BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kelompok lanjut usia adalah kelompok penduduk yang berusia 60 tahun ke atas.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kelompok lanjut usia adalah kelompok penduduk yang berusia 60 tahun ke atas."

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teoritis Pengertian lanjut usia Kelompok lanjut usia adalah kelompok penduduk yang berusia 60 tahun ke atas. Kelompok ini memerlukan perhatian khusus di abad 21 nanti, mengingat bahwa selain jumlahnya meningkat dengan cepat, mereka juga secara potensial dapat menimbulkan permasalahan yang akan mempengaruhi kelompok penduduk lainya. Menurut Undang- Undang Kesehatan Nomor 23 Tahun 1992 pasal 19 ayat 1 Manusia usia lanjut (Growing Old) adalah seseorang yang karena usianya mengalami perubahan biologis, fisik, sikap, perubahan akan memberikan pengaruh pada keseluruhan aspek kehidupan termasuk kesehatan. Lanjut usia adalah seseorang laki-laki atau perempuan yang berusia 60 tahun atau lebih, baik yang secara fisik masih berkemampuan (potensial) maupun karena sesuatu hal tidak lagi mampu berperan secara aktif dalam pembangunan (tidak potensial) (Depkes RI. 2001) Batasan batasan Umur Lansia Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), ( Nugroho 2000). a. Usia pertengahan (midlle age) kelompok tahun. b. Lanjut usia (Elderly) antara tahun. c. Lanjut usia tua (Old) antara tahun. d. Usia sangat tua (Very Old) diatas 90 tahun.

2 Menurut Koesoenoto Setyonegoro ( Nugroho 2000). a. Usia dewasa muda (Elderly adulthood) yaitu usia sekitar 18 tahun atau 20 tahun sampai 25 tahun. b. Usia dewasa penuh (Middle Years) atau maturitas yaitu usia 25 tahun sampai 60 tahun atau 65 tahun. c. Lanjut usia (Geriatric Age) yaitu usia lebih dari 65 tahun atau 70 tahun, dalam hal ini dibagi untuk usia : 1. Usia tahun (young old) 2. Usia tahun ( old) 3. Usia lebih dari 80 tahun (very old) Teori-teori Proses Menua (Darmodjo 1999) a) Teori Genetik Clock Menurut teori ini menua telah terprogram secara genetic untuk spesssies tertentu. Tiap spesies didalam inti selnya mempunyai jam genetic yang telah diputar menurut replikasi tertentu. Jam ini akan menghitung mitosis dan menghentikan replikasi sel bila tidak diputar. Jadi menurut konsep ini bila jam kita berhenti kita akan meninggal dunia meskipun tanpa disertai kecelakaan lingkungan atau penyakit akhir. b) Mutasi Somatic (Teory Error Catastrope). Sekarang sudah umum diketahui bahwa radiasi dan zat kimia dapat memperpendek umur sebaliknya untuk menghindari terkenanya radiasi atau tercemar zat kimia yang bersifat karsinogenik atau toksik dapat memperpanjang umur.

3 Menurut teori ini terjadi mutasi yang progresif pada DNA sel somatic akan menyebabkan terjadinya penurunan kemampuan fungsional sel tersebut. c) Teori Rusaknya Sistem Imun Tubuh Mutasi yang berulang atau perubahan protein pasca translasi dapat menyebabkan berkurangnya kemampuan system imun tubuh mengenali dirinya sendiri (Self recognition). Jika mutasi somatic menyebabkan terjadinya kelainan pada antigen permukaan sel maka hal ini dapat menyebabkan system imun tubuh menganggap sel yang mengalami perubahan sel tersebut sebagai sel asing dan menghancurkannya. Perubahan inilah yang menjadi dasar peristiwa autoimun. d) Teori Radikal Bebas Radikal bebas dapat terbentuk di alam bebas, tidak stabilnya radikal bebas atau kelompok atom mengakibatkan oksidasi oksigen bahan-bahan organic seperti karbohidrat dan protein. Radikal ini menyebabkan se-sel tidak bisa regenerasi. e) Teori Menua Akibat Metabolisme Pada tahun 1935 Mc. Kay et.al memperlihatkan bahwa pengurangan intake kalori pada rodentia muda akan menghambat pertumbuhan dan memperpanjang umur karena penurunan jumlah kalori tersebut antara lain disebabkan karena menurunnya salah satu atau beberapa proses metabolisme.

4 2.1.4 Faktor Faktor yang Mempengaruhi Penuaan (Pujiastuti 2003) Penuaan dapat terjadi secara fisiologis dan patologis. Perlu hati-hati dalam mengidentifikasi penuaan. Bila seseorang mengalami penuaan fisiologis (fisiological Aging), di harapkan mereka tua dalam keadaan sehat (healthy aging). Ada faktor-faktor resiko yang mempengaruhi penuaan seseorang, yaitu: a. Faktor Endogen Faktor endogen yaitu faktor bawaan (faktor keturunan) yang berbeda pada setiap individu. Faktor inilah yang mempengaruhi perbedaan efek menua pada setiap ondividu, dapat lebih cepat atau lebih lambat. Perbedaan tipe kepribadian dapat juga memicu seseorang lebih awal memasuki masa lansia. Kepribadian yang selalu ambisius, senantiasa dikejar-kejar tugas, cepat gelisah, mudah tersinggung, cepat kecewa dan sebagainya, akan mendorong seseorang cepat stres dan frustasi. Akibatnya, orang tersebut mudah mengalami berbagai penyakit. b. Faktor Eksogen Faktor eksogen yaitu faktor luar yang dapat mempengaruhi penuaan. Biasanya faktor lingkungan, sosial budaya dan gaya hidup. Misalnya diet atau asupan gizi, merokok, polusi, obat-obatan maupun dukungan sosial. Faktor lingkungan dan gaya hidup berpengaruh luas dalam menangkal proses penuaan (Puji Astuti, 2003) Perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia Persepsi kesehatan dapat menentukan kualitas hidup. Konsep lansia tentang kesehatan umumnya tergantung pada persepsi pribadi terhadap kemampuan fungsional. Karena itu lansia yang terlibat dalam aktivitas kehidupan sehari hari biasanya menganggap dirinya sehat, sedangkan mereka yang aktivitasnya terbatas karena kerusakan fisik, emosional

5 atau sosial mungkin merasa dirinya sakit. Perubahan fisiologi bervariasi pada setiap orang tetapi pada kecepatan yang berbeda dan bergantung keadaan dalam kehidupan (Potter & Perry). a. Perubahan Fisik 1) Sel a). Lebih sedikit jumlahnya b). Lebih besar ukurannya c). Berkurangnya jumlah cairan tubuh dan berkurangnya cairan intraseluler. d). Menurunnya proporsi protein di otak, otot, ginjal, darah dan hati. e). Jumlah sel otak menurun. f). Terganggunya mekanisme perbaikan sel. g). Otak menjadi atrofis beratnya berkurang 5 10 % 2. Sistem Persarafan a) Cepatnya menurun hubungan persarafan b) Lambat dalam responden waktu untuk bereaksi, khususnys dalam Stres. c) Mengecilnya saraf panca indra. d) Berkurangnya penglihatan, hilangnya pendengaran, mengecilnya saraf penciuman dan rasa, lebih sensitif terhadap perubahan suhu dengan rendahnya ketahanan terhadap dingin. e) Kurangnya sensitive terhadap sentuhan.

6 3. Sistem Pendengaran a) resbiakusis (gangguan pada pendengaran). Hilangnya kemampuan (daya) dengar pada telinga dalam terutama terhadap bunyi suara atau nada nada yang tinggi, suara yang tidak jelas 50 % terjadi pada usia diatas 65 tahun. b) Membran timpani menjadi atropi c) Terjadi pengumpulan cerumen dapat mengeras karena meningkatnya keratin. d) Pendengaran menurun pada lansia yang menderita penyakit. 4. Sistem Penglihatan a) Sfingter pupil timbul skerosis dan hilangnya respon terhadap sinar. b) Kornea lebih berbentuk sferis (bola). c) Kekeruhan pada lensa menjadi katarak, menyebabkan gangguan. d) Meningkatnya ambang, pengamatan sinar, daya adaptasi terhadap kegelapan lebih lambat, dan susah melihat pada keadaan gelap. e) Hilangnya daya akomodasi. f) Menurunnya lapang pandang. g) Menurunnya daya membedakan warna biru atau hijau 5. Sistem Kardiovaskuler a) Elastisitas dinding aorta menurun b) Katup jantung menjadi menebal c) Kemampuan jantung memompa darah menurun, hal ini menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya. d) Kehilangan elastisitas pembuluh darah.

