2004) dalam kamus Psikologi mengartikan kata autonomy

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Chaplin (2004) dalam kamus Psikologi mengartikan kata autonomy BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kemandirian Lanjut Usia 2.1.1 Pengertian Kemandirian Menurut Chaplin (2004) dalam kamus Psikologi mengartikan kata autonomy sebagai keadaan pengaturan diri, atau kebebasan individu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lanjut Usia 2.1.1 Pengertian Lanjut usia adalah individu yang berusia 60 tahun yang pada umumnya memiliki tanda-tanda penurunan fungsi biologis, psikologis dan ekonomi. Di indonesia,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3.1. Faktor Yang Mempengarui Penuaan 3.1.1. Hereditas/ genetic Faktor herediter atau genetic sangat mempengaruhi proses menua pada seseorang karena manusia akan mengalami suatu

Lebih terperinci

Ditandai dg penurunan kekuatan fisik & daya ingat Dibagi dlm 2 bagian :

Ditandai dg penurunan kekuatan fisik & daya ingat Dibagi dlm 2 bagian : MASA DEWASA MADYA masa dewasa tengah/usia tengah baya Ditandai dg penurunan kekuatan fisik & daya ingat Dibagi dlm 2 bagian : Usia madya dini 40 50 th Usia madya lanjut 50 60 th Karakteristik Usia Madya

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lansia 2.1.1. Defenisi Lansia Undang-undang no 13 tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut Usia, menyebutkan bahwa lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih

Lebih terperinci

Jenis jaringan hewan ada empat macam, yaitu jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf.

Jenis jaringan hewan ada empat macam, yaitu jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf. JARINGAN HEWAN Jenis jaringan hewan ada empat macam, yaitu jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf. A. JARINGAN EPITEL Jaringan epitel merupakan jaringan penutup yang melapisi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai istilah bergesernya umur sebuah populasi menuju usia tua. (1)

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai istilah bergesernya umur sebuah populasi menuju usia tua. (1) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Fenomena penuaan populasi (population aging) merupakan fenomena yang telah terjadi di seluruh dunia, istilah ini digunakan sebagai istilah bergesernya umur

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO) [2], usia lanjut dibagi

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO) [2], usia lanjut dibagi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Populasi warga lanjut usia (lansia) di Indonesia semakin bertambah setiap tahun, hal tersebut karena keberhasilan pembangunan di berbagai bidang terutama bidang

Lebih terperinci

KUESIONER TENTANG PENGETAHUAN IBU TENTANG PERSIAPAN MEMASUKI MASA MENOPAUSE DI DUSUN V DESA SAMBIREJO KECAMATAN BINJAI KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2007

KUESIONER TENTANG PENGETAHUAN IBU TENTANG PERSIAPAN MEMASUKI MASA MENOPAUSE DI DUSUN V DESA SAMBIREJO KECAMATAN BINJAI KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2007 KUESIONER TENTANG PENGETAHUAN IBU TENTANG PERSIAPAN MEMASUKI MASA MENOPAUSE DI DUSUN V DESA SAMBIREJO KECAMATAN BINJAI KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2007 A. Data Demografi No. Responden : Umur : Alamat : Berikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Kecemasan 1. Pengertian Kecemasan sangat berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Keadaan emosi ini tidak merniliki objek yang spesifik. Kecemasan adalah

Lebih terperinci

GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA WANITA LANJUT USIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WREDHA BUDI PERTIWI BANDUNG

GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA WANITA LANJUT USIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WREDHA BUDI PERTIWI BANDUNG 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kesehatan merupakan aset yang paling berharga bagi manusia, karena dengan sehat manusia bisa terus menjalankan aktivitas kehidupan tanpa mengalami masalah.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yaitu lanjut usia yang berusia antara tahun, danfase senium yaitu lanjut usia

BAB I PENDAHULUAN. yaitu lanjut usia yang berusia antara tahun, danfase senium yaitu lanjut usia BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lanjut usia merupakan kelanjutan dari usia dewasa, terdiri dari fase prasenium yaitu lanjut usia yang berusia antara 55-65 tahun, danfase senium yaitu lanjut usia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lanjut Usia 1. Definisi Lanjut usia adalah seseorang yang berusia lebih dari 65 tahun yang memiliki berbagai masalah yang berkaitan dengan proses menua (Maramis, 2009). Lanjut

Lebih terperinci

PERUBAHAN PSIKOSOSIAL DAN SEKSUALITAS PADA LANSIA

PERUBAHAN PSIKOSOSIAL DAN SEKSUALITAS PADA LANSIA PERUBAHAN PSIKOSOSIAL DAN SEKSUALITAS PADA LANSIA Pengertian Lansia Lansia adalah tahap akhir siklus hidup manusia, merupakan bagian dari proses kehidupan yang tak dapat dihindarkan dan akan di alami oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan fisik yang tidak sehat, dan stress (Widyanto, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan fisik yang tidak sehat, dan stress (Widyanto, 2014). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lanjut usia merupakan individu yang berada pada tahapan dewasa akhir yang usianya dimulai dari 60 tahun keatas. Setiap individu mengalami proses penuaan terlihat dari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. fisiologis dan meningkatnya kerentanan terhadap berbagai penyakit dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. fisiologis dan meningkatnya kerentanan terhadap berbagai penyakit dan 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penuaan 2.1.1 Definisi Proses Penuaan Penuaan adalah suatu proses yang mengubah seorang dewasa sehat menjadi seorang yang frail dengan berkurangnya sebagian besar cadangan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. tahun ke atas. World Health Organization (WHO) menetapkan 65 tahun sebagai

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. tahun ke atas. World Health Organization (WHO) menetapkan 65 tahun sebagai BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lansia 2.1.1 Defenisi lansia Menurut Undang-Undang No. 13 tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia menyatakan bahwa lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai usia

Lebih terperinci

Apa Obat Diabetes Untuk Komplikasi Neuropati Otonom?

Apa Obat Diabetes Untuk Komplikasi Neuropati Otonom? Apa Obat Diabetes Untuk Komplikasi Neuropati Otonom? Apa Obat Diabetes Untuk Komplikasi Neuropati Otonom? Neuropati otonom Neuropati otonom mempengaruhi saraf otonom, yang mengendalikan kandung kemih,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI BAB II TINJAUAN TEORI A. Konsep lansia 1. Pengertian lansia Menua adalah suatu proses menghilagnya secara perlahanlahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga

Lebih terperinci

Masa yang bermula dari akhir tahap reproduksi berakhir pada awal senium umur tahun

Masa yang bermula dari akhir tahap reproduksi berakhir pada awal senium umur tahun KLIMAKTERIUM Masa yang bermula dari akhir tahap reproduksi berakhir pada awal senium umur 40-65 tahun SENIUM Saat ovarium kehilangan sama sekali fungsi hormonalnya MASA KLIMAKTERIUM PRAMENOPAUSE MEN0PAUSE

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan Nasional telah mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan Nasional telah mewujudkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan Nasional telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya kemajuan ekonomi, peraikan lingkungan hidup,

Lebih terperinci

1. Sklera Berfungsi untuk mempertahankan mata agar tetap lembab. 2. Kornea (selaput bening) Pada bagian depan sklera terdapat selaput yang transparan

1. Sklera Berfungsi untuk mempertahankan mata agar tetap lembab. 2. Kornea (selaput bening) Pada bagian depan sklera terdapat selaput yang transparan PANCA INDERA Pengelihatan 1. Sklera Berfungsi untuk mempertahankan mata agar tetap lembab. 2. Kornea (selaput bening) Pada bagian depan sklera terdapat selaput yang transparan (tembus cahaya) yang disebut

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. dan sebagainya. Juga ada segi-segi yang terjadi di luar kesadaran dan tidak bisa

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. dan sebagainya. Juga ada segi-segi yang terjadi di luar kesadaran dan tidak bisa BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Kecemasan Kecemasan adalah manifestasi dari berbagai proses emosi yang bercampur baur, yang terjadi ketika orang sedang mengalami tekanan perasaan (frustasi) dan pertentangan

Lebih terperinci

2013 GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG PENYAKIT REUMATIK PADA WANITA LANJUT USIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WREDHA BUDI PERTIWI BANDUNG