7 e) Tekanan darah meninggi diakibatkan oleh meningkatnya resistensi dari pembuluh darah perifer. 6. Sistem Pengaturan Temperatur Tubuh a) Tempratur tubuh menurun secara fisiologik, akibat metabolis yang menurun. b) Keterbatasan refleks meninggi dan tidak dapat memproduksi Panas yang banyak sehingga terjadi rendahnya aktivitas otot. 7. Sistem Respirasi. a) Paru paru kehilangan elastisitas ; kapasitas residu meningkat menarik napas lebih berat, kapasitas pernapasan maksimum menurun, dan kedalaman bernafas menurun. b) Menurunnya aktivitas dari silia. c) Kemampuan untuk batuk berkurang 8. Sistem Gastrointestinal. a) Kehilangan gigi b) Indra pengecap menurun, hilangnya sensitifitas dari pengecap terutama rasa asin c) Lambung ; sensitifitas lapar menurun Peristaltik menurun dan biasanya timbul konstipasi. 9. Sistem Genitourinari a) Ginjal Ginjal merupakan alat mengeluarkan sisa metabolisme tubuh, melalui urin darah yang masuk disaring oleh satuan unit terkecil yang disebut Nefron, nefron akan mengecil dan menjadi atrofi, aliran darah ke

8 ginjal menurun sampai 50%, fungsi tubulus berkurang akibatnya: kurangnya kemampuan mengkonsentrasi urin, berat jenis urin menurun, proteinuria (biasanya + 1), nilai ambang ginjal terhadap glukosa meningkat. b) Vesika Urinaria : otot menjadi lemah, frekuensi buang air seni meningkat, vesika urinaria susah dikosongkan pada pria lanjut usia sehingga meningkatnya resistensi urin. c) Pembesaran prostat. d) Atrofi Vulva. 10. Sistem Endokrin a) Produksi hampir semua hormon menurun b) Menurunnya aktivitas tiroid. c) Menurunnya produksi aldosteron. d) Menurunnya sekresi hormon kelamin; estrogen, progesterone dan testeron. 11. Sistem Kulit a) Kulit mengerut atau keriput akibat kehilangan jaringan lemak. b) Permukaan kulit kasar dan bersisik. c) Menurunnya respon terhadap trauma. d) Gangguan pigmentasi kulit. e) Kulit kepala dan rambut menipis dan berwarna kelabu. f) Berkurangnya elastisitas akibat dari menurunnya cairan dan vasikularisasi. g) Kuku jari menjadi keras dan rapuh. h) Kuku menjadi pudar kurang bercahaya.

9 i) Kelenjar keringat berkurang dan fungsinya. 12. Sistem Muskulosletal a) Tulang kehilangan densyti ( cairan ) dan makin rapuh. b) Kifosis. c) Discus invetebralis menipis dan menjadi pendek. d) Persendian membesar dan menjadi kaku. e) Tondon mengerut dan mengalami skelorosis. f) Atrofi serabut otot, sehingga pergerakan menjadi lambat, tremor b. Perubahan Psikososial 1). Pensiun Pensiun sering dikaitkan secara salah dengan kepasifan dan pengasingan. Dalam kenyataannya, pensiun adalah tahapan kehidupan yang dicirikan oleh adanya transisi dan perubahan peran yang dapat menyebabkan stres psikososisl 2). Isolasi social Banyak lansia mengalami isolasi sosial yang meningkat sesuai dengan usia. Tipe isolasi yaitu sikap, penampilan, perilaku dan geografi. Beberapa lansia mungkin dipengaruhi oleh keempat tipe tersebut tetapi yang lain hanya dipengaruhi oleh satu tipe (Ebersole dan Hess, 1990). 3). Isolasi Sikap Isolasi sikap terjadi karena nilai pribadi atau budaya. Lansiaisme adalah sikap yang berlaku yang menstigmatisasi lansia. Suatu bias yang menentang dan menolak lansia. Karena itu isolasi sosial terjadi ketika lansia tidak secara mudah

10 diterima dalam interaksi sosial. Seiring lansia semakin ditolak, harga diri pun berkurang sehingga usaha bersosialisasi berkurang 4). Isolasi penampilan Diakibatkan oleh penampilan yang tidak dapat diterima atau karena faktor lain termasuk dalam penampilan diri sendiri pada orang lain antara lain adalah citra tubuh, higiene tanda penyakit yang terlihat dan kehilangan fungsi ( Ebersole dan Hess,1990 ) 5). Isolasi perilaku Diakibatkan oleh perilaku yang tidak dapat diterima pada semua kelompok usia terutama pada lansia, perilaku yang tidak diterima menyebabkan seseorang menarik diri. Perilaku yang biasanya dikaitkan dengan pengisolasian pada meliputi konfusi, demensia, inkontinensi. 6). Isolasi Geografis Terjadi karena jauh dari keluarga, umumnya anak hidup sangat jauh dari orang tuanya. 2.2 Kajian tentang Kualitas Hidup Kualitas hidup suatu kajian atau telaahan yang melibatkan berbagai sudut pandang yang tidak hanya melibatkan status fungsional dan beratnya gejala tetapi juga menyangkut pemahaman tentang perkembangan mental (psikologi), sosiokultural, etika dan spiritual (Luccenotte, hal 341). Kualitas hidup merupakan salah satu bagian dari status fungsional lanjut usia itu sendiri, yang menekankan sejauh mana dampak penyakit medis pada lansia dan merupakan pedoman untuk rehabilitasi medik (Gallo, 1998). Kualitas hidup dipakai

11 sebagai alat untuk menilai hasil dari sebuah perawatan atau menyeimbangkan faktorfaktor resiko dan manfaat dari sebuah pilihan pengobatan (Munawirah, 2006). Ada 3 kategori pokok yang berkaitan dengan kualitas, hidup yaitu fisik yang baik, psikologis yang baik, dan dukungan sosial (Everett & Keff, 2001). Untuk mendapatkan kualitas hidup yang optimal sebagai ciri khas kualitas hidup lansia maka diperlukan pemberdayaan pada aspek fisik, mental dan psikososial antara lain: Kemandirian Menurut Scheuder, kemandirian meliputi kemandirian mengurus diri sendiri, kemandirian dosmetik berupa kemandirian untuk memasak, mencuci pakaian, belanja, atau pekerjaan rumah lainnya serta. kemandirian sosial. dan finansial yang berupa kemandirian untuk berperan dimasyarakat dan menghasilkan uang. Kemandirian di dalam mengurus diri sendiri dapat dinilai dari kemampuannya melakukan. aktivitas sehari-hari tanpa pengawasan, pengarahan. atau bantuan. Orang lain, seperti mandi, berpakaian rapi, pergi ke toilet dan melakukan sendiri aktivitas disana, berpindah tempat (berpindah dari lantai ke kursi, dari kursi ke tempat tidur, berjalan,.naik dan turun tangga, dapat mengontrol buang air besar dan kecil (tidak beser), dan dapat makan sendiri dengan baik (misalnya makanan tidak berserakan disekitarnya). Salah satu kriteria orang mandiri adalah dapat mengaktualisasikan dirinya (self actualized) tidak menggantungkan kepuasan-kepuasan utama pada lingkungan dan kepada orang lain. Mereka lebih tergantung pada potensi-potensi mereka sendiri bagi perkembangan dan kelangsungan pertumbuhannya.

12 Untuk menentukan kemampuan kemandirian lansia dalam melakukan aktivitas sering digunakan indeks Katz dan indeks Barthel. Pada indeks Katz tentang aktivitas kehidupan sehari-hari, ini digunakan untuk mengukur kemampuan mandiri pasien untuk mandi, berpakaian, toileting, berpindah tempat, mempertahankan kontinensia dan makan. Indeks ini membentuk suatu kerangka kerja untuk mengkaji kemampuan hidup mandiri pasien atau bila ditemukan terjadi penurunan fungsi, maka akan disusun titik-titik fokus perbaikannya. Sedangkan indeks Barthel, sering juga digunakan untuk mengkaji kemampuan pasien merawat diri mereka sendiri, namun ditekankan untuk jumlah bantuan fisik yang akan diberikan (Gallo at all, 1998) Mobilitas Mobilitas yang baik diperoleh dengan melakukan latihan fisik yang berguna untuk menjaga agar fungsi sendi-sendi dan postur tubuh tetap baik. Latihan ini dilakukan secara bertahap, disesuaikan dengan kemampuan lansia. Misalkan berdiri dengan mengangkat satu tungkai ke depan dan ke samping Komunikasi Komunikasi yang baik dapat dilatih dengan mengetahui orientasi (mengetahui identitas diri, di mana berada, waktu sekarang dan situasi), meningkatnya perhatian dan kalkulasi, melatih daya ingat dan kemampuan bahasa Penyesuaian alat Lansia dengan keterbatasan fisik dan mental akan lebih mudah terjatuh di dalam melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari. Agar lansia tidak mudah terjatuh ada beberapa hal yang berperan dalam lingkungan yaitu permukaan lantai, penerangan lampu,