2013 GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG PENYAKIT REUMATIK PADA WANITA LANJUT USIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WREDHA BUDI PERTIWI BANDUNG BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembangunan kesehatan meningkat diberbagai bidang di Indonesia telah mewujudkan peningkatan kualitas kesehatan penduduk. Salah satu outcome atau dampak dari

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Peringkat IV di bawah Cina, India, dan Amerika Serikat Sensus BPS 1998 UHH pria = 63 tahun, dan wanita = 67 tahun

PENDAHULUAN. Peringkat IV di bawah Cina, India, dan Amerika Serikat Sensus BPS 1998 UHH pria = 63 tahun, dan wanita = 67 tahun B Y. L U F T H I A N I P R O G R A M S T U D I I L M U K E P E R A W A T A N F K U S U PENDAHULUAN Kemajuan ilmu pengetahuan & tehnologi kesehatan Asupan gizi lebih baik Usia harapan hidup Pertambahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah termasuk negara yang memasuki era penduduk

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah termasuk negara yang memasuki era penduduk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah termasuk negara yang memasuki era penduduk berstruktur lanjut usia (aging structured population) karena dari tahun ke tahun, jumlah penduduk Indonesia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Tahapan siklus kehidupan manusia, mulai dari bayi, kanak-kanak, remaja,

BAB 1 PENDAHULUAN. Tahapan siklus kehidupan manusia, mulai dari bayi, kanak-kanak, remaja, BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Tahapan siklus kehidupan manusia, mulai dari bayi, kanak-kanak, remaja, dewasa muda, dewasa, tua, dan lanjut usia. Begitu juga dalam rentang usia lanjut yang berkaitan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kelelahan 1. Pengertian Lelah Beberapa ahli mendefinisikan kelelahan kerja adalah : a. Kelelahan kerja ditandai oleh adanya perasaan lelah, output dan kondisi psikologis yang

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN Konsep kebutuhan mempertahankan suhu tubuh normal I.1 Definisi kebutuhan termoregulasi

LAPORAN PENDAHULUAN Konsep kebutuhan mempertahankan suhu tubuh normal I.1 Definisi kebutuhan termoregulasi LAPORAN PENDAHULUAN I. Konsep kebutuhan mempertahankan suhu tubuh normal I.1 Definisi kebutuhan termoregulasi Termoregulasi adalah suatu pengaturan fisiologis tubuh manusia mengenai keseimbangan produksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. biologis atau fisiologis yang disengaja. Menopause dialami oleh wanita-wanita

BAB I PENDAHULUAN. biologis atau fisiologis yang disengaja. Menopause dialami oleh wanita-wanita 1 BAB I PENDAHULUAN 1.2 Latar Belakang Menopause merupakan salah satu proses dalam siklus reproduksi alamiah yang akan dialami setiap perempuan selain pubertas, kehamilan, dan menstruasi. Seorang perempuan

Lebih terperinci

ANATOMI DAN FISIOLOGI

ANATOMI DAN FISIOLOGI ANATOMI DAN FISIOLOGI Yoedhi S Fakar ANATOMI Ilmu yang mempelajari Susunan dan Bentuk Tubuh FISIOLOGI Ilmu yang mempelajari faal (fungsi) dari Ilmu yang mempelajari faal (fungsi) dari alat atau jaringan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. mengeluarkan hormon estrogen (Manuaba, 2008). Menarche terjadi di

BAB II LANDASAN TEORI. mengeluarkan hormon estrogen (Manuaba, 2008). Menarche terjadi di 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Menarche a. Pengertian menarche Menarche adalah pengeluaran darah menstruasi pertama yang disebabkan oleh pertumbuhan folikel primodial ovarium yang mengeluarkan

Lebih terperinci

Teori Biologis Teori Genetika Teori Wear And Tear (Dipakai dan Rusak)

Teori Biologis Teori Genetika Teori Wear And Tear (Dipakai dan Rusak) Teori Biologis Teori biologi merupakan teori yang menjelaskan mengenai proses fisik penuaan yang meliputi perubahan fungsi dan struktur organ, pengembangan, panjang usia dan kematian (Christofalo dalam