13 tangga, kamar mandi, tempat tidur, kursi dan rak. Rintangan keamanan di daerah tersebut harus dikenali dan dihilangkan Kegemaran Agar memberikan gairah ingin tetap hidup sehat pada lansia perlu dilakukan upayaupaya untuk mengisi kehidupan mereka, misalnya membaca, mendengarkan ceramah agama, mendengarkan musik, menonton televisi, olahraga ringan bersama, dan lain-lain sesuai dengan hobi para lansia ( 2012). Untuk dapat mengukur kualitas hidup lansia diperlukan kombinasi penilaian faktor fisik, psikologi dan sosial lansia. Terdapat banyak cara untuk mengukur kualitas hidup yaitu pengukuran kognitif, pengukuran status fungsional, pengukuran terhadap penyakit yang spesifik dengan gejala yang berat atau pengukuran global. Skala pengukuran kualitas hidup berguna khususnya sebagai pedoman membuat keputusan tentang bagaimana menangani kelompok pasien. Sebagai contoh pengukuran kualitas hidup dengan menggunakan pengukuran fungsi atau pengukuran global dapat memberikan informasi hasil yang signifikan dari sebuah percobaan klinik atau membawa kualitas perawatan menjadi fasilitas berkelanjutan. Pengukuran kualitas hidup dapat berguna juga dalam praktek klinik, skala pengukuran kualitas hidup dapat membantu. untuk menilai efek keseluruhan dari perawatan pada lansia (Munawirah, 2006). 2.6 Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Hidup Lansia Aktivitas fisik Proses penuaan sudah mulai berlangsung sejak seseorang mencapai usia dewasa. sehingga dapat terjadi kehilangan jaringan pada otot, susunan saraf dan jaringan lain sehingga tubuh "mati" sedikit demi sedikit, karena pengalaman usia maka fungsi organ

14 tubuh berusia lanjut akan mengalami penurunan. Penurunan fungsi organ ini menyebabkan para lansia menjadi lamban dan terganggu dalam melakukan aktivitas. Aktivitas dasar harian adalah segala aktivitas yang dilakukan oleh lansia seperti berpakaian dan mandi. Instrumen aktivitas kehidupan sehari-hari yang bersifat kompleks seperti mempergunakan pesawat telepon, memelihara rumah dan pengaturan keuangan (Gallo at all, 1998). Menurut Fried (1994), kesulitan-kesulitan dalam aktivitas pada lansia dapat dikelompokkan yaitu : 1. Aktivitas yang berkaitan dengan mobilitas dan pelatihan, seperti berjalan. 2. Tugas-tugas yang kompleks seperti membayar rekening dan berbelanja. 3. Aktivitas perawatan diri, seperti Toileting. 4. Aktivitas ekstremitas seperti menggenggam dan menggapai. Penelitian Boedhi-Darmojo (1992), menunjukkan bahwa tingkat pendidikan lansia berbanding positif langsung dengan tingkat kesehatan mereka. la juga berkesimpulan bahwa pendidikan yang smakin. tinggi dapat menghasilkan kemandirian yang makin mantap. L.ansia dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi mendapat kesempatan untuk memperoleh informasi dan pengetahuan yang lebih banyak terkait dengan pengaturan aktivitas, sehingga ketergantungannya terhadap orang lain lebih rendah. Terdapat berbagai faktor yang dapat mempengaruhi kondisi fisik lanjut usia sehingga dapat mengarah pada kemunduran fisik antara, lain: 1. Aktivitas fisik yang rendah 2. Kebiasaan merokok dan minum. Alcohol

15 3. Peningkatan usia 4. Status sosial ekonomi rendah yang meliputi pendapatan dan pendidikan. 5. Status kesehatan rendah. 6. Penggunaan obat-obatan 7. Kurangnya kontak social 8. Riwayat penyakit kronis 9. Gangguan kognitif dan depresi 10. Gangguan penglihatan dan pendengaran. b. Aspek Sosial Anggota masyarakat yang lebih tua merupakan. sumber nasehat dan restu serta sangat dihormati dalam upacara, dalam pergaulan sehari-hari membantu Tugas-tugas lain Yang biasa mereka lakukan adalah momong cucu (54,4 %), memasak (58,6 %), bersih-bersih rumah (59,3 %), mencuci piring (53,1 %), jahit menjahit (18,3 %o), dan sebagainya (Boedi Darmojo, 2006). Pada umumnya para lanjut usia adalah para pensiunan atau mereka yang kurang produktif lagi. Orang yang mengalami pensiun mempunyai ketergantungan sosial finansial, selain itu juga akan kehilangan prestise, kewibawaan, peranan-peranan sosial dan sebagainya. Keadaan ini akan memberikan rasa stress pada orang yang lanjut usia. Bagi seseorang Yang mempersiapkan masa pensiun yang cukup baik seperti investasi (tabungan), bisnis sewa, sokongan dari pemerintah atau swasta tentunya akan memiliki ketergantungan sosial finansial yang rendah. c. Aspek Psikologi

16 Seorang yang telah memasuki masa lansia, kondisi kesehatan kejiwaannya semakin menurun. Karena semakin menurunnya kesehatan kejiwaan seorang lansia maka akan mengalami fase yang sangat sulit ketika perkembangan seorang lansia tidak selaras dengan keadaan orang lain. Salah satu kesehatan fisik yang menurun adalah menurunnya kemampuan mendengar dan melihat bagi orang yang lanjut usia. Keadaan ini akan mempengaruhi aspek menangkap isi pembicaraan dan lambannya memahami informasi lewat tulisan, maka ini tentunya akan menimbulkan perasaan mudah tersinggung, tersisih, dan kurang percaya diri. Faktor - faktor mempengaruhi kondisi psikologis lansia adalah : 1. Kesepian Kesepian biasanya, dialami oleh seseorang lanjut usia pada saat meninggalnya pasangan hidup atau teman dekat. Terutama dirinya. sendiri mengalami penurunan status kesehatan, misalnya menderita penyakit fisik berat, gangguan mobilitas atau gangguan sensorik terutama gangguan pendengaran. 2. Duka cita Periode duka cita merupakan periode yang sangat rawan bagi seorang penderita lanjut usia. Meningggalnya pasangan hidup, seorang teman dekat atau bahkan seekor hewan yang sangat disayangi bisa. mendadak memutuskan ketahanan jiwa yang rapuh dari seorang lansia. 3. Depresi Depresi merupakan afektif yang biasanya terjadi pada lansia. Depresi dapat merusak kualitas hidup, meningkatkan resiko bunuh diri dan menjadi menutup

17 diri. Orang yang menderita depresi tidak bisa mengontrol penyakitnya dan hanya bisa ditolong oleh profesional kesehatan Pengukuran kualitas hidup lanjut usia a. Kemandirian Kehilangan fungsi pada usia lanjut merupakan tahap akhir berbagai penyakit yang dialami usia lanjut. Dampaknya adalah penurunan aktivitas sehari - hari mulai dari bangun pagi, tidur, mandi, mencuci, berpindah tempat, mengatur keuangan, mengatur diri sendiri yang tidak segesit pada waktu. muda. Oleh karena itu diperlukan pengkajian secara holistik dan komprehensif Pengkajian - ini diperlukan untuk mengetahui tingkat kualitas hidup lansia sehingga, mampu mempertahankan fungsi yang ada dan memperluas harapan hidup Pengkajian status fungsional yang sering dipergunakan adalah indeks katz. Indeks ini memfokuskan diri pada enam aktivitas dasar yaitu : 1. Bathing 2. Dressing 3. Transfering 4. Kontinence 5. Feedings 6. Toileting Walaupun fokusnya pada enam aspek dasar aktivitas lansia alat ini dapat menentukan tingkat kemandirian lansia dalam kehidupan sehari - hari. Penentuan. kemandirian fungsional dapat mengidentifikasi kemampuan dan keterbatasan klien, menumbuhkan perubahan intervensi yang tepat.

18 KEMANDIRIAN Pengkajian berdasarkan Indeks Barthel adalah penilaian didasarkan pada tingkat bantuan orang lain dalam meningkatkan aktivitas fungsional. Pengukuran meliputi sepuluh kemampuan sebagai berikut. NO AKTIFITAS NILAI KD BANTUAN MANDIRI 1. Makan Berpidah dari kursi roda ke tempat tidur Kebersihan diri, mencuci muka, menyisir, mencukur, 0 5 dan menggosok gigi. 4. Aktifitas di toilet ( menyemprot, mengelap ) Mandi Berjalan di jalan yang datar ( jika tidak mampu berjalan lakukan dengan kursi roda ) Naik turun tangga Berpakaian Mengontrol BAB Mengontrol BAK 5 10 JUMLAH 100 NILAI ADL : 0-20 : ketergantungan penuh : ketergantungan berat : ketergantungan sedang : ketergantungan ringan 100 : mandiri