Lebih terperinci

Fase Penuaan KESEHATAN REPRODUKSI LANJUT USIA. Fase Subklinis (25-35 tahun) Fase Transisi (35-45 tahun) Fase Klinis ( > 45 tahun)

Fase Penuaan KESEHATAN REPRODUKSI LANJUT USIA. Fase Subklinis (25-35 tahun) Fase Transisi (35-45 tahun) Fase Klinis ( > 45 tahun) KESEHATAN REPRODUKSI LANJUT USIA Windhu Purnomo FKM Unair, 2011 Fase Penuaan Fase Subklinis (25-35 tahun) Fase Transisi (35-45 tahun) Fase Klinis ( > 45 tahun) 1 2 Fase penuaan manusia 1. Fase subklinis

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN ANTARA KEMUNDURAN FISIOLOGIS DENGAN STRES PADA LANJUT USIA DI POLI LANSIAPUSKESMAS KECAMATAN KALIDERES TAHUN 2014

KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN ANTARA KEMUNDURAN FISIOLOGIS DENGAN STRES PADA LANJUT USIA DI POLI LANSIAPUSKESMAS KECAMATAN KALIDERES TAHUN 2014 KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN ANTARA KEMUNDURAN FISIOLOGIS DENGAN STRES PADA LANJUT USIA DI POLI LANSIAPUSKESMAS KECAMATAN KALIDERES TAHUN 2014 Yth, Bapak/Ibu Selamat pagi/ Siang/ Sore Saya adalah mahasiswa

Lebih terperinci

KONSEP DASAR KEPERAWATAN GERONTIK

KONSEP DASAR KEPERAWATAN GERONTIK KONSEP DASAR KEPERAWATAN GERONTIK Terminology Geriatrics: Dari bahasa Greek geras lanjut usia Cabang dari ilmu kedokteran, yg b.d penyakit dan masalah yg ada pada lansia Gerontology: Dari bahasa Greek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (ageing population). Adanya ageing population merupakan cerminan dari

BAB I PENDAHULUAN. (ageing population). Adanya ageing population merupakan cerminan dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia mulai masuk ke dalam kelompok negara berstruktur tua (ageing population). Adanya ageing population merupakan cerminan dari semakin tingginya usia rata-rata

Lebih terperinci

Bab IV Memahami Tubuh Kita

Bab IV Memahami Tubuh Kita Bab IV Memahami Tubuh Kita Pubertas Usia reproduktif Menopause Setiap perempuan pasti berubah dari anak-anak menjadi dewasa dan perubahan dari dewasa menjadi dewasa yang lebih tua Sistem Reproduksi Perempuan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Lanjut Usia Pengertian Lanjut Usia Menurut Undang- Undang No.4 tahun 1965, lanjut usia adalah seseorang yang mencapai usia 55 tahun, tidak mempunyai atau tidak berdaya mencari

Lebih terperinci

Pada sistem kardiovaskuler dan respirasi terjadi perubahan yaitu penurunan kekuatan otot otot pernafasan, menurunnya aktivitas silia, menurunnya

Pada sistem kardiovaskuler dan respirasi terjadi perubahan yaitu penurunan kekuatan otot otot pernafasan, menurunnya aktivitas silia, menurunnya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses penuaan dianggap sebagai peristiwa fisiologis yang memang harus dialami oleh semua makhluk hidup. Lansia bukan suatu penyakit, namun merupakan tahap lanjut

Lebih terperinci

BAB I. yang pasti dihadapi dan harus dilalui dalam perjalanan hidup normal. seorang wanita dan suatu proses alamiah. Berdasarkan hasil studi

BAB I. yang pasti dihadapi dan harus dilalui dalam perjalanan hidup normal. seorang wanita dan suatu proses alamiah. Berdasarkan hasil studi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan bertambahnya usia, menopause merupakan masa yang pasti dihadapi dan harus dilalui dalam perjalanan hidup normal seorang wanita dan suatu proses alamiah.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan promotif dan preventif baik sehat maupun sakit.