19 b. Status Mental Kuntjoro (2002) mengatakan pada umumnya setelah orang memasuki lansia maka ia mengalami penurunan fungsi kognitif dan psikomotor. Fungsi kognitif meliputi proses belajar, persepsi, pemahaman, pengertian, perhatian dan lain-lain sehingga menyebabkan reaksi dan perilaku lansia menjadi semakin lambat. Sementara fungsi psikomotorik (konatif) meliputi hal-hal yang berhubungan dengan dorongan kehendak seperti gerakan, tindakan, koordinasi, yang berakibat lansia menjadi kurang cekatan. Kuntjoro (2002) mengatakan bahwa pada lansia dapat timbul gangguan keseimbangan (homeostasis) sehingga membawa lansia kearah kerusakan /kemerosotan (deteriorisasi) yang progresif terutama aspek psikologis yang mendadak, misalnya bingung, panik, depresif, apatis dsb. Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan mental mencakup penurunan kondisi fisik, penurunan fungsi dan potensi seksual, perubahan aspek psikososial, perubahan yang berkaitan dengan pekerjaan, dan perubahan dalam peran sosial di masyarakat. Salah satu tes mental yang populer adalah tes mini mental yang dikembangkan oleh Folstein pada tahun Tes mental mini (TMM) ini merupakan suatu metode untuk menentukan fungsi mental kognitif baik praktek klinik maupun untuk penelitian ( Jurnal Medika, September, 2004 Hal 564 ). Instrumen tes mini mental ini terdiri dari 5 pertanyaan yaitu. 1) Orientasi 2) Registrasi 3) Perhatian / kalkulasi

20 4) Mengingat 5) Bahasa Nilai kemungkinan yang paling tinggi adalah 30 dan nilai yang kurang dari 21 di Indikasikan mengalami kerusakan kognitif yang memerlukan penyelidikan lebih lanjut (Leukenotte, hal 37). Aktivitas kegiatan lansia, seperti mandi, ke WC, kerja ringan, ke toilet, ke pasar, membersihkan tempat tidur, tanpa bantuan siapapun. sangat dipengaruhi oleh salah satu. faktor yaitu " Demensia " ( Nugroho, 2000). Demensia adalah suatu sindrom yang di karakteristikkan dengan adanya kehilangan kapasitas intelektual, melibatkan tidak hanya ingatan, namun juga kognitif, bahasa, kemampuan visiopasial dan kepribadian. Kelima komponen ini tidak selamanya terganggu semua, namun pada. sebagian kasus kelima komponen ini terganggu dalam derajat yang bervariasi (Gallo, 1998). Secara medis gangguan mental kognitif seringkali tidak mampu dikenali oleh secara profesional dalam dunia kedokteran. Diperkirakan dalam dunia kedokteran 30 %-80% usia lanjut tidak mampu terdiagnosis oleh Dokter. Tes yang sering dipergunakan. dalam mendeteksi adanya demensia adalah Tes status mental.

21 Status Mental Item Tes 1. Orientasi Sekarang (tahun) (musim) (bulan) (tanggal) (hari ) apa? Kita berada di mana? ( Negara ) (propinsi ) (kota ) (rumah ), (lantai/ kamar )? 2. Registrasi Sebutkan 3 buah nama benda ( apel, meja, koin ) tiap benda 1 detik, pasien disuruh mengulangi ketiga narna benda tersebut dengan benar dan catat jumlah pengulanga 3. Atensi Kalkulasi Kurangi 100 dengan 7. Nilai 1 untuk setiap jawaban yang benar. Hentikan setelah 5 jawaban. Atau disuruh mengeja terbalik kata " WAHYU " (Nilai diberikan pada huruf yang benar sebelum kesalahan misalnya uyahw = 2 nilai) 4. Mengingat Kembali (recall) Pasien disuruh mengingat kembali 3 nama benda di atas 5. Bahasa Pasien disuruh menyebutkan nama benda, yang ditunjukkan (pensil, buku) 2 6. Pasien disuruh mengulang kata-kata: "namun", "tanpa, "bila" Pasien disuruh melakukan perintah: "ambil kertas dengan tangan 3 anda, lipatlah menjadi 2 dan letakkan di lantai 8. Pasien disuruh membaca dan melakukan perintah "pejamkan 1 mata anda 9. Pasien disuruh menulis dengan spontan Pasien disuruh menggambarkan bentuk yang diperlihatkan 1 Jumlah 30 Penilaian : 22,6-30 : intelek utuh 15,1-22,5 : gangguan intelek ringan 7,6-15 : gangguan intelek sedang 0-7,5 : gangguan intelek berat Nilai Max

22 c. Dukungan Sosial WHOQOL membagi domain hubungan sosial pada tiga bagian, yaitu: 1) Hubungan perorangan Aspek ini menguji tingkatan perasaan individu pada persahabatan, cinta, dan dukungan dari hubungan yang dekat dalam kehidupannya. Aspek ini termasuk pada kemampuan dan kesempatan untuk mencintai, dicintai dan lebih dekat dengan orang lain secara emosi dan fisik. Tingkatan dimana individu merasa mereka bisa berbagi pengalaman baik senang maupun sedih dengan orang yang dicintai. (WHO, 1998). 2) Dukungan sosial Aspek ini menguji apa yang individu rasakan pada tanggung jawab, dukungan, dan tersedianya bantuan dari keluarga dan teman. Aspek ini fokus pada seberapa banyak yang individu rasakan pada dukungan keluarga dan teman, faktanya pada tingkatan mana individu tergantung pada dukungan di saat sulit (WHO, 1998). 3) Aktivitas seksual Aspek ini fokus pada dorongan dan hasrat pada seks, dan tingkatan dimana individu dapat mengekspresikan dan senang dengan hasrat seksual yang tepat (WHO, 1998).

23 Pengukuran kondisi sosial usia lanjut dapat mempergunakan metode apgar Keluarga menurut hasiya D ( 2008 ) yaitu dengan mengajukan pertanyaan sebagai berikut: No Pertanyaan Ya Tidak I Apakah Bapak/ibu merasa puas apabila keluarga menolong, saat terjadi hal - hal yang menyulitkan 2 Apakah Bapa/ibu merasa puas apabila keluarga membicarakan hal-hal dan masalah - masalah yang ada kaitannya dengan bapak/ibu 3 Apakah bapak/ibu merasa puas dengan kenyataan bahwa keluarga menerima dan mendukung kegiatan bapak/ibu 4 Apakah bapak.ibu merasa puas melihat cara keluarga anda mengekpresikan dan respon - respon mereka terhadap emosi bapak/ibu. 5 Apakah bapak/ibu merasa puas atas cara keluarga yang mengbabiskan waktu bersama sama 1. Skor Nilai 0 untuk jawaban tidak Nilai l untuk jawaban ya 2. Penilaian 0-2,5 Kurang Tersedia 2,6-5 Tersedia

24 2.2.Kerangka Konsep Dalam penelitian ini, akan diketahui gambaran kualitas hidup lansia yang dilihat berdasarkan : tingkat kemandirian, dukungan sosial dan status kognitif lansia yang meliputi kemandirian, status mental dan dukungan sosial serta Keseluruhan variabel dapat digambarkan dalam suatu kerangka sebagai berikut Kemandirian Status mental Kualitas hidup Status mental Keterangan : : variabel yang diteliti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lanjut Usia 2.1.1. Definisi Menua adalah proses alami yang dihadapi manusia. Dalam tahap ini, pada diri manusia secara alami terjadi penurunan atau perubahan dalam hal biologis,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS. adalah tempat, dan Werdha berartikan tua. Panti Werdha adalah. baik itu secara sukarela atau diserahkan oleh pihak keluarga.

BAB II TINJAUAN TEORITIS. adalah tempat, dan Werdha berartikan tua. Panti Werdha adalah. baik itu secara sukarela atau diserahkan oleh pihak keluarga. BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengertian Panti Werdha Menurut Sugono (2008) mengatakan bahwa, Kata Panti adalah tempat, dan Werdha berartikan tua. Panti Werdha adalah suatu institusi hunian bersama untuk

Lebih terperinci

FORMAT PENGKAJAN FISIK KLIEN GERONTIK. Jenis Kelamin : Suku : Agama : Status Perkawinan : Tanggal Pengkajian :

FORMAT PENGKAJAN FISIK KLIEN GERONTIK. Jenis Kelamin : Suku : Agama : Status Perkawinan : Tanggal Pengkajian : FORMAT PENGKAJAN FISIK KLIEN GERONTIK 1. Identitas Klien Nama : Umur : Alamat : Pendidikan : Tanggal masuk ke panti wredha : Jenis Kelamin : Suku : Agama : Status Perkawinan : Tanggal Pengkajian : 2. Status

Lebih terperinci

FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA AKADEMI KEPERAWATAN PANTI WALUYA MALANG

FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA AKADEMI KEPERAWATAN PANTI WALUYA MALANG FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA AKADEMI KEPERAWATAN PANTI WALUYA MALANG 1. IDENTITAS KLIEN Nama : Jenis Kelamin : Umur : Suku : Alamat : Agama : Pendidikan : Status Perkawinan : Tanggal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional, telah mewujudkan hasil yang positif diberbagai bidang, yaitu adanya kemajuan ekonomi, perbaikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. fisiologis dan meningkatnya kerentanan terhadap berbagai penyakit dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. fisiologis dan meningkatnya kerentanan terhadap berbagai penyakit dan 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penuaan 2.1.1 Definisi Proses Penuaan Penuaan adalah suatu proses yang mengubah seorang dewasa sehat menjadi seorang yang frail dengan berkurangnya sebagian besar cadangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan proses perubahan biologis secara terus- menerus, dan terjadi. suatu kemunduran atau penurunan (Suardiman, 2011)

BAB I PENDAHULUAN. merupakan proses perubahan biologis secara terus- menerus, dan terjadi. suatu kemunduran atau penurunan (Suardiman, 2011) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penuaan merupakan bagian dari rentang kehidupan manusia, menua atau aging adalah suatu keadaan yang terjadi dalam kehidupan manusia yang diberi umur panjang. Menua bukanlah

Lebih terperinci

LEMBARAN PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN. Saya dr. Inta Lismayani, saat ini sedang menjalani pendidikan

LEMBARAN PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN. Saya dr. Inta Lismayani, saat ini sedang menjalani pendidikan LAMPIRAN 1 LEMBARAN PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN Selamat pagi Bapak/Ibu Yth, Saya dr. Inta Lismayani, saat ini sedang menjalani pendidikan spesialis saraf di FK USU dan saat ini sedang melakukan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. manfaat (Hurlock, 1999). Sedangkan menurut Undang-Undang No. 13 tahun 1998

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. manfaat (Hurlock, 1999). Sedangkan menurut Undang-Undang No. 13 tahun 1998 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lansia 2.1.1 Defenisi lansia Lansia atau usia tua adalah periode penutup dalam rentang hidup seseorang yaitu suatu periode dimana seseorang telah beranjak jauh dari periode terdahulu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang berusia 60 tahun (Badan Pusat Statistik, 2015). Menurut WHO

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang berusia 60 tahun (Badan Pusat Statistik, 2015). Menurut WHO BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lanjut usia adalah bagian dari proses tumbuh kembang. Lansia merupakan suatu proses alami yang di tentukan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Semua orang akan mengalami proses

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sadar dan tidak sadar meliputi persepsi dan perasaan tentang ukuran, bentuk,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sadar dan tidak sadar meliputi persepsi dan perasaan tentang ukuran, bentuk, 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gambaran Diri (Body Image) 1. Pengertian Gambaran diri adalah sikap seseorang terhadap tubuhnya secara sadar dan tidak sadar meliputi persepsi dan perasaan tentang ukuran,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan nasional dibidang kesehatan bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal sehingga dapat terbentuk sumber daya manusia yang produktif.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Glukosa Darah Karbohidrat merupakan sumber utama glukosa yang dapat diterima dalam bentuk makanan oleh tubuh yang kemudian akan dibentuk menjadi glukosa. Karbohidrat yang dicerna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (ageing population). Adanya ageing population merupakan cerminan dari

BAB I PENDAHULUAN. (ageing population). Adanya ageing population merupakan cerminan dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia mulai masuk ke dalam kelompok negara berstruktur tua (ageing population). Adanya ageing population merupakan cerminan dari semakin tingginya usia rata-rata

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perdarahan atau non perdarahan (Junaidi Iskandar, 2002: 4).

BAB 1 PENDAHULUAN. perdarahan atau non perdarahan (Junaidi Iskandar, 2002: 4). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut definisi WHO tahun 2005, stroke adalah suatu tanda klinis yang berkembang cepat akibat gangguan otak fokal (atau global) dengan gejalagejala yang berlangsung

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Lebih terperinci

FORMULIR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN. Judul: Studi Komparasi Tingkat Depresi Lansia Tinggal di Rumah dan. di Panti Sosial. Oleh:

FORMULIR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN. Judul: Studi Komparasi Tingkat Depresi Lansia Tinggal di Rumah dan. di Panti Sosial. Oleh: 71 Lampiran 1 FORMULIR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN Judul: Studi Komparasi Tingkat Depresi Lansia Tinggal di Rumah dan di Panti Sosial Oleh: NUR AYU FAZERINI NIM. 13612393 Saya adalah mahasiswa D III Keperawatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO) [2], usia lanjut dibagi

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO) [2], usia lanjut dibagi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Populasi warga lanjut usia (lansia) di Indonesia semakin bertambah setiap tahun, hal tersebut karena keberhasilan pembangunan di berbagai bidang terutama bidang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas tentang isi dari pendahuluan diantaranya adalah

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas tentang isi dari pendahuluan diantaranya adalah BAB I PENDAHULUAN Bab ini akan membahas tentang isi dari pendahuluan diantaranya adalah latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian. A. Latar Belakang Lansia adalah seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencapai usia 60 tahun ke atas. Lansia adalah seorang laki-laki atau

BAB I PENDAHULUAN. mencapai usia 60 tahun ke atas. Lansia adalah seorang laki-laki atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lanjut usia (lansia) menurut UU Nomer 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan lanjut usia pasal 1 ayat 2 adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Lansia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masa hidup manusia yang terakhir. Lanjut usia atau yang lazim disingkat

BAB I PENDAHULUAN. masa hidup manusia yang terakhir. Lanjut usia atau yang lazim disingkat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lanjut usia adalah bagian dari proses tumbuh kembang. Lansia merupakan suatu proses alami yang di tentukan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Semua orang akan mengalami proses

Lebih terperinci

A. Pengertian Defisit Perawatan Diri B. Klasifikasi Defisit Perawatan Diri C. Etiologi Defisit Perawatan Diri

A. Pengertian Defisit Perawatan Diri B. Klasifikasi Defisit Perawatan Diri C. Etiologi Defisit Perawatan Diri A. Pengertian Defisit Perawatan Diri Kurang perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting) (Maslim, 2001). Kurang perawatan diri adalah

Lebih terperinci

TEORI PROSES MENUA DAN PERMASALAHANNYA N E N E N G K U RW I YAH

TEORI PROSES MENUA DAN PERMASALAHANNYA N E N E N G K U RW I YAH TEORI PROSES MENUA DAN PERMASALAHANNYA N E N E N G K U RW I YAH Proses Menua Proses menua adalah suatu proses alami menghilangnya secara perlahanlahan kemampuan fisik, psikologis dan sosial Continue Menua

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI Pengertian Lansia

BAB II TINJAUAN TEORI Pengertian Lansia BAB II TINJAUAN TEORI 2. 1 Konsep Lansia 2.1.1 Pengertian Lansia Masa lansia adalah periode perkembangan yang mulai masuk pada usia 60 tahun dan berakhir dengan kematian. Masa ini adalah masa menurunnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proporsi penduduk dunia berusia 60 tahun ke atas tumbuh lebih

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proporsi penduduk dunia berusia 60 tahun ke atas tumbuh lebih BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proporsi penduduk dunia berusia 60 tahun ke atas tumbuh lebih cepat kelompok usia lainnya. Antara tahun 1970 dan 2025 pertumbuhan penduduk lanjut usia (lansia) di dunia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam otak yang mengakibatkan kematian sel otak. dan ada riwayat keluarga yang menderita stroke (Lewis, 2009).

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam otak yang mengakibatkan kematian sel otak. dan ada riwayat keluarga yang menderita stroke (Lewis, 2009). BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan salah satu masalah kesehatan besar dalam kehidupan modern saat ini. Jumlah penderitanya semakin meningkat setiap tahun, tidak hanya menyerang usia tua

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI Pengertian pengetahuan

BAB II TINJAUAN TEORI Pengertian pengetahuan BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Pengetahuan 2.1.1 Pengertian pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil dari tahu yang setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek, baik melalui indra penglihatan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN TEORI 1. Kebutuhan Spiritual. Kebutuhan spiritual adalah kebutuhan untuk mempertahankan atau mengembalikan keyakinan dan memenuhi kewajiban agama, serta kebutuhan untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Gambaran Umum Lanjut Usia dan Permasalahannya. Menurut Undang-undang RI No.3 tahun 1986 tentang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Gambaran Umum Lanjut Usia dan Permasalahannya. Menurut Undang-undang RI No.3 tahun 1986 tentang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gambaran Umum Lanjut Usia dan Permasalahannya 1. Pengertian Lansia Menurut Undang-undang RI No.3 tahun 1986 tentang kesejahteraan lanjut usia pada BAB I pasal 1 ayat 2 yang berbunyi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sesuai dengan UU No.13 tahun 1998 Tentang Kesejahteraan Lanjut Usia

BAB 1 PENDAHULUAN. Sesuai dengan UU No.13 tahun 1998 Tentang Kesejahteraan Lanjut Usia BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar belakang Lansia merupakan tahap akhir dari proses penuaan. Dimana pada tahap ini lansia mengalami kemunduran fungsi fisiologi organ tubuhnya (Suhartini, 2010). Sesuai dengan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Peringkat IV di bawah Cina, India, dan Amerika Serikat Sensus BPS 1998 UHH pria = 63 tahun, dan wanita = 67 tahun

PENDAHULUAN. Peringkat IV di bawah Cina, India, dan Amerika Serikat Sensus BPS 1998 UHH pria = 63 tahun, dan wanita = 67 tahun B Y. L U F T H I A N I P R O G R A M S T U D I I L M U K E P E R A W A T A N F K U S U PENDAHULUAN Kemajuan ilmu pengetahuan & tehnologi kesehatan Asupan gizi lebih baik Usia harapan hidup Pertambahan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Chaplin (2004) dalam kamus Psikologi mengartikan kata autonomy