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan promotif dan preventif baik sehat maupun sakit. BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan diuraikan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian, manfaat penelitian. A. Latar Belakang Pelayanan kesehatan masyarakat merupakan upaya

Lebih terperinci

Penyakit pada Lansia. Gaya Hidup Aktif dan Proses Penuaan dr. Imas Damayanti, M.Kes FPOK-UPI

Penyakit pada Lansia. Gaya Hidup Aktif dan Proses Penuaan dr. Imas Damayanti, M.Kes FPOK-UPI Penyakit pada Lansia Gaya Hidup Aktif dan Proses Penuaan dr. Imas Damayanti, M.Kes FPOK-UPI Semua penyakit ada obatnya kecuali menjadi tua Patofisiologi Penyakit-penyakit yang Berhungan dengan Usia Lanjut

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Coping 2.1.1 Pengertian Coping Coping adalah proses untuk menata tuntutan yang dianggap membebani atau melebihi kemampuan sumber daya kita, Lazarus & Folkman; Lazarus & Launier

Lebih terperinci

PERSEPSI IBU MENOPAUSE TERHADAP AKTIVITAS SEKSUALITAS PADA MASA MENOPAUSE DI DESA JAGALAN KECAMATAN TAWANGMANGU KARANGANYAR

PERSEPSI IBU MENOPAUSE TERHADAP AKTIVITAS SEKSUALITAS PADA MASA MENOPAUSE DI DESA JAGALAN KECAMATAN TAWANGMANGU KARANGANYAR PERSEPSI IBU MENOPAUSE TERHADAP AKTIVITAS SEKSUALITAS PADA MASA MENOPAUSE DI DESA JAGALAN KECAMATAN TAWANGMANGU KARANGANYAR SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana

Lebih terperinci

Selamat Membaca dan Memahami Materi e-learning Rentang Perkembangan Manusia II Oleh Dr Triana Noor Edwina DS, M.Si

Selamat Membaca dan Memahami Materi e-learning Rentang Perkembangan Manusia II Oleh Dr Triana Noor Edwina DS, M.Si MASA DEWASA Selamat Membaca dan Memahami Materi e-learning Rentang Perkembangan Manusia II Oleh Dr Triana Noor Edwina DS, M.Si MASA DEWASA PERKEMBANGAN FISIK Masa awal dewasa (early adulthood) Ialah periode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menopause merupakan masa berhentinya menstruasi yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menopause merupakan masa berhentinya menstruasi yang terjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menopause merupakan masa berhentinya menstruasi yang terjadi pada perempuan dengan rentang usia 48 sampai 55 tahun. Masa ini sangat kompleks bagi perempuan karena berkaitan

Lebih terperinci

PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014

PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014 PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014 1* Gumarang Malau, 2 Johannes 1 Akademi Keperawatan Prima Jambi 2 STIKes

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lanjut usia merupakan suatu proses perubahan yang bertahap dalam jangka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lanjut usia merupakan suatu proses perubahan yang bertahap dalam jangka BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lanjut usia merupakan suatu proses perubahan yang bertahap dalam jangka waktu beberapa dekade. Menurut Undang-Undang No. 13 tahun 1998 tentang kesejahterahaan lanjut

Lebih terperinci

Mengatur Berat Badan. Mengatur Berat Badan

Mengatur Berat Badan. Mengatur Berat Badan Mengatur Berat Badan Pengaturan berat badan adalah suatu proses menghilangkan atau menghindari timbunan lemak di dalam tubuh. Hal ini tergantung pada hubungan antara jumlah makanan yang dikonsumsi dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Manusia mempunyai sifat yang holistik, dalam artian manusia adalah makhluk fisik, psikologis, sekaligus rohani, dan aspek-aspek ini saling berkaitan satu sama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aspek psikologis, biologis, fisiologis, kognitif, sosial, dan spiritual yang akan

BAB I PENDAHULUAN. aspek psikologis, biologis, fisiologis, kognitif, sosial, dan spiritual yang akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan usia harapan hidup menyebabkan terjadinya perubahan pada aspek psikologis, biologis, fisiologis, kognitif, sosial, dan spiritual yang akan menjadikan lansia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam kehidupan manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada wanita paruh baya. Kadar FSH dan LH yang sangat tinggi dan kadar