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Chaplin (2004) dalam kamus Psikologi mengartikan kata autonomy BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kemandirian Lanjut Usia 2.1.1 Pengertian Kemandirian Menurut Chaplin (2004) dalam kamus Psikologi mengartikan kata autonomy sebagai keadaan pengaturan diri, atau kebebasan individu

Lebih terperinci

Mengatur Berat Badan. Mengatur Berat Badan

Mengatur Berat Badan. Mengatur Berat Badan Mengatur Berat Badan Pengaturan berat badan adalah suatu proses menghilangkan atau menghindari timbunan lemak di dalam tubuh. Hal ini tergantung pada hubungan antara jumlah makanan yang dikonsumsi dengan

Lebih terperinci

SURAT PERSETUJUAN IKUT DALAM PENELITIAN

SURAT PERSETUJUAN IKUT DALAM PENELITIAN Lampiran 1 SURAT PERSETUJUAN IKUT DALAM PENELITIAN Saya yang bertanda tagan dibawah ini : Nama : Jenis kelamin: Umur : Pekerjaan : Alamat : Setelah mendapat keterangan secara terperinci dan jelas mengenai

Lebih terperinci

Konsep Asuhan Keperawatan Pasien Usia Lanjut. Margaretha Teli, SKep,Ns, MSc

Konsep Asuhan Keperawatan Pasien Usia Lanjut. Margaretha Teli, SKep,Ns, MSc Konsep Asuhan Keperawatan Pasien Usia Lanjut Margaretha Teli, SKep,Ns, MSc Proses Keperawatan Lansia Assessment Nursing Diagnosis Intervention Implementation Evaluation Askep Lansia di tatanan Klinis (clinical

Lebih terperinci

PENGKAJIAN LANSIA 2 : PSIKOGERONTIK. Chairul Huda Al Husna

PENGKAJIAN LANSIA 2 : PSIKOGERONTIK. Chairul Huda Al Husna PENGKAJIAN LANSIA 2 : PSIKOGERONTIK Chairul Huda Al Husna MELIPUTI : Pengkajian Status Fungsional Pengkajian Status Kognitif / Afektif Pengkajian Fungsi Sosial PENGKAJIAN STATUS FUNGSIONAL Pengukuran kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. umur harapan hidup tahun (Nugroho, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. umur harapan hidup tahun (Nugroho, 2008). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meningkatnya usia harapan hidup hampir di seluruh negara di dunia menyebabkan bertambahnya jumlah penduduk lanjut usia (lansia) dan terjadi transisi demografi ke arah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin berkembangnya anggapan bahwa menjadi tua itu identik dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. semakin berkembangnya anggapan bahwa menjadi tua itu identik dengan semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sering kali keberadaan lanjut usia dipersepsikan secara negatif, dianggap sebagai beban keluarga dan masyarakat sekitarnya. Kenyataan ini mendorong semakin berkembangnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berkala, enyahkan asap rokok, rajin senam osteoporosis, diet sehat dan seimbang,

BAB 1 PENDAHULUAN. berkala, enyahkan asap rokok, rajin senam osteoporosis, diet sehat dan seimbang, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat dianjurkan untuk melakukan upaya promotif dan preventif, dengan mengadopsi gaya hidup sehat dengan cerdik, yaitu cek kesehatan secara berkala, enyahkan asap

Lebih terperinci

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN. Perkenalkan nama saya dr. Maulina Sri Rizky, saat ini saya sedang

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN. Perkenalkan nama saya dr. Maulina Sri Rizky, saat ini saya sedang LAMPIRAN 1 LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN Selamat Pagi Bapak/Ibu Yth, Perkenalkan nama saya dr. Maulina Sri Rizky, saat ini saya sedang menjalani pendidikan spesialis saraf di FK USU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab kematian urutan ke-3 di negara-negara maju setelah

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab kematian urutan ke-3 di negara-negara maju setelah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke masih menjadi salah satu masalah kesehatan yang utama dan merupakan penyebab kematian urutan ke-3 di negara-negara maju setelah penyakit kardiovaskuler dan kanker.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai istilah bergesernya umur sebuah populasi menuju usia tua. (1)

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai istilah bergesernya umur sebuah populasi menuju usia tua. (1) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Fenomena penuaan populasi (population aging) merupakan fenomena yang telah terjadi di seluruh dunia, istilah ini digunakan sebagai istilah bergesernya umur

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang berumur 60 tahun ke atas. Sesuai dengan undang-undang Nomor 13 tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. yang berumur 60 tahun ke atas. Sesuai dengan undang-undang Nomor 13 tahun BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia telah dipersetujui bahwa penduduk lanjut usia adalah mereka yang berumur 60 tahun ke atas. Sesuai dengan undang-undang Nomor 13 tahun 1998 pasal 1 mengenai

Lebih terperinci

ADL (Activity Daily Living )adalah kegiatan melakukan pekerjaan rutin. sehari hari. ADL merupakan aktivitas pokok bagi perawatan diri.

ADL (Activity Daily Living )adalah kegiatan melakukan pekerjaan rutin. sehari hari. ADL merupakan aktivitas pokok bagi perawatan diri. 2.3 Konsep ADL (Activity Daily Living) 2.3.1 Pengertian ADL (Activity Daily Living) ADL (Activity Daily Living )adalah kegiatan melakukan pekerjaan rutin sehari hari. ADL merupakan aktivitas pokok bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rahmad Santoso, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rahmad Santoso, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi sekarang ini masyarakat disibukkan dengan pekerjaan yang menjadi rutinitas masyarakat tersebut. Masyarakat membutuhkan waktu untuk merefresh

Lebih terperinci

Pada sistem kardiovaskuler dan respirasi terjadi perubahan yaitu penurunan kekuatan otot otot pernafasan, menurunnya aktivitas silia, menurunnya

Pada sistem kardiovaskuler dan respirasi terjadi perubahan yaitu penurunan kekuatan otot otot pernafasan, menurunnya aktivitas silia, menurunnya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses penuaan dianggap sebagai peristiwa fisiologis yang memang harus dialami oleh semua makhluk hidup. Lansia bukan suatu penyakit, namun merupakan tahap lanjut

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA DENGAN DIMENSIA. OLEH: Ns. SATRIA GOBEL, M.Kep, Sp. Kom

ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA DENGAN DIMENSIA. OLEH: Ns. SATRIA GOBEL, M.Kep, Sp. Kom ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA DENGAN DIMENSIA OLEH: Ns. SATRIA GOBEL, M.Kep, Sp. Kom PERUBAHAN PADA LANSIA Anatomi Dewasa Perubahan pada lansia Otak Saraf otonom Sistem saraf perifer Otak terletak di dalam

Lebih terperinci

LEMBARAN PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN. Saya dr. Rita Sibarani, saat ini sedang menjalani pendidikan

LEMBARAN PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN. Saya dr. Rita Sibarani, saat ini sedang menjalani pendidikan LAMPIRAN 1 LEMBARAN PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN Selamat pagi Bapak/Ibu Yth, Saya dr. Rita Sibarani, saat ini sedang menjalani pendidikan spesialis saraf di FK USU dan saat ini sedang melakukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk serta meningkatkan umur harapan hidup manusia. Akibatnya jumlah

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk serta meningkatkan umur harapan hidup manusia. Akibatnya jumlah BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam Pembangunan Nasional, telah menunjukkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya kemajuan ekonomi, perbaikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kecacatan yang lain sebagai akibat gangguan fungsi otak (Muttaqin, 2008).

BAB 1 PENDAHULUAN. kecacatan yang lain sebagai akibat gangguan fungsi otak (Muttaqin, 2008). BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Stroke adalah penyakit atau gangguan fungsional otak berupa kelumpuhan saraf (deficit neurologic) akibat terhambatnya aliran darah ke otak (Junaidi, 2011). Menurut Organisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah termasuk negara yang memasuki era penduduk

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah termasuk negara yang memasuki era penduduk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah termasuk negara yang memasuki era penduduk berstruktur lanjut usia (aging structured population) karena dari tahun ke tahun, jumlah penduduk Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Saat ini secara ekonomi biaya tahunan untuk perawatan kesehatan lansia cukup tinggi. Biaya ini semakin meningkat apabila usia harapan hidup bertambah. Olahraga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur

BAB I PENDAHULUAN. Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan manusia. Dimana pada usia lanjut tubuh akan mencapai titik perkembangan yang maksimal, setelah

Lebih terperinci

Skizofrenia. 1. Apa itu Skizofrenia? 2. Siapa yang lebih rentan terhadap Skizofrenia?