BAB I PENDAHULUAN. pada wanita paruh baya. Kadar FSH dan LH yang sangat tinggi dan kadar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Siklus perkembangan reproduksi wanita berlangsung secara alamiah mulai dari menarche sampai menopause. Menopause didefinisikan sebagai menstruasi terakhir. Hal tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara biologis maupun psikologis. Memasuki usia tua berarti mengalami

BAB I PENDAHULUAN. secara biologis maupun psikologis. Memasuki usia tua berarti mengalami BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lansia atau lanjut usia adalah tahap akhir dari proses penuaan. Pada tahap ini biasanya individu tersebut sudah mengalami kemunduran fungsi fisiologis organ tubuhnya

Lebih terperinci

Sistem Saraf Tepi (perifer)

Sistem Saraf Tepi (perifer) SISTIM SYARAF TEPI Sistem Saraf Tepi (perifer) Sistem saraf tepi berfungsi menghubungkan sistem saraf pusat dengan organ-organ tubuh Berdasarkan arah impuls, saraf tepi terbagi menjadi: - Sistem saraf

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lansia 1. Pengertian Lansia Usia lanjut sebagai tahap akhir dalam siklus kehidupan merupakan tahap perkembangan normal yang akan dialami oleh setiap individu yang mencapai usia

Lebih terperinci

PENGANTAR KESEHATAN. DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY. Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan

PENGANTAR KESEHATAN. DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY. Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan PENGANTAR KESEHATAN DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY PENGANTAR Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan meningkatkan kesehatan, cara mencegah penyakit, cara menyembuhkan

Lebih terperinci

LEMBAR PENJELASAN KEPADA RESPONDEN

LEMBAR PENJELASAN KEPADA RESPONDEN Lampiran 1 LEMBAR PENJELASAN KEPADA RESPONDEN Saya yang benama Eva Sartika Simbolon sedang menjalani Program Pendidikan D-IV Bidan Pendidik di Fakultas Keperawatan. Untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dismenore primer merupakan nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan pada

BAB I PENDAHULUAN. Dismenore primer merupakan nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dismenore primer merupakan nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan pada alat-alat genital yang nyata. Sifat rasa nyeri ialah kejang berjangkit-jangkit, biasanya terbatas

Lebih terperinci

1. Bagian sel saraf yang membungkus akson dan berfungsi sebagai isolator adalah

1. Bagian sel saraf yang membungkus akson dan berfungsi sebagai isolator adalah 1. Bagian sel saraf yang membungkus akson dan berfungsi sebagai isolator adalah A. Selaput mielin B. Sel schwann C. Nodus ranvier D. Inti sel Schwann E. Tidak ada jawaban yang benar Jawaban : A Selaput

Lebih terperinci

MASA PRANATAL. Siti Rohmah Nurhayati

MASA PRANATAL. Siti Rohmah Nurhayati MASA PRANATAL Siti Rohmah Nurhayati 1 Tahapan Perkembangan Janin dalam Kandungan Permulaan kehidupan manusia dapat ditinjau secara psikologis dan biologis Secara psikologis kehidupan manusia dimulai pada

Lebih terperinci

CREATIVE THINKING. MANUSIA DAN ILMU PENGETAHUAN Panca Indra

CREATIVE THINKING. MANUSIA DAN ILMU PENGETAHUAN Panca Indra CREATIVE THINKING MANUSIA DAN ILMU PENGETAHUAN Panca Indra HIDUNG Hidung merupakan panca indera manusia yang sangat penting untuk mengenali bau dan juga untuk bernafas. Bagian-Bagian Hidung Dan Fungsinya

Lebih terperinci

Munro, dkk (1987), older elderly: tahun -.85 tahun M. Alwi Dahlan : -. > 60 tahun Gerontologi ilmu yang mempelajari tetang proses penuaan.

Munro, dkk (1987), older elderly: tahun -.85 tahun M. Alwi Dahlan : -. > 60 tahun Gerontologi ilmu yang mempelajari tetang proses penuaan. Gizi Manula Batasan: Usia 65 tahun > Menurut WHO: -.Usia pertengahan ( Middle Age) 45-59 th -.Lanjut usia (Ederly) 60-74 th -.Lanjut Usia Tua (Old) 75 90 th -.Usia sangat tua (Very Oil) > 90 th Durmin

Lebih terperinci

STUDI STATUS DEPRESI PADA LANSIA

STUDI STATUS DEPRESI PADA LANSIA STUDI STATUS DEPRESI PADA LANSIA Suryono Dosen Akper Pamenang Pare Kediri Proses menua yang dialami lansia mengakibatkan berbagai perubahan fisik, mental, dan emosional seiring dengan bertambahnya usia.

Lebih terperinci

PERANCANGAN ALAT PENDETEKSI AWAL KETEGANGAN (STRESS) PADA MANUSIA BERBASIS PC DIUKUR DARI SUHU TUBUH, KELEMBABAN KULIT DAN DETAK JANTUNG TUGAS AKHIR

PERANCANGAN ALAT PENDETEKSI AWAL KETEGANGAN (STRESS) PADA MANUSIA BERBASIS PC DIUKUR DARI SUHU TUBUH, KELEMBABAN KULIT DAN DETAK JANTUNG TUGAS AKHIR PERANCANGAN ALAT PENDETEKSI AWAL KETEGANGAN (STRESS) PADA MANUSIA BERBASIS PC DIUKUR DARI SUHU TUBUH, KELEMBABAN KULIT DAN DETAK JANTUNG TUGAS AKHIR Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam maupun luar tubuh (Padila, 2013). Menjadi tua merupakan proses

BAB I PENDAHULUAN. dalam maupun luar tubuh (Padila, 2013). Menjadi tua merupakan proses 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penuan merupakan bagian dari rentang kehidupan manusia, menua atau aging adalah suatu keadaan yang terjadi dalam kehidupan manusia yang diberi umur panjang. Menua

Lebih terperinci

BAB II TINJAUN PUSTAKA

BAB II TINJAUN PUSTAKA BAB II TINJAUN PUSTAKA 1.1 Ruang Lingkup Lansia 2.1.1 Pengertian Lansia Lanjut usia adalah sesuatu yang harus diterima sebagai suatu kenyataan dan fenomena biologis. Kehidupan itu akan diakhiri dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Masa remaja adalah suatu tahap antara masa kanak kanak dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Masa remaja adalah suatu tahap antara masa kanak kanak dengan 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Remaja 1. Definisi Masa remaja adalah suatu tahap antara masa kanak kanak dengan masa dewasa. Dalam masa ini, remaja itu berkembang kearah kematangan seksual, memantapkan identitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tiba-tiba menjadi tua, tetapi berkembang dari bayi, anak-anak, dewasa dan akhirnya

BAB I PENDAHULUAN. tiba-tiba menjadi tua, tetapi berkembang dari bayi, anak-anak, dewasa dan akhirnya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Lanjut usia adalah bagian dari proses tumbuh kembang. Manusia tidak secara tiba-tiba menjadi tua, tetapi berkembang dari bayi, anak-anak, dewasa dan akhirnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur

BAB I PENDAHULUAN. Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan manusia. Dimana pada usia lanjut tubuh akan mencapai titik perkembangan yang maksimal, setelah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lansia 1. Pengertian Lansia merupakan suatu proses alami yang ditentukan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Semua orang akan mengalami proses menjadi tua dan masa tua merupakan masa

Lebih terperinci

Sistem Tubuh Manusia

Sistem Tubuh Manusia Sistem Tubuh Manusia 1. Sistem Skelet Terdiri dari tulang-tulang terpisah yang akan membentuk rangka tubuh Jenis tulang : tulang panjang (contoh : tulang femur), tulang pendek (contoh : tulang pergelangan

Lebih terperinci

KONSEP DASAR KEPERAWATAN GERONTIK. Chairul Huda Al Husna, S.Kep, Ns S1-Keperawatan FIKES UMM