Skizofrenia. 1. Apa itu Skizofrenia? 2. Siapa yang lebih rentan terhadap Skizofrenia? Skizofrenia Skizofrenia merupakan salah satu penyakit otak dan tergolong ke dalam jenis gangguan mental yang serius. Sekitar 1% dari populasi dunia menderita penyakit ini. Pasien biasanya menunjukkan gejala

Lebih terperinci

Tahap-tahap Tumbuh Kembang Manusia

Tahap-tahap Tumbuh Kembang Manusia Tahap-tahap Tumbuh Kembang Manusia Rentang Perkembangan Manusia UMBY 1. Neonatus (lahir 28 hari) Pada tahap ini, perkembangan neonatus sangat memungkinkan untuk dikembangkan sesuai keinginan. 2. Bayi (1

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat cepat. Setiap detik terdapat dua orang yang berulang tahun ke-60 di dunia,

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat cepat. Setiap detik terdapat dua orang yang berulang tahun ke-60 di dunia, BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara global angka pertumbuhan lansia semakin hari semakin meningkat dan sangat cepat. Setiap detik terdapat dua orang yang berulang tahun ke-60 di dunia, atau 58 juta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pembangunan (UU Kesehatan No36 Tahun 2009 Pasal 138)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pembangunan (UU Kesehatan No36 Tahun 2009 Pasal 138) digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia lanjut usia adalah seseorang yang karena usianya mengalami perubahan biologis, fisik, kejiwaaan, dan sosial. Perubahan ini akan memberikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. dengan orang lain (Keliat, 2011).Adapun kerusakan interaksi sosial

BAB II TINJAUAN TEORI. dengan orang lain (Keliat, 2011).Adapun kerusakan interaksi sosial BAB II TINJAUAN TEORI A. KONSEP DASAR 1. Pengertian Isolasi sosial adalah keadaan dimana seseorang individu mengalami penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain disekitarnya.

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR A. PENGERTIAN. Halusinasi adalah suatu persepsi yang salah tanpa dijumpai adanya

BAB II KONSEP DASAR A. PENGERTIAN. Halusinasi adalah suatu persepsi yang salah tanpa dijumpai adanya BAB II KONSEP DASAR A. PENGERTIAN Halusinasi adalah suatu persepsi yang salah tanpa dijumpai adanya rangsang dari luar. Walaupun tampak sebagai sesuatu yang khayal, halusinasi sebenarnya merupakan bagian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Kecemasan a. Pengertian Kecemasan Kecemasan sangat berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Keadaan emosi ini tidak memiliki objek yang spesifik.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator keberhasilan pembangunan kesehatan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator keberhasilan pembangunan kesehatan di Indonesia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu indikator keberhasilan pembangunan kesehatan di Indonesia adalah meningkatnya usia harapan hidup (UHH) manusia Indonesia. Hampir setiap tahunnya negara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Tahapan siklus kehidupan manusia, mulai dari bayi, kanak-kanak, remaja,

BAB 1 PENDAHULUAN. Tahapan siklus kehidupan manusia, mulai dari bayi, kanak-kanak, remaja, BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Tahapan siklus kehidupan manusia, mulai dari bayi, kanak-kanak, remaja, dewasa muda, dewasa, tua, dan lanjut usia. Begitu juga dalam rentang usia lanjut yang berkaitan

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN ANTARA KEMUNDURAN FISIOLOGIS DENGAN STRES PADA LANJUT USIA DI POLI LANSIAPUSKESMAS KECAMATAN KALIDERES TAHUN 2014

KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN ANTARA KEMUNDURAN FISIOLOGIS DENGAN STRES PADA LANJUT USIA DI POLI LANSIAPUSKESMAS KECAMATAN KALIDERES TAHUN 2014 KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN ANTARA KEMUNDURAN FISIOLOGIS DENGAN STRES PADA LANJUT USIA DI POLI LANSIAPUSKESMAS KECAMATAN KALIDERES TAHUN 2014 Yth, Bapak/Ibu Selamat pagi/ Siang/ Sore Saya adalah mahasiswa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berjalan secara terus menerus, dan berkesinambungan. Selanjutnya akan menyebabkan

BAB 1 PENDAHULUAN. berjalan secara terus menerus, dan berkesinambungan. Selanjutnya akan menyebabkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lanjut usia (lansia) merupakan suatu proses alami yang tidak dapat dihindari, berjalan secara terus menerus, dan berkesinambungan. Selanjutnya akan menyebabkan perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Lanjut usia (lansia) adalah perkembangan terakhir dari siklus kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Lanjut usia (lansia) adalah perkembangan terakhir dari siklus kehidupan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Lanjut usia (lansia) adalah perkembangan terakhir dari siklus kehidupan. Terdapat beberapa siklus kehidupan menurut Erik Erikson, salah satunya adalah siklus

Lebih terperinci

Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi)

Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi) Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi) Data menunjukkan bahwa ratusan juta orang di seluruh dunia menderita penyakit hipertensi, sementara hampir 50% dari para manula dan 20-30% dari penduduk paruh baya di

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia populasi lanjut usia juga mengalami peningkatan (Tanaya, 1997).

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia populasi lanjut usia juga mengalami peningkatan (Tanaya, 1997). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada dekade belakangan ini populasi lanjut usia meningkat di negara-negara sedang berkembang, yang awalnya hanya terjadi di negara maju. Demikian halnya di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Berdasarkan data United Nations Economic and Social Commission for Asia and the Pacific (UNESCAP) tahun 2011 menyebutkan bahwa, jumlah penduduk lanjut usia

Lebih terperinci

KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA PENYANDANG KANKER PAYUDARA

KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA PENYANDANG KANKER PAYUDARA KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA PENYANDANG KANKER PAYUDARA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana (S-1) Psikologi Diajukan oleh : Yustina Permanawati F 100 050 056 FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sistem fisiologis dan meningkatnya kerentanan terhadap berbagai penyakit dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sistem fisiologis dan meningkatnya kerentanan terhadap berbagai penyakit dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Menua 2.1.1 Definisi Menua didefinisikan sebagai proses yang mengubah seorang dewasa sehat menjadi seorang yang rentan dengan berkurangnya sebagian besar cadangan sistem fisiologis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Adapun peningkatan tajam terjadi pada kelompok penduduk lanjut

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Adapun peningkatan tajam terjadi pada kelompok penduduk lanjut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan jumlah penduduk terjadi secara global, tidak terkecuali di Indonesia. Adapun peningkatan tajam terjadi pada kelompok penduduk lanjut usia (lansia), yakni

Lebih terperinci

KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR. NIKEN ANDALASARI

KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR. NIKEN ANDALASARI KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR. NIKEN ANDALASARI KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR Niken Andalasari 1 Kebutuhan Istirahat dan tidur Istirahat sangat luas jika diartikan meliputi kondisi santai, tenang, rileks,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUN PUSTAKA

BAB II TINJAUN PUSTAKA BAB II TINJAUN PUSTAKA 1.1 Ruang Lingkup Lansia 2.1.1 Pengertian Lansia Lanjut usia adalah sesuatu yang harus diterima sebagai suatu kenyataan dan fenomena biologis. Kehidupan itu akan diakhiri dengan

Lebih terperinci

LAMPIRAN. : dr.saulina Dumaria Simanjuntak. 1. Penyediaan obat-obatan : Rp Akomodasi dan transportasi : Rp

LAMPIRAN. : dr.saulina Dumaria Simanjuntak. 1. Penyediaan obat-obatan : Rp Akomodasi dan transportasi : Rp LAMPIRAN. Personil Penelitian Nama Jabatan : dr.saulina Dumaria Simanjuntak : Peserta PPDS-I Kedokteran Jiwa FK-USU/ RSUP HAM 2. Biaya Penelitian. Penyediaan obat-obatan : Rp. 5.000.000 2. Akomodasi dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut organisasi kesehatan dunia (WH O), ada empat tahapan batasan-batasan

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut organisasi kesehatan dunia (WH O), ada empat tahapan batasan-batasan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lanjut usia (lansia) sebagai tahap akhir siklus kehidupan merupakan tahap perkembangan normal yang akan dialami oleh setiap individu yang mencapai usia lanjut dan merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anak membutuhkan bantuan orang lain untuk memenuhi kebutuhannya dalam

BAB I PENDAHULUAN. Anak membutuhkan bantuan orang lain untuk memenuhi kebutuhannya dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak merupakan anugrah yang Tuhan berikan untuk dijaga dan dirawat. Anak membutuhkan bantuan orang lain untuk memenuhi kebutuhannya dalam masa tumbuh kembang. Memahami

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. tingkatan usia lansia yakni usia pertengahan (45-59 tahun), usia lanjut (60-74

BAB II KAJIAN PUSTAKA. tingkatan usia lansia yakni usia pertengahan (45-59 tahun), usia lanjut (60-74 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kualitas Hidup Lansia WHO (World Health Organization) membagi lanjut usia menurut tingkatan usia lansia yakni usia pertengahan (45-59 tahun), usia lanjut (60-74 tahun), usia lanjut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun. Pada tahun 2010, diprediksi jumlah lansia sebesar 23,9 juta jiwa dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun. Pada tahun 2010, diprediksi jumlah lansia sebesar 23,9 juta jiwa dengan BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar belakang Penduduk lanjut usia merupakan bagian dari anggota keluarga dan anggota masyarakat yang semakin bertambah jumlahnya sejalan dengan peningkatan usia harapan hidup (BPS,