KONSEP DASAR KEPERAWATAN GERONTIK. Chairul Huda Al Husna, S.Kep, Ns S1-Keperawatan FIKES UMM KONSEP DASAR KEPERAWATAN GERONTIK Chairul Huda Al Husna, S.Kep, Ns S1-Keperawatan FIKES UMM LANSIA?? LANSIA itu LEMAH Remaja/Muda Anak Lansia Menurut aging proses dalam teori biologi (seluler) sel lansia

Lebih terperinci

GIZI SEIMBANG LANSIA

GIZI SEIMBANG LANSIA GIZI SEIMBANG LANSIA Batasan usia Lansia Durmin (1992) membagi lansia menjadi young elderly (65-74 tahun) dan older elderly (75 tahun ke atas). Munro (1987) membagi older elderly menjadi 2 yaitu usia 75-84

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. usia lanjut di Indonesia diperkirakan antara tahun sebesar 414 %

BAB I PENDAHULUAN. usia lanjut di Indonesia diperkirakan antara tahun sebesar 414 % BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu tolak ukur kemajuan suatu bangsa seringkali dilihat dari angka harapan hidup penduduknya. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang, memiliki

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN. kehidupannya tanpa memandang suku atau asal-usul. Kebutuhan dasar tersebut meliputi:

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN. kehidupannya tanpa memandang suku atau asal-usul. Kebutuhan dasar tersebut meliputi: BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1 Spiritual 2.1.1 Defenisi Spiritual Spiritual adalah kebutuhan dasar dan pencapaian tertinggi seorang manusia dalam kehidupannya tanpa memandang suku atau asal-usul. Kebutuhan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pembedahan yang dilakukan adalah pembedahan besar. Tindakan operasi atau

BAB 1 PENDAHULUAN. pembedahan yang dilakukan adalah pembedahan besar. Tindakan operasi atau BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Operasi adalah tindakan pengobatan yang banyak menimbulkan kecemasan, sampai saat ini sebagian besar orang menganggap bahwa semua pembedahan yang dilakukan adalah pembedahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rahmad Santoso, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rahmad Santoso, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi sekarang ini masyarakat disibukkan dengan pekerjaan yang menjadi rutinitas masyarakat tersebut. Masyarakat membutuhkan waktu untuk merefresh

Lebih terperinci

KOMPOSISI TUBUH LANSIA I. PENDAHULUAN II.

KOMPOSISI TUBUH LANSIA I. PENDAHULUAN II. KOMPOSISI TUBUH LANSIA I. PENDAHULUAN Lansia merupakan salah satu bagian dari siklus hidup manusia yang menjadi tahap akhir dari kehidupan. Pada lansia akan terjadi proses menghilangnya kemampuan jaringan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (2011), pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. Menurut laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (2011), pada tahun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan derajat kesehatan dan kesejahteraan penduduk, berpengaruh terhadap peningkatan Usia Harapan Hidup (UHH) masyarakat di Indonesia. Menurut laporan Perserikatan

Lebih terperinci

BAB II TIJAUAN PUSTAKA

BAB II TIJAUAN PUSTAKA BAB II TIJAUAN PUSTAKA A. Usia Lanjut 1. Pengertian Usia Lanjut Usia lanjut merupakan fase terhadap terjadinya penurunan fisik seseorang, yang di tandai dengan adanya beberapa perubahan dalam hidup. Sebagaimana

Lebih terperinci

Teori Proses Menua dan Permasalahannya. Chairul Huda Al Husna

Teori Proses Menua dan Permasalahannya. Chairul Huda Al Husna Teori Proses Menua dan Permasalahannya Chairul Huda Al Husna PREAMBULE PENUAAN ADALAH PROSES FISIOLOGIS YG BELUM DAPAT DIJELASKAN SECARA PASTI Studi mengenai penuaan ini sudah ditinggalkan orang, akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. angka tersebut 54 tahun untuk wanita dan laki-laki 50,9 tahun. Pada tahun 1985

BAB I PENDAHULUAN. angka tersebut 54 tahun untuk wanita dan laki-laki 50,9 tahun. Pada tahun 1985 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Di Indonesia angka harapan hidup semakin meningkat. Pada tahun 1980 angka tersebut 54 tahun untuk wanita dan laki-laki 50,9 tahun. Pada tahun 1985 meningkat

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Lebih terperinci