Lebih terperinci

PERUBAHAN PSIKOSOSIAL DAN SEKSUALITAS PADA LANSIA

PERUBAHAN PSIKOSOSIAL DAN SEKSUALITAS PADA LANSIA PERUBAHAN PSIKOSOSIAL DAN SEKSUALITAS PADA LANSIA Pengertian Lansia Lansia adalah tahap akhir siklus hidup manusia, merupakan bagian dari proses kehidupan yang tak dapat dihindarkan dan akan di alami oleh

Lebih terperinci

PENGANTAR KESEHATAN. DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY. Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan

PENGANTAR KESEHATAN. DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY. Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan PENGANTAR KESEHATAN DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY PENGANTAR Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan meningkatkan kesehatan, cara mencegah penyakit, cara menyembuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan fisik yang tidak sehat, dan stress (Widyanto, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan fisik yang tidak sehat, dan stress (Widyanto, 2014). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lanjut usia merupakan individu yang berada pada tahapan dewasa akhir yang usianya dimulai dari 60 tahun keatas. Setiap individu mengalami proses penuaan terlihat dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya. Indonesia sebagai salah satu negara dengan tingkat perkembangan yang

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya. Indonesia sebagai salah satu negara dengan tingkat perkembangan yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu tolak ukur kemajuan bangsa adalah dilihat dari usia harapan hidup penduduknya. Indonesia sebagai salah satu negara dengan tingkat perkembangan yang cukup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/ mengganti diri dan. mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/ mengganti diri dan. mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga tidak dapat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lanjut usia adalah suatu proses menghilangnya secara perlahanlahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/ mengganti diri dan mempertahankan struktur dan fungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat (Rahayu, 2000). Berdasarkan data American. hipertensi mengalami peningkatan sebesar 46%.

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat (Rahayu, 2000). Berdasarkan data American. hipertensi mengalami peningkatan sebesar 46%. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Penyakit hipertensi merupakan penyakit nomor satu di Amerika Serikat (Rahayu, 2000). Berdasarkan data American Heart Association (2001) terjadi peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gizi terjadi pula peningkatan kasus penyakit tidak menular (Non-Communicable

BAB I PENDAHULUAN. gizi terjadi pula peningkatan kasus penyakit tidak menular (Non-Communicable BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada dua masalah ganda (double burden). Disamping masalah penyakit menular dan kekurangan gizi terjadi pula peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang membutuhkan perhatian lebih dalam setiap pendekatannya. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. yang membutuhkan perhatian lebih dalam setiap pendekatannya. Berdasarkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penduduk lanjut usia merupakan bagian dari anggota keluarga dan masyarakat yang membutuhkan perhatian lebih dalam setiap pendekatannya. Berdasarkan definisi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ginjal Ginjal merupakan organ ekskresi utama pada manusia. Ginjal mempunyai peran penting dalam mempertahankan kestabilan tubuh. Ginjal memiliki fungsi yaitu mempertahankan keseimbangan

Lebih terperinci

1. Sklera Berfungsi untuk mempertahankan mata agar tetap lembab. 2. Kornea (selaput bening) Pada bagian depan sklera terdapat selaput yang transparan

1. Sklera Berfungsi untuk mempertahankan mata agar tetap lembab. 2. Kornea (selaput bening) Pada bagian depan sklera terdapat selaput yang transparan PANCA INDERA Pengelihatan 1. Sklera Berfungsi untuk mempertahankan mata agar tetap lembab. 2. Kornea (selaput bening) Pada bagian depan sklera terdapat selaput yang transparan (tembus cahaya) yang disebut

Lebih terperinci

Lampiran 1 SURAT PERSETUJUAN SEBAGAI SUBJEK PENELITIAN ( INFORMED CONCENT) Bapak/Ibu diundang untuk berpartisipasi dalam studi hubungan dukungan

Lampiran 1 SURAT PERSETUJUAN SEBAGAI SUBJEK PENELITIAN ( INFORMED CONCENT) Bapak/Ibu diundang untuk berpartisipasi dalam studi hubungan dukungan Lampiran 1 SURAT PERSETUJUAN SEBAGAI SUBJEK PENELITIAN ( INFORMED CONCENT) HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DAN STATUS KESEHATAN DENGAN GEJALA DEPRESI PADA USIA LANSIA DI UPT PELAYANAN SOSIAL WILAYAH

Lebih terperinci

Kanker Prostat. Prostate Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

Kanker Prostat. Prostate Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved Kanker Prostat Kanker prostat merupakan tumor ganas yang paling umum ditemukan pada populasi pria di Amerika Serikat, dan juga merupakan kanker pembunuh ke-5 populasi pria di Hong Kong. Jumlah pasien telah

Lebih terperinci

Manfaat Terapi Ozon Manfaat Terapi Ozon Pengobatan / Terapi alternatif / komplementer diabetes, kanker, stroke, dll

Manfaat Terapi Ozon Manfaat Terapi Ozon Pengobatan / Terapi alternatif / komplementer diabetes, kanker, stroke, dll Manfaat Terapi Ozon Sebagai Pengobatan / Terapi alternatif / komplementer untuk berbagai penyakit. Penyakit yang banyak diderita seperti diabetes, kanker, stroke, dll. Keterangan Rinci tentang manfaat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Lansia (lanjut usia) adalah seseorang yang usia 65 tahun keatas (Potter

BAB 1 PENDAHULUAN. Lansia (lanjut usia) adalah seseorang yang usia 65 tahun keatas (Potter BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Lansia (lanjut usia) adalah seseorang yang usia 65 tahun keatas (Potter &Perry, 2010). Sedangkan organisasi kesehatan dunia WHO 2012 dalam Nugroho (2012) menyatakan

Lebih terperinci

HUBUNGAN HIGH DENSITY LIPOPROTEIN DENGAN PENURUNAN FUNGSI KOGNITIF PADA WANITA POST MENOPAUSE

HUBUNGAN HIGH DENSITY LIPOPROTEIN DENGAN PENURUNAN FUNGSI KOGNITIF PADA WANITA POST MENOPAUSE HUBUNGAN HIGH DENSITY LIPOPROTEIN DENGAN PENURUNAN FUNGSI KOGNITIF PADA WANITA POST MENOPAUSE SKRIPSI Diajukan guna melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat untuk menyelesaikan program Pendidikan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. kepada beberapa set perilaku yang kurang lebih bersifat homogeny. Peran

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. kepada beberapa set perilaku yang kurang lebih bersifat homogeny. Peran BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep peran 2.1.1 Pengertian Peran Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai kedudukannya dalam suatu sistem. Peran merujuk

Lebih terperinci

GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA WANITA LANJUT USIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WREDHA BUDI PERTIWI BANDUNG

GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA WANITA LANJUT USIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WREDHA BUDI PERTIWI BANDUNG 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kesehatan merupakan aset yang paling berharga bagi manusia, karena dengan sehat manusia bisa terus menjalankan aktivitas kehidupan tanpa mengalami masalah.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tiba-tiba menjadi tua, tetapi berkembang dari bayi, anak-anak, dewasa dan akhirnya

BAB I PENDAHULUAN. tiba-tiba menjadi tua, tetapi berkembang dari bayi, anak-anak, dewasa dan akhirnya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Lanjut usia adalah bagian dari proses tumbuh kembang. Manusia tidak secara tiba-tiba menjadi tua, tetapi berkembang dari bayi, anak-anak, dewasa dan akhirnya

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA RUMAH SAKIT UMUM KELAS D KOJA Jl. Walang Permai No. 39 Jakarta Utara PANDUAN ASESMEN PASIEN TERMINAL

PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA RUMAH SAKIT UMUM KELAS D KOJA Jl. Walang Permai No. 39 Jakarta Utara PANDUAN ASESMEN PASIEN TERMINAL PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA RUMAH SAKIT UMUM KELAS D KOJA Jl. Walang Permai No. 39 Jakarta Utara PANDUAN ASESMEN PASIEN TERMINAL I. DEFINISI Pelayanan pada tahap terminal adalah pelayanan yang diberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masih banyak ditemukan di Indonesia maupun di dunia. Penderita hipertensi

BAB I PENDAHULUAN. masih banyak ditemukan di Indonesia maupun di dunia. Penderita hipertensi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perawatan kesehatan masyarakat, keluarga sebagai unit utama yang menjadi sasaran pelayanan. Apabila salah satu di antara anggota keluarga mempunyai masalah keperawatan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Coping 2.1.1 Pengertian Coping Coping adalah proses untuk menata tuntutan yang dianggap membebani atau melebihi kemampuan sumber daya kita, Lazarus & Folkman; Lazarus & Launier

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada beban ganda, disatu pihak penyakit menular masih merupakan

BAB I PENDAHULUAN. pada beban ganda, disatu pihak penyakit menular masih merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada beban ganda, disatu pihak penyakit menular masih merupakan masalah kesehatan masyarakat karena banyak

Lebih terperinci